36

Menyongsong Fajar Baru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Menyongsong Fajar Baru Kebangkitan Negara dan Ummat Islam di Indonesia.

Citation preview

Page 1: Menyongsong Fajar Baru
Page 2: Menyongsong Fajar Baru

2

Page 3: Menyongsong Fajar Baru

3

Daftar Isi1. Siapa Ir. H. Joko Widodo? ....... 42. Pertarungan Kekuasaan ........ 83. Indonesia Baru ........................ 124. Fitnah Terhadap Jokowi ......... 145. Bhinneka Tunggal Ika ............. 286. Epilog: Kebangkitan Islam ..... 32

Page 4: Menyongsong Fajar Baru

4

1. SIAPA Ir. H. JOKO WIDODO

Surakarta, 21 Juni 1961.Rumah Sakit Brayat Minulyo.52 tahun yang lalu.

Seorang anak lelaki lahir dari rahim Sujiatmi sebagai buah cintanya dengan Notomiharjo. Noto memberinya nama Joko Widodo. Joko artinya lelaki, Widodo artinya selamat. Kepalanya besar ketika lahir.

Kakeknya, Wirorejo, sempat berucap, “Bocah berkepala besar seperti itu pasti jadi orang”.

Notomiharjo dan Sujatmi adalah muslim yang ta’at. Dengan keta’atan pada agama Islam, mereka membesarkan anak-anaknya. Ibu Sujiatmi telah menginjak usia 71 tahun, hingga kini masih aktif mengikuti

Page 5: Menyongsong Fajar Baru

5

pengajian di lingkungannya, yang diajarkannya pula pada Jokowi, sejak kecil hingga dewasa.

Jokowi kecil tumbuh menjadi anak yang patuh kepada kedua orang tua. Dia tidak pernah mengeluh dengan keterbatasan ekonomi keluarga. Sebagai anak sulung laki-laki, dia jadi tumpuan keluarga. Adiknya 3 orang, semuanya perempuan.

Sutarti, guru SD Negeri 111 Tirtoyoso, sekolah tempat Jokowi mengenyam pendidikan masa kecil, bercerita, Jokowi kecil adalah anak yang rajin shalat dan mengaji. Dia sudah menunjukkan karakter kepemimpinan di antara teman-temannya sejak SD.

Jokowi dibesarkan dalam lingkungan masyarakat Indonesia kebanyakan. Pagi sekolah, siang membantu orang tua, sore mengaji, malam mengulang pelajaran sekolah. Tidak ada yang istimewa dengan kehidupan masa kecil Jokowi. Seperti kebanyakan anak Indonesia lainnya, dengan keindahan masa kecil yang sama.

Setelah menyelesaikan kuliah di Fakultas Kehutanan UGM, Jokowi sempat bekerja di PT. Kertas Kraft Aceh, sebelum akhirnya memutuskan berwirausaha. Meneruskan jejak bapaknya, Notomiharjo, seorang pengrajin mebel, Jokowi mendirikan usaha mebel CV Rakabu. Sempat ditipu dan bangkrut. Tetapi dukungan dan dorongan semangat dari ibunda membuatnya bangkit kembali, hingga saat terjadi booming pasar mebel di tahun 1994-1996, produksi mebel Jokowi melesat.

Page 6: Menyongsong Fajar Baru

6

Tahun 1998 saat krisis ekonomi melanda Indonesia, usaha mebel Jokowi ikut menjadi tulang punggung nilai rupiah dengan kegiatan ekspor yang mendatangkan devisa bagi negara. Bisnisnya semakin membesar,merambah pasar dunia meliputi Australia, Amerika, Timur Tengah, dan Asia.

Tahun 2002, Jokowi bersama rekan-rekannya sesama pengusaha mebel mendirikan Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo) Solo. Karakter kepemimpinan Jokowi yang ngemong dan visioner membuatnya dipercaya memimpin Asmindo selama dua peridoe berturut-turut, 2002-2004 dan 2004-2006.

Tahun 2003, seiring membaiknya bisnis mebel dan membaiknya ekonomi keluarga, Jokowi memutuskan menunaikan kewajiban paripurnanya sebagai muslim yang taat, melaksanakan rukun Islam kelima, ibadah haji ke tanah suci Mekkah. Sempurna keislamannya tahun 2003 ini.

SIAPA Ir. H. JOKO WIDODO

Page 7: Menyongsong Fajar Baru

7

Page 8: Menyongsong Fajar Baru

8

2. PERTARUNGAN KEKUASAANSetelah reformasi 1998 kekuasaan politik Indonesia menjadi perebutan tokoh-tokoh elit. Turunnya Suharto dari kekuasaan yang nyaris mutlak, mengakibatkan terjadinya perebutan kekuasaan. Gerakan reformasi, tanpa disadari, telah diambilalih oleh kepentingan oknum kekuasaan. Reformasi tidak menghasilkan apapun selain jatuhnya Suharto. Sebaliknyamalah, menjadi ajang rebutan kekuasaan segelintir petinggi anak-anak didik atau penerus Suharto.

Perebutan kekuasaan di tataran petinggi akhirnya membuat rakyat jenuh dan bosan. Hiruk pikuk media melulu diisi pertarungan kepentingan para petinggi yang tak menyentuh kepentingan rakyat, namun semua menatasnamakan rakyat. Kampanye dan slogan-slogan kosong menjadi menu utama di setiap pemilu,yang kemudian dilupakan dengan mudahnya. Rakyat menunggu dan terus menunggu. Perubahan tak kunjung datang.

Hingga 2014 …..

Joko Widodo, seorang pria kelahiran Surakarta dari keluarga muslim sederhana, pengusaha mebel tak terkenal, tanpa harta melimpah, bukan trah dinasti kekuasaan. Seorang manusia yang sangat biasa.

Tetapi sejarah menghendakinya menjadi manusia tak biasa.

Page 9: Menyongsong Fajar Baru

9

Dimulai tahun 2005, ketika Jokowi memberanikan diri menjadi walikota di kota kelahirannya, Surakarta. Dia terpilih. Tanpa banyak janji, tanpa politik biaya tinggi. Tahun 2010, di periode kedua, dia kembali terpilih. Kali ini dengan jumlah suara dukungan yang sangat fantastis: 90,09%.

Dua tahun kemudian, tahun 2012, sejarah menghendakinya mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta. “Hanya mengadu peruntungan”, katanya. Jokowi sangat menyadari, pertarungan memperebutkan posisi DKI-1 bukanlah pertarungan mudah. Lawan-lawannya adalah orang-orang yang telah sangat senior dan piawai di dunia politik dan pemerintahan. Jokowi hanyalah kuda hitam yang sama sekali tak diperhitungkan. Bahkan lembaga survei pun seperti enggan melakukan survei terhadap elektabilitasnya.

Tetapi sejarah menghendakinya menjadi Gubernur DKI Jakarta. Membalikkan semua anggapan dan keniscayaan politik umum yang berlaku.

Besar kepalakah dia dengan capaian jabatan-jabatannya? Tidak!

Jokowi tetaplah menjadi sebuah pribadi sederhana seperti selama ini orang mengenalnya. Penampilannya tak berubah, tetap sederhana. Tutur katanya tak penah sulit, selalu menggunakan kata-kata sederhana yang mudah dipahami. Kekuasaan yang besar tak menjadikannya bertangan besi yang semena-mena kepada rakyat. Jokowi sungguh hadir sebagai sosok muslim teladan, sosok pemimpin muslim yang dicintai ummat.

Page 10: Menyongsong Fajar Baru

10

PERTARUNGAN KEKUASAAN

Kemewahan dunia tak mampu menipunya.Cahaya kesuksesan tak mampu menyilaukan matanya.

Jabatan tinggi tak mampu membuatnya sombong.Jokowi tetaplah menjadi Jokowi.

Sejarah telah memilihnya. Mengangkat derajatnya. Dari seorang biasa-biasa saja menjadi pemimpin yang dicintai rakyat. Dimanapun berada, rakyat menunggunya. Apapun perintahnya, rakyat menuruti. Derap langkahnya tak terbendung. Popularitasnya menjadi momok menakutkan bagi lawan-lawan politiknya.

Siapa Lawan Politiknya?

Lawan politiknya adalah mereka yang telah menjadikan

Page 11: Menyongsong Fajar Baru

11

kekuasaan sebagai alat penggarongan uang negara,para penguasa yang telah melupakan kepentingan rakyat. Pejabat-pejabat partai, politikus-politikus “piawai”, secara terang-terangan tanpa rasa malu, berbicara tentang pembagian jatah kekuasaan, jatah menteri, dan jatah berbagai jabatan tinggi lainnya. Mereka menghidupkan politik transaksional di Indonesia, politik menjadi arena dagang sapi yang dilakukan secara terang-terangan.

Lawan politiknya adalah mereka yang telah mengkhianati dan mendustakan amanah kekuasaan, yang seharusnya mengurus persoalan rakyat dan kekuatan negara,namun sebaliknya, telah menjadikan politik sebagai alat bancakan, berlomba-berlomba mengambil sebanyak-banyaknya untuk kepentingan pribadi dan golongan sendiri.

Apa Ancaman terhadap Lawan Politiknya?

Gagasan koalisi non-transaksional yang ditawarkan Jokowi menjadi ancaman serius bagi mereka yang telah menjadikan politik sebagai komoditas mata pencaharian dalam pat-gulipat korupsi. Pemerintahan bersih yang mengedepankan transparansi adalah momok bagi mereka yang terbiasa bersekongkol dalam kegelapan, dan hidup sebagai parasit penghisap keringat rakyat.

Berbagai praktek korup yang selama ini merajalela di berbagai kementerian, akan dibongkar dan ditata ulang menjadi pemerintahan bersih oleh Jokowi. Kita menyambut fajar menyingsing Indonesia baru di bawah kepemimpinan Jokowi.

Page 12: Menyongsong Fajar Baru

12

3. INDONESIA BARUIndonesia Baru adalah sebuah gagasan tentang pemimpin yang melayani rakyat. Pemimpin yang mendatangi rakyat, mendengar langsung persoalan-persoalan rakyat, mencarikan penyelesaian terbaik, dan menggerakkan aparatur menyelesaikan seluruh persoalan tersebut.

Indonesia Baru adalah gagasan tentang rakyat yang kuat. Rakyat yang berada di barisan terdepan pembangunan,rakyat pelaku pembangunan, subjek sekaligus objek bagi pembangunan itu. Rakyat yang memiliki pemimpin yang melayani, mendorong, dan tempat mengadu bagi penyelesaian masalah.

Indonesia Baru adalah gagasan tentang rakyat yang mandiri. Rakyat yang cerdas. Rakyat yang sehat. Rakyat yang mampu bekerja secara maksimal untuk melahirkan bangsa yang makmur dan kuat.

Indonesia Baru adalah gagasan tentang rakyat yang berkarakter. Rakyat dengan sikap mental terpuji. Rakyat terdidik yang cerdas bukan hanya secara lahiriah namun juga batiniah. Rakyat yang kembali kepada keluhuran nilai adat dan budaya Indonesia.

Indonesia Baru adalah cita-cita rakyat, yang kini terbuka harapan untuk terwujud. Harapan yang diletakkan di pundak Jokowi.

Page 13: Menyongsong Fajar Baru

13

Harapan perlu diperjuangkan.

Perjuangan adalah pengorbanan.

Perjuangan menghadapi hambatan, penolakan, bahkan fitnah,

Dari para koruptor pendusta dan pengkhianat, yang tidak menghendaki terwujudnya Indonesia baru.

Page 14: Menyongsong Fajar Baru

14

4. FITNAH TERHADAP JOKOWITak ada perjuangan yang mulus. Garis sejarah tidak dibentuk oleh hal-hal mudah dan gampang. Perjuangan mewujudkan Indonesia Baru yang kuat dan mandiri bukanlah sebuah jalan bebas hambatan. Para penguasa lalim yang selama ini mengeruk keuntungan dari politik tawar-menawar harga yang menguras energi bangsa demi keuntungan mereka sendiri, akan melakukan segala cara dan upaya untuk menjatuhkan Jokowi.

Jokowi dihalang-halangi untuk maju memimpin Indonesia, agar masyarakat tetap bodoh, terbelakang, miskin sehingga penguasa lalim tetap leluasa menjarah harta negara sebesar-besarnya. Karena Jokowi menjanjikan pemerintahan yang bersih, transparan, anti korupsi, maka berbagai fitnah keji yang sama sekali tak berdasar dihembus oleh para pendusta, penguasa lalim,untuk menjatuhkan Jokowi.

Tindakan kaum fasik yang menghembuskan fitnah ini, bukan hanya menimbulkan kebencian bagi yang terkena fitnah, namun tanpa kita sadari, menjadi penyebar dosa bagi kita ummat Islam yang terkadang lalai, sehingga ikut pula menyebarkan berita bohong yang menjadi fitnah. Naudziubillahi min dzalik!!!

(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak

kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar [An Nur : 15]

Page 15: Menyongsong Fajar Baru

15

Fitnah 1:Jokowi berasal dari keluarga non-muslim

Fitnah Jokowi non-muslim pertama kali dihembuskan oleh lawan-lawan politiknya di pilkada Gubernur DKI tahun 2012. Ketika itu tanpa diduga pasangan Jokowi-Ahok mampu melesat dan lolos ke putaran kedua. Lolosnya Jokowi-Ahok ke putaran kedua benar-benar mengubah peta pemilihan. Kubu penguasa tidak menyangka sama sekali mereka akan berhadapan dengan Jokowi. Tiba-tiba tersadar bahwa mereka tidak memiliki cukup bahan, kekuatan, dan dukungan untuk mengalahkan Jokowi.

Rekam jejak Jokowi selama menjadi Walikota Surakarta ditelisik untuk dicari-cari kesalahan yang pernah dibuatnya. Tidak ada. Kepemimpinan Jokowi di Surakarta adalah kepemimpinan yang benar-benar berpihak kepada rakyat. Tidak ada pentungan penguasa kepada

Page 16: Menyongsong Fajar Baru

16

para pedagang kaki lima. Tidak ada kekerasan dalam penataaan wilayah kota. Tidak ada kebijakan Jokowi yang merugikan rakyat selama ia menjadi Walikota Surakarta.

Habis akal. Akhirnya lawan-lawan Jokowi membangkitkan fitnah SARA yang sangat keji. Ibunda Jokowi yang tak tahu-menahu urusan politik, mereka seret-seret. Mereka tuduh beliau seorang Cina Kristen. Kejam, keji, sama sekali tidak berperikemanusiaan. Segala cara mereka upayakan untuk melanggengkan kekuasaan.

Untuk mencegah agar dosa fitnah tersebut tidak semakin melebar kemana-mana dan memecah-belah masyarakat, pengurus Nahdlatul Ulama merasa wajib mengirim utusan ke rumah Ibu Sujatmi untuk mengklarifikasi tuduhan tersebut.

Ketika mereka datang Ibu Sujatmi sedang mengaji.

Terbukti, tuduhan itu adalah fitnah yang sangat keji!

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu

tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas

perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6]

FITNAH TERHADAP JOKOWI

Page 17: Menyongsong Fajar Baru

17

Fitnah 2:Jokowi adalah antek Kristen

Mereka fitnah Ibu Sujiatmi, yang telah terbukti tidak benar.

Kemudian mereka serang Ahok, yang beragama Protestan, dengan hembusan tuduhan Ahok membawa agenda kekristenan di Indonesia. Padahal Ahok sejak kecil hingga hari ini, adalah seorang pluralis yang bergaul dengan semua golongan.

Mereka serang FX Hadi Rudyatmo, yang beragama Katholik. Wakil Walikota Surakarta yang menggantikan Jokowi sebagai Walikota. Mereka tuduh juga Rudi membawa agenda kekristenan di Indonesia. Sebuah tuduhan yang sama sekali tidak berdasar.

Tuduhan-tuduhan yang sama sekali tidak berdasar, bertentangan dengan akal sehat.

Ahok adalah seorang Protestan sedangkan Rudi adalah seorang Katolik. Protestan dan Katholik adalah dua aliran Kristen yang sama sekali berbeda. Protestan tumbuh sebagai aliran yang mem”protest” Katholik. Jika Jokowi dituduh sebagai agen Kristen di Indonesia, manakah yang dimaksud? Protestan? Katolik? Ataukah Jokowi multi-agen?

Tuduhan ini sama sekali tidak dapat diterima akal sehat. Semakin liar saja fitnah itu jadinya.

Page 18: Menyongsong Fajar Baru

18

Mari lihat latar belakang dari keduanya.

FX Hadi Rudyatmo

Rudi adalah sosok panutan di desa kelahirannyaBadran, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Surakarta. Pergaulannya sangat luas. Kemahirannya bermain sepak bola membuatnya sering ditunjuk sebagai kapten kesebelasan. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persis Solo dan Ketua Pengurus Cabang PSSI Surakarta. Hingga kini dia masih aktif di dunia persepakbolaan.

Di PDIP, Rudi sudah sangat lama menjadi kader. Posisi terakhirnya di partai sebelum menjabat Wakil Walikota adalah Ketua DPC PDIP Surakarta.

Rudi telah disiapkan oleh PDIP untuk maju sebagai Walikota Surakarta pada pemilihan 2005. Namun kemunculan Jokowi dari organisasi Asmindo malah membuat Rudi mengalah, dan bersedia hanya jadi wakil.

Jadi jika dikatakan bahwa Jokowi memberikan peluang kepada non-muslim untuk menjadi pemimpin Surakarta, sesungguhnya yang terjadi sebaliknya. Rudi lah orang pertama yang membukakan jalan bagi Jokowi untuk terjun ke dunia politik.

Ahok

Ahok pernah menaikkan haji para guru ngaji ketika dia menjabat sebagai Bupati Belitung Timur, 2005-2010. Kenapa guru ngaji? Karena agama adalah aspek

FITNAH TERHADAP JOKOWI

Page 19: Menyongsong Fajar Baru

19

terpenting dalam pembentukan karakter manusia Indonesia. Keta’atan seseorang kepada agama, apapun agamanya, menjadi panduan moral bagi keharmonisan dan kerukunan hidup beragama. Ketegangan dan gesekan antar agama sering timbul sebagai akibat dari rendahnya paham keagamaan masyarakat yang kemudian dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk mengadu domba masyarakat.

Tahun 2012, sebagai wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahok membuat program yang serupa di Jakarta. Kali ini giliran muadzin yang dihajikan.

Apakah Jokowi bersekongkol dengan Rudi dan Ahok?

Ya, dalam arti positif, dan justru bagi ummat Islam. Mereka bersekongkol mengajarkan kepada rakyat Indonesia bahwa perbedaan agama adalah sumber kerukunan. Bukan sumber perpecahan. Mereka menunjukkan agama seharusnya menjadi “rahmatan lil alamin”, sebagaimana ajaran Islam.

Page 20: Menyongsong Fajar Baru

20

Fitnah 3: Jokowi adalah antek Yahudi

Fitnah ini berawal dari diberikannya keanggotaan kehormatan dari sebuah organisasi bernama Rotary Club kepada istri Jokowi, Iriana, pada acara ulang tahun Rotary Club tanggal 23 Februari 2012.

Organisasi apakah Rotary Club tersebut?

Rotary Club International adalah organisasi nirlaba yang berpusat di Amerika Serikat yang memfokuskan diri di bidang pelayanan sosial. Secara organisasi international, Rotary tidak jauh berbeda dengan Greenpeace yang memfokuskan diri di bidang lingkungan hidup.

Keanggotaan Rotary Club bersifat sukarela. Tidak ada pembatasan SARA. Namun demikian organisasi ini sering dituduh sebagai agen Yahudi karena salah seorang dari 4 orang pendirinya yaitu Gustav Loehr adalah anggota organisasi Freemason. Padahal di Freemason sendiri Gustav Loehr pernah dikeluarkan selama 7 tahun (1896-1903) akibat tidak membayar iuran keanggotaan. Sedangkan di Rotary, walaupun Loehr tercatat sebagai salah seorang pendiri, dia hanya pernah mengikuti 3 pertemuan awal dan berikutnya tak pernah lagi hadir.

Keanggotaan Kehormatan (Honorary Membership)

Rotary Club secara rutin memberikan status keanggotaan kehormatan kepada tokoh-tokoh publik yang dinilai memiliki komitmen dan prestasi terhadap pelayanan

FITNAH TERHADAP JOKOWI

Page 21: Menyongsong Fajar Baru

21

sosial. Penghargaan ini bersifat terbuka. Selain Iriana Jokowi, telah banyak tokoh-tokoh publik lain yang mendapatkan penghargaan serupa. Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, adalah salah satunya.

Tokoh-tokoh international lain, dari masa ke masa, yang juga mendapatkan keanggotaan kehormatan dari Rotary Club, misalnya;

- Thomas Alva Edison, sang penemu bola lampu.- Gamal Abdul Nasser, Presiden Mesir dan tokoh

nasionalisme Arab.- Asif Ali Zardari, pemimpin Partai Rakyat Pakistan, suami

(almh) Benazir Bhutto.

Apakah orang-orang tersebut di atas dapat dituduh sebagai antek Yahudi?Apakah jika anda menggunakan facebook (yang dikembangkan oleh seorang Yahudi bernama Mark Zuckerberg) maka anda menjadi antek Amerika? Tentu tidak!

Tuduhan bahwa Jokowi adalah antek Yahudi benar-benar jauh panggang dari api, fitnah yang sama sekali tidak berdasar!

“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu, orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri

mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata:”Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” [An Nur : 12].

Page 22: Menyongsong Fajar Baru

22

Fitnah 4: Jokowi penganut Syi’ah

Fitnah ini berawal dari bergabungnya Jalaluddin Rakhmat, seorang tokoh Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI), ke PDIP dan maju menjadi caleg PDIP dari dapil Jawa Barat II. Fitnah SARA tersebut masih ditambah lagi dengan embel-embel bahwa Jalaluddin Rakhmat akan diangkat menjadi Menteri Agama di kabinet pemerintahan mendatang.

Sungguh tidak masuk akal. Tidak ada hubungan.Keberadaan Jalaluddin Rakhmat di PDIP, dan isu tak jelas dia akan jadi menteri (pemilu belum, presiden belum diangkat, apalagi menteri, jauh sekali?), dijadikan dasar mengatakan bahwa Jokowi penganut Syiah! Ini benar-benar fitnah keji.

Fitnah tersebut sama sekali tidak mendasar. Betul bahwa Jalaluddin Rakhmat bergabung dengan PDIP. Betul beliau maju dan terpilih sebagai anggota DPR RI. Tetapi bukankah setiap warga, apapun latar belakangnya, memiliki hak yang sama untuk bergabung dengan partai apapun?. Apakah dengan menjadi seorang Syi’ah maka Jalaluddin Rakhmat kehilangan hak konstitusionalnya untuk memilih dan dipilih sebagai anggota DPR RI?

Bukankah Indonesia diperjuangkan, dijaga, dibangun, dan dirawat, oleh kebhinnekaan yang berdiri di atas semua golongan?

Sekalipun demikian, fitnah tersebut akhirnya juga

FITNAH TERHADAP JOKOWI

Page 23: Menyongsong Fajar Baru

23

diklarifikasi. IJABI telah melakukan konferensi pers pada tanggal 25 April 2014 di Taman Ismail Marzuki, menyatakan bahwa Jokowi bukanlah penganut Syi’ah.Fitnah bahwa Jokowi seorang Syi’ah adalah tindakan adu-domba yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Masya Allah, semoga kita terhindar dari hasutan dan fitnah dari para kaum fasik pengadu domba sesama ummat Islam.

“Maha Suci Engkau (Allah) , ini merupakan kedustaan yang besar”. [An Nur : 16].

Page 24: Menyongsong Fajar Baru

24

Fitnah 5: Herbertus Joko Widodo

Fitnah ini betul-betul sudah sangat jauh dari kebenaran. Ketika Jokowi difitnah sebagai non-muslim, para pendukungnya perlu memberikan penjelasan bahwa Jokowi sudah menyelesaikan seluruh rukun Islam hingga rukun kelima, menunaikan haji ke Mekkah. Walaupun Jokowi hampir tidak pernah menambahkan gelar“Haji” di depan namanya, namun demi membantah fitnah, ditulislah namanya “H. Joko Widodo”.

FITNAH TERHADAP JOKOWI

Page 25: Menyongsong Fajar Baru

25

Tetapi kaum fasik yang menghembuskan fitnah tidak kehabisan akal. Mereka katakan bahwa titel “H” di depan nama Jokowi adalah nama baptisnya yaitu Herbertus, sehingga nama lengkap Jokowi disebut mereka sebagai Herbertus Joko Widodo.

Belum puas menambah nama baptis, mereka fitnah pula bahwa Jokowi adalah anak haram seorang pengusaha keturunan Cina asal Singapura bernama Herbertus.

Itu pun belum cukup, bahkan semakin menggila, mereka mengeluarkan lagi fitnah lebih kejam, dengan memuat berita kematian atas nama Ir. Herbertus Joko Widodo (Oey Hong Liong).

Sungguh fitnah seakan tiada habisnya menerpa Joko Widodo, akibat ketakutan lawan-lawan politik yang merasa terancam kehilangan pundi-pundi uang korupsinya.

Page 26: Menyongsong Fajar Baru

26

Fitnah 6: Nama asli Jokowi: “Joko Oey”

Ini adalah kembangan fitnah titel “H”. Kali ini difitnah nama asli Jokowi adalah Handoko Joko Widodo. Dia dikatakan sebagaianak seorang pengusaha mebel etnis Cina bernama Oey Hong Liong, bermarga Oey. Nama Jokowi berasal dari “Joko Oey” yang berubah menjadi “Jokowi”.

Sesungguhnyalahnama panggilan “Jokowi” berasal dari seorang pengusaha Perancis yang pernah berbisnis mebel dengan CV Rakabu, perusahaan mebel Jokowi, yaituMicl Romaknan. Karena banyaknya nama pengusaha mebel di Surakarta dan Jepara yang berawalan Joko, surat-menyurat sering tertukar. Micl Romaknan akhirnya memberi nama “Jokowi” untuk pemilik CV Rakabu agar membedakannya dengan Joko-Joko yang lain.

Sama sekali tidak benar bahwa nama Jokowi berasal dari “Joko Oey”.

“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan fitnah kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, kemudian mereka

tidak bertaubat, maka bagi mereka azab jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang sangat pedih”. [Al-Buruj: 10]

Kesimpulan dari banyaknya fitnah terhadap keislaman Jokowi, adalah cerminan tak hentinya upaya kaum fasik menghalangi munculnya seorang pemimpin muslim

FITNAH TERHADAP JOKOWI

Page 27: Menyongsong Fajar Baru

27

yang adil, yang jujur, ikhlas bekerja keras penuh dedikasi, yang tercermin di sosok Jokowi. Fitnah-fitnah akan terus berdatangan, namun jika Allah menghendaki, yang benar akan tetap benar, kemenangan bagi pemimpin muslim dan umat Islam, tak akan dapat didustakan.

Page 28: Menyongsong Fajar Baru

28

5. BHINNEKA TUNGGAL IKADibangkitkannya fitnah-fitnah SARA dalam percaturan politik dewasa ini telah sampai pada taraf yang mengkhawatirkan. Fitnah-fitnah SARA yang terus-menerus dihembuskan akan menaikkan suhu sosial, yang pada gilirannya akan menghancurkan daya rekat sosial. Jika daya rekat sosial melemah, maka selanjutnya yang akan terjadi adalah kerusuhan di mana-mana. Tragedi-tragedi kemanusiaan seperti Ambon, Poso, dan Sampit, akan begitu mudahnya terulang kembali.

Siapa korban sesungguhnya dari terjadinya konflik SARA?

Bukan pria-pria dewasa yang mati di medan perang, bukan. Bukan wanita-wanita yang diperkosa, bukan. Bukan juga gedung, jalan, dan infrastruktur yang hancur lebur. Bukan itu semua.

Korban sesungguhnya dari konflik SARA adalah anak-anak tak berdosa yang kehilangan keluarga mereka. Tercerabut dari lingkungan teman-teman sepermainan mereka. Anak-anak yang dirampas kegembiraan masa kecilnya. Anak-anak yang menderita horor kekerasan yang akan terus menghantui kehidupan mereka selanjutnya. Anak-anak dengan trauma psikologis yang sulit disembuhkan.

Akankah kita membiarkan diri diadu domba oleh kaum fasik yang ingin menghancurkan ummat Islam agar beradu sesamanya?

Page 29: Menyongsong Fajar Baru

29

Apakah kita akan membiarkan generasi penerus bangsa terbentuk dengan cara seperti ini?

Bangsa seperti apa yang akan kita hasilkan?

Indonesia adalah negeri yang diberkahi Tuhan dengan kemajemukan suku dan agama. Indonesia adalah negara besar yang dibentuk dari kerukunan hidup antar umat beragama. Indonesia adalah warisan nenek moyang kita yang senantiasa toleran terhadap perbedaan, hidup berdampingan secara damai dalam perbedaan.

Indonesia bukanlah negara-negara Balkan yang terpecah dan terserak dalam sekat-sekat kesukuan dan keagamaan.

Apakah demi kepentingan politik sesaat kebesaran Indonesia akan kita korbankan?

Apakah demikian cara kita bertanggung jawab terhadap amanat yang diwariskan oleh orang-tua kita, para pahlawan yang telah gugur menumpahkan darahnya demi kemerdekaan Indonesia?

Semua orang boleh ragu dengan agamaku tapi saya tidak ragu dengan iman & imamku

dan saya tidak pernah ragu dengan Islam agamaku.

(Jokowi)

… Jokowi adalah Kita …

Page 30: Menyongsong Fajar Baru

30

Jokowi sama dengan kita, sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang besar, bagian dari umat Islam yang merupakan bagian terbesar bangsa Indonesia. Umat yangsenantiasa hidup dalam kedamaian tanpa api permusuhan. Islam yang rahmatan lil alamin. Islam yang menjadi cahaya bagi peradaban manusia. Islam yang selalu menyediakan ruang penghormatan atas keyakinan agama lain. Islam yang tidak mengkorupsi Tuhan, dan menjadikannya sebagai alasan peperangan.

Selama berabad-abad bangsa Indonesia telah dikenal dan dihormati di dunia. Bukan karena kehebatannya menguasai antariksa. Bukan pula karena kehebatannya dalam jumlah mesin perang dan kecanggihan rudal. Melainkan dihormati karena keramah-tamahannya. Kepeduliannya pada sesama tanpa dibatasi sekat-sekat suku, agama, golongan. Kemampuannya bangsa ini menyelesaikan setiap konflik tanpa kekerasan dan perpecahan.

… Jokowi adalah Kita …

Yang tak pernah bertanya, “apa agamamu?”, kepada korban kecelakaan yang terkapar di tengah jalan. Tak pernah bertanya, “apa sukumu?”, kepada saudara-saudara kita yang tertimpa bencana.

Kita yang setiap pagi dibangunkan oleh adzan Subuh untuk memulai hari. Kita berdesakan di basement mall dan gedung pencakar langit menunaikan panggilan shalat. Kita yang selalu merasa berdosa di hadapan Tuhan dan memohonkan ampunan setiap malam.

BHINNEKA TUNGGAL IKA

Page 31: Menyongsong Fajar Baru

31

…Jokowi adalah Kita…

Orang Indonesia yang hidup dalam keimanan yang sesungguhnya. Yang tak goyah oleh dahsyatnya gempuran materialisme dunia. Muslim yang mencontohkan perilaku Islami sejati; keramahan bertutur kata, kesederhanaan dalam pergaulan, kepemimpinan yang merakyat, penghormatan kepada toleransi. Sosok yang sederhana. Sosok yang jujur. Sosok yang menunjukkan keikhlasan dan totalitas dalam bekerja untuk orang banyak, bekerja untuk kemaslahatan umat. Sosok pemimpin muslim sejati.

Page 32: Menyongsong Fajar Baru

32

6. EPILOG: KEBANGKITAN ISLAM“Di Perancis aku melihat para Muslim

walau tidak ada Islam;

di Mesir, aku melihat Islam tapi tidak melihat Muslim.”

(Syeikh Muhammad ‘Abduh, 1849-1905,

Mufti Agung Mesir).

Kata-kata tersebut diucapkan Muhammad ‘Abduh lebih dari satu abad lalu. Namun gemanya masih relevan hingga sekarang. Terutama bagi bangsa Indonesia.

Indonesia, negara dengan umat muslim terbesar di dunia. Tumpuan harapan atas bangkitnya kejayaan Islam ada di Indonesia. Syarat utama bagi terwujudnya harapan itu adalah: pemimpin yang adil.

Kegagalan dan keterpurukan Islam yang telah berlangsung selama berabad-abad,bukanm lain disebabkan akhlak pemimpin tak sesuai tuntunan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Nafsu perebutan kekuasaan. Hajat duniawi, kemewahan, jauh dari sifat zuhud dan tawadhu yang menjadi syarat mutlak seorang pemimpin.

Naiknya Jokowi ke pucuk pimpinan negara Indonesia memberikan angin segar perubahan. Bukan hanya bagi kehidupan bernegara Indonesia. Umat Islam menumpukan harapan kebangkitan kembali kejayaan

Page 33: Menyongsong Fajar Baru

33

Islam di pundak Jokowi.

Bangkitnya Islam fundamental dengan cara-cara kekerasan hanya memancing permusuhan dan peperangan yang terus-menerus. Citra Islam semakin merosot di mata internasional. Berita peperangan dan terorisme mengisi layar kaca kita hari ini.

Musuh Islam

“Datang kepada Rasulullah SAW orang-orang yang baru selesai berperang.

Lalu Rasulullah SAW berkata: “Kalian menuju kepada tujuan yang terbaik. Kalian menuju dari dari jihad yang lebih kecil

kepada jihad yang lebih besar.”

Mereka bertanya: “Apa itu jihad yang lebih besar?”

Nabi menjawab: “Perjuangan seorang hamba melawan hawa nafsunya.”

(H.R. Jabir bin Abdillah)

Kealpaan terbesar umat Islam adalah melihat musuh yang berada di luar dirinya dan melupakan musuh besar yang berada di dalam dirinya, hawa nafsunya sendiri. Saatnya hari ini kita melihat diri kita sendiri.

Revolusi mental, karakter, adalah program terpenting dalam pemerintahan Jokowi. Apabila karakter bangsa ini bisa diubah dari bangsa korup menjadi bangsa yang

Page 34: Menyongsong Fajar Baru

34

jujur, maka sesungguhnya itu adalah fondasi dasar bagi kebangkitan Islam.

Jalan kesana tidaklah mudah. Fitnah akan selalu datang, datang, dan datang lagi. Hubungan baik Jokowi dengan non-muslim seperti Rudi dan Ahok, dianggap menjalin persekongkolan dengan musuh-musuh Islam.

Kita lupa, Allah SWT memiliki rencana-Nya sendiri. Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir yang diceritakan dalam surah Al-Kahf ayat 65-82 menggambarkan dengan jelas tidak ada manusia yang mengetahui dengan pasti rencana Allah SWT.

Bahkan Rasulullah SAW pernah mendapat pertolongan dari seorang Raja Habsy yang beragama Nasrani. Ketika tekanan dan siksaan semakin sering menimpa muslim Mekkah, Rasulullah memutuskan untuk menghijrahkan umatnya di bawah perlindungan Kerajaan Habsy.

Kita juga seolah lupa, peran penting seorang non-muslim bernama Abu Thalib, paman Rasulullah SAW, yang senantiasa melindungi Rasulullah SAW dari amarah kafir Quraisy.

Apakah kita juga lupa, bagaimana akhlak Rasulullah SAW kepada umat non-muslim?

EPILOG: KEBANGKITAN ISLAM

Page 35: Menyongsong Fajar Baru

35

“Sesungguhnya aku diutus, tiada lain, kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”

(H.R. Baihaqi)

Billahi taufik wal hidayah

Mari kita bersama doakan, agar bangsa Indonesia mendapat rahmat dan karunia Allah SWT, diberikan kepemimpinan yang adil dan jujur, yang mampu membawa kemaslahatan bangsa, menyejahterakan ummat, dan yang akan hadir membawa fajar baru kebangkitan Islam.

Selesai----------------------

Page 36: Menyongsong Fajar Baru

36

CATATAN: