49
i SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO 2 DAN NiO- TiO 2 DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Kimia Oleh Didi Subagja 4311412032 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

  • Upload
    lyque

  • View
    236

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

i

SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO2 DAN NiO-

TiO2 DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI

DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI

METILEN BIRU

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Oleh

Didi Subagja

4311412032

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

ii

PERNYATAAN

Page 3: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

iii

PENGESAHAN

Page 4: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Mimpikan, Rencanakan, dan Raihlah

Istirahatlah karena kita sudah berusaha, Bersabarlah karena kita punya

kekuatan, Berdoalah karena kita yakin akan ketetapanNya

Berhenti mengeluh atas apa yang hilang karena kehilangan adalah sebagai

pengingat untuk selalu beryukur atas apa yang kamu miliki saat ini

Persembahan

Teruntuk Ibu, Bapak, dan seluruh keluarga tercinta, terimakasih atas

segala doa, dukungan, dan pengorbanan serta kasih sayangnya sehingga

pada saat ini saya berada di titik sekarang ini

Teman-teman kimia 2012 yang sudah berjuang bersama-sama

Jurusan Kimia FMIPA Unnes, Bangsa dan Negara tercinta

Page 5: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT karena berkat

Rahmat dan KaruniaNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Besar

Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar Strata 1 (S1) pada Program Pendidikan Kimia

FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dalam penulisan skripsi ini penulis

mengambil judul “Sintesis dan Karakterisasi Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 dengan

Variasi Temperatur Kalsinasi dan Aktivitasnya dalam Degradasi Metilen

Biru”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Bapak Rektor Universitas Negri Semarang.

2. Bapak Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Nanik Wijayanti , M.Si. selaku Ketua Jurusan Kimia FMIPA

Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Sigit Priatmoko, M.Si. dan Ibu Nuni Widiarti, M.Si. selaku Dosen

Pembimbing yang selalu memberi bimbingan, arahan, dukungan, ilmu

serta semangat.

5. Dr. Jumaeri, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah memberi masukan dan

arahan.

Page 6: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

vi

6. Dosen-dosen dan teknisi-teknisi Laboratorium Jurusan Kimia yang telah

memberikan ilmunya selama menempuh studi.

7. Ibu Maretha Indriyanti, S.AB., M.IP sebagai pustakawan Jurusan Kimia

yang telah memberikan berbagai arahan dan refrensinya.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat kepada semuanya.

Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis

terima dengan senang hati. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis sendiri pada khususnya dan para pembaca pada

umumnya.

Page 7: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

vii

ABSTRAK

Subagja, Didi. 2016. Sintesis dan Karakterisasi Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 dengan

Variasi Temperatur Kalsinasi dan Aktivitasnya dalam Degradasi Metilen Biru.

Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama: Drs. Sigit Priatmoko, M.Si,

Pembimbing Pendamping : Nuni Widiarti, S.Pd, M.Si.

Kata Kunci: Ni-TiO2, NiO-TiO2, Sol-Gel, Fotokatalitik, Degaradasi Metilen Biru

Telah dilakukan sintesis Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 dengan berbagai variasi

temperatur kalsinasi. Sintesis dilakukan dengan metode sol gel. Tujuan penelitian

ini yaitu: (i) mengetahui pengaruh temperatur kalsinasi oksidasi-reduksi terhadap

karakteristik nanomaterial Ni-TiO2 dan NiO-TiO2, (ii) mengetahui pengaruh

urutan oksidasi-reduksi terhadap nanomaterial Ni-TiO2 dan NiO-TiO2, (iii)

mengetahui aktivitas fotokatalitik Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 dalam mendegradasi

metilen biru. Komposit Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 disintesis dari prekursor Titanium

Isopropoksida dan (Ni(NO3)2.6H2O. Proses kalsinasi dilakukan dengan variasi

urutan proses oksidasi-reduksi dan temperatur kalsinasi. Proses oksidasi-reduksi

dilakukan pada 3 temperatur kalsinasi berbeda yaitu (i) 450˚C O2-300˚C H2, (ii)

500˚C O2-350˚C H2, (iii) 550˚C O2-400˚C H2. Proses reduksi-oksidasi dilakukan

dengan 3 temperatur kalsinasi berbeda yaitu: (i) 300˚C H2-450˚C O2, (ii) 350˚C

H2-500˚C O2, (iii) 400˚C H2-550˚C O2. Proses oksidasi-reduksi menghasilkan

material Ni-TiO2, sedangkan proses reduksi-oksidasi menghasilkan material NiO-

TiO2. Material hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan XRD untuk mengetahui

ukuran partikel, DR-UV Vis untuk mengetahui besar band gap, FTIR untuk

mengetahui gugus fungsi, dan SEM-EDX untuk mengetahui bentuk morfologi

material hasil sintesis. Hasil analisis XRD menunjukan ukuran terkecil partikel

Ni-TiO2 yaitu 7,44 nm yang disintesis pada temperatur 500˚C O2-350˚C H2,

sedangkan ukuran terkecil partikel NiO-TiO2 yaitu 8.53 nm yang disintesis pada

temperatur kalsinasi 350˚C H2-500˚C O2. Penambahan dopan menyebabkan band

gap TiO2 menjadi lebih kecil. band gap terkecil akibat dopan Ni yaitu 2,68 eV

sedangkan band gap terkecil akibat penambahan dopan NiO yaitu 2,81eV. Hasil

analisis FTIR menunjukan vibrasi ulur Ti-O berada pada panjang gelombang

629,7577 cm-1

. Hasil SEM-EDX menunjukan permukaan TiO2 terdopan Ni dan

NiO lebih kecil dan halus dibandingkan TiO2 tanpa dopan. Material hasil sintesis

kemudian digunakan untuk uji aktivitas fotokatalitik yaitu degradasi metilen biru.

Degradasi metilen biru terbesar pada TiO2 terdopan Ni sebesar 76,93%,

sedangkan degradasi metilen biru terbesar pada TiO2 terdopan NiO sebesar

80,63%.

Page 8: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

viii

ABSTRACT

Subagja, Didi. 2016. Synthesis and Characterization of Ni-TiO2 and NiO-TiO2

with calcination temperature variation and Activity in Methylene Blue

Degradation. Undergraduate Thesis, Department of Chemistry, Faculty of

Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University. Primary

Supervisor: Drs. Sigit Priatmoko, M.Si, Supervising Companion: Nuni Widiarti,

S.Pd, M.Si.

Key Words: Ni-TiO2, NiO-TiO2, Sol-Gel, Photocatalytic, Degradation Methylene

Blue

The synthesis of Ni-TiO2 and NiO-TiO2 with calcination temperature variations

by sol gel method has been connected. The purpose of this research are: (i) study

the effect of the calcination temperature oxidation-reduction of the characteristics

of nanomaterials Ni-TiO2 and NiO-TiO2, (ii) study the effect of the order of the

oxidation-reduction of the nanomaterial Ni-TiO2 and NiO-TiO2, (iii) study

determine the activity photocatalytic TiO2 and Ni-NiO-TiO2 in degradation

methylene blue. The Ni-TiO2 composite and NiO-TiO2 synthesized by titanium

isopropoxide and (Ni (NO3) 2.6H2O precursors. The calcination process is done

with the variations oxidation-reduction process and the calcination temperature.

Oxidation-reduction process is carried out at 3 different calcination temperature:

(i) 450˚C O2-300˚C H2, (ii) 500˚C O2-350˚C H2, (iii) 550˚C O2-400˚C H2. The

process of oxidation-reduction is done with 3 different calcination temperature: (i

) 300˚C H2-450˚C O2, (ii) 350˚C H2-500˚C O2, (iii) 400˚C H2-550˚C O2.

Oxidation-reduction process to produce Ni-TiO2 material, whereas the oxidation-

reduction process to produce material NiO-TiO2. Material synthesized were

characterized using XRD to determine the particle size, the DR-UV-Vis to find

band gap size, FTIR to determine the functional groups, and SEM-EDX to

determine the morphology of the material synthesized. The results of XRD

analysis refer the smallest particle size Ni-TiO2 is 7.44 nm were synthesized at a

temperature of 500˚C O2-350˚C H2, while the size of the smallest particles of

NiO-TiO2 is 8.53 nm synthesized at calcination temperature of 350˚C H2-500˚C

O2. The addition of dopants causes the band gap of TiO2 becomes smaller. The

smallest band gap due to dopant Ni is 2.68 eV, while the smallest band gap due to

the addition of dopants NiO is 2.81eV. The results of FTIR analysis refer Ti-O

stretching vibration is at a wavelength of 629.7577 cm-1

. SEM-EDX results

showed the surface of TiO2 dopping Ni and NiO is smaller and finer than TiO2

without dopants. Material synthesis results are then used to test the photocatalytic

activity, namely the degradation of methylene blue. The degradation of methylene

blue in TiO2 dopping Ni by 76.93%, while the of degradation of methylene blue in

TiO2 dopping NiO by 80.63%.

Page 9: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... ii

PENGESAHAN ........................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 6

1.3 Tujuan ............................................................................................... 6

1.4 Manfaat ............................................................................................. 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8

2.1 Nanokomposit.................................................................................. 8

2.2 Nikel (Ni) dan Nikel Oksida (NiO) ................................................. 10

2.3 Titanium Dioksida (TiO2) ................................................................ 13

2.4 Energi Celah Pita (Band Gap) TiO2 ................................................ 16

2.5 Doping Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 ....................................................... 18

2.6 Metode Impregnasi...........................................................................19

2.7 Metode Sol Gel ................................................................................ 21

2.8 Fotodegradasi .................................................................................. 22

2.9 Metilen Biru..................................................................................... 23

2.10 Instrumentasi ................................................................................. 24

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................ 32

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 32

Page 10: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

x

3.2 Variabel Penelitian .......................................................................... 32

3.3 Alat dan Bahan ................................................................................ 33

3.4 Cara Kerja ........................................................................................ 34

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 37

4.1.Sintesis TiO2 .................................................................................... 37

4.2.Sintesis Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 ....................................................... 37

4.3.XRD ................................................................................................. 42

4.4.DR-UV Vis ...................................................................................... 47

4.5.FTIR ................................................................................................ 48

4.6.SEM-EDX ....................................................................................... 52

4.7.Degradasi Metilen Biru ................................................................... 54

BAB 5 PENUTUP ....................................................................................... 64

5.1 Simpulan .......................................................................................... 64

5.2 Saran ................................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 66

LAMPIRAN ................................................................................................ 70

Page 11: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Proses transfer elektron ..................................................................................... 11

Struktur kristal TiO2 ...........................................................................................15

Struktur metilen biru ..........................................................................................24

Difraktogram XRD TiO2 dan Ni-TiO2 ...............................................................43

Difraktogram XRD TiO2 dan NiO-TiO2 ............................................................ 44

Spektrum FTIR TiO2 ...........................................................................................49

Spektrum FTIR Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 ..............................................................51

SEM TiO2, Ni-TiO2, NiO-TiO2 ...........................................................................52

Grafik degradasi metilen biru oleh TiO2 .............................................................55

Grafik degradasi metilen biru oleh Ni-TiO2 ........................................................56

Grafik degradasi metilen biru oleh NiO-TiO2 .....................................................57

Grafik hubungan ukuran partikel dengan degradasi metilen biru .......................58

Grafik hubungan ukuran band gap dengan degradasi metilen biru .....................60

Page 12: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Hasil kalsinasi TiO2, Ni-TiO2, NiO-TiO2 ..........................................................39

Ukuran partikel TiO2, Ni-TiO2, NiO-TiO2 .........................................................45

Band gap TiO2, Ni-TiO2, NiO-TiO2 ...................................................................46

Page 13: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Titanium dioksida (TiO2) merupakan material yang sudah

diaplikasikan secara luas dalam berbagai aspek. Pada dekade terakhir ini,

TiO2 telah digunakan sebagai material anti bakteri, dekomposisi air,

degradasi metilen biru, dan masih banyak lagi aplikasi lainnya. TiO2

merupakan semikonduktor yang memiliki fotoaktivitas dan stabilitas kimia

tinggi. TiO2 juga bersifat nontoksik, memiliki sifat redoks, yaitu mampu

mengoksidasi polutan organik dan mereduksi sejumlah ion logam dalam

larutan. TiO2 juga memiliki sifat inert, stabil terhadap korosi yang

disebabkan cahaya ataupun bahan kimia (Hoffmann et al., 1995 ; Gupta et

al., 2011), tersedia melimpah di alam (Radecka et al., 2008). TiO2

memiliki energi band gap yang besar sekitar 3,2 eV-3,8 eV (Beiser et al.,

1987). Lebarnya band gap ini akan mempengaruhi proses eksitasi elektron

dari pita valensi menuju ke pita konduksi (Lestari et al., 2012).

Fotokatalis TiO2 merupakan zat pengoksidasi yang sangat kuat bila

disinari dengan cahaya UV dengan panjang gelombang λ (365-385) nm.

Fotokatalis TiO2 yang disinari dengan UV akan mengalami generasi

elektron pada pita konduksi dan membentuk hole pada pita valensi.

Interaksi hole dengan molekul air akan menghasilkan radikal hidroksil

(OH*). Radikal (OH

*) merupakan zat pengoksidasi dari senyawa organik

(Rilda et al., 2010). Penggunaan fotokatalis TiO2 lebih menguntungkan

Page 14: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

2

daripada absorben lain seperti arang aktif dalam hal mengabsorpsi zat

warna. Penggunaan fotokatalis TiO2 akan mengurai zat warna yang

berbahaya menjadi senyawa yang lebih sederhana. Sementara itu, prinsip

absorpsi arang aktif hanya mengabsorpsi zat warna tanpa menguraikan zat

warna menjadi senyawa yang lebih sederhana (Afrozi, 2010).

Aktivitas fotokatalis TiO2 meningkat ketika terjadi perubahan

struktur kristal dari TiO2. Perubahan struktur TiO2 disebabkan karena

pengaruh temperatur kalsinasi. Kristal TiO2 dapat terbentuk pada

temperatur 500°C, pada temperatur tersebut didominasi oleh fraksi anatas,

dimana struktur anatas merupakan struktur kristal yang menguntungkan

dari segi aktivitas fotokatalitik (Begum et al., 2008). Pada kalsinasi 500°C,

intensitas peak anatas (101) mengalami peningkatan, dan lebar peak anatas

menjadi lebih sempit. Peningkatan intensitas peak dan menyempitnya peak

menunjukan kristalinitas TiO2 meningkat (Yu et al., 2003).

Menurut Sikong (2008), TiO2 kristalin dapat dibentuk pada

temperatur kalsinasi di atas 300°C yang didominasi oleh struktur anatas.

Penelitian yang dilakukan oleh Rilda et al. (2010) menunjukan bahwa

pada temperatur 500°C intensitas anatas lebih tinggi dibandingkan

temperatur 400°C. Sedangkan jika temperatur kalsinasi ditingkatkan pada

temperatur 600°C kristal rutil mulai terbentuk (Huang et al., 2007).

Dengan demikian, temperatur kalsinasi menjadi faktor penting dalam

pembentukan kristal dengan karakteristik yang tepat (Rielda et al., 2010).

Page 15: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

3

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mensintesis

TiO2. Salah satunya dengan menggunakan metode sol-gel. Metode sol-gel

dapat diaplikasikan untuk preparasi nanopartikel karena dapat mengontrol

ukuran partikel dan homogenitasnya (Liquan et al., 2005). Metode sol-gel

meliputi proses hidrolisis, kondensasi, gelasi, aging, dan pengeringan

(Brinker dan Scherer, 1990). Dalam studi metode sintesis materi

berukuran nano, metode sol-gel merupakan salah satu metode yang cukup

sederhana dan mudah dalam penerapannya. Pada metode sol-gel, larutan

mengalami perubahan fase menjadi sol (koloid yang mempunyai padatan

tersuspensi dalam larutannya) dan kemudian menjadi gel (Purwanto,

2008).

Aktivitas fotokatalis TiO2 dapat ditingkatkan melalui proses

doping ion dopan. Penggunaan metode doping lebih menguntungkan

dibandingkan dengan metode impregnasi. Struktur elektronik fotokatalis

tidak berubah jika penyisipan dopan menggunakan metode impregnasi.

Fungsi dopan sebagai electron trapping yang dapat meningkatkan aktivitas

fotokatalitik (Afrozi, 2010). Keberadaan dopan dalam fotokatalis TiO2

dapat menyebabkan pergeseran panyerapan yang signifikan ke daerah

cahaya tampak dibandingkan fotokatalis murni (Patsoura, 2006). Menurut

Chen dan Mao (2007) masuknya dopan ke dalam struktur ruah TiO2 dapat

mengubah struktur elektronik fotokatalis tersebut karena terbentuk

komposisi kimia yang berbeda jika fotokatalis tidak ditambahkan dopan.

Adanya perubahan struktur TiO2 ini dapat mengubah responsivitas TiO2

Page 16: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

4

terhadap sinar tampak. Dopan juga dapat bekerja sebagai perangkap

elektron yang dihasilkan dan meminimalkan rekombinasi antara hole

dengan elektron.

Nikel oksida (NiO) merupakan katalis yang aktif terhadap reaksi

fotokatalitik. Penambahan NiO ke dalam fotokatalis dapat meningkatkan

reaksi peruraian air, dimana gas hidrogen terbentuk di permukaan nikel

oksida sedangkan gas oksigen dilepaskan dari permukaan fotokatalis

.(Domen et al., 1986 ; Choi et al., 2007 ; Streethawong et al., 2005 ;

Hondow., 2010 ; Towsend., 2012 ; Motahari., 2013). Logam transisi lain

seperti : Cu, Ag, Au, Ni, Rh, Pt, Fe, dan Zn mampu meningkatkan

aktivitas fotokatalitik TiO2. Namun dari beberapa logam transisi lain yang

digunakan, logam Ni paling sering digunakan sebagai dopan. Pada

penelitian Takashi et al. (2003), logam nikel telah diuji sebagai dopan

untuk menaikan efesiensi fotokatalis TiO2 pada daerah sinar tampak serta

mengurangi band gap pada TiO2. Pengaruh dopan terhadap transformasi

anatas rutil tidak hanya bergantung dari sifat dopan logamnya (jari-jari

ionik), tetapi juga dipengaruhi oleh konsentrasi dopan (Choi, 2010).

Doping logam ini diharapkan dapat menghasilkan material berukuran nano

atau nanokomposit.

Nanokomposit merupakan material yang dibuat dengan

menyisipkan atau menambahkan suatu material yang berukuran nanometer

sebagai filler (penguat) ke dalam sebuah matriks (resin). Nanokomposit

terdiri dari bahan – bahan multifase logam yang memiliki ukuran satu

Page 17: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

5

dimensi kurang dari 100 nm (Manocha et al., 2006). Ikatan antar partikel

yang terjadi pada material nanokomposit memainkan peranan penting pada

peningkatan dan pembatasan sifat material. Partikel-partikel yang

berukuran nano memiliki luas permukaan interaksi yang tinggi. Semakin

banyak partikel yang berinteraksi, semakin kuat pula material. Pada

umumnya, material nanokomposit menunjukkan perbedaan sifat mekanik,

listrik, optik, elektrokimia, katalis, dan struktur dibandingkan dengan

material penyusunnya (Okuyama et al., 2005).

Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini peneliti

mencoba melakukan sintesis dan karakterisasi Ni-TiO2 dan NiO-TiO2

dengan variasi temperatur dan urutan proses oksidasi-reduksi pada saat

kalsinasi. Dopan Ni terhadap TiO2 diharapkan dapat meningkatkan

fotokatalis terhadap nanomaterial TiO2 sehingga dapat diaplikasikan

dalam mendegradasi zat warna metilen biru. Metilen biru merupakan

senyawa yang cukup berbahaya bagi makhluk hidup, diantaranya dapat

menyebabkan mual, muntah, diare, dan kesulitan bernapas. Senyawa

metilen biru mempunyai struktur benzena yang sulit untuk diuraikan,

bersifat toksik, karsinogenik dan mutagenik (Ljubas, 2010). Metilen biru

merupakan pewarna thiazine (kationik) yang sering digunakan untuk

mewarnai kertas, pewarna rambut, pencelupan katun, dan wol (Alzaydein,

2009:198). Di alam, zat warna metilen biru dapat terdegradasi secara

alami, namun laju degradasinya lambat dan menyebabkan efek yang

terakumulasi. Oleh sebab itu, penanganan limbah yang tepat sangat

Page 18: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

6

diperlukan untuk mengolah zat warna yang berbahaya ini menjadi

senyawa yang lebih sederhana dan tidak berbahaya misalnya CO2 dan H2O

(Slamet et al., 2006).

Sebagai alternatif, dikembangkan metode degradasi dengan

menggunakan bahan fotokatalis dan radiasi sinar ultraviolet yang

energinya sesuai atau lebih besar dari energi gap fotokatalis tersebut.

Dengan metode degradasi ini, zat warna akan diurai menjadi komponen –

komponen yang lebih sederhana dan lebih aman untuk lingkungan (Lestari

et al., 2013).

1.2 Rumusan masalah

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh temperatur kalsinasi oksidasi-reduksi terhadap

karakteristik nanomaterial Ni-TiO2 dan NiO-TiO2?

2. Bagaimana pengaruh urutan oksidasi-reduksi pada proses kalsinasi

terhadap karakteristik nanomaterial TiO2 terdoping Ni dan NiO?

3. Bagaimana aktivitas nanomaterial Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 dalam

mendegradasi metilen biru?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengaruh temperatur kalsinasi oksidasi-reduksi terhadap

karakteristik nanomaterial Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 yang meliputi

morfologi dan topografi, band gap, struktur dan ukuran kristal.

Page 19: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

7

2. Mengetahui pengaruh urutan oksidasi-reduksi terhadap karakteristik

nanomaterial Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 yang meliputi morfologi dan

topografi, band gap, struktur dan ukuran kristal.

3. Mengetahui aktivitas nanomaterial Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 dalam

mendegradasi metilen biru.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah mengenalkan

ke masyarakat bahwa TiO2 dapat digunakan sebagai material alternatif

dalam berbagai aplikasi diantaranya sebagai dekomposisi air, degradasi

metilen biru, degradasi methylene orange, dll. Selain itu, penggunaan

doping logam Ni dapat meningkatkan fotokatalis TiO2 sehingga menjadi

lebih baik.

Manfaat lain yang diperoleh bagi peneliti adalah mengetahui

adanya teknik sintesis material nanokomposit yang tepat dan memperoleh

referensi baru bahwa fotokatalis TiO2 dapat meningkat dengan

penambahan doping logam Ni.

Page 20: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nanokomposit

Istilah nanoteknologi digunakan untuk mendeskripsikan kreasi

dan ekploitasi suatu material yang memiliki ukuran struktur diantara atom

dan material ukuran besar yang didimensikan dengan ukuran nanometer (1

nm = 10-9

m). Sifat dari material dengan dimensi nano sangat berbeda

secara signifikan dari atomnya juga dari partikel besarnya. Kontrol yang

baik terhadap sifat tersebut bisa menuntun ke pengetahuan baru yang

sesuai dengan peralatan dan teknologi baru. Pentingnya nanoteknologi

pertama kali dikemukakan oleh Feynman pada tahun 1959 (Muller, 2006).

Nanokomposit merupakan material padat multifase, dimana setiap

fase memiliki satu, dua, atau tiga dimensi yang kurang dari 100 nanometer

(nm), atau struktur padat dengan dimensi berskala nanometer yang

berulang pada jarak antar bentuk penyusun struktur yang berbeda. Contoh

nanokomposit yang ekstrem adalah media berporos, koloid, gel dan

kopolimer. Nanokomposit dapat ditemukan dialam contohnya adalah kulit

tiram dan tulang (Manocha et al., 2006).

Penelitian bidang material nanokomposit dilakukan berdasar pada

pemikiran/ide yang sangat sederhana, yaitu menyusun sebuah material

yang terdiri atas blok-blok partikel homogen dengan ukuran nanometer.

Hasil penelitian tersebut sungguh mengejutkan. Sebuah material baru lahir

dengan sifat-sifat fisis yang jauh lebih baik dari material penyusunnya. Hal

Page 21: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

9

ini memicu perkembangan material nanokomposit di segala bidang dengan

memanfaatkan ide yang sangat sederhana tersebut. Salah satu contoh yang

sangat terkenal (terjadi dengan sendirinya di alam) adalah tulang. Tulang

memiliki ‘bangunan’ nanokomposit yang bertingkat-tingkat yang terbuat

dari tablet keramik dan ikatan-ikatan organik. Partikel-partikel

nanokomposit tersebut memiliki struktur, komposisi dan sifat yang

berbeda-beda. Hal ini memberikan fungsi yang beragam. Dengan

demikian material tersebut dapat menjadi multiguna. Sehingga pada

akhirnya didapatkan material baru yang memiliki beberapa fungsi dalam

waktu yang sama dan dapat digunakan pada beberapa aplikasi. Dari sinilah

para ilmuwan mulai memikirkan berbagai cara untuk mendapatkan

material nanokomposit, karena material tersebut memiliki beberapa

keunggulan dibandingkan dengan material konvensional (Ida, 2014).

Nanokomposit dapat dianggap sebagai struktur padat dengan

dimensi berskala nanometer yang berulang pada jarak antar-bentuk

penyusun struktur yang berbeda. Material-material dengan jenis seperti itu

terdiri atas padatan anorganik yang tersusun atas komponen organik.

Selain itu, material nanokomposit dapat pula terdiri atas dua atau lebih

molekul anorganik/organik dalam beberapa bentuk kombinasi dengan

pembatas antar keduanya minimal satu molekul atau memiliki ciri

berukuran nano.

Ikatan antar partikel yang terjadi pada material nanokomposit

memainkan peranan penting pada peningkatan dan pembatasan sifat

Page 22: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

10

material. Partikel - partikel yang berukukuran nano tersebut memiliki luas

permukaan interaksi yang tinggi. Semakin banyak partikel yang

berinteraksi, semakin kuat pula material. Inilah yang membuat ikatan antar

partikel semakin kuat sehingga sifat mekanik material bertambah. Namun,

penambahan partikel - partikel nano tidak selamanya akan meningkatkan

sifat mekaniknya. Ada batas tertentu dimana saat dilakukan penambahan,

kekuatan material justru semakin berkurang. Namun pada umumnya,

material nanokomposit menunjukkan perbedaan sifat mekanik, listrik,

optik, elektrokimia, katalis, dan struktur dibandingkan dengan material

penyusunnya. Berdasarkan latar belakang diatas maka kami tertarik untuk

membuat material nanokompist dengan menggunakan matode simple

milling (Okuyama et al., 2005).

2.2 Nikel (Ni) dan Nikel Oksida (NiO)

Unsur-unsur logam transisi, khususnya logam mulia telah secara

luas digunakan sebagai ko-katalis yang efektif untuk reaksi fotokatalitik

peruraian air menjadi hidrogen dan oksigen. Apabila logam mulia

misalnya Pt ditembankan ke dalam fotokatalis, maka elektron hasil

fotogenesis akan berimigrasi ke permukaan fotokatalis induk yang

selanjutnya akan ditangkap oleh ko-katalis logam mulia. Hal ini

disebabkan tingkat energi fermi logam mulia yang selalu lebih rendah

dibandingkan fotokatalis semikonduktor (Chen et al., 2010). Pada bagian

lain, hole yang ditinggalkan elektron yang berada di dalam fotokatalis

induk akan bermigrasi ke permukaan. Untuk lebih jelasnya proses transfer

Page 23: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

11

muatan antara fotokatalis induk dengtan ko -katalis diilustrasikan dalam

Gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 Proses transfer elektron antara fotokatalis induk dan ko

– katalis (dalam hal ini yang menjadi contoh adalah

Pt) (Chen et al., 2010)

Sebagai hasilnya adalah terjadi pemisahan yang efektif antara elektron

hasil fotogenesis dengan hole. Dengan cara demikian, elektron yang

terlokalkan secara terpisah dari hole masing-masing akan bekerja sebagai

reduktor dan oksidator dalam reaksi fotokatalik, sehingga rekombinasi

antara elektron dan hole dapat dikurangi.

Di samping logam-logam mulia, salah satu oksida logam transisi

memiliki karakteristik yang mirip seperti halnya logam mulia dalam hal

kemampuannya sebagai ko-katalis yang efektif dalam reaksi fotokatalitik

peruraian air menjadi hidrogan dan oksigen sehingga studi yang menarik

beberapa peneliti yakni NiO (Domen et al., 1986 ; Choi et al., 2007 ;

Streethawong et al., 2005 ; Hondow., 2010 ; Towsend., 2012 ; Motahari.,

2013). Menurut mereka, penambahan NiO ke dalam fotokatalis terbukti

Page 24: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

12

dapat meningkatkan reaksi peruraian air, dimana gas hidrogen terbentuk di

permukaan nikel oksida sedangkan gas oksigen dilepaskan dari permukaan

fotokatalis.

Hingga saat ini belum ada penjelasan yang pasti mengapa nikel

oksida dapat menghasilkan hidrogen yang lebih besar dibandingkan

lainnya di dalam fotokatalis. Meskipun demikian, Chen et al. (2010)

mengusulkan adanya 2 mekanisme terjadinya aliran koinduksi elektron

dalam fotokatalis SrTiO3 yang didoping dengan NiO, yakni mekanisme 1

foton dan mekanisme 2 foton. Di dalam mekanisme 1 foton, oksida

stronsium-titanium dieksitasi foton sehingga tercipta kondisi tereksitasi.

Elektron dalam pita konduksi distabilkan oleh transfer elekton ke nikel dan

melalui proses penerobosan di dalam padatan akan sampai di permukaan

yang kemudian berreaksi dengan proton membentuk gas hidrogen. Di

dalam mekanisme 2 foton, oksida stronsium-titanium mengabsorpsi foton

sehingga tereksitasi seperti halnya dalam mekanisme pertama,

menghasilkan keadaan tereksitasi.

Pada saat yang sama, nikel oksida juga mengabsorpsi foton

sehingga tercipta kondisi tereksitasi. Elektron yang tereksitasi dalam nikel

oksida selanjutnya memfasilitasi terbentuknya gas hidrogen. Gas oksigen

dihasilkan oleh hole dalam pita oksida stronsium-titanium sebagaimana

mekanisme 1 foton. Kedua mekanisme sebenarnya rasional, tetapi dalam

mekanisme 1 foton lebih realistik karena setelah terjadi reaksi, di dalam

padatan tidak mengandung keadaan pemisah muatan sebagaimana

Page 25: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

13

mekanisme 2 foton. Hal ini juga dilakukan oleh Towsend et al. (2012)

yang telah membuktikan peran Ni dan NiO dalam padatan fotokatalis

SrTiO3 untuk menguraikan air. Dalam struktur fotokatalis (khususnya

SrTiO3), Ni dan NiO diperukan sebagai ko-katalis untuk reaksi peruraian

air. Menurut Towsend et al. (2012) Ni bertindak sebagai pereduksi ion H+

sedangkan NiO berperan sebagai pengoksidasi air.

Selanjutnya dalam kondisi murni, nikel oksida juga digunakan

mekano-katalis pada pembuatan gas hidrogen dan oksigen dalam air.

Sebagai perbandingan, sistem fotokatalitik 6 kali lebih produktif

dibandingkan dengan sistem mekano-katalis (Domen et al., 2000).

2.3 Titanium Dioksida (TiO2)

Oksida TiO2 merupakan padatan berwarna putih, mempunyai berat

molekul 79,90; densitas 4,26 gcm-3

; tidak larut dalam HCl, HNO3 dan

aquaregia, tetapi larut dalam asam sulfat pekat membentuk titanium sulfat

(TiSO4) (Cotton et al., 1988: 811). TiO2 tidak menyerap cahaya tampak

tetapi mampu menyerap radiasi UV sehingga dapat menyebabkan

terjadinya radikal hidroksil pada pigmen sebagai fotokatalis. Reaktivitas

TiO2 terhadap asam tergantung temperatur saat dipanaskan. TiO2 yang

baru mengendap larut dalam asam klorida pekat, namun bila TiO2

dipanaskan pada temperatur 900°C hampir semua tidak larut dalam asam

kecuali larutan sulfur panas, yang kelarutannya meningkat dengan

penambahan ammonium sulfat untuk menaikkan titik didih asam dan HF.

Secara kimiawi TiO2 murni dibuat dari TiCl4 yang telah dimurnikan secara

Page 26: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

14

destilasi bertingkat.Tetraklorida ini dihidrolisis dalam larutan encer hingga

diperoleh endapan berupa titanium dioksida terhidrat yang selanjutnya

dikalsinasi pada 800°C (Kirk - Othmer, 1993: 109).

Partikel TiO2 telah cukup lama digunakan sebagai fotokatalis

pendegradasi berbagai senyawa organik. TiO2 merupakan semikonduktor

yang memiliki fotoaktivitas dan stabilitas kimia tinggi serta tahan terhadap

fotokorosi dalam semua kondisi larutan kecuali pada larutan yang sangat

asam atau mengandung fluorid. TiO2 juga bersifat nontoksik, memiliki

sifat redoks, yaitu mampu mengoksidasi polutan organik dan mereduksi

sejumlah ion logam dalam laruatan. Selain murah, TiO2 tersedia secara

komersial dan preparasinya mudah dilakukan di laboratorium. Sifatnya

yang anorganik menjadikannya tidak mudah cepat rusak, sehingga proses

yang diinginkan dapat lebih lama (Brown, 1992: 432).

TiO2 mempunyai tiga jenis bentuk kristal diantaranya rutil

(tetragonal), anatas (tetragonal), brukit (ortorombik). Diantara ketiganya,

TiO2 kebanyakan berada dalam bentuk rutil dan anatas yang keduanya

mempunyai struktur tetragonal. Secara termodinamik kristal anatas lebih

stabil dibandingkan rutil (Fujishima, 2005). Berdasarkan ukurannya,

anatas secara termodinamika stabil pada ukuran kristal kurang dari 11 nm,

brukit antara 11-35 nm dan rutil lebih dari 35 nm. Rutil mempunyai

stabilitas fase pada temperatur tinggi dan mempunyai band gap sebesar

3,0 eV (415 nm), sedangkan anatas yang terbentuk pada temperatur rendah

Page 27: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

15

memiliki band gap sebesar 3,2 eV (380 nm) (Licciuli, 2002). Bentuk fase

TiO2 rutil, anatas dan brukit dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Struktur kristal TiO2 a) Rutil; b) Anatas c) Brukit

(Gnanasekar et al., 2002)

.Perbedaan struktur kristal antara anatas dan rutil adalah pada

distorsi dan pola penyusunan rantai oktahedron. Jarak Ti-Ti pada anatas

lebih besar daripada rutil yaitu 3,79 Ǻ dan 3,04 Ǻ sedangkan rutil 3,57 Ǻ

dan 2,96 Ǻ. Sedangkan jarak TiO2 pada anatas lebih pendek daripada rutil

yaitu 1,93 Ǻ dan 1,98 Ǻ pada anatas 1,95 Ǻ dan 1,99 Ǻ pada rutil.

Perbedaan struktur kisi pada anatas dan rutil menyebabkan perbedaan

densitas massa, luas permukaan, sisi aktif dan struktur pita elektronik

antara anatas dan rutil dengan massa jenis anatas 3,9 g/cc dan untuk rutil

4,2 g/cc (Linsebigler et al., 1995: 743).

Perbedaan struktur kristal juga mengakibatkan perbedaan energi

struktur pita elektroniknya. Tingkat energi hasil hibridisasi yang berasal

dari kulit 3d titanium bertindak sebagai pita konduksi sedangkan tingkat

energi hasil hibridisasi dari kulit 2p oksigen bertindak sebagai pita valensi.

Konsekuensinya posisi tingkat energi pita valensi, pita konduksi dan

besarnya energi gap di antara keduanya akan berbeda bila lingkungan atau

Page 28: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

16

penyusun atom Ti dan O di dalam kristal TiO2 berbeda, seperti pada

struktur anatas (Eg= 3,2 eV) dan rutil (Eg= 3,0 eV) (Gunlazuardi dan

Tjahjanto, 2001).

2.4 Energi Celah Pita (Band Gap) TiO2

Energi celah pita (band gap) adalah energi minimum yang

dibutuhkan untuk mengeksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi.

Ketika suatu semikonduktor dikenai energi yang sesuai dengan energi

celah pita, maka elektron akan tereksitasi ke pita konduksi sehingga

meninggalkan muatan positif yang disebut hole. Hole yang dominan

sebagai pembawa disebut semikonduktor tipe-p, sedangkan elektron yang

dominan sebagai pembawa disebut semikonduktor tipe-n (Zsolt, 2011).

Menurut Gunlazuardi (2001), TiO2 mempunyai energi celah pita

3,2 eV. Hal ini mengindikasikan bahwa h+

pada permukaan TiO2

merupakan spesi oksidator kuat yang akan mengoksidasi spesi kimia lain

yang memiliki potensial redoks lebih kecil. Anatas merupakan tipe dari

TiO2 yang paling aktif dibandingkan dengan brukit dan rutil. Hal ini

dikarenakan band gap dari anatas sebesar 3,2 eV (lebih dekat ke sinar UV,

dengan panjang gelombang maksimum 388 nm). Hal ini yang membuat

letak pita konduksi dari anatas lebih tinggi daripada rutil. Sedangkan pita

valensi dari anatas dan rutil sama yang membuat anatas mampu mereduksi

molekul oksigen menjadi super oksida serta mereduksi air menjadi

hidrogen (Linsebigler, 1995). Semakin kecil band gap, semakin mudah

pula fotokatalis menangkap foton dengan tingkat energi yang lebih kecil

Page 29: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

17

namun kemungkinan terbentuknya rekombinan elektron dan hole menjadi

semakin besar.

Menurut Valencia et al. (2010) Spektrum absorpsi dari

semikonduktor sangat penting. Semikonduktor untuk fotokatalis

mempunyai harga yang sebanding antara band gap dengan gelombang

cahaya baik visibel atau ultra violet, mempunyai harga Eg < 3,5 eV.

Kebanyakan peneliti menetapkan dalam TiO2 bentuk rutil mempunyai dua

band gap yaitu direct band gap yang besarnya 3,06 eV dan indirect band

gap yang besarnya 3,10 eV dan anatas hanya mempunyai indirect band

gap 3,23 eV. Band gap dari TiO2 bentuk anatas mempunyai band gap

indirect sangat rendah yaitu 2,95 eV – 2,98 eV. Bentuk anatas dari TiO2

lebih menguntungkan. Telah dilaporkan dalam berbagai literatur bahwa

band gap dari TiO2 bentuk anatas sekitar 2,86 eV sampai 3,34 eV,

perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan stoikhiometri dari cara

sintesisnya, kandungan impurities, ukuran kristal dan tipe transisi

elektronik (Hidalgo et al., 2007; Hossain et al., 2008).

Semakin kecil band gap, semakin mudah pula fotokatalis

menyerap foton dengan tingkat energi lebih kecil namun semakin besar

pula kemungkinan hole dan elektron untuk berekombinasi. Oleh karena

itu, kedua aspek tersebut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan fasa

semikonduktor TiO2. Akan tetapi energi gap yang terlalu kecil juga akan

berpengaruh pada kinerja fotokatalis. Energi gap yang terlalu kecil akan

Page 30: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

18

menyebabkan loncatan elektron dari pita valensi ke pita konduksi sehingga

elektron kurang bebas (Lestari et al., 2012).

2.5 Doping Ni-TiO2 dan NiO – TiO2

Doping adalah salah satu teknik yang digunakan untuk

menambahkan sejumlah kecil atom pengotor ke dalam struktur kristal

semikonduktor. Tujuan pendopingan adalah untuk mengoptimalkan sifat

dari suatu material. Penggunaan dopan sering kali berarti penggantian

dengan elemen asing pada crystal lattice point dari material host, seperti

TiO2. Seperti yang disebutkan sebelumnya, TiO2 struktur anatas memiliki

band gap yang lebar (3,2 eV) yang menyebabkan TiO2 murni hanya

berespon terhadap sinar UV. Agar berespon terhadap sinar tampak maka

band gap perlu diperkecil, salah satu cara ialah dengan dopan ion logam.

Hal ini telah dibuktikan oleh Choi (1994) bahwa dopan ion logam dapat

memperbesar respon terhadap cahaya dari TiO2 terhadap spektrum sinar

tampak.

Upaya untuk merekayasa TiO2 menjadi lebih baik adalah dengan

menambahkan dopan logam pada katalis TiO2. Fungsi dopan sebagai

electron trapping yang dapat meningkatkan aktivitas fotokatalitik (Afrozi,

2010). Aktivitas fotokatalitik TiO2 yang didoping dengan logam tertentu

dapat dijelaskan dengan adanya tingkat energi baru TiO2 akibat dispersi

logam yang dimasukkan dalam matriks TiO2. Elektron tereksitasi dari pita

valensi ke tingkat energi tertentu di bawah pita konduksi TiO2 akibat

mengabsorpsi cahaya dengan energi hv2. Keuntungan adanya penambahan

Page 31: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

19

logam transisi ke dalam matriks TiO2 adalah pemerangkapan elektron

diperbaiki sehingga rekombinasi hole elektron dapat diperkecil selama

iradiasi. Selain menghasilkan band gap yang baru, doping logam

khususnya Ni sekaligus dapat menjadi ko-katalis yang bekerja

mempercepat aktivitas fotokatalis (Zaleska, 2008).

Logam nikel ini telah diuji Takashi et al. (2003) sebagai dopan

untuk menaikkan efesiensi fotokatalis TiO2 di daerah sinar tampak.

Menurut Ibram et al. (2011) ukuran kristalin TiO2 sebelum didoping

dengan Ni 17,82 nm dan luas area 23,25 m2/g setelah didoping

menggunakan Ni ukuran kristal menjadi 16,03 nm dan luas area 40,71

m2/g. Motahari et al. (2013) mengatakan bahwa TiO2 murni memiliki

diameter rata-rata sekitar 19,92 nm, dan ketika didoping dengan NiO

diameter rata-rata NiO/TiO2 menjadi sekitar 14,33 nm. Ketika TiO2

didoping dengan Ni ataupun NiO maka pertumbuhan kristal TiO2 menjadi

terhambat hal ini menyebabkan ukuran kristal menjadi sempit sehingga

aktivitas fotokatalis menjadi meningkat. Semakin kecil ukuran partikel

maka celah pita energi semakin sempit.

2.6 Metode Impregnasi

Salah satu metode dalam preparasi katalis adalah impregnasi.

Impregnasi adalah preparasi katalis dengan mengadsorpsikan garam

prekursor yang mengandung komponen aktif logam di dalam larutan

kepada padatan pengemban.

Page 32: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

20

Impregnasi sendiri memiliki definisi yang luas, arti impregnasi

dalam suatu penelitian bisa jadi berbeda dengan penelitiaan lainnya.

Namun, impregnasi dilakukan manakala pada pengemban tidak terdapat

anion atau kation yang dapat dipertukarkan. Impregnasi dibedakan

menjadi dua, yaitu impregnasi basah dan impregnasi kering.

Perbedaan impregnasi kering dan basah didasarkan pada

perbandingan volume larutan prekursor dengan volume pori pengemban.

Untuk impregnasi kering, volume larutan berkisar 1-1,2 kali dari volume

pori pengemban. Karena diharapkan nantinya jumlah antara larutan

prekursor dengan pori yang tersedia pada pengemban adalah sama.

Sedangkan, untuk impregnasi basah, volume larutan prekursor lebih dari

1,5 kali dari volume pori pengemban. Oleh karenanya, untuk impregnasi

kering, diawal perlu diketahui volume pori pengemban untuk menentukan

volume larutan prekursor yang sesuai.

Salah satu yang mendasari pemilihan metode impregnasi adalah

bahwa di dalam pengemban tidak terdapat anion atau kation yang dapat

dipertukarkan (karena kalau ada anion atau kation yang dapat

dipertukarkan metodenya disebut pertukaran ion). Metode tersebut

bergantung pada kation logam yang ingin diembankan. Untuk ion

kompleks yang sukar mengalami pertukaran kation, maka metode yang

tepat adalah impregnasi, sedangkan untuk kation tersolvasi yang lebih

mudah mengalami pertukaran kation, metode yang tepat adalah pertukaran

ion. Dapat juga dipertimbangkan faktor biaya. Untuk larutan garam yang

Page 33: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

21

mahal dapat dilakukan impregnasi kering. Sedangkan larutan garam yang

lebih murah dapat dilakukan impregnasi basah atau pertukaran ion.

2.7 Metode Sol-Gel

Metode sol-gel merupakan salah satu metode sintesis nanopartikel

yang cukup sederhana dan mudah. Metode ini banyak digunakan karena

proses reaksinya menggunakan temperatur rendah dan baik dalam tingkat

homogenitasnya. (Ibrahim dan Sreekantan, 2010). Pada proses ini, larutan

mengalami perubahan fase menjadi sol (koloid yang mempunyai padatan

tersuspensi dalam larutannya) dan kemudian menjadi gel (koloid tetapi

mempunyai fraksi solid yang lebih besar daripada sol) (Smart dan Moore,

1995).

Metode sol-gel merupakan salah satu metode sintesis nanopartikel

yang cukup sederhana. Proses sol-gel diawali dengan pembentukan koloid

yang memiliki padatan tersuspensi di dalam larutannya. Sol ini kemudian

akan mengalami perubahan fase menjadi gel, yaitu koloid yang memiliki

fraksi solid yang lebih besar daripada sol. Gel ini akan mengalami

kekakuan dan dapat dipanaskan untuk membentuk kerak (Dawnay, 1997).

Menurut Brinker dan Scherer (1990) proses sol-gel dikendalikan oleh:

a. Hidrolisis, pada tahap ini prekursor yang digunakan akan dilarutkan

dalamalkohol dan akan terhidrolisis dengan penambahan air. Semakin

banyak airyang ditambahkan akan mengakibatkan proses hidrolisis

semakin cepat sehingga proses gelasi juga akan menjadi lebih cepat.

Reaksi hidrolisis menurut Su (2004) adalah :

Page 34: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

22

Ti(C4H9O)4 + H2O Ti(C4H9O)3(OH) + C4H9OH

Ti(C4H9O)3(OH) + 3 H2O Ti(OH)4 + 3 C4H9OH

Ti(C4H9O)4 + Ti(OH)4 2 TiO2 + 4 C4H9OH

Ti(C4H9O)4 + Ti(OH)4 2 TiO2 + 4 C4H9OH

Ti(OH)4 TiO2 + 2 H2O

b. Kondensasi, pada tahap ini akan terjadi transisi dari sol menjadi gel.

Molekulmolekul yang telah mengalami kondensasi akan saling

bergabung sehingga menghasilkan molekul gel yang mempunyai

kerapatan massa yang besar dan akan menghasilkan kristal logam

oksida.

c. Aging merupakan tahap pematangan dari gel yang telah terbentuk dari

proseskondensasi. Proses pematangan ini, terjadi reaksi pembentukan

jaringan gel yang lebih kaku, kuat dan menyusut di dalam larutan.

d. Tahap terakhir ialah proses penguapan pelarut yang digunakan dan

cairan yang tidak diinginkan untuk mendapatkan struktur sol gel yang

memiliki luas permukaan yang tinggi.

2.7 Fotodegradasi

Fotodegradasi adalah reaksi pemecahan senyawa oleh adanya

cahaya. Proses fotodegradasi memerlukan suatu fotokatalis, yang

umumnya merupakan bahan semikonduktor. Prinsip fotodegradasi adalah

adanya loncatan elektron dari pita valensi ke pita konduksi pada loga

semikonduktor yang dikenai foton. Loncatan elektron ini menyebabkan

timbulnya hole yang dapat berinteraksi dengan pelarut (air) membentuk

Page 35: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

23

radikal OH. Radikal bersifat aktif dan dapat berlanjut untuk menguraikan

senyawa organik. Proses fotodegradasi akan diawali dengan oksidasi ion

OH- dari H2O membentuk radikal, setelah suatu semikonduktor (TiO2)

menyerap cahaya membentuk hole. Mekanisme reaksinya sebagai

berikut:

TiO2 + hυ hole+ + e

-

hole+ + OH

- OH

*

OH* + substrat produk

Sedangkan reaksi fotodegradasi metilen biru dapat ditulis sebagai berikut:

C16H18N3SCl + 51/2 O2 HCl + H2SO4 + 3HNO3 + 16CO2 +

6H2O

Diantara beberapa logam fotokatalis, oksida Ti dilaporkan memiliki

aktivitas yang cukup besar dan efektif selain murah dan non toksik.

Dalam reaksi fotokatalis dengan TiO2 dalam bentuk rutil kurang

menunjukkan aktivitasnya.

2.8 Metilen Biru

Metilen biru merupakan salah satu zat warna yang digunakan

pada bakteriologi, indikator redoks, antiseptik, desinfekan dan bahan

pencelup kertas. Kebanyakan zat warna organik merupakan senyawa non-

biodegradable yang mengandung senyawa azo dan bersifat karsinogen

(Kuo et al., 2001). Oleh karena zat warna organik merupakan bahan

sintetik lingkungan alami tidak mampu mendegradasi senyawa tersebut

sehingga dapat terakumulasi di alam. Jika jumlahnya melebihi

Page 36: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

24

konsentrasi maksimum akan menimbulkan masalah lingkungan yang

baru. Untuk mengatasinya berbagai metoda telah dikembangkan

diantaranya metoda konvensional seperti klorinasi, pengendapan, dan

penyerapan karbon aktif. Metoda tersebut membutuhkan biaya

operasional yang cukup mahal sehingga kurang efektif untuk diterapkan

di Indonesia. Salah satu metoda yang relatif murah dan mudah diterapkan

di Indonesia, yaitu fotodegradasi. Prinsipnya menggunakan fotokatalis

yang berasal dari bahan semikonduktor TiO2, ZnO, Fe2O3, dan CdS (Ali,

2010).

Dari berbagai bahan semikonduktor yang ada, semikonduktor

TiO2 dianggap cukup efektif karena memiliki berbagai keunggulan antara

lain, memiliki kestabilan yang tinggi, ketahanan terhadap korosi,

ketersediaan yang melimpah di alam, dan harga yang relatif murah

(Radecka, 2008).

Metilen biru merupakan senyawa kimia aromatik heterosiklik

dengan rumus molekul C16H18ClN3S. Metilen biru memiliki massa

molekul relative 319,85 g/mol dan titik leleh 100˚C. Pada temperatur

ruang, metilen biru berbentuk serbuk berwarna merah, tidak berbau dan

menjadi berwarna biru ketika dilarutkan di dalam air. Struktur metilen

biru ditunjukkan Gambar 2.3.

Page 37: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

25

Gambar 2.3 Struktur Metilen biru

2.9 Instrumen

Nanokomposit Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 dikarakterisasi untuk

mengetahui ukuran partikel, besar band gap, dan bentuk morfologi

material. Instrumen yang digunakan untuk mengkarakterisasi Ni – TiO2

dan NiO – TiO2 adalah XRD, SEM - EDX, FTIR, dan DR-UV Vis.

2.9.1 XRD (Spektrofotometer X-Ray Diffraction)

Sinar X merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang

gelombang pendek sebesar 0,7 Ǻ sampai 2,0 Ǻ yang dihasilkan dari

penembakan logam dengan elektrón berenergi tinggi kemudian elektrón-

elektron ini mengalami pengurangan kecepatan dengan cepat dan

energinya diubah menjadi energi foton sehingga energinya besar (lebih

besar daripada energi sinar UV-Vis) dan tidak mengalami pembelokan

pada medan magnet (Jenkins,1988).

Difraksi sinar X atau biasa disebut XRD merupakan alat yang

digunakan untuk mengetahui pengaturan atom-atom dalam sebuah tingkat

molekul. Pengaturan atom-atom tersebut dapat diinterpretasikan melalui

analisa d spasing dari data diffraksi sinar X. Selain nilai d spasing,

observasi tingkat kristalinitas bahan dan perubahan struktur mesopori

dapat pula diketahui melalui data diffraksi sinar X. Puncak yang melebar

menunjukkan kristalinitas rendah (amorf), sedangkan puncak yang

meruncing menunjukkan kristalinitas yang lebih baik.

Page 38: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

26

Menurut Park et al. (2004) nilai d spasing tidak dapat digunakan

untuk menentukan jarak interatom dari suatu molekul, namun dapat

digunakan untuk merefleksikan jarak interplanar atau jarak interlayer

antar kisi-kisi atom dalam suatu material. Nilai d spasing sangat

tergantung pada pengaturan atom dan struktur jaringan polimer dalam

material. Jarak antar interplanar atau interlayerdapat dikalkulasikan

melalui persamaan Bragg’s (Park et al., 2004).:

d (1)

dalam hal ini : d = jarak interplanar atau interatom

λ = panjang gelombang logan standar

θ = kisi diffraksi sinar X

Suatu zat selalu memberikan pola difraksi yang khas. Apakah

zat itu dalam keadaan murni atau merupakan campuran zat. Hal ini

merupakan dasar dari analisa kualitatif secara difraksi, sedangkan analisa

kuantitatif berdasarkan intensitas garis difraksi yang sesuai dengan salah

satu komponen campuran, bergantung pada perbandingan konstituen

tersebut. (Jenkins, 1988). Hanawalt dalam tahun 1936 membuat

kumpulan pola difraksi dari sejumlah zat yang diketahui. Setiap pola

bubuk dikarakterisasi oleh kedudukan garis 2θ dan I (intensitas), tetapi

karena kedudukan garis tergantung panjang gelombang yang digunakan,

maka besaran yang lebih fundamental adalah jarak d dari bidang kisi

sehingga Hanawalt menyusun masing - masing pola berdasarkan nilai d

dan I dari garis difraksinya (Jenkins, 1998).

Page 39: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

27

2.9.2 SEM (Scanning Electron Microscope) - EDX (Energy Dispersive X-

ray Spectroscopy)

SEM adalah suatu jenis mikroskop elektron yang

menggunakan berkas elektron untuk menggambar permukaan benda.

Prinsip kerja SEM adalah menembakkan permukaan benda dengan berkas

elektron berenergi tinggi. SEM memiliki kemampuan yang unik untuk

menganalasis permukaan suatu bahan dengan perbesaran yang sangat

tinggi. Dengan SEM maka tekstur, morfologi, komposisi dan informasi

kristalografi permukaan partikel dari bahan dapat diamati dengan baik.

Hasil karakterisasi SEM berupa pencintraan material dengan

menggunakan prinsip mikroskopi, namun menggunakan elektron sebagai

sumber pencitraan dan medan elektromagnetik. Syarat agar SEM dapat

menghasilkan citra permukaan yang tajam adalah permukaan benda harus

bersifat sebagai pemantul elektron atau dapat melepaskan elektron

sekunder ketika ditembak dengan berkas elektron (Dolat et al., 2014).

EDX (Energy Dispersive X-ray Spectroscopy) adalah salah

satu teknik analisis untuk menganalisis unsur atau karakteristik kimia dari

spesimen. Karakterisasi ini bergantung pada penelitian dari interaksi

beberapa eksitasi sinar X dengan spesimen. Kemampuan untuk

mengkarakterisasi sejalan dengan sebagian besar prinsip dasar yang

menyatakan bahwa setiap elemen memiliki struktur atom yang unik, dan

merupakan ciri khas dari struktur atom suatu unsur, sehingga

memungkinkan sinar-X untuk mengidentifikasinya.

Page 40: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

28

Untuk merangsang emisi karakteristik sinar-X dari sebuah

spesimen, sinar energi tinggi yang bermuatan partikel seperti elektron

atau proton, atau berkas sinar X, difokuskan ke spesimen yang yang akan

diteliti. Selanjutnya sebuah atom dalam spesimen yang mengandung

elektron dasar di masing-masing tingkat energi atau kulit elektron terikat

pada inti. Sinar yang dihasilkan dapat mengeksitasi elektron di kulit

dalam dan mengeluarkannya dari kulit, sehingga terdapat lubang elektron

di mana elektron itu berada sebelumnya. Sebuah elektron dari luar kulit

yang berenergi lebih tinggi kemudian mengisi lubang, dan perbedaan

energi antara kulit yang berenergi lebih tinggi dengan kulit yang

berenergi lebih rendah dapat dirilis dalam bentuk sinar-X. Jumlah dan

energi dari sinar-X yang dipancarkan dari spesimen dapat diukur oleh

spektrometer energi-dispersif. Energi dari sinar X yang dihasilkan

merupakan karakteristik dari perbedaan energi antara dua kulit, dan juga

karakteristik struktur atom dari unsur yang terpancar, sehingga

memungkinkan komposisi unsur dari spesimen dapat diukur. Pengujian

EDX ini dilakukan untuk mengetahui komposisi yang terkandung pada

permukaan plat (Dolat et al., 2014).

2.9.3 Spektrofotometer FTIR

Spektrofotometer FTIR adalah alat untuk mengenal struktur

molekul khususnya gugus fungsional. Daerah inframerah meliputi

inframerah dekat (near infrared, NIR) antara 20.000-4000 cm-1

, IR tengah

4000-40 cm-1

dan IR jauh (far infrared, FIR) berada pada 400-10 cm-1

Page 41: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

29

(Sastrohamidjojo, 2003). Gugus fungsional dari suatu molekul dapat

dilihat pada daerah-daerah yang spesifik menggunakan harga frekuensi

gugus fungsional.

Spektrum IR dapat digunakan untuk elusidasi suatu senyawa

dengan cara mencocokan spektrum IR dari senyawa yang diuji dengan

senyawa IR dari senyawa yang telah diketahui. Atau dapat juga dengan

cara menginterprestasi spektrum IR-nya, karena masing – masingikatan

memberikan frekuensi vibrasi yang spesifik (Hadjar, 1987).

Secara keseluruhan, analisis menggunakan spektrofotometer

FTIR memiliki dua kelebihan utama dibandingkan dengan dispersi,

yaitu:1) Spektrofotometer FTIR dapat digunakan pada semua frekuensi

dari sumber cahaya secara simultan sehingga analisis dapat dilakukan

lebih cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau scanning. 2)

Sensitifitas dari metode spektrofotometer FTIR lebih besar daripada cara

dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistem detektor lebih banyak karena

tanpa harus melalui celah (slitless) (Sastrohamdjojo, 2003).

2.9.4 DR UV – Vis

Spektrofotometri UV-Vis Diffuse Reflektansi merupakan

metode yang digunakan untuk mengetahui besarnya band gap hasil

sintesis. Harga Eg dapat ditentukan dengan metode spektrofotometri UV-

Vis Difusi Reflektansi. Metode ini berdasarkan pada pengukuran radiasi

UV-Vis yang direfleksi oleh sampel padat. Radiasi yang direfleksikan

oleh permukaan padatan kristal dibagi menjadi dua komponen, yaitu

Page 42: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

30

specular yang menghasilkan peristiwa refleksi tanpa adanya transmisi

dan bagian difusi yang menyerap radiasi ke dalam materi padatan yang

kemudian muncul kembali setelah terjadi scattering. Sinar yang muncul

kembali ini disebut sinar difusi dan peristiwa ini disebut difusi

reflektansi.

Sampel menyerap sebagian dari radiasi difusi yang berakibat

intensitas difusi (I) lebih lemah dibandingkan intensitas mula-mula (Io).

Selanjutnya sebagian sinar difusi tersebut diterima detektor, disebut

sebagai reflektansi relatif (R), yang dinyatakan dengan persamaan:

(2)

Dalam hal ini,

R : Reflektansi relatif

It : Intensitas radiasi setelah scattering

Io : intensitas sinar mula-mula

Reflektansi yang terukur merupakan reflektansi standar dan

dinyatakan dengan persamaan:

(3)

Nilai ini akan digunakan untuk mengetahui persamaan Kubelka-Munk:

(4)

Persamaan ini memiliki hubungan dengan parameter k

(koefisien absorbansi) dan s (koefisien hamburan reflektansi difusi),

, sehingga persamaan 4 dapat ditulis:

Page 43: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

31

(5)

Spektrum UV-Vis Difusi Reflektansi berupa kurva hubungan

antara k/s melawan panjang gelombang atau absorbansi (A) melawan

panjang gelombang. Hubungan absorbansi (A) reflektansi adalah:

(6)

Absorbansi yang diperoleh dari persamaan disebut dengan

apparent absorbance, yaitu absorbansi yang diperoleh dari sinaryang

ditangkap oleh detektor yang merupakan gabungan sinar transmisi dan

refleksi sampel.

2.9.5 Spektrofotometer UV – Vis (ultraviolet – visible)

Spektrofotometer UV-Vis (ultraviolet-visible) adalah alat

analisis sampel menggunakan prinsip-prinsip absorpsi radiasi

gelombang elektromagnetik oleh material dalam rentang panjang

gelombang ultraviolet (mulai sekitar 200 nm) hingga mencakup semua

panjang gelombang cahaya tampak (sampai sekitar 700 nm)

(Sastrohamidjojo, 2003).

Analisis spektrofotometri merupakan analisis kimia yang

didasarkan pada pengukuran intensitas warna larutan yang akan

ditentukan konsentrasinya dibandingkan dengan larutan standar, yaitu

larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Penentuan konsentrasi

didasarkan pada absorpsimetri, yaitu etode analisa kimia yang

didasarkan pada pengukuran absorpsi (serapan) radiasi gelombang

elektromagnetik.

Page 44: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

64

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ukuran partikel dan ukuran band gap Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 menjadi

lebih kecil akibat adanya pemanasan dengan berbagai variasi temperatur

kalsinasi. Baik ukuran partikel maupun ukuran band gap, penurunan

ukuran tidak berbanding lurus dengan semakin meningkatnya temperatur

kalsinasi. Ukuran partikel terkecil Ni-TiO2 dan NiO-TiO2 secara berturut-

turut yaitu 7,44 nm dan 8,53 nm. Ukuran band gap terkecil Ni-TiO2 dan

NiO-TiO2 yaitu 2,68 eV dan 2,81 eV. Semakin tinggi temperatur

kalsinasi menyebabkan pendistribusian ion dopan semakin merata

sehingga menyebabkan bentuk fisik TiO2 menjadi lebih kecil dan lebih

halus.

2. Proses oksidasi-reduksi menghasilkan material Ni-TiO2, sedangkan

proses reduksi-oksidasi menghasilkan material NiO-TiO2. Akan tetapi,

perbedaan temperatur kalsinasi antara oksidasi dengan tempeartur tinggi

dan reduksi dengan temperatur lebih rendah menyebabkan NiO tumbuh

dominan. Adanya dopan Ni dan NiO yang masuk ke dalam TiO2

menyebabkan ukuran partikel dan ukuran band gap TiO2 menjadi lebih

kecil, serta adanya dopan Ni dan NiO menyebabkan bentuk fisik TiO2

menjadi lebih kecil dan halus.

Page 45: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

65

3. Adanya dopan Ni dan NiO pada katalis TiO2 dapat mempercepat aktivitas

fotokatalitik. Hal ini karena penambahan dopan Ni dan NiO terhadap

TiO2 menyebabkan ukuran partikel TiO2 menjadi lebih kecil, kristalinitas

meningkat, dan ukuran band gap menjadi lebih kecil sehingga aktivitas

fotokatalitik TiO2 semakin meningkat. Semakin meningkatnya aktivitas

fotokatalitik TiO2 menyebabkan degradasi metilen biru menjadi lebih

besar. Degradasi metilen biru terbesar pada TiO2 terdopan Ni sebesar

76,93%, sedangkan degradasi metilen biru terbesar pada TiO2 terdopan

NiO sebesar 80,63%.

5.2 Saran

1. Pada saat sintesis, TiPP dimasukkan setelah asam dan alkohol masuk agar

tidak langsung menjadi gel ketika distirrer. Perhatikan juga kehomogenan

sol, karena kehomogenen akan berpengaruh terhadap ukuran partikel.

2. pH zat warna metilen biru selalu diperhatikan karena zat warna metilen

biru sensitif terhadap pH. Sebelum dan sesudah penambahan sampel, zat

warna metilen biru selalu diukur absorbansinya.

3. Pada saat uji aktivitas fotokatalitik, pastikan proses penyinaran tertutup

rapat tidak ada cahaya dari luar yang masuk. Karena jika ada cahaya dari

luar masuk, akan mempengaruhi hasilnya.

Page 46: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

66

DAFTAR PUSTAKA

Abe, R. (2010). Recent progress on photocatalytic and

photoelectrochemical water splitting under visible light irradiation.

Journal of Photochemistry and Photobiology C: Photochemistry Reviews.

11(4): 179-209.

Afrozi, A S. 2010. Sintesis dan Karakterisasi Katalis Nanokomposit

Berbasis Titania untuk Produksi Hidrogen dari Gliserol dan Air. Tesis.

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Brinker, and Scherer. 1990. Chem.Mater., 12, 434 – 441.

Brown, G.N., Birks, J.W. and Koval. 1992. Development and

Characterization of a Titanium-Dioxide Based Semiconductors

Photoelectrochemical Detector. Journal Analysis Chenmistry., Vol. 64.

Chen, X., & Mao S.S. 2007. Titanium dioxide nanomaterials: Synthesis,

properties, modifications, and applications. Chem Rev. 107(7): 2891-2959.

Chen, X., Shen, S., Guo, L. And Mao, S.S., 2010, Semiconductor – based

Photocatalytic Hydrogen Generation, Chem. Rev., 110,6503-6570.

Choi, Jina, Hyunwoong Park and michael R. 2010. Effects of single

Metal-Ion Doping on the Visible-Light Photoreactivity of TiO2. J. Phys.

Chem 114, 783-792.

Choi, Jina. 2010. Development of visible-light-active Photocatalyst for

hydrogen production and Environmental application. Thesis. California

Institute of Technology. California.

Cotton, F. A dan Wilkinson, G. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI

Press.

Cotton, F. A., and Geoffrei Wilkinson, 1988. Advance Inorganic

Chemistry, 5th

edition. New York: John Wiley and Sons.

Dolat. 2014. Preparation, Characterization and Charge Transfer Studies of

Nickel-Modified and Nickel, Nitrogen co-modified Rutil Titanium

Dioxide for Photocatalytic Aplication. Chemical Engineering Journal 239

(2014) 149-157.

Domen, K., Kudo, A., Onishi, T., 1986, Photocatalytic Decomposition of

Water Into H2 and O2 over NiO – SrTiO3 Powder. 1 Structure of the

Catalyst, J. Phsy. Chem., 90, 292 – 295.

Page 47: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

67

Effendi, M. 2012. Analisis Sifat Optik Lapisan Tipis TiO2 Doping

Nitrogen yang Disiapkan dengan Metode Spin Coating. Prosiding

Pertemuan Ilmiah. ISSN : 0853-0823.

Gunlazuardi J dan Tjahjanto R.T. 2001. Preparasi Lapisan Tipis TiO2

sebagai Fotokatalisis: Keterkaitan antara Ketebalan dan Aktivitas

Fotokatalisis. Jurnal Penelitian Universitas Indonesia., Volume 5, 81-91.

Hoffmann. M.R., S.T. Martin, W. Choi, and D.W. Bahnemann. 1995.

Environmental Applications of Semiconductor Photocatalysis. Chemical

Reviews. Vol 95, No. 1. California: American Chemical society.

Hondow, N.S., Chou, Y.H., Sader, K., Brydson, R., Douthwaite, R.E.,

2010, Semiconductor – Metal Composites: The Role of Ion Migration and

Alloy Formation on the Stability of Core Shell Cocatalyst for

Photoinduced Water Splitting, J. Phys. Chem. C., 112,22758 – 22762.

Kirk-Othmer. 1993. Encyclopedia of Chemical Thecnology. New York:

John Wiley and Sons.

Lestari, Mastuti Widi. 2013. Sintesis dan Karakterisasi Nanokatalis

CuO/TiO2 yang Diaplikasikan pada Proses Degradasi Limbah Fenol. Indo.

J. Chem 2.

Licciulli A., Lisi D. 2002. Self-Cleaning Glass. Universita Degli Studio Di

Lecce.

Linsebigler. A.L., Lu, and J.T Yates, Jr. 1995. Photocatalysis on TiO2

Surface : Principles, Mechanisms, and Selected Results. Chemical

Reviews, Vol. 48, No. 3.

Liqun, M., Qinglin, L., Hongxin D. and Zhang, Z. 2005. Systhesis of

Nanocrystalline TiO2 With High Photoactivity And Large Specific Surface

Area By Sol-Gel Method. Materials Research Bulletin. 40:201-208.

Motahari, F., Mozdianfard, M.R., Soofivand, F. and Niasari, M.s., 2013,

NiO Nanostructures: Syntesis, Characterization and Photocatalyst

Application In Dye pollution Wastewater Treatment, RSC advances,

4,27654 – 27660.

Motahari, F., Mozdianfard, Faezah. 2014. NiO Nanostructural: Synthesis,

Characterization and Photocatalyst Aplication in Die Pollution Waswater

Treatment. Article RSC Advances.

Page 48: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

68

Mulyaningsih, Dani. 2012. Uji Aktivitas Katalis Moni/Bentonit Hasil

Preparasi Pada Reaksi Hidrogenasi Perengkahan Katalitik Asam Oleat.

Skripsi. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia UPI: 8-12.

Poudel, B., Wang, W.Z., Demes, C., Huang, JY., Kunwar, S., Wang,

D.Z.,Banerjee, D., Cgen, G & Ren, Z.F. 2005. Formation of Cristallized

Titania Nanotubes and their Transformation into Nanowires. Journal of

Nanotecnology. 16(9): 1935-1940.

Purwanto, Agus. 2008. Synthesis Nanopartikel dengan Metode Sol-Gel.

http://aguspur.wordpress.com diakses tanggal 15 Februari 2012.

Radecka M., Rekas M, Trenczek-Zajac A, Zakrzewsk K. 2008.

Importance of the band gap energy and flat band potential for application

of modified TiO2 photoanodes in water photolysis. J. Power Sources.,

Volume 181, 46-55.

Rilda, Y,. S. Arief, A. Dharma, & A. Alif. 2010. Modifikasi dan

Karakterisasi Titania (M-TiO2) Dengan Doping Ion Logam Transisi Feni

dan Cuni. Jurnal Natur Indonesia. 12(2): 178-185.

Rilda, Yetria., A Dharma, S Arief, A Alief, B Shaleh. 2010. Efek Doping

Ni (II) pada Aktivitas Fotokatalitik dari TiO2 untuk Inhibisi Bakteri

Patogenik. Makara. Sains., Volume 14, no 1, 7-14.

Sikong, L.,Damchan. 2008. Effect Of Doped SiO2 And Calcination

Temperature On Phase Transformation Of TiO2 Photocatalyst Prepared

By Sol-Gel Method. Songklanakarin J.Sci, Technol. 30(3):385-391.

Smart, Lesley., Moore, Elaine. 1995. Introduction to Surface Chemistry

and Catalysis. Kanada: John Willey & Sons, Inc.

Streethawong, T., Suzuki, Y. And Yoshikawa, S., 2005, Photocatalytic

Evolution Hydrogen over Mesoporous TiO2 Supprted NiO Photocatalyst

prepared by Single – step – Sol – gel Process with Surfactan, Int. J.

Hydrogen Energy, 30, 1053 – 1062.

Towsend, T.K., browning, N.D and Osterloh, F.E., 2012, Overall

Photocatalyst Water Splitting With NiOx – SrTiO3 – A Revised

Mechanism, Energy environ. Sci., 5,9543.

Takashi, H,.Y sunagawa, S Myagmarjav, K Yamamoto, N sato, & a

Muramatsu.,2003. Reductive Deposition of Ni-Zn Nanopartikel selectively

on TiO2 Fine Particles in the Liquid Phase. Materials Transactions,Vol.

44, No. 11.

Valencia, S., J.M. Marin, & Gloria Restrepo. 2010. Study of The Band

Gap of Syinthesized Titanium Dioxide Nanoparticules Using The Sol Gel

Page 49: SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO DAN NiO- DENGAN …lib.unnes.ac.id/26933/1/4311412032.pdf · DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi

69

Methode and a Hydrothermal Treatment. The Open Materials science

Journal. 4(1): 9-14.

Yu, J.G., H.G. Yu, B. Cheng, X.J. Zhao, J.C. Yu, & W.K. Ho. 2003. The

Effect of Calcination Temperature on the Surface Microstructure and

Photocatalytic Activity of TiO2 Thin Films Prepared by Liquid Phase

Deposition. J.Phys. Chem. B. 107(50): 13871-13879.

Zsolt, Pap. 2011. Synthesis, Morpho-structural Characterization and

Enveronmental Aplication of Titania Photocatalysts Obtained by Rapid

Crystallization. Ph.D Dissertation. University of Szeged, Babes-Bolyai

University. Szaged, Hungary, Cluj-Napoca, Romania.