16
Sinusitis Maria Denta 102011101042 SMF Interna RSD dr. Soebandi Jember

Sinusitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sinusitis

Citation preview

Page 1: Sinusitis

SinusitisMaria Denta

102011101042

SMF Interna RSD dr. Soebandi Jember

Page 2: Sinusitis

Definisi

• Infeksi mukosa sinus paranasal, paling sering mengenai sinus etmoidalis dan sinus maxilaris

Sinusitis

Akut < 4 minggu

Subakut

Kronik > 3 bulan

4 minggu – 3 bulan

Klasifikasi

Page 3: Sinusitis

Epidemiologi

• Di Amerika Serikat, insiden sinusitis sebanyak 31 juta penderita dari total penduduk (14 %)

• Sekitar 5 – 40 % -nya merupakan sinusitis kronik• Lebih sering dialami oleh wanita• Rentang usia paling sering adalah 30 – 50 tahun

• Akut• KronisKlasifikasi

Page 4: Sinusitis

Etiologi

Sinusitis akut:• Virus (Rhinovirus, Virus influenza)• Bakteri (Pneumococcus, Streptococcus pneumoniae)• Jamur (Phaeohyphomycosis, Pseudallescheria)• Peradangan menahun pada saluran hidung

Sinusitis Kronik:• Asma• Penyakit alergi (Rhinitis alergica)• Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi

maupun pembuangan lendir

Page 5: Sinusitis

Faktor Resiko

• Gangguan fisik (kurang gizi, kelelahan, atau penyakit sistemik)

• Gangguan faal hidung (rusaknya aktivitas silia oleh asap rokok, polusi udara, atau karena udara panas dan kering)

• Kelainan anatomi:• Atresia atau stenosis koana, hipertrofi konka media• Deviasi septum, polip pada penderita fibrosis kistik• Oedem mukosa karena infeksi atau alergi, adanya benda

asing

• Berenang dan menyelam saat pilek• Trauma yang menyebabkan perdarahan mukosa sinus

paranasal• Imunodefisiensi

Page 6: Sinusitis

Patofisiologi

Sinusitis Akut

• Infeksi akibat rhinitis akut → oedem mukosa pada dan di sekitar ostium sinus → obstruksi ostium → hipoksia rongga sinus → disfungsi silia, pengentalan, dan penumpukan sekret → ↑ tekanan intra sinus → saat bersin / mengeluarkan ingus / menghirup udara maka kuman masuk ke dalam sinus

Sinusitis Kronik

• Sinusitis akut → sinusitis kronik akibat faktor alergi, gangguan komplek osteo meatal → perubahan mukosa sinus (penebalan, degenerasi, polip, kista). Batasan infeksi dan noninfeksi sering tidak jelas.

Page 7: Sinusitis

Manifestasi Klinik

Sinusitis Akut• Nyeri di daerah hidung, pipi, dahi, atau pada gigi atas• Hidung terasa buntu, napas berbau• Pilek, dapat berbau busuk pada sinusitis maxilla dentogen• Demam, malaise, lesu• Sekret mukopurulen, dapat terjadi oedem periorbital pada

infeksi berat

Sinusitis Kronik• Pilek kronik dengan sekret mukopurulen• Sekret dapat bercampur darah dari hidung atau sekret yang

turun ke faring• Nyeri kepala• Hidung terasa buntu• Penurunan kemampuan indra penciuman dan pengecapan

Page 8: Sinusitis

Pemeriksaan FisikPemeriksaan Sinusitis Akut Sinusitis Kronik

Palpasi • Nyeri tekan daerah fossa canina dan sucus gingivobukalis (sinusitis maxilla)

• Nyeri tekan supra orbita (sinusitis frontal)

Rhinoskopi anterior • Oedem mukosa• Hiperemi• Sekret mukopurulen

terutama di meatus medius

• Sekret mukopurulen, kadang bercampur darah terutama pada meatus medius

• Bisa terdapat polip pada meatus medius

• Bisa terdapat deviasi septum

Rhinoskopi posterior Sekret post nasal purulen

Post nasal drip dengan sekret mukopurulen, kadang bercampur darah

Transiluminasi Gelap pada sinus yang terkena

Page 9: Sinusitis

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Sinusitis Akut Sinusitis Kronik

Foto polos sinus (Water’s Radiograph)

• Penebalan mukosa• Air fluid level• Perselubungan

• Penebalan mukosa• Perselubungan• Bentukan polip /

mukokel

CT Scan Tidak diperlukan Diperlukan pada kasus unilateral untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan

Endoskopi nasal - Melihat rongga hidung dan meatus medius

Page 10: Sinusitis

Diagnosis

Kriteria Mayor

• Sekret nasal purulen• Drainase faring purulen• Post nasal drip purulen• Batuk • Water’s radiograph: penebalan

> 50% dari antrum• Coronal CT Scan : Penebalan

atau opaksifikasi dari mukosa sinus

Kriteria Minor

• Oedem periorbital• Nyeri kepala• Nyeri di wajah• Nyeri telinga• Sakit gigi• Sakit tenggorokan• Napas berbau• Bersin makin sering• Demam • Tes sitologi nasal (smear) :

neutrofil dan bakteri• Ultrasound

• Penegakan diagnosis: 2 kriteria mayor + 1 minor atau ≥ 2 kriteria minor

Page 11: Sinusitis
Page 12: Sinusitis

Penatalaksanaan

• Istirahat• Antibiotika selama 10 – 14 hari

• Lini pertama• Amoxisilin tab 500 mg 3x sehari• Kotrimosazol, Eritromisin

• Lini kedua• Jika kuman menghasilkan enzim beta-laktamase, berikan:• Amoksisilin + Cavulanic acid• Cefaclor• Sepalosporin generasi III

• Dekongestan• Topikal, maksimal 5 hari

• Sol efedrin 1 % tetes hidung• Oxymethazoline 0,025 % tetes hidung untuk anak-anak

• Sistemik (oral) selama 4 minggu• Fenil propanolamin 12,5 mg 6x sehari atau 75 mg 2x sehari• Pseudo efedrin 60 mg 4x sehari atau 120 mg 2x sehari

Page 13: Sinusitis

• Analgetika dan antipiretik kalau perlu• Antihistamin pada penderita dengan latar belakang

alergi• Mukolitik:

• N-acetilcystein• Bromhexin

• Irigasi sinus maxilla bila resorbsi sekret sinus maxilla tidak adequat

• Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF) untuk mengambalikan fungsi drainase dan ventilasi sinus

• Bedah Caldwell Luc untuk sinusitis maxilla kronik• Perawatan gigi jika terdapat sinusitis dentogen

Penatalaksanaan (1)

Page 14: Sinusitis

Komplikasi• Lokal

• Ostomielitis tulang maxilla• Mukokel, piokel

• Orbita• Oedema palpebra, trombosis sinus kavernosus• Selulitis orbita, abses subperiosteal, abses orbita

• Intrakranial• Meningitis akut, abses subdural atau ekstradural

• Paru:• Bronkitis kronik• Kekambuhan asma bronkial

Prognosis : tergantung kecepatan dan ketepatan pengobatan

Page 15: Sinusitis

Pencegahan

• Hindari infeksi saluran pernapasan bagian atas• Selalu cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih

mengalir setiap setelah beraktivitas dan sebelum makan• Hindari pencetus alergi, rokok, dan polutan yang dapat

mengiritasi saluran pernapasan• Hindari membuang sekret hidung terlalu keras untuk

mencegah kuman masuk ke sinus

Page 16: Sinusitis