27
SINUSITIS Fitria Dewi Larassuci G99142134

Sinusitis Fitria PPT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kk

Citation preview

Page 1: Sinusitis Fitria PPT

SINUSITISFitria Dewi Larassuci

G99142134

Page 2: Sinusitis Fitria PPT

Definisi

Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur. Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis).Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung selama 3 minggu atau kurang) maupun kronis (berlangsung selama 3-8 minggu tetapi dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun).

Page 3: Sinusitis Fitria PPT

Secara klinis sinusitis dibagi atas : Sinusitis akut, bila infeksi beberapa hari sampai beberapa

minggu. Sinusitis subakut, bila infeksi beberapa minggu hingga

beberapa bulan. Sinusitis kronis, bila infeksi beberapa bulan hingga beberapa

tahun.Sedangkan berdasarkan penyebabnya sinusitis dibagi atas : Rhinogenik (penyebab kelainan atau masalah di hidung).

Contohnya rinitis akut (influenza), polip, dan septum deviasi. Dentogenik/Odontogenik (penyebabnya kelainan gigi). Bakteri

penyebabnya adalah Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenza, Steptococcus viridans, Staphylococcus aureus, Branchamella catarhatis.

Page 4: Sinusitis Fitria PPT

Etiologi

Infeksi sinusitis akut dapat disebabkan berbagai organisme, termasuk virus, bakteri, dan jamur.

Virus yang sering ditemukan adalah rhinovirus, virus parainfluenza, dan virus influenza.

Bakteri yang sering menyebabkan sinusitis adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan moraxellacatarralis. Bakteri anaerob juga terkadang ditemukan sebagai penyebab sinusitis maksilaris, terkait dengan infeksi pada gigi premolar.

Jamur yang menyebabkan infeksi antara lain adalah dari spesies Rhizopus, rhizomucor, Mucor, Absidia, Cunninghamella, Aspergillus, dan Fusarium.

Page 5: Sinusitis Fitria PPT

Patofisiologi

Dalam keadaan fisiologis, sinus adalah steril. Sinusitis dapat terjadi bila klirens silier sekret sinus berkurang atau ostia sinus menjadi tersumbat, yang menyebabkan retensi sekret, tekanan sinus negatif, dan berkurangnya tekanan parsial oksigen. Lingkungan ini cocok untuk pertumbuhan organisme patogen. Pada dasarnya patofisiologi dari sinusitis dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu obstruksi drainase sinus (sinus ostia), kerusakan pada silia, dan kuantitas dan kualitas mukosa.Sebagian besar episode sinusitis disebabkan oleh infeksi virus.

Page 6: Sinusitis Fitria PPT

Virus yang menginfeksi tersebut dapat memproduksi enzim dan neuraminidase yang mengendurkan mukosa sinus dan mempercepat difusi virus pada lapisan mukosilia. Hal ini menyebabkan silia menjadi kurang aktif dan sekret yang diproduksi sinus menjadi lebih kental, yang merupakan media yang sangat baik untuk berkembangnya bakteri patogen. Silia yang kurang aktif fungsinya tersebut terganggu oleh terjadinya akumulasi cairan pada sinus. Terganggunya fungsi silia tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kehilangan lapisan epitel bersilia, udara dingin, aliran udara yang cepat, virus, bakteri, environmental ciliotoxins, mediator inflamasi, kontak antara dua permukaan mukosa,parut, primary cilliary dyskinesia (Kartagener syndrome).

Page 7: Sinusitis Fitria PPT

Adanya bakteri dan lapisan mukosilia yang abnormal meningkatkan kemungkinan terjadinya reinfeksi atau reinokulasi dari virus. Konsumsi oksigen oleh bakteri akan menyebabkan keadaan hipoksia di dalam sinus dan akan memberikan media yang menguntungkan untuk berkembangnya bakteri anaerob. Penurunan jumlah oksigen juga akan mempengaruhi pergerakan silia dan aktivitas leukosit. Sinusitis kronis dapat disebabkan oleh fungsi lapisan mukosilia yang tidak adekuat, obstruksi sehingga drainase sekret terganggu, dan terdapatnya beberapa bakteri patogen.

Antrum maksila mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan akar gigi pre molar dan molar atas. Hubungan ini dapat menimbulkan problem klinis seperti infeksi yang berasal dari gigi dan fistula oroantral dapat naik ke atas dan menimbulkan infeksi sinus.

Page 8: Sinusitis Fitria PPT

Diagnosis

Kriteria diagnosis sinusitis :

Diagnosis memerlukan dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor dengan dua kriteria minor pada pasien dengan gejala lebih dari 7 hari

Gejala mayor Gejala minor

Nyeri atau rasa tertekan pada

wajah

Sakit kepala

Sekret nasal purulen Batuk

Demam Rasa lelah

Kongesti nasal Rasa lelah

Obstruksi nasal Halitosis

Hiposmia atau anosmia Nyeri gigi

Page 9: Sinusitis Fitria PPT

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan transluminasi. Pada pemeriksaan transluminasi, sinus yang sakit akan tampak suram

ataugelap. Hal ini lebih mudah diamati bila sinusitis terjadi pada satu sisi wajah,karena akan nampak perbedaan antara sinus yang sehat dengan sinus yangsakit.

2. Pencitraan Dengan foto kepala posisi Water’s, PA, dan lateral, akan terlihat

perselubungan atau penebalan mukosa atau air-fluid level pada sinus yang sakit. CT Scanadalah pemeriksaan pencitraan terbaik dalam kasus sinusitis.

3. Kultur Karena pengobatan harus dilakukan dengan mengarah kepada

organisme penyebab, maka kultur dianjurkan. Bahan kultur dapat diambil dari meatus medius, meatus superior, atau aspirasi sinus.

4. Rontgen gigi Dilakukan untuk mengetahui apakah sudah timbul abses atau belum.

Page 10: Sinusitis Fitria PPT

Penatalaksanaan

Tujuan utama penatalaksanaan sinusitis adalah: Mempercepat penyembuhan Mencegah komplikasi Mencegah perubahan menjadi kronik.Sinusitis akut dapat diterapi dengan pengobatan (medikamentosa) dan pembedahan (operasi). Penatalakanaan yang dapat diberikan pada pasien sinusitis akut, yaitu:

Page 11: Sinusitis Fitria PPT

Sinusitis Akut

Dekongestan untuk mengurangi penyumbatan. Antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri (terapi

awal umumnya dengan amoksisilin atau kotrimoksazol). Obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa nyeri. Untuk mengurangi Penyumbatan, pembengkakan dan

peradangan bisa diberikan obat semprot hidung yang mengandung steroid.

Pada sinusitis akut, diberikan amoksisilin (40 mg/kgbb/hari) yang merupakan first line drug, namun jika tidak ada perbaikan dalan 48-72 jam, dapat diberikan amoksisilin/klavulanat. Sebaiknya antibiotik diberikan selama 10-14 hari.1,2

Page 12: Sinusitis Fitria PPT

Sinusitis Kronik

Antibiotik diberikan selama 4-6 minggu sebelum diputuskan untuk pembedahan. Dosis amoksisilin dapat ditingkatkan sampai 90 mg/kgbb/hari. Pada pasien dengan gejala berat atau dicurigai adanya komplikasi diberikan antibiotik secara intravena. Sefotaksim atau seftriakson dengan klindamisin dapat diberikan pada Streptococcus pneumoniae yang resisten

Dekongestan Untuk mengurangi peradangan biasanya diberikan obat semprot

hidung yang mengandung steroid.Jika penyakitnya berat, bisa diberikan steroid per-oral (melalui mulut).

Hal-hal berikut bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman: Menghirup uap dari sebuah vaporizer atau semangkuk air panas Obat semprot hidung yang mengandung larutan garam Kompres hangat di daerah sinus yang terkena.

Jika tidak dapat diatasi dengan pengobatan tersebut, maka dengan pembedahan.

Page 13: Sinusitis Fitria PPT

Obat-Obatan untuk Sinusitis DekongestanEfedrin. Obat paten: Rhinofed tab (efedrin 30 mg, terfenadine 40 mg), Afrin (Oxymetazoline HCl) tetes hidung dewasa 0.05% x 10 ml, tetes hidung anak 0.025% x 10 ml, semprot hidung dewasa 0.05% x 15 ml. Steroid. steroid topikal dianjurkan pada sinusitis kronis. Steroid akan mengurangi edema dan inflamasi hidung sehingga dapat memperbaiki drainase sinus. Antibiotiki. Terapi awal:

Amoxicillin 875 mg per oral 2 kali sehari selama 10 hari, atau TMP-SMX 160mg-800mg per oral 2 kali sehari selama 10 hari

ii. Pasien dengan paparan antibiotik dalam 30 hari terakhir Amoxicillin 1000 mg per oral 2 kali sehari selama 10 hari, atau Amoxicillin/Clavulanate 875 mg per oral 2 kali sehari selama 10 hari,atau Levofloxacin 500 mg per oral sekali sehari selama 7 hari.

iii.Pasien dengan gagal pengobatan Amoxicillin 1500mg dengan klavulanat 125 mg per oral 2 kali sehari selama 10 hari, atau Amoxicillin 1500mg per oral 2 kali sehari dengan Clindamycin 300 mg per oral 4 kali sehari selama 10 hari, atau Levofloxacin 500 mg per oral sekali sehari selama 7 hari.

Page 14: Sinusitis Fitria PPT

Diatermi: Diatermi gelombang pendek selama 10 hari dapat membantu penyembuhan sinusitis dengan memperbaiki vaskularisasi sinus.

Pembedahan: Untuk pasien yang tidak responsif dengan terapi medikamentosa yang maksimal, tindakan bedah perlu dilakukan. Indikasi bedah apabila ditemukan perluasan infeksi intrakranial seperti meningitis, nekrosis dinding sinus disertai pembentukan fistel, pembentukan mukokel, selulitis orbita dengan abses dan keluarnya sekret terus menerus yang tidak membaik dengan terapi konservatif.

Beberapa tindakan pembedahan pada sinusitis antara lain adenoidektomi, irigasi dan drainase, septoplasti, andral lavage, caldwell luc dan functional endoscopic sinus surgery (FESS).Terdapat tiga pilihan operasi yang dapat dilakukan pada sinusitis maksilaris, yaitu unisinektomi endoskopik dengan atau tanpa antrostomi maksilaris, prosedur Caldwell-Luc, dan antrostomi inferior. Saat ini, antrostomi unilateral dan unisinektomi endoskopik adalah pengobatan standar sinusitis maksilaris kronis refrakter. Prosedur Caldwell-Luc dan antrostomi inferior antrostomy jarang dilakukan.

Page 15: Sinusitis Fitria PPT

Pencegahan

Menghindari kelembaban sinus Gunakan saline sprays atau sering

diirigasi. Hindari lingkungan indoor yang sangat

kering.   Hindari terpapar yang dapat

menyebabkan iritasi, seperti asap rokok atau aroma bahan kimia yang keras.

Page 16: Sinusitis Fitria PPT

Prognosis

Prognosis untuk penderita sinusitis akut yaitu sekitar 40 % akan sembuh secara spontan tanpa pemberian antibiotik. Terkadang juga penderita bisa mengalami relaps setelah pengobatan namun jumlahnya sedikit yaitu kurang dari 5 %. Komplikasi dari penyakit ini bisa terjadi akibat tidak ada pengobatan yang adekuat yang nantinya akan dapat menyebabkan sinusitis kronik, meningitis, brain abscess, atau komplikasi extra sinus lainnya.

Sedangkan prognosis untuk sinusitis kronik yaitu jika dilakukan pengobatan yang dini maka akan mendapatkan hasil yang baik.

Page 17: Sinusitis Fitria PPT

Laporan Kasus

Identitas PasienNama : Tn. TUmur : 25 tahunJenis kelamin : Laki-lakiPekerjaan: KaryawanAlamat : KaranganyarNo. RM : 01127XXX

Keluhan UtamaHidung tersumbat dan gatal.

Page 18: Sinusitis Fitria PPT

Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 2 bulan yang lalu pasien mengeluh hidung kanan berbau. Makin lama makin memberat hingga mengganggu aktivitas karena bau sangat tidak enak. Mampet (+) pada hidung kanan, ingus kuning kental. nyeri pada pipi kanan (+) nyeri pada pangkal hidung (-) nyeri di daerah dahi (-). Keluhan bersifat terus menerus dan tidak dipengaruhi oleh aktivitas maupun perubahan cuaca. Keluar ingus (+) dari hidung kanan, warna kuning, kental berbau. Pasien mengaku sulit untuk mengeluarkan ingusnya. Riwayat sering bersin pada pagi hari (+), mimisan (-). Keluhan lendir mengalir di tenggorok (+).Batuk (+). Kira-kira 3 minggu yang lalu pasien sudah berobat tetapi belum membaik. Karena keluhan masih dirasakan, pasien memeriksakan diri ke RSDM.

Page 19: Sinusitis Fitria PPT

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Riwayat sakit gigi : (+) Riwayat alergi dingin : disangkal Riwayat alergi obat : disangkal Riwayat asma : disangkal

RIWAYAT KELUARGA Riwayat sakit serupa : (+) ibu

pasien Riwayat asma : (+) ibu pasien Riwayat alergi makanan : disangkal

Page 20: Sinusitis Fitria PPT

PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalisa. keadaan umum : Baik, compos mentis, gizi kesan cukupb. Vital sign1) Tensi : 130/80 mmHg2) Respirasi rate : 22x/menit3) Nadi : 88x/ menit4) Suhu : 36.80Cc. Kepala : dalam batas normald. Mata : dalam batas normale. Kepala : dalam batas normalf. Hidung : lihat status lokalisg. Mulut : gigi molar 1 kanan atas sisa akarh. Leher : dalam batas normali. Thorax posterior : dalam batas normalj. Thorax anterior : dalam batas normalk. Abdomen : dalam batas normall. Ekstermitas superior : dalam batas normalm. Ekstermitas inferior : dalam batas normal

Page 21: Sinusitis Fitria PPT

Status lokalisTampak mukosa hidung kanan basah dengan secret mukoid, concha inferior kanan hipertrofi, terdapat aliran discharge dari meatus media.

DIAGNOSA BANDING Sinusitis kronis ec rhinogen USULAN PEMERIKSAANKonsul dokter gigi dan mulut, usul foto panoramik.Pemeriksaan laboratorium (hitung eosinofil dalam darah tepi dan IgE total) dan skin test. DIAGNOSIS KERJASinusitis akut ec dentogen

Page 22: Sinusitis Fitria PPT

TERAPIR/ Oxymethazoline HCl 0.25% nasal drops No. I∫ 2 dd 2-3 gtt nasales

R/ Ciprofloxacin tab mg 500 No. IX∫ 2 dd tab IPro: Tn. T (25 tahun) 

Page 23: Sinusitis Fitria PPT

Mekanisme KerjaOxymethazoline HCl 0.25% Nasal Drops Setiap 1 ml mengandung 0.5 mg Oksimetazolin

HCl. Oxymethazoline merupakan dekongestan

dengan durasi kerja lama (12 jam). Penggunaan dekongestan disini untuk mengecilkan konka dan membuka tuba eustachii yang tersumbat sehingga drainage cairan menjadi lancar.

Indikasinya untuk hidung mampet pada influenza, sinusitis, dan rhinitis.

Page 24: Sinusitis Fitria PPT

Ciprofloxacin Ciprofloxacin merupakan golongan fluoroquinolone dengan

aktivitas terhadap pseudomonas, streptococci, MRSA, Staphylococcus epidermidis, dan kebanyakan organisme gram negatif tapi tidak efektif untuk kuman anaerob. Ciprofloxacin menghambat sintesa DNA bakteri dan juga pertumbuhannya. Terapi dilanjutkan setelah tanda dan gejala hilang selama sekurang- kurangnya 2 hari (biasanya 7-14 hari). Terbukti sangat efektif untuk demam typhoid dan para typhoid. Panas turun pada hari ke 3- 5, dan angka kejadian relaps jarang. Quinolone lain (seperti Ofloxacin, norfloxacin, pefloxacin) biasanya juga efektif. Jika pasien mengeluh mual atau mengalami diare dapat diberikan per IV. Fluoroquinolone sangat efektif terhadap strain yang multiresisten dan mempunyai aktivitas antibakteri intraselluler.

Kontra indikasi : Pasien dengan riwayat hipersensitivitas.

Page 25: Sinusitis Fitria PPT

Kontraindikasi.Hipersensitivitas, termasuk. dekongestan lainnya untuk aplikasi hidung; rhinitis atrofi, glaukoma, hipertensi arteri, denyut jantung tidak teratur, gagal jantung kongestif, diabetes, tirotoksikosis. Efek samping.Reaksi lokal: kekeringan dan sensasi panas dari mukosa hidung, mulut kering atau tenggorokan, "Rebound" pembengkakan selaput lendir (meningkat sekresi dari hidung atau hidung tersumbat).Efek sistemik: gangguan tidur, perangsangan, peningkatan kecemasan, pusing, sakit kepala, denyut jantung, mual, peningkatan tekanan darah. Dosis dan Administrasi.Intranasal: orang dewasa dan anak di atas 12 tahun - 1-2 tetes larutan 0,025-0,05% di setiap lubang hidung 2-3 kali sehari atau 2-3 injeksi 0,05% semprot; anak 6-12 tahun - 1 injeksi ke setiap lubang hidung. Dapat digunakan kembali dalam 10-12 jam.

Page 26: Sinusitis Fitria PPT

Indikasi:Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap ciprofloxacin, antara lain pada : - Saluran kemih termasuk prostatitis. - Uretritis dan serpisitis gonore. - Saluran cerna, termasuk demam thyfoid dan parathyfoid. - Saluran nafas, kecuali pneumonia dan streptococus. - Kulit dan jaringan lunak. - Tulang dan sendi.

Kontra Indikasi:

Penderita yang hipersensitivitas terhadap siprofloksasin dan derivat quinolone lainnya - tidak dianjurkan pada wanita hamil atau menyusui,anak-anak pada masa pertumbuhan,karena pemberian dalam waktu yang lama dapat menghambat pertumbuhan tulang rawan. - Hati-hati bila digunakan pada penderita usia lanjut - Pada penderita epilepsi dan penderita yang pernah mendapat gangguan SSP hanya digunakan bila manfaatnya lebih besar dibandingkan denag risiko efek sampingnya.

Komposisi : Ciprofloxacin 250 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung Ciprofloxacin 250 mg Ciprofloxacin 500 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung ciprofloxacin 500 mg.

Page 27: Sinusitis Fitria PPT

Dosis : 1.Untuk infeksi saluran kemih : - Ringan sampai sedang : 2 x 250 mg sehari - Berat : 2 x 500 mg sehari - Untuk gonore akut cukup pemberian dosis tunggal 250 mg sehari 2.Untuk infeksi saluran cerna : - Ringan / sedang / berat : 2 x 250 mg sehari 3.Untuk infeksi saluran nafas, tulang dan sendi kulit dan jaringan lunak : - Ringan sampai sedang : 2 x 500 mg sehari - Berat : 2 x 750 mg sehari - Untuk mendapatkan kadar yang adekuat pada osteomielitis maka pemberian tidak boleh kurang dari2 x 750 mg sehari - Dosis untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal : Bila bersihan kreatinin kurang dari 20 ml/menit maka dosis normal yang dianjurkan harus diberikan sehari sekali atau dikurangi separuh bila diberikan 2 x sehari. - Lamanya pengobatan tergantung dari beratnya penyakit. Untuk infeksi akut selama 5-10 hari biasanya pengobatan selanjutnya paling sedikit 3 hari sesudah gejala klinik hilang.

Efek samping : Efek samping siprofloksasin biasanya ringan dan jarang timbul antara lain: - Gangguan saluran cerna : Mual,muntah,diare dan sakit perut - Gangguan susunan saraf pusat : Sakit kepala,pusing,gelisah,insomnia dan euforia - Reaksi hipersensitivitas : Pruritus dan urtikaria - Peningkatan sementara nilai enzim hati,terutama pada pasien yang pernah mengalami kerusakan hati. - Bila terjadi efek samping konsultasi ke Dokter