Sip bbgvtfdrxdxfgbhhbhn

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Sip bbgvtfdrxdxfgbhhbhn

    1/9

    Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob

    Siti Humaidah (1506 100 030)Dosen Pembimbing : 1) Dr.rer.nat. Ir.Maya Shovitri,M.Si. dan Nengah Dwianita K, S.Si., M.Si.

    Program Studi BiologiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Institut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya 2011

    Abstract

    This study aimed to determine the potential of vacuum desiccator as an anaerobic incubator.

     Desiccator vacuum is being pumped so that the atmosphere inside is empty. Tested Isolate used are Pseudomonas aeruginosa as aerobic bacteria, Escherichia coli as facultative anaerobic bacteria and

     Desulvofibrio as obligate anaerobic bacteria. Tested isolates were incubated in a vacuum desiccator. As a comparison is Hungate technique that is replacing the oxygen gas inside the tube head space

    with nitrogen gas and positive control. Positive control is a culture grown in test tubes containingthioglikolat media without gas replacement (replacing gas) and incubated with putting it on thelaboratory bench. The results showed that all isolates tested could grow in a vacuum desiccator, Hungate technique and control. It is anticipated by the factors used thioglikolat media has influenceon the degradation conditions of aerobic - anaerobic. Also because of time pumping gas out of thedesiccator is not maximized so that there is still oxygen in the head space test tube.

    Keyword: Vacuum desiccator

    PENDAHULUAN

    Latar BelakangMikroorganisme anaerob adalah

    mikroorganisme yang tidak menggunakanoksigen sebagai elektron akseptor dalam proses respirasinya, tetapi menggunakan bahananorganik lain (Madigan et al, 1997).kebanyakan mikroorganisme anaerob sangatsensitif terhadap oksigen. Keberadaan sedikitoksigen saja dalam lingkungannya dapat

    menghambat dan membunuh mikroorganismetersebut.

    Mikroorganisme anaerob mulai diteliti pada tahun 1877 dengan ditemukannya bakteriVibrion septique  oleh Louis Pasteur. Berbagai

    macam metode telah dikembangkan untukmembiakan mikroorganisme anaerob, salah

    satunya oleh Brewer pada tahun 1940 yangmenambahkan sodium tioglikolat(C2H3 NaO2S) pada media biakan sebagaireagen pereduksi oksigen (Margaret, 2009).

    Perkembangan teknik anaerob jugadidukung oleh Hungate pada tahun 1950 yangmengembangkan metode pergantian gas yang berada di ruang kosong (head space) suatu

    wadah biakan. Gas yang berada di ruang

    tersebut dikeluarkan dan diganti dengan gasnitrogen, hidrogen dan karbondioksida.

    Metode ini dituliskan pada buku The Rumenand Its Microbes (Chung et al., 1997).

    Pada saat ini, laboratorium mikrobiologi

     banyak menggunakan anaerob jar   bebasoksigen dan teknik Hungate untuk isolasimikroorganisme anaerob (Burt et al., 1977).Menurut Gillespie (1994) anaerob jar   adalahsuatu wadah yang kedap udara dan rendahoksigen dan digunakan sebagai inkubatormikroorganisme anaerob. Reduksi oksigen

     pada anaerob jar dilakukan dengan sitemGasPak yaitu menambahkan paladiumsehingga oksigen (O2) dapat bereaksi denganhidrogen (H2) dari GasPak menjadi air (H2O)(Harley and Prescott, 2002). Paladium sangat

    efektif untuk mereduksi oksigen, tetapi disisilain paladium mahal harganya (Shahin et al ,

    2002).Desikator adalah wadah untuk

    mengeringkan suatu spesimen dan menjaganyadari kelembaban udara (Daintith 1994).

    Desikator sederhana laboratorium adalahwadah yang pada bagian dasarnya berisi silikagel atau bahan kimia pengering lainnya.Desikator dilengkapi dengan penutup kaca

    yang dilapisi oleh vaselin. Vaselin atau

     petroleum jelly merupakan hidrokarbongolongan alkana dengan 20 hingga 30 atom

    karbon yang berasal dari minyak bumi

  • 8/18/2019 Sip bbgvtfdrxdxfgbhhbhn

    2/9

  • 8/18/2019 Sip bbgvtfdrxdxfgbhhbhn

    3/9

    Teknik Hungate pada tabung reaksi

    Teknik Hungate dalam penelitian iniadalah dengan mengalirkan gas nitrogen kewadah biakan. Inokulasi pada media dilakukan

    dengan menginokulasi 1 µl isolat ke media.Tabung reaksi yang sudah berisi isolat ujiditutup dengan penutup sumbat karet dankemudian dialiri gas nitrogen selama 2 menit(Lampiran 4). Selanjutnya biakan diinkubasi pada suhu ruang selama 72 jam. Parameter pengamatan seperti pada (Tabel 3.1).

    Konfirmasi Isolat Uji Setelah Inkubasi

    Isolat uji yang hidup setelah inkubasidilakukan karakterisasi untuk mengkonfirmasi

    apakah isolat yang hidup tersebut adalah isolatuji yang telah diinokulasikan.

    A. Karakterisasi Bakteri DesulfovibrioIsolat yang diduga sebagai

     Desulfovibrio dikarakterisasi berdasarkan buku panduan standar  Bergeys Manual of Determinative Bacteriology meliputi:

    Pengamatan makroskopik

    Pengamatan makroskopik dilakukandengan cara mengamati pertumbuhan isolat pada tabung reaksi pada media thioglikolat

    (Oxoid, CMO173®, Inggris). Hasil positif

     pengamatan bakteri  Desulfovibrio adalahapabila bakteri tersebut tumbuh pada dasartabung reaksi (Cappuccino and Sherman,2001; Harley and Prescott, 2002).

    Pengamatan mikroskopik

    Preparat ulas ditetesi larutan kristalviolet sebanyak 2-3 tetes dan didiamkanselama 20 detik, selanjutnya dicuci preparat di bawah air mengalir dan dikeringanginkan.Selanjutnya larutan iodin (Merck, Jerman)diteteskan sebanyak 2-3 tetes di atas

     permukaan preparat dan didiamkan selama 1menit, kemudian dicuci di bawah air mengalirdan dikeringanginkan. Larutan etil alkohol(Merck, Jerman) 95% diteteskan setetes demi

    setetes di atas permukaan lapisan preparatsampai kristal violet tercuci dan kemudiandicuci di bawah air mengalir dan

    dikeringanginkan. Larutan safranin diteteskandi atas permukaan kaca obyek dan didiamkanselama 20 detik, dicuci di bawah air mengalirdan dikeringanginkan. Setelah kering, preparat

    ditutup dengan gelap penutup untuk diamatidibawah mikroskop pada perbesaran 1000X

    dengan bantuan minyak imersi (Lay, 1994).

    Hasil positif bakteri  Desulfovibrio  berwarnamerah muda (merupakan gram negatif) dan berbentuk koma. Hal ini dikarenakan lapisan peptidoglikan yang lebih tipis pada bakteri

    tersebut dan tidak dapat mengikat pewarna pertama dan hanya dapat mempertahankan pewarna kedua, berupa safranin yang berwarnamerah (Lay, 1994).

    Uji Pembentukan Hidrogen Sulfida (H2S)

    Jarum inokulasi dengan ujung tajam

    yang sudah mengandung isolat bakteriditusukkan ke dalam media semi padat Triple

    Sugar Iron Agar (TSIA) (Difco, USA)(Lampiran 1) yang ditambahkan 2 gr MgSo4.

    7H2O sebagai elektron akseptor dan 300 mlsodium laktat sebagai elektron donor (Widdle

    and Bak, 1991). secara aseptis kemudiandiikubasikan selama 24 jam pada temperatur37°C (Cappuccino & Sherman, 2001). Hasil positif  Desulfovibrio ditandai denganterbentuknya endapan hitam di dalam mediasebagai indikator terbentuknya H2S.

    B. Karakterisasi Bakteri Escher ichia coli

    Isolat yang diduga sebagai  E. coli dikarakterisasi berdasarkan buku panduanstandar  Bergeys Manual of Determinative

     Bacteriology meliputi:

    Pengamatan makroskopik

    Pengamatan makroskopik dilakukandengan cara mengamati pertumbuhan isolat pada tabung reaksi di media thioglikolat(Oxoid, CMO173®, Inggris). Hasil positif

     pengamatan bakteri  E. coli  adalah apabilaisolat bakteri tumbuh sepanjang kolom tabungreaksi (Cappuccino and Sherman, 2001,Harley and Prescott, 2002).

    Pewarnaan Gram

    Cara kerja pewarnaan Gram  E. coli sama pada pewarnaan Gram  Desulfovibrio.Hasil positif bakteri  E. coli  berwarna merahmuda (merupakan gram negatif) dan berbentuk

     batang. Hal ini dikarenakan lapisan peptidoglikan yang lebih tipis pada bakteritersebut dan tidak dapat mengikat pewarna

     pertama dan hanya dapat mempertahankan pewarna kedua, berupa safranin yang berwarnamerah (Lay, 1994).

    Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA)Satu ose biakan bakteri diinokulasikan

    secara aseptis pada media agar miring TSIA

  • 8/18/2019 Sip bbgvtfdrxdxfgbhhbhn

    4/9

     pada tabung reaksi dan diinkubasi 24 jam padatemperatur 37°C. Hasil positif  E. coli merupakan bakteri yang melakukan fermentasilaktosa dan glukosa sehingga terjadi

     penurunan pH menjadi asam yang ditandaidengan terjadi perubahan warna menjadikuning pada seluruh bagian media danmenghasilkan gas yang ditandai dengan sedikitterangkatnya bagian bawah media biakan(Harley and Prescott, 2002).

    C. Karakterisasi Bakteri Pseudomonas

    aeruginosa  

    Isolat yang diduga sebagai P. aeruginosa  dikarakterisasi berdasarkan

     buku panduan standar  Bergeys Manual of Determinative Bacteriology meliputi:

    Pengamatan makroskopik

    Pengamatan makroskopik dilakukandengan cara mengamati pertumbuhan isolat pada tabung reaksi di media thioglikolat(Oxoid, CMO173®, Inggris). Hasil positif pengamatan bakteri  P. aeruginosa  adalah

    apabila isolat bakteri hanya tumbuh di permukaan media (Cappuccino and Sherman,2001; Harley and Prescott, 2002).

    Pewarnaan Gram

    Cara kerja pewarnaan Gram P. aeruginosa  sama pada pewarnaan Gram Desulfovibrio dan E. coli. Hasil positif bakteri P. aeruginosa  berwarna merah muda(merupakan gram negatif) dan berbentuk batang. Hal ini dikarenakan lapisan

     peptidoglikan yang lebih tipis pada bakteritersebut dan tidak dapat mengikat pewarna pertama dan hanya dapat mempertahankan pewarna kedua, berupa safranin yang berwarnamerah (Lay, 1994).

    Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA)Cara kerja uji TSIA pada  P. aeruginosa 

    sama pada uji TSIA  E. coli. Hasil positif P. aeruginosa  merupakan bakteri yang hanya

    memfermentasi glukosa ditandai denganadanya perubahan warna menjadi kuning pada bagian bawah agar (Harley and Prescott,

    2002).

    Rancangan Penelitian

    Penelitian dilakukan dengan sembilan

    kali pengulangan. Data penelitian dianalisadengan menggunakan metode deskriptif.

    Deskripsi keberhasilan teknik vakum dan

    Hungate meliputi kemampuan hidup isolat ujidengan parameter pada (Tabel 3.1).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Penelitian ini bertujuan untukmengetahui potensi desikator vakum sebagaiinkubator anaerob dengan menggunakanmedia thioglikolat. Yang dimaksud dengandesikator vakum adalah desikator yang semuagas yang ada di atmosfernya dipompa keluar.Desikator tersebut kemudian digunakan

    sebagai tempat inkubasi dari isolat uji dalamtabung reaksi yang head space-nya tidak

    dialiri gas nitrogen (Gambar 4.1a). Sebagai pembanding dilakukan teknik Hungate, yaitu

    kultur isolat uji tabung tabung reaksi, dimanagas di head space-nya diganti dengan gas

    nitrogen (dari gas oksigen menjadi gasnitrogen) dan diinkubasi tidak di dalamdesikator vakum tetapi hanya diletakkan dimeja laboratorium saja (Gambar 4.1b). Hasildan pembahasan diurut mulai dari kontrol positif, teknik Hungate dan desikator vakum.

    Gambar 4.1 (a) Inkubasi di desikator vakumdan (b) Inkubasi di suhu ruang pada teknik

    Hungate

    Pada penelitian ini digunakan kontrol

     positif untuk mengetahui pertumbuhan isolatuji tanpa adanya perlakuan inkubasi didesikator vakum dan teknik Hungate. Kultur

     pada kontrol positif ditanam di tabung reaksiyang berisi media thioglikolat tanpa pergantiangas (replacing    gas) dan diinkubasi dengan

    meletakannya di meja laboratorium.Berdasarkan Gambar 4.2 dan Lampiran 2diketahui bahwa pada kontrol positif ini semuaisolat uji P. aeruginosa (bakteri aerob obligat),

     E. coli (bakteri anaerob fakultatif) dan Desulvofibrio  (bakteri anaerob obligat) dapattumbuh.

    (a) (b)

  • 8/18/2019 Sip bbgvtfdrxdxfgbhhbhn

    5/9

     

    Gambar 4.2 Isolat uji yang tumbuh pada

    kontrol positif setelah inkubasi selama 72 jam.(a) P. aeruginosa, (b) E. coli dan

    (c) Desulvofibrio.

    Adanya pertumbuhan isolat uji padakontrol positif ini mungkin disebabkan oleh

    faktor pendukung berupa media thioglikolat.Media thioglikolat adalah media yangmengandung sodium thioglikolat, 0,075%agar, resazurin dan nutrisi lainnya (Lampiran1). Sodium thioglikolat berfungsi sebagai

    donor elektron yang akan mereduksi oksigendi dalam media.

    Kandungan agar 0,075% pada mediathiogliolat menghambat difusi oksigen dari permukaan media ke dasar media, sehinggaada stratifikasi konsentrasi oksigen dalam

    media. Konsentrasi oksigen pada permukaanmedia relatif lebih tinggi dari pada bagiantengah dan bawah, sehingga bagian permukaanmedia relatif bersifat aerob dan bagian dasarmedia bersifat anaerob (Marschall et al; 1992).Adanya stratifikasi konsentrasi oksigen pada

    media mengakibatkan perbedaan lokasi pertumbuhan isolat uji (Gambar 4. 2).  P.aeruginosa yang bersifat aerob obligat tumbuhhanya di permukaan media,  E. coli  yang  bersifat anaerob fakultatif tumbuh pada

    seluruh bagian media dan  Desulfovibrio  yang

     bersifat anaerob obligat tumbuh di bagian bawah media.

    Pada permukaan media kontrol positifterlihat perubahan warna resazurin menjadimerah muda. Resazurin pada media

    thioglikolat merupakan indikator redoks yangakan berubah warna menjadi merah muda jika

    terdapat oksigen (Turoski, 2001). Warnamerah muda setinggi ± 1cm terlihat jelas pada permukaan media dari isolat uji  Desulfovibrio yang menunjukkan adanya oksigen pada permukaan tersebut (Gambar 4.2). Sedangkan 

     pada kultur  E. coli  tidak nampak adanyawarna merah muda, karena oksigen diduga

    telah habis digunakan untuk respirasi  E. coli.Warna merah muda pada kultur  P. aeruginosa terlihat samar karena tertutup oleh biomasa selyang tumbuh pada permukaan media (Gambar

    4.2).Demikian pula dengan teknik Hungate,

    isolat uji P. aeruginosa (bakteri aerob obligat), E. coli (bakteri anaerob fakultatif) dan Desulvofibrio  (bakteri anaerob obligat) jugadapat tumbuh seperti terlihat pada Gambar 4.3dan Lampiran 2. Harapan awalnya adalah

    dengan aplikasi teknik Hungate maka yangdapat tumbuh hanyalah isolat  Desulfovbrio 

    saja sebagai indikator ketidakberadaan oksigendi head space  tabung reaksi. Tetapi hasil

     penelitian ini menunjukkan hal yangsebaliknya, semua isolat uji dapat tumbuh.

    Dugaan penyebab tumbuhnya isolat uji padateknik Hungate adalah sama dengan kontrol positif, yaitu diduga karena kandungan mediathioglikolat. Namun antara kontrol positif danteknik Hungate terdapat perbedaan penampakan warna merah muda pada permukaan media thioglikolat. Pada teknik

    Hungate tidak ada warna merah muda yangmenandakan oksigen telah habis tergantikanoleh nitrogen.

    Gambar 4.3 Isolat uji yang tumbuh pada

    teknik Hungate setelah inkubasi selama 72

     jam. (a) P. aeruginosa, (b) E. coli dan(c) Desulvofibrio.

    Meskipun isolat  P. aeruginosa  masihdapat tumbuh setelah aplikasi teknik Hungate,

    tetapi biomassa selnya lebih sedikit jikadibandingkan dengan kontrol positif.

     P. aeruginosa  adalah bakteri obligat aerobyang mutlak membutuhkan gas oksigen untukrespirasinya. Walaupun tidak dilakukan perhitungan gas oksigen di headspace tabungreaksi, namun diduga penukaran gas oksigen

    dengan gas nitrogen belum dapatmenghilangkan semua gas oksigen dalam

    Zona

    aerob

    (a)

    (a) (c)(b)

    (c)(b)

  • 8/18/2019 Sip bbgvtfdrxdxfgbhhbhn

    6/9

    headspace tabung reaksi setelah aplikasiteknik Hungate. Menurut Ortega (2007)dengan konsentrasi 0,4% saja  P. aeruginosa masih bisa tumbuh dengan waktu pembelahan

     biner sel (doubling time) 138 ± 20 menit.Lamanya waktu paruh ini bisa dilihat daritipisnya biomassa sel pada teknik Hungate jikadibandingkan dengan kontrol positif (Gambar4.2). Selain itu ternyata menurut Ramsdell(1935), kadar oksigen kurang dari 0,3 mldalam media tidak mengakibatkan perubahan

    warna pada resazurin. Rendahnya kadaroksigen dalam teknik Hungate ini mungkin

    sebagai penyebab tidak terdeteksinyakeberadaan oksigen oleh resazurin.

    Proses vakum yang dilakukan padadesikator diharapkan dapat mengeluarkan

    semua gas yang berada di dalam head space desikator dan head space  tabung reaksi. Gasyang ada di head space  tabung reaksidiasumsikan dapat ikut tertarik keluar ketika proses vakum dilakukan, karena tabung reaksihanya ditutup dengan kapas dan kasa.Sehingga, berdasarkan parameter keberadaaan

    oksigen (Tabel 3.1) bakteri fakultatif anaerobdan obligat aerob diharapkan akan mati. Namun hasil yang diperoleh adalah isolat uji P. aeruginosa (bakteri aerob obligat),  E. coli

    (bakteri anaerob fakultatif) dan  Desulvofibrio 

    (bakteri anaerob obligat) dapat tumbuh sepertiyang ditunjukkan oleh Gambar 4.4 danLampiran 2. Hal ini diduga selain karenafaktor media thioglikolat, juga karena faktoroksigen yang masih ada di head space tabungreaksi. Terlihat dari Gambar 4.4 ada warna

    merah muda pada permukaan media yangdiinokulasi dengan  Desulfovibrio  sebagaiindikasi keberadaan oksigen.

    Berdasarkan hasil tersebut dapatdisimpulkan bahwa pemompaan gas keluardari desikator yang dilakukan selama 1 menit

    (60 detik) belum dapat mengeluarkan gas yang berada di head space  tabung reaksi. Adanyaoksigen di head space  tabung reaksi dapatmendukung pertmbuhan bakteri  P. aeruginosa

    (bakteri aerob obligat) dan  E. coli (bakterianaerob fakultatif) walaupun inkubasidilakukan di dalam desikator yang divakum.

    Gambar 4.4 Isolat uji yang tumbuh pada

    desikator vakum setelah inkubasi selama 72 jam. (a) P. aeruginosa, (b) E. coli dan (c)

     Desulvofibrio 

    Melihat indikasi ini, mungkin potensidesikator vakum sebagai inkubator kultur

     bakteri anaerob dapat dikaji ulang denganmeningkatkan waktu vakum sampai dengan batas maksimalnya. Batas waktu maksimaltersebut dapat dilihat berdasarkan volumedesikator dan kecepatan proses vakum pompa

    (air displacement ) seperti persamaan (1) berikut.

    Bila kecepatan pompa vakum (Haiou®, Cina)

    adalah 0,9 m2/h atau 0,25 L/dt dan volume

    desikator adalah 18,5 L, maka waktu maksimal proses vakum adalah 74 detik seperti perhitungan (2) dibawah ini

    Secara kualitatif, biomassa isolat uji

    yang tumbuh dari dua metode anaerob tersebut(desikator vakum dan teknik Hungate) tidak berbeda nyata, tetapi secara kuantitatif didugamemiliki perbedaan biomassa sel. Sebagaicontoh pada isolat uji  Desulfovibrio.

    Pertumbuhan isolat uji pada kontrol positif(Gambar 4.2), teknik Hungate (Gambar 4.3)

    dan desikator vakum (Gambar 4.4)menunjukan kesamaan ketinggian biomassasel bila dilihat dari dasar media. Tetapi apabiladiuji secara kuantitatif, mungkin jumlahnyatidak sama. Uji kuantitatif yang bisa dilakukan

    adalah secara turbidimetrik yaitu perhitungan

    Volume desikator

     Air Displacement  

    Volume desikator

     Air Displacement  

    18,5 L

    0,25 L/dt

    (1)

    =

    (a) (c)(b)

    (2)

  • 8/18/2019 Sip bbgvtfdrxdxfgbhhbhn

    7/9

    massa sel berdasarkan kekeruhan (Waluyo,2008).

    Untuk konfirmasi bahwa isolat yangtumbuh bukan kontaminan, maka dilakukan uji

    konfirmasi dengan pengamatan mikroskopikdan uji fermentasi dengan media Triple Sugar Iron Agar (TSIA). Uji TSIA dilakukan karenadapat membedakan fermentasi dari E. coli dan P. aeruginosa  serta dapat membuktikanadanya gas H2S pada bakteri yang mereduksisulfur. Menurut Holt et al ., (1994)  E. coli 

     bersifat anaerob fakultatif dan dapatmenfermentasi laktosa dan glukosa, sedangkan

     P. aeruginosa bersifat obligat aerob dan hanyadapat menfermentasi glukosa saja.

    Hasil uji TSIA menunjukan karakterisolat uji E. coli seperti yang diharapkan, yaitu

    melakukan fermentasi laktosa dan glukosasehingga terjadi penurunan pH menjadi asamdan menghasilkan gas. Indikasi penurunan pHditunjukkan dengan perubahan warna merahmenjadi kuning pada seluruh bagian media danindikasi ada gas ditunjukkan oleh terangkatnya bagian bawah media biakan (Gambar 4.5).

    Gambar 4.5 Uji TSIA pada E. coli pada (a)kontol positif, (b) teknik Hungate dan (c)

    teknik desikator.

    Uji TSIA juga menunjukkan bahwa

    isolat uji  P. aeruginosa  adalah isolat yangdiharapkan. Media TSIA mengandung 1%laktosa, 1% sukrosa dan 0.1% glukosa.  P.

    aeruginosa  hanya mampu memfermentasikansebagian saja dari gula tersebut yaitu glukosa.Fermentasi parsial yang dilakukan  P.aeruginosa dapat dilihat dari perubahan warnamedia TSIA yang juga parsial, ada bagianyang berubah warna menjadi kuning dan adayang masih berwarna merah. Warna merahmenunjukkan bahwa gula tidakdifermentasikan dan tidak terjadi perubahan

     pH (tetap basa) (Gambar 4.6) (Harley andPrescott, 2002).

    Gambar 4.6 Uji TSIA pada P. aeruginosa. (a)teknik desikator, (b) teknik Hungate dan (c)

    kontol positif.

    Sedangkan uji TSIA Desulfovibrio tidak

    menghasilkan karakter yang diharapkan, yaituterbentuk endapan hitam (FeS) yangmerupakan reaksi dari H2S dengan feroussulfat pada media TSIA, meskipun media telahditambahkan MgSO4. 7H2O sebagai elektronakseptor dan sodium laktat sebagai elektron

    donor.  Desulfovibrio adalah bakteri pereduksisulfat yang menggunakan SO4 sebagai elektron

    akseptor sehingga terbentuk H2S  (Madigan etal, 1997; Matias et al, 2005). Widdle and Bak

    (1991) menyatakan bahwa substrat yang toksik bagi  Desulfovibrio adalah yang mengandung

    indol atau phenol yang dapat menghambat pertumbuhan  Desulfovibrio danmengakibatkan tidak terbentuknya H2S padamedia. Sedangkan media TSIA mengandung phenol red  sebanyak 0,024 gr per liter (Harleyand Prescott, 2002). Selain itu  Desulfovibrio 

    adalah bakteri yang bersifat obligat anaerob;media TSIA yang digunakan walaupun telahditambahkan MgSO4. 7H2O sebagai elektronakseptor dan sodium laktat sebagai elektrondonor tetapi tidak dikondisikan secara anaerob.

    KESIMPULANDari hasil penelitian diketahui bahwa

    desikator berpotensi sebagai inkubator kultur

    anaerob ditandai dengan tumbuhnya isolat Desulfovibrio  (anaerob obligat). Namunterdapat kelemahan dalam pemanfaatan

    desikator vakum ditandai dengan hidupnyaisolat P. aeruginosa (aerob obligat) dan E. coli (fakultatif anaerob) yang diduga masihterdapat oksigen di head space tabung reaksi.

    SARAN

    Untuk mengetahui potensi desikatorvakum sebagai alternatir anaerob jar perlu

    (a) (b) (c)

    (a) (b) (c)

  • 8/18/2019 Sip bbgvtfdrxdxfgbhhbhn

    8/9

    diperhatikan kemungkinan kebaradaan oksigendalam head space tabung reaksi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Chung, King-Thom dan M. P. Bryant. 1997.Robert E. Hungate: Pioneer ofAnaerobic Microbial Ecology.Department of Microbiology andMolecular Cell Sciences, TheUniversity of Memphis, Memphis, TN38152 Department of Animal Science,

    University of Illinois, Urbana, IL61801, U.S.A. Anaerobe (3): 213– 

    217.Dwidjoseputro. D. 1978. Dasar-dasar

    Mikrobiologi.  Penerbit Djambatan:Surabaya.

    Fitriana, M. 2009. Skripsi: Formulasi dan UjiAktivitas Antijamur Secara In VitroSalep Minyak Atsiri Rimpang Temu

    Giring (Curcuma heyneana val.)

    dengan Basis Vaselin. FakultasFarmasi Universitas Muhammadiyah:Surakarta.

    Gilespie, S. H. 1994. Medical Microbiology

    Ilustrated. Butterwort Heinemann:London.

    Hansen, S. P. 1999. High Vacuum with

    Mechanical Pumps. Bell Jar. Vol. 8,

     No. 2.Harley and Prescott. 2002. Laboratory

    Exercise In Microbiology. 5thEdition. Mc Graw Hill.

    Holt, J.G. (1994). Bergey’s Manual of

    Determinative Bacteriology  . Ninth

    Edition. Williams and Wilkins: USA.Horn, K. V., Katherine. W., dan E. J.

    Baccaglini. 1997. Evaluation of theAnaeroPack System for Growth ofAnaerobic Bacteria. Department ofClinical Pathology, Westchester

    County Medical Center,1 andDepartment of Pathology, New YorkMedical College,2 Valhalla, NewYork 10595. Journal Of ClinicalMicrobiology. Vol. 35, No. 8: 2170– 2173,

    Imhof, A. dan I. Heinzer. 1996. Continuous

    Monitoring of Oxygen Concentrationsin Several Systems for Cultivation ofAnaerobic Bacteria. Institute ofMicrobiology, Kantonsspital, CH-

    5001 Aarau, Switzerland. Journal ofclinical microbiology. Vol. 34, No. 7:

    1646–1648.

    Lay, W.B. (1994). Analisis Mikroba diLaboratorium. PT Raja Grafindo.

    Madigan, M.T dan J.M. Martinko. 1997.Brock; Biology of Microorganisms.

    8th edition. Pearson Prentice Hall,USA.

    Mans, J. 2006. Vacuum Physics andTechnology. 6th edition. Spring. E- book.

    Marschall, Christoph., P. Frenzel., dan H.Cypionka. Influence of oxygen on

    sulfate reduction and growth ofsulfate-reducing bacteria. 1992. ArchMicrobiol Vol: 159:168-173.

    Margaret. 2009. Artikel: The Recognition ofAnaerobic Growth  and theDevelopment of the Anaerobic Jar.

    www.cmpt.ca/pdf_archived.../anaerobes_jar_mswift_03_7_4.pdf.Didownload pada 29 November 2009 pukul 08.00 WIB.

     Nelson, D. L. dan Michael M. C. 2004.Lehninger: Principles Of

    Biochemistry. 4th edition. Worth

    Publishers. Inc, New York.Ortega. C. A dan C. S. Harwood. 2007.

    Responses of  Pseudomonasaerug inosa to low oxygen indicate that

    growth in the cystic fi brosis lung is by

    aerobic respiration. MolecularMicrobiology Vol 65(1): 153–165.

    Oxtoby, D.W. 2002. Prinsip- Prinsip Kimia

    Modern. Edisi keempat. Erlangga:Jakarta.

    Pak, K Ran, H Lee, H lee1, Y kim,Y oh, and S

    Choi. 2003. Involvement of OrganicAcid During Corrosion of IronCoupon by  Desulfovibriodesulfuricans. Journal Microbiol.Biotechnol. Vol 13(6): 937–941

    Ramsdell.G. A., W. M. T Johnson., JR., and f.

    R. Evans. 1935. Investigation ofResazurin as an Indicator of TheSanitary Condition of Milk. Journal

    Dairy Science. Vol 18: 705-717.

    Reed G. B. dan J. H. ORR. 1945. Cultivationof Anaerobes and Oxidation-Reduction Potentials. Queen

    University, Kington, Kanada. J. Bact:309-320.

    Shahin, May., W. Jamal, T. Verghese, danV.O. Rotimi. 2002. Comparative

    Evaluation of Anoxomat andConventional Anaerobic GasPak Jar

    Systems for the Isolation of Anaerobic

  • 8/18/2019 Sip bbgvtfdrxdxfgbhhbhn

    9/9

    Bacteria. Departments ofMicrobiology, Faculty of Medicine,Kuwait University and Mubarak Al-Kabeer Teaching Hospital, Kuwait.Med Princ Pract. Vol 12: 81–86.

    Smith. 1952. Desiccator Data. NoyesChemical Laboratories. University ofIllinois. Analytica Chimica Acta. Vol6.

    Turoski V., S. D. Richardson., J. Plude. 2001.Paper: A New Method For Monitoring

    Toxicity Using Stock Culture OrIndigenouss Biomss. Division of

    Enviromental Chemistry. American

    Chemistry Society. Vol 41 No 1.

    Waluyo, L. 2008. Teknik dan Metode Dasardalam Mikrobiologi. UMM press:

    Malang.Watt, B, j. G. Collee. dan R. Brown. 1976.Tests of Performance of AnaerobicJars. Microbiological Laboratories,Western General Hospital, CreweRoad, Edinburgh EH4 2XU andDepartment of Bacteriology,

    University Medical School, Teviot

    Place, Edinburgh. J. clin. Path. Vol29: 534-536.

    Widdle and Bak edited by Burt, R. dan K. D.Phillips. 1991. Gram Negative

    Mesophilic Sulfat Reducing Bacteriain Technical methods: A newanaerobic jar. Public HealthLaboratory, Luton and DunstabkHospital, Lewsey Road, Luton LU4ODZ, UK. J. Clin. Pathol. Vol30:1082-1084.

    www.textbookofbacteriology.net/themicrobialworld/Structure.html. Diakses pada

    tanggal 7 April 2010 pada Pukul 21.58WIB.

    www.eid.ac.cn/MirrorResources/7279/ecoli.htm.1.1.html. Diakses pada tanggal 7

    April 2010 pada Pukul 21.30 WIB.http://www.jlindquist.net/generalmicro/dfnewthiopage.html. Diakses pada tanggal 23 januari 2011 pada Pukul 18.00 WIB.

    http://en.academic.ru/dic.nsf/enwiki/76356.Diakses pada tanggal 7 April 2010 pada Pukul 22.00 WIB.