25
MAKALAH BAHASA INDONESIA PENGARUH PENERAPAN SISTEM EKONOMI ISLAM DI INDONESIA DISUSUN OLEH : Nama : Rizka Alpian Nim : 20120420291 Kelas : H PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKRTA 2014

Sistem Ekonomi Islam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem Ekonomi Islam

Citation preview

  • MAKALAH BAHASA INDONESIA PENGARUH PENERAPAN SISTEM EKONOMI ISLAM

    DI INDONESIA

    DISUSUN OLEH :

    Nama : Rizka Alpian

    Nim : 20120420291

    Kelas : H

    PRODI AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKRTA

    2014

  • LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama : RIZKA ALPIAN

    NIM : 20120420291

    Judul Karya Tulis : PENGARUH PENERAPAN SISTEM EKONOMI

    ISLAM DI INDONESIA

    Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis tugas akhir ini benar-benar

    saya kerjakan sendiri. Karya tulis tugas akhir ini bukan merupakan plagiarisme,

    pencurian hasil karya milik orang lain, hasil kerja orang lain untuk kepentingan

    saya.

    Bila kemudian hari diduga kuat ada ketidaksesuaian antara fakta dengan

    kenyataan ini, saya bersedia untuk pembatalan karya tulis ini.

    Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran sendiri dan tidak atas tekanan ataupun

    paksaan dari pihak maupun demi menegakan integritas akademik.

    Yogyakarta, 06 Desember 2014

    Yang membuat pernyataan,

    RIZKA ALPIAN

    NIM. 20120420291

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

    Indonesia merupakan negara yang penduduknya mayoritas Islam. Sistem

    ekonomi islam dinilai cocok untuk diterpakan di Indonesia. Penerapan ekonomi

    Islam ini tidaklah mudah. Dalam proses penerapannya pasti ada kendala dan

    tantangan yang akan dihadapi. Sistem ekonomi Islam ini diterapkan untuk

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk menghindarkan masyarakat

    dari perbuatan yang dilarang dalam kegiatan ekonomi.

    Adam Smith dalam bukunya An inquiry into the nature causes the

    wealth of nation lahir tradisi pemikiran ilmu ekonomi klasik yang menekankan

    kebebasan individu dan mekanisme pasar dalam mengatur aktivitas ekonomi

    (laises faire) tanpa diganggu oleh kebijakan pemerintah. Pemikiran oleh john

    maynard keynes mengembangkan pemikiran analisa ekonomi jangka pendek

    untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengatasi masalah pengangguran

    dan inflasi.

    Sistem ekonomi Islam merupakan suatu bagian dalam kehidupan seorang

    muslim dalam upaya untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam aktivitas

    ekonomi. Aplikasi nilai Islam dan sistem ekonomi Islam bagi seorang muslim

    merupakan bagian dari ketaatan dan kepatuhan kepada ajaran Islam yang

    diturunkan Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW. Pelaksanaan sistem

    ekonomi Islam telah ada dan dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW melalui

    perdagangan. Melalui perdagangan inilah Nabi Muhammad SAW mengajarkan

    bagaimana transakasi yang diperbolehkan dan diharamkan.

    Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang

    memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor

    perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank

    Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet

  • (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar.

    Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal

    setor awal.

    Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari

    pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development

    Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21

    Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat.

    Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa

    yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun

    waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi

    laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh

    kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan

    terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

    Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari

    keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh

    anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian

    menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak

    mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, (ii) tidak

    melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal

    pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru Muamalat sedikitpun, (iii)

    pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas

    utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakan landasan usaha

    baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun

    kedua, dan (v) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta

    menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga

    dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat Allah Rabbul

    Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya. (bank

    muamalat)

  • 1.2 RUMUSAN MASALAH

    1. Apa saja dampak positif penerapan sistem ekonomi Islam di Indonesia ?

    2. Apa saja Kendala dan tantangan dalam penerapan sistem ekonomi Islam

    di Indonesia ?

    1.3 TUJUAN

    1. Mengetahui apa dampak positif penerapan sistem ekonomi Islam di

    Indonesia ?

    2. Mengetahui kendala dan tantangan dalam penerapan sistem ekonomi

    Islam di Indonesia ?

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. SISTEM EKONOMI ISLAM

    Islam sebagai suatu sistem kehidupan manusia mengandung suatu

    tatanan nilai dalam mengatur semua aspek kehidupan manusia baik menyangkut

    sosial, politik, budaya, hukum, ekonomi dan sebagainya. Syariat Islam

    mengandung suatu tatanan nilai yang berkaitan dengan aspek akidah, ibadah,

    akhlaq dan muamalah. Sistem ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar

    sebagai berikut :

    1. Individu mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk berpendapat atau

    membuat suatu keputusan selama tidak menyimpang dari syariat Islam.

    2. Agama Islam mengakui hak milik individu dalam masalah harta sepanjang

    tidak merugikan kepentingan masyarakat luas.

    3. Islam juga mengakui bahwa tiap individu pelaku ekonomi mempunyai

    perbedaan potensi yang berarti juga memberikan peluang yang luas bagi

  • seorang untuk mengoptimalakan kemampuannya dalam kegiatan

    ekonomi.

    4. Islam tidak mengarahkan pada suatu tatanan masyarakat yang

    menunjukkan adanya kesamaan ekonomi tapi mendukung dan

    menggalkkan terwujudnya tatanan kesamaan sosial

    5. Adanya jaminan sosial bagi setiap individu dalam masyarakat.

    6. Instrumen Islam mencegah kemungkinan konsentrasi kekayaan pada

    sekelompok kecil orang dan menganjurkan agar kekayaan terdistribusi.

    7. Islam melarang praktik penimbunan kekayaan secara berlebihan yang

    dapat merusak tatanan perekonomian masyarakat.

    8. Islam tidak mentolerir sedikitpun terhadap setiap praktik asosial dalam

    kehidupan masyarakat seperti minuman keras, perjudian, prostitusi dan

    sebagainya.

    Sistem ekonomi Islam yang berkembang ditandai dengan semakin

    banyaknya lembaga keuangan syariah seperti lembaga perbankan syariah ataupun

    usaha yang berbasis syariah. Lembaga keuangan merupakan lembaga yang

    mempertemukan antara pihak yang mempunyai kelebihan dana ( surplus of funds

    ) dengan pihak yang kekurangan dana ( lack of funds ). Pentingnya peranan

    lembaga keuangan dalam perekonomian sama pentingnya dengan peranan uang.

    Lemabga keuangan begitu penting dalam mempengaruhi sirkulasi uang dalam

    suatu perekonomian yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi secara

    keseluruhan. Efisiensi usaha lembaga perbankan akan berpengaruh terhadap

    efisiensi dan efektifitas kegiatan ekonomi dan dunia usaha.

    2.2. SISTEM KEUANGAN DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

    Menurut SK Menkeu RI No. 792 Thaun 1990, lembaga keuangan adalah

    semua badan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan pengimpunan dan

    penyaluran dana kepada msyarakat terutama guna membiayai investasi

  • perusahaan. Kegitan lembaga keuangan tidak dapat terlepas dari uang. Uang telah

    lama diguanakan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan utama

    dalam menggerakkan perekonomian.pada mulanya dalam sistem perdagangan

    dunia orang melakukannya melalui sistem barter. Sistem barter merupakan sistem

    pertukaran antara barang dengan barang atau barang dengan jasa atau sebaliknya.

    Fungsi lembaga keuangan bisa ditinjau dari empat aspek. Keempat fungsi

    lembaga keuangan tersebut, yaitu:

    1. Fungsi lembaga keuangan ditinjau dari sisi jasa-jasa penyedia finansial.

    Di antara fungsi lembaga keuangan sebagai penyedia jasa-jasa finansial

    antara lain:

    1) Funsi tabungan.

    2) Fungsi penyimpanan kekayaan.

    3) Fungsi likuiditas.

    4) Fungsi transmutasi kekayaan

    5) Fungsi pembiayaan/kredit

    6) Fungsi pembayaran

    7) Fungsi diversifikasi risiko

    8) Fungsi manajemen portofolio

    9) Fungsi kebijakan

    2. Fungsi lembaga keuangan ditinjau dari sisi kedudukan lembaga keuangan

    dalam sistem keuangan. Berfungsi sebagai bagian yang terintegrasi dari

    unit-unit yang diberi kuasa atau memiliki kewenangan dalam

    mengeluarkan uang giral (penciptaan uang) dan deposito (time deposits).

    3. Fungsi lembaga keuangan ditinjau dari sisi kedudukan lembaga keuangan

    dalam sistem moneter. Berfungsi menciptakan uang ( money ).

  • 4. Fungsi lembaga keuangan ditinjau dari sisi kedudukan lembaga keuangan

    dalam isitem finansial. Berfungsi sebagai bagian dari jariingan yang

    terintegrasi dari seluruh lembaga keuangan yang ada dalam sistem

    ekonomi.

    Prinsip utama yang dianut oleh lembaga keuangan syariah dalam

    menjalankan kegiatannya usahanya adalah:

    1. Bebas Maghrib

    1) Maysir (spekulasi) artinya mengundi nasib dan setiap kegiatan yang

    sifatnya untung-untungan (spekulasi).

    2) Gharar artinya menipu, memperdaya, ketidakpastian.

    3) Haram artinya larangan atau penegasan.

    4) Riba artinya bertambah dan tumbuh

    5) Batil artinya batal atau tidak sah.

    2. Menjalankan Bisnis dan Aktivitas Perdagangan yang Berbasis pada

    Perolehan Keuantungan yang Sah Menurut Syariah

    Semua transaksi harus didasarkan pada akad yang diakui oleh

    syariah. Akad merupakan perjanjian tertulis yang memuat ijab

    (penawaran) dan qabul (penerimaan) antara bank dengan pihak lain yang

    berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak sesuai denganprinsip

    syariah Akad dinyatakan sah apabila terpenuhi rukun dan syaratnya.

    3. Menyalurkan Zakat, Infak, dan Sedekah

    Lembaga keuangan syariah mempunyai dua peran sekaligus

    yaitu sebagai badan usaha dan badan sosial. Sebagai badan usaha

    lembaga keuangan syariah berfungsi sebagai manajer investasi, investor,

    dan jasa pelayanan. Sebagai badan sosial lembaga keuangan syariah

  • berfungsi sebagai pengelola dana sosial untuk penghimpunan dan

    penyaluran dana zakat, Infak dan sedekah.

    Dari aktivitas yang dilakukan oleh lembaga perbankan syariah baik

    aktivitas pinjam meminjam, pemberian kredit akan diproleh suatu informasi yang

    akan berguna bagi investor, kreditur dan publik untuk mengambil keputusan

    mengenai apakah akan dilakukan investasi pada perusahaan atau organisasi

    tersebut. Informasi itu mengandung kondisi keuangan perusahaan, kegiatan

    perusahaan dalam bentuk laporan keuangan yang telah di audit.

    Nurhayati (2009) (melalui firman : 7) mengatakan bahwa tujuan utama

    informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi, menyangkut posisi

    keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang

    bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna laporan keuangan dalam pengambilan

    keputusan ekonomi. Beberapa tujuannya antara lain : meningkatkankan kepatuhan

    terhadap prinsip syariah dalam semua transasksi dan kegiatan usaha, informasi

    kepatuhan entitas syariah terhadap perintah syariah serta informasi aset,

    kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila

    ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya, informasi untuk membantu

    mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah terhadap amanah dalam

    mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak.

    2.3. ETIKA BISNIS ISLAM DALAM LEMBAGA PERBANKAN DAN

    PERUSHAAN

    Dalam kaitannya dengan sistem ekonomi Islam, etika bisnis juga sangat

    berpengaruh terhadap tindakan apa yang akan diambil oleh suatu individu atau

    organisasi yang akan mendukung kegiatannya dalam suatu organisasi. Etika

    menurut rafik issa bekum ( 2004 ) adalah sebagai seperangkat prinsip moral yang

    membedakan baik dan buruk. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu

    disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan

    itu, jika perusahaan bertindak moral, maka hal ini disebabkan oleh pilihan

    individu dalam perusahaan yang bertindak secara bermoral.

  • Etika dan agama merupakan pedoman bagi umat manusia yang

    menawarkan petunjuk dengan level yang berbeda. Etkia menawarkan prinsip-

    prinsip, termasuk dalam menjalankan aktivitas ekonomi, yakni prinsip

    kewajaran/kepatutan (fairness), kejujuran (honesty), tanggung jawab

    re(sponsibility), keadilan (justice) dan keterbukaan/transparansi ( transparency).

    Di sisi lain, Agama menawarkan petunjuk yang tidak hanya dituangkan dalam

    prinsip-prinsip tersebut, melainkan juga aturan-aturan (rules) yang konkrit seperti

    larangan bunga/riba (interest prohibition), jual beli utang , dan regulasi spesifik

    lainnya, termasuk Syariah.

    Sementara akuntansi konvensional mengabaikan aspek ini (Chapra,

    2000). Akuntansi konvensional dengan ideologi dasarnya yakni kapitalisme

    banyak menggunakan konsep etika utilitarianisme, etika utilitarianisme adalah

    konsep nilai dimana nilai baikburuk, benar-salah, dan adil-dhalim berdasarkan

    konsekuensi sebuah perbuatan yang diukur dengan utilitas (utility). Artinya jika

    sebuah perbuatan menghasilkan utilitas, maka perbuatan tadi dikatakan etis Karim

    (2004) (melalui firman : 8) . Tapi sebaliknya jika perbuatan tadi menghasilkan

    disutilitas (disutility), maka perbuatan tadi adalah perbuatan etis. Utilitas yang

    dimaksudkan oleh etika di sini adalah materi yang bersifat hedonis.

    Skripsi Santoso wiryo kusumo : 29 yang berjudul Relevansi Sistem

    Ekonomi Islam Terhadap Proses Transformasi Masyarakat Islam Indonesia

    Dalam Pemikiran Kuntowijoyo, mengatakan bahwa pemikiran kuntowijoyo

    dalam memahami fenomena transformasi sosial umat Islam Indonesia sekarang

    ini, dari periode mitos hingga periode ilmu, ia mengatakan, perlunya aktualisasi

    ajaran islam dalam berbagai kehidupan sosial yang akan membawa masyarakat

    pada cita-cita idealnya (khairu ummah).

    Perbankan Islam adalah perbankan berbasis sistem bagi hasil, bukan

    pebankan berbsis bunga yang dinilai melanggar ajaran Islam. Pendidikan

    ekonomi Islam yang mulai di ajarkan baik lewat lembaga pendidikan spesial

    eknomi Islam maupun lewat Unisversitas Sekuler yang membuka program

  • pendidikan ekonomi Islam, diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli di

    perusahaan-perusahaan Islami.

    2.4. KENDALA DAN TANTANGAN PENERAPAN SISTEM EKONOMI

    ISLAM

    Balqis Aqila Fairuz mengatakan bahwa secara garis besar penerapan

    sistem ekonomi Islam akan mengalami dua tantangan besar. Pertama, tantangan

    internal (dalam negeri), yaitu tantangan yang muncul dari dalam negara itu

    sendiri; kedua, tantangan eksternal (luar negeri), yaitu tantangan yang muncul dari

    negara lain, bisa berupa ancaman, embargo, atau bahkanpencekalanpencekalan.

    Memunculkan ekonomi Islam dalam sebuah bingkai Ideologi Islam sangatlah

    berat dan banyak sekali tantangan dari luar, terutama ancaman dari ideologi yang

    lain. Pertama, Perang Pemikiran, Perang Pemikiran dalam berbagai bentuknya

    sudah pasti akan dilancarkan Barat atas sistem Islam nantinya, termasuk

    stigmatisasi dan penyesatan. Sekarang pun AS telah melakukan strategi ini yaitu

    menyebut Islam sebagai sumber terorisme dan melancarkan perang melawan

    terorisme (The War Against Terrorism). Kedua, Embargo, embargo dalam segala

    jenisnya, misalnya embargo politik dan ekonomi. Mengenai kapan terjadinya

    embargo ini, ia dapat terjadi bersamaan, atau lebih belakangan daripada perang

    pemikiran. Sarana atau cara yang akan digunakan oleh negara Barat untuk

    melakukan embargo antara lain : (1). UndangUndang Internasional (via resolusi

    PBB), (2) melalui negara tetangga yang menjadi agen penjajah, (3) pemaksaan

    resolusi dengan kekuatan militer (invasi).

    Berikut ini adalah 5 poin penting dari sambutan presiden SBY tentang

    potensi dan manfaat ekonomi syariah yang disampaikan saat peresmian GRES

    (Gerakan Ekonomi Syariah) 17 November 2013

    1. Ekonomi syariah dapat mengurangi kerentanan perekonomian akibat

    fenomena yang kita sebut sebagai decoupling economy. Melalui sistem

    bagi hasil, ekonomi syariah membuat tidak adanya jarak antara sector

  • keuangan dan sector riil. Ekonomi tidak mudah menjadi gelembung atau

    yang kita kenal sebagai bubble economy

    2. Sistem ekonomi syariah menghindarkan pembiayaan yang bersifat

    spekulatif atau eksploitasi pasar keuangan, lingkungan hidup dan

    lingkungan social hanya demi keuntungan ekonomis pemilik modal

    3. Seperti halnya komitmen kita bersama untuk memperluas financial

    inclution terhadap sector UMKM, lembaga keuangan syariah berperan

    nyata dalam menumbuhkembangkan UMKM

    4. Kehadiran dana-dana social yang khas dalam sistem ekonomi syariah,

    semisal zakat, infaq, dan shadaqah, melengkapi sistem jaring pengaman

    social (social safety net) yang telah ada. Melalui hal ini, kaum miskin dan

    dhuafa dapat diberdayakan dan dimandirikan

    5. Indonesia perlu mempercepat dan memperluas pembangunan infrastruktur.

    Realisasi proyek infrastruktur telah mencapai di atas Rp 737 triliun,

    namun masih memerlukan lebih banyak lagi. Instrumen keuangan dan

    lembaga keuangan syariah dapat mengambil peran besar dalam hal ini.

    (http://sef.feb.ugm.ac.id/)

    (Anis Mashdurohatun : 5-6) mengatakan bahwa ekonomi syariah

    berpotensi menggantikan posisi ekonomi konvensional, namun dalam

    penerapannya banyak kendala dan tantangan yang dihadapi antara lain masih

    diberlakukannya pajak ganda di perbankan syariah; belum siapnya dukungan

    SDM ekonomi syariah; tidak ada kurikulum ekonomi syariah di sekolah umum,

    sehingga pemahaman, kesadaran serta kepedulian masyarakat rendah; persepsi

    negatif sekelompok muslim dan non-muslim yang takut mengaplikasikan hukum

    syariah secara kafah; belum kuatnya dukungan parpol Islam untuk menerapkan

    ekonomi syariah; meningkatnya apresiasi masyarakat dan kegairahan memperluas

    pasar ekonomi syariah belum diikuti dengan edukasi yang memadai;

  • Menurut identifikasi Bank Indonesia, yang disampaikan pada Seminar

    Akhir Tahun Perbankan Syariah 2005, kendala-kendala perkembangan Bank

    Syariah di samping imbas kondisi makro ekonomi, juga dipengaruhi oleh hal-hal

    sebagai berikut. Pertama, jaringan kantor pelayanan dan keuangan Syariah masih

    relatif terbatas; kedua, sumber daya manusia yang kompeten dan professional

    masih belum optimal; ketiga, pemahaman masyarakat terhadap Bank Syariah

    sudah cukup baik, namun minat untuk menggunakannya masih kurang; keempat,

    sinkronisasi kebijakan dengan institusi pemerintah lainnya berkaitan dengan

    transaksi keuangan, seperti kebijakan pajak dan aspek legal belum maksimal;

    kelima, rezim suku bunga tinggi pada tahun 2005; dan keenam, fungsi sosial Bank

    Syariah dalam memfasilitasi keterkaitan antara voluntary sector dengan

    pemberdayaan ekonomi marginal masih belum optimal.

    Berkaitan dengan tantangan ekonomi syariah yang harus di hadapi oleh

    bangsa Indonesia untuk menuju kemajuan ekonomi syariah adalah sistem kapitalis

    khususnya, terlanjur mendominasi sistem perekonomian di dunia bahkan banyak

    Negara yang notabene berpenduduk Islam cenderung menggunakan sistem

    kapitalis walaupun dalam penerapannya terdapat modifikasi; secara ekonomi dan

    politik tidak Negara Islam yang di pandang kuat sehingga sulit untuk

    membuktikan bahwa sistem perekonomian Islam lebih unggul daripada kapitalis

    dan sosialis; dan di antara para ahli sendiri masih silang pendapat tentang

    pengertian Sistem Perekonomian Islam.

    Lebih jauh lagi Schumpter mengatakan (melalui Anis Mashdurohatun :

    5-6) mengatakan bahwa Economic Growth does not follow a gradual, historical

    and continuous process; it occurs by discontinuous spurts in dynamic world. This

    dynamism and discontinuous process is facilitated by innovation leading to

    technological change.

    Terlepas dari apakah telah dilaksanakan atau belum syariah Islam dalam

    praktiknya karena praktik bisnis tidak terlepas dari akad (perjanjian) yang

    melandasinya. Bisnis tidak terlepas dari berhasil dan risiko yang mungkin timbul.

  • Risiko-risiko ini dapat menimbulkan permasalahan hukum seperti ingkar janji

    (wan prestasi) dan pebuatan yang dapat dikategorikan ke dalam perbuatan

    bertentangan (melawan) hukum lainnya. Hal tersebut sudah barang tentu akan

    menimbulkan pertikaian, salah paham dan lain sebagainya, yang dapat

    menimbulkan sengketa.

    Getta adinda mengatakan bahwa Faktor-Faktor yang Menghambat Penerapan

    Ekonomi Islam di Indonesia antara lain :

    1. Keberagaman/Kemajemukan Bangsa

    Indonesia memliki beragam etnis, suku, ras dan agama yang

    tersebar dari sabang hingga merauke. Sulitnya penerapan ekonomi Islam

    disebabkan karena ekonomi Islam membawa nama agama sehingga sulit

    untuk menyatukan perbedaan tersebut kedalam suatu pemahaman yang

    sama.

    2. Metode Pendidikan Ekonomi dan Kurangnya Pengkajian Ekonomi Islam

    Metode pembelajaran ekonomi yang selama ini diajarkan lebih

    mengarahkan kepada sistem ekonomi barat sehingga sebagian orang

    masih merasa asing dengan istilah ekonomi Islam. Pengkajian terhadap

    ekonomi Islam masih terasa kurang sehingga belum semua orang

    memahami secara mendalam sistem ekonomi Islam secara keseluruhan.

    3. Berbeda Pendapatnya Ulama terhadap Penerapan Ekonomi Islam

    Perbedaan pendapat bukan hanya berada di eksternal akan tetapi

    juga di internal Islam itu sendiri. Ada banyak pendapat para ulama yang

    belum terdapat kesepakatan terhadap bagian/keseluruhan dari sistem

    ekonomi Islam. Karena banyaknya manzhab-manzhab/organisasi muslim

    yang mengusung suatu pendapat tertentu yang mengakibatkan sulitnya

    mempersatukan semua pendapat tersebut untuk dapat menyelesaikan

    masalah.

    Faktor-faktor penghambat tersebut sampai sekarang masih seperti batu

    kerikil didalam perjalanan penerapan sistem ekonomi Islam di Indonesia. Terlebih

  • bukan hanya berasal dari eksternal melainkan juga berasal dari internal Islam itu

    sendiri.

    Tjuk K. Sukiadi mengatakan bahwa Banyak tantangan dan permasalahan

    yang dihadapi dalam perkembangan bank syariah, terutama berkaitan dengan

    penerapan suatu sistem perbankan yang baru yang mempunyai sejumlah

    perbedaan prinsip dari sistem keuntungan yang dominan dan telah berkembang

    pesat di Indonesia. Permasalahan ini dapat berupa permasalahan yang bersifat

    operasional perbankan maupun aspek dari lingkungan makro. Beberapa kendala

    yang dihadapi dalam pengembangan bank syariah antara lain:

    1. Permodalan

    Permasalahan pokok yang senantiasa dihadapi dalam pendirian

    suatu usaha adalah permodalan. Setiap ide ataupun rencana untuk

    mendirikan bank syariah sering tidak dapat terwujud sebagai akibat tidak

    adanya modal yang cukup untuk pendirian bank syariah tersebut,

    walaupun dari sisi niat ataupun ghiroh para pendiri relatif sangat kuat.

    Kesulitan dalam pemenuhan permodalan ini antara lain disebabkan

    karena: Belum adanya keyakinan yang kuat pada pihak pemilik dana

    akan prospek dan masa depan keberhasilan bank syariah, sehingga

    ditakutkan dana yang ditempatkan akan hilang. Masih kuatnya

    perhitungan bisnis keduniawian pada pemilik dana sehingga ada rasa

    keberatan jika harus menempatkan sebagian dananya pada bank syariah

    sebagai modal. Ketentuan terbaru tentang Permodalan yang ditetapkan

    oleh Bank Indonesia relatif cukup tinggi.

    2. Peraturan Perbankan

    Peraturan Perbankan yang berlaku belum sepenuhnya

    mengakomodir operasional bank syariah mengingat adanya sejumlah

    perbedaan dalam pelaksanaan operasional bank syariah dengan bank

    konvensional. Ketentuan-ketentuan perbankan yang ada kiranya masih

    perlu disesuaikan agar memenuhi ketentuan syariah agar bank syariah

  • dapat beroperasi secara relatif dan efisien. Ketentuan-ketentuan tersebut

    antara lain adalah hal-hal yang mengatur mengenai : Instrument yang

    diperlukan untuk mengatasi masalah likwiditas. Instrument moneter yang

    sesuai dengan prinsip syariah untuk keperluan pelaksanaan tugas bank

    sentral. Standar akuntansi, audit dan pelaporan. Ketentuan-ketentuan

    yang mengatur mengenai prinsip kehati-hatian, dll. Ketentuan-ketentuan

    di atas sangat diperlukan agar bank syariah dapat menjadi elemen dari

    sistem moneter yang dapat menjalankan fungsinya secara baik dan

    mampu berkembang dan bersaing dengan bank konvensional.

    3. Sumber Daya Manusia

    Kendala dibidang SDM dalam pengembangan Perbankan

    syariah disesabkan karena sistem perbankan syariah masih belum lama

    dikenal di Indonesia. Disamping itu lembaga akademik dan pelatihan ini

    masih terbatas, sehingga tenaga terdidik dan berpengalaman dibidang

    perbankan syariah baik dari sisi bank pelaksana maupun bank sentral

    (pengawas dan peneliti bank). Pengembangan SDM dibidang Perbankan

    byariah sangat diperlukan karena keberhasilan pengembangan bank

    syariah pada level mikro sangat ditentukan oleh kualitas manajemen dan

    tingkat pengetahuan serta ketrampilan pengelola bank. SDM dalam

    perbankan syariah memerlukan persyaratan pengetahuan yang luas

    dibidang perbankan, memahami implementasi prinsip-prinsip syariah

    dalam praktek perbankan serta mempunyai komitmen kuat untuk

    menerapkannya secara konsisten.

    4. Pemahaman Ummat

    Pemahaman sebagian besar masyarakat mengenai sistem dan

    prinsip Perbankan Syariah belum tepat, bahkan diantara ulama dan

    cendekiawan muslim sendiri masih belum ada kata sepakat yang

    mendukung keberadaan Bank Syariah, terbukti dari hasil pretest terhadap

    37 Dosen Fakultas Syariah dalam acara Orientasi Perbankan yang telah

  • dilakukan oleh Asbisindo Wilayah Jatim beberapa waktu yang lalu

    memberikan jawaban yang tidak konsekwen dan cenderung ragu-ragu.

    Dan masih adanya masyarakat yang mengaku paham akan syariah Islam

    tetapi tidak mau menjalankannya seperti yang dialami oleh PT. BPR

    syariah Baktimakmur Indah Sidoarjo dalam memberikan pembiayaan

    mudharabah dengan salah satu mitranya yang dikenal sebagai ulama

    yang mana sang ulama mau berbagi kerugian namun setelah untung tidak

    bersedia membagi keuntungannya dengan pihak bank, yang tentunya

    bertentangan dengan akad yang telah disepakati di awal. Atau seorang

    ulama yang datang ke bank dan menanyakan besarnya bunga atas

    simpanannya. Hal-hal seperti di atas merupakan kejadian nyata yang

    selalu dan kerap kali dialami dalam operasional bank syariah sehari-

    harinya, bahkan mungkin lebih parah dari contoh-contoh di atas. Dari

    kalangan ulama sendiri sampai saat ini belum ada ketegasan pendapat

    terhadap keberadaan bank syariah, kekurangtegasan tersebut antara lain

    disebabkan karena : Kurang komprehensifnya informasi yang sampai

    kepada para ulama dan cendekiawan tentang bahaya dan dampak

    destruktif sistem bunga terutama pada saat krisis moneter dan ekonomi

    dilanda kelesuan.

    Belum berkembang luasnya lembaga keuangan syariah sehingga

    ulama dalam posisi sulit untuk melarang transaksi keuangan

    konvensional yang selama ini berjalan dan berkembang luas. Belum

    dipahaminya operasional bank syariah secara mendalam dan

    keseluruhan. Adanya kemalasan intelektual yang cenderung pragmatis

    sehingga muncul anggapan bahwa sistem bunga yang berlaku saat ini

    sudah berjalan atau tidak bertentangan dengan ketentuan agama.

    Minimnya pemahaman masyarakat akan sistem perbankan syariah antara

    lain disebabkan karena : Sistem dan prinsip operasional perbankan

    syariah relatif baru dikenal dibanding dengan sistem bunga.

  • Pengembangan perbankan syariah baru dalam tahap awal jika

    dibandingkan dengan bank konvensional yang telah ratusan tahun bahkan

    sudah mendarah daging dalam masyarakat. Keengganan bagi pengguna

    jasa perbankan konvensional untuk berpindah ke bank syariah

    disebabkan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tetap

    dari bunga.

    5. Sosialisasi

    Sosialisasi yang telah dilakukan dalam rangka memberikan

    informasi yang lengkap dan besar mengenai kegiatan usaha perbankan

    syariah kepada masyarakat luas belum dilakukan secara maksimal.

    Tanggungjawab kegiatan sosialisasi ini tidak hanya dipundak para bankir

    syariah sebagai pelaksana operasional bank sehari-hari, tetapi

    tanggungjawab semua pihak yang mengaku Islam secara baik secara

    perorangan, kelompok maupun instansi yang meliputi unsur alim ulama,

    penguasa negara/pemerintahan, cendekiawan, dll. Yang memiliki

    kemampuan dan akses yang besar dalam penyebarluasan informasi

    terhadap masyarakat luas. Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya kepada

    masyarakat awam tetapi juga kepada ulama, pondok pesantren, ormas-

    ormas, instansi, institusi, pengusaha, dll. Yang selama ini belum tahu

    ataupun belum memahami secara detail apa dan bagaimana keberadaan

    dan operasional bank syariah walaupun dari sisi fiqih dan syariah mereka

    tahu benar.

    6. Piranti Moneter

    Piranti Moneter yang pada saat ini masih mengacu pada sistem

    bunga sehingga belum bisa memenuhi dan mendukung kebijakan

    moneter dan kegiatan usaha bank syariah, seperti kelebihan/kekurangan

    dana yang terjadi pada bank syariah ataupun pasar uang antar bank

    syariah dengan tetap memperhatikan prinsip syariah. bank Indonesia

    selaku penentu kebijakan perbankan mencoba untuk menyiapkan piranti

  • moneter yang sesuai dengan prinsip syariah seperti halnya SBI dan

    SBPU yang berlandaskan syariah Islam.

    7. Jaringan Kantor

    Pengembangan jaringan kantor bank syariah diperlukan dalam

    rangka perluasan jangkauan pelayanan kepada masyarakat. Disamping

    itu kurangnya jumlah bank syariah yanga ada juga menghambat

    perkembangan kerjasama antar bank syariah. Jumlah jaringan kantor

    bank yang luas juga akan meningkatkan efisiensi usaha serta

    meningkatkan kompetisi ke arah peningkatan kulaitas pelayanan dan

    mendorong inovasi produk dan jasa perbankan syariah.

    Pengembangan jaringan perbankan syariah dapat dilakukan

    dengan beberapa cara antara lain: Peningkatan kualitas bank umum

    syariah dan BPR syariah yang telah beroperasi. Perubahan kegiatan

    usaha bank konvensional yang memiliki kondisi usaha yang baik dan

    berminat untuk melakukan kegiatan usaha bank berdasarkan prinsip

    syariah. Pembukaan kantor cabang syariah (full branch) bagi bank

    konvensional yang memiliki kondisi usaha yang baik dan berminat untuk

    melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Pembukaan

    kantor cabang syariah dapat dilakukan dengan 3 cara antara lain :

    Pembukaan kantor cabang dengan mendirikan kamtor, perlengkapan dan

    SDM yang baru. Mengubah kantor cabang yang ada menjadi kantor

    cabang syariah. Meningkatkan status kantor cabang pembantu menjadi

    kantor cabang syariah.

    8. Pelayanan

    Dunia perbankan senantiasa tidak terlepas pada masalah

    persaingan, baik dari sisi rate/margin yang diberikan maupun pelayanan.

    Dari hasil survei lapangan membuktikan bahwa kualitas pelayanan

    merupakan peringkat pertama kenapa masyarakat memilih bergabung

    dengan suatu bank. Dewasa ini semua bank konvensional berlomba-

  • lomba untuk senantiasa memperhatikan dan meningkatkan pelayanan

    kepada nasabah, tidak telepas dalam hal ini bank syariah yang dalam

    operasionalnya juga memberikan jasa tentunya unsur pelayanan yang

    baik dan islami hahrus diperhatikan dan senantiasa ditingkatkan.

    Tentunya hal ini harus didukung oleh adanya SDM yang cukup handal

    dibidangnya. Kesan kotor, miskin dan tampil ala kadarnya yang selama

    ini melekat pada Islam harus dihilangkan.

  • BAB III

    PENUTUP

    KESIMPULAN

    Dari uraian mengenai pengaruh penerapan sistem ekonomi Islam di Indonesia

    dapat disimpulkan dampak posotifnya sebagai berikut :

    1. Dengan penerapan sistem ekonomi Islam ini membantu masyarakat ke sistem

    ekonomi yang lebih baik lagi. Sistem yang berdasarkan prinsip Islam yang

    mengandung aspek akidah, ibadah, akhlaq dan muamalah.

    2. Diterapkannya sistem ekonomi Islam untuk mensejahterakan masyarakat luas

    agar apa yang benar-benar dimiliki masyarakat luas dapat di nikmati bersama.

    Adanya jaminan sosial bagi individu di masyarakat serta agar kekayaan dapat

    terdistribusi kepada masyarakat luas atau masyarakat yang membutuhkan.

    3. Sistem ekonomi Islam ditandai dengan semakin banyaknya lembaga perbankan

    syariah dan usaha lain yang berbasis syariah. Dalam kegiatan perbankan, misalnya

    kegiatan pembiayaan/kredit, pembayaran harus sesuai dengan prinsip Islam yang

    ada. Dimana dalam produk sebuah bank yaitu mudharabah. Mudharabah ialah

    akad perjanjian (kerja sama usaha) antara kedua belah pihak, yang salah satu dari

    keduanya memberi modal kepada yang lain supaya dikembangkan, sedangkan

    keuntungannya dibagi antara keduanya sesuai dengan ketentuan yang disepakati.

    4. Sistem ekonomi Islam dalam kegitannya melarang adanya maysir, gharar, riba,

    batil. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada perolehan

    keuantungan yang sah menurut syariah serta menyalurkan zakat, infak, dan

    sedekah.

    5. Banyak lembaga perbankan dan perusahaan tidak menggunakan etika dalam

    kegiatannya untuk mencapai tujuannya yaitu memperoleh laba yang maksimum.

    Dalam sistem ekonomi Islam ini lembaga perbankan dan perusahaan dalam

  • kegiatan mencari laba yang maksimum harus sesuai dengan etika bisnis dalam

    Islam agar apa yang dihasilkan dapat bermanfaat.

    Dalam penerapan sistem ekonomi Islam ini tidaklah mudah ada beberapa kendala

    dan tantangan yang dihadapi. Dalam uraian diatas dapat disimpulkan kendala dan

    tantangan sebagai berikut :

    1. Tantangan dari dalam negeri dan luar negeri berupa ancaman embargo atau

    bahkan pencekalan-pencekalan. Ideologi Islam berbeda dengan ideologi modern

    saat ini yang dapat memunculkan perang pemikiran termasuk stigmatisasi dan

    penyesatan, embargo dalam bentuk embargo politik dan ekonomi

    2. Diberlakukannya pajak ganda di perbankan syariah, belum siapnya dukungan

    SDM ekonomi syariah, tidak ada kurikulum ekonomi syariah di sekolah umum,

    sehingga pemahaman, kesadaran serta kepedulian masyarakat rendah, persepsi

    negatif sekelompok muslim dan non-muslim. Berbeda Pendapatnya Ulama

    terhadap Penerapan Ekonomi Islam

    3. kendala-kendala perkembangan bank syariah. Pertama, jaringan

    kantor pelayanan dan keuangan syariah masih relatif terbatas. Kedua, sumber

    daya manusia yang kompeten dan profesional masih belum optimal. Ketiga,

    pemahaman masyarakat terhadap Bank Syariah sudah cukup baik, namun minat

    untuk menggunakannya masih kurang. keempat, sinkronisasi kebijakan dengan

    institusi pemerintah lainnya berkaitan dengan transaksi keuangan, seperti

    kebijakan pajak dan aspek legal belum maksimal; kelima, rezim suku bunga tinggi

    pada tahun 2005; dan keenam, fungsi sosial Bank Syariah dalam memfasilitasi

    keterkaitan antara voluntary sector dengan pemberdayaan ekonomi marginal

    masih belum optimal.

    4. Berkaitan dengan tantangan ekonomi syariah yang harus di hadapi

    oleh bangsa Indonesia untuk menuju kemajuan ekonomi syariah adalah sistem

    kapitalis khususnya, terlanjur mendominasi sistem perekonomian di dunia bahkan

  • banyak Negara yang notabene berpenduduk Islam cenderung menggunakan

    sistem kapitalis walaupun dalam penerapannya terdapat modifikasi; secara

    ekonomi dan politik tidak Negara Islam yang di pandang kuat sehingga sulit untuk

    membuktikan bahwa sistem perekonomian Islam lebih unggul daripada kapitalis

    dan sosialis; dan di antara para ahli sendiri masih silang pendapat tentang

    pengertian Sistem Perekonomian Islam.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Adinda, getta. Peluang dan Tantangan Ekonomi Islam dalam Menciptakan Iklim

    Perekonomian Masyarakat yang Kompetitif di Indonesia.

    Etika profesi, akuntan perusahaan, bisnis dan organisasi

    Fairuz, Balqis Aqila. Relevansi dan Tantangan Penerapan Ekonomi Islam di

    Indonesia.

    Firman. penerapan akuntansi syariah ditinjau dari persepsi akuntan dan

    mahasiswa akuntansi di kota makassar.

    Kusumo, santoso wiryo (2009) . Relevansi Sistem Ekonomi Islam Terhadap

    Proses Transformasi Masyarakat Islam Indonesia Dalam Pemikiran

    Kuntowijoyo.

    Ketua dan Sekertaris Jenderal SEF UGM Karakteristik Dasar dan Dampak

    Penerapan Ekonomi dan Keuangan Syariah dalam Sistem Ekonomi

    www.sef.feb.ugm.ac.id, diunduh pada tanggal 26 november 2014

    Mashdurohatun, Anis. Tantangan Ekonomi Syariah dalam Menghadapi Masa

    Depan Indonesia di Era Globalisasi.

    Soemitra, andri. 2009. Bank dan lembaga keuangan syariah. Jakarta : kencana

    prenada media group.

    Sukiadi, Tjuk K Peluang dan Kendala Pengembangan Ekonomi Islam di Indonesia

    www.ekonomisyariah.info, diunduh pada tanggal 25 november 2014

    Yuliadi, imamudin. Ekonomi Islam Filosofi, Teori dan Implementasi. : lembaga

    pengkajian dan pengamalan islam

    www.bankmuamalat.co.id, diunduh pada tanggal 24 november 2014

  • www.economy.okezone.com, diunduh pada tanggal 26 november 2014. Peran

    Ekonomi Syariah Makin Penting.