22
TUGAS PATHOFIOLOGI UNDANG-UNDANG No. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA PASAL 28 – 34 Ayat 2 Dosen Pengampu : Mukhadiyono, SST, MN Disusun Oleh : AZKI AWALIA CANDRA P17420213087 2C KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO 2014

Sistem Imun

Embed Size (px)

DESCRIPTION

imun sistem

Citation preview

Page 1: Sistem Imun

TUGAS

PATHOFIOLOGI

UNDANG-UNDANG No. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

PASAL 28 – 34 Ayat 2

Dosen Pengampu : Mukhadiyono, SST, MN

Disusun Oleh :

AZKI AWALIA CANDRA

P17420213087

2C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2014

Page 2: Sistem Imun

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang

mengandung mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat

menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada

bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh manusia

terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya

gambaran biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang

berperan untuk proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya

bakteri ekstraseluler atau bakteri intraseluler mempunyai karakteriskik

tertentu pula.

Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus,

parasit, radiasi matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari

kejadian ini adalah tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat.

Biasanya kita dilindungi oleh system pertahanan tubuh, sistem kekebalan

tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga

kesehatan. Kelebihan tantangan negattif, bagaimanapun, dapat menekan

system pertahanan tubuh, system kekebalan tubuh, dan mengakibatkan

berbagai penyakit fatal.

Respon imun yang alamiah terutama melalui fagositosis oleh

neutrofil, monosit serta makrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding

bakteri Gram negative dapat mangativasi komplemen jalur alternative tanpa

adanya antibody. Kerusakan jaringan yang terjaddi ini adalah akibat efek

samping dari mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeliminasi bakteri.

Sitokin juga merangsang demam dan sintesis protein.

Page 3: Sistem Imun

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian sistem imun?2. Apa pengertian respon imun?3. Bagaimana mekanisme kerja sistem imun?4. Apa saja sel-sel sistem imun?5. Apa faktor yang mempengaruhi sistem imun?

C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian sistem imun.2. Mengetahui pengertian respon imun.3. Mengetahui mekanisme kerja sistem imun.4. Mengetahui apa saja sel-sel sistem imun.5. Mengetahui faktor yang mempengaruhi sistem imun.

Page 4: Sistem Imun

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Imun

Sistem Imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk

mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang

dapat di timbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Imunitas atau

kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh

terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh

patogen serta sel tumor. Imunitas atau sistem imun tubuh manusia terdiri dari

imunitas alami atau system imun non spesifik dan imunitas adaptif atau

system imun spesifik.

Sistem imun non-spesifik yang alami dan sistem imun

spesifik.Sistem imun non-spesifik telah berfungsi sejak lahir, merupakan

tentara terdepan dalam sistem imun, meliputi level fisik yaitu pada kulit,

selaput lendir, dan silia, kemudian level larut seperti pada asam lambung atau

enzim.

Sistem imun spesifik ini meliputi sel B yang membentuk antibodi

dan sel T yang terdiri dari sel T helper, sel T sitotoksik, sel T supresor, dan

sel T delayed hypersensitivity. Salah satu cara untuk mempertahankan sistem

imun berada dalam kondisi optimal adalah dengan asupan gizi yang baik dan

seimbang.Kedua sistem imun ini bekerja sama dengan saling melengkapi

secara humoral, seluler, dan sitokin dalam mekanisme yang kompleks dan

rumit.

B. Respon Imun

Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian

yang kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut.

Respons imun ini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama

sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi

Page 5: Sistem Imun

secara kompleks. Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme

pertahanan non spesifik dan mekanisme pertahanan spesifik.

1.  Imunitas Alami atau Non spesifik

Sistem imun alami atau sistem imun nonspesifik adalah respon

pertahanan inheren yang secara nonselektif mempertahankan tubuh dari

invasi benda asing atau abnormal dari jenis apapun dan imunitas ini tidak

diperoleh melalui kontak dengan suatu antigen. Sistem ini disebut

nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.

Selain itu sistem imun ini memiliki respon yang cepat terhadap serangan

agen patogen atau asing, tidak memiliki memori immunologik, dan

umumnya memiliki durasi yang singkat.

Sistem imun nonspesifik terdiri atas pertahanan fisik/mekanik

seperti kulit, selaput lendir, dan silia saluran napas yang dapat mencegah

masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh; sejumlah komponen

serum yang disekresikan tubuh, seperti sistem komplemen, sitokin

tertentu, dan antibody alamiah; serta komponen seluler,seperti sel natural

killer (NK).

a. Sistem Komplemen adalah komponen immunitas bawaan lainnya

yang penting. Aktivasi sistem komplemen mengasilkan suatu reaksi

biokimia yang akan melisiskan dan merusak sel asing atau sel tak

berguna. Tanpa aktivasi, komponen dari sistem komplemen

bertindak sebagai proenzim dalam cairan tubuh.

b. Sitokin dan Kemokin (Cytokine and chemokine) adalah polipeptida

yang memiliki fungsi penting dalam regulasi semua fungsi sistem

imun. Sitokin dan kemokin menghasilkan hubungan kompleks yang

dapat mengaktifkan atau menekan respon inflamasi. Contoh sitokin

yang berperan penting dalam merespon infeksi bakteri

yaitu :Interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor-a (TNF-a).

c. Antibodi alamiah (immunoglobulin) didefinisikan sebagai antibodi

pada individu normal dan sehat yang belum distimulasi oleh antigen

eksogen.Antibodi alamiah berperan penting sebagai pertahanan lini

Page 6: Sistem Imun

pertama terhadap patogen dan beberapa tipe sel, termasuk prakanker,

kanker, sisa pecahan sel, dan beberapa antigen.

d. Natural Killer Cells (Sel Natural Killer) diketahui secara morfologi

mirip dengan limfosit ukuran besar dan dikenal sebagai limfosit

granular besar. Sekitar 10–15% limfosit yang beredar pembuluh

darah tepi adalah sel NK. Sel NK berperan penting pada respon dan

pengaturan imun bawaan. Sel NK mengenal dan melisiskan sel

terinfeksi patogen dan sel kanker. Sel NK melisiskan sel dengan

melepaskan sejumlah granul sitolitik di sisi interaksi dengan target.

Komponen utama granul sitolitik adalah perforin. Sel NK juga

menghasilkan sitokin dan kemokin yang digunakan untuk

membunuh sel target, termasuk IFN-γ, TNF-a, IL-5, dan IL-13.

Sistem imun yang ada pada tubuh dapat kita lihat dari sel darah kita.

2. Sistem Imun Adaptif (adaptive immunity system)

Imunitas ini terjadi setelah pamaparan terhadap suatu penyakit

infeksi, bersifat khusus dan diperantarai oleh oleh antibody atau sel

limfoid. Imunitas ini bisa bersifat pasif dan aktif.

a. Imunitas pasif, diperoleh dari antibody yang telah terbentuk

sebelumnya dalam inang lain.

b. Imunitas aktif, resistensi yang di induksi setelah kontak yang efektif

denga antigen asing yang dapat berupa infeksi klinis atau subklinis,

imunisasi, pemaparan terhadap produk mikroba atau transplantasi se

lasing.

Sistem Imun Adaptif atau sistem imun nonspesifik mempunyai

kemampaun untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya.

Sistem imun adaptif memiliki beberapa karakteristik, meliputi

kemampuan untuk merespon berbagai antigen, masing-masing dengan

pola yang spesifik; kemampuan untuk membedakan antara antigen asing

dan antigen sendiri; dan kemampuan untuk merespon antigen yang

Page 7: Sistem Imun

ditemukan sebelumnya dengan memulai respon memori yang kuat.

Terdapat dua kelas respon imun spesifik :

a. Imunitas humoral (Humoral immunity), Imunitas humoral yang

terdiri dari kelompok protein globulin terlarut yaitu: Imunoglobulin

G, A, M, D, dan E ditengahi oleh sekelompok limfosit yang

berdiferiensasi di sumsum tulang, jaringan limfoid sekunder yaitu

meliputi limfonodus, limpa dan nodulus limfatikus yang terletak di

sepanjang saluran pernafasan, pencernaan dan urogenital.

b. Imunitas selular (cellular immunity), Sel T mengalami

perkembangan dan pematangan dalam organ timus. Dalam timus, sel

T mulai berdiferensiasi dan memperoleh kemampuan untuk

menjalankan fungsi farmakologi tertentu. Berdasarkan perbedaan

fungsi dan kerjanya, sel T dibagi dalam beberapa subpopulasi, yaitu

sel T sitotoksik (Tc), sel T penindas atau supresor (Ts) dan sel T

penolong (Th). Perbedaan ini tampak pula pada permukaan sel-sel

tersebut. Untuk mengetahui cara kerja sel T penindas atau sel T

pembunhuh dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel Perbedaan sifat sistem imun non spesifik dan spesifik

Pembeda Non spesifik Spesifik

Resistensi Tidak berubah oleh

infeksi

Membaik oleh infeksi

berulang

Spesifitas Umumnya efektif

terhadap semua

mikroorganisme.

Spesifik untuk

mikroorganisme yang

sudah mensintesis

sebelumnya

Sel yang

penting

Fagosit

Sel NK

Sel K

Limfosit

Molekul yang

penting

Lizosim

Komplemen

Antibody sitokin

Page 8: Sistem Imun

Protein fase akut

Interferon ( sitokin )

Sel yang

berada di

dalamnya

didominasi sel

polimorfonuklear

didominasi selT dan sel B

Sifat bersifat general/

umum

bersifat memori /

diperlukan pajan pertama

dan efektik untuk pajanan

berikutnya dengan antigen

yang sama

Cara kerja cara kerja cepat cara kerja kualitas

meningkat karna memiliki

sifat memory

C. Mekanisme kerja sistem imun

Keberadaan mikroba patogen dapat menimbulkan dampak-dampak

yang tidak diharapkan akan memicu sistem imun untuk melakukan tindakan

dengan urutan mekanisme sebagai berikut : introduksi, persuasi, dan represi. 

Meskipun komplemen dapat diasosiasikan sesuai artinya, yaitu

pelengkap, namun sesungguhnya fungsinya amatlah vital. Faktor komplemen

bertugas untuk menganalisa masalah untuk selanjutnya mengenalkannya

kepada imunoglobulin, untuk selanjutnya akan diolah dandipecah-pecah

menjadi bagian-bagian molekul yang tidak berbahaya bagi tubuh. Setelah itu

limfosit T bekerja dengan memakan mikroba patogen. Sel limfosit terdiri dari

dua spesies besar, yaitu limfosit T dan B. Bila limfosit B kelak akan

bermetamorfosa menjadi sel plasma dan selanjutnya akan menghasilkan

imunoglobulin (G,A,M,D,E), maka sel T akan menjadi divisi T helper, T

sitotoksik, dan T supresor. 

Dalam kondisi yang berat akan terjadi beberapa proses berikut : sel

limfosit T akan meminimalisasi efek patogenik dari mikroba patogen dengan

cara bekerjasama dengan antibodi untuk mengenali dan merubah antigen dari

Page 9: Sistem Imun

mikroba patogen menjadi serpihan asam amino melalui sebuah mekanisme

yang disebut Antibody Dependent Cell Cytotoxicity (ADCC). Selain itu sel

limfosit T bersama dengan sel NK (Natural Killer) dan sel-sel dendritik dapat

bertindak langsung secara represif untuk menghentikan kegiatan mikroba

patogen yang destruktif melalui aktivitas kimiawi zat yang disebut perforin.

Dalam beberapa kondisi khusus, sel limfosit T dapat memperoleh bantuan

dari sel makrofag yang berperan sebagai Antigen Presenting Cell (APC) alias

sel penyaji antigen. 

Sedangkan Sel limfosit B bertugas untuk membangun sistem

manajemen komunikasi terpadu di wilayah cairan tubuh (imunitas humoral).

Bila ada antigen dari unsur asing yang masuk, maka sel limfosit B akan

merespon dengan cara membentuk sel plasma yang spesifik untuk

menghasilkan molekul imunoglobulin yang sesuai dengan karakteristik

antigen dari unsur asing tersebut.

D. Sel – sel sistem imun                               

Sel-Sel Imun Non Spesifik

1. Sel Fagosit Fagosit Agranulosit

a. Sel Monosit : sel yang berasal dan matang di sum-sum tulang

dimana setelah matang akan bermigrasi ke sirkulasi darah dan

berfungsi sebagai fagosit

b. Sel makrofag : diferensiasi dari sel monosit yang berada dalam

sirkulasi. Ada 2 golongan, yaitu:

1) Fagosit professional: monosit dan makrofag yang

menempel pada permukaan dan akan memakan

mikroorganisme asing yang masuk. Monosit dan makrofag

juga mempunyai resepto interferon dan Migration Inhibition

Factor (MIF). Selanjutanya monosit dan makrofag

diaktifkan oleh Macrophage Activating Factor (MAF) yang

dilepas oleh sel T yang disensitasi.

Page 10: Sistem Imun

2)  Antigen Presenting Cell (APC): sel yang mengikat antigen

asing yang masuk lalu meprosesnya sebelum dikenal oleh

limfosit. Sel-sel yang dapat menjadi APC antara lain:

kelenjar limfoid, sel Langerhans di kulit, Sel Kupffer di

hati, sel mikrogrial di SSP dan sel B.

Fagosit Garnulosit

a. Neutrofil : mempunyai reseptor untuk fraksi Fc antibody dan

komplemen yang diaktifkan.

b. Eosinofil: eosinofil dapat dirangsang untuk degranulasi sel dimana

mediator yang dilepas dapat menginaktifkan mediator- mediator

yang dilepas oleh mastosit/basofil pada reaksi alergi. eosinofil

mengandung berbagai granul seperti Major Basic Protein (MBP),

Eosinophil Cationic Protein (ECP), Eosinophil Derived Neurotoxin

(EDN)þ & Eosinophil Peroxidase (EPO) yang besifat toksik dan

dapat menghancurkan sel sasaran bila dilepas. 

2. Sel Nol

Berupa Large Granular Lymphocyte (LGL) yang terbagi dalam sel NK

(Natural Killer) dan sel K (Killer). Sel NK dapat membunuh sel tumor

dengan cara nonspesifik tanpa bantuan antibody sedang sel K merupakan

efektor Antibody Dependent Cell (ADCC) ynag dapat membunuh sel

secara nonspesifik namun bila sel sasaran dilapisi antibody.

3. Sel Mediator

Basofil dan Mastosit : melepaskan bahan-bahan yang mempunyai

aktivitas biologic antara lain: meningkatkan permeabilitas vaskuler dan

respons inflamasi. 

Trombosit : berfungsi pada homeostasis, memodulasi respons inflamasi,

sitotoksik sebagai selefektor dan penyembuhan jaringan.

Sel Imun Spesifik

1. Sel T

Page 11: Sistem Imun

Petanda Permukaan: mempunyai resptor sel yang dapat dibedakan

dengan yang lain, beberapa macam sel T :

a. T11 : Penanda bahwa sel T sudang matang

b. T 4 dan T8 : T4 berfungsi sebagai pengenalan molekul kelas II MHC

dan T8 dalam pengenalankelas I MHC

c. T3 : resptor yang diperlukan untukperangsangan sel T

d. TcT (Terminal deoxyribonuckleotidyl Transferase) : enzim yang

diperlukan untuk menemukan pre T cell ¥

e. Petanda Cluster Differentiation (CD) : berperan dalam meneruskan

sinyal aktivasi yang datang dari luar sel ke dalam sel (bila ada

interaksi antara antigen molekul MHC dan reseptor sel T)

f. Petanda fungsional

Mitogen dan lectin merupakan alamiah yang berkemampuan mengikat

dan merangsang banyak klon limfoid untuk proliferasi dan

diferensiasi.

Subkelas Sel T

a. Sel Th (T Helper) : menolong sel b dalam memproduksi antibody

b. Sel Ts (T Supresor): menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B.

Sibagi menjadi Sel Ts spesifik untuk antigen tertentu dan sel Ts

nonspesifik

c. Sel Tdh / Td (delayed hypersensivity): berperan pada pengerahan

makrofag ddan sel inflamasi lain ke tempat terjadinya reaksi

hipersensivitas tipe lambat.

d. Sel Tc (cytotoxic): berkemampuan untuk menghancurkan sel

allogeneic dan sel sasaran yang mengandung virus.

2. Sel B

Sel yang berploriferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang

mampu membentuk dan melepan antibody atas pengaruh sel T. Macam

macam antibody yang dihasilkan :

Page 12: Sistem Imun

a. Ig G : berjumlah 75% dari seluruh Imunoglobin, terdapat dalam

jaringan¥ & serum (darah, cairan SSP)ม  mengaktifkan sistem

komplemen sehingga berperan dalam imunitas selular ม  Ig G dapat

menembus plasenta masuk k fetus

b. Ig A : berjumlah 15% dari seluruh Imunoglobin, terdapat dalam

cairan tubuh (darah,saliva,air mata, ASI, sekret paru, GI, dll), Ig A

dpt menetralisir toksin¥ & mencegah terjadinya kontak antara toksin

dgn sel sasaran

c. Ig M : berjumlah 10% dari seluruh Imunoglobin, Merupakan

antibodi pertama yang dibentuk dalam respon imun, kebanyakan sel

B mengandung IgM pada permukaannya sebagai reseptor antigen,

dapat mencegah gerakan mikroorganisme, memudahkan

fagositosis¥ & aglutinator kuat terhadap antigen

d. Ig D : berjumlah 0,2% dari seluruh Imunoglobin, merupakan

komponen utama pada permukaan sel B¥ & penanda dari

diferensiasi sel B yang lebih matang, Ditemukan dgn kadar rendah

dlm sirkulasi ใ

e. Ig E : berjumlah 0,004% dari seluruh Imunoglobin, Ig dengan

jumlah tersedikit namun sangat efisien, terdapat dalam serum,

mudah diikat oleh mast cell, basofil¥& eosinofil yang pada

permukaannya memiliki reseptor untuk fraksi Fc dr Ig E.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Fungsi Sistem Imun1. Usia

a. Penurunan kemampuan untuk bereaksi secara memadai terhadap

mikroorganisme yang menginvasinya.

b. Terganggunya produksi limfosit B dan T.

c. Kulit tipis, tidak elastic, neuropati perifer, penurunan sensitabilitas

serta sirkulasi yang menyertainya ulkus statis dan dekubitus.

2. Gender

Page 13: Sistem Imun

a.  Estrogen 

1. Memodulasi aktivitas limfosit T khususnya sel T supresor

2. Mengaktifkan populasi sel-sel B berkaitan dengan autoimun yang

mengekspresikan marker CD5

3. Cenderung menggalakkan imunitas, sedangkan

androgen=imunosupresifmempertahankan produksi IL-2 dan

aktivitas sel T supresor

4. Androgen

5. Lebih sering pada wanita terkait dengan estrogen

b. Faktor-faktor psikoneuro-imunologik

1. Kelainan organ lain

2. Obat-obatan

3. Radiasi 

Page 14: Sistem Imun

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Imunitas mengacu kepada respons protektif tubuh yang spesifik terhadap

benda asing atau mikroorganismeyang menginvasinya. Terdapat 2 tipe pada

imunitas yang didapat yaitu imunitas didapat aktif dan pasif. Pertahanan system

imun dibagi pada respons imun fagositik, respon humoral/antibody respon, dan

respon imun seluler. Disamping system pertahanan, terdapat stadium respon

imun; yakni stadium pengenalan, bersirkulasi, proliferasi, respon, dan efektor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi system imun yaitu usia, gender,

faktor-faktor psikoneuro-imunologik, kelainan organ lain, obat-obatan dan radiasi.

Page 15: Sistem Imun

DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja KG. 2006. Imunologi Dasar. 7th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Baratawidjaja KG. 2009. Imunologi Dasar. 8th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Brunner, Suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8. Jakarta:

EGC.

Price, Wilson. 2005. Pathophysiology Edisi 6. Jakarta: EGC