3
Sistem Imunisasi Padi Sawah : Panen Melimpah 9 Ton Lebih Penghasilan Melimpah : Cara Internet Bisnis Sistem Syari'ah. http://SyariahMarketing.com/?id=salimmandiri09 Demplot Teknologi Imunisasi Padi Sawah Mampu Panen 9 Ton Lebih Penerapan tehnologi imunisasi padi sawah guna meningkatkan produksi dan produktivitas pada suatu daerah. Peningkatan ini sangat berarti bagi pendapatan para petani padi sawah. Dengan menerapkan teknologi imunisasi dapat mencapai 9-12,5 ton per hektar. Penerapan imunisasi ini tidak hanya pada tanaman padi saja bisa digunakan untuk tanaman lain seperti jagung bahkan untuk tanaman buah seperti pepaya juga sangat baik. Paket teknologi imunisasi ini disusun oleh BPTP Kaltim bersama Syngenta. Petani yang ada di daerah Kalimantan Timur kususnya wilayah binaan BPPPK Muara kaman Kutai Kartanegara produktivitas padi sawah masih sangat rendah yaitu berkisar antara 3 sampai 5 ton per hektar. Dengan penerapan tehnologi baru seperti SRI maupun imunisasi ini mampu memberikan terobosan baru peningkatan produktivitas padi sawah yang ada. Penerapan demplot teknologi imunisasi yang dilaksanakan PPL bersama syngenta yang dipanen bulan April 2010 di lahan bapak Wiji Santoso, Desa Panca Jaya, Kec. Muara Kaman, Kukar, mampu memberikan hasil ubinan 8,9 ton per hektar dan hasil setelah dipanen gabah kering panen 9,6 ton per hektar sedangkan di lahan bapak Mandu Desa Sabintulung, Kec. Muara Kaman, Kukar, hasil ubinan 8,4 ton per hektar dan hasil panen 9,3 ton per hektar GKP. Demplot ini memberikan contoh nyata yang dapat diikuti oleh petani disekitarnya. Adapun penerapan teknologi imunisasi ini diawali mulai persiapan memilih benih, perlakuan di persemaian dan lahan sawah dengan rincian perlakuannya adalah sebagai berikut : A. Pola tanam pindah persemaian umur 17 hari. Persiapan benih padi ( varietas Ciherang, Mekongga, Cibogo, IR-64, Batang Gadis, Cisantana, Cimelati, Pandan Harum dll) 25 kg benih per hektar. Lakukan seleksi benih dengan cara merendam dengan air garam selama 5-10 menit, lalu tiriskan dan selanjutnya direndam lagi di sungai atau bak selama 12-14 jam lalu ditiriskan, lalu diperam selama 24 jam lagi untuk mengecambahkan dan selanjutnya ditebar di lahan persemaian yang sudah disiapkan sebelumnya secara merata. Umur 3 Hari Setelah Sebar (HSS) semprot Virtako dan Amistarstop dicampur dengan dosis masing-masing 5 ml/tangki sprayer. Umur 6 HSS Semprot larutan Urea, caranya masukan 5 sendok makan urea ke dalam tangki spreyer yang sudah diisi air. Umur 10 HSS taburkan 2 kg urea secara merata Umur 13 HSS semprot Virtako dan Amistartop dicampur dengan dosis masing- masing 5 ml/tangki sprayer. Umur 17 HSS bibit siap dipindahkan ke sawah. Sebelum tanam tanah sawah sudah dipersiapkan, semprot dengan logran 2-3 hari sebelum tanam dengan dosisi 20 gram/hektar. Pembuatan jalur legowo sesuai pilihan 4:1 atau 6:1 dan seterusnya menggunakan caplak. B. Penanaman ke lahan sawah

Sistem Imunisasi Padi Sawah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Padi

Citation preview

Page 1: Sistem Imunisasi Padi Sawah

Sistem Imunisasi Padi Sawah : Panen Melimpah 9 Ton Lebih Penghasilan Melimpah : Cara Internet Bisnis Sistem Syari'ah.http://SyariahMarketing.com/?id=salimmandiri09

Demplot Teknologi Imunisasi Padi Sawah Mampu Panen 9 Ton Lebih

Penerapan tehnologi imunisasi padi sawah guna meningkatkan produksi dan produktivitas pada suatu daerah. Peningkatan ini sangat berarti bagi pendapatan para petani padi sawah. Dengan menerapkan teknologi imunisasi dapat mencapai 9-12,5 ton per hektar. Penerapan imunisasi ini tidak hanya pada tanaman padi saja bisa digunakan untuk tanaman lain seperti jagung bahkan untuk tanaman buah seperti pepaya juga sangat baik. Paket teknologi imunisasi ini disusun oleh BPTP Kaltim bersama Syngenta.

Petani yang ada di daerah Kalimantan Timur kususnya wilayah binaan BPPPK Muara kaman Kutai Kartanegara produktivitas padi sawah masih sangat rendah yaitu berkisar antara 3 sampai 5 ton per hektar. Dengan penerapan tehnologi baru seperti SRI maupun imunisasi ini mampu memberikan terobosan baru peningkatan produktivitas padi sawah yang ada. Penerapan demplot teknologi imunisasi yang dilaksanakan PPL bersama syngenta yang dipanen bulan April 2010 di lahan bapak Wiji Santoso, Desa Panca Jaya, Kec. Muara Kaman, Kukar, mampu memberikan hasil ubinan 8,9 ton per hektar dan hasil setelah dipanen gabah kering panen 9,6 ton per hektar sedangkan di lahan bapak Mandu Desa Sabintulung, Kec. Muara Kaman, Kukar, hasil ubinan 8,4 ton per hektar dan hasil panen 9,3 ton per hektar GKP. Demplot ini memberikan contoh nyata yang dapat diikuti oleh petani disekitarnya.

Adapun penerapan teknologi imunisasi ini diawali mulai persiapan memilih benih, perlakuan di persemaian dan lahan sawah dengan rincian perlakuannya adalah sebagai berikut :

A. Pola tanam pindah persemaian umur 17 hari. Persiapan benih padi ( varietas Ciherang, Mekongga, Cibogo, IR-64, Batang Gadis, Cisantana, Cimelati,

Pandan Harum dll) 25 kg benih per hektar. Lakukan seleksi benih dengan cara merendam dengan air garam selama 5-10 menit, lalu tiriskan dan selanjutnya direndam lagi di sungai atau bak selama 12-14 jam lalu ditiriskan, lalu diperam selama 24 jam lagi untuk mengecambahkan dan selanjutnya ditebar di lahan persemaian yang sudah disiapkan sebelumnya secara merata.

Umur 3 Hari Setelah Sebar (HSS) semprot Virtako dan Amistarstop dicampur dengan dosis masing-masing 5 ml/tangki sprayer.

Umur 6 HSS Semprot larutan Urea, caranya masukan 5 sendok makan urea ke dalam tangki spreyer yang sudah diisi air.

Umur 10 HSS taburkan 2 kg urea secara merata Umur 13 HSS semprot Virtako dan Amistartop dicampur dengan dosis masing-masing 5 ml/tangki sprayer. Umur 17 HSS bibit siap dipindahkan ke sawah. Sebelum tanam tanah sawah sudah dipersiapkan, semprot dengan logran 2-3 hari sebelum tanam dengan

dosisi 20 gram/hektar. Pembuatan jalur legowo sesuai pilihan 4:1 atau 6:1 dan seterusnya menggunakan caplak.

B. Penanaman ke lahan sawah

1. Penanaman menggunakan pola tanam jajar legowo, agar memudahkan dalam teknik pemupukan, pengendalian OPT dan gulma padi. Jajar legowo sangat dianjurkan karena secara nyata mampu meningkatkan populasi anakan perumpun. Pola jajar legowo dapat diterapkan 4:1, 6:1 maupun 13:1 dengan jarak tanam 20x20 dan 40x10 (legowo).

2. Umur 3 Hari Setelah Tanam (HST), semprot dengan Cruiser guna memacu pertumbuhan bibit dan pengandalian OPT sejak dini. Dosis yang digunakan 50 ml (4 bungkus @ 12,5ml) per hektar. Penyemprotan dilakukan pada sore hari setelah matahari mulai kurang panasnya, dengan teknik penyemprotan mengembun.

3. Umur 5 HST, lakukan pemberian pupuk SP36 sebanyak 100 kg/hektar. Tebar secara merata dan dilakukan pada pagi hari. Atau bisa menggunakan pupuk NPK Pelangi + Urea dengan dosis 200 kg NPK pelangi + 50 kg Urea.

4. Umur 10-12 HST, Pemberian pupuk Urea +KCl dengan dosis 100 kg Urea + 50 kg KCl dan pemupukan tetap dilakukan pada pagi hari.

5. Umur 14 HST, lakukan penyemprotan dengan menggunakan Virtako guna memacu pertumbuhan bibit anakan dan pengendalian otpsejak dini terutama sundep, beluk, werengdan kupu putih palsu. Dosis menggunakan 100 ml per hektar, atau 10ml per tangki semprot. Penyemprotan dilakukan sore hari dengan teknik semprot mengembun.

6. Umur 26 HST, Pemberian pupuk Urea sebanyak 50 kg/hektar tebar sampai rata, atau diberikan NPK Pelangi 100 kg + Urea 25 kg.

Page 2: Sistem Imunisasi Padi Sawah

7. Umur 28 HST, Semprot dengan virtako dan Amistartop guna memacu pertumbuhan anakan dan pengendalian OPT, dosis masing masing 100 ml per hektar. Penyemprotan sore hari dengan teknik mengembun.

8. Umur 40 HST, pemberian pupuk Urea 25 kg/hektar tabur secara merata, Pupuk diberikan pada pagi hari.9. Umur 42 HST, semprot Virtako dan Score guna pertumbuhan dan pengendalian OPT (penggerek batang,

blast, hawar) dosis masing-masing 100 ml/hektar atau 10ml/tangki sprayer. Penyemprotan dilakukan sore hari dengan teknik mengembun.

10. Umur 56 HST, Semprot Alika dan Amistartop, guna pengisian malai dan pengandalian OPT (walang sangit, penggerek batang, hawar, blast, busuk leher) dosis 100ml/hektar dilakukan sore hari dengan tektik mengembun.

11. Umur 65 HST, Semprot Alika dan Score guna memacu pengisian malai (bernas) dan pengendalian OPT (walang sangit, Pengisap malam,busuk leher dan hawar) masing-masing dengan dosis 100 ml/hektar disemprotkan waktu sore hari dengan teknik mengembun.

12. Umur 70 HST, bila masih perlu semprot dengan Alika guna pengendalian OPT pengisap malam dengan dosis 100 ml/hektar penyemprotan dilakukan sore hari dengan teknik mengembun.

13. Panen dilakukan setelah bulir padi menguning (masak fisiologis) merata sekitar 90-95 % jangan menunggu sampai kering daunnya.

Lakukan tehnologi ini apabila ingin meraih sukses dalam berusaha tani padi sawah, kunci untuk sukses dalam berusaha adalah tepat dosis, cara, tempat dan waktu, dalam melakukan pekerjaan pertanian kita harus bekerja dengan bersemangat, cerdas, iklas dan sampai selesai jangan setengah-setengah.

Suharto, S.P.

PPL BPPPK Muara Kaman