23

Click here to load reader

Sistem koloid okho

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sistem koloid okho

Sistem koloid Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Susu adalah koloid teremulsi dari lemak susu dalam air

Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua

atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100

nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh

oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya.

Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).

Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh

koloid yang dapat dijumpai sehari-hari.Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia

koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.

Macam-macam koloid [sunting]

Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fase zat pendispersi dan zat terdispersinya.

Beberapa jenis koloid:

Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut

aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol

padat (contoh: asap dan debu dalam udara).

Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol

detergen, cat dan tinta).

Page 2: Sistem koloid okho

Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu tidak saling

melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).

Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat

pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya).

Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem).

Sifat-sifat Koloid [sunting]

Efek Tyndall

Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini

disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek Tyndall ini ditemukan oleh John

Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.

Efek Tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari

dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem

koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-

partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati,

partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

Gerak Brown

Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu

(gerak acak/tidak beraturan). Jika diamati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat

bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan

gerak Brown.

Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat

cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak

termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan

partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan

tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang

terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan

perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.

Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin

besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa

gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair

dengan zat padat (suspensi).

Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar

energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari

Page 3: Sistem koloid okho

partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu

sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

Adsorpsi

Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel

koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi

yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel.

Contoh:

(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.

(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.

Muatan koloid

Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.

Koagulasi koloid

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya

koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.

Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara

kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.

Koloid pelindung

Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.

Dialisis

Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara mengalirkan cairan yang

tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring.

Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid

dan cairan akan berpisah.

Elektroforesis

Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus

listrik.

Page 4: Sistem koloid okho

Kimia - Makalah Koloid Lengkap

Ini adalah tugas makalah yang saya buat sewaktu saya kelas XI IPA untuk mencari nilai KIMIA ,,,

Semoga bisa membantu :)

Karya : Ni Luh Putu Mira Suantari

PENGERTIAN KOLOID

Koloid atau Kolloid yang berasal dari kata Kolla (lem) dan Oid (seperti), pertama kali ditemukan

oleh Thomas Graham. Koloid adalah suatu bentuk campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan

memisah setelah waktu tertentu) yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar).

Koloid memiliki partikel-partikel zat yang berukuran sekitar 1-100 nm (10-7

– 10-5

cm) yang tersebar

merata dalam zat lain.

Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi

No. Larutan

(Dispersi Molekuler)

Koloid

(Dispersi Koloid)

Suspensi

(Dispersi Kasar)

1 Memiliki 1 fase Memiliki 2 fase Memiliki 2 fase

2 Jernih Keruh Keruh

3 Homogen Antara homogen

dan heterogen Heterogen

4 Memiliki diameter

partikel < 1 nm

Memiliki

diameter partikel

1 nm < d < 100

nm

Memiliki

diameter partikel

> 100 nm

5 Tidak dapat disaring

Tidak dapat

disaring dengan

penyaringan

biasa, melainkan

dengan

penyaringan ultra

Dapat disaring

dengan kertas

saring biasa

6 Tidak memisah jika

didiamkan

Tidak

memisahkan jika

didiamkan

Memisah jika

didiamkan

PENGELOMPOKAN SISTEM KOLOID

Page 5: Sistem koloid okho

Di dalam larutan koloid, secara umum terdapat 2 zat, yaitu :

- Zat Pendispersi : zat pelarut di dalam koloid (jumlahnya lebih banyak)

- Zat Terdispersi : zat yang terlarut di dalam koloid (jumlahnya lebih sedikit)

Berdasarkan fase zat terdispersi, koloid terbagi atas 3 bagian besar, yaitu :

- Sol : Sol adalah koloid dengan zat terdispersinya berfase padat.

- Emulsi : Emulsi adalah koloid dengan zat terdispersinya berfase cair.

- Buih : Buih adalah koloid dengan zat terdispersinya berfase gas.

Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih terbagi atas beberapa jenis, yaitu :

1. Sol

Koloid sol dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Sol padat (padat-padat)

Sol padat adalah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase padat.

Contoh : logam paduan, kaca berwarna, intan hitam, dan baja.

b. Sol cair (padat-cair)

Sol cair atau disebut sol saja adalah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase

cair. Artinya, zat terdispersi berfase padat dan zat pendispersi (medium) berfase cair.

Contoh : cat, tinta, dan kanji.

c. Sol gas (padat-gas)

Sol gas (aerosol padat) adalah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase gas.

Artinya, zat terdispersi berfase padat dan zat pendispersi (medium) berfase gas.

Contoh : asap dan debu.

2. Emulsi

Koloid emulsi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Emulsi padat (cair-padat)

Emulsi padat (gel) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase padat. Artinya, zat

terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase padat.

Contoh : mentega, keju, jeli, dan mutiara.

b. Emulsi cair (cair-cair)

Emulsi cair (emulsi) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase cair. Artinya,

zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase cair.

Contoh : susu, minyak ikan, dan santan kelapa.

c. Emulsi gas (cair-gas)

Page 6: Sistem koloid okho

Emulsi gas (aerosol cair) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase gas.

Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase gas.

Contoh : insektisida (semprot), kabut, danhair spray.

3. Buih

Koloid buih dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Buih padat (gas-padat)

Buih padat adalah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat. Artinya, zat

terdispersi berfase gas dan zat pendispersi (medium) berfase padat.

Contoh : busa pada jok mobil dan batu apung.

b. Buih cair (gas-cair)

Buih cair (buih) adalah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat

terdispersi berfase gas dan zat pendispersi (medium) berfase cair.

Contoh : buih sabun, buih soda, dan krim kocok.

Page 7: Sistem koloid okho

TABEL PENGELOMPOKAN SISTEM KOLOID

No. Fase

Pendispersi

Fase

Terdispersi

Nama

Koloid Contoh

1 Padat Padat Sol Padat

Tanah, kaca, lumpur,

paduan logam, gelas

warna, intan hitam

2 Padat Cair Emulsi Padat Mentega, agar-agar,

keju, jelly

3 Padat Gas Busa Padat

Batu apung, kasur busa,

marshmallow, karet

busa, Styrofoam

4 Cair Padat Sol

Cat, tinta, pudding,

tepung dalam air, tanah

liat

5 Cair Cair Emulsi

Air santan, susu,

mayones, lotion wajah,

krim tangan

6 Cair Gas Busa

Buih, busa sabun,

ombak, krim kocok,

busa bir, putih telur

yang dikocok

7 Gas Padat Aerosol Padat

Debu di udara, gas

knalpot, asap, virus di

udara, asap pembakaran

8 Gas Cair Aerosol Cair

Obat semprot, kabut,

hairspray di udara,

awan

Page 8: Sistem koloid okho

KOLOID EMULSI

Emulsi merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat cair. Untuk membentuk

emulsi digunakan zat pengemulsi atau emulgator yaitu suatu zat yang dapat tertarik oleh kedua zat cair.

Contoh :

§ Sabun untuk mengemulsikan minyak dan air

§ Kasein sebagai emulgator pada susu

Berdasarkan medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

- Emulsi Gas

- Emulsi Cair

- Emulsi Padat

1. Emulsi Gas

Emulsi gas (aerosol cair) adalah emulsi dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair memiliki

sifat-sifat seperti sol liofob yaitu efek Tyndall, gerak Brown, dan kestabilan dengan muatan partikel.

Contoh:

Dalam hutan yang lebat, cahaya matahari akan disebarkan oleh partikel-partikel koloid dari

sistem koloid kabut yang merupakan contoh efek Tyndall pada aerosol cair.

2. Emulsi Cair

Emulsi cair melibatkan dua zat cair yang tercampur, tetapi tidak dapat saling melarutkan, dapat

juga disebut zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air (zat cair polar)

dan zat lainnya adalah minyak (zat cair non-polar).

Emulsi cair itu sendiri dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu;

a. Emulsi minyak dalam air

Contoh :

§ Susu yang terdiri dari lemak yang terdispersi dalam air menjadi butiran minyak di dalam air.

§ Santan

§ Lateks

§ Minyak ikan

b. Emulsi air dalam minyak

Contoh ;

§ Margarine yang terdiri dari air yang terdispersi dalam minyak menjadi butiran air dalam minyak.

§ Mentega

§ Minyak rambut

§ Minyak bumi

Page 9: Sistem koloid okho

Beberapa sifat emulsi yang penting :

~ Demulsifikasi

Kestabilan emulsi cair dapat rusak apabila terjadi pemanasan, proses sentrifugasi, pendinginan,

penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi.

Contoh :

Penggunaan proses demulsifikasi dengan penambahan elektrolit untuk memisahkan karet dalam

lateks yang dilakukan dengan penambahan asam format (CHOOH) atau asam asetat (CH3COOH).

~ Pengenceran

Dengan menambahkan sejumlah medium pendispersinya, emulsi dapat diencerkan. Sebaliknya, fase

terdispersi yang dicampurkan akan dengan spontan membentuk lapisan terpisah. Sifat ini dapat

dimanfaatkan untuk menentukan jenis emulsi.

3. Emulsi Padat

Emulsi Padat atau Gel adalah emulsi dalam medium pendispersi zat padat, dapat dianggap

sebagai hasil bentukkan dari penggumpalan sebagian sol cair. Partikel-partikel sol akan bergabung untuk

membentuk suatu rantai panjang pada proses penggumpalan ini. Rantai tersebut akan saling bertaut

sehingga membentuk suatu struktur padatan di mana medium pendispersi cair terperangkap dalam

lubang-lubang struktur tersebut. Sehingga, terbentuklah suatu massa berpori yang semi-padat dengan

struktur gel.

Ada dua jenis gel, yaitu :

a. Gel elastis

Gel elastis adalah gel yang memiliki ikatan partikel dengan gaya tarik-menarik yang relatif tidak

kuat, sehingga gel ini dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan dapat kembali ke bentuk awal bila gaya

tersebut ditiadakan. Gel elastis dapat dibuat dengan mendinginkan sol liofil yang cukup pekat.

Contoh :

§ Gelatin

§ Sabun

b. Gel non-elastis

Gel non-elastis adalah gel yang memiliki ikatan yang berupa ikatan kovalen yang cukup kuat,

sehingga gel ini tidak memiliki sifat elastis atau tidak akan berubah jika diberi suatu gaya.

Contoh :

§ gel silikat yang dapat dibuat dengan reaksi kimia yaitu dengan menambahkan HCl pekat ke dalam larutan

natrium silikat, sehingga molekul-molekul asam silikat yang terbentuk akan terpolimerisasi dan

membentuk gel silikat.

Page 10: Sistem koloid okho

Beberapa sifat gel yang penting adalah :

~ Hidrasi

Gel non-elastis yang terdehidrasi tidak dapat diubah kembali ke bentuk awalnya, tetapi sebaliknya,

gel elastis yang terdehidrasi dapat diubah kembali menjadi gel elastis dengan menambahkan zat cair.

~ Menggembung (swelling)

Gel elastis yang terdehidrasi sebagian akan menyerap air apabila dicelupkan ke dalam zat cair.

Sehingga volume gel akan bertambah dan menggembung.

~ Sineresis

Gel anorganik akan mengkerut bila dibiarkan dan diikuti penetesan pelarut. Proses ini disebut

sineresis.

~ Tiksotropi

Beberapa gel dapat diubah kembali menjadi sol cair apabila diberi agitasi atau diaduk. Sifat ini

disebut tiksotropi.

Contoh:

§ Gel besi oksida

§ Perak oksida

Page 11: Sistem koloid okho

KOLOID BUIH

Buih adalah koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersi zat cair atau zat padat.

Berdasarkan medium pendisperasinya, buih dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

- Buih Cair

- Buih Padat

1. Buih Cair (Buih)

Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan dengan medium pendispersi zat

cair. Fase terdispersi gas pada umumnya berupa udara atau karbondioksida yang terbetuk dari fermentasi.

Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-

fase dan mengikat gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh suatu kestabilan.

Ukuran koloid buih bukanlah ukuran gelembung gas seperti pada sistem koloid umumnya, tetapi

adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah antar-fase dimana zat pembuih teradsorpsi, ukuran

koloid berkisar 0,0000010 cm. Buih cair memiliki struktur yang tidak beraturan. Strukturnya ditentukan

oleh kandungan zat cairnya, bukan oleh komposisi kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair

lebih dari 5%, gelembung gas akan mempunyai bentuk hampir seperti bola. Jika kurang dari 5%, maka

bentuk gelembung gas adalah polihedral.

Beberapa sifat buih cair yang penting:

~ Struktur buih cair dapat berubah dengan waktu

- Pemisahan medium pendispersi (zat cair) atau drainase, karena kerapatan gas dan zat cair yang jauh

berbeda.

- Terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan permukaan,

sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih besar.

- Rusaknya film antara dua gelembung gas.

~ Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar.

- Bila gaya yang diberikan kecil, maka struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya tersebut

ditiadakan.

- Jika gaya yang diberikan cukup besar, maka akan terjadi deformasi.

Contoh :

§ Buih hasil kocokan putih telur

Udara di sekitar putih telur akan teraduk dengan menggunakan zat pembuih, yaitu protein dan

glikoprotein yang berasal dari putih telur itu sendiri yang akan membentuk buih yang relatif stabil.

Sehingga putih telur yang dikocok akan mengembang.

§ Buih hasil akibat pemadam kebakaran

Page 12: Sistem koloid okho

Alat pemadam kebakaran mengandung campuran air, natrium bikarbonat, aluminium sulfat, serta

suatu zat pembuih. Karbondioksida yang dilepas akan membentuk buih dengan bantuan zat pembuih

tersebut.

2. Buih Padat

Buih padat adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan dengan medium pendispersi zat

padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih (surfaktan).

Contoh :

§ Roti

Proses peragian yang melepas gas karbondioksida terlibat dalam proses pembuatan roti. Zat

pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan membentuk lapisan tipis mengelilingi gelembung-

gelembung karbondioksida untuk membentuk buih padat.

§ Batu apung

Dari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung.

§ Styrofoam

Styrofoam memiliki fase terdispersi berupa karbondioksida dan udara, serta medium pendispersi

berupa polistirena.

Page 13: Sistem koloid okho

KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB

Berdasarkan sifat koloid adsorpsi dari partikel koloid terhadap medium pendispersinya, terdapat 2

macam koloid yaitu :

1. Koloid Liofil

Koloid Liofil merupakan koloid yang mengadsorpsi cairan sehingga terbentuk selubung di

sekeliling koloid atau disebut juga koloid yang partikel-partikel terdispersinya menarik medium

pendispersinya akibat adanya gaya Van der walls atau ikatan Hidrogen. Koloid Liofil yang mediumnya

air disebut dengan Koloid Hidrofil.

Contoh :

§ Kanji

§ Agar-agar

§ Protein

2. Koloid Loifob

Koloid Liofob merupakan koloid yang tidak mengadsorpsi cairan atau disebut juga koloid yang

partikel-partikel terdispersinya tidak menarik medium pendispersinya. Koloid Liofob yang mediumnya

air disebut dengan Koloid Hidrofob.

Contoh :

§ Sol sulfida

§ Sol logam

Page 14: Sistem koloid okho

PERBEDAAN KOLOID LIOFIL DENGAN KOLOID LIOFOB

No. Sel Hidrofil Sel Hidrofob

1 Biasanya terdiri atas zat organik Biasanya terdiri atas zat anorganik

2 Mempunyai muatan yang kecil atau

tidak bermuatan Mempunyai muatan positif atau negatif

3 Dapat bermigrasi ke anoda, katoda atau

tidak bermigrasi sama sekali

Akan bergerak ke anoda atau katoda,

tergantung jenis muatan partikelnya

4

Dapat dibuat langsung dengan

mencampurkan fase terdispersi dengan

medium pendispersinya

(Umumnya dibuat dengan cara

dispersi)

Tidak dapat dibuat hanya dengan

mencampur fase terdispersi dengan

medium pendispersinya

(Umumnya dibuat dengan cara

kondensasi)

5

Viskositas sol liofil lebih besar dari

viskositas medium pendispersinya

(Kekentalan tinggi)

Viskositas sol liofob hampir sama

dengan viskositas medium

pendispersinya

(Kekentalan rendah)

6 Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi

medium pendispersinya.

Partikel-partikel sol liofob tidak

mengadsorpsi medium pendispersinya

7 Tidak mudah digumpalkan dengan

penambahan elektrolit (lebih stabil)

Mudah digumpalkan dengan

penambahan elektrolit (kurang stabil)

8

Bersifat reversible yaitu sol liofil yang

telah menggumpal dapat diubah

kembali menjadi sol dengan

penambahan medium pendispersinya

Bersifat irreversible yaitu sol liofob

yang telah menggumpal tidak dapat

diubah menjadi sol

9 Gerak Brown tidak jelas Gerak Brown terlihat jelas

10 Efek Tyndall kurang jelas Efek Tyndall jelas

Page 15: Sistem koloid okho

SIFAT-SIFAT KOLOID

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa dimana jalannya sinar

dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan.

Contoh :

§ Sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa menyebabkan langit berwarna biru pada siang

hari dan jingga pada sore hari.

§ Debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar yang masuk melalui celah kecil di dalam rumah.

2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus

karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Gerak aktif yang terus

menerus ini menyebabkan partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.

Contoh :

§ Bila seberkas sinar dipusatkan pada suatu dispersi koloid yang diamati dengan alat ultra mikroskop maka

akan tampak partikel koloid sebagai partikel-partikel yang kecil yang memantulkan sinar dan bergerak

acak.

3. Dialisis

Pemurnian sistem koloid dari ion-ion pengganggu dengan mempergunakan selaput semi

permiabel. Dengan menempatkan koloid dalam selaput semi permeabel yang dapat ditembus oleh ion-ion,

tetapi tidak oleh partikel-partikel koloid. Selaput semi permeabel yang telah diisi sistem koloid

dimasukkan ke dalam aliran air, sehingga ion-ion dalam sistem koloid akan menembus selaput semi

permeabel dan terbawa air, sedangkan pertikel koloid tertinggal dalam selaput semi permeabel. Salah satu

penerapan dialisis ditemukan dalam proses pencucian darah yang disebut hemodialisis.

4. Elektroforesis

Bila arus listrik dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam disperse koloid, maka partikel-

partikel koloid bergerak menuju elektroda positif atau elektroda negatifnya. Ini membuktikan bahwa

partikel-partikel koloid dalam medium pendispersinya bermuatan listrik.

5. Adsorpsi

Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Setiap endapan yang

terbentuk berkecenderungan untuk menarik ionnya sendiri pada permukaan endapan.

Sifat Adsorpsi digunakan dalam proses :

~ Pemutihan gula tebu

~ Norit

~ Penjernihan air

Page 16: Sistem koloid okho

Contoh :

§ Koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.

§ Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+sehingga menjadi bermuatan

+. Adanya muatan sesama maka

koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling

menggerombol.

§ Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH-dalam larutan sehingga akan bermuatan

-dan tolak-menolak

dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.

6. Koagulasi (Penggumpalan)

Koagulasi Koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan.

Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara :

a. Cara Mekanik (Fisis)

Dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.

Contoh :

§ Darah akan menggumpal jika dipanaskan

§ Agar-agar akan menggumpal jika didinginkan

b. Cara Kimia

Dilakukan dengan penambahan elektrolit (asam, basa atau garam).

Contoh :

§ Susu akan menggumpal jika ditambahkan dengan sirup masam.

§ Lumpur akan menggumpal jika ditambahkan tawas.

c. Cara pencampuran 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan

Contoh:

§ Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan negatif.

Sifat koagulasi partikel koloid antara lain dapat kita amati pada proses berikut ini :

~ Pada pengolahan karet dari bahan mentahnya (lateks), partikel karet dalam lateks digumpalkan dengan

menambah asam asetat, sehingga karet dapat dipisahkan dari lateksnya.

~ Partikel lumpur dan tanah liat yang terkandung dalam ais sungai akan mengendap bila berjumpa

dengan air laut yang mengandung banyak elektrolit sehingga terbentuklah delta di muara sungai.

~ Jika bagian tubuh kita mengalami luka, maka ion Al3+

, atau Fe3+

segera menetralkan partikel

albuminoid yang dikandung darah, sehingga terjadi penggumpalan yang menutupi luka.

~ Pada proses penjernihan air ditambahkan tawas, Al2(SO4)3, yang menyediakan ion Al3+

untuk

mengendapkan partikel lumpur, sehingga air menjadi jernih.

Page 17: Sistem koloid okho

PEMBUATAN SISTEM KOLOID

1. Cara Kondensasi

Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan cara penggumpalan partikel

yang sangat kecil.

Penggumpalan partikel ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Reaksi Pengendapan

Pembuatan sistem koloid dengan reaksi pengendapan dilakukan dengan mencampurkan larutan

elektrolit sehingga menghasilkan endapan.

Contoh :

AgNO3 + NaCl ―> AgCl(s) + NaNO3

b. Reaksi Hidrolisis

Pembuatan sistem koloid dengan reaksi hidrolisis dilakukan dengan mereaksikan suatu zat

dengan air

Contoh :

AlCl3 + H2O ―> Al(OH)3(s) + HCl

c. Reaksi Redoks

Pembuatan sistem koloid dapat terbentuk dari hasil redoks.

Contoh :

pada larutan emas (Emas formaldehid)

AuCL3 + HCOH ―> Au + HCl + HCOOH

d. Reaksi Penggeseran

Contoh :

pembuatan sol As2S3 dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan H3AsO3encer pada suhu

tertentu.

2H3AsO3 + 3H2S ―> 6H2O + As2S3

e. Reaksi Pergantian Pelarut

Contoh :

pembuatan gel kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol 96% ke dalam larutan kalsium

asetat jenuh.

2. Cara Dispersi

Page 18: Sistem koloid okho

Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi

yang terlalu besar menjadi partikel koloid atau disebut juga pemecahan partikel-partikel kasar menjadi

koloid.

Memperkecil partikel ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Cara Mekanik

Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel suspensi

dengan cara penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium

pendispersi.

Contoh :

§ Gumpalan tawas digiling, dicampurkan ke dalam air akan membentuk koloid dengan kotoran air.

§ Membuat tinta dengan menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian didispersikan dalam air.

§ Membuat sol belerang dengan menghaluskan belerang bersama gula (1:1) pada penggiling koloid,

kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan belerang menjadi sol.

§ Belerang dan urea digerus, ditambahkan air, lalu diaduk membentuk hidrosol belerang.

§ Pati (amilum) digerus sampai halus, ditambah air, lalu diaduk membentuk hidrofil pati.

b. Cara Peptisasi

Pembuatan koloid dengan cara peptisasi dilakukan dengan menambahkan ion sejenis atau dengan

pemecah (pemeptisasi), sehingga partikel endapan akan dipecah.

Contoh :

§ Sol Fe(OH)3 dengan menambahkan FeCL3

§ Sol NiS dengan menambahkan H2S

§ Karet dipeptisasi oleh bensin

§ Agar-agar dipeptisasi oleh air

§ Endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3

c. Cara Busur Bredia/Bredig

Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan mencelupkan 2 kawat

logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air, sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid

berupa debu di dalam air.

Contoh :

§ Sol platina, emas atau perak dibuat dengan cara mencelupkan elektrode logam ke dalam medium

pendispersi, misalnya air dengan potensial listrik tinggi.

d. Cara Ultrasonik

Pembuatan koloid dengan cara ultrasonik dilakukan dengan menghancurkan butiran besar dengan

ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz)

Page 19: Sistem koloid okho

CONTOH KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1. Industri Makanan

Contoh :

§ Keju

§ Mentega

§ Susu

§ Saus salad

§ Jelly

§ Pudding

§ Mayonnaise

2. Industri Kosmetika dan Perawatan Tubuh

Contoh :

§ Krim

§ Pasta gigi

§ Sabun

§ Parfum semprot

§ Lotion wajah

3. Industri Cat

Contoh :

§ Cat

4. Industri Kebutuhan Rumah Tangga

Contoh :

§ Sabun

§ Deterjen

5. Industri Pertanian

Contoh :

§ Peptisida

§ Insektisida

6. Industri Farmasi

Contoh :

§ Minyak ikan

§ Pensilin untuk suntikan

Page 20: Sistem koloid okho

PERANAN KOLOID

Beberapa kegunaan koloid adalah sebagai berikut :

1. Industri Kosmetika

a. Bahan kosmetika seperti foundation, finishing cream dan deodorant berbentuk koloid dan umumnya

sebagai emulsi yang berperan sebagai sarana kecantikan.

2. Industri Makanan

a. Susu merupakan koloid yang tergolong emulsi dan berperan untuk kesehatan tubuh manusia.

b. Mentega merupakan koloid yang tergolong emulsi padat dan berperan sebagai pengganti minyak dalam

memasak.

3. Industri Tekstil

a. Pada proses pencelupan bahan (untuk pewarnaan) yang kurang baik daya serapnya terhadap zat warna

dapat menggunakan zat warna koloid karena memiliki daya serap yang tinggi sehingga melekat pada

tekstil.

4. Industri Kebutuhan Rumah Tangga

a. Detergen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran (minyak) dengan air sehingga

dapat membersihkan kotoran pada tubuh dan pakaian.

b. Sabut sebagai zat pengemulsi untuk menghilangkan zat pengotor yang tidak bercampur dengan air.

5. Kelestarian Lingkungan

a. Untuk mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pabrik-pabrik, digunakan suatu alat yang

disebut cotrell. Alat ini berfungsi untuk menyerap partikel-partikel koloid yang terdapat dalam gas

buangan yang keluar dari cerobong asap pabrik.

b. Pada penjernihan air digunakan aluminium sulfat untuk mengkoagulasi zat pengotor dalam air.

6. Bidang Kesehatan

a. Prinsip dialisis (salah satu sifat koloid) digunakan untuk membantu pasien gagal ginjal.

Page 21: Sistem koloid okho

APLIKASI KOLOID

1. Industri Makanan

a. Pemutihan Gula

Pemutihan gula merupakan aplikasi dari sistem koloid yaitu penggunaan sifat adsorpsi. Gula tebu

yang masih berwarna dapat diputihkan dengan melarutkan gula ke dalam air. Larutan ini kemudian

dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna

zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.

2. Industri Kosmetika

a. Deodorant

Deodorant mengandung aluminium klorida untuk mengkoagulasikan (mengendapkan) protein

dalam keringat. Endapan protein ini dapat menghalangi kerja kelenjar keringat sehingga keringat dan

protein yang dihasilkan berkurang.

3. Industri Rumah Tangga

a. Bahan Pencuci

Sabun sebagai pembersih karena dapat mengemulsi minyak dalam air. Sabun dalam air tenon

menjadi Na dan ion asam lemak. Kepala asam lemak yang bermuatan negatif larut dalam air, sedangkan

ekornya larut dalam minyak. Hal ini menyebabkan tetesan minyak larut dalam air.

4. Industri

a. Kromatografi

Kromatografi adalah metode pemisahan campuran dengan menggunakan bahan pengadsorpsi,

misalnya kertas kromatografi, pati dan aluminium oksida untuk kromatografi kolom. Zat-zat organik yang

dapat dipisahkan dengan menggunakan metode kromatografi di antaranya adalah asam amino, protein,

lemak, karbohidrat, vitamin dan hormon.

b. Lateks

Lateks adalah koloid karet dalam air, berupa sol bermuatan negatif. Bila ditambah ion positif,

lateks menggumpal dan dapat dibentuk sesuai cetakan.

5. Bidang Kesehatan

a. Penggumpalan Darah

Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka

tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+

dan Fe3+.

Ion-ion

tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah

dapat lebih mudah dilakukan.

b. Karbon Aktif

Karbon aktif merupakan aplikasi koloid yaitu penggunaan sifat adsorpsi. Karbon aktif digunakan

untuk menyerap zat warna, bau, gas karbon dioksida (CO2), gas karbon monoksida (CO), H2O dan racun.

Karbon aktif ini dibuat dengan memanaskan arang sehingga terbentuk arang yang sangat berpori. Karbon

Page 22: Sistem koloid okho

aktif digunakan misalnya untuk masker gas, proses penjernihan air, filter rokok dan norit sebagai obat

penetral racun.

c. Cuci Darah dengan Dialisis

Darah merupakan suatu sistem koloid. Darah yang mengandung sisa metabolisme seperti

kreatinin, asam ureat, vitamin berlebih, obat-obatan dan hormon kemudian disaring oleh ginjal. Pada

orang yang menderita kerusakan ginjal atau gagal ginjal, sisa-sisa metabolisme ini tidak dapat disaring

oleh ginjal sehingga dapat meracuni tubuh. Oleh karena itu, pasien gagal ginjal dicuci darahnya dengan

menggunakan alat dialisis yang memiliki membran semipermeabel. Membran semipermeabel ini

memisahkan darah kotor dengan larutan dialisat yang konsentrasinya lebih rendah dibandingkan dengan

darah. Sehingga sisa-sisa metabolisme dapat melewati pori-pori membran, sedangkan sel-sel darah dan

zat yang masih berguna dan elektrolit yang partikelnya lebih besar tidak dapat melewati membran dan

dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien.

6. Industri Tekstil

a. Pencelupan Tekstil

Pencelupan tekstil merupakan aplikasi sistem koloid yaitu penggunaan sifat adsorpsi. Pada

pencelupan tekstil ini digunakan koloid yang dapat mempercepat pemberian warna. Koloid yang

digunakan adalah dengan mencampurkan Al2(SO4) dengan Na2CO3 sehingga membentuk koloid Al(OH)3.

Gas CO2 yang berasal dari Na2CO3 membentuk gelembung yang mengelilingi Al(OH)3 sehingga

permukaannya menjadi berpori, akibatnya dapat menyerap zat warna.

7. Bidang Lingkungan

a. Penjernihan Air

Penjernihan air merupakan aplikasi koloid yaitu penggunaan sifat adsorpsi. Pada penjernihan air,

digunakan tawas yang memiliki rumus kimia KAl(SO4)2 yang dalam air terhidrasi menjadi koloid

Al(OH)3. Koloid Al(OH)3 ini mampu menyerap zat warna dan pestisida.

b. Pemurnian Air Laut

Pemurnian air laut merupakan aplikasi sistem koloid yaitu penggunaan sifat dialisis. Pemurnian

air laut dengan menggunakan membran semipermeabel ini menggunakan metode osmosis terbalik.

(reserve osmosis). Osmosis adalah pergerakan molekul air dari larutan dengan konsentrasi rendah ke

larutan yang konsentrasinya lebih tinggi. Dengan memberikan tekanan yang lebih tinggi pada larutan

yang lebih pekat dibandingkan tekanan osmosisnya, maka gerakan molekul air akan terbalik.

c. Pengelolaan Lumpur Aktif

Pengelolaan lumpur aktif merupakan aplikasi sistem koloid yaitu penggunaan sifat koagulasi.

Pengelolaan air limbah dengan metode lumpur aktif ini menggunakan koagulan PAX (polialuminium

klorida) Al13O4(OH)24(H2O)12 yang menghasilkan Al(OH)3.

d. Pembentukan Delta di Muara Sungai

Pembentukan delta di muara sungai merupakan aplikasi sistem koloid yaitu penggunaan sifat

koagulasi. Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif.

Page 23: Sistem koloid okho

Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg

+2, dan Ca

+2yang bermuatan positif. Ketika air sungai

bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akan menetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga,

terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta.

e. Pengambilan Endapan Pengotor

Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mengandung zat-zat

pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untuk memisahkan pengotor ini, digunakan alat pengendap

elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid.