Upload
ngokhuong
View
264
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
P R O S A F E I N S T I T U T E
SISTEM MANAJEMEN K3 PERKANTORAN
STANDAR KESELAMATANKERJA
1
Soehatman Ramli-2007
PENDAHULUAN
2
Soehatman Ramli-2007
INTRODUKSI
• Gedung perkantoran merupakan bagian pentingdalam suatu institusi, lembaga atau perusahaan
• Di perkantoran terdapat berbagai kegiatan danpegawai/pekerja yang menjalankan aktivitasnya
• Kegiatan perkantoar mengandu ng berbagai potensibahaya yang dapat mengancam keselamatanpenghuninya.
• Untuk itu perlu diperhatikan aspek K3 (Keselamatandan Kesehatan Kerja) perkantoran.
3
Soehatman Ramli-2007
Dasar Hukum
• UU No 13 /2004 tentangletenagakerjaan pasal 87 Setiapperusahaan wajib melaksanakanSistem Manajemen K3
• Kepmenkes NO 43 tentang SistemManajemen Keselamatan danKesehatan Kerja Perkantoran
4
Soehatman Ramli-2007
5
Aspek K3 dalam UU NO 28 tentang BangunanGedung
• Bangunan gedung diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan,keselamatan, keseimbangan, serta keserasian bangunan gedungdengan lingkungannya
• Persyaratan keselamatan bangunan gedung meliputi persyaratankemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan,serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah danmenanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir.
• Persyaratan kesehatan bangunan gedung meliputi persyaratan sistempenghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bahanbangunan gedung.
• Persyaratan kenyamanan bangunan gedung meliputi kenyamananruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang,pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan.
• Akses evakuasi dalam keadaan darurat yang harus disediakan didalam bangunan gedung meliputi sistem peringatan bahaya bagipengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi apabila terjadibencana kebakaran dan/atau bencana lainnya
Soehatman Ramli-2007
Kecelakaan di GedungPerkantoran
6
Soehatman Ramli-2007
7
Bank Indonesia
TERBAKAR DAN TEWAS -Menara Bank Indonesia (BI)di Jalan MH Thamrin, JakartaPusat, yang terletak dibelakang Gedung BI lama,terbakar Senin (8/12). Dalamkebakaran tersebut 15 orangtewas
Soehatman Ramli-2007
Kecelakaan Gedung MIgas
8
Mobil Jatuh dari Lantai 3Kantor Dirjen Migas
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Sebuah mobil terjatuhdari lantai 3 di Kantor DirektoratJenderal Minyak dan Gas Bumi,Plaza Sentris, Setiabudi, JakartaSelatan, Selasa (5/4/2016) sore.Insiden tersebut mengakibatkanseorang sopir mobil menderita lukadan dilarikan ke rumah sakit MMC,Jakarta Selatan.
Soehatman Ramli-2007
9
Mobil Terjun dari Mal Pangrango BogorMinggu, 14 Januari 2007 | 23:12 WIBTEMPO Interaktif, Jakarta:Sebuah mobil boks berlogo Toko BukuGunung Agung terjun bebas dari parkir malPangrango Bogor.
Kamis (17/5/2007) pukul 12.15 Dinding Tak Kuat,Mobil Terjun dari Lantai 6 Ayah, Ibu, dan SeorangAnak Tewas SeketikaDiduga karena dinding pengaman di gedung parkirtak cukup kuat, Mobil yang mereka tumpangimenabrak dinding pengaman dan terjun dari lantaienam gedung parkir Pertokoan ITC Permata Hijau,Kebayoran Lama, Jakarta Selatan,.Mobil yang seharusnya berada di lajur turun, pindahke lajur naik, kemudian menabrak dindingpengaman. Mobil itu lalu terjun bebas ke bawahsehingga kondisinya rusak parah.
Kecelakaan di tempat Parkir
Soehatman Ramli-2007
Gedung Bertingkat RawanKebakaran
10
Rawan Kebakaran,Gedung-gedungBertingkat Ibukota PerluDiaudit
Kebakaran Terjadi diGedung UOB JakartaPusatREPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kebakaran terjadi di gudang ISSkawasan basement Gedung UOB,Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat,Ahad (2/8/2005). Peristiwa berawalsekitar pukul 15.30 WIB.
Ratusan Gedung Tinggi diJakarta Rawan KebakaranJAKARTA – Dinas PenanggulanganKebakaran dan Penyelamatan (DPKP)Provinsi DKI Jakarta mencatat ratusangedung tinggi di Ibu Kota rawan kebakaran.Hal itu terjadi karena lemahnyapengamanan dan pengawasan olehmanajemen gedung.Kabid Pencegahan dan PenanggulanganDinas Pemadam Kebakaran Provinsi DKIJakarta, Jon Vendri, mengatakan, dari 465gedung yang tersebar di Jakarta, 40% diantaranya tercatat tak aman dan rawankebakaran. Meski demikian, pembinaanterhadap pengelola gedung tinggi telahdilakukan.
Soehatman Ramli-2007
11
DI Jakarta, gedung bertingkat menduduki peringkat keempat sebagaikawasan dengan risiko musibah kebakaran. Berdasarkan data BalaiSains Bangunan-Puslitbang Permukiman (1989-2002), tingginyapenggunaan elektronik merupakan penyebab kebakaran karenakorsleting. Sebanyak 40 persen musibah kebakaran di perkantoranakibat korsleting listrik.Berdasarkan klasifikasi yang dibuat Standar Konstruksi BangunanIndonesia tahun 1987, bangunan dengan ketinggian lebih dari 40 meter(8 lantai) diharuskan memasang sprinkler (sistem pemadamanotomatis) mulai dari lantai satu kecuali untuk ruang mekanikal dankontrol. Sebab Dinas Pemadam Kebakaran tidak mampu menjangkaubangunan dengan ketinggian lebih dari 25 meter.Sistem pendeteksian merupakan komponen paling awal darikeseluruhan sistem pengamanan bahaya kebakaran. Bangunan di atas 4lantai wajib menyediakan sistem deteksi manual dan otomatis.Bangunan harus memiliki fixed heat detector (di dapur), rate of risedetector (di tempat parkir) dan detektor asap ionisasi di unit sewa,koridor, lobi, ruang mesin, dan kontrol.
Gedung Bertingkat Rawan Kebakaran
Gedung Perkantoran banyak menggunkan Gedung Bertingkat
Soehatman Ramli-2007
12
No Judul Standar No.SNI / SKSNI Ruang Lingkup
1
Tata Cara PerencanaanBangunan dan Lingkunganuntuk Pencegahan BahayaKebakaran pada BangunanRumah dan Gedung
SNI 03-1735-1989 SKBI-2.5.53.1987
Tata cara ini digunakan dalam merencanakan bangunan danlingkungan khususnya dalam hal pencegahan terhadap bahayakebakaran meliputi pengaman dan penyelamatan terhadap jiwa,harta benda dan kelangsungan fungsi bangunan.
2
Tata Cara PerencanaanStruktur Bangunan UntukPencegahan BahayaKebakaran pada Rumah danGedung
SNI 03-1736-1989 SKBI-2.3.53.1987
Tata cara ini digunakan untuk perencanaan struktur bangunanterhadaqp pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumahdan gedung.
3
Metode Pengujian Jalar ApiPada Permukaan BahanBangunan untuk PencegahanBahaya Kebakaran Rumah danGedung
SNI 03-1739-1989 SKBI-3.2.53.1987
Metode ini digunakan untuk menentukan mutu bahan bangunandalam kelompok sukar terbakar (semi non- combustible) ,menahan api (fire retardant), agak menahan api (semi fireretardant) dan mudah terbakar rumah dan gedung.
4
Metode Pengujian Bahan Bakaruntuk Pencegahan BahayaKebakaran pada BangunanRumah dan Gedung.
SNI 03-1740-1989 SKBI-3.2.53.1987
Metode ini digunakan untuk menentukan sifat bahan bangunanyang tidak terbakar dan yang dapat terbakar pada bangunanrumah dan gedung.
5
Metode Pengujian Tahan apiKomponen Struktur Bangunanuntuk Pencegahan BahayaKebakaran pada BangunanRumah dan Gedung.
SNI 03-1741-1989 SKBI-3.2.53.1987
Metode ini digunakan untuk menentukan klasifikasi ketahanan apidari komponen bangunan yang dinyatakan dalam satuan waktu1/2 jam, 1 jam, 2 jam dan 3 jam.
6
Tata Cara Pemasangan SitemHidran untuk PencegahanBahaya Kebakaran padaBangunan Rumah dan Gedung.
SNI 03-1745-1989 SKBI-3.4.53.1987
Tata cara ini digunakan sebagai panduan dalam pemasangansistem hidran untuk memberikan persyaratan minimum padapemasanagan sistem hidran dalam upaya pencegahan bahayakebakaran pada bangunan rumah dan gedung.
SNI BANGUNAN GEDUNG
Soehatman Ramli-2007
13
SNI BANGUNAN GEDUNGNo Judul Standar No.SNI / SK SNI Ruang Lingkup
7
Metode PemasanganPemadam Api Ringan untukPencegahan BahayaKebakaran pada BangunanRumah dan Gedung
SNI 03-1746-1989 SKBI-3.4.53,1987
Metode ini digunakan dalam pelaksanaan pemasanganpemadam api ringan dalam upaya pencegahan bahayakebakaran serta memperoleh keseragaman dalampemasangannya
8
Tata Cara PerencanaanPemasangan Sistem DeteksiAlam untuk PencegahanBahaya Kebakaran padaBangunan Rumah dan Gedung
SNI 03-3985-1995 SKBI-3.4.53.1987
Digunakan untuk memberikan persyaratan minimum padapemasangan sistem deteksi dan alarm kebakaran sehingga bilaterjadi kebakaran dapat diketahui secara cepat dan tepat.
9 Tata Cara Instalasi Petir untukBangunan.
SNI 03-3990-1995 SKBI
1.3.53.1987.
Pedoman ini bertujuan untuk membentuk sistem yang baik danaman tanpa menimbulkan bahaya bagi manusia dan benda lainyang berada didalam, diluar atau disekitar bangunan.
10Instansi Sprinkler untukPencegahan BahayaKebakaran Pada BangunanRumah dan Gedung.
SNI 03-3989-1995 SKBI-3.4.53.1987
UDC:699.81.614.844
Digunakan untuk memberikan persyaratan minimum padapemasangan springkler dalam upaya pencegahan bahayakebakaran pada bangunan rumah dan gedung.
11
Panduan Pemasangan AlatBantu Evakuasi untukPencegahan BahayaKebakaran pada Rumah dangedung.
SNI 03-1746-1989 SKBI-3.4.53.1987.
Digunakan untuk pemasangan alat bantu evakuasi dalam upayapenyelamatan manusia dan meningkatkan keamanan terhadapbahaya kebakaran.
12
Spesifikasi Bahan BangunanUntuk Pencegahan BahayaKebakaran pada bangunanRumah dan Gedung
SKBI4.4.53.1987
UDC:699.81.624.04
Spesifikasi ini digunakan sebagai ketentuan teknis untukpemilihan dan pengunaan bahan bangunan dalam upayamengurangi resiko terhadap bahaya kebakaran, sertamemperkecil resiko timbulnya kebakaran dan menyebarluasnyaapi.
Soehatman Ramli-2007
Potensi Bahaya di GedungPerkantoran
14
Soehatman Ramli-2007
15
Karakteristik Gedung Bertingkat
• Penghuni beragam• Akses terbatas• Penyebaran bahaya relatif cepat• Bantuan dari luar terbatas (self
defence)• Terdapat banyak bahan mudah
terbakar dalam ruangan.
Soehatman Ramli-2007
16
Potensi Bahaya Gedung Bertingkat
• Fisis– Ventilasi– Penerangan– Suhu kerja– Bising
• Kimiawi– Kebakaran– Keracunan– Peledakan
• Bencana alam– Gempa bumi– Petir
• Mekanis– Lift– Escalator– Mesin dan instalasi
• Listrik– Hubungan singkat
• Biologis– Virus– Binatang
• Psychologis– Syndrome gedung tinggi
Soehatman Ramli-2007
STANDAR KESELAMATANKERJA
PERKANTORAN
17
Soehatman Ramli-2007
STANDAR KESELAMATAN KERJA
• Pencegahan Kecelakaan Kerja• Peralatan Perkantoran• Kebakaran• Tanggap Darurat
18
Soehatman Ramli-2007
Persyaratan Keselamatan Kerja
19
1 Persyaratan Keselamatan Kerja Perkantoran1.1. Program Pemantauan & pengukuran kinerja keselamatan kerja1.2. Persyaratan Umum Keselamatan Kerja Perkantoran.1.3. Prosedur kerja aman di Perkantoran.1.4. Pengendalian Bahan mudah terbakar
Soehatman Ramli-2007
Manajemen Tanggap Darurat
20
2 Kewaspadaan Bencana Perkantoran
2.1.
Manajemen Tanggap Darurat gedung2.1.1. Identifikasi risiko kondisi darurat atau bencana2.1.2. Pemetaan Risiko2.1.3 Prosedur dan Organisasi Tanggap Darurat2.1.4 Akses Mobil Pemadam Kebakaran2.1.5 Program Pelatihan Tanggap Darurat
2.1.6 Tempat berkumpul, tilpon penting danPelaporan
Soehatman Ramli-2007
Manajemen Tanggap Darurat
21
• Kebakaran• Gempa Bumi• Kecelakaan• Bangunan roboh• Terosisme• Gangguan sosial
Soehatman Ramli-2007
Pencegahan dan PenanggulanganKebakaran
22
2 Kewaspadaan Bencana Perkantoran
2.2
Manajemen keselamatan dan kebakaran gedung2.2.1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)2.2.2 Fire Hidrant dan Fire Pump2.2.3 Tangga dan Pintu Darurat2.2.4 Sistem Alarm pada Gedung2.2.5 Sistem Pengendali Asap2.2.6 Water Sprinkler
Soehatman Ramli-2007
Alat Pemadam
23
Soehatman Ramli-2007
Sistem Evakuasi
24
3 Evakuasi3.1 Assembly point dan petugas Evakuasi3.2 Koridor, terowongan, tangga darurat3.3 Jalur Keadaan Darurat
Soehatman Ramli-2007
Sistem Evakuasi
25
4 Persyaratan Mekanik dan Elekrik4.1 Pembangkit Listrik Cadangan (Genset)4.2 Jaringan instalasi dan Peralatan listrik4.3 Instalasi penangkal petir
Soehatman Ramli-2007
Sistem Evakuasi
26
5 Pertolongan pertama pada kecelakaan5.1 Karyawan yang terlatih P3K5.2 Penempatan fasilitas P3K
5.3 Tempat kerja besar yang mempunyai PusatP3K
5.4 SOP rujukan kasus penyakit ataupunkecelakaan
Soehatman Ramli-2007
PEDOMAN ASESMENTKESELAMATAN KERJA
27
Soehatman Ramli-2007