19
SISTEM PELUMASAN DAN PENDINGINAN A. Rencana Belajar Mahasiswa B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan balajar 1: Sistem Pelumasan Motor Diesel a. Pendahuluan Sistem Pelumasan Mesin adalah suatu sistem yang bertujuan memberikan lapisan film (oil film) untuk mencegah kontak langsung pada komponen-komponen yang bergesekan. Dari segi kegunaan, ada pelumas sangat kental seperti gel yang biasa disebut grease alias gemuk. Begitu kentalnya, gemuk akan menempel terus pada komponen yang dilumasi dan tidak akan menetes, sehingga cocok untuk komponen-komponen terbuka seperti engsel pintu, sendi-sendi batang kemudi (tie rod), lengan suspensi, dsb. Untuk melumasi komponen yang sifatnya presisi, dan rumit seperti mesin, transmisi, dan gardan (diferensial), diperlukan pelumas yang lebih encer ketimbang gemuk. Pelumas encer yang akrab disebut oli ini dapat bergerak luwes melalui permukaan komponen yang saling bergesekan. Selain itu kondisi yang lebih encer ini memastikan setiap permukaan logam tertutup pelumas. Oli untuk mesin lebih encer daripada yang digunakan pada roda gigi (transmisi, gardan). Ini dimaksudkan agar pelumas dapat disirkulasikan melalui saluran-saluran kecil dan sempit dalam mesin dengan lancar. Sedangkan pada roda gigi, pelumas

Sistem Pelumasan Dan Pendinginan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan

SISTEM PELUMASAN DAN PENDINGINAN

A. Rencana Belajar Mahasiswa

B. Kegiatan Belajar

1. Kegiatan balajar 1: Sistem Pelumasan Motor Diesela. Pendahuluan

Sistem Pelumasan Mesin adalah suatu sistem yang bertujuan memberikan

lapisan film (oil film) untuk mencegah kontak langsung pada komponen-komponen yang

bergesekan.

Dari segi kegunaan, ada pelumas sangat kental seperti gel yang biasa disebut grease alias

gemuk. Begitu kentalnya, gemuk akan menempel terus pada komponen yang dilumasi dan

tidak akan menetes, sehingga cocok untuk komponen-komponen terbuka seperti engsel pintu,

sendi-sendi batang kemudi (tie rod), lengan suspensi, dsb. Untuk melumasi komponen yang

sifatnya presisi, dan rumit seperti mesin, transmisi, dan gardan (diferensial), diperlukan

pelumas yang lebih encer ketimbang gemuk. Pelumas encer yang akrab disebut oli ini dapat

bergerak luwes melalui permukaan komponen yang saling bergesekan. Selain itu kondisi

yang lebih encer ini memastikan setiap permukaan logam tertutup pelumas.

Oli untuk mesin lebih encer daripada yang digunakan pada roda gigi (transmisi, gardan).

Ini dimaksudkan agar pelumas dapat disirkulasikan melalui saluran-saluran kecil dan sempit

dalam mesin dengan lancar. Sedangkan pada roda gigi, pelumas disirkulasikan dengan

bantuan putaran roda gigi itu sendiri. Dengan tingkat kekentalan tinggi pelumas terangkat

oleh gerigi roda, dan pelumas yang kental dapat meredam suara gesekan lebih baik. Jadi

untuk membedakan pelumas mesin dan pelumas roda gigi, dapat dilihat dari kekentalanya.

Atau, dilihat dari label kemasannya, Engine Oil atau Gear Oil.

Dari semua jenis pelumas tersebut diatas, pelumas mesinlah yang paling penting lantaran

di dalam mesin terjadi berbagai macam gerakan yang memerlukan pelicin supaya tidak

mudah aus. Karena kerja pelumas pada mesin lebih berat, maka penggantiannya pun lebih

sering dibandingkan dengan pelumas lainnya.

b. Uraian Materi

Page 2: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan

1. Minyak Pelumasan

Apa bila terjadi gerakan relatip antara dua benda yang saling bersentuhan maka terjadilah gesekan antara dua benda tersebut. Terjadinya gesekan menyebabkan keausan pada permukaan kedua benda tersebut. Disamping itu terjadinya gesekan akan menyebakan daya yang dihasilkan oleh motor semakin banyak yang hilang.Maka untuk mengurangi gesekan yang terjadi dapat digunakan minyak pelumas yang fungsinya untuk memisahkan dua permukaan yang saling bersentuhan dengan cara membentuk lapisan minyak (oil film).Umumnya untuk pelumasan motor bakar torak menggunakan pelumas cair karena mudah disirkulasikan.Minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pedinginan, pembersih dan perapat.

Pada motor bakar ,daya yang berguna adalah daya poros, karena poros itulah yang menggerakkan beban, sedangkan daya poros itu sendiri dibangkitkan oleh daya indikator yang merupakan daya gas hasil pembakaran yang menggerakan torak.. Sebagian dari daya indicator tersbut dibutuhkan untuk megatasi gesekan mekanis, misalnya gesekan antara torak dengan dinding silinder, dan gesekan antara poros dengan bantalan. Daya indicator juga dipergunakan untuk mengerakkan beberapa aksesoris seperti pompa air, pompa pelumas. Jika daya poros (Ne), daya indikasi (Ni), daya gesek (Ng) dan daya akserori (Na), mka secara matematis besar daya poros adalah :Ne = Ni – (Ng + Na )., dari persamaan ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa (Ng+Na) harus dibuat sekecil mungkin agar diperoleh Ne yang besar. Besarnya kerugian daya tersebut dapat diperhitungkan dengan efisiensi mekanis yaitu : Efisiensi mekanis = Ne/Ni x 100 %.

Besarnya gesekan dapat diperkecil dengan menggunakan pelumas yang funsinya memisahkan dua permukaan yang bersetuhan. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak ada gerakan dinamis tanpa gesekan, karena tidaklah mudah untuk memperoleh pemisahan yang sempurna. Lagi pula gesekan terjadi juga pada permukaan yang dilumasi itu yang disebabkan oleh adanya tegangangeser pada pelumas itu.Dari uraian diatas dengan mudah dapat dipahami bahwa tujuaan dari pelumasan adalah :

a)      Menghindari kontak langsung komponen-komponen mesin yang saling bergesekan dengan membentuk lapisan pemisah (oil film) yang kuat pada permukaan logam agar keausan mesin dapat dikurangi atau diperlambat.

b)      Sebagai media pendingin dari komponen mesin yang panas,dan untuk menghindari panas yang berlebihan (over heating) yang dapat merusak logam-logam mesin.Dengan cara meyerap panas,kemudian membawanya dan memindahkannya pada sistem pendinginan yang tersedia secara terus menerus dengan sirkulasi.

c)      Mencegah kemacetan cicin torak, dan mencegah mengalirnya gas-gas hasil pembakaran mesin keruang karter minyak pelumas, dengan jalan membentuk lapisan perapat antara dinding piston dan dinding silinder.

d)     Mencegah keausan mesin yang disebabkan oleh zat-zat asam. Asam-asam organic atau asam kuat yang dapat terbentuk selama proses oerasi mesin akibat proses oksidasi dengan gas-gas hasil pembakaran yang masuk kedalam minyak pelums.

e)      Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada bagian-bagian mesin. Kotoran tersebut dapat terbentuk akibat proses oksidasi dengan gas-gas hasil pembakaran. Kotoran tersebut dapat menimbulkan kerusakan akibat mutu minyak pelumas menjadi berkurang serta menurunkan kemampuan pelumasan

f)       Memperkecil daya motor yang hilang akibat gesekang)      Meredam suara dan mengurangi getaran mesin

2. Persyaratan Minyak Pelumas Motor Diesel

Page 3: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan

Motor diesel pada umumnya bekerja pada keadaan yang lebih berat bila dibandingkan dengan motor bensin, maka diperlukam kwalitas minyak pelumas yang lebih baik. Oleh karena itu minyak pelumas motor diesel harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :

a)    Stabilitas terhadap panas dan oksidasi. Pelumasan yang paling sukar adalah pelumasan pada bagian mesin yang panas, yaitu pelumasan antara torak dengan dinding silinder. Karena pada daerah itu minyak pelumas sering terbakar,sehingga dapat menimbulkan kerak, yang dapat mengakibatkan torak macet atau kerusakan lainnya. Oleh karena itu minyak pelumas biasanya diberi beberapa zat tambahan, guna mencegah terjadinya oksidasi dan memperbesar kemampuaannya untuk membersihkan dan melarutkan kerak-kerak yang terbentuk. Maka dengan menambah zat penting itu minyak pelumas tugas berat (heavy duty) dapat memperbesar daya tahan atau umur torak,cicin torak,silinder, bantalan dan komponen lainnya.

b)    Viskositas minyak pelumas sangat berpengaruh terhadap perubahan temperatur. Untuk mempermudah start pada temperatur rendah, sebaiknya dipakai minyak pelumas yang encer, namun kekentalannya harus cukup tinggi supaya masih dapat memberikan lapisan minyak (oil film) pada permukaan bagian yang bergerak khususnya pada keadaan beban berat atau mesin harus menghasilkan daya tinggi. Yang dimaksud dengan viskositas (kekentalan) itu tidak lain dari tahanan aliran yang tergantung dari kental atau encernya oli tersebut. Semua minyak pelumas jika terkena panas akan menjadi lebih encer dan pada temperatur yang lebih rendah akan menjadi lebih kental. Untuk mengurangi gesekan dan keausan dibutuhkan lapisan di antara dua permukaan yang bergerak untuk mencegah kontak langsung antara logam dengan logam. Oil film ini dibutuhkan dengan ketebalan yang sangat tipis, ketebalan oil film sangat tergantung dengan kekentalan (viskositas). Viskositas adalah karakteristik oli yang sangat penting. Mutu minyak pelumas diukur dengan standar API (American Petrolium Instituts), sedangkan untuk mengukur tingkat kekentalan dipakai standar SAE (Society of American Engineers). Dalam pelumas di kenal dua tingkat kekentalan yaitu: 1) Mono grade (pelumas dengan kekentalan tunggal) mono grade ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90,dan lain-lain ,2) Multi grade (pelumas dengan kekentalan ganda) multi grade ditandai denga dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50 dan lain-lain. Pelumas mono grade hanya mempunyai satu tingkat kekentalan yang memiliki rentang relatif sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Sekarang yang banyak digunakan minyak pelumas multi grade, karena minyak pelumas ini mempunyai rentang kekentalan yang relatif lebih luas sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan temperatur. Karena sifatnya yang lebih fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai tingkatan temperatur, maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.

c)    Tidak menyebabkan korosi pada logam. Maka minyak pelumas perlu ditambahkan dengan bahan aditif. Kualitas pelumas yang baik tidak hanya didapatkan dengan cara proses pengolahan maupun pemurnian (purifikasi), tetapi perlu ditambahkan bahan-bahan kimia tertentu yang lebih dikenal dengan aditif. Aditif yang ditambahkan ke dalam minyak pelumas bertujuan untuk memperbaiki kualitas minyak pelumas. Penambahan aditif dalam minyak pelumas ini berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi, temperatur, dan kerja dari mesin itu sendiri. Oleh karena itu jenis-jenis minyak pelumas berbeda-beda kita temukan di pasaran. Contohnya SAE 20W-40, SAE 10W-40, dan lain-lain. Penambahan aditif kedalam minyak pelumas bukan perkara mudah karena minyak pelumas akan bereaksi dengan aditif tersebut, dan juga aditif tersebut akan mempengaruhi aditif lainnya. Oleh karena itu formulasi penambahan aditif terus dilakukan untuk mendapatkan minyak pelumas kualitas tinggi.

d)   Berikut ini adalah jenis-jenis aditif yang biasa digunakan.1. Deterjen

Page 4: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan

Merupakan aditif dalam bentuk ikatan kimia yang memberikan kemampuan

mengurangi timbulnya deposit dari ruang bakar maupun dari bagian mesin lainnya. Minyak

pelumas yang diberi aditif ini bekerja untuk mesin yang beroperasi pada temperatur tinggi.

Jenis-jenis diterjen yang digunakan adalah sulfonat, fosfonat, dan fenat.

2. Dispersan

Aditif yang bekerja pada temperatur rendah yang berfungsi untuk menghalangi

terbentuknya lumpur atau deposit di dalam ruang mesin. Aditif ini cocok untuk digunakan

pada mesin-mesin mobil kendaraan pribadi yang sering berhenti dan berjalan.

3. Antioksidan

Karena lingkungan kerja minyak pelumas sering berhubungan (kontak) dengan udara

luar pada temperatur dan kondisi kerja tinggi. Minyak pelumas juga kontak dengan logam

atau bahan kimia yang bersifat sebagai katalisator oksidasi. Karena hal diatas minyak

pelumas akan mengalami sederetan reaksi oksidasi yang dapat menurunkan visikositas

minyak pelumas. Untuk itu antioksidan diberikan kedalam minyak pelumas untuk

mengurangi peroksida. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah sulfida, fosfit, disulfida,

selenida dan zink ditiofosfat.

4. Pelindung Korosi

Berfungsi untuk melindungi bahan-bahan non logam yang mudah terkena korosi dalam

mesin. Terutama bantalan yang perlu tahan terhadap kontaminasi asam dari minyak peluas.

Kontaminasi ini terjadi sebagai hasil oksidasi minyak pelumas dan hasil pembakaran bahan

bakar yang merembes melalui cincin piston.

Jadi dapat dijelaskan bahwa, problem yang bisa muncul akibat kerusakan atau

menurunnya fungsi pelumasan terhadap komponen mesin adalah terjadi keausan pada piston,

dinding silinder, bantalan dan lain-lainnya, juga dapat menimbulkan korosi akibat adanya

endapan-endapan pada tangki bahan bakar, hal terjadi akibat hasil pembakaran yang kurang

sempurna.

3. Klasifikasi Minyak Pelumas Macam dan jenis minyak pelumas dapat digolongkan berdasarkan: a) Standar asosiasi, b) Standar pabrik, c) Peringkat (grade), d) Penggunaanya

a. Standar Asosiasi Minyak Pelumas.Untuk memudahkan pengelolaan dan standarisasinya,

perkumpualan ahli teknik ( Society Automotive Engineer) pada tahun 1912 mulai menstandarkan dan mengklasifikasikan minyak pelumas tersebut, sehingga menjadi minyak pelumas dengan klasifikasi SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 50 dan lain sebagainya.

Page 5: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan

Klasifikasi ini didasarkan atas harga viskositas pada 400 C. Minyak pelumas SAE 20 dapat diartikan sebagai minyak pelumas yang pada temperatur 400 C viskositas kinematiknya 20 cSt.Institut Perminyakan Amerika atau American Institute of Petrolium (API), juga membuat standardisasi minyak pelumas. API mengklasifikasikan minyak pelumas didasarkan atas penggunaan dan beban. Untuk motor bensin diberi kode S, dan selanjutnya diberi kode beban dengan huruf A, B, C, D, E, dan F. Huruf-huruf ini menunjukan pengelompokan beban, misalnya minyak pelumas dengan kode :1. SA dan SB, untuk motor bensin beban ringan dan daya rendah2. SC dan SD, untuk motor bensin dengan beban dan daya menengah

3. SE dan SF, untuk motor bensin beban berat dan daya tinggiMinyak pelumas untuk motor diesel, diberi kode C, kemudiaan dilanjutkan dengan huruf A, B, C, D dan E yang merupakan tingkat beban. Sebagai contoh :4. CA, untuk motor diesel beban ringan dan daya rendah5. CB dan CC, untuk motor diesel beban dan daya menengah

6. CD dan CE, untuk motor diesel beban berat dan daya tinggi (yang menggunakan tuobo charger) Minyak pelumas roda gigi, diberi kode GL, dan diikuti bilangan yang menunjukkan tingkat beban, misalnya minyak pelumas roda gigi gardan GL-5, roda gigi persneleng GL-4.

b. Minyak Pelumas Standar PabrikJenis dan macam minyak pelumas berdasarkan markah dagang atau standar

pabriksangat banyak. Minyak pelumas tersebut walaupun berbeda-beda markah dagangnya, ada beberapa jenis minyak pelumas yang memiliki standar yang sam.Minyak pelumas yang beredar dimasyarakat antara lain Mesran, Meditran, Omega, Tellus, Chevron, Rottela, Tonna, Turbo, Megalub, Exxon, Titan, pensoil, SPC, Duralube, Idematsu dan lain sebagainya. Pada setiap minyak pelumas disamping dicamtumkan standar pabrik, juga dicamtumkan standar SAE,API dan kadang-kadang standar militer. Misalnya minyak pelumas mesin Megasint 1000, minyak pelumas ini ekuivalen dengan SAE 15W-50. Mesran Prima SAE 20W-50 ekuivalen dengan API SG/CD, Mesran F-1 SAE 5W-50 ekuivalen dengan API CC-SE

c. Peringkat Minyak PelumasBerdasrkan peringkatnya, minyak pelumas digolongkan menjadi : Minyak pelumas

tingkat tunggal (mono grade), Minyak pelumas peringkat ganda (multy grade) Minyak pelumas tingkat tunggal (mono grade) adalah minyak pelumas yang memiliki karakteristik viskositas tunggal. Minyak pelumas tipe ini dipergunakan pada peralatan atau mesin yang rentang temperatur lingkungan operasi relatif sempit. Contah minyak pelumas yang mono grade antara lain minyak pelumas yangkualifikasinya SAE 10 W,SAE 20, SAE 30, SAE 40 dan lain-lainnya.Minya pelumas SAE 10 W, digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari -20 0C hingga 100C. Minyak pelumas SAE 30, digunakan pada temperatur ligkungan opersai dari 00C hingga 400Cminyak pelumas SAE 40, digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari 50 C sampai dengan 500 CMinyak pelumas peringkat ganda (multy grade), merupakan minyak pelumas yang memiliki karakteristik viskositas ganda. Minyak pelumas ini dipergunakan pada peralatan atau mesin yang rentang temperatur operasi linkungan relatif lebar. Minyak pelumas yang memiliki peringakat ganda antara lain minyak pelumas SAE 10W-30, SAE 15W-40, SAE 20W-50 dan lain sebagainya.Spesifikasi pertama menunjukan karakteristiknya pada tempeatur rendah (-150 C), sedang spesifikasi kedua menunjukkan karakteristiknya pada suhu tinggi (1000 C). Minyak pelumas

Page 6: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan

SAE 20W-50 pada suhu -150 C berfungsi sebagai minyak pelumas SAE 20W, W artinya pemakaian pada musim dingin (winter service), sedang pada suhu tinggi (1000) berfungsi sebagai minyak pelumas SAE 50.Minyak pelumas SAE 10W-30 digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari –200 C hingga 400 C. minyak pelumas SAE 115W-40, digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari –15 0C hingga 500 C.

d. Penggunaan Minyak PelumasBerdasarkan penggunaannya, minyak pelumas digolongkan menjadi:1) Minyak

pelumas mesin, 2) Minyak pelumas transmisi, 3) Minyak hidrolik, 4) Minyak trnsformen dan 5) Minyak potongMinyak pelumas mesin, minyak pelumas yang digunakan untuk melumasi bagian mesin yang bergerak satu sama lain didalam mesin itu sendiri. Misalnya pada motor diesel, pelumasan dimulai dari pompa oli melalui fiter oli menuju piston, mekanisme katup,bantalan poros engkol,bantalan batang torak kemudian oli kembali kekarter. Oli mesin yang dipakai sesuai dengan spesifikasi motor diesel menurut klasifikasi API CA, CB, CD, CE dan CCUntuk transmisi, diperlukan minyak pelumas yang viskositasnya cukup tinggi, karena menerima beban berat. Setiap minyak transmisi memerlukan minyak pelumas yang berbeda menurut rekomendasi dari pabrik. Untuk transmisi roda gigi dan difrensial kendaraan roda empat dapat digunakan minyak pelumas SAE 90 atau SAE 75 W-85, atau menggunakan minyak pelumas dengan klasifikasi API GL4 dan GL-5. Peralatan hidrolik memerlukan minyak pelumas yang stabil, bersih, tahan korosi dan tidak terlalu kental. Penggunaan minyak hidrolik disesuaikan menurut rekomendasi pabrik peralatan tersebut. Untuk peralatan hidrolik yang menggunakan standar ISO dapat digunakan ISO VG 5, ISO VG 10, ISO VG 15 atau dapat menggunakan Hydo 10W. Untuk minyak rem pada kendaraan dapat digunakan minyak rem SAE J1703 atau DOT 3. Minyak pelumas transformer digunakan secara khusus untuk mendinginkan peralatan atau mesin. Minyak transformer antara lain UNIVOLT 80 atau UNIVOLT 52.Minyak pelumas yang dicampur dengan air dapat digunakansebagai pendingin dan sekaligus sebagai pencwegah korosi pada alat potong.. Minyak potong atau minyak pendingin untuk mesin perkakas dapat dibuat sendiri dengan mencampur 1 liter minyak pelumas dengan 25 liter air. Minyak pelumas buatan Shell yang dapat digunakan sebagai campura yaitu Shell dromus D.

4. Teknik PelumasanUntuk mencegah atau mengurangi keausan diperlukan pelumasan yang baik. Berdasarkan

zat pelumas, pelumasan dibedakan menjadi : 1) Pelumasan oli, dan 2) Pelumasan gemukPelumas yang berbentuk cair disebut oli, sedangkan pelumas yang sangat kental

seperti pasta disebut gemuk. Gemuk bahan dasarnya adalah cair, kemudian dicampur dengan zat lain higga menjadi kental seperti pasta.

Jenis gemuk yang ada dipasaran antara lain Gemuk Pertamina SG-NL (serba guna non leaded), 2-NL, 3 –NL, EP 1-NL (extreme Preasure non leaded), EP2-NL, TS-2 dan lain-lainnya.

Gemuk SG-NL adalah jenis gemuk lumas yang digunakan untuk bantalan kendaraan yang sifatnya serba guna. Gemuk 2,3 –NL gemuk lumas untuk industri dan dianjurkan untuk bantalan peluru atau rol dengan temperatur kerja sampai 1210 C dan tidak dianjurkan untuk pabrik makanan. Gemuk EP 1-NL dan EP 2-NL digunakan untuk mesin industri dengan

Page 7: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan

beban sedang sampai berat, dapat digunakan pada temperatur kerja 1070 C dan juga tidak dianjurkan untuk mesin pabrik makanan.

5. Metode Penyaluran Minyak Pelumasan Sistem atau cara pelumasan dapat dibedakan menjadi, pelumasan manual, percik dan tekan.

Yang termasuk pelumasan manual yakni:a)        Pelumasan manual adalah pelumasan yang dilakukan dengan tangan dan menggunakan kuas

atau lap. Misalnya pelumasan pada poros luncur.b)       Pelumasan semprot.

Pelumasan semprot yaitu pelumasn manual yang menggunakanpelumasan dalam tabung bertekanan. Misalnya pelumasan pada rantai terbuka.

c) Pelumasan pistol gemukPelumasan dengan pistol gemuk adalah pelumasan yang dilakukan dengan menggunakan pompa gemuk yang digerakkan dengan tangan. Karena tekanan gemuk masuk melalui nipel.d) Pelumasan mangkuk gemukPada pelumasan mangkok gemuk, gemuk disimpan pada sebuah mangkok yang tertutup dan berulir. Untuk memasukkan gemuk, dilakukan dengan memutar tutup sehingga gemuk masuk melalui lubang nipel.

e) Pelumasan tetesPelumasan tetes yaitu pelumasan yang terjadi karena tetesan pelumas yang terus menerus melalui pipa yang dapat diatur besar kecilnya aliran pelumas. Tetesan terjadi karena percepatan gravitasi.

f) Pelumasan sumbusumbu yaitu pelumasan yang perinsipnya seperti pada kompor minyak tanah. Pelumasannya berlangsung secara terus menerus selama mangkok tidak kosong.g) Pelumasan celupPelumasan celup atau pelumasan bak oli yaitu pelumasn komponen mesin dengan cara merendam sebagian dari komponen tersebut kedalam bak pelumas. Ketika komponen bergerak maka oli akan terbawa keatas sekaligus melumasi komponen yang lain.

h. Pelumasan percikanPelumasan percikan adalah pelumasan komponen mesin karena percikan oli yang disebabkan oleh komponen itu sendiri dan juga melalui komponen lain yang ada diatasnya.i Pelumasan pompa mekanikPelumasan pompa mekanik yaitu pelumasan dimana pelumasan disemprotkan melalui pipa kecil ke komponen dengan memampatkan tekanan periodic dari nok (cam)j. Pelumasan kabutPelumasan kabut, pelumasan yang dilakukan dengan cara pengabutan. Pelumasan ini terutama digunakan untuk melumasi alat-alat yang dilalui udara bertekanan, misalnya pada alat-alat pneumatic.

k.      Pelumasan sendiri Pelumasan sendiri adalah pelumasan dengan pelumasan gemuk yang diberikan pada saat alat itu dibuat, dan pelumasan berlangsung sampai umur pakai alat habis atau rusak. Pelumasan ini biasanya dipakai pada bantalan gelinding.

l.        pelumasan sirkulasiPelumasan sirkulasi yaitu pelumasan dengan menggunakan pompa oli untuk mendistribusikan pelumas secara merata dan terus menerus. Pelumasan yang demikian dapat menyerap panas, membersihkan dan membawa kontaminan secara epektif dan diendapkan ditangki.

6. Sistem Pelumasan Motor Bakar

Page 8: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan

Pada motor bakar sistem pelumasan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu , sistem pelumas percik, sistem pelumas tekan dan sistem kombinasi percik dan tekan.

a. Sistem Pelumasan PercikanMerupakan sistem pelumasan yang sangat sederhana dan banyak dipakai pada motor-

motor ukuran kecil, pada sistem ini dimana bagian batang penggerak dilengkapi dengan alat yang berbentuk sendok, sehingga pada saat bergerak bagian tersebut mencebur kedalam karter yang berisi minyak pelumas dan melemparkan minyak tersebut ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan. Seperti terlihat pada gambar 3.1 adalah sistem pelumasan percik.

 

Gambar : 3.1 Sistem Percikan

Sumber : Jalius Jama, 1977: 45

b. Sistem Pelumasan Tekan Komponen dasar sistem

pelumasan tekan adalah :1.      Pompa oli (oil pump)2.      Saringan oli (oil filter) 3.      Karter (oil pan)4.      Saluran oli utama (main oil gallery)

Cara kerja sistem pelumasan tekan. Saat mesin dihidupkan, pompa oli yang digerakkan olek gigi crankshaft mengisap oli dari karter, melalui saringan kawat (picup screen). Partikel kasar akan tersaring oleh sringan tersebut. Kemudiaan oli dipompakankan melalui saring oli (oil filter) menuju saluran utama (main oli gallery), selanjutnya ke camshaft dan kebagian lainnya yang membutuhkan pelumasan. Selanjutnya setelah oli selesai melakukan tugasnya, oli akan kembali kekarter (oil pan), dan bersirkulasi terus menerus selama mesin hidup. Apabila selama sistem bekerja terjadi kelebihan tekanan, maka pressure relief valve bekerja untuk mengembalikan oli kekarter. Jadi pressure relief valve berfungsi untuk mencegah terjadinya tekana oli berlebihan pada sistem. Seperti diperlihatkan pada gambar : 3.2. adalah sisten pelumsan tekan. Fungsi pelumasan yaitu 1). sebagai fluida pendingin, 2) sebagai pembersih, 3) sebagai penyekat, dan 4) sebagai pelumas

 

Page 9: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan

  

Gambar : 3.2 Sistem Pelumas Tekan Sumber : James E. Duffy, 1988:300

Tujuan dari pelumasan dapat diuraikan sebagai berikut :

1.      Untuk menghindari kontak langsung antara komponen yang bergesekan2.      Menyerap panas dari motor/sebagai fluida pendingin3.      Mengurangi keausan pada komponen yang bergerak4.      Memperkecil daya motor yang hilang akibat gesekan5.      Meredam suara dan mengurangi getaran mesin6.      Untuk membersihkan/mengalirkan kotoran-kotoran yang ada pada proses pelumasan

c.Sistem Pelumasan Kombinasi Sistem pelumasan ini adalah gabungan dari sistem pelumasan percik dan tekan.

Komponen gerak yang esensial dan utama memerlukan pelumasan pada motor bakar adalah, 1) torak dan dinding silinder, 2) crankshaft dan bantalannya, 3) pena engkol dan bantalannya, 4) camshaft dan 5) mekanisme katup

7. Komponen Sistem Pelumasan

a. Filter Oli (oil filter)

Page 10: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan

 

Gambar : 3.3 Filter Oli Jenis Spin-on

Sumber : James E. Duffy, 1988:304

Filter oli ada dua macam yaitu, filter oli yang bersifat permanent (spin-on oil filter) dan

yang tidak permanan (cartridge oil filter). Filter oli yang permanen hanya dapat sekali pakai,

karena elemen filternya tidak terpisah dari body filter, sehingga tidak bisa di ganti tersendiri.

filter oli jenis ini diperlihatkan seperti gambar 3.3. Filter oli jenis cartridge, pada saat

penggatian filter oli, cukup menggati elemen filternya saja. Jenis filter ini diperlihatkan

seperti gambar 3.4. Pada rumah filter (B) dilengkapi dengan katup bypass dan katup balik.

Katup bypass akan terbuka pada tekanan (1-2 kg/cm2), apabila elemen filter tersumbat oleh

benda-benda asing yang ikut di dalam minyak pelumas, sehingga oli tetap dapat melakukan

fungsinya. Sedangkan katup balik berfungsi untuk mencegah oli mengalir kembali ke karter.

 

Gambar: 3.4 Filter Oli Jenis Cartridge

Sumber: James E. Duffy, 1988:304

b. Pompa Oli ( Oil Pump)

Keterangan ganbar:A. Pelat (shell)B. Sil O-ring (O-ring seal)C. Elemen kertas (paper elemen)

D. Pipa tengah (senter tube) 

 

 

Page 11: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan

Pompa oli merupakan jantung dari sistem pelumasan mesin, karena oli yang ada di

dalam karter akan di isap oleh pompa oli untuk disalurkan melalui filter oli menuju

kebagian-bagian mesin. Pompa oli dapat digerakkan oleh poros cam, melalui perantara sabuk

bergigi atau dengan hubungan langsung dengan gigi poros engkol.

Ada dua jenis pompa oli mesin yaitu,

1) Pompa oli jenis roda gigi

 

Gambar : 3.5 Pompa Roda Gidi

Sumber : James E. Duffy, 1988:303 Keterangan gambar:

A. Body pompa oli (oil pump body)

B. Gigi penggerak pompa (pump drive gear)

C. Pasak penggerak pompa oli (oil pump drive spline)

D. Gigi pompa yang digerakan (pump driven gear)

E. seal oli poros engkol (oil seal crankshaft)

F. Katup relif ( relief valve)

2) Pompa Jenis Rotary 

Gambar :3.6 Pompa Rotary

Sumber : Reparasi Mesin Kijang, 4-3

 

 

Page 12: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan

c. Karter (oil pan), sebagai tempat penampungan minyak pelumas.

 

Gambar : 3.7 Karter (oil pan)

Sumber : James E. Duffy, 1988:305

d. Saluran oli utama (main oil gallery) merupakan saluran minyak pelumas utama sebelum

minyak pelumas disalurkan ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan.

Di unit pompa oli dilengkapi dengan katup pengatur tekanan (pressure relief valve),

seperti diperlihatkan gambar 3.8

 

Gambar : 3.8 Katup Pengatur

Tekanan Sumber : James E. Duffy, 1988:305

Keterangan gambar:

A. Pegas peneraan (calibrated spring)

B. Piston di bawah (piston down)

C. Efek tekanan oli.(excess oil pressure)

D. Oli menuju kekarter

Katup pengatur tekanan (pressure relief valve) menjadi satu unit dengan pompa oli,

yang berfungsi mengatur tekanan oli di dalam sistem. Batas tekanan oli di dalam sistem

 

 

Page 13: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan

berkisar antara (3.3-4.4 kg/cm2). Jika batas tekanan oli yang bersirkulasi di dalam sistem

melebihi batas maksimum, maka katup pengatur tekanan akan terbuka dan oli kembali ke

karter. Permasalahan yang ada di dalam sistem pelumasan diantaranya : 1) Komsumsi

minyak pelumas berlebihan (jumlah oli pada karter terlalu banyak), 2) Tekanan oli rendah

(pembacaan pada alat ukur rendah, indicator penunjuk menyala, atau tidak normalnya suara

mesin), 3) Tekanan oli tinggi (pembacaan pada alat ukur tinggi, filter oli robek), 4) Alat ukur

system rusak (indicator rusak) atau kerjanya tidak bagus/pembacaan salah.

8. Tanda-Tanda Tekanan Oli Rendah :

1) Permukaan oli rendah pada karter (oli tidak cukup didalam karter )2) Ausnya konnekting rod atau ausnya bantalan-bantalan utama (pompa tidak dapat memberikan

jumlah oli yang cukup), 3) Oli encer (viskositas rendah atau oli bercampur bensin),4) Rusak/patahnya pegas relief valve (katup tidak dapat membuka sebagai mana mestinya sesuai

dengan tekanan ijin), 5) Retak atau longgarnya pipa saringan oli (gelembung-gelembung udara masuk ke pompa oli), 6) Ausnya pompa oli (jarak antara rotor/gigi dan rumah besar), 7) Tersumbatnya skerin oli (mengurangi jumlah oli masuk ke pompa)

9. Penyebab tekanan oli tinggi1. Katup pengatur tekanan (relief valve) tertutup (tidak dapa membuka pada tekanan

sfesipik/tekanan ijin)2. Tekanan pegas katup relief tinggi (kerusakan pegas/pegas tidak lentur)3. Viskositas oli tinggi (kekentalan oli tidak sesuai)4. Terbatasnya saluran utama oli (kerusakan blok mesin/banyak kotoran pada saluran utama)

c. Rangkuman

1). Pelumas (oli mesin) pada motor diesel memiliki fungsi utama untuk mengurangi

gesekan/persinggungan langsung diantara dua permukaan komponen mesin yang bergerak

(saling bergesekan) dengan cara membentuk lapisan oli yang tipis (oil film) pada permukaan

kedua komponen tersebut.

2). Minyak pelumas yang biasanya digunakan untuk diesel adalah berkode CB atau CC dengan

nilai SAE 30 atau SAE 40.

3). Komponen-komponen utama sistem pelumasan motor diesel antara lain : karter (oil pan),

pompa oli (oil pump), saringan oli (oil filter), dan Saluran oli utama (main oil gallery)

4) Sistem pelumasan yang baik dapat mengurangi pemakaian bahan bakar, umur pakai mesin lebih lama, performen mesin lebih baik.5) Minyak pelumas dapat berfungsi sebagai pendingin, penyekat, pembersih dan pelumas

6) Sistem pelumasan ada tiga macam yaitu ,sistem tekan, percik dan kombinasi