Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN JABATAN PADA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA DENGAN METODE SAW
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Rangga Sopiandi
10.12.4769
kepada JURUSAN SISTEM INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKRTA
YOGYAKRTA 2014
DECISION SUPPORT SYSTEM TO DETERMINE POSITIONS IN THE EXECUTIVE BRANCH OF STUDENT STMIK AMIKOM YOGYAKARTA WITH SAW METHOD
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN JABATAN PADA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA DENGAN
METODE SAW
Rangga Sopiandi Hanif Al Fatta
Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Decision support system is a system that is able to improve the quality of decision-making increases the effectiveness and speed of decision making, as well as that relating to appointments to obtain qualified human resources in the Student Executive Board STMIK AMIKOM Yogyakarta.
Each year the Executive Board STMIK AMIKOM Yogyakarta Students make the turn the board officials. Substitution is done to keep updating the performance of the Student Executive Board itself. And aided decision support system with the level of risk of failure of organizational development will be reduced and result in faster and more accurate decisions.
Decision support system was built to provide some alternative choices of mathematical calculations based on data and criteria exist so look how big an opportunity for someone to shake. This provides important information to the decision maker to make decisions in the office to provide a selection of participants.
Keywords: Decision Support Systems, Selection, Position, Criteria
1
1. Pendahuluan
Badan Eksekutif Mahasiswa STMIK AMIKOM Yogyakarta atau biasa disingkat
BEM adalah sebuah organisasi yang mendinamisasi mahasiswa yang berada di perguruan
tinggi STMIK AMIKOM Yogyakarta. Sama halnya dengan organisasi lainnya BEM juga
sebagai wadah pengasah kepribadian seorang mahasiswa dalam bekerja sama,
khususnya bidang organisasi sehingga memberikan nilai lebih tidak hanya sekedar
pengetahuan akademis. BEM juga melakukan banyak kegiatan baik didalam maupun luar
lingkungan kampus dengan tujuan memberikan dampak positif bagi para mahasiswa dan
masyarakat. Sebagai organisasi yang memediasi mahasiswa dan lembaga BEM
membutuhkan SDM yang berkualitas didalam kepengurusannya sehingga memberikan
kesinergisan dan kelancaran dalam setiap perkerjaannya. Setiap tahunnya BEM
melakukan pergantian kepengurusan yang dimana ketua atau biasa disebut presiden BEM
dipilih langsung oleh mahasiswa sedangkan untuk para kader atau para menterinya
diangkat langsung oleh ketua dengan melakukan beberapa rangkaian tes penyeleksian
sehingga didapatlah para menteri yang berkualitas.
Proses penyeleksian calon menteri baru pada saat ini yang sedang berjalan di
Badan Eksekutif Mahasiswa STMIK AMIKOM Yogyakarta masih memerlukan waktu yang
cukp lama dalam prosenya karena masih memakai system manual. Sebuah jabatan
menteri di BEM diberikan kepada seorang yang layak dan pantas untuk mendapatkannya,
sehingga dalam melakukan seleksi tersebut tentu akan mengalami kesulitan karena
adanya beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan siapa yang pantas dan sesuai
dengan yang diharapkan untuk menduduki sebuah jabatan. Untuk itu diperlukan suatu
Sistem Pendukung Keputusan yang dapat membantu, mempercepat dan mempermudah
proses pengambilan keputusan.
Dilihat dari masalah tersebut maka penulis mencoba meningkatkan mutu
organisasi dengan membuat sebuah sistem yang dapat membantu pengambilaan
keputusan dan mengangkat permasalahan ini kedalam skripsi dengan judul “ Sistem
Pendukung Keputusan untuk Menentukan Jabatan pada Badan Eksekutif Mahasiswa
STMIK AMIKOM Yogyakarta dengan Metode SAW” yang nantinya dapat membantu dalam
melakukan penyeleksian untuk menetukan jabatan seseorang dalam sebuah
kepengurusan baru dengan lebih cepat, tepat dan akurat.
2
2. Landasan Teori
2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan
2.1.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)
Scott Morton dan Gorry pada awal tahun 1970-an mendefinisikan konsep DSS
sebagai sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan
(Decision Making) untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan
masalah-masalah tidak terstruktur (Turban,dkk 2005:19).
Pada tahun 1970, Littlejuga mendefinisikan DSS sebagai sekumpulan prosedur
berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer
mengambil keputusan. Dia menyatakan bahwa untuk suskes, sistem tersebut haruslah
sederhana, cepat, mudah dikontrol, adaptif, lengkap dengan isu-isu penting, dan mudah
berkomunikasi (Turban, dkk 2005:137)
Sedangkan menurut Keen (1980), mendefinisikan DSS sebagai suatu produk dari
proses pengembangan dimana pengguna DSS, pembangun DSS, dan DSS itu sendiri
mamapu mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi system dan
pola-pola penggunaan (Turban, dkk 2005:138).
Dengan kata lain DSS merupakan suatu pendekatan (atau metodologi) untuk
mendukung pengambilan keputusan dengan menggunakan CBIS yang fleksibel, interaktif,
dan dapat diadaptasi, yang di kembangkan untuk mendukung solusi untuk masalah
manajemen spesifik yang tidak terstruktur. DSS menggunakan data, memberikan
antarmuka pengguna yang mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil
keputusan.(Turban, dkk 2005:138).
2.1.2 Proses Seleksi
Dalam proses seleksi digunakan teknik-teknik seleksi pegawai, yaitu
menggunakan beberapa tes Anwar Prabu Mangkunegara (2002, 35) yaitu :
1. Tes Pengetahuan Akademik
Tes pengetahuan akademik bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan
materi pengetahuan akademik calon pegawai. Materi tes yang diberikan harus disesuaikan
dengan bidang pendidikan dan tingkat pendidikan calon pegawai. Di samping itu pula
diberikan materi tes yang berhubungan dengan bidang pekerjaan yang ditawarkan
kepadanya.
3
2.2 Metode SAW
Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot.Konsep dasar
metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap
alternatif pada semua atribut(Fishburn,1967)(MacCrimmon,1968)). Metode SAW
membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat
diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
dimana 𝑟𝑖𝑗 adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif 𝐴𝑖 pada atribut 𝐶𝑗; i
=1,2,...,m dan j =1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternative ( 𝑉𝑖)diberikan
sebagai:
𝑉𝑖 = ∑ 𝑤𝑖𝑗𝑟𝑖𝑗
𝑛
𝑗=1
Nilai 𝑉𝑖 yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif 𝐴𝑖 lebih terpilih
(Sri Kusumadewi,dkk:74-75).
2.2.1 Konsep Pemodelan Sistem
2.2.1.1 Flowchart
Flowchart adalah bagan yang menggambarkan aliran di dalam program atau
prosedur sistem secara logika, digunakan sebagai alat komunikasi dan untuk
dokumentasi (Teguh, 2004).
Jika j adalah atribut keuntungan (benefit)
Jika j adalah atribut biaya (cost)
𝑥𝑖𝑗
𝑀𝑎𝑥𝑋𝑖𝑗
𝑀𝑖𝑛𝑋𝑖𝑗
𝑥𝑖𝑗
𝑟𝑖𝑗=
4
2.2.1.2 Data Flow Diagram
DFD adalah suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah
bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu
proses yang saling berkaitan (Raymond Mc. Leod, 2004).
Menurut Hanif Al Fatta (2007) ada empat elemen yang menyusun suatu DFD,
yaitu:
a. Proses
b. Data Flow
c. Data Store
d. External Entity
2.3 Konsep Basis Data
2.3.1 Definisi Basis Data
Kusrini (2007:2) mendefinisikan basis data adalah kumpulan data yang saling
berelasi. Data sendiri merupakan fakta mengenai objek, orang, dan lain-lain. Data
dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau simbol).
Basis data dapat didefinisikan dalam berbagai sudut pandang seperti berikut:
1. Himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian
rupa sehingga kelak dapat dimanfaatkan dengan cepat dan mudah.
2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama
sedemikian rupa tanpa pengulangan (redudancy) yang tidak perlu, untuk
memenuhi kebutuhan.
3. Kumpulan file atau tabel atau arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam
media penyimpan elektronik.
2.3.2 Normalisasi
Dalam buku Kusrini (2007), normalisasi merupakan cara pendekatan dalam
membangun desain logika basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan
dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk
menghasilkan struktur tabel yang normal.
Alasan utama dari normalisasi database minimal sampai dengan bentuk normal
ketiga adalah menghilangkan kemungkinan adanya “insertion anomalies”, “deletion
anomalies”, dan “update anomalies”. Tipe-tipe kesalahan tersebut sangat mungkin terjadi
pada database yang tidak normal.
5
2.3.3 Bahasa Basis Data
Menurut Kusrini (2007:49) sistem basis data komersial menghendaki adanya
sebuah bahasa query yang lebih mudah dipahami dan mudah digunakan (user-friendly).
Oleh karena itu diperkenalkanlah SQL sebagai bahasa query yang lebih marketable. SQL
menggunakan kombinasi aljabar relasional dan kalkulus relasional. Meskipun SQL adalah
bahasa query, namun SQL mempunyai banyak kemampuan lain di samping melakukan
query terhadap basis data. SQL mempunyai kemampuan untuk mendefinisikan struktur
data, modifikasi data dalam basis data dan menentukan konstrain sekuriti.
Dalam buku Kusrini (2007) bahasa SQL mempunyai dua bagian, yaitu:
1. Data Definition Language (DDL)
DDL memberikan perintah untuk mendefinisikan dan memodifikasi database dan
strukturnya termasuk konstrain-konstrain yang ada di suatu tabel. Contoh konstrain
yang dimaksud disini adalah primary key, foreign key, null, default, index, unique, dan
lain-lain.
2. Data Manipulation Language (DML)
DML merupakan bahasa query yang digunakan untuk melakukan pengelolaan
terhadap data yang ada di dalam sebuah database. Pengelolaan yang dimaksudkan
disini diantaranya adalah memasukkan data ke dalam tabel (INSERT), mengubah data
(UPDATE), menghapus data (DELETE), dan mengambil data (SELECT) dari satu atau
beberapa tabel.
2.4 Bahasa pemprograman Java
2.4.1 Sejarah Java
Java bermula dari proyek penelitian perusahaan Sun Microsystems dengan nama
sandi Green pada tahun 1991. Terdapat prediksi bahwa mikroprosesor akan digunakan
luas pada peralatan-peralatan elektronik. Karena adanya bermacam tipe mikroprosesor,
maka dibutuhkan sebuah bahasa pemrograman yang dapat berjalan di semua
mikroprosesor. Terciptalah sebuah bahasa pemrograman baru oleh James Gosling, yaitu
salah satu orang yang berperan besar dalam proyek tersebut dan program ini diberi nama
Oak. Selang beberapa waktu kemudian, ditemukan bahwa sudah ada bahasa
pemrograman bernama Oak. Akhirnya setelah beberapa pegawai Sun mengunjungi
sebuah kedai kopi, nama bahasa pemrograman ini diganti dengan Java yang merupakan
salah satu jenis biji kopi di kedai tersebut yaitu biji kopi Jawa. Sun Microsystems
mengumumkan kehadiran bahasa Java secara formal di tahun 1995 (Rachmad Hakim dan
Sutarto, 2009).
6
2.5 Perangkat Lunak yang digunakan
2.5.1 MySQL Database Server
Menurut Didik Dwi Prasetyo (2004:18), MySQL merupakan salah satu database
server yang berkembang di lingkungan open source dan didistribusikan secara gratis di
bawah lisensi GPL. MySQL merupakan RDBMS (Relational Database Management
System) server. RDBMS adalah program yang memungkinkan pengguna database untuk
membuat, mengelola, dan menggunakan data pada suatu model relasional.
2.5.2 Netbeans IDE
Dalam buku Rachmad Hakim dan Sutarto (2009) Netbeans merupakan Integrated
Development Environment (IDE) Java yang berlisensi open source yang dikembangkan
dengan dukungan Sun Microsystems. Netbeans dimulai pada tahun 1996 sebagai Xelfi
(Delphi), Java IDE proyek mahasiswa di bawah bimbingan Fakultas Matematika dan Fisika
di Charles University di Praha. Pada tahun 1997 Stanek Romawi membentuk perusahaan
untuk proyek tersebut dan menghasilkan versi komersial Netbeans IDE hingga kemudian
dibeli oleh Sun Microsystems pada tahun 1999. Proyek netbeans mulai diprakarsai oleh
perusahaan Sun Microsystems sejak bulan Juni 2000 dan terus berkembang hingga saat
ini. Netbeans mengacu pada dua hal yaitu Netbeans platform untuk pengembangan
aplikasi desktop java dan sebuah Netbeans IDE (Integrated Development Environment).
2.5.3 Xampp
Arief Ramadhan dan Hendra Saputra (2005) menjelaskan bahwa Xampp
merupakan sebuah tool yang menyediakan beberapa paket perangkat lunak ke dalam satu
buah paket. Awalnya Xampp merupakan pengembangan dari LAMP (Linux Apache,
MySQL, PHP, and PERL). Xampp ini merupakan project non-profit yang dikembangkan
oleh Apache Friends yang didirikan Kai ‘Oswalad’ Seidler dan Kay Vogelgesang pada
tahun 2002. Project mereka ini bertujuan mempromosikan penggunaan Apache web
server.
3. Analisis Dan Perancangan Sistem
3.1 Tinjauan Umum
3.1.1 Gambaran Umum
Badan Eksekutif Mahasiswa atau yang sering disingkat dengan BEM dibentuk
pada MUBES V LM tahun 1999. Ketua BEM yang pertama adalah Sdr Sarino sekaligus
sebagai masa perintisan BEM. BEM telah eksis selama 5 periode (1999-2004). Namun
dalam kepengurusan BEM ditahun-tahun berikutnya mulai terjadi kefakuman
7
kepengurusan sehingga pada tahun 2004 lahirlah sidang Istimewa II LM. Dalam MUBES
ini BEM diadakan dan digabungkan kedalam Senat Mahasiswa. Sehingga SEMA memiliki
fungsi ganda, sebagai lembaga legislatif dan eksekutif mahasiswa.
Dalam perjalanan kepengurusan tersebut ternyata BEM dianggap penting dan
dibutuhkan keberadaanya. Sehingga pada tahun 2006 sesuai hasil MUBES LM BEM
mulai difungsikan kembali keberadaanya. Pada tahun ini terpilihlah Sdr Wahyu
Giyatmoko sebagai presiden mahasiswa dan Sdr Muhammad Muizzuddin Yanuar
sebagai wakil presiden dalam Pemilwa tanggal 18 Desember 2006. Pada kepengurusan
baru ini BEM mulai memperbaharui diri dan membangkitkan kembali fungsi dan peranya
sebagai organisasi mahasiswa pengemban amanat MUBES dan pemegang kekuasaan
eksekutif di Lembaga Mahasiswa STMIK AMIKOM Yogyakarta hingga sekarang.
3.1.2 Visi, Misi dan Tujun Badan Eksekutif Mahasiswa Amikom
1. Visi :
Menjadi salah satu organisasi unggulan dalam pengajaran, pendidikan,
penelitian, dan pengabdian pada bidang kemahasiswaan yang berdasarkan pada
spiritualitas, intelektualitas, dan profesionalitas.
2. Misi :
a. Mengembangkan sistem kaderisasi yang melahirkan pemimpin yang
berintelektual dan berakhlak mulia dengan wawasan luas.
b. Melaksanakan program pengajaran dan pendidikan non formal dalam bidang
kemahasiswaan yang berdasarkan pada karakter unggulan.
c. Melakukan penelitian dalam bidang kemahasiswaan yang berwawasan
global agar menjadi sumber informasi bagi civitas akademika.
d. Menjalankan program yang memberikan kemanfaatan luas dalam bidang
sosial masyarakat
e. Membangun kerjasama dengan seluruh civitas akademik di lingkungan
kampus agar tercipta harmoni yang berkesinambungan
f. Mendasarkan seluruh program kerja BEM dengan menjunjung tinggi nilai
spiritualitas, intelektualitas, dan profesionalitas.
3.2 Identifikasi Penyebab Masalah
Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam
analisis sistem . Masalah dapat didefinisikan sebagai sesuatu hal yang ingin dipecahkan.
Masalah inilah yang menyebabkan sasaran sistem tidak dapat dicapai. Dari subyek
masalah yang terjadi dapat diidentifikasi beberapa penyebab masalah , yaitu sebagai
berikut :
8
1. Proses penilaian dan penyeleksian masih dilakukan secara manual sehingga
unsur subyektifitas masih tinggi.
2. Data para calon yang diseleksi yang masih berupa dalam bentuk arsip sehingga
memungkinkan terjadinya kehilangan data dan proses pencarian data mengalami
kesulitan.
3. Tidak efektifnya lampiran hasil kinerja sehingga kurang mendukung dalam proses
pengembalian keputusan. Dalam hal ini yaitu sulit untuk melihat laporan
penseleksian pengurus baru dalam periode tertentu.
4. Tidak ada proteksi untuk masing-masing data.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut diatas dapat diidentifikasi bahwa
penyebab utama masalah yang terjadi di Badan Eksekutif Mahasiswa STMIK Amikom
Yogyakara adalah pengolahan datanya masih dilakukan secara manual.
3.3 Sistem yang sedang berjalan
Selama ini sistem yang sedang berjalan dalam pemilihan calon pengurus baru
yaitu dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Ketua BEM memilih orang-orang yang mempunyai kredibilitas untuk menjadi
calon pejabat di BEM, baik dari luar maupun dari anggota BEM itu sendiri.
2. Dilkaukan pemanggilan kepada calon terpilih untuk mengikuti tes wawancara,
dimana wawancara dilakukan lansung oleh ketua dan wakil BEM.
3. Keputusan yang dihasilkan masih murni dari ketua dan wakil BEM.
3.4 Analisis Kebutuhan Sistem (System Requirement)
Analisis kebutuhan sistem didefinisikan sebagai cara untuk memahami dan
menspesifikasikan dengan detail, apa yang harus dilakukan oleh sistem. Tujuan dari fase
ini adalah memahami dengan sebenar-benarnya kebutuhan dari sistem.
Kebutuhan sistem terdiri dari 2 macam yaitu kebutuhan fungsional (functional
requirement) dan kebutuhan nonfungsional (nonfunctional requirement). Dengan adanya
analisis kebutuhan sistem , diharapkan sistem yang dibangun ini sesuai dengan kebutuhan
dari obyek penelitian. Hasil analisis kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional
untuk sistem seleksi adalah sebagai berikut :
3.5 Gagasan Pengembangan Sistem
Diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mencapai visi dan misi
yang diinginkan bersama dalam sebuah organisasi. Pemilihan para pengurus barupun
merupakan salah satu proses untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Maka dibuatlah sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang diperlukan untuk proses
9
pemilihan agar keputusan yang diambil tidak subyektif. Sistem pendukung keputusan
dirancang untuk membantu BEM dalam memilih pengurus baru dengan klasifikasi terbaik
untuk menjadi seorang kader yang berkualitas. Metode Simple Additive Weighting (SAW)
yang mempunyai konsep dasar mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada
setiap alternatif pada semua atribut merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mengambil keputusan dari beberapa kriteria (multi kriteria).
3.6 Batasan Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan sistem ini dibatasi dengan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan yaitu Nilai IPK, Nilai Pengalaman Organisasi yaitu banyaknya organisasi yang
pernah diikut, Nilai Pengalaman Kepanitiaan yaitu banyaknya kepanitiaan yang pernah
diikuti, Nilai Tes Wawancara, dan Nilai Semester atau sedang berada disemester berapa
calon pejabat BEM tersebut, yang kemudian diimplementasikan dalam perhitungan seleksi
yaitu menggunakan perhitungan metode SAW (Simple Additive Weighting). Setiap
organisasi memiliki kriteria yang berbeda dalam proses penseleksian pengurus baru atau
pejabat baru di BEM maka perancangan sistem ini dibatasi dengan kriteria-kriteria yang
telah disebutkan diatas.
3.7 Aturan Metode Simple Adictive Weighting(SAW)
Metode dari Sistem pendukung keputusan seleksi penerimaan pengurus baru
pada BEM STMIK Amikom Yogyakrta dibuat dalam 5 Jenis yaitu :
a. Model penilaian berdasarkan Nilai IPK
b. Model penilaian berdasarkan Pengalaman Organisasi
c. Model penilaian berdasarkan Pengalaman Kepanitiaan
d. Model penilaian berdasarkan Nilai Tes Wawancara
e. Model penilaian berdasarkan Semester
Dimana dari kriteria tersebut Nilia IPK, Penglaman Organisasi, Pengalaman
Kepanitiaan, dan Nilai Tes Wawancara digolongkan dalam kriteria benefit, sedangkan
Semester digolongkan dalam kriteria cost maka dibuat suatu tingkatan kriteria berdasarkan
nilai bobot yang telah ditentukan. Batasan penilaian dimulai dari angka 0,00 sebagai yang
terendah sampai dengan nilai 4,00 sebagai nilai tertinggi untuk model penilaian
berdasarkan Nilai IPK, sedangkan untuk model penilaian berdasarkan Pengalaman
Organisasi dan model penilaian berdasarkan Pengalaman Kepanitiaan dimulai dengan
nilai 0 terendah sampai dengan nilai 5 atau lebih sebagai nilai tertinggi, model penilaian
berdasarkan Nilai Tes Wawancara dimulai dari nilai 0 sebagai nilia terendah sampai nilai
100 sebagai nilai tertinggi, serta model penilaian berdasarkan Semester dimulai dari angka
1 sebagai nilai terendah sampai dengan nilai 14 sebagai nilai tertingginya.
10
3.8 Perancangan Sistem
Rancangan sistem secara umum dilakukan dengan maksud untuk memberikan
gambaran secara umum kepada user tentang sistem yanf akan diusulkan. Rancangan ini
mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan dirancang secara
terinci.
3.8.1 Perancangan Proses
3.8.1.1 Flowchart Sistem yang Diusulkan
Gambar 3.1 Flowchart Sistem yang Diusulkan
3.8.1.2 Data Flow Diagram (DFD)
0
Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Jabtan di BEM
Petugas KetuaBEM
Laporan Data CalonLaporan Data JabatanLaporan Penilaian
Laporan Data CalonLaporan Data JabatanLaporan Penilaian
Input :Data UserData CalonData IPKData OrganisasiData KepanitiaanData Tes WawancaraData SemesterData Jabatan
Gambar 3.2 DFD Level 0
11
Pengembangan proses yang terjadi pada DFD level 0 di atas dapat dijabarkan
pada DFD level 1 yang bisa dilihat pada gambar 3.3
Gambar 3.3 DFD Level 1
3.8.2 Relasi Antar Tabel
Hubungan antar tabel berfungsi untuk menunjukkan relasi antar tabel sehingga
membentuk suatu jaringan data.
Gambar 3.4 Relasi Antar Tabel
12
4. Implementasi Dan Pembahasan
4.1 Implementasi Sistem
Tahap implementasi sistem (system implementation) adalah tahap meletakkan
sistem supaya siap dioperasikan (Jogiyanto, 1990).Tahap ini termasuk pembuatan
database, pembuatan program, dan pembuatan desain aplikasi.
4.2 Kegiatan Implementasi
4.2.1 Pemilihan dan Pelatihan Personil
Pemilihan personil sangat penting karena personil-personil tersebut yang nantinya
akan terlibat langsung dengan program aplikasi yang telah dibangun oleh analisis dan
programmer untuk memenuhi kebutuhan. Jika personil tidak mendapatkan pelatihan yang
baik dan sesuai dengan prosedur maka program aplikasi tidak dapat dijalankan dan itu
artinya program aplikasi yang telah dbuat tidak bermanfaat bagi BEM Amikom. Pemilihan
personil atau admin dalam sistem informasi merupakan salah satu faktor yang perlu
diperhatikan, karena keberhasilan dalam pelaksanaannya ditentukan oleh personil yang
berada dalam sistem itu sendiri.
4.3 Manual Program
Manual program merupakan bagian akhir dari tahap pembuatan program.
Perancangan manual program dilakukan bila seluruh rancangan database dan
perancangan input output aplikasi telah selesai.
Tujuan pembuatan manual program adalah membuat panduan secara tertulis tahap
demi tahap pengoperasian aplikasi kepada pengguna agar lebih mudah memahami dan
mengoperasikan aplikasi.
4.3.1 Form Login
:
Gambar 4.33 Tampilan Form Login
13
4.3.2 Form Input Data Mahasiswa
Gambar 4.37 Tampilan Form Input Data Mahasiswa
4.3.3 Form Seleksi Pendaftar
Gambar 4.46 Form Seleksi Pendaftar
Gambar 4.46 Form Seleksi Pendaftar setelah pilih Jabatan
14
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis jelaskan pada bab-bab sebelumnya
dalam pembuatan sistem informasi sistem pendukung keputusan untuk menentukan
jabatan pada BEM Amikom Yogyakarta, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Sistem pendukung keputusan untuk seleksi penerimaan pengurus baru ini dapat
meningkatkan proses seleksi penerimaan pengurus baru yang terjadi di BEM
Amikom. Dengan adanya sistem ini dapat memudahkan ketua dan wakil BEM untuk
melakukan proses seleksi calon yang akan diterima.
2. Dengan diterapkannya sistem yang baru, penyeleksian yang dilakukan akan menjadi
lebih efektif karena dapat melakukan proses seleksi dengan cepat dan laporan yang
dihasilkan lebih akurat serta mudah dipahami.
3. Data para calon disimpan kedalam suatu database secara elektronik, yang
memudahkan untuk mencari data-data calon yang ingin dicari.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk proses penerapan dan
pengembangan sistem pendukung keputusan untuk menentukan jabatan ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi pengambil keputusan sebaiknya memahami permasalah dengan baik agar
dapat melakukan perbandingan dan pertimbangan dengan benar sebelum
mengambil keputusan.
2. Dalam sistem ini focus menggunakan 5 kriteria dan tidak dapat menambahkan
kriteria lain, akan lebih baik lagi jika sistem kriteria yang ada sewaktu-waktu dapat
dimodifikasi.
3. Untuk penyempurnaan sistem ini perlu pengembangan sistem penambahan kriteria,
sehingga ketika kriteria baru ditambahkan proses perhitungan berubah sesuai
dengan kriteria-kriteria yang dibuat dalam sistem.
4. Aplikasi yang dibangun dapat dikembangkan dengan interface yang lebih baik dan
menarik lagi agar terlihat tidak monoton.
5. Perlu pemeliharaan sistem secara teratur dan berkala, agar tidak terjadi
kemungkinan yang tidak diinginkan seperti virus yang bisa merusak program.
15
DAFTAR PUSTAKA
E, Turban, dkk. 2005. Decision Support System And Intelegent Systems. Yogyakarta: Andi
Offset.
Kusumadewi,Sri dkk. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan Dan Organisasi Modern. Yogyakarta: ANDI.
Kusrini.2007 .Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi
Offset.
Kusrini. 2007. Strategi Perancangan Dan Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta: ANDI.
Jogiyanto, H.M. 1990. Analisis dan desain sistem informasi. Yogyakarta: ANDI.
Kurniawan, Hendra. Erimardiani, dannurrahmansyah. 2013. Aplikasi Inventory
Menggunakan Java Netbeans, XAMPP, daniReport. Jakarta: Elex Media
Komputindo
Utami, E. 2006.RDBMS using Ms SQL 2000. Yogyakarta: nrar.net publisher.