10
Risalah Seminar Nasional Pengawetan Makanan Dengan Iradiasi, Jakarta, 6 - 8 Juni 1983 SISTEM PENYIMPANAN DAN PERAWATAN KUALITAS BAHAN PANGAN DI BADAN URUSAN LOGISTIK Mulyo Sidik *, dan Hariyadi Halid * ABSTRAK - ABSTRACT Sistem penyimpanan dan perawatan kualitas bahan pangan di Badan Urusan Logistik. Penurunan kualitas bahan makanan terjadi selama dalam penyimpanan, khususnya bila pengelo- laan kualitas tidak dilakukan secara baik. Untuk menjaga beras dan biji-bijian dalam kondisi baik, BULOG telah dan sedang mencoba memperbaiki rencana kerjanya dalam hal perawatan stok dan kualitas, termasuk pembangunan gudang-gudang dan fasilitas penyimpanan yang baru. Pestisida masih berperan penting untuk memberantas hama sebagai bagian integral dalam proses pengamanan stok yang dilakukan BULOG. Suatu metode pilihan yang lain, antara lain kemung- kinan penggunaan iradiasi sedang dipertimbangkan, tetapi sudah barang tentu memerlukan . penelitian-penelitian yang lebih terperinci. Storage system and quality control of food commodity of the National Logistics Agency (BULOG), Indonesia. Quality deterioration of food commodities may occur during storage, particularly if quality maintenance is not conducted properly. In order to keep the grain in sound condition, The National Logistics Agency (BULOG) has been trying to improve its programme in stock and quality control; including the construction of new warehouses and other storage facilities. Pesticide is still playing an important role for controlling pest as an in- tegral part of stock preservation programme done by BULOG. Another alternative method also pursued includes the possibility of using irradiation, which likely needs more detailed studies. PENDAHULUAN Dalam usaha pemerintah untuk, mencukupi kebutuhan pangan, peningkatan produksi menjadi tujuan utama. Hal ini dapat dilihat di dalam Rencana Pemba- ngunan Lima Tahun bidang pertanian, dim ana peningkatan produksi menem- pati urutan teratas. Berkaitan erat dengan usaha terse but penyebarluasan pengerti- an tentang pengurangan susut atas hasil produksi pangan, khususnya setelah panen, akhir-akhir ini semakin digalakkan. Gudang sebagai tempat penyimpanan, yang merupakan salah satu langkah di dalam galur teknologi lepas panen sebelum bahan pangan tiba di tangan konsumen, ternyata sangat berpengaruh terhadap kualitas bahan yang disimpan. Penurunan kualitas yang terjadi selama masa penyimpanan, dapat menimbulkan kerugian yang tidak kecil. Jadi tampaknya akan sia-sialah usaha keras di dalam peningkatan pro- duksi, jika ternyata kemudian terjadi kesusutan akibat kurang tepatnya penanganan selama penyimpanan bahan pangan di gudang. Sebagaimana kita ketahui, penurunan kuantitas dan kualitas bahan pangan da- pat terjadi selama penyimpanan di gudang yang disebabkan oleh serangan serangga, tikus, burung dan mikroorganisme. Iklim negara kit a yang panas dan lerilbab, me- rupakan kondisi yang sangat baik bagi pertumbuhan serangga hama dan mikro- organisme terse but di atas sehingga mempercepat proses deteriorisasi. BULDG sebagai badan pemerintah berfungsi harus mengelola stok penyangga untuk menjaga terjaminnya persediaan pangan setiap saat dalam kaitannya dengan penjagaan stabilitas harga. Umumnya stok yang harus dikelola BULDG saat ini ber- • Pusat Penelitian dan Pengembangan Siste m Lo gistik, BULOG, J ak arta. 81

SISTEM PENYIMPANAN DAN PERAWATAN KUALITAS BAHAN … Prosiding/Kesehatan... · Sistem penyimpanan dan perawatan kualitas bahan pangan di Badan Urusan Logistik. Penurunan kualitas bahan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SISTEM PENYIMPANAN DAN PERAWATAN KUALITAS BAHAN … Prosiding/Kesehatan... · Sistem penyimpanan dan perawatan kualitas bahan pangan di Badan Urusan Logistik. Penurunan kualitas bahan

Risalah Seminar Nasional Pengawetan Makanan Dengan Iradiasi, Jakarta, 6 - 8 Juni 1983

SISTEM PENYIMPANAN DAN PERAWATAN KUALITAS BAHANPANGAN DI BADAN URUSAN LOGISTIK

Mulyo Sidik *, dan Hariyadi Halid *

ABSTRAK - ABSTRACT

Sistem penyimpanan dan perawatan kualitas bahan pangan di Badan Urusan Logistik.Penurunan kualitas bahan makanan terjadi selama dalam penyimpanan, khususnya bila pengelo­laan kualitas tidak dilakukan secara baik. Untuk menjaga beras dan biji-bijian dalam kondisibaik, BULOG telah dan sedang mencoba memperbaiki rencana kerjanya dalam hal perawatanstok dan kualitas, termasuk pembangunan gudang-gudang dan fasilitas penyimpanan yang baru.Pestisida masih berperan penting untuk memberantas hama sebagai bagian integral dalam prosespengamanan stok yang dilakukan BULOG. Suatu metode pilihan yang lain, antara lain kemung­kinan penggunaan iradiasi sedang dipertimbangkan, tetapi sudah barang tentu memerlukan

. penelitian-penelitian yang lebih terperinci.

Storage system and quality control of food commodity of the National LogisticsAgency (BULOG), Indonesia. Quality deterioration of food commodities may occur duringstorage, particularly if quality maintenance is not conducted properly. In order to keep thegrain in sound condition, The National Logistics Agency (BULOG) has been trying to improveits programme in stock and quality control; including the construction of new warehouses andother storage facilities. Pesticide is still playing an important role for controlling pest as an in­tegral part of stock preservation programme done by BULOG. Another alternative method alsopursued includes the possibility of using irradiation, which likely needs more detailed studies.

PENDAHULUAN

Dalam usaha pemerintah untuk, mencukupi kebutuhan pangan, peningkatanproduksi menjadi tujuan utama. Hal ini dapat dilihat di dalam Rencana Pemba­ngunan Lima Tahun bidang pertanian, dimana peningkatan produksi menem­pati urutan teratas. Berkaitan erat dengan usaha terse but penyebarluasan pengerti­an tentang pengurangan susut atas hasil produksi pangan, khususnya setelah panen,akhir-akhir ini semakin digalakkan.

Gudang sebagai tempat penyimpanan, yang merupakan salah satu langkah didalam galur teknologi lepas panen sebelum bahan pangan tiba di tangan konsumen,ternyata sangat berpengaruh terhadap kualitas bahan yang disimpan. Penurunankualitas yang terjadi selama masa penyimpanan, dapat menimbulkan kerugian yangtidak kecil. Jadi tampaknya akan sia-sialah usaha keras di dalam peningkatan pro­

duksi, jika ternyata kemudian terjadi kesusutan akibat kurang tepatnya penangananselama penyimpanan bahan pangan di gudang.

Sebagaimana kita ketahui, penurunan kuantitas dan kualitas bahan pangan da­pat terjadi selama penyimpanan di gudang yang disebabkan oleh serangan serangga,tikus, burung dan mikroorganisme. Iklim negara kit a yang panas dan lerilbab, me­rupakan kondisi yang sangat baik bagi pertumbuhan serangga hama dan mikro­organisme terse but di atas sehingga mempercepat proses deteriorisasi.

BULDG sebagai badan pemerintah berfungsi harus mengelola stok penyanggauntuk menjaga terjaminnya persediaan pangan setiap saat dalam kaitannya denganpenjagaan stabilitas harga. Umumnya stok yang harus dikelola BULDG saat ini ber-

• Pusat Penelitian dan Pengembangan Siste m Lo gistik, BULOG, J ak arta.

81

Page 2: SISTEM PENYIMPANAN DAN PERAWATAN KUALITAS BAHAN … Prosiding/Kesehatan... · Sistem penyimpanan dan perawatan kualitas bahan pangan di Badan Urusan Logistik. Penurunan kualitas bahan

kisar antara 1,2 dan 1,5 juta ton setara beras, serta beberapa jenis komoditi lainnyaseperti jagung, kedelai, bungkil kedelai, gula dan lain sebagainya. Stok nasional di­perkirakan akan semakin besar sesuai dengan rencana peningkatan produksi danrencana pemerintah untuk meningkatkan cadangan nasional menjadi 5 juta tonpada tahun-tahun yang akan datang. Jangka waktu penyimpanan diperkirakan akansemakin lama.

Hal-hal terse but di atas membuat semakin pentngnya peranan sistem penyim­panan dan perawatan kualitas bahan pangan selama berada di gudang. Perbaikanatau peningkatan di bidang terse but tentunya akan dapat menjaga mutu bahandalam jangka waktu yang lama dan sekaligus mengurangi susut semaksimal mung­kin ..

Untuk memberikan gambaran tentang berapa jauh usaha-usaha penyimpanandan perawatan kualitas bahan pangan di BULGe, pada makaIah ini akan diuraikanlangkah-Iangkah yang telah dan akan diambil oleh BULGe dalam pengelolaan stoknasional terse but.

SISTEM PENYIMP ANAN

Sistem yang selama ini digunakan oleh BULGe untuk menyimpan bahan pa­ngan adalah sistem penyimpanan karung (bag storage). Cara penyimpanan ini digu­nakan oleh banyak negara yang sedang berkembang, karena masih dianggap lebihmenguntungkan daripada sistem penyimpanan bentuk curah (bulk storage). Hal initerutama apabila bahan yang disimpan adalah beras giling; beras tidak akan mudahrusak dan menjadi kotor oleh karena proses handling seperti pada sistem penyim-

.panan curah' Di samping itu sistem penyimpanan dengan karung yang dijalankanBULGe hampir seluruhnya menggunakan tenaga manusia, sehingga dapat mencipta­kan lapangan kerja bagi buruh pengangkut.

Sarana penyimpanan yang berupa gudang sebagaimana diketahui sangat meme­gang peranan dalam mempertahankan mutu bahan pangan yang disimpan. Berpijakpada hal ini, sejak 1975, BULGe telah melakukan pembangunan gudang-gudangyang memenuhi syarat di seluruh Indonesia. Hingga saat ini telah mencapai kapa­sitas total lebih dari 1,5 juta ton. Dengan tersedianya sarana utama terse but diha­rapkan prinsip-prinsip penyimpanan dan pergudangan (storage management) akan

lebih mudah diterapkan. Jumlah ini akan terus bertambah sehubungan dengan ren­cana pemerntah untuk lebih meningkatkan cadangan nasional pada tahun-tahunmendatang.

Bahan pangan seperti gabah, beras dan jagung sebelum dimasukkan ke dalamkarung untuk disimpan, terlebih dahulu mengalami proses' conditioning" sepertipengeringan untuk menurunkan kadar air. Selama masa penyimpanan di gudangharus ada sistem aerasi yang baik untuk mempertahankan mutu. Kelembaban yangterjadi akibat proses respirasi biji-bijian dan organisme yang hidup pada biji-bijiantadi (serangga kapang dan bakteri), dapat "dipindahkan" oleh udara yang keluardan masuk gudang melalui ventilasi dan pintu gudang yang dibuka pada waktu­waktu tertentu (1) Selain mengandalkan ventilasi gudang, guna menjamin terjadi-

82

Page 3: SISTEM PENYIMPANAN DAN PERAWATAN KUALITAS BAHAN … Prosiding/Kesehatan... · Sistem penyimpanan dan perawatan kualitas bahan pangan di Badan Urusan Logistik. Penurunan kualitas bahan

nya aerasi yang baik, eara penumpukan karung harus dibuat sedemikian rupa se­hingga aerasi tetap berjalan. Penyediaan lorong-Iorong antar stapelan (tumpukari)dengan berbagai ukuran dimaksudkan juga untuk memberi keleluasaan aliranudara ke dalam karung-karung tersebut.

Walaupun dilihat dari segi pertukaran udara pembuatan lorong-Iorong tersebutsangat bermanfaat, ditinjau dari segi penggunaan ruang, sistem penyimpanan dengankarung lebih banyak menyita ruangan gudang.

Kemungkinan untuk menyimpan bahan pangan dengan sistem eurah tetap di­jajaki, walaupun hingga saat ini penyimpanan dengan karung dirasakan masih meng­untungkan. Sehubungan dengan itu telah dilakukan penelitian-penelitian olehBULOG untuk melihat seberapa jauh kemungkinan penggunaan sistem eurah. Ter­masuk pula 'container" hampa udara yang digunakan khusus untuk menyimpanberas dalamjangka panjang (di atas dua tahun).

USAHA PERAWATAN KUAUTAS BAHAN PANGAN

Di samping penyediaan sarana penyimpanan yang memenuhi syarat, perawat­an bahan pangan selama berada di gudang sangat penting untuk mempertahankankualitas bahan pangan. Dalam hal ini BULOG menggunakan beberapa eara perawat­an yang umum dipakai yaitu:

Fumigasi dan Penyemprotan ("Spraying"). Pemberantasan serangga hama gu­dang merupakan bagian utama dari usaha perawatan kualitas bahan pangan yang di­kelola oleh BULOG. Hingga saat· ini fumigasi dan penyemprotan insektisida masihmerupakan eara utama untuk memberantas serangga hama gudang. Dalam aplikasi­nya fumigasi dan penyemprotan insektisida bersifat saling melengkapi.

Fumigasi dilakukan depgan eara menutup stapelen bahan pangan dengan plas­tik kemudian dilanjutkan dengan pemberian gas yang dilepaskan oleh fumigan se­suai dengan dosis yang dibutuhkan. Dengan fumigasi serangga hama gudang yangberada di dalam gudang dan di dalam butiran biji-bijian diharapkan dapat terbunuh.

Penyemprotan insektisida pada permukaan luar stapelan bahan pangan dilaku­kan dengan maksud untuk meneegah serangan kembali (reinfestasi) serangga hamagudang setelah fumigasi. Di samping itu penyemprotan insektisida dilakukan untukmembunuh. ~erangga hama yang bersembunyi pada eelah-eelah dinding yang retakatau pada langit-Iangit dan lantai gudang.

Jenis-jenis pestisida yang dapat digunakan untuk pemberantasan serangga hamagudang sangat terbatas jumlahnya mengingat adanya peraturan yang ketat tentangpenggunaan pestisida pada. bahan pangan. Pestisida tadi haruslah memenuhi persya­ratan antara lain:

efektif pada earaiJenggunaan yang ekonomistidak meninggalkan residu yang melebihi batas maksimum (MRL)tidak mempengaruhi kualitas, rasa dan bau bahan pangantidak mudah terbakar dan menimbulkan karat.

Sehubungan dengan itu jenis-jenis pestisida yang digunakan untuk usaha pem­berantasan serangga hama gudang di BULOG hanya terbatas pada penggunaan metilbromida daD.gas "phosphine" untuk fumigasi serta "pirimiphosmethyl" dan "di­

chlorvos" untuk penyemprotan. Aplikasi fumigan metil bromida harus lebih ber-

83

Page 4: SISTEM PENYIMPANAN DAN PERAWATAN KUALITAS BAHAN … Prosiding/Kesehatan... · Sistem penyimpanan dan perawatan kualitas bahan pangan di Badan Urusan Logistik. Penurunan kualitas bahan

hati·hati oleh karena gas ini tidak menimbulkan bau dan sukar diketahui apabilaada kebocoran. Akan tetapi oleh karena paparan relatif singkat (1 x 24 jam) metilbromida banyak digunakan untuk fumigasi kapal. Penggunaan fumigan phosphinedalam bentuk tablet lebih praktis dan aman walaupun waktu paparan lebih lama(3 x 24 jam).

Salah satu masalah penting datam usaha pemberantasan hama gudang secarakimiawi ialah timbulnya resistensi serangga hama terhadap pestisida. Hal ini dapatmengurangi jenis-jenis pestisida yang dapat digunakan, padahal jumlahnya sangatterbatas. Misalnya insektisida Lindane dan Malathion sudah tidak digunakan lagisejak ditemukannya resistensi serangga hama gudang terhadap insektisida terse but(2,3).

Sanitasi dan Manajemen Pergudangan. Tersedianya sarana pergudangan yangbaik tanpa diikuti dengan pelaksanaan programsanitasi dan manajemen pergudang­an yang teratur dapat menghambat usaha perawatan kualitas yang dijalankan. Se·hubungan dengan itu BULOG sejak beberapa tahun yang lalu telah menjalankanprogram sanitasi dan manajemen pergudangan yang lebih teratur.

Pengawasan/inspeksi terhadap kualitas bahan yang disimpan di gudang-gudangdilakukan secara teratur untuk mengetahui seberapa jauh serangan ham a yangmungkin terjadi, penurunan kualitas dan lain-lain. Dari sistem pengawasan yang ter­atur dapat segera dilakukan tindakan-tindakan pencegahan dan pemberantasan ataupenyaluran bahan pangan dengan segera bila diperlukan.

Dalam kerangka manajemen pergudangan yang baik selain melakukan sistempenumpukan yang memenuhi syarat, juga prinsip FIFO (First in first out) sedapatmungkin dilaksanakan dalam penyaluran bahan pangan.

Peningkatan Kualitas Bahan Pangan yang Akan Disimpan. Kualitas awal dari

bahan pangan sangat menentukan keberhasilan usaha perawatan kualitas selamamasa penyimpanan di gudang BULOG. Oleh karena itu bahan pangan yang akan di­beli oleh BULOG harus memenuhi persyaratan tertentu. Beberapa aspek kualitasawal yang penting untuk penyimpanan bahan pangan misalnya kadar air, derajatsosoh dan jumlah butir patah.

Tingginya kadar air di samping mempermudah pertumbuhan kapangjuga dapatmeningkatkan fertilitas serangga (4). Kadar air maksimal yang ditetapkan untukkomoditi gabah, beras dan jagung dalam praktek bukan merupakan jaminan akanterbebasnya bahan pangan dari serangan serangga hama gudang. Beberapa jenishama primer seperti Sitophilus oryzae masih dapat berkembang dengan baik padakadar air di bawah 14 persen. Walaupun demikian batas tersebut sedikit banyak te·lah menghambat tumbuhnya jenis-jenis serangga hama yang lain.

Tinggi kandungan butir patah sangat membantu peikembangan hama sekunderseperti Tribolium confusum dan Oryzaephilus surinamensis. Demikian pula derajatsosoh beras sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan hama sekunder seperti Cor­cyra cephalonica dan T. castaneum. Misalnya apabila derajat sosoh kurang dari 75persen dalam waktu 3 bulan larva Ccephalonica dapat menimbulkan kerusakanberat pad a beras (5).

Salah satu masalah yang dihadapi BULOG dalam usaha pengadaan pangan da­lam negeri adalah bahwa kualitas bahan pangan yang diproduksi oleh petani ka-

84

Page 5: SISTEM PENYIMPANAN DAN PERAWATAN KUALITAS BAHAN … Prosiding/Kesehatan... · Sistem penyimpanan dan perawatan kualitas bahan pangan di Badan Urusan Logistik. Penurunan kualitas bahan

dang-kadang tidak' memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan oleh BULOC,Hal ini acap kali teIjadi pada waktu panen yang bertepatan dengan musim peng­hujan. Di samping itu penyebab lainnya adalah alat-alat pengolahan yang dimilikipetani masih banyak yang kurang memadai sehingga dapat menurunkan kualitasbahan pangan.

Agar pengadaan pangan dalam negeri dapat beIjalan dengan Iancar serta petanidapat menikmati harga penjualan yang memuaskan, BULOC bekeIjasama denganinstansi pemerintah lainnya berusaha meningkatkan sarana teknologi lepas panenpetani di tingkat Koperasi Unit Desa (KUD). Usaha ini meliputi pengadaan alat danlatihan ketrampilan untuk teknologi lepas panen pada umumnya.

METODE PERAWATAN KUAUTAS YANC SEDANG DITEUTI

Menyadari bahwa usaha perawatan kualitas khususnya pemberantasan seranggahama gudang, tidak dapat bergantung sepenuhnya kepada penggunaan pestisidakonvensional, di samping terus meningkatkan dan memelihara sarana penyimpanan,BULOC mulai meneliti beberapa metode baru an tara lain:

Penggunaan Karbondioksida (C02). Penggunaan CO2 untuk pengendalian se­rangga hama gudang telah lama diteliti namun penggunaannya secara komersial be­lum meluas. Dengan mengalirkan CO2 ke dalam ruangan tempat penyimpanan biji­bijian kandungan oksigen dapat ditekan menjadi sangat rendah. Komposisi udaranormal mengandung 78% N2, 21% O2 dan 0,4% CO2• Dengan mengalirkanfme­mompakan CO2 hingga konsentrasinya mencapai 60%, CO2 tadi dapat bersifat"insektisidal" terhadap serangga ham a gudang.

Di BPTP BULOC, Tambun sedang diteliti penggunaan CO2 dengan cara meng­alirkan CO2 dari tabung silinder ke dalam tumpukan beras (volume 200 ton) yangditutupi dengan lembaran plastik Polivinil Chlorida (pYC) yang tebalnya 0,56 mm.CO2 dialirkan dengan dosis 2,4 kg per ton sehingga konsentrasinya mencapai 80%.Setelah pemberian CO2, lembaran plastik dibiarkan menutupi stapelan bahan pa­ngan. Hasil sementara penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pemberian CO2

tidak terdapat pertumbuhan serangga hama pada hari ke 26,56,86, dan 133 se­telah perlakuan (6). Penelitian ini diteruskan untuk masa simpan yang lebih lama.

Penggunaan CO2 untuk pengendalian serangga hama gudang diperkirakan sa·ngat menguntungkan untuk sistem penyimpanan jangka panjang. Penyemprotan in­sektisida untuk mencegah serangan serangga ham a tidak diperlukan oleh karena sta­pelan bahan pangan ditutup terus menerus dengan lembaran plastik. Keuntunganlainnya ialah CO2 dapat diproduksi di dalam negeri, misalnya dengan memanfaat­kan hasil samping pembuatan pupuk urea. Hingga saat ini dalam proses pembuatanpupuk urea, CO2 yang telah dipisahkan hanya dibuang saja (7).

Penggunaan "Penghalang Fisik" (''Physical Ba"ier"). Seperti diketahui fumi­gasi hanyalah untuk tindakan eradikasi saja, segera setelah dibukanya lembaran plas­tik penutup tumpukan bahan pangan waktu difumigasi, serangga hama gudang dariluar akan dapat menyerang kembali. Untuk itu diperlukan tindakan pencegahan de·ngan penyemprotan insektisida. Akan tetapi metoda ini ada kelemahannya karenatidak dilakukan lapis per lapis, yang disemprot hanya bagian luar dari stapelan.

Sehubungan dengan itu BU.LOG, sedang meneliti kemungkinan penggunaan

85

Page 6: SISTEM PENYIMPANAN DAN PERAWATAN KUALITAS BAHAN … Prosiding/Kesehatan... · Sistem penyimpanan dan perawatan kualitas bahan pangan di Badan Urusan Logistik. Penurunan kualitas bahan

plastik fumigasi sebagai "penghalang fisik" terhadap serangan serangga hama gu­dang setelah fumigasi.

Setelah fumigasi stapelan bahan pangan tetap ditutup dengan plastik: fumigasihingga saatnya dikeluarkan dari gudang. Untuk keperluan aerasi digunakan "kipaspenghisap" yang diletakkan pada bagian atas stapelan bahan pangan (I). Sepertihalnya dengan penggunaan CO2, penggunaan "penghalang fisik" dianggap mengun­tungkan pada sistem penyimpanan jangka panjang.

KEMUNGKINAN DISINFESTASI SERANGGA HAMA GUDANG DENGANRADIASI

Dari berbagai publikasi ilmiah diketahui bahwa radiasi dengan dosis rendah(20-30 krad) dapat mematikan berbagai jenis serangga hama gudang baik yang ter­golong ke dalam "external feeder" seperti Tribolium castaneum maupun yang ter­golong "internal feeder" seperti Sitophilus oryzae (8, 9). Dibandingkan denganpemberantasan serangga hama gudang secara kimiawi, teknik radiasi secara umummempunyai beberapa keunggulan seperti waktu aplikasi yang lebih singkat sertatidak menimbulkan residu (10). Salah satu kekurangan teknik radiasi untuk dis­infestasi serangga hama gudang ialah, segera setelah radiasi dapat terjadi reinfestasiserangga hama gudang.

Apabila teknik ~adiasi ini akan digunakan untuk prodses disinfestasi bahanIpangan dalam jumlah besar seperti di BULOG, perlu diadakan penelitian yang men-dalam tentang hal-hal sebagai berikut:

kemudahan aplikasi teknik nuklirjenis kemasan yang sesuai untuk bahan pangan yang diradiasisegi ekonomik dari aplikasi teknik radiasi.Segi kemudahan aplikasi erat hubungannya dengan sistem penyimpanan dan

pola distribusi bahan pangan keluar dan masuk gudang. Hingga saat ini dengan sis­tern penyimpanan dalam karung proses pemupukan dan pembongkaran bahan pa­ngan sepenuhnya dilakukan oleh tenaga manusia. Aplikasi teknik radiasi hendaknyatidak memerlukan perubahan yang terlalu banyak terhadap sistem yang dijalankansaat ini.

Faktor kemasan bahan pangan yang diradiasi perlu diteliti lebih mendalam agarbahan pangan yang diradiasi benar-benar terjamin dari reinfestasi serangga hamagudang. Di lain pihak kualitas, rasa dan bau dari bahan pangan tidak dipengaruhioleh bentuk dari kemasan khusus tadi.

Penelitian tentang segi ekonomik aplikasi teknik radiasi untuk proses pengawet­an bahan pangan dalam skala besar penting dilakukan untuk mencari suatu sistemaplikasi yang murah dan efisien. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya kenaik­an harga jual pangan akibat mahalnya biaya operasional di bidang perawatan.

KESIMPULAN

Dalam makalah ini telah dibahas mengenai sistem penyimpanan dan perawatankualitas bahan pangan yang dikelola oleh BULOG, serta masalah-masalah yang di­hadapi. Disadari untuk meningkatkan sistem terse but perlu dilakukan penelitian~

.86

Page 7: SISTEM PENYIMPANAN DAN PERAWATAN KUALITAS BAHAN … Prosiding/Kesehatan... · Sistem penyimpanan dan perawatan kualitas bahan pangan di Badan Urusan Logistik. Penurunan kualitas bahan

penelitian yang berhubungan dengan penyimpanan dan perawatan bahan pangan.BULOG sebagai lembaga pemerintah yang bersifat operasional menyambut

baik kerjasama denganlembaga-Iembaga pemerintah lainnya termasuk BArAN khu­

sus bagi kemungkinan aplikasi teknik radiasi. Kerjasama ini dapat berupa kerjasamapenelitian maupuntukar-menukar informasi di bidang pengawetan dan perawatanbahan pangan pada umumnya.

PUSTAKA

1. LOCKE, M.T., KASMAN, T., CAHYANA, Y., DAVIES, R.A.,MARTONO, A., and PATI­WIRI, A.W., "Ventilation of fumigation covered stocks of milled rice", Grain Post HarvestWorkshop, Indonesia (1983).

2. CHAMP, B.R., and DYTE, C.E., Pesticide SusceptIbility of Stored Grain Pest: FAO GlobalSurvey, FAO, Rome (1976).

3. OSMAN, N., and REJESUS, B.M., Evaluation of resistance to malathion and pirimiphos­methyl in strains of Tribolium ca9taneum (Herbs) collected in Indonesia, Pertanian 4(1981) 30.

4. PRANATA, R.I., dan WIRIOATMOJO, 1., "Penanggulangan masalah hama pasca panen",Lokakarya Penanganan Pasca Panen Pangan, IPB, Bogor (1982).

S. MUSTOFA, A., Pengaruh derajat sosoh beras varietas Brantas terhadap serangan Corcyracephalonica, Thesis, Universitas Padjadjaran, Bandung (1981).

6. SUKARDI, and MARTONO, A., "Milled rice storage", Grain Post Harvest Workshop, In­donesia (1983).

7. WINARNO, F.G., "Teknologi tepat guna untuk penanganan pasca panen dan pasca mor­tem", Lokakarya Penanganan Pasca Panen Pangan, IPB, Bogor (1982).

8. HOEDA YA, M.S., Disinfestasi gandum (Triticum durum L.) dari serangga hama bubukberas (Sitophilu9 oryzae L.) dengan radiasi sinar gamma, Majalah BATAN IV 2 (1971) 16.

9. REVETTI, L.M., Irradiation of Grain I. Irradiation of maize (Z.maY9), Agromica Tropical22 SS (1972) 497.

10. SOEGIARTO, CJ., "Kemungkinan disinfestasi serangga gudang dengan radiasi", KursusIntroduksi Aplikasi Radiasi dan Radioisotop Dalam Pemberantasan Hama, BATAN, Ja­karta (1979).

87

Page 8: SISTEM PENYIMPANAN DAN PERAWATAN KUALITAS BAHAN … Prosiding/Kesehatan... · Sistem penyimpanan dan perawatan kualitas bahan pangan di Badan Urusan Logistik. Penurunan kualitas bahan

DISKUSI

A. HALIM:

Sudah kit a ketahui bersama bahwa jagung adalah komoditi yang mudah dikembang­kan. Namun sampai saat ini penyimpanan jagung di "level" KUD dan DOLOG ma­sih menjadi masalah karena daya simp an komoditi tersebut sangat rendah. Agarpenyerapan jagung oleh Bulog lebih besar dengan resiko kerusakan yang kecil, apa­kah tidak mungkin diadakan pilot project penyimpanan jagung dalam skala besar,mengingat biaya radiasi cukup rendah yaitu sekitar Rp 4,-jkg. Dengan berhasilnyapilot project tersebut ada harapan kita dapat menyimpan jagung dalam jumlah besartanpa ada resiko kerusakan besar, sehingga produksi dapat kita tingkatkan dan im­por kita kurangi. Terimakasih.

MULYO SIDIK:

Hal terse but bisa saja kit a lakukan, tetapi sebaiknya penelitian serupa bukan hanyamenyangkut segi teknis, tetapi juga faktor keseluruhan aplikasinya, sistem penge­pakan bagaimana yang baik sebab iradiasi tidak menjamin teljadinya reinfestasi.Juga benarkah biaya Rp 4,-jkg juga berlaku, jika diterapkan pada "bag storage sys­tem" yang ada untuk jagung.

DEDDY FARDlAS:

1. Apakah alasan utama BULOG untuk tidak menggunakan "grain elevator" se­perti di luar negeri?

2. Dengan cara merna sang "thermocouple", "hot spot" dapat segera dideteksi disamping aliran produk dapat dilakukan dengan sistem "First in first out".

MULYO SIDIK:

1. Sistem penyimpanan di BULOG adalah "bag storage", dengan sistem ini lebihmenguntungkan karena menggunakan tenaga buruh untuk menciptakan lapang­an kelja. "Grain elevator" biasanya banyak digunakan pada sistem penyimpan­an curah ("bulk storage"). Kemungkinan penggunaan sistem curah perlu pene­litian lebih mendalam.

2. "Thermocouple" memang digunakan untuk memonitor temperatur umumnyapada sistem penyimpanan bentuk curah, dan juga jika "stapelan" bersifat statis.Jadi jika "turn-over" dari beras cepat, sulit untuk dipasang terus-menerus. Ka­rena itu cara lain diterapkan BULOG yaitu dengan cara "men-"check" tempe­ratur pada waktu-waktu tertentu dengan cara sampling biasa. Yang penting de­ngan cara terse but "hot spot" dan lain-lainnya dapat dihindari. Sistem FIFOmemang diterapkan di BULOG.

YAY ASAN LEMBAGA KONSUMEN:

Untuk mengendalikan ham a gudang BULOG menggunakan bahan-bahan kimia.Apakah hal ini sudah diteliti efek sampingannya terhadap kesehatan konsumen?Karena ini berhubungan langsung dengan makanan pokok dan juga untuk menghin­dari penyalahgunaan pestisida oleh pegawai-pegawai yang kurang tahujpaham se­perti misalnya kasus di Lampung.

88

Page 9: SISTEM PENYIMPANAN DAN PERAWATAN KUALITAS BAHAN … Prosiding/Kesehatan... · Sistem penyimpanan dan perawatan kualitas bahan pangan di Badan Urusan Logistik. Penurunan kualitas bahan

MULYO SIDIK:

1. Semua pestisida yang digunakan di BULOG telah mendapat rekomendasi dariKomisi Pestisida Indonesia baik carapenggunaannya maupun segi keselamatan­nya.

2. Tenaga "pest control" di BULOG adalah tenaga yang terlatih setelah melaluipendidikan khusus "pest control" di dalam ataupun di luar negeri.

3. Mohon dijelaskan kasus Lampung yang dimaksud apakah berhubungan denganBULOG.

P. SUDARSAN:

1. Are you planning on a silo complt.;x in Indonesia?2. Cost of fumigation?3 . Average period of storage?

MULYO SIDIK:

1. No, since we still consider that bag storage has more advantages compared tobulk storage, particularly "steel-bin" type.

2. Cost of fumigation is about Rp 400,-jton.3. 6 to 19 months.

89

Page 10: SISTEM PENYIMPANAN DAN PERAWATAN KUALITAS BAHAN … Prosiding/Kesehatan... · Sistem penyimpanan dan perawatan kualitas bahan pangan di Badan Urusan Logistik. Penurunan kualitas bahan