Upload
kinausman
View
38
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kulit
Citation preview
REFLEKSI KASUS Agustus 2015
SCABIES & PITTED KERATOLYSIS
OLEH:
SAKINA USMAN, S.KedN 111 14 011
PEMBIMBING KLINIK:dr. SENIWATY ISMAIL, Sp.KK
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNTAD
RSUD UNDATA PALU
2015
1
STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU
I. IDENTITAS PASIEN1. Nama : Tn. Ince Na’i
2. Umur : 49 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Pekerjaan : PNS
5. Alamat : BTN. Palupi
6. Agama : Islam
7. Status : Sudah menikah
8. Tanggal pemeriksaan : 27 Juli 2015
9. Ruangan : Poliklinik Kesehatan Kulit & Kelamin Undata
II. ANAMNESIS (AUTO)
1. Keluhan Utama :
Bintik-bintik disertai rasa gatal di telapak tangan, telapak kaki, kedua paha
dan perut
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluhan gatal ini telah dialami sejak 1 bulan yang lalu. Mulainya muncul
lubang-lubang kecil seperti kawah berwarna putih ditelapak tangan dan
kaki sejak 2007, namun pasien tidak memeriksakan ke dokter karena
belum merasa gatal. Awalnya muncul satu lubang, namun dari hari kehari
lubang ini terus bermunculan dan semakin banyak berdempet-dempetan.
Tepat sekitar sebulan yang lalu pasien mulai merasakan gatal, bersamaan
dengan munculnya bintik merah kecil di perut, kedua selangkangan dan
paha. Gatal juga dirasakan pasien di sela jari tangan, telapak tangan, dan
telapak kaki. Pasien merasa gatalnya memburuk ketika malam hari. Pasien
mengatakan istri dan anaknya juga menderita gatal dirumah dan memiliki
2
bintik seperti yang ia punya. Pasien mengatakan belum memberi obat
apapun untuk menghilangkan gatalnya karena takut efek samping ke
jantungnya karena pasien mengaku memiliki penyakit jantung.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak pernah menderita gejala seperti ini sebelumnya. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi obat, makanan atau hal lain. Pasien mengaku
telapak tangan dan kakinya selalu basah (berkeringat) meskipun tidak
beraktivitas yang sudah dirasakan sejak pasien berusia anak. Pasien
memiliki riwayat hospitalisasi karena penyakit jantung dan saat ini rutin
mengkomsumsi obat jantung. Riwayat DM dan asma disangkal.
4. Riwayat Sosial:
Pasien seorang PNS yang sering lembur menyebabkan ia menggunakan
sepatu dalam waktu yang lama, dan kakinya sering berbau dan lembab.
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
Istri dan anak pasien juga mengeluhkan gatal pada telapak tangan dan
memiliki bintik-bintik merah yang seperti pasien alami.
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Status gizi : Baik
2. Tanda Vital
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Pernafasan : 16 kali/menit
Suhu aksila : 360C
3. Status Dermatologis/Venereologis
1) Kepala : tidak terdapat ujud kelainan kulit
2) Leher : tidak terdapat ujud kelainan kulit
3) Thoraks : tidak terdapat ujud kelainan kulit
3
4) Punggung : tidak terdapat ujud kelainan kulit
5) Abdomen :
a. terdapat papul erithem ukuran miliar, susunan linier, bentuk
lesi bulat, sirkumskrip
b. terdapat vesikel ukuran miliar diskret
c. terdapat macula erythema
d. Terdapat erosi
e. Terdapat kunikulus (terowongan) pada ujung vesikel
membentuk warna keputihan
6) Genitalia : tidak terdapat ujud kelainan kulit
7) Inguinal : tidak dilakukan pemeriksaan
8) Glutea : tidak terdapat ujud kelainan kulit
9) Ekstremitas superior:
Plantar manus:
a. Terdapat lubang crater-like appearance, difus, ukuran miliar,
hipopigmentasi, konfluens, bilateral
b. Terdapat pustule, difus, miliar, diskret
c. Terdapat vesikel, difus, miliar, konfluens
d. Terdapat ekskoriasi unilateral dextra, lentikuler, soliter
Interdigitalis:
a. Terdapat papul erithem numular difus, bilateral
b. terdapat erosi dan skuama
10) Ekstremitas inferior
Plantar pedis:
a. Terdapat lubang crater-like appearance, difus, ukuran miliar,
hipopigmentasi, konfluens, bilateral
b. Terdapat fissure ±5 cm (sinistra), ±2 cm (dextra)
Femoral:
a. Terdapat papul erithem, ukuran miliar, bentuk bulat
sirkumskrip, diskret, bilateral
4
IV. GAMBAR
5
Gambar 1. Tampak papul erithem ukuran miliar, susunan linier, bentuk lesi bulat, sirkumskrip. Tampak vesikel ukuran miliar
diskret. Tampak makula eritem dan skuama pada regio abdomen
Gambar 2. Tampak papul erithem ukuran miliar, susunan linier, bentuk lesi bulat, sirkumskrip. Tampak vesikel ukuran miliar
diskret. Tampak makula eritem dan skuama dan kunikulus pada region
abdomen.
6
Gambar 3. Tampak lubang crater-like appearance, difus, ukuran miliar,
hipopigmentasi, konfluens, bilateral. Tampak pustule & vesikel difus, miliar, konfluens. Ekskoriasi unilateral dextra,
lentikuler, soliter pada region manus dextra
Gambar 4. Tampak lubang crater-like appearance, difus, ukuran miliar,
hipopigmentasi, konfluens, bilateral. Tampak vesikel difus, miliar, konfluens
pada regio manus sinistra
Gambar 5. Tampak papul erithem, ukuran miliar, bentuk bulat sirkumskrip, diskret,
pada regio femoral dextra
Gambar 6. Tampak papul erithem, ukuran miliar, bentuk bulat sirkumskrip, diskret,
pada regio femoral sinistra
7
Gambar 6. Tampak lubang crater like appappearance difus miliar
hipopigmentasi konfluens bilateral, terdapat fisura ±5 cm (sinistra), ±2
cm (dextra), pada regio plantar pedis
Gambar 7. Tampak lubang crater like appappearance difus miliar
hipopigmentasi konfluens bilateral pada regio plantar pedis
V. RESUME
Tn. Ince Na’I, 49 tahun datang ke poliklinik Kesehatan kulit dan Kelamin
dengan papul disertai pruritus di regio plantar manus, plantar pedis, femoral
(bilateral) serta abdomen. Awalnya muncul lubang seperti kawah (crater-like
appearance) didaerah plantar pedis dan manus pada 2007, semakin lama semakin
banyak dan berkonfluensi, namun baru diperiksakan didokter saat ini karena
menjadi pruritus dalam sebulan terakhir. Pasien sering mengalami hyperhidrosis
sejak kecil dan selalu menggunakan sepatu dalam waktu yang lama sehingga
kakinya berbau dan lembab. Selain gatal yang dirasakan, juga mulai muncul papul
erithem dan vesikel pada abdomen, plantar dan interdigitalis manus, inguinal dan
femoral. Spesifik, ditemukan kunikulus di region abdomen. Selain itu terdapat
ekskoriasi pada abdomen dan plantar manus akibat garukan pasien karena
pruritus. Pruritus nokturna lebih sering dirasakan. Istri dan anak pasien juga
mengalami gejala serupa.
VI. DIAGNOSIS BANDING
1. Scabies
2. Prurigo
3. Pedikulosis korporis
4. Keratolisis sulcata; Pitted keratolysis
5. Keratoderma klimakterium
6. Keratolysis exfoliativa
7. Tinea pedis
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menggunakan lup: ditemukan terowongan berupa garis linier berwarna
putih ± 1,5 cm yang diujungnya terdapat papul erithem
VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN
- Menemukan tungau
8
o Kerokan kulit, mengambil tungan dengan jarum, Burrow in test,
Epidermal shave biopsy, biopsy irisan dengan HE, uji tetrasiklin.
- Mikroskopik langsung (KOH negatif untuk hifa)
- Kultur
IX. DIAGNOSIS KERJA
- Skabies
- Keratolisis sulcata (pitted keratolysis)
X. PENATALAKSANAAN
- Non medikamentosa
o Menjaga hiegine personal (Mandi setiap hari, menjemur kasur,
bantal, sprei)
o Menjaga kebersihan lingkungan, usahakan tidak lembab
o Keringkan kaki setelah mandi
o Pilih sepatu yang terbuat dari bahan alami (kulit)
o Rajin mengganti kaos kaki (menggunakan bahan katun)
- Medikamentosa
o asam salisilat 4%
o Permetrin 5%
o dexamethasone 10 g,
o gentamisin 10 g
o vaselin 25 g)\
o Cetirizine 5 mg 2x1 hari
o Cefadroxile 500 mg 2x1/hari
XI. PROGNOSIS
- Qua ad vitam : ad bonam
- Qua ad functionam : ad bonam
- Qua ad sanationam : dubia ad bonam
9
- Qua ad kosmetikam : ad bonam
PEMBAHASAN
Tn. Ince Na’I, 49 tahun, seorang PNS, datang ke poliklinik Kesehatan
kulit dan Kelamin dengan pruritus di regio plantar manus, plantar pedis, femoral
(bilateral) serta abdomen. Awalnya muncul nodul seperti kawah (crater-like
appearance) didaerah plantar pedis dan manus pada 2007, nodul semakin lama
semakin banyak dan berkonfluensi, namun baru diperiksakan didokter saat ini
karena menjadi pruritus dalam sebulan terakhir. Pasien sering mengalami
hyperhidrosis sejak kecil dan selalu menggunakan sepatu dalam waktu yang lama
sehingga kakinya berbau dan lembab. Selain gatal yang dirasakan, juga mulai
muncul papul erithem dan vesikel pada abdomen, plantar dan interdigitalis manus,
inguinal dan femoral. Spesifik, ditemukan kunikulus di region abdomen. Selain
itu terdapat ekskoriasi pada abdomen dan plantar manus akibat garukan pasien
karena pruritus. Pruritus nokturna lebih sering dirasakan. Istri dan anak pasien
juga mengalami gejala serupa.
Tn. Ince didiagnosis dengan Pitted keratolysis dan scabies berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik (status dermatologis). Pitted keratolysis
merupakan jenis gangguan kulit yang ditandai dengan dermatografisme yaitu
nodul dengan bentuk seperti kawah (crater-like appearance) yang disebabkan
adanya defek pada keratin pada plantar pedis dengan kedalaman bervariasi,
bergantung terhadap ketebalan stratum korneum, yang biasanya berhubungan
dengan hipehidrosis, yang disebabkan oleh bakteri Kytococcus sedentarius.
Bakteri ini memproduksi 2 jenis protease seluler, yaitu Protease P1 (30 kD) daan
Protease P2 (50 kD) yang merusak (mengfagosit) keratin (enzim keratinase),
sehingga membentuk lubang. Penyakit ini memiliki faktor predisposisi yang
adanya hyperhidrosis dan penggunaan alas kaki yang lama. Penyakit ini biasanya
asimptomatis, namun biasanya pasien terganggu karena adanya bau kaki. Bau
kaki muncul dipresumsikan akibat produksi komponen sulfur (sulfur-compound-
by-products) seperti thiols, sulfides, dan thioester. Distribusi / predileksi biasanya
10
pada daerah dengan lapisan keratin yang tebal seperti pada plantar pedis,
sedangkan plantar manus jarang.
Pada pasien ini didiagnosis sebagai pitted keratolisis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Dari anamnesis yang dilakukan, pasien memiliki faktor
predisposisi yang sesuai dengan penyakit ini, yaitu pasien sering berkeringat pada
telapak tangan dan kakinya (hyperhidrosis) dan memiliki kebiasaan yang dapat
menunjang tumbuhnya bakteri Kytococcus sedentarius yaitu sering menggunakan
sepatu dalam waktu yang lama, sehingga menganggu kelembaban kaki. Menurut
referensi,secara epidemiologi, tidak ada umur khusus tertentu yang dapat diderita
pada seseorang pada penyakit ini yaitu dapat terjadi pada semua umur dan lebih
sering terjadi pada laki-laki. Selain itu gejala bau kaki juga ditemukan, gejala
gatal belum ditemukan selama kurang lebih 8 tahun pasien memiliki gejala ini,
namun muncul dalam sebulan terakhir karena adanya infeksi parasite baru yaitu
scabies sehingga pasien mulai memeriksakan penyakitnya ke dokter.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik , pasien juga didiagnosis dengan
scabies. Scabies merupakan penyakit kulit yang sangat menular, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Karena sifatnya yang sangat menular, maka
scabies ini popular di kalangan masyarakat padat. Banyak faktor yang menunjang
dari perkembangan penyakit ini , antara lain sosio ekonomi yang rendah, hiegine
buruk, kesalahan diagnosis dll. Scabies adalah penyakit kulit dengan infestasi dan
sensitisasi terhadap sarcoptes scabei var hominis dan produknya. Ditularkan oleh
jenis betina yang sudah dibuahi atau kadang bentuk larva. Penyakit ini sangat
menular pada malam hari. Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh
tungau scabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang
terjadi akibat sensistisasi terhadap eksret dan ekskret tungau yang memerlukan
waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai
dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dll. Dengan garukan dapat
menyebabkan timbulnya erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.
11
Diagnosis scabies dapat ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal
berikut:
1. Pruritus nokturna, yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan karena
aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas
2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih dan keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok-
kelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul
atau vesikel
4. Menemukan tungau
Dapat dilakukan dengan:
- Mencari terowongan, kemudian pada ujung terlihat papul atau
vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan diatas sebuah kaca
objek , lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat di mikroskop
cahaya
- Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar
kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar
- Dengan membuat biopsy irisan. Caranya : lesi dijepit dengan 2 jari
kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan
mikroskop cahaya.
- Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan HE
Pada pasien ini, ditemukan 3 dari 4 tanda cardinal diatas yaitu adanya keluhan
gatal terutama pada malam hari (pruritus nocturnal); terdapat terowongan yang
diujungnya ditemukan vesikel pada abdomen; penyakit ini menyerang secara
berkelompok, yaitu istri dan anak pasien juga menderita gejala yang sama.
Untuk penatalaksanaan kasus dengan pitted keratolysis dan scabies dapat
dilakukan dengan non medikamentosa dan medikamentosa. Penanganan non
medikamentosa yaitu menjaga hiegini personal seperti mandi setiap hari. sering
mengeringkan kaki ketika selesai mandi, sering mengganti kaos kaki dan
12
menggunakan sepatu yang berbahan alami, seperti kulit agar pertukaran udara
pada kaki lebih baik, selain itu juga kebersihan lingkungan juga harus tetap dijaga,
seperti rajin menjemur kasur, bantal dan sprei yang digunakan.
Pada penatalaksanaan medikamentosa, untuk pitted keratolisis diberikan terapi
topical berupa Vaseline, atau benzoyl perozide (2,5%) gel setelah mandi selama 7
hari. Juga diberikan antibiotic cephalosporin generasi I yaitu cefadroxile 500 mg
2x1. Untuk gejala gatal, dapat diberikan antihistamin berupa cetirizine 5 mg 1x1
hari. Untuk scabies, diberikan salep berisi sulfur presipitatum (4%) asam salisilat
4%, dexamethasone 10 g, gentamisin 10 g, vaselin 25 g.
13
REFERENSI
1. Sularsito, S, D., Djuanda, S. Ilmu kulit dan Kelamin. Edisi Keenam. Balai
Penerbit KUI: Jakarta. 2013
2. Lowell AG,Stevent IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, Klaus W,
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Eighth Edition. New
York: Mc Graw-Hill. 2012
3. Habif, Thomas, Clinical Dermatology A Color Guide Diagnosis and
Therapy. Fourth Edition. Toronto. Mosby. 2005
4. Barankin, B., Freiman, A, Derm Notes Clinically Dermatology Pocket
Guide. Philadelphia. Davis Company. 2006
14