22
STUDI KELAYAKAN BISNIS “Aspek Keuangan” Di Susun Oleh : Kelompok Nama Anggota : Henny H.T ( C1C108454) Maria Yuliani ( C1C108437 ) Lina Paulina (C1C108441) Deviana Winda P (C1C108438) Anida Bunia (C1C108413) Dosen Pengasuh : Abdul Hadi, SE, M.Si

SKB-Aspek keuangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKB-Aspek keuangan

STUDI KELAYAKAN BISNIS“Aspek Keuangan”

Di Susun Oleh : Kelompok

Nama Anggota :Henny H.T ( C1C108454)

Maria Yuliani ( C1C108437 )Lina Paulina (C1C108441)

Deviana Winda P (C1C108438)Anida Bunia (C1C108413)

Dosen Pengasuh :Abdul Hadi, SE, M.Si

Fakultas Ekonomi ( Program Ekstensi )Universitas Lambung Mangkurat

Page 2: SKB-Aspek keuangan

ASPEK KEUANGAN

1. Biaya Pra OperasiMasalah utama dalam mengoptimalkan keputusanv pendanaan adalah

menetapkan struktur modal (utang dan ekuitas) yang optimal sebagai asumsi dasar dalam memutuskan berapa jumlah dana dan bagaimana komposisi jumlah dana pinjaman dan dana sendiri yang ditambahkan untuk mendukung kebijakan investasi sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat tumbuh secara sehat. Di samping itu, komposisi struktur modal harus pula dipertimbangkan hubungan antara perusahaan, kreditur, maupun pemegang saham sehingga tidak terjadi konflik (Saragih, Manurung dan Manurung, 2005).

Biaya Pra Operasi adalah biaya yang harus dikeluarkan atau yang digunakan untuk keperluan dalam membangun sebuah usaha. Dimana untuk membangun sebuah usaha perlu diawali dengan pembuatan gagasan, penelitian tentang produk, pasar dan aspek-aspek lain yang dipertimbangkan untuk diambil sebuah keputusan. Penggunaan biaya tersebut untuk keperluan penelitian, perencanaan, studi kelayakan, perancangan (design), biaya konsultan dan biaya pemasaran sebelum produk siap diluncurkan ke pasar. Biaya-biaya tersebut sudah harus dikeluarkan sebelum diambil keputusan untuk melaksanakan proyek yang dikelompokkan sebagai sunk cost atau investasi yang nilainya tetap dan telah dikeluarkan semuanya tidak mempunyai sisa. Biaya tersebut dikeluarkan baik usaha tersebut jadi dijalankan atau batal. Sun cost tidak dimasukkan dalam perhitungan NPV karena biaya tersebut diluar perhitungan studi kelayakan usaha. 

2. Kebutuhan Investasia. Biaya Pembangunan Fisik

biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan sarana dan prasarana seluruh kebutuhan proyek yang meliputi pembelian tanah, pembangunan gedung, pembelian mesin-mesin, alat kantor, furnitur dan kendaraan.

b. Biaya Advertensi / PromosiBiaya Advertensi / promosi adalah beban yang dikeluarkan untuk keperluan

promosi. Kegiatan promosi ini dimaksudkan untuk mempengaruhi selera pada pola prefensi konsumen. Kegiatan advertensi oleh barang pengganti akan mempunyai dampak negatif terhadap jumlah penjualan barang karena konsumen diharapkan berpindah konsumsi dari barang tersebut ke konsumsi barang pengganti. Sebaliknya, kegiatan advertensi oleh barang komplementer atau barang pelengkap akan mempunyai dampak positif terhadap jumlah barang yang diminta karena konsumen akan membeli barang tersebut dan membutuhkan barang komplementer itu sebagai pelengkapnya sehingga bila advertensi barang pengganti tersebut berhasil di harapakan jumlah barang yang akan dijual akan lebih banyak dari sebelumnya.

Page 3: SKB-Aspek keuangan

c. Biaya Trial RunTrial Run adalah uji coba kelancaran operasi seluruh unit produksi

hingga terwujudnya sebuah produk yang akan dipasarkan. Produk yang dihasilkan bukan untuk dijual secara profit akan tetapi untuk keperluan evaluasi mutu, perbaikan design dan promosi awal. Apabila produk sudah dapat dijual maka pendapatannya masuk pada perhitungan biaya trial run. Biaya trial run bisa dimasukkan sebagai harta tak berwujud akan disusutkan dalam waktu tertentu.

d. Modal KerjaModal kerja merupakan keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari (Sawir, 2005:129). Menurut Weston dan Brigham (dalam Sawir, 2005:139) modal kerja adalah investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas, (surat-surat berharga), piutang dagang, dan persediaan.

3. Sumber Dana :a. Modal Sendiri (Equity)

Sumber dana modal sendiri biasanya berwujud modal saham dan laba ditahan. Pembelanjaan yang akhir-akhir ini umumnya dipakai oleh banyak aktivitas bisnis adalah pembelanjaan modal sendiri. Pembelanjaan modal sendiri disebut juga sebagai pembelanjaan atau pendanaan ekuitas, yang digunakan untuk waktu yang tidak terbatas. Artinya pendanaan tersebut akan digunakan selama perusahaan tersebut berdiri.

Di dalam pendanaan ekuitas, terdapat 2 hal yang penting, yaitu :1) Laba Ditahan

Perusahaan akan memilih menahan laba daripada mendistribusikannya langsung kepada pemilik untuk memperoleh pendanaan ekuitas, misal untuk tujuan memperluas ekspansi perusahaan. Perusahaan besar biasanya akan menahan sebagian labanya untuk dividen, dan sebagian lagi untuk ditahan. Sementara perusahaan kecil akan menahan sebahagian besar labanya untuk tujuan tertentu.

2) Penerbitan SahamSaham adalah sebuah tanda bukti keikutsertaan seseorang atau suatu

pihak akan kepemilikan suatu perusahaan atau suatu bisnis. Saham akan diterbitkan oleh perusahaan yang membutuhkan pendanaan ekuitas.

Di dalam perusahaan perseroan terbatas, yang menggunakan pendanaan ekuitas, akan terdapat suatu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Di dalam RUPS tersebut, hanya para pemegang saham biasa yang memiliki suara di dalam mengambil keputusankeputusan perusahaan. Sementara pemegang saham preferen akan memiliki prioritas utama di dalam penerimaan dividen, apabila sebuah perusahaan tidak membayarkan dividen selama periode tertentu.

Page 4: SKB-Aspek keuangan

Dividen adalah balas jasa yang diterima oleh pemegang saham (stock holder’s) berupa bunga dividen atas investasi yang dilakukan oleh mereka. Besarnya dividen yang dibayar, dapat ditentukan berdasarkan per lembar saham atau persentase. Dividen yang diterima oleh para investor, akan ditentukan berdasarkan suatu kebijakan perusahaan di dalam RUPS. Produk kebijakan tersebut disebut juga devidend payout ratio, yang besarnya antara 0–100% dihitung dari pendapatan yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earnings available to common stock holder’s). Saham preferen juga memiliki hak klaim yang utama terhadap aktiva perusahaan bila perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan.

b. Pinjaman (Debt)Sumber dana ini biasanya berwujud hutang, baik hutang jangka panjang,

maupun hutang jangka pendek. Pinjaman (debt) sebagai sumber pendanaan akan memiliki risiko (risk) berupa pembayaran bunga (interest) dan pengembaliannya (repayment). Hal ini dikarenakan adanya prinsip the risk–return trade off, yaitu: kecenderungan investor untuk memberikan investasi kepada proyek dengan risiko yang tinggi, dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) akan tinggi pula (Keown dkk., 2001). Artinya: hutang/kredit dapat dipenuhi, apabila tingkat suku bunga terhadap pinjaman tersebut sesuai dengan keinginan kreditor atau investor.

4. Rencana Pembelanjaan dan Penarikan Dana Investasi Aktiva Tetap dan Modal Kerja

Studi keuangan akan lebih memberikan pendalaman ke arah bagaimana dana akan dialokasikan. Secara umum, pengalokasian dana tersebut dapat dilakukan ke dalam dua bentuk, yaitu untuk aktiva tetap (fixed assets), dan untuk modal kerja (working capital).

a. Pembelanjaan Investasi Aktiva Tetap dan Modal KerjaAktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud (tangible assets), dan aktiva

tetap tidak berwujud (intangible assets). Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang berwujud yang dapat digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi, seperti tanah, gedung perkantoran dan peralatannya, gedung pabrik dan mesin-mesin, serta aktiva tetap lainnya. Aktiva tetap tidak berwujud adalah: aktiva tetap yang tidak berwujud secara fisik yang memiliki umur lebih dari satu tahun seperti hak paten, lisensi, copyright, goodwill, biaya pendahuluan, biaya-biaya pra-operasional, dan lain sebagainya.

Sedangkan Modal kerja di sini akan diartikan sebagai keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan untuk kegiatan operasional bisnis, di luar dari penggunaan dana untuk aktiva tetap yang tersebut di atas. Estimasi dari modal kerja tergantung kepada rencana produksi dan penjualan dari bisnis tersebut. Semakin besar rencana produksi dan penjualan yang akan dilaksanakan oleh suatu bisnis, maka akan semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan.

Masalah yang sebenarnya pada akhirnya akan dibahas di dalam studi aspek keuangan itu sendiri – perihal modal – adalah bagaimana bisnis tersebut akan didanai baik dengan modal sendiri, modal asing, ataupun gabungan keduanya,

Page 5: SKB-Aspek keuangan

akan dapat mencapai keuntungan yang ekonomis. Artinya: bagaimana struktur modal tersebut disusun agar dapat meminimumkan biaya modal (cost of capital), sehingga akan optimal penggunaannya.

Perhitungan biaya modal penting dilakukan untuk menentukan tingkat keuntungan (cut off rate) yang diharapkan dari suatu aktivitas bisnis. Artinya, suatu aktivitas bisnis akan sangat bergantung kepada biaya modal perusahaan yang didanai oleh modal asing atau modal sendiri atau gabungan keduanya

b. Penarikan Dana Investasi dan Modal KerjaPenarikan aktiva tetap adalah aktiva yang dapat dihentikan pemakainnya

dengan cara dijual, ditukarkan ataupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap diberhentikan dari pemakaian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tetap tersebut dihapuskan. Cara penarikan aktiva tetap :1.Penarikan aktiva berwujud dengan penjualan2.Penarikan aktiva tetap berwujud melalui penukaran3.Penarikan aktiva tetap berwujud melalui penghapusan

c. Bunga Periode Konstruksi (Interest During Construction = IDC)Bunga Periode Konstruksi adalah kumulatif bunga yang dibebankan untuk

pembiayaan selama masa konstruksi. Bunga dihitung bulanan dengan menggunakan tingkat bunga bulanan untuk saldo pinjaman bulan sebelumnya itu.

5. Proyeksi Harga Pokok PenjualanProyeksi harga pokok penjualan harus didukung oleh volume proyeksi dan

volume penjualan. Biaya produksi per unit adalah total biaya produksi dibagi dengan volume produksi. Sedangkan harga pokok penjualan per unit adalah total harga pokok penjualan dibagi dengan volume penjualan. 

6. Proyeksi Rugi-LabaProyeksi rugi-laba adalah gambaran keuntungan operesasi usaha beberapa tahun

kedepan. Untuk membuat proyeksi rugi-laba harus dihitung terlebih dahulu proyeksi nilai penjualan, biaya produksi dan biaya operasi. Biaya operasi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional kantor dan pemasaran produk. Biaya-biaya produksi dan operasi dapat pula dikelompokkan ke dalam biaya variabel dan biaya tetap.

7. Proyeksi arus kasProyeksi arus kas (cash flow) atau disebut juga anggaran kas (cash budget)

adalah statement atau laporan yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran yang benar-benar kas (cash outlays). Proyeksi arus kas ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan usaha untuk memenuhi kewajiban keuangannya ke pihak lain dan tetap mendapatkan keuntungan.

Page 6: SKB-Aspek keuangan

Semakin besar kredit atas penjualan maka semakin kecil nilai penjualan yang diterima dalam bentuk kas dan semakin besar dana yang tertanam dalam piutang, dan sebaliknya.

Semakin besar yang diberikan oleh supplier, maka semakin kecil pengeluaran dalam bentuk kas dan semakin besar pula utang kita kepada supplier, dan sebaliknya.

Penerimaan kas dapat berasal dari penerimaan penjualan, penjualan aset tetap, pendapatan bunga,dll. Sedangkan pengeluaran kas disebabkan oleh pembelian bahan-bahan secara tunai, pembayaran utang, dividen, bonus, biaya bunga, pajak pengeluaran investasi dan untuk pembayaran biaya-biaya produksi dan operasional lainnya kecuali biaya penyusutan karena penyusutan bukanlah pengeluaran kas yang riil. Pada prinsipnya anggaran kas menyajikan sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas untuk operasi, investasi dan kegiatan lainnya.

Bila penerimaan kas pada suatu akhir periode tidak sanggup menutupi kebutuhan kas untuk pengeluaran dan kas minimal pada periode tersebut maka perusahaan harus menutupinya dengan pinjaman atau tambahan modal sendiri.Besarnya total pinjaman dapat dihitung sbb:

Total pinjaman = kas sebelum pembelanjaan – kas minimal – modal sendiri

Pinjaman dapat terdiri dari pinjaman jangka pendek dan jangka panjang. Besarnya pinjaman jangka pendek dan jangka panjang yang dibutuhkan dapat ditentukan dengan melakukan simulasi atau membuat berbagai alternatif pembelanjaan (modal sendiri, pinjaman jangka panjang dan pinjaman jangka pendek). Modal sendiri biasanya dapat ditentukan terlebih dahulu kemudian pinjaman jangka pendek dan jangka panjang ditetapkan dengan memperhatikan pengaruh terhadap cash flow secara keseluruhan atau ukuran-ukuran lain seperti profit margin, current ratio,dll.

Page 7: SKB-Aspek keuangan

Contoh:Proyeksi Anggaran Kas (Cash Budget)

Uraian Tahun1 2 3 4 5

PENERIMAAN :PenjualanPenjualan aset tetapPendapatan bungaPendapatan lain-lainTotal Penerimaan (A)PENGELUARAN :Pembelian bahan bakuPembelian bahan pembantuPembelian spare spartsPembelian bahan bakarPembelian supppliesBiaya upah langsungBiaya Overhead pabrikBiaya OperasiPembayaran cicilan utangPembayaran bungaPembayaran dividenPembayaran bonusPembayaran pajakTotal Pengeluaran (B) :Selisih penerimaan dan pengeluaran sebelum investasi (C=A-B)PENGELUARAN INVESTASI :TanahGedungMesin-mesinPeralatanKendaraanLain-lainTotal Investasi (D)Kas setelah investasi (E = C – D)Kas Awal (F)Kas sebelum pembelanjaan (G = E + F)SUMBER PEMBELANJAAN :Pinjaman jangka pendekPinjaman jangka panjangModal sendiriJumlah Sumber (H)Kas Akhir ( I = G – H)

Page 8: SKB-Aspek keuangan

8. Proyeksi pelunasan utang dan cicilanPengeluaran untuk pembayaran cicilan utang dan bunganya dibuat tersendiri.

Besarnya cicilan utang dan biaya bunga yang harus dibayarkan tergantung pada besarnya utang periode yang lalu dan tingginya bunga serta besarnya utang baru serta bunganya yang timbul pada periode proyeksi. Utang baru terjadi bila kas sebelum pembelanjaan lebih kecil daripada saldo kas minimun yang diiinginkan. Kebutuhan pinjaman adalah untuk menutupi kekurangan kas sebelum pembelanjaan dan kas minimum yang diinginkan tersebut.

Bila kas membuat proyeksi keuangan tahunan, maka utang jangka pendek tahun lalu yang harus dilunasi pada tahun berikutnya. Sedangkan utang jangka panjang dibayar atau dicicil sesuai dengan jangka waktu pelunasannnyaa. Bila kita membuat proyeksi keuangan bulanan, maka cicilan utang jangka pendek dan jangka panjang harus dibuatkan jadwal pelunasannya setiap bulan. Biasanya jadwal pelunasan pinjaman bank telah dibuatkan oleh bank dan disetujui oleh debitur pada saat persetujuan kredit dikeluarkan.

Contoh:Proyeksi Pembayaran Cicilan Utang dan Bunga

Uraian TahunAwal 1 2 3 4 5

Utang jangka panjangCicilan utang jangka panjangBunga utang jangka panjangUtang jangka pendekCicilan utang jangka pendekBunga utang jangka pendekTotal cicilan utangTotal biaya bunga

9. Proyeksi NeracaNeraca merupakan salah satu elemen penting laporan keuangan yang

mencerminkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada saat atau tanggal tertentu. Dengan kata lain, neraca adalah potret perusaaan pada titik waktu tertentu. Karena neraca merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan, maka proyeksi neraca pun merupakan salah satu kegiatan penting dalam proyeksi laporan keuangan.

Berdasarkan riset dari departemen pemasaran, analis perusahaan dan arahan dari pihak manajemen, kita dapat membuat proyeksi pendapatan perusahaan, proyeksi biaya operasi, dan proyeksi beban bunga serta pajak - semua elemen-elemen yang mempengaruhi laba bersih perusahaan.

Dalam membuat proyeksi dapat dilakukan melalui penciptaan asumsi sebab-akibat yang tepat, misalnya kita mungkin dapat mengaitkan pertumbuhan piutang usaha dengan pertumbuhan penjualan, jika penjualan diharapkan meningkat 20% dalam 6 bulan ke depan, maka piutang juga bertambah 20% kecuali ada fakta-fakta lain yang kuat bertentangan dengan asumsi ini. 

Untuk dapat membuat proyeksi neraca maka kita harus bisa meproyeksikan setiap komponen-komponen dalam neraca yang terdiri dari :

Page 9: SKB-Aspek keuangan

a. Komponen aset1) Piutang usaha (accounts receivable)

Tumbuh seiring dengan saldo penjualan kredit. Dengan menggunakan fungsi IF statement, model tersebut hendaknya juga memperhitungkan dampak proyeksi hari penjualan terutang (day sales outstanding), yang hubungan sebab akibatnya dinyatakan :hari penj. terutang = saldo piutang x jumlah hari dalam periode tersebut.

Penjualan kredit

2) Persediaan (inventories)Tumbuh seiring dengan saldo harga pokok penjualan (HPP), dengan memperhitungkan dampak rasio perputaran persediaan (inventory turnover). Rumus :Perputaran persediaan  = HPP setahun

Saldo persediaan rata-rata tiap bulan.

3) Biaya dibayar dimuka (prepaid expenses)Tumbuh seiring dengan beban umum dan administrasi (Mungkin juga sebagian berkaitan dengan HPP jika ada komponen biaya dimuka yang dibebankan ke HPP).

4) Aset lancar lain-lainTumbuh seiring dengan penjualan (diasumsikan aset ini berkaitan erat dengan aktivitas operasi sehingga akan bertumbuh seiring bertumbuhnya bisnis perusahaan). Jika terdapat alasan bahwa aset ini tidak punya hubungan sebab akibat dengan aktivitas operasi, maka buatlah proyeksi garis lurus.

5) Aset tetapAset tetap akhir periode pelaporan didapat dengan menjumlahkan:Aset tetap awal periode (saldo awal) ditambah dengan proyeksi pengeluaran modal (tumbuh secara historis sesuai dengan angka penjualan, atau menggunakan data anggaran dari pihak manajemen/analis) dikurangi dengan depresiasi (merupakan fungsi dari saldo awal aset dibagi sisa masa manfaat) dan penjualan/pelepasan aset  (menggunakan rasio pembandingan aset dengan penjualan aset historis) sama dengan Aset tetap akhir periode (saldo akhir)

6) Aset tak berwujudAset tak berwujud akhir periode pelaporan didapat dengan menjumlahkan Saldo awal aset tak berwujud ditambah Pembelian/akuisisi (tumbuh secara historis sesuai dengan angka penjualan, atau menggunakan data anggaran dari pihak manajemen/analis) dikurangi Amortisasi (merupakan fungsi dari saldo awal aset dibagi sisa masa manfaat) sama dengan Aset tak berwujud akhir periode (saldo akhir).Pendekatan paling sederhana adalah menggunakan pendekatan garis lurus, yakni saldo aset bertumbuh seiring dengan pertumbuhan penjualan.

7) Aset tak lancar lain-lainPendekatan garis lurus (Tidak seperti aset lancar, kecil kemungkinannya aset ini berhubungan dengan kegiatan operasi. Isinya bisa bermacam-macam antara lain bisa terdiri dari investasi, aset pensiun, dan sebagainya)

Page 10: SKB-Aspek keuangan

b. Komponen kewajiban dan ekuitas1) Utang usaha (accounts payable)

Tumbuh seiring pertumbuhan HPP, Pertimbangkan juga proyeksi periode pembayaran (lihat contoh piutang)

2) Biaya yang masih harus dibayar (accrued expenses)Tumbuh menurut persentase tertentu dari biaya umum dan administrasi (atau dari biaya penjualan/pemasaran jika biaya tersebut mengandung juga unsur akrual).

3) Utang pajak (taxes payable)Tumbuh seiring pertumbuhan beban pajak.

4) Kewajiban lain-lain jangka pendekTumbuh seiring pendapatan, jika terdapat alasan bahwa saldo hutang ini tidak berkaitan dengan pertumbuhan operasi, maka buatlah proyeksi garis lurus.

5) Utang jangka panjangMenggunakan informasi anggaran atau arahan kebijakan pendanaan dari manajemen, jika diestimasi selama masa proyeksi tidak ada penambahan hutang baru yang signifikan, saldo yang lama bisa diamortisasi selama masa sisa tenor hutang yang masih ada.

6) EkuitasSaldo ekuitas merupakan nilai residu (selisih) dari proyeksi saldo aset dikurangi saldo kewajiban.

10. Break even sales / break event pointBreak even point adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variablel didalam kegiatan perusahaan, seperti: tingkat produksi (berapa banyak produk yang dihasilkan dalam kegiatan

perusahaan) pendapatan perusahaan merupakan pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan

perusahaan. Biaya operasi merupakan pengeluaran yang terjadi dari kegiatan perusahaan,

yang terdiri dari:a. biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap tidak tergantung pada

besarnya tingkat produksi.b. biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan

perubahan tingkat produksi.c. biaya semi variabel adalah biaya yang didalamnya terkandung biaya tetap

dan variabel sekaligus.

Break even point terjadi ketika penerimaan sama besarnya dengan biaya yang dikeluarkan.BEP terjadi ketika :

TR (Total Revenue) = TC (Total Cost)P x Q = a + bXX = a

P - b

Page 11: SKB-Aspek keuangan

Dimana :TR = Total penerimaanTC = Total BiayaP = harga jual per unitQ = tingkat produksia = biaya tetapb = biaya variableX = jumlah yang diproduksi untuk mencapai break even point

11. Biaya modal (Cost of Capital)Dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang dipakai dalam berinvestasi yakni dengan menentukan biaya modal rata-rata dari keseluruhan dana yang akan dipakai sehingga dapat ditentukan tingkat keuntungan yang layak.Biaya modal terdiri dari:a. Biaya Utang (cost of debt)

Merupakan biaya yang kita tanggung karena menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman. Biaya modal pinjaman ini berupa biaya utang jangka pendek dan biaya utang jangka panjang.Biaya utang jangka pendek maupun jangka panjang dapat dihitung dengan menggunakan konsep present value.Contoh:Perusahaan mengeluarkan obligasi dengan nilai nominal Rp. 100.000. Jangka waktu obligasi 5 tahun dengan tingkat bunga 16% pertahun. Jika obligasi dijual seharga Rp. 96.000 maka biaya utang yang ditanggung perusahaan adalah:

96.000 = 16.000 + 16.000 +…+ 16.000 + 100.000 (1+kd) ( 1+kd)2 (1+kd)5 (1+Kd)5

Persamaan ini dapat diselesaikan dengan cara coba-coba dan interpolasi. Jika kita menggunakan kd = 18% maka setelah dihitung sisi sebelah kanan bernilai Rp. 93.740, dan jika menggunakan kd = 17% maka nilai sisi sebelah kanan menjadi Rp. 96.790, jadi kd yang membuat sisi kanan Bernilai = Rp. 96.000 terletak diantara 17% dan 18% sehingga digunakan interpolasi:

kd nilai18%17%

Rp. 93.740Rp. 96.790

Selisih 1% Rp 3.050 Rp. 96.790 - Rp. 96.000 = Rp 790790 x 1% = 0,26%3.050Jadi kd yang membuat persamaan = Rp. 96.000 adalah Kd = 17% + 0,26% = 17,26%

Biaya utang kd ini belum dipotong pajak. Jika dipotong pajak maka :

Page 12: SKB-Aspek keuangan

k*d = Kd (1-t)

b. Biaya modal sendiriKelompok biaya modal sendiri dibagi atas :1) Biaya saham preferen

Saham preferen memberikan penghasilan berupa dividen yang tetap kepada pemiliknya yang diambilkan dari laba bersih setelah pajak.Untuk menghitung biaya modal saham preferen dapat digunakan cara sbb:

P0 = A x B atau kp = A x B kp P0

dimana:P0 = harga jual saham saat iniA = nilai dividen (dalam persen)B = nilai nominal sahamkp = biaya saham preferen

contoh:suatu saham preferen dengan nominal Rp. 200.000 memberikan dividen sebesar 20%. Harga jual saham saat ini adalah Rp. 175.000 biaya saham preferennya adalah:P0 = A x B

kp175.000 = 20% x 200.000

kp

175.000 kp = 40.000 Kp = 40.000 = 0,2286 = 22,86%

175.000

2) Biaya saham biasaMerupakan suatu tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh suatu investasi yang dibelanjai oleh saham biasa.Untuk menghitung biaya modal saham biasa dapat digunakan cara sbb:

ke = D P0

dimana:ke = biaya modal saham biasaD = dividen per lembar saham yang konstan setiap kurun waktu tertentu,

misalnya setiap tahunP0 = harga saham saat ini

Jika perusahaan menahan sebagian laba dan diasumsikan proporsi laba yang ditahan adalah konstan maka besarnya ke adalah :

Page 13: SKB-Aspek keuangan

ke = D1 + g P0

dimana:ke = biaya modal saham biasaD1 = dividen pada tahun ke satuP0 = harga saham saat iniG = pertumbuhan dividen per tahun

3) Biaya laba ditahanBiaya laba yang ditahan pada prinsipnya sama dengan biaya saham biasa, bedanya untuk saham biasa memiliki fluctuation cost yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan proses saham sedangkan untuk biaya laba ditahan perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra apa pun.

12. Perhitungan NPV dan IRRa. metode Net Present Value /NPV (Nilai Bersih Sekarang)

NPV merupakan selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang.Untuk menghitung NPV perlu ditentukan tingkat bunga yang relevanRumus :

n CFtNPV = ∑ - I0

t=1 (1 + K)t

dimana:CFt = aliran kas per tahun pada periode tI0 = investasi awal pada tahun 0K = suku bunga (discount rate)

Contoh:Diasumsikan suku bunga = 12%Arus kas bersih = Rp. 5.700.000Nilai investasi awal = Rp. 18.000.000Umur proyek = 5 tahunMaka :NPV = 5.700.000 + 5.700.000 + 5.700.000 + 5.700.000 + 5.700.000 _ I0

(1+12%)1 (1+12%)2 (1+12%)3 (1+12%)4 (1+12%)5

NPV = 5.700.000 + 5.700.000 + 5.700.000 + 5.700.000 + 5.700.000 – 18.000.000 1,12 1,2544 1,405 1,5735 1,762

NPV = (5.089.285 + 4.544.005 + 4.056.939 + 3.622.498 + 3.234.960) – 18.000.000NPV = 20.547737 - 18.000.000 = Rp. 2.547.737

Kriteria penilaian: Jika NVP > 0, maka usulan proyek diterima Jika NVP < 0, maka usulan proyek ditolak Jika NVP = 0, nilai perusahaan tetap walaupun proyek diterima atau ditolak

Page 14: SKB-Aspek keuangan

b. Metode IRR (Internal Rate of Return)metode ini digunakan untk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dimasa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal.

Rumus: n CFt

I0 = ∑ t=1 (1 +IRR)t

dimana:t = tahun ken = jumlah tahunCF = arus kas bersihI0 = nilai investasi awalIRR = tingkat bunga yang di cari harganya

Nilai IRR dapst dicari dengan coba-coba (trial and error), yakni dengan menghitung nilai sekarang dari arus kas suatu investasi dengan menggunakan suku bunga yang wajar, misal 10% , lalu suk bunga tersebut dibandingkan dengan biaya investasi. Jika biaya investasi lebih kecil maka dicoba lagi dengan suku bunga yang lebih tinggi, demikan seterusnya sampai biaya investasi sama besar dan sebaliknya.Contoh:Biaya investasi awal = Rp. 18.000.000Kas masuk bersih = Rp. 5.700.000Umur proyek = 5 tahun

Dengan menggunakan rumus, perhitungan menjadi seperti berikut:

18.000.000 = 5.700.000 + 5.700.000 + 5.700.000 + 5.700.000 + 5.700.000 (1+r)1 (1+r)2 (1+r)3 (1+r)4 (1+r)5

Dengan melakukan coba-coba didapatkan nilai IRR sebesar 17,57%

Rumus IRR untuk Interpolasi adalah:

IRR = P1 - C1 x - P2 - P1

C2 - C1

dimana:P1 = tingkat bunga ke 1P2 = tingkat bunga ke 2C1 = NPV ke 1C2 = NPV ke 2

Menurut metode IRR suatu usul investasi dapat diterima jika IRR lebih besar dari laba yang dikehendaki oleh manajemen. Laba yang dikehendaki oleh manajemen tentu saja lebih besar dari cost of capital, tetapi jika IRR lebih kecil dari laba yang dikehendaki oleh manajemen maka investasi akan ditolak.

Page 15: SKB-Aspek keuangan

13. Analisis SensitivitasMerupakan suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubahTujuan Analisis Sensitivitas :1. Memperbaiki cara pelaksanaan proyek/bisnis yang sedang dilaksanakan2. memperbaiki desain proyek / bisnis sehingga dapat meningkatkan NPV3. mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan beberapa tindakan

pencegahan yang harus diambil.

Manfaat dari analisis sensitivitas yaitu berupa pemaksaan terhadap manajer proyek untuk mengindentifikasikan sebanyak mungkin variabel-variabel yang belum diketahui dan mengungkapkan taksiran-taksiran yang menyesatkan atau tidak tepat.

Dalam membicarakan analisis sensitivitas, perubahan-perubahan parameter dikelompokan menjadi:1. Perubahan koefisien fungsi tujuan2. Perubahan konstan sisi kanan3. Perubahan batasan atau kendala4. Penambahan variable baru5. Penambahan batasan atau kendala baru.

Kelemahan analisis sensitivitas:1. sangat relatifnya nilai-nilai dari optimistis dan pesimistis itu sendiri2. variable-variabel yang mendasari bisa jadi saling berhubungan

SUMBER PUSTAKA:Umar, Husein , 1997, Studi Kelayakan Usaha, Jakarta.http://www.fimot.org/news/tips_praktis_dan_benar_dalam_membuat_proyeksi_neraca/2011-01-03-12

Page 16: SKB-Aspek keuangan

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perenckeu_pdf/BAB2-PERENCKEU.pdfhttp://bankirnews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=599:metode- http://aliffathurrochman12.blogspot.com/2010/01/analisis-sensitivitas.htmlhttp://azharvokasi.blogspot.com/2010/09/perencanaan-usaha.html