23
Skedul Tugas Utilitas Posted on September 17, 2021 by syaifuddin hasan Jadwal Pelaksanaan Tugas : Setiap mahasiswa diharapkan membawa kertas HVS plano uk. A-3 sebanyak 5 lembar Senin, 22 September 2014 : - Senin, 29 September 2014 : - Senin, 6 Oktober 2014 : - Senin, 13 Oktober 2014 : - UTS evaluasi tugas utilitas

Skedul Tugas Utilitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

qwertyuio

Citation preview

Page 1: Skedul Tugas Utilitas

Skedul Tugas Utilitas

Posted on September 17, 2021 by syaifuddin hasan

Jadwal Pelaksanaan Tugas :

Setiap mahasiswa diharapkan membawa kertas HVS plano uk. A-3 sebanyak 5 lembar

Senin, 22 September 2014 :

-

Senin, 29 September 2014 :

-

Senin, 6 Oktober 2014 :

-

Senin, 13 Oktober 2014 :

-

UTS

evaluasi tugas utilitas

Posted in Utilitas | Leave a comment

Page 2: Skedul Tugas Utilitas

Kebutuhan Air Bersih

Posted on September 17, 2021 by syaifuddin hasan

Perhitungan Kebutuhan Air Bersih, Air Panas dan Air Dingin

Tipe Bangunan

Liter/hari

Sekolahan

Sekolahan + Kafetaria

Apartemen

Kantor

Taman Umum

Taman dan Shower

Kolam renang

Apartemen mewah

Rumah susun

Hotel

Pabrik

Rumah sakit umum

Rumah perawat

Restoran

Dapur dari hotel

Motel

Drive in

Pertokoan

Service station

Airport

Gereja

Page 3: Skedul Tugas Utilitas

Rumah tinggal

Marina :

-Toilet

-Wastafel

-Shower

57

95

133

57 – 125

19

38

38

570/unit

152/unit

380/kamar

95

570/unit

285/unit

95

38

190/t.tidur

19/mobil

1.520/toilet

38

11 – 19/penumpang

19 – 26/t. duduk

150 – 285

Page 4: Skedul Tugas Utilitas

38

157

570

Posted in Plumbing | Leave a comment

Jaringan Listrik Gedung

Posted on February 6, 2007 by syaifuddin hasan

Sistim distribusi listrik ke gedung

Komponen dan peralatan utama perlistrikan pada gedung / bangunan tersebut terdiri dari:

1. APP: Alat Pengukur dan Pembatas (milik PLN)

2. PHB: Papan Hubung Bagi >

Utama/MDP : Main Distribution Panel

Cabang/SDP : Sub Distribution Panel

Beban/SSDP : Sub-sub Distribution Panel

3. Penghantar :

Kawat Penghantar (tidak berisolasi)

Kabel (berisolasi)

4. Beban :

Page 5: Skedul Tugas Utilitas

Penerangan: Lampu-lampu Listrik

Tenaga: Motor-motor Listrik

Kabel Listrik

Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor.

Isolator di sini adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium.

Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus) yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik ditentukan dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik, adapun ketentuan mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi SPLN.

Sedangkan tegangan listrik dinyatakan dalam Volt, besar daya yang diterima dinyatakan dalam satuan Watt, yang merupakan perkalian dari Ampere x Volt = Watt.

Pada tegangan 220 Volt dan KHA 10 Ampere, sebuah kabel listrik dapat menyalurkan daya sebesar 220V x 10A = 2200 Watt.

Kabel listrik berdasarkan tegangannya terdiri beberapa kategori, antara lain :

Kabel listrik Tegangan Rendah

Kabel listrik Tegangan Menengah

Kabel listrik Tegangan Tinggi

NYA (Berisolasi PVC penghantar tembaga kawat tunggal)

Page 6: Skedul Tugas Utilitas

Kabel ini biasa dipakai untuk instalasi berpipa (conduit) dan harus menggunakan pipa karena isolasinya tunggal (satu lapisan). Tidak baik digunakan untuk instalasi outdoor misal: lampu taman.

NYM (Berisolasi PVC berselubung karet penghantar tembaga kawat tunggal)

Warna isolasi terluarnya adalah putih. Tersedia dalam berbagai ukuran yang menentukan jumlah kawat di dalamnya contohnya : 2×1,5mm2, 2×2,5mm2, 3×1,5mm2, 4×2,5mm2 dan lain-lain. Yang menentukan jumlah kawat di dalam kabel adalah angka di depan “x”. Misal 2×1,5mm2 berarti 2 kawat masing-masing berukuran penampang 1,5mm2. Penghantar tembaga kawat tunggal, namun untuk penampang di atas 16mm2 penghantarnya berupa beberapa kawat yang dipilin menjadi satu.

Kabel jenis ini bisa digunakan untuk instalasi dalam rumah tanpa pipa kecuali ditanam dalam tembok. Untuk instalasi dalam tembok harus tetap menggunakan pipa conduit.

NYY (Berisolasi PVC berselubung PVC penghantar tembaga kawat tunggal)

Warna isolasi terluarnya hitam. Seperti NYM, kabel ini juga dalam berbagai ukuran penampang dan jumlah kawatnya.

Kabel ini bisa digunakan untuk instalasi indoor maupun outdoor tanpa pipa sekalipun (apabila terpaksa) karena isolasi kabel jenis ini kuat menghadapi berbagai cuaca (weatherproof). Satu lagi, kabel NYY ini harganya lebih mahal dari jenis-jenis kabel sebelumnya.

Panel Hubung Bagi (PHB) adalah panel berbentuk almari (cubicle), yang dapat dibedakan sebagai:

Panel Utama/MDP : Main Distribution Panel

Panel Cabang/SDP : Sub-Distribution Panel

Panel Beban/SSDP : Subsub-Distribution Panel

Page 7: Skedul Tugas Utilitas

Contoh Kasus :

Suatu bangunan disuplai listrik 3 phasa, 4 kawat dengan tegangannya 220 V/380 V, frekuensi 50 HZ. Beban yang ada 900 lampu TL 40 W; 220 V; cos ϕ = 0,8, balast 10 W, bagaimana instalasinya?

Jawaban:

Dengan cara sederhana bisa kita hitung dengan cara seperti berikut :

Dengan jumlah lampu 900 TL, setiap phasa dibebani: 900/3 = 300 TL.

Tiap lampu TL 40 W; 220 V; cos ϕ = 0,8; balast 10w memerlukan arus = (40+10) / (0,8×220) = 0,28 A.

Maka untuk 300 lampu = 300 x 0,28 A = 84 A

Bila lampu menyala sekaligus: IR = 84 A ; IS = 84 A; IT = 84 A.

Lampu dibagi dalam grup (tiap grup maksimum 12-14 titik lampu), bila tiap titik terdiri dari 2 TL, maka tiap phasa terdapat 300 TL/2 = 150 armatur (titik lampu) dan tiap phasa mempunyai 150 armatur = 12,5 ~13 group.

Satu grup adalah 12 armatur x 2 TL = 24 TL jadi arus listrik tiap grup = 24 x 0,28 = 6,72 A dengan demikian pengaman yang digunakan (MCB atau sekering) tiap grup dapat digunakan 10A.

Arus listrik tiap phasa panel utama = 13 x 6,72 A

Posted in Listrik | Leave a comment

Sistim Transmisi Listrik

Posted on February 6, 2007 by syaifuddin hasan

Klasifikasi distribusi tegangan dari sumber ke pelanggan.

SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah), terdiri dari : Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan peralatan per-lengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus.

SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah),, terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor termination, batu bata, pasir dan lain-lain.

Page 8: Skedul Tugas Utilitas

Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka tempat trafo, LV panel, pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel, transformer band, peralatan grounding, dan lain-lain.

SUTR (Saluran Udara Tegangan Rendah) dan SKTR (Saluran Kabel Tegangan Rendah), terdiri dari: sama dengan perlengkapan/ material pada SUTM dan SKTM yang membedakan hanya dimensinya.

Sistim Konstruksi Ketenagalistrikan dibagi :

Pembangkit tenaga listrik (Pembangkit) : Berfungsi membangkitkan energi listrik, dengan cara merubah potensial (energi) mekanik menjadi potensial (energi) listrik.

Sistem Transmisi (penyaluran) : Proses penyaluran energi listrik dari satu tempat ketempat lain (dari pembankit listrik ke gardu induk atau dari gardu induk ke gardu induk lainnya), dengan mengunakan penghantar yang direntangkan antara tiang-tiang (tower) melalui isolator-isolator, dengan sistem tegangan tinggi.

Sistem distribusi : pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke instalasi pemanfaatan (pelanggan). oInstalasi milik pelanggan (pemanfaatan) : Pihak yang memanfaatkan energi.

Posted in Listrik | Leave a comment

Difinisi Listrik

Posted on February 6, 2007 by syaifuddin hasan

Pengertian Listrik

Daya atau kekuatan yg ditimbulkan oleh adanya pergesekan atau melalui proses kimia, dapat digunakan untuk menghasilkan panas atau cahaya, atau untuk menjalankan mesin;

Definisi

Tegangan listrik atau yang lebih dikenal sebagai beda potensial listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Tegangan listrik merupakan ukuran beda potensial yang mampu membangkitkan medan listrik sehingga menyebabkan timbulnya arus listrik dalam sebuak konduktor listrik.

Page 9: Skedul Tugas Utilitas

Berdasarkan ukuran perbedaan potensialnya, tegangan listrik memiliki empat tingkatan:

Tegangan ekstra rendah (extra low Voltage)

Tegangan rendah (low Voltage)

Tegangan tinggi (high Voltage)

Tegangan ekstra tinggi (extra high Voltage)

Satuan (unit)

Tegangan listrik memiliki satuan Volt. Simbol untuk tegangan listrik adalah V. namun dalam referensi-referensi akademis lebih sering digunakan simbol E untuk menyebutkan tegangan listrik. Hal ini dilakukan agar tidak tertukar dengan simbol satuan tegangan (Volt) yang juga disimbolkan dengan V.

Arus Listrik (Electric Current)

Definisi

Arus listrik merupakan aliran muatan listrik. Aliran ini berupa aliran elektron atau aliran ion. Aliran ini harus melalui media penghantar listrik yang biasa disebut sebagai konduktor. Konduktor yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah kabel logam.

Ketika dua ujung kabel disambungkan pada sumber tegangan, misalnya baterai, maka elektron akan mengalir melalui kabel penghantar dari kutub negatif menuju kutub positif baterai. Aliran elektron inilah yang disebut sebagai aliran listrik.

Pengertian energi listrik adalah kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan usaha listrik (kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan muatan dari satu titik ke titik yang lain), Energi listrik dilambangkan dengan W.

Daya Listrik (Electric Power)

Definisi

Page 10: Skedul Tugas Utilitas

Daya listrik adalah besar energi listrik yang ditransfer oleh suatu rangkaian listrik tertutup. Daya listrik sebagai bentuk energi listrik yang mampu diubah oleh alat-alat pengubah energi menjadi berbagai bentuk energi lain, misalnya energi gerak, energi panas, energi suara, dan energi cahaya. Selain itu, daya listrik ini juga mampu disimpan dalam bentuk energi kimia. Baik itu dalam bentuk kering (baterai) maupun dalam bentuk basah (aki).

Simbol (rumus)

Daya merupakan jumlah energi listrik yang mengalir dalam setiap satuan waktu (detik). Sehingga formula daya listrik bisa dituliskan sebagai berikut:

P = W / t

Dimana : P = daya (Watt atau Joule/sekon);

W = energi listrik (Joule);

t = waktu (sekon).

Menentukan Besar Energi Listrik adalah :

W = Q.V

keterangan :

W = Energi listrik ( Joule)

Q = Muatan listrik ( Coulomb)

V = Beda potensial ( Volt )

Page 11: Skedul Tugas Utilitas

Karena I = Q/t maka diperoleh perumusan :

W = (I.t).V

W = V.I.t

Apabila persamaan tersebut dihubungkan dengan hukum Ohm ( V = I.R) maka diperoleh perumusan :

W = I.R.I.t

Satuan energi listrik lain yang sering digunakan adalah kalori, dimana 1 kalori sama dengan 0,24 Joule selain itu juga menggunakan satuan kWh (kilowatt jam).

Pemanfaatan Energi Listrik

Konsumen listrik di Indonesia dengan sumber dari PLN atau Perusahaan swasta lainnya dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Konsumen Rumah Tangga

Masing-masing rumah dayanya antara 450 VA s.d. 4.400 VA, secara umum menggunakan sistem 1 fasa dengan tegangan rendah 220 V/380 V dan jumlahnya sangat banyak.

2. Penerangan Jalan Umum (PJU)

Pada kota-kota besar penerangan jalan umum ini sangat diperlukan oleh karena bebannya

berupa lampu dengan masing-masing daya tiap lampu/tiang antara 50 VA sampai dengan 250 VA bergantung pada jenis jalan yang diterangi, maka sistem yang digunakan 1 fasa dengan tegangan rendah 220 V/380 V.

3. Konsumen Pabrik

Page 12: Skedul Tugas Utilitas

Jumlahnya tidak sebanyak konsumen rumah tangga, tetapi masing-masing pabrik dayanya dalam orde ratusan kVA. Penggunaannya untuk pabrik yang kecil masih menggunakan sistem 1 fasa tegangan rendah (220V/380V), untuk pabrik-pabrik skala besar menggunakan sistem 3 fasa dan saluran masuknya dengan jaringan tegangan menengah 20 kV.

4. Konsumen Komersial

Yang dimaksud konsumen komersial antara lain stasiun, terminal, KRL (Kereta Rel Listrik), hotel-hotel berbintang, rumah sakit besar, kampus, stadion olahraga, mall, supermarket, dan apartemen. Rata-rata menggunakan sistem 3 fasa, untuk yang kapasitasnya kecil dengan tegangan rendah, sedangkan yang berkapasitas besar dengan tegangan menengah 20KV.

Posted in Listrik | Leave a comment

Komponen Lift

Posted on February 6, 2007 by syaifuddin hasan

Komponen lift

Pemasangan lift dianggap efisien setelah tinggi bangunan mencapai 4 lantai ke atas, dan disarankan menggunakan sistem gearless (mesin diatas).

Rumah lift dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

Lift Pit yaitu tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan buffer beban pengimbang.

Ruang luncur (Hoistway) yaitu tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, tempat pintu-pintu masuk ke kereta lift, tempat meluncurnya beban pengimbang (counter weight), dan tempat meletakkan rel-rel peluncur dari kerete lift dan beban pengimbang.

Ruang mesin yaitu tempat meletakkan mesin/motor traksi lift dan tempat panel control (mengatur jalannya kereta).

Komponen Lift dalam hoistway terdiri dari :

Control System

Page 13: Skedul Tugas Utilitas

Geared Machine

Primary Velocity Tranducer

Governor

Hoisting Ropes

Roller Guide/ Guide Shoe

Secondary Possition Tranducer

Door Operator

Entrance Protection System

Load Weighing Tranducers

Car Safety Device

Traveling Cable

Elevator Rail

Counterweight

Compesation Ropes

Governor Tension Sheave

Counterweight Buffer

Car Buffer

Macam Macam Motor Elevator

Jika kita lihat dari jenis motornya, maka elevator bisa dibagi menjadi beberapa jenis.

1. Geared Elevator

Geared Elevator Machine

Tipe ini merupakan model yang masih digunakan dari dulu sampai sekarang. Perubahannya adalah besar motornya. Dimana geared motor yang sekarang menggunakan inverter dan ukurannya lebih kecil dari yang dulu.

Page 14: Skedul Tugas Utilitas

Geared menggunakan motor AC dengan worm gear untuk mengurangi kecepatan RPM nya. Setiap manufaktur mempunyai rancangannya masing masing. Tapi pada dasarnya desainnya hampir sama.

2. Gearless Elevator

Gearless Elevator Motor

Untuk Elevator / Lift High rise dengan kecepatan tinggi, maka digunakan gearless elevator. Gearless Elevator mempunyai variasi kecepatan yang diatur oleh inverter. Model terbaru saat ini adalah VVVF (Variable Voltage Variable Frequency).

Tanpa menggunakan gear, putaran motor dapat lebih cepat sehingga dapat diaplikasikan ke kecepatan diatas 100 mpm.

3. Machin Room Less Elevator (MRL)

Kone MRL

Dengan teknologi synchronous permanent magnet maka mesin elevator dapat dibuat lebih kecil, sehingga dapat masuk kedalam hoistway.

Untuk mesin MRL lainnya seperti pada home lift ada juga yang berbentuk seperti drum, hanya saja namanya tetap gearless, tetapi lebih kecil.

Posted in Transportasi Vertikal | Leave a comment

Nilai Perkiraan Bahaya Sambaran Petir

Posted on February 6, 2007 by syaifuddin hasan

Indeks atau Nilai Perkiraan Bahaya Sambaran Petir

Untuk menentukan apakah gedung yang direncanakan tersebut mempunyai tingkat perkiraan perlu tidaknya dipasang sistim proteksi atau penangkal petir, maka dapat ditentukan melalui besaran Indeks atau Nilai Perkiraan Bahaya Sambaran Petir yang dapat dihitung dengan cara Metode R seperti berikut :

Page 15: Skedul Tugas Utilitas

Dengan cara menghitung Nilai Perkuiraan bahaya (R) = A+B+C+D+E

Indeks A. Nilai Fungsi / Kegiatan Bangunan

Indeks B. Nilai Struktur Bangunan

Indeks C. Nilai Konstruksi Bangunan

Indeks D. Nilai Ketinggian Bangunan

Indeks E. Nilai Kepekatan Hujan

Nilai Perkiraan bahaya (R) = A+B+C+D+E

Maka Nilai Perkiraan Bahaya dapat dihitung dari penjumlahan semua indeks atau nilai yang sudah dihitung.

Posted in Penangkal Petir | Leave a comment

Early Streamer Emmision (Viking)

Posted on February 6, 2007 by syaifuddin hasan

Metode Penangkal Petir dengan cara Early Streamer Emmision (Viking)

Page 16: Skedul Tugas Utilitas

Prinsip kerja penangkal petir ini adalah

Ion – ion di udara dikumpulkan oleh Energy Storage yang dikontrol oleh Electronic Controller. Pengumpulan ion –ion ini dilakukan melalui sirip-sirip yang terdapat pada Viking.

Setelah terjadi Downward Leader di udara, Impulse Sensor memberikan suatu sinyal pada Electronic Controller agar ion ditembakkan ke udara.

Electronic Controller mengatur ion generator untuk menembakkan ion ke udara, yang artinya memberikan jalan kepada Upward Leader.

Menentukan level proteksi dengan cara ini dapat dilakukan dengan menghitung data-data bangunan sesuai tabel dibawah ini.

1. Langkah pertama adalah menentukan level proteksi diperlukan atau tidak

2. Menentukan jarak sambar

Tabel konstanta C1 s/d C5 dapat dilihat dibawah

Tabel C1

Tabel C2

Tabel C3

Tabel C4

Page 17: Skedul Tugas Utilitas

Tabel C5

Posted in Penangkal Petir | Leave a comment

Radius Proteksi

Posted on February 6, 2007 by syaifuddin hasan

Menentukan Radius Proteksi penangkal Petir

Ada 2 metode untuk menentukan radius proteksi dengan cara Konvensional dan metode Early Streamer Emission (Viking).

1. Cara Konvensional (Rolling Sphere Theory)

Cara ini merupakan suatu dasar teori yang digunakan pada penangkal petir konvensional

Dimana sudut daerah lindung ditentukan dengan rumus berikut ini

Dimana :

h = Tinggi tiang konduktor (meter),

hb = Jarak sambar petir (meter) = 10 I 2/3

I adalah arus puncak petir saat sambaran pertama.

Berdasarkan rumus di atas, maka radius proteksi sebesar 90° diukur dari titik puncak mustahil untuk dilakukan. Pada saat tinggi tiang konduktor melampaui jarak sambar petir, maka sudut lindung penangkal petir mengecil. Radius proteksi suatu penangkal petir adalah variabel, bergantung pada kuat arus petir suatu daerah.

Radius Proteksi (Rp) = V h (2D-h)

Page 18: Skedul Tugas Utilitas

2. Cara Early Streamer Emission (Viking)

Perhitungan radius proteksi ditentukan dengan rumus :

Rp2 = h(2D-h) + DL(DL+2D)

h = Tinggi tiang

D = Jarak sambar petir (m)

DL = V .Dt

Radius Proteksi (Rp) = V h (2D-h)+DL(2D+DL)

Posted in Penangkal Petir | Leave a comment

Sistim Proteksi Petir

Posted on February 6, 2007 by syaifuddin hasan

Memperhatikan bahaya yang diakibatkan sambaran petir di atas, maka system proteksi petir harus mampu melindungi fisik maupun peralatan dari bahaya sambaran langsung (external protection) dan sambaran petir tidak langsung (internal protection) serta penyediaan grounding system yang memadai serta terintegrasi dengan baik.

Mengacu pada IEC (International Electrotechnical Commission) TC 81/1989 tentang konsep Lightning Protection Zone (LPZ), sistim proteksi petir yang sempurna terdiri dari 3 bagian :

1. Proteksi Eksternal, yaitu instalasi dan alat-alat di luar sebuah struktur untuk menangkap dan menghantar arus petir ke sistim pentanahan atau berfungsi sebagai ujung tombak penangkap muatan listrik/arus petir di tempat tertinggi. Proteksi Eksternal yang baik terdiri atas :

Page 19: Skedul Tugas Utilitas

Air Terminal atau Interseptor

Down Conductor

Ekuipotensialisasi

2. Proteksi Pentanahan, merupakan bagian terpenting dalam instalasi sistim proteksi petir. Kesulitan pada sistim pentanahan biasanya karena berbagai macam jenis tanah. Hal ini dapat diatasi dengan menghubungkan semua metal (Ekuipotensialisasi) dengan elektroda tunggal yang ke tanah. Hal ini sesuai dengan IEC TC 81 Bab 2.3.

3. Proteksi Internal, merupakan proteksi peralatan elektronik terhadap efek dari arus petir. Terutama efek medan magnet dan medan listrik pada instalasi metal atau sistem listrik. Sesuai dengan standar DIV VDE 0185, IEC 1024-1. Proteksi Internal terdiri atas:

Pencegahan sambaran langsung

Pencegahan sambaran tidak langsung

Ekuipotensialisasi

Jenis Proteksi Petir

Single Rod (Franklin)

Sangkat Faraday (Meshed Cage/Faraday Cage)

Taut Wires

Early Streamer Emission Air Terminal

Single Rod

Sangkar Faraday

Page 20: Skedul Tugas Utilitas

Taut Wires

Early Streamer Emission Air Terminal = EF

Sistem penangkal petir model Energi Froide (Electrostatic Field)EF Lightening Protection System merupakan system penangkal petir modern.

Ada 3 prinsip yang sangat penting dimiliki oleh EF, yakni :

Penyaluran arus petir yang sangat kedap atau tertutup terhadap obyek sekitar dengan menggunakan terminal penerima dan kabel penghantar khusus yang memiliki sifat isolasi tegangan tinggi.

Menciptakan electron bebas awal yang besar sebagai streamer emission pada bagian puncak dari system terminal.

Penggabungan EF Terminal dengan EF Carier yang memiliki isolasi tegangan tinggi memberikan jaminan keamanan terhadap obyek yang dilindungi.

Sistem penangkal petir ini terbagi dalam 2 yaitu EF Terminal yang diletakkan di puncak bangunan sebagai penangkal petir, dan EF Carier (kabel Penghantar ) yang masuk kedalam tanah.

Posted in Penangkal Petir | Leave a comment