Upload
gowindamijaya
View
33
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Semoga bermanfaat
Citation preview
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Skenario
METABOLISME
Sel adalah unit terkecil suatu organisme. Sebagai unit terkecil sel akan selalu
melakukan aktivitas metabolisme untuk mempertahankan homeostasis, sebagai
contoh untuk memenuhi kebutuhan protein sel maka sel akan melakukan
anabolisme berupa sintesis protein. Sedangkan pada saat membutuhkan energi
berupa ATP, sel akan melakukan katabolisme senyawa yang menghasilkan energi.
Semua proses tersebut bisa berlangsung spontan dengan sangat lambat, pada saat
dibutuhkan tidak dapat disediakan. Penyediaan komponen senyawa tersebut agar
dapat berlangsung lebih cepat jika enzim tersedia pada saat dibutuhkan. Enzim
dapat bekerja dengan baik untuk penyediaan senyawa yang dibutuhkan jika
terdapat faktor-faktor yang mendukung secara optimal.
I.2 Materi
I.2.1 Pengertian Metabolisme
Pembentukan dan penguraian zat pada organisme yang meliputi proses fisika dan
kimia
Proses kimiawi dan enzimatis hasil dari komunikasi sel
Proses yang meliputi katabolisme dan anabolisme
Aktivitas yang selalu terjadi pada makhluk hidup
I.2.2 Tujuan Metabolisme
Mempertahankan homeostasis
Mengatur sumber daya materi dan energy
1
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
I.2.3 Jenis-Jenis Metabolisme
Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang
lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau
melepaskan energi berupa ATP yang biasa digunakan organisme untuk beraktivitas.
Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul
lain, dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi
yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme
disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan berenergi
elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid adenine dinukleotida H2) serta FADH2 (Flavin adenin
dinukleotida H2). Contoh katabolisme adalah respirasi.
Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, katabolisme dibagi menjadi dua, yaitu respirasi
aerob dan anaerob. Respirasi aerob adalah respirasi yang membutuhkan oksigen untuk
menghasilkan energi. Sedangkan, respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak membutuhkan
oksigen untuk menghasilkan energi. Sebagian besar hewan dan tumbuhan melakukan
respirasi aerob. Respirasi aerob adalah peristiwa pembakaran zat makanan menggunakan
oksigen dari pernapasan untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Selanjutnya, ATP
digunakan untuk memenuhi proses hidup yang selalu memerlukan energi. Respirasi aerob
disebut juga pernapasan, dan terjadi di paru-paru. Sedangkan, pada tingkat sel respirasi
terjadi pada organel mitokondria. Secara sederhana, reaksi respirasi adalah sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6H2O + 6CO2 + 36 ATP
Glukosa oksigen air karbondioksida energi
Pada respirasi ini, bahan makanan seperti senyawa karbohidrat, lemak atau protein
dioksidasi sempurna menjadi karbondioksida dan air. Pada reaksi di atas, substrat yang
dioksidasi sempurna adalah glukosa. Oksigen diperlukan sebagai akseptor elektron terakhir
pada rantai transpor elektron di mitokondria. Karbondioksida (CO2) dibebaskan keluar sel
sebagai sampah. Pada manusia, CO2 dilarutkan dalam darah, kemudian dibuang melalui
2
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
pernapasan dari paru-paru. Molekul air juga merupakan sampah dari respirasi dan dibuang
lewat plasma darah ke paru-paru, kemudian dikeluarkan melalui hembusan napas.
1. Respirasi Aerob
Respirasi aerob dapat dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu: glikolisis, siklus krebs, dan
transpor elektron.
a. Glikolisis
Glikolisis adalah peristiwa pengubahan molekul glukosa (6 atom C) menjadi 2
molekul yang lebih sederhana, yaitu asam piruvat (3 atom C). Glikolisis terjadi dalam
sitoplasma sel. Prosesnya terdiri atas sepuluh langkah. Peristiwa glikolisis menunjukkan
perubahan dari glukosa, kemudian makin berkurang kekomplekan molekulnya dan berakhir
sebagai molekul asam piruvat. Produk penting glikolisis adalah:
1) 2 molekul asam piruvat
2) 2 molekul NADH sebagai sumber elektron berenergi tinggi
3) 2 molekul ATP dari 1 molekul glukosa
Sebenarnya, dari 1 molekul glukosa dihasilkan 4 molekul ATP, tetapi 2 molekul
digunakan untuk beberapa reaksi kimia. Dari kesepuluh langkah pemecahan glukosa, dua di
antaranya bersifat endergonik, dan menggunakan 2 molekul ATP.
3
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
b. Siklus krebs
Sebelum memasuki siklus kreb sebenarnya ada suatu proses yang dinamakan proses
dekarboksilasi oksidatif. Proses dekarboksilasi oksidatif adalah proses pengubahan molekul
asam piruvat berkarbon tiga menjadi molekul berkarbon dua yaitu asetil koA, yang akan
memasuki siklus kreb.
Bagan Dekarboksilasi Oksidatif
4
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
Siklus krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari
nama orang yang menemukan reaksi tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs.
Siklus ini disebut juga siklus asam sitrat. Siklus krebs diawali dengan adanya 2 molekul asam
piruvat yang dibentuk pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke mitokondria.
Sehingga, siklus krebs terjadi di dalam mitokondria.
Tahapan siklus krebs adalah sebagai berikut:
1. Asam piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke siklus krebs setelah
bereaksi dengan NAD+ (Nikotinamida adenine dinukleotida) dan ko-enzim A atau Ko
A, membentuk asetil Ko-A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH dibebaskan.
Perubahan kandungan C dari 3C (asam piruvat) menjadi 2C (asetil ko-A).
2. Reaksi antara asetil Ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C) dan terbentuk asam
sitrat (6C). Dalam peristiwa ini, Ko-A dibebaskan kembali.
3. Asam sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan
membebaskan CO2.
4. Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu pembentukan asam suksinat (4C) setelah
bereaksi dengan NAD+ dengan membebaskan NADH, CO2 dan menghasilkan ATP
setelah bereaksi dengan ADP dan asam fosfat anorganik.
5. Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flarine Adenine
Dinucleotida) dan membentuk asam malat (4C) dengan membebaskan FADH2.
5
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
6. Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+ dan membentuk asam
oksaloasetat (4C) dengan membebaskan NADH, karena asam oksalo asetat akan
kembali dengan asetil ko-A seperti langkah ke 2 di atas. Dapat disimpulkan bahwa
siklus krebs merupakan tahap kedua dalam respirasi aerob yang mempunyai tiga
fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2, ATP serta membentuk kembali
oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs selanjutnya. Dalam siklus
krebs, dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP.
Siklus Kreb
c. Transpor elektron
Transpor elektron terjadi di membran dalam mitokondria, dan berakhir setelah
elektron dan H+ bereaksi dengan oksigen yang berfungsi sebagai akseptor terakhir,
membentuk H2O. ATP yang dihasilkan pada tahap ini adalah 32 ATP. Reaksinya kompleks,
6
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
tetapi yang berperan penting adalah NADH, FAD, dan molekul-molekul khusus, seperti
Flavo protein, ko-enzim Q, serta beberapa sitokrom. Dikenal ada beberapa sitokrom, yaitu
sitokrom C1, C, A, B, dan A3. Elektron berenergi pertama-tama berasal dari NADH,
kemudian ditransfer ke FMN (Flavine Mono Nukleotida), selanjutnya ke Q, sitokrom C1, C,
A, B, dan A3, lalu berikatan dengan H yang diambil dari lingkungan sekitarnya. Sampai
terjadi reaksi terakhir yang membentuk H2O. Secara sederhana, reaksi transpor elektron
dituliskan:
24e- + 24 + 6 O2
12 H2O
Jadi, hasil akhir proses ini terbentuknya 32 ATP dan H2O sebagai hasil sampingan
respirasi. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh, pada
tumbuhan melalui stomata dan melalui paru-paru pada pernapasan hewan tingkat tinggi.
Perubahan ATP
NADH= 3 ATP
FADH = 2 ATP
Glikolisis 2 NADH + 2 ATP = 8 ATP
Siklus Krebs 6 NADH + 2 FADH + 2 ATP = 28 ATP
Transfer electron = 36 ATP
Untuk masuk ke glikolisis = 2 ATP
34 ATP
Untuk masuk ke mitokondria = 2 ATP
Hasil akhir = 32 ATP
2. Respirasi Anaerob
7
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak menggunakan oksigen sebagai
penerima akhir pada saat pembentukan ATP. Respirasi anaerob juga menggunakan glukosa
sebagai substrat. Respirasi anaerob sering disebut juga fermentasi. Organisme yang
melakukan fermentasi di antaranya adalah bakteri dan protista yang hidup di rawa, lumpur,
makanan yang diawetkan, atau tempat-tempat lain yang tidak mengandung oksigen. Beberapa
organisme dapat berespirasi menggunakan oksigen, tetapi dapat juga melakukan fermentasi.
Organisme seperti ini melakukan fermentasi jika lingkungannya miskin oksigen. Sebagai
contoh, sel-sel otot dapat melakukan respirasi anaerob jika kekurangan oksigen.
Pada fermentasi, glukosa dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan
terbentuk 2 ATP. Tetapi, fermentasi tidak bereaksi secara sempurna memecah glukosa
menjadi karbon dioksida dan air, serta ATP yang dihasilkan pun tidak sebesar ATP yang
dihasilkan dari glikolisis. Dari hasil akhirnya, fermentasi dibedakan menjadi fermentasi asam
laktat dan fermentasi alkohol.
a. Fermentasi asam laktat
Fermentasi asam laktat merupakan respirasi anaerob. Hasil akhir fermentasi ini ialah
asam laktat yang disebut juga asam susu. Sebagian masyarakat menyebut asam laktat sebagai
asam kelelahan, karena erat kaitannya dengan rasa lelah. Hal ini terjadi pada manusia, karena
bergerak melebihi batas sehingga terjadi penimbunan asam laktat yang merupakan hasil akhir
fermentasi pada otot tubuh. Proses fermentasi juga dimulai dengan glikolisis yang
menghasilkan asam piruvat. Karena pada proses ini tidak ada oksigen yang merupakan
reseptor terakhir, maka asam piruvat diubah menjadi asam laktat. Kejadian ini berakibat pada
elektron yang tidak meneruskan perjalanannya, tidak lagi menerima elektron dari NADH dan
FAD. Karena tidak terjadi penyaluran elektron, berarti pula NAD+ dan FAD yang diperlukan
dalam siklus krebs juga tidak terbentuk. Akibatnya, reaksi siklus krebs pun terhenti. Asam
laktat merupakan zat kimia yang merugikan karena bersifat racun atau toksis.
8
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
b. Fermentasi alkohol
Pada beberapa mikroorganisme, peristiwa pembebasan energi terjadi karena asam
piruvat diubah menjadi asam asetat dan CO2. Selanjutnya, asam asetat diubah menjadi
alkohol. Pada peristiwa ini, NADH diubah menjadi NAD+. Dengan terbentuknya NAD+,
glikolisis dapat terjadi. Dengan demikian, asam piruvat selalu tersedia, kemudian diubah
menjadi energi. Pada fermentasi ini, energi (ATP) yang dihasilkan dari 1 molekul glukosa
hanya 2 molekul ATP, berbeda dengan proses respirasi aerob yang mengubah 1 molekul
glukosa menjadi 34 ATP.
Anabolisme
Anabolisme adalah reaksi pembentukan molekul sederhana menjadi molekul yang
kompleks. Reaksi anabolisme merupakan peristiwa sintesis atau penyusunan sehingga
memerlukan energi, dan dibentuk reaksi endergonik. Contoh reaksi anabolisme di antaranya
adalah fotosintesis atau sintesis karbohidrat dengan bantuan energi cahaya matahari,
kemosintesis dengan bantuan energi kimia.
a. Fotosintesis
Fotosintesis merupakan sintesis yang memerlukan cahaya (fotos = cahaya;
sintesis = penyusunan atau membuat bahan kimia). Fotosintesis adalah peristiwa
pembentukan karbohidrat dari karbondioksida dan air dengan bantuan energi cahaya
matahari. Secara sederhana, reaksi fotosintesis yang melibatkan berbagai enzim dapat
dituliskan sebagai berikut:
cahaya matahari
6 CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
9
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
karbondioksida air klorofil glukosa oksigen
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastida
yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas
terdapat pada mesofil daun tanaman yang disebut palisade atau jaringan tiang dan sel-
sel jaringan bunga karang yang disebut spons. Kloroplas tersusun atas bagian-bagian
sebagai berikut:
1. Stroma ialah struktur kosong di dalam kloroplas, merupakan tempat
glukosa terbentuk dari karbondioksida.
2. Tilakoid ialah struktur cakram bertumpuktumpuk, yang terbentuk dari
pelipatan membran dalam kloroplas, dan berfungsi menangkap energi
cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia.
3. Grana ialah selubung tangkai penghubung tilakoid.
b. Kemosintesis
Kemosintesis terjadi pada organisme autotrof, tepatnya kemo-autotrof, yang
mampu menghasilkan senyawa organic yang dibutuhkan dari zat-zat anorganik
dengan bantuan energy kimia. Yang dimaksud dengan energi kimia di sini adalah
energy yang diperoleh dari suatu reaksi kimia yang berasal dari reaksi oksidasi.
Kemampuan mengadakan kemosintesis ini, terdapat pada mikroorganisme dan bakteri
autotrof. Bakteri Sulfur yang tidak berwarna memperoleh energi dari proses oksidasi
senyawa H2S. Jangan disamakan dengan bakteri sulfur yang berwarna kelabu-
keunguan yang mampu mengadakan fotosintesis karena memiliki klorofil, dengan
reaksi sebagai berikut:
Cahaya matahari
CO2 + 2H2S CH2O + 2S + H2O
Klorofil
Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe++ (Ferro)
menjadi Ferri. Bakteri Nitrogen dengan melakukan oksidasi senyawa tertentu dapat
memperoleh energi untuk mensintesis zat organik yang diperlukan. Bakteri
Nitrosomonas dan Nitrococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3
10
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
yang telah membentuk senyawa amonium, yaitu ammonium karbonat menjadi asam
nitrit, dengan reaksi:
(NH4)2 CO3 + 3O2 2HNO2 + CO2 + 3H2O + Energi
(amonium karbonat) (asam nitrit)
Bakteri Nitrogen yang lain, Nitrobacter, mengubah nitrit menjadi nitrat
dengan reaksi sebagai berikut:
Ca (NO2)2 + O2 Ca (NO3)2 + Energi
(nitrit) (nitrat)
c. Sintesis Protein
Sintesis protein di dalam sel tersusun atas asam amino dan terjadi dengan
melibatkan DNA, RNA dan ribosom. Suatu ikatan molekul peptida terbentuk apabila
gugus amino dari satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino
lain. Secara berurutan, apabila dua asam amino bergabung, maka akan terbentuk
molekul dipeptida, bila tiga asam amino berikatan, maka akan terbentuk molekul
tripeptida, dan seterusnya. Dengan demikian, apabila terjadi penggabungan asam
amino dalam jumlah besar, maka akan terbentuk molekul yang disebut sebagai
polipeptida. Pada dasarnya, protein adalah suatu polipeptida. Setiap sel dari
organisme berkemampuan untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai
dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi, karena pada inti sel
terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai pengatur sintesis protein
sel. Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.
Proses sintesis protein :
1. Transkripsi : pembentukan kode genetic oleh DNA. Pada fase ini pilinan
DNA membuka sebagian, kemudian rantai sense akan membentuk rantai
penggenap (RNAduta) yang berisi kode genetic/kodon. Setelah RNA duta
terbentuk, kemudian melepaskan diri dari DNA dan berpilin kembali.
2. Translasi : penterjemahan kode genetic oleh RNAt.
RNA duta masuk ke ribosom dari satu ujung k ujung yang lain
Setiap kodon (3 basa N) masuk ke ribosom, kemudian datanglah
RNAt membawa asam amino yang sesuai kode genetiknya.
11
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
Kemudian bergeser lagi ke kodon lain dan seterusnya sampai ke
ujung lain.
Asam amino akan membentuk rantai polipeptida
d. Sintesis Lemak
Lemak disintesis dari protein dan karbohidrat melalui asetil ko-enzim A.
Metabolisme gliserol memiliki cara sama dengan metabolisme karbohidrat, yaitu
melalui jalan piruvat. Untuk mensintesis lemak atau asam lemak diperlukan suatu ko-
enzim A yang berfungsi memutuskan atau memecahkan dua bagian atom C
(karbon)nya untuk membentuk asetil Ko-A. Karena pemutusan rantai karbonnya
terjadi pada karbon (C) kedua pada mata rantai asam lemak, maka reaksinya
dinamakan beta oksidasi. Beta oksidasi adalah suatu proses yang berlangsung secara
berulang-ulang sehingga semua atom karbon (C) pada rantai lemak berubah menjadi
asetil Ko-A.
Asetil Ko-A juga dapat diubah kembali menjadi asam lemak sehingga reaksi
beta oksidasi disebut pula sebagai reaksi reversible (yang dapat di balik). Asam
piruvat sebagai hasil akhir metabolisme gliserol, dan asetil Ko-A bersama-sama
akhirnya memasuki siklus asam trikarboksilat yang merupakan langkah terakhir dari
metabolisme dalam tubuh. Oksigen yang diperlukan tubuh memerlukan oksigen lebih
banyak dalam proses oksidasi lemak untuk menghasilkan energi dibandingkan dengan
proses oksidasi karbohidrat. Hal ini dimungkinkan karena perbandingan C : H : O
molekul lemak jauh lebih besar dibandingkan dengan molekul karbohidrat. Misalnya,
perbandingan C : H : O pada molekul tristearin adalah 57 : 110 : 6, sedangkan
molekul glukosa juga memiliki enam atom oksigen, tetapi perbandingan C : H : O
pada glukosa jauh lebih rendah, yaitu 6 : 12 : 6. Perbedaan ini mengakibatkan nilai
pembakaran yang jauh berbeda. Satu gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan
1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.
Dalam proses metabolisme juga sangat dipengaruhi oleh kerja enzim yang berfungsi
sebagai katalisator. Ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim, antara lain:
a. Lingkungan suhu dan PH
12
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
Suatu enzim mempunyai kondisi tertentu dimana enzim tersebut dapat bekerja secara
optimal. Suhu optimal enzim pada manusia sekitar 35-40 C. Sedangkan kalau PH
optimal nya adalah 6-8.
b. Konnsentrasi enzim
Pada umumnya konsentrasi enzzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
Berarti, penambahankonsentrasi enim mengkibatkan kecepatan reaksi meningkat
hingga dicapai kecepatan konstan. Kecepatan konstan tercapai apabila semua substrat
sudah terikat oleh enzim.
c. Kofaktor
Adalah enzim yang memerlukan bantu an dari komponen non protein untuk aktivitas
kataliknya. Kofaktor beberpa enzim adalah molekul anorgnik, seperti atom logam
zink, besi dan tembaga.
d. Konsentrasi substrat
sebagian besar reaksi yang dikatalisis enzim melibatkan dua atau lebih substrat atau
produk. Pada persamaan Michaelis-Menten dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi
substrat pada aktifitas enzim. Semakin tinggi konsentrasi substrat maka reaksi enzim
akan semakin cepat.
e. Inhibitor
Senyawa kimia tertentu secara selektif menghambat (menginhibasi) kerja enzim
spesifik. Jika inhibitor berikatan dengan enzim melalui ikatan kovalen, inhibasi yang
terjadi umumnya bersifat ireversibe. Akan tetapi, akan menjadi dapat balik, jika
inhibitor berikatan melalui ikatan lemah. Inhibitor terdiri dari 2 yaitu: Inhibitor
kompetitif dan inhibitor non kompetitif. Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang
bersaing dengan substrat untuk menempati sisi aktif enzim sehingga enzim yang
dihambat tidak rusak (dapat beregenerasi), dalam suatu reaksi inhibitor kompetitif
dapat menurunkan nilai Km (konstanta Michaelis) tetapi tidak berpengaruh terhadap
nilai Vmax (kecepatan reaksi) . Inhibitor nonkompetitif merupakan inhibitor yang
akan merusak sisi aktif enzim sehingga enzim tidak dapat berfungsi seperti semula.
dalam suatu reaksi inhibitor nonkompetitif dapat menurunkan nilai Vmax (kecepatan
reaksi) tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai Km (konstanta Michaelis).
13
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
f. aktivator
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Mind Maping ( Peta Konsep)
14
Laporan tutorial skenario 3
METABOLISME
Pengertian Tujuan Jenis Faktor yang mempengaruhi
Substrat
Hormon
Enzim
Katabolisme Anabolisme
Respirasi Aerob
Respirasi Anaerob
Sintesis Protein
Kelompok 2
II.2 Learning Objective
1. Mekanisme kerja klasifikasi enzim
2. Katabolisme anaerob
3. Dampak dari disfungsi metabolisme
4. Hubungan metabolisme dan homeostasis
5. Dampak penyakit akibat peningkatan enzim
6. Enzim yang bekerja diluar dan didalam sel
7. Contoh proses anabolisme
15
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
II.3 Pembahasan Learning Objective
II.3.1 Mekanisme kerja klasifikasi enzim
Terdapat 6 klasifikasi enzim, yaitu:
1. Oksidoreduktase
Enzim-enzim yang mengkatalisis oksidasi dan reduksi antara 2 substrat s dan S’
Sred + S’oks + S’red
Kelas yang besar dan penting ini meliputi enzim-enzim yang juga dikenal sebagai
dehidrogenase atau sebagai oksidase. Yang termasuk adalah enzim-enzim yang mengkatalisis
oksidoreduksi dari gugus CH-OH, CH_CH, C=O, CH-NH2, dan CH=NH. Diantara subkelas
yang mewakilinya adalah
Enzim yang bekerja pada gugus Ch-OH sebagai donor elektron. Misalnya :
Alkohol : NAD oksidoreduktase [ alkohol dehidrogenase ]
Alkohol + NAD+ = aldehid atau keton + NADH + H+
Enzim yang bekerja pada gugus CH-NH2 sebagai elektron. Misalnya:
L-Glutamat : NAD (P) oksidoreduktase (deaminasi) [glutamat dehidrogenase
dari hati binatang]. NAD (P) berarti bahwa baik NAD
maupuncNADP bekerja sebagai akseptor elektron.
L-Glutamat + H2O + NAD(P) = alfa-ketoglutarat + NH4+ + NAD(P)H + H+
Enzim yang bekerja pada gugus hem dari donor elektron. Misalnya :
Sitokrom c : O2 oksidoreduktase [sitokrom oksedase].
4 sitokrom c reduksi + O2 + 4 H+ = 4 sitokrom c teroksidasi + 2 H2O.
Enzim yang bekerja pada H2O2 sebagai asektor elektron. Misalnya :
16
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
H2O2 oksidoreduktase [katalase].
H2O2 + H2O2 = O2 + 2H2 O.
2. Transferase.
Enzim-enzim yang mengkatalisis pemindahan suatu gugus, G (lain dari hidrogen), antara
sepasang substrat S dan S’.
S-G + S’ = S’-G + S
Dalam kelas ini termasuk enzim-enzim yang mengkatalis pemindahan gugus satu karbon,
residu aldehida atau keton dan gugus yang mengandung asil, alkil, glikosil, fosfor, atau
sulfur.
Beberapa subkelas penting adalah :
Asiltransferase. Misalnya :
2.3.1.6 Asetil-KoA : kolin O-aseetiltransferase [ kolin asiltrasferase].
Asetil-KoA + kolin = KoA + asetilkolin.
Glikosiltransferase. Misalnya :
2.4.1.1 alfa-1,4-glukan : ortofosfat glikosil transferace [fosforilase]
(a;fa-1,4,-glukan)n + ortofosfat = (alfa-1,4 glikosil)n-1 + alfa-D-glukosa-1-fosfat.
Enzim-enzim yang mengkatalisis pemindahan gugus yang mengandung fosfat.
Misalnya :
2.7.1.1 ATP : D-heksosa-6fosfotransferase [heksokinase]
ATP + D-heksosa = ADP + D-heksosa-6fosfat.
3. Hidrolase
Enzim-enzim yang mengkatalisi hidrolisis ikatan-ikatn ester, eter, peptida, glikosil, anhidrida
asam, C-C, C-halida, atau P-N. Misalnya :
Enzim-enzim yang bekerja pada ikatan ester. Misalnya :
3.1.1.8 Asilkolin asil-hidrolase [pseudokolinesterase].
Asilkolin + H2O = kolin + Asam.
Enzim-enzim yang bekerja pada senyawa glikosil. Misalnya :
3.2.1.23 beta-D-galaktosida galaktohidrolase [beta-galaktosida]
beta-galaktosida + H2O = alkohol + D-Galaktosa.
Enzim-enzim yang bekerja pada ikatan peptida.
17
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
Nama-nama klasik (pepsin, plasmin, rennin, kimotripsin) masih banyak dipakai karena over
lapping dan kespesifikan yang tidak menentu yang membuat tata-nama menurut sistem tidak
praktis pada dewasa ini.
4. Liase.
Enzim-enzim yang mengkatalisis pembuangan gugus dari substrat dengan mekanisme yang
lain dari pada hidrolisis, dan meninggalkan ikatan rangkap.
Yang termasuk golongan ini adalah enzim yang bekerja pada ikatan C-C, C-O, C-N, C-S, dan
C-halida. Yang termasuk subkelasnya adalah :
Aldehida-liase. Misalnya :
4.1.2.7 Ketosa-1-fosfat = dehidroksoaseton fosfat + aldehida.
Karboks-oksigen liase. Misalnya :
4.2.1.2 l-malat hidro-liase /fumarase/
L-malt = fumarat + H2O X Y
C-C = X-Y + C=C
5.Isomerase
Yang termasuk kelas ini adalah semua enzim yang mengkatalisis interkonversi isomer-isomer
optik, geometrik, atau posisi. Beberapa subkelasnya adalah :
Rasemase dan epimerase. Misalnya :
5.1.1.1 Alanin rasemase
L-alanin + D-alanin
Sis-trans isomerrase. Misalnya :
5.2.1.3 Semua trans-retinen 11-sistrans isomerase [retinen isomerase].
Semuatrans-retinen = 11-sis-retinen.
Enzim-enzim yang mengkatalisis interkonversi aldosa dan ketosa. Misalnya:
5.3.1.1 D-gliseraldehida-3-fosfat ketol-isomerase [triosafosfat isomerase].
D-Gliseraaldehida-3-fosfat = dihidroksiaseton fosfat
6. Ligase (ligare = mengikat)
Enzim yang mengkatalisis penggabungan 2 senyawa diikuti oleh pemecahan ikatan pirofosfat
pada ATP atau senyawa yang sejenis. Yang termasuk golongan ini adalah enzim-enzim yang
18
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
mengkatalisis reaksi pembentukan ikatan C-O, C-S, C-N, dan C-C. Subkelasnya diwakili
oleh :
Enzim-enzim yang mengkatalisi pembentukan ikatan G-S. Misalnya :
6.2.1.4 Suksinat : KoA ligase (GDP) [suksinat tiokinase]
GTP + suksinat : KoA ligase (GDP) + Pi + suksinil
Enzim-enzim yang mengkatalisis pembentukan ikatan C-N. Misalnya :
6.3.1.2 L-Glutamat : Amonia ligase (ADP) [Glutamin sintetase].
ATP + L-Glutamat + NH4 = ADP + oriofosfat + L-Glutamin
Enzim-enzim yang mengkatalisis pembentukan ikatan C-C. Misalnya :
6.4.1.2 Asetil-KoA : CO2 ligase (ADP) [asetil-KoA karboksilase].
ATP + asetil-KoA + CO2 = ADP + Pi + malonil- KoA
II.3.2 katabolisme anaerob (Fermentasi)
Fermentasi adalah suatu perluasan glikolisis yang dapat menghasilkan ATP hanya
dengan fosforilasi tingkat substrat sepanjang terdapat NAD+ yang cukup untuk menerima
electron selama langkah oksidasi dalam glikolisis. Tanpa beberapa mekanisme untuk
mendaur ulang NAD+ dari NADH , glikolisis akan segera mengosongkan kumpulan NAD+
dan berhenti secara diri karena tidak mempunyai agen pengoksidasi. Pada kondisi aerobic,
NAD+ didaur ulang secara produktif dari NADH dengan cara mentransfer electron ke rantai
transpor electron. Pilihan yang lain yaitu anaerobic, mentransfer electron dari NADH ke
piruvat, produk akhir glikolisis.
Fermentasi terdiri dari glikolisis ditambah dengan reaksi yang menghasilkan NAD+
melalui transfer electron dari NADH ke piruvat atau turunan piruvat. Terdapat banyak jenis
fermentasi , perbedaanya dalam produk limbahnya yang terbentuk dari piruvat. Dua jenis
yang umum adalah fermentasi alcohol dan fermentasi asam laktat.
Pada feremntasi alcohol, piruvat yang merupakan hasil glikolisis glukosa diubah
menjadi etanol (etil alkohol) dalam dua langkah. Langkah pertama melepaskan
karbondioksida dari piruvat, yang diubah menjadi senyawa asetildehida berkarbon dua.
Dalam langkah kedua, asetildehida direduksi oleh NADH menjadi etanol.
19
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
Selama fermentasi asam laktat piruvat direduksi langsung oleh NADH untuk
membentuk laktat sebagai produk limbahnya, tanpa melepas CO2. (Laktat merupakan bentuk
terionisasi dari asam laktat) .
Piruvat, produk akhir glikolisis , berfungsi sebagai penerima electron untuk
mengoksidasi NADH kembai menjadi NAD+. Kemudian NAD+ dapat digunakan lagi untuk
mengoksidasi gula selama glikolisis, yang meghasilkan selisih dua molekul ATP oleh
fosforilasi tingkat substrat. Sehingga piruvat tersebut langsung mereduksi piruvat menjadi
asam laktat.
II.3.3 Dampak dari diisfungsi metabolisme
1. Disfungsi Karbohidrat
Salah satu dampak dari disfungsi karbohidrat adalah penyakit Diabetes Melitus.
Dimana dalam kondisi ini, jumlah hormon insulin yang berfungsi untuk menyerap
glukosa ke dalam sel kurang atau reseptor sel dalam keadaan tidak sensitif, akibatnya
karbohidrat tidak bisa masuk kedalam sel dan glukosa menumpuk. Sehingga
20
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
terbentuklah glukoneogenesis yaitu pembentukan karbohidrat menggunakan protein
dan lemak. Selanjutnya sisa-sisa metabolisme tersebut dikeluarkan lewat urin.
2. Disfungsi Protein
Salah satu dampak dari disfungsi protein adalah penyakit Gout atau Pirai. Terjadi
ketika kadar asam urat serum melebihi batas kelarutannya, sehingga terjadi kristalisasi
natrium urat dijaringan lunak dan sendi sehingga menimbulkan reaksi inflamasi.
3. Disfungsi Lemak
Salah satu dampak dari disfungsi lemak adalah penyakit obesitas dan jantung koroner.
Obesitas terjadi akibat pemasukan lemak lebih besar dari pada energi yang
dibutuhkan, sehingga terjadi penimbunan lemak pada daerah-daerah tertentu. Obesitas
memperberat resiko hipertensi, diabetes dan penyakit jantung. Sedangkan jantung
koroner terjadi akibat penimbunan lemak pada pembuluh nadi (aterosklerosis).
II.3.4 Hubungan antara metabolisme dengan homeostasis
Suatu organisme melakukan metabolisme yang bertujuan mempertahankan
homeostasisnya. Dimana homeostasis merupakan keadaan dalam tubuh makhluk
hidup yang mempertahankan agar tetap konstan atau stabil. Apabila kegiatan
metabolisme yang dilakukan suatu organisme terganggu, maka sistem homeostasisnya
juga terganggu.
II.3.5 Dampak penyakit akibat peningkatan enzim:
Maag, diakibatkan karena peningkatan enzim pesin
Asam urat, diakibatkan karena peningkatan enzim xantin oksidase
eritrosit
II.3.6 Enzim yang bekerja di dalam sel dan di lua sel
Enzim yang bekerja di dalam sel antara lain :
Enzim katalase, berfungsi menguraikan hidrogen peroksida (H2O2) yang
bersifat racun menjadi air (H2O) dan oksigen (O2).
Enzim-enzim yang terdapat dalam sitoplasma yang membantu proses glikolisis.
Contoh : ALT (Alanin aminotransferase).
21
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
Enzim-enzim yang terdapat dalam nukleus yang membantu proses sintesis DNA
dan RNA. Contoh : AST (Aspartat aminotransferase), enzim polimerase.
Enzim-enzim yang terdapat dalam mitokondria yang membantu proses siklus
krebs.
Enzim yang bekerja di luar sel antara lain :
Enzim Amilase yang terdapat pada pankreas, berfungsi memecah molekul
amilum menjadi molekul yang lebih sederhana seperti maltosa.
Enzim Lipase yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan dialirkan ke usus dua
belas jari (duodenum), berfungsi memecah lipid menjadi molekul yang lebih
sederhana seperti asam lemak dan gliserol.
Enzim Maltase, berfungsi memecah maltosa menjadi glukosa.
Enzim-enzim pada proses pencernaan seperti pepsin dan tripsin.
Enzim-enzim yang terdapat pada empedu seperti alakalin fosfatase.
Enzim pada proses pembekuan darah.
II.3.7 Contoh proses anabolisme
Fotosintesis
Pengubahan Zat anorganik, H2O dan CO2, oleh klorofil menjadi zat organik dan
dibantu oleh cahaya matahari.
Reaksi kimia:
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + O2
Proses reaksinya dibagi menjadi 2:
1. Reaksi terang yang terjadi di Grana
2. Reaksi gelap yang terjadi di Stroma
Kemosintesis
Penyusunan bahan organik dengan energi yang diperoleh dari pemecahan senyawa
kimia pada mikroorganisme yang tidak punya klorofil.
Glukoneogenesis
Pembentukan glukosa dari protein dan lemak, terjadi saat puasa dimana suplai
glukosa kurang.
Sintesis lemak22
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
Disintesis dengan protein dan karbohidrat melalui asetil koenzim A. Sintesis lemak
dari karbohidrat jika karbohidrat yang masuk tubuh lebih banyak dari yang dapat
dipakai sebagai energi dan disimpan dalam bentuk glikogen, kelebihan karbohidrat
akan diubah jadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Metabolisme adalah aktivitas yang terjadi dalam tubuh untuk mempertahankan
homeostasis, metabolism terdiri dari katabolisme dan anabolisme, dimana katabolisme
merupakan proses penguraian senyawa kompleks menjadi sederhana yang akan
menghasilkan energy, sedangkan anabolisme merupakan proses pembentukan senyawa
sederhana menjadi kompleks yang membutuhkan enrgi. Metabolism akan berjalan tepat
apabila enzim-enzim yang mengkatalisis metabolisme tersebut terdapat factor-faktor
pendukung secara optimal.
23
Laporan tutorial skenario 3
Kelompok 2
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2002. Biologi, Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
Guyton and Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.
Muray, R.K., Granner, D.K., & Rodwell, V.W. 2006. Biokimia Harper. Jakarta: EGC.
Sophan, D. & Chevy, S.J. 1999. Biokimia 1. Bandung: Sinan.
Yulianti, Evi 2009. Klasifikasi enzim. (online). dilihat 16 november 2011.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/pendidikan/Evy.Yulianti,M.Sc/Enzim4.Pdf .
24
Laporan tutorial skenario 3