22
Skenario 6 “Lesi Jaringan Lunak Rongga Mulut” Kelompok Tutorial 5 FKG UNEJ 2012 Blok Perawatan Kuratif dan Rehabilitatif III

Skenario 6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt pleno skenario 6

Citation preview

Skenario 6

Skenario 6Lesi Jaringan Lunak Rongga MulutKelompok Tutorial 5FKG UNEJ 2012

Blok PerawatanKuratif dan Rehabilitatif III- Skenario -Pak saiful usia 38 tahun datang ke klinik dengan keluhan sakit pada pipi sebelah kiri, makin terasa sakit bila digunakan untuk mengunyah makanan atau berbicara. Tampak bengkak, kemerahan dan terasa tebal serta rasa terbakar pada seluruh mukosa rongga mulutnya. Berdasarkan anamnesis, pak saiful sedang menjalani terapi radiasi untuk kanker nasofaring yang dideritanya.Pada pemeriksaan klinis didapatkan : Dorsum lidah : plaq putih,batas difuse,dapat dikerok dan tidak sakit Pipi kiri : ulcer, bulat, diameter 4 mm, batas teratur dan kemerahan , bagian tengah putih dan sakit Bibir : fissure vertikal, multiple, kmerahan, deskuamasi yang multiple, terasa ketat, tidak mudah berdarah dan tidak sakit Sudut mulut : fissure horisontal, multiple, kedalaman 3 mm, kemerahan dan sakit Seluruh mukosa mulut : eritema dan oedemaRiwayat penyakit sebelumnya, pak saiful pernah ada riwayat Reccurent Aphtous StomatitisBerdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan klinis, didapatkan diagnosis sementara antara lain Mukositis Akibat Radiasi, Suspect Oral Candidiasis, Burning Mouth Sensation (BMS), Cheilitis Dan Angular Cheilitis. Selanjutnya harus segera dilakukan serangkaian perawatan dan instruksi terhadap kasus penyakit yang diderita pak saiful

- Mapping -Terapi radiasiJaringan lunakEfek sampingPenatalaksanaan dentalPasca radiasiRadiasiPra radiasiPenatalaksanaanJaringan kerasInstruksiProsedur perawatan dental sebelum terapi radiasiMacam-macam efek samping terapi radiasi pada jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulutPenatalaksanaan dari masing-masing efek samping terapi radiasi- Tujuan Pembelajaran -Menghindari makanan yang sifatnya abrasiveProtesa intraoral yang ill-fitting sebaiknya tidak digunakanMenggunakan mouth guard (pada pasien yang memiliki kebiasaan menggigit mukosa)Gigi dengan patosis periapikal dan gigi dengan karies besar tetapi tidak direstorasi, sebaiknya dilakukan ekstraksiPulpa yang nekrosis dapat dilakukan perawatan endodonticMembilas mukosa dengan satu sendok makan sodium bikarbonat dicampur 12 oz airMenghindari sumber iritan sekunder (rokok, makanan yg kasar/panas)

- Prosedur Perawatan Dental Sebelum Terapi Radiasi -Pemberian antijamur, antiinflamasi, antibiotika, antiseptik, dan growth factor untuk mencegah mucositis oralDilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jumlah leukosit dan jumlah trombosit terhadap pasien dengan mucositis oralMenjaga kondisi jaringan periodontalMelakukan probing pada seluruh gigiScaling dan Rootplaning (SRP)Melakukan kultur bakteri cariogenic

- Prosedur Perawatan Dental Sebelum Terapi Radiasi -Karies RadiasiTrismusOsteoradionekrosis- Efek Samping Terapi Radiasi dan Penatalaksanaannya -Jaringan Keras Rongga MulutJaringan Lunak Rongga MulutMukositisXerostomiaOral Candidiasis- Karies Radiasi -

Efek karies radiasi di dapatkan dari efek tidak langsung terapi radiasi pada daerah kepala & leher Karies ini terjadi akibat lingkungan rongga mulut yang mengalami perubahan karena gangguan pada kelenjar saliva yang menyebabkan xerostomia, dan hiposalivasi yang dapat menyebabkan suasana asam sehingga memudahkan terjadinya karies radiasi. Pencegahan dan PenatalaksanaanPengelolaan diet Dilakukan dengan cara mengurangi konsumsi gula, makanan pedas, alkohol, dan segala bentuk produk tembakau. Konsumsi karbohidrat dapat diganti dengan sorbitol,xylitol,aspartame dan saccharine.- Karies Radiasi - Pencegahan dan PenatalaksanaanAplikasi fluoride Dapat berupa Pasta gigi NaF 3% 2x/hari , gel netral NaF 1% setiap hari. Penggunaan kombinasi chlorheksidine dan fluorideInstruksi berkumur setelah makanRestorasiDi rekomendasikan untuk menggunakan bahan restorasi glass ionomer karena bahan tersebut melepas fluor sehingga cocok untuk oral hygene pasien yang memang burukSalivary gland-sparing techniques using intensity modulated radiation therapy (IMRT) Pemberian Amifostin selama radioterapi- Trismus- Kelainan TMJ akibat radiasi disebabkan karena adanya fibrosis pada otot-otot pengunyahan yang mengalami fibrosis akibat proliferasi sel fibroblast berlebih pasca radiasi. Fibrosis pada otot ini menybabkan imobilitas dari mandibula yang mengakibatkan adanya kelainan pada TMJ. Dimana gejala klinis yang timbul biasanya adalah trismus Pencegahan dan PenatalaksanaanTerapi dengan panas. Meletakkan handuk basah panas pada daerah trismus selama 15 20 menit/jamPemberian analgesik (Aspirin)Pemberian muscle relaxant. Pasien dapat diberi diazepam 2,5 5 mg sebanyak 3 kali sehari.

Pencegahan dan PenatalaksanaanTerapi fisik Berlatih membuka dan menutup mulut secara rutin dan dianjurkan untuk menggerakkan mandibular ke lateral selama 5 menit dlm waktu 3 4 jam 1x/hariPenggunaan alat

- Trismus-

Therabite Jaw Motion Rehabilitation System Dynasplint Trismus System- Osteoradionekrosis-

Kerusakan primer pada tulang yang disebabkan oleh penyinaran dapat mengakibatkan : Rusaknya pembuluh darah pd periosteum dan tulang kortikal Rusaknya osteoblas dan osteoklas. Jaringan sumsusm tulang menjadi hipovaskular, hipoksik, dan hiposelular. Endosteum menjadi atrofi. Pencegahan dan PenatalaksanaanHBO (Hyperbaric Oxygen) Dilakukan dengan pemberian 100% oksigen dilakukan selama 90 menit. Dilakukan 30x sebelum terapi radiasi dan 10x setelah radiasi Pencegahan dan PenatalaksanaanEkstensif Surgical Procedure Dapat berupa Sequestrectomi, marginal resection dan segmental resection yang disertai free flap reconstructionPemberian antibiotik (tetrasiklin), antiseptik (chlorhexidine), dan analgesikFollow up yang teratur

- Osteoradionekrosis-- Mukositis Oral- Mukositis oral adalah inflamasi mukosa oral (stomatitis) akibat radioterapi atau kemoterapi, yang timbul pada hari ke-5 sampai ke-14 setelah radiasi, atau sesuai dengan masa pergantian siklus normal epitel mukosa oral yang tidak dapat regenerasi akibat radiasi langsung (Petersen DE, 1999) Mukositis terjadi dari efek langsung radiasi pada lapisan sel basal epitel, sehingga mukosa mulut pasien mengalami hiperemi yang selanjutnya dapat menjadi erosi atau ulserasi disertai rasa nyeri. Mukositis oral bisa muncul di semua bagian oral, namun lebih sering pada mukosa tanpa lapisan keratin seperti bibir bagian dalam, pipi, palatum mole, bagianventral lidah dan mukosa faringDua jenis pengukuran yang umum digunakan untuk menilai derajat mukositis oral :0 = Tanpa tanda dan gejala (simptom)1 = Ulkus tdk sakit/nyeri ringan dengan edema atau eritema2 = Sakit, eritema, ulkus, bisa makan makanan padat3 = Sakit, eritema, ulkus, membutuhkan makanan cair/lunak4 = Tidak mungkin memberikan makananWorld Health Organization (WHO)National Cancer Institute-Common Toxicity Criteria (NCI-CTC)1 = Ulkus tdk sakit, eritema2 = Nyeri, eritema, edema, ulserasi, bisa makan3 = Nyeri, eritema, edema, ulserasi, tidak bisa makan4 = Perlu diet parenteral/enteral- Mukositis Oral- Pencegahan dan PenatalaksanaanPemakaian silicone mucosal guard yang digunakan selama radioterapi pada pasien dengan restorasi gigi yg mengandung logamPemberian antiseptik Povidone iodine pada pasien dengan leukemiaPemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jumlah leukosit dan trombositBerkumur dengan Klorheksidin 0,12% dua kali sehariPemberian stimulan sel mukosa, berupa Silver nitrat dan GlutaminePasien mukositis akibat xerostomia, bisa menggunakan saliva artifisial dan Sodium bicarbonat rinse 5%.

- Mukositis Oral-

Pencegahan dan PenatalaksanaanPemberian Triamcinolone acetonide pada mukositis skala 1 dan 2Penggunaan Nistatin pada mukositis yang sudah terkontaminasi jamurPemberian AmifostineAsupan nutrisi yang adekuatPenggunaan Low Level Laser Therapy (LLLT) Terapi ini dapat mencegah berkembangnya mukositis oral, menurunkan rasa sakit, keparahan, dan durasi terjadinya mukositis oral

- Mukositis Oral-- Xerostomia - Xerostomia memiliki arti mulut kering Xerostomia dapat disebabkan oleh penurunan produksi saliva Terapi radiasi dapat mempengaruhi sel asini serous kelenjar saliva mayor parotis sehingga saliva menjadi lebih kental dan lengket Selain itu, buffer saliva juga akan turun hingga 67% setelah pemberian radioterapi selama 1 tahun. Akibatnya pH saliva menjadi asam dan dapat mengakibatkan karies radiasi.

Tidak ada perawatan definitif Perawatan ditujukan untuk stimulasi kelenjar saliva secara lokal dan sistemik, meredakan keluhan serta mencegah dan menanggulangi komplikasi hiposalivasi Pencegahan dan PenatalaksanaanPasien sebaiknya menjalani evaluasi bagian oral yang rutin untuk diagnosa awal komplikasi oralSering minum airKonsumsi lidah buaya atau vitamin EHindari konsumsi makanan panas atau pedasPenggunaan obat kumur maupun saliva buatanMengunyah permen karet bebas gula dan mengandung xylitolPenatalaksanaan xerostomia secara sistemik Dengan pemberian Pilocarpine, Bethanechol, dan Amifostin

- Xerostomia -- Oral Candidiasis- Mengurangi dan mengobati faktor predisposisi Bila karena gigi palsu, perlu melepas gigi palsu setiap malam dan mencuci dengan antiseptik seperti khlorheksidin, atau larutan hipokhlorit 0,1% untuk mengurangi jumlah Candida.

Pencegahan dan PenatalaksanaanNistatin suspensi oralSolusio gentian violet 1-2%Miconazole gel oralKetoconazole 200-400mgItraconazole 100-200mgFluconazole 100mgVoriconazole (candidiasis kronis) Obat TopikalObat Sistemik- Daftar Pustaka -Joel J. Napenas, DDS Kishore Shetty. 2007. Oral mucositis: Review of pathogenesis, diagnosis, prevention, and management.Kstler WJ, Zielinski CC. 2001. Oral Mucositis Complicating Chemotherapyand/orRadiotherapy: Options for Prevention and Treatment CA. Cancer J Clin;51:290-315.Trotti A, Bellm LA, Epstein JB, Frame D, Fuchs HJ, Gwede CK, et al. 2003. Mucositisincidence, severity and associated outcomes in patients with head and neck cancerreceiving radiotherapy with or without chemotherapy: a systematic literaturereview. Radiotherapy Oncol; 66:25362.Koc M, Aktas E. 2003. Prophylactic treatment of mycotic mucositis in radiotherapy ofpatients with head and neck cancers. Jpn J Clin Oncol; 33(2):5760.Lukman, D. 1995. Dasar-dasar Radiologi Dalam Ilmu Kedokteran Gigi. Ed. Ke-3. Jakarta: Widya Medika; hal 34. Abdul Rasyid.2000. Karsinoma nasofaring : penatalaksanaan radioterapi. Tinjauan pustaka. Dalam : Majalah Kedokteran Nusantara. Vol. XXXIII No.1. Medan : FK USU; p. 52-8.Peterson DE, Bensadoun RJ, Roila F. 2010. Man-agement of oral and gastrointestinal mucosi-tis: ESMO clinical practice guidelines. Ann Oncol.; 21(Supplent 5):v261-5 Terima Kasih...Kelompok Tutorial 5