Upload
arasyadnin
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
1/84
LAPORAN
TUTORIAL SKENARIO C BLOK 20
disusun oleh:
KELOMPOK 1
Febri Wijaya (04111001002)
Rabecca Beluta Ambarita (04111001007)
Lismya Wahyu Ningrum (04111001023)
Erniyanti Puspita Sari (04111001026)
Arasy Al Adnin (04111001044)
Obby Saleh (04111001046)
Wira Dharma Utama (04111001048)
Luthfyuly M.S (04111001106)
Arief Tri Wibowo (04111001119)
Fatimah Shellya (04111001123)
Ganda Putra Anggrahi Taufik (04111001131)
Agung Hadi Wibowo (04111001135)
Tutor: dr. Erial Bahar M.Sc
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSTAS SRIWIJAYA
TAHUN 2013
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
2/84
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya laporan Tutorial
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun laporan ini bertujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu akan penyelesaian dari
skenario yang diberikan, sekaligus sebagai tugas tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Tim Penyusun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat
dalam pembuatan laporan ini.
Tak ada gading yang tak retak. Tim Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan
laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik pembaca akan
sangat bermanfaat bagi revisi yang senantiasa akan penyusun lakukan.
Tim Penyusun
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
3/84
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar..............................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................
Pembahasan Skenario:
I. Skenario..............................................................................................II. Klarifikasi Istilah................................................................................III. Identifikasi Masalah...........................................................................IV. Analisis Masalah................................................................................V. Hipotesis............................................................................................VI. Learning Issue....................................................................................VII. Sintesis...............................................................................................VIII. Kerangka Konsep..............................................................................IX. Kesimpulan.........................................................................................Daftar Pustaka..............................................................................................
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
4/84
Skenario C Blok 20 Tahun 2013
Mrs. Cek Ela, a 30-year-old housewife, was admitted to the emergency room in
mental hospital (RSEB) Palembang with attempted suicide. She looked very depressed and
sometimes cried without any particular reason.
Her family mentioned that there were changes in her behavior sine 2 years ago, she
gradually became more and more withdrawn to herself and preferred to stay in her room all
day long.
One year ago she complained about hearing voices such as a conversation or
sometimes the voice commenting on her, while the person didnt exist. Later on, the voice
became more disturbing, commanding her to do something which was difficult or impossible
to refuse. The last command forced her to hurt herself.
The premobid personality was schizoid and after the age of 20 years it was clear that
her personality became more annoying especially to her family and also the neighbors. She
became isolated and no social interaction at all. In the last one year, she became more
deteriorated, lacked of self care and couldnt do house chores. Her speech was limited and the
sentences were very disorganized.
According to her family there was no stressor before these behavioral changes
happened.
In autoanamnesis the patient was very quiet, sometimes cried and difficult to answer
the question. Her answer were in one or two words, not so clear and sometimes she refused to
talk at all.
Summary of Psychiatric Examination :
The psychopathology of this patient are poor discriminative insight, command auditoric
hallucination, autism, anxiety, and association disorder such as incoherence and hemmung.
The conclusion is the reality testing ability of this patient is really disturbed.
Additional Information :
The patient has good marital history, no history of schizophrenia or affective disorders in the
family, the level of intelligence is within the normal range, no stressor during the last 12
months and the GAF scale is around 40-31 at the moment of examination.
Physical examination : no abnormality is found.
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
5/84
KLARIFIKASI ISTILAH :
Depresi : Suatu kesedihan yang tidak wajar, dejeksi, ataumelankolin.
Behavior : Sikap atau tingkah laku, setiap atau keseluruhanaktifitas total seseorang, khususnya yang dapat diamati dari luar.
Schizoid : Gangguan yang ditandai dengan ketiadaan keinginanuntuk ke intiman atau menjadi bagian dari kelompok social, dan sering kali memilih
sendirian daripada bersama orang lain, individu ini juga cenderung tidak menunjukkan
emosi secara penuh.
Deteriorated : Kemunduran mental Discriminative insight : Pendapat akan diri sendiri Auditoric Hallucination : Persepsi sensorik berupa pendengaran tanpa
rangsangan dari luar
Incoherence : Kelainan progresi pikiran dimana ide yang berturutandiekspresikan tidak mempunyai urutan yang logis.
Hemmung : Pemikiran melambat, baik inisiasi atau pengajuannya,dan jumlah ide atau pikiran yang diucapkan berkurang.
Autism : Keadaan yang didominasi oleh pikiran , atau perilakuyang bersifat subjektif, yang tidak dapat dikoreksi oleh informasi dari luar.
Anxiety : Suatu perasaan tak menyenangkan yang ditandai olehketegangan, cemas, khawatir, seperti ada suatu malapetaka yang akan terjadi.
Realty Testing ability : Kemampuan untuk mengevaluasi dunia nyata secaraobjektif dan membedakan itu dengan dunia khayal.
GAF : Global Assessment Function Intelligence : Keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk
beradaptasi pada, dan belajar dari, pengalaman hidup sehari-hari.
Schizophrenia : Gangguan jiwa atau sekelompok gangguan yangditandai dengan gangguan pada bentuk dan isi pikiran.
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
6/84
IDENTIFIKASI MASALAH :
1. Nyonya Cek Ela, 30 tahun ibu rumah tangga dibawa ke RSEB karena mencoba bunuhdiri.
2. Dia terlihat sangat depresi dan kadang-kadang menangis dengan alasan yang tidakjelas.
3. Keluarganya menyebutkan bahwa sejak 2 tahun yang lalu dia mengalami perubahanperilaku, semakin menarik diri, dan diam di ruangannya sepanjang hari.
4. 1 tahun yang lalu dia mengeluh mendengar suara seperti percakapan dan kadang-kadang suara yang mengomentarinya tetapi orangnya tidak ada. Suara semakin
mengganggu dan mengomentarinya untuk melakukan sesuatu yang sulit atau tidak
bisa ditolak. Dan perintah terakhir memaksanya untuk melukai dirinya sendiri
5. Kepribadian premorbidnya adalah schizoid dan setelah umur 20 tahun gejalanyasemakin jelas terutama mengganggu terhadap keluarga dan sekitarnya. Dia menjadi
menyendiri dan tidak ada interaksi social.
6. 1 tahun terakhir dia mengalami kemunduran, kurang mengurus diri dan tidak bisamelakukan pekerja rumah, percakapan terbatas, dan kalimat yang digunakan kacau.
7. Menurut keluarganya tidak ada pemicu terhadap terjadinya perubahan perilaku.8. Pada autoanamnesis pasien terlihat sangat diam, kadang-kadang menangis dan sulit
menjawab pertanyaan. Dan jawabannya satu atau dua kata, sangat tidak jelas dan
kadang-kadang dia menolak untuk berbicara.
9. Hasil Pemeriksaan Pskiatri10.Pemeriksaan Tambahan
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
7/84
ANALISIS MASALAH :
1. Apa makna klinis dari : Mencoba bunuh diri
Implikasi dari etiologi bunuh diri dapat digolongkan menjadi sosial,
psikologis, dan klinis
I. Faktor SosialDisintegrasi sosial (bunuh diri anomik) Isolasi individu dari masyarakatKetersediaan alat
II. Penyakit JiwaDepresi berat ??Schizophrenia ( halusinasi yang membuat dirinya berusaha
menyakiti dirinya sendiri )
Etanol abuse/kecanduan alcoholGangguan kepribadian borderlineAntisosialPenyalahgunaan obat-obat terlarangAdanya riwayat keluarga yang bunuh diri
III. Penyakit MedisPenyakit-penyakit kronisPenyakit-penyakit dengan rasa nyeri yang tidak tertahankan
Menangis tanpa alasanGejala yang terjadi pada pasien tersebut menunjukkan adanya depresi.
Depresi adalah suatu keadaan merendahnya corak perasaan yang dirasakan sebagai
suatu kesedihan atau kemurungan.
Gejala utama
1) Afek depresif
2) Kehilangan minat dan kegembiraan
3) Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (ras
lelah yang nyata, sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas
Gejala tambahan
1) Konsentrasi dan perhatian berkurang
2) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
3) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
8/84
4) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
5) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
6) Tidur terganggu
7) Nafsu makan berkurang
Menarik diriMenarik diri termasuk dalam gejala autism. Menarik diri merupakan suatu keadaan
dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka
dengan orang lain. Sedangkan menurut DEPKES RI (1989:117) penarikan diri atau
withdrawal merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian ataupun
minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara
atau menetap.
Tanda dan gejala dari menarik diri :Menurut Townsend, M.C. ( 1998:152-153) dan Carpenito, L.J. (1998:381) isolasi
sosial : menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut :
o Kurang spontano Apatiso Ekspresi wajah kurang
berseri (ekspresi sedih)
o Afek tumpulo Kurang energi ( tenaga)o Harga diri rendah
o Komunikasi verbal kurango Mengisolasi diri (menyendiri)o Kurang sadar lingkungano Aktivitas menuruno Menolak berhubungan denganorang lain.
Menurut Townsend,M.C. ( 1998:152) isolasi sosial : menarik diri sering disebabkan
oleh karena kurangnya rasa percaya kepada orang lain, perasaan panik, regresi ke
tahap perkembangan sebelumnya, waham, sukar berinteraksi di masa lampau,
perkembangan ego yang lemah serta represi rasa takut.
Pada penderita Skizofrenia, terjadi disfungsi pada jalur mesokortikal. Pada jalur
mesokortikal, lebih banyak reseptor 5HT2A daripada reseptor D2, sehingga hipofungsi
dopamine terjadi.
Jalur mesokortikal yaitu dari Ventral Tegmental Area menuju ke prefrontal cortex.
Sistem ini mengatur fungsi eksekusi dan kognisi pada bagian Dorsolateral Prefrontal
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
9/84
Cortex (DLPFC), serta fungsi emosi dan afek pada bagian Ventromedial Prefrontal
Cortex (VMPFC).
Jadi dalam kasus ini, disfungsi/hipofungsi jalur ini menyebabkan terjadinya
gejala negatif dan kognitif pada penderita Skizofrenia. Yaitu yang nantinya dapat
menyebabkan penderita cenderung menarik diri.
Akibat menarik diri dapat mengakibatkan halusinasi. Halusinasi (Townsend, M.C,
1998:156) merupakan gangguan persepsi di mana klien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak ada. Tanda dan gejala yang dapat dilihat pada pasien halusinasi yaitu
tersenyum dan tertawa sendiri, menggerakkan bibir tanpa suara, diam dan asyik
sendiri.
Menurut Keliat, dkk.,(1998), prinsip penatalaksanaan klien menarik diri adalah :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Ciptakan lingkungan yang terapeutik
c. Beri klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
d. Dengarkan klien dengan penuh empati
e. Temani klien dan lakukan komunikasi terapeutik
f. Lakukan kontak sering dan singkat
g. Lakukan perawatan fisik
h. Lindungi klien
i. Rekreasi
j. Gali latar belakang masalah dan beri alternatif pemecahan
k. Laksanakan program terapi dokter
l. Lakukan terapi keluarga
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
10/84
Mendengar suara seperti percakapan dan kadang-kadang suara yangmengomentarinya tetapi orangnya tidak ada
Tiga jenis halusinasi auditori :
1. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilakupenderita.
2. Mendiskusikan perihal penderita di antara mereka sendiri (di antara berbagai suarayang berbicara)
3. Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
Jenis halusinasi dengar ditentukan oleh tipe kepribadian dan gangguan mental pasien.
Sebagai contoh, command hallucinationmerupakan bentuk perwujudan isi hati dan
ketakutan pasien ketika bersosialisasi, sifat over-sensitive terhadap tanggapan orang
lain yang belum tentu negative dan kecendrungan untuk menyalahkan diri sendiri akan
kegagalannya dalam bergaul. Suara serta jenis kata-kata yang muncul pada saat
halusinasi diduga ditentukan oleh memory pasien, segala macam memori kejadian,
memori suara yang pernah didengar pasien ter-recall kembali pada saat serangan.
Namun jenis commandyang muncul dapat juga diciptakan oleh pasien sendiri tanpa
adanya suatu memori commandtersebut.
Dampak dari halusinasi suara berbentuk command adalah tekanan terhadap perintah
tersebut sehingga penderita yang tidak tahan dengan tekanan tersebut akan melakukan
hal yang diperintahkan, atau berusaha melakukan hal-hal untuk menghentikan tekanan
dari halusinasi suara, seperti pada kasus dimana Cek Ela berusaha untuk bunuh diri.
Etiologi :
Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan halusinasi auditori :
Schizophrenia (halusinasi ini timbul pada sekitar 70% penderita) Lesi pada batang otak (yang sering diakibatkan strokes); Tumor kepala Encephalitis Abscesses otak Kehilangan pendengaran Aktivasi epilepsi Wake-initiation of lucid dreams(WILD) 15% pasien dengan gangguan mood (mood disorders) seperti mania ordepression dapat terjadi halusinasi auditori.
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
11/84
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
Faktor predisposisi
1) BiologisAbnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-
penelitian yang berikut:
a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebihluas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik
berhubungan dengan perilaku psikotik.
b) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihandan masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinyaskizofrenia.
c) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinyaatropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia
kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi
otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi
(post-mortem).
2) PsikologisKeluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi
psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
3) Sosial BudayaKondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan,
konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang
terisolasi disertai stress.
Fase-fase halusinasi
a. Fase Pertama Disebut juga dengan fase comferting yaitu fase menyenangkan. Pada tahap inimasuk pada golongan non psikotik.
Karakteristik : Klien mengalami stres, cemas, perasaan perpisahan, rasabersalah, kesepian yang memuncak dan tidak dapat diselesaikan.
Perilaku klien : Tersenyum atau tertawa tidak sesuai, menggerakkan bibirtanpa suara, pergerakan mata cepat, respons verbal yang lambat jika sedang asyik
dengan halusinasinya, dan suka menyendiri.
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
12/84
b. Fase Kedua Disebut dengan condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi menjadimenjijikkan. Termasuk dalam psikotik ringan.
Karakteristik : Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan, kecemasanmeningkat, melamun, dan berpikir sendiri jadi dominan.
Perilaku klien : Meningkatnya tanda- tanda sistem syaraf otonom sepertipeningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
c. Fase Ketiga Fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori menjadi
berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik.
Karakteristik : Bisikan, suara, isi halusinansi semakin menonjol, menguasaidan mengontrol klien.
Perilaku klien : Kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian hanyabeberapa menit atau detik.
d. Fase Keempat Fase conquering atau panik yaitu klien lebur dengan halusinasinya. Termasukdalam psikotik berat.
Karakteristik : Halusinasinya berubah mengancam, memerintah dan memarahiklien.
Perilaku klien : Perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilakukekerasan, agitasi, menarik diri atau katatonik tidak mampu merespon terhadap
perintah kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang
Tidak ada interaksi sosialDiartikan kurangnya motivasi yang kuat untuk terlibat dalam interaksi sosial, dan lebih
memilih untuk aktifitas sendiri. Kemungkinan diakibatkan oleh gangguan kepribiadianschizoidnya sendiri, atau memang ada kaitannya secara langsung dengan
schizophrenia itu sendiri.
Gangguan pada schizophrenia memiliki gejala asociality dan evolitio yang merupakan
gejala negative berupa tidak ada motivasi, diam dalam waktu lama, tidak ada minat
bersosialisasi. Kemungkinan terjadi abnormalitas pada jalur mesocortikal akibat
gangguan fungsi dopamine.
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
13/84
Kemunduran mentalDeteriorasi adalah perburukan, hal ini menunjukkan bahwa skizofrenia yang belum
ditatalaksana ini menyebabkan kemunduran yang progresif. Neuropatologi dari
skizofrenia ditunjukkan oleh pengurangan neuropil secara signifikan, yaitu
multinukleat sinaps antar saraf. Neuropil adalah daerah diantara badan sel saraf pada
substansia kelabu dari otak dan medulla spinalis pada sistem saraf pusat. Itu
mengandung prosesus yang kusut padat paling banyak pada akson terminal
unmyelinated, dendrit dan sel glia. Ini adalah hubungan sinaps yang dibentuk diantara
cabang akson dan dendrit. Jadi terjadi penurunan konektivitas sinaps, sehingga
pengurangan konektivitas ini menyebabkan pembentukan gejala pada skizofrenia. Jadi
pada penderita skizofrenia terjadi pengurangan koneksi sinaps, bukan jumlah sel saraf.
Akibat dari kemunduran ini sama dengan prognosis, yaitu jika ditatalaksana baik akan
menunjukkan perbaikan, dan jika tidak maka akan semakin mengalami kemunduran.
Tidak mampu mengurus diri senidiri dan pekerjaan rumahMerupakan gangguan perilaku pada pasien Skizofrenia.
Bicara terbatas dan susunan kalimat kacauDalam gejala schizophrenia termasuk gejala negative yang dapat disebut alogia berarti
terbatasnya kata kata dan miskin bicara yang diakibatkan disfungsi frontostriatal
karena degradasi inti semantic karena gangguan fungsi dopamin, yang pusatnya ada
pada lobus temporalis yang memproses makna bahasa.
Sulit menjawab pertanyaan ( satu sampai dua kata tidak jelas ) dan kadang-kadang menolak berbicara.
Alogia dalam skizofrenia biasanya muncul dari pasien yang memberikan jawaban
tidak lebih dari satu atau dua kata atas pertanyaan yang diajukan Hal ini sangatberbeda dari pola bicara yang normal , di mana orang cenderung untuk menguraikan
jawaban-jawaban dasar.
Sebagai contoh , seorang individu dengan alogia akan mungkin untuk menanggapi
permintaan tentang memiliki kendaraan dengan menanggapi secara sederhana " ya"
atau tidak . " Sebaliknya , banyak orang yang tidak menderita dengan kondisi ini akan
menjawab dalam afirmatif atau negatif , kemudian pergi untuk memenuhi syarat
bahwa respon dasar dalam beberapa cara . individu bisa menjawab di afirmatif ,
kemudian pergi untuk menggambarkan membuat dan model kendaraan .
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
14/84
2. DD
Gangguan Psikotik Sekunder dan Akibat Obat
Gejala psikosis dan katatonia dapat disebabkan oleh berbagai macam keadaan
medis psikiatrik dan dapat diakibatkan oleh berbagai macam zat. Jika psikosis atau
katatonia disebabkan oleh kondisi medis nonpsikiatrik atau diakibatkan oleh suatu zat,
diagnosis yang paling sesuai adalah gangguan psikotik akibat kondisi medis umum,
atau gangguan katatonia akibat zat. Manifestasi psikiatrik dari banyak kondisi medis
nonpsikiatrik dapat terjadi awal dalam perjalanan penyakit, seringkali sebelum
perkembangan gejala lain. Dengan demikian klinisi harus mempertimbangkan
berbagai macam kondisi medis nonpsikiatrik di dalam diagnosis banding psikosis,
bahkan tanpa adanya gejala fisik yang jelas. Pada umumnya, pasien dengan gangguan
neurologist mempunyai lebih banyak tilikan pada penyakitnya dan lebih menderita
akibat gejala psikiatriknya daripada pasien skizofrenik, suatu kenyataan yang dapat
membantu klinisi untuk membedakan kedua kelompok tersebut.
Saat memeriksa seorang pasien psikotik, klinisi harus mengikuti tiga pedoman
umum tentang pemeriksaan keadaan nonpsikiatrik. Pertama, klinisi harus cukup
agresif dalam mengejar kondisi medis nonpsikiatrik jika pasien menunjukkan adanya
gejala yang tidak lazim atau jarang atau adanya variasi dalam tingkat kesadara. Kedua,
klinisi harus berusaha untuk mendapatkan riwayat keluarga yang lemgkap, termasuk
riwayat gangguan medis, neurologist, dan psikiatrik. Ketiga, klinisi harus
mempertimbangkan kemungkinan suatu kondisi medis nonpsikiatrik, bahkan pada
pasien dengan diagnosis skizofrenia sebelumnya. Seorang pasien skizofrenia
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
15/84
mempunyai kemungkinan yang sama untuk menderita tumor otak yang menyebabkan
gejala psikotik dibandingkan dengan seorang pasien skizofrenik.
Berpura-pura dan Gangguan buatan
Baik berpura-pura atau gangguan buatan mungkin merupakan suatu diagnosisyang sesuai pada pasien yang meniru gejala skizofrenia tetapi sebenarnya tidak
menderita skizofrenia. Orang telah menipu menderita skizofrenia dan dirawat dan
diobati di rumah sakit psikiatrik. Orang yang secara lengkap mengendalikan produksi
gejalanya mungkin memenuhi diagnosis berpura-pura (malingering); pasien tersebut
biasanya memilki alasan financial dan hokum yang jelas untuk dianggap gila. Pasien
yang kurang mengendalikan pemalsuan gejala psikotiknya mungkin memenuhi
diagnosis suatu gangguan buatan (factitious disorder). Tetapi, beberapa pasien dengan
skizofrenia seringkali secara palsu mengeluh suatu eksaserbasi gejala psikotik untuk
mendapatkan bantuan lebih banyak atau untuk dapat dirawat di rumah sakit.
Gangguan Psikotik Lain
Gejala psikotik yang terlihat pada skizofrenik mungkin identik dengan yang
terlihat pada gangguan skizofreniform, gangguan psikotik singkat, dan gangguan
skizoafektif. Gangguan skizofreniform berbeda dari skizofrenia karena memiliki lama
(durasi) gejala yang sekurangnya satu bulan tetapi kurang daripada enam bulan.
Gangguan psikotik berlangsung singkat adalah diagnosis yang tepat jika gejala
berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan jika pasien tidak
kembali ke tingkat fungsi pramorbidnya. Gangguan skizoafektif adalah diagnosis yang
tepat jika sindroma manik atau depresif berkembang bersama-sama dengan gejala
utama skizofrenia.
Suatu diagnosis gangguan delusional diperlukan jika waham yang tidak aneh(nonbizzare) telah ada selama sekurangnya satu bulan tanpa adanya gejala skizofrenia
lainnya atau suatu gangguan mood.
Gangguan Mood
Diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood dapat sulit, tetapi penting
karena tersedianya pengobatan yang spesifik dan efektif untuk mania dan depresi.
Gejala afektif atau mood pada skizofrenia harus relative singkat terhadap lama gejala
primer. Tanpa adanya informasi selain dari pemeriksaan status mental, klinisi harus
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
16/84
menunda diagnosis akhir atau harus menganggap adanya gangguan mood, bukannya
membuat diagnosis skizofrenia secara prematur.
Gangguan Kepribadian
Berbagai gangguan kepribadian dapat ditemukan dengan suatu cirriskizofrenia; gangguan kepribadian skizotipal, schizoid, dan ambang adalah gangguan
kepribadian dengan gejala yang paling mirip. Gangguan kepribadian, tidak seperti
skizofrenia, mempunyai gejala yang ringan, suatu riwayat ditemukannya gangguan
selama hidup pasien, dan tidak adanya onset tanggal yang dapat diidentifikasi.
3. Penegakan diagnosis, pemeriksaan penunjang dan WD Anamnesis
- Identitas pasien : Ny. Cek Ela, umur 30 tahun seorang ibu rumah tangga.- Alasan berobat : Percobaan bunuh diri.- Riwayat penyakit sekarang:
2 tahun lalu : bersikap menarik diri dari lingkungan 1 tahun lalu : halusinasi auditoryo siapa yang merujuko alasan masuk RSo keluhan pasieno lamanya keluhano hal yang mencetuskan
- Riwayat keluarga : Tidak ada schizophrenia & gangguan afektif- Riwayat pribadi:
o kesehatan masa anak-anako sekolaho masa remajao riwayat pekerjaano riwayat perkawinan : baiko anak-anako kebiasaano riwayat penyakit dahuluo riwayat penyakit psikiatri sebelumnyao perilaku antisosialo keadaan hidup saat ini
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
17/84
- Kepribadian sebelum sakit:o riwayat sosialo kegiatan dan minato afeko watak/karaktero pendapat umumo energi dan inisiatifo reaksi terhadap stress
- Tidak ada stressor yang jelas dalam 12 bulan terakhir
Pemeriksaan tambahan- Pemeriksaan fisik- Pemeriksaan status mental
o perilaku umumo berbicarao afeko pola pikiro isi pikiro
waham dan salah interpretasio halusinasio fenomena obsesio orientasio daya ingato perhatian dan konsentrasio pengetahuan umumo insight dan judgment
Tes psikologis Tes neuropsikologis formal dari fungsi kognitif Tes intelegensiahasilnya lebih rendah Tes proyektif dan kepribadianhasilnya abnormal
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
18/84
Kr iter ia diagnostic skizofrenia-F20 (PPDGJ I I I )
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya duagejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. thought echo= isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergemadalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan; walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda; atau
thought insertion or withdrawal= isi pikiran yang asing dari luar masuk
ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
thought broadcasting= isi pikitannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umum mengetahuinya;
b.delusion of control= waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatukekuatan tertentu dari luar; atau
delusion of influence= waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
delusion of passivity= waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar (tentang dirinya= secara jelas merujuk ke
pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau
penginderaan khusus);
delusion perception= penglman inderawi yang tak wajar, yang bermakna
sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
c. Halusinasi auditorik:- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantaraberbagai suara yang berbicara), atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan
makhluk asingdari dunia lain).
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
19/84
kandungan afekif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-
valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan;
b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengaami sisipn(interpolation) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan, atau neologisme;
c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuhtertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativism, mutisme, dan
stupor;
d. Gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, danrespon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan social dan menurunnya kinerjasocial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika;
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktusatu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal);
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutukeseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.
F25 Gangguan Skizoafektif
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya
skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan
(simultaneuosly) atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam
episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode
penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau
depresif.
Klasifikasi gangguan skizoafektif
Menurut PPDGJ-III, gangguan skizoafektif diklasifikasikan menjadi:
F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
Pedoman Diagnosis
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
20/84
- Kategori ini digunakan baik untuk episode skizofrenia tipe manik yang tunggalmaupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe
manik.
- Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tidakbegitu menonjil dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.
- Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua,gejala skizorenia yang khas.
F25. 1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif
- Kategori ini digunakan baik untuk episode skizofrenia tipe depresif yang tunggalmaupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe
depresif.- Afek depreeif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik
depreesif maupun kelainana perilaku terkait seperti tercantum dalam uraian untuk
episode depresif.
- Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua,gejala skizorenia yang khas.
F25.2 Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran
Gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia berada secara bersama-sama dengan
gejala-gejala afektif bipolar campuran.
Diagnosis multi aksial
AKSIS I : F25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif
AKSIS II : F60.2 gangguan kepribadian skizoid
Kriteria PPDGJ dalam menentukan adanya gangguan kepribadian schizoid
adalah
sedikit aktivitas yang memberikan kesenangan emosi dingin, afek datar atau tak peduli (detachment) Kurang mampu mengekspresikan kelembutan, kehangatan, dan kemarahan
pada orang lain
Tampak nyata ketidak pedulian terhadap pujian atau kecaman Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
21/84
tidak memiliki teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau ada cumasatu) dan tidak punya keinginan untuk melakukannya
sangat tidak sensitive terhadap norma social yang berlakuUntuk diagnosis dibutuhkan minimal 3 kriteria di atas.
AKSIS III : Tidak ada
AKSIS IV : Tidak ada
AKSIS V : 40-31maknanya yaitu beberapa disabilitas dalam hubungan dengan
realita dan komunikasi,disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
20-11 maknanya yaitu bahaya menciderai diri/orang lain, disabilitas sangat berat
dalam komunikasi dan mengurus diri.
4. Epidemiologi- 1% populasi dunia.- Mortalitas dan morbiditas:
Bunuh diri (10%), penyakit-penyakit lain akibat pola hidup yang buruk, efek
samping obat, dan penurunan preawatan kesehatan.
- = :Onset lebih awal dan gejala lebih buruk pada , disebabkan karena respon
pengobatan antipsychoticyang lebih baik pada disebabkan pengaruh estrogen.
- Rasio schizophrenia kembar pada >.- Usia:oPuncak onset: (18-25 tahun), (26-45 tahun)oOnset sebelum pubertas dan >45 tahun jarang.oGejala-gejala dapat membaik perlahan pada usia pertengahan dan lebih tua.oSembuh spontan jarang terjadi pada beberapa tahun penyakit kronis.
5. Etiologi dan faktor resikoAda beberapa etiologi schizophrenia antara lain:
Genetik/Riwayat keluargaSchizophreniaPsikosis afektifKembar monozigot (50%)Kembar dizigot (15%)
Perkembangan sarafTrauma otak janin
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
22/84
Kelahiran pada musim dinginKomplikasi obstetricBerat lahir rendahCT/MRI abnormal
Ganja Interaksi gen (cathecol-O-methyl transferase)
LingkunganEkspresi emosi tinggiKejadian hidup yang menyedihkanPenurunan sosio-ekonomi
NeurokimiaHipotesis dopaminePeningkatan 5-HTPenurunan glutamat
Faktor Resiko :
a. Jenis kelamin : awitan terjadi lebih dini pada pria dibandingkan wanitab. usia : awitan dibawah 10 tahun dan diatas 60 tahun sangat jarang, hampir
90% yang menjalani pengobatan berusia 15-55 tahun
c. Musim lahir : Kemungkinan besar dilahirkan pada musim dingin dan awalmusim semi.
d. Infeksi : mencakup slow virus, retrovirus, dan reaksi autoimun yangdiaktifkan virus; frekuensi skizofrenia meningkat setelah pajanan influenza
yang terjadi di musim dingin selama trimester 2 kehamilan.
e. Distribusi geografik: prevalensi bagian timur laut dana barat amerikaserikat, irlandia lebih tinggi
f. riwayat keluarga dengan skizofrenia : keluarga biologis derajat pertamapasien skizofrenik memiliki resiko sepuluh kali lebih besar dibanding
populasi umum.
g. Penggunaan zat : merokok kretek, alkohol, kanabis, kokainh. Populasi : berkorelasi antara kepadatan penduduk dan prevalensi
skizofrenia
i. Sosioekonomi dan kultural [1]
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
23/84
6. PatofisiologiSebuah studi melibatkan 59000 orang, dimana 5001 didiagnosis dengan skizofrenia.
Diidentifikasi 22 lokasi genom, dengan 13 yang terbaru yang menurut peneliti telibat
di dalam perkembangan skizofrenia. Peneliti menambahkan, bahwa ada 2 penentu
proses genetik pada skizofrenia, yaitu jalur mikro-RNA 137, dan jalur kanal kalsium.
Hal ini masih menjadi fokus penelitian. Kemudian selain genetic, dapat juga
disebabkan oleh lingkungan, penggunaan obat, dan lain-lain.
Disfungsi dari prefrontokortikal glutamatergik dan proyeksi GABAergik, dan
disfungsi dari sistem serotonin (5-HT) juga memainkan peranan dalam patofisiologi
skizofrenia.
Ada dua jalur dopaminergik yang berperan dalam kasus skizofrenia. Yaitu jalur
mesolimbik dan mesokortikal. 5HT (serotonin) berinteraksi dengan reseptor 5HT2A
pada level postsinaptik, baik pada badan sel dopamine pada terminal akson dan
menghambat pengeluaran dopamine atau kerja antagonis dari 5HT2A menyebabkan
pengeluaran dari dopamine. Aksi dari 5HT2Adan D2menyebabkan efek yang berbeda
pada jalur dopamine yang berbeda.
Kemudian glutamat dari prefrontal korteks ke VTA menurun pada penderita
skizofrenia, sehingga jumlah pengeluaran dopamine pada jalur mesolimbik yaitu dari
VTA ke nucleus accumbens meningkat. Pengaruh dari ekspresi, distribusi,
autoregulasi, dan prevalensi dari heterodimer spesifik, dan level relatif dari G protein,
penurunan level dari i isomorph secara spesifik, semuanya bisa berpengaruh pada
fungsi NMDA (reseptor glutamat). Kontribusi utama terhadap skizofrenia adalah
defisit dari reseptor glutamat presinaptik ke reseptor postsinaptik.
Neurotransmitter glutamat berkaitan dengan pengambilan persepsi dan sikap empatipada korteks prefrontal dan fungsi cingulate cortex anterior.
1. Jalur mesolimbik
Pada penderita Skizofrenia, terjadi overaktifitas dari jalur ini. Pada jalur
mesolimbik aksi dari reseptor D2lebih meningkat dibanding reseptor 5HT2A, sehingga
terjadi pengeluaran dopamine yang berlebihan.
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
24/84
Jalur mesolimbik yaitu dari Ventral Tegmental Area (VTA) menuju ke nukleus
accumbens, amygdala, dan hippocampus. Namun jalur utama yang terganggu adalah
dari Ventral Tegmental Area (VTA) menuju nucleus accumbens. Sistem ini mengatur
mekanisme kompleks dari motivasi, emosi, penghargaan, dan gejala positif dari
skizofrenia.
Jadi dalam kasus ini, overaktifitas pada jalur ini menyebabkan terjadinya gejala positif
pada penderita Skizofrenia, berupa halusinasi auditori, kemudian delusi, dan
terjadinya pengucapan kata-kata yang sulit dimengerti.
2. Jalur mesokortikal
Pada penderita Skizofrenia, terjadi disfungsi pada jalur ini. Pada jalur
mesokortikal, lebih banyak reseptor 5HT2A daripada reseptor D2, sehingga hipofungsi
dopamine terjadi.
Jalur mesokortikal yaitu dari Ventral Tegmental Area menuju ke prefrontal cortex.
Sistem ini mengatur fungsi eksekusi dan kognisi pada bagian Dorsolateral Prefrontal
Cortex (DLPFC), serta fungsi emosi dan afek pada bagian Ventromedial Prefrontal
Cortex (VMPFC).
Jadi dalam kasus ini, disfungsi/hipofungsi jalur ini menyebabkan terjadinya
gejala negatif dan kognitif pada penderita Skizofrenia. Gejala negatifnya baik itu rasa
depresi, menangis tanpa alasan yang jelas, cemas, menarik diri (apatis, terisolasi dan
tidak ada interaksi sosial), sulit menjaga diri dan melakukan pekerjaan rumah. Fungsi
kognitif yang terganggu berupa berbicara sedikit, kemunduran mental, pikiran
terhambat, sulit membedakan sesuatu.
Ini adalah kunci dari skizofrenia, yaitu deregulasi ekspresi glutamate
carboxylase, yang mengatur regulasi produksi reelin, yaitu sebuah mediator penting
neurogenesis. Secara spesifik reelin mengekspresikan sel cajal-retziu. Ini penting
untuk perkembangan pusat bicara di otak, yaitu area Wernicke dan Broca. Defisit pada
aktivitas reelin juga berhubungan dengan retardasi pekembangan kortikal.
Akar dari psikosis (pengalaman yang tidak bisa dijelaskan, walaupun dengan
pikiran mereka sendiri) adalah ketika input ganglia basalis ke lapisan V menguasai
kemampuan inhibisi cortex yang lebih tinggi sebagai hasil dari transmisi striatal.
Ketika dikombinasikan dengan kelebihan prefrontal, secara spesifik transmisi
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
25/84
orbitofrontal, dari hippocampus, hal ini membuat otak cenderung jatuh dalam
keyakinan diri yang kuat.
Deteriorasi adalah perburukan, hal ini menunjukkan bahwa skizofrenia yang
belum ditatalaksana ini menyebabkan kemunduran yang progresif. Neuropatologi dari
skizofrenia ditunjukkan oleh pengurangan neuropil secara signifikan, yaitu
multinukleat sinaps antar saraf. Neuropil adalah daerah diantara badan sel saraf pada
substansia kelabu dari otak dan medulla spinalis pada sistem saraf pusat. Itu
mengandung prosesus yang kusut padat dari paling banyak akson terminal
unmyelinated, dendrit dan sel glia. Ini adalah hubungan sinaps yang dibentuk diantara
cabang akson dan dendrit. Jadi terjadi penurunan konektivitas sinaps, sehingga
pengurangan konektivitas ini menyebabkan pembentukan gejala pada skizofrenia. Jadi
pada penderita skizofrenia terjadi pengurangan koneksi sinaps, bukan jumlah sel saraf.7. Manifestasi klinis
Gejala-gejala skizofrenia dapat dibagi menjadi dua kelompok menurut Bleuler,yaitu
primer dan sekunder.
Gejala-gejala primer :
1. Associati on disorders (Gangguan proses pik iran)
Pada skizofrenia inti gangguan memang terdapat pada proses pikiran. Yang
terganggu terutama ialah asosiasi. Kadang-kadang satu ide belum selesai
diutarakan, sudah timbul ide lain. Atau terdapat pemindahan maksud, umpamanya
maksudnya tani tetapi dikatakan sawah.
Tidak jarang juga digunakan arti simbolik, seperti dikatakan merah bila
dimaksudkan berani. Atau terdapat clang association oleh karena pikiran
sering tidak mempunyai tujuan tertentu, umpamanya piring-miring, atau dulu
waktu hari, jah memang matahari, lalu saya lari. Semua ini menyebabkan jalan
pikiran pada skizofrenia sukar atau tidak dapat diikuti dan dimengerti. Hal inidinamakan inkoherensi. Jalan pikiran mudah dibelokkan dan hal ini menambah
inkoherensinya.
Seorang dengan skizofrenia juga kecenderungan untuk menyamakan hal-hal,
umpamanya seorang perawat dimarahi dan dipukuli, kemudian seorang lain yang
ada disampingnya juga dimarahi dan dipukuli.
Kadang-kadang pikiran seakan berhenti, tidak timbul ide lagi. Keadaan ini
dinamakan blocking, biasanya berlangsung beberapa detik saja, tetapi kadang-
kadang sampai beberapa hari.
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
26/84
Ada penderita yang mengatakan bahwa seperti ada sesuatu yang lain
didalamnya yang berpikir, timbul ide-ide yang tidak dikehendaki: tekanan pikiran
atau pressure of thoughts. Bila suatu ide berulang-ulang timbul dan diutarakan
olehnya dinamakan preseverasi atau stereotipi pikiran.
Pikiran melayang (flight of ideas) lebih sering inkoherensi. Pada inkoherensi
sering tidak ada hubungan antara emosi dan pikiran, pada pikiran melayang selalu
ada efori. Pada inkoherensi biasanya jalan pikiran tidak dapat diikuti sama sekali,
pada pikiran melayang ide timbul sangat cepat, tetapi masih dapat diikuti, masih
bertujuan.
2. Affect disorders (Gangguan afek dan emosi)
Gangguan ini pada skizofrenia mungkin berupa :
Kedangkalan afek dan emosi (emotional blunting), misalnya penderita menjadiacuh tak acuh terhadap hal-hal penting untuk dirinya sendiri seperti keadaan
keluarganya dan masa depannya. Perasaan halus sudah hilang.
Parathimi : apa yang seharusnya menimbulkan rasa senang dan gembira, pada
penderita timbul rasa sedih atau marah.
Paramimi : penderita merasa senang dan gembira, akan tetapi ia menangis.
Parathimi dan paramimi bersama-sama dalam bahasa Inggris dinamakan
incongruity of affect dalam bahasa Belanda hal ini dinamakan inadequat.
Kadang-kadang emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai kesatuan,
umpamanya sesudah membunuh anaknya penderita menangis berhari-hari,
tetapi mulutnya tertawa. Semua ini merupakan gangguan afek dan emosi yang
khas untuk skizofrenia. Gangguan afek dan emosi lain adalah :
Emosi yang berlebihan, sehingga kelihatan seperti dibuat-buat, sepertipenderita yang sedang bermain sandiwara.
Yang penting juga pada skizofrenia adalah hilangnya kemampuan untukmelakukan hubungan emosi yang baik (emotional rapport). Karena itu
sering kita tidak dapat merasakan perasaan penderita.
Karena terpecah belahnya kepribadian, maka dua hal yang berlawananmungkin terdapat bersama-sama, umpamanya mencintai dan membenci satu
orang yang sama ; atau menangis dan tertawa tentang satu hal yang sama.
Ini dinamakan ambivalensi pada afek.
3. Ambivalence (Gangguan kemauan/keragu-raguan)
Banyak penderita dengan skizofrenia mempunyai kelemahan kemauan.
Mereka tidak dapat mengambil keputusan., tidak dapat bertindak dalam suatu
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
27/84
keadaan. Mereka selalu memberikan alasan, meskipun alasan itu tidak jelas atau
tepat, umpamanya bila ditanyai mengapa tidak maju dengan pekerjaan atau
mengapa tiduran terus. Atau mereka menganggap hal itu biasa saja dan tidak perlu
diterangkan.
Kadang-kadang penderita melamun berhari-hari lamanya bahkan berbulan-bulan.
Perilaku demikian erat hubungannya dengan otisme dan stupor katatonik.
Negativisme : sikap atau perbuatan yang negative atau berlawanan terhadap suatu
permintaan.
Ambivalensi kemauan : menghendaki dua hal yang berlawanan pada waktu yang
sama, umpamanya mau makan dan tidak mau makan; atau tangan diulurkan untuk
berjabat tangan, tetapi belum sampai tangannya sudah ditarik kembali; hendak
masuk kedalam ruangan, tetapi sewaktu melewati pintu ia mundur, maju mundur.Jadi sebelum suatu perbuatan selesai sudah timbul dorongan yang berlawanan.
Otomatisme : penderita merasa kemauannya dipengaruhi oleh orang lain atau
tenaga dari luar, sehingga ia melakukan sesuatu secara otomatis.
4. Autism (Gejala psikomotor)
Juga dinamakan gejala-gejala katatonik atau gangguan perbuatan. Kelompok
gejala ini oleh Bleuler dimasukkan dalam kelompok gejala skizofrenia yang
sekunder sebab didapati juga pada penyakit lain.
Sebetulnya gejala katatonik sering mencerminkan gangguan kemauan. Bila
gangguan hanya ringan saja, maka dapat dilihat gerakan-gerakan yang kurang
luwes atau yang agak kaku. Penderita dalma keadaan stupor tidak menunjukkan
pergerakan sama sekali. Stupor ini dapat berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan
dan kadang-kadang bertahun-tahun lamanya pada skizofrenia yang menahun.
Mungkin penderita mutistik. Mutisme dapat disebabkan oleh waham, ada sesuatu
yang melarang ia bicara. Mungkin juga oleh karena sikapnya yang negativistik
atau karena hubungan penderita dengan dunia luar sudah hilang sama sekali
hingga ia tidak ingin mengatakan apa-apa lagi.
Sebaliknya tidak jarang penderita dalam keadaan katatonik menunjukkan
hiperkinesa, ia terus bergerak saja, maka keadaan ini dinamakan logorea. Kadang-
kadang penderita menggunakan atau membuat kata-kata yang baru: neologisme.
Berulang-ulang melakukan suatu gerakan atau sikap disebut stereotipi;
umpamanya menarik-narik rambutnya, atau tiap kali mau menyuap nasi mengetok
piring dulu beberapa kali. Keadaan ini dapat berlangsung beberapa hari sampai
beberapa tahun. Stereotipi pembicaraan dinamakan verbigerasi, kata atau kalimat
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
28/84
diulang-ulangi. Mannerisme adalah stereotipi yang tertentu pada skizofrenia, yang
dapat dilihat dalam bentuk grimas pada mukanya atau keanehan berjalan dan gaya.
Gejala katalepsi ialah bila suatu posisi badan dipertahankan untuk waktu yang
lama. Fleksibilitas cerea: bila anggota badan dibengkokkan terasa suatu tahanan
seperti pada lilin.
Negativisme : menentang atau justru melakukan yang berlawanan dengan apa
yang disuruh. Otomatisme komando (command automatism) sebetulnya
merupakan lawan dari negativisme : semua perintah dituruti secara otomatis,
bagaimana ganjilpun.Termasuk dalam gangguan ini adalah echolalia (penderita
meniru kata-kata yang diucapkan orang lain) dan ekophraksia (penderita meniru
perbuatan atau pergerakan orang lain).
Gejala-gejala sekunder :1. Waham
Pada skizofrenia, waham sering tidak logis sama sekali dan sangat bizarre.
Tetapi penderita tidak menginsafi hal ini dan untuk dia wahamnya adalah fakta
dan tidak dapat diubah oleh siapapun. Sebaliknya ia tidak mengubah sikapnya
yang bertentangan, umpamanya penderita berwaham bahwa ia raja, tetapi ia
bermain-main dengan air ludahnya dan mau disuruh melakukan pekerjaan kasar.
Mayer gross membagi waham dalam dua kelompok yaitu waham primer dan
waham sekunder, waham sistematis atau tafsiran yang bersifat waham (delutional
interpretations).
Waham primertimbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa
dari luar. Menurur Mayer-Gross hal ini hampir patognomonis buat skizofrenia.
Umpamanya istrinya sedang berbuat serong sebab ia melihat seekor cicak berjalan
dan berhenti dua kali, atau seorang penderita berkata dunia akan kiamat sebab ia
melihgat seekor anjing mengangkat kaki terhadap sebatang pohin untuk kencing.
Waham sekunderbiasanya logis kedengarannya dapat diikuti dan merupakan
cara bagi penderita untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lain. Waham
dinamakan menurut isinya :waham kebesaran atau ekspansif, waham nihilistik,
waham kejaran, waham sindiran, waham dosa, dan sebagainya.
2. Halusinasi
Pada skizofrenia, halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran dan hal ini
merupakan gejala yang hampir tidak dijumpai dalam keadaan lain. Paling sering
pada keadaan sskizofrenia ialah halusinasi (oditif atau akustik) dalam bentuk suara
manusia, bunyi barang-barang atau siulan. Kadang-kadang terdapat halusinasi
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
29/84
penciuman (olfaktorik), halusinasi citrarasa (gustatorik) atau halusinasi
singgungan (taktil). Umpamanya penderita mencium kembang kemanapun ia
pergi, atau ada orang yang menyinarinya dengan alat rahasia atau ia merqasa ada
racun dalammakanannya Halusinasi penglihatan agak jarang pada skizofrenia
lebih sering pada psikosa akut yang berhubungan dengan sindroma otak organik
bila terdapat maka biasanya pada stadium permulaan misalnya penderita melihat
cahaya yang berwarna atau muka orang yang menakutkan.
Diatas telah dibicarakan gejala-gejala. Sekali lagi, kesadaran dan intelegensi tidak
menurun pada skizofrenia. Penderita sering dapat menceritakan dengan jelas
pengalamannya dan perasaannya. Kadang-kadang didapati depersonalisasi atau
double personality, misalnya penderita mengidentifikasikan dirinya dengan sebuah
meja dan menganggap dirinya sudah tidak adalagi. Atau pada double personalityseakan-akan terdapat kekuatan lain yang bertindak sendiri didalamnya atau yang
menguasai dan menyuruh penderita melakukan sesuatu.
Pada skizofrenia sering dilihat otisme : penderita kehilangan hubungan dengan dunia
luar ia seakan-akan hidup dengan dunianya sendiri tidak menghiraukan apa yang
terjadi di sekitarnya.
Oleh Bleuler depersonalisasi, double personality dan otisme digolongkan sebagai
gejala primer. Tetapi ada yang mengatakan bahwa otisme terjadi karena sangat
terganggunya afek dan kemauan.
Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menilai simptom dan gejala klinis skizofrenia
adalah:
(1). Tidak ada symptom atau gejala klinis yang patognomonik untu skizofrenia.
Artinya tidak ada simptom yang khas atau hanya terdapat pada skizofrenia. Tiap
simptom skizofrenia mungkin ditemukan pada gangguan psikiatrik atau
gangguan syaraf lainnya. Karena itu diagnosis skizofrenia tidak dapat ditegakkan
dari pemeriksaan status mental saat ini. Riwayat penyakit pasien merupakan hal
yang esensial untuk menegakkan diagnosis skizofrenia.
(2). Simptom dan gejala klinis pasien skizofrenia dapat berubah dari waktu ke waktu.
Oleh karena itu pasien skizofrenia dapat berubah diagnosis subtipenya dari
perawatan sebelumnya (yang lalu). Bahkan dalam satu kali perawatanpun
diagnosis subtipe mungkin berubah.
(3). Harus diperhatikan taraf pendidikan, kemampuan intelektual dan latar belakang
sosial budaya pasien. Sebab perilaku atau pola pikir masyarakat dari sosial
budaya tertentu mungkin dipandang sebagai suatu hal yang aneh bagi budaya
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
30/84
lain. Contohnya memakai koteka di Papua merupakan hal yang biasa namun
akan dipandang aneh jika dilakukan di Jakarta. Selain itu hal yang tampaknya
merupakan gangguan realitas mungkin akibat keterbatasan intelektual dan
pendidikan pasien.
8. Tata LaksanaPengobatan utama skizofrenia adalah obat antipsikotik, sering dikombinasikan dengan
dukungan psikologis dan sosial. Rawat Inap dapat terjadi karena episode yang parah
baik secara sukarela atau (jika undang-undang kesehatan mental memungkinkan)
tanpa sadar. Rawat inap jangka panjang adalah jarang karena deinstitusionalisasi (
melepaskan individu yg dirawat untuk peduli dalam masyarakat ) awal tahun 1950-an,
meskipun masih terjadi. dukungan layanan masyarakat termasuk drop-in center,
kunjungan oleh anggota tim kesehatan mental masyarakat, pekerjaan yang didukung
dan kelompok-kelompok pendukung yang umum. Beberapa bukti menunjukkan
bahwa olahraga teratur memiliki efek positif pada kesehatan fisik dan mental mereka
dengan skizofrenia
The perawatan psikiatris lini pertama untuk skizofrenia adalah obat antipsikotik yang
dapat mengurangi gejala positif psikosis dalam waktu sekitar 7-14 hari. Antipsikotik,
bagaimanapun, gagal untuk secara signifikan memperbaiki gejala negatif dan
disfungsi kognitif. Dalam obat antipsikotik, dengan terus menggunakanya mengurangi
risiko kambuh. Ada sedikit bukti tentang manfaat yang konsisten dari penggunaan
mereka lebih dari dua atau tiga tahun
Tatalaksana:
1. Rawat Inap
Rawat inap diindikasikan terutama untuk tujuan diagnostic, utnuk stabilitas
pengobatan, utnuk keamanan pasien karena adanya ide bunuh diri atau pembunuhan,
serta untuk perilaku yang sangat kacau atau tidak pada tempatnya, termasukketidakmampuan mengurus kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan.
Rawat inapa juga dapat mengurangi stress pasien dan membantunya menyusun
aktivitas harian.
2. Terapi biologis
a. Antagonis Reseptor Dopamin
Antagonis reseptor dopamine efektif dalam penanganan skizofrenia adalah terhadap
gejalan positif seperti waham, halusinasi.
Obat ini memiliki kekurangan dua utama yakni hanya persentase kecil pasien
(kemungkinan 25%) yang cukup membantu untuk dapat memulihkan fungsi mental
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
31/84
secara bermakna, dan yang kedua, antagonis reseptor dopamine dikaitkan dengan efek
simpang yang mengganggu dan serius yaitu akatisia dan gejala lir-parkinsonian berupa
rigiditas dan tremor.
Contohnya: Klorpromazin (Thorazine) dan Haloperidol (Haldol)
b. Antagonis Serotonin-Dopamine (SDA)
SDA menimbulkan gejala ekstrapiramidal yang minimal atau tidak ada, berinteraksi
dengan subtype reseptor dopamine yang berbeda dibanding antipsikotik standar, dan
memengaruhi baik reseptor serotonin maupun glutamate. Obat ini juga menghasilkan
efek simpang neurologis dan endokrinologis yang lebih sedikit serta lebih efektif
dalam menangani gejala negative skizofrenia, contohnya penarikan diri.
Contohnya: risperidon (Risperdal), klozapin, olanzapin (Zyprexa), sertindol, kuetiapin
dan ziprasidon.3. Terapi Elektrokonvulsif (Terapi ECT)
4. Terapi psikososial
a. Pelatihan keterampilan sosial
b. Terapi berorientasi keluarga
9. KomplikasiKematian akibat usaha bunuh diri
Membunuh orang lain
Diri sendiri tidak terawat
Disabilitas berat dalam komunikasi
10.Pencegahan
Ada tiga bentuk pencegahan primer. Pertama, pencegahan universal, ditujukan kepadapopulasi umum agar tidak terjadi faktor risiko. Caranya adalah mencegah komplikasi
kehamilan dan persalinan. Kedua, pencegahan selektif, ditujukan kepada kelompok
yang mempunyai risiko tinggi dengan cara, orang tua menciptakan keluarga yang
harmonis, hangat, dan stabil. Ketiga, pencegahan terindikasi, yaitu mencegah mereka
yang baru memperlihatkan tanda-tanda fase prodromal tidak menjadi skizofrenia yang
nyata, dengan cara memberikan obat antipsikotik dan suasana keluarga yang kondusif
(makalah pembahas).
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
32/84
Pencegahan skizofrenia sulit karena tidak ada penanda yang dapat diandalkan untuk
perkembangan selanjutnya dari penyakit ini. Bukti untuk efektivitas intervensi awal
untuk mencegah skizofrenia tidak meyakinkan. Meskipun ada beberapa bukti bahwa
intervensi dini pada mereka dengan sebuah psikotik episode dapat meningkatkan hasil
jangka pendek, ada sedikit manfaat dari langkah-langkah ini setelah lima tahun.
Mencoba untuk mencegah skizofrenia di prodrome fase memiliki manfaat pasti.
Terapi perilaku kognitif (CBT) dapat mengurangi risiko menjadi psikotik pada mereka
yang berisiko tinggi.
Kemudian untuk orang-orang dengan resiko tinggi skizofrenia, mengambil langkah
proaktif seperti menghindari penggunaan obat-obat illegal, menurunkan stress,
mendapatkan tidur cukup, dan memulai medikasi antipsikotik secepatnya untuk
menurunkan gejalanya yang semakin memburuk.Pencegahan pada kasus ini yaitu segera di tatalaksana sebelum menjadi lebih progesif,
yaitu dengan obat antipsikotik dan terapi.
11.Prognosisad vitam : dubia ad malam
ad fungsionam : dubia ad malam
Secara umum prognosis skizofrenia tergantung pada :
- Usia pertama kali timbul ( onset) : makin muda makin buruk- Mula timbulnya akut atau kronik: bila akut lebih baik- Tipe skizofrenia : episode skizofrenia akut dan katatonik lebih baik- Cepat, tepat serta teraturnya pengobatan yang didapat- Ada atau tidaknya faktor pencetusnya : jika ada lebih baik- Ada atau tidaknya faktor keturunan : jika ada lebih jelek- Kepribadian prepsikotik : jika skizoid, skizotim atau introvred lebih jelek.- Keadaan sosial ekonomi : bila rendah lebih jelek.
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
33/84
12.KDU3B
Dokter mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan tambahan. Dokter dapat memutuskan dan memberikan terapi awal, serta
merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
Hipotesis :
Nyonya Cek Ela 30 tahun mengalami Gangguan Jiwa Schizophrenia dengan gangguan
kepribadian schizoid.
Prognosis Baik Prognosis Buruk
Onset lambat Faktor pencetus yang jelas Onset akut Riwayat sosial, seksualdan pekerjaan premorbid yang
baik
Gejala gangguan mood(terutama gangguan depresif)
Menikah Riwayat keluargagangguan mood
Sistem pendukung yangbaik
Gejala positif
Onset muda Tidak ada factor pencetus Onset tidak jelas Riwayat social dan
pekerjaan premorbid yang buruk
Prilaku menarik diri atauautistic
Tidak menikah, bercerai ataujanda/ duda
Sistem pendukung yangburuk
Gejala negative Tanda dan gejala neurologist Riwayat trauma perinatal Tidak ada remisi dalam 3tahun
Banyak relaps Riwayat penyerangan
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
34/84
LI :
1. RTA2. GAF scale3. Schizophrenia4. Gangguan kepribadian ( tipe-tipe kepribadian dan ciri-ciri )5. Anxiety ( gangguan afektif )6. Autism ( gangguan perilaku )7. Gangguan Assosiasi ( gangguan isi pikiran )
SINTESIS
REALITY TESTING ABIL I TY(RTA)Bagian status mental ini menyimpulkan kesan psikiater tentang sejauh mana pasien dapat
dipercaya dan kemampuan ntuk melaporkan keadaannya secara akurat. Hal ini mencakup
perkiraan kesan psikiater terhadap kejujuran atau keterusterangan pasien. Contoh: jika pasien
terbuka mengenai penyalahgunaan obat tertentu secara aktif atau mengenai keadaan yang
menurut pasien dapat berpengaruh buruk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa releabilitas
pasien tersebut masih baik/bagus.
GAF SCALEGlobal Assessment of Functioning (G.A.F) adalah skala penentuan dalam menilai
derajat kemampuan seseorang (overall level) yang sudah diakui secara luas. Dengan
skala GAF ini kita dapat mengukur derajat kemampuan fungsi sosial, pekerjaan dan
psikologik. Maka dengan skala itu kita dapat mengetahui: 1) angka tertinggi yang
dapat dicapai oleh seseorang penderita dalam waktu tertentu dan 2) angka terendahdari seseorang yang tidak mempunyai disfungsi (angka normal terendah). Dengan
rumusan tertentu kita dapat menghitung disfungsi seseorang dengan gangguan
skizofrenia dalam skala numerik.
Aksis V adalah skala penilaian global terhadap fungsi yang sering disebut sebagai
Global assesment of functioning (GAF). Pemeriksa mempertimbangkan keseluruhan tingkat
fungsional pasien selama periode waktu tertentu (misalnya saat pemeriksaan, tingkat
fungsional pasien tertinggi untuk sekurangnya 1 bulan selama 1 tahun terakhir). Fungsional
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
35/84
diartikan sebagai kesatuan dari 3 bidang utama yaitu fungsi sosial, fungsi pekerjaan, fungsi
psikologis.
Fungsi berupa skala dengan 100 poin dengan 100 mencerminkan tingkat fungsi
tertinggi dalam semua bidang.
Aksis V
Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF Scale)
100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi
90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa
80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social
70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum baik60-51 gejala dan disabilitas sedang
50-41 gejala dan disabilitas berat
40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi
30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi
dalam hampir semua bidang
20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi
dan mengurus diri
10-01 persisten dan lebih serius
0 informasi tidak adekuat
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
36/84
SKIZOFRENIA
1. Definisi SkizofreniaSkizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat kronis atau kambuh
ditandai dengan terdapatnya perpecahan (schism) antara pikiran, emosi dan perilaku
pasien yang terkena. Perpecahan pada pasien digambarkan dengan adanya gejala
fundamental (atau primer) spesifik, yaitu gangguan pikiran yang ditandai dengan
gangguan asosiasi, khususnya kelonggaran asosiasi. Gejala fundamental lainnya
adalah gangguan afektif, autism, gangguan asosiasi, dan ambivalensi. Sedangkan gejala
sekundernya adalah waham dan halusinasi (Kaplan & Sadock, 2004).
Berdasarkan DSM-IV, skizofrenia merupakan gangguan yang terjadi dalam
durasi paling sedikit selama 6 bulan, dengan 1 bulan fase aktif gejala (atau lebih) yangdiikuti munculnya delusi, halusinasi, pembicaraan yang tidak terorganisir, dan adanya
perilaku yang katatonik serta adanya gejala negatif (APA, 2000).
2. Kriteria Diagnostik SkizofreniaMenurut Kaplan & Sadock (2004), terdapat beberapa kriteria diagnostik
skizofrenia di dalam DSM-IV antara lain :
A. Karakteristik gejala
Terdapat dua (atau lebih) dari kriteria di bawah ini, masing-masing ditemukan
secara signifikan selama periode satu bulan (atau kurang, bila berhasil ditangani):
1) Delusi (waham)
2) Halusinasi
3) Pembicaraan yang tidak terorganisasi (misalnya, topiknya sering menyimpang
atau tidak berhubungan).
4) Perilaku yang tidak terorganisasi secara luas atau munculnya perilaku katatonik
yang jelas.
5) Gejala negatif; yaitu adanya afek yang datar, alogia atau avolisi (tidak adanya
kemauan).
Catatan : Hanya diperlukan satu gejala dari kriteria A, jika delusi
yang muncul bersifat kacau (bizzare) atau halusinasi terdiri dari beberapa
suara yang terus menerus mengomentari perilaku atau pikiran pasien, atau
dua atau lebih suara yang saling berbincang antara satu dengan yang lainnya.
B. Disfungsi sosial atau pekerjaan
Untuk kurun waktu yang signifikan sejak munculnya onset gangguan,
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
37/84
ketidakberfungsian ini meliputi satu atau lebih fungsi utama; seperti pekerjaan,
hubungan interpersonal, atau perawatan diri, yang jelas di bawah tingkat yang dicapai
sebelum onset (atau jika onset pada masa anak-anak atau remaja, adanya kegagalan
untuk mencapai beberapa tingkatan hubungan interpersonal, prestasi akademik, atau
pekerjaan yang diharapkan).
C. Durasi
Adanya tanda-tanda gangguan yang terus menerus menetap selama sekurangnya
enam bulan. Pada periode enam bulan ini, harus termasuk sekurangnya satu bulan
gejala (atau kurang, bila berhasil ditangani) yang memenuhi kriteria A (yaitu fase
aktif gejala) dan mungkin termasuk pula periode gejala prodromal atau residual.
Selama periode prodromal atau residual ini, tanda-tanda dari gangguan mungkin
hanya dimanifestasikan oleh gejala negatif atau dua atau lebih gejala yang dituliskandalam kriteria A dalam bentuk yang lemah.
D. Di luar gangguan Skizoafektif dan gangguan Mood
Gangguan-gangguan lain dengan ciri psikotik tidak dimasukkan, karena :
1) Tidak ada episode depresif mayor, manik atau episode campuran yang terjadi
secara bersamaan yang terjadi bersama dengan gejala fase aktif.
2) Jika episode mood terjadi selama gejala fase aktif, maka durasi
totalnya akan relatif lebih singkat bila dibandingkan dengan durasi periode aktif
atau residualnya.
E. Di luar kondisi di bawah pengaruh zat atau kondisi medis umum
Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat
(penyalahgunaan obat, pengaruh medikasi) atau kondisi medis umum.
F. Hubungan dengan perkembanganpervasive
Jika ada riwayat gangguan autistik atau gangguan perkembangan pervasive
lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat hanya jika muncul delusi atau
halusinasi secara menonjol untuk sekurang-
kurangnya selama satu bulan (atau kurang jika berhasil ditangani).
Klasifikasi perjalanan gangguan jangka panjang (klasifikasi ini hanya dapat
diterapkan setelah sekurang-kurangnya satu tahun atau lebih, sejak onset awal dari
munculnya gejala fase aktif) :
a) Episodik dengan gejala residual interepisode (episode ini dinyatakan dengan
munculnya kembali gejala psikotik yang menonjol); khususnya dengan gejala
negatif yang menonjol.
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
38/84
b) Episodik tanpa gejala residual interepisodik.
c) Kontinum (ditemukan adanya gejala psikotik yang menonjol di seluruh periode
observasi); dengan gejala negatif yang menonjol.
d) Episode tunggal dalam remisi parsial; khususnya: dengan gejala negatif yang
menonjol.
e) Episode tunggal dalam remisi penuh.
f) Pola lain yang tidak ditemukan (tidak spesifik).
3. EtiologiTeori tentang penyebab skizofrenia, yaitu :
a. Diatesis-Stres Model
Teori ini menggabungkan antara faktor biologis, psikososial, dan lingkunganyang secara khusus mempengaruhi diri seseorang sehingga dapat menyebabkan
berkembangnya gejala skizofrenia. Dimana ketiga faktor tersebut saling
berpengaruh secara dinamis (Kaplan & Sadock, 2004).
b. Faktor Biologis
Dari faktor biologis dikenal suatu hipotesis dopamin yang menyatakan bahwa
skizofrenia disebabkan oleh aktivitas dopaminergik yang berlebihan di bagian
kortikal otak, dan berkaitan dengan gejala positif dari skizofrenia. Penelitian
terbaru juga menunjukkan pentingnya neurotransmiter lain termasuk serotonin,
norepinefrin, glutamat dan GABA. Selain perubahan yang sifatnya neurokimiawi,
penelitian menggunakan CT Scan ternyata ditemukan perubahan anatomi otak
seperti pelebaran lateral ventrikel, atropi koteks atau atropi otak kecil (cerebellum),
terutama pada penderita kronis skizofrenia (Kaplan & Sadock, 2004).
c. Genetika
Faktor genetika telah dibuktikan secara meyakinkan. Resiko masyarakat
umum 1%, pada orang tua resiko 5%, pada saudara kandung 8% dan pada anak
12% apabila salah satu orang tua menderita skizofrenia, walaupun anak telah
dipisahkan dari orang tua sejak lahir, anak dari kedua orang tua skizofrenia 40%.
Pada kembar monozigot 47%, sedangkan untuk kembar dizigot sebesar 12%
(Kaplan & Sadock, 2004).
d. Faktor Psikososial
Teori perkembanganAhli teori Sullivan dan Erikson mengemukakan bahwa kurangnya perhatian
yang hangat dan penuh kasih sayang di tahun-tahun awal kehidupan berperan
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
39/84
dalam menyebabkan kurangnya identitas diri, salah interpretasi terhadap realitas
dan menarik diri dari hubungan sosial pada penderita skizofrenia (Sirait, 2008).
Teori belajarMenurut ahli teori belajar (learning theory), anak-anak yang menderita
skizofrenia mempelajari reaksi dan cara berfikir irasional orang tua yang
mungkin memiliki masalah emosional yang bermakna. Hubungan interpersonal
yang buruk dari penderita skizofrenia akan berkembang karena mempelajari
model yang buruk selama anak-anak (Sirait, 2008).
Teori keluargaTidak ada teori yang terkait dengan peran keluarga dalam menimbulkan
skizofrenia. Namun beberapa penderita skizofrenia berasal dari keluarga yang
disfungsional (Sirait, 2008).
4. Tipe-Tipe SkizofreniaBerdasarkan definisi dan kriteria diagnostik tersebut, skizofrenia di dalam DSM-
IV dapat dikelompokkan menjadi beberapa subtipe, yaitu (Kaplan & Sadock, 2004):
a.Skizofrenia Paranoid
Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
A. Preokupasi dengan satu atau lebih delusi atau halusinasi dengar yang menonjol
secara berulang-ulang.
B. Tidak ada yang menonjol dari berbagai keadaan berikut ini :
Pembicaraan yang tidak terorganisasi, perilaku yang tidak terorganisasi atau
katatonik, atau afek yang datar atau tidak sesuai.
b.Skizofrenia Terdisorganisasi
Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
A. Di bawah ini semuanya menonjol :
1) Pembicaraan yang tidak terorganisasi.
2) Perilaku yang tidak terorganisasi.
3) Afek yang datar atau tidak sesuai.
B. Tidak memenuhi kriteria untuk tipe katatonik
c.Skizofrenia Katatonik
Tipe skizofrenia dengan gambaran klinis yang didominasi oleh sekurang-
kurangnya dua hal berikut ini :
1) Imobilitas motorik, seperti ditunjukkan adanya katalepsi (termasuk fleksibilitas
lilin) ataustupor.
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
40/84
2) Aktivitas motorik yang berlebihan (tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi oleh
stimulus eksternal).
3) Negativisme yang berlebihan (sebuah resistensi yang tampak tidak adanya
motivasi terhadap semua bnetuk perintah atau mempertahankan postur yang
kaku dan menentang semua usaha untuk menggerakkannya) ataumutism.
4) Gerakan-gerakan sadar yang aneh, seperti yang ditunjukkan oleh posturing
(mengambil postur yang tidak lazim atau aneh secara disengaja), gerakan
stereotipik yang berulang-ulang, manerism yang menonjol, atau bermuka
menyeringai secara menonjol.
5) Ekolalia atau ekopraksia (pembicaraan yang tidak bermakna).
d.Skizofrenia Tidak Tergolongkan
Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria A, tetapi tidak memenuhi kriteria untuktipe paranoid, terdisorganisasi, dan katatonik.
e.Skizofrenia Residual
Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
A. Tidak adanya delusi, halusinasi, pembicaraan yang tidak terorganisasi, dan
perilaku yang tidak terorganisasi atau katatonik yang menonjol.
B. Terdapat terus tanda-tanda gangguan, seperti adanya gejala negatif atau dua atau
lebih gejala yang terdapat dalam kriteria A, walaupun ditemukan dalam bentuk
yang lemah (misalnya,keyakinan yang aneh, pengelaman persepsi yang tidak
lazim).
5. Gejala dan Gambaran Klinis SkizofreniaBerdasarkan DSM-IV, ciri yang terpenting dari skizofrenia adalah adanya
campuran dari dua karakteristik (baik gejala positif maupun gejala negatif) (APA,
2000). Secara umum, karakteristik gejala skizofrenia (kriteria A), dapat digolongkan
dalam tiga kelompok :
a. gejala positif,
b. gejala negatif, dan
c. gejala lainnya.
Gejala positif adalah tanda yang biasanya pada orang kebanyakan tidak ada,
namun pada pasien Skizofrenia justru muncul. Gejala positif adalah gejala yang
bersifat aneh, antara lain berupa delusi, halusinasi, ketidakteraturan pembicaraan, dan
perubahan perilaku (Kaplan & Sadock, 2004).
Gejala negatif adalah menurunnya atau tidak adanya perilaku tertentu, seperti
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
41/84
perasaan yang datar, tidak adanya perasaan yang bahagia dan gembira, menarik diri,
ketiadaan pembicaraan yang berisi, mengalami gangguan sosial, serta kurangnya
motivasi untuk beraktivitas (Kaplan & Sadock, 2004).
Kategori gejala yang ketiga adalah disorganisasi, antara lain perilaku yang
aneh (misalnya katatonia, di mana pasien menampilkan perilaku tertentu berulang-
ulang, menampilkan pose tubuh yang aneh; atau waxy flexibility,yaitu orang lain dapat
memutar atau membentuk posisi tertentu dari anggota badan pasien, yang akan
dipertahankan dalam waktu yang lama) dan disorganisasi pembicaraan. Adapun
disorganisasi pembicaraan adalah masalah dalam mengorganisasikan ide dan pembicaraan,
sehingga orang lain mengerti (dikenal dengan gangguan berpikir formal). Misalnya
asosiasi longgar, inkoherensi, dan sebagainya (Prabowo, 2007).
6. Perjalanan Gangguan dan Prognosis SkizofreniaPerjalanan berkembangnya skizofrenia sangatlah beragam pada setiap kasus.
Namun, secara umum melewati tiga fase utama, yaitu (Prabowo, 2007) :
a. Fase prodromal
Fase prodromal ditandai dengan deteriorasi yang jelas dalam fungsi
kehidupan, sebelum fase aktif gejala gangguan, dan tidak disebabkan oleh
gangguan afek atau akibat gangguan penggunaan zat, serta mencakup paling sedikit
dua gejala dari kriteria A pada kriteria diagnosis skizofrenia. Awal munculnya
skizofrenia dapat terjadi setelah melewati suatu periode yang sangat panjang, yaitu
ketika seorang individu mulai menarik diri secara sosial dari lingkungannya
(Prabowo, 2007).
Individu yang mengalami fase prodromal dapat berlangsung selama
beberapa minggu hingga bertahun-tahun, sebelum gejala lain yang memenuhi
kriteria untuk menegakkan diagnosis skizorenia muncul. Individu dengan fase
prodromal singkat, perkembangan gejala gangguannya lebih jelas terlihat daripada
individu yang mengalami fase prodromal panjang (Prabowo, 2007).
b. Fase Aktif Gejala
Fase aktif gejala ditandai dengan munculnya gejala-gejala skizofrenia secara
jelas. Sebagian besar penderita gangguan skizofrenia memiliki kelainan pada
kemampuannya untuk melihat realitas dan kesulitan dalam mencapai insight.
Sebagai akibatnya episode psikosis dapat ditandai oleh adanya kesenjangan yang
semakin besar antara individu dengan lingkungan sosialnya (Prabowo, 2007).
c. Fase Residual
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
42/84
Fase residual terjadi setelah fase aktif gejala paling sedikit terdapat dua
gejala dari kriteria A pada kriteria diagnosis skizofrenia yang bersifat mentap dan
tidak disebabkan oleh gangguan afek atau gangguan penggunaan zat. Dalam
perjalanan gangguannya, beberapa pasien skizofrenia mengalami kekambuhan
hingga lebih dari lima kali. Oleh karena itu, tantangan terapi saat ini adalah untuk
mengurangi dan mencegah terjadinya kekambuhan.
Penegakan prognosis dapat menghasilkan dua kemungkinan, yaitu prognosis
positif apabila didukung oleh beberapa aspek berikut, seperti: onset terjadi pada
usia yang lebih lanjut, faktor pencetusnya jelas, adanya kehidupan yang relatif baik
sebelum terjadinya gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan, dan seksual, fase
prodromal terjadi secara singkat, munculnya gejala gangguan mood, adanya gejala
positif, sudah menikah, dan adanya sistem pendukung yang baik (Kaplan & Sadock,2004).
Sedangkanprognosis negatif, dapat ditegakkan apabila muncul beberapa
keadaan seperti berikut: onset gangguan lebih awal, faktor pencetus tidak jelas,
riwayat kehidupan sebelum terjadinya gangguan kurang baik, fase prodromal
terjadi cukup lama, adanya perilaku yang autistik, melakukan penarikan diri,
statusnya lajang, bercerai, atau pasangannya telah meninggal, adanya riwayat
keluarga yang mengidap skizofrenia, munculnya gejala negatif, sering kambuh secara
berulang, dan tidak adanya sistem pendukung yang baik (Kaplan & Sadock, 2004).
Menurut Sirait (2008) skizofrenia merupakan gangguan yang bersifat kronis,
berangsur-angsur menjadi semakin menarik diri dan tidak berfungsi selama
bertahun-tahun. Beberapa penelitian menemukan lebih dari periode waktu 5 sampai
10 tahun setelah perawatan pertama kali dirumah sakit, hanya 10 sampai 20%
memiliki hasil yang baik. Lebih dari 50% memiliki hasil buruk.
Seorangcaregivermaupun anggota keluarga lainnya berperan penting selama
pasien berada pada fase aktif maupun fase residual. Hal ini disebabkan karena setelah
pasien selesai dengan perawatan di rumah sakit, terapi akan tetap dilanjutkan di
lingkungan rumah, oleh karena itu, kesuksesan pengobatan serta kekambuhan
pasien akan ditentukan oleh caregiver selain faktor-faktor lain yang turut
mempengaruhi kesuksesan pengobatan tersebut.
7. TerapiTiga dasar akan pertimbangan pengobatan gangguan pada skizofrenia adalah
(Kaplan & Sadock, 2004) :
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
43/84
Terlepas dari berbagai etiologi, skizofrenia terjadi pada seseorang yang memiliki sifatindividual, keluarga, serta sosial psikologis yang unik, maka pendekatan pengobatan
disusun berdasarkan bagaimana penderita telah terpengaruhi oleh gangguan dan
bagaimana penderita akan terobati oleh pengobatan yang dilakukan (terapi
farmakologi).
Faktor lingkungan dan psikologi turut berperan dalam perkembangan skizofrenia,maka harus dilakukan juga terapi non farmakologi.
Skizofrenia adalah suatu gangguan yang kompleks, dan tiap pendekatan terapetikjarang tercukupi untuk mengobati gangguan yang memiliki berbagai macam bentuk.
Penatalaksanaan pada pasien skizofrenia dapat berupa terapi somatik, dan
terapi psikososial.1) Terapi Somatik (Medikamentosa)
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut antipsikotik.
Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola fikir yang
terjadi pada Skizofrenia. Pasien mungkin dapat mencoba beberapa jenis antipsikotik
sebelum mendapatkan obat atau kombinasi obat antipsikotik yang benar-benar
cocok bagi pasien. Antipsikotik pertama diperkenalkan 50 tahun yang lalu dan
merupakan terapi obat-obatan pertama yang efekitif untuk mengobati Skizofrenia.
Terdapat 3 kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu antipsikotik
konvensional,newer atypical antipsycotics, dan Clozaril (Clozapine).
a. Antipsikotik Konvensional
Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik
konvensional. Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering
menimbulkan efek samping yang serius. Contoh obat antipsikotik konvensional antara
lain :
1. Haldol (haloperidol)
2. Mellaril (thioridazine)
3. Navane (thiothixene)
4. Prolixin (fluphenazine)
5. Stelazine ( trifluoperazine)
6. Thorazine ( chlorpromazine)
7. Trilafon (perphenazine)
Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik
konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan penggunaan newer atypical
antipsycotic.
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
44/84
Ada 2 pengecualian (harus dengan antipsikotok konvensional).Pertama, pada pasien
yang sudah mengalami perbaikan (kemajuan) yang pesat menggunakan antipsikotik
konvensional tanpa efek samping yang berarti. Biasanya para ahli
merekomendasikan untuk meneruskan pemakaian antipskotik konvensional. Kedua,
bila pasien mengalami kesulitan minum pil secara reguler. Prolixin dan Haldol dapatdiberikan dalam jangka waktu yang lama (long acting) dengan interval 2-4 minggu
(disebut juga depot formulations). Dengandepot formulation, obat dapat disimpan
terlebih dahulu di dalam tubuh lalu dilepaskan secara perlahan-lahan.Sistem depot
formulationini tidak dapat digunakan padanewer atypic antipsycotic.
b.Newer Atypcal Anti psycotic
Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip kerjanya
berbda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan
antipsikotik konvensional.
Beberapa contohnewer atypical antipsycoticyang tersedia, antara lain :
Risperdal (risperidone)
Seroquel (quetiapine)
Zyprexa (olanzopine)
Para ahli banyak merekomendasikan obat-obat ini untuk menangani pasien-pasien
dengan Skizofrenia.
c. Clozaril
Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik atipikal yang
pertama. Clozaril dapat membantu 25-50% pasien yang tidak merespon (berhasil)
dengan antipsikotik konvensional. Sangat disayangkan, Clozaril memiliki efek
samping yang jarang tapi sangat serius dimana pada kasus-kasus yang jarang (1%),
Clozaril dapat menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna untuk melawan
infeksi. Ini artinya, pasien yang mendapat Clozaril harus memeriksakan kadar sel
darah putihnya secara reguler. Para ahli merekomendaskan penggunaan Clozaril bila
paling sedikit 2 dari obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
45/84
Sedian Obat Anti Psikosis dan Dosis Anjuran
No Nama Generik Sediaan Dosis
1 Klorpromazin Tablet 25 dan 100 mg
Injeksi 25 mg/ml
150 - 600 mg/hari
2 Haloperidol Tablet 0,5 mg, 1,5 mg, 5 mg
Injeksi 5 mg/ml
5 - 15 mg/hari
3 Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg 12 - 24 mg/hari
4 Flufenazin Tablet 2,5 mg, 5 mg 10 - 15 mg/hari
5 Flufenazin dekanoat Inj 25 mg/ml 25 mg/2-4 minggu
6 Levomeprazin Tablet 25 mg
Injeksi 25 mg
25 - 50 mg/hari
7 Trifluperazin Tablet 1 mg dan 5 mg 10 - 15 mg/hari
8 Tioridazin Tablet 50 dan 100 mg 150 - 600 mg/hari
9 Sulpirid Tablet 200 mg
Injeksi 50 mg/ml
300 - 600 mg/hari
10 Pimozid Tablet 1 dan 4 mg 1-4 mg/hari
11 Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 2 - 6 mg/hari
2) Terapi Psikososial
Gejala-gejala gangguan skizofrenia yang kronik mengakibatkan situasi
pengobatan di dalam maupun di luar Rumah Sakit Jiwa (RSJ) menjadi monoton
dan menjemukan. Secara historis, sejumlah penanganan psikososial telah
diberikan pada pasien skizofrenia, yang mencerminkan adanya keyakinan bahwa
gangguan ini merupakan akibat masalah adaptasi terhadap dunia karena berbagai
pengalaman yang dialami di usia dini. Pada terapi psikosial terdapat dua bagian
yaitu terapi kelompok dan terapi keluarga (Durand, 2007).
Terapi kelompok merupakan salah satu jenis terapi humanistik. Pada terapi
ini, beberapa klien berkumpul dan saling berkomunikasi dan terapist berperan
sebagai fasilitator dan sebagai pemberi arah di dalamnya. Para peserta terapi saling
memberikan feedback tentang pikiran dan perasaan yang dialami. Peserta
diposisikan pada situasi sosial yang mendorong peserta untuk berkomunikasi,
7/22/2019 Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Fix
46/84
sehingga dapat memperkaya pengalaman peserta dalam kemampuan berkomunikasi.
Pada terapi keluarga merupakan suatu bentuk khusus dari terapi kelompok.
Terapi ini digunakan untuk penderita yang telah keluar dari rumah sakit jiwa dan
tinggal bersama keluarganya. Keluarga berusaha untuk menghindari ungkapan-
ungkapan emosi yang bisa mengakibatkan penyakit penderita kambuh kembali.
Dalam hal ini, keluarga diberi informasi tentang cara-cara untuk
mengekspresikan perasaan-perasaan, baik yang positif maupun yang negatif secara
konstruktif dan jelas, dan untuk memecahkan setiap persoalan secara bersama-
sama. Keluarga diberi pengetahuan tentang keadaan penderita dan cara-cara untuk
menghadapinya. Dari beberapa penelitian, seperti yang dilakukan oleh Fallon
(Davison, et al., 1994; Rathus, et al., 1991) ternyata campur tangan keluarga
sangat membantu dalam proses penyembuhan, atau sekurang-kurangnya mencegahkambuhnya penyakit penderita, dibandingkan dengan terapi-terapi secara
individual.
8. KambuhKambuh merupakan kondisi dimana pasien kembali menunjukkan gejala-gejala
skizofrenia setelah remisi dari rumah sakit. Penderita mengalami kambuh diikuti oleh
perburukan sosial lebih lanjut pada fungsi dasar pasien (Kaplan & Sadock, 2004).
Gangguan Kepribadian1. Paranoid
Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh ketidakpercayaan terhadap orang lain
dan kecurigaan yang terus-menerus bahwa orang di sekitar Anda memiliki motif jahat.
Orang dengan gangguan ini cenderung memiliki kepercayaan yang berlebihan pada
pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri dan biasanya menghindari hubungan
dekat. Mereka mencari maksud tersembunyi dalam segala hal dan membaca niat
bermusuhan pada tindakan orang lain. Mereka mudah mempertanyakan kesetiaan
teman dan orang yang dicintai dan sering bersikap dingin dan menjaga jarak dengan
orang lain. Mereka biasanya mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain da