57
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sule usia 30 tahun datang ke RSGM ingin memperbaiki tambalannya yang pecah dan terasa linu bila berkumur. Sule menceritakan riwayat gigi belakang kanan bawah 6 bulan yang lalu pernah ditambal amalgam oleh karena berlubang, terasa linu bila kemasukan makanan manis dan dingin. Setelah dilakukan pembersihan pada kavitasnya tampak pada gigi 46 kavitas media pada permukaan oklusal melibatkan pit dan fissure meluas kea rah mesial dan kehilangan cusp buko-mesial. Dokter gigi menyarankan untuk dibuatkan RESTORASI RIGID. Pada kunjungan pertama dilakukan preparasi kavitas dan dibuatkan restorasi rigid sementara. Restorasi merupakan perawatan untuk mengembalikan struktur anatomi dan fungsi gigi. Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan menggunakan model cetakan gigi dipreparasi ysng kemudian disemenkan pada gigi. 1

skenario2.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: skenario2.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sule usia 30 tahun datang ke RSGM ingin memperbaiki tambalannya yang

pecah dan terasa linu bila berkumur. Sule menceritakan riwayat gigi belakang

kanan bawah 6 bulan yang lalu pernah ditambal amalgam oleh karena berlubang,

terasa linu bila kemasukan makanan manis dan dingin. Setelah dilakukan

pembersihan pada kavitasnya tampak pada gigi 46 kavitas media pada permukaan

oklusal melibatkan pit dan fissure meluas kea rah mesial dan kehilangan cusp

buko-mesial. Dokter gigi menyarankan untuk dibuatkan RESTORASI RIGID.

Pada kunjungan pertama dilakukan preparasi kavitas dan dibuatkan restorasi rigid

sementara.

Restorasi merupakan perawatan untuk mengembalikan struktur anatomi dan

fungsi gigi. Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium

dental dengan menggunakan model cetakan gigi dipreparasi ysng kemudian

disemenkan pada gigi.

Restorasi rigid merupakan salah satu cara untuk mempertahankan gigi agar

tidak dicabut. Berbagai macam bahan tambal dikenal dalam dunia kedokteran

gigi. Dari semua bahan yang ditawarkan tentu ada sejumlah keuntungan dan

kerugiannya. Semua digunakan harus sesuai dengan indikasi. Sebelum dokter gigi

melakukan tindakan gigi, sebaiknya pasien diberi penjalesan tentang hal-hal yang

berkaitan dengan prosedur yang akan dilakukan, termasuk jenis bahan tambal

yang akan dipakai.

1

Page 2: skenario2.doc

1.2. Rumusan Masalah

1. Jelaskan mengenai restorasi rigid inlay/onlay meliputi indikasi, tahapan, dan

bahan yang dipergunakan!

2. Jelaskan mengenai indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid mahkota pasak

(crown) post perawatan endo!

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui mengenai restorasi rigid inlay/onlay meliputi indikasi,

tahapan, dan bahan yang dipergunakan.

2. Untuk mengetahui mengenai indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid

mahkota pasak (crown) post perawatan endo.

2

Page 3: skenario2.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan

menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada gigi.

Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan berulang dan penempatan tumpatan

sementara sehingga lebih mahal untuk pasien. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)

Berdasarkan kepustakaan Inggris, restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay, dan

crown/ mahkota. Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara

tonjol gigi/ cusp, sedangkan onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas

meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp. Crown/ mahkota adalah penggantian

sebagian atau seluruh mahkota klinis yang disemenkan. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)

Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, porselen fuse to

metal, resin komposit, dan kombinasi keduanya. Logam merupakan bahan restorasi

rigid dengan kekuatan tensil yang besar, yang membutuhkan preparasi kavitas yang

luas dan bevel sebagai retensi, tetapi memiliki masalah estetik. Sedangkan porselen

merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling unggul dengan kekuatan

kompresif yang tinggi. Porselen mebutuhkan biaya besar biasanya, dua sampai tiga

kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau komposit plastis selain waktu

pembuatan di laboratorium. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)

Penggunaan teknik restorasi rigid komposit telah terbukti mampu memperbaiki

beberapa kekurangan restorasi komposit plastis. Hal ini dibuktikan dengan

penenlitian Scheibenbogen-Fuchsbrunner tahun 1999 dan 2000 yang menemukan

bahwa setelah tahun ke-2 dan 3 integritas marginal dan bentuk anatomi pada restorasi

rigid komposit lebih memuaskan dari restorasi plastis. Menurut Dietschi tahun 1995,

kualitas adaptasi marginal restorasi rigid resin komposit terbukti labih baik dari

3

Page 4: skenario2.doc

restorasi plastis komposit. Menurut Burke tahun 1994, porselen menghasilkan

restorasi dengan integritas marginal yang sangat memuaskan tetapi membutuhkan

waktu pembuatan dalam laboratorium. Restorasi rigid komposit dinyatakan lebih

mudah dan lebih murah dari inlay porselen. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)

Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direct, semidirect, dan

indirect. Teknik semidirect intraoral merupakan pembuatan inlay/ onlay resin

komposit satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi,

disinar dari setiap arah dan kemudian di post-cured sebelum dibonding pada gigi.

Teknik semidirect ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali

kunjungan yang dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi

kontak marginal. Teknik indirect merupakan pembuatan restorasi rigid yang

dilakukan dalam laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi

yang dipreparasi, membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan berulang. (Putri

Sari H. USU. 2006: 3)

Dengan teknik restorasi rigid, penyusutan polimerisasi terjadi ekstraoral dan

kontur yang lebih mudah dicapai karena restorasi dibuat diluar mulut. Dengan

menggunakan restorasi rigid teknik indirect, celah dalam restorasi dapat

diminimalkan dengan memberikan tekanan pada restorasi sebelum penyinaran, dan

sifat-sifat fisis resin dapat ditingkatkan dengan penyinaran ekstraoral dengan

menaikkan panas dan tekanan. (Putri Sari H. USU. 2006: 3)

Macam- macam Restorasi Rigid

1. Inlay

Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/

cusp.

Indikasi :

1. Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar

4

Page 5: skenario2.doc

2. Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan),

misalnya: inlay bukal atau disto/mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan “

Rest Seat”, untuk gigi tiruan.

3. Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cusp

4. Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami

kerusakan akibat adanya karies sekunder

Kontraindikasi :

1. frekuensi karies tinggi

2. OH pasien jelek

Gambar Outline Form

Tahap Pembuatan dan Pemasangan Inlay komposit

1. Preparasi Kavitas

membuang semua jaringan karies atau bahan tumpatan yang lama

5

Page 6: skenario2.doc

preparasi dengan membentuk dinding kavitas 3-5 derajat divergen ke

oklusal

seluruh dinding kavitas dihaluskan dengan dasar kavitas, semua sudut

kavitas dibuat membulat

tidak dilakukan pembuatan bevel pada permukaan oklusal

dibutuhkan ketebalan minimal 2 mm agar di dapat kekuatan dari bahan

komposit

2. Pembuatan Inlay

secara direct

secara indirect

3. Insersi Inlay Komposit

4. Teknik Sementasi

persiapan inlay

persiapan kavitas

aplikasi semen resin

5. Penyelesaian dan Pemolesan

(http://www.researchgate.net/publication/

42349869_Restorasi_Rigid_Resin_Komposit_Pada_Gigi_Posterior)

2. Onlay

Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih

tonjol gigi/ cusp.

Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan karena restorasi

sebelumnya, karies, atau penggunaan fisik, maka inlay dengan dua permukaan

tidak akan adekuat lagi. Hal ini memerlukan suatu restorasi yang meliputi

seluruh daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini, onlay MOD merupakan jenis

restorasi yang tepat. ( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)

6

Page 7: skenario2.doc

Indikasi :

1. Pengganti restorasi amalgam yang rusak.

2. Kalau restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan lingual.

3. Restorasi karies interproksimal gigi posterior.

4. Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.

Adalah mungkin bagi amalgam atau inlay untuk mengurangi kerentanan gigi

terhadap fraktur tonjol. Aset utama dari restorasi yang meliputi permukaan

oklusal adalah merestorasi kekuatan gigi dengan menghubungkan tonjol-tonjol

sebagai unit tunggal. (Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)

Indikasi yang populer bagi onlay adalah menggantikan restorasi amalgam

yang rusak. Juga berguna untuk merestorasi lesi karies yang mengenai kedua

permukaan proksimal. Ciri-ciri utama dari restorasi ini adalah mempertahankan

sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan dengan gingival dan hal ini

merupakan suatu pertimbangan periodontal yang sangat membantu. (Baum,

Lloyd dkk. 1997 : 544)

Gambar Outline Form

7

Page 8: skenario2.doc

Keterangan :

Desain kavitas (outline form) ditentukan oleh ukuran lesi karies oklusal.

A dan B, lesi yang besarnya kecil atau sedang dapat ditambal dengan hanya

melakukan akses.

C, lokasi yang tepat untuk mengakhiri tepi pada permukaan lingual.

D, tepi berakhir pada permukaan oklusal. Ini tidak sesuai karena email akan

mudah pecah.

E, pandangan lingual dari molar kanan atas.

F, penampang karies distal yang mengenai ujung tonjol disto-lingual.

G, pandangan oklusal dari desain restorasi yang tepat untuk gigi ini.

H, penampang potong yang menunjukkan lokasi yang tepat dari dinding mesial.

I, tepi berakhir pada tonjol disto-lingual. Ini tidak sesuai karena tepi

emailcenderung hancur dan fraktur.

( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)

Tahapan Preparasi Onlay:

Langkah-langkah preparasi onlay adalah:

Pemasangan isolator karet.

Akses ke karies

8

Page 9: skenario2.doc

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat yang

digunakan adalah bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan

kekuatan tinggi.

Menentukan luas karies

Setelah akses diperoleh, kavitas bisa dilebarkan sampai dicapai pertautan

email-dentin yang sehat.

Keyway

Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan terhadap

kemungkinan bergesernya restorasi. Keyway dibuat dengan kemiringan

minimal sekitar 6-10o terhadap sumbu gigi dengan menggunakan bur fisur

kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Setelah

membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa

karies dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang benar.

Pembuatan boks aproksimal

Di bagian ini kavitas harus didalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah

dan dengan cara yang sama dengan preparasi untuk amalgam dengan jalan

membuang dentin karies pada pertautan email-dentin. Ketika dentin karies

pada pertautan email-dentin telah dibuang, dinding email dapat dipecahkan

dengan pahat dan tepi kavitasnya dihaluskan dengan pahat pemotong tepi

9

Page 10: skenario2.doc

gingiva. Preparasi dibuat miring 10oterhadap sumbu gigi dengan bur fisur

tunsten carbide kecepatan tinggi.

Pembuangan karies dalam

Karies mungkin tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang dengan

bur ukuran medium (ISO 012) dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies

telah dibuang, periksa kembali untuk memastikan tidak adanya undercut.

Jika masih ada undercut, maka undercut tersebut ditutup dengan semen

pelapik pada tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai

kemiringan yang dikehendaki.

Pembuatan bevel

Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur

pengakhir kecepatan rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi

yang sesuai. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email, agar tepi tipis hasil

tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi

tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam karena akan

mengurangi retensi dari suatu restorasi. Bur lain yang dapat digunakan

adalah bur fisur kuncup untuk preparasi kavitas. Tepi luar bevel harus halus

dan kontinyu untuk mempermudah penyelesaian restorasi dan supaya tepi

tumpatannya beradaptasi dengan baik dengan gigi.

Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan menciptakan

undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian

gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus

dibevel. Bur yang paling cocok adalah bur Baker Curson halus dan kuncup

dalam kecepatan tinggi. Bevel gingiva sangat penting karena akan

mneingkatkan kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling

kritis.

( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)

10

Page 11: skenario2.doc

3. Mahkota (pasak)

Mahkota adalah restorasi rigid sebagian/ seluruh mahkota yang disemenkan.

Rekonstruksi kembali gigi yang kerusakannya lebih besar daripada gigi yang

sehat.

Indikasi:

1. Gigi vital/ non vital

2. Sudah tidak bisa ditambal lagi

3. Karies yang meluas sampai menghilangkan cusp gigi

4. Jaringan periodontal sehat

5. Tidak ada riwayat alergi pada bahan mahkota pasak

6. Gigi antagonisnya masih bagus sehingga tidak menjadi iritasi pada bagian

mukosa palatal.

7. Retensi pada gigi yang akan diberi mahkota masih baik dalam artian masih

mampu menerima beban mahkota pasak itu sendiri

8. Akar gigi masih bagus.

Kontraindikasi:

1. Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit dan fissure

2. Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota karena adanya

periodontitis kronis

3. Tidak adanya gigi antagonis sehingga menyebabkan mukosa palatal iritasi

4. Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital artinya tidak sampai

perforasi.

5. Kondisi gigi pada lengkung rahang tidak crowded.

Gambar Outline Form

11

Page 12: skenario2.doc

Gambar 1.1

Metode untuk membentuk inti pada gigi insisiv atas sebelum membuat mahkota

pasak

a. Inti komposit yang ditahan dengan pasak dentin pada gigi masih vital

b. Pasak cor dan inti

c. Pasak kawat wiptam dan inti cor

d. Pasak dan inti siap pakai tipe Charlton

e. Pasak ulir dan inti siap pakai tipe kurer

Catatan : pada b,c,d dan e pengisian akar sudah dilakukan sebelum pemasangan

mahkota.

12

Page 13: skenario2.doc

Gambar 1.2 (a dan b permukaan mesio distal, c permukaan buko lingual)

Preparasi gigi untuk pasak cord mahkota jaket porselen dengan inti pada gigi

yang sudah dirawat saluran akar:

A preparasi saluran akar

B preparasi permukaan akar

C mahkota jaket porselen yang sudah selesai dengan pasak cor dan inti

Tahapan Preparasi Pasak :

- Pemilihan desain pasak

Sistem pasak yang digunakan harus sesuai dengan saluran akar maupun

restorasinya. Dokter gigi harus mempunyai keterampilan untuk menentukan

indikasi dan penggunakan pasak pada gigi yang dirawat.

- Preparasi pasak

Kamar pulpa maupun saluran akar memberi retensi pada restorasinya. Pasak

yang disemen pada saluran akar akan memneri retensi pada restorasi (inti)

13

Page 14: skenario2.doc

namun tidak memperkuat akar gigi, bahkan sering kali memeperlemah akar

gigi bila bentuk pasak tidak sesuai dengan bentuk saluran akarnya (lebih

besar). Karena itu buatlah preparasi pasak yang minimal sesuai dengan

kebutuhan retensi inti.

Preparasi pasak dimulai dari pengambilan gutta percha dari saluran akar

sesuai dengan panjang yang diperlukan dilanjutkan dengan memperbesar

dan membentuk saluran akar untuk ditempati pasak. Pengambilan gutta

percha harus hati-hati. Pengambilan yang terlalu banyak akan

mengakibatkan tendensi fraktur akar. Perforasi akar juga bias terjadi apabila

preparasi saluran akar menyimpang dari saluran akarnya. Radiograf tidak

dapat menentukan secara pasti mengenai lengkung dan diameter saluran

akar. Radiograf mungkin tidak bisa menunjukkan konkavitas dan lengkung

labio-lingual. Sebagai patokan umum, diameter pasak tidak boleh lebih dari

sepertiga diameter akar. Preparasi pasak yang menyempit ke arah apikal

mencegah terjadinya step di daerah apeks; tidak adanya step merupakan

predisposisi terjadinya wedging (peregangan) dan fraktur akar.

- Pengambilan gutta percha

Pengambilan gutta percha sebaiknya dilakukan pada saat obturasi karena

dokter gigi masih ingat betul bentuk, diameter, panjang dan lengkung

saluran akar.

Pengambilan gutta percha juga bisa dilakukan pada kunjungan berikutnya.

Pengambilan gutta percha lebih baik menggunakan alat yang panas sedikit

demi sedikit sampai panjang yang ditentukan. Gutta percha diambil sampai

tersisa sedikitnya 4 mm dari apeks. Semua alat bisa digunakan asal bisa

dipanaskan. Gunakan instrumen yang rotatif seperti pisau reamer. Namun

penggunaannya harus hati-hati karena kecenderungannya untuk

14

Page 15: skenario2.doc

menyimpang dan menimbulakan perforasi atau paling sedikit mengakibatkan

kerusakan yang berat pada saluran akar. Alternatif lain yaitu menggunakan

pelarut seperti kloroform, xylene atau eucaliptol adalah kotor dan sulit

mengambil gutta percha sampai panjang yang dikehendaki.

- Penyelesaian ruang pasak

Setelah gutta percha diambil, dilakukan pembentukan saluran akar sesuai

dengan tipe pasak yang akan digunakan. Dapat menggunakan instrumen

putar dalam pembentukannya.

Yang penting adalah bahwa pasak yang disemenkan, apapun desain dan

bentuk preparasinya, tidak mungkin rapat dengan saluran akar. Pasak tidak

akan rapat benar-benar dan semen juga tidak dapat mengisi seluruh interfase.

Saliva dan bakteri juga dapat mencapai daerah apeks bila sudah berkontak

dengan pasak.

Pertimbangan Untuk Membuat Restorasi

1. Gigi yang telah dirawat PSA mungkin lebih getas dan mudah patah. Hal ini

dikarenakan kandungan air pada jarinagn keras lebih sedikit disbanding

dengan gigi dengan pulpa vital.

2. Sesudah jaringan keras diangkat dan perawatan endodontik, dindind email

tidak mendapat dukungan yang baik dank arena preparasi ruang pulpa.

3. Sedikit tidaknya jarinagan gigi pada mahkota sehingga dipilihlah

perencanaan restorasi dengan retensi intraradikuler (pasak).

Beberapa Pertimbangan Untuk Rancangan Pasak Dan Preparasinya

15

Page 16: skenario2.doc

Tujuan pasak intraradikuler adalah menyediakan retensi dan kekuatan bagi

restorasi mahkota.

1. Jika preparasi pasak terlalu pendek maka akan meyebabkan kemungkinan

patah akar. Tekanan yang ada akan diterima mahkota dan pasak didesak ke

akar.

2. Jika preparasi pasak cukup panjang (idealnya 1-1,5 kali panjang mahkota)

tekanan yang diterima akan tersebar ke seluruh akar yang berkontak dengan

pasak.

3. Jika preparasi pasak terlalu lebar, kar akan menjadi lemah dan fraktur.

Preparasi yang terlalu lebar mungkin akan menyebabkan perforasi akar.

Pasak yang pendek dan lebar sering mengakibatkan fraktur akar.

4. Jika preparasi dan pasak sempit, kesukaran mungkin akan dijumpai untuk

mencetaknya dank arena fleksibilitas pasaknya, gigi tidak akan menjadi

lebih kuat.

Bahan-Bahan Yang Dapat Digunakan Untuk Membuat Pasak

Pencetakan saluran akar yang telah dipreparasi sangat sulit dilakukan karena

ukurannnya yang panjang dan sempit. Untunglah sekarang didapat 2 macam

bahan yang memungkinkan dilakukannya pencetakan saluran akar dengan

panjang yang maksimum dan tepat.

1. Endopost

Campuran logam yang bertitik lebur tinggi dan dibuat dengan standar

endodontik dari ukuran 70-140; dapat dituang dengan emas atau logam

tuang lainnya.

16

Page 17: skenario2.doc

2. Endowel

Pin plastic berukuran standar 80-140. jika telah pas dengan preparasi pasak

dan dibuat pada malam atau pola resin, akan menguap keluar dari investment

dan meninggalkan cetakan yang dapat dituang dengan logam.

Macam- macam Bahan Restorasi Rigid

1. Logam Tuang

Restorasi Tuang / Logam Tuang adalah restorasi yang dibuat dengan menuang

logam campur (alloy).

Indikasi:

1. Karies dalam dan besar

2. Penyangga suatu jembatan

3. Abrasi yang luas

4. Tekanan oklusal besar

5. Untuk perlindungan jaringan periodontal

Kontraindikasi:

1. Frekuensi karies tinggi

2. Usia muda

3. Oral higien buruk

Teknik Preparasi :

- Model malam penuangan

Penanaman

Bumbung tuang

17

Page 18: skenario2.doc

Bahan tanam

Logam

Api

Hasil tuangan

Teknik Restorasi Tuang / Logam Tuang

# Direk

- preparasi

- malam dicetakkan langsung

- pada kavitas gigi dlm mulut

- dibentuk

- ditanam

- dicor

- dicoba, poles, semen

# Indirek

- preparasi

- cetak”double impression” pada preparasi kavitas

- model kerja “die”

- model malam

- ditanam, dicor, dituang

- dicocokkan pada model kerja pada lab

- pada pasien, sedikit dikoreksi saja

- baik untuk kompleks kavitas

Restorasi Tuang Inlay Direk

Indikasi:

18

Page 19: skenario2.doc

- baik untuk kavitas yang kecil atau karies proksimal yang lebar

- untuk retensi klamer gigi tiruan atau pegangan

- inlay distal atau mesial untuk rest seat gigi tiruan

- kelas I dan kelas II bila bentuk dan fungsi tidak dapat diaplikasikan amalgam

Restorasi Tuang Onlay

Indikasi:

- preparasi bidang oklusal 1,5 – 2 mm

- gigi post endo

- slicing pada bidang proksimal

Indikasi MOD onlay:

- kerusakan restorasi amalgam

- restorasi proksimal gigi posterior (kavitas mesial dan distal)

- restorasi gigi posterior (tekanan oklusal yang berat)

- bila restorasi perlu memasukkan bagian bukal dan lingual

Dua macam restorasi tuang :

1. Intra koronal:

Adalah restorasi yang ada di dalam kavitas

2. Ektra koronal:

Adalah restorasi yang meliputi bagian luar gigi (mahkota)

Macam restorasi intra koronal:

Restorasi tuang inlay → teknik direk / indirek

Restorasi tuang onlay → teknik indirek

Inlay porselen → teknik indirek

19

Page 20: skenario2.doc

Veneer → teknik indirek

Syarat Preparasi:

- Umum:

1. Outline form

2. Retention form

3. Resistence form

- Khusus:

1. Dinding kavitas tegak atau divergen 3-5°

2. Tidak ada undercut

3. Bevel pada cavosurface Angle → agar inlay dapat diburnish,

mendapatkan adaptasi yang baik

Retensi

- Utama:

Frictional retention

di dapat gesekan antara dinding kavitas. gesekan yang besar, bias

memberikan retensi yang besar

- Tambahan:

Line Angle tajam pada alas kavitas

outline form kavitas yang sempit dan bersudut tajam

pinhole

semen

reserve bevel di gingivo axial line angle

bevel (short) pada cavo surface line angle

(http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?

option=com_journal_review&id=5055&task=view)

20

Page 21: skenario2.doc

2. Resin Komposit

Resin Komposit yang digunakan Dalam Restorasi Rigid

Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid tergantung teknik

pembuatan yang dipilih tetapi yang umumnya digunakan adalah hibrida atau

mikrohibrida.

Komposit hibrida generasi pertama dikembangkan tahun 1980-an yang

mengandung partikel filler berukuran 3-8mikro meter yang disebut midifil.

Penelitian membuktikan bahwa komposit hibrida partikel sedang dengan

kekuatan dan resistensi fraktur yang lebih besar, terbukti 3 tahun bertahan lebih

lama dari mikrofil. Komposit hibrida menghasilkan permukaan yang halus dan

estetis yang kompetitif dengan komposit mikrofil untuk aplikasi restorasi

anterior.

Sedangkan mikrohibrida merupakan generasi terbaru komposit mikrifil

sebelumnya. Komposit mikrohibrida diindikasikan untuk inlay, onlay, veneer ,

dan restorasi crown penuh.

Teknik pembuatan restorasi regid resin komposit

Langkah-langkah pembuatan inlay/onlay dengan tekink semidirect intra oral:

1. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air pada

gigi. Kemudian tempatkan matrix band untuk menghasilkan kontak

proksimal yang baik.

2. Tumpat resin komposit secara berlapis dan sinari secara terpisah.

3. Bagian oklusal dan aproksimal disinari selama 45 detik.

4. Inlay komposit dilepas dengan sendok atau carver

21

Page 22: skenario2.doc

5. Inlay dipost cure untuk meningkatkan derajad konfersi, stabilitas

dimensional juga mencegah tekanan penyusutan yang muncul setelah

sementasi inlay.

6. Inlay dikembalikan pada preparasi dan perikasa kontak interproksimal.

7. Permukaan dalam inlay dietsa dengan 50mikro meter alumina atau larutran

metakrilat untuk meningkatkan ikatan bonding inlay dengan semen

komposit, etsa silane untuk permukaan restorasi dan biarkan kering diudara.

Tempatkan matrix tofflemire pada gigi yang dipreparasi untuk memastikan

bahwa etsa tidak berkontak dengan gigi yang didekatnya.

8. Kafitas preparasi dietsa dengan gel asam phospor 30/40% selama 20 detik,

cuci selama 5 detik dan keringkan dengan udara untuk menjamin etsaenamel

yang adekuat.

9. Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin

yang lembab.

10. Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada

dentin yang lembab.

11. Matrix tofflemire dipindahkan

12. Dual cure adhesif dicampur dan ditempatkan pada permukaan dalam

restorasi yang tidak disinari sebelum penempatan restorasi

13. Dual cure resin komposit luting sement dicampurkan dan ditempatkan pada

preparasi dan permukaan dalam restorasi dengan srynge.

14. Restorasi ditempatkan pada preparasi dan getarkan dengan hand

instrument.

15. Komposit luting sement berlebih dibuang dengan brus pada permukaan

oklusal dan interproksimal

16. Restorasi utuh ditempatkan dengan instrumen pada permukaan oklusal

secara perlahan

17. Margin interproksimal dibersihkan dengan eksplorer dan pisau scalpel

nomer 12.

22

Page 23: skenario2.doc

18. Lengkapi polimerisasi dengan menyinari permukaan oklusal selama 90

detik dan 30 detik pada setiap permukaan proksimal.

19. Seluruh margin dihaluskan dengan bur carbide 12 fluted, disk dan polis

komposit.

20. Rubber dam dilepaskan dan periksa oklusi dengan kertas artikulasi.

21. Akhiri polishing dengan pasta aluminium okside

22. Etsa dengan asam phosfor 30% selama 30 detik dan rebonding.

3. Porselen

Langkah preparasi restorasi rigid porselen:

Kunjungan Pertama

1. Tumpatan amalgam dibongkar

2. Kavitas dibersihkan

3. Preparasi kavitas

Akses Ke Karies

Tahap pertama preparsi adalah memperoleh akses ke dentin karies

dengan menggunkan bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup

dengan kecepatan tinggi. Penggunaan bur kuncup dan bukan bur fisur

sejajar adalah untuk mencegah terbentuknya undercut.

Menentukan Luas Karies

Jika akses telah diperoleh, kavitas bisa dilebarkan kearah bukopalatal

sampai dicapai pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini menentukan

lebar boks arah bukopalatal.

Desain Preparasi Kavitas

Desain preparasi kavitas harus memastikan retensi seperti dinding

vertikal kavitas utama yang hampir sejajar dan sedut divergensi

dinding bukal dan lingual pada bagian proksimal masing-masing

adalah 50-100. Jika sudut kurang 50, struktur gigi yang masih ada

23

Page 24: skenario2.doc

berada pada keadaan yang terlalu banyak tekanan selama prosedur

sementasi dan jika sudut lebih dari 100, retensinya bermasalah.

Keyway

Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus

fisur kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi.

Lebar keyway diantara tonjol merupakan daerah yang paling sempit

dan melebar kearah yang berlawanan dengan letak karies

aproksimalnya dan dengan mengikuti kontur fisurnya. Setelah

membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya

sisa karies dibagian ini dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan

sumbu yang benar. Jika kemiringan dinding tidak tepat, maka

ketidaktepatan itu harus diperbaiki.

Boks Aproksimal

Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya.

Dibagian ini kavitas harus di dalamkan memakai bur bulat kecepatan

rendah dan dengan cara yang sama dengan jalan membuang dentin

karies pada daerah pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada

pertautan email-dentin telah dibuang, dinding email dapat dipecahkan

dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat miring sebesar

10 derajat dengan bur fisur runcing. Gigi tetangga dilindungi dengan

lempeng matriks untuk melindunginya dari kemungkinan terkena bur.

Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu pembuatan keyway

merupakan hal yang sangat penting sehingga bagian boks dan

keywaynya mempunyai kemiringan yang sama. Pelebaran ke arah

gingiva hanya dilakukan seperlunya saja sekedar membebaskan

pertautan email-dentin dari karies, demikian juga halnya dalam arah

bukolingual. Setiap email yang tak terdukung dentin sehat, hendaknya

dibuang dengan bur fisur kecepatan tinggi.

Pembuangan Karies Dalam

24

Page 25: skenario2.doc

Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies

telah terbuang, periksalah kemungkinan masih adanya daerah

undercut. Undercut padadaerah pertautan email-dentin seharusnya

telah dibersihkan. Jika masih terdapat undercut pada dinding aksial,

maka undercut tersebut biasanya terletak seluruhnya pada dentin dan

ditutup dengan semen pelapik pada tahap preparasi berikutnya

sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang dikehendaki.

Bevel

Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur

fisur. Hal ini untuk memungkinka diperolehnya ketebalan yang cukup

bagi pola malam yang kelak akan dibuat di daerah yang dinilai kritis.

Bevel hendaknya diletakkan di tepi email agar tepi tipis hasil tuangan

dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak

baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam lagi karena

retensi restorasi akan berkurang. Tepi luar bevel harus halus dan

kontinyu untuk memudahkan penyelesaian restorasi dan supaya tepi

tumpatannya beradapatsi baik dengan gigi. Bevel biasanya tidak dibuat

didinding aproksimal karena akan menciptakan undercut, mengingat

sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling

cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bevel

gingiva sangat penting karena akan menigkatkan kecekatan tuangan

yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.

4. Pola Malam

Pola malam dibuat secara:

- Direct : pembuatan restorasi rigid secara langsung dalam satu kali

kunjungan.

- Indirect : pembuatan restorasi rigid yang dilakukan di laboratorium

dan berkali-kali kunjungan

25

Page 26: skenario2.doc

5. Gigi direstorasi rigid sementara dengan menggunakan semen perekat

sementara, seperti zinc oksid eugenol.

Kunjungan Kedua

6. Tumpatan rigid sementara dibongkar

7. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau

separating medium (cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian

tempatkan matriks band, wedge atau cincin penahan untuk menghasilkan

kontak proksimal yang baik.

8. Lalu tumpat dengan porselen. Sesuaikan anatomi oklusal dengan

menggunkan bur untuk menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan

batas margin yang baik dan sistemis.

9. Trial Inlay/ Onlay porselen pada pasien

10. Jika kedudukannya baik, restorasi rigid yang sudah ditrial disemenkan

pada gigi tersebut.

11. Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dibersihkan dengan

eskavator sementara benang gigi digunakan untuk membuang kelebihan

di aproksimal. Tepi-tepi restorasi harus dilapisi dua lapisan pernis

copalite untuk mengurangi pelarutan semen selama jam-jam pertama

pengerasan. Setelah itu, Permukaan oklusal harus dipoles dengan pasta

pumis yang diletakkan pada bur sikat, diikutu oleh whiting yang

diletakkan pada berbagai sikat.

4. Porselen Fuse to Metal

Restorasi all kramik sangat baik penampilannya dan terlihat natural atau

sewarna dengan gigi tetapi brittle dan cendrung mudah fraktur. Berbeda degan

restorasi metal restorasi cendrung kuat namun tidak bisa digunakan pada gigi

anterior karena pertimbangan estetik. Sehingga kombinasi keduanya metal

kramik restorasi memiliki kekuatan yanga baik dan penampilan yang

diharapkan.

26

Page 27: skenario2.doc

(gambar: mahkota porselen fuse to metal)

(gambar: onlay menggunakan porselen fuse to metal)

27

Page 28: skenario2.doc

Perlekatan Logam pada Porselen

Dua jenis ikatan utama:

a) Chemical bonding

b) Mechanical interlocking

Kegagalan pada Restorasi Kramik Metal

a) Mayoritas kasus yang terjadi oleh karenan

Kegagalan biologis: fraktur gigi, periodontal disease, karies sekunder

Fraktur prothesisi dan kegagalan estetik, 20% dari kasusu retretment

b) Fraktur pada protesis (crown) terletak pada adhesif kramik coping.

28

Page 29: skenario2.doc

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Mapping

29

Page 30: skenario2.doc

3.2 Diagnosa Penyakit dari Pasien

30

Page 31: skenario2.doc

Pada skenario pasien mengeluhkan gigi ngilu terkena makanan manis dan dingin.

Pemeriksaan klinis didapatkan karies pada permukaan oklusal melibatkan pit dan

fisur meluas ke arah mesial dan kehilangan cusp buko mesial. Dari anamnesa dan

pemeriksaan klinis disimpulkan bahwa pasien menderita pulpitis reversible dengan

karies kelas II. Perawatan yang akan dilakukan adalah onlay dengan bahan porselen

fuse to metal.

Gambar. Bentuk preparasi kavitas kelas II

3.3 Definisi

Restorasi Rigid adalah restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan

menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada gigi.

Restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay, dan crown. Inlay adalah restorasi porselen

atau emas yang dibuat dengan proses pengecoran agar diperoleh bentuk yang pas

31

Page 32: skenario2.doc

dengan preparasi gigi dan disemenkan ke dalam kavitas dan ditempatkan diantara

cusp. Onlay adalah tuangan logam atau akrilik yang dirancang untuk menutupi

permukaan oklusal dan atau permukaan gigi. Rekonstruksi gigi lebih luas daripada

inlay, yaitu meliputi 2 atau lebih cusp. Crown adalah penggantian sebagian atau

sebagaian mahkota klinis yang disemenkan. Bisa terbuat dari logam, plastik,

porselen, atau kombinasinya.

3.4 Indikasi dan Kontraindikasi

3.4.1 Inlay

Indikasi Inlay

- Pilihan pasien.

- Sebagai perawatan utama jika emas atau keramik pilihan restorasi dominan.

- Sebagai sandaran gigi tiruan lepasan.

- Kavitas kecil dan karies proksimal.

Kontraindikasi Inlay

- Mahal

- Adanya penyakit periodonsium

- Ada karies yang banyak dan tekanan besar

- Pada karies yang besar yang mengenai cusp

3.4.2 Onlay

Indikasi Onlay

32

Page 33: skenario2.doc

- Abrasi gigi posterior yang luas

- Kerusakan gigi posterior yang menerima tekanan yang besar

- Telah dirawat endodontik

- Memperbaiki fungsi oklusi

- Lebar isthmus melebihi 1/3 jarak antar cusp

- Kemungkinan bisa terjadi fraktur cusp

- Pengganti restorasi amalgam yang rusak

- Restorasi gigi posterior menerima tekanan oklusal yang kuat.

Kontraindikasi Onlay

- Karies yang sangat luas melibatkan bukal, palatal, lingual dan oklusal.

- Mahkota klinis gigi pendek pada gigi vital

3.4.3 Mahkota Pasak

Indikasi Mahkota Pasak

- Gigi non vital

- Fraktur melebihi setengah mahkota klinis

- Restorasi setelah endodonti

- Kerusakan mahkota lebih dari sepertiga bagian

- Fraktur belum sampai akar

Kontraindikasi Mahkota Pasak

33

Page 34: skenario2.doc

- Akar terlalu pendek

- Fraktur sampai akar

- Dinding saluran akar tipis

- OH buruk

- Jaringan pendukung gigi buruk

3.5 Prinsip Preparasi

Untuk restorasi rigid prinsip preparasi idealnya :

- Melakukan preparasi yang dindingnya tegak sejajar

- Jangan sampai ada undercut

Agar tercipta kavitas yang diinginkan maka harus meminimalkan kemiringan dinding

tersebut dan sudut kemiringan diantara 2 dinding tegak berhadapan 6°. Setiap dinding

tegak membuat sudut 3° dengan aksis gigi. Jika sulit membuat sudut 3°, bisa

ditoleransi hingga 5°. Namun, semakin besar sudutnya, retensi makin kecil.

3.6 Tahapan Inlay dan Onlay

Kunjungan 1

- Tumpatan amalgam dibongkar

- Kavitas dibersihkan

- Preparasi untuk tempat inlay atau onlay

34

Page 35: skenario2.doc

a. Membuat outline form

b. Mengakses karies

Tahap pertama preparasi adalah memperoleh akses ke dentin karies

dengan menggunakan bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan

kecepatan tinggi. Penggunaan bur kuncup dan bukan bur fisur sejajar

adalah untuk mencegah terbentuknya undercut.

c. Menentukan luas karies

Jika akses diperoleh, kavitas bila dilebarkan ke arah buko-palatal sampai

dicapai pertautan enamel-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar

boks arah buko-palatal.

d. Keyway atau Dovetail.

Pembuatan suatu keyway merupakan hal yang lazim, karena tidak saja

fisur sering perlu diikutkan karena pertimbangan adanya karies atau

tumpatan lama, melainkan juga karena keyway memberi sumbangan besar

terhadap retensi inlay dan ketahanan terhadap kemungkinan bergesernya

restorasi. Keyway dibuat dengan kemiringan minimal 10 memakai fisur

bur kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar

keyway diantara cusp merupakan daerah yang paling sempit dan melebar

ke arah yang berlawanan dengan letak karies aproksimalnya dan dengan

mengikuti kontur fisurnya sehingga terbentuk seperti ekor burung dara.

35

Page 36: skenario2.doc

e. Boks aproksimal

Kini perhatian dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini

kavitas harus didalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan

cara yang sama dengan cara preparasi untuk amalgam dengan jalan

membuang dentin karies pada daerah pertautan email-dentin (DEJ).

Preparasi dibuat miring sebesar 10° dengan bur fisur kuncup tungsten

carbide highspeed. Gigi tetangga dilindungi dengan lempeng matriks

untuk melindunginya dari kemungkinan terkena bur. Pelebaran ke arah

gingiva hanya dilakukan seperlunya saja sekedar membebaskan DEJ dari

karies. Setiap email yang tak terdukung dentin sehat, hendaknya dibuang

dengan bur fisur kecepatan tinggi.

f. Pembuangan karies dalam

Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang

dengan bur ukuran medium dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies

telah terbuang, periksalah kemungkinan daerah undercut. Undercut pada

36

Page 37: skenario2.doc

DEJ harusnya sudah dibersihkan. Jika masih terdapat undercut pada

dinding aksial, maka undercut tersebut ditutup dengan pelapik semen pada

tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi memiliki kemiringan yang

dikehendaki.

g. Bevel

Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur

pengakhir kecepatan rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan

tinggi yang sesuai. Hal ini memungkinkan diperolehnya ketebalan yang

cukup bagi pola malam yang kelak akan dibuat di daerah yang dinilai

kritis.

Bevel hendaknya diletakkan di tepi email, agar tepi tipis hasil tuangan

dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik.

Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam lagi karena retensi

restorasi akan berkurang. Bevel biasanya tidak dibuat di dinding

aproksimal karena akan menciptakan undercut.

- Pelapikan

Meletakkan pelapik semen pada kavitas. Semen yang biasa digunakan adalah

OCE, GIC, Zinc Fosfat, Zinc Karboksilat. Sejumlah kecil semen diambil

dengan ujung sonde dan diletakkan di dinding aksial kavitas. Semen

kemudian dipadatkan pada dinding. Kelebihan semen dibuang dengan

eskavator tajam sebelum mengeras.

- Pola malam

Pembuatan pola malam terdiri dari dua cara yaitu :

a. Direct : dibuat langsung di rongga mulut pasien

37

Page 38: skenario2.doc

Ujung malam inlay dipanaskan perlahan-lahan diatas lampu bunsen.

Ketika malam melunak, malam dimanipulasi oleh jari operator. Ujung

malam dipotong dengan pengukir Le Cron dan diletakkan diatas jari

operator dan silewatkan sebentar diatas nyala api sebelum dibawa ke

mulut pasien. Malam akan mengeras karena mendingin dengan cepat.

Andaikata malam tidak mengisi seluruh kavitas, pola malam harus

diangkat semuanya dan diganti baru.

b. Indirect : dibuat di laboratorium

- Restorasi rigid sementara

Selama menunggu selesainya restorasi, restorasi sementara dapat dipasang

dengan tujuan untuk mencegah timbulnya kepekaan gigi yang dipreparasi.

Bahan untuk restorasi sementara hendaknya mudah digunakan, efektif, tidak

iritan, dan murah harganya. Bahan yang banyak dipakai adalah Protemp, suatu

bahan resin bis-akril.

Kunjungan 2

- Restorasi rigid sementara dibongkar

- Trial Onlay atau Inlay

Pada tahap ini, pas tidaknya restorasi harus dinilai; kalau banyak kekurangan

maka inlay atau onlay perlu diulang. Sedangkan hasil tuangan yang berlebih

dapat dipotong dan disesuaikan. Pemeriksaan oklusi harus mencakup

keprematuran dalam oklusi antar cusp. Setiap keprematuran harus dibuang

karena walaupun pada tahap laboratorium telah dilakukan dengan benar tetapi

biasanya masih ada penyesuaian klinik yang minimal.

- Penyemenan

38

Page 39: skenario2.doc

Permukaan dalam inlay atau onlay dibersihkan dari bubuk poles atau debris

lainnya kemudian dikeringkan. Semen perekat dituangkan ke atas kaca

pengaduk dan dicampur sesuai aturan pabriknya. Campuran semen dilapiskan

ke permukaan dalam inlay atau inlay lalu ke dinding-dinding kavitas.

- Aplikasi Inlay atau Onlay

Inlay atau onlay kemudian diaplikasikan dan tekan menggunakan burnisher.

Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dan dibersihkan dengan

escavator.

- Finishing dan Polishing

Permukaan oklusal kemudian dipoles dengan pasta pumis yang diletakkan

pada bur sikat, akhirnya dengan menggunakan whiting pada bur karet supaya

kilatnya sempurna. Tepi-tepi restorasi dipernish kembali.

39

Page 40: skenario2.doc

BAB IV

Kesimpulan

1. Restorasi Rigid adalah restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan

menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan

pada gigi.

2. Restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay, dan crown.

3. Inlay adalah restorasi porselen atau emas yang dibuat dengan proses

pengecoran agar diperoleh bentuk yang pas dengan preparasi gigi dan

disemenkan ke dalam kavitas dan ditempatkan diantara cusp.

4. Onlay adalah tuangan logam atau akrilik yang dirancang untuk menutupi

permukaan oklusal dan atau permukaan gigi. Rekonstruksi gigi lebih luas

daripada inlay, yaitu meliputi 2 atau lebih cusp.

5. Crown adalah penggantian sebagian atau sebagaian mahkota klinis yang

disemenkan.

6. Tahapan dari inlay / onlay adalah sebagai berikut :

Kunjungan 1

- Tumpatan amalgam dibongkar

- Kavitas dibersihkan

- Preparasi untuk tempat inlay atau onlay

h. Membuat outline form

40

Page 41: skenario2.doc

i. Mengakses karies

j. Menentukan luas karies

k. Keyway atau Dovetail.

l. Boks aproksimal

m. Pembuangan karies dalam

n. Bevel

- Pelapikan

- Pola malam

- Restorasi rigid sementara

Kunjungan 2

- Restorasi rigid sementara dibongkar

- Trial Onlay atau Inlay

- Penyemenan

- Aplikasi Inlay atau Onlay

- Finishing dan Polishing

41