Upload
hastin-as
View
102
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sule usia 30 tahun datang ke RSGM ingin memperbaiki tambalannya yang
pecah dan terasa linu bila berkumur. Sule menceritakan riwayat gigi belakang
kanan bawah 6 bulan yang lalu pernah ditambal amalgam oleh karena berlubang,
terasa linu bila kemasukan makanan manis dan dingin. Setelah dilakukan
pembersihan pada kavitasnya tampak pada gigi 46 kavitas media pada permukaan
oklusal melibatkan pit dan fissure meluas kea rah mesial dan kehilangan cusp
buko-mesial. Dokter gigi menyarankan untuk dibuatkan RESTORASI RIGID.
Pada kunjungan pertama dilakukan preparasi kavitas dan dibuatkan restorasi rigid
sementara.
Restorasi merupakan perawatan untuk mengembalikan struktur anatomi dan
fungsi gigi. Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium
dental dengan menggunakan model cetakan gigi dipreparasi ysng kemudian
disemenkan pada gigi.
Restorasi rigid merupakan salah satu cara untuk mempertahankan gigi agar
tidak dicabut. Berbagai macam bahan tambal dikenal dalam dunia kedokteran
gigi. Dari semua bahan yang ditawarkan tentu ada sejumlah keuntungan dan
kerugiannya. Semua digunakan harus sesuai dengan indikasi. Sebelum dokter gigi
melakukan tindakan gigi, sebaiknya pasien diberi penjalesan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan prosedur yang akan dilakukan, termasuk jenis bahan tambal
yang akan dipakai.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Jelaskan mengenai restorasi rigid inlay/onlay meliputi indikasi, tahapan, dan
bahan yang dipergunakan!
2. Jelaskan mengenai indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid mahkota pasak
(crown) post perawatan endo!
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai restorasi rigid inlay/onlay meliputi indikasi,
tahapan, dan bahan yang dipergunakan.
2. Untuk mengetahui mengenai indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid
mahkota pasak (crown) post perawatan endo.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan
menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada gigi.
Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan berulang dan penempatan tumpatan
sementara sehingga lebih mahal untuk pasien. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)
Berdasarkan kepustakaan Inggris, restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay, dan
crown/ mahkota. Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara
tonjol gigi/ cusp, sedangkan onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas
meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp. Crown/ mahkota adalah penggantian
sebagian atau seluruh mahkota klinis yang disemenkan. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)
Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, porselen fuse to
metal, resin komposit, dan kombinasi keduanya. Logam merupakan bahan restorasi
rigid dengan kekuatan tensil yang besar, yang membutuhkan preparasi kavitas yang
luas dan bevel sebagai retensi, tetapi memiliki masalah estetik. Sedangkan porselen
merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling unggul dengan kekuatan
kompresif yang tinggi. Porselen mebutuhkan biaya besar biasanya, dua sampai tiga
kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau komposit plastis selain waktu
pembuatan di laboratorium. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)
Penggunaan teknik restorasi rigid komposit telah terbukti mampu memperbaiki
beberapa kekurangan restorasi komposit plastis. Hal ini dibuktikan dengan
penenlitian Scheibenbogen-Fuchsbrunner tahun 1999 dan 2000 yang menemukan
bahwa setelah tahun ke-2 dan 3 integritas marginal dan bentuk anatomi pada restorasi
rigid komposit lebih memuaskan dari restorasi plastis. Menurut Dietschi tahun 1995,
kualitas adaptasi marginal restorasi rigid resin komposit terbukti labih baik dari
3
restorasi plastis komposit. Menurut Burke tahun 1994, porselen menghasilkan
restorasi dengan integritas marginal yang sangat memuaskan tetapi membutuhkan
waktu pembuatan dalam laboratorium. Restorasi rigid komposit dinyatakan lebih
mudah dan lebih murah dari inlay porselen. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)
Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direct, semidirect, dan
indirect. Teknik semidirect intraoral merupakan pembuatan inlay/ onlay resin
komposit satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi,
disinar dari setiap arah dan kemudian di post-cured sebelum dibonding pada gigi.
Teknik semidirect ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali
kunjungan yang dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi
kontak marginal. Teknik indirect merupakan pembuatan restorasi rigid yang
dilakukan dalam laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi
yang dipreparasi, membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan berulang. (Putri
Sari H. USU. 2006: 3)
Dengan teknik restorasi rigid, penyusutan polimerisasi terjadi ekstraoral dan
kontur yang lebih mudah dicapai karena restorasi dibuat diluar mulut. Dengan
menggunakan restorasi rigid teknik indirect, celah dalam restorasi dapat
diminimalkan dengan memberikan tekanan pada restorasi sebelum penyinaran, dan
sifat-sifat fisis resin dapat ditingkatkan dengan penyinaran ekstraoral dengan
menaikkan panas dan tekanan. (Putri Sari H. USU. 2006: 3)
Macam- macam Restorasi Rigid
1. Inlay
Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/
cusp.
Indikasi :
1. Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar
4
2. Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan),
misalnya: inlay bukal atau disto/mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan “
Rest Seat”, untuk gigi tiruan.
3. Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cusp
4. Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami
kerusakan akibat adanya karies sekunder
Kontraindikasi :
1. frekuensi karies tinggi
2. OH pasien jelek
Gambar Outline Form
Tahap Pembuatan dan Pemasangan Inlay komposit
1. Preparasi Kavitas
membuang semua jaringan karies atau bahan tumpatan yang lama
5
preparasi dengan membentuk dinding kavitas 3-5 derajat divergen ke
oklusal
seluruh dinding kavitas dihaluskan dengan dasar kavitas, semua sudut
kavitas dibuat membulat
tidak dilakukan pembuatan bevel pada permukaan oklusal
dibutuhkan ketebalan minimal 2 mm agar di dapat kekuatan dari bahan
komposit
2. Pembuatan Inlay
secara direct
secara indirect
3. Insersi Inlay Komposit
4. Teknik Sementasi
persiapan inlay
persiapan kavitas
aplikasi semen resin
5. Penyelesaian dan Pemolesan
(http://www.researchgate.net/publication/
42349869_Restorasi_Rigid_Resin_Komposit_Pada_Gigi_Posterior)
2. Onlay
Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih
tonjol gigi/ cusp.
Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan karena restorasi
sebelumnya, karies, atau penggunaan fisik, maka inlay dengan dua permukaan
tidak akan adekuat lagi. Hal ini memerlukan suatu restorasi yang meliputi
seluruh daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini, onlay MOD merupakan jenis
restorasi yang tepat. ( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
6
Indikasi :
1. Pengganti restorasi amalgam yang rusak.
2. Kalau restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan lingual.
3. Restorasi karies interproksimal gigi posterior.
4. Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.
Adalah mungkin bagi amalgam atau inlay untuk mengurangi kerentanan gigi
terhadap fraktur tonjol. Aset utama dari restorasi yang meliputi permukaan
oklusal adalah merestorasi kekuatan gigi dengan menghubungkan tonjol-tonjol
sebagai unit tunggal. (Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
Indikasi yang populer bagi onlay adalah menggantikan restorasi amalgam
yang rusak. Juga berguna untuk merestorasi lesi karies yang mengenai kedua
permukaan proksimal. Ciri-ciri utama dari restorasi ini adalah mempertahankan
sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan dengan gingival dan hal ini
merupakan suatu pertimbangan periodontal yang sangat membantu. (Baum,
Lloyd dkk. 1997 : 544)
Gambar Outline Form
7
Keterangan :
Desain kavitas (outline form) ditentukan oleh ukuran lesi karies oklusal.
A dan B, lesi yang besarnya kecil atau sedang dapat ditambal dengan hanya
melakukan akses.
C, lokasi yang tepat untuk mengakhiri tepi pada permukaan lingual.
D, tepi berakhir pada permukaan oklusal. Ini tidak sesuai karena email akan
mudah pecah.
E, pandangan lingual dari molar kanan atas.
F, penampang karies distal yang mengenai ujung tonjol disto-lingual.
G, pandangan oklusal dari desain restorasi yang tepat untuk gigi ini.
H, penampang potong yang menunjukkan lokasi yang tepat dari dinding mesial.
I, tepi berakhir pada tonjol disto-lingual. Ini tidak sesuai karena tepi
emailcenderung hancur dan fraktur.
( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)
Tahapan Preparasi Onlay:
Langkah-langkah preparasi onlay adalah:
Pemasangan isolator karet.
Akses ke karies
8
Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat yang
digunakan adalah bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan
kekuatan tinggi.
Menentukan luas karies
Setelah akses diperoleh, kavitas bisa dilebarkan sampai dicapai pertautan
email-dentin yang sehat.
Keyway
Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan terhadap
kemungkinan bergesernya restorasi. Keyway dibuat dengan kemiringan
minimal sekitar 6-10o terhadap sumbu gigi dengan menggunakan bur fisur
kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Setelah
membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa
karies dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang benar.
Pembuatan boks aproksimal
Di bagian ini kavitas harus didalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah
dan dengan cara yang sama dengan preparasi untuk amalgam dengan jalan
membuang dentin karies pada pertautan email-dentin. Ketika dentin karies
pada pertautan email-dentin telah dibuang, dinding email dapat dipecahkan
dengan pahat dan tepi kavitasnya dihaluskan dengan pahat pemotong tepi
9
gingiva. Preparasi dibuat miring 10oterhadap sumbu gigi dengan bur fisur
tunsten carbide kecepatan tinggi.
Pembuangan karies dalam
Karies mungkin tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang dengan
bur ukuran medium (ISO 012) dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies
telah dibuang, periksa kembali untuk memastikan tidak adanya undercut.
Jika masih ada undercut, maka undercut tersebut ditutup dengan semen
pelapik pada tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai
kemiringan yang dikehendaki.
Pembuatan bevel
Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur
pengakhir kecepatan rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi
yang sesuai. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email, agar tepi tipis hasil
tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi
tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam karena akan
mengurangi retensi dari suatu restorasi. Bur lain yang dapat digunakan
adalah bur fisur kuncup untuk preparasi kavitas. Tepi luar bevel harus halus
dan kontinyu untuk mempermudah penyelesaian restorasi dan supaya tepi
tumpatannya beradaptasi dengan baik dengan gigi.
Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan menciptakan
undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian
gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus
dibevel. Bur yang paling cocok adalah bur Baker Curson halus dan kuncup
dalam kecepatan tinggi. Bevel gingiva sangat penting karena akan
mneingkatkan kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling
kritis.
( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)
10
3. Mahkota (pasak)
Mahkota adalah restorasi rigid sebagian/ seluruh mahkota yang disemenkan.
Rekonstruksi kembali gigi yang kerusakannya lebih besar daripada gigi yang
sehat.
Indikasi:
1. Gigi vital/ non vital
2. Sudah tidak bisa ditambal lagi
3. Karies yang meluas sampai menghilangkan cusp gigi
4. Jaringan periodontal sehat
5. Tidak ada riwayat alergi pada bahan mahkota pasak
6. Gigi antagonisnya masih bagus sehingga tidak menjadi iritasi pada bagian
mukosa palatal.
7. Retensi pada gigi yang akan diberi mahkota masih baik dalam artian masih
mampu menerima beban mahkota pasak itu sendiri
8. Akar gigi masih bagus.
Kontraindikasi:
1. Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit dan fissure
2. Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota karena adanya
periodontitis kronis
3. Tidak adanya gigi antagonis sehingga menyebabkan mukosa palatal iritasi
4. Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital artinya tidak sampai
perforasi.
5. Kondisi gigi pada lengkung rahang tidak crowded.
Gambar Outline Form
11
Gambar 1.1
Metode untuk membentuk inti pada gigi insisiv atas sebelum membuat mahkota
pasak
a. Inti komposit yang ditahan dengan pasak dentin pada gigi masih vital
b. Pasak cor dan inti
c. Pasak kawat wiptam dan inti cor
d. Pasak dan inti siap pakai tipe Charlton
e. Pasak ulir dan inti siap pakai tipe kurer
Catatan : pada b,c,d dan e pengisian akar sudah dilakukan sebelum pemasangan
mahkota.
12
Gambar 1.2 (a dan b permukaan mesio distal, c permukaan buko lingual)
Preparasi gigi untuk pasak cord mahkota jaket porselen dengan inti pada gigi
yang sudah dirawat saluran akar:
A preparasi saluran akar
B preparasi permukaan akar
C mahkota jaket porselen yang sudah selesai dengan pasak cor dan inti
Tahapan Preparasi Pasak :
- Pemilihan desain pasak
Sistem pasak yang digunakan harus sesuai dengan saluran akar maupun
restorasinya. Dokter gigi harus mempunyai keterampilan untuk menentukan
indikasi dan penggunakan pasak pada gigi yang dirawat.
- Preparasi pasak
Kamar pulpa maupun saluran akar memberi retensi pada restorasinya. Pasak
yang disemen pada saluran akar akan memneri retensi pada restorasi (inti)
13
namun tidak memperkuat akar gigi, bahkan sering kali memeperlemah akar
gigi bila bentuk pasak tidak sesuai dengan bentuk saluran akarnya (lebih
besar). Karena itu buatlah preparasi pasak yang minimal sesuai dengan
kebutuhan retensi inti.
Preparasi pasak dimulai dari pengambilan gutta percha dari saluran akar
sesuai dengan panjang yang diperlukan dilanjutkan dengan memperbesar
dan membentuk saluran akar untuk ditempati pasak. Pengambilan gutta
percha harus hati-hati. Pengambilan yang terlalu banyak akan
mengakibatkan tendensi fraktur akar. Perforasi akar juga bias terjadi apabila
preparasi saluran akar menyimpang dari saluran akarnya. Radiograf tidak
dapat menentukan secara pasti mengenai lengkung dan diameter saluran
akar. Radiograf mungkin tidak bisa menunjukkan konkavitas dan lengkung
labio-lingual. Sebagai patokan umum, diameter pasak tidak boleh lebih dari
sepertiga diameter akar. Preparasi pasak yang menyempit ke arah apikal
mencegah terjadinya step di daerah apeks; tidak adanya step merupakan
predisposisi terjadinya wedging (peregangan) dan fraktur akar.
- Pengambilan gutta percha
Pengambilan gutta percha sebaiknya dilakukan pada saat obturasi karena
dokter gigi masih ingat betul bentuk, diameter, panjang dan lengkung
saluran akar.
Pengambilan gutta percha juga bisa dilakukan pada kunjungan berikutnya.
Pengambilan gutta percha lebih baik menggunakan alat yang panas sedikit
demi sedikit sampai panjang yang ditentukan. Gutta percha diambil sampai
tersisa sedikitnya 4 mm dari apeks. Semua alat bisa digunakan asal bisa
dipanaskan. Gunakan instrumen yang rotatif seperti pisau reamer. Namun
penggunaannya harus hati-hati karena kecenderungannya untuk
14
menyimpang dan menimbulakan perforasi atau paling sedikit mengakibatkan
kerusakan yang berat pada saluran akar. Alternatif lain yaitu menggunakan
pelarut seperti kloroform, xylene atau eucaliptol adalah kotor dan sulit
mengambil gutta percha sampai panjang yang dikehendaki.
- Penyelesaian ruang pasak
Setelah gutta percha diambil, dilakukan pembentukan saluran akar sesuai
dengan tipe pasak yang akan digunakan. Dapat menggunakan instrumen
putar dalam pembentukannya.
Yang penting adalah bahwa pasak yang disemenkan, apapun desain dan
bentuk preparasinya, tidak mungkin rapat dengan saluran akar. Pasak tidak
akan rapat benar-benar dan semen juga tidak dapat mengisi seluruh interfase.
Saliva dan bakteri juga dapat mencapai daerah apeks bila sudah berkontak
dengan pasak.
Pertimbangan Untuk Membuat Restorasi
1. Gigi yang telah dirawat PSA mungkin lebih getas dan mudah patah. Hal ini
dikarenakan kandungan air pada jarinagn keras lebih sedikit disbanding
dengan gigi dengan pulpa vital.
2. Sesudah jaringan keras diangkat dan perawatan endodontik, dindind email
tidak mendapat dukungan yang baik dank arena preparasi ruang pulpa.
3. Sedikit tidaknya jarinagan gigi pada mahkota sehingga dipilihlah
perencanaan restorasi dengan retensi intraradikuler (pasak).
Beberapa Pertimbangan Untuk Rancangan Pasak Dan Preparasinya
15
Tujuan pasak intraradikuler adalah menyediakan retensi dan kekuatan bagi
restorasi mahkota.
1. Jika preparasi pasak terlalu pendek maka akan meyebabkan kemungkinan
patah akar. Tekanan yang ada akan diterima mahkota dan pasak didesak ke
akar.
2. Jika preparasi pasak cukup panjang (idealnya 1-1,5 kali panjang mahkota)
tekanan yang diterima akan tersebar ke seluruh akar yang berkontak dengan
pasak.
3. Jika preparasi pasak terlalu lebar, kar akan menjadi lemah dan fraktur.
Preparasi yang terlalu lebar mungkin akan menyebabkan perforasi akar.
Pasak yang pendek dan lebar sering mengakibatkan fraktur akar.
4. Jika preparasi dan pasak sempit, kesukaran mungkin akan dijumpai untuk
mencetaknya dank arena fleksibilitas pasaknya, gigi tidak akan menjadi
lebih kuat.
Bahan-Bahan Yang Dapat Digunakan Untuk Membuat Pasak
Pencetakan saluran akar yang telah dipreparasi sangat sulit dilakukan karena
ukurannnya yang panjang dan sempit. Untunglah sekarang didapat 2 macam
bahan yang memungkinkan dilakukannya pencetakan saluran akar dengan
panjang yang maksimum dan tepat.
1. Endopost
Campuran logam yang bertitik lebur tinggi dan dibuat dengan standar
endodontik dari ukuran 70-140; dapat dituang dengan emas atau logam
tuang lainnya.
16
2. Endowel
Pin plastic berukuran standar 80-140. jika telah pas dengan preparasi pasak
dan dibuat pada malam atau pola resin, akan menguap keluar dari investment
dan meninggalkan cetakan yang dapat dituang dengan logam.
Macam- macam Bahan Restorasi Rigid
1. Logam Tuang
Restorasi Tuang / Logam Tuang adalah restorasi yang dibuat dengan menuang
logam campur (alloy).
Indikasi:
1. Karies dalam dan besar
2. Penyangga suatu jembatan
3. Abrasi yang luas
4. Tekanan oklusal besar
5. Untuk perlindungan jaringan periodontal
Kontraindikasi:
1. Frekuensi karies tinggi
2. Usia muda
3. Oral higien buruk
Teknik Preparasi :
- Model malam penuangan
Penanaman
Bumbung tuang
17
Bahan tanam
Logam
Api
Hasil tuangan
Teknik Restorasi Tuang / Logam Tuang
# Direk
- preparasi
- malam dicetakkan langsung
- pada kavitas gigi dlm mulut
- dibentuk
- ditanam
- dicor
- dicoba, poles, semen
# Indirek
- preparasi
- cetak”double impression” pada preparasi kavitas
- model kerja “die”
- model malam
- ditanam, dicor, dituang
- dicocokkan pada model kerja pada lab
- pada pasien, sedikit dikoreksi saja
- baik untuk kompleks kavitas
Restorasi Tuang Inlay Direk
Indikasi:
18
- baik untuk kavitas yang kecil atau karies proksimal yang lebar
- untuk retensi klamer gigi tiruan atau pegangan
- inlay distal atau mesial untuk rest seat gigi tiruan
- kelas I dan kelas II bila bentuk dan fungsi tidak dapat diaplikasikan amalgam
Restorasi Tuang Onlay
Indikasi:
- preparasi bidang oklusal 1,5 – 2 mm
- gigi post endo
- slicing pada bidang proksimal
Indikasi MOD onlay:
- kerusakan restorasi amalgam
- restorasi proksimal gigi posterior (kavitas mesial dan distal)
- restorasi gigi posterior (tekanan oklusal yang berat)
- bila restorasi perlu memasukkan bagian bukal dan lingual
Dua macam restorasi tuang :
1. Intra koronal:
Adalah restorasi yang ada di dalam kavitas
2. Ektra koronal:
Adalah restorasi yang meliputi bagian luar gigi (mahkota)
Macam restorasi intra koronal:
Restorasi tuang inlay → teknik direk / indirek
Restorasi tuang onlay → teknik indirek
Inlay porselen → teknik indirek
19
Veneer → teknik indirek
Syarat Preparasi:
- Umum:
1. Outline form
2. Retention form
3. Resistence form
- Khusus:
1. Dinding kavitas tegak atau divergen 3-5°
2. Tidak ada undercut
3. Bevel pada cavosurface Angle → agar inlay dapat diburnish,
mendapatkan adaptasi yang baik
Retensi
- Utama:
Frictional retention
di dapat gesekan antara dinding kavitas. gesekan yang besar, bias
memberikan retensi yang besar
- Tambahan:
Line Angle tajam pada alas kavitas
outline form kavitas yang sempit dan bersudut tajam
pinhole
semen
reserve bevel di gingivo axial line angle
bevel (short) pada cavo surface line angle
(http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?
option=com_journal_review&id=5055&task=view)
20
2. Resin Komposit
Resin Komposit yang digunakan Dalam Restorasi Rigid
Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid tergantung teknik
pembuatan yang dipilih tetapi yang umumnya digunakan adalah hibrida atau
mikrohibrida.
Komposit hibrida generasi pertama dikembangkan tahun 1980-an yang
mengandung partikel filler berukuran 3-8mikro meter yang disebut midifil.
Penelitian membuktikan bahwa komposit hibrida partikel sedang dengan
kekuatan dan resistensi fraktur yang lebih besar, terbukti 3 tahun bertahan lebih
lama dari mikrofil. Komposit hibrida menghasilkan permukaan yang halus dan
estetis yang kompetitif dengan komposit mikrofil untuk aplikasi restorasi
anterior.
Sedangkan mikrohibrida merupakan generasi terbaru komposit mikrifil
sebelumnya. Komposit mikrohibrida diindikasikan untuk inlay, onlay, veneer ,
dan restorasi crown penuh.
Teknik pembuatan restorasi regid resin komposit
Langkah-langkah pembuatan inlay/onlay dengan tekink semidirect intra oral:
1. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air pada
gigi. Kemudian tempatkan matrix band untuk menghasilkan kontak
proksimal yang baik.
2. Tumpat resin komposit secara berlapis dan sinari secara terpisah.
3. Bagian oklusal dan aproksimal disinari selama 45 detik.
4. Inlay komposit dilepas dengan sendok atau carver
21
5. Inlay dipost cure untuk meningkatkan derajad konfersi, stabilitas
dimensional juga mencegah tekanan penyusutan yang muncul setelah
sementasi inlay.
6. Inlay dikembalikan pada preparasi dan perikasa kontak interproksimal.
7. Permukaan dalam inlay dietsa dengan 50mikro meter alumina atau larutran
metakrilat untuk meningkatkan ikatan bonding inlay dengan semen
komposit, etsa silane untuk permukaan restorasi dan biarkan kering diudara.
Tempatkan matrix tofflemire pada gigi yang dipreparasi untuk memastikan
bahwa etsa tidak berkontak dengan gigi yang didekatnya.
8. Kafitas preparasi dietsa dengan gel asam phospor 30/40% selama 20 detik,
cuci selama 5 detik dan keringkan dengan udara untuk menjamin etsaenamel
yang adekuat.
9. Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin
yang lembab.
10. Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada
dentin yang lembab.
11. Matrix tofflemire dipindahkan
12. Dual cure adhesif dicampur dan ditempatkan pada permukaan dalam
restorasi yang tidak disinari sebelum penempatan restorasi
13. Dual cure resin komposit luting sement dicampurkan dan ditempatkan pada
preparasi dan permukaan dalam restorasi dengan srynge.
14. Restorasi ditempatkan pada preparasi dan getarkan dengan hand
instrument.
15. Komposit luting sement berlebih dibuang dengan brus pada permukaan
oklusal dan interproksimal
16. Restorasi utuh ditempatkan dengan instrumen pada permukaan oklusal
secara perlahan
17. Margin interproksimal dibersihkan dengan eksplorer dan pisau scalpel
nomer 12.
22
18. Lengkapi polimerisasi dengan menyinari permukaan oklusal selama 90
detik dan 30 detik pada setiap permukaan proksimal.
19. Seluruh margin dihaluskan dengan bur carbide 12 fluted, disk dan polis
komposit.
20. Rubber dam dilepaskan dan periksa oklusi dengan kertas artikulasi.
21. Akhiri polishing dengan pasta aluminium okside
22. Etsa dengan asam phosfor 30% selama 30 detik dan rebonding.
3. Porselen
Langkah preparasi restorasi rigid porselen:
Kunjungan Pertama
1. Tumpatan amalgam dibongkar
2. Kavitas dibersihkan
3. Preparasi kavitas
Akses Ke Karies
Tahap pertama preparsi adalah memperoleh akses ke dentin karies
dengan menggunkan bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup
dengan kecepatan tinggi. Penggunaan bur kuncup dan bukan bur fisur
sejajar adalah untuk mencegah terbentuknya undercut.
Menentukan Luas Karies
Jika akses telah diperoleh, kavitas bisa dilebarkan kearah bukopalatal
sampai dicapai pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini menentukan
lebar boks arah bukopalatal.
Desain Preparasi Kavitas
Desain preparasi kavitas harus memastikan retensi seperti dinding
vertikal kavitas utama yang hampir sejajar dan sedut divergensi
dinding bukal dan lingual pada bagian proksimal masing-masing
adalah 50-100. Jika sudut kurang 50, struktur gigi yang masih ada
23
berada pada keadaan yang terlalu banyak tekanan selama prosedur
sementasi dan jika sudut lebih dari 100, retensinya bermasalah.
Keyway
Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus
fisur kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi.
Lebar keyway diantara tonjol merupakan daerah yang paling sempit
dan melebar kearah yang berlawanan dengan letak karies
aproksimalnya dan dengan mengikuti kontur fisurnya. Setelah
membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya
sisa karies dibagian ini dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan
sumbu yang benar. Jika kemiringan dinding tidak tepat, maka
ketidaktepatan itu harus diperbaiki.
Boks Aproksimal
Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya.
Dibagian ini kavitas harus di dalamkan memakai bur bulat kecepatan
rendah dan dengan cara yang sama dengan jalan membuang dentin
karies pada daerah pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada
pertautan email-dentin telah dibuang, dinding email dapat dipecahkan
dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat miring sebesar
10 derajat dengan bur fisur runcing. Gigi tetangga dilindungi dengan
lempeng matriks untuk melindunginya dari kemungkinan terkena bur.
Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu pembuatan keyway
merupakan hal yang sangat penting sehingga bagian boks dan
keywaynya mempunyai kemiringan yang sama. Pelebaran ke arah
gingiva hanya dilakukan seperlunya saja sekedar membebaskan
pertautan email-dentin dari karies, demikian juga halnya dalam arah
bukolingual. Setiap email yang tak terdukung dentin sehat, hendaknya
dibuang dengan bur fisur kecepatan tinggi.
Pembuangan Karies Dalam
24
Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies
telah terbuang, periksalah kemungkinan masih adanya daerah
undercut. Undercut padadaerah pertautan email-dentin seharusnya
telah dibersihkan. Jika masih terdapat undercut pada dinding aksial,
maka undercut tersebut biasanya terletak seluruhnya pada dentin dan
ditutup dengan semen pelapik pada tahap preparasi berikutnya
sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang dikehendaki.
Bevel
Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur
fisur. Hal ini untuk memungkinka diperolehnya ketebalan yang cukup
bagi pola malam yang kelak akan dibuat di daerah yang dinilai kritis.
Bevel hendaknya diletakkan di tepi email agar tepi tipis hasil tuangan
dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak
baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam lagi karena
retensi restorasi akan berkurang. Tepi luar bevel harus halus dan
kontinyu untuk memudahkan penyelesaian restorasi dan supaya tepi
tumpatannya beradapatsi baik dengan gigi. Bevel biasanya tidak dibuat
didinding aproksimal karena akan menciptakan undercut, mengingat
sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling
cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bevel
gingiva sangat penting karena akan menigkatkan kecekatan tuangan
yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.
4. Pola Malam
Pola malam dibuat secara:
- Direct : pembuatan restorasi rigid secara langsung dalam satu kali
kunjungan.
- Indirect : pembuatan restorasi rigid yang dilakukan di laboratorium
dan berkali-kali kunjungan
25
5. Gigi direstorasi rigid sementara dengan menggunakan semen perekat
sementara, seperti zinc oksid eugenol.
Kunjungan Kedua
6. Tumpatan rigid sementara dibongkar
7. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau
separating medium (cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian
tempatkan matriks band, wedge atau cincin penahan untuk menghasilkan
kontak proksimal yang baik.
8. Lalu tumpat dengan porselen. Sesuaikan anatomi oklusal dengan
menggunkan bur untuk menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan
batas margin yang baik dan sistemis.
9. Trial Inlay/ Onlay porselen pada pasien
10. Jika kedudukannya baik, restorasi rigid yang sudah ditrial disemenkan
pada gigi tersebut.
11. Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dibersihkan dengan
eskavator sementara benang gigi digunakan untuk membuang kelebihan
di aproksimal. Tepi-tepi restorasi harus dilapisi dua lapisan pernis
copalite untuk mengurangi pelarutan semen selama jam-jam pertama
pengerasan. Setelah itu, Permukaan oklusal harus dipoles dengan pasta
pumis yang diletakkan pada bur sikat, diikutu oleh whiting yang
diletakkan pada berbagai sikat.
4. Porselen Fuse to Metal
Restorasi all kramik sangat baik penampilannya dan terlihat natural atau
sewarna dengan gigi tetapi brittle dan cendrung mudah fraktur. Berbeda degan
restorasi metal restorasi cendrung kuat namun tidak bisa digunakan pada gigi
anterior karena pertimbangan estetik. Sehingga kombinasi keduanya metal
kramik restorasi memiliki kekuatan yanga baik dan penampilan yang
diharapkan.
26
(gambar: mahkota porselen fuse to metal)
(gambar: onlay menggunakan porselen fuse to metal)
27
Perlekatan Logam pada Porselen
Dua jenis ikatan utama:
a) Chemical bonding
b) Mechanical interlocking
Kegagalan pada Restorasi Kramik Metal
a) Mayoritas kasus yang terjadi oleh karenan
Kegagalan biologis: fraktur gigi, periodontal disease, karies sekunder
Fraktur prothesisi dan kegagalan estetik, 20% dari kasusu retretment
b) Fraktur pada protesis (crown) terletak pada adhesif kramik coping.
28
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mapping
29
3.2 Diagnosa Penyakit dari Pasien
30
Pada skenario pasien mengeluhkan gigi ngilu terkena makanan manis dan dingin.
Pemeriksaan klinis didapatkan karies pada permukaan oklusal melibatkan pit dan
fisur meluas ke arah mesial dan kehilangan cusp buko mesial. Dari anamnesa dan
pemeriksaan klinis disimpulkan bahwa pasien menderita pulpitis reversible dengan
karies kelas II. Perawatan yang akan dilakukan adalah onlay dengan bahan porselen
fuse to metal.
Gambar. Bentuk preparasi kavitas kelas II
3.3 Definisi
Restorasi Rigid adalah restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan
menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada gigi.
Restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay, dan crown. Inlay adalah restorasi porselen
atau emas yang dibuat dengan proses pengecoran agar diperoleh bentuk yang pas
31
dengan preparasi gigi dan disemenkan ke dalam kavitas dan ditempatkan diantara
cusp. Onlay adalah tuangan logam atau akrilik yang dirancang untuk menutupi
permukaan oklusal dan atau permukaan gigi. Rekonstruksi gigi lebih luas daripada
inlay, yaitu meliputi 2 atau lebih cusp. Crown adalah penggantian sebagian atau
sebagaian mahkota klinis yang disemenkan. Bisa terbuat dari logam, plastik,
porselen, atau kombinasinya.
3.4 Indikasi dan Kontraindikasi
3.4.1 Inlay
Indikasi Inlay
- Pilihan pasien.
- Sebagai perawatan utama jika emas atau keramik pilihan restorasi dominan.
- Sebagai sandaran gigi tiruan lepasan.
- Kavitas kecil dan karies proksimal.
Kontraindikasi Inlay
- Mahal
- Adanya penyakit periodonsium
- Ada karies yang banyak dan tekanan besar
- Pada karies yang besar yang mengenai cusp
3.4.2 Onlay
Indikasi Onlay
32
- Abrasi gigi posterior yang luas
- Kerusakan gigi posterior yang menerima tekanan yang besar
- Telah dirawat endodontik
- Memperbaiki fungsi oklusi
- Lebar isthmus melebihi 1/3 jarak antar cusp
- Kemungkinan bisa terjadi fraktur cusp
- Pengganti restorasi amalgam yang rusak
- Restorasi gigi posterior menerima tekanan oklusal yang kuat.
Kontraindikasi Onlay
- Karies yang sangat luas melibatkan bukal, palatal, lingual dan oklusal.
- Mahkota klinis gigi pendek pada gigi vital
3.4.3 Mahkota Pasak
Indikasi Mahkota Pasak
- Gigi non vital
- Fraktur melebihi setengah mahkota klinis
- Restorasi setelah endodonti
- Kerusakan mahkota lebih dari sepertiga bagian
- Fraktur belum sampai akar
Kontraindikasi Mahkota Pasak
33
- Akar terlalu pendek
- Fraktur sampai akar
- Dinding saluran akar tipis
- OH buruk
- Jaringan pendukung gigi buruk
3.5 Prinsip Preparasi
Untuk restorasi rigid prinsip preparasi idealnya :
- Melakukan preparasi yang dindingnya tegak sejajar
- Jangan sampai ada undercut
Agar tercipta kavitas yang diinginkan maka harus meminimalkan kemiringan dinding
tersebut dan sudut kemiringan diantara 2 dinding tegak berhadapan 6°. Setiap dinding
tegak membuat sudut 3° dengan aksis gigi. Jika sulit membuat sudut 3°, bisa
ditoleransi hingga 5°. Namun, semakin besar sudutnya, retensi makin kecil.
3.6 Tahapan Inlay dan Onlay
Kunjungan 1
- Tumpatan amalgam dibongkar
- Kavitas dibersihkan
- Preparasi untuk tempat inlay atau onlay
34
a. Membuat outline form
b. Mengakses karies
Tahap pertama preparasi adalah memperoleh akses ke dentin karies
dengan menggunakan bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan
kecepatan tinggi. Penggunaan bur kuncup dan bukan bur fisur sejajar
adalah untuk mencegah terbentuknya undercut.
c. Menentukan luas karies
Jika akses diperoleh, kavitas bila dilebarkan ke arah buko-palatal sampai
dicapai pertautan enamel-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar
boks arah buko-palatal.
d. Keyway atau Dovetail.
Pembuatan suatu keyway merupakan hal yang lazim, karena tidak saja
fisur sering perlu diikutkan karena pertimbangan adanya karies atau
tumpatan lama, melainkan juga karena keyway memberi sumbangan besar
terhadap retensi inlay dan ketahanan terhadap kemungkinan bergesernya
restorasi. Keyway dibuat dengan kemiringan minimal 10 memakai fisur
bur kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar
keyway diantara cusp merupakan daerah yang paling sempit dan melebar
ke arah yang berlawanan dengan letak karies aproksimalnya dan dengan
mengikuti kontur fisurnya sehingga terbentuk seperti ekor burung dara.
35
e. Boks aproksimal
Kini perhatian dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini
kavitas harus didalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan
cara yang sama dengan cara preparasi untuk amalgam dengan jalan
membuang dentin karies pada daerah pertautan email-dentin (DEJ).
Preparasi dibuat miring sebesar 10° dengan bur fisur kuncup tungsten
carbide highspeed. Gigi tetangga dilindungi dengan lempeng matriks
untuk melindunginya dari kemungkinan terkena bur. Pelebaran ke arah
gingiva hanya dilakukan seperlunya saja sekedar membebaskan DEJ dari
karies. Setiap email yang tak terdukung dentin sehat, hendaknya dibuang
dengan bur fisur kecepatan tinggi.
f. Pembuangan karies dalam
Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang
dengan bur ukuran medium dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies
telah terbuang, periksalah kemungkinan daerah undercut. Undercut pada
36
DEJ harusnya sudah dibersihkan. Jika masih terdapat undercut pada
dinding aksial, maka undercut tersebut ditutup dengan pelapik semen pada
tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi memiliki kemiringan yang
dikehendaki.
g. Bevel
Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur
pengakhir kecepatan rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan
tinggi yang sesuai. Hal ini memungkinkan diperolehnya ketebalan yang
cukup bagi pola malam yang kelak akan dibuat di daerah yang dinilai
kritis.
Bevel hendaknya diletakkan di tepi email, agar tepi tipis hasil tuangan
dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik.
Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam lagi karena retensi
restorasi akan berkurang. Bevel biasanya tidak dibuat di dinding
aproksimal karena akan menciptakan undercut.
- Pelapikan
Meletakkan pelapik semen pada kavitas. Semen yang biasa digunakan adalah
OCE, GIC, Zinc Fosfat, Zinc Karboksilat. Sejumlah kecil semen diambil
dengan ujung sonde dan diletakkan di dinding aksial kavitas. Semen
kemudian dipadatkan pada dinding. Kelebihan semen dibuang dengan
eskavator tajam sebelum mengeras.
- Pola malam
Pembuatan pola malam terdiri dari dua cara yaitu :
a. Direct : dibuat langsung di rongga mulut pasien
37
Ujung malam inlay dipanaskan perlahan-lahan diatas lampu bunsen.
Ketika malam melunak, malam dimanipulasi oleh jari operator. Ujung
malam dipotong dengan pengukir Le Cron dan diletakkan diatas jari
operator dan silewatkan sebentar diatas nyala api sebelum dibawa ke
mulut pasien. Malam akan mengeras karena mendingin dengan cepat.
Andaikata malam tidak mengisi seluruh kavitas, pola malam harus
diangkat semuanya dan diganti baru.
b. Indirect : dibuat di laboratorium
- Restorasi rigid sementara
Selama menunggu selesainya restorasi, restorasi sementara dapat dipasang
dengan tujuan untuk mencegah timbulnya kepekaan gigi yang dipreparasi.
Bahan untuk restorasi sementara hendaknya mudah digunakan, efektif, tidak
iritan, dan murah harganya. Bahan yang banyak dipakai adalah Protemp, suatu
bahan resin bis-akril.
Kunjungan 2
- Restorasi rigid sementara dibongkar
- Trial Onlay atau Inlay
Pada tahap ini, pas tidaknya restorasi harus dinilai; kalau banyak kekurangan
maka inlay atau onlay perlu diulang. Sedangkan hasil tuangan yang berlebih
dapat dipotong dan disesuaikan. Pemeriksaan oklusi harus mencakup
keprematuran dalam oklusi antar cusp. Setiap keprematuran harus dibuang
karena walaupun pada tahap laboratorium telah dilakukan dengan benar tetapi
biasanya masih ada penyesuaian klinik yang minimal.
- Penyemenan
38
Permukaan dalam inlay atau onlay dibersihkan dari bubuk poles atau debris
lainnya kemudian dikeringkan. Semen perekat dituangkan ke atas kaca
pengaduk dan dicampur sesuai aturan pabriknya. Campuran semen dilapiskan
ke permukaan dalam inlay atau inlay lalu ke dinding-dinding kavitas.
- Aplikasi Inlay atau Onlay
Inlay atau onlay kemudian diaplikasikan dan tekan menggunakan burnisher.
Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dan dibersihkan dengan
escavator.
- Finishing dan Polishing
Permukaan oklusal kemudian dipoles dengan pasta pumis yang diletakkan
pada bur sikat, akhirnya dengan menggunakan whiting pada bur karet supaya
kilatnya sempurna. Tepi-tepi restorasi dipernish kembali.
39
BAB IV
Kesimpulan
1. Restorasi Rigid adalah restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan
menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan
pada gigi.
2. Restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay, dan crown.
3. Inlay adalah restorasi porselen atau emas yang dibuat dengan proses
pengecoran agar diperoleh bentuk yang pas dengan preparasi gigi dan
disemenkan ke dalam kavitas dan ditempatkan diantara cusp.
4. Onlay adalah tuangan logam atau akrilik yang dirancang untuk menutupi
permukaan oklusal dan atau permukaan gigi. Rekonstruksi gigi lebih luas
daripada inlay, yaitu meliputi 2 atau lebih cusp.
5. Crown adalah penggantian sebagian atau sebagaian mahkota klinis yang
disemenkan.
6. Tahapan dari inlay / onlay adalah sebagai berikut :
Kunjungan 1
- Tumpatan amalgam dibongkar
- Kavitas dibersihkan
- Preparasi untuk tempat inlay atau onlay
h. Membuat outline form
40
i. Mengakses karies
j. Menentukan luas karies
k. Keyway atau Dovetail.
l. Boks aproksimal
m. Pembuangan karies dalam
n. Bevel
- Pelapikan
- Pola malam
- Restorasi rigid sementara
Kunjungan 2
- Restorasi rigid sementara dibongkar
- Trial Onlay atau Inlay
- Penyemenan
- Aplikasi Inlay atau Onlay
- Finishing dan Polishing
41