Upload
truongtram
View
237
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH HERBAL
CAMPURAN HERBA SAMBILOTO (Andrographis
paniculata) DAN BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni)
DAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER
RIZAL FIRDAUS
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA
SURABAYA
2012
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
SKRIPSI
AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH HERBAL
CAMPURAN HERBA SAMBILOTO (Andrographis
paniculata) DAN BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni)
DAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER
RIZAL FIRDAUS
050810281
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA
SURABAYA
2012
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui
skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul:
Aktivitas Hipoglikemi dari Teh Herbal Campuran Herba Sambiloto
(Andrographis paniculata) dan Biji Mahoni (Swietenia mahagoni) dan
Profil Metabolit Sekunder
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu
Digital Library Perpustakaan Universitas Airlangga untuk kepentingan
akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya
buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 15 Oktober 2012
Rizal Firdaus NIM: 050810281
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Rizal Firdaus
NIM : 050810281
Fakultas : Farmasi
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil tugas akhir yang saya tulis
dengan judul:
Aktivitas Hipoglikemi dari Teh Herbal Campuran Herba
Sambiloto (Andrographis paniculata) dan Biji Mahoni (Swietenia
mahagoni) dan Profil Metabolit Sekunder
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila di
kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini merupakan hasil plagiarisme,
maka saya bersedia menerima sangsi berupa pembatalan kelulusan dan atau
pencabutan gelar yang saya peroleh.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Surabaya, 15 Oktober 2012
Rizal Firdaus NIM: 050810281
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
Lembar Pengesahan
AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH HERBAL CAMPURAN HERBA SAMBILOTO (Andrographis
paniculata) DAN BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni) DAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER
SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
2012
Oleh :
RIZAL FIRDAUS 050810281
Disetujui Oleh :
Pembimbing Utama Pembimbing Serta
Prof. Dr. Sukardiman, Apt. MS Drs. Herra Studiawan, MS.
NIP. 19630109 198810 1 001 NIP. 19570310 198601 1001
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-
baiknya.
Dengan selesainya skripsi yang berjudul “Aktivitas Hipoglikemi
dari Teh Herbal Campuran Herba Sambiloto (Andrographis paniculata) dan
Biji Mahoni (Swietenia mahagoni) dan Profil Metabolit Sekunder” ini,
perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Sukardiman, MS., Apt., sebagai pembimbing utama yang
dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan memberi
dorongan baik moril maupun materiil kepada saya sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
2. Drs. Herra Studiawan, MS., sebagai pembimbing serta yang dengan
tulus ikhlas dan penuh kesabaran, telah membimbing saya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Dr. Bambang Tri Purwanto, MS., Apt., sebagai dosen wali yang dengan
tulus ikhlas dan penuh kesabaran telah memberi semangat dan
membantu saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya, Dr. Umi
Athiyah, MS., Apt., atas kesempatan yang diberikan kepada saya
mengikuti pendidikan program Sarjana.
5. Departemen Farmakognosi dan Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga Surabaya, yang telah memberikan kesempatan kepada saya
untuk mengerjakan skripsi di departemen ini.
6. Para dosen serta guru saya, yang telah mendidik serta mengajarkan ilmu
pengetahuan hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
viii
7. Keluarga yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini,
terutama kedua orang tua saya, H. Muhammad Ari dan Hj. Kartini
Dasawarsih serta kakak dan adik saya, Bayu Suherman, S.Si dan Farid
Naufal.
8. Teman-teman Tim Antidiabetes yang selalu membantu, Riza Nurayu
Fitriana, M. Ainun Najib, Awang Bilal S., Iqbal Aya Sofia, Pradipto
Danendro, Yunita Andri dan Evan Susandi, serta laboran Laboratorium
Hewan, M. Eko Adiputra.
Akhir kata, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan
pahala yang berlipat ganda.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
ix
RINGKASAN
AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH HERBAL CAMPURAN HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata) DAN BIJI MAHONI
(Swietenia mahagoni) DAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER
Rizal Firdaus
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia, metabolisme lipid dan protein yang abnormal, dengan komplikasi jangka panjang dapat mempengaruhi retina, ginjal, dan terutama sistem saraf (Debasis et al, 2011). Melihat etiologinya diabetes melitus (DM) di klasifikasikan menjadi empat, yaitu DM tipe 1 yang terjadi akibat adanya gangguan produksi insulin yang disebabkan penyakit autoimun atau idiopatik, DM tipe 2 yang terjadi akibat resistensi insulin atau gangguan sekresi insulin, Gestational Diabetes Mellitus (GDM) yaitu intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan dan DM akibat penyakit endokrin atau pankreas atau akibat penggunaan obat lain (Farmakologi dan Terapan FK UI, 2008; Dipiro et al, 2008). Banyak obat hipoglikemik oral, seperti sulfonilurea dan biguanides yang digunakan bersama dengan insulin untuk pengobatan diabetes melitus, namun obat ini memiliki efek samping yang signifikan (Debasis et al, 2011). Obat yang berasal dari tanaman obat sering dipertimbangkan dari segi keamanan dan biaya yang relatif lebih murah. Salah satu tanaman obat di Indonesia yang terkenal memiliki khasiat adalah sambiloto (Andrographis paniculata) dan mahoni (Swietenia mahagoni). Pada sambiloto terdapat andrografolida dan pada biji mahoni terdapat swietenin yang keduanya berfungsi dalam menghasilkan efek hipoglikemi. Dalam penelitian ini, dilakukan uji aktivitas hipoglikemi dari teh herbal campuran herba sambiloto (Andrographis paniculata) dan biji mahoni (Swietenia mahagoni) untuk mengetahui efek sinergis dari kedua campuran tersebut. Selain itu, juga ditentukan profil metabolit sekunder dari masing-masing tanaman dan campuran keduanya dengan metode KLT Densitometri. Cara pembuatan teh herbal yaitu simplisia herba sambiloto dan biji mahoni digiling menjadi serbuk halus yang kemudian akan dimasukkan ke dalam tea bag sebanyak 10g. Untuk teh herbal campuran herba sambiloto dengan biji mahoni maka dimasukkan serbuk halus yang telah digiling ke dalam tea bag sesuai dengan perbandingan (1:1; 1:2; 2:1) dengan berat total 10g. Tea bag ini kemudian akan di seduh dengan air mendidih sebanyak 100ml. Hasil seduhan teh herbal inilah yang kemudian akan di uji aktivitas hipoglikeminya pada hewan coba mencit diabetes yang
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
x
telah diinduksi aloksan. Sebelum diinduksi mencit harus dipuasakan 18 jam terlebih dahulu (hanya disediakan minum). Aloksan monohidrat diinjeksikan secara intraperitonial pada mencit dengan dosis 150mg/Kg BB (Etuk, 2010). Kadar glukosa darah diperiksa setelah 72 jam dan kadar glukosa darah mencit yang di atas 200 mg/dL adalah yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini membutuhkan 48 ekor mencit yang dibagi menjadi 8 kelompok dengan 6 ekor mencit untuk tiap kelompoknya. Kelompok normal (non-diabetes) tidak diinduksi aloksan dan tidak mendapat perlakuan sama sekali, kelompok kontrol negatif diberi perlakuan CMC-Na 0,5% dan kelompok kontrol positif diberi perlakuan glibenklamid (0,013mg/20g BB). Kelompok I adalah kelompok mencit diabetes yang diberi perlakuan teh herbal herba sambiloto (0,4ml/20g BB). Kelompok II adalah kelompok mencit diabetes yang diberi perlakuan teh herbal biji mahoni (0,4ml/20g BB). Kelompok III adalah kelompok mencit diabetes yang diberi perlakuan teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni perbandingan (1:1) 0,4ml/20g BB. Kelompok IV adalah kelompok mencit diabetes yang diberi perlakuan teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni perbandingan (1:2) 0,4ml/20g BB. Sedangkan yang terakhir adalah kelompok V yaitu kelompok mencit diabetes yang diberi perlakuan teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni dengan perbandingan (2:1) 0,4ml/20g BB. Evaluasi kadar glukosa darah mencit dilakukan pada hari ke-1, 3, 5, dan 7 selama perlakuan. Pengambilan darah dilakukan 2 jam setelah pemberian perlakuan dengan cara melukai ujung ekor hewan coba mencit menggunakan jarum.
Dari hasil perlakuan selama tujuh hari, didapatkan hasil penelitian berupa profil kadar glukosa darah mencit terhadap pengaruh pemberian teh herbal. Data dibuat dalam bentuk rata-rata ± SEM. Teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni dengan perbandingan (2:1) dengan dosis 0,4ml/20g BB yang memberikan penurunan kadar glukosa darah mencit paling besar mulai dari hari ke-0 (417,80±76,60 mg/dL) hingga hari ke-7 (329,60±71,44 mg/dL) dengan rata-rata penurunan kadar glukosa darah sebesar 88,20 mg/dL. Rata-rata penurunannya juga lebih besar jika dibandingkan dengan kedua teh herbal tunggalnya maupun perbandingan yang lainnya. Dilihat dari komposisinya, herba sambiloto lebih dominan dalam teh herbal campuran tersebut. Artinya dalam campuran ini, herba sambiloto memberikan kontribusi besar dalam penurunan kadar glukosa darah. Jika dikombinasikan dengan biji mahoni, maka akan memberikan efek yang sinergis dalam menurunkan kadar glukosa darah.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
xi
Setelah itu dilakukan analisis statistik untuk mengetahui perbedaan rata-rata penurunan kadar glukosa darah mencit antar kelompok perlakuan. Rata-rata penurunan dari masing-masing kelompok dianalisis statistik menggunakan Anova One Way dan diperoleh nilai p hitung antar kelompok = 0,006 (p<0,05). Untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara signifikan, analisis statistik dilanjutkan dengan Post Hoc Test metode Tukey. Hasil analisis Post Hoc Test metode Tukey dari semua kelompok, hanya kontrol positif yang memiliki perbedaan bermakna (p<0,05) jika dibandingkan dengan kontrol negatif namun secara deskriptif teh herbal herba sambiloto (Andrographis paniculata) dan teh herbal biji mahoni (Swietenia mahagoni) serta campuran keduanya mempunyai efek hipoglikemi pada mencit diabetes yang diinduksi aloksan dalam waktu tujuh hari.
Profil metabolit sekunder dari bahan uji dilakukan dengan metode KLT-Densitometri dengan menggunakan eluen campuran Kloroform:Metanol (9:1). Setelah di eluasi, plat dilihat dibawah sinar UV 254nm dan 366nm untuk dilihat noda yang terbentuk. Di bawah sinar UV 254 nm, terlihat tiga totolan (teh herbal herba sambiloto, teh herbal bii mahoni dan teh herbal campuran 1:1) menghasilkan dua noda, sedangkan dua totolan lain (teh herbal campuran 1:2 dan 2:1) menghasilkan tiga noda. Untuk andrografolida terlihat noda yang sangat jelas pada sinar UV 254nm. Sedangkan jika dilihat di bawah sinar UV 366 nm noda dari totolan teh herbal herba sambiloto dan standar andrografolida tidak muncul, namun untuk keempat totolan lainnya muncul noda.
Setelah dilihat di bawah sinar UV 254 nm dan 366 nm, plat KLT kemudian dipayar menggunakan instrumen densitometer CAMAG® TLC Scanner 3 untuk melihat profil kromatogram dan harga Rf-nya. Pada pemayaran dengan sinar UV 254 nm, tercatat 3 hingga 5 noda yang muncul pada tiap totolan (kecuali standar andrografolida) dengan nilai Rf yang sangat beragam. Sedangkan pada pemayaran dengan sinar UV 366 nm, terdapat 1 hingga 2 noda yang muncul pada tiap totolan (kecuali standar andrografolida) dengan nilai Rf yang juga sangat beragam. Untuk noda standar andrografolida mempunyai harga Rf 0,26 pada sinar UV 254nm, sedangkan pada sinar UV 366nm noda andrografolida tidak muncul. Hal ini diperkirakan karena senyawa andrografolida tidak bisa menyerap pada panjang gelombang 366nm.
Kemudian yang terakhir yaitu plat KLT disemprot dengan penampak noda Anisaldehid-H2SO4. Pada keenam bahan uji muncul 2 hingga 3 noda yang berwarna merah keunguan sampai ungu, yang menunjukkan adanya senyawa terpenoid dengan harga Rf yang beragam.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
xii
ABSTRACT
Hypoglycemic Activity Herbal Tea Combination of Andrographis paniculata Herbs and Swietenia mahagoni Seeds and Their Secondary Metabolite Profiling
Rizal Firdaus
Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder that continues to
present a major world wide health problem. Numerous herbal drugs like Andrographis paniculata and Swietenia mahagoni have been used by people of various cultures to treat diabetes. The aim of this research was to measure the hypoglycemic activity herbal tea of Andrographis paniculata herbs and Swietenia mahagoni seeds and their combination in alloxan-induced diabetic mice. The tea was prepared by brewing 10 g herbal tea with 100 ml of boiling water for 10 minutes. The herbal tea of Andrographis paniculata herbs, Swietenia mahagoni seeds, combination with ratio 1:1, 1:2 and 2:1 (0.4 ml/20 g BW), was administered orally to groups I, II, III, IV and V respectively. The reference drug glibenclamide (0,013 mg/10 g BW) and CMC-Na were also administered orally to animals in positive and negative control group respectively.
Oral administration of herbal tea for seven days resulted in a slight reduction in blood glucose level. Statistically there is no groups that has significant difference with negative control groups (P < 0.05) except positive control. Therefore the herbal tea combination of Andrographis paniculata herbs and Swietenia mahagoni seeds with ratio 2:1, showed the biggest reduction in blood glucose level (88.20 ± 43.16 mg/dl). The secondary metabolite profiling was done by establish the TLC and chromatogram profile. TLC profiling was performed out using Chloroform:Methanol (9:1) as mobile phase. Then, TLC plate scanned in wavelength 254 nm and 366 nm using CAMAG TLC Scanner 3. Keywords: Andrographis paniculata, Swietenia mahagoni, hypoglycemic
activity, herbal tea
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...........................................................................vii
RINGKASAN ........................................................................................ix
ABSTRACT ..........................................................................................xii
DAFTAR ISI .........................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................xvii
DAFTAR TABEL .................................................................................xix
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................6
1.3.1 Tujuan umum .............................................................6
1.3.2 Tujuan khusus ............................................................6
1.4 Manfaat penelitian ..............................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Melitus .................................................................8
2.1.1 Pengertian diabetes melitus........................................8
2.1.2 Epidemiologi..............................................................8
2.1.3 Klasifikasi ..................................................................9
2.1.4 Terapi Oral Antidiabetes Drug (OAD) ......................9
2.2 Tinjauan Tanaman .............................................................10
2.2.1 Andrographis paniculata ...........................................10
2.2.2 Swietenia mahagoni. ..................................................15
2.3 Tinjauan Glibenklamid .......................................................18
2.4 Tinjauan Aloksan ................................................................19
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
xiv
2.5 Tinjauan Teh Herbal ...........................................................20
2.5.1 Definisi teh herbal .....................................................20
2.5.2 Metode rebusan (decoction) ......................................20
2.6 Tinjauan Profil Metabolit Sekunder....................................21
2.7 Tinjauan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) .........................21
2.7.1 Kromatografi lapis tapis (KLT) – Sinar Ultraviolet ...22
2.7.2 Kromatografi lapis tipis (KLT) - Densitometri .........23
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Uraian Kerangka Konseptual ..............................................25
3.2 Hipotesis penelitian.............................................................26
3.3 Skema Kerangka Konseptual ..............................................28
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Bahan, Alat dan Hewan Coba .............................................29
4.1.1 Bahan penelitian.........................................................29
4.1.2 Bahan kimia dan bahan lain .......................................29
4.1.3 Alat.............................................................................29
4.1.4 Hewan coba................................................................30
4.1.5 Rancangan penelitan ..................................................31
4.2 Metode penelitian................................................................31
4.2.1 Pembuatan teh herbal herba sambiloto ......................31
4.2.2 Pembuatan teh herbal biji mahoni .............................32
4.2.3 Pembuatan teh herbal campuran herba
sambiloto dan biji mahoni ..........................................32
4.3 Uji Aktivitas Hipoglikemi ..................................................34
4.3.1 Penginduksian diabetes melitus ................................34
4.3.2 Penentuan dosis..........................................................34
4.3.3 Pembuatan larutan uji.................................................36
4.3.4 Protokol penelitian uji aktivitas ................................39
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
xv
4.3.5 Cara kerja ..................................................................40
4.3.6 Skema kerja ...............................................................42
4.4 Analisis statistik .................................................................43
4.5 Studi profil metabolit sekunder ..........................................43
4.5.1 Alat dan bahan ..........................................................43
4.5.2 Prosedur KLT.............................................................44
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil uji aktivitas hipoglikemi ...........................................45
5.1.1 Kelompok normal (non diabetes) ..............................45
5.1.2 Kelompok kontrol negatif ..........................................46
5.1.3 Kelompok kontrol positif ...........................................47
5.1.4 Kelompok teh herbal herba sambiloto .......................48
5.1.5 Kelompok teh herbal biji mahoni...............................49
5.1.6 Kelompok teh herbal campuran herba
sambiloto dengan biji mahoni (1:1)............................50
5.1.7 Kelompok teh herbal campuran herba
sambiloto dengan biji mahoni (1:2)............................51
5.1.8 Kelompok teh herbal campuran herba
sambiloto dengan biji mahoni (2:1)............................52
5.2 Hasil analisis statistik .........................................................54
5.3 Hasil studi profil metabolit sekunder .................................56
5.3.1 Uji KLT-Densitometri ................................................56
5.3.2 Uji penampak noda Anisaldehid-H2SO4.....................61
BAB VI PEMBAHASAN .....................................................................64
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ........................................................................73
7.2 Saran ..................................................................................74
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
xvi
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................75
LAMPIRAN ..........................................................................................79
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Andrographis paniculata ...................................................12
2.2 Andrografolida ...................................................................14
2.3 Swietenia mahagoni ...........................................................16
2.4 Swietenin ...........................................................................17
2.5 Struktur kimia glibenklamid ..............................................19
2.6 Struktur kimia aloksan .......................................................20
3.1 Skema kerangka konseptual ..............................................28
4.1 Alat glukometer dan strip glukosa .....................................29
4.2 Skema rancangan penelitian ...............................................31
4.3 Skema kerja penelitian .......................................................42
5.1 Grafik efek teh herbal herba sambiloto dan biji mahoni
terhadap kadar glukosa darah mencit (mg/dL) ...................54
5.2 Grafik efek teh herbal herba sambiloto dan biji mahoni
terhadap kadar glukosa darah mencit pada hari ke-0 dan
hari ke-7 (mg/dL)................................................................55
5.3 Noda hasil uji KLT dengan fase diam silika gel GF
254 (Merck®) dan fase gerak Kloroform:Metanol
(9:1) pada sinar UV 254nm.................................................56
5.4 Profil kromatogram 3D pada sinar UV 254nm ...................57
5.5 Noda hasil uji KLT dengan fase diam silika gel GF
254 (Merck®) dan fase gerak Kloroform:Metanol (9:1)
pada sinar UV 366nm ........................................................59
5.6 Profil kromatogram 3D pada sinar UV 366nm ..................60
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
xviii
5.7 Hasil uji penampak noda Anisaldehid-H2SO4 dengan
fase diam silika gel GF 254 (Merck®) dan fase gerak
Kloroform:Metanol (9:1) ....................................................62
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
xix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
V.1 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada
kelompok normal (non-diabetes)......................................45
V.2 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada
kelompok kontrol negatif (CMC-Na 0,5%)......................46
V.3 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada
kelompok kontrol positif (Glibenklamid
0,013mg/20g BB) ............................................................47
V.4 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada
kelompok teh herbal herba sambiloto (0,4 ml/20g
BB)...................................................................................48
V.5 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada
kelompok teh herbal biji mahoni (0,4ml/20g BB) ...........49
V.6 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada
kelompok teh herbal campuran herba sambiloto
dengan biji mahoni (1:1) 0,4ml/20g BB...........................50
V.7 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada
kelompok teh herbal campuran herba sambiloto
dengan biji mahoni (1:2) 0,4ml/20g BB .........................51
V.8 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada
kelompok teh herbal campuran herba sambiloto
dengan biji mahoni (2:1) 0,4ml/20g BB .........................52
V.9 Efek teh herbal herba sambiloto dan biji mahoni
terhadap kadar glukosa dalam darah mencit pada hari
ke-1, 3, 5 dan 7.................................................................53
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
xx
V.10 Perbedaan harga rata-rata penurunan kadar glukosa
darah mencit antar kelompok dari hasil uji Tukey ..........55
V.11 Harga Rf Hasil Uji KLT-Densitometri pada Sinar
UV 254nm........................................................................57
V.12 Harga Rf Hasil Uji KLT-Densitometri pada Sinar
UV 366nm........................................................................61
V.13 Harga Rf dan warna noda hasil penampak noda
Anisaldehid-H2SO4 dengan eluen
Kloroform:Metanol (9:1) .................................................63
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Surat keterangan identifikasi..................................................79
2 Tabel konversi perhitungan dosis .........................................81
3 Hasil analisis statistik ............................................................82
4 Profil berat badan mencit .......................................................86
5. Dokumentasi penelitian .........................................................90
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan
hiperglikemia, metabolisme lipid dan protein yang abnormal, dengan
komplikasi jangka panjang dapat mempengaruhi retina, ginjal, dan
terutama sistem saraf. Konsumsi diet kaya kalori, obesitas, dan gaya
hidup telah menyebabkan peningkatan terhadap jumlah penderita
diabetes di seluruh dunia khususnya di Asia (Debasis et al, 2011).
Diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus
(DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan hasil Riset
kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi
penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di
daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7% dan daerah
pedesaan DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Untuk prevalensi
nasional Diabetes Melitus (DM), berdasarkan pemeriksaan glukosa
darah pada penduduk usia di atas 15 tahun di perkotaan sebesar 5,7%
dan prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk
usia di atas 15 tahun di perkotaan adalah 10,2% (Depkes RI, 2008).
Melihat etiologinya, diabetes melitus (DM) dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu DM tipe 1 yang terjadi akibat adanya gangguan
produksi insulin yang disebabkan penyakit autoimun atau idiopatik.
DM tipe ini sering disebut Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM) karena pasien mutlak membutuhkan insulin eksogen (dari
luar). Sedangkan DM tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin atau
gangguan sekresi insulin. Pada DM tipe 2 ini tidak selalu dibutuhkan
insulin dari luar, kadang-kadang cukup dengan diet dan pemberian
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
2
antidiabetik oral. Oleh karena itu DM tipe ini juga disebut dengan Non
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Jenis DM lain adalah
Gestational Diabetes Mellitus (GDM) yaitu intoleransi glukosa yang
terjadi selama kehamilan. Gestational diabetes terjadi sekitar 7% dari
semua kasus kehamilan. Jenis DM yang terakhir yaitu DM akibat
penyakit endokrin atau pankreas atau akibat penggunaan obat lain
(Suherman dan Nafrialdi, 2011; Dipiro et al, 2008).
Banyak obat hipoglikemik oral, seperti sulfonilurea dan
biguanides, yang digunakan bersama dengan insulin untuk pengobatan
diabetes mellitus, namun obat ini memiliki efek samping yang
signifikan dan beberapa tidak efektif dalam diabetes kronis pasien. Hal
ini membuat banyaknya peningkatan permintaan baru produk alami
antidiabetes terutama neutraceuticals dengan efek samping lebih
rendah dan potensi antidiabetes tinggi. (Debasis et al, 2011).
Obat yang berasal dari tanaman obat sering dipertimbangkan
dari segi keamanan dan biaya yang relatif lebih murah. Obat herbal
yang digunakan untuk mengobati diabetes, sebagai terapi alternatif
dilaporkan memiliki efek hipoglikemik yang beraneka ragam. Oleh
karena itu perlu untuk mencari obat hipoglikemik yang lebih aman dan
efektif untuk mengatasi masalah ini (Rao and Jamil, 2011).
Salah satu tanaman obat di Indonesia yang terkenal memiliki
khasiat adalah sambiloto (Andrographis paniculata). Andrographis
paniculata memiliki sejarah panjang dalam penggunaan obat
tradisional dan penggunaannya sangat populer selama satu abad
terakhir. Selain terkenal efeknya dalam mendukung fungsi kekebalan
tubuh normal, Andrographis paniculata juga telah terbukti membantu
mendukung fungsi hati (hepatoprotektif), pengobatan malaria,
hipertensi dan miokard infark (Rao, 2006).
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
3
Berdasarkan penelitian, ekstrak air dari Andrographis
paniculata dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 41,51%
hanya dalam 2 jam dari tikus diabetes yang diinduksi menggunakan
aloksan (Hossain et al, 2007). Dalam penelitian lainnya Andrographis
paniculata juga telah menunjukkan efek yang signifikan sebagai anti-
hiperglikemia terhadap tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin.
Andrografolida merupakan senyawa aktif dalam Andrographis
paniculata yang telah menunjukkan efek yang signifikan sebagai anti-
hiperglikemik (Rao, 2006).
Selain itu tanaman yang memiliki khasiat sebagai antidiabetes
adalah mahoni (Swietenia mahagoni). Di Indonesia dan India, biji
Swietenia mahagoni digunakan sebagai obat rakyat untuk
menyembuhkan diabetes. Swietenin merupakan senyawa aktif dalam
Swietenia mahagoni yang berfungsi sebagai agen hipoglikemik (Preedy
et al, 2011). Dari hasil penelitian, ekstrak air-metanol (2:3) dari biji
Swietenia mahagoni dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus
diabetes yang diinduksi streptozotocin sebesar 76,4% dalam waktu 21
hari (Debasis et al, 2011).
Berdasarkan penelitian, aktivitas hipoglikemi juga
ditunjukkan dari kombinasi empat ekstrak tanaman lain yaitu Juglans
regia, Atriplex halimus, Olea Europea and Urtica dioica. Dari hasil
penelitian tersebut didapatkan penurunan kadar glukosa dari 400 mg/dl
menjadi 200 mg/dl atau penurunan sekitar 50% (Said et al, 2007).
Sedangkan menurut penelitian lain yang menggunakan
tanaman Asystasia gangetica and Morus indica, pada hewan coba yang
di induksi dengan aloksan dan diamati selama 28 hari menunjukkan
adanya perbedaan penurunan kadar glukosa pada ekstrak tunggal
ataupun kombinasi keduanya. Pada ekstrak tunggal Asystasia gangetica
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
4
terjadi penurunan kadar glukosa dari 222 mg/dl menjadi 95 mg/dl dan
pada ekstrak tunggal Morus indica terjadi penurunan kadar glukosa dari
222 mg/dl menjadi 84 mg/dl. Sedangkan untuk kombinasi keduanya
terjadi penurunan kadar glukosa dari 222 mg/dl menjadi 61 mg/dl. Hal
ini menunjukkan kombinasi dari ekstrak Asystasia gangetica and
Morus indica dapat menurunkan kadar glukosa lebih besar daripada
ekstrak tunggal dari masing-masing tanaman tersebut (Kumar et al,
2010).
Dalam penelitian ini, akan dilakukan uji aktivitas hipoglikemi
dari teh herbal campuran herba sambiloto (Andrographis paniculata)
dengan biji mahoni (Swietenia mahagoni) untuk mengetahui efek
sinergis dari kedua campuran tersebut karena berdasarkan penelitian,
ekstrak tanaman bila dikombinasikan dapat menimbulkan efek yang
sinergis sehingga dapat menambah keberhasilan terapi (Said et al,
2007).
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
rebusan (decoction) dengan air panas. Metode ini adalah metode
pilihan ketika bekerja dengan tanaman yang memiliki kandungan larut
air. Metode ini dipilih karena metode ekstraksinya sederhana, mudah
digunakan dan ekonomis (Handa et al., 2008). Selain itu metode ini
juga banyak terdapat di masyarakat karena cara pembuatannya yang
mudah.
Sebagai subyek percobaan digunakan mencit yang diinduksi
oleh aloksan. Aloksan adalah diabetogen yang digunakan untuk
mencapai penghancuran sel-β dan mengakibatkan efek yang selektif
sitotoksik pada sel-β pankreas. Aloksan juga diyakini memberikan efek
diabetogenik dengan aktivitas glukokinase yang menghambat pankreas,
dan menyebabkan sel-β pankreas mati (Zhang et al, 2009).
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
5
Selain itu, juga ditentukan profil metabolit sekunder dari
masing-masing tanaman dan campuran keduanya dengan metode KLT
Sinar Ultraviolet dan Densitometri. Metabolit sekunder adalah senyawa
yang diperlukan untuk interaksi tanaman dengan lingkungannya.
Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan terbagi ke dalam
beberapa golongan utama antara lain alkaloid, flavonoid, dan terpenoid.
Banyak di antara metabolit sekunder tersebut mempunyai aktivitas
biologis dapat mengobati berbagai penyakit, salah satunya adalah
mengobati penyakit diabetes melitus yang merupakan penyakit yang
terjadi karena defisiensi insulin (Saleh, 2007). Beberapa peran
metabolit sekunder yang lain diantaranya misalnya sebagai antioksidan,
menyerap cahaya UV, dan agen antiproliferatif serta berperan dalam
proteksi tanaman terhadap mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan
virus (Kennedy and Wightman, 2011). Banyaknya konfirmasi
mengenai fungsi metabolit sekunder tanaman yang cukup beragam atau
tidak diketahui efek sampingnya itu membuat hal ini belum sepenuhnya
dieksplorasi potensinya misalnya untuk tujuan pengobatan (Uarrota et
al, 2011). Oleh karena itu dalam penelitian ini dilihat kaitan profil
metabolit sekunder dengan aktivitas hipoglikemi sehingga nanti dilihat
profilling dari masing-masing kombinasi campuran tanaman,
kombinasi manakah yang paling tinggi menurunkan kadar glukosa
darah mencit dan profil metabolit sekunder dari campuran tersebutlah
yang akan digunakan untuk menjamin kualitas produk pada proses
standarisasi produk.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah teh herbal campuran herba sambiloto (Andrographis
paniculata) dan biji mahoni (Swietenia mahagoni) mempunyai
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
6
efek menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang
diinduksi aloksan ?
2. Bagaimana profil metabolit sekunder dari teh herbal herba
sambiloto (Andrographis paniculata) dan teh herbal biji
mahoni (Swietenia mahagoni) serta campuran keduanya ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya pengaruh dari pemberian teh
herbal herba sambiloto (Andrographis paniculata) dan teh herbal
biji mahoni (Swietenia mahagoni) serta campuran keduanya dalam
menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang di induksi
aloksan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menentukan adanya aktivitas hipoglikemi dari teh herbal
campuran herba sambiloto (Andrographis paniculata) dan biji
mahoni (Swietenia mahagoni) dalam menurunkan kadar
glukosa darah pada mencit yang di induksi aloksan
2. Menentukan profil metabolit sekunder dari teh herbal herba
sambiloto (Andrographis paniculata) dan teh herbal biji
mahoni (Swietenia mahagoni) serta campuran keduanya
menggunakan instrumen KLT - Densitometer
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang diabetes dan manfaat herba Sambiloto
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
7
(Andrographis paniculata) dan biji mahoni (Swietenia mahagoni)
serta dapat dijadikan referensi obat alternatif yang berasal dari
tanaman obat, sehingga dapat memanfaatkannya untuk
dikembangkan menjadi produk herbal yang berkhasiat
antidiabetes.
Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai tambahan
sumber kepustakaan dan bisa digunakan sebagai acuan dalam
penelitian lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan tanaman
obat antidiabetes, khususnya Herba Sambiloto (Andrographis
paniculata) dan biji mahoni (Swietenia mahagoni).
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Melitus
2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai
dengan hiperglikemia, metabolisme lipid dan protein yang
abnormal, dengan komplikasi jangka panjang dapat mempengaruhi
retina, ginjal, dan terutama sistem saraf (Debasis et al, 2011).
2.1.2 Epidemiologi
DM tipe 1 adalah penyakit autoimun yang berkembang
baik pada masa anak-anak atau remaja. DM tipe 1 terjadi 5%
sampai 10% dari semua kasus DM dan kemungkinan disebabkan
oleh individu secara genetik dan faktor lingkungan. Sedangkan
untuk DM tipe 2 menyumbang sebanyak 90% dari semua kasus
DM yang terjadi. Beberapa faktor risiko dari DM tipe 2 antara lain
riwayat keluarga (yaitu, orang tua atau saudara kandung dengan
diabetes), obesitas (yaitu, ≥ 20% dari berat badan ideal, atau Indeks
Massa Tubuh [BMI] ≥ 25 kg/m2), aktivitas fisik kurang, ras atau
etnis, hipertensi (≥ 140/90 mmHg pada orang dewasa), high-
density lipoprotein (HDL) kolesterol ≤ 35 mg/dL dan atau tingkat
trigliserida ≥ 250 mg/dL (Dipiro et al, 2008). Prevalensi DM tipe 2
meningkat dengan bertambahnya usia, terlebih pada perempuan
dibandingkan pada pria. Meskipun prevalensi DM tipe 2
meningkat dengan bertambahnya usia, namun gejala dari DM akan
semakin muncul pada masa remaja. Gestational diabetes mellitus
(GDM) terjadi sekitar 7% dari semua kasus kehamilan. Wanita
kebanyakan akan kembali ke normoglikemia setelah melahirkan,
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
9
tetapi 30% sampai 50% akan berkembang menjadi DM tipe 2 atau
intoleransi glukosa pada kemudian hari (Dipiro et al, 2008).
2.1.3 Klasifikasi
Melihat etiologinya diabetes melitus (DM) dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu DM tipe 1 yang terjadi akibat
adanya gangguan produksi insulin yang disebabkan penyakit
autoimun atau idiopatik. DM tipe ini sering disebut Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) karena pasien mutlak
membutuhkan insulin eksogen (dari luar). Sedangkan DM tipe 2
terjadi akibat resistensi insulin atau gangguan sekresi insulin. Pada
DM tipe 2 ini tidak selalu dibutuhkan insulin dari luar, kadang-
kadang cukup dengan diet dan pemberian antidiabetik oral. Oleh
karena itu DM tipe ini juga disebut dengan Non Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM). Jenis DM lain adalah Gestational
Diabetes Mellitus (GDM) yaitu intoleransi glukosa yang terjadi
selama kehamilan. Gestational diabetes terjadi sekitar 7% dari
semua kasus kehamilan. Jenis DM yang terakhir yaitu DM akibat
penyakit endokrin atau pankreas atau akibat penggunaan obat lain
(Suherman dan Nafrialdi, 2011; Dipiro et al, 2008).
2.1.4 Terapi Oral Anti Diabetes (OAD)
Tujuan utama dari manajemen DM adalah untuk
mengurangi risiko komplikasi penyakit mikrovaskuler dan
makrovaskuler, untuk memperbaiki gejala, mengurangi angka
kematian, dan untuk meningkatkan kualitas hidup. Mendekati
glukosa darah normal akan mengurangi risiko berkembangnya
komplikasi penyakit mikrovaskuler. Selain itu manajemen untuk
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
10
mengurangi faktor risiko kardiovaskular yaitu dengan cara berhenti
merokok, pengobatan dislipidemia, kontrol tekanan darah secara
intensif, dan terapi antiplatelet yang diperlukan untuk mengurangi
kemungkinan pengembangan komplikasi penyakit makrovaskular.
Hiperglikemia tidak hanya meningkatkan risiko penyakit
mikrovaskuler, namun juga memberikan kontribusi untuk
penyembuhan luka yang buruk, menurunkan fungsi sel darah putih,
dan menyebabkan gejala awal DM (Dipiro et al, 2008).
Sampai tahun 1995, hanya dua pilihan untuk pengobatan
farmakologis yang tersedia untuk pasien dengan diabetes;
sulfonilurea (untuk DM tipe 2 saja) dan insulin (DM tipe 1 atau 2).
Namun saat ini, enam golongan dari OAD yang disetujui untuk
pengobatan diabetes tipe 2 yaitu α-glukosidase inhibitor,
Biguanida, Meglitinida, Thiazolidinedion (TZD), DPP-IV
inhibitor, dan Sulfonilurea. OAD dikelompokkan menurut
mekanisme penurunan glukosa darah. Biguanida dan TZD sering
dikategorikan sebagai sensitizer insulin karena kemampuan mereka
untuk mengurangi resistensi insulin. Sulfonilurea dan Meglitinida
sering dikategorikan sebagai insulin secretagogues karena bekerja
meningkatkan pengeluaran insulin endogen (Dipiro et al, 2008).
2.2 Tinjauan Tanaman
2.2.1 Andrographis paniculata
Andrographis paniculata adalah tanaman obat tradisional
Cina yang digunakan di banyak negara Asia untuk pengobatan
pilek, radang tenggorokan, demam, dan diare. Studi ekstrak
tanaman menunjukkan adanya aktivitas imunologi, antibakteri,
antivirus, anti-inflamasi, antitrombotik dan hepatoprotektif dari
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
11
Andrographis paniculata. Di Malaysia, tanaman ini digunakan
sebagai obat rakyat untuk mengobati diabetes dan hipertensi
(Zhang et al, 2009).
Sambiloto juga dikenal sebagai “King of Bitters”.
Menurut data spesimen yang ada di Herbarium Bogoriense di
Bogor, sambiloto sudah ada di Indonesia sejak 1893. Di India,
sambiloto adalah tumbuhan liar yang digunakan untuk mengobati
penyakit disentri, diare, atau malaria. Hal ini ditemukan dalam
Indian Pharmacopeia dan telah disusun paling sedikit dalam 26
formula Ayurvedic. Dalam Traditional Chinese Medicine (TCM),
sambiloto diketahui penting sebagai tanaman ”cold property” dan
digunakan sebagai penurun panas serta membersihkan racun-racun
di dalam tubuh. Tanaman ini kemudian menyebar ke daerah tropis
Asia hingga sampai di Indonesia (Widyawati, 2007).
2.2.1.1 Klasifikasi
Secara taksonomi, Andrographis paniculata
diklasifikasikan sebagai berikut (Fatmawati, 2008) :
Divisi : Spermathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dycotyledone
Subclass : Gamopetalae
Ordo : Personales
Famili : Acanthaceae
Subfamily : Acanthoidae
Genus : Andrographis
Species : Andrographis paniculata Ness
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
12
Gambar 2.1 : Andrographis paniculata
2.2.1.2 Morfologi
Sambiloto memiliki daun tunggal, bulat telur, bersilang
berhadapan, pangkal dan ujung runcing, tepi rata, panjang ± 8 cm,
lebar ± 1,7 cm. Batang sambiloto berkayu, penampang melintang,
pangkal batang bulat. Batang muda berbentuk segi empat namun
setelah tua bulat. Sambiloto memiliki cabang yang banyak,
monopodial, berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus
yang membesar. Bunga pada sambiloto merupakan bunga
majemuk berbentuk tandan di ketiak daun dan ujung batang,
kelopak lanset, berbagi lima, pangkal berlekatan berwarna hijau,
benang sari dua, bulat panjang, kepala sari bulat berwarna ungu,
putik pendek, kepala putik ungu kecoklatan, mahkota lonjong,
pangkal berlekatan, bagian dalam putih bernoda ungu, bagian luar
berambut berwarna merah. Pada buah sambiloto yang masih muda
berwarna hijau namun setelah tua menjadi hitam, terdiri dari 11-12
biji. Sedangkan akarnya merupakan akar tunggang (Pujiasmanto
dkk, 2007).
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
13
2.2.1.3 Habitat
Sambiloto adalah herba tegak, yang tumbuh secara alami
di daerah dataran rendah hingga ketinggian ± 1600 dpl. Habitat
sambiloto ialah di tempat terbuka seperti ladang, pinggir jalan,
tebing, saluran atau sungai, semak belukar, di bawah tegakan
pohon jati atau bambu. Tumbuhan sambiloto memiliki daya
adaptasi pada lingkungan ekologi setempat. Tumbuhan tersebut
terdapat di seluruh Nusantara karena dapat tumbuh dan
berkembang baik pada berbagai topografi dan jenis tanah. Tumbuh
baik pada curah hujan 2.000 – 3.000 mm/tahun, suhu udara 25 –
320C serta kelembaban yang dibutuhkan antara 70 – 90 %.
Tumbuhan sambiloto dapat tumbuh pada semua jenis tanah,
terutama yang subur, mengandung banyak humus, tata udara dan
pengairan yang baik. Sambiloto tumbuh optimal pada pH tanah 6 –
7 (netral). Pada tingkat kemasaman tersebut, unsur hara yang
dibutuhkan tanaman cukup tersedia dan mudah diserap oleh
tanaman. Kedalaman perakaran sambiloto dapat mencapai 25 cm
dari permukaan tanah (Pujiasmanto dkk, 2007).
2.2.1.4 Kandungan Kimia
Secara kimia Andrographis paniculata mengandung
flavonoid dan lakton. Pada lakton, komponen utamanya adalah
andrografolida, yang juga merupakan zat aktif utama dari tanaman
ini. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kandungan yang
dijumpai pada tanaman sambiloto diantaranya diterpene lakton dan
glikosidanya, seperti andrografolida, deoxyandrografolida, 11,12-
didehydro-14-eoxyandro-grafolida, dan neoandrografolida.
Flavonoid juga dilaporkan terdapat pada tanaman ini. Daun dan
percabangannya lebih banyak mengandung lakton sedangkan
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
14
komponen flavonoid dapat diisolasi dari akarnya, yaitu polimetok-
siflavon, androrafin, dan panikulin. Selain komponen lakton dan
flavonoid, pada tanaman sambiloto ini juga terdapat komponen
alkane, keton, aldehid, mineral (kalsium, natrium, kalium), asam
kersik dan damar. Di dalam daun, kadar senyawa andrografolida
sebesar 2,5-4,8% dari berat keringnya (Widyawati, 2007).
Gambar 2.2 : Andrografolida (Zhang et al, 2009)
2.2.1.5 Khasiat dan Penggunaan
Sambiloto merupakan salah satu spesies yang mempunyai
khasiat medis. Khasiat tanaman ini diantaranya adalah sebagai obat
anti radang, analgesik, anti bakteri dan antipiretik. Kandungan
andrografolida di dalamnya mampu meningkatkan fungsi sistem
pertahanan tubuh, selain itu tidak bersifat toksik, pada manusia
juga tidak mempunyai efek samping seperti agen kemoterapi
konvensional yang lain (Fatmawati, 2008). Mekanisme kerja dari
andrografolida adalah dengan menghambat enzim α-glukosidase
dan α-amilase yang terdapat pada ekstrak etanol Andrographis
paniculata dalam menghasilkan efek hipoglikemi (Akbar, 2011).
Efek farmakologi dari sambiloto yaitu dapat berfungsi
sebagai bakteriostatik, sebagai pengobatan infeksi, menurunkan
demam, malaria, kencing nanah (gonorhoe), kencing manis,
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
15
tuberkolosis paru, skrofuloderma, batuk rejan, sesak napas, darah
tinggi, kusta, leptospirosis, kanker dan menurunkan kadar
kolesterol (Fatmawati, 2008).
Ekstrak air Andrographis paniculata juga dilaporkan
dapat meningkatkan toleransi glukosa pada kelinci, dan ekstrak
etanol Andrographis paniculata menunjukkan adanya aktivitas
anti-diabetes pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin
(STZ) (Zhang et al, 2009). Penggunaan oral dari rebusan
Andrographis paniculata juga secara signifikan mengurangi
tingkat glukosa darah tikus diabetes yang diinduksi aloksan
(Akbar, 2011).
2.2.2 Swietenia mahagoni
Mahoni mempunyai nama daerah atau nama lain disetiap
negara. Di Bangli disebut sebagai mahagni, di Belanda dikenal
sebagai mahok, di Perancis disebut dengan acajou atau acajou
pays, sementara di Malaysia tanaman ini dinamai cheriamagany.
Lain lagi di Spanyol yang dikenal sebagai caoba/caoba de
Santo/domingo. Di Indonesia sendiri tumbuhan berkayu keras ini
mempunyai nama lokal lainnya, yaitu mahagoni, maoni atau moni
(Pasaribu, 2011).
Swietenia mahagoni merupakan satu spesies tanaman dari
suku Meliaceae, yang berasal dari Hindia Barat dan Afrika, dapat
tumbuh subur bila tumbuh di pasir dekat dengan pantai. Namun
sejak 20 tahun terakhir tanaman ini dibudidayakan karena kualitas
kayunya keras dan sangat baik, terutama untuk mebel dan
kerajinan tangan, bahkan akhir-akhir ini banyak yang
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
16
menggunakan kayu mahoni untuk membuat dinding dan lantai.
Kayunya berwarna merah kecoklatan (Raja, 2008).
2.2.2.1 Klasifikasi
Secara taksonomi, Swietenia mahagoni diklasifikasikan
sebagai berikut (Raja, 2008) :
Divisi : Spermathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dycotyledonae
Subkelas : Dialypetalae
Ordo : Rutales
Famili : Meliaceae
Genus : Swietenia
Spesies : Swietenia mahagoni (L.) Jacq
Gambar 2.3 : Swietenia mahagoni
2.2.2.2 Morfologi
Mahoni merupakan pohon tahunan dengan tinggi 5-25
meter, batang bulat bercabang, daun majemuk, bentuk daun bulat
telur menyirip genap, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang
3-15 cm, pertulangan menyirip. Buah bulat telur berlekuk lima
berwarna coklat. Di dalam buah terdapat biji berbentuk pipih
dengan ujung agak tebal dan warnanya coklat kehitaman. Buahnya
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
17
pahit dan berasa dingin. Akar mahoni merupakan akar tunggang
berwarna coklat (Raja, 2008; Pasaribu, 2011).
2.2.2.3 Habitat
Mahoni dapat tumbuh di hutan-hutan, kebun ataupun
dimana saja yang mempunyai iklim hangat dan tenang, dengan
suhu berkisar 16-32° C. Namun mahoni dapat berkembang dengan
baik pada daerah yang menerima curah hujan lebih rendah dari
1000-1500 mm, di lokasi tidak jauh dari laut, dan di ketinggian
dekat dengan permukaan laut (Orwa et al, 2009).
2.2.2.4 Kandungan Kimia
Biji Mahoni mengandung saponin, flavonoid, dan alkaloid
(Raja, 2008). Dari biji mahoni, terdapat swietenin yang berfungsi
sebagai agen hipoglikemik (Preedy et al, 2011).
Gambar 2.4 : Swietenin (Preedy et al, 2011)
2.2.2.5 Khasiat dan Penggunaan
Biji mahoni memiliki efek farmakologis antipiretik,
antijamur, menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi), kencing
manis (diabetes melitus), kurang nafsu makan, rematik, demam,
masuk angin dan Eksim (Raja, 2008). Biji mahoni juga
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
18
mengandung swietenin yang berfungsi sebagai agen hipoglikemik,
yang bekerja dengan cara meningkatkan penyerapan dan
penggunaan glukosa perifer (Preedy et al, 2011).
2.3 Tinjauan Glibenklamid
Glibenklamid merupakan golongan sulfonilurea oral yang
poten sebagai agen hipoglikemi. Saat ini glibenklamid digunakan
untuk mengobati hiperglikemi untuk Non Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM atau disebut juga DM tipe 2).
Mekanisme obat ini dengan menghambat ATP sensitif K+ channel
didalam sel β pankreas. Penghambatan ini menyebabkan
depolarisasi sel membran dan keadaan ini akan membuka kanal
Ca. Dengan terbukanya kanal Ca maka ion Ca++ akan masuk sel-
sel β pankreas, merangsang granula yang berisi insulin dan akan
terjadi sekresi insulin. (Sharma, 2012).
Glibenklamid mempunyai efek hipoglikemi selama 24
jam, mudah diserap dalam saluran pencernaan (oral), waktu paruh
2-4 jam, metabolisme di hati dan diubah menjadi metabolit aktif
yang sangat lemah. Glibenklamid sebaiknya diberikan bersama
dengan makanan. Efek samping dari glibenklamid adalah
hipoglikemi, kolestasis jaundice, agranulositosis, anemia aplastik,
anemia hemolitik, diskrasia darah, disfungsi hati, dan reaksi alergi
pada kulit. Sedangkan efek samping fatal yaitu hipoglikemik
berkepanjangan terlihat pada pasien lanjut usia atau pasien dengan
hati lemah atau penyakit ginjal (Sharma, 2012).
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
19
Gambar 2.5 : Struktur kimia glibenklamid (Patil and Bonde,
2009)
2.4 Tinjauan Aloksan
Aloksan (2,4,5,6-tetraoksipirimidin; 2,4,5,6
pirimidinetetron) merupakan senyawa turunan pirimidin
teroksigenasi yang bersifat asam lemah, sangat hidrofilik dan tidak
stabil (dapat terdekomposisi menjadi asam aloksanat), waktu
paruhnya pada pH netral 7.4 dan suhu 37oC adalah 1,5 menit dan
akan lebih lama pada temperatur yang lebih rendah. Aloksan stabil
pada pH asam (Lenzen, 2008).
Aloksan merupakan diabetogen yang digunakan untuk
mencapai penghancuran sel-β dan mengakibatkan efek yang
selektif sitotoksik pada sel-β pankreas. Aloksan juga diyakini
memberikan efek diabetogenik dengan aktivitas glukokinase yang
menghambat pankreas, dan menyebabkan sel-β pankreas mati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi aloksan menyebabkan
pengurangan 81% dalam immunoreactivity glukokinase dan
penurunan lebih besar dari 90% dalam aktivitas glukokinase
enzimatik dalam hati. Diabetes yang di induksi menggunakan
aloksan merupakan model multifaktor diabetes yang dikenalkan
dan masih bisa digunakan untuk memeriksa efek antidiabetes dari
senyawa yang meningkatkan sekresi insulin (Zhang et al, 2009).
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
20
Gambar 2.6 : Struktur kimia aloksan (Lenzen, 2008)
2.5 Tinjauan Teh herbal
2.5.1 Definisi Teh herbal
Teh herbal terdiri dari satu atau lebih substansi herbal
dimaksudkan untuk sediaan cair oral dengan cara rebusan
(decoction), infus atau maserasi. Sediaan ini disiapkan segera
sebelum digunakan. Teh herbal biasanya tersedia dalam bentuk
curah atau dalam sachet (EMEA, 2006).
2.5.2 Metode Rebusan (Decoction)
Dalam metode ini, bagian tanaman atau simplisia direbus
dalam air dengan volume yang spesifik dalam waktu tertentu,
kemudian didinginkan dan disaring. Bukan hanya seduhan dalam
air panas, bahan tanaman direbus untuk jangka waktu lebih lama
untuk melembutkan bahan kayu keras dan melepaskan konstituen
aktif. Bahan-bahan tanaman umumnya dipecah menjadi potongan
kecil atau menjadi bubuk yang lebih kecil, karena semakin kecil
maka akan semakin mudah diserap ke dalam air (Handa et al,
2008).
Metode ini cocok untuk mengekstrak komponen yang
larut air dan stabil terhadap panas. Proses ini biasanya untuk
persiapan pembuatan ayurveda (pengobatan alternatif yang biasa
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
21
dilakukan di India) atau secara tradisional dikenal sebagai
“kwatha”. Jika bahan tanaman yang digunakan lunak, maka jumlah
air yang digunakan adalah 4 kalinya dari bahan tanaman tersebut,
jika cukup keras maka jumlah air yang digunakan adalah 8 kalinya.
Sedangkan jika bahan tanaman sangat keras maka jumlah air yang
digunakan adalah 16 kalinya dari bahan tanaman tersebut.
Kemudian rebus pada api kecil hingga volumenya berkurang
menjadi ¼ dari volume awal untuk bahan tanaman yang lunak dan
1/8 dari volume awal untuk bahan tanaman cukup atau sangat
keras. Kemudian didinginkan, disaring dan filtrat dikumpulkan
dalam bejana bersih (Handa et al, 2008).
2.6 Tinjauan Profil Metabolit Sekunder
Metabolit sekunder adalah senyawa yang diperlukan
untuk interaksi tanaman dengan lingkungannya. Beberapa peran
metabolit sekunder antara lain misalnya sebagai antioksidan,
menyerap cahaya UV, dan agen antiproliferatif serta berperan
dalam proteksi tanaman terhadap mikroorganisme seperti bakteri,
jamur, dan virus (Kennedy and Wightman, 2011). Banyaknya
konfirmasi mengenai fungsi metabolit sekunder tanaman yang
cukup beragam atau tidak diketahui efek sampingnya itu membuat
hal ini belum sepenuhnya dieksplorasi potensinya misalnya untuk
tujuan pengobatan (Uarrota et al, 2011).
2.7 Tinjauan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi merupakan suatu metode terkait yang
meliputi pemisahan, isolasi, identifikasi dan kuantifikasi
komponen dalam campuran. Metode ini dilakukan dengan
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
22
menerapkan sampel di suatu zona awal ke fase diam. Komponen
campuran dilakukan melalui fase diam oleh aliran fase gerak.
Pemisahan didasarkan pada perbedaan tingkat migrasi antara
komponen-komponen sampel selama proses distribusi.
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah mode kromatografi
cair di mana sampel diaplikasikan sebagai spot atau titik kecil yang
beruntun dengan lapisan sorben tipis yang ditunjang pada kaca,
plastik, atau pelat logam. Fase gerak kemudian bergerak melalui
fase diam melalui kapiler, kadang-kadang dibantu oleh gravitasi
atau tekanan. Pemisahan KLT masing-masing komponen memiliki
waktu migrasi total yang sama tetapi jarak migrasi yang berbeda.
Fase gerak pada KLT terdiri dari pelarut tunggal atau campuran
pelarut organik maupun air. Fase diam telah banyak digunakan,
misalnya silica gel, selulosa, alumina, poliamida, dan ion
exchanger (Fried and Sherma, 2005).
2.7.1 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) – Sinar Ultraviolet
KLT umumnya lebih banyak digunakan untuk
tujuan identifikasi, karena mudah dan sederhana serta
memberikan pilihan fase diam yang lebih luas dan
berguna untuk pemisahan masing-masing senyawa secara
kuantitatif dari suatu campuran. Dalam KLT,
perbandingan jarak rambat suatu senyawa tertentu
terhadap jarak rambat fase gerak, diukur dari titik
penotolan sampai titik yang memberikan intensitas
maksimum pada noda, dinyatakan sebagai harga Rf
senyawa tersebut. Jika zat uji yang diidentifikasi dan
pembanding itu sama, terdapat kesesuaian dari harga Rf
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
23
pada semua kromatogram dan kromatogram dari
campuran menghasilkan noda tunggal.
Penetapan letak noda yang dihasilkan KLT dapat
ditetapkan dengan: (1) pengamatan langsung jika
senyawanya tampak pada cahaya tampak, ultraviolet
gelombang pendek (254 nm) atau gelombang panjang
(366 nm); (2) pengamatan dengan cahaya tampak atau
ultraviolet setelah disemprot dengan larutan penampak
noda (Depkes RI, 2008).
2.7.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - Densitometri
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dapat
digunakan untuk penetapan kuantitatif dengan mengukur
noda. Alat untuk mengukur besar dan intensitas noda
secara langsung pada lempeng KLT adalah densitometer
yang terdiri dari alat mekanik yang menggerakkan
lempeng atau alat pengukur sepanjang sumbu x dan
sumbu y, perekam integrator atau komputer yang sesuai.
Untuk zat yang memberikan respon terhadap UV-Vis
fotometer dengan sumber cahaya, digunakan alat optik
yang mampu menghasilkan cahaya monokromatis dab
foto sel dengan sensitivitas yang sesuai untuk mengukur
pantulan. Pada kondisi dimana fluoresensi diukur,
diperlukan filter yang sesuai untuk mencegah cahaya yang
digunakan untuk eksitasi mencapai fotosel dengan
membiarkan emisi yang spesifik dapat lewat. Rentang
linieritas dari alat pencacah harus diverifikasi.
Jika perlu lakukan penotolan pada lempeng tidak
kurang dari 3 larutan baku dari zat yang ditetapkan,
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
24
dengan kadar diantara perkiraan zat dalam larutan uji
(misal : 80%, 100%, 120%). Jika perlu lakukan
derivatisasi dengan pereaksi dan rekam pantulan atau
fluorosensi pada kromatogram. Gunakan hasil
pengukuran untuk perhitungan jumlah zat dalam larutan
uji (Depkes RI, 2008).
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
25
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Uraian Kerangka Konseptual
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai
dengan hiperglikemia, metabolisme lipid dan protein yang
abnormal, dengan komplikasi jangka panjang dapat mempengaruhi
retina, ginjal, dan terutama sistem saraf (Debasis et al, 2011).
Melihat etiologinya diabetes melitus (DM) di
klasifikasikan menjadi empat, yaitu DM tipe 1 yang terjadi akibat
adanya gangguan produksi insulin yang disebabkan penyakit
autoimun atau idiopatik. DM tipe ini sering disebut Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) karena pasien mutlak
membutuhkan insulin eksogen (dari luar). Sedangkan DM tipe 2
terjadi akibat resistensi insulin atau gangguan sekresi insulin. Pada
DM tipe 2 ini tidak selalu dibutuhkan insulin dari luar, kadang-
kadang cukup dengan diet dan pemberian antidiabetik oral. Oleh
karena itu DM tipe ini juga disebut dengan Non Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM). Jenis DM lain adalah Gestational
Diabetes Mellitus (GDM) yaitu intoleransi glukosa yang terjadi
selama kehamilan dan DM akibat penyakit endokrin atau pankreas
atau akibat penggunaan obat lain (Suherman dan Nafrialdi, 2011;
Dipiro et al, 2008).
Terapi DM Tipe 2 dibagi menjadi dua, yaitu terapi non-
farmakologik dan farmakologik. Pada terapi non-farmakologik
dapat dilakukan dengan penurunan berat badan atau diet dan
berolahraga secara teratur . Sedangkan untuk terapi farmakologik
dapat dilakukan dengan obat herbal, terapi insulin dan golongan
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
26
OAD. Sampai saat ini, terdapat enam golongan dari OAD yang
disetujui untuk pengobatan diabetes tipe 2 yaitu α-glukosidase
inhibitor, Biguanida, Meglitinida, Thiazolidinedion (TZD), DPP-
IV inhibitor, dan Sulfonilurea. OAD dikelompokkan menurut
mekanisme penurunan glukosa darah. Biguanida dan TZD sering
dikategorikan sebagai sensitizer insulin karena kemampuan mereka
untuk mengurangi resistensi insulin. Sulfonilurea dan Meglitinida
sering dikategorikan sebagai insulin secretagogues karena bekerja
meningkatkan pengeluaran insulin endogen (Dipiro et al, 2008).
Obat yang berasal dari tanaman obat sering
dipertimbangkan dari segi keamanan dan biaya yang relatif lebih
murah. Salah satu tanaman obat di Indonesia yang terkenal
memiliki khasiat adalah sambiloto (Andrographis paniculata) dan
mahoni (Swietenia mahagoni). Pada sambiloto terdapat
andrografolida dan pada biji mahoni terdapat swietenin yang
keduanya berfungsi dalam menghasilkan efek hipoglikemi.
Berdasarkan penelitian, ekstrak air dari Andrographis paniculata
dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 41,51% dari tikus
diabetes yang diinduksi menggunakan aloksan (Hossain et al,
2007). Sedangkan dari hasil penelitian mahoni, ekstrak air-metanol
(2:3) dari biji Swietenia mahagoni dapat menurunkan kadar
glukosa darah tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin sebesar
76,4% (Debasis et al, 2011).
3.2 Hipotesis Penelitian
Pada penelitian ini diduga sediaan teh herbal campuran
herba sambiloto (Androgaphis paniculata) dan biji mahoni
(Swietenia mahagoni) memiliki efek menurunkan kadar glukosa
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
27
darah pada mencit yang di induksi aloksan yang lebih besar
daripada penggunaannya secara tunggal.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
28
3.3 Skema Kerangka Konseptual
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
29
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Bahan, Alat dan Hewan Coba
4.1.1 Bahan Penelitian
4.1.1.1 Herba Sambiloto
Pada penelitian ini digunakan herba Sambiloto
yang diambil dari tanaman Sambiloto (Andrographis
paniculata) di daerah Mojokerto, Jawa Timur dan
diidentifikasi di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan.
4.1.1.2 Biji Mahoni
Pada penelitian ini digunakan biji Mahoni yang
diambil dari tanaman Mahoni (Swietenia mahagoni) di
Kebun Raya Purwodadi dan diidentifikasi di Kebun Raya
Purwodadi, Pasuruan.
4.1.2 Bahan Kimia dan Bahan Lain
Glibenklamid, Aloksan Monohidrat, CMC-Na, dan Aquades
4.1.3 Alat
Glukometer (EasyTouch® GCU Meter) dan Check strip
(EasyTouch® GCU).
Gambar 4.1 Alat Glukometer dan Strip glukosa
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
30
4.1.4 Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan pada penelitian ini adalah
mencit (Mus musculus) jantan dan diperoleh dari Laboratorium
Farmakognosi dan Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga, dengan kriteria sebagai berikut :
- Berasal dari satu galur Balb-C
- berumur 8 minggu
- berat badan 20 - 40 gram
- berada dalam keadaan sehat dan normal
Untuk mengetahui banyaknya mencit yang digunakan
dalam satu kelompok dapat dilakukan penghitungan dengan
rumus sample size Lwanga dan Lemeshow (1998) sebagai
berikut :
n =
dengan memasukkan data yang berasal dari penelitian Dr.
Rathnakar U.P et al, 2010 diperoleh data :
Level of Significance (%) α = 5
Power of the test (%) 1 – β = 80%
Population SD (SD kelompok kontrol negatif) σ = 4,82
Population variance σ2 = 23, 2324
Test value of the population mean (Rata-rata kadar gula dalam
darah pada kelompok kontrol negatif) μ1 = 72, 16
Anticipate population mean (Rata-rata kadar gula dalam darah
pada kelompok uji) μ2 = 63, 915
Diperoleh sample size (n) sebesar 5 ekor, setelah itu
dihitung faktor koreksi (f),
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
31
Maka didapatkan hasil perhitungan sebesar 6. Jadi
mencit yang dibutuhkan untuk tiap kelompok adalah 6.
4.1.5 Rancangan Penelitian
Gambar 4.2 Skema rancangan penelitian
4.2 Metode Penelitian
4.2.1 Pembuatan Teh Herbal Herba Sambiloto
Simplisia herba sambiloto (Andrographis
paniculata) digiling menjadi serbuk halus. Kemudian
ditimbang 10 g simplisia herba sambiloto tersebut dan
dimasukkan ke dalam tea bag lalu diseduh dengan air
mendidih sebanyak 100 ml selama 10 menit. Setelah itu
didiamkan pada suhu ruangan hingga dingin.
Simplisia herba sambiloto Simplisia biji mahoni
Teh herbal herba Teh herbal biji mahoni
Campuran perbandingan (1:1), (1:2), (2:1)
Uji aktivitas hipoglikemi
Studi Profil Metabolit
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
32
4.2.2 Pembuatan Teh Herbal Biji Mahoni
Simplisia biji mahoni (Swietenia mahagoni) digiling
menjadi serbuk halus. Kemudian ditimbang 10 g simplisia biji
mahoni tersebut dan dimasukkan ke dalam tea bag lalu
diseduh dengan air mendidih sebanyak 100 ml selama 10
menit. Setelah itu didiamkan pada suhu ruangan hingga
dingin.
4.2.3 Pembuatan Teh Herbal Campuran Herba Sambiloto dan
Biji Mahoni
Simplisia herba sambiloto dan biji mahoni dicampur
dalam tiga macam rasio yang berbeda, yaitu = (1:2); (1:1) dan
(2:1). Rasio ini berdasarkan berat simplisia yang ditimbang.
Total campuran yang ditimbang yaitu 10 g dalam 100 ml air.
4.2.3.1 Pembuatan Teh Herbal Campuran Herba Sambiloto
dan Biji Mahoni pada Perbandingan 1 : 2
Pada perbandingan 1:2, dari 10 g total adalah
berat dari simplisia herba sambiloto yaitu seberat 3,33 g dan
dari 10 g total adalah berat dari simplisia biji mahoni
yaitu seberat 6,67 g. Campuran dari dua simplisia ini
dimasukkan ke dalam tea bag lalu diseduh dengan air
mendidih sebanyak 100 ml selama 10 menit. Setelah itu
didiamkan pada suhu ruangan hingga dingin. Hasil seduhan
ini yang kemudian akan disondekan ke mencit yang diinduksi
aloksan.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
33
4.2.3.2 Pembuatan Teh Herbal Campuran Herba Sambiloto
dan Biji Mahoni pada Perbandingan 1 : 1
Pada perbandingan 1:1, dari 10 g total adalah
berat dari simplisia herba sambiloto yaitu seberat 5 g dan
dari 10 g total adalah berat dari simplisia biji mahoni yaitu
seberat 5 g. Campuran dari dua simplisia ini dimasukkan ke
dalam tea bag lalu diseduh dengan air mendidih sebanyak
100 ml selama 10 menit. Setelah itu didiamkan pada suhu
ruangan hingga dingin. Hasil seduhan ini yang kemudian
akan disondekan ke mencit yang diinduksi aloksan.
4.2.3.3 Pembuatan Teh Herbal Campuran Herba Sambiloto
dan Biji Mahoni pada Perbandingan 2 : 1
Pada perbandingan 2:1, dari 10 g total adalah
berat dari simplisia herba sambiloto yaitu seberat 6,67 g dan
dari 10 g total adalah berat dari simplisia biji mahoni
yaitu seberat 3,33 g. Campuran dari dua simplisia ini
dimasukkan ke dalam tea bag lalu diseduh dengan air
mendidih sebanyak 100 ml selama 10 menit. Setelah itu
didiamkan pada suhu ruangan hingga dingin. Hasil seduhan
ini yang kemudian akan disondekan ke mencit yang diinduksi
aloksan.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
34
4.3 Uji Aktivitas Hipoglikemi
4.3.1 Penginduksian Diabetes Melitus
Aloksan monohidrat diinjeksikan secara
intraperitonial dengan dosis 150 mg/kg BB (Etuk, 2010).
Mencit dipuasakan dari makanan selama 18 jam (hanya
disediakan air). Kadar glukosa darah mencit diamati pada hari
ketiga dan mencit dengan kadar glukosa darah diatas 200
mg/dl adalah yang digunakan pada penelitian.
4.3.2 Penentuan Dosis
4.3.2.1 Dosis glibenklamid
Dosis glibenklamid untuk manusia adalah 1,25 –
20 mg/hari, untuk maintenance dose digunakan dosis 5
mg 1dd (satu kali sehari). Sedangkan, untuk konversi
perhitungan dosis dari manusia (70 Kg) ke mencit (20 g)
adalah sebesar 0,0026 (Laurence and Bacharach, 1964).
Jadi dosis glibenklamid untuk mencit adalah 0,0026 x 5
mg = 0,013 mg/20 g BB mencit.
4.3.2.2 Dosis uji teh herbal herba sambiloto
Menurut studi yang dilakukan oleh Reyes et al,
(2006) dekok 20 ml/kg dari herba sambiloto (A.
paniculata) dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus
yang diinduksi aloksan. Sehingga untuk dosis tikus (200g)
= 200g/1000g x 20 ml = 4 ml/200g BB tikus. Kemudian
dikonversi dari tikus (200g) ke mencit (20g) sehingga
dosis untuk satu ekor mencit adalah 20g/200g x 4 ml = 0,4
ml/20g BB mencit. Sehingga untuk 20 g BB mencit
diberikan sebanyak 0,4 ml air seduhan.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
35
4.3.2.3 Dosis uji teh herbal biji mahoni
Dari penelitian yang dilakukan Sulistyono,
(2011) pemberian infusa biji mahoni pada dosis 5 ml/1,5
kg BB kelinci dapat menurunkan kadar glukosa darah
pada kelinci. Kemudian dilakukan konversi dari dosis
kelinci (1,5 kg) ke dosis mencit (20 g) (Laurence and
Bacharach, 1964), menjadi 0,04 x 5 ml = 0,2 ml/20 g BB
mencit. Namun agar hasilnya dapat dibandingkan dengan
kelompok uji lainnya maka volume air seduhan yang
diberikan sama banyak dengan kelompok uji lainnya yaitu
0,4 ml air seduhan untuk 20 g BB mencit.
4.3.2.4 Dosis uji campuran teh herbal herba sambiloto dan
biji mahoni
Untuk kelompok uji digunakan 3 macam rasio
campuran yang berbeda yaitu, perbandingan simplisia
herba sambiloto : biji mahoni = (1:2), (1:1) dan (2:1).
Kelompok III: Diberikan campuran simplisia herba
sambiloto dan biji mahoni dengan
rasio dosis 1:1. Jadi berdasarkan dosis
sambiloto yang dijadikan acuan maka
jumlah yang disondekan ke mencit (20
g) sebanyak 0,4 ml.
Kelompok IV: Diberikan campuran simplisia herba
sambiloto dan biji mahoni dengan
rasio dosis 1:2. Jadi berdasarkan dosis
sambiloto yang dijadikan acuan maka
jumlah yang disondekan ke mencit (20
g) sebanyak 0,4 ml.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
36
Kelompok V: Diberikan campuran simplisia herba
sambiloto dan biji mahoni dengan
rasio dosis 2:1. Jadi berdasarkan dosis
sambiloto yang dijadikan acuan maka
jumlah yang disondekan ke mencit (20
g) sebanyak 0,4 ml.
4.3.3 Pembuatan Larutan Uji
4.3.3.1 Larutan Suspensi Glibenklamid
Dosis glibenklamid untuk tiap hewan coba
mencit (20g) adalah 0,013mg/20g BB mencit. Maka,
untuk membuat 25ml sediaan suspensi glibenklamid
0.052mg/ml dalam CMC-Na 0.5% dibutuhkan
glibenklamid sebanyak 25 x 0,052 mg = 1,3 mg.
Adapun cara pembuatannya adalah sebagai
berikut:
1. Ambil 1 tablet Glibenklamid® 5 mg gerus ad
halus timbang berat serbuk glibenklamid (misal
: A mg).
2. Timbang sebanyak (1,3mg/5mg) x A mg = B mg
serbuk glibenklamid.
3. Timbang CMC-Na seberat 125 mg.
4. Dispersikan dalam aquades 2,5 ml diamkan
selama ± 15 menit aduk ad terbentuk mucilago
dan homogen.
5. (2) + (4) aduk ad homogen
6. (5) + aquades 20 mL sedikit demi sedikit sambil
diaduk. Pindahkan ke labu ukur 25,0ml
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
37
tambahkan aquades ad tanda kocok ad
homogen.
4.3.3.2 Teh Herbal Sambiloto
Dosis teh herbal herba sambiloto untuk tiap
hewan coba mencit adalah 0,4 ml/20g BB mencit. Maka,
dari seduhan yang dibuat kemudian diambil sebanyak 0,4
ml/20 g BB mencit (disesuaikan dengan berat badan
mencit) dan diberikan kepada mencit secara peroral.
Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
1. Simplisia herba sambiloto digiling menjadi serbuk
halus
2. Timbang seberat 10 g lalu dimasukkan ke dalam tea
bag
3. Kemudian seduh dengan 100 ml air mendidih selama
10 menit
4. Setelah itu didiamkan hingga dingin pada suhu
ruangan
4.3.3.3 Teh Herbal Biji Mahoni
Dosis teh herbal biji mahoni untuk tiap hewan
coba mencit adalah 0,4 ml/20 g BB mencit. Maka, dari
seduhan yang dibuat kemudian diambil sebanyak 0,4
ml/20 g BB mencit (disesuaikan dengan berat badan
mencit) dan diberikan kepada mencit secara peroral.
Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
1. Simplisia biji mahoni digiling menjadi serbuk halus
2. Timbang seberat 10 g lalu dimasukkan ke dalam tea
bag
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
38
3. Kemudian seduh dengan 100 ml air mendidih selama
10 menit
4. Setelah itu didiamkan hingga dingin pada suhu
ruangan
4.3.3.4 Teh Herbal Campuran Herba Sambiloto dan Biji
Mahoni
Teh herbal campuran herba sambiloto dan biji
mahoni dicampur dalam tiga macam rasio yang berbeda
yaitu (1:2) ; (1:1) dan (2:1). Rasio ini berdasarkan berat
simplisia yang ditimbang. Total campuran yang ditimbang
yaitu 10 g dalam 100 ml air.
Perbandingan 1 : 2
Pada perbandingan 1:2, dari 10 g
total adalah berat dari herba sambiloto yaitu
seberat 3,33 g dan dari 10 g total adalah
berat dari simplisia biji mahoni yaitu seberat
6,67 g. Campuran dari dua simplisia ini
dimasukkan ke dalam tea bag lalu diseduh
dengan air mendidih sebanyak 100 ml selama
10 menit. Setelah itu didiamkan pada suhu
ruangan hingga dingin. Berdasarkan dosis
sambiloto yang dijadikan acuan yaitu 0,4 ml/20
g BB mencit, maka jumlah yang disondekan ke
mencit adalah sebanyak 0,4 ml.
Perbandingan 1 : 1
Pada perbandingan 1:1, dari 10 g
total adalah berat dari herba sambiloto yaitu
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
39
seberat 5 g dan dari 10 g total adalah berat
dari simplisia biji mahoni yaitu seberat 5 g.
Campuran dari dua simplisia ini diseduh
dengan air mendidih sebanyak 100 ml selama
10 menit. Setelah itu didiamkan pada suhu
ruangan hingga dingin. Berdasarkan dosis
sambiloto yang dijadikan acuan yaitu 0,4 ml/20
g BB mencit, maka jumlah yang disondekan ke
mencit adalah sebanyak 0,4 ml.
Perbandingan 2 : 1
Pada perbandingan 2:1, dari 10 g
total adalah berat dari herba sambiloto yaitu
seberat 6,67 g dan dari 10 g total adalah
berat dari simplisia biji mahoni yaitu seberat
3,33 g. Campuran dari dua simplisia ini diseduh
dengan air mendidih sebanyak 100 ml selama
10 menit. Setelah itu didiamkan pada suhu
ruangan hingga dingin. Berdasarkan dosis
sambiloto yang dijadikan acuan yaitu 0,4 ml/20
g BB mencit, maka jumlah yang disondekan ke
mencit adalah sebanyak 0,4 ml.
4.3.4 Protokol Penelitian Uji Aktivitas
Hewan coba mencit ditempatkan secara
berkelompok (6 ekor tiap kelompok) dalam kandang dengan
kondisi temperatur ruangan. Selama penelitian, kebutuhan
makanan dan minuman dijaga dalam jumlah cukup dan sama
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
40
rata. Sebelum digunakan penelitian, mencit dipuasakan
terlebih dahulu selama 18 jam (fasilitas air masih ada).
Kemudian mencit dibagi menjadi 8 kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 6 ekor mencit, yaitu:
1. Kelompok normal (non-diabetes)
2. Kelompok kontrol negatif, diberi suspensi CMC-Na 0,5%
sekali sehari
3. Kelompok kontrol positif, diberi suspensi Glibenklamid
dengan dosis 0,013 mg/20 g BB mencit sekali sehari.
4. Kelompok I, diberi teh herbal herba sambiloto dengan
dosis 0,4 ml/20 g BB mencit sekali sehari.
5. Kelompok II, diberi teh herbal biji mahoni dengan dosis
0,4 ml/20g BB mencit sekali sehari.
6. Kelompok III, diberi teh herbal campuran herba sambiloto
dan biji mahoni dengan rasio (1:1) dengan dosis 0,4
ml/20g BB mencit sekali sehari.
7. Kelompok IV, diberi teh herbal campuran herba sambiloto
dan biji mahoni dengan rasio (1:2) dengan dosis 0,4
ml/20g BB mencit sekali sehari.
8. Kelompok V, diberi teh herbal campuran herba sambiloto
dan biji mahoni dengan rasio (2:1) dengan dosis 0,4
ml/20g BB mencit sekali sehari.
4.3.5 Cara Kerja
1. Mencit dipuasakan ± 18 jam; dengan tetap diberi minum.
2. Mencit ditimbang berat badannya sebelum diinduksi dan
dilakukan sampling gula darah untuk memastikan mencit
yang digunakan sehat (tidak diabetes).
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
41
3. Mencit diinduksi aloksan 150 mg/Kg BB secara
intraperitonial.
4. Glukosa darah mencit dievaluasi pada hari ketiga untuk
mengetahui hewan coba mana yang telah mengalami
diabetes melitus. Sampel darah diambil dengan cara
penusukan ujung ekor mencit dengan jarum kemudian
dicek dengan alat cek gula darah (Glukometer).
5. Mencit dengan kadar gula dalam darah diatas 200mg/dl
adalah yang digunakan pada penelitian.
6. Mencit yang telah mengalami diabetes melitus diberi
perlakuan sesuai dengan kelompok perlakuannya, selama
7 hari.
7. Glukosa darah pada mencit diukur pada hari ke-1, hari ke-
3, hari ke-5 dan hari ke-7. Sampel darah diambil dengan
cara penusukan ujung ekor mencit dengan jarum
kemudian dicek dengan alat cek gula darah (Glukometer)
2 jam setelah perlakuan.
8. Data ditulis sebagai mean ± SEM.
9. Penurunan kadar glukosa darah dihitung dengan rumus:
Kadar glukosa darah hari ke-0 – hari ke-7
Hasil data dilakukan analisis statistik untuk pengambilan
hipotesa
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
42
4.3.6 Skema Kerja
Gambar 4.3 Skema kerja penelitian
Normal NonDiabetes
6 mencit
Kesimpulan
Hewan Coba Mencit
Dipuasakan 18 jam sebelum
Induksi Aloksan 150 mg/kg BB
Kadar glukosa darah mencit diamati pada hari ketiga
Evaluasi kadar glukosa darah pada hari ke-1, 3, 5 dan 7
Analisis
Kadar glukosa darah mencit diatas 200 mg/dL adalah yang digunakan penelitian
Kontrol (–)
6 mencit
Perlakuan II
6 mencit
Perlakuan I
6 mencit
Kontrol (+)
6 mencit
Perlakuan III
6 mencit
Perlakuan IV
6 mencit
Perlakuan V
6 mencit
CMC-Na
0,5%
Sambiloto:Mahoni
(2:1)
Sambiloto:Mahoni
(1:2)
Sambiloto:Mahoni
(1:1)
Teh herbal biji
mahoni
Teh herbal
sambiloto
Larutan suspensi
glibenklamid
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
43
4.4 Analisis Statistik
Efektivitas penurunan glukosa darah dari teh herbal
campuran herba sambiloto (Andrographis paniculata) dengan
biji mahoni (Swietenia mahagoni) dibandingkan dengan
kontrol positif dan kontrol negatif atau dibandingkan dengan
teh herbal herba sambiloto dan teh herbal biji mahoni,
diproses sebagai mean ± SEM. Mean differences dari masing-
masing kelompok dianalisis statistik menggunakan Anova
One Way yang dilanjutkan dengan Post Hoc Test metode
Tukey. Hipotesis yang diajukan adalah:
Ho = Tidak ada sepasang kelompok yang berbeda secara
signifikan.
Ha = Minimal ada satu pasang kelompok yang berbeda
secara signifikan.
Untuk menilai hipotesis statistik, ditentukan harga p
hitung yang akan dibandingkan dengan harga tingkat
kepercayaan 95 % (α = 0.05). Untuk penelitian uji aktivitas
anti-diabetes ini, bila p hitung < harga α = 0.05, maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
4.5 Studi Profil Metabolit Sekunder
4.5.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain Plat KLT (Silika gel
GF 254), Lampu Ultraviolet 254 nm, 366 nm, dan
Densitometer. Bahan yang digunakan adalah teh herbal
sambiloto, teh herbal biji mahoni, teh herbal campuran herba
sambiloto dan biji mahoni, dan pereaksi Anisaldehid-H2SO4
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
44
serta campuran pelarut untuk eluen (fase gerak) berupa
Kloroform : Metanol (9:1).
4.5.2 Prosedur KLT
Menyiapkan eluen yaitu kloroform dan metanol (9:1)
dan masukkan ke dalam bejana kromatografi. Serbuk halus
dimasukkan ke dalam tea bag sebanyak 1,5g kemudian
diseduh dengan air mendidih sebanyak 10 ml. Di totolkan
seduhan teh herbal herba sambiloto, teh herbal biji mahoni
dan campuran keduanya dengan jarak antara 1,5 cm dari tepi
bawah lempeng, sebanyak 20µl ke plat KLT yang dilapisi
dengan silika gel GF 254 (Merck, Jerman). Masukkan plat
KLT ke dalam bejana kromatografi yang telah diisi dengan
eluen. Plat KLT kemudian dieluasi kemudian dikeringkan dan
diamati dibawah lampu ultraviolet (254 nm dan 366 nm)
untuk menampakkan noda yang dihasilkan. Plat KLT yang
sudah kering kemudian dipayar dengan densitometer. Setelah
itu plat KLT kemudian disemprot dengan penampak noda
Anisaldehid-H2SO4 dan dipanaskan di atas hotplate.
Kemudian amati warna dan bentuk noda yang muncul.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
45
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Uji Aktivitas Hipoglikemi
Uji aktivitas hipoglikemi dari teh herbal herba sambiloto
(Andrographis paniculata) dan teh herbal biji mahoni (Swietenia
mahagoni) serta campuran keduanya ini dilakukan selama tujuh hari
dengan menggunakan hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.
Selama tujuh hari tersebut semua mencit diberi perlakuan sesuai
dengan kelompok uji masing-masing. Berikut hasil rata-rata ± SEM
data pengamatan kadar glukosa darah mencit.
5.1.1 Kelompok Normal (Non-Diabetes)
Mencit dalam kelompok ini tidak di induksi aloksan
sehingga tidak mengalami diabetes melitus. Mencit dalam
kelompok ini juga tidak diberi perlakuan apapun. Kelompok
ini hanya diamati kadar glukosa darahnya selama tujuh hari
pada hari ke-1, 3, 5, dan 7. Berikut hasil pengamatan kadar
glukosa darah mencit.
Tabel V.1 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada kelompok normal (non-diabetes)
Kadar glukosa darah (mg/dL) mencit kelompok normal (non-diabetes) pada hari ke- Mencit
0 1 3 5 7 1 74 75 82 133 116 2 116 94 113 86 114 3 97 119 100 164 153 4 121 114 81 134 124 5 174 158 157 107 133 6 144 114 123 116 149
Rata-Rata 121,00 112,33 109,33 123,33 131,50 SEM 14,32 11,35 11,70 10,92 6,77
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
46
5.1.2 Kelompok Kontrol Negatif
Mencit dalam kelompok ini diberi perlakuan
suspensi CMC-Na 0,5% selama tujuh hari. Berikut hasil
pengamatan kadar glukosa darah mencit pada hari ke-1, 3, 5,
dan 7 serta penurunan kadar glukosa darah mencit selama
tujuh hari.
Tabel V.2 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada kelompok kontrol negatif (CMC-Na 0,5%).
Kadar glukosa darah (mg/dL) mencit kelompok kontrol negatif (CMC-Na 0,5%)
pada hari ke- Mencit
0 1 3 5 7 1 531 577 573 571 568 2 223 219 183 182 312 3 600 576 600 600 600 4 600 587 600 600 600 5 223 137 143 155 249
Rata-Rata 435,40 419,20 419,80 421,60 465,80
SEM 87,62 99,34 105,14 103,55 76,52
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
47
5.1.3 Kelompok Kontrol Positif
Mencit dalam kelompok ini diberi perlakuan
suspensi glibenklamid dosis 0,013mg/20g BB mencit selama
tujuh hari. Berikut hasil pengamatan kadar glukosa darah
mencit pada hari ke-1, 3, 5, dan 7 serta penurunan kadar
glukosa darah mencit selama tujuh hari.
Tabel V.3 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada kelompok kontrol positif (Glibenklamid 0,013mg/20g BB)
Kadar glukosa darah (mg/dL) mencit kelompok kontrol positif (Glibenklamid
0,013mg/20g BB) pada hari ke- Mencit
0 1 3 5 7
Kadar glukosa darah
(mg/dL) hari 0 – hari 7
1 235 259 280 184 65 170 2 444 567 460 600 106 338 3 578 479 431 600 273 305 4 256 285 168 240 84 172 5 524 408 259 404 81 443 6 500 422 512 563 245 255
Rata-Rata 422,83 403,33 351,67 431,83 142,33 280,50 SEM 58,83 47,51 55,13 75,89 37,45 42,80
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
48
5.1.4 Kelompok Teh Herbal Herba Sambiloto
Mencit dalam kelompok ini diberi perlakuan teh
herbal herba sambiloto dengan dosis 0,4ml/20g BB mencit
selama tujuh hari. Berikut hasil pengamatan kadar glukosa
darah mencit pada hari ke-1, 3, 5, dan 7 serta penurunan kadar
glukosa darah mencit selama tujuh hari.
Tabel V.4 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada kelompok teh herbal herba sambiloto (0,4 ml/20g BB)
Kadar glukosa darah (mg/dL) mencit kelompok teh herbal herba sambiloto (0,4 ml/20 g BB) pada hari
ke- Mencit
0 1 3 5 7
Kadar glukosa darah
(mg/dL) hari 0 – hari 7
1 510 467 464 493 562 -52
2 549 498 474 518 518 31 3 500 376 552 404 199 301 4 301 353 357 276 244 57 5 458 525 505 579 595 -137 6 234 414 364 296 195 39
Rata-Rata 425,33 438,83 452,67 427,67 385,50 39,83 SEM 52,02 28,08 31,73 50,41 78,25 60,08
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
49
5.1.5 Kelompok Teh Herbal Biji Mahoni
Mencit dalam kelompok ini diberi perlakuan teh
herbal biji mahoni (0,4ml/20g BB) selama tujuh hari. Berikut
hasil pengamatan kadar glukosa darah mencit pada hari ke-1,
3, 5, dan 7 serta penurunan kadar glukosa darah mencit
selama tujuh hari.
Tabel V.5 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada kelompok teh herbal biji mahoni (0,4ml/20g BB)
Kadar glukosa darah (mg/dL) mencit kelompok teh herbal biji mahoni
(0,4ml/20g BB) pada hari ke- Mencit
0 1 3 5 7
Kadar glukosa darah
(mg/dL) hari 0 – hari 7
1 517 518 559 600 600 -83 2 474 500 362 566 596 -122 3 600 600 600 600 600 0 4 228 144 125 201 155 73 5 538 510 307 522 302 236 6 224 174 121 183 155 69
Rata-Rata 430,17 407,67 345,67 445,33 401,33 28,83 SEM 66,66 80,06 83,89 80,99 90,93 52,46
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
50
5.1.6 Kelompok Teh Herbal Campuran Herba Sambiloto
dengan Biji Mahoni (1:1)
Mencit dalam kelompok ini diberi perlakuan teh
herbal biji mahoni (0,4ml/20g BB) selama tujuh hari. Berikut
hasil pengamatan kadar glukosa darah mencit pada hari ke-1,
3, 5, dan 7 serta penurunan kadar glukosa darah mencit
selama tujuh hari.
Tabel V.6 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada kelompok teh herbal campuran herba sambiloto dengan biji mahoni (1:1) 0,4ml/20g BB
Kadar glukosa darah (mg/dL) mencit kelompok teh herbal campuran herba
sambiloto dengan biji mahoni (1:1) 0,4ml/20g BB pada hari ke-
Mencit
0 1 3 5 7
Kadar glukosa darah
(mg/dL) hari 0 – hari 7
1 600 571 527 492 163 437 2 504 503 478 481 507 -3 3 456 477 435 447 315 141 4 419 469 600 515 551 -132 5 431 494 449 398 349 82 6 467 600 544 500 476 -9
Rata-Rata 479,50 519,00 505,50 472,17 393,50 86,00 SEM 26,98 21,92 25,69 17,53 59,38 79,73
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
51
5.1.7 Kelompok Teh Herbal Campuran Herba Sambiloto
dengan Biji Mahoni (1:2)
Mencit dalam kelompok ini diberi perlakuan teh
herbal biji mahoni (0,4ml/20g BB) selama tujuh hari. Berikut
hasil pengamatan kadar glukosa darah mencit pada hari ke-1,
3, 5, dan 7 serta penurunan kadar glukosa darah mencit
selama tujuh hari.
Tabel V.7 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada kelompok teh herbal campuran herba sambiloto dengan biji mahoni (1:2) 0,4ml/20g BB
Kadar glukosa darah (mg/dL) mencit kelompok teh herbal campuran herba
sambiloto dengan biji mahoni (1:2) 0,4ml/20g BB pada hari ke-
Mencit
0 1 3 5 7
Kadar glukosa darah
(mg/dL) hari 0 – hari 7
1 245 414 322 256 240 5 2 250 295 280 181 208 42 3 555 580 565 561 531 24 4 507 525 453 239 446 61 5 560 580 512 509 402 158 6 394 389 381 257 362 32
Rata-Rata 418,50 463,83 418,83 333,83 364,83 53,67 SEM 59,32 47,37 45,20 64,96 50,26 22,21
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
52
5.1.8 Kelompok Teh Herbal Campuran Herba Sambiloto
dengan Biji Mahoni (2:1)
Mencit dalam kelompok ini diberi perlakuan teh
herbal biji mahoni (0,4ml/20g BB) selama tujuh hari. Berikut
hasil pengamatan kadar glukosa darah mencit pada hari ke-1,
3, 5, dan 7 serta persen penurunan kadar glukosa darah mencit
selama tujuh hari.
Tabel V.8 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada kelompok teh herbal campuran herba sambiloto dengan biji mahoni (2:1) 0,4ml/20g BB
Kadar glukosa dalam darah (mg/dL) mencit kelompok teh herbal campuran
herba sambiloto dengan biji mahoni (2:1) 0,4ml/20g BB pada hari ke-
Mencit
0 1 3 5 7
Kadar glukosa darah
(mg/dL) hari 0 – hari 7
1 319 151 224 280 387 -68 2 377 436 455 447 280 97 3 586 513 545 489 496 90 4 600 600 566 536 406 194 5 207 120 103 126 79 128
Rata-Rata 417,80 364,00 378,60 375,60 329,60 88,20 SEM 76,60 96,95 91,79 75,87 71,44 43,16
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
53
Berikut adalah tabel dan grafik efek teh herbal herba sambiloto dan
biji mahoni terhadap kadar glukosa dalam darah mencit pada hari ke-1,
3, 5 dan 7:
Tabel V.9 Efek teh herbal herba sambiloto dan biji mahoni terhadap kadar glukosa dalam darah mencit pada hari ke-1, 3, 5, 7
Kadar Glukosa Darah (mg/dL) Kelompok Perlakuan
Hari-0 Hari-1 Hari-3 Hari-5 Hari-7
Kadar glukosa darah
(mg/dL) hari 0 – hari 7
Normal (non-diabetes)
121,00 ± 14,32
112,33 ± 11,35
109,33 ± 11,70
123,33 ± 10,92
131,50 ± 6,77
CMC-Na 0,5% 435,40 ± 87,62
419,20 ± 99,34
419,80 ± 105,14
421,60 ± 103,55
465,80 ± 76,52
Glibenklamid 0,013mg/20g
BB
422,83 ± 58,83
403,33 ± 47,51
351,67 ± 55,13
431,83 ± 75,89
142,33 ± 37,45
280,50 ± 42,80
Teh herbal herba sambiloto 0,4ml/20g BB
425,33 ± 52,02
438,83 ± 28,08
452,67 ± 31,73
427,67 ± 50,41
385,50 ± 78,25
39,83 ± 60,08
Teh herbal biji mahoni
0,4ml/20g BB
430,17 ± 66,66
407,67 ± 80,06
345,67 ± 83,89
445,33 ± 80,99
401,33 ± 90,93
28,83 ± 52,46
Teh herbal campuran S:M (1:1) 0,4ml/20g
BB
479,50 ± 26,98
519,00 ± 21,92
505,50 ± 25,69
472,17 ± 17,53
393,50 ± 59,38
86,00 ± 79,73
Teh herbal campuran S:M (1:2) 0,4ml/20g
BB
418,50 ± 59,32
464,83 ± 47,37
418,83 ± 45,20
333,83 ± 64,96
364,83 ± 50,26
53,67 ± 22,21
Teh herbal campuran S:M (2:1) 0,4ml/20g
BB
417,80 ± 76,60
364,00 ± 96,95
378,60 ± 91,79
375,60 ± 75,87
329,60 ± 71,44
88,20 ± 43,16
*)Data ditampilkan dalam bentuk rata-rata ± SEM. Jumlah sampel tiap kelompoknya adalah 6 (n=6)
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
54
Gambar 5.1 Grafik efek teh herbal herba sambiloto dan biji mahoni
terhadap kadar glukosa darah mencit (mg/dL)
5.2 Hasil Analisis Statistik
Data penurunan glukosa darah mencit dari masing-masing
kelompok dihitung dengan menggunakan rumus : Kadar glukosa
darah hari ke-0 – kadar glukosa darah hari ke-7. Kemudian
dilakukan analisis statistik menggunakan Anova One Way yang
kemudian dilanjutkan dengan Post Hoc Test metode Tukey
(p<0,05).
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
55
Tabel V.10 Perbedaan harga rata-rata penurunan kadar glukosa darah mencit antar kelompok dari hasil uji Tukey
Keterangan: *ada perbedaan bermakna (p<0,05)
Gambar 5.2 Grafik efek teh herbal herba sambiloto dan biji mahoni
terhadap kadar glukosa darah mencit pada hari ke-0 dan hari ke-7 (mg/dL)
Kelompok Kontrol negatif
Kontrol positif
Teh herbal herba
sambiloto
Teh herbal biji
mahoni
Teh herbal kombinasi S:M (1:1)
Teh herbal kombinasi S:M (1:2)
Teh herbal kombinasi S:M (2:1)
Kontrol negatif 0,003* 0,961 0,983 0,701 0,913 0,724
Kontrol positif 0,003* 0,026* 0,018* 0,116 0,042* 0,160
Teh herbal herba
sambiloto
0,961 0,026* 1,000 0,994 1,000 0,994
Teh herbal biji
mahoni 0,983 0,018* 1,000 0,982 1,000 0,983
Teh herbal
kombinasi S:M (1:1)
0,701 0,116 0,994 0,982 0,999 1,000
Teh herbal
kombinasi S:M (1:2)
0,913 0,042* 1,000 1,000 0,999 0,999
Teh herbal
kombinasi S:M (2:1)
0,724 0,160 0,994 0,983 1,000 0,999
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
56
5.3 Hasil Studi Profil Metabolit Sekunder
5.3.1 Uji KLT-Densitometri
Profil metabolit sekunder dari bahan uji
dilakukan dengan metode KLT-Densitometri. Hasil
seduhan dari teh herbal ditotolkan 20µl ke plat KLT Silika
Gel GF 254 (Merck®). Setelah itu dieluasi dalam bejana
KLT (Camag®) dengan menggunakan eluan campuran
Kloroform:Metanol (9:1). Setelah di eluasi, plat dilihat
dibawah sinar UV 254nm dan 366nm untuk dilihat noda
yang terbentuk. Selanjutnya dipayar menggunakan
densitometer Camag® TLC Scanner 3 untuk mengetahui
nilai Rf dan profil kromatogram.
Gambar 5.3 Noda hasil uji KLT dengan fase diam silika gel GF
254 (Merck®) dan fase gerak Kloroform:Metanol (9:1) pada sinar UV 254nm
Keterangan : (1) Teh herbal herba sambiloto (2) Teh herbal biji mahoni (3) Standar andrografolida (Aldrich®) (4) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni (1:1) (5) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni (1:2) (6) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni (2:1)
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
57
Berikut adalah profil kromatogram densitometri dalam bentuk 3 dimensi
pada sinar UV 254nm :
Gambar 5.4 Profil kromatogram 3D pada sinar UV 254nm
Keterangan : ( ) Teh herbal herba sambiloto ( ) Teh herbal biji mahoni ( ) Standar andrografolida (Aldrich®) ( ) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni 1:1 ( ) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni 1:2 ( ) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni 2:1
Tabel V.11 Harga Rf Hasil Uji KLT-Densitometri pada Sinar UV 254nm Track Peak Start
Position Start
Height Max
Position Max
Height Max %
End Position
End Height Area Area
%
1 1 -0.01 Rf 0.2 AU 0.06 Rf 479.5 AU 64.75% 0.20 Rf 45.0 AU 28327.4 AU 71.56%
1 2 0.21 Rf 45.1 AU 0.22 Rf 46.8 AU 6.32% 0.26 Rf 15.2 AU 1235.0 AU 3.12%
1 3 0.27 Rf 14.9 AU 0.33 Rf 89.4 AU 12.07% 0.40 Rf 20.2 AU 4125.1 AU 10.42%
1 4 0.61 Rf 3.5 AU 0.68 Rf 69.1 AU 9.34% 0.73 Rf 4.7 AU 2586.9 AU 6.54%
1 5 0.94 Rf 4.0 AU 1.03 Rf 55.7 AU 7.53% 1.10 Rf 16.7 AU 3309.9 AU 8.36%
2 1 0.02 Rf 1.1 AU 0.06 Rf 282.4 AU 45.95% 0.16 Rf 33.2 AU 13398.0 AU 43.21%
2 2 0.20 Rf 22.0 AU 0.21 Rf 24.7 AU 4.02% 0.26 Rf 1.9 AU 563.1 AU 1.82%
2 3 0.28 Rf 4.6 AU 0.32 Rf 46.7 AU 7.60% 0.35 Rf 1.9 AU 570.6 AU 1.84%
2 4 0.64 Rf 12.1 AU 0.72 Rf 46.6 AU 7.59% 0.75 Rf 26.2 AU 2410.7 AU 7.77%
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
58
2 5 0.77 Rf 26.9 AU 0.86 Rf 138.4 AU 22.52% 0.96 Rf 46.4 AU 10558.0 AU 34.05%
2 6 0.98 Rf 49.1 AU 1.02 Rf 56.0 AU 9.12% 1.07 Rf 36.0 AU 2975.5 AU 9.60%
2 7 1.12 Rf 17.5 AU 1.13 Rf 19.6 AU 3.19% 1.18 Rf 6.0 AU 531.3 AU 1.71%
3 1 0.04 Rf 4.5 AU 0.06 Rf 15.0 AU 5.91% 0.08 Rf 6.6 AU 260.7 AU 2.82%
3 2 0.22 Rf 8.2 AU 0.26 Rf 162.3 AU 63.78% 0.31 Rf 5.1 AU 5538.9 AU 59.90%
3 3 0.95 Rf 5.1 AU 1.03 Rf 55.7 AU 21.88% 1.08 Rf 32.4 AU 2893.6 AU 31.29%
3 4 1.11 Rf 20.5 AU 1.12 Rf 21.5 AU 8.43% 1.16 Rf 11.8 AU 554.3 AU 5.99%
4 1 0.02 Rf 2.5 AU 0.07 Rf 395.9 AU 68.57% 0.16 Rf 25.4 AU 18453.9 AU 68.31%
4 2 0.16 Rf 24.8 AU 0.18 Rf 29.6 AU 5.12% 0.20 Rf 20.9 AU 770.1 AU 2.85%
4 3 0.22 Rf 18.6 AU 0.27 Rf 71.5 AU 12.39% 0.35 Rf 14.3 AU 2835.6 AU 10.50%
4 4 0.56 Rf 7.3 AU 0.59 Rf 23.1 AU 3.99% 0.63 Rf 4.2 AU 751.1 AU 2.78%
4 5 0.94 Rf 8.1 AU 1.03 Rf 57.3 AU 9.92% 1.13 Rf 22.5 AU 4203.3 AU 15.56%
5 1 0.02 Rf 1.5 AU 0.07 Rf 404.4 AU 64.23% 0.17 Rf 23.8 AU 21601.0 AU 69.16%
5 2 0.18 Rf 24.8 AU 0.19 Rf 28.1 AU 4.47% 0.22 Rf 18.5 AU 654.8 AU 2.10%
5 3 0.24 Rf 18.0 AU 0.28 Rf 74.1 AU 11.77% 0.38 Rf 9.6 AU 3043.8 AU 9.75%
5 4 0.56 Rf 1.2 AU 0.60 Rf 18.5 AU 2.94% 0.65 Rf 3.4 AU 604.3 AU 1.93%
5 5 0.73 Rf 9.0 AU 0.74 Rf 11.5 AU 1.82% 0.76 Rf 3.8 AU 195.8 AU 0.63%
5 6 0.83 Rf 5.0 AU 0.90 Rf 43.5 AU 6.92% 0.95 Rf 15.7 AU 2089.2 AU 6.69%
5 7 0.97 Rf 12.7 AU 1.03 Rf 49.5 AU 7.86% 1.11 Rf 15.7 AU 3042.8 AU 9.74%
6 1 0.02 Rf 1.1 AU 0.07 Rf 380.1 AU 61.57% 0.17 Rf 34.3 AU 17457.2 AU 61.66%
6 2 0.19 Rf 34.2 AU 0.21 Rf 43.5 AU 7.04% 0.24 Rf 32.8 AU 1440.7 AU 5.09%
6 3 0.26 Rf 31.7 AU 0.31 Rf 84.2 AU 13.63% 0.40 Rf 16.2 AU 4070.2 AU 14.38%
6 4 0.45 Rf 12.1 AU 0.46 Rf 13.7 AU 2.21% 0.48 Rf 5.1 AU 199.3 AU 0.70%
6 5 0.60 Rf 7.6 AU 0.65 Rf 29.7 AU 4.82% 0.70 Rf 1.9 AU 1050.5 AU 3.71%
6 6 0.96 Rf 14.5 AU 1.03 Rf 66.2 AU 10.72% 1.13 Rf 9.3 AU 4092.1 AU 14.45%
Keterangan : 1. Teh herbal herba sambiloto 2. Teh herbal biji mahoni 3. Standar andrografolida (Aldrich®) 4. Teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni 1:1 5. Teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni 1:2 6. Teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni 2:1
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
59
Berikut adalah noda hasil uji KLT dengan fase gerak Kloroform:Metanol
(9:1) pada sinar UV 366nm :
Gambar 5.5 Noda hasil uji KLT dengan fase diam silika gel GF 254
(Merck®) dan fase gerak Kloroform:Metanol (9:1) pada sinar UV 366nm
Keterangan : (1) Teh herbal herba sambiloto (2) Teh herbal biji mahoni (3) Standar andrografolida (Aldrich®) (4) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni (1:1) (5) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni (1:2) (6) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni (2:1)
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
60
Berikut profil kromatogram densitometri dalam 3 dimensi pada sinar UV
366nm :
Gambar 5.6 Profil kromatogram 3D pada sinar UV 366nm
Keterangan : ( ) Teh herbal herba sambiloto ( ) Teh herbal biji mahoni ( ) Standar andrografolida (Aldrich®) ( ) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni 1:1 ( ) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni 1:2 ( ) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni 2:1
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
61
Tabel V.12 Harga Rf Hasil Uji KLT-Densitometri pada Sinar UV 366nm
Track Peak Start Position
Start Height
Max Position
Max Height
Max %
End Position
End Height Area Area
%
1 1 0.00 Rf 1.3 AU 0.06 Rf 469.0 AU 87.20% 0.20 Rf 30.2
AU 25692.8
AU 88.22%
1 2 0.30 Rf 6.4 AU 0.35 Rf 27.1 AU 5.05% 0.43 Rf 6.5
AU 1446.5
AU 4.97%
1 3 0.97 Rf 10.8 AU 1.02 Rf 41.7
AU 7.75% 1.08 Rf 17.3 AU
1983.8 AU 6.81%
2 1 0.01 Rf 1.1 AU 0.06 Rf 250.0 AU 73.04% 0.19 Rf 17.0
AU 11565.1
AU 83.90%
2 2 0.26 Rf 2.2 AU 0.32 Rf 71.3 AU 20.83% 0.35 Rf 2.9
AU 1350.7
AU 9.80%
2 3 0.82 Rf 12.4 AU 0.86 Rf 21.0
AU 6.13% 0.89 Rf 15.5 AU
868.6 AU 6.30%
3 1 0.04 Rf 4.0 AU 0.06 Rf 15.5 AU 43.65% 0.08 Rf 3.7
AU 218.4 AU 32.19%
3 2 1.00 Rf 10.7 AU 1.04 Rf 20.0
AU 56.35% 1.05 Rf 19.5 AU
460.1 AU 67.81%
4 1 0.02 Rf 1.4 AU 0.08 Rf 401.3 AU 80.89% 0.16 Rf 17.6
AU 18574.6
AU 83.46%
4 2 0.18 Rf 20.8 AU 0.20 Rf 24.6
AU 4.96% 0.23 Rf 14.7 AU
606.9 AU 2.73%
4 3 0.24 Rf 14.7 AU 0.30 Rf 46.1
AU 9.29% 0.37 Rf 7.0 AU
2461.5 AU 11.06%
4 4 0.98 Rf 13.1 AU 1.02 Rf 24.1
AU 4.86% 1.02 Rf 22.9 AU
611.9 AU 2.75%
5 1 0.01 Rf 0.3 AU 0.07 Rf 402.6 AU 88.09% 0.17 Rf 16.0
AU 21287.4
AU 89.76%
5 2 0.28 Rf 16.8 AU 0.32 Rf 32.6
AU 7.13% 0.39 Rf 4.6 AU
1464.4 AU 6.17%
5 3 0.85 Rf 7.3 AU 0.90 Rf 21.8 AU 4.77% 0.95 Rf 8.2
AU 963.3 AU 4.06%
6 1 0.02 Rf 2.1 AU 0.07 Rf 400.4 AU 84.92% 0.17 Rf 23.9
AU 16713.6
AU 80.22%
6 2 0.26 Rf 20.8 AU 0.34 Rf 52.0
AU 11.03% 0.43 Rf 4.0 AU
3466.8 AU 16.64%
6 3 1.05 Rf 18.7 AU 1.06 Rf 19.1
AU 4.05% 1.13 Rf 6.5 AU
655.5 AU 3.15%
Keterangan : 1. Teh herbal herba sambiloto 2. Teh herbal biji mahoni 3. Standar andrografolida (Aldrich®) 4. Teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni 1:1 5. Teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni 1:2 6. Teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni 2:1
5.3.2 Uji penampak noda Anisaldehid-H2SO4
Pada uji ini menggunakan fase diam silika gel GF 254
(Merck®) dan fase gerak campuran Kloroform:Metanol (9:1).
Setelah plat KLT tereluasi secara sempurna, plat disemprot
penampak noda Anisaldehid-H2SO4 kemudian plat
dipanaskan di atas hotplate hingga muncul noda pada plat.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
62
Harga Rf dihitung dengan menggunakan rumus jarak tempuh
noda dibagi dengan jarak tempuh eluen.
Gambar 5.7 Hasil uji penampak noda Anisaldehid-H2SO4 dengan fase diam silika gel GF 254 (Merck®) dan fase gerak Kloroform:Metanol (9:1)
Keterangan : (1) Teh herbal herba sambiloto (2) Teh herbal biji mahoni (3) Standar andrografolida (Aldrich®) (4) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni (1:1) (5) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni (1:2) (6) Teh herbal campuran herba sambiloto:biji mahoni (2:1)
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
63
Tabel V.13 Harga Rf dan warna noda hasil penampak noda Anisaldehid-H2SO4 dengan eluen Kloroform:Metanol (9:1)
Penampak noda Anisaldehid-H2SO4 Totolan Noda Rf Warna
1 0,21 Teh herbal herba sambiloto
2 0,49 Ungu
1 0,50 Teh herbal biji mahoni 2 0,70 Merah keunguan
Standar Andrografolida 1 0,16 Ungu
1 0,16 Teh herbal campuran herba
sambiloto dan biji mahoni (1:1) 2 0,53
Merah ungu
1 0,16
2 0,53
Teh herbal campuran herba
sambiloto dan biji mahoni (1:2)
3 0,70
Merah ungu
1 0,21
2 0,55
Teh herbal campuran herba
sambiloto dan biji mahoni (2:1)
3 0,77
Merah ungu
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
64
BAB VI
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini digunakan herba sambiloto (Andrographis
paniculata) yang diperoleh di daerah Mojokerto, Jawa Timur dan biji
mahoni (Swietenia mahagoni) yang diperoleh di Kebun Raya Purwodadi,
Pasuruan. Herba sambilloto dan biji mahoni yang diperoleh sudah dalam
bentuk simplisia dan dideterminasi di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan.
Kedua simplisia tersebut digiling menjadi serbuk halus yang kemudian akan
dimasukkan ke dalam tea bag sebanyak 10g. Untuk teh herbal campuran
herba sambiloto dengan biji mahoni maka dimasukkan serbuk halus yang
telah digiling ke dalam tea bag sesuai dengan perbandingan (1:1; 1:2; 2:1)
dengan berat total 10g. Tea bag ini kemudian akan di seduh dengan air
mendidih sebanyak 100ml. Hasil seduhan teh herbal inilah yang kemudian
akan di uji aktivitas hipoglikeminya pada hewan coba mencit diabetes yang
telah diinduksi aloksan.
Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit
dengan galur Balb-C, berumur lebih dari 8 minggu, mempunyai berat 20 –
40 gram dan berada dalam keadaan sehat. Mencit ditempatkan dalam
kandang dengan suhu ruangan. Sedangkan untuk kebutuhan makanan dan
minuman dijaga dalam jumlah cukup dan sama rata. Sebelum digunakan
dalam penelitian, mencit diinduksi dengan aloksan monohidrat secara
intraperitonial dengan tujuan agar mencit menjadi diabetes. Sebelum
diinduksi mencit harus dipuasakan 18 jam terlebih dahulu (hanya
disediakan minum). Keadaan puasa dapat membantu mempercepat aksi dari
aloksan, sehingga mempercepat kerusakan pankreas (Etuk, 2010). Larutan
aloksan monohidrat 2% dibuat dengan cara melarutkan 20mg aloksan
monohidrat dalam 1mL Water for Injection. Aloksan harus dibuat dalam
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
65
keadaan baru ketika akan menginduksi. Hal ini karena aloksan monohidrat
hanya bertahan 1,5 menit ketika berada dalam air pada suhu 36oC (Etuk,
2010).
Aloksan monohidrat diinjeksikan secara intraperitonial pada
mencit dengan dosis 150mg/Kg BB (Etuk, 2010). Kadar glukosa darah
diperiksa setelah tiga hari kemudian dan kadar glukosa darah mencit yang
di atas 200 mg/dL adalah yang digunakan dalam penelitian. Kadar glukosa
darah pada hari ke-3 setelah penginduksian aloksan dijadikan sebagai kadar
glukosa darah hari ke-0 dalam penelitian. Tingkat keberhasilan hasil induksi
aloksan ini tidak selalu berhasil 100%. Rata-rata tingkat keberhasilan
induksi aloksan dalam penelitian ini adalah 40%. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor-faktor, diantaranya: mencit yang tidak puasa (memakan
mencit lain), penanganan larutan aloksan yang kurang cepat, dan
kemungkinan penyuntikan intraperitonial yang kurang tepat.
Pada penelitian ini membutuhkan 48 ekor mencit yang dibagi
menjadi 8 kelompok dengan 6 ekor mencit untuk tiap kelompoknya.
Pertama adalah kelompok normal (non-diabetes) yang tidak diinduksi
aloksan dan tidak mendapat perlakuan sama sekali. Kelompok ini
dipersiapkan untuk melihat profil kadar glukosa darah mencit pada saat
keadaan sehat. Selanjutnya adalah kelompok kontrol negatif, mencit
diabetes dalam kelompok ini diberi perlakuan CMC-Na 0,5% sekali sehari.
Kelompok kontrol negatif ini bertujuan untuk melihat dan memastikan
bahwa metode uji hipoglikemi yang dilakukan sudah benar. Berikutnya
yaitu kelompok kontrol positif, mencit diabetes dalam kelompok ini diberi
perlakuan glibenklamid (0,013mg/20g BB). Kelompok kontrol positif ini
bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penurunan kadar glukosa
darah mencit dalam penelitian.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
66
Selanjutnya kelompok I adalah kelompok mencit diabetes yang
diberi perlakuan teh herbal herba sambiloto (0,4ml/20g BB). Kelompok II
adalah kelompok mencit diabetes yang diberi perlakuan teh herbal biji
mahoni (0,4ml/20g BB). Kelompok III adalah kelompok mencit diabetes
yang diberi perlakuan teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni
dengan perbandingan (1:1) 0,4ml/20g BB. Kelompok IV adalah kelompok
mencit diabetes yang diberi perlakuan teh herbal campuran herba sambiloto
dan biji mahoni dengan perbandingan (1:2) 0,4ml/20g BB. Sedangkan yang
terakhir adalah kelompok V yaitu kelompok mencit diabetes yang diberi
perlakuan teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni dengan
perbandingan (2:1) 0,4ml/20g BB. Hasil seduhan teh herbal diberikan
kepada hewan coba mencit secara oral dengan bantuan alat penyonde sekali
sehari. Evaluasi kadar glukosa darah mencit dilakukan pada hari ke-1, 3, 5,
dan 7 selama perlakuan. Pengambilan darah dilakukan 2 jam setelah
pemberian perlakuan dengan cara melukai ujung ekor hewan coba mencit
menggunakan jarum.
Dari hasil perlakuan selama tujuh hari, didapatkan hasil
penelitian berupa profil kadar glukosa darah mencit terhadap pengaruh
pemberian teh herbal. Data dibuat dalam bentuk rata-rata ± SEM.
Kelompok normal (non-diabetes) mengalami kenaikan kadar glukosa darah
mulai dari hari ke-0 (121,00±14,32 mg/dL) hingga hari ke-7 (131,50±6,77
mg/dL) dengan rata-rata kenaikan glukosa darah sebesar 10,50mg/dL.
Sedangkan kelompok kontrol negatif dimana mencit diabetes mendapat
perlakuan CMC-Na 0,5%, juga mengalami kenaikan kadar glukosa darah
mulai dari hari ke-0 (435,40±87,62 mg/dL) sampai hari ke-7 (465,80±76,52
mg/dL) dengan rata-rata kenaikan glukosa darah sebesar 30,40mg/dL.
Selanjutnya yaitu kelompok kontrol positif yang mendapat perlakuan
glibenklamid 0,013mg/20g BB. Kelompok mencit diabetes ini mendapat
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
67
obat oral antidiabetes glibenklamid yang merupakan golongan sulfonilurea
oral yang poten sebagai agen hipoglikemi. Saat ini glibenklamid digunakan
untuk mengobati hiperglikemi untuk Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM atau disebut juga DM tipe 2). Mekanisme obat ini dengan
menghambat ATP sensitif K+ channel didalam sel β pankreas.
Penghambatan ini menyebabkan depolarisasi sel membran dan keadaan ini
akan membuka kanal Ca. Dengan terbukanya kanal Ca maka ion Ca++ akan
masuk sel-sel β pankreas, merangsang granula yang berisi insulin dan akan
terjadi sekresi insulin (Sharma, 2012). Pada kelompok kontrol positif ini,
glukosa darah mencit mengalami penurunan mulai dari hari ke-0
(422,83±58,83 mg/dL) hingga hari ke-7 (142,33±37,45 mg/dL) dengan rata-
rata penurunan glukosa darah sebesar 280,50mg/dL.
Berikutnya pada kelompok I, yaitu kelompok mencit diabetes
yang mendapat perlakuan teh herbal herba sambiloto dengan dosis
0,4ml/20g BB menunjukkan adanya aktivitas hipoglikemi. Teh herbal herba
sambiloto mampu menurunkan kadar glukosa darah mencit mulai dari hari
ke-0 (425,33±52,02 mg/dL) hingga hari ke-7 (385,50±78,25 mg/dL) dengan
rata-rata penurunan kadar glukosa darah sebesar 39,83mg/dL. Senyawa
andrografolida merupakan senyawa aktif dalam Andrographis paniculata
yang telah berperan dalam menghasilkan efek yang signifikan sebagai
antihiperglikemi (Rao, 2006). Mekanisme kerja dari andrografolida adalah
dengan menghambat enzim α-glukosidase dan α-amilase dalam
menghasilkan efek hipoglikemi (Akbar, 2011).
Selanjutnya kelompok II yaitu kelompok mencit diabetes yang
mendapat perlakuan teh herbal biji mahoni dengan dosis 0,4ml/20g BB.
Pada kelompok ini menunjukkan adanya aktivitas hipoglikemi yang hampir
sama bila dibandingkan dengan teh herbal herba sambiloto. Teh herbal biji
mahoni mampu menurunkan kadar glukosa darah mencit mulai dari hari ke-
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
68
0 (430,17±66,66 mg/dL) hingga hari ke-7 (401,33±90.93 mg/dL) dengan
rata-rata penurunan kadar glukosa darah sebesar 28,83mg/dL. Swietenin
merupakan senyawa aktif dalam Swietenia mahagoni yang berfungsi
sebagai agen hipoglikemik yang bekerja dengan cara meningkatkan
penyerapan dan penggunaan glukosa perifer (Preedy et al, 2011). Hal ini
terjadi karena mekanisme dari swietenin yang merupakan agonis PPARγ
(Peroxisome Proliferator Activated Receptor) dan mengaktivasi insulin-
responsive genes sehingga dapat merangsang insulin untuk membentuk dan
translokasi GLUT (glucose-transporter) ke membran sel di organ perifer
(Li et al, 2005).
Berikutnya kelompok III yaitu kelompok mencit diabetes yang
mendapat perlakuan teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni
dengan perbandingan (1:1) dengan dosis 0,4ml/20g BB. Teh herbal
campuran dengan perbandingan (1:1) ini mampu menurunkan kadar glukosa
darah mencit mulai dari hari ke-0 (479,50±26,98 mg/dL) hingga hari ke-7
(393,50±59,38 mg/dL) dengan rata-rata penurunan kadar glukosa darah
sebesar 86 mg/dL. Selanjutnya kelompok IV yaitu kelompok mencit
diabetes yang mendapat perlakuan teh herbal campuran herba sambiloto dan
biji mahoni dengan perbandingan (1:2) dengan dosis 0,4ml/20g BB. Teh
herbal campuran dengan perbandingan (1:2) ini mampu menurunkan kadar
glukosa darah mencit mulai dari hari ke-0 (418,50±59,32 mg/dL) hingga
hari ke-7 (364,83±50,26 mg/dL) dengan rata-rata penurunan kadar glukosa
darah sebesar 53,67 mg/dL. Rata-rata penurunan kadar glukosa darah ini
lebih rendah bila dibandingkan dengan teh herbal campuran dengan
perbandingan (1:1), namun lebih tinggi penurunan kadar glukosanya bila
dibandingkan dengan teh herbal tunggal herba sambiloto dan biji mahoni.
Sedangkan yang terakhir adalah kelompok V yaitu kelompok
mencit diabetes yang mendapat perlakuan perlakuan teh herbal campuran
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
69
herba sambiloto dan biji mahoni dengan perbandingan (2:1) dengan dosis
0,4ml/20g BB. Teh herbal campuran dengan perbandingan (2:1) ini mampu
menurunkan kadar glukosa darah mencit mulai dari hari ke-0 (417,80±76,60
mg/dL) hingga hari ke-7 (329,60±71,44 mg/dL) dengan rata-rata penurunan
kadar glukosa darah sebesar 88,20 mg/dL. Rata-rata penurunan kadar
glukosa darah pada kelompok ini lebih tinggi dari kelompok teh herbal
tunggal herba sambiloto dan biji mahoni (kelompok I dan II) maupun teh
herbal campuran dengan perbandingan (1:1) dan (1:2) (kelompok III dan
IV). Dari data penurunan kadar glukosa darah mencit di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kelompok yang dapat menurunkan kadar glukosa darah
terbesar adalah kelompok V yaitu teh herbal campuran herba sambiloto dan
biji mahoni dengan perbandingan (2:1) dengan dosis 0,4ml/20g BB sebesar
88,20 mg/dL dalam waktu 7 hari.
Data hasil pengamatan kadar glukosa darah mencit dalam
penilitian ini, memiliki nilai SEM (Standart Error of Mean) yang besar. Hal
ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh memiliki variasi yang besar
dan tidak homogen sehingga rata-rata dalam sampel tidak dapat dikatakan
telah mewakili rata-rata dalam populasi. Dalam penelitian ini juga terdapat
mencit yang mengalami kenaikan kadar glukosa darah pada kelompok
perlakuan teh herbal, hal ini diduga dapat terjadi karena beberapa faktor,
misalnya perbedaan variasi biologis antar hewan coba (meliputi kemurnian
galur mencit, variasi umur dan perbedaan metabolisme tubuh) dan waktu
pengambilan darah yang kurang optimal. (tidak sesuai dengan onset of
action dari senyawa metabolit sekunder pada teh herbal tersebut).
Analisis statistik dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata
penurunan kadar glukosa darah mencit antar kelompok perlakuan. Rata-rata
penurunan dari masing-masing kelompok dianalisis statistik menggunakan
Anova One Way. Untuk menilai hipotesis statistik, ditentukan harga p
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
70
hitung yang akan dibandingkan dengan harga tingkat kepercayaan 95 % (α
= 0,05). Untuk penelitian uji aktivitas hipoglikemi ini, bila p hitung < harga
α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesis yang diajukan adalah:
Ho = Tidak ada sepasang kelompok yang berbeda secara signifikan.
Ha = Minimal ada satu pasang kelompok yang berbeda secara signifikan.
Dari hasil perhitungan statistik dengan bantuan program SPSS
Statistics 16.0 diperoleh nilai p hitung antar kelompok = 0,006 (p<0,05).
Maka Ha diterima, minimal ada satu pasang kelompok yang berbeda secara
signifikan. Untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara
signifikan, analisis statistik dilanjutkan dengan Post Hoc Test metode
Tukey. Metode ini digunakan karena jumlah kelompok pada penelitian ini
lebih dari tiga. Hasil analisis Post Hoc Test metode Tukey dari semua
kelompok, terdapat satu kelompok yang memiliki perbedaan secara
bermakna dengan kelompok kontrol negatif, yaitu kelompok kontrol positif
(glibenklamid 0,013 mg/20 g BB).
Dari hasil secara keseluruhan, teh herbal campuran herba
sambiloto dan biji mahoni dengan perbandingan (2:1) dengan dosis
0,4ml/20g BB yang memberikan penurunan kadar glukosa darah mencit
secara signifikan. Rata-rata penurunannya juga lebih besar jika
dibandingkan dengan kedua teh herbal tunggalnya maupun perbandingan
yang lainnya. Namun kelompok ini belum dikatakan memiliki perbedaan
bermakna dengan kelompok kontrol negatif dikarenakan nilai p hitung =
0,724 (p>0,05). Dilihat dari komposisinya, herba sambiloto lebih dominan
dalam teh herbal campuran tersebut. Artinya dalam campuran ini, herba
sambiloto memberikan kontribusi besar dalam penurunan kadar glukosa
darah. Jika dikombinasikan dengan biji mahoni, maka akan memberikan
efek yang sinergis dalam menurunkan kadar glukosa darah.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
71
Profil metabolit sekunder dari bahan uji dilakukan dengan metode
KLT-Densitometri dengan menggunakan eluen campuran
Kloroform:Metanol (9:1). Setelah di eluasi, plat dilihat dibawah sinar UV
254nm dan 366nm untuk dilihat noda yang terbentuk. Di bawah sinar UV
254 nm, terlihat tiga totolan (teh herbal herba sambiloto, teh herbal bii
mahoni dan teh herbal campuran 1:1) menghasilkan dua noda, sedangkan
dua totolan lain (teh herbal campuran 1:2 dan 2:1) menghasilkan tiga noda.
Untuk andrografolida terlihat noda yang sangat jelas pada sinar UV 254nm.
Sedangkan jika dilihat di bawah sinar UV 366 nm noda dari totolan teh
herbal herba sambiloto dan standar andrografolida tidak muncul, namun
untuk keempat totolan lainnya muncul noda. Pada teh herbal campuran
diperkirakan noda yang terlihat adalah noda dari biji mahoni dikarenakan
noda dari teh herbal herba sambiloto dan standar andrografolida tidak
muncul pada sinar UV 366nm.
Setelah dilihat di bawah sinar UV 254 nm dan 366 nm, plat KLT
kemudian dipayar menggunakan instrumen densitometer CAMAG® TLC
Scanner 3 untuk melihat profil kromatogram dan harga Rf-nya. Pada
pemayaran dengan sinar UV 254 nm, tercatat 3 hingga 5 noda yang muncul
pada tiap totolan (kecuali standar andrografolida) dengan nilai Rf yang
sangat beragam (dapat di lihat pada bab V). Sedangkan pada pemayaran
dengan sinar UV 366 nm, terdapat 1 hingga 2 noda yang muncul pada tiap
totolan (kecuali standar andrografolida) dengan nilai Rf yang juga sangat
beragam (dapat di lihat pada bab V). Untuk noda standar andrografolida
mempunyai harga Rf 0,26 pada sinar UV 254nm, sedangkan pada sinar UV
366nm noda andrografolida tidak muncul. Hal ini diperkirakan karena
senyawa andrografolida tidak bisa menyerap pada panjang gelombang
366nm.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
72
Pada profil kromatogram hasil pemayaran densitometer dengan
sinar UV 254 nm, terlihat puncak dari teh herbal tunggal herba sambiloto
dan tunggal biji mahoni lebih besar dari teh herbal campuran keduanya. Hal
tersebut dikarenakan kadar sambiloto dan mahoni pada teh herbal tunggal
lebih besar daripada kadar sambiloto dan mahoni pada teh herbal campuran
keduanya. Sedangkan pada sinar UV 366 nm, tidak muncul puncak dari teh
herbal tunggal herba sambiloto maupun dari standar andrografolida.
Kemudian yang terakhir yaitu plat KLT disemprot dengan
penampak noda Anisaldehid-H2SO4. Pada keenam bahan uji muncul 2
hingga 3 noda yang berwarna merah keunguan sampai ungu, yang
menunjukkan adanya senyawa terpenoid dengan harga Rf yang beragam
(dapat dilihat pada bab V).
Tujuan dilakukannya profil metabolit sekunder ini terkait aktivitas
hipoglikeminya adalah sebagai Quality Control dari teh herbal campuran
herba sambiloto dan biji mahoni sehingga dapat menjamin kualitas produk
pada proses standarisasi produk apabila teh herbal tersebut akan dijadikan
sebuah produk nantinya. Sehingga untuk menghasilkan kemampuan
hipoglikemi yang serupa dengan penelitian ini, penelitian atau produksi
selanjutnya harus memiliki profil metabolit sekunder yang serupa dengan
profil metabolit sekunder dalam penelitian ini.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
73
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Secara statistika hanya kontrol positif yang memiliki
perbedaan bermakna (p<0,05) jika dibandingkan dengan
kontrol negatif namun secara deskriptif teh herbal herba
sambiloto (Andrographis paniculata) dan teh herbal biji
mahoni (Swietenia mahagoni) serta campuran keduanya
mempunyai efek hipoglikemi pada mencit diabetes yang
diinduksi aloksan dalam waktu tujuh hari. Teh herbal yang
mempunyai efek hipoglikemi paling besar yaitu teh herbal
campuran herba sambiloto dan biji mahoni perbandingan
(2:1) dengan dosis 0,4ml/20g BB. Jika herba sambiloto
dikombinasikan dengan biji mahoni, maka akan memberikan
efek yang sinergis dalam menurunkan kadar glukosa darah.
2. Profil metabolit sekunder dari teh herbal herba sambiloto
(Andrographis paniculata) dan teh herbal biji mahoni
(Swietenia mahagoni) serta campuran keduanya :
- Profil metabolit sekunder dengan metode KLT-
Densitometri (fase gerak Kloroform:Metanol 9:1)
menghasilkan 3 hingga 5 noda pada sinar UV 254 nm dan
1 hingga 2 noda pada sinar UV 366 nm. Andrografolida
memiliki harga Rf 0,26 pada sinar UV 254 nm namun
tidak muncul noda pada sinar UV 366 nm.
- Pada uji penampak noda Anisaldehid-H2SO4
menghasilkan 2 hingga 3 noda yang berwarna merah
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
74
keunguan sampai ungu, yang menunjukkan adanya
senyawa golongan terpenoid.
7.2 Saran
1. Diperlukan penelitian lanjutan mengenai uji toksisitas dari teh
herbal herba sambiloto dan biji mahoni serta campuran
keduanya agar didapatkan dosis yang tepat dan aman untuk
dikonsumsi agar dapat menghasilkan efek hipoglikemi yang
lebih optimal.
2. Perlunya dilakukan penelitian profil metabolit sekunder
lanjutan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap
mengenai senyawa-senyawa yang terdapat dalam teh herbal
herba sambiloto dan biji mahoni terkait dengan aktivitasnya
sebagai agen hipoglikemi.
3. Untuk memperoleh data yang lebih homogen pada penelitian
selanjutnya, sebaiknya variasi biologis dari hewan coba dan
faktor lainnya lebih ditekan dengan cara menambahkan
jumlah sampel.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
75
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S., 2011. Andrographis paniculata: A Review of Pharmacological Activities and Clinical Effects. Alternative Medicine Review, Vol. 16, No. 1, p. 66-77.
Debasis, D., Kausik, C., Kazi, M.A., Tushar, K.B., and Debidas, G., 2011.
Antidiabetic Potentiality of the Aqueous-Methanolic Extract of Seed of Swietenia mahagoni (L.) Jacq. In Streptozotocin-Induced Diabetic Male Albino Rat: A Correlative and Evidence-Based Approach with Antioxidative and Antihyperlipidemic Activities. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, Vol. 2011.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 2008. Riset Kesehatan Dasar
Tahun 2007. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 2008. Farmakope Herbal
Indonesia. Jakarta. Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and
Posey, L.M., 2008. Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach, 7th Edition, New York: Mc Graw Hill.
EMEA (European Medicines Agency)., 2006. Guideline on specifications:
Test procedures and acceptance criteria for herbal substances, herbal preparations and herbal medicinal products/traditional herbal medicinal products. London.
Etuk, E.U., 2010. Animals Models for Studying Diabetes Mellitus.
Agriculture and Biology Journal of North America, Vol. 1(2), p. 130-134.
Fatmawati, E., 2008. Pengaruh Lama Pemberian Ekstrak Daun Sambiloto
(Andrographis paniculata Ness.) Terhadap Kadar Kolesterol, LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein) dan Trigliserida Darah Tikus (Rattus norvegicus) Diabetes. Malang: Universitas Islam Negeri.
Fried, B., and Sherma, J., 2005. Thin-layer chromatography. New york:
Taylor and Francis e-Library.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
76
Handa, S.S., Khanuja, S.P.S., Longo, G., Rakesh, D.D., 2008. Extraction Technologies for Medicinal and Aromatic Plants. International Centre for Science and High Technology, Trieste.
Hossain, M.D.A., Roy, B.K., Ahmed, K., Chowdhury, A.M.S.,
and Rashid,
M.A., 2007. Antidiabetic Activity of Andrographis paniculata. Dhaka Univ. J. Pharm. Sci, Vol. 6(1), p. 15-20.
Kennedy, D.O., and Wightman, E.L., 2011. Herbal Extracts and
Phytochemicals: Plant Secondary Metabolites and the Enhancement of Human Brain Function. Advances in Nutrition: An International Review Journal, Vol. 2, p. 32-50.
Kumar, P.R., Sujatha, D., Saleem, M.T.S., Chetty, M.C., and
Ranganayakulu, D., 2010. Potential antidiabetic and antioxidant activities of Morus indica and Asystasia gangetica in alloxan induced diabetes mellitus. Journal of Experimental Pharmacology, Vol. 2, p. 29-36.
Laurence, D.R. and Bacharach, A.L., 1964. Evaluation of Drug Activities:
Pharmacometrics. London and New York: Academic Press. Lenzen, S., 2008. The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Induced
Diabetes. Diabetologia 51. p. 216-226. Li, D., Chen, J., Chen, Q., Li, G., Chen, J., Yue, J.,Chen, M., Wang, X.,
Shen, J.,Shen, X., and Jiang, H., 2005. Swietenia Mahagony Extract Shows Agonistic Activity to PPARγ and Gives Ameliorative Effects on Diabetic Mice. Acta Pharmacologia Sinica Vol.(2) p. 220–222
Lwanga, S.K. and Lemeshow, S., 1998. Sample Size Determination in
Health Studies. World Health Organization: Geneva. Orwa, C., Mutua, A., Kindt, R., Jamnadass, R., and Anthony, S., 2009.
Agroforestree Database: A Tree Reference and Selection Guide Version 4.0. Kenya: World Agroforestry Centre.
Pasaribu, E., 2011. Isolasi Senyawa Terpenoida dari Kulit Buah Mahoni (
Swietenia mahagoni (L.) Jacq. ). Medan: Universitas Sumatera Utara.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
77
Patil, S.S., and Bonde, C.G., 2009. Development and Validation of Analitycal Method for Simultaneous Estimation of Glibenclamide and Metformin Hcl in Bulk and Tablets using UV-Visible Spectroscopy. International Journal of ChemTech Research, Vol. 1, No. 4, pp. 905-909.
Preedy, V.R., Watson, R.R., and Patel, V.B., 2011. Nuts and Seeds in
Health and Disease Prevention. United Kingdom: Academic Press. Pujiasmanto, B., Moenandir, J., Syamsulbahri, dan Kuswanto, 2007. Kajian
Agroekologi dan Morfologi Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) pada Berbagai Habitat. Biodiversitas, Vol. 8, No. 4, hal. 326-329.
Raja, L.L., 2008. Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni
Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Rao, N.K., 2006. Anti-Hyperglycemic and Renal Protective Activities of
Andrographis paniculata Roots Chloroform Extract. Iranian Journal of Pharmacology and Therapeutics, Vol. 5, No. 1, p. 47-50.
Rao, P.A., and Jamil, K., 2011. Pharmacological Evaluation of Herbal
Extracts for Their Invitro Hypoglycemic Activity. International Journal of Phytopharmacology, Vol. 2, No. 1, p. 15-21.
Rathnakar, U.P., Hashim, S.K., Pemminati, S., D.Ullal, S., Pai, M.R.S.M.,
Nandita, V., Farsana U.K., Aboobecker, S.P.A., 2010. Hypoglycemic Effect of YXK12 (polyherbal product) in Normal Rats. Journal of Pharmacy Research 2010 Vol.3 (7) : 1517-1518
Reyes, B.A.S., Bautista, N.D., Tanquilut, N.C., Anunciado, R.V., Leung,
A.B., Sanchez, G.C., Magtoto, R.L., Castronuevo, P., Tsukamura, H., and Maeda, K.I., 2006. Anti-Diabetic Potentials of Momordica charantia and Andrographis paniculata and Their Effects on Estrous Cyclicity of Alloxan-Induced Diabetic Rats. Journal of Ethnopharmacology, Vol. 105, Issues 1–2, p. 196–200.
Said, O., Fulder, S., Khalil, K., Azaizeh, H., Kassis, E., and Saad, B., 2007.
Maintaining A Physiological Blood Glucose Level with
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
78
‘Glucolevel’, A Combination of Four Anti-Diabetes Plants Used in the Traditional Arab Herbal Medicine. eCAM, Vol. 5, No. 4, p. 421–428.
Saleh, C., 2007. Isolasi dan Penentuan Struktur Senyawa Steroid Dari Akar
Tumbuhan Cendana (Santalum album Linn). Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sharma, A., 2012. Transdermal Approach of Antidiabetic Drug
Glibenclamide: A Review. International Journal of Pharmaceutical Research and Development, Vol. 3(11), p. 25-32.
Suherman, K.H. dan Nafrialdi, 2011. Insulin dan Antidiabetik Oral. Di
dalam buku Farmakologi dan Terapan edisi 5. Jakarta : Balai penerbit FKUI
Sulistyono, E., 2011. Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Infusa Biji
Mahoni (Swietenia macrophyla King) pada Kelinci Jantan yang Dibebani Glukosa. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tanquilut, N.C., Tanquilut, M.R., Estacio, M.A.C., Torres, E.B., Rosario,
J.C., and Reyes, B.A.S., 2009. Hypoglycemic Effect of Lagerstroemia speciosa (L.) Pers. on Alloxan-Induced Diabetic Mice. Journal of Medicinal Plants Research, Vol. 3, No. 12, p. 1066-1071.
Uarrota, V.G., Severino, R.B., and Maraschin, M., 2011. Maize Landraces
(Zea mays L.): A New Prospective Source for Secondary Metabolite Production. International Journal of Agricultural Research, Vol. 6, No. 3, p. 218-226.
Widyawati, T., 2007. Aspek Farmakologi Sambiloto (Andrographis
paniculata Nees). Majalah Kedokteran Nusantara, Vol. 40, No. 3, p. 216-222.
Zhang, Z., Jiang, J., Yu, P., Zeng, X., Larrick, J.W., and Wang, J., 2009.
Hypoglycemic and beta cell protective effects of andrographolide analogue for diabetes treatment. Journal of Translational Medicine, Vol. 7, p. 62.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
79
Lampiran 1 Surat Keterangan Identifikasi
1. Sambiloto (Andrographis paniculata)
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
80
2. Mahoni (Swietenia mahagoni)
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
81
Lampiran 2 Tabel Konversi Perhitungan Dosis
TABEL KONVERSI PERHITUNGAN DOSIS
(Laurence & Bacharach, 1964)
Mencit
20g
Tikus
200g
Marmut
400g
Kelinci
1,5 Kg
Kucing
2Kg
Kera
4Kg
Anjing
12Kg
Manusia
70Kg
Mencit
20g 1,0 7,0 12,25 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9
Tikus
200g 0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 56,0
Marmut
400g 0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5
Kelinci
1,5 Kg 0,04 0,25 0,44 1,0 1,08 2,4 4,5 14,2
Kucing
2Kg 0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0
Kera 4Kg 0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
Anjing
12Kg 0,008 0,06 0,1 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
Manusia
70Kg 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
82
Lampiran 3 Hasil Analisis Statistik
Analisis Statistik Descriptives
Penurunan07
95% Confidence Interval
for Mean
N Mean
Std.
Deviation Std. ErrorLower
Bound
Upper
Bound
Minimu
m
Maximu
m
Kontrol Negatif 5 -30.4000 36.55544 16.34809 -75.7896 14.9896 -89.00 .00
Kontrol Positif 6 2.8050E2 104.82891 42.79622 170.4888 390.5112 170.00 443.00
Teh Herbal
Sambiloto 6 39.8333 147.16306 60.07907 -114.6048 194.2715 -137.00 301.00
Teh Herbal
Mahoni 6 28.8333 128.50746 52.46295 -106.0270 163.6936 -122.00 236.00
Kombinasi Teh
SM 1:1 6 86.0000 195.30079 79.73122 -118.9556 290.9556 -132.00 437.00
Kombinasi Teh
SM 1:2 6 53.6667 54.39363 22.20611 -3.4159 110.7493 5.00 158.00
Kombinasi Teh
SM 2:1 5 88.2000 96.51010 43.16063 -31.6331 208.0331 -68.00 194.00
Total 40 80.5500 145.54406 23.01254 34.0028 127.0972 -137.00 443.00
Test of Homogeneity of Variances
Penurunan07
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.289 6 33 .289
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
83
ANOVA
Penurunan07
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 332231.400 6 55371.900 3.700 .006
Within Groups 493908.500 33 14966.924
Total 826139.900 39
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Penurunan07
Tukey HSD
95% Confidence Interval
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Kontrol Positif -310.90000* 74.08017 .003 -543.2944 -78.5056
Teh Herbal Sambiloto -70.23333 74.08017 .961 -302.6278 162.1611
Teh Herbal Mahoni -59.23333 74.08017 .983 -291.6278 173.1611
Kombinasi Teh SM 1:1 -116.40000 74.08017 .701 -348.7944 115.9944
Kombinasi Teh SM 1:2 -84.06667 74.08017 .913 -316.4611 148.3278
Kontrol Negatif
Kombinasi Teh SM 2:1 -118.60000 77.37422 .724 -361.3281 124.1281
Kontrol Negatif 310.90000* 74.08017 .003 78.5056 543.2944
Teh Herbal Sambiloto 240.66667* 70.63267 .026 19.0873 462.2461
Teh Herbal Mahoni 251.66667* 70.63267 .018 30.0873 473.2461
Kombinasi Teh SM 1:1 194.50000 70.63267 .116 -27.0794 416.0794
Kombinasi Teh SM 1:2 226.83333* 70.63267 .042 5.2539 448.4127
Kontrol Positif
Kombinasi Teh SM 2:1 192.30000 74.08017 .160 -40.0944 424.6944
Kontrol Negatif 70.23333 74.08017 .961 -162.1611 302.6278
Kontrol Positif -240.66667* 70.63267 .026 -462.2461 -19.0873
Teh Herbal Mahoni 11.00000 70.63267 1.000 -210.5794 232.5794
Teh Herbal Sambiloto
Kombinasi Teh SM 1:1 -46.16667 70.63267 .994 -267.7461 175.4127
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
84
Kombinasi Teh SM 1:2 -13.83333 70.63267 1.000 -235.4127 207.7461
Kombinasi Teh SM 2:1 -48.36667 74.08017 .994 -280.7611 184.0278
Kontrol Negatif 59.23333 74.08017 .983 -173.1611 291.6278
Kontrol Positif -251.66667* 70.63267 .018 -473.2461 -30.0873
Teh Herbal Sambiloto -11.00000 70.63267 1.000 -232.5794 210.5794
Kombinasi Teh SM 1:1 -57.16667 70.63267 .982 -278.7461 164.4127
Kombinasi Teh SM 1:2 -24.83333 70.63267 1.000 -246.4127 196.7461
Teh Herbal Mahoni
Kombinasi Teh SM 2:1 -59.36667 74.08017 .983 -291.7611 173.0278
Kontrol Negatif 116.40000 74.08017 .701 -115.9944 348.7944
Kontrol Positif -194.50000 70.63267 .116 -416.0794 27.0794
Teh Herbal Sambiloto 46.16667 70.63267 .994 -175.4127 267.7461
Teh Herbal Mahoni 57.16667 70.63267 .982 -164.4127 278.7461
Kombinasi Teh SM 1:2 32.33333 70.63267 .999 -189.2461 253.9127
Kombinasi Teh SM 1:1
Kombinasi Teh SM 2:1 -2.20000 74.08017 1.000 -234.5944 230.1944
Kontrol Negatif 84.06667 74.08017 .913 -148.3278 316.4611
Kontrol Positif -226.83333* 70.63267 .042 -448.4127 -5.2539
Teh Herbal Sambiloto 13.83333 70.63267 1.000 -207.7461 235.4127
Teh Herbal Mahoni 24.83333 70.63267 1.000 -196.7461 246.4127
Kombinasi Teh SM 1:1 -32.33333 70.63267 .999 -253.9127 189.2461
Kombinasi Teh SM 1:2
Kombinasi Teh SM 2:1 -34.53333 74.08017 .999 -266.9278 197.8611
Kontrol Negatif 118.60000 77.37422 .724 -124.1281 361.3281
Kontrol Positif -192.30000 74.08017 .160 -424.6944 40.0944
Teh Herbal Sambiloto 48.36667 74.08017 .994 -184.0278 280.7611
Teh Herbal Mahoni 59.36667 74.08017 .983 -173.0278 291.7611
Kombinasi Teh SM 1:1 2.20000 74.08017 1.000 -230.1944 234.5944
Kombinasi Teh SM 2:1
Kombinasi Teh SM 1:2 34.53333 74.08017 .999 -197.8611 266.9278
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
85
Homogeneous Subsets
Penurunan07
Tukey HSD
Subset for alpha = 0.05
Kelompok N 1 2
Kontrol Negatif 5 -30.4000
Teh Herbal Mahoni 6 28.8333
Teh Herbal Sambiloto 6 39.8333
Kombinasi Teh SM 1:2 6 53.6667 53.6667
Kombinasi Teh SM 1:1 6 86.0000 86.0000
Kombinasi Teh SM 2:1 5 88.2000 88.2000
Kontrol Positif 6 280.5000
Sig. .663 .052
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
86
Lampiran 4 Profil Berat Badan Mencit
Profil Berat Badan (g) Mencit Selama 7 Hari Perlakuan
Kelompok Kontrol Negatif (CMC-Na 0,5%)
Mencit Hari-1 Hari-2 Hari-3 Hari-4 Hari-5 Hari-6 Hari-7
1 30 31 30 30 30 30 29
2 33 33 30 32 32 32 33
3 26 27 19 25 25 26 24
4 25 24 24 24 24 24 23
5 32 33 34 33 33 33 33
Rata-Rata 29.20 29.60 27.40 28.80 28.80 29.00 28.40
SD 3.56 3.97 5.90 4.09 4.09 3.87 4.77
Profil Berat Badan (g) Mencit Selama 7 Hari Perlakuan
Kelompok Kontrol Positif (Glibenklamid 0,013 mg/20 g BB)
Mencit Hari-1 Hari-2 Hari-3 Hari-4 Hari-5 Hari-6 Hari-7
1 30 31 28 31 28 31 29
2 32 33 27 31 23 32 28
3 29 28 27 30 24 29 25
4 30 30 27 31 25 31 27
5 24 24 23 26 23 26 23
6 27 29 23 25 23 28 23
Rata-Rata 28.67 29.17 25.83 29.00 24.33 29.50 25.83
SD 2.80 3.06 2.23 2.76 1.97 2.26 2.56
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
87
Profil Berat Badan (g) Mencit Selama 7 Hari Perlakuan
Kelompok Teh Herbal Herba Sambiloto
Mencit Hari-1 Hari-2 Hari-3 Hari-4 Hari-5 Hari-6 Hari-7
1 29 31 27 31 32 32 30
2 25 27 24 26 26 26 26
3 24 26 22 22 22 22 22
4 30 30 29 30 30 31 30
5 24 27 25 28 29 29 28
6 28 30 29 31 31 31 31
Rata-Rata 26.67 28.50 26.00 28.00 28.33 28.50 27.83
SD 2.66 2.07 2.83 3.52 3.72 3.83 3.37
Profil Berat Badan (g) Mencit Selama 7 Hari Perlakuan
Kelompok Teh Herbal Biji Mahoni
Mencit Hari-1 Hari-2 Hari-3 Hari-4 Hari-5 Hari-6 Hari-7
1 27 27 29 29 25 27 28
2 21 22 23 25 19 23 23
3 28 28 28 29 26 24 28
4 29 28 27 28 25 28 27
5 26 27 28 29 27 29 30
6 29 29 29 30 25 29 28
Rata-Rata 26.67 26.83 27.33 28.33 24.50 26.67 27.33
SD 3.01 2.48 2.25 1.75 2.81 2.58 2.34
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
88
Profil Berat Badan (g) Mencit Selama 7 Hari Perlakuan
Kelompok Kombinasi Teh Herbal Sambiloto : Mahoni (1:1)
Mencit Hari-1 Hari-2 Hari-3 Hari-4 Hari-5 Hari-6 Hari-7
1 21 20 21 21 21 21 21
2 20 20 20 21 21 21 21
3 31 32 31 30 30 31 29
4 23 22 22 22 22 21 21
5 32 32 32 32 32 31 31
6 26 29 27 28 28 29 29
Rata-Rata 25.50 25.83 25.50 25.67 25.67 25.67 25.33
SD 5.09 5.81 5.24 4.93 4.93 5.16 4.80
Profil Berat Badan (g) Mencit Selama 7 Hari Perlakuan
Kelompok Kombinasi Teh Herbal Sambiloto : Mahoni (1:2)
Mencit Hari-1 Hari-2 Hari-3 Hari-4 Hari-5 Hari-6 Hari-7
1 24 23 24 24 24 23 24
2 27 26 27 26 27 28 27
3 24 24 24 25 25 25 25
4 21 20 20 21 20 21 21
5 32 30 30 30 31 31 31
6 25 24 24 24 24 25 25
Rata-Rata 25.50 24.50 24.83 25.00 25.17 25.50 25.50
SD 3.73 3.33 3.37 2.97 3.66 3.56 3.33
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
89
Profil Berat Badan (g) Mencit Selama 7 Hari Perlakuan
Kelompok Kombinasi Teh Herbal Sambiloto : Mahoni (2:1)
Mencit Hari-1 Hari-2 Hari-3 Hari-4 Hari-5 Hari-6 Hari-7
1 22 22 23 23 22 22 21
2 24 26 25 25 24 25 25
3 28 27 28 29 27 28 28
4 27 26 27 27 26 27 28
5 20 19 19 20 20 19 19
Rata-Rata 24.20 24.00 24.40 24.80 23.80 24.20 24.20
SD 3.35 3.39 3.58 3.49 2.86 3.70 4.09
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS
90
Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian
Teh herbal yang telah di seduh
Hasil seduhan kelima teh herbal (tunggal dan campuran)
Proses injeksi aloksan
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH... RIZAL FIRDAUS