76
1 SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT. BFI FINANCE INDONESIA Tbk MAKASSAR WANDI 105730289211 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015

SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

1

SKRIPSI

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT.

BFI FINANCE INDONESIA Tbk MAKASSAR

WANDI

105730289211

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 2: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

2

Page 3: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

3

Page 4: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

4

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur hamba hanturkan ke hadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan karuian-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

skripsi yang berjudul: Analisis Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada

PT. BFI Finance Indonesia Tbk. Penulis menyadari bahwa masih jauh dari yang

diharapkan atau sempurna, karena berbagai keterbatasan pengetahuan maupun

literatur yang dimiliki oleh sebab itu, segala kritik dan saran demi penyempurnaan

skripsi ini penulis sangat harapkan. Penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi

ini berkat bantuan atau dorongan dari berbagai pihak utamanya buat kedua orang

tua saya yang tak henti-hentinya memberi semangat dan doa yang tak terhingga.

Dan tak lupa penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan

yang tulus kepada:

1. Bapak Dr.H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr.H.Mahmud Nuhung,SE.,M.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi.

3. Bapak Ismail Badollahi,SE.,M.Si,Ak selaku Katua Prodi Akuntansi.

4. Bapak Dr. H. Ansyarif Khalid. SE. MM selaku pembimbing I.

5. Bapak Ismail Rasulung. SE.MM selaku pembimbing II.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan seluruh stafnya yang telah

mendidik dan memberi ilmu selama menempuh pendidikan.

Page 5: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

5

7. Pimpinan PT. BFI Finance Indonesia Tbk. Makassar yang telah memberi

kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian skripsi ini.

8. Seluruh teman-teman kelas Akuntansi 10-2011 atas kebersamaannya selama

duduk di bangku kuliah, semoga kekeluargaan kita tetap ada walau sudah

tidak bersama lagi di bangku kuliah.

9. Dan seluruh pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah banyak memberikan bantuan baik berupa nasehat maupun saran.

Atas segala budi baik dan jasa-jasa yang telah diberikan tersebut, semoga

Allah SWT memberikan balasan yang setimpal. Amien. Akhirnya dengan segala

keterbatasan dan kekurangan yang ada, penulis mohon maaf apabila penyusunan

skripsi ini masih terdapat kekurangan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan

menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembacanya.

Makassar 2015

penulis

Page 6: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

6

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7

A. Pengertian Piutang ................................................................ 7

B. Klasifikasi Piutang ................................................................ 9

C. Pengendalian Internal Piutang .............................................. 11

D. Kebijakan Kredit ................................................................... 12

E. Pengakuan Piutang ............................................................... 20

F. Biaya Atas Piutang ............................................................... 21

G. Administrasi Piutang ............................................................ 23

H. Prosedur Penagihan Piutang ................................................. 27

I. Prosedur Penerimaan Kas ..................................................... 27

J. Cara Pengumpulan Piutang .................................................. 31

K. Piutang Yang Tidak Dapat Ditagih ...................................... 32

L. Rasio Keuangan .................................................................... 33

M. Analisis Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas ................ 37

N. Kerangka Pikir ...................................................................... 39

O. Hipotesis ............................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 41

A. Tempat Dan Waktu Penelitian .............................................. 41

B. Metode Pengumpulan Data .................................................. 41

C. Jenis Dan Sumber Data......................................................... 42

Page 7: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

7

D. Defenisi Operasional ............................................................ 43

E. Metode Analisis .................................................................... 44

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................... 45

A. Sejarah PT. BFI Finance Indonesia Tbk. .............................. 45

B. Visi Dan Misi PT. BFI Finance Indonesia Tbk. ................... 46

C. Struktur Organisasi PT. BFI Finance Indonesia Tbk. .......... 47

D. Izin Usaha Yang Didirikan PT. BFI Finance Indonesia Tbk. 48

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 50

A. Analisis Perputaran Piutang.................................................. 50

B. Likuiditas Perusahaan ........................................................... 50

BAB VI KESIMPULAN .......................................................................... 67

A. Kesimpulan Penelitian .......................................................... 67

B. Saran ..................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 79

Page 8: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya tujuan suatu perusahaan ditinjau dari sudut pandang ekonomi

adalah untuk memperoleh keuntungan (profit oriented), menjaga kelangsungan hidup

dan kesinambungan operasi perusahaan, sehingga mampu berkembang menjadi

perusahaan yang besar dan tangguh. Kesuksesan perusahaan dalam bisnis hanya bisa

dicapai melalui pengelolaan yang baik, khususnya pengelolaan manajemen keuangan

sehingga modal yang dimiliki bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Dalam mengelola manajemen keuangan, khususnya mengenai piutang dagang

perlu direncanakan dan dianalisa secara seksama, sehingga kebijakan manajemen

piutang dagang dapat berjalan secara efektif dan efisien, baik mengenai prosedur

piutang, penagihan piutang, penjualan kredit dan masalah piutang lainnya.Secara

umum piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara

kredit. Ditengah persaingan bisnis yang ketat perusahaan dituntut untuk mampu

meraih posisi pasar, sehingga perusahaan perlu melakukan strategi penjualan secara

kredit, agar jumlah penjualan meningkat. Namun, konsekuensi dari kebijakan tersebut

dapat menimbulkan peningkatan jumlah piutang, piutang tak tertagih dan biaya-biaya

lainnya yang muncul seiring dengan peningkatan jumlah piutang.

Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang tercantum dalam

neraca. Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi perusahaan yang tidak terdapat

pada aktiva lancar lainnya.Untuk itu pengelolaan piutang memerlukan perencanaan

Page 9: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

9

yang matang, mulai dari penjualan kredit yang menimbulkan piutang sampai menjadi

kas. Investasi yang terlalu besar dalam piutang bisa menimbulkan kecil atau

lambatnya perputaran modal kerja, sehingga semakin kecil pula kemampuan

perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan. Akibatnya semakin kecilnya

kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau laba.

Peningkatan piutang yang diiringi oleh meningkatnya piutang tak tertagih

perlu mendapat perhatian. Untuk itu sebelum suatu perusahaan memutuskan

melakukan penjualan kredit, maka terlebih dahulu diperhitungkan mengenai jumlah

dana yang diinvestasikan dalam piutang, syarat penjualan dan pembayaran yang

diinginkan, kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan biaya-biaya

yang akan timbul dalam menangani piutang. Oleh karena itu, pengendalian terhadap

piutang merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan oleh perusahaan. Sistem

pengendalian piutang yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam

menjalankan kebijakan penjualan secara kredit. Demikan pula sebaliknya, kelalaian

dalam pengendalian piutang bisa berakibat fatal bagi perusahaan, misalnya banyak

piutang yang tak tertagih karena lemahnya kebijakan pengumpulan dan penagihan

piutang.

Selain itu, terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Elviana (2010)

tentang analisis likuiditas piutang tak tertagih yang dilakukan pada PT.Suzuki

Sudiang Motor di Makassar. Menghitung besarnya receivable turn over (RTO)

,average collection periode (ACP) , rasio tunggakan, dan rasio penagihan. Dia

menemukan bahwa prestasi manajemen piutang PT.Suzuki Sudiang Motor pada

Page 10: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

10

periode 2007-2009 semakin buruk. Hal-hal yang perlu dilakukan perusahaan untuk

meningkatkan prestasi manajemen piutang yaitu : sistem dan prosedur dari penjualan

kredit harus diterapkan dengan konsisten, perlu dilakukan pengawasan terhadap

sistem akuntansi dan sistem administrasi, meninjau dengan lebih baik dan teliti lagi

tentang lokasi dan pekerjaan calon pelanggan.

Penelitian kedua dilakukan oleh Nur Farhanah (2009) tentang analisis

penerapan kebijaksanaan manajemen piutang pada PT.Wijaya Indonesia Makmur

cabang Setia Budi Medan. Dia menemukan bahwa perputaran piutang dan periode

pengumpulan piutang dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 cenderung stabil

dengan sedikit fluktuasi setiap tahunnya. Menurutnya agar tidak terjadi fluktuasi

(ketidak tetapan) nilai perputaran piutang yang cukup besar maka perusahaan harus

meningkatkan kegiatan yang mengarah pada upaya pengembalian piutang

perusahaan.

Penelitian ketiga Rahmat dan Nur (2008) meneliti tentang pengaruh

perputaran piutang dan pengumpulan piutang terhadap likuiditas perusahaan.

Populasi yang digunakan yaitu neraca, daftar penjualan kredit dan laporan laba rugi.

Sampel yang digunakan adalah laporan keuangan 2002-2006. Variable dependennya

adalah likiuditas perusahaan yang diukur menggunakan cash ratio sedangkan variable

independennya menngunakan perputaran piutang dan pengumpulan piutang.untuk

pengolahan data digunakan anlisis regresi linear dan untuk menguji hipotesis

penelitian adalah dengan menggunakan Uji F dan Uji T. Uji F untuk melihat

significant tidaknya pengaruh variable-variabel bebas secara bersama-sama

Page 11: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

11

(simultan) terhadapa variable terikat, sedangkan Uji T untuk menguji tingkat

significancy antara variable bebas dan variable terika secara parsial. Adapun hasil

penelitian tersebut, diketahui bahwa perputaran piutang dan pengumpulan piutang

secara simultan berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan dan perputaran piutang

dan pengumpulan piutang secara parsial berpengarauh terhadap likuiditas perusahaan.

Penelitian keempat Dongoran (2009) meneliti pengaruh perputaran piutang

dan perputaran kas terhadap tingkat likuiditas perusahaan tekstil yang terdapat di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk periode 2004-2008. Dimana variabel

dependennya adalah likuiditas perusahaan yang hitung dengan menggunakan rasio

lancar, Quick ratio dan Cash ratio, sedangkan variabel independen yang digunakan

ada dua yaitu perputaran piutang dan perputaran kas. Metode analisis data yang

digunakan adalah metode analisis statistik sedangkan pengolahan data menggunakan

analisis regresi berganda.

Berdasarkan pengolahan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat

perputaran piutang dan perputaran kas secara bersama-sama memiliki pengaruh

terhadap tingkat likuiditas perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI). H1: perputaran piutang berpengaruh positif terhadap likuiditas perusahaan.

Selain penelitian-penelitian diatas yang menjadi alasan penulis untuk

mengambil judul tersebut yaitu: pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan

mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kurangnya likuiditas menghalangi

Page 12: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

12

perusahaan memperoleh keuntungan dari diskon atau kesempatan mendapatkan

keuntungan.

Bagi kreditor perusahaan, kurangnya likuiditas dapat menyebabkan

penundaan pembayaran bunga dan pokok pinjaman atau bahkan tidak dapat ditagih

sama sekali. Pelanggan serta pemasok produk dan jasa perusahaan juga merasakan

masalah likuiditas jangka pendek. Implikasinya antara lain mencakup

ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kontrak serta merusak hubungan

dengan pelanggan dan pemasok penting. Sehubungan dengan hal ini maka penulis

memilih judul skripsi sebagai berikut:

‘‘ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP LIKUIDITAS (STUDI

KASUS PADA PT. BFI FINANCE INDONESIA Tbk MAKASSAR)’’

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

“Bagaimana pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas pada PT. BFI

Finance Indonesia Tbk Makassar?”

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Page 13: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

13

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dan

mengetahui bagaimana pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap likuiditas pada

PT. BFI FINANCE INDONESIA Tbk DI MAKASSAR.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Memberikan informasi yang dapat diterapkan pada perusahaan sehubungan

dengan tingkat perputaran piutang terhadap likuiditas pada PT. BFI

FINANCE INDONESIA Tbk MAKASSAR

b. Sebagai bahan referensi bagi pembaca yang berminat dengan masalah

perputaran piutang terhadap likuiditas.

Page 14: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Piutang

Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan perusahaan dalam aktivitas

seharai-hari. Mulai dari aktivitas membeli aset yang dibutuhkan perusahaan,

membayar berbagai beban yang diperlukan dalam rangka memperoleh suatu manfaat,

hingga aktivitas menghasilkan dan menjual produk kepada konsumen. Dalam upaya

menjual produk yang dimiliki, setiap perusahaan menggunakan berbagai cara dimana

salah satunya adalah dengan memberikan kemudahan cara pembayaran. Penerapan

sistem penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan merupakan salah satu

usaha perusahaan dalam rangka meningkatkan volume penjualan. Penjualan kredit

tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan apa yang disebut

dengan piutang, sehingga dengan kata lain piutang timbul karena perusahaan

menerapkan sistem penjualan secara kredit.

Dalam berbagai refrensi piutang sering juga diartikan sebagai bentuk klaim

yang ditujukan kepada pihak lain sebagai hasil dari transaksi untuk tujuan akuntansi

sebagaimana definisi yang dikemukakan oleh Simon (2000) yang dikutip oleh

Manulang (2005, 34) sebagai berikut :

“The term receivable is applicable to all claims against other, wheter are

claims for money, for goods, or for serving, for accounting purpose, however the

term is employed is narrower sense to designate claims that are expected to be settled

by the receipt of money”.

Page 15: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

15

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa piutang antara lain

merupakan semua tuntutan terhadap langganan baik berbentuk perkiraan uang,

barang maupun jasa dan segala bentuk perkiraan seperti transaksi. Penjualan secara

kredit menimbulkan hak bagi perusahaan yang melakukan penagihan pada

langganannya, di mana hal itu ditentukan oleh persyaratan yang telah disepakati

bersama pada saat melakukan transaksi.

Oleh Kasmir (2002, 338) piutang mengandung arti: “piutang adalah hak klaim

terhadap seseorang atau perusahaan lain, menuntut pembayaran dalam bentuk uang

atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia berpiutang”.

Piutang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan

usaha normal perusahaan.

Selain itu, Indriyo (2005, 15) lebih mengkhususkan definisi piutang pada

piutang dagang: ”Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditur

atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagang secara kredit”. Jadi,

piutang dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharap pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan.

B. Klasifikasi Piutang

Sebagian besar piutang timbul dari penyerahan barang dan jasa secara kredit

kepada pelanggan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada umumnya pelanggan akan

lebih tertarik untuk membeli sebuah produk yang ditawarkan secara kredit oleh

Page 16: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

16

perusahaan (penjual) dan hal ini rupanya juga menjadi salah satu trik bagi bagi

perusahaan untuk meningkatnya omzet penjualan yang akan tampak dalam laporan

laba rugi. Piutang yang timbul dari penjualan atau penyerahan barang dan jasa secara

kredit ini dikalsifikasikan sebagai piutang usaha, yang kemudian tidak tertutup

kemungkinan akan berubah menjadi piutang wesel. Dalam praktiknya piutang pada

umumnya diklasifikasikan menjadi :

1. Piutang Usaha (Account Receivable)

Yaitu jumlah yang akan ditagih dari pelanggan sebagai akibat penjualan

barang atau jasa secara kredit. Piutang usaha memiliki saldo normal di sebelah debet

sesuai dengan saldo normal untuk aktiva. Piutang usaha biasanya diperkirakan akan

dapat ditagih dalam jangka waktu yang relatif pendek, biasanya dalam waktu 30

hingga 60 hari. Setelah ditagih, secara pembukuan, piutang usaha akan berkurang di

sebelah kredit. Piutang usaha diklasifikasin dalam neraca sebagai aktiva lancar

(current asset)

2. Piutang Wesel (Note Receivable)

Yaitu tagihan perusahaan kepada pembuat wesel. Pembuat wesel yaitu pihak

yang berutang kepada perusahaan, baik melalui pembelian barang secara kredit

maupun melalui peminjaman sejumlah uang. Pihak yang berutang berjanji untuk

membayar sejumlah uang tertentu, berikut bunganya dalam kurun waktu yang telah

disepakati. Janji pembayaran tersebut ditulis secara formal dalam sebuah wesel atau

promes.

Page 17: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

17

Bagi pihak yang berjanji akan membayar (dalam hal ini adalah pembuat

wesel), instrument kreditnya dinamakan wesel bayar, yang tidak lain akan dicatat

sebagai utang wesel. Sedangkan bagi pihak yang dijanjikan untuk menerima

pembayaran, instrumennya dinamakan wesel tagih, yang akan dicatat dalam

pembukuan sebagai piutang wesel. Piutang wesel sama seperti piutang usaha

memiliki saldo normal di sebelah debet sesuai saldo normal untuk aktiva.

Piutang wesel diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar atau aktiva

tidak lancar. Piutang wsel yang timbul akibat penjualan barang atau jasa secara kredit

akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar, sedang piutang wesel yang

timbul dari transaksi pemberian pinjaman sejumlah uang kepada debitur akan

dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar ataupun aktiva tidak lancar, tergantung

pada lamanya jangka waktu pinjaman.

3. Piutang Lain-Lain (Other Receivables)

Piutang lain-lain umunya diklasifikasikan dan dilaporkan secara terpisah

dalam neraca. Contohnya piutang bunga, piutang dividen, piutang pajak dan tagihan

kepada karyawan.

Jika piutang dapat ditagih dalam jangka waktu satu tahun atau sepanjang

siklus normal operasional perusahaaa, maka piutang lain-lain akan diklasifikasikan

sebagai aktiva lancar. diluar dari itu, tagihan akan dilaporkan dalam neraca sebagai

aktiva tidak lancar.

Page 18: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

18

C. Pengendalian Internal atas Piutang

Jika kita berbicara tentang pengendalian internal atas piutang, maka

sesungguhnya yang menjadi pusat perhatian adalah bagaimana pengamanan yang

efisien dan efektif dilakukan atas piutang, baik dari segi pengamanan atas perolehan

fisik kas, pemisahan tugas, sampai pada tersedianya data catatan akuntansi yang

akurat.

Setiap penjualan kredit yang dilakukan oleh calon pembeli haruslah diuji atau

dievaluasi terlebih dahulu kelayakan kreditnya. Bagian penjualan tidak boleh

merangkap bagian kredit. Persetujuan pemberian kredit hanya boleh dilakukan oleh

manajer kredit. Manajer penjualan tidaklah memiliki otorisasi atau wewenang untuk

menyetujui proposal kredit pelanggan. Apabila bagian penjualan merangkap bagian

kredit, maka dikhawatirkan seluruh proposal kredit yang diajukan calon pembeli akan

langsung disetujui tanpa adanya evaluasi terlebih dahulu.

Dalam praktik, ketiadaan pemisahan tugas antara fungsi penjualan dan fungsi

kredit, ditambah lagu denga kurang tepatnya dasar perhitungan komisi, sering kali

menimbulkan peluang terjadinya tindakan kecurangan. Tidak menutup kemungkinan

karyawan bagian penjualan akan berusaha memperbesar komisi penjualan dengan

cara yang tidak benar.

Seperti diketahui, penerapan pengendalian internal memang tidak terlepas dari

biaya-biaya tambahan yang harus dikorbankan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan

pada dasarnya harus mempertimbangkan atau membandingkan antara besarnya biaya

tambahan yang akan dikeluarkan dengan manfaat yang akan diperoleh.

Page 19: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

19

D. Kebijakan Kredit

1. Manfaat Penjualan Kredit

Menurut Adisaputro Gunawan (2003, 37) investasi pada piutang akan

memberikan manfaat bagi perusahaan antara lain kenaikan omzet penjualan, kenaikan

laba bersih, dan bertambahnya market share yang mana memberikan dampak positif

bagi persaingan bisnis. Adisaputro Gunawan (2003, 62) mengemukakan manfaat

penjualan kredit antara lain: upaya untuk meningkatkan omzet penjualan,

meningkatkan keuntungan, meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan

dengan pelanggannya, manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman

yang harus dibayarkan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang.

Demikian juga menurut Indriyo (2005, hal 43) mengemukakan keuntungan

dari penjualan kredit yaitu: kenaikan hasil penjualan, kenaikan laba, persaingan.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, penulis berpendapat bahwa manfaat-

manfaat penjualan kredit antara lain: dapat meningkatkan omzet penjualan,

meningkatkan keuntungan perusahaan serta dapat meningkatkan hubungan dagang

antara pelanggan dengan perusahaan.

2. Persyaratan Kredit

Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan penjualan kredit memerlukan

pedoman dalam menentukan kepada siapa akan memberikan kredit dan berapa

jumlah kredit tersebut. Oleh karena itu, perusahaan tidak hanya mementingkan

penentuan standar kredit yang diberikan, tetapi juga penetapan standar kredit tersebut

dalam membuat keputusan-keputusan kredit.

Page 20: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

20

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perusahaan perlu mempertimbangkan

beberapa hal sebagai berikut :

a. Standar Kredit

Menurut Syamsuddin (2002, 256) standar kredit dari suatu perusahaan dapat

didefinisikan sebagai kriteria minimum yang harus dipenuhi oleh seorang pelanggan

sebelum dapat diberikan kredit. Hal-hal seperti nama baik pelanggan sehubungan

dengan kredit, atau pembayaran utang-utang dagangnya, baik kepada perusahaan

sendiri maupun kepada perusahaan-perusahaan lain, referensi-referensi kredit, rata-

rata jangka waktu pembayaran utang dagang dan beberapa rasio keuangan tertentu

dari perusahaan pelanggan akan dapat memberikan suatu dasar penilaian bagi

perusahaan sebelum memberikan atau melakukan penjualan kredit.

Adapun faktor-faktor utama yang harus dipertimbangkan apabila perusahaan

bermaksud untuk mengubah standar kredit yang diterapkan menurut Syamsuddin

(2002, 257) adalah :

1) Biaya administrasi, bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang

diterapkan, berarti banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak dapat

dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut juga akan

semakin bertambah besar. Sebaliknya, apabila standar kredit diperketat, maka

jumlah penjualan kredit yang diberikan semakin kecil dan tugas-tugas untuk

itupun semakin sedikit. Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa perlunakan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya administrasi.

Page 21: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

21

2) Investasi dalam piutang, semakin besar piutang semakin besar pula biaya-

biayanya. Perlunakan standar kredit diharapkan untuk meningkatkan volume

penjualan, sedangkan standar kredit yang semakin ketat akan menurunkan volume

penjualan.

3) Kerugian piutang (bad debt expenses), akan semakin meningkat dengan

diperlunaknya standar kredit, dan akan menurun bilamana standar kredit

diperketat.

4) Volume penjualan, bilamana standar kredit diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan, dan sebaliknya jika perusahaan

memperketat standar kredit yang diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa

volume penjualan akan menurun.

b. Syarat Kredit (Credit Term)

Syarat kredit adalah ketentuan yang ditetapkan perusahaan terhadap

pelanggan untuk membayar utangnya.Syarat kredit dapat bersifat lunak atau

ketat.Bersifat ketat, berarti perusahaan mengutamakan keselamatan kredit dari pada

pertimbangan laba.Bersifat lunak, berarti perusahaan melakukan strategi dalam

meningkatkan volume penjualan. Persyaratan kredit atau credit term meliputi tiga hal,

yaitu :

1) Potongan tunai, memungkinkan pelanggan tertarik untuk membayar pinjaman

lebih awal. Hal ini membuat penagihan periode rata-rata (average collection

period) akan lebih pendek dan penjualan kotor pun meningkat. Besarnya

Page 22: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

22

potongan tunai yang diberikan dapat ditentukan oleh titik di mana biaya yang

dikeluarkan sama dengan manfaat yang akan diterima oleh perusahaan.

Volume penjualan akan meningkat karena adanya potongan tunai untuk

pembayaran yang dilakukan dalam waktu 10 hari, maka harga dari produk yang dibeli

oleh perusahaan pembeli akan lebih murah. Bilamana permintaan terhadap produk

perusahaan cukup elastis, maka penurunan harga tersebut akan diikuti oleh

meningkatnya permintaan dan volume penjualan.

Rata-rata pengumpulan piutang juga akan menurun karena pelanggan yang

tadinya tidak mendapatkan potongan tunai, sekarang dapat mengambil potongan tunai

tersebut. Hal ini tentu saja berarti suatu pembayaran yang lebih awal dengan

demikian jangka waktu rata-rata pengumpulan piutangpun akan berkuran. Demikian

pula halnya dengan kerugian piutang, karena banyaknya pelanggan yang mengambil

potongan tunai yang ditawarkan maka probalitas dari kerugian piutang atau bad debt

expenses akan semakin meningkatkan keuntungan perusahaan.

Aspek negatif dari adanya potongan tunai adalah menurunnya potongan per

unit dari produk yang dijual bilamana semakin banyak pelanggan yang mengambil

potongan tunai yang ditawarkan tersebut berarti menurunnya produk yang dijual.

2) Periode kredit, perubahan dalam priode kredit (misalnya dari net 30 hari menjadi

60 hari) juga akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Pengaruh-pengaruh

Page 23: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

23

berikut ini diperkirakan akan terjadi bilamana perusahaan memperpanjang priode

kredit yang diberikan.

Perpanjangan periode kredit akan meningkatkan volume penjualan tetapi baik

rata-rata pengumpulan piutang maupun kerugian piutang juga akan meningkat.

Dengan demikian peningkata volume penjualan akan mempunyai pengaruh yang

positif atas keuntungan perusahaan, sedangkan rata-rata pengumpulan piutang dan

kerugian piutang akan berpengaruh negatif bagi 16 keuntungan perusahaan.kebalikan

dari hal ini, perpendekan dari periode kredit, akan mempunyai pengaruh-pengaruh

yang sebaliknya.

3. Evaluasi Terhadap Pelanggan

Sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau

penambahan kredit oleh pelanggan, perusahaan perlu mengadakan evaluasi terhadap

pelanggan.Ini dilakukan untuk mencegah resiko kredit yaitu resiko tidak terbayarnya

kredit yang telah diberikan.

Menurut Wiksuana, Bagus (2001:131) dalam melaksanakan penilaian kredit

dapat memperhatikan 5 C, yaitu :

a. Character (kepribadian),

yaitu aspek ini menggambarkan keinginan atau kemauan para pembeli untuk

memenuhi kewajiban-kewajibannya sesuai dengan persyaratan yang sudah

ditetapkan oleh penjual.

Page 24: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

24

b. Capacity (kemampuan),

yaitu mengambarkan kemampuan seseorang langganan untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban finansialnya.

c. Capital (modal),

yaitu menunjukkan kepada kekuatan finansial calon langganan terutama dengan

melihat modal sendiri yang dimilikinya.

d. Colateral (dominan),

yaitu menggambarkan jumlah aktiva yang dijadikan sebagai barang jaminan oleh

calon langganan. Hal ini bukanlah merupakan pertimbangan yang sangat penting

karena tujuan perusahaan dalam memberikan kredit bukanlah untuk menyita dan

kemudian menjual aktiva langganan.

e. Condition (kondisi),

yaitu menunjukkan kepada keadaan ekonomi secara umum dan pengaruhnya atas

kemampuan perusahaan calon langganan dalam memenuhi kewajiban

kewajibannya.

Dari definisi yang dijelaskan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

dalam melaksanakan kredit harus memenuhi kriteria yaitu character, capacity,

capital, colateral, condition. Dari kelima hal tersebut akan menggambarkan

keinginan atau kemauan para pembeli untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya

sesuai dengan persyaratan yang sudah ditetapkan oleh penjual adalah yang terpenting.

Page 25: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

25

4. Pengaruh Penjualan Kredit

Penjualan tunai berdasarkan dengan arus kas masuk akan terjadi bersamaan

dengan terjadinya transaksi penjualan. Adisaputro Gunawan (2003,69)

mengemukakan bahwa yang menyebabkan arus kas masuk dari penjualan kredit akan

sangat tergantung pada: jangka waktu kredit, kerajinan dari petugas penagih piutang,

mutu atau bonafiditas debitur, situasi pada umumnya.

Sebagian besar perusahaan memiliki tren untuk memberikan fasilitas kredit

bagi pelanggannya. Berawal dari aktivitas vital perusahaan, yakni penjualan kredit

yang tujuan utamanya adalah menjaga kelangsungan perusahaan dalam kondisi sulit

maka piutang timbul. Piutang sebagai asset yang materiil bagi perusahaan, karena

sebagian besar penjualan umumnya dilakukan secara kredit.

Dengan diterapkannya kebijakan penjualan secara kredit akan mempermudah

perusahaan dalam menjual produknya dan juga mempermudah perusahaan untuk

mendapatkan pelanggan yang lebih banyak serta dapat memperluas pangsa pasarnya

dalam melakukan ekspansi. Penjualan kredit akan memberikan keuntungan yang

lebih besar, hal ini disebabkan penjualan kredit menghendaki adanya laba yang lebih

tinggi dibanding laba yang dikehendaki dalam penjualan tunai.

Penjualan kredit akan mempengaruhi permintaan terhadap suatu produk yang

ditawarkan, terutama disaat kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih

seperti sekarang ini, ditambah lagi persaingan yang semakin ketat. Pembeli lebih

Page 26: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

26

memilih untuk membeli produk secara kredit, karena sebagian besar dari mereka

tidak mempunyai kondisi keuangan yang kuat.

Dengan diterapkannya kebijakan kredit, maka akan timbul piutang, sehingga

perusahaan harus menunggu saatnya piutang dilunasi, karena ada tenggang waktu

antara saat penyerahan barang sampai dengan diterimanya uang. 'pabila pelunasan

piutang tidak lancar, maka akan menggangu posisi keuangan, terutama perusahaan

yang arus kasnya kurang baik karena modal kerja banyak tertahan dalam bentuk

piutang tersebut. Pengelolaan piutang adalah unsur penting dalam kelangsungan

hidup suatu usaha, karena piutang adalah sumber keuangan atau kas perusahaan salah

satu manfaatnya adalah untuk pembiayaan operasional perusahaan.

Demikian halnya dengan perputaran piutang, karena hal ini sangat krusial

dalam mempengaruhi laba perusahaan. Dengan adanya siklus piutang yang baik dan

memenuhi standar, maka hal-hal yang tidak diinginkan perusahaan seperti adanya

piutang tak tertagih dapat dihindari, karena dengan adanya standar yang ditetapkan,

manajemen perusahaan akan lebih terarah dalam menjalankan kebijakan perusahaan.

E. Pengakuan Piutang

Untuk perusahaan dagang, akun piutang dagang pertama kali akan timbul

karena penjualan barang dagangan secara kredit, yang kemudian dapat diikuti dengan

traksaksi retur penjualan, penyesuaian atau pengurangan harga jual, dan pada

akhirnya penagihan. Pada saat melakukan traksaksi penjualan barang dagang secara

Page 27: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

27

kredit, maka piutang diakui atau dicatat di sebelah debet sedangkan penjualan diakui

atau dicatat di sebelah kredit. Jurnalnya akan tampak seperti berikut :

Piutang Dagang x x x

Penjualan x x x

Pada saat terjadi peneriamaan barang dari pelanggan yang telah dijual, maka

retur diakui atau dicatat disebelah debet dan piutang diakui atau dicatat di sebelah

kredit (pengurangan piutang). Jurnalnya akan tampak seperti berikut :

Retur Penjualan x x x

Piutang Dagang x x x

Pada saat menerima pelunasan piutang dari pelanggan yang memanfaatkan

potongan tunai, maka kas akan bertambah, potongan diakui atau dicatat di sebelah

debet dan piutang diakui atau dicatat di sebelah kredit. Jurnalnya akan tampak seperti

berikut :

Kas x x x

Potongan x x x

Piutang Dagang x x x

Sedangkan untuk perusahaan jasa, akun piutang usaha akan timbul apabila

perusahaan belum menerima pembayaran atas jasa yang diberikan kepada pelanggan.

Page 28: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

28

Dalam hal ini piutang usaha diakui atau dicatat di sebelah debet dan pendapatan jasa

di catat di sebelah kredit. Jurnalnya akan tampak seperti :

Piutang Usaha x x x

Pendapatan Jasa x x x

F. Biaya Atas Piutang

Dalam proses penjualan kredit, perusahaan tidak akan terlepas dari resiko

biaya atas kegiatan tersebut. Biaya-biaya tersebut menurut Adisaputro Gunawan

(2003,63) antara lain :

1. Beban Biaya Modal

Piutang sebagai salah satu bentuk investasi akan menyerap sebagian dari modal

perusahaan yang tersedia. Bila perusahaan menggunakan modal sendiri seluruhnya, maka

dengan piutang modal yang tersedia untuk investasi bentuk lain (persediaan, aktiva tetap,

dan lain-lain) akan berkurang. Dengan demikian, biaya modal besarnya sama dengan

besarnya biaya modal sendiri. Bilamana modal sendiri tidak mencukupi sehingga

perusahaan terpaksa menggunakan pinjaman bank, maka timbul biaya yang eksplisit

dalam bentuk bunga modal pinjaman.Oleh karena itu, piutang sebagai investasi dibelanjai

dengan modal sendiri atau modal luar yang selalu menambah beban tetap yang

berwujud biaya modal. Dengan adanya piutang, kebutuhan modal kerja akan

meningkat.

Page 29: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

29

2. Biaya Administrasi Piutang

a. Biaya organisasi atau unit kerja yang diserahi tugas mengelola piutang, yaitu

gaji dan jaminan sosial lain bagi petugas penagihan dan pengadministrasian

piutang.

b. Biaya penagihan misalnya biaya telepon, surat penagihan, biaya perjalanan

bagi penagih piutang.

3. Adanya piutang tak tertagih

Mungkin tidak semua piutang dapat tertagih, hal ini bisa saja disebabkan

debitur lari atau bankrut. Dapat saja timbul piutang macet atau tak tertagih sama

sekali, sehingga mengakibatkan adanya piutang tak tertagih (bad debts) sehingga

perlu dibentuk cadangan piutang ragu-ragu yang dibentuk lewat penyisihan sebagian

keuntungan penjualan. Pembentukan cadangan inilah merupakan salah satu bentuk

biaya piutang.

Jumlah biaya-biaya ini ada bersifat fixed seperti gaji personil penagih utang,

ada yang bersifat variable seperti biaya perjalanan/penagihan piutang. Jumlah ini

berubah dari waktu ke waktu, karena :

a. Perbedaan jumlah nasabah yang harus dilayani

b. Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola.

c. Perbedaan fungsi piutang atau penjualan dengan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan antara kondisi persaingan dan situasi

ekonomi secara umum.

Page 30: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

30

d. Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

G. Administrasi Piutang

Manajemen piutang dapat dikatakan efektif apabila administrasi piutang dan

sistem pengendaliannya disusun secara teratur dan terarah. Hal ini mengakibatkan

seluruh piutang dapat diketahui dan dikontrol dengan baik, sehingga penyelewengan

atau kebocoran dana khususnya dalam hal ini dana piutang dapat dihindari atau

diminimalkan. Selain itu, juga dapat mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan khususnya pelanggan kredit sehingga menjadi daya tarik sendiri

yang dimiliki perusahaan.

1. Tujuan Administrasi Piutang

a. Memberikan informasi penagihan untuk tepat waktu.

b. Meyakinkan jumlah piutang itu memang ada, dan bukan fiktif

c. Menentukan tingkat kecairan, untuk pengelompokkan ke aktiva lancar atau

aktiva lain-lain.

d. Untuk mendapat dasar dalam membuat cadangan dan pengapsahan piutang.

e. Untuk mengontrol apakah maksimum kredit masing-masing langganan

terlampaui atau tidak.

f. Sebagai sumber penelitian kondisi debitur.

g. Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

Page 31: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

31

2. Fungsi Bagian Piutang

Agar tujuan administrasi dapat dicapai maka selayaknya setiap perusahaan, dalam

hal ini perusahaan dagang memiliki bagian khusus yang menangani hal-hal yang

berhubungan dengan piutang, di mana bagian piutang memiliki fungsi seperti yang

dikemukakan oleh Baridwan (2000,193) sebagai berikut:

a. Membuat cadangan piutang yang dapat menunjukkan jumlah kredit-kredit

kepada tiap-tiap langkah. Hal ini dapat memudahkan kita untuk mengetahui

sejarah kreditnya, jumlah maksimum kredit dan keterangan lainnya yang

diperlukan oleh bagian kredit.

b. Menyiapkan dan mengirimkan surat pernyataan piutang.

c. Membuat daftar analisa umur piutang tiap periode. Daftar ini digunakan untuk

menilai keberhasilan kebijakan kredit yang dijalankan juga sebagai memo

untuk mencatat kerugian piutang.

3. Prosedur Administrasi Piutang

Prosedur administrasi piutang yang umum dikenal menurut Samsul

(2004,106) :

a. File dokumen

b. Kartu piutang

c. Buku piutang

Untuk setiap metode di atas, langganan dapat dikelompokkan menurut :

a. Nama dan alamat pelanggan

b. Tanggal jatuh tempo pembayaran

Page 32: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

32

c. Kombinasi keduanya

4. Surat Pernyataan Piutang

a. Surat pernyataan piutang merupakan salah satu formulir yang

menunjukkan piutang pada langganan untuk tanggal tertentu, dan dalam

bentuk surat pernyataan piutang tertentu disertai perincian pendukungnya.

Bentuk-bentuk surat pernyataan piutang menurut Narko (2004,110) yaitu :

Surat pernyataan saldo akhir bulan (balance of moment statement)

Dalam surat pernyataan ini, yang diinformasikan kepada pelanggan

hanya saldo akhir suatu bulan tertentu saja. Dengan demikian

informasinya cukup ringkas.Surat pernyataan dibuat dengan mengutip

saldo akhir yang ada pada rekening pembantu piutang pada pelanggan

tertentu.

b. Surat pernyataan elemen-elemen terbuka (open item statement)

erisi daftar faktur penjualan yang belum dilunasi, beserta tanggal dan

jumlahnya. Digunakan bila pelanggan melunasi faktur.

c. Surat pernyataan tunggal (unit statement)

Dikerjakan dengan kartu piutang memakai karbon untuk mendapatkan

tembusan selama satu periode (biasanya bulanan).Lembar pertama untuk

surat pernyaataan dan lembar kedua merupakan kartu piutang. Setiap

bulan digunakan lembar baru, di mana lembar pertama dikirimkan kepada

langganan dan lembar kedua disimpan sebagai buku pembantu piutang.

Page 33: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

33

d. Surat pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional (running

balance statement with conventional account)

Berisi keterangan yang sama dengan pernyataan tunggal, cara

mengerjakan juga sama. Perbedaannya adalah tembusan yang merupakan

buku pembantu piutang tidak diganti tiap bulan tetapi buku pembantu

piutang tersebut terus dipakai sampai penuh.

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang, menurut

Samsul (2004, 355-358) yaitu :

1. Rekening koran piutang dagang per langganan

a. Rekening koran tipe saldo akhir bulanan

b. Rekening koran tipe saldo akhir unit terbuka

c. Rekening koran tipe transaksi berjalan

2. Daftar umur piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman.Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya.

3. Daftar piutang yang dihapuskan.

H. Prosedur Penagihan

Ada 5 (lima) langkah prosedur penagihan menurut Samsul (2004,362-363)

meliputi :

Page 34: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

34

1. Menyerahkan faktur-faktur yang sudah hampir jatuh tempo dari pemegang arsip

faktur kepada penagih.

2. Penagih menyerahkan faktur kepada debitur yang bersangkutan, untuk dicek

terlebih dahulu sebelum membayarnya.

3. Penagih kembali kepada debitur pada tanggal yang dijanjikan oleh si debitur

untuk pelunasan hutangnya.

4. Penagih menyetor hasil tagihan kepada kasir perusahaan.

5. Mengambil faktur yang tidak terbayar kepada pemegang faktur semula

Meskipun demikian debitur dapat membayar hutangnya dengan cara :

a) Membayar langsung dan datang kepada perusahaan.

b) Membayar melalui bank.

c) Kompensasi utang/piutang.

d) Membayar lewat penagih/kolektor.

I. Prosedur Penerimaan Kas

Menurut Baridwan (2000, 152),

1. prinsip-prinsip yang perlu diingat dalam menyusun prosedur penerimaan kas,

sebagai berikut :

a. Menetapkan tanggungjawab dalam pengelolaan dan penanganan fisik

(penerimaan uang, pengendalian dan pengamanan, penyetoran uang ke bank)

b. Semua surat masuk harus dibuka dengan pengawasan yang cukup.

Page 35: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

35

c. Harus segera dibuat catatan oleh yang membuat surat tentang cek atau uang yang

diterima, dari siapa, jumlahnya dan tujuannya apa.

d. Semua pinjaman tunai harus dibuat nota penjualan yang sudah diberi nomor urut

atau dicatat dari cash register.

e. Dalam penerimaan uang kas harus dicocokkan dengan jurnal penerimaan kas.

f. Tembusan nota penjualan tunai harus dikirim ke kasir dan bagian penerimaan.

g. Bukti setor ke bank tiap hari dicocokkan dengan daftar penerimaan uang harian

dan catatan dalam jurnal penerimaan kas.

h. Kasir tidak boleh merangkap mengerjakan buku pembantu utang dan piutang, dan

sebagainya.

i. Semua penerimaan uang kas harus disetor pada hari itu juga atau pada awal hari

kerja berikutnya.

j. Rekonsiliasi laporan harus dilakukan oleh orang yang tidak berwenang menerima

uang maupun yang menulis cek.

k. Kunci cash register harus dipegang oleh orang yang tak mengelola kas.

l. Diadakan rotasi pegawai agar tidak menimbulkan kerjasama untuk membuat

kecurangan.

m. Kasir sebaiknya menyerahkan uang jaminan.

2. Adapun prosedur bagi kasir yang menerima kas yaitu :

a. Langganan menyerahkan uang pada kasir.

b. Kasir menyiapkan bukti kas masuk bernomor urut, rangkap 3, yaitu :

1) Lembar asli untuk langganan

Page 36: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

36

2) Lembar ke-2 untuk bagian akuntansi sesudah diverifikasi

3) Lembar ke-3 untuk arsip

3. Kasir membuat daftar penerimaan uang, rangkap 3, yaitu :

a. Lembar asli untuk bagian akuntansi

b. Lembar ke-2 untuk bagian keuangan

c. Lembar ke-3 untuk arsip kasir

4. Menyiapkan bukti setor ke bank rangkap 3 berdasarkan penerimaan uang

harian :

a. Lembar asli untuk kasir

b. Lembar ke-2 untuk bagian keuangan

c. Lembar ke-3 untuk bank

5. Bagian piutang memposting bukti kas masuk dalam buku pembantu putang

dan mengarsipkan bukti kas masuk.

6. Bagian buku besar mencatat daftar penerimaan uang harian ke dalam jurnal,

dan setiap periode memposting penerimaan ke buku besar. Daftar penerimaan

uang harian harap disimpan dalam arsip urut tunggal.

Berbagai kriteria yang digunakan sebagai indikator efisiensi pengelolaan

piutang yaitu :

1. Tingkat perputaran piutang

2. Persentase piutang tak tertagih

3. Usia piutang rata-rata

4. Biaya pengelolaan piutang, yang terdiri atas :

Page 37: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

37

a. Biaya modal

b. Biaya administrasi piutang

c. Biaya piutang tak tertagih

Indeks atau standar yang lazim digunakan dalam pengukuran efisiensi

menurut Narko (2004, 82) :

1. Hubungan penjualan kredit dengan penjualan total.

2. Hubungan kerugian piutang tak tertagih dengan penjualan kredit.

3. Prosentase penagihan.

4. Umur rata-rata piutang.

5. Prosentase penunggakan.

6. Prosentase penolakan

J. Cara Pengumpulan Piutang

Cara pengumpulan piutang menurut Lukman Syamsuddin (2002, 273-274)

adalah :

1. Melalui surat.

Bilamana waktu pembayaran utang dari langganan sudah lewat beberapa hari,

tetapi belum juga dilakukan pembayaran maka perusahaan dapat mengirimkan

surat dengan nada “mengingatkan” (menegur) langganan yang belum

membayar tersebut bahwa utangnya sudah jatuh tempo. Apabila utang

Page 38: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

38

tersebut belum juga dibayar setelah beberapa hari surat dikirimkan maka

dapat dikirimkan surat yang kedua yang nadanya lebih keras.

2. Melalui telepon.

Jika setelah dikirim surat teguran ternyata utang-utang tersebut belum juga

dibayar, maka bagian kredit dapat menelpon langganan dan secara pribadi

meminta untuk segera melakukan pembayaran. Kalau dari hasil pembicaraan

tersebut ternyata langganan mempunyai alasan yang dapat diterima, maka

mungkin perusahaan dapat memberikan perpanjangan sampai suatu jangka

waktu tertentu.

3. Kunjungan personal.

Teknik pengumpulan piutang dengan jalan melakukan kunjungan secara

personal atau pribadi ke tempat langganan seringkali digunakan karena

dirasakan sangat efektif dalam usaha-usaha pengumpulan piutang.

4. Tindakan yuridis.

Bilamana ternyata langganan tidak mau membayar utangnya, maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan perdata melalui pengadilan.

K. Piutang Yang Tidak Dapat Ditagih

Pada umumnya setiap calon pembeli haruslah terlebih dahulu memenuhi

persyaratan kredit sebelum aplikasi atau transaski kredit tersebut disetujui. Akan

tetapi, pada kenyatannya beberapa piutang justru tidak dapat ditagih sebagai akibat

Page 39: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

39

dari kondisi pelanggan setelah periode kredit berjalan. Kondisi ini misalnya

pelanggan tidak bisa membayar karena menurunnya omzet penjualan.indikasi ini

memungkinkan tidak tertagihnya piutang.

Ada dua metode yang digunakan untuk menilai, mencatat, atau menghapus

piutang yang tidak dapat ditagih, yaitu metode hapus langsung dan metode

pencadangan.

1. Metode Hapus Langsung

Metode ini digunakan beban piutang yang tidak dapat ditagih hanya akan

diakui atau dicatat apabila benar-benar terjadi, pelanggan tertentu menyatakan

tidak bisa membayar. Jurnalnya akan tampak seperti berikut :

Beban piutang yang tidak dapat ditagih x x x

Piutang x x x

2. Metode Pencadangan,

Dengan menggunakan metode pencadangan, besarnya estimasi atas beban

piutang yang tak tertagih akan diakui atau dicatat dalam periode yang sama

sebagai mana penjualan kredit. Jurnal untuk mencatat besarnya estimasi yang

kemungkinan tidak dapat ditagih tampak sepertu berikut :

Beban piutang yang tidak dapat ditagih x x x

Cadangan kerugian piutang x x x

Page 40: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

40

Setelah perusahaan mengetahui bahwa pelanggan tertentu tidak bisa

membayar hutangnya, maka jurnal untuk mecatat penghapusan piutang

tampak sperti berikut :

Cadangan kerugian piutang x x x

Piutang x x x

L. Rasio Keuangan

Rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka ankuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka

dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi

keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan, akan terlihat kondisi

kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Rasio keuangan mempunyai peranan atau fungsi yang sangat penting dalam

menjalankan suatu bisnis atau usaha. Berikut ini adalah peranan atau fungsinya:

1. Dapat Mengetahui Kinerja Perusahaan

Dengan menggunakan rasio keuangan, pebisnis atau pelaku usaha dapat

mengetahui apakah bisnis / usahanya mengalami peningkatan atau penurunan

kinerja dengan cara membandingkan rasio – rasio keuangan perusahaan dari

tahun sebelumnya.

Page 41: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

41

2. Membantu Manajemen Perencanaan di Masa Mendatang

Dengan adanya perhitungan dan analisis rasio keuangan perusahaannya dapat

membantu menajemen memahami kinerja perusahaannya sehingga dapat

dijadikan acuan oleh manajemen untuk mengambil keputusan atau kebijakan

perusahaan untuk memperbaiki atau meningkatan kinerja perusahaan dimasa

yang akan datang, seperti Rasio likuiditas dan Rasio Aktivitas.

1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi rasio

likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo.

Jenis-jenis rasio likuiditas yang akan digunakan penulis dalam mengukur

kemampuan perusahaan, antara lain :

a. Rasio Lancar (current ratio)

Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau

utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan

kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi

kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Page 42: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

42

Aktiva lancar (current assets) merupakan harta perusahaan yang dapat

dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun).

Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka

pendek (maksimal satu tahun).

Rumus untuk mencari rasio lancar :

b. Rasio Cepat (quick ratio)

Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio

merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek)

dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory).

Artinya nilai sediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva

lancar. Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif

lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat

untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.

Rumus untuk mencari rasio cepat dapat digunakan sebagi berikut:

Page 43: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

43

c. Rasio kas (cash ratio)

Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara

dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik

setiap saat). Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan kemampuan

sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka

pendeknya.

Rumus untuk mencari rasio kas dapt digunakan sebagai berikut :

2) Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas (activty ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang

dimilikinya. Atau dapat juga dikatan rasio aktivitas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur tingkat tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya

perusahaan.

Perputaran Piutang (receivable turn over)

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

berapa lama penagihan piutang selam satu periode atau berapa kali dana yang

ditanam dalam piutang ini berputar dalam dalam satu periode. Semakin tinggi

rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang

Page 44: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

44

semakin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya), dan tentunya

kondisi ni bagi perusahaan semakin baik. Dan sebaliknya.

Rumus untuk mencari rasio perputaran piutang :

M. Analisis Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas

Rahmat dan Nur (2008) meneliti tentang pengaruh perputaran piutang dan

pengumpulan piutang terhadap likuiditas perusahaan. Populasi yang digunakan

yaitu neraca, daftar penjualan kredit dan laporan laba rugi. Sampel yang

digunakan adalah laporan keuangan 2002-2006. Variable dependennya adalah

likiuditas perusahaan yang diukur menggunakan cash ratio sedangkan variable

independennya menngunakan perputaran piutang dan pengumpulan piutang.untuk

pengolahan data digunakan anlisis regresi linear dan untuk menguji hipotesis

penelitian adalah dengan menggunakan Uji F dan Uji T. Uji F untuk melihat

significant tidaknya pengaruh variable-variabel bebas secara bersama-sama

(simultan) terhadapa variable terikat, sedangkan Uji T untuk menguji tingkat

significancy antara variable bebas dan variable terika secara parsial. Adapun hasil

penelitian tersebut, diketahui bahwa perputaran piutang dan pengumpulan piutang

Page 45: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

45

secara simultan berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan dan perputaran

piutang dan pengumpulan piutang secara parsial berpengarauh terhadap likuiditas

perusahaan.

Dongoran (2009) meneliti pengaruh perputaran piutang dan perputaran kas

terhadap tingkat likuiditas perusahaan tekstil yang terdapat di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Untuk periode 2004-2008. Dimana variabel dependennya adalah

likuiditas perusahaan yang hitung dengan menggunakan rasio lancar, Quick ratio

dan Cash ratio, sedangkan variabel independen yang digunakan ada dua yaitu

perputaran piutang dan perputaran kas. Metode analisis data yang digunakan

adalah metode analisis statistik sedangkan pengolahan data menggunakan analisis

regresi berganda.

Berdasarkan pengolahan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat

perputaran piutang dan perputaran kas secara bersama-sama memiliki pengaruh

terhadap tingkat likuiditas perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). H1: perputaran piutang berpengaruh positif terhadap likuiditas

perusahaan.

N. Kerangka Pikir.

Ukuran yang seringkali dipakai untuk melihat suksesnya suatu

perusahaan dalam mempertahankan kontinyuitas usahannya agar tetap surfive

dimasa yang akan datang adalah bagaimana penggunaan modal yang baik dari

perusahaan tersebut, dalam hal ini BFI sebagai badan usaha kredit atau

Page 46: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

46

simpan pinjam yang modalnya digunakan untuk memberikan jasa berupa

pinjaman yang disebut piutang simpan pinjam baik yang sifatnya jangka

pendek maupun jangka panjang. Dengan adanya pinjaman tersebut, tentunya

peminjaman atau debitur mempunyai kewajiban untuk membayarnya.

Perlu di pahami bahwa kemampuan perusahaan dalam mengembalikan

atau membayar pinjaman tersebut dapat dilihat dari tingkat likuiditasnya

dengan cara membandingkan besarnya pinjaman dengan harta yang dimiliki,

semakin besar jumlah harta yang dimiliki dibandingkan dengan jumlah

pinjaman dari perusahaan tersebut, maka semakin besar pula kemampuan

untuk mengembalikan pinjaman tersebut. Tingkat likuiditas merupakan

gambaran kemampuan perusahaan untuk membayar pinjaman atau hutang

jangka pendeknya, disamping itu tingkat likuiditas juga menjadi salah satu

informasi bagi pihak manajemen perusahaan dalam merumuskan kebijakan

dan mengambil keputusan pada masa yang akan datang, serta dengan

informasi itu pula akan menjadi masukan bagi semua pihak termasuk pihak

eksteren yang akan memberikan atau menanamkan modalnya kepada

perusahaan. Padadasarnya, kerangka pemikiran ini memberikan gambaran

bagaimana perputaran piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan pada PT. BFI

Finance Indonesia Tbk Makassar dapat dikelola secara optimal dalam

hubungannya dengan tingkat likuiditasnya. Untuk lebih jelasnya dapat kita

lihat pada skema kerangka pikir sebagai berikut:

Page 47: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

47

Gambar 1 : Kerangka Pikir

PT. BFI Finance

Indonesia Tbk

Makassar

PIUTANG

ANALISIS

CASH RATIO QUICK RATIO RECEIVABLE

TURN OVER

CURRENT

RATIO

LIKUIDITAS

Page 48: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

48

O. Hipotesis

Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran di atas maka penulis dapat

menarik kesimpulan hipotesis yang dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran

dalam penelitian dan pengujian yang akan dilakukan dengan menggunakan beberapa

rumus rasio, hipotesis keseluruhan yang penulis ajukan adalah sebagai berikut :“

Diduga Bahwa Analisis Perputaran Piutang Berpengaruh Signifikan Terhadap

Likuiditas Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. BFI Finance Indonesia Tbk

Makassar)”.

Page 49: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

49

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian untuk tugas akhir ini dilaksanakan pada PT. BFI Finance

Indonesia Tbk. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini selama 2 (dua) bulan

dimulai pada bulan April sampai Junii 2015.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang sistematis dan sangat penting

dengan tujuan untuk memecahkan pokok permasalahan dalam suatu penelitian.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Penelitian Kepustakaan

Pengumpulan data yang berasal dari teori dengan cara membaca buku-

buku dan bahan kuliah yang relevan dengan bahan yang diteliti.

2. Penelitian Lapangan

Penelitian yang dilakukan dengan meninjau langsung ketempat penelitian

langsung dan berinteraksi dengan pihak-pihak yang diberi kewenangan dalam

bidang akuntansi.

Penelitian lapangan dilakukan metode:

Page 50: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

50

a. Observasi

Yang dimaksud bahwa dalam pengumpulan data, penulis mengadakan

pengamatan secara langsung dalam proses, kegiatan pengolahan dan

lainnya yang bersifat menunjang penelitian ini.

b. Wawancara

Yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak PT. Adira

Finance di Makassar serta pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan

keterangan yang diperlukan.

C. Jenis Dan Sumber Data

Adapun jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Jenis Data

a. Data kualitatif

Analisis yang dilakukan terhadap data-data yang non angka seperti

hasil wawancara, atau catatan laporan bacaan dan buku-buku, artikel.

Data-data ini akan digunakan untuk pengembangan analisis itu sendiri.

Pada dasarnya kegunaan data tersebut adalah sebagai dasar objektif dalam

proses pembuatan keputusan-keputusan atau kebijaksanaan-kebijaksanaan

dalam rangka memecahkan persoalan yang ada.

Page 51: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

51

b. Data kuantitatif

Analisis yang dilakukan terhadap data yang berbentuk angka dan

diperoleh dalam bentuk laporan keuangan.

2. Sumber Data

a. Data primer

yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil observasi dan wawancara

langsung dengan pihak yang berwenang.

b. Data sekunder

yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan bahan tertulis,

baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan

yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

D. Defenisi Operasional

Adapun definisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Piutang adalah tuntutan terhadap seseorang atau pihak lain baik berbentuk

perkiraan uang, barang maupun jasa atas adanya transaksi masa lalu, baik

transaksi penjualan secara kredit maupun pemberian pinjaman.

2. Perputaran piutang digunakan untuk mengukur mengukur berapa kali dana

yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.

3. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi rasio

Page 52: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

52

likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo.

E. Metode Analisis

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif

1. Rasio Lancar

2. Rasio Cepat

3. Rasio Kas

4. Perputaran Piutang

Page 53: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

53

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah PT. BFI Finance Indonesia Tbk

PT. BFI Finance Indonesia Tbk. berdiri tahun 1982 sebagai perusahaan

patungan dengan Manufacturer Hanover Leasing Corporation, Amerika Serikat, PT

BFI Finance Indonesia Tbk. (BFI) merupakan salah satu perusahaan pembiayaan

tertua di Indonesia. Pada tahun 1986, PT Bank Umum Nasional dan Essompark Ltd.,

Hong Kong, mengambil alih kepemilikan Manufacturer Hanover Leasing

Corporation dalam Perusahaan. Pada tahun 1990, Perusahaan mengubah izin operasi

untuk menjalankan usaha multifinance dan berganti nama menjadi PT Bunas Finance

Indonesia. Pada tahun yang sama Perusahaan berganti status menjadi perusahaan

publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek

Surabaya (BES). BFI adalah salah satu perusahaan pembiayaan yang pertama kali

menjadi perusahaan publik di tahun 1990.

Melewati krisis ekonomi di Asia, yang berawal di tahun 1997, BFI berhasil

melakukan restrukturisasi utang lebih cepat pada tahun 2001 dan tanpa melalui

program bantuan pemerintah dan nama Perusahaan diubah menjadi PT BFI Finance

Indonesia Tbk. Saat ini BFI menjadi perusahaan publik Indonesia yang secara

mayoritas dimiliki oleh pihak asing, sebagian besar adalah lembaga keuangan

terkemuka. BFI telah menjadi perusahaan penyedia jasa pembiayaan yang ternama,

kokoh dari segi keuangan dan operasional.

Page 54: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

54

BFI memfokuskan kegiatan bisnisnya pada pembiayaan kendaraan-kendaraan

roda empat dan dua, dengan target ke masyarakat golongan ekonomi menengah dan

menengah ke bawah. Perusahaan juga membiayai alat-alat berat melalui Sewa

Pembiayaan. Secara geografis, bisnis Perusahaan tersebar di seluruh wilayah

Indonesia, dan menjadi salah satu dari perusahaan-perusahaan pembiayaan dengan

bisnis paling beragam di negeri ini.

Saat ini BFI memiliki lebih dari 220 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dengan didukung oleh lebih dari 6.000 karyawannya, BFI mampu memperoleh dan

memproses aplikasi dari masyarakat secara cepat, serta melakukan penagihan piutang

ke pelanggan dengan sistem kerja yang efisien. Kinerja Perusahaan yang sangat baik

dari tahun ke tahun membuat BFI mampu meraih berbagai pencapaian dan

penghargaan yang signifikan.

B. Visi Dan Misi PT. BFI Finance Indonesia Tbk

Setiap organisasi pasti mempunyai misi dan visi, sama halnya dengan BFI.

Adapun misi dari PT. BFI Finance Indonesia Tbk adalah sebagai berikut :

“ Menjadi mitra solusi keuangan yang terpercaya yang turut berkontribusi

terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat”

Misi dari PT. BFI Finance Indonesia Tbk antara lain sebagai berikut :

a. Menyediakan solusi keuangan yang terpercaya dan efektif kepada pelanggan

kami

Page 55: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

55

b. Mencapai tingkat pengembalian modal yang superior dan menciptakan gambaran

positif di pasar modal

c. Menyediakan tempat kerja yang kondusif, adil dan menantang yang akan

mendorong potensi terbaik dari para karyawan

d. Membangun hubungan kemitraan jangka panjang dengan mitra bisnis kami

berdasarkan saling percaya dan menguntungkan

e. Memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat di mana kami beroperasi.

C. Srtuktur Organisasi PT. BFI Finance Indonesia Tbk.

1. 1. Kusmayanto Kadiman

2. 2. Johanes Sutrisno

3. 3. Alfonso Napitupulu

4. 4. Emmy Yuhassarie

1. Presiden Komisaris

2. Komisaris

3. Komisaris

4. Komisaris

1. 1. Francis Lay Sioe Ho

2. 2. Cornellius Henry Kho

3. 3. Harry Jesus Rodriguez-Palmer

4. 4. Sudjono

5. 5. Sutadi

1. Presiden Direktur

2. Direktur

3. Direktur

4. Direktur

5. Direktur

Page 56: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

56

D. Izin Usaha Yang Dijalankan PT. BFI Finance Indonesia Tbk.

Dari empat izin usaha yang menurut Otorisasi Jasa Keuangan (OJK) bias

dijalankan oleg perusahaan pembiayaan, BFI hanya menjalankan dua izin usaha,

yaitu consumer finance (CF) dan Leasing. Untuk lebih jelasnya, dapat digambarkan

seperti berikut ini :

Grafik 4.2 : Izin Usaha BFI

Sumber : Data BFI FINANCE INDONESIA Tbk.

Ijin Usaha Yang

Dijalankan BFI

Consumer

Finance (CF)

Sales And

Leaseback

Direct Finance

Lease

Non Direct

Finanching

(NDF)Motorcyle

KPR

Non Direct

Finanching

(NDF) Car

Direct Finanching

(DF)

Leasing (Sewa

Guna Usaha)

Page 57: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

57

Dari grafik izin usaha BFI yang ada diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Izin Usaha Definisi SK Menteri Produk Penjelasan

Consumer

Finance

(CF)

Pembiayaan

konsumen/kegiatan untuk

pengadaan barang dan

kebutuhan konsumen dengan

pembayaran secara angsuran.

(Peraturan Menteri

Keuangan No.

84/PMK.012/2006 Pasal 1

ayat 9 atau Peraturan

Republik Indonesia No. 9

Pasal 1 ayat 7)

DF Car

Membiayai calon konsumen yang akan membeli

mobil baru atau mobil bekas secara kredit

dengan pinjaman BPKB Mobil.

NDF Car

Membiayai calon konsumen yang sudah

mempunyai unit mobil dengan jaminan BPKB

Mobil

NDF

Motorcycle Membiayai calon konsumen yang sudah

mempunyai unit Motor dengan jaminan BPKB

Motor.

KPR Membiayai konsumen yang akan membeli

rumah baru maupun rumah bekas secara kredit

dengan jaminan sertifikat.

Sewa

Guna

Usaha

(SGU) /

Leasing

Direct Finance Lease:

Direct

Finance

Lease

Pembiayaan dimana lessee belum pernah

memiliki barang modal yang menjadi obyek

SGU, sehingga atas permintaan lessee, lessor

membeli barang modal tersebut.

Kegiatan sewa guna usaha

dilakukan dalam bentuk

pengadaan barang modal

bagi penyewa guna usaha

baik dengan maupun tanpa

hak opsi untuk membeli

barang tersebut. (Peraturan

Menkeu No.

84/PMK.012/2006 Tanggal

29 September 2006 Pasal 3

ayat 2

Sales And Leaseback:

Pengadaan barang modal

yang dilakukan dengan cara

membeli barang penyewa

guna usaha yang kemudian

disewagunausahakan

kembali. (Peraturan

Menkeu

No.84/PMK.012/2006

Tanggal 29 September 2006

Pasal 3 ayat 3).

Sales And

Leaseback

Pembiayaan dimana lesseemenjual barang

modal yang sudah dimilikinya kepada lessor

sehingga terjadi perpindahan hak kepemilikan

barang dari lesseei kepada lessor, kemudian

dilakukan kontrak SGU antara lessee dengan

lessor.secara fisik tidak terjadi perpindahan

barang modal dari lessee ke lessor.

Sumber: Data PT.BFI FINANCE INDONESIA Tbk (2015)

Page 58: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

58

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Perputaran Piutang

Piutang adalah tuntutan terhadap seseorang atau pihak lain baik berbentuk

perkiraan uang, barang maupun jasa atas adanya transaksi masa lalu, baik transaksi

penjualan secara kredit maupun pemberian pinjaman. Untuk mengetahui tingkat

kelancaran piutang maka perlu dilakukan analisis dengan menggunakan rumus rasio

keuangan.

Analisis perputaran piutang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang

ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio

menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah

(bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya). Sebaliknya jika rasio semakin rendah

ada over investment dalam piutang. Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang

memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang.

B. Likuiditas Perusahaan

Untuk mengetahui seberapa likuidnya suatu perusahaan, digunakan rasio

likuiditas yaitu rasio yang digunakan mengukur kemampuan perusahaan membayar

kewajiban jangka pendeknya. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan

mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio likuiditas adalah untuk

Page 59: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

59

mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban

(utang) pada saat ditagih. Adapun hasil penelitian, peneliti memperoleh data

keuangan PT. BFI Finance Indonesia Tbk. :

Tabel 5.1

PT. BFI FINANCE INDONESIA Tbk. MAKASSAR

LAPORAN POSISI KEUANGAN

31 DESEMBER DAN 30 JUNI 2014

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

Kas Dan Setara Kas 224,752 370,483

Piutang Sewa Pembiayaan 1,929,061 2,214,159

Piutang Pembiayaan Konsumen 5,310,425 5,552,525

Asset Keuangan Derivatif 283,975 197,659

Beban Dibayar Dimuka 31,634 49,813

Piutang Lain-Lain 11,309 138,639

Asset Tetap Dikurangi Akm 413,959 434,204

Aset Pajak Tangguhan 21,018 25,436

Aset Lain-Lain 4,201 7,592

Jumlah Aset 8,230,334 8,990,510

Liabilities Dan Ekuitas

Liabilities :

Pinjaman Yg Diterima 3,172,611 3,158,430

Beban Yg Masih Harus Dibayar 80,263 113,646

Utang Pajak 59,621 46,415

Utang Deviden 456 193,731

Hutang Gaji 20,538 29,051

Hutang Obligasi 1,453,708 1,847,423

Utang Lain-Lain 108,771 79,297

Jumlah Liabilitas 4,895,968 5,467,993

Ekuitas:

Modal Saham 345,664 387,484

Modal Disetor 347,108 432,918

Cad. Saham Program Kompensasi Manajemen 14,547 9,304

Laba Ditahan 2,627,047 2,692,811

Jumlah Ekuitas 3,334,366 3,522,517

Jumlah Liabilities Dan Ekuitas 8,230,334 8,990,510

Sumber : Data Keuangan PT. BFI Finance Indonesia Tbk. (Diolah;2015)

Page 60: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

60

Berdasarkan tabel 5.1 diatas menunjukkan besarnya nilai aktiva secara

keseluruhan untuk periode 30 Juni sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar Rp

8.230.334.000,- yang dirinci antaranya adalah ; Kas dan Setara Kas sebesar Rp

224.752.000,- Piutang Sewa Pembiayaan sebesar Rp 1.929.061.000,- Piutang

Pembiayaan Konsumen sebesar Rp 5.310.425.000,- Aset Keuangan Derivatif sebesar

Rp 283.975.000,- Beban Dibayar Dimuka sebesar Rp 31.634.000,- Piutang Lain-lain

sebesar Rp 11.309.000,- Aset Tetap sebesar Rp 413.959.000,- Aset Pajak Tangguhan

sebesar Rp 21.018.000,- Aset Lain-lain sebesar Rp 4.201.000,-

Untuk jumlah kewajiban dan modal sama dengan jumlah keseluruhan Aset.

Sebagaimana diketahui rumus persamaan akuntansi, Aset = Kewajiban + Modal.

Nilai kewajiban dan modal secara keseleruhan yaitu Rp 8.230.334.000,- yang dirinci

antaranya adalah ; Pinjaman Yang Diterima sebesar Rp 3.172.611.000,- Beban Yang

Masih Harus Dibayar sebesar Rp 80.263.000,- Utang Pajak sebesar Rp 59.621.000,-

Utang Dividen sebesar Rp 456.000,- Hutang Gaji sebesar Rp 20.538.000,- Hutang

Obligasi sebesar Rp 1.453.708.000,- Utang Lain-lain sebesar Rp 108.711.000,-

Modal Saham sebesar Rp 345.664.000,- Modal Disetor sebesar Rp 347.108.000,-

Cadangan Saham Program Kompensasi Manajemen sebesar Rp 14.547.000,- Laba

Ditahan sebesar Rp 2.627.047.000,-

Sedangkan untuk periode 31 Desember 2013 sampai dengan 30 Juni 2014

menunjukkan nilai aktiva secara keseluruhan sebesar Rp 8.990.510.000,- yang dirinci

diantaranya adalah ; Kas dan Setara Kas sebesar Rp 370.483.000,- Piutang Sewa

Pembiayaan sebesar Rp 2.214.159.000,- Piutang Pembiayaan Konsumen sebesar Rp

Page 61: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

61

5.552.525.000,- Aset Keuangan Derivatif sebesar Rp 197.659.000,- Beban Dibayar

Dimuka sebesar Rp 49.813.000,- Piutang Lain-lain sebesar Rp 138.639.000,- Aset

Tetap sebesar Rp 434.204.000,- Aset Pajak Tangguhan sebesar Rp 25.436.000,- Aset

Lain-lain sebesar Rp 7.592.000,-

Untuk jumlah kewajiban dan modal sama dengan jumlah keseluruhan Aset.

Sebagaimana diketahui rumus persamaan akuntansi, Aset = Kewajiban + Modal.

Nilai kewajiban dan modal secara keseleruhan yaitu Rp 8.990.510.000,- yang dirinci

antaranya adalah ; Pinjaman Yang Diterima sebesar Rp 3.158.430.000,- Beban Yang

Masih Harus Dibayar sebesar Rp 113.646.000,- Utang Pajak sebesar Rp 46.415.000,-

Utang Dividen sebesar Rp 193.731.000,- Hutang Gaji sebesar Rp 29.051.000,-

Hutang Obligasi sebesar Rp 1.847.423.000,- Utang Lain-lain sebesar Rp 79.297.000,-

Modal Saham sebesar Rp 387.484.000,- Modal Disetor sebesar Rp 432.918.000,-

Cadangan Saham Program Kompensasi Manajemen sebesar Rp 9.304.000,- Laba

Ditahan sebesar Rp 2.692.811.000,- laporan posisi keuangan tersebut akan tampak

pada grafik 5.I berikut ini :

Page 62: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

62

Sumber : Data Keuangan BFI (Diolah;2015)

Sumber : Data Keuangan BFI (Diolah;2015)

50%

30%

20%

Grafik 5.1 : Laporan Posisi Keuangan Untuk Periode 30 Juni

sampai 31 Desember 2013

Asset

Liabilities

Ekuitas

50%

30%

20%

Grafik 5.2 : Laporan Posisi Keuangan Untuk Periode 31

Desember sampai 30 Juni 2014

Asset

Liabilities

Ekuitas

Page 63: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

63

Tabel 5.2

PT. BFI FINANCE INDONESIA Tbk. MAKASSAR

LAPORAN LABA RUGI

31 DESEMBER DAN 30 JUNI 2014

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

Pendapatan:

Pembiayaan Sewa Konsumen 5,813,311 6,587,950

Sewa Pembiayaan 5,995,387 6,171,075

Keuangan 991,865 1,245,068

Lain-Lain 180,920 400,741

Total Pendapatan 12,981,483 14,404,834

Beban:

Gaji Dan Tunjangan 987,981 1,965,705

Kuangan 793,640 834,327

Umum Dan Administrasi 383,067 425,307

Beban Piutang Pembiayaan Konsumen 58,208 78,265

Beban Piutang Sewa Pembiayaan 10,139 21,748

Pemasaran 814,718 925,913

Lain-Lain 19,842 22,272

Total Beban 3,067,595 4,273,537

Laba Sebelum Pajak 9,913,888 10,131,297

Pph 21 63,383 86,258

Laba Tahun Berjalan 9,850,505 10,045,039

Sumber : Data Keuangan BFI Finance Tbk. (Diolah;2015)

Berdasarkan Tabel 5.2 diatas menunjukan nilai keseluruhan pendapatan untuk

periode 30 Juni sampai 31 Desember 2013 sebesar Rp 12.981.483.000,- yang dirinci

antaranya adalah ; Pembiayaan Sewa Konsumen sebesar Rp 5.183.311.000,- Sewa

Pembiayaan sebesar Rp 5.995.387.000,- Keuangan sebesar Rp 991.865.000,-

Pendapatan Lain-lain sebesar Rp 180.920.000,-

Page 64: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

64

Untuk jumlah Beban secara keseluruhan periode 30 Juni sampai 31 Desember

2013 sebesar Rp 3.067.595.000,- yang dirinci antaranya adalah ; Beban Gaji dan

Tunjangan sebesar Rp 987.981.000,- Keuangan sebesar Rp 793.640.000,- Beban

Administrasi dan Umum sebesar Rp 383.067.000,- Beban Piutang Pembiayaan

Konsumen sebesar Rp 58.208.000,- Beban Piutang Sewa Pembiayaan sebesar Rp

10.139.000,- Beban Pemasaran sebesar Rp 814.718.000,- Beban Lain-lain sebesar Rp

19.842.000,- Pajak Penghasilan (PPh 21) sebesar Rp 63.383.000,- sehingga diperoleh

laba bersih sebesar Rp 9.850.505.000,- yaitu selisih antara total pendapatan dengan

total beban, dikurangi pajak penghasilan.

Sedangkan untuk periode 31 Desember sampai 30 Juni 2014 menunjukkan

jumlah pendapatan secara keseluruhan sebesar Rp 14.404.834.000,- yang dirinci

antaranya adalah; Pembiayaan Sewa Konsumen sebesar Rp 6.587.950.000,- Sewa

Pembiayaan sebesar Rp 6.171.075.000,- Keuangan sebesar Rp 1.245.068.000,-

Pendapatan Lain-lain sebesar Rp 400.741.000,-

Untuk jumlah Beban secara keseluruhan periode 31 Desember sampai 31 Juni

2014 sebesar Rp 4.273.537.000,- yang dirinci antaranya adalah ; Beban Gaji dan

Tunjangan sebesar Rp 1.965.705.000,- Keuangan sebesar Rp 834.327.000,- Beban

Administrasi dan Umum sebesar Rp 425.307.000,- Beban Piutang Pembiayaan

Konsumen sebesar Rp 78.265.000,- Beban Piutang Sewa Pembiayaan sebesar Rp

21.748.000,- Beban Pemasaran sebesar Rp 925.913.000,- Beban Lain-lain sebesar Rp

22.272.000,- Pajak Penghasilan (PPh 21) sebesar Rp 86.258.000,- sehingga diperoleh

laba bersih sebesar Rp 10.045.039.000,- yaitu selisih antara total pendapatan dengan

Page 65: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

65

total beban, dikurangi pajak penghasilan. Laporan labaa rugi tersebut akan tampak

pada grafik berikut ini :

Sumber: Data Keuangan BFI (Diolah;2015)

81%

18%

1%

Grafik 5.3 : Laporan Laba Rugi Per 30 Juni sampai 31

Desember 2013

Pendapatan

Beban

Pajak

Page 66: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

66

Sumber : Data Keuangan BFI (Diolah;2015)

Berikut ini pembahasan hasil penelitian dengan menggunakan beberapa rasio

keuangan antara lain:

Current Ratio (Rasio Lancar)

Untuk periode 30 Juni sampai dengan 31 Desember 2013:

= 2,4 kali

Dari 2,4 kali dibulatkan menjadi 2 kali. Artinya jumlah aktiva sebanyak 2 kali

utang lancar, untuk setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 2 rupiah harta lancar

77%

22%

1%

Grafik 5.4 : Laporan Laba Rugi Per 31 Desember samapi 30

Juni 2014

Pendapatan

Beban

Pajak

Page 67: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

67

atau 2:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar. Dalam diagram akan tampak

seperti berikut ini :

Sumber : Data laporan keuangan BFI Makassar (Diolah; 2015)

Untuk periode 31 Desember sampai 30 Juni 2014 :

= 2,52 kali

Dari 2,52 kali dibulatkan menjadi 3 kali. Artinya jumlah aktiva lancar

sebanyak 3 kali utang lancar, untuk setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 3 rupiah

harta lancar atau 3:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar. Dalam diagram akan

tampak seperti berikut ini :

67%

33%

Grafik 5.5: Perbandingan Aktiva lancar dengan Hutang

Lancar

Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Page 68: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

68

Sumber : Data Keuangan BFI Makassar (Diolah ; 2015)

Quick Ratio (Rasio Cepat)

Untuk periode 30 Juni sampai dengan 31 Desember 2013:

= 2,24 kali

Dari 2,24 kali dibulatkan menjadi 2 kali. Artinya jumlah aktiva lancar

sebanyak 2 kali utang lancar, untuk setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 2 rupiah

75%

25%

Grafik 5.6: Perbandingan Aktiva Lancar dengan Utang Lancar

Aktiva Lancar

Utang Lancar

Page 69: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

69

harta lancar atau 2:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar. Dalam diagram akan

tampak seperti berikut ini :

Sumber : Data Keuangan BFI Makassar (Diolah;2015)

Untuk periode 31 Desember sampai 30 Juni 2014 :

= 2,34 kali

Dari 2,34 kali dibulatkan menjadi 2 kali. Artinya jumlah aktiva lancar

sebanyak 2 kali utang lancar, untuk setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 2 rupiah

67%

33%

Grafik 5.7: Perbandingan Kas, Bank dan Piutang dengan Utang

Lancar

Aktiva Lancar

Utang Lancar

Page 70: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

70

harta lancar atau 2:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar. Dalam diagram akan

tampak seperti berikut ini :

Sumber : Data Keuangan BFI (Diolah;2015)

Cash Ratio (Rasio Kas)

Untuk periode 30 Juni sampai dengan 31 Desember 2013:

= 0,07

= 7%

67%

33%

Grafik 5.8: Perbandingan Kas, Bank dan Piutang dengan

Utang Lancar

Kas dan Bank

Utang Lancar

Page 71: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

71

Dari hasil analisis rasio kas sebesar 7% lebih kecil dari rata-rata industri untuk

cash ratio yaitu 50% artinya keadaan perusahaan kurang baik dari perusahaan

industry pada umumnya. Dalam diagram akan tampak seperti berikut ini :

Sumber : Data Keuangan BFI (Diolah;2015)

Untuk periode 31 Desember sampai dengan 30 Juni 2014:

= 0,10

= 10%

7%

93%

Grafik 5.9 : Perbandingan rasio Kas dan Bank dengan

Utang Lancar

Kas dan Bank

Utang Lancar

Page 72: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

72

Dari hasil analisis rasio kas sebesar 10% lebih kecil dari rata-rata industri

untuk cash ratio yaitu 50% artinya keadaan perusahaan kurang baik dari perusahaan

industry pada umumnya. Dalam diagram akan tampak seperti berikut ini :

Sumber : Data Keuangan BFI (Diolah;2015)

Receivable Turn Over (Rasio Perputaran Piutang)

Untuk periode 30 Juni sampai dengan 31 Desember 2013:

= 1,79 Kali

10%

90%

Grafik 5.10: Perbandingan Rasio Kas dan Bank dengan

Utang Lancar

Kas dan Bank

Utang Lancar

Page 73: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

73

Dari 1,79 kali dibulatkan menjadi 2 kali. Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak

2 kali utang lancar, untuk setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 2 rupiah harta

lancar atau 2:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar. Dalam diagram akan tampak

seperti berikut ini :

Sumber : Data Keuangan BFI (Diolah;2015)

Untuk periode 31 Desember sampai 30 Juni 2014 :

= 1,82 kali

67%

33%

Grafik 5.11: Perbandingan Rasio Penjualan dengan

Piutang

Penjualan

Piutang

Page 74: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

74

Dari 1,82 kali dibulatkan menjadi 2 kali. Artinya jumlah aktiva lancar

sebanyak 2 kali utang lancar, untuk setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 2 rupiah

harta lancar atau 2:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar. Dalam diagram akan

tampak seperti berikut ini :

Sumber : Data Keuangan BFI (Diolah;2015)

Dari hasil analisis diatas dengan menggunakan beberapa rumus rasio

keuangan dapat dikatakan bahwa peputaran piutang terlihat berpengaruh signifikan

terhadap likuiditas perusahaan sebagaimana hipotesis yang telah dikemukan pada bab

sebelumnya.

67%

33%

Grafik 5.12: Perbandingan Rasio Penjualan dengan Piutang

Penjualan

Piutang

Page 75: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

75

BAB VI

KESIMPULAN

A. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian, penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa dugaan sementara atau hipotesis penelitian adalah

benar sesuai dengan hasil penelitian dimana analisis perputaran piutang berpengaruh

signifikan terhadap likuiditas perusahaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk.

B. Saran

Penulis menyadari akan kekurangan penyajian dalam penulisan skripsi ini,

untuk itu penulis menyarankan kepada pembaca agar kiranya menambah referensi

bacaan terkait dengan analisis perputaran piutang terhadap likiditas perusahaan dan

tidak hanya terbatas pada apa yang telah disajikan dalam skripsi ini.

Terima kasih

Wassalamualaikum Wr.Wb

Page 76: SKRIPSI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP …

76

DAFTAR FUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri 2003.Anggaran perusahaan 2. Yogyakarta:

BPFE.

Baridwan, Zaki. 2000. Sistem Informasi Akuntansi : Penyusunan Prosedur dan

Metode. Yogyakarta: BPFE.

Indriyo, 2005, Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Kasmir, 2002.Dasar-dasar Perbankan.Jakarta: Grafindo.

Keown, J. 2008 Manajemen Keuangan Prinsip dan Penerapan. Macanan

Jaya Cemerlang

Manulang, M. 2005. Pengantar Manajemen Keuangan. Yogyakarta

Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuanagn. Edisi Keempat. Liberty: Yogyakarta

Narko.2004 Sistem Akuntansi.Yogyakarta :Yayasan Pustaka Nusatama.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.

Yogyakarta: BPFE

Samsul.M, 2004, Sistem Akuntansi, Pendekatan Manajerial. Liberty: Yogyakarta

Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan. Ekonisia: Yogyakarta

Syamsuddin, Lukman. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta: Grafindo