136
STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR MINUM DAN ANALISIS EKONOMI DI IKK JABUNG DAN IKK PAKIS KABUPATEN MALANG SKRIPSI TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PENGETAHUAN DASAR TEKNIK SDA Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik ABDULLAH CHARIF NIM. 105060400111062 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2017

SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR MINUM DAN ANALISIS

EKONOMI DI IKK JABUNG DAN IKK PAKIS KABUPATEN

MALANG

SKRIPSI

TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI

PENGETAHUAN DASAR TEKNIK SDA

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik

ABDULLAH CHARIF

NIM. 105060400111062

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2017

Page 2: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

RINGKASAN

ABDULLAH CHARIF, Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya, Agustus 2017, Studi Perencanaan Distribusi Air Minum dan Analisis Ekonomi

di IKK Jabung dan IKK Pakis Kabupaten Malang, Dosen Pembimbing : Widandi Soetopo

dan Jadfan Sidqi Fidari.

Ketersediaan air adalah pertimbangan utama masyarakat untuk tinggal di suatu

wilayah tertentu. Air akan mengalir dari elevasi tinggi menuju elevasi rendah dalam hal

ini faktor topografi sangat berpengaruh dalam pendistribusiannya. maka instansi terkait

(PDAM) dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan air tersebut. Sehingga diperlukan

perencanaan sistem distribusi yang baik oleh PDAM Kabupaten Malang untuk dilaksanakan di

IKK Jabung untuk desa Sukolilo dan IKK Pakis untuk desa Sumberpasir dan desa

Pakiskembar. Kebutuhan air minum di tiga desa di atas dibuat dengan perencanaan

distribusi air minum serta diperlukan analisa manfaat dan ekonomi yang diperoleh guna

memprediksi harga air yang layak secara ekonomi sampai 20 tahun kedepan.

Pada studi perencanaan distribusi air minum ini dilaksanakan dengan beberapa tahap.

Tahap pertama menghitung kebutuhan air minum dengan memproyeksikan jumlah

penduduk di tiga desa (Sukolilo, Sumberpasir dan Pakiskembar) sebagai daerah yang

direncanakan selama 20 tahun, terhitung tahun 2017 sampai 2036 dengan menggunakan uji

kesesuaian metode proyeksi antara eksponensial, aritmatik dan geometri. Pada tahap kedua

membuat rencana anggaran biaya yang berasal dari perhitungan volume pekerjaan

perencanaan jaringan distribusi air minum dan membuat harga satuan pekerjaan. Tahap

selanjutnya melakukan analisa ekonomi proyek perencanaan tersebut dengan mengetahui

besarnya manfaat dan biaya yang kemudian dilakukan analisis ekonomi, yakni B-C, B/C,

IRR, Payback Periode dan Analisis Sensitivitas. Pada tahap terakhir memprediksi harga air

minum per m3 di tahun 2017 sampai 2036.

Hasil perhitungan proyeksi penduduk ketiga desa tersebut menghasilkan metode

aritmatik yang sesuai, kebutuhan air minum menunjukkan masih digolongkan desa kecil

dengan kebutuhan air 80% sampai di tahun 2036, dengan perencanaan distribusi air yang

dibuat menghabiskan biaya sebesar Rp 3.787.005.769,91 dan masih tergolong proyek yang

layak secara ekonomi untuk dilaksanakan dan menghasilkan manfaat bagi pelaksana

proyek (PDAM) dengan prediksi harga air yang menguntungkan bagi masyarakat dan

PDAM di angka Rp 2.000 sampai Rp 5.000 /m3.

Kata Kunci: distribusi air, perencanaan, analisa ekonomi, harga air

Page 3: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

SUMMARY

ABDULLAH CHARIF, Department of Water Resources Engineering, Faculty of

Engineering, University of Brawijaya, Agustus 2017, Study of Drinking Water

Distribution Planning and Economic Analiysis in The Capital District of Jabung and

Capital District of Pakis, Malang Regency,Academic Supervisor: Widandi Soetopo and

Jadfan Sidqi Fidari.

The availability of water is the primary consideration of the community to live in a

particular area. Water will flow from high elevation to low elevation in which case the

topography factor is very influential in its distribution. Then the related institution

(PDAM) is required to be able to fulfill the water requirement. So it is necessary to plan a

good distribution system by PDAM Malang Regency to be implemented in IKK Jabung for

Sukolilo Village and IKK Pakis for Sumberpasir and Pakiskembar villages. The need for

drinking water in the above three villages is made by planning the distribution of drinking

water and the necessary benefits and economic analysis are needed to predict

economically viable water prices for up to 20 years.

In this water distribution distribution planning study, it was implemented in several

stages. The first stage calculates the drinking water requirement by projecting the

population in the three villages (Sukolilo, Sumberpasir and Pakiskembar) as the planned

area for 20 years, from 2017 to 2036 using the conformity test of the projection method

between exponential, arithmetic and geometry. In the second stage create a budget plan

that comes from calculating the volume of water distribution network planning work and

making unit price work. The next stage performs the economic analysis of the planning

project by knowing the amount of benefits and costs which then carried out the economic

analysis, B-C, B/C, IRR, Payback Period and Sensitivity Analysis. At the last stage predict

the price of drinking water per m3 in 2017 to 2036.

The result of the projection of the population of the three villages resulted in the

appropriate arithmetic method, the drinking water requirement shows that it is still

classified as a small village with 80% water requirement until 2036, with the water

distribution plan made costing IDR 3,787,005,769,91 and still belonging to the project

Which are economically feasible to be implemented and generate benefits for project

implementers (PDAM) with predicted water prices that benefit the community and PDAM

at Rp 2,000 to Rp 5,000 / m3.

Keywords: water distribution, planning, economic analysis, water price.

Page 4: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

i

PENGANTAR

Puji syukur atas kebesaran Allah yang Maha Kuasa lagi Maha Berkehendak karena

dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir

(Skripsi) dengan judul “Studi Perencanaan Distribusi Air Minum dan Analisis

Ekonomi di IKK Jabung dan IKK Pakis Kabupaten Malang" ini dengan lancar.

Penyusunan Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh mahasiswa

Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang agar berhak

mendapatkan ijazah S.1 dengan gelar Sarjana Teknik. Penuh kesungguhan diiringi rasa

penuh hormat, penyusun menghaturkan banyak terima kasih kepada:

1. Ir. Dwi Priyantoro, MS. selaku dosen penasehat akademik penulis yang penuh

dedikasi memberikan arahan dan nasihat kepada penulis selama perkuliahan.

2. Dr.Ir. Widandi Soetopo, M.Eng. dan Jadfan Sidqi Fidari, ST., MT. selaku dosen

pembimbing yang telah banyak memberikan masukan-masukan dan membimbing

penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

3. Dr. Eng Evi Nur Cahya, ST., MT. dan Rahmah Dara Lufira, ST., MT. selaku dosen

penguji telah berkenan menguji laporan ini serta atas saran dan arahan yang

berharga.

4. Keluarga besar penulis, atas doa dan dukungannya yang selalu mengalir tiada henti

selama proses penyelesaian laporan ini.

5. Staff Recording Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya yang telah sangat

membantu proses administrasi penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

6. Teman-teman Jurusan Teknik Pengairan angkatan 2010 yang telah memberikan

semangat dan motivasinya serta membantu kelancaran dalam laporan ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuannya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga dengan penyelesaian skripsi ini dapat menambah wawasan dan penyusun

sungguh sadar bahwa dalam Skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penyusun

mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Semoha laporan ini berguna bagi

penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 18 Agustus 2017

Penulis

ABDULLAH CHARIF

Page 5: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

ii

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 6: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

iii

DAFTAR ISI

Halaman

PENGANTAR…………………………………………………………………......….… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… iii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………… vii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………… xi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………….… xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 1

1.3 Batasan Penelitian 2

1.4 Rumusan Masalah 2

1.5 Tujuan dan Manfaat 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Perkembangan Penduduk 5

2.1.1 Metode Ekponensial 5

2.1.2 Metode Aritmatik 5

2.1.3 Metode Geometrik 6

2.1.4 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk 6

2.2 Kebutuhan Air Bersih 6

2.2.1 Analisa Kebutuhan Air Bersih 7

2.2.2 Kebutuhan Domestik 8

2.2.3 Kebutuhan Air Non Domestik 9

2.2.4 Kehilangan Air 9

2.2.5 Fluktuasi Kebutuhan Air 9

2.3 Sistem Distribusi dan Sistem Pengaliran Air Bersih 10

2.3.1 Sistem Distribusi Air Bersih 10

2.3.1 Sistem Pengaliran Air Bersih 11

2.4 Sistem Dan Komposisi Sistem Penyediaan Air Minum 12

2.4.1 Sitem Penyediaan Air Minum 12

2.4.2 Komposisi Sistem Penyediaan Air Minum 12

2.5 Hidraulika Aliran Pada Sistem Transmisi Air Baku 12

2.5.1 Aliran Melalui Pipa 13

Page 7: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

iv

2.5.2 Perlengkapan Sistem Transmisi 13

2.6 Jaringan Distribusi 14

2.6.1 Kapasitas Sistem Distribusi 15

2.6.2 Kecepatan Aliran dalam Pipa 15

2.6.3 Tekanan Air dalam Pipa 15

2.6.4 Pengaliran dalam Pipa 15

2.7 Perpipaan 17

2.7.1 Pemilihan Jenis Pipa 17

2.7.2 Cara Penyambungan Pipa 19

2.7.3 Lokasi dan Penanaman Pipa 19

2.8 Simulasi Aliran Pada Sistem Jaringan Air Bersih 20

2.8.1 Analisa Pada Kondisi Permanen 20

2.8.2 Analisa Pada Kondisi Tidak Permanen 20

.8.3 Perencanaan Teknik Distribusi 20

2.9 RAB (Rencana Anggaran Biaya) 21

2.9.1 Langkah-langkah Persiapan Perhitungan RAB 23

2.9.2 Dasar Perhitungan 23

2.10 Analisis Biaya 24

2.10.1 Biaya Proyek 25

2.10.2 Biaya Modal (Capital Cost) 25

2.10.3 Biaya Tahunan (Annual Cost) 26

2.10.4 Biaya Konstruksi 26

2.11 Analisa Manfaat 27

2.11.1 Manfaat Langsung (Direct Benefit) 27

2.11.2 Manfaat Tidak Langsung (Indirect Benefits) 27

2.11.3 Manfaat Nyata (Tangible Benefit) 28

2.11.4 Manfaat Tidak Nyata (Intangible Benefits) 28

2.12 Bunga 28

2.12.1 Bunga Biasa (Simple Interest) 28

2.12.2 Bunga Berganda/Majemuk (Compound Interest) 29

2.13 Analisa Ekonomi 29

2.13.1 Hubungan Manfaat-Biaya 30

2.13.2 Indikator Kelayakan Ekonomi 31

2.14 Harga Air 33

Page 8: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35

3.1 Letak Geografis & Administrasi 35

3.2 Kondisi Topografi 37

3.3 Kondisi Hidroklimatologi 37

3.4 Kondisi Sosial Ekonomi 37

3.4.1 Kependudukan 37

3.4.2 Ketersediaan Air 40

3.5 Pengumpulan Data 40

3.6 Analisis Biaya, Manfaat dan Analisis Ekonomi 40

3.6.1 Analisis Biaya 40

3.6.2 Analisis Manfaat 40

3.6.3 Analisis Ekonomi 40

3.7 Sistematika Pembahasan 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43

4.1 Data Teknis 43

4.2 Data Jumlah Penduduk 43

4.3 Analisa Pertumbuhan Penduduk 44

4.4 Pertumbuhan Eksponensial 45

4.5 Pertumbuhan Aritmatik 47

4.6 Pertumbuhan Geometrik 49

4.7 Uji Kesesuaian Metode Proyeksi 52

4.8 Kebutuhan Air Bersih 57

4.9 Hasil Simulasi Program WaterCAD V8i SS6 Edition pada Junction 70

4.10 RAB (Rencana Anggaran Biaya) 74

4.10.1 Perhitungan Volume Pekerjaan 74

4.10.2 Analisa Harga Satuan 75

4.10.3 Rekapitulasi Uraian Pekerjaan 79

4.11 Biaya Proyek 81

4.11.1 Biaya Modal 81

4.11.1.1 Biaya Langsung (Direct Cost) 81

4.11.1.2 Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) 81

4.11.2 Biaya Tahunan (Annual Cost) 83

4.12 Analisis Manfaat 87

Page 9: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

vi

4.12.1 Manfaat Langsung (Direct Cost) 87

4.12.2 Manfaat Tak Langsung (Indirect Cost) 87

4.12.3 Manfaat Nyata (Tangible Benefits) 87

4.12.4 Manfaat Tak Nyata (Intangible Benefits) 87

4.13 Analisi Ekonomi Harga Air Eksisting 87

4.13.1 Benefit Cost Ratio (BCR) 87

4.13.2 Net Benefit (B-C) 88

4.13.3 Internal Rate Of Return (IRR) 89

4.13.4 Analisa Sensitivitas 90

4.13.5 Payback Period 91

4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat B = C 92

4.14.1 Benefit Cost Ratio (BCR) 92

4.14.2 Analisis Sensitivitas 94

4.15.2.1 Biaya Naik 10% dan Produksi Air Tetap 94

4.15.2.2 Biaya Turun 10% dan Produksi Air Tetap 98

4.15.2.3 Biaya Tetap dan Produksi Air Turun 10% 100

4.15.2.4 Biaya Tetap dan Produksi Air Naik 10% 104

4.15.2.5 Biaya Naik 10% dan Produksi Air Turun 10% 107

4.15.2.6 Biaya Turun 10% dan Prosuksi Air Naik 10% 110

4.14.3 Payback Period 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105

5.1 Kesimpulan 105

5.2 Saran 106

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

vii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 2.1. Kriteria Kebutuhan Air Baku ...................................................................... 8

Tabel 2.2. Pengunaan Air Rata-rata untuk Rumah Tangga .......................................... 8

Tabel 2.3. Standart Kebutuhan Air Domestik (Rumah Tangga)................................... 9

Tabel 2.4. Kriteria Pemakaian Air Bersih.............................................................. ...... 10

Tabel 2.5. Angka Koefisien C Hazen – William............................................................ 17

Tabel 2.6. Jumlah Bunga dan Modal setelah n Tahun ................................................. 29

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Jabung Tahun 2010-2016 ........................... 38

Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Kecamatan Pakis Tahun 2010-2016.......... .................... 39

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Tahun 2010-2016..................................................... ...... 43

Tabel 4.2. Rata-rata Tingkat Pertumbuhan Penduduk Desa Sumberpasir..................... 44

Tabel 4.3. Rata-rata Tingkat Pertumbuhan Penduduk Desa Pakiskembar..................... 44

Tabel 4.4. Rata-rata Tingkat Pertumbuhan Penduduk Desa Sukolilo............................ 45

Tabel 4.5. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Sumberpasir dengan Metode

Eksponensial 46

Tabel 4.6. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Pakiskembar dengan Metode

Eksponensial 46

Tabel 4.7. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Sukolilo dengan Metode Eksponensial 47

Tabel 4.8. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Sumberpasir dengan Metode

Aritmatik 48

Tabel 4.9. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Pakiskembar dengan Metode

Aritmatik 48

Tabel 4.10. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Sukolilo dengan Metode

Aritmatik 49

Tabel 4.11. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Sumberpasir dengan Metode

Geometrik 50

Tabel 4.12. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Pakiskembar dengan Metode

Geometrik 50

Tabel 4.13. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Sukolilo dengan Metode

Geometrik 51

Tabel 4.14. Perhitungan Angka Korelasi untuk Metode Aritmatik di Desa Sumberpasir 53

Tabel 4.15. Perhitungan Angka Korelasi Desa Sumberpasir 54

Tabel 4.16. Standart Deviasi Proyeksi Penduduk Desa Sumberpasir 54

Page 11: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

viii

Tabel 4.17 Perhitungan Angka Korelasi Metode Aritmatik Desa Pakiskembar 54

Tabel 4.18. Perhitungan Angka Korelasi Desa Pakiskembar 55

Tabel 4.19. Standart Deviasi Proyeksi Penduduk Desa Pakiskembar 56

Tabel 4.20. Perhitungan Angka Korelasi Metode Aritmatik Desa Sukolilo 56

Tabel 4.21. Perhitungan Angka Korelasi Desa Sukolilo 57

Tabel 4.22. Standart Deviasi Proyeksi Penduduk Desa Sukolilo 57

Tabel 4.23. Kriteria Perencanaan Air Bersih 58

Tabel 4.24. Perhitungan Kebutuhan Air 80% Desa Sumberpasir 62

Tabel 4.25. Perhitungan Kebutuhan Air 80% Desa Pakiskembar 64

Tabel 4.26. Perhitungan Kebutuhan Air 80% Desa Sukolilo 66

Tabel 4.27. Total Kebutuhan Airi 68

Tabel 4.28. Total Kehilangan Airi 69

Tabel 4.29. Hasil Simulasi Junction Pipa Distribusi 70

Tabel 4.30. Hasil Simulasi Pipa Distribusi 72

Tabel 4.31. Analisa Harga Satuan 75

Tabel 4.32. Rekapitulasi Uraian Pekerjaan 80

Tabel 4.33. Rencana Anggaran Biaya (RAB) 81

Tabel 4.34. Biaya Tak Langsung Distribusi Air Minum 82

Tabel 4.35 Biaya Total Proyek Penyediaan Air Minum 82

Tabel 4.36. Analisia Biaya Modal Tahunan 83

Tabel 4.37. Biaya Operasi Pemeliharaan Penyediaan Air Minum IKK Jabung dan IKK

Pakis 84

Tabel 4.38. Biaya Operasional dan Pemeliharaan 85

Tabel 4.39. Biaya Total Rencana 86

Tabel 4.40. Rekapitulasi Rasio Biaya Manfaat Biaya Proyek Dengan Harga Eksisting 88

Tabel 4.41. Net Present Value Proyek pada Berbagai Tingkat Suku Bunga 89

Tabel 4.42. Analisis Sensivitas Proyek Rencana Untuk Kondisi Cost Naik 10%

Benefit Tetap 90

Tabel 4.43. Analisis Sensivitas Proyek Rencana Untuk Kondisi Cost Turun 10%

Benefit Tetap 90

Tabel 4.44. Analisis Sensivitas Proyek Rencana Untuk Kondisi Cost Tetap Benefit

Naik 10% 91

Tabel 4.45. Analisis Sensivitas Proyek Rencana Untuk Kondisi Cost Tetap Benefit

Turun 10% 91

Tabel 4.46. Rekapitulasi Analisis Sensivitas 91

Tabel 4.47. Tabel Harga Air pada Saat B=C 93

Page 12: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

ix

Tabel 4.48. Cost Naik 10% Tahun 2017-2036 95

Tabel 4.49. Prediksi Produksi dan Kehilangan Air Tetap 96

Tabel 4.50. Tarif Dasar Air Ketika Kondisi Biaya Naik 10% dan Produksi Air Tetap 97

Tabel 4.51. Biaya Turun 10% Tahun 2017-2036 98

Tabel 4.52. Prediksi Produksi dan Kehilangan Air Tetap 99

Tabel 4.53. Tarif Dasar Air Kondisi Biaya Turun 10% dan Produksi Air Tetap 100

Tabel 4.54. Biaya Tetap Tahun 2017-2036 101

Tabel 4.55. Prediksi Produksi dan Kehilangan Air Turun 10% 102

Tabel 4.56. Tarif Dasar Air dengan Kondisi Biaya Tetap dan Produksi Air Turun 10% 103

Tabel 4.57. Biaya Tetap Tahun 2017-2036 104

Tabel 4.58. Prediksi Produksi dan Kehilangan Air Minum Naik 10% 105

Tabel 4.59. Tarif Dasar Air dengan Kondisi Biaya Tetap dan Produksi Air Naik 10% 106

Tabel 4.60. Biaya Naik 10% Tahun 2017-2036 107

Tabel 4.61. Prediksi Produksi dan Kehilangan Air Minum Turun 10% 108

Tabel 4.55. Tarif Dasar Air dengan Kondisi Biaya Naik 10% dan Produksi Air

Turun 10% 109

Tabel 4.56. Biaya Turun 10% Tahun 2017-2036 110

Tabel 4.57. Prediksi Produksi dan Kehilangan Air Minum Naik 10% 111

Tabel 4.58. Tarif Dasar Air dengan Kondisi Biaya Turun 10% dan Produksi Air Naik

10% 112

Page 13: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

x

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 14: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

xi

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2.1 Fluktuasi Pemakaian Air Harian ............................................................. 10

Gambar 2.2 Sistem Jaringan Air Bersih Sederhana ....................................................... 15

Gambar 3.1 Lokasi Pekerjaan di Kecamatan Pakis dan Jabung .................................... 35

Gambar 3.2 Peta Wilayah Kecamatan Jabung ............................................................ 36

Gambar 3.3 Peta Wilayah Kecamatan Pakis............................................................... 36

Gambar 3.4 Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 42

Gambar 4.1 Grafik proyeksi penduduk Desa Sumberpasir dengan Metode

Eksponensial, Aritmatik dan Geometri .................................................. 51

Gambar 4.2 Grafik proyeksi penduduk Desa Pakiskembar dengan Metode

Eksponensial, Aritmatik dan Geometri .................................................. 52

Gambar 4.3 Grafik proyeksi penduduk Desa Sukolilo dengan Metode Eksponensial,

Aritmatik dan Geometri .......................................................................... 52

Gambar 4.2 Grafik Tekanan Pada Pipa Distribusi Profil 1 Pakiskembar .................. 73

Gambar 4.3 Grafik Tekanan Pada Pipa Distribusi Profil 2 Sumberpasir ................... 73

Gambar 4.4 Grafik Tekanan Pada Pipa Distribusi Profil 3 Sukolilo .......................... 74

Page 15: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

xii

Halaman ini sengaja Dikosongkan

Page 16: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

Lampiran 1. Harga Satuan Pekerjaan ......................................................................... 117

Lampiran 2. Data Penduduk Kabupaten Malang ......................................................... 130

Lampiran 3. Peta Lokasi Studi .................................................................................... 133

Page 17: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

xiv

Halaman ini sengaja Dikosongkan

Page 18: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

xv

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten Malang Dalam Angka Tahun 2016. Malang: BPS.

Ditjen Cipta Karya. 2006. Pedoman Teknis Penyediaan Air Bersih IKK Pedesaan. Jakarta:

Ditjen Cipta Karya.

Ditjen Cipta Karya Departemen Kimpraswil. 2003. Standar Kebutuhan Air Domestik.

Jakarta: Ditjen Cipta Karya Departemen Kimpraswil.

Kadariah, Karlina L, Gray C. 1976. Pengantar Evaluasi Proyek Edisi Revisi. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Kindler, J. & C.S. Russel. 1984. Modeling Water Demands. London: Academic Press Inc.

Kodoatie, Robert. 1995. Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta : ANDI OFFSE

Kuiper, E. 1971. Water Resources Project Economics. Canada

Lindsey, Ray K dan Yoseph, B.Franzini. 1985. Teknik Sumber Daya Air Jilid I. Jakarta:

Erlangga

Linsley Ray K. 1996. Teknik Sumber Daya Air Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1990. Peraturan Menteri Kesehatan

No.416/Menkes/PER/IX/1990 Tentang :Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air.

Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor: 18/PRT/M/2007 Tentang: Penyelenggaraan Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum. Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia

Muliakusumah, 2000. Proyeksi Penduduk . Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Pujawan, I.N.P. 2004. Ekonomi Proyek. Jogjakarta : Liberty

Situs Pemerintah Kabupaten Malang. 2014. Kecamatan Jabung: Peta Kecamatan Jabung.

Malang: Bag. Pengelola Data Eletronik Malang.

http://jabung.malangkab.go.id/?page_id=2851 (diakses 26 Mei 2017).

Situs Pemerintah Kabupaten Malang. 2014. Kecamatan Pakis: Peta Kecamatan Pakis.

Malang: Bag. Pengelola Data Eletronik. http://pakis.malangkab.go.id/?page_id=186

(diakses 26 Mei 2017)

Suyatno, A. Trie, M.S, dan Roestam, S. 2001. Ekonomi Teknik Sumber Daya Air, Suatu

pengantar praktis. Jakarta: PT. Masyarakat Hidrologi Indonesia (MHII)

Page 19: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

xvi

Page 20: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan unsur utama bagi kehidupan makhluk di planet ini. Manusia tidak

dapat melanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup baik dalam segi kualitas,

kuantitas dan kontinuitas. Air digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, seperti kebutuhan

domestik, industri, perdagangan, wisata, pengairan dan kebutuhan lainnya. Seiring dengan

perkembangan jumlah penduduk, maka kebutuhan terhadap air juga akan meningkat.

Perkembangan jumlah penduduk berpengaruh pada kepadatan lingkungan tempat tinggal.

Masyarakat yang awalnya memperoleh air dari sumur galian menjadi lebih sulit karena

keterbatasan lahan. Selain itu, faktor kondisi alam juga mempengaruhi masyarakat untuk

mendapatkan akses air bersih. Daerah tertentu karena kontur dan tanahnya tidak jarang sulit

memperoleh air bersih.

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air

minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang

memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum, dimana persyaratan yang

dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia,

biologis dan radiologis. Sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping

(Ketentuan Umum Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990)

Ketersediaan air adalah pertimbangan utama masyarakat tinggal di suatu wilayah

tertentu. Air akan mengalir dari elevasi tinggi menuju elevasi rendah dalam hal ini faktor

topografi sangat berpengaruh dalam pendistribusiannya. Pada umumnya distribusi air akan

memanfaatkan tinggi tekan pada pipa atau saluran tertutup. Sehubungan dengan

perkembangan kebutuhan air yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, maka PDAM

Kabupaten Malang dituntut mampu memenuhi kebutuhan air tersebut. Maka diperlukan

perencanaan sistem distribusi yang baik serta pengembangan layanan oleh PDAM Kabupaten

Malang.

1.2 Identifikasi Masalah

Melihat dari jumlah penduduk yang semakin meningkat maka perlu diadakan pengelolaan

distribusi air yang baik ditinjau dari segi kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Maka dibutuhkan

suatu konsep pengembangan yang mengacu pada kriteria perencanaan yang ada dengan benar.

Page 21: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

2

Salah satu alternatif yang sedang dilakukan oleh PDAM Kabupaten Malang saat ini adalah

dengan mengembangkan suatu sistem zoning. Sistem zoning adalah suatu sistem

pengelompokan daerah distribusi yang ada dengan cara membagi daerah-daerah distribusi

berdasarkan elevasi setiap 10 meter dari elevasi tertinggi sampai elevasi terendah. Pada sistem

zoning ini menggunakan reservoir dengan sarana distribusi utama karena fungsi dari reservoir

ini sendiri adalah untuk meratakan tekanan. Adapun latar belakang dari penerapan sistem

zoning ini karena sistem transmisi dan distribusi yang ada pada saat ini dengan menggunakan

sistem interkolasi dianggap banyak memiliki kelemahan. Antara lain mengakibatkan air tidak

mengalir pada daerah distribusi dengan elevasi yang lebih tinggi dikarenakan sistem distribusi

dengan sistem gravitasi yang ada saat ini memungkinkan air lebih banyak mengalir pada daerah

dengan elevasi yang lebih rendah.

Pada studi ini akan dibahas perencanaan distribusi air minum dan analisis ekonomi di IKK

Jabung di Desa Sukolilo dan IKK Pakis di Desa Sumberpasir dan Desa Pakiskembar,

Kabupaten Malang ditinjau terhadap jumlah pelanggan, kebutuhan air, ketersediaan sumber air

serta tingkat pelayanan air minum.

1.3 Batasan Masalah

Studi ini dititik beratkan pada pengembangan layanan PDAM terhadap kebutuhan air

minum di Desa Sukolilo IKK Jabung dan di Desa Sumberpasir dan Desa Pakiskembar IKK

Pakis dengan mengambil batasan-batasan sebagai berikut:

1. Daerah studi berada pada wilayah IKK Jabung yakni Desa Sukolilo dan IKK Pakis

yakni Desa Sumberpasir dan Desa Pakiskembar, Kabupaten Malang.

2. Pembahasan perencanaan distribusi air minum di IKK Jabung (Desa Sukolilo) dan

IKK Pakis (Desa Sumberpasir dan Desa Pakiskembar).

3. Menganalisa kebutuhan air minum IKK Jabung (Desa Sukolilo) dan IKK Pakis

(Desa Sumberpasir dan Desa Pakiskembar) dengan proyeksi 20 tahun.

4. Biaya manfaat dianalisis pada tahun 2017-2036.

5. Parameter penentu analisa ekonomi adalah Nilai Rasio Biaya Manfaat (B/C), B-C,

Tingkat Pengembangan Kabupaten Malang Internal (IRR), Payback Periode (PBP)

dan Analisa Sensitivitas.

1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian batasan masalah, maka permasalahan dalam studi ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan distribusi air minum di IKK Jabung (Desa Sukolilo) dan

IKK Pakis (Desa Sumberpasir dan Desa Pakiskembar)?

Page 22: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

3

2. Berapa jumlah kebutuhan air minum di IKK Jabung (Desa Sukolilo) dan IKK Pakis

(Desa Sumberpasir dan Desa Pakiskembar) dengan proyeksi penduduk 20 tahun?

3. Berapa besar anggaran biaya perencanaan distribusi air minum di IKK Jabung

(Desa Sukolilo) dan IKK Pakis (Desa Sumberpasir dan Desa Pakiskembar)?

4. Berapakah besarnya manfaat yang diperoleh dari perencanaan distribusi air minum

di IKK Jabung (Desa Sukolilo) dan IKK Pakis (Desa Sumberpasir dan Desa

Pakiskembar)?

5. Bagaimanakah analisa ekonomi proyek perencanaan air minum di IKK Jabung

(Desa Sukolilo) dan IKK Pakis (Desa Sumberpasir dan Desa Pakiskembar) ditinjau

terhadap Nilai Rasio Biaya Manfaat (B/C), Selisih Biaya Manfaat (B-C), Tingkat

Pengembalian Internal (IRR), Payback Periode (PBP) dan Analisa Sensitivitas?

6. Berapa harga air bersih per m3

saat ini sampai 20 tahun yang akan datang untuk

Desa Sukolilo, Desa Sumberpasir dan Desa Pakiskembar?

1.5. Tujuan dan Manfaat Dengan memperhatikan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui sistem distribusi air minum di IKK Jabung (Desa Sukolilo) dan IKK

Pakis (Desa Sumberpasir dan Desa Pakiskembar).

2. Mengetahui kebutuhan air minum terhadap proyeksi penduduk 20 tahun.

3. Mengetahui besarnya manfaat yang diperoleh dari perencanaan distribusi air

minum di IKK Jabung (Desa Sukolilo) dan IKK Pakis (Desa Sumberpasir dan Desa

Pakiskembar).

4. Mengetahui analisis ekonomi perencanaan distribusi air minum di IKK Jabung

(Desa Sukolilo) dan IKK Pakis (Desa Sumberpasir dan Desa Pakiskembar).

5. Memprediksi harga air yang layak secara ekonomi sampai 20 tahun yang akan

datang di IKK Jabung (Desa Sukolilo) dan IKK Pakis (Desa Sumberpasir dan Desa

Pakiskembar).

Manfaat dari studi ini adalah diharapkan dapat membantu instansi/institusi terkait dan

juga masyarakat dalam mengatasi pemasalahan air minum dan menentukan harga air di

IKK Jabung (Desa Sukolilo) dan IKK Pakis (Desa Sumberpasir dan Desa Pakiskembar).

Page 23: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

4

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 24: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

5

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Penduduk

Untuk dapat menentukan kebutuhan air bersih pada masa mendatang, terlebih dahulu

perlu diperhatikan keadaan pertumbuhan penduduk yang ada pada saat ini dan proyeksi

jumlah penduduk di masa mendatang. Beberapa faktor yang mempengaruhi proyeksi

penduduk adalah:

a. Jumlah populasi penduduk dalam suatu wilayah

b. Kecepatan pertambahan penduduk

c. Kurun waktu proyeksi

Hasil analisa ini selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan perencanaan

pengembangan sistem penyediaan air bersih. Metode yang digunakan untuk

memproyeksikan jumlah penduduk di masa mendatang adalah:

2.1.1 Metode Ekponensial

Perkembangan penduduk berdasarkan metode ekponensial dapat dilihat dengan

persamaan berikut (Muliakusumah, 2000 : 255):

Pn = P0.er.n

(2-1)

dengan:

Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun ke-n (jiwa)

P0 = jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa)

r = angka pertambahan penduduk (%)

n = periode tahun yang ditinjau (tahun)

e = bilangan logaritma natural (2,7182818)

2.1.2 Metode Aritmatik

Jumlah perkembangan penduduk dengan menggunakan metode ini dirumuskan

sebagai berikut (Muliakusumah, 2000 : 254):

Pn = P0(1+rn) (2-2)

dengan:

Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun ke-n (jiwa)

P0 = jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa)

r = angka pertambahan penduduk per tahun (%)

n = jumlah tahun proyeksi (tahun)

Page 25: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

6

2.1.3 Metode Geometrik

Dengan menggunakan metode geometrik, maka perkembangan penduduk suatu daerah

dapat dihitung dengan formula sebagai berikut (Muliakusumah, 2000 : 253):

Pn = P0(1+r)n

(2-3)

dengan:

Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun ke-n (jiwa)

P0 = jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa)

r = angka pertambahan penduduk tiap tahun (%)

n = jumlah tahun proyeksi (tahun)

2.1.4 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk

Kriteria pemilihan dari kedua metode sebelumnya berdasarkan uji korelasi sederhana

pada nilai koefisien korelasi terbesar, maksudnya nilai koefisien korelasi (r) paling besar

nantinya dipilih. Nilai koefisien korelasi dapat dihitung berdasarkan atas persamaan

berikut:

2

11

2

1

2

1

2

1 1 1

...

...

n

i

i

n

i

i

n

i

n

i

ii

n

i

n

i

n

i

iiii

YYnXXn

YXYXn

r

(2-4)

dengan:

r = koefisien korelasi

X = tahun proyeksi

Y = jumlah penduduk hasil proyeksi

2.2 Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air adalah jumlah air yang digunakan secara wajar untuk keperluan pokok

manusia domestik dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air. Pada umumnya air

banyak dibutuhkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam suatu

perencanaan sistem jaringan distribusi hendaknya dilakukan perkiraan yang mendekati

besarnya kebutuhan air sehari-hari. Pemakaian air oleh masyarakat tidak terbatas hanya

pada keperluan domestik saja, namun juga keperluan industri dan keperluan perkotaan.

Kebutuhan air bersih berbeda antara kota yang satu dengan kota yang lainnya, adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan air bersih menurut Linsey dan Franzini

(1985,1986) adalah:

a. Iklim, kebutuhan air untuk mandi, menyiram taman, pengaturan udara dan

sebagainya akan lebih besar pada iklim yang hangat dan kering daripada di iklim

Page 26: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

7

yang lembab. Pada iklim yang dingin, air mungkin diboroskan di kran-kran untuk

mencegah bekunya pipa-pipa.

b. Tingkat Ekonomi, pemakaian air dipengaruhi oleh status ekonomi. Pemakaian per

orang/per kapita di daerah miskin jauh lebih rendah dari pada daerah-daerah kaya.

c. Masalah Lingkungan Hidup, meningkatnya perhatian masyarakat terhadap

berlebihnya pemakaian sumber daya alam telah menyebabkan berkembangnya alat-

alat yang dapat dipergunakan untuk mengurangi jumlah pemakaian air di daerah

pemukiman.

d. Keberadaan Industri dan Perdagangan, keberadaan industri dan perdagangan dapat

mempengaruhi banyaknya kebutuhan air per orang (perkapita) dari suatu kota.

e. Harga Air Baku, bila harga air mahal, orang akan lebih menahan diri dalam

pemakaian air dan industri mungkin mengembangkan sistem penyediaan airnya

sendiri dengan biaya yang lebih murah. Para langganan yang jatah air diukur

dengan alat meteran akan cenderung untuk memperbaik kebocoran-kebocoran dan

mempergunakan air dengan efisien.

f. Ukuran Kota, penggunaan air per orang (perkapita) pada kelompok masyarakat

yang mempunyai jaringan limbah cenderung untuk lebih tinggi di kota-kota besar

daripada di kota kecil. Secara umum, perbedaan itu diakibatkan oleh lebih besarnya

pemakaian air oleh industri, taman-taman, perdagangan, kehilangan air dan

pemborosan di kota-kota besar.

2.2.1 Analisa Kebutuhan Air Bersih

Konsep dasar analisa kebutuhan air bersih yang dilakukan dalam studi ini mengikuti

acuan yang dilakukan oleh PDAM Kabupaten Malang dengan dasar pertimbangan yaitu

tinjauan kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Analisa kebutuhan air bersih dihitung

berdasarkan beberapa jenis kebutuhan, yaitu:

1. Kebutuhan air domestik dengan sambungan langsung

2. Kebutuhan air non domestik yang meliputi sosial, perkantoran, pendidikan, niaga,

fasilitas peribadatan dsb.

3. Kehilangan air

4. Pemadam kebakaran

5. Kebutuhan hari maksimum

6. Kebutuhan jam puncak

Page 27: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

8

Tabel 2.1. Kriteria Kebutuhan Air Baku

No Parameter Satuan Kebutuhan

A Tingkat Pelayanan (Target) 80%

B Tingkat Pemakaian Air Liter/orang/hari

1. Domestik :

- Sambungan Halaman (SH)

- Kran Umum (HU)

Liter/orang/hari

Liter/orang/hari

75

30

2. Non Domestik (Industri, Kantor,

Komersial, Sekolah, RS, gereja, dll)

Liter/orang/hari 15% - 30% dari

kebutuhan domestik

C Kebutuhan Hari rata-rata Liter/hari B1 + B2

D Kehilangan Air Liter/hari 20% x C

E Kebutuhan Hari Maksimum Liter/hari (1,15-1,2) x C

F Kebutuhan Jam Puncak Liter/hari 1,75 x C

Sumber: Petunjuk Teknis Perencanaan Rencana Induk dan Studi Kelayakan Sistem Penyediaan Air

Minum Perkotaan

2.2.2 Kebutuhan Domestik

Menurut Kindler and Russel (1984), kebutuhan air untuk tempat tinggal (kebutuhan

domestik) meliputi semua kebutuhan air untuk keperluan penduduk. Seperti kebutuhan air

untuk mempersiapkan makanan, toilet, mencuci pakaian, mandi (rumah ataupun

apartemen), mencuci kendaraan dan untuk menyiram pekarangan. Tingkat kebutuhan air

bervariasi berdasarkan keadaan alam di area pemukiman, banyaknya penghuni rumah,

karakteristik penghuni serta ada atau tidaknya penghitung pemakaian. Penggunaan air

rata-rata untuk rumah tangga dapat di lihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.2. Penggunaan Air Rata-Rata Untuk Rumah Tangga No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Air (liter/orang/hari)

1 Dapur 45

2 Kamar Mandi 60

3 Toilet 70

4 Mencuci Pakaian 45

5 Lainnya (termasuk keperluan di luar rumah) 75

Total Kebutuhan 295

Sumber: Kindler and Russel (1984).

Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh Departemen Kimpraswil tahun 2003,

kebutuhan air domestik (rumah tangga) untuk kota dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:

a. Kategori Kota I (Metropolitan)

b. Kategori Kota II (Kota Besar)

c. Kategori Kota III (Kota Sedang)

d. Kategori Kota IV (Kota Kecil)

e. Kategori Kota V (Desa)

Page 28: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

9

Untuk mengetahui standar kebutuhan air domestik pada tiap-tiap kategori dapat di lihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.3. Standar Kebutuhan Air Domestik (Rumah Tangga) Kategori kota Jumlah penduduk (jiwa) Kebutuhan (liter/orang/hari)

Metropolitan >1.000.000 150-210

Besar 500.000-1.000.000 120-150

Sedang 100.000-500.000 100-120

Kecil 20.000-100.000 90-100

Desa <20.000 60-80

Sumber: Standar Kebutuhan Air Domestik, Ditjen Cipta Karya Departemen

Kimpraswil, 2003

2.2.3 Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih selain keperluan rumah

tangga dan sambungan kran umum, seperti penyediaan air untuk sarana sosial, tempat

ibadah, asrama dan untuk keperluan komersil, seperti industri, hotel, perdagangan,

Pelabuhan serta pelayanan jasa umum. Adapun besarnya kebutuhan non domestik

berdasarkan Permen PU Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM adalah sebesar

15% dari kebutuhan domestik.

2.2.4 Kehilangan Air

Kehilangan air bersih harus juga diperhitungkan karena kehilangan air mempengaruhi

juga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan umum tidak mendapatkan manfaatnya.

Kehilangan air dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:

a. Kehilangan air akibat faktor teknis, misalnya kebocoran dari pipa ditribusi.

b. Kehilangan air akibat faktor non teknis, antara lain sambungan tidak terdaftar,

kerusakan meteran air, kebakaran dan lain-lain.

Sedangkan pada jaringan distribusi dapat diakibatkan oleh rusaknya sambungan serta

kebocoran pada pipa-pipa distribusi. Pada umumnya kehilangan air diperhitungkan antara

10 − 20% dari total kebutuhan air. Kehilangan air dalam perhitungan diasumsikan sebesar

30% dari total kebutuhan (kebutuhan domestik dan non domestik) pada tahap akhir

perencanaan.

2.2.5 Fluktuasi Kebutuhan Air

Besarnya pemakaian air bersih pada suatu daerah tidaklah konstan, tetapi mengalami

fluktuasi. Hal ini tergantung pada aktivitas keseharian dalam penggunaan air oleh

masyarakat. Pada saat-saat tertentu terjadi peningkatan aktivitas penggunaaan air,

sehingga memerlukan pemenuhan kebutuhan air bersih lebih banyak dari kondisi normal,

sementara pada saat-saat tertentu juga terdapat aktivitas yang tidak memerlukan air. Pada

Page 29: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

10

umumnya tingkat kebutuhan air pada masyarakat dibagi menjadi tiga kelompok sebagai

berikut:

1. Kebutuhan air rata-rata, yaitu kebutuhan air rata-rata yang dikonsumsi setiap orang

dalam setiap harinya.

2. Kebutuhan harian maksimum, yaitu kebutuhan air terbesar dari kebutuhan rata-rata

harian dalam satu minggu, kebutuhan harian maksimum digunakan untuk

menghitung kebutuhan air bersih pada pipa transmisi.

3. Kebutuhan air pada jam puncak, yaitu kebutuhan puncak pada jam-jam tertentu

dalam satu hari. Kebutuhan air pada jam puncak digunakan untuk menghitung

kebutuhan air pada pipa distribusi.

Corak variasi kebutuhan air bersih harian yang terjadi pada titik simpul dihitung

dengan menggunakan metode pendekatan penelitian corak fluktuasi kebutuhan air bersih

harian yang dilakukan oleh Dirjen Cipta Karya Departemen PU, karena metode pendekatan

berdasarkan penelitian variasi kebutuhan air bersih tersebut diasumsikan dapat mewakili

perubahan kebutuhan air bersih sepanjang waktu di Indonesia.

Gambar 2.1 Fluktuasi Pemakaian Air Harian

Sumber: Ditjen Cipta Karya Departemen PU, 1994:24

Tabel 2.4. Kriteria Pemakaian Air Bersih Jam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

LF 0,31 0,37 0,45 0,64 1,15 1,4 1,53 1,56 1,42 1,38 1,27 1,2

Jam 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

LF 1,14 1,17 1,18 1,22 1,31 1,38 1,25 0,98 0,62 0,45 0,37 0,25

Sumber: Grafik Fluktuasi Pemakaian Air Bersih Oleh Ditjen Cipta Karya Departemen PU

Page 30: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

11

2.3 Sistem Distribusi dan Sistem Pengaliran Air Bersih

2.3.1 Sistem Distribusi Air Bersih

Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang

mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh

daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran

kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan dan reservoir distribusi.

Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup dan pompa yang

membawa air yang telah dioalah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman, perkantoran

dan industri yang mengkonsumsi air. Termasuk dalam sistem ini adalah fasilitas

penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi), yang digunakan saat kebutuhan air

lebih besar dari suplai distribusi, meter air untuk menentukan banyak air yang digunakan.

Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya

jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas pelayanan), serta menjaga

keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan. Tugas pokok sistem ditribusi

air bersih adalah mengantarkan air bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani

dengan tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan

perancanaan awal. Faktor yang didambakan oleh para pelanggan adalah ketersediaan air

setiap waktu. Suplai air melalui pipa induk yang mempunyai dua macam sistem:

Continuous system

Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus

selama 24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat

memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi pada posisi pipa manapun.

Sedangkan kerugiannya yaitu pemakaian air cenderung akan lebih boros dan bila

terjadi kebocoran sedikit saja, maka jumlah yang hilang akan sangat besar.

Intermitten sistem

Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore

hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan

perlu menyediakan tempat pemyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air

untuk fire fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang

digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai

beberapa jam saja. Sedangkan keuntungannya adalah pemborosan air dapat

dihindari dan juga sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air terbatas.

2.3.2 Sistem Pengaliran Air Bersih

Air merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup umumnya

dan manusia khususnya. Air sebagai pemenuh kebutuhan untuk berbagai kebutuhan

Page 31: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

12

sehari-hari, diantaranya untuk keperluan aktivitas domestik, keperluan industri, sosial,

perkantoran dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Untuk mengalirkan air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan

tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan

peralatan yang lain. Di dalam sistem transmisi ada beberapa cara pengaliran yang dapat

dilakukan, antara lain:

Sistem saluran terbuka, sistem ini hanya memperhatikan ketinggian tanah dan

konstruksi saluran untuk dapat mengalirkan air dengan kapasitas besar sehingga

biaya pembuatan dan operasionalnya murah. Saluran yang terbuka amat sensitif

terhadap faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas air yang dialirkan.

Sistem saluran tertutup, sistem ini mampu membawa air dengan kapasitas besar dan

memungkinkan kehilangan air kecil bila dibandingkan dengan debitnya.

Sistem pipa, pada sistem ini aliran tidak tergantung pada profil tanah. Kualitas air

tidak mudah dipengaruhi oleh faktor luar, selain itu operasi dan pemeliharaannya

mudah, walaupun biaya pembuatan lebih mahal jika dibandingkan denga sistem

terbuka dan sistem tertutup.

2.4 Sistem dan Komposisi Sistem Penyediaan Air Minum

2.4.1 Sistem Penyediaan Air Minum

Dilihat dari sudut bentuk dan tekniknya, sistem penyediaan air minum dapat dibedaan

atas 2 macam sistem, yaitu:

Penyediaan air minum untuk individual adalah sistem untuk penggunaan individual

dan untuk pelayanan terbatas.

Penyediaan air minum komunitas atau perkantoran, sistem pada metode ini

ditujukan untuk suatu kounitas besar atau kota.

2.4.2 Komposisi Sistem Penyediaan Air Minum

Menurut Linsey dan Franzini (1985), unsur-unsur yang membentuk suatu sistem

penyediaan air yang modern meliputi sumber-sumber penyediaan, Sarana-sarana meliputi

penampungan, penyaluran, pengolahan, tampungan sementara dan sarana-sarana distribusi.

2.5 Hidraulika Aliran Pada Sistem Transmisi Air Baku

Sistem transmisi air baku dari sumber air menuju reservoir atau langsung ke daerah

layanan adalah melalui sistem gravitasi dan sistem pemompaan. Sistem gravitasi

dilakukan dengan menggunakan pipa-pipa transmisi, dimana aliran terjadi karena adanya

perbedaan tinggi tekanan di suatu tempat yang bisa terjadi karena adanya perbedaan

elevasi muka air.

Page 32: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

13

2.5.1 Aliran Melalui Pipa

Hiraulika aliran melalui pipa selalu didasarkan pada kondisi pengaliran penuh pada

suatu tampang melintang yang dipengaruhi oleh pressure gradient. Untuk memperoleh

debit pada setiap tampang pipa dapat ditentukan berdasarkan tampang melintang pipa,

ketinggian pipa, tekanan dan kecepatan aliran dalam pipa. Atas dasar itulah maka sistem

transmisi pada sistem jaringan air bersih menggunakan pipa bertekanan. Pipa bertekanan

adalah pipa yang dialiri air dalam keadaan penuh, pipa semacam ini lebih disukai karena

lebih murah dan sedikit kemungkinan tercemar (Linsley, 1986:307).

Aliran air dalam pipa memiliki tiga energi utama yaitu:

1. Energi kinetik, yaitu energi yang ada pada partikel massa air sehubungan dengan

kecepatannya.

2. Energi tekanan, yaitu energi yang ada pada partikel massa air sehubungan dengan

tekanannya.

3. Energi ketinggian, yaitu energi yang ada pada partikel massa air sehubungan

dengan ketinggiannya terhadap garis referensi (datum line).

2.5.2 Perlengkapan Sistem Transmisi

Yang dimaksud disini adalah bangunan dan perlengkapan pipa yang diperlukan dalam

sistem transmisi, antara lain:

1. Kran air manual (gate valve)

Berfungsi untuk mengatur debit aliran dan memungkinkan untuk pemeriksaan,

pemeliharaan serta perbaikan.

2. Kran air berpelampung

Kran ini ditempatkan pada ujung pipa transmisi sebelum masuk ke bak

penampungan (reservoir). Besarnya bukaan kran bekerja secara otomatis karena

ketinggian air yang ada di bak penampung. Jika air dalam bak penuh, maka kran

ini akan tertutup secara otomatis, sehingga air dalam pipa transmisi tidak mengalir.

3. Kran penguras (blow off)

Berfungsi untuk menguras kotoran dan endapan dalam pipa transmisi, juga sangat

diperlukan dalam keadaan darurat, seperti saat perbaikan pipa atau pipa akan

terputus. Pemasangannya pada bagian terendah/tekanan terendah dari jalur pipa.

4. Katup udara (air valve)

Fungsinya untuk mengeluarkan udara yang terakumulasi dalam pipa. Udara yang

terakumulasi dalam pipa dapat disebabkan perhitungan disain yang kurang baik,

dekatnya jarak inlet dengan permukaan debit minimum sumber air, turbulensi aliran

Page 33: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

14

dengan kemiringan terlalu tingi. Pemasangannya umumnya pada pipa dengan

elevasi tertingi atau pada lokasi dimana kemiringan lintasannya berubah menjadi

lebih curam.

5. Sambungan pipa (bend)

Sambungan pipa untuk belokan maupun percabangan.

2.6 Jaringan Distribusi

Jaringan distribusi adalah sistem perpipaan yang digunakan untuk mengalirkan air dari

bak penampungan sementara ke konsumen. Perencanaan suatu jaringan air bersih

bertujuan untuk menyalurkan air secara merata dan seimbang ke seluruh daerah pelayanan,

sehingga masing-masing konsumen dapat menggunakan air bersih sesuai dengan kapasitas

yang dibutuhkan setiap saat.

Beberapa faktor yang sangat menentukan dalam merencanakan suatu sistim distribusi,

antara lain:

- Rencana induk pengembangan kota dengan perkiraan jumlah penduduk di masa

yang akan datang.

- Besarnya jumlah kebutuhan air.

- Fluktuasi pemakaian air

- Keadaan topografi daerah.

- Kondisi jaringan jalan

- Lokasi pengambilan serta reservoir distribusi.

Dasar perencanaan sistim penyediaan air bersih meliputi:

- Periode perencanaan dan penahapan

- Cara pengaliran distribusi

- Sistem jaringan distribusi

- Pembagian daerah pelayanan

Page 34: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

15

Gambar 2.2 Sistem Jaringan Air Bersih Sederhana

Sumber: Grigg, 1996 dengan modifikasi

2.6.1 Kapasitas Sistem Distribusi

Kapasitas sistim distribusi sangat dipengaruhi oleh pemakaian air pada jam puncak,

untuk kebutuhan rumah tangga mencapai puncaknya, terjadi sekitar pukul 07.00 − 09.00

pagi dan antara pukul 16.00 − 18.00 sore dimana merupakan saat kesibukan penduduk

dalam menggunakan air setiap hari, misalnya untuk mandi, mencuci, memasak dan lain

sebagainya. Sedangkan untuk keperluan industri dan komersial, puncak pemakaian air

tegantung dari jam kerja masing-masing. Pada malam hari terjadi penggunaan air yang

terendah sesuai aktifitas pemakaian itu sendiri yang dapat dikatakan tidak ada kegiatan.

2.6.2 Kecepatan Aliran dalam Pipa

Kecepatan aliran dalam pipa sangat berpengaruh pada kehilangan tekanan dalam pipa.

Kecepatan berkisar antara 0,6 m/detik sampai 3,0 m/detik dan pengambilan angka

kecepatan bervariasi tergantung pada besar pipa yang digunakan. Kecepatan yang terlalu

rendah akan menyebabkan terjadinya pengendapan di dalam pipa, sedangkan kecepatan

yang besar akan mempercepat penggerusan pada dinding-dinding pipa.

2.6.3 Tekanan Air dalam Pipa

Tekanan air dalam pipa berpengaruh terhadap pengaliran air pada suatu jaringan

distribusi. Untuk menganalisa tekanan didalam pipa distribusi dikenal beberapa cara yang

umum digunakan yakni cara ekivalen dan cara cross. Pada cara ekivalen, prinsip

perhitungan digunakan pipa pengganti yang dianggap ekivalen dengan pipa tersebut.

Sedangkan pada cara cross, perhitungan dilakukan dengan sistem coba-coba.

Page 35: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

16

2.6.4 Pengaliran dalam Pipa

Sistem pengaliran di dalam pipa yaitu suatu keadaan dimana air memenuhi seluruh

penampang pipa. Pada saat air tidak penuh, maka pengaliran tersebut harus disamakan

dengan pengaliran di dalam saluran terbuka. Akibat pengaliran dalam pipa, maka akan

terjadi kehilangan energi, hal tersebut disebabkan oleh gesekan di dalam pipa dan akibat

tikungan atau terjadi perubahan penampang pipa.

Kehilangan energi akibat gesekan dalam pipa dapat dihitung dengan metode-metode

antara lain:

1. Rumus Darcy- Weisbach.

Hf = f ∙ gD

L v2

2

(2-5)

dimana :

Hf = Kehilangan Energi (m)

F = Factor Gesekan

L = Panjang Pipa

V = Kecepatan Aliran (m/det)

D = Diameter Pipa

g = Percepatan Gravitasi (9.8 m/det)

2. Rumus Hazen William

Hf 0.54 =

DC

Q

HW

L

87037,4852,1

852,1

..67416,10

(2-6)

dimana :

Hf = Kehilangan Energi (m)

L = Panjang Pipa (m)

V = Kecepatan Aliran (m/det)

D = Diameter Pipa (m)

Q = Debit aliran (m3/dt)

C = Koefisien Hazen William

Besarnya nilai koefisien gesekan (c) tergantung dari jenis pipa, diameter pipa dan

umur pipa. Nilai c dapat dilihat pada tabel berikut

Page 36: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

17

Tabel 2.5. Angka koefisien C Hazen – William

Jenis Pipa Koefisien Kehalusan”C”

Pipa besi cor, baru 130

Pipa besi cor, tua 100

Pipa baja, baru 120 – 130

Pipa baja, tua 80 – 100

Pipa dengan lapisan semen 130 – 140

Pipa dengan lapisan asphalt 130 – 140

Pipa PVC 140 – 150

Pipa besi galvanis 110 – 120

Pipa beton (baru, bersih) 120 – 130

Pipa beton (lama) 105 – 110

Alumunium 135 – 140

Pipa bambu (betung, wulung, tali) 70 – 90

Sumber: Hydraulics of pipelines System Berdasarkan rumus hasen William, untuk memperoleh kehilangan tekanan akibat

gesekan air dengan dinding pipa dapat menggunakan grafik nomogram dalam

penyelesaiannya.

3. Rumus Manning

Hf = 3/16

2229359,10

D

L Qn (2-7)

dimana :

Hf = Kehilangan Energi (m)

L = Panjang Pipa (m)

V = Kecepatan Aliran (m/det)

D = Diameter Pipa (m)

Q = Debit aliran (m3/dt)

n = Koefisien Manning

2.7 Perpipaan

2.7.1 Pemilihan Jenis Pipa

Sebelum memilih pipa dengan tepat, maka yang harus diketahui mengenai sifat-sifat

kekuatan pipa yang akan dipakai. Dalam pemilihan pipa yang akan digunakan dipengaruhi

pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Kondisi yang digunakan:

Tekanan saat pengoperasian dan pemindahan

Beban tanah, kapasitas tanah dan potensi daerah yang digunakan

Potensi korosi dari tanah

Potensi korosi berasal dari air

Page 37: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

18

2. Ketersediaan:

Ketersediaan bahan pipa dan kemampuan pengalaman para ahli dalam

menginstalasi pipa

Ukuran dan ketebalan pipa yang digunakan

Potensi korosi berasal dari air

3. Karakteristik pipa:

Kekuatan pipa yang digunakan

Bentuk pipa

Ketahanan terhadap korosi

Ketahanan terhadapa gesekan air dalam pipa

4. Ekonomi:

Biaya (termasuk biaya pekerjaan dan bahan instalasi)

Usia pipa yang digunakan

Biaya perbaikan dan pemeliharaan

Pipa yang umumnya dipakai untuk sistem jaringan distribusi air terbuat dari bahan-bahan

seperti di bawah ini:

1. Pipa Besi Tuang (Cast Iron)

Pipa besi tuang telah digunakan lebih dari 200 tahun yang lalu. Pipa ini biasanya

dicelupkan dalam larutan kimia untuk perlindungan terhadap karat. Umumnya

panjang pipa adalah 4 m dan 6 m. Tekanan maksimum pipa sebesar 25 kg/cm2 dan

umur pipa dapat mencapai 100 tahun (Linsley, 1996:297).

2. Pipa BesiPGalvanisO(Galvanized7Iron)

Pipa9jenis8ini7bahannyahterbuatjdarikpipalbajatyangFdilapisiyseng.GPelapisan

dengan cara ini merupakan pengendalian karat yang efektif. Umur pipa pendek

yaitu antara/7?–{109tahun.1Pipa berlapis seng digunakan

secara2luas4untuk7jaringan-pelayanan sistem distribusi yang5kecil (Linsley,

1996:297).

3. Pipa PlastikA(PVC)

Pipaoini lebih dikenalgdengan sebutan pipauPVCt(Poly Vinyl Chloride). Panjang

pipa 4 m atau 6 m dengan ukuran diameter pipa mulai 16 mm hingga 350 mm. Dan

umur pipa dapat mencapai 75 tahun (Linsley, 1996:301).

Page 38: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

19

4. Pipa1BajaM(SteelDPipe)

PipaOinipterbuatfdarigbajahlunakjdanLmempunyaivbanyakbragamndi2pasaran,

mempunyai garis tengah sampai lebih dari 6 m. Umur-pipa_baja0yang)cukup

terlindungi2paling4sedikit>40<tahun?(Linsley, 1996:296).

5. Pipa Beton (Concretel Pipe)

Pipaoinihtersedia+dalam-ukuran)garis9tengah&750^mm – 3.600 mm, sedangkan

panjang standar 3,6 – 7,2 m. Pipa ini berumur 30 – 50 tahun (Linsley, 1996:299).

6. PipauHDPEi(HighpDensityoPolyethylene)

Pipagplastiknbertekananmyangbbanyakvdigunakancuntukfpipadairxdangpipaggas.

Disebutepipawplastiktkarena{material}HDPE”berasalzdariapolymerpminyak*bumi

Teknologi1yang2digunakan4untuk6memproduksi7pipa8ini9dikenal sebagai-

ProcessnIntensificationo(IntensifikasilProses)[atau]PI-singkatnya.

Pipa&HDPE*dapat(disambungkan)dengan-cara_pemanasan+(heat9-fusion)6untuk

membentuk\sambungan?bersama?yang?kuat>atau<lebih>kuat6daripada=pipa_itu5s

endiri=dan]tanpa{kebocoran.=Benefit”PipaLHDPEKtidakJakannmenimbulkan

korosi pada pipa, tuberculate atau mendukung pertumbuhan biologisC(jamur).

Pemilihan dari jenis pipa ini dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu:

- Keadaan tanah daerah pelayanan

- Diameter pipa yang ada di pasaran

- Daya tahan pipa

- Faktor ekonomi

- Keadaan lapangan.

2.7.2 Cara Penyambungan Pipa

Penyambungan pipa yang kedap air harus dilakukan dengan baik untuk mencegah

terjadinya kebocoran/kehilangan air dan mempekecil gangguan di masa yang akan datang.

Dalam penyambungan pipa sering terjadi penyimpangan sudut. Untuk menghindari

kebocoran akibat penyimpangan sudut, maka penyimpangan sudut tersebut harus diatasi

dengan menyesuaikan terhadap jari-jari lengkung minimum dari masing-masing jenis pipa

yang dipakai.

2.7.3 Lokasi dan Penanaman Pipa

Untuk melindungi pipa dari gangguan beban yang diakibatkan oleh beban lalu lintas,

perusakan oleh penduduk dan untuk menjaga temperatur air tetap sejuk, maka jaringan

pipa distribusi air bersih harus tertanam di dalam tanah. Kedalaman penanaman pipa

Page 39: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

20

disesuaikan dengan syarat teknis pemasangan yang mana tergantung pada jenis pipa,

ukuran pipa, keadaan tanah lokasi penanaman pipa

2.8. SimulasiIAliranIpadaISistemIJaringan AirIBersih

Terdapat duaIkondisi pengaliran dalam perencanaanIskema jaringan distribusi air

bersih yaitu kondisi permanen dan kondisi tidak permanen. Penentuan jenis kondisiIaliran

amat tergantungIpada pola konsumsi air pada masyarakat untuk setiap jamdalam

perharinya.

2.8.1 Analisa pada Kondisi Permanen

Analisa pada kondisi permanen mengevaluasi kondisiIaliran, tekanan dan kapasitas

dari komponenIsistem distribusi airIbersih termasuk sistem pipa, penampunganIdan sistem

pompa pada corak permintaanItunggal. ISimulasi ini dilakukan pada saat kondisi kritis

pada harianimaksimum, jamipuncak, kebutuhanipuncak, danipengisian tampungan

sehingga memberikan suatu informasi dari kondisi jaringan pada waktu yang diberikan.

2.8.2 Analisa padaiKondisi TidakiPermanen

Analisa pada kondisi tidakipermanen mengevaluasiikondisi aliran, tekanan dan

kapasitas dariikomponen sistem distribusi air bersih termasuk sistemipipa, penampungan

dan sistemipompa pada corakirangkaian permintaaniserial dengan permintaan sistem

berubah-ubah. iDalam simulasiiini terdapatibeberapa parameter yang digunakan seperti:

karakteristik tandon, kontrol operasi, pompa, durasi daninilai tahap waktu, rasio dan faktor

beban (loading factor). Beberapa kriteria daniasumsi yang digunakan yaitu: simulasi

didasarkan pada perhitungan fluktuasiibeban titik simpul sebagai akibaticorak perubahan

permintaan yang dilakukan pada kondisi normalidimana variasi kebutuhan titik simpul

disebabkan olehifluktuasi kebutuhanipelangganitiap jam dengan durasi 24 jam.

2.8.3 PerencanaaniTeknikiDistribusii

Air yang dihasilkan dariiinstalasi pengelolaan airidalam perencanaan jaringan

distribusi, dapatiditampung{dalam|reservoir\yang{berfungsiiuntuk;menjaga'keseimbangan

antaraaproduksiidengankkebutuhan,ssebagaiipenyimpanikebutuhanaairddalam kondisi

daruratddannsebagaippenyediaankkebutuhanaairuuntukkkeperluaniinstalasi. rReservoir

dibangunddalambbentuk rreservoirttanahiyanguumumnyaauntukmmenampungpproduksi-

airadarissistemiinstalasippengelolaannair,yatauddalambbentukimenaraaairgyang-

umumnyauuntukkmengantisipasiikebutuhanppuncakppadaddaerahhdistribusi.

Ketentuan–ketentuanyyanggharussdipenuhiidalammperencanaanddenah((lay-out)

sistemddistribusiiadalahasebagaibberikut:

Page 40: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

21

a) Denahh(lay-out) sistemgdistribusiiditentukanjberdasarkanckeadaan{topografi}wilayah

pelayanan-dan+lokasi=instalasi-pengelolaan_air.

b) Tipeesistemmdistribusiuditentukaninberdasarkan keadaan topografi wilayah

pelayanan.

c) Jikaakeadaan~topografi tidaki memungkinkanluntuk>sistemigravitasi/seluruhnya,

diusulkanpkombinasiosistemtgravitasifdangpompa.zBilazsemuaiwilayah pelayanan-

relatif8datar,5maka<dapat>digunakan&sistem^pemompaan$langsung, kombinasi-

denganfmenggunakangmenarazairaatautpenambahanbpompaypenguat.(booster.pump).

d) Jikaeterdapattperbedaandelevasigwilayahhpelayananjterlalumbesar”atau”lebih”dari:40

m,owilayahypelayanan7dibagi5menjadi4beberapazzona2sedemikian rupa`sehingga-

memenuhi)persyaratan(tekanan8minimum.-Untuk|mengatasi\tekanan/yang?berlebihan

dapat*digunakan^katup%pelepas$tekan.

2.9 RAB (Rencana Anggaran Biaya)

RAB merupakan estimasi, ialahl’suatu rencanal’biaya sebeluml’bangunan ’atau

proyek dilaksanakan.-Diperlukanl’baikl’oleh’lpemilkl’bangunanl’ataul’owner’lmaupun

kontraktor’lsebagail’pelaksanalpembangunan.’ RAB yang’lbiasal’jugal’disebutl’biaya

konstruksil’dipakail’sebagail ancer-ancerl’danl’peganganl’sementaral’dalaml’pelaksanaan.

Karenal biaya ’konstruksil sebenarnya ’(actual`\cost) |baru dapat disusun`|setelah|`

selesai|`pelaksanaan|iproyek.

Estimasi|ibiaya|ikonstruksi|Idapat|IdibedakanI|atasI|estimasiI|kasaranI|(approximate

|iestimates|Iatau|ipreliminary|iestimates)|idan|iestimasi|iteliti| atau|lestimasi|ldetail|(detailed

estimates).|iEstimasil|kasaranl|biasanyal |diperlukan|-untuk pengusulan|-atau|-pengajuan

anggaran-|kepada-|instansi-|atasan,|misalnya pada pengusulan|DIP|(Daftar|Isian|Proyek)

proyek-proyek|pemerintah dan juga digunakan-dalam|:tahap\;studi|;kelayakan:\suatu

proyek.:\Sedangkanestimasi’\detail\ adalah\ RAB\’lengkap”’yang”’diapakai’’dalam-

penilaian’’penawaran:”pada-pelanggan, serta sebagai pedoman dalam-pelaksanaan-

pembangunan.

Estimasi:,detail.:pada.’hakekatnya merupakan’.RAB’.lengkap ’.yang’.terperinci-

termasuk’.biaya-biaya|tak|langsung|atau.overhead,|keuntungan|dan pajak|diperhitungkan

berdasar/\presentase\/(%)\/terhadap\/biaya\/konstruksi.

Tingkatan\/RAB\/atau\/estimasi dalam\/pekerjaan\/teknik-sipil,-atau-proyek-pada

umumnya, -dapat\/dibagi\/atas\/tujuh\/tingkat\/atau\/tahap:

a. Preliminary-estimate,-merupakan\/hitungan kasaran sebagai\/awal\/estimasi\/atau

estimasi\/kasaran;

Page 41: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

22

b. Appraisal-estimates, -dikenal-sebagai-estimasi-kelayakan- (feasibility-estimate);

diperlukan\/dalam/\rangka/\membandingkan/\beberapa/\estimasi/\alternatif?\dan/\sua

tu/\rencana/\(scheme)\/tertentu;

c. Proposal-estimate, adalah-estimasi-dari-rencana-terpilih-(selected-scheme); biasanya

dibuat?\berdasarkan/\suatu?\konsep|/desain?\dan?\studi?\spesifikasi?\desain?\yang-

akan?\mengarah?\kepada?\estimasi?\biaya?\untuk?|pembuatan?\garis-garis?\besar-

desain?\(outline desain);

d. Approved-estimate, -modifikasi//dan\\proposal\\estimate\\bagi||kepentingan||client-

atau||pelanggan,||dengan||maksud||menjadi||dasar||dalam||pengendalian||biaya\\proyek;

e. Pre-tender-estimate,-merupakan\\penyempurnaan\\dan\\approved\\estimate

berdasarkan”desain”pekerjaan”definitif”sesuai”informasi”yang:tersediadalam

dokumen|:tender|:atau|:RKS, dipersiapkan-untuk-evaluasi-penawaran-pada-lelang;

f. Post-contract-estimate, -adalah\\perkembangan\\lebih\\lanjut||mencerminkan\|besar

biaya|\setelah//pelulusan??dan//tercantum|/dalam|/kontrak; -memuat-perincian-uang

dengan`masing-masing}pekerjaan}(bill}\of}\quantities){/sertaipengeluaran`ilainnya;

g. Achieved cost, merupakan besar biaya sesungguhnya atau real cost, disusuni!setelah

proyek!iselesaii!digunakan!isebagai1data!iatauI!masukan!iuntuk’proyek`mendatang.

RAB terdiri dari dua macam:

RAB kasaran (global) perhitungan lebih sederhana dan bersifat global, mislanya

bangunan gedung dihitung berdasarkan besar lantai (m2) , jalan raya berdasar panjang

ruas jalan (dalam km), jembatan berdasarkan panjang bentang (dalam m),dsb.

RAB detail, perhitungan lebih teliti berdasarkan volume masing-masing jenis

pekerjaan pada bangunan tersebut, mislanya untuk bangunan gedung ada pekerjaan

tanah (galian/timbunan), pekerjaan dinding/tembok, pekerjaan kayu, atap, mengecat,

dsb.

Hal-hal yang mencakup dalam perhitungan RAB antara lain:

Harga!:material!:bangunan

Upah!:tenaga kerja

Peralatan!:(beli!:atau:!sewa)

Metode|!pelaksanaan

Waktu!|penyelesaian

Page 42: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

23

2.9.1!|Langkah-langkah!|Persiapan Perhitungan RAB

Sebagai|!langkah!|awal!|dalam!|perhitungan!|RAB|`perlu dilakukan upaya~persiapan

agar diperoleh angka yang tepat atau akurat.

Adapun|}kegiatan|[pada|[langkah|[itu|[mencakup|]hal-hal[|berikut:

a. Peninjauan!1ruang!1lingkup!1proyek`pertimbangan|`pengaruhi|lingkungani|lokasii|da

rii|segii|keamanan, tenaga kerja, lalu-lintas dan jalan masuk, ruang untuk gudang, dan

sebagainya terhadap biaya.

b. Penentuani|kuantitasi|ataui|volume|ipekerjaan|idan|ikonstruksi|ibangunan/|proyek.

c. Harga material yang akan digunakan.

d. Harga tenaga (pekerja dan tukang).

e. Harga peralatan kerja (beli atau sewa).

f. Biaya tak terduga dan pembulatan.

2.9.2|\Dasar|\Perhitungan

Perhitungan|\RAB|\pada prinsipnya diperoleh sebagai|\jumlah|\seluruh|\hasil-kali

volume\|tiap\|jenisi pekerjaan||= yang ada|{dengan|{harga|{satuan|}masing-masing.-

Volume|!pekerjaan!|dapat diperoleh!|dan!|membaca!|dan!|menghitung|`atas|~gambar-

desain|`(lebih|`dikenal`|sebagai`|gambar`|bestek).- Biaya-konstruksi-mencakup-harga-

harga-bahan,-upah tenaga, dan peralatan yang digunakan. Semua||unsur|.biaya-

ditentukan|`harga|`satuan|`tiap`|jenis`|pekerjaan, dan untuk ini dapat digunakan pedoman

AHSP bidang Pekerjaan Umum tahun 2013. Secara`|umum`|prosedur`|perhitungan`|RAB-

disusun`|atas`|dasar`|lima`|unsur`|harga`|berikut:

RAB=-Jumlah[|seluruh-hasil-kali|[volume|[tiap|[jenis|[pekerjaan-x-harga[|satuan[|masing-

masing

a. Bahan-bahan atau material bangunan

Dihitung|[kuantitas|[(volume,|[ukuran,|[berat,|[tipe,|[dsb)|[masing-masing|[jenis-

bahan yang digunakan. Juga|-harga|-tiap|-jenis|-bahan|-itu|-sampai|-di|-lokasi-

pekerjaan|-(termasuk|}ongkos-angkut),-bahkan|[kadang-kadang|[mencakup|[biaya-

pemeriksaan|]kualitas|[dan|]pengadaan|]gudang/tempat|]penyimpanan.

b. Upah|]tenaga]|kerja

Dihitung]|jam[|kerja-yang-dibutukan-dan|{jumlah-biaya/upah..Biasanya::digunakan

berdasar::harian;:atau’’per’’hari``sebagai``unit`’waktu,,serta`’volume`’pekerjaan`’y

ang::dapat”diselesaikan’~dalam~unit.waktu)(tersebut..Sebagai’)unit’)waktu)’dapat(

pula(‘atas~dasarrtiapijam.-Perluediketahuihbahwawkemampuanmtiapatenaga-

Page 43: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

24

kerjartidakdsamamtergantungnketrampilanpdanapengalaman,-demikian-juga-besar-

upahnya.

c. Peralatan

Dihitunghbanyakydanajenisstiapiperalatanlyangldiperlukanlsertagharga/biayanya

(belieatauesewa).-Biaya-peralatan-termasukeongkoseangkut/mobilisasi,uupah

operatorumesin,bbiayabbahantbakartdantsebagainya.-Kemampuantperalatantper

satuantwaktutperlutdiketahui.

d. Overhead

Biasanya-dikategorikanfsebagaifbiayaftakfterdugakatauhbiayautakulangsung,-dan

dibagi-menjadi-dua-golongan,-yakni-pertama-yang-bersifat-umum,%serta)kedua

yang(berkaitan-dengan-pekerjaan!di!lapangan.-Overhead-umum-misalnya-sewa

kantor,-peralatan-kantor,-listrik,-telepon,-perjalanan,-asuransi/jamsostek,-termasuk

gaji/upahhkaryawanwkantoryyangbterlibatbkegiatanbproyek. Sedangkanvoverhead

lapanganvmerupakanvbiayavyangvtakvdapatvdibebankanvpadavhargavbahan-

bahan, upah pekerja dan peralatan, seperti telepon di proyek, pengamanan, biaya

perizian,tdanvsebagainya.vBiayaaoverheadfkeseluruhantditetapkantberdasar

pengalaman,nbiasanyansekitarb12i1sampai1i30%|!darii!jumlah!iharga!ibahan,

upah, dan peralatan.

e. Keuntungan!idani!pajak

Besar|!keuntungan!|tergantungl|padal!besar-kecilnyal!proyekl!danl!besarnya rasio

serta!ltingkatl1kesulitanl1pekerjaan. Biasanya!lkeuntungan!lberkisarl!antara!l8

sampai,.15%’,dari,’biaya’,konstruksi. Sedangakan pajak:.besarnya.:tergantung.pada

peraturan;pemerintah”yang’berlaku, biasanya antar 10 sampai 18%.

2.10 Analisis Biaya

Biaya merupakan satu-satunya faktor yang memiliki kepastian yang cenderung tinggi

yang berpengaruh dalam penentuan harga jual produk atau jasa. Biaya juga memberikan

informasi batas bawah suatu harga jual yang harus ditentukan. Informasi biaya

memungkinkan manajemen melakukan pengolahan alokasi berbagai sumber ekonomi

untuk menjamin dihasilkannya nilai keluaran yang memiliki nilai ekonomis yang lebih

tinggi dibandingkan dengan nilai masukan yang keluar, sehingga kegiatan organisai dapat

menghasilkan laba (untuk perusahaan bermotif laba) atau sisa hasil usaha (untuk

perusahaan yang tidak bermotif laba).

Page 44: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

25

2.10.1 Biaya Proyek

Biaya investasi proyek dapat didefinisikan sebagai jumlah semua pengeluaran dana

yang diperlukan untuk melaksanakan proyek sampai selesai mulai dari ide, studi

kelayakan, perencanaan, pelaksanaan sampai pada operasi dan pemeliharaan membutuhkan

bermacam-macam biaya. Pada analisa kelayakan ekonomi, biaya-biaya tersebut

dikelompokkan menjadi beberapa komponen sehingga memudahkan analisa perhitungan

semua biaya (Kodoatie, Robert J., 1995:71). Biaya itu dikelompokkan menjadi dua, yaitu

biaya modal (capital cost) dan biaya tahunan (annual cost).

2.10.2 Biaya Modal (Capital Cost)

Definisi dari biaya modal adalah jumlah semua pengeluaran yang dibutuhkan mulai

dari prastudi sampai proyek selesai dibangun. Semua pengeluaran yang termasuk biaya

modal dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Biaya langsung (Direct Cost)

Biaya ini merupakan biaya yang diperlukan untuk pembangunan suatu proyek,

misalnya untuk membangun suatu bendungan. Biaya yang diperlukan terdiri dari:

Biaya pembebasan tanah

Biaya bahan bendungan

Biaya pengerjaan (upah tenaga kerja, sewa peralatan, dan lainnya)

Semua inilah yang nantinya menjadi biaya konstruksi yang ditawarkan pada

kontraktor kecuali biaya pembebasan tanah.

2. Biaya tak langsung (Indirect Cost)

Biaya ini ada tiga komponen, yaitu:

a. Kemungkinan/hal yang tak diduga (contingencies) dari biaya langsung.

Kemungkinan/hal yang tidak pasti ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1) Biaya/pengeluaran yang mungkin timbul tetapi tidak pasti.

2) Biaya yang mungkin timbul namun belum terlihat.

3) Biaya yang mungkin timbul akibat tidak tetapnya harga pada waktu yang

akan datang (misal ada kemungkinan kenaikan harga).

Biasanya biaya untuk ini merupakan suatu angka prosentase dari biaya langsung,

misal 5%, 10%, ataupun 15%. Hal ini sangat tergantung dari pihak pemilik dan

perencana, besarnya prosentase ini lebih kecil.

Page 45: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

26

b. Biaya teknik (engineering cost)

Biaya teknik adalah biaya untuk pembuatan desain mulai dari studi awal

(preliminary study), prastudi kelayakan, studi kelayakan, biaya perencanaan dan

biaya pengawasan selama waktu pelaksanaan konstruksi.

c. Bunga (interest)

Dari periode waktu mulai ide sampai pelaksanaan fisik, bunga berpengaruh

terhadap biaya langsung, biaya kemungkinan dan biaya teknik sehingga harus

diperhitungkan.

2.10.3 Biaya Tahunan (Annual Cost)

Waktu sebuah proyek selesai dibangun merupakan waktu awal dari umur proyek

sesuai dengan rekayasa teknik yang telah dibuat pada waktu detail desain. Pada saat ini

pemanfaatan proyek mulai dilaksanakan, misanya sebagai sumber air bersih, irigasi,

pembangkit tenaga listrik dan sebagainya. Selama pemanfaatan proyek ini masih

diperlukan biaya sampai umur proyek selesai. Biaya ini merupakan beban yang masih

harus ditanggung oleh pihak pemilik (Investor).

Biaya tahunan proyek terdiri dari tiga komponen, yaitu:

1. Bunga

Biaya ini menyebabkan terjadinya perubahan biaya modal karena adanya tingkat

suku bunga selama umur proyek. Besarnya bisa berbeda dengan bunga selama

waktu dari ide sampai pelaksanaan fisik selesai. Bunga ini merupakan komponen

terbesar yang diperhitungkan terhadap biaya modal.

2. Depresiasi

Depresiasi adalah turunnya/penyusutan suatu harga/nilai dari suatu benda karena

pemakaian dan kerusakan atau keusangan benda itu.

3. Biaya operasi dan pemeliharaan

Agar dapat memenuhi umur proyek sesuai yang direncanakan pada detail desain,

maka diperlukan biaya untuk operasi dan pemeliharaan proyek tersebut.

2.10.4 Biaya Konstruksi

Biaya konstruksi terdiri dari volume pekerjaan satuan, Harga satuan pekerjaan dan

Rencana Anggaran Biaya yang rincian definisinya sebagai berikut:

a. Volume Pekerjaan satuan adalah menghitung banyaknya pekerjaan dalam satu

satuan pekerjaan juga sering disebut sebagai kubikasi pekerjaan. Jadi volume

pekerjaan bukan merupakan volume (isi) yang sesungguhnya melainkan jumlah

Page 46: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

27

volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan. Volume pekerjaan dapat dihitung

dengan satuan m3 (isi), m

2 (luas), m (panjang).

b. Harga satuan pekerjaan merupakan gabungan dari harga barang dengan besar upah

pekerja. Harga satuan pekerjaan ini biasanya memakai analisa biaya BOW

(Bugerliijke Openbare Werkan). Sebagai contoh adalah sebagai berikut: untuk

mengerjakan pekerjaan 1 m3 galian tanah biasa diperlukan tenaga dan biaya dari

0,75 pekerja dan 0,025 mandor.

c. Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan biaya-biaya yang diperlukan untuk

bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan analisis tertentu dan biaya-biaya lain yang

berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Tujuan pembuatan anggaran biaya

adalah untuk memberikan gambaran mengenai bentuk/konstruksi, besar biaya dan

pelaksanaan serta penyelesaian. Besarnya RAB dapat dihitung dengan rumus:

(2-8)

2.11 Analisa Manfaat

Manfaat suatu proyek berarti semua pemasukan keuntungan yang diperoleh selama

umur proyek tersebut. Manfaat suatu proyek dapat diklasifikasikan menjadi

(Kadariah,1976:71):

2.11.1 Manfaat Langsung (Direct Benefits)

Merupakan manfaat langsung dan nampak jelas dari hasil adanya proyek, manfaat ini

berupa:

a. Adanya kenaikan dalam output fisik dari kegiatan yang ditangani proyek.

b. Perbaikan mutu produk (quality improvement).

c. Perubahan dalam lokasi dan waktu penjualan.

d. Perubahan dalam bentuk (grading and processing).

e. Penurunan Biaya (cost)

f. Keuntungan dari mekanisasi

Contoh dari manfaat langsung adalah:

1. Pembangunan Ruas Jalan Tol

2. Pembangunan Bendung

3. Pembangunan PLTMH

2.11.2 Manfaat Tidak Langsung (Indirect Benefits)

Manfaat Tidak Langsung disebut juga manfaat sekunder proyek, yaitu manfaat yang

timbul atau dirasakan di luar proyek karena adanya realisasi proyek. Manfaat tidak

langsung ini terbagi atas:

Page 47: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

28

1. Manfaat yang disebabkan oleh adanya keunggualan skala besar (economics of

scale)

2. Manfaat yang ditimbulkan oleh adanya pengaruh sekunder dinamik, misalkan

perubahan dalam produktivitas tenaga kerja yang disebabkan perbaikan kesehatan

atau pendidikan.

Contoh Manfaat Tidak Langsung adalah:

1. Pembuatan Tanggul banjir sungai yang dapat mengatasi bencana banjir selama

bertahun-tahun

2. Pembangunan Jembatan yang dapat memudahkan akses transportasi dan berdampak

meningkatkan perekonomian masyarakat

2.11.3 Manfaat Nyata (Tangible Benefit)

Manfaat nyata adalah manfaat yang dapat diukur dalam bentuk suatu nilai mata uang.

Dalam studi ini yaitu hasil penjualan air kepada masyarakat. Sedangkan pendapatan yang

berasal dari selain air yaitu biaya penyambungan pipa untuk pelanggan baru.

2.11.4 Manfaat Tidak Nyata (Intangible Benefits)

Manfaat tidak nyata adalah manfaat proyek yang tidak dapat dinilai dalam bentuk

uang, namun berupa seperti rasa aman, terpeliharanya lingkungan, tersedianya sarana

rekreasi dan sebagainya. Manfaat tidak nyata dapat mencerminkan nilai-nilai yang

sebenarnya dalam suatu proyek, seperti adanya tingkat polusi, suara bising dan

pemandangan yang kurang bersahabat dan sebagainya.

2.12 Bunga

Bunga adalah pembayaran tambahan yang dibayarkan untuk menunggu kembalinya

uang pinjaman. Tingkat bunga yang berlaku adalah suatu ukuran keproduktifan yang

diharapkan dari sumbernya dan tingkat minimum keproduktifan yang diharapkan. Kedua

hal tersebut mengikutsertakan waktu diantara penerimaan dan pengembalian pinjaman

untuk menjamin pendapatan (nilai uang dalam waktu tertentu, time value of money).

Tingkat suku bunga tergantung pada tiga faktor:

1. Kondisi perekonomian negara

2. Besarnya resiko yang dikaitkan dengan pinjaman

3. Tingkat inflasi yang diperkirakan di masa depan.

Terdapat dua cara untuk menghitung bunga, yaitu bunga biasa dan bunga berganda.

2.12.1 Bunga Biasa (Simple Interest)

Apabila suatu tingkat suku bunga biasa diberikan, maka bunga yang diperoleh adalah

secara langsung sebanding dengan modal yang dikaitkan dalam pinjaman. Dinyatakan

sebagai rumus, bunga yang didapat I dihitung dengan (Pujawan,2004:26):

Page 48: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

29

I = P . i . n (2-9)

dengan:

P = Jumlah atau modal sekarang (present amaout/principal)

i = Tingkat suku bunga pada suatu periode

n = Jumlah waktu bunga (number of interest periode)

Jika jumlah atau modal yag dipinjamkan P adalah suatu nilai yang tetap,maka bunga

tahunan yang diperhitungkan adalah konstan. Oleh karena itu jumlah total pinjaman yang

berkewajiban untuk membayar kepada yang meminjamkan adalah:

F = P + I

= P + P.i.n

= P (1+ i.n) (2-10)

dengan:

F = Suatu jumlah uang mendatang

P = Jumlah atau modal sekarang (present amaout/principal)

i = Tingkat suku bunga pada suatu periode

n = Jumlah waktu bunga (number of interest periode)

2.12.2 Bunga Berganda/Majemuk (Compound Interest)

Jika bunga pada periode tertentu tidak diambil dan bunga tersebut ditambahkan

kepada modal awalnya maka bunga pada periode berikutnya adalah bunga yang

diperhitungkan terhadap modal awal ditambah bunga pada periode sebelumnya.

Jika modal semula adalah P dan diberikan bunga dengan tingkat suku bunga i% per

tahun maka pada akhir tahun 1 akan mendapatkan bunga P.i untuk jumlah bunga dan

jumlah modal baru dari tahun ke-1 sampai tahun ke- n dapat dihitung seperti pada tabel

berikut (Adhi Suyanto,2001:24).

Tabel 2.6. Jumlah Bunga dan Modal Setelah n Tahun

Tahun

Ke-

Modal

(P)

Jumlah Bunga

(I)

Jumlah Modal Baru

(F)

1 P P.i P + P.i = P (1+i)

2 P (1+1) i P (1+i) + P (1+i) i = P (1+i)

3 P (1+1)2 i P (1+i)

2 (1+i) = P (1+i)

3

n P (1+1)n i P (1+i)

n

Sumber: Ekonomi Teknik Proyek Sumberdaya Air (2001:24)

Page 49: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

30

2.13 Analisa Ekonomi

Analisa Ekonomi teknik pada suatu proyek pembangunan mengarahkan para

perencana dalam menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif hasil perencanaan

dalam menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif hasil peerencanaan yang dipilih.

Alternatif ini bisa berupa perbandingan biaya dari beberapa pilihan yang direkomendasi

dapat pula analisis ekonomi melibatkan unsur resiko yang mungkin terjadi. Selain

membandingkan dengan berbagai macam biaya, analisis ekonomi juga dapat

dikembangkan berdasarkan asas manfaat dari proyek yang bersangkutan.

Evaluasi kelayakan proyek didasarkan pada dua konsep analisa, yaitu analisa ekonomi

dan finansial. Analisa ekonomi bertujuan untuk menentukan apakah proyek yang

direncanakan layak untuk dibangun. Sedangkan analisa finansial bertujuan untuk melihat

dampak investasi terhadap peningkatan pendapatan antara sebelum dan sesudah adanya

proyek, dimana rencana pembangunan proyek ini adalah untuk penyediaan air baku.

2.13.1 Hubungan Manfaat-Biaya

Menurut Kuiper (2001:65), ada tiga parameter yang sering dipakai dalam analisis

manfaat dan biaya, yaitu:

1. Perbandingan Manfaat dan Biaya (Benefit/Cost atau B/C)

Seperti ditunjukkan oleh namanya, metode rasio manfaat/biaya mencakup

perhitungan rasio manfaat terhadap biaya. Biaya yang ditanggung oleh suatu

proyek terdiri atas biaya investasi dan OP. Dalam prakteknya biasanya biaya-biaya

OP dimasukkan sebagai manfaat negatif.

Perbandingan antara benefit dan cost yang dihitung adalah dengan membagi harga

present value komponen benefit dengan harga present value komponen cost. Jika

parameter B/C rasio ini menjadi penentu kelayakan proyek kemudian proyek

dikatakan ekonomis dan layak untuk dibangun apabila harga B/C rasio lebih besar

dari 1,0 (>1).

2. Selisih Manfaat dan Biaya (Net Benefit atau B-C)

Metode kedua dalam pemilihan alternatif dengan parameter benefit-cost adalah net

benefit (benefit netto). Net benefit adalah jumlah benefit dikurangi jumlah cost.

Untuk benefit dan cost yang konstan maka net benefit tahunan adalah selisih dari

kedua parameter ini, sedangkan untuk benefit dan cost yang tidak konstan,

selisihnya perlu dihitung berdasarkan pada waktu yang sama. Semakin tinggi

tingkat suku bunga maka selisih biaya dan manfaat akan makin kecil.

Page 50: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

31

3. Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return atau IRR)

Tingkat pengembalian internal dapat didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang

membuat manfaat dan biaya mempunyai nilai yang sama atau B-C = 0 atau tingkat

suku bunga yang membuat B/C = 1. Bila biaya manfaat tahunan konstan,

perhitungan tingkat pengembalian internal dapat dilakukan dengan dasar tahunan,

tapi bila tidak konstan dapat dilakukan dengan dasar nilai keadaan sekarang

(present value) dan dicari dengan coba-coba (trial and error). Parameter tingkat

pengembalian internal ini sama dengan besarnya bunga komersil yang berlaku,

sehingga sering disebut dengan internal rate of return. Bila besarnya tingkat

pengembalian internal ini sama dengan besarnya bunga komersil yang berlaku,

maka proyek dikatakan impas namun bila lebih besar dikatakan proyek ini

menguntungkan.

Dari ketiga parameter tersebut tidak ada yang paling baik karena pada suatu kondisi

dengan analisis yang mendetail akan didapatkan salah satu parameter yang akan dipakai.

Disamping itu, sering tidak terjadi konsistensi mengenai hubungan ketiga parameter itu,

sehingga bisa terjadi IRR besar tetapi B/C kecil atau sebaliknya. Bisa terjadi pula B/C

besar tetapi B-C minimum.

2.13.2 Indikator Kelayakan Ekonomi

Untuk mendapatkan ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penilaian kelayakan

proyek telah dikembangkan berbagai cara yang dinamakan kriteria investasi. Kiteria-

kriteria yang umum dipakai dan dianjurkan untuk digunakan dalam evaluasi proyek

adalah:

1. Net Benefit Value (NPV)

Net Benefit Value (NPV) merupakan selisih antara nilai seragam (Present Value)

dari manfaat dan nilai seragam dari biaya. Dimana langkah yang harus dilakukan

untuk perhitungan ini tidak banyak berbeda dengan langkah untuk perhitungan

IRR.

Secara umum rumus untuk perhitungan nilai seragam ini adalah sebagai berikut

(Kuiper, 1971:45):

ni1

PA

(2-11)

dengan:

P = nilai sekarang (present value)

Page 51: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

32

A = nilai seragam

I = nilai suku bunga

Dalam evaluasi proyek nilai NPV pada suku bunga pinjaman yang berlaku harus

mempunyai harga > 0. Jika NPV=0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis

seperti nilai investasi. Jika NPV<0 berarti proyek tersebut dari segi ekonomi tidak

layak untuk dibangun.

2. Benefit Cost Ratio (BCR)

Benefit Cost Ratio (BCR) adalah perbandingan antara manfaat (benefit) dengan

biaya. Secara umum rumus untuk perhitungan BCR ini adalah (I Nyoman

Pujawan, 1995:259):

biaya

manfaatBCR

(2-12)

dengan :

BCR = benefit cost ratio

Sebagai ukuran dari penilaian suatu kelayakan proyek dengan BCR ini adalah jika

BCR > 1, maka proyek dikatakan layak dikerjakan dan sebaliknya jika nilai BCR

< 1 proyek tersebut secara ekoomi tidak layak untuk dibangun.

3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) merupakan nilai suku bunga yang diperoleh jika

BCR nilainya sama dengan 1 atau nilai suku bunga jika B-C bernilai sama dengan

0. IRR dihitung atas dasar penerimaan bersih dan total nilai untuk keperluan

investasi. Nilai IRR sangat penting diketahui untuk melihat sejauh mana

kemampuan proyek ini dapat dibiayai dengan melihat nilai suku bunga pinjaman

yang berlaku. Perhitungan nilai IRR ini dapat diproleh dengan rumus sebagai

berikut (Kuiper, 1971:16):

C)"-(B - C)'-(B

C-BI'IRR

(2-13)

dengan:

I’ = suku bunga memberikan nilai B-C positif

I” = suku bunga memberikan nilai B-C negatif

B-C =selisih antara nilai seragam dari manfaat dan biaya

(B-C)’ = B-C positif

(B-C)” = B-C negatif

Page 52: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

33

4. Analisa Sensitivitas

Penentuan nilai-nilai untuk keadaan sesudah proyek seperti produksi, harga dan

lainnya merupakan estimasi dari perencana, terdapat kemungkinan yakni keadaan

sebenarnya yang akan terjadi tidak sama dengan nilai estimasi tersebut. Dengan

melakukan analisa sensitivitas dapat diperkirakan dampak yang akan terjadi

apabila keadaan yang sebenarnya terjadi sesudah proyek adalah tidak sama

dengan estimasi pertama.

Analisa sensitivitas bertujuan untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan

terhadap perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhi

setiap pengambilan keputusan pada ekonomi teknik. Tujuan lainnya adalah untuk

mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan beberapa tindakan pencegahan

yang harus diambil.

Analisa sensitivas biasanya dilakukan dengan mengubah salah satu elemen proyek

(seperti biaya) dan menghitung IRR nya dengan harga tersebut. Beberapa

keadaan yang terjadi dalam analisa sensitivitas proyek pengairan seperti:

1. Terjadi 10% penurunan pada nilai benefit yang diperkirakan

2. Terjadi 10% kenaikan pada biaya proyek yang diperkirakan

3. Tertundanya penyelesaian proyek selama dua tahun.

Secara teoritis ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan Analisa

sensitivitas, yaitu:

1. Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum, misalnya

penurunan hasil pendapatan akibat penurunan jumlah pemakaian/konsumsi

air minum.

2. Terjadinya kesalahan dalam perkiraan hasil/manfaat proyek

3. Terdapat ”cost overrun”, misalnya terjadi kenaikan dalam biaya konstruksi.

Hal tersebut terjadi terumata pada proyek-proyek yang memerlukan biaya

kontruksi yang besar.

2.14 Harga Air

Suatu harga atau penilaian barang dalam bentuk uang dipengaruhi oleh banyak faktor.

Faktor itu bisa suatu faktor yang mempengaruhi secara langsung adanya barang tersebut

(modal, upah tenaga kerja, biaya pengiriman, dsb) dan faktor yang tidak langsung seperti

keadaan sosial dan politik. Faktor yang tidak langsung tidak akan dibahas dalam penulisan

ini. Parameter yang dipakai dalam penentuan harga air bersih biasanya adalah:

Page 53: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

34

1. Perbandingan biaya dan manfaat (benefit cost ratio), manfaat dalam hal ini adalah

rencana harga itu sendiri, maksudnya adalah BCR harus lebih dari 1. Sehingga jika

harga yang akan kita rencanakan dimana dengan biaya tertentu bila dibandingkan

nilainya tidak boleh satu, harus lebih dari satu.

2. Selisih benefit dengan cost, jika pemasukan dikurangi pengeluaran hasilnya

diharapkan di atas nol (untung).

3. Bunga, bunga sangat berpengaruh besar terhadap suatu perencanaan harga. Bunga

disini adalah bunga bank jika aktivitas pengadaan air oleh PDAM dananya

dipinjam dari bank.

Page 54: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Letak Geografis & Administrasi

Kabupaten Malang adalah sebuah kawasan yang terletak pada bagian tengah selatan

wilayah Propinsi Jawa Timur. Posisi koordinat Kabupaten Malang terletak antara 112o 17’

10,90” – 112o 57’ 00” Bujur Timur dan 7

o 44’ 55,11” – 8

o 26’ 35,45” Lintang Selatan.

Secara administrasi Kabupaten Malang berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kabupaten Pasuruan

Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Blitar

Sebelah Timur : Kabupaten Lumajang

Dengan luas wilayah sekitar 3.238,26 km2 Kabupaten Malang terletak pada urutan

luas terbesar kedua setelah Kabupaten Banyuwangi dari 38 Kabupaten/kota di wilayah

Propinsi Jawa Timur.

Secara rinci wilayah administrasi Pemerintah Kabupaten Malang terbagi menjadi 33

wilayah kecamatan yang membawahi 12 kelurahan dan 378 desa, yang terbagi habis ke

dalam 3.154 RW dan 14.685 RT. Lokasi studi disajikan dalam Gambar 3.1

Gambar 3.1 Lokasi Pekerjaan di Kecamatan Pakis dan Jabung

Sumber: Peta Administrasi Kabupaten Malang

Lokasi Studi

35

Page 55: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

36

Gambar 3.2 Peta Wilayah Kecamatan Jabung

Sumber: http://jabung.malangkab.go.id/?page_id=2851 (diakses pada 26 Mei 2017)

Gambar 3.3 Peta Wilayah Kecamatan Pakis

Sumber: http://pakis.malangkab.go.id/?page_id=186 (diakses pada 26 Mei 2017)

Page 56: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

37

3.2 Kondisi Topografi

Kondisi topografi Kabupaten Malang merupakan daerah dataran tinggi yang

dikelilingi oleh beberapa gunung dan dataran rendah atau daerah lembah pada ketinggian

250-500 meter diatas permukaan laut (dpl) yang terletak di bagian tengah wilayah

Kabupaten Malang. Daerah dataran tinggi merupakan daerah perbukitan kapur

(Pegunungan Kendeng) di bagian selatan pada ketinggian 0-650 meter dpl, daerah lereng

Tengger-Semeru di bagian timur membujur dari utara ke selatan pada ketinggian 500-3600

meter dpl dan daerah lereng Kawi-Arjuno di bagian barat pada ketinggian 500-3300 meter

dpl.

Terdapat sembilan gunung dan satu pegunungan yang menyebar merata di sebelah

utara, timur, selatan dan barat wilayah Kabupaten Malang. Beberapa gunung telah dikenal

secara nasional yaitu Gunung Semeru (3.676 meter) gunung tertinggi di Pulau Jawa,

Gunung Bromo (2.329 meter), Gunung Kawi (2.651 meter), Gunung Kelud (1.731 meter)

Gunung Welirang (2.156 meter), Gunung Panderman (2.040 meter), Gunung Arjuno

(3.339meter), Gunung Anjasmoro (2.277 meter), Gunung Batok (2.868 meter) dan

Pegunungan Kendeng (600 meter).

3.3 Kondisi Hidroklimatologi

Berdasarkan hasil pemantauan Stasiun Klimatologi Karangploso-Malang, pada tahun

2014 suhu udara rata-rata relatif rendah, berkisar antara 22ºC hingga 26,8ºC. Kelembaban

udara rata-rata berkisar antara 66,0 persen hingga 91,0 persen dan curah hujan rata-rata

berkisar antara 15,3 mm hingga 417,4 mm. Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada

bulan juli, hasil pemantauan Pos Karangkates. Sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi

terjadi juga pada bulan Desember, hasil pemantauan Pos Karangploso.

3.4 Kondisi Sosial Ekonomi

3.4.1 Kependudukan

Jumlah penduduk di Kecamatan Jabung pada tahun 2016 sebesar 73.121 jiwa, dengan

jumlah penduduk desa Sukolilo tahun 2016 sebesar 5.926 jiwa. Sedangkan jumlah

penduduk di Kecamatan Pakis tahun 2016 sebesar 150.210 jiwa penduduk desa

Sumberpasir pada tahun 2016 sebesar 5.912 jiwa dan desa Pakiskembar sebesar 7.938

jiwa.

Page 57: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

38

Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Kecamatan Jabung Tahun 2010-2016

No. Desa Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Kenongo 4,076 4,383 2,675 2,719 2,714 2,714 2,701

2 Ngadirejo 1,608 1,464 2,049 2,020 2,061 2,061 2,062

3 Taji 145 1,073 1,280 1,437 1,316 1,316 1,304

4 Pandansari Lor 4,352 4,414 4,397 4,404 4,318 4,318 4,319

5 Sukopuro 5,814 5,896 5,845 5,844 5,859 5,859 5,859

6 Sidorejo 2,377 2,022 3,596 3,654 3,646 3,646 3,638

7 Sukolilo 5,399 5,353 5,541 5,856 5,894 5,911 5,926

8 Sidomulyo 4,422 4,496 4,389 4,379 4,428 4,428 4,415

9 Gading Kembar 3,587 3,373 3,588 3,577 3,666 3,666 3,633

10 Kemantren 11,438 11,649 11,483 11,440 11,525 11,525 11,500

11 Argosari 3,975 4,078 4,021 4,012 4,056 4,056 4,045

12 Slamparejo 5,150 5,268 5,184 5,172 5,222 5,222 5,210

13 Kemiri 6,438 6,614 6,477 6,466 6,556 6,556 6,523

14 Jabung 8,409 8,544 8,457 8,446 8,518 8,518 8,494

15 Gunungjati 3,446 3,522 3,476 3,451 3,496 3,496 3,492

Jumlah 70,636 72,149 72,750 72,877 73,337 73,337 73,121

Sumber: BPS Kabupaten Malang

38

Page 58: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

39

Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Kecamatan Pakis Tahun 2010-2016

No. Desa Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Sekarpuro 11,029 11,254 11,217 11,250 12,856 12,856 13,785

2 Ampeldento 5,260 5,269 5,288 5,303 5,975 5,975 6,411

3 Sbr. Kradenan 6,087 6,091 6,082 6,086 6,468 6,468 6,939

4 Kedungrejo 6,048 6,048 6,036 6,037 6,476 6,476 6,942

5 Banjarejo 6,591 6,615 6,635 6,735 7,247 7,247 7,775

6 Pucangsono 2,673 2,664 2,686 2,725 2,721 2,721 2,920

7 Sukoanyar 6,119 6,081 6,039 6,038 6,313 6,313 6,774

8 Sbr. Pasir 5,703 5,720 5,683 5,731 5,833 5,857 5,912

9 Pakiskembar 7,596 7,614 7,550 7,618 7,715 7,894 7,938

10 Pakisjajar 9,633 9,595 9,594 9,577 12,618 12,618 13,539

11 Bunutwetan 8,568 8,613 8,642 8,711 9,291 9,291 9,969

12 Asrikaton 12,056 12,074 12,283 12,413 13,960 13,960 14,982

13 Saptorenggo 13,283 13,349 13,181 13,191 15,809 15,809 16,964

14 Mangliawan 14,086 14,138 14,230 14,156 17,165 17,165 18,416

15 Tirtomoyo 8,933 8,960 8,987 9,008 10,198 10,198 10,944

Jumlah 123,665 124,085 124,133 124,579 140,645 140,848 150,210

Sumber: BPS Kabupaten Malang 3

9

Page 59: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

40

3.4.2 Ketersediaan Air

Ketersediaan air yang terdapat di IKK Jabung dan IKK Pakis berasal Mata Air Sumber

Pitu Desa Duwet Krajan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang dengan Debit 500 L/s

dan ditampung di Tandon Jeru dan Tandon Cokro yang berlokasi di Kecamatan Tumpang

Dengan rincian debit ketersedian sebagai berikut:

1. Tandon Jeru, Kapasitas = 1000 m3

Elevasi = +588 m

Debit = 80 L/detik

2. Tandon Cokro, Kapasitas = 300 m3

Elevasi = + 583 m

Debit = 20 L/detik

3.5 Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam studi perencanaan distribusi air minum ini adalah

data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait dalam

pekerjaan ini. Adapun data-data yang diperlukan adalah:

1. Data penduduk Kabupaten Malang tahun 2010 - 2016.

2. Data debit Tandon

3. Peta Topografi Kecamatan Jabung dan Kecamatan Pakis

4. Harga Satuan Pekerjaan Kabupaten Malang tahun 2016

3.6 Analisis Biaya, Manfaat, Analisis Ekonomi

3.6.1 Analisis Biaya

Analisis biaya ini terdiri dari:

a. Biaya konstruksi dan biaya tak terduga

b. Biaya engineering dan administrasi

c. Total biaya

d. Biaya operasi dan pemeliharaan

3.6.2 Analisis Manfaat

Analisis Manfaat terdiri dari:

a. Manfaat langsung

b. Manfaat tidak langsung

c. Manfaat nyata

d. Manfaat tidak nyata

3.6.3 Analisis Ekonomi

Parameter-parameter yang digunakan dalam analisis ekonomi adalah:

a. Nilai B/C

b. B-C

Page 60: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

41

c. IRR

d. Payback Periode

e. Analisis Sensitivitas

3.7 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam studi ini secara umum dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pengumpulan data teknis. Data teknis meliputi Peta Topografi, data elevasi dan

debit sumber air, data penduduk kabupaten Malang, harga satuan pekerjaan

kabupaten Malang dan SNI analisa harga satuan

2. Menghitung Proyeksi jumlah penduduk dihitung sampai 20 tahun dari data jumlah

penduduk dengan menggunakan metode Geometrik, Eksponensial, Aritmatik.

3. Uji kesesuaian metode proyeksi penduduk dengan membandingkan standar deviasi

dan koefisien korelasi.

4. Analisis besarnya kebutuhan air minum dihitung berdasarkan proyeksi jumlah

penduduk.

5. Pembuatan skema jaringan distribusi air

6. Perhitungan volume pekerjaan dan anggaran biaya pengembangan distribusi air

minum di IKK Jabung dan IKK Pakis.

7. Besarnya produksi air dihitung dari tingkat pemakaian air penduduk di IKK Jabung

dan IKK Pakis, sehingga diperoleh nilai manfaat.

8. Setelah mengetahui besarnya manfaat dan biaya selanjutnya dilakukan analisis

ekonomi yaitu B-C, B/C, IRR, Payback Periode dan Analisis Sensitivitas.

9. Penetapan prediksi harga air per m3

saat ini dan di masa yang akan mendatang

berdasarkan analisis ekonomi.

Tahapan penyajian dan pengolahan data dalam studi ini akan digambarkan dalam

diagram alir seperti pada gambar 3.3

Page 61: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

42

Gambar 3.4 Diagram Alir Penelitian

Data jumlah

penduduk

Data Debit

Mata Air

Data Debit

Tandon

Analisis manfaat

Skema Jaringan,

Volume Pekerjaan

Analisis Biaya

Analisa ekonomi

B-C=0, B/C>1, IRR,

Analisa Sensitivitas, PBP

Penetapan harga air per m3

Selesai

Analisa kebutuhan air

penduduk

Mulai

Analisa Rencana

Anggaran Biaya

Tidak

Ya

Page 62: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Teknis

Nama Proyek : Studi Perencanaan Distribusi Air Minum dan Analisis

Ekonomi di IKK Pakisidan IKK Jabung Kabupaten Malang

Lokasi : Desa Sumberpasir, Desa Pakiskembar Kecamatan Pakis dan

Desa Sukolilo KecamataniJabung Kabupaten Malang

Usia Guna : 20 tahun

Sumber Air : Tandon Cokro

Kapasitas Volume : 300 m3

Debit : 20 L/detik

4.2 Data Jumlah Penduduk

Pada daerah studi Desa Sumberpasir, Desa Pakiskembar Kecamatan Pakis dan Desa

Sukolali Kecamatan Jabung Kabupaten Malang data jumlah penduduk terlampir pada tabel

4.1.

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Tahun 2010 – 2016

No. Desa Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Sumberpasir 5.703 5.720 5.683 5.731 5.833 5.857 5.912

2 Pakiskembar 7.596 7.614 7.550 7.618 7.715 7.894 7.938

3 Sukolilo 5.399 5.353 5.541 5.856 5.894 5.911 5.926

Sumber : BPS Kabupaten Malang

43

Page 63: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

44

4.3 Analisa Pertumbuhan Penduduk

Perhitunganiproyeksi penduduk pada studiiini denganimenggunakanitiga metode,

yakni metode eksponensial, metode aritmatikidan metode geometrik. Setelah diketahui

hasil perhitunganidari setiap metode, makaidigunakan metode penentuaninilai koefisien

korelasi untukimenentukan metode perhitungan yang akan digunakan dalam perhitungan

proyeksiikebutuhan air. Kriteriaipenentuan metodeiproyeksi penduduk yang dipilih

berdasarkan pada nilai koefisienikorelasi yang terbesar mendekati 1.

Tabel 4.2. Rata-rata Tingkat Pertumbuhan Penduduk Desa Sumberpasir

No. Desa Tahun

Jumlah

Penduduk

(jiwa)

Pertambahan

Penduduk Prosentase

Kenaikan

Jumlah

Penduduk

(%) (jiwa) (%)

Sumberpasir

2010 5703 - -

0,60%

2011 5720 17 0,30%

2012 5683 -37 -0,65%

2013 5731 48 0,84%

2014 5833 102 1,75%

2015 5857 24 0,41%

2016 5912 55 0,93%

Jumlah 209 3,57% 0,0060

Total Pertambahan Penduduk 209 jiwa

Total Jumlah Pertumbuhan Penduduk 3,57%

Total Laju Pertumbuhan Penduduk 0,0060

Sumber: Perhitungan

Tabel 4.3. Rata-rata Tingkat Pertumbuhan Penduduk Desa Pakiskembar

No. Desa Tahun

Jumlah

Penduduk

(jiwa)

Pertambahan

Penduduk

Prosentase

Kenaikan

Jumlah

Penduduk (%) (jiwa) (%)

Pakiskembar

2010 7.596 - -

0,73%

2011 7.614 18 0,24%

2012 7.550 -64 -0,85%

2013 7.618 68 0,89%

2014 7.715 97 1,26%

2015 7.894 179 2,27%

2016 7.938 44 0,55%

Jumlah 342 4,36% 0,0073

Total Pertambahan Penduduk 342

Total Jumlah Pertumbuhan Penduduk 4,36%

Total Laju Pertumbuhan Penduduk 0,0073

Sumber: Perhitungan

Page 64: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

45

Tabel 4.4. Rata-rata Tingkat Pertumbuhan Penduduk Desa Sukolilo

No. Desa Tahun Jumlah Penduduk

(jiwa)

Pertambahan

Penduduk Prosentase

Kenaikan

Jumlah

Penduduk (%) (jiwa) (%)

Sukolilo

2010 5.399 - -

1,52%

2011 5.353 -46 -0,86%

2012 5.541 188 3,39%

2013 5.856 315 5,38%

2014 5.894 38 0,64%

2015 5.911 17 0,29%

2016 5.926 15 0,25%

Jumlah 527 9,10% 0,0152

Total Pertambahan Penduduk 527

Total Jumlah Pertumbuhan Penduduk 9,10%

Total Laju Pertumbuhan Penduduk 0,0152

Sumber : Perhitungan

4.4 Pertumbuhan Eksponensial

Perhitungan proyeksiipertumbuhan jumlah penduduk dengan menggunakan metode

Eksponensial dihitung berdasarkan persamaan ( 2-1 ). Contoh perhitungan pertumbuhan

penduduk untuk desaiSumberpasir pada tahun 2017

Contoh perhitungan :

a) Data :

Laju pertambahan penduduk (r) hhh = 0,60%

Jumlah tahun proyeksi (n) hhh = 1 tahun

Jumlah pendudukiawal tahun proyeksi (Po) tahun 2016 = 5912 orang

b) Menghitungijumlah penduduk pada tahun 2017 (Pn) dengan persamaan :

Pn = Po .er.n

Pn = 5912. e(0,006 . 1)

Pn = 5912. 2,718281828

(0,006 .1)

Pn = 5947 orang

Dengan caraiyang sama, didapatkan pula hasil proyeksi jumlah penduduk hingga

tahun 2036 yang ditampilkan pada tabel 4.4

Page 65: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

46

Tabel 4.5. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Sumberpasir dengan Metode

Eksponensialhhh

No. Tahun Jumlah

(jiwa) No. Tahun

Jumlah

(jiwa)

1 2017 5947

11 2027 6312

2 2018 5983

12 2028 6350

3 2019 6019 13 2029 6388

4 2020 6054 14 2030 6426

5 2021 6091 15 2031 6464

6 2022 6127 16 2032 6503

7 2023 6164

17 2033 6542

8 2024 6200

18 2034 6581

9 2025 6237

19 2035 6620

10 2026 6275

20 2036 6660

Sumber: Perhitungan

Tabel 4.6. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Pakiskembar dengan Metode

Eksponensialhhh

No. Tahun Jumlah

(jiwa) No. Tahun

Jumlah

(jiwa)

1 2017 7996

11 2027 8599

2 2018 8054

12 2028 8661

3 2019 8113

13 2029 8725

4 2020 8172

14 2030 8788

5 2021 8232

15 2031 8852

6 2022 8292

16 2032 8917

7 2023 8352

17 2033 8982

8 2024 8413

18 2034 9047

9 2025 8475

19 2035 9113

10 2026 8536

20 2036 9180

Sumber: Perhitungan

Page 66: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

47

Tabel 4.7. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Sukolilo dengan Metode

Eksponensialhhh.

No. Tahun Jumlah

(jiwa) No. Tahun

Jumlah

(jiwa)

1 2017 6017

11 2027 7002

2 2018 6108

12 2028 7109

3 2019 6202

13 2029 7217

4 2020 6297

14 2030 7328

5 2021 6393

15 2031 7439

6 2022 6490

16 2032 7553

7 2023 6590

17 2033 7669

8 2024 6690

18 2034 7786

9 2025 6793

19 2035 7905

10 2026 6896

20 2036 8025

Sumber : Perhitungan

4.5 Pertumbuhan Aritmatikhhh

Perhitunganiproyeksi pertumbuhan penduduk dengan menggunakan metode Aritmatik

dihitungiberdasarkan persamaan (2-2). Contoh perhitungan pertumbuhan penduduk untuk

Desa Sumberpasir pada tahun 2017:

Contoh perhitungan: hhh

a) Data:

Lajuipertambahan penduduk (r) = 0,60%

Jumlah tahun proyeksi (n) = 1 tahun

Jumlahipenduduk awal tahun proyeksi (Po) tahun 2016 = 5912 orang

b) Menghitung jumlahipenduduk pada tahun 2017 (Pn) dengan persamaan:

Pn = Po (1 + r.n)

Pn = 5912. (1 + 0,006 .1)

Pn = 5947 oranghhh

Dengan cara yang sama, ididapatkan pula hasil proyeksi jumlah penduduk hingga

tahun 2036 yang ditampilkan pada tabel 4.8

Page 67: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

48

Tabel 4.8. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Sumberpasir dengan Metode

Aritmatikhh

No. Tahun Jumlah

(jiwa)

No. Tahun

Jumlah

(jiwa)

1 2017 5947

11 2027 6299

2 2018 5982

12 2028 6334

3 2019 6018 13 2029 6370

4 2020 6053 14 2030 6405

5 2021 6088 15 2031 6440

6 2022 6123 16 2032 6475

7 2023 6158

17 2033 6510

8 2024 6194

18 2034 6546

9 2025 6229

19 2035 6581

10 2026 6264

20 2036 6616

Sumber : Perhitungan

Tabel 4.9. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Pakiskembar dengan Metode

Aritmatikhh

No. Tahun Jumlah

(jiwa) No. Tahun

Jumlah

(jiwa)

1 2017 7996

11 2027 8573

2 2018 8053

12 2028 8630

3 2019 8111

13 2029 8688

4 2020 8169

14 2030 8746

5 2021 8226

15 2031 8803

6 2022 8284

16 2032 8861

7 2023 8342

17 2033 8919

8 2024 8400

18 2034 8976

9 2025 8457

19 2035 9034

10 2026 8515

20 2036 9092

Sumber : Perhitungan

Page 68: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

49

Tabel 4.10. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Sukolilo dengan Metode

Aritmatikhhh

No. Tahun Jumlah

(jiwa)

No. Tahun

Jumlah

(jiwa)

1 2017 6016

11 2027 6914

2 2018 6106

12 2028 7004

3 2019 6196 13 2029 7094

4 2020 6285 14 2030 7184

5 2021 6375 15 2031 7274

6 2022 6465 16 2032 7364

7 2023 6555

17 2033 7454

8 2024 6645

18 2034 7543

9 2025 6735

19 2035 7633

10 2026 6825

20 2036 7723

Sumber : Perhitungan

4.6 Pertumbuhan Geometrik

Perhitungan proyeksi pertumbuhanipenduduk dengan menggunakan metode

Geometrik dihitung berdasarkanipersamaan (2-3). Contoh perhitungan pertumbuhan

penduduk untuk Desa Sumberpasir pada tahun 2017:

Contoh perhitungan: hhh

a) Data :

Laju pertambahan penduduki (r) = 0,60%

Jumlah tahun proyeksi (n) = 1 tahun

Jumlah penduduk awalitahun proyeksi (Po) tahun 2016 = 5912 orang

b) Menghitung jumlah penduduk pada tahun 2017 (Pn) dengan persamaan: hhh

Pn = Po (1 + r)1

Pn = 5912 (1 + 0.006)

1

Pn = 5947 orang

Dengan cara yang sama, ididapatkan pula hasil proyeksi jumlah penduduk hingga

tahun 2036 yang ditampilkan pada tabel 4.11

Page 69: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

50

Tabel 4.11. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Sumberpasir dengan Metode

Geometrik

No. Tahun Jumlah

(jiwa) No. Tahun

Jumlah

(jiwa)

1 2017 5947

11 2027 6311

2 2018 5983

12 2028 6349

3 2019 6018

13 2029 6386

4 2020 6054

14 2030 6424

5 2021 6090

15 2031 6463

6 2022 6126

16 2032 6501

7 2023 6163

17 2033 6540

8 2024 6200

18 2034 6579

9 2025 6236

19 2035 6618

10 2026 6274

20 2036 6657

Sumber: Perhitungan

Tabel 4.12. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Pakiskembar dengan Metode

Geometrik

No. Tahun Jumlah

(jiwa) No. Tahun

Jumlah

(jiwa)

1 2017 7996

11 2027 8596

2 2018 8054

12 2028 8659

3 2019 8112

13 2029 8722

4 2020 8171

14 2030 8785

5 2021 8231

15 2031 8849

6 2022 8290

16 2032 8913

7 2023 8351

17 2033 8978

8 2024 8411

18 2034 9043

9 2025 8473

19 2035 9109

10 2026 8534

20 2036 9175

Sumber: Perhitungan

Page 70: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

51

Tabel 4.13. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Sukolilo dengan Metode

Geometrik

No. Tahun Jumlah

(jiwa) No. Tahun

Jumlah

(jiwa)

1 2017 6016 11 2027 6993

2 2018 6107 12 2028 7099

3 2019 6200 13 2029 7207

4 2020 6294 14 2030 7316

5 2021 6389 15 2031 7427

6 2022 6486 16 2032 7539

7 2023 6584 17 2033 7654

8 2024 6684 18 2034 7770

9 2025 6786 19 2035 7888

10 2026 6888 20 2036 8007

Sumber: Perhitungan

Gambar 4.1 Grafik proyeksi penduduk Desa Sumberpasir dengan Metode Eksponensial,

Aritmatik dan Geometri

Page 71: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

52

Gambar 4.2 Grafik Proyeksi Penduduk Desa Pakiskembar dengan Metode Ekspenonsial,

Aritmatik dan Geometri

Gambar 4.3 Grafik Proyeksi Penduduk Desa Sukolilo dengan Metode Ekspenonsial,

Aritmatik dan Geometri

4.7 Uji Kesesuaian Metode Proyeksi

Perhitungan ujiikesesuaianimetode proyeksi yaitu dengan menggunakan angka

koefisien korelasi pada persamaan (2-4). Dari hasil perhitungan koefisien korelasi pada

ketiga metode tersebut, diperoleh hasil bahwa metodeiAritmatik memiliki koefisien

korelasi terbesar dan mendekati +1. Dengan demikian metode yang dipilih untuk proyeksi

jumlah penduduk pada Desa Sumberpasir, Desa Pakiskembar dan Desa Sukolilo hingga

Page 72: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

53

tahun 2036 adalah metode Aritmatik karena metode ini mendekati perkembangan

penduduk sesungguhnya. Berikut adalah contoh perhitungan angka korelasi:

Tabel 4.14. Perhitungan Angka Korelasi untuk Metode Aritmatik desa Sumberpasir

Tahun Jumlah Data Jumlah Proyeksi

X.Y X2 Y

2

X Y

2013 5731 5717 32763192,46 32844361 32682225

2014 5833 5751 33543680,66 34023889 33070250

2015 5857 5785 33879879,75 34304449 33460565

2016 5912 5818 34398071,79 34951744 33853170

Sumber : Perhitungan

X = 23.333

(X)2 = 544.428.889

Y = 23.070

(Y)2 = 532.241.941

XY = 134.584.825

X2 = 136.124.443

Y2 = 133.066.210

Menghitung angka koefisien kolerasi

2

11

2

1

2

1

2

1 1 1

...

...

n

i

i

n

i

i

n

i

n

i

ii

n

i

n

i

n

i

iiii

YYnXXn

YXYXn

r

=

= 0,9661

Dengan cara yang sama, didapatkan pula hasil perhitungan angka korelasi untuk

metode Eksponensial dan Geometrik. Berikut hasil perhitungan nilai koefisien korelasi

yang disajikan pada Tabel 4.15 dan 4.16

Page 73: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

54

Tabel 4.15. Perhitungan Angka Korelasi Desa Sumberpasir

∑ Sumberpasir

Eksponensial Aritmatik Geometrik

x 23333 23333 23333

y 23073 23070 23072

xy 538371909 538300928 538348076

x2 544428889 544428889 544428889

y2 532382315 532241941 532335181

n 4 4 4

r 0,9657 0,9661 0,9657

Sumber: Perhitungan

Tabel 4.16. Standart Deviasi Proyeksi Penduduk Desa Sumberpasir

Lokasi Eksponensial Aritmatik Geometrik

Sumberpasir 44,33908298 43,68329269 44,20565048

Standart deviasi diambil yang terkecil

Nilai Eksponensial Aritmatik Geometrik

Koefisien Reduksi 0,9657 0,9661 0,9657

Standart Deviasi 44,339 43,683 44,206

Sumber : Perhitungan

Perhitungan Angka Korelasi di desa Pakiskembar juga berlaku sebagai berikut

Tabel 4.17. Perhitungan Angka Korelasi Metode Aritmatik Desa Pakiskembar

Tahun Jumlah Data Jumlah Proyeksi

X.Y X2 Y

2

X Y

2013 7.618 7.605 57.933.895

58.033.924

57.834.038

2014 7.715 7.660 59.094.884

59.521.225

58.671.597

2015 7.894 7.715 60.899.116

62.315.236

59.515.178

2016 7.938 7.769 61.674.112

63.011.844

60.364.780

Sumber : Perhitungan

Page 74: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

55

X = 31.165

(X)2 = 971.257.225

Y = 30.749

(Y)2 = 945.482.158

XY = 239.602.007

X2 = 242.882.229

Y2 = 236.385.593

Menghitung angka koefisien kolerasi

2

11

2

1

2

1

2

1 1 1

...

...

n

i

i

n

i

i

n

i

n

i

ii

n

i

n

i

n

i

iiii

YYnXXn

YXYXn

r

=

= 0,9772

Dengan cara yang sama, didapatkan pula hasil perhitungan angka korelasi untuk

metode Eksponensial dan Geometrik. Berikut hasil perhitungan nilai koefisien korelasi

yang disajikan pada Tabel 4.18 dan 4.19

Tabel 4.18. Perhitungan Angka Korelasi Desa Pakiskembar

∑ Pakiskembar

Eksponensial Aritmatik Geometrik

x 31165 31165 31165

y 30755 30749 30753

xy 958470962 958283036 958407762

x2

971257225 971257225 971257225

y2

945853026 945482158 945728295

n 4 4 4

r 0,9769 0,9772 0,9769

Sumber: Perhitungan

Page 75: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

56

Tabel 4.19. Standart Deviasi Proyeksi penduduk desa Pakiskembar

Lokasi Eksponensial Aritmatik Geometrik

Pakiskembar 72,1364814 70,83603998 71,87088553

Standart deviasi diambil yang terkecil

Nilai Eksponensial Aritmatik Geometrik

Koefisien Reduksi 0,9769 0,9772 0,9769

Standart Deviasi 72,1365 70,8360 71,8709

Sumber : Perhitungan

Perhitungan Angka Korelasi di desa Sukolilo juga berlaku sebagai berikut

Tabel 4.20. Perhitungan Angka Korelasi Metode Aritmatik Desa Sukolilo

Tahun Jumlah Data Jumlah Proyeksi

X.Y X2 Y

2

X Y

2013 5.856 5.625 32.940.123 34.292.736 31.640.861

2014 5.894 5.709 33.649.093 34.739.236 32.593.160

2015 5.911 5.793 34.242.795 34.939.921 33.559.578

2016 5.926 5.877 34.827.599 35.117.476 34.540.115

Sumber : Perhitungan

X = 23.856

(X)2 = 139.089.369

Y = 23.004

(Y)2 = 132.333.713

XY = 135.659.610

X2 = 139.089.369

Y2 = 132.333.713

Menghitung angka koefisien kolerasi

2

11

2

1

2

1

2

1 1 1

...

...

n

i

i

n

i

i

n

i

n

i

ii

n

i

n

i

n

i

iiii

YYnXXn

YXYXn

r

=

= 0,9720

Page 76: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

57

Dengan cara yang sama, didapatkan pula hasil perhitungan angka korelasi untuk

metode Eksponensial dan Geometrik. Berikut hasil perhitungan nilai koefisien korelasi

yang disajikan pada Tabel 4.21 dan 4.22

Tabel 4.21. Perhitungan Angka Korelasi di Desa Sukolilo

∑ Sukolilo

Eksponensial Aritmatik Geometrik

x 23587 23587 23587

y 23024 23004 23017

xy 543058757 542600293 542903089

x2

556346569 556346569 556346569

y2

530088311 529193661 529784455

n 4 4 4

r 0,9705 0,9720 0,9705

Sumber: Perhitungan

Tabel 4.22. Standart Deviasi Proyeksi Penduduk Desa Sukolilo

Lokasi Eksponensial Aritmatik Geometrik

Sukolilo 112,6729599 108,4705987 111,7952554

Standart deviasi diambil yang terkecil

Nilai Eksponensial Aritmatik Geometrik

Koefisien Reduksi 0,9705 0,9720 0,9705

Standart Deviasi 112,673 108,471 111,795

Sumber : Perhitungan

Hasil perhitungan uji kesesuaian metode proyeksiipenduduk menunjukkan koefisien

korelasi Desa Sumberpasir sebesar 0,9661, desa Pakiskembar sebesar 0,9772 dan desa

Sukolilo sebesar 0,9720 dengan menggunakan metode aritmatik, Sehingga perhitungan

proyeksi penduduk yang akan diambil yaitu menggunakan metode Aritmatik karena

memiliki angka mendekati 1 dibandingkan metode yang lainnya.

4.8 Kebutuhan Air Bersihi

Analisis kebutuhan airibersih untuk masa mendatang dilaksanakan dengan dasar

analisis pertumbuhan penduduk masing-masing desai Kebutuhan air bersih terdiri atas

kebutuhan domestik dan kebutuhan non domestik.

Page 77: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

58

Tabel 4.23. Kriteria Perencanaan Air Bersih

Sumber :DPU Cipta Karya, Dir. Air Bersih, 2006

Desa Sumberpasir, desa Pakiskembar dan desa Sukolilo memiliki jumlah penduduk

masih dibawah 10000 jiwa pada tahun 2017 dan termasuk kategori desa kecil maka untuk

analisa kehilangan air dalam studi ini diambil sebesar 20%.

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut :

A. Kebutuhan Domestik

1. Sambungan Rumah Tangga ( SR )

Berdasarkan jumlah penduduk pada ketiga desa tersebut tahun 2017 termasuk

kriteria desaikecil, maka kebutuhan air rerata untuk golongan rumah tangga

direncanakan sebesar 60 lt/orang/hari.

B. Kebutuhan Non Domestik

Kebutuhan nonidomestik digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pada :

1. Fasilitas sosial, termasuk didalamnya tempat ibadah, sekolah, rumah sakit dan

lain sebagainya.

2. Pelangganiinstansi dan perkantoran.

3. Pelangganiniga dan industri.

Besarikebutuhan non domestik untuk tahun 2017 ditetapkan 15% dari kebutuhan

domestik. hhh

URAIAN

KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH

PENDUDUK ( JIWA )

>

1.000.00

0

500.000 - 100.000 - 20.000 -

10.000

- <

10.000 1.000.00

0 500.000 100.000 20.000

METRO BESAR

SEDAN

G KECIL DESA

DESA

KECI

L

1. Konsumsi Unit Sambungan

rumah (SR) 190 170 150 130 100 60

ltr/org/hr

2. Konsumsi Unit Hidran

Umum

( HU ) 30 30 30 30 30 30

3. Konsumsi Unit Non

Domestik > 30 20 - 30 20 - 30 10 - 20 10 - 20 < 10

4. Kehilangan air ( % ) 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 -30 20 - 30 20 -30

5. Faktor Harian Maksimum 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1

6. Faktor Jam Puncak 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

7. Jumlah Jiwa Per SR 5 5 5 6 6 6

8. Jumlah Jiwa Per HU 100 100 100

100 -

200 200 200

9. Sisa Tekan Dijaringan

distribusi 10 10 10 10 10 10

10. Jam Operasi 24 24 24 24 24 24

Page 78: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

59

C. KehilanganiAir

Merupakanibesar air yang hilang selama proses pendistribusiannya, untuk

kehilangan air diasumsikan setiap tahun terjadi 20%.

D. Fluktuasi Kebutuhan airhhh

Besarnyaipemakaian air bersih pada suatu daerah tidaklah konstan, tetapi

mengalami fluktuasi. Hal ini tergantung pada aktivitas keseharian dalam penggunaan

air. Adapunidalam perhitungan kebutuhan air bersih ini diambil :

- Kebutuhan harian maksimum = 1,1 x ikebutuhan air rata-rata

- Kebutuhan jam puncaki = 1,5 x ikebutuhan air maksimum

E. Parameter yang ditetapkanihhh

Parameter ini merupakanitetapan dan merupakan data untuk dasar perhitungan

selanjutnya

a. Pelayananhhh

Sambungan Rumah ( SR ) = 6 jiwa

Hidran Umum = 200 jiwa

b. Faktor pemakaianhhh

Kebutuhan harian maksimum = 1,1

Kebutuhan jam puncak = 1,5

c. Tingkat kehilangan air akibat kebocoran 20%hhh

d. Kebutuhan air bersih di daerah pelayananhhh

Sambungan Rumah ( SR ) = 60 lt/orang/hari

Hidran Umum = 30 lt/orang/hari

e. Presentase kebutuhan non domestik sebesar 10%

F. Jumlah Pendudukidan Tingkat Pelayananhhh

Perhitunganikebutuhan air bersih 2017 dengan kehilangan air 20% dengan

pendudukiterlayani 80% adalah sebagai contoh berikut :

a. Proyeksi jumlah penduduk Sumberpasir tahun 2017 = 5947 jiwahhh

b. Presentase penduduk yangidilayani pada Desa Sumberpasir = 80%

c. Jumlah penduduk yang dilayani pada Desa Sumberpasir

= Jumlah Penduduk Domestik + 80%

= 5947 + 80%

= 4758 jiwa

G. Kebutuhan Air Bersihhhh

Kebutuhan domestik hhh

Page 79: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

60

a. Kebutuhan Air Bersih untukiRumah Tanggahhh

= Jumlah pendudukiyang dilayani x kebutuhan air daerah layananhhh

= 4758 x 60

= 273.465,65 lt//hari

= 3,17 lt/dt

b. Kebutuhan Air Bersihiuntuk Hidran Umumhhh

= Jumlahipenduduk terlayani x kebutuhan air daerah pelayananhhh

= 200 x 30

= 6000 lt//harihhh

= 0,07 lt/dt

c. Total Kebutuhanidomestikhhh

= Kebutuhan airirumah tangga + kebutuhan air hidran umumhhhhhh

= 3,17 + 0,07

= 3,23 lt/dt

d. Kebutuhan nonidomestikhhh

= 10 % x total kebutuhan domestikhhh

= 10 % x 3,23

= 0,32 lt/dt

e. Kebutuhan airitotalhhh

= Kebutuhaniair domestik + kebutuhan air non domestikhhh

= 3,23 + 0,32

= 3,56 lt/dt

f. Kehilanganiair akibat kebocoranhhh

= 20 % x kebutuhan air totalhhh

= 20 % x 3,56

= 0,71 lt/dt

g. Kebutuhaniair rata-ratahhh

= kebutuhan air total + kehilangan air akibat kebocoranhhh

= 3,56 + 0,71

= 4,27 lt/dt

h. Kebutuhaniharian maksimumhhh

= 1,1 x kebutuhan air rata-rata

= 1,1 x 4,27

= 4,70 lt/dt

Page 80: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

61

i. Kebutuhanijam puncakhhh

= 1,5 x kebutuhan air rata-rata

= 1,5 x 4,70

= 6,40 lt/dt

Untuk perhitunganikebutuhan air penduduk Desa Sumberpasir, Desa Pakiskembar dan

Desa Sukolilo tahun 2017-2036 dengan jumlah terlayani 80% akan ditampilkan dalam

tabel 4.24. hingga tabel 4.26.

Page 81: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

62

Tabel 4.24. Perhitungan Kebutuhan Air 80% Desa Sumberpasir

NO U R A I A N SATUAN Tahun

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

A Parameter yang Ditetapkan

1 Penduduk yang dilayani tiap sambungan

a. Rumah Tangga org/sambungan 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

b. Hidran Umum org/sambungan 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

2 Faktor Pemakaian Air

a. Harian Maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

b. Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

3 Kebutuhan Non Domestik % 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

4 Kehilangan % 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

B Perhitungan Kebutuhan Air

1 Jumlah Penduduk jiwa 5.947 5.982 6.018 6.053 6.088 6.123 6.158 6.194 6.229 6.264

2 Penduduk yang dilayani % 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

3 Jumlah Penduduk yang dilayani jiwa 4.758 4.786 4.814 4.842 4.870 4.899 4.927 4.955 4.983 5.011

4 Kebutuhan Air Domestik

a. Sambungan rumah tangga

* Pemakaian Air lt/org/hari 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

* Jumlah penduduk yang dilayani jiwa 4.558 4.586 4.614 4.642 4.670 4.699 4.727 4.755 4.783 4.811

* Jumlah Sambungan unit 759,63 764,32 769,01 773,71 778,40 783,09 787,79 792,48 797,17 801,87

* Kebutuhan Air lt/hari 273.465,62 275.155,24 276.844,86 278.534,48 280.224,10 281.913,72 283.603,34 285.292,96 286.982,58 288.672,20

lt/det 3,17 3,18 3,20 3,22 3,24 3,26 3,28 3,30 3,32 3,34

b. Sambungan Hidran Umum

* Pemakaian Air lt/org/hari 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

* Jumlah penduduk yang dilayani jiwa 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

* Jumlah Sambungan unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

* Kebutuhan Air lt/hari 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00

lt/det 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07

c. Total Kebutuhan Domestik lt/hari 279.465,62 281.155,24 282.844,86 284.534,48 286.224,10 287.913,72 289.603,34 291.292,96 292.982,58 294.672,20

lt/det 3,23 3,25 3,27 3,29 3,31 3,33 3,35 3,37 3,39 3,41

5 Kebutuhan Air Non Domestik lt/hari 27.946,56 28.115,52 28.284,49 28.453,45 28.622,41 28.791,37 28.960,33 29.129,30 29.298,26 29.467,22

lt/det 0,32 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,34 0,34 0,34 0,34

6 Kebutuhan Air Total lt/hari 307.412,18 309.270,76 311.129,35 312.987,93 314.846,51 316.705,09 318.563,67 320.422,25 322.280,84 324.139,42

(Domestik+Non Domestik) lt/det 3,56 3,58 3,60 3,62 3,64 3,67 3,69 3,71 3,73 3,75

m3/tahun 110.668,39 111.337,47 112.006,56 112.675,65 113.344,74 114.013,83 114.682,92 115.352,01 116.021,10 116.690,19

7 Kehilangan Air lt/hari 61.482,44 61.854,15 62.225,87 62.597,59 62.969,30 63.341,02 63.712,73 64.084,45 64.456,17 64.827,88

lt/det 0,71 0,72 0,72 0,72 0,73 0,73 0,74 0,74 0,75 0,75

m3/tahun 22.133,68 22.267,49 22.401,31 22.535,13 22.668,95 22.802,77 22.936,58 23.070,40 23.204,22 23.338,04

8 Kebutuhan Air Rata-Rata lt/hari 368.894,62 371.124,92 373.355,21 375.585,51 377.815,81 380.046,11 382.276,41 384.506,71 386.737,00 388.967,30

lt/det 4,27 4,30 4,32 4,35 4,37 4,40 4,42 4,45 4,48 4,50

9 Kebutuhan Harian Maksimum lt/hari 405.784,08 408.237,41 410.690,74 413.144,06 415.597,39 418.050,72 420.504,05 422.957,38 425.410,70 427.864,03

lt/det 4,70 4,72 4,75 4,78 4,81 4,84 4,87 4,90 4,92 4,95

10 Kebutuhan Jam Puncak lt/hari 553.341,93 556.687,37 560.032,82 563.378,27 566.723,72 570.069,16 573.414,61 576.760,06 580.105,51 583.450,95

lt/det 6,40 6,44 6,48 6,52 6,56 6,60 6,64 6,68 6,71 6,75

Sumber : Hasil Perhitungan

62

Page 82: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

63

NO U R A I A N SATUAN Tahun

2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036

A Parameter yang Ditetapkan

1 Penduduk yang dilayani tiap sambungan

a. Rumah Tangga org/sambungan 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

b. Hidran Umum org/sambungan 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

2 Faktor Pemakaian Air

a. Harian Maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

b. Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

3 Kebutuhan Non Domestik % 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

4 Kehilangan % 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

B Perhitungan Kebutuhan Air

1 Jumlah Penduduk jiwa 6.299 6.334 6.370 6.405 6.440 6.475 6.510 6.546 6.581 6.616

2 Penduduk yang dilayani % 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

3 Jumlah Penduduk yang dilayani jiwa 5.039 5.068 5.096 5.124 5.152 5.180 5.208 5.236 5.265 5.293

4 Kebutuhan Air Domestik

a. Sambungan rumah tangga

* Pemakaian Air lt/org/hari 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

* Jumlah penduduk yang dilayani jiwa 4.839 4.868 4.896 4.924 4.952 4.980 5.008 5.036 5.065 5.093

* Jumlah Sambungan unit 806,56 811,25 815,95 820,64 825,33 830,03 834,72 839,41 844,11 848,80

* Kebutuhan Air lt/hari 290.361,82 292.051,44 293.741,06 295.430,68 297.120,30 298.809,92 300.499,54 302.189,16 303.878,78 305.568,40

lt/det 3,36 3,38 3,40 3,42 3,44 3,46 3,48 3,50 3,52 3,54

b. Sambungan Hidran Umum

* Pemakaian Air lt/org/hari 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

* Jumlah penduduk yang dilayani jiwa 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

* Jumlah Sambungan unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

* Kebutuhan Air lt/hari 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00

lt/det 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07

c. Total Kebutuhan Domestik lt/hari 296.361,82 298.051,44 299.741,06 301.430,68 303.120,30 304.809,92 306.499,54 308.189,16 309.878,78 311.568,40

lt/det 3,43 3,45 3,47 3,49 3,51 3,53 3,55 3,57 3,59 3,61

5 Kebutuhan Air Non Domestik lt/hari 29.636,18 29.805,14 29.974,11 30.143,07 30.312,03 30.480,99 30.649,95 30.818,92 30.987,88 31.156,84

lt/det 0,34 0,34 0,35 0,35 0,35 0,35 0,35 0,36 0,36 0,36

6 Kebutuhan Air Total lt/hari 325.998,00 327.856,58 329.715,16 331.573,75 333.432,33 335.290,91 337.149,49 339.008,07 340.866,65 342.725,24

(Domestik+Non Domestik) lt/det 3,77 3,79 3,82 3,84 3,86 3,88 3,90 3,92 3,95 3,97

m3/tahun 117.359,28 118.028,37 118.697,46 119.366,55 120.035,64 120.704,73 121.373,82 122.042,91 122.712,00 123.381,09

7 Kehilangan Air lt/hari 65.199,60 65.571,32 65.943,03 66.314,75 66.686,47 67.058,18 67.429,90 67.801,61 68.173,33 68.545,05

lt/det 0,75 0,76 0,76 0,77 0,77 0,78 0,78 0,78 0,79 0,79

m3/tahun 23.471,86 23.605,67 23.739,49 23.873,31 24.007,13 24.140,95 24.274,76 24.408,58 24.542,40 24.676,22

8 Kebutuhan Air Rata-Rata lt/hari 391.197,60 393.427,90 395.658,20 397.888,49 400.118,79 402.349,09 404.579,39 406.809,69 409.039,99 411.270,28

lt/det 4,53 4,55 4,58 4,61 4,63 4,66 4,68 4,71 4,73 4,76

9 Kebutuhan Harian Maksimum lt/hari 430.317,36 432.770,69 435.224,02 437.677,34 440.130,67 442.584,00 445.037,33 447.490,66 449.943,98 452.397,31

lt/det 4,98 5,01 5,04 5,07 5,09 5,12 5,15 5,18 5,21 5,24

10 Kebutuhan Jam Puncak lt/hari 586.796,40 590.141,85 593.487,29 596.832,74 600.178,19 603.523,64 606.869,08 610.214,53 613.559,98 616.905,43

lt/det 6,79 6,83 6,87 6,91 6,95 6,99 7,02 7,06 7,10 7,14

Sumber : Hasil Perhitungan

6

3

Page 83: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

64

Tabel 4.25. Perhitungan Kebutuhan Air 80% Desa Pakiskembar

NO U R A I A N SATUAN Tahun

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

A Parameter yang Ditetapkan

1 Penduduk yang dilayani tiap sambungan

a. Rumah Tangga org/sambungan 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

b. Hidran Umum org/sambungan 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

2 Faktor Pemakaian Air

a. Harian Maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

b. Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

3 Kebutuhan Non Domestik % 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

4 Kehilangan % 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

B Perhitungan Kebutuhan Air

1 Jumlah Penduduk jiwa 7.996 8.053 8.111 8.169 8.226 8.284 8.342 8.400 7.996 8.053

2 Penduduk yang dilayani % 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

3 Jumlah Penduduk yang dilayani jiwa 6.397 6.443 6.489 6.535 6.581 6.627 6.673 6.720 6.397 6.443

4 Kebutuhan Air Domestik

a. Sambungan rumah tangga

* Pemakaian Air lt/org/hari 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

* Jumlah penduduk yang dilayani jiwa 6.197 6.243 6.289 6.335 6.381 6.427 6.473 6.520 6.197 6.243

* Jumlah Sambungan unit 1.032,76 1.040,45 1.048,14 1.055,83 1.063,53 1.071,22 1.078,91 1.086,60 1.032,76 1.040,45

* Kebutuhan Air lt/hari 371.793,08 374.562,16 377.331,24 380.100,31 382.869,39 385.638,47 388.407,55 391.176,63 371.793,08 374.562,16

lt/det 4,30 4,34 4,37 4,40 4,43 4,46 4,50 4,53 4,30 4,34

b. Sambungan Hidran Umum

* Pemakaian Air lt/org/hari 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

* Jumlah penduduk yang dilayani jiwa 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

* Jumlah Sambungan unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

* Kebutuhan Air lt/hari 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00

lt/det 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07

c. Total Kebutuhan Domestik lt/hari 377.793,08 380.562,16 383.331,24 386.100,31 388.869,39 391.638,47 394.407,55 397.176,63 377.793,08 380.562,16

lt/det 4,37 4,40 4,44 4,47 4,50 4,53 4,56 4,60 4,37 4,40

5 Kebutuhan Air Non Domestik lt/hari 37.779,31 38.056,22 38.333,12 38.610,03 38.886,94 39.163,85 39.440,76 39.717,66 37.779,31 38.056,22

lt/det 0,44 0,44 0,44 0,45 0,45 0,45 0,46 0,46 0,44 0,44

6 Kebutuhan Air Total lt/hari 415.572,39 418.618,37 421.664,36 424.710,35 427.756,33 430.802,32 433.848,31 436.894,29 415.572,39 418.618,37

(Domestik+Non Domestik) lt/det 4,81 4,85 4,88 4,92 4,95 4,99 5,02 5,06 4,81 4,85

m3/tahun 149.606,06 150.702,61 151.799,17 152.895,72 153.992,28 155.088,83 156.185,39 157.281,94 149.606,06 150.702,61

7 Kehilangan Air lt/hari 83.114,48 83.723,67 84.332,87 84.942,07 85.551,27 86.160,46 86.769,66 87.378,86 83.114,48 83.723,67

lt/det 0,96 0,97 0,98 0,98 0,99 1,00 1,00 1,01 0,96 0,97

m3/tahun 29.921,21 30.140,52 30.359,83 30.579,14 30.798,46 31.017,77 31.237,08 31.456,39 29.921,21 30.140,52

8 Kebutuhan Air Rata-Rata lt/hari 498.686,86 502.342,05 505.997,23 509.652,41 513.307,60 516.962,78 520.617,97 524.273,15 498.686,86 502.342,05

lt/det 5,77 5,81 5,86 5,90 5,94 5,98 6,03 6,07 5,77 5,81

9 Kebutuhan Harian Maksimum lt/hari 548.555,55 552.576,25 556.596,95 560.617,66 564.638,36 568.659,06 572.679,76 576.700,46 548.555,55 552.576,25

lt/det 6,35 6,40 6,44 6,49 6,54 6,58 6,63 6,67 6,35 6,40

10 Kebutuhan Jam Puncak lt/hari 748.030,30 753.513,07 758.995,85 764.478,62 769.961,40 775.444,17 780.926,95 786.409,72 748.030,30 753.513,07

lt/det 8,66 8,72 8,78 8,85 8,91 8,98 9,04 9,10 8,66 8,72

Sumber : Hasil Perhitungan

64

Page 84: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

65

NO U R A I A N SATUAN Tahun

2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036

A Parameter yang Ditetapkan

1 Penduduk yang dilayani tiap sambungan

a. Rumah Tangga org/sambungan 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

b. Hidran Umum org/sambungan 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

2 Faktor Pemakaian Air

a. Harian Maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

b. Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

3 Kebutuhan Non Domestik % 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

4 Kehilangan % 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

B Perhitungan Kebutuhan Air

1 Jumlah Penduduk jiwa 8.457 8.515 8.573 8.630 8.688 8.746 8.803 8.861 8.919 8.976

2 Penduduk yang dilayani % 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

3 Jumlah Penduduk yang dilayani jiwa 6.766 6.812 6.858 6.904 6.950 6.997 7.043 7.089 7.135 7.181

4 Kebutuhan Air Domestik

a. Sambungan rumah tangga

* Pemakaian Air lt/org/hari 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

* Jumlah penduduk yang dilayani jiwa 6.566 6.612 6.658 6.704 6.750 6.797 6.843 6.889 6.935 6.981

* Jumlah Sambungan unit 1.094,29 1.101,99 1.109,68 1.117,37 1.125,06 1.132,75 1.140,44 1.148,14 1.155,83 1.163,52

* Kebutuhan Air lt/hari 393.945,71 396.714,79 399.483,86 402.252,94 405.022,02 407.791,10 410.560,18 413.329,26 416.098,34 418.867,41

lt/det 4,56 4,59 4,62 4,66 4,69 4,72 4,75 4,78 4,82 4,85

b. Sambungan Hidran Umum

* Pemakaian Air lt/org/hari 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

* Jumlah penduduk yang dilayani jiwa 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

* Jumlah Sambungan unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

* Kebutuhan Air lt/hari 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00

lt/det 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07

c. Total Kebutuhan Domestik lt/hari 399.945,71 402.714,79 405.483,86 408.252,94 411.022,02 413.791,10 416.560,18 419.329,26 422.098,34 424.867,41

lt/det 4,63 4,66 4,69 4,73 4,76 4,79 4,82 4,85 4,89 4,92

5 Kebutuhan Air Non Domestik lt/hari 39.994,57 40.271,48 40.548,39 40.825,29 41.102,20 41.379,11 41.656,02 41.932,93 42.209,83 42.486,74

lt/det 0,46 0,47 0,47 0,47 0,48 0,48 0,48 0,49 0,49 0,49

6 Kebutuhan Air Total lt/hari 439.940,28 442.986,26 446.032,25 449.078,24 452.124,22 455.170,21 458.216,20 461.262,18 464.308,17 467.354,16

(Domestik+Non Domestik) lt/det 5,09 5,13 5,16 5,20 5,23 5,27 5,30 5,34 5,37 5,41

m3/tahun 158.378,50 159.475,06 160.571,61 161.668,17 162.764,72 163.861,28 164.957,83 166.054,39 167.150,94 168.247,50

7 Kehilangan Air lt/hari 87.988,06 88.597,25 89.206,45 89.815,65 90.424,84 91.034,04 91.643,24 92.252,44 92.861,63 93.470,83

lt/det 1,02 1,03 1,03 1,04 1,05 1,05 1,06 1,07 1,07 1,08

m3/tahun 31.675,70 31.895,01 32.114,32 32.333,63 32.552,94 32.772,26 32.991,57 33.210,88 33.430,19 33.649,50

8 Kebutuhan Air Rata-Rata lt/hari 527.928,33 531.583,52 535.238,70 538.893,88 542.549,07 546.204,25 549.859,44 553.514,62 557.169,80 560.824,99

lt/det 6,11 6,15 6,19 6,24 6,28 6,32 6,36 6,41 6,45 6,49

9 Kebutuhan Harian Maksimum lt/hari 580.721,17 584.741,87 588.762,57 592.783,27 596.803,98 600.824,68 604.845,38 608.866,08 612.886,78 616.907,49

lt/det 6,72 6,77 6,81 6,86 6,91 6,95 7,00 7,05 7,09 7,14

10 Kebutuhan Jam Puncak lt/hari 791.892,50 797.375,28 802.858,05 808.340,83 813.823,60 819.306,38 824.789,15 830.271,93 835.754,70 841.237,48

lt/det 9,17 9,23 9,29 9,36 9,42 9,48 9,55 9,61 9,67 9,74

Sumber : Hasil Perhitungan

65

Page 85: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

66

Tabel 4.26. Perhitungan Kebutuhan Air 80% Desa Sukolilo

NO U R A I A N SATUAN Tahun

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

A Parameter yang Ditetapkan

1 Penduduk yang dilayani tiap sambungan

a. Rumah Tangga org/sambungan 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

b. Hidran Umum org/sambungan 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

2 Faktor Pemakaian Air

a. Harian Maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

b. Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

3 Kebutuhan Non Domestik % 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

4 Kehilangan % 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

B Perhitungan Kebutuhan Air

1 Jumlah Penduduk jiwa 6.016 6.106 6.196 6.285 6.375 6.465 6.555 6.645 6.735 6.016

2 Penduduk yang dilayani % 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

3 Jumlah Penduduk yang dilayani jiwa 4.813 4.885 4.956 5.028 5.100 5.172 5.244 5.316 5.388 4.813

4 Kebutuhan Air Domestik

a. Sambungan rumah tangga

* Pemakaian Air lt/org/hari 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

* Jumlah penduduk yang dilayani jiwa 4.613 4.685 4.756 4.828 4.900 4.972 5.044 5.116 5.188 4.613

* Jumlah Sambungan unit 768,78 780,76 792,74 804,72 816,71 828,69 840,67 852,65 864,63 768,78

* Kebutuhan Air lt/hari 276.761,23 281.074,46 285.387,68 289.700,91 294.014,14 298.327,37 302.640,59 306.953,82 311.267,05 276.761,23

lt/det 3,20 3,25 3,30 3,35 3,40 3,45 3,50 3,55 3,60 3,20

b. Sambungan Hidran Umum

* Pemakaian Air lt/org/hari 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

* Jumlah penduduk yang dilayani jiwa 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

* Jumlah Sambungan unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

* Kebutuhan Air lt/hari 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00

lt/det 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07

c. Total Kebutuhan Domestik lt/hari 282.761,23 287.074,46 291.387,68 295.700,91 300.014,14 304.327,37 308.640,59 312.953,82 317.267,05 282.761,23

lt/det 3,27 3,32 3,37 3,42 3,47 3,52 3,57 3,62 3,67 3,27

5 Kebutuhan Air Non Domestik lt/hari 28.276,12 28.707,45 29.138,77 29.570,09 30.001,41 30.432,74 30.864,06 31.295,38 31.726,71 28.276,12

lt/det 0,33 0,33 0,34 0,34 0,35 0,35 0,36 0,36 0,37 0,33

6 Kebutuhan Air Total lt/hari 311.037,35 315.781,90 320.526,45 325.271,00 330.015,55 334.760,10 339.504,65 344.249,20 348.993,76 311.037,35

(Domestik+Non Domestik) lt/det 3,60 3,65 3,71 3,76 3,82 3,87 3,93 3,98 4,04 3,60

m3/tahun 111.973,45 113.681,48 115.389,52 117.097,56 118.805,60 120.513,64 122.221,68 123.929,71 125.637,75 111.973,45

7 Kehilangan Air lt/hari 62.207,47 63.156,38 64.105,29 65.054,20 66.003,11 66.952,02 67.900,93 68.849,84 69.798,75 62.207,47

lt/det 0,72 0,73 0,74 0,75 0,76 0,77 0,79 0,80 0,81 0,72

m3/tahun 22.394,69 22.736,30 23.077,90 23.419,51 23.761,12 24.102,73 24.444,34 24.785,94 25.127,55 22.394,69

8 Kebutuhan Air Rata-Rata lt/hari 373.244,82 378.938,28 384.631,74 390.325,20 396.018,66 401.712,12 407.405,58 413.099,05 418.792,51 373.244,82

lt/det 4,32 4,39 4,45 4,52 4,58 4,65 4,72 4,78 4,85 4,32

9 Kebutuhan Harian Maksimum lt/hari 410.569,30 416.832,11 423.094,92 429.357,72 435.620,53 441.883,34 448.146,14 454.408,95 460.671,76 410.569,30

lt/det 4,75 4,82 4,90 4,97 5,04 5,11 5,19 5,26 5,33 4,75

10 Kebutuhan Jam Puncak lt/hari 559.867,23 568.407,42 576.947,61 585.487,80 594.028,00 602.568,19 611.108,38 619.648,57 628.188,76 559.867,23

lt/det 6,48 6,58 6,68 6,78 6,88 6,97 7,07 7,17 7,27 6,48

Sumber : Hasil Perhitungan

66

Page 86: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

67

NO U R A I A N SATUAN Tahun

2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036

A Parameter yang Ditetapkan

1 Penduduk yang dilayani tiap sambungan

a. Rumah Tangga org/sambungan 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

b. Hidran Umum org/sambungan 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

2 Faktor Pemakaian Air

a. Harian Maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

b. Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

3 Kebutuhan Non Domestik % 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

4 Kehilangan % 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

B Perhitungan Kebutuhan Air

1 Jumlah Penduduk jiwa 6.825 6.914 7.004 7.094 7.184 7.274 7.364 7.454 7.543 7.633

2 Penduduk yang dilayani % 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

3 Jumlah Penduduk yang dilayani jiwa 5.460 5.532 5.603 5.675 5.747 5.819 5.891 5.963 6.035 6.107

4 Kebutuhan Air Domestik

a. Sambungan rumah tangga

* Pemakaian Air lt/org/hari 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

* Jumlah penduduk yang dilayani jiwa 5.260 5.332 5.403 5.475 5.547 5.619 5.691 5.763 5.835 5.907

* Jumlah Sambungan unit 876,61 888,59 900,57 912,56 924,54 936,52 948,50 960,48 972,46 984,44

* Kebutuhan Air lt/hari 315.580,28 319.893,51 324.206,73 328.519,96 332.833,19 337.146,42 341.459,64 345.772,87 350.086,10 354.399,33

lt/det 3,65 3,70 3,75 3,80 3,85 3,90 3,95 4,00 4,05 4,10

b. Sambungan Hidran Umum

* Pemakaian Air lt/org/hari 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

* Jumlah penduduk yang dilayani jiwa 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

* Jumlah Sambungan unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

* Kebutuhan Air lt/hari 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00

lt/det 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07

c. Total Kebutuhan Domestik lt/hari 321.580,28 325.893,51 330.206,73 334.519,96 338.833,19 343.146,42 347.459,64 351.772,87 356.086,10 360.399,33

lt/det 3,72 3,77 3,82 3,87 3,92 3,97 4,02 4,07 4,12 4,17

5 Kebutuhan Air Non Domestik lt/hari 32.158,03 32.589,35 33.020,67 33.452,00 33.883,32 34.314,64 34.745,96 35.177,29 35.608,61 36.039,93

lt/det 0,37 0,38 0,38 0,39 0,39 0,40 0,40 0,41 0,41 0,42

6 Kebutuhan Air Total lt/hari 353.738,31 358.482,86 363.227,41 367.971,96 372.716,51 377.461,06 382.205,61 386.950,16 391.694,71 396.439,26

(Domestik+Non Domestik) lt/det 4,09 4,15 4,20 4,26 4,31 4,37 4,42 4,48 4,53 4,59

m3/tahun 127.345,79 129.053,83 130.761,87 132.469,90 134.177,94 135.885,98 137.594,02 139.302,06 141.010,10 142.718,13

7 Kehilangan Air lt/hari 70.747,66 71.696,57 72.645,48 73.594,39 74.543,30 75.492,21 76.441,12 77.390,03 78.338,94 79.287,85

lt/det 0,82 0,83 0,84 0,85 0,86 0,87 0,88 0,90 0,91 0,92

m3/tahun 25.469,16 25.810,77 26.152,37 26.493,98 26.835,59 27.177,20 27.518,80 27.860,41 28.202,02 28.543,63

8 Kebutuhan Air Rata-Rata lt/hari 424.485,97 430.179,43 435.872,89 441.566,35 447.259,81 452.953,27 458.646,73 464.340,19 470.033,65 475.727,11

lt/det 4,91 4,98 5,04 5,11 5,18 5,24 5,31 5,37 5,44 5,51

9 Kebutuhan Harian Maksimum lt/hari 466.934,56 473.197,37 479.460,18 485.722,98 491.985,79 498.248,60 504.511,40 510.774,21 517.037,02 523.299,82

lt/det 5,40 5,48 5,55 5,62 5,69 5,77 5,84 5,91 5,98 6,06

10 Kebutuhan Jam Puncak lt/hari 636.728,95 645.269,14 653.809,33 662.349,52 670.889,71 679.429,91 687.970,10 696.510,29 705.050,48 713.590,67

lt/det 7,37 7,47 7,57 7,67 7,76 7,86 7,96 8,06 8,16 8,26

Sumber : Hasil Perhitungan

67

Page 87: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

68

Rekapitulasi hasil perhitungan kebutuhan air penduduk bisa dilihat di tabel 4.27 dan

tabel 4.28.

Tabel 4.27. Total Kebutuhan Air

Tahu

n

Kebutuhan air (m3/tahun) Total Kebutuhan

(m3/tahun) Sumberpasir Pakiskembar Sukolilo

2017 110.668 149.606

111.973

372.248

2018 111.337 150.703

113.681

375.722

2019 112.007 151.799

115.390

379.195

2020 112.676 152.896

117.098

382.669

2021 113.345 153.992

118.806

386.143

2022 114.014 155.089

120.514

389.616

2023 114.683 156.185

122.222

393.090

2024 115.352 157.282

123.930

396.564

2025 116.021 158.379

125.638

400.037

2026 116.690 159.475

127.346

403.511

2027 117.359 160.572

129.054

406.985

2028 118.028 161.668

130.762

410.458

2029 118.697 162.765

132.470

413.932

2030 119.367 163.861

134.178

417.406

2031 120.036 164.958

135.886

420.879

2032 120.705 166.054

137.594

424.353

2033 121.374 167.151

139.302

427.827

2034 122.043 168.247

141.010

431.300

2035 122.712 169.344

142.718

434.774

2036 123.381 170.441

144.426

438.248

Sumber: Perhitungan

Page 88: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

69

Tabel 4.28. Total Kehilangan Air

Tahun Kehilangan air (m3/tahun) Total Kehilangan

(m3/tahun) Sumberpasir Pakiskembar Sukolilo

2017 22.134 29.921 22.395 74.450

2018 22.267 30.141 22.736 75.144

2019 22.401 30.360 23.078 75.839

2020 22.535 30.579 23.420 76.534

2021 22.669 30.798 23.761 77.229

2022 22.803 31.018 24.103 77.923

2023 22.937 31.237 24.444 78.618

2024 23.070 31.456 24.786 79.313

2025 23.204 31.676 25.128 80.007

2026 23.338 31.895 25.469 80.702

2027 23.472 32.114 25.811 81.397

2028 23.606 32.334 26.152 82.092

2029 23.739 32.553 26.494 82.786

2030 23.873 32.772 26.836 83.481

2031 24.007 32.992 27.177 84.176

2032 24.141 33.211 27.519 84.871

2033 24.275 33.430 27.860 85.565

2034 24.409 33.649 28.202 86.260

2035 24.542 33.869 28.544 86.955

2036 24.676 34.088 28.885 87.650

Sumber : Perhitungan

Page 89: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

70

4.9 Hasil Simulasi Program WaterCAD V8i SS6 Edition pada Junction

Junction merupakan titik bayangan yang berguna sebagai titik kontrol dalam

perencanaan. Data yang diperlukan adalah data elevasi dan data kebutuhan air penduduk.

Dari hasil simulasi yang dilakukan dengan menggunakan program WaterCAD V8i SS6

Edition dapat diketahui profil tekanan pada setiap junction pipa distribusi.

Tabel 4.29. Hasil Simulasi Junction Pipa Distribusi

ID Label

Elevation

(m) Hydraulic Grade (m)

Pressure

(mbar)

34 J-1 612,00 660,14 4.712

36 J-2 569,50 659,20 8.779

38 J-3 569,50 658,80 8.74

40 J-4 540,15 658,53 11.586

42 J-5 537,50 658,46 11.838

44 J-6 513,30 658,25 14.186

46 J-7 510,87 658,22 14.421

48 J-8 487,50 658,15 16.702

50 J-9 487,50 658,08 16.694

52 J-10 487,50 658,07 16.694

54 J-11 480,50 658,07 17.378

56 J-12 475,50 658,07 17.868

58 J-13 478,50 658,07 17.574

60 J-14 485,50 658,07 16.889

63 J-15 475,50 658,06 17.867

67 J-17 478,60 658,05 17.563

69 J-18 478,23 658,03 17.597

71 J-19 475,80 658,02 17.834

73 J-20 475,00 658,01 17.911

75 J-21 478,50 658,05 17.572

77 J-22 513,30 658,22 14.184

79 J-23 513,00 658,22 14.213

81 J-24 513,00 658,22 14.212

83 J-25 512,80 658,22 14.232

85 J-26 513,00 658,21 14.211

87 J-27 510,00 658,21 14.505

89 J-28 508,57 658,20 14.645

91 J-29 512,50 658,20 14.26

93 J-30 505,68 658,18 14.924

95 J-31 505,68 658,17 14.924

97 J-32 490,30 658,17 16.429

99 J-33 487,50 658,16 16.703

101 J-34 485,21 658,16 16.926

103 J-35 486,30 658,15 16.818

105 J-36 536,21 658,45 11.963

107 J-37 536,21 658,45 11.963

Page 90: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

71

ID Label

Elevation

(m) Hydraulic Grade (m)

Pressure

(mbar)

109 J-38 535,22 658,45 12.06

111 J-39 536,00 658,45 11.984

113 J-40 535,20 658,45 12.062

115 J-41 536,46 658,44 11.938

117 J-42 535,26 658,44 12.056

119 J-43 535,50 658,44 12.032

121 J-44 536,46 658,44 11.938

123 J-45 534,90 658,44 12.091

125 J-46 535,12 658,44 12.07

127 J-47 540,00 658,50 11.598

129 J-48 540,00 658,48 11.596

131 J-49 539,00 658,46 11.691

133 J-50 538,46 658,43 11.741

135 J-51 538,00 658,35 11.778

137 J-52 537,50 658,32 11.825

139 J-53 512,50 658,10 14.249

141 J-54 523,45 657,99 13.167

143 J-55 524,20 657,95 13.09

145 J-56 524,00 657,93 13.108

147 J-57 523,75 657,93 13.132

149 J-58 525,00 657,92 13.009

151 J-59 525,00 657,91 13.008

153 J-60 525,00 657,90 13.007

155 J-61 523,35 657,90 13.168

157 J-62 523,20 657,88 13.181

159 J-63 523,00 657,87 13.199

161 J-64 523,00 657,86 13.199

163 J-65 515,45 657,82 13.933

165 J-66 511,36 657,80 14.332

167 J-67 559,15 657,81 9.656

169 J-68 530,15 657,74 12.487

171 J-69 535,20 657,72 11.991

173 J-70 535,20 657,73 11.992

175 J-71 525,00 657,70 12.987

Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD V8i SS6 Edition

Page 91: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

72

Tabel 4.30. Hasil Simulasi Pipa Distribusi

Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD V8i SS6 Edition

ID Label Length (Scaled) (m) Start Node Stop NodeDiameter

(in)Hazen-Williams C

Flow

(L/s)

Velocity

(m/s)

Headloss Gradient

(ft/ft)

35 P-1 284 T-5 J-1 8,0 120,0 22 0,68 0,003

37 P-2 314 J-1 J-2 8,0 120,0 22 0,68 0,003

39 P-3 132 J-2 J-3 8,0 120,0 22 0,68 0,003

41 P-4 88 J-3 J-4 8,0 120,0 22 0,68 0,003

43 P-5 53 J-4 J-5 8,0 120,0 15 0,46 0,001

45 P-6 299 J-5 J-6 8,0 120,0 10 0,31 0,001

47 P-7 203 J-6 J-7 8,0 120,0 4 0,12 0,000

49 P-8 149 J-7 J-8 6,0 130,0 4 0,22 0,000

51 P-9 170 J-8 J-9 6,0 130,0 4 0,22 0,000

53 P-10 72 J-9 J-10 6,0 130,0 2 0,08 0,000

55 P-11 48 J-10 J-11 6,0 130,0 2 0,08 0,000

57 P-12 34 J-11 J-12 6,0 130,0 1 0,03 0,000

59 P-13 49 J-11 J-13 6,0 130,0 1 0,03 0,000

61 P-14 53 J-11 J-14 6,0 130,0 1 0,03 0,000

62 P-15 53 J-14 J-9 6,0 130,0 -2 0,14 0,000

64 P-16 38 J-14 J-15 6,0 130,0 3 0,16 0,000

70 P-19 132 J-17 J-18 6,0 130,0 2 0,11 0,000

72 P-20 72 J-18 J-19 6,0 130,0 2 0,11 0,000

74 P-21 93 J-19 J-20 6,0 130,0 2 0,11 0,000

76 P-22 103 J-17 J-21 6,0 130,0 1 0,05 0,000

78 P-23 83 J-6 J-22 8,0 120,0 6 0,19 0,000

80 P-24 92 J-22 J-23 8,0 120,0 1 0,02 0,000

82 P-25 32 J-22 J-24 8,0 120,0 5 0,15 0,000

84 P-26 103 J-24 J-25 8,0 120,0 1 0,03 0,000

86 P-27 85 J-24 J-26 8,0 120,0 4 0,12 0,000

88 P-28 94 J-26 J-27 8,0 120,0 1 0,03 0,000

90 P-29 156 J-27 J-28 8,0 120,0 1 0,03 0,000

92 P-30 51 J-26 J-29 8,0 120,0 3 0,09 0,000

94 P-31 372 J-29 J-30 8,0 120,0 3 0,09 0,000

96 P-32 31 J-30 J-31 8,0 120,0 3 0,09 0,000

98 P-33 79 J-31 J-32 8,0 120,0 3 0,09 0,000

100 P-34 32 J-32 J-33 8,0 120,0 3 0,09 0,000

102 P-35 109 J-33 J-34 8,0 120,0 3 0,09 0,000

104 P-36 130 J-34 J-35 8,0 120,0 3 0,09 0,000

106 P-37 43 J-5 J-36 8,0 120,0 5 0,15 0,000

108 P-38 8 J-36 J-37 8,0 120,0 4 0,12 0,000

110 P-39 56 J-37 J-38 8,0 120,0 1 0,03 0,000

112 P-40 72 J-36 J-39 8,0 120,0 1 0,03 0,000

114 P-41 41 J-39 J-40 8,0 120,0 1 0,03 0,000

116 P-42 23 J-37 J-41 8,0 120,0 3 0,09 0,000

118 P-43 39 J-41 J-42 8,0 120,0 1 0,03 0,000

120 P-44 28 J-42 J-43 8,0 120,0 1 0,03 0,000

122 P-45 29 J-41 J-44 8,0 120,0 1 0,03 0,000

124 P-46 79 J-44 J-45 8,0 120,0 1 0,03 0,000

126 P-47 71 J-41 J-46 8,0 120,0 1 0,03 0,000

128 P-48 82 J-4 J-47 8,0 120,0 7 0,22 0,000

130 P-49 58 J-47 J-48 8,0 120,0 7 0,22 0,000

132 P-50 75 J-48 J-49 8,0 120,0 7 0,22 0,000

134 P-51 87 J-49 J-50 8,0 120,0 7 0,22 0,000

136 P-52 61 J-50 J-51 6,0 130,0 7 0,38 0,001

138 P-53 22 J-51 J-52 6,0 130,0 7 0,38 0,001

140 P-54 177 J-52 J-53 6,0 130,0 7 0,38 0,001

142 P-55 82 J-53 J-54 6,0 130,0 7 0,38 0,001

144 P-56 35 J-54 J-55 6,0 130,0 7 0,38 0,001

146 P-57 55 J-55 J-56 6,0 130,0 3 0,16 0,000

148 P-58 32 J-56 J-57 6,0 130,0 3 0,16 0,000

150 P-59 29 J-57 J-58 6,0 130,0 3 0,16 0,000

152 P-60 20 J-58 J-59 6,0 130,0 3 0,16 0,000

154 P-61 38 J-59 J-60 6,0 130,0 3 0,16 0,000

156 P-62 11 J-60 J-61 6,0 130,0 3 0,16 0,000

158 P-63 77 J-61 J-62 6,0 130,0 3 0,16 0,000

160 P-64 43 J-62 J-63 6,0 130,0 3 0,16 0,000

162 P-65 20 J-63 J-64 6,0 130,0 3 0,16 0,000

164 P-66 174 J-64 J-65 6,0 130,0 3 0,16 0,000

166 P-67 66 J-65 J-66 6,0 130,0 3 0,16 0,000

168 P-68 311 J-55 J-67 6,0 130,0 4 0,22 0,000

170 P-69 147 J-67 J-68 6,0 130,0 4 0,22 0,000

172 P-70 193 J-68 J-69 6,0 130,0 2 0,11 0,000

174 P-71 129 J-68 J-70 6,0 130,0 2 0,11 0,000

176 P-72 197 J-70 J-71 6,0 130,0 2 0,11 0,000

411 P-190 29 J-15 J-17 6,0 130,0 3 0,16 0,000

414 P-191 166 T-7 T-5 8,0 120,0 84 2,60 0,036

Page 92: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

73

Berikut merupakan penyajian grafik tekanan pada distribusi:

Gambar 4.1 Grafik Tekanan Pada Pipa Distribusi Profil 1 Pakiskembar

Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD V8i SS6 Edition

Gambar 4.2 Grafik Tekanan Pada Pipa Distribusi Profil 2 Sumberpasir

Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD V8i SS6 Edition

Page 93: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

74

Gambar 4.3 Grafik Tekanan Pada Pipa Distribusi Profil 3 Sukolilo

Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD V8i SS6 Edition

4.10 RAB (Rencana AnggaraniBiaya)

Perhitungan RencanaiAnggaran Biaya diperlukan data harga satuan pekerjaan. Data

satuan pekerjaan untuk perencanaan jaringan distribusi air bersih adalah sebagai berikut:

4.10.1 Perhitungan Volume Pekerjaan

Volume pekerjaan perencanaan jaringan distribusi air minum sebagai berikut:

Jaringan Pipa distribusi air minum sepanjang 6.627 m atau 6,63 km dengan menggunakan

jenis pipa HDPE diameter 8 inchi sebagai pipa utama sepanjang 3.613 m dan pipa HDPE

diameter 6 inchi sepanjang 3.014 m

Dari jumlah panjang pipa diketahui volume pekerjaan yang teridiri dari :

Volume Pembersihan = Panjang pipa x Lebar pembersihan lapangan

= 6.627 m x 1 m

= 6.627 m2

Volume Galian = Panjang Pipa x Lebar galian x kedalaman galian

= 6627 m x 1 m x 0,5 m

= 3313,5 m3

Page 94: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

75

4.10.2 Analisa Harga Satuan

Tabel 4.31. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Jaringan Distribusi Air Minum

Jenis Pekerjaan : Pembersihan Lokasi

Referensi : An. SNI ( Revisi ) 6.8

Satuan Pembayaran : m2

No Satuan Indeks Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 2 3 4 5 6

A TENAGA

1 Pekerja OH 0,100 50.000,00 5.000,00

2 Mandor OH 0,050 70.000,00 3.500,00

Harga Satuan Pekerjaan 8.500,00

Uraian Kegiatan

Jenis Pekerjaan : Galian Tanah Biasa 1 meter

Referensi : An. SNI ( Revisi ) 6.5.1

Satuan Pembayaran : m3

No Satuan Indeks Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 2 3 4 5 6

A TENAGA

1 Pekerja OH 0,400 50.000,00 20.000,00

2 Mandor OH 0,040 70.000,00 2.800,00

Harga Satuan Pekerjaan 22.800,00

Uraian Pekerjaan

Jenis Pekerjaan : Pemadatan Tanah

Referensi : An. SNI ( Revisi ) 6.9.1

Satuan Pembayaran : m3 1/3 volume Penggalian

No Uraian Pekerjaan Satuan Indeks Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 2 3 4 5 6

A TENAGA

1 Pekerja OH 0,500 50.000,00 25.000,00

2 Mandor OH 0,050 70.000,00 3.500,00

Harga Satuan Pekerjaan 28.500,00 Jenis Pekerjaan : Pengukuran jaringan pipa

Referensi : Pendekatan

Satuan Pembayaran : km1

No Uraian Kegiatan Satuan Indeks Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 2 3 4 5 6

A TENAGA

1 Pekerja OH 1,000 50.000,00 50.000,00

2 Mandor OH 0,333 70.000,00 23.333,33

B BAHAN

1 Cat Meni kayu kg 0,240 22.000,00 5.280,00

2 Usuk 5/7 m3 0,054 4.200.000,00 226.800,00

Harga Satuan Pekerjaan 305.413,33

Page 95: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

76

Jenis Pekerjaan : Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 150 mm

Satuan Pembayaran : 1 M' Kode : R.83

Uraian Satuan Koefisien Harga Satuan Jumlah

(Rp) Harga

(Rp)

A TENAGA

Pekerja OH 0,062 50.000 3100

Tukang pipa OH

0,031 60.000 1860

Mandor OH 0,006 70.000 420

B PERALATAN

Sewa Tripot/Tackel &

handle crane 2 T hari 0,019

65.000,00 1235

6615JUMLAH

No

Jenis Pekerjaan : Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 200 mm

Satuan Pembayaran : 1 M' Kode : R.88

Uraian Satuan Koefisien Harga Satuan Jumlah

(Rp) Harga

(Rp)

A TENAGA

Pekerja OH 0,102 50.000 5100

Tukang pipa OH 0,051 60.000 3060

Mandor OH 0,01 70.000 700JUMLAH

TENAGA

B PERALATAN

Sewa Tripot/Tackel &

handle crane 2 T hari 0,019

65.000 1235

10095Jumlah

No

Jenis Pekerjaan Penyambungan Pipa HDPE, S-8 Ø 6" (SDR -17) PN10

Satuan Pembayaran : bh Kode : R.127

No Uraian Pekerjaan Satuan Indeks Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 2 3 4 5 6

A TENAGA

1 Pekerja Biasa Or Hr 0,145 50.000,00 7.225,00

2 Tukang Pipa Or Hr 0,072 55.000,00 3.976,50

3 Kepala Tukang Pipa Or Hr 0,072 60.000,00 4.338,00

4 Mandor Or Hr 0,010 70.000,00 700,00

B BAHAN

1 Solar ltr 0,723 10.000,00 7.226,80

2 Minyak pelumas ltr 0,013 30.000,00 375,00

C ALAT

1 Sewa Butt Welding Machine 160 (manual)hari 0,072 425.000,00 30.727,50

2 Sewa Genset hari 0,072 650.000,00 46.995,00

Jumlah 101.563,80

Page 96: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

77

Jenis Pekerjaan Penyambungan Pipa HDPE, S-8 Ø 8" (SDR -17) PN10

Satuan Pembayaran : bh Kode : R.128

No Uraian Pekerjaan Satuan Indeks Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 2 3 4 5 6

A TENAGA

1 Pekerja Biasa Or Hr 0,167 50.000,00 8.365,00

2 Tukang Pipa Or Hr 0,084 55.000,00 4.598,00

3 Kepala Tukang Pipa Or Hr 0,084 60.000,00 5.016,00

4 Mandor Or Hr 0,010 70.000,00 700,00

B BAHAN

1 Solar ltr 0,836 10.000,00 8.363,86

2 Minyak pelumas ltr 0,013 30.000,00 375,00

C ALAT

1 Sewa Butt Welding Machine 160 (manual)hari 0,084 425.000,00 35.530,00

2 Sewa Genset hari 0,084 650.000,00 54.340,00

Jumlah 117.287,86 Jenis

Pekerjaan

: Pemasangan 1 buah Tee Ø 150 mm

Satuan

Pekerjaan

: bh Kode : AHSP A.8.4.3.15

No Uraian Satuan Koefisien

Harga Satuan Jumlah

(Rp) Harga

(Rp)

A TENAGA

Pekerja OH 0,106

50.000 5300

Tukang pipa OH 0,053

55.000 2915

Mandor OH 0,011

70.000 770

B PERALATAN

Sewa Tripot/Tackel

& handle crane 2 T hari 0,028

65.000,00 1820

C Jumlah (A+B) 10805

Jenis Pekerjaan : Pemasangan 1 buah Tee Ø 200 mm

Satuan Pekerjaan : bh Kode : AHSP A.8.4.3.16

Harga Satuan Jumlah

(Rp) Harga

(Rp)

A TENAGA

Pekerja OH 0,216 50.000,00 10800

Tukang pipa OH 0,108 55.000,00 5940

Mandor OH 0,022 70.000,00 1540

B PERALATAN

Sewa Tripot/Tackel &

handle crane 2 Thari 0,029 65.000,00 1885

20165

No Uraian Satuan Koefisien

jumlah

Page 97: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

78

Jenis Pekerjaan : Pemasangan 1 buah Knie Ø 150 mm

Satuan Pekerjaan : bh Kode : AHSP A.8.4.3.16

Harga Satuan Jumlah

(Rp) Harga

(Rp)

A TENAGA

Pekerja OH 0,106 50.000 5300

Tukang pipa OH 0,053 55.000 2915

Mandor OH 0,011 70.000 770

B PERALATAN

Sewa Tripot/Tackel &

handle crane 2 Thari 0,029 65.000 1885

10870

Jenis Pekerjaan : Pemasangan 1 buah Knie Ø 200 mm

Satuan Pekerjaan : bh Kode : AHSP A.8.4.3.16

Harga Satuan Jumlah

(Rp) Harga

(Rp)

A TENAGA

Pekerja OH 0,216 50.000,00 10800

Tukang pipa OH 0,108 55.000,00 5940

Mandor OH 0,022 70.000,00 1540

B PERALATAN

Sewa Tripot/Tackel &

handle crane 2 Thari 0,03 65.000,00 1950

20230

jumlah

No Uraian Satuan Koefisien

Satuan Koefisien

jumlah

No Uraian

Jenis Pekerjaan : Pengetesan 1 m pipa Ø 150 mm

Referensi : Pendekatan Kode : AHSP A.8.4.5.4

Harga Satuan Jumlah

(Rp) Harga

(Rp)

A TENAGA

Pekerja OH 0,008 50.000 400

Mandor OH 0,0008 70.000 56

B BAHAN

Air test (air bersih) m3

0,018 5,00 0,09

Bahan bakar liter 0,06 10.000,00 600

Oli liter 0,002 30.000,00 60

C PERALATAN

0,0003 75.000,00 22,50

jumlah 1.138,59

No Uraian Satuan Koefisien

Page 98: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

79

Jenis Pekerjaan : Pengetesan 1 m pipa Ø 200 mm

Referensi : Pendekatan Kode : AHSP A.8.4.5.5

Harga Satuan Jumlah

(Rp) Harga

(Rp)

A TENAGA

Pekerja OH 0,008 50.000 400

Mandor OH 0,0008 70.000 56

B BAHAN

Air test (air bersih) m3

0,031 5,00 0,155

Bahan bakar liter 0,06 10.000,00 600

Oli liter 0,002 30.000,00 60

660,155

C PERALATAN

alat tes pengetesan jam 0,0003 75.000,00 22,50

1.798,81

JUMLAH HARGA BAHAN

jumlah

No Uraian Satuan Koefisien

Jenis Pekerjaan : Lapisan Perkerasan 15 cm AC (padat digilas)

Referensi : Supplemen SNI 2008

Satuan Pembayaran : M2

No Uraian Pekerjaan Satuan Indeks Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 2 3 4 5 6

A BAHAN

1 m3 0,05 238.560,00 11.928,00

2 Batu Kali Belah 15/20 cm m3 0,2 170.000,00 34.000,00

3 Kg 5,32 10.000,00 53.200,00

B SEWA ALAT

jam 0,015 287.500,00 4.312,50

C UPAH

Mandor OH 0,019 70.000,00 1.330,00

Pekerja Terampil OH 0,375 50.000,00 18.750,00

Tenaga Pemasak Aspal OH 0,123 55.000,00 6.765,00

Harga Satuan Pekerjaan 130.285,50

Biaya Menggilas

Batu Pecah Mesin (3/5

Aspal panas AC 60/70

Sumber: Perhitungan

4.10.3 Rekapitulasi Uraian Pekerjaan

Hasil dari analisa harga satuan pekerjaan dengan Harga Satuan Pekerjaan maka

menghasilkan uraian perkerjaan yang terbagi menjadi 3, yakni pekerjaan persiapan,

pekerjaan pengadaan-pemasangan pipa dan pekerjaan perlintasan jalan. Rincian ketiga

pekerjaan tersebut dapat diketahui di tabel 4.31.

Page 99: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

80

Tabel 4.32. Rekapitulasi Uraian Pekerjaan

No Pekerjaan Volume Satuan Harga

Satuan (Rp)

Jumlah Harga

(Rp)

I PEKERJAAN PERSIAPAN

I.1 Pengukuran jaringan Pipa 6,63 km 305.413,33 2023974,16

I.2 Pembersihan Lokasi 6.627 m

2 8.500,00 56329500

SUB TOTAL I 58.353.474,16

II PEKERJAAN PENGADAAN-PEMASANGAN PIPA DISTRIBUSI UTAMA & ACCESSORIES

II.1 Pengadaan Pipa

-Pengadaan Pipa HDPE, S-8 Ø 8"

(SDR -17) PN10 3014 m

1 445.150,00 1.341.682.100,00

-Pengadaan Pipa HDPE, S-8 Ø 6"

(SDR -17) PN10 3613 m

1 285.260,00 1.030.644.380,00

II.2 Pemasangan Pipa

-Pemasangan Pipa HDPE, S-8 Ø 8"

(SDR -17) PN10 3014 m

1 10.095,00 30.426.330,00

-Pemasangan Pipa HDPE, S-8 Ø 6"

(SDR -17) PN10 3613 m

1 6.615,00 23.899.995,00

II.3 Penyambungan Pipa

-Penyambungan Pipa HDPE, S-8 Ø

8" (SDR -17) PN10 504 bh 117.287,86 59.113.080,62

-Penyambungan Pipa HDPE, S-8 Ø

6" (SDR -17) PN10 604 bh 101.563,80 61.344.535,79

II.3 Galian tanah biasa 3314 m

3 22.800,00 75.547.800,00

II.4 Pemadatan tanah 3314 m

3 28.500,00 94.434.750,00

II.5 Pengurugan tanah 1105 m

3 28.500,00 31.478.250,00

II.6 Accesories

-Tee Ø 150 mm 4 bh 609.500,00 2.438.000,00

-Tee Ø 200 mm 12 bh 777.400,00 9.328.800,00

-Knie Ø 150 mm 4 bh 868.000,00 3.472.000,00

-Knie Ø 200 mm 24 bh 1.000.000,00 24.000.000,00

II.7 Pemasangan Accesories

-Pemasangan Tee Ø 150 mm 4 bh 10.805,00 43.220,00

-Pemasangan Tee Ø 200 mm 12 bh 20.165,00 241.980,00

-Pemasangan Knie Ø 150 mm 4 bh 10.870,00 43.480,00

-Pemasangan Knie Ø 200 mm 24 bh 20.230,00 485.520,00

SUB TOTAL II 2.788.624.221,41

III PEKERJAAN PERLINTASAN JALAN

III. 1 Pelapisan Aspal kembali 100 m

2 130.285,50 13.028.550,00

SUB TOTAL III 13.028.550,00

JUMLAH TOTAL I+II+III 2.860.006.245,57

Sumber: Perhitungan

Page 100: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

81

Tabel 4.33. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

No Pekerjaan Jumlah Harga (Rp)

I PEKERJAAN PERSIAPAN 58.353.474,16

II PEKERJAAN PIPA 2.788.624.221,41

III PEKERJAAN PERLINTASAN JALAN 13.028.550,00

JUMLAH 2.860.006.245,57

PPN 10% 286.000.624,56

Jumlah Total 3.146.006.870,12

Sumber: Perhitungan

Rencana Anggaran Biaya Perencanaan Jaringan Distribusi Air minum di IKK Jabung

(desa Sukolilo) dah IKK Pakis (desa Sumberpasir dan desa Pakiskembar) menghabiskan

anggaran sebesar Rp 3.146.006.870,12 (Tiga Miliyar Seratus Empat Puluh Enam Juta

Enam Ribu Delapan Ratus Tujuh Puluh Rupiah)

4.11 Biaya Proyeki8

Biaya investasi dapat didefinisikanisebagaiajumlahasemua pengeluaran dana yang

diperlukan untuk melaksanakan proyekasampai selesai. Biaya proyek dapat dibagi menjadi

2 yaitu Biaya Modal ( Capital Cost ) daniBiaya Tahunana( Annual Cost ).

4.11.1 Biaya Modal

Terdiri dari 2 macam biaya yaituaBiayaiLangsung ( Direct Cost ) dan Biaya Tidak

Langsung ( Indirect Cost )

4.11.1.1 Biaya Langsung ( Direct Cost ) i

Biaya ini merupakan biayaayangidiperlukan untuk pelaksanaan pembangunan.

Meliputi seluruh biaya yangadigunakaniuntuk pembangunan yang terdiri dari pekerjaan

sipil. Biaya konstruksi dalamaperencanaan penyediaan air minum ini adalah biaya di tabel

RAB 4.33.

4.11.1.2 Biaya Tidak Langsung ( Indirect Cost a)

Biaya tak langsung dari pekerjaan proyek ini terdiri dari ( Kodoatie, 1995 : 72 )

- Biaya Engineering ( 5% dari biaya konstruksi )

- Biaya Administasi ( 2,5 % dari biaya konstruksi )

- Biaya Tak terduga ( 5% dari biaya konstruksi )

Menghitung biaya modal untuk seluruhaperencanaan proyek penyediaan air minum

adalah sebagai berikut :

a. Biaya administrasia : 2,5% x Rp 3.146.006.870 = Rp. 78.650.171,75

b. Biaya engineeringa : 5% x Rp. 3.146.006.870 = Rp. 157.300.343,51

Page 101: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

82

c. Biaya tak terdugaa : 5% x Rp. 3.146.006.870 = Rp. 157.300.343,51

Tabel 4.34. Biaya Tak Langsung Distribusi Air Minum

No Uraian Pekerjaan Jumlah

1 Biaya Administrasi (2,5%) Rp 78.650.171,75

2 Biaya Konsultan Pengawas (5%) Rp 157.300.343,51

3 Biaya Tak Terduga (5%) Rp 157.300.343,51

Total Rp 393.250.858,77

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 4.35. Biaya Total Proyek Penyediaan Air minum

No Uraian Pekerjaan Jumlah

1 Biaya Konstruksi Rp 3.146.006.870,12

2 Biaya Tak Langsung Rp 393.250.858,77

Total Rp 3.539.257.728,89

Sumber: Hasil Perhitungan

Perhitungan dan analisis biaya modal dapat dilihat pada tabel 4.34. dengan langkah

perhitungan sebagai berikut :

a. Menghitung biaya modal untuk Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum yaitu

sebesar Rp 3.539.257.728

b. Menentukan besarnya biaya modal total berdasarkan analisis 2017 yaitu

mengalikan dengan faktor konversi yang sesuai. Dalam perhitungan analisis biaya

ini dijadikan nilai sekarang (present value). Pada studi perencanaan ini di tahun

2017 dan bunga sebesar 7 %.

Page 102: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

83

Tabel 4.36. Analisis Biaya Modal Tahunan Tahun Biaya Faktor Konversi Biaya Pertahun

2017 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 1) 1,070 Rp 3.787.005.769,91

2018 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7 2) 1,145 Rp 4.052.450.099,58

2019 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 3) 1,225 Rp 4.335.590.717,89

2020 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 4) 1,311 Rp 4.639.966.882,57

2021 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 5) 1,403 Rp 4.965.578.593,63

2022 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 6) 1,501 Rp 5.312.425.851,06

2023 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 7) 1,606 Rp 5.684.047.912,59

2024 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 8) 1,718 Rp 6.080.444.778,23

2025 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 9) 1,838 Rp 6.505.155.705,69

2026 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 10) 1,976 Rp 6.993.573.272,28

2027 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 11) 2,105 Rp 7.450.137.519,31

2028 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 12) 2,252 Rp 7.970.408.405,45

2029 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 13) 2,410 Rp 8.529.611.126,62

2030 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 14) 2,579 Rp 9.127.745.682,80

2031 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 15) 2,759 Rp 9.764.812.074,00

2032 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 16) 2,952 Rp 10.447.888.815,67

2033 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 17) 3,159 Rp 11.180.515.165,55

2034 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 18) 3,380 Rp 11.962.691.123,64

2035 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 19) 3,617 Rp 12.801.495.205,38

2036 Rp 3.539.257.728,89 (F/P, 7, 20) 3,870 Rp 13.696.927.410,79

Sumber: Hasil Perhitungan

4.11.2 Biaya Tahunan ( Annual Cost )

Biaya tahunan dari perencanaan proyek penyediaan airibersih ini hanya terdiri dari

perhitungan biaya Operasi dan Pemeliharaan. iPerhitungan dan analisis biaya tahunan

dapat dilihat pada tabel 4.27. Dalam biaya operasional ini terdiri dari :

a. Biaya variabel yaitu biaya yangiberhubungan langsung dengan kebutuhan dana

untuk menyalurkanair mulaiidari sumber air sampai ke pelanggan.

b. Biaya tetap yaitu biaya yangimeliputi biaya langsung usaha, beban, administrasi

dan umum.

Page 103: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

84

Tabel 4.37. Biaya Operasi Pemeliharaan Penyediaan Air Minum IKK Jabung dan IKK

Pakis

No Uraian Jumlah

1 Biaya Variabel

Biaya Perbaikan Pipa dan Bangunan Rp 3.000.000,00

2 Biaya Tetap

Gaji Pegawai (10 Orang) Rp 15.000.000,00

Biaya Administrasi Umum Rp 2.000.000,00

Total Biaya Operasi dan Pemeliharaan per Bulan Rp 20.000.000,00

Total Biaya Operasi dan Pemeliharaan per Tahun Rp 240.000.000,00

Sumber : Perhitungan

Menentukan besarnya biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan analisis 2017

yaitu mengalikan dengan faktor konversi yang sesuai.

Page 104: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

85

Tabel 4.38. Biaya Operasional dan Pemeliharaan

Biaya O&P

Tahun 2017

Th.Biaya

O&P Faktor Konversi Biaya O&P

Rp 240,000,000.00 2017 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2018 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2019 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2020 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2021 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2022 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2023 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2024 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2025 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2026 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2027 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2028 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2029 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2030 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2031 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2032 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2033 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2034 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2035 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Rp 240,000,000.00 2036 (P/A, 7, 20) 10.594 Rp 2,542,560,000.00

Sumber : Hasil Perhitungan

Page 105: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

86

Menentukan besarnya biaya total rencana yaitu dengan cara menjumlah nilai biaya

modal dan nilai biaya operasi dan pemeliharaan.

Tabel 4.39. Biaya Total Rencana Tahun Biaya Modal Biaya O&P Biaya Total

2017 Rp 3.787.005.769,91 Rp 2.542.560.000,00 Rp 6.329.565.769,91

2018 Rp 4.052.450.099,58 Rp 2.542.560.000,00 Rp 6.595.010.099,58

2019 Rp 4.335.590.717,89 Rp 2.542.560.000,00 Rp 6.878.150.717,89

2020 Rp 4.639.966.882,57 Rp 2.542.560.000,00 Rp 7.182.526.882,57

2021 Rp 4.965.578.593,63 Rp 2.542.560.000,00 Rp 7.508.138.593,63

2022 Rp 5.312.425.851,06 Rp 2.542.560.000,00 Rp 7.854.985.851,06

2023 Rp 5.684.047.912,59 Rp 2.542.560.000,00 Rp 8.226.607.912,59

2024 Rp 6.080.444.778,23 Rp 2.542.560.000,00 Rp 8.623.004.778,23

2025 Rp 6.505.155.705,69 Rp 2.542.560.000,00 Rp 9.047.715.705,69

2026 Rp 6.993.573.272,28 Rp 2.542.560.000,00 Rp 9.536.133.272,28

2027 Rp 7.450.137.519,31 Rp 2.542.560.000,00 Rp 9.992.697.519,31

2028 Rp 7.970.408.405,45 Rp 2.542.560.000,00 Rp 10.512.968.405,45

2029 Rp 8.529.611.126,62 Rp 2.542.560.000,00 Rp 11.072.171.126,62

2030 Rp 9.127.745.682,80 Rp 2.542.560.000,00 Rp 11.670.305.682,80

2031 Rp 9.764.812.074,00 Rp 2.542.560.000,00 Rp 12.307.372.074,00

2032 Rp 11.962.691.123,64 Rp 2.542.560.000,00 Rp 14.505.251.123,64

2033 Rp 12.801.495.205,38 Rp 2.542.560.000,00 Rp 15.344.055.205,38

2034 Rp 13.696.927.410,79 Rp 2.542.560.000,00 Rp 16.239.487.410,79

2035 Rp 16.161.807.825,51 Rp 2.542.560.000,00 Rp 18.704.367.825,51

2036 Rp 17.373.943.412,42 Rp 2.542.560.000,00 Rp 19.916.503.412,42

Sumber : Hasil Perhitungan

Page 106: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

87

4.12 Analisis Manfaati

4.12.1 Manfaat langsungi (Direct Cost)

Manfaat langsung merupakanimanfaat yang secara langsung dapat ditimbukan oleh

adanya pembangunanipengembangan jaringan pipa. Sebagai suplai pemenuhan kebutuhan

air

4.12.2 Manfaatitak langsung (indirect benefits)

Manfaatitak langsung dengan adanya perencanaan jaringan pipa di proyek ini

adalah:

a. Peningkatanipemenuhan kebutuhan air baku untuk kebutuhan domestik dan non

domestik yang sebelumnya pada daerah ini minim sekali.

b. Menurunnyaipenyakit yang diakibatkan oleh air, karena air yang disalurkan sudah

diolahisehingga layak untuk dipakai.

4.12.3 Manfaat nyata (tangibleibenefits)

Manfaat nyata adalah manfaatiyang dapat diukur dalam suatu nilai uang.

a. Bertambahnya pendapatan daerah dari sektor pajak.

b. Kebutuhan akaniair baku di Desa Sanankerto mulai terpenuhi

4.12.4 Manfaat tak nyatai (intangible benefits)

a. Perbaikan mutuikesehatan dan terhindar dari wabah penyakit.

b. Terpenuhinyaikebutuhan air baku yang bersih dan layak

4.13 Analisis Ekonomi Harga Air Eksisting

4.13.1 Benefit Cost Ratio ( BCR)

Dalam perhitunganiBenefit Cost Ratio, masing-masing komponen manfaat dan biaya

dijadikan nilai seragam. Hal ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan. Tingkat suku

bunga yang dipakai dalam studi ini adalah 7% dan usia guna proyek sampai tahun 2036.

1. Total biayaikonstruksi = Rp 3.787.005.769,91

Total biayaiO&P tahunan = Rp 240.000.000,00

2. Totalikebutuhan air = 372.247,89 m³/tahun

3. Total kehilangan air = 744.495,78 m³/tahun

4. Harga air eksisting = Rp. 2500 / m³

5. Total manfaat = Total kebutuhan air – Total Kehilangan Air x Harga

air eksisting

= 372.247,89 - 744.495,58 x Rp 2500

= Rp 744.495.782,57

Berikut adalah perhitungan analisis Benefit Cost Ratio tahun 2017 :

Komponenibiaya (cost)

Page 107: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

88

Total biaya konstruksi = Rp 3.787.005.769,91

Faktor konversi (F/P,7%) = 1,070

Nilai biaya konstruksi = Rp 4.544.205.186

Total biaya O&P = Rp 240.000.000,00

Faktor konversi (P/F,7%) = 1,070

Faktor konversi (P/A,7%,20) = 10,594

Nilai biaya O&P = Rp 2.542.560.000,00

Total biaya rencana = Nilai Biaya Konstruksi + Nilai Biaya O&P

= Rp 6.329.565.769,91

Komponen Manfaat (benefit)

Total manfaat air baku = Rp 744.495,78

Faktor konversi (P/A,7%,20) = 10,594

Nilai manfaat = Rp 7.887.188.310

Sehingga :

BCR = = 1,246

Karena Benefit Cost ratio ≥ 1, maka proyek ini layak untuk dilaksanakan. Untuk

perhitungan Benefit Cost Ratio akan disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.40. Rekapitulasi Rasio Biaya Manfaat Biaya Proyek Dengan Harga Air Eksisting

Suku bunga PV Benefit PV Cost B/C

% Rp Rp

6,0% 8.539.366.615 6.504.413.193 1,313

7,0% 7.887.188.310 6.329.565.770 1,246

7,5% 6.571.664.264 5.774.888.459 1,138

8,0% 7.309.459.583 6.178.718.347 1,183

9,0% 6.796.501.990 6.048.750.924 1,124

10,0% 6.338.637.084 5.936.543.502 1,068

15,0% 4.659.799.097 5.572.306.388 0,836

20,0% 3.625.694.456 5.415.909.275 0,669

30,0% 2.468.748.012 5.396.875.048 0,457

Sumber: Hasil Perhitungan

4.13.2 Net Benefit ( B-C)

Metodeikedua adalah analisa ekonomi dengan menggunakan selisih benefit dan cost

(B-C). Dalam evaluasi ini nilai pada B-C pada tingkat suku bunga yang berlaku harus

mempunyai harga > 0. Jika nilai B-C = 0 maka proyek tersebut mempunyai manfaat yang

Page 108: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

89

senilaiidengan biaya investasinya. Jika B-C < 0 maka proyek tersebut dari segi ekonomi

tidak layak dibangun.

Contohiperhitungan B-C proyek rencana untuk tingkat suku bunga 7% adalah sebagai

berikut:

PV Benefit = Rp 7.887.188.310

PV Cost = Rp 6.329.565.770

B – C = Rp 1.557.622.540

Untuk perhitungan B-C pada berbagai suku bunga disajikan pada tabel 4.35.

Tabel 4.41. Net Present Value Proyek pada Berbagai Tingkat Suku Bunga Suku bunga PV Benefit PV Cost B-C

% Rp Rp Rp

6 8.539.366.615 6.504.413.193 2.034.953.422

7 7.887.188.310 6.329.565.770 1.557.622.540

8 7.309.459.583 6.178.718.347 1.130.741.236

9 6.796.501.990 6.048.750.924 747.751.065

10 6.338.637.084 5.936.543.502 402.093.582

15 4.659.799.097 5.572.306.388 -912.507.291,4

20 3.625.694.456 5.415.909.275 -1.790.214.818

30 2.468.748.012 5.396.875.048 -2.928.127.036

Sumber: Hasil Perhitungan

4.13.3 Internal Rate of Return ( IRR )

Internal Rate of Return ( tingkat pengembalian internali) didefinisikan sebagai tingkat

suku bunga yang membuat manfaat dan biaya mempunyaiinilai yang sama atau B – C = 0

atau tingkat suku bungaiyang membuat B/C = 1 ( Kodoatie, 1995:112). Contoh perhitungan

tingkat pengembalian internal untuk proyek ini adalah sebagai berikut :

IRR = I’ + ( I”- I’)

Dimana : I’ = suku bunga memberikan nilai NPV positif = 10%

I” = suku bunga memberikan nilai NPV negatif = 15%

(B-C)’= (B-C) positif = Rp 402.093.582

(B-C)”= (B-C) negatif = Rp -912.507.291,4

Page 109: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

90

Sehingga

IRR = 10% + ( 15% - 10% )

= 11,53 %

Dari perhitungan tingkatipengembalian internal di atas dapat disimpulkan bahwa

proyek penyediaan airiminum di IKK Jabung dan IKK Pakis layak secara ekonomi. Hal ini

disebabkan karenainilai IRR lebih besar dari nilai yang dipakai dalam evaluasi kajian ini

yaitu sebesar 7%.

4.13.4 Analisa Sensitivitas

Analisaisensivitas adalah analisa yang digunakan untuk mengetahui apa yang

terjadi dengan hasil proyek apabila terjadi kemungkinan perubahanidalam penentuan nilai-

nilai untuk biaya dan manfaat yang masihimerupakan suatu kemungkinan. Berdasarkan

Bank Indonesia inflasi suku bunga dari tahun 2011-2015istabil di angka 10%. Dalam

analisis ini digunakan prosentasi inflasiipada pengembangan proyek air bersih ditetapkan

sebesar 10%.

Analisisisensitivitas yang dihitungipada studi ini adalah sebagai berikut :

1. Biaya naik 10%, manfaat tetap

2. Biaya turun 10%, manfaat tetap

3. Biaya tetap, manfaat naik 10%

4. Biaya tetap, manfaat turun 10%

Tabel 4.42. Analisis Sensivitas Proyek Rencana Untuk Kondisi Cost Naik 10% Benefit

Tetap

6 7 7,5 8 9 10

Cost (Rp) 7.154.854.512 6.962.522.347 6.352.377.304 6.796.590.182 6.653.626.017 6.530.197.852

Benefit (Rp) 8.539.366.615 7.887.188.310 6.571.664.264 7.309.459.583 6.796.501.990 6.338.637.084

B/C 1,194 1,133 1,035 1,075 1,021 0,971

B-C 1.384.512.103 924.665.963 219.286.959 512.869.402 142.875.973 -191.560.768

IRR

Suku Bunga (%)Uraian

9,011 Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 4.43. Analisis Sensivitas Proyek Rencana Untuk Kondisi Cost Turun 10% Benefit

Tetap

6 7 7,5 8 9 10

Cost (Rp) 5.853.971.873 5.696.609.193 5.197.399.613 5.560.846.512 5.443.875.832 5.342.889.152

Benefit (Rp) 8.539.366.615 7.887.188.310 6.571.664.264 7.309.459.583 6.796.501.990 6.338.637.084

B/C 1,459 1,385 1,264 1,314 1,248 1,186

B-C 2.685.394.741 2.190.579.117 1.374.264.651 1.748.613.071 1.352.626.158 995.747.933

IRR

UraianSuku Bunga (%)

12,790 Sumber: Hasil Perhitungan

Page 110: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

91

Tabel 4.44. Analisis Sensivitas Proyek Rencana Untuk Kondisi Cost Tetap Benefit Naik

10%

6 7 7,5 8 9 10

Cost (Rp) 6.504.413.193 6.329.565.770 5.774.888.459 6.178.718.347 6.048.750.924 5.936.543.502

Benefit (Rp) 9.393.303.276 8.675.907.141 7.228.830.690 8.040.405.542 7.476.152.189 6.972.500.793

B/C 1,444 1,371 1,252 1,301 1,236 1,175

B-C 2.888.890.083 2.346.341.371 1.453.942.232 1.861.687.195 1.427.401.264 1.035.957.291

IRR

UraianSuku Bunga (%)

12,647 Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 4.45 Analisis Sensivitas Proyek Rencana Untuk Kondisi Cost Tetap Benefit Turun

10%

6 7 7,5 8 9 10

Cost (Rp) 6.504.413.193 6.329.565.770 5.774.888.459 6.178.718.347 6.048.750.924 5.936.543.502

Benefit (Rp) 7.685.429.953 7.098.469.479 5.914.497.838 6.578.513.625 6.116.851.791 5.704.773.376

B/C 1,182 1,121 1,024 1,065 1,011 0,961

B-C 1.181.016.761 768.903.709 139.609.379 399.795.278 68.100.866 -231.770.126

IRR 8,866

UraianSuku Bunga (%)

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 4.46. Rekapitulasi Analisis Sensivitas

No Kondisi B-C (Rp) B/C IRR (%)

1 Cost Naik 10%, Benefit tetap 924.665.963 1,133 9,011

2 Cost turun 10%, Benefit tetap 2.190.579.117 1,385 12,790

3 Cost tetap, Benefit naik 10% 2.346.341.371 1,371 12,647

4 Cost tetap, Benefit turun 10% 768.903.709 1,121 8,866

Sumber: Hasil Perhitungan

4.13.5 Payback Periode

Analisis Payback Periode pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa lama

investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (break even point).

Diketahui:

Biaya konstruksi : Rp 3.787.005.769,91

Total Operasional : Rp 240.000.000,00

Total Manfaat : Rp 744.495.782,57

Pada proyek penyediaan air minum ini komponen cash flow benefit dan costnya

bersifat present, maka rumus yang digunakan adalah :

K(PBP) = periode waktu

Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis atau

tidak, diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu. Dalam metode ini rencana investasi

dikatakan layak jika k ≤ usia guna proyek.

K(PBP) =

K(PBP) = 7,02 = 7 tahun

Page 111: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

92

Dalam perhitungan didapat K ≤ usia guna proyek, yaitu K = 4 tahun dengan usia

guna 20 tahun. Sehingga proyek penyediaan air minum IKK Jabung dan IKK Pakis layak

secara ekonomis.

4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat B = C

4.14.1 Benefit Cost Ratio (BCR)

Contoh perhitungan tabel 4.41. pada tahun 2017 dapat dilihat pada uraian berikut :

Biaya konstruksi = Rp 3.787.005.769,91

Biaya O & P = Rp 2.542.560.000,00

Biaya total rencana = Rp 6.329.565.769,91

Kebutuhan air = 372.247,89 m3/tahun

Kehilangan air = 74.449,58 m3/tahun

Penetapan harga air minimum bila B/C = 1

Harga Air per Unit =

-

=

= Rp 2.006 /m³

Nilai Manfaat = (Kebutuhan Air - Kehilangan Air) x Harga Air x Faktor

Konversi

= (372.247,89 – 74.449,58) x 2.006 x 10,594

= Rp 6.329.565.770

Page 112: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

93

Tabel 4.47. Tabel Harga Air pada saat B=C

Tahun Biaya Modal Biaya O&P Biaya Total Kebutuhan Air

(m3/tahun)

Kehilangan Air

(m3/tahun)

Harga

Air (Rp) Manfaat

2017 Rp 3.787.005.769,91 Rp 2.542.560.000,00 Rp 6.329.565.769,91 372.247,89 74.449,58 2.006

Rp 6.329.565.770

2018 Rp 4.052.450.099,58 Rp 2.542.560.000,00 Rp 6.595.010.099,58 375.721,57 75.144,31 2.071

Rp 6.595.010.100

2019 Rp 4.335.590.717,89 Rp 2.542.560.000,00 Rp 6.878.150.717,89 379.195,26 75.839,05 2.140

Rp 6.878.150.718

2020 Rp 4.639.966.882,57 Rp 2.542.560.000,00 Rp 7.182.526.882,57 382.668,94 76.533,79 2.215

Rp 7.182.526.883

2021 Rp 4.965.578.593,63 Rp 2.542.560.000,00 Rp 7.508.138.593,63 386.142,62 77.228,52 2.294

Rp 7.508.138.594

2022 Rp 5.312.425.851,06 Rp 2.542.560.000,00 Rp 7.854.985.851,06 389.616,30 77.923,26 2.379

Rp 7.854.985.851

2023 Rp 5.684.047.912,59 Rp 2.542.560.000,00 Rp 8.226.607.912,59 393.089,99 78.618,00 2.469

Rp 8.226.607.913

2024 Rp 6.080.444.778,23 Rp 2.542.560.000,00 Rp 8.623.004.778,23 396.563,67 79.312,73 2.566

Rp 8.623.004.778

2025 Rp 6.505.155.705,69 Rp 2.542.560.000,00 Rp 9.047.715.705,69 400.037,35 80.007,47 2.669

Rp 9.047.715.706

2026 Rp 6.993.573.272,28 Rp 2.542.560.000,00 Rp 9.536.133.272,28 403.511,04 80.702,21 2.788

Rp 9.536.133.272

2027 Rp 7.450.137.519,31 Rp 2.542.560.000,00 Rp 9.992.697.519,31 406.984,72 81.396,94 2.897

Rp 9.992.697.519

2028 Rp 7.970.408.405,45 Rp 2.542.560.000,00 Rp 10.512.968.405,45 410.458,40 82.091,68 3.022

Rp 10.512.968.405

2029 Rp 8.529.611.126,62 Rp 2.542.560.000,00 Rp 11.072.171.126,62 413.932,08 82.786,42 3.156

Rp 11.072.171.127

2030 Rp 9.127.745.682,80 Rp 2.542.560.000,00 Rp 11.670.305.682,80 417.405,77 83.481,15 3.299

Rp 11.670.305.683

2031 Rp 9.764.812.074,00 Rp 2.542.560.000,00 Rp 12.307.372.074,00 420.879,45 84.175,89 3.450

Rp 12.307.372.074

2032 Rp 11.962.691.123,64 Rp 2.542.560.000,00 Rp 14.505.251.123,64 424.353,13 84.870,63 4.033

Rp 14.505.251.124

2033 Rp 12.801.495.205,38 Rp 2.542.560.000,00 Rp 15.344.055.205,38 427.826,82 85.565,36 4.232

Rp 15.344.055.205

2034 Rp 13.696.927.410,79 Rp 2.542.560.000,00 Rp 16.239.487.410,79 431.300,50 86.260,10 4.225

Rp 16.239.487.411

2035 Rp 16.161.807.825,51 Rp 2.542.560.000,00 Rp 18.704.367.825,51 434.774,18 86.954,84 5.076

Rp 18.704.367.826

2036 Rp 17.373.943.412,42 Rp 2.542.560.000,00 Rp19.916.503.412,42 438.247,86 87.649,57 5.362

Rp 19.916.503.412

Sumber: Perhitungan

93

Page 113: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

94

4.14.2 Analisis Sensitivitas

Dalam memprediksi tarif dasar airiuntuk 20 tahun kedepan terdapat kemungkinan

bahwa keadaan sebenarnya yang akan terjadi tidak sama dengan nilai estimasi, dengan

melakukan analisis sensitivitas dapatidiperkirakan dampak yang akan terjadi apabila

keadaan yang sebenarnya terjadi tidak sama seperti estimasi awal. Dalam studi ini prediksi

tarif dasar air akan dihitung denganiberbagai kondisi (Terjadi 10% kenaikan pada nilai

biaya yang diperkirakan dan produksi air tetap, terjadi 10% penurunan pada nilai biaya

yang diperkirakan dan produksi airitetap, terjadi pengurangan produksi air sebesar 10%

yang diperkirakan dan biaya tetap, iterjadi pertambahan produksi air sebesar 10% yang

diperkirakan dan biaya tetap, iterjadi 10% kenaikan pada nilai biaya yang diperkirakan dan

produksi airberkurang, terjadii10% penurunan pada nilai biaya yang diperkirakan dan

produksi air bertambah )

4.14.2.1 Biaya Naik 10 % daniProduksi Air Tetap

Contoh Perhitungan :

Biaya Total 2017 = Rp 6.329.565.770

Biaya 2017 (naik 10%) = Rp 6.329.565.770 +(Rp6.329.565.770 x 10%)

= Rp 6.962.522.347

Hasil perhitungan selengkapnyaiditabelkan pada Tabel 4.48. berikut :

Page 114: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

95

Tabel 4.48. Cost Naik 10 % Tahun 2017- 2036 Tahun Total Biaya Total Biaya + 10%

2017 6.329.565.770 6.962.522.347

2018 6.595.010.100 7.254.511.110

2019 6.878.150.718 7.565.965.790

2020 7.182.526.883 7.900.779.571

2021 7.508.138.594 8.258.952.453

2022 7.854.985.851 8.640.484.436

2023 8.226.607.913 9.049.268.704

2024 8.623.004.778 9.485.305.256

2025 9.047.715.706 9.952.487.276

2026 9.536.133.272 10.489.746.600

2027 9.992.697.519 10.991.967.271

2028 10.512.968.405 11.564.265.246

2029 11.072.171.127 12.179.388.239

2030 11.670.305.683 12.837.336.251

2031 12.307.372.074 13.538.109.281

2032 14.505.251.124 15.955.776.236

2033 15.344.055.205 16.878.460.726

2034 16.239.487.411 17.863.436.152

2035 18.704.367.826 20.574.804.608

2036 19.916.503.412 21.908.153.754

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 115: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

96

Produksiiair bersih tetap, prediksi produksi air bersih tahun 2017-2036, dari hasil

perhitungan analisis regresi untuk prediksi produksi air bersih, dan Kehilangan Air dengan

prosentasi Kehilangan Air sebesar 20%

Tabel 4.49. Prediksi Produksi dan Kehilangan Air Tetap Tahun Produksi air Prosentase kehilangan Kehilangan air

2017 372.247,89 20% 74.449,58

2018 375.721,57 20% 75.144,31

2019 379.195,26 20% 75.839,05

2020 382.668,94 20% 76.533,79

2021 386.142,62 20% 77.228,52

2022 389.616,30 20% 77.923,26

2023 393.089,99 20% 78.618,00

2024 396.563,67 20% 79.312,73

2025 400.037,35 20% 80.007,47

2026 403.511,04 20% 80.702,21

2027 406.984,72 20% 81.396,94

2028 410.458,40 20% 82.091,68

2029 413.932,08 20% 82.786,42

2030 417.405,77 20% 83.481,15

2031 420.879,45 20% 84.175,89

2032 424.353,13 20% 84.870,63

2033 427.826,82 20% 85.565,36

2034 431.300,50 20% 86.260,10

2035 434.774,18 20% 86.954,84

2036 438.247,86 20% 87.649,57

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 116: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

97

Tarif dasar air dengan kondisi biaya naik 10% dan produksi air tetap.

Contoh perhitungan pada tahun 2017:

Biaya Total tahun 2017 = Rp 6.962.522.347

Produksi air tahun 2017 = 372,247,89 m3

Kehilangan Air tahun 2017 = 74.449,58 m3

Tarif dasar air tahun 2017 = = 2.207 /m3

Untuk hasil perhitungan selanjutnya ditabelkan pada Tabel 4.50.

Tabel 4.50. Tarif Dasar Air ketika Biaya Naik 10 % daniProduksi Air Tetap

Tahun Biaya Total Produksi Air Bersih

per-tahun (m3)

Kehilangan Air

(m3)

Tarif Dasar

Air (Rp)

2017 6.962.522.347 372.247,89 74.449,58 2.207

2018 7.254.511.110 375.721,57 75.144,31 2.278

2019 7.565.965.790 379.195,26 75.839,05 2.354

2020 7.900.779.571 382.668,94 76.533,79 2.436

2021 8.258.952.453 386.142,62 77.228,52 2.524

2022 8.640.484.436 389.616,30 77.923,26 2.617

2023 9.049.268.704 393.089,99 78.618,00 2.716

2024 9.485.305.256 396.563,67 79.312,73 2.822

2025 9.952.487.276 400.037,35 80.007,47 2.935

2026 10.489.746.600 403.511,04 80.702,21 3.067

2027 10.991.967.271 406.984,72 81.396,94 3.187

2028 11.564.265.246 410.458,40 82.091,68 3.324

2029 12.179.388.239 413.932,08 82.786,42 3.472

2030 12.837.336.251 417.405,77 83.481,15 3.629

2031 13.538.109.281 420.879,45 84.175,89 3.795

2032 15.955.776.236 424.353,13 84.870,63 4.437

2033 16.878.460.726 427.826,82 85.565,36 4.655

2034 17.863.436.152 431.300,50 86.260,10 4.887

2035 20.574.804.608 434.774,18 86.954,84 5.584

2036 21.908.153.754 438.247,86 87.649,57 5.898

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 117: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

98

4.14.4.2 Biaya Turun 10 % dan Produksi Air Tetap

Contoh perhitungan :

Biaya Total 2017 = Rp 6.329.565.770

Biaya 2017 (turun 10%) = 6.329.565.770 - (6.329.565.770 x 10%)

= Rp 5.696.609.193

Hasil perhitungan selengkapnya ditabelkan pada Tabel 4.51.

Tabel 4.51. Biaya Turun 10% Tahun 2017 - 2036 Tahun Biaya Biaya Turun 10%

2017 6.329.565.770 5.696.609.193

2018 6.595.010.100 5.935.509.090

2019 6.878.150.718 6.190.335.646

2020 7.182.526.883 6.464.274.194

2021 7.508.138.594 6.757.324.734

2022 7.854.985.851 7.069.487.266

2023 8.226.607.913 7.403.947.121

2024 8.623.004.778 7.760.704.300

2025 9.047.715.706 8.142.944.135

2026 9.536.133.272 8.582.519.945

2027 9.992.697.519 8.993.427.767

2028 10.512.968.405 9.461.671.565

2029 11.072.171.127 9.964.954.014

2030 11.670.305.683 10.503.275.115

2031 12.307.372.074 11.076.634.867

2032 14.505.251.124 13.054.726.011

2033 15.344.055.205 13.809.649.685

2034 16.239.487.411 14.615.538.670

2035 18.704.367.826 16.833.931.043

2036 19.916.503.412 17.924.853.071

Sumber: Hasil Perhitungan

Produksi airibersih tetap, prediksi produksi air bersih tahun 2017-2036, dari hasil

perhitungan analisis regresi untuk prediksi produksi air bersih, dan Kehilangan Air dengan

prosentasi Kehilangan Air sebesar 30%.

Page 118: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

99

Tabel 4.52. Prediksi Produksi dan Kehilangan Air Tetap

Tahun Produksi Air Bersih Prosentase Kehilangan Air Kehilangan Air

2017 372.247,89 20% 74.449,58

2018 375.721,57 20% 75.144,31

2019 379.195,26 20% 75.839,05

2020 382.668,94 20% 76.533,79

2021 386.142,62 20% 77.228,52

2022 389.616,30 20% 77.923,26

2023 393.089,99 20% 78.618,00

2024 396.563,67 20% 79.312,73

2025 400.037,35 20% 80.007,47

2026 403.511,04 20% 80.702,21

2027 406.984,72 20% 81.396,94

2028 410.458,40 20% 82.091,68

2029 413.932,08 20% 82.786,42

2030 417.405,77 20% 83.481,15

2031 420.879,45 20% 84.175,89

2032 424.353,13 20% 84.870,63

2033 427.826,82 20% 85.565,36

2034 431.300,50 20% 86.260,10

2035 434.774,18 20% 86.954,84

2036 438.247,86 20% 87.649,57

Sumber: Hasil Perhitungan.

Tarif dasar air dengan kondisi cost turun 10% dan produksi air tetap.

Contoh perhitungan pada tahun 2017:

Biaya Total tahun 2017 = 5.696.609.193

Produksi air tahun 2017 = 372.247,89 m3

Kehilangan Air tahun 2017 = 74.449,58 m3

Tarif dasar air tahun 2017 = = Rp 1.806 /m3

Untuk hasil perhitungan selanjutnya ditabelkan pada Tabel 4.53.

Page 119: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

100

Tabel 4.53. Tarif Dasar Air Ketika Biaya Turun 10 % dan Produksi Air Tetap

Tahun Biaya Total Produksi Air Bersih

per-tahun (m3)

Kehilangan Air

(m3)

Tarif Dasar

Air (Rp)

2017 5.696.609.193 372.247,89 74.449,58 1.806

2018 5.935.509.090 375.721,57 75.144,31 1.864

2019 6.190.335.646 379.195,26 75.839,05 1.926

2020 6.464.274.194 382.668,94 76.533,79 1.993

2021 6.757.324.734 386.142,62 77.228,52 2.065

2022 7.069.487.266 389.616,30 77.923,26 2.141

2023 7.403.947.121 393.089,99 78.618,00 2.222

2024 7.760.704.300 396.563,67 79.312,73 2.309

2025 8.142.944.135 400.037,35 80.007,47 2.402

2026 8.582.519.945 403.511,04 80.702,21 2.510

2027 8.993.427.767 406.984,72 81.396,94 2.607

2028 9.461.671.565 410.458,40 82.091,68 2.720

2029 9.964.954.014 413.932,08 82.786,42 2.841

2030 10.503.275.115 417.405,77 83.481,15 2.969

2031 11.076.634.867 420.879,45 84.175,89 3.105

2032 13.054.726.011 424.353,13 84.870,63 3.630

2033 13.809.649.685 427.826,82 85.565,36 3.809

2034 14.615.538.670 431.300,50 86.260,10 3.998

2035 16.833.931.043 434.774,18 86.954,84 4.568

2036 17.924.853.071 438.247,86 87.649,57 4.826

Sumber: Hasil Perhitungan.

4.14.2.3 Biaya tetap dan Produksi Air turun 10 %

Contoh Perhitungan :

Biaya Total pada tahun 2017 = Rp 6.329.565.770

Hasil perhitungan selengkapnya ditabelkan pada Tabel 4.54.

Page 120: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

101

Tabel 4.54. Biaya Tetap Tahun 2017 – 2036 Tahun Biaya

2017 6.329.565.770

2018 6.595.010.100

2019 6.878.150.718

2020 7.182.526.883

2021 7.508.138.594

2022 7.854.985.851

2023 8.226.607.913

2024 8.623.004.778

2025 9.047.715.706

2026 9.536.133.272

2027 9.992.697.519

2028 10.512.968.405

2029 11.072.171.127

2030 11.670.305.683

2031 12.307.372.074

2032 14.505.251.124

2033 15.344.055.205

2034 16.239.487.411

2035 18.704.367.826

2036 19.916.503.412

Sumber: Hasil Perhitungan

Jumlah produksi air bersih berkurang 10%, prediksiiproduksi air bersih Tahun 2017-

2036 dari hasil perhitungan analisis regresi untukiprediksi produksi air bersih, dan

Kehilangan Air dengan prosentasi Kehilangan Air sebesar 20%.

Contoh perhitungan pada tahun 2017:

Produksi air bersih tahun 2017 = 372.247,89 m3

Produksi air bersih tahun 2017 (berkurang 10%)

= 372.247,89 m3– (372.247,89 m

3x 10%)

= 335.023 m3

Kehilangan Air tahun 2017

Page 121: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

102

= 74.449,58 m3 x 20%

= 67.005 m3

Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.55.

Tabel 4.55. Prediksi Produksi dan Kehilangan Air ketika Turun 10%

Tahun Produksi Air Bersih Prosentase Kehilangan Air Kehilangan Air

2017 335.023 20% 67.005

2018 338.149 20% 67.630

2019 341.276 20% 68.255

2020 344.402 20% 68.880

2021 347.528 20% 69.506

2022 350.655 20% 70.131

2023 353.781 20% 70.756

2024 356.907 20% 71.381

2025 360.034 20% 72.007

2026 363.160 20% 72.632

2027 366.286 20% 73.257

2028 369.413 20% 73.883

2029 372.539 20% 74.508

2030 375.665 20% 75.133

2031 378.792 20% 75.758

2032 381.918 20% 76.384

2033 385.044 20% 77.009

2034 388.170 20% 77.634

2035 391.297 20% 78.259

2036 394.423 20% 78.885

Sumber: Hasil Perhitungan

Tarif dasar air dengan kondisi 10% penurunan pada jumlah produksi air bersih dan

biaya tetap.

Contoh perhitungan pada tahun 2017:

Biaya Total tahun 2017 = Rp 6.329.565.770

Produksi air tahun 2017 = 335.023 m3

Page 122: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

103

Kehilangan Air tahun 2017 = 67.005 m3

Tarif dasar air tahun 2017 = = 2.229 /m3

Untuk hasil perhitungan selanjutnya akan ditabelkan pada Tabel 4.56.

Tabel 4.56. Tarif Dasar Air dengan Kondisi Biaya Tetap dan Produksi Air Turun 10 %

Tahun Biaya Total Produksi Air Bersih

per-tahun (m3)

Kehilangan Air

(m3)

Tarif Dasar

Air (Rp)

2017 6.329.565.770 335.023 67.005 2.229

2018 6.595.010.100 338.149 67.630 2.301

2019 6.878.150.718 341.276 68.255 2.378

2020 7.182.526.883 344.402 68.880 2.461

2021 7.508.138.594 347.528 69.506 2.549

2022 7.854.985.851 350.655 70.131 2.643

2023 8.226.607.913 353.781 70.756 2.744

2024 8.623.004.778 356.907 71.381 2.851

2025 9.047.715.706 360.034 72.007 2.965

2026 9.536.133.272 363.160 72.632 3.098

2027 9.992.697.519 366.286 73.257 3.219

2028 10.512.968.405 369.413 73.883 3.358

2029 11.072.171.127 372.539 74.508 3.507

2030 11.670.305.683 375.665 75.133 3.665

2031 12.307.372.074 378.792 75.758 3.834

2032 14.505.251.124 381.918 76.384 4.481

2033 15.344.055.205 385.044 77.009 4.702

2034 16.239.487.411 388.170 77.634 4.936

2035 18.704.367.826 391.297 78.259 5.640

2036 19.916.503.412 394.423 78.885 5.958

Sumber: Hasil Perhitungan.

Page 123: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

104

4.14.2.4 BiayaiTetap dan Produksi Air Naik 10 %

Contoh Perhitungan :

Biaya Total pada tahun 2017 = Rp 6.329.565.770

Hasil perhitungan selengkapnya ditabelkan pada Tabel 4.57.

Tabel 4.57. Biaya Total Tetap Tahun 2017 - 2036

Tahun Biaya

2017 6.329.565.770

2018 6.595.010.100

2019 6.878.150.718

2020 7.182.526.883

2021 7.508.138.594

2022 7.854.985.851

2023 8.226.607.913

2024 8.623.004.778

2025 9.047.715.706

2026 9.536.133.272

2027 9.992.697.519

2028 10.512.968.405

2029 11.072.171.127

2030 11.670.305.683

2031 12.307.372.074

2032 14.505.251.124

2033 15.344.055.205

2034 16.239.487.411

2035 18.704.367.826

2036 19.916.503.412

Sumber: Hasil Perhitungan

Jumlah produksi air bersih bertambah 10%, prediksi produksi air bersih Tahun 2017-

2036 dari hasiliperhitungan analisis regresi untuk prediksi produksi air bersih, dan

Kehilangan Air dengan prosentasi Kehilangan Air sebesar 20%.

Produksi air bersih tahun 2017 = 372.247,89 m3

Produksiiair bersih tahun 2017 (bertambah 10%)

Page 124: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

105

= 372.247,89 m3+ (372.247,89 m

3x 10%)

= 409.473 m3

Kehilangan Air tahun 2017 = 74.449,58 m3x 20%

= 81.895 m3

Hasil perhitungan selanjutnyaidapat dilihat pada Tabel 4.58.

Tabel 4.58. Prediksi Produksi dan Kehilangan Air kondisi Naik 10 %

Tahun Produksi Air Bersih Prosentase Kehilangan Air Kehilangan Air

2017 409.473 20% 81.895

2018 413.294 20% 82.659

2019 417.115 20% 83.423

2020 420.936 20% 84.187

2021 424.757 20% 84.951

2022 428.578 20% 85.716

2023 432.399 20% 86.480

2024 436.220 20% 87.244

2025 440.041 20% 88.008

2026 443.862 20% 88.772

2027 447.683 20% 89.537

2028 451.504 20% 90.301

2029 455.325 20% 91.065

2030 459.146 20% 91.829

2031 462.967 20% 92.593

2032 466.788 20% 93.358

2033 470.609 20% 94.122

2034 474.431 20% 94.886

2035 478.252 20% 95.650

2036 482.073 20% 96.415

Sumber: Hasil Perhitungan

Tarif dasar air dengan kondisi 10% penambahan pada jumlah produksi air bersihdan

ibiaya tetap

Contoh perhitungan pada tahun 2017:

Biaya Total tahun 2017 = Rp 7,086,765,186

Page 125: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

106

Produksi air tahun 2017 = 685,803 m3

Kehilangan Air tahun 2017 =137.161 m3

Tarif dasar air tahun 2017 =

= 1.219 /m3

Untuk hasil perhitungan selanjutnya akan ditabelkan pada Tabel 4.60.

Tabel 4.59.Tarif Dasar Air dengan kondisi Biaya Tetap dan Produksi Air Naik 10 %

Tahun Biaya Total Produksi Air Bersih

per-tahun (m3)

Kehilangan Air

(m3)

Tarif Dasar Air

(Rp)

2017 6.329.565.770 409.473 81.895 1.824

2018 6.595.010.100 413.294 82.659 1.883

2019 6.878.150.718 417.115 83.423 1.946

2020 7.182.526.883 420.936 84.187 2.013

2021 7.508.138.594 424.757 84.951 2.086

2022 7.854.985.851 428.578 85.716 2.163

2023 8.226.607.913 432.399 86.480 2.245

2024 8.623.004.778 436.220 87.244 2.332

2025 9.047.715.706 440.041 88.008 2.426

2026 9.536.133.272 443.862 88.772 2.535

2027 9.992.697.519 447.683 89.537 2.634

2028 10.512.968.405 451.504 90.301 2.747

2029 11.072.171.127 455.325 91.065 2.869

2030 11.670.305.683 459.146 91.829 2.999

2031 12.307.372.074 462.967 92.593 3.137

2032 14.505.251.124 466.788 93.358 3.667

2033 15.344.055.205 470.609 94.122 3.847

2034 16.239.487.411 474.431 94.886 4.039

2035 18.704.367.826 478.252 95.650 4.615

2036 19.916.503.412 482.073 96.415 4.875

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 126: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

107

4.14.2.5 Biaya Naik 10 % dan Produksi AirTurun 10 %

Contoh Perhitungan :

Biaya Total 2017 = Rp 6.329.565.770

Biaya 2017 (naik 10%)

= 6.329.565.770+ (6.329.565.770 x 10%)

= Rp 6.962.522.347

Hasil perhitungan selengkapnya ditabelkan pada Tabel 4.61.

Tabel 4.60. Biaya Naik 10 % Tahun 2017 - 2036

Tahun Biaya Biaya Naik 10%

2017 6.329.565.770 6.962.522.347

2018 6.595.010.100 7.254.511.110

2019 6.878.150.718 7.565.965.790

2020 7.182.526.883 7.900.779.571

2021 7.508.138.594 8.258.952.453

2022 7.854.985.851 8.640.484.436

2023 8.226.607.913 9.049.268.704

2024 8.623.004.778 9.485.305.256

2025 9.047.715.706 9.952.487.276

2026 9.536.133.272 10.489.746.600

2027 9.992.697.519 10.991.967.271

2028 10.512.968.405 11.564.265.246

2029 11.072.171.127 12.179.388.239

2030 11.670.305.683 12.837.336.251

2031 12.307.372.074 13.538.109.281

2032 14.505.251.124 15.955.776.236

2033 15.344.055.205 16.878.460.726

2034 16.239.487.411 17.863.436.152

2035 18.704.367.826 20.574.804.608

2036 19.916.503.412 21.908.153.754

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 127: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

108

Jumlahiproduksi air bersih berkurang 10%, prediksi produksi air bersih Tahun 2017-

2036 dari hasil perhitungan analisis regresi untuk prediksi produksi air bersih, dan

KehilanganiAir dengan prosentasi Kehilangan Air sebesar 20%.

Contoh perhitungan pada tahun 2017:

Produksi air bersih tahun 2017

= 372.247,89 m3

Produksi air bersih tahun 2016 (berkurang 10%)

= 372.247,89 m3– (372.247,89 m

3x 10%)

= 335.023 m3

Kehilangan Air tahun 2017

= 74.449,58 m3 x 20%

= 67.005 m3

Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.62.

Tabel 4.61. Prediksi Produksi dan Kehilangan Air Turun 10%

Tahun Produksi Air Bersih Prosentase Kehilangan

Air Kehilangan Air

2017 561,112 20% 112,222

2018 580,594 20% 116,119

2019 600,076 20% 120,015

2020 619,558 20% 123,912

2021 639,040 20% 127,808

2022 658,522 20% 131,704

2023 678,004 20% 135,601

2024 697,486 20% 139,497

2025 716,969 20% 143,394

2026 736,451 20% 147,290

2027 755,933 20% 151,187

2028 775,415 20% 155,083

2029 794,897 20% 158,979

2030 814,379 20% 162,876

2031 833,861 20% 166,772

2032 853,343 20% 170,669

2033 872,825 20% 174,565

2034 892,308 20% 178,462

2035 911,790 20% 182,358

2036 931,272 20% 186,254

Sumber: Hasil Perhitungan

Tarif dasar air dengan kondisi 10% penurunan pada jumlah produksi air bersih dan

ibiaya naik 10 %.

Page 128: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

109

Contoh perhitungan pada tahun 2017:

iBiaya Total tahun 2017 = Rp 6.962.522.347

Produksi air tahun 2017 = 335.023 m3

KehilanganiAir tahun 2017 = 67.005 m3

Tarif dasar air tahun 2017 = = Rp 2.452 /m3

Untuk hasil perhitungan selanjutnya akan ditabelkan pada Tabel 4.63.

Tabel 4.63. Tarif Dasar Air dengan kondisi biaya Naik 10% dan Produksi Air Turun 10 % Tahun Biaya Total Produksi Air Bersih

per-tahun (m3)

Kehilangan Air

(m3)

Tarif Dasar

Air (Rp)

2017 6.962.522.347 335.023 67.005 2.452

2018 7.254.511.110 338.149 67.630 2.531

2019 7.565.965.790 341.276 68.255 2.616

2020 7.900.779.571 344.402 68.880 2.707

2021 8.258.952.453 347.528 69.506 2.804

2022 8.640.484.436 350.655 70.131 2.907

2023 9.049.268.704 353.781 70.756 3.018

2024 9.485.305.256 356.907 71.381 3.136

2025 9.952.487.276 360.034 72.007 3.262

2026 10.489.746.600 363.160 72.632 3.408

2027 10.991.967.271 366.286 73.257 3.541

2028 11.564.265.246 369.413 73.883 3.694

2029 12.179.388.239 372.539 74.508 3.857

2030 12.837.336.251 375.665 75.133 4.032

2031 13.538.109.281 378.792 75.758 4.217

2032 15.955.776.236 381.918 76.384 4.929

2033 16.878.460.726 385.044 77.009 5.172

2034 17.863.436.152 388.170 77.634 5.430

2035 20.574.804.608 391.297 78.259 6.204

2036 21.908.153.754 394.423 78.885 6.554

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 129: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

110

4.14.2.6 Biaya Turun 10 %dan Produksi AirNaik 10 %

Contoh perhitungan :

Biaya Total 2017 = Rp 6.329.565.770

Biaya 2017 (turun 10%) = 6.329.565.770 - (6.329.565.770 x10%)

= Rp 5.696.609.193

Hasil perhitungan selengkapnya ditabelkan pada Tabel 4.64.

Tabel 4.64. Biaya Turun 10% Tahun 2017 - 2036

Tahun Biaya Biaya Turun 10%

2017 6.329.565.770 5.696.609.193

2018 6.595.010.100 5.935.509.090

2019 6.878.150.718 6.190.335.646

2020 7.182.526.883 6.464.274.194

2021 7.508.138.594 6.757.324.734

2022 7.854.985.851 7.069.487.266

2023 8.226.607.913 7.403.947.121

2024 8.623.004.778 7.760.704.300

2025 9.047.715.706 8.142.944.135

2026 9.536.133.272 8.582.519.945

2027 9.992.697.519 8.993.427.767

2028 10.512.968.405 9.461.671.565

2029 11.072.171.127 9.964.954.014

2030 11.670.305.683 10.503.275.115

2031 12.307.372.074 11.076.634.867

2032 14.505.251.124 13.054.726.011

2033 15.344.055.205 13.809.649.685

2034 16.239.487.411 14.615.538.670

2035 18.704.367.826 16.833.931.043

2036 19.916.503.412 17.924.853.071

Sumber: Hasil Perhitungan

Jumlahiproduksi air bersih bertambah 10%, prediksi produksi air bersih Tahun 2017-

2036 dari hasil perhitungan analisis regresi untuk prediksi produksi air bersih, dan

Kehilangan Air dengan prosentasi Kehilangan Air sebesar 20%.

Page 130: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

111

Produksi air bersih tahun 2017 = 372.247,89 m3

Produksi air bersih tahun 2017 (bertambah 10%)

= 372.247,89 m3+ (372.247,89 m

3x 10%)

= 409.473 m3

Kehilangan Air tahun 20167

= 74.449,58 m3x 20%

= 81.895 m3

Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.65.

Tabel 4.65. Prediksi Produksi dan Kehilangan Air Naik 10%

Tahun Produksi Air Bersih Prosentase Kehilangan Air Kehilangan Air

2017 409.473 20% 81.895

2018 413.294 20% 82.659

2019 417.115 20% 83.423

2020 420.936 20% 84.187

2021 424.757 20% 84.951

2022 428.578 20% 85.716

2023 432.399 20% 86.480

2024 436.220 20% 87.244

2025 440.041 20% 88.008

2026 443.862 20% 88.772

2027 447.683 20% 89.537

2028 451.504 20% 90.301

2029 455.325 20% 91.065

2030 459.146 20% 91.829

2031 462.967 20% 92.593

2032 466.788 20% 93.358

2033 470.609 20% 94.122

2034 474.431 20% 94.886

2035 478.252 20% 95.650

2036 482.073 20% 96.415

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 131: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

112

Tarif dasar air dengan kondisi 10% penambahan pada jumlah produksi air bersih

dan biaya turun.

Contoh perhitungan pada tahun 2017:

Biaya Total tahun 2017 = Rp 5.696.609.193

Produksi air tahun 2017 = 409.473 m3

Kehilangan Air tahun 2017 = 81.895 m3

Tarif dasar air tahun 2017 = =Rp 1.642 /m3

Untuk hasil perhitungan selanjutnya akan ditabelkan pada Tabel 4.66.

Tabel 4.67. Tarif Dasar Air dengan Kondisi Biaya Turun 10 % dan Produksi Air Naik 10 %

Tahun Biaya Total Produksi Air Bersih

per-tahun (m3)

Kehilangan Air

(m3)

Tarif Dasar

Air (Rp)

2017 5.696.609.193 409.473 81.895 1.642

2018 5.935.509.090 413.294 82.659 1.695

2019 6.190.335.646 417.115 83.423 1.751

2020 6.464.274.194 420.936 84.187 1.812

2021 6.757.324.734 424.757 84.951 1.877

2022 7.069.487.266 428.578 85.716 1.946

2023 7.403.947.121 432.399 86.480 2.020

2024 7.760.704.300 436.220 87.244 2.099

2025 8.142.944.135 440.041 88.008 2.183

2026 8.582.519.945 443.862 88.772 2.281

2027 8.993.427.767 447.683 89.537 2.370

2028 9.461.671.565 451.504 90.301 2.473

2029 9.964.954.014 455.325 91.065 2.582

2030 10.503.275.115 459.146 91.829 2.699

2031 11.076.634.867 462.967 92.593 2.823

2032 13.054.726.011 466.788 93.358 3.300

2033 13.809.649.685 470.609 94.122 3.462

2034 14.615.538.670 474.431 94.886 3.635

2035 16.833.931.043 478.252 95.650 4.153

2036 17.924.853.071 482.073 96.415 4.387

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 132: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

113

4.14.3 Payback Period

Analisis Payback Period pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa lama

investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (break even point)

pada kondisi B=C.

Diketahui:

Biaya konstruksi : Rp 6.329.565.769,91

Biaya Operasional : Rp 2.542.560.000,00

Total Manfaat : Rp 6.329.565.770

Pada proyek penyediaan air bersih di Desa Sanankertoini komponen cash flow benefit

dan costnya bersifat present, maka rumus yang digunakan adalah :

K(PBP) = periode waktu

Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis atau tidak,

diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu. Dalam metode ini rencana investasi dikatakan

layak jika k ≤ usia guna proyek.

K(PBP) =

K(PBP) = 1,67 tahun ≈ 2 tahun

Dalam perhitungan didapat K ≤ usia guna proyek, yaitu K = 2 tahun dengan usia guna

20 tahun. Sehingga proyek Distribusi air minum di IKK Jabung (Desa Sukolilo) dan IKK

Pakis (Desa Sumberpasir dan Desa Pakiskembar) layak secara ekonomis.

Page 133: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

114

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 134: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

115

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulani

Berdasarkanihasil analisis data dapat disimpulkan sebagaiiberikut:

1. Perencanaan jaringan distribusi air minum di IKK Jabung dan IKK Pakis yakni

pemasangan jaringan pipa. Perencanaan pemasangan pipa menggunakan jenis pipa

HDPE dengan 2 variasi diameter, yaitu 8 inchi untuk jaringan utama dan 6 inchi

untuk jaringan sekunder dengan total panjang sebesar 6,67 km. Dari hasil simulasi

WaterCad V8i SS6 Edition diketahui kecepatan tertinggi yaitu sebesar 2,6 m/dtk.

Tekanan maksimum yaitu sebesar 14,332 mbar. Headloss Gradient maksimum

yaitu sebesar 0,036 m/km.

2. Jumlah kebutuhan Air minum di IKK Jabung dan IKK Pakis sebesar pada tahun ke-

20 atau tahun 2036 sebesar 438.248 m3/tahun, dengan rincian untuk desa

Sumberpasir sebesar 123.381 m3/tahun, desa Pakiskembar sebesar 170.441

m3/tahun dan desa Sukolilo sebesar 144.426 m

3/tahun.

3. Besaribiaya totaliyang harus dikeluarkan dalam perencanaan Distribusi Air Minum

di IKK Jabung dan IKK Pakis Kabupaten Malang sebesar: Rp 3.539.257.728,89

4. Manfaat yang diperoleh dari perencanaan Distribusi Air Minum di IKK Jabung

dan IKK Pakis Kabupaten Malang pada bunga 7% pada tahun 2017 adalah :

- Manfaat dengan harga air eksisting : Rp 7.887.188.310

- Manfaat dengan harga air B=C : Rp 6.329.565.770

2. Nilai kelayakan ekonomi dilihat dari indikator yang digunakan, yaitu BCR, NPV,

IRR, titik impas investasi, dan analisis sensitivitas. BCR pada saat suku bunga 7%,

nilai BCR adalah 1,246, Nilai tersebut adalah layak karena BCR > 1. NPV pada

saat suku bunga 7%, nilai NPV adalah Rp 7.887.188.310. Nilai tersebut adalah

layak karena NPV bernilai positif. IRR yang berlaku adalah 11,53 % karena hasil

perhitungan IRR proyek ini lebih dari suku bunga komersial yang berlaku (7%) dari

BI, sehingga proyek ini dapat dikatakan menguntungkan. Titik impas investasi pada

saat suku bunga 7%, titik impas investasi terjadi pada tahun ke-7. Analisis

sensivitas pada saat Cost naik 10%, Benefit tetap nilai B-C adalah Rp

924.665.963,- nilai B/C sebesar 1,133dan nilai IRR 9,011. Pada saat Cost turun

10%, Benefit tetap nilai B-C adalah Rp 2.190.579.117,- nilai B/C adalah 1,385 dan

Page 135: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

116

116

3. nilai IRR 12,790. Pada saat Cost tetap, Benefit naik 10% nilai B-C adalah Rp

2.346.341.371,- nilai B/C sebesar 1,371 dan nilai IRR sebesar 12,647. Pada saat

Cost tetap, Benefit turun 10% nilai B-C adalah Rp 768.903.709,- B/C 1,121dan IRR

8,866.

5. Dari perhitungan analisa ekonomi didapatkan harga air di desa Sumberpasir, desa

Pakirkembar dan Desa Sukolilo dalam berbagai kondisi:

- Harga Air Eksisting (2016) : Rp 2500,00

- Harga Air minimal saat B=C pada tahun 2017 : Rp 2.006

Dan pada tahun 2036 harga minimal sebesar : Rp 5.362

5.2 Saran

1. Untuk pemerintah setempat, khususnya dinas PDAM perlunya ketelitian dalam

pencatatan data terkait dalam menentukan harga air. Sehingga didapat data yang

jelas dan transparan agar semua pihak merasa diuntungkan dan tidak dirugikan

2. Diperlukan peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan air bersih untuk

kebutuhan pokok.

3. Sebaiknya penentuan harga air tidak melihat hanya dari sisi keuntungan saja namun

juga melihat dari sisi kemampuan ekonomi masyarakat setempat.

4. Debit dan tampungan tandon diperbesar agar dapat mendistribusikan daerah

layanan yang sudah ada secara 100%.

5. Diperlukan pola jam operasi pelayanan sehingga pelanggan dapat terlayani secara

maksimal dan meminimalisir keluhan pelayanan PDAM.

Page 136: SKRIPSI - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2415/1/Abdullah%C2%A0Charif.pdf · 4.13.4 Analisa Sensitivitas 90 4.13.5 Payback Period 91 4.14 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten Malang Dalam Angka Tahun 2016. Malang: BPS.

Ditjen Cipta Karya. 2006. Pedoman Teknis Penyediaan Air Bersih IKK Pedesaan. Jakarta:

Ditjen Cipta Karya.

Ditjen Cipta Karya Departemen Kimpraswil. 2003. Standar Kebutuhan Air Domestik.

Jakarta: Ditjen Cipta Karya Departemen Kimpraswil.

Kadariah, Karlina L, Gray C. 1976. Pengantar Evaluasi Proyek Edisi Revisi. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Kindler, J. & C.S. Russel. 1984. Modeling Water Demands. London: Academic Press Inc.

Kodoatie, Robert. 1995. Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta : ANDI OFFSE

Kuiper, E. 1971. Water Resources Project Economics. Canada

Lindsey, Ray K dan Yoseph, B.Franzini. 1985. Teknik Sumber Daya Air Jilid I. Jakarta:

Erlangga

Linsley Ray K. 1996. Teknik Sumber Daya Air Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1990. Peraturan Menteri Kesehatan

No.416/Menkes/PER/IX/1990 Tentang :Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air.

Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor: 18/PRT/M/2007 Tentang: Penyelenggaraan Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum. Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia

Muliakusumah, 2000. Proyeksi Penduduk . Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Pujawan, I.N.P. 2004. Ekonomi Proyek. Jogjakarta : Liberty

Situs Pemerintah Kabupaten Malang. 2014. Kecamatan Jabung: Peta Kecamatan Jabung.

Malang: Bag. Pengelola Data Eletronik Malang.

http://jabung.malangkab.go.id/?page_id=2851 (diakses 26 Mei 2017).

Situs Pemerintah Kabupaten Malang. 2014. Kecamatan Pakis: Peta Kecamatan Pakis.

Malang: Bag. Pengelola Data Eletronik. http://pakis.malangkab.go.id/?page_id=186

(diakses 26 Mei 2017)

Suyatno, A. Trie, M.S, dan Roestam, S. 2001. Ekonomi Teknik Sumber Daya Air, Suatu

pengantar praktis. Jakarta: PT. Masyarakat Hidrologi Indonesia (MHII)