Upload
vuonghuong
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
Pendekatan Saintifik: Dokumen Pemerintah, Pemahaman Guru, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Proses Pembelajaran
(Studi Kasus Pada 2 Guru IPA di SMP Yogyakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh
Bernadetha Charisma Budiarmela
131424016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Ora et LabOra” - St. Benedict
“Live as if yOu were tO die tOmOrrOw. Learn as
if you were to live fOrever” - Mahatma Gandhi
Kerya tulis yang berpengaruh sangat besar dalam hidup saya ini, saya
persembahkan juga buat yang sangat berpengaruh dalam hidup saya:
Tuhan
Mama, F. A. M. Nyaik S.
Ayah, R. Heru S. B.
Kakak, Stephani Aryana Heristawati
dan Stephanus Bara Setyo Kurnia
Keponakan, Oswaldus Leon Nararya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka seperti layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 November 2017
Penulis
Bernadetha Charisma Budiarmela
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma:
Nama : Bernadetha Charisma Budiarmela
NIM : 131424016
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya dengan judul:
PENDEKATAN SAINTIFIK: DOKUMEN PEMERINTAH, PEMAHAMAN
GURU, RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP),
DAN PROSES PEMBELAJARAN (STUDI KASUS PADA
2 GURU IPA DI SMP YOGYAKARTA)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang dibuat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 30 November 2017
Yang menyatakan,
(Bernadetha Charisma Budiarmela)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Pendekatan Saintifik: Dokumen Pemerintah, Pemahaman Guru, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Proses Pembelajaran
(Studi Kasus Pada 2 Guru IPA di SMP Yogyakarta)
Bernadetha Charisma Budiarmela
Universitas Sanata Dharma
2017
Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkapkan dan mendeskripsikan
pendekatan saintifik berdasarkan dokumen pemerintah, rencana pelaksanaan
pembelajaran dan proses pembelajaran oleh dua guru IPA SMP di Yogyakarta.
Penelitian dilakukan di satu Sekolah Menegah Pertama Swasta di Yogyakarta.
Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Mei 2017. Subyek dalam penelitian
ini adalah dua orang guru IPA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
deskriptif dengan instrumen pengumpulan data berupa rekaman video
pembelajaran dan wawancara guru.Video hasil rekaman diubah terlebih dahulu ke
dalam bentuk transkrip data. Dari hasil transkrip data tersebut kemudian peneliti
menyusun daftar pertanyaan wawancara. Hasil wawancara ini digunakan untuk
mendukung transkrip dari hasil analisis video pembelajaran. Penelitian ini
dianalisis dengan mencari tahu penerapan pendekatan saintifik
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Guru I kurang
memahami pengertian dari pendekatan saintifik dan dalam penerapannya guru
hanya melaksanakan 1-2 pola dalam pendekatan saintifik. Dan pada Guru II juga
kurang memahami pengertian dari pendekatan saintifik dan dalam penerapannya
guru hanya melaksanakan 1-2 pola dalam pendekatan saintifik. Serta dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran yang Guru I dan Guru II miliki sudah sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Dan Kebudayaan tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah. Namun dalam pelaksanaannya Guru I dan Guru II tidak sepenuhnya
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
SCIENTIFIC APPROACH: GOVERNMENT DOCUMENT, TEACHERS’
UNDERSTANDING, LESSON PLANS, AND THE LEARNING PROCESSES
(ACASE STUDY ON TWO SCIENCE TEACHERS IN ONE OF JUNIOR
HIGH SCHOOLS IN YOGYAKARTA)
Bernadetha Charisma Budiarmela
131424016
The purpose of this research is to expressed and describe scientific
approach based on the government document, teacher understanding, lesson plan
and learning process on two science teachers in of one junior high school in
Yogyakarta. This research is conducted in one of private junior high school in
Yogyakarta. The research was done in April to May 2017. The subjects in of this
research are two people science teachers. The research is a qualitative
descriptive study with data collection instrument in a form of a videos learning
process and the teachers interview. Then, the result was videos recording
changed into a form of transcript data. From the transcript data, then researchers
listed some questions for interview section. The result of was interview used to
support the transcript of video learning. This research was analyzed in order to
find out the implementation of scientific approach.
Based on the result of the research it can be concluded that first teacher
has less understanding on scientific approach and in the implementation of it the
teacher only implemented 1-2 scientific approach patterns. And for the second
teacher has less understanding on scientific approach patterns and in the
implementation of it the teacher are only implemented 1-3 scientific approach
patterns. The first and second the teachers lesson plan in Rule of t the Ministry of
Education and Culture about learning for the primary education and secondary
education levels. However implementation of the lesson plans, both of the first
and second teachers do not fully implemented learning process according to their
lesson plans.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah Yang Mahakuasa, atas
karunia-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul
PENDEKATAN SAINTIFIK: DOKUMEN PEMERINTAH, PEMAHAMAN
GURU, RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP), DAN
PROSES PEMBELAJARAN (STUDI KASUS PADA 2 GURU IPA DI SMP
YOGYAKARTA)
Penyelesaian skripsi ini dapat terwujud atas bantuan berbagai pihak,
sehingga dalam kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi dan Dosen Pembimbing Akademik atas kesediaannya meluangkan
waktu, kesabaran membimbing dengan penuh perhatian, saran dan
masukan selama penulisan skripsi ini.
2. Kedua guru yang menjadi responden dalam penelitian ini yang atas
kesediaannya meluangkan waktu berkontribusi dalam penelitian ini.
3. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika dan segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika
yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan dan bimbingan selama
penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.
4. Segenap staf, sekretaris JPMIPA yang telah membantu segala urusan
administrasi selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.
5. Semua teman Pendidikan Fisika 2013 yang berkontribusi dalam kehidupan
kuliah penulis.
6. Ignatia Deby K. dan Agustinus Cristhian Damiano yang menjadi partner
menyusun skripsi.
7. Partner diskusi segala bidang, Didimus Kei yang dengan sabar dan
pantang menyerah memberikan semangat dan bantuan langsung demi
terwujudnya skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
8. Akhirnya ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya dan sedalam-
dalamnya saya ucapkan kepada kedua Orang Tua saya, Romualdus Heru
Setyo Budi dan F.A.M Nyaik S. yang dengan sabar menasehati saya,
memberikan dukungan semangat dan doa tanpa putus-putusnya serta
bantuan finansial untuk masa depan saya. Kedua kakak saya, Stephani
Aryana Heristawati dan Stephanus Bara Setyo Kurnia yang selalu
mengingatkan saya dan memberikan dukungan semangat pantang
menyerah. Tak lupa juga keponakan tersayang saya Oswaldus Leon
Nararya yang selalu memberikan tingkah lucu yang membangkitkan
semangat saya dan menjadi motivasi saya untuk cepat menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca dan
dalam bidang ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 30 November 2017
Penulis
Bernadetha Charisma Budiarmela
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... vi
ABSTRAK .............................................................................................................. vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 6
LANDASAN TEORI .............................................................................................. 6
A. Pendekatan Saintifik ................................................................................. 6
1. Pengertian ................................................................................................. 6
2. Karakteristik Pembelajaran ...................................................................... 7
3. Tujuan Pendekatan Saintifik .................................................................... 8
4. Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik ........................................................ 9
5. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik .................................................... 9
6. Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran ........................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB III ................................................................................................................. 16
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 16
A. Metode Penelitian ................................................................................... 16
B. Subjek Penelitian .................................................................................... 17
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 17
D. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 17
E. Metode Analisis Data ................................................................................. 19
BAB IV ................................................................................................................. 21
HASIL PENELITIAN ........................................................................................... 21
A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 21
1. Pelaksanaan Penelitian kepada Guru I ................................................... 22
2. Pelaksanaan Penelitian kepada Guru II .................................................. 23
B. Pemahaman Guru Terhadap Pendekatan Saintifik ................................. 24
a. Guru I ..................................................................................................... 24
b. Guru II .................................................................................................... 29
C. Rencana Pelaksanan Pembelajaran......................................................... 34
a. Guru I ..................................................................................................... 35
b. Guru II .................................................................................................... 43
BAB V ................................................................................................................... 56
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 56
A. Kesimpulan ............................................................................................. 56
B. Saran ....................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Rincian kelima pembelajaran pokok dalam berbagai kegiatan
pembelajaran dalam Permedikbud No.81A Th. 2013 Lampiran IV.... 9
Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan dan durasi wawancara ....................................... 21
Tabel 4.2 Analisis hubungan antara RPP dengan Pelaksanaan Pembelajaran
Fisika berdasarkan Pendekatan Saintifik (Kelas 8 Pertemuan ke 1) .. 34
Tabel 4.3 Analisis hubungan antara RPP dengan Pelaksanan Pembelajaran Fisika
berdasarkan Pendekatan Saintifik (Kelas 7 Pertemuan ke 2) ............. 35
Tabel 4.4 Alokasi waktu dalam RPP dan dalam Pelaksanan Pembelajaran Fisika
(Pertemuan I) ...................................................................................... 40
Tabel 4.5 Alokasi waktu dalam RPP dan dalam Pelaksanan Pembelajaran Fisika
(Pertemuan II) ..................................................................................... 41
Tabel 4.6 Analisis hubungan antara RPP dengan Pelaksanan Pembelajaran Fisika
berdasarkan Pendekatan Saintifik (Kelas 8 Pertemuan ke 1) ............. 42
Tabel 4.7Analisis hubungan antara RPP dengan Pelaksanan Pembelajaran Fisika
berdasarkan Pendekatan Saintifik (Kelas 8 Pertemuan ke 2) ............. 44
Tabel 4.8 Analisis hubungan antara RPP dengan Pelaksanan Pembelajaran Fisika
berdasarkan Pendekatan Saintifik (Kelas 8 Pertemuan ke 3) ............. 47
Tabel 4.9 Alokasi waktu dalam RPP dan dalam Pelaksanan Pembelajaran Fisika
(Pertemuan I) ...................................................................................... 50
Tabel 4.10 Alokasi waktu dalam RPP dan dalam Pelaksanan Pembelajaran Fisika
(Pertemuan II) ..................................................................................... 52
Tabel 4.11 Alokasi waktu dalam RPP dan dalam Pelaksanan Pembelajaran Fisika
(Pertemuan III) ................................................................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era sekarang ini yaitu era globalisasi yang penuh dengan
persaingan dan menuntut mutu sumber daya manusia yang unggul. Perubahan
merupakan sesuatu yang harus terjadi pada bidang pendidikan. Maka dari itu
peningkatan mutu pendidikan harus menjadi visi, misi dan aksi yang paling
utama sekolah-sekolah di Indonesia. Dalam peningkatan mutu pendidikan di
sekolah banyak upaya yang dapat dilakukan seperti penyempurnaan
kurikulum dan proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi adalah
pergantian Kurikulm 2013 dari kurikulum sebelumnya. Dalam rangka
menerapkan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah menetapkan
Kurikulum Tahun 2013 untuk diterapkan di sekolah-sekolah. Keberhasilan
dari sistem pembelajaran yang baik, merupakan perhatian penting bagi
peningkatan mutu pendidikan, hal yang berperan penting dalam keberhasilan
ini adalah kompetensi guru. Guru yang baik adalah guru yang mau menerima
perubahan, melakukan perubahan (pertumbuhan dan perkembangan) dalam
dunia pendidikan. Dari pengalaman peneliti ketika memberikan les privat
kepada salah satu siswa SMP, bahwa siswa tersebut tidak mengerti materi
yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut membuat peserta didik bermalas-
malasan dalam mengikuti pembelajaran. Guru diwajibkan menguasai materi
pembelajaran namun guru juga diwajibkan menguasai pengetahuan tentang
mendidik (pedagogi), yang akan membuat proses belajar dan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menjadi menarik dan ilmu yang disampaikan lebih dimengerti dan dipahami
oleh siswa. Dan guru harus melakukan inovasi pada pembelajaran dan
mengubah mindset dan memahami serta mampu menerapkan pendekatan
yang sesuai dan membuat siswa tertarik.
Seorang guru juga harus memahami bagaimana siswanya belajar dan
mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas belajar siswa serta
pemahaman mendasar tentang pemilihan dan penggunaan pendekatan dan
strategi pembelajaran yang efektif. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 103 Tahun 2013, pembelajaran berbasis aktivitas
menggunakan pendekatan, strategi, model, dan metode yang mengacu pada
karakteristik sebagai berikut: a) interaktif dan inspiratif; b) menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; c)
kontekstual dan kolaboratif; d) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan e) sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang digunakan
untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya
proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan. Pada
kurikulum 2013 pemerintah menetapkan pembelajaran berbasis proses
keilmuan dan menekankan pada aktivitas peserta didik. Pendekatan
pembelajaran tersebut adalah pendekatan saintifik yang terdiri dari 5
pola/proses pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Guru harus merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, melakukan penilaian dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Keempat kompetensi tersebut harus terwujud dalam perencanaan dan
pelaksanaan proses pembelajaran yang bervariasi dan berkualitas. Setiap
pendidik dalam satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dengan
demikian rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat untuk mempermudah
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Materi fisika itu sendiri sangat banyak sehinga dibutuhkan rencana
pelaksanaan pembelajaran untuk membantu guru merencanakan waktu
pembelajaran seperti dalam satu semester. Dengan dibuatnya Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dapat membantu guru untuk melaksanakan
pembelajaran yang sesuai dengan yang telah direncanakan dan terdapat tujuan
yang akan dicapai pada pembelajaran yang akan dilaksanakan tersebut.
Namun pada kenyataannya rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat
hanyalah sebagai formalitas untuk melengkapi dokumentasi dalam
pengakreditasian sekolah, dan pembelajaran yang berlangsung tidak sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan tujuannya
untuk membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan di atas, melata
belakangi peneliti untuk melakukan peneliti tentang Pendekatan Saintifik:
Dokumen Pemerintah, Pemahaman Guru, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Proses Pembelajaran. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui
penerapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang dilakukan oleh dua
guru di SMP Yogyakarta.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka didapat rumusan masalah: Bagaimana penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran fisika di SMP Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan
pendekatan saintifik berdasarkan dokumen pemerintah, rencana pelaksanaan
pembelajaran dan proses pembelajaran oleh dua guru IPA SMP di
Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan refleksi sejauh mana
kompetensi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
serta memberikan penjelasan materi pembelajaran Fisika secara efektif
sehingga semua materi dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa dengan
maksimal. Dan penelitian ini diharapkan dapat lebih mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pengetahuan dan pemahaman guru tentang pengetahuan pendidikan,
sehingga guru dapat mengembangkan proses pembelajaran lebih
bervariasi serta dapat membantu siswa dalam menyelesaikan kesulitan-
kesulitan pada materi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pendekatan Saintifik
1. Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 103
Tahun 2014, pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik
yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya
kompetensi yang ditentukan. Pendekatan pembelajaran pada kurikulum
2013 menggunakan pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses
keilmuan. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai
materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari
mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber
melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu ( Hosnan,2014: 34).
2. Karakteristik Pembelajaran
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No. 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar daan Menengah,
karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada
standar kompetensi lulusan dan standar isi. Standar kompetensi lulusan
memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang
harus dicapai. Sesuai dengan standar kompetensi lulusan, sasaran
pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Untuk
memperkuat pendekatan ilmiah (scientific) perlu diterapkan pembelajaran
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah(project based learning).
Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Menerima Mengingat Mengamati
Menjalankan Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan Mencoba
Menghayati Menganalisa Menalar
Mengamalkan Mengevakuasi Menyaji
- - Mencipta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. berpusat pada siswa.
b. melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep,
hukum atau prinsip.
c. melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa.
d. dapat mengembangkan karakter siswa.
3. Tujuan Pendekatan Saintifik
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada
keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah:
a. untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa.
b. untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
c. terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan.
d. diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
e. untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya
dalam menulis artikel ilmiah.
f. untuk mengembangkan karakter siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4. Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a. pembelajaran berpusat pada siswa
b. pembelajaran membentuk students’ self concept
c. pembelajaran terhindar dari verbalisme
d. pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi
dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
e. pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir
siswa
f. pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi
mengajar guru
g. memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan
dalam komunikasi
h. adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
5. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
Menurut Permendikbud No.81 A tahun 2013 lampiran IV, proses
pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu
mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi dan mengkomunikasi (serta
mengkreasikan).
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai
kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tabel 2.1: Rincian kelima pembelajaran pokok dalam berbagai
kegiatan pembelajaran dalam Permendikbud No.18A Th.
2013 Lampiran V
Langkah
Pembelajaran Kegiatan Belajar
Kompetensi
yang
Dikembangkan
Mengamati • Membaca sumber-sumber
tertulis
• Mendengarkan informasi
lisan
• Melihat gambar
• Menonton tayangan
• Menyaksikan fenomena
alam, sosial,budaya
Melatih
kesungguhan
dalam mencari
informasi,
menemkan fakta,
ataupun suatu
persoalan.
Menanya Mengajukan pertanyaan
tentang hal-hal yang tidak
dipahami dari suatu yang
diamatinya. Pertanyaan-
pertanyaan itu bisa bersifat
faktual ataupun problematis.
Mengembangaka
n rasa ingin tahu
dan sikap kritis.
Menalar • Mengumpulkan sejumlah
informasi ataupun fakta-
fakta dalam rangka
menjawab pertanyaan
permasalahan yang
diajukan siswa sebelumnya.
Caranya dengan membaca
sejumlah referensi,
melakukan wawancara,
melakukan pengamatan
lapangan, ataupun kegiatan
penelitian di laboratorium.
• Mengolah informasi
ataupun fakta-fakta yang
telah dikumpulkan menjadi
sebuah rumusan
kesimpulan, sesuai dengan
masalah yang diajukan pada
langkah sebelumnya.
Mengembangkan
sikap teliti, jujur,
sopan,
menghargai
pendapat orang
lain, kamampuan
berkomunikasi,
menerapkan
kemampuan
mengumpulkan
informasi melalui
berbagai cara
yang dipelajari,
mengembangkan
kebiasaan belajar
dan belajar
sepanjang hayat.
Mengasosiasi- Menerapkan (mengembangkan,
memperdalam) pemahaman
Mengembangkan
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kan atas suatu persoalan kepada
persoalan lain yang sejenis atau
yang berbeda.
bernalar secara
sistematis dan
logis.
Mengkomunikasi-
kan
Menyampaikan hasil kegiatan
belajar kepada orang lain
secara jelas dan komunikatif,
baik lisan ataupun tulisan.
Mengembangkan
sikap jujur,
percaya diri,
bertanggung
jawab, dan toleran
dalam
menyampaikan
pendapat kepada
orang lain dengan
memerhatikan
pula kejelasan,
kelogisan, dan
keruntutan
sistematikannya.
6. Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan
keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur,
meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Kegiatan pembelajaran
meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup:
Kegiatan pendahuluan, bertujuan untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh ketika memulai
pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan gembira
(mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan
ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir. Dalam metode saintifik
tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan
materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa. Dalam kegiatan ini
guru harus mengupayakan agar siswa yang belum paham suatu konsep
dapat memahami konsep tersebut, sedangkan siswa yang mengalami
kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan.
Kegiatan inti, merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau
dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa.
Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan
pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan
dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan inti dalam metode saintifik
ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh siswa
dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan yang
diberikan di muka. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan
sebagai berikut:
1. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran. Menurut Hosnan (2014: 39) metode observasi adalah
salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan
kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang
mengutamakan kebermaknaan proses belajar. Metode observasi
mengedepankan pengamatan langsung pada objek yang akan dipelajari
sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif yang
kemudian dianalisis sesuai tingkat perkembangan siswa. Permendikbud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Nomor 81a tahun 2013, hendaklah guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan
melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan
yang tinggi. Guru memberikan fasilitas pada peserta didik untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau
objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih
kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
2. Menanya
Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah
mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik). Menanya itu dapat berupa membuat
maupun mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang
informasi yang belum dipahami, informasi yang ingin diketahui setelah
melakukan kegiatan mengamati. Dalam kegiatan menanya
dikembangkan rasa ingin tahu pesrta didik. Semakin terlatih dalam
bertanya, maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Mengumpulkan informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari
bertanya. Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas
mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca
sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas
wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Kegiatan ini dilakukan
dengan menggali dan merngumpulkan informasi dari berbagai sumber
melalui berbagai cara. Seperti mengekplorasi, mencoba, berdiskusi,
mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen,
membaca sumber lain selain buku teks, mengamati fenomena dengan
lebih teliti, mengumpulkan data dari narasumber melaui angket, dan
wawancara. Dari kegiatan tersebut maka akan terkumpul sejumlah
informasi.
4. Mengasosiasi/Mengolah Informasi
Mengasosiasi/mengolah informasi dalam kegiatan pmbelajaran
disampaikan dalam Permandikbud No 81.a Tahun 2013 adalah
memproses informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kegiatan ini
dilakukan untuk menemukan keterkaitan suatu informasi dengan
informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut,
yang kemudian mengambil kesimpulan dari berbagai pola yang
ditemukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
5. Mengkomunikasikan Hasil
Dalam pendekatan saintifik guru diharapkan dapat memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan hasil dari
semua informasi yang telah ditemukan dan dipelajari. Kegiatan
“mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah
menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan menuliskan ataupun dengan menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengsosiasikan/mengolah informasi
hingga menemukan pola dan keterkaitan. Untuk mengkomunikasikan
hasil dapat dilakukan secara individu maupun dengan kelompok dari
hasil kesimpulan yang ditarik bersama.
Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin
pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural.
Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap
menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai
atau sifat-sifat nonilmiah.
Kegiatan penutup, ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi
terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa.
Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif. Hal ini disebabkan karena riset ini
menggunakan data berupa hasil observasi dan wawancara. Penelitian
kualitatif didefinisikan secara beragam sesuai dengan sudut pandang yang
dipakai oleh para ahli. Bogndan dan Taylor (Djamal, 2015: 9) mendefinisikan
penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang dapat
diamati. Definisi tersebut lebih menitikberatkan pada jenis data yang
dikumpulkan dalam penelitian yakni data deskriptif kualitiatif dan berupaya
menggali makna dari suatu fenomena.
Bentuk penelitian kualitatif yang digunakan yaitu studi kasus. Studi
kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu atau
kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu secara mendalam dan
dalam kurun waktu cukup lama. Mendalam, artinya mengungkapkan semua
variabel yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai
aspek. Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu
sama lain, kalu perlu dibahas dengan peneliti lain sebelum menarik
kesimpulan-kesimpulan penyebab terjadinya kasus atau persoalan yang
ditunjukkan oleh individu tersebut (Trianto, 2011: 199)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah kepada siapa penelitian dilakukan. Dalam
penelitian ini, terdapat subjek penelitian yaitu 2 orang guru IPA yang berasal
dari satu sekolah yang sama di SMP Yogyakarta. Kedua subyek penelitian ini
dipilih berdasarkan kesediaan dari kedua guru tersebut. Sedangkan objek
penelitian adalah apa yang akan diteliti yaitu penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran fisika.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama di Yogyakarta
pada bulan April s/d Mei 2017
D. Metode Pengumpulan Data
1. Pengamatan/Observasi
Pengamatan/observasi pada dasarnya merupakan kegiatan untuk
mendapatkan informasi melalui indera penglihatan sehingga peneliti harus
terjun langsung ke lapangan penelitian. Sebelum pengumpulan data
penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi kegiatan proses
belajar mengajar guru sebanyak 3 kali. Observasi ini bertujuan untuk
melihat kondisi kelas, siswa dan guru. Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data mengenai keterkaitan antara silabus dan rpp
terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas. Proses pengamatan pada saat
proses pembelajaran, dilakukan perekaman dengan handy-cam. Proses
pembelajaran yang akan direkam adalah proses pembelajaran normal
dimana peneliti tidak ikut terlibat dan hanya sebagai pengamat. Dan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
peneliti merekam adalah untuk mendapatkan keseluruhan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
2. Studi Dokumentasi
Sugiyono (2009: 329) menjelaskan bahwa “ dokumen adalah catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang.” Studi dokumentasi
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari
dokumen utnuk mendapatkan data atau informasi yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
Studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah dengan meminta data
dari guru yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar
informasi yang didapatkan benar-benar bersumber dari partisipan
penelitian. Tenik dokumentasipun dilakukan dalam bentuk memotret
semua kejadian yang berlangsung selama peneliti melakukan kegiatan
penelitian.
3. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik mendapatkan data dengan
cara mengadakan percakapan secara langsung antara pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dengan pihak yang diwawancarai yang menjawab
pertanyaan (Djamal. 2015:75). Wawancara bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan guru tentang tujuan pembelajaran fisika. Wawancara yang
digunakan adalah wawancara terpimpin yaitu peneliti membuat daftar
pertanyaan, kemudian saat wawancara pertanyaan tersebut dikembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
oleh peneliti. Peneliti merekam wawancara dengan kedua guru dengan
handphone. Hasil rekaman tersebut berupa file suara yang selanjutnya akan
peneliti terjemahkan menjadi transkrip data wawancara. Tujuan peneliti
melakukan wawancara untuk memperoleh data yang tidak muncul pada saat
perekaman video guru mengajar. Dalam penelitian ini, peneliti berperan
sebagai pewawancara sedangkan pihak yang diwawancarai adalah seorang
guru.
E. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti melakukan beberapa tahapan yaitu:
1. Transkrip data
Transkrip data ini dilakukan untuk semua data yang diperoleh
peneliti, yaitu video hasil rekaman handy-cam dan hasil wawancara. Untuk
data video akan diubah menjadi bentuk tulisan atau cerita deskriptif. Hal
tersebut dilakukan dengan cara memutar kembali video proses
pembelajaran yang terekam, mengamati dan mencermati video-video
tersebut. Pengamatan difokuskan pada hal-hal yang dilakukan guru yang
menunjukkan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Video hasil perekaman dideskripsikan secara
singkat dan dilakukan pengkodingan pada tiap-tiap data.
2. Pengkategorian Data atau Pemberian Tema
Data yang dikoding atau diberikan kode (kode diwujudkan suatu
kata yang menunjukkan isi dari bagian data tertentu) dikelompokkan dan
dikategorikan atau satuan dalam tema pada tabel. Setiap data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dikelompokkan kode yang sama dikelompokkan dalam satu tema pada
tabel data dan analisis. Terdapat tema (judul pengelompokkan), transkip
kejadian yang dianggap sebagai data yang menunjukkan pengetahuan guru
tentang merancang dan melaksanakan proses pembelajaran sekaligus
waktu kejadian dan gambar yang mendukung (jika ada). Tiap tema dibahas
satu persatu dalam pembahasan sesuai dengan data yang diperoleh.
Pemilihan tema diabil dari teori yang mendasarinya dan disesuaikan pula
dengan data yang diperoleh dari hasil perekaman.
3. Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan proses analisis data maka dapat ditarik suatu
kesimpulan yang dapat menjawab masalah yang diteliti. Penarikan
kesimpulan dengan mendeskripsikan tindakan guru IPA (fisika) SMP
Swasta sebagai subjek penelitian yang menunjukkan tentang pengetahuan
guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran menurut RPP.
Penarikan kesimpulan tersebut bertujuan menjawab pertanyaan penelitian
berdasarkan data yang diperoleh dari video rekaman dan wawancara guru
yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2017. Penelitian di
satu sekolah tersebut dilaksanakan pada hari dan tanggal yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP)
di Yogyakarta. Sekolah yang diteliti merupakan sekolah yang masih
menjalankan kurikulum 2013 dalam pembelajarannya. Agar lebih mudah
dalam menganalisa dan membahas, peneliti menganti nama SMP. SMP yang
diteliti diberi nama Sekolah X yang merupakan sekolah swasta. Berikut
jadwal pelaksanaan penelitian dan durasi wawancara:
Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan dan durasi wawancara
Sekolah Tanggal Guru Waktu Durasi
X 30 Mei 2017 I 11.30 WIB – 11.54 WIB 23’45’’
II 12.15 WIB – 12.35 WIB 15’31’’
Subyek dari penelitian ini adalah guru Fisika dan objeknya adalah
kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran fisika. Penelitian ini dilakukan dalam satu sekolah dengan guru
yang berbeda. Penelitian ini tidak bermaksud untuk membandingkan kedua
guru tersebut, melainkan untuk menambah pengetahuan peneliti tentang
kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran melalui
pendekatan saintifik. Sehingga hasil penelitian ini akan menjadi bekal sebagai
calon guru sewaktu mengajar nantinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1. Pelaksanaan Penelitian kepada Guru I
Subyek penelitian pertama yang diwawancarai adalah seorang guru
laki-laki yang mengajar di SMP Swasta dan telah mengajar di sekolah
tersebut selama 15 tahun. Guru I mengajar IPA dikelas VII dan VIII.
Sebelum melakukan penelitian dalam bentuk wawancara, peneliti
melakukan observasi. Observasi yang dilakukan peneliti bertujuan untuk
menggali hal-hal apa saya yang harus diperhatikan termasuk yang terdapat
dalam Rencana Proses Pembelajaran sesuai atau tidaknya dalam
pelaksanaan guru itu dalam mengajar di kelas. Peneliti melakukan
observasi sebanyak 3 kali, observasi dilaksanakan pada tanggal 10 Mei
2017 di tiga kelas yang berbeda. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan handycam. Dalam pelaksaan observasi peneliti juga
membuat catatan penting (fieldnote) yang terjadi dalam proses
pembelajaran, yang kemudian ditanyakan kepada guru setelah proses
pembelajaran selesai. Data dari obsevasi ini akan menjadi tambahan acuan
bagi peneliti dalam penyusunan dan pelaksanaan wawancara.
Wawancara dilakukan tanggal 30 Mei 2017 pada pukul 11.30 WIB –
11.54 WIB di ruang piket dan dilakukan secara 4 mata. Kondisi sekolah
khususnya ruang piket tergolong cukup ramai, dikarenakan wawancara
bertepatan dengan jam kepulangan sekolah. Walaupun terbilang cukup
ramai Guru I terlihat semangat dan senang untuk diwawancarai, dapat
dilihat dari cara beliau menjawab pertanyaan. Guru I berusaha
menekankan hal penting dalam jawaban beliau mengenai pertanyaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
diberikan. Durasi wawancara terbilang singkat, namun disetiap pertanyaan
pewawancara mendapatkan hal yang baru dan merupakan motivasi.
Di luar dari gangguan kondisi sekolah yang cukup ramai, wawancara
terbilang kondusif dan lancar. Dapat diketahui dengan cara guru tersebut
menjelaskan tanpa gugup dan santai. Serta dengan antusias Guru II
bercerita secara leuasa.
2. Pelaksanaan Penelitian kepada Guru II
Subyek penelitian kedua yang diwawancarai adalah seorang guru
perempuan yang mengajar di SMP Swasta dan telah mengajar di sekolah
tersebut selama 15 tahun. Beliau mengajar IPA dikelas VII dan VIII.
Sebelum melakukan penelitian dalam bentuk wawancara, peneliti
melakukan observasi. Observasi yang dilakukan peneliti bertujuan untuk
menggali hal-hal apa saya yang harus diperhatikan termasuk yang terdapat
dalam Rencana Proses Pembelajaran sesuai atau tidaknya dalam
pelaksanaan guru itu dalam mengajar di kelas. Peneliti melakukan
observasi sebanyak 3 kali, observasi dilaksanakan pada tanggal 12 Mei
2017, 17 Mei 2017 dan 18 Mei 2017. Observasi dilakukan oleh peneliti
dengan menggunakan handycam. Dalam pelaksaan observasi peneliti juga
membuat catatan penting (fieldnote) yang terjadi dalam proses
pembelajaran, yang kemudian ditanyakan kepada guru setelah proses
pembelajaran selesai. Data dari obsevasi ini akan menjadi tambahan acuan
bagi peneliti dalam melaksanakan wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Wawancara dilakukan tanggal 30 Mei 2017 pada pukul 12.15 WIB –
12.35 WIB di ruang piket dan dilakukan secara 4 mata. Kondisi sekolah
khususnya ruang piket tergolong cukup ramai, dikarenakan wawancara
bertepatan dengan jam kepulangan sekolah. Durasi wawancara terbilang
singkat, dan dalam melaksanakan anak dari Guru II datang dan duduk
bersama guru tersebut. Walaupun terdapat ganguan dari anak Guru II yang
tiba-tiba datang ditengah-tengah wawancara, wawancara terbilang lancar.
Guru II menjawab pertanyaan dengan santai walaupun ada beberapa
pertanyaan yang dijawab dengan singkat yang sebenarnya membutuhkan
adanya penjelasan yang lebih mendetail.
B. Pemahaman Guru Terhadap Pendekatan Saintifik
Dari hasil wawancara dari guru I dan guru II didapatkan hasil tentang
pemahaman guru terhadap pendekatan saintifik.
a. Guru I
Dari hasil penelitian, guru tidak memahami tentang pendekatan
saintifik. Guru berpendapat bahwa pendekatan saintifik lebih untuk
mengeksplorasi kemampuan anak dalam berkreasi, kreatif, inovatif dan
skil yang anak miliki. Guru juga menekankan bahwa keterlibatan guru
dalam pembelajaran hanyalah sebagai fasilitator. Seperti yang
diungkapkan guru sebagai berikut :
“Pendekatan saintifiknya adalah lebih mengeksplorasi kemampuan
anak berkreasi, kreatif, inovatif dari skil yang dia miliki dengan
materi-materi yang ada, sehingga kecenderungan bapak ibu guru itu
sebagai fasilitator dan pendampingan saja lebih banyak, sebenarnya
itu.” (wawancara guru I tanggal 30 Mei 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Menurut peneliti pendapat guru tersebut bukanlah menunjukan penjelasan
tentang pendekatan saintifik. Karena dalam teori menurut Honsan (2014:
34) pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum, dan prinsip melalui tahapan-tahapan seperti
mengamati, merumuskan masalah, mengajukan dan merumuskan
hipotesis, mengumpukan data, menarik kesimpulan serta
mengkomunikasikan konsep atau hukum atau prinsip yang telah
ditemukan. Namun peneliti sependapat dengan yang diungkapkan oleh
guru bahwa guru menjadi fasilitator bagi peserta didik didalam proses
pembelajaran.
Dalam pendekatan saintifik terdapat pola 5M yaitu mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi/mengolah informasi
dan mengkomunikasi. Guru menjelaskan kelima pola tersebut, pola yang
pertama yaitu mengamati. Dari hasil penelitian pada pola pertama yaitu
mengamati, penjelasan yang diungkapkan oleh guru kurang tepat. Guru
berpendapat bahwa hal yang diamati harus ada kaitannya dengan materi
selain itu juga berkaitan dengan perilaku anak dalam menangkap suatu
materi yang dipelajari. Guru mengatakan bahwa pengamatan dapat
dilakukan disekitar sekolah maupun pengamatan terhadap teman yang
melakukan demonstrasi.
“Untuk mengamati, yang diamati harus ada kaitannya dengan
pembelajarannya ya, nah nggak hanya berkaitan langsung dengan
materinya tetapi juga dengan perilaku anak. Pertama mungkin
antusias anak ketika kita lihat beberapa kemampuan anak untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
menangkap materi ini. Setelah itukan kita bisa manganalisia materi
ini.” (wawancara guru I tanggal 30 Mei 2017)
Pernyataan diatas menjelaskan cara dalam pelaksanaan pola mengamati
dalam pembelajaran, bukan penjelasan yang mendalam tentang pola
mengamati. Karena dalam teori menurut Hosnan (2014: 39) metode
observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan
pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa
yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. Metode observasi
mengedepankan pengamatan langsung pada objek yang akan dipelajari
sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif yang
kemudian dianalisis sesuai tingkat perkembangan siswa.
Pada pola yang kedua yaitu menanya, pemahaman guru tentang
menanya pada pola kedua ini sudah tepat. Guru menjelaskan bahwa
menanya merupakan suatu interaksi atau timbal balik dimana ketika siswa
yang diajarkan itu aktif maka siswa akan timbul beberapa pertanyaan dari
materi yang telah diamatinya.
“Umpan balik. Ya untuk menghidupkan kelas kan kalau anak aktif
akan mencoba cari materi itu, tetapi kalau anak pasif kita sudah
menyiapkan rambu-rambu sesuai dengan indikator. Itu misalkan
seperti tadi pengamatan asam basa dengan kertas lakmus, kira-kira
anak sudah tahu kegunaan kertas lakmus untuk apa. Jadi dari gitu
dapat disimpulkan kalau biru menjadi merah jadi indikatornya
ternyata asam. Jadi dapat disimpukan bahwa kertas lakmus dapat
digunakan untuk menguji asam basa.” (wawancara guru I tanggal 30
Mei 2017)
Pernyataan diatas sesuai dengan yang dijelaskan pada Permendikbud
Nomor 81a Tahun 2013, menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai
dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Pada pola ketiga ini yaitu mencari informasi sudah tepat. Guru
mengungkapkan bahwa mengumpulkan informasi dapat berupa data
maupun menanya dari apa yang sudah diamati dan dijelaskan.
“Mengumpulkan informasi bisa berupa data dan bisa berupa dari
menanya tadi, menanya tadikan juga merupakan mengumpulkan
informasi. Kalau terkait dengan data, ya anak melakukan misal ukur
meja ini pakai penggaris ini. Kan dia sudah mengamatinya adalah
dengan bisa menanya tadi, kalau anak sudah melakukan kan anak
memperoleh data.” (wawancara guru I tanggal 30 Mei 2017)
Pernyataan diatas sesuai dengan yang dijelaskan pada Permendikbud
Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan
melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati
objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya.
Pada pola keempat yaitu mengolah informasi kurang dijelaskan
karena guru hanya mengatakan,
“Mengolah informasi ya dari data tadi, kalau misalkan melakukan
ekperimen.” (wawancara guru I tanggal 30 Mei 2017)
Guru hanya mengungkapkan bahwa mengolah informasi dari data yang
diperoleh dari eksperimen. Sedangkan dalam Permendikbud No 81.a
Tahun 2013 adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan, baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Menurut
peneliti tidak hanya dari data yang diperoleh dari ekperimen saja
melainkan juga menemukan keterkaitan suatu informasi dengan informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
lainnya. Keterkaitan antara data yang diperoleh dari ekperimen dengan
teori yang sebenarnya yang kemudian dapat ditarik sebuah kesimpulan
dari semua informasi yang telah diperoleh.
Pada pola terakhir yaitu mengkomunikasikan informasi, yang
diungkapkan oleh guru kurang lengkap. Guru mengungkapkan yaitu dari
hasil kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh kemudian dikomunikasikan
dengan membuat rangkuman atau catatan kecil seperti yang dikatakannya
sebagai berikut,
“Mengkomunikasikan yaitu setelah anak melakukan tadi ya,
kesimpulan-kesimpulan tadi. Nah penegasannya itu
mengkomunikasikannya kita dengan semacam membuat resume atau
rangkuman atau membuat catatan kecil.” (wawancara guru I tanggal
30 Mei 2017)
Pernyataan diatas sesuai dengan yang dijelaskan pada Permendikbud
Nomor 81a Tahun 2013, mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya. Namun dalam Permendikbud Nomor 81 a tahun 2013
dijelaskan mengkomunikasikan dapat dilakukan secara lisan yaitu dengan
mempresentasikan hasil analisis dan kesimpulan yang telah diasosiasikan.
Selain itu dengan presentasi dapat melatih peserta didik berkomunikasi
dengan baik dan berani tampil didepan umum.
b. Guru II
Dari hasil penelitian yang telah diungkapkan oleh guru kurang tepat,
guru mengungkapkan bahwa pendekatan saintifik itu melatih anak untuk
menganalisa suatu pemasalahan atau informasi yang didapatkan serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kemudian ditarik suatu kesimpulan dari hasil tersebut. Selain itu guru
menekankan bahwa siswa diharapkan dapat menemukan sesuatu yang baru
yang telah dipelajarinya. Seperti yang diungkapkan guru II sebagai
berikut:
“Pendekatan saintifik itu tadi, anak memang harus dilatih ya untuk
banyak menganalisa seperti itu. Jadi, memang awal harus diberi
gambaran tentang apa ya? Materi itu nanti apa sih? Terutama untuk
pemanfaatannya untuk apa, terutama. Kemudian yang kedua dia
harus menemukan, menemukan sendiri. Setelah menemukan baru dia
akan mempelajari materi, misale tentang cahaya kemarin
mempelajari, baru nanti menyimpulkan begitu.” (wawancara guru II
tanggal 30 Mei 2017)
Hal tersebut kurang sesuai dalam teori menurut Honsan (2014: 34)
pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum, dan prinsip melalui tahapan-tahapan seperti
mengamati, merumuskan masalah, mengajukan dan merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data, menarik kesimpulan serta
mengkomunikasikan konsep atau hukum atau prinsip yang telah
ditemukan. Karena yang diungkapkan oleh guru hanya mecakup satu pola
yaitu menganalisa/mengolah data dari lima pola dalam pendekatan
saintifik.
Dalam pendekatan saintifik terdapat pola 5M yaitu mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi/mengolah informasi dan
mengkomunikasi. Guru menjelaskan kelima pola tersebut, pola yang
pertama yaitu mengamati. Pemahaman guru tentang mangamati sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tepat yang mana guru berpendapat bahwa dalam proses mengamati itu
menggunakan panca indra dapat secara langsung maupun divisualisasilkan
atau diilustrasikan dan juga dapat melalui demonstrasi.
“Mengamati itukan ya jelas menggunakan panca indera itu ya. Bisa
misale diawal itu kalau tidak langsung ke obyek yang memang tidak
bisa didatangkan kekelas ya bisa dengan gambar, dengan video atau
kalau bisa dengan obyek ya bisa lebih baik kalau mau mengamati
tentang tanaman ya, ya kita, ya untuk mengamati tentang fotosintesis
ya anak-anak bisa dengan percobaan ya gitu.” (wawancara guru I
tanggal 30 Mei 2017)
Pertnayaan yang diungkapkan oleh guru sesuai dalam teori menurut
Hosnan (2014: 39) metode observasi adalah salah satu strategi
pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli
dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan
proses belajar. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung
pada objek yang akan dipelajari sehingga siswa mendapatkan fakta
berbentuk data yang objektif yang kemudian dianalisis sesuai tingkat
perkembangan siswa.
Pada pola yang kedua yaitu menanya, pemahaman guru tentang
menanya pada pola kedua ini sudah tepat. Guru menjelaskan bahwa
menanya akan timbul setelah siswa mengamati, karena dalam mengamati
tidak hanya sekedar pengamatan namun pasti akan menimbulkan beberapa
pertanyaan dari hal-hal yang terjadi. Selain itu guru juga memberikan
umpan ke siswa yang pasif untuk berpikir kritis untuk mendapatkan
kebenaran dari suatu informasi yang didapat.
“Menanya itukan setelah mengamati tho, setelah mengamatikan akan
timbul pertanyaan. Kan tidak sekedar mengamati, anak akan timbul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
pertanyaan kok bisa tho tanaman ini bisa tumbuh bunga, ya memang
itu dari kita sedirikan ya agar anak dapat berpikir kritis mendapatkan
kebenaran. Tetapi nek yang salah ya memang guru harus memancing
agar anak bisa bertanya...” (wawancara guru II tanggal 30 Mei
2017)
Hal tersebut sesuai dengan Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013,
menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Peneliti sependapat
seperti yang diungkapkan oleh guru bahwa pada pola ini siswa diharapkan
dapat berfikir kritis, selain itu siswa juga diharapkan mampu berkreativitas
dan meningkatkan rasa ingin tahu.
Pemahaman guru pada pola ketiga yaitu mengumpulkan informasi
sudah tepat. Guru mengungkapkan bahwa mengumpulkan informasi dapat
berupa data dari percobaan yang dilakukan maupun dari sumber lainnya
seperti buku yang biasa digunakan dalam pembelajaran atau buku lainnya
yang dapat memberikan informasi materi yang dipelajari.
“Mengumpulkan informasi mungkin percobaan kemudian data atau
mungkin apa ya? Melihat dari buku misalnya, belajar dari buku
itukan bisa ga harus dari percobaan. Mengumpulkan informasi
mungkin percobaan kemudian data atau mungkin apa ya? Melihat
dari buku misalnya, belajar dari buku itukan bisa ga harus dari
percobaan.” (wawancara guru II tanggal 30 Mei 2017)
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas
mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca
sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas
wawancara dengan nara sumber dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pada pola keempat yaitu mengolah informasi, yang diungkapkan
oleh guru sudah tepat seperti yang diungkapkannya,
“Ya, yang paling mudah kayak’e percobaan ya. Misalkan kita ada
data ini tentang percobaan resapan, nah diasosiasikan dengan teori
yang bener ngga gitu untuk mengasosiasi dan mencocokan gitu.
Dalam percobaan gelembung-gelembung itu apa, mungkin awal
belum tahu kok keluar gelembung-gelembungnya untuk apa. Dan
akhirnya kesimpulannya lengkap dan anak kan dapat materi dengan
sendirinya ya, ga usah kita jelaskan panjang lebar. Kan lebih
mengena bila menemukan, menemukan sendiri.” (wawancara guru II
tanggal 30 Mei 2017)
Yang diungkapkan oleh guru sudah sesuai dengan Permandikbud No 81.a
Tahun 2013 adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan, baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Peneliti
sependapat mengenai mengasosiasi atau mencari kecocokan antara data
yang diperoleh dari percobaan dengan teori yang mendukungnya. Karena
dari keterkaitan ataupun kecocokan antara data yang diperoleh dari
ekperimen dengan teori yang sebenarnya dapat ditarik sebuah kesimpulan .
Pada pola terakhir yaitu mengkomunikasikan informasi, pemahaman
guru pada pola ini sudah tepat. Guru mengungkapkan bahwa mengolah
informasi dapat dilakukan dengan mempresentasikan, namun apabila tidak
memiliki cukup waktu dapat dengan melalui tulisan seperti rangkuman.
Atau mungkin dengan presentsi tetapi tidak semua kelompok yang
mempresentasikannya. Harapan guru adalah semua kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya karena dalam presentasi banyak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dapat dilatih seperti melatih berkomunikasi dengan baik den berani tampil
didepan kelas/dimuka umum seperti yang dikatakannya sebagai berikut,
“Kalau itu arahnya keketerampilan ya dengan presentasi, karenakan
merupakan salah satu aspek penilaiankan itu keterampilan untuk
mengkomunikasikan atau mempresetasikan. Tetapi kalau memang
tidak cukup waktu atau apa gitu, bisa dengan tulisan, menulis. Atau
mungkin kalau presentasi tidak cukup waktunya ya ambil saja satu
atau dua kelompok untuk presentasi. Ya akan lebih baik ya memang
semua ya mempresentasikan, agar mereka bisa lebih puas diberi
kesempatan untuk tampil. Kan tidak semua anak memiliki keberanian
untuk tampil, tapi kalau dipaksa ya pasti bisa dan berani ya, mau
tidak mau. Jadi bisa juga untuk melatih anak tampil didepan kelas,
berani gitu ya.” (wawancara guru II tanggal 30 Mei 2017)
Hal tersebut sesuai dengan Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013,
mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Dari hasil penelitian, peneliti sependapat dengan yang diungkapkan
oleh guru mengenai kelima pola tersebut dapat terlaksana dengan baik itu
tergantung dengan gurunya, karena dalam pendekatan saintifik ini guru
sebagai fasilitator selain itu mengarahkan siswa untuk melaksanakan tiap
pola dengan benar. Pendekatan ini lebih banyak menekankan padak
aktifitas anak, pada saintifik lebih pada materi IPA, memang banyak
kegiatan, banyak aktifitas, menyimpulkan dan mempresentasi. Kreatifitas
siswa harus bagus, karena siswa harus mencari sendiri dirumah beberapa
informasi yang tidak dapat diperoleh disekolah, lebih kreatif dan tekun
serta saling bekerjasama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
C. Rencana Pelaksanan Pembelajaran
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah, rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Dalam penelitian
ini peneliti melihat bahwa perencanaan pembelajaran yang telah disiapkan
tidak diterapkan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut
dijelaskan oleh peneliti seperti di bawah ini:
a. Guru I
Tabel 4.2 Analisis hubungan antara RPP dengan Pelaksanaan
Pembelajaran Fisika berdasarkan Pendekatan Saintifik (Kelas 8
Pertemuan ke 1)
No. Komponen
Pendekatan Saintifik RPP Pelaksanaan
1. Mengamati Direncanakan Dilaksanakan
2. Menanya Direncanakan Tidak Dilaksanakan
3. Mengumpulkan Data Direncanakan Tidak Dilaksanakan
4. Mengasosiasi Direncanakan Tidak Dilaksanakan
5. Mengkomunikasikan Direncanakan Tidak Dilaksanakan
Didalam rencana pelaksanaan pembelajaran pada pola menanya dilakukan
setelah mengumpulkan data. Menanya dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran tersebut yaitu menanya dari yang sudah dijelaskan oleh guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hanya melaksanaan 1 pola dalam
pendekatan saintifik yaitu mengamati. Hal tersebut dapat dilihat dalam
transkrip video dibawah ini:
Guru : Merambat lurus, seperti cahaya ini (menunjuk cahaya dari
proyektor ke layar) merambat lurus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
(menit ke 04.35-04.55)
Guru meminta siswa mengamati jalannya cahaya dari proyektor menuju ke
layar. Hal tersebut merupakan salah satu sifat cahaya yaitu merambat
lurus.
Guru : Bidang pantul. Garis normal adalah garis lurus, yang tegak
lurus terhadap bidang pantul. Kita lihat dalam, kita lihat
(mengoperasikan power point). Yok yang belum, yang belum
dicermati.
Guru : Haloo (kondisi kelas ramai)
Guru : Cermati ini ya, bidang pantulnya ini ya (sambil mengarahkan
kursor pada power point ke daerah bidang pantul) (kondisi
kelas ramai) oke sudah ini ya? Sudah paham? Sudah?
(menujukkan ke layar yaitu gambar pemantulan)
(menit ke 07.40-08.44)
Guru meminta peserta didik mengamati gambar pada powerpoint yang
ditampilkan di layar dan menunjukkan yang dimaksud dengan bidang
pantul melalui gambar tersebut.
Guru : Selanjutnya, yang kedua, yo.. tak bacakan, tak bacakan.
Sifat bayangan pada cermin datar, satu, maya, tegak, sama
besar, sama jarak, bertukar sisi. Ini sifat yang terbentuk, sifat
yang terbentuk. Oke sekali lagi, maya, tegak, sama besar,
sama jarak, bertukar sisi. Nah bertukar posisi itu kalau
kalian bercermin itu loh, nyatanya pakai tangan kanan
kelihatannya pakai tangan kiri.
(menit ke 15.42-15.55)
Guru menenunjukkan salah satu sifat bayangan yaitu bertukar posisi yang
mana pada saat bercermin bila menyisir rambut menggunakan tangan
kanan pada cermin akan terlihat menggunakan tangan kiri.
Guru : Ini ya garisnya tolong, garisnya ini didekatkan pada puncak
benda. Ya gambar itu saya realisasikan disini
SL8 : Pak belum pak, waduh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Guru : Saya ralatnya disini. (Sambil menggambar di papan tulis)
garis yang itu disini. Nah ini jadi arahnya sinarnya tidak
harus sama kayak disitu ya, lihat ini garisnya di puncak,
disini ya.
Guru meminta peserta didik mengamati gambar pada powerpoint, yaitu
perpotongan sinar yang tidak meyentuh puncak benda. Guru menunjukkan
kesalahan dari gambar tersebut kemudian guru meralat gambar tersebut.
Tabel 4.3 Analisis hubungan antara RPP dengan Pelaksanaan
Pembelajaran Fisika berdasarkan Pendekatan Saintifik (Kelas 7
Pertemuan ke 2)
No. Komponen
Pendekatan Saintifik RPP Pelaksanaan
1. Mengamati Direncankan Dilaksanakan
2. Menanya Direncankan Tidak Dilaksanakan
3. Mengumpulkan Data Direncankan Dilaksanakan
4. Mengasosiasi Direncankan Dilaksanakan
5. Mengkomunikasikan Direncankan Tidak Dilaksanakan
Didalam rencana pelaksanaan pembelajaran pada pola menanya dilakukan
setelah mengumpulkan data. Menanya dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran tersebut yaitu menanya dari yang sudah dijelaskan oleh guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hanya melaksanaan 3 pola dalam
pendekatan saintifik yaitu mengamati, mengumpulkan data dan
mengasosiasi. Hal tersebut dapat dilihat dalam transkrip video dibawah ini:
Mengamati,
Guru : Nah kalau kalian mengamati ini (menunjukkan buku) ini ada
gunung berapinya caranya meletus dan lainnya.
(menit ke 55.43-55.51)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Guru meminta peserta didik untuk mengamati gambar yang menjelaskan
proses terjadinya gunung berapi dalam buku yang digunakan sebagai
acuan.
Mengumpulkan Data,
Guru : Untuk gunung berapi ini dengarkan, saya memberikan tugas
kepada kalian untuk merangkum dengan, dengan patokan-
patokan yang akan saya berikan disini ya, kamu cari kamu
ringkas, begitu selesai nanti bisa dikumpulkan itu dipakai
untuk nilaimu ya baikla. Baik (guru menulis dipapan tulis)
rangkumannya yang pertama. Saya diktekan aja, saya
diktekan, yok. Nanti dituliskan, tulis dulu ya garis-garis
besarnya, kamu tulis dulu ya.
BS : Ya pak.
Guru : Yang pertama boleh pakai angka boleh pakai bintang, ini
garis rambu-rambu,
SL3 : Garis rambu-rambu.
Guru : Garis rambu-rambunya, garis-garis besarnya. Bagaimana
proses, ya ditulis dulu rambu-rambunya. Ya, saya ulangi,
saya ulangi. Bagaimana proses terbentuknya gunung berapi?
Bagaimana proses terjadinya gunung berapi? Untuk kita,
yang dekat dengan kita gunung berapi ya, sebelahnya
gunung merabu, merbabu ya. Bintang berikutnya, ya bintang
berikutnya, apa yang dimaksud, apa yang dimaksud dengan
magma,magma, erupsi,erupsi,
SP3 : Apa pak?
Guru : Magma erupsi, lalu
SL3 : Lava
Guru : Lava. Apa lagi ya kaitannya dengan ini? Terus kawah.
Magma, erupsi, lava, kawah, terus.
SL4 : Wedus gembel.
Guru : Ya boleh. Abu vulkanik,
SL5 : Awan pak.
Guru : Terus, wedus gembel.
BS : Yeee (bersorak) wedus gembel.
SL6 : Wedus gembel ik, sama abu vulkanik sama atau tidak?
Guru : Ya nanti ya silahkan di spekulasikan. Dan hujan abu
vulkanik??
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
SP4 : Hujan abu vulkanik piye jal? Hujan magma?
Guru : Lalu yang ketiga, ketiga, bagaimana proses terjadinya, tiga,
bagaimaa proses terjadinya hujan abu vulkanik, hujan abu
vulkanik. Lalu yang keempat, gas-gas apa kemudian muncul
saat gunung berapi meletus?
SP3 : Apa pak?
Guru : Gas-gas apa saja yang muncul saat gunung berapi meletus?
Ya, empat dulu nanti silahkan dibuat kalimat rangkuman itu
nanti setelah selesai ditunjukkan pada saya.
SL7 : Buat kalimat sendiri atau rangkuman sendiri pak?
Guru : Ya kata-katanya pada umumnya sekaligus.
SL8 : Pak ini soal tho pak?
Guru : Yo sekilas tentang soal tetapi menjadi sebuah tambahan
rangkuman, dengan kalimat jawab.
BS : Gunung, api, panas.
Guru : Abu vulkanik.
(menit ke 09.44-13.26)
Peserta didik mencari informasi dari patokan atau poin-poin penting
berkaitan dengan materi yang sampaikan guru. Patokan atau poin-poin
tersebut digunakan untuk meringkas seperti proses tebentuknya gunung
berapi, pengertian dari magma, erupsi, lava, kawah, abu vulkanik, wedus
gembel dan proses terjadinya hujan abu vulkanik.
SP6 : Pak ini bagaimana? Pak proses tumbukan?
Guru : Ya proses tumbukan awalnya, proses awalnya
SP6 : Kalau tambahan tumbukan dua lempeng gimana pak?
Guru : Ya nanti kan tabrakan bisa pecah kembali. Ya tho, lalu
terbentuk apa? Tumbukannya itu bisa menyebabkan magma
keluar. Yang diringkas poin-poinnya saja.
(menit ke 21.50-22.33)
Peserta didik menanyakan materi yang kurang dipahaminya mengenai
proses dan akibat dari adanya tumbukan dalam gunung berapi. Kemudian
guru memberikan penjelasan dari pertanyaan siswa tersebut.
SL5 : Pak kalau kawahnya bagaimana pak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Guru : Ya, kawahnya yang terbentuk sudah bumpet sudah tidak
keluar laharnya.
(menit ke 55.55-56.15)
Peserta didik menanyakan materi yang kurang dipahaminya mengenai
proses terjadinya kawah. Kemudian guru memberikan penjelasan dari
pertanyaan siswa. Menurut peneliti, pertanyaan-pertanyaan tersebut
termasuk dalam pola mengumpulkan data karena peserta didik
menanyakan materi setelah dijelaskan oleh guru.
Mengasosiasi,
Peserta didik meringkas materi gunung berapi dari buku acuan yang
digunakan. Meringkas materi dari patokan atau poin-poin penting yang
telah diberikan oleh guru. (menit ke 14.08-68.38)
Dari hasil analisis diatas peneliti mengetahui bahwa guru memiliki
rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah sesuai untuk pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik. Namun dalam penerapannya
tidak semua dilaksanakan, dapat dilihat pada saat peneliti melakukan
observasi pertama. Pada pertemuan pertama di kelas 8 pada tabel 4.1.1
guru hanya melakukan satu pola dalam pendekatan saintifik yaitu pola
mengamati. Pada pertemuan kedua di kelas 7 pada tabel 4.2.1 guru hanya
melakukan tiga pola dalam pendekatan saintifik yaitu pola mengamati,
mengumpulkan data dan mengasosiasi. Hal tersebut tidak sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah direncanakan, dikarenakan
oleh beberapa hal seperti dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti
bersama guru mengenai kelima pola tersebut guru mengungkapkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kelima pola dalam pendekatan saintifik belum siap diterima oleh peserta
didik dan diterapkan disekolah.
Menurut pendapat guru hal tersebut juga erat kaitannya dengan
pendidikan katakter untuk peserta didik dari segi ketaatan dan kepatuhan.
Selain itu peserta didik masih kurang dalam mendengarkan ketika guru
menjelaskan konsep, prinsip dan hukum dalam pembelajaran. Tidak hanya
mendengarkan saja, pada materi eksakta peserta didik sebenarnya butuh
kesungguhan, keseriusan dan ketekunan dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Guru mengungkapkan mengenai pelaksanaan kelima pola
dalam pendekatan saintifik tidak harus berurutan dalam satu pertemuan
namun dapat dikembangkan lebih dari satu pertemuan. Hal tersebut sesuai
dengan yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014
pasal 2 ayat 9 yaitu urutan logis sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
dapat dikembangkan dan digunakan dalam satu atau lebih pertemuan.
Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran hal yang utama harus
diperhatikan selain materi pokok pembelajaran yaitu alokasi waktu.
Berikut ini peneliti ingin menunjukkan keterkaitan atau keseuaian antara
alokasi waktu yang sudah direncanakan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran dan alokasi waktu didalam pelaksanaan pembelajaran:
Tabel 4.4 Alokasi waktu dalam RPP dan dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Fisika (Pertemuan I)
No. Aspek-aspek Alokasi waktu (menit)
RPP Pelaksanaan
1. Pembukaan 10.00 08.46
2. Kegiatan inti : 95.00 69.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
No. Aspek-aspek Alokasi waktu (menit)
RPP Pelaksanaan
1. Mengamati 03.46
2. Menanya -
3. Mengumpulkan Data -
4. Mengasosiasi -
5. Mengkomunikasikan -
Ceramah 65.84
3. Penutup 15.00 -
Dalam alokasi waktu pada tabel diatas, dapat dilihat waktu dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran lebih lama dibandingkan dengan waktu dalam
pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang diberikan guru pada peneliti tercantum dalam materi
tersebut digunakan untuk 3 jam pelajaran namun dalam pelaksanaannya
guru melakukannya di 2 jam pelajaran. Peneliti tidak menanyakan
mengenai alokasi waktu yang berbeda antara rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan proses pembelajaran, karena peneliti menerima
rencana pelaksanaan pembelajaran setelah menyelesaikan penelitian dan
setelah melaksanaan kegiatan wawancara. Dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran dalam kegiatan inti, untuk kelima pola pendekatan saintifik
tidak diberikan waktu secara rinci melainkan langsung menjadi satu
keseluruhan dalam kegiatan inti. Guru lebih banyak menggunakan
ceramah dibandingkan menerapkan kelima pola tersebut. Dalam
pelaksanaannya, guru tidak melaksanakan kegiatan penutup. Menurut
peneliti selama observasi guru kekurangan waktu yang mana saat bel akhir
pembelajaran siswa masih mengerjakan tugas yang diberikan guru dan ada
beberapa siswa yang memeriksakan pekerjaannya ke guru. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
disebabkan dengan perencanaan yang kurang matang sehingga guru
kekurangan waktu dalam proses pembelajaran.
Tabel 4.5 Alokasi waktu dalam RPP dan dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Fisika (Pertemuan II)
No. Aspek-aspek Alokasi waktu (menit)
RPP Pelaksanaan
1. Pembukaan 10.00 14.07
2. Kegiatan inti : 60.00 54.19
1. Mengamati 01.08
2. Menanya -
3. Mengumpulkan Data 04.25
4. Mengasosiasi 54.30
5. Mengkomunikasikan -
Ceramah -
3. Penutup 15.00 -
Dalam alokasi waktu pada tabel diatas, dapat dilihat waktu dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran sedikit lebih lama dibandingkan
dengan waktu dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang diberikan guru pada peneliti
tercantum dalam materi tersebut digunakan untuk 2 jam pelajaran yang
totalnya 95 menit dan dalam pelaksanaannya guru melakukannya di 2 jam
pelajaran yang totalnya 80 menit . Peneliti tidak menanyakan mengenai
alokasi waktu yang berbeda antara rencana pelaksanaan pembelajaran
dengan proses pembelajaran, karena peneliti menerima rencana
pelaksanaan pembelajaran setelah menyelesaikan penelitian dan setelah
melaksanaan kegiatan wawancara. Dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran dalam kegiatan inti, untuk kelima pola pendekatan saintifik
tidak diberikan waktu secara rinci melainkan langsung menjadi satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
keseluruhan dalam kegiatan inti. Pada pertemuan kedua ini guru lebih
menekankan pada pola mengasosiasi data, dari awal mulainya kegiatan inti
sampai jam pelajaran selesai sehingga guru tidak melaksanakan kegiatan
penutup. Menurut peneliti selama observasi guru kekurangan waktu yang
mana saat bel akhir pembelajaran siswa masih mengerjakan tugas yang
diberikan guru dan ada beberapa siswa yang memeriksakan pekerjaannya
ke guru. Hal tersebut disebabkan dengan perencanaan yang kurang matang
sehingga guru kekurangan waktu dalam proses pembelajaran.
b. Guru II
Tabel 4.6 Analisis hubungan antara RPP dengan Pelaksanaan
Pembelajaran Fisika berdasarkan Pendekatan Saintifik (Kelas 8
Pertemuan ke 1)
No. Komponen
Pendekatan Saintifik RPP Pelaksanaan
1. Mengamati Direncanakan Dilaksanakan
2. Menanya Direncanakan Tidak Dilaksanakan
3. Mengumpulkan Data Direncanakan Dilaksanakan
4. Mengasosiasi Direncanakan Tidak Dilaksanakan
5. Mengkomunikasikan Direncanakan Tidak Dilaksanakan
Didalam rencana pelaksanaan pembelajaran pada pola menanya dilakukan
setelah mengumpulkan data. Menanya dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran tersebut yaitu menanya dari yang sudah dijelaskan oleh guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hanya melaksanaan 2 pola dalam
pendekatan saintifik yaitu mengamati,mengumpulkan data. Hal tersebut
dapat dilihat dalam transkrip video dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Mengamati,
Guru : Kita lanjutkan ya. L. Cepat Rambat Bunyi, yok diperhatikan
kesini. Cepat rambat bunyi adalah besarnya jarak yang
ditempuh bunyi tiap sekon. Ini misalnya kalian berada di
rumah, rumah kalian lihat ada pos ronda gitu yang ada
kentongannya itu ya. Terus, jaraknya mungkin agak jauh.
Kemudian ada yang membunyikan kentongan, kira-kira
orang yang membunyikan kentongan itu kamu akan
langsung mendengar nggak sih?
(menit ke 06.08-06.20)
Guru menjelaskan cepat rambat bunyi dengan mengilustrasikannya yaitu
menjelaskan bagaimana suara kentongan di pos ronda dapat terdengar
sampai dirumah agar mempermudah peserta didik dalam membayangkan
mengenai materi tersebut.
Guru : Pernah ada yang bermain penggaris digetarkan kayak gini?
Pernah nggak? Kalau saya getarkan kayak gini kedengaran
ga sampai belakang?
(menit ke 17.30-18.06)
Guru meminta peserta didik mengamati demonstrasi yang dilakukan untuk
menunjukkan kuat lemahnya suatu bunyi yaitu dengan menggetarkan
penggaris diujung meja. Dengan demikian peserta didik akan merasa lebih
mudah untuk memahami materi tersebut.
Guru : Berikutnya ada desah dan dentum, kita pernah
mendengarkan suara, mendengarkan bunyi kadang-kadang
sebenarnya kita mendengarkan suara yang apa ya, yang
berisik gitu ya? misalnya kamu mendengarkan kelas seperti
ini, gitu ya. Terus suaranya tidak beraturan, dapat
dikatakan bikin pusing kita ya. Tetapi kita lihat ada nada,
nada yaitu bunyi yang teratur. Misalnya kita mendengarkan
suara gitar, suara piano, atau suara kalian bernyanyi akan
berbeda. Lebih enak mana kalian dengar? Dengan kelas
ramai seperti ini? Dengan mendengarkan suara alat musik.
Lebih enak mana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
(menit ke 25.09-27.31)
Guru memberikan penjelasan tentang nada, desah, dentum dan resonansi
dengan menggunakan ilustrasi yaitu memisalkan suara yang terdengar di
kelas yang ramai, suara yang dihasilkana oleh alat musik, dentuman bom
dan kaca yang bergetar ketika ada guntur. Agar peserta didik mudah dalam
memahami dan membedakan materi tersebut.
Megumpulkan data,
SL3 : Ngerti kalau jaraknya itu dari mana? Jaraknya itu dari
mana? Jaraknya seberapa bagaimana bu?
Guru : Ya kalau tau waktunya diketahui ya nanti tahu.
(menit ke 07.58-08.06)
Peserta didik menanyakan cara untuk mengetahui jarak antara pos ronda
dan rumah dari suara kentongan yang terdengar. Peserta didik menanyakan
hal tersebut setelah guru memberikan penjelasan, sehingga mempermudah
siswa dalam memahami dan akan timbul pertanyaan yang dapat
membantunya lebih memahai materi tersebut.
Tabel 4.7 Analisis hubungan antara RPP dengan Pelaksanaan
Pembelajaran Fisika berdasarkan Pendekatan Saintifik (Kelas 8
Pertemuan ke 2)
No. Komponen
Pendekatan Saintifik RPP Pelaksanaan
1. Mengamati Direncanakan Dilaksanakan
2. Menanya Direncanakan Tidak Dilaksanakan
3. Mengumpulkan Data Direncanakan Tidak Dilaksanakan
4. Mengasosiasi Direncanakan Dilaksanakan
5. Mengkomunikasikan Direncanakan Tidak Dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Didalam rencana pelaksanaan pembelajaran pada pola menanya dilakukan
setelah mengumpulkan data. Menanya dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran tersebut yaitu menanya dari yang sudah dijelaskan oleh guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hanya melaksanaan 2 pola dalam
pendekatan saintifik yaitu mengamati dan mengasosiasi. Hal tersebut dapat
dilihat dalam transkrip video dibawah ini:
Mengamati,
Guru : Pernah ada yang bermain penggaris digetarkan kayak gini?
Pernah nggak? Kalau saya getarkan kayak gini kedengaran
ga sampai belakang?
(menit ke 17.30-18.06)
Guru menjelaskan sifat-sifat cahaya dengan menggunakan ilustrasi verbal
yaitu cahaya merambat lururs yaitu cahaya dari proyektor ke layar, cahaya
dapat dipantulkan dapat dilihat pada cermin, cahaya dapat dibiaskan ketika
air yang dalam terlihat dangkal, cahya dapat merambat dalam ruang hampa
adalah cahaya matahari yang sampai ke bumi. Ilustrasi verbal digunakan
untuk mempermudah siswa memahami materi, karena ilustrasi verbal
dapat kita ambil dari kehidupan sehari-hari sehingga membuat peserta
didik lebih mudah menangkap dan membayangkannya.
Guru : Berikutnya ada desah dan dentum, kita pernah
mendengarkan suara, mendengarkan bunyi kadang-kadang
sebenarnya kita mendengarkan suara yang apa ya, yang
berisik gitu ya? misalnya kamu mendengarkan kelas seperti
ini, gitu ya. Terus suaranya tidak beraturan, dapat dikatakan
bikin pusing kita ya. Tetapi kita lihat ada nada, nada yaitu
bunyi yang teratur. Misalnya kita mendengarkan suara gitar,
suara piano, atau suara kalian bernyanyi akan berbeda.
Lebih enak mana kalian dengar? Dengan kelas ramai seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
ini? Dengan mendengarkan suara alat musik. Lebih enak
mana?
(menit ke 25.09-27.31)
Guru menjelaskan cara menggambarkan bagian-bagian dalam pelukisan
bayangan pada cermin cekung.
Guru : Nah berkaitan dengan sifat-sifat cahaya ya. Sifat-sifat
cahaya yang pertama adalah dapat merambat lurus.
SP1 : Maksudnya gimana bu?
Guru : Oke ya seperti saya menyalakkan senter atau menyalakan
ponter ya. Kemudian dapat dipantulkan, cermin, dapat
dibiaskan, dibiaskan. Dalam air ya, kalau ada benda dalam
air atau kalian melihat air kolam yang nampak dangkal
ternyata dalam gitu ya. Atau yang memakai kacamata juga
karena adanya pembiasan pada lensa, kemudian dapat
dipantulkan, dapat digambungkan. Kita tidak akan
membahas tentang ini atau dapat digabungkan. Kemudian
dapat merambat dalam ruang hampa, gimana ni kok bisa
merambat dalam ruang hampa? Cahaya yang utama ni,
cahaya matahari, cahaya matahari yang jauh diatas sana
sampai ke bumi melewati.
(menit ke 04.04-07.15)
Guru menjelaskan pengaplikasian sinar istimewa ketiga yaitu pada
pelukisan bayangan bila benda ada diruang I.
Mengasosiasi,
Guru : Yang sudah dapat kalian langsung buka halaman 2, halaman
2. Nah disitu ada sinar-sinar istimewa pada cermin cekung,
udah semua ya? Nah tadi kita sudah bahas tentang 3 sinar
istimewa, tolong gambar itu karena belum lengkap sinar
datang, sinar pantul ya, tolong dilengkapi dulu. Kalau bisa
ya pakailah penggaris.
SL9 : yang mana bu? Halaman berapa bu?
Guru : Halaman 2. Udah belum?
BSL : Sudah
Guru : Tolong dilengkapi 3 sinar istimewa. Perhatikan deskripsinya.
(menit ke 23.17-23.30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Guru meminta siswa mengerjakan hangout yang telah dibagikan dan
melengkapi ketiga sinar istimewa.
Tabel 4.8 Analisis hubungan antara RPP dengan Pelaksanaan
Pembelajaran Fisika berdasarkan Pendekatan Saintifik (Kelas 8
Pertemuan ke 3)
No. Komponen
Pendekatan Saintifik RPP Pelaksanaan
1. Mengamati Direncanakan Dilaksanakan
2. Menanya Direncanakan Tidak Dilaksanakan
3. Mengumpulkan Data Direncanakan Dilaksanakan
4. Mengasosiasi Direncanakan Dilaksanakan
5. Mengkomunikasikan Direncanakan Tidak Dilaksanakan
Didalam rencana pelaksanaan pembelajaran pada pola menanya dilakukan
setelah mengumpulkan data. Menanya dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran tersebut yaitu menanya dari yang sudah dijelaskan oleh guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hanya melaksanaan 2 pola dalam
pendekatan saintifik yaitu mengamati, mengumpulkan informasi dan
mengasosiasi. Hal tersebut dapat dilihat dalam transkrip video dibawah ini:
Mengamati,
Guru : Yang ketiga itu, kamu harus membuat cerminnya dulu,
berapa f nya. Meskinya kamu pakai jangka, kelasmu ga
punya jangka ya? Ini aja, ga punya jangka jadi pakai ini ya.
Ini sumbu utamanya, terus ini pusat kelengkungannya, jadi
apa ini? M boleh P boleh, terus ini Fnya diukur terus di
paro. Jadi gini ya kalau kamu pakai jangka gini ya. Benda
diruang berapa itu? Diruang III ya, kalau kalian punya
bolpoin warna yang berbeda nanti sinar istimewanya akan
nampak berbeda. Langkah berikutnya adalah kalian harus
melukis minimal dua sinar istimewa kalian harus hafal. Yok,
sinar istimewa yang pertama? Sinar datang, sejajar sumbu
utama ya? Terus dipantulkan melalui?
BSP : Titik fokus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
(menit ke 03.36-09.18)
Guru minta peserta didik untuk mengamati ketika guru melukiskan
bayangan yang terbentuk saat benda berada di ruang III. Karena bila
peserta didik tidak dengan sesakma mengamatinya maka akan kesulitan
dipelukisan bayangan dengan benda di ruang yang berbeda.
Guru : Oke maka sifat bayangannya adalah maya, tegak, diperkecil,
diruang I. Cotohnya adalah kalau kamu lihat kaca spion, apa
yang kamu lihat dari kaca spion? Apa yang kamu perhatikan
dari kaca spion? Kita bisa melihat bayangan kita bayangan
benda disekitarnya? Bisa. Bayangannya gimana? Apakah
gede?
BS : Diperkecil
(menit ke 33.45-34.36)
Guru menjelaskan pembentukan bayangan pada cermin cembung dengan
menggunakan ilustrasi verbal yaitu bayangan yang dihasilkan dari kaca
spion.
Mengumpulkan data,
SL6 : Bu terus sinar istimewa ketiga itu dipakai kapan?
Guru : Kalau bisa dipakai ya boleh.
(menit ke13.38-13.48)
Peserta didik menanyakan pengaplikasian sinar istimewa ketiga. Karena
dalam pembelajaran guru kurang menjelaskan kegunaan maupun
penggunaan untuk masing-masing sinar istimewa.
Mengasosiasi,
Guru : Terus yang ini 1/So, So ini apa? Jarak benda. Seperjarak
benda ditambah seperjarak bayangan sama dengan seper f
yang mana f-nya adalah fokus. Kemudian yang harus kamu
tahu ini pada cermin cekung f dan R nya bernilai positif, f-
nya ya bukan s-nya, f-nya. Kemudian untuk mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
perbesaran rumusnya Si/So atau hi/ho, hi itu tinggi bayangan
satunya adalah tinggi benda. Ini sebenarnya bisa dilogika
kok, misalnya gini kalau bendanya tingginya 10 cm, tinggi 10
cm lalu bayangannya tingginya 20cm, maka perbesarannya
berapa?
SL7 : 2 kali
Guru : Benda tingginya 10 cm. Dua kali. Sepuluh jadi dua puluh ya,
tahu dari mana itu? Duapuluh dibagi sepuluh. Rumusnya ini
tinggi bayangan dibagi tinggi benda seperti itu. Jarak benda
dengan cermin misalnya 5 cm, jarak bayangannya dengan
cermin 15 cm. Berapa perbesarannya?
SP2 : 3 kali
Guru : Berapa? Tiga kali. Dari mana? Oh dari jarak bayangan
dibagi dengam jarak benda, bisa dimengertikan?
BS : bisa
Guru : Ini contoh soal ya. Contoh soalnya ini, oke ya.
Guru : Bayangan nyata terbentuk pada cermin cekung berjarak 60
cm dari benda yang tingginya 4 cm yang diletakan 15 cm
didepan cermin. Hitunglah jarak titik api, titip api apa tadi?
SB : Titik fokus
Guru : Ya fokusnya. Dan tinggi bayangan yang terjadi. Tolong
selalu menuliskan diketahui. Saya wajib, karena akan
membantu kamu, ini apa? Cari apa? Silahkan ditulis dulu.
(menit ke 19.10-22.02)
Guru memberikan pertanyaan dan peserta didik menjawab pertanyaan guru
secara lisan maupun tertulis.
Dari hasil analisis diatas peneliti mengetahui bahwa guru memiliki
rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah sesuai pada pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik. Namun dalam penerapannya
tidak semua dilaksanakan, hal tersebut dilihat oleh peneliti pada saat
obervasi selain itu dapat dilihat dalam transkrip video. Sehingga
pembelajaran yang telah dilaksanakan tidak sesuai dengan pembelajaran
yang telah direncanakan, dikarenakan oleh beberapa hal seperti yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
terkilat dalam hasil wawancara peneliti bersama guru mengenai kelima
pola tersebut. Kedua guru mengungkapkan kesiapan kelima pola dalam
pendekatan saintifik diterapkan dalam pembelajaran bukan hanya dilihat
dari kesiapan dari peserta didik melainkan kesiapan dari guru yang paling
utama. Guru juga mengungkapkan inti dari pembelajaran adalah gurunya,
apabila guru mampu membimbing peserta didik untuk melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik maka pembelajaran tersebut
dapat terlaksana. Peneliti sependapat dengan yang guru ungkapkan
mengenai minat siswa untuk membaca, apabila peserta didik tidak
berminat membaca maka peserta didik tersebut tidak dapat mencari sendiri
materi yang akan dipelajari. Peneliti juga sependapat dengan yang
diugungkapkan oleh guru mengenai pelaksanaan kelima pola dalam
pendekatan saintifik tidak harus berurutan dalam satu pertemuan namun
dapat dikembangkan lebih dari satu pertemuan. Hal tersebut sesuai dengan
yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 pasal 2 ayat
9 yaitu urutan logis sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dapat
dikembangkan dan digunakan dalam satu atau lebih pertemuan.
Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran hal yang utama harus
diperhatikan selain materi pokok pembelajaran yaitu alokasi waktu.
Berikut ini peneliti ingin menunjukkan keterkaitan atau keseuaian antara
alokasi waktu yang sudah direncanakan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran dan alokasi waktu didalam pelaksanaan pembelajaran:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 4.9 Alokasi waktu dalam RPP dan dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Fisika (Pertemuan I)
No. Aspek-aspek Alokasi waktu (menit)
RPP Pelaksanaan
1. Pembukaan 10.00 05.37
2. Kegiatan inti : 60.00 20.36
1. Mengamati 3.10
2. Menanya 00.08
3. Mengumpulkan Data -
4. Mengasosiasi -
5. Mengkomunikasikan -
Ceramah 11.18
3. Penutup 15.00 05.04
Dalam alokasi waktu pada tabel diatas, dapat dilihat waktu dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran sedikit lama dibandingkan dengan
waktu dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang diberikan guru pada peneliti tercantum
dalam materi tersebut digunakan untuk 2 jam pelajaran yang totalnya 95
menit dan dalam pelaksanaannya guru melakukannya di 1 jam pelajaran
yang totalnya 40 menit. Peneliti tidak menanyakan mengenai alokasi
waktu yang berbeda antara rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
proses pembelajaran, karena peneliti menerima rencana pelaksanaan
pembelajaran setelah menyelesaikan penelitian. Dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran dalam kegiatan inti, untuk kelima pola
pendekatan saintifik tidak diberikan waktu secara rinci melainkan
langsung menjadi satu keseluruhan dalam kegiatan inti. Guru lebih banyak
menggunakan ceramah dibandingkan penerapkan kelima pola tersebut.
Dalam pelaksanaanya guru menerapkan pola mengamati walaupun waktu
terhitung singkat, dari pengamatan peneliti guru melaksanaakan
pembelajaran dengan adanya kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegitan
penutup. Kegiatan pembuka dilaksanakan lebih dari 10% dari total waktu
dalam satu pertemuan tersebut. Walaupun dalam pelaksanaan tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dengan perencanaan namun guru menggunakan waktu sudah cukup baik
dalam 1 jam pelajaran tersebut.
Tabel 4.10 Alokasi waktu dalam RPP dan dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Fisika (Pertemuan II)
No. Aspek-aspek Alokasi waktu (menit)
RPP Pelaksanaan
1. Pembukaan 10.00 07.42
2. Kegiatan inti : 95.00 23.37
1. Mengamati 05.46
2. Menanya -
3. Mengumpulkan Data 02.46
4. Mengasosiasi -
5. Mengkomunikasikan -
Ceramah 15.05
3. Penutup 15.00 -
Dalam alokasi waktu pada tabel diatas, dapat dilihat waktu dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran lebih lama dibandingkan dengan waktu
dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang diberikan guru pada peneliti tercantum
dalam materi tersebut digunakan untuk 3 jam pelajaran yang totalnya 110
menit namun dalam pelaksanaannya guru melakukannya di 1 jam
pelajaran totalnya. Peneliti tidak menanyakan mengenai alokasi waktu
yang berbeda antara rencana pelaksanaan pembelajaran dengan proses
pembelajaran, karena peneliti menerima rencana pelaksanaan
pembelajaran setelah menyelesaikan penelitian dan setelah melaksanaan
kegiatan wawancara. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dalam
kegiatan inti, untuk kelima pola pendekatan saintifik tidak diberikan waktu
secara rinci melainkan langsung menjadi satu keseluruhan dalam kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
inti. Guru lebih banyak menggunakan ceramah dibandingkan penerapkan
kelima pola tersebut. Dalam pelaksanaannya, guru tidak melaksanakan
kegiatan penutup. Hal tersebut disebabkan dengan ketidaksesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan, sehingga guru kekurangan waktu dalam
proses pembelajaran.
Tabel 4.11 Alokasi waktu dalam RPP dan dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Fisika (Pertemuan III)
No. Aspek-aspek Alokasi waktu (menit)
RPP Pelaksanaan
1. Pembukaan 10.00 -
2. Kegiatan inti : 60.00 37.06
1. Mengamati 06.33
2. Menanya -
3. Mengumpulkan Data 02.10
4. Mengasosiasi 3.12
5. Mengkomunikasikan -
Ceramah 25.11
3. Penutup 15.00 -
Dalam alokasi waktu pada tabel diatas, dapat dilihat waktu dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran lebih lama dibandingkan dengan waktu
dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang diberikan guru pada peneliti tercantum
dalam materi tersebut digunakan untuk 2 jam pelajaran yang totalnya 95
menit namun dalam pelaksanaannya guru melakukannya di 1 jam
pelajaran yang totalnya 40 menit. Peneliti tidak menanyakan mengenai
alokasi waktu yang berbeda antara rencana pelaksanaan pembelajaran
dengan proses pembelajaran, karena peneliti menerima rencana
pelaksanaan pembelajaran setelah menyelesaikan penelitian dan setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
melaksanaan kegiatan wawancara. Dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran dalam kegiatan inti, untuk kelima pola pendekatan saintifik
tidak diberikan waktu secara rinci melainkan langsung menjadi satu
keseluruhan dalam kegiatan inti. Guru lebih banyak menggunakan
ceramah dibandingkan menerapkan kelima pola tersebut. Dalam
pelaksanaannya, guru tidak melaksanakan kegiatan pembuka dan kegiatan
penutup. Menurut peneliti selama observasi guru langsung memulai
dengan memeriksa pekerjaan siswa dan langsung membahas materi
tersebut. Kemudian waktu lebih terpakai untuk membahas pekerjaan
rumah sehingga diakhir pelajaran guru kekurangan waktu untuk
melaksanakan kegiatan penutup. Hal tersebut disebabkan dengan
ketidaksesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan, sehingga guru
kekurangan waktu dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 2 orang guru IPA
SMP di Kabupaten Yogyakarta yang tengah menjalankan kurikulum 2013,
penerapan pembelajaran fisika melalui pendekatan saintifik di SMP Swasta di
Yogyakarta dalam proses pembelajaran di kelas, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pengetahuan Guru I dan Guru II SMP di Kabupaten Yogyakarta tentang
pendekatan saintifik hanya mencakup beberapa hal: pemahaman guru
tentang pengertian pendekatan saintifik tidak sesuai dengan teori pasa
Hosnah, 2014 dan pemahaman guru untuk 5M sudah sesuai dengan
Permendikbud No. 81A Tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum.
2. Kedua guru IPA SMP Swasta di Yogyakarta sudah memiliki kesiapan
yang matang dalam proses pembelajaran, hal tersebut dapat dilihat dari
rencana pelaksanaan pembelajaran yang mencakup seluruh aspek dalam
pendekatan saintifik. Namun untuk pola yang menanya dilakukan setelah
mengumpulkan data.
3. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru I dan guru II tidak menerapkan
kegiatan yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal
tersebut dapat terlihat dalam pelaksanaan pembelajaran selama observasi
dan dalam transkrip video.
4. Guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas penelitian sesuai konsep kurikulum 2013
mengenai pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA
di SMP Kabupaten Yogyakarta, maka penulis menyarankan bagi peneliti
selanjutnya sebagai berikut:
a. Sebaiknya pedoman wawancara menampakkan secara jelas aspek aspek
penting dalam pendekatan saintifik dan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
b. Dapat menggunakan 2 atau lebih teknik pengambilan data dalam
penelitian sehingga memperoleh data yang lebih akurat.
c. Penelitian pada saat observasi sebaiknya dilakukan sebanyak 3 kali atau
lebih agar memperoleh data yang lebih kuat.
d. Wawancara dilakukan setelah siap dan dalam suasana yang kondusif
dan sebaiknya pada saat pengambilan data dapat dilakukan beberapa
kali wawancara.
e. Melakukan pembatasan topik yang jelas agar pembahasan dan hasil
lebih rinci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
DAFTAR PUSTAKA
Djamal. 2015. Paradigma Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65
Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A
Tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum
Pembelajaran.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103
Tahun 2014 tentang Standar Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Suparno, Paul. 2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Trianto, 2011. Model Pebelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI