76

SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab
Page 2: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab
Page 3: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab
Page 4: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

serta salam terhatur kepada Rasulullah Muhammad S.A.W, yang selalu

melindungi dan melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyusun skripsi ini dengan judul “Peran perawat dalam informed concent pasien

pre operasi di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan

hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, maka penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Ns. Atiek Murharyati, M.Kep selaku Ketua Program Studi S-1 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta dan selaku Penguji yang telah

memberikan ijin, membantu serta membimbing peneliti dalam penyusunan

skripsi ini.

3. Ns. Anita Istiningtyas, M.Kep selaku Pembimbing Utama yang telah

membimbing dan membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini.

4. Ns. Fakhrudin Nasrul Sani, M.Kep selaku Pembimbing Pendamping yang

telah banyak membimbing dan membantu peneliti dalam menyusun skripsi

ini.

Page 5: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

v

5. dr. Joko Sugeng P, M.Kes selaku Direktur RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Sragen yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta yang telah membantu dan membimbing penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih kurang

sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari pembaca guna kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

para pembaca, khususnya bagi penulis.

Surakarta, Februari 2016

Penulis

Page 6: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

SURAT PERNYATAAN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

ABSTRAK xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 6

1.3 Tujuan Penelitian 7

1.4 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori 9

2.2 Keaslian Penelitian 29

2.3 Kerangka Teori Penelitian 30

Page 7: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 31

3.2 Populasi dan Sampel 31

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 33

3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran 33

3.5 Alat Penelitian dan Cara pengumpulan data 33

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39

3.7 Etika Penulisan 41

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum RSUD Sragen 42

4.2 Hasil Penelitian 43

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden 46

5.2 Peran Perawat Dalam Informed Consent 50

5.3 Peran Advokat, Konsultan, Dan Konselor 53

BAB VI PENUTUP

6.1 Simpulan 59

6.2 Saran 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian 29

Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran 33

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Peran Perawat 35

Tabel 4.1 Karakteristik Responden 44

Tabel 4.2 Peran Perawat 45

Page 9: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori 30

Page 10: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan

Lampiran

1. Surat Ijin Studi Pendahuluan

2. Surat Ijin Penelitian

3. Surat Keterangan Penelitian

4. Surat Permohonan Menjadi Responden

5. Surat Pernyataan Menjadi Responden

6. Kuesioner Penelitian

7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

8. Hasil Penelitian

9. Lembar Konsultasi

Page 11: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

xi

David Firmansyah

Peran perawat dalam informed concent pasien pre operasi di bangsal

bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen

Abstrak

Peran perawat bangsal bedah sangat besar dalam pemberian informed

consent pasien pre operasi. Peran perawat sebagai advokat, konselor maupun

konsultan diperlukan agar operasi dapat berjalan dengan lancar. Permasalahan

yang sering terjadi adalah perawat bangsal yang memintakan tanda tangan

informed consent kepada pasien atau keluarganya, dan perawat juga dimintai

penjelasan yang bukan wewenangnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

peran perawat dalam informed concent pasien pre operasi

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan jenis rancangan

penelitian survei (survey research method) pada 31 perawat yang bertugas di

bangsal bedah (Mawar dan Teratai) RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Analisa data hasil penelitian ini yaitu analisa univariat.

Hasil penelitian ini adalah peran perawat dalam informed consent pasien pre

operasi di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen sebagian besar

kategori baik yaitu 20 responden (64,5%), Peran advokat dalam informed

consent pasien pre operasi kategori baik sebanyak 17 responden (54,8%). Peran

konsultan dalam informed consent pasien pre operasi kategori baik sebanyak 24

responden (77,4%). Peran konselor dalam informed consent pasien pre operasi

kategori baik sebanyak 18 responden (58,1%).

Peran perawat dalam informed consent pasien pre operasi di Bangsal Bedah

RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen termasuk dalam kategori baik yaitu

sebagai advokat, konsultan dan konselor.

Kata kunci: peran perawat, informed consent, pre operasi.

Daftar pustaka: 37 (2006-2014).

Page 12: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

xii

David Firmansyah

Nurses’s Roles in Providing Informed Consent to Pre-operative Patients at

Surgical Wards of dr. Soehadi Prijonegoro Regional Public Hospital of

Sragen

Abstract

Surgical nurses play significant role in providing informed consent to pre-

operative patients. Their roles as advocates, counselors, as well as consultants are

needed for the purpose of a successfully-done surgery. A problem they often encounter

is that they are required to ask for signature of patients or their family on the informed

consent, and to explain something beyond their authority. The aim of this research is

to figure out the nurses’ roles in providing informed consent to pre-operative patients.

This is a quantitative descriptive research with survey research design. Samples

of 31 nurses serving at surgical wards (Mawar and Teratai) of dr. Soehadi Prijonegoro

Regional Public Hospital of Sragen were taken. The data obtained were then analyzed

using univariate analysis.

The research findings indicate that the nurses’ roles in providing informed

consent to pre-operative patients at surgical wards of dr. Soehadi Prijonegoro

Regional Public Hospital of Sragen are mostly categorized as good, with the number

of 20 respondents (64.5%). Their roles as advocates, consultants, and counselors in

proving the informed consent to the patients are also categorized as good, with the

number of 17 (54.8%), 24 (77.4%), and 18 (58.1%) respondents respectively.

In conclusion, nurses’ roles as advocates, consultants, and counselors in

providing the informed consent to pre-operative patients at surgical wards in of dr.

Soehadi Prijonegoro Regional Public Hospital of Sragen are proven to be good.

Keywords : nurses’ roles, informed consent, pre-op

Bibliography : 37 (2006-2014)

Page 13: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah tindakan pembedahan di dunia sangat besar, hasil penelitian

di 56 negara pada tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan

sekitar 234 juta per tahun, hampir dua kali lipat melebihi angka kelahiran

per tahun (Weiser et al. 2008). Jumlah operasi bedah di Indonesia terjadi

peningkatan dimana tahun 2000 sebesar 47.22%, tahun 2001 sebesar

45.19%, tahun 2002 sebesar 47.13%, tahun 2003 sebesar 46.87%, tahun

2004 sebesar 53.22%, tahun 2005 sebesar 51.59 %, tahun 2006 sebesar

53.68% dan tahun 2007 belum terdapat data yang signifikan (Grace,

2007).

Operasi atau pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan

yang menggunakan cara invasif dengan membuka dan menampilkan

bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya

dilakukan dengan membuat sayatan setelah bagian yang akan ditangani

ditampilkan, dilakukan tindakan perbaikan yang diakhiri dengan

penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidayat & Win, 2005). Tindakan

operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir

semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan

membahayakan pasien, tidak heran jika sering kali pasien dan

Page 14: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

2

keluarganya menunjukan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan

yang mereka alami (Majid, 2011).

Operasi merupakan tindakan pengobatan yang dapat menimbulkan

berbagai masalah bagi pasien. Salah satu masalah yang sering dihadapi

pasien pre operasi adalah ketakutan atau kecemasan. Ada berbagai alasan

yang dapat menyebabkan kecemasan pasien dalam menghadapi operasi

antara lain adalah takut nyeri setelah pembedahan, takut terjadi perubahan

fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi normal (body image), takut

akan keganasan bila diagnosa yang ditegakan belum pasti, takut

mempunyai kondisi yang sama dengan orang lain yang mempunyai

penyakit yang sama, takut / ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan

pembedahan dan petugas, takut mati pada saat dibius, atau tidak akan

sadar lagi, takut operasi akan gagal (Pooter dan Perry, 2006).

Kecemasan pada pasien pre operasi yang tidak segera diatasi dapat

mengganggu kelancaran jalannya operasi. Pengkajian secara integral dan

komprehensif dari aspek fisiologis pasien yang meliputi fungsi fisik-

biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan

kesuksesan suatu pembedahan. Persiapan mental yang kurang memadai

dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pasien dan keluarganya.

Pasien tidak jarang menolak operasi yang sebelumnya telah disetujui dan

biasanya pasien pulang tanpa operasi dan beberapa hari kemudian datang

lagi ke rumah sakit setelah merasa sudah siap dan ini berarti telah

Page 15: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

3

menunda operasi yang semestinya sudah dilakukan beberapa hari atau

beberapa minggu yang lalu (Majid, 2011).

Tugas seorang perawat dapat memberikan sugesti positif untuk

menurunkan kecemasan pasien pre operasi. Pasien pre operasi harus

diberi informasi tentang prosedur operasi untuk mengurangi kecemasan.

Pasal 38 Undang-Undang No 38 tahun 2014 menyatakan bahwa dalam

praktik keperawatan, klien berhak mendapatkan informasi secara, benar,

jelas, dan jujur tentang tindakan keperawatan yang akan dilakukan (UU

No 38 Tahun 2014). Persiapan yang perlu dilakukan pada pasien pre

operasi antara lain pemeriksaan fisik, psikis/mental dan pemeriksaan

penunjang serta hal lain yang sangat penting terkait dengan aspek hukum

dan tanggung jawab serta tanggung gugat yaitu informed concent (Majid,

2011).

Informed concent adalah suatu ijin tertulis yang dibuat secara sadar

dan sukarela oleh pasien sebelum suatu pembedahan dilakukan

(Muttaqin, 2009). Ijin tertulis tersebut dapat melindungi pasien dari

kelalaian dalam prosedur pembedahan dan melindungi ahli bedah

terhadap tuntutan dari suatu lembaga hukum. Demi kepentingan bersama,

semua pihak yang terkait perlu mengikuti prinsip medikolegal yang baik

(Pooter dan Perry, 2006).

Penjelasan tentang informed consent menjelang operasi umumnya

masih kurang dilakukan para dokter kita di Indonesia. Penyebabnya bisa

dikarenakan berbagai alasan yang salah satunya terlalu banyak pasien

Page 16: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

4

yang dilayani sehingga waktu untuk berkonsultasi sedikit. Perawat adalah

anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan pasien, sehingga

diharapkan perawat harus mampu membela hak–hak pasien (Mubarak

dan Nur Chayatin, 2009). Tanggung jawab perawat adalah untuk

memastikan bahwa informed consent telah diminta oleh dokter dan

ditandatangani secara sukarela oleh pasien. Proses penandatanganan

informed consent ini dapat dilengkapi dengan penjelasan dan harus

dipastikan bahwa pasien dapat memahami dan mengerti isi atau maksud

dari informed consent tersebut (Muttaqin, 2009).

Peran perawat dalam informed concent adalah sebagai advocat atau

pembela pasien, konselor (Counsellor), dan sebagai konsultan

(consultant). Peran perawat sebagai advokat atau pembela pasien

diharapkan mampu untuk bertanggung jawab dalam membantu pasien

dan keluarga menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi

pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk

mengambil persetujuan (informed consent) atas tindakan keperawatan

yang diberikan kepadanya serta mempertahankan dan melindungi hak –

hak pasien. Hal ini harus dilakukan, karena pasien yang sakit dan dirawat

di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.

Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan

pasien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak – hak

pasien. (Mubarak dan Nur Chayatin, 2009).

Page 17: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

5

Peran perawat sebagai konselor (Counsellor), hendaknya perawat

mampu membantu pasien untuk menyadari dan mengatasi tekanan

psikologis atau masalah sosial dan membangun hubungan interpersonal

yang baik untuk meningkatkan perkembangan seseorang dimana

didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual (Mubarak dan

Nur Chayatin, 2009). Peran perawat sebagai konsultan (consultant)

adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan

keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas

permintaan pasien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan

keperawatan yang diberikan (Hidayat, 2008).

Hasil Studi pendahuluan diperoleh data yang terdapat dibagian

Rekam Medis RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen jumlah operasi pada

tahun 2014 sebanyak 3296 pasien. (Data Rekam Medik RSUD Sragen,

2015). Pasien yang akan menjalani operasi harus di beri informasi tentang

berbagai macam prosedur operasi. Disinilah peran perawat sebagai

advokat, konselor maupun konsultan diperlukan agar operasi dapat

berjalan dengan lancar, sehingga dapat mempercepat proses

penyembuhan.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, dalam menjalankan

peran sebagai konsultan, perawat yang menjelaskan tentang persiapan

yang harus dijalani oleh pasien sebelum operasi. Perawat kadangkala

dimintai penjelasan yang bukan wewenangnya. Perawat kadang dimintai

penjelasan tentang prosedur operasi, resiko operasi bahkan ada juga yang

Page 18: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

6

menanyakan tentang kepastian keberhasilan dari operasi tersebut. Hasil

observasi juga didapatkan peran perawat sebagai advokat yaitu

memintakan tanda tangan dalam lembar informed consent kepada pasien

atau keluarganya, sedangkan peran perawat sebagai konselor yaitu

perawat yang harus aktif memberikan semangat dan dorongan kepada

pasien maupun keluarganya yang akan menjalani operasi. Berdasarkan

beberapa fenomena diatas maka peneliti merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang “Peran perawat dalam informed concent

pasien pre operasi di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Sragen.”

1.2 Rumusan Masalah

Penjelasan tentang informed consent menjelang operasi umumnya

masih kurang dilakukan para perawat di Indonesia. Permasalahan yang

sering terjadi adalah perawat bangsal yang memintakan tanda tangan

informed consent kepada pasien atau keluarganya, dan perawat juga

dimintai penjelasan yang bukan wewenangnya. Berdasarkan hal diatas

maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimanakah peran

perawat dalam informed concent pasien pre operasi di Bangsal Bedah

RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen ?”

Page 19: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

7

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui peran perawat dalam informed concent pasien pre operasi

di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik responden di Bangsal Bedah RSUD

dr Soehadi Prijonegoro Sragen.

b. Mengetahui peran perawat sebagai advokat dalam informed

concent pasien pre operasi di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi

Prijonegoro Sragen.

c. Mengetahui peran perawat sebagai konselor dalam informed

concent pasien pre operasi di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi

Prijonegoro Sragen.

d. Mengetahui peran perawat sebagai konsultan dalam informed

concent pasien pre operasi di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi

Prijonegoro Sragen.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi perawat RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang peran perawat

dalam informed concent pasien pre operasi sehingga hak dan

kewajiban pasien pre operasi terpenuhi.

Page 20: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

8

2. Manfaat bagi rumah sakit

Diharapkan menjadi masukan pada manajemen untuk merancang

kebijakan pelayanan keperawatan khususnya peningkatan kualitas

sumber daya manusianya dengan cara pengiriman tenaga keperawatan

untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada hubungannya dengan

pelayanan pasien khususnya peran perawat dalam informed concent

pasien pre operasi dan perawatan pada pasien pre operasi.

3. Manfaat bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat digunakan untuk memperkaya bahan ajar terkait

peran perawat dalam informed concent pasien pre operasi dan sebagai

dasar bagi penelitian keperawatan perioperatif selanjutnya.

4. Manfaat bagi peneliti lain

Diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar bagi peneliti

selanjutnya, terkait dengan topik yang masih berhubungan dengan

peran perawat dalam informed concent pasien pre operasi.

5. Manfaat bagi peneliti

Diharapkan dapat mengembangkan wawasan peneliti dalam

melakukan penelitian yang berkaitan dengan peran perawat dalam

informed concent pasien pre operasi.

Page 21: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Peran Perawat

2.1.1.1 Pengertian

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang

lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran

dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan

bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari

seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 2010).

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik

di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan peraturan perundangan-

undangan (Permenkes No 17 tahun 2013). Perawat adalah seseorang yang

telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar

negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan (UU No 38 tahun 2014).

Peran perawat adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat

dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang

diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas

dan tanggung jawab keperawatan secara profesional sesuai dengan kode

etik professional (Mubarak, 2009).

Page 22: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

10

Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang

lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dan system, dimana

dapat dipengaruhi oleh keadaan social baik dari profesi perawat maupun

dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. (Hidayat, 2008).

2.1.1.2 Peran Perawat

Menurut pendapat Doheny dalam Mubarak (2009) ada beberapa

elemen peran perawat professional antara lain:

1. Pemberi perawatan (care giver)

Pada peran ini perawat harus mampu memberikan pelayanan

kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis

masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai

masalah yang kompleks. Memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan

signifikan dari klien. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk

mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik

sampai pada masalah psikologis.

2. Pembela klien (client advocate)

Sebagai pembela klien tugas perawat disini adalah bertanggung

jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterprestasikan

informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberi

informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform

consent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.

Page 23: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

11

Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien yang sakit dan dirawat

akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.

Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak

dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-

hak klien. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.

Pembelaan tersebut termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik

untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi

hak-hak klien. Hak- hak klien antara lain, hak atas pelayanan yang

sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas

privasi, hak untuk menentukan nasibnya sediri dan hak untuk menerima

ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

3. Konselor (conselor)

Peran konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari

dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah social untuk

membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan

perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional

dan intelektual.

4. Pendidik (educator)

Sebagai pendidik klien sejalan dengan proses keperawatan dalam

fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran

bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat

membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan

perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat

Page 24: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

12

menilai hasil yang didapat. Perawat membantu pasien meningkatkan

kesehatannnya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan

keperawatan dan tindakan medik sehingga pasien dan kelua rga dapat

menerimanya.

5. Kolaborator (collabolator)

Peran perawat sebagai kolabolator dapat dilaksanakan dengan cara

bekerja sama dengan tim kesehatan yang lain, baik perawat dengan

dokter, perawat dengan ahli gizi, perawat dengan ahli radiologi dan

lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses

penyembuhan klien.

6. Koordinator (coordinator)

Pada peran ini, perawat diharapkan mampu untuk mengarahkan,

merencanakan, dan mengorganisasikan pelayanan dari semua anggota

tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesi.

7. Pembawa perubahan/pembaharu (change agent)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang

berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat

perubahan pada dirinya atau pada sistem. Peningkatan dan perubahan

adalah komponen esensial dari perawatan. Dengan menggunakan

proses keperawatan, perawat membantu klien unutk merencanakan,

melaksanakan dan menjaga perubahan seperti, pengetahuan,

keterampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan

kesehatan klien tersebut.

Page 25: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

13

8. Konsultan (consultant)

Sebagai konsultan perawat berperan sebagai tempat konsultasi bagi

pasien terhadap masalah yang dialami oleh pasien atau tindakan

keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas

permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelajaran pelayanan

keperawatan.

Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan 1989 dalam

Hidayat (2008) terdiri dari:

1. Pemberi asuhan keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan

perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang

dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan

menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis

keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang

tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat

dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan

ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

2. Advokat klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga

dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan

atau informasi lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas

tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat

Page 26: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

14

berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang

meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang

penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri

dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3. Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan

tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang

diberikankan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah

dilakukan pendidikan kesehatan.

4. Koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta

mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga

pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan

kebutuan klien.

5. Kolaborator

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim

kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain

dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang

diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan

bentuk pelayanan selanjutnya.

6. Konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah

atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini

Page 27: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

15

dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan

pelayanan keperawatan yang diberikan.

7. Peneliti / pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan

perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai

dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

Peran perawat berdasarkan hasil lokakarya Keperawatan tahun

1983 dalam Hidayat (2008) terdiri dari:

1. Pelaksana pelayanan keperawatan .

Memberikan asuhan keperawatan baik langsung maupun tidak

langsung dengan metode proses keperawatan

2. Pendidik dalam keperawatan

Mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga

kesehatan yang berada di bawah tanggung jawabnya.

3. Pengelola pelayanan keperawatan

Mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai

dengan manajemen keperawatan dalam kerangka paradigma

keperawatan.

4. Peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan

Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan

metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk

meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan

keperawatan.

Page 28: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

16

Peran perawat menurut Potter and Perry (2006) antara lain:

1. Peran perawat sebagai penyuluh

Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan

data-data tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti

aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami hal-hal

yang yanng dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam

pembelajaran. Misalnya, ketika perawat mengajarkan cara

menyuntikkan insulin secara mandiri pada klien yanng diabetes.

2. Peran karier

Berkarier merupakan dimana perawat di tempatkan di posisi

jabatan tertentu. Contohnya seperti peran mendidik dan perawat ahli,

seperti perawat spesialis klinis, perawat pelaksana, perawat

maternitas, anestesi, pengelola dan peneliti.

3. Rehabilitator

Rehabilitasi merupakan proses dimana individu kembali ke

tingkat fungsi maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang

menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Rentang aktifitas

rehabilitatif dan resoratif mulai dari mengajar klien berjalan dengan

menggunakan kruk sampai membantu klien mengatasi perubahan

gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit kronis.

4. Pemberi kenyamanan

Peran sebagai pemberi kenyamanan, merupakan merawat klien

sebagai seorang manusia, merupakan peran tradisionaldan historis

Page 29: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

17

dalam keperawatandan telah berkembang sebagaisesuatu peran yang

penting dimana perawat melakukan peran baru. Sebagai pemberi

kenyamanan, perawat sebaiknya membantu klien untuk mencapai

tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan

fisiknya.

5. Peran komunikator

Peran sebagai komunikator yaitu mencakup komunikasi dengan

klien dan keluarga, antar sesama perawat dan profesi kesehatan

lainnya, sumber informasi dan komunitas. Kualitas komunikasi

merupakan faktor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan

individu, keluarga dan komunitas.

Peran perawat di masa depan harus berkembang seiring dengan

perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan tuntutan

kebutuhan masyarakat, sehingga perawat, dituntut mampu manjawab

dan mengantisipasi terhadap dampak dari perubahan. Sebagai Perawat

professional maka peran yang diemban adalah “CARE” yang meliputi:

1. Communication

Perawat memberikan pelayanan keperawatan harus dapat

berkomunikasi secara lengkap, adekuat, cepat. Setiap melakukan

komunikasi (lisan dan tulis) harus memenuhi tiga syarat di atas dan

juga harus mampu berbicara dan menulis dalam bahasa asing

minimal bahasa inggris.

Page 30: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

18

2. Activity

Prinsip melakukan aktifitas/pemberian asuhan keperawatan

harus dapat bekerjasama dengan teman sejawat dan tenaga

kesehatan lainnya, khususnya tim medis sebagai mitra kerja dalam

memberikan asuhan kepada pasien. Ativitas ini harus ditunjang

dengan menunjukan suatu kesungguhan dan sikap empati dan

bertanggung-jawab terhadap setiap tugas yang diemban.

3. Review

Prinsip utamanya adalah moral dan etika keperawatan. Dalam

memberikan setiap asuhan keperawatan perawat harus selalu

berpedoman pada nilai-nilai etik keperawatan dan standar

keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan. Untuk menghindari

kesalahan dalam pelaksanaan peran ini maka perawat harus

berpegangan pada prinsip-prinsip etik keperawatan yang meliputi:

justice (asas keadilan), autonomy (asas menghormati otonomi),

benefienc (asas manfaat), veracity (asas kejujuran), dan

confidentiality (asas kerahasiaan).

4. Education

Perawat harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap

profesi dengan jalan terus menerus menambah ilmu melalui melalui

pendidikan formal/nonformal, sampai pada suatu keahlian tertentu.

Pengembangan pelayanan keperawatan yang paling efektif harus

Page 31: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

19

didasarkan pada hasil temuan-temuan Ilmiah yang dapat diuji ke-

sahihannya (Nursalam, 2014).

2.1.2 Informed concent

2.1.2.1 Pengertian

Informed concent berasal dari kata consent (Latin: consensio, con

sentio) berarti persetujuan, ijin, menyetujui, memberi ijin kepada

seseorang untuk melakukan sesuatu (Nursalam, 2014). Menurut Potter

and Perry (2006), informed concent adalah suatu ijin tertulis yang dibuat

secara sadar dan sukarela oleh pasien sebelum suatu pembedahan

dilakukan.

Informed concent adalah pernyataan setuju atau ijin dari seseorang

(pasien) yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa paksaan

(voluntary) tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap

pasien sesudah mendapatkan informasi cukup tentang tindakan

kedokteran yang dimaksud (Majid, dkk 2011).

2.1.2.2 Unsur informed concent

Unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam informed concent antara lain:

1. Capacity (kemampuan memahami informasi)

Memiliki ciri antara lain memiliki nilai dan tujuan, kemampuan

berkomunikasi dan memahami informasi, serta kemampuan membuat

alas an atas pilihannya dan keputusan.

Page 32: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

20

2. Vounterinism (sukarela).

Memiliki ciri tanpa paksaan dan tanpa ancaman.

3. Informatif (unsur informasi).

Meliputi diagnosis atau masalah pasien, tujuan dan lama tindakan,

hasil, manfaat, potensial risiko, alternative tindakan sesuai kemampuan,

dan prognosis jangka pendek dan panjang (Nursalam, 2014).

2.1.2.3 Tujuan informed concent

Tujuan dari informed concent antara lain:

1. Memberi perlindungan pasien terhadap tindakan tenaga kesehatan yang

sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar

pembenarannya

2. Memberi perlindungan hukum kepada tenaga kesehatan terhadap suatu

kegagalan dan bersifat negatif, karena prosedur medik modern tidak

tanpa risiko dan pada setiap tindakan medik ada melekat suatu risiko

(Sugiyarti, 2009).

2.1.2.4 Fungsi informed concent

Fungsi informed concent antara lain:

1. Promosi dari hak otonomi perorangan.

2. Proteksi dari pasien dan subjek.

3. Mencegah penipuan atau paksaan.

4. Regulasi profesi kesehatan, introspeksi.

5. Promosi dari keputusan rasional.

Page 33: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

21

6. Keterlibatan masyarakat (otonomi, nilai social dan pengawasan).

(Nursalam, 2014).

2.1.2.5 Informasi yang diberikan dalam informed Concent

Informasi dan penjelasan yang perlu diberikan dalam informed concent

meliputi hal-hal berikut:

1. Informasi harus diberikan baik diminta maupun tidak.

2. Informasi tidak diberikan dengan mempergunakan istilah kkedokteran

yang tidak dimengerti.

3. Informasi diberikan sesuai dengan tingkat pendidikan, kondisi dan

situasi pasien.

4. Informasi diberikan secara lengkap dan jujur, kecuali jika dokter

menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kesehatan pasien,

atau menolak untuk diberikan informasi.

5. Informasi dan penjelasan tentang tujuan dan prospek keberhasilan

tindakan medis yang akan dilakukan.

6. Informasi dan penjelasan tentang tata cara tindakan medis yang akan

dilakukan.

7. Informasi dan penjelasan tentang risiko dan komplikasi yang mungkin

terjadi.

8. Informasi dan penjelasan tentang alternative tindakan medis lain yang

tersedia serta risikonya masing-masing.

9. Informasi dan penjelasan tentang prognosis penyakit apabila tindakan

medis tersebut tidak dilakukan.

Page 34: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

22

10. Untuk tindakan bedah atau tindakan invasive lain, informasi harus

diberikan oleh dokter yang melakukan operasi atau dokter lain dengan

sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab.

11. Untuk tindakan yang bukan bedah informasi dapat diberikan oleh

dokter lain atau perawat dengan sepengetahuan atau petunjuk dokter

yang bertanggung jawab (Majid, dkk 2011).

2.1.2.6 Pemberi informed concent

Pasien secara pribadi menandatangani concent tersebut jika dia telah

mencapai usia yang telah ditentukan dan mampu secara mental. Bila

pasien di bawah umur, tidak sadar, atau tidak kompeten, maka ijin harus di

dapat dari anggota keluarga atau wali yang sah. Pada kasus-kasus

kedaruratan, penting bagi ahli bedah untuk mengambil tindakan yang

bersifat penyelamatan tanpa informed concent dari pasien. Namun upaya

untuk menghubungi pihak keluarga pasien harus terus dilakukan. Pada

situasi seperti ini, komunikasi dapat dilakukan melalui telepon, telegram,

faksimile, atau media elektronik lainnya (Muttaqin, 2009).

2.1.2.7 Pengabaian informed concent

Informed concent dapat diabaikan pada keadaan sebagai berikut:

1. Tidak ada kesempatan memintakan.

2. Tidak ada waktu lagi untuk menunda-nunda tindakan.

3. Untuk menyelamatkan nyawa, tidak mempunyai penyakit sebelumnya.

4. Melindungi keselamatan anak/bayi.

5. Mencegah self-distruction.

Page 35: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

23

6. Melindungi kesehatan masyarakat.

7. Menjaga etik/aturan rumah sakit.

(Nursalam, 2014).

2.1.3 Peran perawat dalam informed concent

2.1.3.1 Pengertian

Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem (Hidayat,

2008). Tanggung jawab perawat dalam pemberian informed consent

adalah memastikan bahwa informed concent telah diminta oleh dokter

dan ditandatangani secara sukarela oleh pasien atau keluarganya

(Muttaqin, 2009).

2.1.3.2 Peran perawat dalam informed concent

Peran perawat dalam informed consent antara lain

1. Peran perawat sebagai advokat klien

Peran ini dilakukan oleh perawat dalam membantu klien dan

keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi

pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan

persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien,

juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien

yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi

tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya

Page 36: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

24

sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian (Hidayat,

2008).

Peran perawat sebagai pembela (advocat) pasien, melindungi hak

azasi dan hukum dari pasien dan menyediakan bantuan dalam

menegakkan hak-hak tersebut jika dibutuhkan. Sebagai contoh,

perawat memberikan informasi lebih lanjut untuk membantu pasien

membuat keputusan dalam menerima sebuah terapi, atau menyediakan

penerjemah untuk membantu anggota keluarga menyampaikan

kekhawatiran mereka. Terkadang dibutuhkan pernyataan langsung

yang menyatakan ketidaksetujuan terhadap kebijakan atau tindakan

yang membahayakan klien dan hak-haknya. Perawat harus

menyesuaikan proses advokasi ini dengan agama dan budaya pasien

(Potter & Perry, 2006).

2. Peran perawat sebagai konsultan

Peran ini sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau

tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan

atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan

keperawatan yang diberikan (Hidayat, 2008).

Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat wajib

memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Setiap orang berhak menerima

atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan

Page 37: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

25

diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi

mengenai tindakan tersebut secara lengkap (UU No 36 Tahun 2009).

3. Peran perawat sebagai konselor (counsellor).

Peran perawat sebagai konselor (counsellor), hendaknya perawat

mampu membantu pasien untuk menyadari dan mengatasi tekanan

psikologis atau masalah sosial dan membangun hubungan

interpersonal yang baik untuk meningkatkan perkembangan seseorang

dimana didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual

(Mubarak, 2009).

Perawat dapat membantu pasien mengembalikan kesejahteraan

emosional, spiritual dan sosial pasien, sehingga pasien dapat

memperoleh kembali kesehatan dan kehidupan mandiri yang optimal

(Potter & Perry, 2006). Perawat dapat membantu pasien mengoreksi

pengertian yang salah tentang tindakan pembedahan dan hal-hal lain

karena pengertian yang salah akan menimbulkan kecemasan pada

pasien (Majid, dkk 2011).

2.1.4 Konsep pre operasi

2.1.4.1 Pengertian

Tahap pre operasi adalah waktu sejak keputusan untuk operasi

diambil hingga sampai ke meja pembedahan, tanpa memandang riwayat

atau klasifikasi pembedahan (Muttaqin, 2009). Fase pre operasi dimulai

ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi bedah dan diakhiri

Page 38: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

26

ketika pasien berada di meja operasi sebelum pembedahan dilakukan

(Majid, dkk 2011).

2.1.4.2 Tujuan perawatan pre operasi

Tujuan perawatan pre operasi antara lain:

1. Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien, memberikan

penyuluhan tentang tindakan anesthesia.

2. Mengkaji, merencanakan dan memenuhi kebutuhan pasien.

3. Mengetahui akibat tindakan anesthesia yang akan dilakukan.

4. Mengantisipasi dan menanggulangi kesulitan yang mungkin timbul

(Majid, dkk 2011).

2.1.4.3 Persiapan pasien pre operasi

Persiapan pre operasi menurut Hidayat (2008), adalah radiografi

thoraks, kapasitas vital, fungsi paru, dan analisis gas darah pada

pemantauan sistem respirasi, kemudian pemeriksaan elektrokardiogram,

darah, leukosit, eritrosit, hematokrit, elektrolit, pemeriksaan air kencing,

albumin, blood urea nitrogen (BUN), kreatinin, dan lain-lain untuk

menentukan gangguan sistem renal dan pemeriksaan kadar gula darah

atau lainnya untuk mendeteksi gangguan metabolisme.

Sebelum menjalani tindakan pembedahan persiapan yang perlu

dilakukan pada pasien pre operasi menurut Majid, dkk (2011) antara

lain:

Page 39: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

27

1. Persiapan fisik

Persiapan fisik yang dilakukan pada pasien sebelum dilakukan

pembedahan antara lain status kesehatan fisik secara umum, status

nutrisi, keseimbangan cairan dan eletrolit, kebersihan lambung dan

kolon, pencukuran daerah operasi, personal hygiene dan pengosongan

kan kandung kemih.

2. Persiapan mental atau psikis.

Peranan perawat dalam memberikan dukungan mental dapat

dilakukan dengan cara:

a. Membantu pasien mengetahui tentang tindakan-tindakan yang

dialami pasien sebelum operasi, memberikan informasi pada pasien

tentang waktu operasi, hal-hal yang akan dialami pasien selama

proses operasi, menunjukan tempat kamar operasi.

b. Memberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum setiap tindakan

persiapan operasi sesuai tingkat perkembangan.

c. Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk

menanyakan tentang segala prosedur yang ada.

d. Mengoreksi pengertian yang salah tindakan pembedahan.

e. Kolaborasi dengan dokter terkait dengan pemberian obat pre

medikasi.

2.1.4.4 Keperawatan pre operasi

Keperawatan pre operasi merupakan tahap awal dari keperawatan

perioperatif. Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan

Page 40: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

28

sangat tergantung pada fase ini. Kesalahan yang dilakukan pada tahap

ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya. Yang termasuk dalam

keperawatan pre operasi antara lain:

1. Persiapan pasien sebelum menjalani tindakan pembedahan

2. Latihan sebelum operasi (preoperative exercise)

3. Pemeriksaan status anastesi

4. Informed consent

5. Efikasi pernafasan atau penilaian status pernafasan

6. Pemberian obat-obatan pre-medikasi

7. Asuhan keperawatan pada fase pre operasi.

(Majid, 2011).

2.1.4.5 Masalah masalah yang muncul pada pasien pre operasi

Masalah masalah yang dapat muncul pada pasien pre operasi antara lain:

1. Ansietas atau cemas yang berhubungan dengan ancaman terhadap

konsep diri, ancaman terhadap perubahan status kesehatan, ancaman

terhadap pola interaksi dengan orang yang berarti, krisis situasi atau

krisis maturasi.

2. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan pembedahan, efek

samping penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh

pada perubahan penampilan.

3. Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan perubahan

penampilan, keluhan terhadap reaksi orang lain, kehilangan fungsi.

Page 41: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

29

4. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan hospitalisasi,

reaksi orang lain terhadap perubahan penampilan.

5. Ketakutan berhubungan dengan proses penyakit, prognosis paska

operasi, ketidakberdayaan.

(Majid, dkk 2011).

2.2 Keaslian penelitian

Table 2.1 Keaslian Penelitian

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian

Artha

Nurwansyah

(2012)

Hubungan pemberian informed

concent dengan tingkat

kecemasan pada klien dalam

menghadapi tindakan operasi di

ruang bedah RSD Mayjen H.M.

Ryacudu Kotabumi Lampung

Utara

metode cross

sectional

dengan uji

chi-square

Analisis data didapatkan p value:

0,000, yang lebih kecil dari tingkat

signifikan (p <0,05), sehingga ada

hubungan pemberian informed

concent dengan tingkat kecemasan

pada klien dalam menghadapi

tindakan operasi.

Titiek

Soelistyowatie

(2011)

Penerapan hokum informed

concent terhadap pelayanan

keluarga berencana di Rumah

sakit tugurejo semarang

metode

pendekatan

yuridis

sosiologis

Pelaksanaan informed concent yang

dilakukan di RSUD Tugurejo telah

dilaksanakan sesuai prosedur yang

ditetapkan dalam protap penanganan

pasien yang terinci dan tegas serta

secara umum pelaksanaannya tidak

mengalami kendala dari sisi

manajemen maupun peralatan medis

serta sumber daya manusianya.

Ardiansa

(2014)

Hubungan antara informed

consent terhadap kecemasan

pada pasien pre operasi hernia di

RSUD Salewangang Maros

metode cross

sectional

dengan uji

chi-square

Pemberian informed consent

berhubungan terhadap kecemasan

sebesar 54,8% poin lebih baik

dibanding tanpa informed consent.

Page 42: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

30

2.3 Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka, dapat dibuat kerangka teori yang dapat

dilihat dibawah.

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: (Pooter dan Perry, 2006), (Mubarak, 2009), (Majid, dkk 2011).

Operasi

Persiapan pre operasi

Informed concent

Pasien pre operasi

Pengambilan keputusan

Masalah pre operasi:

· Cemas

· Gangguan citra tubuh

· Ketidakefektifan koping

· Perubahan proses

keluarga

· Ketakutan

·

Fisik:

· Status kesehatan

fisik

· Status nutrisi

· Keseimbangan

cairan dan

elektrolit

· Kebersihan

lambung

· Personal hygiene

Peran perawat:

· Consellor

· Consultan

· Advocad

Mental/Psikis:

· Informasi

tindakan pre

operasi

· Penjelasan

setiap tindakan

· Memberi

kesempatan

Post operasi

Dokter

Page 43: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuantitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi peran perawat

dalam informed concent pasien pre operasi di Bangsal Bedah RSUD dr

Soehadi Prijonegoro Sragen. Penelitian deskriptif bertujuan untuk

menjelaskan, memberi suatu nama, situasi,atau fenomena dalam menemukan

ide baru. Fenomena disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan

penelitian jenis ini tidak memerlukan adanya suatu hipotesis (Nursalam,

2013). Jenis rancangan deskriptif yang digunakan adalah penelitian survei

(survey research method). Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan

tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian. Penelitian survei

deskriptif merupakan penelitian yang diarahkan untuk mendiskripsikan atau

menguraikan suatu keadaan (Notoatmodjo, 2012).

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia; klien)

yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi

penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas di Bangsal Bedah

(Mawar dan Teratai) RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen yang

Page 44: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

32

berjumlah 31 orang. Berdasarkan hal tersebut maka jumlah populasi

dalam penelitian ini sebanyak 31 responden.

3.2.2 Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,

2013). Berdasarkan jumlah perawat yang bertugas di Bangsal Bedah

(Mawar dan Teratai) RSUD dr. Soehadi Prijonegoro yang berjumlah 31

orang, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 31 responden.

Sampling adalah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi yang

dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2013). Tehnik pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah

tehnik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi

(Sugiyono, 2014). Alasan mengambil total sampling karena menurut

Sugiyono (2014) jumlah populasi yang kurang dari 100, seluruh populasi

dijadikan sampel penelitian semuanya.

Sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria antara lain:

Kriteria inklusi:

1. Bersedia menjadi responden

2. Terdaftar sebagai perawat bangsal bedah (Mawar dan Teratai).

3. Bertugas pada saat penelitian dilaksanakan.

Kriteria Eksklusi:

1. Sedang dalam masa cuti

2. Perawat magang

Page 45: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

33

3. Perawat yang mengikuti pendidikan atau pelatihan saat dilakukan

penelitian

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan bulan November sampai Desember 2015.

3.3.2 Tempat penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Bangsal Bedah (Ruang Mawar dan

Ruang Teratai) RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

3.4 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

Variable Definisi Alat ukur Parameter Skala

Peran

perawat

dalam

informed

consent

Kewenangan yang dimiliki oleh

perawat untuk menjalankan

tugas dan fungsinya dalam

pemberian informed consent

pada pasien yang akan

menjalani suatu tindakan

pembedahan:

a. Peran advokat

b. Peran konselor

c. Peran konsultan

Kuesioner Baik skor 23-28

Cukup skor 17-22

Kurang skor 11-16

Ordinal

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

Page 46: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

34

lebih baik (Arikunto, 2013). Instrument yang digunakan untuk mengetahui

peran perawat dalam informed consent pasien pre operasi adalah

kuesioner. Kuesioner terdiri dari 30 pertanyaan yang menggambarkan

peran perawat dalam informed consent pasien pre operasi. Pertanyaan

terdiri dari 15 item pertanyaan favorable dan 15 item pertanyaan

unfavorable. Untuk pertanyaan favorable penilaiannya adalah untuk

jawaban “Ya” diberi skor 1 dan untuk jawaban “Tidak” diberi skor 0.

Untuk pertanyaan unfavorable penilaiannya adalah untuk jawaban “Ya”

diberi skor 0 dan untuk jawaban “Tidak” diberi skor 1. Pertanyaan

favorable terdapat pada nomor 1,3,4,9,10,11,12,14,17,19,21,23,25,27 dan

28 sedangkan yang termasuk pertanyaan unfavorable yaitu

2,5,6,7,8,13,15,16,18,20,22,24,26,29 dan 30.

Peran perawat dibagi menjadi tiga kategori yaitu peran perawat

kategori baik, peran perawat kategori cukup, dan peran perawat kategori

kurang. Menurut Sudjana (2005) untuk menentukan skor dengan cara:

1. Tentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.

2. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Banyak kelas dipilih

menurut keperluan.

3. Tentukan panjang kelas interval (p) yaitu rentang dibagi banyak kelas.

Dengan menggunakan ketentuan diatas, maka kriteria untuk menilai

peran perawat dapat dihitung sebagai berikut:

Page 47: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

35

Nilai tertinggi – nilai terendah

Panjang interval =

banyak kelas interval

28 – 11

Panjang interval =

3

Panjang interval = 6

Dengan demikian maka dapat ditentukan kriteria untuk menilai peran

perawat yaitu dengan panjang interval 6, maka penulis menentukan

kategori peran perawat sebagai berikut:

1. Nilai 23-28 untuk kriteria “peran perawat kategori baik”

2. Nilai 17-22 untuk kriteria “peran perawat kategori cukup”

3. Nilai 11-16 untuk kriteria “ peran perawat kategori kurang”

Tabel 3.2

Kisi – kisi Kuesioner Peran Perawat

No Indikator No. Item Jumlah item

1 Peran Advocad 1,2,3,4,5,9,10,22,24,25,30 11

2 Peran Konsultan 8,13,14,15,16,17,19,21,23,28,29 11

3 Peran konselor 6,7,11,12,18,20,26,27 8

3.5.2 Uji Validitas dan Reabilitas

3.5.2.1 Uji Validitas

Menurut Nursalam (2013), validitas (kesahihan) adalah pengukuran

dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam

mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur. Untuk uji validitas butir kuesioner peran perawat

Page 48: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

36

dalam informed consent, digunakan tekhnik korelasi pearson product

moment, dengan rumus :

( )( )( ){ } ( ){ }2222 .. YYNXXN

YXXYNrxy

å-åå-å

åå-å=

Dimana :

rxy = koefisien korelasi

∑X = jumlah skor item

∑Y = jumlah skor total (item)

N = jumlah responden

Untuk mengetahui validitasnya adalah dengan membandingkan hasil

rhitung dengn tabel product moment. Bila rhitung lebih besar dari rtabel, maka

pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur. Bila

rhitung lebih kecil dari rtabel, maka pertanyaan tersebut tidak valid dan harus

diganti, diperbaiki atau dihilangkan.

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan di Bangsal Aster RSUD dr

Soehadi Prijonegoro Sragen dengan jumlah responden 21 perawat.

Menurut Arikunto (2013), jumlah responden dalam uji coba instrumen

atau uji validitas dan reliabilitas antara 15 sampai 50 responden.

Hasil uji validitas kuesioner peran perawat dalam informed consent

yang sudah dilakukan pada 21 orang responden didapatkan hasil bahwa

terdapat 28 pertanyaan valid dan 2 pertanyaan yang nilainya dibawah

nilai r tabel 0,433 atau tidak valid yaitu pertanyaan nomor 17 dan 28,

sehingga pertanyaan tersebut dihilangkan.

Page 49: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

37

3.5.2.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) adalah kesamaan hasil pengukuran atau

pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati

berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2013). Untuk

menguji reliabilitas butir angket kuesioner peran perawat dalam informed

consent digunakan rumus alpha cronbach yaitu :

r11 = ÷÷ø

öççè

æ S-÷øö

çèæ

- 2

22

1t

t b

k

k

sss

Dimana :

r11 = reliabilitas

k = banyaknya butir pertanyaan

∑ s2b = jumlah varian butir

s2t = varian total

Menurut Riwidikdo (2013), instrumen dianggap reliabel jika nilai alpha

minimal 0,70.

Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan di Bangsal Aster RSUD

dr Soehadi Prijonegoro Sragen dengan jumlah responden 21 perawat.

Menurut Arikunto (2013), jumlah responden dalam uji coba instrumen

atau uji validitas dan reliabilitas antara 15 sampai 50 responden.

Hasil uji reliabilitas kuesioner peran perawat dalam informed consent

pada 21 orang diperoleh nilai alpha sebesar 0,969. Menurut Riwidikdo

(2013), instrumen dianggap reliabel jika nilai alpha minimal 0,70. Hasil

uji reliabilitas kuesioner peran perawat dalam informed consent diperoleh

Page 50: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

38

hasil nilai alpha 0,969 menunjukkan bahwa nilai alpha lebih besar dari

0,70, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian

peran perawat dalam informed consent tersebut reliabel (hasil

selengkapnya terlampir).

3.5.3 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2013). Pengumpulan data dilakukan di Bangsal

Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.. Langkah–langkah

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Pengumpulan data ini dimulai setelah mendapatkan ijin untuk

melakukan penelitian oleh pimpinan rumah sakit.

2. Tahap persetujuan responden

Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan penelitian ini, responden

yang bersedia mengikuti penelitian membubuhkan tanda tangan pada

format informed consent yang telah disediakan sebagai bukti kesediaan.

Setelah responden membubuhkan tanda tangan pada lembar informed

consent yang telah disediakan sebagai bukti kesediaan. Setelah

responden membubuhkan tanda tangan pada lembar informed consent,

peneliti memberikan lembar angket kuesioner dan menjelaskan agar

diisi oleh responden.

Page 51: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

39

3. Tahap pengisian kuesioner

Pengambilan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan cara

melakukan pendampingan secara langsung saat pengisian lembar

kuesioner pada perawat di bangsal bedah. Sehingga apabila ada

responden yang kurang jelas peneliti dapat memberikan penjelasan

secara langsung. Setelah kuesioner terisi lengkap, responden kemudian

menyerahkan kembali pada peneliti.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

Menurut Narbuko, C. (2007), setelah data-data hasil dari kuesioner

dikumpulkan kemudian diolah melalui tahap-tahap :

1. Editing

Meneliti kuesioner yang telah diberikan, kelengkapan jawabannya untuk

mengetahui apakah ada kesesuaian antara semua pertanyaan yang

diberikan dengan jawaban. Peneliti memeriksa kembali data-data yang

sudah terkumpul sehingga hasil yang diperoleh tidak bias dengan cara

mengecek nama dan kelengkapan identitas responden serta mengecek

kelengkapan data.

2. Coding

Memberikan kode angka pada alat penelitian atau kuesioner untuk

memudahkan dalam analisis data. Pengkodean pada pernyataan, setiap

butir pernyataan yang di jawab “Ya” diberi kode 1 dan yang dijawab

Page 52: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

40

“Tidak” diberi kode 0. Responden laki-laki diberi kode 1 dan perempuan

diberi kode 2.

3. Transfering

Memindahkan jawaban atau kode jawaban ke dalam media tertentu. Dalam

hal ini memindahkan data dari kuesioner kedalam komputer dengan

program excel.

4. Tabulating

Merupakan kegiatan menyusun data dalam bentuk tabel. Pada tahap ini,

data dimasukkan kedalam lembaran tabel kerja sesuai kriteria guna

mempermudah pembacaan.

5. Entry data

Memasukkan data dengan cara manual atau melalui pengolahan program

komputer, baik menggunakan program excel maupun program spss.

3.6.2 Analisa Data

Analisa data hasil penelitian ini yaitu analisa univariat. Analisa

univariat adalah analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian yang disajikan dalam bentuk frekuensi yang dinarasikan

(Notoatmodjo, 2012). Distribusi frekuensi dalam penelitian ini terdiri dari

umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, dan peran perawat dalam

pemberian informed consent pasien pre operasi.

Page 53: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

41

3.7 Etika Penelitian

Secara umum prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data dapat

dibedakan menjadi tiga bagian yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-

hak subjek, dan prinsip keadilan (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini

untuk mendapatkan data dilakukan dengan menekankan etika yang mengacu

pada:

1. Lembar persetujan menjadi responden (inform consent) lembar persetujuan

diberikan kepada subyek yang akan diteliti.

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian jika calon responden

bersedia untuk diteliti, maka mereka harus mengisi lembar persetujuan

tersebut, namun apabila responden menolak untuk diteliti maka peneliti

tidak boleh memaksakan dan tetap menghormati hak-hak responden.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden maka peneliti tidak mencantumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data (lembar kuesioner) cukup

dengan memberikan kode pada masing-masing lembar kuesioner tersebut.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti karena hanya

kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai

hasil riset atau hasil dari penelitian.

Page 54: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen

RSUD Sragen didirikan pada tahun 1958 berklasifikasi type D. pada

tahun 1995 RSUD Sragen menjadi tipe C yang tertuang dalam SK Bupati

Sragen Nomor: 445/461/011/1995 dan pada tahun 1999 menjadi RSUD

Swadana yang tertuang dalam Perda Nomor 7 Tahun 1999. Pada tahun 2011

telah menyelesaikan akreditasi 12 pokja pelayanan menjadi type B rujukan.

Saat ini sedang mempersiapkan untuk akreditasi versi tahun 2012.

Jenis pelayanan di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen meliputi:

rawat jalan (IGD 24 jam, poliklinik), rawat inap, kegawat daruratan, rawat

intensif (ICU dan ICCU), pelayanan operasi (one day care), pelayanan

penunjang medis (Rehabilitasi Medik/ Fisioterapi, Laboratorium 24 jam,

Radiologi 24 jam, Apotik 24 jam), dan haemodialisa.

Pelayanan rawat jalan meliputi Poliklinik Gigi dan Mulut, Poliklinik

PKBRS, Spesialisasi: Penyakit Anak, Penyakit Dalam, Penyakit Kebidanan

dan Kandungan, Penyakit Kulit dan Kelamin, Penyakit Bedah, Penyakit

Mata, Penyakit Saraf, Penyakit THT, Paru, Orthopedi, Anestesi, Jantung dan

Onkologi serta Konsultasi Gizi. Pelayanaan rawat inap meliputi Bangsal

Wijaya Kusuma (Bangsal VIP dan SVIP), Teratai, Mawar, Tulip, Aster,

Sakura, Anggrek, Melati dan Cempaka. Selain itu juga terdapat bangsal ICU,

ICCU serta bangsal khusus untuk Perinatologi.

Page 55: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

43

Pelayanan penunjang medis meliputi Instalasi Gizi, Instalasi Farmasi,

Instalasi Laboratorium Klinik, Instalasi Bedah Sentral (IBS), Instalasi

Pemeliharaan Sarana Rumah sakit (IPSRS), Instalasi Rehabilitasi Medik,

Instalasi Radiologi, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat jalan, Instalasi

Gawat Darurat, Instalasi Pemulasaraan Jenazah

RSUD Kabupaten Sragen tahun 1953 dengan jumlah tempat tidur

sekitar 75. Sejak tahun 1960, merupakan tipe D dengan tempat tidur sekitar

100. Tahun 1993 ditingkatkan tipenya menjadi tipe C dengan jumlah tempat

tidur 174 dan pada tahun 2007 rumah sakit ini sudah memiliki 199 tempat

tidur. Seiring dengan meningkatnya jumlah pasien, ada penambahan jumlah

tempat tidur sehingga sampai sekarang menjadi 319 tempat tidur.

Ruang Mawar merupakan ruang rawat inap yang merawat pasien bedah

kelas II dan kelas III. Kapasitas tempat tidur sebanyak 42 buah. Perawat

berjumlah 17 orang dan tenaga administrasi 1 orang. Ruang Teratai

merupakan ruang rawat inap dengan kapasitas 23 tempat tidur dan perawat

berjumlah 16 orang dan 1 orang tenaga administrasi.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian antara lain deskripsi karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, masa kerja, status kepegawaian dan

peran perawat dalam informed consent pasien pre operasi di Bangsal Bedah

RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.

Page 56: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

44

4.2.1 Karakteristik Responden di Bangsal Bedah

Karakteristik responden di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Sragen dapat dilihat dalam table berikut ini:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Sragen Bulan Desember 2015, n = 31

No Kategori Jumlah %

1. Jenis Kelamin

Laki-laki

perempuan

6

25

19,4%

80,6%

2. Umur

26-35 tahun

36-45 tahun

46-55 tahun

18

8

5

58,1%

25,8%

16,1%

3. Pendidikan

DIII

DIV

S1

22

1

8

71,0%

3,2%

25,8%

4. Masa Kerja

1-10 tahun

11-20 tahun

21-30 tahun

23

3

5

74,2%

9,7%

16,1%

5. Status Kepegawaian

PNS

BLUD

19

12

61,3%

38,7%

6. Peran Perawat

Baik

Cukup

Kurang

24

5

2

77,4%

16,1%

6,5%

Berdasarkan karakteristik responden di Bangsal Bedah RSUD

dr Soehadi Prijonegoro Sragen dapat dilihat bahwa jumlah responden paling

banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 25 responden (80,6%), umur

responden paling banyak berumur 26-35 tahun yaitu 18 responden (58,1%),

tingkat pendidikan paling banyak berpendidikan DIII yaitu 22 responden

(71,0%), masa kerja paling banyak 1-10 tahun yaitu 23 responden (74,2%),

status kepegawaian paling banyak berstatus sebagai PNS yaitu 19 responden

Page 57: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

45

(61,3%), dan peran perawat paling banyak kategori baik yaitu 24 responden

(77,4%).

4.2.2 Peran perawat dalam informed consent pasien pre operasi

Peran perawat dalam informed consent pasien pre operasi yaitu:

Tabel 4.2

Peran Perawat di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen

Bulan Desember 2015, n = 31

No Kategori Jml %

1. Peran Advokat

Baik

Cukup

Kurang

17

8

6

54,8%

25,8%

19,4%

2. Peran Konsultan

Baik

Cukup

Kurang

24

5

2

77,4%

16,1%

6,5%

3. Peran Konselor

Baik

Cukup

Kurang

18

7

6

58,1%

22,6%

19,4%

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

mempunyai peran dalam informed consent sebagai advokat termasuk

kategori baik yaitu sebanyak 17 responden (54,8%), peran sebagai konsultan

sebagian besar termasuk kategori baik yaitu 24 responden (77,4%) dan

peran sebagai konselor sebagian besar termasuk kategori baik yaitu 18

responden (58,1%).

Page 58: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

46

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi

Prijonegoro Sragen.

5.1.1 Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan jumlah responden perempuan lebih

banyak dibandingkan dengan laki-laki yaitu perempuan 25 responden

(80,6%). Dilihat dari sejarah perkembangan keperawatan dengan

adanya perjuangan seorang Florence Nightingale sehingga dunia

keperawatan identik dengan pekerjaan perempuan. Namun demikian

kondisi tersebut sekarang sudah berubah, banyak laki-laki yang

menjadi perawat, tetapi kenyataannya proporsi perempuan masih lebih

banyak daripada laki-laki (Utami dan Supratman, 2009).

Pengaruh jenis kelamin dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh

jenis pekerjaan yang akan dikerjakan. Ada pekerjaan yang secara

umum lebih baik dikerjakan laki-laki dan ada yang lebih baik

dikerjakan perempuan. Peneliti berpendapat tidak ada pengaruh antara

perawat laki-laki dan perempuan dalam memberikan pelayanan kepada

pasien, hal ini dibuktikan baik perawat laki-laki maupun perempuan

sama-sama menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.

Page 59: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

47

5.1.2 Umur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang

paling banyak berusia 26-35 tahun yaitu 18 responden (58,1%). Umur

mempengaruhi produktivitas seseorang dalam bekerja dan usia rata-

rata perawat yang tergolong dalam usia produktif sehingga berpeluang

untuk mencapai produktivitas kinerja yang lebih baik. Meningkatnya

usia seseorang, akan meningkat pula kebijaksaan dan kemampuan

seseorang dalam mengambil keputusan dan berpikir rasional. Umur

seseorang yang bertambah akan mengalami perubahan aspek fisik dan

psikologis (mental). Pada aspek psikologis atau mental, taraf berfikir

seseorang menjadi semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2011).

Semakin tinggi umur seseorang semakin bertambah pula ilmu atau

pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2012). Peneliti berasumsi

bahwa semakin dewasa umur seorang perawat, makin banyak

pengalamannya dan dalam menjalankan perannya dibidang

keperawatan akan semakin meningkat.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang menyatakan usia

perawat secara garis besar menjadi indikator dalam kedewasaan dalam

setiap pengambilan keputusan yang mengacu pada setiap

pengalamannya. Karakteristik seorang perawat berdasarkan umur

sangat berpengaruh terhadap kinerja dalam praktik keperawatan,

dimana semakin tua umur perawat maka dalam menerima sebuah

pekerjaan akan semakin bertanggung jawab dan berpengalaman. Hal

Page 60: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

48

ini akan berdampak pada kinerja perawat dalam praktik keperawatan

pada pasien semakin baik pula (Nurniningsih, 2012).

5.1.3 Tingkat Pendidikan

Hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan terlihat bahwa

sebagian besar tingkat pendidikan adalah DIII keperawatan yaitu

sebanyak 22 responden (71,0%). Pendidikan berarti bimbingan yang

diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu

hal. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula

menerima informasi, pengetahuan yang dimilikinya akan semakin

banyak. Pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan

terhadap informasi (Mubarak, 2011).

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin besar pula

keinginan untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan.

Pendidikan berpengaruh terhadap pola pikir individu, sedangkan pola

pikir berpengaruh terhadap perilaku seseorang, dengan kata lain pola

pikir seseorang yang berpendidikan rendah akan berbeda dengan pola

pikir seseorang yang berpendidikan tinggi. Pendidikan keperawatan

mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas peran perawat dalam

memberikan pelayanan keperawatan. Pendidikan yang tinggi dari

seorang perawat akan mampu memberi pelayanan yang optimal

(Asmadi, 2008).

Page 61: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

49

Peneliti berasumsi bahwa diperlukan pendidikan berkelanjutan

bagi perawat dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan perannya

dalam memberikan pelayanan keperawatan. Pendidikan diharapkan

mampu mengubah pola pikir seseorang yang pada berikutnya

mempengaruhi pengetahuan dan kualitas pelayanan seseorang.

Walaupun sebagian besar pendidikan perawat adalah DIII

keperawatan, namun peran yang dijalankan mayoritas katogori baik.

Hal ini dikarenakan perawat rata-rata pernah mengikuti seminar

tentang keperawatan dan pelatihan excellent service.

5.1.4 Masa Kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masa kerja paling banyak

adalah masa kerja 1-10 tahun yaitu 10 responden (43,5%). Masa kerja

perawat berpengaruh pada pengetahuan dan peran yang dijalankan

kepada pasien. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang

menyatakan semakin lama seseorang bekerja, maka keterampilan dan

pengalamannya juga semakin meningkat (Robbins & Judge, 2008).

Peneliti berpendapat bahwa perawat senior lebih berpengalaman dan

memiliki kemampuan yang lebih dalam menjalankan perannya. Masa

kerja dan pengalaman kerja akan mempengaruhi tingkat keterampilan

dan kematangan seseorang dalam menjalankan perannya dalam

informen consent pasien pre operasi.

Page 62: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

50

5.2 Peran Perawat Dalam Informed Consent Pasien Pre Operasi di Bangsal

Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.

Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai

peran dalam informed consent kategori baik yaitu sebanyak 20 responden

(64,5%). Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang

lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dan system, dimana dapat

dipengaruhi oleh keadaan social baik dari profesi perawat maupun dari luar

profesi keperawatan yang bersifat konstan (Hidayat, 2008). Informed concent

adalah pernyataan setuju atau ijin dari seseorang (pasien) yang diberikan

dengan bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) tentang tindakan kedokteran

yang akan dilakukan terhadap pasien sesudah mendapatkan informasi cukup

tentang tindakan kedokteran yang dimaksud (Majid, dkk 2011). Tanggung

jawab perawat dalam pemberian informed consent adalah memastikan bahwa

informed concent telah diminta oleh dokter dan ditandatangani secara sukarela

oleh pasien atau keluarganya (Muttaqin, 2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rumila dan Arofiati (2009), bahwa peran dan sikap perawat sangat baik

(78,9%) pada pemberian informed consent di RS PKU Muhammadiyah

Yogyakarta. Sikap perawat sangat baik pada pemberian informed consent

ditunjukkan dengan mempunyai pemahaman kemampuan untuk memberikan

suatu pernyataan maupun pembelaan untuk kepentingan pasien.

Page 63: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

51

Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Yuliyanto (2012), yang memberikan gambaran tentang peran perawat dalam

penanganan hospitalisasi pada anak di ruang perawatan 4 rumah sakit umum

islam Faisal Makassar tahun 2012. Sebanyak 16 responden berpartisipasi

dalam penelitian, 9 orang responden (56.2%) melaksanakan peran dengan

kategori baik, sedangkan 7 orang responden (43.8%) lainnya melaksanakan

peran dengan kategori masih kurang baik.

Pendidikan merupakan suatu faktor yang menentukan dalam mendapatkan

pengetahuan. Pengetahuan seorang perawat bervariasi tergantung tingkat

pendidikan yang dimiliki. Hal ini berkaitan dengan perkembangan dari ilmu

keperawatan, kedalaman dan luasnya ilmu pengetahuan akan mempengaruhi

kemampuan perawat untuk berpikir kritis dalam melakukan peran sebagai

perawat dalam informed consent pasien pre operasi. Hasil tersebut sesuai

dengan pendapat yang mengatakan bahwa latar belakang pendidikan

mempengaruhi motivasi seseorang dalam bertindak (Nursalam, 2013).

Pendidikan dan pengetahuan yang didapatkan oleh responden sangat

berpengaruh terhadap peran yang dilakukan oleh perawat dalam informed

consent pasien pre operasi. Semakin baik pendidikan dan pengetahuan

perawat maka semakin baik pula peran yang dilakukan oleh perawat dalam

dalam informed consent pasien pre operasi. Pengetahuan tidak selamanya

didapatkan dari pendidikan tetapi bisa diperoleh melalui pelatihan maupun

seminar (Majid, 2011).

Page 64: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

52

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang mempunyai

peran dalam informed consent kategori baik lebih banyak dibandingkan

dengan yang mempunyai kategori cukup. Berdasarkan hasil observasi peneliti,

diketahui sebagian besar responden berpendidikan DIII keperawatan, namun

faktor yang yang ikut berpengaruh diantaranya masa kerja perawat yang

sebagian besar lebih dari 5 tahun. Pengalaman kerja perawat di bangsal bedah

dan seringnya perawat mengikuti seminar maupun pelatihan tentang

perawatan, pelatihan excellent service juga mempengaruhi responden dalam

menjalankan perannya dalam informed consent pasien pre operasi. Pengaruh

pelatihan excellent service menambah pengetahuan perawat tentang pelayanan

sehingga dalam memberikan pelayanan lebih mengutamakan kepuasan pasien.

Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Eriawan (2013)

bahwa selain tingkat pendidikan, faktor yang paling berpengaruh bagi perawat

dalam melaksanakan tindakan keperawatan adalah pengalaman kerja yang

lebih dari 5 tahun. Masa kerja seseorang akan menentukan pengalaman dan

keterampilan perawat yang merupakan dasar prestasi dalam bekerja.

Sebagaimana pendapat yang menyatakan semakin bertambah masa kerja

seseorang maka semakin bertambah pengalaman kliniknya, sehingga

pengalaman dan masa kerja saling terkait. Karena itu dari pengalaman dan

penelitian terbukti perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng

dari pada perilaku yang tidak didasari ilmu pengetahuan. Pengetahuan

merupakan pangkal dari sikap, sedangkan sikap akan mengarah pada tindakan

seseorang (Notoatmojo, 2012).

Page 65: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

53

5.3. Peran Advokat, Konsultan dan Konselor Perawat Dalam Informed

Consent Pasien Pre Operasi di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi

Prijonegoro Sragen.

5.3.1 Peran Sebagai Advokat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai peran advokat dalam informed consent kategori baik yaitu

sebanyak 17 responden (54,8%). Peran perawat sebagai advokat atau

pembela pasien diharapkan mampu untuk bertanggung jawab dalam

membantu pasien dan keluarga menginterpretasikan informasi dari berbagai

pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan

untuk mengambil persetujuan (informed consent) atas tindakan

keperawatan yang diberikan kepadanya serta mempertahankan dan

melindungi hak–hak pasien. Hal ini harus dilakukan, karena pasien yang

sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas

kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak

dengan pasien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak–

hak pasien (Mubarak dan Nur Chayatin, 2009).

Hasil observasi dari peneliti pada saat perawat mempersiapkan pasien

yang akan menjalani operasi, ketika ada tetangga yang menanyakan tentang

penyakit yang diderita pasien, perawat tidak bersedia menjawab dan

menjelaskan pada tetangga tersebut bahwa itu merupakan rahasia pasien

dan tidak semua orang boleh mengetahuinya. Peneliti juga melihat ketika

Page 66: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

54

pasien memanggil meminta bantuan perawat mendampingi pasien sebelum

masuk kamar operasi, perawat bersedia mendampingi sampai pasien masuk

kamar operasi. Berdasarkan hasil observasi juga didapatkan ketika perawat

mau melakukan skeren untuk persiapan operasi, perawat menanyakan

terlebih dahulu apakah mau di skeren sendiri, di skeren keluarga atau di

skeren oleh perawatnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat di

Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen sudah menjalankan

perannya sebagai advokat dalam informed consent pasien pre operasi

dengan baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rumila dan arofiati

(2009) bahwa sebagian besar perawat dapat berperan sebagai advokat bagi

pasien yang berfungsi sebagai penghubung antara pasien dengan tim

kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan pasien, membela

kepentingan pasien, membantu pasien untuk memahami semua informasi

dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan lain. Meskipun

demikian, masih ada hambatan yang membuat perawat belum dapat

melaksanakan perannya sebagai advokat dengan baik. Hambatan tersebut

antara lain jumlah tenaga perawat yang kurang dan perawat yang masih

dibebani tugas-tugas non keperawatan seperti mengurusi administrasi

pasien pulang dan mengambil hasil labororatorium yang sebenarnya bukan

tugas dari perawat.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Afidah (2013)

bahwa faktor yang menjadi penghambat dalam melaksanakan peran

Page 67: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

55

advokasi perawat antara lain: kepemimpinan dokter, lemahnya dukungan

organisasi, kurangnya perhatian terhadap advokasi, kurangnya jumlah

tenaga perawat, kondisi emosional keluarga, terbatasnya fasilitas kesehatan

dan lemahnya kode etik. Faktor yang mendukung perawat dalam

melaksanakan perannya sebagai advokat yaitu: kondisi pasien, pengetahuan

tentang kondisi pasien, pendidikan keperawatan yang semakin tinggi,

kewajiban perawat dan dukungan instansi rumah sakit.

5.3.2 Peran Sebagai Konsultan

Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai

peran konsultan dalam informed consent kategori baik yaitu sebanyak

24 responden (77,4%). Peran perawat sebagai konsultan (consultant) adalah

sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan

yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan pasien

terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan

(Hidayat, 2008). Perawat berperan sebagai tempat konsultasi bagi pasien

terhadap masalah yang dialami atau mendiskusikan tindakan keperawatan

yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien

terhadap informasi tentang tujuan pelajaran pelayanan keperawatan

(Mubarak dan Nur Chayatin, 2009).

Hasil observasi dari peneliti ketika perawat mempersiapkan pasien

yang akan menjalani operasi, perawat memberikan informasi kepada pasien

tentang apa yang harus dipersiapkan sebelum menjalani operasi, perawat

Page 68: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

56

juga menjelaskan tentang prosedur perawatan yang akan dijalani selama

maupun setelah operasi. Peneliti saat melakukan observasi juga didapatkan

perawat sedang memberikan informasi tambahan dan gambaran mengenai

tindakan operasi kepada pasien yang sedang bingung untuk memutuskan

apakah tindakan operasi merupakan tindakan yang terbaik atau ada

alternatif lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat di

Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen sudah menjalankan

perannya sebagai konsultan dalam informed consent pasien pre operasi

dengan baik. Meskipun demikian, ada kendala yang sering dihadapi

perawat dalam melaksanakan perannya sebagai konsultan. Kenyataan

dilapangan perawat kadangkala dimintai penjelasan yang bukan

wewenangnya. Perawat kadang dimintai penjelasan tentang prosedur

operasi, resiko operasi bahkan ada juga yang menanyakan tentang kepastian

keberhasilan dari operasi tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang

menyatakan peran perawat sebagai konsultan (consultant) adalah sebagai

tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat

untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan pasien terhadap

informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan (Hidayat,

2008).

Page 69: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

57

5.3.3 Peran Sebagai Konselor

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai peran konselor dalam informed consent kategori baik yaitu

sebanyak 18 responden (58,1%). Peran perawat sebagai konseling adalah

proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis

atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik

dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang, di dalamnya

memberikan dukungan emosional dan intelektual. Peran perawat sebagai

konselor (Counsellor), hendaknya perawat mampu membantu pasien untuk

menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial dan

membangun hubungan interpersonal yang baik untuk meningkatkan

perkembangan seseorang dimana didalamnya diberikan dukungan emosional

dan intelektual (Mubarak dan Nur Chayatin, 2009).

Hasil observasi dari peneliti, perawat melibatkan keluarga pasien dalam

setiap tindakan persiapan operasi sehingga pasien merasa tenang karena

merasa diperhatikan oleh keluarganya. Perawat juga tampak sedang

memberikan konseling berupa nasehat dan anjuran untuk selalu berdoa dan

pasrah kepada pasien dan keluarganya yang sedang menunggu panggilan

untuk masuk ruang operasi. Hasil observasi juga tampak perawat sedang

memberikan motivasi dan semangat kepada pasien yang akan menjalani

operasi yang tampak cemas. Perawat memberikan dukungan emosional

dengan cara menemani pasien selama di ruang transit dan membantu

Page 70: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

58

mengganti pakaian pasien dengan pakaian ruang operasi ketika pasien

berada di ruang transit kamar operasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat di Bangsal

Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen sudah menjalankan perannya

sebagai konselor dalam informed consent pasien pre operasi dengan baik.

Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan perawat dapat membantu

pasien mengembalikan kesejahteraan emosional, spiritual dan sosial pasien,

sehingga pasien dapat memperoleh kembali kesehatan dan kehidupan

mandiri yang optimal (Potter & Perry, 2006). Perawat dapat membantu

pasien mengoreksi pengertian yang salah tentang tindakan pembedahan dan

hal-hal lain karena pengertian yang salah akan menimbulkan kecemasan

pada pasien (Majid, dkk 2011).

Kenyataan di lapangan, perawat yang harus aktif memberikan semangat

dan dorongan pada pasien maupun keluarganya, sehingga pasien dapat

merasa nyaman dan tidak cemas dalam menjalani operasinya. Hal ini sesuai

dengan teori yang menyatakan tugas seorang perawat dapat memberikan

sugesti positif untuk menurunkan kecemasan pasien pre operasi. Pasien pre

operasi harus diberi informasi tentang prosedur operasi untuk mengurangi

kecemasan. Pasal 38 Undang-Undang No 38 tahun 2014 menyatakan bahwa

dalam praktik keperawatan, klien berhak mendapatkan informasi secara,

benar, jelas, dan jujur tentang tindakan keperawatan yang akan dilakukan

(UU No 38 Tahun 2014).

Page 71: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

59

BAB VI

PENUTUP

6.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Bangsal Bedah RSUD dr

Soehadi Prijonegoro Sragen, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

berikut :

1. Karakteristik responden di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Sragen, jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu 25

responden (80,6%), umur paling banyak umur 26-35 tahun sebanyak 18

responden (58,1%), tingkat pendidikan paling banyak DIII sebanyak 22

responden (71,0%), masa kerja paling banyak 1-10 tahun sebanyak 23

responden (74,2%), status kepegawaian sebagian besar PNS yaitu 19

responden (61,3%), peran perawat sebagian besar kategori baik sebanyak

20 responden (64,5%).

2. Peran perawat sebagai advokat dalam informed consent pasien pre operasi

di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, sebagian besar

termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 17 responden (54,8%).

3. Peran perawat sebagai konsultan dalam informed consent pasien pre

operasi di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, sebagian

besar termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 24 responden (77,4%).

Page 72: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

60

4. Peran perawat sebagai konselor dalam informed consent pasien pre operasi

di Bangsal Bedah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, sebagian besar

termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 18 responden (58,1%).

6.2 Saran

1. Bagi perawat RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang

peran perawat dalam informed concent pasien pre operasi sehingga hak

dan kewajiban pasien pre operasi terpenuhi.

2. Bagi rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan pada manajemen untuk

merancang kebijakan pelayanan keperawatan khususnya peningkatan

kualitas sumber daya manusianya dengan cara pengiriman tenaga

keperawatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada hubungannya

dengan pelayanan pasien khususnya peran perawat dalam informed

concent pasien pre operasi dan perawatan pada pasien pre operasi.

3. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperkaya bahan

ajar terkait peran perawat dalam informed concent pasien pre operasi dan

sebagai dasar bagi penelitian keperawatan perioperatif selanjutnya, dan

instansi pendidikan sebaiknya dapat menyediakan buku bacaan yang

berhubungan peran perawat dalam informed concent pasien pre operasi.

Page 73: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

61

4. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar bagi

peneliti selanjutnya dan dapat melakukan peneitian tentang peran perawat

dalam informed concent tindakan perawatan luka maupun peran perawat

dalam informed consent pasien pre operasi fraktur.

5. Bagi peneliti

Diharapkan dapat melakuan penelitian yang lebih luas lagi megenai peran

perawat dalam informed concent pasien pre operasi dengan variabel yang

lebih luas dan berbeda.

Page 74: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

DAFTAR PUSTAKA

Afidah, Nurul E. 2013. Gambaran Pelaksanaan Peran Advokat di Ruang Rawat

Inap Rumah Sakit Negeri di Kabupaten Semarang. Jurnal Managemen

Keperawatan . Volume 1, No. 2, November 2013; 124-130.

Ardiansa. 2014. Hubungan antara informed consent terhadap kecemasan pada

pasien pre operasi hernia di RSUD Salewangang Maros. Jurnal Ilmiah

Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 6 Tahun 2014.

Arikunto, 2013, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka

Cipta.

Asmadi, 2008, Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar klien, Jakarta : Salemba Medika

Dwidiyanti, M. (2007). Caring. Semarang : Hapsari

Eriawan, Riezky D. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan

Tindakan Keperawatan Pada Pasien Pasca-operasi Dengan General

Aenesthesia di Ruang Pemulihan IBS RSD dr. Soebandi Jember. Jurnal

Pustaka Kesehatan, vol. 1 (no. 1), September 2013.

Grace A. N Pierce & Neil R Borley. 2007. Ilmu Bedah. Ed 3. Jakarta : EMS

Guyton, A. & Hall, J 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:

EGC.

Hidayat, A. aziz. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep

dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Kozier Barbara ERD, Glenora, Berman Audrey & Snyder Shirlee, J. 2013.

Fundamental of nursing consept proses end praktice, (Seven Edition).

New Jersey: Pearson Prectice Hail Upper Saddel River.

Majid, A., judha, M., dkk 2011. Keperawatan Perioperatif. Yogyakarta: Gosyen

Publishing.

Meliono, Irmayanti, dkk, 2007, MPKT Modul I, Jakarta: Lembaga Penerbitan

FEUI.

Mubarak W., Chayatin N. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.

Mubarak, W. dan Chayatin, N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas I: Pengantar

dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.

Page 75: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

Mubarak,Wahid Iqbal, et al. 2011. Pomosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses

Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Muttaqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan Perioperatif: Konsep, Proses, dan

Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Narbuko, C, 2007, Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Notoatmodjo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, 2012, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka

Cipta.

Nurniningsih, Dwi Retno. 2012. Hubungan antara Karakteristik Perawat dengan

Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Jalan RSUP DR. Kariadi Semarang.

Semarang : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan

dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

Nursalam, 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Nurwansyah, A. 2012. Hubungan pemberian informed concent dengan tingkat

kecemasan pada klien dalam menghadapi tindakan operasi di ruang

bedah RSD Mayjen H.M. Ryacudu Kotabumi Lampung Utara. Jurnal

Kesehatan Mitra Lampung Vol. 10 No.1 Januari 2013.

Permenkes No 17 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Permenkes No 148 Tahun

2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.

Perry Anne Griffin, Potter Patricia A. 2006. Fundamental keperawatan, konsep,

klinis dan praktek, Ed 4, Vol 2, alih bahasa: Renata Komalasari, Dian

Evriyani, Enie Novieastari, Alfrina Hany dan Sari Kurnianingsih. Jakarta:

EGC.

Riwidikdo. H, 2008, Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisa Data

Dalam Penelitian Kesehatan (Plus aplikasi sofeware SPSS), Yogyakarta :

Citra Cendikia Press.

Robbins, S.P.,& Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi ke-12. Jakarta: salemba

Empat.

Page 76: SKRIPSI DAVID FIRMANSYAH · PDF file3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 39 3.7 Etika Penulisan ... pengambilan keputusan pasien dan ... dengan aspek hukum dan tanggung jawab

Rumila dan Arofiati. 2009. Hubungan Peran Perawat Dengan Sikap Perawat

Pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum

Bagi Pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Mutiara

Medika Vol. 9 No. 2:58 – 63, Juli 2009.

Sjamsuhidajat, R & Jong de Wim. 2005. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC.

Soelistyowatie, T. 2011. Penerapan hukum informed concent terhadap pelayanan

keluarga berencana di Rumah Sakit Tugurejo Semarang. Jurnal Dinamika

Kebidanan Vol 1 No. 1 Januari 2011.

Sugiyarti, I. 2009. Tinjauan Filosofi Peran Dan Fungsi Perawat Dalam

Pemberian Informed Consent di Rumah Sakit. Bandung: Universitas Islam

Bandung.

Sugiyono, 2014, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfa Beta.

Undang Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.

Jakarta: Laksana.

Undang Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Jakarta: Laksana.

Utami, W,Y. & Supratman. (2009). Pendokumentasian dilihat dari beban kerja

perawat. Berita ilmu keperawatan, 2, (I), 7-12.

Weiser S.D., Heisler M., Leiter K., et al. 2007. Routine HIV testing in Botswana:

A population-based study on attitudes, practices, and human right

concerns. PLoS Med 3(7): e261.

Yulianto. 2012. Gambaran Peran Perawat Dalam Penanganan Hospitalisasi

Pada Anak di Ruang Perawatan 4 RSU Islam Faisal Makassar. Jurnal

Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014. ISSN :

2302-1721