76
IMPLIKASI KRISIS KEMANUSIAAN ROHINGYA DI MYANMAR TERHADAP NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh : INDAH ANGRAINI SAWAL E 131 13 009 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

IMPLIKASI KRISIS KEMANUSIAAN ROHINGYA DI MYANMAR TERHADAP

NEGARA-NEGARA ASEAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :

INDAH ANGRAINI SAWAL

E 131 13 009

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,
Page 3: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,
Page 4: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji dan syukur

kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implikasi Krisis Kemanusiaan Rohingya

di Myanmar terhadap Negara-Negara ASEAN”. Dalam penulisan skripsi ini

penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dan memberikan

dukungan kepada penulis, sehingga penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Almarhum Bapak tercinta Samsul Bahri Sawal,

walaupun tidak lagi dapat memberi do’a dan dukungan langsung terhadap

penulis, akan tetapi penulis yakin Bapak turut bahagia karena penulis telah

senantiasa berusaha dan berdo’a sehingga penulis dapat menyelesaikan studi

kesarjanaannya. Mama tercinta Nurhayati, yang telah begitu banyak

berkorban untuk penulis, senantiasa berdo’a untuk penulis, menjadi salah satu

motivasi dan inspirasi terbesar penulis untuk menyelesaikan skripsi.

2. Saudara penulis, Mohamad Sulaiman Sawal, guru besar penulis. Senantiasa

memberikan nasehat dan dukungan terhadap segala hal untuk penulis. Terima

kasih Bung, semoga segera lulus dan melanjutkan rencana kehidupan sesuai

keinginanmu di masa depan.

3. Bapak Adi Suryadi B, MA, selaku pembimbing I, senantiasa memberikan

arahan dan masukan terhadap skripsi penulis, membimbing penulis agar dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik dan benar. Terima kasih Pak, semoga selalu

dalam lindungan-Nya. Bapak Burhanuddin, S.IP, M.Si, selaku pembimbing

Page 5: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

v

II yang senantiasa memberikan bimbingan, saran, nasehat kepada penulis

sehingga penulis menyelesaikan skripsinya. Terima kasih Pak, semoga juga

selalu dalam lindungan-Nya.

4. Kak Rahma dan Bunda Lily Nasruddin, yang berjasa dalam mengurus

kelengkapan administrasi penulis, terima kasih Kak dan terima kasih Bunda,

semoga ALLAH SWT membalas kebaikan kalian.

5. Mutarabbiyah, Kak Zulfa dan Kak Risqa, saudara karena ukhuwah, karena

ALLAH, senantiasa mendidik, membimbing, mendengarkan penulis, baik itu

hanya bercerita maupun menanyakan hal-hal yang mungkin perlu menyita

banyak perhatian kakak-kakak, akan tetapi kakak-kakak sangat membantu

penulis dalam menyelesaikan masalah penulis juga menunjang penulis

menyelesaikan skripsi.

6. Musyrifah, Kak Umi, Kak Misqa, Kak Selvy, Kak Ani, Kak Risma, juga

saudara katrna ALLAH, senantiasa mendidik, membimbing, mendengarkan

penulis dan menjawab pertanyaan-pertanyaan penulis walaupun mungkin

menyita perhatian yang banyak dari kakak-kakak. Terima kasih kakak-kakak

ku, terima kasih untuk senantiasa membantuku. Bantuan kakak-kakak sangat

berarti dan bantuan kakak-kakak juga menunjang penulis menyelesai skripsi.

7. Kak Ayu, Pembimbing 3 skripsi ini. memberi banyak bantuan untuk penulis

agar bisa dengan segara menyelesaikan skripsinya. Terima kasih banyak kak,

mau mendengarkan cerita, menjawab pertanyaan-pertanyaan penulis dan selalu

membantu penulis. Semoga studi kakak lancar dan segala impian kakak untuk

masa depan dapat terwujud.

Page 6: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

vi

8. Komplot, dahulu bernama Komplotan, entah kenapa akhirnya jadi Komplot.

Teman-teman yang lain menyebutnya D’Komplots atau D’Komplotz. Banyak

orang menyebut ini geng, padahal sejatinya tidak. Mengapa tidak? Karena bagi

penulis, untuk orang-orang seusia kami tidak pantas untuk membentuk geng

ala anak-anak sekolahan lagi. Kami hanya sekumpulan orang dengan

kepribadian introvert sehingga mungkin hanya selalu bersama dengan orang-

orang yang sama. Pemberian nama Komplotan atau Komplot itu awalnya dari

penulis. Menurut penulis, sayang saja orang-orang yang selalu bersama-sama

ini tidak memiliki “label” sebagai pengingatnya. Terima kasih Shita,

senantiasa membantu penulis dalam mengerjakan skripsi, menjawab semua

pertanyaan-pertanyaan penulis terkait skripsi. Menjadi teman curhat penulis,

pembimbing 4 skripsi penulis sehingga mengetahui bagaimana panjang kali

lebar skripsi penulis. Terima kasih Pupe, senantiasa memberikan dorongan

kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsinya, membantu bolak-balik

kesana-kemari mengurus administrasi, membantu banyak hal, menjadi orang

yang percaya bahwa penulis bisa wisuda dalam periode terdekat selain Mama

walaupun kemungkinan untuk hal itu kecil. Terima kasih Oching yang sempat-

sempatnya menanyakan perkembangan skripsi penulis yang mana waktu itu

dia juga masih menyusun, sudah marah-marah kayak nenek rempong atau

dosen killer agar penulis termotivasi menyelesaikan skripsinya. Alhamdulillah

Ching, akhirnya selesai. Terima kasih Mekay, kosannya selalu menjadi tempat

persinggahan penulis karena letaknya di dalam kampus, print nya dipinjam

untuk mencetak skripsi penulis, menemani penulis menyelesaikan skripsinya.

Page 7: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

vii

Semangat Mek, selesaikan skripsimu, masa depan menantimu. Terima kasih

Sisca, sudah sempat menemani mengurus administrasi juga, menemani konsul,

membawakan bekal, menemani membentuk cerita imajinatif yang menghibur.

Semangat juga dear, kerja saja terus, ketik saja terus. Imajinasi yang perlu

diwujudkan menantimu di masa depan. Terima kasih Eda, senantiasa

mendengarkan curhat penulis, memberi nasehat, masukan, dorongan, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsinya. Eda, dengan caranya sendiri

senantiasa memberikan dukungan terhadap penulis. Nicha, yang juga

menemani mengurus administrasi terkait skripsi penulis, senantiasa

memberikan saran terhadap penulis, mendorong penulis agar segera

menyelesaikan segala urusannya di kampus. Semoga Tuhan mewujudkan

semua harapan-harapan kita dan menjaga hubungan kita salalu baik walaupun

kita tidak harus bersama-sama lagi.

9. Teman-teman Posko Panincong, Joey, Ucen, Uni, Kak Anto, Farid. Terima

kasih untuk waktu-waktu yang tidak terlupakan selama di Soppeng. Mohon

maaf sebesar-besarnya atas semua perkataan dan perbuatan penulis yang

menyakiti kalian. Itu semua karena khilaf. Terima kasih atas dukungan dan

do’a yang kalian berikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelsaikan

skripsinya.

10. Enggra dan Cupi, terima kasih sudah membantu penulis selama

penentuan judul, selama persiapan sidang, dan selama penyususnan skripsi.

Terima kasih sudah mendorong dan memotivasi penulis menyelesaikan

skripsinya. Akhirnya anak ini selesai juga skripsinya.

Page 8: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

viii

11. September Squad, Nana, Diah, Iccang, teman SEATTLE yang hanya

berempat wisuda bulan 9, terima kasih sudah banyak membantu penulis

menyelesaikan urusannya terkait skripsi. Mohon maaf jika penulis banyak

merepotkan kalian. Kalian luar biasa. Semoga ALLAH SWT melancarkan

segala urusan kita ke depannya.

12. SEATTLE, teman angkatan penulis, mohon maaf jika penulis tidak bisa

menjadi teman yang baik bagi kalian, mohon maaf penulis tidak berbaur

dengan baik dengan kalian, sebenarnya walaupun penulis berkepribadian

introvert, akan tetapi penulis senang melakukan interaksi dengan orang lain.

Mohon maaf jika ada “kumpul-kumpul” penulis tidak ikut serta, karena penulis

tidak punya kendaraan pribadi atau tidak sedang berada di Makassar atau

memiliki alasan lain yang bisa menjelaskan alasan penulis tidak ikut

bergabung. Terima kasih untuk teman-teman yang telah membantu penulis

menyelesaikan skripsinya.

Akhir kata, penulis memohon maaf bagi pihak yang tidak sempat penulis tulis

namanya, akan tetapi berkontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini. Terima

kasih atas semua pihak yang telah mendo’akan, memberi dukungan,dan memberi

bantuan agar penulis dapat menyelesaikan skripsinya, penulis berdo’a agar Tuhan

Yang Maha Kuasa senantiasa mencurahkan kasih sayang-Nya kepada semua

pihak yang membantu penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang membutuhkan dan juga bagi pengemban keilmuan khususnya di

bidang Ilmu Hubungan Internasional. Penulis menyadari, masih terdapat banyak

Page 9: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

ix

kekurangan dalam penulisan skripsi ini dan penulis menerima kritik dan saran

yang dapat dikirimkan melalui alamat email penulis [email protected].

Makassar, Agustus 2017

Penulis,

Indah Angraini Sawal

Page 10: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

x

ABSTRAK

Indah Angraini Sawal, E131 13 009. “Implikasi Krisis Kemanusiaan Rohingya diMyanmar terhadap Negara-Negara ASEAN”, di bawah bimbingan H. AdiSuryadi B, selaku Pembimbing I, dan Burhanuddin, selaku Pembimbing II, padaJurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Hasanuddin.

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan implikasi krisis kemanusiaanRohingya di Myanmar terhadap negara-negara ASEAN. Krisis kemanusiaanRohingya yang terjadi disebabkan karena konflik yang melibatkan etnis Rohingyadan etnis Rakhine dan diskriminasi pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingyamenyebabkan orang-orang Rohingya memutuskan untuk meninggalkan Myanmardan mengungsi ke negara-negara ASEAN lainnya. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui upaya-upaya yang dilakukan negara-negara ASEAN terhadappengungsi Rohingya akibat krisis kemanusiaan dan respon negara-negara ASEANterhadap krisis kemanusiaan yang menimpa Rohingya. Metode penelitian yangdigunakan penulis adalah Deskriptif-Analitik dengan teknik pengumpulan datamelalui studi pustaka dengan menelaah sejumlah buku, jurnal, dokumen, danartikel ilmiah. Adapun untuk menganilsis data, penulis menggunakan teknikanalisis kualitatif dengan penulisan deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwanegara-negara ASEAN telah menetapkan kebijakan tertentu dalam bidang politikdan keamanan masing-masing negara untuk menangani pengungsi Rohingyaakibat krisis kemanusiaan. Adapun respon negara-negara ASEAN terhadap krisiskemanusiaan Rohingya menunjukkan sikap masing-masing negara dalammenanggapi krisis kemanusiaan yang menimpa Rohingya.

Kata Kunci: Krisis Kemanusiaan, Rohingya, Myanmar, Negara-negara ASEAN

Page 11: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

xi

ABSTRACT

Indah Angraini Sawal, E131 13 009. “Implication of Rohingyas HumanitarianCrisis Against ASEAN Countries”, supervised by of H. Adi Suryadi B, asSupervisor I, and Burhanuddin, as Supervisor II, Department of InternationalRelations, Faculty of Social and Political Science, Hasanuddin University.

This research aims to describe the implication of Rohingyas humanitarian crisis inMyanmar against ASEAN countries. The Rohingyas humanitarian crisis wascaused by conflict involving Rohingya and Rakhine ethnic groups and thediscrimination of the Myanmar government against Rohingyas caused theRohingyas to abandon Myanmar and flee to other ASEAN countries. This studyaims to determine the efforts made by ASEAN countries towards Rohingyarefugees due to humanitarian crisis and the response of ASEAN countries to thehumanitarian crisis that befall Rohingya. The research method used by the authoris descriptive-analytics with data collection technique through literature study byreviewing a number of books, journals, documents, and scientific articles. As foranalyze data, the authors use qualitative analysis techniques with deductivewriting. The results show that ASEAN countries have set certain policies in thefield of politics and security of each country to handle Rohingya refugees due tohumanitarian crisis. The response of ASEAN countries to the humanitarian crisisRohingya show the attitude of each country in response to the humanitarian crisisthat befall Rohingya.

Keywords: Humanitarian Crisis, Rohingya, Myanmar, ASEAN Countries

Page 12: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. iHALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iiPENERIMAAN TIM EVALUASI………………………………………………. iiiKATA PENGANTAR............................................................................................ ivABSTRAK.............................................................................................................. xABSTRACT........................................................................................................... xiDAFTAR ISI.......................................................................................................... xiiDAFTAR TABEL.................................................................................................. xivDAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xvBAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1B. Batasan dan Rumusan Masalah......................................................... 9C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian....................................................... 11D. Kerangka Konseptual........................................................................ 10E. Metode Penelitian.............................................................................. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 17A. Konsep Hak Asasi Manusia............................................................... 17B. Konsep Keamanan Manusia (Human Security)................................. 24C. Penelitian-penelitian Sebelumnya..................................................... 32

BAB III KRISIS KEMANUSIAAN ROHINGYA DAN MASUKNYAPEENGUNGSI ROHINGYA DI NEGARA-NEGARA ASEAN 35A. Sejarah dan Perkembangan Krisis Kemanusiaan Rohingya di

Negara-Negara ASEAN...............35

1. Asal-Usul Etnis Rohingya........................................................... 352. Konflik antara Etnis Rohingya dan Etnis Rakhine...................... 393. Sikap Pemerintah Myanmar terhadap Etnis Rohingya................ 47

B. Masuknya Pengungsi Rohingya ke Negara-Negara ASEAN............ 511. Masuknya Pengungsi Rohingya ke Thailand.............................. 532. Masuknya Pengungsi Rohingya ke Malaysia.............................. 573. Masuknya Pengungsi Rohingya ke Indonesia............................. 63

BAB IV IMPLIKASI KRISIS KEMANUSIAAN ROHINGYA TERHADAPNEGARA-NEGARA ASEAN................................................................ 68A. Implikasi Krisis Kemanusiaan Rohingya terhadap Negara-Negara

ASEAN di bidang Politik dan Keamanan.........................................68

B. Respon Negara-Negara ASEAN terhadap Krisis KemanusiaanRohingya di Myanmar.......................................................................

80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN................................................A. Kesimpulan........................................................................................ 84B. Saran.................................................................................................. 85

Page 13: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

xiii

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 87

Page 14: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kronologi Konflik Rohingya-Rakhine Tahun 2012-2013................ 44

Page 15: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Negara Myanmar dan Negara-Negara ASEAN........................... 52

Page 16: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis kemanusiaan menjadi fenomena yang terus saja muncul dari masa ke

masa. Walaupun pada saat ini dunia sudah memasuki abad ke-21, krisis

kemanusiaan masih saja melanda umat manusia. Krisis kemanusiaan adalah suatu

kondisi yang mana hak-hak dasar bagi seorang manusia tidak terpenuhi. Hak-hak

seperti hak untuk hidup, hak untuk memperoleh rasa aman, dan hak untuk

memperoleh keadilan tidak mampu diperoleh seorang individu.

Penyebab krisis kemanusiaan sering kali karena adanya konflik di

lingkungan tempat tinggal kelompok-kelompok yang berselisih. Konflik yang

terjadi disebabkan oleh perbedaan antara kelompok-kelompok tersebut. Baik itu

perbedaan etnis, ras, maupun perbedaan agama. Selain itu, penyebab krisis

kemanusiaan terjadi dikarenakan pemerintah yang terkait tidak mempunyai

keinginan yang kuat untuk mengatasi konflik.

Dampak krisis kemanusiaan yang terjadi berkaitan erat dengan masalah Hak

Asasi Manusia (HAM). Krisis kemanusiaan akibat konflik menyebabkan

munculnya berbagai pelanggaran HAM, seperti kekerasan, penganiayaan, dan

ketidakmampuan seseorang memenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia. Dalam

suatu konflik, biasanya korban yang lebih banyak berasal dari kelompok

minoritas.

Pemerintah yang terkait kemudian wajib mengambil tindakan untuk

menyelesaikan konflik sehingga dapat mencegah jatuhnya korban yang lebih

Page 17: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

2

banyak dan mencegah kerugian yang lebih besar. Akan tetapi, apabila pemerintah

tidak mempunyai keinginan yang kuat untuk mengatasi konflik yang terus terjadi

maka akan mengakibatkan krisis kemanusiaan semakin berkembang dan memberi

dampak terhadap wilayah di sekitar krisis yang terjadi.

Negara-negara ASEAN yang berada di wilayah Asia Tenggara memiliki

keanekaragaman etnis, ras, dan agama yang tersebar di masing-masing negara.

Myanmar sebagai salah satu negara ASEAN yang mayoritas penduduknya

beragama Buddha dan memiliki banyak etnis. Populasi Burma (Myanmar)

memiliki sekitar 135 kelompok etnis dan sub kelompok. Etnis Burma adalah

kelompok terbesar (sekitar 68%). Kemudian Shan (9%), Karen (7%), Rakhine

atau Arakan (4%), dan Mon (2%). Selain itu, terdapat etnis Kachin, Chin,

Karenni, dan Rohingya (Community, 2013).

Banyaknya etnis yang terdapat di Myanmar telah menimbulkan konflik

antara etnis mayoritas dan minoritas di dalam negaranya. Etnis Rakhine dan etnis

Rohingya yang hidup di satu wilayah telah lama terlibat konflik yang mana etnis

Rohingya merupakan etnis muslim dan minoritas, sedangkan etnis Rakhine

merupakan etnis Buddha yang merupakan mayoritas.

Menurut laporan Human Rights Watch yang berjudul “ All You Can Do is

Pray”, Crimes Against Humanity and Ethnic Cleansing of Rohingya Muslims in

Burma’s Arakan State”, menerangkan bahwa konflik kontemporer ini dapat

ditarik paling tidak berawal dari Perang Dunia Kedua, ketika masyarakat

Rohingya tetap loyal pada penguasa Inggris (Human Rights Watch, 2013).

Sementara masyarakat Arakan lain termasuk etnis Rakhine berpihak pada kolonial

Page 18: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

3

Jepang. Konflik antara etnis Rohingya dan etnis Rakhine secara historis tidak

mudah dihentikan. Pertikaian berdarah antara kedua etnis masih berlanjut hingga

saat ini.

Konflik yang terus menjatuhkan korban dari waktu ke waktu memerlukan

penyelesaian agar korban tidak terus berjatuhan. Peran pemerintah kemudian

dibutuhkan dalam penanganan konflik yang semakin memperpanjang krisis

kemanusiaan di Myanmar. Rohingya yang mengalami kerugian lebih banyak,

memerlukan perhatian lebih dari pemerintah terkait. Namun, pada kenyataannya

Rohingya tidak mendapat perhatian dari pemerintah Myanmar malah mendapat

perlakuan diskriminasi dan menambah penderitaan etnis Rohingya.

Pada tahun 1977, junta militer yang mulai berkuasa di Myanmar sejak tahun

1962 mengadakan sensus nasional yang disebut dengan Naga Min untuk

memeriksa orang-orang yang memasuki Myanmar dengan cara ilegal(Human

Rights Watch, 2013). Setelah itu, keberadaan etnis Rohingya sebagai salah satu

etnis di Myanmar tidak lagi diakui dan hal tersebut menjadikan Rohingya tidak

mendapatkan perlindungan dari pemerintah sebagai masyarakat yang tinggal di

negara tersebut.

Sejak UU Kewarganegaraan 1982 diberlakukan di Myanmar, etnis yang

diakui sebagai warga negara adalah etnis yang telah lama berada di Myanmar

sebelum pendudukan kolonial Inggris tahun 1824. Setelah tercatat ada 135 etnis

namun warga Rohingya tidak ada di dalamnya. (Revolusi, 2013).

Oleh karena itu, terjadi berbagai bentuk penindasan melalui pembantaian

hingga pembersihan etnis yang mengarah pada tindakan genosida terhadap etnis

Page 19: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

4

Rohingya yang berlangsung hingga saat ini, telah menambah panjang kasus

kemanusiaan yang pernah terjadi di Myanmar (Asrieyani, 2013). Selain itu, akibat

keberadaan mereka yang tidak diakui, etnis Rohingya kehilangan banyak hak

dasar sebagai warga negara, seperti hak mendapat tempat tinggal, pekerjaan, dan

kesejahteraan (Purwanto, 2015).

Pada Juni tahun 2012 lalu, konflik antara kedua etnis memuncak. Secara

umum, kekerasan dipicu oleh kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap

perempuan Buddha yang diduga dilakukan oleh laki-laki muslim, yang kemudian

dibalas dengan pembunuhan 10 orang laki-laki muslim. Kejadian tersebut memicu

kekerasan massal berupa pembunuhan dan penyiksaan, pembakaran rumah dan

properti serta pemaksaan untuk meninggalkan tempat tinggal, terutama terhadap

orang-orang muslim minoritas. Kekerasan massal antara lain terjadi pada Juni dan

Oktober 2012 serta Maret, Mei, dan Agustus 2013. Lokasi kejadian kebanyakan

terjadi di negara bagian Rakhine dan menyebar ke negara bagaian lainnya seperti

di Shan (Raharjo S. N., 2015).

Myanmar telah menetapkan kondisi darurat militer pada Juni 2012 dan

mengirim pasukan bersenjata berat ke Negara Bagian Rakhine. Namun,

kedatangan pasukan ini menurut Human Rights Watch (HRW) justru menjadi

petaka bagi Rohingya. Tentara pemerintah malah banyak menembaki Muslim

Rohingya yang dicap sebagai imigran gelap Bangladesh (Muhammad, 2012).

Dalam laporannya HRW menegaskan bahwa aparat keamanan Myanmar

terlibat dalam aksi pembunuhan, pemerkosaan, dan penangkapan massal warga

Rohingya saat terjadi kerusuhan bernuansa sektarian di kawasan Rakihne,

Page 20: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

5

Myanmar Barat, Juni lalu. HRW merilis laporan setebal 56 halaman mengenai

kondisi di Rakhine yang disusun berdasarkan wawancara dengan warga Rakhine

dan Rohingya. Pemerintah Myanmar secara resmi menyebut 78 orang tewas dari

kedua pihak yang bertikai dalam kerusuhan tersebut. Namun, HRW menduga

angka tersebut jauh di bawah angka korban tewas sesungguhnya (Muhammad,

2012). Kekerasan yang terjadi di Myanmar ini menjadi perhatian internasional

dan menjadikannya tragedi kemanusiaan.

Kasus selanjutnya yang cukup besar dan baru-baru ini terjadi melibatkan

Rohingya dan militer setempat. Pada tanggal 9 Oktober 2016 lalu, Rohingya

terlibat pertikaian dengan militer Myanmar setelah insiden pembunuhan sembilan

prajurit penjaga perbatasan Myanmar. Sejak saat itu 100 orang tewas terbunuh,

ratusan ditahan di penjara militer dan lebih dari 150.000 pengungsi dibiarkan

tanpa makanan dan obat-obatan belasan perempuan mengaku diperkosa. 1200

bangunan rata dengan tanah dan 30 orang melarikan diri (Deutsche Welle

Indonesia, 2016).

Serangan 9 Oktober dipicu oleh rencana pemerintah menggusur perumahan

ilegal milik etnis Rohingya, termasuk di antaranya 2500 rumah, 600 toko, lusinan

masjid dan lebih dari 30 sekolah (Deutsche Welle Indonesia, 2016). Bahkan

menurut seorang politisi Myanmar hal ini diduga sebagai langkah pemeritah untuk

mengurangi populasi etnis Rohingya di Myanmar.

Serangkaian kekerasan yang menimpa etnis Rohingya menunjukkan bahwa

Rohingya telah hidup berpuluh-puluh tahun dengan kondisi mengalami

pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), seperti penganiayaan, pemerkosaan,

Page 21: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

6

kesulitan untuk mendapatkan tempat tinggal dan kesulitan untuk dapat memenuhi

hak-hak dasar mereka yang lain.

Seperti apa yang telah penulis jelaskan sebelumnya, berbagai penindasan

yang dialami etnis Rohingya baik yang berasal dari pemerintah junta militer

maupun akibat konflik dengan etnis Rakhine mengakibatkan mereka mengalami

krisis kemanusiaan. Apa yang menimpa mereka tidak lagi memenuhi kententuan

konsep keamanan manusia yang mana diyakini sebagai konsep kehidupan

manusia yang layak. Secara ringkas UNDP mendefinisikan keamanan manusia

sebagai berikut:

first safety from such chronic threats such as hunger, disease, andrepression. And second, it means protection from sudden and hurtfuldisruptions in the patterns of daily life --- whether in homes, in jobs orin communities. Such threats can exist at all levels of national incomeand development.(UNDP, 1994).

Akibat dari krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya, mereka

memutuskan untuk mengungsi ke beberapa negara. Pada kenyataannya, etnis

Rohingya sejak lama telah mengungsi ke luar negeri meninggalkan tempat tinggal

mereka di Myanmar. Hal ini mengingat krisis kemanusiaan yang menimpa mereka

telah sejak lama terjadi. Perpindahan orang-orang Rohingya dari Myanmar ke

Bangladesh pernah terjadi pada tahun 1978, sebanyak 220.000 orang melarikan

diri ke Banglades dilatarbelakangi oleh pelanggaran HAM yang meluas dan

sistematis yang mereka terima. Juga pada tahun 1992 sebanyak 250.000 orang

Rohingya melarikan diri ke Banglades (Irish Centre for Human Rights, 2010).

Setelah konflik 2012, Rohingya semakin gencar untuk pergi mengungsi dari

Myanmar. Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNCHR) memperkirakan

Page 22: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

7

bahwa lebih dari 150.000 jiwa etnis Rohingya dan Bangladesh telah

meninggalkan Myanmar dengan menggunakan kapal sejak 2012. Lebih lanjut,

Satuan Pengawasan Maritim UNHCR pula menjelaskan antara Juni 2012 dan

Agustus 2014, diperkirakan 87.000 Rohingya dan Banglades melakukan

perjalanan laut berbahaya dari Teluk Banggala (Tim Yayasan Geutanyoe, 2016).

Beberapa negara ASEAN kemudian menjadi destinasi pengungsi Rohingya

untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Malaysia, Indonesia, dan

Thailand sebagai negara tetangga Myanmar menjadi tujuan orang-orang Rohingya

yang pergi meninggalkan tempat tinggal mereka sebelumnya. Malaysia menjadi

destinasi Rohingya dikarenakan kesejahteraan ekonomi, budaya islamis, dan

besarnya populasi Rohingya di sana (VOA Indonesia, 2015). Indonesia menjadi

destinasi Rohingya sejak aksi heroik kemanusiaan nelayan Aceh menyelamatkan

pengungsi Rohingya dan imigran Bangladesh yang terkatumg-katung di lautan

mengharap diterima di negara tujuan (Tim Yayasan Geutanyoe, 2016).

Akan tetapi, negara-negara tersebut justru menolak kedatangan mereka.

Pemerintah Thailand bahkan mengeluarkan pernyataan cukup keras terkait

rencana hadirnya pengungsi Rohingya di negaranya. Mereka mengatakan, warga

Rohingya tidak diinginkan kehadirannya di negara itu (Liputan 6, 2015). Begitu

pula dengan Malaysia dan Indonesia. Dari keterangan Wakil Menteri Dalam

Negeri Malaysia Wan Junaidi Jafaar, negaranya bisa memberi makan dan berbuat

baik pada pengungsi Malaysia tetapi tidak bisa menerimanya di sana. Adapun

Indonesia, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, Pemerintah Indonesia

tak akan membiarkan wilayah lautnya dimasuki kapal-kapal pengungsi Rohingya.

Page 23: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

8

Menurut dia, bantuan kemanusiaan tetap akan diberikan kepada pengungsi yang

terusir dari Myanmar tersebut, namun tetap melarang mereka masuk apalagi

menepi di daratan Indonesia (Kompas, Panglima TNI Tolak Kapal Pengngsi

Rohingya Masuk RI, tapi Bersedia Beri Bantuan, 2015).

Namun setelah munculnya kecaman dari masyarakat internasional dan

himbauan dari PBB maka akhirnya ketiga negara bersedia untuk menampung

pengungsi Rohingya di negara masing-masing. Malaysia dan Indonesia tepat pada

Rabu, 20 Mei 2015 menyatakan siap menerima pengungsi Rohingya yang

terkatung-katung di tengah laut di daerah perairannya. Hal itu disampaikan oleh

Menteri Luar Negeri kedua negara setelah melakukan konsultasi dengan menlu

Thailand di Putrajaya, Malaysia (Deutsche Welle Indonesia, Malaysia dan

Indonesia Setuju Tampung Pengungsi Rohingya, 2015).

Begitupula dengan presiden Joko Widodo memastikan bahwa Malaysia dan

Thailand akan bekerja sama untuk membantu pengungsi Rohingya. Kesepakatan

tersebut dicapai setelah Jokowi mengutus Menteri Luar Negeri Retno Marsudi

untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Malaysia dan Thailand (Kompas,

2015).

Di Indonesia, pengungsi Rohingya mendarat di Provinsi Aceh. Adapun di

Malaysia mereka mendarat di Pulau Langkawi (BBC Indonesia, Tenggat Waktu

Hampir Habis Malaysia Akan Tetap Tampung Pengungsi Rohingya, 2016).

Sedangkan di Thailand mereka tinggal di penampungan sementara di wilayah

Phang-Nga (Wuri, 2015). Berdasarkan statistik UNHCR per September 2016,

Page 24: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

9

jumlah pengungsi Rohingya di Indonesia adalah sebanyak 959 orang (Rizka

Argadianti Rachmah, 2016). Di Malaysia, hingga akhir 2015, terdapat 52.570

pegungsi Rohingya yang terdaftar di UNHCR Malaysia (BBC Indonesia, Tenggat

Waktu Hampir Habis Malaysia Akan Tetap Tampung Pengungsi Rohingya,

2016).

Dari apa yang telah dipaparkan penulis sebelumnya, maka penulis tertarik

ingin memahami lebih lanjut terkait kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dari

masing-masing negara dan kesepakatan yang ada dalam rangka menanggulangi

kedatangan pengungsi Rohingya akibat krisis kemanusiaan Rohingya sehingga

penulis tertarik untuk mengangkat judul “Implikasi Krisis Kemanusiaan Rohingya

di Myanmar terhadap Negara-Negara ASEAN”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis berfokus pada implikasi krisis kemanusiaan

Rohingya di Myanmar pada bidang politik dan keamanannegara-negara ASEAN.

Hal ini disebabkan krisis kemanusiaan Rohingya memberi dampak yang

signifikan terhadap negara-negara ASEAN ketika mereka memutuskan untuk

mengungsi ke beberapa negara ASEAN sehingga negara-negara ASEAN perlu

mengeluarkan kebijakan terkait politik dan keamanan negara-negara yang

bersangkutan.

Adapun rentang waktu yang menjadi fokus penelitian yaitu pada tahun 2015

sampai 2016 mengingat pada tahun 2015 menjadi tahunnegara-negara ASEAN

mengeluarkan kebijakan kepada pengungsi Rohingya, setelah kecaman

internasional muncul akibat penolakan pengungsi Rohingya yang terus masuk ke

Page 25: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

10

negara-negara ASEAN sejak terjadi konflik besar antara etnis Rohingya dan etnis

Rakhine tahun 2012. Kemudian tahun 2016 dipilih mengingat kebijakan yang

dikeluarkan negara-negara penerima pengungsi hanya berlaku satu tahun sejak

2015.

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan, maka

penulis dalam penelitian ini mengangkat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implikasi krisis kemanusiaan Rohingya terhadap politik

dan keamanan negara-negara ASEAN?

2. Bagaimana respon negara-negara ASEAN terhadap krisis

kemanusiaan Rohingya?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui dan menjelaskan implikasi krisis kemanusiaan Rohingya

terhadap negara-negara ASEAN.

b. Untuk mengetahui dan menjelaskanrespon negara-negara ASEAN terhadap

krisis kemanusiaan Rohingya.

2. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan yaitu penelitian ini

diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi mengenai

implikasi krisis kemanusiaan Rohingya terhadap negara-negara ASEAN dan

respon negara-negara ASEAN terhadap krisis kemanusiaan Rohingya.

Page 26: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

11

D. Kerangka Konseptual

Untuk menjawab apa yang menjadi masalah dalam sebuah penelitian

diperlukan konsep dan teori yang menjadi landasan pemikiran. Dalam penelitian

ini, penulis akan menggunakan beberapa konsep dalam hubungan internasional,

yaitu Hak Asasi Manusia dan Keamanan Manusia (Human Security).

Pertama-tama, alasan penulis mengambil konsep Hak Asasi Manusia dalam

penelitian ini adalah karena kekerasan dan berbagai bentuk pelanggaran HAM

yang didapatkan oleh etnis Rohingya. Seharusnya ada peran dari pemerintah

untuk menangani permasalahan yang menimpa Rohingya. Akan tetapi, etnis

Rohingya yang sejak dahulu terlibat konflik malah mengalami kondisi yang

semakin parah dengan adanya perlakuan diskriminasi dari pemerintah.

Pada dasarnya, Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan suatu hak dasar yang

melekat pada manusia sejak ia lahir. Hak dasar yang dimiliki setiap manusia

antara lain adalah hak untuk hidup, hak untuk memeluk agama, hak untuk

mendapatkan pendidikan, hak untuk mendapatkan keamanan dan hak-hak dasar

lainnya. Ada tiga konteks utama dalam HAM, yaitu universal, tidak dapat dibagi

dan tidak dapat dicabut.

Berdasarkan Universal Declaration of Human Rights (UDHR), Hak Asasi

Manusia sebagai suatu standar umum keberhasilan semua bangsa dan semua

negara, dengan tujuan agar setiap orang maupun badan di dalam masyarakat,

senantiasa mengingat Deklarasi ini, dan akan berusaha dengan cara mengajarkan

dan memberikan pendidikan untuk menggalakkan penghargaan terhadap hak-hak

dan kebebasan-kebebasan tersebut, secara progresif baik bersifat nasional maupun

Page 27: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

12

internasional, menjamin pengakuan dan penghargaan secara universal dan efektif,

baik oleh bangsa-bangsa dari wilayah-wilayah di bawah perwalian (Peter Baehr,

2006).

Kesepakatan Universal Declaration of Human Rights (UDHR) yang

diproklamasikan pertama kali oleh Majelis Umum PBB di Paris pada tanggal 10

Desember 1948 kemudian menjadi acuan bagi negara-negara yang ada di dunia

tentang pelaksanaan dan penegakan HAM, baik dalam instrumen internasional

maupun regional HAM. Selain itu, dalam berbagai pasal UDHR ditekankan secara

jelas akan kecaman terhadap diskriminasi dan pelanggaran HAM.

Pelanggaran terhadap HAM itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu bentuk

pelanggaran terhadap kewajiban asasi yang dilakukan oleh seseorang maupun

sekelompok orang kepada orang lain atau kelompok lainnya. Pelanggaran ini

dapat berupa hal fisik maupun non fisik bergantung pada konteks hak asasi yang

dilanggarnya. Apa yang menimpa etnis Rohingya tentu saja melanggar HAM

yang dimiliki oleh mereka. Berdasarkan UDHR berbagai tindakan kekerasan dan

diskriminasi yang mereka terima menyebabkan hak - hak dasar mereka tidak

terpenuhi. Mereka tidak hanya kesulitan untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok

mereka, tetapi keamanan mereka juga tidak terjamin.

Selanjutnya penulis menggunakan konsep keamanan manusia (Human

Security) yang menjadi alasan etnis Rohingya untuk mengungsi karena keamanan

dan kebutuhan hak-hak dasar mereka yang tidak terpenuhi. Dalam studi hubungan

internasional terdapat konsep keamanan yang membahas berbagai bentuk

Page 28: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

13

ancaman keamanan. Ancaman keamanan itu sendiri terbagai atas ancaman

keamanan tradisional dan ancaman keamanan non-tradisional.

Pada dasarnya, dalam studi hubungan internasional terdapat konsep

keamanan yang membahas berbagai bentuk ancaman keamanan. Ancaman

keamanan itu sendiri terbagi atas ancaman keamanan tradisional dan ancaman

keamanan non-tradisional.

Keamanan manusia kemudian menanggapi ancaman keamanan secara

terpadu. Keamanan manusia melindungi semua aspek kehidupan manusia

mencakup lingkup keamanan individu dan masyarakat. Melibatkan aktor yang

lebih luas, seperti masyarakat sipil, organisasi internasional, dan negara.

Pelanggaran hak-hak asasi yang dialami Rohingya memerlukan peran dari

berbagai pihak sehingga apa yang menimpa Rohingya dapat segera teratasi.

Berbagai penindasan dan tindakan diskriminasi yang diterima oleh Rohingya

merupakan ancaman terhadap kemanusiaan.

Dalam institusi PBB, Keamanan manusia memiliki dewan perwalian dan

komite khusus yang membahas Keamanan manusia dalam kerangka kerja PBB.

Definisi keamanan manusia menurut Commite Human Security dalam final report

Human Security Now adalah sebagai berikut:

...to protect the vital core of all human lives in ways that enhancehuman freedoms and human fulfillment. Human security meansprotecting fundamental freedoms-freedoms that are the essence oflife. It means protecting people from critical severe and pervasive(widespread) threats and situations. It means creating political,social, environmental, economic, millitary, and cultural systems thattogether give people the building blocks of survival, life hood anddignity.(Human Security Unit, 2009)

Page 29: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

14

Selanjutnya menurut Barry Buzan seorang pakar konsep keamanan dalam

makalahnya yang berjudul Human Security: What It Means, What It Entails,

menagatakan bahwa:

keamanan manusia merupakan satu konsep yang promatis,khususnya dijadikan sebagai bagian dari analisis atas kemananinternasional. Bentuk keamanan ini memiliki agenda yang berbedamenjadikan sebagai isu keamanan internasional dapat ditemukandalam pemanhaman keamanan militer-politik internasional. Dalamkonteks ini, keamanan bagi suatu negara senantiasa berkaitan dengankelangsungan hidup. Sementara itu, identitas merupakan kunci daripemahaman keamanan bagi suatu bangsa (Buzan, 2000)

Berdasarkan konsep keamanan di atas tentu saja etnis Rohingya tidak

terpenuhi keamaanannya. Masalah-masalah kemanusiaan, HAM, tidak

terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar bagis eorang individu terjaadi pada etnis

Rohingya. identitas kewarganegaraan mereka pun kini telah dihilangkan. Hal

tersebut kemudian mengakibatkan banyaknya etnis Rohingya yang memilih

mengungsi ke negara-negara tetangganya.

E. Metode Penelitian

1. Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat Deskriptif-

Analitik, yaitu penelitian yang menggunakan pola penggambaran keadaan

fakta empiris disertai argumen yang relevan secara deskriptif. Kemudian

hasil uraian tersebut dilanjutkan dengan analisis untuk menarik

kesimpulan yang bersifat analitik.

Page 30: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

15

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah

library research, yang mana data-data diperoleh dari berbagai tulisan dan

sumber, baik berupa buku, jurnal, artikel, website, video, dan berbagai data

relevan lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian dari sumber

yang resmi dan terpercaya.

3. Jenis Data

Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder, yang mana

data ini didapatkan dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, artikel,

website, video, surat kabar, majalah, dan berbagai data terkait dengan

masalah penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis

data hasil penelitian adalah teknik analisis kualitatif. Adapun dalam

menganalisis permasalahan digambarkan berdasarkan fakta-fakta yang

ada, kemudian menghubungkan fakta tersebut dengan fakta lainnya

sehingga menghasilkan sebuah argumen yang tepat. Sedangkan, data

kuantitatif memperkuat analisis kualitatif.

5. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan oleh penulis ialah metode

deduktif, yaitu penulis menggambarkan secara umum masalah yang

diteliti, lalu kemudian menarik kesimpulan secara khusus menganilisis

data. Metode ini dilakukan dengan cara menggambarkan bagaimana

Page 31: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

16

langkah atau strategi peneliti menjawab perumusan masalah penelitian,

yang mana hasil dari jawaban atas perumusan masalah tersebut akan

diuraikan dalam bab selanjutnya yaitu bab hasil penelitian dan

pembahasan.

Page 32: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

17

BAB III

KRISIS KEMANUSIAAN ROHINGYA DI MYANMAR DAN MASUKNYA

PENGUNGSI ROHINGYA KE NEGARA-NEGARA ASEAN

A. Sejarah dan Perkembangan Krisis Kemanusiaan Rohingya

Krisis kemanusiaan Rohingya telah terjadi sejak masa penjajahan masih

berlangsung di Myanmar. Penyebab krisis kemanusiaan Rohingya antara lain

yaitu konflik antar etnis yang melibatkan Rohingya dengan etnis setempat dan

sikap diskriminasi pemerintah Myanmar terhadap Rohingya yang menolak etnis

Rohingyasebagai salah satu etnis resmi yang ada di Myanmar. Sejarah dan

perkembangan krisis kemanusiaan yang terjadi pada Rohingya kemudian tidak

terlepas dari 3 komponen berikut:

1. Asal-Usul Etnis Rohingya

Sejatinya Rohingya tidak tepat disebut “etnis” karena kata itu merupakan

label politis yang digunakan untuk memperjuangkan keberadaan kelompok

tersebut di Myanmar. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa nama Rohingya

baru muncul pada tahun 1950-an, setelah kemerdekaan Myanmar.

Dalam catatan PBB, Rohingya hanya disebut sebagai penduduk Muslim

yang tinggal di Arakan, Rakhine, Myanmar. Dari sudut kebahasaan, bahasa

yang diklaim sebagai bahasa Rohingya sebenarnya termasuk ke dalam rumpun

bahasa Indo-Eropa, khususnya kerabat bahasa Indo-Arya. Lebih detail lagi,

bahasa Rohingya dikategorikan sebagai bahasa-bahasa Chittagonia yang

dituturkan oleh masyarakat di bagian tenggara Bangladesh. Sementara itu,

Page 33: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

18

kebanyakan bahasa di Myanmar tergolong rumpun Tai Kadal, Austroasiatik,

atau Sino-Tibetan. (Hartati, 2013).

Menurut catatan sejarah, ada beberapa versi asal muasal bangsa

Rohingya di Myanmar. Pertama, ada yang mengatakan bahwa mereka

bukanlah keturunan Arab tetapi generasi Muslim Chittagonian yang bermigrasi

dari Bengal (Bangladesh sekarang) saat Burma dijajah oleh Inggris (Hla,

2009). Kedua, terminologi Rohingya mulai dikenal untuk penamaan sebuah

komunitas oleh sebagian kecil kaum intelektual Muslim Bengal yang

mendiami bagian tenggara Arakan di awal 1950-an. Mereka adalah keturunan

para imigran berasal dari Chittagong Timur Bengal dengan perjanjian Yandabo

saat perang Inggris-Burma I berakhir (1824-1826) (Chan, 2005).Ketiga, dalam

skrip Ananda Chandra dikatakan pada tahun 957 SM, terjadi migrasi populasi

Tibeto-Burman Theravada Buddhist ke kawasan Arakan. Dengan mengalahkan

bala tentara Chandra mereka menguasai Arakan dan orang-orang yang berparas

seperti India kembali mendiami wilayah bagian utara Arakan atau balik ke

Bengal. Ini merupakan exodus orang berparas India pertama ke Bengal (Bahar,

2012). Keempat, Rohingya adalah masyarakat mayoritas Muslim dan minoritas

Hindu secara rasial berasal dari Indo-Semitic. Mereka bukanlah kelompok

(Arakan Rakhine) etnis yang berkembang dari gabungan satu suku atau ras

tertentu. Mereka adalah percampuran Brahmin dari India, Arab, Moghuls,

Bengals, Turks, dan Asia Tengah yang mayoritas sebagai pedagang, pejuang,

dan juru dakwah datang melalui laut dan berdiam diri di Arakan. Pada zaman

Page 34: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

19

Chandra, mereka bercampur baur dengan masyarakat lokal dan melahirkan

generasi mayarakat Rohingya (Bahar, 2012).

Lebih dari itu, dikatakan pula kemunculan pemukiman Muslim di Arakan

sebagai cikal bakal kelompok Rohingya terlacak sejak zaman Kerajaan Mrauk

U, khususnya pada zaman Raja Narameikhla (1430-1434). Setelah dibuang ke

Bengal, Narameikhla lalu menguasai kembali Mrak U berkat bantuan Sultan

Bengal. Seiring dengan berkuasanya Narameikhla, masuk pula penduduk

Muslim dari Bengal ke wilayah Arakan, Rakhine. Dalam perkembangannya,

jumlah pemukim muslim dari Bengal terus bertambah, terutama ketika Inggris

menguasai Rakhine. Karena kurangnya populasi di Rakhine, Inggris

memasukkan banyak orang Bengali ke Rakhine untuk bekerja sebagai petani.

Oleh karena itu, sampai saat ini pula, kebanyakan orang Rohingya bekerja di

sektor agraris (Hartati, 2013).

Ketika Inggris melakukan sensus penduduk pada 1911, pemukim Muslim

di Arakan sudah berjumlah 58.000 orang. Jumlah itu terus bertambah pada

tahun 1920-an ketika Inggris menutup perbatasan India, sehingga orang-orang

Bengali memilih masuk ke Rakhine. Sejak tahun-tahun ini pula lahmulai

timbul konflik antara Rohingya dengan penduduk lokal yang mayoritas

merupakan penganut Buddha. Bertambahnya jumlah penduduk migran

membuat penduduk lokal khawatir (Hartati, 2013).

Akan tetapi, selain beberapa paparan tentang asal-usul etnis Rohingya di

atas, seorang sejarawan Jaques P. Leider mempunyai pendapat tentang asal-

usul etnis Rohingya itu sendiri. Ia mengatakan bahwa pada abad ke-18 ada

Page 35: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

20

catatan seorang Inggris yang bernama Francis Buchanan-Hamilton yang sudah

menyebutkan adanya masyarakat Muslim di Arakan. Mereka menyebut diri

mereka “Rooinga”. Ada yang mengatakan bahwa istilah ini berasal dari kata

“rahma” (rahmat) dalam bahasa Arab atau “rongha” (perdamaian) dalam

bahasa Pashtun. Selain itu, ada pula yang mengaitkannya dengan wilayah

Ruhadi Afghanistan yang dianggap sebagai tempat asal Rohigya (Hartati,

2013).

Meski sudah tinggal berabad-abad lamanya di Myanmar, pemerintah

Myanmar menganggap Rohingya bukan kelompok etnis asli. Keturunan

Rohingya tetap dipandang sebagai pengungsi ilegal dari negara tetangga

Bangladesh. Di pihak lain, Bangladesh juga tidak mengakui mereka sebagai

warga negara (Kompas, Menelisik Akar Pengungsi Rohingya, 2015).

Menurut Burmese Rohingya Organisation UK (Brouk) atau organisasi

Rohingya di Inggris, Pemrintah Myanmar selalu membuat kebijakan yang

menekan kelompok etnis Rohingya sejak 1970-an. Tekanan terhadap warga

Rohingya secara bertahap meningkat sejak proses reformasi yang

diperkenalkan Thein Sein pada 2011 (Kompas, Menelisik Akar Pengungsi

Rohingya, 2015).

Dengan demikian, terlepas apakah Rohingya merupakan sebuah etnis

atau tidak? Apakah masuk ke dalam kategori salah satu etnis di Myanmar atau

tidak? Rohingya merupakan komunitas migran yang sudah lama menetap di

sebuah wilayah yang kebetulan kini menjadi bagian dari negara Myanmar,

tentu saja sudah selayaknya mereka mendapatkan hak-hak dasar mereka,

Page 36: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

21

terutama status kewarganegaraan. Meskipun begitu, sikap pemerintah

Myanmar sudah jelas seperti yang disampaikan Thein Sein bahwa Myanmar

tak mungkin memberikan kewarganegaraan kepada Rohingya (Hartati, 2013).

2. Konflik antara Etnis Rohingya dan Etnis Rakhine

Konflik Rohingya pada dasarnya diawali dengan penolakan identitas dan

kewarganegaraan mereka. Myanmar secara resmi mengakui 135 kelompok

etnis, tersebar di seluruh negara. Namun, sebagian besar etnis minoritas tinggal

pada negara bagian sesuai nama dari etnis tersebut, seperti Chin, Kachin,

Karen, Kayah, Mon, Rakhine, dan Shan. AdapunRohingya tidak termasuk di

dalam etnis yang diakui.

Menurut laporan Human Right Watch yang berjudul “All you can do is

pray, crime againts humanity and ethnic cleansing of Rohingya Muslims in

Burma’s Arakan State”, menerangkan bahwa konflik kontemporer ini dapat

ditarik berawal dari Perang Dunia Kedua, ketika masyarakat Rohingya tetap

loyal pada penguasa Inggris (Human Rights Watch, 2013). Sementara etnis lain

berpihak pada kolonial Jepang.

Disisi lain, sejarawan Prancis Dr. Jacques P. Leider yang meriset sejarah

Arakan sejak dua dekade silam menyatakan bahwa akar masalahnya bukan

karena sikap rasis kaum Buddha Rakhine tetapi itu lebih pada reaksi emosional

mereka yang sangat kuat. Sebuahemosi reaksional yang berangkat dari kondisi

Page 37: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

22

dimana desa-desa di Rakhine banyak didiami oleh Muslim dengan

pertumbuhan populasi yang masif.

Keluhan etno-demografis menjadi penyebab konflik antara populasi

Buddha dan Muslim Rohingya di Rakhine. Pemimpin Buddha nasionalistik,

seperti biksu kontroversial Ashin Wirathu, mempunyai pernyataan bahwa

pertumbuhan populasi yang cepat dan tingkat kesuburan yang baik mengancam

untuk mengalahkan populasi masyarakat Buddha setempat, yang mana hal ini

mencerminkan sentimen masyarakat Rakhine setempat (Blomquist, 2016).

Biksu muda ini berasal dari Mandalay, ia diuluki “The Fighting Monk”

(Biksu Petarung) sebagai otak konflik berdarah dan pembersihan etnis terhadap

masyarakat Rohingya. Asia Times menstigma agamamawan Buddha ini

dengan “Leader of growing anti-Muslim movement” (Pemimpin gerakan anti-

Muslim yang kian tumbuh) (Asia Times, 2003).

Pada tanggal 14 September 2003 lalu, ia berbicara di hadapan sekitar tiga

ribu biksu memprovokasi mereka untuk punya pandangan yang sama dengan

dia bahwa Muslim adalah maling dan teroris. Wirathu adalah orang pertama

yang mengklaim bahwa sanksi Amerika terhadap Myanmar bukan karena

pemerintahan junta militer, tetapi karena eksistensi teroris Muslimyangia

klaim. Dalam salah satu pernyataan yang ia lontarkan, Wirathu mengatakan:

We have a problem in Myanmar, we have a problem here inMandalay. The problem is called Islam. There are many newMuslims in Mandalay from Pakistan (and Bangladesh). These peopleare thieves and terrorists. They do not respect our religion and ourwomen. We are Buddhist, and we are peaceful, but we must protectourselves (Asia Times, 2003)

Page 38: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

23

Pemerintah Myanmar telah menanggapi masalah terkait dengan

menargetkan Rohingya dengan kebijakan yang menindas, termasuk

pembatasan melahirkan bagi perempuan Rohingya (Blomquist, 2016).

Kekerasan terhadap Rohingya yang terus terjadi, termasuk kerusuhan di

Arakan, Rakhine pada tahun 2012, telah megakibatkan hancurnya rumah

masyarakat Rohingya dan menyebabkan gelombang “boat people” Rohingya

yang mencari perlindungan di sepanjang garis pantai. Termasuk pesisir negara-

negara Asia Tenggara.

Kompetisi sumber daya alam dan keinginan untuk melindungi identitas

Buddha juga dapat dijadikan sebagai beberapa alasan penyebab konflik

Rohingya dan etnis setempat. Pada kenyataannya, di Myanmar, populasi

mayoritas Buddha menganggap minoritas Muslim sebagai ancaman terhadap

keamanan berdasarkan perbedaan dalam pertumbuhan penduduk. Terutama di

negara bagian Rakhine, yang mana populasi Rohingya menempati kira-kira

30% total dari populasi, nasionalis dan penduduk lokal kemudian mengklaim

tingginya tingkat kesuburan dan pertumbuhan penduduk yang cepat akan

mengancam membanjiri komunitas Buddha setempat (Blomquist, 2016).

Berdasarkan “Dilema Keamanan Demografis”, yaitu sebuah model

demografi politik yang diajukan oleh Christiant Leuprecht, penelitian ini

memaparkan bahwa ketika tingkat pertumbuhan penduduk Rohingya

melampaui kelompok etnis lain, ancaman yang dirasakan akan kepunahan

mutlak dan/atau budaya dapat meningkat menjadi siklus antara ketakutan dan

Page 39: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

24

tanggapan di antara pemangku kepentingan pada negara-negara bagian

(Blomquist, 2016).

Kurangnya data yang tersedia menimbulkan tantangan signifikan untuk

menelusuri lebih lanjut hal ini. Kebijakan pemerintah yang membatasi akses

terhadap demografi Myanmar dan sensus pada tahun 2014 tidak memasukkan

informasi terperinci tentang Rohingya. Namun, jika meninjau Dilema

Demografi Keamanan Leuprecht akibat populasi Rohingya yang terus

meningkat dari kelompok lain di Myanmar, kelompok etnis lain (khususnya

Buddha Rakhine) tingkat ketakutan akan pemindahan dan kepunahan

budayanya menyebabkan siklus konflik terus berlanjut. Ketakutan ini juga akan

memperkuat kebijakan pemerintah yang represif sehingga dapat memperparah

konflik.

Adapun berdasarkan wawancara Media DW dengan seorang analis

Siegfried Wolf, Kepala Bidang Penelitian South Asia Democratic (SADF) di

Brussel dan Peneliti pada Universitas Heidelberg, mempunyai pandangan

terkait konflik Rohingya sebagai berikut:

DW : Mengapa warga Buddha Myanmar menentang Rohingya?

Apa ini hanya masalah agama, atau masalah lainnya?

Siegfried O. Wolf : Hubungan antar agama di Myanmar adalah masalah yang

sangat kompleks. Warga Muslim, terutama Rohingya, dikonfrontasikan dengan

rasa takut mendalam terhadap Islam di masyarakat dan negara yang mayoritas

warganya beragama Buddha. Warga yang fundamental mengklaim bahwa

kebudayaan Buddha serta masyarakat terdesak oleh warga Muslim. Apalagi

Page 40: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

25

Myanmar dikelilingi negara-negara yang mayoritas warganya beragama Islam,

seperti Bangladesh, Malaysia, dan Indonesia. Warga Rohingya dianggap

sebagai ancaman terhadap gaya hidup dan kepercayaan Buddha, dan jadi jalan

menuju islamisasi Myanmar. Tapi masalah ini juga punya aspek ekonomi.

Rakhine adalah salah satu negara bagian yang warganya paling miskin,

walaupun kaya akan sumber daya alam. Jadi warga Rohingya dianggap beban

ekonomi tambahan, jika mereka bersaing untuk mendapat pekerjaan dan

kesempatan untuk berbisnis. Pekerjaan dan bisnis di negara bagian itu sebagian

besar dikuasai kelompok elit Burma. Jadi bisa dibilang, rasa tidak suka warga

Buddha terhadap Rohingya bukan saja masalah agama, melainkan didorong

masalah politis dan ekonomis.

DW : Apakah proses demokratisasi di Myanmar membantu

Rohingya?

Siegfried O. Wolf : Proses ini sampai sekarang belum menghasilkan

perbaikan kondisi masyarakat. Politik Myanmar membuktikan bahwa proses

demokrasi bisa membuahkan rezim yang mewakili warga mayoritas, dan tidak

memperhatikan warga minoritas sama sekali. Myanmar punya sistem politik

yang berdasar pada kekuasaan mayoritas tanpa proteksi secara institusional

bagi hak-hak minoritas. Namun demikian, ada harapan besar bahwa ikon

demokrasi Aung San Suu Kyi akan mengubah situasi dan berupaya agar

kebudayaan politik yang merangkum semua warga bisa tercipta. Tapi

pemenang Nobel Perdamaian itu sudah mengejutkan banyak pengamat politik

karena tidak memberikan komentar apapun menyangkut kesengsaraan warga

Page 41: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

26

Rohingya. Saya pikir reformasi substansial dalam sistem pemilu di negara itu

bisa menolong warga minoritas, tetapi kelompok mayoritas akan mencegah

perubahan ini (Deutsche Welle Indonesia, Rohingya, sebenarnya Bukan

Konflik Agama, 2015).

Dari beberapa pandangan tentang konflik etnis Rohingya dan etnis

Rakhine yang telah penulis paparkan, penulis beranggapan bahwa konflik

antara etnis Rohingya dan etnis Rakhine yang telah terjadi sejak masa

penjajahan berlangsung di Myanmar (Burma), terjadi karena perbedaan agama

di antara kedua etnis ditambah berbagai persoalan lainnya seperti masalah

demografi, politik, dan ekonomi.

Perkembangan konflik kemudian terjadi pada kerusuhan Mei 2012 yang

telah memicu perhatian dunia internasional. Secara umum, kekerasan dipicu

oleh kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap perempuan Buddha yang

diduga dilakukan oleh laki-laki Muslim. Kejadian tersebut kemudian memicu

kekerasan massal berupa pembunuhan dan penyiksaan, pembakaran rumah dan

properti serta pemaksaan untuk meninggalkan tempat tinggal, terutama

terhadap orang-orang muslim minoritas (Raharjo, 2015).

Tabel 3.1 Kronologi Konflik Rohingya-Rakhine Tahun 2012-2013

Waktu Peristiwa

28 Mei 2012 Terjadi pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang

perempuan Buddha berusia 28 tahun yang diduga

dilakukan oleh tiga orang laki-laki Muslim di kota Ramri.

Page 42: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

27

3 Juni 2012 Terjadi pembunuhan terhadap 10 laki-laki Muslim oleh

sekelompok orang Rakhine Buddha di dalam di dalam

bus yang diduga memuat 3 pelaku pemerkosaan.

10 Juni 2012 Presiden Thein Sein mengumumkan kondisi darurat di

negara bagian Rakhine setelah terjadi bentrokan

mematikan antara kelompok Buddha dengan Muslim

Rohingya yang menyebabkan 88 orang tewas dan lebih

dari 90.000 lainnya mengungsi.

12 Juli 2012 Presiden Thein Sein mengatakan kepada UNHCR bahwa

Myanmar tidak akan bertanggung jawab terhadap

“pelintas batas legal” Rohingya dan menganggap mereka

sebagai ancaman terhadap keamanan nasional sehingga

mereka harus dipindahkan ke negara-negara ketiga yang

bersedia menerima mereka.

18 Oktober 2012 Konferensi Solidaritas Para Biksu Arakan digelar dan

menyambut para simpatisan Rohingya, termasuk mereka

yang mengadvokasi perlindungan bagi hak asasi

Rohingya, sebagai pengkhianat bangsa.

21 Oktober 2012 Kekerasan sektarian kembali terjadi di 9 kota di negara

bagian Rakhine dan menyebabkan 35.000 orang yang

sebagian besar Muslim mengungsi.

20 Maret 2013 Kekerasan komunal antara kelompok Buddha dan

Muslim kembali terjadi di Kota Meikhtila dan melebar ke

Page 43: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

28

beberapa wilayah di sekitarnya, menewaskan sedikitnya

40 orang dan membuat 12.000 orang lainnya lari

mengungsi.

20 Mei 2013 Otoritas pemerintah di distrik Maungdaw, Rakhine

mengeluarkan aturan pembatasan dua anak terhadap

keluarga Rohingya.

28 Mei 2013 Kekerasan anti-Muslim pecah di Lashio, negara bagian

Shan. Kelompok Buddha menghancurkan masjid, panti

asuhan, dan bisnis (toko) milik orang Muslim,

menyebabkan sedikitnya 14.000 orang Muslim

mengungsi.

14 Juni 2013 Konferensi Pemimipin Buddha digelar di Yangon,

memproposalkan hukum pernikahan antaragama yang

melarang perempuan Buddha menikah dengan laki-laki

Muslim yang akan berpindah agama menjadi Buddha.

14 Juli 2013 Pengumuman pembubaran pasukan keamanan perbatasan

(border security force) NaSaKa oleh Presiden Thein

Sein. NaSaKa dituduh telah melakukan kejahatan

kemanusiaan terhadap orang-orang Rohingya, termasuk

pembunuhan, penahanan, dan penyiksaan.

20 Juli 2013 Status darurat di Meikhtila dicabut karena situasi disana

dianggap sudah stabil.

25 Agustus 2013 Kelompok Buddha membakar lusinan rumah dan toko

Page 44: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

29

milik orang-orang di Kanbalu, Divisi Sagaing.

Sumber : Dokumen LIPI 2015

Konflik yang terjadi pada tahun 2012 lalu membuktikan bahwa konflik di

antara kedua etnis terus terjadi. Kekerasan dan penindasan yang dialami lebih

banyak oleh etnis Rohingya memicu mereka untuk mengungsi dan

meninggalkan tempat tinggal mereka di Myanmar.

3. Sikap pemerintah terhadap Etnis Rohingya

Jika melihat kembali sejarah asal-usul etnis Rohingya, mereka telah

tinggal berabad-abad di Myanmar. Meskipun demikian, mereka tetap tidak

dianggap sebagai salah satu etnis yang tercatat secara resmi di Myanmar.

Penderitaan yang dialami Rohingya tidak saja datang akibat tindakan

diskriminasi penduduk setempat, akan tetapi sikap pemerintah yang tidak

peduli dengan masyarakat Rohingya. Pemerintah Rohingya tidak serius

menyelesaikan pertikaian yang terjadi antara etnis Rohingya dan etnis Rakhine

yang mana etnis Rohingya lebih banyak menderita dan pemerintah justru turut

serta melegalkan tindakan diskriminatif terhadap etnis Rohingya.

Penindasan yang terjadi sejak kemerdekaan Myanmar tahun 1948

kemudian pembatasan hak kewarganegaraan telah berkontribusi terhadap

penderitaan Rohingya. Melalui cara yang sama dengan kelompok etnis lain

pada saat kemerdekaan, Rohingya mencoba menentukan otonomi daerahnya,

baik itu memisahkan diri dari Burma atau dengan menjadi negara bagian

administratif yang terpisah. Awalnya para aktivis politik Rohingya

mengupayakan pemisahan diri dari Burma melalui unifikasi dengan negara

Page 45: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

30

Pakistan yang baru terbentuk, namun kesepakatan antara kedua pihak (Pakistan

dan Burma) mencegah hal ini terjadi.

Sementara kelompok Rohingya moderat mencoba bernegosiasi dengan

pemerintah, kelompok Rohingya ekstrem membentuk kelompok bersenjata

(sebuah gerakan mujahidin) yang mengancam hubungan antara pemerintah

Burma dengan kelompok Rohingya moderat. Pada tahun 1954, pemerintah

mengadakan Operasi Monsoon yang mana menangkap para mujahidin dengan

membunuh para pemimpinnya dan memenjarakan pendukungnya. Pada tahun

1961, pemimpin Rohingya menyetujui pembentukan Administrasi Perbatasan

Mayu (MFA) yang diusulkan oleh Perdana Menteri U Nu. Program MFA

bertujuan untuk memerintah kota-kota di negara bagian Rakhine Utara dan

menciptakan sebuah administrasi terpisah yang dikendalikan oleh umat Islam

di dalam pemerintahan Rakhine Buddha. Namun, kudeta tahun 1962

mengakhiri harapan Muslim akan pemerintahan sendiri, menggagalkan

perjanjian politik lebih lanjut dan secara signifikan membatasi aktivitas

Rohingya (Blomquist, 2016).

Pada tahun 1962, Jenderal Ne Win menerapkan kebijakan Burmanisasi

yang dirancang untuk memusatkan dan melegitimasi pemerintah dengan

menyatukan negara di bawah satu identitas nasional. Kebijakan ini mengaitkan

sosial dan ekonomi dengan asimilasi budaya Burma, sehingga tidak ada lagi

kepemimpinan etnis minoritas seperti Burma pada masa pemerintahan U Nu.

Selain itu, kebijakan tentang kewarganegaraan yang baru mendorong

pengeluaran kartu registrasi asing kepada Rohingya (FCA). Selain itu, terdapat

Page 46: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

31

Operasi Naga Min pada tahun 1978 yang mana merupakan sebuah kampanye

demografis yang ditujukan untuk membedakan antara warga negara, orang

asing, dan orang asing ilegal. Pemerintah memperkuat sikap anti-Rohingya

dengan Undang-Undang Kewarganegaraan 1982. Undang-undang ini

mendiskriminasi Rohingya dalam sistem nasional-politik, sosial dan ekonomi-

dengan secara formal menetapkan status mereka sebagai orang asing ilegal.

Pad tahun 1991, pemerintah meluncurkan Operasi Pyi Thaya (Operasi

Pembesihan dan Pengindahan Negara) sebagai tanggapan atas demonstrasi

politik di negara bagian Rakhine. Operasi Naga Min dan Pyi Thaya memicu

kekerasan secara meluas terhadap Rohingya yang mengakibatkan migrasi

pengungsi besar-besaran melintasi perbatasan Bangaloheri(Blomquist, 2016).

Keberadaan etnis Rohingya yang tidak diakui mengakibatkan mereka

kehilangan banyak hak dasarnya sebagai warga negara, seperti hak mendapat

atau memiliki tempat tinggal, pekerjaan, dan kesjahteraan. Kehidupan warga

Rohingya pun sangat dibatasi. Mereka dilarang menikah tanpa mengantongi

izin resmi. Setelah menikah, mereka tidak diperbolehkan punya anak lebih dari

dua orang. Mereka juga tidak berhak memiliki paspor.

Dengan status seperti itu, anak-anak Rohingya kehilangan akses terhadap

pendidikan serta kesehatan. Tak heran, dengan kondisi seperti itu, UNHCR

mengkategorikan Rohingya sebagai etnis minoritas paling teraniaya di

dunia(Kompas, Menelisik Akar Pengungsi Rohingya, 2015).

Selain penolakan kewarganegaraan oleh Myanmar, beberapa ilmuan dan

pendukung Hak Asasi Manusia mengamati adanya pembatasan kebebasan

Page 47: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

32

beragama bagi etnis Rohingya. Pemerintah Burma melanggar Pasal 34 dan

Pasal 354 Konstitusi Burma tahun 2008 serta Konvensi Internasional tentang

Hak Sipil dan Politik (ICCPR) yang melindungi kebebasan beragama atau

berkeyakinan. Pasukan Keamanan Burma menahan Muslim yang mengajarkan

doktrin ajaran agama dan Muslim yang berdoa meskipun tidak melanggar

ketentuan yang telah ditetapkan. Kemudian tempat ibadah hanya bisa dibangun

dengan persetujan informal yang seringkali dibatalkan semena-mena. Adapun

permintaan yang lebih formal seharusnyeringkali ditunda atau ditolak. Hal ini

kemudian menyebabkan umat Islam mengalami kesulitan dalam membangun

termasuk memperbaiki rumah ibadahnya (Abdelkader, 2013).

Pemerintah Burma juga menghalangi bantuan kemanusiaan dan mengusir

Rohingya untuk pergi ke negara-negara ketiga setelah konflik Rohingya dan

Rakhine semakin memanas. Padahal pemerintah Burma memikul tanggung

jawab utama untuk memberikan perlindungan dan bantuan kemanusiaan,

berdasarkan peraturan yang ada juga mewajibkan mereka untuk “memberikan

dan mamfasilitasi akses secara bebas untuk bantuan kemanusiaan” dan

memungkinkan “akses cepat dan tanpa hambatan ke pengungsi internal”.

Pemerintah Burma telah mengabaikan hal-hal ini dengan mengahalangi upaya

yang dilakukan pekerja PBB dan agen kemanusiaan lainnya. selain itu,

Pemerintah Burma pada dasarnya berkewajiban untuk mencegah dan

menghindari kondisi yang dapat menyebabkan penduduknya bermigrasi.

Pemerntah harus melakukan segala upaya untuk meminimalisasi migrasi

penduduknya(Abdelkader, 2013).

Page 48: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

33

Pasukan keamanan Burma secara terus menerus melakukan kekerasan

terhadap warga Rohingya, mereka memukuli dan menganiaya mereka hingga

menyebabkan kematian. Tindakan seperti itu tentu saja melanggar prisip dasar

dalam PBB yang mana penggunaan kekerasan dan sejata api oleh aparat

penegak hukum sebisa mungkin bisa dicegah. Jika benar-benar diperlukan,

mereka diminta untuk menahan diri dan bereaksi secara proporsional untuk

meminimalkan kerusakan dan cedera (Abdelkader, 2013).

B. Masuknya Pengungsi Rohingya ke Negara-Negara ASEAN

Konflik yang melibatkan etnis Rohingya dan etnis Rakhine ditambah

kurangnya upaya pemerintah untuk menghentikan konflik serta perlakuan

diskriminasi yang dilakukan pemerintah terhadap etnis Rohingya mendorong

mereka untuk pergi meninggalkan Myanmar. Orang-orang Rohingya ini

kemudian memilih beberapa negara menjadi destinasi mereka.

Perpindahan massal orang-orang Rohingya sudah berlangsung sejak

beberapa dekade terakhir, tepatnya sejak deklarasi kemerdekaan Myanmar dari

Inggris Raya pada 1948 disusul berbagai mekanisme diskriminatif untuk

membatasi mobilitas dan pertumbuhan orang-orang Rohingya di sana.

Ketika rezim U Ne Win berkuasa tahun 1962, etnis Rohingya semakin

terpuruk dengan adanya penolakan pemberian status kewarganegaraan. Situasi

semakin memburuk dengan terbitnya Undang-undang Kewarganegaraan tahun

1982(DIKJEN Kerja Sama ASEAN KEMENLU RI, 2015). UU ini mengeluarkan

Rohingya dan beberapa etnis minoritas lain, seperti Panthay, Ba Shu, dan enam

Page 49: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

34

etnis lainnya dari daftar delapan etnis utama dan 135 kelompok etnis kecil yang

mana tergolong etnis resmi di Myanmar. Status etnis Rohingya kemudian

diturunkan menjadi temporary residents dan hanya menyandang temporary cards.

Berbagai kekerasan yang dialami oleh etnis Rohingya secara individu

maupun kelompok telah memaksa mereka untuk mencari perlindungan di negara

lain. Diskriminasi secara sistemis, pelanggaran HAM berat, serta kemiskinan akut

yang dihadapi etnis Rohingya, telah membuat mereka keluar dari negaranya

dengan kondisi perjalanan yang buruk dan terdampar di beberapa negara

tetangganya, seperti Bangladesh, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Akan tetapi,

dalam tulisan ini penulis hanya akan membahas negara-negara ASEAN dengan

mempertimbangkan judul penelitian.

Gambar 3.1 Peta Negara Myanmar dan Negara-Negara Asia Tenggara

Sumber: google.com

Page 50: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

35

Secara umum, pengungsi Rohingya sudah menjadikan Malaysia sebagai

destinasi utama, yang mana Thailand menjadi lokasi transit menunggu

kesempatan untuk bisa menuju ke Malaysia baik melalui darat dan laut.

Sementara untuk Indonesia, para pengungsi Rohingya ini umumnya rombongan

penumpang kapal yang terlunta-lunta di laut dan diselamatkan para nelayan

Indonesia atas pertimbangan kemanusiaan (Tim Yayasan Geutanyoe, 2016).

1. Masuknya Pengungsi Rohingya ke Thailand

Kebijakan resmi Thailand pada dasarnya tidak pernah mendukung

masuknya Rohingya ke negaranya. Pada Tahun 1980, mantan Perdana Menteri

Thailand Prem Tinsulanonda menyediakan tempat penampungan kepada

ratusan dan ribuan pengungsi lain yang berasal dari Myanmar, seperti Karen,

Karenni, Mon, dan Shan, sedangkan jumlah penampungan untuk Rohingya

sangat rendah. Selain itu, Rohingya disebut sebagai “pengungsi sementara” dan

bukan “pengungsi” untuk memperjelas keengganan Thailand untuk

menerimanya.

Menurut Human Rights Watch, sejak 1992 Thailand mengambil beberapa

kebijakan. Pertama, pemerintah Thailand menolak para pengungsi yang dapat

menghadapi pelanggaran hak asasi manusia secara sistematis. Kedua, pihak

berwenang Thailand sangat membatasi ruang operasional UNHCR untuk

mendukung para pengungsi Rohingya. Ketiga, untuk menyelesaikan krisis

pengungsi, Thailand mempromosikan kesepakatan gencatan senjata terhadap

etnis pemberontak dan pemerintah Myanmar (Yesmin, 2016).

Page 51: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

36

Sebelum konflik yang terjadi pada tahun 2012 antara etnis Rohingya dan

etnis Rakhine, perjalanan manusia Rohingya melalui jalur laut menggunakan

kapal yang kebanyakan berangkat dari Cox Bazar di Bangladesh. Kemudian

mereka melintasi perbatasan dari negara bagian Rakhine Utara ke Bangladesh,

lalu mereka menemukan bahwa kapal-kapal dioperasikan jaringan

penyelundupan.

Sejak tahun 2012, telah terjadi peningkatan jumlah pengungsi Rohingya

yang melarikan diri dari Myanmar. Sejak bulan Juni 2014, diperkirakan 94.000

orang melewati perbatasan Rakhine, Sittwe dan Bangladesh Utara, jumlah

tersebut termasuk wanita dan anak-anak. Penumpang tersebut terdiri dari

Rohingya dan migran Bangladesh. Untuk dapat melakukan perjalanan tersebut,

setiap penumpang membayar sesuai dengan kesepakatan untuk berlayar ke

Laut Andaman menuju Pantai Selatan Thailand atau menuju ke Malaysia

(Equal Rights Trust, 2014).

Pelayaran biasanya berlangsung dari bulan Oktober sampai April pada

tahun selanjutnya, namun sejak tahun 2012 ketika pelayaran menggunakan

kapal kargo besar, jadwal tidak lagi bergantung pada bulan dan musim tertentu

karena mengandalkan arah angin. Dengan penggunaan kapal besar jumlah

penumpang juga meningkat drastis. Setelah perjalanan sudah dekat dengan

pantai Thailand, penumpang diturunkan ke kapal milik penyelundup yang lebih

kecil. Setiap kapal kecil menampung 350 hingga 600 penumpang dan kapal

besar dapat menampung 1000 orang (Equal Rights Trust, 2014).

Page 52: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

37

Penderitaan pun terus menimpa Rohingya. Perahu yang mereka tumpangi

sangat sempit dan sesak. Penumpang tidak dapat berbaring untuk tidur.

Ransum makanan dan air yang sedikit tidak cukup untuk perjalanan yang bisa

memakan waktu berminggu-minggu. Lama waktu perjalanan bergantung pada

kondisi kapal, cuaca dan kecakapan navigasi pendayung. Kondisi buruk kapal

yang sesak dan pengalaman pendayung yang tidak dapat diandalkan telah

mengakibatkan banyaknya kapal yang tenggelam kemudian menyebabkan

penumpang meninggal dunia. Selain kematian akibat kecelakaan atau kapal

yang tenggelam, terdapat dugaan kasus awak kapal yang membunuh

penumpang dan memerkosa penumpang wanita. Rute laut Rohingya kemudian

menjadi salah satu rute yang paling berbahaya di dunia ini.

Selain perjalanan melalui laut, terdapat juga perjalanan jalur darat yang

ditempuh beberapa orang Rohingya. Perjalanan melalui jalur darat kebanyakan

ditempuh oleh orang-orang Rohingya yang sudah lama tinggal di Thailand.

Kebanyakan dari mereka tinggal di Bangkok, ibu kota Thailand, di sekitar

provinsi Khon Kaen (dekat perbatasan Laos) dan Tak (dekat perbatasan

Myanmar). Selain itu, beberapa orang Rohingya juga terdapa di Provinsi

Selatan, seperti Ranong, Nakhon Si Thammarat dan Songkhla (Equal Rights

Trust, 2014).

Alasan beberapa orang memutuskan untuk meninggalkan Myanmar

sebagian besar terkait dengan penyitaan tanah, kerja paksa biasanya kuli

militer,selain itu diskriminasi, penganiayaan, dan ketidak mampuan untuk

mendapatkan kehidupan yang layak. Mereka yang tidak tahan dengan kondisi

Page 53: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

38

seperti ini, kemudian meninggalkan Myanmar dan pergi ke Thailand setelah

melalui perjalanan yang panjang dengan rute darat.

Beberapa orang sempat singgah di Bangladesh dan India sebelum pergi

ke Thailand, dan sebagian besar memasuki negara itu melalui Mae Sot atau

Ranong, kota-kota perbatasan yang terletak di sepanjang perbatasan Thailand

bagian barat. Seluruh perjalanan darat bisa menghabiskan waktu berbulan-

bulan, bisa lebih dari setahun, tergantung pada rute yang dilalui dan berapa

banyak waktu yang dihabiskan di beberapa tempat berbeda (Equal Rights

Trust, 2014).

Imigran Rohingya yang tiba di Thailand melalui Mae Sot dan Ranong

beberapa tahun lalu tinggal di daerah perbatasan dalam jangka waktu yang

bermacam-macam. Beberapa orang dengan segera mencari pekerjaan, beberapa

orang mencari perlindungan dari UNHCR di Bangkok, sementara yang lain

mencari pekerjaan dengan menjadi pekerja kasar di wilayah Mae Sot atau Tak,

seperti pembantu rumah tangga, menjadi petani, dan buruh pengangkut barang.

Sebelum awal tahun 1990, para imigran yang bepergian ke beberapa wilayah

Thailand tidak menghadapi pembatasan gerak seperti yang mereka hadapi

sekarang. Seorang pria Rohingya yang tinggal di Mae Sot selama setahun

sebelum pergi ke Bangkok menagatakan bahwa ia bersama beberapa orang

lainnya melakukan perjalanan ke India lalu ke Mae Sot. Mereka membutuhkan

waktu 3 bulan. Ia tinggal di Mae Sot selama setahun dan bekerja sebagai buruh

pengangkut barang melintasi perbatasan. Setelah itu baru ia sampai di Bangkok

Page 54: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

39

dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan menabung untuk membangun

bisnis roti (Equal Rights Trust, 2014).

2. Masuknya Pengungsi Rohingya ke Malaysia

Pada tahun 1970 an dan 1980 an Malaysia dengan terbuka menampung

pengungsi yang berasal dari berbagai negara, seperti Indonesia, Bosnia, dan

Myanmar. Pada tahun 1991 dan 1992, pemerintah Myanmar tidak begitu

membatasi jumlah pengungsi Rohingya yang masuk ke negara tersebut.

Pemerintah mengeluarkan pass card dengan memberikan izin tinggal untuk

enam bulan kepada orang-orang Rohingya sebelum tahun 1992 (Yesmin,

2016).

Akan tetapi, akibat dari banyaknya tantangan yang muncul akibat

imigran ilegal, seperti keterlibatan mereka dalam aktivitas kriminal,

pengangguran, dan ancaman perbatasan, maka Malaysia mereformasi

“kebijakan pekerja asing” yang mana menyebabkan banyaknya jumlah migran

yang masuk ke negara mereka. Setelah krisis ekonomi Asia pada tahun 1997,

Pemerintah Malaysia mencabut ijin kerja dan mendeportasi imigran ilegal

(Yesmin, 2016).

Beberapa tahun terakhir, akibat konflik yang terjadi antara etnis

Rohingya dan etnis Rakhine pada tahun 2012, jumlah pengungsi dari Rohingya

yang datang ke Malaysia meningkat drastis. Orang-orang Rohingya terdiri dari

pria, wanita, dan anak-anakmelarikan diri dari kekerasan yang menimpa

mereka.

Page 55: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

40

Sebagian besar Rohingya tiba dengan perahu yang secara tidak langsung

melewati Thailand. Perjalanan mereka kebanyakan dimulai dengan menaiki

perahu nelayan kecil yang berasal dari Sittwe dan Maungdaw, kemudian dari

sini mereka mungkin berhenti sejenak di Banglades atau langsung menaiki

kapal besar yang membawa mereka melintasi laut menuju Thailand dan

Malaysia. Jumlah yang tepat dari orang-orang Rohingya yang telah melakukan

perjalanan seperti ini tidak bisa diketahui secara pasti (Equal Rights Trust ,

2014).

Kemudian meskipun setiap perjalanan memiliki perbedaan masing-

masing, akan tetapiterdapat beberapa kesamaan di antara perjalanan mereka

dari Rakhine. Mereka mengatakan bahwa di tangan agen mereka pergi dengan

perahu kecil (yang hanya bisa menampung sekitar 20-50 orang) melewati jarak

sekitar dua mil laut, dimana sebuah kapal besar menunggunya. Orang-orang

kemudian diangkut ke kapal yang lebih besar dan dibutuhkan waktu dua

sampai empat hari untuk mengumpulkan semua orang di kapal yang lebih

besar. Kemudian mereka memulai perjalanan. Perjalanan tercepat memakan

waktu empat hari untuk sampai ke Thailand. Akan tetapi, dalam beberapa

kasus bisa memakan waktu antara tujuh sampai 20 harikarena kadang-kadang

mereka kehilangan arah. Apalagi jika mereka ditangkap oleh pemerintah

Thailand maka mereka akan berada di penjara untuk waktu beberapa lama.

Dalam beberapa kasus, mereka dirampok dan jatuh ke tangan pedagang

manusia yang menahan mereka di kamp-kamp perdagangan untuk waktu

beberapa lama (Equal Rights Trust , 2014).

Page 56: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

41

Orang-orang yang selamat dari perjalanan mereka menggunakan kapal,

berhasil menghindari penahanan di Thailand dan mampu menebus

penyelundup atau pedagang akan dibawa ke Malaysia. Mereka bercerita bahwa

setelah dilepaskan dari pedagang, mereka akan dibawa dengan mobil melintasi

perbatasan.Tetapi, selama perjalanan di beberapa mereka harus turun dan

berjalan beberapa jam untuk menghindari pertemuan dengan pihak berwajib.

Akan ada yang menunggu mereka dan meminta mereka untuk kembali masuk

ke mobil dan melanjutkan perjalanan. Akan tetapi, dalam beberapa kasus

mereka ditangkap. Setelah melewati perbatasan mereka biasanya masuk

melalui Kedah dan Perils (Equal Rights Trust , 2014). Bagi mereka yang

ditahan di Thailand mereka tetap dalam penahanan dalam waktu yang cukup

lama, dan jika dibebaskan mereka akan melakukan hal yang sama untuk

sampai ke Malaysia.

Selain menggunakan kapal yang terlebih dahulu singgah di Thailand,

terdapat perahu yang tiba secara langsung tepat di pantai Malaysia. Akan tetapi

jumlah perahu yang tiba langsung tersebut sangat minim. Pada tahun 2013,

hanya empat perahu yang tiba di Penang, Langkawi dan Kuala selangor tanpa

dicegat. Namun jumlah ini mencakup jumlah perahu yang sampai pada

perhatian pihak berwenang, dengan lebih banyak perahu yang tiba tanpa

terdeteksi.

Orang-orang Rohingya yang berada di kapal ini kebanyakan berasal dari

Sittwe dan Kyauk Phyu, kota pesisir yang menelan banyak korban akibat

kekerasan yang terjadi pada tahun 2012 dan setelahnya. Kemudian jumlah

Page 57: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

42

keberangkatan perahu dari Sittwe dan Kyauk Phyu menurun menjelang sensus

nasional di Myanmar pada bulan Maret 2014, dikarenakan harapan Rohingya

bahwa mereka akan dimasukkan dalam sensus tersebut. Akan tetapi, menyusul

eskalasi kekerasan dan pengumuman bahwa Rohingya tidak diidentifikasi

sebagai salah satu etnis Myanmar dalam sensus tersebut menyebabkan

pergerakan jumlah perahu telah meningkat lagi dengan dua kapal dari Sittwe

yang tiba di Malaysia. Perahu pertama tiba di Penang pada 10 April 2014

dengan membawa 129 orang. Semua orang di kapal tersbut kemudian

ditangkap oleh petugas imigrasi dan kasus telah dipindahkan ke Unit Anti

Perdagangan Manusia (ATIP). Perahu kedua tiba pada 9 Mei 2014 di Kuala

Perlis dengan 1010 orang di dalamnya. Pada tanggal 31 Mei 2014 , semua

orang kemudian ditangkap oleh otoritas imigrasi Malaysia dan tetap dalam

tahanan menunggu dibebaskan oleh UNHCR (Equal Rights Trust , 2014).

Berikut ini deskripsi seorang imigran tentang perjalanan menggunakan

perahu pada tahun 2012 untuk sampai ke Malaysia:

I paid Bangladeshi agent and left Teknaf by boat towards Malaysia.However, the boat got lost in the Indian Oceanand was stopped bythe Indian Navy. I was sent to a detention camp on Andaman Islandfor two months.

After two months, I was put on a packed fishing boat that came fromMalaysia. There were 297 men and three children aged about 10years old on the boat. The nonstop journey took five days and fournights. We finally reached Pantai Merdeka in Kedah and waited foragents to bring us down. Unfortunately, we were all arrested by theMalaysian Maritime Enforcement Agency and were sent to the policestation in Sungai Petani, Kedah.

We were remanded for two months while waiting for the courthearing. I heard that usually the remand is just for twoweeks, butthis time it as longer due to the fact taht some agents were trying to

Page 58: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

43

negotiate our release for a sum of money. The negotiations failedand we were finally brought to court, charged with ilegally enteringthe country and sentenced to three months jail. After serving mysntence, I was sent to a detention camp in Melaka. UNHCR sentsome people to register me and I was finally released(Equal RightsTrust , 2014).

Orang-orang Rohingya kemudian menderita dengan kondisi perahu

yang kotor. Akibat kekurangan makanan, kondisi tidak sehat, kekerasan

oleh pialangdan kondisi berbahaya di laut pada perahu yang tidak layang,

banyak imigran Rohingya yang tidak dapat bertahan dengan gangguan

kesehatan fisik yang serius dan trauma psikologis yang parah. Seorang

pengungsi yang diwawancarai berkata:

It was an old fishing boat. There were 208 Rohingya on board andaround 70 Bangladeshi and one driver. It was crammed tight withpeople on the boat. We were like cattle crammed onto a lorry. Therewas not enough space to lie down. Just to sit scrunched up. It wasdifficult even to find enough space to eat. Every two days, we weregiven a small portion of rice and every day we were given two tothree cups of water.it wasn’t enough. We brought very light foodourselves to sustain us. Like small packets of sugar and sauce. Onboard, we were not treated badly and we were never beaten(EqualRights Trust , 2014).

Sepanjang 2013 dan awal 2014, terdapat perubahan yang terjadi terkait

dengan perjalanan para imigran Rohingya. Dalam demografi kedatangan

imigran Rohingya, mana jumlah imigran wanita dan anak-anak mengalami

peningkatan. Diperkirakan bahwa wanita dan anak-anak memiliki persentasi 5-

15% di luar negeri secara keseluruhan. Dengan semakin banyak wanita yang

menempuh perjalanan ini menyebabkan laporan tentang pemerkosaan di kapal

ini juga meningkat.Perubahan lainnya adalah implikasi kesehatan yang timbul

dari perjalanan menggunakan perahu dan kondisi kamp yang ada.

Page 59: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

44

Meningkatnya jumlah pemuda Rohingya tiba, berusia 16-25 tahun mereka

memiliki kondisi kesehatan fisik yang parah, seperti “kelumpuhan akibat

asupan makanan yang kurang sehat dan kurungan yang lama”.

Meskipun perjalanan menggunakan perahu merupakan cara yang paling

umum digunakan para imigran Rohingya untuk sampai ke Malaysia, beberapa

dari mereka memilih jalan lain termasuk pergi melalui jalur udara. Berikut

kutipan penjelasan seorang imigran Rohingya yang menempuh jalur udara:

I left home because of the constant harrasment by the Myanmarauthorities and local people. My father initially did not allow me togo but relented and gave me RM 9,000 (USD 2,080) to pay agents inBangladesh. This was insufficent because the asking fee was RM13,000 (USD 4,050). However, the agent agreed to allow me to go,disguised as a “son” of another female refugee... From Dhaka weflew to Cambodia. Upon arrival my Bangladeshi passport was takenaway and I was separated the others. From Cambodia I made myway by car to Bangkok, and then onwards towards the Thai –Malaysia border, a journey which took two days and two nights.Then I made my way by foot across the border into Malaysia wherea car was waiting for me and took me to Kuala Lumpur. The agentskept me there until they found somebody in Penang who knew myfather. The agents demanded RM 600 (USD 186 )for my release.After the money was paid by my father’s friend, I was released andput on a bus to Penang(Equal Rights Trust , 2014).

Bagi mereka yang tidak mampu membayar tiket pesawat, mereka akan

menempuh perjalanan darat dari Rakhine ke Yangon lalu ke Thailand hingga

tiba di Malaysia. Perjalanan yang ditempuh mseki lebih mudah daripada

bepergian di laut lepas, seringkali memakan waktu jauh lebih lama, melintasi

banyka perbatasan, dan bukan tanpa tantangan sendiri.

Sebagian besar populasi Rohingya yang telah lama tinggal di Malaysia,

tinggal di kota-kota metropolitan dimana kesempatan kerja terbuka luas, seperti

Penang, Kuala Lumpur, dan Johor. Selain itu, mereka yang telah lama tinggal

Page 60: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

45

di Malaysia, telah fasih menggunakan bahasa setempat dan sekarang beberapa

dari mereka mendirikan organisasi dan sekolah untuk membantu pendatang

baru dan anak-anak Rohingya yang tidak memiliki akses untuk bersekolah di

sekolah resmi.

Sampai saat ini, sangat jarang wanita Rohingya pergi meninggalkan

Myanmar, dan populasi pengungsi tiba-tiba sebagian besar merupakan pemuda

atau suami yang meninggalkan istri dan keluarganya di Myanmar. Setelah

memiliki pekerjaan yang tetap di Malaysia, beberapa dari mereka membuat

persiapan untuk istri mereka yang akan melakukan perjalanan dari Myanmar,

yang lain yang mana telah tinggal 15 tahun di Malaysia, menikahi wanita

Muslim setempat atau wanita migran Indonesia. dalam kedua kasus tersebut,

kehadiran generasi kedua dan ketiga Rohingya yang lahir dan tinggal di

Malaysia sangat penting. Generasi-generasi in, meski lahir di Malaysia dan

tidak pernah pergi ke Myanmar, mereka tetap dianggap sebagai “imigran

ilegal” dan tetap berada dalam keadaan tanpa kewarganegaraan yang berlarut-

larut (Equal Rights Trust , 2014).

3. Masuknya Pengungsi Rohingya ke Indonesia

Pengungsi Rohingya masuk ke wilayah Indonesia sejak periode 2000 an.

Pada 3 Februari 2009 sekitar 198 orang pengungsi Rohingya (semuanya laki-

laki) diselamatkan oleh nelayan Idi Rayeuk ke pelabuhan Kuala Idi karena

perahu yang mereka tumpangi sudah tidak memiliki mesin serta tidak memiliki

stok makanan dan minuman sama sekali. Sejak itu, sejumlah rombongan silih

Page 61: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

46

berganti tiba mendarat di pantai Aceh melalui sejumlah titik berbeda(Tim

Yayasan Geutanyoe, 2016).

Pada Mei 2015, Indonesia kembali kedatangan para pengungsi Rohingya

yang terdampar di perairan Aceh. Sebanyak 1.300 orang yang bercampur

antara pengungsi Rohingya dan Bangladesh, diselamatkan oleh para nelayan

Aceh setelah berhari-hari terombang-ambing di laut(UNHCR, 2015). Sebelum

mencapai perairan Aceh, perahu-perahumereka ditinggalkan oleh para

awaknya di Perairan Andaman, Thailand(International, 2015). Meskipun

awalnya ditolak(Kompas, Panglima TNI Tolak Kapal Rohingya Masuk RI, tapi

Beri Bantuan, 2015), Pemerintah Indonesia pada akhirnya mengizinkan para

pengungsi Rohingya untuk mendarat untuk diberi pertolongan dan

penampungan sementara(Kompas, Ditolak di Negara Lain, Imigran Rohingya

dan Banglades Diterima Indonesia dengan Layak, 2015).

Antara 10-20 Mei 2015, total 1.807 orang pencari suaka Rohingya dan

Bangladesh telah diselamatkan oleh nelayan setempatdi lepas pantai Aceh,

Indonesia setelah menempuh perjalanan selama berbulan-bulan di lautan

dengan menumpang perahu para penyelundup manusia(Tim Yayasan

Geutanyoe, 2016). Indonesia menjadi tujuan akhir bagi mereka yang

menghadapi sikap keras pemerintah Malaysia dan Thailand.

Kedatangan pengungsi Rohingya dan imigran Bangladesh ke Aceh

meningkat dari tahun ke tahun. Sikap ramah dan terbuka yang secara alamiah

ditunjukkan masyarakat Aceh menjadi magnet bagi pengungsi Rohingya,

selain kesamaan agama dan cara hidup tradisional. Fenomena kecenderungan

Page 62: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

47

Rohingya untuk menjadikan Aceh sebagai destinasi utama pengungsiannya

tampaknya akan berlangsung hingga beberapa tahun ke depan.

Peristiwa Mei 2015 ini kemudian diingat dengan sebutan ‘Bay of Bangal

Crisis’ atau ‘Andaman Sea Crisis’(UN News Centre, 2016). Sebagai respon

darurat, Pemerintah Thailand, Malaysia, dan Indonesia menggelar pertemuan

tingkat tinggi di Putrajaya, Malaysia pada 20 Mei 2015. Pertemuan ini

membahas solusi dari gelombang masuknya pengungsi dan masalah keamanan

nasional dari ketiga negara.

Pada hari yang sama, pemerintah Indonesia dan Malaysia juga

menyatakan siap menampung para pengungsi dan pendatang yang terapung-

apung di laut dengan syarat mereka ditempatkan di negara ketiga atau

dipulangkan dalam waktu satu tahun(BBC Indonesia, Pengungsi Rohingya

akan ditempatkan di Aceh sampai setahun, 2015).

Etnis Rohingya di bawah perlindungan UNHCR dapat dibagi menjadi

pengungsi yang tinggal di dalam community housing, rumah detensi imigrasi

dan interception site, selain itu juga ada kategori pengungsi mandiri, yang

mengupayakan tempat tinggalnya sendiri. Di Makassar dan Medan, para

pengungsi ditempatkan di dalam community house yang dikoordinasikan oleh

IOM dan Kantor Imigrasi, dan di fasilitas-fasilitas rumah detensi imigrasi.

Sementara di wilayah Jabodetabek, banyak pengungsi yang menjadi pengungsi

mandiri (SUAKA Indonesia, 2016).

Pengungsi Rohingya yang pada umumnya menjadikan Malaysia sebagai

destinasi utama dan Thailand sebagai lokasi transit menuju Malaysia, sampai

Page 63: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

48

ke Indonesia dalam keadaan terlunta-lunta di laut hingga diselamatkan oleh

nelayan Indonesia.

Jumlah Rohingya yang berangkat dari Teluk Benggala terus meningkat

secara dramatis sejak 2012. Mereka melakukan perjalanan yang berbahaya dari

sana. Pada Mei 2015, gerakan maritim tidak teratur ini menjadi berita utama

ketika beberapa kapal diperkirakan membawa lebih dari 7.000 penumpang

ditinggalkan terkatung-katung di Laut Andaman oleh penyelundup, tanpa air,

makanan dan bahan bakar yang cukup(UNHCR, MIXED MARITIME

MOVEMENTS, 2015). Perahu dan para penumpang ditinggalkan begitu saja

oleh para penyelundup.

Kemudian terjadi penangkapan terhadap para pelaku perdagangan

manusia di Thailand dan Malaysia pada pasca penemuan kuburan massal

pengungsi di perbatasan Thailand-Malaysia di awal Mei. Pemerintah

Indonesia, Malaysia, dan Thailand sayangnya menanggapi pengungsi yang

terkatung-terkatung tersebut dengan menolak kapal mereka untuk mendarat,

bahkan memutar arah perahu dalam apa yang digambarkan sebagai permainan

“ping pong” manusia. Sejak krisis kemanusiaan berlangsung di laut, kecaman

internasional pun terjadi dan pemerintah setempat diminta untuk

mendahulukan penyelamatan nyawa diatas kepentingan sempit mereka dan

prinsip tidak campur-tangan sesama anggota ASEAN, dan segera bertindak

atas nama kemanusiaan (REUTERS, 2015).

Nelayan Aceh yang menemukan mereka kemudian memutuskan

menyelamatkan pengungsi di lautan lepas ini. Aksi heroik kemanusiaan yang

Page 64: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

49

ditujukkan nelayan Aceh ini akhirnya memperoleh perhatian dunia. Dalam

sebuah penyelamatan terhadap apa yang disebut tragedi “ping-pong manusia”

oleh angkatan laut masing-masing negara kawasan ASEAN, pada Mei 2015

lalu. Tanpa memperdulikan larangan dari otoritas kelautan, nelayan Aceh

bersikeras membantu para pengungsi yang terkatung-katung dengan semangat

kemanusiaan (Tim Yayasan Geutanyoe, 2016).

Ar Rahman atau biasa disapa Pak Do, ialah salah satu nelayan Aceh yang

turut membantu proses evakuasi para pengungsi. Pak Do mengatakan bahwa

pengungsi laki-laki melompat ke laut sambil histeris dan bertakbir. Mereka

meminta tolong dengan bahasa mereka (BBC Indonesia, Kisah Nelayan Aceh

menyelamatkan Pengungsi, 2015).

Indonesia sebenarnya bukan menjadi tujuan awal dari pelarian.

Berhubung sikap keras yang ditunjukkan pemerintah Malaysia dan Thailand

terhadap para pendatang ilegal ini, menjadikan Indonesia sebagai harapan

terakhir bagi pengungsi Rohingya.

Page 65: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Krisis Kemanusiaan Rohingya yang kemudian berdampak pada negara-

negara di sekitarnya menyebabkan negara-negara yang menjadi destinasi

utama pengungsi Rohingya seperti Malaysia, Thailand, dan Indonesia,

mengeluarkan beberapa kebijakan untuk dapat mengurangi beban para

pengungsi Rohingya. Kebijakan dalam bidang politik dan keamanan

mempertimbangkan kepentingan domestik masing-masing negara diharapkan

dapat membantu pengungsi Rohingya dengan walaupun ketiga negara tidak

dapat berbuat banyak mengingat ketiga negara belum menandatangani

Konvensi tentang Pengungsi Tahun 1951 atu Protokol tentang pengungsi

Tahun 1967. Sehingga Malaysia dan Indonesia sebagai negara penerima

pengungsi hanya bisa memberikan bantuan berupa penampungan sementara

kepada mereka dengan fasilitas sandang, pangan, dan papan yang memadai

sementara Thailand hanya dapat memberikan bantuan berupa makanan,

minuman, dan bahan bakar bagi kapal-kapal pengungsi yang singgah di

wilayah teritorial Thailand.

2. Negara-negara ASEAN tidak dapat begitu merespon krisis kemanusiaan

Rohingya disebabkan hanya dua negara yang menandatangani Konvensi

tentang pengungsi tahun 1957, yaitu Kamboja dan Filipina. Selain itu,

negara-negara ini tidak menjadi destinasi pengungsi Rohingya secara besar-

besaran seperti Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Hal ini antara lain

Page 66: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

51

disebabkan jarak tempuh pengungsi Rohingya ke tiga negara tersebut yang

relatif dekat dibanding negara-negara ASEAN lainnya. Akan tetapi, Filipina

sebagai negara anggota ASEAN yang menandatangani Konvensi tentang

Pengungsi berkontribusi dalam memberikan bantuan terhadap pengungsi

Rohingya bersama Malaysia, Thailand, dan Indonesia.

B. Saran

1. Negara-negara ASEAN yang menjadi destinasi pengungsi Rohingya harus

meningkatkan fasilitas yang diberikan kepada pengungsi Rohingya

mengingat mereka sangat membutuhkan bantuan dari negara-negara

tetangganya akibat berbagai kekerasan dan penindasan di negara tempat

mereka tinggal. Hal ini demi mewujudkan terciptanya keamanan global

melalui tercapainyakeamanan manusia yang merupakan hak setiap individu.

2. Semua negara ASEAN harus terlibat aktif dalam penyelesaian krisis

kemanusiaan Rohingya mengingat Rohingya merupakan salah satu dari

komunitas masyarakat yang ada di ASEAN yang mana sedang mengalami

penindasan dan kekerasan di negara tempat tinggal mereka sendiri. Walaupun

pada dasarnya ASEAN menganut prinsip non-interference, akan tetapi

masalah kemanusiaan sebagai masalah global harus mencapai titik

penyelesaiannya.

3. Myanmar sebagai negara tempat minoritas Rohingya tinggal harus

mempertimbangkan kembali kewarganegaraan Rohingya yang menjadi titik

masalah penyebab terjadinya krisis kemanusiaan terhadap Rohingya

mengingat jika mempertimbangkan kembali catatan sejarah etnis Rohingya di

Page 67: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

52

Myanmar, sudah seharusnya Rohingya ditetapkan sebagai salah satu etnis

resmi yang ada di Myanmar.

Page 68: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

53

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ali, M. (2011). Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat : In Court& Out CourtSystem. Depok: Gramata.

David Dickens. (2002). The Human Face of Security: Asia-Pacific Perspectives.Canberra: Strategic Defence Studies Centre Australian NationalUniversity.

Equal Rights Trust . (2014). Equal Only in Name The Human Rights of StatelessRohingya in Malaysia . London: Equal Only in Name The Human Rightspartnership with The Institute of Human Rights and Peace Studies,Mahidol University .

Equal Rights Trust. (2014). Equal Only in Name The Human Rights of StatelessRohingya in Thailand. London: Equal Rights Trust in Partnership withThe Institute of Human Rights and Peace Studies, Mahidol University.

Hartati, A. Y. (2013). Konflik Etnis Myanmaar (Studi Eksistensi Rohingyaditengah Tekananan Pemerintah). Semarang: Universitas Wahid Hasyim.

Hiariej, O. S. (2010). Pengadilan atas Beberapa Kejahatan Serius terhadapHAM. Jakarta: Erlangga.

Hla, M. T. (2009). Rohingya Hoax. New York: Buddhist Rakhaing CulturalAssociation.

Ikbar, Y. (2014). Metodologi & Teori Hubungan Internasional. Bandung: RefikaAditama.

Irish Centre for Human Rights. (2010). Crime against Humanity in WesternBurma: The Situaton of the Rohingyas. Galway: National University ofIreland.

Mauna, B. (2005). Hukum Internasional : Pengertian, Peranan, dan Fungsidalam Era Dinamika Global edisi ke-2. Bandung.

Peter Baehr. (2006). Instrumen Internasional Pokok Hak Asasi Manusia, terj.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Rahmat, A. N. (2015). Keamanan Global Transformasi Isu Keamanan PascaPerang Dingin. Bandung: Alfabeta.

Page 69: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

54

Starke, J. (2007). Pengantar Hukum Internasional : Edisi Kesepuluh . Jakarta:Sinar Grafika.

SUAKA Indonesia. (2016). Hidup Yang Terabaikan. Jakarta Pusat: LembagaBantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Suarda, I. G. (2012). Hukum Pidana Internasional : Sebuah Pengantar . Bandung:Citra Adya Bakti.

Tim Yayasan Geutanyoe. (2016). Hidup Dalam Penantian Setahun PengungsiRohingya di Aceh. Aceh: The Geutanyoe Foundation.

Jurnal

Abdelkader, E. (2013). The Rohingya Muslims in Myanmar: Past, Present, andFuture. Oregon Review of International Law, Vol. 15, No. 393, 401-404.

Achmad Romsan. (2003). Pengantar Hukum Pengungsi Internasional : HukumInternasional dan Prinsip-Prinsip Perlindungan Internasional. Bandung:Sanic Offset.

Alfi Revolusi. (2013). Faktor-Faktor Penyebab Konflik Etnis Rakhine danRohingya di Myanmar. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa UNEJ,2.

Apriyanti, D. (2014). Reformasi Politik dan Ekonomi di Myanmar Pada MasaPemerintahan U Thein Sein (2011-2013). Universitas Riau, Vol. 1, Vol.2,2.

Asrieyani, D. (2013). Peran Office of The High Commisioner for Human RightDalam Penyelesaian Kasus Genosida Etnis Rohingya Di Myanmar (1967-2012). Jurnal Universitas Mulawarman, Vol.1, No.2, 1.

Blomquist, R. (2016). Ethno-Demographic Dynamics of the Rohingya-BuddhistConflict. Georgetown Journal of Asian Affairs, 94.

Chan, A. (2005). The Development of a Muslim Enclave in Arakan (Rakhine)State of Burma . SOAS Bulletin Burma Research, Vol.3, NO.2. SBBR.

International Orgaisation for Migration (IOM). (2015). Irregular MaritimeMigration in the Bay of Bengal: The Challenges of Protection,Management and Cooperation. Migration Policy Institute, 2.

Page 70: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

55

Kundu, S. (2015). The Rohingyas: Security Implications for ASEAN and Beyond.New Delhi: IDSA Issue Brief.

Muhammad, S. V. (2012). Tragedi Kemanusiaan Rohingya. Info SingkatHubungan Internasional, Vol. IV, NO. 15, 5-6.

Oh, S.-A. (2010). Education in Refugee Camps in Thailand: Policy, Practice andPaucity. United National Educational, Scientific and CulturalOrganizations.

Raharjo, S. (2015). Peran Identitas Agama Dalam Konflik Di Rakhine MyanmarTahun 2012-2013. Jurnal Kajian LIPI, Vol. 6, No.1, 39-40.

Revolusi, A. (2013). Faktor-Faktor Penyebab Konflik Etnis Rakhine danRohingya di Myanmar. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa UNEJ,2.

Safe Haven. (2013). Sheltering Displaced Persons from Sexual and Gender-BasedViolence, Case Study Thailand, May 2013 . Berkley: University ofCalifornia.

San, Y. N. (2013). Group Resettlement of Thai Border Refugees to End Early2014: UNHCR. The Irrawady.

Waluyo, J. T. (2013). Konflik Tak Seimbang Etnis Rohingya dan Etnis Rakhine diMyanmar. Jurnal Transnasional, Vol.4, No.2,

Xiong, D. H. (2015). Rohingya Refugee Crisis: Testing Malaysia's ASEANChairmanship. RSIS COMMENTARY, 1-3.

Yesmin, S. (2016). POLICY TOWARDS ROHINGYA REFUGEES: ACOMPARATIVE ANALYSIS OF BANGLADESH, MALAYSIA ANDTHAILAND. Journal of the Asiatic Society of Bangladesh (Hum.), Vol.61(1), 88.

Dokumen

Awaludin, H. (2012). HAM : politik, Hukum, & Kemunafikan Internasional.Jakarta: Kompas.

Amnesty International. (2012). Myanmar: Abuse against Rohingya erode humanrights progress. Amnesty International.

Page 71: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

56

Barry Buzan. (1998). Security: A New Framework for Analysis. Lyenne RiennerPublishers.

Buzan, B. (2000). Human Security: What It Means, What It Entails 14 th AsiaPasific Roundtable on Confidence Building and Conflict Resolution .Kuala Lumpur .

DIKJEN Kerja Sama ASEAN KEMENLU RI. (2015, Juni 8). Rohingya, antaraSolidaritas ASEAN dan Kemanusiaan. Masyarakat ASEAN. Jakarta, DKIJakarta, Jakarta: Media Publikasi DIKJEN Kerja Sama ASEANKEMENLU RI.

Human Right Watch. (2012). Ad hoc and Inadequate: Thailand's Treatement ofRefugees and Asylum Seekers . Human Right Watch.

Human Rights Watch. (2013). "All You Can Do Is Pray": Crimes AgainstHumanity and Ethnic Rohingya Muslims in Burma's Arakan State. NewYork: Human Right Watch.

Human Security Unit. (2009). Human Security in Theory and Practice. NewYork: Human Security Unit .

South China Morning Posts. (2013, Oktober 24). Karen Refugees in Mae LaCamp Live in Fear of Forced Return to Myanmar. Karen Refugees in MaeLa Camp Live in Fear of Forced Return to Myanmar. South ChinaMorning Posts.

The Economist. (2010, Oktober 15). Banyan, Welcome withdrawn. Banyan,Welcome withdrawn. The Economist.

UNHCR. (2015). Join Statement by UNHCR, OHCHR, IOM, and SRSG forMigration and Development: Search and Rescue at Sea, Disembarkation,and Protection of The Human Rights of Refugees and Migrants NowImperative to Save Liven in bay of Bengal and Andaman Sea . UNHCRPress Release.

Internet

AlJazeera. (2013, Juni 5). Malaysia Detains Myanmar Migrants Over Deaths.Dipetik Agustus 11, 2017, dari AlJazeera:http://www.aljazeera.com/news/asia-pacific/2013/06/20136585912715688.html

Page 72: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

57

Asia Times. (2003, Oktober 21). Myanmar's Muslim sideshow. Dipetik Mei 7,2017, dari Asia Times Online:http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/EJ21Ae01.html

Bahar, A. (2012, July 29). Ancient Kingdom of Arakan: Understanding The Arab-Chandra Synthesis . Dipetik Mei 29, 2017, dari Kaladan Press:http://www.kaladanpress.org/index.php/report/rohingya/3772-burmas-rohingya-origin-in-the-ancient-kingdom-of-arakan-understanding-the-arab-chandra-synthesis.html

BBC Indonesia. (2015, Mei 16). Kisah Nelayan Aceh menyelamatkan Pengungsi.Dipetik Mei 16, 2017, dari BBC Indonesia:http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/05/150516_indonesia_nelayan_pengungsi

BBC Indonesia. (2015, Juni 4). Pengungsi Rohingya akan ditempatkan di Acehsampai setahun. Dipetik Mei 15, 2017, dari BBC Indonesia:http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/06/150604_indonesia_penempatan_rohingya

BBC Indonesia. (2016, Februari 21). Tenggat Waktu Hampir Habis MalaysiaAkan Tetap Tampung Pengungsi Rohingya. Dipetik Maret 21, 2017, dariBBC Indonesia:http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/02/160220_dunia_malaysia_rohingya

Community, C. (2013, November). Working with new and emerging communities:A guide. Dipetik April 14, 2017, dari CMRC Community:http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:fU8WCcC5gwkJ:lacextra.legalaid.nsw.gov.au/PublicationsResourcesService/PublicationImprints/Files/555.pdf+&cd=8&hl=id&ct=clnk&client=firefox-b-ab

Deutsche Welle Indonesia. (2015, Mei 20). Malaysia dan Indonesia SetujuTampung Pengungsi Rohingya. Dipetik Maret 28, 2017, dari DeutscheWelle Indonesia: http://www.dw.com/id/malaysia-dan-indonesia-setuju-tampung-pengungsi-rohingya/a-18462889

Deutsche Welle Indonesia. (2015, Agustus 31). Rohingya, sebenarnya BukanKonflik Agama. Dipetik Mei 31, 2017, dari Deutsche Welle Indonesia:http://www.dw.com/id/rohingya-sebenarnya-bukan-konflik-agama/a-18683571

Page 73: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

58

Deutsche Welle Indonesia. (2016, November 22). Militer Myanmar KembaliSerang Etnis Rohingya. Dipetik Maret 21, 2017, dari Deutsche WelleIndonesia: http://www.dw.com/id/militer-myanmar-kembali-serang-etnis-rohingya/a-36477718

Deutsche Welle, I. (2016). Deutsche Welle Indonesia. Dipetik Februari 23, 2017,dari Deutsche Welle Indonesia: http://www.dw.com/id/militer-myanmar-kembali-serang-etnis-rohingya/a-36477718

Deutsche Welle, I. (2017). Deutsche Welle Indonesia. Dipetik Februari 23, 2017,dari Deutsche Welle Indonesia: http://www.dw.com/id/inilah-profil-manusia-perahu-rohingya/a-18467515

Indonesia, V. (2014, April 28). Putus Asa, Anak-anak Rohingya TinggalkanRumah dengan Perahu. Dipetik Agustus 11, 2017, dari VoA Indonesia:https://www.voaindonesia.com/a/putus-asa-anak-anak-rohingya-tinggalkan-rumah-dengan-perahu/1902405.html

International, A. (2015, Oktober 21). Southeast Asia: Persecuted RohingyaRefugees From Myanmar Suffer Horrific Abuses at Sea. Dipetik Mei 15,2017, dari Amnesty International : https://www.amnesty.org/en/press-releases/2015/10/southeast-asia-persecuted-rohingya-refugees-from-myanmar-suffer-horrific-abuses-at-sea/

Kompas. (2015, Mei 22). Ditolak di Negara Lain, Imigran Rohingya danBanglades Diterima Indonesia dengan Layak. Dipetik Mei 15, 2017, dariKOMPAS.COM: http://print.kompas.com/baca/internasional/asia-pasifik/2015/05/22/Ditolak-di-Negara-Lain%2c-Imigran-Rohingya-dan-Bangl

Kompas. (2015, Mei 23). Jokowi Pastikan Malaysia dan Thailand Siap KerjaSama Bantu Pengungsi Rohingya. Dipetik Maret 21, 2017, dariKOMPAS.COM:http://nasional.kompas.com/read/2015/05/23/13371261/Jokowi.Pastikan.Malaysia.dan.Thailand.Siap.Kerja.Sama.Bantu.Pengungsi.Rohingya

Kompas. (2015). Kompas. Dipetik Januari 27, 2017, dari KOMPAS.COM:http://print.kompas.cpm/baca/2015/06/03/Menelisisk-Akar-Persoalan-Rohingya

Kompas. (2015). Kompas. Dipetik Januari 21, 2017, dari KOMPAS.COM:http://print.kompas.com/baca/2015/06/03/Menelisik-Akar-Persoalan-Rohingya

Page 74: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

59

Kompas. (2015, Juni 3). Menelisik Akar Pengungsi Rohingya. Dipetik Mei 6,2017, dari KOMPAS.COM:http://print.kompas.com/baca/2015/06/03/Menelisik-Akar-Persoalan-Rohingya

Kompas. (2015, Mei 15). Panglima TNI Tolak Kapal Pengngsi Rohingya MasukRI, tapi Bersedia Beri Bantuan. Dipetik Maret 28, 2017, dariKOMPAS.COM:https://www.google.com/search?q=indonesia+menolak+pengungsi+rohingya&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab

Kompas. (2015, Mei 15). Panglima TNI Tolak Kapal Rohingya Masuk RI, tapiBeri Bantuan. Dipetik Mei 2017, 15, dari KOMPAS.COM:http://nasional.kompas.com/read/2015/05/15/20213301/Panglima.TNI.Tolak.Kapal.Pengungsi.Rohingya.Masuk.RI.tapi.Bersedia.Beri.Bantuan

Liputan 6. (2015, Mei 15). Thailand-Malaysia Menolak, Pengungsi Terdampar diAceh. Dipetik Maret 28, 2017, dari Liputan 6:http://global.liputan6.com/read/2232748/thailand-malaysia-menolak-pengungsi-rohingya-terdampar-di-aceh

New York Times. (2015, Mei 29). Asian States Say They'll Focus on Causes ofMigrant Crisis. Dipetik Agustus 15, 2017, dari New York Times:www.nytimes.com/2015/05/30/world/asia/yanmar-deffects-un-criticism-over-rohingya.html.

Prague, B. C. (t.thn.). Burma Center Prague. Dipetik Maret 19, 2017, dari BurmaCenter Prague: https://www.burma-center.org/history-land-and-people/

Purwanto, A. (2015, Juni 3). Menelisik Akar Persoalan Rohingya. Dipetik Maret27, 2017, dari KOMPAS.COM:http://print.kompas.com/baca/2015/06/03/Menelisik-Akar-Persoalan-Rohingya

Ramidi. (2015, Mei 23). Atasi Pengungsi Rohingya, Indonesia Harus GalangInternasional Tekan Myanmar. Dipetik Agustus 13, 2017, dariGRESNEWS.COM: http://www.gresnews.com/berita/sosial/150235-atasi-pengungsi-rohingya-indonesia-harus-galang-internasional-tekan-myanmar/0/

REUTERS. (2015, Mei 18). 'Boat People' crisis a test ASEAN's humanitarianresolve. Dipetik Mei 16, 2017, dari REUTERS:

Page 75: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

60

http://www.reuters.com/article/us-asia-migrants-asean-idUSKBN0O31J220150518

Saikia, P. (2011, Desember 31). Burma: Rohingya Refugees and Thailand's 'PushBack' - Analysis. Dipetik Juli 21, 2017, dari Rohingya:http://www.rohingya.org/portal/index.php/reports/38-report/286-burma-rohingya-refugees-and-thailands-push-back-analysis.pdf

Tan, V. (2017, Mei 3). Over 168,000 Rohingya Likely Fled Myanmar Since 2012-UNHCR Report . Dipetik Agustus 11, 2017, dari UNHCR:http://www.unhcr.org/news/latest/2017/5/590990ff4/168000-rohingya-likely-fled-myanmar-since-2012-unhcr-report.html

The Guardian. (2015, Mei 21). Breakthrough in Asian Migrant Crisis asIndonesia and Malaysia Agree to Help. Dipetik Juli 24, 2017, dari TheGuardian: at http://www.theguardian.com/world/2015/may/20/hundreds-more-migrants-

UN News Centre. (2016, Februari 23). Bay of Bengal'three times more deadly'than Mediterranean for migrants and refugees-UN. Dipetik Mei 15, 2017,dari UN News Centre:http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=53298#.WRnBrNxtHIV

UNDP. (1994). United Nations Development Programme . Dipetik Maret 1, 2017,dari United Nations Development Programme :http//hdr.undp.org/sites/default/files/reports/255/hdr_1994_en_complete_nostats.pdf

UNHCR. (2015, Mei 18). After long ordeal at sea, Rohingya find humanity inIndonesia. Dipetik Mei 15, 2017, dari UNHCR:http://www.unhcr.org/news/latest/2015/5/5559efb36/long-ordeal-sea-rohingya-find-humanity-indonesia.html

UNHCR. (2015, April-Juni). MIXED MARITIME MOVEMENTS. Dipetik Mei 16,2017, dari UNHCR: http://www.unhcr.org/53f1c5fc9.html

UNHCR. (2015, Mei 29). Statement by Volker Turk, UNHCR's Assistant HighCommisioner for Protection Press Release. Dipetik Agustus 15, 2017, dariUNHCR: www.unhcr.or.th/news/Statement_by_Volker_T%C3%Bcrk.

United Nations Press Release. (1999, Oktober 12). DEPUTY SECRETARY-GENERAL ADDRESSES PANEL ON HUMAN SECURITY MARKINGTWENTIETH ANNIVERSARY OF VIENNA INTERNATIONAL CENTRE.Dipetik Mei 1, 2017, dari UNITED NATIONS MEETINGS COVERAGE

Page 76: SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada · NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

61

AND PRESS RELEASES:http://www.un.org/press/en/1999/19991012.dsgsm70.doc.html

United Nations Press Releases. (2000, Mei 8). SECRETARY-GENERALSALUTES INTERNATIONAL WORKSHOP ON HUMAN SECURITY INMONGOLIA. Dipetik Mei 1, 2017, dari UNITED NATIONS MEETINGSCOVERAGE AND PRESS RELEASES:http://www.un.org/press/en/2000/20000508.sgsm7382.doc.html

VOA Indonesia. (2015, Mei 26). Warga Rohingya Cari Kehidupan Lebih Baik diMalaysia, Temukan Kenyataan Pahit. Dipetik April 15, 2017, dari VOAIndonesia: http://www.voaindonesia.com/a/warga-rohingya-cari-kehidupan-lebih-baik-di-malaysia-temukan-kenyataan-pahit/2790542.html

Watch, H. R. (2013, Agustus 20). Thailand: Release and Protect Rohingya 'BoatPeople'. Dipetik Agustus 11, 2017, dari Human Rights Watch:https://www.hrw.org/news/2013/08/20/thailand-release-and-protect-rohingya-boat-people

Wuri, F. (2015). Seperti Ini Shelter Pengungsi Rohingya di Thailand. DipetikMaret 21, 2017, dari NET. CJ: http://netcj.co.id/public-affairs/video/180218/seperti-ini-shelter-pengungsi-rohingya-di-thailand