Upload
hoangcong
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENCATATAN KEUANGAN
ORGANISASI NON-PROFIT
(STUDI KASUS: DI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) PATTIRO)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komputer
Disusun Oleh:
DILAH PENI FAUZIAH
105093003017
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
ii
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENCATATAN
KEUANGAN ORGANISASI NON-PROFIT
(STUDI KASUS: LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)
PATTIRO)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
DILAH PENI FAUZIAH
105093003017
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
iii
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENCATATAN
KEUANGAN ORGANISASI NON-PROFIT (STUDI KASUS:
LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) PATTIRO)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
DILAH PENI FAUZIAH
105093003017
Menyetujui,
Pembimbing I
Zaenuddin Bey Fananie, M.Sc
Pembimbing II
Nur Aeni Hidayah, MMSI
NIP. 19750818 200501 2 008
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M. Kom
NIP. 150411252
iv
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pencatatan Keuangan
Non-Profit (Studi Kasus: Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) PATTIRO)”
yang ditulis oleh Dilah Peni Fauziah, NIM 105093003017 telah diuji dan
dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 Juni 2010.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui :
Penguji I Penguji II
Zulfiandri, MMSI
NIP. 19070130 200501 1003_
Nia Kumaladewi, MMSI
NIP.10504111179_
Pembimbing I Pembimbing II
Zaenuddin Bey Fananie, M.Sc
NIP.
Nur Aeni Hidayah, MMSI
NIP. 19750818 200501 2 008
Mengetahui :
Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
NIP. 150 317 956
Ketua
Program Studi Sistem Informasi
Aang Subiyakto, M. Kom
NIP. 150 411 252
iv
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, 21 Juni 2010
Dilah Peni Fauziah
105093003017
vi
ABSTRAK
DILAH PENI FAUZIAH (105093003017). Rancang Bangun Sistem Informasi
Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit (Studi Kasus: Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) PATTIRO) di bawah bimbingan ZAENUDDIN BEY F. dan
NUR AENI HIDAYAH.
Tren perkembangan organisasi non-profit yang semakin meningkat
jumlahnya membuat persaingan antar organisasi-organisasi tersebut semakin
ketat, termasuk dalam kegiatan manajerialnya. Dengan perkembangan teknologi
yang semakin maju dewasa ini organisasi non-profit harus meningkatkan kinerja
manajerialnya dengan memanfaatkan teknologi tersebut. Diantaranya dalam
pencatatan data-data keuangan untuk dijadikan laporan keuangan. Pada LSM
PATTIRO, pengolahan data-data keuangan untuk dijadikan laporan masih
dilakukan secara manual yang menyebabkan manajemen kehilangan kontrol.
Sehingga mungkin saja terjadi transaksi-transaksi yang tidak tercatat, kehilangan
dokumen, dan masalah keterlambatan pelaporan yang membuat laporan keuangan
tidak akurat dan tidak dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, dalam penelitian ini dikembangkan
Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit yang dapat
digunakan untuk mengolah dan menyimpan data-data keuangan organisasi yang
berupa data penerimaan dan pengeluaran kas untuk menghasilkan laporan
keuangan yang akurat, tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pengembangan Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit
menggunakan metode pengembangan Rapid Application Develompent (RAD)
yang merujuk pada teori Jeffery L. Whitten Dkk. (2004) dengan Unified
Modelling Language (UML) sebagai alat pemodelan sistem. Teknologi yang
digunakan untuk pembangunan perangkat lunak sistem adalah PHP 5.2.9 sebagai
bahasa pemrograman, Apache 2.2 sebagai web server, dan MySQL 5.0 sebagai
database. Rancang Bangun Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi
Non-Profit ini berhasil membuat pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas
dalam satu format, membuat sistem pengendalian internal menjadi lebih baik
dengan melibatkan seluruh pihak dalam pencatatan transaksi, penyimpanan data
dalam database sehingga mengurangi penggunaan kertas dan resiko kehilangan
catatan transaksi, dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat, tepat waktu,
dan dapat dipertanggung jawabkan.
Kata Kunci: Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit, Penerimaan Kas,
Pengeluaran Kas, Rapid Application Development (RAD),
Pemodelan berorientasi objek, Unified Modelling Language (UML).
V Bab + xxv Halaman + 115 Halaman + Daftar Pustaka + 30 Gambar + 36 Tabel
+ 6 Daftar Simbol + 5 Lampiran.
Pustaka Acuan: 21 Buku (2000-2008).
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada
Program Studi Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Judul peneletian skripsi ini adalah “Rancang Bangun Sistem Informasi
Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit (Studi Kasus: Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) PATTIRO)”. Tidak lupa, shalawat serta salam
kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, beserta seluruh pengikutnya dari awal
hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah mendukung atas terselesaikannya skripsi ini.
Karena tanpa dukungan dari mereka, penulis tidak akan mampu menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Mereka yang telah mendukung penulis adalah :
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A’ang Subiyakto, M. Kom selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi.
3. Ibu Nur Aeni Hidayah M.MSI selaku Sekretaris Program Studi Sistem
Informasi sekaligus Dosen Pembimbing II yang selalu membimbing penulis
dan membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
viii
4. Bapak Zaenuddin Bey Fananie, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing I yang
selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian ini dan
memberikan banyak ilmu baru yang belum diketahui penulis sebelumnya.
5. Kedua orangtuaku tercinta dan tersayang, yang tak henti-hentinya
mencurahkan kasih sayang, motivasi, dan pengertian kepada penulis . Dan
kelima Dilah yang akan selamanya menjadi bagian dari hidup penulis.
6. Ibu D. Utami Cahyani, selaku Manajer Keuangan PATTIRO yang telah
memberikan banyak masukan dalam pembuatan skripsi ini.
7. Annisa Primasari dan Afrialdi Syahputra, yang telah banyak memberikan
bantuan keajaiban bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Dan sahabat-
sahabat terbaikku: Ayu Dhita, Citra Nuraini, Lia Amalia, Mita Ristanti,
Muyassaroh, dan Yunita Fitriyani. Terima kasih untuk warna yang kalian
berikan.
8. Lingkaran malaikatku yang senantiasa mengingatkan dalam kebaikan,
Rahmah Farahdita, Mia Lestari, Wulan Embun, Aulia Destianti, Iklima Ermis,
Zahara Fadilah, dan semua yang telah menjadi kisah dalam hidupku.
9. Teman-temanku di Fakultas Sains dan Teknologi terutama angkatan 2005
yang telah memberikan motivasi tak henti agar penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini.
10. Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu
penulis selama praktek kerja hingga penyelesaian laporan ini.
Penulis juga ingin mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang terkait, apabila selama ini ada hal-hal yang kurang
berkenan yang penulis lakukan. Penulis juga mengharapkan saran serta kritik dari
ix
pembaca dan semua pihak agar penulisan laporan selanjutnya menjadi lebih baik
lagi.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan skripsi ini dapat berguna bagi
penulis dan juga pembaca sekalian. Amin.
Jakarta, 21 Juni 2010
Dilah Peni Fauziah
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………......
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN …………………………………......
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................
ABSTRAK ......................................................................................................
KATA PENGANTAR …………………………………………………...…
DAFTAR ISI ……………………………………………………………......
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….….
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….….
DAFTAR SIMBOL ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................
1.1 Latar Belakang …………………………….……………………..........….
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................
1.3 Batasan Masalah .........................................................................................
1.4 Tujuan Penelitian ................………………………....................................
1.5 Manfaat Penelitian .....................................................................................
1.6 Metode Penelitian …………………….……………………………..........
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ..........................................................
1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................
2.1 Konsep Sistem ............................................................................................
2.1.1 Karakteristik Sistem ...........................................................................
2.2 Konsep Informasi ........................................................................................
2.3 Konsep Sistem Informasi ............................................................................
2.4 Konsep Sistem Informasi Keuangan ...........................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
x
xiv
xvi
xviii
xxv
1
1
2
3
4
5
5
5
6
7
9
9
9
12
13
13
xi
2.4.1 Sistem Informasi Akuntansi ...............................................................
2.4.2 Subsistem Manajemen Dana ..............................................................
2.5 Konsep Organisasi Non-Profit ………........................................................
2.5.1 Konsep Sistem Keuangan Organisasi Non-Profit...............................
2.6 Konsep Object Oriented (Berorientasi Objek)………………………........
2.6.1 Keuntungan Menggunakan Object Oriented……………………......
2.6.2 Keterbatasan Object Oriented …........................……………………
2.7 Metode Pengumpulan Data .........................................................................
2.7.1 Studi Pustaka .......................................………………………….......
2.7.2 Studi Lapangan .……………………….....……………………........
2.7.2.1 Observasi/ Pengamatan……………………………………...
2.7.2.2 Interview/ Wawancara……………………………………….
2.8 RAD (Rapid Application Development) ...................................................
2.9 Pendekatan Analisis Model Driven OOA dan OOD ................................
2.9.1 Pengertian Model Driven .................................................................
2. 9.2 Pengertian Object Oriented Analysis (OOA) .................................
2. 9.3 Pengertian Object Oriented Design (OOD) ....................................
2.10 Unified Modelling Language (UML) .......................................................
2.10.1 Sejarah UML ....................................................................................
2.10.2 Konsep UML ....................................................................................
2.11 Database ...................................................................................................
2.11.1 Keuntungan Menggunakan Database ..............................................
2.11.2 Database Management System (DBMS) ..........................................
2.12 Personal Home Page (PHP) .....................................................................
2.12.1 Kelebihan-kelebihan PHP ................................................................
2.12.2 Syntax PHP .......................................................................................
2.13 MySQL .....................................................................................................
2.14 Definisi Client-Server ...............................................................................
2.15 Pengujian Perangkat Lunak ......................................................................
2.16 Literatur Sejenis ........................................................................................
15
15
16
17
17
19
19
20
20
21
21
22
23
25
25
25
25
26
26
26
28
28
28
29
29
30
30
32
33
36
xii
BAB III. METODE PENELITIAN ..............................................................
3.1 Metode Pengumpulan Data ........................................................................
3.1.1 Studi Pustaka ......................................................................................
3.1.2 Studi Lapangan ..................................................................................
3.1.2.1 Observasi/ Pengamatan ..........................................................
3.1.2.2 Interview/ Wawancara ............................................................
3.1.3 Studi Literatur Sejenis ........................................................................
3.2 Metode Pengembangan Sistem ………......................................................
3.2.1 Scope Definition (Definisi Ruang Lingkup) ......................................
3.2.2 Analysis (Analisis) ……………….....................................................
3.2.3 Design (Perancangan) ........................................................................
3.2.4 Construction & Testing ......................................................................
3.2.4.1 Construction ...........................................................................
3.2.4.2 Testing ....................................................................................
3.3 Kerangka Berpikir .......................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................
4.1 Mendefinisikan Ruang Lingkup (Scope Definition) ...................................
4.1.1 Sejarah Organisasi ..............................................................................
4.1.2 Visi dan Misi ……………..................................................................
4.1.3 Struktur Organisasi ............................................................................
4.1.4 Proses Bisnis Yang Sedang Berjalan .................................................
4.1.4.1 Sistem Penerimaan Kas ……………………………………..
4.1.4.2 Sistem Pengeluaran Kas …………………………………….
4.1.5 Identifikasi Masalah ………………...................................................
4.1.6 Lingkup Sistem Yang Akan Dibuat ………………………………..
4.2 Analisa (Analysis) .......................................................................................
4.2.1 Cause and Effect Analysis ..................................................................
4.2.2 Analisa Kebutuhan Sistem .................................................................
4.2.2.1 Analisa Kebutuhan Fungsional .............................................
4.2.2.2 Analisa Kebutuhan Non-Fungsional .....................................
4.2.3 Analisa Sistem Usulan ……...............................................................
37
37
37
38
38
39
40
40
40
40
41
42
42
43
44
45
45
45
45
46
46
47
47
48
49
50
50
51
51
51
52
xiii
4.2.3.1 Use-case Diagram …………………………………………..
4.2.3.1.1 Identifikasi Aktor …………………………………...
4.2.3.1.2 Identifikasi Use-case ………………………………..
4.2.3.1.3 Pemodelan Use-case ………………………………...
4.2.3.2 Use-case Narrative Analysis Diagram ……………………..
4.2.3.3 Activity Diagram ……………………………………………
4.2.3.4 Class Diagram ………………………………………………
4.3 Perancangan (Design) …………...............................................................
4.3.1 Use-case Narrative Design ................................................................
4.3.2 Sequence Diagram ............................................................................
4.3.3 State Diagram .....................................................................................
4.3.4 Deployment Diagram .........................................................................
4.3.5 Perancangan Database .......................................................................
4.3.5.1 Kamus Data ..............................................................................
4.3.6 Matriks data-to location CRUD .........................................................
4.3.7 Perancangan Kode (Pseudocode) …………………………………...
4.3.8 Perancangan Antarmuka Sistem .........................................................
4.4 Construction & testing ................................................................................
4.4.1 Construction .......................................................................................
4.4.2 Testing ................................................................................................
BAB V. PENUTUP ..........................................................................................
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….............
5.2 Saran ……………………………………………………………................
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….........
LAMPIRAN
52
52
53
53
56
65
70
74
75
84
93
96
97
97
102
106
109
109
109
110
111
111
112
113
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Keuangan .....................................
Gambar 2.2 Hubungan Unsur dan Prosedur Keuangan Organisasi Non-
Profit ...................................................................................
Gambar 2.3 Strategi Rapid Application Development (RAD) .............
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ...............................................................
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PATTIRO ............................................
Gambar 4.2 Sistem Penerimaan Kas Yang Berjalan ..............................
Gambar 4.3 Sistem Pengeluaran Kas Yang Berjalan ..............................
Gambar 4.4 Diagram Use-case Sistem Usulan .......................................
Gambar 4.5 Activity DiagramLogin .......................................................
Gambar 4.6 Activity Diagram Input Penerimaan Kas ............................
Gambar 4.7 Activity Diagram Input Pengeluaran Kas ............................
Gambar 4.8 Activity Diagram Persetujuan Penerimaan Kas ..................
Gambar 4.9 Activity Diagram Persetujuan Pengeluaran Kas .................
Gambar 4.10 Activity Diagram Cetak Penerimaan Kas ............................
Gambar 4.11 Activity Diagram Cetak Pengeluaran Kas ...........................
Gambar 4.12 Activity Diagram Lihat Laporan Keuangan ........................
Gambar 4.13 Activity Diagram Lihat Laporan Saldo Sisa .......................
Gambar 4.14 Class Diagram Sistem Informasi Pencatatan Keuangan
Organisasi Non-Profit .........................................................
Gambar 4.15 Sequence Diagram Use-case untuk Login ..........................
Gambar 4.16 Sequence Diagram Use-case untuk Input Penerimaan Kas
14
17
24
44
46
47
48
55
65
66
66
67
67
68
69
69
70
74
84
85
xv
Gambar 4.17 Sequence Diagram Use-case untuk Input Pengeluaran Kas
Gambar 4.18 Sequence Diagram Use-case untuk Persetujuan
Penerimaan Kas ...................................................................
Gambar 4.19 Sequence Diagram Use-case untuk Persetujuan
Pengeluaran Kas ..................................................................
Gambar 4.20 Sequence Diagram Use-case untuk Cetak Penerimaan Kas
Gambar 4.21 Sequence Diagram Use-case untuk Cetak Pengeluaran
Kas ......................................................................................
Gambar 4.22 Sequence Diagram Use-case untuk Laporan Saldo Sisa ....
Gambar 4.23 Sequence Diagram Use-case untuk Laporan Keuangan .....
Gambar 4.24 State Diagram Penerimaan Kas ..........................................
Gambar 4.25 State Diagram Pengeluaran Kas .........................................
Gambar 4.26 Deployment Diagram ..........................................................
86
87
88
89
90
91
92
94
95
96
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Cause and Effect Analysis ...................................................
Tabel 4.2 Daftar Pelaku (Actor) Sistem Informasi Pencatatan
Keuangan Organisasi Non-profit ………………................
Tabel 4.3 Daftar Use-case Sistem Informasi Pencatatan Keuangan
Organisasi Non-profit ..........................................................
Tabel 4.4 Daftar Istilah Use-case Sistem Informasi Pencatatan
Keuangan Organisasi Non-profit …....................................
Tabel 4.5 Use-case Narrative Analysis Login .....................................
Tabel 4.6 Use-case Narrative Analysis Input Penerimaan Kas .........
Tabel 4.7 Use-case Narrative Analysis Input Pengeluaran Kas .........
Tabel 4.8 Use-case Narrative Analysis Persetujuan Penerimaan Kas
Tabel 4.9 Use-case Narrative Analysis Persetujuan Pengeluaran Kas
Tabel 4.10 Use-case Narrative Analysis Cetak Penerimaan Kas …….
Tabel 4.11 Use-case Narrative Analysis Cetak Pengeluaran Kas …….
Tabel 4.12 Use-case Narrative Analysis Lihat Laporan Keuangan …..
Tabel 4.13 Use-case Narrative Analysis Lihat Laporan Saldo Sisa ….
Tabel 4.14 Daftar Objek Potensial Sistem Informasi Pencatatan
Keuangan Organisasi Non-profit.........................................
Tabel 4.15 Analisis Daftar Objek Potensial .........................................
Tabel 4.16 Daftar Objek ........................................................................
Tabel 4.17 Use-case Narrative Design Login ………………………...
Tabel 4.18 Use-case Narrative Design Input Penerimaan Kas ………
50
52
53
54
56
57
58
59
60
61
62
63
64
71
71
72
75
76
xvii
Tabel 4.19 Use-case Narrative Design Input Pengeluaran Kas ………
Tabel 4.20 Use-case Narrative Design Persetujuan Penerimaan Kas ..
Tabel 4.21 Use-case Narrative Design Persetujuan Pengeluaran Kas ..
Tabel 4.22 Use-case Narrative Design Cetak Penerimaan Kas ………
Tabel 4.23 Use-case Narrative Design Cetak Pengeluaran Kas ……...
Tabel 4.24 Use-case Narrative Design Lihat Laporan Keuangan ……
Tabel 4.25 Use-case Narrative Design Lihat Laporan Saldo Sisa ……
Tabel 4.26 Struktur Data Tabel sys_user ……………….............….....
Tabel 4.27 Struktur Data Tabel sys_role ……………….......................
Tabel 4.28 Struktur Data Tabel core_pegawai ………………..............
Tabel 4.29 Struktur Data Tabel core_dana ………………...................
Tabel 4.30 Struktur Data Tabel core_status ………..............................
Tabel 4.31 Struktur Data Tabel sikeu_penerimaan_kas ……………....
Tabel 4.32 Struktur Data Tabel sikeu_pengeluaran_kas ………….......
Tabel 4.33 Struktur Data Tabel sikeu_penerimaan_kas_status ………
Tabel 4.34 Struktur Data Tabel sikeu_pengeluaran_kas_status ………
Tabel 4.35 Matriks Data-to-location CRUD ………………................
Tabel 4.36 Daftar Tools Yang Digunakan Untuk Membangun Sistem
77
78
79
80
81
82
83
97
98
98
99
100
100
101
101
102
103
109
xviii
DAFTAR SIMBOL
Simbol Use Case Diagram
(Munawar, 2005)
Nama Simbol Keterangan
Actor Actor adalah pengguna sistem. Actor
tidak terbatas hanya manusia saja,
jika sebuah sistem berkomunikasi
dengan aplikasi lain dan
membutuhkan input atau
memberikan output, maka aplikasi
tersebut juga bisa dianggap sebagai
actor.
Use Case Use case digambarkan sebagai
lingkaran elips dengan nama use case
dituliskan di dalam elips tersebut.
Association Asosiasi digunakan untuk
menghubungkan actor dengan use
case. Asosiasi digambarkan dengan
sebuah garis yang menghubungkan
antara Actor dengan Use Case.
xix
Simbol Activity Diagram
(Munawar, 2005)
Simbol Keterangan
Titik Awal
Titik Akhir
Activity
Pilihan Untuk Mengambil Keputusan
Fork, digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang
dilakukan secara paralel, atau menggabungkan dua kegiatan
paralel menjadi satu
Rake, menunjukkan adanya dekomposisi
Tanda Waktu
Tanda Pengiriman
Tanda Penerimaan
Aliran Akhir (Flow Final)
xx
Simbol Class Diagram
(Munawar, 2005)
Nama Simbol Keterangan
Class Class adalah blok-blok pembangun pada
pemrograman berorientasi objek. Sebuah
class digambarkan sebagai sebuah kotak
terbagi atas tiga bagian. Bagian atas adalah
nama dari class. Bagian tengah
mendefinisikan property/ atribut class.
Bagian akhir mendefinisikan method-method
dari sebuah class.
Assotiantion Sebuah asosiasi merupakan sebuah
relationship paling umum antara 2 class, dan
dilambangkan oleh sebuah garis yang
menghubungkan antara 2 class. Garis ini
bisa melambangkan tipe-tipe relationship
dan juga dapat menampilkan hukum-hukum
multiplisitas pada sebuah relationship
(Contoh: One-to-one, one-to-many, many-
to-many).
Composition Jika sebuah class tidak bisa berdiri sendiri
dan harus merupakan bagian dari class yang
xxi
lain, maka class tersebut memiliki relasi
Composition terhadap class tempat dia
bergantung tersebut. Sebuah relationship
composition digambarkan sebagai garis
dengan ujung berbentuk jajaran genjang
berisi/solid.
Dependency Kadangkala sebuah class menggunakan
class yang lain. Hal ini disebut dependency.
Umumnya penggunaan dependency
digunakan untuk menunjukkan operasi pada
suatu class yang menggunakan class yang
lain. Sebuah dependency dilambangkan
sebagai sebuah panah bertitik-titik.
Aggregation Aggregation mengindikasikan keseluruhan
bagian relationship dan biasanya disebut
sebagai relasi “mempunyai sebuah” atau
“bagian dari”. Sebuah aggregation
digambarkan sebagai sebuah garis dengan
sebuah jajaran genjang yang tidak
berisi/tidak solid.
Generalization Sebuah relasi generalization sepadan dengan
sebuah relasi inheritance pada konsep
berorientasi obyek. Sebuah generalization
dilambangkan dengan sebuah panah dengan
xxii
kepala panah yang tidak solid yang
mengarah ke kelas “parent”-nya/induknya.
Simbol Sequence Diagram
(Munawar, 2005)
Nama Simbol Keterangan
Object Object merupakan instance dari sebuah class dan
dituliskan tersusun secara horizontal. Digambarkan
sebagai sebuah class (kotak) dengan nama obyek di
dalamnya yang diawali dengan sebuah titik koma.
Actor Actor juga dapat berkomunikasi dengan object,
maka actor juga dapat diurutkan sebagai kolom.
Simbol Actor sama dengan simbol Actor pada Use
Case Diagram.
Lifeline Lifeline mengindikasikan keberadaan sebuah objek
dalam basis waktu. Notasi untuk Lifeline adalah
garis putus-putus vertikal yang ditarik dari sebuah
objek.
Activation Activation dinotasikan sebagai sebuah kotak segi
empat yang digambar pada sebuah lifeline.
Activation mengindikasikan sebuah objek yang
akan melakukan sebuah aksi.
Message Message, digambarkan dengan anak panah
xxiii
horizontal antara Activation. Message
mengindikasikan komunikasi antara objek-objek.
Simbol State Diagram
(Munawar, 2005)
Nama Simbol Keterangan
State Notasi State menggambarkan sebuah entitas.
Yang digambarkan dengan segiempat yang
tumpul di setiap sisinya
Transition Sebuah Transition menggambarkan sebuah
kondisi objek yang disebabkan oleh suatu event.
Transition digambarkan dengan sebuah anak
panah dengan nama event yang ditulis di
atasnya, di bawahnya, atau di sepanjang anak
panah tersebut.
Initial State Kondisi awal objek sebelum ada perubahan
keadaan. Initial State digambarkan dengan
sebuah lingkaran solid. Hanya satu Initial State
yang diizinkan dalam sebuah diagram.
Final State Menggambarkan ketika objek berhenti memberi
respon terhadap sebuah event. Final State
digambarkan dengan sebuah lingkaran solid
xxiv
yang ditengahnya terdapat lingkaran kosong.
Simbol Deployment Diagram
(Munawar, 2005)
Nama Simbol Keterangan
Component Pada deployment diagram,
komponen-komponen yang ada
diletakkan didalam node untuk
memastikan keberadaan posisi
mereka.
Node Node menggambarkan bagian-
bagian hardware dalam sebuah
sistem. Notasi untuk node
digambarkan sebagai sebuah kubus
3 dimensi.
Association Sebuah association digambarkan
sebagai sebuah garis yang
menghubungkan dua node yang
mengindikasikan jalur komunikasi
antara element-elemen hardware.
xxv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian di PATTIRO ..........................................
Lampiran 2 Hasil Wawancara .....................................................................
Lampiran 3 Rancangan Antarmuka ............................................................
Lampiran 4 Hasil Testing ............................................................................
Lampiran 5 Dokumen Manual ....................................................................
A-1
A-2
A-3
A-4
A-5
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak dalam
kehidupan masyarakat. Sejak diketemukannya komputer pada tahun 1955,
peradaban dunia telah memasuki era informasi. Teknologi informasi dengan
komputer sebagai motor penggeraknya telah mengubah segalanya (Maharsi,
2000). Perkembangan tersebut juga mempengaruhi kinerja organisasi-organisasi
di dunia baik yang profitable maupun yang non-profit dengan memanfaatkan
dampak positif dari teknologi tersebut untuk meningkatkan sistem operasional dan
manajerial.
Di era reformasi dewasa ini, lembaga non-profit mengalami tren
perkembangan dan peningkatan jumlah yang signifikan. Diperkirakan sampai
tahun 2004 saja jumlahnya sudah mencapai 15.000 sampai 20.000 lembaga.
(Naingolan, 2008). Dengan perkembangan tersebut, setiap lembaga non-profit
harus memiliki kualitas operasional dan manajerial yang baik agar kegiatan yang
dilakukan lembaga non-profit dapat berjalan dengan lancar. Salah satu
peningkatan kualitas operasional tersebut adalah dengan menggunakan teknologi
informasi dalam pengelolaan data-data keuangan untuk dijadikan laporan yang
bisa menjadi bahan pertimbangan bagi manajer keuangan dan direktur untuk
membuat keputusan.
Pada LSM PATTIRO, sistem pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas
yang ada masih manual. Sistem pencatatan keuangan manual yang ada tidak
2
menggunakan bukti transaksi bernomor urut tercetak. Hal ini bisa menyebabkan
manajemen dapat kehilangan kontrol, bisa jadi ada transaksi-transaksi yang tidak
tercatat, baik karena unsur kesengajaan atau tidak sehingga informasi yang
dihasilkan tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya. Dan ini mengakibatkan
laporan keuangan tidak bisa dijadikan dasar untuk membuat keputusan.
Dengan menjadikan sistem pencatatan keuangannya menjadi
terkomputerisasi diharapkan masalah yang terjadi pada LSM PATTIRO dapat
teratasi, selain itu sistem yang terkomputerisasi ini juga diharapkan dapat
mengurangi atau bahkan menhilangkan sama sekali redudansi data yang biasa
terjadi pada sistem manual.
Hal tersebut di atas menjadi latar belakang dan dijadikan alasan untuk
penulisan tugas akhir dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi
Pencatatan Keuangan Organisasi Non-profit (Studi Kasus di Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) Pattiro)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan diawal, maka ada
beberapa masalah yang dapat dirumuskan, yaitu:
a. Bagaimana membuat sistem yang dapat memberikan standar pencatatan
keuangan.
b. Bagaimana membuat sistem dengan penomoran yang jelas dan berurut
untuk setiap transaksi sehingga mengurangi terjadinya penerimaan kas
yang tidak tercatat dan penggelembungan kas pengeluaran.
3
c. Bagaimana membuat sistem yang dapat membuat laporan penerimaan kas,
laporan pengeluaran kas, dan laporan aktivitas kas secara keseluruhan
yang akurat, tepat waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan agar dapat
digunakan untuk mengambil keputusan manajerial.
d. Bagaimana membuat sistem yang dapat mengurangi redudansi data yang
terjadi dan mengatasi kehilangan data yang sering terjadi..
1.3 Batasan Masalah
Penulisan skripsi ini memiliki ruang lingkup yang menekankan pada analisa
dan perancangan aplikasi sistem informasi pencatatan keuangan organisasi non-
profit di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pattiro. Dengan batasan masalah
sebagai berikut:
a. Membangun sistem informasi pencatatan keuangan yang hanya terbatas
pada manajemen dana organisasi.
b. Membangun sistem informasi pencatatan keuangan yang mencakup sistem
pencatatan penerimaan kas dan pengeluaran kas pada organisasi.
c. Membangun sistem informasi pencatatan keuangan yang memberikan
nomor untuk setiap bukti transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran
kas.
d. Membangun sistem informasi pencatatan keuangan yang dapat
memberikan laporan penerimaan kas, laporan pengeluaran kas, dan
laporan aktivitas kas yang akurat, tepat waktu, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
4
e. Membangun sistem informasi pencatatan keuangan yang dapat digunakan
oleh manajerial PATTIRO sebagai alat pendukung keputusan.
f. Perancangan database yang dapat memperbaiki pengolahan data keuangan
organisasi non-profit dan mengurangi redudansi data.
g. Pembangunan sistem informasi pencatatan keuangan akan dilakukan
sampai tahap construction and testing.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penelitian dan pengembangan sistem informasi
pencatatan keuangan organisasi non-profit dalam menunjang penulisan skripsi ini
adalah:
a. Menganalisa sistem dan mengidentifikasi masalah pada sistem yang
sedang berjalan di Divisi Finance PATTIRO.
b. Mengatasi masalah internal yang terjadi pada sistem pencatatan keuangan
PATTIRO.
c. Merancang suatu perangkat lunak yang mampu membantu mengolah data-
data keuangan untuk dijadikan laporan.
d. Membuat perangkat lunak yang sesuai dengan rancangan sistem perangkat
lunak tersebut.
5
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
a. Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya, di bidang pengembangan sistem
informasi pencatatan keuangan organisasi non-profit.
b. Dapat memahami konsep sistem informasi pencatatan keuangan organisasi
non-profit secara umum.
c. Dapat memahami rancang bangun sistem informasi pencatatan keuangan
organisasi non-profit secara umum.
1.6 Metodologi Penelitian
Metode penelitian menggunakan dua meyode terpisah yaitu metode
pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Untuk metode pengumpulan data, menggunakan beberapa cara yaitu:
1. Studi Pustaka
Mengumpulkan data dan informasi yang berdasarkan studi kepustakaan
dengan mencari referensi-referensi yang berkaitan dengan prosedur sistem
yang telah ada, analisa perancangan sistem berorientasi objek dan bahasa
pemrogramaan yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah
ini.
6
2. Studi Lapangan
a. Observasi/ Pengamatan
Meninjau dan mengamati secara langsung terhadap kegiatan yang
dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan
sehingga dapat dilakukan evaluasi dari penelitian tersebut.
b. Interview/ Wawancara
Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian dengan
melakukan wawancara dengan pihak organisasi tempat penelitian.
3. Studi Literatur Sejenis
Melakukan perbandingan terhadap penelitian sejenis untuk dijadikan
bahan perbandingan dan acuan penelitian agar hasil penelitian dapat lebih
baik dari penelitian sejenis.
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Pengembangan aplikasi sistem informasi pencatatan keuangan PATTIRO
ini menggunakan metodologi pemodelan objek (object modelling), merupakan
suatu teknik yang mencoba untuk menyatukan data dan proses ke dalam konsep
tunggal yang disebut objek (Whitten, Bentley, Dittman, 2004). Sebagai alur
pengembangan aplikasi akan digunakan RAD (Rapid Application Development),
yaitu sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan
pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi,
cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototype bekerja sebuah sistem yang
pada akhirnya berkembang kedalam sistem final (Whitten, Bentley, Dittman,
2004).
7
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penelitian dan menuliskan skripsi ini maka
format penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan sesuai dengan
ruang lingkup yang dijelaskan sebelumnya secara garis besar, yang dibagi menjadi
beberapa bab yang dapat dijabarkan secara ringkas sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, permasalahan, ruang lingkup penelitian, tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan teori yang mendasari penulisan skripsi dan
pembuatan aplikasi ini, yaitu Konsep Dasar Sistem, Konsep Dasar Informasi,
Konsep Dasar Sistem Informasi, Pertimbangan Dasar Pencatatan Keuangan,
Definisi Organisasi Non-Profit, Konsep Object Oriented, Konsep Dasar RAD,
Konsep Dasar UML, dan perangkat lunak pendukung.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Isi dari bab ini adalah pemaparan metode yang dipakai dalam pencarian
data maupun metode untuk pengembangan sistem yang dilakukan dalam
penelitian ini.
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini merupakan inti dari penyusunan pengembangan sistem informasi
pencatatan keuangan organisasi non-profit pada Divisi Finance Pattiro, seperti
gambaran umum perusahaan, rich picture sistem manual dan pengembangan
sistem yang baru dengan membuat pengembangan aplikasi sistem informasi
pencatatan keuangan organisasi non-profit.
8
BAB V PENUTUP
Berisi simpulan mengenai hasil akhir dari keseluruhan proses yang telah
dijalani dan saran-saran untuk perbaikan selanjutnya.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem,
(Hartono, 2005) yaitu:
1. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan
sistem sebagai berikut:
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2. Pendekatan sistem yang lebih menekankan kepada elemen atau komponen
mendefinisikan sistem sebagai berikut:
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai tujuan tertentu.
2.1.1 Karakteristik Sistem
Sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, (Hartono, 2005)
yaitu:
1. Komponen-Komponen (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen
sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-
bagian dari sistem. Setiap sistem, tidak peduli betapapun kecilnya, selalu
10
mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem
memiliki sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem
menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapaun diluar batas dari sistem
yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut.
4. Penghubung (Interface)
Penghubung merupakan media yang membuat satu subsistem dan
subsistem lainnya saling berhubungan. Melalui penghubung ini memungkinkan
sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran
dari satu subsistem bisa menjadi masukan bagi subsistem lainnya dengan melalui
penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan
subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukan (Input)
Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal
input). Maintenance Input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut
dapat beroperasi. Signal Input adalah energi yang diproses untuk didapatkan
11
keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program adalah maintenance
input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer dan data adalah signal
input untuk diolah menjadi informasi.
6. Keluaran (Output)
Keluaran adalah hasi energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan
untuk subsistem lain. Misalnya dalam sistem komputer, panas adalah keluaran
yang tidak berguna dan merupakan sisa hasil pembuangan, sedangkan informasi
adalah keluaran yang dibutuhkan
7. Pengolah (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu
sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah (process) yang akan merubah masukan
menjadi keluaran. Sebagai contoh, suatu sistem produksi, akan mengolah
masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain, menjadi laporan-laporan
keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.
8. Sasaran (Objectives) dan Tujuan (Goal)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Jika
sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
Sasaran dari sistem, sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem
dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil, jika
mengenai sasaran atau tujuannya.
12
2.2 Konsep Informasi
Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi,
sehingga informasi sangat penting di dalam suatu organisasi. Informasi dapat
didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi penerimanya, yang menggambarkan kejadian-kejadian yang
nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Sumber dari informasi
adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal. Data adalah
kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Di dalam dunia
bisnis, kejadian-kejadian yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai
yang disebut dengan transaksi. Sebagai contoh, penjualan adalah transaksi
perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Kesatuan
nyata (fact) adalah berupa suatu obyek nyata, seperti: tempat, benda, dan orang-
orang yang betul ada dan terjadi (Hartono, 2005).
Kualitas suatu informasi tergantung dari tiga hal, (Hartono, 2005 )yaitu:
1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti, informasi harus jelas, yang
mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat, karena berasal dari
sumber informasi sampai ke penerima informasi, kemungkinan banyak
terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi
tersebut.
2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang ke penerima tidak
boleh terlambat. Informasi yang telah usang, tidak akan mempunyai nilai
lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan
13
keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat
fatal untuk suatu organisasi. Dewasa ini, mahalnya nilai informasi
disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan
teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkannya, mengelola, dan
mengirimkannya.
3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk
pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap orang berbeda. Sebagai
contoh, informasi tentang akibat kerusakan mesin produksi kepada
akuntan perusahaan adalah kurang relevan, bila ditujukan kepada ahli
teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi tentang harga pokok produksi
untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi relevan
untuk akuntan.
2.3 Konsep Sistem Informasi
Dalam bukunya Whitten (2004), sistem informasi merupakan pengaturan
orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output
informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah informasi.
2.4 Konsep Sistem Informasi Keuangan
Sistem Informasi Keuangan adalah bagian dari sistem informasi
manajemen yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi keuangan.
Kebanyakan dari informasi disediakan oleh aplikasi-aplikasi sistem informasi
14
akuntansi organisasi seperti ikhtisar arus kas dan informasi pembayaran. (Bodnar,
2000)
Istilah sistem informasi keuangan digunakan untuk menjelaskan subsistem
CBIS yang memberikan informasi kepada orang atau kelompok baik di dalam
atau di luar perusahaan mengenai masalah keuangan perusahaan, informasi
disajikan dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus, hasil dari simulasi
matematika, komunikasi elektronik dan srana dari sistem pakar. (McLeod, 2001)
Sistem informasi keuangan terdiri dari subsistem input dan output yang
digambarkan dengan model sistem informasi keuangan sebagai berikut (Mc Leod,
2001) :
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Keuangan (McLeod, 2001)
Penelitian ini hanya terfokus pada sistem informasi akuntansi pada
subsistem inputnya dan subsistem manajemen dana pada outputnya.
15
2.4.1 Sistem Informasi Akuntansi
Tugas sistem informasi akuntansi adalah mengumpulkan data yang
menjelaskan kegiatan perusahaan, mengubah data tersebut menjadi informasi, dan
menyediakan informasi bagi pemakai baik di dalam maupun di luar perusahaan.
(McLeod, 2001)
Data akuntansi menjadi penting karena menyediakan catatan segala
sesuatu yang berhubungan dengan keuangan yang terjadi dalam perusahaan.
Catatan dibuat untuk setiap transaksi, menjelaskan apa yang terjadi, kapan
terjadinya, siapa yang terlibat, dan (dalam banyak kasus) berapa banyak uang
yang terlibat. Data ini dapat dianalisis dalam berbagai cara untuk memenuhi
sebagian informasi manajemen. (McLeod, 2001)
2.4.2 Subsistem Manajemen Dana
Arus uang dari lingkungan, melalui perusahaan, dan kembali ke
lingkungan adalah penting karena uang digunakan untuk memperoleh sumber
daya fisik yang lain. Arus ini dapat dikelola untuk mecapai dua tujuan (McLeod,
2001) :
1. Untuk memastikan bahwa arus pendapatan lebih besar daripada arus
keluarnya biaya.
2. Untuk memastikan bahwa keadaan ini akan stabil sepanjang tahun.
Banyak analisis yang bisa digunakan dalam subsistem manajemen dana,
namun yang biasa digunakan adalah analisis arus kas. Perangkat lunaknya disebut
model arus kas. Dengan menggunakan model arus kas, manajer dapat melakukan
16
pertimbangan-pertimbangan keuangan untuk membuat keputusan menurut cara
yang diinginkan. (McLeod, 2001)
2.5 Konsep Organisasi Non-profit
Organisasi non-profit atau lembaga nirlaba merupakan salah satu
representasi dari suatu komunitas atau lingkungan tertentu dalam bentuk institusi.
(Nainggolan, 2008)
Organisasi non-profit memiliki tiga kegiatan umum yang diigambarkan
secara fungsional, (Nainggolan, 2008) yaitu:
1. Kegiatan menggalang dana untuk merealisasikan semua kegiatan yang
dirancang dalam rangka mencapai tujuan.
2. Setelah ada hasil dari kegiatan penggalangan dana, maka kegiatan
dilaksanakan dan dikelola sesuai dengan rencana baik program maupun
keuangan.
3. Pengelola kegiatan organisasi baik program dan keuangan setelah selesai
harus dipertanggungjawabkan. Baik kepada pihak pemberi dana maupun
pihak yang berkepentingan terhadap organisasi.
Dari gambaran ketiga fungsi yang akan dilaksanakan oleh organisasi non-
profit, maka organisasi harus merancang unsur dan prosedur terkait serta
mengambarkan hubungan antara unsur dan prosedur tersebut(Nainggolan, 2008).
17
2.5.1 Konsep Sistem Keuangan Organisasi Non-Profit
Terkait dengan keuangan organisasi, maka gambaran hubungan unsur dan
prosedur dalam keuangan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Hubungan Unsur dan Prosedur Keuangan Organisasi Non-Profit
(Nainggolan, 2008)
2.6 Konsep Object Oriented (Berorientasi Objek)
Enam ide dasar yang memberi ciri pada pemrograman berorientasi obyek
yaitu (Kendall, 2003):
1. Objek-objek (Objects)
Objek adalah penggambaran komputer dari beberapa kejadian di dunia
nyata. Contohnya, jika Anda memiliki sebuah Jeep Wrangler, komputer akan
menyimpan jenis modelnya (Jeep Wrangler), nomor identitas kendaraan (VIN)
(#51Y62BG826341Y) dan tipe mesin (6-Cyl). Objek bisa memiliki dua atribut
(seperti misalnya model VIN, dan tipe mesin) dan kegiatannya (misalnya ”lampu
menyala” dan ”lampu padam”).
18
2. Kelas-kelas (Classes)
Kelas adalah sebuah kategori dari objek yang sama. Objek-objek
dikelompokkkan dalam kelas-kelas. Sebuah kelas mendefinisikan serangkaian
atribut untuk pemakaian bersama yang ditemulan dalam setiap objek dalam kelas.
Sebagai contoh, setiap mobil akan memiliki atribut untuk Model, VIN, dan Mesin.
Pemrogram harus mendefinisikan kelas dalam programnya. Ketika program
tersebut dijalankan, objek dapat diciptakan dari sebuah kelas yang ditentukan.
Istilah instantiate (dengan seketika) digunakan ketika sebuah objek diciptakan
dari sebuah kelas. Sebagai cotoh, sebuah program dapat menciptakan dengan
seketika sebuah Jeep Wranger sebagai sebuah objek dari dari kelas Mobil.
3. Pesan-pesan (Messages)
Informasi dapat dikirim dari suatu objek ke objek yang lain. Pesan-pesan
bukanlah bentuk bebas, kelas-kelas telah diprogram untuk megirimkan pesan dan
bereaksi terhadap pesan yang diterima.
4. Pembungkusan (Encapsulation)
Biasanya informasi tentang suatu objek dibungkus oleh kegiatannya
sendiri. Jadi, sebuah objek memelihara data tentang keadaan dunia nyata yang
digambarkannya dalam keadaan yang sama.
5. Pewarisan (Inheritance)
Kelas-kelas dapat memiliki anak, yaitu, satu kelas dapat diciptakan dari
kelas yang lain. Kelas asal –atau kelas induk- dikenal sebagai kelas basis (dasar).
Kelas anak dikenal sebagai ”kelas turunan”. Sebuah kelas derivasi dapat
diciptakan dalam beberapa cara yang akan mewarisi seluruh atribut dan kegiatan
kelas dasarnya.
19
6. Polimorfisme (Polymorphism)
Istilah polimorfisme menunjukkan pada kegiatan alternatif diantara kelas
turunan yang terkait. Ketika beberapa kelas mewariskan atribut dan kegiatannya,
akan terdapat suatu kegiatan dimana kegiatan dari kelas turunan berbeda dari
kelas dasarnya atau kelas turunan kandungnya.
2.6.1 Keuntungan Menggunakan Object Oriented
Keuntungan / kekuatan utama dari object oriented yaitu (Munawar, 2005):
1. Jelasnya informasi dalam konteks sistem. Fungsi sistem baru tidak hanya
menangani sejumlah besar data yang sejenis tetapi juga mendistribusikan
data ke seluruh organisasi. Karena itu sangat penting menggunakan metode
yang fokus baik pada sistem maupun konteksnya.
2. Sangat dekatnya hubungan antara OO analisis, OO design, OO user
interface, dan OO programming.
3. Objek mempersipkan koherensi material dan mental pada struktur sistem.
2.6.2 Keterbatasan Object Oriented
Ada beberapa aplikasi yang tidak cocok dikembangkan dengan metode
object oriented antara lain aplikasi yang membutuhkan banyak algoritma.
Beberapa aplikasi yang melibatkan perhitungan yang besar dank kompleks
(seperti perhitungan orbit satelit) sangat tidak cocok menggunakan pendekatan
OO (Munawar, 2005).
20
2.7 Metode Pengumpulan Data
2.7.1 Studi Pustaka
Penelusuran pustaka (studi pustaka) terutama dimaksudkan sebagai langkah
awal untuk menyiapkan kerangka penelitian (research design) dan proposal guna
memperoleh informasi penelitian sejenis, memperdalam kajian teoretis atau
mempertajam metodologi. Studi pustaka sekaligus memanfaatkan sumber
perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Tegasnya studi pustaka
membatasi kegiatannya hanya pada bahan-bahan koleksi perpustakaan saja tanpa
memerlukan riset lapangan. Dalam bukunya Zed (2004), Studi pustaka dapat
diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan
penelitian. Dalam bukunya Zed juga mengutarakan empat ciri utama studi pustaka
yaitu:
Ciri pertama ialah bahwa peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash)
atau data angka dan bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi
mata (eyewitness) berupa kejadian, orang atau benda-benda lainnya.
Ciri yang kedua, data pustaka besifat siap pakai (ready-made). Artinya
peneliti tidak pergi kemana-mana, kecuali hanya berhadapan langsung dengan
bahan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan.
Ciri yang ketiga ialah bahwa data pustaka umumnya adalah sumber
sekunder, dalam arti bahwa peneliti memperoleh bahan dari tangan kedua dan
bukan data orisinil dari tangan pertama di lapangan. Sumber pustaka sedikit
banyak mengandung titik pandang orang yang membuatnya.
21
Ciri yang keempat adalah bahwa kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu. Peneliti berhadapan dengan informasi statik (tetap). Artinya
kapan pun ia datang dan pergi, data tersebut tidak akan pernah berubah karena ia
sudah merupakan data mati yang tersimpan dalam rekaman tertulis (teks, angka,
gambar, rekaman tape atau film) (Zed, 2004).
2.7.2 Studi Lapangan
2.7.2.1 Observasi/ Pengamatan
Observasi (pengamatan) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti
atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan
selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan
melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin.
Peranan pengamat dapat dibedakan berdasarkan hubungan partisipatifnya dengan
kelompok yang diamatinya, yaitu (Gulo, 2002):
a. Partisipasi penuh
Menyamakan diri dengan orang yang diteliti. Dengan demikian pengamat
dapat merasakan dan menghayati apa yang diamati oleh responden. Tidak jarang
seorang pengamat tinggal bersama dengan kelompok masyarakat yang diamatinya
dalam waktu yang cukup lama sehingga ia dianggap sebagai bagian dari
masyarakat yang bersangkutan.
b. Partisipasi sebagai pengamat
Masing-masing pihak, baik pengamat maupun yang diamati menyadari
peranannya. Peneliti sebagai pengamat membatasi diri dalam berpartisipasi
sebagai pengamat, dan responden menyadari bahwa dirinya adalah obyek
22
pengamatan. Oleh karena itu, pengamat membatasi aktivitasnya dalam kelompok
responden.
c. Pengamat sebagai partisipan
Peneliti hanya berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan dalam
penelitiannya.
d. Pengamat sempurna (complete obsever)
Peneliti hanya menjadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati. Ia
mempunyai jarak dengan responden yang diamatinya.
Dalam bukunya Gulo (2002), observasi (pengamatan) terdiri atas:
a. Persiapan termasuk latihan (training)
b. Memasuki lingkungan penelitian
c. Memulai interaksi
d. Pengamatan dan pencatatan
e. Menyelesaikan tugas lapangan
2.7.2.2 Interview/ Wawancara
Wawancara sebagai teknik pengumpulan data yang memungkinkan analis
sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap
muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interviewee). Wawancara
(interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data/fakta (fact finding
technique) yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem
(Hartono, 2005).
23
Kebaikan dari wawancara adalah sebagai berikut (Hartono, 2005):
a. Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk
memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan
terbuka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
b. Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
c. Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-
gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
d. Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak
selalu terjadi.
2.8 Rapid Application Development (RAD)
RAD adalah salah satu metode pengembagan suatu sistem informasi
dengan waktu yang relatif singkat. Untuk pengembangan suatu sistem informasi
yang normal membutuhkan waktu minimal 180 hari, kakan tetapi dengan
menggunakan metode RAD suatu sistem dapat diselesaikan hanya dalam waktu
30-90 hari. (Noertjahyana, 2002)
Dalam literatur lain menyebutkan bahwa RAD adalah sebuah strategi
pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui
keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan
bertambah serangkain prototype / prototipe bekerja sebuah sistem yang pada
akhirnya berkembang kedalam sistem final (atau sebuah versi). (Whitten, 2004).
Berikut diagram yang menerangkan rute dalam RAD, yaitu:
24
Gambar2.3 Strategi Rapid Application Development (RAD) (Whitten, 2004)
Sebagai respon pada kemajuan ekonomi pada umumnya, Rapid
Application Development (RAD) / pengembangan aplikasi cepat telah menjadi
rute yang populer untuk mengakselerasi pengembangan sistem. Gagasan-gagasan
RAD adalah (Whitten, 2004):
1. Lebih aktif melibatkan para pengguna sistem dalam aktifitas analisis,
desain, konstruksi.
2. Mengorganisasikan pengembangan sistem ke dalam rangkaian seminar
yang intensif dan berfokus dengan para pemilik, pengguna, analis,
desainer, pembangun sistem.
3. Mengakselerasi fase-fase analisis dan desain persyaratan melalui
pendekatan konstruksi berulang.
4. Memperpendek waktu yang diperlukan sebelum para pengguna mulai
melihat sebuah sistem yang bekerja.
Pada penelitian ini alur yang dilalui hanya sampai construction and
testing. Sedangkan untuk pengembangan lebih lanjut diserahkan kepada pihak
organisasi dan dilakukan diluar penelitian.
25
2.9 Pendekatan Analisis Model Driven, OOA dan OOD
2.9.1 Pengertian Pendekatan Model Driven
Pendekatan model-driven analysis / analisis model driven yaitu
penggunaan gambar, diagram, atau grafis dalam mengkomunikasikan suatu
masalah, memecahkan masalah, persyaratan-persyaratan bisnis, dan solusi-
solusi bisnis (Whitten, 2004).
2.9.2 Pengertian Object Oriented Analysis (OOA)
Object Oriented Analysis / Analisis Berorientasi Objek adalah sebuah
teknik model driven yang mengintegrasikan data dan proses kedalam
konstruksi yang disebut objek. Model-model OOA adalah gambar-gambar
yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam perpsektif,
seperti srtuktur, kelakuan, dan interaksi objek-objek (Whitten, 2004).
Objek adalah pembungkusan data (disebut properti) yang
mendeskripsikan orang, objek, tempat, kejadian, atau sesuatu yang berlainan,
dengan semua proses (disebut metode) yang diizinkan untuk menggunakan
atau memperbaharui data dan properti-properti tersebut (Whitten, 2004).
2.9.3 Pengertian Object Oriented Design (OOD)
Object Oriented Design / Perancangan Berorientasi Objek adalah
sebuah pendekatan yang digunakan untuk menentukan solusi perangkat lunak
khususnya pada objek yang berkolaborasi, atribut mereka dan metode mereka
(Whitten, 2004).
26
2.10 Unified Modeling Languange (UML)
UML merupakan bahasa pemodelan sistem berorientasi objek standar
yang digunakan di seluruh dunia. UML diciptakan oleh Grady Booch, James
Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. Ketiganya merupakan pencipta berbagai teknik
pemodelan berorientasi objek pada akhir tahun 80-an dan awal tahun 90-an
(Whitten, 2004).
2.10.1 Sejarah UML
Sebelum kemunculan UML, terdapat berbagai metode pemodelan
berorientasi objek yang berbeda-beda. Ini memberikan kesulitan tersendiri bagi
para pengembang sistem untuk menggunakan pemodelan mana untuk sistem yang
mereka kembangkan.
Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh bergabung untuk
menggunakan metode pengembangan berorientasi objek yang bertujuan untuk
membuat proses standar tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi objek.
Tahun 1995, Ivar Jacobson bergabung, dan mereka bertiga fokus membuat bahasa
pemodelan standar yang dikenal dengan UML, yang dirilis tahun 1997(Whitten,
2004).
2.10.2 Konsep UML
Menurut Fowler dalam Mulyanto (2008) UML adalah bahasa pemodelan
standar atau kumpulan teknik-teknik pemodelan untuk menspesifikasi,
memvisualisasi, mengkontruksi dan mendokumntasi hasil kerja dalam
pengembangan perangkat lunak.
27
Dalam literatur lain UML juga disebutkan sebagai satu kumpulan konvensi
pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah
software yang terkait dengan objek (Whitten, 2004).
Secara sederhana UML digunakan untuk menggambar sketsa sistem.
Pengembangan menggunkan UML untuk menyampaikan beberapa aspek dari
sebuah perangkat lunak melalui notasi grafis. UML mendefinisikan notasi dan
semantik. Notasi merupakan sekumpulan bentuk khusus yang memiliki makna
tertentu untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak dan semantik
mendefinisikan bagaimana bentu-bentuk tersebut dapat dikombinasikan
(Mulyanto, 2008).
Ada beberapa jenis diagram yang disediakan UML, antara lain (Mulyanto,
2008):
1. Use-case diagram. Diagram ini berguna untuk menggambarkan interaksi
antara pengguna dengan sebuah perangkat lunak.
2. Activity diagram. Diagram ini berguna untuk menggambarkan prosedur-
prosedur perilaku perangkat lunak.
3. Class diagram. Diagram ini berguna untuk menggambarkan class, fitur,
dan hubungan-hubungan yang terjadi. Pada diagram ini pendekatan
berorientasi obyek memegang peranan yang sangat penting.
4. Sequence diagram. Diagram ini berguna untuk menggambarkan interaksi
antar obyek dengan penekanan pada urutan proses atau kejadian.
5. State chart diagram. Diagram ini digunakan untuk menggambarkan
bagaimana suatu kejadian mengubah obyek selama masa hidup obyek
tersebut.
28
6. Component diagram. Diagram ini berguna untuk menggambarkan struktur
dan koneksi komponen.
2.11 Database
Database adalah koleksi dari data-data yang terorganisasi dengan cara
sedemikian rupa sehingga data mudah disimpan dan dimanipulasi seperti
diperbaharui, dicari, diolah, dengan perhitungan-perhitungan tertentu, serta
dihapus (Nugroho, 2004).
2.11.1 Keuntungan Menggunakan Database
Keuntungan dalam menggunakan database, yaitu (Nugroho, 2008):
a. Mengurangi duplikasi data. File-file duplikat akan dihapus sehingga tidak
terjadi pengulangan data.
b. Memperbaiki konsistensi data. Karena data saling berhubungan maka data
akan konsisten. Apabila sebuah data diubah maka sebuah data yang terkait
akan ikut berubah secara otomatis.
c. Memperbaiki keseragaman data. Sebuah data yang sama.
d. Mengembangkan integrasi data. Semua file disatukan menjadi sebuah
sistem yang terintegrasi, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
2.11.2 Database Management System (DBMS)
DBMS adalah perangkat lunak untuk mendefinisikan, menciptakan, mengelola,
dan mengendalikan pengaksesan database. Tujuan utama DBMS adalah
29
menyediakan lingkungan yang nyaman dan efisien untuk penyimpanan dan
pengambilan data dari database (Hariyanto, 2004).
2.12 Personal Home Page (PHP)
PHP singkatan dari PHP Hypertext Prepocessor yang digunakan sebagai
bahasa script server-side dalam pengembangan web yang disisipkan pada
dokumen HTML.(Peranginangin, 2006)
PHP merupakan bahasa pemrograman yang open source, artinya dapat
diperoleh secara gratis dan dapat dikembangkan oleh siapapun.
2.12.1 Kelebihan-kelebihan PHP
Sebagai bahasa pemrograman PHP memiliki banyak kelebihan, antara lain
(Peranginangin, 2006):
1. PHP difokuskan pada pembuatan script server-side, yang bisa melakukan
apa saja yang dilakukan oleh CGI, seperti mengumpulkan data dari form,
mengumpulkan isi halaman web dinamis, dan kemampuan mengirim serta
menerima cookies, bahkan lebih daripada kemampuan CGI.
2. PHP dapat digunakan pada semua sistem operasi antara lain Linux,
Windows, Mac OS X, RISC OS.
3. Mendukung banyak web server seperti Apache, Microsoft internet
Information Server (MIIS), Personal Web Server (PWS), Netscape and
iPlanet servers, Oreilly Website Pro server, Audium, Xitami, OmniHTTPd,
dan lain-lain.
30
4. PHP tidak terbatas pada hasil keluaran HTML (Hyper Text Markup
Languages), tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengolah keluaran
gambar, file PDF, dan movie flash. PHP juga dapat menghasilkan teks
seperti XHTML dan file XML lainnya.
5. Salah satu fitur yang dapat diandalkan oleh PHP adalah dukungannya
terhadap banyak database seperti: Adabas D, dBase, Direct MS-SQL,
Empress, FilePro (read only), FrontBase, Hyperwave, IBM DB2,
Informix, Ingres, Interbase, MSQL, MySQL, ODBC, Oracle (OC17 dan
OC18), Ovrimos, PostgrSQL, Solid,Sybase, Unix DBM dan Velocis.
2.12.2 Sintaks PHP
Sintaks program/ script PHP ditulis dalam apitan tanda khusus PHP. Ada
empat pasangan tag PHP yang untuk menandai blok script PHP (Peranginangin,
2006) :
1. <?php ...>
2. <script language = ”PHP”> ... </script>
3. <? ... ?>
4. <% ...%>
2.13 MySQL
MySQL merupakan software sistem manajemen database (Database
Management Systems/DBMS) yang sangat populer dikalangan pemrograman web,
terutama di lingkungan Linux dengan menggunakan script PHP dan Perl (Sidik,
2005). MySQL merupakan salah satu jenis database server yang sangat terkenal.
31
Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar
untuk mengakses database-nya. Software database ini kini telah tersedia juga
pada platform sistem operasi Windows (Prasetyo, 2003).
MySQL adalah Relational Database Management Sistem (RDBMS) yang
didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License).
Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh
dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial (Prasetyo,
2003).
Berikut ini merupakan keistimewaan dari MySQL (Prasetyo, 2003):
a. Portability: Dapat berjalan stabil pada berbagai macam sistem operasi
seperti Windows, Linux, Mac OS X Server, dll.
b. Open Source: Dapat digunakan secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya
sepeserpun.
c. Multiuser: Dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang
bersamaan tanpa mengalami masalah/ konflik.
d. Performance Tunning: Memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam
menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih
banyak SQL/ satuan waktu.
e. Coloum Types: Memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed/
unsigned integer, float, double, char, varchar, text, blob, date, time,
datetime, timestamp, year, set, serta enum.
f. Command and Function: Memiliki operator dan fungsi secara penuh
mendukung perintah SELECT dan WHERE dalam query.
32
g. Security: Memiliki beberapa lapisan pengaman seperti level subnet mask,
nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetil
serta password terenkripsi.
h. Scalability and Limits: Mampu menangani database dalam skala besar
dengan jumlah records lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 miliar
baris. Batas indeks yang dapat menampung 32 indeks pada tiap tabel.
i. Connectivity: Dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan
protokol TCP/ IP, UNIX Soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
j. Localisation: Dapat mendeteksi pesan kesalahan (error code) pada client
dengan menggunakan lebih dari 20 bahasa.
k. Interface: Memiliki interface (antarmuka) terhadap berbagai aplikasi dan
bahasa pemrograman yang digunakan untuk administrasi database.
l. Client and Tools: Dilengkapi dengan berbagai tools yang dapat digunakan
untuk administrasi database. Dan pada setiap tools yang ada disediakan
petunjuk online.
m. Struktur Tabel: Memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam
mengangani ALTER TABLE, dibandingkan dengan database lainnya.
2.14 Definisi Client-Server
Aplikasi Client server adalah (Kadir, 2003):
1. Aplikasi pesan, misalnya surat elektronis.
2. Penyebaran basis data pada beberapa jaringan komputer.
3. Memungkinkan bebagai berkas atau periferal atau pengaksesan komputer
melalui jarak jauh.
33
4. Pemrosesan aplikasi yang intensif dengan suatu pekerjaan (job) dibagi
menjadi tugas-tugas yang masing-masing dilaksanakan pada komputer
yang berbeda.
Sedangkan Purnomo mendefinisikan Client server adalah Arsitektur file
server yang dikembangkan lebih lanjut sehingga server tidak hanya bertindak
sebagai tempat penyimpanan data namun juga sebagai tempat pemrosesan data
disebut dengan arsitektur client server. Prinsip kerjanya sangat sederhana, di mana
server akan menunggu permintaan dari client, memprosesnya, dan memberikan
hasilnya kepada client. Di lain pihak, client akan mengirimkan permintaan ke
server, menunggu proses dan menerima hasilnya (Purnomo, 2004).
2.15 Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian perangkat lunak adalah proses pemeriksaan atau evaluasi sistem
atau komponen sistem secara manual atau otomatis untuk memverifikasi apakah
sistem memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dispesifikasikan atau
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil
yang terjadi (Hariyanto, 2004).
Sasaran pengujian adalah penemuan semaksimum mungkin kesalahan
dengan usaha yang dapat dikelola pada rentang waktu realistik. Pengujian
perangkat lunak merupakan tahap kritis dalam penjaminan kualitas perangkat
lunak dan merupakan review menyeluruh terhadap spesifikasi perancangan dan
pengkodean (Hariyanto, 2004).
34
Glen Myers menyatakan tiga sasaran pengujian, yaitu (Hariyanto, 2004):
a. Pengujian adalah proses mengeksekusi program dengan hasrat
menemukan kesalahan.
b. Kasus uji yang bagus adalah mempunyai peluang tinggi menemukan
kesalahan yang sebelumnya belum ditemukan.
c. Pengujian yang berhasil adalah pengujian yang menyingkap kesalahan
yang sebelumnya belum ditemukan.
Manfaat pengujian (Hariyanto, 2004):
a. Pengujian akan menyingkap kesalahan di perangkat lunak.
b. Pengujian mendemonstrasikan fungsi-fungsi perangkat lunak bekerja
sesuai spesifikasi, kebutuhan serta terpenuhi perilaku dan sejenisnya .
Terdapat dua teknik pengujian berdasarkan ketersediaan logik sistem,
yaitu black box testing dan white box testing (Hariyanto, 2004). Namun, dalam
pembuatan perangkat lunak untuk Sistem Informasi Keuanga ini teknik pengujian
yang digunakan hanya black box testing.
Konsep black box testing digunakan untuk merepresentasikan sistem yang
cara kerja di dalamnya tidak tersedia untuk diinspeksi. Di dalam kotak hitam,
item-item yang diuji dianggap “gelap” karena logiknya tidak diketahui, yang
diketahui hanya apa yang masuk dan apa yang keluar. Pada black box testing,
kasus-kasus pengujian berdasarkan pada spesifikasi sistem. Pada black box
testing, dicobakan beragam masukan dan memeriksa keluaran yang dihasilkan.
Teknik black box testing juga dapat digunakan untuk pengujian berbasis skenario
di mana isi dalam sistem mungkin tidak tersedia untuk diinspeksi tapi masukan
35
dan keluaran yang didefinisikan dengan usecase dan informasi analisis yang lain
(Hariyanto, 2004). Black box testing berusaha menemukan kesalahan dalam
kategori, sebagai berikut (Pressman, 2002):
a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
b. Kesalahan antarmuka.
c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database.
d. Kesalahan kinerja.
Pengujian black box testing merupakan pengujian yang dilakukan oleh
pengembang sistem. Karena pengguna akhir sistem memiliki pemahaman tentang
sistem informasi dengan tingkatan yang berbeda, maka seberapa jauh pengguna
akhir dapat memahami dan menerima sistem harus diuji. Pengujian inilah yang
dinamakan dengan user acceptance test. Pengujian ini dilakukan untuk menjamin
bahwa sistem telah melayani kebutuhan organisasi.
Ada dua tahap dalam user acceptance test, yaitu Alpha testing dan Beta
testing. Alpha testing adalah pengujian yang dilakukan oleh pengguna untuk
menjamin bahwa mereka menerima sistem, pengujian dilakukan dengan
menggunakan data pengujian. Pengujian ini sebenarnya merupakan simulasi dari
penggunaan sistem oleh penggunaan sistem oleh pengguna akhir pada sistem yang
sebenarnya, tetapi dilaksanakan dengan data yang relatif sedikit. Tujuannya
adalah untuk melihat kemudahan penggunaan perangkat lunak oleh pengguna
akhir. Tahap kedua adalah beta testing. Alpha testing tidak dapat menggambarkan
volume data yang sebenarnya yang harus diproses oleh sistem, sehingga perlu
pengujian dengan menggunakan data riil, bukan data pengujian. Pengguna
36
sesungguhnya memonitor kesalahan yang terjadi dan perbaikan yang dibutuhkan.
Beta testing inilah yang menentukan apakah sistem akan diterima atau harus
dirancang ulang (Al Fatta, 2007).
2.16 Literatur Sejenis
Literatur yang digunakan sebagai pembanding dalam penelitian ini
berjudul “Aplikasi Laporan Keuangan Berbasis Web untuk Kelurahan Dukuh”.
Penulis Wina Setiawati sebagai skripsi untuk lulus dari Universitas Gunadarma
tahun 2008.
Literatur yang digunakan sebagai pembanding ini merupakan aplikasi
keuangan yang digunakan untuk sebuah kantor pemerintahan. Aplikasi yang
dibuat dalam penelitian ini sudah berbasis web, menghasilkan laporan yang cukup
lengkap dan memiliki fitur yang cukup lengkap. Akan tetapi di samping kelebihan
tersebut ternyata terdapat beberapa kekurangan dalam literatur ini, diantaranya
adalah meskipun sudah berbasis web, aplikasi ini tidak untuk diimplementasikan
menggunakan jaringan, selain itu sistem pengendalian internalnya kurang
memadai karena data penerimaan dan pengeluaran kas bisa dimasukkan oleh siapa
saja yang memiliki username dan password tanpa ada verifikasi ari pihak terkait.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data digunakan untuk
melakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam penelitian. Baik berupa
data-data pendukung penelitian maupun data-data yang akan digunakan dalam
pembuatan sistem informasi pencatatan keuangan organisasi non-profit.
Fungsi dari metode pengumpulan data adalah agar proses pengumpulan
data dalam penelitian dapat terorganisir dengan baik sehingga akan mempercepat
proses penelitian.
3.1.1 Studi Pustaka
Dalam proses studi pustaka dilakukan pencarian data-data terkait
penelitian yang akan dijadikan landasan teori dalam melakukan penelitian. Setelah
menjadi landasan teori, data-data tersebut berguna untuk menjadi petunjuk
penelitian dan acuan untuk tahapan pengembangan sistem. Pencarian data tersebut
dilakukan dengan cara melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan. Dalam
melakukan studi pustaka ini, digunakan beberapa buku acuan sebagai landasan
teori dan penuntun dalam tahapan penelitian. Buku-buku tersebut antara lain:
a. Analsisi dan Desain Sistem Informasi
b. Metode Desain dan Analisis Sistem
c. Pengenalan Sistem Informasi
38
d. Analisis dan Perancangnan Sistem Informasi dengan Metodologi
Berorientasi Objek (edisi revisi)
e. Manajemen Keuangan Organisasi Nirlaba
f. Rekayasa Perangkat Lunak
g. Analisis dan Perancangan Sistem
h. Metodologi Penelitian
i. Pengantar Metode Penelitian
3.1.2 Studi Lapangan
3.1.2.1 Observasi/ Pengamatan
Observasi pada penelitian dilakukan pada tanggal 6 Mei 2009 di Kantor
PATTIRO.
Dalam observasi, dilakukan pengamatan dan diskusi dengan pihak terkait
dalam hal lingkungan pengendalian organisasi dan sistem pencatatan keuangan
yang berjalan dalam PATTIRO sehingga dapat disimpulkan masalah yang ada
dalam organisasi dan dapat dilakukan penelitian sebagai usaha atas pemecahan
masalah tersebut. Dalam observasi tersebut telah didapatkan:
1. Profil Organisasi PATTIRO
2. Sistem Yang Sedang Berjalan.
3. Data-data tentang standar sistem pencatatan keuangan organisasi non-
profit
Untuk contoh-contoh bukti pencatatan dan laporan manual dapat dilihat
pada lampiran.
39
3.1.2.2 Interview/ wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung dengan pihak-pihak yang
berhubungan dengan sistem informasi pencatatan keuangan non-profit ini, yaitu
Ibu D. Utami Cahyani sebagai manajer keuangan pada organisasi PATTIRO.
Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Juli 2009, jam 09.00-11.00.
Masalah yang dibahas dalam wawancara tersebut antara lain:
1. Tanya: Bagaimana standar pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas
yang ada pada organisasi?
Jawab: Penerimaan dan pengeluaran kas dicatat pada kwitansi sebagai
tanda bukti bagi penyumbang atau penerima dana sedangkan untuk pihak
organisasi sendiri dibuatlah jurnal voucher.
2. Tanya: Apa masalah yang dihadapi organisasi saat menggunakan sistem
manual dalam pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas?
Jawab: Masalah yang dihadapi organisasi saat menggunakan sistem
pencatatan manual adalah seringnya kehilangan bukti penerimaan atau
pengeluaran kas sehingga saat dikumpulkan untuk dijadikan laporan tidak
menggambarkan keadaan organisasi yang sebenarnya.
3. Tanya: Apa akibat dari masalah yang ada?
Jawab: Akibat dari masalah yang terjadi adalah, seringnya pencatatan
bukti kwitansi yang tidak diiringi dengan pencatatan pada jurnal voucher
mengakibatkan sistem kehilangan kendali terhadap pencatatan. Apalagi
dengan tidak adanya nomor bukti tercatat menyebabkan kemungkinan
’hilang’nya transaksi sehingga laporan keuangan tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
40
Dari wawancara yang dilakukan didapatkan identifikasi masalah yang
dihadapi organisasi pada sistem yang sedang berjalan.
Untuk hasil dari wawancara dapat dilihat pada lampiran.
3.1.3 Studi Literatur Sejenis
Penelitian ini menggunakan laporan penelitian yang berjudul Aplikasi
Laporan Keuangan Berbasis Web Untuk Kelurahan Dukuh yang ditulis oleh
Wina Setiawati dari Universitas Gunadarma tahun 2008 sebagai literatur sejenis.
Selengkapnya tentang isi literatur sejenis tersebut dapat dilihat pada akhir
Bab II.
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem pada penelitian ini menggunanakan Rapid
Application Development (RAD) sebagai alur pengembangannya.
3.2.1 Scope Definition
Pada tahapan ini menentukan ruang lingkup proyek yang terdiri dari profil
organisasi, proses bisnis yang sedang berjalan, identifikasi masalah, serta lingkup
sistem yang akan dibuat.
3.2.2 Analysis
Setelah ruang lingkup ditentukan maka tahap selanjutnya yang dilakukan
adalah analisis sistem. Pada tahapan analisis dalam penelitian ini terdapat
beberapa analisis yang dilakukan yaitu:
41
1. Cause and Effect Analysis
2. Analisa Kebutuhan Sistem
3. Analisis sistem usulan
Tahap analisis ini menggunakan pendekatan analisis model driven yaitu
penggunaan gambar, diagram, atau grafis dalam mengkomunikasikan suatu
masalah, memecahkan masalah, persyaratan bisnis, dan solusi-solusi bisnis. Dan
metode yang digunakan adalah analisis berorientasi objek/ Object-Oriented
Analysis (OOA).
Penelitian ini menggunakan UML (Unified Modelling Languange) sebagai
alat untuk analisis sistem yang dirancang. Dan diagram UML yang digunakan
pada tahap analisis ini adalah:
1. Use-case Diagram
2. Activity Diagram
3. Class Diagram
Selain diagram di atas penelitian ini juga menggunakan rich picture untuk
melakukan analisis sistem yang sedang berjalan dan use case narrative sebagai
bagian dari perancangan use case
3.2.3 Design
Pendekatan model driven juga masih digunakan dalam tahap perancangan
ini. Dan metode yang digunakan adalah desain berorientasi objek/ Object
Oriented Design (OOD) dengan UML sebagai alat perancangannnya.
42
Penelitian ini tidak menggunakan semua diagram yang disediakan oleh
UML. Dan diagram-diagram yang digunakan pada tahap ini merupakan lanjutan
dari diagram yang telah dibuat pada tahap analisis, diagram tersebut antara lain:
1. Sequence Diagram
2. State Chart Diagram
3. Deployment Diagram
Selain tabel-tabel dan diagram yang berhubungan dengan UML, penelitian
ini juga menambahkan tahapan normalisasi untuk perancangan basis data serta
penambahan perancangan interface, menu crud, dan perancangan input dan
output.
3.2.4 Construction & Testing
Setelah melakukan analisis dan perancangan sistem, tahapan ini
merupakan tahapan pemrograman dan pengujian terhadap program yang telah
jadi.
3.2.4.1 Construction
Pada tahapan construction, penelitian sampai pada tahap pemrograman
atas sistem yang analisis dan perancangannya telah dibuat. Pemrograman pada
penelitian ini menggunakan PHP 5 sebagai bahasa pemrogramannya. Penggunaan
PHP 5 dalam penelitian ini merupakan pilihan yang tepat karena PHP 5
merupakan bahasa pemrograman yang object oriented, hal ini sesuai dengan
penelitian. Adapun untuk database digunakan MySQL Versi 3.3 sebagai tempat
penyimpanan datanya.
43
3.2.4.2 Testing
Setelah program selesai, maka mulailah dilakukan tahap pengujian. Tahap
pengujian berfungsi untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan (bug) pada sistem
yang telah dibuat.
Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan menggunakan metode
pengujian unit dengan pendekatan black-box testing.
44
3.3 Kerangka Berpikir
Metode Pengumpulan Data
observasi
wawancara
Studi Pustaka
Metodologi Pengembangan Sistem
Object Oriented dengan pendekatan
Rapid Application Development
(RAD) (Whitten, Bentley, Dittman:
2004 )
Mendefinisikan Ruang Lingkup
(Scope Definition)Sejarah Organisasi
Visi dan Misi
Struktur Organisasi
Proses Bisnis yang Sedang Berjalan Sistem Penerimaan Kas
Sistem Pengeluaran KasIdentifikasi Masalah
Lingkup Sistem yang akan Dibuat
Studi Lapangan
Studi Literatur
Sejenis
Analisa Sistem (System Analysis) Cause and Effect Analysis
Analisa Kebutuhan SistemAnalisa Kebutuhan
Fungsional
Analisa Kebutuhan
Non-Fungsional
Analisa Sistem Usulan Use-case DiagramIdentifikasi Pelaku
(Actor)
Identifikasi Use-case
Pembuatan Use-case
Diagram
Use-case Narrative Analysis
Activity Diagram
Perancangan Sistem(Design) Use-case Narrative Design
Sequence Diagram
State Diagram
Deployment Diagram
Perancangan Database Phyhical Data Model (PDM)
Kamus Data
Matriks data-to-location CRUD
Perancangan Antarmuka
Construction & testing construction
testing
Class Diagram
Gambar 3.1 Kerangka berpikir
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Scope Definition (Mendefinisikan Ruang Lingkup)
4.1.1 Sejarah Organisasi
PATTIRO (Pusat Telaah dan Informasi Regional) adalah organisasi non-
pemerintah yang didirikan pada 17 April 1999. keberadaan PATTIRO bertujuan
mendorong terwujudnya good governance dan mengembangkan partisipasi publik
di Indonesia, khususnya pada level lokal. Fokus perhatian PATTIRO adalah
peningkatan pelayanan publik, pengembangan sistem perencanaan dan
penganggaran, peningkatan kapasitas aparat penyelenggara pemerintahan dan
anggota legislatif, peningkatan kapasitas pers serta pemberdayaan warga
masyarakat.
Untuk mencapai tujuan itu, PATTIRO menyediakan berbagai pelayanan
kepada NGO, lembaga donor, lembaga pemerintah, dan sektor privat yang
memiliki tujuan sejenis. Bentuk pelayanan yang disediakan PATTIRO meliputi:
penelitian, pelatihan, asistensi dan pengembangan model. (Sumber: PATTIRO)
4.1.2 Visi dan Misi
Visi
Terciptanya keadilan sosial melalui peningkatan partisipasi dan daya tawar
masyarakat warga dalam setiap proses pembuatan keputusan publik serta
terwujudnya tata pemerintahan yang baik khususnya pada tingkat lokal.
46
Misi
1. Mendorong terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat oleh negara
melalui keadilan dalam alokasi anggaran publik.
2. Mengembangkan model-model tata pemerintahan yang baik untuk
terwujudnya keadilan sosial bagi kehidupan bernegara.
3. Memperkuat kapasitas masyarakat warga untuk berperan aktif dalam
proses pembuatan keputusan publik. (Sumber: PATTIRO)
4.1.3 Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PATTIRO (Sumber: PATTIRO)
4.1.4 Proses Bisnis Yang Sedang Berjalan
Ada dua sistem pokok yang ada dalam sistem keuangan PATTIRO yaitu
sistem penerimaan dan pengeluaran kas dan kedua sistem yang ada tersebut masih
dilakukan secara manual.
47
4.1.4.1 Sistem Pencatatan Penerimaan Kas
Sistem Pencatatan Penerimaan Kas di PATTIRO dimulai dengan Kasir
membuat Bukti Penerimaan Kas. Kemudian Bukti Penerimaan Kas tersebut
diberikan kepada Manajer Keuangan untuk ditandatangani, direvisi, atau ditolak.
Setelah Bukti Penerimaan Kas ditandatangani, Kasir mencatatnya ke dalam jurnal
penerimaan.
Gambar 4.2 Sistem Penerimaan Kas Yang Berjalan
4.1.4.2 Sistem Pencatatan Pengeluaran Kas
Hampir sama dengan Penerimaan Kas, Pencatatan Pengeluaran Kas juga
dimulai dari Kasir yang membuat Bukti Pengeluaran Kas dan memberikannya
kepada Manajer Keuangan untuk dilakukan persetujuan. Setelah Manajer
Keuangan tanda tangan dalam Bukti Pengeluaran Kas tersebut, Kasir memberikan
Bukti Pengeluaran Kas tersebut kepada Direktur Eksekutif untuk ditandatangani.
Setelah Direktur Eksekutif menandatangani Bukti Pengeluaran Kas, Kasir
mencatatatnya ke dalam jurnal pengeluaran.
48
Gambar 4.3 Sistem Pengeluaran Kas Yang Berjalan
Selain kedua sistem keuangan yang ada tersebut, yang juga perlu diketahui
bahwa PATTIRO memiliki beberapa rekening bank untuk menyimpan dana kas.
Gunanya adalah untuk memisahkan dana program kegiatan yang satu dengan
yang lain. Sehingga anggaran yang disediakan dapat memenuhi setiap program
kegiatan dan tidak ada program kegiatan yang menggunakan dana berlebih dari
program lain.
4.1.5 Identifikasi Masalah
Masalah yang terjadi dalam sistem yang ada saat ini adalah:
1. Tidak adanya penggunaan bukti transaksi bernomor urut tercetak.
Penomoran bukti transaksi secara manual menjebabkan manajemen dapat
kehilangan kontrol.
2. Saldo dalam rekening Bank tidak sesuai dengan yang ada di laporan sisa
saldo Bank tersebut dan tidak pernah ada rekonsiliasi antara saldo bank,
49
saldo akunting, dan saldo catatan rekapitulasi bulanan pemasukkan dan
pengeluaran kas program.
3. Kedua masalah di atas menyebabkan timbulnya masalah baru dalam hal
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keuangan oleh pihak
manajerial karena laporan keuangan yang ada tidak mencerminkan
keadaan keuangan yang sebenarnya.
4.1.6 Lingkup Sistem Yang Akan Dibuat
Berdasarkan idetifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat
dibuat sistem informasi pencatatan keuangan organisasi non-profit yang meliputi:
1. Sistem yang akan dibuat meliputi proses-proses berikut ini:
a. Input data penerimaan dan pengeluaran kas.
b. Penyimpanan data penerimaan dan pengeluaran kas dalam database.
c. Pembuatan bukti penerimaan dan pengeluaran kas.
d. Pelaporan keuangan berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Pengguna sistem
a. Kasir
b. Manajer Keuangan
c. Direktur Eksekutif
3. Data master yang dibutuhkan
a. Data Dana
4. Tool dan resource yang dibutuhkan sistem
Sistem ini akan dikembangkan menggunakan server Apache, bahasa
pemrograman PHP, database MySQL, dijalankan melalui browser. Selain
50
itu, pada penelitian ini tidak akan membahas jaringan komunikasi serta
keamanan data yang terkait dengan sistem ini.
4.2 Analisa Sistem (System Analysis)
4.2.1 Cause and Effect Analysis
Tabel 4.1 Cause and Effect Analysis
CAUSE-AND-EFFECT ANALYSIS SYSTEM IMPROVEMENT
OBJECTIVES
Problem or
Opportunity
Cause and Effects System Objective System
Constraint
1. Tidak
tercatatnya
seluruh
penerimaan dan
pengeluaran kas
yang masuk
dalam organisasi
dengan nomor
urut tercetak.
1. Hilangnya bukti
penerimaan
dan/atau
penerimaan kas.
2. Menghasilkan
laporan yang tidak
akurat dan tidak
dapat
dipertanggung
jawabkan.
1. Membantu Kasir
untuk dapat lebih
mudah
melakukan
pencatatan dan
penyimpanan
penerimaan dan
pengeluaran kas.
1. Kasir hanya
dapat
mencatat/
input data
penerimaan
dan
pengeluaran
kas sebagai
pengendalian
internal.
2. Laporan
keuangan tidak
sesuai dengan
kenyataan.
1. Laporan keuangan
tidak dapat
dijadikan referensi
untuk mengambil
keputusan.
1. Melakukan
penyimpanan
data penerimaan
dan pengeluaran
kas dan
mengolahnya
untuk menjadi
laporan
keuangan.
-
3. Data-data
keuangan
merupakan area
sensitif sehingga
dibutuhkan
validasi untuk
melakukan
transaksi
penerimaan dan
pengeluaran kas.
1. Laporan keuangan
menjadi tidak dapat
dipertanggung
jawabkan.
1 Membuat aturan
validasi untuk
melakukan input
penerimaan dan
pengeluaran kas.
-
4. Apliaksi dari
penelitian sejenis
sudah berbasis
web, tetapi
dalam
1. Terjadi kesia-siaan
dalam pembuatan
aplikasi.
1. Merancang
sistem yang
berbasis
jaringan.
-
51
penggunaannya
masih belum
berbasis web.
4.2.2 Analisa Kebutuhan Sistem
Tujuan dari analisa kebutuhan sistem adalah untuk memperjelas sistem
apa yang akan dibangun sesuai dengan permasalahan yang ada pada.
4.2.2.1 Analisa Kebutuhan Fungsional
Fungsi-fungsi yang harus ada pada sistem antara lain:
1. Menyimpan data seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Sistem harus dapat memberikan nomor urut otomatis pada tiap transaksi
baik penerimaan maupun pengeluaran kas. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan kontrol terhadap redudansi data ataupun bukti transaksi yang
hilang.
3. Sistem harus dapat memberikan laporan keuangan yang dapat diakses
perbulan, pertahun, dan pertanggal.
4.2.2.2 Analisa Kebutuhan Non-Fungsional
Fitur-fitur lain, karakteristik dan batasan dalam sistem antara lain :
1. Sistem yang baru dapat digunakan dan dipelajari oleh pengguna dengan
mudah. Sehingga pengguna dapat cepat terbiasa menggunakan sistem ini.
2. Antarmuka sistem dirancang agar pengguna mudah menggunakan sistem
dan mengurangi kemungkinan kesalahan yang diakibatkan oleh pengguna.
3. Sistem memiliki tingkat keamanan yang baik.
52
4. Sistem dapat menjalankan fungsinya dengan cepat dan reliable dengan
tingkat error yang kecil.
4.2.3 Analisa Sistem Usulan
Setelah melakukan analisa kebutuhan sistem maka dapat disimpulkan
untuk membuat sebuah sistem yang bisa mengatasi masalah serta memenuhi
kebutuhan sistem. Analisa sistem usulan ini menggunakan pemodelan berorientasi
objek.
4.2.3.1 Use-case Diagram
4.2.3.1.1 Identifikasi Aktor
Di bawah ini merupakan daftar pelaku (actor) yang menggunakan sistem
informasi pencatatan keuangan non-profit beserta keterangan aktivitas pelaku
dalam menggunakan sistem.
Tabel 4.2 Daftar Pelaku (Actor) Sistem informasi pencatatan keuangan Non-profit
No Pelaku (Actor) Deskripsi
1 Kasir Orang yang meng-input data penerimaan dan pengeluaran
kas serta mencetaknya untuk dijadikan bukti penerimaan
dan pengeluaran kas.
2 Manajer Keuangan Orang yang melakukan persetujuan untuk data
penerimaan dan pengeluaran kas yang di-input oleh kasir.
Serta orang yang menerima laporan keuangan.
3 Direktur Eksekutif Orang yang menyetujui pengeluaran kas yang di-input
oleh kasir, yang menerima laporan keuangan, serta memanajemen user yang menggunakan sistem.
4 Top Manajemen Merupakan abstract actor yang digunakan sebagai
generalisasi dari Direktur Eksekutif dan Manajer
Keuangan.
5 Pengguna Merupakan abstract actor yang digunakan sebagai
generalisasi dari semua pengguna.
53
4.2.3.1.2 Identifikasi Use-case
Setelah melakukan identifikasi pelaku tahapan selanjutnya adalah
melakukan identifikasi use-case yang ada dalam sistem.
Tabel 4.3 Daftar Use-case Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi
Non-profit
No Nama Usecase Deskripsi
1 Login Use-case yang menggambarkan kegiatan login ke
dalam sistem dengan memasukkan data pengguna
untuk diverifikasi oleh sistem.
2 Input Penerimaan Kas Use-case yang menggambarkan kegiatan
memasukkan data penerimaan kas.
3 Input Pengeluaran Kas Use-case yang menggambarkan kegiatan
memasukkan data pengeluaran kas.
4 Persetujuan Penerimaan
Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan menyetujui
atau meminta revisi atau membatalkan penerimaan
kas.
5 Persetujuan Pengeluaran
Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan menyetujui
atau meminta revisi atau membatalkan pengeluaran
kas.
6 Cetak Penerimaan Kas Use-case yang menggambarkan kegiatan mencetak bukti penerimaan kas.
7 Cetak Pengeluaran Kas Use-case yang menggambarkan kegiatan mencetak
bukti pengeluaran kas.
8 Lihat Laporan Keuangan
Use-case yang menggambarkan kegiatan melihat laporan keuangan yang diinginkan.
9 Lihat Laporan Saldo
Sisa
Use-case yang menggambarkan kegiatan melihat
laporan saldo sisa.
4.2.3.1.3 Pemodelan Use-case Diagram
Setelah pelaku (actor) dan use-case teridentifikasi maka dapat dilakukan
pemodelan use-case diagram yang akan menggambarkan batasan dan lingkup
sistem.
54
Tabel 4.4 Daftar Istilah Use-case Sistem Informasi Pencatatan Keuangan
Organisasi Non-profit
No Nama Use-case Deskripsi Pelaku yang
Berpartisipasi
1 Login Use-case yang menggambarkan kegiatan
login ke dalam sistem dengan
memasukkan data pengguna untuk
diverifikasi oleh sistem.
Pengguna
2 Input Penerimaan Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan memasukkan data penerimaan kas.
Kasir
3 Input Pengeluaran
Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan
memasukkan data pengeluaran kas.
Kasir
4 Persetujuan
Penerimaan Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan
menyetujui atau meminta revisi atau
membatalkan penerimaan kas.
Manajer
Keuangan
5 Persetujuan
Pengeluaran Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan
menyetujui atau meminta revisi atau
membatalkan pengeluaran kas.
Top Manajemen
6 Cetak Penerimaan
Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan
mencetak bukti penerimaan kas.
Kasir
7 Cetak
Pengeluaran Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan
mencetak bukti pengeluaran kas.
Kasir
8 Lihat Laporan Keuangan
Use-case yang menggambarkan kegiatan melihat laporan keuangan yang
diinginkan.
Manajer Keuangan
9 Lihat Laporan
Saldo Sisa
Use-case yang menggambarkan kegiatan
melihat laporan saldo sisa.
Direktur
Eksekutif
55
Berikut ini merupakan Use -case sistem yang diusulkan:
kasir
pengguna
top manajemen
Manajer Keuangan
Direktur Eksekutif
input penerimaan kas
input pengeluaran kas
cetak pengeluaran kas
cetak penerimaan kas
login
persetujuan pengeluaran kas
persetujuan penerimaan kas
l ihat laporan keuangan
l ihat laporan saldo sisa
<< depend on >>
<< depend on >>
<< depend on >>
<< depend on >>
<< depend on >>
<< depend on >>
<< depend on >>
<< depend on >>
Gambar 4.4 Diagram Use-case Sistem Usulan
56
4.2.3.2 Use-case Narrative Analysis Diagram
Tahapan ini menerjemahkan apa yang tergambar dalam use-case diagram
pada tahap analisis dalam bentuk narasi atau jalan cerita untuk
mendokumentasikan interaksi antara pengguna sistem dengan sistem itu sendiri.
Tabel 4.5 Use-case Narrative Analysis Login
USE CASE NAME: Login USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Analysis: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Pengguna
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses login yang dilakukan
oleh pengguna untuk melakukan pekerjaan yang bersangkutan.
PRE-CONDITION: Pengguna belum masuk ke dalam sistem.
TRIGGER: Pengguna ingin melakukan pekerjaan yang bersangkutan
dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Pengguna ingin masuk ke
dalam sistem
Step 2: Sistem melakukan
pemeriksaan terhadap
password dari pengguna
yang bersangkutan.
Step 3: Pengguna sudah berada di
dalam sistem dengan tampilan
sesuai level
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Pengguna salah dalam memasukkan password.
Sistem akan meminta pengguna untuk mengulangi proses login
kembali
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat pengguna tersebut masuk ke dalam
sistem
POST-CONDITION: User dapat melakukan operasi yang berhubungan dengan
penerimaan dan pengeluaran kas
BUSINESS RULES • Hanya Kasir, Manajer Keuangan, dan Direktur Eksekutif
yang dapat masuk ke sistem.
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
-
ASSUMPTIONS: -
57
OPEN ISSUES: -
Tabel 4.6 Use-case Narrative Analysis Input Penerimaan Kas
USE CASE NAME: Input Penerimaan Kas USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Analysis: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Kasir
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses input penerimaan kas
yang dilakukan oleh Kasir.
PRE-CONDITION: • Kasir telah masuk ke dalam sistem.
• Kasir menerima sumbangan dana dari penyumbang
TRIGGER: Kasir menerima sumbangan dana dari penyumbang.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Kasir memilih menu
tambah penerimaan kas.
Step 2: Sistem
menampilkan interface untuk input data.
Step 3: Kasir memasukkan data
penerimaan kas.
Step 4: Sistem
menyimpan data yang
dimasukkan dalam
database.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Jika Kasir belum login. Sistem akan meminta Kasir
untuk melakukan login terlebih dahulu.
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Kasir selesai memasukkan data
penerimaan kas.
POST-CONDITION: Data penerimaan kas telah disimpan dalam database.
BUSINESS RULES • Dalam jangka waktu yang pendek, Kasir akan kembali
mengakses data untuk mencetak bukti penerimaan kas.
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
-
ASSUMPTIONS: -
OPEN ISSUES: -
58
Tabel 4.7 Use-case Narrative Analysis Input Pengeluaran Kas
USE CASE NAME: Input Pengeluaran Kas USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Analysis: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Kasir
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses input pengeluaran kas
yang dilakukan oleh Kasir.
PRE-CONDITION: • Kasir telah masuk ke dalam sistem.
• Kasir menerima permintaan dana.
TRIGGER: Kasir menerima permintaan dana.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Kasir memilih menu
tambah pengeluaran kas.
Step 2: Sistem
menampilkan inteface
untuk input data.
Step 3: Kasir memasukkan data
pengeluaran kas.
Step 4: Sistem
menyimpan data yang
dimasukkan dalam
database.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Jika Kasir belum login. Sistem akan meminta Kasir
untuk melakukan login terlebih dahulu.
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Kasir selesai memasukkan data
pengeluaran kas.
POST-CONDITION: Data pengeluaran kas telah disimpan dalam database.
BUSINESS RULES • Dalam jangka waktu yang pendek, Kasir akan kembali
mengakses data untuk mencetak bukti pengeluaran kas.
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
-
ASSUMPTIONS: -
OPEN ISSUES: -
59
Tabel 4.8 Use-case Narrative Analysis Persetujuan Penerimaan Kas
USE CASE NAME: Persetujuan Penerimaan Kas USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Analysis: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Manajer Keuangan
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh
Manajer Keuangan untuk menyetujui penerimaan kas yang
dimasukkan oleh Kasir
PRE-CONDITION: • Manajer Keuangan telah masuk ke dalam sistem.
• Kasir telah memasukkan data penerimaan kas.
TRIGGER: Kasir ingin melakukan pencetakan bukti penerimaan kas.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Manajer Keuangan
memilih menu penerimaan kas.
Step 2: Sistem
menampilkan data
penerimaan kas yang telah
dimasukkan oleh Kasir.
Step 3: Manajer Keuangan
melakukan persetujuan
penerimaan kas.
Step 3: Sistem
menyimpan persetujuan
dalam database.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Jika Manajer Keuangan belum login. Sistem akan
meminta Manajer Keuangan untuk melakukan login terlebih
dahulu.
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Manajer Keuangan telah menyetujui
penerimaan kas.
POST-CONDITION: Manajer Keuangan telah menyetujui penerimaan kas.
BUSINESS RULES • Setelah Manajer melakukan persetujuan Kasir baru dapat
mencetak bukti penerimaan kas.
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
ASSUMPTIONS: • Pemasukkan data penerimaan kas merupakan bagian
terpisah dari use-case ini.
OPEN ISSUES: -
60
Tabel 4.9 Use-case Narrative Analysis Persetujuan Pengeluaran Kas
USE CASE NAME: Persetujuan Pengeluaran Kas USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Analysis: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Top Manajemen
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh
Top Manajemen untuk menyetujui pengeluaran kas yang
dimasukkan oleh Kasir
PRE-CONDITION: • Top Manajemen telah masuk ke dalam sistem.
• Kasir telah memasukkan data pengeluaran kas.
TRIGGER: Kasir ingin melakukan pencetakan bukti pengeluaran kas.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Top Manajemen memilih
menu pengeluaran kas.
Step 2: Sistem
menampilkan data
pengeluaran kas yang
telah dimasukkan oleh
Kasir.
Step 3: Top Manajemen
melakukan persetujuan
pengeluaran kas.
Step 3: Sistem
menyimpan persetujuan
dalam database.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Jika Top Manajemen belum login. Sistem akan
meminta Manajer Keuangan dan Direktur Eksekutif untuk
melakukan login terlebih dahulu.
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Top Manajemen telah menyetujui
pengeluaran kas.
POST-CONDITION: Top Manajemen telah menyetujui pengeluaran kas.
BUSINESS RULES • Setelah Top Manajemen melakukan persetujuan Kasir baru
dapat mencetak bukti pengeluaran kas.
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
ASSUMPTIONS: • Pemasukkan data pengeluaran kas merupakan bagian
terpisah dari use-case ini.
OPEN ISSUES: -
61
Tabel 4.10 Use-case Narrative Analysis Cetak Penerimaan Kas
USE CASE NAME: Cetak Penerimaan Kas USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Analysis: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Kasir
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh
Kasir dalam mencetak bukti penerimaan kas yang sebelumnya
telah disetujui oleh Manajer Keuangan
PRE-CONDITION: • Kasir telah login ke dalam sistem.
• Manajer Keuangan telah menyetujui data penerimaan kas
yang sebelumnya dimasukkan oleh kasir.
TRIGGER: Kasir ingin melakukan pencetakan bukti pengeluaran kas.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Kasir memilih tombol
cetak penerimaan kas.
Step 2: Sistem
menampilkan format
cetak penerimaan kas.
Step 3: Kasir melakukan aksi
cetak.
Step 3: Sistem mencetak
bukti penerimaan kas.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Jika Kasir belum login. Sistem akan meminta Kasir
untuk melakukan login terlebih dahulu.
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Kasir telah mencetak bukti
penerimaan kas.
POST-CONDITION: Bukti penerimaan kas telah dicetak.
BUSINESS RULES -
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
-
ASSUMPTIONS: • Pemasukkan data pengeluaran kas merupakan bagian
terpisah dari use-case ini.
OPEN ISSUES: -
62
Tabel 4.11 Use-case Narrative Analysis Cetak Pengeluaran Kas
USE CASE NAME: Cetak Pengeluaran Kas USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Analysis: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Kasir
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
-
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
-
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh
Kasir dalam mencetak bukti pengeluaran kas yang sebelumnya
telah disetujui oleh Manajer Keuangan
PRE-CONDITION: • Kasir telah login ke dalam sistem.
• Manajer Keuangan telah menyetujui data pengeluaran kas
yang sebelumnya dimasukkan oleh kasir.
TRIGGER: Kasir ingin melakukan pencetakan bukti pengeluaran kas.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Kasir memilih tombol
cetak pengeluaran kas.
Step 2: Sistem
menampilkan format
cetak pengeluaran kas.
Step 3: Kasir melakukan aksi
cetak.
Step 3: Sistem mencetak
bukti pengeluaran kas.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Jika Kasir belum login. Sistem akan meminta Kasir
untuk melakukan login terlebih dahulu.
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Kasir telah mencetak bukti
pengeluaran kas.
POST-CONDITION: Bukti pengeluaran kas telah dicetak.
BUSINESS RULES -
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
-
ASSUMPTIONS: • Pemasukkan data pengeluaran kas merupakan bagian
terpisah dari use-case ini.
OPEN ISSUES: -
63
Tabel 4.12 Use-case Narrative Analysis Lihat Laporan Keuangan
USE CASE NAME: Lihat Laporan Keuangan USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Analysis: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Manajer Keuangan
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh
Manajer Keuangan untuk melihat Laporan Keuangan yang
telah dibuat oleh sistem
PRE-CONDITION: • Manajer Keuangan telah masuk ke dalam sistem.
• Kasir telah memasukkan data penerimaan dan pengeluaran
kas dengan periode tertentu.
TRIGGER: Manajer Keuangan ingin melihat Laporan Keuangan dengan
periode tertentu.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Manajer Keuangan
meminta sistem untuk
menampilkan laporan keuangan
yang diinginkan dengan
memasukkan periode laporan.
Step 2: Sistem melakukan
pencarian laporan
keuangan yang
diinginkan.
Step 3: Sistem
menampilkan laporan
keuangan yang
diinginkan.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Jika Kasir belum memasukkan data sesuai periode
yang diinginkan. Sistem akan menampilkan informasi bahwa
data yang diinginkan tidak tersedia.
Alt-Step 2: Jika Manajer Keuangan belum login. Sistem akan
meminta Manajer Keuangan untuk melakukan login terlebih
dahulu.
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Manajer Keuangan telah
mendapatkan laporan keuangan yang diinginkan.
POST-CONDITION: Manajer Keuangan telah melihat laporan keuangan yang
diinginkan.
BUSINESS RULES • Laporan keuangan yang akan dijadikan pedoman bagi
Manajer Keuangan untuk membuat keputusan keuangan
seperti menyetujui atau tidak penerimaan dan pengeluaran kas.
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
• Laporan Keuangan dapat dicetak langsung oleh sistem.
64
ASSUMPTIONS: -
OPEN ISSUES: -
Tabel 4.13 Use-case Narrative Analysis Lihat Laporan Saldo Sisa
USE CASE NAME: Lihat Laporan Saldo Sisa USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Analysis: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Direktur Eksekutif
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh
Direktur Eksekutif untuk melihat Laporan Saldo Sisa yang
telah dibuat oleh sistem
PRE-CONDITION: • Direktur Eksekutif telah masuk ke dalam sistem.
• Kasir telah memasukkan data penerimaan dan pengeluaran
kas dengan periode tertentu.
TRIGGER: Direktur Eksekutif ingin melihat Laporan Saldo Sisa.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Direktur Eksekutif meminta sistem untuk
menampilkan Laporan Saldo Sisa.
Step 2: Sistem melakukan pencarian Laporan Saldo
Sisa.
Step 3: Sistem
menampilkan Laporan Saldo Sisa.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Jika Direktur Eksekutif belum login. Sistem akan
meminta Direktur Eksekutif untuk melakukan login terlebih
dahulu.
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Direktur Eksekutif telah
mendapatkan laporan keuangan yang diinginkan.
POST-CONDITION: Direktur Eksekutif telah melihat Laporan Saldo Sisa yang
diinginkan.
BUSINESS RULES • Laporan Saldo Sisa yang akan dijadikan pedoman bagi
Direktur Eksekutif untuk membuat keputusan keuangan
seperti menyetujui atau tidak penerimaan dan pengeluaran
kas.
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
• Laporan Saldo Sisa dapat dicetak langsung oleh sistem.
ASSUMPTIONS: -
OPEN ISSUES: -
65
4.2.3.3 Activity Diagram
Setelah pembuatan use-case diagram tahapan selanjutnya adalah
pembuatan activity diagram. Pembuatan activity diagram ini bertujuan untuk
memperlihatkan aliran kerja yang terjadi dalam Sistem Informasi Pencatatan
Keuangan Organisasi Non-Profit.
<<verifikasi username & password>>
<<ya>>
<<tidak>>
Isi form login
username & password benar?
tampilkan home sesuai level
Gambar 4.5 Activity Diagram Login
Pada use-case login aktivitas pertama yang dilakukan adalah mengisi form
login dengan username dan password kemudian mengirimnya untuk diverifikasi
apakah username dan password sudah benar atau tidak. Jika username dan
password benar maka sistem akan membuka halaman home dengan otentifikasi
level username yang dimasukkan. Jika tidak, sistem akan kembali ke halaman
awal login dengan pemberitahuan bahwa username dan password yang
dimasukkan salah.
66
<<data baru telah tersimpan>>
tambah data penerimaan kas
tampilkan data penerimaan kas
Gambar 4.6 Activity Diagram Input Penerimaan Kas
Pada aktivitas input penerimaan kas, pengguna memasukkan data
penerimaan kas melalui form tambah data penerimaan kas. Setelah data disimpan
dalam database maka sistem akan menampilkan data penerimaan kas yang
terdapat dalam database.
<<data baru telah disimpan>>
tambah data pengeluaran kas
tampilkan data pengeluaran kas
Gambar 4.7 Activity Diagram Input Pengeluaran Kas
Sama halnya dengan aktivitas input penerimaan kas, pada aktivitas input
pengeluaran kas pengguna memasukkan data pengeluaran kas melalui form
tambah data pengeluaran kas. Setelah data disimpan dalam database maka sistem
akan menampilkan data penerimaan kas yang terdapat dalam database.
67
<<data dengan status persetujuan telah disimpan>>
pilih data penerimaan kas baru
isi form persetujuan
tampilkan data penerimaan kas
Gambar 4.8 Activity Diagram Persetujuan Penerimaan Kas
Pada aktivitas persetujuan penerimaan kas, yang pertama kali dilakukan
adalah memilih penerimaan kas baru yang belum disetujui dengan cara mengklik
icon yang terdapat dalam tabel. Setelah itu, akan terbuka halaman persetujuan dan
pengguna mengisi form persetujuan berdasarkan pendapat dan pemikirannya.
Setelah disetujui maka sistem akan menampilkan data penerimaan kas dengan
pembaharuan icon pada penerimaan kas yang sudah dilakukan persetujuan
berubah.
<<data dengan status persetujuan telah disimpan>>
pilih data pengeluaran kas baru
isi form persetujuan
tampilkan data pengeluaran kas
Gambar 4.9 Activity Diagram Persetujuan Pengeluaran Kas
68
Sama halnya dengan persetujuan penerimaan kas. Pada aktivitas
persetujuan pengeluaran kas, yang pertama kali dilakukan adalah memilih
pengeluaran kas baru yang belum disetujui dengan cara mengklik icon yang
terdapat dalam tabel. Setelah itu, akan terbuka halaman persetujuan dan pengguna
mengisi form persetujuan berdasarkan pendapat dan pemikirannya. Setelah
disetujui maka sistem akan menampilkan data pengeluaran kas dengan
pembaharuan icon pada pengeluaran kas yang sudah dilakukan persetujuan
berubah.
klik simbol cetak penerimaan kas
tampilkan bukti penerimaan kas
cetak bukti penerimaan kas
Gambar 4.10 Activity Diagram Cetak Penerimaan Kas
Aktivitas pada use-case cetak penerimaan kas dimulai dengan mengklik
icon cetak pada data penerimaan kas yang ingin dicetak. Setelah itu, sistem akan
menampilkan bukti penerimaan kas yang berformat kwitansi pada tab baru.
Kemudian pengguna mencetak bukti penerimaan kas tersebut.
69
klik simbol cetak pengeluaran kas
tampilkan bukti pengeluaran kas
cetak bukti pengeluaran kas
Gambar 4.11 Activity Diagram Cetak Pengeluaran Kas
Sama dengan use-case cetak penerimaan kas. Aktivitas pada use-case
cetak pengeluaran kas dimulai dengan mengklik icon cetak pada data pengeluaran
kas yang ingin dicetak. Setelah itu, sistem akan menampilkan bukti pengeluaran
kas yang berformat kwitansi pada tab baru. Kemudian pengguna mencetak bukti
pengeluaran kas tersebut.
pilih jenis laporan keuangan & periodenya
masukkan periode yang diinginkan
tampilkan laporan keuangan berdasarkan periode
Gambar 4.12 Activity Diagram Lihat Laporan Keuangan
70
Ativitas yang dilakukan pada use-case lihat laporan keuangan adalah
memilih jenis laporan keuangan dan periode yang diinginkan. Kemudian
memasukkan periode yang diinginkan dan memprosesnya. Sistem akan
menampilkan laporan keuangan berdasarkan filter yang telah dimasukkan oleh
pengguna.
tampilkan laporan saldo sisa
Gambar 4.13 Activity Diagram Lihat Laporan Saldo Sisa
Aktivitas yang dilakukan pada use-case lihat laporan saldo sisa adalah
hanya menampilkan saldo sisa berdasarkan tanggal akses pengguna.
4.2.3.4 Class Diagram
Fungsi class diagram adalah untuk mendeskripsikan objek-objek dalam
sistem dan berbagai macam hubungan statis di antara mereka. Berikut ini
merupakan tahapan dalam membuat class diagram:
1. Menemukan Objek Potensial
Dari use-case narrative analysis yang telah dijabarkan di atas ditemukan
potensial objek dengan cara menemukan seluruh kata benda yang
berhubungan dengan seluruh bisnis atau event sebagai berikut:
71
Tabel 4.14 Daftar Objek Potensial Sistem Informasi Pencatatan Keuangan
Organisasi Non-profit
Pengguna
Kasir
Manajer Keuangan
Direktur
Username
Password
Level
Penerimaan Kas
Pengeluaran Kas
Dana
Penyumbang
Persetujuan Penerimaan Kas
Persetujuan Pengeluaran Kas
Bukti Penerimaan Kas
Bukti Pengeluaran Kas
Laporan Keuangan
Laporan Saldo Sisa
2. Menyeleksi objek yang diusulkan
Tabel 4.15 Analisis Daftar Objek Potensial
Objek Potensial Alasan
Pengguna √ Merupakan actor yang akan
menggunakan sistem
Kasir X Contoh dari pengguna
Manajer Keuangan X Contoh dari pengguna
Direktur X Contoh dari pengguna
Username X Merupakan atribut dari pengguna
Password X Merupakan atribut dari pengguna
Level √ Level
Penerimaan Kas √ Penerimaan Kas
72
Pengeluaran Kas √ Pengeluaran Kas
Dana √ Dana
Penyumbang X Atribut dari penerimaan kas
Persetujuan Penerimaan Kas √ Persetujuan Penerimaan Kas
Persetujuan Pengeluaran Kas √ Persetujuan Pengeluaran Kas
Bukti Penerimaan Kas X Sinonim dari penerimaan kas
Bukti Pengeluaran Kas X Sinonim dari pengeluaran kas
Laporan Keuangan √ Item dari interface potensial
Laporan Saldo Sisa √ Item dari interface potensial
Dari analisis dafta potensial objek di atas didapatkan objek yang terkait
dengan sistem sebagai berikut:
Tabel 4.16 Daftar Objek
Daftar Objek
Pengguna
Level
Penerimaan Kas
Pengeluaran Kas
Dana
Persetujuan Penerimaan Kas
Persetujuan Pengeluaran Kas
Laporan Keuangan
Laporan Saldo Sisa
73
3. Menyiapkan Class Diagram
Dari daftar objek diatas dapat dideskripsikan objek-objek yang terdapat
dalam sistem serta hubungan statis antar objek. Pada sistem ini dilakukan
perubahan nama objek untuk membedakan antara objek yang berfungsi
sebagai pengendali sistem, data master, dan sistem itu sendiri dan juga
untuk menyesuaikan format penamaan dalam database.. Adapun
perubahan dari nama-nama objek tersebut antara lain:
a. Pengguna menjadi sys_user
b. Level menjadi sys_user
c. Penerimaan Kas menjadi sikeu_penerimaan_kas
d. Pengeluaran Kas menjadi sikeu_penerimaan_kas
e. Dana menjadi core_dana
f. Persetujuan Penerimaan Kas menjadi sikeu_penerimaan_kas_status
g. Persetujuan Pengeluaran Kas menjadi sikeu_pengeluaran_kas_status
Selain itu, pada penelitian ini ditambahkan objek tambahan yaitu
core_pegawai sebagai data master dari sys_user, core_status sebagai data
master untuk status persetujuan penerimaan dan pengeluaran kas.
74
1..*1..*
1..*
1..*
1..1
1..11..1
1..1
1..*
1..1
1..*
1..1
1..*
1..*
1..*
1..*
1..*1..1
1..*
1..1
sys_user
-
-
-
-
-
-
-
-
-
sysUserId
sysRoleId
idPegawai
username
password
passwordHint
lastLogin
lastIP
accountLock
: int
: tinyint
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: datetime
: int
: tinyint
sys_role
-
-
-
systemRoleID
roleName
description
: tinyint
: varchar
: varchar
core_pegawai
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
idPegawai
nama
nickname
address
phone
mobile
otherPhone
sex
rel igion
jabatan
foto
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: tinyint
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
sikeu_penerimaan_kas
-
-
-
-
-
-
-
-
noPenerimaan
tanggalPenerimaan
kodeDana
penyumbang
jumlahPenerimaan
keteranganPenerimaan
jenisPenerimaan
kodeStatusPenerimaan
: varchar
: datetime
: char
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
core_dana
-
-
-
-
-
kodeDana
namaDana
namaBank
noRekening
jumlahSaldo
: char
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
sikeu_penerimaan_kas_status
-
-
-
-
-
-
id
noPenerimaan
kodeStatusPenerimaan
diUbahOleh
tanggalPerubahan
catatanPerubahan
: int
: varchar
: varchar
: int
: datetime
: varchar
sikeu_pengeluaran_kas
-
-
-
-
-
-
-
-
noPengeluaran
tanggalPenerimaan
kodeDana
penerima
jumlahPengeluaran
keteranganPengeluaran
jenisPengeluaran
kodeStatusPengeluaran
: varchar
: datetime
: char
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
sikeu_pengeluaran_kas_status
-
-
-
-
-
-
id
noPengeluaran
kodeStatusPengeluaran
diUbahOleh
tanggalPerubahan
catatanPerubahan
: int
: varchar
: varchar
: int
: datetime
: varchar
core_status
-
-
-
-
-
-
code
nextSuccessCode
nextFailCode
name
description
ordinal
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: int
Laporan Keuangan
+ get ()
Laporan Saldo Sisa
Gambar 4.14 Class Diagram Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi
Non-Profit
4.3 Perancangan Sistem (Design)
Tahapan ini merupakan tahapan untuk merancang sistem yang telah
diusulkan dalam tahapan analisis. Perancangan ini merupakan lanjutan dari
tahapan analisis untuk lebih menjelaskan secara rinci sistem yang diusulkan untuk
memudahkan pemrograman sistem tersebut nantinya. Sehingga sistem yang
dibuat dapat menyelesaikan masalah yang terjadi pada sistem lama dan tidak
terjadi kesalahpahaman antara analisis dan pemrograman.
75
4.3.1 Use-case Narrative Design
Use-case narrative design adalah sebuah narasi tentang kegiatan yang
dilakukan oleh pengguna dalam sistem serta respon yang diberikan oleh sistem
sesuai dengan yang terjadi pada perangkat lunak sistem informasi pencatatan
keuangan PATTIRO.
Tabel 4.17 Use-case Narrative Design Login
USE CASE NAME: Login USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Design: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Kasir
• Manajer Keuangan
• Direktur Eksekutif
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses login yang dilakukan
oleh Kasir, Manajer Keuangan dan Direktur Eksekutif untuk
melakukan pekerjaan yang bersangkutan.
PRE-CONDITION: Pengguna belum masuk ke dalam sistem.
TRIGGER: Pengguna ingin melakukan pekerjaan yang bersangkutan
dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Pengguna mengisi username dan password pada
textbox yang tersedia.
Step 2: Sistem merespon dengan menampilkan
alert login berhasil dan
menampilkan halaman
home.
Step 3: Pengguna dapat
melakukan kegiatan yang
bersangkutan dengan penerimaan
dan pengeluaran kas.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Jika pengguna salah dalam memasukkan username
dan/ atau password. Sistem akan menampilkan halaman login
kembali dengan pemberitahuan bahwa login tidak berhasil dan
memberitahukan kesalahan pengguna.
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat pengguna tersebut masuk ke dalam
76
sistem
POST-CONDITION: User dapat melakukan operasi yang berhubungan dengan
penerimaan dan pengeluaran kas
BUSINESS RULES • Hanya Kasir, Manajer Keuangan, dan Direktur Eksekutif
yang dapat masuk ke sistem.
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
-
ASSUMPTIONS: -
OPEN ISSUES: -
Tabel 4.18 Use-case Narrative Design Input Penerimaan Kas
USE CASE NAME: Input Penerimaan Kas USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Design: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Kasir
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses input penerimaan kas yang dilakukan oleh Kasir.
PRE-CONDITION: • Kasir telah masuk ke dalam sistem.
• Kasir menerima sumbangan dana dari penyumbang
TRIGGER: Kasir menerima sumbangan dana dari penyumbang.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Kasir memilih menu
Tambah Penerimaan Kas.
Step 2: Sistem
memberikan respon
dengan menampilkan
form tambah penerimaan
kas.
Step 3: Kasir memasukkan data
penerimaan kas melalui keyboard
kemudian meng-klik tombol
simpan.
Step 4: Sistem merespon
dengan menyimpan data
dalam database kemudian
menampilkan semua
penerimaan kas yang ada
dalam database.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Kasir dapat melakukan pencarian data penerimaan
kas dengan memasukkan kata kunci dan meng-klik tombol
cari.
Alt-Step 3: Sistem akan merespon dengan menampilkan data
sesuai kata kunci yang dimasukkan kasir atau informasi bahwa
data tidak ditemukan.
77
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Kasir telah memasukkan data
penerimaan kas.
POST-CONDITION: -
BUSINESS RULES -
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
ASSUMPTIONS: -
OPEN ISSUES: -
Tabel 4.19 Use-case Narrative Design Input Pengeluaran Kas
USE CASE NAME: Input Pengeluaran Kas USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Design: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Kasir
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses input pengeluaran kas
yang dilakukan oleh Kasir.
PRE-CONDITION: • Kasir telah masuk ke dalam sistem.
• Kasir mendapatkan permintaan pengeluaran dana
TRIGGER: Kasir mendapatkan permintaan pengeluaran dana
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Kasir memilih menu
Tambah Pengeluaran Kas.
Step 2: Sistem
memberikan respon
dengan menampilkan
form tambah pengeluaran
kas.
Step 3: Kasir memasukkan data
pengeluaran kas melalui keyboard
kemudian meng-klik tombol
simpan.
Step 4: Sistem merespon
dengan menyimpan data
dalam database kemudian
menampilkan semua
pengeluaran kas yang ada
dalam database.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Kasir dapat melakukan pencarian data pengeluaran
kas dengan memasukkan kata kunci dan meng-klik tombol
cari.
Alt-Step 3: Sistem akan merespon dengan menampilkan data
sesuai kata kunci yang dimasukkan kasir atau informasi bahwa data tidak ditemukan.
78
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Kasir telah memasukkan data
pengeluaran kas.
POST-CONDITION: -
BUSINESS RULES -
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
ASSUMPTIONS: -
OPEN ISSUES: -
Tabel 4.20 Use-case Narrative Design Persetujuan Penerimaan Kas
USE CASE NAME: Persetujuan Penerimaan Kas USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Design: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Manajer Keuangan
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses persetujuan data
penerimaan kas yang sebelumnya telah di-input oleh kasir.
PRE-CONDITION: • Manajer Keuangan telah masuk ke dalam sistem.
• Kasir telah memasukkan data penerimaan kas.
TRIGGER: Kasir ingin mencetak bukti penerimaan kas.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Manajer Keuangan
memilih menu Penerimaan Kas.
Step 2: Sistem
memberikan respon
dengan menampilkan
semua data penerimaan
kas.
Step 3: Manajer Keuangan meng-
klik icon penerimaan kas baru di
slah satu data penerimaan kas.
Step 4: Sistem merespon
dengan menampilkan
form persetujuan
penerimaan kas.
Step 5: Manajer Keuangan
memilih radio button antara
diterima, revisi, atau ditolak. Dan
memberi keterangan pada
masing-masing pilihan.
Step 5: Sistem merespon
dengan menampilkan
kembali semua data
penerimaan kas dengan
perubahan pada icon-nya.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Jika manajer keuangan memilih revisi pada radio
button. Maka kasir akan merivisi penerimaan kas dan manajer
keuangan kembali melakukan persetujuan.
79
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Manajer Keuangan telah memilih
status persetujuan data penerimaan kas.
POST-CONDITION: -
BUSINESS RULES -
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
ASSUMPTIONS: -
OPEN ISSUES: -
Tabel 4.21 Use-case Narrative Design Persetujuan Pengeluaran Kas
USE CASE NAME: Persetujuan Pengeluaran Kas USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Design: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Manajer Keuangan
• Direktur Eksekutif
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses persetujuan data
pengeluaran kas yang sebelumnya telah di-input oleh kasir.
PRE-CONDITION: • Manajer Keuangan dan Direktur Eksekutif telah masuk ke
dalam sistem.
• Kasir telah memasukkan data pengeluaran kas.
TRIGGER: Kasir ingin mencetak bukti penerimaan kas.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Manajer Keuangan dan
Direktur Eksekutif memilih menu
Pengeluaran Kas.
Step 2: Sistem
memberikan respon
dengan menampilkan
semua data pengeluaran kas.
Step 3: Manajer Keuangan dan
Direktur Eksekutif meng-klik
icon pengeluaran kas baru di salah satu data pengeluaran kas.
Step 4: Sistem merespon
dengan menampilkan
form persetujuan pengeluaran kas.
Step 5: Manajer Keuangan dan
Direktur Eksekutif memilih radio
button antara diterima, revisi, atau
ditolak. Dan memberi keterangan
pada masing-masing pilihan.
Step 5: Sistem merespon
dengan menampilkan
kembali semua data
pengeluaran kas dengan
perubahan pada icon-nya.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Jika manajer keuangan dan/ atau Direktur Eksekutif
memilih revisi pada radio button. Maka kasir akan merivisi
penerimaan kas dan manajer keuangan dan direktur eksekutif
kembali melakukan persetujuan.
80
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Manajer Keuangan telah memilih
status persetujuan data penerimaan kas.
POST-CONDITION: -
BUSINESS RULES - Direktur Eksekutif tidak dapat melakukan persetujuan
sebelum manajer keuangan.
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
ASSUMPTIONS: -
OPEN ISSUES: -
Tabel 4.22 Use-case Narrative Design Cetak Penerimaan Kas
USE CASE NAME: Cetak Penerimaan Kas USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Design: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Kasir
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh
Kasir dalam mencetak bukti penerimaan kas yang sebelumnya
telah disetujui oleh Manajer Keuangan
PRE-CONDITION: • Kasir telah login ke dalam sistem.
• Manajer Keuangan telah menyetujui data penerimaan kas
yang sebelumnya dimasukkan oleh kasir.
TRIGGER: Kasir ingin melakukan pencetakan bukti pengeluaran kas.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Kasir memilih menu
penerimaan kas.
Step 2: Sistem
menampilkan semua data
penerimaan kas.
Step 3: Kasir memilih icon cetak
penerimaan kas.
Step 4: Sistem
menampilkan format bukti
penerimaan kas yang akan
dicetak.
Step 5: Kasir memilih icon untuk
mencetak.
Step 6: Sistem merespon
dengan mencetak bukti
penerimaan kas.
ALTERNATE
COURSES:
-
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Kasir telah mencetak bukti
81
penerimaan kas.
POST-CONDITION: Bukti penerimaan kas telah dicetak.
BUSINESS RULES -
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
-
ASSUMPTIONS: • Pemasukkan data penerimaan kas merupakan bagian
terpisah dari use-case ini.
OPEN ISSUES: -
Tabel 4.23 Use-case Narrative Design Cetak Pengeluaran Kas
USE CASE NAME: Cetak Pengeluaran Kas USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Design: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Kasir
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh
Kasir dalam mencetak bukti pengeluaran kas yang sebelumnya telah disetujui oleh Manajer Keuangan
PRE-CONDITION: • Kasir telah login ke dalam sistem.
• Manajer Keuangan telah menyetujui data pengeluaran kas
yang sebelumnya dimasukkan oleh kasir.
TRIGGER: Kasir ingin melakukan pencetakan bukti pengeluaran kas.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Kasir memilih menu
pengeluaran kas.
Step 2: Sistem
menampilkan semua data
pengeluaran kas.
Step 3: Kasir memilih icon cetak
pengeluaran kas.
Step 4: Sistem
menampilkan format bukti
pengeluaran kas yang
akan dicetak.
Step 5: Kasir memilih icon untuk
mencetak.
Step 6: Sistem merespon
dengan mencetak bukti
pengeluaran kas.
ALTERNATE
COURSES:
-
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Kasir telah mencetak bukti pengeluaran kas.
POST-CONDITION: Bukti pengeluaran kas telah dicetak.
82
BUSINESS RULES -
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
-
ASSUMPTIONS: • Pemasukkan data pengeluaran kas merupakan bagian
terpisah dari use-case ini.
OPEN ISSUES: -
Tabel 4.24 Use-case Narrative Design Lihat Laporan Keuangan
USE CASE NAME: Lihat Laporan Keuangan USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Design: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Manajer Keuangan
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh
Manajer Keuangan untuk melihat Laporan Keuangan yang
telah dibuat oleh sistem
PRE-CONDITION: • Manajer Keuangan telah masuk ke dalam sistem.
• Kasir telah memasukkan data penerimaan dan pengeluaran
kas dengan periode tertentu.
TRIGGER: Manajer Keuangan ingin melihat Laporan Keuangan dengan
periode tertentu.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Manajer Keuangan
memilih menu laporan keuangan
dan klasifikasi laporan yang diinginkan [laporan penerimaan
kas, laporan pengeluaran kas,
laporan aktivitas kas, laporan
dana, Grafik perbandingan
penerimaan dan pengeluaran].
Laporan dapat dilihat per waktu
yang diinginkan.
Step 2: Sistem
menampilkan laporan
keuangan yang diinginkan Manajer keuangan
berdasarkan pilihan.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Jika Kasir belum memasukkan data sesuai periode
yang diinginkan. Sistem akan menampilkan informasi bahwa
data yang diinginkan tidak tersedia.
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Manajer Keuangan telah
mendapatkan laporan keuangan yang diinginkan.
POST-CONDITION: Manajer Keuangan telah melihat laporan keuangan yang
diinginkan.
83
BUSINESS RULES • Laporan keuangan yang akan dijadikan pedoman bagi
Manajer Keuangan untuk membuat keputusan keuangan
seperti menyetujui atau tidak penerimaan dan pengeluaran
kas.
IMPLEMENTATION
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
• Laporan Keuangan dapat dicetak langsung oleh sistem.
ASSUMPTIONS: -
OPEN ISSUES: -
Tabel 4.25 Use-case Narrative Design Lihat Laporan Saldo Sisa
USE CASE NAME: Lihat Laporan Saldo Sisa USE CASE TYPE
USE CASE ID: System Design: �
PRIORITY:
SOURCE:
PRIMARY BUSINESS
ACTOR:
• Direktur Eksekutif
OTHER
PARTICIPATING
ACTORS:
OTHER INTERESTED
STAKEHOLDERS:
DESCRIPTION: Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh
Direktur Eksekutif untuk melihat Laporan Saldo Sisa yang
telah dibuat oleh sistem
PRE-CONDITION: • Direktur Eksekutif telah masuk ke dalam sistem.
• Kasir telah memasukkan data penerimaan dan pengeluaran
kas dengan periode tertentu.
TRIGGER: Direktur Eksekutif ingin melihat Laporan Saldo Sisa.
TYPICAL COURSE Actor Action System Response
OF EVENTS:
Step 1: Direktur Eksekutif
memilih menu Laporan Saldo Sisa
Step 2: Sistem
menampilkan jumlah saldo secara keseluruhan.
ALTERNATE
COURSES:
Alt-Step 2: Jika Direktur Eksekutif belum login. Sistem akan
meminta Direktur Eksekutif untuk melakukan login terlebih
dahulu.
CONCLUSION: Use-case ini selesai saat Direktur Eksekutif telah
mendapatkan laporan keuangan yang diinginkan.
POST-CONDITION: Direktur Eksekutif telah melihat Laporan Saldo Sisa yang
diinginkan.
BUSINESS RULES • Laporan Saldo Sisa yang akan dijadikan pedoman bagi
Direktur Eksekutif untuk membuat keputusan keuangan
seperti menyetujui atau tidak penerimaan dan pengeluaran kas.
IMPLEMENTATION • Laporan Saldo Sisa dapat dicetak langsung oleh sistem.
84
CONTRAINTS AND
SPECIFICATIONS
ASSUMPTIONS: -
OPEN ISSUES: -
4.3.2 Sequence Diagram
Sequence diagram digunakan untuk memperlihatkan aliran fungsionalitas
dan kontrol yang melalui tiap objek.
Berikut ini merupakan sequence diagram dari Sistem Informasi Pencatatan
Keuangan Organisasi Non-profit:
SequenceDiagram_login
tampilkanPesan(sukses) validasi(sukses)
tampilkanFormLogin
aksesFormLogin
login(nama,password)kirim(nama, password)
ambil(nama, password)
validasi(nama, password)validasi(gagal)tampilkanPesan(gagal)
pengguna
tampilanLogin loginProcessor sys_user
tampilkanPesan(sukses) validasi(sukses)
tampilkanFormLogin
aksesFormLogin
login(nama,password)kirim(nama, password)
ambil(nama, password)
validasi(nama, password)validasi(gagal)tampilkanPesan(gagal)
Gambar 4.15 Sequence Diagram Use-case untuk Login
Sequence Diagram untuk use-case login dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengguna melakukan inisiasi use-case dengan memanggil method
aksesFormLogin() untuk menampilkan tampilanLogin yang merupakan objek
view dari use-case login.
85
2. Pengguna memasukkan username dan password sebagai nilai yang akan
dikirimkan oleh loginProcessor yang bertindak sebagai objek kontrol.
3. loginProcessor mengambil nilai untuk melakukan validasi login dengan
mencocokan nilai yang dimasukkan pengguna dengan data yang ada pada
sys_user yang merupakan objek entitas.
4. Jika validasi gagal maka tampilanLogin akan menampilkan informasi bahwa
login gagal dan jika validasi berhasil maka tampilanLogin akan
memberitahukan kepada pengguna bahwa login berhasil.
SequenceDiagram_inputPenerimaanKas
dataGagalDisimpan
dataSuksesDisimpan
simpanData
tampilkanPesan(sukses) kirimPesan(sukses)
tampilkanPesan(gagal) kirimPesan(gagal)
kirimDataPenerimaanKasinputPenerimaanKas
tampilkanFormTambahPenerimaanKas
aksesMenuTambahPenerimaanKas
Kasir
tampilanPenerimaanKas inputPenerimaanProcessor sikeu_penerimaan_kas
dataGagalDisimpan
dataSuksesDisimpan
simpanData
tampilkanPesan(sukses) kirimPesan(sukses)
tampilkanPesan(gagal) kirimPesan(gagal)
kirimDataPenerimaanKasinputPenerimaanKas
tampilkanFormTambahPenerimaanKas
aksesMenuTambahPenerimaanKas
Gambar 4.16 Sequence Diagram Use-case untuk Input Penerimaan Kas
Sequence Diagram untuk use-case input penerimaan kas dijelaskan
sebagai berikut:
1. Kasir mengakses tambah penerimaan kas dengan memanggil method
aksesMenuTambahPenerimaanKas() pada tampilanPenerimaanKas yang
berfungsi sebagai objek view.
86
2. tampilanPenerimaanKas akan menampilkan form tambah penerimaan kas,
yang diisi oleh kasir dengan data penerimaan kas yang diterimanya.
3. Setelah kasir meng-klik tombol simpan maka inputPenerimaanProcessor
yang berfungsi sebagai objek kontrol akan memvalidasi data yang
dimasukkan oleh kasir. Jika data yang dimasukkan valid maka
inputPenerimaanProcessor akan meneruskan menyimpannya dalam
sikeu_penerimaan_kas yang bertindak sebagai objek entitas dan
menampilkan pesan sukses. Jika tidak, maka inputPenerimaanProcessor
akan menampilkan pesan gagal yang akan ditampilkan oleh
tampilanPenerimaanKas
SequenceDiagram_inputPengeluaranKas
tampilkanPesan(gagal) kirimPesan(gagal) dataGagalDisimpan
tampilkanPesan(sukses) kirimPesan(sukses) dataSuksesDisimpan
simpanDatakrimDataPengeluaranKas
inputPengeluaranKas
tampilkanMenuTambahPengeluaranKas
aksesMenuTambahPengeluaranKas
Kasir
tampilanPengeluaranKas inputPengeluaranProcessor sikeu_pengeluaran_kas
tampilkanPesan(gagal) kirimPesan(gagal) dataGagalDisimpan
tampilkanPesan(sukses) kirimPesan(sukses) dataSuksesDisimpan
simpanDatakrimDataPengeluaranKas
inputPengeluaranKas
tampilkanMenuTambahPengeluaranKas
aksesMenuTambahPengeluaranKas
Gambar 4.17 Sequence Diagram Use-case untuk Input Pengeluaran Kas
87
Sequence Diagram untuk use-case input pengeluaran kas dijelaskan
sebagai berikut:
1. Kasir mengakses tambah pengeluaran kas dengan memanggil method
aksesMenuTambahPengeluaranKas() pada tampilanPengeluaranKas yang
berfungsi sebagai objek view.
2. tampilanPengeluaranKas menampilkan form tambah pengeluaran kas, yang
diisi oleh kasir dengan data pengeluaran kas yang diterimanya.
3. Setelah kasir meng-klik tombol simpan maka inputPengeluaranProcessor
yang berfungsi sebagai objek kontrol akan memvalidasi data yang
dimasukkan oleh kasir. Jika data yang dimasukkan valid maka
pengeluaranProcessor akan meneruskan menyimpannya dalam
sikeu_pengeluaran_kas yang bertindak sebagai objek entitas dan
mengirimkan pesan sukses. Jika tidak, maka inputPengeluaranProcessor
akan mengirimkan pesan gagal yang akan ditampilkan oleh
tampilanPengeluaranKas
SequenceDiagram_persetujuanPenerimaanKas
persetujuanPenerimaanKas
aksesDataPenerimaanKas
penerimaanKas penerimaanKas
getPenerimaanKas
savePersetujuanPenerimaanKassavePersetujuanPenerimaanKas
getPenerimaanKas
penerimaan kas penerimaan kas processor sikeu_penerimaan_kas sikeu_penerimaan_kas_status
Manajer Keuangan
persetujuanPenerimaanKas
aksesDataPenerimaanKas
penerimaanKas penerimaanKas
getPenerimaanKas
savePersetujuanPenerimaanKassavePersetujuanPenerimaanKas
getPenerimaanKas
Gambar 4.18 Sequence Diagram Use-case untuk Persetujuan Penerimaan Kas
88
Sequence Diagram untuk use-case persetujuan penerimaan kas dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pada persetujuan penerimaan kas use-case diinisiasi saat manajer keuangan
meminta data penerimaan kas dengan method aksesDataPenerimaanKas
pada tampilanPenerimaanKas sebagai objek view. Kemudian ditindaklanjuti
oleh persetujuanPenerimaanProcessor sebagai objek kontrol dengan
mengambil data dari sikeu_penerimaan_kas sebagai objek entitas.
2. Kemudian manajer keuangan melakukan aksi terhadap data penerimaan kas
yang telah dilihatnya berupa persetujuan, permintaan untuk revisi, atau
penolakan. Aksi ini akan disimpan oleh persetujuanPenerimaanProcessor
dengan method savePersetujuanPenerimaanKas dan disimpan dalam
sikeu_penerimaan_kas_status.
SequenceDiagram_persetujuanPengeluaranKas
persetujuanPengeluaranKas
aksesDataPengeluaranKas
savePersetujuanPengeluaranKas
savePersetujuanPengeluaranKas
pengeluaranKas pengeluaranKas
getPengeluaranKasgetPengeluaranKas
pengeluaran kas pengeluaran kas processor sikeu_penerimaan_kas sikeu_pengeluaran_kas_status
top manajemen
persetujuanPengeluaranKas
aksesDataPengeluaranKas
savePersetujuanPengeluaranKas
savePersetujuanPengeluaranKas
pengeluaranKas pengeluaranKas
getPengeluaranKasgetPengeluaranKas
Gambar 4.19 Sequence Diagram Use-case untuk Persetujuan Pengeluaran Kas
89
Sequence Diagram untuk use-case persetujuan pengeluaran kas dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pada persetujuan pengeluaran kas use-case diinisiasi saat top manajemen
meminta data penerimaan kas dengan method aksesDataPengeluaranKas
pada tampilanPengeluaranKas sebagai objek view. Kemudian ditindaklanjuti
oleh persetujuanPengeluaranProcessor sebagai objek kontrol dengan
mengambil data dari sikeu_pengeluaran_kas sebagai objek entitas.
2. Kemudian top manajemen melakukan aksi terhadap data pengeluaran kas
yang telah dilihatnya berupa persetujuan, permintaan untuk revisi, atau
penolakan. Aksi ini akan disimpan oleh persetujuanPengeluaranProcessor
dengan method savePersetujuanPengeluaranKas dan disimpan dalam
sikeu_pengeluaran_kas_status.
SequenceDiagram_cetakPenerimaanKas
tampilkanFormatCetak kirimFormatCetak
cetak
aksesDataUntukDicetak
krimPermintaanCetakpilihPenerimaanKasUntukDicetak
tampilkanMenuPenerimaanKas
aksesMenuPenerimaanKas
Kasir
tampilanPenerimaanKas cetakPenerimaanProcessor sikeu_penerimaan_kas
tampilkanFormatCetak kirimFormatCetak
cetak
aksesDataUntukDicetak
krimPermintaanCetakpilihPenerimaanKasUntukDicetak
tampilkanMenuPenerimaanKas
aksesMenuPenerimaanKas
Gambar 4.20 Sequence Diagram Use-case untuk Cetak Penerimaan Kas
90
Sequence Diagram untuk use-case cetak penerimaan kas dijelaskan
sebagai berikut:
1. Sequence diinisiasi saat Kasir memanggil method
aksesMenuPenerimaanKas untuk melihat data penerimaan kas.
tampilanPenerimaanKas akan sebagai objek view menampilkan halaman
penerimaan kas dengan simbol cetak terdapat di dalamnya.
2. Kasir memilih simbol cetak untuk mencetak penerimaan kas,
cetakPenerimaanProcessor sebagai objek kontrol mengirimkan permintaan
cetak dengan mengakses data penerimaan kas yang akan dicetak pada
sikeu_penerimaan_kas sebagai objek entitas.
3. Data penerimaan kas dicetak oleh cetakPenerimaanProcessor dan
ditampilkan formatnya pada tampilanPenerimaanKas.
SequenceDiagram_cetakPengeluaranKas
tampilkanFormatCetak kirimFormatCetakcetak
aksesDataUntukDicetakkirimPermintaanCetak
pil ihPengeluaranKasUntukDicetak
tampilkanPengeluaranKas
aksesMenuPengeluaranKas
Kasir
tampilanPengeluaranKas cetakPengeluaranProcessor sikeu_pengeluaran_kas
tampilkanFormatCetak kirimFormatCetakcetak
aksesDataUntukDicetakkirimPermintaanCetak
pil ihPengeluaranKasUntukDicetak
tampilkanPengeluaranKas
aksesMenuPengeluaranKas
Gambar 4.21 Sequence Diagram Use-case untuk Cetak Pengeluaran Kas
91
Sequence Diagram untuk use-case cetak pengeluaran kas dijelaskan
sebagai berikut:
1. Sequence diinisiasi saat Kasir memanggil method
aksesMenuPengeluaranKas untuk melihat data pengeluaran kas.
tampilanPengeluaranKas akan sebagai objek view menampilkan halaman
pengeluaran kas dengan simbol cetak terdapat di dalamnya.
2. Kasir memilih simbol cetak untuk mencetak pengeluaran kas,
cetakPengeluaranProcessor sebagai objek kontrol mengirimkan
permintaan cetak dengan mengakses data pengeluaran kas yang akan
dicetak pada sikeu_pengeluaran_kas sebagai objek entitas.
3. Data pengeluaran kas dicetak oleh cetakPengeluaranProcessor dan
ditampilkan formatnya pada tampilanPengeluaranKas.
SequenceDiagram_lihat laporan saldo sisa
ambilDataDana
aksesMenuLaporanSaldoSisa
tampilkanLaporanSaldoSisa
kirimPermintaanLihatSaldoSisa
menu saldo sisa Laporan Saldo Sisa
Direktur Eksekutif
core_dana
ambilDataDana
aksesMenuLaporanSaldoSisa
tampilkanLaporanSaldoSisa
kirimPermintaanLihatSaldoSisa
Gambar 4.22 Sequence Diagram Use-case untuk Laporan Saldo Sisa
92
Sequence Diagram untuk use-case untuk laporan saldo sisa dijelaskan
sebagai berikut:
1. Sequence diinisiasi saat direktur eksekutif memanggil method
aksesMenuLihatSaldoSisa pada menuLaporanSaldoSisa sebagai objek
view.
2. Laporan Saldo Sisa sebagai objek kontrol memanggil data yang diinginkan
direktur eksekutif yang ada pada core_dana sebagai objek entitas.
3. Saldo sisa kemudian ditampilkan kepada direktur eksekutif melalui
menuLaporanSaldoSisa.
SequenceDiagram_lihat laporan keuangan
ambilPengeluaranKas
ambilPenerimaanKas
tampilkanLaporanKeuangan
kirimPermintaanLaporanKeuanganBerdasarkanFilterpil ihBerdasarkanWaktu
pilihKategoriLaporanKeuangan
pilihMenuLaporanKeuangan
menu laporan keuangan laporan keuangan
Manajer Keuangan
sikeu_penerimaan_kas sikeu_pengeluaran kas
ambilPengeluaranKas
ambilPenerimaanKas
tampilkanLaporanKeuangan
kirimPermintaanLaporanKeuanganBerdasarkanFilterpil ihBerdasarkanWaktu
pilihKategoriLaporanKeuangan
pilihMenuLaporanKeuangan
Gambar 4.23 Sequence Diagram Use-case untuk Laporan Keuangan
Sequence Diagram untuk use-case laporan keuangan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Sequence diinisiasi saat manajer keuangan memanggil method
pilihJenisLaporanKeuangan pada menuLaporanKeuangan yang berfungsi
93
sebagai objek view. Kemudian menuLaporanKeuangan menampilkan
laporan keuangan berdasarkan jenisnya.
2. Manajer keuangan kemudian memanggil method
pilihKategoriWaktuLaporan untuk memilih laporan berdasarkan waktu.
Kemudian Laporan Keuangan sebagai objek kontrol akan merespon
dengan mengambil data pada sikeu_penerimaan_kas dan
sikeu_pengeluaran_kas sebagai objek entitas.
3. Laporan Keuangan akan memformat data untuk laporan sesuai yang
diminta manajer keuangan sebelum ditampilkan pada
menuLaporanKeuangan.
4.3.3 State Diagram
State diagram digunakan untuk memahami perilaku objek dalam suatu
sistem. State diagram menggambarkan perilaku yang dinamis yang dilakukan
objek dalam suatu objek. Berikut merupakan state diagram dari objek penerimaan
kas dan pengeluaran kas:
94
buat penerimaan dana baru
penerimaan kas baru
revisi penerimaan kastolak penerimaan kas
penerimaan kas disetujui
cetak penerimaan kas
lihat laporan keuangan1
revisi selesai penerimaan kas selesai
bukti penerimaan kas dicetak
laporan keuangan dil ihat1
penerimaan kas selesai
penerimaan kas ditolak
Penerimaan Kas Baru
entry / entry
do / save
Penerimaan Kas Belum Disetujui
entry / status belum disetujui
ditolakRevisi
entry / revisi penerimaan kas
Penerimaan Kas Disetujui
entry / penerimaan kas disetujui
Bukti Penerimaan Kas
penerimaan kas disetujui() / cetak penerimaan kas
Laporan Keuangan
penerimaan kas disetujui() / l ihat laporan keuangan
selesai
Gambar 4.24 State Diagram Penerimaan Kas
State diagram di atas menggambarkan perubahan objek penerimaan kas
dari mulai dibuat hingga akhirnya. Penerimaan kas yang baru dibuat akan
memiliki status baru/new yang artinya penerimaan kas belum disetujui.
Penerimaan kas yang baru ini bisa dilakukan tiga aksi yaitu, direvisi, disetujui,
atau ditolak oleh manajer keuangan. Jika ditolak, siklus hidup objek penerimaan
kas akan langsung berakhir, jika direvisi akan dilakukan revisi oleh kasir dan
kembali ke penerimaan kas belum disetujui, dan jika diterima maka penerimaan
kas akan diteruskan untuk dijadikan laporan keuangan dan dicetak untuk menjadi
bukti penerimaan kas.
95
buat pengeluaran kas baru
pengeluaran kas baru
pengeluaran kas disetujui MK
revisi pengeluaran kas 1
revisi pengeluaran kas selesai 1tolak 1 pengeluaran kas
revisi pengeluaran kas 2
revisi pengeluaran kas selesai 2
tolak 2 pengeluaran kas
pengeluaran kas disetujui
lihat laporan keuangan
cetak bukti pengeluaran
bukti pengeluaran dicetak
laporan keuangan dil ihat
pengeluaran kas selesai
pengeluaran kas ditolak 1
pengeluaran kas ditolak 2
Pengeluaran Kas Baru
entry / masukkan data
do / simpan
Pengeluaran Kas belum Disetujui
entry / status belum disetujui
Revisi Manajer Keuangan (MK)
entry / revisi pengeluaran kas
Ditolak Manajer Keuangan
Pengeluaran Kas Disetujui MK
entry / disetujui manajer keuangan
Revisi Direktur Eksekuti f (DE)
pengeluaran kas disetujui MK() / revisii pengeluaran kas
Ditolak Direktur Eksekuti f
Pengeluaran Kas Disetujui MK dan DE
pengeluaran kas disetujui MK() / pengeluaran kas disetujui DE
Bukti Pengeluaran Kas
Laporan Keuangan
penerimaan kas disetujui() / lihat laporan keuangan
selesai
Gambar 4.25 State Diagram Pengeluaran Kas
State diagram di atas menggambarkan perubahan objek pengeluaran kas
dari mulai dibuat hingga akhirnya. Pengeluaran kas yang baru dibuat akan
memiliki status baru/new yang artinya pengeluaran kas belum disetujui.
Pengeluaran kas yang baru ini bisa dilakukan tiga aksi yaitu, direvisi, disetujui,
atau ditolak oleh manajer keuangan dan direktur. Manajer keuangan melakukan
aksinya terlebih dahulu sebelum direktur eksekutif, dengan kata lain direktur tidak
bisa melakukan aksi jika manajer keuangan belum menyetujui pengeluaran kas
yang dimasukkan kasir. Jika ditolak, siklus hidup objek pengeluaran kas akan
langsung berakhir, jika direvisi akan dilakukan revisi oleh kasir dan kembali ke
pengeluaran kas belum disetujui, dan jika diterima maka pengeluaran kas akan
diteruskan untuk dijadikan laporan keuangan dan dicetak untuk menjadi bukti
pengeluaran kas.
96
4.3.4 Deployment Diagram
intranet
intranet
intranet
Server:
- Apache web server- PHP- MySql- SIKEU
Client:- web browser
server
client 1 client 2client 3
Gambar 4.26 Deployment Diagram
Deployment diagram di atas menggambarkan komponen-komponen yang
terlibat dalam pengimplementasian sistem. Pada sisi server dibutuhkan apache
web server, php, mySql, dan sikeu sebagai sistem itu sendiri. Sedangkan di sisi
client hanya membutuhkan web browser.
97
4.3.5 Perancangan Database
4.3.5.1 Kamus Data
Kamus data berfungsi untuk memudahkan membangun database dengan
melihat struktur data yang ada di dalamnya. Berikut merupakan kamus data dari
sistem infromasi keuangan Non-profit:
1. Tabel Pengguna
Nama Tabel : sys_user
Tipe File : system file
Primary Key : systemUserId
Foreign Key : systemRoleId, idPegawai
Tabel 4.26 Struktur Data Tabel sys_user
No Nama Tipe data Panjang
1. systemUserId int 5
2. systemRoleId tinyint 2
3. idPegawai varchar 10
4. Username varchar 15
5. Password varchar 15
6. passwordHint varchar 15
7. lastLogin datetime
8. lastIP varchar 30
9. accountLock tinyint 1
98
2. Tabel Level Pengguna
Nama Tabel : sys_role
Tipe File : system file
Primary Key : systemRoleId
Foreign Key : -
Tabel 4.27 Struktur Data Tabel sys_role
No Nama Tipe data Panjang
1. systemRoleId tinyint 2
2. systemUserId int 5
3. roleName varchar 15
4. description varchar 30
3. Tabel Pegawai
Nama Tabel : core_pegawai
Tipe File : master file
Primary Key : idPegawai
Foreign Key : -
Tabel 4.28 Struktur Data Tabel core_pegawai
No Nama Tipe data Panjang
1. idPegawai varchar 10
2. name varchar 30
3. nickname varchar 10
4. address varchar 50
5. phone varchar 15
6. mobile varchar 15
99
7. otherPhone varchar 15
8. Sex tinyint 1
9. religion varchar 1
10. email varchar 50
11. jabatan varchar 30
12. Foto varchar 100
4. Tabel Dana
Nama Tabel : core_dana
Tipe File : master file
Primary Key : kodeDana
Foreign Key : -
Tabel 4.29 Struktur Data Tabel core_dana
No Nama Tipe data Panjang
1. kodeDana char 3
2. namaDana varchar 15
3. namaBank varchar 15
4. noRekening varchar 30
5. jumlahSaldo varchar 12
5. Tabel Status
Nama Tabel : core _status
Tipe File : master file
Primary Key : ordinal
Foreign Key : -
100
Tabel 4.30 Struktur Data Tabel core_status
No Nama Tipe data Panjang
1. code Varchar 10
2. nextSuccessCode varchar 10
3. nextFailCode varchar 10
4. name varchar 30
5. description varchar 50
6. ordinal varchar 11
6. Tabel Penerimaan Kas
Nama Tabel : sikeu_penerimaan_kas
Tipe File : sikeu file
Primary Key : noPenerimaan
Foreign Key : kodeDana, kodeStatusPenerimaan
Tabel 4.31 Struktur Data Tabel sikeu_penerimaan_kas
No Nama Tipe data Panjang
1. noPenerimaan Varchar 10
2. tanggalPenerimaan Datetime
3. kodeDana Char 3
4. Penyumbang Varchar 30
5. jumlahPenerimaan Varchar 12
6. keteranganPenerimaan Varchar 100
7. jenisPenerimaan Varchar 10
8. kodeStatusPenerimaan Varchar 10
101
7. Tabel Pengeluaran Kas
Nama Tabel : sikeu_pengeluaran_kas
Tipe File : sikeu file
Primary Key : noPengeluaran
Foreign Key : kodeDana, kodeStatusPengeluaran
Tabel 4.32 Struktur Data Tabel sikeu_pengeluaran_kas
No Nama Tipe data Panjang
1. noPengeluaran varchar 10
2. tanggalPengeluaran datetime 10
3. kodeDana char 3
4. Penyumbang varchar 30
5. jumlahPengeluaran varchar 12
6. keteranganPengeluaran varchar 100
7. jenisPengeluaran varchar 10
8. kodeStatusPengeluaran varchar 10
8. Tabel Status Penerimaan Kas
Nama Tabel : sikeu_penerimaan_kas_status
Tipe File : sikeu file
Primary Key : kodeStatusPenerimaan
Foreign Key : id
Tabel 4.33 Struktur Data Tabel sikeu_penerimaan_kas_status
No Nama Tipe data Panjang
1. kodeStatusPenerimaan varchar 10
2. id int 11
102
3. diubahOleh int 5
4. tanggalPerubahan datetime
5. catatanPerubahan varchar 100
9. Tabel Status Pengeluaran Kas
Nama Tabel : sikeu_pengeluaran_kas_status
Tipe File : sikeu file
Primary Key : kodeStatusPengeluaran
Foreign Key : id
Tabel 4.34 Struktur Data Tabel sikeu_pengeluaran_kas_status
No Nama Tipe data Panjang
1. kodeStatusPengeluaran varchar 10
2. Id Int 11
3. diubahOleh Int 5
4. tanggalPerubahan Datetime
5. catatanPerubahan Varchar 100
4.3.6 Matriks data-to-location CRUD
Matriks data-to-location CRUD digunakan untuk mengetahui batasan
otoritas pengguna dalam menggunakan sistem. Berikut merupakan matriks data-
to-location CRUD pada sistem informasi pencatatan keuangan PATTIRO:
103
Tabel 4.35 Matriks Data-to-location CRUD
Dik
ertu
r
Ek
sek
uti
f
Ma
na
jer K
eu
an
ga
n
Ka
sir
sys_user
.systemUserId R R R
.systemRoleId R R R
.idPegawai CRUD R R
.username CRUD R R
.password CRUD CRUD CRUD
.passwordHint X X X
.lastLogin X X X
.lastIP X X X
.accountLock X X X
sys_role
.systemRoleId X X X
.systemUserId X X X
.roleName X X X
.description X X X
core_pegawai
.idPegawai CRUD RU RU
.name CRUD RU RU
.nickname CRUD RU RU
.address CRUD RU RU
.phone CRUD RU RU
.mobile CRUD RU RU
.otherPhone CRUD RU RU
.sex CRUD RU RU
104
.religion CRUD RU RU
.email CRUD RU RU
.jabatan CRUD RU RU
.foto CRUD RU RU
core_dana
.kodeDana R CRUD R
.namaDana R CRUD R
.namaBank R CRUD R
.noRekening R CRUD R
.jumlahSaldo R CRD R
core_status_penerimaan_kas
.code X X X
.nextSuccessCode X X X
.nextFailCode X X X
.name X X X
.description X X X
.ordinal X X X
core_status_pengeluaran_kas
.code X X X
.nextSuccessCode X X X
.nextFailCode X X X
.name X X X
.description X X X
.ordinal X X X
sikeu_penerimaan_kas
.noPenerimaan R R CRUD
.tanggalPenerimaan R R CRUD
.kodeDana R R CRUD
.penyumbang R R CRUD
.jumlahPenerimaan R R CRUD
.keteranganPenerimaan R R CRUD
105
.jenisPenerimaan R R CRUD
.kodeStatusPenerimaan R R CRUD
sikeu_pengeluaran_kas
.noPengeluaran R R CRUD
.tanggalPengeluaran R R CRUD
.kodeDana R R CRUD
.penyumbang R R CRUD
.jumlahPengeluaran R R CRUD
.keteranganPengeluaran R R CRUD
.jenisPengeluaran R R CRUD
.kodeStatusPengeluaran R R CRUD
sikeu_penerimaan_kas_status
.id X X X
.code X X X
.kodeStatusPenerimaan R R R
.diubahOleh R R R
.tanggalPerubahan R R R
.catatanPerubahan R R R
Sikeu_pengeluaran_kas_status
.id X X X
.code X X X
.kodeStatusPengeluaran R R R
.diubahOleh R R R
.tanggalPerubahan R R R
.catatanPerubahan R R R
Keterangan:
C : Create U : Update
R : Read D : Delete
106
4.3.7 Perancangan Kode (Pseudocode)
Nama modul : Pencatatan Keuangan
Mulai
{program login}
Input Form Login
GET username, password
IF GET salah THEN
Tampilkan Form Input
ELSE
Simpan
{program tambah penerimaan kas}
Input Form Penerimaan Kas
IF Form tidak lengkap THEN
Tampilkan verifikasi
ELSE
Simpan
{program tambah pengeluaran kas}
Input Form Pengeluaran Kas
IF Form tidak lengkap THEN
Tampilkan verifikasi
ELSE
Simpan
107
{program persetujuan penerimaan kas}
GET noPenerimaan
Input persetujuan
IF GET proses THEN
Memberi nilai persetujuan pada penerimaan kas
ELSE
Keluar
{program persetujuan pengeluaran kas}
GET noPengeluaran
Input persetujuan
IF GET proses THEN
Memberi nilai persetujuan pada pengeluaran kas
ELSE
Keluar
{program cetak penerimaan kas}
GET noPenerimaan
IF GET cetak THEN
Mencetak bukti penerimaan kas
ELSE
Keluar
{program cetak pengeluaran kas}
GET noPengeluaran
108
IF GET cetak THEN
Mencetak bukti pengeluaran kas
ELSE
Keluar
{Program lihat laporan keuangan}
GET noPenerimaan
GET noPengeluaran
GET namaDana
Masukkan waktu laporan
IF GET proses THEN
Menampilkan laporan keuangan
ELSE
Keluar
{Program lihat laporan saldo sisa}
GET namaDana
IF GET proses THEN
Menampilkan laporan keuangan
ELSE
Keluar
Selesai
109
4.3.8 Perancangan antarmuka sistem
Dalam rancang bangun sistem informasi pencatatan keuangan Non-profit
ini perancangan antarmuka digunakan untuk mempermudah dalam membangun
antarmuka sistem ini nantinya.
Gambar perancangan antarmuka yang dibuat dapat dilihat pada lampiran
3.
4.4 Construction & Testing
4.4.1 Construction
Setelah melakukan analis dan perancangan, inilah tahap dimana semua
yang telah digambarkan, dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman untuk
menjadi sebuah sistem yang dapat digunakan. Berikut ini merupakan tools yang
digunakan dalam membangun sistem:
Tabel 4.36 Daftar Tools Yang Digunakan Untuk Membangun Sistem
No. Tool Kegunaan
1. PHP 5.2.9 Bahasa pengembangan untuk
mengembangkan Sistem informasi
pencatatan keuangan PATTIRO.
2 MySQL 5.0.51 Database yang digunakan dalam sistem.
3 Eclipse Galileo Perangkat editor pembuatan program.
4 XAMPP Apache HTTP Server Web server.
5 phpMyAdmin Perangkat untuk mengakses database
yang terdapat pada XAMPP Apache.
6 Mozilla Firefox 3.5 Web browser.
110
Modul-modul yang dibuat dalam pembangunan sistem informasi
pencatatan keuangan non-profit ini antara lain:
1. Modul transaksi pencatatan yang terdiri dari penerimaan kas dan
pengeluaran kas.
2. Modul data master yang terdiri dari dana dan pegawai.
3. Modul pelaporan yang terdiri dari laporan keuangan dan laporan saldo
sisa.
4.4.2 Testing
Setelah tahap construction selesai maka tahap selanjutnya adalah
melakukan pengujian terhadap sistem yang dibagun.
Pada pengujian sistem, testing yang dilakukan menggunakan metode
blackbox testing. Cara pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan atau
mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai
dengan proses bisnis yang diinginkan. Pada blackbox testing ini, yang dilakukan
hanyalah input data dan dilihat apakah output-nya sesuai dengan proses bisnis
yang diharapkan.
Hasil dari pengujian ini dapad dilihat pada lampiran 4.
111
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan dari penelitian tentang pengembangan Sistem Informasi
Pencatatan Keuangan Non-profit ini, sebagai berikut:
a. Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Non-profit telah berhasil membuat
pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang terkomputerisasi.
b. Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Non-Profit telah berhasil membuat
nomor urut tercetak pada setiap pencatatan transaksi.
c. Sistem Informasi Non-profit telah menggunakan sistem pengendalian internal
yang ada pada organisasi sehingga data yang dihasilkan akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Sistem Informasi Non-profit telah berhasil menghasilkan laporan keuangan
yang tepat waktu, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga
diharapkan manajer keuangan dan direktur eksekutif dapat mengambil
keputusan berdasarkan laporan yang ada.
112
5.2 Saran
Pada pengembangan Sistem Informasi Non-profit ini, masih terdapat
kekurangan-kekurangan yang dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya.
Saran pengembangan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan sistem informasi pencatatan keuangan menjadi sistem
informasi keuangan yang mengkomputerisasi seluruh transaksi yang ada
dalam sistem keuangan yang melibatkan penyumbang dan penerima dana
sebagai pengguna sistem.
113
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, Hanif. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Penerbit
Andi. 2007
Bodnar, George H. dan William S. Hopwood. Sistem Informasi Akuntansi.
Salemba Empat. Jakarta. 2000
Gulo, W. Metodologi Penelitian. Grasindo. Jakarta. 2002
Hariyanto, Bambang. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
2004
Hartono, Jogiyanto MBA. Ph.D. Analsisi dan Desain Sistem Informasi. Andi.
Yogyakarta. 2005
Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta: Andi. 2003
Kendall, Keneth E. dan Julie E. Kendall. Analisis dan Perancangan Sistem.
Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. 2003
Maharsi, Sri. Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Bidang
Akuntansi Manajemen. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2.
Nopember 2000
McLeod, Raymond. Sistem Informasi Manajemen. Jilid 2. Ed. Ke-7. Alih Bahasa.
Jakarta: PT. Prenhalllindo. 2001
Mulyanto, Aunur R. Rekayasa Perangkat Lunak Jilid 1 untuk SMK. Departemen
Pendidikan Nasional. 2008
114
Munawar. Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu. 2005
Nainggolan, Pahala. Dkk. Manajemen Keuangan Organisasi Nirlaba. Yayasan
Bina Edukasi. Jakarta. 2008
Nugroho, Adi. Konsep Pengembangan Sistem Basis Data. Bandung: Informatika.
2004
Nurtjahyana, Agustinus. Studi Analisis Rapid Aplication Development Sebagai
Salah Satu Alternatif Metode Pengembangan Perangkat Lunak, Jurnal
Informatika Vol. 3, No. 2. Universitas Kristen Petra. 2002
Peranginan, Kasiman. Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta: Andi.
2006
Prasetyo, Didik Dwi. Administrasi Database Server MySQL. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo. 2003
Pressman, Roger S. Rekayasa Perangkat Lunak. Buku 1. Alih bahasa.
Yogyakarta: Andi. 2002
Purnomo, Herry dan Zacharias, Theo. Pengenalan Informatika Perspektif Teknik
dan Lingkungan. Yogyakarta: Andi. 2004
Sidik, Betha, Ir. MySQL untuk Pengguna, Administrator, dan Pengembang
Aplikasi Web. Bandung: Informatika. 2005
Whitten, Jeffery L, Dkk. Metode Desain dan Analisis Sistem. Andi. Yogyakarta.
2004
115
Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
2004
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENCATATAN
KEUANGAN ORGANISASI NON-PROFIT
Zainuddin Bey Fananie
a, Nuraeni Hidayah
b dan Dilah Peni Fauziah
c
a Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315
b Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315
c Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
Trends in the development of non-profit organization which progressively increased in number,
making competition among these organizations had increased, including in managerial activities. With
the development of increasingly advanced technologies that today's non-profit organizations should
improve their managerial performance by utilizing the technology. Among others in the recording of
financial data to be used as financial statements. In PATTIRO, financial data processing to be used as the
report is still done manually which causes management to lose control. So that may just be the
transactions that are not listed, lost documents, and the problem of reporting delay that makes the
financial statements are inaccurate and can not be used as a basis for making decisions. Based on these
problems, in this study developed the Financial Information System for Registration of Non-Profit
Organizations that can be used to process and store financial data in the form of organization that cash
receipts and data to produce financial statements are accurate, timely and accountable. Recording
Financial Information System Development Non-Profit Organizations using Develompent Rapid
application development (RAD), which refers to the theory of Jeffery L.Whitten et al. (2004) with Unified
Modeling Language (UML) as a means of modeling system.The technology used for the construction of
systems software is a programming language PHP 5.2.9, Apache 2.2 as web server, and MySQL 5.0 as a
database. Design of Information Systems Financial Record Non-Profit Organization is managed to keep
records of cash receipts and disbursements in a single format, making the internal control system for the
better by involving all parties in the transaction recording, storing data in a database so reducing the risk
of losing the use of paper and transaction records , and generate accurate financial reports, timely, and
reliable.
Keywords: Financial Information System for Registration, Incoming Cash, Outgoing Cash, Rapid
Application Development (RAD), Object Oriented Modeling, And Unified Modeling Language (UML)
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi telah
membawa dampak dalam kehidupan masyarakat.
Sejak diketemukannya komputer pada tahun
1955, peradaban dunia telah memasuki era
informasi. Teknologi informasi dengan komputer
sebagai motor penggeraknya telah mengubah
segalanya (Maharsi, 2000). Perkembangan
tersebut juga mempengaruhi kinerja organisasi-
organisasi di dunia baik yang profitable maupun
yang non-profit dengan memanfaatkan dampak
positif dari teknologi tersebut untuk
meningkatkan sistem operasional dan manajerial.
Di era reformasi dewasa ini, lembaga
non-profit mengalami tren perkembangan dan
peningkatan jumlah yang signifikan. Diperkirakan
sampai tahun 2004 saja jumlahnya sudah
mencapai 15.000 sampai 20.000 lembaga.
(Naingolan, 2008). Dengan perkembangan
tersebut, setiap lembaga non-profit harus
memiliki kualitas operasional dan manajerial yang
baik agar kegiatan yang dilakukan lembaga non-
profit dapat berjalan dengan lancar. Salah satu
peningkatan kualitas operasional tersebut adalah
dengan menggunakan teknologi informasi dalam
pengelolaan data-data keuangan untuk dijadikan
laporan yang bisa menjadi bahan pertimbangan
bagi manajer keuangan dan direktur untuk
membuat keputusan.
Pada LSM PATTIRO, sistem pencatatan
penerimaan dan pengeluaran kas yang ada masih
manual. Sistem pencatatan keuangan manual yang
ada tidak menggunakan bukti transaksi bernomor
urut tercetak. Hal ini bisa menyebabkan
manajemen dapat kehilangan kontrol, bisa jadi
ada transaksi-transaksi yang tidak tercatat, baik
karena unsur kesengajaan atau tidak sehingga
informasi yang dihasilkan tidak mencerminkan
realitas yang sebenarnya. Dan ini mengakibatkan
laporan keuangan tidak bisa dijadikan dasar untuk
membuat keputusan.
Dengan menjadikan sistem pencatatan
keuangannya menjadi terkomputerisasi
diharapkan masalah yang terjadi pada LSM
PATTIRO dapat teratasi, selain itu sistem yang
terkomputerisasi ini juga diharapkan dapat
mengurangi atau bahkan menhilangkan sama
sekali redudansi data yang biasa terjadi pada
sistem manual.
Hal tersebut di atas menjadi latar
belakang dan dijadikan alasan untuk penulisan
tugas akhir dengan judul “Rancang Bangun
Sistem Informasi Pencatatan Keuangan
Organisasi Non-profit (Studi Kasus di
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Pattiro)”.
1.2 Tujuan
Tujuan dari diadakannya penelitian dan
pengembangan sistem informasi pencatatan
keuangan organisasi non-profit dalam menunjang
penulisan skripsi ini adalah:
a. Menganalisa sistem dan mengidentifikasi
masalah pada sistem yang sedang berjalan di
Divisi Finance PATTIRO.
b. Mengatasi masalah internal yang terjadi pada
sistem pencatatan keuangan PATTIRO.
c. Merancang suatu perangkat lunak yang
mampu membantu mengolah data-data
keuangan untuk dijadikan laporan.
d. Membuat perangkat lunak yang sesuai
dengan rancangan sistem perangkat lunak
tersebut.
2. LANDASAN TEORI 2.1 Rancang Bangun
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kata rancang berarti mengatur segala sesuatu
sebelum bertindak mengerjakan atau melakukan
sesuatu untuk merencanakan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata bangun berarti
bentuk, cara menyusun atau susunan yang
merupakan suatu wujud, struktur (Departemen
Pendidikan Nasional, 2000).
Rancang bangun berarti mendesain
bangunan yang akan dibuat (Departemen
Pendidikan Nasional, 2000). Perancangan sistem
menurut John Burch dan Gary Grudnitski (dalam
buku Jogiyanto, 2005) dapat didefinisikan sebagai
penggambaran, perencanaan dan pembuatan
sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang
terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan
berfungsi.
2.2 Sistem Informasi Keuangan
Sistem Informasi Keuangan adalah
bagian dari sistem informasi manajemen yang
menyediakan informasi untuk digunakan oleh
fungsi keuangan. Kebanyakan dari informasi
disediakan oleh aplikasi-aplikasi sistem informasi
akuntansi organisasi seperti ikhtisar arus kas dan
informasi pembayaran. (Bodnar, 2000)
Istilah sistem informasi keuangan
digunakan untuk menjelaskan subsistem CBIS
yang memberikan informasi kepada orang atau
kelompok baik di dalam atau di luar perusahaan
mengenai masalah keuangan perusahaan,
informasi disajikan dalam bentuk laporan
periodik, laporan khusus, hasil dari simulasi
matematika, komunikasi elektronik dan srana dari
sistem pakar. (McLeod, 2001)
Sistem informasi keuangan terdiri dari
subsistem input dan output yang digambarkan
dengan model sistem informasi keuangan sebagai
berikut (Mc Leod, 2001) :
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Keuangan
(McLeod, 2001)
Penelitian ini hanya terfokus pada sistem
informasi akuntansi pada subsistem inputnya dan
subsistem manajemen dana pada outputnya.
2.2.1 Sistem Informasi Akuntansi
Tugas sistem informasi akuntansi adalah
mengumpulkan data yang menjelaskan kegiatan
perusahaan, mengubah data tersebut menjadi
informasi, dan menyediakan informasi bagi
pemakai baik di dalam maupun di luar
perusahaan. (McLeod, 2001)
Data akuntansi menjadi penting karena
menyediakan catatan segala sesuatu yang
berhubungan dengan keuangan yang terjadi dalam
perusahaan. Catatan dibuat untuk setiap transaksi,
menjelaskan apa yang terjadi, kapan terjadinya,
siapa yang terlibat, dan (dalam banyak kasus)
berapa banyak uang yang terlibat. Data ini dapat
dianalisis dalam berbagai cara untuk memenuhi
sebagian informasi manajemen. (McLeod, 2001)
2.2.2 Subsistem Manajemen Dana
Arus uang dari lingkungan, melalui
perusahaan, dan kembali ke lingkungan adalah
penting karena uang digunakan untuk
memperoleh sumber daya fisik yang lain. Arus ini
dapat dikelola untuk mecapai dua tujuan
(McLeod, 2001) :
1. Untuk memastikan bahwa arus pendapatan
lebih besar daripada arus keluarnya biaya.
2. Untuk memastikan bahwa keadaan ini akan
stabil sepanjang tahun.
Banyak analisis yang bisa digunakan
dalam subsistem manajemen dana, namun yang
biasa digunakan adalah analisis arus kas.
Perangkat lunaknya disebut model arus kas.
Dengan menggunakan model arus kas, manajer
dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan
keuangan untuk membuat keputusan menurut cara
yang diinginkan. (McLeod, 2001)
2.3 Organisasi Non-Profit
Organisasi non-profit atau lembaga
nirlaba merupakan salah satu representasi dari
suatu komunitas atau lingkungan tertentu dalam
bentuk institusi. (Nainggolan, 2008)
Organisasi non-profit memiliki tiga
kegiatan umum yang diigambarkan secara
fungsional, (Nainggolan, 2008) yaitu:
1. Kegiatan menggalang dana untuk
merealisasikan semua kegiatan yang
dirancang dalam rangka mencapai tujuan.
2. Setelah ada hasil dari kegiatan penggalangan
dana, maka kegiatan dilaksanakan dan
dikelola sesuai dengan rencana baik program
maupun keuangan.
3. Pengelola kegiatan organisasi baik program
dan keuangan setelah selesai harus
dipertanggungjawabkan. Baik kepada pihak
pemberi dana maupun pihak yang
berkepentingan terhadap organisasi.
Dari gambaran ketiga fungsi yang akan
dilaksanakan oleh organisasi non-profit, maka
organisasi harus merancang unsur dan prosedur
terkait serta mengambarkan hubungan antara
unsur dan prosedur tersebut(Nainggolan, 2008).
2.3.1 Sistem Keuangan Organisasi Non-Profit
Terkait dengan keuangan organisasi,
maka gambaran hubungan unsur dan prosedur
dalam keuangan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Hubungan Unsur dan Prosedur
Keuangan Organisasi Non-Profit (Nainggolan,
2008)
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
Dalam proses studi pustaka dilakukan
pencarian data-data terkait penelitian yang akan
dijadikan landasan teori dalam melakukan
penelitian. Setelah menjadi landasan teori, data-
data tersebut berguna untuk menjadi petunjuk
penelitian dan acuan untuk tahapan
pengembangan sistem. Pencarian data tersebut
dilakukan dengan cara melakukan kunjungan ke
berbagai perpustakaan. Dalam melakukan studi
pustaka ini, digunakan beberapa buku acuan
sebagai landasan teori dan penuntun dalam
tahapan penelitian. Buku-buku tersebut antara
lain:
a. Analsisi dan Desain Sistem Informasi
b. Metode Desain dan Analisis Sistem
c. Pengenalan Sistem Informasi
d. Analisis dan Perancangnan Sistem Informasi
dengan Metodologi Berorientasi Objek (edisi
revisi)
e. Manajemen Keuangan Organisasi Nirlaba
f. Rekayasa Perangkat Lunak
g. Analisis dan Perancangan Sistem
h. Metodologi Penelitian
i. Pengantar Metode Penelitian
2. Studi Lapangan
a. Observasi
Observasi pada penelitian dilakukan
pada tanggal 6 Mei 2009 di Kantor PATTIRO.
Dalam observasi, dilakukan pengamatan
dan diskusi dengan pihak terkait dalam hal
lingkungan pengendalian organisasi dan sistem
pencatatan keuangan yang berjalan dalam
PATTIRO sehingga dapat disimpulkan masalah
yang ada dalam organisasi dan dapat dilakukan
penelitian sebagai usaha atas pemecahan masalah
tersebut. Dalam observasi tersebut telah
didapatkan:
1. Profil Organisasi PATTIRO
2. Sistem Yang Sedang Berjalan.
3. Data-data tentang standar sistem pencatatan
keuangan organisasi non-profit
b. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung
dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan
sistem informasi pencatatan keuangan non-profit
ini, yaitu Ibu D. Utami Cahyani sebagai manajer
keuangan pada organisasi PATTIRO. Wawancara
dilakukan pada tanggal 30 Juli 2009, jam 09.00-
11.00.
Masalah yang dibahas dalam wawancara
tersebut antara lain:
1. Tanya: Bagaimana standar pencatatan
penerimaan dan pengeluaran kas yang ada
pada organisasi?
Jawab: Penerimaan dan pengeluaran kas
dicatat pada kwitansi sebagai tanda bukti bagi
penyumbang atau penerima dana sedangkan
untuk pihak organisasi sendiri dibuatlah
jurnal voucher.
2. Tanya: Apa masalah yang dihadapi
organisasi saat menggunakan sistem manual
dalam pencatatan penerimaan dan
pengeluaran kas?
Jawab: Masalah yang dihadapi organisasi
saat menggunakan sistem pencatatan manual
adalah seringnya kehilangan bukti
penerimaan atau pengeluaran kas sehingga
saat dikumpulkan untuk dijadikan laporan
tidak menggambarkan keadaan organisasi
yang sebenarnya.
3. Tanya: Apa akibat dari masalah yang ada?
Jawab: Akibat dari masalah yang terjadi
adalah, seringnya pencatatan bukti kwitansi
yang tidak diiringi dengan pencatatan pada
jurnal voucher mengakibatkan sistem
kehilangan kendali terhadap pencatatan.
Apalagi dengan tidak adanya nomor bukti
tercatat menyebabkan kemungkinan
’hilang’nya transaksi sehingga laporan
keuangan tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Dari wawancara yang dilakukan
didapatkan identifikasi masalah yang dihadapi
organisasi pada sistem yang sedang berjalan.
3. Studi Literatur Sejenis
Penelitian ini menggunakan laporan penelitian
yang berjudul Aplikasi Laporan Keuangan
Berbasis Web Untuk Kelurahan Dukuh yang
ditulis oleh Wina Setiawati dari Universitas
Gunadarma tahun 2008 sebagai literatur sejenis.
3.2 Metodologi Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem pada penelitian ini
menggunanakan Rapid Application Development
(RAD) sebagai alur pengembangannya.:
1. Scope Definition
Pada tahapan ini menentukan ruang lingkup
proyek yang terdiri dari profil organisasi, proses
bisnis yang sedang berjalan, identifikasi masalah,
serta lingkup sistem yang akan dibuat.
2. Analysis
Setelah ruang lingkup ditentukan maka tahap
selanjutnya yang dilakukan adalah analisis sistem.
Pada tahapan analisis dalam penelitian ini
terdapat beberapa analisis yang dilakukan yaitu:
1. Cause and Effect Analysis
2. Analisa Kebutuhan Sistem
3. Analisis sistem usulan
Tahap analisis ini menggunakan pendekatan
analisis model driven yaitu penggunaan gambar,
diagram, atau grafis dalam mengkomunikasikan
suatu masalah, memecahkan masalah, persyaratan
bisnis, dan solusi-solusi bisnis. Dan metode yang
digunakan adalah analisis berorientasi objek/
Object-Oriented Analysis (OOA).
Penelitian ini menggunakan UML (Unified
Modelling Languange) sebagai alat untuk analisis
sistem yang dirancang. Dan diagram UML yang
digunakan pada tahap analisis ini adalah:
1. Use-case Diagram
2. Activity Diagram
3. Class Diagram
Selain diagram di atas penelitian ini juga
menggunakan rich picture untuk melakukan
analisis sistem yang sedang berjalan dan use case
narrative sebagai bagian dari perancangan use
case.
3. Design
Pendekatan model driven juga masih
digunakan dalam tahap perancangan ini. Dan
metode yang digunakan adalah desain berorientasi
objek/ Object Oriented Design (OOD) dengan
UML sebagai alat perancangannnya.
Penelitian ini tidak menggunakan semua
diagram yang disediakan oleh UML. Dan
diagram-diagram yang digunakan pada tahap ini
merupakan lanjutan dari diagram yang telah
dibuat pada tahap analisis, diagram tersebut antara
lain:
1. Sequence Diagram
2. State Chart Diagram
3. Deployment Diagram
Selain tabel-tabel dan diagram yang
berhubungan dengan UML, penelitian ini juga
menambahkan tahapan normalisasi untuk
perancangan basis data serta penambahan
perancangan interface, menu crud, dan
perancangan input dan output.
4. Construction & Testing
Setelah melakukan analisis dan perancangan
sistem, tahapan ini merupakan tahapan
pemrograman dan pengujian terhadap program
yang telah jadi.
a. Construction
Pada tahapan construction, penelitian sampai
pada tahap pemrograman atas sistem yang analisis
dan perancangannya telah dibuat. Pemrograman
pada penelitian ini menggunakan PHP 5 sebagai
bahasa pemrogramannya. Penggunaan PHP 5
dalam penelitian ini merupakan pilihan yang tepat
karena PHP 5 merupakan bahasa pemrograman
yang object oriented, hal ini sesuai dengan
penelitian. Adapun untuk database digunakan
MySQL Versi 3.3 sebagai tempat penyimpanan
datanya.
b. Testing
Setelah program selesai, maka mulailah
dilakukan tahap pengujian. Tahap pengujian
berfungsi untuk meminimalisasi terjadinya
kesalahan (bug) pada sistem yang telah dibuat.
Dalam penelitian ini pengujian dilakukan
dengan menggunakan metode pengujian unit
dengan pendekatan black-box testing.
3.3 Kerangka Penelitian
Metode Pengumpulan Data
observasi
wawancara
Studi Pustaka
Metodologi Pengembangan Sistem
Object Oriented dengan pendekatan
Rapid Application Development
(RAD) (Whitten, Bentley, Dittman:
2004 )
Mendefinisikan Ruang Lingkup
(Scope Definition)Sejarah Organisasi
Visi dan Misi
Struktur Organisasi
Proses Bisnis yang Sedang Berjalan Sistem Penerimaan Kas
Sistem Pengeluaran KasIdentifikasi Masalah
Lingkup Sistem yang akan Dibuat
Studi Lapangan
Studi Literatur
Sejenis
Analisa Sistem (System Analysis) Cause and Effect Analysis
Analisa Kebutuhan SistemAnalisa Kebutuhan
Fungsional
Analisa Kebutuhan
Non-Fungsional
Analisa Sistem Usulan Use-case DiagramIdentifikasi Pelaku
(Actor)
Identifikasi Use-case
Pembuatan Use-case
Diagram
Use-case Narrative Analysis
Activity Diagram
Perancangan Sistem(Design) Use-case Narrative Design
Sequence Diagram
State Diagram
Deployment Diagram
Perancangan Database Phyhical Data Model (PDM)
Kamus Data
Matriks data-to-location CRUD
Perancangan Antarmuka
Construction & testing construction
testing
Class Diagram
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
4. ANALISIS DAN PERANCANGAN
SISTEM 4.1 Scope Definition
4.1.1 Proses Bisnis Yang Sedang Berjalan
1. Sistem Pencatatan Penerimaan Kas
Sistem Pencatatan Penerimaan Kas di
PATTIRO dimulai dengan Kasir membuat Bukti
Penerimaan Kas. Kemudian Bukti Penerimaan
Kas tersebut diberikan kepada Manajer Keuangan
untuk ditandatangani, direvisi, atau ditolak.
Setelah Bukti Penerimaan Kas ditandatangani,
Kasir mencatatnya ke dalam jurnal penerimaan.
Gambar 4.2 Sistem Penerimaan Kas Yang
Berjalan
2. Sistem Pencatatan Pengeluaran Kas
Hampir sama dengan Penerimaan Kas,
Pencatatan Pengeluaran Kas juga dimulai dari
Kasir yang membuat Bukti Pengeluaran Kas dan
memberikannya kepada Manajer Keuangan untuk
dilakukan persetujuan. Setelah Manajer Keuangan
tanda tangan dalam Bukti Pengeluaran Kas
tersebut, Kasir memberikan Bukti Pengeluaran
Kas tersebut kepada Direktur Eksekutif untuk
ditandatangani. Setelah Direktur Eksekutif
menandatangani Bukti Pengeluaran Kas, Kasir
mencatatatnya ke dalam jurnal pengeluaran.
Gambar 4.3 Sistem Pengeluaran Kas Yang
Berjalan
4.1.2 Identifikasi Masalah
Masalah yang terjadi dalam sistem yang
ada saat ini adalah:
1. Tidak adanya penggunaan bukti transaksi
bernomor urut tercetak. Penomoran bukti
transaksi secara manual menjebabkan
manajemen dapat kehilangan kontrol.
2. Saldo dalam rekening Bank tidak sesuai
dengan yang ada di laporan sisa saldo Bank
tersebut dan tidak pernah ada rekonsiliasi
antara saldo bank, saldo akunting, dan saldo
catatan rekapitulasi bulanan pemasukkan dan
pengeluaran kas program.
3. Kedua masalah di atas menyebabkan
timbulnya masalah baru dalam hal
pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan keuangan oleh pihak manajerial
karena laporan keuangan yang ada tidak
mencerminkan keadaan keuangan yang
sebenarnya.
4.1.3 Lingkup Sistem Yang Akan Dibuat
Berdasarkan idetifikasi masalah yang
telah diuraikan di atas maka dapat dibuat sistem
informasi pencatatan keuangan organisasi non-
profit yang meliputi:
1. Sistem yang akan dibuat meliputi proses-
proses berikut ini:
a. Input data penerimaan dan pengeluaran
kas.
b. Penyimpanan data penerimaan dan
pengeluaran kas dalam database.
c. Pembuatan bukti penerimaan dan
pengeluaran kas.
d. Pelaporan keuangan berdasarkan
penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Pengguna sistem
a. Kasir
b. Manajer Keuangan
c. Direktur Eksekutif
3. Data master yang dibutuhkan
a. Data Dana
4. Tool dan resource yang dibutuhkan sistem
Sistem ini akan dikembangkan
menggunakan server Apache, bahasa
pemrograman PHP, database MySQL, dijalankan
melalui browser. Selain itu, pada penelitian ini
tidak akan membahas jaringan komunikasi serta
keamanan data yang terkait dengan sistem ini.
4.2 Analysis
4.2.1 Analisa Kebutuhan Sistem
1. Analisa Kebutuhan Fungsional
Fungsi-fungsi yang harus ada pada
sistem antara lain:
1. Menyimpan data seluruh transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Sistem harus dapat memberikan nomor urut
otomatis pada tiap transaksi baik penerimaan
maupun pengeluaran kas. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan kontrol
terhadap redudansi data ataupun bukti
transaksi yang hilang.
3. Sistem harus dapat memberikan laporan
keuangan yang dapat diakses perbulan,
pertahun, dan pertanggal.
2. Analisa Kebutuhan Non-Fungsional
Fitur-fitur lain, karakteristik dan batasan
dalam sistem antara lain :
1. Sistem yang baru dapat digunakan dan
dipelajari oleh pengguna dengan mudah.
Sehingga pengguna dapat cepat terbiasa
menggunakan sistem ini.
2. Antarmuka sistem dirancang agar pengguna
mudah menggunakan sistem dan mengurangi
kemungkinan kesalahan yang diakibatkan
oleh pengguna.
3. Sistem memiliki tingkat keamanan yang baik.
Sistem dapat menjalankan fungsinya dengan
cepat dan reliable dengan tingkat error yang
kecil.
4.2.2 Analisa Sistem Usulan
1. Use-case Diagram
kasir
pengguna
top manajemen
Manajer Keuangan
Direktur Eksekuti f
input penerimaan kas
input pengeluaran kas
cetak pengeluaran kas
cetak penerimaan kas
login
persetujuan pengeluaran kas
persetujuan penerimaan kas
l ihat laporan keuangan
l ihat laporan saldo sisa
Gambar 4.4 Diagram Use-case Sistem Usulan
2. Activity Diagram
<<verifikasi username & password>>
<<ya>>
<<tidak>>
Isi form login
username & password benar?
tampilkan home sesuai level
Gambar 4.5 Activity Diagram Login
<<data baru telah tersimpan>>
tambah data penerimaan kas
tampilkan data penerimaan kas
Gambar 4.6 Activity Diagram Input Penerimaan
Kas
<<data dengan status persetujuan telah disimpan>>
pilih data pengeluaran kas baru
isi form persetujuan
tampilkan data pengeluaran kas
Gambar 4.9 Activity Diagram Persetujuan
Pengeluaran Kas
klik simbol cetak penerimaan kas
tampilkan bukti penerimaan kas
cetak bukti penerimaan kas
Gambar 4.10 Activity Diagram Cetak
Penerimaan Kas
pil ih jenis laporan keuangan & periodenya
masukkan periode yang diinginkan
tampilkan laporan keuangan berdasarkan periode
Gambar 4.12 Activity Diagram Lihat Laporan
Keuangan
3. Class Diagram
1..*1..*
1..*
1..*
1..1
1..11..1
1..1
1..*
1..1
1..*
1..1
1..*
1..*
1..*
1..*
1..*1..1
1..*
1..1
sys_user
-
-
-
-
-
-
-
-
-
sysUserId
sysRoleId
idPegawai
username
password
passwordHint
lastLogin
lastIP
accountLock
: int
: tinyint
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: datetime
: int
: tinyint
sys_role
-
-
-
systemRoleID
roleName
description
: tinyint
: varchar
: varchar
core_pegawai
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
idPegawai
nama
nickname
address
phone
mobi le
otherPhone
sex
rel igion
emai l
jabatan
foto
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: tinyint
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
sikeu_penerimaan_kas
-
-
-
-
-
-
-
-
noPenerimaan
tanggalPenerimaan
kodeDana
penyumbang
jumlahPenerimaan
keteranganPenerimaan
jenisPenerimaan
kodeStatusPenerimaan
: varchar
: datetime
: char
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
core_dana
-
-
-
-
-
kodeDana
namaDana
namaBank
noRekening
jumlahSaldo
: char
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
sikeu_penerimaan_kas_status
-
-
-
-
-
-
id
noPenerimaan
kodeStatusPenerimaan
diUbahOleh
tanggalPerubahan
catatanPerubahan
: int
: varchar
: varchar
: int
: datetime
: varchar
sikeu_pengeluaran_kas
-
-
-
-
-
-
-
-
noPengeluaran
tanggalPenerimaan
kodeDana
penerima
jumlahPengeluaran
keteranganPengeluaran
jenisPengeluaran
kodeStatusPengeluaran
: varchar
: datetime
: char
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
sikeu_pengeluaran_kas_status
-
-
-
-
-
-
id
noPengeluaran
kodeStatusPengeluaran
diUbahOleh
tanggalPerubahan
catatanPerubahan
: int
: varchar
: varchar
: int
: datetime
: varchar
core_status
-
-
-
-
-
-
code
nextSuccessCode
nextFai lCode
name
description
ordinal
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: varchar
: int
Laporan Keuangan
+ get ()
Laporan Saldo Sisa
Gambar 4.14 Class Diagram Sistem Informasi
Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit
4.3 Design
1. Sequence Diagram SequenceDiagram_login
tampilkanPesan(sukses) validasi(sukses)
tampilkanFormLogin
aksesFormLogin
login(nama,password)kirim(nama, password)
ambil(nama, password)
validasi(nama, password)validasi(gagal)tampilkanPesan(gagal)
pengguna
tampilanLogin loginProcessor sys_user
tampilkanPesan(sukses) validasi(sukses)
tampilkanFormLogin
aksesFormLogin
login(nama,password)kirim(nama, password)
ambil(nama, password)
validasi(nama, password)validasi(gagal)tampilkanPesan(gagal)
Gambar 4.15 Sequence Diagram Use-case untuk
Login
SequenceDiagram_inputPengeluaranKas
tampilkanPesan(gagal) kirimPesan(gagal) dataGagalDisimpan
tampilkanPesan(sukses) kirimPesan(sukses) dataSuksesDisimpan
simpanDatakrimDataPengeluaranKas
inputPengeluaranKas
tampilkanMenuTambahPengeluaranKas
aksesMenuTambahPengeluaranKas
Kasir
tampilanPengeluaranKas inputPengeluaranProcessor sikeu_pengeluaran_kas
tampilkanPesan(gagal) kirimPesan(gagal) dataGagalDisimpan
tampilkanPesan(sukses) kirimPesan(sukses) dataSuksesDisimpan
simpanDatakrimDataPengeluaranKas
inputPengeluaranKas
tampilkanMenuTambahPengeluaranKas
aksesMenuTambahPengeluaranKas
Gambar 4.17 Sequence Diagram Use-case untuk
Input Pengeluaran Kas
SequenceDiagram_persetujuanPenerimaanKas
persetujuanPenerimaanKas
aksesDataPenerimaanKas
penerimaanKas penerimaanKas
getPenerimaanKas
savePersetujuanPenerimaanKassavePersetujuanPenerimaanKas
getPenerimaanKas
penerimaan kas penerimaan kas processor sikeu_penerimaan_kas sikeu_penerimaan_kas_status
Manajer Keuangan
persetujuanPenerimaanKas
aksesDataPenerimaanKas
penerimaanKas penerimaanKas
getPenerimaanKas
savePersetujuanPenerimaanKassavePersetujuanPenerimaanKas
getPenerimaanKas
Gambar 4.18 Sequence Diagram Use-case untuk
Persetujuan Penerimaan Kas
SequenceDiagram_cetakPengeluaranKas
tampilkanFormatCetak kirimFormatCetakcetak
aksesDataUntukDicetakkirimPermintaanCetak
pilihPengeluaranKasUntukDicetak
tampilkanPengeluaranKas
aksesMenuPengeluaranKas
Kasir
tampilanPengeluaranKas cetakPengeluaranProcessor sikeu_pengeluaran_kas
tampilkanFormatCetak kirimFormatCetakcetak
aksesDataUntukDicetakkirimPermintaanCetak
pilihPengeluaranKasUntukDicetak
tampilkanPengeluaranKas
aksesMenuPengeluaranKas
Gambar 4.21 Sequence Diagram Use-case untuk
Cetak Pengeluaran Kas
SequenceDiagram_lihat laporan saldo sisa
ambilDataDana
aksesMenuLaporanSaldoSisa
tampilkanLaporanSaldoSisa
kirimPermintaanLihatSaldoSisa
menu saldo sisa Laporan Saldo Sisa
Direktur Eksekuti f
core_dana
ambilDataDana
aksesMenuLaporanSaldoSisa
tampilkanLaporanSaldoSisa
kirimPermintaanLihatSaldoSisa
Gambar 4.22 Sequence Diagram Use-case untuk
Laporan Saldo Sisa
2. State Diagram
buat penerimaan dana baru
penerimaan kas baru
revisi penerimaan kastolak penerimaan kas
penerimaan kas disetujui
cetak penerimaan kas
lihat laporan keuangan1
revisi selesai penerimaan kas selesai
bukti penerimaan kas dicetak
laporan keuangan dil ihat1
penerimaan kas selesai
penerimaan kas ditolak
Penerimaan Kas Baru
entry / entry
do / save
Penerimaan Kas Belum Disetujui
entry / status belum disetujui
ditolakRevisi
entry / revisi penerimaan kas
Penerimaan Kas Disetujui
entry / penerimaan kas disetujui
Bukti Penerimaan Kas
penerimaan kas disetujui() / cetak penerimaan kas
Laporan Keuangan
penerimaan kas disetujui() / l ihat laporan keuangan
selesai
Gambar 4.24 State Diagram Penerimaan Kas
buat pengeluaran kas baru
pengeluaran kas baru
pengeluaran kas disetujui MK
revisi pengeluaran kas 1
revisi pengeluaran kas selesai 1tolak 1 pengeluaran kas
revisi pengeluaran kas 2
revisi pengeluaran kas selesai 2
tolak 2 pengeluaran kas
pengeluaran kas disetujui
l ihat laporan keuangan
cetak bukti pengeluaran
bukti pengeluaran dicetak
laporan keuangan dil ihat
pengeluaran kas selesai
pengeluaran kas ditolak 1
pengeluaran kas ditolak 2
Pengeluaran Kas Baru
entry / masukkan data
do / simpan
Pengeluaran Kas belum Disetujui
entry / status belum disetujui
Revisi Manajer Keuangan (MK)
entry / revisi pengeluaran kas
Ditolak Manajer Keuangan
Pengeluaran Kas Disetujui MK
entry / disetujui manajer keuangan
Revisi Direktur Eksekutif (DE)
pengeluaran kas disetujui MK() / revisii pengeluaran kas
Ditolak Direktur Eksekutif
Pengeluaran Kas Disetujui MK dan DE
pengeluaran kas disetujui MK() / pengeluaran kas disetujui DE
Bukti Pengeluaran Kas
Laporan Keuangan
penerimaan kas disetujui() / l ihat laporan keuangan
selesai
Gambar 4.25 State Diagram Pengeluaran Kas
3. Deployment Diagram
intranet
intranet
intranet
Server:- Apache web server- PHP- MySql- SIKEU
Client:- web browser
server
cl ient 1 cl ient 2cl ient 3
Gambar 4.26 Deployment Diagram
4.4 Construction & Testing
1. Construction
Setelah melakukan analis dan
perancangan, inilah tahap dimana semua yang
telah digambarkan, dibuat dengan menggunakan
bahasa pemrograman untuk menjadi sebuah
sistem yang dapat digunakan. Berikut ini
merupakan tools yang digunakan dalam
membangun sistem:
Tabel 4.36 Daftar Tools Yang Digunakan Untuk
Membangun Sistem
No. Tool Kegunaan
1. PHP 5.2.9 Bahasa
pengembangan untuk
mengembangkan
Sistem informasi
pencatatan keuangan
PATTIRO.
2 MySQL 5.0.51 Database yang
digunakan dalam
sistem.
3 Eclipse Galileo Perangkat editor
pembuatan program.
4 XAMPP Apache
HTTP Server
Web server.
5 phpMyAdmin Perangkat untuk
mengakses database
yang terdapat pada
XAMPP Apache.
6 Mozilla Firefox
3.5
Web browser.
Modul-modul yang dibuat dalam
pembangunan sistem informasi pencatatan
keuangan non-profit ini antara lain:
1. Modul transaksi pencatatan yang terdiri dari
penerimaan kas dan pengeluaran kas.
2. Modul data master yang terdiri dari dana dan
pegawai.
3. Modul pelaporan yang terdiri dari laporan
keuangan dan laporan saldo sisa.
2. Testing
Setelah tahap construction selesai maka
tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian
terhadap sistem yang dibagun.
Pada pengujian sistem, testing yang
dilakukan menggunakan metode blackbox testing.
Cara pengujian hanya dilakukan dengan
menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul,
kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai
dengan proses bisnis yang diinginkan. Pada
blackbox testing ini, yang dilakukan hanyalah
input data dan dilihat apakah output-nya sesuai
dengan proses bisnis yang diharapkan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Berdasarkan paparan pada bab-bab
sebelumnya, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan dari penelitian tentang pengembangan
Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Non-
profit ini, sebagai berikut:
a. Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Non-
profit telah berhasil membuat pencatatan
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas
yang terkomputerisasi.
b. Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Non-
Profit telah berhasil membuat nomor urut
tercetak pada setiap pencatatan transaksi.
c. Sistem Informasi Non-profit telah
menggunakan sistem pengendalian internal
yang ada pada organisasi sehingga data yang
dihasilkan akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Sistem Informasi Non-profit telah berhasil
menghasilkan laporan keuangan yang tepat
waktu, akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan. Sehingga diharapkan manajer
keuangan dan direktur eksekutif dapat
mengambil keputusan berdasarkan laporan
yang ada.
5.2 Saran
Pada pengembangan Sistem Informasi
Non-profit ini, masih terdapat kekurangan-
kekurangan yang dapat dikembangkan pada
penelitian selanjutnya. Saran pengembangan yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan sistem informasi pencatatan
keuangan menjadi sistem informasi keuangan
yang mengkomputerisasi seluruh transaksi
yang ada dalam sistem keuangan yang
melibatkan penyumbang dan penerima dana
sebagai pengguna sistem.
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, Hanif. Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi untuk Keunggulan Bersaing
Perusahaan dan Organisasi Modern.
Yogyakarta: Penerbit Andi. 2007
Bodnar, George H. dan William S. Hopwood.
Sistem Informasi Akuntansi. Salemba
Empat. Jakarta. 2000
Gulo, W. Metodologi Penelitian. Grasindo.
Jakarta. 2002
Hariyanto, Bambang. Rekayasa Sistem
Berorientasi Objek. Bandung:
Informatika. 2004
Hartono, Jogiyanto MBA. Ph.D. Analsisi dan
Desain Sistem Informasi. Andi.
Yogyakarta. 2005
Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi,
Yogyakarta: Andi. 2003
Kendall, Keneth E. dan Julie E. Kendall. Analisis
dan Perancangan Sistem. Indeks
Kelompok Gramedia. Jakarta. 2003
Maharsi, Sri. Pengaruh Perkembangan Teknologi
Informasi Terhadap Bidang Akuntansi
Manajemen. Jurnal Akuntansi &
Keuangan Vol. 2, No. 2. Nopember 2000
McLeod, Raymond. Sistem Informasi
Manajemen. Jilid 2. Ed. Ke-7. Alih
Bahasa. Jakarta: PT. Prenhalllindo. 2001
Mulyanto, Aunur R. Rekayasa Perangkat Lunak
Jilid 1 untuk SMK. Departemen
Pendidikan Nasional. 2008
Munawar. Pemodelan Visual dengan UML. Graha
Ilmu. 2005
Nainggolan, Pahala. Dkk. Manajemen Keuangan
Organisasi Nirlaba. Yayasan Bina
Edukasi. Jakarta. 2008
Nugroho, Adi. Konsep Pengembangan Sistem
Basis Data. Bandung: Informatika. 2004
Nurtjahyana, Agustinus. Studi Analisis Rapid
Aplication Development Sebagai
Salah Satu Alternatif Metode Pengembangan
Perangkat Lunak, Jurnal Informatika
Vol. 3, No. 2. Universitas Kristen Petra.
2002
Peranginan, Kasiman. Aplikasi Web dengan PHP
dan MySQL. Yogyakarta: Andi. 2006
Prasetyo, Didik Dwi. Administrasi Database
Server MySQL. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo. 2003
Pressman, Roger S. Rekayasa Perangkat Lunak.
Buku 1. Alih bahasa. Yogyakarta: Andi.
2002
Purnomo, Herry dan Zacharias, Theo. Pengenalan
Informatika Perspektif Teknik dan
Lingkungan. Yogyakarta: Andi. 2004
Sidik, Betha, Ir. MySQL untuk Pengguna,
Administrator, dan Pengembang
Aplikasi Web. Bandung: Informatika.
2005
Whitten, Jeffery L, Dkk. Metode Desain dan
Analisis Sistem. Andi. Yogyakarta. 2004
Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan,
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2004