108
SKRIPSI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN GRATIS DI SMP AISYIYAH SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA Oleh: MUSYARRAFAH Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11111 16 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

SKRIPSI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN GRATIS

DI SMP AISYIYAH SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA

Oleh:

MUSYARRAFAH

Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11111 16

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

i

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN GRATIS

DI SMP AISYIYAH SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

MUSYARRAFAH

Nomor Stambuk: 10561 11111 16

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

ii

iii

iv

v

ABSTRAK

Musyarrafah, Muhlis Madani dan Nasrul Haq. Efektivitas Pelaksanaan

Program Pendidikan Gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten

Gowa.

Program pendidikan gratis ialah membebaskan segala biaya pendidikan

untuk peserta didik ataupun orang tua peserta didik yang berkaitan dengan proses

belajar mengajar serta kegiatan pembangunan sekolah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program

pendidikan gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa. Jenis

penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif yakni suatu bentuk penelitian

yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum berupa data yang

dikumpulkan dari lapangan secara objektif dengan tipe penelitian deskriptif.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dari hasil wawancara, observasi

serta dokumentasi langsung di lapangan.

Berdasarkan hasil penelitian efektivitas pelaksanaan program pendidikan

gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa sebagian sudah tercapai,

namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan karena belum maksimal dalam

penanganannya. Hal tersebut dilihat dari beberapa indikator efektivitas program

yang meliputi : (1) Ketepatan sasaran program yang mana ditujukan pada siswa

dan orangtua siswa telah tepat sasaran (2) Sosialisasi program kepada siswa

disekolah, orang tua siswa, maupun masyarakat mengenai program pendidikan

gratis selama ini telah berjalan cukup efektif (3) Pencapaian tujuan program belum

tercapai sebagaimana mestinya sebab masih ada beberapa laporan pelanggaran

yang diterima oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa (4) Pemantauan program

yang mana ada beberapa hal yang harus dibenahi sebab belum cukup efektif

dalam pemantauannya selama program ini dijalankan.

Kata kunci: efektivitas, pelaksanaan, pendidikan gratis

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala Puji serta rasa syukur penulis panjatkan yang tidak terhingga

kehadirat Allah SWT, yang mana atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektifitas Pelaksanaan

Program Pendidikan Gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa begitu banyak pihak yang telah

turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Melalui kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

mendampingi upaya-upaya penulis selama ini. Skripsi ini penulis persembahkan

kepada yang tercinta terkhusus dan teristimewa untuk kedua Orang tua Penulis,

Ayahanda Almarhum Dr. H. M Zaki Ali serta Ibunda Hj. Zainab yang selalu

memberikan kepercayaan, kekuatan, motivasi, dukungan serta doa untuk

kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima

kasih banyak kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar atas kebijaksanaan dan bantuan fasilitas yang

diberikan selama ini.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku pembimbing 1 dan BapakNasrul

Haq, S.Sos., MPA selaku pembimbing 2 sekaligus Ketua Prodi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar atas waktu luangnya yang telah diberikan disela-

sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan maupun pengantaran di

mulai dari perumusan judul, penyusunan proposal, hingga terselesaikannya

vii

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

ABSTRAK........................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………. 1

A. Latar Belakang………………………………………………………… .... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 9

A. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 9

B. Teori dan Konsep Efektifitas ...................................................................... 11

C. Konsep Pelaksanaan Program ..................................................................... 19

D. Konsep Pendidikan Gratis ........................................................................... 22

E. Kerangka Pikir ............................................................................................ 29

F. Fokus Penelitian .......................................................................................... 30

G. Definisi Fokus Penelitian ............................................................................ 30

BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 33

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 33

B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................................ 34

C. Jenis Data ................................................................................................... 34

D. Informan ..................................................................................................... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 37

F. Teknik Pengabsahan Data .......................................................................... 38

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 39

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 42

A. Deskripsi Lokasi Penelitian........................................................................ 42

B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 48

C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 72

ix

BAB V. PENUTUP................................................................................ 76

A. Kesimpulan ................................................................................................ 76

B. Saran ........................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 78

LAMPIRAN ........................................................................................... 82

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian............................................................... 36

Tabel 4.1 Anggaran Pendidikan Gratis Tingkat SMP ...................................... 54

Tabel 4.2 Jumlah Siswa Penerima Program SMP Aisyiyah Sungguminasa .... 62

Tabel 4.3 Jumlah Siswa Penerima Program SMP Aisyiyah Sungguminasa .... 62

Tabel 4.4 Identifikasi Sarana dan Prasarana di SMP Aisyiyah Sungguminasa

.......................................................................................................................... 70

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir.............................................................................. 30

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Gowa .................................................................. 43

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu usaha secara sadar serta tererncana untuk

mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar para peserta didik

secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat memiliki

kekuatan spiritual keagaamaan, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

pengendalian diri, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara (UU No. 20 Tahun 2003). Pada dasarnya,

pendidikann di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia baik

secara fisik maupun secara intelektual, sehingga dapat mengembangkan diri

maupun lingkungannya dalam rangka pembangunan Nasional (Fuad , 2005).

Pembangunan pendidikan menjadi bagian penting dari upaya menyeluruh

dan sungguh-sungguh untuk meningkatkan harkat serta martabat suatu bangsa.

Keberhasilan dalam membangun pendidikan dapat memberikan kontribusi

besar terhadap pencapaian tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan.

Dalam konteks tersebut, pembangunan pendidikan mencakup berbagai

dimensi yang sangat luas yang mana meliputi dimensi sosial, ekonomi,

budaya, maupun politik (Hasbullah, 2008) Awalnya pendidikan menjadi

kewenangan pemerintah pusat saja, namun dengan adanya UU No. 32 tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah menandakan bahwa daerah memiliki

kewenangan yang luas untuk melakukan otonomi daerah. Hal tersebut seakan

2

menjadi lampu hijau bagi Pemerintah Daerah yang mana pemerintah daerah

kemudian memiliki kewenangan dalam upaya pengelolaan pendidikan.

Banyaknya upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan

kualitas pendidikan belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, bahkan

masih banyak kegagalan dalam pengimplementasinya di lapangan. Kegagalan

demi kegagalan antara lain disebabkan oleh beberapa hal diantaranya

manajemen yang kurang tepat, penanganan masalah oleh bukan ahlinya, serta

penempatan tenaga pendidikan tidak sesuai dengan bidang keahliannya,

sehingga tujuan pendidikan nasional yang mana untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa melalui peningkatan mutu pada semua jenis dan jenjang

pendidikan belum dapat diwujudkan dengan baik (Ana, 2019). Upaya dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi tantangan tersendiri

dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Salah satu penyebab rendahnya partisipasi pendidikan dari masyarakat

adalah tingginya biaya pendidikan sehingga menyebabkan menurunnya

kemampuan masyarakat dalam membayar uang sekolah, baik biaya langsung

maupun tidak langsung. Hal ini yang berakibat pada meningkatnya angka

putus sekolah, bolos dikalangan siswa, serta menurunnya motivasi belajar

siswa yang berada di sekolah. Banyak sekali anak usia sekolah yang malah

memilih untuk membantu orang tuanya mencari nafkah (Musyaffa, 2017). Hal

tersebut membuat banyak anak tidak tertarik untuk sekolah dan melanjutkan

sekolah sebab terbatasnya bantuan pemerintah terutama untuk mereka dari

kalangan tidak mampu. Padahal dalam undang-undang telah diamanatkan agar

3

pemerintah lebih memperhatikan anak-anak usia sekolah sehingga dapat

mengikuti pendidikan dasar tanpa dibebani biaya yang dapat menghambat

proses pendidikan. Hal ini dipertegas dalam Undang- Undang Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 11 ayat 2 yang berbunyi

“Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya

dana guna terselenggaranya pendidikan bagi seluruh warga Negara yang

berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun”. Konsekuensi dari amanat

undang-undang tersebut, maka pemerintah wajib memberikan layanan

pendidikan untuk setiap peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD/MI

dan SMP/MTs) maupun satuan pendidikan lainnya yang sederajat.

Pemerintah sebenarnya telah memberikan bantuan pembiayaan dalam

bidang pendidikan seperti bantuan operasional sekolah (BOS), bantuan siswa

miskin (BSM), serta kartu Indonesia pintar (KIP). Namun masalahnya

beberapa program pemerintah yang diharapkan dapat membantu masalah

pembiayaan para siswa ini rawan mengalami penyimpangan (Musyaffa, 2017)

.Beberapa ditemukan kasus dimana pelaksanaan pembiayaan yang tidak

transparan. Masalah lain juga terjadi kesenjangan antara yang seharusnya

menerima dengan yang dirasa masih mampu (beritasatu.com, 2018).

Berlanjut dari peraturan yang terkait dengan pendidikan tersebut,

pemerintah daerah kemudian mencoba untuk menindaklanjuti serta

mengembangkan peraturan mengenai pendidikan yang telah ada di daerah

mereka masing – masing. Salah satunya di Kabupaten Gowa. Dapat dilihat

dari (Peraturan Daerah Kabupaten Gowa, 2008) Tentang Pendidikan gratis.

4

Dikatakan bahwa program pendidikan gratis ialah membebaskan segala biaya

pendidikan untuk peserta didik ataupun orangtua peserta didik yang berkaitan

dengan proses belajar mengajar serta kegiatan pembangunan sekolah. Pada

Tahun 2013, ada perubahan pada perda mengenai program pendidikan gratis

ini, dengan ditetapkannya (Peraturan Daerah Kabupaten Gowa, 2013).

Peraturan ini membahas penyelenggaraan program pendidikan gratis dari

sudut pandang yang lebih spesifik serta adanya perubahan target penerima

program yaitu hanya siswa SD dan SMP se-Kabupaten Gowa saja yang

menjadi target penerima program.

Program pendidikan gratis ini dianggap sebagai salah satu program

pendidikan yang sukses diterapkan di Kabupaten Gowa, beberapa hal yang

menarik ialah program ini mengalami banyak pro dan kontra dan sempat

dipandang sebelah mata, namun kini dianggap sebagai program pendidikan

yang sangat membantu masyarakat terutama dikalangan menengah kebawah

(Maharani, 2017).

Program pendidikan gratis di Gowa ini sendiri merupakan program yang

mencakup semua kalangan. Artinya siapapun yang merupakan masyarakat

yang terdaftar di wilayah kabupaten Gowa berhak menerima pendidikan

gratis. Pemerintah Gowa memberikan kesempatan yang seluas-luasnya yang

mana maksudnya adalah kesempatan untuk memilih sekolah yang ada dalam

wilayah Kabupaten Gowa baik Negeri maupun swasta tanpa membedakan

antara masyarakat miskin dan kaya. Perlu diketahui pula bahwa program

5

pendidikan gratis Kabupaten gowa ini mencakup sekolah Negeri maupun

swasta (Peraturan Daerah Kabupaten Gowa, 2008).

Konsekuensi dari hal yang serba gratis ini, Pemkab Gowa juga

menyiapkan anggaran yang tidak sedikit. Anggaran yang disediakan untuk

program pendidikan gratis ini diatas 10 Miliar yang mana sudah termasuk

kebutuhan siswa maupun proses belajar mengajar lainnya (Ana, 2019).

SMP Aisyiyah Sungguminasa merupakan salah satu sekolah swasta di

Kabupaten Gowa yang melaksanakan program pendidikan gratis. Sekolah ini

juga merupakan salah satu sekolah yang lokasinya strategis sebab masih

berada diwiliayah dalam kota yang seharusnya memiliki fasilitas sarana dan

prasarana yang lengkap sebagai pendukung dalam pelaksanaan program

pendidikan gratis. Hal yang sangat disayangkan adalah bahwa seperti yang

diketahui, program pendidikan gratis di Kabupaten Gowa mendanai biaya

langsung dan tidak langsung yang mana ada 14 poin pungutan yang dibiayai

(sesuai perda Gowa No. 4 Tahun 2008). Namun pada kenyataannya di SMP

Aisyiyah Sungguminasa masih ada beberapa laporan mengenai pembiayaan

tidak terduga yang seharusnya tidak dibebankan dan dibayar oleh siswa dan

orangtua siswa. Hal yang lebih mengejutkan, laporan tersebut tidak dianggap

sebagai suatu pelanggaran yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru.

Maka dari itu peneliti ingin mengetahui apakah program pendidikan gratis

yang telah berjalan selama ini efektif dalam pelaksanaannya serta apakah

program tersebut mampu meningkatkan minat masyarakat Kabupaten Gowa

6

untuk tetap bersekolah terutama di SMP Aisyiyah Sungguminasa yang

merupakan salah satu sekolah swasta yang juga termasuk sekolah penerima

bantuan pendidikan gratis ini.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Pelaksanaan Program

Pendidikan Gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan

masalahdalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana ketepatan sasaran dalam pelaksanaan program pendidikan

gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa?

2. Bagaimana sosialisasi pelaksanaan program pendidikan gratis di SMP

Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa?

3. Bagaimana pencapaian tujuan dalam pelaksanaan program pendidikan

gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa?

4. Bagaimana proses pemantauan dalam pelaksanaan program pendidikan

gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan tersebut, tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitianini adalah sebagai berikut :

7

1. Untuk mengetahui bagaimana ketepatan sasaran dalam pelaksanaan

program pendidikan gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten

Gowa.

2. Untuk mengetahui bagaimana sosialisasi pelaksanaan program

pendidikan gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa.

3. Untuk mengetahui bagaimana pencapaian tujuan dalam pelaksanaan

program pendidikan gratis di SMP Aisyiyah Sunggminasa Kabupaten

Gowa.

4. Untuk mengetahui bagaimana proses pemantauan dalam pelaksanaan

program pendidikan gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten

Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan

pemikiran, informasi dan menjadi bahan referensi dalam ilmu

pemerintahan yang berkaitan dengan program pendidikan gratis

terkhusus di Kabupaten Gowa.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan

masukan bagi pemerintah terutama instansi terkait dan masyarakat

Kabupaten Gowa agar mampubersinergi dalam setiap upaya

pelaksanaan program daerah.

8

2. Secara praktis

Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi :

a. Pemerintah, memberikan sumbangan bagi pemerintah daerah

khususnya Dinas Pendidikan, sekolah dan instansi terkait untuk

perbaikan program pendidikan gratis yang telah dijalankan.

b. Masyarakat,penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada masyarakat terkhusus para orang tua yang ingin

menyekolahkan anaknya.

c. Peneliti, memberi kesempatan bagi penulis untuk mengaplikasikan

ilmu maupun teori yang dipelajari selama ini. Selain itu penulis

juga diharapkan mampu menambah wawasan pengetahuan dan

pengalaman.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan dengan penelitian ini, peneliti menemukan sejumlah

penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang telah diteliti, yaitu

sebagai berikut :

Alamsyah, A (2013) dengan judul penelitian “Analisis Implementasi

Kebijakan Program Pendidikan Gratis Di Desa Bontotanga Kecamatan

Bontotiro Kabupaten Bulukumba.” Penelitian ini berfokus meneliti beberapa

teori ilmiah yang mana meliputi teori kekuasaan kemudian teori birokrasi,

serta teori kebijakan dengan menilai keberhasilan dari implementasi kebijakan

tersebut menggunakan beberapa indikator (menurut pendapat Edward III)

yang meliputi komunikasi, sumber daya, disposisi, serta struktur birokrasi.

Andriani, N dan Sujianto (2014) dengan judul penelitian “Implementasi

Penyelenggaraan Pendidikan Gratis.” Penelitian ini berdasarkan pada

peraturan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan yang mana

didalam penelitian berfokus pada asas-asas pendidikan gratis yakni :

transparansi, akuntabilitas, team work, cermat dan akurat, terstruktur dan

berjenjang, kendali biaya dan kendali mutu, serta demokratis.

Mahyuddin (2016) dengan judul “Implementasi Kebijakan Pendidikan

Gratis di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.” Penelitian ini berfokus

pada kebijakan pendidikan gratis dalam menimgkatkan mutu pendidikan

10

melalui beberapa indikator yaitu hambatan dalam proses pelaksanaan program

dari segi perencanaan, penerapan serta pengevaluasian program serta faktor

pendukung bagi pelaksanaan pendidikan gratis.

Yuliana, R (2015) dengan judul penelitian “Evaluasi Pelaksanaan

Kebijakan Pendidikan Gratis Pada Jenjang Sekolah Menengah di Kabupaten

Sukoharjo.” Dimana dalam penelitian ini peneliti berfokus pada pelaksaanan

pendidikan gratis yang mana didukung oleh empat faktor (menurut pendapat

Edward III) seperti sumber daya manusia, sistem komunikasi yang terjalin

antara satu pihak dengan yang pihak lain, adanya disposisi atau komitmen

yang tinggi terhadap kebijakan pendidikan gratis, serta struktur organisasi

instansi yang terkait dengan kebijakan pendidikan gratis di Kabupaten

Sukoharjo.

Qayyum, L. O (2012) dengan judul penelitian “Efektivitas Program

Pendidikan Gratis di SMPN 3 Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar.”

Penelitian berfokus pada pada penyusunan tujuan strategi, pencarian serta

pemanfaatan sumber daya, lingkungan kerja, proses komunikasi serta

kepemimpinan dan pengambilan keputusan.

Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

penelitian yang relevan (terdahulu) ialah peneliti menggunakan teori yang

berbeda yaitu indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas yang

dikemukakan oleh (Subagyo, 2001) dalam bukunya Manajemen Operasi. Di

mana peneliti ingin mengetahui indikator efektivitas pelaksanaan program

11

pendidikan gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa melalui

ketepatan sasaran program, sosialisasi program, pencapaian tujuan program

serta pemantauan program.

B. Teori dan Konsep Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Efektif mengandung arti sebagai pengaruh, efek, akibat, atau hasil.

Sedangkan efektivitas diartikan sebagai keaktifan, daya guna dan

adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan antara seseorang dengan

tujuan yang ingin dicapai (KBBI).

Kata efektif berasal dari bahasa inggris effective yang artinya

berhasil atau segala sesuatu yang dilakukan dengan baik. Efektivitas

memiliki arti berhasil ataupun tepat guna. Efektif merupakan

katadasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas.

Menurut Effendy dalam bukunya dinamika komunikasi, efektivitas

ialah komunikasi yang proses mencapai tujuannya direncanakan sesuai

dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang telah ditetapkan serta

jumlah personil yang telah ditentukan (Effendy, 2008)

Pendapat lain (Siagian, 2001) pengertian efektivitas ialah

pemanfaatan sumber daya, sarana maupun prasarana dalam jumlah

tertentu yang mana secara sadar telah ditetapkan sebelumnya untuk

menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang telah

dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai

12

ataupun tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Apabila hasil kegiatan

semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.

Sedangkan Bungkaes dalam (Gibson, JL and Ivancevich, 2010)

berpendapat bahwa efektivitas merupakan hubungan antara output

maupun tujuan. Dalam artian efektivitas merupakan ukuran bagaimana

serta seberapa jauh tingkat output, kebijakan, maupun prosedur dari

organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan pendapat ketiga ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pada dasarnya efektivitas ialah tingkat pencapaian tujuan ataupun

sasaran organisasional sesuai yang telah ditetapkan. Efektivitas

mencakup seberapa baik pekerjaan yang dilakukan serta sejauh mana

seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang telah

diharapkan. Ini dapat diartikan apabila sesuatu pekerjaan dapat

dilakukan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan maka dapat

dikatakan efektif tanpa memperhatikan waktu, tenaga serta lain

sebagainya.

Efektivitas memiliki tiga tingkatan sebagaimana yang didasarkan

oleh David J. L. I dan Donnely dalam (Gibson, JL and Ivancevich,

2010) antara lain:

1. Efektivitas Individu

Efektivitas Individu merupakan jenis yang didasarkan pada

pandangan dari segi individu yang mana menekankan pada hasil

karya karyawam ataupun anggota dari organisasi.

13

2. Efektivitas Kelompok

Efektivitas kelompok ialah adanya pandangan bahwa pada

kenyataannya individu perlu saling bekerja samadalam suatu

kelompok. Maka efektivitas kelompok merupakan jumlah

kontribusi dari semua anggota kelompoknya.

3. Efektivitas Organisasi

Efektivitas organisasi terdiri dari semua bagian efektivitas

sebelumnya yaitu efektivitas individu dan kelompok. Melalui

pengaruh dari sinergitas yang mana organisasi mampu

menghasilkan karya yang lebih tinggi tingkatannya daripada

jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya sebelumnya.

Dalam hal ini dikatakan suatu organisasi yang berhasil diukur

dengan melihat pada sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai

tujuan yang sudah ditetapkan. Konsep efektivitas yang dikemukakan

oleh para ahli organisasi dan manajemen memiliki makna yang

berbeda, tergantung pada kerangka acuan yang dipergunakan. Namun

dalam artian yang sama yang mana dapat dikatakan efektivitas ialah

kunci dari kesuksesan suatu organisasi.

2. Pendekatan Efektivitas

(Lubis, Hari and Huseini, 2009) menyebutkan ada 3 (tiga)

pendekatan utama dalam pengukuran efektivitas, yaitu :

a. Pendekatan sumber (resource approach), yaitu mengukur

efektivitas dari input. Pendekatan ini mengutamakan adanya

14

keberhasilan organisasi untuk memperoleh berbagai sumber

daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan

kebutuhan organisasi.

b. Pendekatan proses (proses approach), yaitu untuk melihat

sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari segala

kegiatan orises internal ataupun mekanisme organisasi.

c. Pendekatan sasaran (goals approach), yaitu dimana pusat

perhatian terletak pada output, yang mana mengukur

keberhasilan untuk mencapai hasil sesuai dengan rencana.

Penentuan sasaran yang tepat baik yang ditetapkan secara

individu maupun sasaran yang ditetapkan organisasi

sesungguhnya sangat menentukan keberhasilan. Dikatakan

bahwa masyarakat merupakan aktor penting dalam suatu proses

penentu suatu kebijakan atau program pembangunan. Peran

serta publik tidak hanya diartikan sebagai paya sadar untuk

melibatkan masyarakat kedalam konteks proses penentu

kebijakan publik.

Berdasarkan dari tiga pendekatan tersebut dapat dikemukakan

bahwa efektivitas adalah suatu konsep yang mampu memberikan

gambaran mengenai keberhasilan suatu lembaga dalam mencapai

sasarannya. Juga untuk mengetahui ketercapaian tujuan dalam suatu

program dibutuhkan ukuran efektifitas untuk mengukur keberhasilan

sebuah program tersebut.

15

3. Indikator Efektivitas

Beberapa faktor kritis dalam mengukur keberhasilan suatu

organisasitergantung pada beberapa indikator.

Menurut pendapat (Richard, 1985) dalam bukunya efektivitas

organisasi mengemukakan lima kriteria dalam pengukuran efektivitas

organisasi yaitu:

a. Produktivitas

b. Kemampuan adaptasi atau fleksibilitas

c. Kepuasan kerja

d. Kemampuan berlaba

e. Pencarian sumber daya

Sedangkan Richard M. S dalam (Tangkilisan, 2005) pada buku

yang berjudul Efektivitas Organisasi mengatakan mengenai ukuran

efektivitas, sebagai berikut:

a. Pencapaian tujuan, yaitu keseluruhan dari upaya pencapaian tujuan

harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar

pencapaian tujuan akhir semakin terjamin juga diperlukan

pertahapan baik dalam arti pertahapan mengenai pencapaian

bagian-bagiannya maupun pertahapan dalam arti periodisasinya.

Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor, yaitu: Kurun waktu

dan sasaran yang merupakan target kongkrit.

b. Integrasi, yaitu pengukuran terhadap berbagai tingkat kemampuan

suatu organisasi dalam mengadakan sosialisasi, pengembangan

16

konsensus maupun komunikasi dengan segala macam organisasi

lainnya. Integrasi menyangkut prosessosialisasi.

c. Adaptasi, yaitu kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri

dengan lingkungannya. Untuk itu digunakannya tolak ukur proses

pengadaan serta pengisian tenaga kerja.

Sementara (Siagian, 2001) mengemukakan ukuran untuk mencapai

tujuan yang efektif ada beberapa kriteria, yaitu :

a. Kejelasan tujuan yang ingin dicapai

b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan

c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap

d. Perencanaan yang matang

e. Penyusunan program yang tepat

f. Tersedianya sarana dan prasarana kerja

g. Pelaksanaan yang efektif dan efisien

h. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

Pendapat lain, menurut (Subagyo, 2001) menyebutkan beberapa

indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas adalah sebagai

berikut :

a. Ketepatan sasaran program, yaitu sejauh mana ketepatan suatu

program yang sudah ditentukan sebelumnya. Ketepatan sasaran

lebih berorientasi kepada jangka pendek dan lebih bersifat

operasional, penentu sasaran yang tepat baik ditetapkan secara

indvidu maupun sasaran yang ditetapkan organisasi sesungguhnya

17

sangat menentukan keberhasilan aktivitas organisasi. Demikian

pula sebaiknnya, apabila sasaran yang ditetapkan itu kurang tepat

maka nantinya akan menghambat pelaksanaan berbagai kegiatan

itu sendiri.

b. Sosialisasi program, yaitu kemampuan penyelenggaraan program

dalam melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai

pelaksanaan program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada

umumnya dan sasaran peserta program pada khususnya. Dalam

artian memberikan informasi merupakan langkah awal yang

dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal serta

memperlancar dalam melanjutkan suatu pekerjaan, karena dengan

memberikan informasi dapat dipergunakan maupun meningkatkan

pengetahuan bagi orang yang menerima informasi tersebut.

c. Tujuan program, yaitu sejauh mana kesesuaian antara hasil

program dengan tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pencapaian tujuan yakni keseluruhan upaya pencapaian tujuan

harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh sebab itu, agar

pencapaian tujuan akhir semakin terjamin maka diperlukan

pentahapan baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-

bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodesasinya.

d. Pemantauan program, yaitu kegiatan yang dilakukan setelah

dilaksanakan program sebagai bentuk perhatian kepada peserta

program. Pengawasan meliputi berbagai tindakan mengecek

18

maupun membandingkan hasil yang dicapai dengan standar-

standar yang telah digariskan. Apabila hasil yang dicapai

menyimpang dari standar yang berlaku maka perlu dilakukan

tindakan korektif untuk memperbaikinya.

Berdasarkan beberapa pengukuran efektivitas di atas, peneliti

menggunakan indiktor-indikator untuk mengukur efektivitas menurut

(Subagyo, 2001) karena peneliti ingin mengetahui indikator efektivitas

dalam pelaksanaan program pendidikan gratis di SMP Aisyiyah

Sungguminasa Kabupaten Gowa melalui ketetapan sasaran program,

sosialisasi program, tujuan program dan pemantauan program.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas

(Hasibuan, Malayu SP and Hasibuan, 2016) dalam bukunya

manajemen sumber daya manusia mengatakan ada beberapa faktor

yang mempengaruhi efektifivitas program, antara lain :

a. Kualitas Aparatur, yaitu kualitas sumber daya manusia yang mana

pada dasarnya merupakan tingkat pengetahuan, kemampuan serta

kemauan yang terdapat pada sumber daya manusia.

b. Kopetensi Administator, yaitu kemampuan kapasitas individu

dalam melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu.

c. Sarana prasarana, yaitu suatu penunjang ataupun peralatan kerja

dalam hal ini termasuk dalam pengertian sarana prasarana adalah

bagian penting serta ikut menentukan terselenggaranya aktivitas.

Faktor sarana serta prasarana di artikan sebagai peralatan penting

19

dalam penyelenggaraan aktivitas pemerintah, dalam hal ini sarana

digunakan untuk mempermudah serta memperlancar gerak dan

aktivitas pemerintah.

d. Pengawasan, yaitu salah satu diantara fungsi manajemen

merupakan proses kegiatan pemimpin dalam memastikan maupun

menjamin bahwa tujuan serta tugas dalam sebuah lembaga akan

terlaksana dengan baik sesuai dengan kebijakan, rencana, serta

intruksi dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

C. Konsep Pelaksanaan Program

Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang artinya menjalankan

ataupun melakukan suatu kegiatan (KBBI). Pelaksanaan dapat juga

diartikan sebagai penerapan.

Pelaksanaan ialah aktifitas ataupun usaha-usaha yang dilakukan dalam

melaksanakan semua rencana sserta kebijaksanaan yang telah dirumuskan

ataupun ditetapkan dengan dilengkapi berbagai kebutuhan, alat-alat yang

diperlukan, siapa saja yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya

mulai maupun bagaimana cara yang harus dalam pelaksanaannya, suatu

proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program ataupun

kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri dari berbagai pengambilan

keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan

menjadi kenyataan adalah guna mencapai sasaran dari berbagai program

yang ditetapkan semula (Syukur, 1987).

20

(Siagian, 2003) mengatakan bahwa program ialah rumusan yang

dapat membuat gambaran pekerjaan yang akan dilakukan beserta petunjuk

cara-cara pelaksanaannya.

Perumusan program kerja adalah perincian daripada suatu rencana.

Dalam hubungannya dengan pembangunan nasional program kerja

berwujud berbagai macam bentuk serta kegiatan. Seringkali suatu program

mencakup beberapa kegiatan yang berada dibawah unit administrasi yang

sama, ataupun sasaran-sasaran yang saling bergantungan dan saling

melengkapi, yang mana semuanya harus dilaksanakan secara bersamaan

dan berurutan (Muhaimin dkk, 2009).

Jones dalam (Lubis, Hari and Huseini, 2009) mengemukakan program

merupakan suatu cara yang disahkan dalam mencapai tujuan, maupun

beberapa karakteristik tertentu yang mana dapat membantu seseorang

dalam mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu

sebagai berikut :

1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya dalam

melaksanakan ataupun sebagai pelaku program.

2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, kadangkala

program juga diidentifikasikan melalui anggaran.

3. Program memiliki identitas sendiri, yang mana bila berjalan secara

efektif dapat diakui oleh publik.

Suatu program yang baik menurut (Tjokroamidjojo, 2000) harus

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

21

1. Tujuan yang dirumuskan secara jelas.

2. Penentuan peralatan yang terbaik dalam mencapai tujuan tersebut.

3. Suatu kerangka kebijaksanaan yang konsisten serta proyek yang

saling berkaitan dalam mencapai tujuan program seefektif

mungkin.

4. Pengukuran dengan ongkos-ongkos yang diperkirakan maupun

keuntungan keuntungan yang diharapkan mampu dihasilkan

program tersebut

5. Hubungan dalam kegiatan lain usaha pembangunan serta program

pembangunan lainnya.

6. Berbagai upaya dalam bidang manajemen, termasuk penyediaan

tenaga, pembiayaan, maupun lainnya untuk melaksanakan program

tersebut. Dengan demikian, dalam menentukan suatu program

harus mampu dirumuskan secara matang sesuai dengan kebutuhan

sehingga dapat mencapai tujuan melalui partisipasi dari kalangan

masyarakat.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa

program ialah serangkaian tindakan maupun aktivitas untuk dapat

melaksanakan sesuai dengan target rencana yang telah ditetapkan.

Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program adalah

serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok

berbentuk pelaksanaan kegiatan yang didukung dengan kebijaksanaan,

22

prosedur,dan sumber daya dimaksudkan untuk membawa suatu hasil guna

mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan.

D. Konsep Pelaksanaan Program

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu aspek yang mendasar dalam usaha

mempersiapkan sumber daya manusia dalam menghadapi proses dan

dinamika kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara di

tengah-tengah pluralitas. Menurut John Dewey dalam (Hasbullah, 2008)

Pendidikan ialah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental secara intelektual serta emosional kearah alam maupun

sesama manusia.

Sedangkan (Mudyahardjo, 2016) mendefinisikan pendidikan sebagai

suatu kegiatan bimbingan, latihan ataupun pengajaran yang berlangsung

seumur hidup dalam mempersiapkan peserta didik memainkan peranannya

yang tepat serta konstruktif untuk berbagai lingkungan hidupnya dimasa

yang akan datang. Menurut (Azyumardi, 2002) pendidikan merupakan

suatu proses dimana suatu bangsa mempersiapkan para generasi mudanya

dalam menjalankan kehidupan serta untuk memenuhi tujuan hidup secara

efektif dan efisien.

Menurut (Imam, 2002) mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan

usaha manusia yang disengaja untuk memimpin angkatan muda mencapai

kedewasaan, meningkatkan taraf kesejahteraannya, berada dalam suatu

23

lingkungan kebudayaan serta karenanya tidak dapat terlepas dari

persoalan-persoalan eksistensi diatas tersebut.

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Pasal I, menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu

usaha sadar atau terencana dalam mewujudkan suasana belajar serta proses

pembelajaran agar para peserta didik secara aktif mampu mengembangkan

potensi dirinya dalam memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian ataupun

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

merupakan usaha yang dilakukan oleh peserta didik secara sadar atau

terencana untuk memperbaiki, meningkatkan, mengubah pengetahuan,

keterampilan serta sikap serta tata laku dalam usaha mengembangkan

potensi didiknya agar dapat tercapai tingkat kedewasaan yakni dapat

bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri serta mampu mempersiapkan

dirinya untuk menjalankan kehidupan di masa mendatang serta

meningkatkan taraf kesejahteraannya dalam mencapai tujuan pendidikan

ataupun memenuhi tujuan hidup secara efektif serta efisien.

Proses menunjukkan adanya aktifitas dalam bentuk tindakan aktif,

oleh karena itu pendidikan ialah suatu perbuatan ataupun tindakan sadar

agar terjadi perubahan sikap serta tata laku yang diharapkan yakni

pemanusiaan manusia yang cerdas, mandiri, berdisiplin, terampil serta

berakhlak mulia.

24

Pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga jenjang menurut

tingkatannya, dimana didalam setiap jenjang mempunyai tujuan yang

hendak dicapai (Noviana, 2014). Ketiga jenjang pendidikan tersebut

adalah :

a. Pendidikan dasar, menekankan pada penguasaan kemampuan

umum yang diperlukan untuk hidup bermasyarakat serta bernegara.

Materi pendidikan dasar mengutamakan pembekaan keampuan

yang fungsional untuk kehidupan dalam berbagai bidang sosial,

ekonomi, budaya, dengan berbasis pada nilai-nilai moral.

b. Pendidikan menengah, pendidikan menengah dibedakan menjadi

pendidikan menengah umum serta pendidikan menengah kejuruan.

Tujuan utama pendidikan menengah umum ialah melanjutkan ke

perguruan tinggi, sementara tujuan utama pendidikan menengah

kejuruan ialah mempersiapkan siswa dalam memasuki dunia kerja.

c. Pendidikan Tinggi, pendidikan tinggi menekankan pada

peningkatan mutu serta relevansi, baik untuk program-program

yang bersifat akademik ataupun keahlian (profesional).

Gelombang globalisasi membawa masalah-masalah baru dalam proses

pendidikan antara lain di satu pihak pemerintah menganggap pendidikan

sebagai salah satu tulang punggung utama dari perkembangan masyarakat,

di lain pihak campur tangan pemerintah terhadap pendidikan nasional

semakin berkurang. Berbagai kebijakan pendidikan yang bernuansa

internasional mulai lahir seperti sekolah-sekolah internasional, sekolah-

25

sekolah bertaraf internasional, pelatihan-pelatihan internasional serta

berbagai bentuk kerjasama dalam bidang pendidikan misalnya, delapan

tujuan dari perkembangan dunia (Milenium Development) menurut PBB

yang di kutip dari H.A.R. Tilaar (2008), yaitu :

a. Penghapusan kemiskinan

b. Persamaan gender

c. Pendidikan untuk semua

d. Perlawanan terhadap penyakit HIV/AIDS, malaria, dan sebagainya.

e. Penurunan angka kematian anak

f. Peningkatan kesehatan ibu

g. Kerjasama Global

h. Pelestarian lingkungan hidup

Pendidikan menurut UNESCO, meliputi empat pilar, yaitu: "learning

to know, learning to do, learning to be", serta "learning to live together".

Pendidikan hakekatnya suatu usaha untuk mencari agar mengetahui

informasi yang dibutuhkan serta berguna bagi kehidupan. Belajar untuk

mengetahui (learning to know) dalam prosesnya tidaklah sekedar

mengetahui apa yang bermakna namun juga sekaligus mengetahui apa

yang tidak bermanfaat bagi kehidupan.

2. Pendidikan Gratis di Kabupaten Gowa

Pendidikan gratis apabila mengacu pada kamus besar Bahasa Indoesia

adalah Pendidikan yang tidak dipungut biaya apapun.

26

Pengertian pendidikan gratis antara pemerintah maupun masyarakat

harus sama. Selama ini, ada beberapa pemahaman yang berbeda antara

kedua belah pihak. Disisi lain, masyarakat juga tidak bisa disalahkan

karena mempertanyakan ataupun menuntut kebijakan tersebut, sebab

mengingat bahwa masalah ini tidak sepenuhnya tertangkap utuh, baik dari

pihak sekolah maupun dari orang tua siswa. Kontroversi pun masih terus

berkembang meski berbagai sosialisasi terus dilakukan mengenai

kebijakan yang baru-baru ini telah ditetapkan oleh pemerintah pusat,

mengenai pembebasan biaya sekolah di tingkat SD dan SMP baik negeri

maupun swasta. Hal tersebut bertujuan untuk mewujudkan program kerja

pemerintah yang selalu saja menjadi PR dari tahun ketahun, Selain dari itu

hal ini juga dalam rangka meningkatkan SDM yang berkualitas serta

mampu berkompetisi dalam kancah nasional dan internasional (Ema,

2010).

Pemerintah tidak serta merta asal dalam menetapkan kebijakan

tersebut sebab tentu saja pemerintah mengambil keputusan tersebut

dengan penuh pertimbangan serta pemikiran yang cukup matang demi

mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia yang telah tercantum

dalam UUD 1945 yang berbunyi, “Melindungi segenap bangsa Indonesia

serta seluruh tumpah darah Indonesia juga memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan

ketertiban dunia”.

27

Cita-cita tersebut dapat terwujud apabila pemerintah maupun seluruh

masyarakat mampu bekerjasama demi mewujudkan cita-cita nasional

bangsa Indonesia. Pada dasarnya, program pendidikan gratis pada jenjang

pendidikan dasar yang digulirkan oleh pemerintah pusat maupun provinsi

disambut suka cita oleh masyarakat. Pelayanan pendidikan tanpa dipungut

biaya, memang sesuatu yang telah lama diimpikan sebelumnya.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas) sebenarnya telah mengamanatkan masyarakat yang tidak

ataupun kurang mampu digratiskan dan tidak dikenakan pungutan biaya

hingga mencapai usia wajib belajar 9 tahun. Namun program ini justru

menjadi perdebatan di tengah-tengah masyarakat setelah terjadi beda

persepsi antara orangtua siswa serta lembaga penyelenggara pendidikan.

Pada satu sisi, masyarakat memahami pendidikan gratis yang selama ini

digulirkan berarti membebaskan segala macam komponen biaya

pendidikan paling mendasar dari masyarakat (Orang tua siswa). Padahal,

ada beberapa komponen biaya pendidikan tertentu yang bisa

disumbangkan oleh masyarakat (orang tua siswa) dengan mekanisme

tertentu (Ema, 2010).

Secara garis besar, seyogyanya biaya pendidikan di setiap sekolah

dasar negeri, baik tingkat SD ataupun SMP adalah gratis.

Pemerintah Kabupaten Gowa sendiri dalam hal ini semenjak

kepemimpinan Bupati, Ichsan Yasin Limpo yang kemudian menetapkan

kebijakan program pendidikan gratis di Kabupaten Gowa dimana program

28

tersebut dianggap sangat berhasil dilaksanakan serta menjadikan

Kabupaten Gowa sebagai pelopor program pendidikan gratis terutama di

Wilayah Sulawesi Selatan (Maharani, 2017).

Seperti yang telah ditetapkan di Perda No. 4 Tahun 2008 Tentang

Pendidikan Gratis, yang mana pendidikan gratis ialah membebaskan

segala biaya pendidikan bagi peserta didik/orang tua peserta didik yang

berkaitan dengan proses belajar mengajar serta kegiatan pembangunan

sekolah. Pendidikan gratis berfungsi untuk memberi kesempatan yang

seluas-luasnya kepada usia belajar agar mendapatkan pendidikan yang

layak dan bermutu. Pendidikan gratis bertujuan untuk mengurangi beban

masyarakat, peserta didik maupun orangtua peserta didik.

Sedikitnya ada sekitar 14 item pembiayaan di bidang pendidikan

yang digratiskan. Semuanya sudah masuk dalam keputusan yang di-

PERDA-kan.

Program pendidikan gratis ini kemudian dilanjutkan oleh Bupati

Gowa, Adnan Purichta Ichsan SH MH. Dimana ada banyak peningkatan

dan perkembangan kebijakan program pendidikan gratis, yang mana saat

ini tidak hanya pendidikan formal di semua jenjang digratiskan, juga non

formal, seperti paket A untuk derajat lulusan SD, dan paket B untuk

sederajat SMP (Ana, 2019)

29

E. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan sebuah gambaran berupa konsep yang

didalamnya menjelaskan tentang masalah-masalah yang akan menjadi

pembahasan dalam penelitian.

Pendidikan gratis di Kabupaten Gowa merupakan salah satu program

pendidikan oleh pemerintah Gowa yang juga ialah program bantuan yang

diberikan kepada masyarakat kabupaten Gowa dalam memudahkan serta

meringankan beban masyarakat dalam hal ini orang tua siswa untuk segala

macam biaya dan pembayaran sekolah.

Oleh sebab itu, sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti dalam melihat kesesuaian pelaksanaan program pendidikan gratis

ini, maka penelitian ini akan mendeskripsikan serta membahas tentang

efektivitas pelaksanaan program pendidikan gratis di SMP Aisyiyah

Sungguminasa Kabupaten Gowa dengan menggunakan indikator-indikator

teori indikator efektivitas program yang dikemukakan oleh (Subagyo,

2001) yaitu diantaranya : ketepatan sasaran program, sosialisasi program,

pencapaian tujuan program, serta pemantauan program.

30

Kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Penelitian

F. Fokus Penelitian

Berdasarkan bagan kerangka pikir terkait dengan fokus dalam

penelitian tentang efektivitas pelaksanaan program pendidikan gratis di

SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa, maka fokus penelitian

meliputi beberapa indikator seperti ketepatan sasaran program, sosialisasi

program, pencapaian tujuan program, serta pemantauan program.

G. Definisi Fokus Penelitian

Sesuai dengan fokus penelitian maka yang menjadi definisi fokus

dalam penelitian ini meliputi empat indikator yaiu sebagai berikut :

Program Pendidikan Gratis

Indikator Efektivitas Program

(Menurut Subagyo : 2001)

1. Ketepatan sasaran program

2. Sosialisasi program

3. Pencapaian tujuan program

4. Pemantauan program

Efektivitas Pelaksanaan Program

Pendidikan Gratis di SMP Aisyiyah

Sungguminasa Kabupaten Gowa

31

1. Program pendidikan gratis merupakan program yang mana

membebaskan segala bentuk biaya pendidikan bagi peserta

didik/orangtua peserta didik yang berkaitan dengan proses belajar

mengajar serta kegiatan pembangunan sekolah.

2. Ketepatan sasaran program yaitu dengan melihat sejauh mana

penerima program pendidikan gratis di SMP Aisyiyah

Sungguminasa Kabupaten Gowadengan sasaran yang tepat dan

telah ditentukan sebelumnya. Sasaran program yang dimaksud

ialah siswa dan orang tua siswa.

3. Sosialisasi program yaitu kemampuan penyelenggara program

pendidikan gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten

Gowa dalam melakukan sosialisasi program tersebut, sehingga

informasi menyangkut program pendidikan gratis ini dapat

tersampaikan kepada seluruh masyarakat. Yang mana peneliti

menfokuskan pada bagaimana sosialisasi program pendidikan

gratis ini di lingkungan sekolah serta masyarakat.

4. Pencapaian tujuan program yaitu untuk mengetahui sejauh mana

kesesuaian antara hasil pelaksanaan program dengan tujuan

program pendidikan gratis di dan SMP Aisyiyah Sungguminasa

Kabupaten Gowa dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Yang mana berfokus pada tujuan pendidikan di kabupaten Gowa

selaras dengan tujuan pendidikan gratis yang telah dilaksanakan.

32

5. Pemantauan program yaitu pengawasan yang dilaksanakan dan

dilakukan pada program pendidikan gratis di SMP Aisyiyah

Sungguminasa Kabupaten Gowa, yang mana dilakukan sebagai

bentuk perhatian kepada orang-orang yang mendapatkan layanan

program pendidikan gratis ini. Dengan dilakukannya pemantauan

program ini, juga untuk mengetahui pencapaian target, ketepatan

sasaran, serta pencapaian tujuan program pendidikan gratis.

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti selama kurang lebih dua bulan

yaitu dari tanggal 12 Agustus 2020 sampai dengan 12 Oktober 2020.

Adapun lokasi yang menjadi tempat peneliti pilih yaitu di Dinas

Pendidikan Kabupaten Gowa dan di SMP Aisyiyah Sungguminasa. Lokasi

ini dipilih oleh peneliti dengan beberapa pertimbangan di antaranya :

1. Peneliti memilih SMP Asiyiyah Sungguminasa karena saat

melakukan observasi awal, peneliti melihat beberapa fasilitas

sekolah yang masih minim dan bahkan sangat kurang, padahal

dalam pelaksanaan program pendidikan gratis kelengkapan sarana

dan prasarana menjadi salah satu hal yang diperhitungkan.

2. Peneliti memilih SMP Aisyiyah Sungguminasa karena temuan

yang peneliti dapatkan dari observasi awal bahwa SMP Aisyiyah

Sungguminasa mengalami keluhan mengenai pengajuan proposal

sarana dan prasana yang selalu di ajukan di Dinas Pendidikan tapi

selalu mendapatkan penanganan respon yang lama. Bahkan karena

keadaan darurat yang mana mereka perlu menambah ruangan

sekolah, pihak sekolah membangun satu ruangan kelas yang

diperoleh dari dana swadaya.

34

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian jenis kualitatif. (Sugiyono, 2010)

bahwa metode penelitian kualitatif merupakan suatu metode penelitian

yang di gunakan untuk meneliti suatu kondisi obyek yang alamiah, dimana

peneliti merupakan sebagai instrument kunci. Analisis data bersifat

induktif/kualitatif, hasil penelitian kualitatif lebih menfokuskan makna

dari pada generalsasi, serta teknik pengumpulan data di lakukan secara

triangulasi (gabungan).

Tipe penelitian ini menggunakan tipe pendekatan deskriptif.

Pendekatan deskriptif merupakan suatu penelitian yang di tunjuk

mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada. Tipe penelitian ini

dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas terkait masalah

yang akan diteliti, serta mampu menjelaskan data secara sistematis,

dimaksudkan agar memberi gambaran secara jelas mengenai masalah yang

diteliti ialah Efektivitas Pelaksanaan Program Pendidikan Grtais di SMP

Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa.

C. Jenis Data

Ada beberapa sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data Primer yang digunakan oleh penulis merupakan data yang

ditemukan melalui sumber informan yakni individu seperti hasil

wawancara mendalam serta observasi lapangan. Data primer yang

digunakan berupa wawancara mendalam dengan pihak dari Dinas

35

Pendidikan Kabupaten Gowa, Kepala Sekolah SMP Aisyiyah

Sungguminasa serta siswa dan orang tua siswa yang bersekolah di

tempat tersebut dengan menekankan empat indikator efektivitas

program dengan cara menanyai dan mewawancarai secara langsung

yang mana meliputi yaitu ketepatan sasaran program, sosialisasi

program, pencapaian tujuan program dan pemantaun program. Teknik

observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan melihat

langsung apakah terjadi penyimpangan antara data yang telah

ditemukan sebelumnya dengan data yang ditemukan langsung, seperti

bagaimana pelaksanaan program pendidikan gratis yang berjalan

selama ini, apa saja hal-hal yang menyangkut program pendiidikan

gratis yang mendukung terlaksananya program, apakah telah sesuai

dengan ketetapan yang berlaku,. Hal ini dilakukan peneliti untuk

mengumpulkan data mengenai perilaku serta kejadian secara

mendalam juga hal ini dilakukan agar tidak terjadi manipulasi data

maupun kejadian yang diamati secara langsung oleh peneliti.

2. Data Sekunder yaitu data yang sudah tersedia di Dinas Pendidikan

Kabupaten Gowa dan SMP Aisyiyah Sungguminasa yaitu dokumen-

dokumen yang di perlukan dalam penelitan ini dan sumber-sumber

lainnya seperti buku, undang-undang, peraturan-peraturan pendukung

program lainnya yang mendukung penelitian ini.

36

D. Informan Penelitian

Informan yang di temuidalam penelitian ini harus terkait langsung

dengan penelitian ini guna untuk memudahkan dalam mengumpulkan

informasi mengenai hal-hal terkait pelaksanaan program pendidikan gratis

di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa.Informan penelitian

yang dimaksud antara lain:

Tabel 3.1: Daftar Informan Penelitian

No Nama Inisial Jabatan Jumlah

1. Drs. Mulyadi,

M.Si M

Kepala seksi Pendataan

Pendidikan Sekolah Menengah

Pertama

1

2.

Husain, S.Pd,

MM

H

Kepala seksi Sarana dan

Prasarana Pendidikan Sekolah

Menengah Pertama

1

3.

Hj. St.

Nurbaya,

S.Pd

ST Kepala Sekolah SMP Aisyiyah

Sungguminasa 1

4. Hj. Jasnawati

S.Pd HJ

Guru SMP Aisyiyah

Sungguminasa 1

5. Adytia

Rangga NA

Siswa SMP Aisyiyah

Sungguminasa 1

6.. Rifky Arif

Saputra RAS

Siswa SMP Aisyiyah

Sungguminasa 1

7. Nabila

Puspitasari NP

Siswi SMP Aisyiyah

Sungguminasa 1

8. Nur Wati NW Orangtua Siswa SMP Aisyiyah

Sungguminasa 1

9. Riska R Orangtua siswi SMP Aisyiyah

Sungguminasa 1

10. Mirnawati MW Orangtua Siswa SMP Aisyiyah

Sungguminasa 1

Total Informan 10

Sumber : Diolah oleh Peneliti (2020)

37

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan penelitian ini, observasi dilakukan secara

mendalam dimana dengan melakukan berbagai pengamatan objek

penelitian secara langsung yaitu instansi Dinas Pendidikan Kabupaten

Gowa dan SMP Aisyiyah Sungguminasa.Selain itu juga dilakukan

pengamatan mengenai hasil dari gejala-gejala ataupun gambaran yang

berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini bertujuan agar peneliti mampu

mendapatkan hasil analisis mengenai masalah kebijakan pendidikan gratis

di kabupaten Gowa dimana dalam hal ini yang diteliti meliputi :

1. Wawancara

Wawancara peneliti lakukan dengan beberapa narasumber

menggunakan teknik wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

Sebelumnya peneliti melakukan observasi ke lokasi penelitian terlebih

dahulu. Narasumber yang peneliti ambil dari dua lokasi yaitu di Dinas

Pendidikan Kabupaten Gowa, narasumber terdiri dari Kepala seksi sarana

dan prasarana pendidikan sekolah menengah pertama serta Kepala seksi

pendataan pendidikan sekolah menengah pertama yang mana dalam hal ini

bertanggungjawab menangani pelaksanaan dan pendataan program

pendidikan gratis khusus sekolah menengah pertama.

Kemudian peneliti juga mewawancarai Kepala Sekolah SMP Aisyiyah

Sungguminasa untuk mendapatkan informasi terkait pelaksanaan program

pendidikan gratis di sekolah tersebut. Selain itu, peneliti juga melakukan

wawancara dengan siswa dan orang tua siswa yang merupakan target

38

program pendidikan gratis. Peneliti melakukan wawancara dengan 3 (tiga)

siswa dan 3 (tiga) orang tua siswa.

2. Studi Dokumen

Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan beberapa informasi terkait

mengenai pelaksanaan program pendidikan gratis yang didapatkan melalui

dokumen-dokumen terkait berupa peraturan daerah (perda), catatan

mengenai alokasi anggaran dana program pendidikan gratis, catatan

administrasi tentang jumlah siswa keseluruhan, portal berita online

mengenai program pendidikan gratis (tercantum pada daftar pustaka), serta

dokumentasi (foto) saat wawancara untuk melengkapi data-data dalam

analisis masalah yang sedang diteliti.

F. Teknik Pengabsahan Data

(Sugiyono, 2010) menjelaskan bahwa tringulasi ialah teknik

pengumpulan data yang mana sifatnya menggabungkan beberapa teknik

dalam pengumpulan data dan sumber data yang ada.

1. Tringulasi Sumber Data

Penelitian dilakukan dengan cara mewawancarai informan yang

berbeda tetapi dengan pertanyaan yang sama, kemudian dari data

tersebut dapat dilihat apakah informasi yang diperoleh memiliki

kesamaan antara informan yang satu dengan yang lainnya.

39

2. Tringulasi Teknik

Peneliti dalam hal ini memperoleh data dengan melakukan

observasi secara langsung di lapangan serta mewawancarai

informan yang telah ditentukan kemudian menghubungkan hasil

observasi dengan hasil wawancara yang telah didapatkan.

3. Tringulasi Waktu

Peneliti melakukan wawancara kepada informan dengan cara

berulang-ulang dengan waktu yang berbeda-beda. Apabila data

yang ditemukan dalam beberapa kesempatan wawancara adalah

data yang berbeda-beda maka akan dilakukan secara berulang-

ulang hingga hingga ditemukannya kepastian data (data yang

sesungguhnya).

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam

dengan informan. Setelah melakukan wawancara tersebut, peneliti

kemudian membuat transkip hasil wawancara dengan cara yaitu memutar

kembali rekaman wawancara dan nantinya menuliskan kata- kata yang

sesuai dengan apa yang ada di dalam rekaman tersebut. Setelahnya,

peneliti menulis hasil wawancara ke dalam transkip, kemudian peneliti

membuat reduksi data dengan cara abstraksi, yakni mengambil data yang

sesuai dengan konteks penelitian serta mengabaikan data yang tidak

diperlukan (Sugiyono, 2010).

40

Dalam penelitian kualitatif, beberapa tahapan analisis data menurut

Model Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2010) meliputi :

1. Data Reduction (Reduksi Data).

Data yang diperoleh dari laporan yang jumlahnya cukup banyak, maka

dari itu perlu dicatat secara teliti serta dengan rinci. Mereduksi data artinya

merangkum, lalu memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, kemudian mencari tema dan polanya. Kegiatan mereduksi data

yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu : perekapan hasil

wawancara, pengamatan serta dokumentasi baik yang berhasil direkam

melalui recorder ataupun catatan-catatan lapangan serta hasil pengumpulan

dokumen yang berhubungan dengan fokus penelitian. Pada penelitian

efektivitas program pendidikan gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa

Kabupaten Gowa ini data yang diperoleh kemudian nantinya dipilih,

diseleksi lalu difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan

permasalahan program pendidikan gratis ini yang nantinya akan dievaluasi

(Sugiyono, 2010).

2. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data umumnya dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, ataupun sejenisnya.

Data ditampilkan dalam bentuk uraian, tabel, gambar ataupun foto. Namun

yang paling banyak digunakan di dalam penyajian data dalam penelitian

kualitatif ini ialah teks yang mana dapat menggambarkan bagaimana

41

permasalahan mengenai efektivitas program pendidikan gratis di SMP

Aisyiyah Sungguminasa kabupaten Gowa (Sugiyono, 2010).

3. Conclusion Drawing ( Penarikan Kesimpulan)

Pada penelitian kaulitatif ini, data yang didapatkan kemudian

dianalisis lalu dicari pola, tema serta hal-hal yang sering muncul yang

mana dituangkan dalam kesimpulan. Proses penarikan kesimpulan dalam

penelitian ini dapat dilakukan dengan cara mendiskusikan data hasil

penemuan di lapangan dengan teori-teori yang diusulkan dalam Bab

Tinjauan Pustaka, serta dengan pengambilan intisari dari berbagai

rangkaian hasil penelitian berdasarkan observasi, wawancara, maupun

dokumentasi(Sugiyono,2010).

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis dan Deskripsi Kabupaten Gowa

Kabupaten Gowa adalah salah satu daerah kabupaten yang berada

di provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Kabupaten Gowa ini berada pada

119.37773º Bujur Barat dan 120.0317º Bujur Timur dengan

5.0829342862º Lintang Utara dan 5.577305437º Lintang Selatan

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten

Maros,

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Kabupaten

Bulukumba dan Kabupaten Bantaeng,

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan

Kabupaten Jeneponto serta,

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten

Takalar.

Luas wilayah Kabupaten Gowa ialah 1.883,33 km yang terdiri dari

delapan belas (18) kecamatan dan seratus enam puluh tujuh (167)

desa/kelurahan. Kecamatan di wilayah Kabupaten Gowa terdiri dari

wilayah dataran tinggi yang meliputi Kecamatan Parangloe, Manuju,

Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan,

Tompobulu, dan Kecamatan Biringbulu. Wilayah dataran rendah

43

terdiri dari Kecamatan Bontonompo, Bontonompo Selatan, Bajeng,

Bajeng Barat, Palangga, Barombong, Somba Opu dan Kecamatan

Pattalassang.

Gambar 4.1

Peta Kabupaten Gowa

Sumber :Google.com

Kabupaten Gowa terdiri dari wilayah dataran rendah dan wilayah

dataran tinggi dengan ketinggian antara 10-2800 meter diatas

permukaan air laut. Sebahagian besar wilayah Kabupaten Gowa di

dominasi oleh dataran tinggi yaitu sekitar 72,26%.

Potensi Kabupaten Gowa yang sesungguhnya ialah sektor

pertanian. Pekerjaan utama penduduk Kabupaten yang mana pada

tahun 2000 lalu berpendapatan per kapita Rp. 2,09 juta ini ialah

bercocok tanam, dan sub sektor pertanian tanaman pangan sebagai

andalan. Sektor pertanian memberi kontribusi yaitu sebesar 45 persen

44

atau senilai Rp. 515,2 miliar. Lahan persawahan yang mana tidak

sampai 20 persen (3,640 hektare) dari total lahan kabupaten mampu

memberikan hasil yang memadai. Dari berbagai produksi tanaman

pertanian sepertipadi dan palawija, tanaman hortikultura menjadi

primadona di Kabupaten Gowa.

2. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa

a. Visi dan Misi

Rumusan dari Visi mencerminkan kebutuhan yang fundamental

yang sekaligus merefleksikan semua dinamika pembangunan dari

berbagai aspek. Visi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa ialah

sebagai berikut :

“Terselenggaranya Layanan Pendidikan yang Prima Untuk

Membentuk Manusia yang Berkualitas Dalam Rangka Mewujudkan

Gowa sebagai Kabupaten Pendidikan”.

Visi tersebut di atas mengandung makna bahwa dalam membentuk

karakter atau pribadi siswa yang berakhlak mulia perlu adanya

pelayanan yang prima yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Gowa

dengan mengembangkan beberapa program pendidikan yang dapat

membantu siswa dan dapat menjadikan Kabupaten Gowa sebagai

contoh Kabupaten Pendidikan.

45

Adapun Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa adalah sebagai

berikut :

a. Menyediakan layanan pendidikan yang merata dan terjangkau.

b. Meningkatkan profesionalitas dan akuntabilitas.

c. Menyediakan layanan kepemudaan yang merata.

d. Menyediakan layanan cabang olahraga yang merata.

e. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi.

Adapun program-program yang menjadi program unggulan di

Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa ialah sebagai berikut ini :

1) Pendidikan gratis

2) Sistem kelas tuntas berkelajutan (SKTB)

3) Pembangunan manusia seperempat abad

4) Imtaq Indonesia

5) Gowa Kabupaten Pendidikan (GKP)

b. Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas pendidikan Kabupaten Gowa mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintahan dalam bidang pendidikan yang

menjadi kewenangan Daerah berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Sesuai dengan Perda Gowa No.4 Tahun 2008, Dinas pendidikan

Kabupaten Gowa menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan.

2) Merumuskan dan melaksanakan visi dan misi dinas.

46

3) Mempelajari, memahami, dan melaksanakan peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai

pedoman dalam melaksanakan tugas.

4) Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di

bidang pendidikan.

5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan di bidang

pendidikan.

6) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas dan

kewenangan.

7) Pengelolaan administrasi umum meliputi ketataklaksanaan,

keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan peralatan.

8) Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.

9) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

10) Mengkoordinasi pengembangan dan kapasitas organisasi serta tata

laksana.

3. Profil SMP Aisyiyah Sungguminasa

a. Visi dan Misi

Adapun visi SMP Aisyiyah Sungguminasa yaitu sebagai berikut :

“Unggul dalam Berprestasi, Berkepribadian dan Berpijak pada Iman

dan Taqwa.

47

Adapun misi SMP Aisyiyah Sungguminasa yaitu sebagai berikut :

1) Meningkatkan keterampilan akademik dan non akademik .

2) Meningkatkan mutu tamatan tanpa membedakan jenis kelamin.

3) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

4) Meningkatkan disiplin.

5) Meningkatkan budi pekerti.

6) Meningkatkan mutu pelayanan.

7) Meningkatkan sarana dan prasarana.

8) Menjaln kerja sama yang harmonis antar warga sekolah dan

lingkungan terkait.

b. Tujuan

Berdasarkan Visi dan Misi sekolah yang telah disebutkan diatas,

maka dapat disimpulkan menjadi beberapa tujuan yaitu :

1) Tercapainya tingkat kelulusan 100% dengan rata-rata nilai 7,0.

2) Meningkatnya presentase kelulusan yang diterima di Sekolah

Negeri (SMA/SMK) sekurang-kurangnya 75% dari lulusan.

3) Menjuara berbagai kompetisi OSN, O2SN dan FL2N.

4) Terlaksananya program tadarus Al-Quran oleh siswa siswi

5) Terlaksananya program 9K (Kejujuran, Keimanan, Keamanan,

Ketertiban, Keindahan, Kebersihan, Kenyamanan, Kerindangan,

dan Kekeluargaan).

48

6) Terlaksananya pelayanan yang optimal kepada semua pihak

yang memerlukan berdasarkan SAS (Sistem Administrasi

Sekolah).

7) Tersedianya media pembelajaran standar yang diperlukan.

8) Terjalinnya kerja sama antar warga sekolah dan lingkungan

sekitar.

B. Hasil Penelitian

Efektivitas merupakan hubungan antara output maupun tujuan dalam

artian efektivitas merupakan ukuran bagaimana serta seberapa jauh tingkat

output, kebijakan, maupun prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang

ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan program adalah serangkaian kegiatan

yang dilakukan oleh individu maupun kelompok dalam bentuk

pelaksanaan kegiatan yang didukung dengan kebijaksanaan, prosedur,

serta sumber daya dimaksudkan untuk membawa suatu hasil guna

mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan. Efektivitas

pelaksanaan program dalam hal ini mencakup bagaimana keberhasilan

suatu program dalam pelaksanaannya.

Program Pendidikan Gratis di Kabupaten Gowa merupakan program

pemerintah dimana dibebaskannya segala biaya pendidikan bagi peserta

didik/orang tua peserta didik yang berkaitan dengan proses belajar

mengajar serta kegiatan pembangunan sekolah. Pendidikan gratis

berfungsi untuk memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada usia

belajar agar mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu. Program

49

ini diharapkan sebagai program yang dapat meringankan masyarakat untuk

bersekolah. Pemerintah Kabupaten Gowa dalan hal ini Dinas Pendidikan

Kabupaten Gowa bekerja sama dengan seluruh sekolah tingkat SD dan

SMP se-Kabupaten Gowa dalam penyelenggaraan program ini.

Ada empat indikator efekivitas pelaksanaan program pendidikan gratis

di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa yang dapat dilihat

berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh (Subagyo, 2001) sebagai

berikut:

1. Ketepatan Sasaran Program

Sasaran program merupakan target dari pemerintah yang hendak

dijadikan sebagai peserta program pendidikan gratis di Kabupaten Gowa

dengan maksud agar program ini menjadi program yang dapat membantu

masyarakat untuk bersekolah tanpa khawatir dengan biaya sekolah yang

mahal. Dalam menganalisis mengenai ketepatan sasaran program ini,

terdapat dua target sasaran program, yang mana ditujukan untuk siswa dan

orang tua siswa.

Target program pendidikan gratis ini tidak hanya dari kalangan tidak

mampu, tetapi kepada seluruh siswa SD dan SMP se-Kabupaten Gowa.

Hal ini sesuai dengan pendapat dari Bapak M selaku Kepala seksi

pendataan pendidikan sekolah menegah pertama :

“Program pendidikan gratis ini mencakup untuk seluruh siswa se-

Kabupaten Gowa. jadi tidak ada perbedaan pembiayaan antara kalangan

atas dan bawah. Intinya, semua orang yang berdomisili di Kabupaten

Gowa dapat menyekolahkan anaknya secara gratis di sini. Kami

melakukan pemerataan pendidikan dan hal tersebut selama ini

mendapatkan respon yang sangat baik dari orang tua siswa. Maka dari

50

itu, selain menargetkan siswa, program ini juga menargetkan orang tua

siswa dalam memberikan keringanan pembayaran biaya sekolah kepada

orangtua siswa”. (Hasil wawancara dengan Bapak M, 11 September

2020).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa program

pendidikan gratis di Kabupaten Gowa merupakan program yang mencakup

seluruh masyarakat Kabupaten Gowa. Target utama dari program ini

adalah siswa dan orang tua siswa.

Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Kepala sekolah

SMP Aisyiyah Sungguminasa berikut ini :

“Soal pelaksanaan program pendidikan gratis sendiri di sini itu

programnya sudah berjalan lumayan lama, pendidikan gratis ini ya

seperti itu sangat membantu siswa maupun orang tua siswa dalam

meringankan biaya sekolah. Di sekolah kami sendiri meskipun swasta

tapi tetap ada juga siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu dan

kami disini tidak membebankan biaya apapun pada siswa kami bahkan

untuk buku paket itu disediakan dan dibelikan oleh sekolah setiap

semester”. (Hasil wawancara dengan Ibu ST, 09 September 2020).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa program

pendidikan gratis adalah program yang telah lama diterapkan di Kabupaten

Gowa. Program ini juga berlaku di setiap sekolah baik negeri ataupun

sekolah swasta. Program pendidikan gratis merupakan program yang

dimaksudkan untuk meringankan beban pembiayaan sekolah kepada siswa

maupun orang tua siswa.

Selanjutnya hal ini disetujui oleh Ibu HJ, salah satu guru SMP Aiyiyah

Sungguminasa dalam wawancaranya sebagai berikut :

“Kalo disini tidak ada pembayaran sama sekali, dalam artian gratis.

Program ini sudah lumayan lama diselenggarakan sebelum adanya

program K13. Program ini berjalan bersamaan dengan program SKTB

saat itu. Seingat saya program ini dulunya sudah ada sejak

51

kepemimpinan Bupati Ichsan Yasin Limpo sampai saat ini. Bahkan

disini itu kalau ada laporan siswa yang disuruh fotocopy atau pungutan

liar begitu pasti dapat teguran gurunya. (Hasil wawancara dengan

Bapak Ibu HJ, 10 September 2020).

Dari pernyataan yang disampaikan oleh informan di atas dapat

diketahui bahwa program pendidikan gratis di terapkan di Kabupaten

Gowa bersamaan dengan program SKTB. Program ini ada semenjak

kepemimpinan Bupati Ichsan Yasin Limpo. Dahulunya ada CS (Call

Center) khusus pengaduan yang diberikan kepada orang tua siswa apabila

menemukan pelanggaran selama pelaksanaan program pendidikan gratis di

sekolah.

Wawancara juga dilakukan bersama salah satu siswa SMP Aiyiyah

Sungguminasa mengenai program pendidikan gratis ini, yaitu sebagai

berikut :

“Selama sekolah di SMP Aisyiyah, waktu pertama kali masuk sekolah

tidak ada biaya atau pungutan sekolah sama sekali. jadi kak saya tinggal

masuk dan lengkapi berkasku saja terus sekolah juga tidak minta

pembayaran sama sekali. Kalau di sekolah sendiri sudah disediakan

buku paket dan buku pelajaran yang lain tapi kalau buku tersebut

dihilangkan baru kak pasti kena denda bayar 50 ribu. Tapi biasanya ada

tugas kak dimana kami disuruh membayar sama gurunya seperti tugas

kelompok sama fotocopy kak. Selama ini tidak ada pembayaran lainnya

selain itu sama pernah juga disuruh buat bayar uang infaq kak. Cuman

itu saja kak”. (Hasil wawancara dengan Adik NA, 14 September 2020).

Dari pernyataan yang disampaikan oleh informan di atas dapat

diketahui bahwa pada proses pelaksanaan program pendidikan gratis

memang tidak ada biaya atau pungutan yang diberikan kepada siswa

mengenai masalah pembayaran uang masuk sekolah, komite dan lain

sebagainya. Meski segala macam pembiayaan sekolah dibebaskan atau

52

dalam artian gratis, masih saja ada pembayaran semacam infaq serta

fotocopy yang semestinya tidak dipungut biaya sama sekali.

Hal serupa dikatakan oleh orang tua siswa sebagai berikut :

“Tidak ada pembayaran masuk sekolah nak, dan itu sangat membantu

saya sama suami karena tidak pusing memikirkan uang komite dan lain

sebagainya. Karena kalau bukan di Gowa itu biasanya sekolahnya

masih pakai sistem bayar-membayar terus banyak pembayaran sekolah.

Kalau anak saya sesekali pernah minta uang untuk bayar tugas sekolah

sama infaq pernah beberapa kali. Selain itu tidak ada nak”. (Hasil

wawancara dengan Ibu MW, 15 September 2020).

Dari hasil wawancara ini peneliti kemudian melakukan penelusuran

lebih lanjut dan mendapatkan data mengenai pungutan yang dilarang

dalam pelaksanaan pendidikan gratis (berdasarkan Perda Kabupaten Gowa

No. 4 Tahun 2008), yaitu sebagai berikut :

a) Permintaan bantuan pembangunan.

b) Permintaan bantuan dengan alasan dana sharing.

c) Pembayaran buku.

d) Pembayaran iuran pramuka.

e) Pembayaran LKS.

f) Pembayaran uang perpisahan.

g) Pembayaran uang photo.

h) Pembayaran uang ujian.

i) Pembayaran uang ulangan/semester.

j) Pembayaran uang pengayaan/les.

k) Pembayaran uang lapor.

l) Pembayaran penulisan ijazah.

53

m) Pembayaran uang infaq.

n) Pungutan lainnya yang membebani baik siswa maupun orangtua

siswa.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan program pendidikan gratis di Kabupaten Gowa sudah cukup

baik dan efektif sebagaimana yang diinginkan oleh pemerintah. Namun

sayangnya berdasarkan data jenis pungutan yang dilarang yang peneliti

dapatkan masih ada beberapa pungutan yang dilakukan sekolah seperti

uang infaq dan pungutan lainnya yang ditemukan dalam proses belajar

mengajar.

Selain untuk mengetahui apakah target program pendidikan gratis telah

sesuai dan tepat sasaran, peneliti juga kemudian menelusuri masalah

pembiayaan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa

untuk biaya pendidikan gratis ini untuk setiap sekolah di wilayah

Kabupaten Gowa. Peneliti kemudian mendapatkan data dari hasil

wawancara yang dilakukan bersama dengan Kepala Seksi Pendataan

Pendidikan Sekolah Menengah Pertama mengenai anggaran program

pendidikan gratis, beliau mengatakan :

“Anggaran dana pendidikan gratis makin meningkat tiap tahun

sebenarnya tapi karena adanya kasus covid ini jadi untuk anggaran

tahun ini dipangkas dan dikurangi untuk keperluan penanganan covid.

Makanya untuk tahun ini (2020) dana pendidikan gratis yang diberikan

ke sekolah itu terbatas.” (Hasil wawancara dengan Bapak M, 11

September 2020).

54

Tabel 4.1 Anggaran Pendidikan Gratis Tingkat SMP (2016-2020)

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa (2020)

Tabel di atas menunjukkan anggaran dana pendidikan gratis tingkat

SMP selama lima tahun terakhir (2016-2020) dapat dilihat bahwa

anggaran dana pendidikan gratis meningkat tiap tahunnya kecuali di tahun

2020 yang menurun karena dana tersebut dipangkas untuk penanganan

covid.

Berdasarkan hasil uraian-uraian wawancara yang telah dilakukan dan

data yang ditemukan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa

ketepatan sasaran program pendidikan gratis yaitu untuk siswa dan orangtua

siswa sudah berjalan baik. Program tersebut juga sudah tepat sasaran.

Program pendidikan gratis ini juga pada kenyataannya mendapatkan

perhatian khusus karena menjadi salah satu program unggulan di Dinas

Pendidikan Kabupaten Gowa sehingga dalam hal anggaran untuk

pembiayaan program pendidikan gratis memang benar adanya mendapatkan

jumlah anggaran yang lumayan banyak.

Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa pelaksanaan program

pendidikan gratis sudah terlaksana dengan baik dilihat dari tepatnya sasaran

Jumlah Tahun

RP. 3.245.000.000 2016

RP. 3.934.000.000 2017

RP. 4.367.000.000 2018

RP. 5.438.000.000 2019

RP. 3.150.000.000 2020

55

program yang mana memang ditujukan untuk membantu siswa dan orang

tua siswa dalam hal pembiayaan sekolah.

2. Sosialisasi Program

Sosialisasi program ialah titik awal yang menentukan keberhasilan

suatu program dalam mencapai tujuannya. Oleh sebab itu sosialisasi

program haruslah dilakukan dengan cara-cara yang terencana serta

sistematis dengan cara memberdayakaan sumber daya yang dimiliki oleh

suatu organisasi agar tujuan yang direncanakan dapat tercapai dengan baik.

Selama ini Dinas Pendidikan dalam melakukan sosialisasi program

dengan cara sosialisasi langsung kepada para Kepala sekolah se-Kabupaten

Gowa. Seperti yang di ungkapkan oleh Kepala Seksi Pendataan Pendidikan

Sekolah Menengah Pertama, bahwa:

“Dari dinas pendidikan sendiri sosialisasinya itu Kepala sekolah

masing-masing kecamatan itu di undang dan dilakukan pertemuan

langsung untuk sosialisasikan program ini ke masyarakat luas terutama

ke orang tua siswa.”. (Hasil wawancara dengan Bapak M, 11 September

2020).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa sosialisasi

yang dilakukan Dinas Pendidikan dengan mengundang masing-masing

Kepala Sekolah dan memberikan arahan untuk sosialisasi secara langsung

kepada orang xtua siswa.

Namun dari pihak sekolah, selain melakukan sosialisasi langsung

kepada orangtua siswa, mereka juga melakukan sosialisasi dengan

menggunakan media sosial (Medsos) sebagaimana hasil wawancara

56

peneliti dengan Ibu ST, Kepala sekolah SMP Aisyiyah Sungguminasa

yaitu sebagai berikut :.

“Selama ini sosialisasi yang dilakukan oleh dinas dan pemerintah,

waktu itu Kepala sekolah dan guru itu dipanggil semua dalam satu

pertemuan dimana disana juga ada pemateri nya yang menyampaikan

soal hal-hal yang berkaitan dengan program pendidikan gratis ini.

Makanya kemudian sekolah membuat program rencana kerja sekolah

(RKS) yang diajukan ke dinas pendidikan. kalo sekolah kepihak orang

tua siswa itu juga ada sosialisasinya, biasanya kami juga melakukan

sosialisasi via medsos yaitu melalui Whatsapps atau Facebook”. (Hasil

wawancara dengan Ibu ST, 10 September 2020).

Dari pernyataan yang disampaikan oleh informan di atas dapat

diketahui bahwa pada proses sosialisasi yang dilakukan oleh sekolah tidak

hanya dengan melakukan sosialiasi secara langsung kepada orang tua

siswa, tetapi juga dengan cara melakukan sosialisasi via medsos, seperti

Whatsapps dan Facebook.

Hal yang pun disampaikan oleh Ibu HJ, salah satu guru di SMP

Aisyiyah Sungguminasa, beliau mengatakan:

“Sosialisasi pendidikan gratis yang dilakukan di sekolah kami itu

biasanya kami mengundang orang tua siswa, ada pertemuan soal

pembebasan pembiayaan biaya sekolah sebelum siswa masuk sekolah

disini. Sekarang sosialisasinya juga berkembang dengan menggunakan

medsos. Biasanya via Whatsapps kami melakukan sosialisasinya

kepada orangtua siswa. Malah sekarang ada banyak orang tua siswa

yangtahu mengenai informasi tersebut sebelum kami sampaikan. Sudah

lama program ini berjalan jadi wajar saja jika sudah banyak yang tau”.

(Hasil wawancara dengan Ibu HJ, 10 September 2020).

Dari hasil wawancara di atas mengenai sosialisasi program yang

dilakukan dinas pendidikan Kabupaten Gowa peneliti mengambil

kesimpulan bahwa dinas pendidikan sudah melakukan sosialisasi program

pendidikan gratis dengan cukup baik. Namun sepertinya akan lebih efektif

57

apabila sosialisasi program ini dilakukan bukan hanya dengan melakukan

pertemuan bersama Kepala sekolah dan guru, tetapi dari pihak pemerintah

dan Dinas Pendidikan sendiri baiknya melakukan sosialisasi langsung

kepada masyarakat luas, sebagaimana yang dilakukan oleh sekolah dengan

melakukan sosialisasi menggunakan media sosial (medsos).

Hal yang khawatirkan karena masyarakat yang masih tinggal di

wilayah pedesaan mungkin saja belum banyak mengetahui soal apa saja

jenis-jenis pungutan yang dibebaskan dalam program pendidikan gratis ini.

Bisa jadi masyarakat yang mana orang tua siswa menganggap pembebasan

biaya hanya untuk biaya masuk sekolah dan komite saja. Selain itu, lebih

baik lagi jika melakukan sosialisasi via media sosial agar informasinya

dapat tersebar luas dengan cepat. Maka dari itu sebaiknya dari dinas

pendidikan untuk meningkatkan proses sosialisasi sekaligus mencari inovasi

baru dalam proses sosialisasi program ini.

3. Pencapaian Tujuan Program

Tujuan merupakan pedoman dalam pencapaian program serta aktivitas

yang memungkinkan untuk terukurnya efektivitas maupun efisiensi

kelompok. Tujuan program merupakan faktor utama dalam menentukan

efektivitas suatu program, yaitu apakah tujuan yang telah direncanakan

sesuai atau tidak dalam pelaksanaannya.

58

Ukuran dan tujuan suatu program diperlukan untuk mengarahkan dalam

pelaksanaan program, hal tersebut dilakukan agar sesuai dengan apa yang

yang sudah direncanakan.

Pencapaian tujuan program di maksudkan untuk mengetahui sejauh

mana kesesuaian antara hasil pelaksanaan program dengan tujuan program

pendidikan gratis di Kabupaten Gowa dengan tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Yang mana berfokus pada tujuan pendidikan di kabupaten

Gowa selaras dengan tujuan pendidikan gratis yang telah dilaksanakan.

Ada dua tujuan program pendidikan gratis di Kabupaten gowa ialah

pertama yaitu untuk mengurangi beban masyarakat, peserta didik/siswa

maupun orang tua peserta didik. Kedua yaitu untuk meningkatkan minat

masyarakat Kabupaten Gowa dalam menyekolahkan anak mereka.

Sebagaimana seperti hasil wawancara langsung dengan Kepala Seksi

Pendataan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama sebagai berikut:

“Tujuan pendidikan gratis yaitu untuk mengurangi beban siswa dan

orang tuanya, program ini diharapkan oleh kami sangat membantu

siswa sehingga mereka bisa tenang bersekolah tanpa perlu memikirkan

soal biaya. Selain itu program ini juga diharapkan dapat meningkatkan

minat masyarakat kami untuk tetap menyekolahkan anak mereka karena

kan bebas pembayaran kami berharap seluruh masyarakat Gowa bisa

merasakan pendidikan yang layak sebab kami mengharapkan

Kabupaten kami ini menjadi contoh sebagai Kabupaten Pendidikan”.

(Hasil wawancara Bapak M, 11 September 2020).

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa tujuan utama dari

program pendidikan gratis ini ialah dapat membantu serta meringankan

beban siswa dan orang tua siswa juga dapat meningkatkan minat masyarakat

59

untuk menyekolahkan anak mereka sebab karena gratis tidak ada alasan

orangtua untuk tidak menyekolahkan anaknya.

Peneliti kemudian melakukan wawancara terkait pencapaian tujuan

program pendidikan gratis dengan beberapa narasumber yang merupakan

orang tua siswa yaitu sebagai berikut ini:

“Saya merasa sangat terbantu karena saya juga dari keluarga yang

kurang mampu. Saya punya tiga anak dan saya bisa menyekolahkan

ketiganya saat ini karena adanya dukungan dari pemerintah lewat

program pendidikan gratis ini. Tapi kadang anak saya meminta uang

pembayaran katanya dari guru untuk uang infaq dan tugas sekolah.

Semenjak belajar lewat daring ini juga saya sedikit kesulitan

membelikan kuota untuk belajar anak saya. Dari sekolah juga cuman

sekali diberikan bantuan kuotanya”. (Hasil wawancara dengan Ibu R,

15 September 2020).

Dari pernyataan yang disampaikan oleh informan di atas dapat

diketahui bahwa orang tua siswa dari kalangan tidak mampu merasa sangat

terbantu dengan program pendidikan gratis ini. Namun kadang anak

mereka juga tetap meminta uang pembiayaan untuk hal lain dengan alasan

keperluan sekolah semacam infaq dan untuk tugas sekolah.

Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh orang tua siswa

yang lain yaitu sebagai berikut:

“Jujur saja dek, kalau tidak ada program gratis ini saya mungkin

kesusahan menyekolahkan anak saya dek, sebab saya punya anak yang

lumayan banyak dan jarak usianya berdekatan. Dulu setau saya biaya

sekolah gratis ini sampai SMA, tapi saya diberitahu kalau SMA

sekarang sudah pisah sama pemerintah daerah dan dipegang sama

provinsi jadi sekarang katanya cuman SD sama SMP saja yang masuk

tanggungan. Kalau masalah terbantu, saya sangat terbantu. Beberapa

kenalan saya juga bahkan sekolah di Aisyiyah itu mereka pekerjaannya

serabutan begitu dan jika saya seandainya tidak ada sekolah gratis ini

60

mereka juga pasti kesulitan dan bisa jadi tidak menyekolahkan

anaknya”. (Hasil wawancara dengan Ibu NW, 13 September 2020)

Dari pernyataan yang disampaikan oleh informan di atas dapat

diketahui bahwa senada dengan narasumber sebelumnya orang tua siswa

dalam hal ini sangat mendukung dan senang dengan adanya program ini

sebab program pendidikan gratis ini sangat membantu mereka dalam

mengatasi biaya sekolah anak.

Hal ini di perkuat oleh Ibu HJ, guru SMP Aiyiyah Sungguminasa,

beliau mengatakan bahwa :

“Kami para guru disini juga sudah di sosialisasikan soal masalah itu dan

memang banyak orang tua siswa yang merasa sangat terbantu. Saya

disini sebagai wali kelas selalu melakukan bincang-bincang dengan

orang tua siswa soal masalah anak mereka, kami juga pernah membahas

hal ini. Ada orangtua siswa saya yang saya sangat kasihan sekali

terutama karena sekarang belajar daring dan beliau terbebani

sebenarnya dengan pembelajaran daring karena kesulitan mencari uang

untuk kuota. Kami sudah mencoba mensiasatinya dengan

membicarakan hal ini bersama kepala sekolah dan guru yang lain. Tapi

kalau masalah selain itu, saya rasa tidak ada ya mereka malah senang

karena bisa menyekolahkan anaknya dengan gratis begini’. (Hasil

wawancara dengan Ibu HJ, 10 September 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa banyak

orang tua siswa yang merasa puas dengan program pendidikan gratis ini.

Orang tua tidak merasa terbebani dan program ini sangat membantu

mereka.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah SMP

Aisyiyah Sungguminasa mengenai minat masyarakat untuk

menyekolahkan anaknya di sekolah mereka, beliau mengatakan :

61

“Tiap tahun meningkat, meskipun sekolah swasta tapi tiap tahun yang

mau masuksekolah kami itu selalu meningkat. Tapi karena keterbatasan

ruang kelas, kami hanya menerima sedikit siswa, itupun kami lakukan

dengan cara tes seleksi. Minat masyarakat yang mau menyekolahkan

anknya di sekolah kami ini lumayan tinggi kalau kata saya. Bisa dilihat

dari data perkembangan jumlah siswa kami ini setiap tahunnya.

Sebenarnya dahulu waktu jamannya Bupati Ichsan Yasin Limpo

seragam itu dibebaskan. Kalau sekarang kan seragam juga tidak masuk

tanggungan jadi harus dibeli oleh siswa sendiri”.. (Hasil wawancara

dengan Ibu ST, 09 September 2020).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa minat

masyarakat untuk menyekolahkan anaknya setiap tahunnya makin

meningkat hanya saja sayang sekali karena keterbatasan ruang kelas,

sekolah hanya menerima siswa dengan jumlah terbatas.

Untuk melihat keberhasilan program pendidikan gratis ini dalam

menarik minat masyarakat Kabupaten Gowa untuk bersekolah maka dalam

hal ini peneliti menemukan dan mendapatkan data terkait jumlah siswa

sebelum dan sesudah diterapkannya pendidikan gratis di SMP Aisyiyah

Sungguminasa ini. Peneliti ingin mengetahui apakah sebelum adanya

program pendidikan gratis ini minat masyarakat Kabupaten Gowa untuk

menyekolahkan anaknya di SMP Aiyiyah Sungguminasa itu sudah

meningkat sejak dulunya atau tidak, terutama karena SMP ini SMP swasta

yang dulunya sebelum program pendidikan gratis ada hanya mendapatkan

bantuan dana dari yayasan saja dan tidak mendapatkan bantuan dana dari

Pemerintah Daerah dan Dinas pendidikan. Maka dari itu peneliti

menemukan data mengenai jumlah siswa sebelum dan setelah

diterapkannya program pendidikan gratis dan melihat apakah ada

perbedaan serta peningkatan minat untuk bersekolah setelah program ini

62

dilaksanakan. Data tersebut peneliti susun dalam bentuk tabel yaitu

sebagai berikut :

Tabel 4.2 :Jumlah Siswa Sebelum Adanya Program (2003-2007)

Tahun Jumlah

2003 121 Siswa

2004 136 Siswa

2005 139 Siswa

2006 164 Siswa

2007 184 Siswa

Sumber : SMP Aisyiyah Sungguminasa (2020)

Tabel di atas tersebut menunjukkan data jumlah siswa SMP Aisyiyah

Sungguminasa dalam kurun waktu lima tahun yang lalu (2003-2007)

sebelum adanya atau dilaksanakannya program pendidikan gratis. Jumlah

siswa tidak pernah mencapai 200 orang pendaftar setiap tahunnya.

Peneliti juga mendapatkan jumlah siswa penerima program pendidikan

gratis (2016-2020) dalam hal ini untuk melihat perkembangan jumlah

siswa yang masuk ke SMP Aisyiyah Sungguminasa setelah program

pendidikan gratis dilaksanakan. Data tersebut peneliti susun dalam bentuk

tabel yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3 :Jumlah Siswa Penerima Program (2016-2020)

Tahun Jumlah

2016 338 Siswa

2017 345 Siswa

2018 364 Siswa

2019 370 Siswa

2020 381 Siswa

Sumber : SMP Aisyiyah Sungguminasa (2020)

63

Dari kedua tabel di atas menunjukkan bahwa adanya peningkatan

jumlah masyarakat Gowa yang ingin menyekolahkan anak mereka di SMP

Aisyiyah Sungguminasa sejak dilaksanakannya program pendidikan gratis.

Peningkatan jumlah siswa tiap tahunnya menunjukkan bahwa masyarakat

Kabupaten Gowa sangat terbantu dengan program pendidikan gratis

sehingga mereka mempunyai minat yang tinggi untuk menyekolahkan

anak mereka.

Berdasarkan uraian-uraian wawancara dan data yang didapatkan di atas

tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pencapaian tujuan

program pendidikan gratis di Kabupaten Gowa telah tepat sasaran

terutama dalam menarik minat masyarakat Kabupaten Gowa untuk

menyekolahkan anak mereka di SMP Aisyiyah Sungguminasa meskipun

dalam proses pelaksanaannya belum terlaksana dengan maksimal. Karena

dari hasil wawancara para orang tua murid menyebutkan masalah

pembayaran yang masih dilakukan padahal dari data yang penulis

dapatkan yang mana uang infaq dan uang tugas (fotocopy dan lain

sebagainya) itu masuk dalam kategori pembayaran yang tidak boleh

dilakukan oleh pihak sekolah.

4. Pemantauan Program

Pemantauan program merupakan kegiatan yang mana dimaksudkan

untuk mengamati perkembangan pelaksanaan, mengidentifikasi dan

mengantisipasi permasalah yang timbul dalam pelaksanaan program

64

kemudian mengambil tindakan apa yang harus dilakukan dalam mengatasi

permasalahan tersebut.

Pemantauan program ialah pengawasan yang dilaksanakan pada

program pendidikan gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten

Gowa, yang mana dilakukan sebagai bentuk perhatian kepada orang-orang

yang mendapatkan layanan program pendidikan gratis ini. Dengan

dilakukannya pemantauan program ini juga untuk mengetahui pencapaian

target, ketepatan sasaran, serta pencapaian tujuan program pendidikan

gratis.

Peneliti mewawancarai Kepala Seksi Pendataan Pendidikan Sekolah

Menengah Pertama terkait proses pemantauan program yang dilakukan oleh

Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, bahwa:

“Dalam hal ini, tentu saja kami selalu melakukan evaluasi dan

pemantauan terhadap program pendidikan gratis. Program ini salah satu

program unggulan kami dan kami disini selalu terbuka atas segala

macam masukan untuk perkembangan program ini kedepannya.”Hasil

wawancara dengan Bapak M, 11 September 2020).

Dari pernyataan yang disampaikan oleh informan di atas dapat

diketahui bahwa telah dilakukan evaluasi dan pemantauan terhadap

program pendidikan gratis ini. Perlu adanya masukan dan saran demi

pengembangan program kedepannya.

Beliau juga menambahkan soal bagaimana Dinas Pendidikan

Kabupaten Gowa memantau proses pelaksanaan program pendidikan gratis

ini, sebagai berikut :

65

“Kami sudah mempertimbangkan semua dengan matang. Kami juga

tentu saja akan melakukan tindakan apabila menemukan pelanggaran.

Yang mana apabila kami mendapatkan laporan pelanggaran, maka para

pelanggar baik itu Kepala Sekolah maupun guru akan dicopot jabatan

atau dipindahkan kedataran tinggi. Waktu Bupati yang dulu itu memang

ada CS pengaduannya, tapi kalau yang Bupati sekarang itu saya kurang

tau. Dulu pernah ada beberapa sekolah yang ketahuan melanggar.

Waktu gurunya ditanya memang katanya tidak ada pembayaran begitu,

tapi kami tanya siswanya dengan cara sembunyi-sembunyi dan mereka

bilang waktu itu disuruh bayar les renang. Kasus lain ada koperasi

sekolah yang memaksa siswa untuk beli baju sekolah di koperasi

sekolah. Tapi selama ini saya tidak menemukan laporan pelanggaran

dari SMP yang saudari sebutkan. SMP Aisyiyah Sungguminasa selama

ini aman-aman saja belum ada laporan pelanggaran yang kami terima”.

(Hasil wawancara dengan Bapak M, 11 September 2020).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa proses

pemantauan pelaksanaan program pendidikan gratis yang dilakukan oleh

Dinas Pendidikan dilakukan dengan cukup efektif dan terlaksana dengan

baik.

Wawancara juga dilakukan bersama Kepala Seksi Sarana dan

Prasarana Pendidikan Sekolah Menengah Pertama, beliau mengatakan :

“Biasanya kami melakukan pemantauan secara langsung. Jadi kalo ada

laporan yang kami dapat dari siswa/orang tua siswa mengenai

pembayaran apapun itu di sekolah langsung kami respon balik laporan

tersebut. Kalau sudah ada laporan begitu kami bakal turun tangan

dengan mencari informasi-informasi terlebih dahulu sebelum

melakukan survei langsung. Agak rumit memang karena beberapa

siswa susah diajak kompromi untuk buka suara. Kemarin bahkan saya

mendapatkan laporan mengenai adanya pungutan unag mangkal dan

kami langsung tindak lanjuti laporan itu. Dari pihak kami itu sangat

sigap dalam menanggapi laporan macam itu. Jadi saya rasa pengawasan

yang kami lakukan disini sudah cukup baik.”

Hasil wawancara di atas menunjukkan dalam proses pemantauan

pelaksanaan program pendidikan gratis Dinas pendidikan dalam hal ini

telahbersikap tanggap dan cepat dalam menangani laporan pelanggaran. Dan

66

diketahui bahwa apabila ada laporan pelanggaran yang diterima, Dinas

Pendidikan akan melakukan pengawasan secara langsung untuk mengetahui

lebih detail mengenia pelanggaran yang dilakukan oleh pihak sekolah.

Namun ternyata pemantauan yang dilakukan oleh pihak Dinas

Pendidikan belum berjalan efektif, hal ini dinyatakan oleh Ibu ST , Kepala

sekolah SMP Aisyiyah Sungguminasa yaitu sebagai berikut :

“Dari pihak dinas sendiri saya rasa memang sudah dilakukan

pemantauan, masalahnya susah juga karena jarang ada pengawasan

langsung dari dinas, tapi kami disini tidak mau melanggar aturan. Kami

sama sekali tidak melakukan pungutan apapun, dan selama ini tidak

punya permasalahan dengan dinas soal pelanggaran aturan”. (Hasil

wawancara dengan Ibu ST, 10 September 2020).

Dari pernyataan yang disampaikan oleh informan di atas dapat

diketahui bahwa pemantauan sudah dilakukan oleh pihak dinas

pendidikan, sayangnya pemantauan tersebut kurang efektif sebab

pengawasan secara langsung tidak sering dilakukan.

Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh guru SMP Aisyiyah

Sungguminasa :

“Jarang ada pengawasan yang dilakukan disini, sesekali mungkin ada.

Malah lebih sering kepala yayasan yang memantau di sekolah”. (Hasil

wawancara dengan Ibu HJ, 10 September 2020).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dari

pihak sekolah menggangap bahwa pengawasan atau pemantauan yang di

lakukan oleh Dinas Pendidikan terkait pelaksanaan program pendidikan

gratis belum maksimal apalagi pengawasan langsung. Dapat dilihat bahwa

pengawasan langsung yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan hanya

67

apabila ada sekolah yang akan ditindak atau dicurigai melakukan

pelanggaran.

Selain itu salah satu hal yang mendukung pelaksanaan program

pendidikan gratis ini dapat dilihat dari segi kelengkapan fasilitas sarana

dan prasarana sekolah sebagaimana yang telah di tetapkan dalam Perda

Gowa No 4 Tahun 2008 bahwa pendidikan gratis dimaksudkan agar siswa

mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu (yang juga dinilai dari

segi sarana dan prasarana sekolah).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak H, selaku Kepala Seksi

Sarana dan Prasarana Pendidikan Sekolah Menengah Pertama diketahui

bahwa :

“Untuk saat ini, sarana dan prasana sekolah yang menunjang proses

pembelajaran itu kami sangat perhatikan. Masalah seperti penyediaan

alat-alat pelajaran atau pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

contohnya sebenarnya setiap sekolah dasar maupun sekolah menengah

pertama itu diberikan bantuan dana bos dari pemerintah. Dana bos

itulah yang memenuhi kebutuhan sekolah dan memang dimaksudkan

membantu biaya operasional sekolah jadi itu tergantung masing-masing

sekolah bagaimana mereka menaglokasikan dana tersebut untuk

kebutuhannya. Kalo menurut saya ya untuk sarana prasanan penunjang

program pendidikan gratis, setiap sekolah itu sudah lumayan memadai

sarana dan prasarananya”.(Hasil wawancara dengan Bapak H, 12

September 2020).

Dari pernyataan yang disampaikan oleh informan di atas dapat

diketahui bahwa dinas pendidikan dalam hal ini tentu saja juga menaruh

perhatian pada kelengkapan sarana dan prasarana sekolah. Hal tersebut

sudah dianggap memadai dan cukup sampai saat ini.

68

Selanjutnya wawancara juga dilakukan bersama dengan Ibu HJ, guru

SMP Aisyiyah Sungguminasa yang menyatakan bahwa:

“Masalah saran dan prasarana, kami disini membutuhkan penambahan

ruang kelas sebenarnya karena setiap tahunnya itu mengalami kenaikan

jumlah siswa yang mendaftar disini. Ruang kelasnya belum cukup

sebenarnya dan kami memang berniat untuk menambah ruang kelas

tersebut. Tetapi belum terealisasi sampai sekarang. Memang ada dana

bos yang diberikan oleh pemerintah daerah namun dana tersebut lebih

banyak di gunakan untuk penyediaan alat-alat pembelajaram, bayar gaji

guru honor. Sekarang sistem belajar juga lagi daring karena pandemi

jadi sekolah juga memberikan kuota gratis internet kepada siswa dan

guru. Kuota itu dari dana bos sekolah, bukan dari pemerintah daerah.

Bantuan kuota itu juga baru sekali diberikan karena keterbatasan biaya

sebenarnya kan kita juga masih banyak keperluan sekolah lainnya dari

diambil dari dana tersebut. Kalo bantuan khusus dari dinas pendidikan

untuk kuota belajar semacam itu sendiri tidak ada sampai saat ini”.

(Hasil wawancara dengan Bapak HJ, Guru SMP Aisyiyah

Sungguminasa).

Dari pernyataan yang disampaikan oleh informan di atas dapat

diketahui bahwa kelengkapan sarana dan prasarana sekolah belum

memadai dan sekolah masih membutuhkan penambahan fasilitas terutama

fasilitas ruang kelas yang belum cukup untuk menampung jumlah siswa.

Pendapat yang sama juga dikatakan Kepala sekolah SMP Aisyiyah

Sungguminasa :

“Kami disini kekurangan ruang kelas. Banyak siswa yang mendaftar

tiap tahunnya tapi ruangan kelas kami tidak cukup memadai. Ruang

belajar yang tersedia saat ini baru 9 tapi jumlah siswa saat ini itu untuk

11 kelas. Karena sekarang masih sekolah daring, jadi ruangan kelas

juga tidak dipakai. Kalo bukan sekolah daring itu biasanya ruangan

perpustakaan sama laboratorium juga dipakai untuk jadi ruang kelas.

Maka dari itu, pendaftar terpaksa diseleksi dan kalau masuk disini itu

pakai tes. Sebenarnya karena ruangan kami tidak cukup itu tahun lalu

kami masih menggunakan sistem paralel tapi kami disini sempat

mendapatkan teguran, kekurangan ruang kelas ini juga sebenarnya

membuat pembelajaran biasanya tidak begitu efektif karena rungannya

69

itu bergantian dipakai oleh kelas berbeda”.(Hasil wawancara dengan

Ibu ST, 09 September 2020).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa sarana dan

prasarana sekolah yang menerapkan program pendidikan gratis belum

cukup memadai terutama ruang kelas yang masih sangat kurang.

Wawancara juga peneliti lakukan dengan siswa dan orang tua siswa

mengenai sarana prasana sekolah sebagai berikut bahwa :

“Kalau buku paket dan lainnya itu sudah terpenuhi dengan baik kak.

Sayangnya karena ruang kelas yang kurang kemarin saya sempat masuk

itu pake sistem rolling begitu kak jadi ada yang masuk pagi dan ada

yang masuk siang. Dan itu berlangsung lumayan lama kak sampai

sekarang malah tapi sekarang itu karena belajarnya sistem daring

makanya tidak begitu lagi kak”. (Hasil wawancara dengan RAS, 17

September 2020).

Dari pernyataan yang disampaikan oleh informan di atas dapat

diketahui bahwa masalah yang sama juga dikeluhkan oleh orang tua siswa

mengenai fasilitas ruang kelas yang masih sangat kurang. Beruntung saat

ini siswa masih melalukan sistem pembelajaran daring karena pandemik.

Hal tersebut diperkuat oleh salah satu orang tua siswa yang

mengatakan bahwa :

“Ruangan kelasnya itu yang masih kurang, padahal banyak sekali yang

minat sekolah di SMP itu tapi ruang kelasnya masih perlu ada

penambahan. Katanya juga ada ruang seni dan panggung apalah itu buat

siswa dan ruangannya belum ada jadi siswa pakai ruang kelas kalau

latihan. Ini anak saya yang bilang. Jadi menurut saya sekolah

setidaknya harus meminta penambahan ruang kelas karena itu masih

kurang sekali”. (Hasil wawancara dengan Ibu NW, 09 September

2020).

70

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

keluhan mengenai ruangan kelas yang tidak memadai baik dari pihak

siswa dan orang tua maupun sekolah menjadi salah satu hal penting dan

semestinya mendapatkan perhatian khusus dalam penanganannya.

Pemerintah serta Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa seharusnya

menerapkan strategi untuk menangani situasi dimana sarana dan prasarana

sekolah belum memadai dalam pelaksanaannya. Semestinya ada tindakan

lain yang bisa menjadi solusi selain mengajukan proposal pada Dinas

Pendidikan untuk melengkapi sarana dan prasarana sekolah, akan lebih

baik jika ada jatah lebih atau jatah yang diutamakan untuk sekolah

prioritas yang masuk dalam daftar masih sangat kurang dalam

kelengkapan sarana dan prasarananya.

Tabel 4.4 Identifikasi Sarana dan Prasarana di SMP Aisyiyah

Sungguminasa

No. Keterangan Jumlah

1 Ruang Kelas 9

2 Peralatan Tik 10

3 Laboratorium Komputer 1

4 Perpustakaan Mini 1

5 Ruang Olahraga -

6 Ruang Tata Usaha 1

7 Ruang Guru 1

8 Ruang Serba Guna -

9. Ruang Seni -

10. UKS 1

11. Laboratorium IPA -

Sumber: SMP Aisyiyah Sungguminasa (2020)

Tabel di atas menunjukkan fasilitas sarana dan prasana yang dimiliki

oleh SMP Aisyiyah Sungguminasa sangatlah kurang sekali. Selain ruangan

kelas yang belum memadai, beberapa ruangan lain bahwa belum tersedia

71

sama sekali. Bahkan ruangan perpustakaan hanya semacam ruangan kelas

biasa (berdasarkan observasi peneliti di lapangan) dan kadangkala ruangan

tersebut beralih fungsi menjadi ruangan kelas. Maka dari itu dapat

dikatakn bahwa sebagai salah satu sekolah yang melaksanakan program

pendidikan gratis, SMP Aisyiyah Sungguminasa sangatlah kurang dari

segi fasilitas sarana dan prasarananya.

Hasil pengamatan peneliti mengenai pelaksanaan program pendidikan

gratis bahwa dalam proses pemantauan dan pengawasan adanya kontra

pernyataan antara pihak Dinas Pendidikan dan pihak sekolah. Dalam artian

pihak sekolah merasa bahwa pengawasan yang dilakukan selama ini belum

efektif dan perlu di tingkatkan lagi. Dari hasil wawancara sebelumnya

peneliti menemukan fakta mengenai masih adanya pungutan pembayaran

semacam infaq dan pembayaran untuk tugas sekolah lainnya yang

dilakukan oleh pihak sekolah tetapi hal tersebut tidak sampai laporannya

ke Dinas Pendidikan sehingga dapat diketahui bahwa belum maksimalnya

proses pemantauan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan. Akan lebih

baik jika nantinya ada inovasi dalam proses pemantauan pelaksanaan

program ini. Selain itu, sarana dan prasana sekolah yang masih kurang

seharusnya menjadi perhatian dari pemerintah dan Dinas Pendidikan.

72

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Ketepatan Sasaran Program

Sasaran program ialah target dari pemerintah yang hendak dijadikan

sebagai peserta program pendidikan gratis.

Pada program pendidikan gratis ini yang menjadi target utama adalah

siswa dan orang tua siswa. Sasaran dari program ini ialah memberikan

kebebasan bagi para siswa dan orang tua siswa dari segala macam

pembayaran sekolah untuk meringankan beban orangtua.

Dalam hal ini, berdasarkan teori efektivitas program yang

dikemukakan oleh Subagyo dalam bukunya Manajemen operasi (2001),

pada poin ketepatan sasaran program dinilai sudah tepat sasaran meskipun

masih ada hal yang perlu diperhatikan dan dibenahi lagi dalam proses

pelaksanaan program nya. Pendidikan gratis di Kabupaten Gowa dari

target penerima program memang sudah menyasar seluruh masyarakat

Kabupaten Gowa baik dari kalangan mampu dan tidak mampu.

Namun sayangnya dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti

menemukan bahwa masih terdapat pungutan biaya yang seharusnya di

gratiskan. Dari hasil wawancara bersama siswa dan orang tua siswa

beberapa pungutan tersebut bahkan tidak disadari sebagai suatu

pelanggaran. Semestisnya jenis pungutan yang terkait merupakan

pungutan gratis.

73

2. Sosialisasi Program

Sosialisasi program ialah titik awal yang menentukan keberhasilan

suatu program. Hal tersebut dilakukan untuk melihat bagaimana

kemampuan penyelenggara program pendidikan gratis dalam melakukan

sosialisasi program tersebut, sehingga informasi menyangkut program

pendidikan gratis ini dapat tersampaikan kepada seluruh masyarakat

Kabupaten Gowa.

Dalam hal ini, berdasarkan teori efektivitas program yang

dikemukakan oleh Subagyo dalam bukunya Manajemen operasi (2001),

pada pada poin sosialisasi program dinilai sudah cukup maksimal dan

efektif meskipun sosialisasi program oleh Dinas Pendidikan Kabupaten

Gowa yang selama ini dilakukanhanya secara langsung dengan

mengundang Kepala Sekolah dan Guru ataupun mendatangi sekolah-

sekolah.

3. Pencapaian Tujuan Program

Pencapain tujuan program ialah hasil akhir yang ingin dicapai

individu ataupun kelompok. Tujuan program adalah faktor utama dalam

menentukan efektivitas suatu program, dalam hal ini apakah tujuan yang

telah direncanakan sebelumnya sesuai dalam pelaksanaannya.

Dalam hal ini, berdasarkan teori efektivitas program yang

dikemukakan oleh Subagyo dalam bukunya Manajemen operasi (2001),

pada poin pencapaian tujuan program yang meliputi dua indikator terdiri

74

dari yang pertama, untuk mengurangi beban masyarakat, peserta

didik/siswa maupun orang tua peserta didik serta yang kedua yaitu untuk

meningkatkan minat masyarakat Kabupaten Gowa dalam menyekolahkan

anak merekadinilai sudah cukup efektif dan maksimal apalagi untuk

indikator kedua yang mana pada kenyataannya memang minat masyarakat

Kabupaten Gowa untuk menyekolahkan anaknya makin meningkat tiap

tahunnya. Meskipun pada poin pertama, masih ditemukannya pelanggaran

yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan melakukan pungutan pada

siswa.

4. Pemantauan Program

Pemantauan program ialah pengawasan yang dilakukan dalam

pelaksanaan program pendidikan gratis di Kabupaten Gowa, yang mana

hal tersebut sebagai bentuk perhatian kepada orang-orang yang

mendapatkan layanan program pendidikan gratis ini.

Selain itu hal tersebut juga dilakukan dalam pemantauan program ini

untuk mengetahui pencapaian target, ketepatan sasaran, serta pencapaian

tujuan program pendidikan gratis.

Dalam hal ini, berdasarkan teori efektivitas program yang

dikemukakan oleh Subagyo dalam bukunya Manajemen operasi (2001),

pada poin pemantauan program belum efektif dalam pelaksanaannya

sebab hanya dilakukan apabila ada laporan pelanggaran atau ada

kecurigaan terhadap sekolah yang melakukan pelanggaran. Dari

75

keterangan pihak sekolah bahwa Dinas Pendidikan belum maksimal dalam

melakukan pemantauan secara rutin meskipun mereka cepat tanggap

ketika ada laporan pelanggaran.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait

dengan efektivitas pelaksanaan program pendidikan gratis di SMP

Asiyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa secara keseluruhan belum

cukup efektif dalam pelaksanaannya. Melalui empat indikator efektivitas

program menurut Subagyo (2001) yaitu ketepatan sasaran program,

sosialisasi program, pencapaian tujuan program serta pengawasan program

beberapa poin sudah terpenuhi dengan cukup efektif namun sayangnya

perlu adanya perbaikan dalm proses pelaksanaan program.

Masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi dan perlu diperhatikan

dalm pelaksanaan pendidikan gratis ini, baik dari pihak Dinas pendidikan

maupun dari sekolah-sekolah yang melaksanakan program.

Pada beberapa poin dari indikator yang belum tercapai, seperti tujuan

program dari segi mengurangi beban siswa dan orang tua siswa dalam hal

pembiayaan sekolah belum terpenuhi dengan baik, juga pada indikator

sosialisasi dan pemantaun yang masih belum maksimal.

Selain itu, sarana dan prasarana sekolah masih kurang. masih perlu

banyak hal yang harus dibenahi dalam pelaksanaan program pendidikan

gratis ini, sebab program ini sudah berjalan cukup lama.

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian melalui wawancara dengan informan

dan observasi langsung di Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, dan SMP

Aisyiyah Sungguminasamengenai efektivitas pelaksanaan program

pendidikan gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Ketepatan sasaran program yang terdiri dari dua indikator/target sasaran

program ditujukan untuk siswa dan orang tua siswa belum sepenuhnya

efektif. Karena siswa dan orang tua siswa yang menjadi sasaran dari

program pendidikan gratis ini masih merasakan adanya pungutan

pembayaran yang tidak seharusnya mereka bayar padahal semua

pembayaran itu gratis.

2. Sosialisasi program oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa yang

selama ini dilakukan secara langsung dengan mengundang Kepala

Sekolah dan Guru ataupun mendatangi sekolah-sekolah masih efektif

dan maksimal dilakukan selama pelaksanaan program pendidikan

gratis.

3. Pencapaian tujuan program yang terdiri dari dua indikator yaitu

untuk mengurangi beban masyarakat, peserta didik/siswa maupun orang

tua peserta didik serta yang kedua yaitu untuk meningkatkan minat

masyarakat Kabupaten Gowa dalam menyekolahkan anak terutama di

77

SMP Aisyiyah Sungguminasa sudah cukup efektif apalagi untuk

indikator kedua yang mana pada kenyataannya memang minat

masyarakat Kabupaten Gowa untuk menyekolahkan anaknya di SMP

Aisyiyah Sungguminasa makin meningkat tiap tahunnya.

4. Pemantauan pelaksanaan program pendidikan gratis di Kabupaten

Gowa yang juga hanya dilakukan apabila ada laporan pelanggaran atau

ada kecurigaan terhadap sekolah yang melakukan pelanggaran. Dari

keterangan pihak sekolah bahwa Dinas Pendidikan belum maksimal

dalam melakukan pemantauan secara rutin meskipun mereka cepat

tanggap ketika ada laporan pelanggaran. Namun akan lebih baik jika

Dinas Pendidikan memberikan inovasi dalam melakukan pemantauan

agar bisa tau lebih banyak sekolah mana saja yang telah melakukan

pelanggaran.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian langsung di Dinas Pendidikan Kabupaten

Gowa dan SMP Aisyiyah Sungguminasamaka peneliti memberikan saran

sebagai berikut:

1. Pemerintah dan Dinas Pendidikan diharapkan lebih memperhatikan

pemerataan dan kelengkapan sarana serta prasarana yang dibutuhkan

oleh sekolah untuk menunjang proses pembelajaran yang lebih

maksimal.

2. Terkait sosialisasi program akan lebih baik jika Dinas Pendidikan

melakukan sosialisasi program dengan memanfaatkan perkembangan

78

teknologi saat ini yaitu melalui platform media sosial (Whatsapps,

Instagram, Facebook, Twitter ataupun media sosial lainnya) sehingga

semua informasi apapun mengenai program pendidikan gratis bisa

diakses oleh semua orang (termasuk mengenai apa saja jenis pungutan

yang dilarang).

3. Pemantauan program harus lebih di optimalkan lagi bisa dilakukan

dengan cara selalu melakukan survei langsung ke setiap sekolah

minimal dua kali kunjungan dalam satu semester. Pengawasan juga

bisa dilakukan melalui platform media sosial dengan membuat akun

khusus yang menanggani laporan jika masih ada pembayaran-

pembayaran yang seharusnya gratis yang dilakukan oleh pihak

sekolah. Selain itu, dari segi kelengkapan sarana prasana yang masih

sangat minim dan tidak memadai.

79

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, A. (2013). Analisis Implementasi Kebijakan Program Pendidikan

Gratis di Desa Bontotanga Kec. Bontotiro Kab. Bulukumba. Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar.Skripsi.

Ana. (2019). Semua Jenis Pendidikan di Kabupaten Gowa Gratis.

https://www.fajarpendidikan.co.id/semua-jenis-pendidikan-di-gowa-gratis/

Andriani, N. and others. (2014). Implementasi Penyelenggaraan Pendidikan

Gratis. Jurnal Kebijakan Publik, 5, 23–30.

E, O. U. (2008). Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Ema. (2010). Definisi Sekolah Gratis Perlu Diluruskan.

https://palembang.tribunnews.com/02/08/2010/definisi-sekolah-gratis-perlu-

diluruskan

Gibson, JL and Ivancevich, J. M. (2010). Organisasi, Struktur dan Manajemen.

Jakarta : Erlangga.

Hasbullah. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Hasibuan, Malayu SP and Hasibuan, H. M. S. (2008). Organisasi dan Motivasi

Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu SP and Hasibuan, H. M. S. (2016). Manajemen Sumber Daya

Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Imam, B. (2002). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta : Adicta Karya Nusa.

Kurniawan, A. (2020). Pengertian Program Charles O Jones.

La Ode Abdul Haadiy Qayyum. (2012). Program Pendidikan Gratis Di Smp

Negeri 3 Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. Universitas Hasanuddin.

Skripsi.

Luankali, B. (2007). Analisis Kebijakan Publik Dalam Proses Pengambilan

Keputusan. Jakarta : Amelia Press.

Lubis, Hari and Huseini, M. (2009). Pengantar Teori Organisasi. Bandung :

Ghalia Indonesia.

Maharani, E. (2017). Gowa Perintis Pendidikan Gratis.

https://www.republika.co.id/berita/koran/kesra/14/06/23/pendidikan/eduactio

n/17/10/27/oyh12a335-gowa-perintis-pendidikan-gratis-di-sulsel

Mahyuddin, M. (2016). Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis di Kabupaten

Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Universitas Islam Negeri Alauddin

80

Makassar.Skripsi.

Moleong, L. J. (2005). Metodologi kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mudyahardjo, R. (2016). Pengantar Pendidikan. Bandung : Rajawali Press.

Mustari, N. (2013). Implementasi Kebijakan Publik. Membumi Publishing.

Musyaffa, I. (2017). Sekolah Gratis Adalah Hak Masyarakat.

https://mediaindonesia.com/humaniora/102945/sekolah-gratis-adalah-hak-

masyarakat

Noviana, N. A. (2014). Jenjang Pendidikan Formal di Indonesia Menurut UU

Sistem Pendidikan Tahun 2003. https://ilmu-

pendidikan.net/pendidikan/peraturan/jenjang-pendidikan-formal-di-

indonesia-uu-sisdiknas-2003

Peraturan Daerah Kabupaten Gowa. (2008). Peraturan Daerah Gowa No 4 Tahun

2008 Tentang Pendidikan Gratis.

Peraturan Daerah Kabupaten Gowa. (2013). Peraturan Daerah Gowa No. 8

Tahun 2013 Perubahan Perda Gowa No. 4 Tahun 2008 Tentang Pendidikan

Gratis.

Richard, S. (1985). Efektivitas Organisasi Kaidah Perilaku. Jakarta : Erlangga.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung :

CV. Mandar Maju.

Siagian, S. P. (2001). Administrasi Pembangunan: Konsep, Dimensi Dan Strategi.

Jakarta : Bina Aksara.

Siagian, S. P. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Subagyo, P. (2001). Manajemen Operasi. Yogyakarta : BPFE Sukarna.

Subarsono, A. (2005). Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi.

Jakarta : Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Tangkilisan, H. N. (2002). Manajemen SDM Birokrasi Publik: Strategi

Keunggulan Pelayanan Publik. Yogyakarta : YPAPI.

Tangkilisan, H. N. S. (2005). Manajemen Publik. Jakarta : Grasindo.

Tjokroamidjojo, B. (2000). Pengantar Administrasi Pembangunan LP3ES.

Jakarta : Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia. (2003). UU No 20 Tahun 2003 Tentang

81

Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia. (2004). UU No. 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah.

Yuliana, Ratna and Widayati, Wiwik and Taufiq, A. (2015). Evaluasi Pelaksanaan

Kebijakan Pendidikan Gratis pada Jenjang Sekolah Menengah di Kabupaten

Sukoharjo. Journal of Politic and Government Studies, 4, 261–270.

LAMPIRAN

LAMPIRAN

TABEL MATRIKS INSTRUMEN PENELITIAN SKRIPSI

Rumusan

Masalah

Fokus Masalah

Indikator

Fokus Masalah

PERTANYAAN

PENELITIAN

Sumber Data

Informan

Kunci

Dokumen

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Bagaimana

ketepatan

sasaran dalam

pelaksanaan

program

pendidikan

gratis di

Kabupaten

Gowa?

2. Bagaimana

sosialisasi

pelaksanaan

program

pendidikan

gratis di

Kabupaten

Gowa?

Ketepatan

sasaran dalam

pelaksanaan

program

Sosialisasi

Pelaksanaan

Program

Ketepatan

sasaran program

Sosialisasi

Program

1. Bagaimana

pelaksanaan

program

pendidikan gratis di

Kabupaten Gowa?

2. Siapa saja target

sasaran penerima

program

pendidikan gratis?

3. Apakah masyarakat

kurang mampu

menjadi prioritas

penerima program

pendidikan gratis

ini?

4. Apa saja target

yang ingin dicapai

dengan program

pendidikan gratis?

5. Apakah program ini

telah menjangkau

seluruh kalnagan

masyarakat

Kabupaten Gowa?

6. Bagaimana

penyampaian

informasi mengenai

program

pendidikan gratis

ini kepada

masyarakat?

7. Apa saja media

yang digunakan

untuk kegiatan

sosialisasi program

pendidikan gratis?

8. Bagaimana bentuk

sosialisasi yang

➢ Kasi/Sta

f terkait

➢ Kepala

Sekolah

➢ Kasi/Sta

f terkait

➢ Kepala

Sekolah

➢ Guru

Dokumen

yg

diperlukan

dlm

observasi:

1. Perat

uran

2. SOP

3. Dll

3. Bagaimana

pencapaian

tujuan dalam

pelaksanaan

program

pendidikan

gratis di

Kabupaten

Gowa?

4. Bagaimana

pemantauan

dalam

pelaksanaan

program

pendidikan

gratis di

Kabupaten

Gowa?

Pencapaian

tujuan dalam

pelaksanaan

program

Pemantauan

dalam

pelaksanaan

program

pendidikan gratis

di Kabupaten

Gowa

Pencapaian

Tujuan Program

Pemantauan

Program

dilakukan oleh

pemerintah terkait

program

pendidikan gratis di

sekolah?

9. Bagaimana

sosialisasi program

yang dilakukan oleh

pemerintah

sehingga menarik

minat masyarakat

terutama kalangan

kurang mampu

dalam

menyekolahkan

anaknya?

10. Apakah

pelaksanaan

program

pendidikan gratis

telah sudah sesuai

dengan tujuan yang

ditetapkan?

11. Bagaimana

pelaksanaan

program

pendidikan gratis

dalam

meningkatkan

minat siswa untuk

bersekolah?

12. Apa saja ciri khas

yang membedakan

pelaksanaan

program

pendidikan gratis di

Kabupaten Gowa

dengan Kabupaten

lain yang ada di

Sulsel?

13. Apa saja masalah-

masalah yang

timbul dalam

pelaksanaan

program

pendidikan gratis?

14. Apakah program

pendidikan gratis

menghasilkan

output seperti yang

telah direncanakan

oleh pemerintah

➢ Kasi/Sta

f terkait

➢ Kepala

Sekolah

➢ Guru

➢ Siswa

➢ Orangtu

a siswa

Gowa?

15. Bagaimana

penarikan

kesimpulan

terhadap

pelaksanaan

program

pendidikan gratis di

Kabupaten Gowa?

16. Bagaimana fasilitas

sarana dan prasan

sekolah yang

melaksanakan

program

pendidikan gratis

ini?

17. Adakah kritik dan

saran dari siswa

maupun orangtua

siswa maupun

masyarakat umum

mengenai program

pendidikan gratis

ini?

➢ Kasi/Sta

f terkait

➢ Kepala

Sekolah

➢ Guru

PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

Ketepatan sasaran program :

1 Bagaimana pelaksanaan program pendidikan gratis di Kabupaten Gowa?

2 Siapa saja target sasaran penerima program pendidikan gratis?

3 Apakah masyarakat kurang mampu menjadi prioritas penerima program

pendidikan gratis ini?

4 Apa saja target yang ingin dicapai dengan program pendidikan gratis?

5 Apakah program ini telah menjangkau seluruh kalnagan masyarakat

Kabupaten Gowa?

Sosialisasi Program :

6 Bagaimana penyampaian informasi mengenai program pendidikan gratis

ini kepada masyarakat?

7 Apa saja media yang digunakan untuk kegiatan sosialisasi program

pendidikan gratis?

8 Bagaimana bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah terkait

program pendidikan gratis?

9 Bagaimana sosialisasi program yang dilakukan oleh pemerintah sehingga

menarik minat masyarakat terutama kalangan kurang mampu dalam

menyekolahkan anaknya?

Pencapaian tujuan program :

10 Apakah pelaksanaan program pendidikan gratis telah sudah sesuai dengan

tujuan yang ditetapkan?

11 Bagaimana pelaksanaan program pendidikan gratis dalam meningkatkan

minat siswa untuk bersekolah?

12 Apa saja ciri khas yang membedaka pelaksanaan program pendidikan

gratis di Kabupaten Gowa dengan Kabupaten lain yang ada di Sulsel?

Pemantauan program :

13 Apa saja masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan program

pendidikan gratis?

14 Apakah program pendidikan gratis menghasilkan output seperti yang telah

direncanakan oleh pemerintah Gowa?

15 Bagaimana penarikan kesimpulan terhadap pelaksanaan program

pendidikan gratis di Kabupaten Gowa?

16 Bagaimana fasilitas sarana dan prasana sekolah yang melaksanakan

program pendidikan gratis ini?

17 Adakah kritik dan saran dari siswa maupun orangtua siswa mengenai

program pendidikan gratis ini?

INFORMAN PENELITIAN :

1. Kasi Pendataan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan

Kabupaten Gowa

2. Kasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Dinas

Pendidikan Kabupaten Gowa

3. Kepala Sekolah SMP Aisyiyah Sungguminasa

4. Tenaga Pengaja (Guru) SMP Aisyiyah Sungguminasa

5. Siswa penerima program pendidikan gratis

6. Orangtua siswa penerima program pendidikan gratis

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Kasi Pendataan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

(Bapak Drs. Mulyadi M.Si, 11 September 2020)

Wawancara dengan guru SMP Aisyiyah Sungguminasa

Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Aisyiyah Sungguminasa

(Ibu Hj St Nurbaya, S.Pd, 09 September 2020)

Wawacara dengan siswa dan orangtua siswa SMP Aisyiyah Sungguminasa

Ruang kelas SMP Aisyiyah Sungguminasa

Ruang Guru SMP Aisyiyah Sungguminasa

Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa

Pemberitahuan Pembangunan Kelas Baru

RIWAYAT HIDUP

MUSYARRAFAH. Lahir di Polmas pada tanggal 19

Februari 1998. Anak bungsu dari tujuh bersauda dari

Ayahanda Almarhum Dr. H. M Zaki Ali dan Ibunda

Hj. Zainab. Mulai mendapatkan Pendidikan Sekolah

Dasar di SD Negeri 017 Manding tamat pada Tahun

2010. Kemudian ditahun yang sama melanjutkan

Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 21

Merangin tamat pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan lagi Sekolah Menengah

Atas di SMA Negeri 11 Merangin tamat pada tahun 2016. Setelah tamat

kemudian terdaftar sebagai mahasiswa Angkatan 2016 pada Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar Program Strata 1 (S1).

Berkat Rahmat Illahi Rabbi dan doa yang tak terhingga, penulis dapat

menyelesaikan studi dengan karya tulis ilmiah yang berjudul “Efektivitas

Pelaksanaan Program Pendidikan Gratis di SMP Aisyiyah Sungguminasa

Kabupaten Gowa.”