Upload
samudra-andi
View
21
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
skripsi
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG
DENGAN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS BABELAN
BEKASI UTARA
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
KRISLIANA JEANE
NIM : 030.10.154
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA, AGUSTUS 2014
i
Bidang ilmu : Pendidikan Kedokteran
SKRIPSI
JUDUL
HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DENGAN
DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS BABELAN
BEKASI UTARA
Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
Krisliana Jeane
NIM : 030.10.154
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA, AGUSTUS 2014
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi
Judul:
HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DENGAN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS BABELAN
BEKASI UTARA
Nama : Krisliana Jeane
NIM : 030.10.154
Telah disetujui untuk diuji di hadapan
Tim Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Pada Rabu, 20 Agustus 2014
Pembimbing
ii
( dr. Ika Krisnawati, Sp.JP. )
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul :
HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DENGAN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS BABELAN
BEKASI UTARA
Nama : Krisliana Jeane
NIM : 030.10.154
Telah diuji dan disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Pada Rabu, 20 Agustus 2014
Ketua Tim Penguji
Nama : dr. Oktavianus Ch. Salim, MS ..............................
NIK : 0144/ USAKTI
Anggota Penguji I
Nama : dr.Erlani Kartadinata, Sp.M ..............................
NIK : 2654/ USAKTI
Anggota Penguji II
Nama : dr. Ika Krisnawati Sp.JP ..............................
NIK : 2598/ USAKTI
Jakarta, Agustus 2014
Dekan FK Trisakti
Nama : dr. Suriptriastuti, DAP&E, MS
NIK : 1094/ USAKTI
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Suriptiastuti, DAP&E, MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti yang telah menyetujui usulan judul yang telah peneliti ajukan.
2. Dr. Ika Krisnawati Sp.JP selaku dosen pembimbing proposal dan skripsi dengan
segala aktivitas dan kesibukannya, beliau masih dapat meluangkan waktunya untuk
membimbing, memberi saran, nasehat dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan luar biasa hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
4. Seluruh dosen Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti yang telah membantu dan
memberi ilmu serta bimbingan selama peneliti mengikuti pendidikan.
5. Sahabat – sahabat tercinta, serta seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti pada umumnya dan angkatan 2010 pada khususnya yang tidak bisa peneliti
sebutkan satu persatu, yang selalu memberi inspirasi, dukungan, serta semangat yang
diberikan kepada peneliti.
6. Staff perpustakaan Universitas Trisakti, yang telah membantu peneliti dalam mencari
buku serta jurnal sebagai referensi dalam menyelesaikan skripsi.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
peneliti mengharapkan kritik dan saran yang berisifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, 20 Agustus 2014
Krisliana Jeane
NIM 030.10.154
v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Krisliana Jeane
NIM : 030.10.154
Program Studi : Kedokteran Umum
Alamat Korespondensi : Komplek Perumahan Bangun Kapuk Mas A2 No.20
Jakarta Barat, 11480
Telepon / mobile : (021) 54395770 / 08561391118
E-mail : [email protected]
Judul Skripsi : Hubungan Antara Lingkar Pinggang dengan
Diabetes Melitus Di Puskesmas Babelan
Bekasi Utara
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar – benar merupakan hasil karya ilmiah saya sendiri. Skripsi ini belum pernah diajukan sebagai suatu karya ilmiah untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini merupakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan SK Permendiknas No. 17 tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 20 Agustus 2014
Krisliana Jeane
NIM : 030.10.154
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Hubungan Antara Lingkar Pinggang dengan Diabetes
Melitus di Puskesmas Babelan Bekasi Utara”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana kedokteran.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Tim Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Trisakti yang telah percaya memberikan tugas ini dan
juga kepada dr. Ika Krisnawati, Sp.JP selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan masukan, kritik, dan saran selama
pembuatan skripsi ini berlangsung.
Peneliti sangat menyadari skripsi ini tidak luput dari kesalahan, baik salah
ketik, kesalahan bahasa, maupun kesalahan lainnya. Pada kesempatan ini, peneliti
memohon maaf kepada para pembaca. Masukan, kritik, dan saran akan peneliti
jadikan bahan pertimbangan agar penelitian kedepannya menjadi lebih baik.
Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada
orang tua dan para sahabat yang tak pernah letih memberikan dukungan serta
dorongan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik
mungkin. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri, para
pembaca, dan seluruh masyarakat Indonesia.
Jakarta, 20 Agustus 2014
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
HALAMANHALAMAN JUDUL ............................................................................. iHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... iiHALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI DAN DEKAN.............. iiiHALAMAN UCAPAN TERIMAKASIH ............................................. ivHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................. vKATA PENGANTAR ................................................................................. viDAFTAR ISI ............................................................................................... viiDAFTAR TABEL ........................................................................................ ixDAFTAR GAMBAR ................................................................................... xDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiDAFTAR ARTI SINGKATAN.................................................................... xiiABSTRAK BAHASA INDONESIA........................................................... xiiiABSTRAK BAHASA INGGRIS................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................... 11.2 Perumusan Masalah ................................................... 31.3 Tujuan ........................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum ................................................ 31.3.2 Tujuan Khusus ............................................... 3
1.4 Hipotesis .................................................................... 31.5 Manfaat ...................................................................... 4
1.5.1 Manfaat Untuk Ilmu Pengetahuan ................. 41.5.2 Manfaat Untuk Profesi ................................... 41.5.3 Manfaat Untuk Masyarakat ............................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................ 5
2.1.1 Lingkar pinggang 2.1.1.1 Metode pengukuran lingkar pinggang........ 52.1.1.2 Kriteria Lingkar pinggang ......................... 72.1.1.3 Cara penilaian obesitas .............................. 82.1.1.4 Indeks Massa Tubuh (IMT)...................... 82.1.1.5 Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP).... 102.1.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas 102.1.1.7 Pencegahan obesitas................................... 112.1.1.8 Cara mengatasi .......................................... 11
2.2.1 Diabetes melitus2.2.1.1Defini Diabetes Melitus.............................. 122.2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus..................... 122.2.1.3Gejala Klinis............................................... 132.2.1.4 Kriteria Diagnosis...................................... 142.2.1.5 Komplikasi................................................. 14
viii
2.2.1.6 Penatalaksanaan DM................................. 152.2 Ringkasan Pustaka......................................................... 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL3.1 Kerangka Konsep ....................................................... 203.2 Variabel Penelitian .................................................... 20
3.2.1.Variabel Tergantung: Kartu Menuju Sehat....... 203.2.2.Variabel Bebas ................................................. 20
3.3 Definisi Operasional .................................................. 21
BAB IV METODE PENELITIAN4.1 Desain Penelitian ....................................................... 234.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................... 234.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................ 234.4 Bahan dan Instrumen Penelitian ............................... 264.5 Analisis Data ............................................................. 264.6 Alur Kerja Penelitian ................................................. 274.7 Etika Penelitian .......................................................... 27
BAB V HASIL5.1 Analisis Univariat..................................................... 28
5.1.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Sampel di Puskesmas Babelan Bekasi.............. 28
5.2 Analisis Bivariat........................................................ 295.2.1 Hubungan antara lingkar pinggang, aktivitas
fisik, pola makan, BMI, jenis kelamin, dan usia terhadap diabetes melitus........................ 29
BAB VI PEMBAHASAN6.1 Usia ........................................................................... 336.2 Jenis kelamin ............................................................ 336.3 Aktifitas fisik.............................................................. 346.4 Pola makan................................................................. 346.5 Indeks Massa Tubuh.................................................. 346.6 Lingkar Pinggang....................................................... 35
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN7.1 Kesimpulan................................................................ 367.2 Saran........................................................................... 36
7.2.1 Bagi Peneliti..................................................... 367.2.2 Bagi Puskesmas Babelan Bekasi................. 37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 38LAMPIRAN ........................................................................................... 41
ix
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1. Nilai Lingkar Pinggang Berdasarkan Etnis.............................. 7Tabel 2.2. Klasifikasi IMT dan Lingkar Pinggang.................................... 9Tabel 2.3. Jenis diet energi, karbohidrat, protein dan lemak.............. 16Tabel 2.4. Ringkasan pustaka penelitian sebelumnya............................... 18Tabel 3.5. Definisi operasional variabel penelitian................................... 21Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden di Puskesmas Babelan Bekasi............................... 28Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Lingkar Pinggang, Aktivitas Fisik, Pola Makan, BMI, Jenis Kelamin, dan UsiaTerhadap Diabetes Melitus di Puskesmas Babelan Bekasi....................................................................................... 29
x
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1. Posisi pengukuran lingkar pinggang..................................... 6Gambar 3.2. Kerangka Konsep.................................................................. 20Gambar 4.3. Alur kerja penelitian.............................................................. 27
xi
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1 . Penjadwalan Penelitian...................................................... 41Lampiran 2. Informed Consent ............................................................. 42Lampiran 3. Kuesioner........................................................................... 44Lampiran 4. Tabel Data........................................................................... 49Lampiran 5. Perhitungan Statistik........................................................... 55Lampiran 6. Kaji Etik.............................................................................. 62Lampiran 7. Permohonan Penelitian....................................................... 68
xii
DAFTAR ARTI SINGKATAN
ADA American Diabetes AssociationBMI Body Mass IndexCT Computer TomografiDCCT Diabetes Control and Complication TrialDM Diabetes Melitus GDM Gestasional Diabetes Melitus GPAQ Global Physical Activity QuestionnaireIMT Indeks Massa TubuhLP Lingkar PinggangMRI Magnetic Resonance ImagingNGSP National Glycohemoglobin Standardization ProgramOAD Obat Anti DiabetesRLPP Rasio Lingkar Pinggang Panggul SPSS Statistical Program for Social SciaenceTTGO Tes Toleransi Glukosa OralWHR Waist-Hip-RatioWHO World Health Organization
xiii
ABSTRAK
Hubungan antara Lingkar Pinggang dengan Diabetes Melitus di Puskesmas Babelan
Bekasi Utara
LATAR BELAKANG
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein karena berkurangnya sekresi atau aktivitas insulin di dalam tubuh. Salah
satu faktor yang mempengaruhi diabetes melitus adalah besarnya lingkar pinggang dan IMT
(Indeks Masa Tubuh).
METODE
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dan pendekatan cross-
sectional dengan jumlah responden sebanyak 122 orang di Puskesmas Babelan Bekasi Utara.
Data dikumpulkan dengan wawancara, kuesioner, serta pengukuran gula darah sewaktu,
indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Analisis data dengan menggunakan analisis uji Chi
Square dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) seri
17.0 untuk Windows.
HASIL
Dari hasil uji analisis Chi-square yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan diabetes melitus (p=0.015). Dapat
diketahui bahwa responden dengan lingkar pinggang normal lebih banyak yang tidak
mengalami diabetes melitus, yakni 89,5% dari jumlah seluruh responden.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar lingkar pinggang
seseorang, maka risiko untuk mengalami diabetes melitus juga semakin besar.
Kata kunci: Diabetes melitus , Lingkar pinggang, Indeks Masa Tubuh, Obesitas Sentral
xiii
ABSTRACT
The Relationship between Hip Waist Ratio with Diabetes Mellitus in Medical Center Babelan
North Bekasi
BACKGROUND
Diabetes Melitus (DM) is metabolism disturbance with the sign of increasing glucose in the
blood (hiperlicemic) and abnormality metabolism carbohidrate, fats and protein because
there is shortage of secretion or insulin activity.1 One of the factor influencing diabetes
melitus is the diameter of hip waist. That factor influencing of deciesion in obesity central and
obdaminal obesity with factor of body mass index.
METHOD
This reasearch is using observasional analitik and cross sectional with total respodance of
122 people at medical center in Babelan Bekasi. Collected data with interview, questionaire
and measurement of sugarblood at time, body mass index with hip waist. Analitic date using
analytic chi-square testing with the using of SPSS (Statistical Product and Service Solution)
software 17.0 for windows.
RESULT
The testing of chi square analysis shows that there are significant correlation of hip waist
with diabetic melitus (p=0.015). As result of respondance of normal hip waist are found more
negative result of diabetic melitus of 89,5% from the total of every respondance with normal
hip waist.
CONCLUSION
As a result, the bigger waist hip of a person therefore the risk of having diabetic is greater.
Keywords: Diabetes Mellitus, Hip Waist Ratio, Body Mass Index, Central Obesity
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) dan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein karena berkurangnya sekresi atau
aktivitas insulin.(1) Saat ini penyakit DM merupakan suatu hal yang biasa
ditemukan di dunia. Indonesia berada di urutan keempat (8,4 juta) dalam daftar
negara dengan pasien DM terbanyak di dunia tahun 2000. Urutan pertama India,
Cina, kemudian diikuti oleh Amerika. Angka kejadian DM tipe 2 semakin
meningkat, terbukti dengan adanya perkiraan jumlah prevalensi DM pada tahun
2030, Indonesia masih menduduki peringkat keempat (21,3 juta).(2) Hal ini
disebabkan dengan adanya perubahan faktor gaya hidup terutama dari pola makan
dan aktivitas fisik pasien DM.
Salah satu faktor yang mempengaruhi Diabetes melitus adalah besarnya
lingkar pinggang, hal tersebut juga menjadi penentuan obesitas sentral dan umum
yang dilakukan berdasarkan IMT (Index Masa Tubuh) yang diciptakan pada abad
19 oleh ahli statistik dari Belgia bernama Adolphe Quetelet. IMT dihitung dari
berat badan dalam satuan kg (Kilo Gram) dibagi dengan tinggi badan dalam m
(Meter) kuadrat, sedangkan obesitas sentral berdasarkan LP (Lingkar Perut).(3)
Saat ini kriteria utama obesitas menurut WHO adalah IMT, yang mungkin kurang
tepat dari meningkatnya penyakit degeneratif yang terkait dengan obesitas sentral
pada populasi Asia dengan IMT rendah.(4)
Obesitas sentral atau obesitas abdominal berasosiasi dengan sejumlah
gangguan penyakit metabolisme yang morbiditas serta mortalitas yang tinggi,
antara lain resistensi insulin, diabetes melitus, hipertensi, hiperlipidemia,
ateroskeloris, penyakit hati dan kandung empedu bahkan beberapa jenis kanker.(5)
Untuk menilai timbunan lemak diperut, dapat digunakan CT scan atau
MRI yang merupakan metode terbaik untuk memperkirakan jaringan lemak
1
abdomen. Namun jarang dilakukan untuk studi perbandingan serta epidemiologi
dikarenakan prosesnya yang rumit serta mahal. Yang biasanya digunakan sebagai
alternatif lainnya adalah dengan mengukur Lingkar Pinggang (LP) dengan
menggunakan Waist-Hip-Ratio (WHR).(6)
Menurut American Diabetes Association pada tahun 2010 menunjukan
peningkatan jumlah Diabetes Melitus di beberapa negara berkembang yang di
akibatkan oleh faktor peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan serta
diperngaruhi oleh banyaknya faktor lain salah satunya ialah perubahan gaya hidup
terutama dikota besar.(7),(22)
Penduduk dikota berkembang cenderung mengalami peningkatan gaya
hidup sehingga angka kejadian DM juga semankin meningkat.Peningkatan
prevalensi diabetes melitus dapat dilihat dari kelompok usia. Rata-rata penyakit
diabetes melitus terdapat pada kelompok usia produktif yatu 20-60 tahun. Pada
kelompok usia 20-40 tahun penduduk yang mengalami diabetes melitus
dikarenakan kesalahan dari gaya hidup dan kurangnya aktifitas fisik sehingga
mencetuskan terjadinya DM yang berkelanjutan. Pada kelompok usia 40-60 tahun
akan didapatkan penurunan fungsi organ yang dapat mengakibatkan terjadinya
diabetes melitus.(2),(8)
Penanganan diabetes melitus sering luput dari pengawasan yang baik dan
benar. Sedikitnya setengah dari populasi penderita diabetes melitus usia 20-60
tahun tidak mengetahui kalau mereka menderita diabetes karena hal tersebut
dianggap merupakan perubahan fisiologis yang berhubungan dengan
bertambahnya usia. Penderita diabetes tidak mengalami keluhan yang bermakna
dengan perubahan fisiknya sehingga pemeikasaan terhadap diabates sering luput
dari perhatian.(8)
Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan meneliti lebih lanjut untuk
mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dengan diabetes melitus.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, rumusan masalah
penelitian adalah : Apakah terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan
diabetes melitus pada usia 20-60 tahun?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dengan diabetes melitus di
puskesmas babelan bekasi utara pada responden yang berusia 20-60 tahun.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mendeskripsikan hubungan antara usia, jenis kelamin, aktifitas fisik, pola
makan, riwayat keluarga, serta indeks massa tubuh responden.
2. Menjelaskan hubungan antara lingkar pinggang dengan diabetes melitus
pada usia 20-60 tahun.
1.4 Hipotesis
Terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan diabetes melitus pada
responden berusia 20-60 tahun.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Untuk Ilmu Pengetahuan
Meningkatkan pengetahuan penelitian tentang hubungan lingkar
pinggang dengan diabetes melitus usia 20-60 tahun serta sebagai acuan
untuk penelitian lebih lanjut.
Mendapatkan hubungan antara kenaikan lingkar pinggang dengan
penyakit diabetes melitus.
3
1.5.2 Manfaat Untuk Profesi
Memberi tambahan informasi serta edukasi dengan jelas kepada
pasien akan pentingnya pencegahan terhadap penyakit diabetes melitus
dan lingkar pinggang yang membesar, sehingga dapat melalukan
intervensi kesehatan dan gizi sejak dini. Serta diharapkan bermanfaat bagi
petugas medis untuk memperkenalkan pengukuran lingkar pinggang
sebagai skrining yang mudah dan murah untuk mengidentifikasi individu
dengan obesitas dan diabetes melitus.
1.5.3 Manfaat Untuk Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan serta mendorong masyarakat agar lebih
menyadari akan pentingnya mencegah penyakit diabetes melitus dengan
menjaga IMT dan lingkar pinggang pada nilai normal.
4
BAB II
TINJAUAN DAN RINGKASAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Lingkar Pinggang
Lingkar pinggang adalah ukuran antropometri yang dapat digunakan
untuk menentukan obesitas sentral dan kriteria untuk Asia Pasifik dari
WHO yaitu ≥90 cm untuk pria, dan ≥80 cm untuk wanita.(9) Lingkar
pinggang dikatakan sebagai indeks yang berguna untuk menentukan
obesitas sentral dan komplikasi metabolik yang terkait.(10)
Lingkar pinggang diperoleh melalui hasil pengukuran panjang lingkar
yang diukur pada crista iliaca dan costa XII (dengan ketelitian 1 mm).
Bertambahnya ukuran lingkar pinggang erat hubungannya dengan
peningkatan prevalensi penyakit metabolik salah satunya ialah diabetes
melitus.(11)
Lingkar pinggang berkorelasi kuat dengan obesitas sentral dan risiko
kardiovaskular. Pada penelitian Wang dan Hoy dikatakan bahwa
lingkar pinggang terbukti dapat mendeteksi obesitas sentral dan
sindroma metabolik dengan ketepatan yang cukup tinggi dibandingkan
indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar panggul.
2.1.1.1 Metode pengukuran lingkar pinggang :
1. Pasien diminta untuk mengangkat bajunya, jika hal tersebut tidak
memungkinkan maka dilakukan tetap dilakukan dengan pemakaian
baju yang tidak merubah drastis hasil penghitungan lingkar
pinggang. Baju yang ketat, ikat pinggang harus dilepaskan dan juga
isi kantong haris dikosongkan terlebih dahulu.
2. Pengukur harus berdiri di sisi pasien untuk mendapatkan
pandangan yang jelas dari cermin.
5
3. Pasien harus berdiri dengan berat badan yang merata untuk setiap
kaki. Pasien diminta untuk bernapas normal , pembacaan
pengukuran harus diambil pada akhir menghembuskan napas
lembut. Hal ini akan mencegah kesalahan pengukuran dari
kontraksi otot perut akibat pasien menahan napas .
4. Pita ukur yang dipegang kencang, memastikan posisi horisontal.
Gunakan garis grid di cermin untuk memastikan bahwa posisi pita
horizontal di sekitar pinggang tepat. Pengukuran itu harus cukup
longgar agar memungkinkan pengamat untuk menempatkan satu
jari antara pita dan tubuh subyek.
5. Hasil pengukuran dengan microtoise dicatat dalam satuan
sentimeter.(12)
Gambar 1. Posisi pengukuran dan penempatan satu jari
pita pengukur dan tubuh subjek.
Nilai lingkar yang besar dapat di artikan sebagai obesitas sentral, yaitu
suatu keadaan menumpuknya lemak dalam tubuh melebihi batas normal di
bagian abdomen. Batasan seseorang dapat dikatakan obesitas atau tidak
diukur dari perbandingan berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi
badan dalam satuan meter kuadrat.
6
Pengaruh faktor genetik ditambah dengan diet dan faktor gaya
hidup menjadi alasan utama kejadian obesitas. Simpanan lemak pada
wanita umumnya di daerah pinggul dan bokong atau dinamakan ”pear
shape” (bentuk buah pir) sedangkan pria didaerah perut atau dinamakan
”apple shape” (bentuk apel).(13) Prevalensi berat badan berlebih dan
obesitas telah meningkat secara signifikan di seluruh dunia selama
beberapa dekade terakhir dan dianggap sebagai masalah kesehatan
masyarakat yang penting. Di Indonesia prevalensi obesitas terus
meningkat. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 prevalensi berat badan
berlebih dan obesitas pada orang dewasa di Indonesia mencapai 21,7%.
2.1.1.2 Kriteria lingkar pinggang berdasarkan etnis.(14)
Tabel 1 . Nilai Lingkar Pinggang Berdasarkan Etnis
IDF (International Diabetes Federation)
Negara atau Group Etnis Lingkar Pinggang (cm)
pada obesitas
Asia Selatan
Populasi China, Melayu, dan India
Pria >90
Wanita >80
Jepang Pria >85
Wanita >90
Eropa Pria >94
Wanita >80
Amerika tengah dan selatan Gunakan rekomendasi Asia Selatan
hingga tersedia data spesifik
Sub-Sahara Afrika Gunakan rekomendasi Asia Selatan
hingga tersedia data spesifik
Timur Tengah Gunakan rekomendasi Asia Selatan
hingga tersedia data spesifik
7
2.1.1.3 Cara penilaian obesitas
Ukuran yang sering digunakan untuk menilai obesitas berdasarkan
literatur dari antara lain:
Berat terhadap tinggi, dikoreksi sesuai dengan jenis kelamin dan usia
(indeks massa tubuh)
Pengukuran lipatan kulit pada lokasi tertentu antara lain biseps,
triseps, subskapular, dan sebagainya
Rasio lingkar pinggang dan lingkar pinggul
Pengukuran jumlah lemak dalam menilai obesitas yang tepat dalam tubuh
manusia sangat sulit dilakukan. Pengukuran yang paling akurat adalah mengukur
berat badan seseorang dibawah air atau menggunakan sinar X yang dinamakan
Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DEXA). Tetapi metode tersebut tidak
praktis digunakan di populasi umum, hanya digunakan di pusat penelitian dengan
peralatan khusus.(15)
2.1.1.4 Indeks Massa Tubuh (IMT)
Pengukuran IMT yang biasa digunakan adalah dengan cara menghitung
BB (berat badan) dalam satuan Kg dibagi dengan TB2 (tinggi badan) dalan satuan
meter. Klasifikasi IMT Asia Pasifik ialah sebagai berikut : (29)
Klasifikasi IMT (Kg/m2)
Berat badan kurang <18,5
Berat badan normal 18,5-22,9
Berat badan lebih >23
Berisiko Obesitas 23-24,9
Obesitas I 25-29
Obesitas II >30
8
Berdasarkan National Institutes of Health bahwa penilaian resiko
kesehatan yang berhubungan dengan overweight dan obesitas pada orang dewasa
harus didasarkan pada pengukuran IMT dan lingkar pinggang sebagai berikut.(16) :
Tabel 2. Klasifikasi IMT dan Lingkar Pinggang
Klasifikasi IMT Lingkar Pinggang
Rendah Tinggi Sangat tinggi
Overweight Tidak berisiko Peningkatan risiko Risiko tinggi
Obesitas stage 1 Peningkatan risiko Risiko tinggi Risiko sangat
tinggi
Untuk wanita : Lingkar pinggang dengan kriteria <80 cm memiliki risiko rendah,
80-88 cm berisiko tinggi dan lebih dari 88 cm berisiko sangat tinggi.
Untuk pria : lingkar pinggang dengan kriteria <94 cm memiliki risiko rendah,
92-102 cm memiliki risiko tinggi, dan >102 cm memiliki risiko sangat tinggi
Hasil pengukuran IMT tidak akurat untuk mewakili berat badan sehat untuk
individu dengan kriteria sebagai berikut.(17) :
Atlet atau individu dengan persen masa otot diatas rata-rata
Individu dengan massa otot kecil
Individu dengan kerapatan tubuh normal tetapi memiliki tulang yang besar
Individu yang dehidrasi
Kelemahan dari pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah tidak dapat
mengukur lemak orang dewasa yang memiliki masa otot yang besar secara akurat,
jadi interpretasi pengukuran IMT pada kelompok individu ini harus
diinterpretasikan dengan cara berbeda. Beberapa kelompok populasi lain seperti
orang Asia dan orangtua memiliki faktor risiko komorbiditas yang menyebabkan
ukuran IMT yang berbeda (orang dewasa penduduk Asia memiliki ukuran IMT
yang lebih rendah dan lebih tinggi pada orangtua).(18)
9
2.1.1.5 Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP)
Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) erat hubungannya dengan lemak
visceral atau intraabdominal. Dalam berbagai studi, RLPP merupakan prediktor
independen peningkatan risiko diabetes, hipertensi, dislipidemi. Individu yang
memiliki kelebihan berat badan dengan RLPP tinggi dan lemak visceral yang
tinggi pula akan berisiko tinggi mengalami penyakit metabolik akibat tingginya
lemak dalam tubuh dibandingkan dengan individu yang overweight tanpa RLPP
yang tinggi.(19)
RLPP dapat diperoleh dengan cara menghitung perbandingan antara
lingkar pinggang dengan lingkar panggul. The National Institute of Health Expert
Panel yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan menanggulangi obesitas pada
orang dewasa menyatakan bahwa pria dengan lingkar pinggang diatas 102cm (40
inchi) dan wanita dengan lingkar pinggang diatas 88 cm (35 inchi) bisa
meningkatkan risiko penyakit diabetes melitus serta penyakit metabolik lainnya.
2.1.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas
Obesitas dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Obesitas yang
diturunkan dari keluarga bisa merupakan faktor genetik. Tetapi faktor lingkungan
juga memiliki pengaruh yang besar, yang mencakup perilaku gaya hidup seperti
asupan makan seseorang dan tingkat aktifitas fisik yang dilakukan.(20)
Menurut NCEATP IV pertanyaan kritis pada panel obesitas adalah :
Apa resiko kelebihan berat badan?
Apa manfaat dari penurunan berat badan?
Apa jumlah penurunan berat badan yang diperlukan untuk mencapai
manfaat tertentu?
Apa diet yang paling efektif untuk menurunkan berat badan?
Apa manfaat dari operasi obesitas?
Pedoman dari NCEATP tidak akan membahas intervensi farmasi karena
kurangnya bukti yang cukup. (20)
2.1.1.7 Pencegahan obesitas
10
Konsumsi makanan sehat dan olahraga yang teratur bisa mencegah
kenaikan berat badan. Cara yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan
aktifitas sehari- hari, lebih memilih naik tangga dibandingkan elevator atau
berjalan kaki dibandingkan naik kendaraan (bila memungkinkan).
Manfaat penerapan pola makan sehat di tempat kerja dapat menurunkan
tingkat absensi karena sakit, penurunan risiko penyakit, meningkatkan konsentrasi
dan energi untuk melakukan aktifitas, meningkatkan motivasi dan produktifitas
kerja. Selain itu pola makan sehat ditempat kerja dapat menciptakan suasana kerja
yang lebih baik, meningkatkan image masyarakat akan perusahaan dan
mendukung pekerja untuk makan makanan yang sehat sebaik di rumah.(21)
2.1.1.8 Cara mengatasi obesitas
Tujuannya adalah untuk mencapai berat badan normal dengan melakukan
diet yang tepat disertai olahraga teratur dengan intensitas tertentu, antara lain:
Usaha pengendalian pemasukan makanan khususnya zat gizi yang
mengandung energi antara lain karbohidrat, lemak dan protein.
Kandungan energi dari makanan harus lebih rendah dari jumlah energi
yang dibutuhkan.
Tetap harus mengkonsumsi vitamin dan mineral dalam jumlah cukup.
Program diet yang dilakukan harus terperinci yang disesuaikan
dengan tinggi dan berat badan serta postur tubuh penderita kemudian
baru dilihat kelebihan berat badan yang harus diturunkan.
Olahraga teratur.
Diet berperan dalam mencegah dan mengurangi kemungkinan risiko
PJK.
2.2.1 Diabetes Melitus
11
2.2.1.1Definisi
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya. Hiperglikemik kronik pada diabetes berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh,
terutama mata (retinopati), ginjal (nefropati), jantung serta pembluh darah.
Diabetes Melitus terbagi menjadi Diabetes Melitus tipe 1, Diabetes Melitus tipe 2,
Diabetes Melitus gestasional, dan Diabetes Melitus yang disebabkan oleh kondisi
lainnya.(22)
2.2.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi diabetes melitus menurut ADA (American Diabetes Association)
yaitu:
1. Diabetes Melitus tipe 1
Diabetes Melitus tipe 1 dikenal juga sebagai Insulin-Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM) atau juga disebut Juvenile-onset Diabetes Mellitus.
Biasanya DM tipe 1 ini desebabkan oleh suatu karena destruksi pada sel β
pankreas sehingga pankreas tidak dapat mensintesis dan mensekresi
insulin. Tipe ini menjurus pada defisiensi insulin absolut. Proses destruksi
ini dapat terjadi dikarenakan proses imunolohik maupun idiopatik.(23)
2. Diabetes Melitus tipe 2
Diabetes Melitus tipe 2 dikenal juga sebagai non-IDDM atau Adult-onset
Diabetes Mellitus yang disebabkan oleh adanya kombinasi antara
resistensi insulin dan sekresi insulin yang tidak sesuai. DM tipe 2
merupakan kategori yang palin sering terjadi. Pada fase prediabetik
pankreas masih bisa mensekresi insulin lebih banyak untuk sebisa
mungkin mempertahankan nilai normoglikemia dan kadar lemak juga
dapat mengatasi resistensi insulin, tetapi ketika sel β pankreas gagal dalam
mempertahankannya, kadar asam lemak meningkat secara menetap
sehingga dapat terjadi DM tipe 2.(23)
3. Diabetes Melitus Gestasional (GDM)
12
Diabetes Melitus Gestasional didiagnosis biasanya pada saat kehamilan
pada wanita yang sebelumnya memiliki riwayat diabetes melitus. Diabetes
Melitus Gestasional lebih menyerupai gejala pada diabetes melitus tipe 2
dari pada tipe 1. Walaupun GDM yang gejalanya hilang setelah bayi lahir,
sangatlah penting untuk melakukan intervensi agar janin tidak mengalami
kelainan dan juga perlu diingatkan bahwa wanita hamil yang mangalami
GDM juga mempunyai potensi lebih tinggi untuk selajutnya menderita
DM tipe 2 dikemudian hari.(23)
4. Diabetes tipe lain
- Defek genetik fungsi sel beta akibat mutasi di :
a. Kromosom 12, HNF-α
b. Kromosom 7, glukokinase
c. Kromosom 20, HNF-α
d. Kromosom 13, insulin promotor factor
e. Kromosom 17, HNF-1β
f. Kromosom 2, Neuro D1.(23)
2.2.1.3 Gejala klinis
Adanya penyakit DM ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan
tidak disadari oleh penderita. Beberapa keluhan dan gejala dari hiperglikemia
seperti adanya poliuria (buang air kecil yang sering dan dalam jumlah banyak
terutama pada malam hari), polidipsi (banyak minum karena banyaknya
pengeluaran cairan yang disebabkan adanya poliuria), polifagia (banyak makan
karena glukosa dalam tubuh tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga pasien
sering merasa lapar). Penurunan berat badan secara tiba-tiba juga dapat menjadi
salah satu gejala DM, karena glukosa yang pada normalnya dimetabolisme
sebagai energi, namun glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga sel harus
mengambil cadangan energi dari sel lemak dan otot. Gangguan penglihatan,
kesemutan, dan gatal-gatal juga dapat terjadi.(23)
2.2.1.4 Kriteria diagnosis:
1. A1C ≥ 6,5%. Uji A1C ini harus dilakukan di laboratorium yang telah
13
disertifikasi oleh NGSP dan berstandarisasi DCCT assay. Atau:
2. Kadar gula darah puasa ≥ 126 mg/dL (7 mmol/L). Puasa berarti tidak
mengonsumsi kalori selama kurang lebih 8 jam sebelumnya. Atau:
3. Kadar gula darah 2 jam ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L) pada proses Tes
Toleransi Glukosa Oral (TTGO). TTGO dilakukan sesuai dengan standar
WHO. Pertama-tama lakukan sesuai prosedur menguji kadar gula darah
puasa. Setelah mendapat hasil kadar gula darah puasa, pasien harus
meminum 75 gram glukosa yang telah dilarutkan pada air. Kemudian
pasien harus berpuasa kembali dan setelah 2 jam, pasien diperiksa kadar
gula darahnya kembali. Atau:
4. Pasien yang mengalami gejala klasik hiperglikemia dengan kadar gula
darah sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L). Semua uji harus diulang
apabila tidak terdapat gejala hiperglikemia yang jelas.(23)
2.2.1.5 Komplikasi
Diabetes melitus dapat mengarah kepada komplikasi mikrovaskuler dan
makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskuler meliputi mata, ginjal, dan sistem saraf.
Pada mata, biasanya terjadi retinopati mengenai makula (makulopati) dan dapat
terjadi hilangnya penglihatan. Pada ginjal, biasanya terjadi nefropati dan
mikroalbuminaria (ekskresi albumin di urin lebih banyak daripada normal dan
tidak dapat terdeteksi dengan reagen urin biasa) menjadi gejala awal pada diabetes
nefropati. Diabetes nefropati dapat mengarah pada gagal ginjal stadium akhir yang
dengan itu membutuhkan transplantasi ginjal. Pada sistem saraf dapat terjadi
neuropati dan sekuelnya seperti ulkus kaki dan perlu diamputasi. Komplikasi
makrovaskuler seperti infark miokardial, struk, dan kelainan vaskuler perifer. DM
dapat membuat terajdinya infark miokardial dan struk 2-4 kali lipat pada pria, dan
sampai dengan 10 kali lipat pada wanita premenopause. Enam puluh sampai
dengan tujuh puluh lima persen kematian pada pasien DM tipe 2 disebabkan oleh
penyakit kardiovaskuler.(24)
2.2.1.6 Penatalaksanaan DM tipe 2
14
Tujuan utama dalam pengelolaan diabetes melitus adalah untuk mencapai
dan mempertahankan kadar gula darah, lipid, dan tekanan darah yang optimal,
guna mencegah atau memperlambat terjadinya komplikasi kronis. Banyak pasien
DM tipe 2 mencapai kadar gula darah optimal dengan melakukan modifikasi diet
dan olahraga, menurunkan berat badan, menjalankan kebiasaan yang baik, dan
meminum obat anti diabetes atau insulin. Diet dan olahraga merupakan pilar
utama dalam terapi DM tipe 2, namun ketika intervensi farmakologis sudah
diberikan, perubahan gaya hidup harus lebih diperhatikan.(25)
2.2.1.6.1 Modifikasi diet
Makanan yang mengandung lemak tinggi dapat menyebabkan penurunan
toleransi glukosa oleh beberapa mekanisme termasuk penurunan ikatan insulin
dengan reseptornya, transportasi glukosa yang terganggu, penurunan jumlah
glikogen sintase dan akumulasi dari trigliserida yang disimpan di otot skeletal.
Asam lemak yang terdapat dalam makanan akan mempengaruhi jaringan
fosfolipid sehingga mengubah fluiditas membran dan sinyal insulin.(26)
Modifikasi diet bukan berarti pasien harus mengorbankan untuk tidak
makan dan menurunkan berat badan secara drastis, melainkan tetap menjaga
pengaturan dalam :
1. Jumlah Makanan
Pemberian diet pada pasien DM tipe 2 tidak sembarangan. Jumlah kalori
yang harus dikonsumsi perhari tidak sama pada semua pasien, tergantung kondisi
pasien, seperti usia, jenis kelamin, intensitas aktivitas sehari-hari, komplikasi, dan
lain-lain. Terdapat beberapa jenis diet yaitu jenis diet I - III diberikan kepada
penderita yang terlalu gemuk, jenis diet IV - V diberikan kepada penderita
diabetes tanpa komplikasi, jenis diet VI - VIII diberikan kepada penderita kurus,
diabetes remaja (juvenile diabetes) atau diabetes dengan komplikasi.(27)
Tabel 3. Jenis DM menurut kandungan energi, karbohidrat, protein, dan lemak
Jenis Diet Energi (kal) Karbohidrat (g) Protein (g) Lemak (g)
I 1100 172 43 30
15
II 1300 192 45 35
III 1500 235 51,5 36,5
IV 1700 275 55,5 36,5
V 1900 299 60 48
VI 2100 319 62 53
VII 2300 369 73 59
VIII 2500 396 80 62
Dalam mengatur jumlah makanan juga dapat dilakukan dengan cara praktis
yaitu untuk mengisi separuh piring dengan sayur, seperempatnya dengan nasi dan
sisanya dengan lauk setiap kali makan.(27)
2. Jenis Bahan Makanan
Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak
dianjurkan atau dibatasi bagi penderita DM yaitu:
a. Jenis bahan makanan yang dianjurkan adalah:
Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang,
singkong, ubi, dan sagu
Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulitnya,
susu skim, tempe, tahu, dan kacang-kacangan
Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang
mudah dicerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara
dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan dibakar. (27)
b. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi adalah:
Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji,
goreng-gorengan
Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa,
sirup, jelly, buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis, soft
drink, es krim, kue-kue manis, dan dodol
Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin, dan
16
makanan yang diawetkan. (27)
3.Jadwal Makan
Jadwal makan yang dianjurkan bagi penderita DM adalah enam kali makan
dalam sehari. Dengan ketentuan tiga kali makan besar dan tiga kali makan kecil.
Hal ini dimaksudkan agar lambung tidak kosong dan asupan gula dalam tubuh
stabil tidak melonjak drastis dan tidak juga turun sangat rendah, juga
meningkatkan sensitivitas insulin dalam tubuh dan membantu farmakokinetik
insulin atau OAD lainnya. (27)
17
2.2 Ringkasan pustaka
Tabel 4. Ringkasan pustaka penelitian sebelumnya tentang Lingkar Pinggang dan Diabetes Mellitus
Peneliti Judul Penelitian Lokasi penelitian
Studi desain Subjek studi Variabel yang diteliti
Hasil
Lindstrom J, Ilanne-Parikka P, Peltonen M, Aunola S, Eriksson JG, Hemio K, et al.(8)
Sustained reduction in the incidence of type 2 diabetes by lifestyle intervention: follow-up of the Finnish Diabetes Prevention Study.
Washington, USA
Random-ized
522 subjek Gaya hidup, Gula darah
puasa
Kelompok dengan modifikasi gaya hidup memiliki angka kejadian DM tipe 2 terendah
Bell, Ge K Popkin B.M.(16)
The changing trend of dietary fat intake of Chinese population
University of North
Carolina at Chapel Hill
Random-ized
15.540 subjek dewasa
Peningkatan berat badan yang memprediksikan warga cina dewasa.
Mempromosikan aktivitas fisik terutama pada penduduk perkotaan, harus menjadi prioritas utama di Cina.
Apriyanti Rahmadani.(27)
Analisis pemberian diet diabetes melitus pada pasien rawat inap di rumah sakit umum rantau prapat tahun 2011
Sumatra Utara, Medan
Cross-sectional
Subjek di R.S.U. Rantau Prapat
Diet,
kadar GDP
Pemberian diet diabetes mellitus dilihat dari jenis diet serta kecukupan zat gizi, energi, karbohidrat, protein, lemak berada dalam kategori belum sesuai.
18
Peneliti Judul Penelitian Lokasi penelitian
Studi desain Subjek studi Variabel yang diteliti
Hasil
Steyn NP, Mann J, Bennett PH, Temple N, Zimmet P, Tuomilehto, et al.(26)
Diet, nutrition and the prevention of type 2 diabetes.
Institutional Review Board of the Fred Hutchinson Cancer Research Center
Cohort 121.732 subjek
Hubungan BMI dengan Diabetes
melitus
Studi ini memperkirakan bentuk dan kuatnya
hubungan antara BMI dan prevalensi diabetes pada populasi Asia dan pola
diidentifikasi asosiasi oleh usia, negara, dan faktor
risiko lain untuk diabetes.
19
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka konsep
Variabel Bebas Variabel Tergantung
Gambar 2. Kerangka Konsep
3.2 Variabel penelitian
3.2.1 Variabel tergantung
Diabetes Melitus : Menurut kriteria ADA (American Diabetic
Association).(23)
3.2.2 Variabel bebas
1. Lingkar pinggang : Diatas atau dibawah nilai normal.
2. Aktifitas fisik : Dinilai dengan GPAQ (Global Physical Activity
Questionnaire).(28)
3. Pola makan : Dinilai dari 24-hour food recall dan Food models.(27)
4. Indeks Massa Tubuh : Dinilai dengan menggunakan IMT Asia Pasifik.(18)
20
3.3 Definisi operasional
Tabel 5. Definisi operasional variabel penelitian
No. Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Referensi
**
1.
Variabel bebas
Lingkar Pinggang Pasien berdiri lalu diukur lingkar pinggangnya dengan menggunakan microtoise yang diletakkan di pertengahan krista iliaca dengan tulang iga terbawah secara horizontal.
Microtoise staturmeter
1. Normal 2. Laki-laki <90 cm.3. Wanita <80 cm4. Di atas normal
(obesitas sentral).(9)
Ordinal WHO Waist Circumference and Waist-Hip Ratio Report of a WHO Expert Consultation. Geneva. 2008; page 13.(4)
2. Aktifitas fisik GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire)
Wawancara 1. Tinggi (≥ 3 hari + ≥ 1.500 MET menit/minggu atau ≥ 7 hari + ≥ 3.000 MET menit/minggu).
2. Sedang (≥ 3 hari ≥ 20 menit/hari atau ≥ 5 hari ≥ 30 menit/hari atau ≥ 600 MET menit/minggu)
3. Rendah (tidak terklasifikasi di 1 dan 2).(29)
Ordinal World Health Organization. Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) Analysis Guide.(28)
No. Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Referensi
21
3. Pola makan 24-hour food recall dan Food models
Wawancara 1. Baik (Skor ≤ 1900)2. Buruk (Skor > 1900).(27)
Ordinal
4. BMI Pasien berdiri menginjak timbangan lalu didata BB-nya. Pasien berdiri lalu microtoise ditarik hingga kepala pasien dan didata TB-nya. Kemudian hitung BB / (TB)2 pasien.
Microtoise staturmeter
dan timbangan
SMIC
1. Di bawah normal (< 18,5)
2. Normal (18,5 – 22,9)
3. Di atas normal (23,0 – 24,9)
4. Obesitas (≥ 25).(29)
Ordinal Public Health. Appropriate body-mass index for Asian populations an its implications for policy and intervention strategies. Lancet 2004;363:158.(29)
5. Umur Kuisioner Wawancara 20 – 60 tahun. Ordinal
6. Jenis kelamin Kuisioner Wawancara Perempuan Laki-laki
Nominal
Variabel tergantung
1. Diabetes melitus Kadar gula darah sewaktu
Ujung jari pasien dibasuh dengan alcohol swab, ditusuk dengan lancet lalu teteskan darah pada strip yang dipasang pada glukometer.
Alcohol swab,
Glukometer EasyTouch,
lancet, jarum, strip
1. Normal (< 200 mg/dL).2. Diabetes Melitus
(≥ 200 mg/dL).(23)
Ordinal American Diabetes Association. Standards of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care 2014;37 Suppl14-15.(23)
22
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik, yaitu
dengan melakukan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti dengan
pendekatan cross-sectional yaitu pengambilan data variable bebas dan variable
terikat dilakukan pada waktu bersamaan.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Babelan yang
berlokasi di daerah Bekasi Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014
sampai dengan bulan Mei 2014.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi Target
Sampel pada penelitian ini adalah pasien berusia 20-60 tahun yang datang
berobat ke Puskesmas Babelan antara bulan April 2014 sampai dengan bulan Mei
2014.
.
4.3.2 Sampel Penelitian
Rumus yang digunakan untuk menghitung besar sampel adalah
23
Keterangan :
n = Besar sampel minimal yang diperlukan
Z = Derajat kepercayaan
p = Proporsi pasien yang menderita diabetes melitus di puskesmas babelan
bekasi utara
q = (proporsi pasien yang non diabetes melitus)
d = limit dari error atau presisi absolut
Bila,
= 1,96 (dengan tingkat kemaknaan 95%)
p = Penderita Diabetes melitus usia 20 - 60 tahun di Puskesmas Babelan Bekasi
Utara = 0,37
q = = 0,63
d = 0,05
Maka didapatkan nilai n = 358,04 dibulatkan menjadi 359
Rumus populasi finit
Keterangan:
24
n = Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit
no = Besar sampel dari populasi yang infinit
N = Besar sampel populasi diabetes yang datang ke puskesmas babelan bekasi
Bila,
no = 359
N = 150
Maka didapatkan nilai n = 105,80
Perkiraan drop-out 15% : 15,87
Untuk mengantisipasi adanya sampel yang drop-out, jumlah sampel minimal
ditambahkan 15%, sehingga besar sampel yang diperlukan studi sebanyak 121,67
di bulatkan menjadi 122 sampel.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
consecutive non random sampling, dimana semua sampel yang datang secara
berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai
jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.
4.3.3 Kriteria Pemilihan Sampel
a. Kriteria Inklusi:
1. Laki-laki dan perempuan yang berusia 20-60 tahun.
2. Warga yang tinggal disekitar Puskesmas Babelan Bekasi
3. Bersedia dijadikan subjek penelitian
b. Kriteria Eksklusi:
1. Wanita hamil
25
4.4 Bahan dan Instrumen Penelitian
4.4.1 Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah pasien yang
berusia 20-60 tahun yang berkunjung ke Puskesmas pada tahun 2014.
4.4.2 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ialah :
1. Microtoise staturmeter : Untuk mengukur tinggi badan serta lingkar
pinggang pasien.
2. Timbangan merek SMIC : Untuk mengukur berat badan pasien.
3. Kuesioner 24-hour food recalls dan Global Physical Activity
Questionnaire (GPAQ).
4. Glukometer merek Easy Touch untuk mengukur kadar gula darah
sewaktu pasien.
4.5 Analisis Data
a. Analisis Univariat
Merupakan analisis yang mendeskripsikan karakteristik dari setiap
variabel.
b. Analisis Bivariat
Menggunakan tabel silang untuk menganalisis hubungan antara variabel
yang satu dengan yang lain dan di uji menggunakan analisis Chi Square
dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service
Solutions) seri 17.0 untuk Windows.
26
4.6 Alur kerja penelitian
Gambar 3. Alur kerja penelitian
4.7 Etika penelitian
Penelitian akan dimulai dengan mengajukan permohonan izin dari ethical
clearance. Etika penelitian didapatkan dari Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti Jakarta dan informed consent dari subjek penelitian.
27
Pasien berusia 20-60 tahun
Pengumpulan data
Pengukuran TB,BB, GDS serta Wawancara identitas, GPAQ, 24-
hour food recall
Analisis Data
BAB V
HASIL
Hasil penelitian yang dilakukan kepada 122 sampel yang datang berobat
ke Puskesmas Babelan Bekasi yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2014 dan tidak ada sampel yang
dinyatakan drop out, adalah sebagai berikut.
2.2 Analisis Univariat
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Sampel di
Puskesmas Babelan Bekasi Utara
Karakteristik n %
Jenis Kelamin
Laki-Laki 55 45,1
Perempuan 67 54,9
BMI
Kurus (<18,5) 3 2,5
Normal (18,5-22,9) 55 45,1
Di atas normal (23-25) 55 45,1
Obese (>25) 9 7,4
Lingkar Pinggang
Normal 38 31,1
Obesitas Sentral 84 68,9
Aktivitas Fisik
Tinggi 2 1,6
Sedang 120 98,4
Rendah 0 0
Pola Makan
28
Baik 104 85,2
Buruk 18 14,8
Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin,
sebagian besar responden adalah perempuan, yakni 54,9%. Selain itu, berdasarkan
Body Mass Index (BMI) sebagian besar adalah dalam kategori normal dan di atas
normal. Jika dilihat berdasarkan lingkar pinggang responden, sebagian besar
memiliki lingkar pinggang dengan kategori obesitas sentral, yakni 68,9%. Jika
dilihat berdasarkan aktivitas fisik yang dilakukan oleh responden, sebagian besar
responden melakukan aktifitas fisik dengan kategori sedang, yakni 98,4% dari
total responden. Dan dari sisi pola makan responden ialah pola makan dengan
kategori baik yakni 85,2% dari total responden. (30)
5.2 Analisis Bivariat
Hubungan antara lingkar pinggang, aktivitas fisik, pola makan, BMI, jenis
kelamin, dan usia terhadap Diabetes Melitus
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Lingkar Pinggang, Aktivitas
Fisik, Pola Makan, BMI, Jenis Kelamin, dan Usia Terhadap Diabetes Melitus di
Puskesmas Babelan Bekasi Utara
Diabetes MelitusTotal
P - Value
ρYa TidakN % n % n %
Lingkar Pinggang
Normal 4 10,5 34 89,5 38 31,10,015* 0,22
Obesitas Sentral 26 31 58 69 84 68,9
Aktivitas FisikTinggi 2 100 0 0 2 1,6
0,012*-0,226Sedang 28 23,3 92 76,7 120 98,4
Pola MakanBaik 20 19,2 84 80,8 104 85,2
0,011* 0,299Buruk 10 55,6 8 44,4 18 14,8
Body Mass Index (BMI)
Di bawah normal 0 0 3 100 3 2,5
0,008* 0,291Normal 8 14,5 47 85,5 55 45,1Di atas normal 16 29,1 39 70,9 55 45,1Obesitas 6 66,7 3 33,3 9 7,4
29
Jenis KelaminLaki-Laki 15 27,3 40 72,7 55 45,1
0,533 0,056Perempuan 15 22,4 52 77,6 67 54,9
Usia 0,000* 0,415
*signifikan pada =5%
Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa responden dengan lingkar
pinggang normal lebih banyak yang tidak mengalami diabetes melitus, yakni
89,5% dari jumlah seluruh responden. Semetara itu, pada responden dengan
lingkar pinggang berupa obesitas sentral yang tidak mengalami diabetes melitus,
yakni dengan proporsi 69% dari jumlah seluruh responden dengan lingkar
pinggang obesitas sentral. Berdasarkan tabel 7 juga dapat diketahui bahwa
terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan penyakit diabetes melitus
secara statistik (p=0,015). Responden dengan lingkar pinggang obesitas sentral
memiliki risiko 3,810 (sekitar 4 ) kali lebih besar untuk mengalami diabetes
melitus. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar lingkar pinggang seseorang,
maka risiko untuk mengalami diabetes melitus juga semakin besar. Hubungan
antara lingkar pinggang dan diabetes melitus tersebut adalah 0,22.
Responden dengan aktivitas fisik tinggi lebih banyak yang mengalami
diabetes melitus, yakni 100% dari jumlah seluruh responden dengan aktivitas fisik
tinggi. Semetara itu, pada responden dengan aktivitas fisik sedang lebih banyak
yang tidak mengalami diabetes melitus yakni dengan proporsi 79,7% dari jumlah
seluruh responden dengan aktivitas fisik sedang. Berdasarkan tabel tersebut juga
dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan penyakit
diabetes melitus secara statistik (p=0,012). Responden dengan aktivitas fisik
tinggi memiliki risiko 4,286 (sekitar 4 ) kali lebih besar untuk mengalami diabetes
melitus. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi aktivitas fisik seseorang, maka
risiko untuk menglami diabetes melitus juga semakin besar. Hubungan antara
aktivitas fisik dan diabetes melitus tersebut adalah 0,226.
Responden dengan pola makan baik lebih banyak yang tidak mengalami
diabetes melitus, yakni 80,8% dari jumlah seluruh responden dengan pola makan
baik. Semetara itu, pada responden dengan pola makan buruk lebih banyak yang
30
mengalami diabetes melitus yakni dengan proporsi 55,6% dari jumlah seluruh
responden dengan pola makan buruk. Berdasarkan tabel tersebut juga dapat
diketahui bahwa terdapat hubungan antara pola makan dengan penyakit diabetes
melitus secara statistik (p=0,011). Responden dengan aktivitas fisik tinggi
memiliki risiko 5,250 (sekitar 5 ) kali lebih besar untuk mengalami diabetes
melitus. Hal ini meunjukan bahwa semakin buruk pola makan seseorang, maka
risiko untuk menglami diabetes melitus juga semakin besar. Hubungan antara pola
makan dan diabetes melitus tersebut adalah 0,299.
Responden dengan kategori BMI dibawah normal (< 18,5) lebih banyak
yang tidak mengalami diabetes melitus, yakni 100% dari jumlah seluruh
responden dengan kategori BMI dibawah normal (< 18,5). Responden dengan
kategori BMI normal (18,5-22,9) lebih banyak yang tidak mengalami diabetes
melitus, yakni 85% dari jumlah seluruh responden dengan kategori BMI normal
(18,5 – 22,9). Responden dengan kategori BMI di atas normal (23 – 24,9) lebih
banyak yang tidak mengalami diabetes melitus, yakni 70,9% dari jumlah seluruh
responden dengan kategori BMI di atas normal (23 – 24,9). Semetara itu,
responden dengan kategori BMI obesitas (>25) lebih banyak yang mengalami
diabetes melitus, yakni 66,7% dari jumlah seluruh responden dengan kategori
BMI obesitas (>25). Berdasarkan tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa
terdapat hubungan antara BMI dengan penyakit diabetes melitus secara statistik
(p=0,008). Responden dengan aktivitas fisik tinggi memiliki resiko 3,274 (sekitar
3) kali lebih besar untuk mengalami diabetes melitus. Hal ini menunjukan bahwa
semakin tinggi kategori BMI seseorang, maka risiko untuk mengalami diabetes
melitus juga semakin besar. Hubungan antara BMI dan diabetes melitus tersebut
adalah 0,291.
Responden laki-laki lebih banyak yang mengalami tidak diabetes melitus,
yakni 72,7% dari jumlah seluruh responden laki-laki. Semetara itu, pada
responden perempuan juga lebih banyak yang tidak mengalami diabetes melitus
yakni dengan proporsi 77,6% dari jumlah seluruh responden perempuan.
Berdasarkan tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan
31
antara jenis kelamin dengan penyakit diabetes melitus secara statistik (p=0,533).
Hubungan antara aktivitas fisik dan diabetes melitus tersebut adalah 0,056.
Selain itu, berdasarkan tabel 7 tersebut juga terlihat bahwa terdapat
hubungan antara usia dengan penyakit diabetes melitus secara statistik (p=0,000).
Hubungan antara umur dan diabetes melitus tersebut adalah 0,415.(31)
32
BAB VI
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hubungan antara usia, jenis
kelamin, aktifitas fisik, pola makan, riwayat keluarga, serta indeks massa tubuh
responden serta menjelaskan hubungan antara lingkar pinggang dengan diabetes
elitus pada usia 20-60 tahun.
6.1 Usia
Pada penelitian ini, didapatkan responden yang berjumlah 122 tanpa
adanya drop-out yang memenuhi kriteria inklusi. Dapat diketahui bahwa proporsi
usia responden dalam penelitian ini berada dalam rentang 21-58 tahun. Rata-rata
usia responden tersebut adalah 35 tahun. Proporsi usia terbanyak dari responden
tersebut adalah pada usia 30 tahun, yakni 6,6% dari total responden. Bila dikutip
dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Apriani Rahmadani pada tahun
2011 yaitu kelompok usia produktif yaitu 16-49 tahun bagi wanita dan 15-64
tahun bagi laki-laki yang berisiko mengalami diabetes melitus ialah pada usia 30-
55 tahun.
6.2 Jenis kelamin
Dapat diketahui bahwa proporsi responden dalam penelitian ini
berdasarkan jenis kelamin sebagian besar adalah perempuan, yakni 54,9% yakni
67 orang dari total responden dan 55 orang (45,1%) adalah laki-laki. Dapat
disimpulkan bahwa perbandingan antara responden perempuan dan laki-laki
sekitar 1:1,21, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis
kelamin dan diabetes melitus menurut American Diabates Association tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
33
6.3 Aktifitas fisik
Jika dilihat berdasarkan aktivitas fisik yang dilakukan responden, sebagian
besar responden melakukan aktifitas fisik dengan kategori sedang, yakni 98,4%
atau berjumlah 120 terbagi atas 2 kategori yatu sedang dan tinggi. Dari jumlah
responden hanya 2 atau 1,6% yang beraktifitas rendah. Hal ini menunjukan
terdapat hubungan yang rendah dalam hubungan diabetes melitus dan aktifitas
fisik. Dikutip melalui penelitian yang dilakukan oleh Dewi pada tahun 2008 tidak
adanya hubungan antara kebiasaan olah raga dan kadar gula darah penderita DM
Tipe II karena kenaikan kadar gula darah penderita DM dipengaruhi oleh
beberapa faktor, tidak hanya oleh kebiasaan olah raga, kadar gula darah juga
dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen.
6.4 Pola makan
Dari pola makan responden, sebagian besar responden memiliki pola
makan dengan kategori baik yakni 85,2% dari total responden. Terbagi atas
kategori pola makan baik dengan diabetes melitus sebanyak 20 responden dan
kategori pola makan baik dengan tidak diabetes melitus sebanyak 84 responden.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Apriyanti Rahmadani mengenail
pemberian diet diabetes mellitus dilihat dari jenis diet serta kecukupan zat gizi,
energi, karbohidrat, protein, lemak. Dari hasil penelitian tersebut terdapat ketidak
sesuaian pengaturan pola makan pada pemderita diabetes melitus. Hal ini
mendukung hipotesis bahwa terdapat hubungan antara pola makan dengan
kejadian diabetes melitus.
6.5 Indeks Massa Tubuh
Berdasarkan Body Mass Index (BMI), dapat diketahui bahwa proporsi
responden dalam penelitian ini sebagian besar dalam kategori normal dan di atas
normal dengan proporsi yang sama yakni sebesar 45,1% dari seluruh total
responden. Menurut penelitian yang dilakukan oleh US National Library of
Mediine tentang kuatnya hubungan antara BMI dan prevalensi diabetes pada
populasi Asia BMI sangatlah berperan terhadap angka kejadian Diabetes Melitus.
34
Hal ini menunjukan dari hasil penelitian yang dilakukan sebagian besar responden
dengan BMI normal sampai dengan obesitas yang mengalami diabetes melitus.
6.6 Lingkar Pinggang
Lalu jika dilihat berdasarkan lingkar pinggang responden, sebagian besar
responden memiliki lingkar pinggang dengan kategori obesitas sentral, yakni
68,9% atau sebanyak 84 responden dari total keseluruhan responden. Pada analisis
dengan uji Chi-square pada tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai p = 0.015
untuk hubungan lingkar pinggang terhadap diabetes melitus. Hal ini menunjukan
bahwa terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan diabetes melitus.
Responden dengan lingkar pinggang obesitas sentral memiliki risiko 3,810
(sekitar 4 ) kali lebih besar untuk mengalami diabetes melitus. Hal ini
menunjukan bahwa semakin besar lingkar pinggang seseorang, maka risiko untuk
mengalami diabetes melitus juga semakin besar. Hubungan antara lingkar
pinggang dan diabetes melitus tersebut adalah 0,22.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Lindstrom J pada tahun 2006 yang meneliti tentang hubungan pencegahan
pola hidup dengan kejadian Diabetes tipe 2. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Bell Ge K Popkin pada tahun 2001 tentang pencegahan aktivitas fisik yang
lemah terutama pada penduduk perkotaan harus menjadi prioritas utama. Namun,
kelemahan pada penelitian ini adalah tidak ada perbandingan usia yang signifikan,
sehingga tidak dapat dibandingkan intensitas gejala yang terjadi pada kelompok
usia dan penderita diabetes melitus tersebut.
35
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.3 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis terhadap 122 responden di Puskesmas Babelan
Bekasi, diketahui bahwa responden dengan lingkar pinggang normal yang
mengalami diabetes melitus sebanyak 4 orang yakni 10,5% dari jumlah
seluruh responden. Semetara itu, pada responden dengan lingkar pinggang
berupa obesitas sentral yang mengalami diabetes melitus sebanyak 26
orang, yakni dengan proporsi 31% dari jumlah seluruh responden.
2. Dari hasil uji Chi – square didapatkan nilai P <0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan
diabetes mellitus di Puskesmas Babelan Bekasi.
3. Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa 89,5% dari total responden
yang diteliti dengan kriteria lingkar pinggang yang normal tidak
mengalami diabetes mellitus. Hal ini menunjukan semakin besarnya
lingkar pinggang maka kemungkinan untuk menderita diabetes melitus
juga semakin tinggi.
7.4 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta keterbatasan
peneliti yang dimiliki dalam penelitian ini, maka dilampirkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Bagi Peneliti
a. Keterbatasan waktu yang menghambat peneliti dalam menjalankan
penelitian di Puskesmas Babelan Bekasi yang dikarenakan masih
terdapatnya masa perkuliahan aktif.
36
b. Diharapkan penelitian berikutnya dapat melengkapi keterbatasan
dalam penelitian ini untuk memperkuat hipotesis bahwa terdapat
hubungan antara lingkar pinggang dengan diabetes melitus.
2. Bagi Puskesmas Babelan Bekasi
a. Diharapkan puskesmas memberikan edukasi mengenai diabetes
melitus beserta pencegahannya.
b. Diharapkan puskesmas mengadakan secara berkala pemeriksaan gula
darah pada pasien yang memiliki lingkar pinggang besar.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Diabetes mellitus and its treatment. Int J Diabetes Metabolism 2013;13: 111.
2. Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R, King H. Global prevalence of diabetes. Diabetes Care 2004;27:1047-53.
3. American College of Sport Medicine (ACSM), Health Care Reform and the Certified Exercise Professional. American College of Sport Medicine. December 2010; page 14.
4. WHO Waist Circumference and Waist-Hip Ratio Report of a WHO Expert Consultation. Geneva. 2008; page 13
5. Emily A. Evans-Hoeker, Kathryn C. Calhoun and Jennifer E. Mersereau. Healthcare Provider Accuracy at Estimating Women’s BMI. University of North Carolina at Chapel Hill. Vol 22. Published online 14 December 2013.
6. Lawrence JE, Dhulhy RG. 2003. Endocrine Hypertension. Dalam : Hall JE, Nieman LK Handbook of Diagnosis Endocronology. Chapter 5. New Jersey: Humana Press page 80-4.
7. Meo SA. Diabetes mellitus: health and wealth threat. Int J Diabetes Mellitus 2009;1:42 doi:10.1016/j.ijdm.2009.03.007.
8. Lindstrom J, Ilanne-Parikka P, Peltonen M, Aunola S, Eriksson JG, Hemio K, et al: Sustained reduction in the incidence of type 2 diabetes by lifestyle intervention: follow-up of the Finnish Diabetes Prevention Study. Lancet 2006;368:1673-9.
9. World Health Organization. Definition, Diagnosis, and Classification of Diabetes Mellitus and its Complications: Report of a WHO Consultation. Part I: Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Geneva: World Health Organization. Assessed on January 26, 2011.
10. Despres, J. 2003. The atherothrombotic and inflamatory profil in visceral obesity. In International Congress Series. 1253:27-34.
11. Supariasa IND, Bakri B, Fajar I, 2007. Penilaian Status Gizi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
12. Suastika K, Aryana IGPS, Saraswati MR, Gotera W, Budiartha AAG, Sutanegara IND, et al. 2009. A Epidemiology study of metabolic syndrome in rural population Bali. International Journal of Obesity (28):55.
38
13. Zhang C, Rexrode KM, van Dam RM, Li TY, Hu FB. Abdominal obesity and the risk of all-cause, cardiovascular, and cancer mortality: sixteen years of follow-up in US women. Circulation. 2008;117:1658-67.
14. Tjikoprawiro A. 2006. New approach in the treatment of T2DM and metabolic syndrome. The Indonesian Journal of Internal Medicine. 38:160-66.
15. Liubov, Cikim S., Laor A., 2009. Waist circumference as a simple screening measure for identifying overweight and obese Patient. The North Association for The study Obesity. 470-77.
16. Bell, Ge K Popkin B.M. 2005. Weight gain and is predictions in Chinese adulth. International Journal Metabolism Disorder. 25:1079-86.
17. Mahan, Adair. 2007. Ethnic differences in the association betwen body mass index and diabetes melitus. Am J Epidemiology. 155:346-353.
18. Grudy S.M.2006. Body Mass Index in Asia reconceiling diabetes world. J Am Cardiol. 47.1093-1110.
19. Caballero B. 2005. Nutrition Paradox-Underwight and obesity in developing countries. N Engl. J. Med. 352:1514-16.
20. Executive summary of the fourt report of National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Adult Panel on detection, evaluation and treatment of obesity in Adult (Adult Treatment Panel IV).2013.
21. Obesity Prevention in Medicineplus. Last update at December 5 2012. Available at: http://www.nlm.nih.gov/medicineplus/ency/encyclopedia_F.html. Accessed Januari 16, 2014.
22. American Diabetes Association. Definition and Descripton of Diabetes Mellitus. Diabetes Care 2012 vol. 35 no. Supplement 1 S64-S71.
23. American Diabetes Association. Standards of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care 2014;37 Suppl14-15.
24. Holt RIG. Diagnosis, epidemiology and pathogenesis of diabetes mellitus: an update for psychiatrists. Br J Psychiatry 2004;184 Suppl47:s55-63.
25. Colberg SR, Sigal RJ, Fernhall B, Regensteiner JG, Blissmer BJ, Rubin RR, et al. Exercise and type 2 diabetes. Diabetes Care 2010;33:e148.
26. Steyn NP, Mann J, Bennett PH, Temple N, Zimmet P, Tuomilehto, et al. Diet, nutrition and the prevention of type 2 diabetes. Public Health Nutr 2004;7:147-65.
39
27. Rahmadani A. Analisis Pemberian Diet Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat Tahun 2011 (skripsi). Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara;2011.
28. World Health Organization. Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) Analysis Guide. Available at: http://www.who.int/chp/steps/resources/GPAQ_Analysis_Guide.pdf. Accessed Februari 5, 2014.
29. Public Health. Appropriate body-mass index for Asian populations an its implications for policy and intervention strategies. Lancet 2004;363:158.
30. Siegel, Sidney. 2005. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
31. Azen, Razia dan Cindy M. Walker. 2011. Categorical Data Analysis for the Behavioral and Social Sciences. New York : Taylor and Francis Group
40
Lampiran 1. Penjadwalan Penelitian
KegiatanWAKTU
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
Persiapan dan pengumpulan data
Penyusunan dan penyelesaian BAB I (Pendahuluan)
Penyusunan dan penyelesaian BAB II (Tinjauan Pustaka)
Penyusunan dan penyelesaian BAB III (Definisi Operasional)
Penyusunan dan penyelesaian BAB IV (Metodologi)
Ujian Proposal Penyusunan dan penyelesaian BAB V (Hasil)
Penyusunan dan penyelesaian BAB VI (Pembahasan)
Penyusunan dan penyelesaian BAB VII (Kesimpulan dan Saran)
Ujian akhir skripsi
41
Lampiran 2. Informed Consent
INFORMED CONSENT
Penelitian mengenai hubungan antara lingkar pinggang dengan diabetes
melitus ini kirannya dapat memberikan pengetahuan tentang pengertian, manfaat,
dan pentingnya menjaga pola hidup serta aktifitas sehari-hari agar terhindar dari
penyakit diabetes melitus.
Oleh karena itu kami mengharapkan Bapak/Ibu/Saudara untuk ikut serta
dalam penelitian ini. Bila bersedia maka peneliti akan melakukan wawancara,
penimbangan berat badan, pengukuran lingkar pinggang serta pemeriksaan gula
darah sewaktu. Hasil pemeriksaan ini akan diinformasikan kepada
Bapak/Ibu/Saudara dan semua hasil pemeriksaan akan dirahasiakan.
Bila ada pertanyaan, Bapak/Ibu/Saudara dapat menghubungi peneliti
(Krisliana Jeane) di nomor telepon: 08561391118.
Bapak/Ibu/Saudara bebas untuk menolak ikut dalam penelitian ini.
Bapak/Ibu/Saudara diperbolehkan untuk berhenti setiap saat tanpa dikenai sanksi
apapun. Bila Bapak/Ibu/Saudara bersedia ikut dalam penelitian ini kami mohon
untuk membubuhkan tanda tangan pada formulir persetujuan di bawah ini.
Jakarta, .................................
Nama: ...................................
42
FORMULIR PERSETUJUAN
Semua penjelasan di atas telah disampaikan kepada saya dan telah saya
pahami. Dengan menandatangani formulir ini saya SETUJU untuk ikut dalam
penelitian ini.
Nama peserta penelitian :
Tanda tangan :
Tanggal :
43
Lampiran 3. Kuesioner
KUESIONER
A. Identitas responden
1. Nama :.............................................................
2. Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan
3. Usia :
4. Pekerjaan :
b. Tidak bekerja e. Pegawai Swasta
c. Mahasiswa f. Wirausaha
d. Ibu rumah tangga g. Pensiunan
e. Pegawai Negri Sipil
B. Pengukuran Antropometri
1. Berat Badan :..............................................kg
2. Tinggi Badan :..............................................cm
3. BMI :...............................................kg/m2
4. Lingkar Pinggang : ...............................................cm
5. Kadar Gula Darah : ...............................................mg/dL
C. Riwayat Penyakit
1. Apakah menurut dokter, bapak/ibu menderita penyakit kronis?
1. Ya 2. Tidak
2. Jenis Penyakit Kronis berikut:
1. Jantung & Pembuluh Darah 4. Ginjal
2. Diabetes Mellitus 5. Stroke
3. Paru-paru 6. Lainnya,
44
D. GPAQ and 24 Food recall
1. Apakah kegiatan anda dapat meningkatkan
intensitas pernafasan serta detak jantung
dengan intensitas berat selama 10 menit ?
Ya (1)
Tidak (2)
Jika tidak ke
pertanyaan no. 4
2. Dalam 1 minggu, berapa hari anda
menghabiskan waktu untuk beraktifitas ?
Jumlah hari :
3. Berapa lama dalam 1 hari anda
menghabiskan waktu untuk beraktifitas ?
Jam dan menit
4. Apakah kegiatan yang anda lakukan seperti
jalan singkat selama 10 menit dapat
meningkatkan intensitas pernafasan ?
Ya (1)
Tidak (2)
Jika tidak ke
pertanyaan no. 7
5. Dalam 1 minggu berapa hari anda
melakukan aktifitas berintenitas sedang
didalam pekerjaan anda ?
Jumlah hari :
6. Berapa lama waktu yang anda habiskan
dalam melakukan aktifitas berintensitas
sedang dalam pekerjaan anda?
Jam dan menit :
7. Apakah anda berjalan atau bersepeda
minimal 10 menit dari 1 tempat ke tempat
lainnya ?
Ya (1)
Tidak (2)
Jika tidak ke
pertanyaan no. 10
8. Dalam 1 minggu berapa banyak anda Jumlah hari :
45
berjalan atau bersepeda minimal 10 menit
dari 1 tempat ke tempat lain ?
9. Berapa waktu yang anda habiskan untuk
berjalan atau bersepeda dalam 1 hari ?
Jam dan menit :
10. Apakah anda biasa melakukan olahraga,
fitness atau aktifitas yang meningkatkan
intensitas pernafasan dan detak jantung
minimal 10 menit ?
Ya (1)
Tidak (2)
Jika tidak ke
pertanyaan no. 13
11. Dalam 1 minggu berapa banyak anda
berolahraga atau aktifitas fitness ?
Jumlah hari :
12. Berapa banyak waktu dalam 1 hari yang
anda habiskan untuk berolahraga atau
aktifitas fitnes ?
Jam dan menit ?
13. Berapa banyak waktu yang biasa anda
lakukakan untuk duduk atau bersih-bersih?
Jam dan menit :
46
E. 24 Food Recall
1. Dalam sehari berapa kali Anda mengkonsumsi makanan pokok?Sebutkan waktunya!
1. 1 kali/hari , pukul ..............................2. 2 kali/hari , pukul ..............................3. 3 kali/hari , pukul ..............................4. > 3 kali/hari, pukul ............................
2. Apakah mengkonsumsi sarapan (minimal mengandung 300 Kalori) sebelumberaktifitas sehari-hari ?
1. Ya. Pada pukul .................................2. Tidak. Alasan: ..................................(langsung ke no.13)
3. Jika Ya, seberapa sering Anda mengkonsumsi sarapan per minggu?1. Tidak sering ( < 3 kali/ minggu)2. Sering (4 – 7 kali/ minggu)
4. Apakah Anda memiliki kebiasaan mengkonsumsi makan siang?1. Ya2. Tidak. Alasan ....................................(langsung ke no. 16)
5. Pada pukul berapa kebiasaan makan siang Anda dalam 1 bulan terakhir? Pukul .........................
1. Pukul 11.00 – 14.002. < Pukul 11.00 atau > pukul 14.00 Alasan: ......................................
6. Seberapa sering kebiasaan makan siang Anda pada waktu tersebut?1. Sering (4 – 7 kali/ minggu)2. Tidak sering (<3 kali/ minggu)
7. Apakah Anda memiliki kebiasaan mengkonsumsi makan malam ?1. Ya2. Tidak. Alasan ................................................................................(langsung ke no. 19)
8. Pada pukul berapa kebiasaan makan malam Anda dalam 1 bulan terakhir?Pukul .............................1. pukul < 17.002. pukul 17.00 – 19.003. > pukul 19.00Alasan .........................................................................
47
9. Seberapa sering makan malam Anda pada waktu tersebut?1. Sering (4 – 7 kali/ minggu)2. Tidak sering (<3 kali/ minggu)
10. Pada pukul berapa Anda mengkonsumsi makanan terakhir pada malam hariselama 1 bulan ini?
Pukul .........................1. < pukul 18.002. > pukul 18.00 (langsung ke no.21)
11. Jika Anda memiliki kebisaan mengkonsumsi makanan terakhir pada malam hari <pukul 18.00, seberapa sering kebiasaan tersebut?
1. Sering (4 – 7 kali/ minggu)2. Tidak sering (<3 kali/ minggu)
12. Jika Anda memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan terakhir pada malam hari > pukul 18.00, seberapa sering kebiasaan tersebut?
1. Sering (4 – 7 kali/ minggu)2. Tidak sering (<3 kali/ minggu)
13. Berapa jam jarak antara makan terakhir dengan waktu tidur Anda? …...jam1. > 3 jam2. < 3 jam
14. Seberapa sering Anda mengemil /mengkonsumsi snack?1. Sering (4 – 7 kali/ minggu). Jenisnya: manis/gurih*2. Tidak sering (<3 kali/ minggu)Ket: * pilih salah satu
15. Seberapa sering Anda mengkonsumsi makanan jadi/jajanan/fastfood?1. Sering (4 – 7 kali/ minggu)2. Tidak sering ( <3 kali/ minggu
48
Lampiran 4. Tabel Data
NO. Nama Karakteristik Responden Gula Darah
Sewaktu
Aktifitas Fisik
Pola MakanUsia Jenis
KelaminBMI Lingkar
pinggang1 Junaidi 40 L 4 2 2 2 22 Saipul 52 L 3 2 2 2 23 Rosa 34 P 2 1 1 2 14 Syarifudin 51 L 4 2 2 2 25 Zubaidah 46 P 4 2 2 2 26 Shintia 23 P 2 1 1 2 27 Irma Syafitri 31 P 3 2 2 2 18 Rusmaniar 41 L 3 2 1 2 19 Yunita 28 P 2 1 1 2 1
10 Abdilah 30 L 3 2 1 2 111 Alfian 33 L 2 1 1 2 112 Athika 28 P 2 1 1 2 113 Siti 23 P 2 1 2 1 114 Endang 47 P 3 2 1 2 115 Tarjoko 49 L 4 2 1 2 216 Eko Suprapto 36 L 2 1 1 2 117 Erfan S 32 L 3 2 1 2 118 Ismail 40 L 4 2 2 2 219 Asniar 57 P 2 1 2 1 120 Mega W 25 P 2 1 1 2 1
49
21 Erlangga 27 L 2 1 1 2 122 Prakoso 44 L 3 2 2 2 123 Rahmawati 37 P 3 2 1 2 124 Sri Surlini 45 P 3 2 2 2 125 Erdiani 26 P 2 1 1 2 126 Lidia 24 P 2 1 1 2 127 Rismawati 21 P 2 1 1 2 128 Titin 39 P 3 2 1 2 129 Pratisto 34 L 3 2 1 2 130 Yogi 38 L 3 2 1 2 131 Amara 22 P 2 1 1 2 132 Hermansyah 46 L 4 2 2 2 233 Gita M 23 P 3 2 1 2 234 Putri 26 P 2 1 1 2 135 Nurina 34 P 3 2 1 2 136 Noor Syuadah 23 P 2 1 1 2 137 Ayu 33 P 3 2 1 2 238 Savitri 25 P 3 2 1 2 139 Ardianto 31 L 3 2 1 2 140 Budi Mansyur 42 L 3 2 2 2 241 Indah 57 P 2 2 2 2 142 Akhmad 44 L 3 2 1 2 143 Silvi Andini 35 P 3 2 1 2 144 Abidin W 41 L 3 2 1 2 145 Gilang 34 L 3 2 1 2 1
50
46 Zulfikri 46 L 4 2 1 2 247 Hari Sutarli 29 L 3 2 1 2 148 Guntur 27 L 3 2 1 2 149 Rosmawati 36 P 3 2 1 2 150 Hastuti 48 P 3 2 2 2 151 Yusuf H 55 L 3 2 2 2 152 Andini 21 P 1 1 1 2 153 Eka Wulandari 43 P 2 1 1 2 154 Ratna Wati 48 P 3 2 1 2 155 Erna Syah 22 P 2 1 2 2 156 Maulana 30 L 2 1 1 2 157 Rivo Maizalmi 25 L 2 1 1 2 158 Nunung 48 P 3 2 2 2 259 Ria Wahid 44 L 3 2 1 2 160 Raysa 30 P 3 2 1 2 161 Mutaqin 26 P 2 2 1 2 262 Azizah 23 P 1 1 1 2 163 Sony Sutioso 32 L 2 2 1 2 164 Fitria 21 P 1 1 1 2 165 Topik Hidayat 47 L 3 2 1 2 166 Ningrum 38 P 2 2 2 2 167 Dwi Haryanti 23 P 2 1 1 2 168 Rian Sasmita 30 L 2 1 1 2 169 Fifi 35 P 3 2 1 2 170 Lestari Riri 27 P 2 2 1 2 1
51
71 Samsul Arifin 45 L 3 2 2 2 172 Rio Aprianto 24 L 2 1 1 2 173 Sherli 33 P 2 2 1 2 174 Prita Dyah 28 P 3 2 1 2 175 Maya Eka 30 P 3 2 1 2 176 Imam Syarif 40 L 3 2 1 2 177 Reza 26 L 2 2 1 2 178 Lugita T 31 P 2 2 1 2 179 Tasya Maharani 22 P 2 1 1 2 180 Ivan Dwi 32 L 2 2 1 2 181 Hartaty 39 P 2 2 1 2 182 Robiasih 45 P 3 2 1 2 183 Hanna 24 P 2 1 1 2 184 Aldo Syahputra 36 L 2 2 1 2 185 Firda Annisa 26 P 2 2 1 2 186 Andhika 30 L 4 2 1 2 287 Wiriawan 54 L 3 2 2 2 188 Natasya 24 P 2 1 1 2 189 Bambang 33 L 3 2 1 2 190 Dimas Arya 31 L 2 1 1 2 191 Kodijah 36 P 3 2 1 2 192 Lukman 42 L 3 2 1 2 193 Oti Nuryani 24 P 2 1 1 2 194 Tatang M 58 L 3 2 1 2 195 Hendra 35 L 2 2 1 2 1
52
96 Susie 21 P 2 1 2 2 197 Pradita 30 P 2 2 2 2 198 Fauziah 32 P 2 2 2 2 199 Sendi Agung 42 L 3 2 2 2 1
100 Martin 23 L 2 1 1 2 1101 Devita 25 P 2 2 1 2 1102 Asti 30 P 2 2 1 2 1103 Sundari 33 P 3 2 2 2 1104 Ahmad Yani 57 L 3 2 2 2 1105 Muhammad T 47 L 3 2 1 2 1106 Putu 43 L 3 2 2 2 2107 Rahmadi 46 L 3 2 1 2 1108 Chairani 24 P 2 1 1 2 1109 Tri Handayani 31 P 2 2 1 2 1110 Devi 22 P 2 1 1 2 1111 Adita Hairun 32 P 2 2 1 2 1112 Rama Budiman 27 L 3 2 1 2 1113 Sugeng 42 L 3 2 1 2 1114 Basuki 55 L 3 2 2 2 1115 Ika Rahma 26 P 2 2 1 2 1116 Dadi Supriasa 49 L 3 2 1 2 1117 Alya Soraya 46 P 2 1 1 2 1118 Luki Hemawan 39 L 3 2 1 2 2119 Linda Prameswari 48 P 4 2 2 2 2120 Desi Kurniasih 35 P 2 1 1 2 1
53
121 Meidy Wijaya 29 P 2 1 1 2 1122 Asep Komarudin 48 L 3 2 2 2 1
Keterangan
VARIABEL HASIL KETERANGAN
Bmi
1 Kurus <18.52 Normal 18,5- 22,93 Diatas Normal 23-24,94 Obesitas >25
Jenis Kelamin P PerempuanL Laki-Laki
Lingkar Pinggang 1 Normal2 Obesitas Sentral
Aktivitas Fisik1 Tinggi2 Sedang3 Rendah
Pola Makan1 Baik2 Buruk3 Tidak
54
Lampiran 5. Perhitungan Statistik
Hasil uji antara variabel lingkar pinggang dan diabetes melitus
H0: Tidak ada hubungan antara variabel lingkar pinggang dan diabetes melitus
H1: Ada hubungan antara variabel lingkar pinggang dan diabetes melitus
α =5%
Statistik uji dan hasil perhitungan : Uji Chi Square
GulaDarah * LingkarPinggang Crosstabulation
LingkarPinggang
TotalNormalDiatas Normal (Obesitas)
GulaDarah Normal Count 34 58 92
Expected Count 28.7 63.3 92.0
DM Count 4 26 30
Expected Count 9.3 20.7 30.0
Total Count 38 84 122
Expected Count 38.0 84.0 122.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided) Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.887a 1 .015
Continuity Correctionb 4.837 1 .028
Likelihood Ratio 6.582 1 .010
Fisher's Exact Test .022 .011
Linear-by-Linear Association 5.839 1 .016
N of Valid Casesb 122
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,34.
b. Computed only for a 2x2 table
Keputusan : Tolak H0 pada α=5%
Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara variabel lingkar pinggang dan diabetes melitus
55
Hasil uji antara variabel aktivitas fisik dan diabetes melitus
H0: Tidak ada hubungan antara variabel aktivitas fisik dan diabetes melitus
H1: Ada hubungan antara variabel aktivitas fisik dan diabetes melitus
α =5%
Statistik uji dan hasil perhitungan : Uji Korelasi Rank SpearmanCorrelations
GulaDarah AktivitasFisik
Spearman's rho GulaDarah Correlation Coefficient 1.000 -.226*
Sig. (2-tailed) . .012
N 122 122
Aktivitas Fisik
Correlation Coefficient -.226* 1.000
Sig. (2-tailed) .012 .
N 122 122
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara aktivitas fisik dan diabetes melitus
Hasil uji antara variabel pola makan dan diabetes melitus
H0: Tidak ada hubungan antara variabel pola makan dan diabetes melitus
H1: Ada hubungan antara variabel pola makan dan diabetes melitus
α =5%
Statistik uji dan hasil perhitungan : Uji Korelasi Rank Spearman
Correlations
GulaDarah PolaMakan
Spearman's rho GulaDarah Correlation Coefficient 1.000 .299**
Sig. (2-tailed) . .001
N 122 122
PolaMakan Correlation Coefficient .299** 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .
N 122 122
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara pola makan dan diabetes melitus.
56
Hasil uji antara variabel BMI dan diabetes melitus
H0: Tidak ada hubungan antara variabel BMI dan diabetes melitus
H1: Ada hubungan antara variabel BMI dan diabetes melitus
α =5%
Statistik uji dan hasil perhitungan : Uji Chi Square
IMT * GulaDarah Crosstabulation
GulaDarah
TotalNormal DM
IMT <= Normal Count 50 8 58
Expected Count
43.7 14.3 58.0
>=diatas normal Count 42 22 64
Expected Count
48.3 15.7 64.0
Total Count 92 30 122
Expected Count
92.0 30.0 122.0
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig. (2-
sided)Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6.951a 1 .008
Continuity Correctionb 5.885 1 .015
Likelihood Ratio 7.195 1 .007
Fisher's Exact Test .011 .007
Linear-by-Linear Association
6.894 1 .009
N of Valid Casesb 122
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,26.
b. Computed only for a 2x2 table
Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara BMI dan diabetes melitus
57
Hasil uji antara variabel jenis kelamin dan diabetes melitus
H0: Tidak ada hubungan antara variabel jenis kelamin dan diabetes melitus
H1: Ada hubungan antara variabel jenis kelami dan diabetes melitus
α =5%
Statistik uji dan hasil perhitungan : Uji Chi Square
Jenis Kelamin * GulaDarah Crosstabulation
GulaDarah
TotalNormal DM
JK Laki-laki Count 40 15 55
Expected Count
41.5 13.5 55.0
Perempuan Count 52 15 67
Expected Count
50.5 16.5 67.0
Total Count 92 30 122
Expected Count
92.0 30.0 122.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .389a 1 .533
Continuity Correctionb .170 1 .680
Likelihood Ratio .387 1 .534
Fisher's Exact Test .673 .339
Linear-by-Linear Association .385 1 .535
N of Valid Casesb 122
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,52.
b. Computed only for a 2x2 table
Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara jenis kelamin dan diabetes melitus.
58
Hasil uji antara variabel umur dan diabetes melitus
H0: Tidak ada hubungan antara variabel umur dan diabetes melitus
H1: Ada hubungan antara variabel umur dan diabetes melitus
α =5%
Statistik uji dan hasil perhitungan : Uji Korelasi Rank Spearman
Correlations
Guladarah Usia
Spearman's rho GulaDarah Correlation Coefficient
1.000 .415**
Sig. (2-tailed) . .000
N 122 122
USIA Correlation Coefficient
.415** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 122 122
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara umur dan diabetes melitus
59
Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden
BMI
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Valid Di bawah normal (< 18,5)
3 2.5 2.5 2.5
Normal (18,5 – 22,9) 55 45.1 45.1 47.5
Di atas normal (23,0 – 25,0)
55 45.1 45.1 92.6
>=25 9 7.4 7.4 100.0
Total 122 100.0 100.0
Jenis Kelanin
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Laki-laki 55 45.1 45.1 45.1
Perempuan 67 54.9 54.9 100.0
Total 122 100.0 100.0
LingkarPinggang
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Valid Normal 38 31.1 31.1 31.1
Diatas Normal (obesitas)
84 68.9 68.9 100.0
Total 122 100.0 100.0
AktivitasFisik
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tinggi 2 1.6 1.6 1.6
Sedang 120 98.4 98.4 100.0
Total 122 100.0 100.0
60
AktivitasFisik
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tinggi 2 1.6 1.6 1.6
Sedang 120 98.4 98.4 100.0
Pola Makan
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Baik 104 85.2 85.2 85.2
Buruk 18 14.8 14.8 100.0
Total 122 100.0 100.0
61
Lampiran 6. Kaji Etik
Komisi Etik Riset
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Nomor :
Tahun :
PERMOHONAN UNTUK MEMPEROLEH PERSETUJUAN ETIK RISET
Kepada : Sekretaris Komisi Etik Riset
Fakultas kedokteran
Universitas Trisakti
Jakarta
Judul Riset : Hubungan Lingkar Pinggang dengan Diabetes Mellitus di Puskesmas
Babelan Bekasi Utara
Peneliti Utama : Krisliana Jeane
Kontak Person
Nama : Krisliana Jeane
Bagian : Pendidikan Kedokteran
Alamat : Komplek Perumahan Bangun Kapuk Mas A2 No.20. Jakarta
Barat
Telepon : (021) 54395770 / 08561391118
Faksimili : -
Email : [email protected]
62
DATA RISET
1. Penyerahan penelaahan riset :
Baru
Perbaikan : dari riset nomor
Perbaikan Lanjutan : dari riset nomor
2. Tanggal dimulai riset :
Senin, 11 April 2014
3. Perkiraan tahapan waktu berlangsungnya riset :
1 bulan, April – Mei 2014
4. Apakah peneliti mengajukan permohonan pendanaan dari luar institusi? *
Tidak.
5. Uraikan dengan singkat dan jelas tentang latar belakang ilmiah riset ini.
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu gangguan metabolisme yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) dan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein karena berkurangnya sekresi atau
aktivitas insulin. Saat ini penyakit DM merupakan suatu hal yang biasa ditemukan di
dunia. Indonesia berada di urutan keempat (8,4 juta) dalam daftar negara dengan
pasien DM terbanyak di dunia tahun 2000.Hal ini disebabkan dengan adanya
perubahan faktor gaya hidup terutama dari pola makan dan aktivitas fisik pasien DM.
Salah satu faktor yang mempengaruhi Diabetes mellitus adalah besarnya lingkar
pinggang, hal tersebut juga menjadi penentuan obesitas sentral dan umum yang
dilakukan berdasarkan IMT (Index Masa Tubuh). IMT dihitung dari berat badan
dalam satuan kg (Kilo Gram) dibagi dengan tinggi badan dalam m (Meter) kuadrat,
sedangkan obesitas sentral berdasarkan LP (Lingkar Perut). Saat ini kriteria utama
63
obesitas menurut WHO adalah IMT. Obesitas sentral atau obesitas abdominal
berasosiasi dengan sejumlah gangguan penyakit metabolisme yang morbiditas serta
mortalitas yang tinggi, antara lain resistensi insulin, diabetes melitus, hipertensi,
hiperlipidemia, ateroskeloris, penyakit hati dan kandung empedu. Hal inilah yang
menjadi latar belakang penulis untuk melakukan riset ini.
6. Uraikan dengan singkat dan jelas tujuan dan hipotesis riset ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan lingkar
pinggang dengan diabetes melitus. Hipotesisnya adalah terdapat hubungan antara
lingkar pinggang dengan diabetes melitus.
7. Uraikan dengan singkat semua metode yang digunakan dalam riset ini yang berkaitan
dengan subjek riset !
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-
sectional. Penelitian akan dilakukan di Puskesmas Kecamatan Babelan yang berlokasi
di daerah Bekasi mulai dari bulan April-Mei 2014 pada pasien usia 20-60 tahun yang
datang berobat ke puskesmas tersebut. Data primer didapat melalui kuesioner yang
diisi oleh responden serta data sekunder diperoleh dari Puskesmas Babelan mengenai
riwayat pengobatan serta penyakit apa saja yang diderita oleh responden. Kemudian
data tersebut akan dimasukkan dan dianalisa menggunakan komputer dengan program
SPSS (Statistical Product for Social Science).
8. Uraikan dengan singkat dan jelas hasil signifikan yang diharapkan dari riset ini !
Hasil yang diharapkan adalah terdapatnya hubungan antara lingkar pinggang dengan
diabetes melitus.
9. Buatlah pernyataan tentang kemungkinan bahaya, risiko atau merugikan, yang
berkaitan dengan prosedur riset ini, dan upaya-upaya apa yang dapat dilakukan untuk
mencegah atau meminimalkannya !
Tidak ada
64
10. Buatlah pernyatan yang berkaitan dengan riset tentang kegunaan, ketidaknyamanan
atau rasa tidak menyenangkan yang bisa dialami subjek riset !
Tidak ada
11. Uraikan dengan singkat cara merekrut subjek riset!
Setelah mendapat izin dari kepala Puskesmas untuk melakukan penelitian di
Puskesmas Babelan, peneliti akan membahas mengenai jadwal pengisian kuisioner
dan subjek penelitian, yaitu pasien yang berusia 20-60 tahun berjenis kelamin laki-
laki dan juga perempuan. Pada hari yang telah ditentukan bersama dengan kepala
puskesmas, peneliti akan memulai penelitian dengan memperkenalkan diri terlebih
dahulu dan menjelaskan perihal penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Setelah
itu peneliti akan memberikan memberikan informed consent. Jika informed consent
sudah disetujui dan ditandatangani subjek riset, maka peneliti akan memberikan
kuesioner untuk diisi para responden.
12. Adakah hubungan khusus antara peneliti dan subjek riset?
Tidak ada
13. Uraikan kriteria eksklusi !
Responden hamil serta tidak bersedia menjadi responden penelitian.
14. Beri penjelasan rinci tentang kompensasi yang dapat diterima subjek riset!
Tidak ada
65
15. Jelaskan secara singkat fasilitas tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi
kemungkinan terjadinya kerugian atau hal-hal yang tidak menyenangkan subjek riset !
Tidak ada kemungkinan yang dapat merugikan subjek riset peneliti dalam penelitian
ini.
16. Lampirkan salinan Informed Consent dan materi penjelasan yang telah diberikan pada
subjek riset !
Terlampir pada lampiran 2
17. Siapa yang memberikan penjelasan tentang riset ini kepada subjek riset?
Peneliti (Krisliana Jeane)
18. Apakah ada hubungan khusus antara si pemberi penjelasan dan subjek riset?
Tidak ada.
19. Kapan penjelasan itu diberikan?
Sebelum kuesioner diberikan kepada responden.
20. Apakah subjek riset memberikan persetujuan Informed Consent sendiri?
Ya
Bila tidak, mengapa? –
66
21. Siapa yang akan diberi penjelasan dan siapa yang akan memberikan persetujuan
(Informed consent)?
Subjek riset yaitu laki-laki dan perempuan yang berusia 20-60 tahun, warga yang
tinggal disekitar Puskesmas Babelan Bekasi, serta bersedia menjadi subjek riset serta
menandatangani informed consent.
Pernyataan
Yang bertanggung jawab dibawah ini, menyatakan bahwa semua penjelasan yang diberikan
adalah benar dan bertanggung jawab penuh terhadap penatalaksanaan riset diatas.
Status Peneliti Nama Tanggal Tanda tangan
Peneliti Utama
(Mahasiswa)
Krisliana Jeane Jumat, 14 Maret 2014
67
68
HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG
DENGAN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS BABELAN
BEKASI UTARA
The Relationship between Hip Waist Ratio with Diabetes Mellitus
in Medical Center Babelan North Bekasi
Krisliana Jeane1
dr. Ika Krisnawati Sp.JP2
1Progam Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
2Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Alamat korespondensi:
1 Jl. Cemara 3 No.15, Bekasi Utara. Telp: 08561391118, Email: [email protected]
2 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat
1
ABSTRAK
Hubungan antara Lingkar Pinggang dengan Diabetes Melitus di Puskesmas Babelan
Bekasi Utara
LATAR BELAKANG
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein karena berkurangnya sekresi atau aktivitas insulin di dalam tubuh. Salah
satu faktor yang mempengaruhi diabetes melitus adalah besarnya lingkar pinggang dan IMT
(Indeks Masa Tubuh).
METODE
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dan pendekatan cross-
sectional dengan jumlah responden sebanyak 122 orang di Puskesmas Babelan Bekasi Utara.
Data dikumpulkan dengan wawancara, kuesioner, serta pengukuran gula darah sewaktu,
indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Analisis data dengan menggunakan analisis uji Chi
Square dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) seri
17.0 untuk Windows.
HASIL
Dari hasil uji analisis Chi-square yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan diabetes melitus (p=0.015). Dapat
diketahui bahwa responden dengan lingkar pinggang normal lebih banyak yang tidak
mengalami diabetes melitus, yakni 89,5% dari jumlah seluruh responden.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar lingkar pinggang
seseorang, maka risiko untuk mengalami diabetes melitus juga semakin besar.
Kata kunci: Diabetes melitus , Lingkar pinggang, Indeks Masa Tubuh, Obesitas Sentral
2
ABSTRACT
The Relationship between Hip Waist Ratio with Diabetes Mellitus in Medical Center Babelan
North Bekasi
BACKGROUND
Diabetes Melitus (DM) is metabolism disturbance with the sign of increasing glucose in the
blood (hiperlicemic) and abnormality metabolism carbohidrate, fats and protein because
there is shortage of secretion or insulin activity.1 One of the factor influencing diabetes
melitus is the diameter of hip waist. That factor influencing of deciesion in obesity central and
obdaminal obesity with factor of body mass index.
METHOD
This reasearch is using observasional analitik and cross sectional with total respodance of
122 people at medical center in Babelan Bekasi. Collected data with interview, questionaire
and measurement of sugarblood at time, body mass index with hip waist. Analitic date using
analytic chi-square testing with the using of SPSS (Statistical Product and Service Solution)
software 17.0 for windows.
RESULT
The testing of chi square analysis shows that there are significant correlation of hip waist
with diabetic melitus (p=0.015). As result of respondance of normal hip waist are found more
negative result of diabetic melitus of 89,5% from the total of every respondance with normal
hip waist.
CONCLUSION
As a result, the bigger waist hip of a person therefore the risk of having diabetic is greater.
Keywords: Diabetes Mellitus, Hip Waist Ratio, Body Mass Index, Central Obesity
3
PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) dan abnormalitas metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein karena berkurangnya sekresi atau aktivitas insulin. (1) Saat ini
penyakit DM merupakan suatu hal yang biasa ditemukan di dunia. Indonesia berada di urutan
keempat (8,4 juta) dalam daftar negara dengan pasien DM terbanyak di dunia tahun 2000.(2)
Salah satu faktor yang mempengaruhi Diabetes mellitus adalah besarnya lingkar
pinggang, hal tersebut juga menjadi penentuan obesitas sentral dan umum yang dilakukan
berdasarkan IMT (Index Masa Tubuh). IMT dihitung dari berat badan dalam satuan kg (Kilo
Gram) dibagi dengan tinggi badan dalam m (Meter) kuadrat, sedangkan obesitas sentral
berdasarkan LP (Lingkar Perut).(3)
Obesitas sentral atau obesitas abdominal berasosiasi dengan sejumlah gangguan
penyakit metabolisme yang morbiditas serta mortalitas yang tinggi, antara lain resistensi
insulin, diabetes melitus, hipertensi, hiperlipidemia.(4) Penderita hiperglikemia memiliki
lingkar pinggang yang besar (obesitas sentral) sebanyak 80,7%. Penelitian yang dilakukan di
klinik, menemukan adanya hubungan antara obesitas sentral dan kadar glukosa plasma,
dimana terlihat semakin tinggi lingkar pinggang semakin tinggi kadar glukosa plasma.(5)
Konsekuensi resistensi insulin akan menimbulkan hiperinsulinemia pada stadium
pertama yaitu kompensasi dimana keadaan normoglikemik masih mampu dipertahankan, dan
kedua stadium dekompensasi, dimana insulin tidak mampu mempertahankan keadaan
normoglikemik sedangkan pankreas masih dalam keadaan hipersekresi sehingga terjadi
hiperinsulinemia hiperglikemik. Hal ini bisa menimbulkan gangguan toleransi glukosa dan
bahkan DM tipe 2.(6)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lingkar pinggang
dengan diabetes melitus pada usia 20-60 tahun.
4
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik, yaitu dengan melakukan
pengamatan langsung pada obyek yang diteliti dengan pendekatan cross-sectional yaitu
pengambilan data variable bebas dan variable terikat dilakukan pada waktu bersamaan.
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 sampai dengan bulan Mei 2014. Pemilihan
sample dilakukan secara consecutive non-random sampling. Sampel pada penelitian adalah
pasien yang berusia 20-60 tahun yang datang berobat ke Puskesmas Babelan antara bulan
April sampai dengan Mei 2014. Populasi pada penelitian ini adalah 122 responden yang
datang berobat ke Puskesmas Babelan Bekasi. Sedangkan sampel dari penelitian adalah
responden yang memiliki kriteria inklusi sebagai berikut: (1) Laki-laki dan perempuan yang
berusia 20-60 tahun. (2) Warga yang tinggal disekitar Puskesmas Babelan Bekasi. (3)
Bersedia dijadikan subjek penelitian.
Data yang diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner ini memuat pertanyaan yang terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama merupakan
karakteristik demografi responden yaitu nama responden, jenis kelamin, usia, pekerjaan.
Pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, serta kadar gula darah sewaktu
secara langsung dan riwayat penyakit. Bagian kedua merupakan pertanyaan terkait dengan
aktifitas fisik dan pola makan melalui kuisioner GPAQ and 24 Food recall. Analisis data yang
dilakukan pada penelitian ini, menggunakan program software SPSS (Statistical Product and
Service Solutions) seri 17.0 untuk Windows. Untuk mengetahui hubungan antara lingkar
pinggang dengan diabetes melitus digunakan uji statistik Chi-square dengan batas
kepercayaan (α = 0,05) yang artinya apabila diperoleh nilai p ≤ 0,05 berarti ada hubungan
yang signifikan antara variabel bebas dan variabel tergantung.
5
HASIL
Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Sampel di Puskesmas Babelan
Bekasi Utara
Karakteristik n %
Jenis Kelamin
Laki-Laki 55 45,1
Perempuan 67 54,9
BMI
Kurus (<18,5) 3 2,5
Normal (18,5-22,9) 55 45,1
Di atas normal (23-25) 55 45,1
Obese (>25) 9 7,4
Lingkar Pinggang
Normal 38 31,1
Obesitas Sentral 84 68,9
Aktivitas Fisik
Tinggi 2 1,6
Sedang 120 98,4
Rendah 0 0
Pola Makan
Baik 104 85,2
Buruk 18 14,8
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar
responden adalah perempuan, yakni 54,9%. Selain itu, berdasarkan Body Mass Index (BMI)
sebagian besar adalah dalam kategori normal dan di atas normal. Jika dilihat berdasarkan
lingkar pinggang responden, sebagian besar memiliki lingkar pinggang dengan kategori
obesitas sentral, yakni 68,9%. Jika dilihat berdasarkan aktivitas fisik yang dilakukan oleh
responden, sebagian besar responden melakukan aktifitas fisik dengan kategori sedang, yakni
6
98,4% dari total responden. Dan dari sisi pola makan responden ialah pola makan dengan
kategori baik yakni 85,2% dari total responden.
Hubungan antara lingkar pinggang, aktivitas fisik, pola makan, BMI, jenis kelamin, dan
usia terhadap Diabetes Melitus
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Lingkar Pinggang, Aktivitas Fisik, Pola
Makan, BMI, Jenis Kelamin, dan Usia Terhadap Diabetes Melitus di Puskesmas Babelan
Bekasi Utara
Diabetes Melitus Total
P - Value
ρ Ya TidakN % n % n %
Lingkar Pinggang
Normal 4 10,5 34 89,5 38 31,10,015* 0,22
Obesitas Sentral 26 31 58 69 84 68,9
Aktivitas FisikTinggi 2 100 0 0 2 1,6
0,012*-0,226Sedang 28 23,3 92 76,7 120 98,4
Pola MakanBaik 20 19,2 84 80,8 104 85,2
0,011* 0,299Buruk 10 55,6 8 44,4 18 14,8
Body Mass Index (BMI)
Di bawah normal 0 0 3 100 3 2,5
0,008* 0,291Normal 8 14,5 47 85,5 55 45,1Di atas normal 16 29,1 39 70,9 55 45,1Obesitas 6 66,7 3 33,3 9 7,4
Jenis KelaminLaki-Laki 15 27,3 40 72,7 55 45,1
0,533 0,056Perempuan 15 22,4 52 77,6 67 54,9
Usia 0,000* 0,415
*signifikan pada =5%
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa responden dengan lingkar pinggang
normal lebih banyak yang tidak mengalami diabetes melitus, yakni 89,5% dari jumlah seluruh
responden. Semetara itu, pada responden dengan lingkar pinggang berupa obesitas sentral
yang tidak mengalami diabetes melitus, yakni dengan proporsi 69% dari jumlah seluruh
responden dengan lingkar pinggang obesitas sentral. Berdasarkan tabel 2 juga dapat diketahui
bahwa terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan penyakit diabetes melitus secara
7
statistik (p=0,015). Responden dengan lingkar pinggang obesitas sentral memiliki risiko 3,810
(sekitar 4) kali lebih besar untuk mengalami diabetes melitus. Hal ini meunjukan bahwa
semakin besar lingkar pinggang seseorang, maka risiko untuk mengalami diabetes melitus
juga semakin besar. Hubungan antara lingkar pinggang dan diabetes melitus tersebut adalah
0,22.
Responden dengan aktivitas fisik tinggi lebih banyak yang mengalami diabetes
melitus, yakni 100% dari jumlah seluruh responden dengan aktivitas fisik tinggi. Semetara
itu, pada responden dengan aktivitas fisik sedang lebih banyak yang tidak mengalami
diabetes melitus yakni dengan proporsi 79,7% dari jumlah seluruh responden dengan aktivitas
fisik sedang. Berdasarkan tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara
aktivitas fisik dengan penyakit diabetes melitus secara statistik (p=0,012). Responden dengan
aktivitas fisik tinggi memiliki risiko 4,286 (sekitar 4) kali lebih besar untuk mengalami
diabetes melitus. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi aktivitas fisik seseorang, maka
risiko untuk mengalami diabetes melitus juga semakin besar. Hubungan antara aktivitas fisik
dan diabetes melitus tersebut adalah 0,226.
Responden dengan pola makan baik lebih banyak yang tidak mengalami diabetes
melitus, yakni 80,8% dari jumlah seluruh responden dengan pola makan baik. Semetara itu,
pada responden dengan pola makan buruk lebih banyak yang mengalami diabetes melitus
yakni dengan proporsi 55,6% dari jumlah seluruh responden dengan pola makan buruk.
Berdasarkan tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara pola makan
dengan penyakit diabetes melitus secara statistik (p=0,011). Responden dengan aktivitas fisik
tinggi memiliki risiko 5,250 (sekitar 5) kali lebih besar untuk mengalami diabetes melitus.
Hal ini meunjukan bahwa semakin buruk pola makan seseorang, maka risiko untuk menglami
diabetes melitus juga semakin besar. Hubungan antara pola makan dan diabetes melitus
tersebut adalah 0,299.
8
Responden dengan kategori BMI dibawah normal (< 18,5) lebih banyak yang tidak
mengalami diabetes melitus, yakni 100% dari jumlah seluruh responden dengan kategori BMI
dibawah normal (< 18,5). Responden dengan kategori BMI normal (18,5-22,9) lebih banyak
yang tidak mengalami diabetes melitus, yakni 85% dari jumlah seluruh responden dengan
kategori BMI normal (18,5 – 22,9). Responden dengan kategori BMI di atas normal (23 - 25)
lebih banyak yang tidak mengalami diabetes melitus, yakni 70,9% dari jumlah seluruh
responden dengan kategori BMI di atas normal (23 - 25 ).Semetara itu, responden dengan
kategori BMI obesitas (>25) lebih banyak yang mengalami diabetes melitus, yakni 66,7% dari
jumlah seluruh responden dengan kategori BMI obesitas (>25).Berdasarkan tabel tersebut
juga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara BMI dengan penyakit diabetes melitus
secara statistik (p=0,008). Responden dengan aktivitas fisik tinggi memiliki risiko 3,274
(sekitar 3 ) kali lebih besar untuk mengalami diabetes melitus. Hal ini menunjukan bahwa
semakin tinggi kategori BMI seseorang, maka risiko untuk menglami diabetes melitus
semakin besar.
Responden laki-laki lebih banyak yang mengalami tidak diabetes melitus, yakni
72,7% dari jumlah seluruh responden laki-laki. Semetara itu, pada responden perempuan juga
lebih banyak yang tidak mengalami diabetes melitus yakni dengan proporsi 77,6% dari
jumlah seluruh responden perempuan. Berdasarkan tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa
tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit diabetes melitus secara statistik
(p=0,533). Hubungan antara aktivitas fisik dan diabetes melitus tersebut adalah 0,056.
Selain itu, berdasarkan tabel tersebut juga terlihat bahwa terdapat hubungan antara
umur dengan penyakit diabetes melitus secara statistik (p=0,000). Hubungan antara umur dan
diabetes melitus tersebut adalah 0,415.
9
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hubungan antara usia, jenis kelamin,
aktifitas fisik, pola makan, riwayat keluarga, serta indeks massa tubuh responden serta
menjelaskan hubungan antara lingkar pinggang dengan Diabetes Melitus pada usia produktif.
6.1 Usia
Pada penelitian ini, didapatkan responden yang berjumlah 122 tanpa adanya drop-out
yang memenuhi kriteria inklusi. Dapat diketahui bahwa proporsi usia responden dalam
penelitian ini berada dalam rentang 21-58 tahun. Rata-rata usia responden tersebut adalah 35
tahun. Proporsi usia terbanyak dari responden tersebut adalah pada usia 30 tahun, yakni 6,6%
dari total responden. Bila dikutip dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Apriani
Rahmadani pada tahun 2011 yaitu kelompok usia prodiktif yaitu 16-49 tahun bagi wanita dan
15-64 tahun bagi laki-laki yang beresiko mengalami diabetes melitus ialah pada usia 30-55
tahun. (7)
6.2 Jenis kelamin
Dapat diketahui bahwa proporsi responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis
kelamin sebagian besar adalah perempuan, yakni 54,9% yakni 67 orang dari total responden
dan 55 orang (45,1%) adalah laki-laki. Dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara
responden perempuan dan laki-laki sekitar 1:1,21, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara jenis kelamin dan diabetes melitus menurut American Diabates Association
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan.(8)
6.3 Aktifitas fisik
10
Jika dilihat berdasarkan aktivitas fisik yang dilakukan responden, sebagian besar
responden melakukan aktifitas fisik dengan kategori sedang, yakni 98,4% atau berjumlah 120
terbagi atas 2 kategori yatu sedang dan tinggi. Dari jumlah responden hanya 2 atau 1,6% yang
beraktifitas rendah. Hal ini menunjukan terdapat hubungan yang rendah dalam hubungan
diabetes melitus dan aktifitas fisik. Dikutip melalui penelitian yang dilakukan oleh Dewi
pada tahun 2008 tidak adanya hubungan antara kebiasaan olah raga dan kadar gula darah
penderita DM Tipe II karena kenaikan kadar gula darah penderita DM dipengaruhi oleh
beberapa faktor, tidak hanya oleh kebiasaan olah raga, kadar gula darah juga dipengaruhi oleh
faktor endogen dan eksogen.(9)
6.4 Pola makan
Dari pola makan responden, sebagian besar responden memiliki pola makan dengan
kategori baik yakni 85,2% dari total responden. Terbagi atas kategori pola makan baik dengan
diabetes melitus sebanyak 20 responden dan kategori pola makan baik dengan tidak diabetes
melitus sebanyak 84 responden. Menurut penelitian yang dilakukan oleh NCEP mengenail
pemberian diet diabetes mellitus dilihat dari jenis diet serta kecukupan zat gizi, energi,
karbohidrat, protein, lemak. Dari hasil penelitian tersebut terdapat ketidak sesuaian
pengaturan pola makan pada pemderita diabetes melitus. Hal ini mendukung hipotesis bahwa
terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian diabetes melitus.(10)
6.5 Indeks Massa Tubuh
11
Berdasarkan Body Mass Index (BMI), dapat diketahui bahwa proporsi responden
dalam penelitian ini sebagian besar dalam kategori normal dan di atas normal dengan
proporsi yang sama yakni sebesar 45,1% dari seluruh total responden. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh US National Library of Medicine tentang kuatnya hubungan antara BMI
dan prevalensi diabetes pada populasi Asia BMI sangatlah berperan terhadap angka kejadian
Diabetes Melitus. Hal ini menunjukan dari hasil penelitian yang dilakukan sebagian besar
responden dengan BMI normal sampai dengan obesitas yang mengalami diabetes melitus.(11)
6.6 Lingkar Pinggang
Lalu jika dilihat berdasarkan lingkar pinggang responden, sebagian besar responden
memiliki lingkar pinggang dengan kategori obesitas sentral, yakni 68,9% atau sebanyak 84
responden dari total keseluruhan responden. Pada analisis dengan uji Chi-square pada tingkat
kepercayaan 95% didapatkan nilai p = 0.015 untuk hubungan lingkar pinggang terhadap
diabetes melitus. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara lingkar pinggang
dengan diabetes melitus. Responden dengan lingkar pinggang obesitas sentral memiliki resiko
3,810 (sekitar 4 ) kali lebih besar untuk mengalami diabetes melitus. Hal ini meunjukan
bahwa semakin besar lingkar pinggang seseorang, maka resiko untuk mengalami diabetes
melitus juga semakin besar. Hubungan antara lingkar pinggang dan diabetes melitus tersebut
adalah 0,22. Hubungan ini tergolong dalam kategori lemah. (12)
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Lindstrom J pada tahun 2006 yang meneliti tentang hubungan pencegahan pola hidup dengan
kejadian Diabetes tipe 2. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Bell Ge K Popkin pada
tahun 2001 tentang pencegahan aktivitas fisik yang lemah terutama pada penduduk perkotaan
harus menjadi prioritas utama. Namun, kelemahan pada penelitian ini adalah tidak ada
12
perbandingan usia yang signifikan, sehingga tidak dapat dibandingkan intensitas gejala yang
terjadi pada kelompok usia dan penderita diabetes melitus tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis terhadap 122 responden di Puskesmas Babelan Bekasi,
diketahui bahwa responden dengan lingkar pinggang normal yang mengalami diabetes
mellitus sebanyak 4 orang yakni 10,5% dari jumlah seluruh responden. Semetara itu, pada
responden dengan lingkar pinggang berupa obesitas sentral yang mengalami diabetes mellitus
sebanyak 26 orang, yakni dengan proporsi 31% dari jumlah seluruh responden. Dari hasil uji
Chi – square didapatkan nilai P <0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara lingkar pinggang dengan diabetes melitus di Puskesmas Babelan Bekasi. Dari hasil
penelitian ini, dapat diketahui bahwa 89,5% dari total responden yang diteliti dengan kriteria
lingkar pinggang yang normal tidak mengalami diabetes mellitus. Hal ini menunjukan
semakin besarnya lingkar pinggang maka kemungkinan untuk menderita diabetes melitus juga
semakin tinggi.
13
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis memperoleh banyak dukungan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak
Oleh karena itu, izinkan penulis untuk mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, dr. Hj. Suriptiastuti, DAP&E, MS.
2. dr. Ika Krisnawati, Sp.JP selaku pembimbing skripsi.
3. dr. Oktavianus Ch. Salim, MS dan dr. Erlani Kartadinata Sp.M, selaku dosen penguji
proposal skripsi dan skripsi.
4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
5. Keluargaku tercinta.
6. Sahabat-sahabatku.
7. Seluruh staf di Puskesmas Babelan.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu
kelancaran penyelesaian penyusunan skripsi ini.
Akhir kata peneliti berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi
dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Diabetes mellitus and its treatment. Int J Diabetes Metabolism 2013;13: 111.
2. Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R, King H. Global prevalence of diabetes. Diabetes Care 2004;27:1047-53.
3. WHO Waist Circumference and Waist-Hip Ratio Report of a WHO Expert Consultation. Geneva. 2008; page 13.
4. Meo SA. Diabetes mellitus: health and wealth threat. Int J Diabetes Mellitus 2009;1:42 doi:10.1016/j.ijdm.2009.03.007.
5. Emily A. Evans-Hoeker, Kathryn C. Calhoun and Jennifer E. Mersereau. Healthcare Provider Accuracy at Estimating Women’s BMI. University of North Carolina at Chapel Hill. Vol 22. Published online 14 December 2013.
6. Lindstrom J, Ilanne-Parikka P, Peltonen M, Aunola S, Eriksson JG, Hemio K, et al: Sustained reduction in the incidence of type 2 diabetes by lifestyle intervention: follow-up of the Finnish Diabetes Prevention Study. Lancet 2006;368:1673-9.
7. Rahmadani A. Analisis Pemberian Diet Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat Tahun 2011 (skripsi). Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara;2011.
8. American Diabetes Association. Definition and Descripton of Diabetes Mellitus. Diabetes Care 2012 vol. 35 no. Supplement 1 S64-S71.
9. American College of Sport Medicine (ACSM), Health Care Reform and the Certified Exercise Professional. American College of Sport Medicine. December 2010; page 14.
10. Executive summary of the fourt report of National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Adult Panel on detection, evaluation and treatment of obesity in Adult (Adult Treatment Panel IV).2013.
11. Grudy S.M.2006. Body Mass Index in Asia reconceiling diabetes world. J Am Cardiol. 47.1093-1110.
12. WHO Waist Circumference and Waist-Hip Ratio Report of a WHO Expert Consultation. Geneva. 2008; page 13
15