Upload
truongthien
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA
KELAS XI IS 4 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2009/2010
(PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
SKRIPSI
Oleh:
Happy Kukilowati K.7406083
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK
MENINGKATKAN KUALIATS PEMBELAJARAN
AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS 4
SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2009/2010
( Penelitian Tindakan Kelas )
Oleh:
HAPPY KUKILOWATI
NIM K7406083
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
vi
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan metode NHT dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IS 4 semester genap SMA Negeri 2
Karanganyar tahun ajaran 2009/20010.
Penelitian ini menggunakan pendekatan tindakan kelas. Obyek penelitian
ini adalah siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar yang berjumlah 40
siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara guru kelas, peneliti,
dan melibatkan siswa. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan
dengan memberikan simulasi terlebih dahulu oleh peneliti kepada guru kelas.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara, tes, dan
dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1)persiapan, (2) penyusunan
rencana tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) observasi atau pengamatan, dan
(5) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus,
masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan,
(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan
refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, siklus pertama
selama 4 x 45 menit dan siklus kedua 5 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi baik proses maupun hasil
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode NHT. Hal tersebut
terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Siswa aktif selama apersepsi
menunjukkan peningkatan sebesar 60%, dari 16 siswa atau 40% pada siklus I
menjadi 40 siswa atau 100% pada siklus II (2) Siswa aktif selama pembelajaran
meningkat sebesar 30% dari 23 siswa atau 57,5% pada siklus I menjadi 35 siswa
atau 87,5% (3) Siswa tepat dan teliti menjawab soal meningkat sebesar 44% dari
22 siswa atau 55% pada siklus I menjadi 40 siswa atau 100%, (4) adanya
peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 52,5% sebanyak 21 siswa pada
siklus pertama meningkat menjadi 30 siswa sebesar 75% pada siklus kedua.
vii
Peningkatan tersebut terjadi setelah guru dan peneliti melakukan upaya-upaya
dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
MOTTO
” Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh
menghina hikmat dan didikan ”.
viii
(Penulis)
” Setiap perkataan yang positif membawa keberhasilan dalam hidup kita tetapi
perkataan yang negatif membawa kita pada kegagalan,”.
(Penulis)
“ Hanya ada satu bukti dari kemampuan: “ Tindakan “
( Marie)
PERSEMBAHAN
ix
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
Ø Orang Tua penulis (Bapak dan Ibu) buat dukungan,
motivasi, doa, materi dan selalu mendampingi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ø Kakak dan Kakak Ipar atas doa dan motivasi.
Ø Bapak Wahyu dan Bapak Muhtar atas kesabarannya
dalam membimbing penulis.
Ø Ibu Ika serta keluarga besar SMA N 2 Karanganyar
yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.
Ø Dita dan Sita atas doa dan dorongan.
Ø Teman-teman kelas, BKK Akuntansi
Ø Teman-teman di PMK dan panitia LC 2010.
Ø Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
skripsi ini.
Ø Almamater UNS
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kasih karunia, berkat dan hikmat dari-Nya, skipsi ini dapat diselesaikan dengan
x
baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi dan selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan dengan bijaksana.
4. Muhtar, S.Pd. M.Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan,
semangat dan bimbingan dengan baik.
5. Dra. Sri Witurachmi, MM, selaku pembimbing akademis penulis yang telah
memberikan semangat untuk menyusun skripsi.
6. Drs. Wagiman, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 8 Surakarta, serta guru,
karyawan dan siswa-siswa XI yang telah banyak memberikan bantuan bagi
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak, Ibu, dan keluarga, yang selalu memberikan dorongan baik moril
maupun spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi
penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Dita dan Sita yang selalu memberikan semangat, pertolongan, dan doa.
9. Sahabat-sahabatku akuntansi’06 Tri, Ratih, Melina, Titis dua-duanya, Ema
Waroka, dan semua teman-teman yang tidak saya sebutkan satu-satu atas
keceriaan dan semangat kalian.
10. Teman-teman PMK, PSM VokMa dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
xi
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
HALAMAN PENGAJUAN...................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
xii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................v
HALAMAN ABSTRAK.......................................................................................vi
HALAMAN MOTTO........................................................................................ viii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ ix
KATA PENGANTAR.......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xv
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................5
C. Pembatasan Masalah ...........................................................................5
D. Perumusan Masalah ............................................................................6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..............................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 8
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................8
1. Hakikat Pendidikan ....................................................................... 8
a. Pengertian Pendidikan..............................................................8
b. Tujuan Pendidikan....................................................................9
2. Hakikat Proses Belajar Mengajar .................................................. 9
a. Pengertian Belajar ....................................................................9
b. Pengertian Mengajar...............................................................11
c. Hakikat Proses Belajar Mengajar.......................................... 11
3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.................. 13
a. Hakikat Model Pembelajaran................................................ 13
b. Model Pembelajaran Kooperatif............................................14
c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT...........................21
d. Media Pembelajaran..............................................................
22
xiii
4. Hakikat Kualitas Pembelajaran....................................................23
5. Hakikat Mata Diklat Akuntansi................................................. 25
B. Kerangka Berpikir ............................................................................26
C. Penelitian Yang Relevan ................................................................. 27
D. Hipotesis Tindakan ......................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 29
B. Pendekatan Penelitian ......................................................................30
C. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................34
D. Prosedur Penelitian .........................................................................36
E. Proses Penelitian .............................................................................37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................40
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.............................................................40
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IS 4
di SMA Negeri 2 Karanganyar .........................................................41
C. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 43
1. Siklus Pertama ........................................................................... 43
a. Perencanaan Tindakan Siklus Pertama................................ 43
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama................................ 47
c. Observasi dan Interpretasi..................................................... 49
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus Pertama....................50
2. Siklus Kedua............................................................................... 52
a. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua ....................................52
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua ....................................54
c. Observasi dan Interpretasi.....................................................56
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus Kedua..................... 57
D. Pembahasan..................................................................................... 58
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 65
A. Simpulan.......................................................................................... 65
B. Implikasi ......................................................................................... 65
C. Saran ................................................................................................ 66
xiv
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68
LAMPIRAN ........................................................................................................69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hubungan Antara Tujuan Instruksional, Pengalaman Belajar (proses
belajar) dan Hasil Belajan ................................................................................... 12
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ................................... 27
xv
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas........................................................ 32
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Siklus I .......................................................... 59
Gambar 5. Grafik Hasil Penelitian Siklus II ........................................................ 59
Gambar 6. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II ........................................
60
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif............................................20
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian .....................................30
Tabel 3. Indikator Kualitas Pembelajaran .............................................................38
xvi
Tabel 4. Daftar Nilai Observasi Awal ...................................................................44
Tabel 5. Profil Hasil Penelitian .............................................................................58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan Lapangan 1..........................................................................70
Lampiran 2. Pedoman Wawancara........................................................................72
Lampiran 3. Catatan Lapangan 2 ..........................................................................73
Lampiran 4. Pembagia Kelompok ........................................................................ 75
xvii
Lampiran 5. Catatan Lapangan 3 ......................................................................... 76
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .................................. 83
Lampiran 7. Materi Pembelajaran Siklus I............................................................87
Lampiran 8. Soal Diskusi Siklus I .........................................................................91
Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I .......................................................................94
Lampiran 10. Hasil Observasi Siklus I..................................................................97
Lampiran 11. Catatan Lapangan 4 ......................................................................111
Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ..............................117
Lampiran 13. Materi Pembelajaran Siklus II ......................................................121
Lampiran 14. Soal Diskusi Siklus II ...................................................................125
Lampiran 15. Soal Evaluasi Siklus II ..................................................................127
Lampiran 16. Hasil Observasi Siklus II ..............................................................130
Lampiran 17. Angket Penilaian Motivasi........................................................... 143
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA
KELAS XI IS 4 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2009/2010
(PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
SKRIPSI
Oleh:
Happy Kukilowati K.7406083
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bangsa yang besar adalah bangsa yang perduli akan pertumbuhan
pendidikan. Dan bangsa Indonesia termasuk di dalamnya, terbukti dari salah satu
tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang termuat dalam pembukaan UUD
1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini membuktikan bahwa
kepedulian bangsa Indonesia akan kecerdasan tiap individu rakyat Indonesia
melalui pendidikan.
Kepedulian bangsa Indonesia akan dunia pendidikan terlihat dari setiap
kebijakan pemerintah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dunia
pendidikan di Indonesia. Masalah pokok yang dihadapi adalah rendahnya mutu
dan kualitas pendidikan di Indonesia. Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat
dari rendahnya kualitas pembelajaran yang terjadi di dalam kelas karena guru
menggunakan metode konfensional yang memungkinkan siswa menjadi bosan
dan pencapaian daya serap materi yang di paparkan guru menjadi rendah pula.
Sistem pembelajaran yang menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran
dan sumber ilmu pengetahuan sudah menjadi kuno. Saat ini dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan yang semakin pesat maka dikembangkanlah
strategi belajar mengajar siswa aktif supaya guru tidak lagi menjadi pusat belajar
di kelas. Dengan strategi belajar mengajar ini siswa dituntut untuk mencari
informasi sebanyak-banyaknya melalui berbagai sumber ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan materi yang diberikan guru di kelas. Kemudian informasi yang
didapat dari siswa akan dibagikan atau didiskusikan di dalam kelas dan disini guru
menjadi fasilitator dan memotivasi siswa. Sehingga terlihat mutu pembelajaran di
dalam kelas, siswa akan menjadi lebih aktif dan fokus terhadap pembelajaran.
Perlu adanya perhatian khusus untuk menentukan model pembelajaran
yang cocok dengan kondisi siswa agar dapat berpikir kritis, logis, dan
memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif, dan inovatif. Sehingga
membangun suasana kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan dan
1
3
siswa menikmati sistem pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Dalam
suasana kelas yang demikian maka siswa akan lebih mudah dalam belajar.
Pendidikan dalam hal ini adalah guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan
belajar mengajar berdasarkan beberapa pokok pikiran sebagai berikut;
pengetahuan dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa, siswa membangun
pengetahuan secara aktif, pengajar perlu berusaha mengembangkan kompetensi
dan kemampuan siswa, pendidikan adalah interaksi pribadi diantara guru dan
siswa (Anita Lie 2008: 3)
Pelaksanakan proses belajar mengajar diperlukan langkah-langkah
sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal yang harus dilakukan oleh
guru adalah menggunakan model pembelajaran yang cocok sesuai kondisi siswa
dan keadaan kelas. Oleh karena itu guru harus kreatif dalam menentukan model
pembelajaran yang akan dipakai dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak
hanya sebagai pendengar saja tetapi juga aktif dan menikmati proses belajar di
dalam kelas bersama dengan guru. Dalam pembelajaran seperti itu dikenal
berbagai macam model pembelajaran salah satunya adalah pembelajaran
kooperatif (cooperative learning).
Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah model
pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dan memperhatikan
keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan
memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya
(Slavin, 2008: 4).
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerja sama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
di dalam kelompok yang heterogen. Maksudnya, kelompok heterogen dapat
dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender, agama, sosio-ekonomi,
dan etnik serta kemampuan akademis.
Dalam hal ini maka dalam proses pembelajaran, guru harus membagi
siswa kedalam kelompok-kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Dengan harapan siswa yang lebih unggul akademik akan membantu siswa lain
yang kurang menonjol dalam bidang akademik, terjadi ke efektifan dalam
4
pembelajaran di dalam kelas dan tejadi interaksi antara siswa dengan siswa dan
siswa dengan guru. Oleh karena itu diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas
pembelajaran.
Dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai tipe salah satunya adalah
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). NHT merupakan
pendekatan struktur informal dalam cooperative learning. Dalam metode
pembelajaran ini lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari,
mengolah dan melaporkan hasil diskusi yang didapat dari berbagai sumber yang
nantinya akan di presentasikan didepan kelas. Sehingga siswa akan memiliki
aktivitas pembelajaran yaitu dengan mencari data-data, sumber-sumber materi,
dan kesungguhan mempelajari materi bersama kelompoknya. Karena siswa
belajar bersama kelompoknya maka akan ada aktifitas dimana siswa yang pintar
akan menolong siswa lainnya.
Dalam metode pembelajaran NHT selalu diawali dengan membagi kelas
ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing siswa dalam kelompok tersebut
akan memperoleh nomor yang dibagikan oleh guru, yaitu dengan tujuan untuk
memudahkan kinerja kelompok, mengubah posisi kelompok, menyusun materi,
dan mempresentasihan hasil diskusi, dan mendapatkan tanggapan dari kelompok
lain. Dengan memberikan nomor kepada tiap siswa, yang nantinya guru akan
menunjuk siswa dengan memanggil nomor secara acak untuk mempresentasikan
hasil diskusi, maka siswa akan lebih siap dan fokus terhadap pembelajaran yang
dilaksanakan didalam kelas. Dalam proses pembelajaran, guru hanya sebagai
fasilitator, dan menolong siswa yang tidak paham materi yang didiskusikan. Oleh
karena itu model pembelajaran kooperatif dengan metode NHT (Numbered Heads
Together) sesuai digunakan untuk meninggkatkan kualitas pembelajaran.
SMA Negeri 2 Karanganyar merupakan sekolah negeri yang memiliki
input siswa yang bervariasi dari segi akademik, sehingga cara belajar, kecepatan
penangkap materi pembelajaran, dan motivasi belajar pun juga berbeda-beda.
Terutama dalam proses pembelajaran akuntansi kelas XI IS 4. Akuntansi adalah
mata pelajaran yang menekankan pemahaman materi dan ketepatan menghitung,
sehingga siswa dituntut memiliki kemampuan nalar dan berfikir.
5
Berdasarkan hasil pengamatan awal proses pembelajaran akuntansi di
kelas XI IS 4, terdapat banyak permasalahan pembelajaran, diantaranya adalah
siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, siswa tidak fokus pada
pembelajaran di dalam kelas seperti gaduh, bicara sendiri, dan berdiskusi tentang
hal-hal lain diluar materi pembelajaran akuntansi. Guru sering memberikan
perhatian terhadap hal tersebut tetapi sering kali diabaikan oleh siswa.
Rendahnya tingkat kepedulian siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2
Karanganyar dalam mengikuti pembelajaran akuntansi bisa dilihat dari sikap
siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak fokus mengikuti
pembelajaran, dan cenderung ramai sendiri. Sehingga dampak dari hal tersebut
adalah nilai ulangan harian akuntansi cenderung tidak tuntas karena rata-rata kelas
adalah >6. Dari keadaan pembelajaran siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2
Karanganyar tersebut maka bisa disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran
cukup rendah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan keadaan kelas yang tidak
kondusif, yaitu salah satunya adalah model pembelajaran yang dikakukan oleh
guru adalah bersifat konfensional dengan menggunakan metode ceramah.
Sehingga siswa merasa bosan, tidak menikmati pembelajaran. Oleh karena itu
untuk membuang rasa kejenuhan, siswa membuat cara dengan bicara sendiri
bersama teman sebangku, atau ramai sendiri dengan tujuan membuang kejenuhan
di dalam mengikuti pembelajaran.
Melihat permasalahan pembelajaran yang terjadi oleh siswa kelas XI IS 4
Negeri 2 Karanganyar maka sistem pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif dengan metode NHT dirasa cocok untuk kebutuhan siswa
yang membutuhkan sistem pembelajaran yang menyenangkan, tidak
membosankan, dan siswa belajar memecahkan masalah bersama teman
kelompoknya. Dengan begitu siswa akan aktif untuk berfikir kritis dalam
mengikuti pembelajaran.
Dari uraian di atas penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian yang
berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Numbered
Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi
Pada Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun 2009/2010.”
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah model dan metode pembelajaran yang diterapkan dalam
proses pembelajaran akuntansi selama ini mampu mengaktifkan siswa
di dalam kelas ?
2. Apakah model dan metode pembelajaran yang diterapkan di dalam
kelas mampu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi di
kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti
dibatasi pada:
1. Subjek peneliti
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2
Karanganyar semester genap tahun ajaran 2009/2010.
2. Objek penelitian
Objek penelitian meliputi:
a. Materi pelajaran yang digunakan dibatasi pada pembelajaran
akuntansi pokok bahasan laporan keuangan.
b. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif dengan metode Numbered Heads Together (NHT) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode
Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan kualitas
7
pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IS 4 semester genap SMA Negeri 2
Karanganyar tahun ajaran 2009/2010?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Heads Together (NHT) dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IS 4 semester
genap SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru sebagai alternatif
teknik pembelajaran yang lebih menyenangkan dan mudah
dipahami.
b. Sebagai bahan kajian dan acuan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran dan mengembangkan metode pembelajaran yang
sesuai dengan kondisi siswa.
2. Bagi Siswa
a. Menolong siswa di dalam mengikuti pembelajaran akuntansi
dengan kualitas pembelajaran yang bagus sehingga siswa lebih
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
b. Menolong siswa dalam mengikuti pembelajaran akutansi dengan
kualitas pembelajaran yang bagus diharapkan akan meningkatkan
prestasi belajar dan keaktifan siswa.
c. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran akuntansi sehingga
siswa lebih tertarik dalam belajar akuntansi.
d. Menolong siswa dalam memberikan materi pelajaran akuntansi
dengan metode pembelajaran yang berbeda sehingga siswa tidak
bosan.
8
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai bahan untuk pengembangan kurikulum di tingkat sekolah
terutama di dalam kelas.
b. Hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan untuk perbaikan
pada proses pembelajaran.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakekat Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus
berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik dari
pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih maju. Hal tersebut sangat
berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut
pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan konsep dan
teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang
sesungguhnya.
Ada beberapa definisi mengenai pengertian dari pendidikan yaitu
dalam Kamus Bahasa Indonesia, (1991: 232). Pendidikan berasal dari kata
"didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi
"mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan
memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan dan pimpinan mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran.
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
8
10
b. Tujuan Pendidikan
Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang termaktup
dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Amanat tersebut ditetapkan dan dirangkum lebih lanjut dalam Garis-Garis
Besar Haluan Negara, kemudian dijabarkan pula dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Hal ini berarti bangsa Indonesia berkeinginan untuk mengembangkan serta
meningkatkan kecerdasan bangsa agar tiap individu rakyat Indonesia memiliki
potensi dan kemampuan untuk dapat bersaing agar dapat tetap eksis dalam
persaingan di tingkat nasional dan internasional.
Tujuan nasional bangsa Indonesia tersebut dapat dicapai lewat
pendidikan. Dengan pendidikan diharapkan dapat menciptakan sumber daya
manusia yang dalam segi kualitas dan kuantitas mampu menghadapi
perubahan yang terjadi di alam maupun di masyarakat. Jadi pendidikan itu
memang perlu bagi manusia dan hanya manusia yang memerlukan
pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu lapangan kehidupan yang akan
dibangun, dalam upaya menghasilkan manusia yang berjiwa membangun dan
mampu menghadapi perkembangan zaman.
2. Hakekat Proses Belajar Mengajar
a. Pengertian Belajar
Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan
yang sangat penting. Belajar adalah suatu proses yang dialami oleh siswa
melalui interaksi lingkungan dengan dirinya yang nantinya akan mengalami
perubahan-perubahan ke arah yang positif. Sehingga proses belajar
membutuhkan waktu yang terus menerus dan panjang dan di dalamnya
terkandung perencanaan dan pelaksanaan pengajaran.
Beberapa pakar pendidikan yang terdapat dalam buku Cooperative
Learning Teori dan aplikasi PAIKEM (Agus suprijono 2009: 2-3)
mendefinisikan belajar sebagai berikut:
11
1) Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan disposisi atau
kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi
tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang
secara alamiah.
2) Menurut Travers, belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah
laku.
3) Menurut Cronbach, Learning is shown by a change in behavior as a resulf
of experience. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman).
4) Harold Spears, Learning is to observe, to learn, to imitate, to try something
themsselves, to listen, to follow direction. (Dengan kata lain bahwa belajar
adalah mengamati, membaca, meniru sesuatu, mendengar dan mengikuti
arah tertentu).
5) Geoch, Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar
adalah perubahan performance sebagai hasil latihan)
Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing). Jadi
menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan,
akan tetapi luas dari pada itu, yakni mengalami.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi
sebagai akibat dari latihan dan pengalaman baru dalam interaksi dengan
lingkungannya untuk waktu yang relatif lama (Indah Kusharyati 2009: 9).
Jadi, berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat
dari latihan dan pengalaman baru dalam interaksi dengan lingkungannya untuk
waktu yang relatif lama. Dan belajar merupakan suatu proses pembentukan
karakter seseorang, proses mendapatkan pengetahuan yang pada akhirnya
membentuk manusia berkualitas.
Dalam proses belajar tersebut ada faktor-faktor yang mempengaruhi,
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat bersumber pada dirinya, di
12
luar dirinya dan lingkungannya. Motivasi dan keinginan belajar yang ada
dalam diri individu merupakan faktor utama dalam keberhasilan proses
belajar. Sedangkan faktor yang ada di luar individu dan lingkungan
merupakan faktor sekunder dari proses belajar. Apabila lingkungan dan faktor
yang berasal dari luar tidak mendukung untuk proses belajar berlangsung,
tetapi apabila keinginan individu untuk belajar kuat maka proses balajar
tersebut akan tetap berlangsung walaupun tidak maksimal dinikmati.
b. Pengertian Mengajar
Dalam terminologi belajar dan mengajar adalah dua peristiwa yang
berbeda, akan tetapi antar keduanya terdapat hubungan yang erat dan saling
mempengaruhi, seperti definisi belajar, mengajar juga diartikan secara berbeda.
Mengajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan guru dalam
mempersiapkan lingkungan pembelajaran yang meliputi lingkungan alam dan
sosial untuk mendukung terjadinya proses belajar akibat interaksi siswa dan
lingkungan. Maka dapat disimpulkan bahwa mengajar mencakup empat pokok
yaitu:
1) Mengajar adalah mengorganisasi hal-hal yang berhubungan dengan belajar.
2) Mengaktifkan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
3) Menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
4) Mengajar adalah membimbing dan membantu siswa mencapai kedewasaan.
c. Hakekat Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar akan terjadi interaksi antara guru dan
peserta didik yang saling berinteraksi. Ada empat unsur utama proses belajar
mengajar, yakni tujuan, bahan, metode dan alat, serta penilaian. Tujuan
sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah rumusan
tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau
menempuh pangalaman belajarnya.
Menurut Soemarso (2007: 1) mengungkapkan bahwa proses belajar
adalah proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa pada saat
13
mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan di
sekolah baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas. Sedangkan mengajar
adalah proses yang dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan
perannya dalam proses kegiatan belajar mengajar yang direncanakan.
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur
yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman
(proses) belajar mengajar, dan hasil belajar.
Tujuan instruksional
(a) (c)
Pengalaman belajar Hasil belajar
(proses belajar mengajar) (b)
Gambar 1. Hubungan antara tujuan instruksional, pengalaman belajar
(proses belajar mengajar) dan hasil belajar
Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan
pengalaman belajar (proses belajar mengajar), Garis (b) menunjukkan
hubungan antara proses belajar mengajar dengan hasil belajar, garis (c)
menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan hasil belajar.
3. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
a. Hakekat Model Pembelajaran
Keberhasilan suatu pembelajaran terletak pada model atau cara yang
digunakan oleh guru dalam mencapai sasaran-sasaran yang diinginkan untuk
mencapai suatu pembelajaran yang berkualitas. Suatu pembelajaran yang
14
diinginkan tentu yang optimal, untuk mencapai hal tersebut ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh guru, salah satu diantaranya adalah model
pembelajaran yang digunakan, yang berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam perencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends,
model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas, Agus
Suprijono (2009: 46).
Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak
berdasarkan model tersebut. Sehingga model pembelajaran merupakan
landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan
teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi
kurikulum dan implementasi pada tingkat operasional di kelas
Dalam bukunya Trianto (2007: 5), Joyce mengatakan bahwa model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran
termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Dari teori pembelajaran yang di kemukakan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola yang berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pendidik dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar. Sehingga melalui model
pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide,
ketrampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide.
15
b. Model Pembelajaran Kooperatif
1) Hakekat Metode Pembelajaran ooperatif
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka
saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam
kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang
komplek. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi
aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Konsep yang lebih luas
meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih
dipimpin atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif
dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi
yang dirancang untuk membantu peseta didik menyelesaikan masalah
yang dimaksud.
Agus Suprijono (2009: 55) menyatakan bahwa istilah kooperatif
memiliki makna lebih luas, yaitu menggambarkan keseluruhan proses
sosial dalam belajar dan mencakup pula pengertian kolaboratif.
Kolaboratif didefinisikan sebagai falsafah mengenai tanggung jawab
pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik bertanggung jawab
atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk
menjawab pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Guru bertindak
sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan
kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya.
Pembelajaran koooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama
dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dengan adanya kelompok-kelompok kecil tersebut maka diharapkan siswa
ngalami proses belajar yang tidak berfokus pada guru tetapi bekerjasama
menyelesaikan kasus bersama teman. Tetapi disini pembelajaran
kooperatif tidak sekedar belajar kelompok.
16
Robert E. Slavin (2008: 5) mengungkapkan bahwa “Pembelajaran
kooperatif memiliki kemampuan untuk mengembangkan hubungan antara
siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan antara siswa-siswa
pendidikan khusus terbelakang secara akademik dengan teman sekelas
mereka”. Sehingga pembelajaran ini bisa dikatakan sebagai pembelajaran
dengan pendekatan pembelajaran berbasis sosial. Siswa dari berbagai latar
belakang etnik, budaya, akademik, akan berkumpul untuk menyelesaikan
masalah bersama demi tujuan bersama pula.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakanya dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-
asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan
benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan efektif. Model
pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif
yaitu pembelajaran yang bercirikan; a) “memudahkan siswa belajar”
sesuatu yang “ bermanfaat” seperti fakta, ketrampilan, nilai, konsep, dan
bagaimana hidup serasi dengan sesama; b) pengatahuan, nilai, dan
keterampilan, diakui oleh mereka yang berkompeten untuk menilai.
Roger dan David Johnson dalam bukunya Agus Suprijono
mengatakan bahwa tidak semua kelompok bisa dianggap pembelajaran
kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran
tersebut maka ada lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang
perlu diterapkan, yaitu:
a) Positive interdependence (saling ketergantungan positif)
b) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)
c) Face to face promotive interaction (interaksi promotif)
d) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota)
e) Group processing (pemrosesan kelompok)
Saling ketergantungan positif menanamkan kepada siswa supaya
mereka memiliki hubungan dan saling ketergantungan satu sama lain di
dalam anggota kelompok. Sehingga tiap anggota kelompok tidak mampu
17
bekerja sendiri dalam arti bahwa tiap siswa dalam kelompok berhubungan
satu sama lain, dalam suatu cara dimana seseorang tidak dapat
mengerjakannya kecuali bekerjasama. Unsur ini menunjukkan bahwa
dalam pembelajaran kooperatif ada dua tanggung jawab kelompok.
Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua,
menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan
yang ditugaskan tersebut.
Ada beberapa cara membangun saling ketergantungan positif
yaitu menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi
dalam kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok
mencapai tujuan. Kemudian, mengusahakan agar semua anggota
kelompok mendapatkan penghargaan yang sama jika kelompok mereka
berhasil mencapai tujuan. Dan selanjutnya, mengatur sedemikian rupa
sehingga setiap peserta didik dalam kelompok hanya mendapatkan
sebagian dari keseluruhan tugas kelompok. Artinya, mereka belum dapat
menyelesaikan tugas, sebelum mereka menyatukan perolehan tugas
mereka menjadi satu. Dan, setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau
peran yang saling mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi,
dan saling terikat dengan peserta didik lain dalam kelompok.
Unsur tanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung
dari unsur yang pertama yaitu saling ketergantungan positif. Pertanggung
jawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan
kelompok. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin
semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya,
setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus
menyelesaikan tugas yang sama. Beberapa cara menumbuhkan tanggung
jawab perseorangan adalah a) kelompok belajar jangan sampai besar; b)
melakukan essesmen terhadap setiap siswa; c) memberi tugas kepada
siswa, yang dipilih secara rondomuntuk mempresentasikan hasil
kelompoknya kepada guru maupun kepada seluruh peserta didik didepan
kelas; d) mengamati setiap kelompok dan mencatat frekuensi individu
18
dalam membantu kelompok; e) menugasi seorang peserta didik untuk
berperan sebagai pemeriksa di kelompoknya; f) menugasi peserta didik
mengajar temannya.
Unsur ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif.
Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan
positif. Bahwa setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk
bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan ini akan memberikan para
pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua
anggota. Ciri-ciri interaksi promotif adalah: a) Saling membantu secara
efektif dan efisien; b) Saling memberikan informasi dan sarana yang
diperlukan; c) Memproses informasi bersama secara lebih efektif dan
efisien; d) Saling mengingatkan; e) Saling membantu dalam merumuskan
dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan
wawasan terhadap masalah yang dihadapi; f) Saling percaya; g) Saling
memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.
Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah komonikasi antar
anggota. Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan
berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam
kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi.
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para
anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk
mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam
kelompok ini juga merupakan proses panjang. Pembelajaran tidak bisa
diharapkan langsung menjadi komunikator yang handal dalam waktu
sekejab. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan
perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan
perkembangan mental dan emosional para siswa.
Unsur kelima pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan
kelompok. Memprosesan mengandung nilai. Melalui pemrosesan
kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok
dan kegiatan dari anggota kelompok. Tujuan pemrosesan kelompok dan
19
kegiatan dari anggota kelompok. Tujuan pemrosesan kelompok adalah
meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap
kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.
2) Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terkhusus
bagi siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan
peningkatan hasil belajar yang signifikan. Dilihat dari sistem yang bekerja
dari pembelajaran kooperatif tersebut, sehingga siswa akan mudah belajar,
berdiskusi bersama teman kelompoknya dan akan membangun kepekaan
dan kesetiakawaan di antara teman kelompok.
Nurhadi (2004: 116) mengatakan bahwa ada beberapa alasan
yang mendasari dikembangkannya pembelajaran kooperatif. Yaitu
keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari penerapan pembelajaran
kooperatif adalah:
1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial
4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen.
5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau sifat egois.
6) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
7) Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikkan.
8) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai sudut pandang yang berbeda.
10) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan
lebih baik.
20
11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,
agama, dan orientasinya juga.
Di samping kelebihan dari pembelajaran kooperatif yang
diungkapkan di atas, terdapat juga beberapa kelemahan; 1) Beberapa
kelemahan pembelajaran kooperatif anatara lain adalah perlu persiapan
yang rumit dalam pelaksanaannya; 2) Siswa tidak cocok dengan anggota
kelompoknya kurang bisa bekerjasama dalam memahami materi maupun
dalam menyelesaikan tugas; 3) Bila terjadi persaingan yang negatif maka
hasilnya akan buruk; 4) Ada siswa yang kurang bisa memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya dalam kelompok belajar; 5) Bila ada anggota kelompok
yang ingin berkuasa atau anggota kelompok yang malas maka usaha
kelompok dalam memahami materi maupun untuk memperoleh
penghargaan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Melihat kelemahan-kelemahan ini maka dalam pelaksanaan
pembelajaran kooperatif diperlukan seorang guru yang mampu menjadikan
kondisi belajar yang kondusif dan sepenuhnya menguasai tentang metode
pembelajaran koperatif sehingga proses pelaksanaanya akan menjadi
lancar dan siswa dpat berperan secara aktif dalam proses pembelajaran
serta siswa dapat berkembang secara positif.
3) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam
pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah
pembelajaran ini dibuat dengan harapan bahwa tidak adanya kekhawatiran
bahwa pembelajaran kooperatif hanya akan mengakibatkan kekacauan di
kelas dan peserta didik tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam
kelompok. Menurut Agus Suprijono (2009: 65) sintak model pembelajaran
kooperatif terdiri dari enam fase.
21
Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif.
Fase-fase Perilaku Guru
Fase 1: Present goals and set.
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik.
Menjelaskan tujuan pembelajaran
dan mempersiapkan peserta didik
siap belajar
Fase 2: Present Information.
Menyampaikan informasi
Mempresentasikan informasi
kepada peserta didik secara verbal
Fase 3: Organize students into
learning teams.
Mengorganisasi peserta didik
ke dalam tim-tim belajar.
Memberikan penjelasan kepada
peserta didik tentang tata cara
pembentukan tim belajar dan
membantu kelompok melakukan
transisi yang efisien.
Fase 4: Assist team work and
study
Membantu kerja tim dan
belajar.
Membantu tim-tim belajar selama
peserta didik mengerjakan tugasnya
Fase 5: Test on the materials
Mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik
mengenai berbagai meteri
pembelajaran atau kelompok-
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya
Fase 6: Provide recognition
Memberikan pengakuan atau
penghargaan.
Mempersiapkan cara untuk
mengakui usaha dan presentasi
individu maupun kelompok.
Sumber: Agus Suprijono (2009: 65)
22
c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran menggunakan NHT diawali dengan Numbering. Yaitu
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil kemudian tiap-tiap
orang dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor sejumlah anggota yang ada di
dalam kelompok tersebut. Setelah guru membentuk kelompok kemudian guru
mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Pada
kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together“
berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru. Langkah
berikutnya adalah guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama
dari tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan jawaban mereka. Hal
tersebut dilakukan terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama
dari masing-masing kelompok mendapatkan giliran memaparkan jawaban atas
pertanyaan guru. Kemudian guru dapat mengembangkan diskusi tersebut yang
pada akhirnya siswa mendapat pengetahuan yang utuh.
Anita Lie (2008: 59) menyatakan bahwa Teknik belajar mengajar
kepala bernomor atau Numbered Heads Together dikembangkan oleh Spencer
Kagan (1992). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Selain itu,
teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama
mereka.
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru
menggunakan struktur empat fase, yaitu:
1) Fase 1: Penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
2) Fase 2: Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat
bervariasi. Pertanyaandapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.
Misalnya, “Berapakah jumlah gigi orang dewasa?” Atau berbentuk arahan,
misalnya “Pastikan setiap orang mengetahui 5 buah ibu kota propinsi yang
terletak di pulau Sumatera.”
23
3) Fase 3: Berfikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
4) Fase 4: Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh
kelas.
4. Hakekat Kualitas Pembelajaran
Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan.
Secara konseptual maka kualitas pembelajaran tidak berbeda dengan keefektifan
pembelajaran, jika dilihat dari indikator evaluasinya. Sejumlah indikator yang
digunakan untuk menilai kualitas pembelajran antara lain; kualitas hasil belajar,
ketrampilan, kemampuan mengajar, aktivitas siswa, motivasi, dan lain sebagainya.
Efektifitas belajar adalah tingkat pencapaian pembelajaran. Pencapaian tujuan
tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan serta pengembangan
sikap melalui proses pembelajaran (Cheppy Riyana, 2006).
Efektivitas ini sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas
mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan
demikian efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi
juga dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Di samping itu,
efektivitas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasan yang dicapai oleh
orang. Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting,
karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam
mencapai sasarannya atau suatu tingkatan terhadap tujuan-tujuan yang akan
dicapai, atau tingkat pencapaian tujuan.
Dengan pemahaman di atas maka dapat dikemukakan aspek-aspek dari
efektifitas belajar tersebut, yaitu; a. Peningkatan pengetahuan; b. Peningkatan
ketranpilan; c. Perubahan sikap; d. Perilaku; e. Kemampuan adaptasi; f.
Peningkatan integrasi; g. Peningkatan partisipasi; h. Meningkatan interaksi
kultural. Hal ini penting untuk dimaknai bahwa keberhasilan pembelajaran
ditentukan oleh efektifitasnya dalam upaya pencapaian kompetensi belajar.
24
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005: 6-7) menjelaskan
bahwa pengertian kualitas pendidikan sebagai kemampuan lembaga pendidikan
untuk menghasilkan “ better students’ learning capacity”. Dalam pengertian itu
terkandung semua komponen masukan instrumental ditata sedemikian rupa,
sehingga secara sinergis mampu menghasilkan proses, hasil, dan dampak belajar
yang optimal.
Masukan instrumental yang berkaitan langsung dengan “better students’
learning capacity” adalah pendidik, kurikulum, dan bahan ajar, iklim
pembelajaran, media belajar, fasilitas belajar, dan materi belajar. Sedangkan
masukan potensial adalah siswa dengan segala karakteristiknya seperti; kesiapan
belajar, motivasi, latar belakang sosial budaya, bekal ajar awal, gaya belajar, serta
kebutuhan dan harapannya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran
dapat dilihat dari kemauan, kesiapan belajar siswa sendiri dan dampak dari
tingginya kemauan dan kesiapan belajar siswa maka hasil belajar siswa pun tinggi
pula. Sehingga kualitas pembelajaran akan terlihat memalui hasil belajar siswa
yang didalamnya meliputi keaktifan yang dipunyai oleh siswa tersebut dan hasil
belajar dari pembelajaran yang diterima siswa.
a. Motivasi Belajar
.Menurut Martin dan Briggs (1986) dalam buku Made Wena (2009:
32-34) menyatakan, motivasi adalah kondisi internal dan eksternal yang
mempengaruhi bangkitnya arah serta tetap berlangsungnya suatu kegiatan
atau tingkah laku. Good dan Brophy (1991) mendefinisikan motivasi
sebagai suatu energi penggerak, pegarah, dan memperkuat tingkah laku;
sedangkan Gagne (1985) mendefinisikan motivasi sebagai sesuatu
pengarah dan memperkuat intensitas suatu tingkah laku. Motivasi
seseorang dapat dilihat atau disimpulkan dari usaha yang ajeg, adanya
kecenderungan untuk bekerja terus meskipun sudah tidak berada di bawah
pengawasan, atau adanya kesediaan mempertahankan kegiatan secara
sukarela ke arah penyelesaian tugas.
25
Dalam hal ini secara lebih spesifik motivasi belajar dapat dilihat dari
karaktaristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman
perhatian, konsentrasi, dan ketekunan dalam kegiatan belajar.
b. Hasil Pembelajaran
Made Wena (2009: 6-7) mengemukakan bahwa hasil pembelajaran
adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari
penggunaan strategi pembelajaran di bawah kondisi berbeda. Variabel hasil
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu keefektifan,
efisiansi, daya tarik.
1) Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian siswa, dan
terdapat empat indikator untuk mendeskripsikanya, yaitu kecermatan
penguasaan perilaku yang dipelajari, kecepatan untuk kerja, tingkat
alih belajar, tingkat retensi.
2) Efisiensi pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara
keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai siswa dan/atau jumlah
biaya yang digunakan dalam pembelajaran.
3) Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati kecenderungan
siswa untuk tetap terus belajar.
5. Hakekat Mata Diklat Akuntansi
Menurut Donald E. Kieso, dkk (2009: 7) dalam bukunya Accounting
Principles mengemukakan bahwa akuntansi adalah suatu sistem informasi yang
mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa
ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan. Untuk
lebih spesifik, maka akan di jelaskan secara lebih dekat ketiga aktivitas tersebut.
a. Mengidentifikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi akan mengakibatkan
pemilihan aktivitas-aktivitas ekonomi yang relevan agi suatu organisasi
terentu.
b. Setelah teridentifikasi, peristiwa-peristiwa ekonomi tersebut kemudian dicatat
untuk menjadi alur aktivitas keuangan perusahaan. Pencatatan terdiri atas
pembuatan jurnal peristiwa-peristiwa secara sistematis dan kronologis, yang
26
diukur dalam satuan mata uang dolar dan sen. Di dalam pencatatan, peristiwa-
peristiwa ekonomi juga akan diklasifikasikan dan dibuat ikhtisarnya.
c. Aktivitas pengidentifikasian dan pencatatan tidak akan banyak memberikan
manfaat, kecuali jika informasi keuangan akan disampaikan melalui laporan-
laporan akuntansi, yang umumnya disebut sebagai laporan keuangan
(financial stattements).
Berdasarkan definisi Akuntansi, maka proses akuntansi akan terus
berulang- ulang mulai dari transaksi keuangan sampai dengan penyusunan laporan
keuangan. Informasi ekonomis yang dihasilkan oleh akuntansi adalah data
transaksi dalam perusahaan yang dinyatakan dengan uang. Transaksi yang terjadi
dalam perusahaan selama periode tertentu terdiri dari bermacam-macam transaksi
yang terjadi berulang-ulang. Oleh karena itu semua data transaksi keuangan yang
terjadi dalam suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu harus diproses,
sehingga akan menjadi data yang berguna bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Karakteristik yang sangat menonjol dari mata diklat akuntansi adalah
banyak hitungan serta analisis, sehingga metode pembelajaran NHT sesuai
diterapkan di mata diklat akuntansi.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, ternyata banyak
permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Baik
dari pihak guru atau pun pihak siswa tersebut. Siswa merasa bosan dengan sistem
pembelajaran di dalam kelas sehingga siswa mencari cara untuk membuang
kebosanan tersebut dengan cara ramai sendiri, bercerita dengan teman. Dan yang
dirasakan oleh guru adalah guru merasa anak didiknya tidak memiliki motivasi
belajar, dan tidak menghormati guru yang sedang mengajar. Dampak dari hal
tersebut adalah siswa tidak memiliki motivasi belajar, nilai mata pelajaran
akuntansi rendah, dengan nilai rata-rata kelas >6, keefektivan dalam proses belajar
pun juga buruk. Maka dari itu kualitas pembelajaran didalam kelas sangat rendah,
dilihat dari keadaan kelas yang demikian.
27
Berdasarkan keadaan tersebut, maka perlu perhatian khusus terhadap
kelas tersebut dengan cara perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan
pemahaman materi belajar akuntansi dan keefektivan dalam proses belajar
didalam kelas. Salah satu cara yang bagus untuk ditempuh adalah menggunakan
model pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Heads Together. Dari
penggunaan model pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan ke
efektivan dalam proses belajar, keaktifan siswa, dan pemahaman materi akuntansi,
sehingga akan menghasilkan keluaran siswa yang kompeten.
Dari pemikiran di atas, maka dibuatlah kerangka pemikiran sebagai
berikut:
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian yang terdahulu yang
digunakan sebagai acuan dan pembanding penelitian yang dilakukan. Ada
beberapa hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain yang
dilakukan oleh Iza, Ni'matul. 2009 dalam penelitianya yang berjudul Penerapan
Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil
Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif
dengan metode NHT
Suasana kelas aktif dan siswa fokus pada pembelajaran
Tindakan
Guru melakukan refleksi pada siklus I kemudian melanjutkan perbaikan pada siklus II
Hasil belajar, keaktifan siswa meningkat dari siklus pertama.
Kondisi akhir
Guru menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran.
Siswa jenuh, bosan dan ramai sendiri dalam
pembelajaran. Kondisi
awal
28
Belajar Siswa pada Kompetensi Mendiskripsikan Pola Kegiatan Ekonomi,
Penggunaan Lahan, dan Pola Permukiman Berdasarkan Kondisi Fisik Permukaan
Bumi Kelas VII SMP Negeri 1 Sumobito Kabupaten Jombang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan mulai dari pra
tindakan ke siklus I dan siklus I ke siklus II. Peningkatan hasil belajar dilihat dari
peningkatan ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa pada pra tindakan
sebesar 47%, pada siklus I meningkat menjadi 65% dan siklus II meningkat
menjadi 91%.
Mufid, Masruhan. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada
Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa kelas VII-A MTs
Islamiyah Sumpiuh-Banyumas Tahun Pelajaran 2006/2007. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Hasil belajar siswa kelas VII-A semester I MTs Islamiyah
Maarif Sumpiuh Kabupaten Banyumas Pokok bahasan operasi hitung bentuk
aljabar dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran Numbered Heads
Together, ditunjukkan oleh rata-rata niai tes akhir siklus 1 dari 64,11 menjadi
76,63 pada siklus 2 dan ketuntasan belajar klasikal meningkat pada siklus 1
sebesar 68,4% menjadi 77,5% pada siklus 2.
Persamaan antara kedua penelitian di atas dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan metode pembelajaran
kooperatif dengan metode Numbered Heads Together (NHT) dalam kegiatan
pembelajaran dan untuk meningkatkan hasil belajar. Perbedaan antara penelitian
Iza Ni’matul dengan Mufid Masruhan adalah penelitian yang dilakukan Iza
Ni’matul dilakukan di SMP Negeri 1 Sumobito. Sedangkan pada penelitian yang
dilakukan oleh Mufid Masrun dilakukan di MTs Islamiyah. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti, dilakukan di SMA Negeri 2 Karanganyar untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
29
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “ dibawah”
dan “ thesa” yang artinya “ kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara
menulisnya disesuaikan dengan Ejakan Bahasa Indonesia menjadi hipotesis, dan
berkembang menjadi hipotesis. Suharsi Arikunto dalam bukunya Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik mengatakan bahwa hipotesis dapat diartikan
sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir dari penelitian tindakan
kelas, serta hasil penelitian yang relevan seperti yang telah diuraikan di atas maka
dapat dirumuskan hipotesis bahwa ”Penerapan model pembelajaran kooperatif
dengan metode NHT dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi siswa
kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Karanganyar, yang
beralamat di Jl. Ronggowarsito, Bejen, Karanganyar. Sekolah ini dipimpin oleh
Bapak Drs. Wagiman, M.Pd selaku kepala sekolah. Sekolah ini memiliki 27 kelas
yang terdiri atas:
a. Kelas X sebanyak 9 kelas, yang terdiri dari delapan kelas reguler dan satu
kelas imersi.
b. Kelas XI sebanyak 9 kelas, terdiri dari empat kelas Jurusan IPA, dan empat
kelas Jurusan IS (Ilmu Sosial), dan satu kelas imersi.
c. Kelas XII sebanyak 9 kelas, terdiri dari empat kelas Jurusan IPA, empat kelas
Jurusan IS (Ilmu Sosial) dan satu kelas imersi.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 4 dengan jumlah
siswa 40 siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah:
a. Menurut observasi awal yang peneliti lakukan terlihat bahwa dalam proses
pembelajaran akuntansi masih menggunakan model pembelajaran
konvensional sehingga para siswa kurang tertarik dalam mengikuti
pembelajaran akuntansi akibatnya mereka cenderung tidak memperhatikan
penjelasan dari guru, tidak menikmati proses pembelajaran dan perasaan
bosan sehingga siswa mencari cara untuk membuang kejenuhan dengan
gaduh sendiri atau bicara dengan teman sebangku diluar konteks pembelajaran
akuntansi.
b. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis,
sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran akuntansi yaitu Ibu Rahayu Ikawati, S.Pd, yang membantu dalam
pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara
29
31
tidak langsung kegiatan penelitian dapat terarah serta menjaga valid tidaknya data
hasil penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Februari 2010
sampai April 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan
laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
Jenis Desember Januari Februari Maret April Kegiatan 2010 2010 2010 2010 2010
1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan judul b.Penyusunan proposal c. Perijinan 2.Perencanaan Tindakan 3.Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 4. Review 5.Penyusunan Laporan
Sumber: Penulis
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli
spikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan
Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli seperti Stephen
Kemmis, Robin Mc Tanggart, Jonh Elliot, Dave Ebbut, dan sebagainya. PTK di
Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an.
Pendekatan penelitian ini menggunakan penekatan Penelitian Tindakan
Kelas. Menurut Indah Kusharyati (2009: 27) penelitian tindakan kelas dapat
diartikan sebagai salah satu penelitian yang dapat dilaksanakan guru sebagai
alternatif pilihan untuk menemukan cara dalam rangka mengatasi masalah-
masalah yang muncul dalam proses pembelajaran guna meningkatkan mutu atau
kualitas proses pembelajaran di sekolah terutama dalam suatu kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran
32
dikelasnya. Penelitian Tindakan Kelas berfokus pada kelas atau pada proses
belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus atau meteri
) ataupun output (hasil belajar), jadi PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang
terjadi didalam kelas (Suharsimi Arikunto, dkk. 2007: 58). Sehingga dapat
diartikan bahwa PTK adalah suatu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas
dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran.
Suharsimi (2002) dalam buku Penelitian Tindakan Kelas, Suharsimi
Arikunto, dkk (2007) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari
tiga kata, yaitu: Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atu informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama
dari seorang guru.
Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat diartikan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu mengamatan proses belajar pembelajaran
yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan untuk menemukan masalah-
masalah pembelajaran didalam kelas kemudian mencari cara untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut guna meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran.
Untuk lebih memahami definisi PTK, maka perlu memahami
karakteristik dari PTK tersebut. Menurut Zainal Aqib (2006 : 17) PTK setidaknya
memiliki karakteristik antara lain:
1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam introksional.
2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya.
3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
4. Bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktisi instruksional
5. Dilaksanakan dalam rangkaian dengan beberapa siklus.
Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian-penelitian lain pada
umumnya. Yang unik dari penelitian ini adalah adanya tidakan praktis yang
dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi dari pengamatan-pengamatan
33
yang dilakukan. Sehingga ada pemikiran yang kritis yang dilakukan oleh guru
maupun peneliti untuk mengadakan suatu tindakan supaya masalah yang terjadi di
dalam kelas bisa diatasi. Penelitian ini akan berhenti sampai ditemukan adanya
perubahan yang terjadi sebelum penelitian sampai di akhir penelitian tersebut.
Oleh karena itu penelitian harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur
tingkat keberhasilan dari penelitian yang dilakukan.
Perencanaan penelitian akan sistematis bila dibuat siklus-siklus dalam
pelaksanaanya. Ada empat siklus yang lazim di lalui yaitu: 1. Perencanaan, 2.
Pelaksanaan, 3. Pengamatan, 4. Refleksi. Adapun penjelasan dari masing- masing
tahap adalah sebagai berikut.
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007: 74)
1. Tahap Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti mengadakan penelitian awal atau observasi awal
yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan
Perencanaan
SIKLUS I Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
????
34
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal
sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan
tindakan dan yang mengamati proses jalanya tindakan. Kemudian dalam tahap
penyususnan rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa
yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat
sebuah intrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang
terjadi selama tindakan berlangsung.
2. Tahap Pelaksanaan tindakan (Acting)
Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengadakan
tindakan dikelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini
pelaksanaan guru harus diingat dan berusaha menaati apa yang sudah
dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak
dibuat-buat.
3. Tahap Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamat dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan tepat waktu
tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang
sama. Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru
pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang
melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan
4. Tahap Refleksi (Reflecting)
Tahap ke-4 ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Istilah “ refleksi “ dari kata Inggris reflection, yang di
terjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah pemantulan. Kegiatan ini lebih
tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan,
kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi
rancangan tersebut. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru
pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal
35
yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum. Dengan kata
lain, guru pelaksana sedang melakukan evaluasi diri.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang terus
berulang, dari tahap perencanaan sampai dengan refleksi. Jadi, siklus itulah yang
menjadi suatu bentuk tindakan nyata yang menjadi salah satu karakteristik khusus
sebuah PTK, dan siklus tersebut diakhiri dengan kegiatan refleksi sebagai bentuk
evaluasi terhadap penerapan siklus sebelumnya apakah tindakan yang
dilaksanakan tersebut sudah mencapai tujuan atau belum dan apakah penelitian
perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang
relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut
perlu digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang
benar-benar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini, antara lain dengan menggunakan:
1. Observasi
Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan
pengamat, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang dikatakan
ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Dalam artian observasi hanya
dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan
kelebihan dalam proses pembelajaran.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dengan dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi dari nara sumber. Wawancara
ini dilakukan oleh peneliti kepada guru mata pelajaran akuntansi dan siswa
terhadap kegiatan belajar mengajar yang dimaksudkan untuk mengungkap
36
permasalahan yang dihadapi dan untuk memperoleh informasi tentang berbagai
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran akuntansi. Wawancara
dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selesai dan atas dasar pengamatan
dari setiap siklus yang ada kepada para siswa untuk mengetahui respon yang
muncul terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini. Jenis
wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas
terpimpin dimana pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan
diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi jangan
sampai proses wawancara kehilangan arah
3. Tes
Tes merupakan pengumpulan data yang dilakukan pada setiap akhir
penyajian bahan ajar atau akhir siklus. Pemberian tes dimaksudkan untuk
mengukur seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan
pemberian tindakan apakah sudah memenuhi target yang sudah ditentukan atau
belum. Tes yang diadakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis.
4. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
keadaan umum sekolah, keadaan gedung sekplah, struktur organisasi sekolah serta
tugas dan tanggung jawabnya, daftar guru dan karyawan, sarana dan prasarana
serta dokumen yang mendukung penelitian.
Dokumentasi dalam penelitian ini terdiri dari dokumen mengenai
keadaan sekolah secara umum, data siswa, rancangan pelaksanaan pembelajaran,
lembar observasi, pedoman untuk wawancara, serta lembar skor kelompok dan
hasil nilai evaluasi dari setiap siklus. Di samping itu peneliti juga mengambil
gambar atau foto dari kegiatan berlangsungnya penelitian (proses kegiatan belajar
mengajar di kelas).
37
D. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian merupakan tahap-tahap yang harus dilakukan dalam
penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Tujuan dilakukan prosedur
penelitian supaya penelitian dapat berjalan dengan teratur sehingga hasil
penelitian dapat dipertanggung jawabkan.
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan Guru mata pelajaran Akuntansi
SMA Negeri 2 Karanganyar.
b. Mengidentivikasi masalah
c. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan
d. Menyusun alat observasi
e. Penyusunan jadwal penelitian
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang antara lain adalah:
a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan rencana pembelajaran
c. Penyusunan soal evaluasi
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.
Dan setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Tahap observasi yaitu tahap penerapan ini rancangan mengenai tindakan
di kelas. Pada tahap ini peneliti menentukan hipotesis tindakan yaitu alternatif
tindakan yang dipandang paling tepat atau dipercaya oleh peneliti dan akan
mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Hipotesis tindakan pada
penelitian ini adalah peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together.
38
5. Tahap Observasi atau Pengamatan
Tahap observasi yaitu tahap pelaksanaan pengamatan oleh peneliti.
Kegiatan observasi dalam penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk mengetahui
dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses
pembelajaran dan pengaruh dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas
dalam bentuk data.
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dari semua yang telah dilakukan
yaitu dengan membuat atau menyusun laporan dari semua yang telah diteliti.
E. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
kualitas pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2
Karanganyar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode
NHT. Setiap tindakan dalam upaya peningkatan indikator tersebut dirancang
dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1.
Perencanaan Tindakan, 2. Pelaksanaan Tindakan, 3. Observasi, dan 4. Refleksi
untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam
dua siklus.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain:
1) Menyusun Skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Guru menciptakan suasana yang kondusif kemudian memberikan
pengetahuan awal kepada siswa mengenai materi laporan keuangan.
b) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil dan
membagikan nomer kepada siswa dalam tiap kelompok. Dan didalam
kelompok tersebut siswa menyelesaikan tugas berupa soal laporan
keuangan.
c) Guru memberitahukan bahwa masing-masing siswa dalam kelompok
harus siap untuk mempresentasikan hasil diskusi, karena guru
39
nantinya akan memanggil nomor secara acak dari tiap kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi.
d) Setelah menyelesaikan diskusi maka guru akan memanggil nomor
secara acak dari tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
di depan kelas.
2) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.
3) Menetapkan indikator ketercapaian.
Tabel 3. Indikator Kualitas Pembelajaran
Aspek yang diukur Persentase target
capaian
Cara mengukur
Keaktifan siswa selama apersepsi
70%
Diamati saat guru memberikan apersepsi kepada siswa pada awal pembelajaran.
Keaktifan siswa di dalam kelompok saat mengikuti pembelajaran
70%
Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan di nilai tiap siswa yang menunjukkan perhatian, keaktifan dalam kegiatan pembelajaran.
Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan soal.
70%
Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dinilai dari kesempurnaan siswa mempresentasikan hasil diskusi lompoknya dan menjawab pertanyaan dari guru.
Ketuntasan hasil belajar (standar nilai70)
70%
Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas, untuk siswa yang mendapat nilai 70 dianggap telah mencapai ketuntasan belajar.
Sumber. Penulis. Indikator-indikator kualitas pembelajaran.
40
b. Tahap Pelaksanaan
Dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak
tindakan.
c. Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar
terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif dengan metode NHT dan peran siswa dalam proses belajar
mengajar yang langsung diamati oleh peneliti dengan bantuan guru mitra.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hasil
pembelajaran (nilai tes) terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi
peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya dalam siklus II.
2. Rancangan Siklus II
Rencana Penelitian Tindakan kelas pada siklus II ini disesuaikan dengan
kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I, sehingga rencana tindakan
bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau masalah pada siklus sebelumnya.
41
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Riwayat singkat
Riwayat singkat berdirinya SMA Negeri 2 Karanganyar dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
Pada tanggal 23 Agustus 1993 di Karanganyar telah resmi di buka SMA
Negeri dengan sebutan Unit Gedung Baru (UGB) dengan Kep. Mentri P dan K RI
No. 0313/0/1993. Yang menjabat kepala sekolah pada waktu itu adalah Sudarto.
BA dengan wakil sekolah Drs. Yuli Suhardoko, Drs. Agus Haryatmoko, Slamet
Riyadi, dan Drs. Sutopo.
Dari tanggal 1 April 1993 Unit Gedung Baru mulai menerima murid
baru, dan pada tanggal 17 Juli 1993 mulai ada siswa yang berjumlah 1 kelas.
Dalam perjalanan dan perkembangan selanjutnya Unit Gedung Baru berubah
nama menjadi SMA Negeri 2 Karanganyar yang gedungnya tetap berdiri di
kawasan Karanganyar dengan jumlah siswa rombongan belajar 29 dengan jumlah
siswa 1005.
SMA Negeri 2 Karanganyar, selama 17 tahun dipimpin oleh, yang
pertama, Sudarto, BA, Drs. Sungkono, menjabat selama 3 bulan, kemudian
digantikan oleh Drs. Sugiarto, M.Hum, selama dua peride dan sekarang dipimpin
oleh Drs. Wagiman, M.pd dengan wakil kepala sekolah adalah Drs. Suseno
Sugondo, Drs. L. Kuntadi, Drs. Sukirno, Drs. Hj. Suliastuti.
2. Keadaan Lingkungan Belajar
SMA Negeri 2 Karanganyar berada di Jalan Ronggowarsito, Bejen,
Karanganyar. SMA Negeri 2 Karanganyar dibatasi oleh:
a. Sebelah Barat : Sawah
b. Sebalah Timur : Kantor P dan K Kecamatan
c. Sebelah Selatan : Jalan Kecil
d. Sebelah Utara : Rumah Penduduk
40
42
SMA Negeri 2 Karanganyar jauh dari kebisingan dan kerawanan yang
menggangu ketenangan belajar. Hanya saja tata ruangan terlalu rumit dan tidak
sistematis menyebabkan rasa kekeluargaan di SMA ini kurang baik.
3. Visi dan Misi
a. Visi Sekolah
“ Unggul dalam prestasi bernuansa IMTAQ dan penguasaan IPTEK”
b. Misi Sekolah
1) Menumbuhkan semangat dan disiplin yang tinggi seluruh warga sekolah.
2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien
3) Siap menghantarkan para siswa ke jenjang yang lebih tinggi.
4) Mendorong dan membantu siswa kejenjang potensi diri.
5) Menanamkan dan membentuk sikap etos kerja yang profesional, jujur, dan
agamis.
B. Identifikasi Masalah Akuntansi di Kelas XI IS 4 SMA Negeri 2
Karanganyar
Sebelum melaksanaan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk
mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada
tanggal 30 Februari dan 3 April 2010 di SMA Negeri 2 Karanganyar. Hasil dari
identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai.
Saran dan prasarana yang kurang memadai dapat dilihat dari siswa tidak
memiliki buku akuntansi yang dibutuhkan dalam proses belajar di kelas.
Siswa hanya memiliki buku LKS dalam proses pembelajara. Sedangkan
buku-buku akuntansi yang terdapat dalam perpustakaan adalah buku-buku
yang tidak memenuhi standar KTSP sehingga kebutuhan siswa akan
informasi yang diperlukan tidak di dapat. Selain itu SMA Negeri 2
43
Karanganyar tidak memiliki laboraturium akuntansi dan penggunaan ruang
multimedia yang kurang maksimal.
b. Siswa tidak terlalu antusias dan kurang berminat terhadap pembelajaran
akuntansi.
Dari hasil wawancara yang diperoleh, sebagian siswa merasa jenuh dengan
pembelajaran akuntasi. Hal ini dikarenakan oleh pembelajaran satu arah
yang berpusat oleh guru dan pelajaran akuntansi untuk kelas XI IS 4 pada
hari selasa (2X45 menit) terdapat pada jam 7 dan 8 sehingga konsentrasi
siswa pada pembelajaran akuntansi kurang. Keadaan siswa yang capek,
bosan, suasana yang panas dan pembelajaran yang berpusat pada guru
membuat siswa tidak antusias dan kurang berminat terhadap pembelajaran
akuntansi.
c. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi.
Dan keaktifan apersepsi yang telah diamati peneliti salama proses
pembelajaran tidak semua memiliki respon baik, dapat dilihat dari setelah
bel masuk berbunyi, siswa tidak segera masuk ke dalam kelas.Pada hari
selasa (2X45 menit) pada jam ke-7 dan ke-8 keadaan siswa pasif. Siswa
merasa jenuh, capek, dan bosan sehingga tidak ada respon ketika guru
melontarkan pertanyaan. Sedangkan keadaan yag terjadi pada hari sabtu
(1X45 menit) pada jam ke-2, siswa ada kemauan untuk memperhatikan
tetapi yang terjadi ketika siswa merasa ada kesulitan adalah siswa lebih
sering bertanya kepada teman sebangku atau teman yang lebih tau. Siswa
cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang
kesulitan yang dihadapi kepada guru.
2. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru kurang menguasai kelas.
Guru kurang tegas dalam mengelola kelas, sehingga siswa berani terhadap
guru dan ketika guru menjelaskan materi pelajaran, tidak ada perhatian
dari siswa.
b. Guru masih monoton menggunakan metode pembelajaran sehingga siswa
kurang tertarik dengan pembelajaran akuntansi.
44
Dalam setiap pertemuan pembelajaran akuntansi guru senantiasa
menggunakan metode ceramah disertai latihan dalam menyampaikan
materi. Metode pembelajaran yang monoton ini, mau tidak mau membuat
siswa cenderung diam dan tidak aktif. Mereka pun akan mudah bosan
karena lebih banyak mendengar dan mengerjakan apa yang diperintah
guru.
c. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran
akuntansi.
Pada saat pembelajaran akuntansi berlangsung, guru sudah mencoba
membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara
langsung dan dengan memotivasi serta menegur siswa yang tidak mau
memperhatikan pelajaran. Namun cara ini ternyata belum mampu
membangkitkan semangat dan minat belajar siswa. Guru juga pernah
mencoba menerapkan metode pembelajaran diskusi tetapi hasil yang
didapat sama seperti metode ceramah, maka guru kembali menggunakan
metode pembelajaran konvensional.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masini-masing
siklus terdiri dari 4 tahap: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus 1
Kegiatan perencanaan tindakan 1 dilaksanakan pada tanggal 30
Februari dan 3 April. Setelah peneliti mengadakan observasi maka
bersama guru, peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan
dikakukan dalam penelitian ini. Dari observasi yang dilakukan maka
didapat data bahwa ketuntasan belajar yang dilihat dari nilai adalah
sebagai berikut:
45
Dari data yang didapat bahwa siswa yang tuntas belajar hanya sebesar 2,5%
saja. Peneliti juga mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan
dalam memahami materi akuntansi dan dalam meningkatkan keaktifan
mereka dalam kelas hal ini dapat terlihat dari hasil observasi awal dan hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Kemudian disepakati bahwa
pelaksanaan siklus I akan dikakukan selama 3 kali pertemuan, yakni 6 April
2010, 10 April 2010, dan 17 April 2010.
Tahap Perencanaan tindakan I meliputi sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan model pembelajaran NHT, sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa.
(3) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kecil untuk membangkitkan ingatan siswa.
(4) Guru menerangkat sedikit materi pembelajaran hari ini.
(5) Siswa dibagi dalam 7 kelompok dimana setiap kelompok terdiri
dari 6 atau 5 orang siswa. Setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor. Siswa mendapat penjelasan dari guru tentang
sistematika mengerjakan.
(6) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok. Tugas yang
diberikan berupa latihan soal laporan keuangan. Siswa
mengerjakan soal latihan dengan mandiri tetapi berdiskusi dengan
teman kelompok.
(7) Guru memonitoring kegiatan siswa dan memberikan bantuan
kepada siswa yang mengalami kesulitan.
(8) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang dan
menutup dengan salam penutup.
46
b) Pertemuan Kedua
(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa.
(2) Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah
dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
(3) Siswa diminta memberikan laporan hasil kerja kelompoknya.
Dengan cara memanggil nomor dan kelompok.
(4) Guru membuka sesi tanya jawab dengan kelompok kerja lain.
(5) Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang bekerja paling
baik.
(6) Guru membuat kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah
dibahas.
c) Pertemuan Ketiga
(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa.
(2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
(3) Guru mereview materi pembelajaran dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.
(4) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan soal evaluasi akhir
atas materi yang sudah dibahas.
(5) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai dan
meminta agar siswa dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama.
(6) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
(7) Guru meminta lembar jawab soal.
(8) Salam penutup.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi
laporan keuangan dengan model pembelajaran kooperatif Numbered
Heads Together(NHT)
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes da
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
47
Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan,
sepeti yang telah direncanakan, yaitu tanggal 6 April 2010, 10 April 2010, 17
April 2010 diruang kelas XI IS 4. Pertemuan dilaksanakan selama 4X45
menit. Pada tanggal 13 April 2010 pembelajaran tidak dapat dilaksanakan
karena sedang diadakan Ujian Sekolah untuk siswa kelas XII, sehingga siswa
kelas XI di liburkan. Materi pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah
laporan keuangan.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Selasa, 6 April 2010)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan
presensi siswa yang mengikuti pembelajaran, siswa yang tidak masuk
adalah Desi Ria Irawan, Hadi Prakoso, Udhin Ismadi.
b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pembelajaran.
Sedikit siswa yang memperhatikan setiap perkataan guru pada awal
pembelajaran.
c) Siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi pembelajaran pada
pertemuan sebelumnya yaitu mengenai laporan keuangan, karena pada
pertemuan sebelumnya siswa sudah dijelaskan tentang materi laporan
keuangan. Dan hanya beberapa siswa yang terlihat aktif.
d) Siswa diberi penjelasan tentang kegiatan pembelajaran hari ini dimana
siswa akan dibagi dalam kelompok. Dan didalam kelompok tersebut
siswa akan mendapat tugas dan kewajiban tiap kelompok untuk
menyelesaikan tiap tugas secara bekerjasama dengan teman
kelompoknya.
e) Siswa mulai dibagi dalam kelompok terdapat dua kelompok yang
terdiri dari 5 orang siswa dan kelompok lain terdiri dari 6 orang, hal
ini disebabkan siswa kelas XI IS 4 berjumlah 40 siswa. Siswa mulai
48
berkelompok dan menempatkan diri sesuai dengan tempat yang telah
diatur. Peneliti menghitung mundur dari angka 5 ke-1 dan pada
hitungan ke-1 siswa sudah harus berada pada kelompoknya masing-
masing.
f) Setiap siswa mendapat soal latian yang akan dikerjakan bersama
teman kelompoknya. Dan tiap siswa harus mengerjakan mandiri,
tetapi dalam proses mengerjakan siswa berdiskusi bersama teman
kelompok.
g) Dalam mengerjakan tugas yang diberikan terlihat beberapa siswa dari
tiap-tiap kelompok, bermalas-malasan dalam mengerjakan dan
berdiskusi bersama teman.
h) Saat tanda pergantian jam pelajaran berbunyi semua kelompok belajar
telah menyelesaikan tugas.
i) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa.
2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 10 April 2010)
a) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa. Ada lima siswa
tidak masuk yaitu, Christoper (ijin), Nandiko (sakit), Wahyu Puji (
tanpa ijin). Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang
telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
b) Siswa diminta duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang
telah terbentuk kemaren dan guru memberikan nomer pada tiap-tiap
siswa di tiap kelompoknya.
c) Guru memulai diskusi dengan memanggil nomor dan nama kelompok
secara acak, kemudian siswa yang mendapat kesempatan untuk
mempresentasikan hasil adalah nomor 3 kelompok 4 yaitu,Bernadus
Median.
d) Setelah Bernadus menyelesaikan menulis dipapan tulis, kemudian
Bernadus mempresentasikan hasil tugas. Dan ada beberapa pertanyaan
dari teman yaitu Ismawati (5, Kel 3) dan Yuri Septiani (1, Kel 2)
49
e) Dari setiap pertanyaan yang ditanyaakan, ada beberapa hal yang tidak
bisa dijawab, sehingga teman kelompok membantu menjawab
pertanyaan dari teman kelompok lain.
f) Guru memberi ketegasan dari tiap jawaban dan pertanyaan seputar
laporan laba rugi kepada semua siswa.
g) Dan kemudian guru memanggil nomor lagi yaitu nomor 5 kelompok 2
yaitu, Nita Sarmelia, Nita menulis dan mempresentasikan hasil
pekerjaan bersama teman.
h) Guru memberi kesempatan kepada teman kelompok lain untuk
bertanya. Dan evawati (1, Kel. 6) memberi pertanyaan kepada Nita
seputar laporan perubahan modal.
i) Guru menyimpulkan pembelajaran tentang laporan laba rugi dan
laporan perubahan modal.
j) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
3) PertemuanKetiga (Sabtu, 17 April 2010)
a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
b) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas
materi yang telah dibahas.
c) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai dan
meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerjasama.
d) Guru mengawasi dengan baik tetapi ada beberapa siswa yang
mencontoh teman. Sehingga guru mengurai nilai sebesar 20 poin.
e) Guru meminta lembar jawab.
f) Salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together di kelas XI IS 4.
Peneliti mengambil posisi dikelas, dengan tujuan agar peneliti dapat secara
jelas melihat dan ikut serta dalam pembantu dalam proses pembelajaran
akuntansi. Pada pertemuan pertama, guru yang dibantu peneliti membagi
50
kelompok, kemudian pertemuan ke-2 guru mengandakan diskusi dibantu
dengan peneliti dan pada pertemuan ke-3 guru mengandakan test evaluasi.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadapa pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi, dieroleh gambaran tentang aktifitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 40%, sedangkan
60% lainya masih belum dapat memusatkan perhatian pada awal
pembelajaran.
2) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar
42,5%, sedangkan 57,5% lain belum bisa bekerjasama dengan teman
kelompok.
3) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti
sebesar 55% sedangkan yang lain masih ada yang tidak lengkap dan belum
bisa mengerjakan dengan sempurna.
4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah mampu mengerjakan soal laporan keuangan dan
mendapat nilai 70 ke atas sebesar 52,5%, sedangkan 47,5% siswa belum
sempurna dalam mengerjakan test evaluasi.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam silkus I ini adalah:
a) Guru kurang tegas untuk mengatur siswa
b) Guru belum memberikan penghargaan kepada kelompok yang
bekerjasama paling baik dan mampu menyelesaikan tugas dengan
benar.
c) Suara guru kurang besar, sehingga siswa yang dibelakang tidak
kedengaran.
51
2) Beberapa kekurangan yang ditemukan dari segi siswa adalah sebagai
berikut:
a) Siswa hanya akan bertanya kepada guru apabila guru melakukan
pendekatan.
b) Ketrampilan berkomunikasi didepan kelas pada saat presentasi masih
kurang.
c) Siswa kurang percaya diri ketika mengungkapkan pendapat yang
nantinya akan didengarkan oleh teman satu kelas.
d) Kesadaran siswa untuk bekerjasama dengan kelompoknya masih
rendah. Cenderung siswa pasif dan teman yang pintar akan
mengerjakan sampai selesai baru lah kemudian teman yang lain
mencontoh.
e) Siswa yang sudah mencapai standar nilai 70 keatas sebanyak 21 siswa
dan siswa tersebut telah tuntas dalam hasil belajar. Nilai tertinggi
adalah 90, nilai terendah adalah 10. Sehingga rata-rata kelas tersebut
adalah 58,38.
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah:
1) Sebaiknya guru memberikan ketegasan kepada siswa yang tidak
taat, sehingga siswa mengetahui bagaimana harus bersikap.
2) Sebaiknya Guru memberikan penjelasan bahwa dalam kelompok
kerja kontribusi aktif setiap anggota kelompok diperlukan dalam
pencapaian tujuan sehingga tidak ada lagi siswa yang mendominasi
kelompok dan tidak ada lagi siswa yang pasif dalam diskusi dan
menjalankan tugasnya.
3) Dalam menyiasati suara guru yang kecil, sebaiknya sebelum
pembelajaran dimulai guru harus menciptakan suasana yang
kondusif dahulu, sehingga ketika kelas tenang dan kondusif siswa
akan mampu mendengarkan suara guru ketika memberikan
penjelasan.
52
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 19 April 2010 di kantor Guru SMA Negeri 2 Karanganyar. Guru
bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan
tindakan dalam siklus I terdapat beberapa kekurangan, kemudian
disepakati bahwa siklus II akan dilaksanakan pada Selasa tanggal 20 April
2010, Selasa tanggal 27 April 2010, dan Sabtu tanggal 1 Mei 2010.
Tanggal 24 April 2010 peneliti tidak dapat mengadakan pembelajaran
dikarenakan siswa kelas XI mengadakan Study Tour. Sehingga rancangan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Peneliti bersama Guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT, skenario
pembelajaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Peretemuan Pertama
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.
(2) Menciptakan situasi yang kondusif dan tenang sebelum
pembelajaran dimulai untuk membangkitkan minat siswa.
(3) Guru mengadakan pembahasan soal yang telah diujikan pada
pertemuan sebelumnya dan membuka sesi tanya jawab.
(4) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran sebelumnya dan
memberitahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.
(5) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang sama pada
siklus I.
(6) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok. Tugas yang
diberikan berupa latihan soal laporan keuangan. Siswa
mengerjakan tugas dengan memanfaatkan kerjasama dalam
kelompok.
53
(7) Guru memonitoring kegiatan siswa dan memberikan bantuan
kepada siswa yang mengalami kesulitan.
(8) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.
b) Pertemuan Kedua
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.
(2) Menciptakan situasi yang kondusif dan tenang sebelum
pembelajaran dimulai untuk membangkitkan minat siswa.
(3) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran.
(4) Siswa diminta memberikan laporan hasil kerja kelompoknya.
Dengan cara memanggil nomor dan kelompok.
(5) Guru membuka sesi tanya jawab dengan kelompok kerja lain.
(6) Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang bekerja
paling baik.
(7) Guru membuat kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah
dibahas dan mereview pelaksanaan presentasi. Siswa akan
berpikir apakah jwaban mereka sudah sesuai dengan konsep
yang diharapkan oleh kompetensi dasar.
c) Pertemuan Ketiga
(1) Salam pembuka dan guru mengecek kehadiran siswa.
(2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
(3) Guru mereview materi pembelajaran dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.
(4) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan soal evaluasi
akhir atas materi yang sudah dibahas.
(5) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai
dan meminta agar siswa dalam mengerjakan tidak saling
bekerja sama.
(6) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan
54
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib
dan tenang.
(7) Guru meminta lembar jawab soal.
(8) Salam penutup.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi laporan keuangan.
3) Peneliti dan Guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap
siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II diadakan selama tiga kali pertemuan yaitu,
Selasa tanggal 20 April 2010, Selasa tanggal 27 April 2010, dan Sabtu
tanggal 1 Mei 2010 di ruang kelas XI IS 4. Sedangkan materi yang
disampaikan adalah laporan keuangan.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Selasa, 20 April 2010)
a) Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. Siswa
yang tidak masuk adalah Eko Fitriyanto (sakit), Hadi Prakoso (sakit),
Mahendra Risal (tanpa ijin)
b) Membahas soal yang telah diujikan pada pertemuan sebelumnya dan
membuka sesi tanya jawab. Terdapat beberapa siswa yang antusias
dengan tanya jawab ini sebagian besar pertanyaan dijawab serentak
dan ada siswa yang malu-malu untuk menunjuk jari dan menjawab.
c) Siswa mendapat penjelasan dari guru tentang rencana pembelajaran
hari ini dan memberikan masukan bagaimana seharusnya kelompok
belajar berjalan sebagai refleksi atas pelaksanaan pembelajaran
sebelumnya.
d) Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok yang sama pada siklus I,
yaitu terdiri dari 7 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6
55
kelompok. Karena ada beberapa siswa yang tidak masuk maka
kelompok 3 terdiri dari 4 siswa. Sedangkan kelompok satu yang
seharusnya terdiri dari 6 siswa, karena ada siswa yang tidak masuk
maka tinggal 5 siswa.
e) Setiap kelompok siswa mendapatkan soal yang harus dikerjakan oleh
siswa.
f) Guru memonitoring setiap kelompok dan memberikan bantuan
secara langsung kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Guru
juga memberikan motivasi kepada kelompok yang belum bisa
bekerjasama karena ketidak cocokan diantara anggota.
g) Guru meminta lembar laporan hasil tugas kelompok.
h) Guru mengakhiri pertemuan dengan menyimpulkan pembelajaran
hari ini dan bertanya “apa bahagia dengan pembelajaran hari ini?”
dan “apa yang anda dapat dari pembelajaran hari ini?” dan dengan
serempak siswa menjawab dengan berbeda-beda jawabnya.
2) Pertemuan Kedua (Selasa, 27 April 2010)
a) Guru membuka dengan salam kemudian mengabsen siswa.
b) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk memanfaatkan waktu
presentasi dengan baik.
c) Siswa diminta untuk kembali ke dalam kelompok masing-masing
seperti pada pertemuan sebelumnya. Dan tiap siswa di dalam
kelompok mendapatkan nomor.
d) Diskusi dimulai dengan guru memanggil nomor 4 dari kelompok 7
untuk mempresentasikan hasil diskusi. Siswa yang diberi
kesempatan adalah Krisna dinar. Tetapi tidak bisa menyelesaikan
pekerjaanya sehingga dibantu oleh telan kelompoknya. Pada sesi ini
ada beberapa siswa yang bertanya berkaitan dengan materi neraca.
e) Kemudian dilanjutkan dengan guru memanggil nomor 1 dari
kelompok 3 yaitu, Yuri septiani. Dalam mempresentasikan Yuri
mendapatkan beberapa pertanyaan dari teman kelompok lain. Dan
kelompok 3, sukses mempresentasikan dan menjawab pertanyaan,
56
walaupun dalam pertanyaan dari teman kelompok ada beberapa yang
dijawab oleh teman kelompok 3.
f) Guru memberi penghargaan kepada tiap siswa yang telah
mempresentasikan hasil pekerjaan.
g) Guru mereview pembelajaran dengan pertanyaan dengan cara
memanggil nomor dan kelompok. Dan siswa merasa sengan dengan
pembelajaran.
h) Guru memberi kesimpulan pembelajaran hari ini dan menutup salam.
3) Pertemuan Ketiga (Sabtu, 1 Mei 2010)
a) Guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa.
b) Guru mereview pembelajaran sebelumnya dengan cepat.
c) Guru meminta semua buku ditutup dan hanya alat tulis yang ada di
meja. Siswa mulai protes karena evaluasi yang diadakan hari ini,
belum diberitahukan sebelumnya.
d) Guru membagikan soal dan meminta siswa untuk mengerjakan
sendiri.
e) Guru meminta lembar jawaban dan menutup pembelajaran dengan
salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati dan membantu guru dalam proses pembelajar
akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads
Together di kelas XI IS 4. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas karena
guru kelas meminta supaya peneliti membantu dalam proses belajar
mengajar dan dapat mengamati secara langsung. Pada pertemuan pertama
guru bersama peneliti membagi kelompok dan memberikan latian soal
kepada tiap kelompok. Terlihat ada banyak siswa antusias dan senang
ketika mengerjakan soal bersama teman kelompoknya. Pertemuan kedua
siswa berdiskusi dengan cara guru dan peneliti memanggil nomor dan
kelompok. Siswa menikmati diskusi yang berlangsung, terlihat dari siswa
antusias ketika mempresentasikan hasil pekerjaan dan semangat ketika
57
menjawab pertanyaan dari guru. Sedangkan pada pertemuan ketiga
digunakan guru untuk mengadakan evaluasi pada siklus II.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi. diperoleh informasi tentang aktifitas siswa selama
proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 100%.
2) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
sebesar 87,5% sedangkan 12,5% lain belum bisa bekerjasama dengan
teman kelompok.
3) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti
sebesar 100%.
4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah mampu mengerjakan soal laporan keuangan dan
mendapat nilai 70 ke atas sebesar 75% sedangkan 25% siswa belum
sempurna dalam mengerjakan test evaluasi.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Kelemahan guru dalam siklus II ini adalah:
a) Volume guru masih kecil, sehingga dalam proses belajar mengajar
guru dibantu oleh peneliti.
b) Guru terkesan mengabaikan beberapa siswa yang belum
berkonsentrasi pada saat diadakan apersepsi.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
a) Masih ada beberapa siswa yang malu-malu ketika menjawab
pertanyaan dari guru dan peneliti.
b) Masih ada siswa yang merasa kesulitan pada saat mengerjakan
tugas kelompok karena kelompok yang dipunyai terdiri 4 orang
tetapi bisa diatasi dengan peneliti membantu dalam mengerjakan
tugas kelompok tersebut.
58
Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan nilai 70 keatas,
sudah mencapai 26 siswa dan nilai rata-rata juga sudah mengalami
kenaikan sebesar 80,75. Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai
titik ketuntasan.
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah:
1) Guru masih harus mampu menguasai kelas. Karena volume
suara guru kecil sehingga guru kesulitan dalam menguasai kelas.
2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang
tinggi.
3) Guru harus lebih kreatif dalam mengorganisasi aktifitas
pembelajaran agar pembelajaran berjalan dengan lancar.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dapat
dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi melalui
penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dari
siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 5. Profil Hasil Penelitian
Indikator Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa
%
Jumlah
Siswa
%
Aktif dalam Apersepsi 16 siswa 40% 40 siswa 100%
Aktif selama kegiatan
pembelajaran 17 siswa 42,50% 30 siswa 87,50%
Tepat dan teliti menjawab soal 22 siswa 55% 40 siswa 100%
Ketuntasan hasil belajar 21 siswa 52,50% 30 siswa 75%
Sumber: Hasil data nilai yang telah di olah
59
Peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi tersebut juga dapat dilihat
pada grafik berikut ini:
0
5
10
15
20
25
Siklus I
Grafik Hasil Penelitian Siklus I
Aktif selama apersepsi
Aktif selama pembelajaran
Tepat dan teliti dalam menjawab soal
Ketuntasan hasil belajar
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Siklus
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Siklus II
Grafik Hasil Penelitian Siklus II
Aktif selama apersepsi
Aktif selama pembelajaran
Tepat dan teliti dalam menjawab soal
Ketuntasan hasil belajar
Gambar 5.Grafik Hasil Penelitian Siklus II
60
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Aktif dalam apersepsi
Aktif selama kegiatan
pembelajaran
Tepat dan teliti
menjawab soal
Ketuntasan hasil belajar
Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Siklus I
Siklus II
Gambar 6. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Grafik tersebut menunjukkan bahwa setelah adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Heads Together berdampak
terhadap proses dan hasil kegiatan pembelajaran akuntansi. Dampak positif
tersebut antara lain siswa menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
siswa tidak merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran karena siswa ikut
langsung terlibat dalam pembelajaran. Selain itu siswa juga lebih mudah
memahami materi yang di sampaikan oleh guru, siswa lebih aktif dan
bersemangat dalam mengikuti diskusi kelompok belajar serta hasil belajar siswa
mengalami peningkatan.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap
siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi
tindakan.
61
Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai II dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan ini, peneliti
melakukan kegiatan surve awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di
kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar dengan cara observasi dan wawancara
dengan guru maupun siswa. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan surve
tersebut, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang ada di dalam kelas
serta dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar mengajar di kelas belum obtimal.
Oleh karena itu peneliti mengadakan diskusi lebih lanjut dengan guru mata
pelajaran akuntansi untuk mengatasi permasalahan yang muncul tersebut dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Heads
Together (NHT).
Setelah mengadakan diskusi dengan guru, selanjutnya peneliti dibantu
guru membuat RPP dan intrumen penelitian yang akan dilaksanakan dalam siklus
I di dalam kelas. Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan guru mata
pelajaran akuntansi, maka materi yang akan digunakan adalah laporan keuangan
yaitu laporan laba rugi, laporan ekuitas, dan neraca.
Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I, guru membuat kelompok-
kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dan siswa tidak merasa bosan
dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Dengan kelompok-kelompok kecil tersebut
siswa bersama siswa yang lain berjuang bersama untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan, sehingga siswa merasa diberi kepercayaan guru bahwa anak didiknya
mampu menyelesaikan tugas. Dari hal tersebut siswa mempunyai motivasi untuk
belajar.
Ketika diskusi dilaksanakan, guru dibantu peneliti memanggil nomor
dan kelompok secara acak dan kemudian siswa diberi kepercayaan dan
kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Dari hal tersebut
siswa dapat belajar untuk percaya diri dan berani mengeluarkan ide, pendapat, dan
bertanya. Namun , dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap proses
belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan
62
kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa merasa
kebingungan terhadap model pembelajaran yang baru mereka lakukan, dan juga
volume suara guru yang kecil menyebabkan siswa kurang jelas dalam setiap
penjelasan guru. Hal tersebut dapat dilihat dari siswa malu-malu ketika menjawab
pertanyaan atau bertanya dan tidak semua siswa terlibat dalam pemecahan soal
bersama teman kelompoknya. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun
rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam
pembelajaran akuntansi.
Materi pembelajaran pada siklus II masih sama dengan siklus I yaitu
laporan keuangan, tetapi soal yang digunakan berbeda dengan siklus I dan untuk
menyiasati suara guru yang kecil maka guru membuat cara supaya siswa tenang
dan mencitakan kondisi kelas yang kondusif. Sehingga dalam pelaksanaan
pembelajaran siswa lebih aktif, percaya diri menjawab atau bertanya, dan siswa
lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Di akhir siklus peneliti mengadakan
penelitian untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
akuntansi setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode
Numbered Heads Together (NHT). Dan hasil yang didapat adalah siswa memiliki
motivasi belajar akuntansi.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar
akuntansi pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses sudah
menunjukkan peningkatan. Dari segi keaktifan siswa dalam apersepsi
manunjukkan peningkatan dari 16 siswa atau 40% pada siklus I menjadi 40 siswa
atau 100% pada siklus II. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa yang
menunjukkan keaktifan mereka sebanyak 23 siswa atau 57,5% pada siklus I
sedangkan pada siklus II sebanyak 35 siswa atau 87,5%. Dalam ketepatan dan
ketelitian siswa menjawab maupun menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 22
siswa atau 55%, pada siklus II terdapat 40 siswa atau 100%. Begitu pula
ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan ditunjukkan dari
banyaknya siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal yaitu sebesar
52,5% atau 21 siswa menjadi 75% atau 30 siswa pada siklus II. Siswa yang
63
sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang lebih antusias dan
menikmati pembelajaran akuntansi. Selain itu siswa yang sebelumnya tidak bisa
bertanggung jawab dengan peranya dalam kelompok, pada siklus II ini sudah
dapat menjalankan tanggung jawab dengan baik. Meskipun begitu, masih
diperlukan ketelatenan guru dalam menolong siswa menguasai konsep
pembelajaran akuntansi dan pendekatan kepada siswa. Oleh sebab itu masalah
yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah dapat teratasi dengan cara
penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) yang secara langsung dapat mengaktifkan
siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran
akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa. Sehingga kualitas proses dan hasil
pembelajaran akuntansi dapat meningkat. Selain itu, peneliti juga dapat
meningkatkan motivasi dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajara yang
efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif, metode Numbered Heads Together (NHT) dapat
dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:
1) Siswa terlihat antusias dan bersemangat. Hal tersebut dapat dilihat
dari keaktifan siswa selama apersepsi yang ditunjukan dari kenaikan
dari siklus I sampai siklus II.
2) Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam
kelompok dan berjuang menyelesaikan tugas bersama teman. Hal
tersebut dapat dilihat dari keaktifan siswa selama pembelajaran
akuntansi berlangsung yang ditunjukan dari peningkatan siklus I
sampai siklus II .
3) Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal
tersebut dapat dilihat dari ketelitian dan ketepatan siswa selama
menjawab pertanyaan dan persoalan dari guru yang ditunjukan dari
peningkatan siklus I sampai siklus II.
64
4) Berdasarkan hasil belajar siswa yang ditunjukan dengan perolehan
nilai test pada setiap akhir siklus mengalami kenaikan mulai dari
siklus I sampai siklus II
65
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IS 4 di SMA
Negeri 2 Karanganyar ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi
empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan kualitas
pembelajaran akuntansi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan
metode Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri
2 Karanganyar. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator berikut ini:
1. Keaktifan siswa dalam apersepsi manunjukkan peningkatan sebesar 60% atau
24 siswa, dari 16 siswa atau 40% pada siklus I menjadi 40 siswa atau 100%
pada siklus II.
2. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa yang menunjukkan keaktifan
belajar naik sebanyak 30% atau 12 siswa dari 23 siswa atau 57,5% pada
siklus I dan pada siklus II menjadi 35 siswa atau 87,5%.
3. Ketepatan dan ketelitian siswa menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 22
siswa atau 55%, pada siklus II terdapat 40 siswa atau 100% sehingga terjadi
kenaikan sebesar 44% atau 18.
4. Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 22,5% atau 9
siswa yang ditunjukkan dari banyaknya siswa yang sudah mencapai batas
ketuntasan minimal yaitu sebesar 52,5% atau 21 siswa menjadi 75% atau 30
siswa pada siklus II.
B. Implikasi
Berdasarkan pada kesimpulan penelitian di atas, maka implikasi dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, kegiatan
pembelajaran akuntansi pada materi laporan keuangan dengan menggunakan
64
66
metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran akuntansi dilihat dari segi keaktifan siswa melalui keaktifan siswa
selama apersepsi, keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran, ketepatan dan
ketelitian siswa menjawab soal dan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.
Hal ini disebabkan model kooperatif dengan metode NHT menekankan pada
keaktifan siswa secara penuh, sehingga mendorong untuk selalu aktif dalam
belajar melalui proses kerja sama dan tanggung jawab dalam kerja kelompok.
2. Implikasi Praktis
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah bahwa untuk meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa secara optimal dalam pembelajaran akuntansi,
seorang guru harus dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan kemampuan siswa, minat, dan kondisi lingkungan yang
ada. Hasil belajar siswa tidak hanya dilakukan melalui tes atau ulangan harian saja
tetapi penilaian harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan, melalui
keaktifan siswa baik selama apersepsi, selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung dan ketepatan serta ketelitian siswa menjawab soal atau pertanyaan
dari guru.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru perlu menambah wawasannya tentang metode-metode pembelajaran
yang inovatif agar proses pembelajaran lebih menarik dan siswa tidak
merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas..
b. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, sebaiknya guru
meningkatkan kemampuan dalam mengelola kelas sehingga dapat tercipta
situasi kondusif yang mendukung proses pembelajaran.
67
2. Bagi Siswa
a. Siswa sebaiknya menyadari pentingnya memperhatikan ketika guru
menerangkan materi pelajaran.
b. Dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif metode NHT
sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa untuk bekerja sama
dalam satu kelompok.
3. Bagi Peneliti
a. Peneliti dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengan penyempurnaan
dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan optimal.
b. Peneliti sebagai calon guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran
yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang
diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.
4. Bagi Sekolah
a. Perlu adanya bimbingan dan binaan kepada guru agar keberhasilan dalam
proses pembelajaran di kelas tercapai.
b. Sekolah perlu membuka diri dengan lembaga pendidikan maupun instansi
lain untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
68
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi . 2007. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Astiwi, Nila. 2009. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Dengan Teknik Kepala Bernomor Terstruktur untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi kalas XI IS 1 SMA N 2 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Surakarta: UNS
Depdiknas. 2005. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Direktorat PLP
Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Jihad, Asep, Abdul Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo
Kusharyati, Indah. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan
Metode Jigsaw untuk Meningkatkkan Penguasaaan Konsep Dalam
Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IS 5 SMA N 8 Surakarta Tahun
Ajaran 2008/2009 ( Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta : UNS
Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Mufid Masruhan. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together ( NHT ) pada Siswa kelas VII- A MTs Islamiyah Sumpiuh – Banyumas Tahun Pelajaran 2006/2007. Semarang : UNNES
Ngadiman, Sri Witurachmi dan Wahyu Adi.2005. Dasar-dasar Akuntansi. Surakarta : FKIP UNS
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 ( Pertanyaan dan jawaban ). Jakarta: Gramedia
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
67
69
Siskandar. 2003. Kegiatan Belajar yang Efektif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Slavin, Robert E .2008. Cooperative Learning : Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusamedia
Soemarsono. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Press
Sukmadinata, Syaodih, Nana. 2003. Landasan Psilokogi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PIKEM. Jogjakarata: Pustaka Pelajar
Suryadi, Ace, dkk. 1993. Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme: Konsep, Landasan Teori-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara
Weygandt, J. Jerry, Kieso, E. Donald, Kimmel,D. Paul. 2007. Accounting Principles: Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Winkel, WS.2005. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta : Media Abadi
Yamin, Martinis. 2005. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta : Gaung Persada Press
http://cepiriyana.blogspot.com/2006/06/hakikat-kualitas-pembelajaran.html
69
CATATAN LAPANGAN 1
Hari/Tanggal : Selasa, 30 Maret 2010
Waktu : Jam 08.00 - 08.30 WIB
Jenis : Observasi mendalam (Wawancara)
HASIL WAWANCARA
1. P: Metode pembelajaran apa yang Ibu terapkan dalam pembelajaran
akuntansi di kelas XI IS 4 saat ini?
G: Saat ini model pembelajaran yang saya gunakan masih dengan metode
konvensional (ceramah), karena para siswa kelas XI IS 4 belum terbiasa
dengan model atau metode yang lainnya. Saya sudah mencoba
menggunakan metode yang lain dalam pembelajaran akuntansi, misalnya
saya mencoba menggunakan diskusi kelompok tetapi ternyata sangat tidak
efektif.
2.P: Bagaimana kondisi siswa selama pembelajaran akuntansi jika menggunakan
metode pembelajaran yang Ibu terapkan?
G:Ya situasi kelas belum bisa kondusif terlebih lagi pada hari selasa, mata
pelajaran akuntansi berada pada jam terakhir, setelah istirahat ke dua.
Sehingga konsentrasi siswa sudah tidak fokus pada pembelajaran. Banyak
hal yang dilakukan siswa yaitu dengan ramai sendiri dengan teman
sebangku, bercerita, dan melakukan hal-hal kecil yang mengganggu proses
belajar mengajar di kelas. Sedangkan pada hari Selasa kondisi siswa di
kelas lebih kondusif, tetapi juga terlihat siswa ramai dengan teman
sebangku tetapi keadaan nya lebih baik dari pada hari Selasa. Pada intinya
siswa susah untuk memperhatikan ketika saya menerangkan materi
pembelajaran.
P: Bagaimana untuk kecenderungan nilai akuntasi?
G:Pada dasarnya siswa-siswa saya memiliki keinginan untuk pintar, tetapi
yang saya pikirkan adalah kenapa siswa-siswa saya tidak pernah
memperhatikan apa yang saya terangkan dan tidak pernah belajar.
70
Bagaimana bisa pintar? Kalau anak-anak tidak pernah serius mengikuti
pelajaran saya dan tidak pernah belajar. Hal ini terjadi pada mata pelajaran
yang lain. Sehingga nilai mata pelajaran akuntansi pun juga dibawah
standar yang telah ditentukan. Kebanyakan siswa mendapatkan nilai
dibawah 60.
71
PEDOMAN WAWANCARA Observasi Awal (untuk Guru)
1. Metode pembelajaran apa yang Ibu terapkan dalam pembelajaran akuntansi
di kelas XI IS 4 saat ini?
2. Bagaimana kondisi siswa selama pembelajaran akuntansi jika menggunakan
metode pembelajaran yang Ibu terapkan?
3. Bagaimana untuk kecenderungan nilai akuntansi?
72
CATATAN LAPANGAN 2
Hari/Tanggal : Sabtu,3 April 2010
Waktu : Jam 07.30 - 09.00 WIB
Data Kelas : Kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar
Model Pembelajaran : Ceramah
Tema Pembelajaran : Laporan Keuangan
Jumlah Siswa : 40 siswa
Jenis : Observasi mendalam (survei awal)
Deskripsi :
Pada awal pembelajaran guru memulai pelajaran dengan mengucapkan
salam pembuka kemudian mengabsen satu persatu siswa. Sebelum memulai
pelajaran, guru berusaha menciptakan suasana yang kondusif dengan mengulang
materi sebelumnya. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada para murid,
kegiatan tersebut berlangsung sekitar 10 menit. Kemudian guru memulai materi
dengan memberikan apersepsi mengenai materi laporan keuangan dan siswa
diminta untuk memperhatikan penjelasan guru. Di saat guru menjelaskan,
apabila ada siswa yang tidak memperhatikan, maka guru akan menegur siswa
tersebut dengan melontarkan pertanyaan seputar materi yang sedang dijelaskan.
Jika siswa tidak dapat menjawab, maka pertanyaan itu akan ditanyakan kepada
siswa yang lain. Namun guru juga tetap memperhatikan kegiatan para siswa
yang lain supaya pembelajaran di kelas tetap terkendali. Hal ini dilakukan guru
agar siswa lebih memperhatikan apa yang disampaikan guru. Tetapi suasana
tenang tidak dapat berjalan lama oleh karena suara guru kurang keras sehingga
tidak terdengar sampai bagian belakang, hal tersebut mengakibatkan para siswa
justru berbicara dengan teman sebangku ada yang megerjakan tugas dari guru
yang lain. Guru sudah memperingatkan para siswa berulang kali namun tidak
diindahkan oleh siswa, akhirnya guru terus melanjutkan pembelajaran bagi yang
masih mau memperhatikan.
73
Refleksi :
Proses belajar mengajar berjalan dengan baik, meskipun terdapat beberapa
kekurangan di dalamnya yang harus diperbaiki. Misalnya dalam kegiatan awal
pembelajaran guru terlalu tergesa-gesa untuk segera menyampaikan materi dan
kurang memperhatikan situasi dan kondisi siswa. Hal ini dilakukan guru karena
berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahwa apabila guru menunggu
sampai anak benar-benar siap, maka waktu yang tersedia pasti akan habis
dengan sia-sia. Selain itu, menurut pendapat siswa, guru harus memberikan
waktu kepada siswa untuk tanya jawab sebelum kegiatan belajar mengajar
diakhiri, sehingga siswa yang belum memahami, mereka tidak berani untuk
bertanya. Siswa mudah bosan karena guru terlalu banyak berceramah dalam
proses pembelajaran sehingga siswa merasa tidak nyaman. Selain itu, semakin
lama mendengarkan penjelasan guru, siswa cepat merasa jenuh karena metode
guru dalam menjelaskan sangat monoton dan alur dari penjelasan sulit untuk
diterima oleh para siswa. Para siswa pun tidak ada yang mencatat dari penjelasan
guru, karena selain bingung dengan yang disampaikan guru, siswa juga belum
belajar sebelumnya. Meskipun siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan, namun konsentrasi siswa tidak tertuju pada apa yang sedang
disampaikan guru. Segi hasil pekerjaan siswa, diketahui bahwa nilai tertinggi
yang diperoleh adalah 70 dan nilai terendah adalah 34.
74
Daftar nilai observasi awal.
No. Nama Siswa Nilai 1 Aditya Ian Permana 55 2 Agus Sapta Riadi Wijaya 38 3 Anang Hananto 53 4 Arie Budiyanto 48 5 Asri Suryaningsih 55 6 Bernadita Tridian Fitrianto 26 7 Bernadus Median Firianto 40 8 Chiristoper Carlos Latuheru 56 9 Daru Cahyo Anggara 69 10 Desy Ria Irawan 60 11 Eko Fitriyanto 46 12 Evawati Suci Rindang 70 13 Hadi Prakoso 46 14 Hanif Arifin 56 15 Hery Hermawati 49 16 I Putu Nugrahening W.B. P 45 17 Ika Yulianti 50 18 Ismawati 47 19 Krisna Dinar Praditya 47 20 Kristian Pungki Ari S 35 21 Mahendra Rizal MI - 22 Nandiko Yogo Widoto 49 23 Nining Hartati 48 24 Nisa Adi Tama 42 25 Nita Sarmelia 39 26 Novita Sari 65 27 Putri Febriyanti 43 28 Ria Dewi Romadani 57 29 Riska Priyadi Yanti 56 30 Ryan Supriyanto H. P 44 31 Sri Harini 47 32 Susilo Pujianto 41 33 Tri Joko Waseso 44 34 Tri Widiastuti 55 35 Udhin Ismadi 45 36 Wahyu Puji Astuti 38 37 Wawan Sumaryanto 34 38 Wikan Prakoso 54 39 Yohanes Rendra 56 40 Yuri Septiani 67 Sumber: Data nilai awal observasi.
76
PEMBAGIAN KELOMPOK
Kelompok 1 Tri Widiastuti(1)
Wahyu Astuti(2)
Kristian Pungki A. S(3)
Mahendra Risal M. I(4)
Ika Yulianti(5)
Aditya Ian Permana(6)
Kelompok 2
Yuri Septiani(1)
Agus Sapta Riadi Wijaya(2)
Asri Suryaningsih(3)
Hanif Arifin(4)
Nita Sarmelia(5)
Susilo Pujianto(6)
Kelompok 3
Putri Febriyanti(1)
Bernadita Tridian Fitantri(2)
Eko Fitriyanto(3)
Hadi Prakoso(4)
Ismawati(5)
Yohanes Rendra(6)
Kelompok 4
Nisa Adi Tama(1)
Anang Hananto(2)
Bernadus Median Fitrianto(3)
I Putu Nugrahening W
B P(4)
Wikan Prakoso(5)
Kelompok 5
Novita Sari(1)
Christoper C L(2)
Nandiko Yogo Widianto(3)
Tri Joko Waseso(4)
Riska Prihadi Yanti(5)
Sri Harini(6)
Kelompok 6
Evawati Suci Rindang P(1)
Wawan Sumarwanto(2)
Hery Hermawati(3)
Udin Ismadi(4)
Rian Supriyanto Hari
P(5)
Kelompok 7
Daru Cahya A (1)
Arie Budiyanto(2)
Desy Ria Irawan(3)
Krisna Dinar P (4)
Nining Hartati(5)
Ria Dewi R (6)
77
CATATAN LAPANGAN 3
Data Kelas : Kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar
Model Pembelajaran : Numbered Heads Together (NHT)
Tema Pembelajaran : Laporan Keuangan
Jumlah Siswa : 40 siswa
Jenis : Observasi mendalam (Siklus 1)
A. Pertemuan 1
Hari / tanggal : Selasa, 6 April 2010
Waktu : jam 12.30-13.30 WIB
Deskripsi:
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka,
kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran/presensi siswa dan
seperti biasanya ada beberapa siswa yang terlambat masuk ke dalam kelas
dan siswa yang tidak masuk adalah Desi Ria Irawan, Hadi Prakoso, Udhin
Ismadi.
Kemudian guru memberi motivasi dan apersepsi yaitu berupa
pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan seputar materi laporan laba rugi,
laporan perubahan modal, dan neraca. Ketika ada siswa yang menjawab
pertanyaan kemudian guru memberikan pujian kepada siswa yang mampu
menjawab tanpa memperhitungkan benar atau tidak jawaban dari siswa
tersebut. Ada beberapa siswa yang menjawab dengan tidak tepat kemudian
guru memperjelas jawaban dari pertanyaan tersebut.
Kemudian guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan
berlangsung. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang telah
disebutkan, ada 7 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 6 orang tetapi ada
2 kelompok yang terdiri dari 5 orang. Supaya siswa cepat untuk masuk ke
dalam kelompoknya, guru menggunakan cara dengan menghitung mundur
angka 5 sampai 1. Dan pada hitungan ke-1, siswa sudah harus sudah
bersama teman kelompoknya. Ketika siswa sudah masuk ke dalam
78
kelompoknya masing-masing siswa diberikan tugas untuk membuat laporan
laba rugi dan laporan perubahan modal. Dalam proses tersebut guru
memperhatikan siswa ketika mengerjakan bersama teman kelompok dan
memperhatikan batas waktu siswa untuk menyelesaikan laporan keuangan
tersebut.
Refleksi:
Dalam proses pembelajaran berlangsung volume suara guru kurang jelas,
sehingga siswa tidak begitu mengerti apa yang dibicarakan oleh guru. Dari
hal tersebut siswa tidak begitu mengerti proses pembelajaran yang
berlangsung ada banyak siswa bertanya-tanya tentang yang harus dilakukan.
Baiknya guru dengan sabar membimbing siswa supaya paham. Dari
pengamatan pada siswa, terdapat banyak siswa yang malas-malasan dan
acuh ketika mengerjakan soal laporan keuangan bersama teman
kelompoknya. Dan ketika guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
siswa pada waktu apersepsi terlihat beberapa siswa antusias untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Dari pembelajaran yang berlangsung siswa terlihat lebih
menikmati pembelajaran terlihat dari siswa suka bercerita tentang materi
yang sedang dipelajari dan siswa bersemangat mengerjakan laporan
keuangan.
B. Pertemuan 2
Hari / tanggal : Sabtu, 10 April 2010
Waktu : jam 07.30-08.30
Deskripsi:
Guru membuka KBM dengan mengucapkan salam pembuka dilanjutkan
dengan presensi kehadiran siswa. Siswa yang tidak masuk adalah Christoper,
Nandiko, Wahyu Puji. Kemudian guru menjelaskan tentang materi
pembelajaran yang kan berlangsung dan meminta siswa kembali kepada
kelompoknya dengan cara yang sama yaitu menghitung mundur angka 5
sampai 1 dengan tujuan siswa cepat untuk kembali bersama teman
79
kelompoknya. Guru memberikan nomor kepada tiap-tipa siswa di tiap
kelompok. Guru memulai diskusi dengan cara memanggil nomor dan
kelompok. Bernadus yang memiliki nomor 3 dari kelompok 4 memiliki
kesempatan untuk mempresentasikan hasil pekerjaanya. Setelah Bernadus
mempresentasikan hasil pekerjaan ada beberapa pertanyaan dari Ismawati (5,
kel. 3) dan Yuri Septiani (1, kel.2). Dari pertanyaan yang diberikan teman
kelompok lain, dan ada beberapa pertanyaan yang tidak dijawab secara
sempurna oleh Bernadus sehingga Bernadus dibantu oleh teman
kelompoknya. Setelah selesai, guru kembali memanggil nomor 5 kelompok
2 yaitu Nita Sarmelia. Dari apa yang dipresentasikan oleh Nita, ada satu
penanya yaitu Evawati (1, kel. 6). Setelah selesai kemudian guru
menyimpulkan dan kemudian menutup pembelajaran.
Refleksi:
Dari pembelajaran yang berlangsung, siswa terlihat antusias dan
menikmati pembelajaran yang berlangsung. Ketika guru mulai memanggil
nomor dan kelompok yang akan mempresentasikan hasil pembelajaran,
siswa terlihat siswa benar-benar memperhatikan sehingga tidah ada suara
sama sekali, tetapi setelah guru menyebutkan nomor dan kelompok, siswa
secara serempak tertawa kegirangan. Dan ketika ada siswa
mempresentasikan hasil pekerjaan terlihat siswa memperhatikan sambil
bercerita bersama teman kelompok tentang hasil pekerjaan teman yang
sedang dipresentasikan. Dan guru mulai mencari cara supaya suara guru
mampu di dengar oleh siswa, tetapi baiknya disini guru begitu sabar dan
telaten menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa tentang bagian-bagian
yang tidak jelas ketika guru menerangkan. Tetapi ada beberapa kekurangan
dari pembelajaran yang berlangsung yaitu masih ditemukan siswa yang tidak
fokus terhadap pembelajaran dikarenakan siswa tidak paham terhadap
pembelajaran yang berlangsung, siswa yang tidak fokus adalah siswa yang
biasa duduk di belakang seperti Krisna, Wikan dan teman-temannya.
80
C. Pertemuan 3
Hari / tanggal : Sabtu, 17 April 2010
Waktu : jam 07.30-08.30
Deskripsi:
Guru mengawali KBM dengan mengucapkan salam pembuka dan
dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Guru berusaha untuk menciptakan
suasana yang kondusif. Guru meminta para siswa untuk duduk pada
posisinya masing-masing dengan rapi dan tertib.
Guru dibantu peneliti membagikan lembar soal tes evaluasi siklus I.
Siswa diminta untuk mengerjakan sesuai dengan kemampuan sendiri dan
tidak diperkenankan untuk bekerja sama, bila didapati siswa bekerja sama
dengan teman yang lain maka poinnya akan dikurangi 10 poin. Selama
berlangsungnya tes guru berotasi untuk mengawasi siswa. Waktu untuk
mengerjakan tes 45 menit dan lembara jawab dikumpulkan saat itu juga oleh
guru yang dibantu peneliti. Siswa cukup tenang saat mengerjakan tes
tersebut. Setelah waktu habis, guru keluar dari kelas dan siswa melanjutkan
jam pelajaran berikutnya.
Refleksi:
Guru kurang jelas dalam menyampaikan penjelasan tentang metode
NHT sehingga para siswa masih banyak yang mengalami kebingungan untuk
menerapkannya. Banyak keluhan dari siswa bahwa suara guru kurang keras
sehingga siswa yang duduk di belakang tidak dapat mendengar penjelasan
dan kurangnya motivasi dari guru dalam memulai pembelajaran dan nada
suara guru juga kurang antusias selama pelaksanaan pembelajaran sehingga
pada awalnya masih banyak siswa yang tidak terlalu antusias dalam
mengikuti pembelajaran akuntansi dengan metode NHT ini.
Kekurangan pembelajaran pada siklus I ini jika dilihat dari segi siswa;
masih ada siswa yang mengeluh masalah pembagian kelompok, siswa yang
tidak memperhatikan cenderung malah mengganggu teman-temannya, masih
ada siswa yang acuh terhadap pelajaran dan metode baru yang diterapkan
81
oleh guru, sulitnya berinteraksi antara anggota kelompok karena perbedaan
dalam kemampuan akademisnya, kurangnya rasa tanggung jawab anggota
kelompok terhadap bagian materinya masing-masing, sehingga ada siswa
yang tidak mau mengajar teman-temannya dalam satu kelompok. Di sisi lain
siswa masih belum berani untuk mengungkapkan pendapatnya di depan guru
dan siswa cenderung berani jika berhadapan dengan teman sebayanya.
Segi nilai hasil evaluasi sklus I ini nilai tertinggi adalah 90 nilai terendah
adalah 35 dan nilai rata-rata kelas yaitu 58,38. Siswa yang sudah mencapai
standar nilai 70 ke atas sebanyak 21 siswa (52,5%) dan 19 siswa (47,5%)
belum mencapai standarHasil tersebut belum dapat mencapai target yang
ditetapkan yaitu 70% sehingga diperlukan perbaikan pada siklus berikutnya.
83
Gambar siswa sedang mempresentasi hasil diskusi pada siklus I
Gambar siswa sedang mangerjakan evaluasi pembelajaran pada siklus I
84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus I
Sekolah : SMA N 2 Karanganyar
Mata pelajaran : Akuntansi
Kelas /semester : XI IS / II
Alokasi waktu : 5 X 45 menit
Materi pembelajaran : Laporan Keuangan
Standar Kompetensi
Memahami penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa
Kompetensi Dasar
Membuat laporan keuangan perusahaan jasa
Indikator
1. Membuat laporan keuangan berupa neraca
2. Membuat laporan keuangan laba rugi
3. Membuat laporan perubahan modal
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu membuat neraca keuangan
2. Siswa mampu membuat laporan keuangan laba rugi
3. Siswa mampu membuat laporan perubahan modal
Skenario Pembelajaran
Pertemuan ke-1
1. Kegiatan Awal
a. Salam pembuka dan mengabsen kehadiran siswa.
b. Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa
dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas.
85
2. Kegiatan Inti
a. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu laporan
keuangan neraca laporan keuangan laba rugi,laporan perubahan modal
kemudian memberikan contoh soal.
b. Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok tiap kelompok terdiri dari
6 siswa tetapi ada 2 kelompok yang terdiri dari 5 siswa.
c. Guru membagi nomor kepada tiap-tiap siswa yang terdiri dari 1-6 atau
5 nomor dalam tiap kelompok kelompok.
d. Guru memberikan soal yang nantinya akan didiskusikan disini guru
sebagai fasilitator.
e. Guru mengumpulkan hasil diskusi yang nantinya akan didiskusikan
bersama teman kelas pada pertemuan berikutnya.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi kesimpulan materi yang telah disampaikan.
b. Guru memberikan motivasi dan salam penutup.
Pertemuan ke-2
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam.
b. Guru menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat
siswa dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas.
2. Kegiatan Inti
a. Guru mengulang sedikit materi yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya.
b. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan teman kelompoknya yang
telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
c. Guru memanggil nomor dari tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
pekerjaan kelompoknya.
d. Guru memberikan waktu untuk teman yang lain bertanya atau memberi
pendapat.
e. Begitu seterusnya
86
3. Kegiatan Akhir
c. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
d. Guru memberikan motivasi dan menutup pembelajaran dengan salam
penutup.
Pertemuan ke-3
1. Kegiatan Awal
a. Salam pembuka dan mengabsen kehadiran siswa.
b. Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa
dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas.
2. Kegiatan Inti
a. Guru mengulang materi pembelajaran dengan memberikan pertanyaan
kecil kepada siswa.
b. Guru menjelaskan materi pembelajaran yang lalu secara menyeluruh
dan cepat.
c. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mempersiapkan diri
untuk memngikuti kuis.
d. Guru membagikan soal dan siswa mengerjakan secara mandiri.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi kesimpulan materi yang telah disampaikan.
b. Guru memberikan motivasi dan salam penutup.
ALAT / BAHAN / SUMBER BELAJAR
1. Alat / bahan:
a. Katon , spidol berwarna,perekat karton.
b. Hand out siswa
c. White board, penggaris, penghapus, spidol.
d. Soal
e. Nomor
87
2. Sumber Belajar:
a. Buku pegangan Prinsip-prinsip Akuntansi 1 untuk SMA kelas XI,
Yudhistira
b. LKS SIMPATI untuk SMA kelas XI semester genap
c. Buku lain yang relevan
d. Buku pegangan “hand out”
PENILAIAN
a. Penilaian dengan test tertulis dan pengamatan dari guru.
MATERI AJAR
Lampiran
88
LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS I
TAHAP PELAPORAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Secara garis besar laporan keuangan untuk akuntansi perusahaan jasa meliputi:
1. Laporan Laba/rugi
2. Laporan Perubahan Modal
3. Laporan Neraca
A. LAPORAN LABA/RUGI (INCOME STATEMENT)
1. Pengertian Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan laba/rugi adalah suatu laporan yang disusun secara sistematis
tentang ikhtisar pendapatan usaha dan beban usaha selama satu periode
tertentu. Selisih antara pemdapatan dan beban akan diperoleh laba/rugi
tergantung mana yang lebih besar. Bila pendapatan lebih besar dari pada
beban maka akan diperoleh laba, kebalikannya apabila pendapatan lebih
kecil dari beban berarti mengalami kerugian.
2. Bentuk-bentuk laporan laba/rugi:
a. Sigle Step /cara tunggal
b. Multiple step/Cara ganda/majemuk
3. Langkah-langkah menyusun Laporan laba/rugi:
a. Menulis nama perusahaan
b .Menulis nama laporan
c. Menulis periode laporan periode laporan
b. Menulis jumlah pendapatan dari kertas kerja kolom L/R kredit
c. Menulis jumlah beban dari kertas kerja kolom L/R debit
d, Menghitung selisih antara pendapatan dan beban sehingga dapat diketahui
laba/rugi. Bila pendapatan>Beban berarti laba dan sebaliknya bila
Pendapatan<Beban berarti rugi.
89
Contoh:
Berdasarkan kertas kerja RIAS PENGANTIN LARASATI di atas bila
dibuat laporan Laba/Rugi tampak sebagai berikut:
RIAS PENGANTIN LARASATI
LAPORAN LABA/RUGI
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007
Pendapatan:
Pendapatan Jasa
Beban-beban:
Beban gaji Rp 2.400.000,00.
Beban Iklan Rp 1.500.000,00
Beban listrik Rp 400.000,00
Beban perlengkapan Rp 650.000,00
Beban Penys. Peralatan Rp 1.650.000,00
Beban Asuransi Rp 300.000,00
total beban
Laba
Rp 8.000.000,00
Rp 6.900.000,00
Rp1.100.000,00
B. Laporan Perubahan Modal/Ekuitas
1. Pengertian laporan Perubahan Modal/Ekuitas
Laporan Ekuitas/Perubahan Modal adalah laporan keuangan yang
menyajikan informasi mengenai perubahan modal dalam suatu perusahaan
selama satu periode tertentu.
Unsur-unsur Laporan Perubahan Modal/Ekuitas terdiri dari:
a. Modal awal
b. Laba/rugi
c. Pengambilan pribadi/prive pemilik
d. Modal akhir periode tertentu.
90
2. Menyusun Laporan Perubahan Modal/Ekuitas berdasarkan kertas kerja
dan cara penyajiannya.
Adapun langkah-langkah untuk menyusun Laporan Perubahan Modal adalah
sebagai berikut:
a. Menulis Nama perusahaan, nama laporan dan periode laporan
b. Mengambil data modal awal dari kertas kerja kolom neraca sebelah
kredit dan prive sebelah debit.
c. Menulis isi laporan yang dimulai dari modal awal, laba/rugi berrsih,
prive dan modal akhir.
Contoh:
Berdasarkan kertas kerja RIAS PENGANTIN LARASATI di atas, apabila
disusun laporan Ekuitas/perubahan modal tampak sebagai berikut:
RIAS PENGANTIN LARASATI
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007
Modal Larasati Awal
Laba Rp 1.100.000,00
Prive Larasati Rp 500.000,00
Penambahan Modal
Modal Larasati per 31 Desember 2007
Rp 20.000.000,00
I. Rp
600.000,
00
II. Rp
20.600.0
00,00
C. NERACA (BALANCE SHEET)
Neraca adalah laporan keuangan yang harus disusun oleh suatu
perusahaan setelah berakhirnya periode akuntansi.
1. Pengertian Neraca
91
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan keadaan harta,
kewajiban dan ekuitas perusahaan pada saat tertentu.
2. Unsur-unsur Neraca
a. Aktiva /Harta yang terdiri dari:
-Aktiva lancar
-Investasi jangka panjang
-Aktiva Tetap
-Aktiva tak berujud
b. Kewajiban/Utang, terdiri dari:
-Utang jangka pendek
-Utang jangka panjang
c. Modal/Ekuitas
Selisih antara harta dengan kewajiban
3. Menyusun Neraca Berdasarkan Kertas Kerja dan cara
Penyajiannya
Neraca dapat disusun dalam 2 bentuk yaitu :
a. Bentuk Skontro (Account form)
b. Bentuk Stafel (Report form).
92
SOAL DISKUSI SIKLUS II
Mata pelajaran : Akuntansi Kelas / Semester : XI IS 4 / Genap
Data berikut ini berasal dari penjahit President per 31 Desember 2007:
PENJAHIT “PRESIDENT”
KERTAS KERJA
Per 31 Desember 2007
(Dalam ribuan rupiah)
NS. Disesuaik Laba/Rugi Neraca No Nama akun D K D K D K
111 Kas 15.000 15.000 112 Piutang 9.000 9.000 113 Wesel tagih 15.000 15.000 114 Sewa dby.dmk 3.600 3.600 115 Perlengkapan 1.800 1.800 121 Peralatan 29.400 29.400 122 Akmls.Peny. Peralatan 5.340 5.340 211 Utang 21.600 21.600 212 Wesel Bayar 4.200 4.200 311 Modal Trisno 40.000 40.000
312 Prive Trisno 3.000 3.000 411 Pendapatan Jahit 27.800 27.800 511 B. Gaji 6.400 6.400 512 B. Telepon 4.700 4.700 513 B. listrik 3.000 3.000 514 B. Rupa-rupa 2.700 2.700
515 B. Sewa 3.600 3.600 516 B. Perlengkapan 1.200 1.200 517 B. Penyusutan 2.940 2.940 212 Utang B. Gaji 1.000 1.000 213 Utang B. Iklan 1.400 1.400
101.340 101.340 24.540 27.800 76.800 73.540 Saldo Laba 3.260 3.260 27.800 27.800 76.800 76.800
Diminta untuk membuat laporan laba rugi, neraca dan perubahan modal .
93
KUNCI JAWABAN SOAL DISKUSI SIKLUS I
PENJAHIT “PRESIDENT”
LAPORAN LABA/RUGI
Per 31 Desember 2007
( dalam Rupiah)
Pendapatan Jahit 27.800.000,00
B. Gaji 6.400.000,00
B. Telepon 4.700.000,00
B. listrik 3.000.000,00
B. Rupa-rupa 2.700.000,00
B. Sewa 3.600.000,00
B. Perlengkapan 1.200.000,00
B. Penyusutan 2.940.000,00
Total Beban 24.540.000,00
Laba 3.260.000,00
PENJAHIT “PRESIDENT”
LAPORAN EKUITAS
Per 31 Desember 2007
Modal Trisno Awal
Laba Rp
3.260.000,00
Prive Rp
3.000.000,00
Modal Tisno per 31 Desember 2007
Rp
40.000.000,00
Rp
2.60.000,00
Rp
40.260.000,00
94
PENJAHIT “PRESIDENT”
NERACA
Per 31 Desember 2007
(Dalam ribuan rupiah)
Aktiva Kewajiban dan Modal
Kas 15.000,00 Utang 21.600,00
Piutang 9.000,00 Wesel Bayar 4.200,00
Wesel tagih 15.000,00 Utang Gaji 1.000,00
Sewa dby.dmk 3.600,00 Utang Iklan 1.400,00
Perlengkapan 1.800,00 Total Utang 28.200,00
Peralatan 29.400,00 Modal Trisno 40.260,00
Akmls.Peny. Peralatan (5.340,00)
Total Aktiva 68.460,00 Total Pasiva 68.460,00
95
SOAL EVALUASI SIKLUS I
Mata pelajaran : Akuntansi Kelas / Semester : XI IS 4 / Genap
1. Data berikut ini berasal dari PERUSAHAAN ANGKUTAN
DIRGANTARA per 31 Desember 2007:
Nama Akun Jumlah
Kas Piutang Porskot sewa Beban gaji Beban listrik Beban telepon Beban iklan Beban asuransi Beban perlengkapan Beban bunga Pendapatan jasa Pendapatan Bunga Prive Modal dirgantara
Rp 2.000.000,00 Rp 1.300.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 2.400.000,00 Rp 350.000,00 Rp 250.000,00 Rp 600.000,00 Rp 300.000,00 Rp 750.000,00 Rp 225.000,00 Rp 6.750.000,00 Rp 1.500.000,00 Rp 600.000,00 Rp 5.000.000,00
diminta: Berdasarkan data di atas buatlah Laporan L/R untuk Perusahaan Angkutan Dirgantara Per 31 Desember 2007 dalam bentuk bertahap !
2. Perusahaan Biro Perjalanan SIMPATI per 31 Desember 2007
mempunyai data-data sebagai berikut:.
Modal Sarjana Rp 50.000.000,00 Prive Sarjana Rp 3.000.000,00
Pendapatan jasa Rp 32.000.000,00 Pendapatan Sewa Peralatan Rp 3.000.000,00 Pendapatan Komisi Rp 5.000.000,00 Beban perlengkapan kantor Rp 2.500.000,00 Beban Gaji Rp 3.200.000,00 Beban Telepon Rp 1.300.000,00 Beban bunga Rp 1.500.000,00
Buatlah : a. Laporan Laba/Rugi BP. SIMPATI per 31 Desember 2007!
b. Laporan Ekuitas!
96
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
SIKLUS I
1.
PA. DIRGANTARA LAPORAN LABA/RUGI
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007
Pendapatan Usaha Pendapatan Jasa Beban Usaha Beban gaji Beban listrik Beban telepon Beban iklan Beban asuransi Beban perlengkapan Total beban usaha Pendapatan Diluar usaha: Pendapatan Bunga Beban diluar usaha: Beban bunga Laba diluar usaha
Rp 2.400.000,00 Rp 350.000,00 Rp 250.000,00 Rp 600.000,00 Rp 300.000,00
III. Rp 750.000,00
Rp 1.500.000,00 Rp 225.000,00
Rp 6.750.000,00
Rp 4.650.000,00 Rp 2.100.000,00
Rp 1.275.000,00
Laba Bersih Rp 3.375.000,00
2. a. Laporan Laba/Rugi: Pendapatan Jasa Rp 32.000.000,00 Pendapatan sewa Rp 3.000.000,00 Pendapatan komisi Rp 5.000.000,00 Total pendapatan Rp 40.000.000,00 Beban-beban: Beban perlengkapan kantor Rp 2.500.000,00 Beban Gaji Rp 3.200.000,00 Beban Telepon Rp 1.300.000,00 Beban bunga Rp 1.500.000,00 Total Beban Rp 8.000.000,00 Laba Bersih Rp 32.000.000,00
97
b. Laporan Ekuitas: Modal Awal Rp 50.000.000,00 Laba Rp 32.000.000,00 Prive Rp 3.000.000,00 Penambahan modal Rp 29.000.000,00 Modal akhir Rp 21.000.000,00
Penilaian:
1. Soal no 1 bobot 40
2. Soal no 2 bobot untuk soal a. adalah 40, sedangkan utuk soal b adalah 20
3. Nilai= 40+40+20, nilai sempurna adalah 100
98
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SELAMA APERSEPSI
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4
SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”
Kelas/Semester : XI IS 4/II
Pokok Bahasan : Laporan keuangan
Siklus Ke : I
Nama pengamat : Happy Kukilowati
Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.
Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode
Numbered Heads Together (NHT)
Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan
Anda pada kolom indikator yang tersedia:
Skor 5 : Baik Sekali
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Kurang Sekali
99
No Nama Siswa Ketepatan waktu, ketika siswa memasuki ruangan kelas
Perhatian siswa ketika guru membuka pembelajaran dengan salam pembuka
Cara siswa menjawab pertanyaan dengan menunjuk jari
Jumlah Skor
1 Aditya Ian Permana 2 1 0 3 2 Agus Sapta Riadi Wijaya 2 2 0 4 3 Anang Hananto 5 5 3 13 4 Arie Budiyanto 5 1 0 5 5 Asri Suryaningsih 1 1 0 2 6 Bernadita Tridian F 5 1 3 9 7 Bernadus Median 5 4 2 11 8 Christoper Carlos 5 5 2 12 9 Daru Cahyo Anggara 1 2 2 5 10 Desi Ria Irawan 5 2 0 7 11 Eko Fitriyanto 1 1 0 2 12 Evawati Suci Rindang 5 5 5 15 13 Hadi Prakoso 1 2 0 3 14 Hanif Arifin 5 4 3 12 15 Hery Hermawati 5 5 2 12 16 I Putu Nugrahening 5 1 5 11 17 Ika Yulianti 5 5 5 12 18 Ismawati 5 3 5 13 19 Krisna Dinar Praditya 1 1 0 2 20 Kristian Pungki Ari 5 2 0 3 21 Mahendra Risal MI 5 2 0 7 22 Nandiko Yogo Widoto 5 4 0 9 23 Nining Hartati 0 5 0 5 24 Nisa Adi Tama 5 1 5 11 25 Nita Sarmelia 5 2 4 11 26 Novita Sari 5 1 2 9 27 Putri Febriyanti 2 5 5 12 28 Ria Dewi Romadhani 5 5 2 12 29 Riska Priyadi 1 1 0 2 30 Ryan Supriyanto 5 5 1 11 31 Sri Harini 1 1 0 2 32 Susilo Pujianto 2 1 0 3 33 Tri Joko Waseso 1 1 0 2 34 Tri Widiastuti 2 1 0 3 35 Udhin Ismadi 5 5 1 11 36 Wahyu Puji Astuti 5 1 0 6 37 Wawan Sumarwanto 1 1 0 2 38 Wikan Prakoso 1 1 0 2 39 Yohanes Rendra 5 5 3 13 40 Yuri Septiani 5 2 2 9
100
Dukur dengan menggunakan standar range:
0-5 Kurang 6-10 Cukup
11-15 Baik Standar yang dikatakan siswa aktif dalam apersepsi adalah dalam range Baik, yaitu sebesar:
0-5 17 siswa 6-10 7 siswa 11-15 16 siswa Dari data di atas maka jumlah siswa yang aktih dalam apersepsi adalah: Kurang : 17/40 X 100% = 42,5% Cukup : 7/40 X 100% = 17,5% Baik : 16/40 X 100% = 40%
Jadi dapat disimpulkan siswa yang aktif dalam apersepsi sebesar 40% siswa yang lain belum aktif dalam apersepsi karena ada 42,5% siswa kurang aktif dan 17,5% siswa sudah cukup aktif tetapi masih belum mempersiapkan diri untuk memulai pembelajaran.
101
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SELAMA
PEMBELAJARAN
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4
SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”
Kelas/Semester : XI IS 4/II
Pokok Bahasan : Laporan keuangan
Siklus Ke : I
Nama pengamat : Happy Kukilowati
Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.
Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode
Numbered Heads Together (NHT)
Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan
Anda pada kolom indikator yang tersedia:
Skor 5 : Baik Sekali
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Kurang Sekali
102
LEMBAR OBSERVASI KETELITIAN DAN KETEPATAN SISWA
DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4
SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”
Kelas/Semester : XI IS 4/II
Pokok Bahasan : Laporan keuangan
Siklus Ke : I
Nama pengamat : Happy Kukilowati
Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.
Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode
Numbered Heads Together (NHT)
Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan
Anda pada kolom indikator yang tersedia:
Skor 5 : Baik Sekali
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Kurang Sekali
103
No Nama Siswa Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan
Kesempurnaan siswa dalam menyelesaikan tugas bersama teman kelompok
Kerapian siswa dalam mengerjakan tugas bersama teman kelompok
Jumlah skor
1 Aditya Ian Permana 2 5 4 11 2 Agus Sapta Riadi Wijaya 0 5 3 8 3 Anang Hananto 0 5 4 9 4 Arie Budiyanto 3 5 4 12 5 Asri Suryaningsih 0 5 4 9 6 Bernadita Tridian F 0 5 3 8 7 Bernadus Median 5 5 5 15 8 Christoper Carlos 0 5 5 10 9 Daru Cahyo Anggara 2 5 4 11 10 Desi Ria Irawan 2 5 5 12 11 Eko Fitriyanto 0 5 5 10 12 Evawati Suci Rindang 5 5 5 12 13 Hadi Prakoso 0 5 3 8 14 Hanif Arifin 2 5 5 12 15 Hery Hermawati 3 5 4 12 16 I Putu Nugrahening 5 4 3 12 17 Ika Yulianti 4 5 5 14 18 Ismawati 5 5 5 15 19 Krisna Dinar Praditya 2 5 5 12 20 Kristian Pungki Ari 0 5 3 8 21 Mahendra Risal MI 4 5 4 13 22 Nandiko Yogo Widoto 0 5 3 8 23 Nining Hartati 0 5 3 8 24 Nisa Adi Tama 5 5 5 15 25 Nita Sarmelia 5 5 5 15 26 Novita Sari 3 5 4 12 27 Putri Febriyanti 5 5 5 15 28 Ria Dewi Romadhani 2 5 5 12 29 Riska Priyadi 2 5 5 12 30 Ryan Supriyanto 0 5 5 10 31 Sri Harini 3 5 2 10 32 Susilo Pujianto 0 5 3 8 33 Tri Joko Waseso 4 5 2 11 34 Tri Widiastuti 0 5 1 6 35 Udhin Ismadi 0 5 3 8 36 Wahyu Puji Astuti 0 5 2 7 37 Wawan Sumarwanto 2 5 2 9 38 Wikan Prakoso 0 5 1 6 39 Yohanes Rendra 3 5 4 12 40 Yuri Septiani 5 5 5 15
104
Di ukur dengan menggunakan standar range: 0-5 Kurang 6-10 Cukup 11-15 Baik
Standar yang dapat dikatakan siswa tepat dan teliti dalam menjawab pertanyaan, masuk dalam range Baik, yaitu sebesar:
0-5 : - siswa 6-10 : 18 siswa 11-15 : 22 Siswa Dari data diatas maka jumlah siswa yang teliti dan tepat dalam menjawab pertanyaan adalah sebesar:
Kurang: - Cukup: 18/40 X100% = 45% Baik : 22/40 X 100% = 55% Jadi siswa yang dikatakan siswa tepat dan teliti dalam menjawab pertanyaan adalah sebesar 55% dan 45% siswa belum tepat dan teliti dalam menjawab pertanyaan baik lisan atau tugas yang diberikan oleh guru.
105
LEMBAR OBSERVASI KETUNTASAN HASIL BELAJAR
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4
SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”
Kelas/Semester : XI IS 4/II
Pokok Bahasan : Laporan keuangan
Siklus Ke : I
Nama pengamat : Happy Kukilowati
Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.
Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode
Numbered Heads Together (NHT)
Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan
Anda pada kolom indikator yang tersedia:
Skor 5 : Baik Sekali
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Kurang Sekali
106
No Nama Mahasiswa Nilai Keterangan 1 Aditya Ian Permana 35 BT 2 Agus Sapta Riadi Wijaya 10 BT 3 Anang Hananto 35 BT 4 Arie Budiyanto 40 BT 5 Asri Suryaningsih 45 BT 6 Bernadita Tridian Fitranti 35 BT 7 Bernadus Median Firianto 70 T 8 Christopher Carlos Latuheru 20 BT 9 Daru Cahyo Anggara 90 T 10 Desy Ria Irawan 40 BT 11 Eko Fitriyanto 70 T 12 Evawati Suci Rindang P. 85 T 13 Hadi Prakoso 70 T 14 Hanif Arifin 40 BT 15 Hery Hermawati 70 T 16 I Putu Nugrahening W.B.P 35 BT 17 Ika Yulianti 90 T 18 Ismawati 90 T 19 Krisna Dinar Praditya 40 BT 20 Kristian Pungki Ari S. 10 BT 21 Mahendra Risal MI 70 T 22 Nandiko Yogo Widoto 10 BT 23 Nining Hartati 75 T 24 Nisa Adi Tama 40 BT 25 Nita Sarmelia 55 BT 26 Novita Sari 50 BT 27 Putri Febriyanti 85 T 28 Ria Dewi Romadani 70 T 29 Riska Priyadi Yanti 75 T 30 Ryan Supriyanto Hari P 90 T 31 Sri Harini 40 BT 32 Susilo Pujianto 40 BT 33 Tri Joko Wasiso 90 T 34 Tri Widiastuti 75 T 35 Udhin Ismadi 90 T 36 Wahyu Puji Astuti 70 T 37 Wawan Sumarwanto 70 T 38 Wikan Prakoso 90 T 39 Yohanes Rendra 90 T 40 Yuri Septiani 40 BT Rata-rata 58,38 BT
107
Tuntas : 21/40 X100% = 52,5% siswa Belum tuntas : 19/40 X 100% = 47,5 % siswa Kesimpulan: Berdasarka hasil evaluasi mengerjakan laporan keuangan yang mendapat nilai 70 ke atas sebesar 21 siswa yaitu 52,5% siswa. Sedangkan 19 siswa lain atau 47,5% siswa belum tuntas dalam mengerjakan evaluasi pada siklus I.
109
PEMBAGIAN KELOMPOK
Kelompok 1 Tri Widiastuti(1)
Wahyu Astuti(2)
Kristian Pungki A. S(3)
Mahendra Risal M. I(4)
Ika Yulianti(5)
Aditya Ian Permana(6)
Kelompok 2
Yuri Septiani(1)
Agus Sapta Riadi Wijaya(2)
Asri Suryaningsih(3)
Hanif Arifin(4)
Nita Sarmelia(5)
Susilo Pujianto(6)
Kelompok 3
Putri Febriyanti(1)
Bernadita Tridian Fitantri(2)
Eko Fitriyanto(3)
Hadi Prakoso(4)
Ismawati(5)
Yohanes Rendra(6)
Kelompok 4
Nisa Adi Tama(1)
Anang Hananto(2)
Bernadus Median Fitrianto(3)
I Putu Nugrahening W
B P(4)
Wikan Prakoso(5)
Kelompok 5
Novita Sari(1)
Christoper C L(2)
Nandiko Yogo Widianto(3)
Tri Joko Waseso(4)
Riska Prihadi Yanti(5)
Sri Harini(6)
Kelompok 6
Evawati Suci Rindang P(1)
Wawan Sumarwanto(2)
Hery Hermawati(3)
Udin Ismadi(4)
Rian Supriyanto Hari
P(5)
Kelompok 7
Daru Cahya A (1)
Arie Budiyanto(2)
Desy Ria Irawan(3)
Krisna Dinar P (4)
Nining Hartati(5)
Ria Dewi R (6)
110
CATATAN LAPANGAN 4
Data Kelas : Kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar
Model Pembelajaran : NHT
Tema Pembelajaran : Laporan keuangan
Jumlah Siswa : 40 siswa
Jenis : Observasi mendalam (Siklus 2)
A. Pertemuan 1
Hari / tanggal : Selasa, 20 April 2010
Waktu : jam 12.30-13.30
Deskripsi:
Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
dilanjutukan presensi kehadiran siswa dan yang tidak masuk adalah Eko
Fitriyanto, Hadi Prakoso, Mahendra Rusal. Kemudian guru membahas soal
evaluasi yang telah diujikan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar
soal evaluasi yang telah diujikan dan materi laporan keuangan.
Guru yang dibantu oleh peneliti menjelaskan rencana pembelajaran
yang sama pada waktu siklus I. Kemudian siswa diminta untuk kembali ke
dalam kelompoknya yang sama pada waktu siklus I. Kemudian guru
membagikan soal tentang laporan keuangan yang soalnya tidak jauh berbeda
pada saat siklus I. Setelah siswa mendapatkan soal kemudian siswa diminta
untuk mengerjakan bersama teman kelompok dan guru memonitoring setiap
kelompok dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami
kesulitan. Ada satu siswa yang tidak pernah memperhatikan pelajaran dan
acuh terhadapan pelajaran tetapi pada pertemuan ini siswa tersebut memiliki
keinginan untuk mengerjakan soal bersama teman kelompok dan apabila
mengalami kesulitan siswa tersebut bertanya kepada guru.
Diakhir jam pelajaran guru meminta lembar pekerjaan kemudian guru
menyimpulkan pelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menutp
111
pembelajaran dan sebelum ditutup guru selalu menanyakan bagaimana
perasaan siswa setelah belajar akuntansi dengan metode NHT.
Refleksi:
Setelah bel berbunyi banyak siswa langsung masuk ke dalam kelas
kemudian pada saan guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan-
pertanyaan banyak siswa menjawab dan terlihat perasaan tiap siswa senang
dan menikmati pembelajaran akuntansi terlihat dari banyaknya siswa
menjawab tiap pertanyaan dari guru dan perhatian siswa terhadap guru.
Ketika dalam mengerjakan pekerjaan bersama teman kelompok terlihat
banyak siswa berdiskusi tentang soal yang diberikan oleh guru. Volume
suara guru yang kecil bisa diatasi dengan cara membuat kesepakatan dengan
siswa yaitu ketika guru berbicara siswa harus mendengarkan dan guru
meminta waktu 10 menit untuk berbicara. Sehingga masalah volume suara
guru yang kecil bisa diatasi. Dan ketika diakhir pembelajaran ketika guru
bertanya kepada siswa tentang perasaan siswa ketika mengikuti
pembelajaran, dengan serentak siswa menjawab senang dengan
pembelajaran akuntansi dengan metode NHT.
B. Pertemuan 2
Hari / tanggal : Selasa, 27 April 2010
Waktu : jam 02.30-13.30
Deskripsi:
Guru membuka pelajaran dengan cara memotivasi siswa untuk
memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Siswa diminta untuk
kembali ke dalam kelompoknya dan guru memberikan nomor kepada siswa
ditiap kelompok. Kemudian diskusi dimulai dengan cara guru memanggil
nomor dan kelompok, ketika guru mulai memanggil nomor dan kelompok,
siswa benar-benar memperhatikan dan ketika siswa telah menyebut nomor
dan kelompok, kemudian dengan serempak siswa tertawa kegirangan. Dan
siswa yang mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil
112
pekerjaannya adalah nomor 4 dari kelompok 7, Krisna Dinar, tetapi Krisna
tidak sempurna mempresentasikan hasil pekerjaanya kemudian dibantu oelh
teman kelompoknya. Dan yang ke dua, yang berkesempatan
mempresentasikan hasil pekerjaan adalah nomor 1 dari kelompok 3 yaitu
Yuri Septiani. Dan ada beberapa teman yang bertanya tentang hasil
presentasi yang di presentasikan oleh siswa yang lain. Kemudian guru
memberikan penghargaan kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil
pekerjaanya dan siswa yang telah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
guru.
Refleksi:
Pada pertemuan kali ini dari segi pengamat, guru, dan siswa merasa puas
dan senang dengan pembelajaran yang berlangsung. Hal tersebut
dikarenakan adanya kerjasama yang baik antara guru dengan siswa dengan
cara membuat kesepakatan-kesepakatan tentang kapan siswa harus berbicara
dan kapan siswa harus tidak berbicara. Guru juga akan memberikan
pertolongan kepada siswa yang tidak dapat mengerjakan soal. Evaluasi pada
pertemuan ini adalah guru harus tegas menegur siswa yang suka terlambat
masuk kelas.
C. Pertemuan 3
Hari / tanggal : Sabtu, 28 Maret 2009
Waktu : jam 07.00-08.30
Deskripsi:
Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka dan
dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Guru memerintahkan siswa untuk
duduk dengan rapi dan tertib pada tempat duduknya masing-masing.
Guru membagi soal tes evaluasi dan meminta siswa untuk mengerjakan
dengan tenang dan sesuai kemampuan dirinya sendiri tidak diperkenankan
untuk bekerja sama dengan teman yang lain. Waktu untuk mengerjakan
113
selama 45 menit. Setelah selesai guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
saat itu juga.
Guru membahas soal tes sebentar kemudian menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam penutup. Guru dan peneliti mengucapkan terima
ksaih kepada para siswa atas kerja sama selama pembelajaran. Guru
kemudian meninggalkan kelas tetapi peneliti tinggal di kelas untuk
memberikan angket motivasi siswa.
Refleksi:
Guru ketika menyimpulkan materi pembelajaran pada pertemuan I terlalu
cepat sehingga siswa kurang jelas dan meminta peneliti mengulangi
penjelasan kembali ketika sedang mengawasi kegiatan diskusi di kelompok
ahli. Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
masih ada siswa yang acuh terhadap kegiatan diskusi di kelompoknya.
Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100, nilai
terendah adalah 35 dan nilai rata-rata kelas yaitu 80,75. Dan siswa yang
mencapai nilai di atas 70 sebanyak 30 siswa (75%). Nilai ini tersebut sudah
diatas nilai standar KKM. Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai
titik ketuntasan.
114
Gambar siswa sedang berdiskusi bersama teman kelompok pada siklus II
Gambar siswa sedang peresentasi pada siklus II
116
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus II
Sekolah : SMA N 2 Karanganyar
Mata pelajaran : Akuntansi
Kelas /semester : XI IS / II
Alokasi waktu : 5 X 45 menit
Materi pembelajaran : Laporan Keuangan
Standar Kompetensi
Memahami penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa
Kompetensi Dasar
Membuat laporan keuangan perusahaan jasa
Indikator
1. Membuat laporan keuangan berupa neraca
2. Membuat laporan keuangan laba rugi
3. Membuat laporan perubahan modal
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu membuat neraca keuangan
2. Siswa mampu membuat laporan keuangan laba rugi
3. Siswa mampu membuat laporan perubahan modal
Skenario Pembelajaran
Pertemuan ke-1
1. Kegiatan Awal
a. Salam pembuka dan mengabsen kehadiran siswa.
b. Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa
dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas.
117
2. Kegiatan Inti
a. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu laporan
keuangan neraca laporan keuangan laba rugi,laporan perubahan modal
kemudian memberikan contoh soal.
b. Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok tiap kelompok terdiri dari
6 siswa tetapi ada 2 kelompok yang terdiri dari 5 siswa.
c. Guru membagi nomor kepada tiap-tiap siswa yang terdiri dari 1-6 atau
5 nomor dalam tiap kelompok kelompok.
d. Guru memberikan soal yang nantinya akan didiskusikan disini guru
sebagai fasilitator.
e. Guru mengumpulkan hasil diskusi yang nantinya akan didiskusikan
bersama teman kelas pada pertemuan berikutnya.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi kesimpulan materi yang telah disampaikan.
b. Guru memberikan motivasi dan salam penutup.
Pertemuan ke-2
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam.
b. Guru menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat
siswa dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas.
2. Kegiatan Inti
a. Guru mengulang sedikit materi yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya.
b. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan teman kelompoknya yang
telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
c. Guru memanggil nomor dari tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
pekerjaan kelompoknya.
d. Guru memberikan waktu untuk teman yang lain bertanya atau memberi
pendapat.
e. Begitu seterusnya
118
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
b. Guru memberikan motivasi dan menutup pembelajaran dengan salam
penutup.
Pertemuan ke-3
1. Kegiatan Awal
a. Salam pembuka dan mengabsen kehadiran siswa.
b. Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa
dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas.
2. Kegiatan Inti
a. Guru mengulang materi pembelajaran dengan memberikan pertanyaan
kecil kepada siswa.
b. Guru menjelaskan materi pembelajaran yang lalu secara menyeluruh
dan cepat.
c. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mempersiapkan diri
untuk memngikuti kuis.
d. Guru membagikan soal dan siswa mengerjakan secara mandiri.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi kesimpulan materi yang telah disampaikan.
b. Guru memberikan motivasi dan salam penutup.
ALAT / BAHAN / SUMBER BELAJAR
1. Alat / bahan:
a. Katon , spidol berwarna,perekat karton.
b. Hand out siswa
c. White board, penggaris, penghapus, spidol.
d. Soal
e. Nomor
119
2. Sumber Belajar:
a. Buku pegangan Prinsip-prinsip Akuntansi 1 untuk SMA kelas XI,
Yudhistira
b. LKS SIMPATI untuk SMA kelas XI semester genap
c. Buku lain yang relevan
d. Buku pegangan “hand out”
PENILAIAN
a. Penilaian dengan test tertulis dan pengamatan dari guru.
MATERI AJAR
Lampiran
120
LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS I
TAHAP PELAPORAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Secara garis besar laporan keuangan untuk akuntansi perusahaan jasa meliputi:
4. Laporan Laba/rugi
5. Laporan Perubahan Modal
6. Laporan Neraca
A. LAPORAN LABA/RUGI (INCOME STATEMENT)
1. Pengertian Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan laba/rugi adalah suatu laporan yang disusun secara sistematis
tentang ikhtisar pendapatan usaha dan beban usaha selama satu periode
tertentu. Selisih antara pemdapatan dan beban akan diperoleh laba/rugi
tergantung mana yang lebih besar. Bila pendapatan lebih besar dari pada
beban maka akan diperoleh laba, kebalikannya apabila pendapatan lebih
kecil dari beban berarti mengalami kerugian.
2. Bentuk-bentuk laporan laba/rugi:
c. Sigle Step /cara tunggal
d. Multiple step/Cara ganda/majemuk
3. Langkah-langkah menyusun Laporan laba/rugi:
a. Menulis nama perusahaan
b .Menulis nama laporan
c. Menulis periode laporan periode laporan
b. Menulis jumlah pendapatan dari kertas kerja kolom L/R kredit
c. Menulis jumlah beban dari kertas kerja kolom L/R debit
d, Menghitung selisih antara pendapatan dan beban sehingga dapat diketahui
laba/rugi. Bila pendapatan>Beban berarti laba dan sebaliknya bila
Pendapatan<Beban berarti rugi.
121
Contoh:
Berdasarkan kertas kerja RIAS PENGANTIN LARASATI di atas bila
dibuat laporan Laba/Rugi tampak sebagai berikut:
RIAS PENGANTIN LARASATI
LAPORAN LABA/RUGI
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007
Pendapatan:
Pendapatan Jasa
Beban-beban:
Beban gaji Rp 2.400.000,00.
Beban Iklan Rp 1.500.000,00
Beban listrik Rp 400.000,00
Beban perlengkapan Rp 650.000,00
Beban Penys. Peralatan Rp 1.650.000,00
Beban Asuransi Rp 300.000,00
total beban
Laba
Rp 8.000.000,00
Rp 6.900.000,00
Rp 1.100.000,00
B. Laporan Perubahan Modal/Ekuitas
1. Pengertian laporan Perubahan Modal/Ekuitas
Laporan Ekuitas/Perubahan Modal adalah laporan keuangan yang
menyajikan informasi mengenai perubahan modal dalam suatu perusahaan
selama satu periode tertentu.
Unsur-unsur Laporan Perubahan Modal/Ekuitas terdiri dari:
a. Modal awal
b. Laba/rugi
c. Pengambilan pribadi/prive pemilik
d. Modal akhir periode tertentu.
122
2. Menyusun Laporan Perubahan Modal/Ekuitas berdasarkan kertas kerja
dan cara penyajiannya.
a. Adapun langkah-langkah untuk menyusun Laporan Perubahan Modal
adalah sebagai berikut:
b. Menulis Nama perusahaan, nama laporan dan periode laporan
c. Mengambil data modal awal dari kertas kerja kolom neraca sebelah kredit
dan prive sebelah debit.
d. Menulis isi laporan yang dimulai dari modal awal, laba/rugi berrsih, prive
dan modal akhir.
Contoh:
Berdasarkan kertas kerja RIAS PENGANTIN LARASATI di atas, apabila
disusun laporan Ekuitas/perubahan modal tampak sebagai berikut:
RIAS PENGANTIN LARASATI
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007
Modal Larasati Awal
Laba Rp 1.100.000,00
Prive Larasati Rp 500.000,00
Penambahan Modal
Modal Larasati per 31 Desember 2007
Rp 20.000.000,00
IV. Rp
600.000,
00
20.600.000,
00
C. NERACA (BALANCE SHEET)
Neraca adalah laporan keuangan yang harus disusun oleh suatu
perusahaan setelah berakhirnya periode akuntansi.
123
1. Pengertian Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan keadaan harta,
kewajiban dan ekuitas perusahaan pada saat tertentu.
2. Unsur-unsur Neraca
a. Aktiva /Harta yang terdiri dari:
-Aktiva lancar
-Investasi jangka panjang
-Aktiva Tetap
-Aktiva tak berujud
b. Kewajiban/Utang, terdiri dari:
-Utang jangka pendek
-Utang jangka panjang
d. Modal/Ekuitas
Selisih antara harta dengan kewajiban
4. Menyusun Neraca Berdasarkan Kertas Kerja dan cara
Penyajiannya
Neraca dapat disusun dalam 2 bentuk yaitu :
a. Bentuk Skontro (Account form)
b. Bentuk Stafel (Report form).
124
SOAL DISKUSI SIKLUS II
Mata pelajaran : Akuntansi Kelas / Semester : XI IS 4 / Genap
Dari data kertas kerja CAKRA TAILOR PER 31 Desember 2007 berikut ini:
(Dalam ribuan rupiah) Laba/rugi Neraca No. Nama Akun
D K D K
760,00 100,00
140,00 2.400,00
1.600,00 240,00
12.800,00
16.000,00 15.000,00
6.400,00 4.800,00 6.000,00
18.000,00
1.000,00
3.000,00 9.000,00
29.640,00 18.000,00
5.240,00 7.560,00
12.800,00
67.200,00 59.640,00 7.560,00
111 112 113 114 115 121 122 211 212 311 312 411 511 512 513 514 515 516 517
Kas Piutang Sewa dibayar dimuka Porskot Asuransi Perlengkapan Peralatan jahit Akmls.Peny.Prlt. Utang Utang Wesel Modal Cakra Prive Cakra Pendapatan Jasa Beban Gaji Beban Listrik Beban Asuransi Beban Sewa BebanPerlkp Beban penyPrlt Saldo laba
12.800,00 12.800,00 67.200,00 67.200,00
Susunlah laporan keuangan yang terdiri: Laporan Laba/Rugi Laporan Ekuitas Neraca per 31 Desember 2007
125
KUNCI JAWABAN SOAL DISKUSI SIKLUS II
1. Laporan Laba/Rugi:
CAKRA TAILOR Per 31 Desember 2007 ( dalam ribuan rupiah)
Penadapatan Rp 12.800.000,00 Beban Gaji Rp 760.000,00 Beban listrik Rp 100.000,00 Beban Asuransi Rp 140.000,00 Beban Sewa Rp 2.400.000,00 BebanPerlkp Rp 1.600.000,0 Beban penyPrlt Rp 240.000,00
Total Beban Rp 5.240.000,00
Laba Bersih Rp 7.560.000,00
2. Laporan Ekuitas: CAKRA TAILOR
Per 31 Desember 2007 ( dalam ribuan rupiah)
Modal Cokro awal Rp 18.000.000,00 Laba Rp 7.560.000,00 Prive Rp 1.000.000,00 Penambahan Modal Rp 6.560.000,00 Modal Akhir Rp 24.560.000,00
3. Neraca:
CAKRA TAILOR Per 31 Desember 2007 ( dalam ribuan rupiah)
Aktiva Kas Rp 16.000.000,00 Piutang Rp 15.000.000,00 Sewa dibayar dimuka Rp 6.400.000,00 Porskot Asuransi Rp 4.800.000,00 Perlengkapan Rp 6.000.000,00 Peralatan jahit Rp 18.000.000,00
Akumulasi Penysusutan Prlt (Rp.3.000.000,00) Total AKTIVA Rp 63.200.000,00
Pasiva Utang Rp 9.000.000,00
Utang Wesel Rp29.640.000,00 Modal Cakra Rp24.560.000,00
126
Total PASIVA Rp 63.200.000,00 SOAL EVALUASI SIKLUS II
Mata pelajaran : Akuntansi Kelas / Semester : XI IS 4 / Genap
1. Data berikut ini berasal dari Usaha Kolam Renang “MENUJU SEHAT”
per 31 Desember 2007 mempunyai dat-dta sebagai berikut:
Peralatan Rp 16.000.000,00
Akumulusi penys Peralatan Rp 3.000.000,00
Kolam Renang Rp 28.000.000,00
Akumulasi penyust. Kolam Rp 4.000.000,00
Piutang usaha Rp 1.500.000,00
Sewa dibayar dimuka Rp 2.500.000,00
Perlengkapan kantor Rp 7.000.000,00
Utang usaha Rp 5.000.000,00
Utang wesel Rp 5.600.000,00
Utang obligasi Rp 8.000.000,00
Kas Rp 600.000,00
Modal Surya Rp 30.000.000,00
Diminta: Buatlah Neraca untuk Kolam Renang MENUJU SEHAT per 31 Desember 2007!
2. Data di bawah ini berasal dari Percetakan CERMAT per 31 desember 2007
Pendapatan bunga deposito Rp 4.000.000,00 Beban Perlengkapan Cetak Rp 7.500.000,00 Beban gaji Rp 4.300.000,00 Beban listrik Rp 600.000,00 Beban telepon Rp 900.000,00 Beban iklan Rp 1.750.000,00 Beban penyusutan peralatan Cetak Rp 1.200.000,00 Beban lain-lain Rp 550.000,00 Pendapatan Jasa percetakan Rp 75.000.000,00 Diminta: Susunlah laporan laba/rugi untuk Percetakan CERMAT per 31 Desember 2007 dalam bentuk Single Step!
127
KUNCU JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS II
1. Neraca:
USAHA KOLAM RENANG “MENUJU SEHAT”
Per 31 Desember 2007
(dalam ribuan rupiah)
Aktiva
Aktiva lancar
Kas Rp 600.000,00
Piutang Rp 1.500.000,00
Sewa dibayar dimuka Rp 2.500.000,00
Perlengkapan kantor Rp 7.000.000,00
Total Aktiva lancar Rp 11.600.000,00
Aktiva tetap
Peralatan Rp 16.000.000,00
Akumulusi penys Prlt (Rp 3.000.000,00)
Kolam renang Rp 28.000.000,00
Akumulasi penyust. Kolam (Rp 4.000.000,00)
Total aktiva tetap Rp 37.000.000,00
Total Aktiva Rp 48.600.000,00
Pasiva
Utang usaha Rp 5.000.000,00
Utang wesel Rp 5.600.000,00
Utang obligasi Rp 8.000.000,00
Total Utang Rp 18.600.000,00
Modal Surya Rp 30.000.000,00
Total Kewajiban dan Modal Rp 48.600.000,00
128
2. Laporan laba rugi:
USAHA KOLAM RENANG “MENUJU SEHAT”
Per 31 Desember 2007
(dalam ribuan rupiah)
Pendapatan Jasa percetakan Rp 75.000.000,00 Pendapatan bunga deposito Rp 4.000.000,00 Total Pendapatan Rp 79.000.000,00 Beban-beban: Beban Perlengkapan Cetak Rp 7.500.000,00 Beban gaji Rp 4.300.000,00 Beban listrik Rp 600.000,00 Beban telepon Rp 900.000,00 Beban iklan Rp 1.750.000,00 Beban penyusutan peralatan Cetak Rp 1.200.000,00 Beban lain-lain Rp 550.000,00 Total Beban Rp 16.800.000,00 Laba Rp 62.200.000,00
129
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SELAMA APERSEPSI
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4
SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”
Kelas/Semester : XI IS 4/II
Pokok Bahasan : Laporan keuangan
Siklus Ke : II
Nama pengamat : Happy Kukilowati
Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.
Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode
Numbered Heads Together (NHT)
Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan
Anda pada kolom indikator yang tersedia:
Skor 5 : Baik Sekali
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Kurang Sekali
130
No Nama Siswa Ketepatan waktu, ketika siswa memasuki ruangan kelas
Perhatian siswa ketika guru membuka pembelajaran dengan salam pembuka
Cara siswa menjawab pertanyaan dengan menunjuk jari
Jumlah Skor
1 Aditya Ian Permana 5 4 5 14 2 Agus Sapta Riadi Wijaya 5 5 4 14 3 Anang Hananto 5 4 5 14 4 Arie Budiyanto 5 5 5 15 5 Asri Suryaningsih 5 4 4 13 6 Bernadita Tridian F 5 5 5 15 7 Bernadus Median 5 4 4 13 8 Christoper Carlos 5 4 4 13 9 Daru Cahyo Anggara 5 4 4 13 10 Desi Ria Irawan 5 5 5 15 11 Eko Fitriyanto 5 5 5 15 12 Evawati Suci Rindang 5 5 5 15 13 Hadi Prakoso 4 4 5 13 14 Hanif Arifin 5 5 5 15 15 Hery Hermawati 5 4 5 14 16 I Putu Nugrahening 5 5 5 15 17 Ika Yulianti 5 5 5 15 18 Ismawati 5 4 5 14 19 Krisna Dinar Praditya 5 5 5 15 20 Kristian Pungki Ari 5 4 4 13 21 Mahendra Risal MI 5 5 5 15 22 Nandiko Yogo Widoto 5 5 5 15 23 Nining Hartati 3 5 5 15 24 Nisa Adi Tama 5 5 5 15 25 Nita Sarmelia 5 5 5 15 26 Novita Sari 4 4 5 12 27 Putri Febriyanti 5 5 5 15 28 Ria Dewi Romadhani 5 4 5 14 29 Riska Priyadi 5 5 5 15 30 Ryan Supriyanto 5 5 5 15 31 Sri Harini 5 5 4 14 32 Susilo Pujianto 5 5 5 15 33 Tri Joko Waseso 5 4 4 13 34 Tri Widiastuti 5 4 5 14 35 Udhin Ismadi 5 5 4 14 36 Wahyu Puji Astuti 5 5 5 15 37 Wawan Sumarwanto 5 4 5 14 38 Wikan Prakoso 4 4 4 12 39 Yohanes Rendra 5 5 5 15 40 Yuri Septiani 5 5 4 14
131
Keaktifan siswa dalam apersepsi di ukur dengan menggunakan standar range: 0-5 Kurang 6-10 Cukup 11-15 Baik Standar yang dipakai untuk mengukur siswa yang aktif dalam apersepsi kegiatan belajar mengajar adalah masuk dalam range Baik, yaitu sebesar: 0-5 - siswa
6-10 - siswa 11-15 40 siswa Dari data diatas maka jumlah siswa yang aktif dalam apersepsi sebesar: 40/40X100% =100%
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam siklus II ini terdapat 100% siswa aktif dalam apersepsi.
132
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SELAMA
PEMBELAJARAN
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4
SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”
Kelas/Semester : XI IS 4/II
Pokok Bahasan : Laporan keuangan
Siklus Ke : II
Nama pengamat : Happy Kukilowati
Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.
Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode
Numbered Heads Together (NHT)
Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan
Anda pada kolom indikator yang tersedia:
Skor 5 : Baik Sekali
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Kurang Sekali
133
Aspek yang Diamati No Nama Siswa
Terlibat dalam pemecahan masalah
Bertanya pada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya
Berusaha mencari berbagai informasi
yang diperlukan
untuk pemecahan
masalah
Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh nya
1. Aditya Ian Permana 4 5 4 5 3
2. Agus Sapta Riadi Wijaya 4 5 5 4 4
3. Anang Hananto 5 5 5 5 3
4. Arie Budiyanto 5 5 4 4 4
5. Asri Suryaningsih 4 5 5 5 4
6. Bernadita Tridian Fitranti 5 5 5 5 3
7. Bernadus Median F 3 2 2 3 3
8. Christopher Carlos L 4 3 4 5 3
9. Daru Cahyo Anggara 5 4 3 5 4
10. Desy Ria Irawan 5 5 5 5 4
11. Eko Fitriyanto 5 5 4 5 3
12. Evawati Suci Rindang P. 5 5 5 5 5
13. Hadi Prakoso 3 2 3 2 2
14. Hanif Arifin 4 4 3 5 3
15. Hery Hermawati 5 5 5 5 3
16. I Putu Nugrahenin 4 5 4 5 4
17. Ika Yulianti 5 5 5 5 5
18. Ismawati 5 5 5 5 4
19. Krisna Dinar Praditya 4 5 4 5 3
20. Kristian Pungki Ari S. 5 5 4 5 2
21. Mahendra Risal MI 5 5 5 5 3
22. Nandiko Yogo Widoto 5 5 5 5 4
23. Nining Hartati 4 2 3 2 3
24. Nisa Adi Tama 5 5 5 5 4
134
25. Nita Sarmelia 5 4 5 5 4
26. Novita Sari 4 5 4 5 4
27. Putri Febriyanti 5 5 5 5 4
28. Ria Dewi Romadani 4 4 4 5 3
29. Riska Priyadi Yanti 4 5 5 5 4
30. Ryan Supriyanto Hari P 4 4 4 5 3
31. Sri Harini 4 4 5 5 4
32. Susilo Pujianto 4 5 5 5 4
33. Tri Joko Wasiso 2 2 3 2 3
34. Tri Widiastuti 4 5 4 4 3
35. Udhin Ismadi 3 4 4 5 3
36. Wahyu Puji Astuti 3 5 4 4 3
37. Wawan Sumarwanto 4 4 3 4 3
38. Wikan Prakoso 2 3 2 2 2
39. Yohanes Rendra 4 4 3 4 3
40. Yuri Septiani 4 4 3 4 3
135
LEMBAR OBSERVASI KETELITIAN DAN KETEPATAN SISWA
DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4
SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”
Kelas/Semester : XI IS 4/II
Pokok Bahasan : Laporan keuangan
Siklus Ke : II
Nama pengamat : Happy Kukilowati
Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.
Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode
Numbered Heads Together (NHT)
Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan
Anda pada kolom indikator yang tersedia:
Skor 5 : Baik Sekali
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Kurang Sekali
136
No Nama Siswa Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam tanya jawab
Kesempurnaan siswa dalam menyelesaikan tugas bersama teman kelompok
Kerapian siswa dalam menegrjakan tugas bersama teman kelompok
Jumlah skor
1 Aditya Ian Permana 5 5 4 14 2 Agus Sapta Riadi Wijaya 5 4 5 14 3 Anang Hananto 5 5 5 15 4 Arie Budiyanto 4 5 4 13 5 Asri Suryaningsih 4 5 5 14 6 Bernadita Tridian F 5 4 5 14 7 Bernadus Median 4 5 4 13 8 Christoper Carlos 5 5 5 15 9 Daru Cahyo Anggara 5 5 5 15 10 Desi Ria Irawan 5 5 5 15 11 Eko Fitriyanto 5 5 5 15 12 Evawati Suci Rindang 5 5 4 14 13 Hadi Prakoso 5 5 5 15 14 Hanif Arifin 5 5 5 15 15 Hery Hermawati 5 5 5 15 16 I Putu Nugrahening 5 5 5 15 17 Ika Yulianti 5 5 4 14 18 Ismawati 5 5 5 15 19 Krisna Dinar Praditya 4 5 5 14 20 Kristian Pungki Ari 5 5 5 15 21 Mahendra Risal MI 5 5 5 15 22 Nandiko Yogo Widoto 5 5 4 14 23 Nining Hartati 5 5 4 14 24 Nisa Adi Tama 5 5 5 15 25 Nita Sarmelia 5 5 4 14 26 Novita Sari 5 5 5 15 27 Putri Febriyanti 5 5 5 15 28 Ria Dewi Romadhani 5 5 4 14 29 Riska Priyadi 5 5 4 14 30 Ryan Supriyanto 5 5 5 15 31 Sri Harini 5 5 5 15 32 Susilo Pujianto 5 5 5 15 33 Tri Joko Waseso 5 5 5 15 34 Tri Widiastuti 5 5 4 14 35 Udhin Ismadi 5 5 5 15 36 Wahyu Puji Astuti 4 5 5 14 37 Wawan Sumarwanto 5 5 5 15 38 Wikan Prakoso 4 5 4 13 39 Yohanes Rendra 5 5 5 15 40 Yuri Septiani 5 5 5 15
137
Keaktifan siswa dalam apersepsi di ukur dengan menggunakan standar range: 0-5 Kurang 6-10 Cukup 11-15 Baik Standar yang dipakai untuk mengukur siswa yang tepat dan sempurna dalam menjawab kegiatan belajar mengajar adalah masuk dalam range Baik, yaitu sebesar: 0-5 - siswa
6-10 - siswa 11-15 40 siswa
Dari data diatas maka jumlah siswa yang tepat dan sempurna dalam menjawab pertanyaan sebesar:
40/40X100% =100% Maka dapat disimpulkan bahwa dalam siklus II ini terdapat 100% siswa yang tepat dan sempurna menjawab pertanyaan.
138
LEMBAR OBSERVASI KETUNTASAN HASIL BELAJAR
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4
SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”
Kelas/Semester : XI IS 4/II
Pokok Bahasan : Laporan keuangan
Siklus Ke : II
Nama pengamat : Happy Kukilowati
Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.
Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode
Numbered Heads Together (NHT)
Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan
Anda pada kolom indikator yang tersedia:
Skor 5 : Baik Sekali
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Kurang Sekali
139
No Nama Mahasiswa Nilai Keterangan 1 Aditya Ian Permana 50 BT 2 Agus Sapta Riadi Wijaya 30 BT 3 Anang Hananto 90 T 4 Arie Budiyanto 90 T 5 Asri Suryaningsih 70 T 6 Bernadita Tridian Fitranti 40 BT 7 Bernadus Median Firianto 100 T 8 Christopher Carlos Latuheru 80 T 9 Daru Cahyo Anggara 70 T 10 Desy Ria Irawan 35 BT 11 Eko Fitriyanto 100 T 12 Evawati Suci Rindang P. 100 T 13 Hadi Prakoso 50 BT 14 Hanif Arifin 80 T 15 Hery Hermawati 100 T 16 I Putu Nugrahening W.B.P 100 T 17 Ika Yulianti 100 T 18 Ismawati 30 BT 19 Krisna Dinar Praditya 100 T 20 Kristian Pungki Ari S. 30 BT 21 Mahendra Risal MI 90 T 22 Nandiko Yogo Widoto 100 T 23 Nining Hartati 100 T 24 Nisa Adi Tama 100 T 25 Nita Sarmelia 100 T 26 Novita Sari 100 T 27 Putri Febriyanti 100 T 28 Ria Dewi Romadani 50 BT 29 Riska Priyadi Yanti 95 T 30 Ryan Supriyanto Hari P 100 T 31 Sri Harini 100 T 32 Susilo Pujianto 90 T 33 Tri Joko Wasiso 30 BT 34 Tri Widiastuti 100 T 35 Udhin Ismadi 80 T 36 Wahyu Puji Astuti 100 T 37 Wawan Sumarwanto 70 T 38 Wikan Prakoso 80 BT 39 Yohanes Rendra 100 T 40 Yuri Septiani 100 T Rata-rata 80,75 T Tuntas : 30/40 X100% = 75,0% siswa Belum tuntas : 10/40 X 100% = 25,0 % siswa
140
Kesimpulan: Berdasarka hasil evaluasi mengerjakan laporan keuangan yang mendapat nilai 70 ke atas sebesar 30 siswa yaitu 75% siswa. Sedangkan 10 siswa lain atau 25,0% siswa belum tuntas dalam mengerjakan evaluasi pada siklus II.
142
ANGKET PENILAIAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA
Nama :
Kelas/No.Absen :
Petunjuk Pengisian:
Bacalah pernyataan berikut dengan baik-baik, kemudian berilah tanda chek (v)
pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda :
SS
S
KS
TS
STS
=
=
=
=
=
Sangat Setuju ,
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
143
No Aspek yang dinilai SS S KS TS STS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Saya lebih senang mengerjakan soal yang
menantang namun sesuai dengan
kemampuan saya.
Saya yakin setiap prestasi belajar yang saya
peroleh karena usaha keras saya sendiri
bukan karena keberuntungan.
Saya lebih senang belajar dengan usaha
sendiri daripada harus mendengar ceramah
dari guru terus-menerus.
Saya yakin dapat meraih prestasi belajar
akuntansi yang lebih baik dari sebelumnya.
Saya rajin belajar agar dapat mencapai cita-
cita yang saya inginkan.
Saya lebih senang belajar dengan teman yang
dapat menyelesaikan permasalahan dan soal
akuntansi bersama-sama.
Saya selalu berusaha menyelesaikan tugas
akuntansi yang diberikan oleh guru meskipun
tugas itu sulit.
Saya selalu yakin bahwa saya dapat
mengerjakan tugas akuntansi yang diberikan
oleh guru dengan baik dan tepat waktu.
Saya selalu ingin mendapat penghargaan
yang mendorong tentang keberhasilan dan
kegagalan saya dalam belajar.
Saya senang dan bersemangat apabila guru
menghargai setiap usaha belajar maupun
prestasi belajar yang saya peroleh.
144
No. Nama Poin 1 Poin 2 Poin 3 Poin 4 Poin 5 Poin 6 Poin 7
1 Aditia Ion 5 4 4 5 5 5 4
2 Agus Sapta 3 5 1 5 5 5 5
3 Anang Hananto 5 4 3 5 5 3 4
4 Arie Budiyanto 5 4 1 4 4 5 5
5 Asri Suryaningsih 5 3 3 5 5 5 4
6 Bernadita Fridian 5 4 3 4 4 4 3
7 Bernadus M. 3 5 4 5 5 5 5
8 Christoper C. 4 4 3 4 4 4 4
9 Daru Cahyo A. 4 3 3 4 4 5 4
10 Desi Ria I 4 4 3 4 5 4 4
11 Eko Fitriyanto 5 4 3 4 5 5 5
12 Evawati Suci 4 3 3 5 4 5 4
13 Hadi Prakoso
14 Hanif Arifin 4 5 3 4 4 4 4
15 Hery Hermawati 4 5 3 5 4 5 3
16 I Putu N. 5 3 3 4 4 5 4
17 Ika Yuliati 5 4 3 5 4 4 4
18 Ismawati 4 3 3 4 5 5 4
19 Krisna Dinar 4 4 2 4 4 4 3
20 Kristian Pungki 4 3 2 4 5 4 4
21 Mahendra Risal 4 5 2 4 4 4 2
22 Nandiko Yogo 5 4 3 4 4 5 4
23 Nining Hartati
24 Nisa Adi T 4 3 3 4 5 5 4
25 Nita Sarmelia 5 4 3 5 5 4 4
26 Novita Sari 4 3 2 4 4 4 3
27 Putri Febriyanti 4 5 3 5 5 4 5
28 Ria Dewi 5 5 3 5 5 5 4
29 Riska Priyadi 4 4 3 4 5 5 5
30 Ryan Supriyanto 4 4 3 5 4 5 4
31 Sri Harini 5 5 4 5 5 5 4
32 Susilo Pujiyanto 3 4 5 4 4 5 4
33 Tri Joko 3 4 5 4 5 4 4
34 Tri Widiastuti 5 4 2 5 4 4 4
35 Udhin Ismadi 5 3 1 4 5 4 4
36 Wahyu Puji 5 5 3 4 5 4 4
37 Wawan Sumarwanto 5 3 3 5 5 5 4
38 Wikan P. 3 5 1 2 5 4 4
146
MOTIVASI
Motivasi diambil ketika sesudah Penerapan Model Pembelajaran NHT
dengan menggunakan angket, dan standar yang digunakan adalah range:
0 – 18 à hampir tidak memiliki motivasi
11 – 20 à kurang dari motivasi
21 – 30 à cukup memiliki motivasi
31 – 40 à memiliki motivasi
41 – 50 à motivasi tinggi
Data yang didapat adalah:
Range Jumlah siswa
0-18 -
11-20 -
21-30 -
31-40 16 siswa
41-50 22 siswa
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa siswa kelas XI IS 4 memiliki
motivasi sebesar 100%.