Upload
tranduong
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesehatan masih menjadi masalah utama bagi masyarakat terutama
di wilayah Kota Surakarta. Pemerintah telah melakukan berbagai cara
untuk dapat menangani berbagai macam keluhan dan problema di
masyarakat salah satunya untuk selalu meningkatkan pelayanan di bidang
kesehatan. Dari pembangunan baru, peraturan baru tentang jaminan
kesehatan,sampai kepada peningkatan pelayanan. Kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis(Peraturan Presiden RI no. 72 tahun 2012 tentang
SKN).
Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi
tingginya pada mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian
secara berangsur angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan
untuk seluruh masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat secara
1
2
luas yang mencakup upaya promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang bersifat menyeluruh terpadu dan berkesinambungan (UU No. 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan).
Puskesmas adalah salah satu instansi pemerintah yang berperan
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dituntut
untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Pelayanan yang diberikan mampu memenuhi kebutuhan,
keinginan dan harapan masyarakat serta mampu memberikan kepuasan.
Kepuasan masyarakat dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur
pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit
penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya
(Ratminto, 2006).
Puskesmas merupakan salah satu unit pelayanan instansi
pemerintah yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan. Pelayanan
publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai
kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan
masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan
masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga
menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah.
Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat,
makapemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan
(KEP 25/M.PAN/2/2004).
3
UPTD Puskesmas Gajahan berada di wilayah Kota Surakarta,
tepatnya berada di jalan Veteran nomor 46 Kelurahan Gajahan, Kecamatan
Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Luas wilayah kerja Puskesmas yang
meliputi enam kelurahan yaitu sekitar 2,144 km2 dengan jumlah penduduk
yang ada sekitar 25.612 jiwa (Profil UPTD Puskesmas Gajahan Surakarta,
2014).
Sebagai institusi pelayanan kesehatan Puskesmas Gajahan
Surakarta memiliki dukungan sumber daya manusia yang berjumlah 44
orang, meliputi tenaga fungsional umum dan tenaga fungsional khusus,
terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok yang pertama berperan dalam
menjalankan setiap program kegiatan yang telah ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kota Surakarta. Kelompok yang kedua berperan dalam
menjalankan fungsi Puskesmas sebagai tempat persalinan dan perawatan
inap (Profil UPTD Puskesmas Gajahan Surakarta, 2004).
Menurut rekapitulasi kunjungan pasien Puskesmas Gajahan
Surakarta, pada tahun 2014 terdapat 53.252 kunjungan, rata-rata terdapat
4.437 kunjungan. Hal tersebut sudah termasuk kunjungan pasien dari luar
wilayah dan luar kota (Profil UPTD Puskesmas Gajahan Surakarta, 2004).
Puskesmas Gajahan merupakan puskesmas yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan dan teknologi
tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
4
masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai
derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan
kepada perorangan (Profil UPTD Puskesmas Gajahan Surakarta, 2004).
Puskesmas Gajahan memberikan berbagai pelayanan, baik dari
pelayanan umum sampai pelayanan Gawat Darurat. Adapun program dari
Puskesmas Gajahan adalah Pengobatan Umum, Pengobatan Gigi,
Laboratorium, KIA, KB, Pelayanan Konsultasi, Rawat Inap dan Rawat
Jalan (UGD dan Persalinan). Puskesmas Gajahan juga merupakan salah
satu puskesmas di Solo yang menawarkan layanan PONED (Pelayanan
Obstetrics Neonatology Emergency Dasar) (Profil UPTD Puskesmas
Gajahan Surakarta, 2004).
Berdasarkan rekapitulasi kunjungan pasien UPTD Puskesmas
Gajahan urutan kriteria pasien yang paling banyak mengunjungi
Puskesmas Gajahan yaitu pasien JAMKESMAS, pasien PKMS dan pasien
umum. Dari urutan ketiga tersebut, pasien PKMS merupakan jumlah
pengunjung nomor 2 terbanyak yang berobat di Puskesmas Gajahan.
Pertiga tahun terakhir ini, terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien
PKMS cukup banyak, pada tahun 2011 ada 24.259 kunjungan, pada tahun
2012 ada 22.354 kunjungan dan pada tahun 2013 ada 15.953 dan pada
tahun 2014 ada 13.789 (Profil UPTD Puskesmas Gajahan Surakarta,
2004).
5
Oleh sebab itu dengan banyaknya pengunjung di Puskesmas
Gajahan selalu berusaha memberikan pelayanan yang sesuai dengan
standar yang diberikan kepada pasien. Dengan semakin bertambahnya
kunjungan pasien, maka harus ditingkatkan pula kualitas pelayanan dan
sarana penunjangnya, baik dari segi fisik dan non fisik. Pelaksanaan
kegiatan pelayanan kesehatan untuk pasien Puskesmas Gajahan
melakukan perincian jenis pelayanan yang diberikan kepada pasien
sehingga dapat diketahui intensitas kunjungan pasien peserta PKMS.
Menurut Perwali Surakarta nomor 2 tahun 2014, pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat Surakarta yang selanjutnya disingkat PKMS adalah
pemberian pemeliharaan pelayanan kesehatan yang meliputi upaya
promotif, prevntif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan kepada
masyarakat Surakarta. Pemerintah Kota Surakarta berharap program
PKMS ini dapat menjadi terobosan yang sangat tepat guna meningkatkan
aksebilitas bagi masyarakat Surakarta yang belum terpenuhi dalam
program JAMKESMAS, ASKES PNS maupun ASKES Sosial lainnya,
sehingga 100% penduduk Kota Surakarta terlindungi dengan Jaminan
Kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti
lebih jauh tentang pelayanan kesehatan yang telah diberikan oleh
Puskesmas Gajahan terutama pada peserta PKMS, dan selain itu penulis
ingin mengetahui tingkat kepuasan pasien peserta PKMS terhadap
pelayanan kesehatan yang telah diberikan oleh Puskesmas Gajahan.
6
Sehingga dapat mengetahui adanya hubungan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Gajahan Surakarta dengan kepuasan peserta PKMS yang
menyebabkan penurunan jumlah kunjungan peserta PKMS.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang penulis
kemukakan diatas, bahwa telah terjadi penurunan jumlah kunjungan
peserta PKMS di Puskesmas Gajahan Surakarta , yang membuat peneliti
tertarik untuk meneliti hal tersebut. Sehingga dapat dirumuskan masalah
adakah “ Adakah Hubungan antara pelayanan kesehatan di Puskesmas
Gajahan Kota Surakarta terhadap kepuasan peserta PKMS“?
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untukmengetahui hubungan antara Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Gajahan Surakarta terhadap kepuasan peserta PKMS
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mendiskripsikan pelayanan kesehatan di Puskesmas Gajahan
Surakarta.
2. Mendiskripsikan kepuasan pasien peserta PKMS diPuskesmas
Gajahan Surakarta.
7
3. Menganalisa hubungan antara pelayanan kesehatan di
Puskesmas Gajahan Kota Surakarta terhadap kepuasan peserta
PKMS
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat setelah melakukan penelitian memberikan
tambahan pengetahuan :
a. Bagi Puskesmas .
Diharapkan dapat menambah pengetahuan serta mempelajari masalah
yang berhubungan dengan kualitas pelayanan Puskesmas terhadap
tingkat kepuasan peserta PKMS.
b. Bagi Institusi Dinas Kesehatan Kota Surakarta
Bisa menjadi masukan pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam
melakukan tinjauan berbagai kebijakan.
c. Bagi masyarakat.
Bisa menjadi tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai kualitas
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Gajahan Surakarta terutama
pelayanan bagi peserta PKMS.
d. Bagi peneliti lain
Bisa menjadi acuan peneliti berikutnya didalam meneliti hubungan
pelayanan kesehatan di Puskesmas dengan kepuasan Pasien.
8
e. Bagi peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta
mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan kualitas
pelayanan di Puskesmas.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja (DEPKES RI, 2006).
1. Unit Pelayanan Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis (UPTD) dinas kesehatan
kabupaten/kota, puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari
tugas teknis oprasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan
merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggung Jawaban Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas
kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab
9
10
hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan
kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan. Tetapi apabila di suatu kecamatan terdapat lebih dari satu
puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar
puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.
5. Fungsi dan peran Puskesmas
Menurut Hatmoko (2006) fungsi dan peran Puskesmas adalah sebagai
berikut :
a. Fungsi Puskesmas
1) Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah
kerjanya.
2) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
3) Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
11
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif
dan efisien.
3) Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan bantuan tersebut tidakmenimbulkan
ketergantungan.
4) Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5) Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program Puskesmas.
b. Peran Puskesmas
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, Puskesmas mempunyai
peran yang sangat vitalsebagai institusi pelaksana teknis, dituntut
memiliki kemampuan manajerial dan wawasanjauh ke depan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut
ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah
melalui sistem perencanaan yang matang dan realisize, tatalaksana
kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan
yang akurat. Rangkaian maajerial di atas bermanfaat dalam
penentuan skala prioritas daerah dan sebagai bahan kesesuaian
12
dalam menentukan RAPBD yang berorientasi kepada kepentingan
masyarakat. Adapun ke depan, Puskesmas juga dituntut berperan
dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan
pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.
6. Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai
kemampuan tenaga maupun fasilitasnya,karenanya kegiatan pokok
di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian kegiatan
pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah
sebagai berikut (Hatmoko, 2006) :
a. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
b. Keluarga Berencana
c. Usaha Peningkatan Gizi
d. Kesehatan Lingkungan
e. Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
g. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
h. Usaha Kesehatan Sekolah
i. Kesehatan Olah Raga
j. Perawatan Kesehatan Masyarakat
k. Usaha Kesehatan Kerja
l. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
m. Usaha Kesehatan Jiwa
13
n. Kesehatan Mata
o. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
p. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
q. Kesehatan Usia Lanjut
r. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada
keluarga sebagai satuamasyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan
pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga
sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap
kegiatapokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa ( PKMD )
(Hatmoko, 2006).
Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok
Puskesmas seperti tersebut atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat
diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh
Pemerintah Pusat ( contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan
diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah.
Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena
timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk
mengatasi kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau
menunda kegiatan lain (Hatmoko, 2006).
14
2.1.2 Pelayanan
Menurut petugas pelayanan, lamanya pemberian pelayanan kepada
masyarakat pengguna jasa disebabkan adanya kendala internaldan
eksternal. Kendala internal meliputi peralatan pendukung yang tidak
memadai, kualitas SDM rendah dan koordinasi antar unit. Sarana dan
prasarana yang tidak memadai yang dimiliki oleh instansi sering
menghambat pemberian pelayanan kepada pengguna jasa.Selain itu, faktor
kualitas SDM yang relatifrendah semakin menghambat pemberian
pelayanan kepada masyarakat. Kualitas SDM yang rendah tersebut
ditandai dengan ketidakmampuan petugas memberikan solusi kepada
pelanggan. Pelayanan merupakan salah satu ujung tombak dari upaya
pemuasan pelanggan dan sudah merupakan keharusan yang wajib
dioptimalkan baik oleh individu maupun organisasi, karena dari bentuk
pelayanan yang diberikan tercermin kualitas individu atau organisasi yang
memberikanpelayanan(Hatmoko, 2006).
Dalam kamus besar BahasaIndonesia (2010), kata pelayanan
diartikan sebagai perihal cara melayani, servisjasa, kemudahan yang
diberikan sehubungan dengan jual beli barang/jasa.
Pengertian pelayanan secara terinci yang dikemukakan oleh
Gronroos (Ratminto dan Atik, 2004) pelayanan adalah suatu aktivitas atau
serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba)
yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan
karyawan atau hal-hallain yang disediakan oleh perusahaan pemberi
15
pelayanan dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau
pelanggan.Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa Pelayanan adalah cara melayani, membantu menyiapkan,
mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau
sekelompok orang. Artinya objek yang dilayani adalah masyarakat yang
terdiri dari individu, golongan, dan organisasi (sekelompok organisasi)
Sementara itu Sinambela (2008) memberikan pengertian Pelayanan
Publik sebagai berikut: Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pda suatu produk secara fisik.
Adapun pengertian Pelayanan Publik menurut Kurniawan (2005)
adalah “Pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat
yang mempunyai kepntingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan
pokok dan tatacara yang ditetapkan”Menurut Undang-undang nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayan Publik, mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan pelayanan public adalah:Kegiatan atau ragkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebuthan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundangundangan bagi setiapa warga Negara dan penduduk atas barang,
jasa dan/ataupelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
16
Menurut Nugroho (2004 ) mengatakan bahwa:Tugas Pelayanan
Publik adalah memberikan pelayanan, kepada umum tanpa
membedabedakan dan diberikan secara cuma-cuma atau dengan biaya
sedemikian rupa sehingga kelompok paling tidak mampu
menjangkaunyaUntuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi
pengguna jasa, penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas–asas
pelayanan.
Berdasarkan Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2004 yang
menyatakan asas–asas pelayanan sebagai berikut :
1. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak
yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah
dimengerti.
2. Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang–undangan.
3. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima
pelayanan dengan tetap berpegang pada efisiensi dan efektifitas.
4. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publikdengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan
harapan masyarakat.
17
5. Kesamaan hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras,
agama, gender, dan status ekonomi.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhihak
dan kewajiban masing–masing pihak.Berdasarkan uraian diatas maka
PuskesmasGajahan Surakartaperlu memberikan pelayanan yang baik
atau pelayanan prima, karena hal tersebut merupakan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat(Hatmoko, 2006).
2.1.3 KepuasanPasien
1. PengertianPasien
Pasien adalah makhluk bio-psiko-sosio-ekonomi-budaya, yang
berarti bahwa seorang pasien memerlukan terpenuhinya kebutuhan,
keinginan, dan harapan dipandang dari aspek biologis (kesehatan),
aspek psikologis (kepuasan), aspeksosio-ekonomi (papan, sandang,
pangan, dana filiasisosial), serta aspek budaya (Supriyanto, 2010).
2. KepuasanPasien
Kepuasan pasien merupakan salah satu indicator kualitas
pelayanan yang diberikan dan merupakan modal untuk mendapatkan
pasien lebih banyak serta mendapatkan pasien loyal (setia). Di bawah
ini dijelaskan beberapa pengertian kepuasan pelanggan oleh beberapa
ahli:
18
a. Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan ketika kebutuhan,
keinginan, dan harapan pasien dapat dipenuhi melalui produk atau
jasa yang dikonsumsi (Supriyanto, 2010).
b. Kepuasan dibagi dua macam, yaitu kepuasan fungsional dan
kepuasan psikologikal. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan
yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan,
sedangkan kepuasan psikologikal merupakan kepuasan yang
diperoleh dari atribut yang sifatnya tidak berwujud dar produk
(Umar, 2003).
c. Supriyanto (2010) mendefinisikan bahwa kepuasan sebagai model
kesenjangan antara harapan (standar kinerja yang seharusnya)
dengan kinerja nyata yang diterima pelanggan.
d. Supriyanto (2010) mendefinisikan bahwa kepuasan pasien
merupakan hasil suatu evaluasi (pembandingan) dari apa yang
didapat dengan apa yang diharapkan, bukan suatu sikap (rasa
menyukai sesuatu tanpa unsure pembandingan)(Perwali no.1
tahun 2005).
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkanb ahwa
kepuasan pasien muncul apabila pelayanan yang diberikansesuai
dengan keinginan, kebutuhan, dan harapannya.Demikian pula
sebaliknya, ketidakpuasan pasien akan muncul apabila pelayanan yang
diberikan tidak sesuai dengan harapannya.
19
Menurut Mubarak (2009), terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan adalah sebagai
berikut :Kebutuhan dan keinginan, Pengalaman masa lalu dan dari
teman, Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi
persepsi pelanggan
Berikut beberapa hal untuk mempertahankan kepuasan
pelanggan, yaitu memenuhi dan memberi lebih pada harapan
pelanggan, berfokus pada pemuasan pelanggan, dan menyediakan
penyelesaian untuk permasalahan yang dihadapi oleh pelanggan
(Supriyanto, 2010).
3. Indikator Kepuasan Pasien
Menurut Bustami (2011), ada lima dimensi untuk mengukur
kepuasan pasien yang dikenal sebagai service quality (Servqual).
1) Reliabilitas (reliability). Dimensi ini menekanka sejauh mana
penyedia jasa pelayanan mampu memberikan apa yang telah
dijanjikan kepada pelanggannya.
2) Daya tanggap (responsiveness). Dimensi ini menekankan pada
sikap penyedia jasa yang penuh perhatian, cepat, dan tepat dalam
menghadapi pertanyaan, keluhan, dan masalah dari pelanggan.
3) Jaminan (assurance). Dimensi ini merefleksikan kompetensi
perusahaan, keramahan kepada pelanggan, dan keamanan
operasinya. Kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan
danketrampilan dalam memberikan jasa.
20
4) Empati (emphaty). Dimensi ini menunjukkan deraja tperhatian
yang diberikan pada setiap pelanggan dan merefleksikan
kemampuan karyawan untuk menyelami perasaan pelanggan.
5) Bukti fisik/ bukti langsung (tangible). Dapat berupa ketersediaan
sarana dan prasarana termasuk alat yang siap pakai serta
penampilan karyawan yang menyenangkan.
4. Metode Pengelola Lahan
Nilai IKM dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata
terimbang” masing-masing unsur pelayanan. Dalaam perhitungan
indexs kepuasan masyarakat terhadap 14 unsur pelayanan yang dikaji,
setiap unsur pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan unsur
sebagai berikut:
Bobot nilai rata-rata tertimbang = Jumlah bobot X 1 = 0,071
Jumlah unsur 14
Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan
pendekatannilai rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut:
IKM= Total dari nilai persepsi Per unsur X Nilai Penimbang
Total unsur yang terisi
Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara
25-100 maka hasil penilaian tersebut diatas dikonversikan dengan
nilai dasa 25, dengan rumus sebagai berikut:
IKM Unit Pelayanan X 25
Mengingat unit pelayanan mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda, maka setiap unit pelayanan dimungkinkan untuk:
21
a. Menambah unsur yang dianggap relevan
b. Memberikan bobot yang berbeda terhadap 14 unsur yang
dominan dalam unit pelayanan, dengan catatan jumlah bobot
seluruh unsur tetap 1.
Tabel 2.1 Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM,
Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan
Nilai
Persepsi
Nilai Interval
IKM
Nilai Interval
Konversi
IKM
Mutu
Pelayanan
Kinerja Unit
Pelayanan
1 1,00-1,75 25-43,75 D Tidak baik
2 1,76-2,50 43,76-62,50 C Kurang baik
3 2,51-3,25 62,51-81,25 B Baik
4 3,26-4,00 81,26-100,0 A Sangat Baik
(sumber: Menpan, 2004)
2.1.4 PKMS (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta)
1. Sejarah
Mulai 2 Januari 2008 Program PKMS diberlakukan secara resmi
oleh pemerintah Kota Surakarta.Program PKMS merupakan kebijakan
Pemerintah Kota Surakarta yang sangat strategis dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Surakarta.Selain itu, program ini merupakan
terobosan yang sangat tepat guna meningkatkan aksesibelitas bagi
masyarakat Surakarta yang belum tertampung dalam Program
Jamkesmas, Askes PNS maupunaskes social lainnya, sehingga 100%
penduduk terlindung jaminan kesehatan.
22
2. Dasar Hukum
a. Peraturan Daerah
Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 8 Tahun 2007 tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Kotamadya Daerah
Tingkat II Surakarta tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.
b. Peraturan Walikota
Peraturan Walikota Surakarta No 1 tahun 2008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 8
tahun 2007 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 7 tahun 1998 tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan, PeraturanWalikota Surakarta
No.10 tahun 2009 tentang Perubahan atas PeraturanWalikota No. 1
tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota
Surakarta No 8. Tahun 2007 tentang Perubahan kedua atas
Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 7
tahun 1998 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan, Peraturan
Walikota Surakarta Nomor 25 tahun 2010 tentang Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS), Peraturan Walikota
Surakarta Nomor 3B tahun 2011 tentang Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat Surakarta (PKMS) (Peraturan Walikota Surakarta
Nomor 2, 2014).
23
3. Kelembagaan
a. StrukturOrganisasi PKMS
Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta
(PKMS) dikelolaoleh Unit PelaksanaTeknis (UPT) PKMS yang
berada dibawah struktur Dinas Kesehatan Kota Surakarta sesuai
dengan Peraturan Daerah Kota surakarta Nomor 6 tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota
Surakarta dan Peraturan Walikota Surakarta nomor 20-K tahun
2009 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Unit
Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan Kota Surakarta.
Terkait dengan implementasi Undang –Undang No 14
tahun 2008 Tentang keterbukaan Informatika Publik yang tidak
hanya memberikan jaminan hak atas informasi bagi masyarakat
tetapi juga mengatur mekanisme pelaksanaan hak tersebut maka
Komitmen Penyelidikan dan Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah bekerja sama dengan
Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Mitra Lokal Lembaga
Pengabdian Hukum YAPHI (LPHYAPHI) menyelenggarakan
Program Pemberdayaan masyarakat melalui Audit Sosial di Sektor
Pelayanan Publik Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta
(PKMS).
24
b. Iuran
Peserta PKMS dengan jenis kartu Silver dikenakan biaya
kepesertaan sebesarRp. 1.000 per orang per tahun, sedangkan
peserta PKMS dengan jenis kartu Gold tidak dipungut biaya
apapun.
c. Manfaat
Pelayanan Dasar, Persalinan Normal, Pelayanan Rujukan
semua Rumah Sakit yang ada di Solo dan sekitarnya seperti RSUD
Surakarta, RS.dr.Moewardi, RSOP, RS Jiwa Surakarta, RS Kasih
Ibu, RS.dr.Oen, RS. PantiWaluyo, RS. PKU Muhammadiyah, RS
Brayat Minulya, RS. Slamet Riyadi, RS.Kustati, RS.Triharsi,
BBKPM.
d. Pelayanan Kesehatan Rujukan di Rumah Sakit Pemerintah/Swasta
yang (MOU) Pemkot
Akomodasi rawat inap kelas III, Konsultasi Medis/
pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan,Penunjang
Diagnostik: laboratorium klinik, radilogi dan elektromedik,
Tindakan medis kecil dan sedang, Pemberian obat sesuai
formularium PKMS, Pelayanan gawat darurat.
4. Pendanaan
Biaya operasional pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan
kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan penunjang dan jasa pelayanan
bersumber pada APBD Kota dan dianggarkan melalui Dokumen
25
Pelaksanaan Anggaran Dinas. Pembayaran terhadap pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit maupun pelayanan di PMI dilaksanakan
melalui penagihan klaim. Prosedur penagihan klaim adalah sebagai
berikut:
a. Rumah sakit maupun PMI mengajukan klaim ke Dinas dengan
melampirkan:
1) Surat Pengantar Pengajuan Klaim
2) Formulir pengajuan klaim (FKP) rangkap 4 (empat)
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini
3) Kuitansi asli bermaterai rangkap 4 (kuitansi)
4) Rekapitulasi laporan bukti pendukung pelayanan yang telah
dilakukan di Rumah Sakit maupun PMI.
b. Untuk pelayanan rawat inap, hitungan hari rawat inap adalah
tanggal keluar dikurangi tanggal masuk.
c. Untuk klaim tahun berjalan yang belum terbayarkan, dapat
dibayarkan pada tahun anggaran berikutnya.
Bagi peserta PKMS dengan silver card (kartu perak), maka
besarnya klaim perawatan dikelas III Rumah Sakit maksimal sebesar
Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah). Bagi kader kesehatan, pengurus
RT, pengurus RW dan pengurus LPMK yang masih aktif pemegang
kartu PKMS jenis silver, maka besarnya klaim perawatan di kelas III
di rumah sakit yang ditunjuk pemerintah kota Surakarta sebesar Rp.
26
7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus rupiah). Pembiayaan perawatan di
rumah sakit bagi peserta pemegang Gold card dengan fasilitas rawat
inap kelas III ditanggung semuanya oleh pemerintah daerah, dengan
tarif maksimal sesuai ketentuan yang berlaku. Pembiayaan pasien
yang mendapat rujukan sub spesialis diatur dengan ketentuan
Jamkesda propinsi Jawa Tengah.
5. Kepesertaan Bagian Kesatu Peserta Program PKMS
Peserta program PKMS adalah semua penduduk berdomisili di
daerah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Bukan peserta JAMKESDA
b. Bukan peserta ASKES PNS/TNI/POLRI
c. Bukan peserta ASKES sosial lainnya
d. Mempunyai KTP Surakarta
e. Mempunyai KK Surakarta
f. Bertempat tinggal dan berdomisili di daerah 3 (tiga) tahun
berturut-turut yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
kelurahan.
Setiap peserta program PKMS wajib mendaftarkan diri sebagai
peserta untuk mendapatkan kartu kesehatan. Jenis kartu peserta PKMS
terdiri dari:
a. Peserta PKMS jenis emas (Gold card) terdiri dari:
1) Masyarakat miskin yang terdaftar di Keputusan Walikota
tentang penetapan masyarakat miskin, tetapi belum
27
tertampung di Program Jamkesmas Pemerintah Pusat (diluar
kota).
2) Masyarakat miskin yang belum masuk Keputusan Walikota
dapat mengajukan kartu PKMS jenis gold dengan surat
keterangan dari kelurahan serta disahkan oleh Tim Verifikasi
Tingkat Kota.
3) Kartu jenis gold diterbitkan setelah diterbitkan adanya
penetapan masyarakat miskin dari tim verifikasi tingkat kota.
b. Peserta kartu PKMS jenis perak (silver card) adalah semua
masyarakat yang terdaftar sebagai peserta PKMS.
2.2 Kerangka Teori
Kepuasan Pasien : Pelayanan : - - - - -
Realibilitas Daya Tanggap Jaminan Kesehatan Empati Bukti Fisik Atau Bukti langsung
- - - - - -
Transparasi Akuntabilitas
Konsisional
Partisipatif
Kesamaan HAK Keseimbangan HAK dan
Kewajiban
Jaminan Kesehatan
PKMS
Tingkat kepuasan Pasien
PKMS
Pelayanan Kesehatan
Puskesmas
28
Gambar 2.1 : Kerangka teori
2.3 Kerangka Konsep
variabel bebas variabel terikat
Tingkat
Kepuasan
Pasien PKMS
Pelayanan Kesehatan
Puskesmas
Gambar 2.2 : Kerangka konsep
2.4 HipotesisPenelitian
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis nol (Ho) sering disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai
dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan
statistik. hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua
variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.Hipotesis
kerja (Ha) sering disebut hipotesis alternatif, yang menyatakan adanya
hubungan antara variabel X dan variabel Y atau adanya perbedaan antara dua
kelompok (Arikunto, 2010).
H0 : Tidak ada hubungan antara pelayanan kesehatan di Puskesmas
Gajahan terhadap tingkat kepuasan pasien.
Ha : Ada hubunganantara pelayanan kesehatan di Puskesmas Gajahan
terhadap tingkat kepuasan pasien.
2.5
Kea
slia
n P
enel
itia
n
Tab
el 2
.2 K
easl
ian
Pen
elit
ian
No
. N
am
a P
enel
iti
Ju
du
l P
enel
itia
n
Mo
tod
e H
asi
l P
enel
itia
n
1
Ind
riat
y D
ewi
Ret
no
(2
01
0)
An
alis
is p
engar
uh
tingk
at k
ual
itas
Pel
ayan
an jas
a
pu
skes
mas
terh
adap
Kep
uas
an p
asie
n
Sam
pel
yan
g
dig
unak
an
dal
am
pe n
elit
ian
i
ni
b
erju
mla
h
10
0
resp
on
den
. M
eto
de
pen
gam
bil
an
Dis
imp
ulk
an b
ahw
a te
rdap
at p
engar
uh a
nta
ra t
ingk
at
ku
alit
as p
elaya
nan
jas
a p
usk
esm
as t
erh
adap
kep
uas
an
pas
ien
Hal
in
i dit
unju
kkan
dar
i n
ilai
F h
itu
ng s
ebes
ar
11
,18
6
den
gan
an
gk
asig
nif
ikan
si (P
V
alue)
se
bes
ar
0,0
00
<0
,05
.
sam
pel
d
engan
m
eng
gu
nak
an
pu
rpo
sive
sa
mp
lin
g.
Met
od
e
anal
isis
d
ata
ya
ng
dig
un
akan
ad
alah
an
alis
is k
uan
tita
tif
den
gan
me n
ggu
nak
an
uji
v
alid
itas
d
an
uji
rel
iab
ilit
as,
uji
asu
msi
kla
sik
,
uji
F,
ko
efis
ien
det
erm
inas
i, u
ji t
d
an a
nal
isis
reg
resi
ber
gan
da.
2
Uli
nu
ha
Fu
zna
Elz
a (2
01
4)
Kep
uas
an P
asie
n
M
etode
yan
g
dig
un
akan
d
alam
1
. R
esp
on
den
pu
as d
engan
tin
dak
an y
ang c
epat
dan
te
pat
te
rhad
ap
pem
erik
saan
, p
engo
bat
an
dan
per
awat
an s
ebes
ar 5
6,5
6 %
Res
po
nd
en p
uas
d
alam
d
ok
ter
dan
p
eraw
at
yan
g
mem
ber
ikan
re
aksi
ce
pat
d
an
tan
ggap
se
bes
ar
54
,54
%
d
an
resp
on
den
ti
dak
p
uas
d
alam
as
pek
ke s
iagaa
n
pet
ugas
k
eseh
atan
u
ntu
k
mem
ban
tu
pas
ien
seb
esar
10
,10
%
Bp
js (
Bad
an
Pen
yel
eng
gar
a
Jam
inan
So
sial
)
Te r
had
ap
Pel
ayan
an D
i
Un
it R
awat
Jal
an
(Urj
) R
um
ah
Sak
it P
erm
ata
Med
ika
Sem
aran
g
Tah
un
20
14
pen
elit
ian
d
engan
sect
ion
al,
ini
ad
alah
p
end
ekat
an
Pop
ula
si
ku
sio
ner
cr
oss
dal
am
2.
pen
elit
ian
in
i ad
alah
pas
ien
BP
JS
di
Ru
mah
Sak
it P
erm
ata
Med
ika
Sem
aran
g t
riw
ula
n I
Tah
un
20
14
seb
anyak
10
.12
9 o
ran
g
3.
Res
po
nd
en
puas
d
alam
k
eped
uli
an
ter
had
ap
keb
utu
han
dan
kei
ngin
an p
asie
n s
ebes
ar 5
6,5
6 %
d
an
res
po
nd
en
tid
ak
pu
as
dal
am
ter
sed
ian
ya
pel
ayan
an k
eseh
atan
24 j
am s
ebes
ar 9
,09 %
29
BAB III
METODOLOGI
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian kuantitatif yaitu lebih menekankan analisisnya pada data-
data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Pada dasarnya,
pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian interensial (dalam rangka
pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu
probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Pada umumnya, penelitian
kuantitatif merupakan penelitian sampel besar (Azwar,2012).
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif dengan jenis rancangan descriptif correlational yaitu
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahantambahan, atau maipulasi
terhadap data yang memang sudah ada. Penelitian ini menggunakan
Pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu
pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu
kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen dinilai
secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Dengan studi ini
akan diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel dependen)
dihubungkan dengan penyebab (variabel dependen) (Nursalam, 2013).
30
31
3.2 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek peneliitan. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2010).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh seluruh pasien yang
menggunakan PKMS di puskesmas Gajahan diambil data rata-rata per
bulan 2014 terdapat 1149 kunjungan pasien dengan PKMS.
2. Sampel
Sampel yaitu hanya meneliti sebagian dari populasi (Arikunto,
2010). Pengambilan sampel penelitian ini adalah pasien PKMS di
Puskesmas Gajahan, dengan menggunakan teknik purposive sampling
yaitu dengan mengambil semua anggota populasi terpilih periode 1 bulan
terhitung sejak dimulainya penelitian bulan Februari 2015 menjadi
sampel.Jumlah sampel yang diambil, jika populasi kurang dari 100 lebih
baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil
10% -15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto 2006). Tingkat
keyakinan pada penelitian ini adalah 95% dengan nilai Za/2 = 1,96 dan
kesalahan penarikan sampel 10 %.
Keterangan :
n Za/2
: sampel : tingkat keyakinan
: kesalahan penarikan sampel = 96 Responden
32
Kriteria inklusi:
1. Bersedia menjadi reponden
2. Bisa membaca dan menulis
3. Peserta PKMS
Kriteria Eksklusi:
1. Peserta Umum
2. Peserta BPJS
3. Tidak bersekolah
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat/ lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan
data selama kasus berlangsung (Notoatmodjo, 2005).Penelitian dilakukan
di Puskesmas Gajahan Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada 28 Februari 2015-28 Maret 2015.
33
3.4 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran
Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran
Nama
Variabel Pengertian Indikator Alat Ukur Skala
Pelayanan
kesehatan
Merupakan Jasa
pelayanan
yang
diberikan
oleh tenaga
kesehatan
1. 2.
3.
4.
81,26-100 62,51-81,25
43,76-62,50
< 43,76
: Sangat Baik
: Baik
Kuesioner Ordinal
:
Baik
Kurang
: Tidak baik
Tingkat kepuasan
pasien
PKMS
Merupakan persepsi
pasien thd
layanan
yang
diberikan
oleh perawat
1. 2.
3.
≥ 80 % 41%-79%
>40%
: Puas : Cukup
: Tidak Puas
Kuesioner Ordinal
3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
1. Alat Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang dia ketahui
(Arikunto,2010).
Kuisioner yang digunakan untuk tingkat kepuasan pasien yang
menggunakan PKMS. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup dimana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal
memilih (Arikunto, 2010).Kuesioner yang dipakai sudah baku dan ada
dalam Keputusan Menpan No. 25 tahun 2004.
34
Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah tingkat
pelayanan kesehatan yaitu dengan 14 soal dengan 14 soal favourable,
apabila responden mampu menjawab benar 81,26-100 maka dikategorikan
sangat baik, bila menjawab benar 62,51-81,25 maka dikategorikan baik,
bila menjawab benar <43,76 dari yang diharapkan maka dikategorikan
tidak baik.
Kuesioner yang ke-2 sudah baku dan ada dalam buku profil
Puskesmas Gajahan Surakarta Tahun 2004. Perilaku dalam menilai
kepuasan pasien PKMS dengan 21 soal dengan kategori puas, cukup dan
tidak puas, apabila responden menjawab “puas” ≥ 80%, maka kepuasan
pasien PKMS merasa cukup puas, apabila responden menjawab “cukup”
41% - 79%, maka pasien PKMS merasa cukup puas, apabila responden
menjawab “tidak puas” < 41%, maka pasien PKMS merasa tidak
puasdengan pelayanan kesehatan di Puskesmas Gajahan Surakarta.
2. Cara Pengumpulan Data
a. Data primer
Data primer adalah data atau kesimpulan fakta yang
dikumpulkan secara langsung pada saat berlangsungnya penelitian.
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari subyek
peneliti yang diukur sesudah pemberian kuesioner tentang Kepuasan
pasien (terlampir) yang menggunakan layanan PKMS. Alat
pengumpul data tidak dilakukan uji validitas dan realibilitas karena
kuesioner yang digunakan sudah dilakukan uji tersebut.
35
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang ada di Puskesmas Gajahan,
literatur yang relevan dan sumber lain yang mendukung penelitian ini.
Data observasi dan wawancara dengan petugas kesehatan juga dapat
ditambahkan sebagai data pendukung.
3. Tahap Pengumpulan Data
a. Tahap Orientasi
Tahap Orientasi meliputi : pengajuan surat ijin kepada kesatuan
bangsa dan politik (KESBANGPOL).
1) Tahap pertama, peneliti mempersiapkan materi dan konsep yang
mendukung penelitian ini dengan membaca berbagai referensi
dan jurnal. Peneliti mencari literatur lain untuk mendalami topik
penelitian ini.
2) Tahap kedua, peneliti melakukan study pendahuluan untuk
mengetahui kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan..
3) Tahap ketiga, peneliti menyusun Skripsi yang sebelumnya sudah
dikonsultasikan kepada pembimbing I dan pembimbing II.
4) Tahap keempat, peneliti melakukan revisi Skripsi penelitian
sebelum melaksanakan penelitian yang kemudian dikonsultasikan
kembali kepada pembimbing I dan pembimbing II.
5) Tahap kelima, peneliti mengajukan permohonan izin kepada
Puskesmas Gajahan.
36
b. Tahap Pelaksanaan
1) Tahap pertama, peneliti menetapkan objek penelitian dengan
pemilihan sampel yaitu semua pasien yang menggunakan PKMS.
2) Tahap kedua, peneliti melakukan pengambilan data dengan cara
melakukan pengukuran tingkat kepuasan pasien.
3) Tahap ketiga, peneliti melakukan pengambilan data pelaksanaan
pelayanan pada pasien PKMS.
4) Tahap keempat, peneliti membuat laporan hasil penelitian.
c. Tahap Terminasi
Pada tahap ini peneliti mengucapkan terimakasih atas partisipasi
responden dan memberikan souvenir berupa 1 buah bolpoin.
3.6 Tehnik Pengolahan Data dan Analisa Data
1. Pengolahan data meliputi :
Menurut Notoatmodjo (2003), setelah data terkumpul, maka
langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Sebelum
melaksanakan analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih
dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa
data tidak mendapat kendala. Langkah-langkah pengolahan yaitu:
a. Editing data
Meneliti kembali apakah isian dalam lembar kuisioner
dengan cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian,dan
37
konsistensi dari jawaban sehingga apabila ada kekurangan bisa
segera dilengkapi.
b. Coding data
Mengklasifikasi jawaban yang sudah di edit menurut
macamnya. Klasifikasi dilakukan dengan cara menandai masing
masing jawaban dengan kode yang berupa angka kemudian diolah
dan dianalisis data dengan menggunakan komputer. Untuk
Pelayanan menggunakan koding : Sangat Baik:1, Baik:2, Kurang
baik:3 dan Tidak baik;4. Sedangkan untuk tingkat Kepuasan pasien
PKMS menggunakan koding: Puas;1, Cukup:2, Tidak puas:3.
c. Tabulasidata
Langkah memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel-
tabel distribusi frekwensi..
d. Entri data
Proses memasukkandata ke dalam kategori tertentu untukdi
lakukan analisis data dengan menggunakan bantuan komputer
program SPSS.
2. Analasis Data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk
menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian yang disajikan
dalam bentuk distribusi yang dinarasikan (Notoatmodjo, 2005).
38
Analisa univariat dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin,
umur,pekerjaan, kepuasan dan pelayanan.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk
mengetahui keterkaitan dua variabel, untuk mengetahui hubungan
antara pelayanan kesehatan puskesmas Gajahan terhadap kepuasan
pasien PKMS dilakukan uji Rank Spearman. Uji Rank Spearman
merupakan uji non parametris digunakan apabila ingin mengetahui
kesesuaian antara 2 objek dimana skala datanya adalah ordinal
(Sugiyono, 2013). Karena skala data ordinal-ordinal dengan tingkat
kepercayaan 95% atau α=5%. Intepretasi hasil uji statistik bila:
pvalue> α (0,05) maka diterima atau ditolak, tidak ada Ho Ha
hubungan pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien PKMS.
pvalue≤α (0,05)maka Ho ditolak atau Ha diterima, yang berarti ada
hubunganpelayanan dengan tingkat kepuasan pasien PKMS.
3.7 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian seorang peneliti harus menerapkan etika
penalitian Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai
berikut(Hidayat, 2011):
1. Informed consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent
39
tersebut diberikan senelum penelitian dilakukan dengan memberikan
lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menanda tangani
lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam
informed consent tersebut antara lain: partisipasi perawat, tujuan
dilakukanya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur
pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,
informasi yang mudah dihubungi, dll.
2. Anonymity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masaalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-
masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan karakteristik
responden yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan
pekerjaan yang telah disusun dalan bentuk tabel serta deskripsi.
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Karakteristik responden menurut umur hasilnya dapat dilihat pada
tabel berikut .
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Menurut Umur (n=96)
Klasifikasi Umur Frekuensi Presentase (%)
14-27 Tahun 28-42 Tahun
43-56 Tahun
57-70 Tahun
17 51
0
0
17,7 53,1
0
0
>71 Tahun 28 29,2
Total 96 100
Hasil penelitian pada tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan umur paling banyak adalah umur 28-
42 tahun sebanyak 51 orang (53,1%), umur > 71 tahun sebanyak 28
orang (29,2%) dan umur 14-27 tahun sebanyak 17 orang (17,7%).
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden menurut jenis kelamin hasilnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
40
41
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin (n=96)
Klasifikasi Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
Laki-laki 29 30,2
Perempuan 67 69,8
Total 96 100
Hasil analisa pada tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa distribusi
responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini yang paling
banyak adalah jenis kelamin perempuan yaitu 67 orang (69,8%) dan
laki-laki sebanyak 29 orang (30,2%).
3) Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan hasilnya dapat
dilihat di tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Karakteristik RespondenBerdasarkan Tingkat Pendidikan
Klasifikasi Tingkat Pendidikan Frekuensi Peresentase
SD SMP
SMA
Diploma
11 18
57
3
11,4 18,8
59,4
3,1 S1 7 7,3
Total 96 100
Hasil analisa pada tabel 4.3 diatas diketahui bahwa distribusi responden
berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah SMA yaitu
57 orang (59,4%), SMP yaitu 18 orang (18,8%), SD yaitu 11 orang
(11,4%), S1 yaitu 7 orang (7,3%) dan Diploma yaitu 3 orang (3,1 %).
4) Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Tabel 4.4 Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Pelayanan Frekuensi Presentase (%)
Sangat Baik Baik
Kurang
1 76
19
1,0 79,2
19,8
Tidak Baik 0 0
Total 96 100
42
Dari tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa pelayanan kesehatan puskesmas
paling banyak adalah kategori pelayanan Baik yaitu 76 orang (72,9%),
Kurang Baik yaitu 19 orang (19,8%) dan sangat Baik yaitu 1 orang
(1%).
5) Kepuasan Pasien PKMS
Tabel 4.5 Kepuasan Pasien PKMS
Kepuasan Frekuensi Presentase (%)
Puas
Cukup Puas
7
70
7,3
72,9 Tidak Puas 19 19,8
Total 96 100
Dari tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa tingkat kepuasan pasien PKMS
yang paling banyak adalah kategori Cukup Puas yaitu 70 orang (72,9%),
Tidak Puas 19 orang (19,8%) dan Puas yaitu 7 orang (7,3%).
4.2. Analisa Bivariat
Tabel 4.6 Pengaruh Pelayanan Kesehatan Puskesmas Terhadap Kepuasan
Pasien PKMS
Variabel Koefisien Korelasi p value
Pelayanan
Kepuasan
0,658 0,000
Hasil analisa bivariat menggunakan uji Rank Spearman didapatkan nilai p
value = 0,000 maka p value< 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima maka
ada hubungan antara pelayanan kesehatan puskesmas Gajahan terhadap
kepuasan pasien PKMS. Hasil koefisien korelasi didapatkan 0,658 yang
artinya mempunyai kekuatan hubungan kuat antara jaminan pelayanan
dengan kepuasan pasien PKMS.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Distribusi responden berdasarkan umur paling banyak adalah
umur 28-42 tahun sebanyak 51 orang (53,1%). Hasil penelitian
Khairani (2011) menunjukkan bahwa karakteristik responden
berdasarkan umur yang paling banyak adalah umur 31-39 tahun
sebanyak 29,3%. Hasil penelitian Susmaneli & Triana (2014)
menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur yang
paling banyak adalah umur 20-35 tahun sebanyak 69orang (75%).
Karakteristik umur responden yang didapatkan oleh peneliti
memiliki rentang yang hampir sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh Khairani (2011) dan Susmaneli & Triana (2014). Sehingga
responden dengan karakteristik umur ini mendukung dalam penelitian.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini
yang paling banyak adalah jenis kelamin perempuan yaitu 67 orang
(69,8%). Hasil penelitian didukung dengan hasil penelitian Yurista, dkk
(2013) bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang
paling banyak adalah jenis kelamin perempuan yaitu 66 responden
43
44
(70,2%). Hasil penelitian Khairani (2011) menunjukkan bahwa
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak
adalah jenis kelamin perempuan sebanyak 78,3%. Hal tersebut
disebabkan karena frekuensi wanita lebih banyak dibandingkan laki-laki
serta risiko menderita sebuah penyakit masih banyak pada perempuan.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan yang paling
banyak adalah SMA yaitu 57 orang (59,4%). Hasil penelitian Stefan
(2014) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pada responden
penelitian yang paling banyak adalah pendidikan tinggi (SMA-PT) yaitu
sebanyak 74.8%. Notoatmodjo (2005), bahwa tingkat pendidikan
merupakan salah satu faktor yangmempengaruhi harapan dan persepsi
pasien terhadap pelayanan kesehatan. Siagian(2000), menyatakan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakinbesar pula
keinginan dan harapannya, maka tingkat pendidikan yang tinggi
akancenderung menyebabkan tingkat kepuasan yang rendah sehingga
diperlukanpelayanan yang berkualitas tinggi untuk mendapatkan
kepuasan.Semakin tinggi pendidikan seseorang akan membuatseseorang
semakin mengerti akan arti kesehatannya, sehingga menyebabkan
semakinbanyak tuntutan dan harapannya akan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan.Sedangkan responden yang berpendidikan rendah pada
umumnya hanya menerimapelayanan kesehatan yang diberikan tanpa
45
menuntut dan berharap yang lebih.Responden yang berpendidikan tinggi
cenderung merasa kurang puas terhadappelayanan kesehatan yang
diberikan oleh petugas kesehatan di Puskesmas KecamatanPesanggrahan
dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah.
4. Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Pelayanan kesehatan puskesmas paling banyak adalah kategori
pelayanan baik yaitu 76 orang (72,9%). Hasil penelitian Yurista, dkk
(2013) menunjukkan bahwa sebagian besar pelayanan termasuk baik,
sebab dengan adanya pelayanan yang baik dapat membuat pelanggan
atau klien menjadi puas dan senang sehingga pendapatan akan meningkat
karena pelanggan akan percaya dan berobat ke tempat tersebut.Menurut
Nugroho (2004) mengatakan bahwa Tugas Pelayanan Publik adalah
memberikan pelayanan, kepada umum tanpa membeda-bedakan dan
diberikan secara cuma-cuma atau dengan biaya sedemikian rupa
sehingga kelompok paling tidak mampu menjangkaunya.
Pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa misalnya PKMS,
penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas–asas pelayanantanpa
membeda-bedakan dengan jaminan kesehatan yang lain.
46
5. Kepuasan Pasien PKMS
Tingkat kepuasan pasien PKMS yang paling banyak adalah
kategori cukup puas yaitu 70 orang (72,9). Hasil penelitian Yurista, dkk
(2013) menunjukkan tingkat kepuasan baik sebanyak 70 orang (74,5%)
dan buruk 24 orang (25,35%) (jaminan pelayanan/assurance), baik
sebanyak 86 orang (91,5%) dan buruk 8 orang (8,5%) (tangibles/bukti
langsung pelayanan), baik sebanyak 90 orang (95,7%) dan bururk
sebanyak 4 orang (4,3%) (emphaty/perhatian petigas), baik sebanyak 89
orang (94,7%) dan buruk 5 orang (5,3%) (responsiveness/daya tanggap
pelayanan), baik sebanyak 73 orang (77,7%) dan buruk 21 orang (22,3%)
(kepuasan terhadap pelayanan). Dari hasil penelitian Yurista, dkk dapat
disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pada semua aspek penilaian adalah
puas.
Hasil penelitian Susmaneli & Triana (2014) menunjukkan bahwa
tingkat kepuasanmayoritas pada responden yaitu baik yaitu sebanyak 67
orang (72,8%),variabel keandalan mayoritas dengan hasil baik
sebanyak52 orang (56,5%), variabel ketanggapan mayoritasdengan hasil
baik sebanyak 52 orang (56,5%), variabeljaminan mayoritas dengan hasil
baik sebanyak 78 orang(84,8%), variabel empati mayoritas dengan hasil
baik sebanyak71 orang (77,2%), pada variabel kepuasan
mayoritasresponden merasa puas sebanyak 67 orang (72,8%).
47
Hasil penelitian Khairani (2011) menunjukkan bahwa tingkat
kepuasan responden seperti bukti fisik (tangible) sebanyak 58 responden
(63,%), kehandalan (reliability) sebanyak 62 responden (67,4%),
ketanggapan (responsiveness) sebanyak 54 responden (58,7%), perhatian
(emphaty) sebanyak 66 responden (71,7%), dan jaminan (assurance)
sebanyak 67 responden (72,8%).
Dapat disimpulkan bahwa pelayanan pasien yang menggunakan
jaminan kesehatan PKMS harus memperhatikan asas-asas pelayanan
terutama kesamaan hak dan keseimbangan hak dan kewajiban.
Berdasarkan Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2004kesamaan hak
yaitu tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,
gender, dan status ekonomi. Asas Keseimbangan hak dan kewajiban yang
meliputi Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhihak
dan kewajiban masing–masing pihak, maka PuskesmasGajahan
Surakartaperlu memberikan pelayanan yang baik atau pelayanan prima,
karena hal tersebut merupakan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
5.2. Hubungan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Terhadap Kepuasan Pasien
PKMS
Hasil analisa bivariat menggunakan uji Rank Spearman didapatkan nilai
p value = 0,000 maka p value< 0,05 sehingga ditolak dan diterima H0 H1
maka ada hubungan antara pelayanan kesehatan puskesmas Gajahan terhadap
kepuasan pasien PKMS. Hasil koefisien korelasi didapatkan 0,658 yang
48
artinya mempunyai kekuatan hubungan kuat antara jaminan pelayanan
dengan kepuasan pasien (Sugiyono, 2013).
Hasil penelitian Yurista,dkk (2013) menunjukkan uji chi square p value
= 0,000 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima maka terdapat hubungan antara
kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien dengan jaminan sosial. Kedua
hasil penelitian sama sehingga dapat menguatkan bahwa sebuah pelayanan
yang baik dapat memberikan kepuasan pada pasien. Hasil penelitian Sudian
(2012) menunjukkan bahwa dari 40 responden yang mempunyai sikap
petugas positif terdapat 32 orang(80,0%) responden mengalami kepuasan
dan dari 20 responden yang mempunyai sikap petugas yang negatif ternyata
17 orang(85,0%) pasien kurang puas terhadap mutu pelayanan di Rumah
Sakit Cut Mutia Kabupaten Aceh Utara. Selanjutnya dilakukan uji statistik
dengan uji Chi-Squarepada tingkat kepercayaan 95% (df0,05) menghasilkan
nilai p=0,000,artinya ada hubungan yang bermakna antara sikap petugas
dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Cut Mutia Kabupaten Aceh
Utara.Menurut Notoatmodjo(2007) dalam Sudian (2012) sikap adalah reaksi
atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
obyek. Manifestasi sikap tadak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terdapat stimulus tertentu
dalam kehidupan sehari-hari merupakan reksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak dan bukan merupakan pelaksanan motif tertentu. Hasil penelitian
49
yang dilakukan oleh Wike (2009) menyimpulkan bahwa ada hubungan antara
sikap petugas dengan pasien di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang
dengan nilai p value adalah 0,012.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Karakteristik responden berdasarkan umur terbanyak yaitu 28-42 tahun
sebanyak 51 (53,1%) dari 96 responden. Karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan sebanyak 67
(69,8%) dari 96 responden.Karakteristik responden berdasarkan
pendidikan terbanyak yaitu SMA sebanyak 57 (59,4%) dari 96
responden.
2. Pelayanan kesehatan puskesmas paling banyak adalah kategori pelayanan
Baik yaitu 76 orang (72,9%).
3. Tingkat kepuasan pasien PKMS yang paling banyak adalah kategori
Cukup Puas yaitu 70 orang (72,9).
4. Hasil analisa bivariat menggunakan uji Rank Spearman didapatkan nilai
p value = 0,000 maka p value< 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima
maka ada hubungan antara pelayanan kesehatan puskesmas Gajahan
terhadap kepuasan pasien PKMS. Hasil koefisien korelasi didapatkan
0,658 yang artinya mempunyai kekuatan hubungan kuat antara pelayanan
dengan kepuasan pasien.
50
51
6.2. Saran
a. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diiharapkan Puskesmas dapat memperbaiki
kualitas yang diberikan pada masyarakat sehingga tingkat kepuasan pada
masyarakat terutama peserta PKMS bisa meningkat.
b. Bagi Institusi Dinas Kesehatan Kota Surakarta
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan pihak Dinas Kesehatan
Kota Surakarta untuk menambah jumlah tenaga kesehatan dan
meningkatkan SDM yang ada.
c. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan dan
pengetahuan mengenai pentingnya kualitas Pelayanan Kesehatan dalam
meningkatkan kepuasan bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
53