43
SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR DENGAN MORBIDITAS PADA SISWA DI PONDOK PESANTREN ILMU AL-QUR’AN DI KECAMATAN CIOMAS, KABUPATEN BOGOR MI NA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017

SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

  • Upload
    lehanh

  • View
    290

  • Download
    32

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR DENGAN MORBIDITAS PADA SISWA DI PONDOK

PESANTREN ILMU AL-QUR’AN DI KECAMATAN CIOMAS, KABUPATEN BOGOR

MI NA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2017

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya
Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul.

Hubungan Pola Konsumsi Buah dan Sayur dengan Morbiditas pada Siswa di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an di Kecamatan Ciomas, Kapubaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicaantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2017

Mi Na

NIM I14118001

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya
Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

ABSTRAK

MI NA. Hubungan pola konsumsi buah dan sayur dengan morbiditas pada siswa di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an, kecamatan Ciomas, kabupaten Bogor. Dibimbing oleh IKEU TANZIHA.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan pola konsumsi

buah dan sayur dengan morbiditas pada siswa di pondok pesantren Imu Al-Qur’an, di kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional study yang melibatkan 44 anak berusia 12-14 tahun. Metode penarikan contoh yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola konsumsi buah dan sayur pada siswa di PPIQ tergolong rendah (84.1% untuk buah ; 81.8% untuk sayur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 22 orang (50%) yang tergolong morbiditas tinggi. Hasil analisis uji spearman menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola konsumsi buah dan sayur dengan morbiditas (p=0.483 untuk buah; p=0.808 untuk sayur).

Kata kunci : Pola konsumsi buah, pola konsumsi sayur, morbiditas, lama sakit,

frekuensi sakit.

ABSTRACT

MI NA. Correlation of Fruit and Vegetable Consumption With Morbidity on Adolescent at Ilmu Al-Qur’an Boarding School in Ciomas town, Bogor District. Supervised by IKEU TANZIHA The study aims to analyze the correlation of fruit and vegetable consumption with the morbitidy of adolescent in boarding school at Ciomas town.. The design of this study was a cross sectional study. Which involves 44 adolescent. The sampling method was purposive sampling. The study was conducted on March-April 2016. The resulted that consumption of fruits and vegetables of the student in PPIQ was low (84.1% for fruit; 81.8% for vegetables). There are 22 people (50%) were classified as high morbidity. Spearman test analysis indicated that there was no correlation between fruit and vegetable consumption with the morbidiy (p = 0.483 for fruit; p = 0.808 for vegetables).

Keywords: Fruit consumption, vegetable consumption, morbidity, disease

duration, frequency of disease.

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya
Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR DENGAN MORBIDITAS PADA SISWA DI PONDOK

PESANTREN ILMU AL-QUR’AN DI KECAMATAN CIOMAS, KABUPATEN BOGOR

MI NA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2017

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya
Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

Judul Skripsi: Hubungan Pola Konsumsi Buah dan Sayur dengan Morbiditas pada Siswa di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

Nama : Mi Na NIM : I14118001

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Rimbawan

Ketua Departemen

Tanggal disetujui:

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya
Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

PRAKATA Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga usulan penelitian yang berjudul “ Hubungan Pola Konsumsi Buah dan Sayur dengan Morbiditas Pada Siswa di Pesantren PPIQ Bogor, di Kecamatan Ciomas, Kapubaten Bogor” dapat diselesaikan. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa selalu memberikan kenikmatan, kelancaran, dan kemudahan hingga saat ini.

2. Prof. Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS selaku pembimbing akademik dan skripsi yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam kegiatan akademik dan penulisan skripsi ini.

3. Ibu Anna Vipta R. M. MGizi selaku dosen pemandu seminar dan penuji yang telah memberikan ulasan dan saran untuk perbaikaan tugas akhir ini.

4. Tim enumerator Gerakan Konsumsi Buah dan Sayur di Pesantren sebagai Upaya Preventif terhadap Risiko Penyakit Tidak Menular yaitu Mba Risti, Intan, Nadia, Aliffia, Umiyati, Kafa, Rulia, Algi, dan Yanti atas bantuannya dalam pengumpulan data.

5. Paling Utama Ismael Hoanh Dusos (ayah), Amiroh (ibu), Mi La (adik) dan seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan kesayangan, doa, perhatian, dukungan, dan motivasinya untuk penyusunan tugas akhir ini.

6. Bapak M. Fadhol selaku wakilan beasiswa IDB di Indonesia yang telah perhatian penulis selama studi di Institut Pertanian Bogor.

7. Beasiswa Islamic Development Bank (IDB) yang telah memberi kesempatan untuk penulis mejalani studi di Institut Pertanian Bogor.

8. Dena Aulia, S.Gz yang telah membantu dan memberi saran dan dukungan ke pada penulis selama menuliskan skripsi ini.

9. Kakak-kakak kelas (Kak Sani, Kak Phiro, Kak didza, Kak Asnaquy, Kak Alpy), kawan-kawan (Pha Hy Thah, Salam, Sisas, Firna), dan adik-adik kelas (Umo dan Noriyah) yang telah dukungan, semangatkan, bantuan dan doa selama penulis studi di Institut Pertanian Bogor.

10. Chau Abdoul Cariem S.T (tunangan) yang selalu memberikan semangat , dukungan, dan motivasi selama studi di Institut Pertanian Bogor.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2017

MI NA

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya
Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

xiii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI xiii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR LAMPIRAN xiv PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan penelitian 3

Tujuan Umum 3 Tujuan Khusus 3

Hipotesis Penelitian 3 Manfaat Penelitian 3

KERANGKA PEMIKIRAN 4 METODE 6

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 6 Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 6 Jenis dan Cara Pengumpulan data 6 Pengolahan dan Analisis Data 7

Definisi Operasional 7 HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 8 Usia dan Jenis Kelamin Contoh 9 Pengetahuan Gizi Terhadap Buah dan Sayur 9 Sikap Gizi Terhadap Buah dan Sayur 10 Pola Konsumsi Buah dan Sayur 10 Preferensi dan Jenis Pengolahan Buah 11 Preferensi Buah 11 Jenis Pengolahan Buah 13 Preferensi dan Jenis Pengolahan Sayur 13 Preferensi Sayur 13 Jenis Pengolahan Sayur 14 Morbiditas 15 Hubungan Antar Variabel 18 Hubungan Karakteristik Contoh dengan Pola Konsumsi Buah

dan Sayur 18

Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Pola Konsumsi Buah dan Sayur

19

Hubungan Sikap Gizi dengan Pola Konsumsi Buah dan Sayur 19 Hubungan Preferensi Buah dengan Pola Konsumsi Buah 20 Hubungan Morbiditas dengan Pola Konsumsi Buah dan Sayur 21 Hubungan Lama Sakit dengan Pola Konsumsi Buah dan Sayur 21 Hubungan Frekuensi Sakit dengan Pola Konsumsi Buah dan Sayur

22

SIMPULAN DAN SARAN 23 Simpulan 23 Saran 23

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

xiv

DAFTAR PUSTAKA 24 LAMPIRAN 31

DAFTAR TABEL

1 Variabel, jenis, dan cara pengumpulan data 7 2 Pengetahuan gizi buah dan sayur 9 3 Sikap gizi buah dan sayur 10 4 Frekuensi pola konsumsi buah dan sayur 11 5 Preferensi buah 12 6 Jenis buah yang disukai oleh responden 12 6 Jenis buah yang disukai oleh responden (lanjutan) 13 7 Jenis pengolahan buah 13 8 Jenis sayur yang disukai oleh responden 14 9 Jenis sayur olahan yang disukai oleh responden 14 10 Jenis pengolahan sayuran 15 11 Kejadian penyakit-penyakit pada responden 17 12 Morbiditas terhadap lama sakit dan frekuensi sakit 17 12 Morbiditas terhadap lama sakit dan frekuensi sakit (lanjutan) 18 13 Morbiditas gabungan pada responden 18 14 Uji statistik usia dengan pola konsumsi buah dan sayur 18 15 Uji Statistik jenis kelamin dengan pola konsumsi buah dan

sayur 19

16 Uji statistik pengetahuan dengan pola konsumsi buah dan sayur 19 17 Uji statistik sikap gizi dengan pola konsumsi buah dan sayur 20 18 Uji statistik preferensi buah dengan pola konsumsi buah 21 19 Uji statistik morbiditas dengan pola konsumsi buah dan sayur 21 20 Uji statistik lama sakit dengan pola konsumsi buah dan sayur 22 21 Uji statistik frekuensi sakit dengan pola konsumsi buah dan

sayur 22

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini, sistem reproduksi mulai berfungsi ditandai dengan terjadinya menstruasi pada perempuan. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan hormonal, perubahan hormonal ini yang juga mempercepat proses pertumbuhan. Proses pertumbuhan yang terjadi secara cepat pada masa remaja perlu ditunjang dengan asupan gizi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Asupan gizi remaja yang terganggu akan berpengaruh terhadap kualitas remaja di masa yang akan datang terutama jika masalah gizi ini tidak segera diperbaiki (Febri et al. 2013). Masalah gizi yang menimpa remaja adalah masalah gizi kurang dan juga masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang merupakan masalah gizi yang disebabkan oleh asupan gizi yang rendah yang dapat menyebabkan status gizi kurus yang berpengaruh terhadap penurunan daya tahan tubuh dan juga mudahnya terkena penyakit infeksi, sedangkan asupan gizi yang berlebih dapat menyebabkan status gizi lebih yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit degeneratif.

Kebutuhan gizi remaja perlu dipenuhi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tubuh remaja. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja merupakan proses tercepat kedua setelah masa pertumbuhan dan perkembangan bayi. Oleh karena itu, asupan gizi yang optimal sangat diperlukan untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada remaja yang akan berdampak pada masa sekarang maupun masa yang akan datang (Khomsan 2004). Zat-zat gizi yang diperlukan pada masa remaja diantaranya protein, kalsium, seng, zat besi, vitamin dan serat. Selain pemenuhan zat gizi makro, juga diperlukan zat gizi mikro untuk remaja terutama asupan serat dan vitamin. Faktor yang dapat berpengaruh terhadap asupan gizi remaja adalah lingkungan seperti keluarga, sekolah dan teman sebaya (peer group) (Wulansari 2009 dalam Farisa 2012).

Indonesia merupakan negara yang kaya buah dan sayur namun asupan buah dan sayur pada remaja sekolah masih kurang dari angka kecukupan yang dianjurkan. Menurut laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, prevalensi penduduk yang kurang mengonsumsi buah dan sayur pada kelompok umur 10 hingga 14 tahun sebesar 93.6% di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa penduduk usia 10 tahun ke atas yang kurang mengonsumsi buah dan sayur di Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 96.4%. Prevalensi penduduk yang kurang mengonsumsi buah dan sayur di Kabupaten Bogor sebesar 97.9%, sedangkan di Kota Bogor sebesar 96.7% (Riskesdas 2007). Tingginya prevalensi penduduk yang mengonsumsi buah dan sayur di bawah angka yang dianjurkan menunjukkan bahwa permasalahan ini perlu mendapat perhatian terutama pada kelompok remaja. Hal ini disebabkan karena kualitas sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya kualitas tersebut diperlukan asupan gizi seimbang pada para generasi muda (Wulansari 2009).

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

2

Pentingnya konsumsi buah dan sayur masih kuran disadari oleh penduduk Indonesia. Selain itu, menurut WHO (2005) masalah yang paling umum terjadi dari perilaku konsumsi pada kelompok remaja adalah kurangnya konsumsi buah dan sayur. Kurangnya konsumsi sayur dan buah pada remaja usia sekolah akan menimbulkan resiko gangguan kesehatan di masa yang akan datang. Berbagai penelitian mengenai konsumsi buah dan sayur dapat beresiko dalam perkembangan penyakit degeneratif seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan kanker (WHO 2003). Hal ini sejalan dengan penelitian Hung et al. (2004) terhadap 110.000 pria dan wanita selama 14 tahun menunjukkan bahwa rata-rata orang yang mengonsumsi tinggi buah dan sayur dapat menurunkan perkembangan penyakit seperti penyakit kardiovaskuler.

Rendahnya konsumsi buah dan sayur pada remaja yang kemudian sering diikuti dengan tingginya mengonsumsi fast food dapat meningkatkan resiko terjadinya obesitas. Buah dan sayur memiliki kandungan vitamin, mineral, serat dan fitokimia. Zat-zat ini berfungsi untuk menjaga kesehatan tubuh yaitu menghambat proses penuaan serta mencegah terjadinya kanker. Selain itu, buah dan sayur juga berfungsi untuk melancarkan sistem pencernaan, orang yang mengonsumsi buah dan sayur di bawah angka yang dianjurkan akan mengalami gangguan sistem pencernaan seperti terjadinya sembelit (Dewantari & Widiani 2011).

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang terdiri dari 5 elemen pokok, yaitu asrama, masjid, pengajaran kitab-kitab klasik, santri, dan kyai. Di Indonesia, pondok pesantren berperan dalam kemajuan pendidikan Islam dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan hasil pendataan tahun 2011-2012, jumlah pondok pesantren yang tersebar di Indonesia sebanyak 27 230. Persentase keberadaan pondok pesantren terbanyak ialah di provinsi Jawa Barat, yaitu 7 624 (28%) (Kemenag 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Hermina et al. (1996) menunjukkan bahwa di pesantren tradisional di daerah Ciamis hanya 25% santri yang megonsumsi buah tiap harinya, bahkan di daerah Jombang hanya sekitar 16% santri yang mengonsumsi buah tiap harinya. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor ketersediaan buah dan keadaan uang saku santri yang terbatas. Penelitian yang dilakukan oleh Rafsanjani (2014) menunjukkan bahwa pengetahuan terkait dengan konsumsi buah dan sayur pada para santri di Pondok Pesantren Al-Hikmah Semberejo Karangmojo Gunungkidul sebagian besar termasuk ke dalam kategori rendah sebelum diberikan intervensi.

Pemenuhan konsumsi buah dan sayur untuk para siswa (santri) merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh pengelola pondok pesantren. Hal ini karena konsumsi sayur dan buah merupakan salah satu faktor yang dapat mencegah terjadinya morbiditas. Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan pola konsumsi buah dan sayur dengan morbiditas pada siswa pesantren. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) yang letak di Kecamatan Ciomas, Kebupaten Bogor.

Perumusan Masalah

Berdasarkan hal telah menyebutkan dalam latar belakang, maka perumusan masalah pokok yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut:

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

3

1. Bagaimana karakteristik siswa di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an Bogor?

2. Bagaimana konsumsi buah dan sayur pada siswa di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an Bogor?

3. Bagaimana morbiditas pada siswa di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an Bogor?

4. Bagaimana hubungan antara pola konsumsi buah dan sayur dengan mordibias?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola konsumsi buah

dan sayur dengan morbiditas pada siswa di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristis siswa di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an, Kecamatan Ciomas, Kapubaten Bogor .

2. Mengidentifikasi pengetahuan gizi tentang buah dan sayur pada siswa di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an, Kecamatan Ciomas, Kapubaten Bogor.

3. Mengidentifikasi Sikap gizi tentang buah dan sayur pada siswa di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an, Kecamatan Ciomas, Kapubaten Bogor.

4. Mengidentifikasi pola konsumsi buah dan sayur pada siswa di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an, Kecamatan Ciomas, Kapubaten Bogor.

5. Mengidentifikasi morbiditas pada siswa di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an, Kecamatan Ciomas, Kapubaten Bogor.

6. Menganalisis hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan morbiditas pada siswa di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an, Kecamatan Ciomas, Kapubaten Bogor.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat hubungan pola konsumsi buah dan sayur dengan morbiditas pada

siswa di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an, Kecamatan Ciomas, Kapubaten Bogor.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pola konsumsi buah dan sayur, mengidentifikasi morbiditas, menganalisis pengetahuan gizi dan sikap gizi buah dan sayur di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an, Kecamatan Ciomas, Kapubaten Bogor.

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

KERANGKA PEMIKIRAN

Saat ini anak-anak cenderung tidak menunjukkan peningkatan perilaku konsumsi yang signifikan terhadap buah dan sayur, padahal buah dan sayur sangat bermanfaat sebagai sumber pemenuhan kebutuhan gizi yang baik. Mereka jarang mengonsumsi menu makanan yang justru sangat penting bagi tubuh seperti buah-buahan dan sayuran. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sebagian besar anak-anak kurang mengonsumsi buah dan sayur dan berdampak terhadap meningkatnya konsumsi pangan tinggi karbohidrat yang berkaitan dengan kejadian obesitas. Hal tersebut yang mengakibatkan anak-anak rentan akan terkena morbiditas seperti penyakit infeksi, demam, diare, dll.

Karakteristik contoh atau karakteristik siswa di Pondok Pesantren PPIQ Bogor yang meliputi usia, jenis kelamin. Usia dan jenis kelamin mempengaruhi kebiasaan makan. Namun kebiasaan makan yang baik akan mengakibatkan tercukupinya kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan oleh sekomlpok usia, baik itu zat gizi makro (energi, protein, lemak, dan karbohidrat) maupun zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Kecukupan zat gizi mikro akan membantu mencukupi kebutuhan gizi. Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi buah dan sayur yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari pengetahuan gizi dan sikap gizi. Sedangkan factor eksternal terdiri dari jenis dan jumlah buah dan sayur yang tersedia di Pondok Pesantren Ilmu Al Qur’an (PPIQ) Bogor akan mempengaruhi kecukupan konsumsi buah dan sayur. Demikian pula dengan harga juga berpengaruh dalam pemilihan manakan, namun harga sering dikesampingkan oleh pertimbangan prestis, rasa, dan kemudahan dalam hal penyiapannya, sehingga harga bukanlah faktor utama dalam hal pemilihan makanan (Setiawati 2000). Kerangka pemikiran dari penelitian ini disajikan pada Gambar 1.

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

5

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran hubungan pola konsumsi buah dan sayur dengan morbiditas

Keterangan:

: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti Keterangan:

: Hubungan yang diteliti : Hubungan yang tidak diteliti

Karakteristik contoh: - Usia - Jenis Kelamin

Faktor Internal: - Pengetahuan gizi - Sikap

Karakteristik contoh: - Berat badan - Tinggi badan

Status gizi Konsumsi Buah dan Sayur:

- kuantitas - Frekuensi - Jenis

Morbiditas

Faktor Eksternal: - Jenis dan jumlah buah dan sayur yang tersedia. - Harga pangan

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

METODE

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu pengumpulan data dalam waktu yang bersamaan. Tempat dan contoh penelitian dipilih secara purposive, yaitu siswa-siswi di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an (PPIQ), Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Maret – April 2016.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Contoh penelitian ditentukan secara purposive sampling. Penentuan jumlah contoh minimal pada penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow et al. (2011) sebagai berikut : n = n = n = 31.2 = 31 orang Keterangan: n : jumlah contoh minimal z1-α : tingkat kepercayaan 95% = 1.96 p : proporsi status gizi malnutrisi (IMT/U) usia 13-15 tahun = 86.5% d : presisi (12%) Subjek penelitian berjumlah 44 orang memenuhi besar sampel minimal, yang telah ditepatkan dari rumus di atas. Contoh penelitian ini adalah siswa-siswi SMP kelas 7 dan kelas 8 berusia 12-14 tahun di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an, Kecamatan Ciomas, Kapubaten Bogor yang bersedia berpartisipasi, serta dapat diwawancarai.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara menggunakan alat bantu kuesioner dan pengamatan secara langsung kepada siswa-siswi di Pondok Pesantren PPIQ. Data primer meliputi karakteristik siswa-siswi, pengetahuan gizi, sikap gizi, pola konsumsi buah dan sayur, morbiditas. Cara pengumpulan data disajikan pada tabel 1.

(1.96)2 (0.865) (1-0.865) (0.12)2

(z1-α)2 (p) (1-p) d2

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

7

Tabel 1 Variabel, jenis, dan cara pengumpulan data No Variabel data Cara pengumpulan data Pustaka 1 Karakteristik siswa-

siswi (usia, jenis kelamin)

Pengisian kuesioner

2 Pengetahuan Gizi Wawancara dan mengamati langsung

Maria A.C. (2014)

3 Sikap Gizi Wawancara dan mengamati langsung

Maria A.C. (2014)

4 Pola konsumsi buah dan sayur

SFFQ(Food Frequence Satibi (2015)

5 Morbiditas Pengisian kuesioner

Pengolahan dan Analisis Data

Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2013 for Windows dan Statistical Program for Social Science (SPSS) for windows versi 16.0 meliputi analisis uji statistik korelasi. Tahapan pengolahan data dimulai dari editing, coding, entry, cleaning, dan analisis. Data karakteristik siswa-siswi terdiri dari usia, jenis kelamin. Data jenis kelamin dikategorikan menjadi 2, yaitu laki-laki dan perempuan. Usia contoh dikelompokkan berdasarkan sebaran usia. Data konsumsi buah dan sayur terdiri dari jumlah buah dan sayur yang dikonsumsi, jenis buah dan sayur. Menurut PGS tahun 2014, jumlah konsumsi buah dan sayur dikelompok untuk dua kelompok umur yaitu untuk anak dan dan remaja, dewasa. Khusus untuk penelitian ini data yang difokuskan yaitu konsumsi buah dan sayur bagi kelompok umur remaja dan dewasa. Jumlah konsumsi buah dan sayur dikategorikan menjadi 3 yaitu, buah dan sayur 400-600 gram/ hari untuk remaja dan dewasa, konsumsi buah 150 gram/hari untuk remaja dan dewasa, kategori terakhir yaitu mengkonsumsi sayur sebesar 250 gram/hari untuk remaja dan dewasa.

Morbiditas ditentukan dari frekuensi, lama serta kejadian sakit dengan menanyakan apakah pernah mengalami sakit seperti demam tinggi, batuk, pilek, diare, dan lain-lain dan ditanya frekuensi dan lama sakit dari masing-masing jenis penyakit. Untuk keperluan analisis, data morbiditas dilihat dari nilai median masing-masing jenis penyakit atau gabungan semua jenis penyakit (Untoro.et al, 2005).

Data yang diperoleh dari hasil pengolahan disajikan dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis secara statistik. Hubungan antara umur, jenis kelamin, pengetahuan gizi, sikap gizi serta morbiditas dengan pola konsumsi buah dan sayur.

Definisi Operasional

Buah dan sayur berwarna merah adalah jenis buah dan sayur yang memiliki warna merah (tomat, strawberry, semangka, pepaya, bit ).

Buah dan sayur berwarna hijau adalah jenis buah dan sayur yang memiliki warna hijau (alpukat, anggur hijau, selada, casin)

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

8

Buah dan sayur berwarna kuning dan jingga adalah jenis buah dan sayur yang memiliki warna kuning dan jinggan (pisang, mangga, jeruk, belimbing)

Buah dan sayur berwarna biru dan ungu adalah jenis buah dan sayur yang memiliki warna biru dan ungu ( blueberry, anggur)

Buah dan sayur berwarna putih adalah jenis buah dan sayur yang memiliki warna putih (duku, kelengkeng, pir, sawi putih, lobak, kol)

Frekuensi sakit adalah jumlah keterjadian sakit pada contoh dalam 3 bulan terakhir.

Karakteristik contoh atau induvidu adalah data sampel meliputi umur, jenis kelamin, uang saku, berat badan, tinggi badan)

Lama Sakit adalah period sakit terhadap penyakit demam, batuk, pilek, diare dan jenis-jenis penyakit lain.

Morbiditas adalah tingkat kesakitan responden. Morbiditas ditentukan di penelitian ini berdasarkan jenis-jenis penyakit ini, yaitu, demam, batuk, pilek, thypus, diare, maag dan lain-lainnya.

Pola konsumsi buah adalah asupan jenis-jenis buah yang dikonsumsi oleh sampel dalam satu hari dalam bentuk gram/kap/hari.

Pola komsumsi sayur adalah asupan jenis-jenis sayur yang dikonsunsi oleh sampel dalam satu hari dalam bentuk gram/kap/hari

Remaja adalah kelompok usia yang pertumbuhan dari usia anak sekolah dan mejelang ke period dewasa.

Usia adalah umur sampel pada saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahun.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pondok Pesantren Imu Al-Qur’an (PPIQ) terletak di Perumahan Bukit Asri, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Pondok pesantren ini dibangun oleh Almarhum Almaghfuriah KHM Jusuf Djunaedi Al-Hafidz pada tahun 1950. Luas area pesantren yaitu 9000 m2 , pondok pesantren ini terdiri dari tiga bangunan utama, yaitu gedung Madrasah Tsnawiyah-Aliyah, komplek asrama putri, dan komplek asrama putra. Program pengajaran di Lembaga PPIQ adalah pendidikan dan pengajaran dalam bidang Hifdzil Qur’an dan Qiro’atul Qur’an. Selain itu, di PPIQ juga terdapat pendidikan formal di kelas Madrasah Tsanawiyah-Aliyah yang sudah terakreditasi A. Kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang terdapat di PPIQ, yaitu bahasa inggris, komputer, bahasa arab, paskibra, dan pramuka.

Kegiatan pembelajaran di PPIQ dilaksanakan dari hari sabtu hingga hari kamis, sedangkan pada hari jumat kegiatan pembelajaran di kelas diliburkan. Pembelajaran di PPIQ dimulai dari pukul 8.00 wib sampai dengan pukul 12.00 wib. Sebagian besar siswa-siswi tinggal di asrama. Setiap komplek asrama

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

9

mempunyai dapur masing-masing untuk penyelenggaran makanan. PPIQ memiliki empat dapur yang digunakan untuk menyediakan konsumsi siswa-siswi.

Usia dan Jenis Kelamin Contoh

Menurut Papilia & Olds (2001) masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai dari usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahun. Contoh pada penelitian ini termasuk ke dalam kelompok remaja dengan rentang usia 12-14 tahun. Jumlah contoh yang digunakan dalam penelitian sebesar 44 contoh. Sampel terdiri atas 30 orang perempuan (68.2%) dan 14 orang laki-laki (31.8%). Sebagian besar responden berusia 13 tahun yaitu terdiri atas 19 orang (43.2%), sedangkan responden yang berusia 14 tahun sebanyak 15 orang (34.1%) dan responden yang berusia 12 tahun sebanyak 10 orang (22.7%).

Pengetahuan Gizi Terhadap Buah dan Sayur

Pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Menurut Aswatini et al. (2008) konsumsi buah dan sayur dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain kemampuan ekonomi, ketersediaan, dan pengetahuan terkait manfaat konsumsi buah dan sayur. Penelitian yang dilakukan oleh Schroeder et al. (2007) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pengetahuan gizi dengan konsumsi buah dan sayuran hijau.

Pengetahuan gizi pada penelitian ini diperoleh melalui kuesioner dengan bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 12 pertanyaan meliputi manfaat buah dan sayur, kandungan zat gizi pada buah dan sayur, anjuran konsumsi buah dan sayur, serta dampak kekurangan konsumsi buah dan sayur. Sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki pengetahuan gizi yang sedang terkait buah dan sayur (40.9%) sedangkan yang lainnya termasuk ke dalam kategori baik (31.8%) dan kurang (27.3%).

Tingkat pengetahuan gizi pada siswa-siswi di pondok pesantren Ilmu Al-Qur’an termasuk dalam kategori sedang diduga karena terdapat pertanyaan-pertanyaan yang spesifik pada beberapa jenis buah dan sayur tertentu, sedangkan contoh belum dapat membedakan fungsi masing-masing dari tiap jenis buah dan sayuran yang biasanya fungsi berdasarkan pada pigmen yang berbeda. Sebaran pengetahuan gizi dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Pengetahuan gizi buah dan sayur

Kategori n % Kurang(<60) 12 27.3 Sedang (60-80) 18 40.9 Baik (>80) 14 31.8 Total 44 100

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

10

Sikap Gizi Terhadap Buah dan Sayur

Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek dan belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas. Sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas faktor dukungan (support) dari pihak lain (Notoatmodjo 2003). Sikap gizi merupakan kecenderungan seseorang untuk setuju atau tidak terhadap suatu pernyataan yang diberikan. Sikap ini sering kali berpengaruh terhadap perilaku seseorang walaupun sikap belum merupakan perilaku seseorang yang sesungguhnya. Sikap responden terhadap buah dan sayur pada penelitian ini diukur melalui kuesioner yang terdiri atas 10 pernyataan. Pernyataan-pernyataan yang diajukan meliputi manfaat buah dan sayur, anjuran konsumsi buah dan sayur serta kandungan gizi buah dan sayur. Sikap gizi dibagi ke dalam tiga kategori yaitu baik, sedang dan kurang. Sikap gizi yang baik dapat mendorong perilaku seseorang dalam memilih makanan yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki sikap terhadap konsumsi buah dan sayur yang baik (79.5%), sedangkan responden yang lainnya termasuk ke dalam kategori sedang (15.9%) dan kurang (4.5%). Tingkat sikap gizi pada siswa-siswi di pondok pesantren Ilmu Al-Qur’an cukup tinggi, karena siswa-siswi cukup mengerti manfaat konsumsi sayur dan buah untuk kesehatan. Sebaran persentase sikap gizi dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Sikap gizi buah dan sayur

Kategori n % Kurang(<60) 2 4.5 Sedang (60-80) 7 15.9 Baik (>80) 35 79.5 Total 44 100

Pola Konsumsi Buah dan Sayur

Pola Konsumsi buah dan sayur pada anak sekolah di pondok pesatren tergolong rendah, hal ini dilihat pada tabel 4. Menurut PGS (2014) anjuran konsumsi buah untuk remaja adalah 150 gram/hari dan sayur untuk remaja yaitu 250 gram/hari. Jumlah responden mengonsumsi buah sesuai dengan anjuran di atas 150 gram/hari terdapat 7 orang (15.9%) dan jumlah konsumsi buah kurang dari 150 gram per hari yaitu 37 orang (84.1%). Sedangkan jumlah responden konsumsi sayur yang masih kurang dari ajuran yaitu 250 gram/hari adalah 36 orang dengan persentase sebesar 81.8% dan jumlah responden konsumsi sayur di atas 250 gram/hari yaitu 8 orang (18.2%). Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat banyak responden yang mengonsumsi buah dan sayur tidak sesuai dengan anjuran yang diberikan. Jarangnya siswa mengonsumsi buah dapat disebabkan karena ketersediaan buah yang rendah di pesantren. Selain itu, faktor lain yang juga berpengaruh adalah faktor kebiasaan dan ekonomi yang menyebabkan konsumsi buah dan sayur rendah pada siswa-siswi. Hasil penelitian menunjukkan minimum konsumsi buah adalah 0 gram/hari, dan minimum

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

11

konsumsi sayur adalah 7.1 gram/hari, sedangkan maksimum konsumsi buah adalah 1082.9 gram/hari dan maksimum konsumsi sayur adalah 484.3 gram/hari. Sebaran tingkat konsumsi buah dan sayur dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Frekuensi pola konsumsi buah dan sayur

Kategori Pola Konsumsi Buah Pola Konsumsi Sayur n % n %

Kurang 37 84.1 36 81.8 Baik 7 15.9 8 18.2 Total 44 100 44 100 Median(min,max) 53.6(0,1082.9) 56.8(7.1,484.3)

Menurut WHO (2005) apabila kemampuan dalam ketersediaan buah dan

sayur untuk dikonsumsi kurang, maka hal ini akan menyebabkan ketidakmampuan seseorang untuk mengonsumsi buah dan sayur. Hal ini membentuk kebiasaan konsumsi buah dan sayur pada seseorang dan sulit untuk diubah meskipun telah melakukan peningkatan edukasi gizi. Penelitian yang dilakukan oleh Story (2002) mengatakan bahwa konusmsi buah dan sayur pada masyarakat dapat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu faktor individu (pengetahuan dan perilaku konsumsi buah dan sayur), faktor lingkungan sosial (keluarga, sekolah, tempat sekitar), faktor lingkungan fisik dan faktor media massa (pemasaran). Berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa konsumsi buah dan sayur pada siswa-siswi di PPIQ masih tergolong rendah, jika kekurangan konsumsi buah dan sayur terjadi secara terus-menerus, maka akan berisiko terkena berbagai penyakit degeneratif. Menurut WHO (2003) masyarakat yang kurang megonsumsi buah dan sayur akan memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit degeneratif seperti obesitas, PJK (Penyakit Jantung Kroner), diabetes, hipertensi, kanker usus besar dan lain-lain. Buah dan sayur memiliki banyak sekali manfaat bagi tubuh manusia, konsumsi buah dan sayur dalam jumlah cukup dapat mengontrol kadar kolesterol darah sehingga dapat mengurangi resiko terjadi penyakit degeneratif serta bagi remaja akan membantu proses pertumbuhan (Almatsier 2003).

Preferensi dan Jenis Pengolahan Buah

Preferensi Buah Anak-anak yang menyukai buah lebih mungkin mengonsumsi buah lebih

banyak. Hampir seluruh responden pada penelitian ini menyukai buah (95.5%), hanya terdapat dua responden yang tidak menyukai buah. Alasan responden yang tidak menyukai buah disebabkan responden tidak terbiasa mengonsumsinya. Hal ini yang dapat menyebabkan anak menjadi tidak terbiasa mengonsumsi buah dari kecil. Selain itu, ketersediaan juga dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan preferensi pada seseorang. Ketersediiaan buah yang rendah akan membuat orang-orang menjadi tidak terbiasa mengonsumi buah. Sebaran persentase yang menyukai buah, dapat dilihat pada tabel 5.

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

12

Tabel 5 Preferensi buah Kategori n % Suka 42 95.5 Tidak Suka 2 4.5 Total 44 100

Jenis buah yang paling banyak disukai oleh responden adalah buah jeruk

(59.1%) dan buah mangga (56.8%). Penelitian yang dilakukan oleh Wulansari (2009) di Bogor menunjukkan bahwa buah yang paling disukai oleh remaja adalah buah jeruk. Hal ini diduga karena buah jeruk dan mangga mengandung vitamin c yang tinggi, memiliki rasa yang manis dan warna yang menarik serta harga yang relatif murah. Jeruk mempunyai rasa yang manis, kandungan air yang banyak dan memiliki kandungan vitamin C yang tinggi (berkisar 27-49 mg/100 gram daging buah). Sari buah jeruk manis mengandung 40-70 mg vitamin C per 100 ml, tergantung jenis jeruknya. Makin tua buah jeruk, umumnya kandungan vitamin C semakin berkurang, tetapi rasanya semakin manis. Sedangkan mangga termasuk jenis buah musiman yang menjadi komoditas andalan sektor pertanian dan dikonsumsi secara lokal di Indonesia. Indonesia termasuk Negara produsen mangga teratas dengan produksi 1 620 000 ton setiap tahun (FAO 2007). Vitamin C bermanfaat sebagai antioksidan dalam tubuh, yang dapat mencegah kerusakan sel akibat aktivitas molekul radikal bebas (Kusuma retno et al. 2013). Vitamin C adalah vitamin yang tergolong vitamin yang larut dalam air. Sumber Vitamin C sebagian besar tergolong dari sayur-sayuran dan buah-buahan terutama buah-buahan segar. Asupan gizi rata-rata sehari sekitar 30 sampai 100 mg vitamin C yang dianjurkan untuk orang dewasa. Namun, terdapat variasi kebutuhan dalam individu yang berbeda (Sweetman 2005). Sedangkan, dari hasil penelitian terdapat buah yang paling jarang disukai oleh responden adalah buah leci dan buah sarikaya (11.4%). Hal ini diduga karena buah leci dan sarikaya merupakan buah-buahan yang jarang ditemukan di pasaran sehingga anak-anak menjadi tidak terbiasa mengonsumsinya. Sebaran jenis buah yang disukai dapat dilihat di tabel 6.

Tabel 6 Jenis buah yang disukai oleh responden

Jenis Buah n % Jeruk 26 59.1 Mangga 25 56.8 Anggur 19 43.2 Apel 19 43.2 Manngis 17 38.6 Duren 15 34.1 Pisang 13 29.5 Alpukat 12 27.3 Pir 12 27.3 Melon 11 25.0 Jambu biji 9 20.5 Rambutan 9 20.5 Kelengkeng 8 18.2 Pepaya 8 18.2

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

13

Tabel 6 Jenis buah yang disukai oleh responden (lanjutan) Jenis Buah n %

Naga 7 15.9 Strawberry 7 15.9 Kiwi 6 13.6 Kurma 6 13.6 Nangka 6 13.6 Sawo 6 13.6 Semangka 6 13.6 Sirsak 6 13.6 Leci 5 11.4 Sarikaya 5 11.4

Jenis Pengolahan Buah Buah merupakan makanan yang dapat dimakan langsung ataupun diolah terlebih dahulu. Jenis pengolahan buah yang paling umum dilakukan adalah dijadikan sebagai jus. Pada penelitian ini responden yang mengonsumsi buah secara langsung yaitu sebanyak 25 responden (56.8%), 18 responden (40.9%) menyukai buah yang diolah menjadi jus, dan 1 responden (2.3%) menyukai buah yang diolah menjadi jus serta buah yang dimakan langsung. Alasan untuk responden memilih buah dalam bentuk segar atau cara makan langsung antara lain karena lebih segar, enak, lebih banyak mengandung zat gizi seperti vitamin dibandingkan jika diolah terlebih dahulu. Buah yang dikonsumsi dalam bentuk jus juga dapat memberikan manfaat yang lebih optimal bagi tubuh karena mudah dicerna. Sebaran persentase cara mengonsumsi buah yang disukai oleh responden dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7 Jenis pengolahan buah Kategori n % Makan langsung 25 56.8 Jus 18 40.9 Makan langsung dan Jus 1 2.3 Total 44 100

Preferensi dan Jenis Pengolahan Sayur

Preferensi Sayur Seluruh responden pada penelitian menyukai konsumsi sayur-sayuran. Hal ini karena pengetahuan gizi dan sikap gizi terhadap konsumsi buah dan sayur pada responden cukup baik. Jenis sayuran yang paling disukai oleh responden adalah bayam dengan jumlah 32 orang (72.7%) dan kangkung sebanyak 25 orang (56.8%). Hal ini diduga karena bayam dan kangkung merupakan salah satu menu yang sering ditemui oleh anak-anak pada waktu makan dan memiliki rasa yang enak sehingga sering dikonsumsi. Kangkung merupakan tanaman yang kaya zat gizi antara lainnya adalah vitamin A, vitamin B1, vitamin C, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, hentriakontan dan sitisterol. Sayuran kangkung sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena bisa menjadi pengobatan dan sebagai antiracun. Kangkung

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

14

digunakan untuk mencegah penyakit diabetes mellitus, obat sakit kepala, menenangkan otak, melelapkan tidur, dan menyembuhkan insomnia (Suprato 2012). Sedangkan bayam merupakan tanaman daun yang dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi, dan berbentuk tumbuhan semak (Supriata 2007). Bayam adalah salah satu sayuran yang paling bergizi, bermanfaat mencegah berbagai penyakit karena melindungi dan memperkuat tubuh melalui berbagai cara (Sellby 2010).

Berdasarkan penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa daun singkong dan kol merupakan sayuran yang paling banyak tidak disukai oleh responden, hanya terdapat 1 (2.3%) responden yang menyukai sayuran-sayuran ini. Hal ini diduga karena sayur-sayuran ini memiliki rasa yang pahit dan jarang disediakan sehingga mereka tidak terbiasa mengonsumsi sayuran ini. Sebaran jenis sayur yang disukai dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8 Jenis sayur yang disukai oleh responden

Kategori n % Bayam 32 72.7 Kangkung 25 56.8 Tauge 6 13.6 Wortel 6 13.6 Brokoli 2 4.5 Jagung 2 4,5 Kacang panjang 2 4.5 Kentang 2 4.5 Labu siam 2 4.5 Daun Singkong 1 2.3 Kol 1 2.3

Selain sayur utuh yang dapat disukai, sayur olahan juga dapat disukai oleh

banyak responden. Hasil penelitian menunjukkan sayur sop dan sayur asem merupakan sayur olahan yang paling disukai oleh responden yaitu 50% untuk sayrur sop, dan 31.8% untuk sayur asem. Sedangkan, sayur lodeh dan sayur bening merupakan sayur olahan paling sedikit disukai, dengan persentase 9.1% untuk sayur lodeh, dan 2.3% untuk sayur bening. Sebaran jenis sayur olahan yang disukai dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9 Jenis sayur olahan yang disukai oleh responden

Kategori n % Sayur Sop 22 50 Sayur Asem 14 31.8 Sayur Lodeh 4 9.1 Sayur Bening 1 2.3

Jenis Pengolahan Sayur Sayuran merupakan salah satu makanan yang dijadikan menu dalam waktu makan besar (pagi, siang dan malam). Pengolahan sayuran dapat dibagi menjadi macam-macam olahan yaitu, sayuran berkuah bening, sayuran bersantan, sayuran ditumis, serta sayuran direbus. Sebagian besar responden pada penelitian ini

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

15

memilih sayuran berkuah bening sebagai pengolahan sayur yang paling disukai yaitu sebanyak 20 responden (45.5%), dan 19 responden menyukai sayuran yang ditumis (43.2%). Cara konsumsi sayur yang paling sedikit disukai yaitu sayuran bersantan dengan jumlah responden yang menyukai hanya sebanyak 3 responden (6.8%), sedangkan 2 responden lainnya (4.5%) menyukai semua semua jenis pengolahan sayuran. Cara konsumsi sayuran yang direbus tidak disukai oleh seluruh responden. Cara konsumsi sayur dalam bentuk kuah bening dapat banyak disukai oleh responden disebabkan karena enak, kuah yang terasa segar dan tidak menghilangkan banyak kandungan gizi pada sayur. Pemilihan cara konsumsi sayuran dengan cara ditumis karena rasa lebih enak, gurih dan lezat, selain itu pengolahan sayuran dengan cara ditumis merupakan cara yang paling baik apabila sayuran tersebut digunakan sebagai sumber vitamin A. Sebaran persentase jenis cara konsumsi sayur disukai dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10 Jenis pengolahan sayur

Kategori n % Berkuah Bening 20 45.5 Tumis 19 43.2 Bersantan 3 6.8 Berkuah Bening, Tumis, dan Bersantan 2 4.5 Total 44 100

Morbiditas

Penilaian derajat kesehatan di suatu wilayah biasanya menggunakan indikator yang umum dan telah disepakati baik scara nasiontal maupun internasional seperti angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas). Morbiditas adalah kondisi seseorang dikatakan sakit apabila keluhan kesehatan yang dirasakan mengganggu aktivitas sehari-hari yaitu tidak dapat melakukan kegiatan seperti sekolah, bekerja, mengurus rumah tangga dan kegiatan lain secara normal (BPS RI 2009). Pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode wawancara langsung dan memakai kuesioner penelitian sebagai alat pembantu, responden ditanyakan apakah pernah sakit dalam tiga bulan terakhir, kemudian ditanyakan terkait dengan frekuensi dan lama sakit pada masing-masing penyakit yang pernah diderita selama tiga bulan terakhir.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat 40 orang (90,9%) yang mengatakan pernah sakit dalam tiga bulan terakhir. Penyakit yang paling umum terjadi pada penelitian ini antara lain panas (demam), batuk, pilek, diare, thypus, dan maag (penyakit lambung). Demam adalah suatu keadaan dimana suhu rektal lebih dari 38oC (Schwartz 1996). Pada umumnya, ketika suhu tubuh naik pembuluh dara di dalam kulit membesar dan kulit menjadi merah dan terasa panas (Sears W dan sears M 2007). Hasil dari penelitian menunjukkan jumlah contoh yang pernah demam dalam tiga bulan terakhir adalah 24 orang (54.5%). Batuk merupakan ekspirasi eksplosif yang menyediakan mekanisme protektif normal untuk membersihkan cabang trakeobronkial dari secret dan zat-zat asing. Masyarakat cenderung untuk mencari pengobatan apabila batuknya

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

16

berkepanjangan sehingga mengganggu aktivitas seharian atau mencurigai kanker (Weinberger 2005). Menurut Dicpinigaitis (2009) batuk secara definisinya bisa diklasifikasikan mengikut waktu yaitu batuk akut yang berlangsung selama kurang dari tiga minggu, batuk sub-akut yang berlangsung selama tiga minggu hingga delapan minggu dan batuk kronis berlangsung selama lebih dari delapan minggu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 27 orang (61.4%) menderita batuk dan 17 orang (38.6%) tidak menderita batuk dalam tiga bulan terakhir. Commond cold (pilek) merupakan rhinitis akut yang disebabkan oleh virus “selesma”. Rhinitis berarti “iritasi hidung” dan adalah derivative dari rhino, berarti “hidung”. Selaput lender pada hidungyang terkena iritasi atau radang akan memproduksi lebih banyak lender dan mengembang, sehingga hidung menjadi tersumbat dan pernafasan jadi sulit (Admin 2011). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ter dapat 28 orang (63.6%) yang menderita pilek dalam tiga bulan terakhir, dan 16 orang (36.4%) yang tidak pernah pilek dalam tiga bulan terakhir ini. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan frekuensi lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari dan konsistensinya lembek atau cair. Diare dapat disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus), malabsorpsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan lain-lain namun penyebab yang sering ada di lapangan yaitu infeksi dan keracunan. Diare dikategorikan menjadi dua antara lain diare akut atau diare yang berlangsung kurang dari 14 hari dan diare kronis atau diare yang berlangsung lebih dari 14 hari (Depkes 2011). Hasil dari tabel menunjukkan bahwa jumlah contoh pernah diare adalah 12 orang (27.3%) dan jumlah contoh tidak pernah diare adalah 32 orang (72.3%). Alergi adalah reaksi hipersentivitas yang diperantarai oleh mekanisme imunologi. Pada keadaan normal mekanisme pertahanan tubuh baik humoral maupun selular tergantung pada aktivasi sel B dan sel T. Aktivasi berlebihan oleh antigen atau gangguan mekanisme ini akan menimbulkan suatu keadaan imunopatologik yang disebut reaksi hipersensitivitas. Hipersensitivitas sendiri berarti gejala atau tanda yang secara objektif dapat ditimbulkan kembali dengan diawali oleh pajanan terhadap suatu stimulus tertentu pada dosis yang ditoleransi oleh individu yang normal. Menurut Gell dan Coombs, reaksi hipersensitivitas dapat dibagi menjadi 4 tipe, yaitu tipe I, II, III dan IV (WAO, 2003). Hasil dari tabel menunjukkan bahwa jumlah contoh pernah alergi adalah 7 orang (15.9%) dan jumlah contoh tidak pernah alergi adalah 37 orang (84.1%). Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh Bakteri Salmonella typhosa atau Salmonella paratyp hi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (radang lambung). Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut Typhoid fever atau Thypus abdominalis karena berhubungan dengan usus di dalam per, 2002). Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran (Sudoyo, 2009). Berdasarkan hasil penelitian terdapat 13.6% contoh yang mengatakan pernah menderita thypus dan 86.4% penderita tidak pernah thypus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa contoh yang pernah menderita maag yaitu 5 orang (11.4%) dan 39 orang (88.6%) tidak pernah sakit maag. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa contoh yang pernah menderita maag yaitu 5 orang (11.4%) dan 39 orang (88.6%) tidak pernah sakit maag. Hasil penelitian

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

17

juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa penyakit-penyakit yang sedikit contoh menderita, yaitu sakit gigi dengan 4 penderita (9.1%), penyakit cacar dengan 2 penderita (4.5%), terdapat 1 (2.3%) contoh yang menderita asma dan usus. Dibawah adalah sebaran contoh yang menderita sakit.

Tabel 11 Kejadian penyakit-penyakit pada responden

Jenis Penyakit n % Pilek 28 63.6 Batuk 27 61.4 Demam 24 54.5 Diare 12 27.3 Alergi 7 15.9 Thypus 6 13.6 Maag 5 11.4 Gigi 4 9.1 Cacar 2 4.5 Asma 1 2.3 Usus 1 2.3

Indikator morbidtas lainnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah

frekuensi dan lama sakit. Menurut Untoro et al. (2005) frekuensi dan lama sakit dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu tinggi dan rendah. Frekuensi dan lama sakit yang tergolong tinggi adalah yang memiliki nilai > dari median, sedangkan yang tergolong ke dalam kategori rendah adalah yang memiliki nilai ≤ dari median. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa persentasi responden terbesar yang termasuk ke dalam kategori morbiditas tinggi berdasarkan lama sakit adalah batuk (47.7%) dan demam (47.7). Sedangkan, berdasarkan frekuensi sakit persentasi responden yang termasuk ke dalam kategori morbiditas tinggi paling banyak adalah sakit pilek (29.5). Selain masing-masing penyakit, penelitian ini juga menghitung frekuensi dan lama sakit berdasarkan seluruh penyakit yang pernah dialami oleh responden (penyakit digabungkan). Berdasarkan penyakit gabungan tersebut, didapatkan yang termasuk ke dalam morbiditas tinggi berdasarkan lama sakit adalah 22%, sedangkan berdasarkan frekuensi sakit yang termasuk ke dalam morbiditas tinggi adalah 22%. Sebaran contoh menurut lama sakit berdasarkan jenis penyakit disajikan pada tabel 12.

Tabel 12 Morbiditas terhadap lama sakit dan frekuensi sakit Jenis

Penyakit Kategori Lama Sakit Kategori Frekuensi Sakit

Nilai median

≤ median (rendah)

> median (tinggi)

Nilai median

≤ median (rendah)

> median (tinggi)

n % n % n % n % Batuk 3 23 52.3 21 47.7 1 32 72.7 12 27.3 Demam 3 35 79.5 9 20.5 1 33 75 11 25 Pilek 2 23 52.3 21 47.7 1 31 70.5 13 29.5 Diare 0 32 72.7 12 27.3 0 32 72.7 12 27.3 Alergi 0 37 84.1 7 15.9 0 37 84.1 7 15.9 Thypus 0 38 86.4 6 13.6 0 38 86.4 6 13.6 Maag 0 39 88.6 5 11.4 0 39 88.6 5 11.4

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

18

Tabel 12 Morbiditas terhadap lama sakit dan frekuensi sakit (lanjutan) Jenis

Penyakit Kategori Lama Sakit Kategori Frekuensi Sakit

Nilai median

≤ median (rendah)

> median (tinggi)

Nilai median

≤ median (rendah)

> median (tinggi)

n % n % n % n % Gigi 0 40 90.9 4 9.1 0 40 90.9 4 9.1 Cacar 0 42 95.5 2 4.5 0 42 95.5 2 4.5 Asma 0 43 97.7 1 2.3 0 43 97.7 1 2.3 Usus 0 43 97.7 1 2.3 0 43 97.7 1 2.3 Hasil penelitian menunjukkan morbiditas pada contoh di pondok pesantren Ilmu Al-Qur’an termasuk ke dalam kategori tinggi, yaitu terdapat 22 orang (50%) yang memiliki nilai gabungan antara lama sakit dengan frekuensi sakit yang tinggi. Sebaran contoh menurut morbiditas gabungan disajikan pada tabel 13.

Tabel 13 Morbiditas gabungan pada responden

Kategori n % Tinggi 22 50.0 Rendah 22 50.0 Total 44 100

Hubungan Antar Variabel

Hubungan Karakteristik Contoh dengan Pola Konsumsi Buah dan Sayur Hasil Uji Spearman pada penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan konsumsi buah dan sayur (p>0.05). Hal ini diduga karena seluruh responden masih dalam rentang umur yang sama. Kelompok usia ini sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan pada usia ini remaja cenderung lebih menyukai jajanan cepat saji dibandingkan dengan sayur dan buah. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad & Madanijah (2015) yang menunjukkan bahwa umur contoh tidak berhubungan signifikan dengan konsumsi buah dan sayur menggunakan Uji Spearman. Seberan nilai p antara konsumsi buah dan sayur dengan usia dapat dilihat di tabel 14.

Tabel 14 Uji statistik usia dengan konsumsi buah dan sayur

Pengetahuan gizi

Pola konsumsi buah p

Pola konsumsi sayur p Kurang Baik Kurang Baik

n % n % n % n % 12 tahun 10 22.7 0 0.0 9 20.5 1 2.3 13 tahun 15 34.1 4 9.1 0.059 13 29.5 6 13.6 0.489

14 tahun 12 27.3 3 6.8 14 31.8 1 2.3 Jumlah 37 84.1 7 15.9 36 81.8 8 18.2

Hasil Uji Spearman pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kebiasaan konsumsi sayur dan buah (p>0.05). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mandira (2013) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

19

signifikan antara jenis kelamin dengan konsumsi buah sayur dengan nilai p-value 0.118. Penilitian yang dilakukan oleh Bahria & Triyanti (2010) juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan konsumsi buah dan sayur. Hal ini diduga karena responden laki-laki cenderung lebih memilih makanan yang berkalori tinggi. Seberan nilai p antara konsumsi buah dan sayur dengan jenis kelamin dapat dilihat di tabel 15.

Tabel 15 Uji statistik jenis kelamin dengan konsumsi buah dan sayur

Jenis kelamin

Pola konsumsi buah p

Pola konsumsi sayur p Kurang Baik Kurang Baik

n % n % n % n % Perempuan 27 61.4 3 6.8 0.474 24 54.5 6 13.6 0.960 Laki-laki 10 22.7 4 9.1 12 27.3 2 4.5 Jumlah 37 84.1 7 15.9 36 81.8 8 18.2

Hasil dari penelitian ini mengatakan tidak ada hubungan signifikan antara

konsumsi buah dan sayur dengan karakteristik individu contoh. Hal ini tidak sejalan dengan teori Ramussen et al. (2006) yang menunjukkan bahwa buah dan sayur berhubungan dengan karakteristik induvidu contoh meliputi jenis kelamin dan usia contoh. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Pola Konsumsi Buah dan Sayur

Hasil Uji Spearman pada penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan kebiasaan konsumsi sayur (p=0.004). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Farisa (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMPN 8 Depok dengan nilai p-value 0.012. Menurut Farisa (2012) tingkat pengetahuan seseorang akan mempengaruhi pemilihan makanannya. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad & Madanijah (2015) yang menyatakan bahwa pengetahuan gizi anak berhubungan positif dengan konsumsi buah dan sayur. Sedangkan hasil Uji Spearman menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan kebiasaan konsumsi buah (p=0.984). Hal ini diduga karena di PPIQ tidak tersedia buah sehingga tidak terdapat hubungan meskipun responden memiliki nilai pengetahuan gizi yang baik mengenai konsumsi buah dan sayur. Sebaran nilai p antara konsumsi buah dan sayur dengan pengetahuan gizi dapat dilihat di tabel 16.

Tabel 16 Uji statistik pengetahuan gizi dengan pola konsumsi buah dan sayur

Pengetahuan gizi

Pola konsumsi buah p

Pola konsumsi sayur p Kurang Baik Kurang Baik

n % n % n % n % Kurang 8 18.2 4 9.1 10 22.7 2 4.5 Sedang 18 40.9 0 0.0 0.984 15 34.1 3 6.8 0.004(*)

Baik 11 25 3 6.8 11 25 3 6.8 Jumlah 37 84.1 7 15.9 36 81.8 8 18.2 (*) signifikan, uji korelasi

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

20

Hubungan Sikap Gizi dengan Pola Konsumsi Buah dan Sayur Pada penelitian ini sikap gizi merupakan kecenderungan seseorang untuk menyetujui atau tidak menyetujui pola perilaku konsumsi buah dan sayur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap gizi berhubungan dengan frekuensi konsumsi sayur (p=0.002). Hal ini sejalan dengan penelitian Farisa (2012) bahwa terdapat hubungan signifikan antara sikap gizi dengan konsumsi buah dan sayur dengan p-value 0.003. Sedangkan, hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa sikap gizi tidak berhubungan siginifikan dengan kebiasaan konsumsi buah (p=0.241). Hasil ini tidak sejalan dengan teori Klama (2013) yang menunjukkan bahwa perilaku konsumsi buah dan sayur berhubungan secara langsung dengan sikap gizi. Hasil ini sejalan dengan penelitian Vereecken et al. (2005) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi buah dengan sikap gizi. Hasil ini juga sejalan dengan Mohammad & Madanijah (2015) menujukkan tidak ada hubungan signifikan antara konsumsi buah dengan sikap gizi, hal ini berarti bahwa sikap gizi yang baik belum menentukan baiknya konsumsi buah dan sayur. Hal ini juga diduga karena rendahnya ketersediaan buah di PPIQ sehingga responden sulit untuk mengonsumsi buah sehingga tidak terdapat hubungan antara konsumsi buah dengan sikap gizi. Seberan nilai p antara konsumsi buah dan sayur dengan sikap gizi dapat dilihat di tabel 17.

Tabel 17 Uji statistik sikap gizi dengan pola konsumsi buah dan sayur

Sikap gizi

Pola konsumsi buah p

Pola konsumsi sayur p Kurang Baik Kurang Baik

n % n % n % n % Kurang 2 4.5 0 0.0 2 4.5 0 0.0 Sedang 5 11.4 2 4.5 0.241 7 15.9 0 0.0 0.002(*)

Baik 30 68.2 5 11.4 27 61.4 8 18.2 Jumlah 37 84.1 7 15.9 36 81.8 8 18.2 (*) signifikan, uji korelasi Hubungan Preferensi Buah dengan Pola Konsumsi Buah Uji Spearman pada penelitian ini menunjukkan bahwa kesukaan terhadap buah dan sayur tidak berhubungan dengan frekuensi konsumsi buah (p=0.867). Hal ini sejalan dengan penelitian Farisa (2012), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi dengan konsumsi buah dan sayur pada sis SMP di Depok. Akan tetapi hasil peneelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Annur (2014), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara preferensi dengan konsumsi buah dan sayur. Hal tersebut karena sebagian besar respoden menyukai sayuran segar (55.9%). Menurut Blanchette dan Brug (2005) jika ketersediaan bauh dan sayur kurang maka paparan buah dan sayur pada responden juga terbatas, sehingga akan mengurangi kesukaan terhadap buah dan sayur, dan sebaliknya jika ketersediaan buah dan sayur cukup maka paparan buah dan sayur pada anak juga tinggi, sehingga akan meningkatkan kesukaan terhadap buah dan sayur. Preferensi makanan anak-anak sangat terkait dengan pola konsumsi mereka. Makanan kaya lemak dan makanan dengan kandungan gula yang tinggi sering kali lebih disukai oleh anak-anak dibandingkan dengan makanan yang rendah kalori dan kaya mikronutrien seperti buah-buahan dan sayuran (Lakkakula 2011). Kemudian, jika seorang anak tidak menyukai

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

21

sejenis buah dan sayur maka ia cenderung akan menghindari apa yang tidak sukai. Rasa yang disukai oleh anak adalah manis dan asin sedangkan rasa yang tidak disukai adalah pahit dan asam (Brug et al 2008). Seberan nilai p antara pola konsumsi buah dengan preferensi buah dapat dilihat di tabel 18.

Tabel 18 Uji statistik preferensi buah dengan pola konsumsi buah

Preferensi buah

Pola konsumsi buah p Kurang Baik

n % n % Tidak suka 2 4.5 0 0.0 0.867 Suka 35 79.5 7 15.9 Jumlah 37 84.1 7 15.9

Hubungan Morbiditas dengan Pola Konsumsi Buah dan Sayur

Menurut Slavin & Lloyd (2012) sayur dan buah memiliki berbagai zat fitokimia antara lain polifenol, phytoestrogen dan antioksidan yang berfungsi untuk mencegah tubuh dari berbagai macam penyakit. Uji Spearman pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan dengan pola konsumsi buah dan sayur dengan morbiditas yang meliputi gabungan antara variabel frekuensi sakit dengan variabel lama sakit. Hal ini diduga karena konsumsi buah dan sayur bukan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi penyakit infeksi, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti cuaca, contoh terlalu capek, dan kurang beraktivitas fisik seperti olahgara. Akan tetapi konsumsi buah dan sayur kurang dalam jangka panjang akan berpengaruh bagi kesehatan dalam masa depan yang akan terjadinya penyakit kronis. Menurut Ruwaidah (2007), apabila kurang konsumsi buah dan sayur akan mandapatkan gangguan anatara lain meningkatkan kolesterol darah, gangguan penglihatan/mata, menurunkan kekebalan tubuh, meningkatkan resiko kegemukan. Seberan nilai p antara pola konsumsi buah dan sayur dengan gabungan lama sakit dapat dilihat di tabel 19.

Tabel 19 Uji statistik morbiditas dengan pola konsumsi buah dan sayur

Morbiditas Pola konsumsi buah

p Pola konsumsi sayur

p Kurang Baik Kurang Baik n % n % n % n %

Tinggi 19 43.2 3 6.8 0.483 18 40.9 4 9.1 0.808 Rendah 18 40.9 4 9.1 18 40.9 4 9.1 Jumlah 37 84.1 7 15.9 36 81.8 8 18.2

Hubungan Lama Sakit dengan Pola Konsumsi Buah dan Sayur Uji Spearman pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi konsumsi buah dan sayur dengan lama sakit pada tiap-tiap penyakit. Hal ini diduga karena adanya faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap lama sakit seperti perubahan cuaca ataupun karena konsumsi makanan yang tidak dianjurkan ketika sakit yang dapat memperlambat proses penyembuhan. Seberan nilai p antara pola konsumsi buah dan sayur dengan gabungan lama sakit dapat dilihat di tabel 20.

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

22

Tabel 20 Uji statistik lama sakit dengan pola konsumsi buah dan sayur Kategori Lama Sakit

Konsumsi buah Konsumsi sayur p p

Demam 0.439 0.255 Batuk 0.324 0.159 Pilek 0.528 0.530 Diare 0.743 0.725 Thypus 0.069 0.407 Maag 0.646 0.559 Alergi 0.377 0.489 Gigi 0.720 0.462 Cacar 0.766 0.154 Asma 0.845 0.669 Usus 0.366 0.413

Hubungan antara Frekuensi Sakit dengan Pola Konsumsi Buah dan Sayur Uji Spearman pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi konsumsi buah dan sayur dengan frekuensi sakit. Hal ini diduga karena ada faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan kejadian sakit selain karena asupan buah dan sayur seperti aktifitas fisik yang rendah setelah kejadian penyakit sebelumnya sehingga imunitas tubuh menjadi menurun, ataupun dapat disebabkan karena mengonsumsi jajanan yang tidak higienis. Seberan nilai p antara pola konsumsi buah dan sayur dengan frekuensi sakit dapat dilihat di tabel 21.

Tabel 21 Uji statistik frekuensi sakit dengan pola konsumsi buah dan sayur Kategori Frekuensi Sakit Konsumsi

buah Konsumsi sayur

p p Demam 0.072 0.799 Batuk 0.656 0.593 Pilek 0.980 0.567 Diare 0.743 0.725 Thypus 0.069 0.407 Maag 0.646 0.559 Alergi 0.367 0.622 Gigi 0.776 0.531 Cacar 0.737 0.160 Asma 0.845 0.669 Usus 0.366 0.413

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Jumlah seluruh responden pada penelitian ini adalah 44 orang. Responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada responden dengan jenis kelamin laki-laki, terdapat 30 orang perempuan (68.2%) dan 14 orang laki-laki (31.8%). Responden pada penelitian ini merupakan remaja dengan rentang usia 12-14 tahun. Proposi besar responden berusia 13 tahun yaitu 43.2%, sedangkan responden yang berusia 14 tahun sebanyak 34.1% dan responden yang berusia 12 tahun sebanyak 22.7%.

Proposi besar responden memiliki pengetahuan gizi yang sedang yaitu sebanyak 40.9%. Sikap responden terhadap buah dan sayur sebagian besar termasuk ke dalam kategori baik yaitu sebanyak 35 orang (79.5%). Hampir seluruh responden menyukai buah dan sayur. Sebagian besar responden mengonsumsi buah (84.1%) dan sayur (81.8%) dalam kategori kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 22 orang (50%) yang memiliki morbiditas tinggi.

Uji hubungan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara usia dengan pola konsumsi buah dan sayur (p=0.059 untuk buah; p=0.489 untuk sayur). Variabel pengetahuan gizi dan sikap gizi berhubungan signifikan dengan pola konsumsi sayur (p=0.004 untuk pengetahuan gizi; p=0.002 untuk sikap gizi), tetapi tidak ada hubungan dengan pola konsumsi buah (p=0.984 untuk pengetahuan gizi; p= 0.241 untuk sikap gizi). Hasil uji spearman juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara morbiditas dengan pola konsumsi buah dan sayur (p=0.483 untuk buah; p=0.808 untuk sayur).

Saran

Untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur diperlukan kerja sama antara pihak pondok pesantren dengan pengelola kantin agar dapat menyediakan buah dan sayur untuk konsumsi secara kuantitatif maupun kualutatif dengan harga murah. Selain itu, diperlukan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur pada para siswa/siswi.

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2011. Dinas Kesehatan Kota Balikpapan UPT laboratorium dan

Radiologi. [Internet]. [Diunduh pada 20 Februari 2017]. Tersedia pada: http://laboratoriumbpn.blogspot.com/2011/04/trombosit-adalah-fragmen atau-kepingan.html

Ali Hasan Rafsanjani. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Pondok Pesantren Al-Hikmah Semberejo Karangmojo GunungKidul. Yogyakarta (ID): Naskah Pubilkasi

Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Jakarta (ID)

Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier S. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Annur DR. 2014. Hubungan Faktor Individu Dan Lingkungan Dengan Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Siswa SMPN 19 Jakarta Tahun 2014. Skripsi. FKM, Gizi, Universitas Indonesia.

Arisman. 2008. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta (ID): Buku Kedokteran EGC.

Astawan M. 2008. Sehat dengan Buah: Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan dengan Buah. Jakarta (ID): Dian Rakyat.

Aswatini, Noveria M, Fitranita. 2008. Konsumsi Sayur dan Buah di Masyarakat dalam Konteks Pemenuhan Gizi Seimbang. Jurnal Pusat Penelitian Kependudukan–Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 3(2).

Ayu I. 2010. Manfaat Buah-buahan dan Sayur-sayuran. Denpasar (ID): Politeknik Kesehatan Depkes RI.

[BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 1998. Gerakan Keluarga Berencana Sejahtera. Jakarta (ID): BKKBN

[BPS RI] Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2009. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Jilid 1 2008. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Sensus Kependudukan. [internet]. [Diunduh pada 15 April 2016]. Tersedia pada: www.Sp2010.bps.go.id.

Bahria, Triyanti. 2010. Faktor-faktor yang terkait dengan Konsumsi Buah Dan Sayur pada Remaja di 4 SMA Jakarta Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 4 (2): 63-71.

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

Baker, Anna, Wardle J. 2003. Sex Differences in Fruit and Vegeteble Intake in Older Adults. Appetite. 40: 269-275.

Bere, Elling, Klepp KK. 2005. Changes in Accessibility and Preferences Predict Children’s Future Fruit and Vegetable Intake. International Journal of Behaviorial Nutrition and Physical Activity. 2:15.

Blanchette L, Brug J. 2005. Determinants of Fruit and Vegetable Consumption among 6-12 Year Old Children and Effective Interventions to Increase Consumption. Journal Human Nutrition Diet. 18(6): 431-43.

Broto W. 2003. Teknologi Penanganan Pascapanen Buah untuk Pasar. Jakarta (ID): Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian.

Brown, Judith E. 2005. Nutrition Through the Life Cycle. USA (US): Thomson Wadworth.

Brug J, Tak NI, TeVelde SJ, Bere E, deBourdeaudhuij I. 2008. Taste Preferences, Liking and Other Factors Related to Fruit and Vegetable Intakes among Schoolchildren: result from Observational Studies. British Journal of Fruit 99 (1): S7-S14.

[DEPKES] Departemen Kesehatan RI. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas) Tahun 2007. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI.

[DEPKES] Departemen Kesehatan RI. 2011. Buku Saku Diare Edisi 2011. Jakarta (ID): Departemen Kesehatan RI.

Dewantari NM dan Widiani A. 2011. Fuits and Vegetables Consumtion Pattern in School Children. Jurnal Skala Husada. Vol. 8. No.2:119-125.

Digpinigaitis PV. 2009. Acute Cough: A Diagnostic and Therapeutic Challenge, USA. [internet]. [Diunduh pada 29 Maret 2017]. Tersedia pada: http://www.coughjournal.com/content/5/1/11.

Farisa S. 2012. Hubungan Sikap, Pengetahuan, Ketersediaan dan Keterpaparan Media Massa dengan Konsumsi Buah dan Sayur pada Siswa SMPN 8 Depok Tahun 2012. [Skripsi]. Depok (ID): Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Febry AB, Pujiastuti N, Fajar I. 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 2007. World Watch List for Domestic Animal Diversity 3rd Ed. Rome (CI): FAO.

Gibson RS. 2005. Principal of Nutritional and Assessment. Newyork (UK): Oxford University Press.

Gusti S. 2004. Gambaran Konsumsi Sayuran pada Penghuni Asrama Mahasiswa Universitas Indonesia Tahun 2004. [Skripsi]. Depok (ID): Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Hermina, Trintrin T, Mudjianto, Ernaa Luciasari, Tjetjep S, Hidayat, Djoko Susanto. 1996. Pola Konsumsi Makanan Santri di Lima Pesantren di

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

Kabupaten Ciamis dan Jombang. Bogor (ID): Pusat Penelitian Dan Pengembangan Gizi.

Hidayati S, Irwan R, Hidayat B. 2010. Obesitas pada Anak. [internet]. [Diunduh pada 01 April 2016]. Tersedia pada: http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf.

Hudha L. 2006. Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Obesitas. Semarang (ID): Universitas Negeri Semarang.

Hung HC, Joshipura KJ, Jiang R, Hu FB, Hunter D, Smith-Warner SA, Colditz GA, Rosner B, Spiegelman D, Willett WC. 2004. Fruit and Vegetable Intake and Risk of Major Chronic Disease. Natl Cancer Inst. 96 (21): 1577-84.

[KBBI] Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [internet]. [Diunduh pada 15 April 2016]. Tersedia pada: http://kbbi.web.id/

[Kemenag] Kementrian Agama. 2012. Analisis Statistik Pendidikan Islam. [internet]. [Diunduh pada 23 Maret 2016]. Tersedia pada: https://www.pendis.kemenag.go.id.

[Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Gizi Seimbang (Pedoman Teknis bagi Petugas dalam Memberikan Penyuluhan Gizi Seimbang). Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA KKR.

Khomsan A. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Khomsan A. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada.

Khomsan A. 2004. Peranan Pangan Dan Gizi Untuk Kualitas Hidup. Jakarta (ID): PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Khomsan A. 2009. Rahasia Sehat dengan Makanan Berkhasiat. Jakarta (ID): PT Kompas Medium Nusantara.

Klama. 2013. Predicting Fruit and Vegetable Intake With The Theory of Planned Behavior. The Florida State University DigiNole Commons. 23

Klepp KI, Rodrigo CP, Bourdeauhuij ID, Due P, Elmadfa I, Haraldsdottir J, Konig J, Sjostrom M, Thorsdottir I, Almeida MDVD, Yngve A, Brug J. 2005. Promoting Fruit and Vegetable Consumption Among European Schoolchildren: Rationale, Conceptualization and design of The Pro Children Project. Annals of Nutrition and Metabolism. 49: 212-220.

Kusuma YTC, S Suwasono, S Yuwanti. 2013. Pemanfaatan biji kakao inferior campuran sebagai sumber antioksidan dan antibakteri. Berkala Ilmiah Pertanian, 1(2): 33-37

Lemeshow S, Anderson S, Gooze RA, Robert C. 2011. Qulity of Child-Maternal Relationship an Risk of Adolescent Obesity. American Academy of Pedialtrics, 129: 132-40

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

Mandira, F. 2013. Konsumsi Buah Dan Sayur Menurut Karakteristik Responden, Pengaruh Teman Sebaya, Ketersediaan, Dan Keterpaparan Media Massa Pada Siswa Di SMA Negeri 115 Jakarta Tahun 2013.Skripsi.FKM, Gizi, Universitas Indonesia.

Mohammad A, Madanijah S. 2015. Konsumsi Buah Dan Sayur Anak Usia Sekolah Dasar Di Bogor. Jurnal GiziPangan. 10(1).: 71-76.

Nainggolan A. 2005. Diet Sehat dengan Serat. Jakarta (ID): Cermin Dunia Kedokteran.

Noia JD, Isobel RC. 2010. Fruit and Vegetable Enables Adolescent Consumption That exceeds National Average. Nutritional Research. 30: 396-402.

Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta (ID): PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta (ID): PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta (ID): PT Rineka Cipta.

Nurmalina R. 2011. Pencegahan dan Manajemen Obesitas. Bandung (ID): Elex. Papalia O. (2001). Perkembangan Pada Remaja. Jakarta (ID): Rineka Cipta.

Pardede N. 2008. Tumbuh kembang Anak dan Remaja. Jakarta (ID): CV Sagung Seto.

[PGS] Pedoman gizi seimbang 2014. [Internet] [Diunduh pada 16 April 2016]. Tersedia pada: http://gizi.depkes.go.id/pgs-2014-2

Rasmussen BM, Vessby B, Uusitupa M, Berglund L, Pedersen E, Riccardi G, Rivellese AA, Tapsell L, Hermansen K. 2006. Effect of Dietary Saturated, Monounsaturated, and n-3 Fatty Acid on Blood Pressure in healthy Subjects. American Journal of Clinical Nutrition. 83 (2): 221-226

Reynolds, Kim D, Knut-Inge K, Amy LY. 2004. Strategi Gizi Kesehatan Masyarakat untuk Intervensi di Tingkat Ekologis. Jakarta (ID): EGC.

Sandvik C, de Bourdeaudhuij I, Due P, Brug J, Wind M, Bere E, Perez-Rodrigo C, Wolf A, Elamdfa I, Thorsdottir I, Almeida MDVD, Yngve A, Klepp KI. 2005. Personal, Social and Environmental Factors regarding Fruit and Vegetable Intake among Schoolchildren in Nine European Countries. Annals of Nutrition Metabolism. 49: 255-266.

Santoso S, Ranti AL. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta (ID): PT Asdi Mahasatya.

Schroeder JW. 2007. Mastitis Control Programs: Bovine Mastitis and Milking Management. [internet]. [Diunduh pada 28 Maret 2017]. Tersedia pada: http://www.ag.ndsu.edu/pubs/ansci/dairy/as1129.pdf.

Setiawati, D. L. 2000. Mortalitas Larva Culex dengan Ekatrak Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) di Laboratorium. Skripsi. Fakultas Biologi. UGM. Tidak Diterbitkan.

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

Sears W, Sears M. 2007. The Baby Book. Jakarta (ID): PT. Serambi Ilmu Semesta.

Sediaoetama AD. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia Jilid II. Jakarta (ID): Dian Rakyat.

Shelby A. 2010. Makanan Berkhasiat: 25 makanan bergizi super untuk kesehatan prima. Jakarta (ID): Erlangga

Silalahi J. 2006. Fats and Oils: Modification and Substitution. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.

Slavin JL, Lloyd B. 2012. Health benefits of fruits and vegetables. Adv Nutr. 3: 506–516.

Stanton, William J. 2000. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta (ID): Erlangga,

Story M, Sztainer DN, French S. 2002. Individual and Enviromental Influence on Adolescent Eating Behaviors. J Am Diet Assoc. 102: 40-51.

Sudoyo. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta (ID): Interna Publising. Sumoprastowo. 2000. Memilih dan Menyimpan Sayur Mayur, Buah-buahan dan

Bahan Makanan. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Sunarjono, Hendro. 2010. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Jakarta: Penebar

Swadaya. Supariasa IDY. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta (ID): Buku Kedokteran EGC.

Supariasa IDY. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta (ID): Penerbit Kedokteran EGC.

Supriatna N. 2007. Bercocok Tanam Sayuran. Jakarta (ID): Azka Mulia Media.

Suprapto, Anggoro. 2012. 20 Faedah dan Manfaat Kangkung. [Internet] [Diunduh pada 20 Februari 2017]. Tersedia pada: http://obyektif.com/tekno/read/20_faedah_dan_manfaat_kangkung.

Sutopo. 2011. Penanganan Panen dan Pasca Panen Buah Jeruk. [internet]. [Diunduh pada 29 Maret 2017]. Tersedia pada: http://www.kpricitrus.wordpress.com.

Sweetman GSC. 2005. Martindale The Extra Pharmacopoeia. 34th Edition. London (UK): Pharmaceutical Press.

Untoro J, Karyadi E, Wibowo L, Erhardt MW, Gross R. 2005. Multiple Micronutrient Supplements Improve Micronutrient Status and Anemia but Not Growth and Morbidity of Indonesian Infants. J Nutr. 135: 639S-645S.

Vereecken, C.A., J. Inchley, S.V. Subramanian, A. Hublet and L. Maes. 2005. The relative influence of individual and contextual socio-economic status on consumption of fruit and soft drinks among adolescents in Europe. Eur J Public Health. 15 (3): 224-232.

Von Elbe, J. H. dan S.J. Schwartz. 1996. Colorants. Di dalam Fennema. Marcel Dekker Inc. Food Chemistry. New York (US). 651-723

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · sumber daya manusia pada masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya

[UNICEF] United Nations Children’s Fund. 2006. Adolescent Development: Perspectives and Frameworks. [internet]. [Diunduh pada 23 Maret 2016]. Tersedia pada: https://www.unicef.org

Wardlaw GM, Margareth WK. 2002. Perspectives in Nutrition. Fifth edition. Newyork (US): The McGraw-Hill Companies.Inc.

Weinberger SE. 2005. Principles of Internal Medicine. 16th ed. USA (US): McGraw Hill.

WHO/WAO. 2003. Prevention of allergy and allergic asthma [Internet]. [Diunduh pada 10 Februari 2017]. Tersedia pada:World Allergy Organization

[WHO] World Health Organization. 2003. Fruit and Vegetable Promotion Initiative Report of The Meeting. Geneva (US): WHO.

[WHO] World Health Organization. 2005. Nutrition in adolescence: Issues and chalanges for the health sector: Issues in adolescent health and development. Geneva (US): WHO Press.

Widoyono. 2002. Penyakit Epidemiologi. Jakarta (ID): Erlangga Winarto. 2004. Memanfaatkan Tanaman Sayur Untuk Mengatasi Anek Penyakit.

Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. Wirakusumah ES. 2005. Buah dan Sayur Untuk Terapi. Jakarta (ID): Penebar

Swadaya. [WNPG] Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. 2004. Ketahanan Pangan dan

Gizi Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta (ID): LIPI. Worthington-Roberts, Bonnie S. 2000. Nutrition Throughout The Life Cycle (4th

Edition). Singapore (SG): McGraw-Hill Book co. Wulansari, Natalia D. 2009. Konsumsi Serta Preferensi Buah dan Sayur pada

Remaja SMA dengan Status Sosial Ekonomi yang Berbeda di Bogor. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Yayasan Institut Danone, Nakita. 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta (ID): Kompas Gramedia.