Upload
hakhue
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUKUM MEMBUNUH HEWAN YANG TERJANGKIT VIRUS
FLU BUR UNG (A VIAN INFLUENZA) MENURUT HUKUM
ISLAM
Skripsi
Olch:
Indra Sacpurahman
NllVI :102043124914
PROGRAM STlJDI PERBANDINGAN MAZHAB FIQIH
JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB OAN HUKllM
FAKlJL TAS SY ARIAH DAN HlJKl!M
lJNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1427 HI 2006 M
HUKUM MEMBUNUH HEW AN YANG TER.JANGKIT VIRUS
FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) MENURUT HUKUM
ISLAM
Skripsi
Diajukan kepacla Falrnltas Syariah clan Hukum untuk memenuhi sa,ah satu
Syarat-syarat untuk mcncapai Gclar SarJana Hulmm Islam
Oleh:
Indra Saepurahman
NI!Vl:102043124914
Di bawah Bimbingan
Prof.DR.H.Hasanuclin AF, lVIA
NIP: 150050917
PROGRAM STUD I PERBANDINGAN MAZHAB FIQH-l
JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF' HIDAY ATULLAll
JAKARTA
1427 HI 2006 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang be1judul" Hukum Membunuh Hewan yang te1jangkit Virus Flu Bc1rung (Avian Influenza) Menurut Hukum Islam" tclah cliujikan dalam
Siclang Munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Ish1111
Ketua
Sekretaris
Pembirnbing
Penguj i l
Penguji lI
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Tanggal 13 Juli 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai
Salah satu Syarat untuk mencapai Gelar Smjana Hukum Islam pada Jurusan
Perbanclingan Mazhab dan H ukum
Jakarta. I 3 Juli 2006 Mengesahkan. Dcbrn
Prof.DR.I-I.Muhammad Amin Suma, SH, TYL}, MM NIP.150.210.422
P ANITIA UJIAN
: DR. Ahmad Mukri Aij. MA ' NIP. l 50.220.544
: Kamaruscliana, MH NIP.150.285.972
: DR. Abdurrahman, MA NIP.150.234.496
(
KATA PENGANTAR
1• y-)\ u o:i.)I kl ~
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan taufik dan
hidayah-Nya kepada kita sernua clan senantiasa selalu memberikawbermacarn-macam
nikmat sehingga kita bisa menjalani kehiclupan ini tanpa kurang suatu apapun.
Shalawat serta salam tak lupa penulis sarnpaikan kepacla pahlawan clunia yaitu Nabi
Muhammad SAW. Yang telah menyelarnatkan umal rnanusia dari zaman kcboclohan
kepacla zaman yang le rang bendcrang dcngan i I mu pcngctaltuan scperti yang tel ah
kita alarni sekarang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis rnenyadari sepenuhnyn bahwa
penyelesaian skripsi ini tidak akan selesai dengan se:npurna lanpa adanya bantuan
clan bimbingan yang penuh dengan keikhlasan baik bernpa moril atau pun matcril dari
berbagai pihak. Penulis rnenyadari bahwa skripsi ini jauh clari segala kesempurnaan,
karena itu penulis mengharapkan kritik clan saran yang 111embangun dari berbagai
pihak.
Pada kesernpalan ini pcrkanankanlah penulis unlul; menyampaikan ucapan
terima kasih kepacla berbagai pihak yang telah membantu dalarn penulisan skripsi
ll11:
Bapak Prof. Dr. I-I. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan
Fakultas Syariah clan Hukum periode 200.S-2010, clan Bapak Prof DR.
Hasanuddin AF, MA selaku Dekan Fakultas Syari'ai1dan1-Iukurn periode
2002-2006
2 Bapak DR.I-I.Ahmad Mukri Aji, MA. clan Barak Kamaruscliana, MH
selaku Ketua clan Sekretaris jurusan Perbanclingan Mnzhab dan I-lL1kurn
3 Bapak Prof. Dr. Hasanudin AF, MA yang telah berkenan rnembimbing
penulis clalam penyusunan skripsi. Saya ucapkan terima kasih atas bantuan
clan nasehatnya sehingga penulis clapat rnenyelesaikan skripsi ini.
4 Bapak DR. Abclurrahman, MA clan Bapak DR.H.Ahrnacl Mulm Aji, MA
yang telah menguji penulis dan rnemberikan saran dan kritik yang
rnernbangun, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-be'.mrnya
5 Segenap Dosen clan karyawan Akaclemik Fakultas Syari'ah dan I lukum
yang telah mernbantu proses belajar penulis sclarna kurang lebih empal
tahun di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6 Kcpala dan scgcnap stal' Pcrpustakaan Utmna UIN Syaril' llidayatullah
Jakarta, Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, dan Perpustakaan
Urnum Iman Jama' yang telah rnemberikan sarana kepada penulis di
clalam mencari referensi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dcnganlancnr.
7 Ayahanda Baban Sobandi dan lbunda Yuyun Wahyuni yang telah
rne111bi111bing penulis sejak kecil dan telah mendukung penulis baik bet upa
moril rnaupun materil sehingga penulis clapat mcnyelesaikan program S-1
di UIN SyarifHiclayatullah Jakarta.
8 Bapak Drs.H.Sofyan Munawar dan !bu Artali Jarniatun yang telah
rnemberikan dukungannya baik berupa rnoril maupun rnateril.
9 Azizah Rahman Shafyani yang teiah membantu dan mendukung serta
memberikan semangat, sehingga penulis bi.sa mendapatkan basil yang
diharapkan, dan rnenyeiesaikan skripsi ini clengan Iancar.
IO Semua teman-ternan kelas PMF angkatan 2002, juga teman-terrnm di
UHAMKA Jurusan Perbankan Syari'ah angkatan 2003 yang telah
membantu penulis baik berupa pikiran maupun dukungannya. saya
ucapkan Good luck dan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Dan tak
Iupa seorang teman yang sangat rnembantu daiam masaiah finnnsial
(keuangan) yaitu saudara Murdoks, saya ucapkan terima kasih.
I I Adik-adikku tersayang : Sandi (Endus), Hilman. Basir; Syauqi, Fikri, clan
Bilah. Terima kasih kepada semuanya atas dukungan dan semangatnya.
12 Kepacla segenap yang telah membatu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ttlt.
.Jakarta, 23 AgustL1s 2006
Penulis,
Indra Saepurahrnan
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...................................... .
KATA PENGANTAR ............................................ ii
-DAFTARISI ................................................... v
BABI PENDAHULUAN .......................... ·. . . . . . . . . 1
A. Latar Belakang Masalah ........ , . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Pembatasan dan Pcrumusan Mas1dah ... , .... , . . . . . . . 7
C. Tujuan dan Kcgunaan Penelitian ....... , . . . . . . . . . . . . 8
D. Metodc Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
E. Sistematika Pennlisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
BAB II GAMBARAN UMUM TENT ANG VIRUS FLU BUR UNG
(AVIAN INFLUENZA. .. .. .. . .. . . .. . .. . . . . . . .. . . . . .. 11
A. Pengcrtian Virus Flu Burung ....................... 11
B. Sumbcr dan Cara Penularnn Virus Flu Burung ........ 13
I. Penularan an tar Tenrnk Unggas ................. 14
2. Penularan dari Ternak keManusia .. , ............ 16
3. Penularan Antar Manusia. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . 17
C. Efck yang Tcrjadi pada Hcwan dan Manusia yang lcrjangkit
Virus Flu Burung ................................. 17
BAB III
BAB IV
D. Pcnanggnlangan Virus Fin Burung Mcnurut Badan
Keschatan ................................. , . . . . 21
KONSEP PEMBUATAN HUKUM ISLAM ............. 28
A. Pengertian Sumbcr clan Dali! Hukum d~ilarn Islam .. , 28
B. Macam-macam Sumbcr Hukum dalam Islam . , . , , , . . 32
C. Pengcrtian ljtihad dan Kcduclukannya clalam Islam, . 37
D. Dalil-clalil Hukum sclain al-Qur'an clan as-Sunnah , . . 41
TINJAUAN HU KUM ISLAM TERHADAP Pl<:MBUNUl-IAN
HEW ANY ANG TERJANGKIT VIRUS FLU JJURUNG ... 50
A. Pembunuhan Hewan yang di Perbolchkan Dalam Islam , 50
B. Pcmbunuhan Hewan yang Terjangkit Virus Flu Bunmg
Mcnurut Badan Keschatan , .. , , . , , , .. , , . , , ... , , , . , . 55
C. Pembunuhan Hcwan yang Terjangkit Vims Flu Burung
Mcnurut Islam , . , , .... , . , .. , ..................... 57
BAB PENUTUP ............. , ........................ , . 67
A. Kcsimpulan ................................ , . . . 67
B. Saran......................................... 68
DAFT AR PUSTAKA ................................ · .......... .
BABI
HUKUM MEMBUNUH HEW ANY ANG TERJANGKIT VIRUS
FLU BU RUNG (A VIAN INFLUENZA) MENURUT HUKUM
ISLAM
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah suatu sistem dan jalan hidup yang utuh dan terpadu (a
comprehens!l way of I/le) memberikan jalan hidup yang dinamis dan lugas terhadap
semua aspck kchidupan 111anusia. Di sa111ping itu, ia 111arnpu 111cnghadapi dan
111enjawab berbagai tantangan hidup dengan se111purna, baik kehiduprn1 individu
111aupun masyarakat yang meliputi kehidupan sosial, politik dan ekonomi.
Islam sebagai syariat yang dibawa oleh Rasul terakhir, me111iliki ke
istimewaan tersendiri yaitu komprehensif dan universal. Keistimewmm tersebut
rnerupakan keharusan yang mutlak diperlukan karena trdak ada lagi syariat setclah ini
yang menyempurnakan.
Ko111prehensif artinya syariat lsla111 111erangku111 ~;cJuruh aspek kehidupan,
baik ritual (agarna) rnaupun sosial (111a111alat). lbadah diperlukan untuk menjaga
ketaatan dan kehar111onisan hubungan manusia dengan khaliqnya. Adapun muamalat
diturunkan untuk menjadi rules ofgame aturan main bagi 111anusia dalam masyarakat.
Di dalarn Al-Qur'an dijelaskan bahwa Allah telah rnenyempurnabn Agama
Islam, di dalam surat al-Maidah ayat 3 Allah berfirman;
2
"Pada hari ini le/ah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan le/ah Aku cukupkan nikmal-Ku kepadamu dan telah Aku ridhai bagimu I.1'/am itu sebagai agama (Q.S. A/-Maidah ayat- 3). "
Yang rnana ayat ini mengandung arti bahwa Allah tel~1h menycmpurnakan
a.1aran Islam dcngan pcnjclasan bcrbagai kcw1\jiban dan hukurn-hukurnlkelelapan,
penjelasan tentang halal dan hararn, segala ha! yang dibutuhkan oleh umat telah
dijelaskan oleh Allah swt . .Juga telah diperinci tentang segala hukum-hukurnnya
sehingga berada di alas landasan yangjdas. 1
Syariat Islam diturunkan dalarn bentuk yang 11rnurn dan gnns besar
perrnasalahan, oleh karena itu hukurn-hukurnnya bersifat tc:tap, tidak ber·.1bah-uhah
karena berlainan tempat. Untuk hukum-hukurn yang lcbih rinci, syariat Islam hanya
menetapkan kaidah dan memberikan patokan urnum. p~nje.lasan dan rinciannya
diserahkan pada rnujtahid
Dengan rnenetapkan patokan-patokan yang urnum tersebut syariat Islam dapat
menjadi petunjuk yang benar-benar universal, dapat diterirna semua tempat dan setiap
saat. Manusia dapat menyesuaikan tingkah lakunya dengan garis-garis kebijaksanaan
al-Qui" an, sehingga mereka tidak melenceng.
Penetapan al-Qur' an ten tang hukum dalarn bentuk yang global dan simple. itu
dimaksudkan untuk memberikan kebebasan pada umat manusia untuk melakukan
1 M.Ali As-Shabuni, Pengantar Studi Al-Qur 'an (Al-libyan). (Bandung: PT. 1\\-Ma'arif. !OOf.\ ""~ I/,.. If\ I,;;
1 _,
ijtihad sesuai dengan situasi dan kondisi zaman. Dengan sifatnya yang global
diharapkan hukum Islam clapat berlaku sepanjang zaman2
Hukum-hukum yang ticlak dinashkan dalam al-Qur'an secara tegas, yaitu
lmkum-hukum berclasarkan ijtihad yang clibina atas ra··yu dan qiyas, memperhatikan
kemaslahatan menolak kemafsaclatan clengan dasar-clasar keaclil'!n clan mengakui hak-
hak manusia, serta keharusan memperhatikan kaidah-kaidah pembuatan hukum clan
sumber-sumbernya. 3
Yang menjacli rujukan keclua setelah al-Quran yaitu as .. Sunah. Dalam uraian
tentang as-Sunah terutarna tentang bentuk-bcntuk pcnjelnsannya tcrhadap al-Qur'm1
telah dikemukakan bahwa sebagian keeil dan garis-garis besar al-Qur'an itu lelah di
jelaskan secara harfiyah oleh Nabi. Masih banyak pula pcnjelasan Nabi itu
membutuhkan penjelesan.
Di samping itu penjelasan Nabi yang sifatnya seclerhana ticlak mungkin
menjangkau kepacla seluruh kejadian-kcjadian dnn peristiwa-peristiwa yang
bermunculan kemuclian clalam kehiclupan umat Islam. Dnri segi kenyataan banyak
sekali kejaclian-kejadian yang telah rnuneul clan tidak ditcrnui jawabannya sceara
harfiyah baik dalam al-Qur'an maupun Sunnah.4
~ Fathurrah1nan Dja1nil, Fi/s{?lat fl11ku111 /s/0111, (Jakarta: Logos Wacana l ln1u, ! 997), cet. keM .I, h.46-47
3 M Hasbi ash Shiddiqy, Filsa/al hukum Islam, (Jakaita: BL!lan Binlang, 1993), cet. ke-5, h.108
·1 ls1nail Muhamn1ad Syah, Filsqfat liukiun !shun, (Jakarta: PT Burni Aksarri, 1990), cet. keM
4
Kita tidak dapat mengatakan bahwa kejadian yang baru bermuneulan yang
tidak ada hukumnya dalam al-Qur'an dan St11rnh itu di luar jangkauan syara' atau
bebas hukum, karena kita yakin bahwa semua tindak tanduk rnanusia ad,1 aturannya
dari Allah s.w.L Dengan demikian harus dipahami bahwa semua kejadian yang
berlaku di dunia ini pasti ada aturan dari Allah. Aturan Allah itu dapal ditemukan
secara harfiyah dalam al-Qu1"an atau terdapat dibalik harfiy'1h itu.
Bila dianalisa huku111- huku111 yang ditetapkai: Allah dala111 al-Qur'nn dapal
dipaha111i bahwa pada dasarnya Allah 111enelapkan huku111 itu unluk 111c11datangkan
kemaslahatan pacla manusia, baik clalam bentuk me111berika11 manfoal untuk rnanusia
atau menghinclarkan maclharat ( bahaya ) clari manusia. Karena itu hakikat dari lttiuan
itu clapat clijaclikan clasar oleh mujtahicl clalam menetapkan hukum,
Dalam sebuah kasus yang te1jacli pacla za111an Rasulullah SAW, ketika Rasul
mengutus Muadz bin Jabal ke Ya111an. Rasul be11anya kepadanya: " Apabila kamu
mendapatkan persoalan bagaimana kamu menghukuminya? " ·ML!adz menjawab:
''Saya akan rnenghukuminya clengan al-Quran". Kernudian Rasul bertanya lagi :
"Bagaimana kalau tidak lcrdapat clalam al-Quran?", Muadz menjawab: " Saya akan
mencari clalarn Sunnahmu ", Rasul Bertanya lagi: "kalau kamu ticlak mendapatkannya
dalam sunnahku?" Muadz menjawaa: " Saya akan berijtihad menggunabn pikiran
saya", Rasul berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk
kepacla utusan Rasulullah terhadap jalan yang diriclhainya". 5
6 Abbas Muta\vali Ha111adah, Sunnah Nahi 1:edudz1kannya 111enur111 Al-Qur'on, ( Bandung: Gema Risalah Pers, 1997), h.284
5
Dari kasus ini dapat disimpulkn bahwa pacla zaman Rasulullab masih hiclup
pun banyak kernungkinan terclapat kasus-kasus yang tidak lcrdapat clalarn al-Qur'an
clan As-Sunnah. Yang rnana Rasulullah rnemberikan kebebasan kepacla para
Sahabatnya untuk berijtihacl (mengerahkan semua kernampt1an berfikirnya di dalarn
memecahkan semua persoalan). Akan tetapi semua pemecahan rnasalah itu tidak
melenceng clari al-Qurnn dan As-Sunnah.
Sesuai clengan perkembangan zaman, maka pi;rmasalahanpun akan selalu
berkernbang clan akan selalu baru. Yang mana persoalan-persoalan yang baru clan
berkembang itu sangal membutuhkan pemecaban clan landasan hukumnya. Untuk itu
para rnujtahicl sekarang clituntut untuk mernberikan fatwa atau rnernbuat suatu
ketetapan hukum terhadap suatu kasus.
Di dalam pemecahan masalah tcrsebut bisa saja sesuai dengan yang lerdahulu
atau sebaliknya, ini karena di latar belakangi olch lernpal d:m waklu. Scbagaiman
salab satu kaiclah menyatakan :
"Suatu hukum bisa berubah dikarenakan beruba!11zva waktu, tempo/ dan keadaan"6
Sudah lama ini wabah flu burung sangat manggencarkan dunia, khus•.1snya
kawasan Asia. Kasusnya sangat gencar dibcritakan di bcrbngai media nrnsa clan
rnembuat resah banyak pihak khususnya badan kcsebatan. Hal ini disebabkan oleh
6 Alaudin Koto, !/mu Fiqih dan Us/ml a/-Fiqh. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cet. Ke-\, h. 148
6
virus flu burung yang sangat ganas clan sangat cepat berkambang dan rnenular, tidak
hanya hewan yang diserangnya, akan tetapi rnanusia juga dapat menjadi korban
keganasan virus ini clan dapat menimbulkan kematian.
Kepastian adanya virus flu burung di Indonesia sebenarnya berawal dari
kematian ternak ayam yang rnencapai jutaan ekor di beberapa wilayah, khususnya
wilayah Jawa Baral. Peristiwa ini teijadi sekitar bulan Agustus 2003. selanjutnya,
pada tahun 2004 diternukan kernbali kasus serupa pada ternak unggas di seluruh
Indonesia. Melalui Departemen Perlanian dikonfirmasi ulang bahwa kernatian ternak
ayam di beberapa wilayah Indonesia rnencapai 3.842.275 ekor ayam. 1
Kasus flu burung terns bertambah sampai tahun 2005. data dari departemen
Peternakan menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2004 telah dimusnahkan 5 juta ekor
ayam yang diindikasikan terserang flu burung8 setelah meningkatnya penyebaran
virus flu burung Pemerintah terus melakukan upaya pencegahan clan pengamanan
dengan tetap meningkatkan vaksinasi clan pemusnahan ternak yang te1jangkit clan
hewan yang berada dalam radius 1 km dari peternakan yang tertular
Dari kejadian seperti ini penulis ingin mengkaji lebih dalam bagaimana
tanggapan Islam terhadap kasus pemusnahan ( pembunuhan ) hewan yang terjangkit
virus flu burung clan hewan yang yang berada dalam radius I km dari peternakan
yang tertular. Dan karya tulis ilmiah ini bisa disebut salah satu dari Masai! Fiqhiyyah
( masalah-masalah yang berkaitan dengan fiqih ) atau metode clan hasil penerapan
7 Retno D. Soejoedono dan Eko\vati Handharyani, Flu Burung, (Jakarta: Pencbar S\vadaya, 2005). Cet. ke-2, h. 18
8 Ibid .. 20
7
hukurn Islam terhadap kasus-kasus yang baru atau kekinian. Untuk itu Pcnulis
memilih Judul Skripsi ini dengan judul : "Hukum Mcmbunuh Hew:rn yang.
Terjangkit Virus Flu Burung (Avian Influenza) Mcnurut Hulmm Islam"
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam hal ini Penulis akan membata3i perma:;alahan yaitu hanya rnengkaji
Hukum Islam sa.1a di dalam rnenetapkan bagairnan lrnkumnya rnernbunuh hewan
yang te1jangkit virus Flu Burung.
Sedangkan perurnusan rnasalahnya adalah sebagai berikut:
I. Apa yang dimaksud dengan Virus Avian lnlluenza?
2. Hewan apakah yang bisa te1jangkit Virus Flu Burung?
3. Bagairnana sumber dan cara penularan virus flu burung?
4. Bagaimana kebijakan dan antisipasinya menurut badan kesehatan?
5. Bagairnana efek yang te1jadi pada hewan dan rnanusia yang te1jangkit virus
flu burung?
6. Bagaiman Konsep Islam terhadap pemecahan suatu rnasalah yang barn?
7. Bagaimana Islam rneninjau terhadap pembunuhan hewan yang te1jangkit virus
Avian Influenza?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanu tinjauan
8
burung. Kemudian ditinjau dari segi hukum Islam terhadap pernbunuhan hewan yang
te1jangkit virus avian influenza.
Adapun kegunaan karya ilmiah ini selain sebagai syarat mencapai gelar S-1
(Strata Satu ) juga untuk menambah khazanah keilmuan temang masabh-rnasalah
baru dan yang berkaitan dengan hukum fikih.
D. Mctodc Pcnclitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah metode
deskriptif analisis yaitu dengan menjelaskan permaslahan yang dibahas dcngan
mencari data-data dari sumber yang dapat dipercaya, kemudian diaaalisis dan
disinkronkan dengan hukum Islam, sehingga mendapatkan suatu kesimpulan tentang
perrnasalahan di atas yaitu : Hukum Membunuh Hewan yang Te1:jangkit Virus flu
Burung menurut Hukurn Islam.
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan penulis menggunakan clua
sum ber data :
1. Data primer
Data primer didapatkan melalui penelitian kcpustakaan ( library reseach )
yaitu dengan cam mengumpulkan data clan fakta dari beberapa literai.ur baik
berupa buku-buku. rnajalah. artikel, internet, yang ada kaitannya clengan
masalah yang dibahas.
2. Data skunder
9
Data ini diperoleh dari basil wawancara dengan nara sumber yaitu orang yang
ahli dalam huku111 Islam atau orang yang ahli du.lam bidang keclokteran.
Teknik yang digunakan penulis dalam pengolahan data yaitu dengan
menggunkan teknik kualitatif, yaitu clcngan 111enggunakan data-data yang tidak
berbentuk angka-angka yang diperoleh sebagai fakta-fakta clan karakteristik objek
penelitian. Penelitian kualitatif ini tidak di111aksudlrnn untuk 111enghasilkan
generalisasi scbagai111a11a penelitian kuantitatif yang memberlakukan prinsip-prinsip
basil penelitian secarn universal bagi se111ua kasus. Penelitian ini tidak me11ja111i11
validitas eksternal.
E. Sistematika Penulisan
Sekripsi ini clibagi clalam li111a bab, dan dari masing-masing bab terdiri dari
masing-masing sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Dalarn bab I 111e111bahas tenlang penclahuluan, clala111 penclahuluan ini penulis
n1en1bahas !atar bc\akang n1nsnlnh. pen1bntasan dnn pcru111usan n1asulnh, tujuan
penelitian, 111etocle penelitian, clan sisternatika penulisan.
Dalam bab II penulis menjelaskan gambaran umum tcntang virus flu burung
(avian influenza). Dengan menjelaskan tcntang: pengertian virus flu hurung ( avian
influenza ), hewan yang bisa te1:jangkit virus flu burung, sumber clan cara penularan
virus ini clan bagaimana mengantisipasi virus ini menurut stanclar badan kesehatan,
clan efck yang te1jadi pacla hcwan dan manusia yang tcrjangkit virus ini.
10
Dalam bab III penulis mencoba menjelaskan tcntang konsep istimbat lrnkum
dalam !slam dengan rnenelusuri: Pengertian sumber clan clalil hukum dalarn
lslam,macam-macam sumber hukum clalam !slam, pengertian ljtihad clan
kecludukannya dalam Islam, dalil-dalil 1-lukum selain al-Qur'an dan as-Sunnah.
Dalam bab IV penulis baru menyelaraskan anlaru bab 11 dan bahlll ynitu
mengetahui pengertian membunuh, mengetahui pembunuhan yang diperbolchkan
dalam islam, bagaimana tinjauan badan kesehatan terhaclap penibunuhan hewan yang
teijangkit virus flu burung ( avian influenza ) clan terakhir mengetahui bagairnana
tinjauan hukurn islam tentang pe111bunuhan hewan yang te1:jangkit virus llu buruug.
Dalam bub V adalah l'euutup. dalwn bab ini pe:rnlis berusaha 111erangku111 dan
111enyimpulkan tentang 111asalah yang di bairns yaitu ind dari penulisan skripsi ini, clan
ditutup dengan saran-saran.
Terakhir ditutup dengan Daftar Pustaka clan lampiran-lampiran.
BABU
GAMBARAN UMUM TENT ANG VIRUS FLU BURUNG (AVIAN
INFLUENZA)
A. Pengertian Virus Flu Burung
Flu burung dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Avian Flu atau Avian
i11f/uenza (Al). Flu burung adalah penyakit menula:- yar.g disebabkan ,)]e]J virus
influenza tipe A dengan diameter 90-120 nanometer. 1 Virus tersebut termasuk dalam
fomili Orthomyxoviricle. Secara normal, virus tersebut hanya menginfeksi ternak
unggas seperti ayam, kalkun, dan itik. Namun, data terakhir rnenyebutkan babwa
virus AI bisa menginlcksikan ternak lain selain unggas tcrutama babi. 2
Flu burung atau avian in.fluenza disebabkan oleh virus influenza tipe A jcnis
H5N1. HSN! memiliki clua sifot yang muclah berubah: antigenic shifi clan antigenic
drift. I !SN I bisc1 bcn:rnnpur dc11ga11 virus i111luc11za yang biasa diidap 111a11usia.
J>c11ularu11 tc1:jadi karcna kontak langsung dcngan unggas atau kotora11 11'1ggas yang
terinfoksi flu burung.3
Virus Al menyerang alat pernapasan, pencernaan, clan system saraf unggas
(clomestik, eksotik, clan ticlak mengenal rentan umur). Oleh karcna sifotnya yang
ganas clan mematikan, virus Al ticlak hanya menyening t;nggas, tetapi ternak lain
1 Tjandra Yoga Adita111a, r-ht Burung di A1anusia, (Jakarta: UI Pres, 2005), Cec.kc-2. h.6 2 Retno D. Soejoedono dan Ekowati Handharyani, Flu L-<urung, (Jakarta: Penebar Swndaya.
2005), Cet. ke-2, h.6 ~ Yayan, yang p<!rfu diketahui tentang.flu burung, ll!!nli2Y.VV\v.vision.net.id/detai11'hd?id
12
seperti babi dan kucing clapat diserangnya. Bahkan manusia pun tak luput daci
serangannya.
Virus influenza tercliri clari beberapa tipe, antara lain tipe A, tipe B, dan tipe
C. Virus tipe A menyerang hewan, tetapi clapat rnenyebabkan epidcmik pada
manusia. Sementara virus tipe B dan tipe C tidak rnenycrang hewan, hanya rnanusia
Dalam virus tipe A mernpunyai 15 hemaglutinin (H1 ·- H15) dan 9 neuramida5e
(N 1 - N.,) . .Jika kecluanya dikombinasikan maka terclnpat l 35 kemungkinan subtipe
virus yang bisa muncul. Beberapa jenis subtipe (strain) yang sudah dikenal anlara lain
H1N1, H1N2, H2N2, HiNi, HsN1, I-IiN1, dan I-l9N1. Beberapa diantara subtipe virus
tersebut dikenal sangat ganas, yaitu I-I; dan 1-hSubtipe virus yang clitemukan n1ewabah
clan menyebabkan tei:jaclinya flu bu rung di beberapa negarn Asia adalah I-1 5N 1 Virus
flu burung memiliki daya replikasi tinggi sehingga clapat berkembang sangat cepat di
clalam tubuh. Hingga saat ini virus H5N 1 sudah diten11.1kan men ye bar clan menyerang
peternakan unggas di Hongkong, Vietnam, Thailand, .Jepang, ahkan di lnclonesia4
Adapuu siliit virus ini, yaitu: dapat bertahan hiclup di air sarnpai ~ hrni pada
suhu 22°C clan lebih dari 30 hari pada0°C. Di dalam tinja unggas dan d:dam tubtoi1
unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60°C
selama 30 menit. Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pathogenic i\viau
Influenza Viru, strain H5Nl (l-I=hemagglutinin; N= neuraminiclase). l:lai ini terlihat
dari basil stucli yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virns
Influenza A (HSN I) clengan jumlah besar clalam kotorannya. Virus lnluenza
'1 Reino D. Soeioedono dan Ekowati Handharvani, op.cit., h.9
13
A(H5Nl) merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas. Secara umum, virus
Flu Burung tidak menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu dapat rnengalami
mutasi lebih ganas dan menyerang manusia. 5
B. Sumber Dan Cara Penularan Virus Flu Burung
Flu burung (Avian influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas. Awalnya, flu burung hanya
ditemukan pada burung-burung liar kemudian virus juga ditemukan pada ayam,
puyuh, itik, kalkun, dan babi. Virus flu burung hidup di dltlam saluran pencernaan
unggas. Penularan te1jadi dengan kontak langsung Jari kotoran secant oral atau
melalui saluran pernapasan. Udara yang kotor bercampur d<.Jngan feses kering ayarn
yang te1jangkit flu burung akan terhirup oleh ayam lain clan manusia yang hidup di
lokasi peternakan, seperti peke1ja kandang dan peternak. 6
Virus-virus flu burung secara alamiah terclapat pada itik liar yang bermigrasi.
Virus ditularkan dari itik ke unggas-unggas lain lewat kotoran dan cairan tubuh
lainnya dari itik.
Profesor Hugh Pennington clari Universitas Aberdeen di Skotlandia
mengatakan: "Virus flu burung dibawa di dalam perm unggas." Unggas yang
dipelihara seperti ayarn dan kalkun sangat mudah te11ular oleh jenis virus ym1g lebih
mematikan. Begitu virus ditemukan pada unggas milik pribadi atau unggas yang
5 Depkes, lvaspada Flu Burung, , 1-·lttp://\V\V\v,depkes.gQ.,.iQ 6 Retno D. Soejoedono dan Ekowati Handharyani, op.cit., 11.24
14
dipelihara untuk komersial, scmua unggas yang mungkin lerinfeksi scbaiknya
dimusnahkan secepat mungkin. Peternakan unggas kemudian ~arus dikarantina dan
dibersihkan secara menyeluruh dari kuman. Jutaan burung sudah dimusnahkan untuk
mengatasi wabah terbaru dan memperkecil resiko penularan pacla manusia. 7
Cara penularan virus flu burung (H5N 1) dapat men ye bar dengan cepat di
antara populasi unggas dengan kematian yang tinggi. Bahkan, dapat menyebar antar
peternakan dari suatu daerah ke daerah lain. Penyakit ini juga telah teridentifikasi
bersifat zoonosis, yaitu menular dari hewan ternak ke manusia :
I. Penularan antar-ternali unggas
Seekor unggas yang terinfeksi virus H5N 1 akan menularkannya dalam waktu
yang sangat singkat. Jika scmua unggas pdiharaan berada dalam konclisi prima clan
memiliki claya tahan yang bagus maka infeksi tidak akan menyebabkan kematian.
Sebaliknya, jika kondisi unggas berada dalam kondisi buruk maka flu burung dapat
mematikan.
Kondisi optimal yang membuat virus itu clapat bertahan hidup antara lain di
air sampai em pat hari pada suhu 22 ° C clan lebih clari 30 hari pacla 011 C. Di dalam
kotoran clan tubuh unggas yang sakit, virus clapat bertahan lebih lama, tapi mati pada
pemanasan 60° selama 30 menit. Virus Al sendiri mempunyai masa inkubasi selama
1-3 hari, bahkan bisa sampai beberapa hari. 8
Menko kesra, Penyebaran Flu Burunf! se1nakin n1engkha1valirkan, Hlip://www. indonesi".go. id
8 Retno D. Soejoedono dan Ekowati Handharyani, op.cit., h.25
15
Secara singkat penyakit flu burung dapat ditu!arkan dari unggas ke unggas
lain atau dari peternakan ke peternakan lainnya dengan cara sebagai berikut:9
II>- Kontak langsung dari unggas terinfeksi dengan hcwan yang peka.
Ji>- Melalui lendir yang berasal dari hidung dan mata.
fl>- Melalui kotoran (feses) unggas yang terserang flu bunmg.
II>- Lewat manusia melalui sepatu dan pakaian yang terkontaminasi dengan
virus.
Ji>- Melalui pakan, air, dan peralatan kandang yang terkontaminasi.
II>- Melalui udara karena memiliki peran penting dalam penularan dalam satu
kandang, tetapi memiliki peran terbatas dalam penularan antar kandang.
II>- Melalui unggas air yang dapat berperan sebagai surnber (reservoir) virus
dari dalam saluran intestinal clan dilepaskan lewat kotoran.
Menurut Tjandra Yoga Aditama dalam bukunya "Flu Bu rung di Manusia"
mengatakan bahwa virus avian influenza yang mewabah pada ternak itu krbagi dua:
yangpertama gejala ringan: Yaitu ternak hanya mengalami gejala-gejala ringan biasa
seperti: Demam, clan perontokan pada bulu. Yang kedua gejala berat: yaitu terdapat
kematian yang besar pada ternak. 10
2. Pe1111/ara11 dari ternak ke ma1111sia
9 Ibid., h.26 10 Tiandra Yoga Aditama, op.cit., h.7
16
Penularan penyakit dari ternak ke rnanusia pertama kali dilaporkan tahun
1997. Saat itu, wabah flu burung menyebabkan kematian jutaan ekor ayam,
sedangkan manusia yang te1jangkit sebanyak 18 orang. Dat'i penderita tersebut,
jumlah yang rneninggal sebanyak enam orang.
Faktor yang dapat rnembatasi penularan flu burung dari ternak kc manusia
adalah jarak dan intensitas dalam aktivitas yang berinteraksi dengan kegiatan
peternakan. Semakin dekat jarak peternakan yang terkena wabah virus dengan
lingkungan manusia maka peluang untuk menularnya virus bisa semakin besar.
Penularan virus ke manusia lebih mudah terjadi jika orang tersebut melukukan kontak
langsung dengan aktivitas ternak. 11
Orang yang tertular virus HSN J memperlihatkan bcrbagai gejala, mulai dari
demam, sakit tenggorokan dan batuk sampai ke penyakit jalan penapasan parah dan
kerusakan organ dalam kasus-kasus yang fatal. Sejak kasus-kasus perlama pada
manusia muncul dalam wabah pada 2004, lebih dari separnh yag tertular flu burung
meninggal dunia. Korban tewas terbanyak sampai sejauh ini terjadi di vietnam.
Hampir semua korban pernah bersentuhan dekat dengan unggas-unggas yang tertular
flu burung.
Penyakit ini dikatakan tidak ditularkan melaiui makanan dan para pakar
mengatakan memakan daging unggas masih aman. Namun Organisasi Kesehatan
Sedunia (WHO) menyarankan daging unggas harus dimasak pada suhu 70 derajat
11 Retno D. Soeioedonn dan Rkownti Handhnrvnni on ~it h ?R-?Q
•'
17
Celcius atau lebih untuk memastikan daging aman untuk dimakan. Telur juga
sebaiknya dimasak sampai matang.
Belum terbukti adanya penularan pada manusia lewat daging yang
dikonsumsi. Namun demikian, perlu diperhatikan cara pengolahan dan
pemasakannya. Daging yang dimasak harus dipastikan bcnar-benar matang untuk
menghindari adanya sisa kehidupan dari virus.
Telur-telur yang cangkangnya terdapat kotora11 kering pcrlu cliwaspadai. Hal
ini dilakukan untuk mengantisipasi kotoran yang 1111.mempel pada telur-tclur tadi
berasal dari kotoran unggas yang terjangkit nu burung.
3. Penulara11 antar-manusia
Orang yang mempunyai risiko besar terserang flu burung adalah pekerja
peternakan unggas, penjual, penjamah unggas, sampai ke dokter hewan yang bertugas
memeriksa kesehatan ternak di perternakan. Sampai saat ini, peneliti meyakini bahwa
flu burung ditularkan dari unggas ke manusia. Kemungkinan penularan t1u bunmg
antar-manusia kecil, tetapi tetap perlu diwaspaclai. 12
C. Efek yang Tcrjadi Pada Hewan dan Manusia. yang Tcrjangkit Virus Flu
Burung
Dampak serangan flu burung :
I. Dampak yang terjadi pad a ternak yang lerinfeksi virus Flu buru11g
12 Ibid., 11.30
18
Virus flu burung yang awalnya hanya ditemukan pada burung-burung liar kini
telah menjangkiti hewan ternak, terutama unggas bahkan mampu menginfeksi ternak
jenis ruminansia, misalnya babi. Unggas yang terkena penyakit flu burung akan
menunjukkan gejala lengkap, mulai pernapasan, kemampuan produksi ayam,
pencernaan, dan saraf.
Penyakit flu burung memiliki sifat imunosupresi karena menyebabkan
penularan daya tahan tubuh yang sangat cepat. Selain, itu, virus ini memiliki karaktcr
sistemik sehingga prosesnya diawali dengan merusak semua sistem dan organ dalam,
termasuk !ymfoid, seperti bursa fabricius dan thymus. Dengan rusaknya organ ini
maka akan te1:jadi penurunan kekebalan pada tubuh. Rusaknya sistem dalam tubuh
menyebabkan semua metabolisme tidak sempurna sehingga produksi antibody juga
tidak maksimal. Dalam kondisi ini kemampuan untuk menahan serangan virus juga
tidak optimal. 13
Gejala klinis ternak unggas yang terinfeksi virus flu burung sebagai berikut :
• Jengger, pial, dan kulit perit yang tidak ditumbuhi bulu berwnrna biru
keunguan.
• Pembengkakan di sekitar kepala dan muka.
• Ada cairan yang keluar dari hidung dan mata.
• Pendarahan di bawah kulit (sub kutan).
• Pendarahan titik (p1echie) pada daerah dada, kaki, dan telapak kaki.
13 Ibid., h.32-33
19
• Batuk, bersin, dan ngorok.
• Diare.
• Tingkat kematian tinggi.
2. Dampak yang te1jadi pada ma1111sia yang terjangkit virus Flu B11r1111g
Orang yang terserang flu burung menunjukkan gejala sepetii terkena flu biasa,
hanya saja karena keganasan virusnya menyebabkan flu ini juga ganas. Virm;
influenza biasanya menimbulkan penyakit yang ringan, hanya sebagian kecil yang
menimbulkan infeksi pernapasan kronik yang diikuti ini'<~ksi sistemik. Virus flu
burung diduga salah satu yang terrnasuk dalam bagian kecil yang dapat rnenyebabkan
kematian dalarn satu minggu. Oleh karena itu, orang yang tc1:jangkit flu perlu segera
ditangani.
Orang yang terkena flu burung mengalami kenaikan suhu tubuh sampai 39° C,
sakit tenggorokan, batuk, sesak napas, dan mengeluarkan lendir bening dari hidung.
Kondisi ini dapat diikuti dengan penurunan daya tahan tubuh yang sangat cepat
karena biasanya penderita tidak rnemiliki nafsu makan, mencret, diare, clan muntah.
Dalam waktu singkat, gejala-gejala tersebut dapat menjadi lebih berat dengan
te1:jadinya peradangan di paru-paru (pneumonia). Apabila tidak dilakukan
penanganan yang baik pada pasien maka dapat menyebabkan kematian.
20
Orang yang terjangkit virus flu burung dapat diteliti dengan cara sebagai
berikut: 14
!. Kasus Suspek
Kasus suspek adalah seseorang yang menderita !SPA gengan gejala demam
(temp > 38°C), batuk clan atau sakit tenggorokan dan atau ber-ingus serta dengan
salah satu keadaan seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang te1:jangkit
!dub flu burung. kontak dengan kasus konfirmasi flu burung dalam masa penularan,
bekerja pada suatu laboratorium yang sedang memproses spesirncn rnanusia atau
binatang yang dicurigai menderita flu burung
2. Kasus Probable
Kasus "probale" aclalah kasus suspck disertai bukti labomtorirnn !erbatas yang
mengarah kepada tlu brnung dalarn waktu singkat berlanjut menjadi newnonialgagal pemafasan/
meninggal terbuk tidal' terdapat penyebablain
3. Kasus Kompe1111asi
Kasus kompem1asi adalal1 kasus suspek atau "probale" didttl'1mg oleh salnh satu hasil
pemeriksaan laboratoritm1; Kultlll' virns intluenz.a H5NJ positip PCR influenza (HS) positip
Peningkatan titer m1tibody HS sebesm· 4 kali
Gejala klinis yang ditemui seperti gejala flu pada umumnya, yaitu; demam,
sakit tenggorokan. batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit kepala, lemas. Dalam waktu
singkat penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan di paru-paru
14 Depkes, waspada Flu Burung, ]'lttp://www.clepkes.go.id
21
(pneumonia), clan apabila tidak dilakukan tatalaksana clengan baik dapat
menyebabkan kematian.
D. Pcnaggulangan Virus Flu Burung Mcnnrut Badan Kcschatan.
I. Penanggulangan virus Flu Burung pacla ternak
Penanggulangan flu burung, melihat adanya konclisi peternakan yang
memburuk akibat adanya wabah flu burung, Departemen Pertanian mengeluarkan
beberapa kebijakan. Kebijakan ini diharapkan membantu peternak sehingga dapat
menjalankan aktivitas beternak kembali.
Departemen Pertanian menginstruksikan pacla segenap pJaran Dinas
Peternakan di claerah-daerah untuk melakukan hal yang sama saat menemukan
adanya inclikasi flu burung. 15
I. Pe11i11gkata11 biosekuriti
Strategi utama yang harus dilaksanakan aclalah dengan meningkatkan
biosekuriti. Tindakan karantina atau isolasi harus diberlakukan terhadap peternakan
yang tertular. Kondisi sanitasi di kandang-kandang, !ingkungan kandang, maupun
para peke~ja harus sehat. Kemudian lalu lintas keluar-masuk kanclang termasuk orang
clan kendaraan harus secara ketat dimonitor. Area peternakan yang sehat cliciptakan
clengan program desinfeksi secara teratur serta menerapkan kebersihan pacla saat
beke1ja, misalnya clengan memakai sarung tangan, masker, clan sepatu paqjang
" Retno D. Soejoedono dan Ekowati Handharyani, op.cit., h.55
22
2. Vaksinasi
Program vaksinasi merupakan tindakan kedua yang dipilih oleh Indonesia di
dalam penanggulangan avian influenza. Vaksinasi dilakukan terhadap hewan yang
sehat, terutama yang berada di sekitar peternakan ayam yang terkena wabah. Ini
dilakukan untuk memberikan kekebalan pada ayam supaya tidak mudah terinfeksi
virus dan tidak mudah tertular. Vaksin yang digunakan harus memenuhi standar mutu
yang ditetapkan munurut peraturan perundangan yang berlaku. Kemuclian vaksin
yang boleh diedarkan clan digunakan adalah vaksin yang menclapat nomor registrasi
D P . 16 epartemen ertarnan.
Dalam program vaksinasi ini, Departemen Pertanian telah rnenyediakan
sekitar 126 juta dosis vaksin siap digunakan. Vaksin ini didistribusikan ke daerah-
daerah yang terkena infeksi atau daerah yang diperkirakan akan tertular. Pelaksanaan
vaksinasi akan dikoordinasikan oleh Dinas Peternakan masing-masing wilayah, yaitu
provinsi, kabupaten, dan kotamadya.
Vaksin yang digunakan adalah vaksin in aktif ( killed vaccine ) yang resmi
dan telah teregistrasi dari pemerintah. Adapun program vaksinasi pada unggas
dijelaskan sebagai berikut:
I. Untuk ayam petelur
l> Urnur 4-7 hari
l> Umur 4-7 minggu
16 Ibid.
: 0,2 ml di bawah kulit pada pangkal leher
: 0,5 ml di bawah kulit pada pangkal leher
);;> Umur 12 minggu
);- Umur 3-4 bulan diulang
2. Untuk ayanm pedaging
: 0,5 ml di bawah kulit pada pangkal leher
atau pada otot dada
: 0,5 ml pada oto dada
23
Pemberian vaksin pad.a umur 4-7 hari dengan dosis 0,2 ml di bawah kulit pada
pangkal leher
3. Untuk unggas lain
Program vaksinasi disesuaikan dengan petunjuk yang tercantum etiket masing
masing pridusen.
3. Depopulasi
lstilah "depopulasi" adalah tindakan memusnahkan unggas atau hewan yang
sakit secara terbatas. Ada berbagai cara yang dapat ditempuh sebagai upaya
pemusnahan ini. Yang pertama adalah dengan menguburkan ayam-ayam yang mati
akibat avian injluenza. Kedua, peternak dapat melaksanakan depopulasi dengan
membakar a yam yang mati akibat terserang penyaldt tersebut. Tuj uan utama dari
tindakan ini adalah untuk memutuskan siklus penyakit. Tempat di mana dilaksanakan
pemusnahan hewan seharusnya ditutup kembali kemudian disiram dengan air kapur
atau desinfektan.
Cara pemusnahan unggas yang terinfeksi virus flu burung aclalah
menyembelih unggas yang sakit dan yang sehat dalam satu kandang, selain itu juga
dapat dilaksanakan dengan cara disposal, yaitu dengan earn membakar dan mengubur
24
unggas yang mati, sekam dan pakan yang tercemar, serta bahan pe111bakaran yang
terkontaminasi. Lubang tempat pembakaran/penguburan harus berlokasi di dalarn
areal peternakan tertular dan be1jarak minimal 20 meter dari kandang tertular dan
kedala111an l.5 meter. Apabila penguburan/ pembakaran diluar area peternakan
tertular maka harus jauh dari pemukiman penduduk dan mendapat izin dari Dinas
peternakan setempat.
Pada dasarnya, jika te1:jac!i kasus Flu Burung di suatu c!aerah dan telah
didiagnosa secara klinis. patologi anatornis, clan cpiderniologis. serta c!ikonflrmasi
secara laboratoris maka harus dilakukan pemusnahan sccara menyeluruh. yaitu
memusnahkan ternak yang sakit maupun yang sehat pada peternakan tertu!ar dan juga
pac!a semua unggas yang berada dalam radius l km dari peternakan tertular lersebul.
Untuk pengisian kembali ( restoking ) unggas ke dalam kandang clapat
dilakukan paling cepat stu bulan setelah dilakukan pengosongan kandang clan telah
selesai clilakukan semua tindakan clekontaminasi clan disposal sesuai prosedur.
4. Me/11/wk1111 pe11gmv11s1111 produk 1111gg11.1·
Daging, telur, clan karkas unggas perlu diawasi untuk mencegah penyebaran
virus yang masih aktif clan rnenempel pacla procluk tersebut. .fika procluk menganclung
virus yang masih aktif, dikwatirkan akan berpinclah keunggas atau bahkan orang.
Beberapa langkah yang clapat digunakan untuk memperoleh claging yang aman dari
flu burung antara lain sebagai berikut :
~ Pilih daging yang tidak terdapat bercak merah dibawah kuliL
25
> Pilihlah daging segar. Bau daging segar biasanya khas atau tidak berbau anyir.
> Pilih daging yang tidak lembek.
> Pastikan dalam pengolahannya benar-benar matang.
5. Memantau lalu lintas unggas
Kiriman unggas yang dipesan dari luar daerah lernpat pernesanan perlu
dipantau dan diperiksa. Hal ini dilakukan untuk rnencegah rnasuknya bibit endemic
dari luar daerah. Perneriksaan dilakukan dengan rnengamat.i kondisi lisik, kesehatan
hewan serta rnelakukan uji laboraturiurn sample darah unggas terhadap kemungkinan
avian influenza. Ada 3 pembagian wilayah dalarn upaya pengenclalian.
l) Daerah tertular; daerah yang sudah dinyatakan ada kasus secara klinis dan
basil uji laboraturiurn.
2) Daerah terancarn; daerah yang berbatasan langsung dengan daerah tertular
atau tidak rnemiliki batasan alarn dengan daerah tertular.
3) Daerah bebas; daerah yang dinyatakan rnasih belum ada kasus secara klinis
maupun secara uji laboraturium, atau rnemiliki batas alarn (Propinsi, pulau).
6. Me/akukan sosialisasi ·
Sosialisasi flu burung dilakukan dengan penyuluhan ke peternakan di masing
rnasing claerah. Adanya sosialisasi claharapkan warga di sekitar lokasi peternakan
rnengcrti dan paham akan bahaya nu burung. Dengan deniikian, rnasyarakat akan
menjaga kondisi lingkungan clan kesehatannya.
26
2. Penanggulangan virus Flu Burung pada manusia
Berikut ini beberapa tindakan untuk mewaspadai m"cmculnya penyakit seperti
flu bunmg: 17
a. Berolah raga secara teratir, cara ini dapat membuat kondlsi fisik sehat
b. Makan makanan · bergizi, asupan gizi dapat menyuplai energi sehingga
pembentukan kekebalan tubuh optimal
c. Mengkonsumsi produk unggas yang benar- benar sudah matang.
d. .Tika tidak diperlukan hindariberkunjung kc peternakan
e. Seringlah mencuci tangan dan hindari meletakan tang.an pada hidung clan
mul ut.
f. Membiasakan diri hidup bersih
g. Menjaga kebersihan lingkungan
h. Menggunakan masker
1. Cukup istirahat clan tidur
Menurut Retno D. Soejoedono clan Ekowati Hanclharyani dalam bukunya "Flu
Burung". Bahwa flu burung belum ada obatnya namun ada upaya yang dapat
dilakukan untuk pencegahan atau pertolongan pertama. Upaya tersebut dapat
dilakukan dengan pencegahan luar clan dalam. Pencegahan luar yang bernsal dari
lingkungan supaya tidak masuk kedalam tubuh adapun pencegahan dalam yaitu
dengan cara mengkonsurnsi nmkanan yang bergizi yang dapat meningkatkan daya
tahan tubuh.
17 Ibid .. h.45
27
Dianlara upaya pencegahan luar yailu dengan cara rnenghindari banmg yang
sudah terkontaminasi kotoran unggas diantaranya sebagai berikut:
> Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari 11nggas harus
menggunakan pelindung
.- Setiap orang yang berhubungan dengan dengan bahan yang b.:rasai clari
unggas harus menggunakan pelinclung
l>- Memusnahkan hewan yang terkena virus flu burung
> Tidak mengkonsurnsi procluk unggas dari peternakan yang terken:1 wabah llu
burung
> Tetap terapkan pola hiclup sehat clengan dengan pola makan yang baik dan
sehat.
Pencegahan dalam dilakukan dengan mcngkonsurnsi obal clan rnakanan, ha!
ini dilakukan untuk menjaga untuk menjaga kesehatan
BAB III
KONSEP PEMBUATAN HUKUM DALANI ISLA!Vl
A. Pengertian Sumber Hukum dan Dalil dalam Islam
Dalarn bahasa Arab, yang climaksucl clengan sumher adalah mashdar (J~)
yaitu asal clari segala sesuatu clan tempat merujuk segala sesuatu. 1 Dalarn bentuk
jamaknya disebut Mashadir. Lafaz ini hanya terclapat clalanc sebagian literatur
kontemporer sebagai ganti dari kata dalil. Dalam Ushul Fiqh ktil<l Mashadil' a/-ohkam
a/-.1yari 'iyyah berarti rujukan utanrn dalam menetaplrnn hukurn islarn yaitu al-Qur'an
clan Sunnah.2
Menurut Ors. Romli dalam bukunya Muqoronah ivladzahih .fil Ushul
sebagaimana clikutip clari kitab al-Luma' Fil Ushul a!-Fiqh bahwa do/ii menurut
Ulama ushul fiqih aclalah: "Sesuatu yang clapat mernberi petunjuk kepada apa yang
clikehandaki".3 Sedangkan menurut Abdul wahab Khalaf yang dirnaksucl dengan dalil
rnenurut bahasa adalah:
> :,I ;.:>- 'cf;:,... :,I:~;__,_ ~ ~\ J1 ~,4]\ " ,, ,, ,, ,, ,,
"Dali/ ialah yang memberi petunjuk kepada sesuatu yang konkrit a/au yang abstrak yang s(fatnya ha/ yang baik maupun yang lidak baik"
Secara terminologi Abdul Wahab Khalaf mendefinisikannya sebagai berikut: 4
h.41
1 Nasnm Haroen, Ush11/ Fiqih /, (Jakarta: Logos Wacana 1 lmu, 1996 ), Cct. Kc-I, h. 15 'Amir Syarufuclin, Us/111/ Fiqih I, (Jakarta: Logos Wacana llmu, 1997), Cet.kc-3, h. 43 3 Ron1\i, Aiuqaranah 1nazhahib Ji! 11shul, (Jakarta: Gaya Media Pratatna. 1999), Cet. ke-1,
·1 1\bdul \V<1hab Khular, !!11111 l/s/1ul a/-1''il1/J, 'J\:•rj, !/11111 l/s/111/ a/-1-'itth, (:~l.!nHt!'<\IH.!: l)ina
U1ama. 1994 ), Cet. Ke- I, h.20
29
"Suatu pelunjuk yang d[iadikan /andasan be~fikir yang benar da/am memperoleh hukum syara' yang bers(fal praktis baik yang s(/i1tnya qath 'i (pasti) maupun zhanni (re/at//)"
Kemudian, lbnu al-Subki dalam kitabnya Main .. Jam 'I al-Jawami ·
menyebutkan pula bahwa yang dimaksud dengan dalil hukum adalah:
"" J~ ,, ,. ... J • ,.
' ", '--' IL: Ji .,'.,; l~J\ x~ I'~ ,Ej\ ' c_: \.'.. \.fr.>- 'y--- ~ ~ I - '~_,! I,,)-'""'>-;: ,. :P ,. ,, ,. ,. >- ... " ,
"Apa sqja yang digunakan untuk sampai kepada yang dikehandaki yai/11 hukum .1yara' dengan berpijak kepada pemikiran yang benar"
Abdul Wahab Khalaf rnengatakan bahwa pengertian da!il al-hukm ( j) ,
pi) a tau adilah al-ahkam 1n1 iclentik dengan ushul a/ .. ahkam/ 1!5'.c-)11 Jr"'
(dasar-dasar hukum) dan mashadir a/-ahkaml 1!5'.c-)11 J, l,a_.. (sumber-sumber hukum).
Karenanya, Ulama Ushul fiqh adakalanya menggunakan adlllah al-ahl:am untuk
menunjuk mashadir a/-ahkam_begitu juga sebaliknya.4
Akan tetapi, dari · segi pengertian bal!asa kedua pengertian itu sebenarnya
terdapat perbedaan. Mashdar clalam pengertian bahasa adalah rujukan utuma, tempat
di kembalikannya segala sesuatu, seperti sumber air adalah tempat memancarnya air
dan sering disebut dengan mata air. Dalam pengertian ini maka mashadir al-ahkam
dalam islam adalah al-Qur'an clan As-Sunnah. pengertian ini di dukung oleh
pengertian Allah sebagai As-Syari' ( penentu/pencipta hukum islam ). Para Ularna
'Ibid.
30
Ushul pun sebenarnya menyatakan bahwa hukum islam itu seluruhnya berasal dari
Allah. Rasul hanyalah berfungsi sebagai penegas dan penjelas. Hukum-hukum yang
disampaikan melalui wahyu-Nya5 sekalipun Rasulullah saw menetapkan hukum
tertentu melalui sunnahya ketika wahyu tidak turun dari Allah. Akan tetapi ini juga
tidak terlepas dari bimbingan wabyu.
Oleh sebab itu, Ulama ushul fiqih kontemporer lebih cenderung memilih
bahwa yang menjadi sumber utama hukum islam tersebut adalah al-Qr'an dan As-
Sunnah. Karena al-Qur'an dan as-Sunnah disepakati ulama ushul fiqih- klasik
maupun kontemporer- sebagai sumber primer hukum islam.
Dalam kaitannya dengan pengertian dalil yang kemukakan cliatas al-Qm'an
dan As-Sunnah juga disebut dalil hukum artinya ayat-ayat al-Qur'an clan Had its Nabi
saw. Di samping sebagai sumber hukum islam, sekaligus sebagai clalil.6
Karena itu, dari sisi ini apa yang clikemukakan oleh Abdul Wahab Khallaf
diatas bahwa adi!laiul ahkam iclentik clengan mashadirul ahkam aclalah bcnar. Tetapi,
dalil lain seperti ijma ', qiyas, islihsan maslahah mursalah, dan scbagainya tidak
dapat dikatakan sebagai sumber hukurn islmn, karena dalil -clalil ini hanya bersifot al-
Kmyf wa izhhar Ii al-hukni7 ( menyikap dan memunculkan hukum) yang ada dalarn
al-Qur'an clan As-Sunnah, Suatu dalil yang membutuhkan dalil lain untuk dijadikan
hujjah tidaklah dikatakan sumber, karena yang dikatakan sumber adalah yang berdiri
sendiri.
5 Ali Hasaba\\ah, Ushu/ al-Tasyri' al-/slami, (Mesir: Dar al-Maarif. 1976), h.16 " Harnn Nasution, op.cit., h. 16 1 Zakivudin Sva'ban. Ushulul Fiah al-/slami. !Mesir: Dar al-Ta'li( 1965), h.30
31
Akan tetapi, dalarn Jiteratur ushul fiqih, para ularna ushul fiqih- klasik dan
kontemporer- diternukan bahwa surnber atau dalil syara' itu selalu dikelompokan
kepada adil/atul ahkam muttafak a!aiha ( dalil-dalil hukum yang clisepakati )clan
adil!atul ahkam mukhtalafjiha ( clalili-clalil hukum yang diperselisihkan). 8
Adillatul ahkam muttafak alaiha menurut mereka, te1:diri atas al-Qur 'an ,
Sunah, ljma 'dan Qiyas. Sedangkan Adillatul ahkam m11khtalqf fiha terdiri atas
lstihsan,, Maslahatu! Mursa/ah, al-U(l Sadd al-Dzari 'ah, Madzhab Shahabi, dan
Syaru' man Qablana.
Penetapan al-Adillah muttaji1q a/aiha tersebut rnenurut Abdul Wahab Khalaf,
didasarkan pada firrnan Allah claim surat al-Nisa ayat 59 :
11 J1 ::,~} ~-) ~j 8 Jli ~;~I Jij :.r;,.) 1~\·J 4.li11~!1:;:\:; J!1 ~I~
• • '[ o ~ :u1 J SI;}; ~G ;.c ~1~ :: ~\ r:;i::, :iu\ 0~~ µ:S· 0'. ~~)!:,
"Hai Orang-orang yang beriman, taaiilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur 'an) dan Rasul (asSunnah). Jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yamg demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih baik akibatya." (Q.S. alNisa :59)
Selanjutnya, AbdulWahab Khalaf rnenegaskan mengikuti Allah dan Rasul
berarti mengikuti al-Qur'an dan Sunah. Adapun, mentaati Ulil amri berarti rnengikuti
para rnujtahid. Karena ia adalah ulilamri dalarn bi dang hukum syari'. Lebih laitjut
32
perintah mengembalikan kepada al-Qur'an dan Sunah ndalah perintah mengikuti
Qiyas ketika hukum dalam kasus tidak ditemukan dalam nash dan ijma'. 9
Sedangkan para Ulama ushul fiqih lainnya menambahkan alasan lainnya yaitu
hadits Rasulullah ketika menugaskan Muadz ibnu Jabal ke yaman menjadi qadhi
(hakim). 10 Akan tetapi, ulama zhahiriyah menolak pendapa! yang rnenempatkan Jjma'
dan Qiyas yang disepakati oleh para ulama.
B. Macam-macam Sumbcr Hukum dalam Islam
Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa yang disebut dengan surnber hukum
Islam hanyalah al-Qur'an dan Sunah.
1. Al-Qur'an
Al-Qur'an menurut bahasa diarnbil dari bahasa Arab yaitu bentuk mashdar
dari kata qara 'a (•I } ) yaqru' (•I .fa. ) qur 'anan ( UI j ) yang aiiinya: bacaan;
berbieara apa yang tertulis padanya, atau melihat dengan menelaah. Dalam pengertian
ini kata Qur 'aanan berarti maqru' yaitu isim maf'ul ( objek) clari kata qara 'a. 11 hal ini
sesuai dengan firrnan Allah claim smat al-Qiyamah 17-18:
"Abdul Wahab Khalaf~ op.cit., h.21 '0 Abu Daud, Sunan, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th),h. Abbas Mutawalli Hamadah mengatakan
lrndits ini tingkat keshahihannya sangat diragukan, sekalipun masyhur di kalangan ulama' . lihat Abbas Mutawali Hamadah, Sunnah Nabi Kedudukannya menurut al-Qur 'an, (Bandung: Gema Risalah, 1997), h.284
11 Ro1n\i_ on_~it __ h_46
33
"Sesungguhnya alas langgungan Kami-lah mengumpu/kannya (di dadamu) dan (membualmu pandai) membacanya. Apabila Kami le/ah membacanya malw ikulilah bacaannya itu" (Q.S. a/-Qiyamah : 17-18)
Al-Qur'an disebutjuga al-Kitab sebagairnana tersebut dalarn surat al-Baqarah:
[ ~ ; ).,li l ~:,:: i1 15~ '.._;.; :.,..;.~ ~ y t.:s::i1 ::.ui ,.. ,,. ,. ,, ,.. ,..
"Kilab (al-Qur 'an) itu lidak ada keraguan padanya pelwy'uk bagi mereka yang bertaqwa ". (Q.S. al-Baqarah :2)
Secara terrninologi Abdul Wahab Khalaf rnendefinisikan sebagai herikut: al-
Qur'an adalah kalarn Allah yang diturunkan-Nya melalui perantara Malaikat Jibril
kedalarn hati Rasulullah saw dengan lafadz yang berbahasa arab untuk rnenjadi hujjah
bagi Rasulullah sebagai pengakuannya sebagai Rasulullah, rnenjadi unclang-undang
bagi rnanusia yang rnengukuti petunjuknya, dan rnenjacli qurbah di rnana rnereka
beribaclah clengan membacanya. 12
Al-Qur'an adalah yang clihirnpun antara tepian lernbar rnushhaf yang climulai
clengan surat Al-Fatihah clan cliakhiri clengan surat An-Nas, yang cliriwayatkan kepacla
kita secara rnutawatir, baik secara lisan maupun tulisan, clari generasi ke gcnerasi, dan
tetap terpelihara dari perubahan dan penggantian apapun. Hal ini dibuktikan oleh
firman Allah di clalam Al-Qur'an:
" A hr!.,\ Wahah Khalaf. on.cit.. h.18
34
" sesungguhnya kami /e/ah menurunkan Al-Qur 'an dan sesungguhnya /a11ni le tap memeliharanya" (Q.S. a/-Hijr : 9)
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hakikat al-Qur'an itu
harus mengandung beberapa unsur sebagai berikut:
I. Al-Qur' an itu berbentuk lafaz.
2. Al-Qur'an itu berbahasa Arab.
3. Al-Qur'an itu diturunkan kepada Nabi Muhammad.
4. Al-Qur'an itu di nukilkan secara Mutawatir.
Dali! bahwa Al-Qur'an adalah hujjah atas ummat manusia dan hukum-
hukumnya adalah undang-undang yang wajib mereka ikuti adalah: bahwa al-Qur'an
dari sisi Allah dan disampaikan kepada mereka dari Allah melalui cara yang pasti
(qathi'), tidak ada keraguan mengenai kebenarannya. Sedangkan bukti bahwa al-
Qur'an dari sisi Allah kemukjizatannya dalam rnelernahkan umat rnanusia untuk
mendatangkan semisal al-Qur'an.
I'jaz maksudnya menetapkan ketidak mampuan orang Jain, tidak akan
terealisir apabila tiga ha! terpenuhi, yaitu: 13
a. Adanya tantangan, maksudnya permintaan untuk beradu, saling
menjatuhkan dim perlawanan.
13 lhir1 h?I
35
b. Adanya rnotifasi yang rnenclorong kepada penantang untuk mengajukan
tantangan dan perlawanan.
c. Ticlak ada perlawanan dari perlawanannya itu.
Di dalarn al-Qur'an banyak sekali Allah rnenegaskan bahwa al-Qur'an
memang tidak ada bandingannya. lni terbukti dengan firrnan Allah yang menantang
pada siapa saja yang ingin menyaingi al-Qur'an, baik dari segi isi al-Qur'an atau
berupa uslubnya ( segi kebahasaan ). Dan, kenyataannya belum ada seorang pun
yang mampu rnendatanngkan satu ayat pun yang semisal al-Qur'an. Di antaranya,
firman Allah dalam surat Ath-Thur:
( \ 1- \ t J_,kll ) ~,G, 1jt.S- JI ~ ~-~ If u.; . ,j-;:;; ~ J :J'.0; i>~;;. ~\ ,., ,. ,. ,. ,, ,. ,. ,.
"Ataukah mereka mengarakan: Dia (Muhammad) membuat-buatnya sebenarnya mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang sepadan dengan al-Qur 'an jika mereka orang-orang yang benar ". ( Q.S. A th-Thur: 23-24)
Dan firrnan Allah dalam surat al-Baqarah 23-24:
J 0 ' J ,. 0 'd fl" ,. o, ,. ".iJ ..
~ 01 .0!1 0:,;::.,. ;,.s-<1~ 1)J:.'.>1) ..i.:;.::.,. ;~~ j;L> tS..V- J":· L.J'j;' L:... ._;~ ~,,; ~s- 01:, ,. ,. ,. " ,. ,. ,, ~ ,. .. ,, " ,. ,.
,. 0 " J J 0 ,. ,. }) J,.,. J 0 ,. ) ~ ,. 0 ,.
~!lSJJ 0:~1 ;~~1:, ,'.y81 G ;y J ~1 ~81 1).iL> 1)J.Jwif ~.~) 1)J.Jwif ~ 0\3 . ~~L.o
[ \ 1' -y t '_,411] .. Dan jika kamu le tap ada dalam keragu-raguan lerhadap al-Qur 'an yang kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) maka buai/ah satu surat yang sepadan dengan al-Qur 'an ilu clan qjaklah peno/ong-penolongmu se/ain Allahjilw kamu memang orang-orang yang benar. Kemudianjika kamu tidak dapat membuatnya, dan pasli kamu tidak akan dapal mcmbua/nya peliharalah diri kamu dari neraka yang bahan bakarnya ada!ah manusia dan beau, yang di sediakan bagi orang-orang kqfir" ( Q.S. al-Baqarah 23-24)
2. As-Sunnah
36
As-Sunnah menurut etirnolot,i berarti kebiasaan, baik kebiasaan buruk atau
,, "" " baik, ini dapat dilihat dari hadits Rasulullah: ,..:.:_;_ G ~ :; ( barang siapa yang
rnernbiasakan kebaikan ). ·
Adapun menurut terminologi Syekh Hudhari Beik mendefinisikan as-Sunnah
adalah sebagai berikul: 1'1
"Sesuatu yang disandarkan kepada Rasulul!ah, baik berupa per!wtaan, perbuataan ataupun ketetapan ".
Sunah terbagi kepada liga bagian yailu: 15
a. Sunnah Qauliyah ialah: hadits-hadils Rasulullah yang belinu katakana dalam
berbagai tujuan dan konteks. Misalnya sabda Rasulullah saw:
" Tidak ada madharat dan tidak boleh mem/Juat madharal"
b. Sunnah Fi'liyah ialah: perbualan-perbuatan Rasulullah saw scbagainrnna
tindakannya melakukan shalat lima waktu dengan cara-caranya clan cukun-
ruunnya, perbuatan melakukan manasik haji, dan putusannya dengan
berdasarkan dan sumpah dari pihak pendakwa.
'" Hudhari Beik, Ush11/ al-F11qh, (Beirut: Dar al-Fikr, 1988), h.65 15 Abdul Wahab Khalaf on cit h 40-41
37
c. Surnrnh Taqririyah ialuh: sesw1tu yang li111bul dari salwln1l Rasulullah saw
baik berupa ucapan maupun perbuatan. Pengakuan tersebut adakalanya
dengan sikap diamnya clan tidak ada sikap keingkaran beliau, atau dengan
aclanya persetujuannya clan adanya penilaian baik terhadap perbuatan itu.
Umat islam telah sepakat bahwasannya apa yang keluar dari Rasu.lullah saw,
baik berupa ucapan, perbutan atau keletapan beliau. Maka itu dimaksuclkan sebagai
pembentukan hukum-hukum islam clan sebagai tuntunan, dan ia menjadi hujjah atas
kaum Muslimin clan sebagai hukum syara' yang mana para mujtahid
mengistimbatkan berbagai hukum syara' dari padanya berkcnaan dengan perbuatan-
perbuatan mukallaf. Maksudnya, bahwasannya hukum-hukum yang terdapal dalam
sunnah-sunnah ini, bersama dengan hukum-hukum yang terd,apat dalam al-Qur'an
membentuk suatu undng-undang yang wajib diikuti.
Banyak sekali Alllah swt mengisyaratkan kepada kita untuk senantiyasa
mentaati Allah dan RasuJ-Nya diantaranaya dalam surat Ali'lmran :32 Allah swt
berfirman:
"Ka1akan/ah taati/ah Allah dan Rasul" (Q.S. Ali 'Imran :32)
Menurut Hasby as-Shidiqy di dalam bukunya menjelaskan bahwa al-Sunnah
mempunyai fungsi terhadap al-Qur'an yaitu sebagai berikut: 16
16 Hasby as-Shidiqy 1 Filsa,j'at Hukzun /sala111, (Se1narang: Pustaka Riz.ld, 200 I), Cet. J(e-2, h.
38
!. al-Sunnah berfungsi memperkuat apa yang telah di tetapkan al-Qur'an
2. al-Sunnah berfungsi mempe1:jelas atau merinci apa yang telah di gariskan
dalam a!-Qur'an. Fungsi ini yang paling dominan
3. al-Sunnah berfungsi menetapkan hukum yang belum ada dalam al-Qur'an
C. Pcngcrtian ljtihad dan Kcdudulmnnya dalam Islam
I. Pengertian ljtihad
Kata ijtihad berasal dari kata ".jahada" yang bcrarli mencurahkan segala
kemampuan atau menanggung beban karena itu ijtihad menurul arti balrnsa yailu
usaha optimal dan menanggung beban berat. 17 Tidak dioebut ijtihad apabial tidak
mengandung unsur kesulitan di dalarn suatu pekeijaan. 18 Berb8_gai pernyataan tentang
ijtihad secarn terminologi dapat ditemukan pcrbedaan, itu didasarkan kepada
pendekatan yang digunakan. Bagi ulama yang berfikirnya konklusi clan integral,
ijtihad diartikan sebagai segala upaya yang dilakukan oieh mujtahid dalarn berbagai
bidang ilmu, terrnasuk bidang teologi, filsafat dan tasawuf. 19
Di lain pihak para ulama ushul fiqih mengartikan ij tihad hanya terbatas dalam
bidang fiqih saja. Perbedaan itu tidak terlalu tajam namun pada gilirannya akan
berpengaruh terhadap kedudukan dan bi dang kaj ian itu.
17 Luwis Ma' luf, al MunjidJi al-Lughah, (Beirut: Dar al-Masyriq, 1986), h. I 05- ! 06 18 Wahbah al-Zuhaily, al-Wasith Ji Us/111/ Ji/ Fiqh, (Dimasyqi: al-Mathba'ah al-llrniyyat,
1969), h.590 19 1-larun Nasution, ljtihad S11111ber Ketiga Dalan1 /~·a!tn, dalam 1-laidar Baqir, (Jakarta:
n .. -~-L- ~A-::. ____ lC\O<::\ I. l'l IA
39
Bagi ulama ushul fiqih sebagaimana yang dikemukakan oleh al-Amidi adalah
b . b ·1 20 se agai en mt:
" /v!engerahkan segenap kemampuan da!am upaya mencari hukum-hukum syari 'yang bers(fat zhanni dalam batas sampai dirinya tidak mampu melebihi usahanya itu. "
Menurut pengertian diatas al-Amidi ingin menegaskan bahwa suatu usaha
yang dilakukan secara maksimal dalam mencari ketentuan hukum syari' bulrnn yang
lainnya, termasuk hukum akal maupun hukum adat. Tidak disebut ijtihad bila tidak
dilakukan secara maksimal dan juga tidak dikatakan berijtihad bila tidak dalam
mencari ketentuan hukum syara'. Berijtihad juga hanya dilakukan terhadap hukum
syara' yang bersifat zhanni bukan yang qat'I terhadap ketentuan hukum terse but
dilakukan dalam upaya mencari kepastian hukum dalam tingkat amaliyah.
Para Ulama Fiqih juga sepakat bahwa ijtihad dapat diberlakukan terhadap
kasus-kasus yang tidak terdapat dalam al-Qur'an dan al-Hadits, seperti kasus
kemasyarakatan sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern dalam dunia perbankan, medis atau kedokteran dan sebagainya.
Berkanaan dengan keadaan tersebut di atas, maka Yusuf ai·Qardhawi
menggaris bawahi bahwa· dewasa ini kita mcmbutuhkan dua macam ijtihad. Yaitu:
Jjtihad intiqai · atau Jjtihad Tarjihi clan Jjtihad Insyai' atau ljtihad Jbtidai '. 21
20 Al-Amidi. Al-lhkam Ii Ushul al-Ahkam. !Dar al-Fikr: 1081 \. Ji lid 3. h.204
40
Pertama, Ijtihad Intiqai' ialah upaya bersungguh-sungguh untuk memilih dan
111entat:jihkan salah satu pendapat ularna yang diternukan dalarn kitab-kitab lama.
Atau menilai ulang argumentasi dari suatu pendapat dan menetapkan yang terbaik
berdasarkan tolak ukur antara lain kesesuaian pendapat yang dipilih dengan kondisi
masarakat, faktor keringanan terhadap umat, kedekatan pada pemenuhannya terhadap
Maqashid al-Syar '1j1yah dan pacla kesempatan lain ia rnenambahkan faktor lain yaitu
henclaknya pendapat itu mencerminkan kelernah lembutan clan kasih sayang kepada
manusia.
Kedua, ljtihad Insyai' ialah menetapkan hukurn baru yang ticlak sama dengan
ketetapan hukurn yang clitemukan dalam literatur yang ada, baik masalah baru
maupun masalah lama. Jika ada satu masalah lama yang diperselisihkan oleh ulama,
maka tidak menjadi keharusan untuk memilih satu cliantara penclapat mereka tetapi
tidak ada salahnya bagi yang memiliki otoriotas untuk menetapkan suatu pendapat
yang sama sekali barn. Perselisihan clan perbedaan pendapat para u1'1ma dalam satu
masalah rnenunjukan bahwa masalah terse but menerima ban yak ~1lternati f pendapat..
Dengan kata lain, !jrihad imyai' yaitu ijtihacl kreatif clengan mengambil konklusi
hukum baru dalam suatu permasalahan yang belum acla keputusan hukumnya.
2. Kedudukan ljtihad dalam Islam
Agama Islam adalah agama yang Universal, yang tidak terbatas oleh zaman
dan waktu tertentu, juga untuk bangsa atau suku bangsa tertentu. Oleh karena itu,
21 Yusuf al-Qardhawi, /jtihad Konlen1porer: Kode Etik dan Berhagai Penyhnpangan, (Surabaya: Risalah Gusti, 1995), eel. ke-1, h.24
41
hukum-hukum pun haruslah bersifat universal pula, yakni senantiasa sesuai dengan
situasi dan kondisi yang berbeda-beda dan senantiasa mengalarni perkcrnbangan
zaman.
f'ungsi ijtihad dalarn islarn sernngguhnya dapat disimpulkan dalam kata-kata
bahwa ijtihad berfungsi sebagai clinamisator di dalam sistem hukurn islam. ljtihacl
aclalah penggerak di clalam hukum islam. Oleh karena itu, apabila ijtihad ticlak
be1jalan sebagaimana mestinya akan terasa adanya suatu kekakuan dalam sistem
hukum islam.22
Mengenai perlunya ijtihad pacla masa sckarang ini. pcnulis mengernukakan clua
pernyataan dari para ahli hukum islam, yaitu:
a. Dr. Yusuf Qardhawy, menyatakan: 23
Seharusnya ijtihacl pada zarnan modern ini berupa ijtihad secara
kolektif ( jamai ') dalarn bentuk lernbaga ilmiah yang menampung seluruh
pakar dalam bidang fiqih yang keilrnuannya tinggi. I-Iendaknya lembaga itu
berstatus independen, sehingga dapat menetapkan hukurn-1.-ukum secara tegas
dan be bas serta jauh dari pengaruh clan tekanan politik.
b. Prof. Dr. Hamn Nasution menyatakan: 24
ljtihad pada zaman sekarang tidak dapat dilakukan lagi secara
individu, tetapi harus secara kolektif yang di dalamnya terdapat berbagai ahli
" Jazuli, Ushul Fiqih (Metodologi Hukum Islam), (Jakarta: P.T. Raja Grafi11do Persada, 2000), cet. ke-1, h. I 00
23 Yusuf Qardhawy, op.cit., h.14 24 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek1\ya, (Jakai1a: Ul-Pres, 1984), Jilid 2,
h ??
42
dalam bidangnya masing-masing ilmu, seperti para ahli ekonomi, ilrnu
kependudukan, ilmu kesehatan, yang bukan dari bidang hukum dan ilmu
agama saja.
D. Dalil-dalil Hukum Islam selain Al-Qur'an dan As-Sunnah
Dalil-dalil hukurn islarn itu terbagi dua yaitu: al-adil/ah muttafaq alaiha dan
al-adil/ah mujhtala.f .fiha. Al-Qur'an, As-Sunnah, ljma', dan Qiyas adabh yang
termasuk kedalam al-adillah mutta.fak a/aiha ( dalil-dalil yang disepakati ). adapun
Istihsan, Mash/ahatul mursa/ah, Qaulu Shahabi, al-U~f, Syar 'u man qablana,
Jshtishhab,dan ad-Dzara 'I ini termasuk kepada al-adil/ah rnukhtala.f jiha.
Akan tetapi, rnenurut Ors. Rornli dalam bukunya muqaranah madzahib .fil
ushu/ membagi dalil-dalil hukurn islam itu terbagi dua yaitu:25
Pertarna, Dalil-dalil hukum yang keberadaannya sec:ara tekstual terdapat
dalam nash, atau disebut dengan al-adillah a/-ahkarn al-mamcliushah. Dali! hukum
yang dikategorikan kepada bagian ini adalah al-Qur'an dan as-Sunnah, atau apa yang
disebut oleh Syekh Hudhari Beik dengan sebutan dalil naqli.
Kedua, Dalil-dalil hukum yang tidak terdapat dalam nash atau al-adil/atul a/
ahkarn gaira manshushah. Dalil-dalil ini dirumaskan me:lalui ijtihad dengan
rnenggunakan penalaran ra'yu. Menurut Hudhari Beik dalil-dalil s·elain al-Qur'an dan
as-Sunnah disebut dengan dalil-dalil yang diclasarkan kepada ra'yu atau disebut pula
dengan dalil-dalil Aqli. Adapun dalil-clalil yang termasuk kategoti ini aclalah meliputi:
25 Romli, op.cit., h.44
43
al-Jjma ', a/-Qiyas, al-Istihsan, a/-Mashalih al-Mursa/ah, al-lstishhab, al-Urj,' Syar 'u
man Qablana, Qaulu Shahabi dan al-Dara'/.
Adapun Dalil-dalil hukum selain al-Qur'an dan as-·Sunnah adalah sebagai
berikut:
I. ljma'
Ijma' menurut islilah para ulama ushul fiqih adalah: Kesepakatan sclurnh para
mujtahid di kalangan umat isl am pada suatu rnasa setelah Rasulullah s.a. w. Wafat
atas hukum syara' mengenai suatu kejadian.
Apabila teijadi suatu kejadian yang di haclapkan kepacla semua mujtahid dari
umat islam pada waktu itu tetjacli, dan mereka sepakat mas hukum mengenainya,
maka kesepakatan itu di sebut ijma'. Kesepakatan hukum atas mengenainya di
anggap sebagai dalil, bahwasannya hukum tersebut merupakan hukum
syara'mengenai kejaclian itu.
Dari clefinisi di atas dapat clisimpulkan bahwa rnkun ijma' itu terbagi empat
. b . b "k 26 yailu se agat en ·ut:
Pertama: Aclanyajumlah para mujtahid pada saat te1jaclinya suatu peristiwa
Kedua : Aclanya kesepakatan seluruh mujtahid di kalangan umat is!am
terhadap suatu hukum mengenai suatu kasus pada waktu terjadinya
tanpa pandamg negeri mereka,kebangsaan mereka, ataupun kelompok
mereka.
26 Abdul Wahab Khalaf. op.cit.. h.56.57
44
Ketiga : bahwasannya kesepakatan mereka adalah dengan mengemukakan
pendapat masing-masing orang dari para mujtahid it11 tutang
pendapatnya yang jelas mengenai sutu peristwa.
Keempat : Bahwa kesepairntan dari seluruh atas suatu hukum itu terealisir.
Apabila semua rukun itu sude.h di penuhi maka hukum yang sudah di sepakati
ini adalah suatu undang-undang syar'I yang wajib di ikuti dan tidak boleh di tentang.
Adapun dalil mengenai kehujahan ijma' adalah sebagai berikut:
Allah SWT. Bcrlinnan:
"Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan /aatilah Rasu/-Nya dan Viii Amri diantara kamu" ( al-Nisa :59)
2. Al-Qiyas
Qiyas menurut istilah ahli ushul fiqih adalah: mempersamakan suatu kasus
yang tidak ada nash hukumnya dengan suatu kasus yang ada nash hukumnya, karena
persamaan kedua kasus itu dalam illat hukumnya.
Maka apabila nash telah menunjukan hukum mengenai suatu kasus dan ilat
hukum itu telah di ketahui melalui salah satu metode untuk mengetahui ilat hukum.
Kemudian ada kasus lainnya yang sama dengan kasus yang ada nashnya dalam suatu
ilat. Maka hukum kasus yang baru itu disamakan hukumnya dengan kasus yang ada
dalam nash berdasarkan atas persamaan ilatnya.
Menurut Jumhur ulama, bahwasannya qiyas merupakan hujjah syar'iyyah atas
hukum-hukum perbuatan manusia. Ia menduduki peringkat keempat diantara hujjah
45
syar'iyyah.27 Dengan pengertian apabila suatu kasus tidak di temukan dalam nash (
al-Qur'an dan as-Sunnah )dan ijma'. Apabila kasus itu sama ilatnya dengan kasus
yang ada dalam nash mak\l kasus itu diqiyaskan dengan kasus tersebut dan disamakan
dalam hukumnya.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa rukun qiyas itu terbagi
. b . b ·1 28 empat yaitu se aga1 en mt:
l. Al-Ashlu: yaitu sesuatu atau kasus yang ada nash hukunmya contohnya al-
Khamr.
2. al-Far '11 yaitu sesuatu atau kasus yang tidak acla nash hukumnya scperti
obat-obatan terlarang, narkoba clsb.
3. Hukum Ash! : yaitu suatu ketetapan hukum yang di tetapkan dalam nash
terhadap al-ash!.
4. al-I/lat : yaitu suatu sifat yang di jadikan dasar untuk membentuk hukum
pokok, dan berclasarkan adanya keberadaan sifat itu pada eabang al-Far 'u.
3. Istihsan
Istihsan menurut bahasa aclalah : menganggap sesuatu itH baik. Seclangkan
menurut ulama ushul fiqih ialah: berpalingnya seorang mujtahid dari tuntutan qiyas
yang jali (nyata) kepada tuntutan qiyas yang khajiy (samara) atau dari hukum ku/li
27 Ibid., h.68 28 lhirl h RO
46
(urnurn) kepada hukurn istitsnaiy (pengecualian). Ada dalil yang rnenyebabkan dia
rnencela akalnya dan rnemenangkan perpalingan ini.29
Pada hakekatnya istihsan bukanlah surnber hukum yang berdiri sendiri karena
sesungguhnya istihsan bentuk yang pertama berdalilkan qiyas yang tersembunyi yang
mengalahkan terhadap qiyas yang jelas, karena adanya faklor yang memenangkannya
yang membuat tenang hati si mujtahid, itu segi istihsan. Sedangkan bentuk yang
kedua dari istihsan adalah bahwa dalilnya adalah mashlahat, yang menuntut
pengecualian kasuistik dari hukum kuli dan ini juga yang di sebut dengan segi
istihsan.
4. Mashlahatul mursah
Menurut ulama ushul fiqih, yang di sebut mashlahatul mursah ya.itu : suatu
kemashlahatan dimana syri' tidak mensyari'atkan suatu lrnkum untuk mcrcalisir
kemashlahatan itu, dan tidak ada dalil yang rnenunjukan atas pengakuannya dan
pembatalannya. Mashlahat itu disebut rnuthlaq karena ia tidak terikat oleh dalil yang
rnengakuinya atau dalil yang membatalkannya. Misalnya ialal:~ kemashlahatan yang
karenanya para sahabat rnensyari'atkan pengadaan penjara, pencetakan rnata uang,
penetapan tanah pertanian di tangan perniliknya dan sebagainya namun belurn
disyari'atkan hukurnnya dan ticlak ada bukti yang rnenunjukan terhadap
pengakuannya atau pembatalnnya. 30
'"Ibid., h.110 JO Ibid .. h.116
47
Ulama yang berhujjah dengan mashlahatul mursalah bersikap hati-hati untuk
menjadikannya sebagai hujjah, sehingga ia tidak menjadi pintu bagi pembentukan
hukum menurut hawa nafsu dan kesenangan. Oleh karena itu, mereka mensyaratkan
tiga syarat pada mashlahatul mursalah yang menjadi dasar pembentukan hukum
yaitu:
Perrama : Ia haruslah merupakan kemashlahatan yang hakiki, dan bukan
merupakan mashlahat yang bersipat dugaan saja.
Kedua : Dan ia adalah kemashlahatan umum bnkan merupakan
kemashlahatan pribadi.
Keliga : Bahwa pembcntukan hukum yang berdasarkan kemashlahatan ini
tidak bertentangan dengan huukum atau prinsip yang telah berdasarkan nash atau
ijma'.
5. Urf
Urf adalah sesuatu yang telah dikenal oleh orang banyak dan telah menjadi
tradisi mereka, baik merupakan perkataan, berupa perb~iatan atau keadaan
meninggalkan. Ia juga disebut adat. Sedangkan menurut istilah para ahli syara' tidak
ada perbedaan antara urf dan adat kebiasaan. Maka urf yang bersifat perbuatan adalah
seperti saling pengertian manusia terhadap jual beli, dcngan cara sating memberikan
tanpa ada shigat lafdziyyah (ungkapan melalui perkataan). Sedangkan urf yang
bersifat pemutlakan lafadz "al-Walad" terhadap anak laki-laki bukan terhadap anak
..
48
perempuan, dan sating pengertian mereka untuk tidak memutlakan lafadz "al-Lahm,.
terhadap ikan. 31
Adapun macam-macam urf itu terbagi kepada dua yaitu -
Pertama : Urf yang shahih ialah suatu yang sating di kenat oleh manusia, dan
tidak bertentangnan dengan datit syara' tidak menghalalkan sesuatu yang diharamkan
dan tidak mengharamkan sesuatu yang di halalkan.
Kedua : Urf yang fasid ialah sesuatu yang sudah menjadi tradisi manusia,
akan tetapi tradisi itu bertentangan dengan syara' atau menghalalkan sesuatu yang di
halalkan atau sebaliknya.
6. Istshhab
Istshhab menurut bahasa arab adalah: pengakuan adanya perhubungan.
Sedangkan menurut para ahli ilmu ushul fiqih ialah : menetapkan hukum atas sesuatu
berdasarkan keadaan sebelumnya., sehingga ada dalil yang menunjukan atas
perubahan keadaan tersebut. Atau menetapkan hukum yang telah tetap pada masa lalu
dan masih tetap pada masa keadaannya itu, sehingga ada dilil yang menunjukan atas
perubahannya.
Istishhab merupakan akhir dari dalil syari' yang menjadi tempat kembali
seorang mujtahid untuk mengetahui hukum sesuatu yang dihadapkan kepadanya.
Oleh karena inilah maka ulama ushul berkata " sesungguhnya istishhab merupakan
akhir tempat beredarnya fatwa. la adalah penetapan hukum atas segala sesuatu
)I Ibid .. h.123
49
dengan hukum yang telah tetap baginya, sepanjang tidak ada dalil yang
merubahnya" .32
7. Syaria'at Orang yang sebelum Kita
Apabila al-Qur'an dan Sunnah yang shahih menceritakan salah satu hukum
syara' yang telah Allah syariatkan kepada umat-umat yang telah mendahului kita,
melalui lisan para Rasul mereka dan menyatakan bahwa hukum itu diwajibkan atas
kita sebagaimana di wajibkan atas mereka, maka tidak ada perbedaan pendapat
bahwasannya hukum tersebut mcrupakan syari'at untuk kitn clan suatu undang-
undang yang wajib di ikuti.
Apabila al-Qur'an clan Sunnah mengkisahkan suatu hukum dan ada dalil
syara' yang menunjukan penghapusan hukum tersebut clan mengangkatnya dari kita
maka juga ticlak ada perpedaan bahwa hukum itu bukanlah syari'at bagi kita
berdasarkan dalil yang menghapuskannya dari kita.
Yang menjadi perbedaan perdapat adalah berbagai hukum dari syari'at yang
telah terdahulu yang dikisahkan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. Akan tetapi dalam
syari'at kita tidak ada yang menunjukan bahwa hal itu diwajibkan kepada ldta atau
hal itu malah dihapuskan untuk kita.33
8. Fatwa Para Shahabat
Setelah Rasulullah wafat, sekelompok sahabat yang mengetahui fikih dan
ilmu serta lama menemani Rasulullah clan faham akan al-Qur'an dan hukurn-
32 Ibid., h.128 " Ibid., h.131
50
hukumnya dihadapkan untuk memberikan fatwa dan membentuk hukum untuk kaum
mustimin. Dari mereka telah muncut berbagai fatwa yang berlainan.
Pcrtanyannya apakah fatwa-fatwa ini termasuk surnber pembentukan hukum .
yang ditambahkan kepada nash dimana bahwasannya seorang mujtahid haruslah
mengacu kepadanya sebetum kembali kepada qiyas? Ataukah ia· hanya merupakan
pendat perorangan yang bersifat ijtihadiyah yang bukan merupakan hujjah bagi kaum
muslimin.
Kesimputan pendapat datam topik ini iatah bah wasannya tidak ada perbedaan
pendapat, bahwa pendapat sahabat dalam hat-hat yang tic!ak dapat dijangkau oleh
aka! dan pendapat alas hujjah atas kaum muslimin, karena ha! itu mestilah ia kaitkan
dengan berdasarkan pendengarannya dari Rasulullah saw. Seperti perkataan Aisyah
" Kandungan itu tidak tingga/ di da!am perut ibunya /ebih dari dua tahun, menurut kadar ukuran yang dapat mencegah bayangan a/at tenun
Maka contoh ini tidak dapat menjadi tempat ijtihad dan pendapat. Oleh sebab
itu, maka apabila ha! tersebut shahih, maka sumbernya adalah pendcngaran dari
Rasulullah saw. Ia termasuk sunnah meskipun pada lahirnya ia termasuk dari
perkataan shahabat.
34 lhirl h I 1t1
BAB IV
TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP PEJVIBUNUHAN
HEWAN YANG TERJANGKIT VIRUS FLU BURUNG
Scbclu1n mcnjclaskan lcbih lanjul lcnlang ba15ainL111a linjauan l1uku111
Islam dan tinjauan kcschatan tentang pcmbunuhan hewan yang te1ja11gkit virus llu
burung. Pcnulis akan mcnjclaskan apa yang di111aksud dcngan 111c111bunuh. Dala111
kamus besar bahasa Indonesia disebutkan 111e111bunuh adalah: 111e111al ikan,
menghilangkan, (menghabisi / mencabut) nyawa. 1 Memusnahkan adalah: lenyap,
binasa, membinasakan, mclenyapkan. 2 Dan pemusnahan adalah: suatu pro5cs
untuk 1nc111usnahkan.
Dari delinisi di alas penulis dapat 111cnyi111pulkan b;1hawa yang di111aksud
dengan membunuh hewan yang terjangkit virus flu bunmg aclalah memusnahkan,
rnenghabisi atau mencabut nyawa hewan ternak yang te1jangkit virus flu burung
dengan tujuan untuk memusnahkan virus Avian Influenza yang berada dalam
hewan ternak tersebut dengan harapan memutuskan siklus penyakit sehingga tidak
11H:11ular dan 111cnycrang terhudap 111t111usit1.
A. Pcmh111111ha11 llcwan yang di 1'1·rhold1lrnn Oalnm Islam
Di dalam al-Qu1"an tidak clijelaskan secara eksplisil tcntang hewan-hcwan
yang diperbolehkan untuk dibunuh dalam Islam. Akan tetapi, di dalam al-1-ladits
dapat ditemukan beberapa literatur tentang hewan-hewan yang diperbokhkan
untuk dibunuh. Diperbolehkannya membunuh jenis hewan ini clisebabkan karena
1 l)cparle1nan Penc;lidikan dan Kebuduyaan, Ka111us Besar Bahasn Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989). Cct. Kc~l, h. 138
'1biu .. h.606
ada unsur kemashlahatan atau kebaikan.untuk dibunuh dan sebaliknya kalau lidak
dibunuh maka akan menimbulkan kemadaratan.
Adapun hadils-hadits yang menjelaskan hewan-hewan yang diperboleh
untuk dibunuh dalam Islam di antaranya yaitu sebagai berikut:
.. Te/ah mencerirakan kepada kami musaddad, le/ah menceritakan kepada kami Yazid Ibnu Zurai ', tel ah mencerilakan kepada kami Ma 'mar dari Zuhri dari U'rwah dari A 'isyah r.a. dari Rasulullah s.a. w. tel ah ber\'l/bda: Ada limo jenis binatang jahat yang boleh dibunuh di tanah haram: tikus, kal(Jjengking, burung gagak, burung elang, dan aru'ing liar (a11fing gila) ... (HR. B11khari)
Di dalam Shahih Muslim ditemukan juga literature seperti hadits di alas
yang diriwayatkan dari Aisyah:
~ ~ ~1; ~ : J~ :JI t-G:, ~ 1t,.sL, ~1 •/· 4-'.'o 11 ~) ~L~ y '< ~ olj_; ) " ~:i;J1:, ~;Ji ~5:.Ji:, i):J1:, e>-.JI :,x,JJ1~, ~\" r:;J1:, ~\
Dari Aisyah r.a. dari Nabi Muhammad s.a. w. sesungguhnya beliau bersabda: ada /ima binatangjahat yang boleh di bunuh baik di /uar tanah haram atau di tanah haram yaitu: ular, burung gagak, tilws, anjing galak, dan burung elang" (HR. Muslim)
Juga dalam had its lbnu Umar ditemukan sebagai berikut:
, , ,,,,.,,A.;>_,, ~
::; J<. c ~ ':! ~ ;Ji.; ;J1 ;.i:.:, ~ ..lll J.'.,, ~I ; Q ill\ ~) ';J. ~Ji ; ' ( ~ olj_J ) ~;Ji :)5:j1:, i:1:~1:, :..,x;.i1:, :.,,:;;i1:, iJJi r1:,;. :1:, r;,.i1 ~ :;sii
J J\hinad lbnu Ali lbnu l-h~jar a!-Atsqalani, Fl11/i11/ Bari. ( Hcirl1t: \)aru <l!-Fikr, 1997). Cet. Ke· I . .Ii lid 4. h. 505-506 .
4 ln1an1 Abi al-l-lusen tvtuslin1 lbnu al-1-fujjaj, Shahih Musli111, (8cirut: tvlaktab<1h al·· Maa'rit; 1995), Cet. Ke-I. .lilid 2, h.705-706; Muhammad Nashirudin al-i\lbani, M11kh1nshar Shahih Muslim, ( Beirut : al-Maktabah al-Islam, \\h)
53
"Dari Jbnu Umar r.a. dari Nabi Muhammad s.a.w. sesungguhnya beliau pernah bersabda: ada /ima jenis binatang yang tidak menjadi dosa bagi orang yang membunuhnya di tanah haram atau orang yang sedang ihram yailu : tikus, kalajengking, burung gagak, burung elang, dan anjing galak. ( H.R. Muslim)
Ketiga Hadits di atas tidak menunjukan ada perbedaan yang mendasar.
Semuanya menjelaskan Jim a jenis hewan yang diperbolehkan urituk dibunuh akan
tetapi pada hadits yang kctiga yaitu hadits dari lbnu Umar rncnycbutkan Ular
adalah salah satu dari binatang yang Jima tcrsebul. Dan dari hadits yang pcrlama
dan kedua menyebutkan kalajengking adalah salah satu hewan yang boleh untuk
dibunuh dari salah satu binatang yang lima. Apabila digabungkan antara kctiga
hadits ini maka, akan mendapatkan kesimpulan bahwa hewan yang diperbolehkan
untuk dibunuh itu ada enam jenis binatang yaitu : tikus, kalajengking, burung
gagak, burung elang, anjing galak dan ular.
Dan ditemukan juga hadits yang membolehkan untuk membunuh anjing
yaitu sebagai berikut:
,.,,. ,f...;;>,J ,,,, "'
7>~1 ?; rx-:, ~ .illl ~ 01 J';) tS/1 : Jli Q .illl ~) 01 ~ ~\ !b,. y ,, ,, ,, :;. ,, " ,, "' ,, ,, ) ) . ,, ·-- . ,, ,,. ,,, . :;. ,, ,,
Jlij 16'.:; y rx-:, ~ Alli~ ~I ~ fi ,;1:;:; 4f; ~~t.;JI ::,;; r:ili ii/JI 01 J:>-
"Dari Jabir Jbnu Abdillah r.a. berkata: Bahwasannya Rasulul/ah s.a.w. telah memerintahkan kepada kami untuk membunuh ary'ing, sampai ketika seorang wanita dating dari kampung dengan membawa anjingnya kemudian kami /llembunuhnya, kemudian Rasu/ullah melarang kami untuk membunuhnya dan bersabda " Kalian harus membunuh anjing yang be1warna hi1a111 dan yang mempunyai dua litik putih sesungguhnya ilu ado/ah .1·etan" ( H.R. Mus/aim)
6 Muhamn1ad Nllshirudin al-Albani, op. cit.
54
Kemudian ditemukan juga di dalam kitab Fathu/ Bari hadits tentang
membunuh cecak yang diriwayatkan oleh Sa'id lbnu Ufair yaitu sebagai berikut:
J .. ,, ,. ,.,, ,. ,. ,. "'
J ..::_,:i.;,_; o); J Yti-> JI .:}- '._rJ'.,; ;j'.G- Jt; ~) JI ~;, #- :; ~ G:G-" ,, ,, ,. ,. ;; ,, ,, I ,.
;I ~\ ;J) . ~;Ji : t)~ ju t-L:, ~ 11 j,, ~-?1 01 1¥ 11 ~~ ~:o~G v (<$_;WI ,1J_;) 4 ;\ t-L:, ~ 11 j,, :;,i1 0\ ~,,.,u) 111 J.1 ~)·, .4
,. ,, ,, ,. ,. ? ,. ,. ,, ,,
"Te/ah menceritakan kepada kami Sai 'd Jbnu Ghi!f'air dari Ibnu Wahab telah berkata: telah menceritakan kepada saya Yunus dari lbnu .\);ihab dari U 'rwah di riwayatkan dari A 'i.ryah r.a. se.rnngguhnya Nab s.a. 11'.
telah bersabda l<'ntang Cecak : " itu ada/ah binatang yang jahat." Dan Saya tidok mendengar Rasu/u//ah memerintahkan untuk membunuhnya. Kemudian Sa 'ad Ibnu Waqash mengakui sesungguhnya Na bis.a. w. tel ah menyuruh untuk membunuhnya" ( H.R. Bukhari)
;. .'::·. :;. 0 ; ~ ;. :01 ¥ 8'.G- q :;1 is~\ ~;,Ji:; ~~ 8'.G-,, ,, ,, :;> ,. " :;> .. ,, :;> ,, ,, ,. ' ,.,, ,, ,. 0
ol)_; ) "t,1))'11 ?; G.;1 ~J 0' .illl ~ ~I ,Ji'' ;_;:,.:,'.,,.1 ,:_~), rl 01 '..,.-;:_di 8 ( 1.?;NI
" Telah menceritakan kepada kami lemannya lbnu Fadhal, telah memberikan lcabar kepada kami I/mu U'bainah, te/ah menceritakan kepada kami A.bdul Hamid Jbnu Jubair Jbnu Syaibah dari Sal 'd I/mu Musayyab sesungguhnya Ummu Syuraik /e/ah bercerita kepadanya : sesungguhnya Na bi s.a. w. tel ah memerintahkan kepadanya 1111/uk membunuh cecak. " (HR. Bukhari)
Adapun hadits-hadits yang memerintahkan untuk membunuh ular secara
khusus yaitu sebagaimana ditemukan dalam kitab Fathu/ Bari yang diriwayatkan
oleh Malik Jbnu lsma'il sebagai berikut:
1 Ahan1d !bnu Ali !bnu Hajar al~Atsqal11ni, Falhui Bari, (Kairo: J)ar a!~Dnyan. 1998), Cct. Kc-2, h. 404
'Ibid.
55
" Te/ah menceritakan kepada ka111i Malik bin Isma 'ii le/ah mencerilakan kepada kami Jarir ibnu Hazm dari Nqfi' ibnu Umar: sesunggu!mya d!a telah membunuh ular." (H.R. Bukhari)
:;1 01 ~ :Si y i..f ;··~II ~; cs'\ y 0:~ cs'\ ) 8:'.i.;.. ~ J )';:>' 8'.G. " H ,, " H .- " " H ;'
" ,. 'f :> " " " ;' F :;. " " ;' ;' J .- 0 J " .- .-
~ i;.j.; ;.J ~G- (:G ~) ~ .,J,1 J.'.,, ~1 01 : Ji.; cs~~ ,:.:,~1 j.;; 0\5· ;J. 10
< i..f}"..)1 ,1)) l ":.:..~1~ yBI :.:_:5:.; ,:-,81:Jw1)):;:,;, ::;I 1j.)JI" Jw ~;.. ~
" Te/ah mencerilakan kepada kami Umar I/mu Ali te/ah menceritakan kepada kami Jbnu Abi Ada dari Abu Yunus al-Qusyaily dari Jbnu Abi Mulaikah sesunggulmya Ihnu U111ar membunuh ular, kemudian ada yang 111elarang11ya dan Ibnu Umar berkala: sesungguknya Na his.a. w. f!ernah 111enghancurkan (111erobohkan) ba11g11nan kemudian ia 111e11e11111ka11 k11/i1 11/ar yang lerke!upas /alu berkata: "cari diwnana 11/ar ilu lwmda" ke11111dia11 para sahabat 111ene11111kw111ya. Lalt1 Nabi hakala lagi: IJ/ln11h/ah 11/ar il11 " ( H. R. B11khari)
Dari bcbcrapa hadits di alas dapat diarnbil kesirnpulan bahwa ada bebcrnpi!
jenis hewan yang diperbolehkan untuk dibunuh dalarn Islam. baik di tanah hararn
( keadaan ihrarn ) atau di luar tanah haram, itu tidak menjadi dosa bagi orang yang
membunuhnya dengan pertimbangan apabila hewan-hewan tersebut dapal
membahayakan tcrhadap rnanusia, dan sebaliknya apabila hewan-hewan tersebut
tidak berbahaya dan berada dalam pengawasan seperti di kebun binatang atau
Tarnan Safari rnaka itu tidak termasuk apa yang di maksudkan oleh Ras11lullah.
Adapun di antara hewan-hewan tersebut adalah: Anj!ng liar {anjing gila), tikus,
kalajengking, burung clang, burung gagak, cecak dan ular. Hewan-hewan tersebut
diketahui sangat jahat atau da\am had its sering disebut juga dengan al Fmvasiq.
Kernudian Rasulullah s.a.w. memerintahkan kepada para sahabat untuk
rnembunuh hewan tersebut. Semua itu dilakukan Rasulullah s.a.w. dengan
mempertimbangkan unsur kemashlahatan.
B. Pembunuhan Hewan yang Terjangkit Virus Flu Bu rung Mcnurut Badan
Kcsehatan
Wabah penyakit Flu Burung yang rnelanda dunia khususnya kawasan Asia
sangat menjadi perhatian, baik nrnsyarakat luas maupun badan kesehatan. Hal ini
disebabkan karena virus Flu Burung adalah virus yang dapat berkernbang dan
rnenyebar dengan cepat serta dapal rnenular pada manusia yang bernkibat fatal
dan dapat menimbulkan kematian. Badan kesehatan dunia (WHO)
mengkhawatirkan virus Flu Burung akan rnenjadi ancaman serius di kawasan Asia
melebihi bencana tsunami yang pernah terjadi pada akhir 2.004 di Aceh, Thailand,
Bangladesh dan India. Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pun ikut
rncmperingatkan bahwa llu burung lebih berbahaya clari penyakit SARS karcna
Virus flu Burung rnarnpu menekan irnunitas tubuh rnanusia. 11
Hingga saat ini dampak kematian unggas sudah mcncapai julaan ekor.
Tidak hanya itu mcnurut data terakhir WHO mer:unjukan balma samrai akhir
bulan Juni 2005 dari hasil pcmcriksaan laboralorium tidP.k kurang dari 108 orang
te1jangkit virus llu burung dan 56 orang di antaranya meninggal clunia. 12
Kemungkinan dampak negatif yang ditimbu!kan oleh virus flu burung ini
akan scmakin luas karena didukung tingkat pcnyebaran virus yang bisa
berkembang dan menyebar luas dengan cepat. Hal ini bisa terjadi apabila tidak
11 Relno D So~ioeno dan Eko\vnti Handhnryani, Flu Hurung. ( Jakarta: Pencbar S\vadayu, 2005), CcL Ke-2. h.5
I~ !hid_. h.6
57
di\akukan tindakan preventif, baik terhadap unggas rnaupun terhadap rnanusia
yang bersinggungan langsung dengan ternak unggas.
Pernusnaha~ hewan yang tei:jangkit virus flu burung menurut kesehatan
ialah cara atau penanggulangan yang kedua setelah Biosekuriti ( Pengawasan
terhadap ternak ). Tindakan ini dilakukan untuk rncncegah penularan penyakit
lebih luas clan terbukti tindakan ini yang paling efoktif' di dalam mencegah
penularan virus tlu burung
Dalarn bahasa kedokteran disebut juga dengan istilah Depopulasi yaitu
tindakan pemusnahan unggas secara selektif di peternakan yang tertular virus flu
burung. Saal hewan ternak menunjukan gejala tlu burung, seperti lendir keluar
dari mulut atau hidungnya, ayam kelihatan sakit, malas, susah makan, dan
bulunya kusarn maka untuk segera dipotong la\u segara dikubur atau dibakr.r.
Cara pemusnahan unggas yang terinfeksi virus flu burung ada\ah
penyembelihan semua unggas yang sakit dan unggas selrnt dalam satu kandang.
Pada dasarnya, jika te1:jadi kasus Flu Burung di suatu daernh dan telah didiagnosa
secara klinis, patologi anatomis, dan epidemiologis, serta dikonfirmasi secara
laboratoris maka harus dilakukan pernusnahan secara rncnyeluruh. yaitt1
rnemusnahkan ternak yang sakit maupun yang sehat pada petcrnakan tcrtular dan
juga pada semua unggas yang berada dalarn radius I km dari peternakan tertular
tersebut. 13
Di dalam bukunya Retno D. Soejoeno dan Ekowati Handharyani
dijelaskan bahwa tindiikan pemusnahan hewan yang te1jangkit virus flu burung
IJ lhiid __ 38-39
58
dilakukan untuk memutuskan siklus penyakit. Artinya setelah dilakukan tindakan
pemusnahan hewan tcrsebut rnaka diharapkan tidak ada lagi virus-virus yang
tersisa yang akan menular baik kepada ternak unggas maupun r!'lanusia yang bisa
mengancam keselamatan dan akan rnenimbulkan kematian. 14
Jadi, dapat disimpulkan secara singkat bahwa pemusnahan hewan yang
terjangkit virus flu burung atau hewan yang berada dalam radius I km dari
pcternakan yang tertular adalah mcrupakan tindakan pencegahan tcrhadap
penyebaran virus flu burung clan tindakan ini harus dilakukan. Mengingat akibat
buruk yang akan te1jadi ketika wabah penyakit ini rncnyebar luas dan bcrnkibat
H1tal yang akan 1nengancan1,.kehidupan n1anusia.
C. Pcmlrnnuhan Hcwan yang Tcrjangkit Virus fin Burung Mcnurut Islam
Kasus flu burug ini merupakan kasus yang baru dan belurn pernah lc1jadi
pada zaman Nabi, Shahabat ataupun Tabi'in. kasus flu burung pertarna kali
diternukan di Skotlandia pada tahun 1959. Wabah virus flu burung menjangkit di
beberapa negara-negara Eropa dan Afrika. Tercatat belasan Negara pernah
te1:iangkit wabah virus flu burung sepe11i Afrika selalan, lnggris, Australia,
Belanda, Belgia, Amerika Serikal, Kanada, clan lrlandia. Australia dan lnggris
adalah dua negara yang banyak mengalami kasus flu burung sejak tahun 1970-
2003. 15
Sehingga, tidak heran lagi apabila tidak diternukan clalam kitab-kitab liqih
tentang bagaimana hukumnya membunuh hewan yang te1:jangkit virus flu burung.
1•1 Ibid., 32
15 11-.. ; l 1L 1 .::;
59
Akan tetapi, ini bukan berarti membunuh hewan yang terjangkit virus flu burung
tidak ada landasan huku111nya dalam lsla111. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa
tindak-tancluk seorang 111uslim itu harus sesuai dengan aturan !sla111 ( al-Qur'an
dan as-Sunnah ) baik yang berkaitan dengan ritual ibadah kepada sang Khaliqnya
atau yang bersifat Mua'111alah ( hubungan antar sesama fvlakhluk ). Sehingga,
tindakan 111e111bunuh hewan tcrnak yang tc1:jangkit virus llu burung dan tcrnak
yang berada dala111 radius I k111 dari tc111pat pcternakan yang t'"rtular 111crupaka11
suatu kasus yang perlu ditinjau 111enurut huku111 lsla111.
Maka, dcngan karya tulis i1111iah ini pcnulis akan rncninjau bagairnana
hukumnya membunuh hewan yang te1jangkit virus flu burung mcnurut hukum
Islam.
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan virus flu
burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus inlluenza type A
yang n1ana virus ini terkenal sangat ganas dan 1nc111atikan dcngan 1nenycrang nlat
pernafasan, pencernaan dan system syaraf unggas. Karena sifatnya yang ganas
dan mematikan virus flu burung tidak hanya menyerang binatang unggas saja
tetapi virus ini juga clapat menyerang binatang yang be1jenis ruminansia seperti
babi, kucing clan hewa11 lainnya. Bahkan manusia pun tak luput clari serangannya.
Dari sifatnya yang terkenal sangat ganas dan mematikan ini kemudian
baclan kesehatan menyarankan beberapa langkah dalam berupaya menccgah
penyebaran virus llu burung. Sepcrti yang cliketahui bahwa clalam mengk1\ii suatu
penyakit, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu pertama adalah Agens atau
penyebab penyakit dalam hal ini aclalah Virus Avian Influenza. Yang kedua adalah
60
indung, semang atau inang, dalam kasus ini yang berlindak sebagi inang adalah
unggas, babi dan manusia. Hal ketiga yang harus diperhatikan adalah lingkungan
(environment) lingkungan inilah tempat agens dan inang melakukan interaksi.
Pembunuhan hewan yang te~jangkit virus flu burung yang menjadi salah
satu kebijakan Departemen Kesehatan maupun Badan Kesehatan Dunia (WHO)
adalah tindakan preventif dalam mencegah penyebaran virus flu bL1nmg baik
terhadap hewan ternak ataupun terhadap manusia yang dapal menimbulkan
kematian secara cepat. Dengan harapan bahwa setelah diinusnahkannya hewan
hewan yang tc1jangkit virus flu burung ataupun hewan yang tidak te1jangkit tetapi
berada dalam radius I kilometer dari peternakan yang tertular. maka tidak acla Jagi
virus yang dapat membahayakan semua pihak dan diharapkan wilayah tersebut
bebas dari virus yang sangat ganas ini.
Dari beberapa alasan kesehatan tentang pembunuhan hewan yang
te1jangkit virus flu burung ataupun hewan yang tidak tc1jangkit telapi dalam
radius I kilometer dari tempat peternakan yang te1tular dapat disimpulkan bahwa
falsafah yang mendasari pemusnahan tersebut sesungguhnya adalah mencegah
kemadharatan dan berusah mengambil kemashlahatan ( kebaikan ) sehingga
tindakan pembunuhan hewan tersebut merupakan tindakan prevent ii' supaya tidak
menular terhadap manusia yang dapat menimbulkan kematian.
Dilihat dari segi alasan-alasan yang mendukung -!erhadap tindakan
membunuh hewan yang te1jangkit virus flu burung tersebut terdapat segi-segi
yang mendukung dari segi ajaran Islam di antaranya:
I. Kaidah Ushul Fiqih
61
"Kemadharatan itu harus di hi/angkan (dihindari) "
Dari kaidah ini dapat difohami bahwa Islam ;angal tidak mcnging111kan
kemadharatan dan tidak mengnginkan umatnya ada dalam sesuatu vang merusak,
tidak bermanfaat, atau dalam keadaan yang buruk. Maka dari kaidah ini pcnulis
dapat menyimpu\kan bahwa sega\a sesuatu yang dapat. menimbulkan
kemadharatan atau akibat buruk dari scsuatu itu dapat dihi\angkan. Karena clalam
pembenlukan hukum Islam ticlaklah dimnksudkan kecu1ili untuk mcwujudkan
ke111ash\ahatan orang banyak. Artinya n1cndatangkan kcu11tungnn bagi 111creka,
menolak maclharat atau menghilangkan keberatan dar;. mcreka. Jac\i kalau clilihat
dari segi kaiclah ini maka tinc\akan membunuh hewan yang terjangkit virus flu
burung adalah tindakan yang tidak bertentangan dengan Islam atau sesua'u yang
diperbolehkan dalam Islam karena pertimbangan kemashlahatan.
2. Asasu a\-Tasyri' atau Maqashidu a\-Tasyri
"Memelihara Jiwa"
Dalam menetapkan bermacam-macam hukum baik yang ada dalam al-
Qur'an maupun c\alam as-Sunnah, Agama Islam mempunyai tujuan-tujuan
tertentu yang mana tujuan ini hanyalah untuk kebaikan dan kemashlahatan
manusia. Di antarn tujuan-tujuan dibentuknya hukum ac\a\ah meryjaga (
meme/ihara) jiwa Prinsip ini dimaksuc\akan bahwa semua hukum-hukum atau
62
aturan Islam itu sangat menghargai jiwa seseorang. Sehingga memelihara jiwa
merupakan hal yang sangat utama atau harus. Sebagai contoh AllRh
mensyariatkan hukum Qishash kepada Umat Islam dan ini tidaklah dimaksudkan
untuk memeliharajiwa dan untuk mencapai kehiclupan yang lebih baik dan ideal.
" Dan dalam hukwn qishash itu lerdapal kehidupan bagimu, ha1 orang yang mempunyai aka/" ( Q.S. Al-Baqarah 179)
Banyak sekali orang yang beranggapan bahwa hukum Islam adalah hutrnrn
yang tidak sesuai clengan peri kemanusiaan atau rnelanggar HAM. lrnnisnya
anggapan tersebut bukan keluar dari orang-orang di luar Islam akan tetapi
anggapan tcrsebut dilontarkan dari kalangan Islam. Sehingga Allah berfinnan
dengan kalimat yew U/i al-Aibaab (Orang-orang yang me111punyui aka!). Ap.ibila
mencermati ayat ini tanpa menggunakan pertimbangan akal yang matang maka
anggapannya akan sama dengan orang yang mengatakan bahwasannya hukurn
Islam itu merupakan hukum yang ticlak sesuai dengan peri kemanusiaan. Di dalam
hukum Qishash tcrlihat scperti kejam, yaitu apabila rnembunuh alrnn dibunuh lagi,
melukai maka akan dilukai lagi. Akan tetapi dengan hukuman tersebut maka
orang akan jera dan tidak akan melakukan yang kedua blinya dan orang yang
belum melakukanpun akan takut dengan hukuman yang sangal: berat ini. Sehingga
tidak akan ada lagi tindakan sa\ing n11:111bunuh dan sa!ing 111eluki1i.
63
Dari contoh kasus di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Agama Islam
sangat menghargai nyawa seseorang dan hukum Islam menghendaki kehidupan
yang clamai.
Pembunuhan hewan yang te1jangkit virus flu burung atau hewan yang
berada dalam radius I km dari peternakan yang tertular yang" disasrankan oleh
badan kesehatan merupakan tindakan pencegahan supaya virus Avian Injluenza
tidak berkembang dan menular terhaclap manusia yang akan menimbulkan
kematian. Jadi tindakan ini merupakan tinclakan clalam upaya pemeliharaan jiwa
dan tindakan ini sudah pasti ticlak bertentangan dengan ajaran Islam akan tetapi
sesuai dengan prinsip tujuan pembentukan hukum Islam (Maqashid a!
Syar 'iyyah) terutama pada prinsip peme/iharaan jiwa (hUilzu al-NLif.v). Maka
tindakan membunuh hewan yang te1jangkit virus flu burung adalah tinclakan yang
diperbolehkan dan sesuai dengan ajaran Islam dengan syaral unggas-unggas sehat
yang berada dalam radius I km tidak mesti dimusnabkan, akan tetapi bisa
dimanfaatkan dengan menkonsumsinya yaitu dengan memasaknya dengan
pemanasan 60 Derajat selama 30 Menit. Sehingga unggas-unggas tersebut tidak
mubadzir (tidak bermanfaat).
3. Hadits-hadits Nabi tentang niembunuh binatang-binatang yang berbahaya
Uahat)
Dari beberapa hadits Nabi yang telah dijelaskan di atas dapat di ketahui
bahwa ada binatang-binatang jahat yang diperbolehkan untuk dibunuh clan Nabi
pun memerintahkan kepada para sahabat untuk membunuhnya apabila hewan
64
tersebut membahayakan terhadap manusia. Adapun binatang itu adalah: Ular,
kalajengking, anjing galak, burung gagak dan sebagainya. Binatang-binatang y(•ng
jahat ini diketahui sangat membahayakan terhadap rnenusia dan mungkin bisa
mengancam nyawa seseorang. Kemudian Nabi menyuruh Sahabat untuk
membunuhnya baik di tanah Haram maupun di luar tanah haram.
Tindakan Nabi yang 111e111erintahka11 kepada parn saluibatnya untuk
mernbunuh binatang-binatang yang membahayakan merupakan tindakan dala111
upaya 1nencegah clari scsuatu yang dapat 1nengakibatka11 ke1nadhflratan atau
membahayakan terhadap orang banyak. Apabila dianalogikan dengan kebijnkan
badan kesehatan yang memerintuhkan kepada masyarakat untuk membunuh
hcwan yangte1:jangkit virus flu burung atau hewan yang berada dalam radiu!; I km
dari peternakan yang tertular maka akan mendapatkan kesimpulan bahwa tindakan
membunuh hewan yang te1jangkit virus flu burung adalah lindakan yang sesuai
dengan tindakan Nabi. Antara tindakan membunuh binatang-binatang jahat
clilakukan oleh Nabi dengan membunuh he,van yang terjangkit virus flu burung
yang disarankan oleh badan kesehatan ternyata ked•.1anya memiliki persamuan
dalam ilat.
Alasan kesehatan yang menjadi pertimbangan terhaclap pembunuhan
hewan yang te1:jangkit virus llu burung adalah untuk mencegah supaya tidak ada
lagi korban virus ini yang menimbulkan kematian. Jadi lindakan membunuh
hewan yang te1jangkit virus flu burung merupakan tindakan yw1g sesuai de11gan
praktek Nabi dan Sahabatnya yang membunuh binatang-binatang yang j2.hat clan
membahayakan. Sehingga penulis dapat 111e111astikan bahwa 111e111bunuh ih~wan
65
yang teijangkit virus flu burung adalah merupakan tindakan yang diperbolehlrnn
dalam Islam.
A. Kcsimpulan
BABY
PENUTUP
Pada bab ini Penulis akan memberikan kesimpulan tentang tinjauan
hukum Islam terhadap pembunuhan hewan yang te1jangkit virus flu
burung
I. Virus Flu Burung adalah suatu Virus yang di sebabkan oleh virus
Influenza type A ynng n1c111punyni sifrll sangal ganas yaitu t:..·ara
berkambang dan pcnycbarnn virus ini sangat cepal dan mcmalikan. Tidak
hanya unggas dan binatang saja yang discrangnya akan tclapi virus ini
dapat menular terhadap manusia dan berakibat fatal karena dapa!
menyebabkan kematian yaitu dengan menekan system imunitas tubuh
manusia.
2. Kasus Flu Burung merupakan kasus yang menjadi banyak perhatian
berbagai pihak, terutama badan kesehatan dunia (WHO). Sehingga badan
kesehatan ini menyerukan kc seluruh Negara supaya waspada dan
melakukan tindakan-tindakan preventif yaitu dengan: Peningkatan
biosekuriti ( pengawasan terhadap ternak ), vaksinasi, depopulasi atau
pemusnahan hewan-hewan yang terjangkit virus flu burung dan hewan
yang berada dalam radius I km dari peternakan yang tertular, melakukan
pengawasan terhadap produk unggas, memantau lalu lintas unggas, dan
melakukan sosialisasi.
67
3. Pacla zaman Nabi ·Muhammad s.a.w. belum pernah terjadi kasus flu
burung. Akan tetapi Nabi memerintahkan kepada para sahabatnya untuk
membunuh hewan-hewan yang jahat ( berbahaya ). Adapun hewan-hewan
yang boleh dibunuh dalam Islam diantarannya adalah : ular, iikus,
kalajengking, burung gagak, burung elang, cicak dun anjing galak (gila).
4. Tinjauan kesehatan terhadap pembunuhan hewan yang terjangkit virus flu
burung adalah : tindakan ini merupakan tindakan preventif dalam upaya
penccgahan penycbaran virus Avian Influenza yang akan mcmbalrnyakan
banyak pihak baik terhadap hcwan tcnrnk mmrpun n11111usia yang dapal
menycbabkan kemalian.
5. Hukum Islam adalah hukum yang dialur oleh Allah s.w.L dcngan tujuan
untuk mewujudkan kemashlahatan orang banyak yaitu dengan lima rnjuan:
memel ihara agama, memelihara jiwa, memelihara keturunnn, memelihara
harta, memelihara akal. Tindakan rnembunuh hewan yang terjangkit virus
flu burung mcrupakan tindakan yang diperbolehkan dan sesuai dangan
prinsip-prinsip ajaran agama Islam, terutama dalam mengatur
kemashlahatan (menghilangkan kcmadharatan) dan pemeliharaan terhadap
jiwa.
B. Saran
Melalui karya tulis ilmiah ini penulis ingin menyamj)aikan saran-saran
yang mungkin bisa bennanfaat bagi masyarakat:
68
I. Kt>pada seluruh masarakat khususnya yang berada di. seluruh Indonesia
supaya lebih waspada dan jangan panik terhadap kasus llu burung. Akan
tetapi dengan terus melakukan tindakan preventif yaitu clengan melakukan
apa yang disarankan oleh badan kesehatan. Tindakan ini harus dilakukan
dalam rangka meneegah penyebaran virus Avian Influenza yang terkenal
sangat ganas dan membahayakan bagi kleselamatan karena virus ini dapat
menyebabkan kematian dengan cepat, baik terhadap ternak unggas
maupun terhadap manusia.
2. Kcpada pihak pemerintah baik Dinas Kesehatan maupun Dinas Peternakan
agar selalu mclakukan sosialisasi kcpada masarakat supaya masarakat
lebih mengenal apa itu flu burung dan 111enge1ahui bagairnana eara
pencegahannya.
DAFT AR PUST AKA
/\di1a111;1, Tia11dr;1 Yog;i, 1'111 ll11r1111g di M111111si11, .l;ilrnrl;i: l Ji Prl's, 2005, Cei.kl'-2
Albani, al-, Muhammad Nashirudin, Mukhtashar Shahih Muslim, Beirut : al-
Maktabah al-Islam, tth
Amidi, al-, Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam, Dar al-Fikr: 1 ()81, .filid 3
Atsqalani, al-, Ibnu !·!ajar, Fathul Bari, Beirut: Daru al-Fikr, 1997, Cet. Ke-1, Jilid 4
Atsqalani, al-, lbnu Hajar Fathul Bari, Kairo: Dar al-Dayan, 1998, Cet. Ke-2, Jihcl 3
Beik, hudhari, Ush11/ a/-Fillfh, Beirut: Dar al-Fikr, 1981;
Dcpartcman Pcndidilrnn dan Kcbudayaan, Ku11111s /Jesar /Juhasa fll<ionesia, Jakarta :
Balai Pustaka, I 989, Cct. Kc-2
Djamil, Fathurrnhrnan, Filsa/i11 H11k11111 Islam, Jakarta: Logo:; Wacana llrnu, 1997,
Cet. Ke-I
Hamadah, Abbas Mutawalli, Sunnah Nabi Kedudukannya 1nenurul a/-Qur 'an,
Bandung: Gema Risalah, 1997
Haroen, Nasrun, Ushul Fiqih /, Jakarta: Logos Wacana flrnll, I 996, Cet.ke- 1
Hasaballah, Ali U1·h11/ ol-T{/.\yri · al-!s/ami, Mesir: Dar al-MaariC 1976
lbnu al-Hujjaj, Imam Abi al-Husen .Muslim, Shahih MusUm, Beirut: Maktabah al
Maa'riC 1995, Cet. Ke-1. Jilid 2
Jazuli, Ahmad, Ushu/ Fiqih Metodologi Hukum Islam, Jakarta: P.T. Raja Grafinclo
Persada, 2000, Cet. Ke-1
Khalaf, Abdul Wahab, //11111 Ushul al-Fiqh, Kuwait: Dar al-Fikr, 1986
Koto, Alaudin, llmu Fiqh dan Ushul Fiqh, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004,
Cet. Ke-I
Mahalli, Abu! Mujab. KH .. Hadits-hadits mutta/i1q 'a/aih. Jakarta: Kencana. 2004.
Jild I & 2, Cet. Ke-2
Ma'Juf, Luwis, al Munjidji al-Lughah. Beirut: Dar al-Masyriq, I 986
Muhammad Syah, Ismail, Fi/sq/ill Hulwm Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, I 999.
cet. ke-3
Nasution, Harun, Jjtihad Sumber Ketiga Dalam Jsalm, dalam 1-Iaidar Baqir, Jakarta:
Pustaka Maj imas, 1985
Qardhawi, al-, Yusur. ljtihad K1111te111p11rer: Kode /ltik da11 /Jerhagai l'e11yim1H111g1111,
Surabaya: Risalah Gusti, 1995, Cel. Ke I
Romli, Muqaranah mazhahih .Iii 11sh11!, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), Cel.
ke-1
Shabuni, as-, M Ali, !'engantar Studi Islam (at-Tibyan), Bandung: al-Ma'ariL 1996.
Cet.ke-10
Shidiqy, as-, M I-Iasby, F'i!sqfilt Hukum Islam, Jakmta: Bulan Bintang, 1995, Cet. ke-
Soejoedono, Retno D., clan Ekowati 1-landharyani, Flu Burung, Jakarta: Penebar
Swadaya, 2005 Cet. ke-2
Sya'ban, Zakiyudin, Ushulul Fiqh a!-Js!ami, Mesir: Dar al-Ta'lif, 1965
Syarifudin, Amir, Ushu! Fiqih I, Jakarta: Logos Waeana Ilnrn, 1997, Cct.ke-3
U!N Syarif Hiclaya:ullah, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesi,;- don Disertasi, Jakarta :
U!N Jakarta Press, 2002, Cet. Ke-2
Zuhaily, al-, Wahbah, a/-Wasith .fi Ushul fit Fiqh, Dimasyqi: al-Mathba'ah al
Ilmiyyat, 1969
Internet
Yayan, yang perlu dike/C/hui lentang flu hurung, dalarn
Http ://ww_w. vision. net.jd/detail,phcl ?i.c:.!:
Departemen kesehatan, W(l,IJ!ilila Flu Burung, !i1Jp://w_y,rw.cl91?Jsss.gQ.,i<,i .. :
Menko Kesra, l'enyeharan Flu Burung semakin 1ne ngkhawat irkan,