21
SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KEJAKSAAN NEGERI PADANG DISUSUN OLEH NAMA : TRI EKA SARI No. BP : 04 940 160 PROGRAM KEKHUSUSAN : HUKUM ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PROGRAM REGULER MANDIRI 2011

SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

  • Upload
    vanliem

  • View
    214

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

SKRIPSI

PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53 TAHUN 2010

TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KEJAKSAAN

NEGERI PADANG

DISUSUN OLEH

NAMA : TRI EKA SARI

No. BP : 04 940 160

PROGRAM KEKHUSUSAN : HUKUM ADMINISTRASI

NEGARA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS

PROGRAM REGULER MANDIRI

2011

Page 2: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

ABSTRAK PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53 TAHUN 2010 TENTANG

DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KEJAKSAAN NEGERI PADANG

Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri adalah landasan hukum untuk menjamin PNS dan dapat di jadikan dasar untuk mengatur penyusunan aparatur Negara yang baik dan benar. Dilingkungan Kejaksaan negeri Padang sendiri sering terjadi pelanggaranber kaitannya dengan pelanggaran disiplin PNS, seperti melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara, Pemerintah, atau Pegawai Negeri Sipil dalam hal ini banyak PNS Kejaksaan yang mangkir dari tugas sebagai penegak hukum, memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat PNS, kecuali untuk kepentingan jabatan, Namun pelanggaran yang sering terjadi adalah sering terlambatnya PNS kejaksaan masuk kantor dan tidak hadir tanpa keterangan pada jam kerja Berdasarkan pada latar belakang tersebut dan banyaknya permasalahan mengenai kedisiplinan PNS. Maka penulis merumuskan permasalahan bagaimana pelaksanaan peraturan Disiplin PNS berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010 tentang di Kejaksaan Negeri Padang, bagaimana sanksi yang diterapkan terhadap PNS yang tidak mematuhi peraturan disiplin PNS, berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010 di Kejaksaan Negeri Padang?Hambatan yang timbul dalam pelaksanaan Peraturan Disiplin PNS berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010 di Kejaksaan Negeri Padang. Metode Penelitian dan Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian adalah yuridis sosiologis, yaitu pendekatan yang menekankan kepada aspek hukum, berkenaan dengan pokok masalah yang hendak dibahas dikaitkan dengan prakteknya dilapangan sehingga dapat memecahkan suatu masalah dengan mengumpulkan data dan menganalisa. Hasil dilapangan yang penlis dapatkan adalah bahwa Kejaksaan Negeri Padang telah dilaksanakan sejak PP tersebut diberlakukan , sampai saat ini baru satu kasus yang berkaitan dengan pelanggaran disiplin pegawai yaitu PNS kejaksaan bernama Baron Yulheri yang tidak masuk kerja selama 51 hari kerja, sampai saat penulis membuat tulisan ini kasus tersebut masih diproses. Berkaitan dengan sanksi yang diberikan oleh pihak Kejaksaan Negeri Padang terkait pelanggaran oleh PNS kejaksaan merujuk pada Pasal 7 sampai pada pasal 10 PP No. 53 tahun 2010. Namun menyangkut pelanggaran yang dilakukan oleh Baron Yulheri, penulis memperkirakan berdasarkan ketentuan Pasal 10 angka 3 PP No 53 Tahun 2010, yang bersangkutan akan mendapatkan sanksi pemecatan secara tidak hormat. Sedangkan pada kendala di lapangan dalam konteks penerapan disiplin pegawai negeri dalam ruang lingkup Kejaksaan Negeri Padang penulis melihat hal tersebut karena dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain kurangnya sarana dan prasarana, rendahnya kesadaran dari pada PNS yang bersangkutan, kurangnya perangkat dan peraturan kedisiplinan dan kurangnya pembinaan yang di berikan oleh Kejaksaan Negeri Padang.

Page 3: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagaimana telah diamanatkan di dalam peraturan perundang-undangan,

aparatur negara dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan

memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta memberlakukan sistem karir

berdasarkan prestasi kerja dengan prinsip memberikan penghargaan dan sanksi,

maka aparatur negara hendaknya dapat bersikap disiplin dalam mewujudkan

pemerintahan yang bersih dan berwibawa.1

Pendayagunaan aparatur negara terus ditingkatkan terutama yang berkaitan

dengan kualitas, efisiensi pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta

kemampuan professional dan kesejahteraan aparat sangat di perhatikan dalam

menunjang pelaksanaan tugas. Undang-Undang Pokok Kepegawaian yaitu

Undang – Undang No. 8 Tahun 1974 telah dirubah melalui UU No.43 Tahun

1999 tentang Pegawai Negeri Sipil, dan diatur lebih lanjut melalui Peraturan

Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri adalah suatu

landasan hukum untuk menjamin pegawai negeri dan dapat di jadikan dasar untuk

mengatur penyusunan aparatur negara yang baik dan benar.

Penyusunan aparatur negara menuju kepada administrasi yang sempurna

sangat bergantung kepada kualitas pegawai negeri dan mutu kerapian organisasi

aparatur itu sendiri. Dapat di ketahui bahwa kedudukan Pegawai Negeri Sipil

1http://www.lawdescription.com/index.php?option=com_content&view=article&id=71

&Itemid=754, diakses 20 November 2010

Page 4: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

2

adalah sangat penting dan menentukan. Berhasil tidaknya misi dari pemerintah

tergantung dari aparatur negara karena pegawai negeri merupakan aparatur negara

untuk menyelenggarakan pemerintahan dalam mewujudkan cita-cita

pembangunann nasional.

Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional sebagaimana telah tercantum

didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 ialah melindungi segenap

bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan

pembangunan tersebut dapat dicapai melalui pembangunan nasional yang

direncanakan dengan terarah dan realitas serta dilaksanakan secara bertahap,

bersungguh–sungguh. Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan

suatu masyarakat yang adil dan makmur, merata dan berkesinambungan antara

materil dan spirituil yang berdasarkan pada Pancasila di dalam wadah negara

Kesatuan Republik Indonesia. kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan

pelaksanaan pembangunan nasional terutama tergantung pada kesempurnaan

pegawai negeri.2

Dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional tersebut di atas diperlukan

adanya pegawai negeri yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah bersatu padu, bermental

baik, berwibawa, berdaya guna dan berhasil guna, berkualitas tinggi, mempunyai

kesadaran tinggi akan tanggung jawabnya sebagai aparatur negara, abdi negara,

2 Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bina Aksara, Jakarta, 1974.

Hlm 45

Page 5: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

3

serta abdi masyarakat. Untuk mewujudkan pegawai negeri sebagaimana tersebut

di atas maka perlu adanya pembinaan dengan sebaik– aiknya atas dasar sistem

karier dan sistem prestasi kerja. Sistem karir adalah suatu sistem kepegawaian di

mana suatu pengangkatan pertama di dasarkan atas kecakapan yang bersangkutan,

sedangkan di dalam pengembangan selanjutnya yang dapat menjadi pertimbangan

adalah masa kerja, kesetiaan, pengabdian serta syarat–syarat objektif lainnya.

Adapun sistem prestasi kerja adalah sistem kepegawaian, dimana

pengangkatan seseorang untuk menduduki suatu jabatan atau untuk kenaikan

pangkat di dasarkan atas kecakapan dan prestasi kerjayang di capai oleh pegawai.3

Kecakapan tersebut harus dibuktikan dengan lulus dalam ujian dinas dan

prestasidi buktikan secara nyata dan sistem prestasi kerja ini tidak memberikan

penghargaan terhadap masa kerja.

Pegawai negeri bukan saja unsur aparat negara tetapi juga merupakan

Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan

bekerja untuk kepentingan masyarakat, oleh karena itu dalam pelaksanaan

pembinaan pegawai negeri bukan saja di lihat dan diperlakukan sebagai Aparatur

Negara, tetapi juga di lihat dan diperlakukan sebagai warga negara. Hal ini

mengandung pengertian, bahwa dalam melaksanakan pembinaan hendaknya

sejauh mungkin diusahakan adanya keserasian antara kepentingan dinas dan

kepentingan pegawai negeri sebagai perorangan, dengan ketentuan bahwa apabila

ada perbedaan antara kepentingan dinas dan kepentingan pegawai negeri sebagai

perorangan , maka kepentingan dinaslah yang harus di utamakan.

3 Ibid, Astrid S. Susanto, Hlm 64

Page 6: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

4

Pengertian negara yang bersih, kuat dan berwibawa yaitu aparatur yang

seluruh tindakannya dapat di pertanggung jawabkan, baik di lihat dari segi moral

dan nilai-nilai luhur bangsa maupun dari segi peraturan perundang-undangan serta

tidak mengutamakan orientasi kekuasaan yang ada dalam dirinya untuk melayani

kepentingan umum dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan

pembangunan nasional. Tetapi kadang kenyataannnya, berdasarkan pada

observasi mengenai pembangunan menunjukan bahwa hambatan pelaksanaan

pembangunan terkadang justru muncul dari kalangan Aparatur Negara sendiri.

Hal ini sebagaimana di ungkapkan oleh The Liang Gie adaalah sebagai berikut :

“Dalam praktek, Pegawai Negeri Indonesia pada umumnya masih banyak kekurangan yaitu kurang mematuhi peraturan kedisiplinan pegawai, sehingga dapat menghambat kelancaran pemerintahan dan pembangunan nasional,antara lain adalah masih adanya jiwa kepegawaian dengan berfikir mengikuti kebiasaan bagian, bukan terletak pada kesatuan yang harmonis melainkan kesatuan pada bagian– bagian tersendiri, mempunyai bentuk dan corak yang berbeda serta kurang menghargai ketepatan waktu“.4 Jiwa kepegawaian yang mempunyai sifat seperti tersebut di atas akan

berakibat negatif terhadap prestasi kerja pegawai negeri yang bersangkutan karena

tidak adanya pengembangan pola pikir kerja sama dan pemakaian kelengkapan

peralatan dalam mendukung kelancaran tugas.Berdasarkan pada hal tersebut,

Pegawai Negeri Indonesia dipandang masih banyak kekurangan yaitu kurang

adanya menghargai waktu, mengefisienkan tenaga dan kedisiplinan kerja.

Pembinaan Pegawai Negeri Sipil diatur dalam pasal 12 ayat (2) UU No. 43 tahun

1999 sebagai berikut :

4 S. Moenir, Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian,

Gunung Agung, Jakarta , 1983. Hlm 42

Page 7: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

5

“Agar Pegawai Negeri Sipil dapat melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna, maka perlu diatur pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara menyeluruh yaitu suatu pengaturan pembinaan yang berlaku baik Pegawai Negeri Sipil pusat maupun Pegawai Negeri Sipil yang ada ditingkat daerah. Dengan demikian peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil pusat dengan sendirinya berlaku pula pada Pegawai Negeri yang ada ditingkat daerah, kecuali ditentukan lain oleh Undang Undang”. Selain dari pada itu perlu dilaksanakan usaha penertiban dan pembinaan

Aparatur Negara yang meliputi baik struktur, prosedur kerja, kepegawaian

maupun sarana dan fasilitas kerja, sehingga keseluruhan Aparatur Negara baik

ditingkat pusat maupun di tingkat daerah benar benar merupakan Aparatur yang

ampuh, berwibawa, kuat, berdayaguna, penuh kesetiaan dan ketaatan kepada

Pancasila dan Undang Undang 1945, Negara dan Pemerintah” Terkait dengan

pembinaan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang

Undang No.43 tahun 1999 tersebut, maka salah satu faktor yang dipandang sangat

penting dan prinsipil dalam mewujudkan Aparatur Negara yang bersih dan

berwibawa adalah masalah kedisiplinan para Pegawai Negeri Sipil dalam

melaksanakan tugas pemerintahan sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.5

Dalam meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil, pemerintah telah

memberikan suatu kebijaksanaan dengan di keluarkannya Undang-Undang No. 43

Tahun 1999 yaitu tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pegawai

Negeri Sipil sebagai aparat pemerintah dan abdi masyarakat diharapkan selalu

siap sedia menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya dengan baik,

akan tetapi sering terjadi di dalam suatu instansi pemerintah pegawainya

melakukan pelanggaran disiplin seperti datang terlambat, pulang sebelum

5 Ibid, S. Moenir

Page 8: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

6

waktunya, bekerja sambil ngobrol dan penyimpangan-penyimpangan lainnya yang

menimbulkan kurang efektifnya pegawai yang bersangkutan.

Dengan adanya pelanggaran disiplin sebagaimana tersebut di atas, yang

kesemuanya menunjukkan adanya pelanggaran terhadap disiplin kerja pegawai

yang menimbulkan suatu pertanyaan yaitu apakah pelanggaran pelanggaran

tersebut sudah sedemikian membudaya sehingga sulit untuk di adakan

pembinaaan atau penertiban sebagaimana telah di atur dalam UU No. 43 Tahun

1999. Kaitannya dengan kedisiplinan,6 Kejaksaan Negeri sebagai lembaga

penegak hukum, maka kedisiplinan pegawai sangat penting untuk menciptakan

pemerintah yang bersih dan berwibawa. Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas,

maka untuk mewujudkan aparatur Pemerintahan yang bersih dan berwibawa,

kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu faktor yang sangat

menentukan, Pegawai Negeri Sipil sebagai Aparat Pemerintah, abdi negara dan

abdi masyarakat harus bisa menjadi suri tauladan terhadap masyarakat secara

keseluruhan, sehingga masyarakat dapat percaya terhadap peran Pegawai Negeri

Sipil.7

Dilingkungan Kejaksaan negeri Padang sendiri telah mengimplementasi

kan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil, tetapi tidak menutup kemungkinan

untuk PNS kejaksaan negeri Padang untuk melakukuan hal-hal yang dapat

menurunkan kehormatan atau martabat Negara, Pemerintah, atau Pegawai Negeri

Sipil, dalam hal ini ada Pegawai Negeri Kejaksaan yang mangkir dari tugas

sebagai penegak hukum, penyalahgunaan kewenangan, menyalahgunakan barang-

6 I.G. Wursanto, Managemen Kepegawaian, Kanisius, Yogyakarta, 1989, Hlm 30 7 Ibid, I.G. Wursanto, Hlm 48

Page 9: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

7

barang, uang, atau surat-surat berharga milik Negara, melakukan kegiatan

bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam

maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,

golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan

Negara, menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun

yang bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan Pegawai Negeri Sipil,

memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat

Pegawai Negeri Sipil, kecuali untuk kepentingan jabatan, bertindak sewenang-

wenang terhadap bawahan, hal ini dapat mengakibatkan kerugian bagi Negara.8

Berdasarkan latar belakang tersebut, dimana banyaknya penyimpangan-

penyimpangan yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil terhadap tugasnya

terutama pada kantor Kejaksaan Negeri Padang, untuk itu penulis merasa tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai pegawai negeri sipil terkait dengan disiplin

pegawai negeri, karena berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi banyak

ditemukan pelanggaran salah satunya banyaknya pegawai negeri sipil yang

mangkir selama jam kerja dan beberapa hal lainnya yang berkaitan dengan

disiplin. seharusnya pegawai negeri sispil menjadi abdi masyarakat dan suri

tauladan, maka dari itu penulis ingin menuangkan disiplin pegawai negeri ini

kedalam bentuk penelitian yang berjudul “PELAKSANAAN PERATURAN

PEMERINTAH NO. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAW AI

NEGERI SIPIL PADA KEJAKSAAN NEGERI PADANG”

8http://www.kejaksaan.go.id/unit_kejaksaan.php?idu=26&idsu=25&idke=0&hal=1&id=

39, diakses 21 November 2010

Page 10: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

8

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang tersebut di atas dan banyaknya

permasalahan yang ada mengenai kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil , maka

permasalahannya dapat penulis rumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan peraturan disiplin pegawai negeri sipil berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri

di Kejaksaan Negeri Padang?

2. Bagaimana sanksi yang diterapkan terhadap Pegawai Negeri Sipil yang

tidak mematuhi peraturan disiplin pegawai negeri sipil berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri

di Kejaksaan Negeri Padang?

3. Hambatan apa saja yang timbul dalam pelaksanaan peraturan disiplin

Pegawai negeri sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010

tentang disiplin Pegawai Negeri di kejaksaan negeri padang?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah

untuk dapat menemukan, mengembangkan serta menguji kebenaran ilmu

pengetahuan. Oleh karena itu ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin

Pegawai Negeri di Kejaksaan Negeri Padang.

Page 11: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

9

2. Untuk mengetahui sanksi yang diterapkan terhadap Pegawai Negeri Sipil

yang tidak mematuhi peraturan disiplin pegawai negeri sipil berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri

di Kejaksaan Negeri Padang.

3. Untuk mengetahui hambatan yang timbul dalam pelaksanaan Peraturan

Disiplin Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53

Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri di Kejaksaan Negeri Padang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis

Dalam penelitian ini di harapkan agar hasil penelitian nantinya dapat

memberikan ataupun menambah pengetahuan terutama dalam hukum

Administrasi Negara mengenai masalah – masalah yang berkaitan dengan

UU No. 43 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010.

2. Secara Praktis

Bagi Pegawai Negeri Sipil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan atau menambah pengetahuan tentang hal – hal yang berhubungan

dengan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana di atur dalam UU

No. 43 Tahun 1999.

E. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang akan dilakukan dan didapatkan dengan cara :

1. Pendekatan Masalah

Page 12: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

10

Pendeklatan yang dilakukan dalam melakukan penelitian adalah

yuridis empiris, yaitu pendekatan yang menekankan kepada aspek

hukum, berkenaan dengan pokok masalah yang hendak dibahas

dikaitkan dengan prakteknya dilapangan sehingga dapat memecahkan

suatu masalah dengan mengumpulkan data dan menganalisa.

2. Sumber dan Jenis Data

a. Sumber data didapat dari :

1) Library Reasearch

Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data

sekunder melalui studi dokumen, yaitu dengan cara

mengumpulkan, mempelajari dan menganalisa teori-teori dan

peraturan-peraturan yang berhubungan dengan permasalahan

yang akan dibahas. Penelitian Kepustakaan dilakukan di :

a) Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang

b) Perpustakaan Pusat Universitas Andalas Padang

c) Buku-buku milik sendiri dan bahan-bahan perkuliahan yang

berkaitan.

b. Field Research

Dalam melakukan penelitian mengenai disiplin pegawai negeri

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang

Disiplin pegawai Negeri Sipil dilakukan di di kejaksaan negeri

Padang.

Page 13: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

11

3. Jenis Data

Data-data yang dipergunakan dalam penelitian adalah :

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh langsung dilapangan, baik berupa

hasil wawancara dengan Kepala Bagian kepegawaian Kejaksaan

Negeri Padang dan beberapa orang karyawan kejaksaan negeri

Padang, maupun hasil observasi melalui nara sumber, terkait

dengan Kejaksaan Negeri Padang.

b. Sumber Data

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian pada beberapa

perpustakaan yang terdiri atas :

1) Bahan Hukum primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai

kekuatan hukum mengikat bagi setiap individu atau masyarakat

yang berasal dari peraturan perundang-undangan, dalam hal ini

antara lain adalah

a) Undang-undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Disiplin

Pegawai Negeri

b) Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang

Disiplin Pegawai Negeri

c) Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : Kep

– 503 /A/J.A/12/2000 Tentang Ketentuan-Ketentuan

Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan Republik

Indonesia Jaksa Agung Republik Indonesia

Page 14: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

12

2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang sangat erat

kaitannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu

menganalisa, memahami dan menjelaskan peran hukum primer

antara lain: hasil penelitian, teori atau pendapat para ahli.

3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang dapat

memberikan informasi, petunjuk dan penjelasan terhadap bahan

hukum primer dalam hal ini dapat digunakan kamus-kamus

hukum.

c. Lokasi Penelitian

Penelitian ini diadakan di Kota Padang yaitu pada kantor

Kejaksaan Negeri Padang, dengan alasan bahwa pada kantor

Kejaksaan negeri memiliki jumlah pegawai negeri ada melakukan

pelanggaran disiplin pegawai negeri.9

d. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data ini adalah :

1) Studi dokumen, yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan

data melalui pengamatan buku-buku, literatur yang

berhubungan dengan disiplin pegawai negeri, serta peraturan

perundang-undangan yang sesuai dengan bidang yang diteliti.

2) Wawancara, yaitu tipe wawancara yang digunakan adalah

wawancara dengan Semi terstruktur yang menggunakan

pertanyaan-pertanyaan dan pertanyaan tersebut berkembang

9http://202.153.129.35/berita/baca/lt4cc02f07dce49/kualitas-dan-integritas-aparat-

kejaksaan-dinilai-masih-rendah, diakses 21 November 2010

Page 15: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

13

dengan jalan wawancara, wawancara dilakukan kepada bapak

M. Nazip SH bagian kepegawaian kejaksaan negeri padang.

pada Kantor Kejaksaan Negeri Padang dan beberapa karyawan

lainnya.

e. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1) Pengolahan data

Semua data yang diperoleh baik data primer dan data sekunder

kemudian dilakukan pengolahan data melalui proses :

a) Editing

Editing merupakan pengeditan seluruh data yang telah

terkumpul dan di saring menjadi suatu kumpulan data

yang benar-benar dapat di jadikan suatu acuan akurat

dalam penarikan kesimpulan nantinya.

b) Coding

Coding Merupakan pemberian kode-kode terhadap data-

data yang sebelumnya telah diedit sedemikian rupa untuk

mempermudah penulisan.

f. Analisa data

Untuk menganalisa data dilakukan dengan cara kualitatif hal ini

disebabkan data yang telah diolah tersebut berbentuk uraian

kalimat seperti Peraturan Perundang-undangan dan pendapat para

ahli dan diuraikan dengan kalimat-kalimat.

Page 16: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

14

g. Sifat Penelitian

Sifat Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu memberikan

gambaran secara objektif suatu keadaan tertentu dalam hal

pembahasan.

Page 17: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

42

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai

Negeri Di Kejaksaan Negeri Padang

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dilapangan tentang

pelaksanaan peraturan disiplin pegawai negeri sipil berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri di Kejaksaan

Negeri Padang telah dilaksanakan sejak pelaksanaan peraturan tersebut di

berlakukan namun sebelum penulis membahas mengenai pelaksanaan Peraturan

Pemerintah No. 53 tersebut, penulis ingin membahas mengenai Kejaksaan Negeri

Padang terlebih dahulu.

Berdasarkan Surat Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia No. KEP-

035/J.A/3/1992, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik

Indonesia, di dalam Pasal 1 dinyatakan bahwa, Kejaksaan adalah lembaga

pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara terutama di bidang penuntutan

dalam tata susunan kekuasaan badan-badan hukum dan keadilan.25 Kemudian

dalam Pasal 2 disebutkan bahwa, tugas pokok Kejaksaan adalah melaksanakan

kekuasaan negara di bidang dan tugas-tugas lain berdasarkan pada peraturan

25

http://www.docstoc.com/docs/22044043/Pola-Pembinaan-Sumber-Daya-Manusia-Kejaksaan-RI, diakses 12 februari 2011

Page 18: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

65

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai

Negeri di Kejaksaan Negeri Padang telah dilaksanakan sejak pelaksanaan

peraturan tersebut diberlakukan.

2. Berdasrkan Pasal 3 angka 11 Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010

tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil berupa penurunan pangkat

setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil

yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 31 (tiga puluh satu)

sampai dengan 35 (tiga puluh lima) hari kerja, pemindahan dalam rangka

penurunan jabatan setingkat lebih rendah bagi Pegawai Negeri Sipil yang

menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu yang tidak masuk

kerja tanpa alas an yang sah selama 36 (tiga puluh enam) sampai dengan

40 (empat puluh) hari kerja, dan pembebasan dari jabatan bagi Pegawai

Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu

yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 41 (empat puluh

satu) sampai dengan 45 (empat puluh lima) hari kerja; dan pemberhentian

dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak

dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil bagi Pegawai Negeri Sipil

yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 46 (empat puluh

enam) hari kerja atau lebih., sanksi yang diterapkan terhadap pegawai di

kejaksaan negeri tersebut dipertimbangkan oleh pihak kejaksaan agung

Page 19: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

66

Republik Indonesia.

3. Hambatan – hambatan yang ada dalam pelaksanaan kedisiplinan Pegawai

Negeri Sipil di lingkungan Kejaksaan Negeri padang antara lain adalah

kurangnya fasilitas serta sarana dan prasarana, masih rendahnya

kesadaran pegawai untuk berbuat dan bersikap disiplin dalam pelaksanaan

tugas misalnya keterlambatan masuk kerja, kurangnya perangkat

peraturan disiplin,misalnya kurang tegasnya pimpinan dalam menjatuhkan

sanksi, kurannya sistim pengawasan, setiap pelanggaran disiplin pegawai

selalu berkilah untuk di bina.

B. Saran –Saran

1. Hendaknya Peraturan pemerintah No. 53 tahun 2010 ini disosialisasikan

untuk Pembangunan aparatur pemerintahan diarahkan untuk menciptakan

aparatur yang lebih efisien, bersih dan berwibawa serta mampu

melaksanakan seluruh tugas umum dan pembangunan dengan sebaik –

baiknya. Dalam hubungan ini kemampuan serta sikap disiplin perlu

ditingkatkan.

2. Hendaknya ada pembinaan Pegawai Negeri Sipil pada kejaksaan negeri

Padang dalam upaya peningkatan kedisiplinan sebab dengan melakukan

pembinaan di harapkan dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku

pegawai.

3. Hendaknya ada ketegasan dari pihak Kejasksaan Tinggi dan Kejaksaan

Negeri dalam pemberian sanksi kepada Pegawai Negeri Sipil yang

melakukan pelanggaran disiplin pegawai negeri, baik pelanggaran

Page 20: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

67

disiplin ringan, pelanggaran disiplin sedang dan pelanggaran disiplin

berat sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 53 tahun 2010 tentang

Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Page 21: SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rozali. 1986. HukumKepegawaian. Jakarta : CV Rajawali.

B. Sarwokodan S. Retno. 1976. Pokok-pokokMetodologiPenelitian. Semarang

:FakultasIlmuPendidikan IKIP Semarang.

DjokoPrakosodan I KetutMurtika. 1987. PembinaanPegawaiNegeriSipil.Jakarta

:BinaAksara.

Indroharto. 2000. Usaha Memahami UU TentangPeradilan Tata Usaha

Negara.Jakarta :PustakaSinarHarapan.

Nainggolan.1983. PembinaanPegawaiNegeriSipil.Jakarta : PT. Indra.Moleong, Lexy

J. 1988. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung : PT

RemajaRosdakarya.

Mahfud MD, konstitusidanhukumdalamkontroversiisu, PT. RajaGrafindoPersada, Jakarta, 2009

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman.1992. Analisis Data

Kualitatif.Terjemahan :TjetjepRohendiRohidi. Jakarta :Penerbit UI.

Prijodarmanto, S. 1992.

DuridanMutiaraDalamKehidupanPerkawinanPegawaiNegeriSipil.

Jakarta : PT PradnyaParamita.

----- 1992. SengketaKepegawaianSebagaiBagiandariSengketa TUN.Jakarta

:PradnyaParamita.