Upload
lydiep
View
221
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN KEBIJAKAN PEMERINTAH OTONOMI DAERAH TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAMPANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu
Jurusan Akuntansi
Oleh: MOHAMMAD MUSTAIN
(2004310282)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA
2009
ii
PENERAPAN KEBIJAKAN PEMERINTAH OTONOMI DAERAH TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Diajukan oleh:
MOHAMMAD MUSTAIN
NIM : 2004.310.282
Skripsi ini telah dibimbing dan dinyatakan siap diuji
Dosen Pembimbing, Tanggal : ................
Dra.GUNASTI HUDIWINARSIH,Ak.,M.Si
iii
SKRIPSI
PENERAPAN KEBIJAKAN PEMERINTAH OTONOMI DAERAH
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Disusun oleh ;
MOHAMMAD MUSTAIN
NIM : 2004.310.282
Dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan Lulus Ujian Skripsi
pada tanggal 17 Februari 2010
Tim Penguji
Ketua ; Kautsar Riza Salman, S.E. AK, BKP .............
Sekretaris ; Dra.Gunasti Hudiwinarsih,Ak.,M.Si .............
Anggota ; Nanang Sonhadji, S.E.,Ak.,M.Si .............
iv
PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Mohammad Mustain
Tempat, Tanggal Lahir : Sampang, 3 Januari 1986
N.I.M. : 2004.310.282
Jurusan : Akuntansi
Program Pendidikan : Strata 1
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan
Judul : Penerapan kebijakan pemerintah otonomi daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Sampang.
Disetujui dan diterima baik oleh: Dosen Pembimbing, Tanggal : 17-02-2010
Dra.GUNASTI HUDIWINARSIH,Ak.,M.Si.
Ketua Jurusan Akuntansi, Tanggal : 17-02-2010
Dra.GUNASTI HUDIWINARSIH,Ak.,M.Si.
v
MAJU CONK.......!!!!!!! THINK and DO...!!!!! If three is a love, share it… If three is a game, play it… If three is a challenge, face it… Jadi sederhana, dan jangan pernah ragu..!!! OKELAH KALO BEGITU...
vi
SKLANGKONG / THANK TO ; Sadhejenah pojih kalaban sokkor kaagunan gusteh pangeran Alloh SWT se daddih
petodu dhelem marampong tor mamareh skripsi panekah... Terima kasih buat kluarga besar Ajigunung.. Special bgt buat Ummi dan Abi yang
slalu nyemangatin dan mendesak buat bikin dan nyelesain ni skripsi.. ”Sklangkong BA......Sklangkong MI........”
To “neng Ochie”...Mz Sayang Neng
Do u Marrie Me..??? ^_^
Buat mas-mas dan mbak-mbakku ”I LOVE U ALL”
Sklangkong se katelo’ bhekal kuleh atorragi dhe’ tan-tretan bi’ ca-kancah e kos-kosen ” Uvie pay2, Rdix abbeh mayuh. Jhonsex, Rio sarjana muda...sareng tan-
tretan e zhampang Pyex. OB. Di2t keren, Arey cool, Rizky,...ban ca-kancah sadhejeh
Makasih buat temen2 sejawatku 2004 dan sekitarnya,,, temen E-Club,,temen Taekwondo,,temen Fiducia,,temen Ukki,,Arek2 kos Semut,,Arek2 kos
Nginden,,and semua temen2 di kmpus yang kenal atopun ga kenal ma aku,,oya satu lagi makasi buat karywan kmpus (Cak-cak Parkir..Cak-cak Satpam..Cak
Perpus..Cak n Ning Kantin)
Makasi buat barang2 terdekatku,,Ayam-ayamku..Komputer,.flasdisk.Simbada,.Kopi celleng,.Surya12,.Palmall20,.Samsu
sparo,.Korek,.Asbak,.Kipas,,,dan Special makasi buat M.4005.NE,,( u my bestpren slama aku di Surabaya )
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi ALLOH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan dengan
judul “PENERAPAN KEBIJAKAN PEMERINTAH OTONOMI DAERAH
TERHADAP PENDAPATANASLI DAERAH KABUPATEN SAMPANG”
untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan studi strata satu jurusan akuntansi di
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
Penulis menyadari, walaupun telah berusaha semaksimal mungkin masih banyak
kekurangan dan keterbatasan yang harus diperbaiki dan untuk diteliti lebih lanjut. Selain itu
penulis juga sadar sepenuhnya bahwa penyelesaian penelitian ini telah banyak mendapat bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati menghaturkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibu Diyah Pujiati, S.E, M.si selaku dosen wali.
2. Dra.Gunasti Hudiwinarsih,Ak.,M.Si selaku ketua jurusan akuntansi dan dosen pembimbing.
3. Bapak Kautsar Riza Salman. S.E. AK, BKP dan Bapak Nanang Sonhaji, S.E.,Ak.,M.Si
selaku dosen penguji.
4. Ibu Dr. Psi. Hj. Tatik Suryani, M.M selaku ketua STIE Perbanas Surabaya.
5. Bapak/ Ibu dosen STIE Perbanas Surabaya yang dengan ikhlas memberikan ilmu dan
pengalaman kepada penulis selama proses pembelajaran.
Akhirnya penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan
pengembangan pengetahuan baik bagi penulis sendiri maupun bagi pihak lain yang
viii
berkepentingan, dan semoga segala sumbangsih yang telah diberikan mendapat balasan dari
ALLOH SWT.
Surabaya, Maret 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………....................i HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL…………………………………...................ii HALAMAN LULUS SKRIPSI......................................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI............................................................................iv HALAMAN MOTTO HIDUP............................................................................................v HALAMAN SKLANGKONG / THANK TO…………………………………………....vi KATA PENGANTAR.......................................................................................................vii DAFTAR ISI…………………………………………………………………............ .....ix DAFTAR TABEL…………………………………………………………......................xi DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................xii ABSTRAK/RINGKASAN...............................................................................................xiii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………....................1 1.2 Rumusan Masalah…………………………………….........................5 1.3 Tujuan Penelitian………………………………………......................5 1.4 Manfaat Penelitian………………………………………....................6 1.5 Sistematika Penulisan………………………………….......................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu…………………………………… ....................8 2.2 Landasan Teori…………………………………………....................11 2.3 Kerangka Pemikiran……………………………………....................21 .
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian…………………………………......................22 3.2 Batasan Penelitian…………………………………….......................23 3.3 Instrumen Penelitian………………………………….......................23 3.4 Unit Analisis………………………………………….......................23 3.5 Uji Validitas…………………………………………........................24 3.6 Data dan Metode Pengumpulan Data……………….........................24 3.7 Teknik Analisis Data…………………………………......................25
BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Gambaran Subjek Penelitian..............................................................26 4.2 Penerapan Kebijakan Otonomi Daerah Kab.Sampang......................28 4.3 Efisiensi dan Efektifitas Kebijakan Otonomi
x
Daerah Kab.Sampang........................................................................33 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................41 5.2 Keterbatasan Penelitian.....................................................................42 5.3 Saran..................................................................................................42
DAFTAR RUJUKAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Jenis-Jenis Pajak Propinsi dan Kabupaten/Kota.........................................17
Tabel 4.1 : Batas Wilayah Kabupaten Sampang…………………………...................27
Tabel 4.2.1 : Anggaran PAD Periode 2002-2006............................................................30
Tabel 4.2.2 : Realisasi PAD Periode 2002-2006.............................................................31
Tabel 4.3.1 : PAD Kabupaten Sampang tahun 2002......................................................34
Tabel 4.3.2 : PAD Kabupaten Sampang tahun 2003......................................................35
Tabel 4.3.3 : PAD Kabupaten Sampang tahun 2004......................................................37
Tabel 4.3.4 : PAD Kabupaten Sampang tahun 2005......................................................38
Tabel 4.3.5 : PAD Kabupaten Sampang tahun 2006......................................................40
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ; Unsur-unsur PAD Kabupaten Sampang dan jenis-jenisnya
Lampiran 2 ; Laporan PAD Kabupaten Sampang tahun anggaran 2002
Lampiran 3 ; Laporan PAD Kabupaten Sampang tahun anggaran 2003
Lampiran 4 ; Laporan PAD Kabupaten Sampang tahun anggaran 2004
Lampiran 5 ; Laporan PAD Kabupaten Sampang tahun anggaran 2005
Lampiran 6 ; Laporan PAD Kabupaten Sampang tahun anggaran 2006
xiii
PENERAPAN KEBIJAKAN PEMERINTAH OTONOMI DAERAH TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Abstract
1 January year 2001 is the beginning of the validation of regional autonomy policy, the
giving of wide autonomy that will open road for regional government to perform reformation in
the regional financial management system and regional calculation. Therefore, every region is
demanded to finance their own region through its financial resources. Regional ability to dig and
develop its regional potency as regional income resource will determine the success of regional
autonomy policy.
The purpose of this thesis is finding out the implementation of regional autonomy
government policy on regional original income (PAD) of Sampang Regency and finding out the
effectiveness and efficiency of regional autonomy government policy on regional original
income (PAD) of Sampang Regency. This research is a qualitative research because this research
is examining object condition, in which researchers is the key instrument. Data analysis
technique is using descriptive observation that is performing research steps by doing general
observation, then describing all observation results. Data that being used in this research is
secondary data that is data about Regional Income Calculation Report that obtained from
Regional Asset Management and Income Department (DISPENALOKA) of Sampang Regency.
Based on the descriptive observation analysis, it is found out that regional autonomy
implementation at the first year that is 2002-2004 have not show good result, but 2005-2006
periode is a term in which regional government obtains good enough result from PAD.
Keywords : Regional Autonomy, Regional Original Income, Regional Tax, Regional
Retribution, Separated Regional Wealth Management, Other Legal PAD.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pertengahan tahun 1997 adalah awal kawasan ASEAN dilanda krisis
moneter. Krisis ini mempengaruhi hampir seluruh sektor perekonomian. Pengaruh
krisis ini pertama kali menghantam sektor keuangan, Sektor jasa dan akhirnya
mempengaruhi seluruh kehidupan di daerah tersebut.
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberikan dampak positif dan
negatif bagi upaya peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak
krisis ekonomi diatas terjadi pada sektor anggaran pendapatan dan belanja negara
(APBN) yakni menjadi labilnya sektor pendapatan pemerintah pusat yang pada
akhirnya mempengaruhi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) baik
pemerintah daerah provinsi maupun pemerintah daerah kabupaten/kotamadya.
Labilnya alokasi dana APBN untuk APBD disebabkan karena ketidakpastian
penerimaan pendapatan daerah dari pemerintah pusat. Kondisi yang seperti ini
akan sangat menjadi beban yang berat bagi pemerintah daerah yang tingkat
pendapatan asli daerah (PAD)nya rendah. Padahal, sumbangan PAD cukup
memegang peranan penting karena merupakan sumber utama pendapatan
pemerintah daerah.
Salah satu akibat yang timbul dari krisis ekonomi adalah menurunnya
aktivitas ekonomi masyarakat. Hal ini berakibat pada tingkat pendapatan daerah
dari sektor pajak daerah dan retribusi daerah. Peranan PAD pun semakin menurun
1
2
pada sektor penerimaan daerah. Keadaan seperti ini masih diperburuk lagi dengan
dikeluarkannya Undang-Undang No 18/1997 tentang “Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah(PDRB)” yang mengakibatkan penerimaan yang diterima pemerintah
daerah menurun,dan tentu saja pendapatan asli daerah yang diterima oleh daerah
jauh lebih kecil dari sebelum dikeluarkannya undang-undang tersebut. Kejadian
ini menyebabkan pemerintah daerah mengalami tekanan keuangan atau fiscall
strees yang tentu saja meresahkan pemerintah daerah itu sendiri. Kondisi tersebut
dapat dirasakan berbeda dengan sebelum adanya krisis moneter dan sebelum
diberlakukannya Undang-Undang No 18 Tahun 1997.
Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian
masyarakat Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan di daerah
membawa dampak terhadap hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Salah satu unsur reformasi total tersebut adalah tuntutan
pemberian otonomi yang luas kepada pemerintah daerah, yang di kenal dengan
kebijakan Otonomi Daerah. Penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai sub
sistem pemerintahan negara dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Sebagai
daerah otonom, daerah mempunyai wewenang dan tanggung jawab
menyelenggarakan kepentingan masyarakat. Prinsip dasar pemberian otonomi
didasarkan atas pertimbangan bahwa daerahlah yang lebih mengetahui kebutuhan
dan standar pelayanan bagi masyarakat di daerahnya. Atas dasar pertimbangan ini,
maka pemberian otonomi diharapkan akan lebih mampu memacu pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah.
3
Pemerintah daerah merupakan salah satu instrumen politik di suatu negara.
perkembangan pemerintah daerah akan tampak pada sejauh mana perkembangan
otonomi daerah dan peranan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam
pembangunan. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah adalah bahwa
daerah harus mampu mengembangkan otonomi daerah secara luas, nyata, dan
bertanggung jawab dalam rangka pemberdayaan masyarakat, lembaga ekonomi,
lembaga politik, lembaga hukum, lembaga keagamaan, lembaga adat, dan
lembaga swadaya masyarakat serta seluruh potensi masyarakat dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peranan pemerintah daerah dalam menggali dan mengembangkan berbagai
potensi daerah sebagai sumber penerimaan daerah akan sangat menentukan
keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan
masyarakat di daerah. Untuk tujuan itu, telah dikeluarkan UU No 12 Tahun 2008
tentang pemerintahan daerah (Perubahan kedua atas UU No 32 dan UU no 33
tahun 2004) bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah
dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan
dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
4
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hasil nyata dari berbagai
kebijaksanaan terhadap pemerintah daerah di bidang keuangan daerah dapat
dilihat dari perkembangan penerimaan dan pengeluaran daerah yang tertuang
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
APBD adalah suatu anggaran daerah yang di dalamnya terdapat rencana
anggaran pendapatan dan pengeluaran daerah serta kegiatan daerah dalam kurun
waktu satu tahun. Di dalam APBD, Peranan pendapatan asli daerah (PAD)
merupakan salah satu tolak ukur sukses tidaknya pelaksanaan otonomi daerah
yang nyata dan bertanggung jawab. Berdasarkan pertimbangan di atas maka
penulis ingin meneliti tentang implementasi kebijakan otonomi daerah terhadap
pendapatan asli daerah Kabupaten Sampang sebagai sampel penelitian. Karena di
antara 4 Kabupaten yang ada di Madura yaitu Kabupaten Bangkalan, Kabupaten
Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep yang memiliki
Pendapatan Asli Daerah (PAD) paling kecil dan terjadi fluktuasi setiap tahunnya
adalah Kabuparen Sampang, Adanya penerapan kebijakan otonomi daerah ini
diharapkan dapat meningkatkan sektor penerimaan daerah guna melaksanakan
pembangunan daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di
Kabupaten Sampang.
5
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan
Kebijakan Pemerintah dalam hal ini Otonomi Daerah terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Sampang, dalam skripsi yang berjudul “PENERAPAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH OTONOMI DAERAH TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAMPANG”
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan kebijakan pemerintah otonomi daerah terhadap
pendapatan asli daerah Kabupaten Sampang?
2. Apakah penerapan kebijakan pemerintah otonomi daerah efektif dan
efisien terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Sampang?
1.3 Tujuan Penelitian
Melihat uraian rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui penerapan kebijakan pemerintah otonomi daerah terhadap
pendapatan asli daerah Kabupaten Sampang.
2. Mengetahui efektifitas dan efisiensi penerapan kebijakan otonomi daerah
terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Sampang.
6
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti baik dalam hal penelitian
maupun obyek penelitian, Dalam hal ini adalah kinerja keuangan daerah,
yang sangat erat kaitannya dengan kesiapan daerah secara fiskal dalam
melaksanakan otonomi daerah.
2. Bagi Pemerintah
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi
pemerintah daerah dalam membuat kebijakan serta menentukan arah dan
strategi pembangunan di masa yang akan datang.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan bagi peneliti
lain di masa yang akan datang mengenai dampak otonomi daerah terhadap
kinerja keuangan pemerintah kabupaten.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan ini terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang penelitian terdahulu, landasan teori, dan
kerangka pemikiran.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang rancangan penelitian, batasan penelitian,
instrumen penelitian, uji validitas, unit analisis, data dan metode
pengumpulan data, serta teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini secara garis besar menjelaskan tentang gambaran subjek
penelitian, analisis data yang digunakan serta pembahasan dari
analisis data yang telah dilakukan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan, keterbatasan penelitian serta saran-saran yang diberikan
dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Pada bab ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi
bahan rujukan dari penelitian ini. yaitu:
2.1.1 Abdul Halim dan Syukriy Abdullah (2003)
Penelitian Halim dan Sukriy (2003) bertujuan meneliti apakah Dana
Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh terhadap
Belanja Pemerintah Daerah di Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah
kabupaten dan kota di propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali dan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Sementara data yang dipakai adalah Laporan
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dari masing-masing propinsi
tersebut, yakni data Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum
(DAU).
Metode penelitian yang digunakan adalah simple regression dan multiple
regression. Adapun variabel yang dipakai yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan Dana Alokasi Umum (DAU) sebagai variable independent dan Belanja
Daerah sebagai variable dependent. Hasil penelitian adalah PAD dan DAU
berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah dari kelima propinsi tersebut.
8
9
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
1. Penelitian sebelumnya menggunakan periode tahun anggaran 2000 sampai
dengan tahun anggaran 2002, Sedangkan penelitian ini menggunakan
periode tahun anggaran 2002 sampai dengan tahun anggaran 2006.
2. Penelitian Halim dan Sukriy memakai propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, DIY dan Bali sebagai sampel penelitian, Sedangkan
penelitian ini memilih Kabupaten Sampang sebagai sampel penelitian.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah menggunakan
objek penelitian yang sama. yaitu Pendapatan Asli Daerah dan Kebijakan
Pemerintah Otonomi Daerah.
2.1.2 Munawar Ismail (2001)
Penelitian Munawar (2001) bertujuan mengukur peranan PAD dalam
Otonomi Daerah. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode pengujian
analisa rata-rata tingkat pembiayaan oleh pemerintah dengan Laporan APBD
Pemerintah Daerah sebagai data penelitian.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah periode
yang dipakai dalam penelitian terdahulu adalah tahun 2001 sedangkan penelitian
ini memakai periode tahun 2002-2006.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama
meneliti Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Otonomi Daerah.
Hasil dari penelitian Munawar (2001) adalah peranan PAD masih relative
kecil dalam kinerja keuangan daerah.
10
2.1.3 Kesit Bambang Prakosa (2004)
Penelitian Kesit (2004) bertujuan untuk menganalisis Dana Alokasi Umum
dan Pendapatan Asli Daerah dalam memprediksi belanja daerah. Kesit
menggunakan data sekunder berupa Laporan Realisasi Pendapatan dan Belanja
Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk
tahun 2000/2001 sampai dengan 2001/2002.
Peneliti terdahulu memakai variabel Pendapatan Asli Daerah,Dana
Alokasi Umum dan Pajak Daerah dalam penelitiannya. Sampel penelitian
berjumlah 40 Kabupaten yang ada di Jawa Tengah dan DIY. Hasil penelitian
Kesit menunjukkan PAD dan DAU berpengaruh terhadap belanja daerah tetapi
daya DAU lebih tinggi mempengaruhi belanja daerah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada;
1. Penelitian Kesit menggunakan Laporan APBD dari tahun 2000 sampai
tahun 2002, Sedangkan penelitian ini menggunakan Laporan APBD tahun
2002 sampai dengan 2006.
2. Penelitian Kesit menggunakan Jawa Tengah dan DIY sebagai lokasi
penelitian, Sedangkan penulis menggunakan Kabupaten Sampang sebagai
lokasi penelitian.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu;.
1. Menggunakan Jumlah Pendapatan Asli Daerah sebagai variabel penelitian.
2. Menggunakan data penelitian berupa Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan Daerah.
11
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Otonomi Daerah
Menurut Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 disebutkan bahwa
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (Undang-Undang
Otonomi Daerah 2008)
Menurut Priyatmoko (2000), Otonomi Daerah adalah:
1. Rakyat dan masyarakat setempat memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi dan melakukan pengawasan atas jalannya pemerintahan.
2. Pemerintah atau pemegang kekuasaan politik akan lebih responsive dan
akomodatif terhadap tuntutan rakyat, lebih bertanggung jawab dan
transparan dalam menjalankan kekuasaannya.
3. Pemerintah rela berbagi kekuasaan dengan rakyat atau berbagi komponen
masyarakat.
4. Terbuka kesempatan untuk saling belajar dan saling mengkoreksi kearah
penyelenggaraan good and clean governance.
5. Rakyat dan aparat pemerintah harus lebih aktif dan kreatif mencari jalan
untuk memajukan kehidupan bersama.
6. Penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan serta pengelolaan sumber
daya daerah hendaklah menjadi lebih efisien dan efektif.
12
Dalam UU RI No 12 Tahun 2008 terdapat beberapa unsur dalam Otonomi
Daerah dalam hal ini kebijakan pemerintahan pusat terhadap pemerintahan daerah
yaitu :
a. Desentralisasi
Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah
otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem
NKRI.
b. Dekonsentrasi
Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada
gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di
wilayah tersebut.
c. Tugas pembantuan
Penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah
propinsi kepada kabupaten /kota serta dari kabupaten/kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu.
Beberapa kebijakan pemerintah otonomi daerah yang diterapkan di daerah otonom
antara lain
a) Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya.
b) Memilih pimpinan daerah.
c) Mengelola aparatur daerah.
d) Mengelola kekayaan daerah.
e) Memungut pajak dan retribusi daerah.
13
f) Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya yang ada di daerah.
g) Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah.
h) Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam perundang-undangan.
Otonomi Daerah pada hakekatnya adalah suatu keadaan yang
memungkinkan daerah dapat mengaktualisasikan segala potensi terbaik yang
dimilikinya secara optimal. Otonomi diharapkan akan mendorong kemampuan
daerah untuk berkembang sesuai dengan potensi dan karakteristik ekonomi,
geografis dan sosial budayanya. Berhasil tidaknya suatu pelaksanaan Kebijakan
Otonomi Daerah dapat dilihat dari kinerja keuangan pemerintah daerah tersebut.
2.2.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Berdasarkan pasal 179 UU No 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah
Daerah, APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu
tahun anggaran. Pada satu pihak menggambarkan perkiraan pengeluaran setinggi-
tingginya guna membiayai kegiatan dan proyek daerah selama satu tahun
anggaran tertentu. Di pihak lain menggambarkan perkiraan dan sumber-sumber
penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud.
(Mamesah, 1995: 20 dalam Halim,2007: 20)
APBD merupakan suatu anggaran daerah. Unsur-unsur Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai berikut (Halim, 2007:20) :
1. Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci.
2. Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi
biaya terkait aktifitas tersebut, dan adanya biaya yang merupakan batas
maksimal pengeluaran yang akan dilaksanakan.
14
3. Jenis kegiatan dan proyek yang akan dituangkan dalam bentuk angka.
4. Periode anggaran biasanya satu tahun.
Sistem akuntansi pemerintah daerah berpedoman pada prinsip
pengendalian internal dan standar akuntansi pemerintah. Sistem akuntansi
pemerintah daerah meliputi (1) Prosedur akuntansi penerimaan kas, (2) Prosedur
akuntansi pengeluaran kas, (3) Prosedur akuntansi aktiva tetap atau barang milik
daerah, dan (4) Prosedur akuntansi selain kas. Pelaksanaan APBD
dipertanggungjawabkan dengan membuat laporan realisasi anggaran, neraca,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. (Abdul Halim, 2004)
APBD sangat berkaitan dengan akuntansi sektor publik (ASP). Dimana
ASP adalah suatu kegiatan jasa dalam rangka penyediaan informasi kuantitatif
(keuangan) dari pemerintah guna pengambilan keputusan ekonomi. Hubungan
akuntansi sektor publik dengan APBD adalah suatu kegiatan akuntansi dalam
penyediaan laporan keuangan yang berisi anggaran pendapatan, belanja dan
pembiayaan guna pengambilan keputusan ekonomi yang berguna bagi masyarakat
atau pemakai laporan keuangan di daerah. Tingkatan tertinggi dari akuntansi
sektor publik adalah akuntansi keuangan negara dan keuangan negara tersebut
berhubungan vertikal kebawah dengan keuangan daerah, jadi akuntansi keuangan
daerah juga merupakan bagian dari akuntansi sektor publik sedangkan APBD
adalah salah satu lingkup dari akuntansi keuangan daerah. (Abdul Halim, 2004)
Bentuk APBD mengalami perubahan yang cukup mendasar pada masa
pasca reformasi. Peraturan-peraturan di masa reformasi keuangan daerah
mengisyaratkan agar laporan keuangan semakin informatif. Untuk itu, dalam
15
bentuk APBD yang baru terdiri dari tiga bagian yaitu: Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan. Pembiayaan merupakan kategori yang baru yang belum ada pada
masa pra reformasi. Adanya pos pembiayaan merupakan upaya agar APBD
semakin informatif, yaitu memisahkan pinjaman dan pendapatan daerah. Hal ini
sesuai dengan definisi pendapatan sebagai hak pemerintah daerah, sedangkan
pinjaman belum tentu menjadi hak pemerintah daerah.
Dalam bentuk APBD yang baru, Pendapatan dibagi menjadi tiga
kategori.yaitu:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Dana Perimbangan
3. Pendapatan lain-lain daerah yang sah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dalam era otonomi daerah
disusun dengan pendekatan kinerja. Anggaran dengan pendekatan kinerja adalah
suatu sistem anggaran yang mengutamakan kepada upaya pencapaian hasil kinerja
atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan
2.2.3 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Sistem pemerintahan sentralistik yang dialami bangsa indonesia selama
masa orde lama dan orde baru memberikan pelajaran kepada kita bahwa
pendekatan sentralistik dalam pembangunan telah menimbulkan efek-efek yang
negatif. Efek negatif tersebut misalnya sentralisasi telah memasung kreatifitas
daerah untuk mengembangkan potensi daerah sesuai keinginan masyarakat
daerah. Selain itu, sentralisasi telah menyebabkan pemerintah daerah semakin
kuat tingkat ketergantungannya terhadap pemerintah pusat. Kedua hal tersebut
16
membuat pemerintahan daerah dan masyarakat daerah tidak berdaya membangun
daerahnya. Dalam era otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah dapat
meningkatkan PAD untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaan
dari pusat, sehingga meningkatkan otonomi dan keleluasaan daerah.
Menurut Undang-undang No 12 tahun 2008 Pasal 1 ayat 15 “Pendapatan
Daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan”.
Berdasarkan Undang-undang No 12 tahun 2008 Pasal 1 ayat 18
“Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang
diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan”.
Peran kebijakan otonomi daerah terhadap PAD daerah otonom yaitu
daerah otonom diberikan hak untuk mengelola dan memungut sumber-sumber
penerimaan daerah berdasarkan perundang-undangan dengan cara memberikan
kompensasi berupa pelayanan yang baik dan perbaikan fasilitas umum bagi
masyarakat. Kenaikan PAD akan sangat berperan dalam rencana peningkatan
kemandirian daerah agar tidak selalu tergantung kepada bantuan dari pemerintah
pusat dan pemerintah daerah propinsi. Kemudian pemerintah daerah harus dapat
memberikan kemudahan dalam segala jenis kegiatan investasi di daerah dengan
tujuan dapat meningkatkan pertumbuhan investasi daerah, yang kemudian
berdampak positif terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
17
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 disebutkan bahwa
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan antara
lain :
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah
2.2.3a Pajak Daerah
Pajak Daerah merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang
berasal dari pajak daerah itu sendiri. Pajak daerah ditetapkan dengan Undang-
undang yang pelaksanaanya di daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah
(Perda). Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pajak dan
Retribusi Daerah, dipisahkan jenis pajak sebagai berikut :
Tabel 2.1 JENIS-JENIS PAJAK PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA
PAJAK PROPINSI PAJAK KABUPATEN/KOTA
1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.
2. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
3. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.
4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
1.Pajak Hotel. 2.Pajak Restoran. 3.Pajak Hiburan. 4.Pajak Reklame. 5.Pajak Parkir. 6.Pajak Penerangan Jalan. 7.Pajak Pengambilan Bahan Galian
Golongan C.
Sumber: UU No 12 Tahun 2008
18
2.2.3b Retribusi Daerah
Retribusi Daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari
retribusi, Sama seperti pajak daerah, retribusi daerah ditetapkan dengan Undang-
undang yang pelaksanaanya di daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah
(Perda) yang berpeoman pada perunang-undangan. Mengutip dari UU No 12
Tahun 2008 bahwa retribusi dibagi menjadi retibusi propinsi dan retribusi
kabupaten/kota. Untuk Propinsi, jenis retribusi meliputi :
1. Retribusi Pelayanan Kesehatan.
2. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta.
4. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan.
Sedangkan untuk wilayah kabupaten/kota,objek retribusi meliputi antara lain :
1. Retribusi Pelayanan Kesehatan.
2. Retribusi Pelayanan Sampah/Kebersihan.
3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP.
4. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Akte Catatan Sipil.
5. Retribusi Pelayanan Pemakaman.
6. Retribusi Pelayanan Pengabuan Mayat.
7. Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum.
8. Retribusi Pelayanan Pasar.
9. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.
19
10. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran.
11. Retibusi Penggantian Biaya Cetak Peta.
12. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan.
13. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
14. Retibusi Jasa Usaha Pasar Grosir Atau Pertokoan.
15. Retribusi Jasa Usaha Tempat Pelelangan.
16. Retribusi Jasa Usaha Terminal.
17. Retribusi Jasa Usaha Tempat Khusus Parkir.
18. Retribusi Jasa Usaha Tempat Penginapan/Pasanggrahan/Villa.
19. Retribusi Jasa Usaha Penyedotan Kakus.
20. Retribusi Jasa Usaha Rumah Potong Hewan.
21. Retribusi Jasa Usaha Pelayanan Pelabuhan Kapal.
22. Retribusi Jasa Usaha Tempat Rekreasi Dan Olahraga.
23. Retribusi Jasa Usaha Penyebrangan Di Atas Air.
24. Retibusi Jasa Usaha Pengolahan Limbah Cair.
25. Retribusi Jasa Usaha Penjualan Produksi Usaha Daerah.
26. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
27. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol.
28. Retribusi Izin Gangguan.
29. Retribusi Izin Trayek.
20
2.2.3c Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan
daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Jenis
pendapatan ini dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup :
1. Bagian laba atas penyertaan modal pada Perusahaan Milik
Daerah/BUMD.
2. Bagian laba atas penyertaan modal pada Perusahaan Milik
Negara/BUMN.
3. Bagian laba atas penyertaan modal Perusahaan Milik Swasta atau
kelompok usaha masyarakat.
2.2.3d Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah
Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain
milik Pemerintah Daerah. Rekening ini disediakan untuk mengakuntansikan
penerimaan daerah selain yang disebut diatas. Jenis pendapatan ini meliputi objek
pendapatan berikut :
1. Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan.
2. Jasa giro.
3. Pendapatan bunga.
4. Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah.
5. Penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan, pengadaan barang, dan jasa oleh daerah.
21
6. Penerimaan keuangan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing.
7. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.
8. Pendapatan denda pajak.
9. Pendapatan denda retribusi.
10. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan.
11. Pendapatan dari pengambilan.
12. Fasilitas sosial dan umum.
13. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
14. Pendapatan dari anggaran/cicilan penjualan.
2.3 Kerangka Pemikiran
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penerapan Kebijakan Otonomi Daerah terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Sampang. Periode penelitian yang digunakan adalah
tahun 2002 sampai dengan periode tahun 2006.
Otonomi Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD)
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang untuk mengetahui apakah dengan diterapkannya
Kebijakan Pemerintah dalam hal ini Otonomi Daerah dapat meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sampang, dimana secara teoritis, dengan
diterapkannya Otonomi Daerah dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
Pemerintah Kabupaten/Kota guna membiayai pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan. (Kuncoro, 1997)
Ditinjau dari tujuan penelitian, yang bertujuan mengevaluasi penerapan
kebijakan Otonomi Daerah terhadap PAD Kabupaten Sampang serta mengetahui
efektifitas dan efisiensi penerapan otonomi daerah terhadap PAD Kabupaten
Sampang maka penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Karena penelitian
ini meneliti pada kondisi objek dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
(Sugiono, 2005)
Jika ditinjau dari teknik pengumpulan data, maka penelitian ini termasuk
dalam penelitian observasi deskriptif karena peneliti melakukan tahapan
penelitian dengan melakukan pengamatan secara umum kemudian melakukan
deskripsi terhadap semua hasil pengamatan. (Sugiono, 2005)
Penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian arsip karena
merupakan penelitian terhadap fakta yang tertulis (dokumen) atau berupa arsip
22
23
data (Nur dan Bambang, 1999). Data yang digunakan oleh penulis merupakan
data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Daerah, berupa data Laporan Anggaran Pendapatan Daerah.
3.2 Batasan Penelitian
Penulis membatasi data yang dijadikan sampel adalah Data Laporan
Anggaran Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten Sampang. Periode yang
dipakai dalam penelitian ini adalah periode anggaran tahun 2002 sampai dengan
periode anggaran tahun 2006.
3.3 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian yang utama adalah
penelitian langsung atau observasi terhadap objek penelitian dalam hal ini adalah
anggaran Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sampang.
3.4 Unit Analisis
Unit analisis digunakan untuk melakukan penelusuran dan pencarian data
guna memudahkan peneliti dalam pengumpulan informasi. Secara garis besar unit
analisis berkaitan dengan rumusan masalah yang dilakukan peneliti, Sehingga
dapat diketahui bagaimana penerapan kebijakan Otonomi Daerah terhadap PAD
Kabupaten Sampang. Beberapa hal yang akan dijadikan acuan dalam penelitian
ini antara lain :
1. Anggaran PAD
2. Realisasi PAD
24
Kedua acuan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu Anggaran dan
Realisasi PAD memiliki cakupan antara lain :
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
d. Lain-lain PAD yang sah
3.5 Uji Validitas Instrumen Penelitian
Menurut Sugiono (2005). Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data
dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan
peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Maka
penelitian ini akan menggunakan uji validitas yang akan dilakukan dengan
melakukan uji tingkat sebagai berikut :
1. Uji Kredibilitas data dengan meningkatkan ketekunan
Dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian
atau dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
2. Uji Kredibilitas data dengan Triangulasi sumber
Mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian
ini data yang dipakai adalah Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten
Sampang yang diperoleh dari Dispendaloka Kabupaten Sampang.
3.6 Data dan Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Berdasarkan jenis datanya, maka penelitian ini menggunakan data
sekunder. Yang bersumber dari realisasi APBD Kabupaten Sampang.
25
2. Metode Pengumpulan Data
Dokumentasi, observasi dan wawancara tentang realisasi Anggaran
Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang tahun 2002 sampai tahun 2006
yang digunakan untuk pengumpulan data dari penelitian ini.
3.7 Teknik Analisis Data
Tehnik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Dalam penelitian ini teknik analisis data dimulai dengan observasi
terhadap objek penelitian, wawancara langsung dan mengumpulkan
dokumen pendukung lain dari beberapa sumber yang berhubungan dengan
penelitian, salah satunya adalah Instansi Pemerintahan yaitu Dispendaloka
Kabupaten Sampang.
2. Melakukan Statistik deskriptif untuk memberikan deskripsi mengenai
angka-angka rasio dari variabel penelitian (Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Lain-lain PAD
yang sah).
3 Mengolah data hasil observasi, wawancara dan dokumen-dokumen
pendukung dari penelitian ini.
4 Melakukan pembahasan dan membuat kesimpulan penelitian.
26
BAB IV
GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Gambaran Subjek Penelitian
Madura adalah salah satu pulau yang terletak di sebelah timur pulau Jawa
tetapi masih termasuk dalam kawasan daerah Propinsi Jawa Timur. Madura
memiliki empat kabupaten yaitu Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang,
Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep. Masyarakat Madura di pulau
Madura sudah sangat lama diasosiasikan dengan atribut kemiskinan dan
keterbelakangan (Wiyata, 1990). Atribut itu diperoleh karena kondisi alam
Madura yang gersang dan tandus sehingga daya dukung alam, khususnya sektor
pertanian terhadap penduduk tidak memadai. Apabila kita mengelilingi pulau
Madura terutama pada musim kemarau yang akan tampak di sepanjang jalan
adalah hamparan tanah kering dan tandus, kecuali di beberapa lahan tembakau
yang menjadi prioritas utama pertanian masyarakat pribumi.
Tekanan kehidupan sosial ekonomi yang berat memaksa masyarakat pergi
merantau ke daerah lain dalam rangka mencari penghidupan yang lebih baik.
Wilayah perantauan orang Madura terkenal sangat luas, tetapi yang paling utama
adalah pulau Jawa, baru kemudian pulau-pulau lain di Indonesia. Untuk
membedakan antara Pulau Jawa dan pulau lain sebagai tujuan perantauan, orang
Madura menyebut Pulau Jawa dengan sebutan Jaba Lao’ (Jawa Selatan),
Sedangkan pulau lain terutama Kalimantan diberi sebutan Jaba Daja (Jawa
Utara),.Hal itu menunjukkan bahwa Pulau Jawa merupakan daerah tujuan utama
26
27
perantauan orang-orang Madura, Daerah “Tapal Kuda” Jawa Timur yaitu
Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso dan Jember merupakan daerah
tujuan rantau yang paling penting di masa lalu. Dapat dimengerti bila sekarang ini
daerah tersebut mayoritas didiami penduduk etnis Madura.
Kabupaten Sampang adalah salah satu dari empat kabupaten yang terdapat
di Madura. Kabupaten Sampang terdiri dari 14 Kecamatan. yaitu ; Kec Sampang,
Kec Torjun, Kec Camplong, Kec Omben, Kec Jrengik, Kec Sreseh, Kec
Tambelangan, Kec edungdung, Kec Robatal, Kec Pangarengan, Kec Karang
penang, Kec Ketapang, Kec Banyuates dan Kec Sokobanah. Luas wilayah adalah
1.233 km². Sedangkan batas wilayah Kabupaten Sampang yaitu ;
Tabel 4.1
BATAS WILAYAH KABUPATEN SAMPANG
BATAS WILAYAH
Barat
Timur
Utara
Selatan
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Pamekasan
Laut Jawa
Selat Madura
Sumber : BPS Jawa Timur
Kondisi alam yang berbeda di tiap-tiap wilayah di Madura menyebabkan
potensi sumber daya alam juga berbeda antara satu daerah dengan daerah yang
lain. Oleh karena itu dengan adanya Kebijakan Pemerintah Otonomi Daerah
diharapkan masing-masing Pemerintah Daerah dapat mengatur sendiri keuangan
daerahnya dengan cara mengelola dan memanfaatkan sumber-sumber keuangan
28
yang dimiliki, baik itu sumber penerimaan ataupun pengeluaran daerah. Dalam
pengukuran berhasil tidaknya penerapan kebijakan Pemerintah Otonomi Daerah
di suatu pemerintahan daerah, Salah satunya dapat dilihat dari peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) daerah itu sendiri.
4.2 Penerapan Kebijakan Otonomi Daerah di Kabupaten Sampang
Pelaksanaan otonomi daerah yang dimulai awal Januari 2001
menimbulkan reaksi yang berbeda-beda bagi daerah. Pemerintah daerah yang
memiliki sumber kekayaan alam yang besar menyambut otonomi daerah dengan
penuh harapan, sebaliknya daerah yang miskin sumber daya alamnya
menanggapinya dengan sedikit kekhawatiran. Sama seperti daerah otonom yang
lain, Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang juga menerapkan kebijakan otonomi
daerah. Kebijakan otoda yang diterapkan di kabupaten Sampang antara lain ;
1. Mengelola kekayaan daerah. yaitu pemerintah daerah Sampang diberi
wewenang untuk mengatur dan mengelola seluruh kekayaan daerah yang ada
di Sampang untuk kelangsungan hidup masyarakat setempat. seperti BUMD,
BUMN, serta Perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.
2. Memungut pajak dan retribusi daerah. yaitu pemerintah daerah diberi kuasa
untuk memungut dan mengelola hasil dari pajak dan retribusi yang terdapat di
kabupaten Sampang.
3. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya yang ada di daerah. yaitu pemerintah daerah berhak mendapatkan bagi
hasil dari pengelolaan SDA dan sumber daya lain yang terdapat di Sampang.
contohnya sumber daya alam migas dan non migas.
29
4. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah. yaitu pemda
Sampang berhak menerima pendapatan dari sumber-sumber pendapatan lain
yang sah. seperti Dinas Pemerintahan (Pertanian, Peternakan, Perikanan,dll…)
5. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam perundang-undangan. yaitu
daerah Kab.Sampang berhak mendapatkan hak lain yang ditentukan dalam
undang-undang. Antara lain dana alokasi umum (DAU) dan ana alokasi
khusus (DAK).
Penerapan kebijakan ini memberi kesempatan bagi pemerintah daerah
Sampang untuk melakukan pembaharuan dalam sistem pengelolaan keuangan
daerah dan aparatur daerah. Penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai sub
sistem pemerintahan negara ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Sebagai
daerah otonom, Kabupaten Sampang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
dalam menggali dan mengembangkan berbagai potensi daerah yang ada sebagai
sumber penerimaan daerah. Salah satu upaya pemerintah daerah adalah
memberikan perhatian yang lebih terhadap peningkatan penerimaan daerah dalam
hal ini Pendapatan Asli Daerah (PAD). Unsur-unsur yang terkandung dalam PAD
antara lain ; Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang Sah.
Unsur-unsur PAD di atas ditetapkan dengan undang-undang yang
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan perda kab. Sampang yang berpedoman
pada peraturan perundang-undangan. Selain itu, pemerintah daerah Sampang
dilarang melakukan pungutan di luar yang telah ditetapkan undang-undang.
30
Tabel 4.2.1
ANGGARAN PAD Periode 2002-2006
ANGGARAN 2002 2003 2004 2005 2006 PAD PD RD PKD LPAD
8,124,092,000,00 1,293,200,000,00 3,080.392,000,00 55,000,000,00 3,695,500,000,00
11,672,136,450,001,829,500,000,004,774,136,450,00 5,000,000,005,063,500,000,00
16,017,621,528,00 2,145,028,500,00 5,108,999,481,00 5,000,000,00 8,758,593,547,00
13,095,021,875,00 2,256,000,000,00 5,398,728,175,00 5,000,000,00 5,435,293,700,00
18.114.657.200,002.441.305.400,006.013.752.000,00
476.000.000,009.180.599.800,00
0
2468
101214161820
(DalamMilyar Rupiah)
2002 2003 2004 2005 2006
ANGGARAN PAD Periode 2002-2006
PADPDRDPKDLPAD
31
Tabel 4.2.2
REALISASI PAD Periode 2002-2006
REALISASI 2002 2003 2004 2005 2006 PAD PD RD PKD LPAD
9,051,756,464,03 1,376,887,240,00 2.797,840,885,00
5,000,000,00 4,872,028.339,03
11,924,140,358,611,900,226,528,004,078,398,142,00 5,000,000,005,940,515,688,61
15,104,680,568,79 2,068,849,328,00 4,446,795,502,00 5,000,000,00 8,584,035,738,79
19,617,722,793,98 2,449,264,097,00 6,261,980,186,00 5,000,000,00 10,901,478,510,98
25.280.747.941,592.643.875.425,005.708.045.082,00
612.235.432,5316.316.592.002,08
0
5
10
15
20
25
30
(DalamMilyar Rupiah)
2002 2003 2004 2005 2006
REALISASI PAD Periode 2002-2006
PADPDRDPKDLPAD
32
Keterangan ;
Selama 5 tahun penerapan Otonomi Daerah di Kabupaten Sampang, Hasil
yang ditunjukkan dari laporan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
positif. Penerimaan pendapatan daerah menunjukkan peningkatan tiap periodenya
tetapi tidak semua pos-pos yang terdapat dalam PAD tersebut mengalami
peningkatan disebabkan karena belum maksimalnya pelayanan yang diberikan
pemerintah daerah terhadap masyarakat. Keadaan ini berjalan selama 3 tahun awal
penerapan otonomi daerah yaitu periode tahun 2002-2004.
Terjadi penurunan anggaran tahun 2005, Menurunnya anggaran tahun
2005 ini disebabkan karena dihapusnya beberapa nama BUMD yaitu Bank
Pembangunan Daerah dan Perusahaan Daerah Air Minum. Sehingga hanya ada
satu BUMD yang termasuk dalam pos ini yaitu Perusahaan Daerah Apotik,
akhirnya pemda Sampang menurunkan anggaran PAD tahun 2005 menjadi Rp
13,095,021,875. Namun pada realisasinya penerimaan daerah tahun 2005 terjadi
peningkatan karena pada tahun tersebut pemerintah daerah Sampang mengambil
langkah-langkah baru dalam peningkatan pelayanan masyarakat guna
meningkatkan sektor penerimaan daerah. Hasil dari langkah Pemda Sampang ini
mendapat tanggapan yang baik dari seluruh masyarakat, terbukti dari laporan
realisasi penerimaan daerah tahun 2005-2006 mengalami peningkatan pada semua
pos-pos yang ada dalam PAD.
33
4.3 Efisiensi dan Efektifitas Kebijakan Otonomi Daerah Kab.Sampang
Peran kebijakan otonomi daerah terhadap PAD daerah otonom yaitu
daerah otonom diberikan hak untuk mengelola dan memungut sumber-sumber
penerimaan daerah berdasarkan perundang-undangan, salah satunya adalah
memberikan kompensasi berupa pelayanan yang baik dan perbaikan fasilitas
umum bagi masyarakat. Efisiensi dan Efektifitas suatu otoda dapat dilihat dari
kenaikan PADnya, dimana PAD ini akan sangat berperan dalam rencana
peningkatan kemandirian daerah agar tidak selalu tergantung kepada bantuan dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah propinsi. Kemudian pemerintah daerah
harus dapat memberikan kemudahan dalam segala jenis kegiatan investasi di
daerah dengan tujuan dapat meningkatkan pertumbuhan investasi daerah yang
dapat berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan asli daerah kabupaten.
Langkah-langkah pemerintah kabupaten Sampang guna meningkatkan
penerimaan daerah dari sektor PAD antara lain :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan seluruh instansi pemerintah daerah
(Pendidikan, Kesehatan, Pertanian, Peternakan dll..)
b. Membangun dan memperbaiki semua fasilitas masyarakat di Kabupaten
Sampang (Rumah Sakit, Pasar, Terminal dll..)
c. Meningkatkan kinerja pelayanan masyarakat
Berikut adalah laporan keuangan pendapatan asli daerah Kabupaten Sampang
setelah menerapkan kebijakan otonomi daerah tahun 2002 – 2006 :
34
Tabel 4.3.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN SAMPANG
TAHUN 2002
Sumber : APBD Kab.Sampang,diolah
Keterangan :
4.3.1 PAD Tahun 2002
Laporan keuangan pendapatan asli daerah Kab.Sampang menunjukkan
bahwa nominal anggaran PAD untuk tahun 2002 sebesar Rp 8,124,092,000.00
sedangkan realisasi PAD adalah Rp 9,051,756,000.03. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat kelebihan antara anggaran dengan realisasi sebesar Rp
927,664,000.03. Dalam realisasimya, setiap unsur-unsur yang terdapat dalam
PAD ini mengalami selisih dengan dana yang dianggarkan oleh Kabupaten
Sampang sendiri. Antara lain :
1) Pos Pajak Daerah mengalami lebih anggaran sebesar Rp 83,687,240 dari dana
yang di anggarkan sebesar Rp 1,293,200,000
2) Pos Retribusi Daerah mengalami kurang anggaran sebesar Rp 282.551.115
dari dana anggaran yaitu Rp 9.080.392.000
NO URAIAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
LEBIH (KURANG)
ANGGARAN (Rp)
%
1. 1.1 1.2 1.3 1.4
Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah
8,124,092,000,00
1,293,200,000,003,080.392,000,00 55,000,000,00
3,695,500,000,00
9,051,756,464,03
1,376,887,240,002.797,840,885,00
5,000,000,00
4,872,028.339,03
927,664,464,03
83,687,240.00 (282,551,115,00) (50,000,000,00)
1,176,528,339,03
11,4
6.479,1790,9
31,8
35
3) Pos Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan memilki kurang anggaran
sebesar Rp 50,000,000 dari dana anggaran Rp 55,000,000
4) Pos Lain-lain PAD yang Sah mengalami lebih anggaran sebesar Rp
1,176,528,339 atau 31,8% dari dana anggaran yaitu Rp 3,695,500,000
Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa diantara keempat pos PAD,
yang memberikan pemasukan paling besar terhadap PAD Kab.Sampang adalah
Pos Lain-lain PAD yang Sah sebesar Rp 4,872,028,339 atau 53,8% dari total
realisasi PAD tahun 2002 yaitu Rp 9,051,756,464. Hal ini disebabkan karena
adanya pendapatan yang cukup besar dari Jasa Giro yaitu Rp 4,395,197,441 yang
terdapat dalam Pos Lain-lain PAD yang Sah.
Tabel 4.3.2 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN SAMPANG
TAHUN 2003
Sumber : APBD Kab.Sampang,diolah
NO URAIAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
LEBIH (KURANG)
ANGGARAN (Rp)
%
1. 1.1 1.2 1.3 1.4
Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah
11,672,136,450,00
1,829,500,000,004,774,136,450,00 5,000,000,00
5,063,500,000,00
11,924,140,358,61
1,900,226,528,004,078,398,142,00 5,000,000,00
5,940,515,688,61
252,003,908,61
70,726,528,00 (695,738,308,00) 0,00
877,015,688,61
2,1
3,814,5
0
17,3
36
4.3.2 PAD tahun 2003
Pada tahun ini. PAD Kab.Sampang mengalami peningkatan dibandingkan
dengan jumlah PAD tahun 2002. Total nominal realisasi PAD sebesar Rp
9,051,756,464 sedangkan nominal PAD yang dianggarkan untuk tahun 2003
adalah Rp 11,672,136,450 (terjadi peningkatan dari tahun anggaran sebelumnya
yaitu Rp3,548,044,450). Dengan kata lain. seluruh pos-pos yang termasuk dalam
PAD juga mengalami peningkatan anggaran seperti ;
1) Pajak Daerah ditingkatkan menjadi Rp 1,829,500,000 sementara realisasinya
yaitu Rp 1,900,226,528. Pos-pos yang berperan dalam peningkatan
pendapatan Pajak Daerah adalah ;
a. Pajak Hotel & Restoran sebesar Rp 17,252,400
b. Pajak Hiburan sebesar Rp 20,450,500
c. Pajak Reklame sebesar Rp 37,751,500
d. Pajak Penerangan Jalan Umum sebesar Rp 1,798,921,648
e. Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol.C sebesar Rp 25,850,480
2) Retribusi Daerah juga meningkat menjadi Rp 4,774,136,450 dengan realisasi
Rp 4,078,398,142. Peningkatan anggaran pada pos ini tidak searah dengan
realisasi yang artinya terjadi selisih kurang anggaran sebesar Rp 695,738,308.
Karena kurangnya pemasukan dari retribusi pasar disebabkan adanya
pembangunan pasar Polowijo sehingga pendapatan pasar berkurang.
3) Anggaran Lain-lain PAD yang Sah meningkat menjadi Rp 5,063,500,000
dengan realisasi Rp 5,940,515,688. Penerimaan dari Jasa Giro tetap menjadi
penyumbang terbesar dalam pos ini sebesar Rp 5,240,473,640
37
4) Berbeda dengan yang lain, Pos Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan (Laba Badan Usaha Milik Daerah) mengalami pengurangan
anggaran menjadi Rp 5,000,000. Hal ini disebabkan karena dihapusnya
beberapa nama BUMD (Bank Pembangunan Daerah dan Perusahaan Daerah
Air Minum). Sehingga hanya ada satu BUMD yang termasuk dalam pos ini
yaitu Perusahaan Daerah Apotik.
Tabel 4.3.3 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN SAMPANG
TAHUN 2004
Sumber : APBD Kab.Sampang,diolah
4.3.3 PAD Tahun 2004
Sama seperti tahun 2003, PAD Kab.Sampang untuk tahun 2004 juga
mengalami peningkatan anggaran. Pemerintah Daerah melakukan peningkatan
anggaran ini karena Pemda Sampang merasa telah berbenah diri dalam melakukan
pelayanan yang baik dan perbaikan fasilitas umum bagi masyarakat guna
mendapatkan penerimaan daerah yang lebih besar lagi. Terbukti pada tahun ini
total penerimaan PAD Sampang naik sekitar 37,2% dibandingkan tahun 2003
sebesar Rp 16,017,621,528. Pos-pos PAD di tahun 2004 ini mengalami
peningkatan yang sukup besar walaupun tidak sesuai dengan dana PAD yang
dianggarkan sebelumnya. Antara lain ;
NO URAIAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
LEBIH (KURANG) ANGGARAN
(Rp) %
1 1.1 1.2 1.3 1.4
Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah
16,017,621,528,00
2,145,028,500,00 5,108,999,481,00 5,000,000,00
8,758,593,547,00
15,104,680,568,79
2,068,849,328,00 4,446,795,502,00 5,000,000,00
8,584,035,738,79
(1,510,468,055,27)
(76,179.172,00) (662,203,979,00) 0,00
(174,557,808,21)
9,4
3,512,9
0
1,9
38
1) Pajak Daerah mengalami kenaikan pada sektor pajak penerangan jalan sebesar
Rp 60,540,189 dan sektor Bahan Galian Golongan C sebesar 30,547,000. Hal
ini disebabkan karena meningkatnya pembangunan fasilitas kota di tahun
2004.
2) Retribusi Daerah juga mengalami peningkatan di sektor Pelayanan Kesehatan,
Retribusi ijin mendirikan bangunan, Retribusi Pasar Grosir atau Pertokoan
serta Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (sewa lapangan Wijaya Kusuma).
3) Pendapatan dari Lain-lain PAD yang Sah meningkat. Peningkatan pendapatan
ini dihasilkan dari sektor Perkebunan, Pertanian, Peternakan serta Perikanan.
Hal ini terjadi karena Pemda Sampang melakukan peningkatan kualitas
terhadap sektor-sektor tersebut.
Tabel 4.3.4 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN SAMPANG
TAHUN 2005
Sumber : APBD Kab.Sampang,diolah
NO URAIAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
LEBIH (KURANG)
ANGGARAN (Rp)
%
1. 1.1 1.2 1.3 1.4
Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah
13,095,021,875,00 2,256,000,000,00 5,398,728,175,00 5,000,000,00 5,435,293,700,00
19,617,722,793,98
2,449,264,097,00 6,261,980,186,00 5,000,000,00
10,901,478,510,98
6,522,700,920,02
193,264,097,00 863,252,011 0,00
5,466,184,810,02
49,8
8,515,9
0
100,5
39
4.3.4 PAD tahun 2005
Setelah 4 tahun Kebijakan Otonomi Daerah berjalan. Di tahun 2005 ini
penerimaan yang berasal dari PAD dirasa semakin meningkat dari tahun ke
tahunnya. Hal tersebut disebabkan salah satunya karena adanya langkah-langkah
baru yang dibuat oleh pimpinan tertinggi di Pemerintahan Daerah Kab.Sampang
dalam hal ini Bupati beserta seluruh struktur yang dalam Pemerintahan Daerah.
Sampang. Antara lain ;
1) Adanya peningkatan Pajak Daerah dari Sektor Pajak Hiburan Tontonan
memberikan pemasukan sebesar Rp 10,000,000 disebabkan adanya hiburan
khas masyarakat Madura yaitu kejuaraan Karapan Sapi Gubernur Cup Selain
itu penerimaan dari sektor Pajak Reklame maupun Pajak Penerangan Jalan
sebesar Rp 2,065,000,000 juga masuk dalam pendapatan Pajak Daerah tahun
ini.
2) Pos Retribusi Daerah mendapatkan masukan pendapatan yang cukup besar
yang berasal dari Retribusi Pasar Polowijo dengan nominal Rp 1,981,282,175
serta retribusi Pasar Srimangunan sebesar Rp 358,785,750.Selain itu, Retribusi
Tempat Rekreasi, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Sewa
Alat Berat berturut-turut memberikan pendapatan sebesar Rp 33,000,000 ; Rp
305,711,826 ; dan Rp 156,925,000.
3) Pemasukan pendapatan Pos Lain-lain PAD yang Sah sebesar Rp 204,970,200
didapat dari Hasil Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan. Ada juga
Penerimaan dari Usaha Dinas sebesar Rp 349,926,157 serta Penerimaan Lain-
lain Rp 886,301,566.
40
Tabel 4.3.5 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN SAMPANG
TAHUN 2006
Sumber : APBD Kab.Sampang,diolah
4.3.5 PAD Tahun 2006
Meningkatnya Penerimaan PAD semakin terlihat pada tahun ini. Anggaran
yang direncanakan sebesar Rp 18,114,657,200 melonjak pesat dengan realisasi Rp
25,280,747,941. Langkah-langkah pemerintah daerah Kabupaten Sampang dalam
memaksimalkan seluruh potensi yang ada di daerah guna meningkatkan
penerimaan daerah mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat setempat.
Pembangunan fasilitas kota, Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan,
Peningkatan kualitas Usaha Dinas-Dinas Pemerintahan (Perkebunan, Peternakan,
Perikanan, Pertanian) serta Peningkatan kualitas Instansi layanan masyarakat
adalah beberapa langkah yang diambil pemerintah daerah guna memaksimalkan
pendapatan daerah. Terbukti masing-masing pos yang terdapat dalam laporan
PAD Sampang menunjukkan peningkatan nominal realisasi terhadap nominal
anggarannya.
NO URAIAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
LEBIH (KURANG)
ANGGARAN (Rp)
%
1. 1.1 1.2 1.3 1.4
Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah
18.114.657.200,00
2.441.305.400,006.013.752.000,00
476.000.000,00
9.180.599.800,00
25.280.747.941,59
2.643.875.425,005.708.045.082,00
612.235.432,53
16.316.592.002,08
7.166.090.741,59
202.570.025,00307.706.918,00136.235.432,53
7.135.992.202,08
139,5
108,394,9
127,8
177,7
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan kebijakan
otonomi daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten Sampang serta
mengetahui efektifitas dan efisiensi penerapan otonomi daerah terhadap PAD
Sampang. Data penelitian menggunakan laporan PAD periode tahun 2002 sampai
dengan periode tahun 2006 yang didapat dari instansi pemerintahan yaitu
Dispendaloka (Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah).
Teknik analisis data dengan cara observasi dan wawancara langsung terhadap
sumber data penelitian kemudian membuat kesimpulan atas data yang diperoleh.
Berdasarkan hasil data analisis deskriptif yang dilakukan, Maka penerapan
kebijakan otonomi daerah kabupaten Sampang adalah sebagai berikut ;
1. Pada pelaksanaan otonomi daerah tahap pertama yaitu tahun 2002-tahun 2004
belum menunjukkan hasil yang begitu besar disebabkan belum maksimalnya
pelayanan yang diberikan Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang terhadap
masyarakat sehingga hasil penerimaan daerah belum begitu besar terbukti
pada total realisasi PAD tahun tersebut. Masing-masing pos yang ada dalam
PAD masih mengalami nominal negatif (kurang dari anggaran).
2. Periode tahun 2005-2006 adalah masa dimana Pemerintah Daerah
mendapatkan penerimaan yang cukup besar dari PAD. Terlihat pada tahun
tersebut berturut-turut realisasi PAD lebih besar daripada dana yang
41
42
dianggarkan sebelumnya. Setiap pos yang terdapat dalam PAD seperti ; Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan
Lain-lain PAD yang Sah tidak pernah menunjukkan nominal kurang dari
anggaran, Sebaliknya keempat pos tersebut selalu menunjukkan nominal
positif (lebih dari anggaran).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Maka penerapan otonomi
daerah di Sampang efektif dan efisien terhadap PAD kabupaten Sampang. Hal ini
dibuktikan pada masing-masing pos yang terdapat dalam laporan PAD Sampang
menunjukkan peningkatan, nominal realisasi lebih besar daripada jumlah nominal
anggaran PAD tiap tahunnya.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut ;
a. Terbatasnya perolehan data laporan PAD dan kurang lengkapnya penjelasan
dari sumber penelitian, yaitu Dispendaloka Kab.Sampang
b. Sampel penelitian hanya pemerintah daerah Kabupaten Sampang. Sehingga
ukuran sampel penelitian hanya sebatas daerah kabupaten.
c. Tahun penelitian yang digunakan hanya periode tahun 2002-2006
5.3 Saran-saran
Karena sektor pos-pos yang terdapat dalam PAD antara lain ; Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan kekayaan Daerah yang Dipisahkan serta
Lain-lain PAD yang Sah belum diprioritaskan secara maksimal maka
peningkatan penerimaan daerah yang dipakai belum mencapai hasil yang
maksimal pula. Maka Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang harus lebih aktif
43
dalam membuat inovasi dan melakukan langkah-langkah dalam peningkatan
kualitas pelayanan masyarakat guna mendapatkan penerimaan daerah yang lebih
besar lagi. Beberapa hal yang perlu dilakukan pemerintah daerah untuk
memperbaiki sistem pengumpulan pajak daerah dan retribusi daerah agar dapat
meningkatkan PAD antar lain ;
1. Dimilikinya sistem akuntansi yang memadai sehingga dapat dipastikan bahwa
uang yang ikumpulkantelah di-posting ke rekening pemerintah daerah secara
benar, dan ada keamanan yang cukup dari bahaya pencurian, hilang atau salah
hitung.
2. Checking system, pada setiap tahap sangat perlu bahwa catatan-catatan
tersebut di cross-checked, dan pengecekan mendadak (spot check) dilakukan
oleh staf senior secara acak.
3. Pelaporan hasil pengumpulan PAD perlu di monitor secara teratur
dibandingkan dengan target dan potensi, dan hasilnya dilaporkan kepada staf
senior yang memiliki kewenangan mengambil keputusan bila terjadi masalah
1
Unsur-unsur PAD Kab.Sampang dan jenis-jenisnya
A. Pajak Daerah
1. Pajak Hotel dan Restoran
a. Lingkungan Kota
b. Luar Kota
c. Penginapan
d. Lain-lain
2. Pajak Hiburan
a. Tontonan Film
b. Karapan Sapi
c. Sepak Bola
d. Tontonan Lain
3. Pajak Reklame
a. Perpanjangan Pemasangan Reklame
b. Pemancangan Pamasangan Baru
4. Pajak Penerangan Jalan Umum
5. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
B. Retribusi Daerah
1. Retribusi Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Kesehatan
b. Rumah Sakit Umum Daerah
c. Instalasi Farmasi
2. Retribusi Pelayanan Sampah /Kebersihan 3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP. 4. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Akte Catatan Sipil. 5. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat. 6. Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum. 7. Retribusi Pelayanan Pasar
a. Pasar Polowijo b. Pendapatan Bulanan
8. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.
2
9. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah a. Sewa Rumah Dinas b. Sewa Lapangan Wijaya Kusuma c. Sewa Lapangan Tenis d. Sewa Gedung Bulu Tangkis e. Sewa Stadion Trunojoyo f. Sewa Gedung Serba Guna g. Sewa Tanah h. Sewa Tenda i. Sewa Mesin Gilas j. Fotocopy k. Sewa Bus dan Kapal Boat
10. Retibusi Pasar Grosir Atau Pertokoan a. Pendapatan Pasar Hewan b. Pendapatan Kios Inpres
11. Retribusi Tempat Pelelangan. 12. Retribusi Terminal
a. Terminal Sampang b. Terminal Ketapang
13. Retribusi Tempat Khusus Parkir. 14. Retribusi Tempat Penginapan/Pasanggrahan/Villa. 15. Retribusi Penyedotan Kakus. 16. Retribusi Rumah Potong Hewan
a. RPH Sampang b. RPH Omben c. RPH Torjun d. RPH Kedungdung e. RPH Ketapang f. RPH Tambelangan
17. Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal. 18. Retribusi Tempat Rekreasi Dan Olahraga
a. Rekreasi Camplong b. Rekreasi Sumber Otok.
19. Retribusi Penyebrangan Di Atas Air.
3
20. Retibusi Pengolahan Limbah Cair. 21. Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah. 22. Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan. 23. Retribusi Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol. 24. Retribusi Ijin Gangguan. 25. Retribusi Ijin Trayek 26. Retribusi Ijin Usaha Pertambangan Bahan Galian C 27. Retribusi Ijin Usaha Industri dan Perdagangan 28. Retribusi Ijin Daftar Gudang dan Usaha atas Perusahaan 29. Retribusi Penebangan Pohon diluar Kawasan dan Pengangkutan Kayu 30. Retribusi Pengaturan Tempat Usaha Pedagang Kaki Lima 31. Retribusi Usaha Kelautan dan Perikanan 32. Retribusi Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi 33. Retribusi Perlindungan Jalan
C. Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
1. PD Apotik Trunojoyo
D. Lain-lain PAD yang Sah
1. Hasil Penjualan Barang Milik Daerah
2. Penerimaan Jasa Giro
3. Perbaikan Jalan Daerah
4. Penerimaan Dinas Peternakan
5. Penerimaan Dinas Pertanian
6. Penerimaan Dinas Perikanan
7. Penerimaan Dinas Perkebunan
8. Deviden Atas Penyertaan Saham Daerah
9. Lain-lain PAD
4
LAPORAN PAD KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2002
URAIAN ANGGARAN REALISASI
1 2 3
PENDAPATAN ASLI DAERAH
PAJAK DAERAH Pajak Hotel dan Restoran Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Umum Pajak Hiburan
RETRIBUSI DAERAH Retribusi Pelayanan Kesehatan Retribusi Pelayanan Sampah /Kebersihan Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte catatan Sipil Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat. Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum. Retribusi Pelayanan Pasar Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retibusi Pasar Grosir Atau Pertokoan Retribusi Tempat Pelelangan. Retribusi Terminal Retribusi Tempat Khusus Parkir. Retribusi Tempat Penginapan/Pasanggrahan/Villa. Retribusi Penyedotan Kakus. Retribusi Rumah Potong Hewan Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal. Retribusi Tempat Rekreasi Dan Olahraga Retribusi Penyebrangan Di Atas Air. Retibusi Pengolahan Limbah Cair.
8.124.092.000
1.293.200.000 14.000.000 40.000.000
195.00.000
1.206.200.000 13.500.000
3.080.392.000 1.475.852.000
35.000.000
16.000.000
0.00
15.000.000
375.000.000 70.000.000
153.640.000 750.000.000
0.00 60.000.000 11.100.000 6.000.000
750.000
60.000.000 0.00
24.000.000
0.00 0.00
9.051.756.464
1.376.887.24014.866.92036.008.550
26.175.8001.241.812.885
14.482.200
27.97.840.8851.292.016.230
17.245.750
17.184.000
0.00
15.001.500
388.721.92563.905.500
133.181.500676.165.325
0.0059.693.10011.500.000
5.350.000
510.00060.000.000
0.0023.500.000
0.000.00
5
Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah. Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan. Retribusi Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol. Retribusi Ijin Gangguan. Retribusi Ijin Trayek Retribusi Ijin Usaha Pertambangan Bahan Galian C Retribusi Ijin Usaha Industri dan Perdagangan Retribusi Usaha Kelautan dan PerikananRetribusi Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi
PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
PD Apotik Trunojoyo
LAIN-LAIN PAD YANG SAH Hasil Penjualan Barang Milik Daerah Penerimaan Jasa Giro Perbaikan Jalan Daerah Penerimaan Dinas Peternakan Penerimaan Dinas Pertanian Penerimaan Dinas Perikanan Penerimaan Dinas Perkebunan Deviden Atas Penyertaan Saham Daerah Lain-lain PAD
0.00
80.000.000 0.00
0.00
650.000 2.500.000
0.00
0.00 0.00
5.000.000
5.000.000
3.695.500.000 0.00
3.250.000.000 1.500.000
15.000.000 30.000.000 54.000.000 45.000.000
0.00
300.000.000
0.00
76.246.6550.00
0.00672.000
1.890.195
0.00
0.000.00
5.000.000
5.000.000
4.872.028.3390.00
4.395.197.4411.600.000
15.446.00035.660.00026.785.15040.000.000
0.00
357.339.747Sumber : APBD Kab. Sampang diolah
6
LAPORAN PAD KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2003
URAIAN ANGGARAN REALISASI
1 2 3
PENDAPATAN ASLI DAERAH
PAJAK DAERAH Pajak Hotel dan Restoran Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Umum Pajak Hiburan
RETRIBUSI DAERAH Retribusi Pelayanan Kesehatan Retribusi Pelayanan Sampah /Kebersihan Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte catatan Sipil Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat. Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum. Retribusi Pelayanan Pasar Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retibusi Pasar Grosir Atau Pertokoan Retribusi Tempat Pelelangan. Retribusi Terminal Retribusi Tempat Khusus Parkir. Retribusi Tempat Penginapan/Pasanggrahan/Villa. Retribusi Penyedotan Kakus. Retribusi Rumah Potong Hewan Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal. Retribusi Tempat Rekreasi Dan Olahraga Retribusi Penyebrangan Di Atas Air. Retibusi Pengolahan Limbah Cair.
11.672.136.450
1.829.500.000 17.000.000 70.000.000
275.00.000
1.700.000.000 15.000.000
4.774.136.450 1.975.000.000
46.886.000
355.177.850
0.00
16.000.000
575.378.600 85.000.000
172.260.000
1.160.000.000 0.00
70.000.000 12.500.000 7.000.000
750.000
75.000.000 6.384.000
27.600.000
0.00 0.00
11.924.140.358
1.900.226.52817.252.40025.850.480
377.515.001.798.921.648
20.450.000
4.078.398.1421.612.454.381
45.324.950
359.213.850
0.00
16.015.000
545.068.600125.905.500
167.920.750854.768.925
0.0063.223.40012.512.700
6.312.000
750.00062.868.000
1.940.00016.158.000
0.000.00
7
Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah. Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan. Retribusi Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol. Retribusi Ijin Gangguan. Retribusi Ijin Trayek Retribusi Ijin Usaha Pertambangan Bahan Galian C Retribusi Ijin Usaha Industri dan Perdagangan Retribusi Ijin Daftar Gudang dan Usaha atas Perusahaan Retribusi Penebangan Pohon diluar Kawasan dan Pengangkutan Kayu Retribusi Pengaturan Tempat Usaha Pedagang Kaki Lima Retribusi Usaha Kelautan dan PerikananRetribusi Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi Retribusi Perlindungan Jalan
PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
PD Apotik Trunojoyo
LAIN-LAIN PAD YANG SAH Hasil Penjualan Barang Milik Daerah Penerimaan Jasa Giro Perbaikan Jalan Daerah Penerimaan Dinas Peternakan Penerimaan Dinas Pertanian Penerimaan Dinas Perikanan Penerimaan Dinas Perkebunan Deviden Atas Penyertaan Saham Daerah Lain-lain PAD
0.00
105.000.000 0.00
9.000.000 1.200.000 2.500.000
9.000.000
8.500.000
3.000.000
450.000
14.500.000 15.000.000
17.000.000
5.000.000
5.000.000
5.063.500.000
140.000.000 4.250.000.000
1.500.000 15.000.000 30.000.000 37.000.000 40.000.000
150.000.000
400.000.000
0.00
105.526.2410.00
11.365.0001.272.0001.890.195
12.200.000
7.801.000
0.00
4.509.000
14..500.0000.00
18.792.750
5.000.000
5.000.000
5.940.515.688144.944.000
5.240.473.6401.631.000
15.300.00030.700.00037.005.00040.000.000
149.283.857
281.178.190Sumber : APBD Kab. Sampang diolah
8
LAPORAN PAD KABUPATEN SAMPANG
TAHUN ANGGARAN 2004
URAIAN ANGGARAN REALISASI
1 2 3
PENDAPATAN ASLI DAERAH
PAJAK DAERAH Pajak Hotel dan Restoran Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Umum Pajak Hiburan
RETRIBUSI DAERAH Retribusi Pelayanan Kesehatan Retribusi Pelayanan Sampah /Kebersihan Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte catatan Sipil Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat. Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum. Retribusi Pelayanan Pasar Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retibusi Pasar Grosir Atau Pertokoan Retribusi Tempat Pelelangan. Retribusi Terminal Retribusi Tempat Khusus Parkir. Retribusi Tempat Penginapan/Pasanggrahan/Villa. Retribusi Penyedotan Kakus. Retribusi Rumah Potong Hewan Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal. Retribusi Tempat Rekreasi Dan Olahraga Retribusi Penyebrangan Di Atas Air.
16,017,621,528
2,145,028,500 17000000 70000000
27500000
1700000000 15000000
5,108,999,481
1975000000 46886000
355177850
0
16000000
575378600 85000000
172260000
1160000000 0
70000000 12500000
7000000
750000 75000000
6384000 27600000
0
15,104,680,568
2,068,849,3281725240025850480
377515001798921648
20450000
4,446,795,5021612454381
45324950
359213850
0
16015000
545068600125905500
167920750854768925
063223400125127006312000
750000628680001940000
16158000
0
9
Retibusi Pengolahan Limbah Cair. Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah. Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan. Retribusi Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol. Retribusi Ijin Gangguan. Retribusi Ijin Trayek Retribusi Ijin Usaha Pertambangan Bahan Galian C Retribusi Ijin Usaha Industri dan Perdagangan Retribusi Ijin Daftar Gudang dan Usaha atas Perusahaan Retribusi Penebangan Pohon diluar Kawasan dan Pengangkutan Kayu Retribusi Pengaturan Tempat Usaha Pedagang Kaki Lima Retribusi Usaha Kelautan dan PerikananRetribusi Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi Retribusi Perlindungan Jalan
PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
PD Apotik Trunojoyo
LAIN-LAIN PAD YANG SAH Hasil Penjualan Barang Milik Daerah Penerimaan Jasa Giro Perbaikan Jalan Daerah Penerimaan Dinas Peternakan Penerimaan Dinas Pertanian Penerimaan Dinas Perikanan Penerimaan Dinas Perkebunan Deviden Atas Penyertaan Saham Daerah Lain-lain PAD
0 0
105000000
0
9000000 1200000 2500000
9000000
8500000
3000000
4500000
14500000 15000000
17000000
5000000
5000000
8,758,593,547
140000000 4250000000
1500000 15000000 30000000 37000000 40000000
150000000
400000000
00
1055262410
1136500012720001890195
12200000
7801000
0
4509000
145000000
18792750
5000000
5000000
8,584,035,738144944000
52404736401631000
15300000307000003700500040000000
149283857
281178190Sumber : APBD Kab. Sampang diolah
10
LAPORAN PAD KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2005
URAIAN ANGGARAN REALISASI
1 2 3
PENDAPATAN ASLI DAERAH
PAJAK DAERAH Pajak Hotel dan Restoran Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Umum Pajak Hiburan
RETRIBUSI DAERAH Retribusi Pelayanan Kesehatan Retribusi Pelayanan Sampah /Kebersihan Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte catatan Sipil Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat. Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum. Retribusi Pelayanan Pasar Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retribusi Pasar Grosir Atau Pertokoan Retribusi Tempat Pelelangan. Retribusi Terminal Retribusi Tempat Khusus Parkir. Retribusi Tempat Penginapan/Pasanggrahan/Villa. Retribusi Penyedotan Kakus. Retribusi Rumah Potong Hewan Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal. Retribusi Tempat Rekreasi Dan Olahraga Retribusi Penyebrangan Di Atas Air. Retibusi Pengolahan Limbah Cair.
13,095,021,875
2,256,000,000 151.000.000 30.000.000
65.000.000
2.000.000.000 10.000.000
5,398,728,175
792.000.000 48296000
67500000
0
32000000
1981282175 115000000
212350000
1160000000 0
70000000 12500000
7000000
750000 75000000
8000000 24000000
0 0
19,617,722,793
2,449,264,097200.216.50230.300.000
85.072.6502.101.389.795
22.285.150
6,261,980,186723104251
47347125
1061767000
0
32020000 1695129375
109580000
270293500854768925
063223400125127006312000
750000675240006708500
33000000
00
11
Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah. Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan. Retribusi Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol. Retribusi Ijin Gangguan. Retribusi Ijin Trayek Retribusi Ijin Usaha Pertambangan Bahan Galian C Retribusi Ijin Usaha Industri dan Perdagangan Retribusi Ijin Daftar Gudang dan Usaha atas Perusahaan Retribusi Penebangan Pohon diluar Kawasan dan Pengangkutan Kayu Retribusi Pengaturan Tempat Usaha Pedagang Kaki Lima Retribusi Usaha Kelautan dan PerikananRetribusi Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi Retribusi Perlindungan Jalan
PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
PD Apotik Trunojoyo
LAIN-LAIN PAD YANG SAH Hasil Penjualan Barang Milik Daerah Penerimaan Jasa Giro Perbaikan Jalan Daerah Penerimaan Dinas Peternakan Penerimaan Dinas Pertanian Penerimaan Dinas Perikanan Penerimaan Dinas Perkebunan Deviden Atas Penyertaan Saham Daerah Lain-lain PAD
0
163000000 0
10000000
1200000 25650000
9000000
8500000
6000000
4500000
14500000 17000000
17000000
5000000
5000000
5,435,293,700
140000000 4250000000
1500000 15000000 30000000 37000000 40000000
150000000
400000000
0
3057118260
282557501272000
23985195
12200000
7801000
21500000
4509000
2354000017500000
18792750
5000000
5000000
10,901,478,510144944000
52404736401631000
15300000307000003700500040000000
149283857
281178190Sumber : APBD Kab. Sampang diolah
12
LAPORAN PAD KABUPATEN SAMPANG
TAHUN ANGGARAN 2006
URAIAN ANGGARAN REALISASI
1 2 3
PENDAPATAN ASLI DAERAH
PAJAK DAERAH Pajak Hotel dan Restoran Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Umum Pajak Hiburan
RETRIBUSI DAERAH Retribusi Pelayanan Kesehatan Retribusi Pelayanan Sampah /Kebersihan Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte catatan Sipil Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat. Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum. Retribusi Pelayanan Pasar Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retibusi Pasar Grosir Atau Pertokoan Retribusi Tempat Pelelangan. Retribusi Terminal Retribusi Tempat Khusus Parkir. Retribusi Tempat Penginapan/Pasanggrahan/Villa. Retribusi Penyedotan Kakus. Retribusi Rumah Potong Hewan Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal. Retribusi Tempat Rekreasi Dan Olahraga Retribusi Penyebrangan Di Atas Air.
18.114.657.200 2.441.305.400 17000000 70000000 27500000 1700000000 15000000 6.013.752.000 1975000000 46886000 355177850 0 16000000 575378600 85000000 172260000 1160000000 0 70000000 12500000 7000000 750000 75000000 6384000 27600000 0
25.280.747.941 2.643.875.425 17252400 25850480 37751500 1798921648 20450000 5.708.045.082 1612454381 45324950 359213850 0 16015000 545068600 125905500 167920750 854768925 0 63223400 12512700 6312000 750000 62868000 1940000 16158000 0
13
Retibusi Pengolahan Limbah Cair. Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah. Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan. Retribusi Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol. Retribusi Ijin Gangguan. Retribusi Ijin Trayek Retribusi Ijin Usaha Pertambangan Bahan Galian C Retribusi Ijin Usaha Industri dan Perdagangan Retribusi Ijin Daftar Gudang dan Usaha atas Perusahaan Retribusi Penebangan Pohon diluar Kawasan dan Pengangkutan Kayu Retribusi Pengaturan Tempat Usaha Pedagang Kaki Lima Retribusi Usaha Kelautan dan PerikananRetribusi Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi Retribusi Perlindungan Jalan
PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
PD Apotik Trunojoyo
LAIN-LAIN PAD YANG SAH Hasil Penjualan Barang Milik Daerah Penerimaan Jasa Giro Perbaikan Jalan Daerah Penerimaan Dinas Peternakan Penerimaan Dinas Pertanian Penerimaan Dinas Perikanan Penerimaan Dinas Perkebunan Deviden Atas Penyertaan Saham Daerah Lain-lain PAD
0 0 105000000 0 9000000 1200000 2500000 9000000 8500000 3000000 4500000 14500000 15000000 17000000 476.000.000 476.000.000 9.180.599.800 140000000 4250000000 1500000 15000000 30000000 37000000 40000000 150000000 400000000
0 0 105526241 0 11365000 1272000 1890195 12200000 7801000 0 4509000 14500000 0 18792750 612.235.432 612.235.432 16.316.592.002 144944000 5240473640 1631000 15300000 30700000 37005000 40000000 149283857 281178190
Sumber : APBD Kab. Sampang diolah
14
MADOERA IS UNIQUE ISLAND