Upload
heru-adi-darmawan
View
49
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
RPJMD
Citation preview
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 1
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Penyelenggaraan
fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan
pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada
daerah sesuai peraturan perundang-undangan (money follow function).
Arah kebijakan keuangan daerah yang dirumuskan oleh Kabupaten Sampang adalah
sebagai berikut:
1. Arah kebijakan belanja APBD digunakan sepenuhnya untuk mendukung kebijakan
prioritas strategis jangka menengah lima tahunan.
2. Untuk menjamin ketersediaan dana maka kebijakan pendapatan diarahkan untuk
mendapatan berbagai sumber pendanaan dalam jumlah yang memadai.
3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu
Analisis Pengelolaan Keuangan Daerah dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran
tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah. Sedangkan Pengeloaan keuangan daerah
diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), maka analisis
pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan Laporan Keuangan Daerah
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebelumnya.
3.1.1 Pendapatan Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 2
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri dimaksud, telah diuraikan tentang beberapa
hal, diantaranya adalah yang dimaksud dengan Pendapatan Daerah adalah Hak pemerintah
daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Selain itu, diuraikan pula bahwa
Pendapatan Daerah dikelompokkan atas: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), (2) Dana
Perimbangan, dan (3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.
Kebijakan Umum APBD Kabupaten Sampang dalam periode tahun 2008–2012 pada
sisi Pendapatan adalah optimalisasi dan intensifikasi/ekstensifikasi sumber-sumber
pendapatan asli daerah dengan tanpa atau seminimal mungkin membebani masyarakat.
Kebijakan ini diarahkan untuk mencapai sasaran meningkatnya kemandirian keuangan
daerah. Masing-masing kelompok Pendapatan Daerah di atas, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
3.1.1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kelompok Pendapatan Asli Daerah, dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas
(1) Pajak Daerah, (2) Retribusi Daerah, (30 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan, dan (4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan
retribusi tersebut dirinci menurut obyek pendapatan sesuai dengan Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Jenis Pajak Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah sesuai Peraturan Daerah
Nomor 04 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah terdiri atas: (1) Pajak Hotel, (2) Pajak Restoran,
(3) Pajak Hiburan, (4) Pajak Reklame, (5) Pajak Penerangan Jalan, (6) Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan, (7) Pajak Parkir, (8) Pajak Air Tanah, (9) Pajak Sarang Burung Walet, (10)
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, dan (11) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan yang akan diberlakukan Januari tahun 2014.
Sedangkan untuk Retribusi Daerah yang dikelola Pemerintah Daerah Kabupaten
Sampang meliputi: (1) Retribusi Jasa Umum (Perda No 05 Tahun 2011 ), (2) Retribusi Jasa
Usaha (Perda No 06 Tahun 2011 ), dan (3) Retribusi Jasa Perizinan Tertentu (Perda No 07
Tahun 2011).
Hasil pengeloalaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek
pendapatan yang mencakup (1) Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
daerah/BUMD (2) Bagian laba atas penyertaan modal pada Perusahaan Milik
pemerintah/BUMN dan (3) Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan Milik Swasta
atau kelompok masyarakat.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 3
Searah dengan hal di atas, dijelaskan pula bahwa jenis Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang sah, dirinci menurut obyek pendapatan yang meliputi: (1) Hasil penjualan
kekayaan daerah yang dipisahkan, (2) Jasa giro, (3) Pendapatan Bunga, deposito dan
pinjaman, (4) Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, (5) Penerimaan komisi,
potongan atau bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang
dan/atau jasa oleh daerah, (6) Pendapatan Denda atas keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan, (7) Pendapatan denda pajak, (8) Pedapatan denda retribusi, (9) Pendapatan hasil
eksekusi atas jaminan pelaksanaan pekerjaan, (10) Pendapatan dari pengembalian, (11)
Fasilitas sosial dan fasilitas umum, dan (12) Pendapatan jasa dana bergulir.
3.1.1.2 Dana Perimbangan
Kelompok Pendapatan Dana Perimbangan, dibagi menurut jenis pendapatan yang
terdiri atas: (1) Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, (2) Dana Alokasi Umum, dan (3) Dana
Alokasi Khusus. Jenis Dana Bagi Hasil, dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup
Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak. Sedangkan Jenis Dana Alokasi Umum, hanya
terdiri atas obyek pendapatan Dana Alokasi Umum. Adapun Jenis Dana Alokasi Khusus,
dirinci menurut obyek pendapatan sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah pusat.
3.1.1.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah
Kelompok Lain-lain Pendapatan yang Sah, dibagi menurut jenis pendapatan yang
terdiri atas: (1) Pendapatan Hibah, (2) Dana Bagi Hasil Pajak dari provinsi/pemda lain, (3)
Dana penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus, (4) Bantuan keuangan dari provinsi atau dari
pemerintah daerah lainnya, dan (5) Lain-lain Penerimaan.
Selama kurun waktu tahun 2008–2012, target dan realisasi pendapatan daerah
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2008–2012
No. Uraian Target ( Rp.) Realisasi (Rp.) %
1. Pendapatan Daerah Tahun 2008
a. PAD 20.479.065.400,00 28.476.318.728,87 139,05b. Dana Perimbangan 529.677.270.000,00 525.155.067.769,66 99,15c. Lain-lain Pendapatan yang sah 17.410.721.531,92 45.524.141.690,00 261,36Jumlah 567.567.056.931,92 599.135.528.188,53 105,56
2. Pendapatan Daerah Tahun 2009a. PAD 28.202.689.203,58 37.026.235.941,13 131,29b. Dana Perimbangan 569.631.098.946,00 574.914.791.817,00 100,93c. Lain-lain Pendapatan yang sah 60.098.639.216,00 66.909.097.085,00 111,33Jumlah 657.932.427.365,58 678.850.124.843,13 103,18
3. Pendapatan Daerah Tahun 2010a. PAD 35.798.141.697,00 36.396.342.480,50 101,67b. Dana Perimbangan 578.804.691.142,00 592.023.897.869,00 102,28c. Lain-lain Pendapatan yang sah 182.659.783.954,00 176.959.101.686,00 96,88
Jumlah 797.262.616.793 805.379.342.035,50 101,02
4. Pendapatan Daerah Tahun 2011a. PAD 44.971.765.028,08 46.973.974.632,16 104,45b. Dana Perimbangan 638.136.741.632,00 646.247.193.920,00 101,27
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 4
No. Uraian Target ( Rp.) Realisasi (Rp.) %
c. Lain-lain Pendapatan yang sah 198.741.886.474,00 204.054.538.562,00 102,67
Jumlah 881.850.393.134,08 897.275.707.114,16 101,75
5. Pendapatan Daerah Tahun 2012a. PAD 56.460.008.475,00 61.065.357.245,07 108,16b. Dana Perimbangan 747.239.783.914,00 767,651,845,430.00 102,73c. Lain-lain Pendapatan yang sah 142.449.079.706,00 145,125,753,051.00 101,88
Jumlah 946.148.872.095,00 973,842,955,726.07 102,93
Sumber Data: Dispendaloka Kabupaten Sampang
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa realisasi pendapatan daerah setiap tahun
dapat melebihi target yng ditetapkan. Realisasi terbesar diperoleh pada tahun 2008 yaitu
sebanyak 105,56%. Secara umum, sisi pendapatan Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012
menunjukkan trend positif yang ditandai dengan pencapaian realisasi yang melampaui target.
Perkembangan pendapatan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan 3.3.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 5
Tabel 3.2 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2008–2012 Kabupaten Sampang
No Uraian Pendapatan 2008 (RP) 2009 (RP) 2010 (RP) 2011 (RP) 2012 (RP)Rata-rata
Pertumbuhan (%)
1 Pendapatan Asli Daerah 28,476,318,728.87 37,026,235,941.13 36,396,342,480.50 46,973,974,632.16 61,065,357,245.07 21.85
Pajak Daerah 3,079,469,026.00 3,637,540,618.00 5,055,708,343.00 6,628,833,412.97 7,229,609,140.84 24.32Retribusi Daerah 10,151,748,432.50 17,116,750,710.50 18,244,618,791.46 27,927,829,665.91 40,508,080,846.00 43.33Hasil Pengelolaan Kekayaan DaerahYang Dipisahkan
1,279,769,917.14 1,987,880,234.97 3,152,172,678.04 4,709,039,222.34 6,778,438,502.56 51.81
Lain-Lain PAD yang Sah 13,965,331,353.23 14,284,064,377.66 9,943,842,668.00 7,708,272,330.94 6,549,228,755.67 -16.41
2 Dana Perimbangan 525,155,067,769.66 574,914,791,817.00 592,023,897,869.00 646,247,193,920.00 767,651,845,430.00 10.08
Dana Bagi Hasil pajak/Bagi hasilbukan Pajak
49,997,335,769.66 56,557,716,817.00 74,790,552,869.00 78,280,412,920.00 91,484,925,430.00 16.72
Dana Alokasi Umum 422,388,032,000.00 442,747,075,000.00 454,853,945,000.00 499,433,081,000.00 603,996,470,000.00 9.57
Dana Alokasi Khusus 52,769,700,000.00 75,610,000,000.00 62,379,400,000.00 68,533,700,000.00 72,170,450,000.00 8.35
3 Lain-lain Pendapatan daerah yangSah
45,504,141,690.00 66,909,097,085.00 176,959,101,686.00 204,054,538,562.00 145,125,753,051.00 94.58
Hibah 26,162,898,800.00 107,397,098.00 1,269,415,000.00
Dana Bagi Hasil pajak dari provinsidan Pemerintah Darah Lainnya
16,405,586,824.00 20,530,768,195.00 26,072,712,686.00 29,901,326,064.00 34,642,218,051.00 20.67
Dana Penyesuaian Khusus 4,030,054,866.00 37,582,347,600.00 101,108,515,400.00 70,255,423,000.00 9.63
Bantuan Keuangan dari Provinsi atauPemerintah Daerah lainnya
25,068,500,000.00 46,378,328,890.00 87,141,142,600.00 21,177,895,000.00 38,238,910,000.00 44.44
Bantuan Keuangan PemerintahPusat
- - - 51,759,405,000.00 719,787,000.00
JUMLAH 599,135,528,188.53 678,850,124,843.13 805,379,342,035.50 897,275,707,114.16 973,842,955,726.07 12,97
Sumber Data: Dispendaloka Kabupaten Sampang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 6
Struktur pendapatan daerah Kabupaten Sampang masih menunjukkan ketergantungan
yang tinggi terhadap sumber dana pusat. Hal ini ditandai oleh masih besarnya dana
perimbangan. Selama lima tahun kontribusi dana perimbangan terhadap total pendapatan
daerah rata-rata 78,67%. Dana Perimbangan yang diluncurkan dari pemerintah ke daerah
bertujuan untuk menghindari kesenjangan fiskal (fiscal gap) antar daerah yang ditetapkan
berdasarkan kriteria tertentu yang menekankan pada aspek pemerataan dan keadilan
yang selaras dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang formula dan
perhitungannya ditetapkan sesuai undang-undang.
Di sisi lain kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari tahun ke tahun masih relatif
kecil. Berdasarkan data perkiraan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2008 sampai
dengan tahun 2012 hanya 5,25% dari total pendapatan daerah. Selanjutnya, Pendapatan Asli
Daerah dari Hasil Pengelolaan Daerah yang dipisahkan memberikan kontribusi terbesar dari
total PAD yaitu sesesar 51,81%, hal ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah Kabupaten
Sampang untuk mengembangkan beberapa BUMD dalam rangka mendukung kegiatan migas
di Kabupaten Sampang serta pengembangan Bank Perkreditan Rakyat.
Sumber pendapatan yang ketiga, yaitu Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
memberikan kontribusi rata-rata terhadap total pendapatan daaerah sebesar 14,58%.
Tingginya kontribusi tersebut dikarenakan kebijakan pemerintah Provinsi maupun
pemerintah pusat dalam bentuk bantuan keuangan serta dana penyesuaian otonomi khusus
dalam rangka mendukung kinerja tenaga pendidik di Kabupaten Sampang.
Uraian lebih lanjut sesuai dengan struktur APBD meliputi pengelolaan Pendapatan
Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan Daerah dapat diuraiakan sebagai berikut:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 7
Tabel 3.3 Realisasi APBD Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012
NO KETERANGAN 2008Ratio(%)
2009Ratio(%)
2010Ratio(%)
2011Ratio(%)
2012Ratio(%)
PENDAPATAN
1 Pendapatan Asli Daerah 28.476.318.728,87 4.75 37.026.235.941,13 5.45 36.396.342.480,50 4.52 46.973.974.632,16 5.24 61.065.357.245,07 6.27
2 Dana Perimbangan 525.155.067.769,66 87.65 574,914,791,817.00 84.69 592.023.897.869,00 73.51 646.247.193.920,00 72.02 767.651.845.430,00 78.83
3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 45,504,141,690.00 7.59 66.909.097.085,00 9.86 176.959.101.686,00 21.97 204.054.538.562,00 22.74145,125,753,051.00
14.90
Jumlah Pendapatan 599.135.528.188,53 100 678.850.124.843,13 100 805.379.342.035,50 100 897.275.707.114,16 100 973.842.955.726,07 100
Sumber Data: Dispendaloka Kabupaten Sampang
Sumber Data: Dispendaloka Kabupaten Sampang
Grafik 3.1 Realisasi APBD Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 8
3.1.2 Belanja Daerah
Belanja daerah adalah salah satu komponen pengeluaran pemerintah daerah, yang
digunakan untuk mendanai penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, baik urusan wajib
maupun urusan pilihan. Belanja daerah diklasifikasikan berdasarkan organisasi, fungsi,
program, kegiatan, dan jenis belanja yang penganggarannya didasarkan kepada kemampuan
keuangan daerah.
Belanja daerah yang direncanakan tersebut dikelompokkan menjadi belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, sedangkan belanja
langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan.
Apabila diperhatikan lebih lanjut ditinjau dari komposisi penggunaannya, antara
komponen belanja langsung dan belanja tidak langsung dari tahun ke tahun
perkembangannya perkembangannya semakin menurun. Pada tahun 2008 belanja langsung
menyerap sebesar 50,48%, tahun 2009 menyerap sebesar 48,69%, tahun 2010 menyerap
sebesar 40,33% pada tahun 2011 belanja langsung menyerap sebesar 39,53% Sedangkan
tahun 2012 sebesar 38,43%.
Sedangkan komponen belanja yang digunakan untuk belanja tidak langsung trend-nya
dari tahun 2008 sampai dengan 2012 semakin naik, yakni pada tahun 2008 menyerap
sebesar 49,52%, tahun 2009 menyerap sebesar 51,31%, pada tahun 2010 menyerap sebesar
59,67%, tahun 2011 menyerap sebesar 60,47% dan pada tahun 2012 menyerap sebesar
61,57%. Secara umum proporsi belanja tidak langsung dan belanja langsung terhadap total
belanja daerah dari tahun 2008–2012 adalah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.4.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 9
Tabel 3.4 Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012
NO JENIS BELANJA 2008Ratio(%)
2009Ratio(%)
2010Ratio(%)
2011Ratio(%)
2012Ratio(%)
1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 301,588,676,144.46 49.52 387,674,419,695.45 51.31 486,263,489,453.68 59.67 526,591,800,535.18 60.47 610,737,288,179.58 61.57
2 BELANJA LANGSUNG 307,374,642,966.00 50.48 367,949,140,042.18 48.69 328,683,742,341.65 40.33 344,293,601,362.00 39.53 381,239,851,876.59 38.43
JUMLAH BELANJA 608,963,319,110.46 100,00 755,623,559,737.63 100,00 814,947,231,795.33 100,00 870,885,401,897.18 100,00 991,977,140,056.17 100,00
Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 10
Rasio komponen belanja tidak langsung dan belanja langsung terhadap anggaran
Belanja Daerah selama 5 Tahun (2008–2012) ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.5 Jenis Belanja terhadap kelompok Belanja Dalam APBDKabupaten Sampang (dalam %)
NO URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012ProporsiRata-rata
TerhadapTotal
Belanja
A. BELANJA TIDAK LANGSUNG 49.52 51.31 59.67 60.47 61.57 56,50 56,51
1 Belanja Pegawai 80.03 79.23 80.78 81.95 79.69 80,33 45,422 Belanja Bunga3 Belanja Subsidi4 Belanja Hibah 0.89 1.18 1.84 2.23 8.37 2,90 1,735 Belanja Bantuan Sosial 5.78 12.80 10.94 9.85 5.81 9,03 5,106 Belanja Bagi Hasil Kepada
Prov/Kab/Kota & Pemdes0.07 0.00 0.00 0.00 5.77 1,17 0,01
7 Belanja Bantuan KeuanganKepada Prov/Kab/Kota &Pemdes
13.22 6.79 6.05 5.91 5.77 7,55 4,15
8 Belanja Tidak Terduga 0.00 0.00 0.39 0.06 5.77 1,24 0,10
B. BELANJA LANGSUNG 48.69 48.69 40.33 39.53 61.57 47,47 43,491 Belanja Pegawai/Personalia 20.02 8.70 8.25 12.73 10.61 12,06 4,772 Belanja Barang dan Jasa 20.02 21.23 27.31 33.58 30.35 26,50 11,283 Belanja Modal 65.72 70.07 64.44 53.69 59.04 62,59 27,44
JUMLAH TOTAL 100 100 100 100 100 100 100
Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang
Tabel diatas menunjukkan bahwa selama 5 tahun terakhir (2008–2012) proporsi rata-
rata penggunaan anggaran belanja tidak langsung terhadap jumlah anggaran belanja dengan
proporsi rata-rata adalah 56,51%, sedangkan proporsi rata-rata belanja langsung terhadap
belanja daerah sebesar 43,49%.
Pada belanja tidak langsung komposisi terbesar adalah dalam rangka pemenuhan
kebutuhan belanja pegawai. Selama 5 tahun rata-rata Kabupaten Sampang dapat menekan
belanja pegawai dengan rata-rata 45,42% terhadap total belanja. Di sisi lain selama 5 tahun
terakhir, proporsi belanja hibah dan bantuan sosial masih cukup tinggi. Kondisi tersebut
mengindikasikan bahwa pemenuhan kebutuhan wajib belum sepenuhnya dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
Berdasarkan APBD Kabupaten Sampang tahun anggaran 2008–2012 rata-rata rasio
prosentase antara total belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur terhadap total pengeluaran
yang meliputi belanja dan pembiayaan pengeluaran sebesar 76,32% seperti dirinci pada tabel
dibawah ini:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 11
Tabel 3.6 Analisis Proporsi Belanja Aparatur terhadap PengeluaranKabupaten Sampang (dalam Rupiah)
NO URAIAN
TOTAL BELANJA(Pemenuhan
Kebutuhan Aparatur)
TOTAL PENGELUARAN(Total Belanja +
PembiayaanPengeluaran)
PROSENTASE
A b(a) / (b) X 100
%
1 Tahun Anggaran (n-3) Tahun 2010 642.220.300.345,83 818.688.301.614,33 78,45
2 Tahun Anggaran (n-2) Tahun 2011 663.102.689.536,18 900.385.401.897,18 73,65
3 Tahun Anggaran (n-1) Tahun 2012 762.355.872.773,58 991.977.140.056,17 76,85
Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang (Diolah)
Proporsi belanja Aparatur terhadap total pengeluaran menunjukkan bahwa
Pemerintah Kabupaten Sampang melalui APBD nya diantaranya masih memprioritaskan
pemenuhan belanja yang sifatnya wajib diberikan pemerintah kepada aparaturnya, sebagai
hak yang harus diterima pegawai sebagaimana diatur dalam perundang-undangan seperti
belanja gaji, tunjangan pegawai dan sejenisnya.
Permasalahan utama yang dihadapi dalam kelompok Belanja Tidak Langsung adalah
masih sangat besar/dominan untuk porsi Belanja Pegawai, sedangkan Pemerintah Kabupaten
Sampang relatif terbatas kewenangannya dalam menempuh langkah langkah untuk
memperkecil porsi Belanja Pegawai (Misalnya merasionalisasi pegawai yang tidak/kurang
kompeten atau tidak menaikkan gaji pegawai sebagaimana telah ditetapkan Pemerintah
Pusat).
3.1.3 Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup
selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah ketika terjadi defisit anggaran. Sumber
pembiayaan dapat berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan
pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan maupun hasil penjualan aset daerah yang
dipisahkan. Sedangkan pengeluaran dalam pembiayaan adalah anggaran hutang, bantuan
modal dan transfer ke dana cadangan.
Gambaran pembiayaan riil daerah selama 3 tahun terakhir (2010-2012) adalah
sebagai berikut:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 12
Tabel 3.7 Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sampang
No Uraian 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012**) (Rp)
A Realisasi pendapatan danbelanja
1 Pendapatan Daerah 805.379.342.035,50 897.275.707.114,16 973.842.955.726,07
2 Belanja Daerah 814.952.403.945,33 870.885.401.897,18 991.977.140.056,17
3 Defisit Riil (1-2) (9.573.061.909,83) 26.390.305.216,98 (18.134.184.330,10)
B Pembiayaan 107.438.482.977,83 68.865.421.068,00 110.255.726.284,98
B.1 Penerimaan Pembiayaan 111.179.552.796,83 98.365.421.068,00 110.255.726.284,98
1 Sisa Lebih PerhitunganAnggaran (SILPA)
110.629.552.796,83 97.865.421.068,00 95.255.726.284,98
2 Penerimaan PiutangDaerah
550.000.000,00 500.000.000,00 15.000.000.000,00
B.2 Pengeluaran Pembiayaan 3.741.069.819,00 29.500.000.000,00 0
A-B Sisa Lebih Pembiayaananggaran TahunBerkenaan
97.865.421.068,00 95.255.726.284,98 92,121,541,954.88
Sumber Data: Dispendaloka Kabupaten Sampang
3.1.3 Neraca Daerah
Total aset Pemerintah Kabupaten Sampang dari sisi Neraca Daerah sampai dengan
tahun 2012 tercatat sebesar Rp.2.203.825.207.966,69 mengalami kenaikan sebesar 3,72%
dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp.2.124.700.383.686,69. Total aset
pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp.1.944.089.908.110,44, pada tahun 2009 tercatat
sebesar Rp.1.799.650.858.952,31 dan pada tahun 2008 tercatat sebesar
Rp.1.718.756.263.307,27. Rata-rata pertumbuhan aset daerah berdasarkan data necara
daerah mengalami pertumbuhan sebesar 3,72% pada tahun 2012, sebesar 9,29% pada tahun
2011, sebesar 9,08% pada tahun 2010, sebesar 3,69% pada tahun 2009 dan sebesar 3,67%
pada tahun 2008. Pertumbuhan asset terbesar terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 9,29%
yang disebabkan terjadinya peningkatan pada investasi jangka panjang yang meningkat dari
Rp.9.972.456.937,54 menjadi Rp.15.346.863.604,56 atau meningkat sebesar 64,98%
dibanding tahun sebelumnya.
Secara lebih lengkap Neraca Pemerintah Kabupaten Sampang per 31 Desember 2012,
2011, 2010, 2009 dan 2008 disajikan pada tabel di bawah ini.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 13
Tabel 3.8 Necara Pemerintah Kabupaten Sampang per 31 Desember 2008 s/d 31 Desember 2012
Kode Uraian
Posisi Keuangan
Per 31/12/2012(Unaudited)
PER 31/12/2011(Audited)
PER 31/12/2010(Audited)
PER 31/12/2009(Audited)
PER 31/12/2008(Audited)
1. ASET
1.1. ASET LANCAR
1.1.1. Kas dan Bank
1.1.1.1. Kas di Kas Daerah 92,121,541,954.88 95,284,881,535.70 97.865.421.068,00 110.629.552.796,83 201.778.771.291,33
1.1.1.2. Kas di Bendahara Penerimaan - 2,645,584,509.92 187.272.000,00
1.1.1.3. Kas di Bendahara Pengeluaran 502,143,467.97 124.216.400,0
1.1.2. Investasi Jangka Pendek
1.1.3. Piutang Dana Bagi Hasil 1,879,499,347.00 4,704,117,250.00 4.317.659.740,00
1.1.3.1. Piutang Pajak 487,608,331.00 417,216,346.00 413.662.645,00 208.760.359,00 287.449.525,00
(Penyisihan) (12,869,473.09)
Piutang Retribusi 2,006,562,810.00 1,949,393,271.00 335.323.670,00 127.723.875,00 100.226.535,50
Piutang Askes dan Jamkesmas 3.249.716.987,00 2.671.754.980,87 255.246.500,00
1.1.3.2. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 21.066.420,00 28.278.720,00
1.1.3.4. Penyisihan piutang tak tertagih (608,516,333.59) 0,00
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 25,206,420.00 49,466,420.00 21.066.420,00 0,00
(Penyisihan ) (23,136,420.00) 0,00
Bagian Lancar tuntutan Ganti Rugi 1,625,586,171.14 18,240,000.00 12.785.000,00 0,00
(Penyisihan ) (1,556,554,135.11)
Piutang Lainnya 403,017,112.33 364.759.012,33 300.921.701,13 268.828.733,33 226.685.733,33
(Penyisihan Piutang Lainnya) (352,052,293.33)
1.1.4. Persediaan 8,529,017,944.00 11.263.201.823,12 9.863.030.156,01 7.750.682.483,29 9.454.473.927,64
Jumlah Aset Lancar 105.027.054.903,20 116.696.860.168,07 116.379.587.387,14 121.865.641.648,32
1.2. INVESTASI JANGKA PANJANG
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 14
Kode Uraian
Posisi Keuangan
Per 31/12/2012(Unaudited)
PER 31/12/2011(Audited)
PER 31/12/2010(Audited)
PER 31/12/2009(Audited)
PER 31/12/2008(Audited)
1.2.1. Investasi Non Permanen
Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 600,320,000.00 600,320,000.00 600.320.000,00 600.320.000,00 600.320.000,00
Investasi Non Permanen Lainnya 14,058,675,000.00 14,058,675,000.00 14.558.675.000,00 13.608.675.000,00 12.018.675.000,00
(Penyisihan Investasi Non Permanen) (6,235,883,688.13) (7.202.492.034,49)
Investasi Non Permanen 8.423.111.311,87 7.456.502.965,51 15.158.995.000,00 14.208.995.000,00 12.618.995.000,00
1.2.2. Investasi Permanen
1.2.2.1. Penyertaan Modal Pemda 66,862,437,188.51 38.539.247.142,95 22.966.974.595,90 19.682.179.315,00 6.772.179.315,00
Jumlah Investasi Permanen 66,862,437,188.51 38.539.247.142,95 22.966.974.595,90 19.682.179.315,00
Jumlah Investasi Jangka Panjang 75.285.548.500,38 45.995.750.108,46 38.125.969.595,90 33.891.174.315,00
1.3. ASET TETAP
1.3.1. Tanah 319,614,128,942.00 313.415.365.168,00 311.016.508.718,00 307.966.597.924,00 305.566.455.815,00
1.3.2. Peralatan dan Mesin 459,906,153,924.92 497.763.118.574,00 462.285.931.040,00 429.848.221.340,00 391.646.202.976,00
1.3.3. Gedung dan Bangunan 849,262,122,748.15 1.264.022.044.595,30 1.209.204.608.397,30 1.161.741.152.999,69 1.076.657.888.819,00
1.3.4. Jalan, Irigasi dan Jaringan 929,676,365,892.31 845.203.536.416,31 760.575.930.939,31 645.553.120.605,77 530.942.428.730,77
1.3.5. Aset Tetap Lainnya 37,560,270,976.25 32.522.613.001,00 20.273.102.490,00 19.221.329.515,00 17.915.323.030,00
1.3.6. Konstruksi Dalam Pengerjaan 37,560,270,976.25 0,00 7.444.685.900,00 1.210.206.560,00
1.3.7. Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap 2.604.681.858.303,00 2.952.926.677.754,61 2.770.800.767.484,61 2.565.540.628.944,46 2.322.728.299.370,77
1.4. DANA CADANGAN
1.4.1. Dana cadangan 1,380,955,790.41 16.000.000.000,00
1.4.2. Dana Depresiasi
1.5. ASET LAINNYA
1.5.1. Tagihan Piutang Penjualan Angsuran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 15
Kode Uraian
Posisi Keuangan
Per 31/12/2012(Unaudited)
PER 31/12/2011(Audited)
PER 31/12/2010(Audited)
PER 31/12/2009(Audited)
PER 31/12/2008(Audited)
1.5.2. Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 1.512.362.347,08 1.450.579.397,08 1.701.051.583,05 2.569.824.533,68
1.5.3. Kemitraan Dengan Pihak Ketiga
1.5.4. Aset Tidak Berwujud
1.5.5. Aset Lain-Lain 578,647,700,405.98 7.589.581.555,00 3.230285.721,00 1.632.922.481,00 1.632.922.481,00
Jumlah Aset Lainnya 578,647,700,405.98 9.101.943.902,08 4.680.865.118,08 3.333.974.064,05 4.202.747.014,68
JUMLAH AKTIVA 3.365.023.117.903,60 3.140.721.231.933,22 2.929.987.189.585,73 2.724.631.418.971,83
2. KEWAJIBAN
2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
2.1.1. Hutang Perhitungan Pihak Ketiga 43.922.750,72
2.1.2. Hutang Bunga - -
2.1.3. Hutang Pajak - -
2.1.4. Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang - -
2.1.5. Pendapatan Diterima Dimuka
2.1.6. Hutang Jangka Pendek Lainnya 4.533.300,00 1.063.679.450,00 40.553.963,00 78.397.184,00
2.1.7. Uang Muka Dari Kas Darah
Kewajiban Jangka Pendek 4.533.300,00 1.107.602.200,72 40.553.963,00
2.2. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
2.2.1. Hutang Jangka Panjang Dalam Negeri
2.2.2. Hutang Jangka Panjang Luar Negeri
Utang Jangka Panjang Lainnya 4.533.300,00
JUMLAH KEWAJIBAN 4.533.300,00 1.112.135.500,72 40.553.963,00
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 16
Kode Uraian
Posisi Keuangan
Per 31/12/2012(Unaudited)
PER 31/12/2011(Audited)
PER 31/12/2010(Audited)
PER 31/12/2009(Audited)
PER 31/12/2008(Audited)
3. EKUITAS DANA
3.1. EKUITAS DANA LANCAR
3.1.1. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 92,121,541,954.88 95.255.726.284,98 97.865.421.068,00 110.629.552.796,83 201.902.987.691,33
Pendapatan yang Ditangguhkan 502.143.467,97 2.645.584.509,92 187.272.000,00
3.1.2. Cadangan Piutang 3,874,351,536.35 7.503.192.299,33 8.651.136.163,13 3.298.134.368,20 897.887.013,83
3.1.3. Cadangan Persediaan 8,529,017,944.00 11.263.201.823,12 9.863.030.156,01 7.750.682.483,29 9.454.473.927,64
3.1.4. Dana Yang Harus Disediakan Untuk PembayaranHutang Jangka Pendek
(4.533.300,00) (1.063.679.450,00) (40.553.963,00) 9.454.473.927,64
JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 105.022.521.603,20 115.589.257.967,35 116.379.587.387,14 121.825.087.685,32 212.176.951.448,80
3.2. EKUITAS DANA INVESTASI
3.2.1. Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang 75,285,548,500.38 45.995.750.108,46 38.125.969.595,90 33.891.174.315,00 19.391.174.315,00
3.2.2. Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 2,604,681,858,303.63 2.952.926.677.754,61 2.770.800.767.484,61 2.565.540.628.944,46 2.324.361.221.851,77
3.2.3. Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya 578,647,700,405.98 9.101.943.902,08 4.680.865.118,08 3.333974.064,05 2.569.824.533,68
3.2.4. Dana Yang Harus Disediakan Untuk PembayaranHutang Jangka Panjang
(4.533.300,00)
Jumlah Ekuitas Dana Investasi 3.258.615.107.209,99 3.008.019.838.465,15 2.813.607.602.198,59 2.602.765.777.323,51 2.346.322.220.700,45
3.3. EKUITAS DANA CADANGAN
3.3.1. Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan 1,380,955,790.41 16.000.000.000,00 0,00
JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN 1.380.955.790,41 16.000.000.000,00
JUMLAH PASIVA 3,365,023,117,903.60 3.140.721.231.933,22 2.929.987.189.585,73 2.724.631.418.971,83
Sumber Data: DPPKA Kabupaten Sampang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 17
Berdasarkan analisa rasio keuangan daerah, kemampuan keuangan pemerintah
Kabupaten Sampang dalam memenuhi kewajiban dan utang jangka pendek sangat baik, hal
ini dapat dilihat dari Rasio Likuiditas rata-rata tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 yang
dihitung dari Rasio Lancar (current ratio) sebesar 8.759 dan Rasio Quick (quick ratio) sebesar
8.065. Disamping itu Pemerintah Kabupaten Sampang juga mempunyai kemampuan yang
sangat baik dalam memenuhi hutang jangka panjangnya yang dapat dilihat dari Rasio
Solvabilitas, hal ini dapat dilihat dari rasio total hutang terhadap total aset tahun 2009
sampai dengan tahun 2012 rata-rata sebesar 0,00 (Jumlah Hutang dibanding total aset tidak
material).
Tabel 3.9 Analisa Rasio Keuangan
No Uraian 2009 (%) 2010 (%) 2011(%) 2012(%)Rata-rata
(%)
1 Rasio Lancar (currentratio)
3.005 Tidak adaHutang
105 23.168 8.759
2 Rasio Quick(quick ratio)
2.814 Tidak adaHutang
95 21.286 8.065
3 Rasio total hutangterhadap total aset
0,00 Tidak adaHutang
0,00 0,00 0,00
Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang (Diolah)
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Beberapa kebijakan umum keuangan daerah (rencana dan realisasi APBD) yang
ditetapkan dalam RPJMD tahun 2008–2013 dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menggunakan sistem APBD defisit artinya anggaran pendapatan lebih kecil dari
belanja daerah dan hal tersebut ditutup dari Pembiayaan Penerimaan.
2. Prosentase Peningkatan Pendapatan diimbangi dengan prosentase Peningkatan
Belanja.
3. Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan alokasi belanja pada
belanja pelayanan publik.
4. Efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas anggaran melalui kebijakan anggaran
berdasarkan program prioritas.
Ditinjau dari sisi belanja, dapat dipetakan menjadi belanja langsung dan belanja tidak
langsung. Belanja langsung adalah belanja yang bersentuhan langsung dengan
program/kegiatan, sedangkan belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak bersentuhan
secara langsung dengan program/kegiatan.
Dari aspek pemanfaatan belanja tidak langsung, titik berat kebijakan Pemerintah
Kabupaten Sampang lebih ditekankan pada pengalokasian belanja pegawai, belanja hibah,
belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan bagi Pemerintah Desa serta belanja tidak
terduga. Sedangkan pemanfaatan Belanja Langsung, titik berat kebijakan Pemerintah
Kabupaten Sampang ditekankan pada Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 18
Belanja Modal. Melalui kebijakan tersebut diharapkan dapat menempatkan keberadaan
Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung dalam satu hubungan yang harmonis
dengan melibatkan partisipasi masyarakat dan pihak swasta.
Perbandingan proporsi antara belanja langsung dan belanja tidak langsung dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik 3.2 Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kabupaten Sampang
Tahun 2008–2012
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 19
3.3 Kerangka Pendanaan
3.3.1 Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Belanja Daerah merupakan kewajiban Pemerintah Kabupaten Sampang sebagai
pengurangan nilai kekayaan bersih dan merupakan batas tertinggi untuk setiap jenis belanja
yang bersangkutan. Kondisi belanja Kabupaten Sampang dari tahun ke tahun mengalami
pertumbuhan seiring dengan meningkatnya pendapatan daerah. Penetapan format anggaran
surplus atau defisit baik secara absolut maupun relatif menunjukkan adanya peningkatan sisi
belanja. Perkembangan belanja daerah selama tahun 2008–2012 sebagaimana disajikan
dalam Tabel 3.4 adalah sebagai berikut:
Tahun 2008 realisasi anggaran sebesar Rp. 608.963.319.110,46
Tahun 2009 realisasi anggaran sebesar Rp. 755.623.559.737,63
Tahun 2010 realisasi anggaran sebesar Rp. 814.947.231.795,33
Tahun 2011 realisasi anggaran sebesar Rp. 870.885.401.897,18
Tahun 2012 realisasi anggaran sebesar Rp. 991.977.140.056,17
Pengeluaran Belanja dan Pembiayaan Pemerintah Kabupaten Sampang Tahun 2010
sampai dengan 2012 dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.10 Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta Prioritas UtamaKabupaten Sampang Tahun 2010 sampai dengan 2012
No Uraian Tahun 2010(Rp)
Tahun 2011(Rp)
Tahun 2012(Rp)
Rata2Pertumb
(%)
A Belanja Tidak Langsung 392.818.113.021,68 431.556.101.495,18 486.701.656.685,58 11,320
1
Belanja Pegawai(Belanja Gaji dan Tunjangan, TambahanPenghasilan PNS, Belanja PenerimaanAnggota dan Pimpinan DPRD sertaOperasional KDH/WKDH)
392.808.062.771,68 431.546.051.245,18 486.701.656.685,58 11,32
2 Belanja Bagi Hasil Pemerintah Desa 10.050.250,00 10.050.250,00 0,00 -50,00
B Belanja Langsung 36.421.856.175,00 41.949.283.192,00 43.948.903.618,00 9,97
1 Belanja Honorarium PNS khusus untuk Gurudan tenaga Medis
0,00 0,00 0,00 0,00
2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 262.640.300,00 17.525.000,00 137.500.000,00 295,63
3 Belanja Jasa Kantor (Khusus Tagihan Bulanan(Telepon Air Listrik)
7.040.309.646,00 10.730.192.204,00 10.142.115.701,0023,47
4 Belanja Sewa Gedung Kantor yang telah adakontrak jangka panjangnya.
1.563.421.810,00 1.379.635.100,00 2.247.782.840,0025,59
5 Belanja Sewa sarana mobilitas 609.053.500,00 487.211.000,00 329.558.000,00 -26,18
6 Belanja Sewa Alat Berat 69.500.000,00 77.250.000,00 90.000.000,00 13,83
7 Belanja sewa sarana perlengk. peralatankantor yang telah ada kontraknya
701.169.125,00 460.979.941,00 579.369.500,00 -4,29
8 Belanja Makan dan Minum 10.673.667.790,00 12.951.787.395,00 11.440.534.800,00 4,84
9 Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya 413.473.500,00 281.505.000,00 275.914.000,00 -16,95
10 Belanja Perjalanan Dinas 12.344.605.404,00 13.594.793.152,00 17.024.362.777,00 17,68
11 Belanja Kursus Pelatihan Sosialisasi 2.744.015.100,00 1.968.404.400,00 1.681.766.000,00 -21,41
C Pengeluaran Pembiayaan 3.741.069.819,00 29.500.000,000,00 0,00 294,27
1 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 16.000.000.000,00 0,00 -50,00
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 20
No Uraian Tahun 2010(Rp)
Tahun 2011(Rp)
Tahun 2012(Rp)
Rata2Pertumb
(%)
2 Pembayaran Pokok Utang 40.553.963,00 - 0,00 -50,00
3 Penyertaan Modal 3.700.515.856,00 13.500.000.000,00 0,00 82,41
TOTAL (A+B+C) 432.981.039.015,68 503.005.384.687,18 530.650.560.303,58 10,83
Tabel diatas menggambarkan fluktuasi pengeluaran Pengeluaran Periodik,Wajib dan
Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Sampang yang meliputi belanja tidak langsung,
belanja langsung dan pengeluaran pembiayaan, selama 3 tahun terakhir mengalami
pertmbuhan rata-rata 10,83%.
3.3.2 Analisis Proyeksi Data Masa Lalu
Konsekuensi dari otonomi daerah terhadap Pemerintah Daerah adalah untuk
menyelenggarakan segala urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan dalam rangka
mencapai kemakmuran, kesejahteraan, dan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
mampu memberikan kepuasan. Untuk dapat mencapai maksud tersebut, dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan diperlukan kemampuan pendanaan dari
pemerintah daerah berkaitan dengan upaya melakukan optimalisasi sumber-sumber
pendapatan daerah. Pendapatan Daerah merupakan seluruh penerimaan yang berasal dari
daerah itu sendiri maupun alokasi dari Pemerintah Pusat sebagai hak pemerintah daerah
yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah Kabupaten Sampang
terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang sah, sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
3.3.2.1 Pendapatan Asli Daerah
Seiring dengan meningkatnya kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada
daerah guna melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tuntutan peningkatan
PAD semakin besar, mengingat palayanan kepada masyarakat selayaknya memenuhi Standar
Pelayanan Minimal (SPM). Kebijakan yang ditetapkan untuk meningkatkan PAD dirumuskan
sebagai berikut:
1. Intensifikasi Pajak atau Retribusi daerah diantaranya melalui optimalisasi pelaksanaan
Perda Nomor 4 tahun 2011 tentang Pajak Daerah, Perda Nomor 5 tahun 2011 tentang
Retribusi Jasa Umum, Perda Nomor 6 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha serta
Perda Nomor 7 tahun 2011 tentang Retribusi Perijinan Tertentu, yang berkaitan dengan
penerimaan daerah yaitu dengan cara memperbarui tarif pajak dan retribusi daerah,
meningkatkan pengawasan dengan melakukan monitoring dan evaluasi setiap bulan
terhadap realisasi PAD, mengenakan sanksi bagi yang melanggar ketentuan pajak daerah
dan retribusi serta meningkatkan koordinasi dan kerja sama antar unit satuan kerja
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 21
terkait agar penerimaan pajak atau retribusi dapat lebih optimal, dan penagihan piutang
pajak yang sulit ditagih
2. Ekstensifikasi Pajak atau Retribusi daerah diantaranya melalui memperluas objek pajak
daerah dan retribusi daerah, menambah jenis pajak daerah dan retribusi daerah.
3. Penerimaan dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan diharapkan dapat
menjadi salah satu sumber yang signifikan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli
Daerah, yang menunjukkan bhwa investasi daerah dapat memberikan manfaat
nyata/terukur bagi keuangan daerah khususnya dan perkembangan perekonomian
daerah pada umumnya. Pengelolaan BUMD dan perusahaan daerah secara efisien dan
efektif diantaranya melalui perbaikan manajemen dan profesionalisme BUMD serta
pembinaan intensif oleh instansi pembina. Kontribusi BUMD terhadap PAD didasarkan
pada laporan rugi laba BUMD. Selama tahun 2008–2012 realisasi penerimaan setiap
tahun mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya rata-rata diatas 50%. Sumbangan
terbesar berasal dari penerimaan Deviden Bank Jatim, yaitu sebagai berikut: Tahun 2012
sebesar Rp.5.139.556.885,70 tahun 2011 sebesar Rp.3.712.677.608,34 tahun 2010
sebesar Rp.5.139.556.885,70 tahun 2009 sebesar Rp.1.583.860.646,97 Tahun 2008
sebesar Rp.1.262.769.917,14
4. Meminimalkan kebocoran pemungutan pajak maupun retribusi daerah dengan
mempercepat alur penyetoran pajak dan menyederhakan format-format pembayaran
pajak mulai penetapan pajak sampai penyetoran pajak sistem pemungutan pajak daerah
telah diatur dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009. Sistem pengendalian dan
pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas dan
efisiensi bersifat preventif dan korektif, serta peningkatan kesejahteraan pegawai
melalui pemberian insentif biaya pemungutan.
3.3.2.2 Dana Perimbangan
Dana Perimbangan merupakan pendapatan pemerintah daerah yang berasal dari
pemerintah pusat. Pendapatan yang diperoleh dari dana perimbangan pada dasarnya
merupakan hak pemerintah daerah sebagai konsekuensi dari revenue sharing policy. Konsep
revenue sharing didasarkan atas pemikiran untuk pemberdayaan daerah dan prinsip
keadilan. Seiring meningkatnya tuntutan akuntabilitas kinerja pemerintah maka kebijakan
revenue sharing harus transparan, demokratis dan adil. Terhadap dana perimbangan ini
maka kebijakan yang ditetapkan adalah:
1. Pemerintah Kabupaten Sampang secara aktif ikut serta dalam melakukan pendataan
terhadap wajib pajak dan pendapatan lainnya yang nantinya merupakan Pendapatan
Bagi Hasil bagi Daerah;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 22
2. Melakukan analisis perhitungan untuk menilai akurasi perhitungan terhadap formula
bagi hasil dan melakukan peran aktif berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat, sehingga
alokasi yang diterima sesuai dengan kontribusi yang diberikan atau sesuai dengan
kebutuhan yang akan direncanakan.
3.3.2.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah pendapatan daerah yang
berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, dan Dana
Penyesuaian dan Otonomi khusus. Kebijakan yang ditetapkan untuk pendapatan tersebut
adalah aktif bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur guna meningkatkan
penerimaan dari sektor pajak yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan belanja daerah hingga tahun 2018 mendatang,
Pemerintah Kabupaten Sampang telah merencanakan perkiraan peningkatan penerimaan
dan pendapatan daerah berdasarkan tren laju pertumbuhan pendapatan daerah dari tahun
2008–2012 sebesar 13,90% dengan asumsi Pertumbuhan Ekonomi 6-7% dan inflasi
Kabupaten Sampang sebesar 5-6% sedangkan Indikator makro ekonomi Nasional (stabil) 6%,
sebagaimana disajikan dalam tabel dibawah ini.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 23
Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
No URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018Rata-rata
pertumbuhan
I Pendapatan Asli Daerah 63.041.056.020 77.666.744.572 84.768.314.670 92.435.046.637 100.666.336.926 109.398.660.124 11,79
1 Pajak Daerah 6.860.000.000 9.562.500.000 11.152.750.000 12.450.525.000 13.847.877.500 15.260.705.250 17,82
2 Retribusi Daerah 33.549.002.520 44.850.696.572 47.502.381.870 50.861.560.557 54.512.232.238 58.451.464.968 12,21
3Hasil Perusahaan Daerah dan Hasil
Kekayaan Daerah yg Dipisahkan15.533.000.000 15.530.800.000 17.678.880.000 19.910.268.000 22.238.494.800 24.676.554.280 9,82
4 Lain-lain PAD yang Sah 7.099.053.500 7.722.748.000 8.434.302.800 9.212.693.080 10.067.732.388 11.009.935.627 9,17
II Dana Perimbangan 864.227.275.092 917.201.213.280 999.502.947.475 1.089.208.277.150 1.186.984.855.990 1.293.560.694.413 8,41
1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 75.600.061.092 80.747.010.000 88.821.711.000 97.703.882.100 107.474.270.310 118.221.697.341 9,36
2 Dana Alokasi Umum 683.242.704.000 731.069.693.280 796.865.965.675 868.583.902.586 946.756.453.819 1.031.964.534.662 8,60
3 Dana Alokasi Khusus 105.384.510.000 105.384.510.000 113.815.270.800 122.920.492.464 132.754.131.861 143.374.462.410 6,40
III Lain-lain Pendapatan yang Sah 161.021.043.445 154.017.509.189 183.453.938.352 208.381.967.533 233.646.039.648 259.279.758.994 10,29
1 Hibah 608.594.385 608.594.385 608.594.385 608.594.385 608.594.385 608.594.385 0,00
2Dana Bagi Hasil dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya30.549.357.804 30.549.357.804 33.604.293.584 36.964.722.943 40.661.195.237 44.727.314.761 8,00
3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 100.144.766.256 122.859.557.000 149.241.050.383 170.808.650.205 192.376.250.026 213.943.849.848 16,49
IV Penerimaan Pembiayaan 93.621.541.954 53.500.000.000 55.539.938.094 51.757.291.016 67.390.022.590 74.935.613.859 -89,00
1 SILPA 92.121.541.954 53.500.000.000 55.539.938.094 51.757.291.016 57.390.022.590 74.935.613.859 -69,00
2 Pencairan Dana Cadangan 1.000.000.000 - - - 10.000.000.000 - 0,00
3Penerimaan kembali investasi dana
bergulir500.000.000 - - - - - 0,00
JUMLAH (I+II+III+IV)1.181.910.916.511
1.202.385.467.041 1.323.265.138.591 1.441.782.582.336 1.588.687.255.154 1.737.174.727.390 8,06
Sumber Data: Dispendaloka Kabupaten Sampang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 24
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2018
proyeksi pendapatan yang bersumber dari pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan
mengalami kenaikan yang cukup baik dengan rata-rata pertumbuhan pendapatan 8,06%.
Pendapatan Asli Daerah mengalami pertumbuhan sebesar 11,79%, hal ini mengindikasikan
komitmen daerah dalam rangka untuk pemenuhan kebutuhan urusan wajib dan urusan
pilihan daerah. Pendapatan dana perimbangan diproyeksikan mengalami pertumbuhan
sebesar 8,41%, pertumbuhan ini diproyeksikan lebih kecil rata-rata pertumbuhan dana
perimbangan 5 tahun terakhir karena meskipun alokasi dana perimbangan secara nasional
setiap tahun meningkat, peningkatan dana perimbangan per daerah tidak signifikan karena
jumlah daerah terus bertambah, Proporsi Alokasi Dasar dalam formula dana perimbangan
diperkecil setiap tahun agar formula dana perimbangan berdasarkan celah fiskal lebih
berperan dalam rangka pemerataan keuangan antardaerah, Proporsi celah fiskal dalam
formula dana perimbangan harus diperbesar peranannya untuk mengoptimalkan peran
formula murni atau celah fiskal sehingga memberikan manfaat lebih besar kepada daerah-
daerah yang kemampuan fiskalnya rendah.
Pendapatan dari Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah diproyeksikan mengalami
rata-rata pertumbuhan sebesar 10,29%, pendapatan ini dipengaruhi oleh kemampuan dan
kebijakan pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat dalam memberi bantuan keuangan
kepada pemerintah daerah. Pemerimaan pembiayaan sebagai komponen dari pendapatan
diformulasikan dalam rangka penutup defisit anggaran dan secara rata-rata pertumbuhanya
diperkirakan -89,00%.
Sedangkan proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat
serta Prioritas Utama Kabupaten Sampang pada tahun 2013–2018, diperkirakan
kebutuhannya terus mengalami peningkatan. Belanja wajib dan mengikat ini merupakan
belanja yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya, seperti gaji dan
tunjangan pegawai, bunga, belanja kantor dan belanja sejenisnya. Sedangkan belanja
prioritas utama merupakan belanja yang digunakan dalam rangka keberlangsungan layanan
dasar pemerintah daerah.
Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 25
Tabel 3.12 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Kabupaten Sampang (Tahun 2013 s/d 2018)
No UraianAPBD Proyeksi
Tahun 2013 Tahun 2014 (Rp.) Tahun2015 (Rp.) Tahun 2016 (Rp.) Tahun 2017 (Rp.) Tahun 2018 (Rp.)
A. Belanja Tidak Langsung 667.913.344.565,07 682.702.920.758,10 709.557.919.991,00 746.515.796.243,00 777.233.023.765,00 804.205.353.465,00
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 572.493.951.815,07 604.381.108.008,10 630.498.527.241,00 667.456.403.493,00 688.173.631.015,00 725.145.960.715,00
2 Belanja Hibah 25.908.780.000,00 22.946.200.000,00 23.383.780.000,00 23.383.780.000,00 33.383.780.000,00 23.383.780.000,00
3 Belanja Bantuan Sosial 26.453.688.900,00 13.118.688.900,00 13.118.688.900,00 13.118.688.900,00 13.118.688.900,00 13.118.688.900,00
4Belanja Bagi Hasil KpdProv./Kab./Kota & Pemdes
10.050.250,00 10.050.250,00 10.050.250,00 10.050.250,00 10.050.250,00 10.050.250,00
5
Belanja Bantuan KeuanganKpdProv./Kab./Kota/Pemdes &Parpol
37.546.873.600,00 37.546.873.600,00 37.546.873.600,00 37.546.873.600,00 37.546.873.600,00 37.546.873.600,00
6 Belanja Tidak Terduga 5.500.000.000,00 4.700.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00
B Belanja Langsung 513.997.571.946,00 519.682.546.282,90 613.707.218.600,00 685.266.786.093,00 811.454.231.389,00 932.969.373.925,00
C Pengeluaran Pembiayaan - - - 10.000.000.000,00 - -
1 Penyertaan Modal - - - - - -
2Pembentukan DanaCadangan
- - - 10.000.000.000,00 - -
3 Pembayaran Pokok Utang - - - - - -
Total Belanja danPembiayaan (A+B+C)
1.181.910.916.511,07 1.202.385.467.041,00 1.323.265.138.591,00 1.441.782.582.336,00 1.588.687.255.154,00 1.737.174.727.390,00
Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 26
Dari tabel di atas, dapat diketahui proyeksi kebutuhan belanja dan pembiayaan
selama kurun waktu 5 tahun ke depan, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Kebijakan belanja tidak langsung setiap tahun mengalami peningkatan, namun
demikian proporsinya terhadap belanja langsung diupayakan terus ditekan, Pada belanja
tidak langsung porsi terbesar adalah dalam rangka pemenuhan belanja pegawai Penekanan
tersebut bisa dilakukan dengan berusaha tidak melakukan penambahan pegawai dalam
jumlah yang besar pada tahun mendatang, kecuali tenaga teknis yang memang sangat
diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja, karena hal itu akan memberikan beban
anggaran yang cukup besar bagi Pemerintah Kabupaten Sampang, sehingga proporsi belanja
langsung bisa terus ditingkatkan. Selain itu langkah yang bisa ditempuh adalah dengan terus
mengupayakan peningkatan Pendapatan Daerah. Belanja hibah dan bantuan sosial
dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga
pemerintah daaerah dapat mengontrol kebijakan dalam pemberian hibah dan bantuan
sosial.
Belanja langsung dalam rangka pemenuhan pendanaan program dan kegiatan dan
untuk membiayai Urusan wajib dan Urusan pilihan Daerah difokuskan untuk belanja Program
Prioritas untuk mencapai target capaian indikator kinerja daerah. Peningkatan proporsi
belanja langsung lebih diprioritaskan khususnya sektor strategis dan produktif.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam Belanja Langsung antara lain:
a. Pemenuhan standar pelayanan publik minimal di Sampang
b. Peningkatan efisiensi pelayanan publik di Sampang
c. Mendukung pada program regional dan nasional.
d. Implementasi strategi pro growth (pro investment), pro job, dan pro poor di Kabupaten
Sampang sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan Rakyat
e. Peningkatan akuntabilitas dan transparansi anggaran serta peningkatan partisipasi
masyarakat
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan daerah di Kabupaten Sampang
sudah relatif baik jika dibandingkan dengan kapasitas fiskal yang dimiliki daerah, ini tercermin
dari proporsi belanja langsung lebih besar dipergunakan untuk belanja modal daripada pos
belanja langsung lainnya seperti belanja pegawai dan belanja barang dan jasa. Kedepan
Pemerintah Kabupaten Sampang terus berupaya untuk meningkatkan kemandiran daerah
melalui kebijakan efisiensi dan efektifitas belanja yang dimanfaatkan sebaik dan seoptimal
mungkin untuk meningkatkan pelayanan, pemberdayaan masyarakat dan kemandirian
daerah guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 27
Dalam rangka mempertimbangkan belanja-belanja tersebut di atas, maka diperlukan
struktur anggaran dan pengelolaan keuangan daerah yang tepat. Struktur anggaran yang
tepat merupakan syarat pokok bagi pengelola keuangan yang baik di daerah, untuk itu ada
beberapa yang perlu dilakukan, yaitu:
a. Struktur anggaran harus secara eksplisit memisahkan pendapatan dan pembiayaan.
Pembiayaan yang berasal dari utang misalnya, tidak bisa diklaim sebagai pendapatan
karena suatu saat nanti dana tersebut harus dikembalikan. Demikian pula penerimaan
yang berasal dari kinerja anggaran tahun-tahun sebelumnya (seperti dana cadangan dan
SILPA) ataupun dana dana yang bersifiat temporer (seperti hasil penjualan aset daerah)
tidak bisa dimasukkan ke dalam komponen pendapatan daerah karena berpotensi
menganggu perencanaan keuangan daerah.
b. Struktur alokasi anggaran harus disusun sesuai prioritasnya, yakni antara alokasi belanja
untuk urusan yang bersifat wajib dan pilihan, serta antara alokasi belanja yang dirasakan
manfaatnya secara langsung dan tidak langsung oleh masyarakat. Pengelolaan keuangan
di daerah meliputi mobilisasi pendapatan, penetapan alokasi belanja daerah, dan
mobilisasi pembiayaan. Untuk memenuhi syarat kecukupan bagi pengelola keuangan
daerah yang baik maka perlu memahami dan menggali potensi unggulan daerah serta
mengidentifikasi pokok-pokok permasalahan yang ada, prioritas prioritas pembangunan
daerah dengan beberapa pertimbangan tersebut menjadi dasar pola alokasi belanja di
Kabupaten Sampang.
Dalam upaya pemenuhan urusan wajib dan kewenangan daerah perlu dilakukan
pembenahaan di segala bidang terkait pembangunan infrastruktur dan Sumber Daya
Manusia (SDM). Untuk itu, ruang gerak anggaran perlu lebih dioptimalkan tidak hanya
melalui mobilisasi sumber pendapatan, tetapi juga melalui upaya penggalian sumber
pembiayaan lain serta melakukan efisiensi belanja. Di samping itu, perlu dilakukan proses
penganggaran partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Dalam upaya
memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur daerah, perlu dikembangkan model
pembiayaan public-private partnership.
Kebijakan keuangan Pemerintah Kabupaten Sampang juga bergantung pada proyeksi
pertumbuhan ekonomi, realisasi investasi dan kemampuan pengeluaran investasi oleh
Pemerintah Kabupaten Sampang. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013–2018
diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan stabilitas politik dan keamanan baik
nasional, regional maupun tingkat kabupaten.
Peranan investasi pemerintah (APBN dan APBD) rata-rata berkisar 5%-7%. Arah
kebijakan keuangan daerah bermanfaat untuk:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 28
a. Menopang proses pembangunan dan pengembangan Kabupaten Sampang yang
berkelanjutan sesuai dengan visi Nasional dan visi Pemerintah Kabupaten Sampang.
b. Menyediakan pelayanan dasar secara memadai bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
c. Menjaga keberlanjutan anggaran kabupaten agar tetap terjamin melalui minimalisasi
resiko fiskal.
d. Mempermudah akses masyarakat bagi pelayanan dasar seperti Pendidikan, Kesehatan,
Kependudukan, Ketenagakerjaan, dll.
3.3.3 Perhitungan Kerangka Pendanaan
Kabupaten Sampang dalam Belanja daerah disusun dengan pendekatan kinerja yang
ingin dicapai (performance-based budgeting). Dalam perencanaan lima tahun ke depan,
Belanja Daerah diproyeksikan berdasarkan kebutuhan daerah untuk membiayai antara lain:
a. Belanja Pegawai yang meliputi gaji, tunjangan, kesejahteraan pegawai, dan lain-lain;
b. Belanja Telepon, Air dan Listrik (TAL)
c. Belanja Dedicated Program yakni program yang berskala besar, monumental, dan
berdampak luas pada kepentingan masyarakat
d. Belanja Kegiatan Tahun Jamak (multi years) yakni kegiatan yang diselesaikan lebih dari
setahun dan telah memperoleh persetujuan DPRD
e. Belanja Prioritas SKPD yakni untuk membiayai kegiatan sesuai tupoksi dan urusan
pemerintahan
Selanjutnya berdasarkan proyeksi penerimaan daerah, belanja dan pengeluaran
pembiayaan wajib dan mengikat serta prioritas utama maka dapat diproyeksikan Belanja
Pengeluaran dan Pembiayaan Wajib, Mengikat dan Prioritas Utama Kabupaten Sampang
yang akan digunakan untuk membiayai program/kegiatan selama 5 (lima) tahun kedepan
sebagaimana tersaji dalam Tabel 3.13.
Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk mendanai pembangunan daerah
Kabupaten Sampang tahun 2013–2018 sebagaimana disajikan dalam data Tabel 3.14.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 29
Tabel 3.13 Belanja Pengeluaran dan Pembiayaan Wajib, Mengikat dan Prioritas Utama Kabupaten Sampang
No UraianTahun 2013
APBD
Proyeksi
Tahun 2014 (Rp.) Tahun 2015 (Rp.) Tahun 2016 (Rp.) Tahun 2017 (Rp.) Tahun 2018 (Rp.)
A. Belanja Tidak Langsung1. Belanja Pegawai
(Belanja Gaji dan Tunjangan, Tambahan Penghasilan PNS, BelanjaPenerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta OperasionalKDH/WKDH)
572.493.951.815,07 604,912,842,966 630,498,527,241 667,456,403,493 688,173,631,015 775,145,960,715
5. Belanja Bagi Hasil Pemerintah Desa 10.050.250,00 10.050.250,00 10.050.250,00 10.050.250,00 10.050.250,00 10.050.250,00B Belanja Langsung1. Belanja Honorarium PNS khusus untuk Guru dan tenaga Medis 29.121.429.000,00 37.857.857.700,00 49.215.215.010,00 63.979.779.513,00 83.173.713.366,90 108.125.827.376,97
2. Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 93.000.000.000,00 120.900.000,00 157.170.000,00 204.321.000,00 265.617.300,00 345.302.490,00
3. Belanja Jasa Kantor (Khusus Tagihan Bulanan (Telepon Air Listrik) 8.338.380.000,00 10.422.975.000,00 13.028.718.750,00 16.285.898.437,50 20.357.373.046,88 25.446.716.308,59
4. Belanja Sewa Gedung Kantor yang telah ada kontrak jangkapanjangnya.
2.821.354.700,00 3.526.693.375,00 4.408.366.718,75 5.510.458.398,44 6.888.072.998,05 8.610.091.247,56
5. Belanja Sewa sarana mobilitas 761.485.000,00 799.559.250,00 839.537.212,50 881.514.073,13 925.589.776,78 971.869.265,62
6. Belanja sewa sarana perlengk. peralatan kantor yang telah adakontraknya
1.174.933.000,00 1.233.679.650,00 1.295.363.632,50 1.360.131.814,13 1.428.138.404,83 1.499.545.325,07
7. Belanja Makan dan Minum 15.167.392.500,00 15.925.762.125,00 16.722.050.231,25 17.558.152.742,81 18.436.060.379,95 19.357.863.398,95
8. Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya 392.105.000,00 411.710.250,00 432.295.762,50 453.910.550,63 476.606.078,16 500.436.382,069. Belanja Perjalanan Dinas 22.003.669.000,00 26.404.402.800,00 31.685.283.360,00 38.022.340.032,00 45.626.808.038,40 54.752.169.646,0810. Belanja Kursus Pelatihan Sosialisasi 2.240.300.000,00 2.352.315.000,00 2.469.930.750,00 2.593.427.287,50 2.723.098.651,88 2.859.253.584,47C Pengeluaran Pembiayaan
1. Pembentukan Dana Cadangan - - - 10.000.000.000,00 - -2. Pembayaran Pokok Utang - - - - - -
3. Penyertaan Modal - - - - - -
D. Total Belanja Wajib dan Pengeluaran Wajib Mengikat sertaPrioritas Utama
654.618.050.265,00 703.978.748.366,00 750.762.508.918,50 824.316.387.592,13 868.484.759.306,82 997.625.085.990,38
Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang (Diolah)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 30
Tabel 3.14 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang
No UraianTahun 2013
APBD
Proyeksi
Tahun 2014 (Rp.) Tahun 2015 (Rp.) Tahun 2016 (Rp.) Tahun 2017 (Rp.) Tahun 2018 (Rp.)
1 Pendapatan 1,088,289,374,557 1,178,603,792,041 1,297,443,525,498 1,419,743,616,320 1,551,015,557,564 1,691,957,438,532
2 Pencairan Dana Cadangan 1.000.000.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10.000.000.000,00
Penerimaan Kembali Dana Bergulir 500.000.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran 92.121.541.954,88 77.492.230.057,26 70.882.142.833,38 64.835.896.049,69 59.305.394.116,65 54.246.643.998,50
Total Penerimaan 1.174.508.113.003,77
Dikurangi:
4 Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan YangWajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama
654.618.050.265,00 703.978.748.366,00 750.762.508.918,50 824.316.387.592,13 868.484.759.306,82 997.625.085.990,38
5 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan 519.890.062.738,77 552.117.273.732,26 617.563.159.412,88 660.263.124.777,56 741.836.192.373,83 758.578.996.540,50
Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang (Diolah)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
III - 31
Arah kebijakan Belanja Daerah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Menitikberatkan pada Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang sesuai dengan Prioritas
Pembangunan Kabupaten;
2. Menjalankan participatory program and budgeting untuk isu-isu yang dominan antara
lain: pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lingkungan;
3. Melakukan efisiensi belanja, melalui:
Meminimalkan belanja yang tidak langsung berdampak atau dirasakan pada
masyarakat;
Melakukan proper budgeting melalui analisis cost benefit dan tingkat efektivitas
setiap program;
Melakukan prudent spending melalui pemetaan profil resiko atas setiap belanja
kegiatan beserta perencanaan langkah antisipasinya.
4. Belanja daerah disusun berdasarkan sasaran/target kinerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) yang harus dicapai setiap tahunnya (performance-based budgeting)
5. Melakukan analisis khusus untuk permasalahan gender, anak, ibu hamil, pendidikan,
ekonomi kerakyatan, birokrasi, dan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.
6. Memberikan bantuan-bantuan (khususnya) keuangan dalam bentuk:
Subsidi, untuk menolong kelompok ekonomi lemah dalam mengakses fasilitas publik.
Hibah, untuk menyentuh kegiatan/usaha penduduk/komunitas sebagai seed money
yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.
Bantuan sosial, untuk menyentuh komunitas sosial tertentu dalam rangka
pembangunan modal sosial yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan
terjadinya resiko sosial.
Bantuan keuangan, untuk memberikan insentif/disinsentif kepada pemerintah
kabupaten/kota lainnya dan Pemerintahan Desa dalam rangka kerjasama/komitmen
antar pemerintah kabupaten/kota
7. Membangun Medium Term Expenditure Framework (MTEF) terutama untuk
menyelesaikan program-program yang harus diselesaikan dalam waktu lebih dari satu
tahun anggaran;
8. Memperjelas kerangka regulasi untuk setiap penetapan jenis belanja dan pagu alokasi
dari setiap SKPD;
9. Meningkatkan alokasi anggaran pada bidang-bidang yang langsung menyentuh dan
berdampak pada kepentingan masyarakat.