132
SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk MULIANA 105730451813 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018

SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

SKRIPSI

PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA

SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT. BANK

NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk

MULIANA

105730451813

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2018

Page 2: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

1

PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA

SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT. BANK

NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

MULIANA

105730451813

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2018

Page 3: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

2

Page 4: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

3

Page 5: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

4

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamin penulis panjatkan kepada Allah Azza Wa Jalla

atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, guna melengkapi persyaratan akademik untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari sepenuhnya, tanpa bimbingan dari berbagai pihak,

skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih yang tulus kepada:

1. Allah SWT yang merupakan sumber segala ilmu pengetahuan dan telah

memberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Alm. Manai Dg. Ngoyo dan Ibunda

Rabasiah Dg. Kebo, serta kepada saudara- saudara saya atas segala pengorbanan,

doa, dan motivasi yang telah diberikan

3. Bapak Ismail Rasulong, SE. MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar dan seluruh Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Ismail Badollahi, SE. M.Si. Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A selaku pembimbing skripsi satu yang

senantiasa sabar dan ikhlas dalam membimbing dan meluangkan waktunya dalam

penyelesaian skripsi ini.

Page 6: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

5

6. Bapak H. Andi Arman, SE. M.Si. Ak selaku pembimbing skripsi dua yang

senantiasa sabar dan ikhlas dalam membimbing dan meluangkan waktunya

dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Pimpinan dan staf PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang telah

membantu dan mengijinkan untuk mengadakan penelitian.

8. Buat teman-teman angkatan 2013 khususnya Yana, Mila, Lala, Riska, Husna yang

telah membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi.

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tak sempat disebutkan satu per

satu, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi para

pembaca, dan menjadi bagian dari ibadah untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT.

Amin Yaa Rabbal Alamiin.

Limbung, Maret 2018

Muliana

Page 7: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

6

Page 8: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

7

PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYASEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT. BANKNEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Muliana105730451813

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi kredit bermasalah pada PT. BankNegara Indonesia (Persero) Tbk sebelum dan sesudah PSAK No. 31 efektif dicabutdan kesesuaiannya dengan PSAK No. 55 (revisi 2011), PSAK No. 50 (revisi 2010)dan PSAK No. 60 (revisi 2010).

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalahdokumentasi dan wawancara langsung dengan pihak PT. Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk terutama dibagian divisi kredit dan akunting. Metode analisis datayang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah efektifdicabutnya PSAK Nomor 31 pada 1 Januari 2010 tentang Akuntansi Perbankanmaka dalam perlakuan akuntansi instrumen keuangan aset, ekuitas, dan liabilitaspada PT Bank Negara Indonesia Tbk. menggunakan PSAK Nomor 50 (revisi2010), PSAK Nomor 55 (revisi 2011) dan PSAK Nomor 60 (revisi 2011). Praktikperlakuan kredit bermasalah dan pendapatan bunga pada PT Bank NegaraIndonesia Tbk. telah sesuai dengan PSAK Nomor 55 (revisi 2011) dan PSAKNomor 60 (revisi 2011). Perlakuan untuk penyisihan kerugian penurunan nilai,restrukturisasi kredit dan penghapusbukuan kredit sudah sesuai dengan PSAKNomor 55 (revisi 2011). Khusus untuk penyajian kredit bermasalah danpendapatan bunga tidak mengalami perubahan karena tidak diatur dalam PSAKNomor 50 (revisi 2010) yang hanya mengatur penyajian ekuitas dan liabiitas.

Kata kunci : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), KreditBermasalah

Page 9: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

ABSTRAK ........................................................................................................ v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Akuntansi ................................................................................ 6

B. Standar Akuntansi Keuangan .................................................................... 7

B.1 Pengertian Standar Akuntansi Keuangan ......................................... 7

B.2 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 Akuntansi

Perbankan ........................................................................................ 8

B.3 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.50 (Revisi 2010)

Instrument Keuangan :Penyajian dan Pengungkapan ..................... 15

B.4 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 55 (Revisi 2011)

Instrumen Keuangan :Pengakuan dan Pengukuran ......................... 18

B.5 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.60 Instrumen

Keuangan : Pengungkapan ............................................................... 23

C. Kredit .......................................................................................................... 25

C.1 Pengertian Kredit ............................................................................... 25

C.2 Pengakuan dan Pengukuran Kredit.................................................... 27

C.3 Penetapan Kualitas Kredit Menurut Bank Indonesia ....................... 29

C.4 Jenis Kredit sesuai dengan Kolektibilitasnya .................................. 36

Page 10: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

9

D. Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) ............................................... 37

D.1 Pengertian Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) ................... 37

D.2 Penilaian Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) ...................... 38

D.3 Perlakuan Akuntansi Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) ... 40

D.4 Penyelesaian Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) ................ 41

D.5 Struktur Penyelesaian Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) .. 42

E. Restrukturisasi Kredit ............................................................................... 42

F. Peneliti Terdahulu ...................................................................................... 47

G. Kerangka Pikir .......................................................................................... 54

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 57

B. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 57

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 58

D. Metode Analisa Data ................................................................................ 58

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk ............... 61

B. Visi, Misi dan Fungsi PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk ........... 63

C. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk ............... 64

D. Job Description Masing- Masing Bagian ................................................. 65

E. Produk dan Jasa PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk .................... 69

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perlakuan Akuntansi Kredit Bermasalah Sebelum dan Sesudah PSAK

No.31 Efektif Dicabut ........................................................................... 81

A.1 Pengakuan Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) ................... 81

A.2 Pengukuran Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) ................. 83

A.3 Penyajian Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) ..................... 83

A.4 Pengungkapan Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) ............. 84

B. Perlakuan Akuntansi Pendapatan Bunga Sebelum dan Sesudah PSAK

No.31 Efektif Dicabut ............................................................................. 85

B.1 Pengakuan Pendapatan Bunga ......................................................... 85

B.2 Pengukuran Pendapatan Bunga ....................................................... 86

Page 11: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

10

B.3 Penyajian Pendapatan Bunga ........................................................... 87

B.4 Pengungkapan Pendapatan Bunga ................................................... 87

C. Perlakuan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Sebelum dan Sesudah

PSAK No.31 Efektif Dicabut ................................................................. 88

D. Perlakuan Restrukturisasi Kredit Sebelum dan Sesudah PSAK No.31

Efektif Dicabut ....................................................................................... 91

E. Penghapusan Kredit Sebelum dan Sesudah PSAK No.31 Dicabut .......... 93

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................... 97

B. Saran ......................................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 102

LAMPIRAN

Page 12: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

11

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penetapan Kualitas Kredit Menurut Bank Indonesia ................................ 29

2. Penelitian Terdahulu ......... ........................................................................ 47

3. Komposisi Penyaluran Kredit PT. Bank Negara Indonesia ....................... 79

4. Rasio Pinjaman Bermasalah PT. Bank Negara Indonesia ........................... 80

5. Tingkat Kolektibilitas Pinjaman yang Diberikan ...................................... 81

6. Kategori Golongan Berdasarkan Tunggakan Angsuran Bulanan Kredit ... 82

7. Penyisihan Minimum Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia .............. 89

Page 13: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Penyelesaian Kredit Bermasalah ..................................................... 42

2. Kerangka Pikir Penelitian .... ........................................................................ 56

3. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia ........................................... 64

Page 14: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

13

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Allah telah mengatur takdir tiap- tiap mkhluk-Nya, tapi tanpa ada usaha

maka takkan ada perubahan. Lakukanlah yang tebaik karena balasan tergantung

dari amalan.

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini ku persembahkan untuk:

1. Ayahku (Alm) dan Ibuku tercinta, yang telah mendukungku, memberiku

motivasi dalam segala hal serta memberikan kasih sayang yang teramat besar yang

tak mungkin bisa ku balas dengan apapun.

2. Kakak dan Adikku tersayang, makasih telah memberiku motivasi dan

bantuanmu selama ini.

3. Almamaterku tercinta Universitas Muhammadiyah Makassar yang banyak

memberikan pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga.

4. Dosen penasihat akademik, dosen pembimbing skripsi, serta dosen nara

sumber skripsi yang selalu memberikan doa dan semangat untuk penyusunan

tugas akhir skripsi ini.

3. Teman – teman angkatan 2013 Akuntansi, terima kasih telah memberi semangat

dan selalu mengingatkan ”ayo semangat kamu pasti bisa menyelesaikan

skripsimu”

Page 15: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari pembayaran uang,

dimana industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dan strategis

dalam sistem perekonomian. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang perbankan menyebutkan bahwa fungsi utama perbankan Indonesia adalah

sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat yang bertujuan menunjang

pelaksanaan pembangunan nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat

banyak. Bank berfungsi untuk menjembatani kedua kelompok masyarakat yang

saling membutuhkan. Masyarakat yang memiliki kelebihan dana dapat

menyimpan uang mereka dalam bentuk tabungan, deposito atau giro pada bank,

sedangkan masyarakat yang membutuhkan dana untuk modal usaha atau untuk

memenuhi kebutuhan lainnya dapat memperoleh pinjaman dalam bentuk kredit

yang disalurkan oleh bank.

Pendapatan terbesar bank berasal dari bunga, imbalan atau pembagian hasil

usaha atas kredit yang disalurkan. Semakin banyak jumlah kredit yang disalurkan

berarti potensi pendapatan semakin besar. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya

tidak semua dana yang dihimpun dari masyarakat bisa disalurkan dengan baik

sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan dan penyaluran kredit kepada

Page 16: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

15

masyarakat biasanya mengalami hambatan dalam hal pengembalian pinjaman

kepada pihak bank dan nyaris semua bank yang beroperasi di Indonesia

Page 17: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

6

mengalami kredit bermasalah. Kredit bermasalah atau kredit macet memberi

dampak yang kurang baik bagi negara, masyarakat, dan perbankan Indonesia.

Kemudian risiko yang ditimbulkan atas kredit macet yakni tidak

terbayarnya kembali kredit yang diberikan baik sebagian maupun seluruhnya.

Semakin besar kredit macet yang dihadapi, maka makin menurun pula tingkat

kesehatan bank tersebut atau menurunnya profitabilitas yang diharapkan. Hal ini

mempengaruhi kepercayaaan terhadap nasabah. Semakin besar jumlah kredit

bermasalah, makin besar pula jumlah cadangan yang harus disediakan serta makin

besar pula tanggungan bank untuk mengadakan dana cadangan tersebut karena

kerugian bank akan mengurangi modal sendiri.

Salah satu ruang lingkup kegiatan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

adalah memberikan fasilitas kredit kepada sektor usaha, dimana kredit tersebut

bersumber dari dana yang dihimpun dari giro, deposito, dan tabungan. Dalam

menjalankan fungsinya sebagai bank umum, kebijaksanaan perkreditan PT. Bank

Negara Indonesia (Persero) Tbk senantiasa diarahkan pada semua sektor usaha

dengan pemberian kredit jangka pendek dan menengah serta prioritas sektor-sektor

yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk tujuan perkreditan tersebut,

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk telah ikut serta secara aktif dalam

menyalurkan kredit kepada masyarakat atau sektor usaha yang pembiayaannya

bersumber dari dana yang dihimpun dari masyarakat itu sendiri.

Di Indonesia, prinsip akuntansi yang berlaku adalah Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Sebelum

tanggal 1 Januari 2010, industri perbankan merupakan suatu perusahaan yang

memiliki suatu karakteritik tersendiri dibuat suatu standar khusus untuk pelaporan

keuangan yang dituang dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31

(revisi 2000) mengenai perbankan. Namun, sejak 1 Januari 2010, Bank Indonesia

mewajibkan seluruh perbankan di Indonesia menyusun laporan keuangannya

Page 18: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

7

berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 50 (revisi 2006)

“Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, berisi persyaratan

penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus

diungkapkan, dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 55 (revisi 2006)

“Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang mengatur

prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban

keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Kedua

standar tersebut telah sesuai dengan International Financial Reporting System

(IFRS) yang sebelumya telah diterapkan oleh perbankan internasional. Hal ini

mengakibatkan sejak tanggal 1 Januari 2010 pula Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan No.31 efektif dicabut. Keputusan ini diambil agar perbankan Indonesia

bisa diakui secara global untuk dapat bersaing dan menarik investor secara global.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memilih judul “Perlakuan

Akuntansi Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) Kesesuaiannya

Sebelum dan Sesudah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31

Efektif Dicabut pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana perlakuan

akuntansi terhadap kredit bermasalah (nonperforming loan) pada PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk. sebelum dan sesudah Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan No. 31 efektif dicabut?

C. Tujuan Penelitian

Page 19: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

8

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

membandingkan kesesuaian antara perlakuan akuntansi yang diterapkan oleh PT.

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk terhadap kredit bermasalah (nonperforming

loan) sebelum dan sesudah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.31 efektif

dicabut.

D. Manfaat Peneitian

1. Secara praktis

a. Pribadi

Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah

Makassar, dan untuk mengembangkan pengetahuan ilmu yang telah diperoleh

selama masa perkuliahan.

b. Pihak PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak PPT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk khususnya Cabang Gowa dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan agar dapat mengambil kebijakan-kebijakan terkait dengan

peningkatan kinerja karyawan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

2. Secara teoritis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, serta sebagai bahan referensi

dan bahan masukan pihak bank yang dapat digunakan bagi yang berkepentingan

agar lebih memperhatikan faktor-faktor di masa akan datang yang mungkin akan

Page 20: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

9

mempengaruhi perkembangan produk dan pelayanan pada PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk.

Page 21: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Akuntansi

Menurut Ismail (2010:2), akuntansi dapat diartikan sebagai seni dalam

melakukan pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran, yang mana hasil

akhirnya tercipta sebuah informasi seluruh aktivitas keuangan perusahaan. Tujuan

akuntansi yang digambarkan dalam laporan keuangan adalah untuk memberikan

informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan para pemakai.

American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) yang dikutip oleh

Harahap, (2005:4), akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan

pengiktisaran dengan cara tertentu dan dengan ukuran moneter, transaksi dan

kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan

hasil- hasilnya.

Menurut Kusnadi (2010 : 7) mengemukakan bahwa: “Akuntansi adalah

suatu seni atau keterampilan mengolah transaksi atau kejadian yang

setidak-tidaknya dapat diukur dengan uang menjadi laporan keuangan dengan

cara sedemikian rupa sistematisnya berdasarkan prinsip yang diakui umum

sehingga para pihak yang berkepentingan atas perusahaan dapat mengetahui

posisi keuangan dan hasil operasinya pada setiap waktu diperlukan dan

daripadanya dapat diambil keputusan maupun pemilihan berbagai alternatif

dibidang ekonomi.

” Menurut Committee on Terminology of The American Institute of Certified

Public Accountants dalam buku Bastian dan Suharjono (2006), akuntansi adalah

seni mencatat, menggolongkan, dan mengikhtisarkan transaksi serta peristiwa

yang bersifat keuangan dengan suatu cara yang bermakna dan dalam satuan uang

serta menginpretasikan hasil-hasilnya.

Page 22: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

Accounting Princple Board (APB) Statement 4 mendefinisikan akuntansi

sebagai suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif,

umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan

untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi yang digunakan dalam

memilih keputusan terbaik di antara beberapa alternatif keputusan.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah

sebagai alat ukur yang memberikan informasi umumnya dalam ukuran uang

mengenai suatu badan ekonomi yang berguna bagi pihak-pihak intern maupun

ekstern perusahaan dalam mengambil keputusan.

B. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Maria (2007:12) mendefinisikan Standar Akuntansi Keuangan yang berisi

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah:

“Standar yang digunakan pedoman pokok penyusunan dan penyajian laporan

keuangan bagi perusahaan, dana pensiun, dan unit ekonomi lainnya agar laporan

keuangan lebih berguna, dapat dimengerti dan dapat dibandingkan serta tidak

menyesatkan. Standar akuntansi keuangan (SAK) yang dibuat oleh IAI selalu

mengikuti perkembangan International Accounting Standards Committee (IASC).

Selain mengikuti IAS, SAK juga mempertimbangkan berbagai faktor lingkungan

usaha yang ada di Indonesia sehingga di harapkan SAK yang diterbitkan dapat

sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha di Indonesia juga sejalan dengan

standar akuntasi internasional.”

Page 23: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.31 Akuntansi

Perbankan

a. Pengukuran dalam nilai uang

Laporan keuangan bank harus disajikan dalam mata uang rupiah. Dalam hal

bank memiliki aktiva, kewajiban dan komitmen serta kontinjensi dalam valuta

asing, harus dijabarkan kedalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs

tengah yang berlaku pada tanggal laporan. Untuk modal yang disetor dalam valuta

asing dijabarkan dengan menggunakan kurs konversi Bank Indonesia pada saat

modal tersebut disetor (historical rate). Kurs tengah yaitu kurs jual ditambah kurs

beli Bank Indonesia dibagi dua. Dalam hal kurs mata uang asing tidak tersedia di

Bank Indonesia, digunakan kurs jual ditambah kurs beli bank yang bersangkutan

dibagi dua. Bank wajib mengungkapkan posisi neto aktiva dan kewajiban dalam

valuta asing yang masih terbuka (posisi devisa neto).

b. Laporan keuangan bank

Untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, laporan keuangan harus disusun

berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan pernyataan ini. Laporan

keuangan terdiri atas :

1) Neraca

2) Laporan komitmen dan kontijensi

3) Laporan laba rugi

4) Laporan arus kas

5) Catatan atas laporan keuangan

Page 24: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

1) Neraca

a) Dalam penyajianya, aktiva dan kewajiban dalam neraca bank tidak

dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar, namun sedapat mungkin tetap

disusun menurut jatuh tempo.

b) Komponen-komponen neraca bank disusun dengan mengacu pada Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) untuk pos-pos yang bersifat umum dan mengacu

pada pernyataan ini untuk pos-pos yang bersifat khusus perbankan.

c) Setiap aktiva produktif disajikan di neraca sebesar jumlah bruto dari tagihan

atau penempatan bank dikurangi dengan penyisihan penghapusan yang

dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari

masing-masing aktiva produktif dari masing-masing jenis aktiva produktif

yang bersangkutan.

2) Laporan komitmen dan kontijensi

a) Laporan komitmen dan kontinjensi wajib disusun secara sistematis,

sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi komitmen dan

kontinjensi, baik yang bersifat tagihan maupun kewajiban, pada tanggal

laporan.

b) komitmen adalah suatu iklan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat

dibatalkan secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang

disepakati bersama dipenuhi, seperti komitmen kredit, komitmen penjualan

atau pembelian aktiva bank dengan syarat "repurchase agreement" (Repo),

serta komitmen penyediaan fasilitas perbankan lainya.

Page 25: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

c) Kontinjensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan

timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih

peristiwa dimasa yang akan datang.

d) Sistematika penyajian laporan komitmen dan kontijensi disusun berdasarkan

urutan tingkat kemungkinan pengaruhnya terhadap perubahan posisi keuangan

dan hasil usaha bank.

e) Komitmen dan kontijensi, baik yang bersifat sebagai tagihan maupun

kewajiban, masing-masing disajikan secara tanpa pos lawan.

3) Laporan laba rugi

a) Laporan laba rugi bank wajib disusun sedemikian rupa agar dapat

memberikan gambaran mengenai hasil usaha bank dalam suatu periode

tertentu.

b) Laporan Laba rugi bank disusun dalam bentuk berjenjang yang

menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank

dan kegiatan lainya.

c) Cara penyajian laporan laba rugi bank adalah sebagai berikut :

(1) Wajib memuat secara rinci unsur pendapatan bunga dan beban.

(2) Unsur pendapatan dan beban harus dibedakan antara pendapatan dan

beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non-operasional.

d) Komponen-komponen laporan laba rugi bank disusun dengan mengacu pada

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk pos-pos yang bersifat umum dan

pernyataan ini untuk pos-pos yang bersifat khusus perbankan.

4) Laporan arus kas

Page 26: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

Laporan arus kas, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 2 tentang laporan arus kas, harus disusun berdasarkan konsep kas

selama periode laporan. Laporan ini harus menunjukkan semua aspek penting dari

kegiatan bank, tanpa memandang apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung

pada kas.

5) Catatan atas laporan keuangan

Disamping hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan sebagaimana dijelaskan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan

pernyataan ini, bank juga wajib mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai

posisi neto menurut jenis, dan penyaluran kredit kelolaan.

c. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi

Bank yang mempunyai kantor cabang atau kantor operasional lainya wajib

menyusun laporan keuangan gabungan pada setiap tanggal laporan, yang meliputi

seluruh kantornya baik yang ada didalam maupun diluar negeri. Dalam membuat

laporan gabungan, saldo rekening antar kantor (termasuk pendapatan dan beban)

wajib dieliminasi sedemikian rupa sehingga mencerminkan posisi keuangan dan

hasil bank secara wajar.

Bank yang mempunyai satu atau lebih anak perusahaan yang memenuhi

persyaratan tertentu, wajib membuat laporan konsolidasi yang meliputi posisi

keuangan dan hasil usaha bank dan seluruh anak perusahaan pada akhir periode

laporan :

1) Laporan konsolidasi tersebut dibuat bagi bank yang memiliki saham atau

hak pemilikan atas lembaga keuangan lain yang jumlahnya 50% atau

Page 27: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

kurang wajib diungkapkan dalam laporan keuangan.

2) Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi saldo rekening-rekening

yang menampung transaksi-transaksi antar perusahaan induk dan atau

anak perusahaan wajib dieliminasi sedemikian rupa sehingga dapat

mencerminkan posisi keuangan serta hasil usaha bank secara wajar.

3) Pengecualian dari kewajiban penyusunan laporan keuangan konsolidasi

diatas dapat dilakukan apabila memenuhi kriteria sebagaiman diatur dalam

Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

d. Laporan keuangan interim

Laporan keuangan interim yang meliputi periode bulanan atau triwulanan

merupakan bagian integral dari laporan keuangan tahunan. Oleh karena itu laporan

keuangan interim tersebut wajib disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang sama

dengan laporan keuangan tahunan.

e. Akuntansi pendapatan dan beban

1) Pengakuan pendapatan dan beban bunga. Dasar yang digunakan dalam

pengakuan pendapatan dan beban bank merupakan hal yang fundamental

dalam hubunganya dengan pengukuran tingkat rentabilitas. Kegiatan

utama bank adalah memupuk dana yang pada umumnya adalah berbunga

dan menanamkanya dalam aktiva produktif. Seperti pada industri lainya,

selalu terdapat kemungkinan perbedaan waktu antara pendapatan dan

terjadinya beban atas penggunaan sumber daya untuk menghasilkan

pendapatan tersebut. Oleh karena itu, pengkaitan antara pendapatan dan

beban bank tidak mudah dilakukan, sehingga dalam pengakuan

Page 28: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

pendapatan perlu diperhatikan sifat dari keunikan usaha bank tersebut.

2) Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual. Pendapatan bunga dari

kredit dan aktiva produktif lainya yang "non performing". Tersebut

benar-benar telah diterima tidak dapat diakui sebagai pendapatan dalam

periode laporan dan harus dilaporkan dalam laporan komitmen dan

kontinjensi.

3) Pendapatan bunga terdiri atas pendapatan bunga dan pendapatan lainya

yang berkaitan langsung dengan pemberian kredit seperti provisi dan

komisi.

4) Beban bunga terdiri atas beban bunga dan beban lainya yang dikeluarkan

secara langsung dalam rangka penghimpunan dana tersebut seperti hadiah,

premi atau diskonto dari kontrak berjangka dalam rangka pendanaan.

f. Pengakuan pendapatan beban atas komisi dan provisi

1) Komisi dan provisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan

diperlukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan

diamortisasi secara sistematis selama jangka waktu komitmen kredit.

Apabila komitmen tersebut diselesaikan sebelum jangka waktunya maka

sisa komisi dan provisi diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat

penyeselaian komitmen tersebut.

2) Komisi dan provisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan

perkreditan namun terkait dengan jangka waktu diperlukan sebagai

pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.

g. Pengakuan pendapatan dan beban atas transaksi valuta asing

Page 29: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

Laba rugi yang timbul dari transaksi valuta asing harus diakui sebagai

pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi periode berjalan. Selisih penjabaran

aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing kedalam mata uang rupiah harus

diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi periode berjalan.

h. Akuntansi aktiva

1) Kas

Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun valuta asing

yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.

2) Giro pada Bank Indonesia

Giro pada bank Indonesia adalah saldo rekening giro bank baik dalam

rupiah maupun dalam valuta asing di bank Indonesia.

3) Giro pada bank lain

Giro pada bank lain adalah saldo rekening giro bank baik dalam rupiah

maupun dalam valuta asing di bank lain.

4) Penempatan pada bank lain

Penempatan pada bank lain adalah penanaman dana bank pada bank lain,

baik didalam negeri maupun diluar negeri, dalam bentuk interbank

callmoney, tabungan, deposito berjangka, dan lain-lain yang sejenis, yang

dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan.

5) kredit yang diberikan

Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

Page 30: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Termasuk dalam

pengertian kredit dalam proses penyelamatan.

6) Penyertaan

Penyertaan adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham perusahaan

lain tujuan investasi jangka panjang, baik dalam rangka pendirian, ikut

serta dalam lembaga keuangan lain, penyelamatan kredit atau lainya.

7) Aktiva lain-lain

Aktiva lain-lain merupakan pos yang dimaksudkan untuk menampung

aktiva-aktiva yang tidak dapat digolongkan kedalam pos-pos tersebut

diatas dan tidak cukup material disajikan dalam pos tersendiri.

3. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 50 (Revisi 2010)

Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan

a. Kategori aset keuangan dan ekuitas

Saham preferen dapat diterbitkan dengan berbagai jenis hak. Dalam

menentukan apakah saham preferen merupakan liabilitas keuangan atau instrumen

ekuitas, penerbit menilai hak-hak tertentu yang melekat pada saham untuk

menentukan apakah saham tersebut memiliki karakteristik fundamental suatu

liabilitas keuangan. Sebagai contoh, saham preferen yang memberi hak kepada

pemegangnya untuk menebus saham tersebut pada tanggal yang telah ditetapkan

atau pada tanggal yang dipilih oleh pemegangnya mengandung liabilitas keuangan

karena penerbit berkewajiban menyerahkan aset keuangan pada pemegang saham.

Page 31: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

Potensi ketidakmampuan penerbit dalam memenuhi kewajibannya untuk

menebus saham preferen tersebut sesuai dengan kontrak, baik disebabkan karena

tidak tersedianya dana, atau karena dibatasi peraturan perundang-undangan, atau

karena tidak memadainya laba atau cadangan, tidak membatalkan kewajibannya

tersebut. Suatu opsi bagi penerbit untuk menebus saham secara kas tidak memenuhi

definisi suatu liabilitas keuangan karena penerbit tidak memiliki kewajiban saat ini

untuk mentransfer aset keuangan kepada pemegang saham.

Dalam kasus ini, penebusan saham sepenuhnya didasarkan pada kebijakan

penerbit. Namun demikian, suatu kewajiban dapat timbul ketika penerbit saham

melaksanakan opsi yang dimilikinya, biasanya dengan pemberitahuan formal

kepada pemegang saham tentang niat untuk menebus saham-saham tersebut.

Prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling

hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. mengenai prinsip-prinsip tersebut

sudah diungkapkan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan dalam

penyajian laporan keuangan :

1) Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengategorikan

instrumen tersebut atau komponenkomponennya sebagai liabilitas

keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi

perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan

2) Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (purtable instrument)

3) Instrumen, atau komponen instrumen, yang mensyaratkan suatu kewajiban

kepada entitas untuk menyerahkan ke pihak lain bagian aset neto entitas

secara pro rata hanya pada saat likuidasi.

Page 32: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

4) Tanpa kewajiban kontraktual untuk menyerahan kas atau aset keuangan

lainnya

5) Penyelesaian dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.

b. Ketentuan dan tanggal efektif

Entitas menerapkan pernyataan secara prospektif untuk periode yang dimulai

pada atau setelah tanggal 1 Januari. Penerapan lebih dini dianjurkan. Jika entitas

menerapkan pernyataan ini lebih awal, maka entitas menggungkapkan fakta

tersebut.

c. Saham treasuri

Jika entitas memperoleh kembali instrument ekuitasnya, instrumen-instrumen

tersebut (saham treasuri) dikurangkan dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang

timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas

entitas tersebut tidak dapat diakui dalam laporan laba rugi. Saham treasuri tersebut

dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain

dalam kelompok usaha yang dikonsolidasi. Jumlah yang dibayarkan atau diterima

diakui secara langsung di ekuitas.

d. Bunga, dividen, kerugian dan keuntungan

Bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang berkaitan dengan instrumen

keuangan atau komponen yang merupakan liabilitas keuangan diakui sebagai

pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi. Distribusi kepada pemegang

instrumen ekuitas didebit oleh entitas secara langsung ke ekuitas, setelah dikurangi

dampak pajak penghasilan terkait. Biaya transaksi yang timbul dari transaksi

Page 33: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

ekuitas, dicatat sebagai pengurang ekuitas, setelah dikurangi dampak pajak

penghasilan terkait.

e. Saling hapus antar aset keuangan dan liabilitas keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya

disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, entitas:

1) saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk

melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut.

2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset

dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang tidak memenuhi

kualifikasi penghentian pengakuan, maka entitas tidak boleh melakukan saling

hapus aset keuangan yang ditransfer dan liabilitas terkait.

4. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 55 (Revisi 2011)

Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran

Tujuan pernyatan ini adalah untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan

dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian atau

penjualan item non keuangan.

a. Pengakuan Awal

1) Pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada

nilai wajar melaui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi

yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau

penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan tersebut. penyeselaian.

2) Aset yang setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan atau biaya

Page 34: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

perolehan diamortisasi, maka aset tersebut diakui pertama kali pada bilai

wajar pada tanggal transaksi.

b. Pengukuran setelah pengakuan awal

1) Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dn

liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

duur pada nilai wajarnya.

2) Kredit yang diberikan, piutang serta investasi dimiliki yang hingga jatuh

tempo dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan

diamortasi diukur pada biaya perolehan diamortasi dengan mengunakan

metode suku bunga efektif.

c. Penghentian pengakuan

1) Aset keuangan dihentikan pengakuanya jika hak kontraktual atas arus kas

yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir.

2) Pinjaman yang diberikan atau aset keuangan lain dihapusbukukan ketika

tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit dalam

waktu dekat atau hubungan normal antara bank dan debitur telah berakhir.

Kredit yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit

penyisihan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kemudian atas kredit

yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan

dikreditkan ke dalam akun penyisihan kerugian penurunan nilai atas kredit

yang diberikan di laporan posisi keuangan, sedangkan jika setelah tanggal

laporan posisi keuangan dikreditkan sebagai pendapatan operasional

lainya.

Page 35: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

d. Pengakuan pendapatan dan beban

1) Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang

dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortasi, pendapatan dan beban

bunga diakui pada laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku

bunga efektif.

2) Keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi yang timbul dari

perubahan nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba

rugi.

3) Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuanya atau mengalami

penurunan nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya

diakui dalam laporan laba rugi komperhensif harus diakui pada laporan

laba rugi.

e. Keuntungan dan kerugian

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset

keuangan atau kewajiban keuangan yang bukan merupakan bagian dari hubungan

lindungan nilai, diakui sebagai berikut :

1) Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan atau kewajiban keuangan

yang diklasifikasikan sebagai instrument yang diukur pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi.

2) Keuntungan dan kerugian atas aset keuangan tersedia untuk dijual diakui

secara langsung dalam ekuitas, yaitu melalui laporan perubahan ekuitas,

kecuali untuk kerugian akibat penurunan nilai dan keuntungan atau

kerugian akibat perubahan nilai tukar, sampai aset keuangan tersebut

Page 36: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

dihentikan pengakuanya, dan pada saat yang sama keuntungan atau

kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuits harus diakui

pada laporan laba rugi. Namun bunga yang dihitung menggunakan metode

suku bunga efektif diakui pada laporan laba rugi.

f. Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortasi

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penuruna nilai telah terjadi atas

pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo

yang dicatat pada biaya perolehan diamortasi, maka jumlah kerugian tersebut

diukur sebagai selisih anatar nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas

masa dating (tidak termasuk kerugian kredit di masa dating yang belum terjadi)

yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yaitu

suku bunga yang dihitung saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut

dikurangi baik secara langsung maupun menggunakan pos cadangan. Jumlah

kerugian yang terjadi dikui pada laporan laba rugi.

g. Saling hapus

Aset keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam

laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika bank yang berkekuatan hukum untuk

melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya maksud

untuk menyeselaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan liabilitasnya

secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika

diperkenankan oleh standar akuntansi.

h. Pengukuran biaya diamortisasi

Page 37: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan yang

diukur pada aset pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah

atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang

dihitung dari selisih anatar nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya, dan

dikurangi penurunan nilai.

i. Pengukuran nilai wajar

Nilai wajar adalah dimana suatu aset dapat dipergunakan, atau suatu liabilitas

dapat diselesaikan, diantara para pihak yang memahami untuk melakukan transaksi

yang wajar pada tangal pengukuran.

j. Metode suku bunga efektif

Metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari

aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau kelompok aset keuangan atau liabilitas

keuangan) dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga

selama periode relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat

mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas dimasa depan selama

perkiraan umur dari instrument keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode

lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan liabilitas

keuangan.

5. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 60 Instrumen

Keuangan : Pengungkapan

a. Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan

Page 38: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

Nilai tercatat untuk setiap kategori berikut, sebagaimana didefinisikan dalam

PSAK 55 (Revisi 2006) diungkapka dalam laporan keuangan atau atas laporan

keuangan :

1) Asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

2) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo.

3) Pinjaman yang diberikan dan piutang.

4) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

b. Penyisihan kerugian kredit

Ketika asset keuangan mengalami penurunan nilai karena kerugian kredit dan

entitas mencatat penurunan nilai dalam pos terpisah (misalnya pos penyisihan

digunakan untuk mencatat penurunan nilai individual atau pos serupa yang

digunakan untuk mencatat penurunan kolektif atas aset keuangan) daripada secara

langsung mengurangi nilai tercatat aset keuangan, maka entitas mengungkapkan

suatu rekonsiliasi perubahan pada akun tersebut selama periode untuk seiap aset

keuangan.

c. Pos-pos penghasilan, beban, keuntungan, dan kerugian

Entitas mengungkapkan pos penghasilan, beban, keuntungan atau kerugian

berikut ini pada laporan laba rugi komperhensif atau catatan atas laporan keuangan.

a) Aset keuangan atau Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi, yang menunjukkan secara terpisah aset

keuangan atau liabilitas keuangan yang telah ditetapkan untuk diukur pada

nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal, dan aset

keuangan atau liabilitas keungan yang dikategorikan sebagai dimiliki

Page 39: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

untuk diperdagangkan sesuai PSAK (Revisi 2006).

b) Aset keuangan tersedia dijual, yang menunjukkan secara terpisah jumlah

keuntungan atau kerugian yang diakui pada pendapatan komperhensif lain

selama periode, dan jumlah yang dipindahkan dari ekuitas ke dalam

laporan laba rugi tersebut.

c) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo.

d) Pinjaman yang diberikan dan piutang.

e) Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

f) Total pendapatan bunga dan total bunga (dihitung dengan menggunakan

metode suku bunga efektif) untuk aset keuangan atau liabilitas keuangan

yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

g) Pendapatan bunga dari aset keuangan yang mengalami penurunan nilai

yang diakui sesuai PA 109 PSAK 55.

h) Jumlah kerugian penurunan nilai setiap kelompok aset keuangan

d. Pengungkapan lain

Sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) tentang penyajian laporan keuangan paragraph

114, entitas mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan,

dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan dan

kebijakan akuntansi lai yang relevan untuk pemahaman suatu laporan keuangan.

e. Nilai wajar

Setiap kelompok aset dan kewajiban keuangan, entitas harus mengungapkan

nilai wajar setiap kelompok aset dan kewajiban tersebut dengan cara yang

Page 40: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

memungkinkan untuk dapat diperbandingkan dengan nilai terctat dalam neraca.

(PSAK 55 (Rvisi 2006) memberikan pedoman penentuan nilai wajar).

Dalam pengungkapan nilai wajar, entitas mengelompokkan aset keuangan dan

liabilitas keuangan dalam kelompok-kelompok, namun saling hapus dalam laporan

keuangan. Entitas mengungkapkan untuk setiap kelompok instrument keuangan,

metode dan teknik penelitian digunakan, asumsi yang diterapkan dalam

menentukan nilai wajar untuk setiap kelompok aset keuangan atau liabilitas

keuangan.

C. Kredit

1. Pengertian kredit

Kata Kredit berasal dari kata Romawi yaitu Credere yang artinya percaya.

Sedangkan dalam bahasa Belanda istilahnya Vertrouwen, dalam bahasa Inggris

yaitu Believe atau trust or confidence yang artinya sama yaitu kepercayaan. Dengan

kata lain, kredit mengandung pengertian adanya suatu perkataan dari seseorang

atau badan yang diberikan kepada seseorang atau badan lainnya yaitu bahwa yang

bersangkutan pada masa yang akan datang akan memenuhi segala sesuatu

kewajiban yang telah diperjanjikan terlebih dahulu.

Menurut Pasal 1 angka 11 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang

perbankan bahwa kredit adalah penyediaan uang dan tagihan yang dapat disamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Page 41: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

Dari pengertian di atas dapatlah dijelaskan bahwa kredit atau pembiayaan

dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank

membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya

kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur)

bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat. Dalam

perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk

jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan masalah

sanksi apabila debitur mengingkari janji yang telah dibuat bersama.

Menurut Mulyono ( 2002:12 ) mendefinisikan kredit sebagai:

“ Suatu penyerahan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan bunga jumlah imbalan atau pembagian hasil

keuntungan”.

Bastian dan Suharjono (2006:65) mendefinisikan kredit adalah peminjaman

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan

pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2000) mendefinisikan kredit dalam Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan adalah:

“Peminjaman atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang

Page 42: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Hal ini

yang termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka

pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian surat berharga

nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement (NPA)”.

Menurut Ensiklopedia Umum, kredit adalah sistem keuangan untuk

memudahkan pemindahan modal dari pemilik kepada pemakai dengan

pengharapan memperoleh keuntungan. Kredit diberikan berdasarkan kepercayaan

orang lain yang memberikannya terhadap kecakapan dan kejujuran si peminjam.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang

mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

2. Pengakuan dan pengukuran kredit

Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK No. 31 (2000:12) menyatakan kredit

diakui pada saat pencairannya sebesar pokok kredit. Kredit dalam rangka

pembiayaan bersama diakui sebesar pokok kredit yang merupakan porsi tagihan

bank yang bersangkutan.

Pada saat bank menandatangani perjanjian kredit dengan debitur, bank

mengakui kewajiban komitmen fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur

sebesar plafon kredit yang diperjanjikan atau yang dapat ditarik sesuai jadwal

Page 43: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

penarikan/penggunaan kredit yang disepakati dengan debitur untuk penerusan atau

kredit kelolaan. Kredit diakui sebesar pokok kredit atau debet.

Pada umumnya, kredit diukur menggunakan biaya historis (historical cost)

dimana asset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau

sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk memperoleh

asset tersebut pada saat perolehan.

Page 44: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

3. Penetapan kualitas kredit menurut Bank Indonesia

Tabel 1: Penetapan kualitas kredit menurut Bank Indonesia

KOMPONEN LANCAR DALAM PERHATIAN

KHUSUS

KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET

Potensi

pertumbuhan

usaha

Kegiatan usaha

memiliki potensi

pertumbuhan yang

baik.

Kegiatan usaha memilikipotensi pertumbuhan yangterbatas.

Kegiatan usahamenunjukkan potensipertumbuhan yang

sangat terbatas atau tidakmengalami pertumbuhan.

Kegiatan usaha menurun. • Kelangsungan usahasangat diragukan,dansulit untuk pulihkembali.

• Kemungkinan besarkegiatan usaha akanterhenti.

Kondisi pasar

dan posisi

debitur dalam

persaingan

• Pasar yang stabil dantidak dipengaruhi olehperubahan kondisiperekonomian.

• Persaingan yangterbatas, termasukposisi yang kuat dalampasar.

• Beroperasi pada

• Posisi di pasar baik, tidakbanyak dipengaruhi ole hperubahan kondisiperekonomian.

• Pangsa pasar sebandingdengan pesaing.

• Beroperasi pada kapasitasyang hampir optimum.

• Pasar dipengaruhi olehperubahan kondisiperekonomian.

• Posisi di pasar cukup baiktetapi banyak pesaing,namun dapat pulih kembalijika melaksanakan strategibisnis yang baru.

• Tidak beroperasi pada

• Pasar sangat dipengaruhioleh perubahan kondisiperekonomian.

• Persaingan usaha sangatketat dan operasionalperusahaan mengalamipermasalahan yang serius.

• Kapasitas tidak pada levelyang dapat mendukung

• Kehilangan pasarsejalan dengan kondisiperekonomian yangmenurun.

• Operasional tidakkontinyu.

Page 45: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

kapasitasyangoptimum.

kapasitas optimum. operasional.

Kualitas

manajemen

dan

permasalahan

tenaga kerja

• Manajemen yangsangat baik.

• Tenaga kerja yangmemadai dan belumpernah tercatatmengalamiperselisihan ataupemogokan tenagakerja, atau pernahmengalamiperselisihan/pemogokan ringannamun telahterselesaikan denganbaik.

• Manajemen yang baik.

• Tenaga kerja padaumumnya memadai, pernahmengalami perselisihan/pemogokan tenaga kerjayang telah diselesaikandengan baik namun masihada kemungkinan untukterulang kembali.

• Manajemen cukupbaik.

• Tenaga kerja berlebihandan terdapat perselisihan/pemogokan tenaga kerjadengan dampak yang cukupmaterial bagi kegiatan usahadebitur.

• Manajemen kurangberpengalaman.

• Tenaga kerja berlebihandalam jumlah yang cukupbesar sehingga dapatmenimbulkan keresahandan terdapat perselisihan/pemogokan tenaga kerjadengan dampak yang cukupmaterial bagi kegiatanusaha debitur.

• Manajemen sangatlemah.

• Tenaga kerja berlebihandalam jumlah yang besarsehingga menimbulkankeresahan dan terdapatperselisihan/pemogokantenaga kerja dengandampak yang materialbagi kegiatan usahadebitur.

Dukungandari

Perusahaan afiliasiatau

Perusahaan afiliasi atau Hubungan denganperusahaan afiliasi atau grupmulai memberikan dampak

Perusahaan afiliasi ataugrup telah memberikan

Perusahaan afiliasi

Page 46: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

grup atau

afiliasi

grup stabil danmendukung usaha.

grup stabil dan tidak

memiliki dampak yang

memberatkan terhadap

debitur.

yang memberatkan terhadapdebitur.

dampak yang memberatkan

debitur.

sangat merugikan

debitur.

Upaya yang

dilakukan

debitur dalam

rangka

memelihara

lingkungan

hidup (bagi

debiturberskala besar

yangmemiliki

dampakpenting

Upaya pengelolaan

lingkungan hidup baik

dan mencapai hasilyangsekurang-kurangnyasesuai denganpersyaratan

minimum yangditentukan

sebagaimana diaturdalam peraturanperundang-undanganyang berlaku.

Upaya pengelolaanlingkungan hidup kurangbaik dan belum mencapaipersyaratan minimum yangditentukan sebagaimanadiatur dalamperundang-undangan yangberlaku.

Upaya pengelolaanlingkungan hidup kurangbaik dan belum

mencapai persyaratanminimum yang ditentukansebagaimana diatur dalamperaturanperundang-undangan yangberlaku, denganpenyimpangan yang cukupmaterial.

Perusahaan belummelaksanakan upaya

pengelolaan lingkunganhidup yang berarti atautelah dilakukan upaya

pengelolaan namun belummencapai persyaratan yang

ditentukan sebagaimanadiatur dalam peraturanperundang-undangan yangberlaku, denganpenyimpangan yangmaterial.

Perusahaan belum

melaksanakan upaya

pengelolaan lingkunganhidup yang berarti atautelah dilakukan upaya

pengelolaan namunbelum mencapaipersyaratan minimumyang ditentukan

sebagaimana diaturdalam peraturanperundang-undanganyang berlaku, danmemiliki kemungkinan

untuk dituntutdipengadilan.

Page 47: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

terhadap

lingkungan

hidup)

Perolehanlaba

Perolehan laba tinggidan stabil.

Perolehan laba cukup baiknamun memiliki potensimenurun.

Perolehan laba rendah. • Laba sangat kecil ataunegatif.

• Kerugian operasionaldibiayai dengan penjualanaset.

• Mengalami kerugianyang besar.

• Debitur tidak mampumemenuhi seluruhkewajiban dan kegiatanusaha tidak dapatdipertahankan.

Struktur

permodalan

Permodalan kuat. Permodalan cukup baik

dan pemilik mempunyai

kemampuan untuk

memberikan modal

tambahan apabiladiperlukan.

Rasio utang terhadap modalcukup tinggi.

Rasio utang terhadap modaltinggi.

Rasio utang terhadapmodal sangat tinggi.

Page 48: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

Arus kas • Likuiditas dan modalkerja kuat.

• Analisis arus kasmenunjukkan bahwadebitur dapatmemenuhikewajibanpembayaran pokokserta bunga tanpadukungan sumberdana tambahan.

• Likuiditas dan modalkerja umumnya baik.

• Analisis arus kasmenunjukkan bahwameskipun debitur mampumemenuhi kewajibanpembayaran pokok sertabunga namun terdapatindikasi masalah tertentuyang apabila tidak diatasiakan mempengaruhipembayaran dimasamendatang.

• Likuditas kurang danmodal kerja terbatas.

• Analisis arus kasmenunjukkan bahwa debiturhanya mampu membayarbunga dan sebagian daripokok.

• Likuiditas sangat rendah.

• Analisis arus kasmenunjukkanketidakmampuanmembayar pokok danbunga.

• Tambahan pinjaman

baru digunakan untuk

memenuhi kewajiban

yang jatuh tempo.

• Kesulitan likuiditas.

• Analisis arus kasmenunjukkan bahwadebitur tidak mampumenutup biaya produksi.

• Tambahan pinjamanbaru digunakan untukmemenuhi kewajibanyang jatuh tempo, secaramaterial.

Sensitivitas

terhadaprisiko

pasar

Jumlah portofolioyang

sensitif terhadap

perubahan nilai tukar

valuta asing dan suku

bunga relatif sedikitatau

telah dilakukan

Beberapa portofolio sensitifterhadap perubahan nilaitukar valuta asing dan suku

bunga tetapi masihterkendali.

Kegiatan usaha terpengaruh

perubahan nilai tukar valutaasing dan suku bunga.

Kegiatan usaha terancamkarena perubahan nilaitukar

valuta asing dan suku bunga

Kegiatan usaha terancamkarena fluktuasi nilaitukar

valuta asing dan sukubunga

Page 49: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

lindung

nilai (hedging) secarabaik.

Ketepatan

pembayaran

pokok dan

bunga

Pembayaran tepatwaktu, perkembanganrekening baik dantidak ada tunggakanserta sesuai denganpersyaratan kredit.

• Terdapat tunggakanpembayaran pokok dan

atau bunga sampai

dengan 90 (sembilan

puluh) hari.

• Jarang mengalamicerukan.

• Terdapat tunggakanpembayaran pokok dan ataubunga yang telah melampaui90(sembilan puluh) harisampai dengan 180 (seratusdelapan puluh) hari.

• Terdapat cerukan yangberulang kali khususnyauntuk menutupi kerugianoperasional dan kekuranganarus kas.

• Terdapat tunggakanpembayaran pokok dan ataubunga yang telahmelampaui 180 (seratusdelapan puluh) hari sampaidengan 270 (dua ratus tujuhpuluh) hari.

• Terjadi cerukan yangbersifat permanenkhususnya untuk menutupikerugian operasional dankekurangan arus kas.

Terdapat tunggakanpokok dan atau bungayang telah melampaui270 (dua ratus tujuhpuluh) hari.

Page 50: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

Ketersediaan

dankeakurataninformasi

keuangan

debitur

• Hubungan debiturdengan bank baik,debitur selalumenyampaikaninformasi keuangansecara teratur danakurat.

• Terdapat laporankeuangan terkini danadanya hasil analisisBank atas laporankeuangan/informasikeuangan yangdisampaikan debitur.

• Hubungan debitur denganbank cukup baik dandebitur selalumenyampaikan informasikeuangan secara teratur danmasih akurat.

• Terdapat laporankeuangan terkini danadanya hasil analisis Bankatas laporankeuangan/informasikeuangan yangdisampaikan debitur.

Hubungan debitur denganbank memburuk daninformasi keuangan tidakdapat dipercaya atau tidakterdapat hasil analisis Bank

atas laporan keuangan/informasi keuangan yang

disampaikan debitur.

Hubungan debitur denganbank semakin memburukdan informasi keuangantidak tersedia atau tidakdapat dipercaya.

Hubungan debiturdengan bank sangatburuk dan informasikeuangan tidak

tersedia atau tidak dapatdipercaya.

Kelengkapan

dokumentasi

kredit

Dokumentasi kredit

lengkap.

Dokumentasi kreditlengkap.

Dokumentasi kredit kuranglengkap.

Dokumentasi kredit tidaklengkap.

Tidak terdapatdokumentasi kredit.

Kepatuhan

terhadap

perjanjian

kredit

Tidak terdapatpelanggaranperjanjian

kredit.

Pelanggaran perjanjiankredit yang tidak prinsipil.

Pelanggaran terhadap

persyaratan pokok kredityang cukup prinsipil.

Pelanggaran yang prinsipilterhadap persyaratan pokok

dalam perjanjian kredit.

Pelanggaran yang sangatprinsipil terhadappersyaratan pokok dalam

perjanjian kredit.

Page 51: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

Kesesuaian

penggunaan

dana

• Penggunaan danasesuai denganpengajuan pinjaman.

• Jumlah dan jenisfasilitas diberikansesuai dengankebutuhan.

• Perpanjangan kreditsesuai dengan analisiskebutuhan debitur.

• Penggunaan dana kurangsesuai dengan pengajuanpinjaman, namunjumlahnya tidak material.

• Jumlah dan jenis fasilitasdiberikan lebih besar darikebutuhan, namunjumlahnya tidak material.

• Perpanjangan kreditkurang sesuai dengananalisis kebutuhan debitur.

• Penggunaan dana kurangsesuai dengan pengajuanpinjaman, dengan jumlahyang cukup material.

• Jumlah dan jenis fasilitasdiberikan lebih besar darikebutuhan, dengan jumlahyang cukup material.

• Perpanjangan kredit tidaksesuai dengan analisiskebutuhan debitur(perpanjangan kredit untukmenyembunyikan kesulitankeuangan).

• Penggunaan dana kurangsesuai dengan pengajuanpinjaman, dengan jumlahyang material.

• Jumlah dan jenis fasilitasdiberikan lebih besar darikebutuhan, dengan jumlahyang material.

• Perpanjangan kredit tidaksesuai dengan analisiskebutuhan debitur(perpanjangan kredit untukmenyembunyikan kesulitankeuangan), denganpenyimpangan yang cukupmaterial.

• Sebagian besarpenggunaan dana tidaksesuai dengan pengajuanpinjaman.

• Jumlah dan jenisfasilitas diberikan lebihbesar dari kebutuhan,dengan jumlah yangsangat material.

• Perpanjangan kredittanpa analisis kebutuhandebitur.

Kewajaran

sumber

pembayaran

kewajiban

• Sumber pembayarandapat diidentifikasidengan jelas dandisepakati oleh bankdan debitur.

• Sumber pembayaransesuai denganstruktur/jenispinjaman.

• Sumber pembayarandapat diidentifikasi dandisepakati oleh bank dandebitur.

• Sumber pembayarankurang sesuai denganstruktur/jenis pinjaman.

• Pembayaran berasal darisumber lain dari yangdisepakati.

• Sumber pembayarankurang sesuai denganstruktur/jenis pinjamansecara cukup material.

• Sumber pembayaran tidakdiketahui, sementarasumber yang disepakatisudah tidakmemungkinkan.

• Sumber pembayarankurang sesuai denganstruktur/jenis pinjamansecara material.

• Tidak terdapat sumberpembayaran yangmemungkinkan.

• Sumber pembayarantidak sesuai denganstruktur/jenis pinjaman.

Page 52: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

Sumber: Bank Indonesia

Kewajaran

sumber

pembayaran

kewajiban

• Skema pembayarankembali yang wajar(termasuk dalampemberian graceperiod).

• Pendapatan valasmencukupi untukmendukungpengembalian kreditvalas.

• Skema pembayarankembali yang cukup wajar(termasuk dalam pemberiangrace period).

• Pendapatan valas kurangmencukupi untukmendukung pengembaliankredit valas.

• Skema pembayarankembali yang kurang wajardan terdapat pemberiangrace period yang tidaksesuai dengan jenis kredit.

• Pendapatan valas tidakmencukupi untukmendukung pengembaliankredit valas, secara cukupmaterial.

• Skema pembayarankembali yang kurang wajardan terdapat pemberiangrace periode yang tidaksesuai dengan jenis kreditdengan kurun waktu yangcukup panjang.

• Pendapatan valas tidakmencukupi untukmendukung pengembaliankredit valas secara material.

• Skema pembayarankembali yang tidak wajardan terdapat pemberiangrace period yang tidaksesuai dengan jenis kreditdengan kurun waktu yangcukup panjang.

• Tidak terdapatpenerimaan valas untukmendukungpengembalian kreditvalas.

Page 53: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

57

4. Jenis kredit sesuai dengan kolektibilitasnya

Menurut Ismail (2010: 219), kredit dapat dibedakan sesuai dengan

kolektibilitas/kualitas/penggolongan kredit, yaitu performing loan dan

nonperforming loan. Penggolongan kredit menjadi performing loan dan

nonperforming loan didasarkan pada kriteria kualitatif dan kuantitatif. Penilaian

penggolongan kredit secara kualitatif didasarkan pada prospek usaha debitur dan

kondisi keuangan usaha debitur. Kondisi keuangan debitur dapat dilihat dari

kemungkinan kemampuan debitur untuk membayar kembali pinjamannya dari

hasil usahanya. Penggolongan kredit sesuai kuantitatif didasarkan pada

pembayaran angsuran oleh debitur yang tercermin dalam catatan bank. Pembayaran

angsuran kredit mencakup pembayaran pinjaman pokok dan bunga.

Performing loan merupakan penggolongan kredit atas kualitas kredit nasabah

yang lancar dan/atau terjadi tunggakan sampai dengan 90 hari. Performing loan

dibagi menjadi dua yaitu kredit lancar dan kredit dalam perhatian khusus. Dalam

hal kredit angsuran (installment loan), maka yang tergolong dalam kredit lancar

yaitu kredit yang tidak terdapat tunggakan. Setiap tanggal jatuh tempo angsuran,

debitur dapat membayar pinjaman pokok dan bunga. Kredit dalam perhatian

khusus adalah penggolongan kredit yang tertunggak baik angsuran, pinjaman

pokok dan pembayaran bunga, akan tetapi tunggakannya sampai dengan 90 hari

(tidak melebihi 90 hari kalender).

Nonperforming loan merupakan kredit yang menunggak melebihi 90 hari.

Nonperforming loan dibagi menjadi tiga yaitu kredit kurang lancar, kredit

Page 54: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

58

diragukan, dan kredit macet. Menurut ketentuan Bank Indonesia, kredit bermasalah

digolongkan menjadi tiga yaitu kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan

macet. Dalam hal kredit angsuran (installment loan), maka kredit kurang lancar

terjadi bila debitur tidak dapat membayar angsuran pokok dan/atau bunga antara 91

hari sampai dengan 180 hari. Kredit diragukan terjadi dalam hal debitur tidak dapat

membayar angsuran pinjaman pokok dan/atau pembayaran bunga antara 181 hari

sampai dengan 270 hari. Kredit macet terjadi bila debitur tidak mampu membayar

berturut-turut setelah 270 hari.

D. Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan)

1. Definisi kredit bermasalah (nonperforming loan)

Pemberian kredit tanpa analisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan

bank. Nasabah dalam hal ini ada kalanya memberikan data-data fiktif, sehingga

mungkin saja kredit sebenarnya tidak layak, akan tetapi tetap diberikan. Kemudian

apabila salah menganalisa, maka kredit yang disalurkan yang sebenarnya tidak

layak menjadi layak sehingga akan berakibat sulit untuk ditagih atau macet (kredit

bermasalah).

Kredit bermasalah yaitu kredit yang dalam pelaksanaannya belum

mencapai/memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank kemudian memiliki

kemungkinan timbulnya risiko kemudian hari bagi bank dalam arti luas, juga

mengalami kesulitan dalam penyelesaian kewajiban-kewajiban baik dalam bentuk

Page 55: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

59

pembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran bunga, denda keterlambatan

serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur yang bersangkutan.

Menurut Tjoekam (1999:264) mengungkapkan bahwa:

“Kredit bermasalah adalah gambaran dari suatu kondisi kredit berupa

principal, bunga, biaya-biaya, dan overdraft akan mengalami kegagalan karena

tanda-tanda penyimpangan dibiarkan berakumulasi sehingga menurunkan mutu

kredit dan cenderung menimbulkan kerugian potensial bagi bank.”

Menurut Siamat (2001:174) menjelaskan kredit bermasalah /problem loan

dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat

adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan

kendali debitur.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No.31 (2000), kredit bermasalah

(nonperforming loan) pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran

angsuran pokoknya dan atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh

tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan.

Kredit nonperforming terdiri atas kredit yang digolongkan kurang lancar,

diragukan, macet.

Jadi dapat disimpulkan, kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana

nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atas seluruh kewajibannya

kepada bank seperti yang telah diperjanjikan dan dapat menimbulkan kerugian

potensial kepada bank.

Page 56: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

60

2. Penilaian kredit bermasalah (nonperforming loan)

Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) menetapkan

bahwa standar rasio kredit bermasalah (NPL) adalah kurang dari 5% (PBI Nomor:

3/25/2001). Secara matematis NPL dapat dirumukan sebagai berikut:

NPL=Jumlah Kredit Bermasalah X100%

Total Kredit

Ket : Kredit Bermasalah = Kurang Lancar + Diragukan + Macet

Total Kredit = Lancar + Perhatian Khusus + Kurang Lancar +

Diragukan + Macet

Menurut Kasmir (2008) untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu

kredit perlu diberikan ukuran-ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan

kualitas kredit menurut ketentuan sebagai berikut:

a) Lancar (pas)

Suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila:

1) Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga tepat waktu

2) Memiliki mutasi rekening yang aktif

3) Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral).

Page 57: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

61

b) Dalam perhatian khusus (special mention)

Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria diantara lain:

1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang

belum melampui dari 90 hari

2) Kadang-kadang terjadi cerukan

3) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan

4) Mutasi rekening reklatif aktif

5) Didukung dengan pinjaman baru.

c) Kurang lancar (substandard)

Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria di antaranya:

1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang

telah melampui 90 hari

2) Sering terjadi cerukan

3) Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari

4) Frekuensi mutasi rekening reklatif rendah

5) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur

6) Dokumen pinjaman yang lemah.

d) Diragukan (doubtful)

Page 58: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

62

Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria di antaranya:

1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah

melampaui 180 hari

2) Terjadi cerukan yang besifat permanen

3) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari

4) Terjadi kapitalisasi bunga

5) Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun

peningkatan jaminan.

3. Perlakuan akuntansi kredit bermasalah (nonperforming loan)

Menurut Ismail (2010:224), perlakuan akuntansi kredit bermasalah terdiri

dari:

a. Pengakuan pendapatan bunga kredit nonperforming

Nonperforming loan terjadi bila debitur tidak membayar angsuran pinjaman

pokok maupun bunga setelah 90 hari. Pendapatan bunga kredit untuk kredit

nonperforming diakui atas dasar cash basis, yaitu pengakuan pendapatan kredit

pada saat adanya pembayaran dari debitur. Pendapatan bunga kredit nonperforming

diakui sebagai pendapatan bunga dalam penyelesaian yang tidak dicatat dalam

laporan laba rugi akan tetapi dicatat dalam tagihan kontijensi.

Page 59: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

63

b. Pembayaran kewajiban kredit nonperforming.

Dalam hal terdapat pembayaran kredit nonperforming, maka bila kredit

termasuk golongan kredit kurang lancar, maka prioritas pembayarannya adalah

pembayaran bunga, denda, dan lain-lain, kemudian sisanya digunakan untuk

pembayaran pinjaman pokok. Golongan kredit diragukan dan kredit macet,

prioritas pembayaran adalah untuk pembayaran pokok dan sisanya digunakan

untuk pembayaran bunga, denda, dan biaya lainnya.

4. Penyelesaian kredit bermasalah (nonperforming loan)

Menurut Hariyani (2010:41), apabila penyelamatan kredit yang dilakukan

oleh bank ternyata tidak berhasil, maka bank dapat melakukan tindakan lanjutan

berupa penyelesian kredit macet melalui program penghapusan kredit macet

(write-off). Penghapusan kredit macet terbagi dalam dua tahap yaitu hapus buku

atau penghapusan secara bersyarat atau conditional write-off, dan hapus tagih atau

penghapusan secara mutlak atau absolute write-off.

Jika kemudian program hapus buku dan hapus tagih juga belum berhasil

mengembalikan dana kredit yang disalurkan kepada debitur, maka bank dapat

menyelesaikan portofolio kredit macet tersebut melalui jalur litigasi (proses

peradilan) maupun jalur non-litigasi (diluar proses peradilan).

Page 60: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

64

5. Struktur penyelesaian kredit bermasalah

Gambar 1: Struktur penyelesaian kredit bermasalah

Kredit Bermasalah

Penjadwalan kembali

(Reschedulling)

Persyaratan Kembali

(Reconditioning)

Penataan Kembali

(Restructuring)

Gagal

Hapus Buku

Hapus Tagih

Penyelesaian Kredit

Litigasi Non Litigasi

Berhasil

Kualitas kredit membaik

1. Bank bertambah sehat

2. Debitur tambah maju

3. Sektor riil berkembang

Page 61: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

65

E. Restrukturisasi Kredit

Restrukturisasi kredit diberikan kepada debitur yang tidak dapat memenuhi

kewajibannya atau debitur yang diperkirakan tidak dapat memenuhi kewajiban

pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga sesuai dengan jadwal yang

diperjanjikan. Bank melakukan restrukturisasi kredit kepada debitur berdasarkan

pertimbangan ekonomi dan hukum yang pemberiannya terbatas pada adanya

kesulitan keuangan debitur sehingga perlu dibantu oleh bank dalam

menyelesaikannya. Bank memiliki keyakinan bahwa dengan dilakukan

restrukturisasi kredit kepada debitur, maka kondisi keuangan debitur akan menjadi

lebih baik, sehingga kualitas kredit debitur meningkat.

Menurut PSAK (2000:34), kredit nonperforming yang telah direstrukturisasi,

dengan cara memberi keringanan kepada peminjam yang sedang mengalami

kesulitan keuangan, tetap diklasifikasikan sebagai nonperforming sampai dengan

kredit tersebut menjadi performing, yaitu pada saat pembayaran pokok/bunga

sudah dilakukan secara teratur selama jangka waktu tertentu

Menurut Ismail (2010:228), restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan

berbagai cara antara lain; modifikasi syarat-syarat kredit, penambahan fasilitas

kredit, pengambilalihan agunan/aset, konversi kredit.

1. Modifikasi persyaratan kredit

Page 62: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

66

Restrukturisasi kredit yang paling umum dilakukan oleh bank adalah dengan

melakukan modifikasi persyaratan kredit. Persyaratan kredit yang perlu

diperbaharui dalam rangka restrukturisasi adalah penurunan suku bunga kredit,

perpanjangan jangka waktu kredit, pengurangan tunggakan bunga kredit,

pengurangan jumlah pokok kredit. Dengan melakukan kombinasi atas perubahan

persyaratan kredit, diharapkan kondisi keuangan debitur menjadi lebih baik dan

pada akhirnya debitur mampu memenuhi kewajiban pembayaran pokok kredit

maupun bunga.

Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2001), perhitungan nilai

tunai penerimaan kas masa depan dan kerugian restrukturisasi kredit yang

dilakukan dengan mengubah/memodifikasi persyaratan kredit adalah sebagai

berikut:

a. Bila nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam

persyaratan baru sama dengan nilai tercatat kredit, maka bank mencatat

dampak restrukturisasi secara prospektif, dan tidak mengubah nilai tercatat

kredit pada tanggal restrukturisasi karena bank tidak mengalami kerugian

restrukturisasi.

b. Bila nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam

persyaratan baru lebih kecil dari nilai tercatat kredit maka bank mengakui

kerugian restrukturisasi sebesar selisih antara nilai tercatat kredit dengan nilai

tunai penerimaan pokok dan bunga.

c. Faktor pendiskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai tunai

Page 63: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

67

penerimaan kas masa depan atas kredit yang direstrukturisasi adalah tingkat

suku bunga pasar, yaitu tingkat bunga efektif dari kredit sebelum

direstrukturisasi. Tingkat bunga tersebut dilakukan evaluasi secara triwulanan

sesuai dengan tingkat bunga pasar.

d. Dalam penentuan kerugian restrukturisasi, jumlah pembayaran kontingen

dari debitur (misalnya peningkatan pembayaran angsuran dimasa depan sesuai

dengan perbaikan usaha debitur) dapat diperhitungkan sebagai bagian dari nilai

tunai penerimaan kas masa depan, hanya jika njumlah kontingen tersebut lebih

besar kemungkinannya untuk dapat direalisasi (probable) dan jumlahnya dapat

ditentukan secara wajar serta telah diperjanjikan sebelumnya.

Restrukturisasi kredit dengan pengurangan pokok dan/atau bunga, maka selain

perhitungan nilai tunai penerimaan kas masa depan dan kerugian restrukturisasi

kredit perlu juga diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Pengurangan pokok dan/atau bunga secara absolut, maka perngurangan

pokok kredit dibebankan ke penyisihan kerugian kredit. Pengurangan bunga

dilakukan dengan melakukan jurnal balik atas tagihan kontijensi dan tidak

mengakui kerugian.

b. Pengurangan pokok dan/atau bunga secara kontijen/bersyarat, pengurangan

pokok kredit dibebankan ke penyisihan kerugian kredit dan bank mengakui tagihan

kontijensi pokok. Pengurangan bunga dilakukan dengan melakukan jurnal balik

atas tagihan kontijensi dan bank tidak mengakui kerugian.

2. Penambahan fasilitas kredit

Page 64: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

68

Dalam kasus tertentu, debitur bermasalah justru akan mendapat tambahan

kredit dengan tujuan agar usahanya menjadi lancar dan dapat mengembalikan

kewajibannya. Tambahan kredit ini diberikan untuk debitur yang memperoleh

kredit investasi dan/atau kredit modal kerja. Misalnya usaha debitur tidak dapat

berjalan bila tidak diikuti dengan investasi peralatan baru atau ditambah modal

kerja. Bank dapat memberikan tambahan kredit untuk investasi dan/atau modal

kerja.

3. Pengambilalihan agunan/aset debitur

Pengambilalihan agunan kredit/aset debitur dilakukan bila debitur sudah tidak

sanggup membayar kewajibannya dengan menyerahkan agunannya. Agunan yang

dimiliki oleh bank adalah berupa surat/bukti kepemilikan, sementara fisik aset yang

diagunkan masih dikuasai oleh debitur. Dalam hal penguasaan bisa dilakukan bila

debitur kooperatif dan ikut membantu menyelesaikan kreditnya. Restrukturisasi

kredit dengan pengambilalihan agunan/aset debitur dilakukan dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. Agunan kredit atau aset lain yang diambil alih seperti tanah, bangunan, dan

surat berharga diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu nilai

wajar agunan/aset setelah dikurangi estimasi biaya untuk menjual agunan/aset

tersebut.

b. Sisa kredit setelah dikurangi nilai bersih agunan/aset lain yang diambil alih

merupakan kredit yang direstrukturisasi yang perlakuannya sebagaimana

diatur dalam restrukturisasi dengan modifikasi persyaratan.

Page 65: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

69

4. Konversi kredit

Konversi kredit merupakan konversi pinjaman dalam bentuk penyertaan

modal pada perusahaan debitur. Dengan dilakukannya konversi kredit, maka

outstanding kredit debitur yang telah dikonversi dikurangkan dari akun kredit.

Konversi kredit dilakukan dengan mendapat saham perusahaan debitur.

Dalam hal saham yang diserahkan nilainya lebih rendah dibanding total

kewajibannya, maka sisanya masih menjadi kredit debitur. Sebaliknya bila nilai

wajar saham lebih tinggi dibanding dengan total kewajiban debitur, maka

selisihnya dicatat sebagai pendapatan yang ditangguhkan.

F. Penelitian Terdahulu

Adapun kajian yang berkaitan dengan masalah yang ingin dibahas oleh

penulis yang diambil dari peneliti terdahulu, antara lain sebagai berikut:

Tabel 2 : Penelitian terdahulu

No Judul Karya Ilmiah Subtansi Kesimpulan

1

1

Gunawan Zakariah

(2011) “Analisis

Perlakuan Untuk

Kredit Bermasalah

(nonperforming

Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui kapan

munculnya nilai kredit

bermasalah, setelah itu

membandingkan

Hasil penelitiannya,

perlakuan akuntansi yang

diterpakan oleh Bank

Mandiri untuk kredit

bermasalah

Page 66: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

70

loan) sesuai PSAK

No.31 pada PT. Bank

Mandiri (Persero)

Tbk. Di Unit

Regional Credit

Recovery Makasar”.

perlakuan akuntansi

pada PT. Bank Mandiri

untuk nonperforming

Loan dengan PSAK No.

31 tentang Akuntansi

Perbankan .

(nonperforming loan) tidak

sesuai dengan SAK dimana

kredit tersebut

menggunakan current cost,

sedangkan dalam PSAK

No.31 mengukur dengan

menggunkan historical

cost.

2

2

Muhammad Rifki

Rafsanjani (2012)

“Perlakuan

Akuntansi Kredit

Bermasalah

(nonperforming

loan) setelah

pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 31

Efektif dicabut Pada

PT. Bank Tabungan

Negara (Persero)

Tbk.

Penelitian ini bertujuan

untuk memfokuskan

pada perlakuan

akuntansi kredit

bermalasah pada PT.

Bank Tabungan Negara

(Persero) setelah PSAK

No. 31 Efektif dicabut,

kemudian menganalisis

kesesuaianya dengan

PSAK No. 50 (Revisi

2010) Instrumen

keuangan : Penyajian,

PSAK No. 55 (Revisi

2011) Instrumen

Praktik perlakuan kredit

bermasalah pada PT. Bank

Tabungan Negara (Persero)

telah sesuai dengan PSAK

No. 50 (revisi 2010),

PSAK No. 55 (revisi 2011)

dan PSAK No/ 60 (revisi

2011).

Page 67: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

71

keuangan :

pegungkapan

3

3

Andi Jayanti:2012

“Perlakuan

Akuntansi Kredit

Bermasalah

(nonperforming

loan) kesesuaiannya

setelah Pernyataan

Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK)

No. 31 Efektif

dicabut Pada PT.

Bank Negara

Indonesia (Persero)

Tbk”.

Membandingkan

kesesuaian antara

perlakuan akuntansi

yang diterapkan oleh

PT. Bank Negara

Indonesia (Persero)

terhadap kredit

bermasalah

(nonperforming loan)

dan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan

No.31 sebelum dan

sesudah efektif dicabut.

Praktik perlakuan kredit

bermasalah dan pendapatan

bunga pada PT. Bank

Negara Indonesia (Persero)

Tbk. telah sesuai dengan

PSAK No. 50 (revisi

2010), PSAK No. 55

(revisi 2011) dan PSAK

No/ 60 (revisi 2011).

4

4

Damar Pamungkas

:2015 “Perlakuan

Akuntansi Kredit

Bermasalah

(nonperforming

loan) sebelum dan

setelah Pernyataan

Membandingkan

kesesuaian antara

perlakuan akuntansi

yang diterapkan oleh

PT.Bank Negara

Indonesia (Persero)

terhadap kredit

Praktik perlakuan kredit

bermasalah dan pendapatan

bunga pada PT. Bank

Negara Indonesia (Persero)

Tbk. telah sesuai dengan

PSAK No. 50 (revisi

2010), PSAK No. 55

Page 68: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

72

Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK)

No. 31 Efektif

dicabut Pada PT.

Bank Negara

Indonesia (Persero)

Tbk”.

bermasalah

(nonperforming loan)

dan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan

No.31 sebelum dan

sesudah efektif dicabut

(revisi 2011) dan PSAK

No/ 60 (revisi 2011).

5

5

Desi Dwi Lutfiani:

2015 “Perlakuan

akuntansi kredit

bermasalah

(nonperforming

loan) kesesuaiannya

sesudah Pernyataan

Standart Akuntansi

Keuangan No. 31

efektif dicabut

pada PT. BPR Wilis

Putra Utama Cabang

Banyuwangi”

Menganalisis perlakuan

akuntansi terhadap

kredit bermasalah

(nonperforming loan)

dan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan

No.31 sesudah efektif

dicabut yang diterapkan

oleh PT. BPR Wilis

Putra Utama.

Perlakuan Akuntansi

Kredit Bermasalah pada

PT. BPR Wilis Putra Utama

telah sesuai dengan

perubahan

Standar yang di tetapkan

yaitu menggunakan SAK

ETAP.

6

6

Endang: 2015

“Analisis perlakuan

akuntansi kredit

Menganalisis perlakuan

akuntansi kredit

bermalasah pada PT

Pengakuan kredit

bermasalah yang

dilaksanakan PT. BRI

Page 69: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

73

bermasalah pada PT.

Bank Rakyat

Indonesia Cabang

Sekayu”.

Bank Rakyat Indonesia

Cabang Sekayu setelah

PSAK No. 31 Efektif

dicabut

Cabang Sekayu telah

sesuai dengan peraturan

perbankan dan PSAK No.

50 (Revisi 2010) mengenai

Instrumen Keuangan:

Penyajian, PSAK No. 55

(Revisi 2011) mengenai

Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan

Pengukuran, dan PSAK

No.60 mengenai Instrumen

Keuangan: Pengungkapan.

7

7

Agus; 2014 “Analisis

perlakuan akuntansi

terhadap

restrukturisasi kredit

bermasalah

pada PT. Bank Sulut”

Mengetahui perlakuan

akuntansi terhadap

restrukturisasi kredit

bermasalah pada PT.

Bank Sulut

PT Bank Sulut telah

menerapkan cara

restrukturisasi terhadap

kredit bermasalah dengan

benar dan mengacu pada

peraturan

Bank Indonesia, Pedoman

Akuntansi Perbankan

Indonesia (PAPI) tahun

2011 dan PSAK No. 55

tentang Instrumen

Page 70: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

74

Keuangan: Pengakuan dan

Pengukuran.

8

8

Jirry Mayfella: 2015

‘Analisis perlakuan

akuntansi kredit

bermasalah

(nonperforming

loan) sebelum dan

sesudah PSAK

nomor 31 efektif

dicabut” (study kasus

pada PT Bank

Internasional

Indonesia Tbk).

Menganalisis perlakuan

akuntansi terhadap

kredit bermasalah

(nonperforming loan)

sebelum dan sesudah

PSAK nomor 31 efektif

dicabut.

Praktik perlakuan kredit

bermasalah dan pendapatan

bunga pada PT Bank

Internasional Indonesia

Tbk. telah sesuai dengan

PSAK No. 50 (revisi

2010), PSAK No. 55

(revisi 2011) dan PSAK

No/ 60 (revisi 2011).

Perlakuan untuk

penyisihan kerugian

penurunan nilai,

restrukturisasi kredit dan

penghapusbukuan kredit

sudah sesuai dengan PSAK

No. 55

(revisi 2011). Khusus

untuk penyajian kredit

bermasalah dan pendapatan

Page 71: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

75

bunga tidak diatur dalam

PSAK No. 50 (revisi 2010)

karena PSAK tersebut

hanya mengatur penyajian

ekuitas dan liabilitas.

9

9

Devianita Nuke

Mawardhika: 2013

“Perlakuan akuntansi

Terhadap Denda

Kartu Kredit Bank

Syariah”

Membahas tentang

bagaimana perlakuan

akuntansi terhadap kartu

kredit syariah

Denda yang dikenakan dari

terlambatnya pembayaran

tagihan, dicatat pada

Laporan Sumber dan

Penggunaan Dana Qardh

sebagai sumber dana

kebajikan.

1

10

Rimi Gusliana:2016

“Analisis perlakuan

akuntansi kredit

bermasalah

(nonperforming

loan) sejak

penerapan PSAK No.

50, 55, dan 60 (studi

kasus pada PT. Bank

SBI Indonesia

periode tahun

Mengetahui perlakuan

akuntansi kredit

bermasalah

(nonperforming loan)

yang diterapkan pada

PT. Bank SBI Indonesia

dan kesesuaiannya

dengan PSAK No. 50,

55, dan 60.

Berdasarkan hasil

penelitian, kredit

bermasalah pada awalnya

diukur pada nilai wajar

ditambah dengan biaya

transaksi yang dapat

ditambahkan secara

langsung dan biaya

tambahan untuk

memperoleh aset keuangan

tersebut.setelah pengakuan

Page 72: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

76

G. Kerangka Pikir

Kredit bermasalah adalah dimana debitur mengingkari janji mereka

membayar bunga dan kredit induk yang telah jatuh tempo, sehingga terjadi

2011-2015”. awal, kredit bermasalah

diukur pada biaya

perolehan diamortisasi

menggunakan suku bunga

efektif dikurangi dengan

Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai. Besarnya

jumlah kredit bermasalah

diungkap lebih detail

dalam Catatan Atas

Laporan Keuangan. Dalam

Pengakuan, Pengungkapan

dan Pengukuran kredit

bermasalah PT. Bank SBI

Indonesia telah sesuai

dengan PSAK no 55 dan

60.

Page 73: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

77

keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran. Didalam

peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) perlakuan tentang kredit

bermasalah ini diatur dalam PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan. PSAK

No. 31 adalah standar Akuntansi khusus atau pedoman yang mengatur tentang

akuntansi perbankan. Penerapan PSAK No. 31 yaitu tentang penyusunan laporan

keuangan atau pelapora keuangan, penerapan aktiva, penerapan kewajiban,

penerapan ekuitas dan penerapan pendapatan dan beban dimaksudkan agar

kualitas informasi laporan keuangan yan disajikan akan lebih terjaga

akuntabilitasnya serta lebih handal dan relevan.

Selain itu diharapkan informasi keuangan yang disajikan tidak menyesatkan

penggunanya dan akan mendorong ketepatan dalam pengambilan keputusan yang

nantinya berpengaruh terhadap perkembangan perbankan tersebut. Jadi apabila

sebuah bank dalam praktinya tidak disesuaikan dengan standar akuntansi atau

PSAK No.31 maka laporan keuangan yang disajikan juga akan menurun tingkat

relevansinya dan tidak dapat diperbandingkan serta diragukan tingkat

keandalanya.

Namun karena dampak dari konvergensi ke standar akuntansi internasional

(International Financing Reporting Standard atau IFRS) mengakibatkan perlunya

pencabutan terhadap Pernyataan Akuntansi Keuangan No. 31 Revisi 2000

Akuntansi Perbankan. Sebagai gantinya bank diwajibkan menerapkan : 1. PSAK

No. 50 (Revisi 2010) mengenai Instrumen Keuangan: Penyajian.; 2. PSAK No. 55

(Revisi 2011) mengenai Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan 3.

PSAK No.60 mengenai Instrumen Keuangan: Pengungkapan. Dengan

Page 74: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

78

diberlakukanya ketiga PSAK tersebut tentu akan mengakibatkan perubahan dalam

memperlakukan kredit, oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi dan pengawasan

mengingat konvergensi ini pada awalnya baur dilakukan pada sektor perbankan

Indonesia.

Berdasarkan uraian teoritis di atas, maka kerangka pikir dalam penilitian ini

adalah:

Gambar 2 : Kerangka pikir penelitian

Kredit Bermasalah

Pendapatan Bunga

Penyisihan Penurunan Nilai

Restrukturisasi Kredit

PerlakuanAkuntansiKreditBermasalah(Non performingLoan) sebelumdan sesudahPSAK No.31Efektif DicabutPada PT.BankNegaraIndonesia(persero),Tbk

PSAK No. 50 (revisi 2010),PSAK No. 55 (revisi 2011)dan PSAK No. 60

Penghapusan Kredit

Page 75: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

79

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Cabang Gowa yang berlokasi di jalan Andi Mallombasang- Sungguminasa, Gowa.

Sedangkan waktu penelitian akan dimulai dari bulan Maret 2018.

B. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data kualitatif, yaitu data yang terdiri dari kumpulan data non angka yang

sifatnya deskriptif yang teridiri dari:

a) Gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, dan sebagainya.

b) Buku pedoman perusahaan yang berisi pelaksanaan perlakuan

akuntansi dan pelaksanaan proses pemberian kredit pada tempat

penelitian.

c) Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang

ditetapkan oleh BNI, yaitu Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia

(PAPI).

2. Data kuantitatif, yaitu data berupa angka-angka yang diperoleh dari

laporan keuangan tahun 2009 dan 2016 yang telah diaudit.

Page 76: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

80

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 77: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

60

1. Data primer.

Data yang diperoleh langsung dari perusahaan/instansi terkait melalui hasil

wawancara dengan pegawai yang bertugas pada divisi kredit khususnya yang

menangani masalah kredit.

2. Data sekunder.

Data yang diperoleh dari sumber di luar bank , yaitu Bank Indonesia dalam

bentuk literatur-literatur akuntansi perbankan yang berhubungan dengan penelitian

ini. Situs resmi PT. Bank Negara Indonesia yaitu www.bni.go.id

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode penelitian kepustakaaan (library research)

Yaitu pengumpulan data dan informasi lainnya dari berbagai literatur ,

buku-buku dan teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas pada

penelitian ini. Hal tersebut dimaksudkan sebagai sumber acuan untuk membahas

teori yang mendasari pembahasan masalah dan analisis data dalam penelitian ini,

serta menelaah penelitian ini.

2. Penelitian lapangan (field research)

Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung dan

wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan PT. BNI khususnya divisi

kredit dan divisi akuntansi.

Page 78: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

60

D. Metode Analisa Data

Metode analisis yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode

deskriptif dan komparatif dimana akan dipaparkan metode perlakuan akuntansi

atas kredit bermasalah yang diterapkan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk. sebelum Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 revisi 2000 tentang

Akuntansi Perbankan dicabut dan setelah Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan No. 31 revisi 2000 efektif dicabut pada tanggal 1 Januari 2010 dan

digantikan oleh PSAK No. 55 (Revisi 2011) tentang pengakuan dan pengukuran

instrumen keuangan, PSAK No. 50 (Revisi 2010) tentang pengungkapan Instrumen

Keuangan, dan PSAK No. 60 tentang penyajian instrumen keuangan .

Page 79: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

60

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

PT. Bank Negara Indonesia (BNI), Tbk berdiri sejak 1946, BNI yang

dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang

didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. BNI dipimpin oleh seorang

Direktur Utama yang saat ini dijabat oleh Gatot M. Suwondo. BNI adalah bank

komersial tertua dalam sejarah Republik Indonesia. Bank ini didirikan pada

tanggal 5 Juli tahun 1946.

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama

yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik

Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa

bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai

Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5

Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.

Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari

Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah

membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank

sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan

kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses

langsung untuk transaksi luar negeri.

Page 80: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

60

Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank

Page 81: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

78

Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.

Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha

nasional. Dimana pada tahun 1955, peran Bank Negara Indonesia beralih menjadi

bank pembangunan dan kemudian mendapat hak untuk bertindak sebagai bank

devisa. Sejalan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara

Indonesia beralih menjadi bank umum dengan penetapan secara yuridis melalui

Undang-Undang Darurat No. 2 tahun 1955. Di tahun yang sama Bank Negara

Indonesia membuka cabang pertamanya di luar negeri, yaitu di Singapura.

Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari

identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai

akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal

sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank

BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.

Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara

Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik

diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.

Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan

lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan

identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga

menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja

secara terus-menerus.

Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan

untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan

Page 82: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

79

mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi

'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk

meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang

berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik

bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.

B. Visi, Misi dan Fungsi PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

1. Visi BNI

Menjadi bank kebanggan nasinal yang unggul, terkemukan dan terdepan

dalam layanan dan kinerja. Pernyataan Visi Menjadi bank kebanggan nasional,

yang menawarkan layanan terbaik dengan harga yang kompetitif kepada segmen

pasar korporasi, komersial dan konsumer.

2. Misi BNI

a) Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada

seluruh nasabah dan selaku mitra pilihan utama (the bank choise).

b) Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.

c) Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggan untuk

berkarya dan berprestasi.

d) Meningkatkan kepedulian dan tanggungjawab terhadap lingkungan

Page 83: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

80

sosial.

e) Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan

yang baik.

3. Fungsi PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

a) Menghimpun dana-dana yang tidak produktif dari masyarakat

dengan berbagai produk simpanan.

b) Menyalurkan dana-dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat

kepada usaha-usaha (perorangan/badan usaha) produktif melalui

berbagai produk pinjaman.

c) Menghimpun dana pemerintah yang ada di masyarakat/menyalurkan

dana pemerintah kepada masyarakat sesuai dengan

ketentuan/peraturan yang ditetapkan pemerintah.

C. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Cabang Gowa

Gambar 3: Struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia,Tbk

PEMIMPIN

PEMIMPIN

BIDANG PEMBINAAN

PENYELIA

PELAYANAN

PENYELIA

PELAYANAN

PENYELIA

PEMIMPINCABANG

PEMIMPIN KANTOR

LAYANAN DAN

Page 84: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

81

D. Job Description Masing-Masing Bagian

1. Pemimpin Cabang

Pemimpin Cabang merupakan pimpinan pada PT. Bank Negara Indonesia

(Persero), Tbk Kantor Cabang Sungguminasa, Gowa. Sebagai pimpinan cabang,

kepala cabang harus mampu memimpin seluruh pegawai yang ada di kantor

cabang tersebut. Adapun tugas-tugas dari pemimpin cabang adalah :

a) Memimpin kantor BNI KCU sesuai dengan tugas pokok penerimaan

simpanan, pemberian pinjaman dan pelayanan jasa bank lainnya yang telah

ditetapkan.

b) Membina BNI KCU dalam rangka pelayanan BNI KCU kepada masyarakat

di wilayah kerjanya.

c) Memelihara citra baik BNI dalam kegiatan operasional dan pemasaran.

d) Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan BNI KCU.

Page 85: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

82

e) Menetapkan kebutuhan pegawai dan mengkoordinir atau selalu mengevaluasi

pelaksanaan kerja para pegawai BNI KCU yang menjadi bawahannya.

f) Melakukan pemeriksaan terhadap mekanisme kegiatan di BNI KCU yang

meliputi :

(1) Pengurusan kas

i. Mengambil kas bersama-sama teller dari kluis dan atau brand kast

pada setiap awal hari dan saat diperlukan selama jam kerja.

ii. Menyimpan kelebihan kas dalam kluis dan atau brand kast setiap

saat (bila terdapat kelebihan maksimum kas teller) dan sisa kas pada akhir

setelah memeriksa dan menyetujui kebenaran OPS 01 (Bagi BNI KCU

manual). Penyimpanan tersebut harus bersama dengan teller.

(2) Administrasi pembukuan

i. Memeriksa dan menyutujui transaksi pembukuan berdasarkan

prosedur operasional BNI KCU dan dalam batas-batas wewenang yang

berlaku (memfiat atau voorfiat pengeluaran sesuai dengan batas

wewenang yang dimiliki).

ii. Memeriksa kebenaran hasil posting dengan kartu sub ledger dan

bukti kasnya (untuk BNI KCU manual).

iii. Mencocokkan tapak validasi PC pada bukti Ka dengan backsheet

postingnya (untuk BNI KCU yang berkomputer)

iv. Menandatangani semua bukti kas yang telah diperiksanya pada

kolom cap atau stempel “telah diperiksa” dan membubuhkan parah pada

setiap sub ledger.

Page 86: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

83

v. Memeriksa semua kelengkapan bukti kas dan dokumen lainnya

pada setiap akhir hari

vi. Memeriksa bahwa semua bukti kas pembayaran telah difiat dengan

benar (sesuai kewenangan) serta telah dibubuhi cap atau stempel sesuai

dengan masing-masing aplikasinya.

(3) Pelayanan kepada nasabah.

i. Mengawasi kelancaran pelayanan kepada setiap nasabah yang

dilakukan oleh teller dan deskman/pembuku.

ii. Turut membantu menyelesaikan bila ada masalah antara petugas

dengan nasabah atau keluhan-keluhan langsung dari nasabah.

iii. Secara aktif membantu kegiatan nasabah dan memastikan bahwa

semua nasabah diperlakukan sama baik serta dilayani dengan baik dan

dalam waktu sesingkat mungkin.

iv. Memeriksa register, berkas, dan surat-surat berharga

v. Memeriksa administrasi personalia dan logistik.

vi. Memutuskan permintaan pinjam, fiat bayar pinjaman atau

simpanan fiat bayar biaya eksploitasi dan menandatangani surat-surat

sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.

vii. Mengadakan hubungan kerja dan kerjasama yang baik dengan unit

atau sub unit organisais BNI dan instansi lainnya, sesuai dengan tugas

pokok BNI KCU serta dalam batas wewenang yang dimiliki.

viii. Memberikan bimbingan, membuat daftar penilaian karya dan

prestasi kerja secara periodik serta saran usulan kenaikan pangkat

Page 87: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

84

bawahannya kepada pimpinan cabang.

ix. Melakukan pembinaan terhadap nasabah pinjaman maupun

simpanan.

x. Memperkenalkan dan memasarkan jasa-jasa perbankan kepada

masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka untuk mengembangkan

usaha BNI KCU

xi. Melaksanakan pengawasan atas pemeliharaan, perawatan,

penyediaan materiil termasuk gedung atau ruang kerja dan perlengkapan

peralatan kantor lainnya.

xii. Mampu melaksanakan pekerjaan mantri BNI KCU,

Deskman/pembuku, dan Teller serta menggantikan fungsinya dalam hal

yang bersangkutan berhalangan.

xiii. Menyampaikan laporan secara periodik dan sewaktu-waktu bila

dibutuhkan.

xiv. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kanca atau

pinca.

2. Bagian Administrasi

Fungsi pokok dan kegiatan yang berkaitan dengan bagian adminisrasi:

a) Mengelola administrinasi laporan dan data keuangan cabang.

b) Mengelola administrasi transaksi dalam negri dan kliring ( teramasuk

inkaso-DN) cabang utama dan kantor layanan

c) Mengelola aktivitas administrasi perkreditan

d) Mengelola logistic cabang utama dan kantor layanan ( termasuk

Page 88: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

85

sentra kredit)

e) Menyelenggarakan administrasi umum

f) Mengelola kepegawaian cabang utama dan kantor layanan termasuk

sentra kredit

g) Mengkomplikasu tindak lanjut hasil temkmuan audit KCU-KLN

3. Bidang Pelayanan Uang Tunai

Fungsi pokok dan kegiatan yang berkaitan :

a) Melayani semua transaksi kas / tunai dan pemindahan

b) Melayani kegiatan eksternal payment point

4. Bagian Pelayanan Nasabah

Fungsi pokok dan kegiatan yang berkaitan :

a) Mengelola transaksi produk dana, jasa dan kredit

b) Melayani informasi transaksi produk dana jasa dan kredit

c) Melayani penerbitan kartu

d) Melayani aktivitas jasa dalam negeri

e) Melayani transaksi luar negeri

f) Melayani aktivitas produk – produk BNI

g) Membuat laporan ke Bank Indonesia

5. Bagian Layanan Prima

Fungsi pokok dan kegiatan yang berkaitan :

a) Melayani transaksi nasabah inti

Page 89: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

86

b) Mengelola layanan untuk nasabah inti kantor cabang utama

c) Melayani informasi produk / jasa dalam dan luar negeri

6. Bagian Penjualan

Fungsi pokok dan kegiatan yang berkaitan :

a) Menjual prduk dan jasa BNI

b) Melakukan untensif dan ekstensif marketing

c) Melakukan penelitian ekonomi dan peta bisnis

d) Mengelola administrasi penjualan

E. Produk dan Jasa PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

Kegiatan usaha BNI meliputi berbagai produk simpanan, produk pinjaman,

serta berbagai layanan yang dijelaskan sebagai berikut.

1. Produk simpanan yang bersifat konsumer, terdiri dari: BNI taplus, BNI

taplus muda, BNI tappa (taplus pegawai/taplus anggota), BNI tapma

(taplus mahasiswa), BNI haji, BNI tapenas, BNI taplus anak, BNI

simpanan pelajar, tabunganku, BNI giro, BNI dollar, BNI deposito, dan

BNI duo.

2. Produk pinjaman yang bersifat konsumer, terdiri dari: BNI griya, BNI

griya multiguna, BNI fleksi, BNI oto, BNI instan, BNI wirausaha, dan

BNI kartu tunai.

3. Produk kartu kredit yang terdiri dari : kartu kredit reguler (BNI silver dan

Page 90: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

87

BNI gold), kartu kredit premium ( BNI style titanium, BNI visa platinum

card, BNI JCB platinum, BNI visa infinite), kartu kredit corporate (BNI

corporate card gold, BNI corporate card platinum, BNI american

express business card), kartu kredit affinity (BNI affinity universitas, BNI

affinity ikatan alumni, BNI affinity organisasi), kartu kredit co-branding

(BNI garuda, BNI LOTTE mart card, BNI Bank Sumsel Babel card, BNI

bank BJB card, BNI bank DKI card), kartu kredit pertamina by BNI,

kartu kredit ferrari by BNI, kartu kredit private label ( BNI Travelling

Card, BNI Gasoline Card, BNI health card, BNI kartu tunai)

4. Produk kartu debit yang terdiri dari : kartu debit reguler (kartu debit

silver, kartu debit gold), kartu debit premium, kartu debit platinum, kartu

debit chelsea, kartu debit co branding, kartu debit garuda, kartu debit

ferrari by BNI, kartu debit LOTTE mart wholesale, kartu debit co

branding multimart, dan kartu debit co branding indogrosir.

5. Produk E-Banking terdiri dari: BNI ATM reguler, BNI ATM non tunai,

BNI ATM setoran tunai, BNI ATM drive thru, BNI SMS banking, BNI

internet banking, BNI phone banking, BNI mobile banking, BNI layanan

gerak, BNI debit online, tap cash, agen 46, unikqu, EDC, dan EDC mini

ATM.

6. Produk investasi yang terdiri dari: BNI supermarket investment, reksa

dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa

dana campuran, dan reksa dana terproteksi.

Page 91: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

88

7. Produk asuransi yang terdiri dari: in branch & telemarketing, solusi abadi

plus, BNI life multi pro, BNI life cash pro, prima proteksi, pro maxima,

pro medika, blife medplus, rencana pintar, rencana sehat,

8. Jasa -jasa yang diberikan BNI terdiri dari: kiriman uang dalam negeri

(BNI transfer), kiriman uang internasional, safe deposit box, BNI voucher

multiguna, inkaso, BNI surat keterangan bank, traveller’s cheque, uang

kertas asing, electronic data capture (EDC), dan BNI simponi.

Selain itu BNI juga memberikan pelayanan jasa kredit yang terdiri dari:

1) Kredit Modal Kerja

Kemudahan dari Kredit Modal Kerja BNI :

a) Dapat dipergunakan untuk berbagai kebutuhan antara lain KMK untuk

Industri, KMK untuk Jasa Pengangkutan, KMK Jasa Perhotelan, KMK

Konstruksi dll

b) Suku bunga bersaing

c) Kemudahan pencairan kredit dan transaksi lainnya dengan didukung

jaringan BNI tersebar di seluruh Indonesia

Persyaratan :

a) Kelengkapan Ijin/Legalitas usaha yang masih berlaku sesuai dengan bidang

usahanya.

b) Usaha telah berjalan minimal 2 (dua) tahun (untuk segmen menengah dan

Page 92: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

89

korporasi minimal 3 tahun).

2) Kredit investasi

Kemudahan dari Kredit Investasi BNI adalah :

a) Dapat dipergunakan untuk panjang untuk pembelian barang-barang modal

beserta jasa yang diperlukan untuk pendirian proyek baru, ekspansi proyek

yang sudah ada, modernisasi, rehabilitasi, relokasi proyek atau refinancing

atas obyek yang telah dibiayai terlebih dahulu.

b) Jangka waktu kredit bisa disesuaikan dengan kemampuan usaha nasabah

c) Suku bunga bersaing.

d) Kemudahan pencairan kredit dan transaksi lainnya dengan didukung

jaringan BNI tersebar di seluruh Indonesia

Persyaratan :

a) Kelengkapan Ijin/Legalitas usaha yang masih berlaku sesuai dengan bidang

usahanya.

b) Usaha telah berjalan minimal 2 (dua) tahun (untuk segmen menengah dan

korporasi minimal 3 tahun).

3) Kredit Supply Chain

Page 93: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

90

Kredit Supply Chain (Supply Chain Financing) adalah fasilitas kredit yang

diberikan kepada Mitra Usaha (supplier/buyer/kontraktor) dari Nasabah-nasabah

utama BNI.

Kemudahan :

a) Suku bunga yang lebih bersaing dan persyaratan kredit yang lebih fleksibel.

b) Fasilitas bersifat customized sesuai kebutuhan terkait supply chain.

c) Jaringan BNI tersebar di seluruh Indonesia

d) Proses kredit relatif lebih cepat.

Persyaratan :

a) Kelengkapan ijin / legalitas usaha yang masih berlaku sesuai dengan bidang

usahanya.

b) Usaha telah berjalan minimal 2 (dua) tahun.

4) Kredit Lembaga Keuangan

Kredit Lembaga Keuangan adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada dan

atau melalui Lembaga Keuangan untuk diterus-pinjamkan kepada end user yang

dilakukan dengan cara aliansi strategis (kerjasama).

Kemudahan :

a) Jaringan BNI tersebar di seluruh Indonesia

Page 94: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

91

b) Suku bunga bersaing dengan system perhitungan bunga efektif , anuitas

atau flat.

Persyaratan :

a) Kelengkapan Ijin/Legalitas usaha yang masih berlaku sesuai dengan bidang

usahanya.

b) Usaha telah beroperasi komersial minimal 3 (tiga) tahun.

5) Kredit Usaha Rakyat (KUR)

BNI dapat memberikan pembiayaan yang feasible namun belum bankable.

Solusinya adalah dengan Kredit Usaha Rakyat yang dapat diberikan kepada calon

debitur Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Koperasi (UMKMK), kelompok usaha,

dan lembaga.

Kemudahan :

a) Proses kredit lebih sederhana / cepat.

b) Dapat digunakan untuk menambah modal kerja usaha dan kredit investasi.

c) Jaringan BNI tersebar di seluruh Indonesia

Persyaratan :

a) Tidak sedang menerima fasilitas kredit dari perbankan lain dan atau tidak

sedang menerima Kredit Program dari Pemerintah.

b) PPengalaman dibidang usaha minimal 1 (satu) tahun.

Page 95: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

92

c) Kelengkapan legalitas usaha yang masih berlaku dan sesuai dengan bidang

usahanya, untuk permohonan kredit sampai dengan Rp150 juta cukup

surat keterangan berusaha dari kelurahan

6) Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi (Kkp-E)

BNI merupakan perbankan yang peduli dan mendukung secara penuh

terhadap pengembangan usaha para petani, peternak, pekebun, nelayan dan

pembudidaya ikan. Melalui Kredit Ketahanan Pangan dan Energi, nasabah bisa

mendapatkan pembiayaan Kredit Investasi (KI) dan /atau modal kerja (KMK)

antara lain untuk intensifikasi padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar,

pengembangan budidaya tanaman tebu, peternakan sapi potong/ayam/itik dan

kepada Koperasi untuk pengadaan pangan berupa gabah, jagung, kedelai dan

perikanan.

Kemudahan :

a) Penyaluran dapat dilakukan secara langsung kepada peserta kelompok,

koperasi atau bekerjasama dengan mitra usaha.

b) Suku bunga bersaing, mendapat bantuan subsidi bunga dari pemerintah.

c) Jaringan BNI tersebar di seluruh Indonesia

Persyaratan :

a) RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) telah mendapat

persetujuan dari pejabat yang diberi kuasa oleh dinas teknis setempat.

Page 96: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

93

7) Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS)

BNI memahami yang membutuhkan pembiayaan untuk pembibitan sapi

potong dan sapi perah melalui pembiayaan Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS).

Kemudahan :

a. Dapat diberikan untuk pengembangan usaha kepada perusahaan

pembibitan, koperasi, kelompok.

b. Suku bunga bersaing dan mendapat bantuan subsidi bunga dari

pemerintah.

c. Jaringan BNI tersebar di seluruh Indonesia.

Persyaratan :

a) Termasuk dalam daftar yang diusulkan memperoleh KUPS yang

direkomendasikan oleh instansi yang membidangi fungsi peternakan dan /

atau Kesehatan Hewan di Kabupaten/Kota dan atau Direktorat Jenderal

Peternakan.

b) Telah beroperasi minimal selama 2 tahun

8) Kredit Program Revitalisasi Perkebunan - Pola Kemitraan

BNI mendukung percepatan pengembangan perkebunan rakyat melalui

pembiayaan Kredit Program Revitalisasi Perkebunan. Melalui kredit program ini,

Anda bisa mendapatkan kredit investasi yang dapat digunakan untuk perluasan,

peremajaan, dan rehabilitasi tanaman perkebunanan (kelapa sawit, karet, kakao)

Page 97: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

94

dengan melibatkan perusahaan dibidang usaha perkebunan sebagai mitra

pengembangan kebun, pengolahan dan pemasaran hasil.

Kemudahan:

a. Jangka waktu pengembalian kredit sampai dengan 12 tahun.

b. Suku bunga bersaing dan mendapat bantuan subsidi bunga dari

pemerintah.

c. Jaringan BNI tersebar di seluruh Indonesia

Persyaratan:

a) Berbadan hukum dan memiliki legalitas usaha lengkap dan berlaku.

b) Telah beroperasi minimal selama 2 tahun.

9) Two Step Loan

BNI memahami adanya kebutuhan pembiayaan investasi untuk proyek-proyek

industri baik milik Perusahaan Swasta Nasional maupun PMA/Joint Venture yang

hasil produksinya berupa komoditi ekspor dan/atau komoditi non ekspor. BNI

memiliki solusi pembiayaan Two Step Loan yang digunakan untuk membiayai

investasi sarana produksi, sarana processing, sarana penunjang baik untuk proyek

baru, perluasan, modernisasi maupun rehabilitasi.

Kemudahan :

a) Jangka waktu kredit bisa disesuaikan dengan kemampuan usaha nasabah

Page 98: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

95

b) Suku bunga bersaing.

c) Jaringan BNI tersebar di seluruh Indonesia

Persyaratan :

a) Kelengkapan Ijin/Legalitas usaha yang masih berlaku sesuai dengan bidang

usahanya.

b) Usaha telah berjalan minimal 2 (dua) tahun (untuk segmen menengah dan

korporasi minimal 3 tahun).

c) PPersyaratan lainnya disesuaikan dengan jenis TSL.

10) Two Step Loan - Iepc 2

Pembiayaan berupa Two Step Loan – IEPC 2 yaitu pemberian kredit investasi

dan modal kerja kepada industri kecil dan menengah untuk membiayai kegiatan

usaha yang berorientasi pada efisiensi industri dan sistem produksi bersih

lingkungan.

Kemudahan :

a) Dapat diberikan kepada individu/perorangan, kelompok usaha kecil,

koperasi atau badan usaha yang merencanakan pembelian investasi

peralatan lingkungan dan modal kerja yang terkait dengan investasi

tersebut.

b) Suku bunga bersaing

Page 99: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

96

c) Jaringan BNI tersebar di seluruh Indonesia

Persyaratan :

a) Kelengkapan ijin/legalitas usaha yang masih berlaku sesuai dengan bidang

usahanya.

b) Usaha telah berjalan minimal 2 (dua) tahun (untuk segmen menengah dan

korporasi minimal 3 tahun).

11) Kredit Beragunan Deposito Berjangka

Kredit Beragun Deposito Berjangka yaitu fasilitas kredit yang diberikan

kepada badan usaha yang telah berbadan hukum (kecuali Yayasan atau Koperasi)

dengan agunan hanya berupa deposito berjangka.

Kemudahan :

a) Membantu perusahaan (pemilik deposito) untuk memperoleh kredit

tanpa harus mencairkan depositonya.

b) Dapat digunakan untuk segala keperluan (penggunaan bebas).

c) Jaringan BNI tersebar di seluruh Indonesia.

Persyaratan :

a) Deposito yang dijaminkan adalah deposito (dengan valuta yang sama) atas

nama pemohon kredit, pemilik atau pengurus perusahaan atau group

usaha.

Page 100: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

97

Page 101: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

98

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Terhitung sejak tanggal 1 Januari 2010, PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk. secara efektif menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010) tentang pengungkapan

Instrumen Keuangan, PSAK No. 55 (Revisi 2011) tentang pengakuan dan

pengukuran instrumen keuangan, dan PSAK No. 60 tentang penyajian instrumen

keuangan sebagai pengganti dari PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan PSAK No. 50

(Revisi 2006), dimana PSAK No. 31, “Akuntansi Perbankan”, yang telah

diterapkan Bank Negara Indonesia dalam membuat laporan keuangan

konsolidasian tahun 2009 telah dicabut. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi

yang diterapkan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dapat dilihat dari

penerapan kebijakan akuntansi Bank Negara Indonesia yang berdasarkan Buku

Laporan Tahunan 2016, Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia, Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan, serta melakukan wawancara dengan pihak-pihak

terkait tentang perlakuan akuntansi pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk

Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman yang diberikan dinyatakan sebesar saldo

pinjaman dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai. Sedangkan sejak

tanggal 1 Januari 2010, pinjaman yang diberikan pada awalnya diukur dengan

nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara

Page 102: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

99

langsung dan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut dan

setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan

Page 103: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

95

metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan

nilai.

Berikut ini disajikan tabel komposisi penyaluran kredit PT. Bank Negara

Indonesia, Tbk dan tingkat kolektibilitas pinjaman yang diberikan selama tahun

2009 dan 2016.

Tabel 3 : Komposisi penyaluran kredit PT. Bank Negara Indonesia,Tbk

periode 2009 dan 2016

Komposisi Kredit 2009 2016

Rp Juta (%) Rp Juta (%)

Korporasi 40.784 34 174.073 44,3

Menengah 28.414 23 61.330 15,6

Kecil 25.131 21 50.684 12,9

Konsumer 18.514 15 65.069 16,5

Internasional 4.734 4 21.237 5,4

Perusahaan anak 3.266 3 20.882 5,3

Total 120.843 100 393.275 100,00

Sumber : PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa jumlah pinjaman yang

diberikan oleh Bank Negara Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2009

hingga tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 30,72 %. Adanya peningkatan

kredit pada tahun 2016 menunjukkan tekad Bank Negara Indonesia untuk

meningkatkan perannya sebagai lembaga intermediasi.

Page 104: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

96

Sementara rasio kredit bermasalah bruto (rasio NPL-bruto) Bank Negara

Indonesia terhadap jumlah pinjaman yang diberikan pada tahun 2009 dan 2016

adalah sebesar 4,7% dan 3,0% . Sedangkan rasio kredit bermasalah bersih (rasio

NPL-bersih) terhadap total pinjaman pada tahun 2009 dan 2016 adalah sebesar

0,8% dan 0,4 %. Seperti diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 4 : Rasio Pinjaman Bermasalah PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

Rasio Kredit Bermasalah Tahun

2009 2016

Rasio NPL bruto 4,7% 3.0%

Rasio NPL bersih 0,8% 0.4%

Sumber : PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Berdasarkan tabel diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jumlah

nonperforming loan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mengalami

penurunan pada tahun 2016.

Kolektibilitas portofolio pinjaman yang diberikan PT. Bank Negara Indonesia

(Persero) selama tahun 2009 dan 2016 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 5 : Tingkat Kolektibilitas Pinjaman yang diberikan

Pinjaman berdasarkan

kolektibilitas

2009 (Dalam

Jutaan Rupiah)

2016 (Dalam

Jutaan Rupiah)

Lancar 665.590 396.623

Page 105: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

97

Dalam perhatian khusus 16.219 12.008

Kurang lancar 1.768 1.594

Diragukan - 839

Macet 4.394 9.212

Total 687.971 393.275

Sumber : PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kolektibilitas kredit

macet mengalami peningkatan dari tahun 2009 Rp 4.394.000.000 menjadi Rp.

9.212.000.000 di tahun 2016.

A. Perlakuan Akuntansi Kredit Bermasalah Sebelum dan Setelah PSAK

Nomor 31 Efektif Dicabut

1. Pengakuan Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan)

Uraian PSAK 31 (revisi 2000) PSAK 55 (revisi 2011)

Pengakuan kredit

bermasalah

≥ 91 Hari ≥ 91 Hari

Kategori kredit pada Bank Negara Indonesia berdasarkan tunggakan

angsurannya dibagi atas 5 golongan. Golongan I kredit lancar yaitu kredit yang

tidak terdapat tunggakan. Setiap tanggal jatuh tempo angsuran, debitur dapat

membayar pinjaman pokok dan bunga, Golongan II Kredit dalam perhatian khusus

adalah penggolongan kredit yang tertunggak baik angsuran, pinjaman pokok dan

Page 106: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

98

pembayaran bunga, akan tetapi tunggakannya sampai dengan 90 hari (tidak

melebihi 90 hari kalender). Golongan III kredit kurang lancar terjadi bila debitur

tidak dapat membayar angsuran pokok dan/atau bunga antara 91 hari sampai

dengan 180 hari. Golongan IV Kredit diragukan terjadi dalam hal debitur tidak

dapat membayar angsuran pinjaman pokok dan/atau pembayaran bunga antara 181

hari sampai dengan 270 hari. Golongan V kredit macet, kredit macet terjadi bila

debitur tidak mampu membayar berturut-turut setelah 270 hari. Kredit bermasalah

atau NPL diakui pada saat tunggakan angsuran masuk Golongan III dan seterusnya

atau lebih dari 91 hari. Sedangkan untuk Golongan I dan II merupakan Performing

Loan. Apabila terjadi perubahan kualitas suatu kredit atau perubahan golongan

kredit yang diakibatkan adanya keterlambatan pembayaran angsuran bunga dan

pokok yang tidak sesuai dengan jadwal angsuran. Perubahan tersebut dalam

pemberian kredit disebut dengan perubahan kolektibitas kredit.

Tabel 6 : Kategori Golongan Berdasarkan Tunggakan Angsuran Bulanan

Kredit

Golongan Lama tunggakan angsuran Kategori

Golongan I 0 hari Lancar

Golongan II 1-90 hari Dalam perhatian khusus

Golongan III 91 – 180 hari Kurang lancar

Golongan IV 181 – 270 hari Diragukan

Page 107: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

99

Golongan V Lebih dari 270 hari Macet

Sumber: PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

2. Pengukuran Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan)

Uraian PSAK 31 (revisi 2000) PSAK 55 (revisi 2011)

Pengukuran kredit

bermasalah

cash basis konsep penurunan nilai

Sebelum PSAK No.31 dicabut, Bank Negara Indonesia menggunakan dasar

pengukuran kredit bermasalah dengan konsep historical cost, dimana aset dicatat

sebesar pengeluaran kas (cash basis) yang dibayar atau sebesar nilai wajar yang

dibayar atau sebesar nilai wajar imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset

tersebut pada saat perolehan. Setelah PSAK No.31 dicabut, kredit bermasalah

diukur dengan penurunan nilai. Penurunan nilai atas kredit yang diberikan dicatat

pada biaya perolehan diamortisasi kemudian jumlah kerugian tersebut diukur

sebagai Selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa

depan (tidaktermasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang

didiskontokan menggunakan suku bunga efektif dari aset yang dihitung pada saat

pengakuan awal. Nilai aset tersebut dikurangi baik secara langsung maupun

menggunakan pos cadangan. Pengukuran tentang kredit bermasalah pada PT. Bank

Negara Indonesia (Persero), Tbk tersebut telah sesuai dengan PSAK Nomor 55 (

Revisi tahun 2011) tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan.

3. Penyajian Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan)

Page 108: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

100

Uraian PSAK 31 (revisi 2000) PSAK 50 (revisi 2010)

Penyajian kredit

bermasalah

Neraca/on balance (Aset) Neraca/on balance (Aset)

Penyajian kredit bermasalah (nonperforming loan) pada laporan keuangan

disajikan di neraca atau on balanced sebagai komponen aktiva dengan nama

rekening “pinjaman yang diberikan´setelah dikurangi penyisihan kerugian

penurunan nilai’. Secara lebih detail, kredit bermasalah disajikan pada catatan atas

laporan keuangan konsolidasian dengan nama kredit yang diberikan (kredit yang

di berikan berdasarkan sektor ekonomi dan kolektibilitas setelah di kurangi

pendapatan yang ditangguhkan dan cadangan kerugian penurunan nilai).

Penyajian kredit bermasalah atau instrumen yang tergolong dalam aset

keuangan tidak diatur dalam PSAK Nomor 50 (revisi 2010). PSAK Nomor 50

(revisi 2010) hanya mengatur tentang penyajian kewajiban dan ekuitas. Sehingga

tidak ada perubahan dalam penyajian kredit bermasalah.

4. Pengungkapan Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan)

Uraian PSAK 31 (revisi 2000) PSAK 60 (revisi 2011)

Pengungkapan

kredit bermasalah

Kredit yang diberikan: 1.

Berdasarakan jenis, mata

uang, dan kolektibilitas.

2. Berdasarkan sektor

ekonomi

Kredit yang diberikan:

1. Berdasarakan jenis, mata

uang, dan kolektibilitas

2. Berdasarkan sektor ekonomi

Page 109: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

101

Pengukuran tentang kredit bermasalah, beserta metode dan kebijakan

akuntansi yang digunakan oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk, diungkapkan

dalam catatan atas laporan keuangan. Kredit bermasalah diungkapkan dengan nilai

wajar pada catatan atas laporan keuangan yang pengungkapannya dapat terlihat

pada akun kredit yang diberikan pada poin berdasarkan jenis, mata uang, dan

kolektibilitas dan berdasarkan sektor ekonomi. PT Bank Negara Indonesia, Tbk

dalam mengungkapkan kredit bermasalah telah sesuai dengan PSAK Nomor 60,

dimana PT Bank Negara Indonesia,Tbk telah mengungkapkan nilai tercatat kredit

bermasalah yang merupakan komponen dari kredit yang diberikan.

B. Perlakuan Akuntansi Pendapatan Bunga Sebelum dan Setelah PSAK

Nomor 31 Efekif Dicabut

1. Pengakuan Pendapatan Bunga

Uraian PSAK 31 (revisi 2000) PSAK 55 (revisi 2011)

Pengakuan

Pendapatan bunga

Saat bunga diterima

(Cash Basis)

Mengestimasiasi arus kas

kedepan (Suku bunga efektif)

Sebelum PSAK No.31 dicabut, pendapatan bunga atas pinjaman yang

diberikan atau aktiva produktif lainnya diklasifikasikan sebagai kredit bermasalah

diakui pada saat bunga tersebut diterima (cash basis). Pada saat pinjaman

diklasifikasikan sebagai kredit bermasalah, tagihan bunga yang telah diakui

sebelumnya sebagai pendapatan, tetapi belum diterima akan dibatalkan

pengakuannya. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan

Page 110: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

102

kontijensi. Penerimaan pembayaran atas pinjaman yang diklasifikasikan sebagai

diragukan atau macet dipergunakan terlebih dahulu untuk mengurangi pokok

pinjaman. Kelebihan penerimaan dari pokok pinjaman diakui sebagai pendapatan

bunga dalam laporan laba rugi konsolidasian. Pendapatan bunga dari kredit yang

direstrukturisasi hanya dapat diakui apabila telah diterima secara tunai sebelum

kualitas kredit menjadi lancar.

Setelah PSAK No.31 dicabut, pendapatan dan beban bunga untuk semua

instrumen keuangan yang interest bearing diakui pada laporan laba rugi

konsolidasian dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif

adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau

penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau

kewajiban keuangan atau kewajiban keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan

periode lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan

atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank

mengestimasi arus kas dimasa datang dengan mempertimbangkan seluruh

persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak

mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang. Perhitungan ini mencakup

seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam

kontrak yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya

transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.

Pengakuan ini sesuai dengan PSAK Nomor 55 (revisi 2011) dimana

pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi dengan menggunakan

metode suku bunga efektif. Pengakuan untuk pendapatan bunga yang setelah

Page 111: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

103

pengakuan mengalami penurunan nilai juga sesuai dengan PA 109 PSAK Nomor 55

(revisi 2011).

2. Pengukuran Pendapatan Bunga

Uraian PSAK 31 (revisi 2000) PSAK 55 (revisi 2011)

Pengukuran

Pendapatan bunga

konsep historical cost konsep nilai wajar

Sebelum PSAK No.31 dicabut, konsep pengukuran pendapatan bunga yang

diterapkan oleh Bank Negara Indonesia yaitu dengan menggunakan konsep

historical cost dimana aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (setara kas) yang

dibayar atau sebesar nilai yang wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan

untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. Setelah PSAK No.31

dicabut, pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat

diterima . Jika arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar

dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau

dapat diterima. Penerimaan antara nilai wajar dan jumlah nominal dari imbalan

tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Dengan demikian PT Bank Negara

Indonesia Tbk. dalam pengukuran pendapatan bunga telah sesuai dengan PSAK

Nomor 55 (revisi 2011) dimana dalam pengukuran aset maupun liabilitas lebih

menekankan dengan menggunakan nilai wajar.

3. Penyajian Pendapatan Bunga

Uraian PSAK 31 (revisi 2000) PSAK 50 (revisi 2010)

Page 112: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

104

Penyajian

Pendapatan bunga

Laba Rugi (pendapatan

operasional)

Laba Rugi (Pendapatan

Operasional)

Pendapatan bunga dari kredit yang performing disajikan dalam laporan laba

rugi sebagai Pendapatan Operasional Utama. Sedangkan, pendapatan bunga dari

kredit yang diklasifikasikan nonperforming loan (kurang lancar, diragukan, dan

macet) yang tidak diakui sejak kredit dinyatakan nonperforming loan diungkapkan

dalam catatan atas laporan keuangan mengenai komitmen dan kontijensi sebagai

Pendapatan Bunga Dalam Penyelesaian. Pendapatan bunga dari kredit bermasalah

merupakan kelebihan penerimaan pokok pinjaman setelah penerimaan pembayaran

atas pinjaman yang diklasifikasikan sebagai diragukan dan macet digunakan

terlebih dahulu untuk mengurangi pokok pinjaman.

4. Pengungkapan Pendapatan Bunga

Uraian PSAK 31 (revisi 2000) PSAK 60 (revisi 2011)

Pengungkapan

Pendapatan Bunga

Estimasi Kerugian

Komitmen dan Kontinjensi

Estimasi Kerugian

Komitmen dan Kontinjensi

Dalam catatan atas laporan keuangan PT Bank Negara Indonesia

mengungkapkan jumlah pendapatan bunga secara detail. Pendapatan bunga

tersebut berasal dari kredit yang diberikan, obligasi pemerintah, efek-efek,

penempatan pada bank lain dan giro pada Bank Indonesia. Untuk pendapatan bunga

yang digolongkan nonperforming PT Bank Negara Indonesia mengungkapkan

Pendapatan Bunga Dalam Penyelesaian di catatan atas laporan keuangan sebagai

estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi. Pengungkapan pendapatan bunga

pada PT Bank Negara Indonesia Tbk. telah sesuai dengan PSAK Nomor 60, dimana

Page 113: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

105

bank mengungkapkan kebijakan dan metode akuntansi yang digunakan, termasuk

kriteria pengakuan dan dasar pengukuran yang diterapkan oleh PT Bank Negara

Indonesia Tbk.

C. Perlakuan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Sebelum dan Setelah

PSAK Nomor 31 Efektif Dicabut

Uraian PSAK 31 (revisi 2000) PSAK 55 (revisi 2011)

Perlakuan Penyisihan

Penurunan Nilai

Konsep Ekspektasi

(Expectation Loss)

Nilai Tercatat (Biaya

Perolehan Amortisasi)

Sebelum PSAK No.31 dicabut, bank membentuk Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif (PPAP) dan estimasi kerugian komitmen dan kontijensi

berdasarkan review dan evaluasi terhadap eksposur tiap debitur. Atau dengan kata

lain penentuan cadangan menggunakan konsep ekspektasi (expectation loss).

Dalam kaitan tersebut, ketentuan Bank Indonesia tentang pembentukan PPAP dan

estimasi kerugian komitmen dan kontijensi yang mempunyai resiko digunakan

sebagai acuan.

PT Bank Negara Indonesia,Tbk menghitungan penyisihan kerugian

penurunan nilai berdasarkan nilai tercatat (biaya perolehan amortisasi). Kerugian

penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan amortisasi

diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi

arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari

aset keuangan tersebut. Untuk kredit yang diberikan maka tingkat diskonto yang

Page 114: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

106

digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga

efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.

Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap

diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa

datang dalam pengukuran kerugian penuruan nilai. Jika persyaratan kredit yang

diberikan dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan,

maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif yang digunakan sebelum

persyaratan diubah.

Dengan demikian, perlakuan penyisihan kerugian penurunan nilai pada PT

Bank Negara Indonesia Tbk. sudah sesuai dengan PSAK Nomor 55 (revisi 2011)

dimana perhitungan penyisihan kerugian penurunan nilai berdasarkan nilai tercatat

menggunakan biaya perolehan amortisasi.

D. Perlakuan Restrukturisasi Kredit Sebelum dan Setelah PSAK Nomor 31

Efektif Dicabut.

Uraian PSAK 31 (revisi 2000) PSAK 55 (revisi 2011)

Perlakuan

Restrukturisasi Kredit

Cash Basis Suku Bunga Efektif

Sebelum PSAK No.31 dicabut, restrukturisasi kredit pada PT Bank Negara

Indonesia Tbk. memodifikasi persyaratan kredit menjadi saham atau instrumen

keuangan lainnya dan/atau mengkombinasikan keduanya. Kerugian yang timbul

dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit

hanya diakui bila nilai tunai penerimaan arus kas masa depan yang telah ditentukan

Page 115: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

107

dalam persyaratan kredit baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai

bunga maupun pokok adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang

tercatat sebelum direstrukturisasi.

Tunggakan pokok yang dikapitalisasi menjadi pokok kredit yang baru dalam

rangka restrukturisasi kredit dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan

dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara amortisasi secara proporsional

berdasarkan persentase tagihan bunga non performing yang dikapitalisasi terhadap

pokok kredit baru dikalikan dengan angsuran pokok yang diterima. Biaya-biaya

yang dikeluarkan oleh PT Bank Negara Indonesia dalam restrukturisasi kredit

bermasalah dicatat sebagai biaya pada saat terjadinya.

Setelah PSAK No.31 dicabut, saat persyaratan kredit telah dinegosiasi ulang

atau dimodifikasi (kredit restrukturisasi), penurunan nilai yang ada diukur dengan

menggunakan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah

dan kredit tidak lagi diperhitungkan sebagai menunggak. Manajemen secara

berkelanjutan mereview kredit yang dinegosiasi ulang untuk meyakinkan

terpenuhinya seluruh kriteria dan pembayaran di masa depan. Jika pada periode

berikutnya jumlah penurunan kerugian nilai berkurang dan pengurangan tersebut

dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai

diakui seperti meningkatnya peringkat kredit debitur, maka kerugian penurunan

nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dengan menyesuaikan akun

cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi

konsolidasian. Pernyataan tersebut sesuai dengan paragraf 70 PSAK Nomor 55

(revisi 2011) dimana penurunan nilai atas pinjamanyang diberikan diukur dengan

Page 116: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

108

suku bunga efektif awal dari aset tersebut yaitu suku bunga efektif yang dihitung

pada saat pengakuan awal.

E. Penghapusbukuan Kredit Sebelum dan Setelah PSAK Nomor 31 Efektif

Dicabut

Uraian PSAK 31 (revisi 2000) PSAK 55 (revisi 2011)

Penghapusbukuan

Kredit

penyisihan kerugian nilai

aktiva sebesar nilai aktiva

produktifnya

mendebit penyisihan

kerugian penurunan nilai

Sebelum PSAK No.31 dicabut, saldo aktiva produktif yang memiliki kualitas

macet dihapusbukukan dengan penyisihan kerugian nilai sebesar nilai aktiva

produktifnya, pada saat manajemen berpendapat bahwa aktiva produktif tersebut

sulit untuk direalisasi atau ditagih. Penerimaan kembali aktiva produktif yang telah

dihapusbukukan dicatat sebagai penambahan penyisihan kerugian penurunan nilai

aktiva produktif pada tahun penerimaan kembali terjadi. Jika penerimaan melebihi

nilai pokoknya, maka kelebihan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.

Setelah PSAK No.31 dicabut, kredit yang dihapusbukukan pada PT Bank

Negara Indonesia,Tbk ketika tidak terdapat prospek penerimaan yang realistis

mengenai pengembalian kredit atau hubungan normal antara bank dan debitur telah

berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi tersebut dihapusbukukan dengan

mendebit penyisihan kerugian nilai. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang

diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun berjalan dikreditkan dengan

Page 117: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

109

menyesuaikan akun penyisihan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas

kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun-tahun sebelumnya

dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga.

Kredit yang dihapusbukukan bukan berarti dihapustagihkan, bank tetap

mempunyai kewajiban untuk melakukan tagihan kredit macet kepada debitur.

Kredit yang telah dihapus buku, tetap dicatat secara extracomptable agar kewajiban

debitur dapat diketahui setiap saat dalam rangka penagihan/pembuktian kepada

debitur. Pencatatan secara extracomptable atas kredit yang dihapus buku dapat

dihentikan apabila dalam jangka waktu tertentu tidak diperoleh pembayaran setelah

dilakukan usaha-usaha penagihan dan mendapat keputusan manajemen.

Penghapusbukuan terhadap kredit macet pada PT Bank Negara Indonesia Tbk.

sesuai dengan PSAK Nomor 55 (Revisi 2011) tentang penghentian pengakuan

terhadap pinjaman yang diberikan atau aset keuangan lain yang dihapusbukukan.

Kredit yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan

kerugian penurunan nilai.

F. Analisis Terhadap Nonperforming Loan (NPL)

PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. Menggunakan prinsip akuntansi berlaku umum di

Indonesia dalam penyusunan standar pelaporan keuangannya. Untuk tahun 2016

PT Bank Negara Indonesia, Tbk. memberikan kredit sebesar Rp. 393.275.392,- dan

pendapatan bunga sebesar Rp. 43.768.439.- maka jurnalnya

Page 118: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

110

Jurnal Kredit:

Jurnal realisasi kredit (dalam jutaan rupiah)

Db. Kredit diberikan 393.275.392,-

Kr. Kas/Rekening nasabah 393.275.392,-

Untuk pendapatan bunga, bank akan menjurnal:

Db. Piutang pendapatan bunga . 43.768.439.-

Kr. Pendapatan Bunga 43.768.439.-

Jika terdapat bunga yang mengalami penurunan nilai akan dinihilkan nilainya

dengan melakukan jurnal:

Db. Pendapatan bunga xxxx

Kr. Piutang pendapatan bunga xxxx

Selanjutnya bunga yang telah dibatalkan sebelumnya dicatat sebagai tagihan

kontijensi dengan jurnal:

Db. Tagihan kontijensi kredit xxxx

Kr. Kontra-Tagihan kontijensi kredit xxxx

Page 119: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

111

Jika telah dilakukan penilaian kredit dan ditemukan bukti obyektif penurunan nilai,

maka dibentuklah cadangan kerugian penurunan nilai:

Db. Kerugian Penurunan Nilai Kredit xxxx

Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai xxxx

Dan apabila debitur benar-benar tidak dapat membayar pokok kredit maupun

bunganya, maka bank akan menghapusbukukan kredit:

Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai xxxx

Kr. Kredit yang diberikan xxxx

(Kredit tersebut telah dihapusbuku, akan tetapi masih bisa ditagih. Bila nanti sudah

dihapustagih maka kredit tersebut tidak ditagih kembali)

Jika terjadi pembayaran atas NPL maka didahulukan untuk pelunasan pokok

pinjaman dan jika terjadi kelebihan maka dicatat sebagai pendapatan bunga dengan

jurnal:

Db. Kas xxxx

Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai xxxx

Kr. Pendapatan bunga kredit xxxx

Pada saat pengakuan pendapatan atas penerimaan kembali pinjaman yang telah

dihapusbuku, dijurnal:

Page 120: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

112

Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nila xxxx

Kr. Koreksi atas beban penyesuaian xxxx

Page 121: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

113

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai penutup dari skripsi ini, penulis akan menyampaikan beberapa

kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan pembahasan sebelumnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bagian pembahasan, disimpulkan perlakuan akuntasi

kredit bermasalah (nonperforming loan) pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk. adalah:

1. Standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting

Standard (IFRS) telah berlaku pada perbankan Indonesia sejak 1 Januari 2010

hal tersebut mengakibatkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31

revisi 2000 efektif dicabut pada tanggal itu juga karena tidak sesuai dengan

IFRS. Dengan dicabutnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31,

maka laporan keuangan perbankan Indonesia mengacu pada Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No. 50 revisi 2006 “ Instrumen Keuangan:

Penyajian dan Pengungkapan”, serta Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

No. 55 revisi 2006 “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.

Sebelum PSAK No. 31 dicabut, perlakuan akuntansi nonperforming loan pada

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menggunakan konsep historical

cost, yaitu aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar

Page 122: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

114

atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk

memperoleh aset tersebut pasa saat perolehan. Sedangkan

Page 123: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

96

2. setelah PSAK 31 efektif dicabut, perlakuan akuntansi nonperforming loan

pada PT. Bank Negara Indonesia menggunakan konsep nilai wajar yang diukur

dengan penurunan nilai yang merugikan akibat satu atau lebih peristiwa yang

terjadi setelah pengukuran awal aset tersebut dan peristiwa merugikan yang

berdampak pada estimasi arus kas masa datang aset keuangan yang dapat

diestimasi secara handal. Pengukuran tersebut dilakukan secara individual

maupun kolektif.

3. Perlakuan akuntansi nonperforming loan yang berdasarkan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No. 50 dan 55 revisi 2006 lebih baik dari Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No. 31 revisi 2000, sebab penerapan Penyataan

Standar Akuntansi Keuangan No. 50 dan 55 revisi 2006 tidak memungkinkan

perbankan mengatur besarnya pencadangannya untuk tujuan tertentu. Untuk

menentukan cadangan (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/CKPN)

berdasarkan data kerugian kredit yang telah terjadi (incured loss) yang diambil

dari data tiga tahun sebelumnya. Sedangkan penentuan pencadangan

sebelumnya (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif/PPAP) menggunakan

ekspektasi kerugian kredit (expectation loss) yang ditentukan oleh perbankan

tersebut. Dengan kata lain bahwa penerapan regulasi ini bank sulit untuk

mempercantik laporan keuangannya karena memakai sumber data yang

diambil dari data-data transaksi minimal tiga tahun atau maksimal lima tahun

sebelumnya. Beberapa kasus yang terjadi bahwa perbankan memoles laporan

keuangannya dengan memperbesar PPAP-nya sehingga akan mempengaruhi

kinerjanya. Penerapan PSAK 50 dan 55 ini perbankan dituntut untuk

Page 124: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

97

menyajikan transaksi keuangan dan keterbukaan informasi.

4. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan bunga atas pinjaman yang diberikan atau

aktiva produktif lainnya diklasifikasikan sebagai sebagai bermasalah diakui

pada saat bunga tersebut diterima (cash basis). Pada saat pinjaman

diklasifikasikan sebagai kredit bermasalah, tagihan bunga yang telah diakui

sebelumnya sebagai pendapatan, tetapi belum diterima akan dibatalkan

pengakuannya. Sedangkan sejak 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga

untuk semua instrumen keuangan yang interest bearing diakui pada laporan

laba rugi konsolidasian dengan menggunakan metode suku bunga efektif..

Sebelum 1 Januari 2010, konsep pengukuran pendapatan bunga yang

diterapkan oleh Bank Negara Indonesia yaitu dengan menggunakan konsep

Historical Cost. Sejak 1 Januari 2010, Pendapatan diukur dengan nilai wajar

imbalan yang diterima atau dapat diterima. Jika arus masuk dari kas atau setara

kas ditangguhkan, maka nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari

jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima penerimaan antara nilai

wajar dan jumlah nominal dari imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan

bunga.

5. Sebelum 1 Januari 2010, tunggakan pokok yang dikapitalisasi menjadi pokok

kredit yang baru dalam rangka restrukturisasi kredit dicatat sebagai pendapatan

bunga yang ditangguhkan dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara

amortisasi secara proporsional berdasarkan persentase tagihan bunga non

performing yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru dikalikan dengan

angsuran pokok yang diterima. Setelah tanggal 1 Januari 2010, saat

Page 125: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

98

persyaratan kredit telah dinegosiasi ulang atau dimodifikasi (kredit

restrukturisasi), penurunan nilai yang ada diukur dengan menggunakan suku

bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah dan kredit

tidak lagi diperhitungkan sebagai menunggak. Manajemen secara

berkelanjutan mereview kredit yang dinegosiasi ulang untuk meyakinkan

terpenuhinya seluruh kriteria dan pembayaran di masa depan.

6. Sebelum 1 Januari 2010, saldo aktiva produktif yang memiliki kualitas macet

dihapusbukukan dengan penyisihan kerugian nilai sebesar nilai aktiva

produktifnya, pada saat manajemen berpendapat bahwa aktiva produktif

tersebut sulit untuk direalisasi atau ditagih. Penerimaan kembali aktiva

produktif yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai penambahan penyisihan

kerugian penurunan nilai aktiva produktif pada tahun penerimaan kembali

terjadi. Jika penerimaan melebihi nilai pokoknya, kelebihan tersebut diakui

sebagai pendapatan bunga. Sejak 1 Januari 2010, pinjaman yang diberikan

dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek penerimaan yang realistis

mengenai pengembalian pinjaman atau hubungan normal antara bank dan

debitur telah berakhir. Pinjaman yang tidak dapat dilunasi tersebut

dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian nilai. Penerimaan

kembali atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada

tahun berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan akun penyisihan kerugian

penurunan nilai. Penerimaan kembali atas pinjaman yang diberikan yang telah

dihapusbukukan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan

operasional selain bunga.

Page 126: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

99

B. Saran

1. Praktik perlakuan akuntansi kredit bermasalah yang telah sesuai dengan PSAK

Nomor 55 (Revisi 2011) dan PSAK Nomor 60 (Revisi 2010) diharapkan terus

konsisten untuk diterapkan supaya informasi yang dihasilkan memiliki daya

banding yang tinggi.

2. Dalam penyajian dan pengungkapan pendapatan bunga yang berasal dari

golongan nonperforming (kurang lancar, diragukan dan macet) yang disajikan

di neraca sebagai estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi sebaiknya PT

Bank Negara Indonesia Tbk. menyajikan dan mengungkapkan secara lebih

rinci berapa pendapatan bunga yang diterima dari kredit yang digolongkan

kurang lancar, diragukan dan macet.

Page 127: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

100

Page 128: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

101

DAFTAR PUSTAKA

Aminullah, Jagatsyah. 2007. Analisis Perlakuan Akuntansi Untuk KreditBermasalah (Nonperforming Loan) Sesuai PSAK No. 31 Pada PT Bank Mandiri(Persero), Tbk di Unit Regional Credit Recovery Makassar. Fakultas Ekonomi,Universitas Indonesia.

Annisarah, Iman. 2013. Analisis Survei Penerapan SAK IFRS Untuk PSAK No 1dan No 2 (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI). FakultasEkonomi, Universitas Negeri Padang.

Cahyonowati, Nur dan Ratmono, Dwi. 2012 . Adopsi IFRS dan Relevansi NilaiInformasi Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponogoro

Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntansi Indonesia. 2000.Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 (Revisi 2000). Jakarta.

Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Dlaudatul W, Ema. 2009. Analisis Manajemen Kredit Guna Menekan TerjadinyaKredit Macet (Studi pada Koperasi “Usaha Tama” Ponggok Blitar). Skripsi.Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri, Malang.

Emmanuela. 2012. Analisis Penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006) AtasImpairment Piutang pada Perusahaan Multifinance. Fakultas Ekonomi,Universitas Indonesia.

Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Teori Akuntansi. Edisi revisi. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.

Page 129: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

102

Hariyani, Iswi. 2010. Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo

http://www.bi.go.id

http://www.bni.co.id

http://www.wikipedia.com

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2001. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia,Revisi 2000. Jakarta: Diterbitkan atas kerja sama dengan Bank Indonesia

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2008. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia.Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama dengan Bank Indonesia

Ikatan Akuntan Indonesia. 2006. PSAK No. 50 (Revisi 2006) Tentang Penyajian

Page 130: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

103

dan Pengungkapan Instrumen keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2006. PSAK No. 55 (Revisi 2006) Tentang Penyajiandan Pengungkapan Instrumen keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. PSAK No. 50 (Revisi 2010) Tentang PenyajianInstrumen keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. PSAK No. 55 (Revisi 2011) Tentang Pengakuandan Pengukuran Instrumen keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. PSAK No. 60 Tentang Pengungkapan InstrumenKeuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Ismail. 2010. Akuntansi Bank. Jakarta: Penerbit Kencana

Jayanti, Andi. 2012. Perlakuan Akuntansi Kredit Bermasalah (NonperformingLoan) Kesesuaiannya Sebelum dan Sesudah Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan No. 31 Efektif Dicabut Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin.

Kania, Fitri. 2013. Pengaruh Intensifitas Pemberian Kredit Konsumsi dan TingkatNon Performing Loan Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank (Suatu Studi padaPerbankan BUMN yang Listing Di Bursa Efek Indonesia). Fakultas Ekonomi,Universitas Pasundan.

Kasmir.(2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Page 131: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

104

Martani, Dwi. PSAK 50 dan 55 Overview. Departemen Akuntansi FEUI.

Mulyono, Teguh Pudjo. 2002. Aplikasi Akuntansi Manajemen: Dalam PraktikPerbankan. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE

Rafsanjani, M Riqki dan Setiawan, Ngadirin. 2013. PerlakuanAkuntansi KreditBermasalah Setalah PSAK No. 31 Efektif Dicabut pada PT. Bank TabunganNegara. Jurnal Nominal/ Volume II Nomor I/ Tahun 2013. Fakultas Ekonomi,Universitas Negeri Yogyakarta.

Secarian, Muhammad Evan. 2012. Evaluasi Penerapan PSAK 55 MengenaiInstrumen Keuangan: Pengakuan Dan Pengukuran Pada Penurunan Nilai danTidak Tertagihnya Aset Keuangan, Perlakuan Akuntansi, dan Nilai Perusahaan(Studi Kasus pada PT ABC Ventura). Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Siregar, Tessy L K. 2010. Penyelesaian Kredit Macet pada Bank Mandiri MelaluiLembaga Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)/ Direktorat Jendral Kekayaan

Page 132: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT ...1 PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 EFEKTIF DICABUT PADA PT

i

Negara (DJKN) Sebelum dan Sesudah Berlakunya Aturan Pemerintah Nomor 33Tahun 2006. Fakultas Hukum, Universitas Indonesia.

Siswanto Sutojo. 1997. Menangani Kredit Bermasalah Konsep, Teknik, dan Kasus.Jakarta: PT Gramedia.

Situmorang, Murni A S. 2011 . Transis Menuju IFRS dan Dampaknya TerhadapLaporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Listing di BEI).Fakultas Ekonomi, Universitas Diponogoro.

Tobing, Denico D L. 2009. Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada PT BankDanamon, Tbk. Cabang Semarang. Magister Kenotariatan, UniversitasDiponegoro.

Wulandari, Beti. 2009. Analisis Kredit Bermasalah Pada BRI Cabang SoloKartasura Tahun 2008. Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret.

Zakariah, Gunawan. 2011. Analisis Perlakuan Akuntansi Untuk KreditBermasalah (Nonperforming Loan) Sesuai PSAK No. 31 pada PT Bank Mandiri(Persero), Tbk di Unit Regional Credit Recovery Makassar. Fakultas Ekonomi,Universitas Hassanudin.

Peraturan Perundang-undangan Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10Tahun 2008 tentang Perbankan