109
SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA Oleh: ELOK CHOIRUN NISAK NIM. 031011147 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA 2014 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA ELOK CHOIRUN NISAK

SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

SKRIPSI

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME

TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR

DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

Oleh:

ELOK CHOIRUN NISAK

NIM. 031011147

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2014

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 2: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG

PAJAK DI KOTA SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Hukum

DOSEN PEMBIMBING PENYUSUN

INDRAWATI, S.H., LL.M. ELOK CHOIRUN NISAK NIP. 197705202005012002 NIM. 031011147

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2014

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 3: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada hari

Senin, 13 Januari 2014

Tim Penguji Skripsi:

Ketua : Dr. Suparto Wijoyo, S.H., M.Hum. ........................

Anggota : 1. Dr. Deddy Sutrisno, S.H., M.H. ........................

2. Soehirman Djamal, S.H., M.S. ........................

3. Indrawati, S.H., LL.M. ........................

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 4: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Perlindungan Hukum Bagi

Wajib Pajak Reklame Terhadap Jaminan Biaya Bongkar dan Titipan Uang Pajak

di Kota Surabaya”. Penulisan skripsi ini dalam rangka memenuhi tugas akhir dan

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Airlangga. Penulis memilih judul tersebut karena selain penulis

memiliki minat yang besar dalam bidang hukum pajak, juga karena untuk

menjawab pertanyaan mengenai bentuk perlindungan hukum yang tepat bagi

penyelenggara reklame di Kota Surabaya terhadap pengenaan jaminan biaya

bongkar dan terhadap munculnya titipan pajak. Seperti kita ketahui bersama

bahwa pajak erat berkait dengan uang masyarakat sehingga sangat diperlukan

bentuk perlindungan hukum yang konkrit terhadap masyarakat atas terjadinya

penyalahgunaan dalam dunia perpajakan.

Penulis menyadari tanpa bantuan dari orang-orang disekitar penulis, skripsi ini

sulit untuk diselesaikan. Terutama kepada Allah SWT pemilik kerajaan langit dan

bumi. Dzat Yang Maha Penyayang dan Maha Penolong puji syukur tiada terkira

atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan lancar dan tepat waktu. Kepada kedua orang tua terkasih, bapak Fatkul

Hadi dan Ibu Intowiyah, “matur suwun sanget bapak ibuk sampun sabar, telaten

ngasuh lan mbimbing elok miwit alit ngantos dinten niki”. Kepada 2 (dua)

penjagaku tersayang beserta keluarga, Heri Awalul Ilhamsah dan Firdia Nirsa

Yusuf terima kasih sudah menjadi mas yang baik untuk elok, dua kata yang elok

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 5: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

v

ingat “over protective” tapi elok suka. Terima kasih untuk dukungan dan doa yang

selalu dihaturkan. Dan kepada seluruh keluarga yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, terima kasih atas segala kebaikan yang telah diberikan semoga Allah

membalas dengan lebih.

Kepada Dekan Fakultas Hukum yang terhormat Prof. Dr. Muhammad Zaidun,

S.H., M.Si., terima kasih atas segala fasilitas yang disediakan sehingga sehingga

proses belajar penulis menjadi lebih maksimal. Pembimbing skripsi terbaik Ibu

Indrawati S.H., LL.M., terima kasih atas waktu yang telah diluangkan untuk

membimbing skripsi ini serta kepada tim penguji Dr. Suparto Wijoyo, S.H.,

M.Hum., Dr. Deddy Sutrisno, Soehirman Djamal S.H., M.S., terima kasih atas

masukan yang sangat bermanfaat pada skripsi penulis. Ibu Sinar Aju Wulandari,

S.H., M.H., selaku dosen wali dan seluruh civitas akademika Program Sarjana

Fakultas Hukum Universitas Airlangga terima kasih untuk ilmu dan bantuan yang

telah diberikan selama masa perkuliahan penulis.

Untuk seluruh teman-teman angkatan 2010 Fakultas Hukum Univeritas

Airlangga, terutama Mitha, Nesi, Marsa, Ollak, Teteh, Icha, Cipa, indhy dan

teman-teman KB2 yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih telah

menjadi teman belajar yang baik bagi penulis. Untuk Tieffani Mega , Maya, Ito’

(teman sepembimbingan) penulis tidak akan melupakan kegalauan dan dukungan

dari kalian. Untuk Ria Permata dan Puspitasari Hidayah terima kasih untuk saran

dan nasihat yang telah diberikan kepada penulis. Teman-Teman Scolah-Unair

Mengajar terima kasih untuk amanah yang telah diberikan. Damay, Merinta, Uni

Vici, Salmon, Ummik Ratna, Kak eryka, Mb Dira, Kak yuur, Mas Andri, Mas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 6: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

vi

Royan, Mas Adyas bahagia penulis mengenal kalian terima kasih untuk

pembelajaran yang didapat di Scolah-Unair Mengajar.

Untuk keluargaku di Surabaya, seluruh penghuni Gubeng Kertajaya 7 Raya No.

46 terima kasih sudah menjadi keluarga yang baik bagi penulis. My Roommate

Ukhti Fitria Dewi tersayang terima kasih sudah menjadi “the real ukhtiku” saat

suka maupu duka. Tidak lupa untuk keluarga bahagiaku (MSDT) Hanif, Kozin,

Paksi, Chandra, Bagus (Jombang), Dery, Oka, mas Rifqi, Bang Zuhro, Naim, Adit

terima kasih sudah mengenalkan dan mengajarkan hal-hal yang luar biasa bagi

penulis, tidak lupa terima kasih telah membawa penulis ke tempat-tempat indah

ciptaan Allah. Ditunggu petualangan-petualangan selanjutnya.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman teman KKN BBM 49

Kelurahan Ampel, Sarah, dek Marieska, dek Debby, Galang, Om Nuzul, Ajeng,

Ulfa, Alfa, Denny dan Fahmi. Terakhir terima kasih kepada seluruh pihak yang

tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberikan kontribusi dalam

penulisan skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik dalam hidup

kita semua.

Skripsi ini disusun dari hasil penelitian yang jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu, dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun

guna kesempurnaan skripsi ini agar dapat memberi manfaat bagi pembaca pada

umumnya dan untuk bagi penulis khususnya.

Surabaya, Februari 2014

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 7: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

vii

Abstrak

Isu sentral dari penelitian ini adalah karakteristik objek reklame yang dapat

dijadikan sumber pendapatan asli daerah Kota Surabaya menurut Undang-Undang

perpajakan di Indonesia dan bentuk perlindungan hukum yang dapat dijadikan

payung bagi penyelenggara reklame terhadap jaminan biaya bongkar reklame dan

titipan uang pajak. Tipe dari penelitian ini adalah doktrinal research, dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan statute approach, yaitu suatu pendekatan

permasalahan berdasarkan legislasi dan regulasi (pendekatan perundang-

undangan). Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan terhadap

karakteristik pemungutan reklame pada Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 9

Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame dengan

Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Yaitu adanya pemungutan jaminan biaya bongkar reklame dan munculnya titipan

uang pajak sebagai akibat dari kesalahan penafsiran yang dilakukan oleh Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya dalam menafsirkan 2 (dua)

sistem pemungutan pajak yang berlaku dalam Perda Penyelenggaraan Reklame

dan Pajak Reklame. Bentuk perlindungan hukum yang kongkrit bagi

penyelenggara reklame terhadap pemungutan jaminan biaya bongkar dan

munculnya titipan uang pajak adalah perlindungan hukum dari perspektif hukum

administrasi, hukum perdata dan hukum pidana.

Kata kunci: karakteristik, Perlindungan hukum, titipan uang pajak, jaminan biaya

bongkar.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 8: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

viii

Abstract

The central issue of this research is characteristics of the object that can be used as

a source of advertisement revenue in Surabaya based on tax act in Indonesia and

legal protection that can be used as an shade for tax payer to guarantee the cost of

unloading and deposit of tax money. The type of this research is a doctrinal

research. In this research, the approach employe is statute approach, statute

approach is taken at the beggining of this research to analyze the validity basic of

the law for the taxation. The research results shows be found differences in the

characteristics of the collection advertisement in the Regional Regulation

Surabaya number 9 of 2010 Implementation of Advertising and the Advertising

Tax with act number 28 of 2009 Regional Taxes and Levies. Namely the

existence of the collection guarantees unloading costs and the emergence of

surrogate advertisement tax as a result of interpretation errors made by the

Departement of Revenue and Finance Management Surabaya in interpreting the

two (2) system of taxation applicable in the Regional Regulation of

Advertisement and Advertisement Tax . Concrete form of legal protection for the

organizer of the collection guarantees billboard unloading costs and the advent of

deposit of tax money is legal protection from the perspective of administrative

law, civil law and criminal law.

Key words : characteristic , legal protection , deposit the tax money , guarantee

unloading costs .

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 9: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 12

1.3 Penjelasan Judul 12

1.4 Alasan Pemilihan Judul 15

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 15

1.6 Metode Penelitian 16

1.6.1 Tipe Penelitian 16

1.6.2 Pendekatan Masalah 17

1.6.3 Sumber Bahan Hukum 17

1.6.4 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Hukum 20

1.6.5 Analis Bahan Hukum 20

1.6.6 Pertanggungjawaban Sistematika 20

BAB II KARAKTERISTIK OBJEK REKLAME SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURABAYA BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 10: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

x

2.1 Karakteristik Objek Reklame Sebagai Sumber Pendapatan

Asli Daerah 23

2.1.1 Pengertian Reklame 23

2.1.2 Pemungutan Objek Reklame sebagai Sumber Pendapatan

Asli Daerah di Kota Surabaya 25

2.2 Karakteristik Objek Reklame Menurut Undang-Undang

No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah 33

2.2.1 Pajak Daerah Reklame 35

2.2.2 Retribusi Daerah atas Objek Reklame 35

2.2.3 Sistem Pemungutan Pajak Daerah Reklame 38

2.3 Karakteristik Objek Reklame Menurut Peraturan Daerah Kota Surabaya 42

2.3.1 Pajak Daerah Reklame 44

2.3.2iRetribusi Daerah atas Penyelenggaran Reklame 48

2.3.3 Jaminan Biaya Bongkar Reklame 52

2.3.4iSistem Pemungutan Pajak Daerah Reklame Kota Surabaya 57

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENYELENGGARA REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN REKLAME KOTA SURABAYA

3.1 Upaya Perlindungan Hukum terhadap Pemungutan Objek Reklame 65

3.1.1 Konsep Perlindungan Hukum 65

3.1.2iPerlindungan Hukum Penyelenggara Reklame dalam Perspektif Hukum Pajak 68

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 11: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

xi

3.1.3iPerlindungan Hukum terhadap Penyelnggara Reklame dalam Perspektif Hukum Administrasi 72

3.1.4 Upaya Perlindungan Hukum Lainnya 86

3.1.4.1 Upaya Hukum Perdata 86

3.1.4.2 Upaya Hukum Pidana 87

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan 92

4.2 Saran 93

DAFTAR BACAAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 12: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia sebagai negara kesatuan yang sedang berkembang yang

terbagi atas daerah provinsi dan daerah kabupaten atau kota sedang giat-giatnya

melakukan pembangunan nasional. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan

untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur melalui

peningkatan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.1

Hal ini tentunya selaras dengan tujuan negara Indonesia yang tercantum dalam

alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Mengingat wilayah Indonesia yang luas, sejak tanggal 1 Januari 2001

Indonesia memberlakukan otonomi daerah.2 Pelaksanaan otonomi daerah di

Indonesia didasarkan atas Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI 1945) yang

berbunyi “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah

provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap

provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur

1 Faizah Wachidin, “Pengaruh Pajak Reklame dan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kota Surabaya ( Studi Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Veteran, Surabaya, 2010, h. 2

2 Marihot P Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, h. 1

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 13: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

2

dengan undang-undang”. Dalam ayat (2) ditegaskan bahwa ”pemerintah daerah

provinsi, kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan”. Sejalan dengan

pelaksanaan otonomi tersebut daerah dituntut untuk memiliki sumber penerimaan

keuangan yang dapat digunakan dalam melaksanakan otonomi daerah tersebut.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (selanjutnya

disebut UU Pemerintahan Daerah) menetapkan pajak dan retribusi daerah menjadi

salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat

dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.3 Hal ini berdasarkan

pasal 157 dan Pasal 158 UU Pemerintahan Daerah.

Sejalan dengan adanya otonomi daerah, pemerintah juga menerbitkan

peraturan perundang-undangan mengenai pajak daerah dan retribusi daerah. Hal

ini terbukti dengan lahirnya Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah yang kemudian disempurnakan dengan Undang-

Undang No. 34 Tahun 2000. Kemudian Undang-Undang No. 34 Tahun 2000

diubah lagi dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan

Retribusi Daerah (selanjutnya disebut UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).

Berdasarkan kewenangan pemungutannya, secara garis besar pajak daerah

dipungut oleh pemerintah daerah Provinsi yang kemudian disebut pajak propinsi

dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang kemudian disebut pajak

kabupaten/kota. Pengelompokan kewenangan jenis-jenis pajak tersebut diatur

dalam Pasal 2 UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu:

3 Marihot Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Raja Grafindo Persada,

Jakarta,2005 hal.1

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 14: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

3

(1) Jenis Pajak Provinsi terdiri atas: a. Pajak Kendaraan Bermotor; b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d. Pajak Air Permukaan; dan e. Pajak Rokok

(2) Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas: a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame; e. Pajak Penerangan Jalan; f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah; i. Pajak Sarang Burung Walet; j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan k. Bea Peroleh Hak Atas Tanah dan Bangunan

Menurut Rochmat Soemitro, pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak

rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya

digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai

public investment.4 Sedangkan menurut P.J.A. Adriani, pajak adalah iuran kepada

negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya

menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang

langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan

pemerintahan.5

Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pemungutan

pajak dapat dipaksakan dan tidak memberikan imbalan yang secara langsung

4 Rochmat Sumitro, .Asas Dan Dasar Perpajakan, Refika Aditama, Bandung, 2005

hal.2 5 Brotodiharjo dan Santoso, Pengantar Ilmu Hukum Pajak edisi keempat, Refika

Aditama, Bandung, 2003, h.2

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 15: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

4

dapat ditunjuk, maka pemungutan pajak harus terlebih dahulu mendapat

persetujuan dari rakyat melalui DPR. Hal ini sesuai dengan bunyi Pasal 23A

Amandemen ke III UUD NRI 1945, yaitu pajak dan pungutan lainnya yang

bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Dengan

adanya undang-undang tersebut dimaksudkan dapat memberikan jaminan hukum

kepada wajib pajak agar keadilan dapat diterapkan. Disamping itu menurut Bohari

terdapat faktor lain yang juga harus diperhitungkan oleh negara adalah agar

pembuatan peraturan pajak diusahakan agar mencerminkan rasa keadilan bagi

wajib pajak, sebab tingkat kehidupan dan daya pikul anggota masyarakat tidak

sama. Anggota masyarakat ada yang mampu, kurang mampu, dan tidak mampu. 6

Menurut Marihot P. Siahaan Pajak Reklame adalah pajak atas

penyelenggaraan reklame.7 Berdasarkan Pasal 1 angka 12 Peraturan Daerah Kota

Surabaya No. 8 Tahun 2006 jo Pasal 1 angka 10 Peraturan Daerah Kota Surabaya

No. 10 Tahun 2009 yang dimaksud reklame adalah “benda, alat, perbuatan atau

media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial,

dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu

barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu

barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan/atau

didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah

Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah.”

Berdasarkan Pasal 2 UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut,

maka Pajak Reklame tergolong sebagai Pajak Daerah Kabupaten/Kota. Kota

6 Bohari, Pengantar Hukum Pajak, Cetakan III, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, h.29

7 Ibid, Hal.323

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 16: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

5

Surabaya sebagai kota metropolitan tidak kalah pula dalam mengeluarkan produk

hukum tentang pajak daerah hal ini terbukti pada tahun 2006 telah membuat

regulasi produk hukum daerah tentang Pajak Reklame yakni Peraturan Daerah

Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak

Reklame yang kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10

Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan daerah Kota Surabaya No. 8

Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Reklame dan pajak Reklame (selanjutnya

disebut Perda Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame).

Sejalan dengan diterbitkannya peraturan tentang penyelenggaraan reklame

dan pajak reklame, pemerintah kota Surabaya berharap dengan adanya peraturan

tersebut kegiatan penyelenggaraan reklame di kota Surabaya dapat

diselenggarakan secara tertib, dengan tujuan untuk menarik investor maupun

pengusaha reklame di Surabaya. Dengan demikian pendapatan asli daerah kota

Surabaya dari sektor pajak terutama dari pajak reklame akan meningkat.

Selama ini, Pendapatan asli daerah Kota Surabaya terutama dari Pajak

Reklame sedang menunjukkan geliatnya. Hal ini terbukti, pendapatan asli daerah

Kota Surabaya dari sektor pajak reklame tahun 2012 mengalami peningkatan yang

cukup signifikan dibandingkan tahun 2011. Pernyataan tersebut selaras dengan

tabel berikut ini.8

8 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya, “Catatan Atas Laporan

Keuangan 2012 Pemerintah Kota Surabaya”, www.surabaya.go.id, h.112, dikunjungi pada tanggal 23 September 2013.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 17: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

6

Tabel 1.2. Tabel Pendapatan Pajak Daerah Kota Surabaya 2011-2012

Berdasarkan tabel tersebut di atas, pajak reklame mempunyai peran dalam

peningkatan pendapatan asli daerah kota Surabaya. Peran pajak reklame dalam

meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Surabaya meningkat dari tahun 2011

ke tahun 2012. Yaitu pada tahun 2011 pendapatan pajak reklame sebesar

Rp. 90.232.362.728,38 kemudian di tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi

sebesar Rp. 117.601.450.951,00.

Kewenangan pemungutan pajak reklame di Kota Surabaya berada di

tangan Walikota Surabaya. Selanjutnya kewenangan tersebut dilimpahkan kepada

Kepala Dinas Pajak Kota Surabaya, hal ini berdasar Pasal 66 Peraturan Daerah

Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 Tentang penyelenggaraan Reklame dan Pajak

Reklame yang dinyatakan sebagai berikut, “Kepala Daerah dapat melimpahkan

kewenangan dalam bidang perpajakan sebagaimana diatur dalam Peraturan

Daerah ini kepada Kepala Dinas Pajak”. Selanjutnya Peraturan Daerah Kota

Surabaya No. 8 Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak

Reklame diubah dengan terbitnya Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 18: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

7

2009 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006

Tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame. Dalam hal ini Dinas

Pajak yang dimaksud dalam Perda Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame

diubah menjadi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan. Atas hal tersebut

nyatalah saat ini yang berwenang mengelola serta mengawasi penyelenggaraan

reklame di Kota Surabaya adalah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan

Kota Surabaya.

Pada sisi yang lain atas penyelenggaran reklame tersebut, pemerintah

daerah juga dapat memungut retribusi atas penyelenggaran reklame. Kewenangan

pemerintah daerah memungut retribusi sebagai salah satu sumber pendapatan asli

daerah adalah berdasar pada Pasal 108 UU tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah. Atas hal tersebut melalui Perda tentang Penyelenggaran Reklame dan

Pajak Reklame Jo Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012 tentang Tata

Cara Penyelenggaraan Reklame menjadikan retribusi atas penyelenggaran

reklame sebagai salah satu sumber penerimaan daerah kota Surabaya. Retribusi

dimaksud adalah retribusi Izin Mendirikan Bangunan reklame, retribusi

pemakaian kekayaan daerah dan retribusi pergantian biaya cetak peta.

Berkaitan dengan pemberian kewenangan pemungutan Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah. UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah memberlakukan sistem

pembayaran pajak dengan menggunakan sistem pemungutan official assessment

system dan self assessment system. Hal ini terbukti pada Pasal 96 ayat (2 )UU

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah “setiap wajib pajak wajib membayar pajak

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 19: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

8

yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh wajib

pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan.”

Selanjutnya pemberlakuan dua sistem pemungutan tersebut diadopsi dalam

Perda Penyelenggaran Reklame dan Pajak Reklame Jo Peraturan Walikota

Surabaya No. 79 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Reklame. Hal

ini terbukti pada Pasal 43 Perda Penyelenggaran Reklame dan Pajak Reklame

yang dinyatakan sebagai berikut:

“(1) Wajib pajak memenuhi kewajiban pajak dengan cara dibayar sendiri

atau berdasarkan penetapan kepala daerah.

(2) Kepala daerah dapat menetapkan pajak terutang berdasarkan data

yang dimiliki Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan.”

Namun demikian Peraturan Pemerintah No. 91 Tahun 2010 tentang Jenis

Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar

Sendiri Oleh Wajib Pajak secara tegas mengatur bawah untuk jenis pajak daerah

reklame dipungut dengan menggunakan sistem pemungutan official assessment

system. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 3 yang berbunyi “jenis pajak

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, huruf b, hurud d dan ayat

(3) huruf d, huruf h, huruf j dipungut berdasarkan penetapan kepala daerah”.

Yang dimaksud ayat (3) huruf d tersebut adalah pajak reklame.

Pemberlakuan dua sistem pemungutan pajak atas objek pajak reklame yang

berlaku pada pemungutan reklame Kota Surabaya, maka tentunya dapat

menimbulkan salah penafsiran yang terjadi antara pemerintah dan wajib pajak

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 20: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

9

daerah reklame. Salah penafsiran yang terjadi tersebut memunculkan “titipan uang

pajak”.

Berdasarkan berita yang sedang berkembang penyelenggara reklame dalam

hal ini adalah pengusaha reklame dibuat gemas dengan adanya jasa titipan pajak

yang ditawarkan oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota

Surabaya (DPPK). Dinas tersebut berdalih uang titipan pajak reklame yang

dititipkan di dinas tersebut digunakan sebagai jaminan apabila pengusaha reklame

telat melakukan pembayaran pajak reklame. Sehingga uang titipan pajak reklame

tersebut akan digunakan untuk membayar pajak reklame agar tidak jatuh tempo

dan dikenakan denda. Namun pada kenyataannya pengusaha reklame tetap

menerima tagihan pajak sekaligus tagihan denda keterlambatan atas pembayaran

pajak, padahal pengusaha reklame sudah menitipkan uang tagihan pajak

reklamenya ke Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kota Surabaya dengan cara

disetorkan melalui Bank Jatim ke rekening bendahara Dinas Pendapatan dan

Pengelolaan Kota Surabaya.9

Selain adanya jasa titipan pajak reklame, dalam penyelenggaraan reklame

juga terdapat jaminan biaya bongkar. Hal ini terbukti pada Pasal 15 Peraturan

Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 yang disebutkan bahwa penyelenggara

reklame dalam hal ini pengusaha reklame wajib membayar jaminan biaya bongkar

reklame. Pengenaaan jaminan biaya bongkar tersebut berkaitan dengan izin

reklame. Apabila penyelenggara reklame belum membayar jaminan biaya bongkar

maka persyaratan pengurusan izin belum dianggap lengkap akibatnya izin tidak

9 Rum, Korupsi Jambong dan Dana Titipan Pajak Reklame, www.beritametro.co.id, 14

Agustus 2013, dikunjungi tanggal 24 september 2013.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 21: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

10

dapat diterbitkan. Disisi lain dalam permohonan pengurusan izin reklame juga

terdapat pengenaan retribusi, antara lain retribusi izin mendirikan bangunan

(IMB), retribusi penggantian biaya cetak peta dan retribusi pemakaian kekayaan

yang dikuasai pemerintah daerah (apabila tempat reklame yang dimohonkan

berada pada tempat-tempat yang dikuasai oleh pemerintah daerah). Berdasarkan

Pasal 1 angka 42 Perda tentang Pentelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame,

Jaminan biaya bongkar adalah biaya yang dibayarkan oleh penyelenggara reklame

kepada Pemerintah Daerah yang dipergunakan oleh Pemerintah Daerah untuk

membongkar reklame dan untuk pemulihan/perbaikan kembali lokasi/tempat

bekas diselenggarakannya reklame, apabila lokasi/tempat tersebut merupakan

milik atau yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah.

Berbagai sikap dan tanggapan tentang jaminan biaya bongkar ternyata

terselip permasalahan di masyarakat dalam hal ini adalah pengusaha reklame.

Permasalahannya adalah bahwa Pemerintah Daerah Kota Surabaya dalam hal ini

diwakili oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kota Surabaya tidak

memberikan transparansi yang jelas tentang peruntukaan jaminan biaya bongkar

tersebut. Apabila sesuai dengan tujuannya untuk biaya pembongkaran reklame

yang sudah habis masa izinnya, maka pengusaha reklame tidak akan

mempermasalahkan hal tersebut. Yang menjadi masalah adalah selama ini

pengusaha reklame yang sering melakukan sendiri pembongkaran atas

reklamenya yang sudah habis masa izinnya. Mestinya jika pengusaha reklame

membongkar sendiri reklamenya maka uang jaminan biaya bongkar dikembalikan

tapi ternyata hal ini tidak pernah dilakukan dan uang jaminan biaya tersebut

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 22: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

11

dianggap hangus.10 Fakta seperti tersebut di atas tentunya tidak sedasar dengan

Pasal 38 Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012 yang menyatakan

bahwa jaminan biaya bongkar dapat diajukan restitusi.

Titipan uang pajak dan pemungutan jaminan biaya bongkar yang dilakukan

oleh Pemerintah Kota Surabaya ternyata tidak sesuai dengan UU tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah. Karena dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan

Pemerintah daerah hanya dapat memungut uang dari masyarakat yakni berupa

pajak daerah dan retribusi daerah sebagaimana diatur dalam undang-undang. Hal

tersebut dikuatkan lagi dengan Pasal 23 A Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia bahwa “pajak dan pungutan lain dari masyarakat yang bersifat

memaksa harus ditetapkan berdasarkan undang-undang.”

Terhadap titipan uang pajak, harus dilakukan penelitian yuridis mengenai

penyebab dari munculnya jasa titipan uang pajak dalam pemerintah kota

Surabaya. Karena titipan uang pajak yang dimaksud tidak diatur dalam peraturan

perundang-undangan tentang perpanjakan. Jika hal ini dibiarkan maka bukan tidak

mungkin adanya titipan uang pajak reklame di Kota Surabaya dapat

disalahgunakan. Dan tentunya merugikan masyarakat dalam hal ini adalah

penyelenggara reklame di kota Surabaya.

Atas hal tersebut terdapat beberapa bentuk perlindungan hukum terhadap

hak-hak wajib pajak atas titipan uang pajak dan jaminan biaya bongkar

sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan sebagai bentuk jaminan

konstitusional hak-hak wajib pajak. Bentuk perlidungan hukum tersebut antara

10 Laurensius, “Kejati Jatim Akan Usut Dugaan Korupsi Jambong dan Titipan Pajak Reklame Dispenda Surabaya”. www.kabarjagad.com, 30 Mei 2013 dikunjungi tanggal 28 September 2013.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 23: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

12

lain perlindungan hukum preventif dan perlindungan hukum represif sebagaimana

diatur dalam undang-undang perpajakan di Indonesia. Disisi lain, terdapat bentuk

perlindungan hukum diluar prespektif undang-undang perpajakan di Indonesia

antara lain adalah upaya hukum administrasi, upaya hukum perdata dan upaya

hukum pidana.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, selanjutnya dapat diajukan

rumusan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah karakteristik objek reklame sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah

(PAD) di Kota Surabaya menurut undang-undang perpajakan di Indonesia?

2. Bagaimana perlindungan hukum bagi penyelenggara reklame terhadap

pemungutan jaminan biaya bongkar reklame dan titipan uang pajak

reklame?

1.3 Penjelasan Judul

Judul yang dipilih dalam skripsi ini adalah: “Perlindungan Hukum Bagi

Wajib Pajak Reklame Terhadap Jaminan Biaya Bongkar dan Titipan Uang

Pajak di Kota Surabaya”. Penjelasan judul ini dimaksudkan untuk memberi

gambaran secara singkat mengenai pokok permasalahan yang akan dibahas.

Selain itu, penjelasan judul ini juga dimaksudkan dapat menghindari kesalahan

penafsiran dan untuk menjaga agar tidak menyimpang dari rumusan masalah dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 24: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

13

tidak terlalu meluas.11 Dari judul tersebut diatas, ada beberapa hal yang perlu

diuraikan yaitu sebagai berikut:

a. Perlindungan hukum. Definisi kata perlindungan hukum Berdasarkan

kaidah bahasa indonesia perlindungan hukum berasal dari dua kata,

yaitu “perlindungan dan hukum”. Kata perlindungan hukum

berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tempat berlindung

atau merupakan perbuatan (hal) melindungi, misalnya memberi

perlindungan kepada orang yang lemah.12 Sedangkan yang dimaksud

dengan kata hukum, menurut Sudikno Mertokusumo adalah kumpulan

peraturan atau kaidah yang mempunyai isi yang bersifat umum dan

normatif, umum karena berlaku bagi setiap orang dan normatif karena

menentukan apa yang seyogyanya dilakukan, apa yang tidak boleh

dilakukan atau harus dilakukan serta menentukan bagaimana caranya

melaksanakan kepatuhan pada kaidah-kaidah.13 Jadi yang dimaksud

perlindungan hukum adalah suatu perbuatan dalam hal melindungi

subjek-subjek hukum dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan pelaksanaannya dapat dipaksakan dengan suatu sanksi.14

b. Wajib Pajak. Definisi kata Wajib Pajak berdasarkan Pasal 1 angka 45

Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

11 Potayanda, “Status Hukum Anak Perusahaan Yang Didirikan Oleh Perusahaan

BUMN (Persero)”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, 2013, h.12-13 12 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cetakan IX, Balai Pustaka,

1986, h. 600 13 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty Yogyakarta,

Yogyakarta, 2008, h. 41 14 Khristine Agustina, “BAB II Tinjauan Umum Perlindungan Hukum Konsumen

Dalam Karcis Parkir” Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, 2010, h.1

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 25: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

14

Retribusi Daerah adalah “orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar

pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.” Sedangkan berdasarkan Pasal 35 Peraturan Daerah Kota

Surabaya No. 8 Tahun 2006 Tentang Penyelanggaraan Reklame dan

Pajak reklame yang dimaksud dengan wajib pajak reklame adalah

“orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame”.

c. Jaminan Biaya Bongkar, adalah berdasarkan Pasal 1 angka 42

Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 Sebagaimana telah

diubah oleh Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 jo

Pasal 1 angka 44 Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012

adalah biaya yang dibayarkan oleh penyelenggara reklame kepada

Pemerintah Daerah yang dipergunakan oleh Pemerintah Daerah untuk

membongkar reklame dan untuk pemulihan / perbaikan kembali lokasi

/ tempat bekas diselenggarakannya reklame, apabila lokasi/ tempat

tersebut merupakan milik atau yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah

d. Titipan Uang Pajak, adalah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

yang dimaksud titipan adalah sesuatu yang dititipkan.15 Menurut P.J.A.

Adriani, pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan)

yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-

peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung

dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai

15 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Naional, Jakarta, 2008, h. 1533

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 26: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

15

pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk

menyelenggarakan pemerintahan.16 Jadi titipan uang pajak adalah uang

yang dititipkan dalam rangka pembayaran pajak.

1.4 Alasan Pemilihan Judul

Penulis memilih judul “Perlindungan Hukum Bagi Wajib Pajak Reklame

Terhadap Jaminan Biaya Bongkar dan Titipan Uang Pajak di Kota Surabaya”

adalah karena perlunya perlindungan hukum bagi wajib pajak reklame terhadap

pemungutan reklame di kota Surabaya terhadap pemungutan jaminan biaya

bongkar dan adanya titipan uang pajak, mengingat karakteristik dari pemungutan

reklame yang dapat dijadikan sumber pendapatan daerah kota surabaya adalah

hanya pajak daerah reklame dan retribusi atas penyelenggaran reklame. Dengan

terwujudnya perlindungan hukum bagi wajib pajak maka akan tumbuh rasa

kepercayaan dari masyarakat yang diharapkan akan mampu menarik pengusaha

ataupun investor reklame untuk menyelenggarakan reklame di Kota Surabaya

sehingga akan berdampak meningkatkan sumber pendapatan daerah Kota

Surabaya.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Penulisan skripsi ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi dan melengkapi persyaratan wajib akademis dalam

mencapai gelar Sarjana Hukum di Universitas Airlangga

16 Brotodiharjo dan Santoso, Op.Cit., h.2

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 27: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

16

2. Sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga, penulis ingin

meningkatkan profesionalisme serta dapat menganalisa suatu permasalahan

dalam bidang hukum pajak terutama pajak reklame.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan

diatas, maka manfaat yang ingin penulis capai dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk menambah wawasan, pemikiran, dan juga menambah pengetahuan

khususnya yang berkaitan mengenai kebijakan pemerintah dibidang

perpajakan serta pengaturannya dalam peraturan perundang-undangan yang

terkait.

2. Bagi para pembaca skripsi ini diharapkan dapat membentuk gambaran dan

dapat memperoleh kejelasan mengenai kebijakan pemerintah dibidang

perpajakan daerah terutama pajak reklame.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Tipe Penelitian

Dalam skripsi ini digunakan tipe penelitian Doctrinal Research17, yaitu

suatu penelitian yang menyediakan penjelasan/penyelesaian sistematis dari

aturan-aturan hukum yang mengatur sebuah aturan hukum tertentu serta

menjelaskan bidang-bidang yang sulit. Dalam penelitian ini berdasar pada aturan

hukum yang membahas mengenai pajak reklame yang ada dalam Undang-Undang

No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

17 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2011, h. 32

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 28: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

17

sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 2009, Undang-

Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,

Peraturan Daerah Kota Surabaya No.8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan

Reklame dan Pajak Reklame sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Daerah

Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak

Reklame jo Peraturan Walikota No. 79 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Penyelenggaraan Reklame.

1.6.2 Pendekatan Masalah

Sesuai dengan penulisan skripsi ini, metode pendekatan masalah yang

digunakan penulis adalah Statute Approach, yakni suatu pendekatan permasalahan

berdasarkan legislasi dan regulasi (melalui perundang-undangan).18 Selain kedua

pendekatan tersebut, penulis juga melakukan pengamatan dan penelitian pada

DPPK (Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan) Kota Surabaya Jalan

Jimerto No. 25-27 Surabaya untuk mendukung kebenaran dalam skripsi ini.

1.6.3 Sumber Bahan Hukum

Bahan Hukum yang menjadi sumber dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua)

sumber bahan hukum, yaitu:

1. Bahan Hukum Primer:

18 Ibid, h. 93

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 29: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

18

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif,

artinya mempunyai kekuasaan.19 Bahan hukum tersebut merupakan norma

yang bersifat mengikat. Sumber bahan hukum dalam skripsi ini antara lain

sebagai berikut:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

3. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

4. Undang-Undang No. 29 Tahun 2008 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah

5. Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan

6. Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

Negara

7. Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata

Usaha Negara

8. Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan

19 Ibid, h.141

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 30: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

19

9. Peraturan Pemerintah No. 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak

Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau

Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak

10. Keputusan Presiden No. 14 Tahun 2000 tentang Komisi

Ombudsman Nasional

11. Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 tentang

Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame

12. Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun

2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame

13. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Umum Ibukota Jakarta No. 7

Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Reklame

14. Peraturan Walikota Surabya No. 79 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Penyelenggaran Reklame

15. Peraturan Walikota Batam No. 41 Tahun 2012 Tentang

Pelaksanaan Jaminan Bongkar

2. Bahan Hukum Sekunder:

Bahan hukum sekunder yaitu sumber bahan hukum yang menjadi bahan

penunjang dalam penulisan skripsi ini, yang terdiri dari buku-buku atau

literatur hukum, jurnal-jurnal hukum, majalah, surat kabar serta media

internet yang berkaitan dengan pajak reklame dan retribusi daerah.20

20 Ibid, h. 142

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 31: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

20

1.6.4 Prosedur Pengolahan dan Pengumpulan Bahan Hukum

Untuk memperoleh bahan hukum seperti yang penulis debutkan diatas,

maka langkah pertama yang dilakukan oleh penulis adalah pencarian data pada

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kota Surabaya berkaitan

dengan Pajak Reklame dan Retribusi daerah yang menjadi fokus penelitian ini.

Langkah kedua, penulis melakukan studi kepustakaan dengan cara

mengumpulkan data tertulis mengenai dasar-dasar teori dan ketentuan hukum

yang relevan dengan permasalahan dalam skripsi ini. Untuk selanjutnya bahan-

bahan tersebut sudah diseleksi dan diklarifikasi kemudian diolah dan dirumuskan

secara sistematis dalam bab dan sub bab sesuai dengan pokok bahasan.

1.6.5 Analisis Bahan Hukum

Bahan hukum yang terkumpul baik bahan hukum primer maupun sekunder

diklasifikasikan menurut isu hukum yang diajukan dalam penelitian ini.

Selanjutnya dilakukan analisa terhadap bahan-bahan hukum tersebut guna

menjawab rumusan masalah yang diangkat dalam skripsi ini sehingga dapat

menghasilkan suatu kesimpulan.

1.7 Pertanggungjawaban Sistematika

Penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika pembahasan yang terbagi

dalam 4 (empat) bab, dimana masing-masing bab dibagi lagi dalam beberapa sub

bab, yaitu:

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 32: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

21

BAB I adalah pendahuluan yang mengemukakan latar belakang dan

permasalahan yang timbul, yaitu menguraikan secara singkat isi dari skripsi yang

diangkat oleh penulis serta merupakan uraian yang menjadi landasan pemikiran

penulis dalam pembahasan skripsi ini dan menjadi acuan bagi pembahasan bab-

bab berikutnya. Dalam bab pendahuluan terdiri dari beberapa sub bab, yaitu latar

belakang beserta rumusan masalah dari permasalahan yang penulis bahas,

penjelasan judul dari skripsi penulis, alasan pemilihan judul tersebut, serta

membahas mengenai tujuan penulisan, metode penelitian yang dibagi lagi atas

pendekatan masalah, bahan hukum, prosedur pengumpulan dan pengolahan bahan

hukum, dan yang terakhir adalah berisi mengenai pertanggungjawaban

sistematika dari penulisan skripsi ini.

BAB II adalah pembahasan awal mengenai karakteristik objek reklame di

Kota Surabaya berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006

tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame sebgaimana telah diubah

oleh Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 Tentang Perubahan

Atas Peraturan daerah kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan

Rekalme dan Pajak Reklame Jo Peraturan Walikota Surabaya No. 79 tahun 2012

Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Reklame. Kemudian dibandingkan dengan

karakteristik objek reklame berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pada bab II ini merupakan

pembahasan terhadap rumusan masalah yang pertama.

BAB III membahas tentang bentuk perlindungan hukum bagi wajib pajak

pemungutan reklame di Kota Surabaya terhadap penyelenggaraan reklame di Kota

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 33: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

22

Surabaya, terutama perlindungan hukum terhadap pengenaan jaminan biaya

bongkar dan terhadap titipan uang pajak. Pada bab III ini merupakan pembahasan

terhadap rumusan masalah yang kedua.

BAB IV adalah penutup, merupakan bagian akhir dari penulisan skripsi,

yang berisi kesimpulan dan saran dari penulis. Kesimpulan merupakan jawaban

dari dua rumusan masalah yang diangkat. Sedangkan saran merupakan

rekomendasi penulis yang terkait permasalahan yang diangkat.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 34: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

23

BAB II

KARAKTERISTIK OBJEK REKLAME SEBAGAI SUMBER

PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURABAYA BERDASARKAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN

2.1. Karakteristik Objek Reklame Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah

2.1.1. Pengertian Reklame

Pengertian reklame secara epistimologis berasal dari bahasa spanyol yaitu

“re” dan “clamos” sedangkan dalam bahasa latin berasal dari kata “re” dan

“clame” yang berarti seruan yang berulang-ulang. Menurut Berkhouwer reklame

adalah setiap pernyataan yang secara sadar ditujukan kepada publik dalam bentuk

apapun juga yang dilakukan oleh seorang peserta lalu lintas perniagaan, yang

diarahkan ke arah sasaran memperbesar penjualan barang-barang atau jasa-jasa

yang dimasukkan, oleh pihak yang berkepentingan dalam lalu lintas perniagaan1.

Sedangkan menurut W.H. Vam Baarle dan F.E. Hollander dalam buku mereka

yang berjudul “Reclamekunde”, Leiden. Reklame merupakan suatu kekuatan yang

menarik (“Klerfkracht” Bahasa Belanda) yang ditujukan kepada kelompok

pembeli tertentu, hal mana dilaksanakan oleh produsen atau pedagang agar supaya

dengan demikian dapat dipengaruhi penjualan (afzet) barang-barang atau jasa-jasa

dengan cara yang menguntungkan baginya2.

1 Winardi, Promosi dan Reklame, Mandar Maju, Bandung, 1980, h. 1

2 Ibid

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 35: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

24

Berdasarkan kamus hukum karangan Andi Hamzah yang dimaksud reklame

adalah propaganda dalam bidang komersial, dimana digunakan alat atau upaya

dalam mengerahkan opini umum ke arah yang diinginkan3. Pengertian lain dari

reklame dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 27 UU Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah yaitu yang dimaksud dengan reklame adalah “ benda, alat, perbuatan, atau

media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial,

memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian

umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca,

didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum. Sedangkan Berdasarkan

Pasal 1 angka 12 Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 jo Pasal 1

angka 10 Peraturan daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 yang dimaksud

dengan reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk

dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk

memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang

yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan/ atau didengar dari suatu

tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/atau

Pemerintah Daerah.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat diketahui bahwa reklame

mempunyai tujuan komersial yaitu untuk memperkenalkan, menganjurkan atau

memujikan suatu barang, jasa atau pun orang yang tentunya juga untuk menarik

khalayak ramai untuk memperhatikan reklame tersebut.

3 Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 36: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

25

2.1.2. Pemungutan Objek Reklame sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah

di Kota Surabaya

Pengertian pendapatan asli daerah berdasarkan Pasal 1 angka 18 Undang-

Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan

Daerah menyatakan bahwa “Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD

adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan

daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Dengan kata lain

pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang diterima oleh pemerintah

daerah atas segala potensi yang ada pada daerah tersebut dan sifatnya dapat

dipaksakan karena adanya peraturan daerah yang disesuaikan dengan peraturan

perundang- undangan.4

Sejak adanya semangat otonomi daerah, daerah diberi wewenang untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakatnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.5 Dalam

melaksanakan otonomi daerah tersebut pemerintah daerah memerlukan sumber

keuangan yang dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah

dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah tersebut. Salah satu sumber keuangan

yang dimaksud adalah pendapatan asli daerah. Karena berdasarkan Pasal 157 UU

Pemerintahan Daerah disebutkan sumber penerimaan daerah terdiri atas:

a. Sumber pendapatan daerah yang disebut (PAD), yaitu: 1. Hasil pajak daerah 2. Hasil retribusi daerah

4 Reza Ardita, Analisis Kontribusi Dan Efektivitas Pajak Daerah Sebagai Pendapatan

Asli Daerah Kota Surabaya, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, 2012, h. 3 5 Marihot Siahaan, Pajak daerah Dan Retribusi Daerah, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2005, h. 1

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 37: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

26

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, yaitu antara lain bagian dari laba BUMD atau hasil kerja sama dengan pihak ketiga

4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yaitu penerimaan daerah diluar pajak daerah dan retribusi daerah seperti jas giro, hasil penjualan aset, pendapatan bunga dll.

b. Dana perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

c. Lain-lain pendapatan yang sah, yaitu hibah atau dana darurat dari pemerintah.

Sumber penerimaan daerah diluar yang disebutkan Pasal 157 UU

Pemerintahan Daerah adalah pembiayaan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 5

undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah:

a. Sisa lebih perhitungan anggaran daerah

b. Penerimaan pinjaman daerah

c. Dana cadangan daerah

d. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Potensi pemungutan reklame yang dapat dijadikan sebagai sumber

pendapatan daerah untuk membiayai pengeluaran daerah berdasarkan UU

Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah:

1. Pajak Reklame

Berdasarkan pada Pasal 2 UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang

menyebutkan bahwa jenis pajak daerah yang menjadi kewenangan pemerintah

provinsi dan pemerintah kabupaten/kota antara lain:

(1) Jenis Pajak Provinsi terdiri atas:

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 38: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

27

a. Pajak Kendaraan Bermotor; b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d. Pajak Air Permukaan; dan e. Pajak Rokok

(2) Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas: a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame; e. Pajak Penerangan Jalan; f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah; i. Pajak Sarang Burung Walet; j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan k. Bea Peroleh Hak Atas Tanah dan Bangunan

Atas hal tersebut berdasarkan Pasal 2 UU Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa pajak reklame merupakan

bagian dari pajak daerah yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/ kota

dalam hal ini adalah Kota Surabaya yang dapat dijadikan sumber pendapatan asli

daerah Kota Surabaya.

Kota Surabaya merupakan kota metropolis yang telah mengklaim dirinya

sebagai Kota Jasa dan Perdagangan. Lebih dari itu Kota Surabaya adalah Kota

bisnis dengan berbagai aktivitas yang berlangsung. Perdagangan adalah aktivitas

utama Kota Surabaya. Secara geografis, Surabaya memang telah diciptakan

sebagai Kota Perdagangan. Sejak zaman Majapahit, kolonial, hingga saat ini,

perdagangan menjadi aktivitas utama. Kini, aktivitas perdagangan di Surabaya tak

hanya melayani kebutuhan lokal serta nasional. Surabaya mulai berkembang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 39: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

28

menjadi kota dagang Internasional.6 Surabaya mempunyai potensi pajak reklame

yang sangat besar mengingat posisi Surabaya sebagai kota metropolis pusat

perdagangan dan jasa. Dengan posisi kota perdagangan dan jasa tersebut tentunya

para pelaku bisnis akan bertumpah di Surabaya. Sehingga untuk mengenalkan dan

mempromosikan produk-produknya mereka akan menggunakan reklame.

Pendapatan asli daerah dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

seberapa besar potensi dari pemungutan reklame sebagai sumber pendapatan asli

daerah kota Surabaya. Berikut ini adalah tabel penerimaan pendapatan asli daerah

(PAD) Kota Surabaya beserta realisasinya:

Tabel 2.1.1 Tabel Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya tahun 2010-2012 dan Realisanya7

Tahun Pendapatan

Target (Rp)

Realisasi Penerimaan (Rp)

%

2010

1.059.891.415.590,71

908.647.775.730,37

85,73%

2011

2.139.625.575.460,07

1.887.112.473.639,79

88,20%

2012

2.341.265.681.882,00

2.279.622.816.832,61

97,37%

6 Profil Kota Surabaya, Soial Ekonomi, www.surabaya.go.id, dikunjungi tanggal 3

November 2013. 7 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya, “Catatan Atas Laporan

Keuangan 2012 Pemerintah Kota Surabaya”, www.surabaya.go.id, h.111-113, dikunjungi pada tanggal 4 November 2013

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 40: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

29

Dari tabel tersebut dapat diketahui pada tahun 2010 target pendapatan asli

daerah Kota Surabaya sebesar Rp. 1.059.891.415.590,71 terealisasi sebesar Rp.

908.647.775.730,37 atau 85,73% . Pada Tahun 2011 target pendapatan asli daerah

kota surabaya sebesar Rp. 2.139.625.575.460,07 terealisasi sebesar

1.887.112.473.639,79 atau 88,20%. Sedangkan pada tahun 2012 target

pendapatan asli daerah Kota Surabaya sebesar Rp. 2.341.265.681.882,00

terealisasi sebesar Rp. 2.279.662.816.832,61 atau 97,37%. Dari rincaan tersebut

dapat diketahui bahwa pendapatan asli daerah kota Surabaya selalu mengalami

peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

Pajak reklame merupakan salah satu pajak daerah yang potensial. Dimana

di Kota Surabaya banyak terdapat pusat-pusat perbelanjaan dan banyak dibangun

berbagai macam properti serta berbagai usaha lainnya. Tentunya hal tersebut

membutuhkan reklame sebagai media promosi kepada masyarakat. Apabila sistem

penyelenggaraan reklame diselenggarakan dan dikelola dengan baik. Maka

kepercayaan dari pengusaha reklame akan tumbuh sehingga para pengusaha

reklame tersebut akan menyelenggarakan usaha reklamenya di Kota Surabaya.

Dampaknya potensi dari pajak reklame sebagai salah satu sumber pendapatan asli

daerah menjadi optimal.

Potensi pajak reklame sebagai salah satu komponen pajak daerah sebagai

penyumbang pendapatan asli daerah kota Surabaya dapat diketahui dari tabel

berikut ini:

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 41: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

30

Tabel 2.1.2 Pendapatan Asli Kota Surabaya tahun 2010-2011 dari

Pajak Daerah8

Tabel 2.1.3 Pendapatan Asli Kota Surabaya tahun 2011-2012 dari Pajak Daerah9

Dari tabel diatas dapat diketahui pendapatan asli daerah Kota Surabaya

dari sektor pajak reklame pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 98.705.063.186,00

8 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya, “Catatan Atas Laporan

Keuangan 2011 Pemerintah Kota Surabaya”, www.surabaya.go.id, h.104, dikunjungi pada tanggal 4 November 2013

9 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya, “Catatan Atas Laporan

Keuangan 2012 Pemerintah Kota Surabaya”, www.surabaya.go.id, h.112, dikunjungi pada tanggal 4 November 2013

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 42: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

31

sedangkan pada tahun 2011 sebesar Rp. 90.232.362.728,38. Terjadi penurunan

pendapatan pajak reklame dari tahun 2010 ke tahun 2011. Namun pada tahun

2012 pendapatan pajak reklame mengalami peningkatan yang signifikan dari

tahun 2011 yaitu sebesar Rp. 117.601.450.951,00.

Tabel 2.1.4 Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pajak Daerah Tahun

2010-2012

Tahun Pajak reklame Pajak Daerah Kontribusi

2010 Rp. 98.705.063.186,00 Rp. 525.403.484.538,00 18,79 %

2011 Rp. 90.232.362.728,38 Rp. 1.488.358.147.753,27 6,06 %

2012 Rp. 117.601.450.951,00 Rp. 1.852.977.636.886,55 6,35 %

Dari tabel diatas diatas dapat diketahui bahwa kontribusi pajak reklame

terhadap pajak daerah sebagai sumber pendapatan asli daerah kota Surabaya dari

tahun 2010 sampai dengan 2012 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2010 sebesar

18,79%, kemudian pada tahun 2011 mengalami penurunan yang signifikan yaitu

hanya sebesar 6,06 %. Sedangkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan

kembali yaitu sebesar 6,35 %.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 43: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

32

Tabel 2.1.5 Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Surabaya Tahun 2010-1012

Tahun Pajak reklame Pendapatan Asli Daerah Kontribu

si

2010 Rp. 98.705.063.186,00 Rp. 908.647.775.730,37 10,86 %

2011 Rp. 90.232.362.728,38 Rp. 1.887.112.473.639,79 4,78 %

2012 Rp. 117.601.450.951,00 Rp. 2.279.622.816.832,61 5,16 %

Dari tabel diatas dapat diketahui kontribusi pajak reklame terhadap

pendapatan asli daerah kota Surabaya dari tahun 2010 sampai dengan 2012

mengalami fluktuatif. Dimana pada tahun 2010 kontribusi pajak reklame sebesar

10,86 %, sedangkan pada tahun 2011 kontribusi pajak reklame mengalami

penurunan yang sangat drastis yaitu hanya sekitar 4,78 %. Dan pada tahun 2012

mengalami peningkatan sedikit yaitu sebesar 5,16 %.

Berdasarkan data tersebut diatas dapat diketahui, meskipun penerimaan

pendapatan asli daerah kota Surabaya dari sektor pajak reklame pada tahun 2012

nominalnya mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011. Tetapi pada tahun

2010 lah pajak reklame memiliki kontribusi yang paling besar dibandingkan tahun

2011 dan tahun 2012. Rationya adalah pada kenyataannya pajak reklame

mempunyai potensi yang cukup signifikan yang dapat dijadikan sumber

pendapatan daerah kota Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya harusnya lebih

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 44: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

33

fokus dan serius dalam mengelola pajak reklame sehingga penurunan kontribusi

reklame tahun 2011 dan tahun 2012 tidak terjadi kembali.

2.2. Karakteristik Objek Reklame Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan objek adalah

“sasaran atau tujuan”. Sedangkan berdasarkan Balck’s Law Dictionary yang

dimaksud dengan objek adalah “something sought to be attained or accomplished,

an end, goal or purpose”10. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan yang

dimaksud dengan objek reklame adalah sasaran atau tujuan dari penyelenggaraan

reklame.

Berkaitan dengan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang muncul

dalam penyelenggaraan reklame yakni berupa pajak daerah dan retribusi daerah,

selanjutnya penulis menguraikan perbedaan antara pajak dearah dan retribusi

daerah. Secara umum pengertian pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh

negara (pemerintah) berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat dipaksakan

dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi

kembali (kontra prestasi/balas jasa) secara langsung.11 Berdasarkan Pasal 1 angka

10 UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud pajak daerah adalah

kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan unang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

10 Henry Campbell ,black’slaw Eight Edition, West Publishing, Co USA, 2004, h..304

11 Marihot P. Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2005, h. 7

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 45: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

34

secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Retribusi daerah, berdasarkan Pasal 1 angka 64 UU Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan retribusi daerah

adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu

yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh Pemerintah daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau badan.

Berdasarkan penjelasan mengenai konsep pajak daerah dan retribusi daerah

diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai perbedaan antara pajak daerah dan

retribusi daerah, Slamet Munawir dalam bukunya Perpajakan Untuk SLTA

menguraikan perbedaan tersebut sebagaimana dikutip oleh Marihot P. Siahaan

antara lain sebagai berikut:12

a. Kontra prestasi pada retribusi dapat ditunjukkan secara langsung sedangkan pajak kontra prestasinya tidak dapat ditunjukkan secara langsung;

b. Balas jasa pada retribusi berlaku khusus hanya berlaku untuk orang tertentu, yaitu pihak yang telah membayar retribusi, sedangkan pajak balas jasanya berlaku umum semua rakyat menikmati balas jasa baik yang membayar pajak maupun yang dibebaskan membayar pajak

c. Retribusi hanya berlaku untuk orang tertentu yaitu pihak yang menikmati jasa pemerintah yang ditunjuk, sedangkan pajak berlaku umum artinya berlaku utnuk setiap orang yang memenuhi syarat untuk dikenakan pajak.

d. Retribusi hanya dapat dipungut oleh Pemerintah Daerah, sedangkan Pajak dapat dipungut oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

Dalam hal ini pengaturan karakteristik objek reklame berdasarkan Undang-

Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

sebagaimana dijelaskan di bawah ini:

12 Ibid, hal 11

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 46: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

35

2.2.1 Pajak Daerah Reklame

Berdasarkan Pasal 47 UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang

dimaksud dengan objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame,

yang meliputi:

a. Reklame papan/ billboard /videotron/ megatron b. Reklame kain c. Reklame melekat, stiker d. Reklame selebaran e. Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan f. Reklame udara g. Reklme apung h. Reklame suara i. Reklame film / slide j. Reklame peragaan

Pengecualian terhadap objek reklame yang tidak dikenakan pajak antara

lain:13

a. Penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta

mingguan, warta bulanan dan sejenisnya; b. Label/merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan,

yang berfungsi untuk membedakan dari produk sejenis lainnya c. Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan

tempat usaha atau profesi d. Reklame yang diselenggarakan oleh pemeintah atau pemerintah

daerahPenyelenggaraan reklame lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

2.2.2 Retribusi Daerah atas Objek Reklame

UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tidak menyebutkan secara eksplisit

mengenai pengenaan retribusi daerah atas objek reklame. Namun, berdasarkan

13 UU tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah, (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049), Ps. 37 ayat 3

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 47: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

36

peraturan daerah mengenai tata cara penyelenggaraan reklame di beberapa daerah,

contohnya adalah Surabaya terdapat pengenaan retribusi terhadap objek reklame.

Pengenaan retibusi tersebut diperuntukkan bagi penyelenggaran reklame jenis-

jenis tertentu, antara lain:

a. Retribusi izin mendirikan bangunan, diperuntukkan untuk jenis reklame

jenis reklame megatron dan reklame papan dengan luas bidang reklame

lebih dari 8 m2 ( delapan meter persegi).

b. Retribusi izin pemakaian tempat-tempat yang dikuasai daerah

c. Retribusi izin pergantian biaya cetak peta

Secara garis besar UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mengatur, bahwa

objek dari retribusi adalah meliputi:

a. Jasa Umum, yaitu berupa pelayanan yang disediakan atau diberikan

Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum

serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Berdasarkan Pasal 10 UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang

termasuk jenis retribusi jasa umum antara lain:

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan c. Retribusi Pergantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta

Catatan Sipil d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Penguburan Mayat e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan umum f. Retribusi Pelayanan Pasar g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor h. Retribusi Pemeriksaan Atas Pemadam Kebakaran i. Retribusi Pergantian Biaya Cetak Peta j. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus k. Retribusi Pengelolaan Limbah Cair l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 48: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

37

m. Retribusi Pelayanan Pendidikan, dan n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

b. Jasa Usaha, yaitu berupa pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah

Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi14:

1. Pelayanan dengan menggunakan / memanfaatkan kekayaan daerah

yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan/atau

2. Pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum disediakan secara

memadai oleh pihak swasta.

Berdasarkan Pasal 127 UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang

termasuk jenis retribusi jasa usaha antara lain:

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan daerah b. Retribusi Pasar Grosir dan / atau Pertokoan c. Retribusi Tempat Pelelangan d. Retribusi Terminal e. Retribusi Tempat Khusus Parkir f. Retribusi Tempat Penginapan / Pesanggrahan / Villa g. Retribusi Rumah Potong Hewan h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga j. Retribusi Penyebrangan di Air k. Retribusi Penjualan produksi Usaha Daerah

c. Perizinan tertentu, yaitu kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam

rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang

dimaksudkan pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan

atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,

prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan

umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

14 Ibid, h. 441

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 49: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

38

Berdasarkan Pasal 140 UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang

termasuk jenis Retribusi Perizinan Tertentu antara lain:

a. Retribusi Izin mendirikan Bangunan (IMB)

b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol

c. Retribusi izin Gangguan

d. Retribusi izin Trayek

e. Retribusi izin Usaha Perikanan

Berdasarkan uraian mengenai karakteristik pemungutan reklame yang

sebagaimana diatur dalam UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah diatas, maka

karakteristik pemungutan atas penyelenggaraan reklame hanya dapat dipungut

sebagai pajak daerah dan retribusi daerah.

2.2.3. Sistem Pemungutan Pajak Daerah Reklame

Sistem pemungutan pajak daerah pada dasarnya sama seperti pemungutan

pajak pusat, yaitu menggunakan tiga sistem pemungutan pajak.15 Menurut

Siahaan sebagaimaan dikutip oleh Dina Aulia Yuliasni Asmadi sistem

pemungutan pajak daerah tersebut antara lain:16

1. Self Assessment System

Dalam sistem ini, wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak daerah yang terhutang dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD).

15

Dina Aulia Yuliasni Asmadi, Analisis Implementasi Pemungutan Pajak Reklame atas Reklame Rokok Pada Warung Dan Kios Di Kabupaten Bogor, Skripsi, fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Depok, 2011, h. 38

16 Ibid

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 50: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

39

2. Official Assessment System

Dalam sistem ini, besarnya pajak ditetapkan terlebih dahulu oleh Kepala Daerah atau pejabat daerah yang ditunjuk melalui Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan.

3. Withholding System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya yang terutang oleh wajib pajak.17

Sistem pemungutan pajak daerah reklame dapat ditinjau dari sistem

pemungutan pajak yang dianut oleh UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Karena UU tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan landasan

yuridis dalam pelaksanaan pemungutan pajak daerah reklame. UU Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah menganut sistem pemungutan pajak official assessment

system dan self assessment system. Hal ini berdasar Pasal 96 ayat 2 UU tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dinyatakan bahwa “ setiap Wajib Pajak

membayar pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar

sendiri oleh Wajib Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan”,

Hal ini dipertegas pada penjelasan Pasal 96 ayat 2 UU tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah bahwa penentuan tata cara pengenaan pajak yang pertama

adalah pajak dibayar oleh wajib pajak setelah terlebih dahulu ditetapkan oleh

Kepala Daerah melaui Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain

yang dipersamakan. Cara yang kedua adalah pengenaan pajak yang memberikan

kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan,

17 Dedi Sutrisno dan Indrawati, Bahan Ajar Hukum Pajak, Surabaya, 2009, h. 43

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 51: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

40

membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang dengan menggunakan

Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD).

Peraturan Pemerintah No. 91 tahun 2010 Tentang Jenis Pajak Daerah Yang

Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah Atau Dibayar Sendiri Oleh

Wajib Pajak mengatur berdasarkan Pasal 3 bahwa jenis pajak yang dipungut

berdasarkan penetapan Kepala Daerah adalah pajak kendaraan bermotor, bea balik

nama kendaraan bermotor, pajak air permukaan, pajak reklame, pajak air tanah,

pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan. Sedangkan jenis pajak yang

dibayar sendiri oleh Wajib pajak berdasarkan Pasal 4 adalah pajak bahan bakar

kendaraan bermotor, pajak rokok, pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak

penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak

sarang burung walet, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan Official Assessment System adalah

suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah

(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-

cirinya adalah sebagai berikut:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus (fiskus aktif)

b. Wajib pajak bersifat pasif c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus d. Apabila hal ini dikaitkan dengan ajaran tentang timbulnya hutang pajak,

maka official assessment system sesuai dengan timbulnya hutang pajak menurut ajaran formal, artinya hutang pajak timbul apabila sudah ada Surat Ketetapan Pajak (SKP) dari fiskus.18

18 Sumyar, Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Perpajakan, Andi Offset, Yogyakarta, 2004,

h. 60

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 52: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

41

Berbeda dengan official Assessment System, Self Assessment System

merupakan kebalikan dari Official Assessment System adalah suatu sistem

pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk

menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya adalah sebagai

berikut:19

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak (wajib pajak yang aktif);

b. Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang;

c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi (fiskus pasif). Aparat pajak (fiskus) hanya bertugas memberi penyuluhan, penerangan, pengawasan maupun sebagai verifikator.

Untuk mensukseskan Self Assessment System dibutuhkan beberapa prasyarat

dari wajib pajak, antara lain:20

a. Kesadaran wajib pajak (tax consciousness);

b. Kejujuran wajib pajak;

c. Kemauan membayar pajak dari wajib pajak (tax mindedness);

d. Kedisiplinan wajib pajak (tax discipline).

Berdasarkan hal tersebut di atas, menurut Pasal 96 ayat 2 UU Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah memberlakukan

dua (2) sistem pemungutan pajak yakni official assessment system dan self

assessment system. Disisi lain berdasar Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 91

Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan

Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak memberlakukan sistem

19 Ibid, hal 98 20 Erly Suandy, Hukum Pajak, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2005, h. 136

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 53: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

42

pemungutan pajak daerah reklame dengan menggunakan official assessment

system. Perbedaan pemberlakuan sistem pemungutan pajak daerah reklame pada

UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan Peraturan Pemerintah No. 91

Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan

Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak mengakibatkan terjadinya

pertentangan norma diantara kedua peraturan tersebut. Apabila terjadi

pertentangan norma diantara dua (2) peraturan perundang-undangan maka yang

berlaku adalah peraturan yang lebih tinggi. Posisi UU Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah dalam hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia lebih tinggi

dari pada Peraturan Pemerintah No. 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah

Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh

Wajib Pajak, maka dalam hal pertentangan norma tersebut yang berlaku adalah

ketentuan dalam UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2.3. Karakteristik Objek Reklame Menurut Peraturan Daerah Kota

Surabaya

Terdapat perbedaan karakteristik objek reklame pada penyelenggaraan

reklame antara UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan karakteristik objek

reklame pada penyelenggaraan reklame Perda Penyelenggaraaan Reklame dan

Pajak Reklame Kota Surabaya. Sebagai perbandingannya dapat dilihat dari tabel

berikut:

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 54: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

43

Tabel 2.1.5 Perbandingan karakteristik objek reklame UU Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah dengan Perda Penyelenggaraan

Reklame dan Pajak Reklame

No Perda Penyelenggaraan Reklame dan

Pajak Reklame Kota Surabaya

UU Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

1 Pajak daerah reklame Pajak daerah reklame

2 Retribusi atas penyelenggaraan reklame yang meliputi:

a. IMB untuk konstruksi reklame

b. Pergantian biaya cetak peta

c. Pemakaian tempat yang dikuasai pemerintah

Retribusi

3 Pengenaan jaminan biaya bongkar Tidak terdapat pengenaan

jaminan biaya bongkar terhadap

penyelenggaraan reklame

Penjelasan mengenai karakteristik objek reklame Kota Surabaya,

berdasarkan Perda Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame jo Peraturan

Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012 Tentang Tata Cara penyelenggaraan

Reklame adalah sebagai berikut:

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 55: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

44

2.3.1 Pajak Daerah Reklame

Apabila diteliti pajak reklame berasal dari dua kata “pajak dan reklame”.

Definisi Pajak itu sendiri menurut Rochmat Soemitro adalah peralihan kekayaan

dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan

surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk

membiayai public investment.21 P.J.A Adriani berpendapat pajak adalah iuran

kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib

membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi

kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara

untuk menyelenggarakan pemerintahan.22 Sedangkan menurut Soeparman

Soemahamidjaja dalam buku Santoso Brotodihardjo pajak adalah iuran wajib,

berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma

hukum, guna menutup biaya produksi barang-barnag dan jasa-jasa kolektif dalam

mencapai kesejahteraan umum.23

Definisi pajak bukan hanya menurut atau berdasarkan ahli pajak saja,

namun aturan perundang-undangan juga mengatur mengenai definisi dari pajak.

Definisi tersebut dapat ditemukan dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 28 Tahun

2007 Tentang KUP yaitu “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

21 Rochmat Sumitro, Asas Dan Dasar Perpajakan, Refika Aditama, Bandung, 2005, h.2 22 Santoso Brotodihardjo ,Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Edisi Kelima, Refika Aditama,

Bandung, 2005, h.2 23 Ibid, h.5

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 56: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

45

undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Dari beberapa pengertian pajak diatas dapat disimpulkan beberapa karakteristik

yang melekat pada pengertian pajak, antara lain24:

1. Pajak dipungut berdasarkan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya;

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah;

3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah; 4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila

dari pemasukkannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public investment;

5. Pajak dapat pula membiayai tujuan yang tidak budgeter, yaitu mengatur.

Istilah reklame berdasarkan Pasal 1 angka 12 Peraturan Daerah Kota

Surabaya No. 8 Tahun 2006 jo Pasal 1 angka 10 Peraturan daerah Kota Surabaya

No. 10 Tahun 2009 mempunyai definisi “benda, alat, perbuatan atau media yang

menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk

memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang

yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan/ atau didengar dari suatu

tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/atau

Pemerintah Daerah.”

Beranjak dari pengertian “pajak dan reklame” di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pajak reklame adalah pajak atas

penyelenggaran reklame hal ini dikuatkan oleh Pasal 1 angka 26 UU tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

24 Ibid, h. 6

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 57: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

46

yaitu yang dimaksud dengan pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaran

reklame.

Pajak atas penyelenggaran reklame tentunya mempunyai objek yang akan

menjadi sasaran atas adanya pajak tersebut. Rochmat Soemitro dan Dewi Kania

Sugiharti berpendapat segala sesuatu yang ada dalam masyarakat dapat djadikan

sasaran atau objek pajak, baik keadaan, perbuatan, maupun peristiwa. Dalam

bahasa Jerman disebut tatbestand. Keadaan, misalnya kekayaan seseorang pada

saat tertentu, memiliki kendaraan bermotor, telivisi, memiliki tanah, memiliki

barang bergerak dan sebagainya. Perbuatan, misalnya melakukan pembelian

sebuah rumah, mengadakan pertunjukkan atau keramaian, berpergian ke luar

negeri dan sebagainya. Peristiwa, misalnya kematian, keuntungan yang diperoleh

mendadak, memperoleh hadiah dari televisi dan sebagainya.25

Berdasarkan Pasal 33 Perda Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame

yang dimaksud dengan objek pajak daerah reklame adalah semua

penyelenggaraan reklame, yang meliputi:

a. reklame megatron, yaitu reklame yang bersifat tetap (tidak dapat dipindahkan) menggunakan layar monitor maupun tidak, berupa gambar dan dan/ atau tulisan yang dapat beurbah-ubah , terprogram dan menggunakan tenaga listrik. Termasuk didalamnya videotron dan Elektronic Display.

b. reklame berjalan, yaitu reklame yang ditempatkan pada kendaraan atau benda yang dapat beregerak, yang diselenggarakan dengan menggunakan kendaraan atau dengan cara dibawa/ didorong/ditarik oleh orang. Trmasuk didalamnya reklame pada gerobak/ rombong, kendaraan baik bermotor atau tidak.

c. reklame kain, yaitu reklame yang tutjuan materinya jangka pendek atau mempromosikan suatu even atau kegiatan yang bersifat insidentil dengan

25 Rochmat Soemitro,Op.Cit., h.101.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 58: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

47

menggunakan bahan kain, termasuk plastik atau bahan lain yang sejenis, termasuk didalamnya adalah spanduk, umbul-umbul, bendera, flag chain (rangkaian bendera), tenda, krey, banner, giant banner dan standing banner.

d. reklame baliho, yaitu reklame yang terbuat dari papan kayu atau bahan lain dan dipasang pada konstruksi yang tidak permanen dan tujuan materinya mempromosikan suatu even atau kegiatan yang bersifat insidentil.

e. reklame selebaran, yaitu reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikam atau dapat diminta dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang, digantung pada suatu benda lain, termasuk didalamnya adalah brosur, leafleat, dan reklame undangan.

f. reklame melekat, yaitu reklame yang berbentuk lemabaran lepas diselenggarakan dengan cara ditempelkan, dilekatkan, dipasang atau digantung pada suatu benda.

g. reklame film, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan cara menggunakan klise (celluloide) berupa kaca atau film, ataupun bahan-bahan lain yang sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan dan atau dipancaraka.

h. reklame udara, yaitu reklame yang diselenggarakan di udara dengan menggunakan balon, gas, laser, pesawat atau alat lain yang sejenis.

i. reklame suara, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantaraan alat.

j. reklame peragaan, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan cara mempergakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara.

Tidak semua penyelenggaraan reklame dikenakan pajak. Terdapat beberapa

pengecualian yang tidak termasuk objek pajak reklame, adalah penyelenggaraan

reklame yang :26

a. melalui internet, telivisi, radio, warta, harian, warta mingguan, warta bulanan dan sejenisnya;

b. mengenai pemilikan/ peruntukan dengan ketentuan luas bidang reklame tidak melebihi ¼ m2 (seperempat meter persegi) dan diselenggarakan diatas tanah/ bangunan yang bersangkutan;

c. memuat nama atau pekerjaan orang/ badan dengan ketentuan luas tidak melebihi 2 m2 (dua meter persegi) dan diselenggarakan diatas tanah / bangunan yang bersangkutan;

26 Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame

dan Pajak reklame, (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2006 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 8), Ps. 34

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 59: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

48

d. memuat lembaga yang bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan dengan ketentuan luas bidang reklame tidak melebihi 4 m2 (empat meter persegi) dan diselenggarakan diatas tanah/ bangunan yang bersangkutan.

2.3.2 Retribusi Daerah atas Penyelenggaraan Reklame

Retribusi reklame berasal dari dua kata yaitu “retribusi dan reklame”.

Retribusi memiliki definisi pembayaran wajib dari penduduk kepada negara

karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara

perorangan. Jasa tersebut dapat dikatakan bersifat langsung, yaitu hanya yang

membayar retribusi yang menikmati balas jasa dari negara27. Sedangkan

berdasarkan Pasal 1 angka 64 UU tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud dengan retibusi

adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu

yang khusus disediakan dan/ atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

kepentingan oang pribadi atau badan. Dari definsi retribusi tersebut dapat

diruaikan unsur-unsur retribusi antara lain:

a. Jasa yang dimaksud berdasarkan pasal 1 angka 65 UU tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang

menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfatan lainnya yang dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Unsur dari jasa dibagi lagi

menjadi dua jenis, yaitu:

27

Marihot Siahaan, Pajak daerah Dan Retribusi Daerah, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, h.5

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 60: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

49

b. Jasa umum, adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah

Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

c. Jasa usaha, adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan

menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula

disediakan oleh sektor swasta.

d. Izin tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka

pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk

pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan,

pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber daya alam, barang,

prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan

umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Retribusi diarahkan pada pelayanan pemerintah yang bersifat final (final

good), bukan pada pelayanan yang sifatnya intermediary service.28 Perlu diketahui

bahwa retribusi memiliki 2 fungsi, yaitu29:

a. Sebagai alat untuk mengatur (mengendalikan) pemanfaatan prasarana

dan jasa yang tersedia;

b. Merupakan pembayaran atas penggunaan prasarana dan jasa.

Prinsip yang digunakan dalam pengenaan retribusi adalah prinsip pemulihan

biaya (cost recovery). Sehingga pemungutan retribusi ditujukan untuk menutupi

28 Adrian Sutedi, Hukum Pajak Dan Retribusi Daerah, Ghalia Indonesia, Bogor, 2008,

h. 7 29 Ibid

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 61: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

50

biaya operasi, pemeliharaan, depresiasi, dan pembayaran hutang.30Beranjak dari

pengertian, fungsi dan prinsip dari retribusi maka dapat disimpulkan beberapa

karakteristik dari retribusi, yaitu31:

a. Bentuk kontra prestasi dari retribusi ditujukan secara langsung terhadap individu dan atau terhadap golongan;

b. Apabila dilihat dari sifat pemungutannya maka retribusi hanya berlaku terhadap orang tertentu, yaitu orang yang menikmati jasa pemerintah yang dapat ditunjuk;

c. Pemungutan retribusi didasarkan atas peraturan yang berlaku umum dan dalam pelaksanaannya dapat dipaksakan, yaitu setiap orang yang ingin mendapatkan jasa tertentu dari pemerintah harus membayar retribusi. Jadi sifat paksaan pada retribusi bersifat ekonomis sehingga pada hakikatnya diserahkan pada pihak yang bersangkutan untuk membayar atau tidak;

d. Retribusi hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah.

Definisi reklame berdasarkan Pasal 1 angka 12 Peraturan Daerah Kota

Surabaya No. 8 Tahun 2006 jo Pasal 1 angka 10 Peraturan Daerah Kota Surabaya

No. 10 Tahun 2009 mempunyai definisi “benda, alat, perbuatan atau media yang

menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk

memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang

yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan/atau didengar dari suatu

tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/atau

Pemerintah Daerah.”

Sesuai dengan definisi dari dua kata pembentuk retibusi reklame yaitu

“retribusi dan reklame” maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan retribusi

reklame adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian

izin tertentu yang khusus disediakan dan/ atau diberikan oleh pemerintah daerah

30 Ibid 31 Marihot Siahan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2005, h. 11

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 62: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

51

untuk kepentingan oang pribadi atau badan dalam rangka penyelenggaran

reklame.

Objek retribusi reklame berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8

Tahun 2006 sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Daerah Kota Surabaya No.

10 Tahun 2009 jo Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012 Tentang Tata

Cara Penyelenggaraan Reklame adalah:

a. Retribusi izin pemakaian tempat-tempat yang dikuasai oleh Pemerintah

Daerah;

b. Retribusi izin mendirikan bangunan (IMB), retribusi jenis ini khusus

untuk reklame yang harus memiliki IMB. Contohnya adalah jenis

reklame megatron dan reklame papan dengan luas bidang reklame lebih

dari 8 m2 ( delapan meter persegi);

c. Retribusi penggantian biaya cetak peta, sebagaimana yang diatur dalam

Peraturan Walikota Surabaya No. 5 tahun 2012 tentang Retribusi

Penggantian Biaya Cetak Peta.

Jadi pengenaan retribusi atas penyelenggaran reklame di Kota Surabaya

sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006

sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun

2009 jo Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012 Tentang Tata Cara

Penyelenggaraan Reklame yang antara lain retribusi Izin Mendirikan Bangunan

(IMB), retribusi izin pemakaian tempat-tempat yang dikuasai pemerintah, dan

retribusi penggantian biaya cetak peta. Dimana retribusi izin mendirikan

bangunan (IMB) merupakan jenis dari retribusi perizinan tertentu, retribusi izin

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 63: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

52

pemakaian tempat-tempat yang dikuasai pemerintah merupakan jenis dari

retribusi jasa usaha dan retribusi penggantian biaya cetak peta merupakan jenis

dari retribusi jasa umum. Sehingga pengenaan retribusi atas penyelenggaraan

reklame di Kota Surabaya sesuai dengan UU tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

2.3.3 Jaminan Biaya Bongkar Reklame

Pengertian jaminan biaya bongkar berdasarkan Pasal 1 angka 42 Peraturan

Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 Sebagaimana telah diubah oleh

Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 jo Pasal 1 angka 44

Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012 adalah biaya yang dibayarkan

oleh penyelenggara reklame kepada Pemerintah Daerah yang dipergunakan oleh

Pemerintah Daerah untuk membongkar reklame dan untuk pemulihan / perbaikan

kembali lokasi / tempat bekas diselenggarakannya reklame, apabila lokasi/ tempat

tersebut merupakan milik atau yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah.

Berdasarkan Pasal 36 Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012

yang merupakan peraturan pelaksana dari Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8

Tahun 2006 sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Daerah Kota Surabaya No.

10 Tahun 2009 mengatur bahwa setiap penyelenggaraan reklame di Kota

Surabaya dikenakan jaminan biaya bongkar. Pengenaan jaminan biaya bongkar

dimaksud tentunya mempunyai tujuan tertentu.

Beranjak dari pengertian dari jaminan biaya bongkar di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan dari pengenaan jaminan biaya bongkar adalah pertama,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 64: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

53

untuk membongkar reklame dan kedua, adalah untuk pemulihan/perbaikan

kembali lokasi/tempat bekas diselenggarakannya reklame. A contrarionya biaya

jaminan bongkar reklame bukan termasuk sumber pendapatan daerah.

Berdasarkan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Kota Surabaya tahun

2011 dan tahun 2012, titipan dana pihak ketiga dari jaminan bongkar reklame di

bendahara umum daerah (BUD) kota Surabaya pada tahun 2011 adalah sebesar

Rp. 20.622.548.656,0032 sedangkan titipan jaminan bongkar reklame Per 31

Desember 2012 adalah Rp. 26.105.173.256,00. Pada Tahun 2012 juga terdapat

penambahan titipan jaminan biaya bongkar reklame sebesar

Rp. 5.504.654.776,00.33

Meskipun biaya jaminan bongkar reklame dapat diajukan restitusi. Namun

berdasarkan Pasal 38 ayat (4) Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012

tentang Tata Cara Penyelenggaraan Reklame batas waktu pengajuan restitusi

tersebut adalah sangat singkat, yaitu hanya satu (1) bulan. Setelah jangka waktu

pengajuan restitusi terlampaui, dan penyelenggara reklame tidak mengajukan

permohonan restitusi untuk jaminan biaya bongkarnya maka tanpa pemberitahuan

dan persetujuan dari penyelenggara reklame, jaminan biaya bongkar tersebut

langsung dimasukkan ke kas daerah dan dianggap sebagai pendapatan daerah.

Mengingat jangka waktu pengembalian pajak lebih bayar adalah dua belas (12)

32 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya, “Catatan Atas Laporan

Keuangan 2011 Pemerintah Kota Surabaya”, www.surabaya.go.id, h.88, dikunjungi pada tanggal 23 September 2013

33 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya, “Catatan Atas Laporan

Keuangan 2012 Pemerintah Kota Surabaya”, www.surabaya.go.id, h.98, dikunjungi pada tanggal 23 September 2013

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 65: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

54

bulan, seharusnya batas waktu pengajuan restitusi terhadap jaminan biaya bongkar

tersebut lebih diperpanjang. Karena titipan jaminan biaya bongkar tersebut

merupakan hak mutlak dari penyelenggara reklame. Serta mengingat titipan

jaminan biaya bongkar adalah bukan merupakan sumber pendapatan asli daerah

kota Surabaya dan mengingat tujuan dari jaminan biaya bongkar adalah untuk

membongkar reklame dan untuk pemulihan/perbaikan kembali lokasi/tempat

bekas diselenggarakannya reklame.

Jaminan biaya bongkar dengan retribusi sama-sama memiliki imbalan

prestasi yang langsung, namun karakteristik titipan jaminan biaya bongkar

reklame tidak sama dengan karakteristik retribusi. UU Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah tidak mengatur tentang adanya jamianan biaya bongkar reklame. Namun

demikian terdapat peraturan daerah mengenai penyelenggaraan reklame beberapa

kota di Indonesia mengatur mengenai jaminan biaya bongkar reklame. Contohnya

adalah Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2007 Tentang

Penyelenggaraan Reklame dan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Umum Ibukota

Jakarta No. 7 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Reklame. Mengingat tujuan

titipan jaminan biaya bongkar adalah sabagai biaya untuk membongkar reklame

dan untuk pemulihan/perbaikan kembali lokasi/tempat bekas diselenggarakannya

reklame adalah suatu kewajaran apabila pemerintah kota Surabaya

mempergunakan jaminan biaya bongkar sebagai antisipasi dari mengelaknya

penyelenggara reklame yang tidak beritikad baik membongkar reklamenya setelah

izin yang diberikan sudah berakhir. Namun, pengenaan tersebut harusnya diatur

dengan mekanisme yang jelas, Sebagai contohnya adalah Peraturan Walikota

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 66: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

55

Batam No. 41 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Jaminan Bongkar Dalam

Penyelenggaraan Reklame.

Berikut adalah perbedaan pelaksanaan jaminan biaya bongkar antara

Pemerintah Kota Surabaya sesuai yang diatur dalam Peraturan Walikota Surabaya

No. 79 Tahun 2012 dan pelaksanaan jaminan biaya bongkar Pemerintah Kota

Batam sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Batam No. 41 Tahun 2012.

Tabel. 2.1.6 Perbedaan Pelaksanaan Jaminan Biaya Bongkar Kota Batam dan Kota Surabaya

Jaminan Biaya Bongkar Batam Jaminan Biaya Bongkar

Surabaya

Rekening atas nama jaminan biaya bongkar Rekening atas nama perhitungan

pihak ketiga

Apabila penyelenggara reklame membongkar

sendiri reklamenya tetapi tidak mengajukan

restitusi terdapat pemberitahuan sebanyak 3

kali, baru setelah pemberitahuan tersebut

jaminan biaya bongkar dimasukkan ke dalam

rekening kas daerah

Tidak ada pemberitahuan.

Langsung dimasukkan ke

rekening kas daerah.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, apabila rekening disendirikan atas

nama jaminan biaya bongkar, maka dana tersebut tidak akan tercampur dengan

dana-dana yang lain. Berbeda dengan perhitungan pihak ketiga yang tentunya itu

bukan hanya jaminan biaya bongkar reklame tetapi juga dari hal-hal lain yang

sifatnya dari pihak ketiga. Kemudian dalam mekanisme jaminan biaya bongkar

reklame kota Batam, terdapat pemberitahuan terlebih dahulu dalam hal

penyelenggara reklame membongkar sendiri reklamenya tapi tidak mengajukan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 67: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

56

restitusi sebelum pada akhirnya dimasukkan ke rekening kas daerah. Hal ini

menunjukkan adanya itikad baik dari Pemerintah Kota Batam agar tidak terjadi

pelanggaran hak terhadap penyelenggara reklame. Berbeda dengan Pemerintah

Kota Surabaya yang tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu.

Terhadap pemungutan jaminan biaya bongkar, sudah menjadi kewajiban

bagi pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Daerah Kota Surabaya dalam

menetapkan Peraturan Daerah maupun Peraturan Walikota mengenai Tata Cara

Penyelenggaraan Reklame di Kota Surabaya materi muatannya mengacu serta

tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah oleh

Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 dan UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Sejalan dengan hal tersebut di atas berdasar pada Pasal 14 Undang-Undang

No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang

dinyatakan “materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah

Kabupaten/Kota berisi materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi

daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau

penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi”.

Sehingga mengenai Perda Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame jo

Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Penyelenggaraan Reklame yang memberlakukan pemungutan terhadap jaminan

biaya bongkar telah terjadi pertentangan norma dengan peraturan yang lebih

tinggi. Dimana UU tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah hanya mengatur

bahwa yang dapat dipungut oleh pemerintah daerah sebagai sumber pendapatan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 68: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

57

daerah adalah hanya pajak daerah dan retribusi daerah. Namun, dalam prakteknya

ternyata tidak hanya Kota Surabaya yang memberlakukan pemungutan terhadap

jaminan biaya bongkar reklame, tetapi kota-kota maju seperti Kota Jakarta dengan

Peraturan Daerah Propinsi Daerah Umum Ibukota Jakarta No. 7 Tahun 2004

Tentang Penyelenggaraan Reklame; Kota Batam dengan Peraturan Walikota

Batam No. 41 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Jaminan Bongkar Dalam

Penyelenggaran Reklame juga memberlakukan pemungutan terhadap jaminan

biaya bongkar reklame.

Seperti penulis sudah paparkan diatas mengenai karakteristik pemungutan

reklame berdasarkan UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Bahwa UU Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah tersebut telah mengatur dengan tegas bahwa yang

dapat dipungut dari penyelenggaran reklame di pemerintahan daerah

kota/kabupaten adalah hanya Pajak Daerah Reklame dan Retribusi Reklame yang

objeknya berkaitan dengan reklame antara lain retribusi Izin Mendirikan

Bangunan, retribusi pergantian biaya cetak peta dan retribusi pemakaian kekayaan

daerah. Atas hal tersebut terdapat perbedaan mengenai karakteristik pemungutan

reklame berdasarkan UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan kerakteristik

pemungutan reklame dalam Perda Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame

Kota Surabaya yaitu mengenai adanya pemungutan jaminan biaya bongkar.

2.3.4 Sistem Pemungutan Pajak Daerah Reklame Kota Surabaya

Sistem pemungutan pajak daerah reklame kota Surabaya diatur dalam Pasal

43 Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 69: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

58

Daerah Kota Surabaya No. 8 tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Reklame dan

Pajak Reklame yang berbunyi “Wajib Pajak memenuhi kewajiban pajak dengan

cara dibayar sendiri atau berdasarkan penetapan Kepala Daerah. Kemudian ayat 2

(dua) Pasal 43 mengatur “Kepala Daerah dapat menetapkan pajak terutang

berdasarkan data yang dimiliki Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan.

Penjelasan Pasal 43 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kewajiban pajak

dibayar sendiri adalah (self assessment system) adalah pengenaan pajak yang

memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung,

memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang

dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Sedangkan

yang dimaksud dengan berdasarkan penetapan Kepala Daerah (official assessment

system) adalah pajak yang dibayar oleh wajib pajak setelah terlebih dahulu

ditetapkan oleh Kepala Daerah melalui Surat ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau

dokumen lain yang dipersamakan.

Berdasarkan Pasal 43 Peraturan Daerah No. 10 tahun 2009 Tentang

perubahan atas Peraturan Daerah No. 8 tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan

Reklame dan Pajak Reklame dapat diketahui bahwa terdapat 2 (dua) sistem

pemungutan pajak daerah reklame di Kota Surabaya. Dua sistem pemungutan

pajak daerah tersebut adalah self assessment system dan official assessment

system. Dimana apabila dalam satu peraturan memberlakukan mengenai dua

sistem pemungutan pajak pada satu objek yang sama yaitu dalam hal ini adalah

pajak daerah reklame maka dapat dipastikan akan menimbulkan salah penafsiran

antara wajib pajak daerah reklame dengan Pemerintah Kota Surabaya mengingat

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 70: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

59

self assessment dan official assessment adalah dua sistem pemungutan pajak yang

bertolak belakang. Salah penafsiran yang dimaksud adalah apabila wajib pajak

daerah reklame menggunakan self assessment system, maka sebelum tanggal jatuh

tempo penagihan pajak terutang, wajib pajak sudah membayar tagihan pajak

terutangnya dengan cara mengirimkan tagihan pajaknya untuk menghindari denda

keterlambatan. Namun dapat terjadi juga pihak Pemerintah Kota Surabaya juga

mengirimkan tagihan pajak terutang dari wajib pajak daerah reklame yang telah

membayar pajak terutangnya. Karena Pemerintah Kota Surabaya menggunakan

official assessment system. Tentunya kondisi seperti ini dapat menimbulkan

munculnya dana titipan uang pajak didalam rekening kas daerah kota Surabaya.

Selain ketiga karakteristik pemungutan reklame di Kota Surabaya seperti

tersebut diatas, ternyata fakta dilapangan ditemui adanya jasa titipan uang pajak.34

Pada awalnya jasa titipan uang pajak tersebut digunakan sebagai jaminan

apabila pengusaha reklame telat melakukan pembayaran pajak reklame. Sehingga

uang titipan pajak reklame tersebut akan digunakan untuk membayar pajak

reklame tersebut agar tidak jatuh tempo dan dikenakan denda. Namun pada

kenyataannya pengusaha reklame tetap menerima tagihan pajak sekaligus tagihan

denda keterlambatan atas pembayaran pajak padahal pengusaha reklame sudah

menitipkan uang tagihan pajak reklamenya ke Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan Kota Surabaya.35 Kuasa Hukum Persatuan Perusahaan Periklanan Jawa

34 Rum, “Korupsi Jambong dan Dana Titipan Pajak Reklame”, www.beritametro.co.id,

14 agustus 2013, dikunjungi tanggal 24 september 2013. 35 Laurensius, “Kejati Jatim Akan Usut Dugaan Korupsi Jambong dan Titipan Pajak

Reklame Dispenda Surabaya”. www.kabarjagad.com, 30 Mei 2013 dikunjungi tanggal 28 September 2013.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 71: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

60

Timur (P3I) Jatim Ma’ruf Syah dalam wawancaranya dengan kabarbisnis.com

mengatakan uang titipan disetorkan untuk mengantisipasi denda yang dikenakan

wajib pajak sebagai akibat keterlambatan. Hal tersebut dilakukan berkenaan

dengan proses perpanjangan yang tidak kunjung selesai dan tidak keluar SKPD.

Namun, setelah SKPD keluar, wajib pajak tetap dibebani denda 2 % per bulan.

Sehingga dalam hal ini diasumsikan bahwa wajib pajak tidak membayar pajak di

tahun sebelumnya.36

Kajian yuridis terhadap munculnya dana titipan pajak pada Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan Kota Surabaya sebagai akibat adanya pemberlakuan

2 (dua) sistem pemungutan pajak terhadap pajak daerah reklame sebagaimana

yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 tentang

Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame sebagaimana telah diubah oleh

Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan

Reklame dan Pajak adalah karena terjadinya salah penafsiran oleh Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kota Surabaya.

Terjadi kesalahan penafsiran oleh pemerintah Kota Surabaya dalam hal ini

adalah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kota Surabaya atas

pemberlakuan 2 (dua) sistem pemungutan pajak pada UU Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Kesalahan

penafsiran tersebut adalah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan (DPPK) Kota

Surabaya hanya mengakui sistem pemungutan pajak daerah reklame dengan

36 T.n., “Diduga korupsi soal reklame pejabat pemkot Surabaya dilaporkan

kekejaksaan”, kabarbisnis.com. 13 Mei 2013., dikunjungi pada tanggal 10 September 2013.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 72: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

61

menggunakan official Assessment System. Padahal Perda Penyelenggaraan

Reklame dan Pajak Reklame Kota Surabaya dengan tegas mengatur bahwa sistem

pemungutan pajak daerah reklame yang berlaku di Kota Surabaya adalah official

assessment system dan self assessment system. Hal ini diperkuat UU Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah yang memberlakukan 2 (dua) sistem pemungutan pajak

yaitu Official assessment system dan self assessment system. Sehingga wajib pajak

reklame yang telah membayarkan sendiri tagihan pajak reklamenya (dengan

menggunakan self assessment system) tidak diakui oleh pihak Dinas Pendapatan

dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kota Surabaya. Pada akhirnya jumlah tagihan

pajak yang telah dibayarkan dan tidak diakui tersebut disebut dengan “dana titipan

uang pajak”. Pada sisi lain sistem restitusi pajak yang merupakan akibat dari

kesalahan penafsiran tersebut, yang juga merupakan realisasi atas asas

transparansi belum diatur dalam peraturan daerah Kota Surabaya mengenai

penyelenggaraan reklame. Sehingga wajib pajak yang telah membayarkan tagihan

pajaknya sendiri yang kemudian tidak diakui oleh Dinas Pendapatan dan

Pengelolaan (DPPK) Kota Surabaya kesulitan untuk mendapatkan uang pajaknya

yang telah dibayarkan. Kondisi seperti ini tentunya sangat merugikan

penyelenggara reklame.

Sementara permasalahan mengenai jasa titipan uang pajak tidak hanya

berhenti pada landasan yuridisnya saja. Tetapi dalam prakteknya ternyata wajib

pajak reklame tetap menerima tagihan pajak sekaligus tagihan denda

keterlambatannya. Dan pada akhirnya wajib pajak reklame membayar lagi atas

tagihan pajak beserta denda keterlambatannya. Padahal kenyataannya wajib pajak

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 73: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

62

reklame sudah membayarkan tagihan uang pajaknya ke Dinas Pendapatan dan

Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya. Hal tersebut dilakukan oleh wajib pajak

reklame dengan menggunakan sistem pemungutan pajak self assessment system.

self assessment system tersebut merupakan sistem pemungutan pajak yang juga

berlaku pada pemungutan pajak daerah reklame di Kota Surabaya yang sesuai

dengan Perda Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame. Seharusnya tagihan

pajak yang telah dibayarkan tersebut yang tidak diakui oleh Dinas Pendapatan dan

Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kota Surabaya yang kemudian disebut titipan

uang pajak dikembalikan kepada wajib pajak reklame yang berhak karena wajib

pajak reklame yang berhak tersebut juga telah membayar tagihan pajaknya dengan

menggunakan sistem pemungutan official assessment system.

Terhadap titipan pajak tersebut apabila ternyata tidak dikembalikan kepada

wajib pajak reklame yang berhak, maka Pemerintah Kota Surabaya telah

melakukan tindakan penyalahgunaan wewenang. Tindakan penyelahgunaan

wewenang tersebut erat berkait dengan pemberian kewenangan kepada

pemerintah daerah kabupaten dan kota dalam hal ini adalah Pemerintah Kota

Surabaya untuk melakukan pemungutan pajak daerah reklame. Pemberian

kewenangan tersebut juga diikuti dengan pemberian kewenangan dalam hal

perlindungan hukum bagi hak-hak wajib pajak. Selain itu, terjadi cacat prosedur

dalam penyelenggaraan pemerintahan, yakni Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan (DPKK) Kota Surabaya salah menafsirkan sistem pemungutan pajak

daerah reklame yang diberlakukan Perda Penyelenggaraan Reklame dan Pajak

Reklame Kota Surabaya. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan keuangan (DPPK)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 74: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

63

Kota Surabaya hanya mengakui sistem pemungutan pajak daerah reklame official

assessment system, padahal dalam Perda Penyelenggaraan Reklame dan Pajak

Reklame juga memberlakukan self assessment system, kondisi seperti ini yang

memunculkan dana titipan pajak. Sehingga hal tersebut dapat menjelaskan bahwa

tindakan pemerintah dalam melakukan pemungutan pajak tidak sedasar dengan

undang-undang.

Pada sisi yang lain hak wajib pajak tersebut juga dilindungi oleh konstitusi

sebagaimana tercantum dalam UU NRI 1945. Serta Pemerintah Kota Surabaya

tidak konsisten terhadap Peraturan Daerah yang dibuat dalam hal ini mengenai

Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame yang bertujuan dapat memberikan

perlindungan hukum terhadap penyelenggara reklame, biro reklame dan

masyarakat pada umumya37 namun pada kenyataannya tidak memberikan

perlindungan hukum terhadap penyelenggara reklame.

Karakteristik pemungutan reklame yang dapat dijadikan sumber

pendapatan daerah berdasarkan UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah

hanya pajak daerah reklame dan retribusi daerah. Namun, pemerintah kota

Surabaya melalui Perda Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame memiliki

karakteristik pemungutan reklame yang meliputi pajak daerah reklame, retribusi

reklame dan pemungutan jaminan biaya bongkar. Disisi lain, terdapat dana titipan

pajak sebagai akibat dari kesalahan penafsiran yang dilakukan oleh Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kota Surabaya dalam hal

pemberlakuan 2 (dua) sistem pemungutan pajak pada Peraturan Daerah Kota

37 Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2006 Nomor 8 Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 8), Penjelasan Umum.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 75: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

64

Surabaya No. 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak

Reklame sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10

Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8

Tahun 2006 tentang Penyelenggaran Reklame dan Pajak Reklame.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 76: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

65

BAB III

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENYELENGGARA REKLAME

TERHADAP PEMUNGUTAN REKLAME KOTA SURABAYA

3.1 Upaya Perlindungan Hukum terhadap Pemungutan Objek Reklame

3.1.1 Konsep Perlindungan Hukum

Negara Indonesia sebagai negara hukum (rechtsstaat) tidak terlepas dari

syarat-syarat dasar rechtsstaat. Syarat-syarat tersebut menurut Astim Riyanto

dalam bukunya yang berjudul Teori Konstitusi: 2006 antara lain1:

1. Asas legalitas bahwa setiap tindakan pemerintah harus didasarkan atas dasar peraturan perundang-undangan (wettelijke grondslag). Dengan landassan ini, Undang-Undang dalam arti formal dan UUD sendiri merupakan tumpuan dasar tindakan pemerintah. Dalam hubungan ini pembentukan Undang-Undang merupakan bagian penting dari negara hukum.

2. Pembagian Kekuasaan Syarat ini mengandung makna bahwa kekuasaan negara tidak boleh hanya bertumpu pada satu tangan.

3. Hak-hak dasar (grondrechten) Hak-hak dasar merupakan sasaran perlindungan hukum bagi rakyat dan sekaligus membatasi kekuasaan pembentukan undang-undang.

4. Pengawasan pengadilan Bagi rakyat tersedia saluran melalui pengadilan yang bebas untuk menguji keabsahan (rechmatigheidstoetsing) tindakan pemerintah.

Menurut Philipus M. Hadjon ide sentral dari pada “rechtsstaat” adalah

adanya pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia, yang

bertumpu atas prinsip kebebasan dan persamaan. Adanya undang-undang dasar

1 Astim Riyanto, Teori Konstitusi, Yapemdo, Bandung, 2006, h. 275-276

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 77: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

66

akan memberikan jaminan konstitusional terhadap asas kebebasan dan persamaan.

Adanya pembagian kekuasaan untuk menghindarkan penumpukan kekuasaan

dalam satu tangan yang sangat cenderung kepada penyalahgunaan kekuasaan.2

Prinsip-prinsip perlindungan hukum bagi rakyat menurut Philipus M.

Hadjon adalah antara lain:

1. Prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia

Prinsip perlindungan hukum bagi rakyat terhadap tindak pemerintah

bertumpu dan bersumber dari konsep tentang pengakuan dan

perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.

2. Prinsip negara hukum

Dikaitkan dengan prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak

asasi manusia, pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi

manusia mendapat tempat utama dan dapat dikatakan sebagai tujuan dari

pada negara hukum

Berkaitan dengan tindak pemerintah sebagai titik sentral Philipus M. Hadjon

membedakan dua macam perlindungan hukum yaitu perlindungan hukum

preventif dan perlindungan hukum represif. Berikut ini adalah penjelasan

mengenai kedua macam perlindungan hukum tersebut:

- Yang dimaksud perlindungan hukum preventif adalah bentuk

perlindungan hukum yang memberikan kesempatan untuk mengajukan

keberatan (inspraak) atau pendapatnya sebelum suatu keputusan

2 M. Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1987, h. 76-77

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 78: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

67

pemerintah mendapat bentuk yang definitif. Perlindungan hukum

preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa . Perlindungan

hukum jenis ini sangat besar artinya bagi tindak pemerinah yang

didasarkan kepada kebebasan bertindak karena dengan adanya

perlindungan hukum preventif pemerintah terdorong untuk bersikap hati-

hati dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada diskresi.3

- Yang dimaksud perlindungan hukum represif adalah perlindungan

hukum yang diberikan kepada rakyat untuk menyelesaikan sengketa

akibat ditetapkannya suatu tindak pemerintahan yang merugikan

masyarakat.4

Berdasarkan Blaks’s Law Dictionary definisi dari perlindungan hukum

adalah 1. A body of substantive law in which liability is based not on tort or

contract but on the defendan’s unjust enrichment; 2. The set of remidies

associated with the body of law, in which the measure of recovery is usu based on

the plaintiff’s loss, but on the defendan’s gain; 3. Return or restoration of some

specific thing to its rightful owner or states.5

Berdasarkan kaidah bahasa Indonesia perlindungan hukum berasal dari dua

kata, yaitu “perlindungan dan hukum”. Kata perlindungan hukum berdasarkan

Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tempat berlindung atau merupakan

perbuatan (hal) melindungi, misalnya memberi perlindungan kepada orang yang

3 Ibid, h. 4 4 Ibid, h. 5 5 Henry Campbell, Black’s Law Eight Edition, West Publishing, USA, 2004, h. 1339

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 79: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

68

lemah.6 Sedangkan yang dimaksud dengan kata hukum, menurut Sudikno

Mertokusumo adalah kumpulan peraturan atau kaidah yang mempunyai isi yang

bersifat umum dan normatif, umum karena berlaku bagi setiap orang dan normatif

karena menentukan apa yang seyogyanya dilakukan, apa yang tidak boleh

dilakukan atau harus dilakukan serta menentukan bagaimana caranya

melaksanakan kepatuhan pada kaidah-kaidah.7 Jadi yang dimaksud perlindungan

hukum adalah suatu perbuatan dalam hal melindungi subjek-subjek hukum

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pelaksanaannya dapat

dipaksakan dengan suatu sanksi.8

3.1.2 Perlindungan Hukum Penyelenggara Reklame dalam Perspektif

Hukum Pajak

Menurut P.J.A Adriani pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat

dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-

peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk,

dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum

berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.9

Wajib pajak sebagai subjek dalam pelaksanaan perpajakan di Indonesia

harus dilindungi kepentingannya. Karena dimungkinkan terjadi penyalahgunaan

6 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indoensia, Cetakan IX, Balai Pustaka,

Jakarta, 1986, h. 600 7 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu pengantar, Liberty, Yogyakarta,

2008, h.41 8 Khristine Agustina, BAB II Tinjauan Umum Perlindungan Hukum Konsumen Dalam

Karcis Parkir, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, 2010, h.1

9 Santoso Brotodihardjo ,Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Edisi Kelima, Refika Aditama, Bandung, 2005, h.2

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 80: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

69

kewenangan yang dilakukan oleh petugas pajak yang nantinya dapat merugikan

wajib pajak.10

Penyelesaian sengketa sebagai wujud dari perlindungan hukum bagi wajib

pajak berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang No. 16

Tahun 2000 tentang KUP terdapat dua bentuk. Pertama, penyelesaian sengketa

yang diselesaikan oleh pihak yang terlibat dalam sengketa itu sendiri yakni Dirjen

Pajak. Berdasarkan Pasal 16 jo Pasal 36 KUP bentuknya melalui keberatan dan

permohonan pembetulan. Kedua, penyelesaian yang diselesaikan oleh pihak/

instansi yang tidak terlibat dalam sengketa yakni Pengadilan Pajak melalui

banding dan gugatan. Selanjutnya, atas putusan banding dan gugatan tersebut para

pihak dapat mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung untuk hal yang

sifatnya khusus.11

Jaminan perlindungan hukum bagi wajib pajak daerah reklame berdasarkan

Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

jo Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan

Reklame dan Pajak Reklame sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Daerah

Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak

Reklame antara lain :

10 Muhammad Muharror habibi, “Perlindungan Hukum Wajib Pajak atas Penerbitan

Surat Paksa oleh Direktorat jenderal Pajak”, Tesis, Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, 2011, h.51

11 Wiratni Ahmadi, Perlindungan Hukum bagi Wajib Pajak Dalam Penyelesaian Sengketa Pajak, PT Refika Aditama, Bandung, 2006, h. 72

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 81: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

70

1. Perlindungan hukum preventif

Berdasarkan Pasal 103 UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah diatur

bahwa wajib pajak dapat mengajukan keberatan kepada kepala daerah atau

pejabat yang ditunjuk atas suatu:

a. SPPT b. SKPD c. SKPDKBT d. SKPDLB e. SKPDN f. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

Keberatan tersebut harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)

bulan sejak tanggal surat, tanggal pemotongan, atau pemungutan diterima

oleh wajib pajak dan paling tidak wajib pajak sudah membayar sejumlah

tagihan yang telah disetujui oleh wajib pajak.

Berdasarkan Pasal 57 Perda Penyelenggaraan Reklame dan Pajak

Reklame Kota Surabaya menyebutkan bahwa wajib pajak dapat mengajukan

keberatan kepada kepala daerah atas suatu:

a. SKPD b. SKPDKB c. SKPDKBT d. SKPDLB e. SKPDN

Permohonan keberatan tersebut harus diajukan paling lama 3 (tiga) bulan

sejak diterbitkannya SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, SKPDN

tersebut, kecuali apabila wajib pajak dapat menunjukkan bahwa jangka

waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 82: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

71

Pasal 57 tersebut juga mengatur bahwa dalam mengajukan permohonan

keberatan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia b. Mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang

dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut perhitungan wajib pajak

c. Menyatakan alasan-alasan yang jelas.

2. Perlindungan hukum represif

Berdasarkan Pasal 105 UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah wajib

pajak dapat mengajukan permohonan banding kepada Pengadilan Pajak

terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Kepala

Daerah. Permohonan banding tersebut diajukan secara tertulis dalam bahasa

Indonesia, dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak

keputusan diterima, dilampiri salinan dari surat keputusan keberatan

tersebut.

Berdasarkan Pasal 58 Perda Penyelenggaraan Reklame dan Pajak

Reklame Kota Surabaya diatur bahwa wajib pajak dapat mengajukan

permohonan banding kepada pengadilan pajak dalam waktu 3 (tiga) bulan

setelah keputusan keberatan diterima.

Jadi, terdapat 2 (dua) bentuk perlindungan hukum bagi wajib pajak

daerah reklame berdasarkan undang-undang perpajakan. Pertama,

perlindungan hukum preventif yaitu dengan mengajukan keberatan kepada

kepala daerah dalam hal ini adalah walikota surabaya. Kedua, perlindungan

hukum represif yaitu dengan cara mengajukan permohonan banding kepada

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 83: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

72

pengadilan pajak apabila tidak puas terhadap keputusan keberatan yang

sudah diterima.

3.1.3 Perlindungan Hukum terhadap Penyelenggara Reklame dalam

Perspektif Hukum Administrasi

Sejak adanya semangat otonomi daerah, daerah diberi wewenang untuk

mengatur dan mengurus sendiri pemerintahanya. Pemberian wewenang tersebut

berdasarkan atas asas desentralisasi, yaitu penyerahan wewenang pemerintahan

oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.12 pemberian

wewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri pemerintah daerah

menimbulkan hak dan kewajiban bagi daerah. Salah satu hak dari daerah sebagai

konsekuensi dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah daerah mempunyai hak

untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah.13

Tindakan pemerintah Kota Surabaya dalam rangka pelaksanaan otonomi

daerah dalam hal ini pemungutan pajak daerah reklame telah mengeluarkan aturan

kebijakan berupa peraturan daerah yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota

Surabaya No. 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak

Reklame sebagai mana telah diubah oleh Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10

Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah kota Surabaya No. 8 tahun

2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame jo Peraturan

Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelenggaraan

12 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, (Lembar Negara

Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548), Pasal 1 angka 6 13 Ibid, Pasal 21 huruf d,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 84: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

73

Reklame. Dimana peraturan daerah sebagai wujud dari kebijakan yang

dikeluarkan pemerintah tersebut menimbulkan salah penafsiran antara pemerintah

Kota Surabaya dalam hal ini Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan

(DPPK) Kota Surabaya dengan wajib pajak daerah reklame dalam hal ini

penyelenggara reklame.

Yang dimaksud dengan tindakan pemerintah adalah tindakan pemerintah

sebagai subjek hukum yang berupa tindakan nyata dan atau tindakan hukum.

Sebagaimana dikutip oleh Ridwan, C.J.N. Versteden dalam bukunya inleiding

Algemeen Bestuursrecht menjelaskan bahwa tindakan nyata adalah tindakan-

tindakan yang tidak ada relevansinya dengan hukum dan oleh karenanya tidak

menimbulkan akibat-akibat hukum.14 Sedangkan tindakan hukum menurut

J.B.J.M. ten Berge dalam bukunya Bescherming Tegen Overheid sebagaimana

dikutip oleh Ridwan mendefinisikan tindakan “Een rechtshandeling is gericht op

het scheppen van rechten of plichten” (tindakan hukum adalah tindakan yang

dimaksudkan untuk menciptakan hak dan kewajiban).15 Tindakan hukum adalah

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh organ pemerintahan atau administrasi

negara yang dimaksudkan untuk menimbulkan akibat-akibat hukum dalam bidang

pemerintahan atau administrasi negara.16

Dalam suatu negara hukum setiap tindakan hukum pemerintahan selalu

harus didasarkan pada asas legalitas atau harus berdasarkan aturan perundang-

14 Ridwan HR., Hukum Adminstrasi Negara Edisi Revisi, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2011, h. 109 15 Ibid, h. 110

16 Ibid, h. 51

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 85: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

74

undangan yang berlaku. Artinya tindakan hukum pemerintahan itu pada dasarnya

adalah tindakan yang dilakukan dalam rangka melaksanakan ketentuan-ketentuan

yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.17

Tindakan hukum pemerintah Kota Surabaya berupa pengeluarkan aturan

kebijakan yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun

2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame sebagai mana telah

diubah oleh Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah kota Surabaya No. 8 tahun 2006 tentang

Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame jo Peraturan Walikota Surabaya

No. 79 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Reklame perlu dikaji

keabsahannya.

Berbicara mengenai keabsahan tindakan pemerintahan, terdapat tolak ukur

yang dapat dijadikan acuan untuk menilai keabsahan dari tindakan pemerintahan

tersebut. Tolak ukur tersebut adalah ruang lingkup keabsahan yang meliputi:18

1. Wewenang

Bagir Manan mendefinisikan wewenang dalam bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan (macht). Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat. Dalam hukum, wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban (rechten en plichten). Dalam kaitan dengan otonomi daerah, hak mengandung pengertian kekuasaan untuk mengatur sendiri (zelfregelen) dan mengelola sendiri (zelfbesturen), sedangkan kewajiban secara horizontal berarti kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana mestinya. Vertikal berarti kekuasaan untuk menjalankan

17 Ibid, h. 119

18Philipus M. Hadjon, Tolak Ukur Keabsahan Tindak Pemerintahan dan Keputusan Tata Usaha Negara, Makalah, disampaikan pada penyelenggaraan House Legal Training Hukum Administrasi dan PTUN, tanggal 19-29 Juli 2004, h.1

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 86: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

75

pemerintahan dalam satu tertib ikatan pemerintahan negara secara keseluruhan.19 Wewenang sebagai tolak ukur keabsahan tindakan pemerintahan terdiri dari

tiga (3) elemen, yaitu:

a. Dasar hukum: Berkaitan dengan pendekatan kekuasaan yaitu segala tindakan pemerintah harus ada dasar hukumnya.

b. Pengaruh: Berkaitan dengan pendekatan Hak Asasi Manusia (HAM) yaitu berkaitan dengan aspek perlindungan hukum terhadap masyarakat dari kesewenang-wenangan pemerintah.

c. Konformitas: Berkaitan dengan pendekatan fungsionaris yaitu bahwa segala tindakan yang dilakukan pemerintah adalah untuk melakukan pelayanan.

Sumber wewenang bagi pemerintah adalah peraturan perundang-undangan,

kewenangan yang bersumber dari peraturan perundang-undangan tersebut

diperoleh melalui tiga (3) cara yaitu atribusi, delegasi dan mandat.20

Menurut Indroharto, atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan

yang baru oleh suatu ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.21

Mengenai delegasi dan mandat H.D. Van Wijk/ Willem Konijnenbelt

mendefinisikan sebagai berikut:

a. Delegatie: overdracht van een bevoegheid van het ene bestuur sorgaan aan een ander, (delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya).

b. Mandaat: een besuursorgaan laat zijn bevoegheid namens hem uitoefenen door een ander, (mandat terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas namanya).22

19 Bagir Manan, wewenang provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam Rangka Otonomi

Daerah, Makalah pada Seminar Nasional, Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, Bandung, 13 Mei 2000, h. 1-2

20 Ridwan H.R., Op. Cit, h. 101 21 Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha

Negara, Buku I, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1993. h. 91 22 Dikutip dari Ridwan, Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2011, h. 102

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 87: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

76

2. Substansi

Substansi erat kaitannya dengan kekuasaan pemrintahan yang berisi pengaturan dan pengendalian kehidupan masyarakat, dibatasi secara substansial.23 Untuk mengetahui ketidakabsahan tindakan pemerintah, maka perlu ditentukan tolak ukurnya. Menurut Philipus M. Hadjon sebagai norma pemerintahan yang berfungsi sebagai alat ukur keabsahan tindak pemerintahan adalah pertama, peraturan perundang-undangan (hukum tertulis), kedua, asas-asas umum pemerintahan yang baik (AAUPB).24

Asas-asas umum pemerintahan yang baik dalam praktek hukum nederland

antara lain:25

a. Asas persamaan b. Asas kepercayaan c. Asas kepastian hukum d. Asas kecermatan e. Asas pemberian alasan (motivasi) f. Larangan “detournement de pouvoir” (penyalahgunaan wewenang) g. Larangan bertindak sewenang-wenang

Menurut Kuntjoro Purbopranoto dalam bukunya “Beberapa Catatan Hukum

Tata Pemerintahan dan peradilan Administrasi Negara” sebagaimana dikutip

oleh M. Philipus Hadjon menguraikan, terdapat 13 jenis untuk asas-asas

umum pemerintahan yang baik (AAUPB) yaitu antara lain:26

a. Asas kepastian hukum (principle of legal security) b. Asas keseimbangan (principle of proportionality) c. Asas kesamaan (dalam pengambilan keputusan pangreh )- principle of equality

d. Asas bertindak cermat (principle of carefulness) e. Asas motivasi untuk setiap keputusan pangreh (principle of

motivation)

23 Dikutip dari Indrawati, Keabsahan Wewenang Seorang Aparat Dalam Menciptakan

Produk Hukum Dalam Prespektif Politik Hukum, Volume 3, 1 April 2009 24 Ibid 25 Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada

University Press, Yogyakarta, 2008, h. 270 26 Ibid h. 279

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 88: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

77

f. Asas jangan mencampuradukan kewenangan (principle of non misuse of competence)

g. Asas permainan yang layak (principle of fair play) h. Asas keadilan atau kewajaran (principle of reasonableness or

prohibition of arbitrariness) i. Asas menanggapi pengharapan yang wajar (principle of meeting

raisedd expectation) j. Asas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal (principle

of undoing the consequences of an annulled decision) k. Asas perlindungan atas pandangan hidup (cara hidup) pribadi

(principle of protecting the personal way of life) l. Asas kebijaksanaan (Sapientia) m. Asas penyelenggaraan kepentingan umum (principle of public service)

3. Prosedur

Mengenai prosedur M. Philipus Hadjon menguraikan, bertumpu pada 3

(tiga) landasan utama hukum administrasi sebagaimana dikutip oleh

Indrawati, yaitu:27

a. Asas negara hukum dalam prosedur Asas ini utamannya berkaitan dengan perlindungan hak-hak dasar,

misalnya hak untuk tidak menyerahkan dokumen yang sifatnya privacy

b. Asas demokrasi dalam prosedur Asas ini berkenaan dengan asas keterbukaan dalam penyelenggaraan

pemerintahan c. Asas instrumental Asas ini meliputi asas efisiensi (daya guna) dan efektivitas (hasil

guna).

Dari segi wewenang, tindakan pemerintah Kota Surabaya yang

mengeluarkan aturan kebijakan berupa Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8

Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame sebagai mana

telah diubah oleh Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah kota Surabaya No. 8 tahun 2006 tentang

27 Indrawati, Op. Cit., h. 5

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 89: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

78

Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame jo Peraturan Walikota Surabaya

No. 79 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Reklame adalah sah.

Bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan

Daerah, maka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan dengan

memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai dengan pemberian hak dan

kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem

penyelenggaraan pemerintahan negara.28 Bahwa pajak daerah dan retribusi daerah

merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai

pelaksanaan pemerintahan daerah.29 Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) huruf d Undang-

Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

menetapkan pajak reklame menjadi salah satu jenis pajak yang dapat dipungut

oleh pemerintah kabupaten/kota.

Berdasarkan hal tersebut diatas pemerintah Kota Surabaya berwenang

melakukan tindakan pemerintah berupa pengeluaran aturan kebijakan yang

dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 tentang

Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame sebagai mana telah diubah oleh

Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas

28 Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah,

(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130 , Tambahan Lembar Negara Nomor 5049), Menimbang huruf b

29 Ibid, Menimbang huruf c

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 90: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

79

Peraturan Daerah kota Surabaya No. 8 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan

Reklame dan Pajak Reklame jo Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012

tentang Tata Cara Penyelenggaraan Reklame sebagai wujud dari pelaksanaan

otonomi daerah dalam hal pemungutan pajak reklame.

Dari segi substansi, bahwa aturan kebijakan pemerintah Kota Surabaya yang

dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 tentang

Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame sebagai mana telah diubah oleh

Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah kota Surabaya No. 8 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan

Reklame dan Pajak Reklame jo Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012

tentang Tata Cara Penyelenggaraan Reklame dalam hal pemungutan jaminan

biaya bongkar reklame secara substansi bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan dalam hal ini adalah UU Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah. Bahwa dalam UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut secara

tegas diatur bahwa pemerintah daerah hanya diperbolehkan mengambil pungutan

dari masyarakat berupa pajak daerah dan retribusi daerah. pemungutan jaminan

biaya bongkar reklame secara substansi juga bertentangan asas-asas umum

perintahan yang baik (AUPB). Asas-asas umum pemerintahan yang baik (AUPB)

yang dilanggar sebagai akibat diberlakukannya pemungutan jaminan biaya

bongkar reklame adalah asas kepastian hukum dan asas kepercayaan.

Bahwa pemberlakuan pemungutan jaminan biaya bongkar reklame yang

ternyata dalam UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tidak diatur akan

menimbulkan ketidakpastian hukum apabila terjadi suatu sengketa, meskipun

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 91: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

80

dalam peraturan daerah Kota Surabaya diatur mengenai hal tersebut namun pada

kenyataannya UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai peraturan yang

lebih tinggi tidak mengaturnya. Bertentangan dengan asas kepercayaan yang

dimaksud adalah bahwa terhadap pemberlakuan pemungutan jaminan biaya

bongkar reklame yang pada kenyataannya daerah tidak diberi wewenang untuk

melakukan pemungutan jaminan biaya bongkar reklame, apabila masyarakat

mengetahui dalam hal ini adalah penyelenggara reklame maka tentunya akan

mempengaruhi kepercayaan dari penyelenggara reklame terhadap pemerintah

Kota Surabaya.

Dari segi prosedur, bahwa aturan kebijakan pemerintah Kota Surabaya yang

dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 tentang

Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame sebagaimana telah diubah oleh

Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah kota Surabaya No. 8 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan

Reklame dan Pajak Reklame jo Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012

tentang Tata Cara Penyelenggaraan Reklame secara prosedur memberlakukan

pemungutan reklame berupa pajak daerah reklame, retribusi atas penyelenggaraan

reklame yang meliputi (retribusi izin mendirikan bangunan, retribusi penggantian

biaya cetak peta dan retribusi pemakaian kekayaan daerah), serta pengenaan

jaminan biaya bongkar. Namun pada kenyataannya terdapat dana titipan uang

pajak sebagai akibat dari salah penafsiran yang dilakukan oleh pemerintah Kota

Surabaya dalam hal ini Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK)

Kota Surabaya. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kota

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 92: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

81

Surabaya tidak mengakui pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak

sendiri (dengan menggunakan self assessment system). Dinas Pendapatan dan

Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kota Surabaya hanya mengakui sistem

pemungutan pajak daerah reklame dengan menggunakan official assessment

system. Padahal secara tegas Perda Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame

kota Surabaya memberlakukan 2 (dua) sistem pemungutan pajak daerah reklame

yaitu official assessment system dan self assessment system. Munculnya dana

titipan uang pajak reklame tersebut sebagai kesimpulan bahwa terdapat cacat

prosedur dalam penyelenggaraan reklame di Kota Surabaya.

Jadi, aturan kebijakan pemerintah Kota Surabaya yang dituangkan dalam

Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan

Reklame dan Pajak Reklame sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Daerah

Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah kota

Surabaya No. 8 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame

jo Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Penyelenggaraan Reklame apabila dikaji mengenai keabsahannya dalam

pelaksanaannya terdapat cacat prosedur dan cacat substansi.

Terhadap pemungutan jaminan biaya bongkar reklame dan tindakan

pemerintah Kota Surabaya dalam hal ini adalah Dinas Pendapatan dan

Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kota Surabaya yang salah menafsirkan

pemberlakuan 2 (dua) sistem pemungutan pajak yaitu official assessment system

dan self assessment system pada Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun

2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame sebagaimana telah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 93: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

82

diubah oleh Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah kota Surabaya No. 8 tahun 2006 tentang

Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame. Maka upaya hukum yang dapat

dilakukan oleh penyelenggara reklame sebagai bentuk perlindungan hukum antara

lain:

1. Upaya hukum administrasi

Upaya hukum administrasi ini juga erat berkait dengan perilaku aparat

administrasi dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK)

sebagai aparatur pemerintah tidak memberikan pelayanan publik yang

terbaik bagi masyarakat atau biasa disebut dengan maladministrasi. Istilah

maladministrasi digunakan sebagai dasar penilaian perilaku pejabat publik

(rechtmatigheidtoedsing) dalam rangka memberikan pelayanan publik

kepada masyarakat.30

Dalam buku Panduan Investigasi untuk ombudsman Indonesia, maladministrasi secara umum adalah perilaku yang tidak wajar (termasuk penundaan pemberian pelayanan), tidak sopan dan kurang peduli terhadap masalah yang menimpa seseorang disebabkan oleh perbuatan penyalahgunaan kekuasaan, termasuk penggunaan kekuasaan secara semena-mena atau kekuasaan yang disalahgunakan untuk perbuatan yang tidak wajar, tidak adil, intimidatif, atau diskriminatif, dan tidak patut didasarkan pada seluruhnya atau sebagian atas ketentuan undang-undang atau fakta, tidak masuk akal, atau berdasarkan tindakan unreasonable, unjust, oppressive, improper dan diskriminatif.31

Maladministrasi bukan hanya sekedar penyimpangan dari prosedur atau tata

cara pelaksanaan tugas pejabat atau aparat penegak hukum, tetapi dapat juga

30 Indrawati dan Emanuel Sujatmoko, Maladmistrasi Dalam Pelayanan publik, penelitian, Fakultas Hukum Univesitas Airlangga, 2006, h. 11 31 Ibid, h.41

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 94: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

83

merupakan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige overheidsdaad),

detournement de pouvoir atau detournement de procedure.32

Tolak ukur atau standar untuk mengukur sejauh mana Pemerintah dan

Peradilan telah melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publiknya dengan

baik adalah peraturan perundang-undangan dan asas-asas umum

pemerintahan yang baik (AUPB).33

Terhadap adanya maladministrasi tersebut diatas, menimbulkan kerugian

bagi masyarakat dalam hal ini adalah wajib pajak daerah reklame. Sehingga

muncul tanggung gugat negara terhadap kerugian yang diderita oleh wajib

pajak daerah reklame tersebut. Terhadap tanggung gugat negara terdapat

pembedaan ukuran kesalahan atas kerugian yang ada, yaitu:34

1. Faute Personelle

Dikatakan telah terjadi suatu faute personelle jika ada kesalahn pribadi seseorang yang merupakan bagian dari pemerintahan. Kesalahan yang dilakukan tidak berkaitan dengan pelayanan publik tetapi menunjukkan kelemahan orang tersebut, keinginan-keinginan atau nafsunya dan kurang hati-hati atau kelalaian-kelalaiannya.

2. Faute de Service

Faute de service terjadi karena adanya kesalahan dalam penggunaan wewenang, dan hanya berkaita dengan pelayanan. Para pejabat publik melindungi diri dengan alasan adanya prinsip separation of power yang melarang pengadilan umum untuk menerima aduan atas tindakan pemerintahan yang menyimpang, Bila terdapat pihak yang dirugikan gugatan harus diajukan ke peradilan administrasi.

32 Ibid 33 Ibid, h. 43 34 Tatik Sri Djamiati, Faute Personelle Dan faute De Service Dalam Tanggung Gugat

Negara, Yuridika, Vol. 4, Juli-Agustus 2004, h. 356

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 95: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

84

Menurut Tatiek Sri Djatmiati Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 jo

Undang-Undang No. 5 Tahun 2009 mengatur norma kewenangan yang

dikaitkan dengan pengawasan penggunaan wewenang yang dititikberatkan

pada pengawasan legalitas (rechtmatigheids control).35 Atas hal tersebut

kemudian dalam pelayanan publik lahir gugatan yang berkaitan dengan:

1. Onrechtmatige Overheids Daad (OOD)

2. Keputusan Tata Usaha Negara (beschikking)36

Terhadap tindakan Onrechtmatige Overheids Daads (OOD) gugatan dapat

diajukan ke pengadilan umum dengan mengajukan Pasal 1365 BW,

sedangkan gugatan yang didasarkan keputusan yang dikeluarkan oleh Badan

atau Pejabat Tata Usaha Negara yang merugikan diajukan ke Peradilan Tata

Usaha Negara dengan menggunakan parameter asas-asas umum

pemerintahan yang baik (AAUPB).37

Dalam hal terjadi gugatan karena pelayanan publik aturan hukum kita tidak membedakan unsur kesalahan pribadi atau unsur kesalahan pelayanan publik (faute personelle, dan faute de service). Karena Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, hanya mengatur dalam Pasal 16 ayat (4) tentang upaya paksa bagi pejabat yang tidak bersedia menjalankan keputusan yang sudah in kracht.38

Tanggung gugat terhadap tindakan aparat dalam hal ini adalah Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kota Surabaya wajib pajak

daerah reklame yang dirugikan oleh tindakan aparat tersebut dapat diajukan

ke:

35 Indrawati dan Emanuel Sujatmoko, Op. Cit, h. 45 36 Tatiek Sri Djamiati, Op. Cit, h. 359 37 Indrawati dan Emanuel Sujatmoko, Loc. Cit. 38 Tatik Sri Djamiati, Loc. Cit

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 96: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

85

1. Pengadilan Tata Usaha Negara

Mengajukan gugatan administrasi ke Pengadilan Tata Usaha Negara atas

pemungutan jaminan biaya bongkar dalam hal ini adalah surat setoran

pembayaran jaminan biaya bongkar dimana pemungutan jaminan biaya

bongkar dengan pengeluaran surat setoran pembayaran jaminan biaya

bongkar tersebut tidak sesuai dengan Undang-Undang Pajak Daerah dan

retribusi Daerah.

2. Melaporkan tindakan aparatur Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan (DPPK) Kota Surabaya ke Komisi Ombudsman Nasional

Berdasarkan Pasal 2 Keputusan Presiden No. 14 Tahun 2000 tentang

Komisi Ombudsman Nasional, menyatakan bahwa:

Ombudsman nasional adalah lembaga pengawasan masyarakat yang berasaskan Pancasila dan bersifat mandiri, serta berwenang melakukan klarifikasi, monitoring, atau pemeriksaan atas laporan masyarakat mengenai penyelenggaraan negara khususnya pelaksanaan oleh aparatur pemerintahan termasuk lembaga peradilan terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Sehingga terhadap maladministrasi yang dilakukan oleh aparatur Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kota Surabaya dapat

dilaporkan ke Komisi Ombudsman Nasional. Dalam hal ini adalah

terjadinya salah penafsiran yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan dan

Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kota Surabaya dalam menafsirkan

pemberlakuan 2 (dua) sistem pemungutan pajak yang mengakibatkan

terdapatnya titipan uang pajak. Bahwa tindakan tersebut bertentangan

dengan Perda Penyelenggaran Reklame dan Pajak Reklame serta

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 97: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

86

bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik (AUPB)

yakni asas kecermatan yang mengakibatkan wajib pajak daerah reklame

mengalami kerugian.

Upaya hukum administrasi ini dapat ditempuh mengingat hukum pajak

adalah bagian dari hukum publik, dan bagian dari tata tertib hukum yang

mengatur hubungan antara penguasa dan warganya. Hukum pajak

merupakan bagian dari hukum administrasi.39

3.1.4. Upaya Perlindungan Hukum Lainnya

3.1.4.1. Upaya hukum perdata

Mengajukan gugatan ganti rugi immateriil atas dasar perbuatan melanggar

hukum yang dilakukan oleh penguasa terhadap pemberlakuan pemungutan

jaminan biaya bongkar pada Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006

tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame sebagaimana telah diubah

oleh Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah kota Surabaya No. 8 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan

Reklame dan Pajak Reklame. Gugatan ganti rugi immateriil juga dapat didasarkan

pada uang pajak reklame yang telah dibayarkan oleh wajib pajak dengan

menggunakan self assessment system, namun tidak diakui oleh Dinas Pendapatan

dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kota Surabaya yang kemudian disebut

sebagai titipan uang pajak.

39 Santoso Brotodihardjo, Pengantar ilmu hukum pajak santoso, Refika Aditama,

Bandung, 2003, h. 10

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 98: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

87

3.1.4.2.Upaya hukum pidana

Mengajukan gugatan ke pengadilan negeri atas dasar penggelapan uang

pajak reklame yang telah dibayarkan oleh wajib pajak dengan menggunakan self

assessment system, namun tidak diakui oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan (DPPK) Kota Surabaya yang kemudian disebut sebagai titipan uang

pajak. Karena Dinas tersebut tetap mengirimkan tagihan uang pajak (dengan

menggunakan official assessment system) dan wajib pajak dengan berat hati

membayar tagihan pajaknya lagi padahal wajib pajak tersebut sudah

membayarkan tagihan pajaknya dengan menggunakan self assessment system.

Namun terhadap uang pajak yang telah dibayarkan dengan menggunaan self

assessment system tersebut tidak dapat direstitusi, karena belum ada peraturan

daerah yang mengatur peraturan tersebut.

Jadi, terhadap pemungutan jaminan biaya bongkar terdapat perlindungan

hukum dari prespektif hukum administrasi dan atau perlindungan hukum dari

prespektif hukum perdata. Sedangkan terhadap titipan uang pajak terdapat

perlindungan hukum dari prespektif hukum administrasi, dari prespektif hukum

perdata, dan atau dari prespektif hukum pidana.

Sebenarnya sejak berlakunya Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah oleh

Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 tentang KUP , hak-hak dasar dari wajib

pajak telah mendapat pengaturan dan lebih menjamin adanya kepastian hukum

untuk memberikan perlindungan kepada wajib pajak serta untuk mewujudkan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 99: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

88

keseimbangan perlindungan kepentingan wajib pajak dan pemerintah. Sehingga

tercipta iklim perpajakan yang sehat.

Hak-hak wajib pajak berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1983

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah

oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 tentang KUP antara lain:40

a. Hak mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak setelah mendaftarkan diri dan/atau melaporkan usahanya (Pasal 2 ayat (1),(2) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000).

b. Atas permohonan, memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan (Pasal 3 ayat (4) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 )

c. Menerima tanda bukti penerimaan penyampaian SPT Tahunan yang disampaikan secara langsung ke kantor pelayanan pajak (KPP) (Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)

d. Membetulkan SPT (Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)

e. Atas permohonan mengangsur atau menunda pembayaran pajak (Pasal 9 ayat (4) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)

f. Pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1) dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sehubungan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, atau sejak diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atau sejak diterbitkannya Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, dan apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah jangka waktu 1 (satu) bulan, Pemerintah memberikan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas kelambatan pembayaran kelebihan pembayaran pajak, dihitung dari saat berlakunya batas waktu sampai dengan saat dilakukan pembayaran kelebihan (pasal 11 ayat (2),(3) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)

g. Kepastian besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan apabila dalam jangka waktu sepuluh tahun sesudah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, tidak diterbitkan surat ketetapan pajak (Pasal 13 ayat (4) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 )

40 Hak-Hak Wajib Pajak, www.pajakonline.com, dikunjungi pada tanggal 10 Desember

2012

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 100: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

89

h. Pembebasan pengenaan sanksi adminstrasi berupa kenaikan sebesar 100% sehubungan dengan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan yang didasarkan keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak sendiri, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan (Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)

i. Mengajukan permohonan membetulkan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak benar, atau Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. (Pasal 16 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007)

j. Mendapatkan Surat Ketetapan Pajak Nihil setelah dilakukan pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak. (Pasal 17A Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)

k. Mendapatkan kedaluwarsaan penagihan pajak setelah lampau waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak yang bersangkutan dan tidak ada hal yang menangguhkan daluwarsa penagihan pajak

l. Mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak (Pasal 25 ayat 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)

m. Mengajukan perpanjangan jangka waktu pengajuan keberatan dalam hal terdapat keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak (pasal 25 ayat 3 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)

n. Mendapatkan keterangan tertulis tentang hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak dalam rangka mengajukan keberatan (Pasal 25 ayat 6 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)

o. Mendapatkan keputusan atas keberatan yang diajukan dalam jangka waktu paling lama 12 bulan sejak tanggal surat keberatan diterima oleh KPP dan bila jangka waktu tersebut telah lewat tidak ada keputusan, maka keberatan yang diajukan dianggap diterima (Pasal 26 ayat (1),(5) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)

p. Menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis sebelum surat keputusan atas keberatan diterbitkan (Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)

q. Mengajukan banding terhadap keputusan keberatan yang dianggap masih tidak sesuai (Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 TAHUN 2007)

r. Memperoleh imbalan bunga sebesar 2% sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak tanggal pembayaran yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 101: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

90

menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya Keputusan Keberatan atau Putusan Banding apabila pengajuan keberatan atau permohonan banding diterima sebagian atau seluruhnya, sepanjang utang pajak sebagaimana dimaksud dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan telah dibayar yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak dan juga imbalan bunga sebesar 2% atas pembayaran lebih sanksi administrasi

s. berupa dan atau bunga berdasarkan Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi, sebagai akibat diterbitkan Keputusan Keberatan atau Putusan Banding yang menerima sebagian atau seluruh permohonan Wajib Pajak (Pasal 27A ayat (1),(2) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)

t. Menolak petugas pemeriksa yang tidak memiliki tanda pengenal pemeriksaan dan tidak dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan dan tidak memperlihatkannya kepada Wajib Pajak yang diperiksa (Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007)

u. Menunjuk surat kuasa dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan (Pasal 32 ayat 3 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)

v. Mendapat perlindungan kerahasiaan melalui rahasia jabatan (Pasal 34 ayat (1),(2) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)

w. Mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya dan apabila setelah lewat waktu 12 bulan sejak permohonan diterima oleh KPP tidak ada suatu keputusan, maka permohoanan pengurangan atau penghapusan dianggap dikabulkan (Pasal 26 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007)

x. Mengajukan permohonan untuk mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajak yang tidak benar dan apabila setelah lewat waktu 12 bulan tidak ada suatu keputusan, maka permohonan dianggap dikabulkan (Pasal 36 ayat 1 huruf b Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007)

y. Mendapatkan kedaluwarsaan tuntutan pidana di bidang perpajakan setelah lampau waktu 10 tahun sejak saat terhutangnya pajak, berakhirnya Masa Pajak, berakhirnya Bagian Tahun Pajak, atau berakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan.

z. Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan setelah Wajib Pajak melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar empat kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau yang tidak seharusnya dikembalikan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 102: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

91

Hak-hak wajib pajak reklame berdasarkan Peraturan Daerah kota Surabaya

No. 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame

sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Daerah kota Surabaya No. 10 Tahun

2009 tentang Perubahan Atas Peraturan daerah kota Surabaya No. 6 Tahun 2006

tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame antara lain:

1. Wajib pajak berhak mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak kepada Kepala Daerah secara tertulis dengan mencantumkan sekurang-kurangnya: a. nama dan alamat Wajib Pajak b. masa pajak c. besarnya kelebihan pembayaran pajak d. alasan yang jelas

2. Wajib pajak berhak mengajukan permohonan keberatan kepada kepala daerah

3. Wajib pajak berhak mengajukan permohonan banding terhadap keputusan keberatan yang dikeluarkan kepala daerah tersebut.

4. Wajib pajak dapat mengajukan kelebihan atas pembayaran pajak, dll.

Pengaturan hak-hak wajib pajak dalam undang-undang perpajakan tersebut

Sebagai jaminan atas kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi wajib pajak.

Namun, tentunya wajib pajak tetap memerlukan bentuk perlindungan hukum yang

lebih konkrit.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 103: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

92

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan sebelumnya, dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1 Karakteristik objek reklame yang dapat dijadikan sumber pendapatan daerah

berdasarkan undang-undang perpajakan adalah hanya pajak daerah reklame

dan retribusi daerah. Sehingga terdapat perbedaan mengenai karakteristik

pemungutan reklame berdasarkan UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

dengan Perda Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame Kota Surabaya

yaitu mengenai adanya pemungutan jaminan biaya bongkar. Disisi lain,

terdapat dana titipan pajak sebagai akibat dari kesalahan penafsiran yang

dilakukan oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kota

Surabaya dalam hal pemberlakuan 2 (dua) sistem pemungutan pajak pada

Perda Penyelenggaran Reklame dan Pajak Reklame Kota Surabaya.

2 Perlindungan hukum bagi penyelenggara reklame sudah dijamin dalam

undang-undang perpajakan di Indonesia, antara lain perlindungan hukum

preventif dan atau perlindungan hukum represif. Terhadap pemungutan

jaminan biaya bongkar terdapat perlindungan hukum dari perspektif hukum

administrasi dan/atau perlindungan hukum dari perspektif hukum perdata.

Sedangkan terhadap titipan uang pajak terdapat perlindungan hukum dari

perspektif Hukum Administrasi, Hukum Perdata, dan/atau Hukum Pidana.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 104: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

93

2. Saran

Dengan memperhatikan seluruh pembahasan sebelumnya, maka dalam

skripsi ini dapat dirumuskan beberapa saran sebagai berikut:

1. Melakukan peninjauan ulang terhadap substansi Perda Penyeleggaraan

Reklame dan Pajak Reklame Kota Surabaya yang ternyata terdapat

perbedaan karakteristik pemungutan objek reklame dengan Undang-Undang

Pajak Reklame dan Retribusi Reklame. Yaitu terhadap substansi Perda yang

memberlakukan pemungutan jaminan biaya bongkar. Karena substansi

tersebut sebagai bukti bahwa telah terdapat pertentangan norma antara Perda

Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame Kota Surabaya dengan

Undang-Undang Pajak Reklame dan Retribusi Reklame. Hal ini menjadi

penting karena berkaitan dengan kepastian hukum

2. Melakukan peninjauan ulang terhadap sistem restitusi jaminan biaya

bongkar karena dalam Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012

tentang Tata Cara Penyelenggaraan Reklame jangka waktu restitusi adalah

sangat singkat yakni hanya satu (1) bulan mengingat jaminan biaya bongkar

bukan merupakan sumber pendapatan asli daerah. Terhadap munculnya

titipan uang pajak sebaiknya Pemerintah Kota Surabaya membuat sistem

restitusi. Karena hal tersebut belum tercover dalam peraturan daerah Kota

Surabaya. Hal ini penting karena berkaitan dengan kepastian hukum serta

perlindungan hukum bagi wajib pajak.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 105: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

DAFTAR BACAAN

Buku

Ahmadi, Wiratni, Perlindungan Hukum bagi Wajib Pajak Dalam Penyelesaian Sengketa Pajak, PT Refika Aditama, Bandung, 2006.

Bohari, Pengantar Hukum Pajak, Cetakan III, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.

Brotodiharjo, Santoso, Pengantar Ilmu Hukum Pajak edisi keempat, Refika Aditama, Bandung. 2003.

Campbell , Henry, black’slaw Eight Edition, West Publishing, Co USA, 2004.

Hadjon, Philipus Mandiri, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1987.

Hadjon, Philipus Mandiri, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2008.

Hamzah, Andi, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986.

Indrawati, Dedi Sutrisno, Bahan Ajar Hukum Pajak, Surabaya, 2009.

Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku I, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1993.

Marzuki, Peter mahmud, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2011.

Mertokusumo, Soedikno, Mengenak Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2008.

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cetakan IX, Balai Pustaka, 1986.

Ridwan HR., Hukum Adminstrasi Negara Edisi Revisi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011.

Riyanto, Astim, Teori Konstitusi, Yapemdo, Bandung, 2006.

Siahaan, P. Marihot, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.

Suandy, Erly, Hukum Pajak, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2005.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 106: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Sumitro, Rochmat, Asas Dan Dasar Perpajakan, Refika Aditama, Bandung, 2005.

Sumyar, Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Perpajakan, Andi Offset, Yogyakarta, 2004.

Sutedi, Adrian, Hukum Pajak Dan Retribusi Daerah, Ghalia Indonesia, Bogor,

2008. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Naional, Jakarta, 2008.

Winardi, Promosi dan Reklame, Mandar Maju, Bandung, 1980.

Skripsi

Agustina, Khristine, BAB II Tinjauan Umum Perlindungan Hukum Konsumen Dalam Karcis Parkir, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, 2010.

Ardita, Reza, Analisis Kontribusi Dan Efektivitas Pajak Daerah Sebagai Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, 2012.

Asmasi, Dina Aulia Yuliasni, Analisis Implementasi Pemungutan Pajak Reklame

atas Reklame Rokok Pada Warung Dan Kios Di Kabupaten Bogor, Skripsi, fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Depok, 2011.

Potayanda, Status Hukum Anak Perusahaan Yang Didirikan Oleh Perusahaan BUMN (Persero), Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, 2013.

Wachidin, Faizah, Pengaruh Pajak Reklame dan Pajak Hiburan Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya ( Studi Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya), Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Veteran, Surabaya, 2010.

Thesis

Habibi, Muhammad Muharror, Perlindungan Hukum Wajib Pajak atas Penerbitan Surat Paksa oleh Direktorat jenderal Pajak, Thesis, Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, 2011.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 107: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Makalah Hadjon, Philipus Mandiri, Tolak Ukur Keabsahan Tindak Pemerintahan dan

Keputusan Tata Usaha Negara, Makalah, disampaikan pada penyelenggaraan House Legal Training Hukum Administrasi dan PTUN, tanggal 19-29 Juli 2004.

Manan, Bagir, wewenang provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam Rangka Otonomi Daerah, Makalah pada Seminar Nasional, Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, Bandung, 13 Mei 2000.

Jurnal Djamiati, Tatik Sri, Faute Personelle Dan faute De Service Dalam Tanggung

Gugat Negara, Yuridika, Vol. 4, Juli-Agustus 2004.

Indrawati, Keabsahan Wewenang Seorang Aparat Dalam Menciptakan Produk Hukum Dalam Prespektif Politik Hukum, Volume 3, 1 April 2009.

Laporan Penelitian Indrawati, Emanuel Sujatmoko, Maladmistrasi Dalam Pelayanan publik,

penelitian, Fakultas Hukum Univesitas Airlangga, 2006.

Sumber Internet

“Hak-Hak Wajib Pajak”, www.pajakonline.com, dikunjungi pada tanggal 10 Desember 2012 .

“Profil Kota Surabaya Soial Ekonomi”, www.surabaya.go.id, dikunjungi tanggal

3 November 2013. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya, “Catatan Atas

Laporan Keuangan (CALK) 2012 Pemerintah Kota Surabaya”, www.surabaya.go.id, dikunjungi pada tanggal 4 November 2013.

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya, “Catatan Atas

Laporan Keuangan (CALK) 2011 Pemerintah Kota Surabaya”, www.surabaya.go.id, dikunjungi pada tanggal 23 September 2013.

Laurensius, “Kejati Jatim Akan Usut Dugaan Korupsi Jambong dan Titipan Pajak

Reklame Dispenda Surabaya”. www.kabarjagad.com, 30 Mei 2013 dikunjungi tanggal 28 September 2013.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 108: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Rum, “Korupsi Jambong dan Dana Titipan Pajak Reklame”,

www.beritametro.co.id, 14 Agustus 2013, dikunjungi tanggal 24 september 2013.

T.n., “Diduga korupsi soal reklame pejabat pemkot Surabaya dilaporkan

kekejaksaan”, kabarbisnis.com. 13 Mei 2013., dikunjungi pada tanggal 10 September 2013.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548).

Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4549)

Undang-Undang No. 29 Tahun 2008 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara 5049).

Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3984)

Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, (Lembaran Negara Tahun 1986 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3344)

Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 160, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5079)

Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234)

Peraturan Pemerintah No. 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak, (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5179)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK

Page 109: SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK …repository.unair.ac.id/13692/13/FH5.pdf · Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Mengajukan Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Keputusan Presiden No. 14 Tahun 2000 tentang Komisi Ombudsman Nasional, tertanggal 28 Januari 2000.

Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame, (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2006 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 8)

Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 10 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame, (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2009 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 10)

Peraturan Daerah Propinsi Daerah Umum Ibukota Jakarta No. 7 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Reklame, (Lembaran Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2004 Nomor 61, Tambahan Lembaran Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 61).

Peraturan Walikota Surabaya No. 79 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelenggaran Reklame.

Peraturan Walikota Batam No. 41 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Jaminan Bongkar.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK REKLAME TERHADAP PEMUNGUTAN JAMINAN BIAYA BONGKAR DAN TITIPAN UANG PAJAK DI KOTA SURABAYA

ELOK CHOIRUN NISAK