Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SISTEM PENGENDALIAN POMPA FILTER PADA AKUARIUM
MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS ARDUINO
SKRIPSI
TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK KONTROL
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Yogi Raditya Julianto
NIM. 115060300111071
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2018
i
PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem pengandalian pompa filter pada akuarium
menggunakan logika fuzzy berbasis arduino” dengan baik. Tak lepas shalawat serta salam
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri
tauladan bagi yang mengharapkan rahmat dan hidayah-Nya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
Allah SWT yang telah memberikan kelancaran, kemudahan dan hidayah-Nya.
Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Tato Julianto dan Ibu Dwi Tjahyaningrum yang
selalu memberikan kasih sayang dan do’a yang tak pernah putus.
Bapak Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Brawijaya.
Ibu Ir. Nurussa’adah, MT. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro Universitas
Brawijaya.
Bapak Ali Mustofa, ST., MT. selaku Ketua Program Studi S1 Jurusan Teknik
Elektro Universitas Brawijaya.
Bapak Ir. Purwanto, MT. selaku Ketua Kelompok Dosen Keahlian Teknik Kontrol
Program Studi S1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya.
Bapak M. Aziz Muslim, ST., MT., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan kesempatan, nasihat, pengarahan, motivasi, saran dan
masukan.
Para Dosen Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Brawijaya, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bekal ilmu pada
penulis dalam menyelesaikan studi dan sebagai bekal untuk mempelajari ilmu
setelah lulus.
Teman-teman Inverter 2011, terima kasih telah memberikan banyak bantuan dan
canda tawa.
Ketua Angkatan 2011, M. Azharul Iman yang tidak lelah untuk terus membimbing
selama pengerjaan skripsi.
ii
Teman teman himpunan yang senantiasa berbagi suka dan duka bersama sama
Doni, Syahril, Tyo, Tanto yang bersedia membantu menemukan inspirasi,
membantu menyelesaikan skripsi, dan bersedia menemani ngopi ketika suntuk
Pak lan dan penghuni tongkrongannya yang bersedia memberi informasi
keberadaan dosen dan bersedia meluangkan waktu untuk menemani menunggu
kehadiran dosen
Teman-teman jurusan teknik elektro yang telah bersedia memberikan bantuannya.
Semua pihak, yang telah memberikan bantuan serta dukungan baik secara langsung
maupun tidak langsung atas penyusunan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah
sempurna, karena keterbatasan ilmu dan kendala–kendala lain yang terjadi selama
pengerjaan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran untuk
penyempurnaan tulisan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat
dan dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut.
Malang, 27 Desember 2018
Penulis
3
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya dan
berdasarkan hasil penelusuran berbagai karya ilmiah, gagasan dan masalah ilmiah yang diteliti
dan diulas di dalam Naskah Skripsi ini adalah asli dari pemikiran saya. Tidak terdapat karya
ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu
Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
jiplakan, saya bersedia Skripsi dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Malang, 27 Desember 2018
Mahasiswa,
YOGI RADITYA JULIANTO
NIM. 115060300111071
i
RINGKASAN
Yogi Raditya Julianto, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,
Desember 2018, Pengendalian Pompa Filter Akuarium Menggunakan Logika Fuzzy Berbasis
arduino, Dosen Pembimbing: M. Aziz Muslim.
Salah satu faktor penting dalam pemeliharaan ikan di akuarium adalah ketepatan
pemberi makan ikan,mengatur kerja motor air,dan kejernihan air. Sensor photodioda
digunakan untuk mengetahui kejernihan air yang ada pada akuarium. Apabila tetap dibiarkan
maka akan menghambatan pertumbuhan ikan. Oleh karena itu penulis membuat system
pengendalian pompa filter air pada akuarium berbasis Arduino. Proses pengendalian
kekeruhan air menggunakan acuan setpoint kekeruhan 40%. Pada penelitian ini, proses
pengendalian tingkat kekeruhan air menggunakan kontroler Logika Fuzzy. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa kontroler Logika Fuzzy mampu mengendalikan tingkat kekeruhan air
sesuai dengan setpoint yang diinginkan dengan nilai error steady state 2,5%.
Kata Kunci: kekeruhan air, kontroler Logika Fuzzy, Intensitas Cahaya, Sensor Photodioda
ii
SUMMARY
Yogi Raditya Julianto, Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering
University of Brawijaya, Desember 2018, Filter Pump Control Systems In Aquarium Use
Arduino Based Fuzzy Logic, Academic Supervisor: M. Aziz Muslim.
One of the important factors in maintaining fish in the aquarium is the accuracy of
fish feeders, regulating motor water work, and water clarity. Photodiode sensor is used to
determine the clarity of water in the aquarium. If it is left unchecked, it will inhibit fish
growth. Therefore the author makes a water filter pump control system in an Arduino based
aquarium. The water turbidity control process uses a turbidity setpoint of 40%. In this study,
the process of controlling the turbidity level of water using a Fuzzy Logic controller. The test
results show that the Fuzzy Logic controller is able to control the turbidity level of water
according to the desired setpoint with a steady state error value of 2.5%.
Keywords: water turbidity, Fuzzy Logic controller, Light Intensity, Photodiode Sensor
v
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .................................................................................................................. i
SUMMARY .................................................................................................................... ii
PENGANTAR ................................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................... 2
1.4 Tujuan ................................................................................................................... 2
1.5 Manfaat ................................................................................................................. 3
BAB II DASAR TEORI ................................................................................................. 5
2.1 Kekeruhan Air ........................................................................................................ 5
2.2 Akuarium ............................................................................................................... 5
2.3 Sensor Photodioda.................................................................................................. 6
2.4 LCD ........................................................................................................................ 6
2.5 Kontroler LCD. ...................................................................................................... 7
2.6 Kontroler Logika Fuzzy. ........................................................................................ 8
2.6.1 Fungsi Keanggotaan ...................................................................................... 9
2.6.2 Fuzzyfikasi ..................................................................................................... 9
2.6.3 Rule Base Fuzzy ........................................................................................... 10
2.6.4 Defuzzyfikasi. .............................................................................................. 11
2.7 Mikrokontroller Arduino Uno ............................................................................. 12
2.8 Rangkaian TRIAC................................................................................................ 13
2.9 Rangkaian Zero Cross Detector ........................................................................... 14
2.10 Pengkondisi Sinyal ............................................................................................. 14
vi
2.10.1 Pengkondisi Sinyal Analog ........................................................................ 15
2.11 Sensor pH Probe ................................................................................................. 15
2.12 Lampu TL ........................................................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 19
3.1 Spesifikasi Alat .................................................................................................... 19
3.2 Perancangan Alat ................................................................................................. 19
3.2.1 Pembuatan Perangkat Keras. ........................................................................ 20
3.2.2 Perancangan Perangkat Lunak. ..................................................................... 20
3.3 Realisasi Pembuatan Alat . ................................................................................... 21
3.5 Perancangan Perangkat Keras .............................................................................. 21
3.5.1 Sensor Cahaya Photodioda. .......................................................................... 21
3.5.2 Modul Arduino Uno. ..................................................................................... 21
3.5.3 Rangkaian Display LCD. .............................................................................. 22
3.6 Perancangan Kontrol Logika Fuzzy . ................................................................... 23
3.7 Pengujian Sensor Photodioda . ............................................................................. 26
3.8 Pengujian Pompa . ................................................................................................ 28
3.9 Pengujian Lux Meter . .......................................................................................... 29
3.10 Pengujian Sensor pH Probe. ............................................................................... 31
3.10 Pengujian Sensor pH Terhadap Pakan Ikan. ....................................................... 32
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 35
4.1 Pengujian Keseluruhan Sistem. ............................................................................ 35
4.1.1 Prosedur Pengujian. ...................................................................................... 35
4.1.2 Hasil Pengujian. ............................................................................................ 36
4.1.2.1 Pengujian Tanpa Gangguan. .................................................................. 36
4.1.2.2 Pengujian Diberi Gangguan ...................................................................... 37
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 39
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 39
5.2 Saran ..................................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar 2.1 Akuarium air tawar. ..................................................................................... 5
Gambar 2.2 Simbol dan bentuk fisik untuk photodioda ................................................. 6
Gambar 2.3 LCD 16X2 .................................................................................................... 7
Gambar 2.4 Max Membership ...................................................................................... 11
Gambar 2.5 Mean Max defuzzyfikasi .......................................................................... 12
Gambar 2.6 Arduino uno................................................................................................13
Gambar 2.7 Sensor pH Probe ....................................................................................... 16
Gambar 2.8 Lampu TL ................................................................................................ 17
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem ............................................................................... 20
Gambar 3.2 Arduino Uno ............................................................................................. 22
Gambar 3.3 Fungsi keanggotaan input 1 (sensor photodiode) ..................................... 24
Gambar 3.4 Derajat keanggotaan Persentase ............................................................... 24
Gambar 3.5 Fungsi keanggotaan input 2 (sensor pH probe) ......................................... 25
Gambar 3.6 Fungsi Keanggotaan Singleton Untuk Output PWM ................................25
Gambar 3.7 Fungsi keanggotaan output ........................................................................26
Gambar 3.8 Pengujian sensor Photodioda ................................................................... 28
Gambar 3.9 Pengujian pompa .......................................................................................29
Gambar 3.10 Pengujian lux meter ................................................................................. 31
Gambar 3.11 Pengujian sensor pH probe ..................................................................... 32
Gambar 3.12 Pengujian sensor pH probe terhadap pakan ikan .................................... 34
Gambar 4.1 Sistem Keseluruhan .................................................................................. 35
Gambar 4.2 Grafik pengujian sistem tanpa gangguan .................................................. 36
Gambar 4.3 Grafik pengujian sistem dengan adanya gangguan .................................. 37
viii
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 3.1 Fungsi penyemat LCD M1632 ....................................................................... 22
Tabel 3.2 Membership function .................................................................................... 25
Tabel 3.3 Data pengujian sensor Photodioda secara statis ............................................. 27
Tabel 3.4 Data pengujian pompa .................................................................................... 28
Tabel 3.5 Data pengujian lux meter ............................................................................... 30
Tabel 3.6 Data pengujian sensor pH Probe secara statis ................................................ 32
Tabel 3.7 Data pengujian sensor pH Probe terhadap pakan ikan ...................................33
Teriring Ucapan Terima Kasih kepada:
Ayahanda dan Ibunda tercinta
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir-akhir ini hobi memelihara ikan hias menjadi suatu trend di masyarakat, mulai dari
kalangan bawah sampai kalangan atas. Pengurasan dan pengisisan air dalam akuarium yang ada
sekarang ini masih dilakukan secara manual. Banyak orang yang hobi memelihara ikan
kebingungan jika mereka bepergian jauh. Hal ini dimungkinkan karena tidak ada yang memelihara
ikannya dengan baik. Kebanyakan mereka mengkhawatirkan penggantian air yang berkala
dikarenakan semakin lama air dalam akuarium maka kejernihannya semakin berkurang. Faktor
penting pemeliharaan ikan pada akuarium adalah ketepatan pemberian makan ikan, mengatur kerja
motor air, kejernihan air, mengatur sirkulasi air otomatis pada akuarium. Sensor kejernihan air
digunakan untuk mengetahui kejernihan air yang ada pada akuarium sehingga jika akuarium kotor
maka akan dilakukan pergantian air secara otomatis.
Secara fisis air yang bersih diindikasikan dengan air yang bening, tidak berwarna dan tidak
berbau. Kondisi seperti ini terjadi jika air tidak dikotori oleh bahan organik maupun anorganik.
Sedangkan secara optis, air yang tercampuri oleh bahan pengotor keadaannya akan berubah warna
menjadi keruh.
Air bersih yang ideal adalah jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mengandung zat
kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh. Pada hakekatnya, tujuan pembuatan batasan tersebut
untuk mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air (waterborne disease).
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang terlarut, baik yang bersifat organic atau
anorganik. zat anorganik bisaynya berasal dari lapukan batu dan logam, sedangkan yang organik
dapat berasal dari lapukan tanaman dan kotoran hewan. Zat organik dapat menjadi makanan
bakteri, sehingga mendukung pengembangbiakannya. Bakteri ini juga merupakan zat organik
terlarut, sehingga pertambahannya akan menambah pula kekeruhan air.
Air yang keruh menyebabkan intensitas cahaya yang masuk kedalamnya menjadi berkurang.
Hal tersebut disebabkan cahaya yang melewati air keruh karena mengalami penyerapan atau
pemantulan, sehingga hanya sedikit yang diteruskan. Berkurangnya intensitas cahaya tersebut
dapat dideteksi oleh alat yang peka terhadap perubahan intensitas cahaya.
2
Apabila tetap dibiarkan maka akan menghambat pertumbuhan ikan. Oleh karena itu, penulis
membuat sistem pengurasan dan pergantian air secara otomatis berbasis arduino. Dengan adanya
system ini maka orang yang hobi memelihara ikan tidak perlu khawatir lagi dengan ikan
peliharaannya. Karena akuarium dapat mengganti sirkulasi air otomatis.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana cara kerja sensor cahaya sebagai sensor kekeruhan air?
2. Bagaimana merancang dan membuat sistem pengontrolan kecepatan aliran pompa pada
akuarium dengan menggunakan logika fuzzy?
3. Bagaimana merancang hardware dan software sistem pengontrolan kecepatan aliran
pompa air pada akuarium dengan menggunakan logika fuzzy?
4. Bagaimana hasil keluaran dari perangkat ini?
1.3 Batasan Masalah
Penyusunan penelitian ini dibatasi dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Sensor kekeruhan cahaya yang digunakan yaitu menggunakan sensor photodioda
2. Alat ini merupakan alat yang sesungguhnya.
3. Akuarium yang digunakan terbuat dari kaca dengan ukuran panjang 40cm, lebar 25cm
dan tinggi 35cm.
4. Perancangan hardware yang di gunakan adalah desain sendiri.
5. digunakan pada ikan air tawar
6. Pengujian dilakukan di dalam ruangan dengan cahaya hanya berasal dari lampu TL
sebesar 6 Watt
7. Pengujian dilakukan tanpa adanya ikan di dalam akuarium
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1 Mengetahui cara kerja sensor cahaya sebagai sensor kekeruhan air
2 Mengetahui sistem pengontrolan kecepatan aliran pompa pada akuarium dengan
menggunakan logika fuzzy
3
3 Mengetahui hardware dan software sistem pengontrolan kecepatan aliran pompa air
pada akuarium dengan menggunakan logika fuzzy
4 Mengetahui hasil keluaran dari perangkat ini
1.5 Manfaat
Mengetahui tingkat kekeruhan air yang bermutu dengan menjaga tingkat kekeruhan pada
akuarium sehingga memelihara ikan semakin mudah.
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kekeruhan Air (Turbidity)
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas air adalah Turbiditas ( Kekeruhan ).
Turbiditas ( Kekeruhan ) merupakan kandungan bahan Organik maupun Anorganik yang
terdapat di perairan sehingga mempengaruhi proses kehidupan yang ada di perairan tersebut.
Turbiditas sering di sebut dengan kekeruhan, apabila di dalam air terjadi kekeruhan yang
tinggi,maka kandungan oksigen akan menurun, hal ini disebabkan intensitas cahaya yang
masuk kedalam air sangat terbatas. Nilai kecerahan suatu perairan berhubungan erat dengan
penetrasi cahaya ke dalam air.
2.2 Akuarium
Akuarium merupakan salah satu wadah pemeliharan ikan yang relatif sangat mudah
dalam pemeliharaannya, secara umum akuarium terbuat dari bahan kaca dengan tujuan untuk
menampilkan keadaan atau situasi yang ada didalamnya.
Di dalam akuarium (lihat Gambar 2.1) kekeruhan air mempunyai pengaruh yang besar
terhadap proses pemeliharaan ikan. Kualitas air bersih yang tidak optimal menyebabkan
ekosistem di dalamnya akan terganggu dikarenakan akan menghambat pertumbuhan ikan pada
akuarium tersebut.
Gambar 2.1 Akuarium air tawar
6
2.3 Sensor Photodioda
Photodioda adalah suatu jenis dioda yang resistansinya akan berubah-ubah apabila
terkena sinar cahaya yang dikirim oleh transmitter “LED”. Resistansi dari photodioda
dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang diterimanya, semakin banyak cahaya yang diterima
maka semakin kecil resistansi dari photodioda dan begitupula sebaliknya jika semakin sedikit
intensitas cahaya yang diterima oleh sensor photodioda maka semakin besar nilai
resistansinya (Bilshop, ”Dasar-dasar Elektronika”, 2002). Sensor photodioda sama seperti
sensor LDR, mengubah besaran cahaya yang diterima sensor menjadi perubahan konduktansi
(kemampuan suatu benda menghantarkan arus listrik dari suatu bahan). Seperti yang terlihat
pada gambar 2.2 merupakan bentuk fisik dari sensor photodioda.
Gambar 2.2 Simbol dan bentuk fisik untuk photodioda
(Sumber : Elektronika-dasar.web.id”Sensor Photodioda”. 2012)
2.4 LCD (Liquid Crystal Display)
Liquid Crystal Display (LCD) adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan
kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di berbagai bidang misalnya alat–
alat elektronik seperti televisi, kalkulator ataupun layar komputer. Tipe LCD dot matrik
dengan jumlah karakter 16*2. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan
digunakan untuk menampilkan status kerja alat. Bentuk LCD 16*2 dapat dilihat dalam
Gambar 2.3.
7
Gambar 2.3 LCD 16X2
(Sumber : engineersgarage.com)
2.5 Pengendali / Kontroler LCD (Liquid Cristal Display)
Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang berfungsi
sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display). Microntroller pada
suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan memori dan register. Memori yang
digunakan microcontroler internal LCD adalah :
1. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat
karakter yang akan ditampilkan berada.
2. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori
untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat
diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
3. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk
menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan
karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat
LCD (Liquid Cristal Display) tersebut sehingga pengguna tinggal
mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat merubah karakter
dasar yang ada dalam CGROM.
Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah.
1. Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari mikrokontroler ke panel
LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses penulisan data atau tempat status dari panel
LCD (Liquid Cristal Display) dapat dibaca pada saat pembacaan data.
8
2. Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau keDDRAM.
Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut keDDRAM sesuai dengan
alamat yang telah diatur sebelumnya.Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu
LCD (Liquid Cristal Display) diantaranya adalah :
1. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan
menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat dihubungkan dengan bus data dari
rangkaian lain seperti mikrokontroler dengan lebar data 8 bit.
2. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data
yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk adalah
perintah, sedangkan logika high menunjukan data.
3. Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis data,
sedangkan high baca data.
4. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
5. Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini
dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke ground,
sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.
2.6 Logika Fuzzy
Fuzzy logic pertama kali dikenalkan kepada publik oleh Lotfi Zadeh, seorang profesor
di University of California di Berkeley. Fuzzy logic digunakan untuk menyatakan hukum
operasional dari suatu sistem dengan ungkapan bahasa, bukan dengan persamaan matematis.
Banyak sistem yang terlalu kompleks untuk dimodelkan secara akurat, meskipun dengan
persamaan matematis yang kompleks. Dalam kasus seperti itu, ungkapan bahasa yang
digunakan dalam Fuzzy logic dapat membantu mendefinisikan karakteristik operasional sistem
dengan lebih baik. Ungkapan bahasa untuk karakteristik sistem biasanya dinyatakan dalam
bentuk implikasi logika, misalnya aturan Jika – Maka.
Pada teori himpunan klasik yang disebut juga dengan himpunan crisp
(himpunan tegas) hanya dikenal dua kemungkinan dalam fungsi keanggotaannya, yaitu
kemungkinan termasuk keanggotaan himpunan (logika 1) atau kemungkinan berada di luar
keanggotaannya (logika 0). Namun dalam teori himpunan fuzzy tidak hanya memiliki dua
kemungkinan dalam menentukan sifat keanggotaannya tetapi memiliki derajat keanggotaan
9
yang nilainya antara 0 dan 1. fungsi yang menetapkan nilai ini dinamakan fungsi keanggotaan
yang disertakan dalam himpunan fuzzy.
2.6.1 Fungsi Keanggotaan
Suatu himpunan fuzzy A dalam semesta pembicaraan U dinyatakan dengan fungsi
keanggotaan, µA yang harganya berada dalam interval [0,1] (Kuswadi, 2000:27). Secara
matematika hal ini dinyatakan dengan :
µA : U → [0,1]
a) Fungsi keanggotaan berbentuk segitiga didefinisikan sebagai berikut:
𝑇 ( 𝑢; 𝑎, 𝑏, 𝑐) =
{
0 𝑢 < 𝑎 𝑢 − 𝑎
𝑏 − 𝑎 𝑎 ≤ 𝑢 ≤ 𝑏
𝑐 − 𝑢
𝑐 − 𝑏 𝑏 ≤ 𝑢 ≤ 𝑐
0 𝑢 > 𝑐
b) Fungsi keanggotaan berbentuk trapesium didefinisikan sebagai berikut
𝑇 ( 𝑢; 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑) =
{
0 𝑢 < 𝑎 𝑢 − 𝑎
𝑏 − 𝑎 𝑎 ≤ 𝑢 ≤ 𝑏
1 𝑏 ≤ 𝑢 ≤ 𝑐 𝑑 − 𝑢
𝑑 − 𝑐 𝑐 ≤ 𝑢 ≤ 𝑑
0 𝑢 > 𝑑
2.6.2 Fuzzyfikasi
Fuzzyfikasi adalah proses dimana mengolah masukan berupa bilangan crisp menjadi
himpunan fuzzy. Diperlukan metode proses ini dikarenakan apa yang kita yakini sebagai
bentuk crisp dan deterministik sebenarnya tidak deterministik sama sekali.
Sebagai contoh, jika ada proses atau pengukuran kebisingan, kita mungkin ingin untuk
menjelaskan hal ini dengan menciptakan fuzzy set untuk takaran terukur dari pada dengan
asumsi mereka akurat yang diukur.
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam fuzzyfikasi diantaranya:
Fuzzy Singletone
Fuzzy Number
Hybrid Fuzzy / Bilangan Acak
10
Pedoman memilih fungsi keanggotaan untuk proses fuzzifikasi dapat menggunakan
cara sebagai berikut:
1. Himpunan fuzzy dengan distribusi simetris.
2. Gunakan himpunan fuzzy dengan jumlah ganjil, berkaitan erat dengn jumlah
kaidah (rules).
3. Mengatur himpunan fuzzy agar saling menumpuk.
4. Menggunakan fungsi keangotaan bentuk segitiga atau trapesium.
2.6.3 Rule Base Fuzzy
Fuzzy rule adalah bagian yang menggambarkan dinamika suatu sistem terhadap
masukan yang dikarakteristikan oleh sekumpulan variabel-variabel linguistik dan berbasis
pengetahuan seorang operator ahli. Pernyataan tersebut umumnya dinyatakan oleh suatu
pernyataan bersyarat.
Dalam pengendali berbasis fuzzy, aturan pengendalian fuzzy berbentuk aturan “ IF –
THEN”. Untuk sebuah sistem Multi Input Single Output (MISO) basis aturan pengendalian
fuzzy berbentuk seperti berikut ini,
Rule 1 IF X is A1 AND Y is B1 THEN Z is C1
Rule 2 IF X is A2 AND Y is B2 THEN Z is C2
. .
Rule n IF X is An AND Y is Bn THEN Z is Cn
Dengan X, Y, Z merupakan variabel linguistik, dimana X dan Y merupakan variabel masukan,
dan Z merupakan variabel keluaran sistem. An, Bn, dan Cn merupakan nilai linguistik dari X,
Y, dan Z (Lee, 1990).
2.6.4 Defuzzyfikasi
Defuzzyfikasi adalah proses kebalikan dari fuzzyfikasi. Mengapa perlu diperlukan
proses defuzzyfikasi karena untuk mengolah hasil yang tadinya berupa himpunan fuzzy
dikembalikan lagi menjadi bentuk crisp.
Defuzzifikasi adalah proses untuk mendapatkan nilai numerik dari data fuzzy yang dihasilkan
dari proses inferensi. Proses defuzzifikasi dinyatakan sebagai berikut :
𝑦0=𝑑𝑒𝑓𝑢𝑧𝑧𝑖𝑓𝑖𝑒𝑟 (𝑦)
11
dengan:
y : aksi kontrol fuzzy
y0: aksi kontrol crisp
defuzzifier : operator defuzzifikasi
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam proses defuzzyfikasi antara lain:
Prinsip Max Membership
Max membership bisa dikatakan juga sebagai metode ketinggian.
Dalam metode ini terbatas pada keluaran yang memuncak. Max memebership
dapat dinyatakan dalam persamaan
µC~(z*) ≥ µC~(z) for all z ∈Z
dengan z* adalah nilai defuzzifikasi yang dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 2.4 Max Membership
Metode Centroid
Metode ini juga bisa disebut juga centre of gravity. Metode ini yang
paling umum dan menark untuk digunakan. (Sugeno,1985; Lee, 1990);
diberikan ekspresi aljabar
𝑧 ∗ = ∫𝜇𝐶 (z) .z dz
∫𝜇𝐶 (z) dz
Metode Weighted Average
Metode ini sangat sering digunakan karena cara penggunaannya
sangat efisien. Metode ini digunakan untuk output membership yang simetris.
Persamaan matematisnya ialah:
12
𝑧 ∗ = ∑ 𝜇𝐶 (𝑧). 𝑧
∑𝜇𝐶(𝑧)
Mean Max Membership
Dikenal juga sebagai middle of maxima, metode hampir serupa
dengan Max Membership, kecuali lokasi dari metode Max Membership bisa
juga non-unik. Diberikan pesamaan:
𝑧 ∗=𝑎 + 𝑏
2
dimana nilai a dan b dibeikan pada gambar dibawah ini
Gambar 2.5 Mean Max defuzzyfikasi
2.7 Mikrokontroler Arduino UNO
Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengendali rangkaian
elektronik dan umumnya dapat menyimpan program di dalamnya. Dengan kata lain,
mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai input dan output serta
kontrol dengan program yang bisa ditulis dan dihapus. Cara kerja mikrokontroler sebenarnya
membaca dan menulis data. Mikrokontroler digunakan dalam produk dan alat yang
dikendalikan secara otomatis.
Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis Atmega328. Memiliki 14 pin input
dan output digital, dimana 6 pin diantara pin tersebut dapat digunakan sebagai output dan 6
pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol
reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan
13
Board Arduino Mega ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau dengan adaptor AC-
DC untuk menjalankannya.
“Uno” berarti “satu” dalam Bahasa Italia dan nama ini diberikan untuk menandai
peluncuran Arduino 1.0. Arduino Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi reverensi Arduino.
Tampilan fisik Arduino Uno dapat dilihat pada gambar 2.6 dibawah ini.
Gambar 2.6 Arduino uno
Sumber : Adruino.cc
2.8 Rangkaian TRIAC
TRIAC atau Triode for Alternating Current adalah sebuah komponen elektronik yang
ekivalen dengan dua SCR yang disambungkan antiparalel dan kaki gerbangnya (gate)
disambungkan bersama. Nama resmi untuk TRIAC adalah Bidirectional Triode Thyristor. Ini
menunjukkan saklar 2 arah yang dapat mengalirkan arus listrik ke media arah ketika dipicu.
TRIAC dapat dinyalakan baik dengan tegangan positif ataupun negatif pada elektrode
gerbang (gate). Konfiguarsi tersebut membuat TRIAC dapat digunakan untuk mengatur
tegangan AC.
TRIAC dalam penggunaanya membutuhkan DIAC sebagai driver. Dibutuhkan juga
komponen yang mampu berfungsi sebagai isolator antara tegangan 220V dan 5V untuk
melindungi mikrokontroler dari tegangan balik. Sehingga komponen yang sesuai dengan
14
spesifikasi di atas adalah optocoupler. Optocoupler yang komponen utamanya berupa DIAC
adalah MOC3021.
2.9 Rangkaian Zero Cross Detector
Zero crossing detector adalah rangkaian yang digunakan untuk mendeteksei gelombang
sibus AC 220 volt saat melewati titik tegangan nol. Seberangan titik nol yang dideteksi adalah
peralihan dari positif menuju negatif dan peralihan dari negatif menuju positif. Seberangan-
seberangan titik nol ini merupakan acuan yang digunakan sebagai awal pemberian nilai waktu
tunda untuk pemicuan TRIAC.
Metode ini berfungsi untuk menentukan frekuensi suatu gelombang dengan cara
mendeteksi banyaknya zero point pada suatu rentang waktu. Zero crossing detector berfungsi
untuk mendeteksi perpotongan gelombang sinus pada tegangan AC dengan zero point
tegangan AC tersebut, sehingga dapat memberikan sinyal acuan saat dimulainya pemicuan
sinyal PWM. Dengan menggunakan rangkaian zero crossing detector ini kita dapat
mendeteksi zero point sekaligus mengubah suatu sinyal sinusoida menjadi sinyal kotak.
Sinyal keluaran rangkaian zero crossing detector ini akan dimasukkan ke mikrokontroler, oleh
karena itu dibutuhkan juga komponen yang mampu memisahkan tegangan 5V dan 220V.
Rangkaian ini menggunakan komponen optocoupler 4N25.
2.10 Pengkondisi Sinyal
Pengkondisian sinyal merupakan suatu konversi sinyal menjadi bentuk yang lebih
sesuai yang merupakan antarmuka dengan elemen-elemen lain dalam suatu kontrol proses.
Dalam hal ini dibedakan menjadi 2 (dua) teknik, yaitu pengkondisi sinyal analog dan
pengkondisi sinyal digital.
2.10.1 Pengkondisi Sinyal Analog
Prinsip kerja sensor ialah mengubah suatu besaran non elektris yang terukur menjadi
suatu besaran elektris. Untuk membentuk sensor tersebut memanfaatkan variabel dinamik
yang mempengaruhi karakteristik suatu bahan. Pengkondisi sinyal analog berperan penting
sebagai pengubah keluaran sensor ke suatu bentuk yang merupakan antarmuka dengan elemen-
elemen lain pada suatu kontrol proses. Terkadang kita menggambarkan efek pengkondisi
15
sinyal sebagai persamaan fungsi transfer. Melalui persamaan tersebut kita mengartikan efek
suatu pengkondisi sinyal pada sinyal masukan. Jadi sebuah penguat tegangan sederhana
mempunyai fungsi transfer dan suatu konstanta yang ketika dikalikan terhadap masukan
tegangan akan memberikan keluaran tegangan. Salah satu contoh pengkondisi sinyal analog
adalah sirkuit pembagi. Prinsip rangkaian ini adalah perubahan nilai tegangan yang
diakibatkan perubahan hambatan.
2.11 Sensor pH probe
Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda (probe pengukur) yang terhubung ke
sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH. Prinsip kerja utama pH
meter adalah terletak pada sensor probe berupa elektrode kaca dengan cara mengukur jumlah
ion H3O+ di dalam larutan. Ujung elektrode kaca adalah lapisan kaca setebal 0.1 mm yang
berbentuk bulat (bulb). Bulb ini dipasangkan dengan silinder kaca non konduktor atau plastik
memanjang. Inti sensor pH terdapat pada permukaan bulb kaca yang memiliki kemampuan
untuk bertukar ion positif (H+) dengan larutan terukur.
16
Gambar 2.7 Sensor pH Probe
(Sumber : pusatkomponen.com)
2.12 Lampu TL
Lampu TL Neon (Fluorescent Lamp) merupakan Lampu Penerang yang paling banyak
dipakai saat ini. Lampu TL Neon (Fluorescent Lamp) sering digunakan sebagai alat
penerangan di Pabrik, gudang, Shopping Mall, Sekolah dan juga di perkantoran. Tetapi seiring
dengan semakin berkembangnya Teknologi Lampu LED sebagai Lampu Penerang, tingkat
adopsi Lampu LED pun semakin bertambah dan lambat laun akan menggantikan Lampu
Penerang yang berteknologi Fluorescent (Pendar).
Istilah TL adalah kepanjangan dari “Tube Luminescent” atau juga ada yang
menyebutkannya “Tube Lamp” yaitu Lampu Penerang yang berbentuk “Tube” atau Tabung.
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita temukan 2 jenis Teknologi pada Lampu TL (Tube
Lamp) yakni Teknologi Fluorescent (Neon) dan Teknologi LED (Light Emitting Diodes).
17
Gambar 2.8 Lampu TL
(Sumber : pusatkomponen.com)
18
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Kajian dalam skripsi ini merupakan penelitian yang bersifat aplikatif, yaitu
merancang suatu sistem pengendalian menggunakan kontrol Logika Fuzzy berbasis
arduino yang bertujuan agar dapat menampilkan performansi sistem sesuai dengan yang
direncanakan.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merealisasikan alat yang akan dibuat
adalah sebagai berikut:
1. Spesifikasi alat
2. Perancangan alat
3. Realisasi pembuatan alat
4. Perancangan perangkat keras
5. Karakterisasi setiap blok
3.1 Spesifikasi Alat
Perencanaan sistem dilakukan sebagai langkah awal sebelum terbentuknya suatu
sistem beserta rangkaian elektronik pendukungnya, hal ini dimaksudkan agar sistem
pengindentifikasi dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.
Perancangan sistem yang dilakukan meliputi:
Penentuan spesifikasi sistem yang akan dibuat, meliputi:
a. Penentuan deskripsi kerja sistem secara keseluruhan.
b. Rangkaian elektronik pendukung.
Perancangan program pada mikrokontroler Arduino uno sebagai pusat
pengontrol dengan Logika Fuzzy.
3.2 Perancangan Alat
Perancangan alat dilakukan sebagai langkah awal sebelum terbentuknya suatu
sistem beserta rangkaian elektronik pendukungnya, hal ini dimaksudkan agar sistem
tersebut dapat berjalan sesuai dengan deskripsi awal yang telah direncanakan.
Perancangan ini dibagi menjadi 2, yakni perancangan perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software).
20
3.2.1. Perancangan Perangkat Keras(Hardware)
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan alat tersebut,
diantara lain adalah:
Akuarium,merupakan tempat yang akan dikontrol intensitas cahayanya
agar sesuai dengan setpoint.
Sensor Photodioda, pada penelitian ini sensor Photodioda digunakan
sebagai sensor yang membaca intensitas dalam ruangan dan hasil
pembacaan sensor di gunakan sebagai feedback pada kontroler.
Pompa, digunakan sebagai pengatur sirkulasi air pada akuarium
Filter air digunakan sebagai penyaring kotoran pada akuarium
Setpoint sistem berupa tingkat kekeruhan air dalam bentuk persentase.
Air akuarium sebagai plant pada perancangan system
Mikrokontroler Aduino Uno berfungsi sebagai pengontrol utama
dan akses untuk seluruh system
3.2.2. Perancangan Perangkat Lunak(Software)
Setelah mengetahui perangkat keras yang dirancang, maka dibutuhkan
perangkat lunak untuk mengendalikan dan mengatur kerja dari alat ini. Parameter yang
diperoleh dari hasil perhitungan kemudian diterapkan kedalam mikrokontroler Arduino
uno dengan menggunakan bahasa C++.
Konversi
IC ke
tegangan
pH Probe
Konversi
pH ke
tegangan
Pakan Ikan
Photodioda
Kontrol
Logika
Fuzzy
Pompa +
Akuarium
Intensitas cahaya
( Lux ) +
-
e pwm
21
3.3 Realisasi Pembuatan Alat
Untuk merealisasikan alat atau sistem yang telah dirancang sebelumnya, maka
perlu diperhatikan beberapa tahapan dalam pembuatan alat tersebut, diantaranya yaitu:
a. Pembuatan mekanik akuarium air tawar secara keseluruhan yang meliputi
penempatan Arduino uno, penempatan sensor cahaya atau Photodioda pada
akuarium, rangkaian TRIAC, penempatan filter dan pompa
b. Pengisian program yang telah dirancang sebelumnya pada Arduino uno dengan
kendali kontrol Logika Fuzzy.
3.5 Perancangan Perangkat Keras
Berdasarkan diagram blok perancangan alat yang telah disusun, perancangan
perangkat keras meliputi perancangan rangkaian sensor cahaya Photodioda , minimum
sistem Arduino uno, rangkaian catu daya. Di bawah ini adalah penjelasan masing-masing
rangkaian penyusun keseluruhan alat.
3.5.1 Sensor Cahaya Photodioda
Sensor cahaya pada perancangan ini berfungsi sebagai sensor pengukur atau
pendeteksi kuat cahaya. Keluaran dari sensor cahaya ini digunakan sebagai masukan untuk
perhitungan algoritma Logika Fuzzy yang dirancang. Sensor Photodioda mampu melakukan
pembacaan pada rentang 0-5 volt.
3.5.2 Modul Arduino Uno
Pada akuarium ini digunakan Arduino Uno sebagai pengolah dalam proses pengaturan
intensitas cahaya. Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengendali
rangkaian elektronik dan umumnya dapat menyimpan program di dalamnya.Dengan kata
lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai input dan output
serta kontrol dengan program yang bisa ditulis dan dihapus.
Cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data. Mikrokontroler
digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara otomatis.Arduino Uno adalah
board mikrokontroler berbasis Atmega328. Memiliki 14 pin input dan output digital, dimana
6 pin diantara pin tersebut dapat digunakan sebagai output dan 6 pin input analog, 16 MHz
osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk
mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan Board
22
Arduino Mega ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau dengan adaptor AC-DC
untuk menjalankannya.
“Uno” berarti “satu” dalam Bahasa Italia dan nama ini diberikan untuk menandai
peluncuran Arduino 1.0. Arduino Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi reverensi Arduino.
Tampilan fisik Arduino Uno dapat dilihat pada gambar 3.2 dibawah ini.
Gambar 3.2 Arduino Uno
3.5.3 Rangkaian Display LCD
LCD banyak digunakan pada alat-alat elektronika yang memerlukan penampilan,
sehingga pemakai dapat mengerti dengan informasi yang ditampilkan oleh alat.
Konfigurasi terminal I/O pada sebuah LCD biasanya akan tampak seperti dalam Tabel
3.1
Tabel 3.1 Fungsi penyemat LCD M1632
Penyemat Simbol Logika Keterangan
1 Vss - Catu Daya 0 Volt (Ground)
2 Vcc - Catu Daya 5 Volt
3 Vee - Catu daya untuk LCD
4 RS H/L H: Masukan Data, L: Masukan
Instruksi
Penyemat Simbol Logika Keterangan
5 R/W H/L H: Baca (Read), L: Tulis (Write)
6 E H/L (L) Enable Signal
23
Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa LCD mempunyai 8 bit data ( bidirectional bus) dan 3
buah sinyal kontrol yaitu RS, R/W dan E. Ketiga sinyal kontrol tersebut mempunyai
fungsi sebagai berikut:
1. RS digunakan untuk memilih register yaitu register IR (instruction register) atau DR
(data register)
2. R/W digunakan untuk memilih fungsi membaca atau menulis pada kedua register IR
dan DR.
3. E digunakan untuk memberikan sinyal pada bahwa data akan ditulis atau dibaca ke
register.
Mode pengiriman data antara mikrokontroler dengan LCD dapat dilakukan dengan
mode transfer data 4 bit.
3.6 Perancangan Kontrol Logika Fuzzy
Dalam melakukan perancangan perangkat lunaknya menggunakan metode fuzzy
logic dengan data input (Crisp Input) berupa nilai intensitas cahaya yang tertangkap
sensor LDR, kemudian keluaran sensor berupa tegangan keluaran sensor dikonversi
menjadi sinyal digital 8 bit (0-255) oleh ADC konverter yang ada dalam Modul Arduino
UNO. Nilai input tersebut yang akan difuzzifikasi menjadi himpunan fuzzy dengan nilai
Jernih, Agak Jernih, Sedang, Agak Keruh dan Keruh dengan fungsi keanggotaan
trapesium.
7 DB0 H/L Data Bit 0
8 DB1 H/L Data Bit 1
9 DB2 H/L Data Bit 2
10 DB3 H/L Data Bit 3
11 DB4 H/L Data Bit 4
12 DB5 H/L Data Bit 5
13 DB6 H/L Data Bit 6
14 DB7 H/L Data Bit 7
15 V+ BL - Backlight 4-4,2 Volt ; 50-200 mA
16 V- BL - Backlight 0 Volt (ground)
(Sumber: datasheet LCD M1632)
24
Dengan menggunakan fungsi keanggotaan trapesium dengan lima variabel
linguistik: Jernih, Agak Jernih, Sedang, Agak Keruh dan Keruh.
1. Jernih : 0 % sampai 10 %.
2. Agak Jernih : 5 % sampai 30 %.
3. Sedang : 25% sampai 50%.
4. Agak Keruh : 45% sampai 70%.
5. Keruh : 65% sampai 100%.
1
Gambar 3.3 Fungsi keanggotaan input 1 (sensor photodiode)
Contoh crisp input adalah 48 % berada diantara Redup dan Agak Terang maka:
Menghitung derajat keanggotaan Sedang dari crisp input misalnya 48%, menggunakan
persamaan:
-(x-d)/(d-c), c < x ≤ d, dimana c = 45 dan d = 50
-(48-50)/(50-45) = 2/5 (0,4)
Menghitung derajat keanggotaan Agak Keruh:
(x-a)/(b-a), a < x < b, dimana a =45 dan b =50
(48-45)/(50-45) = 3/5 (0,6)
1
0,6
0,4
Gambar 3.4 Derajat keanggotaan Persentase
Ada bermacam-macam cara dalam menentukan aturan fuzzy, berikut ini
menggunakan fungsi keanggotaan segitiga dengan lima nilai linguistik; PWM long, PWM
agak_long, PWM normal, PWM agak_normal dan PWM short.
JERNIH AGAK JERNIH SEDANG AGAK KERUH KERUH
0 5 10 25 30 45 50 65 70 100
%
JERNIH AGAK JERNIH SEDANG AGAK KERUH KERUH
0 5 10 25 30 45 50 65 70 100
%
25
Tabel 3.2 Membership function
Ke pH A AA S AB B
J
AJ
S
AK
K
Ket : A = Asam J = Jernih PS = PWM Short
AA = Agak Asam AJ = Agak Jernih PAS = PWM Agak Short
S = Sedang AK = Agak Keruh PN = PWM Normal
AB = Agak Basa K = Keruh PAL = PWM Agak Long
B = Basa Ke = Kekeruhan PL = PWM Long
1
Gambar 3.5 Fungsi keanggotaan input 2 (sensor pH probe)
1
0,6
0,4
Gambar 3.6 Fungsi Keanggotaan Singleton Untuk Output PWM
Kemudian dilakukan defuzzifikasi menggunakan Model Sugeno yang
menggunakan fungsi keanggotaan yang sederhana yaitu singleton, keanggotaan yang
PS PS PS PS PS
PS PAS PN PAL PL
PAS PAS PN PAL PAL
PAL PAL PN PAS PAS
PL PL PL PL PL
PS PAS PN PAL PL
0 5 10 25 30 45 50 65 70 100
%
NORMAL BASA RENDAH BASA SEDANG BASA TINGGI BASA SANGAT
TINGGI
0 7 7,3 7,4 7,8 7,9 8 8,1 8,4 14
pH
26
memiliki derajat keanggotaan 1 pada suatu nilai crisp tunggal, dan 0 pada semua crisp
yang lain. Metode yang digunakan Weighted Average untuk defuzzifikasi, maka
𝑦 ∗=0,4(37,5) + 0,6(17,5)
0,4 + 0,6= 25,5 𝑝𝑤𝑚
Gambar 3.7 Fungsi keanggotaan output
3.7 Pengujian Sensor Photodioda
Pengujian sensor cahaya photodioda bertujuan untuk mengetahui intensitas
cahaya yang terbaca pada sensor intensitas cahaya photodioda telah sesuai dengan
setpoint. Setelah melakukan pengujian, didapatkan data hasil pengujian sensor
Photodioda. Data hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 3.3
0 5 10 25 30 45 50 65 70 100
%
PS PAS PN PAL PL
27
Tabel 3.3 Data pengujian sensor Photodioda secara statis
Pakan Ikan
(gram)
Tegangan
(volt)
0 3.8
5 3.8
10 3.7
15 3.65
20 3.6
25 3.5
30 3.48
35 3.43
40 3.38
45 3.33
50 3.2
55 3.17
60 3.12
65 3
70 2.96
75 2.9
80 2.88
85 2.8
90 2.77
95 2.75
100 2.7
28
Gambar 3.8 Pengujian sensor Photodioda
3.8 Pengujian Pompa
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tentang hubungan tegangan dan perubahan
kerja pompa. Dari pengujian pompa didapatkan hasil berupa nilai tegangan yang berbeda-
beda sesuai dengan nilai PWM yang diberikan. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 3.4
Tabel 3.4 Data pengujian pompa
PWM Duty Cycle
(%)
Debit air
(mL/sec)
40 90,72
50 97,92
60 111,6
70 116,7
80 122
90 124,5
100 131,7
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
Tega
nga
n (
V)
Pakan Ikan (gram)
29
Gambar 3.9 Pengujian pompa
3.9 Pengujian Lux meter
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tentang intensitas cahaya yang didapat
menggunakan lux meter. Dari pengujian lux meter didapatkan hasil berupa nilai dengan
range antara 131 lux – 23 lux. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 3.5
0
20
40
60
80
100
120
140
40 50 60 70 80 90 100
Deb
it a
ir (
mL
/sec
)
PWM Duty Cycle (%)
30
Tabel 3.5 Data pengujian lux meter
Pakan
Ikan(gram)
Lux meter
(lux)
Kekeruhan
(%)
0 131 0
5 127 3.7
10 123 7.4
15 117 12.9
20 112 17.5
25 106 23.1
30 101 27.7
35 97 31.4
40 91 37
45 86 41.6
50 80 47.2
55 74 52.7
60 70 56.4
65 64 62
70 58 67.5
75 51 74
80 45 79.6
85 39 85.1
90 34 89.8
95 28 95.3
100 23 100
31
Gambar 3.10 Pengujian lux meter
3.10 Pengujian sensor pH Probe
Pengujian sensor ph Probe bertujuan untuk mengetahui tingkat pH air di dalam
akuarium. Setelah melakukan pengujian, didapatkan data hasil pengujian sensor pH Probe.
Data hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 3.6
0
20
40
60
80
100
120
140
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
Luxm
eter
(Lu
x)
Pakan Ikan (Gram)
32
Tabel 3.6 Data pengujian sensor pH Probe secara statis
pH Tegangan
(volt)
0 0.12
1 0.31
2 0.63
3 0.91
4 1.3
5 1.71
6 2.19
7 2.52
8 2.81
9 3.12
10 3.47
11 3.76
12 4.02
13 4.43
14 4.81
Gambar 3.11 Pengujian sensor pH probe
3.11 Pengujian sensor pH terhadap pakan ikan
Pengujian sensor ph Probe terhadap pakan ikan bertujuan untuk mengetahui tingkat
pH air didalam akuarium setelah diberikan pakan ikan. Setelah melakukan pengujian,
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tega
nga
n (
V)
pH
33
didapatkan data hasil pengujian sensor pH Probe terhadap pakan ikan. Data hasil pengujian
ditunjukkan pada Tabel 3.7
Tabel 3.7 Data pengujian sensor pH Probe terhadap pakan ikan
Pakan
Ikan(gram)
Tegangan
(volt)
0 2.51
5 2.54
10 2.58
15 2.6
20 2.63
25 2.65
30 2.67
35 2.7
40 2.73
45 2.75
50 2.76
55 2.77
60 2.8
65 2.82
70 2.83
75 2.85
80 2.88
85 2.9
90 2.92
95 2.95
100 2.98
34
Gambar 3.12 Pengujian sensor pH probe terhadap pakan ikan
2,2
2,3
2,4
2,5
2,6
2,7
2,8
2,9
3
3,1
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
Tega
nga
n (
V)
Pakan Ikan (gram)
35
BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan diperoleh melalui pengujian sistem secara menyeluruh dan
perbandingan hasil. Tujuan pengujian sistem ini adalah untuk menentukan apakah alat yang telah
dibuat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan perancangan. Pengujian pada sistem ini meliputi
pengujian setiap blok maupun pengujian secara keseluruhan. Pengujian setiap blok ini dilakukan
untuk menemukan letak kesalahan dan mempermudah analisis pada sistem apabila alat tidak
bekerja sesuai dengan perancangan
.
4.1 Pengujian Keseluruhan Sistem
Pengujian dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja sistem secara keseluruhan dan
mengamati respon kontroler terhadap setpoint.
4.1.1 Prosedur Pengujian
Gambar 4.1 Sistem Keseluruhan
Sensor Photodioda
dan sensor pH Probe
P
36
1. Menghubungkan rangkaian seperti Gambar 4.1
2. Menghubungkan power supply sebagai sumber catu untuk Arduino Uno dan
komponen lainnya yang membutuhkan catu daya.
3. Mengunduh program dengan kontrol Logika Fuzzy sesuai parameter yang telah
didapat melalui software Arduino.
4. Setelah memastikan semua rangkaian terpasang dengan benar, program
dijalankan.
5. Pada pengujian pertama kinerja sistem tidak diberi gangguan. Pada pengujian
kedua kinerja sistem diberi gangguan dengan cara memberi ganguan berupa
pakan ikan kedalam akuarium.
6. Mengamati dan menganalisa hasil dari kinerja sistem.
7. Membuat grafik dari data yang didapat dari hasil pengujian.
4.1.2 Hasil Pengujian
Pengujian keseluruhan sistem dilakukan untuk mengetahui hasil respon sistem dari perangkat
keras dan perangkat lunak dengan menggunakan kontrol logika fuzzy.
4.1.2.1 Pengujian Tanpa Gangguan
Setelah melakukan prosedur pengujian, didapatkan hasil respon keluaran dengan memberikan setpoint
40%. Pengujian ini dilakukan pada siang hari. Grafik hasil pengujian bisa dilihat pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Grafik pengujian sistem tanpa gangguan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
5 15 25 35 45 55 65 75 85 95 105 115 125 135 145 155 165 175 185 195
Kek
eru
han
( %
)
Waktu ( Menit )
Tingkat kekeruhan (%)
37
Berdasarkan hasil pengujian keseluruhan,diperoleh kinerja sistem antara lain:
Sistem tidak mengalami overshoot dengan settling time 155 menit. Settling time didapat ketika
level telah mencapai 40%. Dari grafik hasil pengujian bisa di dapatkan error steady state pada sistem
sebagai berikut:
𝑒𝑠𝑠(%) = |40 − 39
40| 𝑥 100%
= 2,5%
Dari hasil penghitungan didapatkan error sebesar 2,5% dan sistem dikatakan baik karena
error yang didapatkan masih dalam toleransi 5%.
4.1.2.2 Pengujian Sistem Secara Keseluruhan ketika diberi Gangguan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja sistem secara keseluruhan dan
mengamati respons kontroler terhadap setpoint ketika mendapatkan gangguan berupa
dimasukkannya pakan ikan ke dalam akuarium. Setelah melakukan pengujian, didapatkan hasil
respon setelah diberi gangguan yang dapat dilihat dalam Gambar 4.3
Gambar 4.3 Grafik pengujian sistem dengan adanya gangguan
Dari grafik hasil pengujian, dapat dilihat respon sistem terhadap gangguan berupa pakan
ikan. Sistem dapat kembali pada keadaan steady state setelah terjadinya gangguan dan mengalami
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 2 3 51
01
52
02
53
03
54
04
55
05
56
06
57
07
58
08
59
09
51
00
10
51
10
11
51
20
12
51
30
13
51
40
14
51
50
15
51
60
16
51
70
17
51
80
18
51
90
19
52
00
20
52
10
21
52
20
22
52
30
23
52
40
24
52
50
25
52
60
26
52
70
Kek
eru
han
(%
)
Waktu ( menit )
Tingkat kekeruhan (%)
38
proses recovery time sebesar 235 menit. Dengan begitu dapat dikatakan sistem kontrol pada
perancangan ini telah bekerja dengan baik.
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, baik pengujian perblok rangkaian
maupun pengujian sistem secara keseluruhan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari penentuan kontrol logika fuzzy didapatkan hasil respon sistem berada dalam
daerah setpoint dan mampu diaplikasikan pada sistem pengendalian intensitas
cahaya karena error steady state yang didapatkan sebesar 2,5 %.
2. Hasil pengujian keseluruhan dengan gangguan terhadap control Logika Fuzzy
pada kekeruhan air, menunjukkan bahwa respon sistem dapat kembali pada
keadaan steady state dan mengalami proses recovery time (waktu pemulihan)
selama untuk gangguan diberi pakan ikan.
5.2 Saran
Setelah penelitian ini selesai dilakukan, masih ada beberapa kelemahan yang terjadi
pada sistem. Oleh karena itu agar terjadi penyempurnaan kinerja dari penelitian ini, peneliti
selanjutnya disarankan
1. Disarankan untuk menambahkan jumlah sensor agar lebih presisi.
2. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan ada penambahan catu daya cadangan
agar alat dapat bekerja meskipun aliran listrik PLN mati.
3. Disarankan untuk menambahkan faktor yang mempengaruhi intensitas cahaya pada
akuaium.
DAFTAR PUSTAKA
Ogata, Katsuhiko. 1997. Teknik Kontrol Automatik. Jakarta: Erlangga
Bishop, O., 2002, Dasar-Dasar Elektronika, Erlangga, Jakarta
Santoso Budi. Sistem pengganti air berdasarkan kekeruhan dan pemberi pakan otomatis
berbasis mikrokontroler ATMEGA 16. STMIK,Malang.
Kusumadewi, Sri dan Hari Punomo. 2004. Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bolton, W. 2004. Sistem Instrumentasi dan Sistem Kontrol (Judul asli: Instrumentation and
Control System). Jakarta: Erlangga