113
RANCANG ALA G BANGUN AT DAN ME JAW FAK IN N SISTEM ESIN PERT WA BARAT ABDUL H F ULTAS TE NSTITUT P SKRIPSI INFORMA TANIAN DI T BERBASI OLEH HAKIM BU F14104113 2009 EKNOLOGI PERTANIA BOGOR ASI STATUS I KABUPAT IS INTERNE UDIMAN I PERTANI AN BOGOR S KETERS TEN BOGO ET IAN R 1 EDIAAN OR,

SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

  • Upload
    dinhthu

  • View
    285

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

RANCANG

ALA

G BANGUN

AT DAN ME

JAW

FAK

IN

N SISTEM

ESIN PERT

WA BARAT

ABDUL H

F

ULTAS TE

NSTITUT P

SKRIPSI

INFORMA

TANIAN DI

T BERBASI

OLEH

HAKIM BU

F14104113

2009

EKNOLOGI

PERTANIA

BOGOR

ASI STATUS

I KABUPAT

IS INTERNE

UDIMAN

I PERTANI

AN BOGOR

S KETERS

TEN BOGO

NET

IAN

R

1

EDIAAN

OR,

Page 2: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

2

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN

ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR,

JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Departemen Teknik Pertanian Bogor

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

ABDUL HAKIM BUDIMAN

F14104113

2009

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 3: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

3

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN

ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR,

JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Departemen Teknik Pertanian Bogor

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ABDUL HAKIM BUDIMAN

F14104113

Tanggal lulus:

Disetujui, Mei 2009

Ir. Mohamad Solahudin, MSi

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Desrial, M.Eng

Ketua Departemen Teknik Pertanian

Page 4: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

4

Abdul Hakim Budiman. F14104113. Rancang Bangun Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor, Jawa Barat Berbasis Internet. Dibimbing oleh: Mohamad Solahudin.

RINGKASAN

Kabupaten Bogor merupakan daerah satelit bagi kota Jakarta, kondisi ini mengakibatkan banyak lahan pertanian khususnya padi sawah, yang beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman penduduk dan industri. Selain berkurangnya luas lahan-lahan pertanian, banyak pula sumber daya manusia di bidang pertanian yang memilih untuk pindah ke kota serta beralih profesi. Hal-hal tersebut tentunya akan menjadi hambatan dalam usaha peningkatan produksi pangan khususnya beras di Kabupaten Bogor, dimana permintaan beras semakin tinggi seiring meningkatnya jumlah penduduk. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut salah satunya dengan cara menerapkan mekanisasi pertanian..

Penerapan mekanisasi pertanian di Kabupaten Bogor perlu diimbangi dengan adanya ketersediaan data maupun informasi yang mendukungnya sehingga dapat dihasilkan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tiap-tiap wilayah pada waktu tertentu. Namun selama ini seringkali data maupun informasi mengenai keberadaan dan persebaran alat dan mesin pertanian sulit dicari dan isinya kurang aktual sehingga penggunaanya belum maksimal bagi pengembangan mekanisasi pertanian di Kabupaten Bogor.

Pada penelitian ini dihasilkan sistem informasi yang bernama Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara umum sistem informasi ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi penyebaran alat dan mesin pertanian yang terkait pada proses produksi beras, mulai dari prapanen hingga pascapanen. Selain itu sistem informasi ini juga diharapkan mampu memberikan informasi mengenai kebutuhan alat dan mesin pertanian tersebut pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Bogor.

Metode yang digunakan dalam pengembangkan Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah metodologi System Development Life Cycle (SDLC). Metodologi ini terdiri lima tahap, yaitu investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem serta perawatan sistem.

Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor yang telah dibangun adalah sistem berbasis web dan dapat berjalan pada berbagai platform sistem operasi diantaranya yaitu Windows™ dan Linux yang telah diinstal web server. Sistem ini terdiri dari dua buah basisdata, yaitu basisdata spasial dan non-spasil. Selain itu sistem ini juga dilengkapi dengan aplikasi Web GIS dalam bentuk peta interaktif, agar informasi mudah dipahami oleh pengguna (user).

Sistem dibangun dengan mengunakan konsep CMS yang memungkinkan pengelolaan sistem dapat dilakukan oleh banyak pengguna (user), sehingga menjamin keterkinian data dan informasi. Dalam pengelolaan sistem pengguna diberikan hak akses berbeda-beda, sesuai dengan level aksesnya. Level akses dibedakan menjadi 4 yaitu super administrator, administrator, admin uptd dan admin kecamatan.

Page 5: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

5

Dari hasil uji kompatibilitas browser dapat diketahui bahwa tampilan halaman, gambar dan animasi berjalan dengan baik pada browser Mozilla Firefox 3.0.1 dan Opera 9.50. Namun pada browser Internet Explorer 7 animasi pada flash object tidak berjalan. Selain itu resolusi layar yang paling baik dalam menampilkan halaman ini adalah 1024 x 768. Untuk mengakses halaman depan (front end) sistem pada jaringan lokal, pengguna dapat mengetikan URL http://localhost/alsintan/. Sedangkan untuk halaman belakang (back end) sistem dapat diakses melalui alamat URL http://localhost/alsintabe/.

Secara umum selama tahun 2005-2007 ketersediaan traktor roda dua di Kabupaten Bogor mengingkat, namun hal tersebut diikuti pula dengan peningkatan kebutuhan traktor roda dua. Kebutuhan traktor roda dua pada tahun 2005-2007 rata-rata baru tercukupi sebanyak 40% pada tiap tahunnya. Walaupun demikian masih ada kecamatan yang tidak pernah mengalami kekurangan traktor roda dua pada tahun 2005-2007, kecamatan tersebut adalah Kecamatan Babakan Madang.

Berbeda dengan traktor roda dua, ketersediaan perontok padi bermotor (power thresher) selama tahun 2005-2007 cenderung menurun Meskipun ketersediaannya cenderung menurun, namun kebutuhan power thresher pada tahun 2005-2007 terus meningkat. Secara umum kebutuhan power thresher di Kabupaten pada tahun 2005-2007 rata-rata baru tercukupi sebanyak 12.8% pada tiap tahunnya.

Ketersediaan RMU pada tahun 2006 sempat menurun dari tahun 2005, namun pada tahun 2007 ketersediaannya kembali naik. Begitu pula dengan kebutuhannnya. Namun secara umum pada selama tahun 2005-2007 Kabupaten Bogor mengalami kekurangan RMU, dimana kebutuhan RMU pada tiap tahunnya rata-rata baru tercukupi sebanyak 80%. Gabah yang tidak tergiling oleh RMU akan diolah dengan menggunakan PPK, dimana kersediaan PPK ini secara umum melebihi jumlah kebutuhan.

Page 6: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

6

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Maret 1986

sebagai anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Drs.

Sumarjoto dan Siti Kulsum. Saat kecil, penulis mengenyam

pendidikan dasar di SD Nasional 1, Bekasi (1992-1998).

Penulis selanjutnya melanjutkan pendidikan menengahnya di

lembaga pendidikan yang sama, yaitu SMP Nasional 1, Bekasi

(1998-2001). Selanjutnya pada tahun 2001 – 2004 penulis melanjutkan sekolah

menengahnya di SMU 42, Jakarta. Pada tahun 2004 penulis berhasil lulus dari

ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), dan diterima di Departemen

Teknik Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Di Depatemen Teknik Pertanian

IPB, penulis mengambil minat pada bagian Sistem dan Manajemen Mekanisasi

Pertanian di bawah bimbingan Ir. Mohamad Solahudin, M.Si.

Untuk memenuhi syarat kelulusan dan memperoleh gelar sarjana, penulis

melaksanakan Praktek Lapangan di PT. Parung Farm, Bogor dengan judul

Penjadwalan Produksi Bayam dan Kangkung Hidroponik di PT. Parung Farm,

Bogor dan melaksanakan Tugas Akhir penelitian dan penulisan skripsi berjudul

Rancang Bangun Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian

di Kabupaten Bogor, Jawa Barat Berbasis Internet.

Selama mengikuti perkuliahan di IPB, penulis juga aktif di organisasi

kemahasiswaan kampus. Selain pernah menjadi ketua panitia di beberapa program

kerja Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA), penulis juga pernah

menjabat sebagai Wakil Ketua HIMATETA pada periode 2006 – 2007. Selain

aktif di organisasi mahasiswa dalam kampus IPB, penulis juga pernah menjabat

Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian Indonesia pada periode

2007 – 2008.

Page 7: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas Rahmat

dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Rancang

Banngun Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di

Kabupaten Bogor, Jawa Barat Berbasis Internet.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Ir. Mohamad Solahudin, M.Si selaku dosen pembimbing atas

bimbingan dan masukannya dalam penyusunan skripsi.

2. Dr. Ir. I Wayan Astika, M.Si dan Ir. Gatot Pramuhadi, M.Si selaku dosen

penguji atas masukan dan arahannya dalam penyelesaian skripsi.

3. Ayah dan Ibu tersayang serta keluarga yang selalu mendo’akan dan

memberikan segalanya bagi penulis.

4. Daragantina Nursani atas segala dorongan, kasih sayang dan kesabaran

selama penulis menyelesaikan tugas akhir.

5. Arip Sonjaya dan Supriyanto atas segala bantuan dan kerjasamanya selama

penulis meyelesaikan tugas akhir.

6. Teman-teman kost Komando atas kebersamaan dan dukungannya kepada

penulis.

7. Teman-teman seperjuangan Teknik Pertanian angkatan 41 atas

kebersamaannya dan atas pengalaman hidup yang tidak terlupakan.

8. Adik-adik TEP angkatan 42, 43 dan 44 atas segala doa dan dorongan yang

diberikan.

9. Seluruh staf Departemen TEP, Fakultas dan Perpustakaan atas bantuannya.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis

menyadari bahwa sistem informasi yang penulis buat masih jauh dari sempurna

sehingga kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan sistem yang

dibangun

Bogor, Mei 2009

Penulis

Page 8: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................................. 3

C. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Alat dan Mesin Pertanian ..................................................................... 4

B. Traktor Roda Dua ................................................................................. 4

C. Perontok Padi Bermotor (Power Thresher) ......................................... 5

D. Rice Milling Unit (RMU) .................................................................... 7

E. Sistem Informasi .................................................................................. 8

F. Sistem Informasi Geografis.................................................................. 9

G. Database Management System (DBMS) ............................................. 10

H. Entity Relationship Diagram (ERD) .................................................... 12

I. System Development Life Cycle (SDLC) ........................................... 14

J. Internet dan Jaringan Komputer........................................................... 17

K. Server Side dan Client Side Programming .......................................... 18

L. World Wide Web ................................................................................. 19

M. Open Source ......................................................................................... 20

N. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 21

III. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat ............................................................................... 24

B. Alat dan Bahan ..................................................................................... 24

C. Metodologi Penelitian .......................................................................... 24

D. Metodologi Pengembangan Sistem ...................................................... 26

Page 9: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

iii

E. Penentuan Kebutuhan Alat dan Mesin Pertanian ................................. 29

F. Asumsi-asumsi ..................................................................................... 32

IV. PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Kabupaten Bogor ........................................................ 35

B. Pembangunan Sistem Informasi ........................................................... 35

1. Investigasi Sistem .......................................................................... 35

2. Analisis Sistem ............................................................................... 39

3. Desain Sistem ................................................................................. 39

4. Implementasi Sistem ...................................................................... 64

C. Kelebihan dan Kekurangan Sistem ...................................................... 68

D. Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor ... 69

1. Status Ketersediaan Traktor Roda Dua .......................................... 69

2. Status Ketersediaan Perontok Padi Bermotor (Power Thresher) ... 74

3. Status Ketersediaan Rice Milling Unit (RMU) .............................. 79

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 87

B. Saran ..................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89

Page 10: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Notasi Entity Relationship Diagram .................................................. 13

Tabel 2. Kelebihan dan Kelemahan SDLC ...................................................... 15

Tabel 3. Development Environment ................................................................. 44

Tabel 4. Perangkat Pembantu ........................................................................... 45

Tabel 5. Hak akses halaman back end pada berbagai level akses .................... 61

Tabel 6. Status Ketersediaan dan Kebutuhan Traktor Roda Dua di Kabupaten

Bogor Tahun 2005 .............................................................................. 70

Tabel 7. Status Ketersediaan dan Kebutuhan Traktor Roda Dua di Kabupaten

Bogor Tahun 2006 .............................................................................. 71

Tabel 8. Status Ketersediaan dan Kebutuhan Traktor Roda Dua di Kabupaten

Bogor Tahun 2007 .............................................................................. 73

Tabel 9. Status Ketersediaan dan Kebutuhan Power Thresher di Kabupaten

Bogor Tahun 2005 .............................................................................. 75

Tabel 10. Status Ketersediaan dan Kebutuhan Power Thresher di Kabupaten

Bogor Tahun 2006 ........................................................................... 76

Tabel 11. Status Ketersediaan dan Kebutuhan Power Thresher di Kabupaten

Bogor Tahun 2007 ........................................................................... 78

Tabel 12. Status Ketersediaan dan Kebutuhan RMU di Kabupaten Bogor

Tahun 2005 ...................................................................................... 80

Tabel 13. Status Ketersediaan dan Kebutuhan RMU di Kabupaten Bogor

Tahun 2006 ...................................................................................... 82

Tabel 14. Status Ketersediaan dan Kebutuhan RMU di Kabupaten Bogor

Tahun 2007 ...................................................................................... 83

Tabel 15. Data Ketersediaan dan Kebutuhan PPK di Kabupaten Bogor ......... 85

Page 11: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Sepuluh negara pengguna internet terbesar di Asia

pada tahun 2008 ............................................................................. 2

Gambar 2. Penggilingan padi kecil tipe lengkap (Patiwiri, 2006) ................... 7

Gambar 3. Komponen sistem informasi .......................................................... 8

Gambar 4. Diagram alir pengembangan sistem metode

SDLC (O’Brien, 1999) ................................................................... 14

Gambar 5. Rancangan Penelitian ..................................................................... 25

Gambar 6. Proses penentuan kebutuhan alat dan mesin pertanian .................. 32

Gambar 7. ERD sistem informasi status ketersediaan alat dan mesin pertanian

di Kabupaten Bogor ........................................................................ 42

Gambar 8. Diagram konteks sistem informasi status ketersediaan alat dan mesin

pertanian di Kabupaten Bogor ....................................................... 43

Gambar 9. Desain layout halaman depan (front end) sistem informasi ........... 46

Gambar 10. Tampilan halaman muka (Home) ................................................. 47

Gambar 11. Tampilan halaman profil alsintan ................................................. 48

Gambar 12. Tampilan halaman situs terkait .................................................... 49

Gambar 13. Tampilan halaman kontak ............................................................ 50

Gambar 14. Tampilan halaman pencarian ....................................................... 50

Gambar 15. Tampilan halaman download ....................................................... 51

Gambar 16. Tampilan halaman bantuan .......................................................... 52

Gambar 17. Tampilan halaman Web GIS Kabupaten Bogor .......................... 53

Gambar 18. Tampilan halaman Web GIS Kabupaten Bogor dengan layer

persebaran traktor roda dua .......................................................... 54

Gambar 19. Tampilan halaman data pertanian Kabupaten Bogor ................... 55

Gambar 20. Tampilan halaman tren alsintan dengan alsintan

traktor roda dua ............................................................................. 56

Gambar 21. Lokasi list menu tahun dan data kecamatan pada halaman

Web GIS ....................................................................................... 57

Gambar 22. Tampilan halaman Web GIS Kecamatan Jonggol ....................... 58

Page 12: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

vi

Gambar 23. Tampilan halaman Web GIS Kecamatan Jonggol dengan

pemilihan layer topografi ............................................................. 59

Gambar 24. Tampilan halaman login administrator ........................................ 60

Gambar 25. Halaman utama back end ............................................................. 62

Gambar 26. Halaman input data Modul Manajemen Data Alsintan ................ 62

Gambar 27. Tampilan pesan kesalahan pada penginputan data Modul

Manajemen Data Alsintan ............................................................ 63

Gambar 28. Tampilan halaman muka sistem dengan browser Mozilla Firefox

3.0.1 dan resolusi layar 1024 x 768 pixel ..................................... 65

Gambar 29. Tampilan halaman muka sistem dengan browser Internet

Explorer 7 dan resolusi layar 1024 x 768 pixel ............................ 66

Gambar 30.Tampilan halaman muka sistem dengan browser Opera 9.50

dan resolusi layar 1024 x 768 pixel .............................................. 67

Gambar 31. Grafik perbandingan jumlah ketersediaan dan kebutuhan traktor

roda dua di Kabupaten Bogor pada tahun 2005-2007 .................. 74

Gambar 32. Gambar Grafik perbandingan jumlah ketersediaan dan kebutuhan

power thresher di Kabupaten Bogor pada tahun 2005-2007 ........ 79

Gambar 33. Grafik perbandingan jumlah ketersediaan dan kebutuhan RMU di

Kabupaten Bogor pada tahun 2005-2007 ..................................... 84

Gambar 34. Grafik perbandingan jumlah ketersediaan dan kebutuhan PPK di

Kabupaten Bogor pada tahun 2005-2007 ..................................... 86

Page 13: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Luas Sawah (ha) di Kabupaten Bogor Tahun 2005-2007 ........... 93

Lampiran 2. Luas Panen (ha) di Kabupaten Bogor Tahun 2005-2007 ............ 94

Lampiran 3. Produktifitas Padi (ton/ha) di Kabupaten Bogor Tahun

2005-2007 .................................................................................... 95

Lampiran 4. Jumlah Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di

Kabupaten Bogor Tahun 2005 ..................................................... 96

Lampiran 5. Jumlah Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di

Kabupaten Bogor Tahun 2006 ..................................................... 97

Lampiran 6. Jumlah Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di

Kabupaten Bogor Tahun 2007 ..................................................... 98

Lampiran 7. Jumlah Produksi GKP (ton) di Kabupaten Bogor Tahun

2005-2007 .................................................................................... 99

Lampiran 8. Jumlah Produksi GKG (ton) di Kabupaten Bogor Tahun

2005-2007 .................................................................................... 100

Page 14: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Bogor merupakan daerah satelit bagi kota Jakarta, kondisi

ini mengakibatkan banyak lahan-lahan pertanian khususnya padi sawah yang

beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman penduduk dan industri. Hal ini

dapat dilihat pada besarnya luas tanam pada tahun 2005 dan 2006. Pada tahun

2005, Kabupaten Bogor memiliki luas tanam lahan padi sawah sebesar 81 185

ha (Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2005). Namun pada tahun 2006, luas

tanam padi sawah berkurang menjadi sebesar 71 650 ha (Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kabupaten Bogor, 2006).

Selain berkurangnya luas lahan-lahan pertanian, banyak pula sumber

daya manusia di bidang pertanian yang memilih pindah ke kota serta beralih

profesi. Hal-hal tersebut tentunya akan menjadi hambatan dalam usaha

peningkatan produksi pangan khususnya beras di Kabupaten Bogor, dimana

permintaan beras semakin tinggi seiring meningkatnya jumlah penduduk.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan - permasalahan tersebut

yaitu dengan menerapkan mekanisasi pertanian. Mekanisasi pertanian

merupakan aplikasi teknologi dan manajemen penggunaan alat dan mesin

pertanian, mulai dari pengolahan tanah, penanaman, pengelolaan air,

pemupukan, perawatan tanaman, pemanenan, penanganan pasca panen sampai

menghasilkan produk yang siap dipasarkan (Priyanto, 1997). Dukungan

mekanisasi pertanian harus menjadi agenda pembangunan pertanian jika

dikaitkan dengan program revitalisasi pertanian, yang mengisyaratkan tiga

pilar utama yaitu ketahanan pangan, pengembangan agribisnis, dan

kesejahteraan rakyat. Sektor pertanian selalu dikaitkan dengan ketiga hal

tersebut, karena merupakan sumber mata pencaharian yang sangat dominan

bagi lebih dari 65% penduduknya (Balitbang, 2007).

Penerapan mekanisasi pertanian di Kabupaten Bogor harus diimbangi

dengan adanya ketersediaan data maupun informasi yang mendukungnya,

sehingga dapat dihasilkan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi tiap-tiap wilayah pada waktu tertentu. Namun selama ini seringkali

Page 15: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

data mau

pertanian

maksima

P

Informas

Jawa Ba

media in

Indonesi

Asia (M

Gambar

Gambar

S

memperm

(output)

yang me

internet

yang be

keunggu

Juta

upun inform

n sulit dicar

al bagi penge

Pada peneliti

si Status Ket

arat. Sistem

nternet dilak

ia yang mer

Miniwatts M

1.

1. Sepuluh2008.

Selain itu p

mudah serta

serta penged

enjadi pertim

adalah bany

ersifat open

ulan, salah sa

0

50

100

150

200

250

300253

masi mengen

i dan isinya

embangan m

ian ini dihas

tersediaan A

m Informasi

kukan sebaga

rupakan mas

Marketing G

h negara pe

penggunaan

a memperce

ditan data ya

mbangan sis

yaknya pera

source. Per

atunya yaitu

94

60

nai keberadaa

a kurang aktu

mekanisasi p

silkan sistem

Alat dan Mes

ini dibangu

ai upaya mem

syarakat pen

Group, 2008)

engguna inte

n media in

epat proses

ang dilakuka

stem inform

angkat lunak

rangkat luna

u bisa didapa

34.8 25

an dan peny

ual sehingga

ertanian di K

m informasi

sin Pertanian

un berbasis

mperluas ak

ngguna inter

) seperti ya

ernet terbesa

ternet dilak

pemasukkan

an oleh insta

masi dikemba

k (software)

ak open sou

atkan dan di

20.2 17.5

yebaran alat

a penggunaa

Kabupaten B

yang berna

n di Kabupa

internet. P

kses kepada m

rnet terbesar

ang ditunjuk

ar di Asia p

kukan seba

n (input), p

ansi terkait.

angkan mel

) pembangun

urce memili

igunakan sec

15.4 14.9

2

dan mesin

anya belum

Bogor.

ama Sistem

aten Bogor,

Penggunaan

masyarakat

r kelima di

kkan pada

pada tahun

agai upaya

engeluaran

Aspek lain

alui media

nan sistem

iki banyak

cara gratis.

14

Page 16: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

3

Dengan demikian penggunaan perangkat lunak ini dapat meminimalisasi biaya

yang dibutuhkan dalam pembangunan sistem.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun Sistem Informasi Status

Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor berbasis Internet,

memberikan informasi persebaran alat dan mesin pertanian di Kabupaten

Bogor, serta memberikan informasi kebutuhan alat dan mesin pertanian pada

tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

C. Manfaat Penelitian

Sistem informasi ini dapat membantu memberikan informasi

penyebaran alat dan mesin pertanian yang terkait pada proses produksi beras.

Selain itu sistem informasi ini juga mampu memberikan informasi mengenai

kebutuhan alat dan mesin pertanian tersebut pada tiap-tiap kecamatan di

Kabupaten Bogor. Informasi-informasi tersebut diharapkan dapat membantu

beberapa instansi terkait dalam mengambil kebijakan-kebijakan dalam bidang

mekanisasi pertanian secara cepat, serta sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

petani yang ada di Kabupaten Bogor.

Page 17: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Alat dan Mesin Pertanian

Menurut Riyansah (2008) alat dapat didefinisikan sebagai perkakas

sederhana yang berguna meringankan dan mempermudah pekerjaan sehingga

dapat mengurangi tenaga manusia. Sedangkan mesin diartikan sebagai suatu

alat yang digerakkan secara mekanis, yang disertai dengan adanya perubahan

dari satu bentuk energi ke dalam bentuk energi lainnya (Pratomo, 1983).

Aplikasi teknologi dan manajemen alat dan mesin di bidang pertanian

dikenal dengan mekanisasi pertanian. Mekanisasi pertanian ini mencakup

aplikasi atau penggunaan alat dan mesin dalam kegiatan prapanen hingga

pascapanen yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian

(Priyanto, 1997). Menurut Daywin et al. (1992) tujuan utama dari penggunaan

alat dan mesin di bidang pertanian adalah untuk meningkatkan produktivitas

kerja petani dan merubah pekerjaan berat menjadi ringan dan menarik.

Ada beberapa cakupan dari alat dan mesin pertanian yaitu: Pertama,

alat dan mesin yang digunakan dalam kegiatan pengolahan lahan. Pada

kegiatan ini dibagi atas pengolahan primer dan sekunder. Kedua, alat dan

mesin yang digunakan dalam kegiatan penanaman. Alat dan mesin ini dibagi

atas alat tanam padi dan alat tanam biji-bijian. Ketiga, alat dan mesin yang

digunakan dalam kegiatan pemeliharaan. Alat dan mesin ini dibagi atas

kegiatan alat kegiatan pemupukan dan alat kegiatan pengendalian hama dan

gulma. Kelima, alat dan mesin yang berperan dalam kegiatan pengairan atau

irigasi dalam proses budidaya pertanian. Keenam, alat dan mesin yang

digunakan dalam kegiatan panen dan kegiatan pascapanen. (Riyansah, 2008).

B. Traktor Roda Dua

Menurut Sakai et al. (1998) Traktor Roda Dua merupakan traktor

beroda dua yang digerakkan oleh motor penggerak (engine) dengan

menggunakan bahan bakar bensin, solar atau kerosin yang dapat dipakai untuk

mengolah tanah sawah atau tegalan dan mempunyai sifat serbaguna dengan

tenaga 2 sampai 10 Hp serta operatornya berjalan kaki.

Page 18: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

5

Tenaga penggerak traktor roda dua selalu menggunakan internal

combustion engine yang dapat dibedakan terutama dari bahan bakarnya, yaitu

motor bensin dan motor diesel. Biasanya traktor roda dua menggunakan motor

penggerak dengan satu silinder. Sistem transmisi pada traktor roda dua

menggunakan sabuk dan gigi yang berfungsi untuk memindahkan tenaga ke

bagian yang bergerak lainnya. Putaran gigi dapat diatur atau diubah dengan

menggunakan kopling dan pengaturan putaran motor serta stering clutch yang

berfungsi untuk membelokkan traktor. Traktor roda dua juga dilengkapi

implemen untuk mengolah tanah seperti bajak singkal, bajak rotari, garu

penggulud, dan papan perata (Sakai et al., 1998).

Menurut ukurannya, traktor roda dua dapat diklasifikan menjadi 4 tipe

yakni (Sakai et al., 1998):

1. Tipe Mini Tiller (1.47 – 2.21 kW)

2. Tipe Traksi (2.99 – 4.42 kW)

3. Tipe Ganda (3.68 – 5.51 kW)

4. Tipe Gerak (5.51 - 10.30 kW)

Menurut Direktorat Alat dan Mesin Departemen Pertanian RI tahun

2002, traktor roda dua memiliki kapasitas kerja sebesar 20-30 ha/musim

dengan 8 jam kerja/hari dan 50-60 hari kerja/musim. Menurut Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang Pertanian) traktor roda dua

dengan daya 8.5 Hp memiliki kapasitas kerja sebesar 25 ha/musim dengan 8

jam kerja/hari dan 90 hari kerja/tahun.

C. Perontok Padi Bermotor (Power Thresher)

Menurut Purwono (1992) prinsip kerja perontok (thresher) padi yaitu:

1. Cara thresher merontokkan padi dengan melepas bulir-bulir gabah dari

tangkai atau malai untuk kemudian memisahkannya.

2. Pelepasan bulir gabah dari tangkai atas dasar tarikan, pukulan, dan gesekan

serta kombinasi dari masing-masing itu.

3. Bagian thresher yang berfungsi untuk melepaskan bulir gabah adalah gigi

perontok.

Page 19: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

6

Menurut tenaga penggerak dan cara kerjanya, thresher padi dapat

dibedakan menjadi tiga (Purwono, 1992):

1. Pedal Thresher

Menurut Purwono (1992) pedal thresher adalah alat perontok yang

digerakkan oleh kaki operator. Pada saat perontokan, padi dipegang dan

bagian malai diumpankan pada bagian atas silinder perontok berputar.

Menurut Direktorat Alat dan Mesin Pertanian (2002) kapasitas kerja dari

pedal thresher yaitu berkisar antara 75–100 kg/jam dengan 6 jam

kerja/hari dan 30 hari kerja/musim.

2. Power Thresher

Menurut Purwono (1992) perontok padi bermotor (power thresher)

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3 merupakan perontok padi yang

digerakkan oleh motor bahan bakar atau motor listrik melalui sistem

transmisi. Biasanya besar tenaga motor yang digunakan tergantung ukuran

perontoknya (Riyanto, 1994). Purwono (1992) juga menyatakan bahwa

pada umumnya power thresher sudah dilengkapi dengan unit pembersih

berupa saringan dan kipas penghembus untuk memisahkan tangkai atau

jerami, daun, dan gabah hasil perontokan. Pengumpanan padi yang

dirontokkan dengan cara memegang tangkai padi dan bagian malai

diletakkan di bawah atau di atas silinder perontok (Purwono, 1992).

Perontokan dengan power thresher menggunakan motor sebagai

penggeraknya mempunyai kapasitas perontokan sebesar 420 kg gabah/jam

hingga mendekati 1 ton gabah/jam (Dewa, 1998). Menurut Direktorat Alat

dan Mesin (2002), power thresher padi memiliki kapasitas kerja sebesar

600 – 800 kg/jam dengan 8 jam kerja/hari dan 25 hari kerja/musim.

3. Automatic Thresher

Automatic thresher merupakan alat perontok berpenggerak motor

yang disempurnakan dengan menambah alat pengumpan otomatis yang

berupa seperangkat alat terdiri dari rantai (bergerak paralel dengan silinder

perontok), spring (pegas) dan rail (semacam batangan logam yang

menekan rantai) (Purwono, 1992).

Page 20: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

7

D. Rice Milling Unit (RMU)

Rice Milling Unit (RMU) termasuk dalam penggiling padi kecil yang

kompak dan lengkap. Menurut Patiwiri (2006) penggilingan padi kecil adalah

unit peralatan teknik yang merupakan gabungan dari beberapa mesin menjadi

satu kesatuan utuh yang berfungsi sebagai pengolah gabah menjadi beras

dengan kapasitas lebih kecil 2 (dua) ton per jam gabah kering giling. Skema

proses dari penggilingan gabah kecil tipe lengkap dapat dilihat pada Gambar

2.

Gambar 2. Penggilingan padi kecil tipe lengkap (Patiwiri, 2006).

Pada tipe RMU (lengkap) terdapat empat proses, yaitu: proses

pembersihan gabah, proses pecah kulit, proses pemisahan gabah dengan beras

pecah kulit, dan proses pemutihan beras pecah kulit, serta pemindahan bahan

antarmesin menggunakan elevator. Meskipun peralatan yang digunakan telah

dikategorikan lengkap, akan tetapi peralatan yang digunakan masih sederhana

(Patiwiri, 2006).

Menurut Patiwiri (2006) pula, industri penghasil peralatan

penggilingan padi kecil tipe lengkap yang umum dikenal di Indonesia adalah:

(1) Satake Engineering Co dari Jepang, (2) Yanmar Engineering Co dari

Jepang, (3) Nippon Sharyo dari Jepang, (4) PT Agrindo dari Indonesia, dan

(5) industri local dari Indonesia.

Page 21: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

EE. Sistem I

D

saling be

menerim

terorgan

M

yang be

melaksan

pemrose

bagi pro

diartikan

mengatu

(Mannin

Gambar

S

terintegr

Informasi Dilihat dari

erhubungan

ma masukan

isasi (O’Brie

Menurut Sim

ekerja sama

nakan pengo

esan data un

oses pengam

n sebagai s

ur perolehan

no, 2001). K

3.

G

Sistem infor

rasi, sistem

definisinya,

dan bekerjas

dan mengh

en, 1999).

mkin (1987),

baik secara

olahan data y

ntuk mengha

mbilan keputu

suatu kump

n, penyimp

Komponen d

Gambar 3. K

rmasi dapat

manusia-m

, sistem ada

sama untuk m

hasilkan kelu

, sistem info

a manual m

yang berupa

asilkan infor

usan. Selain

pulan komp

panan, man

dari sistem

Komponen si

t pula dide

mesin, untuk

alah sekump

mencapai su

uaran di dal

ormasi adala

maupun berb

a pengumpul

rmasi yang b

n itu, suatu s

onen yang

ipulasi dan

informasi i

istem inform

efinisikan se

k menyedia

pulan komp

uatu tujuan d

lam suatu pr

ah sekumpul

basis kompu

lan, penyimp

bermakna da

sistem inform

bekerja sa

n distribusi

ini dapat di

masi

ebagai sebu

akan inform

8

onen yang

dengan cara

roses yang

lan elemen

uter dalam

panan serta

an berguna

masi dapat

ama untuk

informasi

ilihat pada

uah sistem

masi untuk

Page 22: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

9

mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam

suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak

komputer, prosedur manual, model manajemen dan pengambilan keputusan

serta basis data (Mannino, 2001). Whitten et al. (2003) mendefinisikan sistem

informasi sebagai kumpulan dari manusia, data, proses, informasi dan

teknologi informasi yang saling berinterkasi untuk mendukung kegiatan bisnis

serta mendukung dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

suatu pengguna atau manajemen.

Secara umum, fungsi utama sistem informasi ada tiga, yaitu (1)

mangambil data (data capturing/input), (2) mengolah, mentransformasikan

dan mengkonversi data menjadi informasi dan (3) mendistribusikan informasi

(reporting/disseminating) kepada para pemakai sistem informasi (Dwipayana,

2007).

F. Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem berbasis

komputer untuk mendayagunakan dan menghasilgunakan, penyimpanan,

pengolahan dan analisis data spasial (keruangan) serta data non spasial

(tabular), dalam memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan aspek

keruangan, baik yang berorientasi ilmiah, komersil, pengelolaan maupun

kebijaksanaan (Purwadhi, 1999). SIG mempunyai karakteristik sebagai

perangkat pengelola basis data, Data Base Management System (DBMS),

sebagai perangkat analisis keruangan (Spatial Analysis), dan juga sekaligus

sebagai proses komunikasi untuk pengambilan keputusan. Suatu SIG biasanya

dihubungkan dengan teknologi komputer yang bereferensi geografis, suatu

sistem terintegrasi yang dipakai sebagai aplikasi subtansial yang telah banyak

menarik perhatian di seluruh dunia.

Komponen SIG terdiri dari komponen yang sama pada Sistem

Informasi secara umum, yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak

(software), brainware, netware dan dataware seperti pada Gambar 3. Kelima

komponen tersebut saling bersinergi membentuk suatu sistem yang utuh.

Page 23: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

10

Secara umum keuntungan SIG pada perencanaan dan pengelolaan sumberdaya

alam adalah sebagai berikut (Kam et al., 1992):

1. Mampu mengintegrasikan data dari berbagai format data (grafik, teks,

digital dan analog) dari berbagai sumber.

2. Memiliki kemampuan yang baik dalam pertukaran data diantaranya

berbagai disiplin ilmu dan lembaga terkait.

3. Mampu memproses dan menganalisis data lebih efisien dan efektif

daripada pekerjaan manual.

4. Mampu melakukan permodelan, pengujian dan perbandingan antara

berbagai alternatif kegiatan sebelum dilakukan aplikasi di lapangan.

5. Memiliki kemampuan pembaharuan data yang efisien, terutama grafik.

Dengan berbagai keuntungan tersebut di atas, penggunaan SIG dalam

klasifikasi penggunaan lahan akan sangat membantu. Dalam klasifikasi

kesesuaian lahan yang membutuhkan fungsi tumpang tindih dari berbagai peta

tematik, dapat dilakukan oleh SIG. Kemampuan SIG mengintegrasikan

berbagai format data sangat dibutuhkan dalam klasifikasi kesesuaian lahan.

Data penggunaan lahan, jenis tanah, kondisi iklim dan data pendukung

lainnya, serta parameter-parameter klasifikasi akan diintegrasikan menjadi

satu kesatuan hingga dapat menghasilkan informasi kesesuaian lahan.

Kemampuan SIG menampilkan data dalam bentuk gambar (peta

digital) memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang diinginkan,

sebagai contoh untuk melihat daerah yang tidak sesuai dengan komoditi

tertentu, perubahan penggunaan lahan dan lain sebagainya dengan mudah

dapat ditampilkan dengan SIG. Klasifikasi kesesuaian lahan dengan

pendekatan SIG memungkinkan pengembangan database dalam bentuk sistem

informasi berorientasi geografis.

G. Database Management System (DBMS)

Database Management Systems (DBMS) atau dalam bahasa Indonesia

disebut Sistem Manajemen Basis Data adalah koleksi terpadu dari sekumpulan

program (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan merawat database

(Post, 1999). Menurut Whitten et al. (2003) Sistem Manajemen Basis Data

Page 24: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

11

merupakan perangkat lunak (software) khusus yang diciptakan suatu

perusahaan komputer, yang digunakan untuk menciptakan, mengakses,

mengatur, dan memenej basis data. Pada awalnya DBMS digunakan untuk

mendukung penyimpanan dan pengambilan data. Sejalan dengan permintaan

pasar dan inovasi produksi, penerapan DBMS meluas meliputi aktivitas lain

yang lebih luas seperti penyediaan kesempatan yang luas untuk akuisisi,

diseminasi, pengambilan dan pemformatan data (Mannino, 2001).

DBMS merupakan salah satu alat penting dalam berbisnis dan sistem

informasi manajemen. Aplikasi komputer yang sudah dibangun dapat diubah

oleh DBMS dan juga merubah cara mengatur (manajemen) perusahaan.

Pendekatan awal dari basis data dengan menggunakan premis yang merupakan

aspek penting adalah data yang disimpan (Post, 1999).

Sistem informasi berbasis data memberikan keuntungan yang

signifikan dibandingkan data konvensional (Post, 1999). Keuntungan yang

dapat diperoleh:

1. Data menjadi sumberdaya bersama (shareable resources) dari berbagai

pengguna (user) maupun program aplikasi.

2. Metoda untuk akses dan perawatan data menjadi baku dan konsisten.

3. Tidak terjadi redudansi data dan variasi struktur data.

4. Data tidak tergantung pada perubahan program aplikasinya (data

independence).

5. Keterkaitan logik antar data terpelihara.

Menurut Post (1999) komponen-komponen dasar dari suatu sistem

manajemen basis data adalah sebagai berikut:

1. Database engine, berperan dalam penyimpanan, pengambilan kembali,

dan updating data.

2. Data dictionary, data dictionary dibuat dalam bentuk tabel dalam suatu

database.

3. Query prosesor, semua operasi dalam database dapat dijalankan dengan

query language. Dengan bantuan database engine, data yang diinginkan

user dapat ditampilkan ke layar monitor.

Page 25: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

12

4. Report writer, komponen berfungsi untuk membuat laporan dengan

berbagai tipe dan spesifikasi yang ingin ditampilkan dan atau dihitung.

5. Form regenerator, berfungsi untuk menciptakan input/output form

database sehingga lebih menarik dalam segi tampilan.

6. Application generator, laporan dan bentuk form yang dirancang untuk user

tertentu karena mempunyai fungsi input/output spesifik.

7. Communication and integration, perlengkapan yang mendukung

keterkaitan dan kesatuan data pada bebrapa database apabila dijalankan

pada mesin berbeda bahkan lokasi yang berbeda.

8. Security, komponen yang bertanggung jawab dalam memelihara keamanan

dan akses data. Komponen ini mampu mengenali level akses user,

memberikan atau membatasi waktu dan jenis akses pada user.

H. EntityRelationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Digram (ERD) merupakan salah satu pemodelan

data menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam bentuk

entitas-entitas dan relasi-relasi yang digambarkan oleh data tersebut. Entitas

merupakan kelas dari orang, tempat, objek, event, atau konsep tentang apa

yang dibutuhkan untuk mengambil dan menyimpan data. Setiap entitas

memiliki atribut, yaitu suatu properti yang deskriptif atau karakteristik dari

suatu entitas (Whitten et al., 2001). Notasi Entity Relationship Diagram ini

ditunjukkan pada Tabel 1.

Entitas dibedakan menjadi dua tipe, yaitu strong entity dan weak entity.

Strong entity adalah tipe entitas yang memiliki atribut key, dan keberadaannya

tidak tergantung pada entitas lain. Sedangkan weak entity merupakan entitas

yang tidak memiliki atribut key sendiri. Atribut key adalah atribut yang

nilainya berbeda untuk setiap entitas, dan bisa digunakan untuk

mengidentifikasi masing-masing entitas secara unik. Salah satu jenis atribut

lainnya adalah composite attribute, yaitu atribut yang dapat dibagi menjadi

bagian-bagian yang lebih kecil yang merepresentasikan lebih banyak atribut

dasar dengan keterkaitan makna (Whitten et al., 2001).

Page 26: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

Tabel 1.

R

entitas. A

Suatu re

Notasi EntitNotasi

Relasi adalah

Ada dua tip

elasi biner

ty RelationshN

E

E

Ass

E

E

car

Z

car

O

m

car

Zer

or

car

h suatu hub

e constraint

memiliki k

hip DiagramNama

Entity

Su

me

da

inf

Weak

Entity

Tip

ter

sociative

Entity

Tip

ya

key

dig

to-

Exactly

one

rdinality

Ins

ter

lai

Zero or

one

rdinality

Ins

ter

lai

One or

more

rdinality

Ins

ter

en

ro, one,

r more

rdinality

Ins

ter

sat

pa

bungan atau

t pada relasi

kardinalitas

m (Whitten eD

uatu objek

erepresemtasi

an berguna

formasi.

pe entitas

rgantung dari

pe entitas yan

ang merupaka

y entitas

gunakan untu

-many relatio

stance enti

rhubung ke te

in pada relatio

stance enti

rhubung ke m

in pada relatio

stance enti

rhubung ke

ntitas lain pada

stance enti

rhubung ke t

tu, atau bany

ada relationsh

keterkaitan

i yaitu kardi

yang men

t al., 2001) Deskripsi

k konseptu

ikan kesama

a untuk

yang keb

entitas lain.

ng memiliki p

an turunan d

lain. Tipe

uk menggant

onship.

itas ini h

epat satu inst

onship terseb

itas ini h

maksimal inst

onship terseb

itas ini h

minimal sat

a relationship

itas ini h

tidak sama s

yak instance

hip tersebut.

antara satu

inalitas dan

nspesifikasik

13

ual yang

aan atribut

menyimpan

beradaannya

primary key

dari primary

ini biasa

tikan many-

hanya bisa

ance entitas

but.

hanya bisa

tance entitas

but.

hanya bisa

tu instance

p tersebut.

hanya bisa

sekali, tepat

entitas lain

atau lebih

partisipasi.

kan jumlah

Page 27: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

14

Investigasi Sistem

Analisis Sistem

Desain Sistem

Implementasi Sistem

Perawatan Sistem

keterhubungan dimana suatu entitas berpartisipasi. Sedangkan partisipasi

suatu entitas pada relasi ada dua macam yaitu total, dimana semua anggota

entitas terlibat pada relasi tersebut; dan relasi parsial, dimana tidak semua

anggota entitas terlibat dalam relasi tersebut (Whitten et al., 2001).

I. System Development Life Cycle (SDLC)

System Development Life Cycle (SDLC) merupakan metode dalam

melakukan pengembangan suatu sistem. SDLC terdiri dari beberapa tahapan

yaitu investigasi (investigation) sistem, analisis (analysis) sistem, desain

(design) sistem, implementasi (implementation) sistem, dan pemeliharaan

(maintenance) sistem (O’Brien, 1999). Diagram alir dari tahapan-tahapan

tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Diagram alir pengembangan sistem metode SDLC (O’Brien, 1999)

Post dan Anderson (2003) menyatakan bahwa terdapat kelemahan dan

kelebihan dari metodologi SDLC, seperti yang ditunjukan pada Tabel 2.

Page 28: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

15

Tabel 2. Kelebihan dan Kelemahan SDLC Kelebihan Kelemahan

Mudah dalam mengontrol Waktu pengembangan meningkat

Mudah memonitor proyek besar Dana pengembangan meningkat

Kejelasan tahap-tahap Sistem harus didefinisikan dari awal

Baik dalam mengevaluasi dana dan

penyelesaian rencana kerja

Kaku

Baik dalam dokumentasi Sulit untuk memperkirakan dana

Baik dalam mendefinisikan

kebutuhan pengguna

Input dari pengguna terkadang

terbatas

Mudah dalam perawatan

Mudah dalam desain dan

pengembangan sistem

Mentolerasi perubahan dalam

manajemen sistem informasi.

1. Investigasi sistem

Manfaat dari fase investigasi atau penyidikan dilakukan untuk

menentukan masalah-masalah atau kebutuhan yang timbul. Pada tahapan

investigasi sistem dilakukan perumusan masalah yang dihadapi oleh end

user, membuat solusi alternatif pemecahan masalah yang tersedia,

melakukan studi kelayakan (organisasi, ekonomi, teknik dan operasional)

analisis manfaat (baik yang terukur atau yang tidak terukur) terhadap

solusi alternatif, serta membuat perencanaan manajemen proyek

pengembangan (Post, 1999).

Tahapan investigasi sistem terdiri dari studi awal dan studi

kelayakan. Pada tahapan studi awal, dimana gagasan untuk membangun

sistem baru atau menyempurnakan sistem yang berjalan, diterima dan

dipelajari pada sistem yang berjalan paling awal (Sutabri, 2004). Studi

kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor utama yang akan

mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Tujuan studi kelayakan adalah mengevaluasi alternatif sistem

Page 29: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

16

dan kemudian mengusulkan sistem yang paling nyata dan layak untuk

pembangunan sistem (Post, 1999).

2. Analisis sistem

Tahapan analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat

penting karena kesalahan dalam tahap ini akan menyebabkan kesalahan

pada tahap selanjutnya. Proses analisis sistem dalam pengembangan

sistem informasi adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan

masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta

membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan

atau dimodifikasi (Sutabri, 2004). Beberapa aktivitas dasar dari analisis

sistem diperlukan dalam pembangunan aplikasi secara cepat maupun

pembangunan proyek yang memerlukan waktu lama. Pada umumnya

aktivitas tersebut merupakan perluasan dari pelaksanaan studi kelayakan.

3. Desain sistem

Tahapan desain sistem merupakan prosedur untuk mengkonversi

spesifikasi logis ke dalam sebuah desain yang dapat diimplementasikan

pada sistem komputer organisasi. Selain itu, melakukan desain informasi

seperti content, form dan time. Mendesain format tampilan yang dapat

menghubungkan antara sistem dengan pengguna dan juga membuat proses

desain yaitu dengan cara mentransformasikan input menjadi output serta

membuat keamanan sistem. Menurut Whitten et al. (2003) tahapan desain

sistem dalam SDLC meliputi :

a. Desain basis data

Pada tahap desain data dilakukan pada desain struktur database

yang akan digunakan oleh sistem.

b. Desain proses

Aktivitas desain proses terfokus pada desain software berupa

program dan prosedur yang telah diusulkan.

c. Desain antar muka (user interface)

Desain user interface merupakan prototipe dimana model kerja

di desain dan dimodifikasi berulang kali menggunakan feedback dari

Page 30: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

17

end user. Aktivitas pada desain user interface terfokus pada dukungan

interaksi antara end user dan aplikasi berbasis komputer.

4. Implementasi sistem

Tahap implementasi adalah untuk menyelesaikan desain sistem

yang sudah disetujui, menguji serta mendokumentasikan program-program

dan prosedur sistem yang diperlukan, memastikan bahwa komponen yang

terlibat dapat mengoperasikan sistem baru dan memastikan bahwa

konversi sistem lama ke sistem baru dapat berjalan secara baik dan benar.

5. Pemeliharaan sistem

Tahap akhir SDLC melibatkan monitoring, evaluasi dan modifikasi

sistem untuk membuat perbaikan yang penting atau diinginkan oleh pihak

end user.

J. Internet dan Jaringan Komputer

Internet (interconnected network) adalah jaringan komputer yang

terdiri dari ribuan jaringan komputer independen yang dihubungkan satu

dengan yang lainnya. Internet juga didefinisikan sebagai sekumpulan jaringan

komputer yang menggunakan TCP (Transmission Control Protocol) atau IP

(Internet Protocol) yang saling terhubung, sehingga pengguna pada suatu

jaringan dapat menggunakan laysanan yang disediakan oleh TCP/IP untuk

mencapai jaringan lain (Agusrinaldy, 2006).

Pada awalnya internet merupakan suatu jaringan komputer yang

dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika, melalui proyek ARPA

(Advance Research Project Agency) yang disebut ARPANET. ARPANET

dibentuk secara khusus di empat universitas besar di Amerika, yaitu Stanford

Research Institut, University of California di Santa Barbara, University of

California di Los Angeles dan University of Utah. ARPANET akhirnya

diperkenalkan secara umum pada tahun 1972. Dengan berakhirnya era perang

dingin antara Amerika dan sekutunya Uni Sovyet, seluruh jaringan yang

tercakup pada ARPANET diubah menjadi TCP/IP dan selanjutnya menjadi

cikal bakal dari internet.

Page 31: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

18

Menurut Agusrinaldy (2006) ada beberapa jenis jaringan komputer

lainnya yaitu:

1. Local Area Network (LAN)

LAN merupakan suatu jaringan yang terbatas dalam jarak atau area

setempat (local). Jaringan ini banyak digunakan dalam suatu perusahaan

yang berhubungan antara departemen-departemen dalam satu gedung.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

MAN merupakan versi LAN yang memiliki mobilitas tinggi dan

biasanya digunakan di kota-kota besar.

3. Wide Area Network (WAN)

Jaringan dari sistem komunikasi data yang masing-masing node

berlokasi jauh (remote location) satu dengan yang lainnya. Jarak biasanya

mencakup daerah geografis yang luas dan sering kali mencakup sebuah

negara atau benua. WAN disebut juga dengan nama Remote Network atau

External Network atau Long Distance Network.

4. Jaringan tanpa kabel (Wireless Network)

Pada jaringan tanpa kabel jalur transmisi untuk arus informasi

diantara node dapat berupa microwave system, layer system atau satelite

system.

K. Server Side dan Client Side Programming

Ciri-ciri situs yang bersifat dinamis adalah bisa berinteraksi dengan

pengunjung situs, bisa menampilkan informasi-informasi yang berasal dari

basis data dan halaman-halaman web bisa berubah secara otomatis. Menurut

Sutisna (2007) Berdasarkan tempat dijalankannya perintah-perintah program

dalam halaman web, pemrograman web dapat dikategorikan menjadi dua,

yaitu Server-Side Programming dan Client-Side Programming.

1. Server-Side Programming

Pemrosesan kode dijalankan pada server, kemudian hasilnya

dikirim kepada klien untuk ditampilkan pada browser. Karena skrip

berjalan pada server, kode program tidak akan diketahui user. Yang

termasuk dalam server side adalah program jenis middleware seperti PHP,

Page 32: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

19

ASP, Perl dan sebagainya. Program jenis middleware mampu

menerjemahkan dan menjalankan bahasa pemrograman web tertentu serta

memungkinkan berinteraksi dengan basis data.

2. Client-Side Programming

Kode program dijalankan pada komputer klien, kemudian hasilnya

ditampilkan pada browser. Skrip program yang termasuk client-side antara

lain HTML, XHTML, CSS, Javascrpit, VbScript dan sebagainya.

L. World Wide Web

World Wide Web (WWW) atau sering disebut Web, adalah jaringan

informasi yang menggunakan protokol HTTP (Hyper Text Transfer Protocol)

dan dapat diakses melalui suatu interface sederhana dan mudah digunakan

(Agusrinaldy, 2006). Web juga didefinisikan sebagai kumpulan dari banyak

dokumen, gambar, dan sumber lainnya yang saling berhubungan. Sumber-

sumber tersebut dihubungkan dengan hyperlink dan URLs. Hyperlink dan

URLs memungkinkan web server maupun mesin-mesin lain yang menyimpan

sumber informasi dan mengirimkan informasi tersebut menggunakan HTTP.

Selain HTTP, protokol yang sangat penting dalam penggunaan internet adalah

FTP (File Transfer Protocol). Penggunaan FTP sebagai protokol

memungkinkan beberapa operasi sebagai berikut :

a. Pemindahan files antar komputer.

b. Melihat direktori pada komputer yang terhubung.

c. Menghapus, memindahkan, dan mengganti nama files pada komputer lain.

d. Navigasi struktur direktori pada komputer yang terhubung.

e. Membuat dan menghapus direktori pada komputer yang terhubung.

Informasi dalam jaringan disajikan dalam format Hypertext yang

tersimpan pada berbagai server di seluruh dunia. HTML (Hyper Text Markup

Language) sebagai bahasa web memungkinkan web menampilkan citra, teks,

multimedia dan menyediakan instruksi bagi pengguna untuk mengatur

penampilan suatu dokumen dan menghubungkan saru dokumen dengan

dokumen lainnya.

Page 33: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

20

M. Open Source

Menurut Coar (2006) Open Source tidak hanya berarti suatu hak atau

kebolehan akses terhadap source code. Coar (2006) juga menambahkan bahwa

terminologi distribusi di dalam perangkat lunak open source harus sesuai

dengan kriteria-kriteria berikut :

1. Free distribution

Lisensi yang didapat tidak akan membatasi pengguna untuk

menjual atau memberikan perangkat lunak. Lisensi juga tidak memerlukan

royalti atau biaya.

2. Source Code

Distribusi program juga harus disertai dengan source code

(program-program atau scripts terkait sebelum dikompilasi.

3. Derived Works

Lisensi harus mengizinkan pemodifikasian berikut derived works

lainnya, dan harus memungkinkan produk terkait didistribusikan dengan

ketentuan yang sama sebagaimana perangkat lunak aslinya.

4. Integrity of The Author’s Source Code

Lisensi secara explisit harus mengizinkan pendistribusian

perangkat lunak yang telah dimodifikasi.

5. No Discrimination Against Persons or Group

Lisensi yang didapat adalah sama baik untuk individu maupun

kelompok.

6. No Discrimination Against Fields of Endeavour

Lisensi yang diberikan adalah sama untuk semua bidang usaha.

7. Distribution of License

Hak yang terkait dengan program harus mengikat pihak-pihak yang

menerima distribusi produk terkait tanpa kebutuhan untuk pengeksekusian

lisensi tambahan oleh pihak-pihak tersebut.

8. License Must Not Be Specified to a Product

Hak yang terkait dengan program tidak tergantung pada program

yang menjadi bagian dari distribusi perangkat lunak tertentu.

Page 34: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

21

9. License Must Not Restrict Other Software

Lisensi tidak boleh membatasi perangkat lunak lainnya yang

kebetulan didistribusikan bersama dengan perangkat lunak berlisensi

tersebut.

10. License Must Be Technology Neutral

Lisensi tidak menyebutkan ketentuan teknologi atau ’gaya’

antarmuka yang digunakan

N. Penelitian Terdahulu

Lestari (2003) membangun Sistem Informasi Geografis (SIG) Klasifikasi

Lahan untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di

Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. SIG ini disajikan dalam format project

Arcview, yang bersumber dari data digital Arcinfo. SIG ini terdiri atas

informasi-informasi peta administrasi, peta kemampuan lahan dan kesesuaian

lahan bagi tanaman padi sawah serta dilengkapi data penyebaran dan status

ketersediaan traktor roda dua di kecamatan Jonggol. Klasifikasi kesesuaian

lahan berkenaan dengan data-data yang bersifat spasial (keruangan) yang

membutuhkan analisis geografis, sedangkan status ketersediaan traktor roda

dua berkenaan dengan data-data tabular yang membutuhkan analisis

matematik.

Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah SDLC (System

Development Life Cycle) oleh O’Brien (1999). Untuk pemenuhan input data

dalam SIG dilakukan pengumpulan data yang memanfaatkan data sekunder,

baik data yang bersifat keruangan maupun data tabel yang meliputi data

vektor/grafis dan data tabel/atribut. Desain sistem meliputi rancangan proses

transformasi input menjadi output yang terdiri atas dua tahap yakni

penyusunan basis dan analisis data keruangan dan data atribut/label. Proses

kesesuaian lahan menggunakan sistem matching atau membandingkan,

mencocokkan antara kualitas dan sifat-sifat lahan dengan kriteria kelas

kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan syarat tumbuh tanaman.

Dengan sistem ini, berlaku hukum minimum yaitu kelas kesesuaian lahan

ditentukan oleh nilai terkecil, dalam hal ini oleh parameter yang sifat

Page 35: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

22

pembatasnya terberat atau yang paling sulit diatasi. Klasifikasi tanaman padi

sawah yang digunakan adalah FAO (1976).

Candra (2004) membangun Sistem Informasi Pemilihan Traktor Roda

Dua Berbasis Internet dengan PHP. Pembangunan sistem informasi tersebut

bertujuan untuk membantu dalam pemilihan traktor roda dua yang banyak

beredar di pasaran.

Pane (2006) membangun Sistem Informasi keberadaan alat dan mesin

pertanian di Indonesia berbasis Internet (Sikampi). Sistem informasi tersebut

dirancang dan dibangun menggunakan sistematika proses pengembangan

sistem, yang dikenal sebagai Sistem Development Life Cycle (SDLC).

Informasi yang disajikan meliputi : penjelasan sistem informasi dan

keanggotaan, profil lembaga/perusaahaan, detail spesifikasi produk alat dan

mesin pertanian (alsintan), cara pemesanan alsintan, kontak detail

lembaga/perusahaan, informasi terkini seputar keberadaan alsintan, serta

memberikan kemudahan dalam pencarian data alsintan. Sistem informasi ini

juga dilengkapi level akses anggota, yaitu registered publisher, dan super

admin.

Agusrinaldy (2006) membangun Sistem Informasi Monitoring

Penyebaran Alat dan Mesin Pertanian di Wilayah Pulau Jawa berbasis web.

Sistem informasi ini dibangun dengan tujuan dapat meyajikan informasi

maupun data-data persebaran alat dan mesin pertanian di Pulau Jawa. Pada

penelitian ini alat dan mesin pertanian dikelompokan berdasarkan fungsinya

yaitu, mesin pengolahan lahan, mesin penanam, alat pemupukan, mesin

pemberantasan hama, mesin perontok padi, mesin pengolah padi dan mesin

pompa air. Pada penelitian ini digunakan perangkat lunak MapServer untuk

membuat aplikasi GIS berbasis web. Tujuan aplikasi dibangun berbasis web

adalah untuk memperluas akses bagi masyarakat.

Dwipayana (2007) mengembangkan Sistem Informasi Kesesuaian Lahan

untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol Berbasis SIG dan SMS. Sistem

Informasi ini merupakan pengembangan Sistem Informasi yang telah

dibangun oleh Lestari (2003) dengan menambahkan aplikasi SMS. Aplikasi

SMS dibangun dengan tujuan memudahkan pengguna (user) dalam

Page 36: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

23

mengakses informasi yang ada di dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografis.

Sistem informasi yang dihasilkan diberi nama Gmap.

Aplikasi GMap dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman

Microsoft Visual Basic 6.0 dan MapObject 2.2, didukung dengan penambahan

komponen Mobile FBUS v.1.5, seperangkat PC dan telepon selular atau

modem GSM. Database yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

model data relasional yang dibangun dengan menggunakan Microsoft Access.

Aplikasi GMap terdiri dari dua bagian yaitu Aplikasi Sistem Informasi

Geografis dan Aplikasi SMS Sistem Monitoring tentang keadaan kesesuaian

lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Aplikasi

Sistem Informasi Geografis yang dibangun terdiri atas informasi-informasi

peta administrasi, penggunaan lahan, jenis tanah beserta sifat fisik dan

kimianya, kemampuan lahan, kondisi lahan dan kesesuaian lahan dari

Kecamatan Jonggol.

Page 37: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

24

III. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai dengan

Mei 2009 di Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian,

Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Pertanian Bogor, serta pengambilan data di Dinas Pertanian Kabupaten Bogor,

Biro Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Unit Pelaksana Teknis Daerah Alat dan

Mesin Pertanian Wilayah Bogor Timur, serta Unit Pelaksana Teknis Daerah

Penyuluhan Pertanian Wilayah Bogor Timur.

B. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu seperangkat

komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Processor AMD Athlon XP 2000+ (1,67 GHz)

2. RAM DDR 1024 Mb PC 3200

3. VGA Card AGP 256 MB 128 Bit

4. Hardisk berkapasitas 40 GB

5. Monitor 15’

Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data-data spasial

yang berasal dari hasil penelitian yang dilakukan Lestari (2003) dan

Dwipayana (2007). Selain itu juga terdapat data-data mengenai persebaran

alsintan, luas sawah, luas panen, produktivitas padi di Kabupaten Bogor yang

diperoleh dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor serta Biro

Pusat Statistik Kabupaten Bogor.

C. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

digambarkan dalam diagram rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang

terdiri dari beberapa tahap dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 38: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

25

Gambar 5. Rancangan Penelitian

Page 39: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

26

D. Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem adalah proses pengembangan sistem

yang baku dan rinci yang mendefinisikan kumpulan aktivitas-aktivitas,

metoda-metoda, praktek-praktek, laporan, serta peralatan otomatis yang

digunakan pengembang sistem maupun manager proyek, untuk

mengembangkan dan merawat seluruh sistem informasi dan perangkat lunak

(Whitten et al., 2001).

Dalam mengembangkan Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat

dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor, metodologi yang peneliti gunakan

ialah metodologi System Development Life Cycle (SDLC). Menurut O’Brien

(1999), SDLC ini memiliki lima tahap pengembangan sistem, yaitu dimulai

dengan investigasi sistem dan dilanjutkan dengan analisis sistem, desain

sistem, implementasi sistem serta perawatan sistem.

1. Investigasi Sistem

Tahap investigasi sistem dimaksudkan untuk merumuskan

permsalahan dan peluang dari suatu kondisi. Kegiatan investigasi meliputi

pemantauan, seleksi dan studi awal mengenai tujuan pemecahan masalah

dalam sistem. Tahapan investigasi sistem meliputi tahap studi kelayakan.

Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor

utama yang akan mempengaruhi sistem untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Empat dimensi kelayakan sistem meliputi kelayakan teknis,

kelayakan ekonomis, kelayakan organisasi, dan kelayakan operasional.

Kelayakan teknis terkait dengan penggunaan teknologi yang

dibutuhkan dalam mendukung pengembangan sistem. Hal tersebut

tentunya terkait dengan kebutuhan perangkat keras (hardware) dan

perangkat lunak (software). Kelayakan ekonomis dapat dilihat dari segi

biaya pembangunan sistem, dan keuntungan yang diperoleh dari informasi

sistem. Sedangkan kelayakan organisasi dapat dilihat dari ada tidaknya

sumber daya manusia yang menggunakan sistem tersebut. Kelayakan

operasional sistem dapat ditinjau dari kemampuan dalam manajemen,

bagaimana cara menggunakan dan mendukung sistem yang berjalan.

Page 40: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

27

2. Analisis Sistem

Tahapan analisis sistem melakukan analisis terhadap informasi

yang dibutuhkan dari organisasi, end user dan kemampuan sistem yang

akan dibangun untuk mempertemukan kebutuhan pengguna dengan fungsi

operasional sistem yang akan dikembangkan. Analisis sistem dibagi atas

kebutuhan fungsional dan nonfungsional.

Pada kebutuhan fungsional objek sistem yang pertama kali harus

ditetapkan adalah target pengguna yang dituju oleh sistem yang dibangun,

kemudian dilanjutkan dengan analisa kebutuhan pengguna. Analisa

kebutuhan ini merupakan dasar dalam penyusunan spesifikasi sistem yang

kemudian akan diimplementasikan menjadi suatu perangkat lunak yang

mengintegrasikan seluruh sistem. Sumber analisa kebutuhan dapat berasal

dari buku dan data sekunder mengenai persebaran alat dan mesin

pertanian.

Pada tahapan siklus sistem ini, analisis mengumpulkan

dokumentasi dari sistem yang ada, menelaah dan menambahkan

dokumentasi baru jika dirasa perlu. Hasil akhir yang baik diharapkan dari

sistem ini adalah agar mempermudah dalam pengambilan keputusan oleh

pengguna.

Sistem yang dibangun juga memiliki kebutuhan nonfungsional,

yang merupakan kebutuhan tambahan di luar fungsi sistem yang mampu

memberikan nyaman bagi pengguna dalam melakukan penelusuran sistem

informasi.

3. Desain Sistem

Pada tahap ini menjelaskan bagaimana sistem dapat memenuhi

kebutuhan informasi bagi pengguna.

a. Desain data

Pada tahap desain data dilakukan pada desain struktur database

yang akan digunakan oleh sistem. Desain struktur database akan dibuat

dengan Microsoft Visio 2003. Dalam penyusunan basis data terdiri

dari dua tahap yaitu penyusunan basis data keruangan dan penyusunan

basis data atribut/tabel relasional.

Page 41: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

28

b. Desain proses

Aktivitas desain proses terfokus pada desain software berupa

program dan prosedur yang telah diusulkan. Aktivitas desain proses

digambarkan dengam Data Flow Diagram (DFD).

c. Desain antar muka (Interface)

Desain user interface merupakan prototipe dimana model kerja

di desain dan dimodifikasi berulang kali menggunakan feedback dari

end user. Aktivitas pada desain user interface terfokus pada dukungan

interaksi antara end user dan aplikasi berbasis komputer.

4. Implementasi Sistem

Tahapan implementasi meliputi pengadaan hardware, software,

pengembangan software, pengujian program dan prosedur, pengembangan

dokumentasi dan aktivitas instalasi kebutuhan program. Pada tahapan ini

dilakukan kegiatan pengembangan dari desain yang ada dan dilakukan

penerapan terhadap sistem yang telah dibangun. Proses yang dilakukan

dalam tahapan ini adalah pemrograman (coding) untuk pembangunan

sistem informasi. Dilakukan pula uji sistem dan prosedurnya untuk

mengetahui kinerja dari program yang dibangun, serta pembuatan

dokumentasi untuk kelengkapan sistem.

5. Perawatan Sistem

Tahap ini adalah tahapan akhir dari siklus daur hidup sistem

(SDLC), yang meliputi kegiatan pengawasan, evaluasi dan modifikasi

sistem yang sesuai. Perawatan sistem dilakukan selama dan setelah proses

perancangan sistem berlangsung.

Pada tahap ini pula Sistem Informasi langsung diuji di Dinas

terkait seperti, Dinas Pertanian Kabupaten Bogor untuk mengetahui

apakah ada bug-bug dan kesalahan pada program. Perbaikan akan

dilakukan apabila ditemukan kesalahan yang terjadi saat pengujian.

Sistem yang akan dibangun masih berupa prototipe sehingga untuk

tapahan perawatan sistem hanya mencakup tahapan monitoring ketika

dilakukan uji performansi, evaluasi dan selanjutnya dilakukan modifikasi

agar sistem yang dibangun sesuai dengan kriteria pengguna.

Page 42: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

29

E. Penentuan Kebutuhan Alat dan Mesin Pertanian

Penentuan kebutuhan alat dan masin pertanian ini terdiri dari

perhitungan jumlah kebutuhan pada traktor roda dua, perontok padi bermotor

dan Rice Milling Unit (RMU). Proses penentuan kebutuhan alat dan mesin

pertanian ini dapat dilihat pada Gambar 6.

1. Penentuan Jumlah Kebutuhan Traktor Roda Dua

Tahap-tahap yang dilakukan dalam menentukan kebutuhan traktor

roda dua adalah:

a. Mengkonversi satuan kapasitas lapang traktor roda dua (ha/jam)

kedalam satuan ha/tahun.

................................................................ (1)

b. Menghitung luas sawah yang diolah menggunakan traktor roda dua.

% ........................................................................... (2)

c. Menghitung kebutuhan traktor roda dua.

/ ............................................................................... (3)

Keterangan:

Ktt = luas sawah yang diolah menggunakan traktor roda dua

per tahun (ha/tahun)

Ktj = kapasitas kerja traktor roda dua (ha/jam)

Jtk = jumlah waktu operasional traktor roda dua per hari (jam/hari)

Htk = jumlah waktu operasional traktor roda dua per tahun (hari/tahun)

Ls = luas sawah per tahun (ha/tahun)

Lso = luas sawah yang diolah menggunakan traktor roda dua per tahun

(ha/tahun)

A = asumsi penggunaan tenaga traktor roda dua (%)

Jb = kebutuhan traktor roda dua (unit)

2. Penentuan jumlah kebutuhan perontok padi bermotor (power

thresher)

Tahap-tahap yang dilakukan dalam menentukan kebutuhan power

thresher adalah:

a. Menghitung jumlah produksi gabah kering panen (GKP) per tahun.

................................................................................. (4)

Page 43: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

30

b. Mengkonversi satuan kapasitas kerja power thresher (ton/jam)

kedalam satuan ton/tahun.

............................................................. (5)

c. Menghitung jumlah produksi GKP yang diolah menggunakan power

thresher per tahun.

% .............................................................................. (6)

d. Menghitung kebutuhan power thresher.

/ ................................................................................ (7)

Keterangan:

P = jumlah produksi gabah kering panen per tahun (ton/tahun)

Lp = luas panen per tahun (ha/tahun)

ph = produktivitas gabah kering panen per hektar (ton/ha)

Kpt = jumlah produksi gabah kering panen yang diolah menggunakan

power thresher per tahun (ton/tahun)

Kpj = kapasitas kerja power thresher (ton GKP/jam)

Jpk = jumlah waktu operasional power thresher per hari (jam/hari)

Hpk = jumlah waktu operasional power thresher per tahun (hari/tahun)

Po = jumlah gabah kering panen yang diolah menggunakan power

thresher per tahun (ton/tahun)

A = asumsi penggunaan tenaga power thresher bermotor (%)

Jp = kebutuhan power thresher (unit)

3. Penentuan jumlah kebutuhan Rice Milling Unit (RMU)

Tahap-tahap yang dilakukan dalam menentukan kebutuhan RMU

adalah:

a. Menghitung jumlah produksi gabah kering giling (GKG) per tahun.

.................................................................................. (8)

b. Mengkonversi satuan kapasitas kerja RMU (ton beras/jam) kedalam

satuan ton beras/tahun.

............................................................... (9)

c. Mengkonversi kapasitas kerja RMU (ton beras/tahun) kedalam satuan

ton GKG/tahun.

Page 44: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

31

100% ...................................................................... (10)

d. Menghitung jumlah produksi gabah yang diolah menggunakan RMU.

% ......................................................................... (11)

e. Menghitung kebutuhan RMU.

/ .............................................................................. (12)

Keterangan:

Pg = jumlah produksi gabah kering giling per tahun (ton/tahun)

P = jumlah produksi gabah kering panen per tahun (ton/tahun)

k = angka konversi dari ton GKP ke ton GKG (86.01%)

kb = angka konversi dari ton GKG ke ton beras (62.74%)

Krb = jumlah produksi beras yang diolah menggunakan

RMU per tahun (ton/tahun)

Krt = jumlah produksi gabah kering giling yang diolah menggunakan

RMU per tahun (ton/tahun)

Krj = kapasitas giling RMU (ton GKG/jam)

Jrk = jumlah waktu operasional RMU per hari (jam/hari)

Hk = jumlah waktu operasional RMU per tahun (hari/tahun)

A = asumsi penggunaan tenaga RMU (%)

Ppo = jumlah gabah kering giling yang diolah menggunakan RMU per

tahun (ton GKG/tahun)

Jr = kebutuhan RMU (unit)

Page 45: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

32

Gambar 6. Proses penentuan kebutuhan alat dan mesin pertanian

E. Asumsi-asumsi

Dalam menentukan status ketersediaan alat dan mesin pertanian maka

dilakukan asumsi-asumsi. Sebagian besar asumsi-asumsi yang digunakan

bersumber dari Balitbang Pertanian (2007), yaitu:

Page 46: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

33

1. Traktor roda dua

a. Kapasitas lapang traktor roda dua (8.5 Hp) yang digunakan sama pada

tiap-tiap kecamatan, yaitu sebesar 0.06 ha/jam (Direktorat Alat dan

Mesin Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2002).

b. Waktu operasional traktor roda dua per hari adalah 8 jam (Balitbang

Pertanian, 2007).

c. Waktu operasional traktor roda dua per tahun adalah 90 hari (Balitbang

Pertanian, 2007).

d. Prosentase luas sawah yang diolah menggunakan traktor roda dua

sama pada tiap-tiap kecamatan.

e. Prosentase luas sawah yang diolah oleh traktor roda dua berbeda pada

setiap tahun, dan meningkat sebesar 10.3% pada tiap tahunnya. Pada

tahun 2005, prosentase luas sawah yang diolah menggunakan traktor

roda dua adalah sebesar 48.3%, tahun 2006 sebesar 58.6%, dan tahun

2007 sebesar 68.9%. Nilai-nilai ini didasarkan kepada nilai

penggunaan tenaga traktor roda dua di Indonesia pada tahun 2004

sebesar 38%, dan target penggunaan tenaga traktor roda dua di

Indonesia pada tahun 2010 sebesar 100% (Balitbang Pertanian, 2007).

f. Tidak ada perpindahan traktor roda dua antar kecamatan.

g. Tidak ada perpindahan traktor roda dua ke kabupaten lain, juga

sebaliknya.

2. Perontok Padi Bermotor (Power Thresher)

a. Kapasitas kerja power thresher (5.5 Hp) yang digunakan sama pada

tiap-tiap kecamatan, yaitu 600 kg GKP/jam (Direktorat Alat dan Mesin

Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2002).

b. Waktu operasional power thresher per hari adalah 8 jam (Balitbang

Pertanian, 2007).

c. Waktu operasional power thresher per tahun adalah 90 hari (Balitbang

Pertanian, 2007).

d. Prosentase jumlah gabah yang dirontokkan oleh power thresher sama

pada tiap-tiap kecamatan.

Page 47: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

34

e. Prosentase jumlah gabah yang dirontokkan oleh power thresher

berbeda pada setiap tahun, dan meningkat sebesar 6.5% pada tiap

tahunnya. Pada tahun 2005, prosentase jumlah gabah yang diolah

menggunakan power thresher adalah sebesar 27.5%, tahun 2006

sebesar 34%, dan tahun 2007 sebesar 40.5%. Nilai-nilai ini didasarkan

kepada nilai penggunaan tenaga power thresher di Indonesia pada

tahun 2004 sebesar 21%, dan target penggunaan tenaga power thresher

di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 60% (Balitbang Pertanian, 2007).

f. Tidak ada perpindahan power thresher antar kecamatan.

g. Tidak ada perpindahan power thresher ke kabupaten lain, juga

sebaliknya.

3. Rice Milling Unit (RMU)

a. Kapasitas kerja RMU (16 - 21 Hp) yang digunakan sama pada tiap-tiap

kecamatan, yaitu sebesar 350 kg beras/jam (Direktorat Alat dan Mesin

Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2002).

b. Waktu operasional RMU per hari adalah 8 jam (Balitbang Pertanian,

2007).

c. Waktu operasional RMU per tahun adalah 90 hari (Balitbang

Pertanian, 2007).

d. Penggunaan tenaga RMU sama pada tiap-tiap kecamatan, yaitu pada

tahun 2005, 2006 dan 2007 sebesar 40%. Nilai ini didasarkan kepada

nilai penggunaan tenaga penggiling padi di Indonesia pada tahun 2004

sebesar 100% (Penggilingan Padi Kecil 20%, RMU 40%, dan

Penggilingan Padi Besar 40%), dan target penggunaan RMU di

Indonesia pada tahun 2010 sebesar 40% (Balitbang Pertanian 2007).

Namun dari data yang peneliti peroleh diketahui bahwa di Kabupaten

Bogor tidak tersedia Penggilingan Padi Besar (PPB), maka peneliti

menaikkan nilai penggunaan tenaga RMU menjadi sebesar 60%

sedangkan penggunaan tenaga PPK menjadi sebesar 40% (Balitbang

Pertanian, 2007).

e. Tidak ada perpindahan RMU antar kecamatan.

f. Tidak ada perpindahan RMU ke kabupaten lain, juga sebaliknya.

Page 48: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

35

IV. PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Kabupaten Bogor

Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah kabupaten di Propinsi

Jawa Barat. Luas Kabupaten Bogor adalah 2301.95 km2 yang terbagi dalam 40

kecamatan. Daerah ini terletak di 6.19°-6.47°LS dan 106°1’-107°103’BT

dengan batas-batas administrasi sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Depok

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Kabupaten

Tangerang

3. Sebelah Timur dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bekasi

4. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Sukabumi

5. Sebelah Tenggara dengan Kabupaten Cianjur

Luas sawah rata-rata di Kabupaten Bogor selama periode tahun 2005-

2007 adalah 86 181 ha, sedangkan luas panen padi per tahun di Kabupaten

Bogor adalah 81 294.67 ha dengan produksi padi (sawah dan gogo) rata-rata

pertahun mencapai 439 624.7 ton. Luas sawah, luas panen, dan rata-rata

produksi padi di 40 kecamatan Kabupaten Bogor periode tahun 2005-2007

dapat dilihat pada Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 3.

Dalam rangka pengembangan daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten

Bogor melakukan pengembangan alat dan mesin pertanian untuk menunjang

peningkatan hasil pertanian, terutama pada produksi beras. Keadaan beberapa

alat dan mesin pertanian (alsintan) pada produksi beras selama tahun 2005-

2006 di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai dengan

Lampiran 6.

B. Pembangunan Sistem Informasi

1. Investigasi Sistem

Pada tahap investigasi sistem dilakukan studi kelayakan (feasibility

study) pada beberapa hal yaitu kelayakan organisasional, teknis, ekonomis

dan operasional. Hal ini dilakukan untuk menentukan kelayakan solusi

yang diberikan.

Page 49: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

36

a. Kelayakan Organisasi

Sasaran pengguna dan sekaligus pengelola dalam sistem ini

adalah Dinas Pertanian Kabupaten Bogor atau Dinas Perindustrian

Kabupaten Bogor serta Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat

dan Mesin Pertanian tiap-tiap wilayah (barat, tengah dan timur). Hal

ini didasari karena lembaga-lembaga pemerintahan tersebut yang

mampu membuat kebijakan pada bidang mekanisasi pertanian di

Kabupaten Bogor. Penggunaan sistem informasi pada pada lembaga

pemerintahan tersebut tentunya akan membantu proses pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan pengembangan mekanisasi pertanian

yang sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap wilayah maupun kecamatan.

Selain pengguna dari lembaga-lembaga pemerintah, sistem

informasi ini juga dapat digunakan oleh pihak swasta yang terkait

dalam bidang mekanisasi pertanian maupun tidak, masyarakat tani dan

masyarakat luas yang membutuhkan informasi ketersediaan dan

kebutuhan alat dan mesin pertanian di Kabupaten Bogor. Kemampuan

mengakses informasi yang luas ini disebabkan karena sistem dibangun

berbasis internet. Pembangunan sistem informasi berbasis internet

pada saat ini memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia, hal in

dikarenakan terdapat 25 juta pengguna internet di Indonesia pada

tahun 2008 (Miniwatts Marketing Group, 2008).

Dariuraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

sistem informasi yang dibangun layak dari segi organisasi.

b. Kelayakan Teknis

Sistem yang dibangun berbasis web tentunya hanya bisa

diakses oleh pengguna yang terhubung dengan internet. Internet

sendiri kini semakin mudah ditemui dan diakses di kantor-kantor

pemerintahan maupun swasta. Di kalangan masyarakat umum, akses

internet juga dapat dengan mudah diakses, hal ini dikarenakan

tersedianya tempat-tempat penyedia layanan internet (Warnet). Selain

itu dengan adanya teknologi wireless, maka kini masyarakat dapat

mengakses internet dimana saja. Perluasan akses internet juga

Page 50: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

37

didukung oleh pemerintah, salah satunya tercermin dengan

dikeluarkannya program internet masuk desa.

Sistem yang dibangun berbasis internet, dalam penggunaannya

juga memungkinkan pengaksesan di berbagai platform sistem operasi

yang kini banyak beredar seperti, Windows, Linux, UNIX, Mac Os,

dan sebagainya. Sistem juga dapat diakses melalui ponsel pintar (smart

phone) yang telah memiliki browser intenet didalamnya.

Secara teknis, spesifikasi komputer yang digunakan dalam

pengembangan harus memenuhi syarat spesifikasi minimum yaitu,

processor berkecepatan 1 GHz, RAM 256 MB, Hardisk 15 GB, VGA

32 MB, monitor 15’ dan koneksi internet dengan modem internal atau

eksternal 54 Kbps, atau dengan wireless. Selain itu komputer juga

harus ter-install sistem operasi dan beberapa perangkat lunak yang

berfungsi sebagai pendesain web, editor web, web server, web browser

dan manajemen basis data. Keuntungan lain pada sistem yang

dibangun berbasis web adalah semua perangkat lunak yang dibutuhkan

dalam pengembangan sistem dapat diperoleh secara mudah dan gratis.

Dengan segala keunggulan yang telah diuraikan, maka dapat

disimpulkan bahwa sistem informasi layak secara teknis.

c. Kelayakan Ekonomis

Pada penerapannya, sistem dapat membantu mempermudah

proses pengolahan data yang biasa dilakukan secara manual. Dengan

demikian, sistem juga membantu meminimalkan anggaran suatu

instansi untuk menggaji karyawan-karyawan yang digunakan pada

proses pengolahan data secara manual.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa banyak

perangkat lunak yang dipakai dalam pembangunan sistem informasi ini

merupakan perangkat lunak open source yang bisa didapatkan secara

gratis. Kebutuhan akan perangkat keras (hardware) dalam

pembangunan sistem juga tidak memerlukan dana yang besar, karena

dalam pembangunan sistem ini digunakan seperangkat komputer milik

pribadi peneliti.

Page 51: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

38

Pengguna sistem informasi ini juga dapat menggunakan jasa

warung internet ataupun menggunakan paket-paket program jasa

pelayanan internet yang banyak disediakan operator telepon selular

dan provider internet. Dengan menggunakan warung internet (warnet),

pengguna dapat mengakses sistem tanpa harus membeli peralatan

untuk mengakses internet. Biaya akses internet yang dikenakan

pengguna juga tidak terlalu mahal yaitu sekitar Rp 4.000,-/jam. Biaya

ini tentunya sangat murah dibandingkan dengan biaya transportasi

yang harus dikeluarkan untuk mencari data-data ke sumber-sumber

informasi. Biaya yang dikenakan kepada pengguna melalui paket

program yang disediakan operator telepon selular maupun provider

internet juga terhitung murah. Ada beberapa paket program yang

menawarkan biaya akses internet sebesar Rp 75.000,-/bulan. Dari

uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

yang dibangun layak dari segi ekonomis.

d. Kelayakan Operasional

Sistem informasi ini juga dikatakan layak secara operasional

dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

1) Kemudahan penggunaan jasa internet oleh pengguna informasi.

2) Pembangunan sitem informasi berbasis internet/web

memungkinkan terjadi akses dalam jumlah yang banyak pada

waktu yang bersaman.

3) Penelusuran data akan semakin mudah karena mengaplikasikan

Sistem Informasi Geografis yaitu berupa peta interaktif berbasis

internet.

4) Mudah dalam pengelolaan dan pemeliharaan Sistem Informasi

(data dan informasi), karena sistem informasi dibuat berbasis

sistem manajemen konten.

5) Sistem informasi dapat diakses dari berbagai macam sistem operasi

yang saat ini banyak tersedia (Windows, Linux, Mac Os, dsb).

Page 52: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

39

2. Analisis Sistem

Tahap analisis sistem meliputi tahap identifikasi kebutuhan dan

fungsional. Hal ini dilakukan agar sistem yang dibangun mampu

memberikan alternatif informasi yang dibutuhkan oleh pengguna (user).

a. Kebutuhan Fungsional

Pengguna utama sistem ini ditujukkan kepada Dinas Pertanian

Kabupaten Bogor atau Dinas Perindustrian Kabupaten Bogor. Hal ini

dikarenakan setiap tahunnya instansi tersebut melakukan kebijakan

dalam pengadaan alat dan mesin pertanian. Dalam melakukan

pengadaan tersebut tentunya diperlukan informasi mengenai

persebaran dan kebutuhan alat dan mesin pertanian pada setiap

wilayah. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang alat dan

mesin pertanian juga membutuhkan informasi tersebut. Informasi yang

cepat dan akurat tentunya dapat membantu perusahaan dalam

melakukan perencanaan produksi dan penjualan dengan baik.

Selain dari pihak pemerintah dan swasta, sistem informasi ini

juga dapat digunakan oleh masyarakat tani (kelompok tani, petani) dan

masyarakat luas yang membutuhkan informasi secara umum mengenai

alat dan mesin pertanian khususnya traktor roda dua, perontok

bermotor (power thresher), Penggilingan Padi Kecil (PPK), dan Rice

Milling Unit (RMU) serta persebaran dan kebutuhannya khususnya

pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Bogor.

b. Kebutuhan Nonfungsional

Untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna maka dilakukan

perancangan antarmuka yang dilakukan dengan prinsip konsistensi dari

segi penggunaan jenis dan ukuran huruf, serta posisi link untuk

navigasi yang tidak berubah-ubah.

3. Desain Sistem

Proses desain sistem memegang peranan yang sangat penting,

karena dengan desain sistem yang baik akan menentukan kualitas sistem.

Page 53: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

40

Pada proses ini pula dijelaskan bagaimana sistem dapat dapat memenuhi

kebutuhan informasi pengguna.

a. Deskripsi Sistem

Tujuan utama dikembangkannya sistem informasi ini adalah

menyajikan informasi mengenai informasi maupun data-data alat dan

mesin pertanian khususnya traktor roda dua, perontok padi bermotor

(power thresher), dan Rice Milling Unit (RMU) serta kebutuhannya di

tiap-tiap kecamatan pada Kabupaten Bogor dengan cepat, mudah

pemakaiannya, interaktif dengan pengguna, serta mampu diakses

dimanapun.

Sebagai upaya memperluas akses kepada pengguna, sistem

informasi juga dibangun berbasis internet (internet-based).

Selanjutnya agar sistem informasi dapat bekerja secara interaktif

dengan pengguna, maka disediakan halaman-halaman yang

menyediakan peta digital. Penyajian peta digital berbasis internet

dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Mapserver. Peta

tersebut memungkinkan pengguna mendapatkan informasi yang

dibutuhkan dengan mudah.

Agar fungsi-fungsi sistem informasi dapat dirawat dengan mudah

dan baik, maka digunakan perangkat lunak berbasis konten (Content

Management System). Pada sistem informasi ini juga dilakukan

penggunaan level akses, hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan

sistem.

b. Batasan Sistem

Sistem informasi yang dikembangkan diharapkan lebih terarah

dan tidak keluar dari tujuan yang direncanakan. Oleh karena itu, perlu

ditentukan batasan (domain) sistem dengan mempertimbangkan

kebutuhan pengguna, tujuan sistem dan alur sistem yang

dikembangkan. Batasan umum sistem ini adalah:

1) Sistem informasi Status Kesesuaian Alat dan Mesin Pertanian

dibangun untuk memberikan informasi mengenai persebaran alat

dan mesin pertanian yang terkait dengan proses produksi beras

Page 54: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

41

khususnya traktor roda dua, perontok padi bermotor (power

thresher) Penggilingan Padi Kecil (PPK), dan Rice Milling Unit

(RMU) di Kabupaten Bogor.

2) Sistem informasi juga dapat memberikan informasi mengenai

kebutuhan alsintan pada kecamatan-kecamatan di Kabupaten

Bogor. Pemilihan ke-empat alat dan mesin diatas didasari karena

alat - alat tersebut memiliki tujuan dalam upaya pengefisienan pada

proses produksi beras.

3) Sistem ini terdiri dari aplikasi utama berbasis internet dan basis

data (spasial dan non spasial) untuk penyimpanan informasi.

c. Perancangan Sistem

Kegiatan perancangan meliputi perancangan basis data dan

perancangan alur atau proses kerja sistem.

1) Perancangan Basisdata

Basisdata pada sistem informasi ini terdiri dari basisdata

spasial dan non-spasial. Basisdata spasial yang digunakan yaitu

Bogor.dbf dan Klcov.dbf. Basisdata spasial tersebut berasal dari

hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2003) dan Dwipayana

(2007).

Dalam merancang basisdata non-spasial digunakan

pemodelan data Entity Relationship Digram (ERD) (Gambar 7).

Meskipun penelitian yang dilakukan hanya mencakup kecamatan-

kecamatan di Kabupaten Bogor, namun basisdata yang dibangun

telah dipersiapkan agar mampu mengelola data dengan cakupan

yang lebih luas.

Page 55: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

42

Gambar 7. ERD Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan

Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor.

Gambar 7 memperlihatkan bahwa basisdata non-spasial

sistem informasi status ketersediaan alat dan mesin pertanian di

Kabupaten Bogor melibatkan 10 entitas, yaitu:

a) User. Entitas ini menyimpan data pengenal pengguna serta

mengatur level akses akses pengguna.

b) Level_Akses. Entitas ini merupakan master data level akses

yang akan digunkanan pengguna.

c) Provinsi. Entitas ini menyimpan data provinsi.

d) Kabupaten. Entitas ini menyimpan data kabupaten.

e) Kecamatan. Entitas ini menyimpan data nama-nama

kecamatan.

f) Uptd. Entitas ini menyimpan nama-nama UPTD Alsintan yang

ada di Kabupaten Bogor.

Page 56: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

43

g) Alsintan. Entitas ini menyimpan data alat dan mesin pertanian

(Alsintan). Dan variabel-variabel yang digunakan dalam

perhitungan kebutuhan alat dan mesin pertanian.

h) Jenis Alsintan. Entitas ini menyimpan data jenis alat dan

mesin pertanian.

i) Data. Entitas ini meyimpan data mengenai pertanian secara

umum di suatu kecamatan pada tahun tertentu.

j) Detil. Entitas ini merupakan entitas turunan dari entitas data.

Entitas ini menyimpan data mengenai ketersediaan serta

kebutuhannya alsintan di suatu kecamatan pada tahun tertentu.

2) Perancangan Proses Sistem Informasi

Perancangan proses Sistem Informasi Status Ketersediaan

Alat dan Mesin Pertanian dibuat menggunakan diagram

kontekstual seperti yang ditujukkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Diagram Konteks Sistem Informasi Status Ketersediaan

Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pada diagram konteks diketahui bahwa alur proses yang

terjadi dalam sistem melibatkan pengguna (user) sebagai pengguna

utama serta melibatkan administrator sistem yang bertugas

memantau, mengontrol dan memperbaharui sistem informasi

termasuk basis data. Pengguna (user) yang terlibat dalam sistem ini

adalah masyarakat tani (kelompok tani dan petani) serta pengguna

Page 57: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

44

lain yang memiliki perhatian terhadap mekanisasi pertanian

(distributor alsintan, dsb). Sementara itu administrator sistem

informasi terdiri atas empat level akses, yaitu level Super

Administrator, Administrator, Admin UPTD dan Admin

Kecamatan. Dalam melakukan manajemen sistem informasi

administrator harus melakukan registrasi terlebih dahulu sebelum

masuk ke halaman administrator, hal ini dilakukan untuk menjaga

keamanan sistem informasi. Penjelasan mengenai level akses

sistem informasi akan dijelaskan pada sub bab Perancangan

Halaman Administrator.

d. Solusi Teknis

Solusi teknis yang digunakan dan diimplementasikan pada

sistem akan dijelaskan melalui dua hal, yaitu lingkungan

pengembangan (development environment) dan perangkat lunak

pembantu. Development environment adalah perangkat-perangkat

lunak yang digunakan untuk menunjang berjalannya sistem. Pada

Tebel 3 dijelaskan rangkuman komponen-komponen yang digunakan

sebagai development environment.

Tabel 3. Development Environment

No Development

Environment Penjelasan

1 Apache 2.2.4 Apache merupakan aplikasi yang berfungsi

sebagai web server dalam pengembangan

sistem.

2 PHP 5.2.3

PHP merupakan bahasa program yang

digunakan dalam pengembangan sistem.

3 MapServer 4.10.2 MapServer merupakan salah satu lingkungan

open-source yang dapat digunakan untuk

mengembangkan aplikasi-aplikasi intenet-

based yang melibatkan data spasial.

4 MySql 4.0.24 MySql digunakan sebagai Database

Management System (DBMS).

Page 58: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

45

No Development

Environment Penjelasan

5 Mozilla Firefox

3.0.1

Mozilla Firefox seri ini digunakan sebagai web

browser dalam pengembangan sistem.

6 Internet Explorer 7 IE 7 merupakan web browser yang digunakan

sebagai web browser pembanding dalam

pengembangan sistem.

7 Opera 9.50 Opera 9.50 merupakan web browser yang

digunakan sebagai web browser pembanding

dalam pengembangan sistem.

8 Windows Xp

Professional SP2

Merupakan sistem operasi yang dipakai dalam

pengembangan sistem.

sedangkan perangkat-perangkat lunak pembantu digunakan

untuk menunjang proses analisis, perancangan, dan implementasi

sistem. Perangkat-perangkat lunak pembantu tersebut dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Perangkat Lunak Pembantu

No Perangkat lunak

Pembantu Penjelasan

1 PHPMyAdmin

2.5.7

Aplikasi yang berfungsi untuk melakukan

pengaturan database MySql seperti DDL, pengujian

query, pengaturan data, dan lain sebagainya.

2 Macromedia Dreamweaver 8

Macromedia Dreamweaver merupakan software

editor web WYSIWYG (What You See is What You

Get).

3 Adobe

Photoshop CS 2

Adobe Photoshop CS2 merupakan software

pengolah foto dan gambar, yang digunakan untuk

mendesain halaman web dalam pengembangan

sistem

6 Java Web Start Java Web Start merupakan perangkat lunak yang

digunakan untuk menjalankan fitur Java pada web

browser

Page 59: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

46

No Perangkat lunak

Pembantu Penjelasan

4 CMS Joomla

1.5.4

Joomla Merupakan Content Management System

(CMS) untuk membuat aplikasi berbasis web dan

berorientasi terhadap konten.

5 Flash Player 9 Flash Player merupakan perangkat lunak yang

digunakan untuk menjalankan flash object pada web

browser.

e. Perancangan Halaman Depan (Front End)

Desain halaman depan ini terdiri dari halaman utama, halaman

profil alsintan, halaman situs terkait, halaman kontak, halaman

pencarian, halaman download, halaman bantuan dan halaman web

GIS. Desain layout halaman depan Sistem Informasi ini dapat dilihat

pada Gambar 9.

Gambar 9. Desain layout halaman depan (front end) Sistem Informasi

1) Halaman Utama

Halaman Utama merupakan titik awal bagi pengguna dalam

melakukan penelusuran pada Sistem Informasi. Pada halaman ini

terdapat dua buah menu yang terdapat di kiri dan atas. Menu

Header

Menu Kiri Konten (Tengah)

Menu Atas

Footer

Page 60: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

sebelah k

Alsintan,

atas terdi

Bantuan

penjelasa

bagian ko

Gambar 1

kiri terdiri

menu Situs

iri dari men

dan menu

an umum m

onten. Tamp

10.

Gambar 10.

dari menu

s Terkait, da

nu Halaman

Download.

mengenai Si

pilan dari h

.Tampilan ha

u Halaman

an menu Pen

n Utama, m

Pada halam

stem Inform

halaman utam

alaman muk

Utama, m

ncarian. Me

menu Web G

man ini jug

masi yang t

ma dapat d

ka (Home).

47

enu Profil

enu sebelah

GIS, menu

ga terdapat

terdapat di

ilihat pada

Page 61: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

22) Halaman

H

Pada hala

alat dan

gambar a

informasi

dengan c

dapat dili

Profil Alsin

alaman ini

aman ini dis

mesin pert

atau foto a

i yang diber

contoh alat d

ihat pada Ga

Gambar 11

ntan

dapat diaks

sajikan peng

tanian. Hala

alat dan me

ikan. Contoh

dan mesin p

ambar 11.

1. Tampilan

ses melalui

ertian atau p

aman ini ju

esin pertani

h tampilan h

pertanian be

halaman pro

menu Profi

profil umum

uga dilengka

ian untuk m

halaman pro

erupa traktor

ofil alsintan.

48

l Alsintan.

m mengenai

api dengan

melengkapi

ofil alsintan

r roda dua

.

Page 62: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

3

4

3) Halaman

H

halaman

Sistem In

tersebut d

yang ters

Gambar 1

4) Halaman

H

halaman

biodata a

tanggapan

ada kepad

dapat dili

Situs Terka

alaman ini d

ini disajika

nformasi ini

dari halaman

sedia. Tamp

12.

Gambar 1

Kontak

alaman ini

ini penggu

administrator

n maupun k

da administr

ihat pada Ga

it

dapat diakses

an daftar sit

i. Pengguna

n ini dengan

pilan halama

12. Tampilan

dapat diak

una dapat

r. Selain itu

komentarnya

rator melalu

ambar 13.

s melalui me

tus-situs lain

juga dapat

n meng-klik

an situs terk

n halaman si

kses melalui

mendapatka

pengguna ju

a mengenai

i email. Tam

enu Situs Te

n yang terk

mengakses

nama situs p

kait dapat d

itus terkait.

i menu Kon

an informa

uga dapat m

sistem infor

mpilan halam

49

erkait. Pada

kait dengan

situs-situs

pada daftar

dilihat pada

ntak. Pada

asi tentang

memberikan

rmasi yang

man kontak

Page 63: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

5

5) Halaman

H

halaman

terkait), k

Sistem In

itu, peng

waktu, ke

dilihat pa

Gamba

Pencarian

alaman ini

ini penggu

kontak, kate

nformasi ini

gguna juga

epopuleran d

ada Gambar

Gambar 1

ar 13. Tampi

dapat diaks

una dapat m

egori, bidang

dengan han

dapat men

dan kategori

14.

14. Tampilan

ilan halaman

es melalui m

mencari art

g maupun fe

nya menulisk

ngurutkanny

i. Tampilan

n halaman p

n kontak.

menu Penca

tikel, web

feed berita y

kan kata ku

ya berdasark

dari halama

pencarian.

50

arian. Pada

link (situs

yang ada di

unci. Selain

kan abjad,

an ini dapat

Page 64: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

6

7

6) Halaman

H

halaman

isinya be

informasi

Tampilan

7) Halaman

H

Halaman

pengguna

dilihat pa

Download

alaman ini

ini penggun

erkaitan deng

i ini khusu

n halaman in

Gambar

Bantuan

alaman ban

ini memb

aan khusus a

ada Gambar

dapat diakse

na dapat me

gan informa

usnya pada

ni dapat dilih

15. Tampila

ntuan dapat

berikan inf

aplikasi Web

16.

es melalui m

emperoleh f

asi yang dis

a bidang m

hat pada Gam

an halaman d

diakses m

formasi kep

b GIS. Tamp

menu Down

file-file doku

ampaikan p

mekanisasi

mbar 15.

download.

melaui menu

pada pengg

pilan halama

51

load. Pada

umen yang

pada sistem

pertanian.

u Bantuan.

guna cara

an ini dapat

Page 65: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

8

8) Halaman

H

Halaman

status ke

(alsintan)

didalamn

(peta), da

Gambar

Web GIS

alaman Web

ini membe

etersediaan

) di Kabu

nya. Informa

ata-data tabu

r 16. Tampil

b GIS dapat

erikan inform

dan kebutu

upaten Bo

si tersebut d

lar dan dalam

lan halaman

t diakses me

masi kepada

uhan Alat

ogor dan

disajikan dala

m bentuk gra

bantuan.

elalui menu

a pengguna

dan Mesin

kecamatan-

am bentuk d

afik.

52

Web GIS.

a mengenai

Pertanian

-kecamatan

data spasial

Page 66: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

Gamb

In

lain nama

serta sta

memasuk

informasi

alsintan

Gambar 1

Pe

alsintan t

bar 17. Tamp

nformasi-info

a alsintan, j

atus keters

ki halaman

i maupun da

di Kabupat

17.

engguna jug

tertentu pada

pilan halama

ormasi yang

umlah baik,

ediaannya.

ini, pengg

ata-data men

ten Bogor,

ga dapat me

a peta deng

an Web GIS

g disajikan

, jumlah rus

Pada pert

guna akan

ngenai keters

seperti ya

endapatkan i

gan cara mem

Kabupaten

pada menu

sak, jumlah

tama kali

disajikan

sediaan dan

ang ditunjuk

informasi ke

milih layer

53

Bogor.

ini antara

kebutuhan

pengguna

informasi-

kebutuhan

kkan pada

etersediaan

persebaran

Page 67: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

alsintan

Kabupate

dua dapat

Gambar 1

G

roda dua

pada tiap

legenda p

Se

pengguna

pertanian

diakses m

bawah. In

tetapi dis

mudah m

lahan (ha

yang diingi

en Bogor de

t dilihat pada

18. Tampilanlayer per

ambar 18 m

a ditampilka

p jangkauan

pada menu L

elain disajik

a juga dis

n khususnya

melalui menu

nformasi ya

sajikan pula

memahami. D

a), luas pan

inkan. Cont

engan pemili

a Gambar 18

n halaman Wrsebaran trak

memperlihat

an dengan m

nilai. Keter

Layer di sebe

kan informas

sajikan info

padi di Kab

u Data Perta

ang disajikan

a dengan gr

Data pertani

en (ha), jum

toh tampilan

ihan layer p

8.

Web GIS Kabktor roda dua

tkan inform

memberikan

rangan warn

elah kiri peta

si mengenai

ormasi umu

bupaten Bog

anian yang b

n tidak hany

rafik agar p

an yang dis

mlah produk

n halaman

persebaran tr

bupaten Boga.

asi persebar

n warna yan

na ini dapat

a.

ketersediaa

um menge

gor. Informas

erada di seb

ya berupa da

pengguna d

ajikan antar

ksi (ton), pr

54

Web GIS

raktor roda

gor dengan

ran traktor

ng berbeda

t dilihat di

an alsintan,

enai profil

si ini dapat

belah kanan

ata tabular,

dapat lebih

ra lain luas

roduktifitas

Page 68: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

sawah (t

pertanian

Gambar

Pe

perkemba

alsintan d

yang ada

Bogor. In

lebih mud

contoh al

ton/ha) sert

n dapat diliha

r 19. Tampil

engguna ju

angan juml

di Kabupaten

pada sebela

nformasi dis

dah memaha

sintan trakto

ta jumlah

at pada Gam

lan halaman

ga dapat d

ah ketersed

n Bogor, den

ah kanan baw

sajikan deng

ami. Tampil

or roda dua d

ternak. Tam

mbar 19.

data pertani

dengan mu

daiaan dan

ngan mengak

wah halaman

gan grafik b

lan halaman

dapat dilihat

mpilan hala

an Kabupate

dah menge

kebutuhan

kses menu tr

n Web GIS

batang agar

Tren Alsint

pada Gamb

55

aman data

en Bogor.

etahui tren

n beberapa

ren alsintan

Kabupaten

r pengguna

tan dengan

ar 20.

Page 69: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

Gambar 2

Un

mesin per

dapat m

Sedangka

mesin pe

nama kec

dapat dite

lokasi ke

merah.

20. Tampilanroda dua

ntuk mempe

rtanian di K

emilih tahu

an untuk m

ertanian tiap

camatan yan

emukan di b

edua list m

n halaman tra

eroleh infor

abupaten Bo

un yang ad

memperoleh

p-tiap kecam

g ada pada l

bagian bawa

menu tersebu

ren alsintan d

rmasi status

ogor pada tah

da pada lis

informasi

matan, peng

list menu dat

ah peta. Gam

ut dengan t

dengan alsin

ketersediaa

hun lainnya

st menu d

ketersediaan

gguna dapa

ta. Kedua lis

mbar 21 me

tanda panah

56

ntan traktor

an alat dan

. Pengguna

data tahun.

n alat dan

at memilih

st menu ini

enunjukkan

h berwarna

Page 70: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

Gambar 2

Se

data kec

ketersedia

halaman

hanya di

terdapat

kecamata

lahan (la

Tampilan

Kecamata

Pe

kecamata

berada pa

ketersedia

pengguna

Tampilan

seperti pa

21. Lokasi lhalaman

etelah pengg

camatan. P

aan alsintan

ini informa

isajikan den

tambahan

an tersebut s

anduse) ya

n halaman

an Jonggol d

engguna ju

an tersebut

ada bagian b

aan dan k

a dapat den

n output men

ada Gambar

list menu dan Web GIS.

guna memili

Pengguna a

n di halam

si status ket

ngan data-d

informasi

seperti topog

ang disajika

Web GI

dapat dilihat

ga dapat m

dengan men

bawah halam

kebutuhan

ngan mudah

nu data perta

19 dan Gam

ata tahun dan

ih nama kec

akan disajik

man Web G

tersediaan d

data tabular

mengenai k

grafi, jenis t

an dengan

S Kecama

pada Gamba

memperoleh

ngakses men

man. Untuk m

alsintan di

h mengakses

anian dan m

mbar 20.

n data kecam

amatan pada

kan inform

GIS Kecama

dan kebutuha

r dan grafi

keadaan ge

tanah dan p

data spas

atan, denga

ar 22.

h profil pe

nu data alsi

mengetahui t

kecamatan

s menu tren

menu tren als

57

matan pada

a list menu

masi status

atan. Pada

an alsintan

k. Namun

eografis di

penggunaan

ial (peta).

an contoh

ertanian di

intan yang

tren jumlah

n tersebut

n alsintan.

intan sama

Page 71: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

Gamb

In

data-data

Dwipayan

layer yan

menunjuk

pemilihan

ar 22. Tamp

nformasi kea

hasil penel

na (2007).

ng tersedia p

kkan halam

n layer topog

pilan halaman

adaan geogra

litian yang d

Informasi in

pada menu l

man Web G

grafi.

n Web GIS K

afis Kecamat

dilakukan ol

ni dapat dia

layer. Sebag

GIS Kecam

Kecamatan J

tan Jonggol

leh Lestari (

akses denga

gai contoh, G

matan Jongg

58

Jonggol

diolah dari

(2003) dan

an memilih

Gambar 23

gol dengan

Page 72: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

f. P

S

b

Gamb

Se

halaman

berupa m

terletak d

mencatat

ini berda

jumlah p

informasi

disajikann

Sedangka

menginga

Perancangan

Halam

System (CM

basisdata no

ar 23. Tampdenga

elain terdapa

lainnya jug

modul Data P

di sebelah k

jumlah pen

sarkan hari,

pengguna y

i pada saat

nya sebuah

an modul j

at waktu den

n Halaman B

man ini dise

MS). Halama

on-spasial (

pilan halamanan pemilihan

at menu-men

ga terdapat

Pengguna, m

kiri bawah

ngguna yang

minggu, da

yang online

bersamaan.

h poling y

jam berfun

ngan mudah.

Belakang (Ba

ebut juga de

an ini berfu

(tambah, ed

n Web GIS Kn layer topog

nu, pada hala

beberapa m

modul Poling

halaman. M

g telah mem

an bulan. Se

e atau seda

Modul Poli

yang dibuat

ngsi memba

ack End)

ngan bagian

ungsi sebag

dit, hapus)

Kecamatan Jgrafi.

aman ini dan

modul tamb

g dan modul

Modul Data

makai Sistem

erta menginf

ang memak

ing merupak

t oleh adm

antu penggu

n Content M

gai tempat p

yang dilak

59

Jonggol

n halaman-

ahan yaitu

l Jam yang

Pengguna

m Informasi

formasikan

kai sistem

kan tempat

ministrator.

una dalam

Management

pengolahan

kukan oleh

Page 73: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

a

d

p

p

s

s

s

s

m

administrato

dahulu mela

pada halama

Ga

Halam

pengguna te

sistem infor

sistem info

sehingga m

sistem infor

masing level

or. Untuk dap

akukan login

an Login Adm

ambar 24. Ta

man yang

ersebut. Lev

rmasi. Selain

ormasi dilak

memudahkan

rmasi ini ter

l dijelaskan p

pat mengaks

n dengan mem

ministrator (

ampilan hala

diakses d

vel akses ber

n itu level a

kukan oleh

dalam me

rdapat empa

pada Tabel 5

ses halaman

masukkan us

(Gambar 24)

aman login a

disesuaikan

rguna dalam

akses memu

beberapa

elakukan up

at level akse

5.

n ini, penggu

sername dan

).

administrator

dengan le

m menjamin

ungkinkan p

orang atau

pdate inform

es. Hak akse

60

una terlebih

n password

r.

evel akses

keamanan

pengelolaan

u lembaga

masi. Pada

es masing-

Page 74: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

61

Tabel 5. Hak akses halaman back end pada berbagai level akses

No Modul

Level Akses

Super

Admin

Admin

Kabupaten

Admin

UPTD

Admin

Kecamatan

1 Manajemen User X - - -

2 Master Data Alsintan X X - -

3 Master Data Jenis

Alsintan X X - -

4 Master Data

Kecamatan X X - -

5 Manajemen Data

Pertanian X X - X

6 Manajemen Data

Alsintan X X X -

Ket: ( X ) = dapat mengakses modul

( - ) = tidak dapat mengakses modul

Pengguna (user) dengan level akses Super Admin dapat

mengakses 6 modul, sementara user dengan level akses lainnya dapat

mengakses modul sesuai yang tertera pada Tabel 5. Modul-modul ini

dapat diakses melalui menu yang ada sebelah kiri halaman utama back

end (Gambar 25).

Modul Manajemen User berfungsi untuk menambah,

mengedit, dan menghapus user halaman back end. Selain itu modul ini

berfungsi mengatur level akses user tersebut. Modul Master Data

Alsintan berfungsi untuk menambah, mengedit, dan menghapus data-

data pengenal mengenai suatu alsintan. Sedangkan Modul Master

Data Jenis Alsintan berfungsi menambah, mengedit, dan menghapus

data pengenal jenis-jenis alsintan.

Page 75: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

k

K

k

D

h

M

Prose

kecamatan d

Kecamatan.

kecamatan d

Data Pertani

hapus data-d

Modul Mana

Gambar 26

Gambar

es tambah, e

di Kabupate

Sedangkan

dalam tahun

ian. Penggu

data alsintan

ajemen Data

6. Halaman

25. Halama

edit dan hap

en Bogor dil

untuk men

tertentu, dila

una dapat m

n di suatu ke

a Alsintan.

input data M

an Utama Ba

pus data-data

lakukan pad

nambah data

akukan mela

melakukan pr

ecamatan pa

Modul Manaj

ack End

a pengenal k

da modul M

a-data perta

alui modul M

roses tambah

ada tahun ter

jemen Data A

62

kecamatan-

Master Data

anian suatu

Manajemen

h, edit dan

rtentu pada

Alsintan.

Page 76: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

d

t

m

2

G

g. P

K

d

d

/

i

$

/

Gam

dilakukan p

terjadi kesal

menampilka

27.

Gambar 27.

Proses Pene

Kabupaten B

Prose

di Kabupate

dilihat pada

//Menghitu

if ($colna

$sawah =

$kap_tra

$row_alsin

$kebutuh

$selisih

//Menghitu

} elseif (

mbar 27 me

pada Modul

lahan dalam

an pesan kes

Tampilan peManajemen

entuan Statu

Bogor.

es penentuan

en Bogor y

potongan sc

ung Kebutuh

ame_alsin1=

= ($row_da

aktor = ($

n1['jam_ker

han = rou

h = ($kebu

ung Kebutuh

$colname_a

enunjukkan

Manajemen

m proses pen

alahan seper

esan kesalahn Data Alsint

us Ketersedi

n status kete

yang diimpl

cript php ber

han Trakto

=='als1'){

ata['l_sawa

$row_alsin1

rja'] * $r

und($sawah/

utuhan - $j

han Power

alsin1=='a

proses pe

n Data Als

nginputan da

rti yang ditu

han pada pentan.

aan Alat da

ersediaan ala

lementasikan

ikut.

or Roda Dua

ah'] * $pe

1['kap_ker

row_alsin1

/$kap_trak

jbaik);

Thresher

als2'){

nginputan

intan. Namu

ata, maka si

unjukkan pad

nginputan da

an Mesin Pe

at dan mesin

n pada sist

a

ersen);

rja'] *

['hari_ker

ktor);

63

data yang

un apabila

istem akan

da Gambar

ata Modul

ertanian di

n pertanian

tem, dapat

rja']);

Page 77: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

64

$olah = ($row_data['l_panen'] *

$row_data['produktifitas']);

$olah_thresher = ($olah * $persen);

$kap_thresher = (($row_alsin1['kap_kerja'] *

$row_alsin1['jam_kerja'] *

$row_alsin1['hari_kerja'])/1000);

$kebutuhan = round($olah_thresher/$kap_thresher);

$selisih = ($kebutuhan - $jbaik);

//Menghitung Kebutuhan RMU

} elseif ($colname_alsin1=='als3'){

$gkg_olah = ($row_data['gkg'] * $persen);

$kap_rmu = (($row_alsin1['kap_kerja'] *

$row_alsin1['jam_kerja'] *

$row_alsin1['hari_kerja'])/1000);

$kebutuhan = round($gkg_olah/$kap_rmu);

$selisih = ($kebutuhan - $jbaik);

} else {

echo "Alsintan Belum Tersedia!";

}

Script diatas merupakan sebuah script conditional yang

dikerjakan ketika variabel $colname_alsin berisi kode als1, als2, dan

als3. Kode als1 merujuk pada alsintan traktor roda dua, kode als2

merujuk pada alsintan power thresher, sedangkan kode als3 merujuk

pada alsintan RMU. Proses penentuan status ketersediaan alat dan

mesin pertanian dilakukan di halaman belakang (back end) pada

modul Manajemen Data Alsintan.

4. Implementasi Sistem

a. Uji Kompatibilitas Web Browser

Uji kompabilitas dilakukan di beberapa browser, diantaranya

adalah Mozilla Firefox 3.0.1, Internet Explorer 7, dan Opera 9.50.

Selain itu uji kompatibilitas juga dilakukan dengan menggunakan

resolusi layar 1024 x 768 pixel. Pemilihan beberapa browser tersebut

didasarkan atas penggunaan browser yang umum digunakan oleh

kalangan pengguna internet.

Page 78: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

1)) Mozilla Fir

Gambar 28

Pad

3.0.1 dapa

fitur tamba

dapat dijal

menggunak

informasi.

refox 3.0.1

8. Tampilan Firefox 3.0

da Gambar

at menyajika

ahan seperti f

ankan denga

kan browser

halaman mu0.1 dan reso

28 terlihat

an dengan b

flash object

an baik. Hal

r tersebut da

uka sistem delusi layar 10

bahwa bro

baik seluruh

t. Selain itu a

l ini juga did

alam proses

engan brows024 x 768 pix

owser Mozil

konten hala

aplikasi Web

dukung kare

pengemban

65

ser Mozillaxel.

lla Firefox

aman serta

b GIS juga

ena peneliti

ngan sistem

Page 79: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

2)) Internet Ex

Gambar 29

Sepe

Explorer 7

Aplikasi W

browser in

perangkat l

xplorer 7

9. Tampilan Explorer 7

rti yang te

7 mampu m

Web GIS ju

ni tidak m

lunak Flash

halaman mu7 dan resolus

erlihat pada

menampilka

uga dapat d

mampu mena

Player 9 sud

uka sistem desi layar 1024

a Gambar

an konten h

ditampilkan

ampilkan fl

dah terinstal

engan brows4 x 768 pixel

29, browse

halaman se

dengan ba

flash object

pada kompu

66

ser Internetl.

er Internet

ecara utuh.

aik, namun

meskipun

uter server.

Page 80: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

3)

b. In

in

te

) Opera 9.50

Gambar 3

Sepe

mampu me

serta flash

nstalasi Siste

Sebelu

nstalasi peran

rdapat pera

0

0. Tampilan9.50 dan r

rti yang ter

enampilkan s

object.

em pada Lok

um melakuk

ngkat lunak

angkat lunak

n halaman muresolusi laya

rlihat pada

seluruh isi k

kal Intranet

kan instalasi

k MS4W v2.

k lainnya s

uka sistem dar 1024 x 76

Gambar 30

konten halam

sistem, terl

.2.4. Didalam

seperti web

dengan brow8 pixel.

. browser O

man, aplikasi

ebih dahulu

m perangka

server Ap

67

wser Opera

Opera 9.50

i Web GIS,

u dilakukan

at lunak ini

ache 2.2.4

Page 81: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

68

bahasa pemrograman web PHP 5.2.3, basisdata MySQL 4.0.24, Map

Serv 4.10.2 dan Map Script 4.10.2.

Setelah dilakukan instalasi perangkat lunak, kemudian file-file

sistem dan basisdata diletakkan pada folder yang ditentukan oleh web

server. Sistem yang telah terinstal dapat diakses pada jaringan lokal

dengan URL http://localhost/alsintan/ untuk halaman front end dan

http://localhost/alsintanbe/ untuk halaman back end. Sistem juga dapat

diakses oleh komputer lain yang terhubung jaringan lokal dengan

mengetikkan URL http://<IP address>/alsintan/ untuk halaman front

end, dan http://<IP address>/alsintanbe/ untuk halaman back end.

C. Kelebihan dan Kekurangan Sistem

1. Kelebihan Sistem

a) Sistem informasi ini dapat menyajikan informasi persebaran alat dan

mesin pertanian di Kabupaten Bogor secara interaktif dengan

menggunakan peta dijital.

b) Sistem informasi juga menyajikan data-data tersebut dengan grafik,

sehingga pengguna mudah memahami.

c) Selain menampilkan jumlah ketersediaan alat dan mesin pertanian,

sistem ini juga memberikan status ketersediaannya.

d) Sistem juga dibuat dengan prinsip Content Management System

sehingga mempermudah dalam pengelolaan data maupun informasi

pada sistem.

e) Sistem memiliki keamanan data yang baik, karena akses terhadap

halaman belakang (back end) dilakukan dengan menggunakan

username dan password. Selain itu halaman belakang juga telah

memakai level akses.

f) Sistem informasi berjalan cukup baik dibeberapa browser baru yang

sering digunakan pengguna, seperti Mozilla Firefox, Internet Explorer,

dan Opera.

g) Sistem dapat berjalan di berbagai flatform sistem operasi yang

memiliki webserver.

Page 82: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

69

2. Kekurangan Sistem

a) Data-data pada basisdata spasial belum bisa diakses melalui basisdata

non-spasial. Hal ini menyebabkan data-data spasial tidak dapat

diupdate secara mudah.

b) Belum tersedia data spasial (peta dijital) kecamatan-kecamatan lain

selain Kecamatan Jonggol.

D. Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor

Ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) penting bagi kemajuan

pertanian di Kabupaten Bogor. Selain itu peran alsintan juga penting dalam

upaya mendukung program swasembada beras nasional yang dicanangkan

oleh pemerintah.

Suatu kecamatan dinyatakan kekurangan alsintan tertentu apabila

kebutuhan alsintan tersebut lebih besar dari ketersediaannya. Sedangkan

kelebihan alsintan tertentu terjadi apabila ketersediaannya lebih besar dari

kebutuhan. Selain itu status ketersediaan alsintan di suatu kecamatan

dinyatakan cukup apabila jumlah kebutuhan sama dengan jumlah

ketersediaannya.

1. Status Ketersediaan Traktor Roda Dua

Untuk mendapatkan status ketersediaan traktor roda dua di suatu

kecamatan, maka perlu diketahui terlebih dahulu jumlah kebutuhan traktor

roda dua di kecamatan tersebut. Jumlah kebutuhan traktor roda dua dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan (1) sampai dengan persamaan

(3). Berdasarkan beberapa asumsi yang peneliti gunakan, diperoleh bahwa

pertahunnya satu unit traktor roda dua mampu mengolah sawah seluas

43.2 ha.

Kebutuhan traktor roda dua tambahan dihitung berdasarkan selisih

antara jumlah kebutuhan dengan jumlah ketersediaan. Bila selisih nilai

tersebut positif maka kecamatan tersebut masih membutuhkan tambahan

traktor roda dua, dan sebaliknya, bila selisih bernilai negatif maka

kecamatan tersebut memiliki kelebihan traktor roda dua.

Page 83: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

70

Tabel 6. Status Ketersediaan dan Kebutuhan Traktor Roda Dua di Kabupaten Bogor Tahun 2005.

No Kecamatan

Luas Sawah yang diolah

Traktor (48.3%) (ha)

Traktor Roda Dua Tersedia

(unit)

Kebutuhan Traktor

Roda Dua (unit)

Selisih (unit) Status

1 Tenjo 1 422.92 5 33 28 kurang 2 Parung

Panjang 1 758.60 23 41 18 kurang

3 Jasinga 1 386.21 3 32 29 kurang 4 Cigudeg 2 218.42 1 51 50 kurang 5 Sukajaya 1 777.44 0 41 41 kurang 6 Nanggung 651.57 4 15 11 kurang 7 Rumpin 1 853.27 10 43 33 kurang 8 Leuwiliang 1 281.88 7 30 23 kurang 9 Cibungbulang 1 577.96 9 37 28 kurang 10 Pamijahan 3 222.58 23 75 52 kurang 11 Ciampea 1 406.50 0 33 33 kurang 12 Leuwisadeng 800.33 0 19 19 kurang 13 Tenjolaya 1 191.56 10 28 18 kurang 14 Gunung

Sindur 167.12 2 4 2 kurang

15 Parung 275.31 4 6 2 kurang 16 Ciseeng 594.57 1 14 13 kurang 17 Kemang 269.51 0 6 6 kurang 18 Rancabungur 264.20 0 6 6 kurang 19 Dramaga 639.97 2 15 13 kurang 20 Ciomas 604.23 4 14 10 kurang 21 Tamansari 621.62 0 14 14 kurang 22 Caringin 1 252.42 3 29 26 kurang 23 Cijeruk 640.94 1 15 14 kurang 24 Ciawi 682.48 0 16 16 kurang 25 Megamendung 416.35 0 10 10 kurang 26 Cisarua 169.53 2 4 2 kurang 27 Sukaraja 96.60 0 2 2 kurang 28 Citeureup 73.90 2 2 0 cukup 29 Babakan

Madang 55.54 1 1 0 cukup

30 Cibinong 253.09 0 6 6 kurang 31 Bojong Gede 73.42 0 2 2 kurang 32 Tajurhalang 98.05 0 2 2 kurang 33 Cigombong 554.00 3 13 10 kurang 34 Gunung Putri 218.80 0 5 5 kurang 35 Cileungsi 607.61 20 14 -6 lebih 36 Jonggol 3 854.34 49 89 40 kurang 37 Sukamakmur 1 516.14 7 35 28 kurang 38 Cariu 1 463.49 60 34 -26 lebih 39 Klapanunggal 732.71 10 17 7 kurang 40 Tanjungsari 2 467.16 63 57 -6 lebih

Jumlah 39 212.35 329 910 581

Page 84: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

71

Asumsi penggunaan tenaga traktor roda dua pada tahun 2005

adalah sebesar 48.3% dari seluruh luas area sawah, sedangkan sisa

lahannya diolah dengan menggunakan tenaga hewan ataupun dengan

tenaga manusia. Dengan asumsi tersebut, secara umum pada tahun 2005 di

Kabupaten Bogor terjadi kekurangan traktor roda dua dengan jumlah

kekurangan sebesar 581 unit yang tersebar di 35 kecamatan seperti yang

terlihat pada Tabel 6. Kekurangan yang paling banyak terjadi di

Kecamatan Pamijahan. Sedangkan kelebihan traktor roda dua terjadi di

Kecamatan Cileungsi dan Cariu.

Pada tahun 2006 jumlah kecamatan yang mengalami kekurangan

traktor roda dua berkurang menjadi 33 kecamatan, seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 7. Sama seperti pada tahun 2005, pada tahun 2006

kebutuhan traktor roda dua tambahan di Kecamatan Pamijahan juga paling

tinggi dibandingkan kecamatan-kecamatan lainnya. Kelebihan traktor roda

pada tahun 2006 terjadi di beberapa tempat, seperti di Kecamatan Parung

Panjang, Cileungsi dan Tanjung Sari. Dengan asumsi penggunaan tenaga

traktor roda dua sebesar 58.6% dari seluruh luas lahan sawah, secara

umum pada tahun 2006 kebutuhan traktor roda dua tambahan di

Kabupaten Bogor berkurang dari tahun 2005. Hal ini terjadi karena

ketersediaan traktor roda dua meningkat dari tahun sebelumnya dan terjadi

penurunan luas sawah (Lampiran 1).

Tabel 7. Status Ketersediaan dan Kebutuhan Traktor Roda Dua di Kabupaten Bogor Tahun 2006.

No Kecamatan Luas Sawah yang diolah Traktor (ha)

Traktor Roda Dua Tersedia

(unit)

Kebutuhan Traktor

Roda Dua (unit)

Selisih (unit) Status

1 Tenjo 1 531.80 8 35 27 kurang

2 Parung Panjang 1 078.83 27 25 -2 lebih

3 Jasinga 1 588.65 11 37 26 kurang4 Cigudeg 1 893.95 11 44 33 kurang 5 Sukajaya 1 903.91 3 44 41 kurang 6 Nanggung 1 701.74 4 39 35 kurang 7 Rumpin 2 279.54 17 53 36 kurang 8 Leuwiliang 1 441.56 13 33 20 kurang 9 Cibungbulang 1 903.33 17 44 27 kurang

10 Pamijahan 4 257.88 37 99 62 kurang

Page 85: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

72

No Kecamatan Luas Sawah yang diolah Traktor (ha)

Traktor Roda Dua Tersedia

(unit)

Kebutuhan Traktor

Roda Dua (unit)

Selisih (unit) Status

11 Ciampea 1 796.68 4 42 38 kurang 12 Leuwisadeng 1 220.05 6 28 22 kurang13 Tenjolaya 1 816.01 14 42 28 kurang

14 Gunung Sindur 196.90 2 5 3 kurang

15 Parung 311.75 5 7 2 kurang 16 Ciseeng 592.45 1 14 13 kurang17 Kemang 161.15 2 4 2 kurang 18 Rancabungur 332.26 1 8 7 kurang 19 Dramaga 852.63 4 20 16 kurang 20 Ciomas 713.16 6 17 11 kurang 21 Tamansari 759.46 1 18 17 kurang22 Caringin 1 504.85 6 35 29 kurang 23 Cijeruk 711.40 2 16 14 kurang 24 Ciawi 816.30 5 19 14 kurang 25 Megamendung 505.72 1 12 11 kurang 26 Cisarua 192.21 3 4 1 kurang 27 Sukaraja 83.21 1 2 1 kurang 28 Citeureup 253.15 3 6 3 kurang

29 Babakan Madang 82.63 2 2 0 cukup

30 Cibinong 248.46 1 6 5 kurang 31 Bojong Gede 53.33 1 1 0 cukup 32 Tajurhalang 78.52 1 2 1 kurang 33 Cigombong 644.60 5 15 10 kurang 34 Gunung Putri 83.21 1 2 1 kurang 35 Cileungsi 874.31 22 20 -2 lebih 36 Jonggol 3 001.49 61 69 8 kurang 37 Sukamakmur 2 952.85 21 68 47 kurang 38 Cariu 1 566.38 82 36 -46 lebih 39 Klapanunggal 694.41 30 16 -14 lebih 40 Tanjungsari 1 943.18 58 45 -13 lebih

Jumlah 44 623.90 500 1034 534

Pada tahun 2007 jumlah kecamatan yang mengalami kekurangan

traktor roda dua bertambah dari tahun 2006 menjadi 38 kecamatan, dengan

kekurangan paling banyak terjadi di Kecamatan Pamijahan seperti yang

ditampilkan pada Tabel 8. Jumlah kecamatan yang mengalami kelebihan

traktor roda dua juga berkurang menjadi dua kecamatan.

Page 86: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

73

Tabel 8. Status Ketersediaan dan Kebutuhan Traktor Roda Dua di Kabupaten Bogor Tahun 2007.

No Kecamatan Luas Sawah yang diolah Traktor (ha)

Traktor Roda Dua Tersedia

(unit)

Kebutuhan Traktor

Roda Dua (unit)

Selisih (unit) Status

1 Tenjo 3 197.65 12 74 62 kurang 2 Parung Panjang 2 511.41 32 58 26 kurang 3 Jasinga 3 318.91 14 77 63 kurang4 Cigudeg 3 226.59 11 75 64 kurang5 Sukajaya 2 208.93 3 51 48 kurang 6 Nanggung 2 259.92 4 52 48 kurang 7 Rumpin 2 840.06 22 66 44 kurang 8 Leuwiliang 2 166.22 13 50 37 kurang 9 Cibungbulang 2 562.39 8 59 51 kurang

10 Pamijahan 5 131.67 19 119 100 kurang 11 Ciampea 2 092.49 37 48 11 kurang 12 Leuwisadeng 1 899.57 5 44 39 kurang 13 Tenjolaya 2 006.37 14 46 32 kurang 14 Gunung Sindur 247.35 2 6 4 kurang 15 Parung 328.65 3 8 5 kurang 16 Ciseeng 865.38 3 20 17 kurang 17 Kemang 302.47 1 7 6 kurang 18 Rancabungur 353.46 3 8 5 kurang 19 Dramaga 870.90 3 20 17 kurang 20 Ciomas 677.98 1 16 15 kurang 21 Tamansari 905.35 5 21 16 kurang22 Caringin 2 032.55 6 47 41 kurang 23 Cijeruk 932.91 2 22 20 kurang 24 Ciawi 905.35 4 21 17 kurang 25 Megamendung 615.28 5 14 9 kurang 26 Cisarua 285.93 6 7 1 kurang 27 Sukaraja 94.39 6 2 -4 lebih 28 Citeureup 509.86 3 12 9 kurang

29 Babakan Madang 89.57 2 2 0 cukup

30 Cibinong 107.48 1 2 1 kurang 31 Bojong Gede 84.75 3 2 -1 lebih 32 Tajurhalang 145.38 2 3 1 kurang 33 Cigombong 824.04 2 19 17 kurang 34 Gunung Putri 319.01 1 7 6 kurang 35 Cileungsi 1 060.37 24 25 1 kurang 36 Jonggol 6 174.13 75 143 68 kurang 37 Sukamakmur 4 513.64 26 104 78 kurang 38 Cariu 4 794.06 91 111 20 kurang 39 Klapanunggal 1 426.92 30 33 3 kurang 40 Tanjungsari 4 842.98 71 112 41 kurang

Jumlah 69 732.31 575 1613 1038

Page 87: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

dari

trakto

sebel

sawa

keter

2007

Perba

Kabu

G

2. Statu

dihitu

bebe

unit p

Unit

Dengan a

seluruh luas

or roda dua

lumnya (Gam

ah (Lampir

rsediaan trak

Secara ke

7 rata-rata

andingan ju

upaten Bogo

Gambar 31. Gtr2

us Ketersed

Jumlah K

ung dengan

erapa asumsi

power thres

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

3

Perba

asumsi pengg

s lahan sawa

a tambahan

mbar 31). H

ran 1) yan

ktor roda dua

eseluruhan,

baru tercu

umlah keter

or pada tahun

Grafik perbanraktor roda

2007

diaan Peront

Kebutuhan p

Persamaan

i yang peneli

sher mampu

2005

329

910

andingan JumTraktor Ro

gunaan tena

ah, secara u

di Kabupa

Hal ini terjad

ng tidak

a.

kebutuhan t

ukupi seban

rsediaan dan

n 2005-2007

ndingan jumdua di Kab

tok Padi Be

erontok pad

4 sampai d

iti gunakan,

u mengolah j

2006

500

1034

Tahun

mlah Ketersoda Dua di K

aga traktor ro

umum pada

aten Bogor

di karena ad

diimbangi

traktor roda

nyak 40%

n kebutuhan

7 dapat diliha

mlah ketersedbupaten Bog

ermotor (Po

di bermotor (

dengan Persa

diperoleh ba

jumlah prod

2007

575

1613

sediaan dan Kabupaten B

oda dua sebe

tahun 2007

bertambah

danya pening

dengan p

dua pada ta

pada tiap

n traktor ro

at pada Gam

diaan dan kebgor pada ta

ower Thresh

(power thres

amaan 7. B

ahwa pertah

duksi sebany

3

Kebutuhan ogor

Kete

Keb

74

esar 68.9%

kebutuhan

dari tahun

gkatan luas

eningkatan

ahun 2005-

tahunnya.

oda dua di

mbar 30.

butuhan ahun 2005-

er)

sher) dapat

Berdasarkan

hunnya satu

yak 432 ton

ersediaan 

butuhan

Page 88: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

75

GKP. Kebutuhan power thresher tambahan dihitung berdasarkan selisih

antara jumlah kebutuhan dengan jumlah ketersediaan. Bila selisih nilai

tersebut positif maka kecamatan tersebut masih membutuhkan tambahan

traktor roda dua, dan sebaliknya.

Dengan asumsi penggunaan tenaga power thresher sebesar 27.5%

dari seluruh produksi gabah, sedangkan 72.5% dari produksi gabah

dirontokkan dengan menggunakan pedal thresher dan dengan cara digebot.

Berdasarkan asumsi diatas, diketahui bahwa pada tahun 2005

terdapat 37 kecamatan di Kabupaten Bogor mengalami kekurangan jumlah

power thresher. Kebutuhan power thresher tambahan paling banyak dapat

ditemukan di Kecamatan Pamijahan sedangkan kelebihan jumlah power

thresher dapat ditemukan di Kecamatan Jonggol sebanyak 7 unit (Tabel

9).

Tabel 9. Status Ketersediaan dan Kebutuhan Power Thresher di Kabupaten Bogor Tahun 2005.

No Kecamatan

Jumlah gabah yang diolah

dengan Power Thresher (ton

GKP)

Power Thresher Tersedia

(unit)

Kebutuhan Power

Thresher (unit)

Selisih (unit) status

1 Tenjo 4 015.57 0 9 9 kurang 2 Parung Panjang 4 121.03 0 10 10 kurang 3 Jasinga 3 224.53 2 7 5 kurang 4 Cigudeg 6 670.95 3 15 12 kurang 5 Sukajaya 6 040.23 0 14 14 kurang 6 Nanggung 2 022.86 0 5 5 kurang 7 Rumpin 5 168.53 0 12 12 kurang 8 Leuwiliang 2 964.12 0 7 7 kurang 9 Cibungbulang 4 610.54 1 11 10 kurang

10 Pamijahan 9 388.66 0 22 22 kurang 11 Ciampea 4 647.23 0 11 11 kurang 12 Leuwisadeng 1 883.35 0 4 4 kurang 13 Tenjolaya 2 511.19 0 6 6 kurang 14 Gunung Sindur 436.14 0 1 1 kurang 15 Parung 926.95 0 2 2 kurang 16 Ciseeng 1 305.92 0 3 3 kurang 17 Kemang 965.75 0 2 2 kurang 18 Rancabungur 728.85 0 2 2 kurang 19 Dramaga 1 848.52 0 4 4 kurang 20 Ciomas 1 615.33 0 4 4 kurang 21 Tamansari 1 724.95 0 4 4 kurang 22 Caringin 3 863.68 0 9 9 kurang 23 Cijeruk 2 012.58 0 5 5 kurang 24 Ciawi 1 869.82 0 4 4 kurang 25 Megamendung 1 582.97 0 4 4 kurang

Page 89: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

76

No Kecamatan

Jumlah gabah yang diolah

dengan Power Thresher (ton

GKP)

Power Thresher Tersedia

(unit)

Kebutuhan Power

Thresher (unit)

Selisih (unit) status

26 Cisarua 489.01 0 1 1 kurang 27 Sukaraja 525.61 0 1 1 kurang 28 Citeureup 697.08 0 2 2 kurang

29 Babakan Madang 609.61 0 1 1 kurang

30 Cibinong 203.36 0 0 0 cukup31 Bojong Gede 387.29 0 1 1 kurang 32 Tajurhalang 233.28 0 1 1 kurang 33 Cigombong 1 717.96 1 4 3 kurang34 Gunung Putri 164.48 0 0 0 cukup 35 Cileungsi 1 569.19 0 4 4 kurang 36 Jonggol 12 115.24 35 28 -7 lebih37 Sukamakmur 5 280.43 0 12 12 kurang 38 Cariu 4 783.41 1 11 10 kurang 39 Klapanunggal 5 208.67 0 12 12 kurang40 Tanjungsari 6 911.03 3 16 13 kurang

Jumlah 117 045.91 46 271 225

Pada tahun 2006 jumlah kecamatan yang mengalami kekurangan

power thresher berkurang menjadi 36 kecamatan, dengan kekurangan

terbanyak tetap ditemukan di Kecamatan Pamijahan (Tabel 10). Kelebihan

power thresher terbanyak terjadi di Kecamatan Cileungsi yaitu sebanyak

10 unit. Secara umum kebutuhan power thresher tambahan di Kabupaten

Bogor bertambah meskipun ketersediaan power thresher tetap serta

produksi GKP berkurang (Gambar 32). Hal ini terjadi karena asumsi

penggunaan tenaga power thresher yang digunakan pada tahun 2006

meningkat menjadi sebesar 34% dari keseluruhan produksi gabah.

Tabel 10. Status Ketersediaan dan Kebutuhan Power Thresher di Kabupaten Bogor Tahun 2006.

No Kecamatan

Jumlah gabah yang diolah

dengan Power Thresher (ton

GKP)

Power Thresher Tersedia

(unit)

Kebutuhan Power

Thresher (unit)

Selisih (unit) status

1 Tenjo 5 058.80 0 12 12 kurang 2 Parung Panjang 4 619.64 0 11 11 kurang 3 Jasinga 6 301.49 2 15 13 kurang 4 Cigudeg 6 342.89 3 15 12 kurang 5 Sukajaya 5 054.69 0 12 12 kurang 6 Nanggung 4 697.71 0 11 11 kurang 7 Rumpin 5 728.82 0 13 13 kurang 8 Leuwiliang 4 373.70 0 10 10 kurang

Page 90: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

77

No Kecamatan

Jumlah gabah yang diolah

dengan Power Thresher (ton

GKP)

Power Thresher Tersedia

(unit)

Kebutuhan Power

Thresher (unit)

Selisih (unit) status

9 Cibungbulang 6 169.46 1 14 13 kurang 10 Pamijahan 12 456.67 0 29 29 kurang 11 Ciampea 5 667.70 0 13 13 kurang12 Leuwisadeng 4 319.57 0 10 10 kurang 13 Tenjolaya 5 465.89 1 13 12 kurang 14 Gunung Sindur 707.17 0 2 2 kurang15 Parung 925.53 0 2 2 kurang 16 Ciseeng 2 263.21 0 5 5 kurang 17 Kemang 659.95 0 2 2 kurang18 Rancabungur 944.22 0 2 2 kurang 19 Dramaga 2 422.87 0 6 6 kurang 20 Ciomas 2 300.57 1 5 4 kurang21 Tamansari 2 248.57 0 5 5 kurang 22 Caringin 4 702.51 0 11 11 kurang 23 Cijeruk 2 285.11 0 5 5 kurang24 Ciawi 2 373.07 0 5 5 kurang 25 Megamendung 1 420.07 0 3 3 kurang 26 Cisarua 588.68 1 1 0 cukup 27 Sukaraja 202.09 0 0 0 cukup 28 Citeureup 265.99 0 1 1 kurang

29 Babakan Madang 178.56 0 0 0 cukup

30 Cibinong 987.94 0 2 2 kurang 31 Bojong Gede 163.43 0 0 0 cukup 32 Tajurhalang 239.97 0 1 1 kurang 33 Cigombong 1 963.09 1 5 4 kurang 34 Gunung Putri 751.77 0 2 2 kurang 35 Cileungsi 2 742.14 16 6 -10 lebih 36 Jonggol 10 119.87 1 23 22 kurang 37 Sukamakmur 7 025.19 1 16 15 kurang 38 Cariu 5 753.47 0 13 13 kurang 39 Klapanunggal 2 594.51 0 6 6 kurang 40 Tanjungsari 6 588.81 6 15 9 kurang

Jumlah 139 675.42 34 322 288

Berbeda dari tahun 2006, pada tahun 2007 jumlah kecamatan yang

mengalami kekurangan power thresher terjadi hampir di semua kecamatan

di Kabupaten Bogor (Tabel 11). Seperti pada tahun 2006, kekurangan

terbanyak tetap terjadi di Kecamatan Pamijahan, sedangkan kelebihan

jumlah power thresher tetap terjadi di Kecamatan Cileungsi. Dengan

asumsi penggunaan tenaga power thresher sebesar 40.5%, secara umum

kebutuhan power thresher tambahan pada tahun 2007 meningkat (Gambar

32). Hal ini terjadi karena berkurangnya ketersediaan power thresher dan

produksi GKP yang diolah (Lampiran 7).

Page 91: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

78

Tabel 11. Status Ketersediaan dan Kebutuhan Power Thresher di Kabupaten Bogor Tahun 2007.

No Kecamatan

Jumlah produksi

yang diolah dengan Power Thresher (ton

GKP)

Power Thresher Tersedia

(unit)

Kebutuhan Power

Thresher (unit)

Selisih (unit) status

1 Tenjo 6 218.60 0 14 14 kurang 2 Parung Panjang 5 720.44 0 13 13 kurang 3 Jasinga 8 017.66 0 19 19 kurang 4 Cigudeg 10 514.86 3 24 21 kurang 5 Sukajaya 7 557.71 0 17 17 kurang 6 Nanggung 6 399.57 0 15 15 kurang 7 Rumpin 8 996.08 0 21 21 kurang 8 Leuwiliang 7 936.19 0 18 18 kurang 9 Cibungbulang 8 706.75 0 20 20 kurang

10 Pamijahan 17 688.84 0 41 41 kurang 11 Ciampea 6 969.20 0 16 16 kurang12 Leuwisadeng 5 557.96 0 13 13 kurang 13 Tenjolaya 6 512.64 1 15 14 kurang 14 Gunung Sindur 846.09 0 2 2 kurang 15 Parung 1 025.76 0 2 2 kurang 16 Ciseeng 2 710.25 0 6 6 kurang 17 Kemang 776.18 0 2 2 kurang 18 Rancabungur 1 139.70 0 3 3 kurang 19 Dramaga 3 078.87 0 7 7 kurang 20 Ciomas 2 451.09 0 6 6 kurang 21 Tamansari 2 883.15 0 7 7 kurang 22 Caringin 6 069.38 0 14 14 kurang 23 Cijeruk 2 845.14 0 7 7 kurang 24 Ciawi 3 111.15 1 7 6 kurang 25 Megamendung 2 167.98 0 5 5 kurang 26 Cisarua 852.76 1 2 1 kurang 27 Sukaraja 408.53 0 1 1 kurang 28 Citeureup 1 084.00 0 3 3 kurang

29 Babakan Madang 1 003.04 0 2 2 kurang

30 Cibinong 328.46 0 1 1 kurang 31 Bojong Gede 293.10 0 1 1 kurang 32 Tajurhalang 447.38 0 1 1 kurang 33 Cigombong 2 581.54 1 6 5 kurang 34 Gunung Putri 254.52 0 1 1 kurang 35 Cileungsi 3 159.84 16 7 -9 lebih 36 Jonggol 14 609.76 0 34 34 kurang37 Sukamakmur 13 246.49 2 31 29 kurang 38 Cariu 10 271.63 2 24 22 kurang 39 Klapanunggal 2 828.93 0 7 7 kurang 40 Tanjungsari 11 228.56 6 26 20 kurang

Jumlah 198 499.77 33 461 428

Page 92: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

2007

Perb

Kabu

G

3. Statu

terleb

dan

meng

Angk

(Ano

berda

meny

kerja

Persa

Unit

Secara k

7 rata-rata

andingan ju

upaten Bogo

Gambar 32. Gp

us Ketersed

Untuk m

bih dahulu d

pada tiap-ti

galikan jum

ka konversi

onim, 2008)

asarkan Pers

Kapasitas

yesuaikan d

a RMU ke

amaan (9) da

0

100

200

300

400

500

2

4

Perb

eseluruhan,

baru tercuk

umlah keter

or pada tahun

Grafik perbanpower thresh

diaan Rice M

memperoleh k

dicari jumlah

iap kecamat

mlah GKP d

dari GKP k

. Perhitunga

samaan (8).

s kerja RMU

data produks

e dalam be

an Persamaa

2005

46

271

andingan JuPower Th

kebutuhan p

kupi sebany

rsediaan da

n 2005-2007

ndingan jumher di Kabup

Milling Unit

kebutuhan R

h produksi d

tan tersebut.

dengan angk

ke GKG ya

an konversi

U diketahui

si gabah, m

entuk kg b

an (10).

2006

34

322

Tahun

umlah Ketershresher di Ka

power thres

yak 12.8%

an kebutuha

7 dapat diliha

mlah ketersedpaten Bogor p

t (RMU)

RMU di tiap

dalam Gabah

. Produksi G

ka konversi

ang dipakai

GKP ke be

dalam bentu

maka dilakuk

beras/jam d

2007

33

461

sediaan danabupaten Bo

sher pada ta

pada tiap

an power th

at pada Gam

diaan dan kebpada tahun 2

-tiap kecam

h Kering Gil

GKG dihitu

dari GKP

yaitu sebesa

eras ini dapa

uk kg GKG/j

kan konvers

dengan me

n Kebutuhanogor

Ke

Ke

79

ahun 2005-

tahunnya.

hresher di

mbar 32.

butuhan 2005-2007

atan, maka

ing (GKG)

ung dengan

ke GKG..

ar 86.01%,

at dihitung

/jam, untuk

i kapasitas

nggunakan

n

etersediaan

ebutuhan

Page 93: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

80

Kebutuhan RMU dapat diperoleh dengan cara membagi jumlah

produksi GKG yang diolah dengan RMU dengan kapasitas kerja RMU

pertahun. Perhitungan kebutuhan RMU ini dihitung berdasarkan

Persamaan (11) dan Persamaan (12). Kebutuhan power thresher tambahan

diperoleh dengan cara mengurangi jumlah kebutuhannya dengan jumlah

ketersediaan.

Dari beberapa asumsi yang digunakan, diperoleh bahwa

pertahunnya satu unit RMU mampu mengolah GKG sebanyak 252 ton.

Dengan asumsi penggunaan tenaga RMU sebesar 60%, pada tahun 2005

terdapat 21 kecamatan di Kabupaten Bogor yang mengalami kekurangan

RMU. Kekurangan RMU paling banyak ditemukan di Kecamatan Jonggol.

Jumlah ketersediaan dan kebutuhan RMU di Kabupaten Bogor tahun 2005

secara rinci ditampilkan pada Tabel 12.

Tabel 12. Status Ketersediaan dan Kebutuhan RMU di Kabupaten Bogor tahun 2005.

No Kecamatan

Jumlah produksi

yang diolah dengan RMU

(ton GKG)

RMU Tersedia

(unit)

Kebutuhan RMU (unit)

Selisih RMU (unit)

Status

1 Tenjo 7 537.30 30 19 -11 lebih

2 Parung Panjang 7 735.25 20 19 -1 lebih

3 Jasinga 6 052.50 26 15 -11 lebih 4 Cigudeg 12 521.49 60 31 -29 lebih 5 Sukajaya 11 337.61 0 28 28 kurang 6 Nanggung 3 796.94 12 9 -3 lebih 7 Rumpin 9 701.43 34 24 -10 lebih 8 Leuwiliang 5 563.71 37 14 -23 lebih 9 Cibungbulang 8 654.06 0 22 22 kurang

10 Pamijahan 17 622.69 76 44 -32 lebih 11 Ciampea 8 722.93 28 22 -6 lebih 12 Leuwisadeng 3 535.08 0 9 9 kurang 13 Tenjolaya 4 713.55 0 12 12 kurang

14 Gunung Sindur 818.64 0 2 2 kurang

15 Parung 1 739.90 1 4 3 kurang 16 Ciseeng 2 451.23 7 6 -1 lebih 17 Kemang 1 812.73 0 5 5 kurang 18 Rancabungur 1 368.06 0 3 3 kurang 19 Dramaga 3 469.71 0 9 9 kurang 20 Ciomas 3 032.01 0 8 8 kurang 21 Tamansari 3 237.77 0 8 8 kurang 22 Caringin 7 252.20 0 18 18 kurang 23 Cijeruk 3 777.66 0 9 9 kurang

Page 94: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

81

No Kecamatan

Jumlah produksi

yang diolah dengan RMU

(ton GKG)

RMU Tersedia

(unit)

Kebutuhan RMU (unit)

Selisih RMU (unit)

Status

24 Ciawi 3 509.68 1 9 8 kurang 25 Megamendung 2 971.26 10 7 -3 lebih 26 Cisarua 917.88 2 2 0 cukup27 Sukaraja 986.58 3 2 -1 lebih 28 Citeureup 1 308.43 0 3 3 kurang

29 Babakan Madang 1 144.25 10 3 -7 lebih

30 Cibinong 381.70 0 1 1 kurang 31 Bojong Gede 726.96 1 2 1 kurang32 Tajurhalang 437.88 0 1 1 kurang 33 Cigombong 3 224.64 0 8 8 kurang 34 Gunung Putri 308.74 0 1 1 kurang35 Cileungsi 2 945.40 53 7 -46 lebih 36 Jonggol 22 740.52 0 57 57 kurang 37 Sukamakmur 9 911.47 76 25 -51 lebih38 Cariu 8 978.54 0 22 22 kurang 39 Klapanunggal 9 776.76 0 24 24 kurang 40 Tanjungsari 12 972.13 1 32 31 kurang

Jumlah 219 697.29 488 546 58

Pada tahun 2006 terjadi peningkatan jumlah kecamatan yang

mengalami kekurangan RMU, yaitu menjadi sebesar 27 kecamatan.

Namun dibeberapa kecamatan terjadi kelebihan RMU yang cukup banyak,

seperti di Kecamatan Cigudeg, Leuwiliang dan Cileungsi. Data

ketersediaan dan kebutuhan RMU ini secara rinci dapat dilihat pada Tabel

13.

Berbeda dengan tahun 2005, pada tahun 2006 kecamatan yang

paling banyak mengalami kekurangan RMU adalah Kecamatan

Pamijahan. Hal ini terjadi karena pada Kecamatan Pamijahan terjadi

kenaikan produksi GKG (Lampiran 8), namun tidak diimbangi dengan

kenaikan jumlah RMU. Meskipun pada tahun 2006 terjadi penurunan

kebutuhan RMU, namun secara umum kebutuhan RMU tambahan tetap

meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan jumlah

ketersediaan RMU (Gambar 33).

Page 95: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

82

Tabel 13. Status Ketersediaan dan Kebutuhan RMU di Kabupaten Bogor tahun 2006.

No Kecamatan

Jumlah gabah yang

diolah dengan RMU (ton GKG)

RMU Tersedia

(unit)

Kebutuhan RMU (unit)

Selisih RMU (unit)

Status

1 Tenjo 7 680.16 30 19 -11 lebih 2 Parung Panjang 7 013.44 22 17 -5 lebih 3 Jasinga 9 566.77 29 24 -5 lebih4 Cigudeg 9 629.63 60 24 -36 lebih 5 Sukajaya 7 673.91 0 19 19 kurang 6 Nanggung 7 131.96 0 18 18 kurang 7 Rumpin 8 697.36 34 22 -12 lebih 8 Leuwiliang 6 640.05 57 17 -40 lebih 9 Cibungbulang 9 366.32 0 23 23 kurang 10 Pamijahan 18 911.43 0 47 47 kurang 11 Ciampea 8 604.57 28 21 -7 lebih 12 Leuwisadeng 6 557.87 0 16 16 kurang 13 Tenjolaya 8 298.19 0 21 21 kurang 14 Gunung Sindur 1 073.61 0 3 3 kurang 15 Parung 1 405.12 2 3 1 kurang 16 Ciseeng 3 435.95 23 9 -14 lebih 17 Kemang 1 001.93 4 2 -2 lebih18 Rancabungur 1 433.50 0 4 4 kurang 19 Dramaga 3 678.35 0 9 9 kurang 20 Ciomas 3 492.68 0 9 9 kurang21 Tamansari 3 413.73 0 8 8 kurang 22 Caringin 7 139.24 0 18 18 kurang 23 Cijeruk 3 469.21 0 9 9 kurang24 Ciawi 3 602.74 1 9 8 kurang 25 Megamendung 2 155.91 4 5 1 kurang 26 Cisarua 893.72 0 2 2 kurang27 Sukaraja 306.81 3 1 -2 lebih 28 Citeureup 403.83 0 1 1 kurang 29 Babakan Madang 271.08 10 1 -9 lebih30 Cibinong 1 499.87 0 4 4 kurang 31 Bojong Gede 248.12 1 1 0 cukup 32 Tajurhalang 364.32 0 1 1 kurang33 Cigombong 2 980.31 0 7 7 kurang 34 Gunung Putri 1 141.32 0 3 3 kurang 35 Cileungsi 4 163.05 59 10 -49 lebih 36 Jonggol 15 363.75 0 38 38 kurang 37 Sukamakmur 10 665.48 0 27 27 kurang 38 Cariu 8 734.78 0 22 22 kurang 39 Klapanunggal 3 938.93 0 10 10 kurang 40 Tanjungsari 10 002.97 1 25 24 kurang

Jumlah 212 051.94 368 529 161

Berbeda dari tahun 2006, pada tahun 2007 terjadi kenaikan jumlah

kecamatan yang mengalami kekurangan RMU yaitu sebanyak 25

kecamatan. Pada tahun 2006 Kecamatan Pamijahan juga tetap menjadi

kecamatan yang paling banyak kekurangan RMU. Data ketersediaan dan

Page 96: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

83

kebutuhan RMU di Kabupaten Bogor tahun 2007 secara rinci dapat dilihat

pada Tabel 14.

Tabel 14. Status Ketersediaan dan Kebutuhan RMU di Kabupaten Bogor tahun 2007.

No Kecamatan

Jumlah gabah yang

diolah dengan RMU

(ton GKG)

RMU Tersedia

(unit)

Kebutuhan RMU (unit)

Selisih RMU (unit)

Status

1 Tenjo 7 925.72 30 20 -10 lebih 2 Parung Panjang 7 290.81 22 18 -4 lebih 3 Jasinga 10 218.66 29 25 -4 lebih 4 Cigudeg 13 401.39 60 33 -27 lebih 5 Sukajaya 9 632.44 0 24 24 kurang 6 Nanggung 8 156.37 0 20 20 kurang 7 Rumpin 11 465.67 30 29 -1 lebih 8 Leuwiliang 10 114.82 57 25 -32 lebih9 Cibungbulang 11 096.92 0 28 28 kurang 10 Pamijahan 22 544.76 0 56 56 kurang 11 Ciampea 8 882.37 76 22 -54 lebih12 Leuwisadeng 7 083.73 28 18 -10 lebih 13 Tenjolaya 8 300.48 9 21 12 kurang 14 Gunung Sindur 1 078.35 0 3 3 kurang15 Parung 1 307.35 2 3 1 kurang 16 Ciseeng 3 454.26 0 9 9 kurang 17 Kemang 989.25 1 2 1 kurang18 Rancabungur 1 452.56 0 4 4 kurang 19 Dramaga 3 924.08 4 10 6 kurang 20 Ciomas 3 123.96 0 8 8 kurang21 Tamansari 3 674.63 0 9 9 kurang 22 Caringin 7 735.54 11 19 8 kurang 23 Cijeruk 3 626.18 13 9 -4 lebih 24 Ciawi 3 965.21 62 10 -52 lebih 25 Megamendung 2 763.13 0 7 7 kurang 26 Cisarua 1 086.86 0 3 3 kurang 27 Sukaraja 520.68 1 1 0 cukup 28 Citeureup 1 381.58 4 3 -1 lebih 29 Babakan Madang 1 278.39 0 3 3 kurang 30 Cibinong 418.63 0 1 1 kurang 31 Bojong Gede 373.57 0 1 1 kurang 32 Tajurhalang 570.19 10 1 -9 lebih 33 Cigombong 3 290.23 0 8 8 kurang 34 Gunung Putri 324.39 0 1 1 kurang35 Cileungsi 4 027.27 59 10 -49 lebih 36 Jonggol 18 620.41 0 46 46 kurang 37 Sukamakmur 16 882.89 0 42 42 kurang38 Cariu 13 091.38 0 33 33 kurang 39 Klapanunggal 3 605.52 0 9 9 kurang 40 Tanjungsari 14 311.00 1 36 35 kurang

Jumlah 252 991.63 509 630 121

Page 97: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

RMU

penin

penin

rata

juml

2005

G

oleh

(peng

sehin

mem

yang

RMU

kebu

Unit

Secara u

U tambahan

ngkatan pro

ngkatan jum

Secara ke

baru tercuk

ah ketersedi

5-2007 dapat

Gambar 33. GR

Untuk m

RMU dig

ggilingan pa

ngga gabah y

miliki kapasit

g dihasilkan

U.

Cara pe

utuhan RMU

0

100

200

300

400

500

600

700

Unit

Perba

umum pada

di Kabupat

oduksi GKG

mlah RMU.

eseluruhan,

kupi sebany

iaan dan keb

t dilihat pada

Grafik perbanRMU di Kab

engolah atau

gunakan P

adi kecil). M

yang tidak te

tas giling ya

n tidak lebi

rhitungan k

U, namun ber

2005

488546

ndingan Jum

tahun 200

ten Bogor, h

G (Lampiran

kebutuhan R

yak 80% pa

butuhan RM

a Gambar 33

ndingan jumbupaten Bogo

u menggiling

PB (pengg

Mesin PPB d

ergiling RM

ang sama de

ih baik dib

kebutuhan

rberbeda dal

2006

368

529

Tahun

mlah Keterseddi Kabupaten

07 terjadi p

hal ini diseb

8) yang tid

RMU pada

ada tiap tah

U di Kabup

3.

mlah ketersedor pada tahu

g gabah yan

gilingan pa

di Kabupaten

MU diolah den

engan RMU,

andingkan

PPK sama

am asumsi p

2007

509

630

diaan dan Kebn Bogor

eningkatan

babkan kare

dak diimban

tahun 2005-

hunnya. Per

aten Bogor p

diaan dan kebun 2005-2007

ng tidak dap

di besar)

n Bogor tid

ngan PPK. M

, namun kua

dengan me

dengan p

penggunaan

butuhan RMU

Ke

Ke

84

kebutuhan

ena adanya

ngi dengan

-2007 rata-

rbandingan

pada tahun

butuhan 7

at tergiling

dan PPK

ak tersedia

Mesin PPK

alitas beras

nggunakan

perhitungan

tenaganya.

etersediaan

ebutuhan

Page 98: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

85

Asumsi penggunaan tenaga PPK adalah sebesar 40% dari keseluruhan

gabah yang diguling. Jumlah ketersediaan PPK di Kabupaten Bogor cukup

banyak dan secara umum mencukupi kebutuhan mesin penggiling. Data

ketersediaan dan kebutuhan PPK di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada

Tabel 15.

Tabel 15. Data Ketersediaan dan Kebutuhan PPK di Kabupaten Bogor

No Kecamatan

2005 2006 2007 Keterse diaan (unit)

Kebu tuhan (unit)

Keterse diaan (unit)

Kebu tuhan (unit)

Keterse diaan (unit)

Kebu tuhan (unit)

1 Tenjo 0 12 0 13 0 13 2 Parung Panjang 0 13 0 12 0 12 3 Jasinga 0 10 0 16 0 17 4 Cigudeg 0 21 0 16 0 22 5 Sukajaya 0 19 21 13 48 16 6 Nanggung 0 6 45 12 60 14 7 Rumpin 0 16 0 14 0 19 8 Leuwiliang 0 9 0 11 0 17 9 Cibungbulang 0 14 20 16 0 18

10 Pamijahan 0 29 34 31 0 37 11 Ciampea 15 14 16 14 0 15 12 Leuwisadeng 7 6 5 11 15 12 13 Tenjolaya 9 8 25 14 0 14 14 Gunung Sindur 4 1 0 2 6 2 15 Parung 0 3 0 2 0 2 16 Ciseeng 0 4 0 6 0 6 17 Kemang 0 3 0 2 0 2 18 Rancabungur 6 2 6 2 0 2 19 Dramaga 17 6 9 6 2 7 20 Ciomas 11 5 11 6 6 5 21 Tamansari 13 5 13 6 18 6 22 Caringin 29 12 30 12 0 13 23 Cijeruk 45 6 12 6 13 6 24 Ciawi 7 6 0 6 0 7 25 Megamendung 10 5 0 4 0 5 26 Cisarua 9 2 11 1 28 2 27 Sukaraja 3 2 5 1 7 1 28 Citeureup 7 2 4 1 0 2

29 Babakan Madang 0 2 8 0 10 2

30 Cibinong 2 1 0 2 0 1 31 Bojong Gede 1 1 0 0 7 1 32 Tajurhalang 0 1 9 1 0 1 33 Cigombong 0 5 2 5 2 5 34 Gunung Putri 1 1 0 2 2 1 35 Cileungsi 0 5 0 7 0 7 36 Jonggol 124 6 46 25 21 31 37 Sukamakmur 0 43 13 18 0 28 38 Cariu 62 15 23 14 0 22 39 Klapanunggal 15 16 8 7 62 6 40 Tanjungsari 36 22 45 17 110 24

Jumlah 433 359 421 354 417 423

Page 99: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

2006

mele

PPK

PPK

diola

padi

G

1

1

2

2

3

3

4

4

Pada Tab

6 jumlah keb

ebihi keterse

belum terc

ini digamba

Gabah ya

ah di kabup

yang cukup

Gambar 34. GP

0

50

00

50

00

50

00

50

00

50

200

433

Perban

bel 15 dapa

butuhan PPK

ediaan PPK.

cukupi. Perb

arkan pada G

ang tidak te

paten lain ya

besar sepert

Grafik perbanPPK di Kabu

05

3

359

ndingan Juml

at dilihat ba

K di Kabup

. Namun pa

bandingan ju

Gambar 34.

ergiling oleh

ang merupa

ti di Kabupa

ndingan jumupaten Bogor

2006

421

354

lah KetersediKabupaten 

ahwa pada t

paten Bogor

ada tahun 20

umlah kebutu

h RMU dan

akan daerah

aten Karawan

mlah ketersedr pada tahun

2007

417 423

iaan dan KebBogor

tahun 2005

tercukupi d

007 jumlah

uhan dan ke

n PPK pada

industri pe

ng.

diaan dan kebn 2005-2007

utuhan PPK d

ke

ke

86

dan tahun

dan bahkan

kebutuhan

etersediaan

umumnya

enggilingan

butuhan

di 

etersediaan

ebutuhan

Page 100: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

87

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di

Kabupaten Bogor yang telah dibangun adalah sistem berbasis web dan dapat

berjalan pada berbagai platform sistem operasi diantaranya yaitu Windows™

dan Linux yang telah diinstal web server. Sistem juga dilengkapi dengan

aplikasi Web GIS dalam bentuk peta interaktif. Secara keseluruhan besar

ukuran sistem tanpa data adalah sebesar 54,9 MB.

Sistem juga dibangun dengan mengunakan konsep CMS yang

memungkinkan pengelolaan sistem dapat dilakukan oleh banyak pengguna

(user), sehingga menjamin keterkinian data dan informasi. Dalam pengelolaan

sistem pengguna diberikan hak akses berbeda-beda, sesuai dengan level

aksesnya. Level akses dibedakan menjadi 4 yaitu super administrator,

administrator, admin uptd, dan admin kecamatan.

Dari hasil uji kompatibilitas browser dapat diketahui bahwa tampilan

halaman, gambar, dan animasi berjalan dengan baik pada browser Mozilla

Firefox 3.0.1 dan Opera 9.50. Namun pada browser Internet Explorer 7

animasi pada flash object tidak berjalan. Selain itu resolusi layar yang paling

baik dalam menampilkan halaman sistem adalah 1024 x 768.

Informasi yang disediakan oleh sistem yaitu informasi mengenai status

ketersediaan dan kebutuhan alat dan mesin pertanian khususnya traktor roda

dua, perontok padi bermotor (power thresher), dan Rice Milling Unit (RMU)

di Kabupaten Bogor.

Secara umum selama tahun 2005-2007 ketersediaan traktor roda dua di

Kabupaten Bogor mengingkat, namun hal tersebut diikuti pula dengan

peningkatan kebutuhan traktor roda dua. Kebutuhan traktor roda dua pada

tahun 2005-2007 rata-rata baru tercukupi sebanyak 40% pada tiap tahunnya.

Walaupun demikian masih ada kecamatan yang tidak pernah mengalami

kekurangan traktor roda dua pada tahun 2005-2007, kecamatan tersebut

adalah Kecamatan Babakan Madang.

Page 101: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

88

Berbeda dengan traktor roda dua, ketersediaan perontok padi bermotor

(power thresher) selama tahun 2005-2007 cenderung menurun Meskipun

ketersediaannya cenderung menurun, namun kebutuhan power thresher pada

tahun 2005-2007 terus meningkat. Secara umum kebutuhan power thresher di

Kabupaten pada tahun 2005-2007 rata-rata baru tercukupi sebanyak 12.8%

pada tiap tahunnya.

Ketersediaan RMU pada tahun 2006 sempat menurun dari tahun 2005,

namun pada tahun 2007 ketersediaannya kembali naik. Begitu pula dengan

kebutuhannnya. Namun secara umum pada selama tahun 2005-2007

Kabupaten Bogor mengalami kekurangan RMU, dimana kebutuhan RMU

pada tiap tahunnya rata-rata baru tercukupi sebanyak 80%. Gabah yang tidak

tergiling oleh RMU akan diolah dengan menggunakan PPK, dimana

kersediaan PPK ini secara umum melebihi jumlah kebutuhan.

Apabila mengacu pada asumsi besarnya penggunaan tenaga alsintan yang

tertinggi, dapat diketahui bahwa alsintan yang sangat diperlukan di Kabupaten

Bogor adalah traktor roda dua.

B. Saran

Program yang dikembangkan ini secara teknis sudah dapat

diimplementasikan untuk pengaksesan informasi. Namun disamping itu,

masih banyak saran-saran yang perlu dilaksanakan untuk penyempurnaan

sistem di masa yang akan datang, diantaranya:

1. Penambahan data-data spasial kecamatan lainnya, agar informasi yang

diberikan lebih lengkap.

2. Perlu dilakukan hosting/ instalasi di lingkungan internet, agar sistem dapat

dapat dipublikasikan secara luas.

3. Agar lebih banyak informasi yang diperoleh pengguna sistem, maka perlu

dilakukan updating terhadap konten maupun data yang telah ada saat ini.

4. Perlu dilakukan integritas antara basisdata spasial dan non-spasial, agar

data-data mudah dikelola dan disampaikan dengan lebih baik.

Page 102: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

89

DAFTAR PUSTAKA

Agusrinaldy, R. 2006. Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Penyebaran

Alat dan Mesin Pertanian di Wilayah Pulau Jawa [Skripsi]. Bogor: Fakultas

Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Anonim. 10 September 2008. Press Release Angka Susut Panen dan Pasca Panen

Gabah/Beras Tahun 2005 – 2007. Agribisnis Indonesia Online.

http://agribisnis.deptan.go.id/index.php?files=mutu&id=44&id_kategori=3.

[9 Januari 2009].

[Balitbang] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Propek dan

Arah Pengembangan Agribisnis Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian.

Jakarta: Balitbang Pertanian.

Candra, F. 2004. Sistem Informasi Pemilihan Traktor Roda Dua Berbasis Internet

dengan PHP [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian. Institut

Pertanian Bogor.

Coar, K. 2006. The Open Source Definition. http://opensource.org/docs/osd. [27

November 2008].

Daywin F.J., Sitompul R.G., Hidayat I. 1992. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian.

Bogor: Departemen Teknik Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Dewa, R. 1998. Analisis Kebutuhan Energi Untuk Pemanenan dan Perontokan

Gabah Serta Kebutuhan Mesin Panen dan Perontok Gabah (Studi Kasus

Kecamatan Telgasari, Kabupaten Karawang) [Skripsi]. Bogor: Fakultas

Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. 2005. Monografi Pertanian dan

Kehutanan Bogor Tahun 2005. Bogor: Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kabupaten Bogor.

___________________. 2006. Monografi Pertanian dan Kehutanan Bogor Tahun

2006. Bogor: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.

Page 103: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

90

___________________. 2007. Monografi Pertanian dan Kehutanan Bogor Tahun

2007. Bogor: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.

Direktorat Alat dan Mesin. 2002. Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Tanaman

Pangan. Jakarta: Direktorat Alat dan Mesin.

Dwipayana, N. 2007. Pengembangan Sistem Informasi Klasifikasi Kesesuaian

Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Berbasis SIG (Sistem

Informasi Geografis) dan SMS (Short Message Service) [Skripsi]. Bogor:

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Kam, S.P., Paw, J.N., Loo, M. 1992. The Use of Remote Sensing and Geographic

Information System in Coastal Zone Management. Proceedings of The

Regional Workshop on Coastal Zone Planning and Management in ASEAN.

Brunei Darussalam 28-30 April 1992.

Lestari, L. 2003. Sistem Informasi Geografis (SIG) Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di Kecamatan

Jonggol, Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian.,

Institut Pertanian Bogor.

Mannino, M.V. 2001. Database Application Development and Design. New York:

Mc. Graw Hill Companies, Inc.

Miniwatts Marketing Group. 2008. http://www.internetworldstats.com/stats3.com.

[27 November 2008].

O’Brien, J.A. 1999. Management Information System: A Managerial End User

Perspective. Boston, USA: Richard D. Irwin, Inc.

Pane, L.A.R. 2006. Sistem Informasi Keberadaan Alat dan Mesin Pertanian di

Indonesia Berbasis Internet [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Patiwiri, A.W. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Post, G.V. 1999. Database Management System. Singapore: McGraw-Hill.

Page 104: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

91

Post, G.V. dan Anderson, D. 2003. Management Information System: Solving

Business Problems with Information Technology. New York: McGraw-Hill.

Pratomo, M. 1983. Alat dan Mesin Pertanian 3. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Priyanto, A. (1997). Penerapan Mekanisasi Pertanian. Jurnal. Buletin Keteknikan

Pertanian. Vol 11, no 1, Desember 1997. Hal 54-57.

Purwadhi, S.H. 1999. Sistem Informasi Geografis-Materi Pokok Pelatihan

Penginderaan Jauh dan SIG Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan

Lingkungan Hidup. Jakarta: Kedeputian Penginderaan Jauh LAPAN..

Purwono, I. 1992. Mesin Perontok Padi Dasar Penggunaan dan Karakteristik

Thresher. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Riyansah. 2008. Faktor Penghambat Pemakaian Traktor Dalam Pengolahan Tanah

Sawah di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat [Skripsi].

Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Riyanto. 1994. Rancangan dan Uji Performansi Alat Pemanen – Perontok Padi

Tipe Sisir dengan Penggerak Traktor Tangan [Skripsi]. Bogor: Fakultas

Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Sakai, J., Sitompul, R.G., Sembiring, E.N., Setiawan R.P.A., Suastawa, I.N., dan

Tineke Mandang. 1998. Traktor Roda-2. Bogor: Departemen Teknik

Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Instutut Pertanian Bogor

Simkin, M.G. 1987. Computer Information System for Bussines. Iowa. Publishers

Dubuque.

Sutabri, T. 2004. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Sutisna, D. 2007. Tujuh Langkah Mudah Menjadi Webmaster. Jakarta: Mediakita.

Whitten, J.L., Bentley, L.D., Dittman K.C. 2001. System Analysis and Design

Methods. New York: McGraw-Hill.

Page 105: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

92

LAMPIRAN

Page 106: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

93

Lampiran 1. Luas Sawah (ha) di Kabupaten Bogor tahun 2005-2007

No Kecamatan Tahun 2005 2006 2007

Bogor Barat 1 Tenjo 2 946 2 614 4 641 2 Parung Panjang 3 641 1 841 3 645 3 Jasinga 2 870 2 711 4 817 4 Cigudeg 4 593 3 232 4 683 5 Sukajaya 3 680 3 249 3 206 6 Nanggung 1 349 2 904 3 280 7 Rumpin 3 837 3 890 4 122 8 Leuwiliang 2 654 2 460 3 144 9 Cibungbulang 3 267 3 248 3 719

10 Pamijahan 6 672 7 266 7 448 11 Ciampea 2 912 3 066 3 037 12 Leuwisadeng 1 657 2 082 2 757 13 Tenjolaya 2 467 3 099 2 912

Jumlah Bobar 42 545 41 662 51 411 Bogor Tengah

14 Gunung Sindur 346 336 359 15 Parung 570 532 477 16 Ciseeng 1 231 1 011 1 256 17 Kemang 558 275 439 18 Rancabungur 547 567 513 19 Dramaga 1 325 1 455 1 264 20 Ciomas 1 251 1 217 984 21 Tamansari 1 287 1 296 1 314 22 Caringin 2 593 2 568 2 950 23 Cijeruk 1 327 1 214 1 354 24 Ciawi 1 413 1 393 1 314 25 Megamendung 862 863 893 26 Cisarua 351 328 415 27 Sukaraja 200 142 137 28 Citeureup 153 432 740 29 Babakan Madang 115 141 130 30 Cibinong 524 424 156 31 Bojong Gede 152 91 123 32 Tajurhalang 203 134 211 33 Cigombong 1 147 1 100 1 196

Jumlah Boteng 16 155 15 519 16 225 Bogor Timur

34 Gunung Putri 453 142 463 35 Cileungsi 1 258 1 492 1 539 36 Jonggol 7 980 5 122 8 961 37 Sukamakmur 3 139 5 039 6 551 38 Cariu 3 030 2 673 6 958 39 Klapanunggal 1 517 1 185 2 071 40 Tanjungsari 5 108 3 316 7 029

Jumlah Botim 22 485 18 969 33 572 Total 81 185 76 150 101 208

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor

Page 107: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

94

Lampiran 2. Luas Panen (ha) di Kabupaten Bogor tahun 2005-2007

No Kecamatan Tahun 2005 2006 2007

Bogor Barat 1 Tenjo 3 051 3 184 3 179 2 Parung Panjang 3 028 2 751 2 652 3 Jasinga 2 376 3 596 3 679 4 Cigudeg 4 519 3 465 4 464 5 Sukajaya 4 156 2 835 3 396 6 Nanggung 1 425 2 545 2 762 7 Rumpin 3 738 3 378 4 270 8 Leuwiliang 1 981 2 307 3 360 9 Cibungbulang 3 091 3 215 3 618

10 Pamijahan 6 254 6 642 7 520 11 Ciampea 3 144 3 079 2 988 12 Leuwisadeng 1 255 2 259 2 308 13 Tenjolaya 1 711 2 924 2 785

Jumlah Bobar 39 729 42 180 46 981 Bogor Tengah

14 Gunung Sindur 304 377 362 15 Parung 639 519 457 16 Ciseeng 912 1 232 1 184 17 Kemang 676 362 331 18 Rancabungur 509 588 542 19 Dramaga 1 269 1 391 1 387 20 Ciomas 1 091 1 237 1 054 21 Tamansari 1 195 1 249 1 285 22 Caringin 2 667 2 517 2 625 23 Cijeruk 1 423 1 246 1 266 24 Ciawi 1 274 1 293 1 310 25 Megamendung 1 104 833 968 26 Cisarua 333 336 382 27 Sukaraja 359 109 177 28 Citeureup 478 147 465 29 Babakan Madang 422 112 444 30 Cibinong 140 537 144 31 Bojong Gede 268 90 128 32 Tajurhalang 161 132 194 33 Cigombong 1 218 1 108 1 156

Jumlah Boteng 16 442 15 415 15 861 Bogor Timur

34 Gunung Putri 139 421 138 35 Cileungsi 1 102 1 520 1 390 36 Jonggol 9 050 5 396 6 195 37 Sukamakmur 3 531 3 920 5 615 38 Cariu 3 418 3 243 4 354 39 Klapanunggal 3 492 1 551 1 375 40 Tanjungsari 4 686 3 711 4 982

Jumlah Botim 25 418 19 762 24 049 Total 81 589 77 357 86 891

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor

Page 108: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

95

Lampiran 3. Produktifitas Padi (ku/ha) di Kabupaten Bogor Tahun 2005-2007

No Kecamatan Tahun 2005 2006 2007

Bogor Barat 1 Tenjo 47.86 46.73 48.30 2 Parung Panjang 49.49 49.39 53.26 3 Jasinga 49.35 51.54 53.81 4 Cigudeg 53.68 53.84 58.16 5 Sukajaya 52.85 52.44 54.95 6 Nanggung 51.62 54.29 57.21 7 Rumpin 50.28 49.88 52.02 8 Leuwiliang 54.41 55.76 58.32 9 Cibungbulang 54.24 56.44 59.42

10 Pamijahan 54.59 55.16 58.08 11 Ciampea 53.75 54.14 57.59 12 Leuwisadeng 54.57 56.24 59.46 13 Tenjolaya 53.37 54.98 57.74

Rata-rata Bobar 52.31 53.14 56.02 Bogor Tengah

14 Gunung Sindur 52.17 55.17 57.71 15 Parung 52.75 52.45 55.30 16 Ciseeng 52.07 54.03 56.52 17 Kemang 51.95 53.62 57.90 18 Rancabungur 52.07 47.23 51.92 19 Dramaga 52.97 51.23 54.81 20 Ciomas 53.84 54.70 57.42 21 Tamansari 52.49 52.95 55.40 22 Caringin 52.68 54.95 57.09 23 Cijeruk 51.43 53.94 55.49 24 Ciawi 53.37 53.98 58.64 25 Megamendung 52.14 50.14 55.30 26 Cisarua 53.40 51.53 55.12 27 Sukaraja 53.24 54.53 56.99 28 Citeureup 53.03 53.22 57.56 29 Babakan Madang 52.53 46.89 55.78 30 Cibinong 52.82 54.11 56.32 31 Bojong Gede 52.55 53.41 56.54 32 Tajurhalang 52.69 53.47 56.94 33 Cigombong 51.29 52.11 55.14

Rata-rata Boteng 52.57 52.68 56.19 Bogor Timur

34 Gunung Putri 43.03 52.52 45.54 35 Cileungsi 51.78 53.06 56.13 36 Jonggol 48.68 55.16 58.23 37 Sukamakmur 54.38 52.71 58.25 38 Cariu 50.89 52.18 58.25 39 Klapanunggal 54.24 49.20 50.80 40 Tanjungsari 53.63 52.22 55.65

Rata-rata Botim 50.95 52.44 54.69 Total 51.94 52.75 55.64

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.

Page 109: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

96

Lampiran 4. Jumlah Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2005.

No

Kecamatan

Traktor roda dua (unit)

Power Thresher (unit)

RMU (unit)

baik rusak baik rusak baik rusak 1 Tenjo 5 2 0 0 30 10 2 Parung Panjang 23 0 0 0 20 0 3 Jasinga 3 1 2 0 26 0 4 Cigudeg 1 0 3 0 60 0 5 Sukajaya 0 0 0 0 0 0 6 Nanggung 4 0 0 0 12 0 7 Rumpin 10 2 0 0 34 08 Leuwiliang 7 3 0 0 37 0 9 Cibungbulang 9 1 1 0 0 0

10 Pamijahan 23 0 0 0 76 0 11 Ciampea 0 0 0 0 28 0 12 Leuwisadeng 0 0 0 0 0 0 13 Tenjolaya 10 0 0 0 0 0 14 Gunung Sindur 2 0 0 0 0 0 15 Parung 4 0 0 0 1 0 16 Ciseeng 1 0 0 0 7 0 17 Kemang 0 0 0 0 0 0 18 Rancabungur 0 0 0 0 0 0 19 Dramaga 2 0 0 0 0 0 20 Ciomas 4 1 0 0 0 021 Tamansari 0 0 0 0 0 0 22 Caringin 3 0 0 0 0 0 23 Cijeruk 1 0 0 0 0 0 24 Ciawi 0 0 0 0 1 0 25 Megamendung 0 0 0 0 10 526 Cisarua 2 0 0 0 2 0 27 Sukaraja 0 1 0 0 3 0 28 Citeureup 2 0 0 0 0 0 29 Babakan Madang 1 0 0 0 10 0 30 Cibinong 0 0 0 0 0 0 31 Bojong Gede 0 0 0 0 1 0 32 Tajurhalang 0 0 0 0 0 0 33 Cigombong 3 0 1 1 0 0 34 Gunung Putri 0 0 0 0 0 0 35 Cileungsi 20 0 0 0 53 0 36 Jonggol 49 9 35 0 0 0 37 Sukamakmur 7 1 0 0 76 10 38 Cariu 60 0 1 0 0 039 Klapanunggal 10 0 0 0 0 0 40 Tanjungsari 63 0 3 0 1 0

Jumlah 329 21 46 1 488 25 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.

Page 110: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

97

Lampiran 5. Jumlah Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor tahun 2006.

No Kecamatan Traktor roda dua

(unit) Power Thresher

(unit) RMU (unit)

baik rusak baik rusak baik rusak 1 Tenjo 8 0 0 0 30 102 Parung Panjang 27 0 0 0 22 0 3 Jasinga 11 1 2 0 29 0 4 Cigudeg 11 0 3 0 60 0 5 Sukajaya 3 0 0 0 0 0 6 Nanggung 4 0 0 0 0 0 7 Rumpin 17 0 0 0 34 0 8 Leuwiliang 13 2 0 0 57 0 9 Cibungbulang 17 1 1 0 0 0

10 Pamijahan 37 0 0 0 0 0 11 Ciampea 4 0 0 0 28 0 12 Leuwisadeng 6 0 0 0 0 0 13 Tenjolaya 14 0 1 0 0 0 14 Gunung Sindur 2 0 0 0 0 015 Parung 5 0 0 0 2 0 16 Ciseeng 1 0 0 0 23 1 17 Kemang 2 2 0 0 4 0 18 Rancabungur 1 0 0 0 0 0 19 Dramaga 4 0 0 0 0 0 20 Ciomas 6 0 1 0 0 0 21 Tamansari 1 0 0 0 0 0 22 Caringin 6 0 0 0 0 0 23 Cijeruk 2 0 0 0 0 0 24 Ciawi 5 1 0 0 1 0 25 Megamendung 1 0 0 0 4 0 26 Cisarua 3 0 1 0 0 0 27 Sukaraja 1 0 0 0 3 0 28 Citeureup 3 0 0 0 0 0 29 Babakan Madang 2 0 0 0 10 0 30 Cibinong 1 0 0 0 0 0 31 Bojong Gede 1 0 0 0 1 032 Tajurhalang 1 0 0 0 0 0 33 Cigombong 5 0 1 1 0 0 34 Gunung Putri 1 0 0 0 0 0 35 Cileungsi 22 0 16 0 59 0 36 Jonggol 61 15 1 0 0 0 37 Sukamakmur 21 5 1 0 0 0 38 Cariu 82 0 0 0 0 0 39 Klapanunggal 30 0 0 0 0 0 40 Tanjungsari 58 4 6 0 1 0

Jumlah 500 31 34 1 368 11 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.

Page 111: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

98

Lampiran 5. Jumlah Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor tahun 2007.

No

Kecamatan

Traktor roda dua (unit)

Power Thresher (unit)

RMU (unit)

baik rusak baik rusak baik rusak 1 Tenjo 12 0 0 2 30 102 Parung Panjang 32 0 0 0 22 0 3 Jasinga 14 1 0 2 29 0 4 Cigudeg 11 1 3 0 60 3 5 Sukajaya 3 0 0 0 0 0 6 Nanggung 4 0 0 0 0 0 7 Rumpin 22 0 0 0 30 4 8 Leuwiliang 13 2 0 0 57 0 9 Cibungbulang 8 0 0 0 0 0

10 Pamijahan 19 1 0 0 0 0 11 Ciampea 37 0 0 0 76 0 12 Leuwisadeng 5 0 0 0 28 0 13 Tenjolaya 14 0 1 0 9 0 14 Gunung Sindur 2 0 0 0 0 015 Parung 3 2 0 0 2 0 16 Ciseeng 3 0 0 0 0 0 17 Kemang 1 0 0 0 1 0 18 Rancabungur 3 0 0 0 0 0 19 Dramaga 3 3 0 0 4 0 20 Ciomas 1 0 0 0 0 0 21 Tamansari 5 0 0 0 0 0 22 Caringin 6 0 0 0 11 0 23 Cijeruk 2 0 0 0 13 1 24 Ciawi 4 0 1 1 62 0 25 Megamendung 5 0 0 0 0 0 26 Cisarua 6 0 1 0 0 0 27 Sukaraja 6 0 0 0 1 0 28 Citeureup 3 0 0 0 4 0

29 Babakan Madang 2 0 0 0 0 0

30 Cibinong 1 0 0 0 0 0 31 Bojong Gede 3 0 0 0 0 0 32 Tajurhalang 2 0 0 0 10 0 33 Cigombong 2 0 1 1 0 0 34 Gunung Putri 1 0 0 0 0 0 35 Cileungsi 24 0 16 0 59 036 Jonggol 75 9 0 0 0 0 37 Sukamakmur 26 2 2 0 0 0 38 Cariu 91 0 2 0 0 0 39 Klapanunggal 30 2 0 0 0 0 40 Tanjungsari 71 0 6 3 1 0

Jumlah 575 23 33 9 509 18 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.

Page 112: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

99

Lampiran 7. Jumlah Produksi (ton GKP) di Kabupaten Bogor Tahun 2005-2007

No Kecamatan Tahun

2005 2006 2007 1 Tenjo 14 602.09 14 878.83 15 354.57 2 Parung Panjang 14 985.57 13 587.19 14 124.55 3 Jasinga 11 725.56 18 533.78 19 796.70 4 Cigudeg 24 257.99 18 655.56 25 962.62 5 Sukajaya 21 964.46 14 866.74 18 661.02 6 Nanggung 7 355.85 13 816.81 15 801.40 7 Rumpin 18 794.66 16 849.46 22 212.54 8 Leuwiliang 10 778.62 12 863.83 19 595.52 9 Cibungbulang 16 765.58 18 145.46 21 498.16 10 Pamijahan 34 140.59 36 637.27 43 676.16 11 Ciampea 16 899.00 16 669.71 17 207.89 12 Leuwisadeng 6 848.54 12 704.62 13 723.37 13 Tenjolaya 9 131.61 16 076.15 16 080.59 14 Gunung Sindur 1 585.97 2 079.91 2 089.10 15 Parung 3 370.73 2 722.16 2 527.21 16 Ciseeng 4 748.78 6 656.50 6 691.97 17 Kemang 3 511.82 1 941.04 1 916.49 18 Rancabungur 2 650.36 2 777.12 2 814.06 19 Dramaga 6 721.89 7 126.09 7 602.15 20 Ciomas 5 873.94 6 766.39 6 052.07 21 Tamansari 6 272.56 6 613.46 7 118.90 22 Caringin 14 049.76 13 830.92 14 986.13 23 Cijeruk 7 318.49 6 720.92 7 025.03 24 Ciawi 6 799.34 6 979.61 7 681.84 25 Megamendung 5 756.26 4 176.66 5 353.04 26 Cisarua 1 778.22 1 731.41 2 105.58 27 Sukaraja 1 911.32 594.38 1 008.72 28 Citeureup 2 534.83 782.33 2 676.54 29 Babakan Madang 2 216.77 525.17 2 476.63 30 Cibinong 739.48 2 905.71 811.01 31 Bojong Gede 1 408.34 480.69 723.71 32 Tajurhalang 848.31 705.80 1 104.64 33 Cigombong 6 247.12 5 773.79 6 374.18 34 Gunung Putri 598.12 2 211.09 628.45 35 Cileungsi 5 706.16 8 065.12 7 802.07 36 Jonggol 44 055.40 29 764.34 36 073.49 37 Sukamakmur 19 201.58 20 662.32 32 707.38 38 Cariu 17 394.20 16 921.97 25 362.05 39 Klapanunggal 18 940.61 7 630.92 6 985.00 40 Tanjungsari 25 131.02 19 378.84 27 724.83

Jumlah 425 621.47 410 810.07 490 117.36

Page 113: SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS … · 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STATUS KETERSEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT BERBASIS INTERNET

100

Lampiran 8. Jumlah Produksi GKG (ton) di Kabupaten Bogor Tahun 2005-2007

No Kecamatan Tahun 2005 2006 2007

1 Tenjo 12 562.17 12 800.26 13 209.54 2 Parung Panjang 12 892.09 11 689.06 12 151.35 3 Jasinga 10 087.50 15 944.61 17 031.10 4 Cigudeg 20 869.15 16 049.38 22 335.65 5 Sukajaya 18 896.02 12 789.86 16 054.08 6 Nanggung 6 328.24 11 886.60 13 593.95 7 Rumpin 16 169.05 14 495.59 19 109.45 8 Leuwiliang 9 272.85 11 066.75 16 858.03 9 Cibungbulang 14 423.43 15 610.54 18 494.86

10 Pamijahan 29 371.15 31 519.05 37 574.60 11 Ciampea 14 538.21 14 340.95 14 803.95 12 Leuwisadeng 5 891.79 10 929.78 11 806.21 13 Tenjolaya 7 855.92 13 830.31 13 834.13 14 Gunung Sindur 1 364.41 1 789.35 1 797.25 15 Parung 2 899.83 2 341.87 2 174.16 16 Ciseeng 4 085.38 5 726.58 5 757.10 17 Kemang 3 021.22 1 669.88 1 648.76 18 Rancabungur 2 280.11 2 389.16 2 420.94 19 Dramaga 5 782.84 6 130.58 6 540.13 20 Ciomas 5 053.35 5 821.13 5 206.59 21 Tamansari 5 396.28 5 689.56 6 124.39 22 Caringin 12 087.01 11 898.74 12 892.56 23 Cijeruk 6 296.10 5 782.01 6 043.64 24 Ciawi 5 849.47 6 004.56 6 608.69 25 Megamendung 4 952.11 3 593.18 4 605.22 26 Cisarua 1 529.80 1 489.53 1 811.43 27 Sukaraja 1 644.31 511.34 867.80 28 Citeureup 2 180.72 673.04 2 302.63 29 Babakan Madang 1 907.08 451.80 2 130.65 30 Cibinong 636.17 2 499.78 697.71 31 Bojong Gede 1 211.59 413.54 622.61 32 Tajurhalang 729.80 607.20 950.32 33 Cigombong 5 374.40 4 967.19 5 483.71 34 Gunung Putri 514.56 1 902.20 540.66 35 Cileungsi 4 909.01 6 938.42 6 712.12 36 Jonggol 37 900.86 25 606.26 31 034.02 37 Sukamakmur 16 519.12 17 775.79 28 138.15 38 Cariu 14 964.23 14 557.97 21 818.97 39 Klapanunggal 16 294.61 6 564.88 6 009.20 40 Tanjungsari 21 620.21 16 671.62 23 851.67

Jumlah 366 162.15 353 419.91 421 647.97