Upload
lamkhuong
View
218
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
DALAM MENENTUKAN PESERTA ASURANSI RUMAHKOE SYARIAH
MENGGUNAKAN FUZZY MADM MODEL YAGER
(STUDI KASUS: AJB BUMIPUTERA 1912 CAB. DEPOK)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Oleh:
EKA JULIANTI
107093002956
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/ 1432 H
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul "Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Dalam
Menentukan Peserta Asuransi Rumahkoe Syariah Menggunakan FuzzyMADM
Model Yager" telah diujikan dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah
Fakultas Sains dan Teknologi Universiras Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 2 Agustus 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui,
Penguji I Penguji II./
NrP. 19730325 200901 2 001
Pembimbing I
,<funda Hesti Kusumaningtyas. MMSI
NrP. 19810929 200912 2 002
Mengetahui,
Dekan Fakul ins dan Teknologi, Program Studi Sistem InformasiUIN S idayatullah Jakarta
{"ailG,150411252
NIP. 19750818 200501 2 008
NIP. 19750818 200501 2 008NrP 19680117 200112 1 001
IV
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM
MENENTUKAN PESERTA ASURANSI RUMAHKOE SYARIAH
MENGGUNAKAN MODEL YAGER
(STUDI KASUS : AJB BUMIPUTERA 1912 CAB. DEPOK)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dall Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
EKA JULIANTI
107093002956
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
.<'1)'-)* '-"-'-(Rinda Hesti Kusumaninstvas. MMSI
NIP. 19810929 200912 2 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
/ W\_-,{-__ 4-_ni Hidavah. MMsl
NIP. 19750818 200s01 2 008
bavTh. MMSI
NrP. 19750818 200s01 2 008
111
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIAJUKAN SEBAGI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN
TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Juli 2011
Eka Julianti
107093002956
vi
ABSTRAK
EKA JULIANTI (107093002956), Rancang Bangun Sistem Pendukung
Keputusan dalam Menentukan Peserta Asuransi RumahKoe Syariah
Menggunakan Fuzzy MADM Model Yager (Studi Kasus: AJB Bumiputera 1912
Cab. Depok) Di bawah bimbingan NUR AENI HIDAYAH dan RINDA HESTI
KUSUMANINGTYAS.
AJB Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi yang bergerak pada
proteksi jiwa. Meski merupakan perusahaan konvensional, perusahaan ini
memiliki produk syariah yaitu RumahKoe Syariah yang memberikan proteksi
terhadap rumah dan manusia yang ada dalam rumah peserta asuransinya. Saat ini
belum ada sistem yang bisa mengatasi lamanya proses penerimaan peserta
asuransi. Sistem yang digunakan dalam penerimaan calon peserta masih bersifat
manual yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel 2003 dan penilaian bersifat
subjektif. Hal ini menyebabkan informasi mengalami kesulitan dalam
penyajiannya dan banyak terjadi redudansi data. Hal ini memberikan inisiatif
untuk membangun sistem pendukung keputusan dibanding aplikasi pengolahan
angka semata. Tujuan dari penelitian ini adalah dalam rangka merancang sebuah
sistem pendukung keputusan yang mampu mempermudah proses penilaian untuk
penerimaan calon peserta asuransi. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,
dibuatlah Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Dalam Penerimaan
Calon Peserta Asuransi RumahKoe Syariah dengan menggunakan metode Object
Oriented model Rational Unified Process (RUP) menggunakan Unified
Modelling language (UML) dan Fuzzy MADM model Yager sebagai metode
analisis Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Dalam membangun sistem
tersebut, teknologi yang dipakai yaitu PHP sebagai bahasa pemrograman,
XAMPP sebagai web server dan MySQL sebagai database. Sistem pendukung
keputusan dihasilkan dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut kemudian
dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang
sudah diberikan. SPK berbasis standalone dengan kapasitas user dua orang dan
kapasitas data kurang lebih 500 record memudahkan Kepala Cabang dalam
memilih calon peserta yang tepat berdasarkan kriteria dan kebutuhan instansi
serta memudahkan dalam proses pemilihan dan penerimaan calon peserta yang
berkualitas sesuai dengan standar instansi.
Kata Kunci : RumahKoe Syariah, Fuzzy MADM Model Yager, Decision
Support System, Rational Unified Process (RUP), Unified Modelling Language
(UML).
V Bab + 152 Halaman + xlv Halaman + 1 Simbol + 40 Gambar + 33 Tabel +
Pustaka + Lampiran
Pustaka Acuan (12 jurnal + 20 buku, 2000-2010).
vii
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillaahirabbil’aalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat, Hidayah dan Taufiq-Nya sehingga dapat melaksanakan dan
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem
Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Peserta Asuransi RumahKoe
Syariah Menggunakan Fuzzy MADM Model Yager (Studi Kasus: AJB
Bumiputera 1912 Cab. Depok)”. Tidak lupa shalawat beriringan salam semoga
selalu tercurah kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan kerabat serta muslimin dan muslimat, semoga kita semua mendapatkan
syafa’at dari beliau di akhirat kelak. Amin.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu baik moril dan materil dalam menyelesaikan laporan ini,
terutama kepada:
1. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus
sebagai Dosen Pembimbing 1 yang telah banyak memberikan ilmu, motivasi
serta bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.
viii
3. Ibu Rinda Hesti Kusumaningtyas, MMSI selaku pembimbing 2 yang juga
telah banyak memberikan ilmu, motivasi, arahan serta bimbingan dalam
proses penyusunan skripsi ini.
4. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan ilmu.
5. Bapak Budi Heriana, SH beserta staf karyawan dan agen AJB Bumiputera
1912 Cab. Depok.
6. Bapak Aziz Chan dan Ibu Ernita, orangtua yang sangat ananda cintai serta
kakak dan adik. Terimakasih atas doa, dukungan dan semuanya. Kalian
sangat berarti bagiku.
7. Noor Eka Rangga Putra, terimakasih motivasinya. I hope you are always be
the pride.
8. Sahabat-sahabati PMII KOMFAST, BEMJ TI-SI Fakultas Sains dan
Teknologi, SI C 2007 dan SIBIS 2007. Terimakasih doanya.
9. Dije, Hana, Bustomi, Ajoii dan Ono. Terimakasih bantuannya.
Peneliti sadar bahwa penyususan laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dapat disampaikan melalui e-mail
ke [email protected]. Peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi
yang membacanya. Amin
Wassalaamu’alaikum wr. wb
Jakarta, Juli 2011
Eka Julianti
107093002956
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL ......................................................................................... i
LEMBAR JUDUL ............................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR SIMBOL .......................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah ...................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................... 8
1.6 Metode Penelitian .................................................................... 8
1.6.1 Metode Pengumpulan Data .......................................... 8
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem .................................... 9
1.6.3 Metode Pengembangan Model SPK ............................ 9
x
1.7 Sistematika Penulisan .............................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun .............................................. 11
2.2 Konsep Dasar sistem Informasi ............................................... 11
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi ........................................ 11
2.2.2 Komponen Sistem Informasi ....................................... 13
2.3 Konsep Decision Support System ............................................ 13
2.3.1 Pengambilan Keputusan ............................................... 14
2.3.2 Dalil Al-Quran Terkait Pengambilan Keputusan ......... 15
2.3.3 Pengertian Decision Support System (DSS)................. 17
2.3.4 Komponen DSS ........................................................... 18
2.3.5 Manfaat DSS ................................................................ 19
2.3.6 Karakteristik DSS ........................................................ 21
2.3.7 Tujuan DSS .................................................................. 22
2.3.8 Tahapan Pengambilan Keputusan Dalam DSS ............ 23
2.4 Konsep Dasar Fuzzy MADM ................................................... 23
2.4.1 Konsep Dasar Fuzzy MADM Model Yager ................ 25
2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Yager .................... 25
2.4.3 Perhitungan Model Yager ............................................ 27
2.5 Konsep Dasar Analisis dan perancangan Sistem Informasi..... 29
2.5.1 Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem .............. 29
2.5.2 Pendekatan-pendekatan Analisis Sistem ...................... 30
2.6 Object Oriented ........................................................................ 31
xi
2.6.1 Pengertian Object Oriented .......................................... 31
2.6.2 Keuntungan/ Manfaat Object Oriented ........................ 33
2.6.3 Keterbatasan Object Oriented ...................................... 34
2.7 Metodologi Rational Unified Process (RUP) .......................... 34
2.7.1 Fase-Fase RUP ............................................................. 35
2.7.2 Struktur Dinamis RUP ................................................. 36
2.7.3 Struktur Statis RUP ..................................................... 38
2.8 Unified Modelling Language (UML) ....................................... 42
2.8.1 Definisi UML ............................................................... 42
2.8.2 Tujuan UML ................................................................ 43
2.8.3 Model dan Diagram pada UML ................................... 43
2.8.4 Diagram-diagram pada UML ....................................... 44
2.9 Konsep Dasar Asuransi dan Asuransi Syariah ......................... 50
2.10 Konsep Dasar Asuransi RumahKoe Syariah ........................... 53
2.11 PHP (Pre Hypertext Processor) ............................................... 59
2.12 Database .................................................................................. 61
2.13 MySQL ..................................................................................... 62
2.14 XAMPP .................................................................................... 64
2.15 Macromedia Dreamweaver 8................................................... 65
2.16 Pengujian Perangkat Lunak ..................................................... 67
2.16.1 Black Box Testing ........................................................ 67
2.17 Studi Literatur Penelitian sejenis ............................................. 70
xii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 72
3.1.1 Observasi ...................................................................... 72
3.1.2 Wawancara ................................................................... 72
3.1.3 Studi Pustaka ................................................................ 73
3.1.4 Studi Literatur Penelitian Sejeinis ............................... 73
3.2 Metode Pengembangan Sistem ................................................ 76
3.2.1 Fase Permulaan (Inception Phase) ............................... 76
3.2.2 Fase Pembangunan (Elaboration Phase) ..................... 77
3.2.3 Fase Konstruksi (Construction Phase) ........................ 78
3.2.4 Fase Transisi (Transition Phase) ................................. 79
3.3 Model Yager ............................................................................ 79
3.4 Kerangka Berpikir Penelitian ................................................... 80
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Inception Phase (Fase Permulaan) ........................................... 82
4.1.1 Business Management Workflow ................................. 82
4.1.1.1 Profil AJB Bumiputera 1912 .............................. 83
4.1.1.2 Logo Perusahaan ................................................. 85
4.1.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan .......................... 85
4.1.1.4 Visi, Misi dan Falsafah Perusahaan .................... 86
4.1.1.5 Identifikasi Masalah ............................................ 88
4.1.1.6 Identifikasi Sistem Berjalan ................................ 89
4.1.2 Requirement Workflow ................................................. 91
xiii
4.1.2.1 Alternatif Pemecahan Masalah ........................... 91
4.1.2.2 Identifikasi Ruang Lingkup Sistem..................... 93
4.1.2.3 Identifikasi Analisis Persyaratan Sistem ............. 94
4.1.2.4 Estimasi Risk (Resiko) ........................................ 98
4.1.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem ..................... 98
4.2 Elaboration Phase (Fase Pembangunan) ................................. 100
4.2.1 Analysis and Design Workflow .................................... 101
4.2.1.1 Model Yager ....................................................... 101
4.2.1.2 Membuat Design Model dengan Pemodelan
Object Oriented .................................................................. 108
4.2.1.2.1 Use Case Diagram ..................................... 108
4.2.1.2.2 Activity Diagram ........................................ 115
4.2.1.2.3 Class Diagram ........................................... 122
4.2.1.2.4 Sequence Diagram ..................................... 128
4.2.1.3 Membuat Graphic User Interface ....................... 135
4.2.2 Implementation Workflow ............................................ 141
4.2.3 Test Workflow .............................................................. 142
4.3 Construction Phase (Fase Konstruksi) .................................... 143
4.3.1 Implementation Workflow ............................................ 144
4.3.2 Test Workflow .............................................................. 144
4.3.3 Deployment Workflow .................................................. 144
4.3.3.1 Deployment Diagram .......................................... 144
4.4 Transition Phase (Fase Transisi) ............................................. 146
4.4.1 Deployment Workflow .................................................. 146
xiv
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 147
5.2 Saran ........................................................................................ 148
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 149
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Analisis Skala Perbandingan .............................................................. 27
Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi .................................................... 28
Tabel 2.1 Komponen Dasar Use Case Diagram ................................................. 44
Tabel 2.4 Paket RumahKoe Lux ......................................................................... 54
Tabel 2.5 Paket RumahKoe Idaman dan Asri ..................................................... 56
Tabel 2.6 Penelitian Tentang Decision Support System ..................................... 71
Tabel 3.1 Penelitian Sejenis Tentang Decision Support System ......................... 74
Tabel 4.1 Estimasi Resiko sistem ....................................................................... 98
Tabel 4.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan ...................................... 99
Tabel 4.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Usulan ........................................ 99
Tabel 4.4 Perbedaan Sistem Secara Keseluruhan. .............................................. 100
Tabel 4.5 Matriks Perbandingan Berpasangan .................................................. 103
Tabel 4.6 Normalisasi ......................................................................................... 104
Tabel 4.7 Matriks Penjumlahan Tiap Baris ........................................................ 105
Tabel 4.8 Pembagian dengan Vektor Bobot ....................................................... 105
Tabel 4.9 Contoh Kasus ...................................................................................... 106
Tabel 4.10 Nilai Kualitas Kriteria ....................................................................... 107
Tabel 4.11 Konversi Nilai Crisp ......................................................................... 107
Tabel 4.12 Perhitungan Nilai C .......................................................................... 107
Tabel 4.13 Identifikasi Actor dan Use Case ........................................................ 108
Tabel 4.14 Daftar Diagram Use Case ................................................................. 109
Tabel 4.15 Skenario Use Case “Login” ............................................................. 111
xvi
Tabel 4.16 Skenario Use Case “Manajemen Data Calon Peserta”..................... 111
Tabel 4.17 Skenario Use Case “Data Calon Peserta” ......................................... 112
Tabel 4.18 Skenario Use Case ”Vektor Bobot dan Konsistensi” ....................... 113
Tabel 4.19 Skenario Use Case ”Penghitungan Yager” ....................................... 114
Tabel 4.20 Skenario Use Case ”Laporan” .......................................................... 115
Tabel 4.21 Pengguna ........................................................................................... 125
Tabel 4.22 Calon Peserta .................................................................................... 126
Tabel 4.23 Daftar Agen ....................................................................................... 127
Tabel 4.24 Hasil Konsistensi .............................................................................. 127
Tabel 4.25 Vektor Bobot ..................................................................................... 127
Tabel 4.26 Hasil Yager ....................................................................................... 128
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skematik DSS ............................................................................... 19
Gambar 2.2 Arsitektur Rational Unified Process ............................................. 36
Gambar 2.3 Simbol-simbol yang Terdapat pada Sequence Diagram .............. 46
Gambar 2.4 Contoh Collaboration Diagram ................................................... 47
Gambar 2.5 Notasi class ................................................................................... 48
Gambar 2.6 Contoh Diagram Statechart .......................................................... 48
Gambar 2.7 Contoh Component Diagram ........................................................ 49
Gambar 2.8 Struktural Pengambilan Keputusan .............................................. 59
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ....................................................... 81
Gambar 4.1 Logo AJB Bumiputera 1912 ......................................................... 85
Gambar 4.2 Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 .................................. 85
Gambar 4.3 Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok .............. 86
Gambar 4.4 Sistem yang Sedang Berjalan ....................................................... 90
Gambar 4.5 Sistem yang Diusulkan ................................................................. 93
Gambar 4.6 Use Case Diagram ........................................................................ 110
Gambar 4.7 Activity Diagram Login ................................................................ 116
Gambar 4.8 Activity Diagram Manajemen Data Calon Peserta ....................... 117
Gambar 4.9 Activity Diagram Data Calon Peserta ........................................... 118
Gambar 4.10 Activity Diagram Vektor Bobot Dan Konsistensi ...................... 120
Gambar 4.11 Activity Diagram Perhitungan Yager ......................................... 121
Gambar 4.12 Activity Diagram Laporan .......................................................... 122
xviii
Gambar 4.13 Class Diagram ............................................................................ 123
Gambar 4.14 Sequence Diagram Login ........................................................... 129
Gambar 4.15 Sequence Diagram Manajemen Data Calon Peserta .................. 130
Gambar 4.16 Sequence Diagram Data Calon Peserta ...................................... 131
Gambar 4.17 Sequence Diagram Vektor Bobot Dan Konsistensi ................... 132
Gambar 4.18 Sequence Diagram Penghitungan Yager .................................... 133
Gambar 4.19 Sequence Diagram Laporan ....................................................... 134
Gambar 4.20 Halaman Login Sistem ................................................................ 135
Gambar 4.21 Halaman Awal Untuk Eksekutif ................................................. 136
Gambar 4.22 Halaman Awal Untuk Admin ..................................................... 136
Gambar 4.23 Halaman Input Data Calon Peserta ............................................. 137
Gambar 4.24 Halaman Lihat Data “Admin” .................................................... 137
Gambar 4.25 Halaman Lihat Data “Eksekutif” ................................................ 138
Gambar 4.26 Halaman Matriks Perbandingan Kriteria .................................... 138
Gambar 4.27 Halaman Nilai Konsistensi ......................................................... 139
Gambar 4.28a Halaman Menu Hitung Yager ................................................... 139
Gambar 4.28b Halaman Menu Hitung Yager ................................................... 140
Gambar 4.29 Halaman Laporan ....................................................................... 140
Gambar 4.30 Halaman Bantuan ....................................................................... 141
Gambar 4.31 Deployment Diagram Sistem Pendukung Keputusan ................ 145
xix
DAFTAR SIMBOL
Diagram UML (Unified Modelling Language)
No Nama Diagram Simbol Nama
1 Use Case Diagram
Actor
Use Case
Participant
2 Class Diagram
Class
Datatype
Interface
Generalization
3 Sequence Diagram
Participant
Simpel Message
Synchronous
Asynchronous
4 Activity Diagram
Titik Awal
Titik Akhir
xx
Activity
Pilihan untuk
mengambil
keputusan
Fork
<no send action>
Tanda
Pengiriman
<no receive action>
Tanda
Penerimaan
Interface
Sumber: Munawar, 2005
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bidang kajian keilmuan Sistem pendukung keputusan (SPK) telah banyak
dilakukan baik oleh peneliti lokal maupun peneliti internasional. Sistem
pendukung keputusan menjadi suatu kebutuhan pada lembaga-lembaga keuangan
baik pemerintah maupun swasta. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Jafari et
al. (2008) dalam melakukan penyeleksian terhadap strategi yang dilakukan untuk
memenuhi setiap tujuan dari pemeliharaan pada nomor fuzzy menggunakan
model Yager. Pada tahun yang sama Engemann (2008), melakukan penelitian
dalam memanajemen resiko dan bencana menggunakan metodologi kecerdasan
komputasi dengan model fuzzy Yager dan fuzzy attitude. Masih pada tahun yang
sama, Yager (2008) melakukan penelitian dalam memecahkan masalah dimana
keputusan memiliki banyak objek namun keputusan-keputusan tersebut tidak
jelas dan memiliki tingkat kepentingan yang berbeda. Yager menggunakan
modelnya sendiri untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan mencari nilai
vektor eigen dari nilai eigen maksimum serta nilai yang ada pada matriks
perbandingan berpasangan. Penelitian dilanjutkan oleh Marbini et al. (2011)
melakukan sebuah proses evaluasi interaktif untuk mengukur seberapa efisien
kah nilai Fuzzy DEA (Data Envelopment Analysis) dalam menghitung nilai DMU
(Decision Making Unit) dan DMs (Decision Makers). Dalam penelitian ini,
model Yager dimodifikasi untuk pengembangan urutan peringkat dari DMU.
2
Tidak kalah dengan peneliti dari luar, ada beberapa peneliti lokal yang
melakukan penelitian dengan model Yager. Kusnandar dan Marimin (2003),
melakukan riset yang menghasilkan pengembangan produk agroindustri jamu
menggunakan fuzzy non-numeric decision making technique model Yager dengan
model analisis interpretative structural. Seorang peneliti dari Institut Pertanian
Bogor (IPB), Alkadri (2001) melakukan penelitian menggunakan model Yager
dalam pengembangan wilayah atau kawasan dengan memadukan sumber daya
alam, manusia dan teknologi dengan memperhatikan daya tampung lingkungan
itu sendiri yang disebut dengan memberdayakan masyarakat. Peneliti ini
melakukan empat tahapan umum Yager dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi yaitu menentukan negasi tingkat kepentingan kriteria, menghitung nilai
alternatif pakar, menentukan bobot faktor nilai dan menentukan nilai gabungan
dengan metode OWA (Ordered Weight Average). Selain itu, penelitian
menggunakan model Yager ini juga pernah dilakukan oleh Permatasari dan Sri
(2010) dalam pengambilan keputusan untuk kasus pembelian rumah. Sistem yang
dibuat mampu menangani dan memudahkan konsumen unutk memilih jenis
rumah sesuai dengan kebutuhan dan dana yang dimiliki.
Masih banyak penelitian-penelitian SPK pada perusahaan yang
dikarenakan sistem pendukung keputusan memang penting bagi perusahaan
tersebut. Dengan melihat kepada beberapa penelitian sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa suatu informasi yang akurat, tepat dan cepat sangat
dibutuhkan oleh suatu perusahaan baik manajemen perusahaan maupun pihak
luar. Informasi dari suatu perusahaan, diperlukan untuk mengetahui, mengawasi
3
dan mengambil keputusan yang menunjang kinerja perusahaan. Sistem
pendukung keputusan lebih banyak memberikan dampak baik untuk instansi atau
perusahaan yang menggunakannya.
Perusahaan asuransi pun tidak mau ketinggalan dari manfaat yang
diberikan DSS ini. Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah
usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang / pihak
melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang
sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak
mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, dzulm (penganiayaan),
risywah (suap), barang haram dan maksiat (Soemitra, 2009).
Salah satu perusahaan asuransi terbesar di Indonesia adalah AJB
Bumiputera 1912. Saat ini perusahaan AJB Bumiputera 1912 yang tersebar di
seluruh Indonesia pada umumnya hanya bergerak pada asuransi jiwa sesuai
dengan akronim pada AJB yaitu Asuransi Jiwa Bersama. Meskipun AJB
Bumiputera 1912 adalah perusahaan konvensional tetapi memiliki produk syariah
yaitu RumahKoe Syariah.
RumahKoe Syariah Merupakan produk dan paket istimewa dari AJB
Bumiputera 1912 yang melindungi rumah peserta dari risiko-risiko yang
dilengkapi dengan perangkat perlindungan ekstra untuk peserta asuransi.
Produk asuransi syariah RumahKoe terbagi dalam 3 klasifikasi,
RumahKoe Idaman dengan premi mulai dari Rp. 105.000 per tahun, RumahKoe
Asri dengan premi mulai dari Rp. 113.000 per tahun, dan RumahKoe Lux dengan
4
premi mulai dari Rp. 6.640.000 per tahun. Dengan asuransi syariah RumahKoe,
rumah dan aset anda diproteksi dari kerugian sebagai akibat yang timbul karena
kebakaran, kebanjiran, kecurian, bencana alam dan huru hara.
Peserta asuransi yang berkualitas akan memberikan keuntungan juga bagi
perusahaan asuransi. Oleh karena itu, perlu dilakukannya penyeleksian terhadap
calon peserta yang ada. Mengingat pentingnya peran sistem pendukung
keputusan dalam proses penerimaan calon peserta yang berkualitas, maka sistem
tersebut harus dirancang dengan baik guna membantu dalam tahap
penerimaannya. Hal ini perlu didukung oleh sistem pendukung keputusan yang
mampu menyediakan informasi secara tepat dan akurat. AJB Bumiputera 1912
Cab. Depok dalam menentukan calon peserta yang layak masih ditentukan
manual dan masih memanfaatkan aplikasi Microsoft Excel 2003. Hal ini
menyebabkan informasi mengalami kesulitan dalam penyajiannya dan banyak
terjadi redudansi data. Belum adanya metode penilaian yang baku, menjadikan
metode pengembangan model sistem pendukung keputusan (SPK) sangat
dibutuhkan untuk memproses penilaian calon peserta asuransi. Model SPK yang
dipilih harus memiliki bentuk matematis yang sederhana dan mudah dipahami
oleh pengambil keputusan. Dan model SPK yang dipilih haruslah yang menilai
bukan dari aspek obyektif namun dari aspek subyektif juga. Hal ini menjadikan
sistem pendukung keputusan dibutuhkan dibanding aplikasi pengolahan angka
semata. Salah satu model analisis SPK adalah Fuzzy MADM model Yager.
Model Yager ini dapat menyelesaikan masalah-masalah pengambilan keputusan
yang melibatkan data-data yang tidak tepat, tidak pasti dan tidak jelas (Zhang
5
dalam Kusumadewi, 2006). Selain itu, dibandingkan dengan model-model lain,
model Yager mampu membuat rating pada setiap alternatif berdasarkan agregasi
derajat kecocokan pada semua kriteria (Kusumadewi, 2006). Terakhir, Yager
memberikan kemudahan dalam proses perangkingan yang didasarkan atas
bilangan crisp. Bentuk matematis dari model Yager juga sederhana hingga
mudah untuk dipahami selain itu mampu mengukur tingkat subyektifitas dari
pengambilan keputusan. Dari beberapa alasana tersebut, maka diputuskan unutk
memilih model Yager sebagai model analasis SPK yang dilakukan dalam
penelitian.
Keadaan yang disebutkan sebelumnya mendorong peneliti untuk
merancang dan membangun Sistem Pendukung Keputusan dalam proses
penerimaan peserta asuransi produk RumahKoe Syariah berdasarkan beberapa
parameter atau kriteria yang ada menggunakan model Yager. Hal ini juga yang
menjadi latar belakang peneliti dalam melakukan penelitian pada pembuatan
skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Dalam
Menentukan Peserta Asuransi RumahKoe Syariah Menggunakan Fuzzy
MADM Model Yager (Studi Kasus: AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat beberapa rumusan masalah
yang mencakup permasalahan umum yang terjadi pada topik penelitian, yaitu:
1. Bagaimana membangun sistem pendukung keputusan penilaian calon
peserta asuransi?
6
2. Bagaimana merancang dan membangun sistem pendukung keputusan
menggunakan model analisis Yager yang berfungsi sebagai tools analisis
penilaian penerimaan calon peserta asuransi yang tidak memakan waktu
banyak?
3. Bagaimana menciptakan sistem pendukung keputusan yang memproses
penilaian terhadap calon peserta yang telah tersedia pada database,
sehingga tidak terjadi proses penilaian berulang dan redudansi data pada
calon peserta yang sama?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan maka ruang lingkup masalah
dibatasi pada:
1. Analisis dan perancangan sistem pendukung keputusan hanya dalam
penerimaan calon peserta asuransi RumahKoe Syariah yang ada pada AJB
Bumiputera 1912 Cab. Depok.
2. Analisis metode pendukung keputusan dalam memberikan penilaian
terhadap peserta asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok
menggunakan model Yager.
3. Analisis dilakukan pada 4 (empat ) kriteria tetap yaitu status rumah, sifat
rumah, luas rumah dan lingkungan rumah dengan harga jual bangunan
sebagai kriteria tambahan.
4. Pada penelitian ini, peneliti hanya membatasi metode pengembangan
sistem sampai pada tahap implementasi.
7
5. Diagram yang digunakan dalam perancangan sistem ada 5 (lima) yaitu
use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram dan
deployment diagram.
6. Dalam perancangan sistem ini, akan menggunakan PHP sebagai bahasa
pemrograman, MySQL sebagai database server dan XAMPP sebagai
webserver. Rational Rose dan Dreamweaver 8 sebagai aplilkasi
pendukung.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini tediri dari tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah menghasilkan sebuah sistem
penunjang keputusan dalam pemberian asuransi kepada nasabah untuk membantu
manajer dalam tugasnya sebagai pengambil keputusan. Sedangkan tujuan khusus
dari penelitian ini adalah menghasilkan:
1. Analisis proses bisnis untuk pemberian jasa asuransi RumahKoe Syariah.
2. Perancangan sistem pendukung keputusan asuransi pada produk
RumahKoe Syariah di AJB Bumiputera 1912 Cab. Margonda berorientasi
objek dengan menggunakan UML.
3. Perancangan database yang terintegrasi agar data dan informasi lebih
terstruktur.
4. Pemodelan sistem pendukung keputusan pemberian asuransi RumahKoe
Syariah dengan menggunakan Fuzzy MADM model Yager.
8
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini adalah:
1. Memperkaya khazanah keilmuan pada bidang sistem informasi khususnya
bidang sistem informasi bisnis syariah.
2. Agar dapat digunakan sebagai referensi berikutnya dengan penelitian
sejenis yaitu pelaksanaan penerimaan peserta asuransi dengan metode
Fuzzy MADM model Yager dalam bidang sistem informasi bisnis syariah.
3. Memberikan rancangan umum sistem penunjang keputusan kepada AJB
Bumiputera 1912 Cab. Margonda dalam kaitannya dengan pemberian jasa
asuransi syariah kepada calon nasabah.
4. Dengan menggunakan aplikasi DSS dapat memudahkan perusahaan
dalam penentuan peserta yang berhak menggunakan jasa RumahKoe
Syariah.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Metode Pengumpulan data
Metode ini dilakukan dengan dua cara yaitu studi pustaka (Lily, 2007)
dan studi lapangan. Untuk studi lapangan dilakukan dengan observasi dan
interview atau wawancara di lapangan (Jogiyanto, 2008). Ada metode tambahan
yang digunakan peneliti untuk mendukung penelitian yaitu studi literatur
penelitian sejenis.
9
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Di samping metode pengumpulan data, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pengembangan sistem menggunakan Rational
Unified Process (RUP). Terdapat 4 fase utama dalam metode ini yaitu inception,
elaboration, construction dan transition (Kroll dan Kruchten, 2003).
Metode pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini didukung
dengan pemodelan yang berorientasi objek dengan UML (Unified Modelling
Language) sebagai tools-nya (Whitten et al. (2004).
1.6.3 Metode Pengembangan Model SPK
Dalam penelitian ini, untuk analisis dan penilaian mengggunakan model
Yager. Model Yager merupakan salah satu bentuk standar dari model Fuzzy
MADM (Multi Attribute Decisiion Making). Tujuan Yager ini adalah menyeleksi
alternatif dengan atribut (kriteria) dengan ciri-ciri terbaik dan mengklasifikasikan
alternatif berdasarkan peran tertentu.
1.7 Sistematika Penulisan
Agar lebih terarah dalam penulisan skripsi ini dan tercapai hal yang
diharapkan, maka disusun sistematika penulisan sebagai kerangka acuan dalam
penulisan yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan yang hendak dicapai,
10
manfaat yang diharapkan, metode penelitian yang digunakan serta
sistematika penulisan sebagai acuan dalam penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan
Sistem Informasi Pendukung Keputusan Pada Produk RumahKoe
Syariah di sebuah instansi asuransi.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan serta menjelaskan tentang objek
penelitian, metode yang digunakan khususnya metode
pengumpulan data, waktu dan tempat penelitian, materi penelitian,
alat-alat penelitian serta kerangka berpikir dalam penyusunan
skripsi ini.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan penjelasan analisis sistem yang sedang
berjalan dan bagaimana membuat rancangan desain untuk sistem
yang terotomatisasi pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok,
Margonda terkait dengan pengolahan data calon peserta asuransi
RumahKoe Syariah.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan
pada bab-bab sebelumnya, dan juga berisi saran-saran perbaikan.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun
Rancang atau merancang dapat diartikan sebagai mengatur atau
merencanakan segala sesuatu (sebelum bertindak, mengerjakan atau melakukan
sesuatu), yang akan menghasilkan sebuah rancangan dalam bentuk apilkasi.
Sedangkan bangun dapat diartikan sebagai cara dalam menyusun atau susunan
yang merupakan suatu wujud, struktur dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Jadi, rancang bangun merupakan pengaturan dan perencanaan segala
sesuatu untuk membangun atau menyusun suatu struktur yang ada untuk
menghasilkan rancangan yang baru.
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber
daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran
(informasi) guna mencapai sasaran- sasaran perusahaan (Wilkinson dalam Kadir,
2003).
Sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses dan teknologi
informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
12
menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah organisasi
(Whitten et al. 2004).
Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang bekerja secara
bersama-sama baik secara manual maupun berbasisi komputer dalam
melaksanakan pengolahan data yang berupa pengumpulan, penyimpanan,
pemrosesan data untuk menghasilkan informasi yang bermakna bagi proses
pengambilan keputusan (Mark dalam Daihani, 2001).
Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang,
tempat dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar
organisasi. Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu
aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing) dan keluaran(output). Tiga
aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk
pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan
menciptakan produk atau jasa baru (Soetanto, 2002).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan fungsi utama sistem
informasi secara umum yaitu:
1. Mengambil data (data capturing/ input).
2. Mengolah, mentransformasi dan mengkonversi data menjadi informasi.
3. Mendistribusikan informasikepada para pemakai.
13
2.2.2 Komponen Sistem Informasi
Dalam suatu sistem informasi terdapat beberapa komponen yaitu
hardware, software, prosedur, orang, database, jaringan komputer dan
komunikasi data (Kadir, 2003):
1. Perangkat keras (hardware): mencakup piranti-piranti fisik seperti
komputer dan printer.
2. Perangkat lunak (software): sekumpulan instruksi yang memungkinkan
perangkat keras dalam memproses data.
3. Prosedur (procedure): sekumpulan aturan yang dipakai untuk
mewujudkan pemrosessan data dan pembangkitan keluaran yang
dikehendaki.
4. Orang (brainware): semua pihak yang bertanggung jawab dalam
pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran
sistem informasi.
5. Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang
berkaitan dangan penyimpanan data.
6. Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang
memungkinkan sumber dipakai secara bersama atau diakses oleh
sejumlah pemakai.
2.3 Konsep Decision Support System (DSS)
DSS pertama kali dikemukakan oleh Scott- morton pada tahun 1971 yang
digunakan sebagai alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas
14
kapabilitas para pengambil keputusan. DSS atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan SPK ditujukan untuk keputusan- keputusan yang memerlukan penilaian
atau untuk keputusan- keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh
algoritma dan menunjang keputusan- keputusan yang relatif tidak terstruktur.
SPK meluas dengan cepat, dari sekedar alat pendukung personal menjadi
komoditas yang dipakai bersama (Turban et al. 2005).
2.3.1 Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah sebuah proses memilih tindakan (di antara
berbagai alternatif) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan (Turban et
al. 2005).
Pengambilan keputusan terdiri atas (Kusrini, 2007) :
1. Masalah
Masalah merupakan suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan
kerugian-kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa.
Tindakan memberi respons terhadap masalah untuk menekan akibat
buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya disebut pemecahan
masalah. Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah
waktu yang dihabiskan, tetapi pada konsekuensinya, yaitu apakah
pemecahan masalah tersebut bisa menekan sebanyak mungkin
kemungkinan kerugian atau memperoleh sebesar mungkin kemungkinan
keuntungan.
15
2. Keputusan
Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan
dalam pemecahan masalah tersebut. Tujuan dari keputusan adalah untuk
mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan. Ciri-ciri
keputusan adalah:
a. Banyak pilihan/ alternatif
b. Ada kendala atau syarat
c. Mengikuti suatu pola atau model tingkah laku
d. Banyak input/ variabel
e. Ada faktor resiko
f. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan dan keakuratan
2.3.2 Dalil Al- Quran terkait pengambilan keputusan
Dalam Al- Quran pun masalah pengambilan keputusan ini turut dibahas.
Kedua surat di bawah ini menjelaskan bahwa untuk membuat keputusan ada hal
yang harus dipertimbangkan. Tidak serta merta mengambil keputusan hanya
dengan tangan sendiri, perlu ada campur tangan. Jika dilihat ke dalam penelitian
ini, sistem adalah hal yang ikut campur dalam pengambilan keputusan dengan
memberikan analisis terhadap kriteria-kriteria yang ada pada objek rumah yang
diasuransikan peserta asuransi. Berikut adalah dalil Al-Quran yang memuat
tentang pengambilan keputusan :
16
1. QS. An- naml (32-33)
Artinya: Berkata dia (Balqis): "Hai para pembesar berilah Aku pertimbangan
dalam urusanku (ini) Aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum
kamu berada dalam majelis(ku)". Mereka menjawab: "Kita adalah orang-orang
yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam
peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: Maka pertimbangkanlah apa
yang akan kamu perintahkan".
2. QS. Al-baqarah (213)
Artinya : Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka
Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan
bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di antara manusia
17
tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu
melainkan orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah
datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara
mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada
kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan
Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang
lurus.
2.3.3 Pengertian Decision Support System (DSS)
Menurut Little (1970), Decision Support System adalah sekumpulan
prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian untuk membantu
para manajer dalam mengambil keputusan (Turban et al. 2005).
Maryan Alavi dan H. Albert Napier mendefinisikan DSS sebagai suatu
kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada
penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem ini harus sederhana, mudah
dan adaptif (Daihani, 2001).
DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan
pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan
kriteria yang kurang jelas (Kusrini, 2007).
DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan
keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan
18
pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model-
model yang tersedia (Kusrini, 2007).
2.3.4 Komponen DSS
Aplikasi DSS terdiri dari 4 (empat) komponen atau subsistem yaitu
(Turban et al. 2005):
1. Data Management
Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang mengandung
data yang relevan untuk suatu situasi dan diatur oleh software yang
disebut Database Management System (DBMS). Elemen-elemen yang
terdapat dalam data management adalah DSS database sistem pendukung
keputusan, DBMS, direktori data dan query facility.
2. Model Management
Paket perangkat lunak yang memasukkan model financial, statistic,
management science atau berbagai model kuantitatif lainnya yang
memberikan kemampuan analitik dan manajemen perangkat lunak yang
tepat. Perangkat lunak ini sering disebut Model Base Management System
(MBMS). Elemen-elemen yang terdapat dalam susbsistem ini adalah
model base, model base management system, bahasa pemodelan, direktori
model dan eksekusi model.
3. User interface
19
Subsistem ini memungkinkan user dapat berkomunikasi dan memberikan
perintah pada DSS melalui subsistem ini. Subsistem ini dikelola oleh
software yang disebut User Interface Management System (UIMS).
4. Knowledge Management
Subsistem ini dapat menyediakan keahlian yang diperlukan untuk
memecahkan beberapa masalah dan memberikan pengetahuan yang dapat
meningkatkan operasi komponen DSS yang lain.
Manajemen data Model eksternalManajemen model
Subsistem
berbasis
pengetauan
Antarmuka
pengguna
Manajer
(Pengguna)
Basis
pengetahuan
organisasional
Sistem lainnya
yang berbasis
komputer
Internet, intranet,
ekstranet
Data eksternal dan
internal
Gambar 2.1 Skematik DSS (Turban et al. 2007)
2.3.5 Manfaat DSS
Ada beberapa alasan penting digunakannya DSS dalam sebuah organisasi
antara lain (Turban et al. 2005):
20
1. Perusahaan berada pada keadaaan yang tidak menentu (tidak stabil).
2. Kesulitan melacak operasi bisnis.
3. Diperlukannya analisis khusus terhadap profitabilitas dan efisiensi.
4. Sistem yang sudah ada tidak mendukung pengambilan keputusan.
5. Diperlukannya informasi yang akurat.
6. Adanya informasi yang umurnya dibatasi oleh waktu
Juga terdapat 6 (enam) alasan penting lainnya, yaitu:
1. DSS memiliki kualitas keputusan yang lebih tinggi
2. DSS merupakan organisasi yang unggul (organizational winner)
3. Diperlukan informasi yang baru
4. DSS mampu me-manage orang-waktu
5. DSS dapat mengurangi biaya
Dari alasan- alasan yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik
kesimpulan manfaat DSS secara umum yaitu:
1. Memiliki kemampuan mendukung pemecahan masalah yang kompleks.
2. Bereaksi cepat terhadap situasi yang tidak diharapkan pada kondisi yang
berubah karena DSS melakukan analisis kuantitatif dengan sangat cepat
dan menghemat waktu.
3. Memiliki kemampuan dengan mencoba berbagai strategi dengan tepat
dan cepat.
4. Belajar dan mengembangkan program baru dengan menggunakan pola
analisis “what if” (apabila), merupakan sarana dalam pelatihan manajer.
21
5. Membangun jembatan komunikasi, sehingga pengumpulan data dan
pemecahan masalah merupakan alat yang dapat meningkatkan kerjasama
tim.
6. Meningkatkan pengendalian pengukuran dan meningkatkan kinerja
organisasi.
7. Menghemat biaya pembuatan atau menghemat biaya akibat keputusan
yang salah.
8. Keputusan lebih objektif dan konsisten dibandingkan dengan mengambil
keputusan hanya menggunakan intuisi.
9. Meningkatkan efektivitas manajerial dengan menghemat waktu kerja pada
bidang analisis, perencanaan dan pelaksanaan.
10. Meningkatkan produktivitas dari analisis.
11. DSS mampu menyajikan berbagai alternatif.
12. DSS dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran
sehingga memperkuat posisi pengambilan keputusan.
2.3.6 Karakteristik DSS
Karakteristik dari DSS yang akan dipaparkan berikut ini memungkinkan
para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih
konsisten dalam satu cara yang dibatasi oleh waktu. Berikut adalah karakteristik
dan kemampuan yang diharapkan dari DSS (Turban et al. 2005):
1. Dukungan untuk pengambilan keputusan semi terstruktur dan tidak
terstruktur.
22
2. Dukungan bagi manajer pada berbagai tingkat.
3. Dukungan bagi kelompok atau perorangan.
4. Dukungan untuk keputusan independen dan sekuensial.
5. Dukungan pada semua fase proses pengambilan keputusan.
6. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
7. Adaptasi sepanjang waktu (DSS harus bersifat fleksibel).
8. User mampu merasakan seperti berada di rumah.
9. Efektifitas bukan efisiensi.
10. Manusia mengendalikan mesin bukan menggantikan mesin.
11. Penggunaan berkembang.
12. Memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi yang berbeda.
13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format dan tipe.
14. Dapat digunakan sebagai standaloneoleh seorang pengambil keputusan
pada suatu lokasi.
2.3.7 Tujuan DSS
Ada beberapa tujuan DSS yang dikemukakan oleh Turban (2005) :
1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi
terstruktur.
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer.
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil oleh manajer.
23
4. Kecepatan komputasi karena komputer memungkinkan para pengambil
keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya
yang rendah.
5. Peningkatan produktivitas dan mendukung serta meningkatkan kualitas
keputusan yang dibuat.
6. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang
signifikan.
7. Mengatasi keterbatsan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
2.3.8 Tahapan Pengambilan Keputusan Dalam DSS.
Tahapan dalam proses pengambilan keputusan mencakup berbagai hal
sebagai berikut (Kusrini, 2007):
1. Identifikasi masalah atau faktor-faktor yang berpengaruh.
2. Pemilihan metode pemecahan masalah.
3. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model
keputusan tersebut.
4. Mengimplementasikan model.
5. Mengevaluasi sisi positif dari setiap alternatif yang ada.
6. Terapkan model terpilih.
2.4 Konsep Dasar Fuzzy MADM
Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu
metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif
24
dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk
setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan
menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan
untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subjektif, pendekatan objektif
dan pendekatan integrasi antara subjektif & objektif. Masing-masing pendekatan
memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subjektif, nilai bobot
ditentukan berdasarkan subjektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga
beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas.
Sedangkan pada pendekatan objektif, nilai bobot dihitung secara matematis
sehingga mengabaikan subjektifitas dari pengambil keputusan (Wibowo et al.
2009).
Secara umum, FMADM memiliki suatu tujuan tertentu yang dapat
diklasifikasikan dalam 2 (dua) tipe yaitu menyeleksi alternatif dengan atribut
(kriteria) dengan ciri-ciri yang terbaik dan mengklasifikasikan alternatif
berdasarkan peran tertentu. Untuk menyelesaikan masalah FMADM, dibutuhkan
2 (dua) tahap, yaitu:
1. Membuat rating pada setiap alternatif berdasarkan derajat kecocokan pada
semua kriteria.
2. Merangking semua alternatif untuk mendapatkan alternatif terbaik. Cara
yang dapat digunakan dalam perangkingan ini adalah dengan defuzzy atau
dengan relasi preferensi fuzzy.
25
2.4.1 Konsep Dasar Fuzzy MADM Model Yager
Fuzzy ini merupakan bentuk standar dari fuzzy MADM. Misalkan A = {a1,
…, an} adalah himpunan alternatif, dan atribut dipresentasikan dengan himpunan
fuzzy Ĉj , j= 1,…, m. Bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan atribut ke- j
dinotasikan dengan wj. Nilai capaian alternatif ai terhadapa atribut Ĉj
diekspresikan dengan derajat keanggotaan mC(xi). Keputusan akhir diambil
berdasarkan interseksi dari semua atribut fuzzy.
Alternatif optimal didefinisikan sedemikian rupa sehingga alternatif
tersebut memberikan kontribusi derajat keanggotaan tertinggi pada Ď.
2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Yager
Dipilihnya Fuzzy MADM model Yager sebagai model analisis dalam
penelitian ini dikarenakan metode-metode MADM klasik seperti AHP, SAW,
Electre, TOPSIS dan Weight Product memiliki beberapa kelemahan, yaitu
(Kusumadewi, 2006):
1. Tidak cukup efisien untuk menyelesaikan masalah-masalah pengambilan
keputusan yang melibatkan data-data yang tidak tepat, tidak jelas dan
tidak pasti .
2. Biasanya diasumsikan bahwa keputusan akhir terhadap alternatif-
alternatif diekspresikan dengan bilangan riil, sehingga tahap
perangkingan menjadi kurang mewakili beberapa permasalahan tertentu,
dan penyelesaian masalahhanya terpusat pada tahap agregasi.
26
Tidak hanya melihat kekurangan yang ada pada model analisis lain. Pada
model Yager pun terdapat beberapa kelemahan di samping kelebihan yang
dimilikinya. Berikut akan dipaparkan kelebihan dan kekurangan dari model
Yager.
a. Kelebihan Model Yager
mampu membuat rating pada setiap alternatif berdasarkan agregasi
derajat kecocokan pada semua kriteria (Kusumadewi, 2006)
Memiliki bentuk matematis yang sederhana dan mudah dipahami oleh
pengambil keputusan (Kusumadewi, 2006).
Mampu menilai dari aspek objektif dan subjektif (Pematasari, 2010).
Mampu menyelesaikan masalah-masalah pengambilan keputusan
yang melibatkan data-data yang tidak tepat, tidak pasti dan tidak jelas
(Pematasari, 2010).
Memberikan kemudahan dalam proses perangkingan yang didasarkan
atas bilangan crisp (Pematasari, 2010).
Mampu mengukur tingkat subjektifitas dari pengambilan keputusan
(Pematasari, 2010).
b. Kekurangan Model Yager
Memilki kemiripan dengan model Baas & Kwakernak dalam
penghitungan (Kusumadewi, 2006).
Jika dilakukan pada pendekatan objektif, nilai bobot dihitung secara
matematis sehingga mengabaikan subjektifitas dari pengambil
keputusan (Pematasari, 2010).
27
Jika dilakukan pendekatan subjektif, nilai bobot ditentukan
berdasarkan subjektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga
beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan
secara bebas. Perankingan secara bebas ini, menyebabkan hasil
keputusan menjadi tidak akurat dan tidak tepat sasaran (Pematasari,
2010).
2.4.3 Perhitungan Model Yager
Langkah-langkah penyelesaian untuk model Yager ini adalah sebagai
berikut (Zimmaermann dalam Kusumadewi, 2006):
1. Tetapkan matriks perbandingan berpasangan antar atribut, M, berdasarkan
prosedur hierarki Saaty. Untuk analisis skala perbandingan dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Analisis Skala Perbandingan
Intensitas
kepentingan
Definisi
1 Oi dan Oj sama penting
3 Oi sedikit lebih penting daripada Oj
5 Oi kuat tingkat kepentingannyadaripada Oj
7 Oi sangat kuat tingkat kepentingannya daripada Oj
9 Oi mutlak lebih penting daripada Oj
2, 4, 6, 8 Nilai-nilai intermediate
(Sumber: Kusumadewi, 2006)
28
Keterangan:
Oi = kriteria ke- i
Oj = kriteria ke- j
2. Tentukan bobot wj (prioritas) yang konsisten untuk setiap atribut.
3. Hitung nilai konsistensi (CR= Consistency Ratio) dengan mencari lamda
maks (ƛ maks), CI (Consistency Index ) setelah itu CR dapat diperoleh.
ƛ maks = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑎𝑔𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎
CI= (ƛ maks-n) / n-1
CR= CI / IR
Untuk nilai IR dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi
Ukuran matriks Nilai IR
1 dan 2 0.00
3 0.58
4 0.90
5 1.12
6 1.24
7 1.32
8 1.41
9 1.45
10 1.49
11 1.51
12 1.48
29
13 1.56
14 1.57
15 1.59
4. Hitung nilai: (Ĉj (xi))wj
Cj = nilai kualitas kriteria ke- j dari objek
wj = nilai vektor bobot masing-masing kriteria
xi = nilai objek
5. Tentukan interseksi dari semua (Ĉj (xi))wj
sebagai:
Ď = {(xi, minj (μCj(xi))wj
) |i= 1,…,n; j= 1,…,m}
D= objek
6. Pilih xi dengan derajat keanggotaan terbesar dalam Ď, dan tetapkan
sebagai alternatif optimal.
2.5 Konsep Dasar Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
2.5.1 Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem
Analisis sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang
menguraikan sebuah sistem menjadi bagian- bagian komponen dengan tujuan
mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan
berinteraksi untuk meraih tujuan mereka. Desain sistem adalah sebuah teknik
pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan analisis sistem) yang
merangkai kembali bagian-bagian komponen menjadi sebuah sistem yang
lengkap (Whitten, et al, 2004).
30
2.5.2 Pendekatan-pendekatan Analisis Sistem
Secara mendasar, analisis sistem berbicara mengenai pemecahan masalah.
Untuk dapat memecahkan masalah tersebut, dilakukan pendekatan-pendekatan
yang dipandang mampu menjadi alternatif untuk bersaing (competing
alternatives). Adapun pendekatan-pendekatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut (Whitten, 2004):
1. Analisis Terstruktur (structured Analysis), merupakan sebuah teknik
model-driven dan berpusat pada proses yang digunakan untuk
menganalisis sistem yang ada, mendefinisikan persyaratan-peryaratan
bisnis untuk sebuah sistem baru atau keduanya.
2. Teknik Informasi (Information Engineering), merupakan sebuah teknik
model-driven dan berpusat pada data, tetapi sensitif pada proses. Teknik
ini digunakan untuk merencanakan, menganalisa, dan mendesain Sistem
Informasi. Model-model ini adalah gambaran yang mengilustrasikan dan
menyesuaikan data dan proses-proses sistem.
3. Discovery Prototyping adalah sebuah teknik yang digunakan untuk
mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan bisnis pengguna dengan
membuat para pengguna bereaksi pada implementasi quick end dirt
(bijaksana dan efektif tapi tanpa cacat atau efek samping yang tidak
diinginkan) persyaratan-persyaratan tersebut.
4. Rapid Architected analysis, merupakan sebuah pendekatan yang mencoba
untuk memperoleh model-model sistem dari sistem-sistem yang ada atau
discovery prototypes.
31
5. Analisis Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis) adalah sebuah
teknik yang mengintegrasikan data dan proses kedalam konstruksi yang
disebut object. Model-model OOA(Object Oriented Analysis) adalah
gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai
macam perspektif, seperti struktur, kelakuan dan interaksi objek-objek.
2.6 Object Oriented
2.6.1 Pengertian Object Oriented
Yang dimaksud dengan berorientasi objek adalah bahwa
mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek-objek diskrit yang
bekerja sama antara informasi atau struktur data dan perilaku (behaviour) yang
mengaturnya (Sholiq, 2006).
Objek adalah segala sesutau yang ada di sekitar kita yang memiliki atribut
dan perilaku sebagai suatu operasi pengaturnya. Objek-objek yang mempunyai
atribut dan operasi yang sama dapat dikelompokkan dalam sebuah kategori yaitu
kelas (Sholiq, 2006).
Pada pemrograman, berorientasi objek didefinisikan sebagai suatu cara
membuat program yang mempunyai beberapa keuntungan yang menggunakan
pendekatan component-based dalam pengembangan perangkat lunak, dimana hal
pertama yang dilakukan adalah membuat sebuah sistem yang merupakan
kumpulan objek-objek (Sholiq, 2006).
32
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pemodelan sistem
informasi berorientasi objek. Berikut adalah aspek penting tersebut (Munawar,
2005).
1. Abstraksi (abstraction) adalah proses memfilter atribut dan operasi pada
suatu obyek, sehingga hanya atribut dan operasi yang dibutuhkan saja
yang tinggal.
2. Pewarisan sifat (inheritance) adalah konsep dimana metode dan atau
atribut yang ditentukan di dalam sebuah objek class dapat diwariskan atau
digunakan lagi oleh objek class lainnya. Dengan demikian apapun atribut
dan operasi dari class akan dimilki pula oleh semua obyek yang di-inherit/
diturunkan dari class tersebut.
3. Banyak bentuk (polymorphism) adalah suatu operasi dengan nama yang
sama, tetapi jika diberikan pada objek yang berbeda akan mengakibatkan
operasi yang berbeda.
4. Pembungkusan (encapsulation) atau yang sering disebut dengan
penyembunyian informasi (information hiding) adalah menyembunyikan
kompleksitas dari luar dan hanya membuka operasi-operasi yang
diperlukan saja terhadap objek-objek yang lain.
5. Pengiriman pesan (message sending) diperlukan sebagai alat komunikasi
antara objek yang satu dengan objek yang lainnya. Suatu objek mengirim
sebuah pesan kepada objek lain untuk menjalankan sebuah operasi dan
objek yang menerima akan memberikan respon untuk menjalankan
operasi tersebut.
33
6. Asosiasi (association) adalah hubungan antar objek yang saling
membutuhkan. Hubungan ini bisa satu arah ataupun lebih dari satu arah.
Di dalam konsep asosiasi terdapat sebuah aspek penting yaitu multiplicity.
Multiplicity adalah jumlah kejadian minimum dari suatu objek atau class
untuk satu kejadian tunggal dari objek atau class yang terkait.
7. Agregasi (aggregation) adalah bentuk khusus dari asosiasi yang
menggambarkan seluruh bagian suatu objek merupakan bagian dari objek
yang lain.
2.6.2 Keuntungan / Manfaat Object Oriented
Object oriented memberikan bebrapa manfaat atau keuntungan dalam
pengembangan sistem, diantaranya (Munawar, 2005):
1. Dapat mendeskripsikan kebanyakan fenomena yang diekspresikan dengan
bahasa natural (alami). Sebagai contoh, objek dapat disamakan dengan
benda atau yang menunjukkan sesuatu seperti orang atau persediaan
barang. Atribut dapat dikatakan sebagai sifat yang memberi karakter pada
suatu objek. Sedangkan behaviour mendekati kata kerja atau
mendeskripsikan aksi atau pengaruh.
2. OO memberikan kejelasan informasi dalam konteks sistem.
3. Sangat dekatnya hubungan antara OO analysis, OO design, OO user
interface dan OO programming. Saat tahap analisis, pengembang
menggunakan objek untuk menetukan kebutuhan sistem. Saat
perancangan, pengembang menggunakan objek-objek ini untuk
34
mendeskripsikan sistemnya sendiri. Pengembang juga menggunakan
objek-objek tersebut sebagai konsep sentral saat pemrograman.
2.6.3 Keterbatasan Object Oriented
Ada aplikasi yang tidak cocok dikembangkan dengan metode object
oriented, yaitu (Munawar, 2005):
1. aplikasi yang sangat berorientasi pada database.
2. aplikasi yang membutuhkan banyak algoritma.
2.7 Metode Rational Unified Process (RUP)
Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa
perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best
practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri
utama metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif
untuk siklus pengembangan perangkat lunak (Agus et al. 2005).
Rational Unified Process (RUP) adalah sebuah proses pembangunan
sistem meliputi seluruh lifecycle pembangunan perangkat lunak. RUP
menyediakan suatu pendekatan untuk membantu tugas dan tanggung jawab suatu
pembangunan organisasi. Tujuannya adalah untuk memastikan pemroduksian
aplikasi sistem dengan kualitas tinggi yang mempertemukan keinginan pengguna
(Kruchten, 2003).
RUP adalah suatu petunjuk bagaimana menggunakan Unified Modelling
Language (UML) secara efektif untuk perancangan. UML mendeskripsikan
35
rancangan yang dibutuhkan, mengapa kita membutuhkannya dan bagaimana
mengkonstruksikannya (Kruchten, 2003).
Rational Unified Process menangkap banyak best practices (cara terbaik)
di pembangunan perangkat lunak modern di suatu format yang pas untuk cakupan
luas dari suatu proyek dan organisasi. Best practices RUP adalah (Kruchten,
2003):
1. Pembangunan software secara iterative.
2. Pengelolaan kebutuhan.
3. Menggunakan arsitektur berbasis komponen.
4. Memvisualisasikan model perangkat lunak.
5. Memverifikasi kualitas perangkat lunak secara berkesinambungan.
6. Mengendalikan perubahan perangkat lunak.
2.7.1 Fase-Fase RUP
RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang
berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model
Language (UML). Melalui gambar 2.2 di bawah dapat dilihat bahwa RUP
memiliki, yaitu : (Agus et al. 2005).
1. Dimensi Horizontal
Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat
lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase.
Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir
dari awal dari fase selanjutnya. Setiap phase dapat berdiri dari satu
36
beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri atas Inception, Elaboration,
Construction dan Transition.
2. Dimensi Vertikal
Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan
perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses
pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa
disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing, what, how
dan when. Dimensi ini terdiri atas Business Modeling, Requirement,
Analysis and Design, Implementation, Test, Deployment, Configuration
dan Change Management, Project Management, Environtment.
Gambar 2.2 Arsitektur Rational Unified Process
(Kruchten, 2003)
2.7.2 Struktur Dinamis RUP
Struktur dinamis berhubungan dengan lifecycle atau dimensi waktu dari
sebuah proyek. RUP menyediakan sautu pendekatan berstruktur ke
pengembangan iterative, membagi satu proyek ke dalam empat fase: Inception,
Elaboration, Construction, dan Transition.
37
1. Inception
Dibangun dari satu pemahaman yang baik mengenai sistem apa untuk
dibangun dengan cara mendapatkan pemahaman taraf tinggi dari semua
kebutuhan dan membangun ruang lingkup sistem. Mengurangi beberapa
resiko bisnis, menghasilkan kasus bisnis untuk pembangunan sistem, dan
memperoleh pembelian dari semua stakeholder pada apa yang diperoleh
dengan proyek.
2. Elaboration
Mengambil beberapa peran yang paling sulit secara teknis: desain,
implementasi, tes, dan garis dasar suatu arsitektur eksekusi, meliputi
subsistem, antarmuka, komponen kunci, dan mekanisme arsitektural,
seperti bagaimana cara menguraikannya dengan komunikasi inter proses
atau persistensi. Menyebutkan resiko teknis utama seperti resiko sumber
daya yang diperlukan, resiko kinerja, dan resiko jaminan keamanan data,
oleh pengimplementasian dan validasi kode nyata.
3. Construction
Banyak melakukan implementasi seperti bergerak dari satu arsitektur
eksekusi ke operasional pertama versi dari sistem anda. Menyebarkan
beberapa pelepasan internal dan alfa untuk memastikan bahwa sistem
adalah yang dapat dipakai dan pengguna alamat butuhkan. Fase terakhir
dengan menyebarkan sepenuhnya versi beta fungsional dari sistem,
meliputi dokumentasi instalasi dan pendukung dan materi pelatihan
38
(walau sistem mungkin masih memerlukan penyetelan dari kemampuan,
kinerja, dan mutu keseluruhan).
4. Transition
Memastikan perangkat lunak itu mewakili kebutuhan dari pengguna
(user). Meliputi tes produk dalam mempersiapkan rilis dan membuat
penyesuaian kecil berlandaskan pengguna umpan balik. Dalam posisi ini
pada lifecycle, fokus umpan balik pengguna sebagian besar pada
penyetelan produk yang lebih baik, konfigurasi, instalasi, dan masalah
penggunaannya; semua permasalahan struktural yang utama harus telah
banyak diselesaikan lebih awal pada proyek lifecycle.
2.7.3 Struktur Statis RUP
Struktur statis terbagi dengan bagaimana memproses elements, activities,
disciplines, artifacts, dan roles yang secara logika digolongkan ke dalam disiplin
proses inti. Satu proses mendeskripsikan who is doing what, how, and when.
Empat model unsur kunci RUP:
1. Roles: who
Role seperti "topi" individu (atau grup) digunakan selama satu proyek.
Seseorang mungkin memakai banyak topi berbeda. Ini adalah satu titik
penting karena ini alami untuk memikirkan suatu role (peran) sebagai
individual pada tim, atau sebagai satu judul pekerjaan tetap, tapi pada
RUP role hanya mendefinisikan bagaimana individu harus lakukan
pekerjaan, dan mereka menetapkan kemampuan dan tanggungjawab
39
untuk memainkan role (peran) individu. Seseorang biasanya
melaksanakan satu atau lebih role (peran), dan beberapa orang dapat
melaksanakan role (peran) yang sama.
2. Activities: how
Aktivitas dari satu peran spesifik adalah bahwa satu satuan-kerja peran
perorangan mungkin diminta untuk laksanakan. Aktivitas yang punya satu
penggunaan, biasanya mengekspresikan dalam kaitan dengan pembuatan
atau update beberapa artifact, seperti sebuah model, komponen, atau
rencana. Masing-masing aktivitas ditugaskan ke satu peran spesifik. Suatu
aktivitas umumnya mengambil beberapa jam untuk melengkapi dalam
beberapa hari, biasanya melibatkan seseorang, dan mempengaruhi satu
atau hanya satu angka kekecilan dari artifact. Suatu aktivitas harus dapat
diganakan sebagai satu unsur perencanaan dan kemajuan; jika hal ini
terlalu kecil, akan diabaikan, dan jika hal ini terlalu besar, kemajuan akan
harus diekspresikan dalam kaitan dengan satu bagiannya aktivitas.
Aktivitas mungkin diulangi beberapa kali pada artifact yang sama,
khususnya ketika menjalankan sati iterasi ke lainnya, menyaring dan
memperluas sistem, oleh peran yang sama, tapi tidak perlu oleh individu
yang sama.
3. Artifacts: what
Artifact adalah masing-masing keterangan yang dihasilkan, dimodifikasi,
atau digunakan oleh satu proses. Artifact adalah unsur proyek yang dapat
diukur : hal-hal yang dihasilkan proyek atau digunakan saat mengerjakan
40
ke arah produk akhir. Artifact digunakan sebagai input oleh role untuk
melaksanakan satu aktivitas dan hasil atau keluaran dari aktivitas lain.
4. Workflows (arus kerja) : when
Arus kerja merupakan sebuah kegiatan berkelanjutan yang menghasilkan
suatu gambaran alur yang dapat nilai yang dapat dilihat. Pada UML, suatu
arus kerja dapat diekspresikan sebagai satu sequence diagram,
collaboration diagram atau activity diagram.
Proses inti dari workflow dibagi menjadi enam inti workflow
pembangunan dan tiga workflow pendukung. Proses workflow inti
pembangunan adalah sebagai berikut :
a. Business modeling workflow (arus kerja pemodelan bisnis).
Tujuan utama dalam business modeling di sini adalah untuk
memungkinkan adanya komunikasi dan pengertian yang lebih baik
dari business engineering dan software engineering.
b. Requirement workflow (arus kerja kebutuhan)
Requirement adalah suatu kondisi atau kemampuan dimana system
akan menyelaraskan pada kondisi tersebut. Terdapat dua
kebutuhan system yaitu functional requirement dan nonfunctional
requirement
c. Analysis and design workflow (arus kerja analisis dan rancangan).
Tujuan dalam tahap ini adalah untuk menunjukkan bagaimana
project akan diwujudkan dalam fase implementasi kelak. Hasil
dari tahap ini adalah model design.
41
d. Implementation workflow (arus kerja pengimplementasian),
Tujuan dari implementasi di sini adalah mendefinisikan
pengkodean secara terorganisasi, mengimplimentasikan classes
dan objects dalam bentuk komponen-komponen, menguji
perkembangan komponen-komponen dalam bentuk kesatuan, dan
mengintegrasikan hasil-hasil dari tiap-tiap kelompok yang
mengerjakan project.
e. Test workflow (arus kerja pengujian). Ditujukan untuk menilai
kualitas produk.
f. Deployment workflow (arus kerja penyebaran). Tujuannya adalah
untuk menghasilkan release produk dengan sukses dan
menyerahkan perangkat lunak pada pengguna akhir
Sedangkan proses workflow pendukung yaitu :
a. Project management workflow (arus kerja pengelolaan proyek).
Merupakan seni menyeimbangkan tujuan, mengelola resiko dan
menanggulangi pemaksaan kepentingan antara pembangun dan
pengguna.
b. Configuration and change management workflow (arus kerja
pengkonfigurasian dan perubahan pengelolaan). Mendeskripsikan
bagaimana mengawasi banyaknya artifak yang dihasilkan oleh
banyak orang yang bekerja pada suatu proyek
c. Environment workflow (arus kerja lingkungan), bagian ini terfokus
pada aktivitas-aktivitas yang penting terkait dengan proses
42
konfigurasi sebuah software. Terkait dengan aktivitas yang
diperlukan dalam usaha mengembangkan aturan-aturan yang
mendukung sebuah software.
2.8 Unified Modelling Language (UML)
2.8.1 Definisi UML
Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah sekumpulan konvensi
pemodelan yanag digunakan untuk menentukan atau menggambarkansebuah
sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan objek (Whitten et al. 2004).
UML dikembangkan oleh tiga sekawan yang bekerja pada Rational
Software Corporation yaitu Grady Booch, James Rumbough dan Ivar Jacobson
yang berfokus pada standarisasi dan perbaikan ulang UML. Perbaikan dilakukan
karena notasi UML pada dasarnya adalah kolaborasi dari metode Booch, notasi
OMT (Object Modelling Technique). Pada akhir tahun 1995, Unified method
versi 8 diperkenalkan dan setelah itu diubah menjadi UML pada tahun 1996 dan
pada tahun 1997 UML versi 1.1 disahkan dan diberikan pada Object Technology
Group (OTG) (Sholiq, 2006).
Hingga saat ini, UML banyak digunakan di dunia pengembangan sistem
yang berorientasi objek. Hal ini dikarenakan UML menyediakan bahasa
pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat
blue print atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta
dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk sharing dan
mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).
43
2.8.2 Tujuan UML
Menurut (Suhendar dan Gunadi, 2002) bahwa tujuan utama UML adalah:
1. Memberikan model yang siap pakai, bahwa permodelan visual yang
ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan
mudah dan dimengerti secara umum.
2. Memberikan bahasa permodelan yang bebas dari berbagai bahasa
pemrograman dan proses rekayasa.
3. Menyediakan produk-produk yang terdapat dalam permodalan.
2.8.3 Model dan Diagram pada UML
Model merupakan fokus utama dalam analisis dan perancangan. Model
menggambarkan pandangan yang lengkap tentang suatu sistem pada suatu
tahapan dan perspektif tertentu. Sebuah model bisa saja mengandung satu atau
lebih diagram. Dengan adanya model, ada beberapa hal yang dapat
dipresentasikan. Hal ini disebabkan karena:
1. Model mudah dan cepat dibuat
2. Model bisa digunakan sebagai simulasi untuk mempelajari lebih detil
tentang sesuatu
3. Model bisa dikembangkan sejalan dengan pemahaman tentang sesuatu
4. Bisa memberikan penjelasan lebih rinci tentang sesuatu dengan model
5. Model bisa mewakili sesuatu yang nyta maupun tidak nyata
44
Selain model, alat bantu yang sering digunakan dalam analisis dan
perancangan adalah diagram. Diagram menggambarkan atau mendokumentasikan
beberapa aspek dari sebuah sistem. Diagram digunakan untuk :
1. Mengkomunikasikan ide
2. Melahirkan ide dan peluang baru
3. Menguji ide dan membuat prediksi
4. Memahami struktur dan relasi-relasinya
2.8.4 Diagram-diagram pada UML
UML menyediakan beberapa diagram visual yang menunjukkan berbagai
berbagai aaspek dalam sistemUML. Berikut ini akan dipaparkan diagram-
diagram yang digunakan dalam UML.
1. Use case Diagram
Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara
sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain
menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara
apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem (Whitten
et al. 2004). Tabel 2.3 menunjukkan komponen dasar dalam use case
diagram.
Tabel 2.3 Komponen Dasar Use Case Diagram
Komponen Nama komponen Keterangan
Actor
Sebuah peran yang bisa
dimainkan oleh pengguna dalam
interaksinya dengan sistem
45
Use case
Serangkaian scenario yang
digabungkan bersama-samaoleh
tujuan umum pengguna
<<include>> (merupakan
stereotype)
Menunjukkan bahwa sebuah
usecase adalah bagian dari use
case yang lain
<<extend>>
(merupakan
stereotype)
Digunakan untuk membuat use
case baru dengan menambahkan
langkah-langkah pada use case
yang sudah ada.
(Sumber: Munawar, 2005)
2. Activity diagram
Activity diagram adalah diagram yang dapat digunakan untuk
menggambarkan secara grafis aliran proses bisnis, langkah-langkah
sebuah use case atau logika behaviour dari sebuah objek (Whitten et al.
2004).
3. Sequence diagram
Sequence diagram adalah diagram yang memodelkan logika sebuah use
case dengan cara menggambarkan interaksi pesan di antara objek-objek
dalam rangkaian waktu (Whitten et al. 2004).
Sequence diagram digunakan ketika ingin mengetahui perilaku objek
pada use case tunggal. Ada beberapa komponen yang terdapat pada
sequence diagram yaitu (Munawar, 2005):
aa. Obyek/ participant, diletakkan di dekat bagian atas diagram
dengan urutan dari kiri ke kanan. Setiap participant terhubung
46
dengan garis titik-titik yang disebut lifeline. Dan di sepanjang
lifeline terdapat kotak yang disebut activation.
b. Message adalah tanda panah yang menghubungkan suatu lifeline
ke lifeline yang lain. Message yang pertama yang terjadi adalah
yang paling dekat dengan bagian atas diagram dan yang terjadi
belakangan adalah yang dekat dengan bagian bawah.
c. Time adalah diagram yang mewakili waktu pada arah vertical.
Waktu dimulai dari atas ke bawah.
paticipant 1 participant 2
message
Participant/
objek
lifeline
activation
Gambar 2.3 Simbol-simbol yang Tedapat pada Sequence Diagram
4. Collaboration diagram
Collaboration diagram merupakan diagram yang memodelkan sebuah use
case dengan cara menggambarkan aliran pesan di antara objek-objek
dalam rangkaian pesan (Whitten et al. 2004).
Collaboration diagram adalah bentuk lain dari sequence diagram, yang
membedakan hanyalah sequence diagram diorganisir menurut waktu
47
sedangkan collaboration diagram diorganisisr menurut ruang/ space
(Munawar, 2005).
Gambar 2.4 Contoh Collaboration Diagram
(Munawar, 2005)
5. Class diagram
Class diagram merupakan diagram yang menunjukkan kelas-kelas objek
yang menyusun sebuah sistem dan juga hubungan antara kelas tersebut
(Whitten et al. 2004).
Class diagram adalah alat perancangan yang membantu pengembang
mendapatkan struktur sistem sebelum menuliskan kode program,
membantu memastikan bahwa sistem adalah rancangan terbaik (Sholiq,
2006).
Notasi class tediri dari class name yang berada pada bagian paling atas
dan secara opsional dapat juga dikatakan sebagai stereotype. Bagian
tengah digunakan unutk mendeklarasikan attribute sedangkan bagian
order
order line
1: get quantity
product
customer
2: get product
3: product4: get pricing detail
5: calculate price6: calculate discount
7: get discount info
48
bawah digunakan untuk mendeklarasikan operasi. Gambar 2.5
menunjukkan notasi class.
Gambar 2.5 Notasi Class
(Sholiq, 2006)
6. Statechart Diagram
Statechart diagram digunakan untuk menggambarkian kombinasi state
yang dapat diasumsikan oleh objek selama masa hidupnya, kejadian-
kejadian yang memicu transisi antar state, dan aturan yang mengatur dari
dan ke state yang mana sebuah objek dapat melakukan transisi (Whitten
et al. 2004).
Simbol UML untuk statechart diagram adalah segi empat yang tiap
pojoknya dibuat rounded. Titik awalnya menggunakan lingkaran solid
yang diarsir dan diakhiri dengan mata. Untuk notasinya dapat dilihat pada
gambar 2.6 (Munawar, 2005).
Gambar 2.6 Contoh Diagram Statechart
Statechart diagram sangatlah penting karena dapat membantu analyst,
designer dan developer dalam memahami perilaku objek yang ada pada
sistem.
state
49
7. Component diagram
Component diagram menunjukkan model secara fisik komponen
perangkat lunak pada sistem dan hubungan antara mereka. Ada dua tipe
komponen dalam diagram yaitu komponen excutable dan libraries code
(Sholiq, 2006).
Component diagram mempresentasikan dunia riil item yaitu component
software yang menetap di komputer bukan di benak para analis.
Component dapat diakses melalui interface-nya. Relasi antara component
dengan interface disebut dengan realization (Munawar, 2005). Untuk
diagram komponen disajikan dalam gambar 2.7 berikut ini.
Gambar 2.7 Contoh Component Diagram
8. Deployment diagram
Deployment diagram menunjukkan tata letak sebuah sistem secara fisik,
menampakkan bagian-bagian software yang berjalan pada bagian-bagian
hardware (Munawar, 2005).
Yang menjadi dasar umum dalam deployment diagram adalah node yang
merupakan nama umum untuk semua jenis sumber komputasi. Ada 2 tipe
node yaitu processor dan device. Processor adalah node yang bisa
penjualan
obat
persediaan
obat
pembelian
obat
rekanan
50
mengeksekusi sebuah component, sedangkan device adalah perangkat
keras yang tipikalnya menjadi interface dengan dunia luar (Munawar,
2005)
2.9 Konsep Dasar Asuransi dan Asuransi Syariah
Asuransi diambil dari bahasa Belanda yaitu assurantie, sedangkan dalam
bahasa hukum belanda disebut dengan verzekering dan dalam bahasa inggris
disebut dengan insurance (Soemitra, 2009). Asuransi adalah merupakan sarana
finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko
yang mendasar seperti resiko kematian atau dalam menghadapi resiko atas harta
benda yang dimiliki.
Dalam bahasa arab, asuransi disebut AttaA’min yang berasal dari kata
a’min yang memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman dan
bebas dari rasa takut (Anwar, 2007). Dalil Al- Quran yang menyinggung masalah
ini terdapat dalam QS. Quraisy ayat 4.
Artinya: “yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan
lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Para ahli fiqih terkini seperti Wabah Az-Zuhaili, mendefinisikan asuransi
syariah sebagai at-ta’min at-ta’awuni (asuransi yang bersifat tolong menolong)
yaitu kesepakatan beberapa orang untuk membayar sejumlah uang sebagai ganti
rugi ketika salah satu di antara mereka ditimpa musibah. Musibah itu dapat
51
berupa sakit, kecelakaan, kematian, kecurian, kebakaran atau bentuk-bentuk
kerugian lain. Pengertian ini paling sesuai dengan surat Al-Maidah ayat 2.
Artinya: “Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena
mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram, mendorong kamu
berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalm berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2).
Dalam hidup kita tidak boleh hanya memperhatikan saat ini saja,
melainkan memperhatikan hari esok. Dimana kita diwajibkan merencanakan hari
esok agar dapat berjalan dengan baik walaupun pada akhirnya kita hanya dapat
berserah diri pada Allah SWT, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surat
Al-Hasyr ayat 18
52
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok, dan bertaqwalah kepada Allah. Seseungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan”.
Asuransi memiliki beberapa manfaat untuk peserta asuransi, dimana
manfaat tersebut adalah (Soemitra, 2009):
1. Asuransi melindungi resiko investasi
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
3. Berfungsi sebagai tabungan
4. Alat penyebaran risiko
5. Membantu meningkatkan kegiatan usaha karena perusahaan asuransi akan
melakukan investasi sesuai dengan syariah atas suatu bidang usaha
tertentu.
Dalam surat Yusuf ayat 43- 49, Allah menggambarkan contoh usaha
manusia membentuk sistem proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk di
masa yang akan datang. Di dalam ayat 43 dijelaskan Raja Mesir yang bermimpi
melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan tujuh ekor sapi yang kurus.
Dia melihat tujuh tangkai gandum yang hijau berbuah serta tujuh tangkai yang
masih mengering tidak berbuah. Ketika peristiwa ini ditanyakan oleh raja Mesir,
Nabi Yusuf AS menerangkan takwil dan arti mimpi tersebut. Yusuf AS berkata,
“Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa, maka apa
yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu
makan. Kemudian sesudah itu akan datant tujuh tahun yang amat sulit, yang
53
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit),
kecuali sedikit dari bibit gandum yang akan kamu simpan.
Dari argumentasi di atas dapat disimpulkan bahwa berasuransi tidak
bertentangan dengan qadha dan qadhar Allah SWT. Bahkan Allah sangat
menganjurkan adanya upaya-upaya yang menuju kepada perencanaan masa
depan dengan sistem proteksi sebagaimana yang dikenal dalam mekanisme
asuransi (Syakir, 2004).
2.10 Konsep Dasar Asuransi RumahKoe Syariah
Asuransi RumahKoe Syariah pada hakikatnya berada di bawah naungan
Bumiputera Muda (Bumida) yang merupakan cabang syariah dari AJB
Bumiputera 1912. Perbedaannya, AJB Bumiputera bergerak dalam bidang
asuransi yang berkaitan denga jiwa manusia sedangkan Bumida bergerak sebagai
asuransi umum. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan AJB Bumiputera
untuk menjalankan produk yang terdapat pada Bumida salah satunya produk
RumahKoe Syariah. Alasan diambilnya produk ini sebagai bagian dari AJB
Bumiputera, karena dalam produk ini terdapat proteksi terhadap jiwa manusia
jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap objek asuransi. Seperti, jika
terjadi kebakaran terhadap rumah peserta asuransi dan terdapat korban dalam
peristiwa itu, maka si korban berhak mendapatkan pembayaran atau santunan jika
telah disetujui klaim yang diajukan peserta.
Asuransi RumahKoe Syariah ini dirancang khusus untuk memberikan
proteksi terhadap objek asuransi dalam hal ini rumah peserta asuransi. Produk ini
54
memberikan paket pelindungan terhadap rumah pesertanya yaitu paket
Rumahkoe Idaman, paket Rumahkoe Lux dan paket RumahKoe Asri. Masing-
masing paket ini menberikan pelayanan yang sama yaitu jaminan proteksi
terhadap bangunan. Untuk perbedaannya dapat dilihat pada Tabel 2.4..
Tabel 2.4 Paket RumahKoe Lux
Ketentuan yang diberlakukan dalam paket ini adalah sebagai berikut:
1. Bangunan bersifat permanen, dinding beton/ tembok (tidak mudah
terbakar dan atap genteng/ asbes/ seng).
55
2. Bangunan hanya digunakan untuk tempat tinggal (tidak ada usaha lain)
dengan kanan, kiri, belakang adalah rumah tinggal permanen (seperti poin
1) atau kanan, kiri, belakang bukan rumah tinggal dengan jarak minimal
7,5 meter.
3. Untuk santunan sewa diberikan bila rumah tinggal tidak dapat
dipergunakan sama sekali karena habis terbakar.
4. Depan rumah terdapat jalan yang dilalui kendaraan roda empat/ kendaraan
pemadam kebakaran.
5. Nilai santunan yang diberikan (point 2-6) merupakan nilai maksimal yang
dierima nasabah selama 1 tahun periode asuransi.
6. Untuk bangunan tingkat, maka luas bangunan merupakan jumlah dari luas
bangunan masing-masing lantai.
7. Untuk penggantian kerugian yang disebabkan karena resiko banjir harus
disertai dengan surat keterangan dari kelurahan setempat.
Sedangkan yang tidak dijamin dalam paket ini adalah:
1. Bangunan yang tidak digunakan sebagai rumah tinggal
2. Rumah yang berada di daerah / provinsi Maluku
3. Pemilik/ pengguna rumah tinggal sudah memiliki Polis Kebakaran atas
Bangunan yang akan diasuransikan
Untuk Paket rumahKoe Idaman, dapat dilihat pada Tabel 2.5.
56
Tabel 2.5 Paket RumahKoe Idaman dan Asri
Adapun ketentuannya adalah sama. Yang membedakannya yaitu nominal
pembayaran preminya. Berikut adalah ketentuan yang diberlakukan dalam kedua
paket ini.
1. Bangunan bersifat permanen, dinding beton/ tembok (tidak mudah
terbakar dan atap genteng/ asbes/ seng).
2. Bangunan hanya digunakan untuk tempat tinggal (tidak ada usaha lain)
dengan kanan, kiri, belakang adalah rumah tinggal permanen (seperti poin
1) atau kanan, kiri, belakang bukan rumah tinggal dengan jarak minimal
7,5 meter.
57
3. Depan rumah terdapat jalan yang dilalui kendaraan roda empat/ kendaraan
pemadam kebakaran.
4. Untuk santunan sewa diberikan bila rumah tinggal tidak dapat
dipergunakan sama sekali karena habis terbakar.
5. Untuk penggantian kerugian yang disebabkan karena resiko banjir harus
disertai dengan surat keterangan dari kelurahan setempat.
6. Untuk bangunan tingkat, maka luas bangunan merupakan jumlah dari luas
bangunan masing-masing lantai.
7. Nilai santunan yang diberikan (point 2-7) merupakan nilai maksimum
yang diterima nasabah selama 1 tahun periode asuransi.
8. Pada saat diasuransikan, pemilik/ pengguna rumah tinggal belum
memiliki polis kebakaran atas rumah tinggal yang akan diasuransikan.
9. Tidak berlaku untuk rumah yang berada di daerah/ propinsi Maluku.
10. Klaim dianggap kadaluwarsa jika selama 6 (enam) bulan pemegang polis
atau keluarganya tidak melengkapi dokumen persyaratan klaim.
Dalam pengajuan nya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon
peserta di antaranya:
1. Fotokopi KTP calon peserta.
2. Dokumen yang berhubungan dengan rumah seperti bukti kepemilikan.
3. Foto rumah dari berbagai sudut dan foto lingkungan.
4. Dokumen mengenai fisik rumah.
5. Fotokopi kartu keluarga.
6. Data pembantu rumah tangga (jika memiliki pembantu).
58
Namun syarat yang harus dimiliki oleh setiap calon peserta adalah niat
untuk menjalankan prinsip tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
Untuk struktur pengambilan keputusan di AJB Bumiputera Cabang
Depok, kekuasaan penuh dipegang oleh kepala Cabang selaku pimpinan instansi.
Namaun sebelumnya, Kepala Cabang mendapatkan rekomendasi dari agen dan
supervisor agen. Meskipun agen dan supervisornya mengatakan bahwa calon
peserta itu layak untuk mandapatka jasa asuransi, namun sepenuhnya diserahkan
kepada Kepala Cabang sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Setelah Kepala
Cabang membuat keputusan, hasil keputusan diserahkan kepada kantor wilayah
dan selanjutnya diserahakan kepada pimpinan divisi pemasaran dan pimpinan
pusat. Meskipun pimpinan wilayah, pimpinan divisi pemasaran dan pimpinan
pusat lebih tinggi jabatannya daripada pimpinan cabang, hasil keputusan
pimpinan cabang tidak dapat diganggu gugat. Pimpinan wilayah, pimpinan divisi
pemasaran dan pimpinan hanya sekedar mengetahui hasil keputusan pimpinan
cabang. Gambar 2.8 berikut memberikan gambaran terhadap pengambilan
keputusan di kantor Cabang Depok.
59
Agen
Supervisor
Agen
Pimpinan
Cabang
Direktur
Pemasaran
Direktur
Utama
Pimpinan
Wilayah
Gambar 2.8 Struktural Pengambilan Keputusan
2.11 PHP ( Pre Hypertext Processor)
Penciptaan PHP dimulai pada tahun 1994 oleh Rasmus Lerdorf yang pada
awalnya digunakan untuk pencatatan jumlah dan untuk mengetahui siapa saja
yang telah mengunjungi homepage-nya.
PHP tergolong perangkat lunak opensource yang diatur dalam aturan GPL
(General Purpose Licenses) yang sangat cocok dikembangkan dalam lingkungan
web, karena PHP bisa dilekatkan pada script HTML atau sebaliknya.
PHP tergolong ke dalam bahasa pemrograman yang berbasis server
(server side scripting) yang berarti semua script PHP diletakkan di server dan
diterjemahkan oleh web server terlebih dahulu, kemudian hasil terjemahan
dikirim ke browser client. Hal ini berbeda dengan JavaScript. Kode program
JavaScript harus di-download terlebih dahulu di komputer client, selanjutnya
diterjemahkan oleh browser internet. Oleh karena itu,kode program JavaScript
selalu tampak di halaman web yang bersangkutan, jika dilakukan penyimpanan
60
terhadap file web. Secara teknologi, bahasa pemrograman PHP memiliki
kesamaan dengan bahasa ASP (Active Server Page), Cold Fusion, JSP (Java
Server Pages) ataupun Perl (Suprianto, 2008).
Banyak kelebihan yang dimiliki oleh PHP. Bahasa pemrograman ini dapat
dijalankan di berbagai macam operating sistem misalnya Windows, LINUX dan
Mac OS. Selain Apache, PHP juga mendukung beberapa web server lain seperti
Microsoft IIS, Caudium, PWS dan lain-lain (Suprianto, 2008).
PHP dapat memanfaatkan database untuk menghasilkan halaman web
yang dinamis. Sistem manajemen database yang sering digunakan bersama
dengan PHP adalah Microsoft Access, Interbase, dBase, PostgresSQL dan lain-
lain. Seiring perkembangannya, PHP versi 5 mendukung semua ekstensi terbaru
MySQL, pengembangan web services dengan SOAP dan REST, serta ratusan
peningkatan lainnya dibandingkan dengan versi-versi sebelumnya. Selain
kelebihan yang telah dipaparkan, PHP juga memiliki kelebihan lain yaitu sifatnya
yang opensource sehingga setiap orang dapat menggunakannya secara cuma-
cuma atau gratis (Suprianto, 2008).
Berbicara tentang control structures pada PHP, script PHP terdiri dari
rangkaian pernyataan. Sebuah pernyataan dapat berupa assignment, pemanggilan
fungsi, sebuah loop, pernyataan kondisional atau bahkan pernyataan kosong.
Pernyataan biasanya diakhiri dengan semicolon. Sebagai tambahan, pernyataan-
pernyataan dapat dikelompokkan menjadi suatu kelompok pernyataan
penggunaan kurung kurawal ({}). Sebuah kelompok pernyataan merupakan
sebuah pernyataan juga (Suprianto, 2008).
61
Dalam PHP, sebuah variabel dapat dinyatakan sebagai sebuah tempat
untuk sebuah nilai tunggal. Sedangkan Array adalah sebuah tempat untuk
sekumpulan nilai. Sebuah array terdiri dari sejumlah elemen yang masing-
masing memiliki sebuah nilai data yang tersimpan pada elemen array tersebut
dan sebuah key atau index, dimana elemen tersebut dapat dirujuk. Normalnya,
sebuah index berupa integer. Secara default, array adalah basis nol artinya
elemen pertama pada array memiliki index nol. Akan tetapi index juga dapat
berupa string.
Ada 3 (tiga) jenis array (Suprianto, 2008) yaitu:
1. Numeric array- Array dengan ID numeric
2. Associate array- array dimana setiap kunci ID berasosiasi dengan sebuah
nilai.
3. Multidimensional array- array yang menyimpan satu atau lebih array.
2.12 Database
Database atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai basis data
memiliki banyak definisi dan pengertian. Beberapa definisinya adalah sebagai
berikut (Ladjamudin, 2005):
1. Menurut C.J Date, database adalah sistem terkomputerisasi yang
memiliki tujuan utama untuk memelihara dan membuat informasi tersedia
saat dibutuhkan. Selain itu, basis data merupakan sekumpulan tabel yang
saling berhubungan satu sama lainnya.
62
2. Database adalah sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang sangat
besar) yang tersimpan dalam magnetic disk, optical disk, magnetic drum
atau media penyimpan sekunder lainnya.
3. Database terdiri dari data yang akan digunakan atau diperuntukkan
terhadap banyak user, dimana masing-masing user akan menggunakan
data tersebut sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan user lain dapat juga
menggunakan data tersebut dalam waktu yang bersamaan.
Berbicara tentang database, tidak lepas dari DBMS (Database
Management System) yang merupakan paket perangkat lunak yang kompleks dan
digunakan untuk mengakses dan memanipulasi database (Jogiyanto, 2005). Ada
pendapat lain yang menyatakan bahwa DBMS adalah kumpulan atau gabungan
database dengan perangkat lunak aplikasi yang berbasis database. DBMS
merupakan koleksi terpadu dari database dan program-program komputer yang
digunakan untuk memelihara dan mengakses database. Program-program
tersebut menyediakan berbagai fasilitas operasi untuk memasukkan, melacak dan
memodifikasi data ke dalam database, mendefinisikan data baru serta mengolah
data menjadi informasi yang dibutuhkan (Ladjamudin, 2005).
2.13 MySQL
MySQL merupakan salah satu jenis database server yang sangat terkenal
dan banyak digunakan. Hal ini dikarenakan MySQL menggunakan SQL
(Structure Query Language) sebagai dasar untuk mengakses database. MySQL
termasuk RDBMS (Relational Database Management System) yang lebih
63
populer lewat pemrograman web terutama di lingkungan Linux. Namun saat ini
tersedia untuk platform OS Windows 98/ ME/ 2000/ XP (Saputro, 2005).
Alasan para programmer memilih MySQL sebagai “backend” dalam
mengolah database adalah (Saputro, 2005):
1. Kecepatan, MySQL memiliki kecepatan yang lebih baik dibandingkan
RDBMS lainnya.
2. Open source, siapapun dapat dapat ambil peran dan mengembangkan
MySQL dan hasil pengembangannya dapat dipublikasikan kepada para
pemakai.
3. Keamanan, MySQL menerapkan sistem keamanan dan hak akses secara
bertingkat, termasuk dukungan dengan keamanan secara pengacakan
lapisan data. Adanya tingkatan user dan jenis akses yang beragam.
Terdapat sistem pengacakan password (encrypted password).
4. Mudah digunakan, perintah dalam MySQL dan aturan-aturannya relatif
mudah diingat dan diimplementasikan.
5. Biaya murah, user dapat menggunakan MySQL tanpa harus biaya yang
cukup mahal selama mengikuti konsep open source/ GNU Public
Licenses.
6. Lintas platform, MySQL dapat dijalankan pada beberapa sistem operasi
diantaranya Linux, Windows, FreeBSD, Novell Netware, Sun Solaris,
SCO OpenUnix dan IBM’s AIX.
64
7. Kapabilitas, MySQL dapat memproses data yang tersimpan dalam
database dengan jumlah 50 juta record, 60.000 tabel dan 5.000.000.000
jumlah baris dan mampu memproses 32 indeks per tabel.
2.14 XAMPP
XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun),
Apache, MySQL, PHP, Perl. XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket
perangkat lunak ke dalam satu buah paket. Dalam paketnya sudah terdapat
Apache (web server), MySQL (database), PHP (server side scripting), Perl, FTP
server, phpMyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. Dengan menginstall
XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server
Apache, PHP dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan
mengkonfigurasikannya secara otomatis. Versi XAMPP yang ada saat ini adalah
versi 1.7.3 yang terdiri atas :
1. Apache 2.2.14 (IPv6 enabled) + OpenSSL 0.9.8l
2. MySQL 5.1.41 + PBXT engine
3. PHP 5.3.1
4. phpMyAdmin 3.2.4
5. Perl 5.10.1
6. FileZilla FTP Server 0.9.33
7. Mercury Mail Transport System 4.72
65
XAMPP tersedia untuk Linux, Windows, Mac OS X maupun Solaris
sehingga sangat memudahkan membuat web server multiplatform. Selain itu
XAMMP adalah 100% open source, tersedia bebas dan legal.
2.15 Macromedia Dreamweaver 8
Macromedia dreamweaver merupakan software web design yang berguna
unutk mendesain atau merancang web dan layout halaman web. Dalam
dreamweaver dapat melakukan desain web dengan dua cara yaitu mendesain dan
memprogram (Saleh et al. 2007).
Macromedia Dreamweaver 8 memiliki fitur-fitur yang lebih baru
dibandingkan versi sebelumnya. Adapaun fitur-fitur tersebut adalah (Saleh et al.
2007):
1. Zoom tool and guides
2. Visual XML data binding
3. New CSS Styles panel
4. CSS layout visualization
5. Code collapse
6. Coding toolbar
7. Background file transfer
8. Insert flash video command
Dreamweaver 8 memiliki tiga macam tampilan untuk layout ruang kerja
diantaranya yaitu code view, design view dan code and design view (split). Untuk
mempermudah dan memahami manfaat atau kegunaan ruang kerja Dreamweaver
66
8, maka ada beberapa komponen yang harus diketahui terlebih dahulu, yaitu
(Saleh et al. 2007):
1. Document window, komponen yang berguna untuk menyisipkan image,
teks, animasi atau objek yang lain.
2. Document toolbar, mengandung tombol-tombol yang menyediakan
tampilan berbeda dari document window. Document toolbar terdiri dari
show code view, show code and design view (split), show design view,
server debug, document title, no browser/ check errors, validate markup,
file management, preview/ debug in browser, refresh design view, view
option dan visual aids.
3. Status bar, berfungsi memberikan informasi atau menampilkan hirarki tag
pada dokumen yang sedang aktif. Terdiri atas tag selector, hand tool,
zoom tool and set magnification, window size pop up menu dan document
size and estimated download time.
4. Insert bar, berisi tombol-tombol yang berfungsi untu menyisipkan
berbagai macam objek. Kategori-kategori dalam insert bar adalah
common, layout, forms, text, HTML, application, flash elements dan
favorites.
5. Coding toolbar, berisikan tombol-tombol yang memberikan fasilitas
untuk dapat menggunakan banyak operasi pada tag-tag HTML
6. Property inspector, merupakan komponen yang memberikan fasilitas
untuk melihat atau mengedit berbagai property elemen yang dipilih
seperti teks, tabel dan layer.
67
7. Files panel, berfungsi mengatur file dan folder yang dibuat dalam
dreamweaver yang juga dapat melakukan koneksi ke remote server.
8. CSS styles panel, memberikan fasilitas untuk membuat, meng-edit,
melihat, menghapus atau mengekspor style sheet dengan mudah. Modus
yang dimiliki panel ini yaitu All dan Current.
2.16 Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian adalah sebuah proses terhadap aplikasi atau program untuk
menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan
kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan
sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan (Simarmata, 2010).
Pengujian yang baik adalah pengujian yang dilakukan dengan probabilitas
penemuan kesalahan yang tidak diduga, sedangkan pengujian yang sukses adalah
pengujian yang berhasil mengatasi penyelesaian penemuan kesalahan yang tidak
diduga (Simarmata, 2010).
2.16.1 Black Box Testing
Test case ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi perangkat lunak
tentang cara beroperasinya, apakah pemasukan data keluaran telah berjalan
sebagaimana yang diharapkan dan apakah informasi yang disimpan secara
eksternal selalu dijaga kemutakhirannya.
Klasifikasi black box testing mencakup beberapa pengujian, yaitu
(Simarmata, 2010):
68
1. Pengujian fungsional (functional testing), merupakan pengujian fitur dan
perilaku operasional produk untuk memastikan apakah mereka sesuai
dengan spesifikasinya. Pengujian ini mengabaikan mekanisme internal
sistem atau komponen dan hanya berfokus pada keluaran yang dihasilkan
sebagai respon terhadap input yang dipilih dan kondisi eksekusi.
2. Pengujian tegangan (stress testing), merupakan pengujian yang dilakukan
untuk mengevaluasi sistem atau komponen pada atau di luar batas
persyaratan tertentu untuk menentukan beban dimana gagal dan
bagaimana bisa gagal. Pengujian ini menggunakan tingkat simulasi beban
yang sangat tinggi .
3. Pengujian beban (load testing), merupakan pengujian yang dilakukan
untuk mengevaluasi pemenuhan sistem atau komponen dengan
persyaratan kinerja yang ditetapkan. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan alat tes otomatis untuk mensimulasikan sejumlah besar
pengguna.
4. Pengujian khusus (Ad-hoc testing), merupakan praktek pengujian untuk
proyek-proyek dengan menggunakan metodologi tagile dimana
pengembang diperlakukan sebagai pelanggan pengujian dan menekankan
pada paradigma rancangan uji pertama
5. Pengujian penyelidikan (exploratory testing), merupakan pengujian
perangkat lunak yang menekankan pada kebebasan dan tanggung jawab
tester untuk terus mengoptimalkan kualitas/ karyanya dengan
memperlakukan tes yang berhubungan dengan pembelajaran, interpretasi
69
uji desain, pelaksanaan tes, dan hasil pengujian sebagai kegiatan yang
saling mendukung yang berjalan secara paralel sepanjang proyek
6. Pengujian usabilitas (usability testing), merupakan teknik yang digunakan
untuk mengevaluasi produk dengan mengujinya pada pengguna.
Pengujian ini berfokus pada pengukuran kapasitas produk buatan manusia
untuk memenuhi tujuan yang dimaksudkan
7. Pengujian asap (smoke testing), merupakan sebuah tes cepat untuk
menguji fungsi utama dari sebuah pekerjaan perangkat lunak.
8. Pengujian pemulihan (recovery testing), merupakan pengujian yang
bertujuan unutk memastikan bahwa program pulih dari hal-hal yang tidak
diharapkan atau tidak terduga tanpa kehilangan data atau fungsi. Hal-hal
yang dimaksud dapat berupa kekurangan disk space.
9. Pengujian volume (volume testing), mengacu pada pengujian aplikasi
perangkat lunak dengan jumlah tertentu dari data. Jumlah ini dapat berupa
database atau bisa juga menjadi ukuran dari sebuah interface
10. Pengujian domain (domain testing), merupakan pengujian yang bertujuan
untuk memeriksa nilai-nilai yang diambil oleh sebuah variabel, kondisi,
atau indeks dan untuk membuktikan bahwa mereka berada di luar kisaran
tertentu atau valid.
11. Pengujian skenario (scenario testing), merupakan definisi dari
serangkaian kasus uji atau skrip tes dan urutan di mana mereka akan
dieksekusi.
70
12. Pengujian regresi (regression testing), pengujian ulang program
sebelumnya diuji berikut modifikasi untuk memastikan bahwa kesalahan
belum diperkenalkan atau ditemukan sebagai hasil dari perubahan yang
dilakukan
13. Penerimaan pengguna (user acceptance), merupakan pengujian yang
dilakukan untuk memungkinkan pengguna/ pelanggan dalam menentukan
apakah akan menerima sebuah produk perangkat lunak. Biasanya
dilakukan untuk memvalidasi perangkat lunak memenuhi seperangkat
kriteria penerimaan yang telah disepakati
14. Pengujian alfa (alfa testing), merupakan simulasi pengujian operasional
atau aktual oleh pengguna potensial / pelanggan atau tim uji independen
di situs pengembang. Pengujian alfa sering digunakan untuk off-the-shelf
software sebagai bentuk pengujian penerimaan internal, sebelum
perangkat lunak dilanjutkan ke pengujian beta.
15. Pengujian beta (beta testing), dilakukan setelah pengujian alfa dan dapat
dianggap sebagai bentuk eksternal pengujian penerimaan pengguna.
Pengujian dari rilisnya suatu produk perangkat lunak yang dilakukan oleh
pelanggan dan di luar tim pemrograman.
2.17 Studi Literatur Penelitian Sejenis
Sebagai referensi tambahan dan pendukung penelitian, maka data tidak
hanya dikumpulkan melalui membaca buku yang berkaitan dengan topik dan
melakukan studi lapangan, namun juga dengan membaca dan mempelajari
71
penelitian yang sejenis berkaitan dengan Decision Support System khususnya
yang menggunakan model Yager. Penelitian sejenis didapatkan dari beberapa
jurnal dan skripsi yang pada umumnya ditulis oleh mahasiswa dan dosen. Berikut
adalah contoh dari penelitian tersebut.
Tabel 2.6 Penelitian tentang Decision Support System
No Peneliti Judul Penelitian Model SPK Tahun
1 Ronald R.
Yager
Fuzzy Modeling for Intelligent
Decision Making Under Uncertainty
Fuzzy Attitude dan Fuzzy
MADM Yager 2000
2 Wenhui
Zhang
Handover Decision Using Fuzzy
MADM in Heterogeneous Networks Fuzzy MADM Yager 2003
3
Kusnandar
dan
Marimin
Pengembangan Produl Agroindustri
Jamu dan Analisis Struktur
Kelembagaannya
Fuzzy MADM Yager 2003
4 Ronald R.
Yager
Decision Making Using
Minimization of Regret
Fuzzy MADM Yager dan
Max-min Regret 2004
5 Rami Zwick The Evaluation of Verbal Models Fuzzy MADM Yager 2008
6 Ronald R.
Yager
Multiple Objective Decision-Making
Using Fuzzy Sets Fuzzy MADM Yager 2008
7 Azizollah
Jafari et al.
Using Fuzzy Delphi Method in
Maintenance Strategy Selection
Problem
Fuzzy Delphi, SAW dan
Fuzzy MADM Yager 2008
8 Engemann
et al.
Computational Intelligence for Risk
and Disaster Management Fuzzy Attitude dan Yager 2008
9 Yujun Luo
Guiwu Wei
Multiple Attribute Decision Making
with Intuitionistic Fuzzy Information
and Uncertain Attribute Weights
Using Minimization of Regret
Fuzzy Intuitionistic dan
Fuzzy MADM Yager 2009
10
Christer
Carlsson
dan Robert
Full´er
Fuzzy Multiple Criteria Decision
Making: Recent Developments Berbagai macam Fuzzy
MADM 2010
11
Ayu
Permatasari
dan Sarwo
Tri
Sistem Pengambilan Keputusan
Pembelian Rumah dengan
Menggunakan Fuzzy Fuzzy MADM Yager 2010
12
Adel
Hatami-
Marbini et
al.
Data Envelopment Analysis with
Fuzzy Parameters: An Interactive
Approach
Fuzzy DEA dan Fuzzy
MADM Yager 2011
72
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
3.1.1 Observasi
Observasi dilakukan dengan melihat langsung proses dan kegiatan bisnis
yang berjalan pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok, Margonda. Dan hasil
yang akan di capai adalah melihat proses bisnis yang terjadi, dan melihat segala
kegiatan atau mencari data yang diperlukan untuk penelitian.
Kegiatan pengamatan langsung ini dilakukan di bawah pengawasan
Manager dari AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok, Margonda. Beliau
memberikan data bagaimana menerima calon peserta asuransi serta prosedur-
prosedur yang harus dipenuhi calon peserta. Selain itu juga memberitahukan
bagaimana sistem pembayaran premi dan pengajuan klaim. Kegiatan observasi
dilakukan selama menjalani riset lapangan yang bersamaan kegiatannya dengan
Praktek Kerja Lapangan pada tanggal 1 Desember 2010 hingga tanggal 19
Januari 2011. Kemudian dilanjutkan dengan riset skripsi pada tanggal 14- 18
Maret 2011 yang bertempat di AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok, Jl. Margonda
Raya no 270, Depok. Bukti observasi terlampir.
3.1.2 Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan Budi
Heryana, SH selaku Kepala Cabang dan R. Wanda selaku Customer Service
73
untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam perancangan dan pembuatan
sistem pendukung keputusan pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok. Selain
itu, wawancara juga dilakukan kepada kepada beberapa yang berada di sana.
Dari wawancara yang dilakukan dapat diketahui bagaimana alur
penerimaan peserta asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok (sistem
berjalan). Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa penerimaan calon
peserta asuransi di AJB Bumiputera 1912 masih dilakukan secara manual dan
analisis yang dilakukan terhadap kriteria rumah belum maksimal. Bukti
wawancara terlampir.
3.1.3 Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku serta
yang berhubungan dengan analisis dan perancagan sistem, sistem pendukung
keputusan, pemrograman juga yang mendukung topik yang akan dibahas dalam
penelitian ini. Selain itu juga mengunjungi website yang berhubungan dengan
topik dalam skripsi ini. Adapun referensi dalam penyusunan penelitian ini terdiri
dari 20 buku, 12 jurnal dan 2 referensi dari website, selengkpanya dapat dilihat
pada Daftar Pustaka.
3.1.4 Studi Literatur Penelitian Sejenis
Sumber literatur yang dipergunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah
studi literatur hasil dari penelitian atau hasil penulisan karya ilmiah (jurnal)
khususnya berkaitan dengan Decision Support System dan Fuzzy MADM (Fuzzy
74
Multi attribute Decision Making) model Yager. Ada 12 penelitian yang dijadikan
bahan pembelajaran bagi peneliti. Berbeda dengan yang ada pada Bab II, pada
Bab III menunjukkan kelemahan dan kekurangan dari penelitian atau penulisan
karya ilmiah tersebut. Berikut disajikan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Penelitian Sejenis tentang Decision Support System
No Peneliti Judul Penelitian Kelebihan Kekurangan
1 Rami
Zwick
The Evaluation of
Verbal Models
Mampu membandingkan
beberapa model Fuzzy
MADM
Sekedar
evaluasi teori,
tidak ada
perhitungan
matematis
2 Ronald R.
Yager
Decision Making
Using
Minimization of
Regret
Membandingkan model
Max-min Regret dengan
Max-min klasik
menggunakan model
Yager
Penerapannya
lebih condong
kepada metode
min, padahal
yang dibahas
adalah Max-
min
3 Ronald R.
Yager
Fuzzy Modeling for
Intelligent Decision
Making Under
Uncertainty
Pengambilan keputusan
yang tidak pasti
diselesaikan dengan
fungsi-fungsi dari
spesifikasi yang
disediakan pembuat
keputusan
Fungsi-fungsi
dibangun
setelah
keputusan
dibuat bukan
sebelum
keputusan
dihasilkan
4 Yujun Luo
Guiwu Wei
Multiple Attribute
Decision Making
with Intuitionistic
Fuzzy Information
and Uncertain
Attribute Weights
Using
Minimization of
Regret
Mentransformasikan
Fuzzy intuitionistic ke
dalam matriks skor
alternative
Tidak adanya
contoh
verifikasi dari
pendekatan
yang diusulkan
sebagai
gambaran
keberhasilan
5 Ronald R.
Yager
Multiple Objective
Decision-Making
Using Fuzzy Sets
Membuktikan Yager juga
mampu beroperasi dalam
Fuzzy MCDM bukan
hanya Fuzzy MADM
Objek-objek
yang ada tidak
mampu
memperlihatka
n seberapa
pentingnya
mereka dalam
kasus tersebut
6 Wenhui Handover Decision Penerapan Fuzzy MADM Hasil
75
Zhang Using Fuzzy
MADM in
Heterogeneous
Networks
mampu menangani
informasi yang tidak tepat
yang dari beberapa
kriteria dan preferensi
pengguna
keputusan tidak
baku dan masih
diperdebatkan
7
Adel
Hatami-
Marbini et
al.
Data Envelopment
Analysis with
Fuzzy Parameters:
An Interactive
Approach
Mampu mengukur
efisiensi relatif dari
decision making unit
Tidak adanya
evaluasi kerja
decision
making
8 Azizollah
Jafari et al.
Using Fuzzy
Delphi Method in
Maintenance
Strategy Selection
Problem
Model Yager mampu
mengubah nomor Fuzzy
SAW dan Fuzzy Delphi
Langkah-
langkah utama
yang disusun
dengan
algoritma
heuristik tidak
ditampilkan
9 Engemann
et al.
Computational
Intelligence for
Risk and Disaster
Management
Model Fuzzy Attitude dan
Model Yager berjalan
selaras sehingga mampu
menilai keseluruhan
alternatif kontrol
Untuk ukuran
dispersi masih
menggunakan
angka klasik
atau tradisional
10
Christer
Carlsson
dan Robert
Full´er
Fuzzy Multiple
Criteria Decision
Making: Recent
Developments
Mampu membuktikan
bahwa semua model
Fuzzy (MADM dan
MCDM) dapat
bekerjasama dalam satu
kasus dengan hsil yang
tidak jauh berbeda
Lebih
berorientasi
pada Fuzzy
MCDM, Fuzzy
MADM hanya
beberapa
model, begitu
pun dengan
MADM klasik
11
Ayu
Permatasari
dan Sarwo
Tri
Sistem
Pengambilan
Keputusan
Pembelian Rumah
dengan
Menggunakan
Fuzzy
Sistem yang dinamis
memudahkan admin
dalam pengelolaan
sistemnya, karena semua
langsung dilakukan oleh
sistem.
Tidak
memperlihatka
n perhitungan
model Yager,
hanya
pengujian
terhadap
kriteria-kriteria
yang ada
12
Kusnandar
dan
Marimin
Pengembangan
Produl
Agroindustri Jamu
dan Analisis
Struktur
Kelembagaannya
Penggabungan Fuzzy
non-numeric decision
making dengan ISM-
VAXO, menciptakan
analisis yang tepat untuk
struktur kelembagaan dan
pemilihan alternatif
produk jamu
Tidak adanya
pengembangan
alternatif
produk yang
spesifik dari
produk terpilih
76
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Dalam melakukan penelitian terhadap pengembangan sistem pendukung
keputusan dalam penerimaan calon peserta asuransi RumahKoe Syaiah ini,
dilakukan beberapa tahapan pada pengembangan dengan menggunakan metode
RUP (Rational Unified Process). RUP menyediakan pendekatan disiplin untuk
menetapkan tugas dan tanggung jawab dalam pengembangan organisasi (Kroll
dan Kruchten, 2003). Dalam RUP tedapat empat fase yaitu Inception,
Elaboration, Construction dan Transition.
3.2.1 Fase Permulaan (Inception Phase)
Dalam tahap ini, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan di
dalam pembangunan sistem pada skripsi ini, yaitu:
1. Bussiness Modelling Workflow
a. Profil AJB Bumiputera 1912, merupakan sejarah singkat
mengenai AJB Bumiputera 1912.
b. Identifikasi Masalah, identifikasi terhadapa masalah yang terjadi
di AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok untuk produk RumahKoe
Syariah.
c. Identifikasi Sistem Berjalan, merupakan identifikasi terhadap
sistem yang berjalan dalam penerimaan calon peserta RumahKoe
Syariah di AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok.
2. Requirement Workflow
77
a. Alternatif Pemecahan Masalah, merupakan solusi yang penulis
berikan terhadap masalah yang dihadapi pada sistem berjalan.
b. Identifikasi Ruang Lingkup Sistem, melakukan identifikasi
terhadap kriteria-kriteria yang dijadikan acuan dalam proses
penilaian calon peserta.
c. Identifikasi Analisis Persyaratan Sistem, mengidentifikasi
persyaratan fungsional dan non- fungsional.
d. Estimasi Risk, menjelaskan mengenai estimasi resiko-resiko dan
solusi yang dihadapi dalam proses pembangunan sistem.
e. Kelebihan dan Kekurangan Sistem, menjelaskan kekurangan dan
kelebihan dari sistem yang berjalan dan sistem yang diusulkan.
3.2.2 Fase Pembangunan (Elaboration Phase)
Dalam tahap ini, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk
pembangunan sistem pada skripsi ini, yaitu:
1. Analysis and Design Workflow
a. Membuat perhitungan menggunakan model Yager
b. Membuat design model dengan pemodelan object oriented
Use case diagram dan narasi use case analysis
Activity diagram
Class Diagram
Sequence diagram
c. Membuat Graphic User Interface
78
2. Implementation Workflow
Menjelaskan tentang integration build plan yang merupakan daftar
tentang urutan pembangunan modul-modul dalam sistem pendukung
keputusan penerimaan calon peserta RumahKoe Syariah.
3. Test workflow
Menjelaskan tentang test procedure yang berisi modul apa saja yang akan
diuji, bagaimana menguji menu-menu tersebut dan siapa yang melakukan
pengujian terhadap menu-menu tersebut.
3.2.3 Fase Konstruksi (Construction Phase)
Terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam tahap ini untuk
pembangunan sistem dalam skripsi ini, yaitu:
1. Implementation Workflow
Membuat aplikasi sistem Informasi Pendukung Keputusan Penerimaan
Calon Peserta RumahKoe Syariah.
2. Test Workflow
Membuat alpha testing terhadap aplikasi sistem informasi pendukung
keputusan penerimaan calon peserta RumahKoe Syariah dengan
menggunakan metode black box testing, dimana penulis melakukan input
data pada sistem dengan melihat output-nya apakah telah sesuai dengan
proses bisnis yang diharapkan.
79
3. Deployment Workflow
Membuat arsitektur fisik sistem menggunakan Deployment Diagram.
3.2.4 Fase Transisi (Transition Phase)
Dalam tahapan ini, kegiatan dalam pembangunan sistem yang dilakukan
adalah Deployment Workflow. Deployment Workflow dilakukan dengan
pembuatan user manual yang digunakan oleh pengguna dan administrator dalam
memanfaatkan Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Calon Peserta Asuransi
RumahKoe Syariah dan menanggulangi masalah-masalah yang mungkin nantinya
akan ditemukan dalam pengoperasian sistem atau saat penggunaan sistem.
Dengan selesainya tahap ini, maka berakhirlah proses pembangunan
Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Calon Peserta Asuransi RumahKoe
Syariah pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok.
3.3 Model Yager
Model Yager akan menghasilkan penilaian berdasarkan metode tersebut.
Metode ini juga membantu dalam pengambilan keputusan, siapa yang layak
untuk diterima sebagai peserta asuransi RumahKoe Syariah.
Model Yager dipilih karena metode ini menentukan nilai bobot untuk
setiap kriteria dan nilai angka diubah kedalam bentuk bilangan fuzzy lalu
dilakukan pengelompokan untuk diubah ke dalam bentuk bilangan crisp atau
bilangan angka dan selanjutnya dengan proses perankingan yang akan
menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif.
80
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam model Yager ini adalah:
1. Membuat matriks perbandingan kriteria terlebih dahulu.
2. Melakukan normalisasi untuk mendapatkan vektor bobot
3. Menghitung nilai lamda maks, CI dan CR
4. Mengkonversi kualitas kriteria dalam nilai crisp
5. Menghitung dan membuat matriks nilai C dengan cara memangkatkan
nilai crisp terhadap vektor barisnya
6. Menentukan nilai minimal dari setiap atribut (vektor D)
7. Menetukan nilai terbesar dari vektor D sebagai hasil
3.4 Kerangka Berpikir Penelitian
Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan
antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan pustaka
(teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu) dan digunakan sebagai dasar untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat.
Jadi kerangka pikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai
masalah penting.
Penyusunan penelitian tentang sistem pendukung keputusan penerimaan
calon peserta asuransi RumahKoe syariah ini disusun melalui beberapa tahapan
dalam sebuah kerangka berpikir penelitian. Kerangka berpikir ini dibuat sebagai
acuan dalam penyusunan dan pengembangan sistem yang dilakukan. Adapun
kerangka berpikir yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
81
Mulai
Selesai
Bussiness
Modelling
Workflow
Kelebihan dan
Kekurangan sistem
Elaboration
Phase
Analysis and
Design
Workflow
Implementation
workflow
Test workflow
Use case Diagram
dan narasi Use
Case Analysis
Sequence Diagram
Class Diagram
Activity Diagram
Inception
Phase
Profil AJB
Bumiputera 1912
Identifikasi masalah
Identifikasi Sistem
Berjalan
Alternatif
Pemecahan
Masalah
Estimasi Risk
Identifikasi Analisis
Persyaratan SistemRequirement
Workflow
Construction
Phase
Transition
Phase
Implementation
Workflow
Deployment
Workflow
Test Workflow Pengujian sistem
Deployment
Workflow
Metode Pengembangan
Sistem
(Metode Rational Unified
Process/ RUP (Kruchten,
2003))
Metode
Pengumpulan data
Metode Observasi
(Jogiyanto, 2008)
Metode Wawancara
(Jogiyanto, 2008)
Studi Pustaka
(Lily, 2007)Identifikasi
RuangLingkup
Sistem
Membuat
perhitungan model
Yager
Membuat Graphic
User Interface (GUI)
Membuat design
model
Membuat
perancangan modul-
modul
Membuat test
procedure
Coding
Black box testing
Deployment
diagram
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian
82
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan tahapan pengembangan sistem yang
digunakan dalam laporan tugas akhir. Dalam penelitian ini, menggunakan
metodologi pengembangan sistem RUP.
4.1 Inception Phase (Fase Permulaan)
Tahap yang merupakan langkah awal untuk pengidentifikasian
kebutuhan-kebutuhan sistem yang akan dibuat. Hal-hal yang dilakukan dalam
tahap ini adalah business modelling workflow dan requirement workflow yaitu
menganalisis, merumuskan dan menentukan perencanaan, cakupan dan
kebutuhan utama bisnis.
4.1.1 Business Modelling Workflow
Dalam tahap ini, perlu adanya pengenalan tehadap instansi tempat
peneliti melakukan riset dalam hal ini adalah AJB Bumiputera. Dimulai dengan
mengetahui bagaimana profil perusahaan, mengidentifikasi masalah dan
mengidentifikasi sistem yang berjalan. Dengan mengetahui bagaimana dan apa
yang terjadi pada perusahaan, peneliti dapat melakukan perancangan dan
pembangunan sistem sesuai dengan yang diinginkan pihak instansi.
83
4.1.1.1 Profil AJB Bumiputera 1912
Bumiputera didirikan sudah diniatkan untuk menjadi perusahaan
asuransi yang memiliki fungsi untuk membantu para guru yang nasibnya
memprihatinkan dan pada awalnya bernama Onderlinge Levensverzekering
Maatschappij PGHB (O.L. Mij. PGHB). Berdirinya Bumiputera pertama kali
dicetuskan dalam Kongres Budi Oetomo tahun 1910 oleh sekretaris Persatuan
Guru-guru Hindia Belanda (PGHB) yang juga merangkap sebagai sekretaris I PB
(Pengurus Besar) Budi Oetomo. Beliau adalah M. Ng. Dwidjosewojo.
Gagasannya ini terealisasi dan menjadi salah satu keputusan Kongres pertama
PGHB pada tanggal 12 Februari 1912 di Magelang.
M. Ng. Dwidjosewojo sebagai Presiden Komisaris mengikutsertakan
M.K.H. Soebroto sebagai Direktur dan M. Adimidjojo sebagai Bendahara. Ketiga
orang ini kemudian dikenal sebagai "tiga serangkai" pendiri Bumiputera,
sekaligus peletak batu pertama industri asuransi nasional Indonesia.
Bumiputera merupakan badan usaha yang unik dan berbeda dari
badan usaha lainnya. Sistem kepemilikan dan kepenguasaannya bersifat "mutual"
atau "usaha bersama". Semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan yang
mempercayakan wakil-wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk
mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan
dengan idealisme dan profesionalisme pengelolanya yang merupakan kekuatan
utama Bumiputera. Tiga asas ini yang kemudian dijadikan sebagai falsafah atau
nilai-nilai budaya kerja perusahaan.
84
Saat ini Bumiputera yang memiliki kurang lebih 18.000 pekerja,
melindungi lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor
sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia tengah berada di tengah capaian baru
industri asuransi Indonesia. Sejumlah perusahaan asing menyerbu dan masuk
menggarap pasar domestik. Mereka menjadi rekan sepermainan yang ikut
meramaikan dan bersama-sama membesarkan industri yang dirintis oleh pendiri
Bumiputera.
Bagi Bumiputera, iklim kompetisi ini meniupkan semangat baru,
karena makin menegaskan perlunya komitmen, kerja keras dan profesionalisme.
Namun berbekal pengalaman panjang melayani rakyat Indonesia berasuransi
hampir seabad, menjadikan Bumiputera bertekad untuk tetap menjadi tuan rumah
di negeri sendiri, menjadi asuransi bangsa Indonesia sebagaimana visi awal
pendirinya. Bumiputera ingin senantiasa berada di benak dan di hati rakyat
Indonesia.
Dari 576 jaringan kantor yang tersebar di Indonesia, AJB Bumiputera
1912 Cab. Depok adalah salah satu cabang yang sukses dalam melindungi
pesertanya. AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok berdiri pada tanggal 12 Februari
2007 bersamaan dengan didirikannya AJB Bumiputera 1912 Cab. Pancoran Mas.
Awal mulanya, kantor cabang ini berdiri di bawah kanwil Bogor. Namun sejak
tahun 2009, berpindah tangan ke kanwil Jakarta selatan. Dari awal berdiri hingga
sekarang, kantor Cabang Depok ini masih berkedudukan di Jl. Margonda Raya
No. 270 Margonda, Depok.
85
4.1.1.2 Logo Perusahaan
Gambar 4.1 Logo AJB Bumiputera 1912
4.1.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4.2 di bawah ini menggambarkan struktur organisasi
perusahaan AJB Bumiputera 1912 secara umum.
Badan Perwakilan
Anggota
Sekretaris
Perusahaan
Direktur Utama
Sekretaris
BPA/ Dekom
Dewan Komisaris
Direktur
Kepatuhan
Direktur
Pemasaran
Direktur
InvestasiDirektur SDM
Direktur Tekhnik
Dan Keuangan
Divisi
ASKUM
Cabang AS.
Perorangan
Divisi
ASPER
Cabang AS
Syariah
Divisi
Syariah
Cabang AS
Kumpulan
Departemen
Hukum
Departemen
Pengawasan
Departemen
Konservasi
Departemen
Klaim
Departemen
Pertanggungan
Departemen
Teknologi
Informasi
Departemen
Keuangan
Departemen
Aktuaria
Departemen
SDM
Departemen
Umum
Departemen
Akuntansi
Divisi Property
Divisi
Manajemen Dana
Gambar 4.2 Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912
86
Sedangkan Gambar 4.3 menunjukkan struktur organisasi di AJB
Bumiputera 1912 Cab. Depok.
Budi Heryana, SH
Kepala Cabang
Gatot Suseno
Kepala keuangan
Murobi
Adm dan Keuangan
Dwi Puji
Kasir
R. Wanda
Customer Service
Arif Rahman Hakim
SPV Agen
Agen AJB Bumiputera 1912
cab. Depok
Gambar 4.3 Struktur Organisasi AJB BUmiputera 1912
Cab. Depok
4.1.1.4 Visi, Misi dan Falsafah (Nilai-nilai Budaya Kerja) Perusahaan
Visi
AJB Bumiputera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional
yang kuat, modern dan menguntungkan didukung oleh Sumber Daya
Manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai
idealisme serta mutualisme.
87
Misi
Menjadikan Bumiputera senantiasa berada di benak dan di hati
masyarakat Indonesia dengan:
Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas
sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional melalui
peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk
menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan
produktivitas dan peningkatan kesejahteraan, dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang
polis.
Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan inovatif
untuk mendorong proses bisnis internal perusahaan yang efektif
dan efisien.
Falsafah (Nilai-nilai Budaya Kerja) Perusahaan
Sebagai perusahaan perjuangan, Bumiputera memiliki falsafah
sebagai berikut:
Idealisme
Senantiasa memelihara nilai-nilai kejuangan dalam mengangkat
kemartabatan anak bangsa sesuai sejarah pendirian Bumiputera
sebagai perusahaan perjuangan.
Kebersamaan
Mengedepankan sistem kebersamaan dalam pengelolaan
88
perusahaan dengan memberdayakan potensi komunitas
Bumiputera dari, oleh dan untuk komunitas Bumiputera sebagai
manifestasi perusahaan rakyat.
Profesionalisme
Memiliki komitmen dalam pengelolaan perusahaan dengan
mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance) dan senantiasa berusaha menyesuaikan diri terhadap
tuntutan perubahan lingkungan.
4.1.1.5 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang dilakukan yaitu identifikasi terhadap
masalah yang terjadi di AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok, Margonda. Di sini
ditemukan permasalahan yang ada di bagian Penerimaan Calon peserta Asuransi
yaitu perusahaan tidak memiliki sistem penilaian calon peserta asuransi yang
terkomputerisasi atau masih dilakukan dengan cara manual.
Pada sistem yang berjalan saat ini, ketika perusahaan melakukan
proses analisis penilaian, kepala cabang selaku pengambil keputusan hanya
menganalisis dari data yang tersedia pada database calon peserta, lalu data calon
peserta dicocokkan dengan standar kriteria yang dimiliki perusahaan dalam
menilai calon peserta asuransi untuk memutuskan siapa yang layak untuk
diterima menjadi peserta asuransi. Dengan cara ini proses pengambilan keputusan
akan berjalan lama dan kurang efektif. Belum adanya sistem informasi yang
memproses penganalisaan penilaian secara terkomputerisasi juga menyebabkan
89
terjadinya proses penilaian berulang pada calon peserta asuransi yang sama.
Apabila terjadi kesalahan dalam menganalisis serta proses penilaian calon peserta
asuransi, dimana daya jangkau dari calon peserta asuransi yang dipilih tidak
sesuai dengan sasaran perusahaan, maka akan merugikan perusahaan itu sendiri.
Dari permasalahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa diperlukannya
sebuah sistem pendukung keputusan dalam penerimaan calon peserta asuransi
yang terkomputerisasi sehingga proses pengambilan keputusan dapat berlangsung
cepat, efektif dan hasil yang didapatkan sesuai dengan standar kriteria yang
dimiliki AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok, Margonda.
4.1.1.6 Identifikasi Sistem Berjalan
Sistem penilaian calon peserta RumahKoe Syariah pada sistem yang
berjalan di AJB Bumiputera 1912 sebagai berikut :
a. Formulir Aplikasi RumahKoe Syariah yang diterima dari agen-agen
penyalur calon peserta asuransi, oleh Customer Service dilakukan validasi
dan pengecekkan kelengkapan dokumen aplikasi RumahKoe Syariah
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
b. Setelah dilakukan pengecekan kelengkapan dokumen beserta validitasnya,
maka Customer Service menginput data identitas calon peserta ke dalam
sistem.
c. Dengan melihat biodata calon peserta yang telah dimasukkan oleh bagian
Customer Service, Kepala Cabang akan memulai melakukan tahap analisis
terhadap data-data tersebut. Tahap analisis dilakukan secara manual.
90
d. Jika permohonan ditolak maka akan dibuatkan surat pemberitahuan
penolakan persetujuan permohonan RumahKoe syariah secara manual
kepada calon peserta tanpa disertai alasan penolakan yang akan dibuatkan
customer service.
e. Dan jika permohonan disetujui, maka proses selanjutnya customer service
melakukan pencetakkan polis RumahKoe Syariah yang disetujui oleh pihak
AJB Bumiputera 1912.
Berikut gambaran atau rich picture dari sistem yang berjalan di AJB
Bumiputera 1912 Cab. Depok, Margonda.
Forrmulir Calon Peserta
RumahKoe syariah
CS melakukan
Pengecekan
Agen AJB Bumiputera
1912 DepokCalon Peserta
RumahKoe syariah
Permohonan diterima
Permohonan ditolakDibuatkan surat
penolakan secara manual
Dibuatkan polis
Kepala cabang melakukan
penilaian secara manual
Database Pemohon
simpan
lihatmenentukan
CS memasukkan data
calon peserta
Gambar 4.4 Sistem yang Sedang Berjalan
91
4.1.2 Requirement Workflow
Requirement workflow dijadikan sebagai tahapan untuk merumuskan
dan menetukan perencanaan serta hal-hal utama yang dibutuhkan dalam sistem.
Juga melihat resiko-resiko yang mungkin terjadi setelah sistem selesai dibuat.
4.1.2.1 Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk keefektifan kinerja bagian dalam menganalisa penilaian calon
peserta RumahKoe Syariah, perlu adanya sebuah sistem yang secara otomatis
mengolah data dalam menilai calon peserta RumahKoe Syariah dan penyimpanan
terdistribusi peserta RumahKoe Syariah untuk mengurangi kesalahan-kesalahan.
Dari permasalahan akan ketidakefektifan waktu dalam mengambil
keputusan penerimaan calon peserta RumahKoe Syariah perlu dibuat sistem
informasi pendukung keputusan penilaian calon peserta RumahKoe Syariah yang
secara otomatis melakukan penilaian kepada calon peserta RumahKoe Syariah
pada bagian analis AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok, Margonda. Berikut hal-
hal yang perlu dirancang untuk pendukung sistem usulan:
a. Calon peserta yang dibawa oleh agen mengisi form pendaftaran calon
peserta. Form kemudian dicek oleh Agen dan memvalidasinya.
b. Bagian customer service(admin) meng-input data-data calon peserta pada
sistem. Setelah proses penginputan selesai sistem akan menampilkan data
hasil input tadi sebagai konfirmasi, apakah ada kesalahan dalam pengisian
atau tidak, jika ada kesalahan maka user dapat melakukan proses edit pada
92
sistem, jika tidak ada maka data secara otomatis akan tersimpan di dalam
database.
c. Karena database calon peserta terintegrasi dengan Sistem Pendukung
Keputusan, maka Kepala cabang (eksekutif) tidak lagi melakukan analisis
penerimaan secara manual, melainkan proses penilaian akan secara
otomatis dihitung oleh sistem berdasarkan informasi kebenaran data calon
peserta. Eksekutif hanya memantau sistem dan menganalisis kebenaran
penilaian sehingga meminimalisasi waktu yang digunakan. Untuk proses
perhitungannya, Eksekutif menginput nilai matriks untuk setiap kriteria
kemudian memilih nama-nama calon yang akan dihitung skornya dengan
model Yager.
d. Output sistem berupa hasil perhitungan penilaian masing-masing calon
peserta, laporan calon peserta RumahKoe Syariah dan grafik perbandingan
calon penerima satu dengan calon penerima lainnya. Berikut gambaran
sistem usulan :
93
Eksekutif menganalisa pemohon
berdasarkan kriteria
Database
Calon peserta
Formulir Calon Peserta
RumahKoe Syariah Admin memasukkan
data calon peserta
Laporan calon peserta
Database terintegrasi
simpan
Menghasilkan laporan
SPK menghitung
nilai calon peserta
Agen dan Calon
peserta
Gambar 4.5 Sistem yang Diusulkan
4.1.2.2 Identifikasi Ruang Lingkup Sistem
Pada tahap ini dijelaskan kriteria-kriteria yang dijadikan acuan dalam
proses penilaian calon peserta asuransi. Kriteria-kriterianya adalah :
a. Status Rumah
Status rumah, menunjukkan hak kepemilikan rumah yang akan
diasuransikan.
94
b. Sifat Rumah
Sifat rumah, menunjukkan komponen pembangun rumah. Semakin bagus
komponennya, maka akan besar pula kesempatan untuk dapat diterima
sebagai peserta
c. Luas rumah
Luas rumah, merupakan luas bangunan yang akan dijadikan obyek asuransi.
Dengan melihat luas tumah, dapat juga menentukan paket yang pantas
untuk peserta.
d. Lingkungan rumah
Kriteria ini dimaksudkan untuk melihat apakah lingkungan rumah memiliki
akses kendaraan yang memadai untuk dilalui kendaraan pemadam
kebakaran ataupun kendaraan dari pihak berwajib jika terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan seperti kebakaran, kerusuhan dan lain-lain.
e. Harga jual bangunan
Kriteria ini juga sebagai acuan dalam pembayaran premi dan klaim terhadap
rumah peserta. Semakin besar harga jual rumah maka akan semakin besar
klaim yang akan dibayarkan oleh pihak asuransi dan semakin besar pula
premi yang harus dibayarkan peserta di setiap periodenya.
4.1.2.3 Identifikasi Analisis Persyaratan Sistem
Dalam penelitian ini akan dibahas analisis persyaratan sistem yang
terbagi ke dalam dua bagian, yaitu persyaratan fungsional dan persyaratan non-
fungsional.
95
A. Persyaratan Fungsional
Persyaratan fungsional diidentifikasikan dengan adanya input, proses,
output dan data tersimpan yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran peningkatan
sistem. Adapun input dalm sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Data calon peserta
Data berfungsi untuk mengetahui secara jelas data-data yang dibutuhkan
oleh pengambil keputusan.
2. Data kriteria rumah calon peserta
Ditujukan untuk mengetahui nilai-nilai kulaitas dari kriteria calon peserta
beradasarkan kriteria yang digunakan.
3. Matriks perbandingan berpasangan
Berfungsi mengetahui konsistensi keputusan dari perhitungan yang terjadi
dalam sistem
Proses yang terjadi dalam sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Penyimpanan data ke dalam database
Biodata calon peserta yang telah diinput dengan sukses, maka sistem akan
menyimpan data tersebut ke dalam database calon peserta.
2. Penghapusan data calon peserta
Data yang telah disimpan ke dalam database dapat dilakukan penghapusan
data jika terdapat kesalahan-kesalahan.
3. Penyimpanan matriks perbandingan
Ketika kepala cabang memasukkan nilai perbandingan berpasangan, maka
sistem akan melakukan penyimpanan data tersebut untuk dijadikan sumber
96
bagi perhitungan Yager selanjutnya. Selain itu juga disimpan hasil
normalisasi yaitu unutk mendapatkan nilai vektor bobot.
4. Perhitungan Yager
Hasil perbandingan yang telah disimpan, maka sistem akan menghitung
nilai setiap kriteria rumah dari calon peserta dengan prosedur Yager.
5. Perhitungan nilai akhir kriteria calon peserta
Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan nilai keseluruhan dari seorang
calon peserta.
Sedangkan output dari sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Data calon peserta
Digunakan untuk mengetahui berapa banyak calon peserta yang terdaftar
serta data-data terkait dengan calon peserta tersebut
2. Nilai prioritas (vektor bobot)
Digunakan saat penghitungan untuk mendapatkan nilai setiap kriteria rumah
calon peserta
3. Rasio konsistensi
Diperlukan untuk mengetahui apakah matriks perbandingan yang
dimasukkan pada tabel matriks termasuk konsisten atau sebaliknya.
4. Hasil perhitungan akhir
Merupakan output berupa hasil akhir yang telah dihitung oleh sistem.
Output yang dihasilkan berupa angka, yaitu skor akhir dari semua nilai
kualitas criteria
97
5. Laporan
Merupakan output berupa diagram lingkaran dan print-out yang
menyatakan calon layak diterima atau tidak sebagai peserta asuransi.
Data dalam database pada sistem ini diberi nama database spkrs,
yang tediri dari beberapa entitas, diantaranya:
1. User, user yang diperbolehkan menggunakan sistem.
2. Agen, berisikan nama-nama agen di perusahaan
3. Calon peserta, adalah data-data calon peserta RumahKoe Syariah.
4. Hasil hitung konsistensi merupakan data yang berisi nilai hasil matriks
perbandingan dilanjutkan dengan nilai prioritas hasil normalisasi dari
matriks perbandingan awal.
5. Hasil hitung yager, merupakan data yang berisi hasil hitung dengan model
Yager
6. Vektor bobot, merupakan nilai prioritas dari kriteria-kriteria yang ada.
B. Persyaratan Non- Fungsional
Persyaratan non fungsional yang dimaksud adalah tenggang waktu
yang diperlukan, biaya serta hal-hal lain yang tidak termasuk fungsi teknis dari
sistem yang dibangun. Masalah waktu hanya menyangkut dengan waktu yang
digunakan untuk penelitian yaitu pda tanggal 1 Desember 2010 hingga 19 Januari
2011 (saat PKL) dan tanggal 14- 18 Maret 2011 Maret saat melakukan riset
skripsi.
98
Sedangkan untuk persyaratan biaya tidak dijelaskan karena penelitian
ini ditujukan untuk tugas akhir bukan untuk komersial. Sedangkan unutk
keamanan data, penelitian ini tidak membahasnya.
4.1.2.4 Estimasi Resiko
Setelah pembangunan sistem ini, akan terdapat beberapa hambatan
dalam penggunaan sistem atau beberapa resiko yang mungkin akan dihadapi oleh
user dan perusahaan. Untuk dapat meminimalisir resiko-resiko yang mungkin
akan muncul, maka yang harus dilakukan sebelum pembangunan sistem adalah
mengestimasi resiko dengan cara mengetahui dampak dari resiko tersebut
sehingga dapat mengetahui strategi apa yang harus dilakukan untuk menghadapi
resiko tersebut.
Tabel 4.1 menjelaskan perkiraan resiko yang akan terjadi dan solusi
yang dihadapi dalam pembangunan sistem pendukung keputusan ini.
Tabel 4.1 Estimasi Resiko Sistem
No. Resiko Solusi Peringanan Resiko
1 Pengguna tidak familiar
terhadap sistem yang baru
Pelaksanaan training
2 Kurangnya komputer pada
bagian terkait
Pengadaan komputer
4.1.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem
Pada sub bab ini akan dijelaskan bagaimana perbedaan antara sistem
yang telah berjalan dengan sistem yang diusulkan baik kekurangan maupun
kelebihan masing-masing dari sistem.
99
a. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan
Untuk kelebihan dan kekurangan sistem yang berjalan pada AJB
Bumiputera 1912 Cab. Depok, Margonda dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Kelebihan dan Kekurangan
Sistem Berjalan
Kelebihan Kekurangan
1. Sudah tersedia sistem
database yang menyimpan
data calon peserta.
1. Keputusan yang diambil
bersifat subjektif dan masih
manual
2. Penilaian kualitas
berlangsung lama, karena
proses analisa penilaian
masih secara manual.
b. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Usulan
Tujuan dibuatnya sistem usulan adalah untuk memperbaiki sistem lama
walaupun dalam sistem usulan ini masih terdapat sedikit kekurangan. Untuk
kelebihan dan kekurangan sistem usulan ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Kelebihan dan Kekurangan
Sistem Usulan
Kelebihan Kekurangan
1. Kriteria yang ditetapkan cukup
mewakili terhadap kualitas
calon peserta.
1. User membutuhkan
pelatihan terlebih dahulu
sebelum menggunakan
sistem. 2. Pengolahan data lebih cepat dan
lebih akurat, karena sudah
terkomputerisasi.
3. Hasil keputusan bersifat
objektif bukan subjektif
4. Proses pengambilan keputusan
lebih cepat dilakukan.
100
c. Perbandingan Sistem Keseluruhan
Setelah menganalisis perbedaan dari masing-masing sistem, dapat
disimpulkan perbedaan secara keseluruhan dari kedua sistem ini, yaitu:
Tabel 4.4 Perbedaan Sistem Secara Keseluruhan
Sistem Berjalan Sistem Usulan
1. Sistem belum terkomputerisasi 1. Sistem terkomputerisasi,
sehingga pengolahan data
menjadi lebih baik
2. Sistem belum memiliki metode
perhitungan penilaian khusus
dalam penilaian calon peserta
2. Sistem telah memiliki metode
perhitungan penilaian khusus
dalam proses penilaian calon
peserta
3. Proses pengambilan keputusan
berlangsung lebih lama.
3. Proses pengambilan
keputusan lebih cepat
4. hasil keputusan biasanya
bersifat subjektif
4. Hasil dari keputusan yang
diambil lebih bersifat obyektif
4.2 Elaboration Phase (Fase Pembangunan)
Merupakan tahap yang digunakan untuk mematangkan tahap-tahap
yang telah dilakukan pada tahap inception. Pembangunan yang dilakukan
bukanlah pembangunan sistem secara fisik, namun untuk menganalisis dan
merancang seperti apa sistem akan dibuat. Perancangan yang akan dilakukan
menjadi acuan untuk tahap selanjutnya.
101
4.2.1 Analysis and Design Workflow
Melakukan pemodelan dengan model Yager dan design model dengan
pemodelan object oriented. Serta merancang bagaimana tampilan yang akan
disajikan kepada pengguna sistem.
4.2.1.1 Model Yager
Ada 5 (lima) kriteria yang menjadi dasar penilaian rumah calon
peserta asuransi RumahKoe Syariah yaitu Status Rumah, Sifat Rumah, Luas
Rumah, Lingkungan Rumah dan Harga Jual Bangunan. Penilaian terhadap
kriteria ini juga berbeda-beda yaitu Sangat Mendukung (SM), Mendukung (M),
Cukup Mendukung (CM), Kurang Mendukung (KM) dan Tidak Mendukung
(TM). Rating ini dipresentasikan secara linguistik dengan:
Sangat Mendukung = SM = 1
Mendukung = M = 0.8
Cukup Mendukung = CM = 0.6
Kurang Mendukung = KM = 0.4
Tidak Mendukung = TM = 0.2
Dari rating di atas, pengambil keputusan dapat memberikan bobot
untuk setiap kriteria yang dimiliki oleh rumah calon peserta. Penjelasan untuk
setiap penilaian dari kriteria adalah sebagai berikut.
102
1. Status Rumah
Sangat Mendukung : rumah milik sendiri dan memiliki surat-
surat yang diperlukan
Mendukung : rumah milik sendiri tanpa surat
Cukup Mendukung : rumah milik keluarga dan memiliki surat-
surat yang berkaitan dengan rumah
Kurang Mendukung : rumah milik keluarga tanpa dokumen
penting
2. Sifat Rumah, dilihat dari bahan pembangunnya
Sangat Mendukung : dinding beton/ semen putih
Mendukung : dinding bata merah
Cukup Mendukung : dinding batako
Kurang Mendukung : dinding kayu
Tidak Mendukung : dinding bilik/ bambu
3. Luas Rumah
Sangat Mendukung : >= 585 m2
Mendukung : 411- 584 m2
Cukup Mendukung : 251- 410 m2
Kurang Mendukung : 111- 130 m2
Tidak mendukung : 25- 110 m2
4. Lingkungan rumah
Sangat Mendukung : akses kendaraan sangat strategis
Mendukung : strategis
103
Cukup Mendukung : akses kendaraan cukup strategis
Kurang Mendukung : akses kendaraan kurang strategis
Tidak Mendukung : akses kendaraan tidak strategis
5. Harga jual bangunan
Sangat mendukung : > 1 M
Mendukung : 500jt- 1M
Cukup Mendukung : 100jt- 500jt
Kurang Mendukung : 50jt- 100jt
Tidak Mendukung : < 50jt
Untuk langkah-langkah penyelesaian kasus dengan model Yager
adalah sebagai berikut:
1. Matriks perbandingan berpasangan
Hal pertama yang dilakukan dalam perhitungan Yager adalah membuat
matriks perbandingan berpasangan untuk kriteria yang ditawarkan.
Tabel 4.5 Matriks Perbandingan Berpasangan
status
rumah sifat rumah luas rumah lingkungan
Harga Jual
Bangunan
status rumah 1 3 3 5 5
sifat rumah 0,333 1 3 3 5
luas rumah 0,333 0,333 1 3 3
Lingkungan 0,2 0,333 0,333 1 3
Harga jual
bangunan 0,2 0,2 0,333 0,333 1
JUMLAH 2,067 4,867 7,667 12,333 17
104
Operasi :
Pada kolom status rumah baris status rumah menggambarkan tingkat
kepentingan yang sama antara status rumah dengan status rumah. Status rumah
lebih penting jika dibandingkan dengan sifat rumah, luas rumah, lingkungan
rumah, dan harga jual bangunan. Sedangkan nilai 0.333 pada baris sifat rumah
kolom status rumah merupakan hasil perhitungan 1/nilai pada kolom sifat rumah
baris status rumah. Nilai yang terdapat pada baris jumlah merupakan hasil
penjumlahan setiap kolom.
2. Penentuan vektor bobot dan rasio konsistensi
Setelah dibuat matriks perbandingan berpasangan, maka dilakukan
normalisasi untuk mendapatkan nilai vektor bobot dan nilai CR.
a. Normalisasi
Tabel 4.6 Normalisasi status
rumah
sifat
rumah
luas
rumah
Lingkungan HJB jumlah Vektor
bobot
status rumah 0,484 0,616 0,391 0,405 0,294 2,191 0,438
sifat rumah 0,161 0,205 0,391 0,243 0,294 1,295 0,259
luas rumah 0,161 0,068 0,130 0,243 0,176 0,780 0,156
Lingkungan 0,097 0,068 0,043 0,081 0,176 0,466 0,093
HJB 0,097 0,041 0,043 0,027 0,059 0,267 0,053
Operasi:
Nilai 0,484 pada kolom status rumah baris status rumah diperoleh dari
nilai perbandingan pada tabel sebelumnya (nilai 1) yang dibagi dengan jumlah
kolom status rumah pada tabel 4.5 (nilai 2.067). Begitupun dengan nilai-nilai
yang lainnya. Nilai kolom jumlah diperoleh dari penjumlahan pada setiap
barisnya. Untuk baris pertama nilai 2.191 merupakan hasil penjumlahan dari
105
0.484+ 0.616+ 0.391+ 0.405+ 0.294. Nilai pada kolom vektor bobot diperoleh
dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria yaitu 5 (lima).
b. Menghitung konsistensi dengan 5 langkah yaitu membuat matriks
penjumlahan tiap baris, membagi nilai jumlah baris dengan vektor bobot,
menghitung lamda maks, menghitung CI dan terkahir menghitung CR.
Tabel 4.7 Matriks Penjumlahan Tiap Baris
status rumah sifat
rumah
luas
rumah lingkungan HJB jumlah
status rumah 0,438 0,777 0,468 0,466 0,267 2,417
sifat rumah 0,146 0,259 0,468 0,280 0,267 1,420
luas rumah 0,146 0,086 0,156 0,280 0,160 0,829
Lingkungan 0,088 0,086 0,052 0,093 0,160 0,480
HJB 0,088 0,052 0,052 0,031 0,053 0,276
Operasi:
Nilai-nilai di atas diperoleh dari perkalian matrik perbandingan pada
tabel 4.5 dengan nilai vektor bobot pada tabel 4.6. Misalnya nilai 0.438 pada
perbandingan status rumah didapat dari nilai vektor bobot status rumah pada tabel
4.6 yaitu 0.438 dikalikan dengan nilai perbandingan status rumah pada tabel 4.5
yaitu 1. Kolom jumlah pada tabel diatas diperoleh dengan menjumlahkan nilai
pada masing-masing baris pada tabel tersebut. Nilai 2.417 didapat dari 0.438+
0.777 + 0.468+ 0.466 + 0.267.
Tabel 4.8 Pembagian Dengan Vektor Bobot Jumlah Vektor
bobot Hasil
2,417 0,438 5,515
1,420 0,259 5,481
0,829 0,156 5,312
0,480 0,093 5,142
0,276 0,053 5,164
106
Operasi:
Nilai-nilai pada kolom hasil diperoleh dari nilai jumlah tiap baris dibagi dengan
nilai tiap-tiap vektor bobot. Contohnya, nilai 5.515 merupakan hasil bagi antara
2.417 dengan 0.438.
Menghitung lamda maks
ƛ maks = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑔𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠
𝑛
= 5.515+5.481+5.312+5.142+5.164
5= 5.323
n merupakan jumlah kriteria
Menghitung CI
CI= ƛ maks −n
𝑛−1=
5.323−5
4= 0.081
Menghitung CR
CR= 𝐶𝐼
𝐼𝑅=
0.081
1.12= 0.072
Nilai 1.12 merupakan nilai IR dari jumlah kriteria yaitu 5 (lihat Tabel
2.3 Daftar Indeks Random Konsistensi)
c. nilai C
Jika dimasukkan suatu kasus seperti dibawah ini:
Tabel 4.9 Contoh Kasus
calon
peserta status rumah sifat rumah luas rumah
lingkungan
rumah HJB
Eka
milik keluarga tanpa
dokumen dinding bata 251- 410 m2 sangat strategis
100jt-
500jt
Benoe
milik sendiri dengan
dokumen dinding bilik 25- 110 m2 tidak strategis < 50jt
Kemal
milik keluarga dengan
dokumen dinding batako >= 585 m2 cukup strategis 1 M
107
Rangga
milik sendiri tanpa
dokumen dinding beton 411- 584 m2 kurang strategis 500jt- 1M
Bustomi
Milik keluarga dengan
dokumen dinding kayu 111- 250 m2 strategis 50jt- 100jt
Tabel 4.10 Nilai Kualitas Kriteria
calon
peserta status rumah sifat rumah luas rumah
lingkungan
rumah HJB
Eka
Kurang
mendukung Mendukung
Cukup
Mendukung
Sangat
Mendukung
Cukup
Mendukung
Benoe Sangat Mendukung
Tidak
Mendukung
Tidak
Mendukung
Tidak
Mendukung
Tidak
Mendukung
Kemal Cukup Mendukung
Cukup
Mendukung
Sangat
Mendukung
Cukup
Mendukung
Sangat
Mendukung
Rangga Mendukung
Sangat
Mendukung Mendukung
Kurang
Mendukung Mendukung
Bustomi Cukup Mendukung
Kurang
Mendukung
Kurang
Mendukung Mendukung
Kurang
Mendukung
Dikonversi ke dalam nilai crisp yang telah ditentukan bobotnya seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya:
Tabel 4.11 Konversi Nilai Crisp
calon
peserta status rumah
sifat
rumah
luas
rumah
lingkungan
rumah HJB
Eka 0.4 0.8 0.6 1 0.6
Benoe 1 0.2 0.2 0.2 0.2
Kemal 0.6 0.6 1 0.6 1
Rangga 0.8 1 0.8 0.4 0.8
Bustomi 0.6 0.4 0.4 0.8 0.4
Tabel 4.12 Penghitungan Nilai C
nilai C Eka Benoe Kemal Rangga Bustomi
C1(xi)0.438
0.669 1 0.8 0.907 0.8
C2(xi)0.259
0.943 0.659 0.876 1 0.789
C3(xi)0.156
0.923 0.778 1 0.966 0.867
C4(xi)0.093
1 0.861 0.953 0.918 0.979
C5(xi)0.053
0.973 0.918 1 0.988 0.953
108
d. Interseksi
dilakukan dengan men-transpose matriks hasil C
D1 = min (0.669; 0.943; 0.923; 1; 0.973) = 0.669
D2 = min (1; 0.659; 0.778; 0.861; 0.918) = 0.659
D3 = min (0.8; 0.876; 1; 0.953; 1) = 0.8
D4 = min (0.907; 1; 0.966; 0.918; 0.988) = 0.907
D5 = min (0.8; 0.789; 0.867; 0.979; 0.953) = 0.789
Nilai vektor D= {0.669; 0.659; 0.8; 0.907; 0.789}
D merupakan alternatif-alternatif pilihan, di sini yang dimaksud alternatif
adalah calon peserta asuransi.
e. Pemilihan derajat keanggotaan terbesar
Karena nilai terbesar terdapat pada D4 maka calon peserta yang memiliki
peluang besar untuk diterima adalah D4 (Rangga).
4.2.1.2 Membuat Design Model dengan Pemodelan Object Oriented
4.2.1.2.1 Use Case Diagram
Use case melaporkan interaksi antara actor di dalam sistem
pendukung keputusan penilaian calon peserta asuransi RumahKoe Syariah.
Seperti dijelaskan pada Tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.13 Identifikasi Actor dan Use case
No. Actor Description
1 Customer Service
(Admin)
Orang yang memasukkan, menghapus dan
memperbaharui data calon peserta.
2 Kepala Cabang
(eksekutif)
Orang yang memproses penilaian penerimaan calon
peserta RumahKoe Syariah
109
Selanjutnya Tabel 4.14 berikut menggambarkan interaksi antar actor
pada Tabel 4.13 dengan sistem.
Tabel 4.14 Daftar Diagram Use case No Use case Description Actor
1 Login Use case menggambarkan
kegiatan memasukkan
username dan password
untuk dapat mengakses
sistem
Eksekutif dan
admin
2 Manajemen Data Calon
Peserta
Use case ini digunakan
saat Customer Service
ingin melakukan input,
edit, delete dan melihat
secara detail data calon
peserta
Admin
3 Data Calon Peserta Use Case menggambarkan
kegiatan melihat data
calon peserta dan
melihatnya secara detail
Eksekutif
4 Manajemen Kriteria
Rumah calon Peserta
Use case menggambarkan
kegiatan menganalisa
nilai dari kriteria
berdasarkan data yang
sudah ada
Eksekutif
5 Vektor Bobot dan
Konsistensi
Use case menggambarkan
kegiatan menghitung
vektor bobot dan rasio
konsistensi
Eksekutif
6 Penghitungan Yager Use case menggambarkan
kegiatan memproses
penilaian terhadap rumah
calon peserta
Eksekutif
7 Laporan Nilai Calon
Peserta
Use case menggambarkan
kegiatan melihat laporan
nilai dari calon peserta
yang direkomendasikan
sebagai peserta asuransi
RumahKoe Syariah
Ekskeutif dan
admin
Gambar 4.6 menunjukkan use case diagram yang menggambarkan
kegiatan yang terdapat dalam Tabel 4.14.
110
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PENERIMAAN CALON PESERTA
RUMAHKOE SYARIAH
Login
Manajemen Data
Calon Peserta
Data Calon Peserta
Vector Bobot dan
Konsistensi
Perhitungan Yager
Laporan Nilai
Calon Peserta
Admin
Kepala Cabang
<<include>>
Gambar 4.6 Use Case Diagram
Keterangan gambar :
Dalam use case diagram, Actor yang dapat menggunakan sistem ada
2. Yaitu customer service yang selanjutnya disebut sebagai admin dan kepala
cabang. Actor pertama adalah admin yang setelah login bertugas untuk me-
manage segala hal yang berhubungan dengan biodata calon peserta, maka dari itu
admin hanya memiliki use case login, data calon peserta dan manajemen data
calon peserta. Juga ditugaskan untuk mencetak laporan hasil penilaian.
Actor yang kedua adalah Kepala Cabang (eksekutif) yang setelah
login dapat melakukan akses pada data calon peserta dan bertugas dalam proses
analisis kriteria calon peserta sehingga memiliki use case login, data calon
peserta, manajemen kriteria rumah calon peserta, vektor bobot dan konsistensi,
serta penghitungan Yager. Selain itu eksekutif juga dapat melihat dan mencetak
111
laporan nilai calon peserta sehingga juga memiliki use case laporan nilai calon
peserta yang include ke dalam use case penghitungan.
Proses yang terjadi pada use case diagram diatas lebih lanjut
dijelaskan secara rinci pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Skenario Use Case “Login”
Nama use case Login
Aktor Admin dan eksekutif
Deskripsi Use case menggambarkan kegiatan memasukkan
username dan password untuk mengakses sistem
Prakondisi Aktor memasukkan username dan password untuk
dapat masuk ke dalam sistem
Bidang khas suatu
event
Kegiatan pelaku Respon sistem
1. Memasukkan
username dan
password
2. Cek username dan
password
3. Menampilkan halaman
sesuai aunthentifikasi
Bidang alternative Alt- langkah 2. Jika username dan password benar
maka langsung masuk ke dalam sistem. Jika salah
maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan
Kesimpulan Aktor masuk ke dalam sistem
Post kondisi Sistem berhasil diakses
Tabel 4.16 Skenario Use Case “Manajemen Data Calon Peserta”
Nama use case Manajemen data calon peserta
Aktor Admin
Deskripsi Digunakan oleh aktor untuk melakukan input, edit,
delete dan melihat detail data calon peserta setelah
login ke dalam sistem
112
Prakondisi Aktor memasukkan data-data calon peserta
Bidang khas suatu
event
Kegiatan pelaku Respons sistem
1. memilih menu input
data
2. menampilkan menu
input data
3. Admin ingin
melakukan beberapa
tindakan seperti
input, edit, delete
calon peserta
4. menampilkan form
yang telah dilakukan
beberapa tindakan atau
alert
5. Admin melakukan
penyimpanan data
6. sistem akan
menyimpan perubahan
data yang telah
dilakukan oleh aktor.
Bidang alternative Alt- langkah 5: jika aktor memilih tombol batal
maka form input biodata calon peserta akan kembali
kosong dan data tidak tersimpan dalam database
Kesimpulan Admin berhasil melakukan pengolahan terhadap data
calon peserta
Postkondisi Data calon peserta tersimpan dalam database
Tabel 4.17 Skenario Use Case “Data Calon Peserta”
Nama use case Data Calon Peserta
Aktor Eksekutif
Deskripsi Use case ini menggambarkan kegiatan melihat
data calon peserta
Prakondisi Kepala cabang melihat data calon peserta
Bidang khas
suatu event
Kegiatan Pelaku Respon Sistem
1. memilih menu
lihat data
2. mengkoneksikan
dengan database
3. Menampilkan
halaman data
calon peserta
113
4. mencari data
calon peserta
dengan memilih
salah satu
keyword lalu
memilih tombol
“cari”
5. menghubungkan
dengan database
6. menampilkan
data calon
peserta sesuai
keyword yang
telah
dimasukkan
7. pilih detail
untuk melihat
data calon
peserta
keseluruhan
8. Menampilkan
data calon
peserta secara
keseluruhan.
Bidang
alternative
Alt-langkah 3: tampilan data berupa tabel yang
hanya berisikan beberapa content dari data
calon peserta
Alt-langkah 8: jika telah selesai melihat data
calon peserta, actor memilih button “kembali”
untuk kembali ke menu data calon.
Kesimpulan Kepala cabang melihat data calon peserta
Postkondisi Data calon peserta berhasil diakses
Tabel 4.18 Skenario Use Case ”Vektor Bobot dan Konsistensi”
Nama use case Vektor Bobot dan Konsistensi
Aktor Eksekutif
Deskripsi Use case ini digunakan oleh Kepala Cabang untuk
menghitung vektor bobot dan rasio konsistensi
Prakondisi Kepala cabang memasukkan nilai matriks kriteria
Bidang khas suatu
event
Kegiatan pelaku Respon sistem
1. memilih menu
konsistensi
2. menampilkan menu
konsistensi
3. mengisi matriks
perbandingan
berpasangan
5. menampilkan hasil
perhitungan matriks
perbandingan, vektor
114
berdasarkan analisis
skala perbandingan
bobot, lamda maks, CI
dan CR berpasangan
4. klik “hitung” 6. sistem secara otomatis
menyimpanhasil
perhitungan ke dalam
database
Bidang alternative Alt- langkah 6 dan 14: jika aktor tidak ingin
menyimpan hasil perhitungan, klik “batal”
Kesimpulan Kepala cabang menghitung nilai CR untuk
mendapatkan nilai konsistensi dan nilai bobot
Postkondisi Nilai vektor bobot dan CR berhasil dihitung
Tabel 4.19 Skenario Use Case ”Penghitungan Yager”
Nama use case Penghitungan Yager
Aktor Eksekutif
Deskripsi Use case menggambarkan kegiatan menghitung skor
calon
Prakondisi Kepala cabang memilih nama calon yang akan dihitung
Bidang khas suatu
event
Kegiatan pelaku Respons sistem
1: memilih menu
hitung Yager
2: menampilkan menu hitung
Yager
3: memilih calon
peserta
4. Klik proses untuk
memproses
perhitungan
5: menampilkan hasil
penghitungan
6. sistem secara otomatis
menyimpan hasil perhitungan
Bidang alternative Alt- langkah 4: apabila sudah pernah dilakukan
penghitungan maka akan menampilkan pesan sudah
pernah dihitung
Kesimpulan Eksekutif memproses penghitungan
Postkondisi Penilaian pemohon berhasil dilakukan
115
Tabel 4.20 Skenario Use Case ”Laporan”
Nama use case Laporan
Aktor admin dan eksekutif
Deskripsi Use case ini menggambarkan kegiatan melihat laporan
nilai calon peserta yang direkomendasikan sebagai
peserta asuransi RumahKoe Syariah
Prakondisi Aktor melihat hasil perhitungan
Bidang khas suatu
event
Kegiatan pelaku Respons sistem
1: memilih menu
laporan
3: klik cetak untuk
mencetak laporan
2: menampilkan laporan dalam
berupa tabel yang berisikan nama
dan skor calon dan diagram
4: menghubungkan dengan
perlengkapan hardware yang
telah terpasang
5: mencetak laporan
Bidang alternative Alt- langkah 3: terdapat tombol batal jika aktor tidak
ingin melakukan cetak laporan
Kesimpulan Aktor melihat laporan hasil perhitungan
Postkondisi Aktor berhasil melihat laporan hasil perhitungan
4.2.1.2.2 Activity diagram
Berikut adalah beberapa diagram aktivitas yang terbentuk dari
kegiatan bisnis dan use case diagram yang sebelumnya telah dibahas.
a. Activity diagram dari use case “Login”
Activity diagram ini menggambarkan aktor yang harus login dulu ke
dalam sistem agar dapat mengakses sistem sesuai dengan hak aksesnya. Sistem
menampilkan halaman login, kemudian aktor mengisikan username dan
password. Jika kombinasi username dan password benar maka sistem akan
menampilkan halaman utama Sistem Pendukung Keputusan. Namun jika salah,
116
maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan (error message) dan aktor
diminta untuk mengisikan username dan password kembali dengan benar. Untuk
lebih lengkapnya mengenai diagram aktifitas ini dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Activity Diagram “Login”
b. Activity diagram untuk use case ”Manajemen Data Calon Peserta”
Diagram aktifitas di bawah ini menjelaskan bagaimana user
melakukan pengolahan data terhadap data-data calon peserta. User yang sudah
berhasil masuk ke dalam sistem setelah login dengan benar, memilih menu input
data. Sistem akan menampilkan form calon biodata peserta dan akan mengisinya
Mulai
Login
Masukkan Username dan Password
Menampilkan pesan kesalahan
masuk halaman utama sistem
Selesai
password atau username tidak valid
Menampilkan Menu Login
cek userrname dan password
Menampilkan halaman utama sistem
password dan username valid
SPK RumahKoeAdmin/ Kepala CabangNewSw...
117
sesuai dengan data yang telah diberikan calon peserta. Jika pengisian sudah
lengkap, dilakukan penyimpanan terhadap data-data tersebut. User juga dapat
memilih menu lihat data untuk bisa mencari, mengubah serta menghapus data
calon peserta jika terjadi kesalahan dalam memasukkan data-data sebelumnya.
Jika telah selesai, data disimpan kembali. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Activity Diagram ”Manajemen Data Calon Peserta”
c. Activity diagram dari use case “Data Calon Peserta”
Diagram aktivitas ini menunjukkan hal yang dilakukan oleh aktor
terhadap data calon peserta yang akan dianalisisnya. Hal ini dapat dilakukan jika
Mulai
login sistem
masuk halaman
utama sistem
Memilih Menu
input data
mengisi form biodata
calon peserta
Selesai
Menampilkan halaman
utama sistem
menampilkan form
input biodata
menyimpan
SPK RumahKoe SyariahAdminNewSwimlane2
118
user telah login dengan username dan password yang benar dan halaman utama
sistem ditampilkan. Setelah itu, user memilih menu lihat data dan sistem
menampilkan meu tersebut. Dalam menu ini user dapat melihat lebih lengkap
data calon peserta dengan memilih “detail”. Maka sistem akan menampilkan
halaman berdasarkan tindakan yang dipilh user. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Activity Diagram “Data Calon Peserta”
Mulai
login sistem
masuk halaman
utama sistem
memilih menu
lihat data
pilih menu
lainnya
hapus calon? ya
tidak
ubah data? ya
tidak
Selesai
Menampilkan halaman
utama sistem
data terhapus
menampilkan menu
data calon peserta
data telah
diubah
SPK RumahKoe SyariahAdminNewSwimlane4
119
d. Activity diagram dari use case “Vektor Bobot dan Konsistensi”
Diagram aktivitas yang tergambar dalam Gambar 4.10 menjelaskan
bagaimana aktivitas user dalam mengolah matriks perbandingan kriteria unutk
mendapatkan nilai prioritas yang selanjutnya disebut vektor bobot dan
mendapatkan nilai CR yang konsisten. Hal ini dilakukan oleh user yang sudah
berhasil masuk ke dalam sistem dengan username dan password yang benar
kemudian memilih menu konsistensi. Di dalam menu konsistensi, user
memasukkan nilai matriks perbandingan dan memrosesnya hingga mendapatkan
jumlah per kolom dari matriks tersebut. Juga terjadi proses normalisasi untuk
mendapatkan nilai vektor bobot yang nantinya akan digunakan dalam
penghitungan Yager. Jika vektor bobot telah ditampilkan, maka akan dihitung
nilai CR dan nilai CR ini akan disimpan ke dalam database. Jika CR > 0.1 berarti
nilai vektor bobot tidak konsisten maka harus dilakukan proses penghitungan
kembali dari memasukkan nilai matriks hingga mendapatkan nilai CR <= 0.1.
120
Gambar 4.10 Activity Diagram “Vektor Bobot dan Konsistensi”
e. Activity diagram dari use case “Penghitungan Yager”
Diagram yang terlihat pada Gambar 4.11 berikut ini menggambarkan
bagaimana user melakukan penghitungan terhadap nilai-nilai dari kulaitas rumah
calon peserta. Hal ini dapat dilakukan jika user telah berhasil masuk ke dalam
sistem kemudian memilih menu “Hitung Yager”. Dalam menu ini, user harus
menampilkan calon peserta yang akan dihitung nilainya. Kualitas dari setiap
Mulai
login sistem
masuk halaman
utama sistem
memilih menu
Konsistensi
mengisi matriks perbandingan
berpasangan
Simpan
Perhitungan
selesai
Menampilkan halaman
utama sistem
menampilkan menu
konsistensi
menampilkan hasil perhitungan matriks perbandingan
berpasangan, vektor bobot, lamda maks, CI dan CR
CR <= 0.1?
ya
tidak
SPK RumahKoe SyariahKepala cabangNewSwimlane
121
kriteria yang dimiliki akan dikonversi menjadi bilangan crisp yang nantinya baru
bisa dilakukan penghitungan. Jika telah selesai melakukan penghitungan, hasil
penghitungan disimpan ke dalam database untuk dapat dijadikan sebagai laporan
nantinya.
Gambar 4.11 Activity Diagram “Penghitungan Yager”
f. Activity diagram dari use case “Laporan”
Diagram aktivitas yang disajikan dalam Gambar 4.12 merupakan
aktivitas yang harus dilalui oleh user jika ingin melihat dan mencetak laporan.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah login dengan username dan password
Mulai
login sistem
masuk halaman
utama sistem
memilih menu
hitung Yager
memilih calon
peserta
Selesai
memilih tombol
proses
Menampilkan halaman
utama sistem
menampilkan
menu yager
menampilkan hasil
perhitungan
menyimpan
SPK RumahKoe SyariahKepala cabangNewSwimlane4
122
yang benar maka sistem akan menampilkan halaman utama sistem. Setelah itu,
user dapat memilih menu laporan. Laporan yang muncul dapat dicetak, dan
sistem akan menampilkan laporan yang akan dicetak tersebut.
Gambar 4.12 Activity Diagram “Laporan”
4.2.1.2.3 Class Diagram
Sebelum merancang database sistem, ada baiknya membuat class
diagram terlebih dahulu sebagai acuan dalam membuat database untuk sistem
pendukung keputusan ini. Untuk class diagram dapat dilihat pada Gambar 4.13.
Mulai
login sistem
masuk halaman
utama sistem
memilih menu
laporan
memilih tombol
cetak
Selesai
Menampilkan halaman
utama sistem
menampilkan
menu laporan
menampilkan laporan
dalam format .pdf
mencetak
SPK RumahKoe SyariahAdmin/ Kepala CabangNewSwimlane6
123
+masuk()
+keluar()
+batal()
-nama_pengguna
-kata_kunci
-level
pengguna
+masuk()
+keluar()
+batal()
-nama_pengguna
-kata_kunci
admin
+simpan()
+ubah()
+hapus()
+insert()
+lihat()
+batal()
-id_calon_peserta
-agen
-nama_calon_peserta
-tempat_lahir
-tanggal_lahir
-no_ktp
-no_tlp
-jen_kel
-alamat
-status_rumah
-sifat_rumah
-luas_rumah
-lingkungan_rumah
-harga_jual_bangunan
calon_peserta
1
1...*
+simpan()
-id_penilaian
-id_calon
-id_hasil
penilaian_calon
-id_vektor
-status_rumah
-sifat_rumah
-luas_rumah
-lingkungan_rumah
-hjb
vektor_bobot
+proses()
+reset()
-id_hasil
-id_vektor_bobot
-lamda_maks
-CI
-CR
hasil_hitung_konsiste
nsi
+simpan()
-id_yager
-min
hasil_hitung_yager
1
*
-id_calon_peserta
-id_hasil
kandidat_calon
1
1..*
+cetak()
-nama_calon
-nilai_calon
laporan
+masuk()
+keluar()
+batal()
-nama_pengguna
-kata_kunci
eksekutif
1...*1
1..*
menilai
memroses
1
1...*
1
1 1 1
1...*
0..*
1
1
1
1
1
menghasilkanmenentukan
melihat
matriks
cetak
+persistent()
status_rumah
+persistent()
sifat_rumah
+persistent()
luas_rumah
+persistent()
lingkungan_rumah
+persistent()
harga_jual_bangunan
1
1
menghitung
-id_agen
-nama_agen
agen
1
1...*
Gambar 4.13 Class Diagram
Keterangan gambar:
Dalam class diagram di atas dapat dijelaskan bahwa class eksekutif
dan class admin memiliki hubungan generalisasi dengan class pengguna. Class
calon_peserta memiliki hubungan asosiasi dengan class eksekutif dan class
admin. 1 to 1…* artinya satu orang admin ataupun satu orang eksekutif bisa
124
melakukan beberapa tindakan atau memroses satu atau banyak data
calon_peserta. Class calon_peserta memiliki hubungan asosiasi dengan class
vektor_bobot. Hubungan 1 to 1 memberikan arti bahwa satu orang calon_peserta
hanya memiliki satu nilai kualitas dari masing-masing kriteria. Class eksekutif
memiliki hubungan asosiasi dengan class penilaian_calon dengan hubungan 1 to
1…* yang artinya satu orang eksekutif dapat melakukan satu atau banyak
penilaian terhadap calon. Class agen memiliki hubungan asosiasi dengan class
calon_peserta dengan hubungan 1 to 1…* yang artinya bahwa satu agen dapat
memiliki satu atau banya calon peserta. Class penilaian_calon merupakan
composite dari class kriteria dan class kandidat_calon yang artinya bahwa class
penilaian tidak akan ada tanpa adanya class kriteria dan class kandidat_calon.
Class ini memiliki hubungan 1 to 1…* yang artinya satu penilaian dapat
diperuntukkan untuk banyak kandidat_calon dan kriteria. Class kriteria memiliki
hubungan asosiasi dengan class hasil_konsistensi dengan multiplicity 1 to 1…*
yang artinya dari setiap kriteria memiliki 1 atau banyak nilai konsistensi yang di
dalamnya terdapat nilai yang konsisten (nilai <= 0.1) dan nilai yang tidak
konsisten (nilai > 0.1). Class hasil_konsistensi memiliki hubungan asosiasi 1 to 1
dengan class yager yang artinya bahwa hanya satu hasil_konsistensi yang dapat
digunakan untuk menentukan satu hasil atau skor yager terhadap calon_peserta.
Class kandidat_calon memiliki asosiasi dengan class yager dengan nilai 1 to 1
menyatakan bahwa setiap kandidat calon hanya memiliki satu skor yager. Class
eksekutif memiliki hubungan asosiasi dengan class kandidat_calon dengan nilai 1
to 1..*, menyatakan bahwa satu orang eksekutif dapat melihat satu atau banyak
125
data kandidat_calon yang sebelumnya telah disortir dari dari class calon_peserta.
Class yager memiliki hubungan asosiasi 1 to 1 dengan class laporan yang
menyatakan bahwa setiap perhitungan yager atau hasil dari yager hanya memilki
satu laporan yang diperuntukkan bagi calon_peserta. Sedangkan class eksekutif
memiliki asosiasi 1 to 0…* dengan class laporan yang artinya bahwa seorang
eksekutif bisa mencetak satu atau tidak sama sekali mencetak laporan terhadap
nilai yang sudah dihitung. Dan sebagai tambahan, bahwa class status_rumah,
sifat_rumah, luas_rumah, lingkungan_rumah dan harga_jual_bangunan memiliki
hubungan generalisasi dengan class kriteria.
Setelah dibuat class diagram, maka tahap selanjutnya adalah membuat
rancangan database. Dengan spesifikasi database sebagai berikut
1. Tabel_pengguna
Nama tabel : user
Tabel 4.21 Pengguna
Field Jenis Keterangan
Username Text Nama pengguna sistem
Password Text Kata kunci (password) pengguna
Level varchar (3) Level pengguna sistem
2. Tabel calon peserta
Nama tabel : calon_peserta
Primary key : id_calon_peserta, id_agen
126
Tabel 4.22 Calon Peserta
Field Jenis Keterangan
Id_calon_peserta int (5) Merupakan id untuk calon
peserta
Agen varchar (30) Nama agen pembawa
Nama varchar (30) Nama calon peserta
Tempat_lahir varchar (100) Keterangan lahir calon
peserta
Tanggal_lahir Date Tanggal lahir calon peserta
no_ktp varchar (50) Nomor identitas calon peserta
no_tlp varchar (20) Nomor telepon calon peserta
jenis_kelamin varchar (20) Jenis kelamin calon peserta
Alamat text Alamat tempat tinggal calon
peserta
Email varchar (50) Alamat e-mail calon peserta
status_rumah varchar (100) Status rumah calon peserta
yang akan diasuransikan
sifat_rumah varchar (100) Sifat rumah calon peserta
yang akan diasuransikan
luas_rumah varchar (100) Luas rumah calon peserta
yang akan diasuransikan
Lingkungan_rumah varchar (100) Lingkungan sekitar rumah
yang diasuransikan
Hjb varchar (100) Harga jual bangunan (rumah)
yang diasuransikan
Score Text (20) Nilai calon peserta
3. Tabel agen
Nama tabel : agen
Primary key : id_agen
127
Tabel 4.23 Daftar Agen
Field Jenis Keterangan
Id_agen Int (5) Id untuk agen
Nama_agen Varchar (50) Nama Agen
4. Tabel hasil konsistensi
Nama tabel : hasil_hitung_konsistensi
Primary key : id_hasil
Tabel 4.24 Hasil Konsistensi
Field Jenis Keterangan
Id_hasil int (11) Id penghitungan konsistensi
Id_vektor_bobot Varchar (50) Id untuk vektor bobot
Lamda_maks Float Nilai lamda
CI Float Nilai indeks konsistensi
CR Float Nilai rasio konsistensi
5. Tabel vektor bobot
Nama tabel : vektor_bobot
Primary key : id_vektor
Tabel 4.25 Vektor Bobot
Fields Jenis Keterangan
Id_vektor Varchar (50) Id vektor bobot
Status_rumah Varchar (50) Status kepemilikan rumah
Sifat_rumah Varchar (50) Sifat bangunan
Luas_rumah Varchar (50) Luas bangunan
Lingkungan_rumah Varchar (50) Lingkungan sekitar rumah
Hjb Varchar (50) Harga jual rumah
128
6. Tabel hasil penghitungan Yager
Nama tabel : hasil_hitung_yager
Primary key : id_yager
Tabel 4.25 Hasil Yager
Field Jenis Keterangan
Id_yager Varchar (5) Id penghitungan yager
Min Float Nilai yager
4.2.1.2.4 Sequence Diagram
a. Sequence diagram “Login”
Diagram sekuensial yang terlihat pada gambar di bawah ini
menceritakan urutan kerja user dalam untuk dapat masuk ke dalam sistem. Hal
pertama yang harus dilakukan adalah memasukkan username dan password.
Sistem akan memvalidasi username dan password tersebut. Jika kombinasinya
benar, maka sistem akan menampilkan halaman utama. Namun jika salah, sistem
akan menampilkan pesan kesalahan dan proses login gagal.
129
Gambar 4.14 Sequence Diagram “Login”
b. Sequence diagram “Manajemen Data Calon Peserta”
Gambar 4.15 di bawah ini adalah urutan kerja yang dilakukan oleh
Admin dalam mengolah data-data calon peserta asuransi. Admin yang telah
berhasil masuk ke dalam halaman utama dapat memilih menu input data. Sistem
akan mengirimkan pesan berupa tampilan menu input yang berisikan form calon
peserta asuransi yang harus diisi oleh admin. Setelah diisi dengan benar, data
disimpan. Untuk dapat melihat kembali data yang telah dimasukkan, Admin dapat
memilih menu lihat data dan sistem akan menampilkan isi dari menu tersebut.
Dalam menu ini, Admin dapat melakukan pencarian, perubahan serta
penghapusan terhadap data-data calon peserta yang mungkin saat memasukkan
: kepala cabang/
admin
Tampilan con Login pengguna
1. masukkan (username dan password)2. kirim username dan password
3. validasi
4. kirim pesan (gagal)
5. tampilkan pesan (gagal) 6. username dan password valid
7. kirim pesan (berhasil)
8. kirim pesan (berhasil)
9. tampilkan halaman utama
130
data terjadi kesalahan. Setelah semuanya selesai, Admin menyimpan kembali
hasil pekerjaannya.
Gambar 4.15 Sequence Diagram Manajemen “Data Calon Peserta”
: AdminTampilan con. manajemen data
calon pegawai
calon peserta
1. memilih menu input data
2. kirim pesan (input)
3. kirim pesan
4. kirim halaman input
5. kirim halaman input
6. menampilkan halaman input
7. mengisi biodata calon peserta
8. melakukan penyimpanan9. mengirim pesan (simpan)
10. kirim pesan (simpan)
11. memilih menu lihat data
12. kirim pesan (lihat)13. kirim pesan (lihat)
14. kirim biodata calon peserta15. kirim biodata calon peserta
16. menampilkan biodata calon
17. pilih edit 18. kirim edit
19. kirim edit (valid)
20. menampilkan data calon peserta
29. simpan perubahan
28. mengubah data calon peserta
21. pilih calon peserta
22. kirim nama
23. validasi
24. mencari nama
25. kirim data calon
26. kirim data calon
27. menampilkan biodata calon
30. kirim simpan
31. kirim simpan
32. kirim pesan (berhasil)
33. kirim pesan berhasil
34. menampilkan halaman lihat biodata
35. pilih detail36. kirim pesan (detail)
37. detail calon (valid)
38. kirim pesan berhasil
39. kirim pesan berhasil
40. menampilkan biodata lengkap
41. pilih hapus42. kirim pesan hapus
43. kirim pesan hapus
44. kirim pesan (berhasil)
45. kirim pesan berhasil
46. menampilkan halaman lihata biodata (terbaru)
131
c. Sequence diagram “Data Calon Peserta”
Sequence diagram untuk use case data calon peserta hanya dapat
diakses oleh Eksekutif. Eksekutif yang telah berhasil login memilih menu lihat
data dan sistem akan menampilkan menu tersebut. Dari menu ini, Eksekutif dapat
memilih detail untuk dapat melihat data calon peserta secara keseluruhan. Dan
sistem akan menampilkan data calon secara keseluruhan.
Gambar 4.16 Sequence Diagram “Data Calon Peserta”
d. Sequence diagram “Vektor Bobot dan Konsistensi”
Gambar 4.17 berikut ini menggambarkan bagaimana Eksekutif
melakukan penghitungan untuk mendapatkan nilai-nilai vektor bobot dan rasio
konsistensi. Eksekutif yang telah login dengan sukses memilih menu konsistensi,
: Kepala Cabangtampilan con data calon
pesertacalon peserta
1. memilih menu lihat data
2. kirim pesan (lihat)
3. kirim pesan
4. kirim biodata calon
5. kirim biodata calon
6. menampilkan biodata calon
7. pilih detail
8. kirim pesan (detail)
9. detail calon (valid)
10. kirim pesan berhasil
11. kirim pesan berhasil
12. menampilkan biodata calon lengkap
132
maka sistem akan mengirimkan message berupa halaman menu konsistensi. Di
sini, Eksekutif harus mengisi matriks perbandingan berpasangan kemudian
memrosesnya sehingga mendapatkan nilai matriks perbandingan. Setelah itu,
Eksekutif melakukan normalisasi. Sistem menampilkan hasil normalisasi berupa
angka-angka yang disebut sebagai vektor bobot. Setelah mendapatkan nilai
vektor bobot, Eksekutif melakukan proses penghitungan kembali untuk
mendapatkan nilai CR. Nilai yang telah didaptakan disimpan. Jika nilai CR > 0.1,
maka Eksekutif harus melakukan penghitungan dari awal dengan memasukkan
nilai perbandingan ke dalam matriks.
Gambar 4.17 Sequence Diagram “Vektor Bobot dan Konsistensi”
: Kepala CabangTampilan Matriks
1. memilih menu Konsistensi2. kirim pesan
3. kirim pesan (berhasil)
4. menampilkan halaman konsistensi
5. mengisi angka perbandingan
6. pilih hitung7. kirim pesan hitung
8. kirim pesan (berhasil)
9. menampilkan tabel normalisasi, lamda maks, CI dan CR
133
e. Sequence diagram “Penghitungan Yager”
Dalam diagram sekuensial yang terlihat pada gambar 4.18 di bawah
ini, Eksekutif yang telah login dengan sukses dapat melakukan hak aksesnya
dalam penghitungan akhir terhadap krteria rumah calon peserta. Eksekutif
memilih menu Hitung Yager. Jika pada perhitungan Konsistensi nilai sudah
konsisten, maka akan tampil menampilkan nama-nama calon yang sudah ada.
Namun jika nilai belum konsisten, eksekutif harus kembali ke menu konsistensi
untuk melakukan perhitungan kembali. Kemudian, Eksekutif memilih calon
peserta yang akan dihitung nilai dari kualitas kriteria yang ia miliki. Setelah itu
melakukan proses penghitungan, dan sistem akan menampilkan hasil dari proses
tersebut. Nilai hasil penghitungan kemudian disimpan.
Gambar 4.18 Sequence Diagram “Penghitungan Yager”
: Kepala Cabang Tampilan Model Yager
1. memilih menu Yager2. kirim pesan
3. validasi (nilai CR)
4. kirim pesan (gagal), ulang perhitungan5. menampilkan pesan ulang perhitungan
6. kembali ke menu konsistensi
7. memilih calon peserta yang akan dihitung
8. hitung nilai calon
9. kirim hitung
10. krim hasil hitung
11. menampilkan hasil hitung
134
f. Sequence diagram “Laporan”
Dalam gambar 4.19 berikut ini, menggambarkan urutan kerja Admin
dan Eksekutif dalam memproses laporan yang dihasilkan dari penghitungan nilai
calon peserta. Admin dan Eksekutif yang telah sukses login, kemudian memilih
menu Laporan maka sistem akan mengirimkan pesan berupa tampilan dari menu
laporan. Dari menu ini Admin dan Eksekutif dapat melihat laporan dan
mencetaknya. Untuk melihatnya, Admin dan Eksekutif memilih sub menu lihat
dan sistem akan menampilkan form laporan dalam format .pdf. Untuk mencetak,
Admin harus memilih button cetak kemudian sistem akan menampilkan print
preview dan mencetak laporan tersebut.
Gambar 4.19 Sequence Diagram Laporan
: kepala cabang/
admin
Tampilan Laporan
1. pilih menu lapran2. kirim pesan (tampil)
3. kirim pesan (berhasil)4. menampilkan halaman laporan
5. pilih cetak
6. kirim pesan (cetak)
7. validasi nama dan nilai
8. kirim nama dan nilai
9. menampilkan dokumen hasil perhitungan
135
4.2.1.3 Membuat Graphic User Interface
Untuk memudahkan dalam pembangunan sistem informasi pendukung
keputusan, terdapat satu tahp yang harus dilakukan yaitu membuat tampilan
rancangan antarmuk bagi setiap pengguna. Berikut ini rancangan antar muka
sistem informasi penunjang keputusan penilaian calon peserta asuransi
RumahKoe Syariah.
1. Halaman Login
HEADERLogo
Username :
Password :
Login
FOOTER
Gambar 4.20 Halaman Login sistem
136
2. Halaman awal Sistem Pendukung Keputusan untuk Eksekutif
HEADER
Beranda BantuanLaporanKonsistensiLihat Data
HALAMAN UTAMA
Yager Keluar
FOOTER
Gambar 4.21 Halaman Awal Untuk Eksekutif
3. Halaman awal untuk Admin
HEADER
Beranda BantuanLaporanLihat Data
HALAMAN UTAMA
Keluar
FOOTER
Input Data
Gambar 4.22 Halaman Awal Untuk Admin
137
4. Halaman input data calon peserta
HEADER
Beranda Lihat DataInput Data
FOOTER
INPUT BIODATA CALON PESERTA
Keluar
Gambar 4.23 Halaman Input Data Calon Peserta
5. Halaman lihat data calon peserta oleh Admin
HEADER
Beranda Lihat DataInput Data
FOOTER
Keluar
Data Calon Peserta
Data Calon Peserta
Gambar 4.24 Halaman Lihat Data “Admin”
138
6. Halaman lihat data untuk Eksekutif
HEADER
Beranda BantuanLaporanYagerKonsistensi Lihat Data Keluar
FOOTER
Data Calon Peserta
Gambar 4.25 Halaman Lihata Data “Eksekutif”
7. Halaman menu konsistensi
a. Form matriks perbandingan kriteria
HEADER
Beranda BantuanLaporanYagerKonsistensi Lihat Data Keluar
FOOTER
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Gambar 4.26 Halaman Matriks Perbandingan kriteria
139
b. Form nilai konsistensi
HEADER
Beranda BantuanLaporanYagerKonsistensi Lihat Data Keluar
FOOTER
Normalisasi
Lamda maks= xxx
CI= xxx
CR= xxx
Nilai Konsisten/ Tidak Konsisten
Gambar 4.27 Halaman Nilai Konsistensi
8. Halaman hitungan Yager
a. Tampilan jika nilai CR <= 0.1
HEADER
Beranda BantuanLaporanYagerKonsistensi Lihat Data Keluar
FOOTER
-/
-/
Gambar 4.28a Halaman Menu Hitung Yager
140
b. Tampilan jika CR > 0.1
HEADER
Beranda BantuanLaporanYagerKonsistensi Lihat Data Keluar
FOOTER
Maaf, Nilai CR Tidak Konsisten, Silahkan Ulangi Perhitungan,,!!
Gambar 4.28b Halaman Menu Hitung Yager
9. Halaman Laporan
HEADER
Beranda BantuanLaporanYagerKonsistensi Lihat Data Keluar
FOOTER
Catatan: Calon peserta ‘Rangga’ lebih layak dengan nilai tertinggi 0.876
Cetak Laporan
Gambar 4.29 Halaman Laporan
141
10. Halaman bantuan
HEADER
Beranda KeluarLaporanYagerKonsistensiLihat Data Calon
------------- B A N T U A N ------------
Bantuan
FOOTER
Gambar 4.30 Halaman Bantuan
4.2.2 Implementation Workflow
Pada workflow ini akan dibuat urutan perancangan modul-modul yang
berisi tentang daftar urutan modul-modul dalam sistem pendukung keputusan
penerimaan calon peserta RumahKoe Syariah. Berikut ini adalah daftar urutan
modul-modul perangkat lunak sistem pendukung keputusan penerimaan calon
peserta RumahKoe Syariah:
1. modul login
2. modul input data calon peserta
3. modul lihat data calon peserta
4. modul input kandidat calon peserta
5. modul hitung vektor dan konsistensi
142
6. modul Yager
7. modul laporan
8. modul bantuan
9. modul logout
4.2.3 Test Workflow
Jika sistem selesai dibangun, dibutuhkan suatu pengujian terhadap modul-
modul yang terdapat dalam sistem. Agar pelaksanaan pengujian tersebut berjalan
dengan baik, dibutuhkan suatu test procedure yang memandu pelaksanaan
pengujian.
Test procedure berisikan modul-modul apa saja yang akan diuji,
bagaimana pengujiannya dan siapa yang menguji modul tersebut.
Berikut adalah uraian dari test procedure sistem pendukung keputusan:
1. Modul-modul yang diuji
a. Modul login
b. Modul input data
c. Modul lihat data
d. Modul kriteria calon peserta
e. Modul input biodata calon peserta
f. Modul lihat kriteria
g. Modul Yager
h. Modul hitung nilai
i. Modul laporan
143
j. Modul bantuan
k. Modul logout
2. Cara menguji modul-modul
Unit diuji dengan cara menginputkan data ke dalam modul yang akan diuji.
Kemudian dilihat hasilnya apakah sesuai dengan data yang diinput. Jika hasilnya
sesuai maka modul dapat dikatakan baik, namun jika tidak perlu diadakan
perbaikan.
3. Pihak yang melakukan pengujian
Orang yang berperan dalam pengujian sistem ini adalah penulis dan
pengguna (user).
4.3 Construction Phase
Merupakan tahap pengkodean (coding), dimana pembuatan sistem
dilakukan secara nyata. Pembuatan tersebut tentunya harus mengacu kepada hal-
hal atau parameter-parameter yang sudah ditentukan dan digariskan dari fase-fase
sebelumnya. Setelah tahap pengkodean, sistem diuji untuk mengetahui tingkat
kesalahan pada sistem tersebut.
144
4.3.1 Implementation Workflow
Pada tahap ini dilakukan pengkodean (coding) terhadap rancangan-
rancangan yang telah didefinisikan. Pengkodean dilakukan dengan menggunakan
bahasa pemrograman PHP, sedangkan database nya menggunakan MySQL.
4.3.2 Test Workflow
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap perangkat lunak sistem. Pada
pengujian sistem, peneliti melakukan testing terhadap sistem pendukung
keputusan dengan metode black box testing. Cara pengujian hanya dilakukan
dengan menjalankan atau mengeksekusi unit-unit, kemudian diamati apakah hasil
dari unit itu sesuai atau tidak dengan proses bisnis yang diinginkan.
Pengujian black box ini merupakan alpha testing dari sistem pendukung
keputusan. Hasil pengujian telampir.
4.3.3 Deployment Workflow
Dalam tahapan ini, deployment workflow divisualisasikan dengan
deployment diagram. Deployment diagram digunakan untuk menunjukkan
alokasi artefak ke node dalam desain fisik sistem.
4.3.3.1 Deployment Diagram
Gambar 4.31 merupakan deployment diagram dari sistem pendukung
keputusan penerimaan calon peserta asuransi RumahKoe Syariah.
145
Client
web server
System Interface
Server
XAMPP
function
MySQL
Gambar 4.31 Deployment Diagram Sistem Pendukung Keputusan
Gambar 4.31 menjelaskan tentang deployment diagram yang diterapkan
dalam sistem pendukung keputusan dalam penerimaan calon peserta asuransi
RumahKoe Syariah. Karena diinstalasi berbasis client server, dapat dilihat dalam
deployment diagram server Gambar 4.31, terdapat MySQL sebagai database
146
server, dinisiasi oleh function agar fungsi MySQL dapat dijalankan oleh XAMPP
sebagai web server kemudian dinisiasi ke client oleh system interface dan
ditampilkan dengan web browser.
4.4 Transition Phase
Tujuan yang ingin dicapai dalam tahap ini adalah:
1. Mempersiapkan perangkat lunak agar bisa dipakai oleh pengguna secara
langsung.
2. Membuat buku manual dan dokumentasi lainnya.
3. Jika semua aspek sudah diselesaikan, maka dilakukan penyerahan
perangkat lunak tersebut secara resmi kepada pengguna untuk kemudian
diimplementasikan.
4.4.1 Deployment Workflow
Dalam melakukan pelatihan dan penggunaan sistem dalam proses bisnis
yang sebenarnya, diperlukan user manual bagi user sebagai panduan dalam
penggunaan sistem pendukung keputusan dalam penerimaan calon peserta
asuransi RumahKoe Syariah. User manual digunakan oleh pengguna dan
administrator unutk menanggulangi maslah yang terjadi saat mengoperasikan dan
penggunaan sistem. Dokumen user manual dari sistem pendukung keputusan ini
diberikan pada saat user training.
User manual dari sistem ini terlampir.
147
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab I hingga IV, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembangunan sistem pendukung keputusan menggunakan beberapa tools
(PHP, MySQL, Rational Rose, XAMPP dan lain-lain) dan berbasis
standalone dengan kapasitas user dua orang dan kapasitas data 500
record dapat mempercepat proses pemilihan dan penerimaan calon
peserta yang berkualitas sesuai dengan standar instansi
2. Berdasarakan wawancara dengan pihak AJB Bumiputera, sistem mampu
menangani dan memudahkan Kepala Cabang dalam memilih calon
peserta yang tepat berdasarkan kriteria dan kebutuhan instansi dengan
melakukan penilaian secara objektif untuk mendapatkan peserta yang
memiliki kriteria berkualitas. Peserta yang berkualitas dapat
meningkatkan keuntungan bagi instansi.
3. Penggunaan sistem ini memudahkan Customer service dan Kepala cabang
dalam pemakaiannya karena dibangun dengan alur yang tidak rumit.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat
saran guna pengembangan sistem selanjutnya, yaitu:
148
1. Untuk peneliti berikutnya, dapat menggunakan model analisis MADM
klasik (AHP, TOPSIS,ELECTRE, SAW, Weight Product) maupun
FMADM lainnya (Baas & Kwakernaak) untuk membandingkan tingkat
efisiensi.
2. Untuk penelitian selanjutnya dapat ditambahkan atau mengubah kriteria
yang ada dalam sistem pendukung keputusan penerimaan calon peserta
asuransi RumahKoe Syariah sesuai kebutuhan AJB Bumiputera 1912.
3. Untuk penelitian selanjutnya, agar ada pengembangan untuk
membandingkan calon peserta yang pernah dihitung dan tidak layak
dengan peserta yang belum dihitung
149
DAFTAR PUSTAKA
Alkadri. 2001. Pengembangan Wilayah dengan Fuzzy MADM. Institut Pertanian
Bogor. -.-
Carlsson C, Full´er R. 2010. Fuzzy Multiple Criteria Decision Making: Recent
Developments. -.-
Daihani, DU. 2001. Komputerisasi Pengambilan Keputusan. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Engemann KJ, Miller HE, Yager RR. 2008. Computational Intelligence for Risk
and Disaster Management. Fuzzy Systems. Hal. 1340- 1346. IEEEXplore.
Jafari A, Zareei MJA, Zaerpour F. 2008. Using Fuzzy Delphi Method in
Maintenance Strategy Selection Problem. Journal of Uncertain Systems.
Hal. 289- 298. Elsevier.
Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis : Edisi 3. Yogyakarta :
Penerbit Andi.
Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Andi- Yogyakarta.
Kadir A. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi- Yogyakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Kruchten P, Kroll P. 2003. The Rational Unified Process Made Easy. USA :
Addison Wesley.
Kusnandar, Marimin. 2003. Pengembangan Produk Agroindustri Jamu dan
Analisis Struktur Kelembagaannya. Jurnal teknologi dan Industri Pangan.
Hal. 40- 45.
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta.
Kusumadewi S, Hartati S, Harjoko A, Wardoyo R. 2006. Fuzzy Multi-Attribute
Decision Making (FUZZY MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ladjamudin, 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Lily SEP. 2007. Metodologi Penelitian Untuk Bidang Sains. UIN Jakarta Press-
Jakarta.
150
Marbini AH, Saati S, Tavana, M. 2011 Data Envelopment Analysis with Fuzzy
Parameters: An Interactive Approach. International Journal of Operations
Research and Information Systems. Hal. 39- 53. Elsevier.
Munawar. 2005. Pemodelan Visual Dengan UML. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Permatasari A, Tri S. 2010. Sistem Pengambilan Keputusan Pembelian Rumah
Menggunakan Fuzzy. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.-
Saleh R, Basalama MA, Sudarisman JM. 2007. Panduan Lengkap Desain Web
Macromedia Dreamweaver 8. Gava Media. Yogyakarta.
Saputro WT. 2005. MySQL Untuk Pemula. Pena Media. Yogyakarta.
Sholiq. 2006. Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek dengan UML.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Simarmata J. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Soemitra A. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Kencana Predana
Media Group- Jakarta.
Soetanto H. 2002. Sistem Informasi. Univ. Budi Luhur. Jakarta.
Suhendar A, Gunadi H. 2002. Visual Modelling Menggunakan UML dan
Rational Rose. Informatika. Bandung.
Turban E, Aronson JE, Liang TP. 2005. Sistem Pendukung Keputusan Dan
Sistem Cerdas. Yogyakarta: Andi. Terjemahan dari Decision Support
Sistem and Intelligent Sistems.
Wei YLG. 2009. Multiple Attribute Decision Making with Intuitionistic Fuzzy
Information and Uncertain Attribute Weights Using Minimization of
Regret. Industrial Electronics and Applications. Hal. 3720- 3723.
IEEEXplore.
Whitten JL, Bentley LD, Dittman KC. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem
edisi 6. Yogyakarta: Andi. Terjemahan dari Systems Analysis and Design
Method.
Yager RR. 2000. Fuzzy Modeling For Intelligent Decision Making Under
Uncertainty. Systems, Man and Cybernetics. Hal. 60- 70. Elsevier.
Yager RR. 2004. Decision Making Using Minimization of Regret.International
Journal of Approximate Reasoning. Hal. 109- 128. Elsevier.
Yager RR. 2008. Multiple Objective Decision-Making Using Fuzzy Sets.
International Journal of Man-Machine Studies. Hal. 375- 382. Elsevier.
151
Yuana RA. 2010. 67 Trik dan Ide Brilian Master PHP. Lokomedia. Yogyakarta.
Zhang W. 2003. Handover Decision Using Fuzzy MADM in Heterogeneous
Networks. IEEEXplore.
Zwick R. 2008. The Evaluation of Verbal Models. : International Journal of Man
Machine Studies. Hal. 149- 157. Elsevier.
http://bumida.com
http://bumiputera.com
xx
HASIL WAWANCARA
Tanggal : 15 Maret 2011
Penanya : Eka Julianti
Responden : Bp. Budi Heryana
Jabatan : Kepala Cabang AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok
Tempat : Kantor AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok
Jl. Margonda no 270, Depok- Jawa Barat
1. T: Apa sebutan yang diperuntukkan bagi nasabah dalam asuransi?
J: Jika untuk Bank itu disebut nasabah, beda halnya dengan asuransi yaitu peserta
asuransi
2. T: Apa saja produk asuransi yang ada di sini?
J: Hampir di seluruh cabang mengikuti dari pusat untuk penyediaan produk.
Yang pasti semua berhubungan dengan jiwa sebagaimana huruf “J” yang ada
pada akronim AJB yaitu “Jiwa”. Contoh-contoh produknya yaitu:
a. Mitra Prima (US$): Program asuransi yang memberikan jaminan proteksi
meninggal dunia pada masa asuransi atau Penerimaan manfaat sebesar
100% Uang Pertanggungan pada akhir kontrak asuransi.
b. Mita Pelangi: Program asuransi yang memproteksi jiwa yang
menyediakan warisan bagi tertanggung selama masa asuransi. Atau
penerimaan 100% Uang Pertanggungan pada saat kontrak asuransi
berakhir.
c. Eka waktu Ideal: Program asuransi yang memproteksi jiwa, memberikan
xxi
warisan bagi tertanggung yang mengalami risiko meninggal dunia pada
masa asuransi.
d. Mitra Oetama (US$): Program asuransi dengan pembayaran premi
tunggal yang fleksibel. Menggabungkan 3 manfaat, yakni; Santunan
meninggal dunia sebesar 100% Uang Pertanggungan, atau 200% Uang
Pertanggungan jika tertanggung meninggal akibat kecelakaan. Nilai
proteksi bisa ditingkatkan dengan penambahan premi. Jika sakit,
diberikan biaya rawat inap. Jika tidak terjadi risiko pada akhir kontrak
akan dibayarkan dana investasi dan pengembangannya.
e. Mitra Poesaka (US$): Program asuransi dengan pembayaran premi
tunggal. Yang merupakan gabungan unsur tabungan dan proteksi
meninggal dunia
f. Mitra Beasiswa Berencana: Program asuransi yang menjamin biaya
pendidikan untuk anak, mulai Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan
Tinggi
g. Mitra Permata: Program Asuransi yang menggabungkan 3 unsur. Yakni
Jaminan santunan meninggal dunia, tabungan, dan pengembangan dana
investasi yang kompetitif.
h. Mitra Melati: Program asuransi yang menggabungkan 3 unsur manfaat.
Meliputi Proteksi, Tabungan, Dan perolehan hasil investasi yang
kompetitif.
i. Mitra Cerdas: Program asuransi pendidikan mulai dari TK sampai
Perguruan Tinggi. Mitra Cerdas menggabungkan proteksi meninggal
dunia, tabungan, dan perolehan hasil investasi yang kompetitif
xxii
j. Mitra Sehat dan Mitra Abadi: Program asuransi yang menggabungkan 3
unsur, yakni; jaminan santunan meninggal dunia, jaminan perawatan di
rumah sakit, serta pengembangan dana investasi yang kompetitif.
k. Rumahkoe Syariah: proteksi terhadap rumah dan jiwa yang terdapat di
dalamnya.
3. T: Apakah sudah ada proses untuk penerimaan peserta di sini?
J: Sudah ada.
4. T: Apakah proses itu berlaku untuk semua produk?
J: Iya, benar.
5. Bagaimana proses penerimaan tersebut?
a. Formulir Aplikasi RumahKoe Syariah yang diterima dari agen-agen
penyalur calon peserta asuransi, oleh Customer service dilakukan validasi
dan pengecekkan kelengkapan dokumen aplikasi RumahKoe Syariah
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
b. Setelah dilakukan pengecekkan kelengkapan dokumen beserta
validitasnya, maka Customer service menginput data identitas calon
peserta ke dalam sistem.
c. Dengan melihat biodata calon peserta yang telah dimasukkan oleh bagian
Customer service, Kepala Cabang akan memulai melakukan tahap analisa
terhadap data-data tersebut. Tahap analisa dilakukan secara manual.
d. Jika permohonan ditolak maka akan dibuatkan surat pemberitahuan
penolakan persetujuan permohonan RumahKoe syariah secara manual
kepada calon peserta tanpa disertai alasan penolakan yang akan dibuatkan
customer service.
xxiii
e. Dan jika permohonan disetujui, maka proses selanjutnya customer
service melakukan pencetakkan polis RumahKoe Syariah yang disetujui
oleh pihak AJB Bumiputera 1912.
6. T: Mengapa RumahKoe Syariah termasuk ke dalam produk di sini, padahal
RumahKoe Syariah jika dilihat dari namanya saja adalah bangunan, sedangkan
instansi ini adalah proteksi jiwa?
J: Karena selain memberikan perlindungan atau asuransi terhadap rumah, Kami
juga memberikan proteksi terhadap orang (jiwa) yang berada di dalamnya jika
terjadi hal-hal yang tidak dinginkan terhadap rumah tersebut. Seperti kebakaran,
gempa, banjir kerusuhan. Tapi untuk masalah kerusuhan, dari pihak asuransi juga
tidak memberikan layanan terhadap peserta yang mengajukan sedangkan dia
tinggal di daerah kerusuhan, seperti Maluku
7. T: Untuk produk RumahKoe Syariah, kriteria apa saja yang menjadi penilaian
atau parameter dalam penerimaan peserta?
J: ada 4 hal yang dipertimbangkan dalam penerimaan yaitu dengan melihat status
rumah, sifat rumah, luas rumah dan lingkungan rumah.
8. T: Apakah ada kesulitan dalam menjalankan proses tersebut?
J: Ada, dalam pencarian data yang masih berupa arsipan kertas-kertas mentah.
Dan untuk menentukan apakah layak atau tidaknya masih ada keraguan sehingga
terkadang bersifat subjektif bukan objektif. Pihak kami pun masih kesulitan
dalam mengolah data dikarenkan masih menggunakan Microsoft Excel 2003.
9. T: Apakah bapak setuju jika proses tersebut dilakukan secara terkomputerisasi?
J: Setuju, mungkin itu akan sangat membantu.
10. T: Apakah sudah ada yang pernah menawarkan pembuatan terkomputerisasi
xxiv
tersebut?
J: Belum, tetap menggunakan cara lama hingga sekarang masih menggunakan
sistem yang ada.
Depok, 15 Maret 2011
ttd
Budi Heryana
Kepala Cabang
xxvi
UNIT TESTING
NO Kasus yang diuji Hasil yang diharapkan Keterangan
1 Menu Login menampilkan halaman login pengguna OK
2 Pilih menu
"Beranda"
Menampilkan halaman utama SPK OK
3 Pilih menu "Input
Data"
menampilkan halaman input data calon
peserta
OK
4 Pilih button
"Simpan"
data calon peserta berhasil disimpan OK
5 Pilih button "Batal" data calon batal disimpan, form kosong OK
6 Pilih menu “Lihat
Data”
menampilkan data calon peserta hanya
beberapa "field"
OK
7 Pilih aksi "Detail" menampilkan data calon peserta secara
rinci
OK
8 Pilih aksi "Edit" menampilkan form edit seperti form
input data
OK
9 Pilih aksi “Hapus” data yang dihapus hilang OK
10 Pilih menu
“Konsistensi”
menampilkan tabel matriks
perbandingan
OK
11
Pilih button
“Hitung”
menampilkan nilai prioritas, lamda
maks, CI dan CR serta informasi
kekonsistenan hasil
OK
12
Pilih button
“Kosongkan”
menampilkan tabel matriks
perbandingan yang kosong sama seperti
halaman awal menu konsistensi
OK
13 Pilih menu
“Yager”
menampilkan nama-nama calon peserta
yang belum dihitung skornya
OK
14 Pilih button
“Proses”
menampilkan skor calon peserta OK
15 Pilih menu
Laporan
Menampilkan tabel nama dan skor calon
yang dihitung terbaru serta grafik batang
OK
xxvii
perbandingan nilai tersebut
17
Pilih button cetak
pada halaman
laporan
Menampilkan print preview terhadap
laporan berisikan nama, alamat dan skor
calon serta kalimat pendukung
keputusan
OK
18 Pilih menu
“Bantuan”
menampilkan halaman bantuan untuk
pengguna sistem
OK
19 Pilih menu
“Keluar”
kembali ke halaman login OK
INTEGRATION TESTING
No Kasus yang diuji Hasil seharusnya Kesesuaian
hasil
* Tampilan ADMIN
1 masukkan url berikut
http://localhost/rumahkoe/ tampil menu login sesuai
2
masukkan nama pengguna
dan kata kunci kemudian
pilih button login
*jika kombinasi nama
pengguna dan kata kunci
benar, maka akan tampil
halaman utama bagi admin
sesuai
*jika kombinasi nama
pengguna dan kata kunci salah,
maka akan muncul pesan
peringatan
sesuai
3 pilih menu Beranda tampil halaman utama SPK sesuai
4
pilih menu input data tampil form calon peserta sesuai
4.1 pilih button simpan data calon peserta tersimpan ke
dalam database sesuai
4.2 pilih button batal form data calon peserta
kembali kosong sesuai
xxviii
5
pilih menu lihat data
tampil data calon peserta
dengan beberapa field dan aksi
yang dapat dilakukan terhadap
data tersebut
sesuai
5.1 pilih button detail tampil data calon peserta
secara keseluruhan sesuai
5.2 pilih button kembali tampilan halaman lihat data sesuai
5.3 pilih button edit
tampil halaman edit seperti
halaman awal input data, tetapi
dengan field yang sudah terisi
sesuai
5.4 pilih button simpan
data tersimpan dan berubah,
kemudian menampilkan
kembali halaman lihat data
sesuai
5.5 pilih button hapus muncul pesan konfirmasi sesuai
5.6 pilih "hapus" data terhapus dari database sesuai
5.7 pilih "batal"
data masih tetap seprti awal
masukan dan kembali ke
halaman lihat data
sesuai
6
pilih menu laporan
tampil tabel yang berisikan
nama dan nilai calon peserta
yang sudah dihitung nilainya,
serta grafik batang dari
penilaian
sesuai
6.1 pilih button cetak tampil print preview dari
laporan sesuai
7 pilih menu bantuan tampil halaman bantuan
penggunaan sistem sesuai
8 pilih menu keluar
pengguna keluar dari sistem
dan sistem akan menampilkan
kembali halaman login
sesuai
* Tampilan EKSEKUTIF
9 masukkan url berikut tampil menu login sesuai
xxix
http://localhost/rumahkoe/
10
masukkan nama pengguna
dan kata kunci kemudian
pilih button login
*jika kombinasi nama
pengguna dan kata kunci
benar, maka akan tampil
halaman utama bagi eksekutif sesuai
*jika kombinasi nama
pengguna dan kata kunci salah,
maka akan muncul pesan
peringatan sesuai
11 pilih menu Beranda tampil halaman utama SPK sesuai
12
pilih menu lihat data
tampil data calon peserta
dengan beberapa field dan aksi
yang dapat dilakukan terhadap
data tersebut sesuai
12.1 pilih button detail tampil data calon peserta
secara keseluruhan sesuai
12.2 pilih button kembali tampil halaman lihat data sesuai
13
pilih menu konsistensi tampil halaman konsistensi
berupa tabel matriks sesuai
13.1 mengisikan angka-
angka perbandingan antar
kriteria
nilai pada kolom yang kosong
berubah sesuai
13.2 pilih button hitung tampil tabel normalisasi, nilai
lamda maks, CI dan CR sesuai
13.3 pilih button kosongkan
jika ingin mengulang
perhitungan (disebabkan
nilai CR > 0.1, tidak
konsisten)
kembali ke halaman awal
menu konsistensi, semua field
kosong
sesuai
14 pilih menu yager
tampil halaman Yager berupa
tabel yang berisikan beberapa
biodata calon peserta dengan sesuai
xxx
satu kolom untuk memilih
14.1pilih calon peserta yang
akan dihitung nilainya
dengan memberikan tanda
centang pada kolom pilih,
proses
muncul tabel hasil perhitungan
sesuai
15
pilih menu laporan
tampil tabel yang berisikan
nama dan nilai calon peserta
yang sudah dihitung nilainya,
serta grafik batang dari
penilaian sesuai
15.1 pilih button cetak tampil print preview dari
laporan sesuai
16
pilih menu bantuan tampil halaman bantuan
penggunaan sistem sesuai
16.1 pilih menu keluar
pengguna keluar dari sistem
dan sistem akan menampilkan
kembali halaman login sesuai
xxxi
USER ACCEPTANCE TEST
Nama Sistem Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Calon Peserta
Asuransi RumahKoe Syariah
Versi 1
Pembuat Sistem Eka Julianti
Pengguna Sistem AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok
Tujuan: menguji sistem secara keseluruhan
No Kasus yang diuji Hasil seharusnya Kesesuaian
hasil
* Tampilan ADMIN
1 masukkan url berikut
http://localhost/rumahkoe/ tampil menu login sesuai
2
masukkan nama pengguna
dan kata kunci kemudian
pilih button login
*jika kombinasi nama
pengguna dan kata kunci
benar, maka akan tampil
halaman utama bagi admin
sesuai
*jika kombinasi nama
pengguna dan kata kunci salah,
maka akan muncul pesan
peringatan
sesuai
3 pilih menu Beranda tampil halaman utama SPK sesuai
4
pilih menu input data tampil form calon peserta sesuai
4.1 pilih button simpan data calon peserta tersimpan ke
dalam database sesuai
4.2 pilih button batal form data calon peserta
kembali kosong sesuai
5 pilih menu lihat data
tampil data calon peserta
dengan beberapa field dan aksi
yang dapat dilakukan terhadap
data tersebut
sesuai
5.1 pilih button detail tampil data calon peserta sesuai
xxxii
secara keseluruhan
5.2 pilih button kembali tampilan halaman lihat data sesuai
5.3 pilih button edit
tampil halaman edit seperti
halaman awal input data, tetapi
dengan field yang sudah terisi
sesuai
5.4 pilih button simpan
data tersimpan dan berubah,
kemudian menampilkan
kembali halaman lihat data
sesuai
5.5 pilih button hapus muncul pesan konfirmasi sesuai
5.6 pilih "hapus" data terhapus dari database sesuai
5.7 pilih "batal"
data masih tetap seprti awal
masukan dan kembali ke
halaman lihat data
sesuai
6
pilih menu laporan
tampil tabel yang berisikan
nama dan nilai calon peserta
yang sudah dihitung nilainya,
serta grafik batang dari
penilaian
sesuai
6.1 pilih button cetak tampil print preview dari
laporan sesuai
7 pilih menu bantuan tampil halaman bantuan
penggunaan sistem sesuai
8 pilih menu keluar
pengguna keluar dari sistem
dan sistem akan menampilkan
kembali halaman login
sesuai
* Tampilan EKSEKUTIF
9 masukkan url berikut
http://localhost/rumahkoe/ tampil menu login
sesuai
10
masukkan nama pengguna
dan kata kunci kemudian
pilih button login
*jika kombinasi nama
pengguna dan kata kunci
benar, maka akan tampil
halaman utama bagi eksekutif sesuai
xxxiii
*jika kombinasi nama
pengguna dan kata kunci salah,
maka akan muncul pesan
peringatan sesuai
11 pilih menu Beranda tampil halaman utama SPK sesuai
12
pilih menu lihat data
tampil data calon peserta
dengan beberapa field dan aksi
yang dapat dilakukan terhadap
data tersebut sesuai
12.1 pilih button detail tampil data calon peserta
secara keseluruhan sesuai
12.2 pilih button kembali tampil halaman lihat data sesuai
13
pilih menu konsistensi tampil halaman konsistensi
berupa tabel matriks sesuai
13.1 mengisikan angka-
angka perbandingan antar
kriteria
nilai pada kolom yang kosong
berubah sesuai
13.2 pilih button hitung tampil tabel normalisasi, nilai
lamda maks, CI dan CR sesuai
13.3 pilih button kosongkan
jika ingin mengulang
perhitungan (disebabkan
nilai CR > 0.1, tidak
konsisten)
kembali ke halaman awal
menu konsistensi, semua field
kosong
sesuai
14
pilih menu yager
tampil halaman Yager berupa
tabel yang berisikan beberapa
biodata calon peserta dengan
satu kolom untuk memilih sesuai
14.1pilih calon peserta yang
akan dihitung nilainya
dengan memberikan tanda
centang pada kolom pilih,
muncul tabel hasil perhitungan
sesuai
xxxiv
proses
15
pilih menu laporan
tampil tabel yang berisikan
nama dan nilai calon peserta
yang sudah dihitung nilainya,
serta grafik batang dari
penilaian sesuai
15.1 pilih button cetak tampil print preview dari
laporan sesuai
16
pilih menu bantuan tampil halaman bantuan
penggunaan sistem sesuai
16.1 pilih menu keluar
pengguna keluar dari sistem
dan sistem akan menampilkan
kembali halaman login sesuai
Depok, 20 Juni 2011
ttd
Budi Heryana, SH
Kepala Cabang
xxv
USER MANUAL
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN CALON PESERTA ASURANSI
RUMAHKOE SYARIAH
Sistem pendukung keputusan ini dibuat untuk memudahkan pengambil
keputusan dalam memilih calon peserta yang berhak dan layak menjadi calon
peserta asuransi rumahkoe syariah berdasarkan perhitungan kriteria dengan
menggunakan Fuzzy MADM model Yager.
Fuzzy MADM model Yager merupakan metode untuk membuat urutan
alternative keputusan dan memilih yang terbaik, pada saat pengambil keputusan
memiliki beberapa tujuan atau kriteria untuk mengambil keputusan tertentu.
Sistem pendukung keputusan calon peserta asuransi RumahKoe Syariah memiliki
beberapa menu, yaitu;
1. Untuk Admin
BERANDA: merupakan halaman utama dari Sistem Pendukung
Keputusan pemilihan calon peserta asuransi RumahKoe Syariah.
INPUT DATA: digunakan ketika akan memasukkan data-data
calon peserta asuransi RumahKoe Syariah yang nantinya sebagai
bahan analisis oleh kepala Cabang. Setelah semua data di-input,
klik SIMPAN unutk menyimpan.
LIHAT DATA: digunakan saat akan melihat, melakukan
perubahan atau ingin menghapus data yang telah disimpan
sebelumnya.
xxvi
LAPORAN: digunakan untuk mengetahui calon peserta yang telah
dianalisis dan yang telah dilakukan perhitungan terhadap kriteria
rumah yang dimiliki. Serta untuk mengetahui calon peserta yang
memenuhi kriteria yang telah ditentukan berdasarkan penilaian
terbaik
BANTUAN: berisikan cara penggunaan sistem unutk user.
2. Untuk Kepala Cabang
BERANDA: merupakan halaman utama dari Sistem Pendukung
Keputusan pemilihan calon peserta asuransi RumahKoe Syariah.
LIHAT DATA: digunakan saat ingin mencari dan melihat biodata
calon peserta secara rinci
KONSISTENSI: digunakan saat akan menghitung nilai
konsistensi unutk setiap kriteria yang telah ditetapkan
HITUNG YAGER: digunakan untuk menghitung hasil akhir dari
kriteria yang dimiliki calon peserta unutk mendapatkan informasi
layak atau tidaknya calon peserta mendapatkan asuransi
RumahKoe Syariah
LAPORAN: digunakan untuk mengetahui calon peserta yang telah
dianalisis dan yang telah dilakukan perhitungan terhadap kriteria
rumah yang dimiliki. Serta untuk mengetahui calon peserta yang
memenuhi kriteria yang telah ditentukan berdasarkan penilaian
terbaik
BANTUAN: berisikan cara penggunaan sistem unutk user.
xxxv
TAMPILAN APLIKASI
“RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PESERTA ASURANSI
RUMAHKOE SYARIAH MENGGUNAKAN FUZZY MADM MODEL YAGER”
ACCOUNT CUSTOMER SERVICE (ADMIN)
1. Halaman Login
xxxvi
2. Halaman beranda
xxxvii
3. Halaman input biodata calon peserta
4. Halaman lihat data calon peserta
xxxviii
5. Kofirmasi Hapus calon peserta
6. Halaman Laporan
xxxix
7. Halaman bantuan
ACCOUNT KEPALA CABANG (EKSEKUTIF)
1. HALAMAN LOGIN
xl
2. Halaman Beranda
3. Halaman Lihat Data
xli
4. Halaman Menghitung Konsistensi
xlii
5. Halaman hasil hitung Konsistensi
6. Halaman yager
xliii
7. Halaman Kondidsi jika nilai CR > 0.1
8. Halaman Laporan
xliv
9. Form Hasil cetak laporan
10. Halaman bantuan