67
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan meningkat secara signifikan seiring dengan perputaran waktu. Ini terlihat dari meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan, bersumber masyarakat serta terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.¹ Meningkatkan derajat kesehatan dapat dilihat dari berbagai aspek yang saling berhubungan, salah satunya adalah aspek gizi dan juga aktivitas fisik. Namun jika terjadi ketidakselarasan pada kedua hal tersebut, tentu akan menimbulkan berbagai dampak salah satunya yaitu obesitas. 2 Obesitas adalah penumpukan lemak tubuh yang berlebih. Penyebab obesitas sangat multifaktorial, pada pembagian dua bagian besar dibagi menjadi faktor internal ( genetik dan gangguan hormonal) dan faktor eksternal yang meliputi (aktivitas fisik, gaya hidup, nutrisi dan juga sosial ekonomi). 3,4,5 Obesitas yang didapat karena pengaruh faktor eksternal biasanya terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara asupan 1

SKRIPSI REVISI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI REVISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan meningkat secara signifikan

seiring dengan perputaran waktu. Ini terlihat dari meningkatnya kesadaran,

kemauan dan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk

hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan, bersumber masyarakat serta

terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya

kemampuan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.¹

Meningkatkan derajat kesehatan dapat dilihat dari berbagai aspek yang saling

berhubungan, salah satunya adalah aspek gizi dan juga aktivitas fisik. Namun jika

terjadi ketidakselarasan pada kedua hal tersebut, tentu akan menimbulkan

berbagai dampak salah satunya yaitu obesitas.2

Obesitas adalah penumpukan lemak tubuh yang berlebih. Penyebab

obesitas sangat multifaktorial, pada pembagian dua bagian besar dibagi menjadi

faktor internal ( genetik dan gangguan hormonal) dan faktor eksternal yang

meliputi (aktivitas fisik, gaya hidup, nutrisi dan juga sosial ekonomi).3,4,5 Obesitas

yang didapat karena pengaruh faktor eksternal biasanya terjadi karena adanya

ketidakseimbangan antara asupan energi dan pengeluaran energi yang berdampak

pada penumpukan sisa energi yang tidak terpakai dalam bentuk cadangan lemak

yang akhirnya menjadi obesitas.3

Pada penyuluhan riskesdas 2010 mengenai gizi seimbang diikuti dengan

aktivitas fisik, ternyata sangat diperlukan terlebih untuk mengatasi masalah

obesitas pada remaja dan dewasa .6 Penelitian pada anak muda Flemish ternyata

didapatkan bahwa subyek dengan obesitas menunjukkan kekuatan pegangan

tangan yang lebih besar dibandingkan non obesitas,meskipun komponen

kesegaran jasmani yang lain memiliki skor yang lebih rendah.7 Dan juga

didapatkan pada remaja obesitas tampaknya kurang aktif secara fisik daripada

1

Page 2: SKRIPSI REVISI

rekan-rekan mereka lebih ramping, tetapi pengeluaran energi total remaja obesitas

mungkin sama atau besar.7

Aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh sistem

muskuloskeleal yang setiap gerakannya dapat membuat pengeluaran energi.

Rendah dan tingginya aktivitas fisik seseorang berhubungan dengan obesitas,

penelitian menyatakan angka kejadian obesitas (70% pada laki-laki dan 59% pada

wanita) disebabkan oleh kurangnya partisipasi dalam aktivitas fisik dan

kurangnya latihan olahraga yang diperlukan.8 Selain aktivitas fisik, asupan gizi

juga mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap obesitas. Asupan gizi adalah

semua makanan dan minuman (yang selanjutnya di anggap sebagai makanan)

yang dikonsumsi secara peroral. Selain makanan, ada juga suplemen makanan dan

bumbu yang mengandung energi dan ataupun nutrisi. Dapat dijabarkan asupan

gizi adalah jumlah asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, fe, dan zinc yang

dikonsumsi oleh seseorang yang bersumber dari makanan dan minuman.9

Penelitian menyatakan remaja yang mengalami obesitas mempunyai asupan gizi

yang lebih tinggi dan konsumsi makanan (energi dan lemak) yang lebih besar

daripada remaja non obesitas. Dapat disimpulkan adanya hubungan kuat antara

jumlah makanan yang dikonsumsi dan asupan gizi dengan kejadian obesitas pada

remaja.10

Masalah obesitas pada remaja menjadi polemik tersendiri. Data Riskesdas

2010 menggambarkan prevalensi besarnya obesitas pada remaja usia 16-18 tahun

di Indonesia sebesar 1,4% dan khususnya di Provinsi Jawa Barat memliki

prevalensi sebesar 2,1%. Usia remaja (16-18 tahun) cenderung memiliki aktivitas

fisik yang tinggi, semakin tinggi aktivitas fisik yang dilakukan semakin tinggi

pula asupan energi yang dibutuhkan. Namun remaja cenderung menyukai

makanan padat energi yakni makanan manis dan berlemak, yang jika terus

dikonsumsi tanpa diimbangi dengan pengeluaran energi yang sesuai akan

berdampak pada kegemukan, obesitas dini atau penyakit degeneratif

berkepanjangan seperti stroke, jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi pada

usia lanjut.

2

Page 3: SKRIPSI REVISI

Dari data-data diatas, maka memperkuat keinginan penulis untuk membuat

penelitian yang berjudul “Hubungan antara aktivitas fisik, asupan gizi dengan

obesitas”. Penelitian ini akan dilakukan di SMAN 2 depok dengan harapan agar

remaja siswa/i (remaja usisa 16-18 tahun) lebih memperhatikan asupan gizi dan

aktivitas yang seimbang agar terhindar dari obesitas.

1.2 Permasalahan penelitian

1.2.1 Permasalahan Umum

Masalah remaja obesitas menjadi polemik tersendiri. Remaja yang pada

hakikikatnya memiliki kecendrungan untuk beraktivitas lebih tinggi, yang diikuti

pula oleh peningkatan konsumsi makanan tambahan yang padat energi (manis

ataupun berlemak ) dan jika tidak dilakukan pengontrolan baik yang baik dampak

berdampak pada obesitas.

1.2.2 Permasalahan Khusus

1. Bagaimana gambaran status gizi siswa/i SMA usia 16-18 tahun ?

2. Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas siswa/i SMA

usia 16-18 tahun ?

3. Apakah ada hubungan antara asupan gizi dengan obesitas siswa/i SMA

SMA usia 16-18 tahun ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya hubungan antara aktivias fisik , asupan

gizi dengan obesitas agar dapat meningkatkan status kesehatan remaja.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran status gizi siswa/i SMA usia 16-18 tahun.

2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas

siswa/iSMA usia 16-18 tahun.

3. Untuk mengtahui adanya hubungan asupan gizi dengan obesitas siswa/i

SMA usia 16-18 tahun.

3

Page 4: SKRIPSI REVISI

1.4 Hipotesis

1. Terdapat gambaran status gizi siswa/i SMA usia 16-18 tahun.

2. Adanya hubungan antara antara aktivitas fisik dengan obesitas siswa/i

SMA usia 16-18 tahun.

3. Adanya hubungan asupan gizi dengan obesitas siswa/i SMA usia 16-18

tahun.

1.5 Manfaat

1.5.1 Bagi Ilmu Pengetahuan

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi kesehatan akan

hubungan antara aktivitas fisik , asupan gizi dengan obesitas.

2. Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah kepustakaan akan

hubungan antara aktivitas fisik , asupan gizi dengan obesitas.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian-penelitian

berikutnya yang lebih berkembang.

1.5.2 Bagi Profesi

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi akan pentingnya

aktivitas fisik dan asupan gizi untuk menghindari obesitas .

1.5.3 Bagi Masyarakat

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat

akan pentingnya aktivitas fisik dan asupan gizi.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

masyarakat yang terhindar dari obesitas.

3. Penelitian ini diharapkan agar masyarakat dapat mengetahui asupan gizi

yang baik dan benar.

4. Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah pengetahuan akan gaya

hidup sehat.

4

Page 5: SKRIPSI REVISI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obesitas

Obesitas dalam pengertian sederhana diartikan sebagai kelainan kronik,

pada penumpukan lemak di tubuh yang berlebih.11 Obesitas juga dapat diartikan

sebagai akumulasi lemak yang berlebihan dibawah kulit dan jaringan lainnya

dalam tubuh, yang disebabkan karena ketidak seimbangan asupan dan

pengeluaran energi, sehingga berlebihnya kalori dalam tubuh yang dapat

menimbulkan resiko dan efek buruk bagi kesehatan seorang individu.12,13,14

2.1.1 Etiologi

Penyebab obesitas pada remaja biasa dikarenakan konsumsi makanan manis

dan berlemak yang dikonsumsi remaja saat sekolah. Jika digaris besarkan ,

penyebab obesitas dapat dibagi menjadi dua faktor :

1. Faktor internal

a) Herediter

Faktor genetik dari orangtua atau parental fatness diturunkan melalui faktor

DNA , yang memiliki peranan penting terhadap obesitas pada anak. Jika kedua

orangtua mengalami obesitas , maka kemungkinan anaknya menjadi obesitas

sebesar 80 %, sedangkan jika hanya salah satu ornagtua yang mengalami obesitas,

kemungkinan anaknya mengalami obesitas sebesar 40 %, dan jika kedua orangtua

tidak menalami obesitas, maka kemungkinan anaknya mengalami obesitas sebesar

14 %.4 Remaja yang memiliki orangtua obesitas, akan mewariskan tingkat

metabolisme yang rendah dan berbeda dengan anak yang tidak memiliki orangtua

obesitas.14

b) Hormonal

Gangguan hormonal turut ambil peran dalam terjadinya obesitas pada

remaja. Walau insidens terjadinya obeitas dikarenakan gangguan hormonal sangat

5

Page 6: SKRIPSI REVISI

jarang, tapi pada beberapa kejadian obesitas bisa terjadi karena adanya endocrine

disorder, seperti pada Sindroma Cushing, hiperaktivitas adrenokortikal,

hipogonadisme, dan penyakit hormon lain .3

2. Faktor eksternal

a) Aktivitas fisik

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan

kebutuhan energi, sehingga apabila aktivitas fisik rendah maka kemungkinan

terjadinya obesitas akan meningkat dikarenakan jika rendahnya aktivitas fisik,

sedikit terjadinya pembakaran lemak dan sedikit energi yang dipergunakan.

Misalnya pada anak seperti berkurangnya lapangan tempat bermain serta

tersedianya hiburan dalam bentuk game elektonik atau playstation dan tontonan

televisi.3,4 Dan aktivitas fisik yang kurang juga dapat merupakan salah satu faktor

risiko penyakit kronik terutama penyakit kardiovaskuler, penyakit serebrovaskuler

dan Diabetes Mellitustipe 2.15Anak dengan obesitas pada remaja akan memiliki

resiko 17 kali lipat obesitas pada masa dewasa yang sekaligus memiliki resiko

penyakit kardiovaskular, dan metabolik serta penyakit kejiwaan dan juga kanker

tertentu.17,18 Walaupun telah terjadi penurunan dan berat badan dapat

dipertahankan, setelah masa dewasa terdapat tingkat kematian lebih tinggi pada

dewasa yang mengalami obesitas di masa remaja.

b) Asupan gizi

Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah lemak

tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu.Kenaikan berat badan

dan lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama kali mendapat makanan padat,

asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak.11,16

c) Sosioekonomi

Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta

peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan

yang dikonsumsi.11 Keluarga dengan pendapatan tinggi dapat membeli makanan

6

Page 7: SKRIPSI REVISI

apa pun, termasuk makanan sehat bergizi namun juga makanan tinggi kalori/

lemak/gula, junk food, fast food, soft drink, yang merupakan penyumbang besar

terhadap masalah obesitas. Sebaliknya, keluarga dengan pendapatan rendah

cenderung mengonsumsi makanan yang kurang bergizi sehingga sering

mengantarkan mereka pada kondisi buruk.13 Pola makan adalah sebagai cara

individu dan kelompok individu memilih, mengkonsumsi dan menggunakan

makanan yang tersedia dan didasarkan pada faktor budaya dimana tempat mereka

hidup.

2.1.2 Prevalensi dan Epidemiologi

Pada tahun 2008, lebih dari 1,4 miliar orang kelebihan berat badan dan

lebih dari setengah miliar mengalami obesitas. Setidaknya 2,8 juta orang setiap

tahun meninggal akibat kelebihan berat badan atau obesitas. Prevalensi obesitas

hampir dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2008. Setelah berhubungan dengan

negara-negara berpenghasilan tinggi, obesitas kini juga lazim di negara

berpenghasilan rendah dan menengah.19

Pada penelitian WHO prevalensi mengenai overweight dan obesitas

meningkat sesuai dengan tingkat pendapatan negara. Prevalensi kelebihan berat

badan pada negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas lebih dari

dua kali lipat dari negara-negara berpendapatan rendah. Untuk obesitas, perbedaan

lebih dari tiga kali lipat dari obesitas 7% pada kedua jenis kelamin di bawah

negara-negara berpenghasilan menengah menjadi 24% di negara berpenghasilan

menengah ke atas.20

2.1.3 Klasifikasi

Untuk menilai obesitas di dapatkan perhitungan berdasarkan indeks massa tubuh

yang dinilai dari berat badan dibagi tinggi badan yang dikuadratkan Pengukuran

indeks massa tubuh untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas,

diinterpretasi menggunakan kategori status berat badan standard yang sama untuk

semua umur bagi pria dan wanita. Dan menurut depkes RI skala pengukuran yang

dipakai adalah, klasifikasi pengukuran berdasarkan Kriteria asia-pasifik .21

7

Page 8: SKRIPSI REVISI

Tabel 2.1 Indeks Massa Tubuh menurut CDC

Status gizi IMT

Kurang < 18,5

Normal 18,5 – 22,9

Resiko gemuk 23,0 – 24,9

Obesitas 1 25,0 – 29,9

Obesitas 2 ≥30,0

2.1.4 Dampak Obesitas pada Remaja

1. Faktor penyakit kardiovaskular

Faktor Risiko ini meliputi peningkatan: kadar insulin, trigliserida, LDL-

kolesterol dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDL- kolesterol.

Risiko penyakit Kardiovaskuler di usia dewasa pada anak obesitas sebesar 1,7 -

2,6. IMT mempunyai hubungan yang kuat (r = 0,5) dengan kadar insulin. Anak

dengan IMT > persentile ke 99, 40% diantaranya mempunyai kadar insulin tinggi,

15% mempunyai kadar HDL-kolesterol yang rendah dan 33% dengan kadar

trigliserida tinggi.22

2. Diabetes mellitus tipe-2

Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas.11,22 Pada anak

dengan obesitas, terjadi penurunan toleransi glukosa sebesar 25 % dan menderita

diabetes mellitus tipe-2 sebsar 4 %. Hampir semua anak yang mengalami obesitas

≥ + 3sd atau ≥99 persentil akan mengalami diiabetes mellitus tipe 2. 23

3. Obstructive sleep apnea

Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan gejala

mengorok.11 Ini disebabkan oleh penebalan jaringan lemak didaerah dinding dada

dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan diafragma, sehingga

terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan

8

Page 9: SKRIPSI REVISI

beban kerja otot pernafasan. Pada saat tidur terjadi penurunan tonus otot dinding

dada yang disertai penurunan saturasi oksigen dan peningkatan kadar CO2, serta

penurunan tonus otot yang mengatur pergerakan lidah yang menyebabkan lidah

jatuh kearah dinding belakang faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas

intermiten dan menyebabkan tidur gelisah, sehingga keesokan harinya anak

cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang seiring dengan

penurunan berat badan.11,16

4. Gangguan ortopedik

Pada anak obesitas cenderung berisiko mengalami gangguan ortopedik yang

disebabkan kelebihan berat badan, yaitu tergelincirnya epifisis kaput femoris yang

menimbulkan gejala nyeri panggul atau lutut dan terbatasnya gerakan panggul.11

5. Pesudotumor serebri

Pseudotumor serebri akibat peningkatan ringan tekanan intrakranial pada

obesitas disebabkan oleh gangguan jantung dan paru-2 yang menyebabkan

peningkatan kadar CO2 dan memberikan gejala sakit kepala, papil edema,

diplopia, kehilangan lapangan pandang perifer dan iritabilitas.11

2.2 Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik didefinisikan sebagai setiap gerakan tubuh yang dihasilkan

oleh otot-otot skeletal dan menghasilkan peningkatan resting energy expenditure

yang bermakna.24

Aktivitas fisik di luar sekolah termasuk aktivitas fisik di waktu luang,

dimana aktivitas dilakukan pada saat yang bebas dan dipilih berdasarkan

kebutuhan dan ketertarikan masing-masing individu. Hal ini termasuk latihan dan

olah raga. Latihan merupakan bagian dari aktivitas fisik yang terencana,

terstruktur, berulang dan bertujuan untuk meningkatkan atau menjaga kesegaran

jasmani, sedangkan olahraga termasuk sebuah bentuk aktivitas fisik yang

melibatkan kompetisi.24

2.2.1 Jenis-jenis aktivitas fisik

9

Page 10: SKRIPSI REVISI

Aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, aktivitas fisik yang

sesuai untuk remaja sebagai berikut:

a. Kegiatan ringan : hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak

menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan (endurance). Contoh :

berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju/piring, mencuci kendaraan,

berdandan, duduk, les di sekolah, les di luar sekolah, mengasuh adik, nonton TV,

aktivitas main play station, main komputer, belajar di rumah, nongkrong.

b. Kegiatan sedang : membutuhkan tenaga intens atau terus menerus, gerakan otot

yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh: berlari kecil, tenis meja,

berenang, bermain dengan hewan peliharaan, bersepeda, bermain musik, jalan

cepat.

c. Kegiatan berat : biasanya berhubungan dengan olahraga dan membutuhkan

kekuatan (strength), membuat berkeringat. Contoh : berlari, bermain sepak bola,

aerobik, bela diri ( misal karate, taekwondo, pencak silat ) dan outbond.

Berdasarkan aktivitas fisik di atas, dapat disimpulkan faktor kurangnya

aktivitas fisik anak penyebab dari obesitas. Lakukan minimal 30 menit olahraga

sedang untuk kesehatan jantung, 60 menit untuk mencegah kenaikan berat badan

dan 90 menit untuk menurunkan berat badan.13

2.2.2 Aktivitas fisik yang baik

Peningkatan aktivitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju

metabolisme.Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat

perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya.Aktivitas fisik untuk anak

usia 6-18 tahun lebih tepat yang menggunakan keterampilan otot, seperti

bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktivitas

fisik selama 20-30 menit per hari.11

2.2.3 Manfaat aktivitas fisik

10

Page 11: SKRIPSI REVISI

Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme.

Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik,

kemampuan fisik dan umurnya. Aktifitas fisik untuk anak reamaja, lebih tepat

yang menggunakan ketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan

senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari.11

Bagi segi remaja, membutuhkan aktivitas fisik karena ada keuntungan bagi

mereka dalam waktu jangka panjang dan keuntungan bagi mereka terutama dalam

tahun-tahun atau masa-masa pertumbuhan sehinggapertumbuhan mereka dapat

menjadi optimal. Beberapa keuntungan untuk remaja dari aktif secara fisik antara

lain:11

a. Membantu menjaga otot dan sendi tetap sehat.

b. Membantu meningkatkan mood atau suasana hati.

c. Membantu menurunkan kecemasan, stress dan depresi ( faktor

yang berkontribusi pada penambahan berat badan ).

d. Membantu untuk tidur yang lebih baik.

e. Menurunkan resiko penyakit penyakit jantung, stroke, tekanan

darah tinggi dan diabetes.

f. Meningkatkan sirkulasi darah.

g. Meningkatkan fungsi organ-organ vital seperti jantung dan paruparu.

h. Mengurangi kanker yang terkait dengan kelebihan berat badan.

Tabel 2.2 Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkan

11

Page 12: SKRIPSI REVISI

Jenis kegiatan Kalori yang digunakan/ jam

Jalan kaki 6 km/jam 150

Joging 8 km/jam 300

Lari 12 km/jam 480

Tenis tunggal 600

Tenis ganda 360

Golf 240

Berenang 180

2.2.4 Aktivitas aeorbik dan anaerobik

Perkembangan kondisi anaerobik dan aerobik selama aktivitas fisik atau

latihan penting diketahui dalam mempelajari kesegaran jasmani khususnya

kesegaran kardiorespirasi. Secara metabolik, ketahanan aerobik disediakan oleh

sistem oksidatif untuk tercapainya ketahanan jangka lama yang berlangsung

dengan adanya oksigen, sedangkan kondisi anaerobik tersedia melalui

penggunaan sistem Adenosin Triphosphat – Phosphate Creatin (ATP-PC) dan

sistem asam laktat untuk aktivitas fisik yang intensif dan segera yang diperoleh

tanpa kehadiran oksigen. Respon energi yang dihasilkan oleh sistem-sistem ini

menghasilkan kapasitas kerja fisiologis dari tubuh untuk penampilan fisik. Kedua

sistem ini bekerja saling berhubungan satu sama lain menggunakan proses

metabolik oksidatif maupun glikolisis dalam tingkat yang lebih besar atau lebih

sedikit tergantung kebutuhan tubuh.

2.3Asupan gizi

Asupan gizi diukur dari segi asupan makanan dan tidak dalam hal energi

dan asupan gizi dan karena jumlah energi dan nutrisi yang berasal dari

pengukuran asupan makanan, di terbaik, adalah jumlah energi dan nutrisi yang

ditemukan dalam makanan dan tidak tentu jumlah yang tersedia untuk individu

untuk metabolisme. Pengukuran asupan makanan, karena itu, hanya memberikan

panduan untuk, dan bukan ukuran langsung dari itu, jumlah energi dan nutrisi

yang tersedia untuk metabolisme.9

12

Page 13: SKRIPSI REVISI

2.3.1 Kebutuhan gizi remaja

Angka kecukupan gizi (AKG) yang dibutuhkan adalah banyaknya masing-

masing zat gizi essensial yang harus dipenuhi dari makanan, yang harus dicukupi

bagi kesehatan manusia. Zat gizi makro merupakan komponen terbesar yang

berguna untuk menyuplai energi, pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi

pemeliharaan dan aktivitas tubuh. 25 Angka kecukupan gizi dan energi yang baik

untuk tubuh terdapat pada tabel dibawah ini.26

Tabel 2.3 Angka kecukupan gizi yang diperlukan.

Kelompok umur Energi

(Kkal)

Protein

(g)

Lemak

(g)

Pria

16-18 tahun 2600 60 650

19-29 tahun 2550 65 638

Perempuan

16-18 tahun 2200 50 550

19-29 tahun 1900 50 475

2.3.2 Faktor- faktor mempengaruhi asupan gizi

Pola makan yang tebentuk sangat erat kaitannya dengan kebiasaan makan

seseorang. Secara umum faktor – faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola

makan ialah faktor ekonomi, sosial budaya, agama, pendidikan, dan lingkungan.

a. Faktor ekonomi

Faktor ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi konsumsi

pangan ialah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya pendapatan akan

13

Page 14: SKRIPSI REVISI

meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang

lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya

daya beli pangan baik secara kuantitas maupun kualitas. Meningkatnya taraf hidup

( kesejahteraan ) masyarakat, pengaruh promosi melalui iklan, serta kemudahan

informasi, dapat menyebabkan perubahan gaya hidup, dan timbulnya kebutuhan

psikogenik baru di kalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas. Tingginya

pendapatan yang tidak diimbangi pengetahuan gizi yang cukup, akan

menyebabkan seseorang menjadi sangat konsumtif dalam pola makannya sehari-

hari, sehingga pemilihan suatu bahan makanan lebih didasarkan pertimbangan

selera dibandingkan aspek gizi. Kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan

jenis siap santap ( fast food ), seperti ayam goreng, pizza,hamburger dan lain- lain,

telah meningkat tajam terutama dikalangan remaja, generasi muda dan kelompok

masyarakat ekonomi menengah ke atas.

b. Faktor sosio budaya

Pantangan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu dapat dipengaruhi

oleh faktor budaya / kepercayaan. Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai

kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi seseorang dalam memilih

makanan begitu pula kepercayaan. Kebudayaan menuntun orang dalam cara

bertingkah laku dan memenuhi kebutuhan dasar biologinya, termasuk kebutuhan

terhadap pangan. Kebudayaan juga menentukan kapan seseorang boleh

mengonsumsi suatu makanan ( dikenal dengan istilah tabu ), meskipun tidak

semua hal yang tabu masuk akal daari segi medis. Terdapat 3 kelompok anggota

masyarakat yang biasanya memiliki pantangan terhadap makanan tertentu, yaitu

balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

c. Agama

Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram dan

individu yang melanggar hukumnya berdosa. Adanya pantangan terhadap

makanan / minuman tertentu dari sisi agama dikarenakan makanan / minuman

tersebut membahayakan jasmani dan rohani bagi yang mengonsumsinya.

Pandangan agama Islam makan terlalu kekenyangan tidak di perbolehkan karena

akan merusak kesehatan ( memberatkan kerja jantung, sakit perut dll ) dan

14

Page 15: SKRIPSI REVISI

mengurangi kecerdasan serta akan menjadi malas untuk beribadah. Sedangkan,

menurut agama lain makan banyak hingga kekenyangan tidak bermasalah selama

perut masih dapat menampung makanan.

d. Lingkungan

Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku

makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah,

serta adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak. Kebiasaan makan

dalam keluarga sangat berpengaruh besar terhadap pola makan seseorang,

kesukaan seseorang terhadap makanan terbentuk dari kebisaan makan yang

terdapat dalam keluarga. Lingkungan sekolah, termasuk di dalamnya para guru,

teman sebaya dan keberadaan tempat jajan sangat mempengaruhi terbentuknya

pola makan, khususnya bagi remaja di sekolah.27

Tabel 2.4 Ringkasan pustaka

15

Page 16: SKRIPSI REVISI

Peneliti ,lokasi tahun

Studi desain Judul studi variabel Hasil

Robert SB, VinkenAG/

London, 1987

Kohort Energy and substrate

regulation in obesity

pediatrics.

Asupan gizi dan obesitas

Terdapat ketidakseimbangan energi pada anak

obesitas.

Rippe J, Mc Innis K,

Melanson K 2001-9

Kohort Physician involvement

in the management

of obesity as a primary medical

condition.

Aktivitas fisik dengan

obesitas

Subjek dengan obesitas yang

diberikan pengarahan dan

management dapat lebih baik

menurunkan berat badan ,

dibandingkan yang tidak.

Syarif D R/ Surabaya,2003

Kohort Childhood obesity :Evalu

ation and management ,

pediatics

Nutrisi dan obesitas.

Management nutrisi masa kanak-kanak

sangat berpengaruh

terhadap penyakit masa dewasa.

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

16

Page 17: SKRIPSI REVISI

3.1 Kerangka Konsep

Faktor Internal tidak diperiksa karena keterbatasan waktu, sedangkan

ras,suku tidak dibedakan karena dianggap satu kultural. Faktor-faktor diatas

mendasari kerangka konsep, seperti berikut :

3.2 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat ukur Cara pengukuran

Hasil pengukuran Skala pengukuran

17

Obesitas

Aktivitas fisik

Asupan gizi

Page 18: SKRIPSI REVISI

1. Aktivitas fisik

gerakan fisik yang melibatkan sistem muskuloskeleal yang setiap gerakannya dapat membuat pengeluaran energi oleh responden.

Kuisioner

(IPAQ short form.)28

Wawancara 1. Aktif : jika skor diatas 2,5

2. Tidak aktif : jika skor dibawah 2,5

Ordinal

2. Asupan gizi

semua makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh responden.

Kuisioner (Food Recall)29

Wawancara 1. Cukup : jika supan gizi ≥ 80% AKG 2004

2. Kurang : jika supan gizi < 80% AKG 2004

Ordinal

3. Obesitas Suatu keadaan dimana nilai pengukurann indeks massa tubuh responden yang memiliki hasil perhitungan ≥25 .

Dengan menggunakan pengukuran indeks massa tubuh. 30

Wawancara dengan pengukuran yang disisipkan.

Kurang: <18,5 Normal : 18,5 –

22,9 Overweight : 23,0

– 24,9 Obesitas : 25,0 –

≥30,0

Ordinal

BAB IV

METODE

18

Page 19: SKRIPSI REVISI

4.1 Desain Penelitian

Pada penelitian ini digunakan rancangan penelitian analitik

deskriptif dengan metode pendekatan cross sectional .

4.2 Lokasi dan waktu penelitian

Pada penelitian ini diadakan di SMAN 2 Depok .Penelitian

direncanakan dilakukan pada bulan September hingga bulan November

2013 .

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah siswa/i obesitas dan non obesitas

yang berusia 16-18 tahun .

4.3.2 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa/i kelas XI dan XII di

SMAN 2 Depok.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini meliputi siswa/i SMAN 2 Depok yang

memiliki kriteria berikut ini :

Kriteri Inklusi :

1. Siswa/i aktif di SMAN 2 Depok

2. Sehat

3. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini

4. Usia 16-18 tahun

Kriteria Eksklusi :

19

Page 20: SKRIPSI REVISI

1. Siswa/i yang menolak berpartisipasi

2. Mengkonsumsi obat-obat yang dapat mempengaruhi penilaian penelitian .

4.3.3 Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel menggunakan cara consequetive non random

sampling . Sampel diambil dalam lingkup siswa/i SMAN 2 Depok yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

4.3.4 Perkiraan Pengambilan sampel

Sesuai dengan tujuan penelitian dan cara pengabilan sampel, maka besar

sampel menggunakan rumus sebagai berikut :

Infinit : n0 = Z².p.q

Finit : n = n0

1 + n0

N

Infinit : 1,96².0,02.0.98 = 30.118144

0,05²

Finit : 30.118144

1+ 30.118144

494 = 30 sampel

Keterangan :

n0 = jumlah sampel minimal N = populasi SMAN2Depok (494 siswa)

n = jumlah sampel yang diperlukan Z = derajat kepercayaan (1,96)

p = prevalensi anak obesitas (2,1% = 0.02)6

20

Page 21: SKRIPSI REVISI

q = 1-p (prevalensi anak yang tidak obesitas) (0,98)

d = limit dari error atau presisi absolut (0,05)

Berdasarkan perhitungan besar sampel dibutuhkan 30 orang ,dengan

jumlah drop out sebesar 15 %, maka jumlah besar sampel minimal 35

orang.Namun untuk memudahkan pembagian sampel, peneliti membulatkan

menjadi 40 orang.

4.4 Bahan dan Instrumen Penelitian

4.4.1 Bahan

Siswa/i yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi .

4.4.2 Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai pada penelitian ini adalah :

1. Kuisioner : untuk mengukur aktivitas fisik (IPAQ short form,

asupan gizi(food recall) yang sebelumnya telah dijelaskan di definisi

operasional.

2. Meteran : untuk pengukuran tinggi sampel dengan tingkat

ketelitian 1cm.

3. Timbangan : untuk pengukuran berat badan sampel, dengan

tingkat ketelitian 100 gram.

4.5 Analisis data

Analisis data pada perkumpulan data pertama melalui cleaning, coding dan

data entry menggunakan SPSS . Dan pada penelitian ini analisis data yang

digunakan adalah analisis univariat dan bivariat yang akan dijabarkan sebagai

berikut.

4.5.1 Analisis univariat

21

Page 22: SKRIPSI REVISI

Analisis univariat adalah analisis yang menjelaskan sper-variabel baik

variabel bebas mapupun variabel tergantung. Variabel bebas diantaranya aktivitas

fisik, asupan gizi dan pola. Dan variabel terngantungnya adalah obesitas.

4.5.2 Analisis bivariat

Analisis bivariat adalah analisi yang ditujukan untuk melihat adanya

hubungan diantara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung.

Pada penelitian ini analisis bivariat diantaranya hubungan antara aktivitas fisik

dengan obesitas. Pada analisis bivariat ini digunakan uji chi-square dengan

tingkat kemaknaan 5 %. Bila nilai p-value < 0,05 maka hubungan antara variabel

bebas dan variabel tergantung berhubungan. Dan dikatakan hubungan antara

variabel bebas dengan variabel tergantung tidak berhubungan jika nilai p-value >

0,05 .

4.6 Alur penelitian

4.7 Etika penelitian

22

Analisis data

Pengumpulan data

Wawancara aktivitas fisik,asupan gizi,

Pengukuran tinggi badan dan berat badan .

Siswa/i SMAN 2 Depok

Hasil penelitian

Page 23: SKRIPSI REVISI

1) Peneletian dilakukan setelah mendapat persetujuan dan diketahui oleh

kedua belah pihak terkait (Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Trisakti, dr. Suriptiastuti, DAP&E, MS dan Kepala Sekolah SMAN 2

Depok, Drs. H.M. Achmadi )

2) Setiap pelajar diberikan informasi dan tujuan penelitan beserta

dimintai persetujuan dalam penelitian ini .

3) Keamanan dan keselamatan para pelajar selalu di utamakan.

4.8 Penjadwalan penelitian

23

Page 24: SKRIPSI REVISI

24

Kegiatan

Waktu

Juni Juli Agustus September- November

Desember Januari Februari

Persiapan &

pengumpulan

data

Penyusunan

&

penyelesaian

BABI

(Pendahuluan

)

Penyusunan

&

penyelesaian

BABII

(Tinjauan

pustaka)

Penyusunan

&

penyelesaian

BABIII

(Metodologi)

Penyusunan

&

penyelesaian

BABIV(Hasil

)

Penyusunan

&

penyelesaian

BABV

(Pembahasan

)

Penyusunan

&

Page 25: SKRIPSI REVISI

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Analisis Univariat

Analisis univariat akan mendeskripsikan mengenai karakteristik masing -

masing variabel bebas dan tergantung yang diteliti, yaitu karakteristik responden

(jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh), aktivitas fisik dan asupan gizi .

5.1.1 Karateristik Responden

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Pada Siswa/i SMAN 2 Depok

KarakteristikFrekuensi

Jumlah (n) Persen (%)

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

18

22

45,0

55,0

Jumlah 40 100,0

Usia

16 tahun

17 tahun

18 tahun

8

25

7

20

62,5

17,5

Jumlah 40 100,0

25

Page 26: SKRIPSI REVISI

Indeks Massa Tubuh

Kurus

Normal

Overweight

Obesitas kelas 1

Obesitas kelas 2

8

10

4

16

2

20,0

25,0

10,0

40,0

5,0

Jumlah 40 100,0

Tabel 5.1 menunjukkan 40 orang responden (100,0%) terdiri dari 18 orang

(45,0%) laki-laki dan 22 orang (55,0%) perempuan. Hampir sebagian yaitu 25

orang (62,5%) berusia 17 tahun, 8 orang (20,%) berusia 16 tahun dan 7 orang

(17,5%) berusia 18 tahun.Sebagian besar responden yaitu, 16 orang (40,0%)

memiliki berat badan obesitas kelas 1, 10 orang (25,0%) bertubuh normal, 8 orang

(20,0%) bertubuh kurus, 4 orang (10,0%) termasuk dalam overweight dan 2

orang (5,0%) termasuk dalam obesitas kelas II.

5.1.2 Variabel bebas

Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Aktivitas Fisik dan Asupan Gizi

Siswa/i SMAN 2 DEPOK

Variabel bebasFrekuensi

Jumlah (n) Persen (%)

Aktivitas Fisik

Aktif

Tidak aktif

19

21

47,5

52,5

Jumlah 40 100,0

Asupan Gizi

Cukup

Kurang

27

13

67,5

32,5

26

Page 27: SKRIPSI REVISI

Jumlah 40 100,0

Tabel 5.2 menunjukan tingkat aktivitas fisik responden , yang di bagi menjadi dua

kategori berdasarkan nilai median untuk menunjukan tingkat aktivitas fisik

responden .Pada penelitian didapatkan hasil yaitu, 21 orang (52,5%) responden

memiliki tingkat aktivitas fisik dibawah nilai median sehingga tergolong tidak

aktif, sedangkan 19 orang (47,5%) memiliki tingkat aktivitas fisik diatas nilai

median yang dapat dimasukkan dalam golongan aktif. Dan juga pada tabel

didapatkan status asupan gizi responden , yang dibagi menjadi dua kategori untuk

menunjukan status gizi responden. Pada penelitian didapatkan nilai sebagian

besar responden memiliki angka kecukupan gizi yang cukup yaitu, 27 orang

(67,5%), sedangkan 13 orang (32,5%) memiliki angka asupan gizi yang kurang.

5.1.3 Variabel tergantung

Pada hasil perhitungan variabel tergantung, yaitu status gizi hasil penelitian dibagi

menjadi dua hasil pengukuran (obesitad dan tidak obesitas) ini dilakukan agar

dapat memudahkan perhitungan.Pada penelitian didapatkan hasil pada responden

yaitu, 22 orang (55,0%) memiliki status gizi pada tingkat tidak obesitas sedangkan

responden yang memiliki status gizi obesitas sebanyak 18 orang (45,0%).

5.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat ditujukan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel

yaitu variabel bebas aktivitas fisik yang meliputi aktivitas pada saat olahraga

maupun waktu luang dan asupan gizi yang dinilai dari jumlah makanan selama 24

jam, dengan variabel tergantung obesitas.

5.2.1 Hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas.

Tabel 5.4 Hubungan antara Aktivitas Fisik Dengan Obesitas Siswa/i SMAN 2

Depok

Tingkat aktivitas fisik

Status GiziTotal

P value

Obesitas Tidak Obesitas

N % n % n %

27

Page 28: SKRIPSI REVISI

Aktif 1 2,5 18 45,0 19 47,50,000

Tidak aktif 17 42,5 4 10,0 21 52,5

Hasil analisis antara aktivitas fisik dengan obesitas diperoleh bahwa ada sebanyak

1 orang (2,5%) dari 19 orang (47,5%) responden yang memiliki tingkat aktivitas

fisik yang aktif memiliki status gizi obesitas dan sisanya 18 orang (45,0%)

memiliki status gizi yang tidak obesitas. Sedangkan 17 orang (42,5%) responden

dari 21 orang (52,5%) responden yang memiliki tingkat aktivitas fisik tidak aktif

memiliki status gizi obesitas dan 4 orang (10,0%) responden yang memiliki

aktivitas fisik tidak aktif memiliki status gizi yang tidak obesitas. Hasil uji Chi-

square diperoleh nilai probabilitas p = 0,000 yang berarti tingkat kemaknaan <

0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas.

5.2.2 Hubungan antara asupan gizi dengan obesitas.

Tabel 5.5 Hubungan antaraAsupan Gizi dengan Obesitas Siswa/i SMAN 2

DEPOK

Status asupan gizi

Status GiziTotal

P valueObesitas Tidak Obesitas

N % n % n %

Cukup (menurut AKG)

17 42,5 10 25,0 27 67,5

0,001Kurang (menurut AKG)

1 2,5 12 30,0 13 32,5

Hasil analisis antara asupan gizi dengan obesitas diperoleh bahwa sebanyak 17

orang (42,5%) dari 27 (67,5%) responden yang memiliki asupan gizi cukup

memiliki status gizi obesitas,sedangkan sisanya sebanyak 10 responden (25,0%)

memiliki status gizi yang tidak obesitas.Didapatkan juga pada 1 orang (2,5%)

dari 13 orang (32,5%) responden yang memiliki asupan gizi kurang memiliki

status gizi yang obesitas dan sisanya sebanyak 12 orang (30,0%) memiliki status

gizi tidak obesitas. Hasil uji Chi-square diperoleh nilai probabilitas p = 0,001

28

Page 29: SKRIPSI REVISI

yang berarti lebih besar dari nilai tingkat kemaknaan< 0,05 maka dapat

disimpulkan ada hubungan antara asupan gizi dengan obesitas.

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik responden

6.1.1 Jenis kelamin

Berdasarkan hasil analisis univariat, dari 40 orang (100%) responden,

18orang (45%) responden berjenis kelamin laki-laki dan 22 orang (55%)

responden berjenis kelamin perempuan. Pada penelitian ini, tidak dibatasi jumlah

responden baik yang berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki, karena yang

diperlukan adalah data subjektif dari responden, yang masih menjadi siswa/i

SMAN 2 Depok yang memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi.

6.1.2 Usia

Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa/i yang berusia

remaja tengah yaitu antara 16 sampai 18 tahun dan terbanyak pada usia 17 tahun

(62,5%). Usia remaja tengah adalah usia transisi untuk menjadi dewasa, yang

biasanya pada usia ini remaja memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi , yang

29

Page 30: SKRIPSI REVISI

menyebabkan mereka membutuhkan asupan gizi yang lebih banyak dan mulai

menambahkan asupan makanan dengan makanan-makanan pendamping

dibanding usia dewasa,ini membuat remaja lebih riskan terkena obesitas.13Remaja

juga sangat penting untuk diperhatikan karena remaja yang mengalami obesitas

80% berpeluang untuk mengalami obesitas pula pada saat dewasa dan juga

sepanjang hidupnya berisiko lebih tinggi untuk menderita sejumlah masalah

kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, asma dan

beberapa jenis kanker.21

6.1.3 Indeks Massa Tubuh

Indeks massa tubuh merupakan salah satu metode yang menunjang untuk

dapat menilai status gizi baik usia di atas maupun dibawah 18 tahun. Dari hasil

analisis univariat, dapat disimpulkan keadaan gizi siswa/i SMAN 2 DEPOK

dalam keadaan sangat baik, karena sebagian besar responden (40,0%) yaitu 16

orang dari 40 orang responden memiliki berat badan obesitas tipe 1. Keadaan

status gizi yang berlebih pada siswa/i SMAN 2 Depok ini dicapai karena tingkat

asupan gizi yang berlebih serta diet makanan yang cenderung tinggi

karbohidrat,aktivitas fisik yang kurang dan juga tatus perekonomian responden

yang memudahkan lebih dari sebagian responden mempunyai indeks massa tubuh

yang berlebih/ obesitas.32

6.2 Obesitas

Hasil analisis univariat menyatakan bahwa didapatkan angka status gizi

obesitas pada penelitian yaitu 18 orang (45%), sedangkan sisanya yaitu 22 orang

(55%) memiliki status gizi tidak obesitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

rata-rata remaja yang mengalami obesitas adalah sebesar 10,3% .33Pada penelitian

ini, responden yang diteliti memiliki rata-rata status gizi obesitas. Hasil yang sama

juga dinyatakan oleh penelitian yang dilakukan Kartika, et al tahun 2012 pada 40

responden yang dikategorikan menurut usia menunjukkan bahwa rata-rata remaja

yang mengalami obesitas adalah sebesar 10,5% dari total siswa yang ada di

SMAK Santa Agnes Surabaya.34

30

Page 31: SKRIPSI REVISI

6.3 Aktivitas Fisik

Pada penelitian ini didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda yaitu 19 orang

(47,5%) dari 40 orang responden yang memiliki tingkat aktivitas fisik yang

aktif.Penelitian yang dilakukan oleh Syarifatun menyatakan pada siswa SMA

cenderung lebih banyak memiliki aktivitas fisik yang sedang-berat daripada yang

memiliki aktivitas ringan/ tidak aktif yang biasanya .35Namun pada penelitian ini,

didapatkkan lebih banyak responden yang memiliki tingkat aktivitas fisik tidak

aktif.Penelitian menyatakan salah satu faktor yang menyebabkan tingkat aktivitas

fisik yang tidak aktif ini didasari dari tingkat kebiasaan remaja yang lebih sering

menonton tv dibandingkan beraktivitas diluar rumah.

6.4 Asupan Gizi

Lebih dari sebagian responden (67,5%) memiliki angka asupan gizi yang

cukup atau ≥ 80% AKG dan 13 orang (32,5%) memiliki angka asupan gizi yang

kurang.Ini menandakan bahwa sebaian besar dari responden memiliki tingkat

komsumtif yang baik ataupun berlebih, inipun serupa dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kartika dan Siti yang mengatakan, sebagian besar kelompok

remaja obesitas memiliki frekuensi konsumsi pangan, makanan cepat saji dan

kudapan lebih banyak daripada kelompok non obesitas.3 Ini didapatkan karena

pada pada remaja kelompok obesitas biasanya memiliki tingkat pengetahuan yang

rendah akan asupan gizi yang baik dan juga pengeluaran jajan yang besar serta

tidak aktifnya dalam aktivitas fisik.34

6.5 Hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas.

Pada aktivitas fisik didapatkan 19 orang (42,5%) responden memiliki

tingkat aktivitas fisik aktif dan 21 orang (57,5%) responden memiliki tingkat

aktivitas fisik tidak aktif.Hanya 1 orang pada kelompok obesitas yang memiliki

aktivitas fisik aktif.Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara

aktivitas fisik dengan obesitas (p= 0,000) didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Wiwied et al, tahun 2012 pada 80 responden remaja SMAN 9

Semarang, menyatakan bahwa tingginya kebiasaan olahraga pada respoden (60%)

31

Page 32: SKRIPSI REVISI

sekitar 1,5-3 jam atau lebih per minggu dapat menurukan risiko obesitas daripada

yang hanya menonton tv dan tidur dirumah dengan p < 0,0037.33

6.6 Hubungan antara asupan gizi dengan obesitas.

Sebagian besar responden yaitu 27 orang (67,5%) memiliki satus asupan

gizi cukup sedangkan 13 orang (32,5%) memiliki status asupan gizi kurang.Dan

didapatkan hanya 1 orang pada kelompok obesitas yang memiliki asupan gizi

kurang.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya hubungan antara asupan

gizi dengan obesitas (p=0,001) dan juga didapatkan pada remaja yang memiliki

asupan gizi yang cukup 20 kali lebih besar dapat mengalami obesitas(OR =

20,400 ,CI = 2,296-181,264) ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang di

lakukan oleh Irma, tahun 2006 bahwa pola konsumsi energi tinggi 4 kali lebih

besar untuk terjadinya obesitas pada anak dan remaja .33

32

Page 33: SKRIPSI REVISI

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Didapatkan gambaran status gizi pada siswa/i SMAN 2 Depok sebanyak

18 orang (45,00 %) dari 40 orang memiliki status gizi obesitas.

2. Siswa/i SMAN 2 Depok yang memiliki aktivitas fisik tidak aktif lebih

banyak dibandingkan yang aktif dengan hasil 19 orang (47,50%) aktivitas

fisik aktif dan 21 orang (52,50%) aktivitas fisik kurang aktif dari 40 orang

responden.

3. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas pada siswa/i

SMAN 2 Depok (p = 0,000).

4. Siswa/i SMAN 2 Depok yang memiliki angka asupan gizi yang cukup

lebih banyak dibandingkan yang memiliki asupan gizi kurang dengan hasil

penelitian 27 orang (67,50%) memiliki asupan gizi cukup dan 13 orang

(32,50%) memiliki asupan gizi kurang dari 40 orang responden.

33

Page 34: SKRIPSI REVISI

5. Terdapat hubungan antara asupan gizi dengan obesitas pada siswa/i

SMAN 2 Depok (p= 0,001).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan peneliti yang dimiliki dalam

penelitian ini, maka dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

- Penelitian tentang obesitas selanjutnya diharapkan lebih meneliti

faktor-faktor lain seperti faktor internal yaitu gangguan hormonal

dan juga menanyakan lebih lanjut tentang riwayat orangtua.Dan juga

untuk faktor eksternalnya diharapkan dapat meneliti dari sisi

pengetahuan remaja akan obesitas dan pola konsumsi makanan baik

makanan cepat saji maupun kudapan serta tingkat konsumsi energi.,

karena hal ini baik diketahui untuk dapat menemukan solusi

sehingga dapat menurunkan prevalensi obesitas di kalangan remaja.

2. Bagi Siswa/i SMAN 2 Depok

- Bagi siswa/i agar dapat mengurangi konsumsi makanan khususnya

makanan tinggi karbohidrat dan lemak serta untuk meningkatkan

aktivitas fisik sehari-hari baik olahraga maupun waktu luang terkait

dengan obesitas.

3. Bagi SMAN 2 Depok

- Diadakan penyuluhan atau pemeriksan kesehatan yang lebih rutin

untuk mengingatkan ,mengatasi dan mengantisipasi akan bahaya

obesitas baik yang telah memiliki tubuh obesitas maupun yang

belum.

34

Page 35: SKRIPSI REVISI

DAFTAR PUSTAKA

1. Upaya Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Available at http://www.depkes.go.id . 2009.

2. Hadi, H. 2005. Beban Ganda Masalah Gizi Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.

3. Nugraha,G.I, 2009. Etiologi dab patofisiologi obesitas dalam : Soegih, R.R., dan Wiramihardjadja K.K .Obesitas permasalahan dan terapi praktis .Jakarta. ed : Sagung seto, p9-18.

4. Mustofa, A. Solusi Ampuh Mengatasi Obesitas. Yogyakarta : HanggarKreator; 2010.

5. Newnham,JP . Nutrition and the early origins of adult disease,Asia Pacific J Clin Nutr.2002;11 (suppl) :5537-42

6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,Riset kesehatan dasar (Riskesdas). Departemen kesehatan Indonesia 2010: halaman 51-9

7. Deforche B, Lenefre J , Bourdheauij I, Hills A, Daquet W, Bouckaert J.Physical fitness and physical activity in obese and non obese flemish youth. Obes Res 2003;11:434-41

8. M Liebman, S Pelican, SA Moore, B Holmes, MK Wardlaw, LM Melcher et al, Dietary intake, eating behavior, and physical activityrelated determinants of high body mass index in rural communities ,International Journal of Obesity : 2003; 27, 684–92

9. Rutishauer.I.Dietary intake measurements. School of health sciencies,Deakin University.Australia;2005.8(7a),1100-07

10. LJ Gillis1, LC Kennedy1, AM Gillis, O Bar-Or . Relationship between juvenile obesity, dietary energy and fat intake and physical activity, International Journal of Obesity :2002;26, 458–463

11. Syarif DR .Childhood obesity:Evaluatuion and management,dalam naskah lengkap National obesity symposium 11 , Ed : Adi S.Surabaya :2003 ;123-39

35

Page 36: SKRIPSI REVISI

12. WHO .Obesity : Preventing and managing the global epidemic, WHO technical report series 2004; 894.

13. Nurmalina, Rina. 2011. Pencegahan & Manajemen Obesitas. Bandung :ElexMedia Komputindo, p35-40

14. Ronald S . Pedoman perawatan kesehatan anak.bandung : Yama widya 15. Makari A.Lifestye diseases : an economic burden on the health service.

Availableat:http://www.un.org/wcm/content/site/chronicle/home/archive/issues2010/achieving_global_health/economicburdenonhealthservices?ctnscroll_articleContainerList=1_0&ctnlistpagination_articleContainerList=true. Diunduh 28 juni 2013.

16. Hidayati SN, Irawan R, Hidayat B . Obesitas pada anak.Buletin pediatrik Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.Surabaya :2006.

17. Kiess W, Marcus c, Wabitsch M . Transfer into adulthood .Obesity in childhood and adolescense :pediatrics and adolescent medicine , vol 9 . Basel : 2004 ; 219-28

18. Standing commitee on nutrition (SCN) .Overweight and obesity , a new nutrition emergency ? . ED : 29 .2005

19. WHO. 10 fact about obesity..2013.Geneva20. WHO. Mean body mass index .2013 .Geneva21. Centers for Disease Control and Prevention (2009b). BMI for children and

teens Retrieved 20 July, 2013, from http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/childrens_bmi/about_childrens_bmi.html

22. Freadman DS.Childhood obesity and coronary heart disease : Children and adolescent , Kiess W,Marcus C, Wabitsch M. Ed . Basel : Kargel AG , 2004 : 160-9

23. Blufier S. Type 2 diabetes mellitus in children and adolescent : the european perspective, Kiess W,Marcus C, Wabitsch M. Ed . Basel : Kargel AG , 2004 :170-81

24. Kurpad AV, Swaminathan S, Bhat S. IAP national task force for childhood prevention of adult disease: the effect of childhood physical activity on prevention of adult disease. Indian Pediatrics 2004; 41: 37-62.

25. Paath Rumdasih, Heryati.Zat gizi untuk diet ,2005 .Jakarta : Bumi Aksara.26. Widya Karya Pangan dan Gizi VIII (WKNPG).Lembaga Ilmu pengtahuan

Indonesia, 2004 . Jakarta27. Sulistyaningsih H. Gizi untuk kesehatan ibu dan anak.2011 .Yogyakarta:

Graha Imu.28. Baecke, Jos A.H, et.al. “A Short Questionnaire for The Measurement of Habitual

Physical Activity in Epidemiological Studies”. American Journal of Clinical Nutrition 36 (1982): p 936 – 42

29. Gibson, Rosalind S. Principles of Nutritional Assessments. New York, USA:Oxford University Press, 1990.

30. Gibson, Rosalind S. Principles of Nutritional Assessments. New York, USA:Oxford University Press, 2005.

36

Page 37: SKRIPSI REVISI

31. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,Riset kesehatan dasar (Riskesdas). Departemen kesehatan Indonesia 2007: halaman 50

32. Centers for Disease Control and Prevention. Overweight and Obesity. (internet) [cited 15 Januari 2012] Available athttp://www.cdc.gov/obesity/childhood/consequences .html.

33. Suryaputra K,Nadhiroh SR.Perbedaan Pola Makan dan Aktivitas Fisik Antara Remaja Obesitas dan Non-Obesitas.Makara 2012.(1).p45-50

34. Aini SN.Faktor Resiko yang Berhubungan Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Remaja di Perkotaan.UPJH 2012.1(2). P1-8

35. Oktaviani WD,Saraswati LD,Rahfiluffin MZ. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja dan Orangtua Dengan Indeks Massa Tubuh(IMT).JKM 2012.1(2).p542-53

36. Irma R, Kamaruddin T.Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Obesitas Pada Ana (Skripsi).Kendari :Jurusan Gizi Poltakkes ; 2006

LAMPIRAN

HASIL PENELITIAN

Statistics

Jenis

Kelamin Usia

Status

Gizi

Aktivitas

Fisik

Asupan

Gizi

Indeks

Massa

Tubuh

N Valid 40 40 40 40 40 40

Missing 0 0 0 0 0 0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 18 45.0 45.0 45.0

perempuan 22 55.0 55.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

37

Page 38: SKRIPSI REVISI

Valid 16.00 8 20.0 20.0 20.0

17.00 25 62.5 62.5 82.5

18.00 7 17.5 17.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Indeks Massa Tubuh

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kurus 8 20.0 20.0 20.0

normal 10 25.0 25.0 45.0

overweight 4 10.0 10.0 55.0

obesitas 1 16 40.0 40.0 95.0

obesitas 2 2 5.0 5.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Aktivitas Fisik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid aktif 19 47.5 47.5 47.5

tidak aktif 21 52.5 52.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Asupan Gizi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid cukup asupan gizi 27 67.5 67.5 67.5

kurang asupan gizi 13 32.5 32.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Status Gizi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

38

Page 39: SKRIPSI REVISI

Valid Obesitas 18 45.0 45.0 45.0

tidak obesitas 22 55.0 55.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Aktivitas Fisik * Status Gizi 40 100.0% 0 0.0% 40 100.0%

Aktivitas Fisik * Status Gizi Crosstabulation

Status Gizi

TotalObesitas tidak obesitas

Aktivitas Fisik aktif Count 1 18 19

Expected Count 8.6 10.5 19.0

% of Total 2.5% 45.0% 47.5%

tidak aktif Count 17 4 21

Expected Count 9.5 11.6 21.0

% of Total 42.5% 10.0% 52.5%

Total Count 18 22 40

Expected Count 18.0 22.0 40.0

% of Total 45.0% 55.0% 100.0%

39

Page 40: SKRIPSI REVISI

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 23.089a 1 .000

Continuity Correctionb 20.132 1 .000

Likelihood Ratio 26.765 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 22.512 1 .000

N of Valid Cases 40

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.55.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Aktivitas Fisik

(aktif / tidak aktif).013 .001 .129

For cohort Status Gizi =

Obesitas.065 .010 .443

For cohort Status Gizi = tidak

obesitas4.974 2.046 12.088

N of Valid Cases 40

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Asupan Gizi * Status Gizi 40 100.0% 0 0.0% 40 100.0%

40

Page 41: SKRIPSI REVISI

Asupan Gizi * Status Gizi Crosstabulation

Status Gizi

TotalObesitas tidak obesitas

Asupan Gizi cukup asupan gizi Count 17 10 27

Expected Count 12.2 14.9 27.0

% of Total 42.5% 25.0% 67.5%

kurang asupan gizi Count 1 12 13

Expected Count 5.9 7.2 13.0

% of Total 2.5% 30.0% 32.5%

Total Count 18 22 40

Expected Count 18.0 22.0 40.0

% of Total 45.0% 55.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 10.831a 1 .001

Continuity Correctionb 8.713 1 .003

Likelihood Ratio 12.406 1 .000

Fisher's Exact Test .002 .001

Linear-by-Linear Association 10.560 1 .001

N of Valid Cases 40

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.85.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Asupan Gizi

(cukup asupan gizi / kurang

asupan gizi)

20.400 2.296 181.264

41

Page 42: SKRIPSI REVISI

For cohort Status Gizi =

Obesitas8.185 1.218 55.009

For cohort Status Gizi = tidak

obesitas.401 .239 .672

N of Valid Cases 40

42

Page 43: SKRIPSI REVISI

KUESIONER

I. DAFTAR IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : …………………………………..

2. Umur : ……………………..............tahun

3. Jenis Kelamin : ………………………….

II. HASIL PENGUKURAN RESPONDEN

4. Berat Badan (BB) : ……………………kg

5. Tinggi Badan (TB) : ………………......cm

6. IMT : ……………………………………

43

Page 44: SKRIPSI REVISI

FORMULIR

FOOD RECALL 24 JAM

Hari/Tanggal : ………………………….

Harike- : ………………………….

Waktu NamaMasakan BahanMasakan

Jenis Banyaknya

URT Gr

Pagi/jam

Siang/ Jam

Malam/Jam

44

Page 45: SKRIPSI REVISI

FORMULIR

AKTIVITAS FISIK

a. Aktifitas Olahraga

1. apakah anda berolahraga? 1. Ya 2. Tidak

2. Jika ya, olahraga apa yang sering anda lakukan?

3. a) berapa lama anda melakukan olahraga tersebut setiap

kalinya ?.......menit/kali

b) selama seminggu, berapa kali ? 1. <1 2. 1-3 3. 4-6 4. 7-9 5. >4

c) selama setahun, berapa bulan ? 1. <1 2.1-3 3. 4-6 4. 7-9 5.>9

4. apakah anda melakukan olahraga lainnya (selain yang disebutkan di atas) ?

1. ya, yaitu........... 2. Tidak

(apabila jawaban tidak, lanjutkan pertanyaan 6)

5. a) selama seminggu, berapa kali ? 1. <1 2.1-2 3.2-3 4.3-4 5.>4

b) selama setahun, berapa bulan? 1. <1 2.1-3 3. 4-6 4.7-9 5.>9

b. Waktu luang

Sangat kurang

kurang Cukup Banyak Sangat banyak

6. jika dibandingkan dengan orang lain yang seumuran dengan anda, apakah waktu luang anda dirasakan :

45

Page 46: SKRIPSI REVISI

7. selama waktu luang, apakah anda sering berkeringat ?

8. selama waktu luang, apakah anda berolahraga?

9. selama waktu luang, apakah anda menonton televisi/ radio?

10. selama waktu luang, apakah anda melakukan kegiatan dengan berjalan?

11Selam waktu luang, apakah anda melakukan suatu kegiatan dengan jalan berkeliling/bersepeda ?

12. Berapa menit anda berjalan/bersepeda dalam sehari dari dan ke tempat tujuan

anda?

1. < 5 menit 2. 5-15 menit 3. 15-30 menit 4. 30-45 menit 5. >45 menit

46

Page 47: SKRIPSI REVISI

INFORMED CONSENT

Penjelasan mengenai penelitian

Penelitian mengenai hubungan antara aktivitas fisik dan asupan gizi dengan

obesitas, yang diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan

informasi dan status gizi kesehatan masyarakat khususnya remaja dan dapat

terhindar dari obesitas dan juga dampak-dampaknya.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan

mengenai risiko tersebut sehingga dapat melaksanakan pencegahan dan

pengendaliannya.

Oleh karena itu kami mengharapkan bapak/ibu/saudara untuk ikut serta

dalam penelitian ini. Bila bersedia maka peneliti akan melakukan wawancara dan

jika memenuhi persyaratan maka akan dilakukan pengukuran tinggi badan, berat

badan.Hasil pemeriksaan ini akan diinformasikan kepada bapak/ibu/saudara dan

semua hasil pemeriksaan akan dirahasiakan.

Bila ada pertanyaan, bapak/ibu/saudara dapat menghubungi peneliti di

nomor telepon 081213684804.

Bapak/ibu/saudara bebas untuk menolak ikut dalam penelitian ini. Bila

bapak/ibu/saudara bersedia ikut dalam penelitian ini kami mohon untuk

membubuhkan tanda tangan pada formulir persetujuan di bawah ini.

Jakarta,…………………..... 2013

47

Page 48: SKRIPSI REVISI

Malika

FORMULIR PERSETUJUAN

Semua penjelasan di atas telah disampaikan kepada saya dan telah saya

pahami. Dengan menandatangani formulir ini saya SETUJU untuk ikut dalam

penelitian ini.

Nama peserta penelitian :

Tanda tangan :

Tanggal :

48