Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROGRAM PELAKSANAAN SHOLAT DHUHA DALAM
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK
DI MADRASAH ALIYAH SWASTA
NURUL FALAH
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (1)
Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
ROZI SUSANTO
TP.161585
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHANTHAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
KEMENTERIAN AGAMA RIUIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBIT.AKULTAS TARBTYAH I}AI\[ KEGURUAI\
Hal : NotaDinasLampiran' ' ; -
S.epada -
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan{IIN Sulthan Thdha Saifuddin Jambidi
Tempati
As salamu' alaikum wr.w b.Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakanperbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara;
Nama : Rozi SusantoNIM : TP.161585Judul Skripsi : Program pelaksanaan sholat dhuha dalam meningkatkan
kedisiplinan anak di madrasah aliyah nurul falah kota jambi.
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan/ProgramStudi Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satusyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Pendidikan Agami Islam.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat segeradimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terlpa kasih.
Jambi,Pembi
Dr. M.
PERSETUJUA}I SKRIPSI/TUGAS AKTIIR
Nl-rP. 197501I 2006
II
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.
Revisi
Tgl.
Revisi
Halama
n
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan
perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara;
Nama : Rozi Susanto
NIM : TP.161585
Judul Skripsi : Program pelaksanaan sholat dhuha dalam meningkatkan
kedisiplinan anak di madrasah aliyah nurul Falah Kota Jambi.
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan/Program
Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Pendidikan Agama Islam.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat segera
dimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, 15 Juni 2020
Pembimbing I
Dr. Hj. Armida, M.Pd.I
NIP. 1912231990032001
KEMENTRIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat: Jl. Jambi – Ma. BulianKM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36365
PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode
Dokumen
In. 08-PP- In.08-FM-PP-05-07
05-01
Kode Formulir Berlaku tgl No.
Revisi
R-0
Tgl.
Revisi
-
Halaman
- -
Nomor: B, /D.1.1 /PP.00.9/V/2020
Skripsi/Tugas Akhir dengan judul : Program pelaksanaan sholat sunnah dhuha dalam meningkatkan kedisiplinan anak di madrasah aliyah swasta nurul falah kota jambi
Nama/NIM
Telah di munaqasyahkan pada
Nilai Munaqasyah
: Rozi Susanto / TP 161585
: Hari senin, 29 juni 2020
: 81,91 Dan telah dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
TIM MUNAQASYAH
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Yudi Kurniawan, M.Pd,
NIP.
Penguji I Penguji II
Pembimbing I
Dr. Hj Armida, M.Pd
NIP. 196212231990032001
Jambi, 29 juni 2020
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Sekretaris Prodi Pendidikan Agama Islam
Habib Muhammad, M.Ag
NIP. 19691114199401 1001
III
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya
sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Jambi, 2020
Rozi Susanto
TP. 161585
Materai 6.000.-
IV
PERSEMBAHAN
ِحيم ْحَمنِ الرَّ بِْسمِ َللاَّ الرَّ
Sujud syukurku kusembahkan kepadaMu ya Allah. Atas takdirMu saya bisa
menjadi pribadi yang berpikir, berilmu, beriman dan bersabar. Semoga
keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk masa depan dalam meraih cita-
cita saya.
Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk, Ayahanda Ibnu Hajar dan ibunda
Nurlaila. Terima kasih atas kasih sayang yang berlimpah dari mulai saya lahir,
hingga saya sudah sebesar ini. atas limpahan doa yang tak berkesudahan.
Terima kasih selanjutnya kakak saya Abdul Kodir yang luar biasa, dalam
memberi dukungan dan doa yang tanpa henti.
Terimakasih juga buat sahabat saya Nurhalimah, Ardian Humaiza, welli
angga berta dan teman-teman yang telah mendukung dan menemani saya dalam
situasi apapun.
Untuk semua pihak yang tidak saya sebutkan, terima kasih atas semuanya.
Semoga Tuhan senantiasa membalas setiap kebaikan kalian. Serta kehidupan
kalian semua juga dimudahkan dan diberkahi selalu oleh Allah SWT.
Saya menyadari bahwa hasil karya skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
tetapi saya harap isinya tetap memberi manfaat sebagai ilmu dan pengetahuan
bagi para pembacanya.
V
MOTTO
ٰكىةَ لَُهْم ٰلىةَ َوٰاتَُىا الصَّ ِلٰحِت َواَقَاُمىا الصَّ نَّ الَِّرْيَه ٰاَمىُْىا َوَعِملُىا الصّٰ ِِ ا
اَْجُسُهْم ِعْىَد َزبِِّهْم ۚ َوََل َخْىٌف َعلَْيِهْم َوََل ُهْم يَْحَصوُْىَن ﴿انبقشة : ۷۲۲﴾
Artinya : Sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan,
melaksanakan salat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
(QS.Al-Baqarah:277)
VI
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil „Alamin, segala puji dan syukur senantiasa saya
ucapkan kehadirat Allah Swt. Karena telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir/ karya ilmiah saya.
Shalawat dan salam penulis do‟a kan semoga tetap dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad Saw. Sebagai pembawa rahmat bagi semua umat seluruh alam.
Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai satu syarat untuk meraih sarjana
program S.I Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi, dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari
bahwa masih jauh dari kesempurnaan.
Namun berkah dari Allah Swt. Serta usaha-usaha penulis, skripsi ini juga
dapat diselesaikan. Selama pembuatan skripsi ini banyak halangan dan rintangan
yang penulis hadapi. Tetapi berkat kerja keras, bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, sehingga semuanya masih bisa di atasi. Pada kesempatan kali ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA, Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
3. Bapak Mukhlis, S.Ag, M.Pd. I, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam
4. IBU Dr. Hj. Armida,M.Pd.I sebagai pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh
keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
5. IBU Dr. Tuti Indriyani, M. Pd. I sebagai pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan
penuh keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik
VII
6. Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi dan Pengelola Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta
karyawan yang telah membantu penulis dalam melengkapi referensi dalam
penulisan skripsi ini.
7. Kepada teman-teman sejawat dan seperjuangan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terkhusus kepada kawan-kawan PAI-f, PPL, KKN.
Semoga kesuksesan senantiasa mengiringi langkah kita semua, dan juga
kakak angkatan maupun adik angkatan yang turut serta memberikan
semangat dan dukungan.
8. Kepada kepala sekolah Madrasah aliyah nurul falah kota jambi yang telah
rela mmemberikan izi dan meluangkan waktunya dalam membantu
penyelesaian tugas akhir saya.
Kemudian dari pada itu, sebagai karya manusia tentu dalam skripsi ini ada
terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kepada seluruh pembaca
diharapkan kesediaannya untuk mengkritik skripsi ini yang sifatnya membangun,
seterusnya mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan maanfaat bagi para
pembaca dan umumnya kita semua, dalam pepatah mengatakan “tiada gating yang
tak retak kritik dan saran yang kami harapkan”.
Amin yaarabbalalamin.
Jambi, 15 Juni 2020
Penulis
Rozi Susanto
TP.161585
VIII
ABSTRAK
Nama : Rozi Susanto
Nim : TP. 161585
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul :Program Pelaksanaan Sholat Dhuha Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Anak Di Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota
Jambi.
Skripsi ini memiliki latar belakang, terlihat bahwa Pertama, adanya perilaku menyimpang
seperti adanya siswa yang kurang patuh. Kedua kurangnya disiplin terhadap waktu. Ketiga
kurang perhatian terhadap pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif kualitatif, dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
lapangan (field recearch). Sumber data dari penelitian ini terdiri dari data primer yaitu:
guru Pendidikan Agama Islam, data skunder yaitu: siswa. Sedangkan teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara, data
yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk perhatian guru dalam
pelaksanaan program sholat sunnah dhuha dalam menbentuk kedisiplinan anak dengan
cara memberi nasihat atau memotivasi anak dan memberikan kegiatan-kegiatan
keagamaan lainya seperti menghafal alqur‟an, muhadaroh, belajar bahasa ingris, bahasa
arab, yasinan di setiap hari jumat pagi dan pembiasaan pelaksanaan sholat dhuha dan
kemudian di ajarkan sopan santun yang baik dengan tutur kata yang lemah
lembut.Kendala yang di hadapi guru Pembina program pelaksanaan sholat sunnah dhuha
dalammeningkatkan kedisiplinan anak di madrasah aliyah nurul Falah Kota Jambi.
Kedisiplinan waktu karena kurang nya motivasi dari dalam diri siswa dan kesadaran
beragama.pencapaian keberhasilan dalam program pelaksanaan sholat sunnah dhuha
dalam meningkatkan kedisiplinan anak di madrasah aliyah nurul falah kota jambi yaitu:
dalam pelaksanaan program sholat sunnah dhuha di awal waktu, di situ di tanamkan nilai-
nilai disiplin yang tinggi, seperti amana, istiqomah, sabar, berani dan tawadhu.
Kata Kunci: Sholat Dhuha dan Disiplin.
IX
ABSTRACT
Name : Rozi Susanto
Nim : TP. 161585
Major : Islamic Religious Education
Title : Duha prayer program in improving child discipline in madrasa aliyah
nurul falah jambi city.
This thesis has a background that, it is seen that First, the existence of deviant behavior
such as students who are less obedient. Second, the lack of discipline in time. Third, lack
of attention to the moral education of morality.The method used in this research is
descriptive qualitative method, and the type of research used is field research (field
recearch). Data sources from this study consist of primary data, namely: Islamic
Religious Education teachers, secondary data, namely: students. While the data collection
techniques used are observation, documentation and interviews, the data that has been
collected is then processed by means of data reduction, data presentation and drawing
conclusions.The results showed that the form of teacher's attention in the implementation
of the Duha Sunnah Prayer Program in shaping children's discipline by giving advice or
motivating children and providing other religious activities such as memorizing the
Koran, Muhadar, learning English, Arabic, yasinan on a daily basis Friday morning and
habituation of the Duha prayer and then taught good manners with gentle speech.The
obstacle faced by the teacher coaches is the implementation of the Duha Sunnah prayer
program in increasing the discipline of children in Madrasah Aliyah Nurul Falah, Jambi
City. Discipline of time due to lack of motivation from students and religious awareness.
Achievement of success in the implementation of the Duha Sunnah Prayer program in
improving the discipline of children in Madrasah aliyah Nurul Falah Jambi City, namely:
in the implementation of the Duha Sunnah Prayer Program at the beginning of time, there
are instilled values -the high discipline, such as amana, istiqomah, patient, brave and
tawadhu.
Keywords: The Implementation Of The Duha Sunnah Prayer, and Discipline
X
DAFTAR ISI
Halaman judul
NOTA DINAS ................................................................................................. I
PENGESAHAN .............................................................................................. II
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... III
PERSEMBAHAN .......................................................................................... IV
MOTTO .......................................................................................................... V
KATA PENGANTAR .................................................................................... VI
ABSTRAK ...................................................................................................... VIII
ABSTRACK ................................................................................................... IX
DAFTAR ISI ................................................................................................... X
DAFTAR TABEL .......................................................................................... XII
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 7
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 7
D. Tujuan Masalah ............................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN STUDI RELEVAN
A. Sholat Dhuha................................................................................ 9
1. Pengertian Sholat ............................................................... 9
2. Pengertian Sholat Sunnah .................................................. 11
3. Pengertian Sholat Dhuha .................................................... 12
4. Hukum Shalat Dhuha ......................................................... 14
5. Waktu Pelaksanaan Sholat Dhuha ..................................... 16
6. Jumlah Rakaat Sholat Dhuha ............................................. 16
7. Tata Cara Pelaksanaan Sholat Dhuha ................................ 19
8. Keutamaan Shalat Dhuha ................................................... 20
9. Hikmah Sholat Dhuha ........................................................ 22
10. Disiplin Sholat…………………………………….24
XI
11. Studi Relevan .......................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Desainpenelitian .................................................. 28
B. Populasi Dan Tehnik Pengambilan Sampel ................................... 28
1. Populasi .................................................................................... 28
C. Setting Dan Subjek Penelitian ....................................................... 30
1. Setting Penelitian ..................................................................... 31
2. Subjek Penelitian ..................................................................... 31
D. Jenis Dan Sumber Data .................................................................. 31
1. Jenis Data ................................................................................. 30
a. Data Primer ........................................................................ 30
b. Data Skunder ...................................................................... 30
c. Sumber Data ....................................................................... 31
E. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................. 32
a. Observasi ............................................................................ 31
b. Wawancara ......................................................................... 32
c. Dokumentasi ...................................................................... 32
F. Tehnik Analisis Data ...................................................................... 33
a. Reduksi Data ...................................................................... 34
b. Penyajian Data ................................................................... 34
c. Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan ..................................... 34
G. Uji Keterpercayaan Data ................................................................ 34
a. Perpanjang Keikutsertaan .................................................. 34
b. Ketekunan Pengamatan ...................................................... 35
c. Triangulasi ......................................................................... 35
H. Tabel Jadwal Penelitian ................................................................. 36
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum .............................................................................. 38
1. Letak Historis Geografis .......................................................... 38
2. Profil Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi .................... 39
3. Visi-Misi Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi .............. 40
4. Struktur Organisasi .................................................................. 40
5. Keadaan Guru Dan Siswa/I Di Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota
Jambi ........................................................................................ 42
B. Temuan Khusus Dan Pembahasan ................................................. 50
a. Proses Pelaksanaan Program Sholat Sunnah Dhuha Di Madrasah
Aliyah Nurul Falah Kota Jambi ............................................... 50
XII
b. Siswa Telah Melakukan Rukun Sholat Sesuai Dengan Tata Cara
Yang Telah Di Tentukan .......................................................... 51
c. Problematika Yang Di Hadapi Siswa Di Madrasah Aliyah Nurul
Falah Kota Jambi, Dalam Melaksanakan Sholat Dhuha.
.................................................................................................. 52
d. Hasil Yang Di Capai Siswa Dalam Pelaksanaan Sholat Sunnah
Dhuha…………………………………………………………. 53
e. Kebijakan Kepala Sekolah Dalam Pelaksanaan Program Sholat
Dhuha ....................................................................................... 54
f. Metode Yang Di Gunakan Telah Sesuai Dengan Pelaksanaan
Sholat Dhuha Di Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi.
.................................................................................................. 55
g. Tanggapan Kepala Sekolah Terhadap Program Pelaksanaan Sholat
Sunnah Dhuha. ......................................................................... 55
h. Tanggapan Siswa Dengan Di Adakanya Program Sholat Sunnah
Dhuha. ...................................................................................... 56
i. Kendalah Yang Di Hadapi Siswa Dalam Pelaksanaan Sholat
Dhuha…………….. ................................................................. 56
j. Siswa/I Madrasah Aliyah Nurul Falah Dapat Melaksanakan Sholat
Dhuha Dengan Baik Dan Benar. .............................................. 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 59
B. Saran ............................................................................................. 60
C. Kata Penutup .................................................................................. 60
D. Daftar Pustaka ................................................................................ 62
Daftar Lampiran
1. Instrument Pengumpulan Data ....................................................... LXIV
2. Curriculum Vitae (Cv) ................................................................... LXVI
3. Daftar Tabel
XIII
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sholat Sunnah Muakad .......................................................... 10
Tabel 2. Sholat Sunnah Goiru Muakad ................................................ 10
Tabel 3. Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi ..... 27
Tabel 4. Tehnik Pengambilan Sampel Dari Jumlah Populasi .............. 28
Table 5. Jadwal Penelitian ................................................................... 34
Table 6. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi
.............................................................................................................. 39
Table 7. Keadaan Tenaga Pengajar Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota
Jambi .................................................................................................... 41
Table 8. Kualitas Pendidikan Status,Jenis Kelamin Dan Jumlah Guru
Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi .......................................... 41
Table 9. Jumlah Guru Dengan Tugas Mengajar Sesuai Dengan Latar
Belakang Pendidikan .......................................................................... 43
Table 10. Tenaga Pendidik Dan Tenaga Pendukung Madrasah Aliyah
Nurul Falah Kota Jambi ....................................................................... 44
Table 11. Sara Dan Prasarana Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jam
.............................................................................................................. 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur‟an dalam konteks pendidikan menjelaskan pengertian anak dalam
dua tipologi yaitu: Al-Aulad dan al-Banun. Tafsir Al-Misbah karya Muhammad
Quraish Shihab menyatakan bahwa istilah aulad biasanya dikaitkan dengan
konotasi makna anak secara pesimis yaitu anak dan harta adalah sebagai cobaan,
sehingga anak memerlukan perhatian yang khusus.
Sedangkan istilah al-Banun mengandung pemahaman anak secara optimis
yaitu anak sebagai perhiasan kehidupan dunia, sehingga menimbulkan
kebanggaan dan ketentraman khusus dalam hati. Orang tua sebagai pemegang
amanah haruslah memproteksi anak agar pemaknaan anak tidak
berkonotasi negatif, maka sebagai orang tua harus bijak menjaga amanah putra-
putrinya supaya tetap di koridornya Allah SWT.
Anak adalah anugerah terbaik bagi orang tua dan merupakan amanah yang
akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. Sebagaimana kita
ketahui bahwa Allah SWT menerangkan di dalam Al-Qur‟an tentang petuah sang
bijak Luqman yang merupakan bentuk pendidikan kepada anak-anaknya.
Upaya mencapai kualitas ibadah yang sempurna pada masa dewasa maka
sebaiknya pembinaan ibadah dilakukan sejak dini atau sejak kanak-kanak. Karena
pembinaan ibadah sendiri merupakan penyempurna dari pembinaan aqidah.
Menurut Syekh Jamaludin Mahfudz menyatakan bahwa sejak dini seorang anak
sudah dilatih ibadah, diperintah melakukannya dan diajarkan hal-hal yang haram
serta yang halal. Islam menekankan kepada kaum muslim untuk memerintahkan
anak-anak mereka menjalankan ibadah shalat ketika mereka berusia tujuh tahun.
Anak pada usia tujuh sampai sembilan tahun, akan mengalami masa
imitasi (masa mencontoh) apa yang mereka lihat. Pada usia tujuh sampai sembilan
tahun masa terbaik untuk menanamkan perilaku yang baik dan kedisiplinan
beribadah. Islam menekankan kepada kaum muslim untuk memerintahkan anak-
anak mereka menjalankan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, seperti yang
2
dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu melatih anak untuk taat beribadah.
Sabda Rosulullah SAW:
“Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat, sedang mereka berusia tujuh tahun.
Dan pukullah mereka karena meninggalkannya, sedang mereka berusia sepuluh
tahun. Dan pisahlah di antara mereka itu dari tempat tidurnya” (HR. Abu Daud).
Hadits tersebut menjelaskan bahwa kewajiban mendidik anak untuk
melakukan sholat itu harus dilakukan sejak dini atau ketika berusia tujuh tahun,
jangan sampai anak sudah berusia sepuluh tahun tidak mau melaksanakan shalat
atau bahkan belum bisa melakukan sholat .
Anak usia sepuluh sampai tiga belas tahun pada umumnya telah
menguasai gerakan gerakan sholat dan bacaannya. Hal ini dikarenakan sejak dini
mereka sudah dikenalkan dengan ibadah sholat melalui keteladanan langsung dari
orang tua, bimbingan dari guru atau melalui berbagai media. Tidak terlupakan
pula peran TPQ yang membantu memberi pelajaran praktikpraktik sholat ataupun
bacaan-bacaan dalam sholat. Perlu diingat pula pada masa ini disebut masa
persiapan, latihan dan pembiasaan untuk menyambut masa pembebanan
kewajiban (taklif) ketika ia baligh nanti.
Selain itu, ditinjau dari perkembangan mental intelektual anak, mereka
sudah dapat mereaksikan rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas
belajar yang menurut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif
(membaca, menulis, atau menghafal). Dan ditinjau dari perkembangan
psikomotoriknya, gerakan motorik mereka sudah dapat terkoordinasi dengan baik.
Tentu saja perkembangan ini berbeda pada anak yang mengalami gangguan
pemusatan perhatian disertai hiperaktif.
Bagi umat Islam, sholat adalah bentuk ibadah yang paling utama. Seluruh
ucapan dan gerakan didalam sholat berisi kandungan dzikir (ingat) kepada sang
Khalik. Sholat berasal dari bahasa Arab yang mengandung makna doa. Sedangkan
secara syara‟, sholat adalah aktivitas ibadah seorang hamba yang terdiri dari
perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam
dengan syarat dan rukun tertentu. Sholat sebagaimana yang diketahui ada dua,
yaitu sholat fardhu dan sholat sunnah, sholat fardhu (wajib) yaitu ibadah sholat
3
yang ditetapkan Allah kepada manusia sebanyak lima kali sehari semalam yaitu
subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isyak. Sholat nafilah (sunnah) yaitu sholat
yang telah ditetapkan Allah dan Rasulnya kepada manusia, tetapi bersifat sunnah,
jika ditunaikan mendapat pahala dan ganjaran dan jika ditinggalkan tidak berdosa.
Salah satu sholat sunnah diantaranya yaitu sholat dhuha. Waktu sholat
dhuha merupakan peluang emas bagi seorang muslim untuk menyandarkan
ketidakberdayaan kelemahannya kepada Allah. Serta meyakini bahwa Allah akan
mendukung semua usahanya untuk meraih bahagia dan kesuksesan dunia akhirat.
Dengan penuh kekhusyukan dan ketundukan, jiwa dan pikiran tersambung dengan
zat yang menggenggam hari ini dan hari depan, hingga Allah berkenan
menentukan mana yang terbaik untuk kehidupannya.
Pendidikan Islam adalah system pendidikan yang dapat memberikan
kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupanya sesuai dengan cita-cita
Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak
kepribadiannya. Dengan demikian maka akan terbentuklah di dalam dirinya sikap
beriman dan bertakwa dengan kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia dan
kebahagiaan di akhirat.
Proses pendidikan ini bisa melalui lembaga-lembaga pendidikan yang
banyak kita temui di mana-mana, seperti lembaga-lembaga pendidikan formal dan
non formal. Meskipun pendidikan itu tidak hanya terbatas dalam satu lembaga
tertentu, namun lembaga pendidikan merupakan suatu tempat dimana seseorang
bisa mengembangkan kemampuanya.
Seiring dengan perkembangan zaman lembaga-lembaga pendidikan yang
ada sekarang bentuk dan peruntukanya pun mulai beragam, mulai dari paud untuk
anak usia 4-5 tahun, taman kanak-kanak yang diperuntukan anak usia 6
tahunsekolah dasar (SD) untuk anak umur 6-12 tahun, sekolah dasar islam
terpadu,sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA),
4
madrasah tsanawaiyah (MTS), madrasah aliyah (MA), sampai kepada perguruan
tinggi. Semua nya itu bisa kita temuai.
Sekolah adalah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga.
Keluarga memiliki peranan penting dalam menumbuhkan budi pekerti luhur,
pengetahuan, keterampilan dan menananmkan karakter kepada peserta didik.
Begitu juga di madarasah aliayah Nurul Falah Kota Jambi adalah sebagai salah
satu pendidikan formal.
Siswa adalah elemen penting dari satu lembaga pendidikan formal maupun
non formal di madrasah aliayah Nurul Falah Kota Jambi siswa akan di bekali
dengan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, tujuanya adalah tidak lain supaya
ketika siswa lulus dari madrasah para siswa diharapkan tidak hanya menjadi orang
yang berintelektual tinggi tetapi juga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
maha Esa.
Siswa yang belajar di madrasah aliyah ini berbeda-beda rentang usia
dengan berbagai macam karakteristik dan permasalahan masing-masing,
permasalahan yang sering dihadapi oleh tenaga pengajar di Madrasah adalah
masalah kepatuhan, kedisiplinan, terhadap aturan-aturan dan tata tertib madrasah.
Madrasah Aliyah Nurul Falah adalah salah satu madrasah yang
menerapkan kedisiplinan kepada para siswanya, madrasah Aliyah Nurul Falah ini
berada di daerah Kebun Jeruk Kota Jambi, sekolah ini menerima siswa laki-laki
dan perempuan semua siswa yang masuk ke madrasah ini ada yang berdiam di
asrama dan ada juga yang pulang pergi (PP) dari rumah sendiri karena siswa/I di
madrasah tidak hanya berasal dari Kota Jambi saja ada juga yang berasal dari luar
daerah Kota Jambi. Sebagian ada yang berasal dari kabupaten Muaro Jambi, dari
Sarolangun, Bangko. (Observasi, 10 desember 2019)
Sebagai suatu lembaga pendidikan formal sudah barang tentu madrasah
Aliyah Nurul Falah memiliki aturan-aturan atau tata tertib yang harus di taati oleh
semua siswa/siswinya, setiap yang tercatat sah sebagai siswa/siswi di madrasah
Aliyah Nurul Falah harus tunduk dan patuh pada aturan-aturan dan tata tertib yang
telah dibuat sebagai patokan dalam bertingkah laku supaya para siswa/siswi
5
terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan selama menuntut ilmu di madrasah
Aliyah Nurul Falah.
Siswa-siswi yang bersekolah di madrasah Aliyah Nurul Falah akan di
didik dengan kedisiplinan dengan aturan-aturan yang ada di madrasah untuk
mengatur segala tingkah laku dan tindak tanduk yang dilakukan siswa/I menjalani
aktivitas sehari-hari bagi yang di asrama dan bagi siwa yang berulang dari rumah
setiap aturan-aturan yang di buat akan di iringi pula dengan sangsi-sangsi yang
beragam yang akan di berikan kepada siswa yang melanggar peraturan. sanksi
yang diberikan kepada siswa bertujuan agar siswa merasa jera dan tidak akan
melakukan pelanggaran lagi.
Peraturan yang telah di buat oleh sekolah akan di sosialisasikan dan
diberikan kepada siswa ketika pertama kali siswa menginjakan kakinya di
madrasah aliyah, dan menyatakan diri sebagai siswa madrasah aliyah Nurul Falah
hal ini dilakukan supaya siswa mengetahui apa yang boleh di lakukan dan apa
yang dilarang untuk dilakukan selama menjadi siswa/I di madrasah bahkan setelah
mereka lulus dari madarasah pun mereka di anggap sebagai alumni dan ketika
mereka datang kembali ke madrasah para alumni diminta untuk selalu
menerapkan disiplin ilmu yang telah di ajarkan. (Observasi, 10 desember 2019)
Ada berbagai macam tata tertib yang telah dibuat beserta sanksinya dalam
menunjang kedisiplinan siswa/I di Madrasah Aliyah Nurul Falah ini memiliki
jadwal kegiatan yang padat mulai dari jam masuk sekolah sampai jam pulang bagi
siswa/I yang pulang pergi dari rumah dan bagi siswa/I yang menginap di asramah,
memiliki kegiatan yang lebih ekstra padat mulai dari bangun tidur hingga tidur
kembali.
kegiatan bagi yang tidak menginap di asrama di tuntut untuk mengikuti
kegiatan belajar bahasa Arab dan bahasa Inggris yang di luar jam pelajaran
sekolah. Dan bagi siswa/I yang menginap di asrama memiliki kegiatan mulai dari
bangun Subuh, setelah sholat subuh mereka melakukan kegiatan rutin muhadatsah
dari selesai sholat subuh berjamaah hingga jam 6.30 dari jam 6.30 siswa/I yang
menginap/berdiam di asramah bersiap-siap untuk kesekolah, sesampainya
disekolah sebelum siswa/I memulai pelajaran wajib sekolah mereka di haruskan
6
melaksanakan sholat sunnah dhuha terlebih dahulu, setelah selesai sholat sunnah
dhuha siswa/I masuk kekelas masing-masing.
Program pelaksanaan sholat sunnah dhuha di madrasah aliyah Nurul
Falah Kota Jambi ini sudah diadakan sejak tahun 2014 hingga saat sekarang ini,
program pelaksanaan sholat sunnah dhuha ini diberlakukan dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa di madrasah aliyah Nurul Falah Kota Jambi, dan setiap ada tata
tertib dan aturan yang di buat oleh suatu lembaga pastilah ada sanksi bagi
pelanggarnya.
Dalam buku Elizabeth bergener Hurlock yang berjudul: child growth
development, bahwa pengertian disiplin adalah “to most people, discipline
meanphunisment. But the standard dictionaries define it as,” training in selfcontrol
and obedience” or education” it also mean training that molds, strengthens, or
ferfec”. Artinya :bagi sebagian orang disiplin adalah hukuman. Tetapi menurut
standar kamus disiplin adalah latihan pengendalian diri dan ketaatan atau
pendidikan. Yang dimaksud latihan disiplin disini adalah pembentukan karakter.
Memperkuat karakter, atau menyempurnakan karakter, dan disiplin dapat juga
diartikan ta‟at/ patuh terhadap aturan-aturan yang telah di tentukan.
Dalam bukunya yang lain yang berjudul: child development, Elizabeth
Bergner Hurlock menjelaskan kedisiplinan adalah to mold behavior so that it will
conform to the roles prescribed by the cultural group wich the individual is
identified. Yang artinya : tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku
sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan
kelompok budaya individu di identifikasi.
Islam sangat menganjurkan bagi pemeluknya untuk menerapkan disiplin
dalam berbagai aspek baik dalam beribadah, belajar dan kehidupan lainya,
perintah untuk berlaku disiplin secara implisit termaktub dalam firman Allah
SWT dalam Al-qur‟an surat an-nisa ayat 59.
7
ِش َْي ٙ اْْل ُٔنِ أ َٔ َٕل سُ ٛعُٕا انشَّ َِط أ َٔ َ ٛعُٕا َّللاَّ َِط ُٕا أ ُ ٍَ آَي ٚ ِز َّ ن ا ا َٓ َُّٚ ا أ َ ٚ
ُْى ت ُْ ٌْ كُ ِ ِٕل إ سُ انشَّ َٔ ِ نَٗ َّللاَّ ُ إِ دُِّٔ َُش ٍء ف ْٙ ُْى فِٙ شَ ت عْ َاَص َُ ٌْ ت ِ ئ َ ْى ۖ ف كُ ُْ ِي
ًٚل ِْٔ َأ ٍُ ت سَ َْح أ َٔ ٌش ْٛ َك َخ نِ
ََٰ ِش ۚ ر ِخ ْٜ ِو ا ْٕ َ ٛ نْ ا َٔ ِ اَّللَّ ٌَ بِ ُٕ ُ ِي ُْؤ ت
Artinya : “Hai orang-orang beriman, ta‟atilah Allah dan rasulnya, dan ulil
amri diantara kamu. Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-qur‟an) rasulnya (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang
demikian itu lebuh utama bagimu dan lebih baik akibatnya”. (Q.S An-
nisa‟/4;59)
Dengan disiplin yng kuat, maka itulah orang yang pada dirinya akan
tumbuh sifat yang teguh dalam berprinsip. Disiplin adalah kunci kebahagiaan,
dengan disiplin ketenangan hidup akan tercapai.
Berdasarkan pendapat diatas tentang kedidiplinan tersebut.dapat diambil suatu
pengertian bahwa kedisiplinan merupakan perilaku taat dan patuh terhadap tata
aturan yang berlaku, yang di dasarkan atas kesadaran diri terhadap tanggung
jawab untuk mencapai suatu tujuan.
Meskipun peraturan yang demikian ketat dan jadwal yang amat padat tidak
jarang juga siswa/I yang melanggar aturan dan tata tertib yang telah di buat mulai
dari pelanggaran-pelanggaran ringan, sedang dan sampai kepada yang berat
sekalipun, padahal tanpa mereka sadari pelanggaran yang mereka lakukan akan
berdampak negatif bagi para pelakunya dan dikhawatirkan akan merugikan orang
lain.
Pelanggaran yang sering dilakukan oleh siswa/I seperti merokok,
membawa elektronik, dan berbohong bahwa sudah melakukan sholat dhuha yang
sebenarnya dia belum melakukan sholat dhuha, terlambat masuk.
Berdasarkan Grand Tour awal Sholat dhuha merupakan salah satu sholat sunnah
yang dilakasanakan minimal 2 rakaat dan mendapat pahala dan manfaat yang
besar. Siswa siswi Madrasah Aliyah Nurul Falah semua diwajibkan melaksanakan
sholat dhuha supaya bisa tertib dan disiplin, karena sholat dhuha dapat
membentuk perilaku yang baik (akhlakul karimah). Namun disisi lain, masih
banyak siswa yang kurang tertib, sering terlambat dalam mengikuti sholat dhuha.
8
Dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti fenomena tersebut
dengan judul,” Program Pelaksanaan Sholat Dhuha Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Anak Di Madrasah Aliyah Swasta Nurul Falah Kota Jambi”
B. Fokus penelitian
Penelitian ini akan membahas tentang bagaiman pelaksanaan
program sholat sunnah dhuha dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di
Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi. Agar penulis lebih fokus
kepada pelaksanaan program sholat sunnah dhuha untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa/I di madrasah aliyah Nurul Falah Kota Jambi maka
penulis membatasi fokus penelitian ini hanya sebatas pelaksanaan program
sholat sunnah dhuha saja
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, dapat di rumuskan permasalahan
yang di Pecahkan oleh peneliti mengenai penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana proses pelaksanaan sholat dhuha siswa/I di madrasah aliyah
Nurul Falah Kota Jambi dalam melaksanakan program sholat sunnah
dhuha.?
2. Apa faktor penghambat dalam melaksanakan program sholat sunnah
dhuha di madrasah aliyah Nurul Falah Kota Jambi.?
3. Apa upaya yang di lakukan dalam menangani hambatan pelaksanaan
program sholat sunnah dhuha di madrasah aliyah Nurul Falah Kota
Jambi.?
9
D. Tujuan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, adapun
penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa/I dalam melaksanakan program
sholat sunnah dhuha di madrasah aliyah Nurul Falah Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui apa-apa saja yang menjadi factor penghambat dalam
pelaksanaan program sholatsunnah dhuha di madrasah aliyah Nurul Falah
Kota Jambi.
3. Untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan dalam menangani
faktor penghambat pelaksanaan program sholat sunnah dhuha di
madrasah aliyah Nurul Falah Kota Jambi.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan dapat memberi manfaat teoritis maupun praktis.
Adapun manfaat teoritis dan praktisnya adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis:
Untuk mengkaji dan mengetahui pembinaan sholat dhuha yang
nantinya menjadikan disiplin ilmu pengetahuan dalam dunia
pendidikan.
2. Manfaat praktis:
a. Untuk menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
b. Untuk menambah referensi pustaka dan dapat digunakan dalam
penelitian selanjutnya dalam kajian yang sama.
c. Sebagai salah satu syarat untuk tugas ahir skripsi sarjana strata (1)
SI pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
10
BAB II
KAJIAN TEORI DAN STUDI RELEVAN
A. Sholat Dhuha
1. Pengertian Shalat
Menurut bahasa Arab, shalat berarti doa. kemudian secara istilah
yaitu ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa
perbuatan yang dimulai dengan takbir disudahi dengan salam dan
memenuhi beberapa syarat yang ditentukan. (H.Sulaiman Rasyid, 1980,
hal, 64)
Sholat adalah tangga bagi orang-orang beriman dan tempat untuk
berkomunikasi kepada Allah, tiada perantara dalam sholat diantara
hambanya yang mukmin dengan tuhannya, dengan sholat akan tampak
bekas kecintaan seorang hamba dengan tuhanya, karena tidak ada yang
lebih menyenangkan bagi orang (mukmin) yang mencintai melainkan
berkhalwat kepada zat yang di cintainya, untuk mendapatkan apa yang
dimintanya. (AL-Muqaddam Ahmad Ismail 2007 hal 30-31)
Bahwasahnya Allah menganjurkan sholat lima waktu mulai dari
terbitnya mata hari sampai gelapnya malam. Maksudnya Allah
mewajibkan umatnya untuk melaksanakan sholat lima waktu dari sholat
subuh, zuhur, asar, magrib, isya”
Selain diwajibkannya sholat lima waktu ada juga sholat sunnah
yang di anjurkan oleh Rosululah sholat sunnah terbagi menjadi tigabagian
yaitu:
2. Sholat Sunnah Rawatib
Shalat rawatib adalah shalat sunnah yang dilakukan seebelum atau
setelah shalat lima waktu, shalat yang dilakukan sebelum shalat lima
waktu di sebut qobliyah dan yang setelah di sebut ba‟diyah shalat
sunnah rawatib ini terbagi menjadi dua yaitu.
11
Tabel 1. Sholat Sunnah Muakad
a. Sholat Sunnah Muakad.
Shalat Lima
Waktu
Qobliyah Ba’diyah
Subuh 2 raka‟at1 -
Zuhur 4 raka‟at 2 raka‟at
Asar - -
Magrib - 2 raka‟at
Isya - 2 raka‟at
Tabel 2. Sholat Sunnah Ghoiru Muakad
b. Sholat Sunnah Ghoiru Muakkad
Shalat Lima
Waktu
Qobliyah Ba’diyah
Subuh - -
Zuhur - 2 raka‟at
Asar 2/4 raka‟at -
Magrib 2 raka‟at -
Isya 2 raka‟at -
Dari tabel di atas bersumber dari hadist.
Dari aisyah r.a bahwa Nabi Muhammad SAW, bersabda dua rakaat
fajar (sholat sunnah yang di kerjakan sebelum subuh) itu lebih baik dari
pada dunia dan seisinya. “(HR Muslim)
Dari ummu habibah radiallahu anha, ia berkata rosulullah
shallallahualaihiwasallam bersabda,: barang siapa yang menjaga empat
raka‟at sebelum zuhur dan empat raka‟at sesudahnya Allah
mengharamkanya dari api neraka ,”(HR Abu daud dan at-tirmidzi ia
mengatakan hadis ini hasan shahih). ( Drs, moh rifa‟I 1993)
12
ْهَِت دََخَم اْنَجَُّتَ، أَْسبَعًا قَبَْم انهَّٛ َٔ ِو ْٕ ْٙ َعْشَشةَ َسْكعَتً فِٙ اْنَٛ َ ٍْ ثَابََش َعهَٗ اثَُْت َي
ًَ ٍِ بَْعذَ اْن ْٛ َ َسْكعَت َٔ َْا، ٍِ بَْعذَ ْٛ َ َسْكعَت َٔ ِش ْٓ ٍِ بَْعذَ انِْعَشاِء، انظُّ ْٛ َ َسْكعَت َٔ غِْشِب،
ٍِ قَبَْم اْنفَْجشِ ْٛ َ َسْكعَت َٔ “Barang siapa mengerjakan shalat dua belas rakaat secara terus-menerus
pada malam dan siang, dia akan masuk surga. Empat rakaat sebelum
zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat
setelah isya, dan dua rakaat sebelum fajar.” (Sahih, HR. at-Tirmidzi,
dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani)
ُ لَهُ قَْصًرا ِمْن َذَهٍب فِي اْلَجنَّةِ . َمْن َصلَّى الضَُّحى ثِْنتَْي َعْشَرةَ َرْكعَةً بَنَى َّللاَّ
“Barangsiapa yang shalat dhuha 12 rakaat, Allah buatkan baginya satu
istana di surga.” Namun hadis ini termasuk hadis dhaif. Hadis ini
diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibn Majah, dan Al-Mundziri dalam Targhib
wat Tarhib. Tirmidzi mengatakan, “Hadis ini gharib (asing), tidak kami
ketahui kecuali dari jalur ini.” Hadis ini didhaifkan sejumlah ahli hadis,
diantaranya Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqalani dalam At-Talkhis Al-
Khabir (2: 20), dan Syaikh Al-Albani dalam Al-Misykah“(1: 293).
Dan diriwayatkan dari anas secara marfu‟, barang siapa yang mengerjakan
sholat dhuha sebanyak dua belas rakaat maka allah akan membangunkan sebuah
ruma untuknya di dalam syurga.
3. Pengertian Shalat Sunnah
Shalat sunnah dalam bahasa syara‟nya disebut tathawwu‟ atau
nawafil, yang artinya tambahan atau penambal. Ibarat pakaian, ada yang
koyak atau robek, biasanya ditambal. Begitu pula amal-amal yang wajib.
Jika ada yang tertinggal atau terlupakan mengerjakannya, maka haruslah
ditambal dengan amal-amal yang sunnah. Umpamanya shalat wajib yang
tertinggal, ditambal dengan shalat-shalat sunnah. Begitu pula puasa wajib
yang tertinggal, ditambal dengan puasa-puasa sunnah. Demikianlah
seterusnya terhadap amal-amal wajib yang lain. Sebaiknya ditambah
dengan yang sunnahnya, agar dapat penuh juga ditimbangannya nanti
dihari kiamat.
Jadi shalat sunnah itu sebagai penambal dari shalat yang wajib.
Dengan adanya shalat sunnah manusia dapat menambal amal ibadahnya.
13
Tidak hanya shalat sunnah yang mampu menambal amal-amal wajib,
seperti yang dijelaskan diatas bahwa puasa sunnah pun dapat menambal
puasa wajib. Manusia diharapkan memperbanyak amalannya. Selain
amalan yang wajib yang sunnah pun diharapkan dilakukannya.
4. Pengertian Sholat Dhuha
Sholat dhuha adalah sunnah muakadah. Abu Hurairah r.a. dia
bercerita, “Kekasihku Rasulullah SAW mewasiatkan tiga hal kepadaku
(yang aku tidak akan meninggalkannya sampai aku mati kelak), yaitu
puasa tiga hari pada tiap bulan, dua rakaat dhuha dan shalat witir sebelum
tidur.”(HR.Bukhari).
Sholat sunnah dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada
waktu dhuha, namanya diambilkan dari waktunya. Dhuha artinya waktu
pagi hari menjelang siang antara pukul 7 pagi sampai 11 siang.
Shalat Dhuha adalah ibadah sunah. Orang yang menginginkan
pahalanya dipersilahkan mengerjakannya, sedangkan orang yang
meninggalkannya tidak dicela. Waktu pengerjaannya dimulai sejak
naiknya matahari sekitar satu tombak hingga waktu tergelincirnya. Tapi,
sunahnya dikerjakan setelah matahari naik agak tinggi dan panas kian
mneyengat. Zaid bin Arqam menuturkan,”Nabi mengunjungi penduduk
Quba ketika sedang mengerjakan shalat Dhuha. Maka beliau
bersabda,”Shalat awwabin dikerjakan ketika persendian terasa panas
karena sinar matahari di waktu Dhuha.”(HR Ahmad, Muslim, dan
Tirmizi).
5. Hukum Shalat Dhuha
Berkaitan dengan persoalan status hukum Shalat Dhuha. Al-Qur‟an
sendiri sebenarnya tidak mengemukakan secara eksplisit perintah atau
anjuran yang tegas atau jelas berkenaan dengan pelaksanaan shalat tersebut.
Ada beberapa kata dhuha yang bisa kita temukan dalam Al-Qur‟an, tetapi
14
kata-kata itu tampaknya tidak berkaitan dengan penetapan hukum shalat
Dhuha. Oleh karena itu, secara eksplisit kita dapat menemukan dasar
hukum yang tegas dan jelas dalam Al-Qur‟an berkenaan dengan shalat
Dhuha tersebut.
Namun, hal itu tidak mengurangi arti penting dalam shalat Dhuha. Karena
penjelasan yang tegas tentang anjuran pengamalan shalat Dhuha ini dapat
kita temukan dalam beberapa hadist. Berdasarkan hadist-hadist itulah kita
dapat memberi pertimbangan status dasar hukum shalat Dhuha. Secara
umum, status hukum shalat Dhuha, berdasarkan banyak hadist yang
berkaitan, adalah sunnah. Beberapa hadist berikut dapat dijadikan sandaran
status hukum shalat Dhuha. Kesunahan shalat Dhuha berdasarkan yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah, sebagai berikut:
Ulama empat madzhab sepakat bahwa shalat dhuha hukumnya sunnah.
ٍْ أََحِذكُ ٛذَةٍ َصذَقَتٌ ُْٚصبُِح َعهَٗ ُكّمِ ُسلََيٗ ِي ًِ ُكمُّ تَْح َٔ ْى َصذَقَتٌ فَُكمُّ تَْسبَِٛحٍت َصذَقَتٌ
َُْكِش ًُ ٍِ اْن ٌٗ َع ْٓ ََ َٔ عُْشِٔف َصذَقَتٌ ًَ أَْيٌش بِاْن َٔ ُكمُّ تَْكبَِٛشةٍ َصذَقَتٌ َٔ ِهٛهٍَت َصذَقَتٌ ْٓ ُكمُّ تَ َٔحَ ٍَ انضُّ ا ِي ًَ ُٓ ٌِ َْٚشَكعُ ٍْ رَِنَك َسْكعَتَا ُْٚجِضُا ِي َٔ َٗصذَقَتٌ
“Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk
bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan
tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap
bacaan takbir adalah sedekah. Demikian juga amar ma‟ruf dan nahi
mungkar adalah sedekah. Semua ini bisa dicukupi dengan melaksanakan
shalat dhuha sebanyak dua raka‟at” (HR. Muslim no. 720).
ُ قَاَل ُْٚصبُِح َعهَٗ ُكّمِ ُسَلَيٗ َسهََّى أَََّّ َٔ ِّ ْٛ ِ َصهَّٗ هللاُ َعهَ ّٙ ٍْ انَُّبِ ٍْ أَبِٙ رَّسٍ َع َع
كُمُّ َٔ ِهٛهٍَت َصذَقَتٌ ْٓ َ كُمُّ ت َٔ ٛذَةٍ َصذَقَتٌ ًِ كُمُّ تَْح َٔ ٍْ أََحِذُكْى َصذَقَتٌ فَكُمُّ تَْسبَِٛحٍت َصذَقَتٌ ِي
ٍْ رَِنَك ُْٚجِضُا ِي َٔ َُْكِش َصذَقَتٌ ًُ ٍْ اْن ٌٙ َع ْٓ ََ َٔ عُْشِٔف َصذَقَتٌ ًَ أَيْ ٌش بِاْن َٔ تَْكبَِٛشةٍ َصذَقَتٌ
ٍْ انضَُّحٗ. )أخشجّ يسهى ا ِي ًَ ُٓ ٌِ َْٚشَكعُ .(َسْكعَتَا
“Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam bahwa beliau
telah bersabda: “Di setiap pagi, ada kewajiban sedekah atas setiap
persendian dari salah seorang kalian. Setiap tasbiih adalah sedekah, setiap
15
tahmiid adalah sedekah, setiap tahliil adalah sedekah, setiap takbiir adalah
sedekah, amar makruf nahi mungkar adalah sedekah. Dan dapat memadai
untuk semua itu, dua rakaat yang dilakukan pada waktu
Dhuha”.(HR.Muslim)
Juga hadits dari Abud Darda‟ radhiallahu‟anhu, ia berkata:
ٍَّ َحتَّٗ أَُيَٕث ُٓ َصاَِٙ َخِهِٛهٙ بِثََلٍث ََل أَدَعُ ْٔ ُُّْ قَاَل أَ ُ َع َٙ َّللاَّ َْٚشةَ َسِض ٍْ أَبِٙ َُْش َع
تٍْش. ِٔ ٍو َعهَٗ ْٕ ََ َٔ َصَلةِ انضَُّحٗ َٔ ٍش ْٓ ٍْ ُكّمِ َش ِو ثََلثَِت أََّٚاٍو ِي ْٕ (.سٔاِ انبخاس٘) َص
“Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, “Kekasihku (Nabi Muhammad saw.)
telah mewasiatkan kepadaku tiga hal yang aku tidak akan meninggalkannya
sampai aku meninggal dunia. Yakni berpuasa tiga hari di setiap bulan,
shalat Duha, dan tidur setelah menunaikan salat Witir.” (H.R. Al-Bukhari).
Hadist-hadist mengenai shalat Dhuha yang dikemukakan di atas
tidak sekedar menunjukan suatu hukum shalat Dhuha sebagai amalan
sunah, melain juga mengabarkan bagaimana para sahabat menunjukan
kecintaan mereka terhadap amalan itu.
6. Waktu Pelaksanaan Shalat Dhuha
“Waktu pelaksanaannya adalah dimulai ketika matahari meninggi setinggi
tombak sampai sebelum zawal, yaitu ketika matahari tegak lurus. Dari
Amr bin Abasah radhiallahu‟anhu, ia berkata:
ٍْ ٍَ آدََو َلَ تَْعِجْض َع َجمَّ َٚا اْب َٔ ُ َعضَّ اِس أَْكِفَك آِخَشُِ قَاَل َّللاَّ َٓ ِل انَُّ َّٔ ٍْ أَ أَْسبَعِ َسَكعَاٍث ِي
“Allah Ta‟ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau
tinggalkan empat raka‟at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka
itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu
Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al
Albani dan Syaikh Syu‟aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits
ini shahih)
16
Shalat Dhuha dilakukan pada setiap hari antara jam 06.30
hingga jam 11.00 bilangan raka‟atnya dua raka‟at dan sebanyak-
banyaknya delapan raka‟at. Caranya setiap dua raka‟at satu shalat. H.
Abujamin Rohan, (1992, hal84.) Shalat Dhuha adalah shalat sunnah
yang dilakukan seorang muslim ketika waktu Dhuha. Waktu Dhuha
adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak
terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dhuhur.
Shalat Dhuha tidak bisa dilakukan disaat matahari sedang terbit,
karena di saat itu kaum muslimin dilarang melakukan shalat apapun.
Oleh karena itu, agar waktu pelaksanaan shalat Dhuha tidak terlalu
berdekatan dengan saat-saat yang dilarangnya pelaksanaan shalat,
waktu yang paling utama untuk melaksanakannya adalah ketika
matahari terasa mulai panas atau ketika matahari cukup tinggi di
sebelah timur atau matahari berada sekitar satu tombak, menjelang
siang.
Hal ini berdasarkan hadist dari Sa‟id bin Nafi” sebagai berikut:
“janganlah kalian shalat pada saat matahari terbit karena
sesungguhnya ia terbit di antara kedua tanduk setan.” (HR. Ahmad).
Berikut ini keterangan dari Rasulullah SAW. Yang juga
bisa dijadikan dasar dalam penentuan waktu pelaksanaan shalat
Dhuha. Ali bin Abu Thalib ra. Berkata, “Rasulullah SAW.shalat
Dhuha pada saat (ketinggian) matahari di sebelah timur sama
dengan ketinggiannya pada waktu shalat Ashar di sebelah barat.
(HR.Ahmad).
Keterangan Ali bin Abi Thalib ini bisa menjadi salah satu
penjelasan tentang tanda-tanda masuknya waktu Dhuha dan kapan
shalat dhuha itu bisa dimulai. Dalam hadist itu di kemukakan bahwa
shalat Dhuha dapat dilakukan ketika ketinggian matahari yang
17
mulai terbit pada pagi hari di sebelah timur sama dengan ketinggian
matahari yang mulai terbenam pada sore hari di sebelah barat ketika
masuk waktu Azhar.
Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa waktu
shalat Dhuha dimulai ketika matahari mulai naik sepenggalah atau
setelah terbit matahari (sekitar jam 07.00 sampai sebelum masuk
waktu Dzuhur ketika matahari belum naik sampai posisi tengah-
tengah. Namun, lebih baik apabila dikerjakan setelah matahari terik.
Dalam penjelasan waktu shalat dhuha dapat kita jumpai dalam beberapa
ayat Al-Qur‟an:
َها )3( َواللَّيِْل َوالشَّْمِس َوُضَحاَها )1( َواْلقََمِس إِذَا تَََّلَها )2( َوالىََّهاِز إِذَا َجَّلَّ
إِذَا يَْغَشاَها )4( َوالسََّماِء َوَما بَىَاَها )5( َواْْلَْزِض َوَما َطَحاَها )6( َووَْفٍس َوَما
اَها )7( فَأَْلَهَمَها فُُجىَزَها َوتَْقَىاَها )8( قَْد أَْفلََح َمْه َشكَّاَها )9( َوقَْد َخاَب َسىَّ
(َمْه َدسَّاَها )11
“Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, demi bulan apabila
mengiringnya, demi sinar yang menampakanya, demi malam apabila
menutupinya, demi langit serta membinanya, demi bumi serta
penghamparanyan, demi jiwa serta penyempurnaannya, maka dia
mengilhamkan kepadanya kejahatan dan ketaqwaan, sungguh beruntung
orang yang menyucikanya, dan sungguh rugi orang yang
mengotorinya”.(QS,As-syams,1-10).
أٌَ ُْٚحَشَش ٱنَُّاُط ُضًحٗ َٔ َُِٚت ُو ٱنّضِ ْٕ ِعذُُكْى َٚ ْٕ قَاَل َي
Artinya : Berkata Musa: "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu
ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu
matahari sepenggalahan naik".(QS-THAHA(20):59)
18
ٌَ ُْْى َْٚهعَبُٕ َٔ ُٓى بَأُْسَُا ُضًحٗ ٰٓ أٌَ َٚأْتَِٛ َٰٖ ُْْم ٱْنقَُش ٍَ أَ أَِي َٔ َ أ
Artinya : “Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari
kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari
sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain. (QS. Al-A‟raf” (7):98)
ا َٓ ْٔ ُضَحىَٰ ۟ا إَِلَّ َعِشَّٛتً أَ ٰٕٓ ُ ا نَْى َْٚهبَث َٓ ََ ْٔ َو ََٚش ْٕ ْى َٚ ُٓ َكأَََّ
Artinya : “Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka
merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar
saja) di waktu sore atau pagi hari.(Qs An-Nazi‟at(79):46)
َٓا أَْخَشَج ُضَحىَٰ َٔ ا َٓ أَْغَطَش نَْٛهَ َٔ Artinya : “Dan dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan
siangnya terang benderang”. (Qs, An-Nazi‟at:79:29)
ٗ حَٰ انضُّ َٔ
Artinya : “Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah)” (QS,
Ad-dhuha ayat 1)
7. Jumlah Raka’at Shalat Dhuha
Para ulama berbeda pendapat mengenai berapa raka‟at yang paling
utama Shalat Dhuha itu dikerjakan. Ada yang mengatakan, delapan
raka‟at. Dan ada pula yang mengatakan, empat raka‟at. Sebagian ulama
mengatakan, bahwa shalat dhuha itu tidak ada batasnya. Artinya, orang
bebas melakukan berapa raka‟at saja. Diantara mereka yang berkata
seperti itu adalah Abu Ja‟far Ath-Thabari, Al-Hulaimi, dan Ar-Rauyani
dari kalangan mazdhab Asy-Syafii. (Syaikh Hasan Ayyub,2002. hal,44)
8. Tata cara pelaksanaan sholat dhuha
Berkenaan tata cara pelaksanaannya, sholat dhuha dilakukan dua
roka‟at dan memberikan salam disetiap akhir dua roka‟at tersebut.
Melaksanakan sholat dhuha sama dengan sholat wajib, tata cara sholat
dhuha adalah sebagai berikut:
1. berwudhu terlebih dahulu sebelum melaksanakan sholat dhuha.
19
2. setelah berwudhu, kemudian berniat dalam hati atau lisan. Lalu
meyakinkan diri bahwa sholat dhuha yang akan dilaksanakan
ditujukan hanya kepada ALLAH SWT.
3. membaca doa iftitah
4. membaca surah Al-fatihah
5. membaca surah yang dianjurkan yaitu surah asy-syamsi
6. ruku‟ dan membaca do‟a tasbih tiga kali, atau yang sering dibaca
ketika sholat wajib
7. I‟tidal dan membaca bacaan I‟tidal
8. sujud pertama sambal membaca tasbih tiga kali
9. duduk diantara dua sujud
10. sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali, sama seperti posisi
sujud yang pertama.
11. kemudian berdiri untuk mendirikan rokaat kedua.
12. membaca surah Al-fatihah.
13. membaca surah Al-lail.
14. ruku seperti pada rokaat pertama
15. I‟tidal seperti rokaat pertama
16. sujud seperti rokaat pertama
17. duduk diantara dua sujud dan membaca doa seperti rokaat pertama.
18. sujud kebali dan membaca bacaan sujud.
19. tasyahud akhir.
20. salam (Ayuningtias:2013)
9. Keutamaan Shalat Dhuha
Shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang mempunyai banyak
keutamaan. Adapun keutamaan shalat dhuha adalah sebagai berikut:
Shalat dhuha menggantikan kewajiban sedekah untuk semua persendian
sebagaimana dalam hadits Abu Dzar dan Buraidah di atas.
20
Dari Nu‟aim bin Hammar Al Ghathafani, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
ِل َّٔ ٍْ أَ ٍْ أَْسبَعِ َسَكعَاٍث ِي ٍَ آدََو َلَ تَعِْجْض َع َجمَّ َٚا اْب َٔ ُ َعضَّ اِس أَْكِفَك قَاَل َّللاَّ َٓ انَُّ
آِخَشُِ
“Allah Ta‟ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau
tinggalkan empat raka‟at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu
akan mencukupimu di akhir siang” (HR. Tirmidzi no. 475, dishahihkan
Al Albani dalam Shahih Al Jami‟ no. 4342).
Shalat dhuha juga disebut sebagai shalat awwabin, yaitu shalatnya orang-
orang yang banyak kembali kepada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
ٍَ حٍٛ تَشَيُض انِفَصالُ ابٛ َّٔ صلةُ اْل
“Shalat awwabin adalah ketika anak unta merasakan terik matahari”
(HR. Muslim no. 748).
1. Pahalanya sama dengan sedekah sebanyak sendi dalam tubuh kita.
Dari riwayat lain, dari Abu Dzar, Nabi shallallahu „alaihi wa salam
bersabda, “Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian diantara
kalian untuk bersedekah.
Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap
bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan
tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir
(Allahu Akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma‟ruf
(mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari
kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti)
dengan melaksanakan shalat dhuha sebanyak 2 raka‟at. (HR. Muslim
no. 720)
Padahal persendian yang ada pada seluruh tubuh kita sebagaimana
dikatakan dalam hadits dan dibuktikan dalam dunia kesehatan adalah
360.
21
2. Mengerjakan Shalat Dhuha dan menekuninya adalah merupakan salah
satu perbuatan agung, mulia, dan utama. Oleh karena itulah, shalat
Dhuha sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW). Beberapa keutamaan
dalam shalat Dhuha adalah sebagai berikut:
Shalat Dhuha memiliki nilai seperti nilai amalan sedekahyang
diperlukan oleh 360 persendian tubuh dan orang-orang yang
melaksanakannya akan memperoleh ganjaran pahala sebanyak jumlah
persendian itu. Rasulullah SAW. Bersabdah: “pada setiap tubuh
manusia diciptakan 360 persendian dan seharusnya orang bersangkuta
(pemilik sendi) bersedekah untuk setiap sandinya.
lalu para sahabat bertanya: „ya Rasulullah SAW., siapa yang
sanggup melaksanakannya?‟ Rasulullah SAW. Menjawab:
Membersihakan kotoran di masjid atau menyingkirkan sesuatu (yang
mencelakakan orang) dari jalan raya. Apabila ia tdk mampu, shalat dua
raka‟at dapat menggantikanya.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).
3. Shalat Dhuha seseorang diawal hari menjanjikan tercukupinya
kebutuhan orang tersebut diakhir hari. Shalat Dhuha bisa membuat
orang yang melaksanakannya (atas izin Allah SWT.) meraih
keuntungan (ghanimah) dengan cepat.
Orang yang bersedia meluangkan waktunya untuk melaksanakan
shalat Dhuha delapan sampai dua belas rakaat akan diberi ganjaran
oleh Allah SWT. Berupa sebuah rumah indah yang terbuat dari emas
kelak di akhirat. Orang yang melaksankan shalat Dhuha mendapatkan
pahala sebesar pahala haji dan umrah. Shalat Dhuha akan
menggugurkan dosa-dosa orang yang senang melakukannya walaupun
dosanya itu sebanyak buih di lautan. Keutamaan lain yang disediakan
Allah SWT. Bagi Orang yang merutininkan shalat Dhuha adalah
bahwa akan dibuatkan pintu khusus di surga kelak, yaitu pintu yang
dinamakan pintu Dhuha.
22
10. Hikmah Shalat Dhuha
Orang yang melakukan shalat Dhuha, maka hati menjadi tenang
dalam melakukan aktivitas bekerja, kita seringkali mendapat tekanan dan
terlibat persaingan usaha yang sangat tinggi. Akhirnya, pikiran menjadi
kalut, hati tidak tenang, dan emosi tidak stabil.
Oleh karena itu, pada saat itulah Shalat Dhuha sangat berperan
penting. Meskipun dilaksanakan lima atau sepuluh menit, Shalat Dhuha
mampu menyegarkan pikiran, menyenangkan hati, dan mengontrol emosi.
Sholat dhuha juga dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah
dalam tubuh manusia karena semua gerakanya sholat dhuha sangat
lengkap. Mengangkat berbagai kedua tangan, membungkuk ketika gerakan
busur, kemudian juga gerakan penyisihan dimana kepala lebih kecil dari
tubuh dan darah juga mengalir ke kepala dan kemudian aliran darah di
normalkan lagi ketika duduk.
Sholat dhuha juga dapat menormalkan hormone produksi dalam
tubuh manusia, jadi shalat dhuha adalah benar-benar cara yang sangat
berguna dan efektif untuk menjaga kesehatan tubuh, baik untuk bagian
tubuh, organ sampai beberapa cairan dan juga hormone dalam tubuh.
Selain beberapa manfaat di atas sholat dhuha juga sangat bermanfaat untuk
kecantikan yang saat ini, berwudhu akan di cuci dengan air murni
sehingga kulit akan selalu akan tetap bersih, kemudian melakukan wudhu
juga untuk mencuci wajah dengan khusus yang tepat akan membentang
kulit sehingga tidak mudah rusak dan memberikan manfaat begitu muda.
Menjalankan shalat dhuha maka keindahan alam akan bersinar
dengan sendirinya sehingga setelah wudu dan doa biasanya wajah
seseorang akan terlihat lebih bercahaya.
23
Manfaat sholat dhuha untuk sukses selain berusaha dan berdoa
juga merupakan cara untuk mendapatkan kesuksesan bagi semua orang,
bagi umat islam berdoa‟a sendiri adalah dengan menjalankan sholat,
termasuk shalat dhuha.
Dapat meningkatkan kecerdasan, Shalat Dhuha memang sangat
mempengaruhi perkembangan kecerdasan seseorang. Utamakan
kecerdasan fiksikal, emosional spiritual, dan intelektual. Hal ini mengingat
waktu pelaksanaanya pada awal atau tengah aktivitas manusian mencari
kebahagiaan hidup duniawi dan keajaiban gerakan shalat itu sendiri.
Untuk kecerdasan fisikal, shalat Dhuha meningkatkan kekebalan
tubuh dan kebugaran fisik karena dilakukan pada pagi hari ketika sinar
matahari pagi masih baik untuk kesehatan. Untuk kecerdasan emossional
spiritual, dalam beraktivitas kita sering kali mengalami kegagalan, karena
itu kita sering mengeluh. Melaksanakan shalat Dhuha pada pagi hari
sebelum beraktivitas dapat menghindarkan diri dari keluh kesah.
Selain itu jika shalat Dhuha dilakukan secara rutin, keuntungan
yang didapat adalah mudahnya meraih prestasi akademik dan kesuksesan
dalam hidup. Dalam hadist dijelaskan bahwa Sholat Sunah Dhuha selain
dapat menghapus dosa, juga dapat meningkatkan kedisiplinan, seperti
yang dijelaskan dalam hadist berikut ini:
artinya, siapa yang membiasakan (menjaga) sholat dhuha, dosanya akan di
ampuni meskipun sebanyak buih di lautan. (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu
Majah). Tentu setiap orang tidak ingin dianggap sebagai orang yang
lengah ataupun lalai dalam hal mencari rahmat Tuhan. Salah satu cara agar
terhindar dari sifat lalai adalah mengerjakan sholat dhuha. Rasululah
bersabda sebagai berikut. Artinya orang yang mengerjakan sholat dhuha
tidak termasuk orang lalai, (HR. Al-baihaqi dan An-Nasai).
B. Kedisiplinan Sholat
24
Kedisiplinan sholat merupakan gabungan dua kata yaitu: kedisiplinan dan
sholat. Kedisiplinan berasal dari kata disiplin berawalan ke- dan berahiran –
an, yang berarti tata tertib ketaatan kepada peraturan “latihan batin dan watak
dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib”
(WJS.Purwadarminto, 1984) hlm. 254
Sedangkan secara istilah disiplin oleh beberapa pakar diartikan sebagai
berikut:
a) Suharsini arikunto mengatakan disiplin merupakan suatu yang
berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-
bentuk aturan. Peraturan dimaksud dapat ditetapkan oleh orang-
orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar. (suharsimi
Arikunto, Manajemen pengajaran,1993). Hlm 144
b) Wardiman Djojonegoro, disiplin adalah suatu kondisi yang
diciptakan dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
yang menunjukan nilai-nilai kepatuhan, ketaatan, kesetiaan,
keteraturan dan ketertiban. (wardiman, Djojonegoro, pelaksanaan
pedoman disiplin nasional dan tata tertib sekolah, 1998). Hlm 20
c) Nur Cholis Madjid, meninjau dari sudut keagamaan, disiplin ialah
sejenis perilaku taat dan patuh yang sangat terpuji. (Nur Cholis
Majid, Masyarakat Religius, 1997). Hlm. 87
C. Studi Relevan
Studi relevan adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (penelitian-
penelitian lain) terkait dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang
diteliti. Di bawah ini adalah penelitian yang memiliki keterkaitan dengan
penelitian ini, yaitu :
1. Skripsi Edi Ferdianto (2012) yang berjudul Implementasi Kegiatan
Sholat Dhuha Siswa Kelas V Madrasah Ibtida’iyah Negeri Gedong Di
Kota Blitar. Penelitian ini menemukan bahwa factor pendukung dan peng
hambat dalam implementasi kegiatan ibadah sholat dhuha siswa kelas V
min gedong di kota blitar, factor pendukung yaitu adanya pengadaan
buku-buku tentang kegiatan sholat dhuha, adanya guru pembimbing shalat
25
dhuha dan adanya sarana masjid untuk melakukan kegiatan shalat dhuha:
factor penghambatnya, yaitu mininya pendanaan, pendanaan yang minim
ini dapat mempengaruhi ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran,
khususnya pembelajaran kegiatan shalat dhuha, kurangnya kemauan siswa
untuk melaksanakan kegiatan shalat dhuha , banyak siswa yang dating
terlambat kerena musim penghujan, serta kurangnya dukungan dari orang
tua.
2. Skripsi Ika Praptining (2017) yang berjudul Pendidikan Akhlak Siswa
Melalui Pembiasaan Shalat Dhuha Di Ma’arif NU 02 Bantarbarang
Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini
menyimpilkan bahwa pelaksanaan sholat sunnah dhuha di MI ma‟arif NU
02 bantarbarang kecamatan rembang kabupaten purbalingga sudah
berjalan kurang lebih 5 tahun shalat dhuha dilaksanakan mulai di hari
selasa hingga sabtu pukul 07.00 WIB sampai pukul 07.30 WIB peserta
terdiri dari siswa dan siswi mulai dari kelas satu hingga kelas enam.
Pelaksanaan selalu di damping oleh dua orang guru. Melalui pembiasaan
sholat dhuha siswa jadi hafal bacaan sholat, hafal surah al-qur‟an, hafal
do‟a-do‟a seperti do‟a sesudah sholat dhuha, doa qunut, do‟a untuk arwah
dan do‟a sesudah dzikir dengan begitu siswa dapat memperoleh sebuah
pembinaan akhlak yaitu akhlak kepada Allah berupa keimanan dan
ketaqwaan dan kepada diri sendiri berupa kedisiplinan, rasa syukur, dan
siswa dapat melakukan amar ma‟ruf nahi mungkar, akhlak kepada sesame
manusia berupa persamaan, persaudaraan antar teman, dan mempererat tali
silaturrahmi antar umat muslim. Adapun kendala yang dirasakan oleh
semua pihak baik guru maupun siswa yaitu jarak, kedatangan siswa, dan
fasilitas sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai.
3. Skripsi Ari Rubiyanti Ulfah (2015) yang berjudul Pembiasaan Sholat
Dhuha Pada Siswa Di SMA Negeri Ajibarang Kabupaten Banyumas.
Penelitian ini menyimpulakan bahwa dalam pelaksanaan sholat dhuha
guru sma ajibarang tak henti-henti mengajak kepada para siswa untuk
sering melaksanakan kegiatan ini, pemotivasian juga dilakukan dengan
26
berbagai pelaksanaan perlombaan guna menunjang danmenumbuhkan
bakat dan minat serta kreativitas siswa dalam bidang keagamaan dan yang
lainya. Siswa langsung melihat keseharian dan tingkah laku guru-guru dan
karyawan, dengan harapan siswa dapat mencontoh dan meneladani apa
yang mereka lihat dan mengaplikasikanya dalam keseharian mereka
seperti menjaga kebersihan, beribadah tepat waktu, peka terhadap
lingkungan dan kebersihan, serta menjaga perkataan dan sopan santun.
Dalam pelaksanaan pelatihan, di mulai dari pembagian jadwal shalat
dhuha secara bergilir untuk masing-masing kelas X sehingga di harapkan
akan berlanjut pada saat mereka naik ke tingkat kelas berikutnya tanpa
terikat adanya penjadwalan bagi masing-masing kelas. Sangsi yang
diberikan berupa teguran dan pembacaan ayat Al-Qu‟an saja karena
kegiatan pembiasaan ini belum termasuk dalam kegiatan yang diwajibkan
dari sekolah, sehingga belum ada sangsi yang mengikat.
Sesuai dengan ringkasan data yang telah di analisis, maka dapat
disimpilkan bahwa, pembiasaan sholat dhuha siswa merupakan program
tidak terstruktur namun telah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh
siswa-siswi sma negeri ajibarang dari tahun ke tahun. Kesadaran yang
tinggi akan pentingnya beribadah kepada sang pencipta menjadi alasan
utama. Kenapa mereka rajin mmelaksanakan shalat dhuha ini. Kebiasaan
ini juga bisa menjadikan siswa berdisiplin dalam mengelola waktu mereka.
Namun belum ada tindak lanjut dari sekolah dalam menjadikan kebiasaan
ini sebagai kebiasaan wajib bagi guru dan siswanya.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian yakni berada dalam batasan
lingkungan Sekolah Mas Nurul Falah Kota Jambi. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mencari suatu dekskripsi gambaran terhadap masalah
yang dikaji dan penelitian ini dikaji dan penelitian ini dilaksanakan
melakukn pengamatan secara langsung sesuai dengan kaidah-kaidah
penelitian lapangan. Maka dari itu peneliti menggunakan jenis penelitian
dengan kualitatif.
sebagaimana telah di nyatakan oleh Lexy J. Moleong penilitian
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiyah dengan
maksud menafsirkan phenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode (Lexy J. Moeleong, 2013).
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah genarelisasi yang terdiri atas objek
atau/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono,2009:117).
Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam penelitian ini yang
menjadi populasi adalah seluruh siswa madrasah aliyah nurul Falah Kota
Jambi. dari kelas X-XI-XII yang berjumlah 16-21-29 = 66. Sebagaimana
tabel berikut:
28
Tabel 3
Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi. 2019/2020
No. Kelas Jumlah Siswa
1 Kelas X 16
2 Kelas XI 21
3 Kelas XII 29
Jumlah 66
(Sumber: Dokumen Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi)
2. Teknik pengambilan Sampel
Sehubungan dengan banyaknya populasi, menurut Suhartini
Arikunto, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika jumlah
subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau
lebih. Mengingat jumlah pipulasi penelitian ini kurang dari 100, penulis
mengambil sampel seluruh dari jumlah siswa madrasah aliyah Nurul
Falah Kota Jambi. Teknik penarikan sampel di sini menggunakan quota
sampling, quota sampling merupakan cara pengambilan sampel yang
dapat dilakukan secara keseluruhan karena mengingat populasi sampel
yang kurang.
29
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4
Teknik Pengambilan Sampel Dari Jumlah Populasi
Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Nurul Falah 2020
No. Kelas Jumlah Siswa
Sampel 61% dari
keseluruhan
jumlah siswa
1. X 16 16
2. XI 21 21
3. XII 29 29
Jumlah 61
(Sumber: Dokumen Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi)
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa keseluruhan siswa
madrasah aliyah nurul falah kota jambi yang berjumlah 61 siswa terdiri
dari kelas X 16 siswa dan siswi kelas XI 21 siswa dan siswi dan kelas XII
29 siswa dan siswi karena mengingat populasi sampling nya kurang dari
100 maka peneliti disini mengambil keseluruhan dari jumlah populasi
atau menggunakan quota sampling sehingga jumlah sampel seluruhnya 61
C. Setting dan subjek penelitian
1. Setting penelitian
Lokasi penelitian di Mas Aliyah Nurul Falah Kota Jambi, karena
permasalahan yang di ajukan dalam latar belakang masalah relevan
dengan keadaan dilapangan, alasannya agar dalam penelitian serta
hasil pengamatan ini sesuai dengan keadaan dan kondisi sebenarnya.
30
2. Subjek penelitian
Subjek yang teliti adalah kepala sekolah, guru-guru dan para
murid, teknik penelitian ini studi kasus. Maka selanjutnya ditetapkan
informan kunci (key informans) kepala sekolah, guru dan para siswa di
sekolah tersebut.
Responden kepala sekolah. subjek dalam penelitian ini sebagian
didatangi dan wawancarai, dan sebagian yang lain didatangi untuk di
amati secara langsung. Hal ini dilakukan untuk penyesuaian informasi
atau data yang diperoleh melalui wawancara dengan data yang
diperoleh melaluai observasi melalui teknik tringulansi, sehingga data
atau informasi sampai pada titik jenuh.
D. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data primer jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari data primer dan skunder
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung dari peneliti kepada sumbernya, tanpa danya perantara.
(Mukhtar, 2010, Hlm. 86) yaitu data yang di peroleh langsung dari hasil
pengamatan (observasi) terhadap realita siswa/I di Nurul Falah Kota
Jambi dalam mentaati tata tertib yang sudah di terapkan di sekolah
tersebut.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi dan profil
sekolah dan publikasi lainya, (Mukhtar. 2010, Hlm, 90) data sekunder
yang penulisannya dimaksudkan dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari data yang sudah terdokumentasi di sekoah madrasah aliyah
Nurul Falah Kota Jambi.
31
2. Sumber Data
sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh yaitu
a. Sumber data berupa manusia, yakni kepala sekolah, guru-guru dan
siswa/siswi di madrasah aliyah Nurul Falah Kota Jambi.
b. Sumber data berupa suasasana, dan kondisi proses belajar mengajar
dan suasana kehidupan masyarakat sekolah, madrasah aliyah Nurul
Falah Kota Jambi.
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto dokumentasi kegiatan,
arsip dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan
sekolah baik jumlah siswa dan system yang di terapkan sekolah
madrasah aliyah Nurul Falah Kota Jambi
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penelitian ini, penulis menggunakan
yang lazim dipakai oleh para peneliti metode kualitatif, seperti observasi,
wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi diartikansebagai pengamatan dari pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian,
pengamatan,dari pencatatan terhadap objek dari tempat terjadi atau
berlangsungnya suatu peristiwa,sehingga observer berada bersama objek
yang di selidiki. (Amirul Hadi & Haryono, 1998, hlm 129)
Observasi adalah suatu cara telnik pengumpulan data data dengan
mengadakan pengamatan secara langsung terhadapn suatu objek dalam
suatu priode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis
tentang hal-hal tertentu yang diamati. Pengamatan langsung disini
maksudnya dapat kegiatan melihat, mendengar, atau kegiatan dengan alat
indra lainnya.
2. Wawancara
Interview yang jugadisebut dengan wawancara atau kuisoner
lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
32
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. ( suharsimi
arikunto,Hlm,156).
Metode ini gunanya untuk memperoleh data melalui wawancara
langsung secara terpimpin antara peneliti dengan yang memberikan
informasi langsungb dengan menggunakan data wawancara, wawancara
ini guna untuk mendalami data dan informasi hasil dari observasi dan
memastikan keabsahan perolehan data. Adapun datanya meliputi
1. Cara yang digunakan dalam pelaksanaan program pelaksanaan sholat
sunnah dhuha
2. Sanksi yang akan diberikan kepada siswa/I yang melanggar aturan
pelaksanaan program sholat sunnah dhuha
3. Sejauh mana madrasah aliyah Nurul Falah kota jambi melaksanakan
program sholat dhuha
3.Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal
seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012:hlm.138) Data tersebut
antara lain :
1) Historis dan geografis
2) Struktur Organisasi
3) Keadaan sekolah
4) Keadaan sarana dan prasarana.
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui
pendekatan kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah
suatu proses berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat
umum kemudian dibahas kepada permasalahan yang bersifat khusus.
Analisis data meliputi:
1. Reduksi Data
33
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi”.(Jam‟an Satori, 2009: hlm.219) Setelah dibaca, dipelajari,
maka langkah selanjutnya adalah reduksi data.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar
yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data
dilakukan selama penelitian berlangsung.
1. Penyajian data
Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data
adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan
peneliti melalukan penarikan kesimpulan.
2. Verifikasi / penarikan kesimpulan
Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka
langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau
verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya
analisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama
tersebut.
G. Uji Keterpercayaan Data (Trushwortnines)
Untuk menetapkan keterpercayaan data, maka diperlukan tehnik
pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu, ada beberapa tehnik yang digunakan dalam pengecekan
keabsahan temuan, diantaranya :
1. Perpanjang Keikutsertaan
Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di
lapangan sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini
dilakukan maka membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti pada
konteks, membatasikekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh
dari kejadian atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan
waktu di lapangan akan memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan
data yang dikumpul. (Sugiono, 2012: hlm. 219)
34
2. Ketekunan Pengamatan
Ket