69
MAJAS DALAM TERJEMAHAN KITAB ASBABUL WURUD JILID III KARYA IBNU HAMZAH AD-DAMSYIQI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: Muhamad Sahryl Juniawan 1113024000031 PROGRAM STUDI TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

i

MAJAS DALAM TERJEMAHAN KITAB ASBABUL WURUD JILID III

KARYA IBNU HAMZAH AD-DAMSYIQI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:

Muhamad Sahryl Juniawan

1113024000031

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

ii

Page 3: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

iii

Page 4: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

iv

Page 5: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

Skripsi ini menggunakan pedoman transliterasi berdasarkan pada pedoman

transliterasi Arab-Indonesia yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB)

Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 158 Tahun

1987 dan Nomor: 0543 b/U/1987, sebagai berikut:

1. Konsonan

No. Huruf Arab Nama Huruf

Latin

Keterangan

Alif Tidak dilambangkan ا .1

Ba B Be ب .2

Ta T Te ت .3

Tsa Ts Te dan es ث .4

Jim J Je ج .5

Ha H H dengan garis bawah ح .6

Kha Kh Ka dan ha خ .7

Dal D De د .8

Dzal Dz De dan zet ذ .9

Ra R Er ر .10

Zai Z Zet ز .11

Page 6: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

vi

Sin S Es س .12

Syin Sy Es dan ye ش .13

Sad S Es dengan garis bawah ص .14

Dad D De dengan garis bawah ض .15

Ta T Te dengan garis bawah ط .16

Za Z Zet dengan garis bawah ظ .17

Ain ‘ Koma terbalik di atas hadap kanan‘ ع .18

Gain Gh Ge dan ha غ .19

Fa F Ef ف .20

Qaf Q Ki ق .21

Kaf K Ka ك .22

Lam L El ل .23

Mim M Em م .24

Nun N En ن .25

Wau W We و .26

Ha H Ha ه .27

Hamzah , Apostrof ء .28

Ya Y Ye ي .29

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa

pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

Page 7: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

vii

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal

atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.Vokal tunggal bahasa Arab

yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah ا

I Kasrah ا

U Dammah ا

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat

dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda Nama Huruf Latin Keterangan

Fathah dan ya Ai A dan I ى ي

Fathah dan wau Au A dan U ى و

3. Maddah atau Vokal Panjang

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda Keterangan

|... ىا … Fathah dan alif

atau ya Ā

a dengan garis

di atas

Kasrah dan ya Ī ىI dengan garis

di atas

Page 8: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

viii

و Dammah dan

wau Ū

U dengan garis

di atas

1. Ta Marbūtah

Transliterasi untuk ta marbūtah ada dua, yaitu: ta marbūtah yang hidup atau

mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah [t].

sedangkan ta marbūtah yang mati atau mendapat harakat sukun,

transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbūtah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta

marbūtah itu ditransliterasikan dengan ha (h). contohnya:

ف ال األط ض ة و raudah al-atfāl : ر

ال ف اضل ة دي ن ة al-madĪnah al-fādilah : ا ل م

ة al-hikmah : ا ل حك م

Page 9: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

ix

ABSTRAK

MUHAMAD SAHRYL JUNIAWAN Majas Dalam Penerjemahan Kitab Asbabul

Wurud Jilid III Karya Ibnu Hamzah Al-Dimasyqi

Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks

terjemahan Kitab Asbabul Wurud Jilid III karya Ibnu Hamzah Ad-Damsyiqi.

Adapun kitab tersebut diterjemahkan oleh H.M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah

Salim. Selanjutnya, dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi korpus hanya

100 halaman yang dimulai dari halaman 1 hingga 100, di mana keseluruhan kitab

tersebut berjumlah 493 halaman. Metodologi yang digunakan yaitu analisis

kualitatif dengan menggunakan teori analisis majas metafora penerjemahan teks

keagamaan hadis. Adapun dalam proses analisisnya, peneliti mengambil hanya

beberapa terjemahan hadis saja sebagai contoh yang diambil lalu dianalisis,

kemudian menganalisis makna dalam terjemahan, serta makna majas yang

terkandung di dalamnya. Setelah menganalisis terjemahan kitab Asbabul Wurud

berdasarkan kandungan majas, peneliti mempunyai kesimpulan bahwa teks

penerjemahan kitab Asbabul Wurud banyak mengandung majas metafora dengan

klasifikasi jenis; Simile, Personifikasi, dan Metonimi.

Kata Kunci: Penerjemahan, Hadis, Majas Metafora.

Page 10: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas segala karunia yang Allah berikan pada kita semua selaku

hamba-Nya, dan berkat rahmat-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Muhammad SAW.beserta

keluarga dan sahabatnya, dan semoga kita senantiasa menjadi umatnya yang taat

hingga akhir zaman.

Dalam penyelesaian skripsi ini, tentunya banyak kendala yang penulis hadapi,

namun itu semua dapat dijalani dengan maksimal berkat dukungan dari berbagai

pihak terutama dosen pembimbing, Kajur dan Sekjur Tarjamah yang telah

memberikan motivasi agar penulis segera dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah

ini. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih, kepada:

1. Bapak Drs. Saeful Umam, M.A Ph.D. selaku dekan fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr Darsita S, M.Hum selaku ketua Jurusan Tarjamah dan Bapak Ulil

Abshar, S.S, M.Hum Jurusan Tarjamah yang selalu mensupport saya

dalam menyelesaikan tugas perkuliahan saya.

3. Bapak Drs. Ikhwan Azizi, M.A selaku Dosen Pembimbing skripsi ini

yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan saranya dalam proses

mengerjakan skripsi saya ini.

4. Seluruh dosen Jurusan Tarjamah yang telah memberikan ilmu-ilmu yang

bermanfaat dan dukunganya selama proses awal masuk perkuliahan

Page 11: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

xi

Semoga skripsi yang sekiranya masih banyak kekurangan ini dapat

bermanfaat dalam dunia pendidikan dan khususnya bagi peneliti sendiri. Amin.

Depok, 10 Juli 2019

Muhamad Sahryl Juniawan

Page 12: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. v

ABSTRAK .................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

E. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 6

F. Metode Penelitian ............................................................................. 7

G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 10

BAB II TEORI

A. Penerjemahan ................................................................................... 11

B. Metode Penerjemahan Teks Keagamaan ...................................... 12

C. Metafora ............................................................................................ 15

BAB III GAMBARAN UMUM KITAB TERJEMAHAN ASBABUL

WURUD JILID III

A. Kitab Asbabul Wurud Jilid III ....................................................... 25

B. Biografi Zafrullah Salim.................................................................. 25

BAB IV ANALISIS DATA

A. Temuan Penelitian .......................................................................... 28

B. Analisis Data ..................................................................................... 38

Page 13: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

xiii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 53

B. Saran.................................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 54

Page 14: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kajian Bahasa sering kali dipisahkan dari realitas sosial, padahal bahasa

adalah bagian dari realitas itu sendiri. Suatu pesan bahasa hanya bisa dipahami

apabila ditautkan dengan realitas sosial demikian rupa, sehingga ruang, waktu

dan peristiwa yang terjadi, berusaha dihadirkan dalam wacana, dan realitas sosial

itu sendiri seakan-akan menjadi hadir, tersaji secara utuh. Pembaca dibawa

masuk dalam dunia baru, ruang pentas imajinatif, yang sekaligus melibatkan

dirinya, seakan menonton secara langsung, kisah atau peristiwa yang dituturkan

di dalamnya.

Inilah kemampuan bahasa (dalam tradisi tulis menulis, sekaligus bisa

dituturkan secara lisan) dalam menggambarkan suatu hal. Dalam sekala yang

lebih luas, tindakan bahasa semacam ini, memadukan banyak hal, mulai dari

ekspresi kreatif penutur ataupun bentuk-bentuk bunyi dan susunan kalimat tutur

sampai dengan keindahan susastra.1

Kajian terhadap bahasa (tradisi ilmu bahasa, dengan segalam macam ragam

dan bentuknya) selalu menarik, selalu memberikan nuansa-nuansa pemikiran

dan interpretasi baru, yang lebih segar, pas dan mengena (baik secara tekstual

maupun kontekstual) serta memberi kemungkinan kajian interdisipliner dengan

bidang-bidang ilmu yang lain.2

1 Zubair Ahmad, Gaya Bahasa Hukum Al-Quran, (Jakarta: Adabia Press, 2016) h. 2-3 2 Zubair Ahmad, Gaya Bahasa Hukum Al-Quran, h. 3

1

Page 15: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

2

Studi stilistika termasuk dalam studi linguistik modern, kajiannya meliputi

hamper semua fenomena kebahasaan, sehingga pembahasan tentang makna. Ia

mengkaji lafal baik secara terpisah maupun tatkala digabungkan ke dalam

struktur kalimat.3 Di dalam stilistika, persoalan seperti relevansin linguistik

terhadap studi sastra, atau interaksi yang rumit antara bentuk dan makna yang

sering luput dari perhatian dan pengamatan dapat dijelaskan.4

Selain itu, studi stilistika dapat menjelaskan preferensi penggunakan kata

atau struktur bahasa (Stylistic features) yang memberdakan suatu karya dengan

karya lainnya. Ciri ini dapat bersifat fonologis (pola bunyi bahasa), leksikal

(diksi, frekuensi penggunaan kelas kata tertentu), sintaksis (tipe struktur kalimat)

dan semantik. Pengkajian semacam ini dapat membantu menyingkap pola

pengulangan yang merupakan ciri penting penyebab adanya kepaduan dalam

suatu karya.5

Masih Termasuk pada kajian stilistika yaitu penerjemahan metafora, di

mana praktiknya memiliki salah satu masalah khusus dalam teknik

penerjemahan yang banyak dijumpai dalam penerjemahan berbagai bahasa.6

Pada hakikatnya metafora tidak menerjemahkan bentuk saja, akan tetapi makna

yang terkandung dalam bahasa sumber (Bsu) dapat dipahami dalam bahasa

sasaran (Bsa) dengam memperhatikan kesepadanan dan kesewajaran makna.

3 Syukri Muhammad ‘Ayyad, Manhad Ila Ilmi al-Uslub, (Riyadh: Dar al-Ulum, 1982), h.

48. 4 Panuti Sudjiman, Bunga Rampai Stilistika, (Jakarta: Pustaka Utama Grafitti, 1993), h.

Vii. 5 Panuti Sudjiman, Bunga Rampai Stilistika, h. 14-15.

6 Rochayah Muchali, Pedoman Bagi Penerjemah. (Jakarta: PT Grasindo,2009), h. 86.

Page 16: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

3

Penerjemahan sendiri merupakan suatu kegiatan mengalihbahasakan makna

dari bahasa sumber (Bsu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa). Menurut Newmark

penerjemahan yaitu menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain

sesuai dengan yang dimaksud pengarang.7 Berbeda dengan Nida dan Taber yang

dikutip oleh A.Widiyatmaja, menurut mereka “translating consist in

reproducing in the receptor language the closest natura equivalent of the source

message, first in terms of style” (menerjemahkan merupakan kegiatan

menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang yang sedekat-dekatnya

dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam Bsu, pertama-tama

mengungkapkan makna dan kedua mengungkapkan gaya.8

Dalam perjalananya dinamika penerjemahan ada beberapa hal yang

menyebabkan hasil terjemahan menjadi lebih “hidup” dan lebih sesuai dengan

pesan Tsu. Ada beberapa hal yang terkait dengan dinamika penerjemahan, yang

ditawarkan New-mark, di antaranya: gaya bahasa, konvensi gramatikal, dan

kebudayaan format teks dugaan pada calon pembaca.9

Menurut Hoed, adanya perbedaan struktur bahasa antara Bsu dan Bsa yang

dilibatkan dalam proses penerjemahan mengakibatkan munculnya kendala-

kendala dalam menerjemahkan. Hal ini dikarenakan faktor ketidakserumpunan

7 Machali Rochayah, Pedoman Bagi Penerjemah,(Jakarta: Grasindo,2000) h. 5 8 A.Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 1994) h. 11 9 Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer.

(Tangerang: Alkitabah) h.30-31

Page 17: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

4

antara kedua bahasa tersebut sehingga menimbulkan kesulitan yang cukup

besar.10

Nida dan Taber menyatakan bahwa penerjemahan merupakan suatu

kegiatan untuk mencari padanan yang terdekat dan wajar (closest natural

equivalence) dalam Bsa. Padanan harus memiliki makna yang terdekat dengan

makna Bsu, khususnya dalam konteks bahasa dan budaya Bsu. Untuk

mempertahankan makna, penerjemah harus melakukan penyesuaian baik dalam

bidang fonologi, morfologi, sintaksis, dan gaya bahasa yang ada di dalam Bsa.11

Penerjemah harus menghadirkan terjemahan sebagai suatu bacaan yang

enak dibaca dan mudah dipahami. Selain itu, ia juga harus bisa menangkap

pemikiran penulis teks sumber seraya mengalihkanya ke dalam Bahasa target

dengan tingkat kesepadanan teks yang paling mendekati. Kesepadanan teks

hadir manakala sebuah terjemahan dipandang sepadan dengan teks sumber.12

Selanjutnya, mengenai penerjemahan yang peneliti ambil tentunya

menerjemahkan Bahasa Sumber yaitu Bahasa Arab ke dalam Bahasa Sasaran

yaitu Bahasa Indonesia. Dalam hal ini fokus kajian terletak pada hasil

terjemahan mengenai retorika dan gaya bahasa di dalamnya.

10Dewi Puspita Sari, dkk, “Kesepadanan Pada Penerjemahan Kata Bermuatan Budaya

Jepang Ke Dalam Bahasa Indonesia”: Studi Kasus dalam Novel Botchan Karya Natsume Soseki dan

Terjemahannya Botchan Si Anak Bengal oleh Jonjon Johana, Jurnal Izumi, Vol. 3 No. 2, 2014 11 Dewi Puspita Sari, dkk, “Kesepadanan Pada Penerjemahan Kata Bermuatan Budaya

Jepang Ke Dalam Bahasa Indonesia”: Studi Kasus dalam Novel Botchan Karya Natsume Soseki dan

Terjemahannya Botchan Si Anak Bengal oleh Jonjon Johana, Jurnal Izumi, Vol. 3 No. 2, 2014 12Ibnu Bardah, Menjadi Penerjemah: Metode dan Wawasan Menerjemah Teks Arab,

(Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya, 2004), h. 65

Page 18: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

5

Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini akan peneliti tulis dalam bentuk

karya ilmiah berupa skripsi dengan judul “Majas Dalam Terjemahan Kitab

Asbabul Wurud Jilid III Karya Ibnu Hamzah Ad-Damsyiqi”.

B. Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang di atas, peneliti telah merumuskan masalah

sebagaimana berikut:

1. Apa saja macam-macam majas dalam terjemahan kitab Asbabul Wurud

Karya Ibnu Hamzah Ad-Damsyiqi?

2. Bagaimana cara identifikasi Majas dalam terjemahan kitab Asbabul

Wurud karya Ibnu Hamzah Ad-Damsyiqi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui macam-macam Majas dalam terjemahan kitab Asbabul

Wurud karya Ibnu Hamzah Ad-Damsyiqi.

2. Mengetahui bagaimana cara identifikasi Majas dalam terjemahan kitab

Asbabul Wurud karya Ibnu Hamzah Ad-Damsyiqi .

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini tentunya diharapkan agar dapat memberikan sumbangsih ilmu

pengetahuan dalam bidang penerjemahan, khususnya dalam persoalan metode

penerjemahan teks keagamaan. Sebagaimana diketahui bahwa teks keagamaan

merupakan salah satu teks yang cukup banyak digunakan sebagai bahan

penerjemahan yang diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan agama dan

Page 19: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

6

selalu digunakan dalam kegiatan keagamaan dan ritual-ritual peribadatan

lainnya.

E. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang masih dalam satu tema dengan

penelitian yang dilakukan peneliti sekarang, pada bagian ini peneliti akan

mendeskripsikan persamaan dan perbedaan antara penelitian yang peneliti

lakukan dengan penelitian terdahulu, sebagai berikut:

Pertama, Dafik Hasan Perdana, “Strategi Penerjemahan Bahasa Arab yang

Berterima dan Mudah Dipahami”, Jurnal Lingua Scentia, Vol. 9 No. 1, Juni 2017

Kedua, Gustia Rahmah, “Analisis Metafora dalam Terjemahan Kitab

Asbabul Wurud Jilid II Karya HM Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim” Skripsi

Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Ketiga, Novi Aryanita, “Personifikasi dan Simile dalam Terjemahan Kitab

Durratun Nashihin Karya Ahmad Sunarto: Tinjauan Balaghah”, Skripsi Jurusan

Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang peneliti paparkan di

atas, terdapat perbedaan dengan apa yang peneliti teliti yaitu:

1. Korpus penelitian, yakni berupa Kitab Asbabul Wurud baik dari kitab

aslinya maupun kitab terjemahannya.

2. Pembatasan masalah, dalam hal ini peneliti hanya meneliti bagian jilid

III yang dimulai dari halaman 1 sampai dengan 100.

Page 20: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

7

3. Sudut pandang, adapun peneliti memfokuskan pada perjemahan

metaforis yang terdapat di dalam teks terjemahan serta

mengidentifikasinya.

F. Metode penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam sebuah

penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian atau sering disebut

juga metodologi penelitian adalah sebuah desain atau rancangan penelitian.

Rancangan ini berisi rumusan tentang objek atau subjek yang akan diteliti, teknik

teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan dan analisis data berkenaan

dengan fokus masalah tertentu.13

Metode ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Metode kualitatif pula

adalah sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat di pahami.14

Sedangkan deskriptif merupakan metode penelitian yang menganalisis data-data

dalam bentuk karya tulis ilmiah dari gejala-gejala yang diamati kemudian

mendeskripsikanya kedalam hasil penelitian.15

13 N.S. Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),

h.317. 14 Muhammad, “Metode Penelitian Bahasa”(Yogyakarta: Ar-Ruz Media,2011), h. 165. 15 M. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah” (Jakarta: Pustaka Setia, 2002).h.17

Page 21: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

8

Pada metedologi penelitian ini peneliti ingin memaparkan beberapa antara lain;

1. Fokus penelitian

Penelitian berfokus mendeskripsikan makna majas dalam terjemahan kitab

Asbabul Wurud dan mendeskripsikan penerapan metode penerjemahan teks

keagamaan hadist dalam kitab Asbabul Wurud.

2. Sumber data

Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian, peneliti

menggunakan metode kepustakaan (library research) supaya menghasilkan

penelitian yang akurat. Kemudian, agar hasil penelitian lebih maksimal,

peneliti menggunakan sumber data sekunder yang merujuk pada buku,

kamus, internet, dan ensiklopedia. Sedangkan, sumber data primer terkait

dengan penelitian adalah kitab Asbabul wurud

3. Metode penyediaan data

Minimal peneliti melakukan tiga kegiatan dalam menyediakaan data, yaitu

mengumpulkan; memilih, memilah; dan menata. Karena walaupun data

sudah dikumpulkan, data akan tetap sulit dianalisis jika belum ditata dan

dipilah. Oleh karenya, data yang telah dikumpulkan harus dipilah-pilah.

Alternatif pilihan peneliti untuk memilah dan menata data atau bahan

analisis adalah dengan melakukan pengelompokan berdasarkan konteks

data, dimana pengelompokan ini merujuk pada fenomena yang

mengandung dan tentunya berkaitan langsung dengan masalah penelitian.16

4. Analisis data

16 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 200.

Page 22: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

9

Berikut ini, peneliti akan memaparkan langkah-langkah analisis yang

dilakukan agar penelitian ini dilaksanakan secara sistematis, bertahap, dan

maksimal. Tahap penelitian yang dijalani oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

a. Membaca teks terjemahan secara keseluruhan.

b. Memperhatikan pola kalimat dan penggunaan diksi di dalamnya.

c. Mengidentifikasi kalimat metaforis.

d. Mengelompokan data yang mengandung dan berkaitan langsung

dengan masalah penelitian.

e. Menganalisis data yang sudah dikumpulkan.

5. Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi atau

mengelompokan data. Dalam rangka pengklasifikasian dan pengelompokan

data, tentu harus didasarkan pada tujuan penelitian. Hasil penelitian akan

disajikan dengan metode informal. Hasil analisis disajikan melalui

perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa, termasuk penggunaan

terminologi yang bersifat teknis.

6. Teknik Penulisan

Secara teknis skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang berlaku dilingkungan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan.

Page 23: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

10

G. Sistematika Penulisan

Berdasarkan karya ilmiah yang sistematis, maka peneliti memaparkan

sistematika penulisan sbb:

BAB I Pendahuluan, adapun isi dari pendahuluan yaitu latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan pnelitian, manfaat penelitian,

metodologi penelitian, sistematika penulisan.

BAB II Kerangka Teori; Dalam bab ini penulis menyajikan pembahasan

tentang landasan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori

tentang Penerjemahan, Teks keagamaan dan Majas. Sehingga dapat dijadikan

acuan untuk bab iv yaitu analisis objek penelitian.

BAB III Gambaran Umum Kitab Asbabul Wurud Karya Ibnu Hamzah ad-

Dimasyqi, yang berisi tentang biografi pengarang kitab tersebut maupun

biografi dari penerjemahnya, serta karya-karya Ibnu Hamzah ad-Dimasyqi

maupun karya terjemahan dari HM Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim.

BAB IV Temuan penelitian dan menyampaikan tentang temuan dan

analisis mengenai majas metafora, serta mengidentifikasi jenis-jenisnya.

BAB V Penutup; dalam bab terakhir ini terdapat kesimpulan dan saran atau

rekomendasi, yang diharapkan hasil dari skripsi ini dapat dijadik referensi

untuk menambah khazanah keilmuan terutama dalam bidang penerjemahan.

Page 24: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

11

BAB II

TEORI

A. Penerjemahan

Menurut Moeliono unsur-unsur linguistik yang diekuivalensikan dengan

bahasa penerima mencakup hal-hal berikut.

Pertama, masalah ejaan dan tanda baca. Masalah ini berkaitan dengan

transliterasi dan transkripsi kata-kata yang diambil dari bahasa sumber. Kedua,

morfologi. Di sini penerjemah diharapkan. Di antaranya, pada dua masalah:

perbedaan kelas kata dan perbedaan kategori gramatis. Ketiga, tata kalimat,

pada tataran ini penerjemah berhadapan dengan masalah urutan kata dan frase,

hubungan koordinasi dan subordinasi, dan aposisi. Keempat, leksikon. Di

antara masalah yang dihadapi penerjemah pada aspek ini ialah pemadanan

istilah istilah khusus, bukan kata-kata bersifat umum.17

Kata dilihat dari makna yang dipakai pada kata itu. Dilihat dari sudut ini,

kata terbagi atas empat macam seperti dipaparkan berikut ini.

1) Majaz. Istilah majaz berasal dari ajaza al-maudhi’a yang berarti

meninggalkan dan menempuh suatu tempat. Jika ditilik dari kajian hukum,

majaz berarti perpindahan satu kondisi ke kondisi lain. Secara

terminologis, majaz berarti perpindahah turunan dari yang hakiki kepada

yang bukan hakiki.

2) Hakikat, ialah sebuah kata yang dipakai untuk makna yang sebenarnya.

17Syihabudin, Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung : Humaniora, 2005), h.13

11

Page 25: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

12

3) Mufassir,fassara berarti menerangkan atau menjelaskan. Tafsir berarti

menyingkapkan maksud tuturan yang kompleks. Dari pengertian harfiah

ini istilah mufassir dapat didefinisikan sebagai kata yang jelas maknanya

tanpa memerlukan petakwilan.

4) Muhkam, adalah sebuah kata yang sangat jelas maknanya sehingga tidak

menimbulkan keraguan dan perselisihan perdebatan di antara para

penerimanya dan tidak mungkin di ta’wil serta diperbaiki. Inilah jenis kata

atau tuturan yang paling tinggi peringkat kejelasanya di antara keempat

jenis tuturan yang ada.18

B. Metode Penerjemahan Teks Keagamaan

1. Definisi Teks Keagamaan

Definisi teks keagamaan menurut Hoed, teks keagamaan adalah teks yang

subtansinya didominasi oleh tema dan topik-topik yang bersumber pada satu

agama atau lebih. Bentuk teks keagamaan beragam. Dalam islam, teks

keagamaan bisa ditemukan pada Alquran, hadis, kitab tafsir, kitab fiqih, kitab

tasawuf, kitab akhlaq, dan yang lain. Kebetulan teks keagamaan dalam islam

didominasi teks yang berbahasa Arab.19

2. Penerjemahan Alquran

Pada pembahasan ini yang di magsud Penerjemahan Alquran adalah

mengalih pesan Alquran, ke bahasa asing selain bahasa Arab, agar dapat

dikaji oleh mereka yang tidak menguasai bahasa Arab, sehingga dapat di

18Syihabudin, Penerjemahan Arab Indonesia...h.23-26

19Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer...

h.97

Page 26: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

13

mengerti maksud dari firman Allah tersebut sesuai pemahaman umum yang

diterima oleh umat islam.

Ada beberapa yang harus kita ketahui mengenai teknik umum yang harus

oula diketahui seseorang yang hendak menerjemahkan al-Quran, seperti

berikut:

1) Penulisan miring pada penerjemahan ayat

2) Penerjemahan informasi ayat dituliskan sesuai dengan kelaziman

yang dipakai, seperti selingkung yang berlaku;

3) Penerjemahan ayat sebaiknya diapit oleh tanda petik ganda;

4) Penerjemahan harus mengacu pada penerjemahan yang lain yang

telah disepakati keakuratanya oleh banyak kalangan, meskipun tetap

dibenarkan melakukan penyuntingan bahasa, bukan isi terjemahan;

5) Penerjemahan al-Quran didalam teks lain, biasanya didahului

dengan kuasa Allah swt.Berfirman. ini bukan merupakan keharusan.

Penerjemahan bisa memodifikasinya.20

3. Penerjemahan Hadis

Secara epistemologis, hadis merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah

al-Quran (al-mashdar al-tsani fi al-tasyri” al-islami). Dikatakan sebagai

sumber ajaran kedua, karena hadis merupakan penjelas terhadap ayat-ayat

al-Quran yang masih umum. Meskipun di lain waktu secara mandiri hadis

dapat berfungsi sebagai penetap suatu hukum yang belum ditetapkan oleh

Alquran. Hadis sendiri terdiri dari sanad (deretan nama-nama informan yang

20Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer... h.99-102

Page 27: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

14

menghubungkan antara guru-murid hingga ke Nabi Muhammad Saw) dan

matan (substansi informasi tentang diri Nabi Muhammad Saw).

4. Asbabul Wurud

Asbabul Wurud adalah sebab-sebab atau sesuatu yang membatasi arti kepada

suatu hadis, bisa dalam hal definisi ‘am atau khash, mutlak atau terbatas dan

seterusnya. Selain itu, sebagaimana Hasbi ash-Shiddiqi yang menyatakan

bahwa Asbabul Wurud merupakan ilmu untuk memperoleh sebab-sebab

munculnya hadis.21

Adapun hadis dilihat dari segi Asbabul Wurud atau penyebab munculnya

hadis itu ditentukan oleh beberapa hal, di antaranya:22

1. Terdapat ayat al-Quran yang perlu dijelaskan oleh rasulullah SAW,

sebab salah satu fungsi hadis sebagai tafsir atau penjelas bagi al-

Quran.

2. Hadis yang isi atau matanya masih perlu dijelaskan oleh rasulullah

SAW, yang mana juga berfungsi sebagai Asbabul Wurud hadis itu.

3. Adanya pertanyaan maupun permasalahan yang muncul dari para

sahabat.

21 Adi Fadli, “Asbab al-Wurud; antara Teks dan Konteks”, EL-HIKAM: Jurnal pendidikan

dan Kajian Keislaman, Vol. VII, No. 2, (Juli-Desember 2014)

22 Ibnu Hamzah Ad-Damasyiqi, Asbabul Wurud Latar Belakang Historis Timbulnya

Hadis-hadis Rasul (Jakarta-Kalam Mulia, 1996) ha. vi

Page 28: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

15

C. Metafora

1. Definisi Metafora

“Majas metafora adalah suatu gaya bahasa dalam karya sastra yang

bermakna kiasan untuk menggambarkan suatu objek dengan perbandingan

langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hamper sama dengan

objek lainya.”

Pada dasarnya metafora merupakan perbandingan implisit yang mana

satu dari unsurnya mempunyai makna yang berkaitan dengan topik yang

diperbandingkan.23 Apabila metafora dilihat dari segi ilmu balaghah, sering

dirujuk pada istilah al-Isti’arah yaitu penggunaan kata yang menyatakan

makna lain dari makna sebenarnya atau bahasa kiasan.24

Meskipun sering digunakan, metafora ini sering disebut sebagai ekspresi

yang misterius karena maknanya sulit dijelaskan, apalagi diterjemahkan,

sehingga metafora dipandang sebagai bagian paling sulit dalam tugas

penerjemahan. Menurut Newmark, masalah utama dalam penerjemahan

secara umum adalah pemilihan metode penerjemahan bagi sebuah teks,

sedangkan masalah penerjemahan yang paling sulit secara khusus adalah

penerjemahan metafora.25 Di satu pihak, tidak sedikit ahli penerjemahan,

seperti Nida, Vinay dan Darbelnet, yang menganggap metafora tidak bisa

23 M. Zaka Al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 149. 24 Mohammad Syukri bin Abd Rahman dan Muhammad bin Seman, “Metafora al-Isti’arah

dalam Hadis Rasulullah s.a.w,: Tumpuan Terhadap Hadis-hadis Kitab Riyad al-Shalihin”. HADis:

Jurnal Ilmiah Berimpak, (Juni 2014), h. 11. 25 Peter Newmark, A Textbook of Translation. (New York: Prentice-Hall International,

1988), h. 104.

Page 29: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

16

diterjemahkan. Akibatnya, teori dan kajian tentang penerjemahan metafora

yang tersedia sangat minim.

Larson, menjelaskan enam penyebab sulitnya memahami dan

menerjemahkan metafora. Penyebab pertama adalah citra yang digunakan

dalam metafora mungkin tidak lazim dalam Bsa. Sebagai contoh, ungkapan

“white as snow” tidak begitu dipahami oleh penutur bahasa Indonesia.

Ungkapan itu lebih baik diterjemahkan menjadi “seputih kapas”. Kedua,

topik metafora tidak selalu dinyatakan dengan jelas. Sebagai contoh,

ungkapan “the tide turned against the government” sulit dipahami pembaca

karena ketidaktahuan bahwa “the tide” mengacu pada “opini publik”. Ketiga,

titik kesamaan kadang-kadang implisit sehingga sulit diidentifikasi atau

mengakibatkan pemahaman yang berbeda bagi penutur bahasa lain. Sebagai

contoh, ungkapan “He is a pig” bisa diapahami menjadi “Dia jorok”, atau

“Dia rakus” dalam budaya tertentu. Ke empat, perbedaan budaya BSu dan

BSa dapat membuat penafsiran yang berbeda terhadap titik kesamaan. Ke

lima, BSa mungkin tidak membuat perbandingan seperti yang terdapat pada

metafora TSu. Sebagai contoh, bahasa Inggris mengungkapkan perdebatan

yang sengit dengan ungkapan “storm”, seperti dalam “There was a storm in

the parliament yesterday”, namun bahasa lain mungkin menggunakan “fire”,

bukan “storm” untuk menyatakan hal yang sama. Keenam, setiap bahasa

memiliki perbedaan dalam penciptaan dan penggunaan ungkapan.26

26 Larson, Mildred L. Meaning-Based Translation: a Guide to Cross-Language

Equivalence. (Lanham and London: University Press of America, 1998), h. 275-276.

Page 30: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

17

Newmark merupakan salah satu pakar penerjemahan yang yakin bahwa

metafora dapat diterjemahkan. Menurut Newmark secara garis besar,

penerjemahan metafora dilakukan dalam dua langkah: (1) mengidentifikasi

tipe metafora yang akan diterjemahkan, dan (2) menentukan prosedur

penerjemahan yang sesuai untuk mengalihkan metafora tersebut ke dalam

Bsu.27

Moon dan Knowless merumuskan konsep metafora kedalam dua bagian

yaitu metafora kreatif dan konvensional. Metafora kreatif merupakan

metafora yang biasa dipakai untuk mengungkapkan ide-ide atau gagasan,

perasaan tertentu dalam konteks tertentu dan menuntut lawan bicara atau

pembaca untuk mengeri makna di dalamnya, sedangkan metafora

konvensional ialah jenis metafora yang sudah biasa digunakan dalam

masyarakat.28 Moon dan Knowles merinci metafora kedalam 4 bagian di

antaranya: Personafikasi, Simile, Metonimi, Sinestesia.29

1) Personifikasi, yaitu semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan

benda-benda mati seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. Contoh:

angin yang meraung di tengah malam menambah ketakutan kami.30

27 Peter Newmark. Approaches to Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence.

(Oxford: Pergamon Press, 1981), h. 88. 28Akhmad Saifudin, “Metafora dalam Lirik Lagu Kokaro No Tomo Karya Itsuwa

Mayumi”, Jurnal Lite, Vol. 8, No. 2, (September 2012) h. 95-96. 29 Murray Knowles dan Rosamund Moon, Introduching Metaphor. (London: Routledge,

2006), hal. 3. 30 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), h.

140.

Page 31: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

18

Jika dilihat dari segi teori balaghah dikenal dengan istilah جماز لغوي

majaz lughawi. Adapun yang dimaksud dengan majaz lughawi ialah:

هو اللفظ املستعمل يف غري ما وضع له لعالقة مع قرينة مانعة من ارادة اجملاز

املعىن احلقيفي

Majaz adalah kata yang digunakan bukan pada tempatnya karena

ada alaqah serta qarinah yang mencegah dari arti yang sebenarnya.31

2) Simile, yaitu perbandingan antara suatu hal dengan hal lain secara

eksplisit. Contohnya: kau bagaikan arjuna, bagai sang surya menyinari

dunia. Jika ditinjau dari segi ilmu balaghah, maka sering dikenal dengan

istilah التشبيه at-tasybih yang definisinya yaitu:

التشبيه هو إحلاق أمر أبمر آخر يف وصف أبداة لغرض

Menyerupakan sesuatu dengan sesuatu lain dalam satu sifat dengan

menggunakan alat karena ada tujuan.32

Adapun menurut Jhon Saeed simile merupakan majas yang

membandingkan sesuatu hal dengan hal yang lainnya dengan

menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Simile berasal

31 Ahmad Syatibi, Pengantar Memahami Bahasa alquran Balaghah I (Ilmu Bayan), (Jakarta:

Adabia Press, 2014), h. 61.

32 Ahmad Syatibi, Pengantar Memahami Bahasa alquran Balaghah I (Ilmu Bayan), h. 2.

Page 32: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

19

dari bahasa Latin yang mempunyai arti kemiripan atau persamaan,

secara teknis merupakan perbandingan dua bentuk obyek dengan

beberapa kesamaan dan menggunakan kata penghubung, seperti,

laksana, bagaikan, seumpama.

3) Metonimi, yaitu suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata

untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang

sangat dekat. Contohnya: ia membeli sebuah chevrolet.33 Metonimi

dalam ilmu balaghah disebut juga dengan al-kinayah yaitu cara

penyampaian kata yang mempunyai makna konotatif. Kinayah atau

majaz hampir sama karen keduanya mempunyai makna konotatif, hanya

perbedaanya kalau kinayah dapat dipahami dengan makan denotatif

sedangkan majaz tidak.34

4) Sinestesia, yaitu perumpamaan yang didasarkan pada indera, baik

penglihatan, rasa, sentuhan, pendengaran, dan penciuman. Contohnya:

lawakanmu garing sekali.

Dalam pandangan Newmark, metafora dapat berupa sebuah kata atau

kata yang diperluas semisal kolokasi, idiom, kalimat, pribahasa, alegori, teks

imajenatif yang lengkap. Pada dasarnya penuangan metafora mempunyai dua

tujuan:

1) Tujuan Refensial (Referential Purpose) berfungsi untuk mencandarkan

suatu proses menta, kedaan, konsep, objek, kualitas, atau tindakan

33 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 142. 34 Yayan Nurbayan, “Implikasi Hermeneutis dan Pedagogis Perbedaan Pemahaman Ayat-

Ayat Kinayah dalm al-Quran”, Jurnal PBA UPI Bandung, h. 2.

Page 33: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

20

secara lebih ringkas dan komprehensf dibanding dengan menggunakan

ungkapan-ungkapan yang bersifat literal, tujuan ini bersifat kognitif. 35

2) Tujuan Pragmatik (Pragmatic Purpose) berfungsi untuk melahirkan

makna tertentu, menarik perhatian, memperjelas, menyenagkan,

menggembirakan, dan membuat kejutan. Tujuan kedua ini bersifat

esteties.36

Paparan di atas mengungkapkan bahwa keunikan metafora dalam

penerjemahan membuat pandangan para ahli terhadap metafora ini cukup

beragam. Sebagian ahli menganggap metafora tidak bisa diterjemahkan.

Sebagian lagi berpendapat, metafora bisa diterjemahkan. Bahkan tidak sedikit

yang menjaga jarak dengan permasalahan ini sehingga teori dan kajian

tentang penerjemahan metafora masih sangat sedikit. Berdasarkan prosedur

dan strategi yang ada, terlihat bahwa keunikannya membuat penerjemahan

setiap metafora perlu diawali dengan pemilahan elemen-elemen yang ada dan

analisis terhadap unsur-unsur itu untuk memperoleh pemahaman linguistik,

kultural, dan konteks eksternal maupun internal lainnya.

2. Perubahan Makna

Pada sebuah diksi, penulis juga perlu mewaspadai kemungkinan makna

sebuah kata berubah sesuai dengan ruang dan waktunya. Hal ini sangat

berpengaruh terhadap penyusunan kalimat, paragraf, dan wacana. Ada

35 M. Zaka Al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, h. 149. 36 M. Zaka Al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, h. 149.

Page 34: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

21

beberapa kemungkinan terjadinya perubahan makna:perluasan, penyempitan,

ameliorasi, peyorasi, sinestesia, dan asosiasi.

Perluasan makna artinya dalam ruang lingkup makna yang baru lebih luas

dari pada makna yang lama, misalnya: hubungan kekerabatan yang dulunya

hanya digunakan untuk panggilan dikalangan keluarga, sekarang digunakan

secara umum: saudara, bapak, ibu, kakek, nenek, adik, dan sebagainya. Dulu:

putra-putri hanya untuk anak raja (putra bangsawan), sekarang digunakan

untuk semua anak.

Penyempitan makna artinya dalam ruang lingkup makna yang baru

lebih sempit daripada makna yang lama (makna aslinya). Makna ustad

(ustadz) dan ustazah (ustadzah) bermakna asal guru, sekarang bermakna guru

agama saja. Kasus kata seperti ini harus terjadi pada tabib, ulama, pendetadan

sarjana.

Ameliorasi adalah perubahan makna lama yang menghasilkan makna

baru terasa lebih tinggi atau lebih baik daripada makna asalnya (makna lama).

Kata istri lebih baik dari pada bini, kata wanita lebih baik dari pada kata

perempuan, kata hamil lebih baik daripada kata bunting. Kata perempuan

pada mulanya bermakna positif yaitu orang yang mempunyai.

Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan indera

yang berlainan kata manis, pahit, dan asam dirasakan di lidah (alat pengecap).

Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifat.

Kata ampelop bermakna pembungkus surat. Namun, dalam situasi yang lain,

bisa digunakan untuk pembungkus uang. Berdasarkan persamaan sifatnya itu,

Page 35: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

22

ampelop berarti juga uang sogokan, misalnya jika ingin cepat selesai, kamu

berikan saja ampelop kepadanya. Demikian pula untuk kata lintah darat

untuk orang yang meminjamkan uang dengan bunga tinggi. Lintah ialah

binatang penghisap darah biasanya ia menghisap darah.37

3. Penyesuaian dalam Kalimat Bahasa Arab

Pada susunan subjek dan predikat dalam jumlah ismiyyah harus selamanya

sesuai. Maksudnya, bila subjeknya mufrod (tunggal), maka predikatnya juga

mufrod. Bila predikatmya mutsanna: (dual), atau jama’ (jamak), maka

predikatnya juga harus Mutsanna. Atau jama’. Bila subjeknya muannats

(feminim), maka predikatnya pun muannats. Demikian juga bila mudzakkar

(maskulin). Contoh penyesuaian dalam jumlah ismiyyah adalah sebagai

berikut:

Al-walad mujtahid ‘anak itu tekun’

Al-walada:n mujtahida:n‘dua anak itu tekun’

Al-muslimu:n mujtahidu:n ‘anak-anak itu tekun’

Al-mar’ah mujtahidah ‘wanita itu tekun’

Al-binta:n mujtahidata:n ‘dua anak (pr.) itu tekun’

Al-bana:t mujtahida:t ‘anak-anak (pr.) itu tekun’

Oleh karena itu, susunan dalam jumlah subyek dan predikat dalam

jumlah fi’liyyah yang disesuaikan hanya jenisnya saja. Bila subjeknya

muannats maka predikatnya juga muannats. Demikian juga bila mudzakkar,

37Mahmudah Fitriah, Pembinaan bahasa indonesia, (UIN jakarta press: Ciputat), h.87-89

Page 36: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

23

maka predikatnya pun harus mudzakkar. Contoh penyesuaian dalam jumlah

ismiyyah adalah sebagai berikut:

Yaqra’ al-tha:lib ‘siswa itu membaca’

Taqra’ al-thalibah ‘siswa itu membaca’

Yaqra’ al-tha’liban ‘dua siswa itu membaca’

Taqra’ al-tha:libata:n ‘dua siswa itu membaca’

Yaqra’ al-thulla:b ‘siswa-siswa itu membaca’

Taqra’ al-tha:liba:t ‘siswi-siswi itu membaca’38

4. Perluasan Unsur

Unsur kalimat, seperti subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan,

dapat diperluas sehingga informasi tentang unsur-unsur itu menjadi lebih

lengkap. Perluasan ini diartikan sebagai pengubahan unsur-unsur dengan

penambahan, pemindahan, ataupun peniadaan.

5. Perluasan Nomina

Nomina, baik yang berfungsi sebagai subyek maupun obyek, dapat

diperluas dengan penambahan kata, frasa, atau anak kalimat. Penambahan

ini dapat dilakukan dengan keterangan yang berkonjungsi yang atau tanpa

konjungsi.

a. Perluasan dengan ‘yang’

Nomina subjek atau objek dapat diperluas dengan penambahan

keterangan ‘yang’ dapat dikategorikan berkonjungsi ‘yang’

38 Moch. Syarif Hidayatullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik Modern), (Jakarta

: UIN Syarif Hidayatullah), h. 107-108.

Page 37: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

24

walaupun tidak selalu yang itu di ekplisitkan. Keterangan yang

berkonjungsi ‘yang’ itu biasanya menyatakan keterangan pewatas.

b. Perluasan dengan Penderetan Unsur Keterangan tanpa

Konjungsi

Nomina subjek atau objek dapat diperluas dengan keterangan

pewatas tanpa konjungsi yang. Penambahan keterangan itu dapat

dilakukan dengan menderet saja unsur keterangan dibelakang subjek

atau objek itu.39

39Dendy Sugono, Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar, (Jakarta : PT Gramedia,

2009 ), hal.146-148.

Page 38: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

25

BAB III

GAMBARAN UMUM KITAB TERJEMAHAN

ASBABUL WURUD JILID III

A. Kitab Asbabul Wurud Jilid III

Kitab Asbabul Wurud Jilid III merupakan kitab seri terakhir dari kitab

Asbabul Wurud yang membahas latar belakang historis timbulnya hadits-

hadits Rasul. Kitab ini dicetak pada bulan Maret 2002, yang merupakan

karangan asli Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Dimasyqi (1054-1120

H), lalu diterjahkan oleh H.M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim. Di

samping itu, kedua penerjemah ini mendapat dorongan dari alm. Bapak H.

Bakar Ibrahim dan juga Direksi Kalam Mulia yaitu Ibu Hj. Sumarni Bakar.

Adapun kitab ini, dicetak oleh Radar Jaya Offset dan diterbitkan oleh

penerbit Kalam Mulia Jakarta, yang tepatnya beralamat di Jalan Teladan No.

2 Johar Baru V, Jakarta Pusat. Selain itu, kitab ini juga telah diterbitkan

kembali oleh Penerbit Kalam (Kuala Lumpur-Malaysia) yang sengaja

diterbitkan untuk para pembaca di negara Malaysia. Selanjutnya, kitab

Asbabul Wurud Jilid III ini dimulai dari hadis nomor 1170 hingga 1832 yang

berjumlah 493 halaman.

B. Biografi Penerjemah

Pada bagian ini peneliti akan menyampaikan mengenai biografi penerjemah.

Biografi ini peneliti tulis berdasarkan hasil wawancara dengan bapak

25

Page 39: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

26

Zafrullah Salim selaku penerjemah kitab Asbabul Wurud karya Ibnu Hamzah

Ad-Dymasiqi.

Zafrullah Salim merupakan seorang penerjemah kelahiran 1 April 1953

Sulit Air-Padang.Beliau pernah bersekolah di SD Sulit Air selama 6 tahun

pada tahun 1959-1965, kemudian beliau melanjutkan sekolahnya SMP Sulit

Air pada tahun 1966-1968, beliau sangat gemar belajar Bahasa Arab sejak

kelas 2 SMP, gemar dalam mengumpulkan kosa-kata dan juga mempelajari

dasar-dasar dari Bahasa Arab, sejak beliau lulus SMP ada niatan untuk

melanjutkan studinya ke Pondok Pesantren Darussalam Gontor-Ponorogo.

Beliau sudah sangat berniat sekali ingin pergi menimba ilmu diantar oleh

Kakak kandungnya untuk pergi, namun sang Ayah melarangnya karena

terlalu jauh dan menyarankan untuk melanjutkan studinya hanya disini saja.

Kemudian beliau melanjutkan studinya di SPAIN (SMA) Sulit Air-

Padang pada tahun 1969-1971.Semakin bertemu dengan pelajaran Bahasa

Arab semakin mahir dalam berbahasa Arab.Kemudian setelah lulus SMA

beliau melanjutkan studinya ke IAIN Sunan Kali Jaga (Yogyakarta) pada

tahun 1972-1977 Jurusan Tafsir-Hadist. Di jurusan ini hampir tidak sama

sekali beliau bertemu dengan pelajaran Bahasa Indonesia, karena hampir

semua mata kuliah berbau Bahasa Arab semua, semakin dipelajari semakin

mahir pula beliau untuk memperdalam Nahwu-Sharaf dan menerjemahkan

Bahasa Arab. Setelah lulus pada tahun 1977 beliau pergi ke Jakarta dan

diangkat sebagai asisten Prof. Ibrahim Hosen selama 2 tahun, kemudian pada

tahun 1983 beliau pernah diangkat menjadi Staff Badan Pembinaan Nasional.

Page 40: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

27

Pada tahun 1985 pergi ke Indiana University Scholl of Low

(1Semester).Pada tahun 1988-1989 dan pada tahun 1988-1989 pergi ke

Belanda di Leiden Wetgevings Teelink. Pada tahun 1990 pernah menjadi

dosen di Perguruan Tinggi Tawalib-Jakarta. Dan sampai sekarang ini beliau

mengabdi di Dewan Syariah Nasional MUI-Jakarta Pusat sebagai Anggota

Bidang IKNB BPH. Selain itu beliau juga mengabdikan dirinya di Jimly

School sebagai Wakil Direktur Jimly School of Law and Government.40

40 Wawancara dengan Bapak Drs. H. Zafrullah Salim, M.Hum. di gedung MUI (Majelis

Ulama Indonesia) Jakarta Pusat.

Page 41: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

28

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Temuan Penelitian

Berikut peneliti memaparkan temuan penelitian mengenai majas metafora

yang terdapat dalam terjemahan kitab Asbabul Wurud jilid III karya Ibnu

Hamzah Ad-Damsyqi. Penelian yang dilakukan oleh peneliti difokuskan pada

halaman 1 sampai halaman 100. Sedangkan majas metafora yang peneliti

temukan antara lain; simile, personifikasi, dan metonimi yang akan disampaikan

dalam bentuk table berikut:

Tabel 1.1: Temuan data.

No Teks Sumber Teks Sasaran

No

Hadis/Hlm

Keterangan

1

ت م أ ن م م و ق من ت ب ج ع

وك ل م ال ك ر ح الب ن و ب ك ر ي

ة ر س ى ال ل ع

Aku kagum akan umatku,

mereka mengarungi lautan

laksana raja-raja di atas

wilayah kekuasaannya.

1173 / 3 Simile

2 Ampunan Allah lebih besar ك وب ن ذ ن م ب ك أ للا و ف ع

dari dosa-dosamu.

1177 / 6 Metonimi

3

م ل الع ن إ ، ف م ل لع ب ك ي ل ع

ه ر ي ز و م ل احل و ن م ؤ م ال ل ي ل خ

Hendaknya kau memiliki

ilmu, karena ilmu itu

sahabat karibnya orang

1186 / 12 Personifikasi

dan

Metonimi

28

Page 42: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

29

ل م ع ال ، و ه ل ي ل د ل ق ع ال و

ن ي الد و ه و ب أ ق ف الر و ه م ي ق

ه ري م أ ب الص و ه و خ أ

yang beriman. Hendaklah

kau memiliki sifat pemurah,

sebab pemurah itu

pembantunya orang yang

beriman. Hendaklah kau

memiliki dan memelihara

akal, sebab akal itu petunjuk

orang yang beriman.

Hendaklah kau beramal,

sebab amal itu nilainya

orang yang beriman.

Hendaklah kau memiliki

keramahan, sebab

keramahan itu ayahnya

orang yang beriman.

Hendaklah kau memiliki

kelembutan, sebab

kelembutan saudaranya

orang yang beriman.

Kemudian hendaklah kau

memiliki kesabaran, sebab

sabar itu merupakan

Page 43: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

30

komandan pasukannya

orang yang beriman.

4

ىد ي أ ا ف م أس لب ب ك ي ل ع

،ع م الط و ك ي إ و ،اس الن

ر اض ح ر ق ف ه ن إ ف

Hendaknya kau berhati-hati

terhadap putus asa dari apa

yang ada pada tangan-

tangan manusia. Janganlah

kau serakah sebab serakah

itu kefakiran jiwa yang

selalu hadir.

1187 / 13 Metonimi

dan

personifikasi

5

ى ل ي ك بت ق و ى للا ت ع ع ا

بري ع ل ى ك ل ش ر ف و ال ت ك

Hendaklah kau selalu

bertaqwa kepada Allah SWT

dan bertakbir pada setiap

jalan mendaki.

1188 / 14 Metonimi

6

ن ا ع ل ي ك بت ق و ى للا ف إ

ج اع ك ل خ ري و ع ل ي ك

ب اني ه اد ف إن ه ر ه ة بل

، و ع ل ي ك بذك لمي س ر امل

و ة كت اب للا ف إن ه للا و تال

Hendaklah kau selalu

bertaqwa kepada Allah,

sebab taqwa itu himpunan

semua kebaikan. Hendaklah

kau berjihad, sebab jihad itu

“pendetanya” kaum

muslimin. Hendaklah kau

selalu berzikir kepada Allah

dan membiasakan membaca

kitab-Nya, sebab kitabullah

1189 / 14 Metonimi,

Personifikasi,

dan Simile

Page 44: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

31

ر ن و ر ل ك يف ال ر ض و ذك

ز ن ل ك يف الس م اء، و اخ

ك لس ان ك إل من خ ري ف إن

.لك ت غ لب الش ي ط ان بذى

itu merupakan cahaya

bagimu di bumi dan

peringatan bagimu di langit,

dan kuncilah lidahmu

kecuali dari perkataan yang

baik, maka sesungguhnya

dengan demikian engkau

akan dapat mengalahkan

setan.

7

قي ة ال د م ا ل ت ع ل ي ك م أب س

ث ع ل ى أ ف و اهه ا ي ال

Hendaklah kalian meminum

dengan air minuman yang

dibawa dengan geribah yang

diikat mulutnya.

1206 / 26 Simile

8

م،ال ك ال ة ل ق ب م ك ي ل ع

،ان ط ي الش م ك ن ي و ه ت س ي ل و

ن م م ال الك ق ي ق ش ت ن إ ف

ان ط ي الش ق ائ ق ش

Hendaklah kau sedikit bicara

dan jangan menurutkan

kehendak setan sebab orang

yang berbelit-belit bicara

termasuk saudara kandung

setan.

1208 / 27 Metonimi

Page 45: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

32

9

،اد اص ق ي د ه م ك ي ل ع

،اد اص ق ي د م ه ك ي ل ع

ه ن إ ف ،اد اص ق ي د م ه ك ي ل ع

ه ب ل غ ي ن ي ا الد ذ ه اد ش ن ي م

Hendaklah kau (ikuti)

petunjuk yang mudah,

untukmu petunjuk yang

mudah, untukmu petunjuk

yang mudah. Sebab siapa

yang memperberat Agama,

itu akan menyulitkannya.

1210 / 28 Personifikasi

10

ن م ن و ر ه ة ل ز ن ىن م ي ل ع

يد ع ب ب ن ل ه ن أ ل ى إ س و م

Ali terhadap diriku

berkedudukan (seperti)

Harun terhadap Musa,

hanya tidak ada Nabi setelah

aku.

1213 / 30 Simile

11

،ي ن م ؤ م ال ب و س ع ي ي ل ع

ب و س ع ي ال م ال و

.ي ق اف ن م ال

Ali memimpin orang-orang

yang beriman, sedang harta

memimpin orang-orang

munafik.

1214 / 31 Personifikasi

12

ل د ع ن ان ض م ر ف ة ر م ع

ة ج ح

Satu (kali) umrah pada bulan

Ramadhan mengimbangi

satu (kali) haji.

1216 / 32 Simile

Page 46: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

33

13

،ت م أ م ي ك ح ر ي و ع

ش ي ع ي ت م أ د ي ر ط ب د ن ج و

للا و ،ه د ح و ت و ي و ،ه د ح و

ه د ح و ه ث ع ب ي

Uwaimir adalah hakim

umatku. Jundub adalah

petualang umatku. Ia hidup

sendirian, mati sendirian dan

akan dibangkitkan sendirian.

1221 / 35 Simile

14

ا له ر ى مري اث ل ه الع م

Al-‘Umra itu (menjadi) harta

warisan untuk keluarganya.

1226 / 39 Metonimi

15

ء ي ش ن اك و ل و ق ح ي الع

ي الع ه ت ق ب س ر د الق ق اب س

.وال س اغ م ف ت ل س ت ا اغ ذ إ و

Al-‘Ain (pandangan, sihir

mata, hipnotis) itu

kenyataan. Seandainya ada

sesuatu yang dapat

mendahului takdir, sihirlah

yang akan (dapat

mendahuluinya). Dan jika

kalian dimintai (untuk)

mecucinya, maka cucilah

(mata itu).

1228 / 41 Simile

16

ن ن ذ ال و ،ن ال ي ل د ان ن ي الع

،ان ج ر ت ان س ل ال و ،ان ع م ق

Kedua mata itu petunjuk,

kedua telinga itu corong,

lidah itu penterjemah, kedua

1229 / 42 Simile

Page 47: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

34

د ب ك ل او ،ان اح ن ج ان د الي و

،ك ح ض ال ح الط و ،ة ح ر

ان ي ل ك ال و ،س ف ن ة ئ الر و

ا ذ إ ف ،ك ل م ب ل ق ال و ،ر ك م

ت ح ل ص ك ل م ال ح ل ص

ك ل م ال د س ا ف ذ إ و ،ه ت ي ع ر

.ه ت ي ع ر ت د س ف

tangan itu sayap, hati itu

rahmah, limpa itu madu,

paru-paru itu nafas, kedua

ginjal itu pengairan dan

kalbu itu raja. Apabila raja

itu baik, baiklah rakyatnya,

apabila ia rusak, rusak pula

rakyatnya.

17

غ طوا ح ر م ة ع و ر ته ف إن

ر م ة ح ر م ة ع و ر ة الص غري ك ح

بري ، و ل ي ن ظ ر للا ع و ر ة ال ك

ك اشف ع و ر ة . إ

Tutuplah kehormatan

auratnya maka

sesungguhnya kehormatan

aurat anak kecil seperti

kehormatan aurat orang

dewasa. Sebab Allah tidak

akan melihat kepada orang

yang membuka auratnya.

1231 / 44 Simile

Page 48: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

35

18

ا ف م س ي ال و ه ىن الغ

اس ى الن د ي أ

Kecukupan itu ialah tidak

mengharap terhadap apa

yang ada pada tangan-

tangan manusia.

1234 / 46 Metonimi

19

ت ك م ع ل ى ال ب ي ض اء ق د ت ر ك

اره ا ل ي زي غ ن ه ا ل ي ل ه ا ك ع ن ه

ب ع دي إل م الك و م ن

ي عش من ك م ف س ري ى

ا ف ع ل ي ثري فا ك تال ك م ا اخ

ة ع ر ف ت م من س ن ت و س ن

دي ي ال ل ف اء الر اشدي ن ال م ه

، ع ضوا ع ل ي ه ا بلن و اجذ

ان و ع ل ي ك م بلط اع ة و إن ك

م ؤ من ع ب دا ح ب شيا ف إن ا ال

Sungguh telah kutinggalkan

kalian di tempat yang terang

di mana malamnya seperti

siangnya. Tidak akan

tergelincir daripadanya

setelah aku kelak kecuali

orang itu binasa dan siapa

yang hidup di antara kalian,

niscaya ia akan melihat

perselisihan paham yang

banyak, maka wajiblah bagi

kalian (berpegang teguh)

kepada apa yang telah

kalian ketahui daripada

sunnah-ku dan sunnah

khulafaurrasyidin yang

mendapat petunjuk, gigitlah

dengan gerahammu; dan

hendaklah kalian selalu taat

1260 / 65 Simile

Page 49: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

36

ي ث م ا ق ي د ك ال م ل ال نف ح

ان ق اد .

sekalipun (yang

menasehatimu) seorang

budah Habsyi.

Sesungguhnya orang

mukmin itu seperti seekor

unta yang ditusuk hidunya

kemana saja ditarik (orang)

harus diikuti.

20

ر اك ذ ان س ل و ر اك ش ب ل ق

ىل ع ك ن ي ع ت ة احل ص ة ج و ز و

ا م ري خ ك ن ي د و اك ي ن د ر م أ

.اس الن ز ن ت اك

Hati yang bersyukur, lidah

yang berzikir dan istri

salihah yang akan

menyelamatkan dalam

urusan duniamu atau

akhiratmu adalah

(simpanan) terbaik yang

disimpan manusia.

1278 / 77 Metonimi

dan Simile

21

ة ق م ف ص ل ف إن ف الص ال

شف اء

Bangun dan shalatlah, maka

sesungguhnya di dalam

shalat itu ada obat.

1282/80 Metonimi

22

دى ك ب ى للا مائ ة م ر ة و اح

ب حى للا للا مائ ة م ر ة و س

Besarkanlah Allah (ucapan

Allahu Akbar) seratus kali,

pujilah Allah (ucapan

1294/90 Metonimi

Page 50: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

37

مائ ة م ر ة خ ري من مائ ة

ر ج ف ف ر س م ل ج م م س

بي ل للا و خ ري من م ائ ة س

ن ة و خ ري من مائ ة ق ب ة .ر ب د

Alhamdulillah) seratus kali,

sucikan Allah (ucapan

Subhanallah) seratus kali,

niscaya lebih baik dari

seratus kuda yang berkendali

dan berpelana dalam

(peperangan) di jalan Allah,

lebih baik dari seratus unta

dan lebih baik dari

(memerdekakan) seratus

budak.

23

ر و اعظا ك ف ى بلد ه

و ت م ف ر قا. و بل م

Cukuplah masa (yang selalu

berganti) memberi

pengajaran dan kematian

yang memisahkan (dari

dunia).

1298/93 Personifikasi

dan Simile

24 Cukuplah dengan pedang ك ف ى بلس ي ف ش اهدا.

sebagai saksi.

1299/93 Metonimi

25

ع ل ى ك ف ى بب ارق ة السي و ف

ر أ سه فت ن ة.

Cukup kilatan pedang di

kepalanya (menjadi) siksa.

1301/95 Metonimi

Page 51: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

38

26

ك ف ع ن ه أ ذ اك و اص ب

ل ذ اه ف ك ف ى بل م و ت

م ف ر قا.

Tahanlah rasa sakit hatimu

terhadapnya dan bersabarlah

untuk menyakitinya;

cukuplah dengan kematian

yang (akan) memisahkan.

1303/96 Simile

Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel di atas bisa kita ketahui bahwa

dari 26 data yang terkumpul terdapat 32 frasa dan klausa yang mengandung

unsur metaforis. Hal itu dikarenakan dalam satu data bisa terdapat dua atau

bahkan tigas jenis metafora sekaligus. Adapun pengklasifikasiannya akan

disebutkan sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1.2: Akumulasi hasil temuan

No Jenis Metafora Jumlah

1 Simile 13

2 Personifikasi 6

3 Metoninimi 13

Total: 32

B. Analisis Data

Pada bagian ini peneliti akan menyampaikan analisis atau cara

mengidentifikasi majas metafora yang diperoleh dalam penelitian. Namun,

tidak semua temuan penilitian akan disampaikan pada analisis ini, peneliti

Page 52: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

39

hanya mengambil beberapa sebagai contoh dari masing-masing majas metafora

yang berhasil diidentifikasi.

1. Simile

Tabel 1.1: Data 1

Teks Sumber Teks Sasaran

ر ح الب ن و ب ك ر تم أ ن مم و ق من ت ب ج ع

ةر سىال ل ع وكل م ال ك

Aku kagum akan umatku, mereka

mengarungi lautan laksana raja-raja

di atas wilayah kekuasaannya.

Simile pada terjemahan di atas terletak pada klausa “laksana raja-raja di

atas wilayah kekuasaannya”. Hal itu berdasarkan pengumpamaan kaum yang

mengarungn lautan dengan raja di atas singgasananya, yakni mengumpamakan

sesuatu dengan sesuatu yang lain. Selain itu juga terdapat kata yang hanya

terdapat dalam metafora jenis simile yakni kata “lasksana”. Sedangkan letak

persamaan di sini secara implisit terletak pada sama-mama menguasai.

Adapun dalam kitab Asbabul Wurud hadis ini menerangkan tentang

sekelompok umat Islam yang sangat besar, kedudukan dan kekuasaannya di

dunia. Mereka konsisten di dalam urusan mereka, jumlahnya besar, serta

bilangannya banyak. Selain itu, mereka tidak hanya memiliki kedudukan tinggi

di dunia, melainkan mereka juga posisi yang mulya di surga.

Tabel 1.2: Data 2

Teks Sumber Teks Sasaran

Page 53: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

40

مي لع ل ه ن أ ل ىإس و م ن من و ر ه ةل زن ن

يدع ب ب ن

Ali terhadap diriku berkedudukan

(seperti) Harun terhadap Musa,

hanya tidak ada Nabi setelah aku.

Pengumpamaan sayyidina Ali bagi Rasullullah disamakan seperti halnya

nabi Harun terhada nabi Musa, oleh karena itu bandingan ini termasuk pada

kategori simile. Selain itu, simile pada klausa tersebut makin kuat dengan adanya

kata “seperti” sebagai salah satu cirinya. Sedangkan letak keserupaan Ali dengan

Nabi harun dalam hal ini adalah kedudukan.

Disebutkan hadis ini disabdakan oleh Rasulullah saat menjelang kepergian

beliau ke madan Tabuk.41 Saat itu beliau menugaskan Ali menggantikan beliau

untuk menjaga keluarganya. Tindakan Rasulullah ini tentu membuat tidak

senang orang-orang munafik. Mereka berkata bahwa Rasulullah berbuat

demikian tiada lain hanya untuk menyelamatkan sayyidina Ali dari kejaran

mereka. Mendengar hal itu tentu saja sayyidina Ali tidak terima seraya

menghunuskan pedang, namun tindakannya segera disanggah Rasulullah bahwa

apa yang dikatakan orang-orang munafik tidak benar dan tetap melaksanakan

apa yang Rasulullah perintahkan. Pada saat itulah Rasullah menyamakan

kedudukan sayyidina Ali dengan Nabi Harun.

41 Ibnu Hamzah Al-Husaini Al-Hanafi Al-Damsyiqi, Asbabul Wurud Latar Belakang

Historis Timbulnya Hadits-Hadits Rasul, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Hlm. 30

Page 54: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

41

Tabel 1.3: Data 3.

Teks Sumber Teks Sasaran

الص ع و ر ة ح ر م ة ف إن ع و ر ته ح ر م ة غ طوا يغر

إل هللا ن ظ ر و ل ال ك بر ، ع و ر ة ك ح ر م ة

اشفع و ر ة . ك

Tutuplah kehormatan auratnya

maka sesungguhnya kehormatan

aurat anak kecil seperti kehormatan

aurat orang dewasa. Sebab Allah

tidak akan melihat kepada orang

yang membuka auratnya.

Pada terjemahan di atas simile terdapat pada klausa “kehormatan aurat anak

kecil seperti kehormatan orang dewasa”, karena termasuk membandingkan

sesuatu dengan sesuatu yang lain. Selain itu simile pada klausa tersebut

dikuatkan dengan ciri kata seperti yang tidak terdapat pada ciri jenis metafora

yang lain. Perbandingan yang ada di dalamnya menjelaskan bahwa tidak ada

perbedaan antara aurat anak kecil dengan aurat orang dewasa, yakni Rasulullah

menghukumi sama, serta memerintahkan untuk menutupnya.

Tabel 1.4: Data 4.

Teks Sumber Teks Sasaran

و ،نل ي لد انن ي الع ان س لال و ،انع م ق نن ذ ال

،ة ح ر د بك ال و ،اناح ن ج اند الي و ،ان ج ر ت

Kedua mata itu petunjuk, kedua

telinga itu corong, lidah itu

penterjemah, kedua tangan itu

sayap, hati itu rahmah, limpa itu

madu, paru-paru itu nafas, kedua

Page 55: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

42

اني ل كال و ،س ف ن ة ئ الرو ،ك حض ال ح الطو

ص ذ إف ،ك لم ب ل ق ال و ،ر ك م ك لم ل اح ل ا

ف ذ إو ،ه ت ي عر ت ح ل ص ت د س ف ك لم ال د س ا

.ه ت ي عر

ginjal itu pengairan dan kalbu itu

raja. Apabila raja itu baik, baiklah

rakyatnya, apabila ia rusak, rusak

pula rakyatnya.

Dalam terjemahan hadits di atas, dapat kita lihat bahwa hati merupakan

sesuatu yang utama dalam diri manusia. Sebagaimana dalam Kitab Jauhar at-

Tauhid, Ibrahim al-Baijuri dijelaskan bahwa hati merupakan tempatnya akal

(fikiran), dan hati memiliki cahaya sebagai daya yang karenanya akal bisa

berfikir.

Terjemahan di atas juga mengandung makna metafora yang merupakan

suatu ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis dimana kata atau

frasa yang digunakan bukanlah makna sebenarnya namun untuk

menggambarkan perbandingan atau persamaan suatu objek dengan objek

lainnya. Sebagaimana terjemahan di atas menyatakan “telinga adalah corong”

yang berarti telinga manusia sebagai salah satu alat panca indera yang dapat

menangkap informasi kemudian terekam di dalam kalbu atau hati.

Oleh sebab itu, Objeknya tidak hanya kepada hal-hal yang bersifat profan,

namun nilai objektifitas dari hati adalah untuk mencapaiperkara yang bersifat

spiritual dan sakral, seperti halnya ketulusan atau keikhlasan dan rasa syukur,

Page 56: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

43

bahkan untuk mengenal Allah Subhanahu Wata’ala (al-ma’rifah). Tanpa

mengupayakan hati dapat menjerumuskan manusia ke dalam lembah kesesatan.

Hal ini terjadi ketika orang-orang musyrik mendustakan kebenaran

Rasulullah Shalallahu ‘alahi Wassallam sehingga membawa mereka ke dalam

azab yang pedih.

2. Personifikasi

Tabel 2.1: Data 1

Teks Sumber Teks Sasaran

ف مل لعبك ي ل ع نمؤ م ال ل ي لخ م ل العن إ،

و ه ل ي لد ل ق ع ال و ه ر زو م ل ال و ه م ي ق ل م ع ال ،

ه ر مأ ب الص و ه و خ أ ن الدو ه و ب أ ق ف الرو

Hendaknya kau memiliki ilmu,

karena ilmu itu sahabat karibnya

orang yang beriman. Hendaklah

kau memiliki sifat pemurah, sebab

pemurah itu pembantunya orang

yang beriman. Hendaklah kau

memiliki dan memelihara akal,

sebab akal itu petunjuk orang yang

beriman. Hendaklah kau beramal,

sebab amal itu nilainya orang yang

beriman. Hendaklah kau memiliki

keramahan, sebab keramahan itu

ayahnya orang yang beriman.

Hendaklah kau memiliki

kelembutan, sebab kelembutan

Page 57: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

44

saudaranya orang yang beriman.

Kemudian hendaklah kau memiliki

kesabaran, sebab sabar itu

merupakan komandan pasukannya

orang yang beriman.

Pada teks terjemahan di atas ada beberapa klausa yang termasuk pada

metafora jenis personifikasi, yakni memperlakukan sesuatu layaknya manusia.

Personifikasi pada terjemahan tersebut terdapat dalam klausa ilmu itu sahabat

karibnya orang yang beriman, pemurah itu pembantunya orang yang beriman,

akal itu petunjuk orang yang beriman, keramahan itu ayahnya orang yang

beriman, dan sabar itu merupakan komandan pasukannya orang yang

beriman.

Contoh pertama, ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang

disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk

menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan.42 Namun, dalam kasus ini

ilmu diibaratkan seorang sahabat yang dapat menemani seseorang layaknya

manusia yang menjadi sahabat.

Kedua, pemurah merupakan karakter orang yang suka memberi, tidak pelit,

murah hati.43 Namun, pada kasus ini pemurah diumpakan dengan manusia

yang bisa melakukan tindakan bantu layaknya manusia yang dapat membantu

42 KBBI V 0.2.1 Beta (21) Daring, 2016 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 43 KBBI V 0.2.1 Beta (21) Daring.

Page 58: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

45

orang lain atau bahkan layaknya pembantu rumah tangga. Dengan demikian,

perbandingan ini bisa dimasukkan ke dalam metafora jenis personifikasi.

Ketiga, akal, di mana sejatinya merupakan daya pikir (untuk memahami

sesuatu dan sebagainya); pikiran; ingatan.44 Pada terjemahan di atas, jika kita

lihat sangat berbeda dengan definisi akal itu sendiri. Jelas ini merupakan

penggunaan kata tidak pada arti sebenarnya, di mana hal itu bisa diidentifikasi

sebagai majas metafora. Selanjutnya, pada teks tersebut akal disamakan dengan

sesuatu yang dapat melakukan tindakan tunjuk, yakni menunjukkan sesuatu.

Tindakan tunjuk atau menunjukkan umumnya hanya bisa dilakukan oleh

manusia, maka secara tidak langsung dalam hal ini akal diumpamakan manusia

yang bisa melakukkan tindakan tunjuk. Oleh karenanya klausa ini masuk pada

kategori metafora jenis personifikasi.

Keempat, keramahan di dalam KBBI disebutkan bahwa artinya adalah sifat

ramah; kebaikan hati dan keakraban dalam bergaul.45 Pada klausa keramahan

itu ayahnya orang yang beriman, sangat jelas bisa kita lihat bahwa keramahan

disamakan dengan seorang yang mempunyai anak dan istri layaknya manusia.

Padahal keramahan itu sendiri merupakan prilaku atau suatu tindakan. Namun,

di sini keramahan disifati dengan kata yang tidak pada semestinya dan disifati

dengan sesuatu yang biasa disandangkan dengan manusia. Oleh karenanya

perbandingan ini disebut sebagai metafora jenis personifikasi.

44 KBBI V 0.2.1 Beta (21) Daring. 45 KBBI V 0.2.1 Beta (21) Daring.

Page 59: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

46

Kelima, sabar adalah suatu sifat yang dilekatkan pada seseorang yang tahan

menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah

hati); tabah.46 Pada klausa sabar itu merupakan komandan pasukannya orang

yang beriman. Kata sabar di sini seaka-akan bukan sebuah sifat, melaikan

orang yang memiliki jiwa memimpin dan mengatur layaknya seorang

komandan dalam suatu pasukan. Berdasarkan hal itu, sabar disifati dengan

dengan sifat yang biasa melekat pada manusia meskipun sabar sendiri adalah

sifat. Oleh karenanya perbandingan ini masuk pada kategori metafora jenis

personifikasi.

Tabel 2.2: Data 2.

Teks Sumber Teks Sasaran

،اداصق يد مه ك ي ل ع ،اداصق يد ه م ك ي ل ع

ه ك ي ل ع م ه ن إف ،اداصق يد م اذ ه اد ش ن

ه ب ليغ ن الد

Hendaklah kau (ikuti) petunjuk

yang mudah, untukmu petunjuk

yang mudah, untukmu petunjuk

yang mudah. Sebab siapa yang

memperberat Agama, itu akan

menyulitkannya.

Pada teks terjemahan di atas, kita bisa lihat contoh dari personifikasi, yaitu

pada klausa siapa yang memperberat Agama, itu akan menyulitkannya. Jika

kita pahami, akan berarti “orang yang memberatkan agama maka agama itu

akan menyulitkannya. Titik fokus pada pembahasan ini terletak pada kata

46 KBBI V 0.2.1 Beta (21) Daring.

Page 60: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

47

agama, yang mana agama berarti ajaran atau system yang mengatur tata

keimanan dan peribadatan kepada Tuhan yang Mahakuasa serta tata kaidah

yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia, dan pergaulan

manusia dengan lingkungannya.47 Namun, pada klausa tersebut dikatakan

agama dapat menyulitkan seseorang atau melakukan tindakan sulit terhadap

seseorang, padahal agama adalah suatu keyakinan yang tidak bisa melakukan

sesuatu seperti manusia. Oleh karena itu perbandingan dalam klausa tersebut

masuk pada kategori metafora jenis personifikasi.

Pada kitab Asababul Wurud disebutkan bahwa hadis ini disabdakan oleh

Rasulullah ketika melihat salah seorang sahabat yang melaksanakan shalat,

namun karena dalam shalatnya, orang tersebut melakukan dengan cara yang

sedikit menyulitkan dirinya, maka oleh Rasulullah ditegur dan menyabdakan

hadis tersebut.48

Tabel 2.3: Data 3.

Teks Sumber Teks Sasaran

نمؤ م ال ب و س ع ي لع ب و س ع ال م ال و ،ي

قافن م ال .ي

Ali memimpin orang-orang yang

beriman, sedang harta memimpin

orang-orang munafik.

47 KBBI V 0.2.1 Beta (21) Daring. 48 Ibnu Hamzah Al-Husaini Al-Hanafi Al-Damsyiqi, Asbabul Wurud Latar Belakang

Historis Timbulnya Hadits-Hadits Rasul, Hlm. 29.

Page 61: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

48

Personifikasi pada teks di atas bisa kita dapati pada klausa harta memimpin

orang-orang munafik. Harta merupakan banda berharga yang dimiliki oleh

seseorang, merupakan benda mati yang tidak bisa melakukan tindakan sendiri.

Namun, pada klausa tersebut harta dikatakan mimimpin orang munafik, yakni

harta bisa melakukan tindakan layaknya manusia. Dengan demikian,

perbandingan ini bisa dikategorikan ke dalam metafora jenis personifikasi,

karena menghukumi sesuatu atau benda mati, layaknya manusia.

Disebutkan dalam kitab Asbabul Wurud bahwa hadis tersebut disabdakan

oleh Rasulullah ketika meng-elukan sayyidina Ali di antara para sahabat. Saat

itu beliau menyampaikan bahwa sayyidina Ali merupakan salah seorang

sahabat terbesarnya yang akan bersalaman pertama kali dengan belaiu di hari

kiamat kelak akhirnya Rasulullah menyabdakan hadis tersebut.49

6) Metonimi

Tabel 3.1: Data 1.

Teks Sumber Teks Sasaran

ت ع الع هللا بت ق و ى و ال ت ل ي ك ك ل ع ل ى بر ك

ش ر ف

Hendaklah kau selalu bertaqwa

kepada Allah SWT dan bertakbir

pada setiap jalan mendaki.

49 Ibnu Hamzah Al-Husaini Al-Hanafi Al-Damsyiqi, Asbabul Wurud Latar Belakang

Historis Timbulnya Hadits-Hadits Rasul, Hlm. 31.

Page 62: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

49

Pada teks terjemahan di atas terdapat frase jalan mendaki, namun dalam

konteks ini jalan mendaki tidak pada arti yang sebenarnya, dalam artian ini

adalah kiasan atau kinayah, yakni bukan jalan yang menanjak dalam arti

sebenarnya. Maksudnya adalah kita dituntut dan dianjurkan untuk selalu

mengagungkan Allah di sepanjang hidup kita dan dalam keadaan apapun. Jalan

mendaki bisa berarti cobaan atau kesulitan yang menimpa seseorang dalam

hidupnya. Dengan demikian frase tersebut masuk kategori metafora jenis

metonimi.

Hadis ini disebutkan dalam kitab Asbabul Wurud, disabdakan oleh

Rasulullah pada salah seorang sahabat yang meminta nasihat kepada beliat saat

hendak melakukan perjalanan. Kemudian beliau bersabda sebagaimana yang

tertulis pada hadis di atas.

Tabel 3.2: Data 2.

Teks Sumber Teks Sasaran

فم أسلب بك ي ل ع الن د أ ا ك ي إو ،ساى

ر اضح ر ق ف ه ن إف ،ع م الط و

Hendaknya kau berhati-hati

terhadap putus asa dari apa yang

ada pada tangan-tangan manusia.

Janganlah kau serakah sebab

serakah itu kefakiran jiwa yang

selalu hadir.

Metonimi pada teks terjemahan di atas bisa kita lihat pada klausa apa yang

ada pada tangan-tangan manusia. Pada klausa ini, sesuatu yang ada pada

Page 63: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

50

tangan manusia, bukanlah arti yang sebenarnya yang diartikan sesuatu yang

dipegang oleh seseorang, melainkan kiasan dari prilaku buruk yang

ditimbulkan sebab rasa iri terhadap sesuatu yang dimiliki oleh orang lain.

Sesuatu yang dimiliki oleh orang lain bisa beruapa kekayaan, kemakmuran

hidup, pasangan yang baik, anak-anak yang saleh dan saliahah yang berbakti

kepada orang tuanya, dan lain sebagainya. Namun dalam klausa tersebut hanya

menyebutkan apa yang ada pada tangan-tangan manusia sebagai pengibaratan

dari apa yang orang lain miliki atau sesuatu yang dalam genggaman

kekuasaannya.

Hadis ini menganjurkan kita untuk selalu bersifat qanaah atau menerima

apapun yang telah Allah anugerahkan kepada kita, sangat tidak dianjutrkan

untuk iri terhadap apa yang dimiliki orang lain tanpa terkecuali. Sebab setiap

manusia sudah memiliki bagiannya masing-masing.

Tabel 3.3: Data 3.

Teks Sumber Teks Sasaran

ك ن ي عت ة ال ص ة ج و ز و ر اكذ ان س لو ر اكش ب ل ق

.اس الن ز ن ت ااك م ر خ ك ن دو اك ي ن د رم ىأ ل ع

Hati yang bersyukur, lidah yang

berzikir dan istri salihah yang akan

menyelamatkan dalam urusan

duniamu atau akhiratmu adalah

(simpanan) terbaik yang disimpan

manusia.

Page 64: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

51

Pada terjemahan di atas metonimi bisa kita pada klausa hati yang bersyukur

dan lidah yang berdzikir. Merupakan kiasan, peyebutan hati untuk tindakan

syukur disebabkan semua keinginan atau obsesi terhadap suatu hal awal

bersumber dari keinginan hati. Sedangkan maksud dari hati yang bersyukur

ialah kiasan dari merasa cukup atas karunia Allah yang telah dianugerahkan,

yakni bersyukur karena telah dianugerahi sesuatu yang luar biasa, jangan

sampai mengingikan hal yang sama seperti yang Allah anugerahakan pada

orang lain atau bahkan lebih, di mana hal itu akhirnya akan menimbulkan rasa

iri dan dengki. Oleh karenanya frase hati yang bersyukur termasuk dalam

kategori metafora jenis metonimi.

Kemudian frase lidah yang berdzikir merupakan kiasan, sebab lidah tidak

bisa berdzikir, karena yang bisa berdzikir adalah mulut. Sedangkan maksud

dari frase tersebut adalah mulut yang selalu berdzikir, yakni orang yang selalu

mengingat Allah hingga mulutnya basah kerena selalu berdzikir mengucapkan

asama-Nya. Sedangkan lidah sendiri adalah salah satu organ yang terdapat di

dalam mulut. Dengan demikian frase tersebut masuk ke dalam kategori

metafora jenis metonimi.

Tabel 3.4: Data 4.

Teks Sumber Teks Sasaran

له االع ر ى مري اث ل ه م

Al-‘Umra itu (menjadi) harta

warisan untuk keluarganya.

Page 65: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

52

Pada hadits di atas, terlihat bahasa sumber menggunakan kata العمرى yang

juga diartikan “al-‘Umra”. Sebagaimana diketahui bahwa al-‘umra merupakan

pemberian semasa hidup yang diberikan kepada orang lain untuk diwarisi atau

dipergunakan semasa hidupnya. Namun ketika sudah meninggal harta tersebut

harus dikembalikan kepada orang yang memberikannya atau ahli warisnya.

Al-‘umra juga bermaksud suatu pemberian yang bersifat sementara yang

merujuk kepada masa hidup seseorang seperti halnya pemberi dan penerima

hibah. Sekiranya penerima hibah meninggal dunia maka harta yang dihibahkan

itu dikembalikan kepada pemberi hibah. Sebaliknya, jika pemberi hibah

meninggal dunia maka harta hibah akan dikembalikan kepada waris pemberi

hibah.

Selanjutnya, dalam terjemahan tersebut sebetulnya menggunakan majas

metonimi yaitu majas yang digunakan untuk menyebutkan satu kata dengan kata

lainnya yang masih berhubungan erat. Penjelasan mudahnya seperti

menggunakan merk atau nama khusus suatu benda sebagai pengganti benda lain

yang lebih umum.

Page 66: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

53

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, peneliti menyampaikan

kesimpulan bahwa teks terjemahan dari kitab Asbabul Wurud karya Ibnu

Hamzah ad-Damsyiqi Jilid III, banyak mengandung majas metafora yang di

antaranya termasuk pada jenis Simile, Personifikasi, dan Metonimi. Sedangkan

untuk presentase jenis metafora di dalamnya bisa diakumulasikan dengan simile

sebanyak 40%, personifikasi sebanyak 20%, dan metonimi sebanyak 40%.

Selain itu, untuk mengidentifikasi majas metafora di dalamnya harus

melihat pada retorika bahasa, gaya bahasa, dan pengambilan diksi yang

digunakan. Sedangkan cara lainnya, seseorang harus mengenal setiap ciri dari

masing-masing jenis metafora yang menggambarkan apakah termasuk

personifikasi, simile, atau metonimi. Setelah itu baru bisa mengklasifikasikan

data berdasarkan jenis metaforan yang terdapat dalam sebuat kata, frase, klausa,

bahkan kalimat.

B. Saran

Penelitian ini, tentu masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu,

peneliti berharap adanya kritik membangun dari para pembaca sekalian.

Sedangkan saran peneliti bagi para pembaca, khusus mahasiswa semester akhir

dan adik-adik kelas. Penelitian ini tidak cukup sampai di sini, dan bukanlah

bersifat final, semoga ada peneliti-peneliti selanjutnya yang siap melakukan

penelitian khusus di bidang terjemahan naskah klasik.

53

Page 67: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

54

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik”

Jakarta: Rineka Cipta

Burdah, Ibnu. 2004. “Menjadi Penerjemah: Metode dan Wawasan Menerjemah

Teks Arab”. Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya

Chaer, Abdul. 2000. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Cohen, JM. 1973. Translation, The ensiclopedia America Interbational Ed.New

York American Corporation

Dafik Hasan Perdana, “Strategi Penerjemahan Bahasa Arab yang Berterima dan

Mudah Dipahami”, Jurnal Lingua Scentia, Vol. 9 No. 1, Juni 2017

Dewi Puspita Sari, dkk, “Kesepadanan Pada Penerjemahan Kata Bermuatan

Budaya Jepang Ke Dalam Bahasa Indonesia”: Studi Kasus dalam Novel

Botchan Karya Natsume Soseki dan Terjemahannya Botchan Si Anak Bengal

oleh Jonjon Johana, Jurnal Izumi, Vol. 3 No. 2, 2014

Emzir. Teori Dan Pengajaran Penerjemahan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

2015)

Fitriah, Mahmudah. Pembinaan bahasa Indonesia, (UIN jakarta press: Ciputat)

Hidayatullah, Moch. Syarif. 2014.Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia

Kontemporer. Tangerang: Alkitabah

Hidayatullah, Moch. Syarif. Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik Modern),

(Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah)

Keraf, Gorys. “Tata Bahasa Indonesia”. Flores: Nusa Indah

Page 68: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

55

Khon, Abdul Majid.Pemikiran Modern dalam Sunah Pendekatan Ilmu Hadis,

(Kencana Prenada Media Grup: Jakarta)

Muhammad. 2011. “Metode Penelitian Bahasa” Yogyakarta: Ar-Ruz Media

Rochayah, Machali.2000. Pedoman Umum Pembentukan istilah. Jakarta: Grasindo

Satori, Ahmad. 2004. Diktat Penerjemahan Tahririyah: Prinsip-prinsip

Penerjemahan. Jakarta: tp

Subana, M. 2002. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah Jakarta: Pustaka Setia

Mohammad Syukri bin Abd Rahman dan Muhammad bin Seman, “Metafora al-

Isti’arah dalam Hadis Rasulullah s.a.w,: Tumpuan Terhadap Hadis-hadis

Kitab Riyad al-Shalihin”. Hadis: Jurnal Ilmiah Berimpak, (Juni 2014)

Muhammad, Metode Penelitian Bahasa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011)

Sudijono, Anas. 1997. Pengantar Statistik Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Newmark, Peter. A Textbook of Translation. (New York: Prentice-Hall

International, 1988)

Larson, Mildred L. Meaning-Based Translation: a Guide to Cross-Language

Equivalence. (Lanham and London: University Press of America, 1998).

Newmark, Peter. Approaches to Translation: A Guide to Cross-Language

Equivalence. (Oxford: Pergamon Press, 1981).

Saifudin, Akhmad. “Metafora dalam Lirik Lagu Kokaro No Tomo Karya Itsuwa

Mayumi”, Jurnal Lite, Vol. 8, No. 2, (September 2012).

Murray Knowles dan Rosamund Moon, Introduching Metaphor. (London:

Routledge, 2006).

Page 69: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46672/1/ST19011.pdf · Skripsi ini fokus pada indentifikasi majas yang terdapat dalam teks terjemahan

56

Sugono, Dendy. Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar, (Jakarta : PT

Gramedia, 2009)

Sukmadinata, S.N, 2008. Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya)

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2000).

Syatibi, Ahmad. Pengantar Memahami Bahasa alquran Balaghah I (Ilmu Bayan),

(Jakarta: Adabia Press, 2014).

Syihabudin. Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung : Humaniora, 2005)

Wasito, Hermawan. 1992. Pengantar Metedologi Penelitian: Buku Panduan

Mahasiswa, Jakarta Gramedia Pustaka Utama

Wasito, Hermawan. 1993. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia

Widyamartaya. 1994. W.seni menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius