88
SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. Nurhamdan Nomor Induk Mahasiswa : 105610491214 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

SKRIPSI

KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH

DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR

DI KOTA MAKASSAR

Oleh :

Muh. Nurhamdan

Nomor Induk Mahasiswa : 105610491214

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

i

SKRIPSI

KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH

DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR

DI KOTA MAKASSAR

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh

MUH. NURHAMDAN

Nomor Stambuk : 10561 04912 14

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

ii

Page 4: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

iii

Page 5: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Muh. Nurhamdan

Nomor Stambuk : 10561 04912 14

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa Skripsi ini dengan judul : Koordinasi Antara Lembaga

Pemerintah dalam Menangani Sanksi Tilang Kendaraan Parkir Liar di Kota

Makassar

adalah sepenuhnya merupakan karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang

merupakan plagiat dari karya orang lain, tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya

ini.

Makassar, 2020

Yan g menyatakan

Muh. Nurhamdan

Page 6: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

v

ABSTRAK

Muh. Nurhamdan. Koordinasi Antara Lembaga Pemerintah Dalam

Menangani Sanksi Tilang Kendaraan Parkir Liar di Kota Makassar

(dibimbing oleh Muh. Tahir dan Nasrul Haq).

Koordinasi antara lembaga pemerintah yang dimaksudkan dalam

menangani sanksi tilang kendaraan parkir liar di Kota Makassar adalah sebuah

kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan unsur – unsur

manajemen (6m) dan pekerjaan–pekerjaan bawahan dalam mencapai tujuan

organisasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Koordinasi antara lembaga

pemerintah dalam menangani sanksi tilang kendaraan parkir liar di Kota Makassar

serta mengetahui faktor pendukung dan penghambatnya dalam Koordinasi antara

yang berlangsung antaralembaga pemerintah. Jenis penelitian yang digunakan

adalah kualitatif yakni suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk memberikan

gambaran umum sebagai macam data yang dikumpul dari lapangan secara

objektif dengan tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

observasi, wawancara terhadap sejumlah informan. Analisis data menggunakan

model analisa interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koordinasi antara lembaga

pemerintah dalam menangani sanksi tilang kendaraan parkir liar di Kota Makassar

secara umum telah cukup baik namun sepenuhnya belum terlaksana dengan

optimal ditinjau dari aspek : (1) Komunikasi, (2) Kesadaran Pentingnya

Koordinasi dan (3) Kompetensi Partisipan. Kemudian yang tergolong dalam

faktor pendukung pada kegiatan koordinasi antara lembaga pemerintah dalam

menangani sanksi tilang kendaraan parkir liar di Kota Makassar ini yaitu aspek

(a). Kerjasama dan (b). Komunikasi. Sedangkan yang yang tergolong dalam faktor

penghambat pada koordinasi antara lembaga dalam penertiban pelanggar parkir

liar di Kota Makassar ini yaitu aspek (a) Sosialisasi dan (b) Kedisiplinan.

Kata Kunci: Koordinasi, LembagaPemerintah, Parkir Liar

Page 7: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Koordinasi Antara Lembaga Pemerintah dalam

Menangani Sanksi Tilang Kendaraan Parkir Liar di Kota Makassar”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada terhormat

kepada Orang tua tercinta, Ayahanda Arifin dan Ibunda tercinta Nurhaeni yang

telah rela berkorban tanpa pamrih dalam membesarkan, mendidik serta

mendoakan keberhasilan penulis, yang tiada hentinya memberi dukungan disertai

segala pengorbanan yang tulus dan ikhlas. Bapak Dr. Muhammad Tahir, M.Si

selaku Pembimbing I dan Bapak NasrulHaq, S.Sos.,M.PA selaku Pembimbing II

yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik,S.Sos.,M.Si selaku Dekan

Fakultas Ilmu Sospol dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Bapak NasrulHaq, S.Sos.,M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 8: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

vii

Segenap Dosen dan seluruh jajaran Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan

pengetahuan di mulai dari semester awal hingga semester akhir. Teman

seperjuangan Afiliasi 2014 Rusli, Fikram, Erang, Supri, Irvan, Yazid, Afiq dan

teman dari komunitas PJK’s serta teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu terima kasih banyak dan semangat untuk berjuang mencapai Toga.

Pihak Dinas Perhubungan Kota Makassar dan Satlantas Polrestabes

Makassar yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian.

Teman seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih

karena selalu mendukung dan memberi motivasi dalam proses penyelesaian

skripsi. Kakanda tercinta dan terbaik Alam beserta Adinda tercinta Bintang,

terima kasih atas dukungan yang senantiasa memberikan doa, semangat dan

bantuan moral maupun materil. Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik

yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini

bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang

membutuhkan.

Makassar, 2020

Hamdan

Page 9: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI ........................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................. v

DAFTAR ISI .............................................................................................................. vii

BAB I.PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 8

A. Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 9

B. Konsep dan Teori Manajemen .......................................................................... 9

C. Konsep Koordinasi .......................................................................................... 14

D. Konsep Parkir Liar .......................................................................................... 27

E. Kerangka Pikir ................................................................................................ 29

F. Deskripsi Fokus ............................................................................................... 30

G. Deskripsi Fokus Penilitian .............................................................................. 31

BAB III.METODE PENELITIAN .......................................................................... 32

A. Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................................... 32

B. Jenis dan Tipe Penelitian ................................................................................. 32

C. Informan .......................................................................................................... 33

D. Teknik Pengumpulan data ............................................................................... 33

E. Teknik Pengabsahan data ................................................................................ 34

F. Teknik Analisis data ........................................................................................ 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 38

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Gambaran Umum kota Makassar .............................................................. 38

2. Profil Dinas Perhubungan Kota Makassar ................................................ 39

3. Struktur Organisasi dan Visi Misi Dinas Perhubungan ............................ 40

4. Profil Polrestabes Kota Makassar ............................................................. 48

5. Data-data Pelanggar Parkir Liar ................................................................ 55

B. Hasil Penelitian Koordinasi antar Lembaga Pemerintah ................................ 57

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Koordinasi antar Lembaga Pemerintah

dalam Menangani Sanksi Tilang Kendaraan Parkir Liar

1. Faktor Pendukung ..................................................................................... 67

2. Faktor Penghambat.................................................................................... 68

Page 10: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

ix

BAB V. PENUTUP .................................................................................................... 70

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 70

B. Saran ................................................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 72

Page 11: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelembagaan pemerintah merupakan sesuatu yang krusial berkenaan dengan

pelaksanaan otonomi daerah. Untuk itu perlu pengkajian dan perumusan mengenai

bentuk, struktur, fungsi, jumlah, dan jenis lembaga yang didasarkan pada

pertimbangan beban kerja, efisiensi, efektifitas, serta potensi dan kebutuhan daerah

secara realisasi. Dengan demikian perumusan rancangan kelembagaan pemerintah

daerah mungkin melahirkan variasi jumlah kelembagaan yang berbeda. Namun yang

pasti bahwa secara teori, kewenangan tidak identik dengan keharusan pembentukan

lembaga. Bersamaan dengan globalisasi tersebut kecendrungan lain yang dihadapi

adalah semangat otonomi daerah sebagai konsekuensi perubahan paradigma

pemerintahan sentralisasi ke desentralisasi. Di era desentralisasi ini, tentunya

Pemerintah Daerah lebih dituntut untuk merespon setiap permasalahannya.

Kebijakan yang muncul harus sesuai dengan konteks sosial daerahnya

tersebut. Munculnya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, maka

berbagai kewenangan serta pembiayaan kini dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah

(Pemda) dengan lebih nyata. Kecendrungan yang demikian ini memberi peluang bagi

pengembangan potensi masing-masing daerah, interkoneksitas antar daerah, dan

sekaligus dapat menciptakan persaingan antar daerah. Bagi Kota Makassar, dua

kecendrungan di atas dapat mendorong pengembangan dan pemanfaatan kota karena

memiliki potensi sumber daya manusia, khususnya yang strategis dan ketersediaan

berbagai infrastruktur kota. Namun demikian, dapat juga menciptakan beban karena

Page 12: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

2

dalam kenyataannya Kota Makassar dihadapkan juga pada masalah perkotaan yang

cukup kompleks. Perkembangan Kota Makassar dari tahun ke tahun semakin

memperlihatkan perubahan terhadap perubahan pola hidup masyarakat hal ini

berpengaruh terhadap sektor kepemilikan kendaraan di Makassar yang semakin

meningkat dimana setiap pemilik kendaraan menginginkan kemudahan untuk

menjalankan aktivitasnya. Meningkatnya penggunaan kendaraan serta aktivitas

masyarakat dari satu tempat ke tempat lain maka meningkat pula kebutuhan

masyarakat akan lahan atau ruang parkir.

Peraturan daerah yang mengatur parkir di tepi jalan umum adalah peraturan

daerah Kota Makassar No 17 tahun 2006 tentang pengelolaan parkir tepi jalan umum.

Dalam rangka terwujudnya pelaksanaan kebijakan pengelolaan parkir di tepi jalan

umum secara lebih berdaya guna dan berhasil guna serta untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat Kota Makassar. Dipandang perlu untuk mengatur

tentang pengelolaan parkir tersebut dalam peraturan daerah Kota Makassar.

Peraturan daerah No 17 tahun 2006, pada pasal 1 menyatakan bahwa parkir adalah

memberhentikan dan menempatkan kendaraan bermotor ditepi jalan umum yang

bersifat sementara pada tempat yang ditetapkan, sedangkan tempat parkir adalah

tempat yang berada ditepi jalan umum yang telah ditetapkan oleh pejabat terkait

(Walikota Makassar) sebagai tempat parkir. Secara hukum dilarang untuk parkir di

tengah jalan raya, namun parkir di sisi jalan umumnya diperbolehkan parkir tepi jalan

umum adalah menempati pelataran parkir tertentu di luar badan jalan, baik itu di

bangunan khusus parkir ataupun dihalaman terbuka.

Page 13: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

3

Payung hukum perparkiran di Kota Makassar tertuang dalam Peraturan Daerah

Nomor 17 Tahun 2006 tentang aturan perparkiran Pasal 3 Ayat 1 berbunyi :

“wewenang pengelolaan parkir tepi jalan umum didelegasikan Walikota kepada

Direksi”. Direksi disini merupakan direksi Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya

Kota Makassar sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 17

Tahun 2006 tentang Pengelolaan Parkir Tepi Jalan Umum Dalam Daerah Kota

Makassar Pasal 1 Ayat 4. Melihat hal tersebut tidak salah kalau penulis mengatakan

bahwa kewenangan dalam pengelolaan perparkiran di Kota Makassar dipegang penuh

oleh Perusahaan Parkir (PD) Parkir Makassar Raya Kota Makassar.

Kewenangan Direksi Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya Kota Makassar

telah menetapkan beberapa kebijakan sesuai yang tercantum di dalam Peraturan

Daerah Nomor 17 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Parkir Tepi Jalan Umum Dalam

Daerah Kota Makassar pasal 3 ayat 2 yang menyatakan bahwa Direksi berwenang

menentapkan : (a) Titik/tempat–tempat parkir, (b) Pembagian tempat parkir, (c)

Pengelompokan jenis kendaraan pengguna tempat dan jasa parkir, (d) Pengguna

areal/pelataran parkir, (e) Tanda/garis tempat parkir, (f) Struktur tarif jasa

penggunaan/pemanfaatan fasilitas parkir, (g) Perbaikan/rehabilitasi sarana dan

prasarana parkir, (h) Pemasangan dan pemanfaatan fasilitas parkir.

Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat

sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Termasuk dalam pengertian parkir

adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat–tempat tertentu baik yang

dinyatakan dengan rambu lalu lintas atau tidak, serta tidak semata–mata untuk

kepentingan menaikkan dan menurunkan orang atau barang, namun pada

Page 14: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

4

kenyataannya kenyamanan dalam pelaksanaan parkir belum maksimal masih saja ada

kendaraan yang parkir di tepi jalan (on-street parking), yaitu parkir dengan

menggunakan badan/bahu jalan. Hal itu dikarenakan terbatasnya lahan parkir itu

sendiri yang disediakan oleh pemerintah, kemudian ditambah lagi dengan perilaku

pengguna jalan raya yang tidak disiplin dan tidak beretika sehingga mengakibatkan

kerugian seperti mengganggu lalu lintas, mengurangi kapasitas jalan karena adanya

pengurangan lebar jalur lalu lintas (Pri Guna Nugraha, 2013).

Perparkiran pada hakikatnya merupakan fenomena yang sering dijumpai

dalam sistem transportasi. Fenomena parkir tersebut terjadi hampir di seluruh daerah

yang ada di Indonesia. Parkir dapat berupa parkir kendaraan roda dua maupun roda

empat. Keduanya dapat mengganggu keindahan kota apabila tidak dilakukan penataan

dengan baik. Adisasmita dan Adisasmita (2011) dengan konsep traffic is a function of

buildings, menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara jumlah gedung dan

kepadatan lalu lintas. Penanggulangan permasalahan parkir liar oleh pemerintah

merupakan bagian dari kebijakan publik sehingga harus menimbulkan dampak yang

bisa dinikmati. Parkir liar sebagai kelompok sasaran harus benar–benar telah

memahami dan patuh terhadap peraturan yang ada. Keberadaan parkir liar sangat

mengganggu baik lalu lintas maupun pendapatan daerah, permasalahan ini harus

ditanggapi dengan cepat. Pemerintah hendaknya bersikap persuasif dan proaktif

dalam melakukan pencegahan dan penertiban dengan langkah yang tentunya harus

bijaksana. Upaya ini tentunya tidak terlepas dari adanya dukungan dan partisipasi

masyarakat secara luas. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diimbangi

dengan peningkatan taraf kesejahteraan hidup membuat masyarakat lebih cenderung

Page 15: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

5

untuk ke arah konsumtif salah satunya dalam meningkatnya kepemilikan kendaraan

pribadi.

Dinas Perhubungan dan Satuan Lalu Lintas Polisi Resort Kota Besar Kota

Makassar telah melakukan penertiban dan penindakan parkir liar di bahu jalan raya.

Namun pada kenyataannya masih ada banyak pelaku dari masyarakat yang masih

melakukan parkir liar di titik–titik tertentu terutama yang ada di Jl. Balaikota, Kota

Makassar. Menurut data Dinas Perhubungan Kota Makassar pada tahun 2019, tingkat

pertumbuhan kendaraan bermotor rata–rata di Kota Makassar mencapai sekitar 19%

setiap tahunnya. Bertambahnya jumlah kendaraan berimplikasi pada jumlah lahan

parkir yang digunakan dalam kegiatan sehari–hari.

Pada beberapa kasus, pihak lain sering menyalahgunakan lahan parkir untuk

mendapatkan keuntungan. Lahan parkir menjadi masalah yang penting dan mendesak

yang sangat membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah daerah Kota Makassar

terkhususnya oleh lembaga pemerintah dalam hal ini, Dinas Perhubungan dan Aparat

Kepolisian Satuan Lalu Lintas Polisi Resort Kota Besar. Permasalahan munculnya parkir

liar di Kota Makassar yaitu :

a. Lahan parkir yang terbatas

b. Petugas parkir memanfaatkan lokasi parkir ilegal

c. Kurangnya koordinasi antara instansi terkait.

Pentingnya penelitian ini adalah sebagai rekomendasi agar kedepannya

masalah parkir liar di Kota Makassar bisa ditangani secara maksimal oleh instansi

terkait. Penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul

“Koordinasi Antara Lembaga Pemerintah Dalam Menangani Sanksi Tilang Kendaraan

Page 16: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

6

Parkir Liar di Kota Makassar.” Karena terdapat perbedaan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti yaitu dari segi sudut pandang yang digunakan yaitu mengenai koordinasi

dalam menangani parkir liar.

Melalui pemaparan latar belakang masalah penelitian yang telah peneliti

kemukakan, maka judul penelitian ini adalah “Koordinasi Antara Lembaga Pemerintah

Dalam Menangani Sanksi Tilang Kendaraan Parkir Liar di Kota Makassar.’’

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan masalah utama penelitian, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Koordinasi Antara Lembaga Pemerintah Dalam Menangani

Sanksi Tilang Kendaraan Parkir Liar di Kota Makassar?

2. Apakah faktor–faktor yang yang menjadi penghambat Koordinasi Antara

Lembaga Pemerintah Dalam Menangani Sanksi Tilang Kendaraan Parkir Liar di

Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini,

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Koordinasi Antara Lembaga Pemerintah

Dalam Menangani Sanksi Tilang Kendaraan Parkir Liar di Kota Makassar

Page 17: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

7

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor–faktor yang menjadi penghambat

Koordinasi Antara Lembaga Pemerintah Dalam Menangani Sanksi Tilang

Kendaraan Parkir Liar di Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka yang menjadi manfaat penelitian ini,

adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian Ilmu Administrasi

Negara, khususnya tentang Koordinasi Antara Lembaga Pemerintah Dalam

Menangani Sanksi Tilang Kendaraan Parkir Liar di Kota Makassar.

2. Manfaat Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan

masukan bagi Pemerintah Kota Makassar khususnya Dinas Perhubungan dan

SatLantas Polrestabes Kota Makassar dalam Menangani Sanksi Tilang

Kendaraan Parkir Liar di Kota Makassar.

Page 18: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan penulis adalah sebagai dasar

dalam penyusunan penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil yang

telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, sekaligus sebagai perbandingan dan

gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis.

Berikut ini beberapa contoh penelitian terdahulu yang terkait dengan tema

penelitian :

1) Penelitian pertama adalah skripsi yang berjudul “Analisis Koordinasi

Satuam Kerja Pemerintah Daerah dalam Penataan Ruang Kota

Cilegon” ditulis oleh Dewi Octavia. Mahasiswa Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa program studi Ilmu Administrasi Negarapada tahun 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana

koordinasi satuan kerja pemerintah daerah dalam penataan ruang di

kota Cilegon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitatif denganteknik observasi dan wawancara mendalam. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

wawancara, observasi dan studi dokumentasi .

2) Rika Meilia Tarigan (2007) yang berjudul Pengaruh Koordinasi

terhadapkinerja pegawai pada Dinas Jalan dan Jembatan Propinsi

Sumatera Utara.Dengan variabelnya: Koordinasi (Independen) dan

Kinerjanya (Dependen).Kesimpulan penelitian itu adalah variabel

Page 19: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

9

independen mempunyai pengaruhyang positif signifikan terhadap variabel

dependennya

3) Henni Hartati (2008) yang berjudul pengaruh Koordinasi terhadap

Semangatkerja pegawai koperasi republik Indonesia kec. Dumai

Barat. Denganvariabelnya: Koordinasi (Independen) dan semangat

kerja (Dependen).Kesimpulan penelitian itu adalah variabel independen

mempunyai pengaruhyang positif signifikan terhadap variabel dependennya

masing-masing.

B. Konsep dan Teori Manajemen

Manajemen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Manajemen

adalah pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan

organisasi. John D. Millet (Sukarna, 2011: 2), dalam buku Management In The

Public Service menyatakan Management Is The Process Oif Directing And

Facilitating The Work Of People In Formal Group To Achieve A Desired End.

(Manajemen adalah proses pembimbingan dan pemberian fasilitas terhadap

pekerjaan orang-orang yang terorganisir dalam kelompok formil untuk mencapai

suatu tujuan yang dikehendaki).

Suatu organisasi diperlukan manajemen untuk mengatur proses

penyelenggaraanorganisasi hingga tercapainya tujuan dari organisasi tersebut.

Pada instansi pemerintah khususnya menyangkut soal pelayanan publik,

diperlukan manajemen yang efektif dan efisien dalam proses penyelenggaraan

pelayanan agar tercapainya tujuan dari pelayanan itu sendiri yakni kepuasan

Page 20: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

10

masyarakat.Katamanajemenberasal dari bahasa Prancis kuno ménagement,yang

memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Istilah manajemen yang

diterjemahkan dari kata managememang biasanya dikaitkan dengan suatu

tindakan yang mengatur sekelompok orang di dalam organisasi atau lembaga

tertentu demi mencapai tujuan-tujuan tertentu. ada penelitian ini, peneliti

mengutipdefinisi manajemen menurut beberapa ahli.

Manulang (Atik & Ratminto,2012: 1) mendefinisikan manajemen sebagai

suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

penyusunan dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. G.R Terry (Hasibuan, 2009 : 2)

mendefinisikan manajemen sebagai suatu prosesyang khas yang terdiri dari

tindakan-tindakan perencanaan, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan

untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan

melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

lainnya.Sedangkan menurut Stoner dan Freeman (Safroni, 2012: 44)

manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan

pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua

sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Definisi Manajemen menurut Terry dalam Torang (2014) adalah suatu

proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu

kelompok orang–orang kearah tujuan–tujuan organisasional atau maksud–maksud

yang nyata. Sedangkan, menurut Stoner dalam Wijayanti (2008) Manajemen

adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan

Page 21: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

11

pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya

yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

sebelumnya. Follet dalam Wijayanti (2008) Manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Koontz dan O’Donnel dalam

Hasibuan (2014) Manajemen adalah menciptakan lingkungan yang efektif agar

orang bisa bekerja di organisasi formal. Gulick dalam Handoko (2011)

Manajemen adalah sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang

berusaha secara sistematis untuk mengetahui mengapa dan bagaimana manusia

bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem ini lebih

bermanfaat bagi kemanusiaan.

Berdasarkan pengertian-pengertian manajemen yang telah dijelaskan

diatas, maka dalam penelitian ini dapat dipahami bahwa manajemen merupakan

suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengendalian serta pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya manusia serta

sumber-sumber daya lainnya untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang

telah ditentukan. Manajemen berasal dari kata to manageyang artinya mengatur.

Adapun unsur-unsur manajemen yang terdiri dari 6M yaitu man, money,

mothode, machines, materials, dan market. Manajemen adalah suatu cara/seni

mengelola sesuatu untuk dikerjakan oleh orang lain. Untuk mencapai tujuan

tertentu secara efektif dan efisien yang bersifat masif, kompleks dan bernilai

tinggi tentulah sangat dibutuhkan manajemen.

Sumber daya manusia merupakan kekayaan (asset) organisasi yang harus

didayagunakan secara optimal sehingga diperlukannya suatu manajemen untuk

Page 22: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

12

mengatur sumber daya manusia sedemikian rupa guna mencapai tujuan yang

telah ditetapkan sejak awal.

Dalam manajemen terdapat sejumlah fungsi-fungsi operasional. Fungsi-

fungsi tersebut telah dikemukakan oleh para penulis dengan berbagai sudut

pendekatan dan sudut pandang yang berbeda. Adapun fungsi-fungsi manajemen

yang dikemukakan oleh para ahli yang dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan

(2009;3) diantaranya menurut G.R. Terry ialah “Planning, Organizing,

Actuating, dan Controlling”. Sedangkan menurut John F. Mee ialah “Planning,

Organizing, Motivating, dan Controlling”. Selain itu menurut Louis A. Allen

ialah “Leading, Planning, Organizing, Controlling”. Sedangkan menurut MC.

Namara ialah “Planning, Programming, Budgeting, dan System”. Lebih lanjut

terkait dengan fungsi-fungsi manajemen menurut Terry dalam Hasibuan

(2009:10) dijabarkan dibawawah ini :

a) Planning (Perencanaan)

Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 10)

mengemukakan tentang Planning sebagai berikut, yaitu “Planning is the selecting

and relating of facts and the making and using of assumptions regarding the

future in the visualization and formulation to proposed of proposed activation

believed necesarry to accieve desired result”. Perencanaan adalah pemilih fakta

dan penghubungan fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan atau asumsi

untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan

kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan”.

b) Organizing (Pengorganisasian)

Page 23: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

13

Pengorganisasian tidak dapat diwujudkan tanpa ada hubungan dengan

yang lain dan tanpa menetapkan tugas-tugas tertentu untuk masing masing unit.

George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 38)

c) Actuating (Pelaksanaan/Penggerakan)

Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 82)

mengatakan bahwa Actuating is setting all members of the group to want to

achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping with the

managerial planning and organizing efforts. Penggerakan adalah membangkitkan

dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha

dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan

perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan. Definisi

diatas terlihat bahwa tercapai atau tidaknya tujuan tergantung kepada bergerak

atau tidaknya seluruh anggota kelompok manajemen, mulai dari tingkat atas,

menengah sampai kebawah. Segala kegiatan harus terarah kepada sasarannya,

mengingat kegiatan yang tidak terarah kepada sasarannya hanyalah merupakan

pemborosan terhadap tenaga kerja, uang, waktu dan materi atau dengan kata lain

merupakan pemborosan terhadap tools of management. Hal ini sudah barang

tentu merupakan mis-management.

d) Controlling (Pengawasan)

Kontrol mempunyai perananan atau kedudukan yang penting sekali dalam

manajemen, mengingat mempunyai fungsi untuk menguji apakah pelaksanaan

kerja teratur tertib, terarah atau tidak. Walaupun planning, organizing, actuating

baik, tetapi apabila pelaksanaan kerja tidak teratur, tertib dan terarah, maka tujuan

Page 24: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

14

yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Dengan demikian control mempunyai

fungsi untuk mengawasi segala kegaiatan agara tertuju kepada sasarannya,

sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

C. Konsep Koordinasi

Koordinasi adalah penyelarasan secara teratur atau penyusunan kembali

kegiatan-kegiatan yang saling bergantung dari individu-individu untuk mencapai

tujuan bersama. Sebagaimana dijelaskan Hasibuan (2014), Koordinasi adalah

kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan unsur – unsur

manajemen (6m) dan pekerjaan–pekerjaan bawahan dalam mencapai tujuan

organisasi. Koordinasi merupakan bagian terpenting di antara anggota–anggota

atau unit–unit organisasi yang pekerjaannya saling bergantungan. Koordinasi

sangat diperlukan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi

tersebut sehingga akan terjadi negosiasi agar mendapat kesepakatan. Beberapa

ahli memberikan pengertian tentang koordinasi.

Menurut Siagian dalam Moekijat (1994) Kordinasi adalah pengaturan tata

hubungan dari usaha bersama untuk memperoleh kesatuan tindakan dalam usaha

pencapaian tujuan bersama pula. Koordinasi adalah suatu proses yang mengatur

agar pembagian kerja dari berbagai orang atau kelompok dapat tersusun menjadi

suatu kebutuhan yang ter-integrasi dengan cara yang se-efisien mungkin.

Handayaningrat dalam Moekijat (1994) Koordinasi adalah usaha penyesuaian dari

bagian yang berbeda–berbeda, agar kegiatan dari bagian– bagian itu dapat selesai

Page 25: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

15

tepat pada waktunya, sehingga masing–masing anggota dapat memberikan

sumbangan usahanya secara maksimal, agar diperoleh hasil secara keseluruhan.

Menurut Terry dalam Torang (2014) Koordinasi adalah salah satu strategi

yang sangat efektif dalam mencapai tujuan organisasi oleh karena : “coordination

is the orderly synchronization of efforts to provide the proper amount, timing, and

directing of execution resulting in harmonious and unfied actions to a state

objective”. Menurut Money dan Reily dalam Handayaningrat (1989)

“Coordination as teh achievment of orderly group effort, and unty of action in the

pursuit of acommon purpose”. (Koordinasi sebagai pencapai usaha kelompok

secara teratur dan kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama).

Sedangkan menurut E.F.L. Brech dalam Hasibuan (2014) Koordinasi adalah

mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan

pekerjaan yang cocok kepada masing–masing dan menjaga agar kegiatan itu

dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu

sendiri.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menarik sebuah kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan koordinasi adalah peroses pengaturan, memadukan

atau pengintegrasian kepentingan bersama untuk mencapai tujuan bersama secara

efektif dan efisien.

Menciptakan suatu koordinasi yang efektif tentunya diperlukan hubungan

kerja dan komunikasi. Sebagaimana yang telah dijelaskan Tunggal (1993) bahwa

komunikasi adalah kunci dari koordinasi yang efektif. Koordinasi dan hubungan

kerja adalah dua pengertian yang saling kait– mengkait, karena koordinasi hanya

Page 26: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

16

dapat dicapai sebaik–baiknya dengan melakukan hubungan kerja yang efektif.

Hubungan kerja adalah bentuk komunikasi administrasi, yang membantu tercapai

koordinasi. Oleh karena dikatakan bahwa hasil akhir dari pada komunikasi

(hubungan kerja) ialah tercapainya koordinasi dengan cara yang efektif dan

efisien. Beberapa ahli ada yang beranggapan lebih baik mendefinisikan

pengkoordinasian (coordinating) ketimbang (coordination). Koordinasi adalah

hasil daripada pengkoordinasian, seperti halnya rencana (plan) adalah hasil

daripada perencanaan (planning). Koordinasi tidak sama dengan

pengkoordinasian. Koordinasi bukan merupakan suatu kegiatan atau proses seperti

yang telah diuraikan sebelumnya. Torang (2014) menyatakan bahwa proses

manajemen akan berjalan sempurna dan efektif, apabila koordinasi

diimplementasikan khusus pada dimensi “organizing” dan “actuating”. Berikut

ini skema yang menggambarkan hubungan antara proses mananjemen dengan

koordinasi.

Internal Coordinating of an Enterprise (Terry)

Gambar 2.1 : Co-ordination, sumber : Torang (2014)

Organizin

gnggg

Actuating

contro

llin

g

Pla

nn

ing

Men

Dealing with

materials, machine,

money, markets&

methode

Page 27: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

17

Skema di atas menggambarkan hubungan antara manajemen proses

dengan koordinasi. Pada kotak tengah menggambarkan bahwa manusia (men)

yang dilengkapi dengan memiliki bahan (materials), mesin (machine), uang

(money), pasar (market), dan metode (methods) tidak akan mencapai tujuan

organisasinya tanpa menjalankan fungsi manajemen (planning, organizing,

actuating, dan controlling) serta melakukan koordinasi baik secara internal

maupun eksternal.

1) Perencanaan (Planning) dan Koordinasi (Coordination)

Menurut Terry dalam Torang (2014), pengaruh perencanaan sangat

signifikan terhadap koordinasi. Hal ini berarti bahwa sebuah rencana haruslah

terinterelasi dan di desain bersama dan oleh sebab itu, kedudukan organisasi

menjadi sangat penting. Misalnya dalam pelaksanaan manajemen berbasis

sekolah, dalam mebuat rencana (planning) sebuah sekolah harus

menginterelasikan dan mendesain rencana tersebut bersama dengan guru, murid,

masyarakat lingkungan sekolah, dan stakeholder.

2) Pengaturan (Organizing) dan Koordinasi (Coordination)

Terbilang akan sangat sulit untuk tidak melakukan koordinasi dalam

mengimplementasikan “organizing” sebagai salah satu fungsi manajemen. Terry

menjelaskan bahwa : “organizing has a pofound effect upon coordination because

where the component activities are assigned regulates the amount and extend of

co-ordination they will receive. A manager with three subordinates reporting to

him is logically expected to maintain co-ordination among their efforts”. Pendapat

Terry tersebut mengindikasikan bahwa manajemen hanya dapat efektif melalui

Page 28: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

18

koordinasi dan atau keberhasilan “organizing” dalam sebuah koordinasi

ditentukan oleh “coordination”.

3) Pelaksanaan (Actuating) dan Koordinasi (Coordination)

“Actuating” pelaksanaan tipe dan fungsi kepemimpinan (leader function),

pengawasan, dan instruksi merupakan bentuk “coordination” yang sangat

signifikan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Terry yang menjelaskan bahwa :

“by employing variations in the intensities of the many different actuating forces,

a manager helps to achieve coordination”.

4) Pengawasan (Controlling) dan Koordinasi (Coordination)

“Controlling” memiliki hubungan langsung dengan “Coordination”

terhadap evaluasi kemajuan pekerjaan. Hal tersebut membantu mensinkronkan

setiap usaha, sehingga tujuan organisasi yang telah ditentukan dapat dicapai.

Koordinasi berhubungan dengan tugas menyatupadukan kegiatan-kegiatan guna

menjamin suksesnya pencapaian tujuan. Beberapa manajer berpendapat bahwa

koordinasi merupakan satu-satunya kata yang paling tepat untuk menentukan

jumlah keseluruhan hasil kerja mereka. Penganjur tertentu menyarankan sebutan

koordinator sebagai suatu istilah yang lebih tepat ketimbang manajer. Penganjur

demikian menyadari bahwa mengkoordinasikan berarti hampir sama dengan

menjalankan manajemen.

Koordinasi berhubungan dengan keefektifan organisasi dan unit-unitnya.

Lawrence dan Lorsch dalam Moekijat (1994) menemukan bahwa perbedaan

dalam koordinasi yang dicapai di antara unit-unit enam perusahaan plastik

berhubungan dengan perbedaan dalam pelaksanaan pekerjaan organisasi.

Page 29: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

19

Perusahaan plastik yang mempunyai koordinasi yang lebih besar di antara unit-

unit juga mengalami perubahan yang lebih besar dalam laba, penjualan, volume,

dan pengembangan produk baru ketimbang perusahaan-perusahaan yang

mempunyai koordinasi kecil.

Para peneliti juga mengenal empat macam perbedaan dalam sikap dan

gaya bekerja yang cenderung timbul di antara bermacam-macam individu dan

bagian dalam organisasi. Perbedaan-perbedaan ini yang mereka sebut diferensiasi

menyulitkan tugas mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif.

a. Diferensiasi

Diferensiasi atau perbedaan dalam sikap dan gaya bekerja yang dimaksud

oleh para peneliti adalah :

1) Perbedaan dalam orientasi terhadap sasaran-sasaran khusus

Anggota-anggota dari bagian-bagian yang berlainan mengembangkan

sudut pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara yang terbaik untuk

memajukan kepentingan untuk memajukan kepentingan organisasi.

2) Perbedaan dalam orientasi waktu

Beberapa anggota organisasi, seperti manajer-manajer produksi, akan lebih

banyak berhubungan dengan masalah-masalah yang dengan segera diselesaikan.

3) Perbedaan dalam orientasi antar-perseorangan

Dalam beberapa kegiatan organisasi seperti produksi, mungkin terdapat

secara relatif cara-cara berkomunikasi yang mendadak. Keputusan-keputusan

mungkin dibuat dengan cepat untuk menggerakkan sesuatu.

4) Perbedaan dalam formalitas struktur

Page 30: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

20

Tiap macam unit dalam organisasi mungkin mempunyai metode dan

standar yang berlainan untuk menilai kemajuan ke arah tujuan dan untuk

memberikan penghargaan kepada pegawai.

b. Sebab-sebab timbulnya koordinasi

Menurut Tosi dan Carroll dalam Moekijat (1994), masalah-masalah

koordinasi timbul karena dua hal, yakni karena kondisi organisasi dan karena

masalah manusia. Masalah yang timbul karena kondisi organisasi adalah masalah

organisasi yang terjadi karena unit-unit yang berlainan mempunyai kegiatan yang

berlainan yang harus diselesaikan, tetapi kegiatan tersebut mempunyai jadwal

waktu yang berlainan.

1) Kondisi organisasi dan koordinasi

Sesuai organisasi yang menyebabkan timbulnya masalah koordinasi adalah :

a) Apabila subsistem-subsistem organisasi yang menyilang batas bagian

b) Apabila kegiatan-kegiatan yang saling bergantung mempunyai jadwal

waktu yang berlainan

c) Apabila jarak geografis di antara bagian-bagian sangat jauh.

2) Faktor manusia dan koordinasi

Beberapa masalah koordinasi disebabkan oleh perbedaan di antara orang-

orang dan di antara kelompok-kelompok ketimbang disebabkan oleh masalah-

masalah organisasi. Perasaan pribadi dapat diperoleh karena hubungan kerja yang

baik dengan orang-orang lain. Hubungan antara kelompok-kelompok dan bagian-

bagian dapat ditandai misalnya oleh kooperatif, berguna, atau tidak kooperatif,

bermusuhan, saling merusak. Akan tetapi kita tidak akan menganggap bahwa

Page 31: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

21

kerja sama antar kelompok itu baik dan pertentangan antar kelompok itu jelek

bagi suatu organisasi.

Menurut Moekijat (1994) banyak faktor berlainan dapat membantu kepada

koordinasi yang kurang baik di antara kelompok-kelompok yang mengakibatkan

hasil yang tidak baik seperti konfrontasi, pengaturan siasat, dan penyusunan

kekuatan untuk mengatasi yang lain.

a) Persaingan mengenai sumber daya

Kelompok-kelompok dapat bekerja lebih mudah dan sasaran kelompok

dapat lebih mudah mencapainya apabila mereka mempunyai sumber daya, uang,

orang, atau modal fisik yang memadai. Akan tetapi apabila sejumlah kelompok

bergantung kepada sumber daya yang terbatas, maka ada kemungkinan terdapat

banyak persaingan untuk sumber daya.

b) Perbedaan dalam status dan arus pekerjaan

Koordinasi yang kurang baik berkembang, tidak hanya karena urutan arus

pekerjaan dalam suatu organisasi, tetapi juga karena hubungan kerja adalah

sedemikian rupa sehingga individu-individu dari kelompok yang statusnya rendah

tampak memberitahukan kepada individu-individu dari kelompok organisasi yang

statusnya lebih tinggi mengenai apa yang harus dilakukan.

c) Tujuan-tujuan yang bertentangan

Kelompok-kelompok yang berlainan sering mempunyai tujuan-tujuan yang

berlainan pula. Tujuan-tujuan ini dapat bertentangan, mengakibatkan pertentangan

antara kedua kelompok yang harus mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka.

Pertentangan khususnya adalah mungkin apabila kedua kelompok yang berlainan

Page 32: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

22

diberi penghargaan karena mencapai tujuan yang telah ditentukan bagi mereka

ketimbang tujuan-tujuan perusahaan yang dikoordinasikan. Pejabat-pejabat yang

berlainan mungkin tidak menyetujui relatif pentingnya tujuan-tujuan perusahaan

yang berlainan. Beberapa pejabat pimpinan mungkin menekankan tujuan

organisasi jangka pendek sementara pejabat-pejabat pimpinan lainnya mungkin

menekankan pada tujuan jangka panjang.

d) Penglihatan, sikap, dan nilai yang berlainan

Meskipun kelompok-kelompok yang berlainan dapat saling mengadakan

reaksi secara teratur, anggota-anggota dari suatu kelompok dapat melihat hal-hal

yang berlainan dari anggota-anggota kelompok lainnya. Perbedaan penglihatan

timbul dari kecendrungan seorang individu untuk menilai sesuatu dipandang dari

sudut pengalaman pribadinya. Morse dan Lorsch dalam Moekijat (1994)

menunjukkan bagaimana sikap-sikap dan nilai-nilai berlainan di antara individu-

individu dalam unit-unit organisasi organik. Manajer-manajer dalam unit-unit

organik berbeda dengan manajer-manajer dalm unit-unit mekanistik dalam hal

bahwa mereka dalam unit-unit organik : (1) Mempunyai lebih banyak kesabaran

terhadap kemanduan, (2) Dapat menghadapi masalah-masalah yang lebih

kompleks, (3) Lebih menyukai otonomi, (4) Menghargai individualisme, (5)

Mengharapkan kelompok-kelompok pengaruh dari luar, (6) Mempunyai nilai

profesional yang tinggi.

e) Wewenang dan penunjukan pekerjaan yang meragukan

Apabila tugas-tugas memerlukan pekerjaan dari dua kelompok atau lebih,

maka ada kemungkinan sulit menunjukkan tanggung jawab dengan tepat atau

Page 33: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

23

menentukan pujian atau kesalahan yang tepat untuk pelaksanaan pekerjaan yang

baik atau yang jelek. Berdasarkan alasan ini maka anggota-anggota dari beberapa

kelompok mungkin tidak ingin memperoleh penunjukan bersama.

f) Usaha menguasai atau mempengaruhi

Unit-unit yang berlainan akan berbeda dalam status dan kekuasaannya

dalam organisasi. Perbedaan dalam status dan kekuasaan berhubungan dengan

tuntutan-tuntutan yang ditrentukan terhadap organisasi oleh lingkungannya dan

oleh kemampuan kelompok tertentu untuk mengatasi tuntutan-tuntutan ini. Di

dalam kelompok-kelompok yang terancam, kepaduan meningkat. Oleh karena tiap

kelompok merasakan ancaman dari kelompok lain, maka tiap kelompok tersebut

menjsadi lebih erat bersatu dan menuntut kesetiaan yang lebih besar dari anggota-

anggotanya. Di antara kelompok-kelompok yang bertentangan mulai timbul

permusuhan. Tiap kelompok mulai melihat kelompok-kelompok yang lain sebagai

musuh. Kelompok mulai mengalami pengubahan penglihatan yang kurang baik.

Kelompok cenderung hanya melihat bagiannya sendiri yang paling baik,

mengingkari kelemahan-kelemahannya dan cenderung hanya melihat bagian yang

paling jelek dari kelompok lain, mengingkari kekuatan-kekuatannya.

Menurut Handayaningrat (1989), koordinasi dalam proses manajemen

dapat diukur melalui indikator yaitu :

a. Komunikasi

Komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu

sama lain antara sesama manusia. Proses interaksi atau hubungan satu sama lain

Page 34: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

24

yang di kehendaki oleh sesorang dengan maksud agar dapat diterima dan

dimengerti antara sesamanya.

1) Ada tidaknya informasi

Menurut Terry dalam Handayaningrat (1989) ada tidaknya informasi

tergantung pada :

a) Tujuan si penerima, Informasi harus berguna untuk penerima informasi.

b) Keterlibatan penyampaian dan pengolahan data, Inti informasi harus

dipertanggungjawabkan.

c) Waktu, Informasi harus up to date, sesuaikan dengan waktunya jangan

sampai kadaluarsa.

d) Ruang dan Tempat, Apakah informasi tersebut terdapat pada ruang dan

tempat yang tepat.

e) Bentuk, Apakah wujud informasi tersebut dapat digunakan secara efektif.

f) Sematik, Apakah tiap kata dan arti cukup jelas, jangan sampai salah tafsir

bagi penerima.

2) Ada tidaknya alur informasi

Dalam suatu organisasi alur informasi tersebut sangat penting bukan hanya

demi tercapainya tujuan dan berbagai sasarannya. Akan tetapi juga dalam rangka

peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja organisasi sebagai

keseluruhan.

a) Peningkatan Efisiensi

Page 35: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

25

Arus informasi sebenarnya digunakan untuk menunjang tujuan dan sasaran

dari perusahaan. Dan arus informasi yang baik akan meningkatkan efisiensi

operasional yang baik pula.

b) Efektivitas

Arus informasi selain untuk peningkatan efesiensi juga untuk rangka

peningkatan efektivitas dalam pengambilan keputusan dalam suatu

organisasi atau perusahaan.

c) Produktivitas Kerja Organisasi

Arus informasi selain digunakan dalam rangka peningkatan efisien,

peningkatan efektivitas, arus informasi juga dapat meningkatkan

produktivitas kerja dalam suatu organisasi.

3) Ada tidaknya teknologi informasi

a) Dengan adanya tekhnologi informasi dalam sebuah organisasi, akan

mampu mengimbangi perubahan-perubahan baik dalam struktur organisasi

maupun dalam kegiatan berorganisasi, serta mampu mengubah pola

komunikasi atau interaksi yang berlangsung baik itu secara vertikal

maupun horizontal.

b) Kesadaran Pentingnya Koordinasi

Komunikasi merupakan salah satu dari sekian banyak kebutuhan manusia

dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Perkataan komunikasi berasal

dari perkataan communicare, yaitu yang dalam bahasa latin mempunyai

arti berpartisipasi ataupun memberitahukan. Dalam organisasi komunikasi

sangat penting karena dengan komunikasi partisipasi anggota akan

Page 36: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

26

semakin tinggi dan pimpinan memberitahukan tugas kepada karyawan

harus dengan komunikasi. Dengan demikian komunikasi merupakan

hubungan antara komunikator dengan komunikan dimana keduanya

mempunyai peranan dalam menciptakan komunikasi.

5) Tingkat pengetahuan pelaksana terhadap koordinasi

a) Kompetensi Partisipan

Yaitu kompetensi yang merujuk kepada pemahaman tentang komunikasi

berlangsung, termasuk hubungan peran, informasi yang dimiliki bersama

oleh partisipan atau keterlibatan dalam suatu program atau kegiatan

tertentu dalam berbagai tahapan tindakan. Secara partisipatif untuk

mencapai tujuan, suatu program kegiatan yang didalamnya memerlukan

koordinasi tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari sumber daya

manusia yang cukup kualitas dan kuantitasnya.

b) Ada tidaknya pejabat yang berwenang terlibat, Ada tidaknya ahli di bidang

ahli di bidang pembangunan yang terlibat.

D. Konsep Parkir Liar

Pengertian parkir liar dapat dilihat dari pernyataan Ritongga dalam jurnal

penelitian Paiman Rahardjo (2010) dengan judul Efektivitas Penerapan Sanksi

Parkir Liar Kendaraan Bermotor di Wilayah Suku Dinas Perhubungan Kota

Jakarta Selatan. “Pelanggaran parkir adalah pelanggaran terhadap rambu lalu

lintas yang ditandai dengan rambu larangan parkir, rambu larangan stop, serta

larangan parkir di jalan. Larangan ditetapkan karena alasan kapasitas jalan lebih

diutamakan daripada memberikan akses, ataupun karen alasan keselamatan.

Page 37: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

27

Parkir liar merupakan suatu penyebab utama terjadinya kemacetan

kemacetan, kesemrawutan dan bahkan kecelakaan, baik bagi kendaraan itu sendiri

maupun bagi pejalan kaki. Pengendalian dan penindakan umunya adalah

merupakan langkah yang dilakukan dan masalah parkir liar harus ditata oleh

Pemerintah Daerah (Walikota/Bupati) setempat melalui beberapa jenis organisasi

pengelola parkir perkantoran. Secara langsung dapat dibedakan antara parkir liar

dan parkir resmi selain dari lokasi parkir, juga kepada petugas parkir. Petugas

parkir resmi adalah petugas parkir yang telah terdaftar di Dinas Perhubungan

dengan bukti memiliki Surat Keputusan (SK) dalam melakukan parkir. Selain itu

petugas parkir juga menggunakan rompi/jaket tukang parkir, topi dan peluit.

Parkir liar biasanya adalah parkir yang berada bukan di lokasi yang

memang ditentukan untuk menjadi lokasi parkir. Abubakar (1998) menyebutkan,

ketentuan mengenai parkir tepi jalan adalah sebagai berikut :

a. Sepanjang 6 meter sebelum dan sesudah tempat penyebrangan pejalan kaki,

atau tempat penyebrangan sepeda yang telah ditentukan.

b. Pada jalan yang sempit yang lebarnya kurang dari 6 meter dan mengijinkan

parkir hanya pada satu sisi jalan dengan lebar 6-9 meter.

c. Pada jalan dimana arus lalu lintas dipentingkan maka parkir sebaiknya

dilarang.

d. Sepanjang 25 meter sebelum dan sesudah tikungan tajam dengan radius

kurang dari 500 meter.

e. Sepanjang 50 meter sebelum dan sesudah jembatan

f. Sepanjang 50 meter sebelum dan sesudah perlintasan sebidang.

Page 38: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

28

g. Di dalam daerah persimpangan dengan jarak sepanjang 25 meter sebelum dan

sesudah persimpangan.

Pengendalian terhadap petugas parkir ilegal perlu untuk dilakukan. Untuk

itu perlu dilakukan identifikasi lokasi parkir yang dikelola oleh petugas parkir

ilegal, baik tempat yang ditunjuk sebagai lokasi parkir ataupun tempat – tempat

yang tidak ditunjuk sebagai lokasi parkir. Bila ditemukan petugas parkir yang

demikian maka perlu di ambil langkah pengendalian. Agar langkah pengendalian

ini mempunyai kekuatan hukum maka ketentuan mengenai hal ini harus

dicantumkan dalam Peraturan Daerah mengenai perparkiran.

E. Kerangka Pikir

Penulis memakai teori Handayaningrat (1989), bahwa indikator

koordinasi yang baik yaitu, Komunikasi, Kesadaran pentingnya koordinasi,

Kompotensi partisipan. Uraian yang telah dikemukakan, mendasari lahirnya

kerangka pikir penelitian sebagai berikut.

Page 39: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

29

Gambar 2 : Kerangka Pikir

F. Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan sebagai dasar dalam pengumpulan data

sehingga tidak terjadi biasan terhadap data yang diambil. Untuk menyamakan

pembahasan dan sudut pandang terhadap karya ilmiah ini, maka penulis akan

memberikan penjelasan tentang maksud dan fokus peneltian terhadap penulis

karya ilmiah ini. Fokus penelitian ini penjelasan dari kerangka pikir yaitu :

1) Koordinasi Antara Lembaga Pemerintah dalam Menangani Sanksi Tilang

Kendaraan Parkir Liar di Kota Makassar.

2) Variabel atau Indikator yang menunjang keberhasilan koordinasi yaitu

Komunikasi, Kesadaran pentingnya koordinasi, dan Kompetensi partisipan.

G. Deskripsi Fokus Penelitian

Koordinasi Antara Lembaga

Pemerintah dalam Menangani Sanksi

Tilang Kendaraan Parkir Liar di Kota

Makassar

Koordinasi yang sangat baik

Indikator Koordinasi :

a. Komunikasi

b. Kesadaran Pentingnya

Koordinasi

c. Kompetensi Partisipan

Faktor

penghambat

1.Sosialisasi

2.Kedisiplinan

Faktor

penghambat

1.Komunikasi

2. Kerjasama

Page 40: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

30

Berdasarkan penjelasan fokus penelitian di atas, maka bisa

dikemukakan deskripsi fokusnya adalah sebagai berikut :

1. Koordinasi adalah proses pengaturan, memadukan atau pengintegrasian

kepentingan bersama untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan

efisien.

2. Komunikasi adalah salah satu faktor yang penting dalam menjalankan proses

koordinasi antar elemen pada suatu instansi pemerintahan. Tanpa adanya

jalinan komunikasi yang baik dan benar kemungkinan besar semua proses

tidak akan dapat berjalan dengan maksimal dan sesuai dengan yang telah

direncanakan.

3. Kesadaran akan pentingnya koordinasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu,

tingkat pengetahuan pelaksana terhadap koordinasi dan tingkat ketaatan

terhadap hasil koordinasi. Peralatan komunikasi sangat dibutuhkan guna

menunjang berjalannya koordinasi agar berjalan cepat dan tentunya efesien.

Peneliti membuat beberapa model pertanyaan yang diajukan kepada informan

apakah mereka menggunakan peralatan komunikasi seperti apa yang mereka

gunakan. Pengunaan peralatan komunikasi dalam koordinasi tentu sangat

dibutuhkan apabila dalam pelaksanaan koordinasi jarak yang sangat jauh

antara pihak satu dengan lainnya.

4. Kompetensi Partisipan yaitu kompetensi merujuk kepada pemahaman tentang

komunikasi berlangsung, termasuk hubungan peran, informasi yang dimiliki

bersama oleh partisipan atau keterlibatan dalam suatu program atau kegiatan

tertentu dalam berbagai tahapan tindakan. Secara partisipatif untuk mencapai

Page 41: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

31

tujuan, suatu program kegiatan yang didalamnya memerlukan koordinasi

tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari sumber daya manusia yang

cukup kualitas dan kuantitasnya. Kualitas sumber daya manusia berkaitan

dengan keterampilan, profesionalitas, dan kompetensi dibidangnya,

sedangkan kuantitas berkaitan dengan jumlah sumber daya manusia apakah

sudah cukup untuk melingkupi seluruh kelompok sasaran.

5. Faktor pendukung merupakan hal-hal yang dapat menunjang dalam

Koordinasi antara Lembaga Pemerintah untuk menanggulangi pelanggaran

kasus parker liar di Kota Makassar. (1) Kerjasama dan (2) Komunikasi

6. Faktor penghambat merupakan hal-hal yang dapat menyebabkan

terkendalanya Koordinasi antara Lembaga Pemerintah untuk menanggulangi

pelanggaran kasus parker liar di Kota Makassar sehingga menjadi terganggu

dan tidak terlaksana secara maksimal. (1) Sosialisasi dan (2) Kedisiplinan

Page 42: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 2 (dua bulan). Lokasi

penelitian ini bertempat di Kota Makassar yang difokuskan pada Dinas

Perhubungan yang beralamat di Jl. Mallengkeri No.18, Kel. Mangasa, Kec.

Tamalate. Kantor Satlantas Polrestabes yang beralamat di Jl. Ahmad Yani No. 9,

Kel. Pattunuang, Kec. Wajo Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Karena

peneliti melihat masalah perparkiran berada di lapangan yang langsung

berhubungan dengan masyarakat yang menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat

parkir liar.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian

deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang

mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara

benar, dibentuk oleh kata–kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data

yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.

Adapun tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif. Penelitian

kualitatif merupakan sebuah penelitian yang mengungkap situasi sosial yang

mendeskripsikan kenyataan dibentuk oleh kata – kata sehingga selaras dengan tipe

penelitian deskriptif. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan

untuk mengungkap data yang didapat dari fenomena lapangan.

Page 43: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

33

C. Informan Penelitian

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan informan

dengan pertimbangan pada kemampuan informan untuk memberikan informasi

yang dibutukan oleh peneliti. Oleh karena itu, penelitian ini memerlukan infroman

yang mempunyai pemahaman yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian.

Informan dalam penelitian ini yaitu :

Tabel 3.1 : Data Informan Penelitian

No Nama Inisial Jabatan Ket

.

1 Syahrul SY Staf Urbin Satlantas Polrestabes

Makassar 1

2 Burhanuddin,

S.Pd BR

Staf Urbin Satlantas Polrestabes

Makassar 1

3 Heri Setiabudi HS Administrasi Tilang Satlantas

Polrestabes Makassar 1

4 Harsono HO Operator Penjagaan Satlantas

Polrestabes Makassar 1

5 Evi Yuliatna S.

Siregar EY

Kasi Pengoprasian Sarana &

Prasarana Dishub Makassar 1

6 Reskianto RK Pegawai Staf Dishub Makassar 1

7 Faturrahman FT Pegawai Staf Dishub Makassar 1

8 Agussurahman AG Pegawai Staf Dishub Makassar 1

9 Muh. Kamal MA Masyarakat 1

10 Adnan Sofyan AS Masyarakat 1

11 Friska Rahayu FR Masyarakat 1

12 Priatno PT Masyarakat 1

Jumlah 12

D. Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara,

dokumentasi, dan observasi, sebagai berikut :

Page 44: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

34

1. Wawancara, Teknik wawancara yaitu teknik mengumpulkan data yang

dilakukan dengan sistem tanya jawab antara penulis dengan informan yang

dianggap layak atau relevan dalam penelitian ini. Proses wawancara dilakukan

dengan wawancara secara terstruktur.

2. Dokumentasi, Melalui studi dokumentasi, penulis mengumpulkan data melalui

dokumen, gambar, sebagai pelengkap data tertulis yang diperoleh melalui

wawancara.

3. Observasi, Observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan

mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam

penelitian kualitatif, prosedur pengumpulan data yang utama dipakai adalah

observasi, khususnya observasi partisipatif yang melibatkan informan dan

wawancara. Peneliti melakukan observasi langsung di Jl. Balaikota, Kota

Makassar.

E. Pengabsahan Data

Wailliam Wiersma dalam Sugiyono (2010) mengatakan bahwa tringulasi

dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai waktu, Dengan demikian terdapat tringulasi sumber,

tringulasi teknik, dan tringulasi waktu.

1. Tringulasi Sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dianalisis oleh

peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan

kesepakatan (membercheck) dengan tiga sumber data (Sugiyono 2010).

Page 45: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

35

2. Tringulasi Teknik

Untuk menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara mengecek

data kepada sumber data yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk

mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Bila dengan

teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka

peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan

untuk memastikan data mana yang dianggap benar (Sugiyono 2010).

3. Tringulasi Waktu

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat

narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid. Selanjutnya dapat

dilakukan dengan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain

dalam waktu atau situasi yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang

sehingga sampai ditemukan kepastian datanya (Sugiyono 2010).

Berdasarkan uji kredibilitas yang dilakukan dengan teknik triangulasi,

maka penulis melakukan validasi terhadap data yang diperoleh dengan

memperhatikan hal – hal, di antaranya :

1. Pemahaman penulis terhadap metode penelitian kualitatif; dan

2. Kesiapan penulis memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun

logistik.

F. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2010) menyatakan bahwa Analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, gambar, foto dan sebagainya dengan cara

Page 46: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

36

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang yang penting

dan yang akan dipelajari, kemudian membuat kesimpulan yang mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain. Aktivitas dalam menganalisis data kualitatif,

yaitu :

1. Reduksi data (Reduction Data)

Menurut Sugiyono (2010) reduksi data dapat diartikan sebagai tahap

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama pelaksanaan penelitian

berlangsung.

Dalam hal ini peneliti melakukan reduksi data dimulai pada saat

penelitian, yakni dengan wawancara terstruktur selanjutnya dilakukan pencatatan

dan mengolah data – data yanmg harus ditampilkan dan membuang data – data

yang tidak diperlukan sehingga peneliti dapat menjelaskan dan memahami latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian. Reduksi

data kemudian dilakukan pada hasil wawancara dengan informan yang

berkompeten yang memiliki kapasitas guna menjawab pertanyaan yang di ajukan.

2. Penyajian data (Data Display)

Penulis melakukan pengumpulan data yang telah melalui reduksi untuk

menggambar kejadian yang terjadi pada saat dilapangan. Catatan – catatan penting

Page 47: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

37

di lapangan, kemudian disajikan dalam bentuk teks deskriptif untuk

mempermudah pembaca memahami secara praktis. Kegiatan lanjutan penulis pada

display data ialah data yang didapat disajikan dalam bentuk tabel dengan tujuan

untuk menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu.

3. Verifikasi data (Data Verification)

Kegiatan penulis pada verifikasi data adalah melakukan penggunaan

penulisan yang tepat dan padu sesuai data yang telah mengalami proses display

data, melakukan peninjauan terhadap catatan – catatan lapangan yang sesuai

dengan kebutuhan penelitian, data yang ada dianalisis dengan menggunakan

pendekatan teori untuk menjawab tujuan penelitian.

Page 48: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kota Makassar

Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di

bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak

antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan

sebelah Utara dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur Kabupaten Maros,

sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selat Makassar. Kota

Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan

kemiringan lahan 3-15° (bergelombang). Luas Wilayah Kota Makassar tercatat

175,77 km persegi. Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis

memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,°C sampai dengan 29°C

Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan pantai yang

membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal sebagai

“Waterfront City” yang didalamnya mengalir beberapa sungai (Sungai Tallo,

Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang kesemuanya bermuara ke dalam

kota. Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berada pada

ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut. Dari kondisi ini menyebabkan

Kota Makassar sering mengalami genangan air pada musim hujan, terutama pada

saat turun hujan bersamaan dengan naiknya air pasang.

Secara administrasi Kota Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan dengan

153 kelurahan. Di antara 15 kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang

Page 49: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

39

berbatasan dengan pantai yaitu Kecamatan Tamalate, Kecamatan Mariso,

Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Tallo, Kecamatan

Tamalanrea, dan Kecamatan Biringkanaya.

Batas-batas administrasi Kota Makassar adalah:

a) Batas Utara: Kabupaten Maros

b) Batas Timur: Kabupaten Maros

c) Batas Selatan: Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar

d) Batas Barat: Selat Makassar

Secara umum topografi Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua

bagian yaitu :

a. Bagian Barat ke arah Utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai.

b. Bagian Timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di Kelurahan

Antang Kecamatan Panakukang.

Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian Timur

Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya pembangunan perumahan di Kecamatan

Biringkanaya, Tamalanrea, Mangggala, Panakkukang, dan Rappocini.

2. Profil Dinas Perhubungan Kota Makassar

Dinas Perhubungan Kota Makassar merupakan bagian dari Pemerintah

Kota Makassar dan merupakan unsur penunjang yang dipimpin oleh Kepala Dinas

yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Makassar. Dinas

Perhubungan Kota Makassar dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 25

Tahun 2005 tentang pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Perhubungan Kota Makassar dan selanjutnya di sesuaikan dengan PP. 41 Tahun

Page 50: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

40

2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Dan Peraturan Walikota Makassar

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Dinas

Perhubungan Kota Makassar. Mempunyai tugas pokok merumuskan, membina,

dan mengendalikan kebijakan di bidang Perhubungan meliputi Lalu Lintas,

Angkutan, Pengendalian Operasional dan Teknik Sarana dan Prasarana, Pengujian

Kendaraan Bermotor serta Tugas yang berkaitan dengan perhubungan yang

diberikan oleh Walikota, sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan

tugas pokok tersebut, fungsi Dinas Perhubungan Kota Makassar adalah:

a. Menyusun rumusan kebijaksanaan tekhnis dibidang perhubungan darat,

Perhubungan laut.

b. Menyusun rencana dan program dibidang perhubungan darat dan perhubungan

laut.

c. Melaksanakan pengendalian dan pengamanan tekhnis operasional dibidang

perhubungan yang meliputi lalu lintas, pengendalian dan operasional lalu

lintas dan jalan serta tekhnis operasional perhubungan laut.

d. Pemberian perizinan dan pelayanan umum di bidang Angkutan.

e. Pelaksanaan tekhnis administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan

perlengkapan.

3. Struktur Organisasi, Visi Dan Misi dan Uraian Tugas Dinas

Perhubungan Kota Makassar

Visi Dinas Perhubungan Kota Makassar yaitu : “Menuju Transportasi

Perkotaan Yang Terpadu, Berkelanjutan, Berorientasi Global, Dan Ramah

Page 51: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

41

lingkungan”. Makna Pokok Yang Terkandung Dalam Visi Dinas Perhubungan

Kota Makassar Tersebut, Antara Lain :

a. Transportasi Perkotaan, Secara Harfiah Mengandung Makna Transportasi

Yang Mampu Melayani Dan Beroperasi Di Wilayah Perkotaan Makassar.

b. Terpadu, Artinya Pelayanan Transportasi Harus Sinergi Dengan Moda

Transportasi Yang Lainnya, Yaitu Transportasi Darat, Laut Dan Udara.

c. Berkelanjutan, Artinya Pembangunan Dan Pelayanan Transportasi Dilakukan

Secara Terus Menerus Tidak Tergantung Pada Kondisi Tertentu.

d. Berorientasi Global, Artinya Sejalan Dengan Visi Kota Makassar, Maka

Pembangunan Transportasi Harus Sejalan Dengan Perkembangan Teknologi

Dan Bermanfaat Bagi Masyarakat.

e. Ramah Lingkungan, Artinya Teknologi Transportasi Yang Dipilih Haruslah

Teknologi Yang Ramah Terhadap Lingkungan Guna Kelangsungan Bumi.

Misi Dinas Perhubungan Kota Makassarn yaitu:

a. Mewujudkan Sarana Transportasi Yang Aman, Handal, Ramah Lingkungan

Dan Terjangkasi Masyarakat;

b. Mewujudkan Prasarana Transportasi Yang Berkualitas Dan Memiliki Standar

Nasional Dan Internasional;

c. Meningkatkan Kenyamanan Dan Keselamatan Transportasi; Meningkatkan

Aksesibilitas Masyarakat Terhadap Pelayanan Jasa Perhubungan;

d. Meningkatkan Manajemen Transportasi Perkotaan Yang Mudah Diakses

Melalui Jaringan Transportasi Terpadu;

Page 52: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

42

e. Memberdayakan Sumber Daya Aparatur Dan Meningkatkan Kesadaran

Masyarakat Dengan Budaya Tertib Berlalu Lintas;

f. Memperkecil Tingkat Pelanggaran Dan Kecelakaan Lalu Lintas Yang

Disebabkan Oleh Tranportasi.

Struktur Organisasi Dinas Perhubungan

Pembagian tugas

1. Kepala Dinas

Page 53: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

43

Dinas Perhubungan mempunyai tugas membantu walikota melaksanakan

Urusan Pemerintahan Bidang Perhubunganyang menjadi kewenangan Daerah dan

Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah.

Dinas Perhubungan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas,

menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

bidang perhubungan.

b. Pelaksanaan kebijakan Urusan Pemerintahan bidang perhubungan.

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Urusan Pemerintahan

bidang perhubungan.

d. Pelaksanaan administrasi dinas Urusan Pemerintahan bidang perhubungan.

e. Pembinaan, pengoordinasian, pengelolaan, pengendalian, dan pengawasan

program dan kegiatan bidang perhubungan

2. Sub Bagian Perencanaan

Sub bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program kerja, monitoring

dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan dinas.

Sub bagian Perencanaan dan Pelaporan dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud di atas, menyelenggarakan fungsi :

a. Perencanaan kegiatan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan.

b. Pelaksanaan kegiatan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan.

c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan di bidang

perencanaan, evaluasi dan pelaporan.

Page 54: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

44

d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan

fungsinya.

4. Sub Bagian Keuangan

Sub bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan administrasi dan

akuntansi keuangan. Sub bagian Keuangan dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud di atas menyelenggarakan fungsi :

a. Perencanaan kegiatan di bidang administrasi dan akuntansi keuangan.

b. Pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi dan akuntansi keuangan.

c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan di bidang

administrasi dan akuntansi keuangan

d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan

fungsinya.

5. Sub Bagian Kepegawaian

Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan

umum, penatausahaan surat menyurat, urusan rumah tangga, kehumasan,

dokumentasi dan inventarisasi barang serta administrasi kepegawaian. Subbagian

Umum dan Kepegawaian dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di

atas, menyelenggarakan fungsi:

a. Perencanaan kegiatan urusan umum, penatausahaan surat menyurat, urusan

rumah tangga, kehumasan, dokumentasi dan inventarisasi barang serta

administrasi kepegawaian.

Page 55: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

45

b. Pelaksanaan kegiatan urusan umum, penatausahaan surat menyurat, urusan

rumah tangga, kehumasan, dokumentasi dan inventarisasi barang serta

administrasi kepegawaian.

c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan urusan umum,

penatausahaan surat menyurat, urusan rumah tangga, kehumasan,

dokumentasi dan inventarisasi barang serta administrasi kepegawaian.

d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan

fungsinya.

6. Bidang Lalu Lintas

Bidang Lalu Lintas mempunyai tugas melaksanakan menyusun bahan

permusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang manajemen dan rekayasa lalu

lintas serta analisis dampak lalu lintas. Bidang Lalu Lintas dalam melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud di atas, menyelenggarakan fungsi:

a. Perencanaan kegiatan operasional di bidang lalu lintas.

b. Pelaksanaan kegiatan di bidang lalu lintas.

c. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan di bidang lalu lintas.

d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang lalu

lintas.

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan

fungsinya.

7. Bidang Moda Transfortasi

Bidang Moda Transportasimempunyai tugas menyusun bahan perumusan

dan pelaksanaan kebijakan di bidang moda dan transportasi.

Page 56: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

46

Bidang Moda Transportasidalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di

atas, menyelenggarakan fungsi:

a. Perencanaan kegiatan operasional di bidang moda transportasi.

b. Pelaksanaan kegiatan di bidang moda transportasi.

c. Pengoordinasian kegiatan di bidang moda transportasi.

d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporankegiatan di bidang moda transportasi.

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan

fungsinya.

8. Bidang Sarana Dan Prasarana

Bidang Sarana dan Prasarana Perhubunganyang mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan di bidang sarana dan prasarana

perhubungan. Bidang Sarana dan Prasarana Perhubungandalam melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud di atas, menyelenggarakan fungsi :

a. Perencanaan kegiatan operasional di bidang sarana dan prasarana

perhubungan.

b. Pelaksanaan kegiatan di bidang sarana dan prasarana perhubungan;

c. Pengoordinasian kegiatan di bidang sarana dan prasarana perhubungan.

d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang sarana dan

prasarana perhubungan.

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan

fungsinya.

9. Bidang Pengembangan Keselamatan Dan Penindakan

Page 57: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

47

Bidang Pengembangan Keselamatan dan Penindakan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan serta

evaluasi dan pelaporan dibidang pengembangan keselamatan dan penindakan

pelanggaran transportasi. Bidang Pengembangan Keselamatan dan

Penindakandalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas,

menyelenggarakan fungsi:

a. Perencanaan kegiatan operasional di bidang pengembangan keselamatan dan

penindakan.

b. Pelaksanaan kegiatan di bidang pengembangan keselamatan dan

penindakan;

c. Pengoordinasian kegiatan di bidang pengembangan keselamatan dan

penindakan.

d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengembangan

keselamatan dan penindakan.

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan

fungsinya.

10. Kepala UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor

Di lingkungan Dinas Perhubungan dapat dibentuk unit pelaksana teknis

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pembentukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja unit pelaksana

teknis ditetapkan dengan Peraturan Walikota berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan setelah dikonsultasikan secara tertulis dengan Gubernur.

11. Pengujian Kendaraan Bermotor (Pkb)

Page 58: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

48

a) Unit Pelaksana Teknis Dinas pengujian Kendaraan Bermotor mempunyai

tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional pengujian kendaraan

bermotor dan ketatusahaan.

b) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Unit

Pelaksana Teknis Dinas Pengujian Kendaraan Bermotor menyelenggarakan

fungsi :

c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis kegiatan pengujian kendaraan

bermotor wajib uji.

d) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan operasional

pengujian kendaraan bermotor wajib uji.

e) Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis pengembangan

pengelolaan kegiatan pengujian kendaraan bermotor wajib uji.

f) Melaksanakan pembinaan kegiatan admnistrasi ketatausahaan yang meliputi

: surat-menyurat, kearsipan dan pelaporan.

4. Profil Polrestabes Makassar

Visi Misi Polrestabes Makassar : Menjamin tegaknya hukum di jalan yang

bercirikan perlindungan, pengayoman, pelayanan masyrakat yang demokrasi

sehingga terwujud keamanan, ketertiban, keselamatan, dan kelancaran lalu lintas.

Misi Polrestabes Makassar yaitu :

Mewujudkan masyarakat pemakai jalan memahami dan yakin kepada

polantas sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat dalam kegiatan

pendidikan masyarakat lalu lintas, penegak hukum lalu lintas, pengkajian

Page 59: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

49

masalah lalu lintas, registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan

pengemudi.

Struktur Organisasi Satlantas Polrestabes Kota Makassar

Tugas Pokok Satlantas Polrestabes Makassar

Satlantas Polrestabes Makassar beetugas menyelenggarakan dan membina

fungsi lalu lintas kepolisian, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas,

registrasi dan identififkasi pengemudi/kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan

lalu lintas dan penegakan hukum dibidang lalu lintas, guna memelihara keamanan,

keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

Satuan lalu lintas (Satlantas) dipimpin oleh Kasat Lantas yang

bertanggung jawab kepada Kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di

bawah kendali Wakapolres. Kasat Lantas bertugas melaksanakan Turjawali lalu

lintas, pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmaslantas), pelayanan registrasi dan

Page 60: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

50

identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penyidikan kecelakaan lalu lintas

dan penegakan hukum di bidang lalu lintas.

1. Kasat Lantas dalam melaksanakan tugas, menyelenggarakan fungsi:

a. Pembinaan lalu lintas Kepolisian;

b. Pembinaan partisipasi masyarakat melalui kerja sama lintas sektoral,

Dikmaslantas, dan pengkajian masalah di bidang lalu lintas;

c. Pelaksanaan operasi Kepolisian bidang lalu lintas dalam rangka penegakan

hukum dan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas

(Kamseltibcarlantas);

d. Pelayanan administrasi registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor serta

pengemudi;

e. Pelaksanaan patroli jalan raya dan penindakan pelanggaran serta

penanganan kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan hukum, serta

menjamin Kamseltibcarlantas di jalan raya;

f. Pengamanan dan penyelamatan masyarakat pengguna jalan; dan

g. Perawatan dan pemeliharaan peralatan dan kendaraan.

2. Kasat Lantas dalam melaksanakan tugas dibantu oleh:

a. Kepala Urusan Pembinaan Operasional (Kaur Binopsnal), yang bertugas

melaksanakan pembinaan lalu lintas, melakukan kerja sama lintas sektoral,

pengkajian masalah di bidang lalu lintas, pelaksanaan operasi kepolisian

bidang lalu lintas dalam rangka penegakan hukum dan Kamseltibcarlantas,

perawatan dan pemeliharaan peralatan dan kendaraan;

Page 61: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

51

b. Kepala Urusan Administrasi dan Ketatausahaan (Kaur Mintu), yang

bertugas menyelenggarakan kegiatan administrasi dan ketatausahaan;

c. Kepala Unit Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli (Kanit

Turjawali), yang bertugas melaksanakan kegiatan Turjawali dan

penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas dalam rangka penegakan

hukum;

d. Kepala Unit Pendidikan Masyarakat dan Rekayasa (Kanit Dikyasa), yang

bertugas melakukan pembinaan partisipasi masyarakat dan Dikmaslantas;

e. Kepala Unit Registrasi dan Identifikasi (Kanit Regident), yang bertugas

melayani administrasi registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor serta

pengemudi; dan

f. Kepala Unit Kecelakaan (Kanit Laka), yang bertugas menangani

kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan hukum.

3. Kaur Binopsnal dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan kegiatan:

a. Merumuskan dan mengembangkan prosedur dan tata cara kerja tetap

pelaksanaan tugas pada fungsi Sat Lantas serta mengendalikan,

b. mengawasi, mengarahkan, menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaannya

pada semua unit pelaksana, termasuk Supervisi bidang lalu lintas ke

wilayah Polres jajaran;

c. Menyiapkan rencana dan program kegiatan termasuk rencana pelaksanaan

operasi Kepolisian yang mengedepankan fungsi teknis lalu lintas dan

rencana latihan fungsi Sat Lantas secara internal dalam rangka

pengembangan sumber daya manusia Polri;

Page 62: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

52

d. Mengadakan koordinasi bersama instansi lintas sektoral dalam rangka

kerjasama keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas

(Kamseltibcarlantas) dan penegakan hukum lalu lintas;

e. Mengatur dan mengelola pemanfaatan peralatan dan kendaraan inventaris

untuk mendukung pelaksanaan tugas fungsi Sat Lantas;

f. Membantu dan memberikan masukan kepada Kasat Lantas;

g. Mewakili Kasat Lantas apabila berhalangan melaksanakan tugas.

4. Kaur Mintu dalam penyelenggaraan tugas, melaksanakan kegiatan :

a. Segala pekerjaan atau kegiatan staf pelaksanaan tugas fungsi Sat Lantas di

lingkungan Polres;

b. Membuat laporan secara umum atau periodik dan laporan khusus yang

terjadi di wilayah Polres yang berkaitan dengan masalah lalu lintas;

c. Mengatur dan menyiapkan penyelenggaraan dukungan administrasi

pelaksanaan tugas;

d. Menyelenggarakan kegiatan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data

dan informasi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pelaksanaan

e. kegiatan serta visualisasi data dalam bentuk grafik, peta, aplikasi online dan

lain-lain;

f. Menyelenggarakan administrasi operasional termasuk administrasi

penanganan pelanggaran lalu lintas;

g. Memberikan masukan dalam saran staf kepada Kasat Lantas.

5. Kanit Regident dalam pemberian pelayanan, melaksanakan kegiatan :

Page 63: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

53

a. Penerbitan dan pemberian sarana identifikasi pengemudi dan kendaraan

bermotor kepada pemohon yang memenuhi persyaratan baik yang

diterbitkan sendiri maupun dari satuan atasan;

b. Penerimaan dan penelitian terhadap persyaratan masyarakat pemohon

untuk memperoleh :

a) Surat Izin Mengemudi (SIM)

b) Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)

c) Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB)

d) Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB);

c. Berbagai upaya untuk menjamin bahwa sarana identifikasi yang akan

diterbitkan baik langsung maupun melalui satuan atasan dapat

dipertanggung jawabkan secara formal maupun material;

d. Melaksanakan pengujian terhadap pengetahuan–pengetahuan, keterampilan

pemohon sim untuk menjamin kebenaran / ketepatan material atas surat

izin yang di terbitkan;

e. Mengawasi, mengarahkan, menganalisa, mengevaluasi dan melaporkan

pelaksanaan kegiatan registrasi atau identifikasi pengemudi dan kendaraan

bermotor;

f. Melakukan inovasi-inovasi guna peningkatan pelayanan SIM, STNK,

BPKB dan TNKB ;

g. Memberikan masukan saran terkait penyelenggaran kegiatan registrasi/

identifikasi kepada Kasat Lantas.

6. Kanit Laka dalam penanganan kecelakaan lalu lintas, melaksanakan kegiatan :

Page 64: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

54

a. Penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus kecelakaan lalu lintas sampai

dengan penyerahan berkasa perkara ke penuntut umum;

b. Pemberian pelayanan melalui pemberian surat pemberitahuan

perkembangan hasil penyidikan (SP2HP) kepada korban/keluarga korban;

c. Pengumpulan, pengelolaan data dan informasi yang berkenan dengan

kecelakaan lalu lintas baik secara manual atau aplikasi online;

d. Membuat rencana penyidikan dan penyelesaian kasus tunggakan

kecelakaan lalu lintas;

e. Koordinasi antar sesama instansi penegak hukum (Law Enforcement)

dalam rangka penyelesaian kasus kecelakaan lalu lintas;

7. Kanit Dikyasa dalam melakukan pembinaan partisipasi masyarakat, dan

Dikmaslantas melaksanakan kegiatan :

a. Koordinasi dengan semua unit dalam fungsi Sat Lantas serta fungsi lain (Sat

Binmas), instansi lintas sektoral dan kelompok-kelompok masyarakat dalam

rangka pembinaan, penyuluhan dan penerangan terkait keamanan,

keselamatan dalam berlalu lintas;

b. Melakukan inovasi-inovasi guna peningkatan kesadaran masyarakat dalam

berlalu lintas;

c. Meneliti jalan-jalan rawan serta saran ke instansi lintas sektoral guna

penanggulangannya;

d. Menyusun dan menetapkan rencana pengalihan arus serta merealisasikannya

pada situasi-situasi tertentu;

Page 65: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

55

e. Memberikan masukan saran terkait pembinaan partisipasi masyarakat dan

dikmaslantas kepada Kasat Lantas.

8. Kanit Turjawali dalam melaksanakan kegiatan Turjawali dan Gakkum Lantas,

membuat atau mengadakan :

a. Penetapan beat atau rute patroli secara periodik berdasarkan situasi prioritas

kerawanan lokasi-lokasi tertentu;

b. Jadwal dan lokasi ploting kegiatan penjagaan dan pengaturan berdasarkan

situasi prioritas kerawanan lokasi-lokasi tertentu;

c. Pengecekan route, benda (orang) yang dikawal serta kesiapan petugas

pengawal berikut kendaraannya sebelum berangkat melaksanakan tugas

pengawalan;

d. Memberikan pelayanan pada pengguna jalan yang memerlukan bantuan

seperti pengawalan responsif dan sebagainya;

e. Melakukan inovasi-inovasi guna peningkatan pelayanan kegiatan Turjawali

dan penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas dalam rangka penegakan

hukum;

f. Tindakan pertama penanganan kecelakaan lalu lintas di TKP yang lokasinya

dekat dengan penjagaan atau pada saat patroli;

g. Penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas baik secara edukatif

menggunakan teguran dan yuridis menggunakan berita acara singkat

(Tilang) atau Tipiring atau berita acara biasa terhadap pelanggaran yang

berpotensi atau memiliki bobot sangat fatal atau berat dan dapat merusak

fasilitas umum (putusnya jembatan dll);

Page 66: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

56

h. Mengawasi, mengarahkan, menganalisa, mengevaluasi setiap kegiatan

Turjawali dan penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas serta melaporkan

pelaksanaan kegiatannya;

i. Memberikan masukan saran terkait kegiatan Turjawali dan penindakan

terhadap pelanggaran lalu lintas kepada Kasat Lantas.

3. Data-Data Pelanggar Parkir Liar

Kondisi parkir liar di Kota Makassar dari tahun 2018 sampai 2019

menunjukkan peningkatan. Hal ini tergambar dari tabel data pelanggar parkir liar

tahun 2018 sebagaimana pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Data pelanggar parkir liar tahun 2018

No Bulan Jumlah

1 Januari 14

2 Februari 18

3 Maret 7

4 April 3

5 Mei 46

6 Juni 15

7 Juli 73

8 Agustus 22

9 September 79

10 Oktober 27

11 November 134

12 Desember 29

Jumlah 467

Sumber: Satlantas Polrestabes Makassar, 20 Desember 2019

Adapun tabel data pelanggar parkir liar tahun 2019 sebagaimana pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2

Data Pelanggar Parkir Liar Tahun 2019

No Bulan Jumlah pelanggar

Page 67: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

57

1 Januari 129

2 Februari 67

3 Maret 46

4 April 15

5 Mei 50

6 Juni 137

7 Juli 137

8 Agustus 200

9 September 73

10 Oktober 94

11 November 107

Jumlah 1055

Sumber: Satlantas Polrestabes Makassar, 20 Desember 2019

B. Kordinasi Antara Lembaga Pemerintah Dalam Menangani Sanksi Tilang

Kendaraan Parkir Liar di Kota Makassar

Koordinasi adalah penyelarasan secara teratur atau penyusunan kembali

kegiatan-kegiatan yang saling bergantung dari individu-individu untuk mencapai

tujuan bersama. Sebagaimana dijelaskan Hasibuan (2014), Koordinasi adalah

kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan unsur – unsur

manajemen (6m) dan pekerjaan–pekerjaan bawahan dalam mencapai tujuan

organisasi. Koordinasi merupakan bagian terpenting di antara anggota–anggota

atau unit–unit organisasi yang pekerjaannya saling bergantungan. Koordinasi

sangat diperlukan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi

tersebut sehingga akan terjadi negosiasi agar mendapat kesepakatan. Beberapa

ahli memberikan pengertian tentang koordinasi.

Handayaningrat dalam Moekijat (1994) Koordinasi adalah usaha

penyesuaian dari bagian yang berbeda–berbeda, agar kegiatan dari bagian–

bagian itu dapat selesai tepat pada waktunya, sehingga masing–masing anggota

dapat memberikan sumbangan usahanya secara maksimal, agar diperoleh hasil

Page 68: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

58

secara keseluruhan. Menurut Money dan Reily dalam Handayaningrat (1989)

“Coordination as teh achievment of orderly group effort, and unty of action in the

pursuit of acommon purpose”. (Koordinasi sebagai pencapai usaha kelompok

secara teratur dan kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama).

Pada bab pembahasan akan dijelaskan bagaimana koodinasi/ kerja sama

yang dilakukan oleh Satlantas polrestabes dengan dinas perhubungan. Dengan

menggunakan teori Handayaningrat (1989), yaitu: 1). Komunikasi, 2). Kesadaran

pentingnya koordinasi, 3). Kompotensi partisipan.

1) Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu faktor yang penting dalam menjalankan

proses koordinasi antar elemen pada suatu instansi pemerintahan. Tanpa adanya

jalinan komunikasi yang baik dan benar kemungkinan besar semua proses tidak

akan dapat berjalan dengan maksimal dan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Pada pernyataan diatas bahwa komiukasi sangat penting didalm sebuah

koordinasi, hal tersebut didukung oleh pernyataan dari informan dengan inisial

EY Kasi Pengoprasian Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan.

Bahwa “Kalau kami dengan pihak polrestabes, kami lakukan kolaborasi kerja

sama khususnya dari segi penegakan parkir yang ada dibadan jalan, jadi kalau

regulasi yang ada khusus dari Perwali No 64 Tahun 2011 itu larangan parkir

dibahu jalan khusus lima ruas jalan jadi ada lima ruas jalan yang sebagai jalan

nasional yang tidak boleh digunakan parkir dibadan jalan yaitu Jl. A.P.

Pettarani, Jl. Ahmad Yani, jl. Dr. Ratulangi, Jl. Sultan Alauddin, dan Jl. Urip

Sumohardjo jadi lima ruas jalan ini di dalam Perwali tidak boleh digunakan

parkir dibadan jalan. Kemudian ada juga UU No 22 Tahun 2009 Pasal 287

Ayat 1 tentang barang siapa yang melanggar aturan rambu atau larangan

misalnya larangan parkir dia akan dikenakan sanksi 500.000 tetapi kalau

pelanggaran yang disebabkan karena perilaku pengemudi itu Pasal 287 Ayat 3

itu diberikan sanksi 250.000 itu yang dilakukan dalam bentuk tilang jadi

kalau untuk ruas-ruas jalan yang dalam Perwali No 64 itu kalau ada yang

parkir dibadan jalan itu akan ditilang polisi, kami yang akan menggembok

Page 69: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

59

polisi yang akan menilang prosesnya begitu jadi polisi dasar menilangnya itu

dari UU No 22 Tahun 2009 Pasal 287 Ayat 1 dan 3. Jadi koordinasinya

adalah Kepolisian polrestabes penindakan kalau dinas perhubungan itu bagian

pengawasan dan pengembokan.” (Hasil Wawancara Senin, 2 Desember 2019)

Berkaitan dengan hasil wawancara di atas dapat diketahui dan disimpulkan

bahwa berkaitan dengan komunikasi, Dari segi penegakan parkir yang ada dari

pihak Dinas Perhubungan itu sendiri melakukan kerjasama/kolaborasi dengan

pihak Satlantas Polrestabes sesuai dengan Perwali No.64 Thn 2011 tentang

larangan parkir dibeberapa bahu jalan Protokol dalam kota. Sesuai dengan aturan

yang berlaku (UU No.22 Thn 2009) para pelanggar dikenakan sanksi berupa

denda, jadi wujud koordinasinya dari pihak Polrestabes yaitu penindakan

sedangkan dari Dinas perhubungan itu sendiri yaitu pengawasan. Hal tersebut

cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti di lapangan bahwa kedua lembaga

yang disebutkan diatas melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya. Selanjutnya

hasil wawancara dengan informan berikutnya dengan inisial SY staf Urbin lalu

lintas polrestabes Makassar, mengatakan:

Bahwa “Jadi begini, kami dalam menjalankan tugas pasti harus sesuai dengan

aturan, jadi awalnya melalui tahap awal melakukan survey melihat situasinya,

menganalisa (oh kalau begini situasinya perlu ada penindakan setelah itu

kemudian meninjau ke lapangan sama-sama) dan kita rapatkan kira-kira

metode apa yang diperlukan karena kalau mau di jaga ditempat lokasi itu

tentu kita tidak bisa dapatkan jadi kita lakukan hunting system (patroli

keliling), jadi kita adakan patroli setelah mendapatkan ada pelanggar

langsung ditilang”. (Hasil Wawancara Senin, 25 November 2019)

Berkaitan dengan hasil wawancara dari informan diatas dapat diketahui

dan disimpulkan bahwa terkait dengan indikator komunikasi, dalam menjalankan

tugas dari kedua lembaga yang bersangkutan harus menyesuaikan dengan aturan

dengan melalui tahap survey, melakukan analisa hingga melakukan patroli

Page 70: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

60

keliling dan langsung melakukan penindakan jika ditemukan pelanggaran. Hal

tersebut cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti dilapangan yang menemukan

bahwa berkaitan dengan komunikasi yang dimaksud cukup berjalan dengan baik

karena menyesuaikan dengan aturan yang berlaku. Selanjutnya hasil wawancara

dengan informan berikutnya dengan inisial RS selaku staf pengoprasian sarana &

prasarana Dinas Perhubungan Kota Makassar, mengatakan:

bahwa: “Kalau komunikasi begini, yang kami lakukan kalau kami akan turun

ke lapangan kami lakukan pengawasan terlebih dahulu ke beberapa titik,

sebelumnya itu kami sudah melaporkan kepada pihak polrestabes bahwa kami

akan menindak dijalan ini misalnya ada beberapa ruas jalan jadi kami sudah

laporkan, kemudian dalam setiap bulan kami dari pihak dinas perhubungan

memberikan surat kepada pihak polrestabes untuk meminta personil

kemudian ada balasan surat perintah dari kepolisian bahwa ada beberapa

anggota yang dia tempatkan untuk mendampingi kita di dalam penindakan

jadi biasanya ada lima anggota dari polrestabes yang mendampingi kami jadi

kalau kami mau melakukan penindakan salah satu jalan kami laporkan dulu

ke polrestabes nanti kita sama-sama turun kemudian kalau ada yang kita

temukan parkir dibadan jalan langsung kita lakukan penggembokan dan polisi

sudah siap untuk penilangan. Jadi mobil itu akan bisa dibuka kalau sudah ada

tilang dari polisi”. (Hasil Wawancara Rabu, 4 Desember 2019)

Berkaitan dengan hasil wawancara dari informan diatas dapat diketahui

dan disimpulkan bahwa terkait dengan indikator komunikasi, pihak dinas

perhubungan terlebih dahulu turun ke lapangan untuk melakukan pengawasan

kemudian melakukan komunikasi dengan kepolisian untuk melakukan penindakan

parkir liar. Hal tersebut cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti dilapangan

yang menemukan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh kedua lembaga sudah

cukup baik. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya dengan

informan inisial BR selaku staf Urbin lalu lintas polrestabes Makassar :

“Pastikan kita adakan rapat, terus sama-sama kita melakukan penindakan,

kan kita tidak berdiri sendiri dong, ya jadi kita bersama-sama dengan mereka,

kenapa? karena masalah lalu lintas inikan kompleks di dalamnya juga ada

Page 71: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

61

dinas-dinas lain misalnya ada dinas perhubungan itu sendiri”. (Hasil

Wawancara Selasa, 26 November 2019)

Berkaitan dengan hasil wawancara dari informan diatas dapat diketahui

dan disimpulkan bahwa terkait dengan indikator komunikasi, sebelum melakukan

penindakan baik pihak satlantas polrestabes dan dinas perhubungan itu sendiri

terlebih dahulu melakukan rapat kemudian bersama-sama turun ke lapangan untuk

melakukan penindakan parkir liar. Hal tersebut cukup sesuai dengan hasil

observasi peneliti dilapangan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh pihak

satlantas polrestabes dan dinas perhubungan sebelum melakukan penindakan

parkir liar sudah cukup baik karena terlebih dahulu melakukan rapat.

Berdasarkan dari beberapa keterangan informan yang bersangkutan terkait

dengan aspek komunikasi dalam indikator fokus pada komunikasi koordinasi

yang dilakukan oleh lembaga dinas perhubungan dan satlantas polrestabes bahwa

komunikasi yang dilakukan dilihat dari beberapa hasil wawancara informan

peneliti dan diperkuat oleh hasil observasi peneliti dilapangan yang melihat sudah

cukup baik.

2) Kesadaran pentingnya koordinasi

Kesadaran pentingnya koordinasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu,

tingkat pengetahuan pelaksana terhadap koordinasi dan tingkat ketaatan terhadap

hasil koordinasi. Peralatan komunikasi sangat dibutuhkan guna menunjang

berjalannya koordinasi agar berjalan cepat dan tentunya efesien. Peneliti membuat

beberapa model pertanyaan yang diajukan kepada informan apakah mereka

menggunakan peralatan komunikasi seperti apa yang mereka gunakan. Pengunaan

Page 72: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

62

peralatan komunikasi dalam koordinasi tentu sangat dibutuhkan apabila dalam

pelaksanaan koordinasi jarak yang sangat jauh antara pihak satu dengan lainnya.

Berdasarkan indikator kesadaran pentingnya koordinasi dapat dilihat dari

dua aspek yaitu, tingkat pengetahuan pelaksana terhadap koordinasi dan tingkat

ketaatan terhadap hasil koordinasi pernyataan diatas didukung oleh pendapat salah

satu informan FR selaku staf pengoprasian sarana dan prasarana Dinas

Perhubungan kota Makassar bahwa:

“Kalau koordinasi bagi kami sangat penting karena sesuatu tanpa adanya

koordinasi akan rancuh dan tidak jelas jadi koordinasi baik untuk

penindakan, koordinasi juga untuk anggota yang ada di lapangan,

koordinasi juga dengan Stakeholder yang terkait kami lakukan”. (Hasil

Wawancara Senin, 9 Desember 2019)

Berkaitan dengan hasil wawancara dari informan diatas dapat diketahui

dan disimpulkan bahwa terkait dengan indikator kesadaran pentingnya koordinasi,

dinas perhubungan itu sendiri berpendapat bahwa koordinasi itu sangat penting

karena sesuatu tanpa adanya koordinasi akan rancuh dan tidak jelas. Hal tersebut cukup

sesuai dengan hasil observasi peneliti dilapangan yang menemukan bahwa

berkaitan dengan kesadaran pentingnya koordinasi seperti yang dimaksud tingkat

pengetahuan dinas perhubungan terhadap koordinasi sudah cukup baik.

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya dengan informan inisial

HS selaku operator penjagaan Satlantas polrestabes Makassar bahwa:

“Jadi begini segala sesuatu yang yang berkaitan dengan koordinasi itu

sangatlah penting, karena kenapa? Seperti yang kita ketahui koordinasi itu

adalah suatu proses kerja sama jadi akan sangat sulit untuk kita mencapai

sebuah tujuan bersama jika kerja sama yang dilakukan kemudian tidak efektif

dasn efisien”. (Hasil Wawancara Selasa, 3 Desember 2019)

Page 73: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

63

Berkaitan dengan hasil wawancara dari informan diatas dapat diketahui

dan disimpulkan bahwa terkait dengan indikator kesadaran pentingnya koordinasi,

koordinasi sangatlah penting, tanpa adanya koordinasi akan sangat sulit untuk

mencapai sebuah tujuan bersama secara efektif dan efisien. Hal tersebut cukup

sesuai dengan hasil observasi peneliti dilapangan bahwa tingkat pengetahuan

terhadap koordinasi sudah cukup baik. Selanjutnya hasil wawancara dengan

informan berikutnya dengan informan inisial AS selaku staf pengoprasian sarana

& prasarana Dinas perhubungan Kota Makassar bahwa:

“Kalau ketaatan begini, kalau kami lakukan koordinasi dengan pihak

polrestabes kami sama-sama turun kemudian sama-sama kami menindak jadi

konsistensi penegakan regulasi dari kesepakatan yang telah kami setujui

dengan pihak polrestabes. (Hasil Wawancara Selasa, 10 Desember 2019)

Berkaitan dengan hasil wawancara dari informan diatas dapat diketahui

dan disimpulkan bahwa terkait dengan indikator kesadaran pentingnya koordinasi,

dalam melakukan penindakan kedua lembaga harus menjaga konsistensi

penegakan regulasi sesuai dengan kesepakatan yang telah kedua lembaga

setujui/sepakati. Hal tersebut cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti

dilapangan yang menemukan bahwa tingkat ketaatan kedua lembaga terhadap

hasil koordinasi sudah cukup baik. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan

berikutnya dengan informan inisial SN selaku kaur binops satlantas polrestabes

Makassar, bahwa :

“Ya jadi begini dalam hal ketaatan dalam melakukan penindakan, kan kita

tidak bisa bermain-main karena ada instansi lain disini lain kalau dia person ya

mungkin bisa bermain-main ya tapi inikan tidak. Kita saling menjaga karna

aturan undang-undangnya juga begitu kita harus melakukan kolaborasi dengan

instansi lain dalam hal ini Dinas Perhubungan karena dalam menangani

masalah perlalulintasan diseluruh Indonesia ada namanya tim traffic board

(papan lalu lintas) ya jadi itu banyak didalamnya ada camat, ada lurahnya,

Page 74: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

64

dan ada Kodimnya, segala macam jadi tidak berdiri sendiri”. (Hasil

Wawancara Rabu, 11 Desember 2019)

Berkaitan dengan hasil wawancara dari informan diatas dapat diketahui

dan disimpulkan bahwa pihak polrestabes dalam melakukan tugasnya tidak bisa

bermain-bermain karena ada undang-undang yang mengatur lalu kemudian

melakukan kolaborasi dengan lembaga dinas perhubungan dalam pemalukan

penindakan parkir liar. Hal tersebut cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti

dilapangan yang menemukan bahwa setiap anggota dari satlantas polrestabes dan

dinas perhubungan telah menjalankan tanggung jawabnya dengan baik.

Berdasarkan dari beberapa keterangan informan yang bersangkutan terkait

dengan aspek kesadaran pentingnya koordinasi fokus pada kedua lembaga dalam

melakukan penindakan telah menjaga konsistensi penegakan regulasi sesuai

dengan kesepakatan yang telah kedua lembaga setujui atau sepakati dan

melakukan kolaborasi kerja sama dalam melakukan penindakan parkir liar masih

kurang baik. Terbukti dengan masih terdapat parkir liar yang terjadi. Oleh karena

itu kesadaran akan pentingnya koordinasi memang perlu dipahami oleh masing-

masing pelaksana koordinasi agar lebih bekerja sama memecahkan masalah parkir

liar yang ada.

3) Kompetensi partisipan

Kompetensi Partisipan yaitu kompetensi merujuk kepada pemahaman

tentang komunikasi berlangsung, termasuk hubungan peran, informasi yang

dimiliki bersama oleh partisipan atau keterlibatan dalam suatu program atau

kegiatan tertentu dalam berbagai tahapan tindakan. Secara partisipatif untuk

mencapai tujuan, suatu program kegiatan yang didalamnya memerlukan

Page 75: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

65

koordinasi tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari sumber daya manusia

yang cukup kualitas dan kuantitasnya. Kualitas sumber daya manusia berkaitan

dengan keterampilan, profesionalitas, dan kompetensi dibidangnya, sedangkan

kuantitas berkaitan dengan jumlah sumber daya manusia apakah sudah cukup

untuk melingkupi seluruh kelompok sasaran.

Berdasarkan indikator kompetensi partisipan dapat dilihat dari dua aspek

yaitu, sumber daya manusia berkaitan dengan keterampilan, profesionalitas, dan

kompetensi dibidangnya dan berkaitan dengan jumlah sumber daya manusia

apakah sudah cukup untuk melingkupi seluruh kelompok sasaran. Pernyataan

diatas didukung oleh pendapat salah satu informan inisial MA selaku staf

pengoprasian sarana dan prasarana dinas perhubungan kota Makassar bahwa:

“Kalau kami turun ke lapangan kami ada SOP (Sandar Operasional

Pelayanan) jadi SOP yang kami pakai sebagai dasar jadi tim yang turun ke

lapangan itu sudah dibagi tugasnya masing-masing jadi ada yang bagian

peneguran, ada yang bagian pendataan, ada yang bagian penggembokan, ada

juga yang bagian sosialisasi. Jadi tugasnya sesuai dengan kompetensi di

bidangnya masing-masing.” (Hasil Wawancara Selasa, 17 Desember 2019)

Berkaitan dengan hasil wawancara dari informan diatas dapat diketahui dan

disimpulkan bahwa terkait dengan indikator kompetensi partisipan, bahwa dari

pihak Dinas Perhubungan itu sendiri dalam melakukan penindakan parkir liar

sudah dibagi tugasnya masing-masing sesuai dengan kompetensi di dibidangnya.

Hal tersebut cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti dilapangan yang

menemukan bahwa lembaga dinas perhubungan dalam melaksanakan tugas telah

sesuai dengan SOP (Sandar Operasional Pelayanan). Selanjutnya hasil wawancara

dengan informan berikutnya dengan informan inisial PO selaku kaur mintu

satlantas polrestabes Makassar, bahwa :

Page 76: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

66

“Jadi begini seorang itu jadi polisi jelas melalui seleksi, setelah lulus seleksi

dia jelas di didik kemudian diberi ilmu pengetahuan secara umum nah setelah

ditempatkan disuatu fungsi misalnya lalu lintas nah ini ada juga sekolah

khususnya ada kejuruannya untuk dipertajam lagi misalnya penindakan ada

pelatihan penindakan jadi tidak sembarang-sembarang misalnya lagi dia naik

motor pengawalan itu ada kejuruannya sendiri jadi intinya masing-masing

punya spesifikasi.” (Hasil Wawancara Senin, 16 Desember 2019)

Berkaitan dengan hasil wawancara dari informan diatas dapat diketahui

dan disimpulkan bahwa terkait dengan indikator kompetensi partisipan, khusus

untuk lembaga polrestabes makassar sudah terlebih dahulu melakukan pelatihan

sesuai dengan fungsinya dimulai dari tahap seleksi, pendidikan dan ilmu

pengetahuan. Hal tersebut cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti dilapangan

yang menemukan bahwa dari anggota kepolisian polrestabes masing-masing

sudah mempunyai spesifikasi dalam menjalankan tugas. Selanjutnya hasil

wawancara dengan informan berikutnya dengan informan inisial SA selaku staf

pengoprasian sarana dan prasarana dinas perhubungan kota Makassar bahwa:

“Kalau untuk personel kami, kami rasa sudah mencukupi untuk melakukan

penindakan parkir liar.” (Hasil Wawancara Kamis, 26 Desember 2019)

Berkaitan dengan hasil wawancara dari informan diatas dapat diketahui

dan disimpulkan bahwa terkait dengan indikator kompetensi partisipan,

berdasarkan jumlah personel yang dimiliki oleh dinas perhubungan sudah cukup

dalam melakukan penindakan parkir liar. Hal tersebut cukup sesuai dengan hasil

observasi peneliti dilapangan yang menemukan bahwa dari jumlah anggota yang

bertugas dilapangan sudah cukup baik. Selanjutnya hasil wawancara dengan

informan berikutnya dengan informan inisial HY selaku kanit patroli satlantas

polrestabes Makassar, bahwa :

Page 77: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

67

“Begini, kalau kita melihat luas wilayah kota Makassar tentu tidak sebanding

dengan jumlah personil lalu lintas untuk mengawasi itu tetapi kita tidak bisa

menjadikan satu alasannya karena tugas. Jadi kita laksanakan semaksimal

mungkin sesuai sumber daya yang ada, apalagi sekarangkan sudah ada CCTV

jadi artinya sudah mengurangi sedikit beban anggota kepolisian.” (Hasil

Wawancara Kamis, 19 Desember 2019)

Berkaitan dengan hasil wawancara dari informan diatas dapat diketahui

dan disimpulkan bahwa terkait dengan indikator kompetensi partisipan,

berdasarkan jumlah personel yang dimiliki oleh satlantas polrestabes belum

mencukupi dalam melakukan penindakan parkir liar. Hal tersebut cukup sesuai

dengan hasil observasi peneliti dilapangan yang menemukan bahwa dari anggota

yang bertugas dilapangan belum cukup baik. Berdasarkan dari beberapa

keterangan informan yang bersangkutan terkait dengan aspek kompetensi

partisipan dalam indikator disimpulkan bahwa partisipasi yang dilakukan oleh

Satlantas Polrestabes terbilang cukup bak. Hal ini bisa dilihat dari pengalaman

Satlantas Polrestabes dan Dinas Perhubungan. Kedua instansi tersebut sudah lama

bekerja sama. Adanya pejabat berwenang dan orang yang ahli dalam bidangnya

juga terlibat dapat mendukung terciptanya koordinasi yang baik.

C. Faktor pendukung dan penghambat Kordinasi antar Lembaga

Pemerintah dalam Memanangani Sanksi Tilang Kendaraan Parkir Liar

di Kota Makassar

Proses Kordinasi antar Lembaga Pemerintah yang terlibat dalam

Memanangani Sanksi Tilang Kendaraan Parkir Liar di Kota Makassar dan

sekitarnya haruslah terkoordinir dengan baik agar kegiatan penertiban bagi

pelanggar sanksi parker liar dapat berjalan dengan baik. Para pengguna kendaraan

yang memarkirkan kendaraannya di bahu jalan yang bertanda :larangan parkir”

Page 78: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

68

tentu akan ditindak tegas oleh petugas dari Dinas Perhubungan dan dari pihak

kepolsisian yang turun kelapangan. Berdasarkan hasil analisis peneliti dengan

mengkombinasikan temuan-temuan yang ada dilapangan maka lebih lanjut akan

dijabarkan mengenai faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam

Kordinasi antar Lembaga Pemerintah dalam Memanangani Sanksi Tilang

Kendaraan Parkir Liar di Kota Makassar.

1. Faktor Pendukung

Berdasarkan dengan hasil analisis peneliti dengan mengkombinasikan

hasil observasi wawancara dan dokumentasi, faktor yang menjadi pendukung

dalam Kordinasi antar Lembaga Pemerintah dalam Memanangani Sanksi Tilang

Kendaraan Parkir Liar di Kota Makassar aspek (a) Kerjasama dan (b) Komunikasi

yang terjalin dengan baik antara lembaga terkait dalam penanganan kasus parkir

liar. Dalam hal aspek kerjasama yang dimaksud, peran aktif dari setiap unsur

lembaga terkait dalam merencanakan tindakan penertiban sanksi kepada para

pelanggar tentunya akan sangat mendukung terlaksananya kegiatan tersebut

dengan baik dan benar sesuai degan aturan yang berlaku.

2. Faktor Penghambat

Berdasarkan dengan hasil analisis peneliti dengan mengkombinasikan

hasil observasi wawancara dan dokumentasi, faktor yang tergolong menjadi

penghambat dalam proses Kordinasi antar Lembaga Pemerintah dalam

Memanangani Sanksi Tilang Kendaraan Parkir Liar di Kota Makassar ialah aspek

(a) Sosialisasi yang masih perlu untuk ditingkatkan dan (b) Kedsiiplinan dari apra

Page 79: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

69

aparat Dinas Perhubungan dan pihak kepolisian yang bekerjasama. Dalam hal

aspek kedisiplinan yang dimaksud ialah terkait dengan perilaku dasar para aparat

dalam bertugas sehingga menjadi tolak ukur dan pertimbangan unsur pimpinan

dalam merencanakan kegiatan tindakan penanganan kasus parkir liar.

Page 80: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

mengenai Koordinasi antara lembaga pemerintah dalam menangani sanksi tilang

kendaraan parkir liar di Kota Makassar secara umum telah cukup baik namun

sepenuhnya belum terlaksana dengan optimal ditinjau dari aspek :

a) Komunikasi

Komunikasi yang sudah dilakukan Satlantas Polrestabes dan dinas

perhubungan dalam berkoordinasi sudah cukup baik. Hal tersebut dilihat bahwa

masing-masing instansi bekerja pada bidangnya sendiri namun tetap

berkoordinasi. Pemakaian Handy Talkie pada setiap petugas pelaksana cukup

efektif dan efisien untuk memberitahu tentang keadaan parkir liar yang tengah

terjadi. Selain itu, Satlantas Polrestabes juga mempunyai teknologi informasi

lainnya yaitu CCTV yang terdapat di berbagai jalan yaitu Jl. A.P. Pettarani, Jl.

Ahmad Yani, jl. Dr. Ratulangi, Jl. Sultan Alauddin, dan Jl. Urip Sumohardjo.

b) Kesadaran Pentingnya Koordinasi

Kesadaran akan pentingnya koordinasi yang dilakukan Satlantas

Polrestabes dan Dinas Perhubungan bisa dikatakan masih kurang baik. Terbukti

dengan masih terdapat parkir liar yang terjadi. Oleh karena itu kesadaran akan

pentingnya koordinasi memang perlu dipahami oleh masing-masing pelaksana

koordinasi agar lebih bekerja sama memecahkan masalah parkir liar yang ada.

Page 81: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

71

c) Kompetensi Partisipan

Penulis dapat menyimpulkan bahwa partisipasi yang dilakukan oleh

Satlantas Polrestabes dan Dinas Perhubungan sudah berjalan baik. Hal ini bisa

dilihat dari pengalaman Satlantas Polrestabes dan Dinas Perhubungan. Kedua

instansi tersebut sudah lama bekerja sama. Adanya pejabat berwenang dan orang

yang ahli dalam bidangnya juga terlibat dapat mendukung terciptanya koordinasi

yang baik.

Kemudian yang tergolong dalam faktor pendukung pada kegiatan mutasi

jabatan ini yaitu aspek (a). Kerjasama dan (b). Komunikasi. Sedangkan yang yang

tergolong dalam faktor penghambat pada koordinasi antara lembaga dalam

penertiban pelanggar parkir liar di Kota Makassar ini yaitu aspek (a) Sosialisasi

yang masih kurang dan (b) Kedisiplinan.

b) Saran

1) Sebaiknya suatu koordinasi dapat berjalan baik apabila dilandasi dengan

kesadaran oleh masing-masing pelaksana koordinasi dan bukan hanya

sekedar menjalankan tugas pokok dan fungsi saja. Karena jika pelaksana

tersebut memiliki kesadaran, maka akan dengan sendirinya dan sepenuh hati

dan menertibkan parkir liar.

2) Lebih ditingkatkan lagi peranan dalam menangani parkir liar. Misalnya

dengan saling mengisi tugas dan fungsi masing-masing instansi.

Page 82: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

72

3) Agar menaikkan insentif pelaksana koordinasi, agar pelaksana koordinasi

tersebut diharapkan lebih semangat dan bertanggungjawab.

Page 83: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

73

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Iskandar dkk. 2008. Ebook: Pedoman Perencanaan dan Pengoprasian

Fasilitas Parkir. Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota.

Direktorat Jendral Perhubungan Darat: Jakarta

Adisasmita, Rahardjo dan Sakti Adji Adisasmita. 2011. Manajemen Transportasi

Darat.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Handayaningrat, Soewarno. 1989. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen.

Jakarta: PT. Gunung Agung

Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen: Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE-

Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu. 2014. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:

Bumi Aksara.

Idrus, Muhammad. 2007. Metode Penelitian Ilmu – ilmu Sosial (Pendekatan

Kualitatif dan Kuantitatif). UII Press, Yogyakarta.

Jauhari, Heri. 2010. Panduan Penulisan Skripsi dan Aplikasi. Pustaka Setia:

Bandung.

Maleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung Remaja:

Rosdakarya.

Moekijat. 2004. Koordinasi (Suatu Tinjauan Teoritis). Mandar Maju: Bandung

Safroni, Ladzi. 2012. Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik dalam

Konteks Birokrasi Indonesia. Surabaya : Aditya Media Publishing

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif,

Yogyakarta, Graha Ilmu.

Sembiring, Sentosa, 2009. Himpunan Lengkap Undang – Undang Tentang

Pemerintah Daerah. Nuansa Aulia, Bandung.

Septi Winarsih, Atik & Ratminto. 2012. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:

PustakaPelajar

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Torang, Syamsir. 2014. Organisasi dan Manajemen (Prilaku, Struktur, Budaya

dan Perubahan Organisasi). Bandung: Alfabeta.

Page 84: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

74

Tunggal, Amin Widjaja. 2010. Manajemen, Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rineka

Cipta

Wijayanti, Irine Diana Sari. 2008. Manajemen.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Jurnal :

Guna Nugraha, Pri. 2015. Studi tentang Peran Dinas Perhubungan dalam

Menertibkan Parkir Liar di Pasar Pagi Kota Samarinda. Jurnal

Administrasi Negara. Universitas Mulawarman. Vol.12 No.7 (September).

Rahardjo, Paiman. 2015. Efektivitas Penerapan Sanksi Parkir Liar Kendaraan

Bermotor di Wilayah Suku Dinas Perhubungan Kota Jakarta Selatan.

Pascasarjana Ilmu Administrasi. Universitas Prof. Dr. Moestopo. Vol.3

No.20 (Desember).

Dokumen-Dokumen :

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 17 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Parkir Tepi Jalan Umum Dalam Daerah Kota Makassar

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Perusahaan Daerah Parkir Kota Makassar (Lembaran Daerah Kota

Makassar Nomor 19 Tahun 1999 Seri D Nomor 6)

Surat Keputusan Walikota Makassar Nomor 64 Tahun 2001 tentang Penetapan

Tempat Parkir di Tepi Jalan Umum, Tempat Parkir Khusus dan Tempat

Parkir Langganan Bulanan dan Tata Cara Penagihan Retribusi Parkir

Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Hasil Amandemen I, II,

III, dan IV

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Daerah,

perubahan kedua dari Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2004

Page 85: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

75

LAMPIRAN

Page 86: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

76

3. Dokumentasi

Foto tampak depan

Polrestabes Kota Makassar

Tindakan Penertiban yang dilakukan Oleh Petugas

Gabungan Polrestabes Makassar dan Dishub

Page 87: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

77

Foto beberapa beberapa informan Dinas Perhubungan Kota

Makassar

Page 88: SKRIPSI...SKRIPSI KOORDINASI ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH DALAM MENANGANI SANKSI TILANG KENDARAAN PARKIR LIAR DI KOTA MAKASSAR Oleh : Muh. …

78

BIODATA PENELITI

MUH. NURHAMDAN, dilahirkan di Bulukumba pada

tanggal 22 Maret tahun 1996. Anak kedua dari tiga

bersaudara dari pasangan Arifin dan Nurhaeni memiliki

kakak bernama Muh. Nuralam dan adik bernama Muh.

Bintang S. Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah

Dasar di SDN 3 Palambarae dan lulus pada tahun 2006

kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 1

Gantarang lulus pada tahun 2011 dan melanjutkan

pendidikan ditahap selanjutnya pada SMAN 2 Bulukumba dengan jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014 peneliti melanjutkan

pendidikan di perguruan tinggi, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar

pada program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik.

Dengan ketekunan hingga motivasi tinggi untuk terus belajar dan

berusaha, peneliti telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini.

Semoga dengan penelitian tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi

positif bagi dunia pendidikan khususnya dalam pengembangan disiplin Ilmu

Administrasi Negara. Akhir kata peneliti mengucapkan rasa syukur yang sebesar-

besarnya atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “Koordinasi Antara Lembaga

Pemerintah dalam Menangani Sanksi Tilang Kendaraan Parkir Liar di Kota

Makassar”.