Upload
lekhanh
View
239
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
Dr. Dwi MartaniDepartemen Akuntansi FEUI
Slide 4Pencatatan Transaksi
1
SistematikaPPh 21
(Pembayaran imbalan oleh
pemberi kerja)
PPh 22(Bendaharaw
an, impor dan barang
tertentu)
PPh 23(Penghasilan
atas aset, jasa,
kegiatan)PPh 24
(Penerimaan penghasilan
dari LN)
PPh 25(Pembayaran
angsuran)
PPh 29(Pembayaran
pajak di akhir tahun)
Penyajian Pajak dalam
Laporan Keuangan
2
PPh 21
3
PPh 21
Pembayaran Imbalan oleh Pemberi Kerja Jumlah yang ditanggung pemberi kerja
Menambah beban gaji. Jumlah yang ditanggung pegawai
Mengurangi kas yang diterima pegawai.
Jumlah komitmen pada pihak lain Diakui sebagai utang (misal pajak,
iuran pensiun, dan asuransi).
4
PT. Awangga membayarkan gaji bruto sebesar Rp 3.500.000,00, dengan iuran pensiun sebesar Rp 65.000,00 dan PPh 21 sebesar Rp 42.250,00. Bagaimanakah PT. Awangga melakukan penjurnalan jika:
a. Iuran pensiun ditanggung dan dibayarkan oleh perusahaan.
b. Iuran pensiun ditanggung dan dibayarkan oleh pegawai.
c. Iuran pensiun ditanggung oleh pegawai, namun dan dibayarkan oleh perusahaan.
Ilustrasi 4.1 (1)(Iuran Pensiun)
5
Jawaban :
Ilustrasi 4.1 (2)(Iuran Pensiun)
6
a. Beban gaji 3,500,000 Beban tunjangan iuran pensiun 65,000
Kas 3,457,750 Utang iuran pensiun 65,000 Utang PPh 21 42,250
b. Beban gaji 3,500,000 Kas 3,457,750 Utang PPh 21 42,250
c. Beban gaji 3,500,000 Kas 3,392,750 Utang iuran pensiun 65,000 Utang PPh 21 42,250
Fa. Wirata membayarkan gaji bruto sebesar Rp 2.275.000,00 dan iuran pensiun sebesar Rp 35.000,00, dengan PPh 21 sebesar Rp 21.450,00. Pegawai membayar sendiri asuransi kecelakaan dan kematian, masing – masing sebesar Rp 15.000,00 dan Rp 17.500,00 melalui perusahaan. Bagaimanakah Fa. Wirata melakukan penjurnalan?
Jawaban :
Ilustrasi 4.2(Iuran Asuransi)
7
Beban gaji 2,275,000 Beban tunjangan iuran pensiun 35,000
Kas 2,221,050 Utang iuran pensiun 35,000 Utang PPh 21 21,450 Utang asuransi kecelakaan 15,000 Utang asuransi kematian 17,500
PT. Saptarengga melakukan pembayaran yang bersifat tidak berkesinambungan bagi akturaris yang secara insidental dipekerjakan oleh perusahaan. Pembayaran diberikan dalam bentuk honorarium sebesar Rp 17.500.000,00. Bagaimanakah Perusahaan melakukan penjurnalan?
Jawaban :
Ilustrasi 4.3(Imbalan Tidak
Berkesinambungan)
8
PPh 21 yang dipotong : 5% x 5% x 17.500.000: Rp 437.500,00
PencatatanBeban gaji 17,500,000
Kas 17,062,500 Utang PPh 21 437,500
Aradea memiliki gaji pokok sebesar Rp 4.550.000,00. Iuran pensiun yang dibayar sendiri dan dibayar perusahaan masing – masing sebesar Rp 55.000,00 dan Rp 95.000,00. Perusahaan mengikutkan program asuransi kematian, kecelakaan, dan JHT masing – masing sebesar 0,5%, 0,3 % dan 3,7% dari gaji pokok. Iuran JHT yang dibayar pegawai melalui perusahaan sebesar 2% dari gaji pokok. Pajak untuk bulan tersebut adalah Rp 33.950. Bagaimanakah penjurnalan dilakukan?Jawaban :
Ilustrasi 4.4(Iuran Jamsostek)
9
Beban gaji 4,550,000 Beban tunjangan iuran pensiun 95,000 Beban tunjangan asuransi JKM 22,750 Beban tunjangan asuransi JKK 13,650 Beban tunjangan asuransi JHT 168,350
Kas 4,370,050 Utang iuran pensiun 150,000 Utang asuransi JKM 22,750 Utang asuransi JKK 13,650 Utang asuransi JKK 259,350 Utang PPh 21 33,950
PPh 22
10
PPh 22Bendaharawan Negara dan
Impor PPh 22 Dipungut Bendaharawan Negara
Jumlah pajak yang dipungut oleh bendaharawan merupakan pengurang kas yang diterima dicatat sebagai pembayaran pajak dimuka.
PPN dan PPnBM tidak dicatat, namun bukti potongnya dimintakan untuk memperoleh restitusi pajak.
PPh 22 Atas Impor Jumlah PPh 22 yang dibayarkan dicatat
sebagai pajak dibayar dimuka. Untuk Bea Masuk dan PPnBM menjadi
penambah nilai persediaan.11
CV. Pancala mengirimkan tagihan ke Pemprov Aceh atas pengadaan barang sebesar Rp 220.000.000,00 termasuk PPN. Pengadaan barang tersebut dikenai pemungutan PPh 22 sebesar 1,5%. Harga pokok penjualan atas barang tersebut adalah Rp 115.000.000,00. Bagaimanakah CV. Pancala melakukan penjurnalan?
Jawaban :
Ilustrasi 4.5(Bendaharawan Negara)
12
Piutang dagang 170,000,000 Pajak dibayar di muka PPh 22 30,000,000
Penjualan 200,000,000 Harga pokok penjualan 115,000,000
Persediaan 115,000,000
PT. Argabelah melakukan impor atas barang dengan nilai pembelian $ 36.000 (kurs KMK berlaku Rp 9.100/ $). Perusahaan membayar biaya asuransi dan pengangkutan masing – masing sebesar 7,5% dan 5% dari nilai pembelian. Bea Masuk sebesar 10% dari CIF dan Bea Masuk lainnya $ 2.500. Penyerahan barang dikenai PPN dan PPnBM 20%. Jika perusahaan memiliki API (tarif PPh 22 2,5%), bagaimanakah penjurnalan dilakukan ?Jawaban :
Ilustrasi 4.6 (1)(Impor)
13
PenghitunganCost 36,000 Insurance (7,5%) 2,700 Freight (2,5%) 1,800 CIF 40,500 Bea Masuk (10% CIF) 4,050 Bea Masuk lainnya 2,500 Nilai impor (DPP PPh 22, PPN, PPnBM) 47,050.00$ PPnBM (20% DPP) 9,410.00$ PPh 22 (2,5% DPP) 1,176.25$ PPN (10% DPP) 4,705.00$
Jawaban :
Ilustrasi 4.6 (2)(Impor)
14
Nilai persediaan dicatat : (47.050 + 9.410) x 9.100) 513,786,000 Nilai Pajak dibayar di muka PPh 22 : 1.176,25 x 9.100 10,703,875 Nilai PPN masukan : 4.705 x 9.100 42,815,500
PenjurnalanPersediaan 513,786,000Pajak dibayar di muka PPh 22 10,703,875 PPN masukan 42,815,500
Kas 567,305,375
PPh 22Industri Tertentu
Pihak Pemungut Mencatat penerimaan kas dan mengakui
utang pajak, sebab harus disetor ke kas negara.
Pihak yang Dipungut Mencatat pembayaran tersebut sebagai
pajak dibayar di muka pada saat pembelian, sebab kewajiban perpajakannya telah dipenuhi.
15
CV. Talkandha merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pencetakan plat baja untuk keperluan industri. Di suatu transaksi, perusahaan mencatatkan penjualan kredit sebesar Rp 575.000.000,00, tidak termasuk PPN dan PPh 22 (tarif 0,3%), dengan harga pokok penjualan sebesar Rp 465.000.000,00. Bagaimana penjual dan pembeli melakukan pencatatan?Jawaban :
Ilustrasi 4.7(Industri Tertentu)
16
Penjual (CV. Talkandha)Piutang dagang 634,225,000
Penjualan 575,000,000 PPN keluaran 57,500,000 Utang PPh 22 1,725,000
Harga pokok penjualan 465,000,000 Persediaan 465,000,000
PembeliPersediaan 575,000,000 PPN masukan 57,500,000 Pajak dibayar di muka PPh 22 1,725,000
Utang dagang 634,225,000
PPh 23
17
PPh 23Tidak Final
Pihak Pemotong (Pihak yang Membayar) Mencatat utang pajak pada saat
pembayaran dilakukan. Pajak akan mengurangi kas yang diberikan
namun tidak mengurangi beban perusahaan.
Pajak yang dipotong akan disetorkan pada bulan berikutnya.
Saldo utang pajak di neraca Jumlah yang belum disetorkan.
Jika beban tidak dipungut pajak Beban tidak boleh menjadi pengurang.
Pihak yang Dipotong Pajaknya (Pihak yang Menerima Pembayaran) Mencatat sebagai pajak dibayar di muka
pada saat pendapatan diakui. Jumlah kas yang diterima lebih sedikit dari
pendapatan yang diakui.
18
Fa. Kurusetra merupakan perusahaan yang menjalankan kegiatan produksi dengan menggunakan mesin yang sebagian di antaranya disewa dari pihak ketiga. Fa. Kurusetra melakukan pembayaran biaya sewa setiap bulan ketiga dan bulan kesembilan tahun berjalan untuk nilai sewa selama satu semester, sekaligus memotong PPh 23 dengan tarif 2%. Meski demikian, baik Fa. Kurusetra maupun perusahaan penyewa tetap melakukan pengakuan pendapatan dan beban untuk setiap bulan di pembukuan masing – masing. Jika nilai sewa per bulan adalah Rp 1.750.000,00, bagaimanakah penjurnalan dilakukan?
Ilustrasi 4.8 (1)(Sewa Aset)
19
Jawaban :
Ilustrasi 4.8 (2)(Sewa Aset)
20
Pemotong (Fa. Kurusetra)Utang sewa 3,500,000Beban sewa 1,750,000Sewa dibayar di muka 5,250,000
Kas 10,290,000Utang PPh 23 210,000
Pihak yang Dipotong Pajaknya (Pemilik mesin)Kas 10,290,000Pajak dibayar di muka PPh 23 210,000
Piutang sewa 3,500,000Pendapatan sewa 1,750,000Pendapatan sewa diterima di muka 5,250,000
PT. Kiskendha melakukan pembayaran dividen tahunan senilai Rp 275,00 per lembar saham kepada sepuluh pemegang saham yang masing – masing memiliki 100 lot saham. Atas pembayaran dividen dikenai pemotongan PPh 23 dengan tarif 15%. Bagaimana perusahaan dan masing – masing pemegang saham melakukan pencatatan saat pengumuman dan saat pembayaran?Jawaban :
Ilustrasi 4.9(Dividen)
21
Pemotong (PT. Kiskendha) Pihak yang Dipotong Pajaknya (Untuk Satu Pemegang Saham)Saat Pengumuman Saat PengumumanLaba ditahan 137,500,000 Piutang dividen 20,625,000
Utang dividen 116,875,000 Pajak dibayar di muka PPh 23 116,875,000Utang PPh 23 20,625,000 Penghasilan dividen 137,500,000
Saat Pembagian Saat PembagianUtang dividen 116,875,000 Kas 116,875,000
Kas 116,875,000 Piutang dividen 116,875,000
PPh 23Final
Pihak Pemotong Mencatat seperti dalam memperlakukan
pajak tidak final. Pihak yang Dipotong Pajaknya
Pencatatan dapat dilakukan dengan dua pendekatan:• Mencatat Gross Seperti pajak tidak final.• Mencatat Net Hanya sebesar nilai setelah pajak.
Pilihan tergantung bagaimana perusahaan menentukan sistem pembukuan.
Standar akuntansi tidak menjelaskan secara rinci perlakuan pajak final ini, sehingga dalam praktik kedua pendekatan dapat diterapkan.
Dampak yang terjadi Tarif pajak efektif akan sangat berbeda antara kedua pendekatan.
22
CV. Mahameru merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pemberian jasa perencanaan konstruksi sekaligus jasa konsultansi teknik. CV. Mahameru baru saja mengirimkan tagihan kepada Pemkab Maumere atas pemberian jasa senilai Rp 525.000.000,00. Atas tagihan tersebut, penghasilan yang berasal dari jasa perencanaan konstruksi dikenai PPh final senilai Rp 9.250.000,00 dan penghasilan yang berasal dari jasa konsultansi teknik dikenai PPh 23 sebesar Rp 1.250.000,00. Bagaimanakah CV. Mahameru melakukan pencatatan berdasar metode Gross atau Net? Berapakah tarif pajak efektif masing – masing?
Ilustrasi 4.10 (1)(Jasa Konstruksi)
23
Jawaban :
Ilustrasi 4.10 (2)(Jasa Konstruksi)
24
Metode GrossPiutang dagang 514,500,000Pajak dibayar di muka PPh Final 9,250,000Pajak dibayar di muka PPh 23 1,250,000
Pendapatan jasa 525,000,000Tarif pajak efektif
: (9.250.000+1.250.000)/ 525.000.000 : 2%Metode NetPiutang dagang 514,500,000Pajak dibayar di muka PPh 23 1,250,000
Pendapatan jasa 515,750,000Tarif pajak efektif
:1.250.000/ 515.750.000 : 0,2424%
PPh 24
25
PPh 24 Saat menerima penghasilan dari LN,
pendapatan akan diakui sebesar seluruh pendapatan.
Pajak yang telah dibayar dianggap sebagai pajak dibayar di muka.
Saat akhir tahun, pajak yang telah dibayarkan akan dibebankan, walaupun yang boleh dikreditkan mungkin lebih kecil dari jumlah yang dibayarkan.
26
PT. Waranawata selama tahun pajak berjalan menerima pendapatan bruto dari dalam negeri sebesar Rp 885.000.000,00 dan pendapatan sewa dari luar negeri sebesar Rp 240.000.000,00 yang telah dikenai pajak penghasilan oleh otoritas setempat. Perusahaan mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp 525.000.000,00 terkait pendapatan yang diperolehnya di dalam negeri. Sebagai keterangan tambahan, perusahaan telah membayarkan sendiri angsuran PPh 25 sebesar Rp 62.500.000,00. Bagaimanakah PT. Waranawata melakukan penjurnalan saat penerimaan penghasilan dari LN dan di akhir tahun fiskal, jika:
a. Tarif pajak yang dikenakan di luar negeri sebesar 15%.
a. Tarif pajak yang dikenakan di luar negeri sebesar 25%.
a. Tarif pajak yang dikenakan di luar negeri sebesar 35%.
Ilustrasi 4.11 (1)(Penghasilan LN)
27
Jawaban :Penghasilan netto DN = 885.000.000 - 525.000.000
= Rp 360.000.000,00Total penghasilan netto = 360.000.000 + 240.000.000
= Rp 600.000.000,00PPh badan sesuai Pasal 17 = 25% x 600.000.000
= Rp 150.000.000,00Batas kredit PPH 24 = 240.000.000/ 600.000.000 x 150.000.000
= Rp 60.000.000,00
Ilustrasi 4.11 (2)(Penghasilan LN)
28
Jawaban :
Ilustrasi 4.11 (3)(Penghasilan LN)
29
Pajak yang telah dipotong di luar negeri: 15% x 240.000.000 : Rp 36.000.000,00
Kredit PPh 24 : Rp 36.000.000,00
PenjurnalanSaat menerima penghasilan dari LNKas 204,000,000Pajak dibayar di muka PPh 24 36,000,000
Pendapatan sewa 240,000,000Saat akhir tahunBeban pajak kini 150,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 24 36,000,000Pajak dibayar di muka PPh 25 62,500,000Utang PPh 29 51,500,000
Jawaban :
Ilustrasi 4.11 (4)(Penghasilan LN)
30
Pajak yang telah dipotong di luar negeri: 25% x 240.000.000 : Rp 60.000.000,00
Kredit PPh 24 : Rp 60.000.000,00
PenjurnalanSaat menerima penghasilan dari LNKas 180,000,000Pajak dibayar di muka PPh 24 60,000,000
Pendapatan sewa 240,000,000Saat akhir tahunBeban pajak kini 150,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 24 60,000,000Pajak dibayar di muka PPh 25 62,500,000Utang PPh 29 27,500,000
Jawaban :
Ilustrasi 4.11 (5)(Penghasilan LN)
31
Pajak yang telah dipotong di luar negeri: 35% x 240.000.000 : Rp 84.000.000,00
Kredit PPh 24 : Rp 60.000.000,00
PenjurnalanSaat menerima penghasilan dari LNKas 156,000,000Pajak dibayar di muka PPh 24 84,000,000
Pendapatan sewa 240,000,000Saat akhir tahunBeban pajak kini 150,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 24 60,000,000Pajak dibayar di muka PPh 25 62,500,000Utang PPh 29 27,500,000
Untuk mencatat pajak LN yang belum dibebankanBeban pajak kini 24,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 24 24,000,000
PPh 25
32
PPh 25 Pencatatan angsuran pajak periode
berjalan dapat dilakukan dengan dua pendekatan: Pembebanan akhir tahun Dicatat sebagai
pembayaran pajak di muka. Pembebanan langsung Dicatat sebagai
beban pajak kini. Kedua pendekatan akan mempengaruhi
jurnal pada akhir periode.
33
Fa. Ekacakra senantiasa melaporkan SPT pada pertengahan Maret setiap tahun dan melakukan pembayaran angsuran PPh 25 berdasar pelaporan tersebut. Di bulan Desember tahun lalu Fa. Ekacakra membayarkan angsuran pajak sebesar Rp 13.200.000,00, sedangkan berdasar SPT tahun ini Fa. Ekacakra akan membayarkan angsuran sebesar Rp 15.750.000,00 per bulan. Bagaimanakah Fa. Ekacakra melakukan penjurnalan di setiap bulannya, dengan menggunakan pendekatan pembebanan akhir tahun atau pendekatan pembebanan langsung? Jawaban :
Ilustrasi 4.12(Angsuran Pajak)
34
Pendekatan pembebanan akhir tahun Pendekatan pembebanan langsungBulan Januari dan Februari Bulan Januari dan FebruariPajak dibayar di muka PPh 25 13,200,000 Beban pajak kini 13,200,000
Kas 13,200,000 Kas 13,200,000Bulan Maret - Desember Bulan Maret - DesemberPajak dibayar di muka PPh 25 15,750,000 Beban pajak kini 15,750,000
Kas 15,750,000 Kas 15,750,000
PPh 29
35
PPh 29 Pajak kurang (lebih) bayar akan dicatat
pada saat pembuatan jurnal penyesuaian pada akhir periode.
Kemungkinan status kewajiban pajak akhir tahun: Masih harus membayar sejumlah kas
tertentu, akibat beban pajak lebih dari kredit pajak. (Kondisi Pasal 29) Mencatat Utang PPh 29.
Memiliki kelebihan pembayaran pajak, akibat beban pajak kurang dari kredit pajak. (Kondisi Pasal 28) Mencatat pajak dibayar di muka.
Atas pajak dibayar di muka yang telah dicatat, dilakukan penutupan kemudian direlasifikasikan ke dalam beban pajak kini.
Beban pajak tangguhan dihitung berdasarkan perbedaan temporer yang muncul antara ketentuan fiskal dan pencatatan akuntansi.
36
CV. Ijraba membukukan total penghasilan sebesar Rp 2.000.000.000,00 sepanjang tahun fiskal berjalan. Di dalam penghasilan tersebut, telah termasuk penghasilan dari luar negeri sebesar Rp 380.000.000,00 dan atasnya telah dikenakan pajak oleh otoritas setempat dengan tarif 30%. Berikut merupakan informasi terkait pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan oleh atau terhadap CV. Ijraba.
Memotong PPh 21 atas gaji pegawai WNI Rp 75.000.000,00
Memungut PPh 22 atas penjualan produk Rp 35.000.000,00
Dipungut PPh 22 oleh Ditjen Bea Cukai Rp 47.500.000,00
Memotong PPh 23 atas royalti Rp 63.500.000,00
Dipotong PPh 23 atas dividen Rp 24.500.000,00
Membayar PPh 25 sepanjang tahun Rp 165.000.000,00
Memotong PPh final atas sewa tanah Rp 55.000.000,00
Dipotong PPh final atas sewa bangunan Rp 40.000.000,00
Memotong PPh 26 atas gaji pegawai WNA Rp 25.000.000,00
Ilustrasi 4.13 (1)(Pajak Akhir Tahun)
37
Jika CV. Ijraba melakukan pengakuan pajak dibayar di muka untuk setiap kewajibannya, bagaimanakah perjurnalan di akhir periode dilakukan?Jawaban :Penghasilan sewa bangunan yang dikenai PPh Final = 100%/ 5% x 20.000.000
= Rp 400.000.000,00Penghasilan Kena Pajak = 2.000.000.000 - 400.000.000
= Rp 1.600.000.000,00Baban pajak sesuai Pasal 17 = 25% x 1.600.000.000
= Rp 400.000.000,00Pajak yang telah dipotong atas penghasilan LN = 30% x 380.000.000
= Rp 114.000.000,00Batas kredit PPh 24= 380.000.000/ 1.600.000.000 x 400.000.000
= Rp 95.000.000,00
Ilustrasi 4.13 (2)(Pajak Akhir Tahun)
38
Jawaban :
Ilustrasi 4.13 (3)(Pajak Akhir Tahun)
39
PenjurnalanAtas utang pajak akhir tahunBeban pajak kini 400,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 22 47,500,000Pajak dibayar di muka PPh 23 24,500,000Pajak dibayar di muka PPh 24 95,000,000Pajak dibayar di muka PPh 25 165,000,000Utang PPh 29 68,000,000
Atas pajakyang belum dibebankanBeban pajak kini 69,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 24 29,000,000Pajak dibayar di muka PPh Final 40,000,000
Penyajian Pajak dalam LK
40
Penyajian Pajak dalam LK Sebagai konsekuensi atas kewajiban
perpajakan, perusahaan secara umum akan mengakui komponen laporan keuangan yang terkait pajak yang meliputi: Utang pajak atas kewajiban memotong/
memungut pajak. Utang pajak atas kewajiban pajak
perusahaan yang masih harus dibayar (PPh 29).
Beban pajak kini (pajak dalam satu tahun fiskal).
Aset atau liabilitas pajak tangguhan atas perbedaan temporer ketentuan akuntansi dan fiskal.
Perusahaan dapat pula menghitung tarif pajak efektif atas penghasilan selama tahun berjalan.
41
Referensi
Fitriandi, Primandita dkk. 2011. “Kompilasi Undang – Undang Perpajakan Terlengkap” . Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Waluyo. 2011. “Perpajakan Indonesia”. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
42
43
Dr. Dwi MartaniDepartemen Akuntansi FEUI
[email protected] atau [email protected]
081318227080/ 08161932935http:/staff.blog.ac.id/martani/
Terima Kasih