Upload
githa-ayu-astarika
View
24
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan kasus solutio
Citation preview
Topik: Syok Hipovolemik e.c Perdarahan Ante Partum ec. Solusio Placenta dengan IUFD
Tanggal (kasus) : 08 Agustus 2015 Persenter : dr. Githa Ayu Astarika
Tangal presentasi : Pendamping : dr. Nur Cahyono A.
Tempat presentasi : RSUD Majenang
Obyektif presentasi :
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyega
ran
□ Tinjauan pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa
□ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi:
Pasien G5P4A0 hamil 32 minggu, umur 38 tahun, datang dengan keluhan perut
kenceng dan nyeri tiba-tiba sejak jam 12 malam. Nyeri perut bagian bawah nyeri terus menerus
dan terasa mules, keluar lendir dan darah yang keluar beku dan merah tua. Sebelum dibawa ke
RSUD MAJENANG pasien mengaku telah dipijat di dukun bersalin terlebih dahulu karena
nyeri perut beberapa kali. Psien juga mengaku setelah dipijat paginya pasien tidak merasa
gerakan janin lagi. Pasien juga mengeluhkan pandangan menjadi kabur, lemas, serta ingin
minum terus. Karena semakin nyeri dan keluar darah merah tua keluarga membawa pasien ke
RSUD MAJENANG.
□ Tujuan: mengetahui penatalaksanaan Syok Hipovolemik e.c Perdarahan Ante Partum ec.
Solusio Placenta dengan IUFD
Bahan
bahasan:
□ Tinjauan
pustaka
□ Riset □ Kasus □ Audit
Cara
membahas:
□ Diskusi □ Presentasi dan
diskusi
□ E-mail □ Pos
Data pasien : Nama: Ny. F No registrasi: 025546
Nama klinik : dr. Githa Ayu Astarika Telp : 082242020777 Terdaftar sejak :
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Pasien G5P4A0 usia 38 tahun hamil 32 minggu datang dengan keluhan PPV (+), lendir
(+), darah (+) dari jam 12 malam disertai nyeri yang tiba-tiba. Darah yang keluar beku
dan darah tua. Keadaan umum lemah, pucat dan mengeluhkan pandangan menjadi kabur,
lemas, serta ingin minum terus. Pasien sudah tidak merasakan gerakan janin sejak setelah
dipijat dukun bersalin. Dengan demikian diagnosis pasien adalah Pasien G5P4A0 usia 38
tahun hamil 32 minggu dengan Syok Hipovolemik e.c Perdarahan Ante Partum ec. Solusio
Placenta dengan IUFD. Riwayat post coital disangkal.
2. Riwayat Kehamilan
HPHT : 01 Januari 2015
HPL : 08 Oktober 2015
Umur Kehamilan : 8 bulan
3. Riwayat Haid
- Menarche : 13 tahun
- Siklus haid : 28 hari
- Lama haid : 7 hari
- Dismenore : -
4. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang.
Usia pernikahan ± 20 tahun
5. Riwayat ANC
ANC dilakukan di Bidan
6. Riwayat Obstetri
I : GI, hamil aterm, laki-laki, BBL 1500 gram, spontan oleh bidan, 19 tahun, sehat.
II : GII, hamil aterm, Laki-laki, BBL 2500 gram, spontan oleh bidan, 17 tahun,
sehat.
III : GIII, hamil aterm, Laki-laki, BBL 2500 gram, spontan oleh bidan, 14 tahun,
sehat.
IV : GIV, hamil aterm, perempuan, BBL 2500 gram, spontan oleh bidan, 12 tahun,
sehat.
V : Hamil Ini
7. Riwayat Pengobatan :
-
8. Riwayat kesehatan/Penyakit :
Tidak memiliki penyakit tekanan darah tinggi, gangguan pembekuan darah, ataupun riwayat
penyakit obstetri sebelumnya.
9. Riwayat keluarga:
Tidak ada keluarga yang pernah mangalami hal serupa
10. Riwayat pekerjaan:
- Ibu rumah tangga
11. Lain-lain:
-
Daftar Pustaka:
1. Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L. & Gilstrap, L.C., 2005. William Obstetric.
New York: McGraw-Hill.
2. Wiknjosastro, H. Perdarahan Ante partum. Ilmu Kebidanan Edisi ke-3. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. p 365-376.
3. DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Current Diagnosis and Treatment
Obstetrics and Gynecology: Solusio Plasenta. 10th edition. USA: McGrawHill Companies.
2007.
4. Saifuddin, A.B., 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis solusio plasenta
2. Penyebab solusio plasenta
3. Penatalaksanaan solusio plasenta
4. Manifestasi klinis syok hipovolemi
5. Penatalaksanaan syok hipovolemi
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. Subyektif:
Pasien G5P4A0 usia 38 tahun hamil 32 minggu datang dengan keluhan PPV (+), lendir
(+), darah (+) dari jam 12 malam disertai nyeri yang tiba-tiba. Darah yang keluar beku
dan darah tua. Berdasarkan poin-poin yang didapatkan melalui anamnesis, ditemukan
adanya perdarahan pada kehamilan lanjut pada pasien tersebut. Penyebab dari
perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan dapat berupa solusio plasenta, plasenta
previa, vasa previa, dan ruptur uteri. Keadaan umum lemah, pucat dan mengeluhkan
pandangan menjadi kabur, lemas, serta ingin minum terus. Kondisi ini menunjukkan
adanya perdarahan ante partum yang disertai dengan gejala-gejala syok hipovolemik
Pasien sudah tidak merasakan gerakan janin sejak setelah dipijat dukun bersalin berarti
ada tanda tanda kematian janin. Dengan demikian diagnosis pasien adalah Pasien
G5P4A0 usia 38 tahun hamil 32 minggu dengan Syok Hipovolemik e.c Perdarahan Ante
Partum ec. Solusio Placenta dengan IUFD. . Untuk menentukan penyebab
perdarahannya, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena menentukan
penatalaksanaan yang harus dilakukan
2. Objektif :
Tanda-tanda Vital
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 90/50 mmHg
Nadi : 112 x/menit, isi dan tegangan kurang, reguler
Suhu : 36,0 °C
Pernapasan : 22 x/menit, reguler,
Keadaan umum : Tampak lemah dan pucat
Status Generalis
Kepala : Rambut tidak mudah dicabut, alopecia -
Wajah : Simetris
Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, refleks cahaya +/+, pupil bulat
isokor, diameter 3mm/3mm.
Telinga : Auricula simetris, discharge -/-
Hidung : Sekret -/-, deviasi septum -, mukosa hiperemis -
Mulut : Bibir sianosis -, karies dentis -, uvula di tengah, tonsil T1/T1
Leher
KGB : Tidak teraba
Tiroid : Tidak terdapat pembesaran
JVP : 5+2 cmH2O
Dada :
Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri, retraksi (-), ketinggalan
gerak (-/-), pectus excavatum (-), pectus carinatum(-), sikatriks (-),
Palpasi : Krepitasi (-), massa (-), fremitus taktil lapang paru kiri=kanan
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, Rbh-/-, Rbk -/-, Wh-/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC 5, 2 jari medial linea midklavikularis kiri,
tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kiri atas di SIC II LPSS, kanan atas di SIC II LPSD, kanan
bawah di SIC IV LPSD, dan kiri bawah di SIC V 2 jari medial LMCS,
dan batas jantung kanan bawah di SIC IV LPSD
Auskultasi : S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung , striae gravidarum (+)
Auskultasi : Bising usus + normal, 4-6 kali/menit
Perkusi : Timpani, pekak
Palpasi : Nyeri tekan (+) , Uterus teraba tegang dan keras seperti papan yang
disebut uterus in bois (wooden uterus) (+)
Status Obstetri
- Abdomen
Inspeksi : Perut cembung, striae gravidarum (+)
Palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari dibawah Proc. Xyphoideus, teraba tahanan
lunak besar, bulat.
Leopold II : Teraba tahanan memanjang sebelah kanan dan tahanan
putus-putus pada sebelah kiri
Loepold III : Teraba tahanan bulat keras susah digoyang
Leopold IV: konvergen
Auskultasi : DJJ tidak terdeteksi
TBJ = (32-11) 155 = 3255 gram
Status Genital
Inspeksi : Tampak perdarahan aktif, warna merah tua, keluar dari
introitus vagina air ketuban (-), Darah segar (-), darah tua (+), vulva
oedem (-), pus (-), ulcus (-)
Interna : VT tidak dilakukan
Inspekulo tidak dilakukan
Ekstremitas
Superior : Edema -/-, pucat +/+, akral dingin +/+, capillary refill melambat
Inferior : Edema -/-, pucat +/+, akral dingin +/+, capillary refill melambat
Hasil pemeriksaan jasmani, mendukung diagnosis Syok Hipovolemik e.c Perdarahan
Ante Partum ec. Solusio Placenta dengan IUFD.
Diagnosis ditegakkan berdasar:
Pasien kesakitan nyeri perutnya
Keadaan umum tampak lemah dan pucat
Kesadaran somnolen
Tekanan darah turun
Nadi meningkat (pulsus frekuens), isi dan tegangan kurang
Conjungtiva anemis (+/+)
Nyeri tekan (+)
Uterus in bois (+)
DJJ tidak terdeteksi
Tampak perdarahan merah tua dari keluar dari OUI
Tidak ditemukan laserasi jalan lahir
Ekstremitas pucat (+/+).
3. ”Assessment”( penalaran klinis):
Definisi
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta sebagian atau seluruh plasenta yang
normal implantasinya diatas 22 minggu dan sebelum lahirnya anak. Plasenta itu
secara normal terlepas setelah anak lahir.
Manifestasi klinis pada pasien ini adalah perdarahan pervaginam antepartum
disertai dengan rasa nyeri perut yang terus menerus, warna darah merah kehitaman
mencerminkan adanya solusio plasenta. Perdarahan ante partum dan persalinan
dapat berupa solusio plasenta, plasenta previa, vasa previa, dan ruptur uteri bila
tidak mendapat penanganan yang semestinya akan meningkatkan morbiditas dan
mortalitas ibu.
Etiologi/faktor predisposisi
1. Hipertensi dalam kehamilan (penyakit hipertensi menahun, preeklamsia, eklamsia)
2. Multiparitas, umur ibu yang tua
3. Tali pusat pendek
4. Uterus yang tiba-tiba mengecil (hidramnion, gemelli anak ke-2)
5. Tekanan pads vena cava inferior
6. Defisiensi gizi, defisiensi asam folat
7. Trauma
Pada kasus ini diduga yang menjadi faktor predisposisi terjadinya solusio
adalah adanya faktor trauma dan multiparitas, dimana Os pergi ke tukang urut
karena perutnya nyeri. Diduga dengan dilakukan urutan pada perut memicu
terlepasnya plasenta.
Diagnosis Dan Gejala Klinis
Solusio plasenta yang ringan, pada umumnya tidak menunjukkan gejala klinis yang
jelas, perdarahan antepartum hanya sedikit, dalam hal ini diagnosis baru kita tegakkan
setelah anak lahir. Pada placenta kita dapati koagulum-koagulum darah dan krater.
Pada keadaan yang agak berat kita dapat membuat diagnosis berdasarkan :
1. Anamnesis
Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut; kadang-kadang pasien dapat melokalisir
tempat mana yang paling sakit, dimana placenta lepas.
Perdarahan pervaginam yang sifatnya bisa hebat dan sekoyong-koyong (non-
recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah.
Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti (anak
tidak bergerak lagi).
Kepala pusing, lemas, muntah, pucat, pandangan berkunang-kunang, ibu
kelihatan anemis tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
Kadang-kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
2. Inspeksi
Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
Pucat, sianosis, keringat dingin.
Kelihatan darah keluar pervaginam.
3. Palpasi
Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya retroplacenter hematoma; uterus
tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
Uterus teraba tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois
(wooden uterus) baik waktu his maupun diluar his.
Nyeri tekan terutama di tempat placenta tadi terlepas.
Bagian-bagian janin susah dikenali, karena uterus tegang.
4. Auskultasi
Sulit, karena uterus tegang. Bila denyut jantung janin terdengar biasanya diatas 140,
kemudian turun dibawah 100 dan akhirnya hilang bila placenta yang terlepas lebih
dari sepertiga.
5. Pemeriksaan Dalam
Servic bisa telah terbuka atau masih tertutup.
Kalau sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang, baik
sewaktu his maupun diluar his.
Kalau ketuban sudah pecah dan placenta sudah terlepas seluruhnya, placenta ini
akan turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan dalam, disebut prolapsus
placenta, ini sering dikacaukan dengan placenta previa.
6. Pemeriksaan Umum
Tensi semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit
vaskuler, tapi lamba laun turun dan pasien jatuh syok.
Nadi cepat, kecil dan filiformis.
7. Pemeriksaan Laboratorium
Urin
Albumin (+); pada pemeriksaan sedimen terdapat silinder dan lekosit
Darah
Hb menurun (anemi), periksa golongan darah, kalau bisa cross match test.
Karena pada solusio placenta sering terjadi kelainan pembekuan darah
ahipofibrinogemia, maka diperiksa pula COT (Clot Observation Test) tiap 1
jam, tes kualitatif fibrinogen (fiberindex), dan tes kuantitatif fibrinogen (kadar
normalnya 150 mg%).
8. Pemeriksaan Plasenta
Sesudah bayi dan placenta lahir, kita periksa placentanya. Biasanya tampak tipis dan
cekung di bagian placenta yang terlepas (krater) dan terdapat koagulum atau darah
beku di belakang placenta, yang disebut hematoma retroplacenter.
Penatalaksanaan
1. Ekspektatif
Kriteria:
a. Keadaan Umum baik
b. Solutio plasenta ringan
c. Usia gestasi < 37 minggu/TBJ < 2500 g
Penggunaan tokolitik pada penatalaksanaan solusio plasenta masih kontroversial,
dan dipertimbangkan hanya pada pasien yang hemodinamik stabil, tidak terdapat
gawat janin, dan pada janin prematur di mana penggunaan kortikosteroid masih
bermanfaat, serta untuk memperlambat kelahiran untuk janin yang belum viable.
2. Aktif
Kriteria:
a. Keadaan Umum jelek
b. Usia gestasi > 37 minggu / TBJ > 2500 g
c. Solutio plasenta ringan/sedang/berat
Aktif
Amniotomi + drip tetes pitosin ( RL + 5 unit pitosin)
Kala II dipercepat
Tindakan
1. Perbaiki keadaan umum (sebaiknya kalau berat pasang CVP):
a. Resusitasi cairan / perbaiki hipovolemik/atasi syok dan anemia:
1. Darah (kalau ada darah segar)
Mengganti darah yang hilang 1000-2000 ml ( 2-4 g fibrinogen)
Transfusi menurut Trocantins :
- TD < 50 mmHg : 20-40 ml/menit
- TD 50 – 100 mmHg : 15-20 ml/menit
- TD > 100 mmHg : 6 ml /menit
Lihat reaksi transfusi pada 50 ml pertama pada setiap botol darah.
2. Cairan
Jangan berikan plasma expander karena akan terjadi reaksi:
Fibrinogen + plasma expander ---- fibrinogen plasmaExpander kompleks
----- kadar fibrinogen akan menurun. Berikan Na Cl fisiologis, Ringer,
ringer laktat, dekstrose, Aminofusin.
Terapi aktif
Prinsip : kita mencoba melakukan tindakan dengan maksud agar anak segera
dilahirkan dan perdarahan berhenti, misalnya dengan operatif obstetrik.
Langkah-langkah :
b. Amniotomi (pemecahan ketuban) dan pemberian oksitosin kemudian awasi serta
pimpin partus spontan.
c. Accouchement force, yaitu pelebaran dan peregangan serviks diikuti dengan
pemasangan cunam Willet Gausz atau versi Braxton-Hicks.
d. Bila pembukaan sudah lengkap atau hampir lengkap, dan kepala sudah turun
sampai Hodge III-IV, maka bila janin hidup, lakukan ekstraksi vacum atau
forcep; tetapi bila janin meninggal, lakukan embriotomi.
e. Sectio sesarea biasanya dilakukan pada keadaan :
Solusio placenta dengan anak hidup, pembukaan kecil.
Solusio placenta dengan toksemia berat, perdarahan agak banyak, tetapi
pembukaan masih kecil.
Solusio placenta dengan panggul sempit atau letak lintang.
f. Histerektomi dapat dilakukan bila terjadi afibrinogenemia atau
hipofibrinogenemia dan kalau persediaan darah atau fibrinogen tidak ada atau
tidak cukup. Selain itu juga pada couvelair uterus dengan kontraksi uterus yang
tidak baik.
g. Ligasi arteri hipogastrika bila perdarahan tidak terkontrol tetapi fungsi
reproduksi ingin dipertahankan.
h. Pada hipofibrinogenemia berIkan darah segar beberapa kantung; plasma darah;
dan fibrinogen 4-6 gram.
Kesimpulan penyebab perdarahan pada pasien ini didapatkan dari hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium.
Perlu diperhatikan bahwa pada saat solusio plasenta didiagnosis maka pada saat
itu juga masih ada darah yang sudah keluar dari pembuluh darah akan tetapi masih
terperangkap dalam uterus dan harus diperhitungkan dalam kalkulasi pemberian darah
pengganti.
Pada pasien ini, ketika terjadi perdarahan hebat, mulai mengalami penurunan
kesadaran dengan hemodinamik tidak stabil. Hal ini menyebabkan syok hipovolemik
akibat kehilangan darah banyak dan memerlukan tindakan yang cepat untuk mengganti
darah yang hilang serta mengatasi syok hopovolemik yang terjadi.
4. ”Plan” :
Diagnosis: penyebab perdarahan pada pasien ini adalah solusio plasenta. Perdarahan ini
menyebabkan pasien jatuh ke dalam kondisi syok hipovolemi akibat kehilangan darah.
Terapi:
Pasang IV line 2 jalur, loading NaCl 0,9% 250 cc, jika kondisi syok belum teratasi,
loading lagi NaCl 250 cc dan ditambahkan jalur infus ke-3 jika diperlukan dan
waspada adanya edema pulmo
Inj. Vitamin K 10 mg iv
Inj. Asam traneksamat 1 gr IV
Inj. ADONA 1 amp drip
Gastrul 1 SL
Synto 10 k drip dalam 500 cc
1Cek darah rutin (Cyto)
Bila Hb <8 gr/dl, transfusi PRC dengan target Hb 10 gr/dl
Pengobatan: pengobatan bertujuan untuk:
1. Mengatasi syok hipovolemik
2. Mengatasi perdarahan akibat atonia uteri
3. Memperbaiki kontraksi uterus
Pada kasus perdarahan sebelum persalinan sangat mungkin menyebabkan syok
hipovolemi karena kehilangan darah. Oleh karena itu, pertama-tama harus distabilkan
terlebih dahulu kondisi hemodinamiknya yaitu dengan resusitasi cairan menggunakan
kristaloid dengan akses IV 2 jalur atau 3 jalur jika diperlukan. Pada pasien ini diperlukan
resusitasi karena sudah menunjukkan adanya syok hipovolemi.
Penatalaksanaan lain yang bisa membantu untuk menghentikan perdarahan ialah
pemberian asam traneksamat, vitamin K, dan ADONA. Jika Hemoglobin (Hb) < 8 gr/dl
atau perdarahan masif dan terdapat tanda-tanda kegagalan sirkulasi maka pasien harus
segera dilakukan transfusi. Pasien harus dilakukan monitoring secara ketat meliputi
status hemodinamik, balance cairan, adanya edema pulmo post resusitasi cairan, dan
yang paling penting adalah kontraksi uterus dan perdarahan dari jalan lahir. Janin yang
sudah tidak ada tanda tanda kehidupannya sebaiknya segera dikeluarkan agar tidak
membahayakan ibu dengan di induksi atau di percepat kala II nya agar janin yang telah
mati bisa segera dilahirkan.
DOKTER INTERNSIP,
Majenang, Oktober 2015
DOKTER PENDAMPING,
dr. Githa Ayu Astarika dr. Nur Cahyono A.
Lampiran
Follow up
TanggalPerjalanan Penyakit
PlanningSubyek Obyektif Assesment
08/7/2014
Pkl 18.45
S : Perdarahan pervaginan (+) warna merah tua (+) nyeri
perut (+)
O : Ku/Kes : lemah /CM
VS : TD 90/50 mmHg
N 112 x/menit RR 28x/menit
Mata : CA +/+, Sklera ikterik -/-, RC +/+ PBI
3mm/3mm
Thorax : P : SD vesikuler +/+, rbh -/-, rbk -/-,
wheezing -/-
C : S1>S2, reguler, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen : Cembung, BU (+), timpani,
Status Genitalia
Inspeksi : Tampak perdarahan aktif, warna merah
tua, keluar dari introitus vagina
Inspekulo : vagina tenang, tidak tampak laserasi jalan
lahir, tampak darah keluar dari
Ostium Uteri Externa, stolsel +
Extremitas : anemis +/+, edema -/-
Ass : Perdarahan antepartum ec Solusio Plasenta dengan
syok hipovolemi
IV line 2 jalur,
loading NaCl
Inj. Vitamin K
10 mg iv
Inj. Asam
traneksamat 1 gr
IV
Inj. ADONA 1
amp drip
Pro konsul
Sp.OG
Cek darah rutin
(Cyto)
Bila Hb <8 gr/dl,
transfusi PRC
dengan target
Hb 10 gr/dl
08/7/2014
Pukul 19.45
S : Nyeri masih berlanjut (+)
O : Ku/Kes : lemah /somnolen
VS : TD 100/60 mmHg
N 120 x/menit RR 24x/menit
Laboratorium
Hb 7,0
Ass : Perdarahan antepartum ec Solusio Plasenta dengan
syok hipovolemi
Terapi lanjut
Transfusi PRC 2
kolf
Awasi edema
pulmo
Awasi syok
berulang
08/7/2014
Pukul 21.50
S : Perdarahan (+)
O : Ku/Kes : lemah /CM
VS : TD 110/70 mmHg S 36,2 0C
N 112 x/menit RR 28x/menit
Ass : Perdarahan antepartum ec Solusio Plasenta dengan
syok hipovolemi
Terapi lanjut
Pro Konsul
Sp.OG, instruksi
percepat Kala II
untuk janin yang
IUFD dengan
pemberian
Gastrul 1 SL
Synto 10 drip
dalam RL 500 cc
08/7/2014
Pukul 23.50
Pkl 00.50
S : Perdarahan berkurang
O : Ku/Kes : CM
VS : TD 110/80 mmHg
N 90 x/menit, lemah RR 24x/menit
Ass : Perdarahan antepartum ec Solusio Plasenta dengan
syok hipovolemi
Syok teratasi
Terapi lanjut
Evaluasi
KU,TTV
Kala II,III,IV
IUFD