Upload
isnaini-hikmawati
View
20
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
qqedwdwqfas
Citation preview
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Pengertian
Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan
tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah
berdasarkan indikator teknis, administrasif, dan prosedur sesuai dengan tata kerja,
prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang besangkutan.
Tujuan
Tujuan SOP adalah menciptakan komitmen mengenai apa yang dikerjakan oleh
satuan unit kerja instansi untuk mewujudkan good governance.
Fungsi
SOP berfungsi membentuk sistem kerja dan aliran kerja teratur, sistematis, dan
dapat dipertanggungjawabka, menggambarkan bagaimana tujuan pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku, menjelaskan
bagaimna proses pelaksanaan kegiatan berlangsung, sebgai sarana tat urutan dari
pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode yang
ditetapkan, menjamin konsistensi dan proses kerja sistematik, dan menetapkan
hubungan timbal balik antar satuan kerja.
Prinsip Dasar yang Perlu diperhatikan dalam Penyusunan SOP adalah :
1. Penyusunan SOP harus mengacu pada SOTK, TUPOKSI, Serta alur dokumen
2. Prosedur kerja menjadi tanggung jawab semua anggota organisasi
3. Fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur, sehingga perlu dikembangkan
diagram alur dari kegiatan organisasi
4. SOP didasarkan atas kebijakan yang berlaku
5. SOP dikoordinasikan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan /
penyimpangan.
6. SOP tidak terlalu rinci
7. SOP dibuat sesederhana mungkin
8. SOP tidak tumpang tindih, bertentangan atau duplikasi dengan prosedur lain
9. SOP ditinjau ulang secara periodik dan dikembangkan sesuai kebutuhan.
PROSEDUR TETAP PEMECAHAN MASALAH
UNTUK PENYIMPANGAN PEMERIKSAAN SERUM CONTROL
NOMOR : PM-008.01
1. Tujuan dan ruang lingkup
Prosedur tetap ini ditujukan untuk menjadi pedoman baku dalam penyelesaian
masalah bila hasih control menyimpang.
2. Tanggung jawab
Prosedur ini berada di bawah tanggung jawab kepala Laboratorium
3. Rujukan
Manual Mutu Rumah Sakit Sehat, 1998
Carson, PA.Dent, NJ, Good Laboratory dan Clinical Practices, Butterworth, 1994
4. Pengertian
Out of control : hasil pemeriksaan serum control keluar dari batas yang ditentukan
Fresh vial : serum kontrol dari botol yang masih baru /segar.
Rekontruksi : pelarutan ulang dari botol yang masih tertutup
5. Dokumen
Dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini :
- Laporan harian hasil pemeriksaan control
- Laporan harian masalah QC
6. Prosedur
6.1. Bila terjadi hasil out of control, diulangi pemeriksaan dengan serum control
dari fresh vial
6.2. Bila hasil control masih belum memenuhi syarat, lakukan pemeriksaan
instrument, system perhitungan dan ulangi pemeriksaan control
6.3. Bila terjadi hasil melum memuaskan , lakukan rekalibrasi alat dengan
larutan standart atau kalibrator
6.4. Jika belum baik juga, periksalah apakah prosedur kerja dan periksalah
reagen
6.5. Ulangi pemeriksaan control, bila masih belum baik, laporkan pada pimpinan
dan hubungi pemasok
ALUR PEMECAHAN MASALAH UNTUK PENYIMPANGAN
PEMERIKSAAN SERUM KONTROL
Rekontruksi kontrol baru
Hasil Kontrol Dalam Batas + 2SD
START
Hasil Kontrol Dalam Batas + 2SD
Cek instrument
Rekalibrasi alat
Hasil Kontrol Dalam Batas + 2SD
Hasil Kontrol Dalam Batas + 2SD
Cek prosedur dan reagent
Hasil Kontrol Dalam Batas + 2SD
LaporHub pemasok
Sample dikerjakanHasil dilaporkan
Pengesahan
RSUD
Kab.Sampang
JUDUL SOP
Pemeriksaan Serum Control
No. Dokumen
........................
No. Revisi
..................
Halaman
................
Prosedur Tetap
.........................
Tanggal Terbit
.........................
Ditetapkan,
Tanggal.................................
Kepala Laboratorium
.....................................
NIP...............................
INSTRUKSI KERJA (IK)
Pemeriksaan Kimia Klinik
CHOLESTEROL
1. Pelaksana
Pegawai laboratorium
2. Prinsip
Cholesterolester + H2O CHE cholesterol + fatty acid
Cholesterol + O2CHO cholesterol-3-one + H2O2
2H2O + 4-amino-phenazone-phenol POD quinoneimine + 4H2O
Cholesterol diukur setelah hidrolisis enzym dan oksidasi. Indikator
quinoneimine dibentuk dari hidrogen peroksida dan 4-aminophenazone dalam
phenol dan peroksidase.
3. Metode
CHOD-PAP
4. Sampel
a. Jenis
Serum, plasma Heparin atau EDTA
b. Jumlah
10 µl
5. Reagen
a. Jenis
RGT enzim dan STD siap pakai
Catatan :
RGT 4 x 30 ml, 3 x 250 ml or 4 x 100 ml reagen enzim
Buffer phospate ( pH 6,5 ) 100 mmol/l
4- Aminophenazone 0,3 mmol//l
Phenol 5 mmol/l
Peroksidase > 5 KU/l
Cholesterolesterase > 150 U/l
Cholesteroloxidase > 100 U/1
Sodium azide 0,05 %
STD 3ml standart
Cholesterol 200 mg/dl atau 5,17 mmol/l
b. Stabilitas reagen
Reagen stabil sampai tanggal kadaluwarsa, bahkan setelah dibuka bila
disimpan pada suhu 2 – 8°C. Reagen yang dibuka stabil selama 2 minggu
pada suhu 15 – 25°C.
6. Alat
Photometer 4010
Mikropipet 10 µl dan 1000 µl
Rak tabung
Tabung reaksi
Yellow dan Blue tip
7. Langkah kerja
1. Pemrograman Alat
a. Atur panjang gelombang pada angka 546 nm.
b. Program absorbance
2. Mengerjakan Blank
a. Pipet 1000 µl RGT
b. Masukkan dalam tabung reaksi
c. Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20 - 25°C atau 5 menit pada suhu
37°C
d. Kemudian masukkan ke dalam cuvet di photometer 4010
e. Tekan zero ( yang muncul di display adalah 0,000)
3. Mengerjakan Standart
a. Pipet 1000 µl RGT
b. Masukkan dalam tabung reaksi
c. Tambahkan 10 µl standart Cholesterol
d. Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20 - 25°C atau 5 menit pada suhu
37°C
e. Kemudian masukkan ke dalam cuvet di photometer 4010
f. Tekan result ( yang muncul di display adalah absorbance standart )
4. Mengerjakan sample
a. Pipet 1000 µl RGT
b. Masukkan dalam tabung reaksi
c. Tambahkan 10 µl sample / serum
d. Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20 - 25°C atau 5 menit pada suhu
37°C
e. Kemudian masukkan ke dalam cuvet di photometer
f. Tekan result ( yang muncul di display adalah absorbance test )
8. Perhitungan hasil
Consentrasi cholesterol = 200 xabsorbance test
absorbance standart (mg/dl)
9. Nilai rujukan
≤ 220 mg / dl
10. Daftar pustaka
Human reagen kit
11. Pengesahan
a. Dibuat oleh staf laboratorium
b. Disetujui oleh kepala laboratorium
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah kita melihat, membaca, menganalisa data diatas dan membandingkan
gambaran Instalasi Laboratorium Kab.Sampang dengan literatur Good Laboratory
Practice (GLP) maka dapat di ambil kesimpulan bahwa Instalasi Laboratorium
Kab.Sampang belum memenuhi syarat Good Laboratory Practice (GLP) Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, sehingga hanya 80 % telah melaksanakan GLP.
SOP pada Instalasi Laboratorium Kab.Sampang yaitu membahas tentang
Prosedur Tetap Pemecahan Masalah Untuk Penyimpangan Pemeriksaan Serum Control
bertujuan untuk menjadi pedoman baku dalam penyelesaian masalah bila hasih control
menyimpang, sedangkan Instruksi Kerjanya membahas tentang pemeriksaan kimia
klinik yaitu Cholesterol.