15
Kebijakan Kesehatan Nasional “Pembuatan SOP dan Contoh SOP” Oleh : Kelompok 2 D-IV Keperawatan Tingkat I Ni Made Ayu Rahayuni (P07120214001) Ida Ayu Rika Kusumadewi (P07120214002) Ni Nyoman Wita Wihayati (P07120214006) Ni Made Ayu Lisna Pratiwi (P07120214009) Made Wahyu Riantini (P07120214024) Putu Jana Yanti Putri (P07120214028) I Gusti Ayu Ari Dewi (P07120214037) Ida Ayu Diah Nareswari Keniten (P07120214039) KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

Sop

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hffsabcjdkadyfcja

Citation preview

Kebijakan Kesehatan Nasional

Pembuatan SOP dan Contoh SOP

Oleh :

Kelompok 2

D-IV Keperawatan Tingkat I

Ni Made Ayu Rahayuni

(P07120214001) Ida Ayu Rika Kusumadewi

(P07120214002) Ni Nyoman Wita Wihayati

(P07120214006) Ni Made Ayu Lisna Pratiwi

(P07120214009) Made Wahyu Riantini

(P07120214024) Putu Jana Yanti Putri

(P07120214028) I Gusti Ayu Ari Dewi

(P07120214037) Ida Ayu Diah Nareswari Keniten(P07120214039)KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

TAHUN PELAJARAN 2014/20151. Pengertian SOP

SOP (Standard Operating Procedures/Standar Operasional Prosedur) adalah panduan hasil kerja yang diinginkan serta proses kerja yang harus dilaksanakan. SOP dibuat dan di dokumentasikan secara tertulis yang memuat prosedur (alur proses) kerja secara rinci dan sistematis. Alur kerja (prosedur) tersebut haruslah mudah dipahami dan dapat di implementasikan dengan baik dan konsisten oleh pelaku. Implementasi SOP yang baik akan menunjukkan konsistensi hasil kerja, hasil produk dan proses pelayanan seluruhnya dengan mengacu kepada kemudahan, pelayanan dan pengaturan yang seimbang.2. Tujuan dan manfaat SOPSOP yang baik haruslah mendasarkan pada tujuan dan manfaat sebagai berikut:a. Memudahkan proses pemberian tugas serta tanggung jawab kepada pegawai yang menjalankannya.

b. Memudahkan proses pemahaman (penguasaan tugas) staff secara sistematis dan general.

c. Menghindari error dalam proses kerja.d. Mempermudah dan mengetahui terjadinya kegagalan, inefisiensi proses dalam prosedur kerja, serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyalahgunaan kewenangan oleh pegawai yang menjalankan.

e. Memudahkan dalam hal monitoring dan menjalankan fungsi kontrol dari setiap proses kerja.

f. Menghemat waktu dalam program training, karena dalam SOP tersusun secara sistematis.

g. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

3. Tahapan membuat SOPSetelah mengetahui apa itu SOP dan tujuan serta manfaat SOP, maka selanjutnya adalah tahapan dalam menyusun SOP. Tahapan-tahapan ini harus dipahami terlebih dahulu sebelum menyusun SOP yang diinginkan. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam menyusun SOP :a. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai proses kerja baik kualitatif maupun kuantitatif. Hal ini bisa dengan berdiskusi dan melakukan tanya-jawab (interview) dengan Kepala Departemen yang sedang menjabat pada posisi yang akan dibuat SOP.

b. Interview dilakukan agar dapat memahami secara lebih detail proses kerja yang akan dibuat.

c. Gunakan perbandingan dengan lebih dari satu proses kerja agar alur proses kerja mendekati efektif.

d. Gunakan setiap instrumen yang ada dan diperlukan pada setiap proses kerja (tools, hardware, software) untuk di masukkan ke dalam SOP yang akan dibuat.

e. Catat efisiensi waktu, biaya (cost) dan energi lainnya untuk kemungkinan sistem yang akan digunakan.

f. Sistem yang dipilih dapat sebelumnya dilakukan brain storming terlebih dahulu dengan Kepala Departemen yang bersangkutan untuk menerima pendapat dan masukan. Brainstrorming juga bisa melibatkan staff, customer dan pihak-pihak lain yang terlibat.

g. Buat terlebih dahulu draft baku untuk dilakukan pembahasan dengan team yang ada (jika menggunakan sistem ISO, ikuti prosedur atau proses yang berlaku)

h. Lakukan uji coba instrumen yang ada dengan draft SOP yang telah menjalani proses pembahasan.

i. Jika dirasa sudah mewakili alur proses yang sesungguhnya serta cukup efektif dan efisien, maka minta persetujuan dari pimpinan, setelah sebelumnya dibuat draft revisi final atas SOP tersebut.j. Lakukan sosialisasi secara resmi kepada team terkait tas SOP baru tersebut yang akan di terapkan. Beri jangka waktu untuk persiapan antara sosialisasi dengan waktu penerapan SOP.

4. Jenis dan ruang lingkup SOPa. SOP pelayanan profesi terdapat dua kelompok.

1) SOP untuk aspek keilmuan adalah SOP mengenai proses kerja untuk diagnostik dan terapi.2) SOP untuk aspek manajerial adalah SOP mengenai proses kerja yang menunjang SOP keilmuan dan pelayanan pasen non-keilmuan.SOP profesi mencakup: Pelayanan medis Pelayanan penunjang Pelayanan keperawatan

b. SOP administrasi mencakup:1) Perencanaan program/kegiatan2) Keuangan3) Perlengkapan4) Kepegawaian5) Pelaporan5. Penyusunan SOPSOP menjadi pedoman bagi para pelaksana pekerjaan. Ini bisa berarti para karyawan produksi, resepsionis, office boy, supir, staff administrasi di kantor, pabrik atau gudang, supervisor dan manager SOP akan berbeda untuk pekerjaan yg dilakukan sendirian, dan juga dalam bidang kesehatan. Saat menyusun SOP, perlu hendaknya diperhatikan seperti hal-hal dibawah ini : a. SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan. b. SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak. c. Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi setelah 1-2 bulan trial. d. Lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja yang bisa diakibatkan oleh adanya mesin baru, peralatan baru, tambahan pekerja, lokasi berbeda, dan semua yang mempengaruhi lingkungan kerjae. Mintakan masukan dari para pelaksana untuk menjadi bahan perbaikan SOP secara teratur Adanya SOP juga memberikan keuntungan bagi suatu perusahaan atau rumah sakit, atau segala jajarannya dalam beberapa hal, yaitu : a. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi antara pelaksana dan pengawas, dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten. b. Para pekerja akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yg harus dicapai dalam setiap pekerjaan.

c. SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat training dan bisa dipergunakan untuk mengukur kinerja karyawan. 6. Sistem, Prosedur & Langkah a. Sistem yang ada dalam setiap perusahaan adalah sistem pemasaran, sistem produksi, sistem keuangan dan sistem pengembangan SDM. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh seberapa jauh sistem-sistem ini bisa berjalan dan bekerja sama.b. Setiap sistem disusun atas beberapa prosedur kerja. Sebagai contoh, sistem produksi terdiri atas prosedur perencanaan produksi, prosedur permintaan bahan, prosedur pelaksanaan produksi, prosedur pengawasan produksi, prosedur penyerahan hasil produksi, dan prosedur pembuatan laporan produksi.

c. Langkah-langkah adalah kegiatan terkecil yang menyusun sebuah prosedur. Dalam pelaksanaan, langkah-langkah ini adalah tempat terjadinya variasi kegiatan antara pelaksana yang berbeda jika prosedur tidak dibakukan.POLTEKKES KEMENKES DENPASARMEMASANG INFUS

No. Dokumentasi

No. Revisi

Halaman

SPO

PROSEDUR

KEPAWATANTanggal Berlaku

Ditetapkan di : Denpasar

Ketua Jurusan Keperawatan,

I Nym Ribek, SPd, SKep, Ns,MPdNIP. 1962106061988031002

PengertianMemasang infus merupakan salah satu cara pemberian terapi dengan menggunakan prosedur invasif yang dilaksanakan dengan menggunakan teori aseptic.

Tujuan

1. Sebagai acuan bagi mahasiswa dalam menerapkan langkah-langkah pemasangan infus.

2. Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan eletrolit pasien.

3. Sebagai tempat memasukkan obat-obat parenteral.

Kebijakan

Diberikan kepada pasien yang mengalami dan atau beresiko mengalami gangguan cairan dan eletrolit.

1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung: air, eletrolit, protein, karbohidrat, dan lemak.

2. Memperbaiki keseimbangan asam-basa.

3. Memperbaiki volume komponen darah.

4. Jalan masuk dalam pengobatan.

Persiapan 1. Pengalas 1 buah

2. Perlak

3. Manset tangan/torniket 1 buah

4. Betadin 1 botol kecil

5. Kasa steril 2 lembar

6. Plester/hypafix 1 x 4 cm 2 potong, 2 x 3 cm 1 potong, 3 x 4 cm 1 potong

7. Gunting plester

8. Bengkok 1 buah

9. Infus set 1 set

10. Jarum infus (abocath, wing needle) Nomor sesuai kebutuhan

11. Cairan infus NaCl 0,9% 1 fles

12. Sarung tangan (handscoon) 1 pasang

13. Standard infus 1 buah

14. Tempat sampah non medis

15. Kapas lidi

16. Spuit

Prosedur kerja Pra Interaksi1. Mengkaji kebutuhan Pasien tentang kebuuthan cairan dan eletrolit dan pengobatan Pasien.2. Memvalidasi data pasien tentang kebutuhan cairan dan eletrolit serta obat-obat parenteral pasien.3. Menyiapkan alat dan bahan untuk kebutuhan cairan dan eletrolit dan obat-obat pasien.Interaksi

Orientasi1. Menyampaikan salam2. Memperkenalkan diri dengan pasien/keluarga (kalau ada)3. Menanyakan nama pasien4. Menjelaskan maksud dan tujuan5. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan6. Mendekatkan alat dan bahan untuk melakukan kebutuhan cairan dan elektrolit dan pengobatan pasien7. Mencuci tanganKerja1. Memilih vena yang besar, lurus, tidak bercabang, tidak ada bekas luka, tidak bnayak rambut pada daerah ekstremitas atas atau bawah (dari distal ke proksimal)

2. Memasang pengalas di bawah tempat yang akan ditusuk

3. Membebaskan lengan pasien dari lengan baju

4. Meletakkan manset/torniket 5-15 cm di atas tempat tusukan

5. Menyiapkan infus set dengan cairannya

6. Memeriksa label cairan dengan tepat

7. Memasukkan infus set ke plabot, alirkan cairan agar tidak ada udara dalam selang, kemudian klem

8. Menggantungkan plabot pada standard infus

9. Ujung slang infus set digantungkan pada tangkai plabot (pertahankan sterilitas)

10. Menganjurkan pasien untuk mengepalkan tangan

11. Mengencangkan manset/torniket sampai di bawah tekanan sistolik

12. Mendesinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan alkohol dengan cara memutar dari dalam ke luar

13. Kemudian desinfeksi dengan betadin

14. Menggunakan ibu jari kiti (kecuali kidal) untuk menekan jaringan dan vena 3-5 cm dari bagian distal tusukan

15. Memegang jarum dengan sudut 30 derajat dengan vena kemudian lakukan penusukan

16. Setelah keluar darah, sudut diperkecil kemudian tarik jarumnya/mandrain sedikit demi sedikit masukkan abocath dengan cara memutar secara perlahan sampai bagian abocath masuk seluruhnya

17. Menarikmandrain abocath dengan sebelumnya tekan ujung distal abocath, kemudian sambungkan slang infus set dengan abocath

18. Melepaskan manset/torniket

19. Membuka klem infus sampai cairan mengalir

20. Memfiksasi abocath/wing needle denga plester hypafix 1 x 4 cm

21. Memfiksasi kulit sebelah proksimal dari tempat tusukan dengan plester/hypafix 2 x 3 cm

22. Mengoleskan salep/cairan betadin pada tempat tusukan dengan lidi kapas

23. Meletakkan kasa steril di atas tempat penusukan

24. Memfiksasi kasa dengan plester/hypafix 3 x 4 cm

25. Memfiksasi selang infus dengan plester/hypafix 1 x 4 cm

26. Mengatur tetesan infus sesuai indikasi

27. Memberikan stiker tanggal dan jam pemasangan

Terminasi

1. Mengevaluasi perasaan pasien2. Memberikan pujian3. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya4. Menyampaikan salamPost Interaksi

1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai

2. Mencuci tangan

3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada lembar/catatan keperawatan pasien.

Unit terkait Bidang dalam, anak, maternitas, jiwa dan komunitas

Diperiksa oleh

SPM Jurusan KeperawatanDisusun oleh

Bidang Bedah