26
LAPORAN FIELDTRIP PERTANIAN BERLANJUT ASPEK SOSIAL DAN EKONOMI Oleh : Kelompok 3 Ayesha Chairunnisa 135040201111414 Rivaldi Akbar Pahlevi 135040207111003 Komang Riska Wardani 135040207111006 Prasidya Perwitasari 135040207111007 Fetty Laila Idafitria 135040207111012 Firda Inayati Harista 135040207111015 Fauzan Nurachman 135040207111016 Febrian Ari Nugroho 135040207111019 Hanning Susilo Habibulloh 135040207111020 Dedi Horasio Hutabalian 135040207111121 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

sosek pERTANIAN BERLANJUT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BERISI HASIL FIELDTRIP PERTANIAN BERLANJUT UNIVERSITAS BRAWIJAYA. YG BERISI ANALISA USAHA TANI

Citation preview

Page 1: sosek pERTANIAN BERLANJUT

LAPORAN FIELDTRIP

PERTANIAN BERLANJUT ASPEK SOSIAL DAN EKONOMI

Oleh :

Kelompok 3

Ayesha Chairunnisa 135040201111414

Rivaldi Akbar Pahlevi 135040207111003

Komang Riska Wardani 135040207111006

Prasidya Perwitasari 135040207111007

Fetty Laila Idafitria 135040207111012

Firda Inayati Harista 135040207111015

Fauzan Nurachman 135040207111016

Febrian Ari Nugroho 135040207111019

Hanning Susilo Habibulloh 135040207111020

Dedi Horasio Hutabalian 135040207111121

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

BAB I

Page 2: sosek pERTANIAN BERLANJUT

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPada dasarnya pertanian berkelanjutan merupakan upaya pemanfaatan

sumber daya yang dapat diperbaharui dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui untuk proses produksi  pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin.

Keberlanjutan yang dimaksud meliputi: penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas  produksi, serta kualitas lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan sehingga dalam pelaksanaannya akan mengarah kepada upaya memperoleh hasil produksi atau  produktifitas yang optimal dan tetap memprioritaskan kelestarian lingkungan.

Jadi secara umum, sistem pertanian berlanjut merupakan sistem pertanian yang layak secara ekonomi dan ramah lingkungan. Pada tingkat bentang lahan upaya pengelolaannya diarahkan pada upaya menjaga kondisi biofisik yang bagus yaitu dengan pemanfaatan  biodiversitas tanaman pertanian untuk mempertahankan keberadaan pollinator, untuk  pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit dan mengupayakan kondisi hidrologi (kuantitas dan kualitas air) menjadi baik serta mengurangi emisi karbon.

Didalam ruang perkuliahan, mahasiswa mempelajari tentang beberapa indikator kegagalan Pertanian berlanjut baik dari segi biofisik (ekologi), ekonomi dan sosial. Dalam konteks tersebut perlu adanya pengenalan pengelolaan bentang lahan yang terpadu di  bentang lahan sangat perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep dasar Pertanian Berlanjut di daerah Tropis dan pelaksanaannya di tingkat lanskap.

1.2 Tujuan

1.2.1 Mengetahui aspek-aspek social dan ekonomi pada tingkat petani dan

tingkat desa yang dapat mempengaruhi perkembangan budidaya lahan

dan kemajuan usaha pertanian.

1.2.2 Mengetahui analisis usaha tani hasil komoditas pertanian anggota

kelompok tani yang ada di desa.

1.2.3 Mengetahui kondisi pertanian yang ada di desa Tulungrejo menurut

keterangan dari masyarakat.

1

Page 3: sosek pERTANIAN BERLANJUT

1.2.4 mengetahui perkembangan pertanian, seperti cara bercocok tanam

petani desa Tulungrejo di sawah.

1.2.5 Mengetahui lembaga atau pranata sosial yang terkait dengan usaha tani

di desa Tulungrejo.

1.2.6 Mengetahui perubahan social masyarakat dalam lembaga yang terkait

dalam usaha tani di desa Tulungrejo.

1.3 Manfaat1.3.1 Dapat memahami aspek-aspek social dan ekonomi pada tingkat petani

dan tingkat desa yang dapat mempengaruhi kemajuan usaha pertanian. 1.3.2 Dapat mengalisis usaha tani hasil komoditas pertanian anggota

kelompok tani yang ada di desa Tulungrejo.1.3.3 Dapat menganalisi kondisi pertanian yang ada di desa Tulungrejo

menurut keterangan dari masyarakat.1.3.4 Dapat memahami perkembangan pertanian, seperti cara bercocok

tanam petani desa Tulungrejo di sawah. 1.3.5 Dapat memahami lembaga atau pranata sosial yang terkait dengan

usaha tani di desa Tulungrejo.1.3.6 Dapat memahami perubahan sosial masyarakat dalam lembaga yang

terkait dalam usaha tani di desa Tulungrejo.1.4

2

Page 4: sosek pERTANIAN BERLANJUT

BAB II

INDIKATOR KEBERHASILAN PERTANIAN BERLANJUT

2.1 Economically Viable (Keberlangsungan secara ekonomi)Konsep keberlanjutan dimulai dari ketersediaan stok yang terdiri dari

sumber daya alam, manusia, dan kapital fisik yang tidak menurun sepanjang waktu (non-declining). Pengukuran keberlanjutan lemah atau weak sustainability bisa dilakukan manakala tersedia substitusi antara man-made capital dan human capital serta sumber daya alam tidak terlalu dianggap esensial.

Menurut Heal (1998), konsep keberlanjutan ini paling tidak mengandung dua dimensi, yaitu Pertama adalah dimensi waktu karena keberlanjutan tidak lain menyangkut apa yang akan terjadi di masa mendatang. Kedua adalah dimensi interaksi antara system ekonomi dan system sumber daya alam dan lingkungan.

Pezzey dalam Heal 1998 melihat aspek keberlanjutan dari sis yang berbeda. Dia melihat bahwa keberlanjutan memiliki pengertian statik dan dinamik. Keberlanjutan statik diartikan sebagai pemanfaatan sumber daya alam terbarukan dengan laju teknologi yang konstan, sementara keberlanjutan dinamik diartikan sebagai pemanfaat sumber daya yang tidak terbarukan dengan tingkat teknologi yang terus berubah.

Dari hasil wawancara dengan bapak Suin dapat di indikasikan usaha pertanian tersebut berlangsung secara ekonomi. Karena sebagaian besar input yang di gunakan di dapatkan sendiri seprti pupuk dan modal. Dari hasil produksi tersebut bapak Suin mampu mencukupi kebutuhan keluarganya. Selain itu indicator keberlangsungan secara ekonomi dapat di lihat dari penghasilan yang mencukupi untuk mengembalikan input produksi tenaga, kerja, bibit, pupuk.

Untuk menunjang kebutuhan ekonomi, bapak Suin memiliki hewan ternak berupa sapi. Yang mana nanti kotoran hewan ternak tersebut di gunakan untuk pupuk oraganik. Bapak Suin juga menggunakan pupuk kimia tetapi dengan jumlah yang tidak banyak karena sudah di tambahkan dengan pupuk organic dari kotoran sapi.

Selain mengolala pertanian dan pertenakan, bapak Suin juga mengelola lahan milik perhutani. Sehingga dari kegiatan tersebut dapat menghasilkan biaya tambahan dan modal untuk musim tanam yang akan datang.

Konsep keberlanjutan dimulai dari ketersediaan stok yang terdiri dari sumber daya alam, manusia, dan kapital fisik yang tidak menurun sepanjang waktu (non-declining). Pengukuran keberlanjutan lemah atau weak sustainability bisa dilakukan manakala tersedia substitusi antara man-made

3

Page 5: sosek pERTANIAN BERLANJUT

capital dan human capital serta sumber daya alam tidak terlalu dianggap esensial.

Tiga elemen utama untuk keberlanjutan ekonomi makro yaitu efisiensi ekonomi, kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, dan meningkatkan pemerataan dan distribusi kemakmuran. Hal tersebut diatas dapat dicapai melalui kebijaksanaan makro ekonomi mencakup reformasi fiskal, meningkatkan efisiensi sektor publik, mobilisasi tabungan domestik, pengelolaan nilai tukar, reformasi kelembagaan, kekuatan pasar yang tepat guna, ukuran sosial untuk pengembangan sumberdaya manusia dan peningkatan distribusi pendapatan dan aset.

2.2 Ecologically Sound (Ramah Lingkungan)Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup mulai mendapat

perhatian yang serius sejak dicanangkannya Deklarasi Stockholm pada Tanggal 5 Juli 1972. Sejak dicanangkan deklarasi tersebut, seluruh negara di dunia, mulai memberikan perhatian yang serius pada masalah lingkungan hidup (Salim,1993).

Salah satu azas pengelolaan sumberdaya alam yang diatur dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009, adalah Azas Berkelanjutan, dimana kemampuan sumberdaya alam Pdan lingkungan harus dilestarikan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Azas tersebut sejalan dengan konsep pertanian ramah lingkungan, yang sejak beberapa tahun ini mulai dilaksanakan di negara kita.

Perdefinisi, pertanian ramah lingkungan adalah aktivitas pertanian yang secara ekologis sesuai, secara ekonomis menguntungkan, secara sosial diterima dan mampu menjaga kelestarian sumberdaya alam lingkungan (Susanto,2002).

Sistem budidaya pertanian tidak boleh menyimpang dari sistem ekologis yang ada. Keseimbangan adalah indikator adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismenya dikendalikan oleh hukum alam. Demikian juga penggunaan obat-obatan kimia (pestisida, insektisida, fungisida, rodentisida dan sebagainya) pada sistem ekologi akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan lingkungan karena terbunuhnya organisme non-hama yang sebenarnya bermanfaat (Salikin, 2003).

Dimensi lingkungan alam menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Termasuk dalam hal ini ialah terpeliharanya keragaman hayati dan daya lentur biologis, sumberdaya tanah, air dan agroklimat serta kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Penekanan dilakukan pada preservasi daya lentur dan dinamika ekosistem untuk beradaptasi terhadap perubahan, bukan apada konservasi suatu kondisi ideal statis yang mustahil dapat diwujudkan. (Munasinghe, 1993).

4

Page 6: sosek pERTANIAN BERLANJUT

Indikator Keberhasilan Pertanian Berlanjut Aspek Ekologis/Ecologically sound (ramah lingkungan):a. Kualitas dan kemampuan agroekosistem (manusia, tanaman, hewan dan

organisme tanah) dipertahankan dan ditingkatkan.Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh Bapak Suwono

sebagai narasumber yang bekerja sebagai petani di Dusun Wonoasri, Ngantang cenderung berlanjut. Jika dilihat dari segi ekologis tanah mampu mendukung tanaman diatasnya, hal tersebut diketahui dari pertumbuhan tanaman yang ada disekitar yang cukup baik dan ketersediaan air yang sudah tercukupi.

Pemberian pupuk kandang oleh petani juga mampu meningkatkan kualitas tanah yang kemudian mendukung perkembangan organisme dalam tanah untuk membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

b. Sistem pertanian berorientasi pada ramah lingkungan dan keragaman hayati (biodiversitas)

Pada dasarnya petani di Dusun Wonoasri, Ngantang secara tidak langsung telah menjaga kelestarian lingkungan dan keragaman hayati. Hal ini dapat dilihat dari sistem usahatani yang masih menggunakan tanaman tahunan. Dimana terdapat empat tipe, yaitu: tipe A : pinus, tipe B: mahoni, C: hutan lindung, dan D: jabon. Dengan sistem yang demikian maka kelestarian hutan dapat terlindungi. Selain itu menjaga kelestarian hutan merupakan keharusan bagi seluruh warga di desa Wonoasri, karena tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan hutan dikenakan hukuman pidana.

Namun ada beberapa hal yang juga dapat menurunkan keanekaragaman spesies yakni penggunaan pestisida untuk membasmi hama dan penyakit. Dimana pestisida digunakan saat hama dan penyakit ditemukan. Penggunaan pestisida yang berlebih akan menyebabkan matinya organisme yang menguntungkan. Dengan demikian menyebabkan ekosistem tidak seimbang karena pada siklus rantai makanan ada salah satu komponen yang berkurang.

c. Pelestarian sumberdaya alamJika dilihat pada lahan di Dusun Wonoasri, Ngantang transek lahan

berturut-turut dari atas ke bawah adalah sebagai berikut: sistem hutan, agroforestry, dan kemudian dilanjutkan dengan lahan pertanian. Sistem tersebut baik digunakan untuk mendukung pertanian berlanjut. Dengan lereng berombak dilahan tersebut dan masih banyaknya tanaman tahunan, sehingga tidak memiliki resiko yang besar terhadap adanya erosi, maka pertanian dapat berlanjut.

5

Page 7: sosek pERTANIAN BERLANJUT

d. Minimalisasi resiko-resiko alamiah yang mungkin terjadiBerdasarkan wawancara yang dilakukan oleh seorang narasumber

yakni Bapak Suwono sebagai petani yang memiliki lahan di Dusun Wonoasri diketahui bahwa lahan yang dikelola merupakan lahan milik perhutani dengan luas lebih dari 60 Ha, kemudian diberlakukan sistem bagi hasil 70% untuk pengelola (petani) dan 30% untuk perhutani. Menurut narasumber pada aspek lingkungan dikatakan bahwa lahan tersebut ramah lingkungan, sebab tata letak lahan pertanian berada jauh dari pemukiman. Sehingga kerusakan akibat aktivitas manusia dapat diminimalisir. Sebaliknya manusia yang berada dipemukiman tidak akan terganggu dengan adanya penyemprotan pestisida secara langsung. Dengan demikian petanian dapat dikatakan berlanjut karena mampu meminimalisir resiko baik pada manusia ataupun pada lahan pertanian.

Sehingga dapat disimpulkan pada aspek ekologi sudah memenuhi pertanian berlanjut, sebab dalam penggunaan lahan yang cukup sesuai walaupun aplikasi pestisida yang dapat mencemari lingkungan yang dapat menurunkan tingkat produksi.

2.3 Socially Just ( Berkeadilan : Mengurai azas keadilan)2.3.1 Kebutuhan Dasar sebagai Pengelolaan Pertanian (hak-hak)

- Penggunaan Fungsi Lahan PertanianKondisi penggunaan fungsi lahan disana sesuai untuk

penanaman tanaman semusim. Meskipun para petani menanam tanaman semusim, akan tetapi masih banyaknya lahan agroforestri sampai hutan di sekitar lahan petani tersebut. Hal ini mengakibatkan peminimalisirannya erosi di lahan para petani tersebut. Hal ini dibuktikan dengan adanya keberadaan air sungai yang tergolong masih jernih. Selain itu kesadaran petani akan pentingnya peran lingkungan dengan membatasi pupuk kimia dan lebih condong terhadap pemakaian pupuk organik buatan mereka sendiri.

- Keanekaragaman, kepemilikan dan melestarikan keanekaragaman hayati

Keanekaragaman hayati masih kurang baik karana dalam satu lahan terdapat hanya satu macam tanaman sehingga masih tingginya angka ledakan hama oleh tanaman yang ditanaman secara monolkultur.

- Pemuliaan dan Pengembangan- Saling Menukar dan Menjual Benih di Masyarakat

Tidak terjadinya penjualan atau tukar benih kesesama masnyarakat petani karena petani langsung menjual atau membeli ketengkulak dari kota ataupun dari agen benih.

6

Page 8: sosek pERTANIAN BERLANJUT

- Memperoleh Informasi PasarPara petani di sana mengetahui harga atau informasi pasar hanya

dari tengkulak yang akan membeli tanaman hasil panen mereka.2.3.2 Memiliki karakter yang humanistik (manusiawi)

Artinya semua bentuk kehidupan baik tanaman, hewan dan manusia dihargai secara proporsional. Mereka sudah memperhatikan sistem pertanian yang tidak hanya berbasis pada keuntungan ekonomi dan kurang memperhatikan tentang kesehatan lingkungan. Akan tetapi mereka sudah sangat memperhatikan kepentingan lingkungan dengan membatasi penggunaan pupuk kimia. Dan menggunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing yang diolah sebelumnya.

2.3.3 Martabat dasar semua mahluk hidup dihormatiDalam suatu ekosistem yang ada, seluruh makhluk hidup yang

terdapat dalam ekosistem tersebut memiliki peran dan fungsi masing-masing, yang semuanya akan menjadi penting dalam suatu rantai kehidupan. Oleh karena itu keberadaannya perlu dilestarikan dan dijaga sehingga semua makhluk hidup memiliki hak untuk dihormati untuk menjalankan peran dan fungsinya sehingga menciptakan suatu keseimbangan yang ada dala suatu ekosistem tersebut.

2.4 Culturally Acceptable (Berakar pada Budaya Setempat) Culturally acceptable biasanya selaras atau sesuai dengan sistem budaya

setempat. Di Desa Tulungrejo I, petani di sana memakai sistem pranoto mongso, yaitu menggunakan tanda-tanda alam untuk melakukan aktivitas pertanian.

Pranata Mangsa dibutuhkan pada saat itu sebagai penentuan atau patokan bila akan mengerjakan sesuatu pekerjaan. Contohnya melaksanakan usaha tani seperti bercocok tanam atau melaut sebagai nelayan, merantau mungkin juga berperang. Sehingga mereka dapat mengurangi risiko dan mencegah biaya produksi tinggi.

Dari Pranata Mangsa itu diketahui bahwa pada bulan Desember-Januari-Pebruari adalah musimnya badai, hujan, banjir, dan longsor. Mendekati kecocokan dengan situasi alam sekarang. Selanjutnya pada musim berikut yaitu Kawolu antara 2/3 Pebruari-1/2 Maret, bersiap-siaga waspada menghadapi penyakit tanaman maupun wabah bagi manusia dan hewan, mungkin akibat dari banjir, badai dan longsor tersebut akan berdampak menyebarnya penyakit, kelaparan dan sebagainya. Hal tersebut masuk akal karena manusia atau binatang bahkan tanamanpun belum siap mempertahankan diri dari serangan hama penyakit. Dalam keadaan lemah tersebut dengan mudah penyakit menyerang kita (Wiriadiwangsa, 2005).

Selain selaras atau sesuai dengan sistem budaya setempat, culturally acceptable biasanya ada hubungan serta institusi yang ada mampu

7

Page 9: sosek pERTANIAN BERLANJUT

menggabungkan nilai-nilai dasar kemanusiaan seperti kepercayaan, kejujuran, harga diri, kerja sama, dan rasa kasih sayang. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani, di sana biasanya ada gotong royong secara bergantian. Apabila ada tetangga yang membutuhkan bantuan, yang lainnya akan membantu. Di sana terdapat kelompok tani yang bernama “Rukun Makmur”, kegiatannya seperti adanya sosialisasi penggunaan bibit baru.

8

Page 10: sosek pERTANIAN BERLANJUT

BAB III

Kesimpulan dan Saran

3.1 KesimpulanDari keempat aspek tersebut dapat disimpulkan bahwasanya pertanian di

desa Tulungrejo terkategori berlanjut karena kesesuaian keempat aspek tersebut dengan keberlangsungan daya dukung lahan. Secara ekonomi, karena sebagaian besar input yang di gunakan di dapatkan sendiri seperti pupuk dan modal. Dari hasil produksi tersebut mampu untuk mencukupi kebutuhan keluarganya dan cukup untuk mengembalikan input produksi tenaga, kerja, bibit, pupuk. Dari aspek ramah lingkungan, mampu meminimalisir resiko baik pada manusia ataupun pada lahan pertanian. Dari akar budaya setempat penggunaan pranata mongso menjadi kegiatan yang menguntungkan karena dapat meminimalisir adanya gangguan dan permasalahan dalam kegiatan budidaya.

3.2 SaranKegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh masyarakat petani disana

sebenarnya sudah cukup baik dan mendukung keberlanjutan dari agroekosistem dari suatu landskap. Dan semoga kegiatan-kegiatan tersebut tetap dapat dilakukan secara berlanjut dan berkesinambungan.

9

Page 11: sosek pERTANIAN BERLANJUT

DAFTAR PUSTAKA

Munasinghe, Mohan. 1993. Environmental Economics and Sustainable Development. World Bank Publications.

Salikin, Karwan A. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Yogyakarta: Kanisius.Heal,G.1998 Valuing the Future : Economic Theory and Sustainability. Columbia

University Press.New York.Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009

10

Page 12: sosek pERTANIAN BERLANJUT

LAMPIRANDalam mengevaluasi keberlanjutan dari aspek sosial ekonomi dilakukan

dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut (dengan melakukan wawancara terhadap petani).

1. Macam/jenis komoditas yang ditanam (semakin beragam jenis tanaman, semakin berkelanjutan).

Tanaman apa saja yang Bapak/Ibu budidayakan? Lahan sawah : -Jenis tanaman : Kubis (Rotasi tanaman : padi, kentang, kubis)Lahan tegal: : -Jenis tanaman: : -

Selanjutnya lakukan penilaian jenis tanaman tersebut dengan skor dibawah ini. Jenis tanaman untuk lahan sawah: 5 jenis atau lebih : Skor 5 4 jenis Skor 4 3 jenis Skor 3 2 jenis Skor 2 1 jenis Skor 1 Jenis tanaman untuk lahan tegal: 5 jenis atau lebih : Skor 5 4 jenis Skor 4 3 jenis Skor 3 2 jenis Skor 2 1 jenis Skor 1

2. Akses terhadap sumber daya pertanian: Berapakah luas lahan yang Bapak/ibu kuasai?

Jenis Lahan

Tanah Milik SewaSakap(bagi

hasil)Jumlah (ha)

Sawah (ha) √ 0,5Tegal (ha) √ 0,25Pekarangan (ha)Jumlah (ha)

Selanjutnya lakukan penilaian penguasaan lahan tersebut dengan skor di bawah ini (lingkari yang sesuai).

11

Page 13: sosek pERTANIAN BERLANJUT

(1) Penguasaan lahan sawah : Milik sendiri 100% Skor: 5 Milik sendiri sebagian Skor: 4 Sewa > 50% Skor: 3 Sakap > 50% Skor 2 Buruh tani (tanpa lahan) Skor 1

(2) Penguasaan lahan tegal : Milik sendiri 100% Skor: 5 Milik sendiri sebagian Skor: 4 Sewa > 50% Skor: 3 Sakap > 50% Skor 2 Buruh tani (tanpa lahan) Skor 1

(3) Bibit untuk tanaman di lahan sawah: membuat sendiri atau membeli, berapa persen? :

100 % membuat sendiri Skor 5 75% membuat sendiri Skor 4 50% membuat sendiri Skor 3 25% membuat sendiri Skor 2 0% membuat sendiri Skor 1

(4) Bibit untuk tanaman di lahan tegal: membuat sendiri atau membeli, berapa persen? :

100 % membuat sendiri Skor 5 75% membuat sendiri Skor 4 50% membuat sendiri Skor 3 25% membuat sendiri Skor 2 0% membuat sendiri Skor 1

(5) Pupuk: membuat sendiri/ membeli, berapa persen? 100 % membuat sendiri Skor 5 75% membuat sendiri Skor 4 50% membuat sendiri Skor 3 25% membuat sendiri Skor 2 0% membuat sendiri Skor 1 (6) Modal: 100 % milik sendiri Skor 5 75% milik sendiri Skor 4 50% milik sendiri Skor 3 25% milik sendiri Skor 2 0% milik sendiri Skor 1

3. Apakah produksi pertanian (tanaman semusim: padi / agung / sayuran) dapat memenuhi kebutuhan konsumsi?

12

Page 14: sosek pERTANIAN BERLANJUT

100 % terpenuhi Skor 5 75% terpenuhi Skor 4 50% terpenuhi Skor 3 25% terpenuhi Skor 2 0% terpenuhi Skor 1

4. Akses pasar: tersedia pasar apa tidak akan komoditas yang Bapak/Ibu budidayakan? (a) Jenis tanaman : kubisTersedia dengan harga wajar Skor 5 Tersedia harga dibawah standar Skor 3 Tidak tersedia Skor 1 (b) Jenis tanaman : …………………………………………… Tersedia dengan harga wajar Skor 5 Tersedia harga dibawah standar Skor 3 Tidak tersedia Skor 1 (c) Jenis tanaman : ………………………………………………. Tersedia dengan harga wajar Skor 5 Tersedia harga dibawah standar Skor 3 Tidak tersedia Skor 1 (d) Jenis tanaman : …………………………………………….. Tersedia dengan harga wajar Skor 5 Tersedia harga dibawah standar Skor 3 Tidak tersedia Skor 1

5. Apakah petani mengetahui usahatani yang dilakukan ramah terhadap lingkungan apa tidak. Pertanyaan: Bagaimanakah menurut Bapak/Ibu usahatani yang Bapak/Ibu lakukan apakah sudah memperhatikan aspek lingkungan (ramah lingkungan)? Sebutkan alasannya. Jawab: (a) Ya, alasannya:

Petani mengetahui usahatani yang dilakukan ramah lingkungan dan memperhatikan aspek lingkungan. Petani mulai mengimbangi penggunaan pupuk anorganik dengan pupuk organik. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk organik buatan petani sendiri dari kotoran kambing yang sudah diolah terlebih dahulu kemudian diaplikasikan.

(b) Tidak, alasannya: ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

13

Page 15: sosek pERTANIAN BERLANJUT

…………………………………………..…………………………………………………………………….........

6. Diversifikasi sumber-sumber pendapatan (semakin banyak sumber pendapatan semakin berkelanjutan). Apa saja sumber-sumber penghasilan keluarga Bapak/Ibu: Pertanian : ( ya / tidak) Peternakan : (ya / tidak) Lainnya : mengelola lahan perhutani Lakukan penilaian dengan skor dibawah ini. 3 jenis sumber penghasilan atau lebih : Skor 5 2 jenis sumber penghasilan Skor 3 1 jenis sumber penghasilan Skor 1 7. Kepemilikan ternak: Memiliki ternak (sapi/kambing) : Skor 5 Menggaduh ternak (sapi/kambing) Skor 3 Tidak punya ternak Skor` 1 8. Pengelolaan produk sampingan: kotoran ternak

Kotoran ternak yang dihasilkan, digunakan untuk pupuk organik di lahan petani sendiri. Cara pengelolaannya digemburkan, didinginkan hingga tidak berbau kemudian baru diapilkasikan.

Kotoran ternak dikelola terlebih dahulu sebelum diaplikasikan di lahan (diproses menjadi kompos)

Skor 5Kotoran ternak langsung diaplikasikan untuk pupuk Skor 3 Kotoran ternak dibuang Skor 1 9. Kearifan lokal: Identifikasi kearifan lokal yang ada di masyarakat (a) Kepercayaan/adat istiadat:

Terdapat punden yang dihormati dan dipercaya sebagai makam manusia pertama yang tinggal di desa tersebut. Diadakan acara selametan menggunakan tumpeng sebelum suro. Terdapat kegiatan bersih desa dan juga karnaval

(b) Pranoto mongso (menggunakan tanda-tanda alam untuk melakukan aktivitas pertanian):

Menggunakan pranoto mongso, melihat bulan untuk memulai aktivitas tanam padi.

14

Page 16: sosek pERTANIAN BERLANJUT

(c) Penggunaan bahan-bahan alami setempat untuk pupuk atau pengendalian hama/penyakit :

Menggunakan pupuk organik (d) Apakah ada kegiatan-kegiatan pertanian yang menciptakan keguyuban, kebersamaan, kerjasama (misalkan gotong royong, tolong ,menolong, dsb). Sebutkan dan jelaskan.

Ada kelompok tani “Rukun Makmur” yang biasanya mengadakan gotong royong bersama

10. Kelembagaan Sebutkan kelembagaan apa saja yang ada di masyarakat (yang terkait dengan pertanian), misalkan: kelompok tani, koperasi, lembaga keuangan dsb.

Kelompok tani “Rukun Makmur” , Koprasi KUD susu “Sumber Makmur” 11. Tokoh masyarakat: ada / tidak tokoh panutan dalam pengelolaan usahatani, sebutkan.

Pihak perhutani dan perangkat desa

12. Analisis usahatani dan kelayakan usaha (a) Lakukan wawancara kepada petani tentang komoditas yang ditanam, berapa jumlah produksi dan harga jualnya, penggunaan input dan harga masing-masing input. Hasil wawancara tersebut isikan dalam Tabel 8. Jika dalam satu lahan ditanami lebih dari satu macam komoditas (tumpang sari), tanyakan semua produksi tanaman dan penggunaan inputnya. Hindari perhitungan ganda; (b) Hitung berapa nilai produksi dan biayanya; (c) Hitung pendapatan kotor usahatani (Gross Farm Family Income); (d) Hitung kelayakan usaha dengan rumus R/C rasio.

Apabila usahatani tersebut layak secara finansial maka akan lebih berkelanjutan dari aspek finansial. Dalam arti usahatani tersebut mampu membiaya biaya-biaya yang harus dikeluarkan sehingga akan lebih berlanjut jika dibandingkan dengan usahatani yang tidak layak secara finansial. Tabel Produksi, Nilai Produksi, Penggunaaan Input dan Biaya UsahataniJenis Tanaman

Luas Tanam (ha)

Jumlah Produksi (kg)

Harga/ unit Nilai Produksi (kg)

Kubis ¼ ha 8 ton (8000 kg)

Rp 1.000.00/kg

Rp 8.000.000, 00

Tabel Penggunaan Input dan Biaya Usahatani Tanaman Jenis Tanaman Unit Harga / unit Jumlah BiayaLuas Lahan (ha)Sewa lahan (jika 0,5 ha 2.000.000/tahun Rp 2.000.000,00

15

Page 17: sosek pERTANIAN BERLANJUT

menyewa) (Rp)Bibit 150 Kg 10000/Kg Rp 150.000, 00PupukUreaZAPhonskaSP36

2 sak2 sak2 sak2 sak

180.000150.000240.000210.000

Rp 360.000, 00Rp 300.000, 00Rp 480.000, 00Rp 420.000 ,00

Pestisida KimiaPrematonEndure

11

140.000165.000

Rp 140.000, 00Rp 165.000, 00

Pestisida organikTenaga Kerja 3 orang

(borongan)150.000 Rp 150.000, 00

Biaya lain-lainJumlah Rp 4.165.000, 00 Kuisioner Sejarah Lahan Pada Lansekap Pertanian 1. Sejak kapan desa dibuka untuk pemukiman? Dari mana saja asal para penduduk desa?

Sejak bapak lahir pada 1960 desa sudah dibuka untuk pemukiman. Penduduk di desa Tulungrejo adalah penduduk asli.

2. Apakah ada rencana untuk pengalihan fungsi lahan pertanian di desa ini? (1) Bila tidak, apa alasannya?

Tidak, karena lahan pertanian di desa tersebut adalah lahan untuk bekerja dan ladang penghasilan petani di desa tersebut.

(2) Bila ya, digunakan untuk apa dan berapa luasannya? ......................................................................................................................................................

3. Apakah ada pembukaan areal hutan untuk pertanian 2 tahun terakhir ini? Bila ya, digunakan untuk apa dan siapa yang membuka (penduduk desa setempat/ dari luar desa)

Ada, perhutani memberikan wewenang beberapa lahan hutan kepada warga untuk ditanami kopi,durian, dll, namun tanaman yang ditanam haruslah tanaman tahunan.

4. Apakah ada perubahan luasan hutan yang dikelola Perhutani yang dimanfaatkan masyarakat di desa? (1) Bertambah, digunakan untuk apa? ....................................................................................... (2) Berkurang digunakan untuk apa?

16

Page 18: sosek pERTANIAN BERLANJUT

Untuk ditanami tanaman tahunan yang memiliki nilai produksi.

(3) Tidak ada perubahan .......................................................................................

5. Apakah ada peraturan di desa tentang pemanfaatan lahan? (1) Bila ada sebutkan! Siapa yang membuat peraturan tersebut? Panduan Fieldtrip Pertanian

Ada, pihak perhutani yang mengelola lahan hutan memberikan wewenang hak mengelola sebagian lahan hutan bagi masyarakat desa untuk ditanami tanaman tahunan, sebagai gantinya, masyarakat membayar pajak berupa 10% dari hasil panen dan masyarakat wajib menjaga keseimbangan ekosistem di hutan.

(2) Apa ada sangsi bila tidak mematuhi peraturan tersebut? Bila ya, sebutkan sangsinya dan siapa yang akan memberi sangsi

Ada, bagi masyarakat yang membuka lahan hutan untuk ditanami tanaman semusim dan tidak mematuhi aturan yang diberikan oleh perhutani maka akan dicabut haknya untuk mengelola lahan hutan.

6. Apa ada tempat tertentu yang secara adat atau kesepakatan masyarakat dilindungi? Bila ya, apa saja dan dimana tempatnya?

Ada, terdapat punden di depan desa Tulungrejo

7. Mengapa tempat tersebut dilindungi? Punden tersebut dihormati dan dipercaya sebagai makam orang pertama yang tinggal di desa tersebut.

17